PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

17
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017 Politeknik Negeri Banjarmasin ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin 93 PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM EKSTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN (ENVIRONMENT COSTING) Chairina 1 , Diah Fitriaty 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat 1,2 [email protected] 1 , [email protected] 2 ABSTRACT The need for environmental cost disclosure is felt increasingly important, hence the awareness of all parties needed to undertake the environmental management more efficiently. Accountant has a significant role in implementing environmental cost with considering of environmental information in company’s Accounting system. The purpose of this research was to observe the relationship between subjective norm and behavioral attitude toward the Accountants’ intention to disclose the environmental information in Accounting information system and how the disclosure of information in financial statements. The population of this research was the Accountants who are the members of the Indonesian Institute of Accountants of South Kalimantan Region. Questionnaires were distributed to 86 Accountants. 54 questionnaires were returned and analyzed, with a respons rate of 62.8%. The analysis method that used was Person Correlation with SPSS. The result showed that there is a strong relationship between subjective norm and behavioral attitude toward the Accountants’ intention for considering environmental information into Accounting system. The statistical result showed the subjective norm correlates with Accountants’ intention of (r) = 0,390, significance of 0,004. While behavioral attitude correlates with Accountants’ intention of (r) = 0.414, significance of 0.002. Basically, Accountants have good intention to play a role in Accounting issues. The Accountants’ understanding of Cost Accounting will encourage the disclosure of environmental Accounting in financial statements. Keywords: environmental accounting, environmental cost, accountant. PENDAHULUAN Penerapan akuntansi lingkungan dalam sebuah perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan peningkatan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Perusahaan yang berorientasi pada laba akan berusaha menggunakan sumber daya yang dimilikinya semaksimal mungkin untuk memperoleh laba demi kelangsungan hidupnya sehingga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Kerusakan lingkungan adalah dampak utama yang terjadi bila perusahaan menutup mata terhadap keadaaan sekitar dan hanya melihat laba dan pencapaian yang dihasilkannya. Hal ini menyebabkan kondisi pelaporan keuangan di Indonesia menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya informasi lingkungan masih rendah (Dian, 2012).

Transcript of PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Page 1: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

93

PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM

EKSTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN (ENVIRONMENT

COSTING)

Chairina1, Diah Fitriaty2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat1,2

[email protected], [email protected]

ABSTRACT

The need for environmental cost disclosure is felt increasingly important, hence the

awareness of all parties needed to undertake the environmental management more

efficiently. Accountant has a significant role in implementing environmental cost

with considering of environmental information in company’s Accounting system.

The purpose of this research was to observe the relationship between subjective

norm and behavioral attitude toward the Accountants’ intention to disclose the

environmental information in Accounting information system and how the

disclosure of information in financial statements. The population of this research

was the Accountants who are the members of the Indonesian Institute of

Accountants of South Kalimantan Region. Questionnaires were distributed to 86

Accountants. 54 questionnaires were returned and analyzed, with a respons rate of

62.8%. The analysis method that used was Person Correlation with SPSS. The

result showed that there is a strong relationship between subjective norm and

behavioral attitude toward the Accountants’ intention for considering

environmental information into Accounting system. The statistical result showed

the subjective norm correlates with Accountants’ intention of (r) = 0,390,

significance of 0,004. While behavioral attitude correlates with Accountants’

intention of (r) = 0.414, significance of 0.002. Basically, Accountants have good

intention to play a role in Accounting issues. The Accountants’ understanding of

Cost Accounting will encourage the disclosure of environmental Accounting in

financial statements.

Keywords: environmental accounting, environmental cost, accountant.

PENDAHULUAN

Penerapan akuntansi lingkungan dalam sebuah perusahaan dapat

meningkatkan efisiensi dan peningkatan kualitas pelayanan secara berkelanjutan.

Perusahaan yang berorientasi pada laba akan berusaha menggunakan sumber daya

yang dimilikinya semaksimal mungkin untuk memperoleh laba demi kelangsungan

hidupnya sehingga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Kerusakan

lingkungan adalah dampak utama yang terjadi bila perusahaan menutup mata

terhadap keadaaan sekitar dan hanya melihat laba dan pencapaian yang

dihasilkannya. Hal ini menyebabkan kondisi pelaporan keuangan di Indonesia

menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya informasi

lingkungan masih rendah (Dian, 2012).

Page 2: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

94

Implementasi pelaporan berkelanjutan sehubungan dengan akuntansi

lingkungan di Indonesia didukung oleh sejumlah aturan seperti UU No. 23/ 1997

tentang manajemen lingkungan dan aturan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek

Indonesia mengenai prosedur dan persyaratan listing dan juga standar laporan

keuangan (PSAK). Penerapan Sustainability Reporting dalam permasalahan

akuntansi lingkungan di Indonesia masih sedikit sekali diterapkan oleh perusahaan

– perusahaan di Indonesia. Jayaningrat ( 2012) mengungkapkan laporan

berkelanjutan merupakan pengungkapan dari tiga aspek kerja, yakni lingkungan,

sosial, dan ekonomi.

Akuntansi, sebagai disiplin ilmu yang tumbuh belakangan, dituntut pula

untuk berperan dalam masalah ini. Akuntansi tidak dapat menutup mata terhadap

keadaan ini dan perlu berperan dalam penyelamatan lingkungan. Akuntan

(khususnya) akuntan manajemen atau akuntan yang bekerja di perusahaan sebagai

analis dan menyedia informasi biaya, dapat memainkan peran penting dalam

mengubah pertimbangan informasi lingkungan ini. Fokus perhatian terhadap biaya

lingkungan timbul karena tekanan baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.

