PERANCANGAN APLIKASI BREAKDOWN UNTUK ESTIMASI BIAYA ...
Transcript of PERANCANGAN APLIKASI BREAKDOWN UNTUK ESTIMASI BIAYA ...
PERANCANGAN APLIKASI BREAKDOWN UNTUK ESTIMASI BIAYA PENAWARAN KONTRAKTOR
Harridi Ilman Tovid, Iwan Renadi Soedigdo
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok Jawa Barat 16424 Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Pembuatan estimasi biaya yang efektif dipengaruhi oleh dua faktor; aplikasi hitung yang digunakan dan estimator itu sendiri. Seorang estimator yang mahir akan menentukan akurasi estimasi biaya dan aplikasi hitung yang efektif akan meningkatkan kecepatan pembuatannya serta akurasi perhitungannya akan semakin baik. Di sisi lain, menurut Data Statistik Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, sekitar 88% kontraktor Indonesia adalah kontraktor kecil. Dengan perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi Asean yang telah diberlakukan, tantangan bagi kontraktor kecil Indonesia untuk bersaing akan semakin besar.
Dengan kedua alasan tersebut, penulis merancang Breakdown untuk meningkatkan daya saing kontraktor kecil Indonesia sebagai aplikasi pembuatan estimasi biaya penawaran. Breakdown dirancang dengan memperhatikan faktor pembuatan estimasi biaya, kebutuhan kontraktor kecil dan aplikasi yang sudah ada. Aplikasi ini dibangun berbasis Javascript dengan framework Webix. Metode Hallway Testing telah dilakukan untuk menguji coba purwarupa aplikasi ini dan didapatkan kesimpulan bahwa aplikasi ini sesuai dengan tujuannya dan mudah digunakan. Kata kunci : Estimasi Biaya Penawaran, Aplikasi, Kontraktor Kecil, Breakdown
DESIGNING BREAKDOWN, APPLICATION FOR CONTRACTOR TENDER COSTS ESTIMATION
Abstract
There are two factors in order to achieve an effective cost estimation; calculation application that being used and also by the estimator itself. A capable estimator will determine the accuracy of a cost estimation and a good calculation application will increase the speed and further calculation accuracy. On the other side, according to statistical data from Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (Institution of Construction Services), about 88% of Indonesian contractors are small contractors. In accordance of Asean Economic Community program applied, Indonesian small contractors are faced with bigger challenge.
With those reasons in mind, the writer designed the Breakdown to increase Indonesian small contractors’ competitiveness as a bidding cost estimation application. Breakdown is designed with consideration from cost estimation factors, small contractors’ needs and other application that was already available. This application is built based on Javasript and Webix framework. Hallway Testing method has been applied to test the prototype of the application which result a conclusion that this application has achieved its purposes and easy to use.
Keywords: Costs Estimation, Software, Excel, Breakdown
Pendahuluan
Berdasarkan data dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional, setidaknya 88%
dari 208.537 kontraktor di Indonesia adalah kontraktor kecil. Setidaknya, 130.000 dari
180.000 kontraktor kecil Indonesia bekerja pada proyek dengan nilai di bawah 200 juta rupiah.
Perancangan aplikasi ..., Harridi Ilman Tovid, FT UI, 2016
Dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean yang telah berlaku pada tahun lalu, hal ini
tentu menjadi tantangan bagi para kontraktor. Di sisi lain, salah satu kekurangan dari
kontraktor kecil Indonesia adalah penggunaan fasilitas teknologi yang masih kurang (Abduh,
2006). Padahal, penggunaan teknologi yang efektif dapat mempengaruhi efektivitas dan
efisiensi dari pekerjaan konstruksi.
Dengan alasan tersebut, penulis berinisiatif untuk melanjutkan perancangan Breakdown
sebagai sebuah aplikasi estimasi biaya penawaran proyek yang lebih efisien dan terjangkau.
Breakdown sebelumnya telah diangkat sebagai topik skripsi oleh Aulia Rahma Azis sebagai
aplikasi manajemen proyek berbasis JavaScript.
Breakdown dirancang dengan konsep hierarki tingkatan pekerjaan dan analisa harga
satuan. Pengguna akan didorong untuk mengikuti alur pembuatan estimasi biaya proyek
sehingga pembuatan proyek baru akan memakan waktu lebih singkat. Bagi pengguna yang
berpengalaman pun, rincian perhitungan dan dokumentasi pengerjaan lebih mudah diakses
dalam bentuk sistematis sehingga mengurangi kompleksitas dan memudahkan pengecekan.
