PERANCANGAN KOMIK “BANU PENGEN JADI BAIK”... · Pengen Jadi Baik” sebagai media pendidikan...
Transcript of PERANCANGAN KOMIK “BANU PENGEN JADI BAIK”... · Pengen Jadi Baik” sebagai media pendidikan...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERANCANGAN KOMIK “BANU PENGEN JADI BAIK”
SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN MORAL
SECARA ISLAMI
Tugas Akhir
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Desain Komunikasi Visual
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Oleh :
PHAKSI ARWENDHA
NIM. C9509074
FAKULTAS ASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Penulisan Tugas Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan
Penguji Penulisan Tugas Akhir Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Pembimbing I
Drs. AHMAD ADIB, M.Hum, Ph.D
NIP. 196207081992031001
Pembimbing II
NIDYAH WIDYAMURTI, S.Sn.
NIDN. 0626097401
Koordinator Tugas Akhir
Drs. AHMAD ADIB, M.Hum, Ph.D
NIP. 196207081992031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
‘Barang siapa yang menempuh jalan mencari ilmu maka akan dimudahkan oleh
Allah baginya mencari surga.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya tugas akhir ini di persembahkan kepada :
1. Ayah, ibu, dan saudara tercinta
2. Rekan – rekan dan segenap pihak yang telah membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur di panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan sebuah karya tugas akhir yan berjudul PERANCANGAN
ILUSTRASI KOMIK “ BANU PENGEN JADI BAIK “ SEBAGAI MEDIA
PENDIDIKAN MORAL SECARA ISLAMI PADA ANAK.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat yang wajib
dilaksanakan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III program studi
DIII Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Penulis sadar bahwa apa yang telah diperoleh ini tidak semata-mata hasil dari
jerih payah penulis semata tetapi hasil dari keterlibatan berbagai pihak. Oleh
sebab Itu diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D Selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Ahmad Adib, M.Hum., Ph.D Selaku Kepala Program Studi DIII
Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret Surakarta, sekaligus sebagai koordinator Tugas Akhir.
3. Drs. Ahmad Adib, M.Hum., Ph.D selaku pembimbing 1.
4. Nidyah Widyamrti, S.Sn Selaku pembimbing 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran akan diterima
dengan tangan terbuka
Surakarta, Maret 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
PERSETUJUAN ................................................................................................. ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii
MOTTO............................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Perancangan ........................................................................ 5
BAB II IDENTIFIKASI DATA ...................................................................... 6
A. Data Produk .................................................................................... 6
B. Target .............................................................................................. 21
C. Kompetitor ...................................................................................... 22
BAB III KONSEP PERANCANGAN .............................................................. 25
A. Konsep Karya ................................................................................... 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
B. Konsep Perancangan ........................................................................ 27
BAB IV VISUALISASI KARYA ..................................................................... 80
A. Komik............................................................................................... 80
B. Media Promosi................................................................................... 84
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 92
A. Kesimpulan ....................................................................................... 92
B. Saran ................................................................................................ 93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERANCANGAN KOMIK
“BANU PENGEN JADI BAIK”
SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN MORAL SECARA ISLAMI
Phaksi Arwendha1
Drs.Ahmad Adib, M.Hum.Ph.D2Nidyah Widyamurti, S.Sn.
3
ABSTRAK
2012. Pengantar tugas akhir ini berjudul Perancangan Komik “Banu
Pengen Jadi Baik” sebagai media pendidikan moral secara islami.
Adapun masalah yang dikaji adalah bagaimana menyampaikan pesan
moral yang bersifat Islami agar lebih disukai oleh anak-anak. Penulisan
cerita dalam komik “Banu Pengen Jadi Baik” ini bersumber dari sebuah
buku Islami yang berjudul Keluhan Manusiawi karangan Syaikh
Muhammad Shalih Al Munajjid. Komik ini dirancang dengan ide cerita
yang tidak monoton dan visualisasi komik yang dibuat lebih menarik dan
berkualitas, agar pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami dan
tidak membosankan. Target market dari komik ini adalah perorangan
dengan usia 10-25 tahun, sedangkan target audience dari komik ini
adalah perorangan dengan rentang usia 10-15 tahun. media penunjang
promosi komik ini terdiri dari 8 jenis karya halaman.Yaitu : T- Shirt,
,Sticker, Gantungan Kunci, Book Mark, pin, Mug, X Banner,dan Poster.
1 Nama mahasiswa dengan NIM C 9509074
2DosenPemimbing I
3DosenPemimbing II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang pasti memiliki keluhan-keluhan dalam mensikapi
problematika yang dihadapi dalam kehidupan ini. Problematika tersebut
umumnya banyak dijumpai saat ini juga di alami anak-anak, misalnya sering anak
terlambat atau tertinggal sholat Subuh, sering tertawa berlebihan yang terkesan
menganggap sepele segala sesuatu dan tidak pernah serius, sering berfikir negatif,
cenderung pesimis dalam menghadapi setiap masalah, tidak dapat berfikir jernih
dalam menghadapi segala sesuatu, selalu mengedepankan emosi dan amarah, dan
lain-lain. Sesuatu yang dianggap sepele namun dapat berdampak fatal dan perlu
diwaspadai, karena bila perilaku ini sudah menjadi kebiasaan pada anak-anak,
kebiasaan ini akan dianggap sebagai sesuatu yang wajar, bila dibiarkan akan
bardampak pada penyakit hati. Hal inilah saat ini sudah berkembang di
masyarakat dan dianggap sebagai hal yang biasa. Apabila tidak diperdulikan,
kebiasaan ini akan berpengaruh pada generasi yang akan datang. Berakibat pada
kesesatan dan krisis moral, yang mengarah pada perbuatan kriminal, korup, dan
menurunnya kualitas sumber daya manusia di generasi mendatang. Diperlukan
edukasi yang bisa mengatasi dampak yang lebih buruk. Menyediakan media yang
baik adalah salah satu solusinya. Buku merupakan salah satu media yang sangat
cocok untuk menyampaikan edukasi pada anak-anak, karena dengan membaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
buku secara tidak langsung anak-anak akan menyerap informasi dan merekam
segala pesan yang disampaikan buku tersebut.
Membaca adalah sarana yang tepat untuk memperoleh wawasan-wawasan
dan ilmu pengeahuan sebagai bekal yang penting dalam kehidupan kita, karena
dengan membaca seseorang akan mengetahui banyak hal yang bermanfaat bagi
kehidupan. Pada umumnya media cetak yang dijumpai saat ini, seperti : koran,
majalah, tabloid, dan buku - buku bacaan yang bersifat ilmiah ataupun rohani
dinilai sebagai sesuatu yang membosankan bagi anak-anak. Minat baca anak-anak
saat ini menurun, salah satunya disebabkan aleh kemampuan buku memberikan
daya tarik bagi mereka masih kurang. Anak-anak biasanya lebih suka untuk
menghabiskan waktu dengan bermain game, seperti play station, PC game yang
memang menyajikan daya tarik audio visual sesuai dengan karakter mereka,
kondisi ini lebih di perparah lagi dengan munculnya warnet-warnet yang
menyediakan permainan game online yang banyak menyita waktu mereka .
Faktor-fakor seperti inilah yang menyebabkan anak – anak saat ini menjadi malas
belajar dan membaca, sehingga prestasi mereka dalam lingkungan sekolah
menjadi menurun. Padahal membaca adalah kunci seseorang untuk bisa
memperoleh pengetahuan yang lebih, sehingga dengan pengetahuan yang lebih
akan berpengaruh pada pola tingkah laku, sikap, dan intelektual seseorang. Untuk
itu diperlukan buku yang mampu menyampaikan pesan-pesan yang menarik bagi
anak-anak.
Media baca berupa buku–buku cerita bergambar atau disingkat dengan
cergam adalah salah satu media baca yang tepat dan saat ini masih memungkinkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
untuk bisa diminati oleh anak–anak, karena anak-anak cenderung akan merasa
bosan bila membaca buku-buku yang didalamnya tidak terdapat gambar-gambar
yang dapat menarik minat baca mereka. Cergam berupa komik sangatlah akrab
dengan dunia anak-anak. Dengan cerita bergambar berupa komik anak-anak akan
lebih tertarik untuk membaca isi cerita dalam buku tersebut, selain itu komik
merupakan cerita bergambar yang didukung dengan visual berupa ilustrasi yang
menggambarkan berbagai kejadian secara menarik yang menyajikan percakapan
antara tokoh satu dengan yang lainnya, sehingga akan dapat memunculkan
imajinasi pembaca. Melalui komik, pesan yang disampaikan dalam buku cerita
tersebut akan mudah dipahami oleh pembaca. Dalam karya tugas akhir ini penulis
ingin menyampaikan cerita satu sisi kehidupan anak-anak yang mengandung
pesan-pesan yang berupa pendidikan moral dan rohani yang disajikan dalam
bentuk komik.
Komik adalah bentuk karya seni yang menggunakan gambar-gambar tidak
bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk rangkaian cerita.
Saat ini komik bukanlah suatu produk yang sulit untuk kita cari di pasaran. Akan
tetapi keberadaan produk komik produksi dalam negeri sangatlah
memprihatinkan. Popularitas komik-komik dalam negeri yang dulunya sangat
disukai saat ini kian hari kian meredup. Produk komik yang banyak di jumpai di
pasaran adalah produk komik import. Kebanyakan komik-komik tersebut
menampilkan kisah super hero seperti Batman, Superman, Spiderman dan lain-
lain. Cerita dan aksi didalamnya bersifat fantasi dan hanya memunculkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
imajinasi maupun angan-angan semata. Komik yang menyampaikan pesan
edukasi baik secara moral ataupun rohani masih cukup sulit untuk di temui.
Mayoritas dari seluruh penduduk indonesia adalah pemeluk agama Islam
tapi ketaatan dan kesadaran dalam beribadah dan berperilaku, terutama dari
kalangan anak-anak dinilai masih kurang bahkan semakin hari semakin
memprihatinkan. Dalam TA ini, penulis akan menampilkan salah satu kehidupan
anak-anak dalam bentuk komik secara Islami. Ilustrasi yang ada pada komik
diharapkan akan akan dapat mempermudah penyampaian informasi yang ada
didalam komik tersebut dan meningkatkan daya tangkap anak akan pesan-pesan
moral yang ada didalamnya. Melalui imajinasi yang dimunculkan oleh komik
anak-anak dapat merealisasikan pesan-pesan positif yang tersirat pada komik
tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana merancang ilustrasi “ buku komik” dengan pendidikan moral
yang islami tersebut agar diminati anak-anak?
b. Bagaimana menentukan media promosi yang efektif untuk memperkenalkan
buku komik tersebut kepada target pembacanya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. Tujuan Perancangan
a. Merancang komik semenarik mungkin dengan cara membuat alur cerita
yang menarik dan tidak monoton sehingga anak-anak dapat tertarik untuk
membacanya.
b. Merancang media promosi yang efektif untuk memperkenalkan buku komik
tersebut kepada taget pembacanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB II
IDENTIFIKASI DATA
A. Data Produk
1. Pengertian Komik
Komik dalam etimologi bahasa Indonesia berasal dari kata
“comic”, yang kurang lebih secara semantik berarti “lucu”, “lelucon” atau
kata komikos berasal dari kata komos „revel‟ bahasa Yunani yang muncul
sekitar abad ke-16. Menurut M.S. Gumelar dalam buku “Comic Making”
mendefinisikan, “Komik adalah urutan-urutan gambar yang ditata sesuai
tujuan dan filosofi pembuatnya hingga pesan cerita tersampaikan, komik
cenderung diberi lettering yang diperlukan sesuai kebutuhan”. (M.S.
Gumelar, 2004 : 7)
Di tahun 1985, Eisner mendefinisikan teknis dan struktur komik
sebagai squential art,”susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan
sesuatu atau mendramatisasi suatu ide”. (http://kanggofuru.wordpress.com/
2012/05/07/pengertian_komic/ download tanggal: 19 mei 11.09).
Menurut pendapat Scott Mc Cloud dalam buku “Understanding
Comic” yang dikutip dalam buku “Comic Making” mendefinisikan
“juxtaposed pictorial and other images in deliberate sequence, intended to
convey information and / or produce an aesthetic response in the reader.”
(M.S. Gumelar, 2004 : 7). dari pendapat diatas Scott Mc Cloud
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menekankan bahwa komik merupakan, “Gambar berjajar dalam urutan
yang disengaja, dimaksudkan untuk menyampaikan informasi atau
menhasilkan respon estetik dari pembaca”
Di tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku “Graphic
Storytelling”, dimana ia mendefinisikan komik sebagai “tatanan gambar
dan balon kata yang berurutan dalam sebuah buku komik”.
