Perancangan Kampanye untuk Mendukung Pelestarian Badak ...
Transcript of Perancangan Kampanye untuk Mendukung Pelestarian Badak ...
Perancangan Kampanye Untuk
Mendukung Pelestarian Badak Bercula Satu
Artikel Ilmiah
Oleh:
Yosephine Febe Wulandari (692011007)
Martin Setyawan, S.T., M.Cs.
Amelia Rukmasari, M.Sn.
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Mei 2016
Perancangan Kampanye Untuk
Mendukung Pelestarian Badak Bercula Satu
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain
Oleh:
Yosephine Febe Wulandari (692011007)
Martin Setyawan, S.T., M.Cs.
Amelia Rukmasari, M.Sn.
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Mei 2016
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
1
Perancangan Kampanye Untuk
Mendukung Pelestarian Badak Bercula Satu
1)Yosephine Febe Wulandari,
2)Martin Setyawan,
3)Amelia Rukmasari
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga
Email : 1)
Abstract
One-horned rhinoceros is one kind of rhinos in Asia that are spread throughout the archipelago
before. However, now the current status of rhinoceros is really crucial, where only a handful of the
population that can be found in the wild. Currently, the only remaining habitat for rhinoceros is only in
Ujung Kulon. With only about 60 rhinoceros in the wild, the species is classified as critically endangered.
Rescue efforts and rhinoceros conservation is extremely important, or one of Indonesian's pride species
will become extinct and living the story. That's why campaigns need to be designed more to the one-
horned rhino conservation by using new media that has not been used by the National Park Ujung Kulon
and can reach a wider public
Keyword : One-horned Rhinecores, Population, Conservation, Campaign, Public.
Abstrak
Badak Bercula Satu dulu merupakan salah satu dari badak di Asia yang sangat banyak menyebar
di seluruh nusantara. Namun, saat ini Badak Bercula Satu statusnya amat krusial, dimana cuma sedikit
populasi yang bisa ditemukan di alam bebas. Saat ini satu-satunya habitat yang tersisa bagi Badak Bercula
Satu hanyalah di Ujung Kulon. Dengan hanya sekitar 60 ekor Badak Bercula Satu di alam liar, spesies ini
diklasifikasikan sebagai sangat terancam. Upaya penyelamatan dan konservasi Badak Bercula Satu ini
sangatlah penting, atau spesies kebanggaan Indonesia tersebut akan punah dan tinggal cerita. Karena
itulah perlu dirancang kampanye yang lebih mengarah pada pelestarian Badak Bercula Satu dengan
menggunakan media baru yang belum pernah digunakan oleh Taman Nasional Ujung Kulon dan dapat
menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi.
Kata Kunci : Badak Bercula Satu, Populasi, Konservasi, Kampanye, Masyarakat.
____________________ 1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
2 Staff pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
3 Staff pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2
1. Pendahuluan
Badak Bercula Satu (Rhinoceros sondaicus Desmarest, 1822) merupakan spesies paling
langka diantara lima spesies badak yang ada di dunia sehingga dikategorikan sebagai critically
endangered dalam Red List Data Book yang dikeluarkan oleh IUCN. Badak Bercula Satu juga
terdaftar dalam Appendix 1 Convention on International Trade in Endangered Species of Wild
Fauna and Flora (CITES) sebagai jenis yang jumlahnya sangat sedikit di alam dan
dikhawatirkan akan punah. Badak Bercula Satu juga diklasifikasikan sebagai jenis satwa
dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan
Tumbuhan dan Satwa Liar. Sejak IUCN menyatakan populasi Badak Bercula Satu yang terdapat
di dataran Vietnam telah punah pada tahun 2011 (IRF 2011, WWF 2012), kini populasi satwa
tersebut hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Penyebaran populasi Badak
Bercula Satu di TNUK hanya terdapat di Semenanjung Ujung Kulon khususnya pada beberapa
wilayah seperti Citadahan, Cibandawoh, Cikeusik, Cigenter, Nyiur, Citerjun, Karang Ranjang
dan Ermokla. Sebuah populasi tunggal dalam satu lokasi tentu sangat rentan terhadap bencana
alam, perburuan, ketidakstabilan demografi, inbreeding, dll (Departemen Kehutanan RI 2007).