Dari dalam perusahaan, pentingnya informasi mengenai biaya-biaya lingkungan

timbul karena meningkatnya kebutuhan untuk keputusan internal, timbulnya

kebutuhan bagi staf hukum, staf akuntansi, staf keuangan, manajer produksi,

manajer pabrik, dan terakhir pada level manajemen tertinggi. Dari luar perusahaan,

timbulnya pergerakan terhadap akuntabilitas publik yang lebih besar dalam hal

konsekuensi lingkungan dari proses produksi, penggunaan produk dan pembuangan

produk. Walaupun hanya sedikit perusahaan yang melaporkan informasi biaya-

biaya lingkungan, tekanan agar perusahaan lebih memperhatikan lingkungan akan

terus tumbuh sebagai bagian dari pergerakan yang lebih besar terhadap standar yang

lebih tinggi untuk sistem manajemen lingkungan perusahaan, akuntabilitas publik

dan akuntansi.

Peranan akuntansi dalam pengendalian polusi dapat diwujudkan dengan

mencatat biaya polusi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam akun-akun laporan

keuangan dan melaporkannya kepada stakeholder. Untuk tujuan itu, profesi

akuntan memerlukan pula dukungan dari berbagai pihak yang mempunyai

kewenangan memberikan regulasi terhadap perusahaan-perusahaan yang memiliki

potensi menghasilkan polusi. Tujuan penelitian inia adalah menganalisis

bagaimana sikap akuntan dalam mempertimbangkan informasi lingkungan dalam

sistem akuntansi perusahaan dan bagaimana pengungkapan akuntansi lingkungan

tersebut dalam penyajian laporan keuangan perusahaan.

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pengertian Akuntansi Lingkungan

Akuntansi lingkungan adalah suatu istilah yang berupaya untuk

mengelompokkan pembiayaan yang dilakukan perusahaan dan pemerintah dalam

melakukan konservasi lingkungan ke dalam pos lingkungan dan praktik bisnis

perusahaan. akuntansi lingkungan juga dapat dianalogikan sebagai suatu kerangka

kerja pengukuran yang kuantitatif terhadap kegiatan konservasi lingkungan yang

dilakukan oleh perusahaan atau organisasi (Suartana, 2010: 106). Ikhsan (2008)

dalam Suartana (2010: 107) mendefinisikan akuntansi lingkungan sebagai biaya –

Page 3: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

95

biaya lingkungan yang dimasukkannya ke dalam praktik akuntansi perusahaan atau

lembaga pemerintah. Badan Perlindungan Lingkungan Amerikan Serikat atau

United States Environment Protection Agency (US EPA) menyebutkan akuntansi

lingkungan merupakan fungsi yang menggambarkan biaya – biaya lingkungan yang

harus diperhatikan oleh pemangku kepentingan perusahaan di dalam

pengidentifikasian cara – cara yang dapat mengurangi atau menghindari biaya –

biaya pada waktu yang bersamaan dengan usaha memperbaiki kualitas lingkungan.

Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting) adalah istilah yang berkaitan

dengan dimasukkannya biaya lingkungan atau environmental costs ke dalam

praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah (Anonim, 2011).

Fungsi Akuntansi Lingkungan

Fungsi akuntansi lingkungan terbagi menjadi dua, yaitu internal dan

eksternal. Fungsi internal memungkinkan perusahaan untuk mengatur biaya

konservasi lingkungan dan menganalisis biaya lingkungan dengan manfaatnya,

serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi aktivitas konservasi yang terkait

dengan keputusan yang dibuat. Melalui pengungkapan hasil pengukuran kuantitatif

dan kegiatan konservasi lingkungan, fungsi eksternal memungkinkan sebuah

perusahaan untuk memengaruhi keputusan stakeholder, seperti konsumen, mitra

bisnis, investor, dan masyarakat lokal.

Tujuan Akuntansi Lingkungan

Tujuan dari akuntansi lingkungan adalah untuk meningkatkan jumlah

informasi relevan yang dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat

menggunakannya. Keberhasilan akuntansi lingkungan tidak hanya tergantung pada

ketetapan dalam menggolongkan biaya – biaya yang dibuat perusahaan, akan tetapi

kemampuan dan keakuratan data akuntansi perusahaan yang menekan dampak

lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan (Anonim, 2011). Ikhsan

(2008: 15), tujuan dari pengembangan akuntansi lingkungan menurut adalah karena

alasan yang mendasari akuntansi lingkungan mengarah pada keterlibatannya dalam

konsep ekonomi dan informasi lingkungan. Akuntansi lingkungan juga merupakan

suatu bidang yang terus berkembang dalam mengidentifikasikan pengukuran –

pengukuran dan mengkomunikasikan biaya – biaya aktual perusahaan atau dampak

potensial lingkungannya. Biaya ini meliputi biaya – biaya pembersihan atau

perbaikan tempat – tempat yang terkontaminasi, biaya pelestarian lingkungan,

biaya hukuman dan pajak, biaya pencegahan polusi teknologi dan biaya manajemen

pemborosan.

Definisi Biaya Lingkungan

Arfan ikhsan mendefinisikan biaya lingkungan sebagai “dampak yang

timbul dari sisi keuangan maupun non keuangan yang harus dipikul sebagai akibat

dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan” (2008: 13). Berdasarkan

definisi biaya lingkungan yang dikemukakan oleh berbagai pakar/ahli dan peneliti

terdahulu, peneliti menyimpulkan biaya lingkungan adalah pemakaian sumber daya

yang digunakan karena adanya usaha-usaha untuk memperbaiki atau mencegah

perusakan lingkungan akibat limbah hasil produksi.