(http://kanggofuru.wordpress.com/2012/05/07/pengertian_komic/
download tanggal : 19 mei 11.09).
2. Sejarah Keberadaan Komik Indonesia
Keberadaan komik Indonesia bukanlah hal yang baru melainkan
sudah ada sejak zaman nenek moyang. Cara bercerita dengan menggunakan
gambar sudah dikenal di Indonesia sejak zaman kerajaan-kerajaan di
kepulauan Nusantara. Salah satu contoh cara bercerita menggunakan
gambar ini pada masa kerajaan Hindu, Budha dan Islam. Hal ini terbukti
dengan adanya relief-relief yang terdapat pada candi-candi seperti yang
terdapat pada candi Borobudur yang menyimpan sebelas seri bas relief yang
mencakup sekitar 1.460 adegan. Adegan-adegan dalam relief tesebut
memiliki deretan cerita yang bertujuan untuk membimbing para peziarah
agar melakukan renungan-renungan tentang ajaran Budha Gautama dan
menunjukkan jalan menuju nirwana. Selain candi Borobudur, candi
Prambanan juga memiliki relief-relief yang menceritakan pertempuran
antara Rama dan Rahwana dalam kisah Ramayana sebagai media yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
digunakan untuk mengajar umat Hindu, Kemudian tokoh penyebar agama
Islam seperti Sunan Kali Jaga juga memperkenalkan wayang kulit sebagai
media untuk menyampaikan dakwah. Kesenian wayang beber dan wayang
kulit menurut Marcel Bonef juga merupakan cikal bakal komik, karena
menampilkan tipe penceritaan berupa gambar. (Marcell Bonneff, 2008 : 16-
19) dalam buku Komik Indonesia.
Komik Indonesia pada awal kelahirannya dapat di bagi menjadi
dua kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik. Kehadiran komik-
komik di Indonesia pada tahun 1938 dapat ditemukan pada media harian
Belanda seperti De Java Bode yang menerbitkan komik berbahasa belanda
“seperti Flippie Flink” karya Clinge Doorenboss, kemudian D‟orient
minguan yang pertama kali memuat “Flash Gordon”. Sebelumnya di tahun
1930 komik dari Timur sudah mulai muncul melalui media Sin Po yang
berbasa melayu. Setiap minggunya Sin Po menerbitkan karya-karya
lucu Kho Wan Gie. Pada tahun 1931 “Put On” untuk pertamakalinya terbit
dan menjadi salah satu bacaan yang dsukai pembaca. “Put On” terbit rutin
pada hari jumat dan sabtu melalui surat kabar Sin Po dan mulai populer
hingga sebelum akhirnya surat kabar Sin Po dilarang terbit (1931-1960).
Kemudian Warta Bhakti, melanjutkan untuk memuat strip itu. “Put On”
menghibur masyarakat Jakarta hingga namanya semakin populer dan
digunakan sebagai julukan untuk menjuluki orang gendut yang bodoh. Sang
penulis Kho Wang Gie berhasil mengisi satu halaman penuh di Pantja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Warna, majalah bulanan dalam kelompok Sin Po, hanya dengan memulai
membuat lima panel dalam Sin Po.
Setelah media Sin Po yang mulai menerbitkan “Put On” pada
tahun 1931, pada tahun 1939 kelompok media “Melayu Tiong Hoa”, Keng
Po, mencoba untuk mengorbitkan tokoh serupa dengan nama Si Tolol pada
Majalah Star (1939-1942) yang kemudian bertukar menjadi Star Weekly.
Star Weekly juga mencoba memunculkan tokoh “Oh Koen” tetapi
kepopulerannya tidak bisa mengalahkan “Put On”.
Meskipun kemunculan komik di Indonesia cukup dini dengan seri
yang mengesankan itu, tetapi sebenarnya komik di Indonesia mulai tumbuh
pada awal perang dunia. Di Solo, Nasroen A.S. membuahkan karya komik
stripnya yang berjudul “Mentjari Poetri Hidjaoe” melalui mingguan Ratu
Timur.
Pada masa pendudukan Jepang, pers dibrangus dan dimanfaatkan
untuk keperluan propaganda Asia Timur Raya. Harian Sinar Matahari di
Yogyakarta selain memuat “Pak Loeloer” (1942), juga memuat legenda
termansyhur “Roro Mendoet”. Legenda dengan juru gambar B. Margono ini
tidak ada kaitannya dengan kekaisaran Jepang.
Selama tahun-tahun pertama setelah Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya, berbagai ancaman yang membebani republik ini
menghambat media massa untuk menata diri. Salah satu kesulitan itu adalah
susahnya memperoleh kertas. Meskipun demikin, di awal tahun 1950an,
salah satu pionir komik bernama Abdulsalam menerbitkan komik strip
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
heroiknya di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, salah satunya berjudul
“Kisah Pendudukan Jogja”, bercerita tentang agresi militer Belanda ke atas
kota Yogyakarta. Komik ini kemudian dibukukan oleh harian “Pikiran
Rakyat” dari Bandung. Sebagian pengamat komik berpendapat bahwa inilah
buku komik pertama yang di buat oleh artis komik Indonesia.
Pada tahun 1947, banyak komik-komik dari Amerika yang
disisipkan sebagai suplemen mingguan surat kabar. Berbagai upaya telah
gagal untuk menahan serbuan komik Amerika dalam media massa
Indonesia. Sindikat besar distributor komik, seperti King Featur Syndicate,
tidak menyia-nyiakan pasar yang luas ini. Salah satunya Tarzan yang hadir
di Keng Po sejak 1947. Setelah itu pada tahun 1952 mulai banyak keluarga
Indonesia yang mengenal tokoh-tokoh komik Amerika seperti “Rip Kirby”
karya Alex Raymond, “Phantom” karya Wilson Mc Coy, “Johnny Hazard”
karya Frank Robbins dan lain-lain. Yang kemudian oleh penerbit seperti
Gapura dan Keng po dari Jakarta, dan Perfects dari Malang, dikumpulkan
menjadi sebuah buku komik. Untuk mengimbangi pengaruh “Tarzan”
ditengah-tengah beredarnya komik-komik asing, beberapa penerbit seperti
mingguan Keng Po dan Star Weekly menyajikan kisah petualangan
legendaris “Sie Djin Koei” (Hsueh Jen-Kuei) melalui Siaw Tik Kwei, salah
seorang komikus terdepan, yang memiliki teknik dan ketrampilan tinggi
dalam menggambar. “Sie Djin Koei” adalah seorang jenderal dan pendekar
yang hidup pada masa kaisar Toay Cung (627-649) dari dinasti Tang.
Komik ini berhasil melampaui popularitas “Flash Gordon” dan super hero
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
lainnya. “Sie Djin Koey” dikatakan sebagai komik pertama yang
mempelopori komik silat yang populer pada tahun 1968.
Pada tahun 1954, terjadi perubahan arah yang ganda. Setelah
melihat keberhasilan komik-komik Amerika, komikus Indonesia segera
berkarya untuk menciptakan komik sendiri mentransformasikan beberapa
karakter pahlawan super itu ke dalam selera lokal. Namun disisi lain, karena
komikus mau dibayar rendah, banyak pula yang membuat cerita lepas
mencapai tiga puluh halaman. Sejak itulah komik dikenal luas dan menjadi
produksi asli Indonesia, dan dapat dikatakan produksi komik strip dalam
media massa berhenti. Komikus Indonesia mulanya menyulih teks asli
didalam panel ke dalam teks Indonesia, terkadang terjemahan harfiah
kemudian diantara mereka ada yang mulai menjiplak komik-komik King
Feature Syndicate. Tokoh tokoh imitasi dari Amerika mulai bermunculan,
misalnya Sri Asih karya R.A. Kosasih. Komik terbitan tahun 1954 yang
diterbitkan oleh penerbit Melodi di Bandung itu, melukiskan kisah
petualangan perempuan super mirip dengan Superman dan dianggap dengan
komik Indonesia yang pertama dengan komikusnya R.A. Kosasih sebagai
Bapak Komik Indonesia. Selain “Sri Asih”, masih terdapat banyak lagi
karakter pahlawan super yang diciptakan oleh komikus lainnya, diantaranya
“Puteri Bintang” dan “Garuda Putih” karya Johnlo, yang mendapatkan
inspirasi dari “Superman”, kemudian “Kapten Komet” karya Kong Ong
yang terinspirasi dari kisah petualangan “Flash Gordon”, kemudian muncul
masalah yang timbul berupa protes dari para pendidik terhadap komik dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
barat, bahkan produksi imitasi (Sri Asih). Mereka juga mengkritik komik
bukan hanya dari segi bentuknya yang tidak mendidik, melainkan juga dari
segi gagasannya yang dianggap berbahaya. Pada tahun 1954 para pendidik
sempat berfikir untuk menghentikan penerbitan komik untuk selamanya,
namun beberapa penerbit seperti Melodi di bandung dan Keng Po di jakarta
bereaksi dengan memberikan orientasi baru pada komik Indonesia. Mereka
mengerti bahwa komik harus menggali sumber kebudayaan nasional, dan
memberikan sumbangan bagi pembangunan kepribadian bangsa untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Evolusi tersebut merupakan
akibat dari suatu pergerakan yang lebih besar yang menyentuh segala
bidang kreasi seni. Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan politis,
dibawah komando Soekarno, mulai berusaha membebaskan diri dari
pengaruh budaya barat dengan menegaskan kepribadian nasionalnya. Sejak
itu muncul komik jenis baru, yaitu disebut dengan komik wayang. Terbitan
pertama muncul antara tahun 1954-1955, dengan lahirnya “Gatot Katjha”
tebitan Keng Po, “Raden Palasara”, karya Johnlo, seri panjang
“Mahabarata” karya R.A. Kosasih muncul dengan jilid-jilid pertamanya
terbitan Melodi. Masyarakat menyambut hangat kemunculan komik
wayang, sehingga pendidik yang masih menentang komik tidak punya
alasan lagi untuk melontarkan kritik. Para pendidik pun puas dengan
terbitnya majalah “Anak Tjahaja”. Majalah ini banyak memuat cerita
bergambar dan diterbitkan setiap peretengahan bulan oleh penerbit Melodi.
Pada tahun 1956 akhirnya Bandung menjadi pusat produksi komik. Penerbit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
melodi telah menyasar dengan tepat dan menduduki tempat pertama. R.A.
Kosasih sebagai komikus utama Melodi tidak takut tersaingi meskipun ada
beberapa penerbit lain yang mengikuti jejaknya, yang tersebar di Bandung,
pada tahun 1958 ada enam penerbit, di Jakarta, dan Surabaya. Di awal tahun
1960-an, banyak komikus yang mendapat ilham dari repertoar klasik
wayang purwa. Setelah tahun 1960-an minat orang pada komik wayang
mulai menurun, sehingga pada tahun 1968 penerbit terakhir terpaksa
menunda selama tiga bulan produksinya yang hampir seluruhnya adalah
cetakan ulang.
Pada tahun 1960-1963 sebuah penerbit yang bernama Casso di
Medan juga mencoba mengikuti pergerakan komik wayang di Jawa, tetapi
kurang mendapat sambutan dari masyarakat di daerah itu. Kondisi itu
menyebabkan penerbit tersebut segera meminta para komikus untuk
membuat cerita komik dengan legenda Minang Kabau, Tapanuli, Deli kuno.
Langkah itu segera diikuti penerbit-penerbit lain sehingga sekitar tahun
1962, ketika produksi komik di Jawa menurun, di kota itu justru mencapai
puncaknya. Beberapa penerbit besar di Medan seperti Casso dan Haris terus
mendorong para komikus ternama seperti Djas, Zam Nuldyn, dan Tangguan
Hardjo. Tangguan Hardjo dinilai sebagai komikus dengan keahlian
ilustrator, gambarnya yang cermat, dilandasi pengetahuan dokumenter, dan
dinamis. Pada tahun 1963 Medan juga menghasilkan komik perjuangan
bangsa Indonesia. Sekitar tahun 1963 komik perjuangan kembali disukai
dan berkembang di Jakarta dan Surabaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Pada tahun 1965 beredar sejumlah besar komik yang disiapkan di
Cina dan UniSoviet kemudian diproduksi di Indonesia. Pada tahun yang
sama harian Rakjat, harian komunis terbit di ibu kota memuat komik yang
mengisahkan “Peristiwa Indramaju” yaitu peristiwa rakyat yang
memporakporandakan polisi lalu menguasai tanah untuk dibagi-bagikan.
