Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan

26
Analisis Dampak Distribusi Zakat Terhadap Tingkat Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan (Studi Kasus Pendayagunaan Zakat Oleh BAZDA Lampung Selatan) Pembimbing Irfan Syauqi Beik, Ph.D.

description

Power Point pemaparan hasil penelitian analisis distribusi zakat terhadap pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan

Transcript of Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan

Analisis Dampak Distribusi Zakat Terhadap Tingkat Kemiskinan dan

Kesenjangan Pendapatan

(Studi Kasus Pendayagunaan Zakat Oleh BAZDA Lampung Selatan)

Pembimbing

Irfan Syauqi Beik, Ph.D.

Pendahuluan

34,96 juta jiwa (2008)

32,53 juta jiwa (2009)

Trickle Down Effect

Kesenjangan meningkat

Provinsi Lampung

Kemiskinan

Upaya penanggulangan

Pendayagunaan Zakat

Latar Belakang

Lampung Selatan

Masalah dan Tujuan

1. Menganalisis dampak distribusi zakat terhadap beban kemiskinan yang meliputi insiden kemiskinan, kedalaman, dan keparahan kemiskinan

2. Menganalisis dampak distribusi zakat terhadap kesenjangan pendapatan masyarakat

3. Mengetahui kelompok keluarga yang paling peka terhadap kemiskinan dan kesenjangan pendapatan

1. Bagaimanakah dampak distribusi zakat terhadap beban kemiskinan yang meliputi insiden kemiskinan, kedalaman, dan keparahan kemiskinan?

2. Bagaimanakah dampak distribusi zakat terhadap kesenjangan pendapatan di masyarakat?

3. Bagaimanakah dampak pendistribusian zakat apabila didasarkan pada kelompok keluarga?

Tinjauan Pustaka

kemiskinan absolut relatif kultural struktural

Definisi

• Pendekatan pendapatan/pengeluaran • Pendekatan kesejahteraan keluarga

Ukuran

Konsep dan Ukuran kesenjangan

Dampak dari kemiskinan yang berawal dari distribusi pendapatan yang tidak merata (Todaro dan Smith, 2003)

Konsep zakat

Harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang-orang tertentu dengan syarat tertentu pula (Sabiq, 2005). Zakat memiliki dampak ekonomis (Sakti, 2007 dan Huda et al., 2008)

Penelitian Terdahulu

Patmawati (2006) dan Beik (2008)

Kesenjangan, kemiskinan dan pertumbuhan

Hipotesis Kuznets (Milanovic, 1994) Perubahan kecil dalam distribusi berpengaruh besar pada besarnya manfaat yang diterima orang miskin (Ravallion dan Burguignon dalam SMERU, 2005)

Kerangka Pemikiran

Muzakki BAZDA Lampung Selatan

Mustahik

Pendayagunaan zakat

(Konsumtif dan Produktif) Indikator

Kesenjagan (Kurva

Lorenz, Indeks Gini)

Indikator Kemiskinan

Insiden Kemiskinan

Headcount Ratio (H)

Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1 dan I)

Indeks Keparahan

Kemiskinan (Indeks

Sen dan Indeks FGT)

Pendapatan Mustahik

Pendapatan Muzakki

Metode Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian

• Waktu : Maret-April 2010 • Tempat : Kecamatan Kalianda dan Kecamatan Penengahan

Jenis dan Sumber Data

Data Primer : wawancara langsung Data Sekunder : BPS Pusat dan Daerah, BAZDA Lampung Selatan, dan literatur pendukung lainnya

Metode Penarikan Sampel

Muzakki dan Mustahik BAZDA Lampung

Selatan

Terpilih dua kecamatan dari 17 kecamatan yaitu Kecamatan Kalianda dan

Penengahan

Terpilih 120 Responden

Cluster Sampling

Metode Analisis Data

Uji T-Statistik

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan setelah distribusi zakat terhadap pendapatan.

T-test, dengan hipotesa: H0: μd = 0 H1: μd ≠ 0 Statistik uji: Keterangan: = selisih pendapatan Sd = Standar deviasi n = jumlah observasi Kriteria uji:

IthitI < ttabel : terima H0, artinya pendapatan setelah zakat tidak berbeda nyata

pada taraf α=5 persen terhadap pendapatan sebelum zakat.

IthitI > ttabel : tolak H0, artinya pendapatan setelah zakat berbeda nyata pada

taraf α=5 persen terhadap pendapatan tanpa zakat.