Tidak hanya itu, penyakit menjadi ancaman potensial yang penting karena diduga merupakan
penyebab beberapa insiden kematian Badak Bercula Satu. [1]
Menurut hasil dari wawancara yang dilakukan kepada Ibu Monica Dyah Rahmaningsih,
salah satu technical officer di Balai Taman Nasional Ujung Kulon, upaya untuk melestarikan
Badak Bercula Satu bukanlah hal yang mudah karena dibutuhkan kerja sama, serta dukungan
dari berbagai pihak, baik dalam segi moral maupun finansial. Peran serta masyarakat juga sangat
dibutuhkan agar upaya konservasi dan pelestarian dapat dilaksanakan. Karena Badak Bercula
Satu juga dikenal sebagai salah satu Key Species dalam keanekaragaman hayati, perlindungan
hewan ini akan sangat membantu dalam upaya perlindungan kehidupan liar lainnya. Namun
masih berdasarkan wawancara dengan Ibu Monica, belum ada upaya yang dilakukan oleh Balai
Taman Nasional Ujung Kulon yang benar-benar mengarah kepada pelestarian Badak Bercula
Satu sendiri, kegiatan yang telah dilakukan tujuannya adalah untuk menambahkan pengetahuan
dan membenarkan anggapan masyarakat yang masih salah informasi mengenai Badak Bercula
Satu sendiri. Target yang dituju hanyalah masyarakat sekitar Taman Nasional Ujung Kulon saja.
Berdasarkan dari permasalahan tersebut, dilakukanlah penelitian yang bertujuan untuk
merancang sebuah kampanye yang lebih mengarah pada pelestarian Badak Bercula Satu dengan
menggunakan media-media yang belum pernah digunakan oleh Taman Nasional Ujung Kulon
dan dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi. Kampanye untuk mendukung pelestarian
Badak Bercula Satu yang dirancang ini nantinya akan diajukan kepada Tanam Nasional Ujung
Kulon dan organisasi-organisasi perlindungan hewan langka lain yang ada di Indonesia agar
kemudian kampanye yang telah dirancang dapat direalisasikan.
3
2. Tinjauan Pustaka
Dalam upaya pelestarian dan konservasi Badak Bercula Satu, Taman Nasional Ujung Kulon
telah mengadakan kegiatan untuk lebih memperkenalkan Badak Bercula Satu kepada masyarakat.
Kegiatan tersebut berupa pameran dan sosialisasi langsung kepada target masyarakat. [2] Kedua
kegiatan tersebut memberikan informasi yang cukup lengkap mengenai Badak Bercula Satu dan
kondisinya saat ini. Tujuan kegiatan yang dilakukan oleh Taman Nasional Ujung Kulon ini
adalah sekedar untuk menambah pengetahuan mengenai Badak Bercula Satu dan membenarkan
anggapan yang salah mengenai hewan asli Ujung Kulon ini, sehingga upaya pelestariannya
sendiri masih merupakan tujuan sekunder. Selain dari Taman Nasional Ujung Kulon, ada juga
kampanye RUN RHINO RUN yang diadakan oleh WWF. [3] Kampanye ini dilakukan melalui
kegiatan lari lintas alam di sekitar kawasan penyangga Taman Nasional Ujung Kulon. Selama
kegiatan peserta juga akan mengikuti pelatihan singkat untuk memperoleh informasi lebih
banyak tentang Badak Bercula Satu. Tujuan dari kampanye ini adalah untuk menyampaikan
pesan kepada masyarakat sekitar Taman Nasional Ujung Kulon dan para pihak terkait, bahwa
mereka tidak sendiri dalam upaya menjaga dan melindungi Badak Bercula Satu sebagai
kekayaan hayati dunia karena berbagai lapisan masyarakat akan mendukung.
Perancangan Komunikasi Visual Kampanye Sosial Save Sumatran Tiger oleh Ryan Alfarisy
[4] melakukan kampanye untuk melindungi Harimau Sumatra yang sudah hampir punah dengan
cara melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui media-media publikasi sehingga
masyarakat dapat menyadari kritisnya kondisi dari populasi dan ekosistem Harimau Sumatra
tersebut. Media yang digunakan dalam kampanye ini adalah berupa logo, poster, kartu nama,
brosur, website, game edukasi, video, dan beberapa merchandise seperti stiker, mug, pin, t-shirt.
Perancangan Komunikasi Visual Kampanye Penyelamatan Badak Jawa Melalui Program
Sahabat Badak oleh Narendra Satria Kencana [5] melakukan kampanye dengan tujuan untuk
menjelaskan status Badak Bercula Satu agar kalangan masyarakat tergerak untuk membantu
pelestariannya, serta untuk mengumpulkan dana bantuan yang dapat dipercaya untuk membantu
pelestarian Badak Bercula Satu di Taman Nasional Ujung Kulon. Media yang digunakan adalah
logo, billboard, poster, leaflet, membercard, x-banner, flyer, website, dan beberapa merchandise
seperti kaos, topi, mug, gantungan kunci, tas kain.