Page 4: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

96

Eksternalisasi Biaya Lingkungan

Eksternalitas output dari suatu proses yang menimbulkan manfaat maupun

dampak negatif pada pihak lain disebut. Pengakuan adanya eksternalitas oleh suatu

perusahaan akan menimbulkan sejumlah permasalahan essential bagi kelangsungan

hidupnya, hal ini mempunyai implikasi penting bagi akuntan. Akuntan, dengan

konsep-konsep matching, accrual dan produlence, mulai berusaha untuk

menghitung biaya-biaya ini pada saat kemunculannya.

Peranan Akuntan

Akuntan memiliki peran yang cukup besar dalam terlaksananya perhitungan

biaya dalam akuntansi lingkungan. Peran ini dapat diwujudkan dengan

memodifikasikan perhitungan akuntansi konvensional dengan memasukkan unsur

biaya lingkungan maupun biaya sosial lainnya. Hal ini sebenarnya merupakan

kesempatan dan tantangan bagi seorang akuntan dalam mengembangkan

keterampilan profesinya. Salah satu alasannya adalah meningkatnya bukti bahwa

kinerja lingkungan suatu perusahaan dapat mempengaruhi kinerja bisnisnya. Hal

ini terjadi karena tekanan untuk melakukan tindakan untuk lebih peduli pada

lingkungan semakin berkembang pesat.

Persepsi Perilaku

Persepsi perilaku menunjukkan mudahnya atau sulitnya seseorang untuk melakukan

tindakan yang dianggap sebagai cerminan pengalaman masa lalu di samping halangan

atau hambatan yang dapat diantisipasi. Pengukuran langsung suatu variabel kontrol

keperilakuan persepsian seharusnya dapat menangkap keyakinan responden bahwa

mereka mampu menunjukkan perilaku yang dimaksud Ajzen (2000a). Perilaku

yang dimaksud adalah niat akuntan untuk mengaplikasikan akuntansi

lingkungan ke dalam sistem akuntansi perusahaan.

Norma subyektif.

Norma subyektif sebagai faktor sosial menunjukkan tekanan sosial yang

dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan perilaku. Suatu

pernyataan sikap dapat berisi hal-hal positif mengenai objek sikap (favorable), yaitu

berisi pernyataan yang mendukung atau yang memihak objek-objek sikap. Namun

sebaliknya suatu pernyataan sikap dapat pula berisi hal-hal negatif (unfavorable)

rnengenai objek sikap.

Hipotesis Penelitian

H : Terdapat hubungan positif antara norma subyektif dan sikap perilaku terhadap

niat akuntan untuk mempertimbangkan akuntansi lingkungan ke dalam

sistem akuntansi perusahaan.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi survei yaitu data yang dihasilkan dari

pengamatan terhadap Menganalisis sikap akuntan dalam mempertimbangkan

Page 5: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

97

informasi lingkungan dalam sistem akuntansi perusahaan. Penelitian yang akan

dilaksanakan bersifat survei yaitu mengumpulkan data pokok dari suatu populasi

dengan menggunakan instrumen kuesioner.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Akuntan yang menjadi anggota

IAI Wilayah Kalimantan Selatan yang tersebar sebagai akuntan publik, akuntan

pendidik dan akuntan internal.

Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah: Data Primer, yaitu data yang

bersumber dari responden berupa jawaban atas kuesioner yang disebarkan kepada

Akuntan yang menjadi anggota IAI Wilayah Kalimantan Selatan

Teknik Pengumpul Data

Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kombinasi teknik-teknik

pengumpulan data sebagai berikut: Daftar pertanyaan berupa kuesioner yang dapat

digunakan untuk mengumpulkan data secara langsung dari responden penelitian.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Niat Berperilaku

Variabel niat dapat diukur dengan merumuskan pernyataan yang

menunjukkan sesuatu yang akan dilakukan atau suatu estimasi perilaku.

Perilaku yang dimaksud adalah niat akuntan untuk mengaplikasikan akuntansi

lingkungan ke dalam sistem akuntansi perusahaan. Pertanyaan mengenai niat

berperilaku akuntan, untuk meyakinkan agar item-item yang dipilih

menunjukkan saling berkorelasi tinggi antara item satu dengan yang lainnya.

Dalam hal ini, korelasi yang tinggi menunjukkan niat atau komitmen yang

tinggi atas instrumen tersebut.

Norma subyektif.

Norma subyektif sebagai faktor sosial menunjukkan tekanan sosial yang

dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan perilaku. Seperti halnya

sikap akuntan terhadap perilaku, norma subyektif akuntan terhadap informasi

lingkungan. Suatu pernyataan sikap dapat berisi hal-hal positif mengenai objek sikap

(favorable), yaitu berisi pernyataan yang mendukung atau yang memihak objek-

objek sikap. Namun sebaliknya suatu pernyataan sikap dapat pula berisi hal-hal

negatif (unfavorable) rnengenai objek sikap. Pengukuran sikap ini dengan

menggunakan skala likert, yaitu tidak setuju (1), kurang setuju (2), cukup setuju (3),

setuju (4) dan sangat setuju (5).

Sikap Terhadap Perilaku.

Sikap terhadap perilaku menunjukkan tingkat dimana seseorang

mempunyai control yang baik atau kurang baik atas perilaku tertentu. Sikap

akuntan di sini, diukur secara langsung dengan menggunakan instrumen seperti

skala untuk item-item biaya yang dipakai dalam penelitian Pengukuran sikap

ini dengan menggunakan skala Likert, yaitu tidak penting (1), kurang penting

(2), cukup penting (3), penting (4) dan sangat penting.

Page 6: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

98

Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik

deskriptif, uji kualitas data, uji hipotesis dengan menggunakan analisis Person

Correlation.