Analisis Indeks Kemiskinan

Headcount Ratio (H)

Untuk mengetahui insiden kemiskinan, adapun rumusnya adalah:

Keterangan:

H = headcount ratio

q = jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan n = jumlah orang dalam populasi

• Tingkat Kedalaman Kemiskinan

Formula untuk mengukur Poverty Gap Ratio (P1) adalah:

Keterangan: n = jumlah observasi q = jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan

z = garis kemiskinan yi = pendapatan individu i

Formula untuk mengukur Income Gap Ratio (I) adalah:

Keterangan: I = Income gap ratio q = jumlah orang yang berpendapatan di bawah garis kemiskinan z = garis kemiskinan

Poverty Gap Ratio (P1)

Income Gap Ratio (I)

• Tingkat Keparahan Kemiskinan

Keterangan: P2 = Indeks Sen

H = Headcount Ratio

I = Income Gap Ratio

Gp = Koefisien Gini orang miskin

m = rata-rata pendapatan

Sen Index of Poverty (P2)

Formulanya adalah:

FOSTER, GREER, AND THORBECKE INDEX (FGT)

Keterangan: gi = selisih antara garis kemiskinan dengan pendapatan

individu

q = jumlah orang yang berpendapatan di

bawah garis kemiskinan

z = garis kemiskinan

Analisis Kesenjangan Pendapatan Kurva Lorenz

Indeks Gini

Formula untuk menghitung Indeks Gini adalah:

Lampung Selatan

Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Daerah Tingkat II di Provinsi Lampung, memiliki 17 kecamatan dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 sebesar 929.702 jiwa. 64,76 persen keluarga di Kabupaten Lampung Selatan tergolong keluarga miskin. Tingkat kemiskinan tertinggi ada di Kecamatan Penengahan sedangkan jumlah keluarga miskin terbanyak ada di Kecamatan Natar dan Kalianda.

BAZDA Lampung Selatan

Berada di Kecamatan Kalianda yang berdiri sejak tahun 2006 (Surat Keputusan Bupati No.126/SOS/HK-LS/2006. Salah satu tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan umat melalui pendayagunan zakat yang terhimpun.

Hasil dan Pembahasan Uji T-Statistik

Diperoleh thit = 7,404 > ttabel (1,96) sehingga tolak H0, artinya pendapatan setelah zakat berbeda nyata pada taraf α=5% terhadap pendapatan tanpa zakat.

Indeks Kemiskinan

Indeks

Kemiskinan

Sebelum

Distribusi Zakat

Setelah

Distribusi Zakat

Perubahan

(%)

H 0,538 0,438 18,6

P1 (Rp) 205.632,25 166.421,78 39210,48

I 0,288 0,233 19,07

P2 0,194 0,131 32,50

P3 0,054 0,030 44,59

Tabel 5.1 Indeks Kemiskinan Mustahik

Tingkat Kesenjangan Pendapatan

0

20

40

60

80

100

120

0 20 40 60 80 100 120

Pe

rse

nta

se P

en

dap

atan

Persentase Penduduk

Kurva Lorenz "tz" Garis Kemerataan Kurva Lorenz "dz"

Gambar 5.1 Kurva Lorenz Untuk Seluruh Responden

Distribusi Ukuran Pendapatan Rumah Tangga

Kelompok

Keluarga

Distribusi pendapatan Indeks Gini

Sebelum

Distribusi Zakat Sesudah

Distribusi Zakat

Sebelum

Distribusi Zakat Sesudah

Distribusi Zakat

40% Terendah 4,51 5,16

0,638 0,625 40% Menengah 20,06 25,68

20% Teratas 75,43 74,32

Rasio Kuznets

16,7 14,4

Jenis Kelamin

Kepekaan Kelompok Keluarga

Jenis Kelamin Perubahan Indikator Kemiskinan (%) Perubahan Indeks Gini (%)

H P1 (Rp) I P2 P3 tz dz Perubahan

Laki-laki 13,89 36.331,99 18,3 28,18 40,4 0,631 0,622 1,42

Perempuan 42,86 43.116,66 17,82 54,27 62,02 0,479 0,438 8,47

0

20

40

60

80

100

120

0 20 40 60 80 100 120

Pe

rse

nta

se P

en

dap

atan

Persentase Penduduk

Kurva Lorenz "tz" Garis Kemerataan Kurva Lorenz "dz"

Gambar 5.2 Kurva Lorenz Untuk

Kategori Laki-laki

0

20

40

60

80

100

120

0 20 40 60 80 100 120

Pe

rse

nta

se P

en

dap

atan

Persentase Penduduk

Kurva Lorenz "tz" Garis Kemerataan Kurva Lorenz "dz"

Gambar 5.3 Kurva Lorenz Untuk

Kategori Perempuan

Jenis Pekerjaan

Gambar 5.5 Kurva Lorenz Untuk

Kategori Petani

0

20

40

60

80

100

120

0 20 40 60 80 100 120

Pe

rse

nta

se P

en

dap

atan

Persentase Penduduk

Kurva Lorenz "tz" Garis Kemerataan Kurva Lorenz "dz"

Gambar 5.4 Kurva Lorenz Untuk

Kategori Pedagang

0

20

40

60

80

100

120

0 20 40 60 80 100 120

Pe

rse

nta

se P

en

dap

atan

Persentase Penduduk

Kurva Lorenz "tz" Garis Kemerataan Kurva Lorenz "dz"

Gambar 5.6 Kurva Lorenz Untuk

Kategori Lainnya

Pekerjaan Perubahan Indikator Kemiskinan (%) Perubahan Indeks Gini (%)