Badak Bercula Satu termasuk kedalam golongan binatang berkuku ganjil atau
Perissodactyla. menurut Lekagul & McNelly [6]. Menurut Hoogerwerf, untuk Badak Bercula
Satu dewasa panjang kepala dan badan 300 -315 cm, panjang ekor 610-760 cm, tinggi bahu 100
– 200 cm, rata-rata lebar kaki 27 – 28 cm, tebal kulit 25 – 30 mm dan beratnya mencapai 2.300
kg. [7] Badak Bercula Satu memiliki cula kecil dengan panjang sekitar 25 cm untuk badak jantan
sementara badak betina hanya memiliki cula kecil atau tidak sama sekali. Berwarna abu-abu
dengan tekstur kulit yang tidak rata dan berbintik, badak jantan mencapai fase dewasa setelah 10
4
tahun, sementara betina pada usia 5-7 tahun dengan masa mengandung 15-16 bulan. Bagian atas
bibir Badak Bercula Satu meruncing untuk mempermudah mengambil daun dan ranting. [8]
Balai Taman Nasional Ujung Kulon merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat
Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) yang bertugas
melakukan penyelenggaraan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dan
pengelolaan kawasan taman nasional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ditjen KSDAE mempunyai tugas mewujudkan dua Sasaran Strategis Kementerian LHK yaitu
memanfaatkan potensi sumber daya hayati secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan serta melestarikan keseimbangan ekosistem dan
keanekaragaman hayati serta keberadaan sumber daya alam sebagai sistem penyangga kehidupan
untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (sasaran strategis ketiga). [2]
Desain pada awalnya merupakan kata baru dari „design’ (bahasa inggris) untuk kata
„rancang/rancangan/merancang‟, namun kurang mengekspresikan sebuah keilmuan. Kemudian
di kalangan keilmuan seni rupa, dibakukan nama program studi di perguruan tinggi sehingga
desain dipergunakan luas dalam keilmuan maupun profesi. [9]
Desain Grafis dapat didefinisikan sebagai aplikasi dari ketrampilan seni dan komunikasi
untuk kebutuhan bisnis dan industri. Aplikasi ini dapat meliputi periklanan, penjualan produk,
serta menciptakan identitas visual untuk institusi dan produk. [10] Kampanye dalam desain
grafis memiliki beberapa kegiatan, yaitu adanya aktivitas proses komunikasi kampanye untuk
mempengaruhi khalayak tertentu, untuk membujuk dan memotifasi khalayak untuk
berpartisipatif, ingin menciptakan efek atau dampak tertentu seperti yang direncanakan,
dilaksanakan dengan tema spesifik dan nara sumber yang jelas, dan dalam waktu tertentu atau
yang telah ditetapkan, dilaksanakan secara terorganisasi dan terencana baik untuk kepentingan
kedua belah pihak atau sepihak. [11]
Kampanye menurut Scott M. Cutliff dan Allen H. Centre adalah merencanakan dan
melaksanakan program-program yang dapat menumbuhkan penasiran yang menyenangkan
terhadap suatu kebijaksanaan dan mengenal operasional organisasi. Pendapat pakar lainnya dari
Prof. Duyker mengatakan bahwa kampanye menggunakan berbagai lambang untuk
mempengaruhi manusia sedemikian rupa sehingga tingkah laku yang timbul karena pengaruh
tersebut sesuai dengan keinginan komunikator. [12]
Online Sticker merupakan salah satu fitur populer yang ada diberbagai media sosial online
untuk para pengguna smartphone. Online Sticker ini memiliki beragam gambar dan ekspresi
yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk para pengguna smartphone dalam berinteraksi,
baik dengan teman, sahabat, keluarga, dan orang-orang di lingkungan sekitarnya yang ada dalam
daftar kontak mereka. Fitur Stiker yang dikemas dengan tampilan yang lucu dan unik menjadi
nilai tambahan bagi para pengguna media sosial online untuk smartphone ini. Salah satu media
sosial yang memiliki berbagai variasi online sticker ini adalah LINE yang merupakan aplikasi
5
chatting online yang menawarkan pengiriman pesan teks dan pesan suara secara gratis
dilengkapi dengan sticker chat online yang memiliki berbagai macam jenis yang berbeda. [13]
Organisasi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem yang dibentuk untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Oleh karena itu, keberhasilan suatu organisasi ditunjukan oleh kemampuannya
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Organisasi memiliki berbagai macam, salah
satu contohnya adalah organisasi perlindungan hewan langka yang bergerak pada bidang
perlindungan hewan-hewan liar yang populasinya sangat menurun dan jumlahnya di seluruh
dunia kurang dari 10.000 ekor. Tugas utama organisasi ini bukan hanya melindungi dan
menyelamatkan hewan – hewan langka saja, namun juga mencari solusi yang dapat membantu
bertambahnya jumlah spesies hewan langka yang dilindungi tersebut. [14]
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan kampanye ini adalah metode
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif
dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Metode kualitatif juga
merupakan metode yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu
barang atau jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian, fenomena dan gejala
sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu
pengembangan konsep teori. [15] Metode kualitatif ini dipilih karena dengan menggunakan
metode ini didapatkan landasan teori yang sesuai fakta dan terpercaya sehingga nantinya proses
penelitian dapat berjalan dengan lancar.