Metode Analisis Data

a. Statistik Deskriptif : Penggunaan statistik deskriptif adalah untuk memberikan

gambaran mengenai variabel-variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan

total deskriptif yang menunjukkan angka maksimum, minimum, rata-rata dan

standar deviasi pada variabel penelitian.

b. Uji Kualitas Data: Setelah kuesioner terkumpul untuk melakukan analisis data

perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Kedua pengujian ini dilakukan

untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan sesuai dengan yang diukur

dan juga konsistensi dengan data yang dikumpulkan.

ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

Deskripsi Penyebaran Kuisioner

Data penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 86

responden. Kuesioner dibagikan secara random kepada Akuntan Publik, Akuntan

Manajemen dan Akuntan pendidik. Penyebaran kuesioner dilakukan baik secara

langsung maupun via email. 54 kuesioner kembali dan dianalisis dalam penelitian

ini dengan tingkat respon rate 62,8%.

Frekwensi Jawaban reponden

1. Norma Subyektif

Norma subyektif sebagai faktor sosial menunjukkan tekanan sosial yang

dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan perilaku. Sikap akuntan

terhadap perilaku terhadap informasi lingkungan. Suatu pernyataan sikap dapat berisi

hal-hal positif mengenai objek sikap (favorable), yaitu berisi pernyataan yang

mendukung atau yang memihak objek-objek sikap.

Tabel 1. Sikap Akuntan Terhadap Aspek Regulasi

No Pernyataan Respon Akuntan Rata-

Rata

1 2 3 4 5

1 Lembaga Profesi Akuntan (IAI)

seharusnya mewajibkan

pengungkapan hal-hal yang

berkaitan dengan lingkungan oleh

perusahaan

0 1 3 20 20 4,3

2 Pengungkapan informasi kinerja

keuangan seharusnya diwajibkan

dengan hukum dan peraturan

perundangan lainnya

0 1 8 36 9 4,0

Page 7: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

99

3 Pengungkapan informasi

lingkungan adalah masalah

peraturan hokum

0 1 20 26 7 3,7

4 Pengungkapan informasi

lingkungan di Indonesia akan

meningkat di masa depan

0 1 8 25 21 4,2

5 Peranan Hukum lingkungan di

kawasan regional dan internasional

akan meningkat di masa depan

0 0 4 26 24 4,4

Sumber : Data diolah kembali, 2017

Berdasarkan hasil Tabel 1 berkaitan dengan sikap akuntan terhadap aspek-

aspek regulasi yang berkaitan dengan akuntansi dan isu lingkungan. Respon dari

responden untuk tiap-tiap pertanyaan menunjukkan skoryang cukup tinggi dengan

rentang rata-rata 3,7 – 4,4. Secara umum sikap akuntan terhadap aspek-aspek regulasi

mempunyai kecenderungan untuk mengungkapkan informasi lingkungan secara

positif dengan mamatuhi regulasi yang ada.

Tabel 2. Sikap Akuntan Terhadap Kepentingan Publik (Public Wachdog)

No Pernyataan Respon Akuntan Rata-

Rata

1 2 3 4 5

1 Masyarakat mempunyai hak yang

fundamental terhadap informasi

dampak lingkungan atas

operasional perusahaan

0 0 3 24 27 4,4

2 Keahlian akuntan menunjang

sensitivitas perusahaan tempatnya

bekerja terhadap masalah

lingungan

0 0 10 34 10 4,0

3 Pemegang saham perusahaan,

investor, kreditor dan stakeholder

lain membutuhkan informasi

mengenai kinerja lingkungan

perusahaan

0 0 3 34 17 4,3

4 Pengungkapan informasi mengenai

lingkungan kepada masyarakat

membuat dunia usaha semakin

terbuka dan sehat

0 0 3 23 29 4,5

Sumber : Data diolah kembali, 2017

Berdasarkan hasil Tabel 2 berkaitan dengan sikap akuntan terhadap

kepentingan publik (Public Wachdog). Respon dari responden untuk tiap-tiap

pertanyaan menunjukkan skor yang tinggi dengan rentang rata-rata 4,0 – 4,5. Kondisi

menyatakan keahlian akuntan menunjang sensitivitas perusahaan terhadap

lingkungan, sedangkan pemegang saham, investor, kreditor dan stakeholder

Page 8: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

100

membutuhkan informasi mengenai kinerja lingkungan perusahaan. Pengungkapan

informasi lingkungan kepada masyarakat membuat dunia usaha semakin terbuka dan

sehat.

Tabel 3. Sikap Akuntan Terhadap konvensional Akuntan

No Pernyataan Respon Akuntan Rata-

Rata

1 2 3 4 5

1 Masalah-masalah lingkungan tidak

penting bagi akuntan

13 28 11 2 0 2,4

2 Tugas akuntan hanya terbatas

dalam mempersiapkan data dan

pelaporan keuangan

6 32 11 5 0 2,3

3 Akuntan tidak perlu banyak

memikirkan pelaporan akuntansi

12 35 3 4 0 2,0

4 Biaya pengungkapan informasi

mengenai lingkungan amat besar

bagi perusahaan

7 26 20 1 0 2,3

5 Jika informasi lingkungan

dipertimbangkan dalam pekerjaan

akuntan, akan terlalu banyak

perubahan dalam akuntansi

10 34

0 10 0 2,2

6 Ada pekerjaan akuntan yang lebih

penting daripada mengurus

masalah lingkungan

3 16 25 10 0 2,8

7 Bidang pekerjaan akuntan akan

berkembang tanpa harus

mengkhawatirkan masalah-

masalah lingkungan

3 28 20 3 0 2,4

8 Pengungkapan kinerja lingkungan

perusahaan tidak akan

meningkatkan professional akuntan

4 30 12 7 1 2,4

Sumber : Data diolah kembali, 2017

Berdasarkan Tabel 3 berkaitan dengan pembahasan terhadap aspek-aspek

peranan konvensional dari akuntan. Pernyataan-pernyataan ini merupakan pernyataan

yang negatif. Respon dari responden untuk tiap-tiap pertanyaan menunjukkan skor

yang rendah dengan rentang rata-rata 2,0 – 2,8.