Dengan dirancangnya aplikasi ini, diharapkan aplikasi ini dapat membantu proses perhitungan
estimasi biaya proyek menjadi lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan penjabaran latar belakang dan permasalahan tersebut, perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
• Bagaimana bentuk estimasi biaya penawaran yang efektif?
• Bagaimana membentuk aplikasi estimasi biaya penawaran yang efektif?
Dengan tujuan sebagai berikut:
• Menganalisis faktor-faktor estimasi biaya penawaran yang efektif.
• Menganalisis kebutuhan aplikasi estimasi biaya penawaran untuk kontraktor kecil
• Membuat purwarupa aplikasi estimasi biaya penawaran untuk para kontraktor kecil
Tinjauan Teoritis
1. Pembuatan Estimasi Biaya Konstruksi
Pembuatan estimasi biaya didasari beberapa kaidah utama. Robert (2002) menggambarkan
sebagai berikut: Pertama, sebuah estimasi dibuat seakurat mungkin sesuai keadaan di
lapangan. Estimator dengan bijak menggabungkan informasi baru yang ada, menganalisis
konstruksi, dan pengalaman dari proyek sebelumnya. Kedua, estimasi harga mencakup biaya
pengadaan fabrikasi dan instalasi. Ketiga, estimasi biaya harus lengkap mencakup seluruh
Perancangan aplikasi ..., Harridi Ilman Tovid, FT UI, 2016
pekerjaan dari awal hingga selesai. Estimator dituntut untuk mampu melihat kebutuhan
proyek konstruksi yang akan dilakukan. Keempat, berbagai asumsi dan metode konstruksi
yang digunakan dalam proyek harus didokumentasikan. Hal ini memudahkan estimator lain
untuk mengetahui alasan dan maksud penentuan estimasi.
Rachel dalam artikelnya menuturkan bahwa tidak ada panduan secara universal untuk
membuat estimasi biaya. Setiap proyek memiliki faktor-faktor yang berbeda disebabkan
perbedaan lokasi, kondisi dan waktu sebagaimana dijabarkan sebelumnya. Akan tetapi, secara
sederhana terdapat tiga faktor utama dalam estimasi biaya: biaya, akurasi, dan kecepatan.
Faktor biaya terkait harga yang diperhitungkan dan keuntungan yang diinginkan. Faktor
akurasi terkait dengan ketepatan biaya saat estimasi dengan biaya yang benar-benar
diperlukan untuk pembangunan. Faktor kecepatan terkait dengan kecepatan pembuatan
estimasi itu sendiri.
2. Rancangan Anggaran Biaya
Rancangan Anggaran Biaya (RAB) adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan
untuk bahan dan upah serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan
atau proyek tersebut (Ibrahim, Bachtiar 2012). Pembuatan RAB merupakan salah satu elemen
utama dalam perencanaan harga. RAB dibuat oleh pemilik sebagai acuan yang kemudian akan
dibandingkan dengan RAB versi pengajuan kontraktor.
RAB terdiri dari Bill of Quantity (BoQ) dan Unit Price (Harga Satuan). Bill of Quantity
adalah daftar pekerjaan yang diturunkan dari Work Breakdown Structure (WBS). Unit Price
adalah analisa harga satuan sebuah pekerjaan. Analisa harga ini juga sering disebut juga
aktivitas (activity). Cabang terakhir WBS adalah paket pekerjaan (Work Package) yang terdiri
dari berbagai aktivitas. Setelah tim ahli pemilik merumuskan spesifikasi bangunan dan
rancangannya, BoQ dibuat dengan diturunkan langsung dari WBS dan dari data-data proyek
yang ada seperti metode konstruksi dan waktu. Kemudian analisa harga satuan dikerjakan
dengan mengacu pada harga bahan, alat dan pekerja. BoQ dan analisa harga kemudian
dihubungkan sehingga dihasilkan RAB yang berisi direct cost (biaya dasar). Kemudian RAB
dilengkapi dengan kebijakan perusahaan seperti markup keuntungan dan penambahan pajak.
Setelah ditemukan kisaran harganya, proyek kemudian dilelang.