Dalam melakukan perancangan, strategi penelitian yang digunakan adalah strategi penelitian
linier. Tahapan strategi penelitian yang digunakan dalam perancangan kampanye ini dapat dilihat
pada gambar 1.
Gambar 1 Alur Strategi Penelitian Linier
6
Dimulai dari identifikasi masalah, pengumpulan data, analisa data, dan perancangan produk,
strategi penelitian ini dipilih karena tahapan perancangan baru bisa dimulai apabila tahap
sebelumnya telah diselesaikan, sehingga tidak akan terjadi kebingungan selama melaksanakan
perancangan dan penelitian nantinya.
Langkah pertama yang dilakukan dalam perancangan seperti terlihat pada gambar 1 adalah
identifikasi masalah. Pada tahap identifikasi masalah, dilakukan observasi dan wawancara
dengan beberapa staff di Balai Taman Nasional Ujung Kulon untuk mendapatkan gambaran
mengenai kondisi Badak Bercula Satu dalam beberapa tahun terakhir. Dari observasi dan
wawancara yang dilakukan didapatkan beberapa permasalahan yaitu sebagian besar usaha
konservasi yang diadakan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon tujuannya adalah untuk
menambahkan pengetahuan mengenai Badak Bercula Satu kepada masyarakat sekitar, dan belum
adanya usaha konservasi yang mengarah ke pelestarian Badak Bercula Satu. Jangkauan
masyarakat yang menjadi tujuan kampanye pun hanyalah masyarakat sekitar karena masyarakat
sekitar juga masih banyak yang kurang mengetahui dan salah informasi tentang Badak Bercula
Satu. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah kampanye yang lebih mengarah pada pelestarian Badak
Bercula Satu dengan menggunakan media-media yang belum pernah digunakan oleh Taman
Nasional Ujung Kulon sebelumnya dan dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Langkah selanjutnya setelah identifikasi masalah adalah pengumpulan data. Pengumpulan
data dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dan referensi yang berkaitan dengan
perancangan kampanye. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan
cara mewawancarai Ibu Monica Dyah Rahmaningsih yang merupakan technical officer Balai
Taman Nasional Ujung Kulon.
Hasil wawancara dengan Ibu Monica menyatakan bahwa dengan habisnya populasi Badak
Bercula Satu di Vietnam, saat ini hewan tersebut hanya tersisa 60 ekor saja di Indonesia, karena
itulah Badak Bercula Satu dinyatakan sebagai salah satu hewan yang paling langka di Indonesia
dan dunia. Namun walau begitu, kampanye yang dilakukan Taman Nasional Ujung Kulon lebih
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan membenarkan anggapan yang salah tentang Badak
Bercula Satu, karena di wilayah yang dekat dengan Taman Nasional Ujung Kulon saja masih
banyak yang salah informasi mengenai Badak Bercula Satu. Masih belum diadakan sebuah
kampanye dari pihak Balai Taman Nasional Ujung Kulon yang tujuan utamanya adalah untuk
pelestarian Badak Bercula Satu.
Selain wawancara dengan Ibu Monica, dilakukan juga pengumpulan data untuk mengetahui
preferensi gaya desain yang sedang disukai dan dapat menarik perhatian masyarakat saat ini.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara wawancara bebas kepada masyarakat umum yang
termasuk kedalam target audience yaitu antara usia 20-30 tahun. Setelah diketahui preferensi
umum yang sedang disukai saat ini, hasil pengumpulan data tersebut kemudian akan digunakan
sebagai acuan dalam membuat konsep desain untuk kampanye ini.