Tabel 4. Sikap Akuntan Sebagai Motivator

No Pernyataan Respon Akuntan Rata-

Rata

1 2 3 4 5

1 Profesional akuntan dituntut untuk

melakukan inovasi system

informasi yang baru yang cocok

dengan perkembangan bisnis

0 0 3 34 17 4,3

Page 9: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

101

2 Akuntan seharusnya

menyumbangkan keahliannya

terhadap sensitivitas lingkungan

perusahaan tempatnya bekerja

0 0 8 35 11 4,0

3 Akuntan seharusnya dilibatkan

dalam persiapan informasi

mengenai lingkungan untuk

manajemen

0 0 9 37 8 4,0

4 Akuntan seharusnya dilibatkan

dalam persiapan informasi

mengenai lingkungan untuk

masyarakat/public

0 1 8 37 8 4,0

5 Pengungkapan informasi

lingkungan oleh perusahaan harus

diusahakan agar menjadi praktik

yang umum dimasa dating

0 0 5 33 16 4,2

6 Akuntan seharusnya menjadi

pelopor utama dalam

pengungkapan informasi

lingkungan, karena isu lingkungan

sangat penting bagi perusahaan

0 2 14 28 10 3,9

Sumber : Data diolah kembali, 2017

Berdasarkan Tabel 4 berkaitan dengan aspek-aspek mengenai akuntan

sebagai motivator, yang berusaha mengadakan inovasi-inovasi baru dalam usahanya

meningkatkan peran akuntan. Respon dari responden untuk tiap-tiap pertanyaan

menunjukkan skor yang cukup tinggi dengan rentang rata-rata 3,9 – 4,3. Hasil

menggambarkan bahwa akuntan seharusnya menjadi pelopor utama dalam

pengungkapan lingkungan, karena isu lingkunga sangat penting bagi perusahaan.

2. Sikap Perilaku

Tabel 5. Sikap Perilaku Akuntan Terhadap Biaya Polusi

No Pernyataan Respon Akuntan Rata-

Rata

1 2 3 4 5

1 Biaya-biaya energy (bahan bakar

minyak, listrik, gas)

0 0 3 23 26 4,4

2 Biaya-biaya air untuk pembersihan

/ pembuangan limbah

0 0 4 22 28 4,4

3 Biaya-biaya perizinan pembuangan

emisi udara, limbah cair atau padat

0 0 2 33 19 4,3

4 Biaya-biaya

pengetesan/monitoring limbah

udara / limbah cair/ limbah

berbahaya dalam wilayah pablrik

0 0 1 38 15 4,3

Page 10: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

102

5 Biaya-biaya pra pembersihan,

pembersihan limbah cair dalam

wilayah pabrik

0 0 5 36 13 4,1

6 Biaya-biaya pra pembersihan,

pembersihan limbah berbahaya

dalam wilayah pabrik

0 0 4 29 21 4,3

7 Penangan limbah berbahaya dalam

wilayah pabrik

0 0 4 23 27 4,4

8 Pengendalian Emisi udara dalam

wilayah pabrik

0 0 6 27 21 4,3

9 Biaya transportasi limbah

berbahaya ke tempat pembuangan

diluar wilayah pabrik

0 0 10 25 19 4,2

10 Biaya-biaya pra pembersihan,

pembersihan limbah cair/ limbah

berbahaya untuk dipindahkan ke

tempat pembuangan diluar wilayah

pabrik

0 1 4 35 14 4,1

11 Klaim kompensasi

keamanan/kesehatan

0 1 5 29 19 4,2

12 Denda dan hukuman karena

pelanggaran peraturan lingkungan

0 1 8 25 20 4,2

13 Pelaporan kepada badan-badan

pemerintah

0 0 10 32 12 4,0

14 Biaya tenaga kerja staf lingkungan

dan hokum

0 0 5 41 8 4,1

15 Pelatihan staf untuk penataan

peraturan-peraturan dalam bidang

lingkungan

0 1 8 32 13 4,1

16 Pengaruh image perusahaan di

mata masyarakat terkait dengan

kinerja lingkungan

0 0 13 28 13 4,0

17 Pengaruh buruk bagi kesehatan

masyarakat dari emisi udara atau

limbah cair masyarakat

0 0 6 27 21 4,3

18 Masalah kerusakan sumber daya

alam dan lingkungan sekitar

0 0 4 25 25 4,4

Sumber : Data diolah kembali, 2017

Berdasarkan Tabel 5 berkaitan dengan biaya polusi. Biaya polusi merupakan

biaya-biaya yang tipikal dikeluarkan oleh perusahaan untuk pengendalian,

pengurangan atau pencegahan polusi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Respon dari

responden untuk tiap-tiap pertanyaan menunjukkan skor yang tinggi dengan rentang

rata-rata 4,0 – 4,4. Hasil ini mengindikasikan bahwa akuntan menganggap penting

biaya kerusakan lingkungan alam dan lingkungan sekitar, biaya-biaya untuk

pembersihan/pembuangan limbah, biaya energi dan biaya penangan limbah

Page 11: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

103

berbahaya.

3. Niat

Tabel 6. Niat Akuntan

No Pernyataan Respon Akuntan Rata-

Rata

1 2 3 4 5

1 Saya berniat untuk

mempertimbangkan informasi

lingkungan ke dalam sistem

pelaporan akuntansi

0 2 16 31 5 3,7

2 Saya akan mencoba untuk

mempertimbangkan informasi

lingkungan ke dalam sistem

pelaporan akuntansi.

0 2 15 32 5 3,7

3 Saya merencanakan untuk

mempertimbangkan informasi

lingkungan ke dalam sistem

pelaporan akuntansi

0 0 17 32 5 3,8

4 Saya mempertimbangkan

informasi lingkungan ke dalam

sistem pelaporan akuntansi dimasa

yang akan dating

0 1 21 26 6 3,7

5 Jika saya ingin, saya dengan mudah

mempertimbangkan informasi

lingkungan ke dalam sistem

pelaporan akuntansi

1 12 20 13 8 3,3

6 Kemampuan saya untuk

mengendalian pertimbangan yang

berkaitan dengan informasi

lingkungan ke dalam sistem

pelaporan akuntansi

0 4 26 22 2 3,4

7 Semua terserah saya untuk

mempertimbangkan atau tidak,

informasi lingkungan kedalam

sistem pelaporan akuntansi

1 12 20 13 8 3,3

Sumber : Data diolah kembali, 2017

Berdasarkan Tabel 6 berkaitan dengan niat akuntan dalam menerapkan

akuntansi lingkungan. Respon dari responden untuk tiap-tiap pertanyaan

menunjukkan skor yang cukup tinggi dengan rentang rata-rata 3,3 – 3,8. Hasil ini

menunjukkan sikap yang cukup baik terhadap akuntansi lingkungan dan

menerapkannya dalam informasi akuntansi perusahaan.

Hubungan Norma Subyektif dan Sikap Perilaku terhadap Niat Akuntan

Tabel 7. Hasil Korelasi Norma Subyektif dan Sikap Perilaku terhadap Niat

Page 12: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

104

Akuntan

Dari Tabel 7 tersebut di atas dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi antara

Norma Subyektif (X1) dengan Niat Akuntan (Y) adalah sebesar (r) = 0,390 disertai

signifikansi 0,004. Berdasarkan kriteria keputusan di atas maka dapat simpulkan

bahwa korelasi dari kedua variabel tersebut adalah signifikan, oleh karena

signifikasi yang menyertainya lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05).

Dari tabel output tersebut di atas dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi

antara Sikap Perilaku (x2) dengan niat (y) adalah sebesar (r) = 0,414 disertai

signifikansi 0,002. Berdasarkan kriteria keputusan di atas maka dapat simpulkan

bahwa korelasi dari kedua variabel tersebut adalah signifikan, oleh karena

signifikasi yang menyertainya lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05).

Korelasi yang terjadi bersifat positif baik Variabel Norma Subyektif (X1)

dan Sikap Perilaku (X2) terhadap Niat Akuntan (Y), artinya apabila variabel bebas

(independent) meningkat, maka akan disertai oleh meningkatnya variabel terikat

(dependent), korelasi yang terjadi berada dalam kategori sangat kuat.

Berdasarkan hasil pengujian koreasi pada Tabel 7 menunjukkan hubungan

yang sangat kuat antara norma subyektif dan sikap perilaku terhadap niat akuntan

untuk mengeksternalisasi biaya lingkungan kedalam sistem informasi akuntansi.

Akuntan pada dasarnya mempunyai niat yang baik untuk dapat berperan dalam isu-

isu lingkungan. Pemahaman akuntan terhadap akuntansi biaya akan mendorong

pengungkapan akuntansi lingkungan dalam laporan keuangan. Akuntan mempunyai

keahlian sebagai analis dan penyedia informasi biaya yang memiliki peran penting

dalam mempertimbangan informasi lingkungan tersebut. Untuk mendapatkan

informasi mengenai lingkungan dan dampaknya terhadap keuangan. Kebutuhan

tersebut digunakan agar secara konprehensif dapat mengevaluasi kinerja

lingkungan dan implikasinya terhadap entitas dimasa depan dan kepentingan dari

para stakeholder.

Pengungkapan akuntansi lingkungan di Indonesia sampai saat ini masih

bersifat sukarela, dan belum ada pengaturan yang tegas sehingga masih banyak

entitas bisnis yang belum melakukan pengungkapan akuntansi lingkungannya

dengan baik. Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa perusahaan

dengan ukuran yang lebih besar ada kecenderungan untuk pengungkapan akuntansi

lingkungan yang lebih baik, hal ini dikarenakan semakin besarnya ukuran

perusahaan maka tuntutan transparansi informasi akan semakin tinggi. Dimana

pengungkapan pelaporan akuntansi lingkungan ini sebenarnya adalah informasi

Page 13: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

105

penting bagi para investor, karena dapat diketahui gambaran keseruisan perusahaan

dalam mengelola lingkungannya sehinga mengurangi resiko dan biaya yang

mungkinan timbul atas kerusakan lingkungan. (Hidayat, 2016).

Peran Akuntansi terhadap Lingkungan

Akuntansi, sebagai disiplin ilmu yang tumbuh belakangan, dituntut pula

untuk berperanan dalarn mengatasi masalah ini. Akuntansi tidak dapat menutup

mata terhadap keadaan ini dan perlu berperan dalam penyelamatan lingkungan.

Dengan adanya perubahan dalarn lingkungan bisnis dan tuntutan masyarakat yang

menghendaki akuntan ikut memikirkan masalah yang penting bagi kelangsungan

hidup, dengan demikian akuntansi dan akuntan dihadapkan kepada suatu tekanan

untuk bereaksi masalah masalah tersebut. Peningkatan kesadaran akan pentingnya

lingkungan hidup juga telah mendorong untuk mendefinisikan kembali hubungan

antara dunia usaha dan lingkungan.

Peranan akuntan dalam membantu manajemen mengatasi masalah

lingkungan melalui lima tahap, yaitu (Gray 1993 dalam Akbar, 2011) :

1. Sistem akuntansi yang ada saat ini dapat dimodifikasi untuk mengidentifikasi

masalah lingkungan dalam hubungannya dengan masalah pengeluaran seperti

biaya kemasan, biaya hukum, biaya sanitasi dan biaya lain-lain yang berkenaan

dengan efek lingkungan.

2. Hal-hal yang negatif dari sistem akuntansi saat ini perlu diidentifikasikan,

seperti masalah penilaian investasi yang belum mempertimbangkan masalah

lingkungan.

3. Sistem akuntansi perlu memandang jauh kedepan dan lebih peka terhadap

munculnya isu-isu lingkungan yang selalu berkembang.

4. Pelaporan keuangan untuk pihak eksternal dalam proses berubah, seperti

misalnya berubah ukuran kerja perusahaan di masyarakat.

5. Akuntansi yang baru dari sistem informasi memerlukan pengembangan.

Pengakuan, Pengukuran dan Pengungkapan Biaya Lingkungan

Klasifikasi : Pengelompokkan Biaya Lingkungan dalam tahap analisis lingkungan

sebagaimana yang ditentukan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) antara lain sebagai berikut: Identifikasi Pertama kali perusahaan akan

menentukan biaya untuk pengelolaan biaya penanggulangan eksternality yang

mungkin terjadi dalam kegiatan operasional usahanya adalah dengan

mengidentifikasi dampak negatif tersebut. Dalam akuntansi lingkungan pada

umumnya menggunakan kata-kata seperti penuh (full), total (total), dan siklus

hidup (life cycle). Menurut Susenohaji dalam Amalia (2011) menyebutkan bahwa

biaya lingkungan sebagai berikut : Biaya pemeliharaan dan penggantian dampak

akibat limbah dan gas buangan, Biaya pencegahan dan pengelolaan lingkungan,

Biaya pembelian bahan bukan hasil produksi, Biaya pengoahan untuk produk dan

Penghematan biaya lingkungan.

Pengakuan: Menurut (Winarno, 2008) mengemukakan pandangannya bahwa

pengalokasian pembiayaan untuk biaya pengelolaan lingkungan dialokasikan pada

awal periode akuntansi untuk digunakan selama satu periode akuntansi tersebut.

Nilai atau jumlah biaya yang dipersiapkan pada periode tertentu akan berkurang

Page 14: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

106

sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan setiap unit biaya yang memerlukannya

(Whaley dalam Akbar, 2011). Singkatnya, biaya yang digunakan oleh perusahaan

setiap bulannya untuk mengelola limbah perusahaan dengan cara mengambil dari

biaya yang sudah dicadangkan (dianggarkan) sebelumnya yakni melalui

pembiayaan dibayar dimuka.

Pengukuran : Pengukuran (measurement) adalah penentuan angka atau satuan

pengukur terhadap suatu objek untuk menunjukkan makna tertentu dari objek

tersebut (Suwardjono,2010). Pengukuran biaya-biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk pengelolaan lingkungan dengan menggunakan satuan moneter

yang sudah ditetapkan sebelumnya dan sebesar yang dikeluarkan. Sehingga akan

diperoleh jumlah dan nilai yang tepat sesuai kebutuhan riil perusahaan setiap

periode.

Penyajian : Penyajian menetapkan tentang cara-cara melaporkan elemen atau pos

dalam seperangkat laporan keuangan agar elemen atau pos tersebut cukup

informatif, standar akuntansi biasanya memuat ketentuan tentang apakah suatu

informasi objek harus disajikan secara terpisah dari laporan utama, apakah suatu

informasi harus disajikan digabung dengan akun laporan keuangan yang lain,

apakah suatu pos perlu dirinci, atau apakah suatu informasi cukup disajikan dalam

bentuk catatan kaki (Suwardjono, 2010). Perusahaan dapat meyajikan kepedulian

lingkungan dalam laporan keuangan guna membantu menciptakan kesan

Pengungkapan : Global Reporting Initiatives (GRI) menurut Anonim (2011)

dalam sebuah organisasi nirlaba yang bekerja ke arah ekonomi global yang

berkelanjutan dengan memberikan panduan pelaporan berkelanjutan. Indikator

lingkungan yang dikungkapkan meliputi kinerja yang berhubungan dengan input

(misalnya material, energi, dan air) dan output (misalnya emisi, air limbah, dan

limbah). Sebagai tambahan, indikator ini melingkupi kinerja yang berhubungan

dengan biodiversity (keanekaragaman hayati), kepatuhan lingkungan, dan informasi

relevan lainnya seperti pengeluaran lingkungan (environmental expenditure) dan

dampaknya terhadap produk dan jasa.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

a. Kebutuhan akan pengungkapan biaya lingkungan dirasakan semakin penting,

sehingga diperlukan kesadaran semua pihak untuk melakukan pengelolaan

lingkungan yang secara efektif dan efisien.

b. Norma subyektif dan perilaku berhubungan kuat dengan niat akuntan untuk

mempertimbangkan informasi lingkungan ke dalam sistem akuntansi. Akuntan

pada dasarnya mempunyai niat yang baik untuk berperan dalam isu-isu

lingkungan. Pemahaman akuntan terhadap akuntansi biaya akan mendorong

pengungkapan akuntansi lingkungan dalam laporan keuangan.

c. Akuntan menganggap bahwa biaya polusi yang dikeluarkan oleh perusahaan

untuk pengendalian, pengurangan atau pencegahan polusi adalah penting, seperti

biaya kerusakan lingkungan alam dan lingkungan sekitar, biaya-biaya untuk

pembersihan/pembuangan limbah, biaya energi dan biaya penangan limbah

berbahaya.

Page 15: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

107

d. Akuntan berperan dalam memberikan masukan kepada perusahaan untuk lebih

peduli lingkungan dan menjadi pelopor utama dalam pengungkapan lingkungan,

sedangkan pemegang saham, investor, kreditor dan stakeholder membutuhkan

informasi mengenai kinerja lingkungan perusahaan. Pengungkapan informasi

lingkungan kepada masyarakat membuat dunia usaha semakin terbuka dan sehat.

Saran-saran

a. Niat dan perhatian akuntan sudah cukup tinggi dalam isu lingkungan sehingga

perlu mendapat dukungan dari semua pihak seperti regulasi, pemerintah dan

masyarakat sehingga profesi dalam hal ini akuntan dapat berpartisipasi dalam

pelestarian lingkungan sesuai profesinya.

b. Pengidentifikasian biaya-biaya lingkungan dalam akuntansi lingkungan akan

membantu perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang lebih efisien,

sehingga mampu meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan.

c. Penelitian dibidang akuntansi lingkungan terus dikembangkan sehingga

informasi lingkungan menjadi bagian dari sistem akuntansi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani. 2005. Tanggung Jawab Lingkungan Dan Informasi Biaya Lingkungan

Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen.

Atkinson, A. A.,Kaplan, R.S., & Young, S. M. (2004). Management accounting.

Additon 4

Anatan, Lina. 2012. Corporate Social Responsibility (CSR): Tinjauan Teoritis dan

Praktik di Indonesia. Jurnal Universitas Kristen Maranatha Bandung

Anonim. 2011. Google.co.id. “Pengungkapan Akuntansi Lingkungan”. (Diakses

10 September 2017)

Bennet, Martin and Peter James,1998, The Green Bottom Lines, Management

Accounting Journal (November).

Gray. Rob, Jan bebbington, Diane walters. 1993. Accounting For The Environment.

Published in asssociation with the Chartered Association of Certified

Accountant. London: Paul Chapman Publishing Ltd

Hart, L. Stuart, 1997, Beyond Greening:Strategies for a Suistainable World,

Harvard Business Review, January-February.

Hansen, Don R dan Mowen. 2009. Managerial Accounting : Akuntansi

Manajerial. Buku 1. Deny Arnus Kwary (trans). Edisi 8. Salemba Empat.

Jakarta

Hasyim, M. 2012. Akuntansi Lingkungan: Apakah Sebuah Pilihan atau

Kewajiban?. Jurnal Politeknik Negeri Ujung Pandang

Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Ke Lima. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen

YKPN. Yogyakarta

Page 16: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

108

The Copenhagen Charter, Published by The House of Mandag Morgan, Denmark,

November, 1999.

Nuswantara, Dian Anita. 2011. Akuntansi Lingkungan: Antara Mandatory dan

Voluntary. Jurnal Universitas Airlangga Surabaya

Panggabean, Rosinta Ria dan Deviarti, Holly. 2012. Evaluasi Pengungkapan

Akuntansi Lingkungan dalam Perspektif PT. Timah (Persero) Tbk.

Universitas Bina Nusantara Jakarta

Rustika, Novia. 2011. Analisis Pengaruh Penerapan Akuntansi Manajemen

Lingkungan dan Strategi terhadap Inovasi Perusahaan. Skripsi Universitas

Diponegoro Semarang

Sekaran, Uma. 2007. Research Methods For Business : Metodologi Penelitian

untuk Bisnis. Buku 1. Kwan Men Yon (trans). Edisi 4. Salemba Empat.

Jakarta

Wikipedia, ensiklopedia bebas, 2013..http://id.wikipidia.org/wiki/Lingkungan.

(Diakses tanggal 7 februari 2013).

LAMPIRAN

Tabel 1. Hasil Uji Validitas

No Indikator Item Corrected Item-

Total Correlation

Keterangan

1 Norma Subjektif X1.1 0.710 Valid

X1.2 0.713 Valid

X1.3 0.330 Valid

X1.4 0.605 Valid

X1.5 0.633 Valid

X1.6 0,468 Valid

X1.7 0,402 Valid

X1.8 0,417 Valid

X1.9 0,533 Valid

X1.10 0,785 Valid

X1.11 0,634 Valid

X1.12 0,370 Valid

X1.13 0,330 Valid

X1.14 0,402 Valid

X1.15 0,517 Valid

X1.16 0,675 Valid

X1.17 0,669 Valid

X1.18 0,578 Valid

X1.19 0,696 Valid

X1.20 0,576 Valid

X1.21 0,670 Valid

X1.22 0,459 Valid

X1.23 0,462 Valid

Page 17: PERANAN AKUNTANSI DAN PROFESI AKUNTAN DALAM …

Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017

Politeknik Negeri Banjarmasin

ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

109

2 Sikap Perilaku X2.1 0,570 Valid

X2.2 0,665 Valid

X2.3 0,631 Valid

X2.4 0,564 Valid

X2.5 0.768 Valid

X2.6 0,771 Valid

X2.7 0,744 Valid

X2.8 0,867 Valid

X2.9 0,719 Valid

X2.10 0,632 Valid

X2.11 0,847 Valid

X2.12 0,817 Valid

X2.13 0,636 Valid

X2.14 0,644 Valid

X2.15 0,698 Valid

X2.16 0,775 Valid

X2.17 0,713 Valid

X2.18 0,828 Valid

3 Niat Y1.1 0,678 Valid

Y1.2 0,729 Valid

Y1.3 0,730 Valid

Y1.4 0,622 Valid

Y1.5 0,488 Valid

Y1.6 0,509 Valid

Y1.7 0,488 Valid

Sumber : Data diolah kembali, 2017

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Croncbach's Batas

Reliabilitas Keterangan

Alpha

Norma Subyektif 0,744 0,7 Reliabel

Sikap Perilaku 0,763 0,7 Reliabel

Niat 0,733 0,7 Reliabel

Sumber : Data diolah kembali, 2017