3. Pelaksanaan Estimasi Biaya pada Kontraktor Kecil
Muhammad Abduh dkk. telah melakukan survei kepada 21 kontraktor kecil. Berikut
adalah beberapa data yang berkaitan dengan pembuatan estimasi biaya pada kontraktor kecil:
Perancangan aplikasi ..., Harridi Ilman Tovid, FT UI, 2016
• Kontraktor kecil tidak menggunakan perangkat lunak yang canggih.
• Aplikasi yang paling banyak digunakan oleh kontraktor kecil adalah aplikasi
spreadsheet seperti Microsoft Excel.
• Kendala yang sering muncul dalam penggunaan Microsoft Excel yaitu dalam hal
kecepatan pembuatan estimasi biaya.
• Kontraktor kecil sering menghadapi permasalahan dalam penentuan koefisien
pekerjaan.
• Kontraktor kecil tidak menggunakan kodifikasi pada jenis, spesifikasi pekerjaan.
4. Teknologi yang digunakan
a. Javascript
JavaScript adalah bahasa terjemahan yang memungkinkan pemrogram menambahkan
muatan dinamis dan elemen-elemen interaktif pada suatu halaman web. Saat ini
JavaScript tidak lagi digunakan secara langsung (vanilla). Untuk mempermudah dalam
pembuatan web dinamis, pemrogram mengunggah berbagai kode JavaSript mereka yang
sering disebut dengan library atau web framework. Sebuah library hanya terdiri dari kode
JavaScript yang berguna untuk melakukan fungsi dinamis tertentu. Adapun web
framework dapat terdiri dari Javascript dan CSS untuk mempermudah pembuatan web
dinamis sehingga pengguna hanya perlu untuk mengatur HTML dan menambahkan kode
logika.
b. Webix
Webix adalah sebuah web framework. Webix membantu pengguna untuk dapat membuat
web pengolah data. Webix menyediakan contoh untuk membuat berbagai macam
penampil data seperti tabel, grid dan daftar. Pengguna kemudian dapat melengkapi dengan
memberikan berbagai pembantu pengolah data seperti tombol, pilihan, dan borang
masukan. Setelah itu pengguna harus melengkapi web dengan konten dan logika program.
5. Pengalaman Pengguna (User Experience / UX) dan Usability Testing
User Experience secara harfiah berarti pengalaman pengguna. UX berarti seluruh
pengalaman yang dirasakan pengguna dalam menggunakan sebuah produk. Spencer Lanoue
menjelaskan perancangan UX sebagai proses sebagai perancangan secara digital atau fisik
sebuah produk sehingga berguna, mudah dan menarik untuk digunakan.
Perancangan aplikasi ..., Harridi Ilman Tovid, FT UI, 2016
Usability Testing dalam bahasa Indonesia berarti pengujian kebergunaan. Pengujian ini
dimaksudkan untuk menguji sebuah aplikasi apakah aplikasi tersebut dapat dan mudah
digunakan atau tidak. Menurut Jerry Cao, Usability testing adalah sebuah teknik untuk
membantu menemukan permasalahan dan kebuntuan pada sebuah rancangan. Adapun
Hallway Usability Testing berarti Usability Testing di gang. Pengujian ini dinamakan
demikian karena pengguna yang ditargetkan tidak perlu banyak dan direncanakan dengan
matang. Pengujian ini bertujuan untuk menguji purwarupa dari sebuah produk untuk
menemukan kesalahan dalam kebergunaannya (Usability).
Metode Penelitian
Untuk menjawab permasalahan pada bagian pendahuluan, diambil 2 strategi penelitian.
Strategi penelitian yang diambil untuk menjawab permasalahan pertama adalah kajian pustaka.
Kajian terdiri dari pembahasan berbagai teori perancangan aplikasi yang efektif secara umum
dan pembahasan tampilan aplikasi yang telah beredar di pasaran untuk membuat analisa harga
penawaran. Untuk menjawab permasalahan kedua, strategi penelitian yang dilakukan adalah
perancangan dan pengujian. Perancangan yang dilakukan adalah pembuatan aplikasi
Breakdown yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian menggunakan Hallway Usability
Testing.