7
Setelah pengumpulan data langkah selanjutnya adalah analisa data. Analisa data hasil dari
pengumpulan data kualitatif menyatakan beberapa hal yang mendukung perancangan kampanye
untuk mendukung pelestarian Badak Bercula Satu. Dari hasil wawancara dengan Ibu Monica,
dinyatakan bahwa masih belum ada kampanye yang bertujuan untuk membantu pelestarian
secara langsung dan jangkauan masyarakat juga terbatas, sehingga berdasarkan hal tersebut perlu
dirancang sebuah kampanye pelestarian Badak Bercula Satu menggunakan media yang baru dan
dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Kemudian dari hasil wawancara bebas yang dilakukan kepada target audience,
menunjukkan bahwa masyarakat saat ini lebih menyukai gaya desain berjenis kartun yang lucu
serta memiliki banyak ekspresi. Karena itulah, ditentukan bahwa gaya desain yang dipakai dalam
kampanye ini adalah kartun.
Setelah pengumpulan dan analisa data selesai, tahap selanjutnya adalah merancang produk
berdasarkan hasil dari pengumpulan data sebelumnya. Produk yang dirancang adalah sebuah
kampanye untuk mendukung pelestarian Badak Bercula Satu. Kampanye yang dirancang,
menggunakan online sticker, bus branding, dan kostum maskot sebagai media utamanya, serta
beberapa merchandise yang akan dijual untuk penggalangan dana sebagai media pendukungnya.
Semua produk didesain menggunakan gaya gambar kartun, karena dari pengumpulan data
sebelumnya didapatkan hasil bahwa masyarakat lebih menyukai gaya gambar kartun yang imut.
Selain itu gaya gambar kartun bersifat lucu dan menarik dari segi lukisannya serta segar dari segi
karakternya, sehingga dapat digambar dengan berbagai ekspresi.
Perancangan dimulai dengan dibuatnya konsep kampanye lalu kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan strategi media, dan apabila sudah sesuai dengan konsep kampanye maka perancangan
dilanjutkan kebagian finishing. Konsep kampanye yang ingin dibuat adalah menggambarkan
tentang kondisi Badak Bercula Satu saat ini. Selain itu kampanye juga dibuat agar dapat
menjangkau masyarakat yang lebih luas, oleh karena itulah dipilih media-media kampanye yang
dapat dengan mudah diketahui oleh masyarakat luas dan menggunakan desain yang dapat
mewakili kondisi Badak Bercula Satu saat ini. Target audience dari kampanye ini adalah
masyarakat yang berusia antara 20-30 tahun, karena masyarakat pada usia tersebut sudah lebih
dewasa dan dapat ikut serta dalam pelestarian Badak Bercula Satu.
Penataan layout dan penggunaan tipografi juga sangat penting dalam perancangan media
kampanye ini. Untuk penataan layout menggunakan penataan picture window layout, yang
merupakan penataan dimana obyek utama ditampilkan secara close up dan besar, kemudian
diikuti dengan headline dan keterangan gambar yang lebih kecil. [16] Tipografi yang akan
digunakan dalam media-media kampanye yang akan dibuat adalah font dekoratif Jungle Bones.
Pada gambar 2 dapat dilihat desain font jungle bones, font ini dipilih karena bisa melambangkan
Badak Bercula Satu yang hidupnya selalu bersembunyi di hutan.
8
Gambar 2 Font Jungle Bones
Berikut ini adalah penjelasan perancangan kampanye dan masing-masing media secara
lebih rinci :
a. Online Sticker
Online sticker dipilih sebagai salah satu dari kampanye karena dari Taman
Nasional Ujung Kulon sendiri belum pernah mengadakan usaha konservasi Badak
Bercula Satu melalui media online, dan dengan melalui media online jangkauan
masyarakatnya juga lebih luas. Selain itu media chatting online saat ini sangatlah
populer dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan di masyarakat luas.
Kampanye menggunakan online sticker ini nantinya akan dilakukan dengan cara
memasukkan desain yang sudah dibuat ke dalam LINE sebagai free sticker yang
biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam mengkampanyekan sesuatu,
karena itulah stiker ini hanya berisi delapan saja. Sama seperti free sticker lainnya,
stiker ini hanya akan tersedia untuk diunduh dalam waktu yang terbatas 3 bulan dan
memiliki masa kadaluarsa yaitu 365 hari. LINE sendiri dipilih sebagai media untuk
online sticker karena sebelumnya sudah pernah berkerja sama dengan salah satu
organisasi perlindungan hewan dalam kampanye perlindungan hewan langka lainya,
seperti orangutan dan harimau sumatera. Setiap unduhan online sticker ini nantinya
akan didonasikan Rp 1000 kepada Taman Nasional Ujung Kulon untuk membantu
dalam pelestarian Badak Bercula Satu. Jadi masyarakat juga secara tidak langsung telah
berpartisipasi dalam membantu pelestarian Badak Bercula Satu ini.