Sebaliknya pada peristiwa Coup D’ Etat, muncul komikus yang
mengisahkan tentang penculikan dan pembunuhan pada malam antara
tanggal 30 September dan 1 Oktober.
Pada tahun 1964-1966 setelah komik terbebas dari politisasi, kisah-
kisah cinta dalam kehidupan remaja mulai bermunculan. Setelah peristiwa
berdarah Oktober 1965, angkatan bersenjata menganggap bahwa kelompok
yang bertanggung jawab adalah partai Komunis, karena itu pengawasan
dilakukan di segala kalangan, baik militan maupun partisipan. Pada tahun
1966 pengawasan terus dilakukan namun moral mengalami perubahan
radikal. Para pemuda berunjuk rasa turun ke jalan dan menuntut para
penanggung jawab Coup D’Etat. Mereka memasuki toko buku dan menyita
karya-karya dan bacaan murahan yang melanggar moral serta bertentangan
dengan Pancasila kemudian menyerahkan pada yang berwenang.
Pada tahun 1967-1971 pertumbuhan komik bebas dari pengarahan
yang ketat, tidak ada kesinambungan yang memadai, tidak ada kesetiaan
pada satu jenis publik pembaca. Para komikus dan penerbit tidak benar-
benar memilih kategori pembaca yang bekerja secara sistematis untuk kelas
umur tertentu. (Marcell Bonneff, 2008 : 19-43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3. Sejarah Perkembangan Komik Islami Di Indonesia
Awal dekade 1980an, komik Indonesia pernah berjaya dan menjadi
salah satu media yang sangat disukai oleh generasi muda. Saat itu berbagai
genre komik digemari dan memiliki pasar yang menjanjikan, Seperti tema
cerita rakyat, wayang, roman, silat, komedi, horor, superhero,
kepahlawanan, dan agama. Indonesia sebagai negara yang mayoritas
penduduknya memeluk agama Islam, memiliki banyak sekali komik-komik
bertema Islam. Walaupun secara umum media komik merupakan sarana
hiburan, namun dapat juga berfungsi sebagai sarana pendidikan. Khusus
pada masa keemasan itu, komik-komik bertema Islam pada umumnya
berkisar diantara tema kepahlawanan pejuang nasional, syiar agama, dan
petualangan, yang kerap menyampaikan pesan moral. Bagi sebagian pihak,
memvisualisasikan wujud manusia dan makhluk hidup lainnya dalam
bentuk gambar tidak diperkenankan oleh agama, karena dikhawatirkan akan
mengkultuskan seorang tokoh dan mengurangi kadar keimanan kepada
Allah SWT. Dalam banyak hal kekhawatiran ini memiliki latar belakang
alasan yang kuat, terutama banyaknya catatan sejarah perihal visualisasi
tersebut. Sebagian kalangan melihat visualisasi dari sisi positif dan
mengaplikasikannya untuk tujuan pendidikan. Visualisasi materi pendidikan
adalah salah satu metode yang efektif dalam menyampaikan pesan kepada
pembaca terutama anak dan remaja. Komik sebagai media budaya pop
merupakan salah satu format yang tepat sebagai suplemen pendidikan.
Analogi yang sama juga digunakan oleh para Wali beberapa ratus tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
silam dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia dengan menggunakan
media wayang kulit atau wayang golek. Bermula dari sinilah banyak di
jumpai komik Indonesia bertemakan pendidikan Islam.
Beberapa diantara komik Islami di Indonesia juga mengisahkan
tentang kepahlawanan seperti, komik Jaka Sembung (karya Djair Warni)
dan Gina (karya Gerdi WK), yang isi ceritanya menyisipkan pesan-pesan
moral dan dakwah. Seiring dengan melesunya industri komik nasional
dipertengahan dekade 1980an, komik pendidikan Islam juga mulai hilang
dari peredaran. Kedatangan komik-komik import membawa kerugian.
Peredaran komik bertemakan Islami di periode tersebut akhirnya mulai
meredup, tergeser oleh popularitas komik-komik dari luar negeri.
Usaha untuk membangkitkan komik nasional Islami mulai muncul
kembali diawal dekade 1990an. Beberapa penerbit buku-buku Islam
seperti Aku Anak Saleh, As-Syaamil, MQ dan DAR Mizan mulai menjajaki
peluang komik Islam. Usaha keras tersebut mulai membuahkan hasil, Salah
satu buku komik bertema Islam terbaik yang bisa dijumpai adalah Komik
Nabi Muhammad SAW karya Nur Wahidin (DAR Mizan, 1997) sebanyak
12 buku dengan total 1.825 halaman.
Di awal tahun 2000an, di berbagai toko buku besar, pameran buku
nasional, dan bazaar buku dilingkungan sekolah mulai mengikutsertakan
komik bertema Islami. Peningkatan popularitas komik slami di era tersebut
ditandai dengan semakin seringnya penerbit-penerbit komik Islami merekrut
para komikus muda untuk mempublikasikan karyanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
(http://komikindonesia.com/index.php?Itemid=2&id=28&option=com_cont
ent&task=view. diakses tanggal 3mei 2012)
4. Bentuk Dan Jenis Komik
Berdasar bentuk dan jenisnya, komik dapat dibagi menjadi
beberapa jenis yaitu :
a. Karikatur
Karikatur adalah jenis komik yang hanya memiliki 1 gambar saja dan di
dalamnya berisi gambar yang dipadu dengan tulisan-tulisan. Karikatur
biasanya terdapat pada koran maupun majalah yang kebanyakan
digunakan untuk mengkritik.
b. Comic Strip
Comic strip merupakan Penggalan-penggalan cerita pendek seperti
komik, biasanya tersedia hanya 3 sampai 6 panel dan ceritanya harus
bersambung atau berseri.
c. Comic Book
Comik book adalah buku komik yang biasanya memiliki jumlah halaman
maksimal 40 halaman, buku ini biasanya diterbitkan setiap minggu-
bulanan.
d. Manga
Manga adalah komik Jepang yang menggunakan gaya penggambaran
yang berbeda dari semua komik. Karakter pada komik Manga biasanya
memiliki ciri khas mata yang besar, hampir seperti kartun tetapi realistis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Di Indonesia, komik Manga biasanya dibaca dari kanan ke kiri dan
warna bukunya hitam putih, kecuali cover bukunya. Kertas yg digunakan
adalah kertas buram.
e. Novel Grafis
Novel grafis hampir sama dengan Comic Book, hanya ceritanya lebih
panjang dan komplikasi serta membutuhkan tingkat berpikir yang lebih
dewasa untuk membacanya. Jumlah halaman pada novel grafis bisa lebih
dari 100 halaman, bisa juga dalam bentuk seri atau cerita putus.
f. Motion Comic
Motion Comic adalah komik atau novel grafis yang diubah menjadi
animasi gambar lewat komputer, sehingga kita tidak perlu membacanya
karena sudah dijadikan video. Proses berbicaranya tidak menggunakan
balon kata tapi menggunkan voice actor ( pengisi suara) sebagai tokoh
yang dimainkannya. Motion Comic merupakan komik zaman modern
dengan mengeluarkan improvement baru, yaitu sesuatu yang tidak perlu
dibaca.
5. Teknik/ Gaya gambar
Setiap komik mempunyai klasifikasi tersendiri berkenaan dengan masalah
gaya gambar. Secara garis besar teknik menggambar dalam pembatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
komik di seluruh dunia mempunyai empat klasifikasi atau aliran gaya
gambar utama. Gaya atau teknik gambar tersebut diantaranya adalah:
a. Cartoon style
Sesuai dengan komik yang telah penulis rancang, yaitu komik
pendidikan moral secara islami pada anak, gaya cartoon style atau gaya
gambar lucu merupakan gaya yang penulis pilih untuk menyusun komik
ini, karena cartoon style merupakan gaya gambar dengan obyek tokoh
yang dibuat lucu, sehingga karakter pada komik dengan gaya cartoon
style ini sangat cocok untuk anak-anak. Ada beberapa contoh tokoh-
tokoh dengan gaya kartun di sejumlah bagian negara. Contoh gaya
gambar kartun di Amerika Serikat dan Eropa, antara lain Mighty Mouse,
Donald Duck, Asterix & Obelix, Tintin, dan lain-lain.
b. Semicartoon style
Semi cartoon style atau semirealism style. Gaya semi kartun merupakan
gabungan gaya realis dan kartun. Karikatur adalah ciri paling khas dari
gaya ini. Ada banyak pula gaya-gaya lainnya tergantung dari
kemampuan menggambar realis dan kartun yang digabungkan. Ini
merupakan level atau tingkatan dari pembuat komik atau comic artist itu
sendiri. Aliran semirealis atau semikartun ini juga banyak sekali
variasinya. Contoh gaya gambar di Amerika Serikat antara lain Teen
Titans, Batman gaya semikartun. Gambar semikartun di Jepang bisa
dilihat pada Sailormoon, Dragon Ball, Naruto, dan sebagainya. Adapun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
semikartun lokal antara lain Sawung Kampret, Doyok, Ali Topan, dan
lain-lain.
c. Realism style
Realism style atau gaya gambar realis, dimana gaya gambar komik
dibuat semirip mungkin (cenderung) mendekati anatomi dan fisiologi,
postur tubuh, wajah, dan ras manusia atau satwa, tumbuhan dan
makhluk hidup lainnya. Aliran realis menampilkan gaya gambar
manusia yang mengarah pada wajah ras dari mana komik tersebut
berasal. Jika pembuat komiknya dari Jepang, misalnya, maka gambar
wajah yang digambar cenderung wajah ras orang Jepang. Demikian juga
komikus Amerika Serikat atau Eropa, cenderung membuat gambar
wajah Caucasian. Sama halnya dengan ras negro, Timur Tengah, India,
dan negara kita Indonesia, akan cenderung untuk membuat komik
dengan gaya gambar realis dari rasnya sendiri. Contoh gaya realis dari
AS dan Eropa adalah Kingdom Come, Trigan, Storm, dan Justice.
Jepang punya gaya realis pada komik Y‟s, City Hunter, dan Crying
Freeman. Indonesia juga punya, yakni Godam, Gundala, Caroq, Alia,
Komodo, dan sebagainya.
d. Fine art style.
Gaya gambar fine art adalah gaya gambar di mana komikus
menggambar sesuai dengan apa yang timbul di pikirannya, tanpa melihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
orang tersebut punya latar belakang seni atau tidak. Hasil karyanya
cenderung dekoratif atau abstrak. Tujuan utama pembuatan gambar fine
art adalah rasa seni itu sendiri tanpa diikat oleh bentuk kartun,
semikartun, dan realis. Tidak terikat pula oleh aturan perspektif,
pencahayaan, maupun shading.
B. Target
1. Target Market
Sasaran utama perancangan komik bertema Islami ini adalah anak-
anak agar kesadaran anak dalam beribadah lebih meningkat dan
mengetahui dampak dari setiap perbuatan-perbuatan yang dianggap
sepele, sehingga dalam setiap melakukan sesuatu anak-anak akan lebih
berhati-hati. Target market tersebut ditinjau dari segmentasi berikut :
a. Demografi :
1) Usia : 10 - 15 tahun
2) Jeniskelamin : Laki-laki & Perempuan
3) Pendidikan : SD - SMP
4) Agama : Islam
b. Geografi : seluruh indonesia
c. Psikografi : 1) Anak yang ingin belajar tentang
perilaku dalam agama islam.