Proses pengerjaan penelitian terdiri dari 5 tahapan. Tahap pertama adalah tahapan kajian
pustaka. Pada tahap ini dikaji berbagai teori mengenai pembuatan estimasi biaya penawaran,
teori pembuatan aplikasi secara umum, serta pembahasan aplikasi yang sudah ada. Tahap
kedua adalah tahapan perancangan aplikasi. Pada tahap ini rancangan aplikasi Breakdown
yang baru dibuat. Perancangan dimulai dengan menganalisis berbagai sumber inspirasi untuk
aplikasi. Hasil analisa tersebut kemudian dirangkum untuk selanjutnya dipilih menjadikan
rancangan kebutuhan aplikasi estimasi biaya penawaran yang efektif. Aplikasi Breakdown
kemudian dibuat dengan pemrograman sehingga didapatkan purwarupa aplikasinya. Tahap
ketiga adalah tahapan pengujian. Purwarupa aplikasi yang sudah ada diuji coba dengan
metode Hallway Usability Testing. Pada tahap ini aplikasi diuji apakah fitur-fitur yang
ditawarkan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pengguna. Tahap terakhir adalah tahapan
pengolahan data. Tahap ini menghitung seluruh umpan balik pengguna (feedback) terhadap
purwarupa program.
Pada penelitian ini, variabel bebas yang diteliti adalah kebergunaan fitur-fitur aplikasi
yang efektif secara umum. Variabel bebas tersebut diambil dari hasil kuisoner yang diberikan
Perancangan aplikasi ..., Harridi Ilman Tovid, FT UI, 2016
kepada pengguna saat metode Hallway Usability Testing. Variabel bebas juga diambil dari
perilaku pengguna saat menggunakan aplikasi. Setelah itu, variabel tersebut dijumlah
menghasilkan nilai-nilai dari berbagai aspek aplikasi yang efektif sehingga menjadi variabel
terikat. Dari variabel inilah dapat dinilai tingkat keberhasilan ide dari aplikasi tersebut.
Data yang dikumpulkan kemudian diolah sebagai berikut:
• Data Kuisoner
Data kuisoner dihitung dengan rumus berikut
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = !"#"!!"!"#$"% !"#"!!"
×100% (3.1)
• Data Wawancara
Data wawancara dihitung berdasarkan banyaknya bantuan yang diberikan,
pengujian tugas, dan pertanyaan atau panduan yang perlu diberikan.
Data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian ditampilkan dalam beberapa grafik yang
berkaitan.
Pembahasan
A. Penggunaan Aplikasi Ms. Excel oleh Kontraktor Kecil
Berikut ini akan dijabarkan analisa penulis dalam penggunaan aplikasi Microsoft Excel
dalam membuat estimasi biaya penawaran oleh Kontraktor Kecil. Pembuatan analisa harga
terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama yaitu pembuatan Bill of Quantity (BoQ) dan
bagian kedua yaitu pembuatan analisa harga satuan.
Pada pembuatan BoQ kontraktor kecil harus membentuk tampilan tabel agar sesuai
dengan format BoQ. Pengguna pertama harus membuat tingkatan pembagian proyek secara
manual. Kemudian pembagian tersebut dibuat dalam bentuk tabel dengan tambahan rumus-
rumus yang dibutuhkan.
Pada pembuatan Analisa harga, pengguna perlu membuat tabel terpisah setiap
perhitungan analisa yang dilengkapi rumus perhitungan. Setiap tabel memiliki beberapa
bagian, seperti bagian perhitungan material, perhitungan pekerja, alat, dan ketentuan-
ketentuan tambahan seperti pajak dan markup kontraktor. Setelah membuat tabel tersebut,
pengguna kemudian perlu untuk mengubungkan total dari analisa harga tersebut ke BoQ.
Untuk penggunaan selanjutnya, sebuah estimasi biaya yang lama perlu untuk disesuaikan
harga-harganya. Dalam mengubah harga material, pekerja, dan alat ke harga terkini atau
Perancangan aplikasi ..., Harridi Ilman Tovid, FT UI, 2016
tertentu, pengguna pada akhirnya perlu membuka kembali analisa harga dan mengubah
harganya satu persatu.
B. Fitur-fitur Beberapa Aplikasi Komersial
Microsoft Excel adalah aplikasi pengolah data secara umum. Dalam pembuatan
estimasi biaya, aplikasi ini memiliki beberapa fitur seperti pembuatan tabel secara bebas,
variasi rumus perhitungan, visualisasi data dan pengaturan percetakan.
ProEst adalah aplikasi estimasi harga yang dikembangkan oleh ProEst Estimating
Software. Aplikasi ini memerliki fitur yang diperuntukkan khusus untuk estimasi biaya
konstruksi seperti pengukuran digital (Digital Takeoffs), penentuan keuntungan, laporan dan
tampilan yang mirip dengan aplikasi Microsoft Office.