Gambar 3 Tahapan Perancangan Online Sticker
Dapat dilihat pada Gambar 3, Online Sticker digambar menggunakan gaya
gambar kartun karena Badak Bercula Satu merupakan salah satu hewan yang akan
sangat rumit dan kompleks apabila digambar secara realisnya, selain itu juga karena
hasil dari pengumpulan data sebelumnya yang menunjukan bahwa gaya gambar yang
9
sedang populer di masyarakat saat ini adalah gaya gambar kartun. Pada online sticker,
karakter Badak Bercula Satu beberapa didesain menggunakan blangkon, hal ini karena
blangkon merupakan penutup kepala yang digunakan sebagai bagian dari pakaian
tradisional khas pulau Jawa yang merupakan daerah dimana Badak Bercula Satu berada
saat ini, sehingga masyarakat yang mengunduh dan melihat online sticker ini nantinya
jadi mengetahui bahwa Badak Bercula Satu adalah hewan khas yang hanya ada di
Indonesia dan Jawa saja. Referensi untuk desain blangkon dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4 Referensi Desain Blangkon
b. Kostum Maskot dan Merchandise
Cara kampanye ini adalah dengan berkeliling di tempat-tempat yang ramai
pengunjung dengan memakai kostum maskot dari kampanye yang dilakukan dan
menawarkan merchandise yang berhubungan dengan kampanye. Baik maskot maupun
merchandise yang dijual akan dibuat dengan desain kartun yang menarik. Kampanye
menggunakan kostum maskot dan merchandise ini dipilih karena dengan menggunakan
kostum dan menjual merchandise bergambar Badak Bercula Satu, masyarakat yang
melihat jadi dapat langsung mengetahui bahwa kampanye ini adalah untuk mendukung
pelestarian Badak Bercula Satu. Berikut adalah penjelasan kampanye menggunakan
kostum maskot dan merchandise yang akan dibuat:
Kostum Maskot
Kampanye menggunakan kostum maskot ini akan dilaksanakan di shopping
mall yang berada di lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung,
Yogyakarta, Surabaya, dan Semarang. Lima kota ini dipilih karena merupakan kota
yang memiliki jumlah penduduk banyak, sehingga akan banyak juga masyarakat
yang akan mengetahui tentang kampanye ini. Kostum maskot ini sendiri bertujuan
untuk menarik agar masyarakat mau membeli merchandise yang dijual dan juga
sebagai simbol bahwa kampanye yang diadakan ini adalah kampanye untuk
mendukung pelestarian Badak Bercula Satu. Kampanye menggunakan kostum
maskot ini juga berfungsi untuk memberitahukan mengenai media kampanye
lainnya, seperti online sticker dan dimana bisa mengunduhnya. Kampanye ini akan
diadakan selama periode waktu enam bulan. Desain kostum maskot dapat dilihat
10
pada Gambar 5. Kostum maskot ini di desain dengan menggunakan gaya kartun
yang sama seperti online sticker sebelumnya.
Gambar 5 Desain Kostum Maskot
Merchandise
Gambar 6 Desain Merchandise
Merchandise yang akan dijual adalah mug, kaos, topi, gantungan kunci,
dan pin. Kelima merchandise ini dipilih karena dapat menyampaikan pesan
kampanye dengan cepat dan masyarakat yang membeli bisa selalu mengingat pesan
kampanye yang tertempel pada merchandise tersebut. Selain itu, kelima
merchandise tersebut juga dapat digunakan dan dibawa kemana-mana, sehingga
pesan kampanye tidak hanya diketahui oleh masyarakat yang membeli, namun juga
oleh orang-orang sekitar yang melihatnya. Gambaran merchandise yang akan dijual
dapat dilihat pada Gambar 6.
11
c. Bus Branding
Cara kampanye ini dilakukan dengan cara memasang iklan atau poster yang berisi
pesan dari kampanye ke badan bus, bisa menggunakan bus antar kota maupun bus
pariwisata. Cara ini dipilih dalam kampanye pelestarian Badak Bercula Satu ini karena
bus merupakan salah satu transportasi darat yang sangat banyak digunakan oleh
masyarakat saat ini sehingga apabila dipasang di bus, akan ada lebih banyak orang yang
dapat melihat iklan ataupun poster kampanye ini. Selain itu dengan menggunakan bus,
jangkauan daerah kampanye pun dapat lebih meluas lagi, karena bus merupakan
transportasi umum yang digunakan untuk berpergian antar kota.