2) Anak yang tertarik dengan komik-
komik islami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2. Target Audience
a. Demografi :
1. Usia : 10 - 25 tahun
2. Jeniskelamin : Laki-laki & perempuan
3. Pendidikan : SD - Maha Siswa
4. Agama : Islam
b. Geografi : Sumatra, Jawa, Bali
C. Kompetitor
Sebuah karya ilustrasi komik yang di terbitkan oleh DAR! mizan
yang berjudul “ Komik Anak Sekolah Gokil Lagi”. Komik ini cenderung
menggunakan karakter khas manga. Hal ini dapat dilihat dari ciri fisik
yang di munculkan pada karakter yaitu salah satu ciri yang sangat nampak
adalah mata yang besar. Komik ini bercerita tenang kenakalan seorang
anak sekolah yang selalu membuat ulah. Berikut penulis tampilkan cover
dari komik kompetitor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
a. Komik Anak Sekolah “ Gokil Lagi”.
a. Tema komik : Pendidikan moral
b. Format komik : Komik buku
c. Ukuran Buku : 14,5 x 19 cm
d. Gaya gambar : Manga
e. Visualisasi : Cover full color, isi hitam putih
f. Pengarang : Erick s
g. Penerbit : DAR! Mizan
Alasan pemilihan komik “ Gokil Lagi “ sebagai kompetitor
adalah komik ini sama-sama mengangkat tema tentang pendidikan
moral anak sebagaimana tema komik yang telah penulis rancang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b. Rafa The Smart Moslem “Ayo Pulang Hari Sudah Malam”
a. Tema komik : Pendidikan moral
b. Format komik : Komik buku
c. Ukuran Buku : 13x 17,5 cm
d. Gaya gambar : Manga
e. Visualisasi : Cover full color, isi hitam putih
f. Pengarang : Marsiraji Tahir
g. Penerbit : Tiga Serangkai
Alasan pemilihan komik “ Rafa The Smart Moslem “ sebagai
kompetitor adalah komik ini sama-sama mengangkat tema tentang
pendidikan moral anak sebagaimana tema komik yang telah penulis
rancang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
A. Konsep Karya
Karya tugas akhir yang dirancang terdiri dari buku komik dan media
promosi serta gagasan visual dalam perancangan komik yang berjudul “Banu
Pengen Jadi Baik” ini mengutamakan visual berupa karakter tokoh dan ide
cerita yang dibuat menarik untuk anak-anak. Ide cerita dalam komik ini di
ambil dari sebuah buku Islami yang berjudul “Keluhan Manusia dan Terapi
Islam” karangan Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid.
Judul buku : Keluhan Manusiawi dan Terapi Islam
Penulis : Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid
Penerbit : Pustaka Mantiq
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Jumlah halaman : 84 halaman
Sinopsis : Buku ini berisi tentang berbagai macam problematika
yang sering dialami oleh seseorang serta solusi secara Islami yang berdasar
pada hadist-hadist shahih untuk memberikan jawaban dan jalan keluar dari
masalah tersebut.
Unique selling preposition dari perancangan komik “Banu Pengen Jadi
Baik” ini adalah unsur pendidikan moral secara Islami yang terkandung pada
cerita yang ada didalamnya. Pemilihan judul “Banu Pengen Jadi Baik” ini
dipilih karena penulis merasa judul ini dapat menarik perhatian pembaca.
Penggunaan gaya cartoon style penulis pilih karena gaya ini bersifat lucu
dan disukai oleh anak-anak, sehingga gaya ini cocok digunakan pada
perancangan komik ini. Selain itu, gaya cartoon style ini dapat mendukung
identifikasi pembaca terhadap karakter sehingga pembaca dapat dengan mudah
menerima gagasan dan pesan dari cerita komik ini, sedangkan untuk media
promosi pendukung komik “Banu Pengen Jadi Baik” adalah menggunakan
beberapa media promosi dengan visualisasi dan promosi yang mampu menarik
perhatian konsumen.
B. Konsep Perancangan
1. Konsep Perancangan Buku Komik
Komik merupakan salah satu media baca yang hingga saat ini
masih sangat digemari oleh banyak kalangan di Indonesia. Karena itu
komik dijadikan sebagai salah satu media yang tepat untuk menyampaikan
pesan edukasi terutama pada anak-anak. Saat ini banyak ditemui komik-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
komik edukasi beredar di pasaran, namun komik yang bersifat pendidikan
moral secara islami saat ini masih sulit untuk ditemui, sehingga dengan
komik “Banu Pengen Jadi Baik” dihapkan dapat ikut meramaikan
perkomikan ndonesia terutama yang bersifat pendidikan moral secara
islami dan ikut berkompetisi dengan komik-komik lain yang telah
menjamur dipasaran.
Berdasar tinjauan umum komik yang beredar di Indonesia serta
pengamatan bentuk pada komik yang memiliki daya tarik, maka
perancangan komik “Banu Pengen Jadi Baik” dibuat sebagai berikut:
a. Tema Cerita
Komik ini mengankat tema cerita tentang kehidupan dan kebiasaan
sehari-hari seorang anak dalam proses pencarian jati diri. Anak tersebut
sering melakukan kebiasaan yang kurang baik sehingga ada salah satu
guru yang membenci kebiasaannya itu. Satu ketika anak tersebut
dinasehati oleh temannya tentang akibat buruk dari kebiasaanya itu
tetapi tetap saja dia tidak mempercayai kata-kata temannya. Setelah
tertimpa masalah barulah anak itu mulai percaya dengan kata-kata
temannya itu dan mulai berusaha untuk berubah.
Tema cerita dalam kisah tersebut dikemas dengan konsep Islami,
sedangkan pengambilan setting di rumah dan di lingkungan sekolah
dipilih sebagai ide cerita.
Gaya perancangan komik ini adalah gaya penyampaian gagasan
cerita yang dapat diikuti pembaca melalui kehidupan sehari-hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
karakter tokoh utama. Alur cerita progresif atau alur maju, yaitu
menceritakan dari kiisah awal hingga akhir.
b. Fungsi Komik
Fungsi komik dalam perancangan ini adalah sebagai media pendidikan
moral secara Islami, menumbuhkan kesadaran anak dalam kegiatan
ibadah, dan memperbaiki sikap dan perilaku yang kurang baik pada
kebiasaan anak.
c. Format Komik
Komik dalam bentuk buku yang berukuran A5 dengan jumlah halaman
sebanyak 68 halaman dan cover color, serta halaman isi grayscale.
Pemilihan format itu bertujuan untuk menekan biaya produksi,
sehingga harga produk komik ini dapat diterima oleh konsumen dari
semua kalangan.
d. Balon Kata dan Spesial Efek
Balon kata dan spesial efek berpedoman pada kebiasaan yang berlaku
pada buku komik, yaitu pada percakapan menggunakan balon kata yang
berbentuk bulat atau oval, kemudian untuk kata-kata yang diungkapkan
dalam hati menggunakan balon kata dengan outline bergelombang.
e. Visualisasi Gambar
1) Teknik Gambar
Teknik gambar menggunakan teknik garis dan blok dengan
pewarnaan grayscale. Intensitas gelap dan terang dari efek blok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
memberi kesan ruang pada obyek, sehingga obyek nampak lebih
berdimensi.
2) Stilasi dan Distorsi Bentuk Figur
Gaya gambar menggunakan jenis cartoon style atau gaya gambar
kartun, karena cartoon style merupakan gaya gambar yang memberi
kesan lucu pada karakter dan lebih familiar bagi anak-anak,
sehingga dengan gaya ini diharapkan anak-anak akan lebih mudah
menangkap pesan yang disampaikan dalam komik ini.
3) Desain Aksesoris
Desain aksesoris berupa kostum, dan perlengkapannya disesuaikan
dengan setiap adegan yang terjadi.
4) Setting
Seting yang dibuat sesuai dengan adegan cerita yaitu bangunan
sekolah, rumah dan semua lingkungan yang digunakan oleh tokoh
utama untuk berinteraksi.
5) Teknik Komunikasi dan Persuasi Lewat Gambar
Teknik komunikasi atau percakapan yaitu menggunakan: adegan
percakapan tunggal dalam satu panel, adegan percakapan antara
tokoh dari panel satu ke panel berikutnya, dan adegan percakapan
antara beberapa tokoh dalam satu panel.
6) Pemilihan Bingkai
Perancangan bingkai atau panel dalam komik ini menggunakan
garis yang dibuat tidak beraturan dengan bentuk segi empat, segi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
tiga, dan trapesium, yang disesuaikan dengan adegan-adegan dan
anggel pengambilan gambar pada posisi adegan tertentu. sehingga
dengan bentuk panel yang variatif ini dapat mendramatisir suasana
adegan yang terjadi dalam panel tersebut.
7) Urutan Bingkai
Urutan bingkai atau panel ini disesuaikan dengan cara membaca
buku yang lazim di Indonesia, yaitu dari kiri kekanan dan atas
kebawah.
8) Pesan Komik
Komik yang penulis rancang ini mengandung pesan yang berupa
pendidikan moral secara Islami. Beberapa pesan tersebut
diantaranya adalah tentang kerugian dan solusi untuk mengatasi
kebiasaan seperti, bangun kesiangan dan meninggalkan sholat
subuh, kebiasaan mudah marah, dan banyak tertawa.
9) Isi Komik
a. Sinopsis Cerita
Cerita ini berawal ketika tokoh utama yang bernama Banu
yang memiliki kebiasaan buruk terutama kebiasaan sering
terlambat sekolah karena kebanyakan begadang, tidak
merngerjakan sholat subuh, dan banyak tertawa . Suatu hari saat
diadakan ulangan, Banu terlambat masuk sekolah. Karena
semalaman banu tidak belajar, banu berusaha mencontek
pekerjaan temannya yang bernama Jono tetapi dia ketahuan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pak guru yang akhirnya memarahi dan menghukumnya
dihalaman sekolah. Setelah sepulang sekolah Jono berbincang
bincang dengan Banu dan menasehatinya agar dia tidak bangun
kesiangan dan mau mengerjakan sholat subuh. Kemudian
setelah banu sampai dirumah dia tertidur dan bermimpi buruk
akibat dari kelalaiannya itu. dia sangat ketakutan hingga
terbawa saat dia bangun. Mulai dari itu banu mulai sedikit demi
sedikit tersadar dan mencoba untuk belajar memperbaiki diri.
b. Pembagian Halaman
1. Halaman judul dan pengarang
2. Halaman gambar prolog
3. Halaman isi
c. Script Komik :
Halaman 1
1. Suasana pagi dengan iringan suara ayam berkokok.
2. Banu masih tidur dengan lelap
3. Banu : “Waaaaa..... aku kesiangan lagi!”
4. Banu : “Aduh bisa – bisa nanti dimarahi pak guru lagi,
gawat!”
Halaman 2
1. Banu : “Ma, aku berangkat dulu ya.”
Mama : “Eh, kamu nggak sarapan dulu?”
Banu : “Nggak, udah telat ni”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Banu : “Ayo... ayo.... jangan sampai telat uh.. uh.. uh..” (
Banu mengendarai sepeda dengan rasa cemas)
3. Banu : “Aduh gawat, sudah telat”.
Halaman 3
1. Pak Naziman : “Kemana lagi si Banu, Sudah siang begini
Belum juga datang, dasar anak malas.”
Jono : “Itu dia pak”. ( pembicaraan pak Naziman
dan Jono di ruang kelas.)
2. Pak Naziman : “Hey banu cepat kesini kamu!”
Banu : “Ba... baik p pak”. Aduh payah malah
sekarang jamnya pak Naziman, bisa mati
aku dimarahi ( sambil bergurau )
3. Pak Naziman : “Dasar anak malas, tiap hari selalu saja
telat dan bikin masalah, mau jadi apa
kamu nantinya!”
Banu : “Maaf pak”
Halaman 4
1. Banu : “Hari ini ada PR nggak Jon?”
Jono : “Nggak ada tu, ngomong-ngomong kenapa
kamu selalu telat sih ban?”
Banu : “Habis bangun ku selalu kesiangan sih jon,
soalnya tiap malem aku begadang.”
2. Pak Naziman : “Anak-anak hari ini kita ulangan, siapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
selembar kertas tas di taruh di depan.”
Banu : “A..apa!, u..ulangan?”
3. Banu : “Aduh gimana ini, O, iya aku kan bisa
nyontek Jono.”
4. Banu : “Jon.. Jon pinjem punyamu dong, sebentar
saja.”
Jono : “Enak saja kamu, makanya belajar dong.”
Halaman 5
1. Pak Naziman : “Banu!” ( Banu ketahuan menyontek
pekerjaan Jono. )
2. Pak Naziman : “Mau nyontek ya?”
3. Pak Naziman : “Keluar kamu sekarang juga, berdiri
sampai pulang nanti.”
Banu : “Ta..tapi pak pak”
Naziman : “Nggak ada tapi-tapian.”
4. Banu di skors di halaman sekolah
Halaman 6
1. Pak Naziman : “Baiklah, sekarang kamu sudah boleh
pulang. Lain kali jangan diulangi lagi,
mengerti!”
Banu : “Baik pak terimakasih”
2. Jono : “Ngomong-ngomong kenapa tiap malam
kamu begadang?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Banu : “Habis banyak acara sih, kadang main
game, nonton TV, pokoknya banyak deh.”
(saat perjalanan pulang)
3. Jono : “Lho kalau tiap hari kamu kesiangan , terus
sholat subuhnya?”
4. Banu : “Oh itu, emang apa pentingnya enakan juga tidur
hahahaha.”