H P1 (Rp) I P2 P3 tz dz Perubahan

Pedagang/wiraswasta 14,29 17.166,67 11,77 26,76 36,59 0,735 0,731 0,49

Petani 18,52 32.065,94 15,20 31,10 41,79 0,333 0,314 5,48

Lainnya 22,22 76.569,84 32,41 40,71 55,08 0,383 0,372 2,86

0

20

40

60

80

100

120

0 20 40 60 80 100 120

Pe

rse

nta

se P

en

dap

atan

Persentase Penduduk

Kurva Lorenz "tz" Garis Kemerataan Kurva Lorenz "dz"

Determinan

Perubahan Indikator Kemiskinan (%) Perubahan

Indeks Gini

(%) H P1 (Rp) I P2 P3

Usia

15-39 tahun 7,69 25.751,28 11,11 21,32 31,37 4,40

40-64 tahun 23,33 49.767,15 25,46 39,41 52,57 1,78

Status Pernikahan

Menikah 9,68 47.429,53 22,72 26,58 41,16 1,47

Belum menikah/duda/janda 41,67 10.823,41 5,48 49,20 54,12 7,78

Pendidikan

Tidak sekolah/SD 30,77 34.001,28 16,03 41,83 51,50 7,00

SMP 0,00 34.375,00 18,03 14,10 27,31 0,32

SMA+ 0,00 48.148,15 24,06 19,56 36,16 2,61

Besar Ukuran Keluarga

1-3 orang 12,5 52.170,24 20,98 25,29 38,92 5,19

4-6 orang 20,0 40.325,00 21,28 37,08 50,28 1,67

lebih dari 6 orang 6,98 16.300,00 6,98 24,17 28,14 9,17

Kecamatan

Kalianda 8,82 35.468,63 17,23 22,81 35,22 1,15

Penengahan 55,56 68.879,63 33,60 68,47 77,37 14,94

Perubahan Indikator Kemiskinan dan Indeks Gini Menurut Karakteristik Demografi Responden

KESIMPULAN

1. Insiden kemiskinan (jumlah orang miskin) berkurang sebesar 18,6 persen setelah pendistribusian zakat dilakukan. Dari aspek kedalaman kemiskinan, kesenjangan kemiskinan (P1) dan kesenjangan pendapatan (I) menurun, begitu pula dengan keparahan kemiskinan dimana P2 dan P3 juga menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa pendistribusian zakat oleh BAZDA Lampung Selatan mampu memperkecil jumlah penduduk miskin dan sekaligus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

2. Penurunan yang terjadi pada Indeks Gini dan rasio Kuznets membuktikan bahwa zakat selain dapat mengurangi tingkat kemiskinan juga sekaligus dapat memperbaiki distribusi pendapatan dalam masyarakat sehingga kesenjangan pendapatan berkurang.

3. Tingkat kepekaan atau dampak distribusi zakat yang tinggi terhadap penurunan tingkat kemiskinan dimiliki oleh kelompok keluarga dengan kepala keluarga berjenis kelamin perempuan, berusia 40-64 tahun, berstatus belum menikah/duda/janda, berpendidikan rendah (tidak sekolah/SD), berprofesi selain sebagai pedagang dan petani, dan beranggotakan 4-6 orang anggota keluarga serta berdomisili di Kecamatan Penengahan. 4. Kelompok keluarga yang paling peka terhadap penurunan tingkat kesenjangan pendapatan setelah distribusi zakat adalah kelompok keluarga dengan kepala keluarga berjenis kelamin perempuan, berusia 15-39 tahun, berstatus belum menikah/duda/janda, berpendidikan paling tinggi SD, bekerja sebagai petani dan beranggotakan lebih dari 6 orang anggota keluarga serta berdomisili di Kecamatan Penengahan.

SARAN

1. Penghimpunan/perolehan zakat oleh BAZDA Lampung Selatan hendaknya didukung oleh pemerintah daerah setempat, salah satunya dengan cara pemberian sanksi kepada muzakki.

2. BAZDA Lampung Selatan hendaknya memperhatikan kepekaan mustahik. Kelompok mustahik yang kepekaannya lebih tinggi hendaknya lebih diutamakan. Contohnya pada mustahik yang berpendidikan rendah (SD/tidak sekolah) dan berstatus janda.

3. Penyaluran zakat kepada mustahik yang memiliki karakteristik

dengan kepekaan rendah haruslah disertai dengan pembinaan seperti pemberian pelatihan keterampilan maupun motivasi untuk lebih giat bekerja dan keutamaan menjadi orang kaya.

4. Pada kelompok keluarga petani miskin sebaiknya zakat yang

diberikan dapat benar-benar mampu mengeluarkan mereka dari jeratan tengkulak dengan cara pemberian zakat tanpa pengembalian.

5. Penelitian berikutnya hendaknya melihat dampak distribusi

zakat pada kategori zakat konsumtif dan zakat produktif. Selain itu, perlu juga dianalisis terhadap indikator kemiskinan terhadap masyarakat miskin yang tidak memperoleh bantuan program.

SARAN