Gambar 7 Desain BusBranding
Dapat dilihat pada gambar 7, desain dari bus ini menyampaikan pesan untuk
menghentikan perburuan liar cula dari Badak Bercula Satu. Bus promosi ini nantinya
juga akan beroperasi di lima kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta,
Surabaya, serta beberapa daerah terdekat yang termasuk didalam rute dan dilalui oleh
bus promosi karena lima kota besar ini memiliki jumlah penduduk yang banyak. Sama
seperti kostum maskot, periode waktu bus branding ini adalah selama enam bulan. Bus
yang nantinya akan digunakan selama kampanye adalah jenis bus medium yang
biasanya merupakan bus cepat antar kota, bus jenis ini memang dipilih karena dengan
memasang di bus ini, pesan kampanye akan lebih cepat tersebar luas ke banyak kota.
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil dari perancangan ini adalah sebuah konsep kampanye untuk mendukung pelestarian
Badak Bercula Satu yang nantinya akan diajukan kepada organisasi-organisasi perlindungan
hewan untuk di wujudkan secara nyatanya. Dengan bertujuan untuk membuat agar masyarakat
jadi menyadari tentang kondisi Badak Bercula Satu saat ini, diharapkan kampanye ini dapat
menjadi salah satu upaya dalam membantu pelestarian Badak Bercula Satu. Seperti kampanye-
kampanye lainnya, kampanye Badak Bercula Satu ini juga memiliki tagline tersendiri. Tagline
yang digunakan adalah “We LOVE Badak Bercula Satu”. Tagline ini sendiri akan diterapkan ke
beberapa produk dan merchandise yang dibuat.
12
a. Media Kampanye
Media kampanye yang dibuat merupakan bagian utama dari kampanye Badak
Bercula Satu ini, yaitu online sticker, kostum maskot, dan iklan di bus serta beberapa
merchandise untuk melengkapinya. Berikut ini adalah hasil produk yang telah dibuat:
Online Sticker
Gambar 8 Online Sticker
Kampanye pertama yang dilakukan adalah dengan menggunakan online sticker.
Gambaran online sticker yang telah dibuat saat nantinya dimasukan ke media sosial dan
chatting LINE dapat dilihat pada Gambar 8. Online sticker ini fungsinya adalah sebagai
salah satu media kampanye yang menjangkau masyarakat dan menyampaikan pesan
kampanye melalui media online. Kaitannya dengan visual yang dirancang adalah setiap
kali menggunakan online sticker ini, masyarakat telah sekaligus membantu pelestarian
Badak Bercula Satu karena mengunduh dan mengirimkan sticker ini pada orang lain
sama dengan ikut membantu menyebarkan pesan dari visual yang dirancang dalam
kampanye ini. Dapat dilihat pada gambar 9 pilihan ekspresi pada online sticker ini
disesuaikan dengan kata yang ada pada masing-masing gambar.
Gambar 9 Desain Online Sticker
13
Kostum Maskot dan Merchandise
Gambar 10 Kostum Maskot
Kampanye selanjutnya yang dilakukan adalah dengan menggunakan kostum
maskot dan berkeliling di shopping mall yang ada di lima kota besar Indonesia.
Shoping mall dipilih sebagai tempat kampanye karena disana banyak masyarakat
yang termasuk ke dalam target audience kampanye ini. Selama kampanye
menggunakan kostum maskot, akan dijual juga merchandise, dan peran kostum
maskot disini adalah untuk menarik pembeli serta untuk menjadi simbol bahwa
kampanye yang dilakukan adalah kampanye pelestarian Badak Bercula Satu.
Merchandise yang akan dijual dapat dilihat di Gambar 11.
Gambar 11 Merchandise
14
Bus Branding
Gambar 12 Bus Branding
Kampanye ini dilakukan dengan memasang poster atau iklan dari kampanye
ke bus umum. Bentuk bus yang telah ditempeli desain iklan kampanye dapat dilihat
pada Gambar 12. Iklan kampanye ini melambangkan kondisi Badak Bercula Satu
yang jumlahnya semakin sedikit dikarenakan perburuan liar yang mengincar cula
dari Badak karena dianggap dapat menyembuhkan penyakit.