5. Jono : “Hus ngawur kamu!, justru sholat subuh itu
pahalanya seperti sholat malam.”
Halaman 7
1. Jono : “Sholat subuh adalah sholat yang paling utama
disisi Allah”
2. Jono : “Dan yang paling penting kita akan selalu dijaga
oleh Allah dan dijamin masuk surga”
3. Banu : “Ya udah, aku duluan ya jon.”
Jono : “Oke hati-hati.”
Halaman 8
1. Banu : “Mungkinkah yang dikatakan Jono itu Benar ya?
Tapi itu kan Cuma katanya.” (berfikir dalam hati )
2. Banu : “Aku pulang” (sesampainya Banu di rumah)
Halaman 9
1. Banu : “Jadi kepikiran omongannya jono terus ni.”
(berfikir dalam hati)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2. Beberapa menit kemudian banu tertidur dan bermimpi
3. Banu : “Dimana aku? Kenapa tak ada apapun
disini?”
4. Banu : “Apa aku sudah.”
5. Banu : “Emm, apa itu, waa... gawat jadi benar benar aku
sudah mati, tidak!... Tidak mungkin itu terjadi!”
(dalam mimpi, Banu melihat papan bertuliskan
surga dan neraka)
Halaman 10
1. Banu : “Dimana aku ini!”
2. Banu : “Lho itu kan keluarga dan teman-teman ku, kenapa
mereka disana ya? Aku harus kesana”
3. Banu : “Papa.... Mama.. aku datang.”
Halaman 11
1. Banu : “Aduh” ( dalam mimpi, Banu tersandung )
2. Banu : “Hwaaaaaaaa” (dalam mimpi, banu terjatuh dari
tebing )
3. Banu : “Aaaaa.” (teriakan banu terbawa hingga saat ia
terbangun)
4. Banu : “Ternyata cuma mimpi”
5. Banu : “Hiii... tapi ternyata serem juga orang mati itu,
mendingan sekarang aku tidur biar besok pagi bisa
solat subuh.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Halaman 12
1. Banu : “Sebenarnya masih ngantuk tapi apa boleh buat
kalo ingat mimpi itu jadi ngeri.” (keesokan hari
saat Banu bangun subuh)
2. Banu : “Hmmm ngantuknya bukan main udah gitu dingin
lagi, uh... males”
3. Suasana masjid saat selesai sholat subuh
Halaman 13
1. Pak Haji : “Nak bangun sholatnya sudah selesai” (pak Haji
membangunkan Banu yang teridur saat sholat)
2. Banu : “Eh.. pak Haji, maaf pak ketiduran” (sambil
tersenyum malu)
Pak Haji : “hehehe dasar kamu Banu.. Banu.”
3. Pak Haji : “Apa kamu selalu tidur terlalu larut nak? Sampai-
sampai tidurmu tadi nyenyak sekali”
4. Banu : “Benar pak Haji, tapi saya ingin berubah”
5. Banu : “Apakah sholat subuh itu penting pak Haji?”
Pak Haji : “Semua sholat wajib itu penting nak.”
Halaman 14
1. Pak Haji : “Tapi sholat subuh itu memiliki keutamaan
tersendiri.... dan sholat subuh itu akan terasa
berat bagi orang munafik.”
2. Banu : “Ja..jadi se..selama ini saya.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3. Pak Haji : “Itu lain Banu.. kamu kan mau berusaha untuk
berubah”
4. Pak Haji : “Dan yang perlu diingat....... Bahayanya
meinggalkan sholat subuh adalah, Allah akan
berprasangka buruk kepada orang tersebut.”
Banu : “Wow!”
5. Banu : “Jadi gimana solusinya agar tidak bangun
kesiangan pak?”
6. Pak Haji : “Takbir ( bersegera ) tidur, bersuci dan berzikir,
luruskan niat dan berazimah untuk mengerjakan
sholat fajar, zikir ketika bangun tidur, minta
tolong sahabat atau keluarga untuk
membangunkan.”
Halaman 15
1. Pak Haji : “Bisa juga dengan berdo’a menggunakan
wasilah (saran) pengingat, memercikkan air
kewajah orang yang tidur, tidak tidur menyendiri,
tidak di tempat tersembunyi, tak terlalulama.”
2. Pak Haji : “Menyalakan lampu setelah tidur, tidak banyak
makan sebelum tidur, mengikuti petunjuk nabi,
mengerjakan kiamulail menjelang subuh, tidur
siang, jangan telat tidur, dan ikhlas karena
Allah.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3. Banu : “Ya sudah terimakasih pak besok Banu Ingin
belajar lebih banyak lagi dari bapak.”
Pak Haji : “Silahkan nak selama saya paham insya Allah
saya bantu.”
Halaman 16
4. Pak Haji : “Alhamdulillah anak itu mau berubah,
sebenarnya dia anak yang polos.”
5. Banu : “Akhirnya ini adalah pertama kalinya aku bisa
berangkat tepat waktu.”
6. Banu : “Aku berangkat dulu ya ma.”
7. Banu : “Aku tak sabar melihat ekspresi teman-teman
disekolah saat melihatku nanti hihihi.”
Halaman 17
1. Banu berjalan di depan kelas dan nampak ekspresi
keheranan dari murid-murid yang duduk di sekitarnya, salah
satu dari anak-anak itu berkata : “Eh tumben dia tidak telat
bukannya dia pemecah rekor telat di SMP kita”.
2. Suasana sekolah saat bel mulai berbunyi
Halaman 18
1. Jono : “Tumben kamu nggak telat”
Banu : “Iya dong, aku tadi kan sholat subuh dulu,
jadi mau nggak mau bisa bangun pagi”
2. Pak Naziman : “Selamat pagi anak-anak.” (pak Naziman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
memasuki ruang kelas )
Banu : “Kenapa jam nya pak Naziman jadi
sekarang?” (berfikir dalam benak sambil
keheranan)
3. Pak Naziman : “Berhubung pak Supri berhalangn hadir
maka jam saya di ajukan pagi ini, jadi
silahkan buka buku sejarah kalian halaman
48.”
4. Pak Naziman : “Apa aku tidak salah lihat“
(pak Naziman kaget melihat Banu tidak
terlambat lagi )
Halaman 19
1. Pak Naziman : “Tumben kamu tidak telat.. ya sudah , buka
buku mu halaman 48.”
2. Pak Naziman : “Hari ini kita akan membahas tentang
perang dunia II.”
3. Jono : “Tumben dia berfikir serius.” (berkata
dalam hati sambil keheranan melihat banu )
Banu : “Sepertinya aku tidak asing dengan orang
ini.... tapi siapa ya?” ( berfikir dan masih
penasaran )
4. Banu : “Hihihi.” ( menahan tawa sambil
membayangkan tokoh perang dunia II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
yang dibandingkan dengan gurunya )
5. Jono : “Sebenarnya apa yang kamu ketawakan
Ban?”
Banu : “Hihihi.... coba lihat ini Jon.”
Halaman 20
1. Pak Naziman : “Perhatikan ini anak-anak.” (sambil
menunjuk tulisan di papan tulis)
Banu : “Lihat, bandingkan ini dengan pak
Naziman hihihi.”
2. Banu : “Coba kalau dipakaikan kostum yang sama
pasti akan......... hihihihi.” (bergurau sambil
membayangkan gurunya)
3. Jono : “Hus!.. gawur kamu, biar galak begitu, tapi
dia kan masih guru kita.”
Halaman 21
1. Jono : “Tapi ini memang mirip sih hihihihi.”
Banu : “Aku bilang juga apa... sekarang kamu
baru sadar kan hihihihi.”
2. Pak Naziman : “Uhh, Anak itu dari tadi kenapa tertawa
terus ya?” (pak Naziman mulai merasa
terganggu dengan tingkah banu)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Halaman 22
1. Banu : “Selain wajahnya mirip, pak Naziman juga
galak, ditambah lagi tidak pernah senyum
dan suka marah-marah. jadi sepertinya
cocok dengan karakter tokoh ini Jon.”
2. Jono : “Eh Ban, ngomong-ngmong kalau dirumah
apa dia juga seperti itu ya?”
3. Banu : “Umm.. mungkin dia memang selalu begitu
Jon”
Jono : “Apakah waktu kecil pak guru juga begitu
Ya?”
Halaman 23
1. Banu : “Hahaha.. aku malah kepikiran waktu
masih bayi apakah kumisnya seperti itu.”
2. Jono : “Hihihi... ngawur kamu, mana ada bayi
yang lahir langsung tumbuh kumis.”
3. Banu : “Mungkin saja itu bukan kumis Jon, tapi
bulu hidung huahahaha.”
Jono : “Hihihihi.”
4. Pak Naziman : “Banu! Kenapa dari tadi kamu tertawa
terus, apanya yang lucu!!! Setiap hari
selalu saja kamu membuat masalah.....
sekali lagi kamu tertawa, saya akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
keluarkan kamu dari ruang ini” (sambil
marah)
Banu : “I..iya pak, maaf.”
Halaman 24
1. Banu : “Tu.. kan Jon, padahal kamu juga ikut
ketawa tapi yang dimarahi cuma aku.”
Jono : “Habis kamu sih yang mulai duluan.”
2. Banu : “Padahal selama ini aku kan selalu menjadi
murid yang baik.”
3. Jono : “Humm, murid baik ya?!, memangnya
selama ini berapa nilai terbaik ulangan
mu?”
4. Banu : “Hehehe... sudah.. sudah.. jangan dibahas
lagi.”
Halaman 25
1. Suasana sekolah saat bel tanda istirahat berbunyi
2. Pak Naziman : “Baiklah anak-anak saya rasa cukup sekian
pertemuan kita pada pagi hari ini, selamat
berisirahat.”
3. Pak Naziman : “Banu! Besok lagi kalau kamu masih
seperti itu, aku tidak akan memberimu
toleransi,mengerti!”
Banu : “B..baik p..pak”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Halaman 26
1. Banu : “Aku masih penasaran lho dengan kebiasaan pak
Naziman dirumah.”
Jono : “Aku juga, dia orangnya sangat tertutup dan
misterius.”
2. Banu : “Bagaimana kalo pulang nanti kita ikuti dia Jon?”
3. Jono : “Ngapain sih, itu kan perbuatan yang tidak baik
Ban, apa lagi dia guru kita.”
Banu : “Bukan begitu jon, kita Cuma pengen tahu
kebiasaannya kok, siapa tahu kalau di rumah pak
guru orangnya ramah.”
4. Jono : “Umm... gimana ya... ok lah kalau begitu.”
5. Banu : “Jon, laper ni ke kantin yuk.“
Jono : “Boleh juga.”
6. Mereka berjalan menuju kantin
Halaman 27
1. Banu : “Hmm dari kejauhan saja aromanya sudah bikin
laper.”
2. Jono : “Hari ini menunya apa bu?”
Ibu kantin : “Itu lihat saja daftar menu nya.”
3. Banu : “Bu minta sotonya sama es teh.”
Halaman 28
1. Jono : “Saya juga sama bu”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2. Ibu kantin : “ini mas”
jono : “termakasih”
3. Banu : “Jon, habis ini mapel nya apa?”
Jono : “matematika ban, emang kamu nggak liat
jadwalnya?”
4. Banu : “nggak pernah, jadi tiap hari semua bukunya
aku bawa biar nggak repot mikirin jadwal”
5. Jono : “dasar kamu Ban, malesnya nggak pernah
Hilang.”
Halaman 29
1. Banu : “Jon... Jon.. coba lihat itu, sepertinya aku belum
pernah lihat orang itu.”
Jono : “Iya aku juga, kira-kira siapa ya?”
2. Banu : “Apa jangan-jangan dia guru baru ya?”
3. Jono : “Mana mungkin ban, semua guru disini kan belum
ada yang pensiun.”
4. Banu : “Ah nggak usah dipikir siapa dia, tapi yang jelas
penampilannya jelek sekali hahahaha.”
Jono : “Nggak lucu ban, kamu lama-lama nyebelin, nggak
bisa diajak ngomong serius.”
Halaman 30
1. Banu : “Ini jadinya berapa.”
Ibu kantin : “Rp 6000.- mas.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. Banu : “Ini bu, uang nya ibu.”
Ibu kantin : “Terimakasih.”
3. Banu : “Hmm. lega nya kalo perut udah kenyang.”
Halaman 31
1. Jono : “Ayo Ban cepetan”
2. Banu : “Sebentar ini kan baru ngitung kembalian.”
3. Jono : “Padahal dari tadi kan uang nya Cuma Rp 10.000,-
masa ngitung segitu aja lama banget.” (berkata
dalam hati )
4. Banu : “Oke, ayo.”
5. Jono : “Aku masih penasaran dengan orang yang tadi,
kira-kira siapa ya?”
Halaman 32
1. Banu : “yee... kamu tanya aku, terus aku tanya siapa.”
Jono : “Uh dasar kamu... emang sukanya ngelantur.”
2. Banu : “Coba lihat itu jon, itu kan orang yang tadi..
sepertinya dia menuju kelas kita.”
3. Jono : “Tapi kenapa dia bersama pak Eko ya?”
4. Tampak pak Eko bersama dengan orang baru itu berjalan
menuju kelas
Halaman 33
1. Pak Eko : “Selamat siang anak-anak.”
2. Pak Eko : “Hari ini kita kedatangan tamu yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
membantu saya mengajar matematika
selama tiga bulan kedepan.”
3. Pak Eko : “Selamat bekerja sama ya, dan hormati dia
seperti guru kalian sendiri.”
4. Pak Eko : “Silahkan berkenalan mas.... tapi saya
tinggal dulu ya.”
Amad : “Baik pak.”
5. Amad : “Selamat siang adik-adik, perkenalkan; nama saya
Amad Syarifudin dari Universitas Peduli Bangsa.
saya disini hanya tiga bulan, jadi saya harap kita
bisa bekerja sama dengan baik.”
6. Banu : “Coba lihat jon, penampilannya buruk sekali.”
Jono : “Uh... kamu setiap lihat orang pasti selalu dinilai
dari penampilannya, itu kan tidak baik ban.”
Halaman 34
1. Banu : Kalo dibanding pak Naziman kan, penampilannya
lebih jelek dia hihihihi...
Jono : “Dasar kamu ban, tidak pernah berfikir positif..
mencela orang itu kan tidak baik.”
2. Banu : “Wah payah... imajinasimu ternyata kurang.”
3. Jono : (bengong sambil keheranan dengan kata-kata
banu.)
4. Banu : “Coba lihat penampilannya lagi ; kancing yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dikait sampai leher, rambut licin, kacamata yang
extra besar dan tebal.... dia culun sekali hihihihi.”
Halaman 35
1. Jono : “Kasihan dia,.. baru kenalan saja sudah di ejek
penampilannya.”
Banu : “Hihihi.. ya maaf, habis emang lucu sih..
imajinasiku kan tinggi.”
2. Amad : “Baik lah adik-adik sekarang kita mulai
pelajarannya ya.”
3. Banu : “Uh.. pasti akan sangat membosankan”
4. Jono : “Emang ada mata pelajaran yang menurut mu
menyenangkan?”
5. Banu : “Hehehe... nggak ada sih.”
6. Jono : “Tapi ngomong-ngomong kamu kok aneh ya?”
7. Banu : “Emang apanya yang aneh?”
Halaman 36
1. Jono : “Kalau urusan sekolah selalu malas, tapi kenapa
duduk mu di kursi paling depan?”
2. Banu : “Oh itu.. , dulu aku memang pengen duduk di
belakang tapi datang ku telat jadi cuma dapet sisa.”
3. Jono : “Makanya kalau datang musti pagi, jadi bisa milih
bangku sesuka mu.”
4. Banu : “Pagi gimana Jon, mereka basanya naruh tas sejak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dari sore atau malam, kadang juga waktu subuh.”
5. Jono : “Hihihihi.. memang pada rajin ya kalau masalah
milih bangku paling belakang”
6. Amad : “Adik adik tenang dulu ya,... aduh mau ngomong
apa lagi ya, tatapan mereka semakin lama semakin
membuatku grogi.” ( sambil berfikir dalam hati ).
7. Amad : “Emm.... adik-adik berhubung masih pertemuan
pertama, jadi kita ngobrol dulu aja ya... biar makin
akrab.”
8. Banu : “Saya Banu mas.”
Jono : “Eh emang siapa yang tanya nama kamu!”
Halaman 37
1. Amad : “Ow iya maaf sampai lupa, silahkan
perenalkan diri kalian,... kamu Banu ya...... kalau
kamu?”
Jono : “Saya Jono mas.”
2. Banu : “Ngomong-ngomong rumahnya mana mas?”
3. Amad : “Saya dari Kebon Salak.”
Banu : “Mas nya ngaco , masak dari Kebon Salak sih
huahahaa”
4. Amad : “Itu memang nama daerahnya, kalo kamu rumah
nya mana?”
5. Banu : “wah nggak saya bawa tu mas hahahaaha.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
6. Jono : “Ditanya serius kok jawabnya begitu,.... jangan
diambil hati ya mas dia orangnya memang suka
bercanda.”
7. Amad : “Nggak apa-apa kok dek , uh menyebalkan
rasanya aku ingin...” ( sambil berkata dalam hati )
Halaman 38
1. Amad : “Mau ngomong apa lagi ya, aku harus cari ide (
sambil berkata dalam hati)
2. Banu : “Kenapa bengong mas, kehabisan bahan ya?”
3. Jono : “Diam kamu Ban! Itu tidak sopan.”
4. Amad : “Sebentar ya dek saya tinggal ke toilet dulu.”
5. Amad : ”Aduh payah mau ngomong apa lagi ya?, yang ini
sudah, yang ini juga, wah payah semakin grogi jadi
semakin susah ngomong, di tambah lagi anak yang
menyebalkan itu uh!”
6. Amad : “Aku harus segera kembali ke kelas.”
7. Banu : “Kenapa dia lama sekali ya Jon?”
Jono : “Entah lah.”
8. Banu : “Jangan-jangan dia melarikan diri Jon hahaha.”
9. Jono : “Jangan berfikir yang tidak-tidak.”
Halaman 39
1. Jono : “Kenapa dari tadi kamu selalu tertawa setiap
ngomong ban?, padahal itu tidak lucu.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2. Banu : “Selera humor mu memang payah Jon.”
3. Jono : “Bukan aku yang payah, tapi lihat dirimu.”
4. Jono : “Tertawa berlebihan itu berbahaya lho Ban.”
5. Banu : “Siapa bilang, tertawa itu kan sehat.”
6. Jono : “kamu kalau dibilangin nggak percaya, buktinya
dari tadi kamu menertawakan sesuatu yang tidak
lucu.”
7. Banu : “Hahahaha kamu bercanda ya?”
8. Jono : “Nah terbukti kan.”
Halaman 40
1. Banu : “Kamu serius Jon?”
Jono : “Apa aku pernah mengada-ada.”
2. Amad : “Aku harus bisa ngomong, aku harus.”
3. Amad : “Tapi kalau grogi jadi.”
4. Amad : “Bagaimana ini.”
Halaman 41
1. Amad : “Maaf adik-adik, kalian pasti sudah menunggu
lama ya.”
2. Amad : “Eh..” ( kaget )
3. Pak Eko : “Halo bagaimana mengajarnya mas?,
menyenangkan bukan?”
Amad : “I..iya p..pak”
4. Pak Eko : “Maaf saya sela sebentar ya mas.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Amad : “Silahkan pak.”
5. Pak Eko : “Berhubung sekolah kita ada rapat
mendadak, maka kalian dipersilahkan
untuk belajar dirumah.”
6. Amad : “Akhirnya ada penyelamat juga.”
7. Amad : “Huhu... saat yang aku tungg-tunggu
akhirnya datang juga.”
Halaman 42
1. Suasana sekolah saat siswa-siswa berhamburan pulang.
Halaman 43
2. Banu : “Jon acara nanti jadi nggak?”
Jono : “Acara yang mana?”
3. Banu : “Tentang pak Naziman.”
Jono : “O... itu.”
4. Jono : “Nggak jadi aja deh, lagi pula itu kan tidak baik.”
5. Banu : “O ya Jon, tentang yang kamu ceritakan tadi
bagaimana?”
Jono : “Tentang tertawa tadi?, ya kalau itu sih tergantung
kamu.”
6. Banu : ”Maksudmu?”
7. Jono : “Yang jelas tertawa berlebihan itu berdampak
buruk pada psikologi, bisa-bisa kamu disangka gila
Ban.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Halaman 44
1. Banu : “Apa sampai seperti itu Jon?
Jono : ya begitulah, yang jelas tertawa itu secukupnya
saja, jangan berlebih.”
2. Banu : “Jadi begitu ya?”
3. Banu : “Tapi kenapa kamu tadi juga ketawa waktu aku
ngomongin pak Naziman dikelas?
4. Jono : “Aku kan sudah bilang tertawa itu boleh, tapi
jangan berlebihan.”
5. Jono : “Hati-hati lho ban, banyak tertawa itu bisa.”
6. Banu : “Stop, Kamu kerjanya Cuma nakut-nakutin aja.”
Halaman 45
1. Banu : “Mendingan ngomongin masalah lain saja, ow ya
bagaimana kalo kita nanti main kasti?”
Jono : “Umm.. gimana ya?, baik lah aku nanti ngajak
temen-temen dulu.”
2. Banu : “Oke... sampai ketemu nanti.”
3. Banu : “lalalala....lalalala.”
4. Banu : “Aku pulang.”
Mama : “Tumben jam segini sudah pulang.”
5. Banu : “Hemm.... makanannya sudah disiapkan semua...
wah asyik, menu faforit ku”.
Halaman 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
1. Banu : “Mendingan nonton TV dulu aja.”
2. Banu : “Hahahaha... hahahaha.”
3. Mama : “Anak itu kenapa ya?”
4. Banu : “Huahahaa.”
5. Mama : “Kamu kenapa nak?”
6. Banu : “Ini lho ma acara nya lucu banget.”
7. Mama : “Hemm, ada-ada saja anak ini, dasar anak-anak,”
Halaman 47
1. Mama : “Memangnya apa yang kamu tonton sih?”
Banu : “Ini lho ma.”
2. Mama : “Memang nya bagian mana yang lucu?” ( bengong
sambil keheranan )
3. Mama : “Apa anak ini.... jangan jangan dia!.... apa perlu di
bawa ke psikiater ya?.”
4. Mama : “Nggak mungkin.... berfikir apa aku ini, nggak
mungkin anakku seperti ini.”
Halaman 48
1. Banu : “O iya ma, aku ada janji sama teman, aku pergi
dulu ya.”
Mama : “Eh tunggu sebentar, kamu mau kemana?”
2. Banu : “Kasih tahu nggak ya? Hahaha.. aku mau main
kasti kok ma, aku berangkat dulu ya?”
3. Mama : “Eh tunggu.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
4. Mama : “Ada apa ya dengan anak itu, kenapa anak itu jadi
semakin ngelantur ya?”
5. Banu : “Lalalala...lalalala.”
6. Banu : “Gimana Jon, jadi main nggak?”
Jono : “Jadi dong”
7. Jono : “Itu temen-temen udah pada nunggu.”
Halaman 49
1. Pak Naziman : “Akhirnya sampai juga di rumah, benar-
benar hari yang melelahkan.”
2. Pak Naziman : “Akhirnya bisa istirahat juga.”
3. Pak Naziman : “Hemm apa ini, lumpur!”
4. Pak Naziman : “Uh!!! Kucing siapa yang melakukan ini!”
5. Pak Naziman : “Padahal aku kan ingin istirahat.. payah,
betul-betul payah.”
6. Pak Naziman : “Apa? Dsini juga ada, disini juga.. dimana-
mana ada lumpur arrgh!”
7. Jono : “Siapkan dirimu Fan.”
8. Jono : “Ayo pukul bolanya.”
Halaman 50
1. Fandi : “Hiat.”
2. Banu : “Gawat.. bolanya kena lagi.... ternyata dia
hebat juga”.
3. Jono : “Bagus!.. ayo cepat lari Fan...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4. Jono : “Horee kita berhasil.”
5. Banu : “Kalo Cuma begitu sih aku juga bisa.”
6. Jono : ”Mana buktinya, dari tadi kamu Cuma jadi
Penjaga.”
7. Banu : “Lihat saja nanti.”
8. Teman-teman : “Ayo semangat Jon, ayo kamu pasti bisa.”
9. Jono memegang pemukul bola sambil bersiap-siap
Halaman 51
1. Banu : “Pasti meleset.”
2. Jono : “Nggak mungkin!”
3. Banu : “Kamu kan yang terakhir, jadi kamu
penentu lho Jon.”
4. Banu : “Kamu pasti meleset hahahahaha.”
Jono : “Uh sial.. aku jadi grogi” (berbicara dalam
hati).... “Aku pasti bisa”
Teman-teman : “Ayo cepat pukul bolanya, apa yang kamu
Tunggu”
5. Jono : “Baiklah lemparkan bolanya.”
6. Jono : “Terima ini!!!.... hiat.”
7. Banu : “Ti.. tidak mungkin... ow iya, dia kan
payah kalau berlari.”
8. Jono : “Apa aku bilang hahaha.”
Banu : “Lihat ini jon bolanya aku bawa, lari lah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
sekencang-kencangnya hahaha.”
Halaman 52
1. Jono : “Sial!!, aku kan tidak bisa lari kencang.”
2. Banu : “Hahaha.. Cuma segitu ya.”
3. Banu : “Rasakan ini!!! Hiat.”
4. Jono : “Tidaaaak.”
5. Ekspresi wajah teman-teman yang ikut tegang
6. Jono : “Yah sial.. jadi gantian jaga deh.”
Halaman 53
1. Banu : “Hahahaha.... selamat jaga ya.”
2. Jono : “Uh!! lihat saja nanti... aku balas kamu.”
3. Banu : “Coba saja.”
4. Jono : “Jangan sombong dulu Ban.”
5. Banu : “Ayo lempar saja bolanya.”
6. Eka : “Hiat.”
Banu : “Hahaha sebentar, aku belum siap.”
7. Eka : “Jangan bercanda Ban ayo pukul yang benar.”
8. Jono : “Iya ni... lama-lama banyak tingkah, ayo pukul
yang benar.”
Halaman 54
1. Eka : “Baik lah kali ini serius ya.”
2. Eka : “Hiat.”
Banu : “Haahaha... sebentar aku belum benar-benar siap.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3. Eka : “Serius lah Ban ini kesempatan terakhir kita!”
4. Banu : “Baik lah.”
5. Eka : “Ini bolanya.”.
6. Banu : “Lihat kemampuan ku, hiat.”
7. Jono : “Kamu arahkan kemana bolanya Ban, bisa-bisa
kena orang.”
8. Jono : “Aduh gawat... gawat.”
Halaman 55
1. Pak Naziman : “Akhir nya selesai juga, humm.”
2. Pak Naziman : “Akhirnya bisa berstirahat juga.”
3. Pak Naziman : “Kalau begini sih jadi lebih enak
dipandang.”
4. Pak Naziman : “Aduuuh!!! kepala ku.”
Halaman 56
5. Pak Naziman : “Lan..lantainya... jadi kotor lagi.”
6. Pak Naziman : “Uuuhhh!!! Ulah siapa ini!”
7. Jono : “Aduh gawat beneran kena orang.”
Banu : “Apa.. beneran kena orang ya?”
8. Jono : “Gimana ni.. kita bisa dihajar, kamu sih,
dari tadi mainnya nggak serius.”
9. Pak Naziman : “O.. jadi anak-anak nakal itu.. akan ku beri
pelajaran mereka.”
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1. Banu : “Apa!! o..orang i..itu adalah pak
Naziman?! kalau ini baru gawat.”
2. Jono : “Ini lah akibat ulah mu, coba kalau kamu
dari tadi serius.”
3. Pak Naziman : “Siapa yang melempar bola ini!”
4. Jono : “Ba..Banu p..pak.”
5. Pak Naziman : “O.. jadi lagi-lagi kamu... memang dimana-
mana kamu selalu bikin ulah.”
6. Pak Haji : “Wah ada apa itu?.. hmm.. sebaiknya saya
segera kesana saja.”
Halaman 58
1. Pak Naziman : “Kamu memang kurang ajar ya, dasar anak
bandel”
2. Banu : “Maaf pak tapi kan itu tidak sengaja.”
3. Pak Naziman : “Kamu memang tidak bisa diberi ampun.”
4. Pak Naziman : “Rasakan ini!.. apa ?!.. siapa ini, lepaskan!”
5. Pak Haji : “Sebenarnya ada apa pak Naziman.”
6. Pak Naziman : “Eh pak haji... maaf pak, ini lho anak-anak
bandel ini melempar bola sampai kena
saya”.
Halaman 59
7. Banu : “Maaf pak tapi itu tidak sesngaja.”
8. Pak Naziman : “Diam kamu!”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
9. Pak Haji : “Sudah lah pak, mereka kan masih anak-
anak.”
10. Pak haji : “Lagi pula masalah ini kan bisa
dibicarakan baik-baik.”
11. Pak Haji : “Jadi tadi awalnya bagai mana?”
Jono : “Tadi kami bermain kasti, tapi ketika
giliran banu dia malah banyak tertawa dan
tidak serius, jadi pukulannya melenceng
sampai kena pak guru.”
12. Banu : “Tapi itu memang tidak sengaja pak.”
13. Pak Naziman : “Tidak sengaja apanya!! Lihat ini hasilnya
dasar anak nakal.”
Halaman 60
1. Pak Haji : “Sudah-sudah, kalian jangan saling
Menyalahkan.”
Pak Naziman : “Tapi anak ini memang sudah kelewatan
Pak.”
2. Pak Haji : “Akan lebih bijak jika anda introspeksi diri
pak, dan sebaiknya jangan mudah marah.”
3. Pak Naziman : “Saya sebenarnya tidak suka marah pak,
tapi semenjak mengajar anak ini saya jadi
begini.”
Pak Haji : “Coba lah berfikir dengan kepala dingin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
pak..dia kan masih anak-anak.”
4. Pak Haji : “Marah adalah godaan yang berasal dari
setan, terjadi karena adanya kejelekan-
kejelekan dan berbagai musibah yang
tidak diketahui oleh Allah.”
Naziman : “Lalu saya harus bagaimana?”
5. Pak Haji : “Minta lah perlindungan dari Allah.” Nabi
SAW bersabda : “Sungguh akan aku
ajarkan satu kalimat seandainya diucapkan
seseorang maka hilanglah yang
didapatkannya (godaan setan) seandainya
dia mengatakan A’udzubillahi
minasyaithan (Aku berlindung kepada
ALLah dari godaan setan )”.
Halaman 61
1. Pak Naziman : “O jadi begitu ya pak.”
2. Pak Haji : “Ada juga cara lain pak, yaitu dengan
berdiam diri”. “apabila seseorang
diantara kita marah maka hendak lah
berdiam diri.”( HR. Bukhari)
3. Pak Naziman : “Tapi saat kita marah kan tidak bisa tenang
karena emosi
Pak Haji : “Coba lah untuk tenang pak, dan ingat lah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
wasiat Nabi SAW.”.... dari Abu Huraira
R.A bahwa seorang laki-laki berkata
kepada Nabi SAW: “Berwasiatlah
kepadaku”. Nabi SAW bersabda:”
Janganlah kamu marah.” (Beliau
mengulanginya 3 kali).
4. Pak Haji : “Jangan marah pasti masuk janah.”
5. Pak Naziman : benarkah demikian pak?
Banu ` : apa?!
Pak Haji : “Barang siapa yang menahan marah,
walaupun ia mampu melakukannya, pasti
Allah akan mengisi hatinya dengan ridha
pada hari kiamat.” (HR> Thabrani).
Halaman 62
1. Pak Haji : “Bukan kah itu yang diinginkan oleh setiap
orang pak.”
Pak Naziman : “Wah sungguh luar biasa ya pak.”
2. Pak Haji : “Cara lain lagi agar terhindar dari marah
adalah : ikutilah petunjuk Rasulullah
dalam menghindar marah, mengetahui
kedudukan tinggi orang yang mampu
menahan marah, mengetahui bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
menahan marah adalah ciri orang
bertaqwa
3. Pak Haji : “Sadar ketika diperingatkan, mengetahui
akibat buruk dari marah, bercermin, dan
berdo’a.”
4. Pak Haji : “Jadi intinya marah hanyalah membawa
kerugian pak.”
5. Pak Nazman : “O jadi begitu pak, terimakasih atas nasihat
nya
Pak Haji : “Sama-sama pak, kita sesama muslim
harus saling mengingatkan.”
Halaman 63
1. Pak Haji : “O iya... saya dengar Banu tadi banyak
tertawa ya sampai-sampai terlibat masalah
ini.”
2. Banu : “Tapi itu memang tidak sengaja pak.”
Pak Haji : “Iya saya paham.”
3. Pak Haji : “Tertawa itu memang boleh nak, tetapi
jangan berlebihan dan alangkah baiknya
kalau kita tersenyum, karena senyum
adalah sodaqoh.”
4. Banu : “Umm.. padahal kalo masalah tertawa itu
kan memang susah dihindari pak.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Pak Haji : “Dari segi ilmu ada dua solusi yaitu dengan
mengikuti petunjuk Nabi... tidak lah
beliau tertawa kecuali hanya sekedar
senyum... terapi kedua yaitu mengetahui
bahayanya tertawa.”
Halaman 64
1. Banu : “Apa?!.. ja..jadi tertawa itu bahaya pak?”
2. Pak Haji : “Makanya kamu jangan terlalu banyak
tertawa
3. Pak Haji : “Jangan lah banyak tertawa karena
sesungguhnya banyak tertawa akan
mematikan hati.”
Banu : “Ha?.. hatiku?”
Jono : “Wah payah sekali daya tangkapnya.”
4. Jono : “Maksudnya pak haji bukan organ hati
yang itu tau.”
Banu : “Kamu nggak usah ikut-ikutan, emang tau
apa kamu?”
Pak Haji : “Sudah kalian jangan bertengkar.”
5. Pak Haji : “O iya, hampir lupa, ada cara lain untuk
mengatasi banyak tertawa.”
6. Pak Haji : “Yaitu dari segi amali.”
Halaman 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1. Pak Haji : “Dengan dzikir maut, yaitu mengingat
kematian, alam kubur, hari akhir, dan
segala sesuatu didalamnya.”
2. Banu : “Lho padahal itu sudah saya lakukan, tapi
kenapa tetap banyak tertawa pak?”
3. Pak Haji : “Benarkah begitu?”
4. Banu : “Iya pak saya selalu takut lewat kuburan,
apalagi kalo malem pasti ada pocong sama
tuyul, hiii serem.”
5. Pak Haji : “Bukan begitu maksudnya yang harus kita
takutkan adalah hisab, shirat, neraka dan
semua yang akan kita alami setelah mati.”
6. Jono : “Nah...... begitu yang benar, bukan seperti
yang kamu pkirkan, takut kok sama
tuyul.”
7. Banu : “Emang kamu nggak takut sama tuyul?”
Halaman 66
1. Jono : “Hehehe.. bukan takut sih cuma agak geli
ngelihatnya.”
2. Banu : “Uh ... sama saja!”
3. Jono : “Sudah jangan dibahas lagi, lagian kenapa
jadi ngomongin tuyul sih.”
4. Pak Haji : “Sudah tenang dulu anak-anak ini cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
berikutnya, yaitu dengan memikirkan
keadaan kaum Muslim yang banyak
ditindas, menjauhi bergaul dengan orang
yang suka bersendau gurau.”
5. Jono : “Umm... berarti saya nggak bagus kalo
deket-deket sama Banu ya pak.”
6. Banu : “Eh.. emang kenapa?”
7. Jono : “Lhoh.. kamu kan juga sudah dengar
sendiri dari pak Haji.”
8. Banu : “Enak saja!! memangnya aku seperti itu?”
9. Jono : “Ya begitulah.”
Halaman 67
1. Banu : “Tapi aku kan pengen berubah.”
2. Pak Haji : “Ya boleh lah main sama Banu, lagi pula
dia kan mau berubah.”
Banu : “Tu kan boleh.”
Jono : “Kamu sih, nggak pernah bisa berfikir
serius.”
3. Banu : “Baik lah mulai hari ini nggak ada
bercanda lagi.”
4. Pak Haji : “Ada lagi cara untuk menghindari tertawa..
yaitu menahan tertawa dan mengubah
pembahasan yang mengantar tertawa.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
5. Pak Haji : “Nah dengan begini baik pak Naziman
maupun, Banu sebaiknya menyadari
kerugan dari perangai yang mudah marah
maupun banyak tertawa.. jadi alangkah
baiknya kita menghindari segala sesuatu
yang merugikan diri kita.”
Banu : “Kalau begitu saya minta maaf pak guru..
dan saya berjanji mulai hari ini saya akan
berubah menjadi lebih baik.”
Pak Naziman : “Sama-sama Banu, saya mulai hari ini juga
akan berusaha untuk berubah.. mari kita
bersaing untuk berbuat kebaikan.”
Halaman 68
1. Pak haji : “Oh iya sampai lupa,.. saya mau pergi
ketempat pak RT dulu, mau ada perlu.”
Pak Naziman : “Silahkan pak Haji.”
2. Banu : “Kalau begitu ayo main lagi, ayo pak
ikutan main.”
Pak Naziman : “Ayo... siapa takut.”
3. Pak Haji : “Alhamdulillah, tidak kusangka ternyata
mereka bisa seakrab itu.”
10) Desain Karakter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Desain karakter yang penulis pilih menggunakan karakter
dengan gaya gambar cartoon style. Cartoon style atau gaya gambar
lucu ini penulis pilih karena gaya ini bersifat lucu, dan familiar
dengan anak-anak sehingga dengan pemililan gaya ini diharapkan
akan lebih memudahkan pembaca yang berusia anak-anak untuk
menyerap pesan yang disampaikan dalam komik “Banu Ingin Jadi
Baik” ini. Dalam pembuatan karakter dengan gaya cartoon style”
penulis juga memiliki referensi karakter dari sebuah komik karya
Walt Disnep’s yang diterbitkan oleh PT Gramedia, yang berjudul
“Paman Gober, Kutukan Keping Keberutungan”. Karakter dalam
komik ini penulis pilih sebagai referensi, karena karakter dalam
komik ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu penggambaran
ekspresi dan bahasa tubuh yang dapat mengajak dan
mempermudah pembaca dalam memahami isi pesan yang
disampaikan dalam komik tersebut. Perancangan komik ini
penulis mencoba merancang karakter dengan desain yang dapat
menghibur, tidak membosankan, dan diharapkan dapat
mempermudah pembaca untuk dapat memahami pesan yang
disampaikan dalam komik “Banu Ingin Jadi Baik” ini.
Dalam perancangan tokoh ini penulis menggunakan beberapa
tokoh utama dengan karakter berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
a. Banu
Banu adalah seorang anak dari keluarga dengan ekonomi
yang mampu, tetapi memiliki kebiasaan-kebiasaan yang kurang
baik. Meskipun demikian Banu memiliki beberapa perangai
yang dapat mengubah kebiasaannya tersebut, yaitu tekad dan
keyakinan untuk menjadi anak yang lebih baik.
Tampilan fisik :
Usia : 12 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Tinggi/Berat : 130 cm/42 kg
Ciri khas : berambut keriting
Sifat : pemalas, suka usil, suka mengeluh,
penakut, periang mau belajar dari
kesalahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Konsep karakter :
Ciri fisik Banu dibuat dengan tinggi badan dan ukuran berat
badan yang telah ditentukan untuk menampilkan postur anak-
anak. penampilan karakter Banu yang apa adanya dengan
model rambut yang keriting dan tidak tertata untuk
menonjolkan kepolosan sifat anak-anak yang masih belum
memiliki kesadaran dalam berbuat baik.
b. Jono
Jono adalah seorang anak dari keluarga dengan ekonomi
yang mampu, dan memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik,
namun emosinya masih labil . Meskipun demikian Jono
merupakan anak yang pandai dan suka mengajak orang lain
untuk berbuat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tampilan fisik :
Usia : 12 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Tinggi/Berat : 120 cm/40 kg
Ciri khas : berambut poni
Sifat : baik, disiplin, suka menasehati, agak
Mudah marah
Konsep karakter :
Ciri fisik Jono dibuat dengan tinggi badan dan ukuran berat
badan yang telah ditentukan untuk menampilkan postur anak-
anak. penampilan karakter Jono yang apa adanya dengan
model rambut poni yang tertata dan rapi untuk menonjolkan
kepolosan sifat anak-anak tetapi sudah memiliki kesadaran
dalam kebiasaan berperilaku baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
c. Pak Naziman
Pak Naziman adalah seorang dengan latar belakang
pekerjaan sebagai pendidik. pak Naziman memiliki kebiasaan-
kebiasaan yang disiplin, tegas, namun sangat tempramental.
Meskipun demikian pak Naziman merupakan seorang yang
baik dan mau menerima saran dari orang lain.
Tampilan fisik :
Usia : 45 tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Jenis kelamin : laki-laki
Tinggi/Berat : 165 cm/60 kg
Ciri khas : berkumis pendek dan rambut yang di belah
Sifat : baik, disiplin, tegas, mudah marah, tidak
keras kepala
Konsep karakter :
Ciri fisik pak Naziman dibuat dengan tinggi badan dan ukuran
berat badan yang telah ditentukan untuk menampilkan postur
orang dewasa. Penampilan karakter pak Naziman dengan
model rambut di belah yang tertata dan rapi untuk menonjolkan
sifat disiplin, kumis yang di buat tebal dan pendek
menonjolkan sifat yang tegas. Kostum dibuat demikian untuk
menunjukkan profesi tokoh sebagai guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
d. Pak Haji
Pak Haji adalah seorang dengan latar belakang sebagai
ulama. Pak Haji memiliki kebiasaan-kebiasaan yang disiplin,
ramah, baik hati, dan suka menasehati orang lain. Pak Haji
merupakan seorang tokoh yang sangat disegani oleh
masyarakat setempat karena sikapnya yang selalu rendah hati
dan suka menolong.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tampilan fisik :
Usia : 60 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Tinggi/Berat : 16o cm/60 kg
Ciri khas : brewok, mengenakan busana muslim dan
membawa tasbih
Sifat : baik hati, disiplin, tegas, ramah
Konsep karakter :
Ciri fisik pak Haji dibuat dengan tinggi badan dan ukuran berat
badan yang telah ditentukan untuk menampilkan postur orang
dewasa. Penampilan karakter pak Haji dengan wajah yang
murah senyum dan mengenakan busana muslim agar nampak
lebih berwibawa, arif, dan bijaksana.
11) Proses penggambaran
Tahap ini merupakan penyelesaian dari proses produksi, yaitu
visualisasi dari gagasan cerita yang berbentuk naskah. Dalam
proses ini penulis menggunakan pengerjaan manual, sehingga di
perlukan editing terlebih dahulu dalam proses finising digitalnya.
Berikut urutannya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
a. Pembuatan sketsa kasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
b. inking
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
c. digital coloring
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
d. lettering
Pada tahapan ini gambar yang sudah jadi dibumbuhi dengan teks
dialog. Dalam memberi efek backsound penulis menggunakan
beberapa font yang disesuaikan dalam kondisi tertentu dalam suatu
adegan. Beberapa font tersebut yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
- Comic Sans
(Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp
Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1234567890 ),
Karakter : santai dan tidak formal
- Showcard Gothic
(Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq
Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1234567890),
Karakter : keras dan kokoh
- font arial
(Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq
Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz).
Karakter : Formal dan fontnya mudah di baca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB IV
VISUALISASI KARYA
A. Komik
1) Head Line
Bentuk head line di buat sangat simpel, menggunakan font
showcard gothic yang diberi efek lengkung dan perspektif dengan warna
kuning disertai outline hitam pada bagian luarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2) Sampul Depan (Cover)
a. Alternatif yang dipilih : Alternatif 2
b. Ukuran : 21cm x 15 cm
c. Ilustrasi : karakter tokoh Banu
d. Typografi : Showcard Gothic, Comis Sans MS
e. Proses : melalui software Adobe Photoshop CS2
f. Bahan : Art paper 250 gr
g. Teknik finishing : cetak digital printing
Alternatif 1 Alternatif 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3) Sampul Belakang
a. Ukuran : 21 cm x 15 cm
b. Ilustrasi : potongan beberapa adegan dalam komik
c. Typografi : logo, body text,code bar, logo penerbit
d. Proses : melalui software Adobe Photoshop CS2
e. Bahan : Art paper 250 gr
f. Teknik finishing : cetak digital printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4) Desain Jadi Komik
Berikut ini adalah hasil jadi rancangan komik “Banu Pengen Jadi
Baik” yang telah melalui proses finishing di komputer :
Untuk visualisasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Media Promosi
1) Poster
a. Ukuran : A3
b. Format desain : potrait
c. Tipo grafi : Showcard Gothic pada bagian head line,
Arial pada bagian isi
d. Visualisasi : melalui Adobe photoshop CS2
e. Bahan : Artpaper120 gr
f. Teknik finishing : Digital printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2) X-Banner
a. Ukuran : 160 cm x 60 cm
b. Ilustrasi : karakter Tokoh, Cover komik, Background
c. Typografi : Showcard Gothic, Arial
d. Visualisasi : Adobe Photoshop CS2
e. Bahan : MMT
f. Teknik finishing : Digital printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3) Stiker
a. Ukuran : 5,5 cm x 5,5 cm
b. Distribusi : Disertakan dalam setiap pembelian buku
komik
c. Typografi : Showcard Gothic, Comic Sans MS
d. Visualisasi : Adobe Photoshop CS2
e. Bahan : Kertas stiker
f. Teknik finishing : Digital printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
4) Book Mark
a. Ukuran : 4 cm x 10 cm
b. Format desain : potrait
c. Distribusi : disertakan dalam setiap pembelian buku
komik
d. Typografi : Showcard Gothic, Comic Sans MS
e. Visualisasi : Adobe Photoshop CS2
f. Bahan : Artpaper 250 gr
g. Teknik finishing : Digital printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
5) Pin
a. Ukuran : Diameter 5,8 cm
b. Ilustrasi : Logo, Karakter Tokoh
c. Typografi : Showcard Gothic, Comic Sans MS
d. Visualisasi : Adobe Photoshop CS2
e. Bahan : Plastik
f. Teknik Pembuatan : Press
g. Distribusi : Sebagai merchandise untuk koleksi
penggemar Komik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
6) Gantungan Kunci
a. Ukuran : Diameter 4,5 cm
b. Ilustrasi : Logo, Karakter Tokoh
c. Typografi : Showcard Gothic, Comic Sans MS
d. Visualisasi : Adobe Photoshop CS2
e. Bahan : Plastik
f. Distribusi : Sebagai merchandise untuk koleksi
penggemar Komik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
7) Mug
a. Ukuran : 14 cm x 8 cm
b. Ilustrasi : Logo, Karakter Tokoh
c. Typografi : Showcard Gothic, Comic Sans MS
d. Visualisasi : Adobe Photoshop CS2
e. Bahan : keramik
f. Teknik Pembuatan : Digital printing
g. Distribusi : Sebagai merchandise untuk koleksi
penggemar Komik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
8) T-shit
a. Ukuran : All size
b. Typografi : Showcard Gothic, Comic Sans MS
c. Bahan : Cotton
d. Teknik Pembuatan : Digital printing
e. Distribusi : Sebagai merchandise untuk koleksi
penggemar Komik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat berpengaruh pada
semakin mudahnya budaya luar yang masuk ke negara Indonesia. Beberapa media
yang sangat berperan untuk menyisipkan budaya tersebut diantaranya adalah
internet, TV, game online, dan playstation. sehingga tanpa disadari media-media
tersebut dapat merusak perilaku dan kebiasaan generasi seperti yang terjadi saat
ini. Selain itu kurangnya media yang bersifat mendidik secara moral yang dapat
disukai oleh anak-anak juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada
perilaku generasi saat ini.
Hal itu menggugah hati nurani penulis untuk membuat media komunikasi
visual berupa komik yang bersifat pendidikan moral secara Islami yang dikemas
secara ringan dengan sedikit unsur humor, diharapkan komik ini mampu menarik
perhatian anak-anak dan mempermudah anak-anak dalam menyerap informasi
berupa pesan moral yang disampaikan melalui komik ini.
Dengan diproduksinya komik pendidikan moral secara Islami ini, maka
penulis ikut berupaya untuk memperbaiki perilaku generasi saat ini dari
kebiasaan-kebiasaan yang bersifat negatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
B. Saran
Perancangan komik “Banu Pengen Jadi Baik” mampu menjadi sarana
alternatif untuk menyampaikan pesan yang berupa pendidikan moral secara Islami
pada anak-anak, sehingga perlu diperbanyak lagi keberadaan komik yang
mengangkat tema pendidikan moral dan islami, agar generasi mendatang tidak
terjerumus pada budaya dan kebiasaan-kebiasaan yang bersifat negatif. Selain itu
agar komik yang bersifat pendidikan moral dapat diminati, sebaiknya :
2. komik dikemas semenarik mungkin dengan konsep yang tidak kalah
menariknya dengan komik-komik yang hanya sekedar bersifat menghibur.
3. Diperlukan ide-ide yang segar dan dapat menghibur agar pembaca tidak
mudah bosan dan pesan moral yang disampaikan lebih mudah dipahami.
4. Diperlukan visualisasi yang mendukung agar tampilan komik yang dibuat
lebih menarik minat pembaca untuk membacanya.