B2W Estimate adalah aplikasi khusus untuk melakukan estimasi biaya penawaran
yang dibuat oleh B2W. Aplikasi ini menyediakan berbagai pola (template) konstruksi yang
dapat langsung dapat digunakan. Selain itu, aplikasi ini juga dilengkapi berbagai fitur seperti
sentralisasi data secara daring (online central database), tampilan Work Breakdown Structure
(WBS) dan pengecekan kesalahan pada pengerjaan.
C. Rancangan Fitur Aplikasi Breakdown
Aplikasi Breakdown dirancang untuk memiliki fitur seperti ProEst dan B2W Estimate
seperti WBS dan Detail AHS. Untuk pengembangan saat ini, Breakdown tidak akan
dilengkapi dengan fitur pengukuran digital seperti ProEst, akan tetapi Breakdown
memberikan fasilitas penulisan rumus yang dapat dilengkapi dokumentasi. Tidak seperti
aplikasi lainnya, harga penggunaan Breakdown akan digratiskan dan kode sumbernya akan
terbuka agar dapat dikembangkan lebih lanjut di kemudian hari.
Berdasarkan analisa dari kontraktor kecil dan fitur-ftur dari aplikasi lain, maka Brekdown
dibuat dengan fitur utama sebagai berikut:
• Tabel WBS sebagai pusat utama pengguna mengatur proyeknya.
• Tabel Analisa Harga Satuan sebagai tampilan khusus detail dari bagian pekerjaan.
• Tabel Bahan-Pekerja-Alat sebagai tampilan tambahan untuk mengatur item pekerjaan.
• Rumus Perhitungan sebagai bantuan untuk menghitung indeks pekerjaan.
Perancangan aplikasi ..., Harridi Ilman Tovid, FT UI, 2016
Proses User Experience aplikasi Breakdown dapat diringkas dengan Gambar 1. Saat
pengguna masuk, tampilan langsung terpusat pada tabel Breakdown yang berbentuk pohon
dan tabel detail analisa harga. Setiap kali pengguna memilih analisa harga pada tabel
Breakdown, maka detail dari analisa harga tersebut langsung tampil pada tabel di sebelahnya.
Pada bagian navigasi, pengguna kemudian dapat memilih untuk pindah ke tampilan
pengaturan analisa harga dan pengaturan bahan-pekerja-alat. Pada tabel detail analisa harga
diberikan fitur pembantu untuk mengerjakan kalkulasi indeks proyek dan penambahan bahan-
pekerja-alat. Pada tabel Breakdown diberikan fitur penambahan analisa harga.
D. Arsitektur Aplikasi Breakdown
Aplikasi Breakdown dibangun sepenuhnya dengan bahasa Javascript. Bahasa
pemrograman ini banyak digunakan sehingga mempermudah dalam pengembangan aplikasi.
Aplikasi yang dihasilkan pun akan lebih mudah diakses karena dapat berjalan menggunakan
penjelajah daring (internet browser).
Aplikasi satu halaman Breakdown dibangun dengan teknologi framework Webix.
Seluruh elemen menggunakan elemen yang telah disediakan seperti tabel pohon, tabel biasa,
tombol, peletakan dan lainnya. Webix dipilih karena memiliki integrasi antar elemen yang efektif,
cepat dan dapat digunakan secara gratis. Proses kerja aplikasi Breakdown menggunakan Webix dimulai dengan pembuatan
tampilan (view). Tampilan tersebut kemudian diisi dengan data dan dikendalikan dengan
logika aplikasi (contriller). Logika aplikasi juga mengambil data yang diperlukan untuk
Gambar 1. Proses User Experience Aplikasi Breakdown
Perancangan aplikasi ..., Harridi Ilman Tovid, FT UI, 2016
dimasukkan kembali ke tampilan. Tampilan yang sudah siap kemudian ditampilkan ke
penjelajah internet (browser).
E. Algoritma Fitur Aplikasi Breakdown
Berikut adalah beberapa algoritma dan tampilan aplikasi Breakdown dari tabel WBS.
Fitur Tabel Work Breakdown Structure dan Detail Analisa Harga Satuan berguna untuk
menampilkan data proyek yang ada. Fitur ini adalah fitur utama dari aplikasi. Tampilan fitur
dapat dilihat pada Gambar 2.
Pada halaman ini pengguna mengatur keseluruhan pembagian proyek dengan tabel WBS
pada bagian kiri. Setiap pengguna memilih bagian analisa harga, maka pada tabel bagian
kanan akan tampil detail analisa harga tersebut. Dalam fitur ini terdapat fitur-fitur pendukung
seperti fitur penambahan bagian, penambah analisa harga, otomatisasi kode pembagian, dan
sinkronisasi data yang saling terhubung seperti pada Gambar 3.
Gambar 2. Tampilan Aplikasi Breakdown
Perancangan aplikasi ..., Harridi Ilman Tovid, FT UI, 2016
Gambar 3. Algoritma Tabel WBS Breakdown
Perancangan aplikasi ..., Harridi Ilman Tovid, FT UI, 2016
Fitur Bantuan Perhitungan Indeks berguna untuk membantu pengguna menghitung indeks
dengan tampilan pada Gambar 4. Dengan bantuan perhitungan ini, pengguna dapat
menuliskan rumus untuk menghitung indeks. Rumus dapat diberikan keterangan tambahan
untuk mempermudah pemeriksaan kembali dengan algoritma sebagaimana pada Gambar 5.
Hasil Penelitian
Gambar 4. Algoritma Bantuan Perhitungan Indeks Breakdown
Gambar 5. Tampilan Bantuan Perhitungan Indeks Breakdown
Perancangan aplikasi ..., Harridi Ilman Tovid, FT UI, 2016
Pembuatan sebuah aplikasi terdiri dari berbagai tahap yang berbeda. Saat ini aplikasi
Breakdown telah mencapai tahap purwarupa (prototipe). Akan tetapi purwarupa yang dibuat
masih jauh dari kondisi aplikasi yang siap untuk komersial. Dengan demikian, pengujian lebih
diutamakan untuk menemukan berbagai kesalahan atau cacat dari segi tampilan, logika,
ataupun kesalahan aplikasi (error). Pengujian diharapkan juga menguji pencapaian aplikasi
terhadap tujuan utamanya.
Pengujian Hallway Testing hanya membutuhkan sekitar 5 orang untuk menemukan
berbagai kesalahan yang ada pada sebuah aplikasi. Sebagaimana telah dijabarkan pada kajian
pustaka, dengan 5 peserta uji, 85% dari masalah sudah dapat ditemukan. Penambahan jumlah
pengujian dapat menambahkan masalah, akan tetapi semakin kecil karena sebagian besar
permasalahan utama telah ditemukan oleh pengujian sebelumnya.
Secara keseluruhan hasil pengujian didapatkan seperti pada Gambar 6.
Grafik pada Gambar 6 menunjukkan tingkat pencapaian aplikasi. Pada grafik ini tergambar
beberapa kondisi:
• Nilai tingkat emosi penggunaan (Desirable) menunjukkan bahwa program cukup
mudah dan menyenangkan untuk digunakan secara keseluruhan.
• Nilai paling rendah adalah dari aspek kemudahan penemuan (Findable) dan aspek
kemampuan penggunaan (Usable). Nilai ini didapatkan berdasarkan pengujian
pengguna atas kasus pada wawancara dan penggunaan fitur secara langsung.
Gambar 6. Grafik Nilai Keseluruhan Aplikasi
Perancangan aplikasi ..., Harridi Ilman Tovid, FT UI, 2016
Dengan demikian, fitur-fitur aplikasi perlu dikembangkan lebih lanjut agar
terhindar dari kesalahan program dan lebih berguna.
• Nilai kejelasan tampilan (Accessible) dan kredibilitas (Credibile) yang tinggi
menunjukkan bahwa aplikasi cukup bersahabat dengan pengguna baru. Hal ini
memenuhi dari target aplikasi dimana dapat dengan mudah digunakan oleh seluruh
kalangan termasuk orang awam mengenai estimasi biaya penawaran.
• Nilai kegunaan (Useful) dan nilai aplikasi (Value) yang cukup tinggi menandakan
bahwa fitur yang dibuat dalam aplikasi sudah tepat guna dan sesuai dengan
kebutuhan estimasi biaya penawaran.
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan pada bab pendahuluan, penelitian ini telah menghasilkan analisa estimasi
biaya penawaran yang dinilai cukup efektif, kebutuhan aplikasi estimasi biaya penawaran
bagi kontraktor kecil dan pembuatan purwarupa aplikasi Breakdown.
Dalam pembuatan estimasi biaya yang efektif, terdapat 3 faktor penting yaitu biaya,
akurasi dan kecepatan. Faktor biaya sebagai hasil dari estimasi biaya dipengaruhi oleh harga
item kerja (bahan, pekerja dan alat) dan pilihan metode konstruksi sesuai pilihan estimator.
Faktor akurasi bergantung pada tingkat kemampuan estimator dalam memperkirakan metode
konstruksi serta penggunaan bantuan alat hitung berupa aplikasi merinci seluruh detail
pekerjaan. Faktor kecepatan bergantung pada bantuan alat hitung yang digunakan estimator
sehingga perhitungan dapat dilakukan dengan waktu yang singkat.
Sebuah aplikasi estimasi biaya penawaran yang efektif diharapkan memiliki fitur-fitur
utama seperti Tabel WBS (Work Breakdown Structure), Tabel AHS (Analisa Harga Satuan),
Tabel Bahan-Pekerja-Alat, dan Bantuan Rumus Perhitungan. Tabel WBS digunakan untuk
mengatur proyek secara keseluruhan. Tabel AHS dan Bahan-Pekerja-Alat digunakan untuk
mengulas kembali seluruh AHS dan Bahan-Pekerja-Alat yang digunakan dalam proyek.
Bantuan Rumus Perhitungan berguna untuk memberikan kemudahan dalam menghitung
indeks satuan yang dibutuhkan dilengkapi dengan dokumentasi perhitungan tersebut.
Pembuatan purwarupa aplikasi Breakdown telah dilakukan dan telah diuji coba dengan
metode Hallway Testing. Pengujian tersebut menunjukkan bahwa aplikasi cukup bersahabat
dengan pengguna baru dan awam. Hal ini sesuai dengan tujuan aplikasi Breakdown yaitu
aplikasi estimasi biaya penawaran yang dapat digunakan oleh kontraktor kecil. Selain itu,
pengujian juga menunjukkan bahwa aplikasi telah memiliki fitur sesuai dengan kebutuhan
Perancangan aplikasi ..., Harridi Ilman Tovid, FT UI, 2016
sebagai aplikasi estimasi biaya penawaran yang efektif. Akan tetapi, aplikasi masih memiliki
kekurangan dari sisi penggunaan (Usability) yang menunjukkan diperlukannya
pengembangan selanjutnya.
Saran
Dalam penelitian ini, banyak sekali kekurangan yang didapatkan dari segi penelitian,
penulisan dan pengembangan aplikasi itu sendiri. Dengan demikian, penulis memberikan
saran bagi penelitian selanjutnya:
a. Melanjutkan pengembangan program dari segi server (backend).
b. Menambahkan fitur kolaborasi penambahan basis data Analisa Harga.
c. Menambahkan fitur pengukuran digital (digital takeoff).
d. Menambahkan fitur bantuan formula sebagai contoh perhitungan.
e. Menambahkan fitur bantuan perhitungan dari sisi manajemen lain seperti
pengendalian risiko dan penambahan nilai (Added Value).
f. Melakukan penelitian survei terbaru terhadap kontraktor kecil pada wilayah yang
berbeda.
Perancangan aplikasi ..., Harridi Ilman Tovid, FT UI, 2016
Daftar Referensi
Books:
Abduh, M., dkk. (2006). “Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor
Kecil”
Peurifoy, Robert L.& Oberlenderm Grold D. (2002). Estimating Construction Cost. New York: Mc Graw Hill
Online document:
Data Statistik Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi. April 2016. http://gis.lpjk.net/
Burger, Rachel (2015). The Ultimate Guide to Construction Cost Estimating. Accessed on 14 July 2016 from http://blog.capterra.com/the-ultimate-guide-to-construction-cost-estimating/
Lanoue, Spencer.(2015). What is UX Design? 15 User Experience Experts Weigh In. Accessed on 14 July 2016 from https://www.usertesting.com/blog/2015/09/16/what-is-ux-design-15-user-experience-experts-weigh-in/
Cao, Jerry. (2015). User testing, explained. Accessed on 14 July 2016 from
http://thenextweb.com/creativity/2015/04/27/user-testing-explained/
Perancangan aplikasi ..., Harridi Ilman Tovid, FT UI, 2016