5. Pengujian
Pengujian dilakukan secara kualitatif dengan mewawancarai Ibu Monica selaku technical
officer di Balai Taman Nasional Ujung Kulon. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan data
kualitatif mengenai keberhasilan perancangan kampanye. Menurut Ibu Monica, kampanye yang
dirancang sudah sesuai dengan konsep awal yang diinginkan karena dapat menjangkau
masyarakat yang lebih luas untuk lebih menyadari tentang kondisi Badak Bercula Satu saat ini.
Dengan menggunakan media-media yang belum pernah digunakan oleh Balai Taman Nasional
Ujung Kulon, kampanye ini dapat memberikan ide-ide baru untuk Balai dalam mengadakan
kampanye-kampanye selanjutnya konservasi Badak Bercula Satu dan masyarakat yang dijangkau
dapat lebih luas lagi sehingga lebih banyak bantuan yang akan diterima untuk menjaga hewan
khas Indonesia ini. Desain yang digunakan dalam kampanye juga sudah mampu menggambarkan
kondisi Badak Bercula Satu saat ini yang butuh bantuan dan dukungan dari masyarakat luas,
selain itu dengan menggunakan gaya kartun, desain jadi tampak lebih fresh dan baru.
15
6. Simpulan
Dari perancangan kampanye untuk mendukung pelestarian Badak Bercula Satu yang telah
dilakukan dan berdasarkan hasil dari pengujian, dapat ditarik kesimpulan bahwa kampanye yang
sudah dirancang dan dibuat merupakan suatu kampanye yang baru untuk Balai Taman Nasional
Ujung Kulon, karena sebelumnya belum ada kampanye yang melalui media sosial online
ataupun yang mengarah langsung pada pelestarian Badak Bercula Satu. Selain itu kampanye ini
diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat luas karena menggunakan media-media
umum seperti online sticker, kostum maskot, dan bus branding yang mudah dijumpai oleh
masyarakat.
Dari pengujian yang telah dilakukan, didapatkan beberapa hal yang bisa membantu
menyempurnakan lagi kampanye untuk mendukung pelestarian Badak Bercula Satu ini baik saat
dilaksanakan ataupun sesudah itu. Beberapa hal tersebut diantaranya adalah Melakukan event-
event secara berkala, menambah program kampanye baru dan menambah jenis merchandise yang
dijual sehingga dapat terus mengingatkan masyarakat tentang pentingnya memelihara dan
menjaga kelestarian Badak Bercula Satu ataupun hewan-hewan langka yang hampir punah
lainnya.
16
7. Daftar Pustaka
[1] Balai Taman Nasional Ujung Kulon, 2014. Laporan Monitoring Badak Jawa Dengan
Video Trap Tahun 2014.
[2] Balai Taman Nasional Ujung Kulon, 2015. Laporan Tahunan Balai Taman Nasional
Ujung Kulon 2015.
[3] WWF Indonesia, 2012. Kampanye Kesadaran Masyarakat 'Run Rhino Run'.
[4] Ryan Alfarisy, 2012. Perancangan Komunikasi Visual Kampanye Sosial Save Sumatran
Tiger.
[5] Narendra Satria Kencana, 2013. Perancangan Komunikasi Visual Kampanye
Penyelamatan Badak Jawa Melalui Program Sahabat Badak.
[6] Lekagul B, McNeely JA. 1977. Mammals of Thailand. Bangkok: Sahakambat Co.
[7] Hoogerwerf. 1970. Udjung Kulon the land of the last Javan Rhinoceros. Leiden: E.J.
Brill.
[8] WWF Indonesia, 2011. Factsheet Badak Jawa WWF Indonesia.
[9] Agus Sachari, 2005. Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta: Erlangga.
[10]Suyanto, M, 2004. Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan Dilengkapi Sampel Iklan
Terbaik Kelas Dunia. Yogyakarta: Andi.
[11]Rosady Ruslan, S.H., 2005. Manajemen public relations dan media komunikasi :
konsepsi dan aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
[12]Rosady Ruslan, S.H., 2000. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
[13]Wishnu, E.W., 2012. Aplikasi Chatting untuk Android. Jakarta: Elex Media Komputindo.
[14] Prof. Dr. Wibowo, S.E., M.Phil., 2013. Budaya Organisasi Sebuah Kebutuhan Untuk
Meningkatkan Kinerja Jangka Panjang. Jakarta: Rajawali Pers.
[15] Prof. Dr. Djam'an Satori, M.A., Dr. Aan Komariah, M.Pd., 2010. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
[16]Surianto Rustan, 2010. Layout – Dasar & Penerapannya. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama