Peran Transportasi Online di Kalangan Mahasiswa Universitas...
Transcript of Peran Transportasi Online di Kalangan Mahasiswa Universitas...
Peran Transportasi Online di Kalangan Mahasiswa
Universitas Indonesia Depok
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyusunan Skripsi
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos)
Oleh:
Muhammad Luqman Hakim
1113111000028
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul
Peran Transportasi Online di Kalangan Mahasiswa Universitas
Indonesia Depok
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya Saya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 07 Mei 2019
Muhammad Luqman Hakim
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini pembimbing skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama : Muhammad Luqman Hakim
NIM : 1113111000028
Program studi : Sosiologi
Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:
Peran Transportasi Online di Kalangan Mahasiswa Universitas Indonesia
Depok
Dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.
Jakarta, 07 Mei 2019
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing,
Dr. Cucu Nurhayati, M.Si Dr, Cucu Nurhayati, M.Si
NIP. 197609182003122033 NIP. 197609182003122033
v
v
ABSTRAK
Skripsi ini mengkaji mengenai “Peran transportasi online di kalangan
mahasiswa Universitas Indonesia Depok”. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan peran transportasi online khususnya bagi para mahasiswa Universitas
Indonesia Depok yang tinggal di daerah dekat pintu masuk Kelurahan Kukusan
(Kukel), serta untuk menjelaskan bahwa transportasi online sebagai alternatif
transportasi bagi mahasiswa Universitas Indonesia Depok. penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data
melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Yang menjadi subjek dalam
penelitian ini adalah para mahasiswa Universitas Indonesia Depok yang
menggunakan sarana transportasi online yang tinggal di dekat pintu masuk
Kukel, driver transportasi online yang sering mengambil order di sekitar kampus
UI Depok, serta pihak penyedia layanan transportasi online itu sendiri. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori network society (masyarakat jejaring)
Manuel Castells.
Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang diperoleh, ditemukan bahwa
transportasi online mempunyai peran yang cukup banyak dalam masyarakat di
perkotaan, khususnya bagi para mahasiswa Universitas Indonesia Depok,
transportasi online dinilai mempunyai peran dalam menyediakan sarana
transportasi yang cepat, aman, dan nyaman karena proses pemesanannya yang
mudah hanya dengan melalui smartphone, terlebih karena fleksibilitas dalam
pemesanannya sehingga memudahkan mahasiswa UI Depok dalam melakukan
mobilisasi terutama di tempat yang tidak terjangkau oleh transportasi
konvensional. Hal-hal tersebut nampaknya senada dengan pemikiran Castells
mengenai masyarakat jejaring yang didalamnya terdapat budaya real virtuality, di
mana masyarakat bertinteraksi sangat bergantung pada teknologi komunikasi
terbaru. Selain itu transportasi online juga selaras dengan perkataan Castells
mengenai kebangkitan ekonomi baru yang melatarbelakangi lahirnya masyarakat
jejaring yang ditandai dengan ekonomi yang bersifat Informasional, Global, dan
terjejaring. Di mana pusat produktivitas terletak pada optimalisasi kombinasi
penggunaan faktor produksi berbasis ilmu pengetahuan dan informasi.
Kata Kunci: Masyarakat jejaring, transportasi online, real virtuality.
vi
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peran Transportasi online di Kalangan Mahasiswa Universitas Indonesia
Depok" untuk memenuhi tugas akhir dari perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik. Shalawat dan salam tak lupa penulis panjatkan kepada baginda besar
Rasulullah Shalallahu „alaihi wassalam serta para sahabatnya yang telah menjadi
tauladan yang baik.
Dalam penulisan skripsi ini, masih terdapat banyak kekurangan. Selama
proses penulisan hingga selesainya skripsi ini peneliti banyak dukungan, bantuan,
bimbingan, dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan yang baik ini penulis
ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Ali Munhanif, MA., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Program studi Sosiologi sekaligus dosen pengajar proposal skripsi dan
pembimbing penulis yaitu Ibu Dr. Cucu Nurhayati, M.Si yang telah memberi
banyak masukan dan memotivasi penulis serta meluangkan waktunya untuk
senantiasa membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Joharatul Jamilah, M.Si, selaku Sekretaris Prodi Sosiologi yang telah
membantu dan melancarkan skripsi ini.
4. Segenap dosen dan staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya
Prodi sosiologi yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan
pembelajaran berharga pada masa perkuliahan.
vii
5. Kedua orang tua tercinta, Bapak Rusdi dan Ibu Toipah, serta ketiga adik
penulis, Hulwah Zahidah, Muhammad Daffa Masyhur, dan Muhammad
Salman Alfarisi yang tiada henti mendoakan dan memberikan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Seluruh pihak terkait dari para mahasiswa Universitas Indonesia Depok, para
driver ojek online, serta karyawan PT. Gojek Indonesia yang telah bersedia
menjadi informan dan membantu penulis dalam melakukan pencarian data
penelitian skripsi ini.
7. Keluarga besar Sosiologi A dan Sosiologi B angkatan 2013 atas kebersamaan
yang telah terjalin selama masa perkuliahan.
8. Teristimewa untuk sahabat yang penulis temukan selama masa perkuliahan
ini, Adi, Monji, Ilham, Nisa, Nanik, Rizaldi, Dhana, Ubay, Yasser, Nu'man,
dan Arif, yang tiada hentinya memotivasi dan memberikan semangat kepada
penulis.
9. Sahabat penulis sejak SMA, Tiffani Dias Anggraeni dan Kevin Yudhistira
Pribadi yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada Khairunnisa Salimah yang selalu memberikan semangat dan energi
positifnya kepada penulis sehingga membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Jakarta, 07 Mei 2019
Muhammad Luqman Hakim
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xi
BAB I ...................................................................................................................... 1
Pendahuluan ............................................................................................................ 1
Pernyataan Masalah ............................................................................................. 1
Pertanyaan Penelitian .......................................................................................... 5
Tujuan Penelitian ................................................................................................ 5
Manfaat Penelitian ............................................................................................... 6
Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 6
Kerangka Teoritis .............................................................................................. 15
Network Society ................................................................................................ 15
Metode Penelitian .............................................................................................. 18
Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................................... 18
Subjek Penelitian ........................................................................................... 18
Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 20
Jenis Data .......................................................................................................... 21
a. Data Primer ................................................................................................ 21
b. Data Sekunder ............................................................................................ 21
Analisis Data ..................................................................................................... 22
Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................. 22
Sistematika Penulisan ........................................................................................ 23
BAB II ................................................................................................................... 24
Sejarah Transportasi Online di Indonesia ......................................................... 24
Transportasi Online di Perkotaan ...................................................................... 26
Kondisi Geografis lokasi penelitian .................................................................. 30
ix
Kondisi Sosial-Ekonomi lokasi penelitian ........................................................ 32
BAB III ..................................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Peran Transportasi online bagi Mahasiswa UI (Universitas Indonesia)
Depok ................................................................................................................ 37
a. Keadaan Transportasi Sebelum Ada Transportasi Online...................... 37
b. Keadaan setelah Muncul Transportasi Online ........................................ 38
B. Transportasi online Sebagai Alternatif Transportasi bagi Mahasiswa UI
Depok ................................................................................................................ 43
a. Kelebihan dan Kekurangan Transportasi online .................................... 43
b. Harapan terhadap Sarana Transportasi di Perkotaan .............................. 47
C. Transportasi online dalam Masyarakat Jejaring ......................................... 49
BAB IV ................................................................................................................. 55
Penutup .................................................................................................................. 55
Kesimpulan ........................................................................................................ 55
Saran .................................................................................................................. 57
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 58
x
Daftar Tabel
Tabel I Matrikas Tinjauan Pustaka…………………………………………9
Tabel II Data Informan………………………………………………………19
Tabel III Jenis Jasa Transportasi Online……………………………………28
xi
Daftar Gambar
Gambar I Spanduk Peraturan Transportasi online………………………….26
Gambar I Jumlah pengguna transportasi online………………………..........29
Gambar II Peta kota Depok…………………………………………………....31
Gambar III Peta Kampus UI Depok………………………………………......32
1
BAB I
Pendahuluan
Pernyataan Masalah
Sarana transportasi adalah suatu sarana yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, baik yang tinggal di daerah perkotaan maupun di pedeasaan. Sarana
transportasi membantu kita dalam melakukan mobilitas dalam kegiatan sehari-
hari, mulai dari pergi ke sekolah, hingga pergi ke kantor. Dalam kehidupan sehari-
hari kita mengenal ada beberapa jenis sarana transportasi, seperti sarana
transportasi pribadi seperti halnya sepeda motor, mobil, hingga pesawat/jet
pribadi. Ada pula sarana transportasi umum yaitu sarana transportasi yang dapat
digunakan oleh semua masyarakat umum seperti halnya bus, kereta api, pesawat,
dan lain-lain, kalau yang ingin lebih eksklusif/privat ada pula taksi atau ojek
konvensional.
Bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan, pilihan sarana
transportasi umum yang tersedia sangatlah beragam, begitupun rute yang tersedia,
sehingga dapat memudahkan para penggunanya untuk berpergian ke tempat
manapun yang diinginkan. Hal tersebut ternyata tidak sepenuhnya benar, seperti
halnya yang terjadi di kawasan kampus Universitas Indonesia (UI) Depok.
Universitas Indonesia merupakan salah satu universitas terbesar di
Indonesia, dan memiliki lahan yang pula. Kawasan kampus UI Depok memiliki
luas sekitar 320 hektar1, yang artinya merupakan salah satu kampus dengan lahan
yang paling luas di Indonesia. Dari kawasan yang sangat luas tersebut, kampus UI
1 www.ui.ac.id/about-us-2.html
2
Depok memiliki banyak pintu akses masuk, sementara itu, transportasi umum
hanya dapat menjangkau sebagian kawasan tersebut, sementara kawasan yang
tidak terjangkau oleh transportasi umum otomatis masyarakat yang tinggal di
daerah tersebut, termasuk para mahasiswa UI Depok tidak memiliki banyak
pilihan transportasi, kawasan tersebut meliputi kawasan sebelah Barat dan Selatan
kampus UI Depok lebih tepatnya di daerah dekat pintu masuk dan pintu keluar
Kukusan Kelurahan (Kukel) dan Kukusan Teknik (Kutek), tentunya hal tersebut
menjadi masalah tersendiri bagi para masyarakat yang tinggal di daerah tersebut
termasuk para mahasiswa UI Depok yang menetap di daerah tersebut.
Lalu bagaimana dengan kawasan yang tidak terjangkau oleh transportasi
umum tersebut?. Selama bertahun-tahun di sekitar kawasan tersebut dijamuri
beberapa titik pangkalan ojek konvensional yang menawarkan jasanya untuk
melakukan mobilitas sehari-hari, khususnya bagi para mahasiswa UI Depok yang
tinggal di sekitar kawasan tersebut, sebenarnya kampus UI Depok memiliki sarana
transportasi sendiri yang dikenal dengan sebutan “Bus Kuning”, tetapi bus
tersebut hanya beroperasi di dalam kampus saja.
Beberapa tahun belakangan muncul fenomena transportasi online, yaitu
sarana transportasi yang bersifat privat yang dapat dipesan oleh para penggunanya
melalui smartphone mereka. transportasi online tersebut berupa taksi online dan
ojek online. Secara perlahan, peran ojek konvensional/pangkalan mulai
tergantikan oleh keberadaan transportasi online ini, mengingat pilihan transportasi
di daerah tersebut cukup terbatas, tidak hanya bagi kalangan mahasiswa UI Depok
saja tetapi juga bagi masyarakat secara umum.
3
Training Director dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting
(JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan bahwa, ojek online merupakan pilihan
konsumen, karena belum tersedianya angkutan publik yang memadai dalam hal
keamanan dan kenyamanan2. Transportasi online, yang menjadi alternatif bagi
masyarakat yang ingin menggunakan moda transportasi yang murah dan praktis
ini ternyata banyak diminati3. Bukan tanpa alasan mengapa masyarakat banyak
yang berminat menggunakan jasa transportasi online ini, kita dapat melakukan
pemesanan, mengetahui tarif yang akan dikenakan, serta kita dapat
mengidentifikasi driver yang akan mengantar kita sehingga tidak perlu takut lagi
mengenai masalah keamana, dan yang paling penting, kita dapat melakukan
pemesanan di manapun dan kapanpun karena pemesanan tersebut dilakukan
secara online.
Adanya fenomena transportasi online ini bisa dianggap sebagai dampak
dari berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi dalam masyarakat, di
mana Manuel Castells mengatakan dalam teorinya mengenai masyarakat jejaring
bahwa masyarakat dalam kesehariannya sangat bergantung pada teknologi
komunikasi.4
2 Rahmat Derryawan, “Kenapa Netizen Lebih Mencintai Ojek Online dibanding
Metromini?”, artikel diakses pada 28 November 2016 dari
http://m.kompasiana.com/rahmat_derryawan/kenapa-netizenlebih-mencintai-ojek-online-
dibanding-metromini_567940373f23bd0109ea72ba
3 Wiratri Aninditha, dkk, Analisis Penerapan Teknologi Komunikasi Tepat Guna pada
Bisnis Transportasi Ojek Online (Studi pada bisnis gojek dan Grab Bike dalam Penggunaan
Teknologi Komunikasi Tepat Guna untuk Mengembangkan Bisnis Transportasi (Jakarta: Jurnal
Ilmu Komunikasi, Universitas Bakrie http://jurnal.bakrie.ac.id/index/.php/INDOCOMPAC/article/view/1638/pdf. Diunduh tanggal 25
September 2016.
4 Manuel Castells, The Network Society (Cheltenham: Edward Elgar Publishing Limited,
2004)
4
Terlepas dari banyaknya masyarakat yang beralih menggunakan layanan
transportasi online, ternyata keberadaannya juga menimbulkan pro dan kontra.
Walaupun sudah melenggang lebih dari empat tahun, ternyata hingga saat ini
belum ada payung hukum yang jelas atas keberadaan transportasi berbasis online
tersebut. Terlebih untuk fasilitas roda duanya, dianggap menentang hukum karena
tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Nomor 35 Tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Umum, di situ tidak disebutkan bahwa
sepeda motor sebagai salah satu moda transportasi massal di Indonesia5.
Lalu apakah dengan adanya transportasi berbasis online sebagai dampak
dari perkembangan teknologi komunikasi ini akan mampu mengatasi atau
setidaknya mengurangi masalah transportasi di kalangan mahasiswa UI Depok?.
Apakah transportasi online ini mampu benar-benar menjadi transportasi yang
diinginkan oleh semua mahasiswa UI Depok?.
Sejak kemunculan transportasi online, ternyata banyak mahasiswa UI
Depok yang memberikan respon positif, sebagai alternatif transportasi. Peneliti
yang sering melakukan observasi di sekitar kampus Universitas Indonesia Depok
seringkali melihat mahasiswa UI yang tinggal di dekat pintu masuk Kukel
(kukusan Kelurahan) menggunakan jasa transportasi online sebagai alternatif dari
pilihan transportasi yang terbatas seperti ojek pangkalan untuk berpergian,
tentunya hal tersebut terjadi pada beberapa tahun belakangan ini sejak
kemunculan transportasi online. Ya, jasa transportasi online yang dapat dipesan
melalui smartphone mungkin sangat dibutuhkan bagi para mahasiswa UI Depok
5
Fadhlur Rahman, Kedudukan Hukum Usaha Ojek Online sebagai Angkutan Jalan di
Jakarta: Studi pada PT Gojek Indonesia (Diploma thesis, Universitas Andalas
http://scholar.unand.ac.id/10250/. Diakses pada 23 Oktober 2016.
5
yang tinggal di dekat pintu masuk Kukel (kukusan kelurahan) mengingat daerah
tersebut bukanlah daerah yang dilalui oleh angkutan umum. Belum lagi
banyaknya mahasiswa UI yang Nge-kost, pastinya transportasi online sangat
dibutuhkan ketika mereka hendak pulang ke rumah mereka sebagai alternatif
transportasi.
Oleh karena itu, adanya perubahan alternatif transportasi sebagai akibat
dari perkembangan teknologi bagi mahasiswa Universitas Indonesia Depok
membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana peran
transportasi online di kalangan mahasiswa Universitas Indonesia Depok
khususnya yang tinggal di daerah dekat pintu masuk Kukel.
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya, maka yang akan
menjadi foukus permasalahan dalam penulisan ini adalah:
1. Bagaimana peran transportasi online bagi mobilitas mahasiswa UI
Depok?
2. Apakah transportasi online dapat menjadi alternatif solusi yang
tepat atas permasalahan transportasi di kalangan mahasiswa UI
Depok?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan peran transportasi online bagi mobilitas mahasiswa
UI Depok.
6
2. Menjelaskan transportasi online sebagai alternatif solusi atas
permasalahan transportasi di kalangan mahasiswa UI Depok.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, penelitian ini berusaha untuk memberikan
kontribusi pada kajian sosiologi globalisasi yang terkait pada teori
masyarakat jejaring mengenai peran transportasi online di dalam
masyarakat.
2. Secara praktis, penelitian ini mempunyai manfaat untuk
memberikan analisis mengenai bagaimana peran transportasi
online dalam masyarakat serta memberikan alternatif solusi dalam
permasalahan transportasi dalam masyarakat jejaring.
Tinjauan Pustaka
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang peneliti jadikan acuan dalam
menyelesaikan penelitian ini, yaitu:
Pertama, Jurnal dari Mahasiswa Fisip program studi sosiologi Universitas
Airlangga yang bernama Slaudiya Anjani Septi Damayanti dengan judul
“Transportasi Berbasis Aplikasi Online: Go-jek sebagai Sarana Transportasi
Masyarakat Kota Surabaya”, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan
7
dengan menggunakan teori tindakan sosial Max Weber. Hasil dari penelitian ini
yaitu:6
1. Tindakan sosial yang dilakukan oleh pengguna adalah rasional
instrumental dan afeksi.
2. Tindakan afeksi juga muncul dari pihak keluarga untuk menyarankan dan
menentukan transportasi yang tapat
3. Transportasi berbasis aplikasi online, selain menambah pilihan sarana
transportasi juga menyediakan jasa layanan memesan makanan,
pengantaran barang, dan belanja yang dapat dimanfaatkan oleh ibu-ibu
rumah tangga ataupun wirausaha rumahan.
Yang kedua, Skripsi dari mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang
bernama Wardiman Darmadi yang berjudul “Dampak Keberadaan Transportasi
Ojek Online (Go-jek) terhadap Transportasi Angkutan Umum Lainnya di Kota
Makassar”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, hasil dari penelitian ini
antara lain: Go-jek sangat diminati oleh masyarakat karena dinilai memiliki tarif
yang murah, go-jek juga dinilai aman mudah serta praktis dalam
pengoperasiannya. Di sisi lain, hadirnya go-jek ternyata menimbulkan pro dan
kontra, dengan menurunnya pendapatan driver angkutan umum, membuat mereka
melakukan aksi demo.7
Yang ketiga, jurnal yang berjudul “Kreativitas Digital dalam Masyarakat
risiko Perkotaan: Studi tentang Ojek Online “Go-Jek” di Jakarta”, yang ditulis
6 Slaudiya Anjani Septi Damayanti, “Transportasi Berbasis Aplikasi Online: Go-jek
sebagai Sarana Transportasi Masyarakat Kota Surabaya”, diunduh pada 10 Juni 2019 dari
journal.unair.ac.id
7 Wardiman Darmadi, “Dampak Keberadaan Transportasi Ojek Online (Go-jek) terhadap
Transportasi Angkutan Umum Lainnya di Kota Makassar”, diunduh pada 10 Juni 2019 dari
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3049/
8
oleh mahasiswa Universitas Indonesia yang bernama Fania Darma Amajida.
Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif dan menggunakan
teori masyarakat risiko dan teknologi. Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa
penggunaan teknologi aplikasi oleh Go-Jek merupakan salah satu bentuk dari
kreativitas masyarakat dalam mengurangi risiko yang terjadi. Aplikasi Go-jek
merupakan strategi untuk memperoleh kepastian sebagai upaya untuk mengatasi
risiko permasalahan perkotaan yang terjadi di Jakarta, Go-jek sebagai moda
transportasi berbasis teknologi mampu meminimalisir risiko dalam hal waktu,
kemudahah, biaya, dan keamanan8.
Penelitian tersebut memiliki persamaan mengenai objek yang diteliti
dengan peneliti, tetapi memliki perbedaan mengenai teori yang digunakan sebagai
dasar kerangka berpikir dengan peneliti.
Keempat, jurnal Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta yang ditulis
oleh Kiki Setiyorini dan Grendi Hendrastomo yang berjudul “Persaingan Ojek
Online dengan Ojek Konvensional di Stasiun Lempuyangan, Daerah Istimewa
Yogyakarta”, penelitian ini menggunakan metode kualitatif, adapun hasil dari
penelitian ini adalah mengatakan bahwa konflik yang terjadi antara ojek online
dan ojek konvensional dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan tarif pada kedua
jenis ojek tersebut, ojek online dinilai lebih murah daripada ojek konvensional
yang berakibat pada menurunnya pendapatan ojek konvensional.9
8 Fania Darma Amajida, “Kreativitas Digital dalam Masyarakat risiko Perkotaan: Studi
tentang Ojek Online “Go-Jek” di Jakarta”, diunduh pada 21 Desember 2017 dari
https://Journal.uny.ac.id/index.php/informasi/article/view9657
9 Kiki Setiyorini dan Grendi Hendrastomo, ”Persaingan Ojek Online dengan Ojek
Konvensional di Stasiun Lempuyangan, Daerah Istimewa Yogyakarta”, diunduh pada 10 Juni
2019 dari http://journal2.um.ac.id/index.php/jsph/article/view/4208
9
Kelima, jurnal yang ditulis oleh beberapa mahasiswa dari beberapa
universitas yang berbeda, yaitu Wiratri Anindhita, Melissa Arisanty, dan Devie
Rahmawati yang berjudul “Analisis Penerapan Teknologi Komunikasi Tepat
Guna pada Bisnis Transportasi Ojek Online (Studi pada bisnis gojek dan Grab
Bike dalam Penggunaan Teknologi Komunikasi Tepat Guna untuk
Mengembangkan Bisnis Transportasi)”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini
adalah mengungkapkan bahwa adanya ojek online yang merupakan inovasi dari
penerapan teknologi komunikasi tepat guna , ternyata sangat bermanfaat bagi
masyarakat karena dengan adanya inovasi ini masyarakat dapat melakukan
mobilisasi ke mana saja hanya dengan memesan ojek secara online melalui
aplikasi di smartphone. Selain itu, ojek online juga dinilai sebagai solusi bagi
kemacetan yang terjadi di daerah jabodetabek10
.
Tabel I. Matriks Tinjauan Pustaka
No Data Penulis Hasil Persamaan Perbedaan
1 Slaudiya Anjani
Septi Damayanti
(Jurnal
Universitas
Airlangga)
judul:
1. Tindakan sosial
yang dilakukan
oleh pengguna
adalah rasional
instrumental dan
afeksi.
Sama-sama
menggunaka
n pendekatan
sosiologis
dan metode
kualitatif.
Penelitian ini
berfokus
pada alasan
mengapa
pengguna
memilih
10 Wiratri Aninditha, dkk, Analisis Penerapan Teknologi Komunikasi Tepat Guna pada
Bisnis Transportasi Ojek Online (Studi pada bisnis gojek dan Grab Bike dalam Penggunaan
Teknologi Komunikasi Tepat Guna untuk Mengembangkan Bisnis Transportasi (Jakarta: Jurnal
Ilmu Komunikasi, Universitas Bakrie
http://jurnal.bakrie.ac.id/index/.php/INDOCOMPAC/article/view/1638/pdf.
10
“Transportasi
Berbasis
Aplikasi Online:
Go-jek sebagai
Sarana
Transportasi
Masyarakat
Kota Surabaya
Metode:
Kualitatif.
2. Tindakan afeksi
juga muncul
dari pihak
keluarga untuk
menyarankan
dan menentukan
transportasi
yang tapat
3. Transportasi
berbasis aplikasi
online, selain
menambah
pilihan sarana
transportasi juga
menyediakan
jasa layanan
memesan
makanan,
pengantaran
barang, dan
belanja yang
dapat
dimanfaatkan
oleh ibu-ibu
transportasi
online, teori
yang
digunakan
menggunaka
n teori Max
Weber, dan
lokasi
penelitian di
Surabaya,
berbeda
dengan
penelitan
peneliti yang
berlokasi di
depok dan
menggunaka
n teori
Manuel
Castells
11
rumah tangga
ataupun
wirausaha
rumahan.
2 Wardiman
Darmadi
(Skripsi UIN
Alauddin
Makassar)
Judul: “Dampak
Keberadaan
Transportasi
Ojek Online
(Go-jek)
terhadap
Transportasi
Angkutan Umum
Lainnya di Kota
Makassar”
Metode:
Kualitatif).
Go-jek sangat diminati
oleh masyarakat karena
dinilai memiliki tarif
yang murah, go-jek juga
dinilai aman mudah serta
praktis dalam
pengoperasiannya. Di
sisi lain, hadirnya go-jek
ternyata menimbulkan
pro dan kontra, dengan
menurunnya pendapatan
driver angkutan umum,
membuat mereka
melakukan aksi demo.
Sama-sama
menggunaka
n metode
kualitatif
Penelitian ini
lebih
berfokus
kepada
dampak dari
keberadaan
transportasi
online,
sedangakan
penelitian
peneliti
berfokus
pada
perannya saja
3. Fania Darma
Amajida (Jurnal
Aplikasi Go-jek dinilai
merupakan strategi untuk
Sama-sama
membahas
Terori yang
digunakan
12
Universitas
Indonesia,
Judul:
Kreativitas
Digital dalam
Masyarakat
risiko
Perkotaan: Studi
tentang Ojek
Online “Go-
Jek” di Jakarta.
Metode:
Kualitatif.)
memperoleh kepastian
sebagai upaya untuk
mengatasi risiko
permasalahan perkotaan
yang terjadi di Jakarta,
Go-jek sebagai moda
transportasi berbasis
teknologi mampu
meminimalisir risiko
dalam hal waktu,
kemudahan, biaya, dan
keamanan.
tentang peran
transportasi
online di
perkotaan.
berbeda
karena tidak
menggunaka
n teori
masyarakat
jejaring
Manuel
Castells.
4 Kiki Setiyorini
dan Grendi
Hendrastomo
(Jurnal Sosiologi
UNY) judul:
“Persaingan
Ojek Online
dengan Ojek
Konvensional di
Stasiun
Lempuyangan,
konflik yang terjadi
antara ojek online dan
ojek konvensional
dilatarbelakangi oleh
adanya perbedaan tarif
pada kedua jenis ojek
tersebut, ojek online
dinilai lebih murah
daripada ojek
konvensional yang
berakibat pada
Sama-sama
menggunaka
n metode
kualitatif
Fokus
penelitian
lebih ke
persaingan
antara ojek
online dan
konvensional
13
Daerah
Istimewa
Yogyakarta”
Metode:
Kualitatif
menurunnya pendapatan
ojek konvensional.
5 Wiratri
Anindhita,
Melissa
Arisanty, dan
Devie
Rahmawati
(Jurnal, Judul:
Analisis
Penerapan
Teknologi
Komunikasi
Tepat Guna
pada Bisnis
Transportasi
Ojek Online
(Studi pada
bisnis gojek dan
Grab Bike
dalam
mengungkapkan bahwa
adanya ojek online yang
merupakan inovasi dari
penerapan teknologi
komunikasi tepat guna ,
ternyata sangat
bermanfaat bagi
masyarakat karena
dengan adanya inovasi
ini masyarakat dapat
melakukan mobilisasi ke
mana saja hanya dengan
memesan ojek secara
online melalui aplikasi di
smartphone. Selain itu,
ojek online juga dinilai
sebagai solusi bagi
kemacetan yang terjadi
di daerah Jabodetabek.
Sama-sama
membahas
tentang
transportasi
online.
Berbeda
kerangka
teori.
14
Penggunaan
Teknologi
Komunikasi
Tepat Guna
untuk
Mengembangka
n Bisnis
Transportasi
Dari beberapa tinjauan pustaka tersebut dapat dilihat bahwa transportasi
online dinilai baik oleh masyarakat, keberadaannya dianggap merupakan sebuah
inovasi baru dalam bertransportasi. Transportasi online juga dianggap memiliki
kelebihan seperti dapat meningkatkan kepastian dalam hal keberangkatan, harga ,
dan keamanan, transportasi online juga dianggap memiliki tarif yang lebih murah
dibandingkan kompetitornya seperti ojek konvensional dan taksi konvensional. Di
sisi lain, transportasi online juga sempat menimbulkan konflik dengan transportasi
konvensional di berbagai daerah.
Namun dari beberapa tinjauan pustaka tersebut tidak ada yang
menggunakan teori masyarakat jejaring Manuel Castells seperti yang peneliti
terapkan serta lokasi penelitian juga tidak ada yang sama seperti yang peneliti
lakukan yaitu di Depok, Jawa Barat.
15
Kerangka Teoritis
Network Society
Menurut Manuel Castells, network society atau masyarakat jaringan adalah
suatu masyarakat yang mempunyai struktur yang terbentuk dari jaringan-jaringan
yang berdasarkan informasi mikroelektronik dan teknologi komunikasi11
. Jaringan
tersebut membangun morfologi sosial yang baru dalam masyarakat, dan difusi
dari logika jaringan pada hakekeatnya memodifikasi operasi dan hasil dari suatu
produksi, pengalaman, kekuasaan, dan budaya12
.
Masyarakat jejaring yang sebagaimana sudah dijelaskan oleh Manuel
Castells dalam karyanya, merupakan masyarakat yang terbentuk karena adanya
kebangkitan ekonomi baru, dan tidak terlepas juga dari revolusi teknologi
informasi, kapitalisme, dan kemunculan gerakan-gerakan sosial budaya tahun
1960-1970.13
Dalam karya Castells yang berjudul Information Age: Economy, Society,
and Culture, Castells mengutarakan pandangannya tentang kemunculan
masyarakat, kultur, dan ekonomi yang baru dari sudut pandang revolusi teknologi
informasi. Menurut paradigma informasionalisme, sumber utama produktivitas
terletak pada optimalisasi kombinasi penggunaan faktor produksi berbasis
pengetahuan dan informasi.14
11 Manuel Castells, The Network Society (Cheltenham: Edward Elgar Publishing Limited,
2004),h. 3. 12
Manuel Castells, The Rise of The Network Society, 2nd
ed. (Oxford: Blackwell, 2000),
h. 500.
13
Ibid.,
14
Masyarakat Informasi: Definisi, Perkembangan Konsep serta Posisinya dalam Teori
Ilmu Sosial, Artikel diakses pada 5 November 2016 dari http://chemmy-t-s-
fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37784-Materi-MASYARAKAT INFORMASI: DEFINISI,
PERKEMBANGAN KONSEP SERTA POSISINYA DALAM TEORI ILMU SOSIAL.Html.
16
Berdasarkan pernyataan Castells tersebut dapat kita ambil kesimpulan
bahwa masyarakat jaringan yang dimaksud oleh Castells adalah suatu masyarakat
yang dalam perkembangannya sangat bergantung kepada ilmu pengetahuan dan
teknologi, baik dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Adapun tiga konsep
penting terkait era masyarakat jejaring yaitu: The Culture of Real Virtuality, The
Space of Flows, dan Timeless Time.
Dalam konsep The Culture of Real Virtuality, menurut Castells, di era
masyarakat jejaring, muncul suatu budaya yang dibentuk oleh sistem komunikasi
elektronik baru, yang memiliki ciri keterjangkauan secara global, terintegrasi pada
seluruh media komunikasi serta memiliki interaksi potensial yang selalu berubah
seiring berjalannya waktu. Dalam konsep The Culture of Virtuality, orang-orang
dapat lebih mempercayai hal yang hadir dalam sistem komunikasi baru yang
bersifat virtual. Realita dikomunikasikan melalui symbol-simbol yang sifatnya
virtual. Hal yang virtual tersebut sejatinya hanya terlihat di layar, dianggap nyata
dan hadir di dunia nyata. Real virtuality ini memiliki dua pondasi yaitu: The Space
of Flows dan Timeless Time.
Menurut Manuel Castells, terdapat sebuah bentuk ruang baru yang
menjadi karakteristik masyarakat jejaring, yaitu space of flows (ruang aliran).
Konsep space of flows dilatarbelakangi oleh pesatnya penggunaan teknologi
tinggi yang berbasis pemanfaatan mikro elektronik yang memungkinkan
komunikasi terjadi pada saat yang bersamaan tanpa ada kontak langsung15
Teknologi tersebut memungkinkan manusia yang awalnya berada di ruang tempat
(space of place) menjadi ke ruang aliran (Space of flows).
15 Manuel Castells, Communication Power (New York: Oxford University Press Inc,
2009)
17
Masyarakat baru yang terbentuk pada era masyarakat jejaring, akan
memiliki paradigma baru mengenai waktu, waktu dianggap hilang menurut
Castells, yang dia sebut sebagai timeless time. Pada era masyarakat jejaring,
teknologi informasi serta sistem komunikasi baru yang dihasilkannya dapat
menjadikan waktu seolah tanpa batas atau lenyap. Manusia dapat menata ulang
waktu yang ada sesuai dengan kepentingannya. Dalam sisi waktu, manusia dapat
melakukan berbagai macam aktivitas yang berbeda, tanpa terpaut waktu.
Berdasarkan beberapa uraian mengenai masyarakat jaringan yang
dikemukakan oleh Manuel Castells tersebut, peneliti ingin menganalisis
fenomena-fenomena transportasi online di daerah perkotaan yang sedang menjadi
trend masa kini. Pengoptimalisasian pengetahuan teknologi dan informasi yang
dilakukan oleh penyedia layanan transportasi online di era globalisasi saat ini
yang memberikan kelebihan dibanding sarana transportasi lainnya dalam hal
keamanan, kenyamanan, dan kemudahan ternyata memudahkan masyarakat dalam
menjalankan kehidupan sehari-harinya, salah satunya adalah melakukan
mobilisasi dari satu tempat ke tempat lainnya.
Salain itu, ditambah oleh adanya budaya real virtuality yang menurut
Castells adalah salah satu ciri masyarakat jejaring, di mana masyarakat sangat
bergantung pada teknologi komunikasi dalam berinteraksi, yang tentunya secara
tidak langsung mendukung eksistensi dari transportasi online yang notabene
memanfaatkan teknologi tersebut.
Oleh karena itu peneliti ingin melihat bagaimana sebenarnya peran yang
dijalankan oleh transportasi online dalam masyarakat perkotaan, khusunya bagi
18
kalangan para mahasiswa UI Depok yang tinggal di daerah dekat pintu masuk
Kukel.
Metode Penelitian
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, saya akan menggunakan metode kualitatif. Saya akan
melakukan studi kasus dalam penelitian ini agar mendapatkan data atau informasi
yang lebih mendalam mengenai apa saja peranan transportasi online bagi
mahasiswa kampus Universitas Indonesia Depok yang tinggal di daerah dekat
pintu masuk Kukel khususnya.
Subjek Penelitian
Penentuan informan dipilih peneliti berdasarkan tiga kriteria, yang pertama
adalah driver transportasi online (Gojek/Grab), lalu yang kedua ada pihak
penyedia layanan jasa transportasi online, dan yang terakhir adalah pengguna
transportasi online, alasannya adalah menurut peneliti ketiga kriteria tersebut
sudah cukup untuk memberikan informasi mengenai peran transportasi online.
Subjek yang dipilih adalah para driver transportasi online (Gojek/Grab)
yang sering mengambil order di sekitar kampus Universitas Indonesia Depok,
peneliti menganggap bahwa driver transportasi online yang sering mengambil
order di sekitar kampus UI Depok dapat memberikan informasi mengenai peran
mereka dalam menyediakan jasa bagi para mahasiswa UI Depok. Subjek
selanjutnya adalah pihak dari penyedia layanan jasa transportasi online
(Gojek/Grab), lalu yang terakhir adalah para pengguna layanan transportasi
19
online, yaitu para mahasiswa Universitas Indonesia Depok yang menetap di
daerah pintu belakang UI kukel/kutek yang menggunakan layanan transportasi
online yang secara langsung dapat menilai keberadaan alternatif transportasi baru
yang memanfaatkan teknologi terkini, peneliti memilih pengguna perempuan
karena berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan bahwa mahasiswa UI
Depok yang lebih sering menggunakan jasa transportasi online adalah perempuan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, komposisi informan yang akan peneliti
temui adalah sebagai berikut, informan yang akan peneliti temui sebanyak delapan
orang dengan kriteria yang sudah disebutkan yaitu driver transportasi online,
pihak penyedia layanan jasa transportasi online, serta para pengguna transportasi
online.
Dari delapan informan tersebut, empat diantaranya merupakan pengguna
transportasi online, yaitu para mahasiswa Universitas Indonesia Depok, tiga
diantaranya merupakan driver transportasi online, dengan komposisi dua driver
Grab dan satu driver Gojek, dan yang terakhir adalah dari pihak penyedia layanan
transportasi online yaitu dari PT. Gojek Indonesia.
Tabel II. Data informan
No Nama (Inisial) Jenis Kelamin Keterangan
1 AN Perempuan Mahasiswa UI Depok
2 CKT Perempuan Mahasiswa UI Depok
3 FF Perempuan Mahasiswa UI Depok
4 NFL Perempuan Mahasiswa UI Depok
5 SB Laki-laki Driver Grab
6 MR Laki-laki Driver Grab
20
7 M Laki-laki Driver Gojek
8 SHS Perempuan Karyawan PT. Gojek
Indonesia
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi, teknik pengumpulan data ini dengan cara mengamati
peran yang dilakukan oleh driver tansportasi online ataupun yang
dilakukan oleh pihak penyedia layanan transportasi online (Go-
jek/Grab) dalam mengembangkan pelayanannya dengan
memanfaatkan teknologi informasi terkini. Kemudian mencatat
hasil dari pengamatan tersebut sehingga dapat mengetahui
perkembangan transportasi online di era modern ini.
2. Wawancara, wawancara adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa
pedoman wawancara16
. dengan melakukan wawancara, peneliti
dapat mendapatkan informasi yang mendalam. Peneliti dapat
melakukan wawancara dengan beberapa pihak penyedia layanan
transportasi online (Go-jek/Grab), selain itu peneliti juga dapat
melakukan wawancara dengan para driver transportasi online
tersebut, ataupun peneliti dapat melakukan wawancara dengan
16 Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi (Jakarta: Kencana Prenada
Group, 2013) h. 133.
21
beberapa konsumen yang sering menggunakan jasa transportasi
online.
3. Studi pustaka
Teknik kepustakaan merupakan cara pengumpulan data yang
didapatkan dari ruang kepustakan berupa buku, jurnal online, dan
sebagainya yang relevan dengan penelitian. Studi pustaka
dilakukan untuk mendapatkan data sekunder penelitian yang
berkaitan dengan peran transportasi online dalam masyarakat
jejaring.
Jenis Data
a. Data Primer
Data primer dari penelitian ini adalah hasil wawancara dan observasi
langsung terhadap apa yang sudah dijelaskan sebelumnya yaitu terhadap pihak
penyedia layanan transportasi online, driver transportasi online yang sering
mengambil order di sekitar kampus UI Depok serta konsumen yang menggunakan
jasa layanan tersebut yaitu para mahasiswa UI Depok yang tinggal di daerah dekat
pintu masuk Kukel.
b. Data Sekunder
Data sekunder dari penelitian ini adalah dari sumber-sumber ilmiah seperti
jurnal, tesis, skripsi dan lainnya guna memahami fenomena transportasi online
yang dilihat menggunakan teori networking society.
22
Analisis Data
Seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan para informan
dan hasil dari data sekunder yang mendukung penelitian ini akan dihimpun dan
dianalisis secara kualitatif menggunakan teori yang sesuai dengan kondisi
lapangan. Lalu penarikan kesimpulan akan dilakukan menggunakan logika
berpikir deduktif, sehingga dapat menjelaskan peran transportasi online di
kalangan mahasiswa UI Depok yang tinggal di daerah dekat pintu masuk Kukel.
Data primer akan dikelompokkan mulai dari para mahasiswa UI Depok
pengguna transportasi online yang terpilih, para driver transportasi online yang
terpilih, serta data yang diperoleh dari pihak penyedia layanan transportasi online.
Analisis data akan menggunakan data wawancara serta dokumen dan
literature penunjan yang diolah sehingga dapat menghasilkan kesimpulan atau
penyajian data yang informatif.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di sekitar kampus Universitas Indonesia
Depok, Jawa Barat, khususnya di daerah dekat pintu masuk Kukusan Kelurahan
(pintu Kukel). Lokasi ini dipilih karena peneliti menilai bahwa banyaknya
mahasiswa Universitas Indonesia Depok yang menggunakan jasa transportasi
online untuk kegiatan sehari-hari, baik itu untuk kegiatan kuliah ataupun kegiatan
lainnya.
Selain itu, peneliti juga melihat bahwa lokasi tersebut merupakan lokasi
yang tidak terjamah oleh transportasi umum konvensional, satu satunya sarana
transportasi yang ada adalah ojek konvensional/pangkalan, sehingga membuat
para mahasiswa UI Depok yang tinggal di daerah tersebut tidak memiliki pilihan
23
sarana transportasi yang banyak untuk melakukan mobilitas sehari-hari. Penelitian
ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai September 2018.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini skripsi ini dibagi menjadi empat bab, setiap
babnya terdiri dari sub-bab sub-bab yang saling berkaitan dengan masing-masing
bab, sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan, dalam bab ini memuat pernyataan masalah atau
latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian, teknik pengumpulan data,
dan sistematika penulisan.
BAB II: Gambaran Umum, bab ini merupakan gambaran umum
mengenai sejarah singkat transportasi online, gambaran umum mengenai
transportasi online di perkotaan, visi dan misi transportasi online, serta kondisi
sosial-ekonomi lokasi penelitian.
BAB III: Temuan dan Analisis Data, dalam bab ini akan dijelaskan
mengenai hasil temuan mengenai peran transportasi online bagi mahasiswa UI
Depok jejaring.
BAB IV: Penutup, bab ini akan memaparkan kesimpulan serta saran dari
seluruh pembahasan materi pada bab-bab yang telah dibahas sebelumnya.
Daftar Pustaka: Halaman ini berisikan daftar referensi yang digunakan
dalam penulisan skripsi. Referensi yang digunakan dipastikan berasal dari sumber
yang terpercaya, seperti jurnal ilmiah, skripsi maupun disertasi, buku teks, buku
elektronik (e-book), surat kabar (baik cetak maupun online), serta dokumen-
dokumen pendukung lainnya.
24
BAB II
Sejarah Transportasi Online di Lingkungan Universitas Indonesia Depok
Saat ini transportasi online masih menjadi favorit masyarakat perkotaan
untuk mengakomodasi kebutuhan sehari-harinya. Hal tersebut terbukti dari
semakin seringnya kita melihat pengemudi transportasi online berlalu-lalang di
jalan, entah itu berasal dari penyedia layanan transportasi online Go-jek ataupun
Grab. Kita pun dapat membuktikannya dengan melihat jumlah pengunduh aplikasi
penyedia layanan transportasi online pada smartphone kita, Go-Jek dan Grab
masing-masing sudah diunduh sekitar lebih dari sepuluh juta kali.
Transportasi online tidak begitu saja dapat diterima oleh seluruh lapisan
masyarakat, kehadirannya di berbagai kota di Indonesia sempat menghadirkan
konflik dengan sarana transportasi umum konvensional lainnya. Hal tersebut juga
berlaku di kawasan kampus UI Depok. Kawasan kampus UI Depok memiliki
banyak titik pangkalan ojek konvensional, beberapa di antaranya yaitu berada di
dekat Stasiun Pondok Cina, di dekat Stasiun Universitas Indonesia, Di Dekat
Halte Bus Universitas Indonesia, di dekat pintu masuk Kukel, di dekat Pintu
keluar Kutek, hingga ada juga ojek konvensional yang „mangkal‟ di halte bus
kuning Universitas Indonesia.
Pada awal kemunculan transportasi online, sempat ada konflik yang terjadi
antara driver ojek online dengan ojek konvensional yang mempunyai pangkalan
di kawasan kampus UI Depok. seperti yang dikatakan oleh salah satu driver ojek
online yang sering beroperasi di sekitar kampus UI Depok:17
“Sering mas, ada aja sih sebenernya, cuman lambat laun mereka
semakin menerima dengan keberadaan ojek online, tapi saat
17
Wawancara pribadi dengan M, Depok 12 Septermber 2018
25
pertamanya mereka pun engga menerima, sering terjadi konflik,
masalah penghasilan mereka semakin menurun, gitu kan, karena
perkembangan jamannya saat ini mungkin tidak diimbangi dengan
informasi dan pendidikan dari mereka”.
Beberapa kasus terjadi di kawasan kampus UI Depok ini, salah satunya
adalah kasus pemukulan terhadap driver ojek online yang terjadi pada tanggal 3
Oktober 2015. Peristiwa bermula ketika driver ojek online dalam perjalanan
pulang usai mengantarkan penumpang ke kawasan kampus, tiba-tiba dari arah
belakang dirinya dipukul oleh pengendara motor yang diduga adalah pengemudi
ojek konvensional, pelaku pun berhasil kabur. Peristiwa tersebut terjadi di
kampung Kukusan, di belakang pangkalan ojek fakultas teknik.18
Selain itu, ada juga konflik bentrokan yang terjadi antara ojek online dan
ojek konvensional yang terjadi pada tanggal 23 Januari tahun 2018. Kejadian
terjadi di depan Stasiun Universitas Indonesia, berawal dari adanya driver ojek
online yang hendak mengambil penumpang di daerah tersebut, seketika lima
orang ojek konvensional mendatanginya lalu berkata-kata kasar hingga ada
dugaan bahwa mereka sempat memukuli ojek online tersebut.19
Seiring waktu berlalu konflik pun mulai berkurang, beberapa kesepakatan
dibuat oleh pihak ojek online dan ojek konvensional di kawasan kampus UI
Depok tersebut. Guna mengurangi kesalahpahaman antara kedua belah pihak,
dibuatlah spanduk yang peraturannya sudah disepakati sebelumnya, spanduk
18 “Rentetan Gesekan Sopir Angkutan Konvensional Vs Angkutan Online”, artikel
diakses pada 10 Juni 2019 dari
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/@kumparannews/daftar-pertikaian-transportasi-
online-vs-transportasi -konvensional
19
Dimas Ryandi, “Dipicu adu mulut, Stasiun UI Hampir Jadi Arena Perang Ojol Vs
Opang”. Artikel diakses pada 10 Juni 2019 dari
www.jawapos.com/metro/metropolitan/23/01/2018/dipicu-adu-mulut-stasiun-ui-hampir-jadi-
arena-perang-ojol-vs-opang/%3famp
26
tersebut bertuliskan bahwa pengguna ojek online harus menunggu di area fakultas
ketika hendak memesan ojek online.
Gambar I, Spanduk peraturan ojek online di kampus UI Depok
Sumber: https://www.google.co.id
Hingga saat ini, keadaan pun lebih kondusif, jarang sekali peneliti
mendengar ada konflik antara ojek online dengan ojek konvensional di kawasan
kampus UI Depok.
Transportasi Online di Perkotaan
Transportasi online, sebuah jenis moda transportasi yang lahir berkat
pesatnya perkembangan teknologi komunikasi yang memudahkan masyarakat
untuk mendapatkan kemudahan bertransportasi ini sudah tersedia di berbagai kota
di Indonesia. Transportasi online memungkinkan kita untuk menggunakan jasanya
kapan pun dan di mana pun kita mau karena kecanggihan teknologi yang
27
dimilikinya, salah satu keunggulan yang dapat masyarakat rasakan jika
dibandingkan dengan menggunakan jasa transportasi konvensional lain.
Selain menyediakan kemudahan dalam penggunaan jasanya, transportasi
online juga menyuguhkan tarif yang lumayan terjangkau untuk semua lapisan
masyarakat. sebagai contoh, pada awal tahun 2019 Grab menetapkan tarif sebesar
Rp 2300/km dengan tarif minimum Rp 8000 untuk pemesanan GrabBike, jika
perjalanan melebihi 10 km, maka akan dikenakan tarif sebesar Rp 3000/km
setelahnya20
. Tarif tersebut tentunya secara otomatis akan tertera di aplikasi
setelah pengguna mengetikkan lokasi penjemputan dan lokasi tujuan, walaupun
demikian tarif tersebut sering berubah-ubah seiring kebijakan terbaru yang
diterapkan oleh Grab. Adapun tarif kompetitornya yaitu Go-jek sebesar Rp
1800/km dengan tarif minimum Rp 8000 untuk pemesanan Go-ride, dan akan
dikenakan Rp 3000/km untuk perjalanan di atas 9 km setelahnya.21
Fitur keamanan juga ditawarkan oleh para penyedia layanan transportasi
online, pengguna dapat melihat informasi mengenai kendaraan serta pengemudi
transportasi online tersebut sehingga jika ada hal yang tidak diinginkan, pengguna
dapat melaporkan identitas pengemudi kepada pihak yang berwajib untuk
ditindaklanjuti. Tentunya hal tersebut tidak akan didapatkan ketika masyarakat
menggunakan jasa angkutan perkotaan (angkot) ataupun ojek pangkalan
konvensional.
Seperti yang kita ketahui, tersedia banyak fitur atau jenis jasa yang
disediakan oleh penyedia layanan transportasi online seperti Go-jek dan Grab
20 Alfadillah, “Membandingkan Tarif Ojol Terbaru Gojek dan Grab,” artikel diakses pada
14 Maret 2019 dari https://kumparan.com/@kumparantech/membandingkan-tarif-ojol-terbaru-
gojek-dan-grab-1550448804149113975
21 Ibid.,
28
yang dapat kita akses melalui aplikasi pada smartphone kita. Dengan segala
kemudahannya, masyarakat dapat memesan ojek atau taksi online untuk
melakukan perjalanan yang dikehendakinya, bahkan Go-jek dan Grab selaku
penyedia layanan transportasi online di Indonesia ini tidak hanya menyediakan
jasa bertransportasi, tetapi juga menyediakan jasa untuk mengantar barang/kurir,
membelikan makanan, berbelanja, dan lain-lain.
Berikut ini adalah tabel pelayanan jasa yang disediakan oleh penyedia
layanan transportasi online seperti Go-jek dan Grab:
Tabel III. Jenis jasa transportasi online
No Penyedia layanan Jenis Jasa
1 Go-jek Go-Ride (ojek online)
Go-Car (taksi online)
Go-Food (Jasa memesan makanan)
Go-Send (Jasa antar barang/kurir)
Go-Pulsa (Jasa isi pulsa)
Go-Shop (Jasa berbelanja)
Go-Mart (Jasa berbelanja)
Go-Tix (Jasa memesan tiket)
Go-Box (Jasa sewa mobil pick up/truk)
Go-Massage (Jasa pijat/urut)
Go-Clean (Jasa melakukan pekerjaan rumah)
Go-Glam (Jasa perawatan tubuh)
Go-Auto (Jasa servis/cuci kendaraan)
2 Grab GrabCar (taksi online)
29
GrabBike (ojek online)
GrabHitch Bike/Car (Jasa nebeng motor/mobil)
GrabTaxi
Hari demi hari pengguna transportasi online pun terus bertambah karena
semakin diterimanya transportasi online di hampir semua kalangan masyarakat,
dari masyarakat kelas atas hingga masyarakat kelas bawah karena keterjangkauan
tarifnya.
Adapun statistik mengenai jumlah pengguna transportasi online di
Indonesia per bulan Desember tahun 2017 baik pengguna Gojek maupun Grab
adalah sebagai berikut22
:
Gambar II, jumlah pengguna transportasi online
Sumber: IDN Times
22 Makin ketat, Begini Persaingan Tiga Transportasi Online Terbesar di Indonesia,
artikel diakses dari https://www.idntimes.com/business/economy/putriana-cahya/persaingan-tiga-
transportasi-online-terbesar/full
30
Dapat dilihat dari diagram tersebut menggambarkan bahwa pengguna
Gojek per Desember 2017 lebih dari sembilan juta pengguna, hal serupa juga
terjadi pada kompetitornya, yaitu Grab yang mempunyai lebih dari sembilan juta
pengguna se-Indonesia. Ada hal yang menarik dari data tersebut, kedua penyedia
layanan jasa transportasi online tersebut saling berbagi pelanggan, artinya
pelanggan Gojek bisa jadi pelanggan Grab juga, begitupun sebaliknya karena rata-
rata pengguna mempunyai lebih dari satu aplikasi dalam smartphone-nya.
Dapat dilihat bahwa Gojek dan Grab saling berbagi pelanggan yaitu
sebanyak 4,2 juta pelanggan, artinya hampir setengahnya dari total masing-masing
pelanggan dari Gojek maupun Grab.
Kondisi Geografis lokasi penelitian
Universitas Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi negeri (PTN)
yang ada di Indonesia dan merupakan salah satu PTN terbaik di Indonesia. Hal
tersebut tentunya banyak menarik minat masyarakat dari berbagai penjuru tanah
air untuk mengemban ilmu di Universitas Indonesia. Universitas Indonesia saat
ini mempunyai dua kampus yaitu kampus yang berada di Salemba, Jakarta Pusat
dan di Depok.
Universitas Indonesia Kampus Depok yang berdiri pada tahun 1987 ini
sekarang mempunyai total 13 fakultas yaitu Fakultas Kedokteran, Kedokteran
Gigi, Ilmu Keperawatan, Farmasi, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Teknik, Psikologi, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Hukum, Ekonomi, Kesehatan
Masyarakat, Ilmu Pengetahuan Budaya, Ilmu Komputer, serta program
pascasarjana dan program pendidikan Vokasi23
.
23http://www.ui.ac.id/tentang-ui/sejarah.html
31
Letak kampus UI Depok berada di tengah-tengah perbatasan antara kota
Depok dan Jakarta Selatan, serta berbatasan langsung dengan wilayah Kelurahan
Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok. Luas wilayah kampus UI Depok yaitu
mencapai 320 hektar24
.
Gambar III. Peta Kota Depok
Sumber: https://www.google.co.id/
Gambar IV. Peta Kampus Universitas Indonesia Depok
24http://www.ui.ac.id/about-us-2.html
32
Sumber: https://www.google.co.id/
Adapun batas-batas wilayah kampus UI depok secara geografis adalah
sebagai berikut:
1. Sebelah Utara: Berbatasan dengan kecamatan Srengseng Sawah, Jakarta
Selatan
2. Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji,
Depok.
3. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan
Beji, Depok.
4. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kelurahan Pondok Cina dan
Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Depok.
Kondisi Sosial-Ekonomi lokasi penelitian
Sarana transportasi merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh setiap
kalangan masyarakat, salah satunya adalah kalangan mahasiswa UI Depok. Lokasi
kampus UI Depok sebenarnya merupakan lokasi yang cukup strategis karena
dapat dijangkau oleh berbagai jenis transportasi, mulai dari angkutan perkotaan
33
(angkot), Bus kota, Commuter Line, ojek konvensional/pangkalan hingga taksi
konvensional.
Keadaan tersebut sayangnya tidak bisa dirasakan oleh semua mahasiswa
UI, wilayah kampus UI yang sangat luas ternyata tidak mampu dijangkau secara
menyeluruh oleh transportasi umum konvensional tersebut. Akses masuk ke
kampus UI Depok sebenarnya cukup banyak yaitu bisa melalui pintu gerbang
utama yang terletak di bagian Utara kampus, pintu masuk stasiun Pondok Cina
yang hanya dapat dilalui kendaraan roda dua, pintu masuk Politeknik Negeri
Jakarta (PNJ) yang terletak di bagian Selatan dan hanya dapat dilalui kendaraan
roda dua, dan pintu masuk Kukel (Kukusan Kelurahan)-Kutek (Kukusan Teknik)
yang terletak di bagian Barat kampus dan juga hanya untuk dilalui kendraan roda
dua.
Transportasi umum konvensional mayoritas hanya mampu menjangkau
bagian Utara dan Timur kampus UI Depok yang terdiri dari Fakultas Hukum,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas kedokteran, Fakultas Psikologi,
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Hal
tersebut dikarenakan lokasi fakultas yang dekat dari jantung kota Depok yaitu
Jalan Margonda Raya, serta stasiun Pondok Cina dan stasiun Universitas
Indonesia yang merupakan tempat berhenti Commuter Line.
Sementara itu, Kampus UI yang terletak di bagian Barat seperti Program
pendidikan Vokasi, Fakultas MIPA, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas
Farmasi, dan Fakultas Teknik sulit dijangkau oleh transportasi umum
konvensional, jika ingin naik Commuter Line mahasiswa harus berjalan cukup
jauh untuk sampai ke fakultas-fakultas tersebut.
34
Universitas Indonesia yang merupakan salah satu Universitas terbaik dan
terbesar di Indonesia yang pastinya mempunyai banyak mahasiswa, baik dari
dalam kota maupun dari luar kota. Hal tersebut pastinya mengharuskan sebagian
mahasiswa yang datang dari luar kota untuk tinggal di tempat yang dekat dengan
kampus, baik tinggal di rumah kerabat maupun tinggal di tempat kost atau
apartemen, di sekeliling kampus UI Depok sudah banyak bangunan berupa kost
dan apartemen.
Bagi mahasiswa-mahasiswa yang berkuliah di fakultas yang terletak di
bagian Barat kampus UI Depok seperti yang sudah disebutkan sebelumnya,
sebagian besar dari mahasiswa yang nge-kost pastinya mencari rumah kost yang
paling dekat dari kampus, yang menjadi permasalahannya adalah sulit untuk
mendapatkan transportasi umum di bagian Barat kampus yang terletak di wilayah
Kelurahan Kukusan ini. Transportasi umum konvensional seperti angkot tidak
melewati wilayah tersebut, alhasil transportasi andalan yang ada sebelum hadirnya
transportasi online hanyalah ojek konvensional/pangkalan yang terletak di pintu
masuk Kukel.
Kampus UI Depok sebenarnya memiliki sarana transportasi sendiri yang
beroperasi khusus di dalam kampus yang sering dikenal dengan nama Bus
Kuning. Bus Kuning akan berhenti di setiap halte yang tersebar di ruas jalan
kampus UI Depok. ketidakpastian jadwal keberangkatan dan jarak yang cukup
jauh dari tempat kost (Khususnya dari pintu masuk Kukel) serta wilayah
operasinya yang hanya berada di dalam kampus menyebabkan mahasiswa UI
lebih memilih transportasi alternatif lain seperti ojek untuk melakukan mobilitas
sehari-hari.
35
Tarif ojek konvensional/pangkalan yang ada di sekitar kampus UI Depok
memang dapat dikatakan tidaklah murah jika dibandingkan dengan tarif ojek
online, mengingat jarak dari pangkalan ojek ke kampus yang sangatlah dekat, ojek
konvensional/pangkalan sering memasang tarif yang dianggap cukup mahal bagi
sebagian mahasiswa UI seperti yang dikatakan oleh salah satu mahasiswa UI
Depok yang berinisial FF ketika ditanyakan mengenai kemunculan ojek online25
:
“Ya bagus sih, lebih mempermudah masyarakat untuk beraktivitas
kan, terus lebih murah juga, jadi mungkin masyarakat juga lebih
enak pakai yang online, terus mudah juga penggunaannya,
daripada kalo misalnya ojek konvensional kan dia mahal, terus
kadang kalau ditawar susah, gitu sih”.
Mahasiswa UI Depok memiliki latar belakang ekonomi yang tentunya
bervariasi, hal tersebut tentunya mempengaruhi mereka dalam memilih moda
transportasi ketika hendak ingin bepergian, transportasi online memang hadir
dengan menawarkan tarif yang relatif murah, belum lagi dengan segala program
diskon yang sering diberikannya, sehingga dapat dijangkau oleh hampir seluruh
lapisan masyarakat.
Walaupun tarif transportasi online dinilai relatif murah jika dibandingkan
dengan para kompetitornya seperti ojek konvensional dan taksi konvensional,
ternyata tidak semua orang menggantungkan segala kebutuhan mobilisasinya
kepada transportasi online, terlebih kepada mahasiswa UI yang tinggal di tempat
kost. Selain karena tinggal jauh dari orang tua, sebagian dari mereka juga pastinya
mempunyai dana yang terbatas untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya yang
memaksa mereka harus pintar mengatur pengeluaran.
25 Wawancara pribadi dengan FF, Depok 23 Mei 2018.
36
Seperti narasumber yang peneliti dapatkan, mereka datang dari latar
belakang ekonomi berbeda-beda, uang saku yang didapatkannya dari orang tua
berkisar antara lima ratus ribu sampai satu setengah juta rupiah perbulan.
37
Bab III
A. Peran Transportasi online bagi Mahasiswa UI (Universitas Indonesia)
Depok
a. Keadaan Transportasi Sebelum Ada Transportasi Online
Sebelum pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang berdampak pada berkembangnya sarana transportasi, mungkin kita teringat
akan transportasi-transportasi umum konvensional yang pernah ada di Indonesia,
mulai dari yang sangat sederhana seperti becak dan andong hingga yang lumayan
canggih seperti taksi/angkot dan kereta api.
Beberapa sarana transportasi umum konvensional tersebut masih eksis
hingga kini, walaupun terbagi-bagi wilayah operasinya, ada yang di perkotaan ada
pula yang di pedesaan. Ketika teknologi informasi dan komunikasi belum
secanggih sekarang, ketika hendak bepergian dan ingin menggunakan transportasi
umum konvensional, orang akan mencari sendiri sarana transportasi tersebut,
misalnya ingin bepergian menggunakan angkot atau taksi, mereka akan pergi ke
tepi jalan raya untuk memberhentikan transportasi umum konvensional tersebut,
jika ingin naik kereta api, orang akan pergi ke stasiun dan membeli tiket agar bisa
naik kereta tersebut, atau pergi ke pangkalan ojek untuk mendapat transportasi
yang lebih fleksibel karena bisa menjangkau lebih banyak tujuan.
Kampus Universitas Indonesia Depok memiliki banyak akses yang mudah
dijangkau, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kampus ini dapat dijangkau
dengan angkot, Commuterline, ataupun ojek konvensional. Ojek konvensional
atau yang sering disebut ojek pangkalan mempunyai pangkalan di beberapa titik
38
strategis di kampus UI Depok ini, seperti di Stasiun Universitas Indonesia, Stasiun
Pondok Cina, pintu masuk Kukel, dan pintu keluar kutek.
Para mahasiswa yang tinggal dekat dengan pangkalan ojek akan berjalan
kaki menuju pangkalan ojek tersebut ketika hendak bepergian, baik untuk pergi ke
kampus ataupun untuk kegiatan lainnya, begitu pula dengan mahasiswa yang
tinggal di dekat stasiun akan memilih transportasi commuterline dan berhenti di
Stasiun Universitas Indonesia atau Stasiun Pondok Cina ketika hendak pergi ke
kampus UI Depok.
b. Keadaan setelah Muncul Transportasi Online
Selama bertahun-tahun ojek pangkalan Kukel sudah menjadi transportasi
alternatif bagi mahasiswa untuk berpergian ke kampus ataupun ke tempat lainnya,
mengingat memang daerah dekat pintu masuk Kukel memang daerah yang tidak
terjamah oleh angkutan umum seperti angkot, alhasil ojek pangkalan bisa dibilang
sarana transportasi satu-satunya pada kala itu, sebelum pada akhirnya perannya
mulai digantikan seiring munculnya transportasi online seperti ojek online.
Ojek online dinilai baik oleh banyak mahasiswa UI yang membutuhkan
transportasi yang mudah, aman, dan nyaman perannya dalam masyarakat yang
sangat mengandalkan teknologi dalam beraktivitas sangat dibutuhkan untuk
kegiatan berpergian, ojek online juga dinilai dapat diandalkan ketika ada
keperluan mendadak, seperti pernyataan salah satu mahasiswa Vokasi UI yang
berinisial NFL26
:
“Sangat membantu sih, kalau misalkan kita mau ke mana-mana,
terus juga kalau kita butuh apa apa juga gampang tinggal
pesen,…. Manfaatnya, kalau misalnya kita ada acara mendadak
gitu, terus mau pergi dan engga ada yang nganter, bisa diandelin”.
26 Wawancara pribadi dengan NFL, Depok 23 Mei 2018.
39
Selain itu, bagi mahasiswa Vokasi UI berinisial FF yang menempati
rumah kost di daerah dekat pintu Kukel, dan tinggal di Serang, Banten, juga
merasakan peran dari transportasi online saat dia hendak pulang ke rumahnya,
“Saya suka pakai buat pulang ke Serang, paling kalo misalnya dari stasiun ke
terminal Kampung Rambutan gitu”27
. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan
transportasi online juga berperan sebagai transportasi penghubung untuk
menggunakan transportasi umum lainnya.
Selain itu, transportasi online juga mempunyai peran penting bagi
mahasiswa UI lainnya untuk keperluan tugas kuliah, seperti pergi ke tempat
kunjungan yang dijelaskan oleh CKT:28
“Kalau sekarang tuh lumayan sering karena jurusan aku sendiri itu
ada kunjungan ke Arsip Nasional Republik Indonesia, itu tuh setiap
sebulan ada aja kunjungan ke sana, apalagi kalau pagi gitu,
Grabcar itu lebih cepet gitu lebih worth it juga, lebih enak
dibandingin kita naik kereta, desek-desekan, terus dari stasiun
pasar minggu pun kita masih harus naik angkot lagi, jadi mending
naik Grab sekalian gitu.”
Adapun manfaat lain yang dirasakan dari adanya transportasi online oleh
mahasiswa UI Depok yang berinisial AR, seperti halnya menyediakan transportasi
yang nyaman dan memudahkannya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari:29
“Iya itu manfaatnya jadi kaya aktivitas sehari-hari juga jadi lebih
gampang, terus lebih nyaman juga, terus kan karena driver online
itu biasanya sudah terjamin lah mungkin, dia punya sim,
terus jadi kita tuh lebih percaya gitu loh mas, lebih percaya sama
driver ojek online.
27 Wawancara pribadi dengan FF, Depok 23 Mei 2018.
28
Wawancara Pribadi dengan CKT, Depok 23 Mei 2018.
29
Wawancara Pribadi dengan AR, Depok 23 Mei 2018.
40
Transportasi online dinilai cukup mudah untuk didapatkan, karena hanya
dengan menggunakan smartphone, transportasi online bisa memenuhi kebutuhan
masyarakat di manapun dan kapanpun. Hal ini tentunya tidak lepas dari teori
masyarakat jejaring Manuel Castells, yang beranggapan bahwa manusia berada
dalam suatu jejaring, konektivitas antar manusia yang satu dengan yang lainnya
dengan memanfaatkan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi30
,
seperti halnya menggunakan smartphone, yang hingga saat ini bisa membantu
masyarakat dalam menjalankan kehidupannya bahkan dapat dimanfaatkan untuk
bertransportasi.
Peran transportasi online juga tercermin dari pernyataan salah satu driver
ojek online yang berinisial MR yang berhasil peneliti wawancarai, dia mengaku
sering mengantar mahasiswa UI Depok pergi ke fakultasnya masing-masing serta
ke perpustakaan: “Lumayan sering sih mas, paling nganternya sih biasanya ke
FKM, FEB, FISIP, FIB, Perpustakaan, sama ke Balairung deh”.31
Peran dari transportasi online ternyata tidak hanya dapat dirasakan oleh
pengguna transportasi online itu saja, selain berperan dalam menyediakan sarana
transportasi yang mudah didapat dan dijangkau oleh semua kalangan masyarakat,
ternyata transportasi online juga telah membuka lapangan pekerjaan baru bagi
masyarakat, tidak sedikit masyarakat yang mengalihkan pekerjaannya untuk
menjadi driver transportasi online, tidak sedikit pula masyarakat yang menjadikan
pekerjaan sebagai driver transportasi online ini sebagai pekerjaan sampingan,
seperti salah satu driver ojek online yang sering beroperasi di sekitar kampus
30 Manuel Castells, The Network Society (Cheltenham: Edward Elgar Publishing Limited,
2004)
31 Wawancara pribadi dengan MR, Depok 30 Juli 2018
41
Depok yang berinisial MR, dia baru saja lulus SMA, dan mencoba mengisi waktu
luangnya menjadi driver ojek online32
:
“Sebelumnya saya masih sekolah mas, pas lulus coba daftar grab,
jadi ini cuma buat sampingan aja sih mas daripada nganggur,
sekalian isi waktu kosong sambil nunggu masuk kuliah mas”.
MR juga mengatakan bahwa dia memilih menjadi driver ojek online
dikarenakan waktu kerjanya yang tidak terikat, dan penghasilannya pun lumayan
untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari33
:
“Saya milih jadi driver online karena menurut saya kerjanya itu
lebih praktis mas, lebih mudah juga, udah gitu kita juga bisa ngatur
kapan aja kita mau kerja, jadi misalkan kita nanti kalau kuliah kan
bisa sekalian ambil orderan yang searah kampus kita”.
Selain MR ada juga driver ojek online yang berinisial SB yang juga
merasakan peran transportasi online bagi kehidupan berkeluarganya, menurutnya,
bagi pria yang sehari-harinya menjaga salah satu pertokoan di daerah Kukusan ini,
transportasi online memudahkan dia jika dia sedang berhalangan untuk
menjemput anak dan istrinya:34
“…. keluarga kita pun merasa terlayani dengan adanya ojek online,
misalnya kan kita cuma punya kendaraan cuma beberapa di rumah
terus anak atau istri harus dijemput atau apa kan bisa langsung
pesan ojek online tidak harus menunggu orangtuanya gitu, jadi
lebih praktis”
Selain MR dan SB, ada juga driver ojek online yang berinisial M yang
menjadikan profesi tersebut sebagai pekerjaan sampingan, dia adalah seorang
karyawan pabrik yang jam kerjanya diatur berdasarkan shift, dia mengakui bahwa
32 Wawancara pribadi dengan MR, Depok 30 Juli 2018.
33
Ibid.
34
Wawancara pribadi dengan SB, Depok 12 September 2018.
42
jam kerja yang fleksibel membuatnya bisa mengatur kapan saja dia mau bekerja,
di luar jam kerjanya di pabrik sebagai driver ojek online:35
“Ya karena kan dia waktunya bebas, jadi kalau mislanya kita lagi
libur atau engga kerja, kan kita ship kerjanya nih, kalau masuk pagi
atau masuk siang, kan paginya bisa narik, jadi waktunya tuh kita
engga dibatesin, fleksibel”.
Beberapa pernyataan dari pengguna dan driver transportasi online ternyata
selaras dengan apa yang dikatakan oleh salah satu pihak penyedia layanan
transportasi online yaitu PT. Gojek Indonesia, mengenai perannya dalam
masyarakat pada zaman yang sangat mengandalkan teknologi ini. Menyediakan
alternatif transportasi dan membuka lapangan kerja baru untuk masyarakat
merupakan peran yang dijalankan oleh penyedia layanan transportasi online
seperti pernyataannya berikut:36
“Yang pertama itu Gojek berperan dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, kemudian bisa menambah
pendapatan untuk ojek pangkalan yang akan bergabung, ketiga,
untuk memperbaiki perekonomian Indonesia khususnya untuk ojek
pangkalan di Jakarta dan untuk beberapa kota di Indonesia,
kemudian juga bisa memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam menjalankan kehidupan mereka sehari-hari, dan
PT. Gojek Indonesia juga berharap dapat selalu memberikan
inovasi terbaru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu
sendiri”.
Dapat dikatakan bahwa transportasi online bukan hanya berperan dalam
menyediakan alternatif transportasi baru yang menawarkan banyak kelebihan
dibanding sarana transportasi konvensional, tetapi adanya transportasi online juga
ikut membantu menyediakan lapangan kerja baru untuk kalangan masyarakat luas
pada umumnya.
35 Wawancara pribadi dengan M, Depok 12 September 2018.
36
Wawancara pribadi dengan SHS, Depok 8 September 2018.
43
B. Transportasi online Sebagai Alternatif Transportasi bagi Mahasiswa
UI Depok
a. Kelebihan dan Kekurangan Transportasi online
Kemunculan transportasi online di masyarakat saat ini ternyata cukup
mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan masyarakat. Kebutuhan
masyarakat akan sarana transportasi yang cepat, mudah, dan nyaman ternyata
dapat direalisasikan oleh penyedia layanan transportasi online. Walaupun sempat
mendapatkan protes dari sebagian kalangan masyarakat tetapi sampai saat ini
transportasi online tetap menunjukkan eksistensinya, bahkan mulai tesebar merata
di kota-kota di seluruh penjuru Indonesia.
Khusus untuk di daerah perkotaan yang padat penduduk seperti Ibu Kota
Jakarta dan kota-kota di sekelilingnya seperti Tangerang, Bekasi, Bogor, dan
Depok, transportasi online, khususnya ojek online sangat dibutuhkan mengingat
padatnya lalu lintas di kota-kota tersebut. Masyarakat membutuhkan transportasi
yang cepat untuk menerobos padatnya lalu lintas agar dapat sampai ke tempat
tujuan. Masyarakat juga membutuhkan transportasi yang nyaman dan harganya
terjangkau, transportasi online menyediakan solusinya dengan taxi online-nya.
Transportasi online juga memiliki kelebihan dibanding transportasi umum
konvensional lainnya seperti halnya dalam masalah fleksibilitas, selain dapat
dipesan kapanpun dan di manapun melalui smartphone, transportasi online juga
dapat mengantar penumpangnya ke tempat-tempat yang tidak dapat dijangkau
oleh transportasi umum konvensional.
Sarana transportasi sangat dibutuhkan oleh semua mahasiswa UI Depok,
terutama yang nge-kost di daerah bagian Barat kampus, ketidakterjangkauan
44
transportasi umum konvensional menjadi salah satu permasalahan bagi mahasiswa
UI Depok untuk bertransportasi, baik untuk pergi ke kampus, ataupun ke tempat
lainnya.
Ojek pangkalan adalah salah satu solusi atas permasalahan tersebut dan
sempat menjadi andalan selama bertahun-tahun mengingat pintu masuk kampus
UI Depok bagian Barat hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua. Ojek
pangkalan memang mempunyai kelebihan yaitu fleksibilitas, karena ojek
pangkalan dapat menjangkau hampir ke semua tempat, tetapi tarif yang kadang
kurang rasional dan pelayanan yang kurang baik dari ojek pangkalan serta faktor
keamanan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh ojek online membuat
mahasiswa lebih memilih ojek online, seperti halnya yang disampaikan oleh
CKT37
:
“Kalau pergi ke mana-mana tuh jadi gampang, terus misalkan
kalau kita pulang, aku kan kalau pulang dari stasiun ke rumah
lumayan jauh, terus naik Grab motor, itu tuh kalau abang-
abangnya enak, terus kadang kita juga jadi enak ngomong, jadi
ngobrol, jadi ada temen, seengganya kita jadi engga kaku, terus
mereka juga ngasih pelayanan lebih enak dibandingin ojek
konvensional, contohnya kaya ojek pangkalan yang depan ini deh,
mereka tuh kalau misalkan anter kita gitu, mereka tuh asal nyampe
aja gitu, udah nyampe sepuluh ribu dapet, kalau ojek online kan,
mereka kaya lebih hati-hati, menjaga image dari perusahaan
mereka, mereka juga dapet bintang gitu, enak sih kaya gitu,
pelayanannya lebih enak”.
Transportasi online memang memiliki banyak kelebihan dibanding
transportasi lainnya. Sebagian orang mungkin berpikir bahwa transportasi online
adalah solusi terbaik dalam permasalahan transportasi yang ada, khususnya untuk
daerah perkotaan, tetapi di sisi lain tidak sedikit pula orang yang menganggap
37 Wawancara pribadi dengan CKT, Depok 23 Mei 2018.
45
transportasi online ini juga menambah masalah baru dalam permasalahan
transportasi, seperti yang dikatakan oleh mahasiswa UI yang berinisial NFL38
:
“Kalau bagi orang-orang pribadi mungkin solusi ya jadi kaya lebih
gampang, lebih mudah, tapi kalo di sisi lain sih kaya menimbulkan
masalah baru, kaya jalanan jadi macet, terus juga jadi saling iri
sama supir angkot juga”
Kekurangan transportasi online juga sempat dijelaskan oleh salah satu
mahasiswa Vokasi UI yang berinisial AR yang melihat kehadiran transportasi
online yang pernah menyebabkan perselisihan dengan driver transportasi umum
konvensional ataupun ojek pangkalan:39
“Nah itu sebenernya tuh, ada tadi plus minusnya itu, karena kalo
misalkan dilihat dari jaman sekarang kan teknologi tuh semakin
maju ya, yang harusnya memang semakin maju itu biasanya
orang-orang kan semakin pinter semakin kritis juga jadi kalo
misalkan kita pindah dari konvensional ke online itu biasanya tuh
kaya lebih bagus gitu untuk negara menurut saya, tapi kalo
misalkan memang ada orang-orang yang selisih beda
pendapat mungkin kalo misalkan yang tadi angkutan umum sama
angkutan online itu ribut mungkin menurut saya kaya
“konvensional ini tuh engga mengikuti zaman”, atau karena kan
semakin berkembangnya zaman kan tadi teknologi semakin maju
jadi, orang-orang jadi lebih harus modern lah, gitu kan? cuma
mungkin yang konvensional tadi itu kaya engga mengikuti zaman
gitu jadi mungkin itu jadi ada perselisihan”
Konflik antara ojek online dengan transportasi umum konvensional
memang pernah ada, tetapi seiring berjalannya waktu, konflik tersebut semakin
pudar sampai akhirnya sangat jarang terjadi, seperti yang disampaikan oleh salah
satu driver ojek online yang berinisial M ketika ditanya mengenai konflik yang
pernah terjadi40
:
“Waktu baru-baru sih iya, karena emang dulu kan banyak larangan
kaya spanduk-spanduk dilarang ojol (Ojek online) masuk, segala
macem, karena masih banyak ojek pangkalan yang belum
38 Wawancara pribadi dengan NFL, Depok 23 Mei 2018.
39
Wawancara pribadi dengan AR, Depok 23 Mei 2018.
40
Wawancara pribadi dengan M, Depok 12 September 2018
46
bergabung sama ojol, kalau sekarang kan dari pihak Gojek udah
ada semacam kaya undangan VIP, jadi dia ngelamarnya langsung,
tanpa antre, tanpa harus isi segala macem, langsung dapet
aplikasi, dapet hp, langsung bisa gitu, paling pengenalan cara kerja
di hape-nya aja gimana, saat nerima orderan, saat ngambil orderan,
itu aja. Kalau untuk sekarang sih untuk daerah Depok udah ga ada
konflik, udah aman”.
Dari beberapa kekurangan transportasi online berdasarkan pernyataan
tersebut seperti menambah kemacetan hingga menimbulkan konflik, ternyata
transportasi online juga dianggap menjadi suatu alternatif solusi atas
permasalahan transportasi sementara ini karena keunggulan-keunggulannya,
seperti yang dikatakan mahasiswa UI yang berinisial CKT:41
“Untuk sementara ini buat kita orang yang sibuk ini sih iya, ini
pemecah masalah banget gitu, kalau kita ngandelin angkot, angkot
itu lama banget, dia kalau ngetem itu bisa 15-20 menit, apalagi
kalau kita udah telat, terus kalau kereta, kereta cepet sih, cuma
kalau pagi tuh beringas banget, desek-desekan banget. Untuk
sejauh ini sih bisa menolong gitu, dan dia tuh banyak ngambil
orang-orang yang tadinya nganggur, jadi dia membuka pekerjaan
buat orang lain juga”.
Adapun pernyataan dari pihak transportasi online itu sendiri mengatakan
bahwa dari segi fungsi, transportasi online dapat dijadikan solusi atas
permasalahan transportasi karena dapat menyediakan transportasi yang murah,
cepat, dan mudah, tetapi di lain sisi transportasi online dianggap belum menjadi
solusi karena dianggap menambah polusi udara, memunculkan konflik serta
menambah angka kecelakaan lalu lintas42
:
“Kalau menurut aku, jika dari segi fungsi, hadirnya transportasi
online ini bisa menyelesaikan permasalahan transportasi, namun
dari segi hadirnya transportasi online ini belum bisa memberikan
solusi atas permasalahan transportasi, khususnya di Indonesia,
karena untuk di Indonesia, permaslahan transportasi ini seperti
contohnya polusi udara, menurut aku, dengan adanya transportasi
41 Wawancara pribadi dengan CKT, Depok 23 Mei 2018.
42
Wawancara pribadi dengan SHS, Depok 8 September 2018.
47
online ini malah semakin banyaknya polusi udara di Indonesia,
kemudian yang kedua adalah, adanya koflik sosial antara ojek
konvensional dan ojek online, untuk saat ini di beberapa kota
memang ada beberapa ojek konvensional yang belum menerima
kehadiran transportasi online, namun untuk saat ini sudah mulai
berkurang, kemudian untuk yang ketiga, dengan adanya
transportasi online, ini bisa meningkatkan kecelakaan lalu lintas,
namun jika dari segi fungsi untuk transportasi online ini bisa
memberikan solusi atas permasalahan transportasi, seperti
masyarakat yang memang membutuhkan transportasi secara cepat,
membutuhkan tansportasi dengan tariff yang murah, transportasi
online bisa memberikan solusi tersebut, kemudian untuk pelanggan
yang memang bisa menggunakan transportasi online ini, mereka
bisa memberikan kemudahan ketika masyarakat membutuhkan
transportasi secara mendadak.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, dapat dikatakan secara
umum bahwa kehadiran transportasi online dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif transportasi yang cukup baik, dilihat dari segala kepraktisannya, fitur-
fitur yang ditawarkan, hingga harganya yang relatif murah jika dibandingkan
dengan ojek pangkalan/konvensional yang ada di kawasan kampus UI Depok.
Sementara itu, transportasi konvensional, dari segi kepraktisannya mungkin kalah
dari transportasi online, seperti halnya ojek konvensional yang ada di area kampus
UI Depok, yang tidak dapat dipesan melalui aplikasi di smartphone.
Terlepas dari pro dan kontra hadirnya transportasi online, walaupun
kemunculannya pernah memunculkan kekacauan di masyarakat, seperti halnya
konflik dengan transportasi konvensional, semakin berjalannya waktu,
transportasi online semakin diterima di masyarakat.
b. Harapan terhadap Sarana Transportasi di Perkotaan
Walaupun transportasi online sudah diterima dengan baik di masyarakat,
bukan berarti transportasi online tidak mempunyai kekurangan, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa transportasi online sempat memunculkan konflik
48
dengan transportasi konvensional, salah satu informan yang berinisial CKT yang
diwawancarai peneliti mengatakan bahwa harus adanya campur tangan
pemerintah untuk memaksimalkan peran transportasi online serta untuk
menghindari munculnya konflik dengan transportasi konvensional:43
“Harapannya ke pemerintah tuh segera dijelasin gitu, biar engga
ada konflik lagi, sama-sama enak, sama-sama nyaman gitu, yang
konvensional enak yang online enak gitu, kan kita sebagai
masyarakat tergantung bagaimana pemerintahnya gitu, kalau
pemerintahnya udah jelas ya kitanya juga jelas”.
Pernyataan tersebut senada dengan mahasiswa Universitas Indonesia
lainnya yang berinisial AR:44
“Harapannya, semoga pemerintah tuh bisa mengatur lagi undang-
undangnya seperti apa tadi konvensional seperti apa untuk online,
terus harapannya, konvensional harus bisa mengikuti yang ini
yang online, karena memang seiring perkembangan zaman tuh
pasti teknologi semakin maju”.
Bukan hanya pengguna transportasi online yang mempunyai pendapat
serupa, salah satu driver ojek online yang berinisial MR juga mengatakan
perlunya sosialisasi terhadap ojek pangkalan agar tidak terjadi konflik dengan
ojek online:45
“Kalau saya sih ingin transportasi online itu tetap dipertahanin, tapi
memang harus banyak dievaluasi juga, supaya pengguna lebih
bijak lagi dan diadakan sosialisasi ke ojek pangkalan biar tidak
terjadi kesalahpahaman lagi dan tidak menimbulkan konflik lagi”.
Dari beberapa pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat
menginginkan transportasi online ini tetap ada, serta menginginkan pemerintah
untuk benar-benar memperhatikan keberadaan transportasi online dengan
memperjelas regulasi yang ada agar kedepannya tidak menimbulkan konflik lagi
43 Wawancara pribadi dengan CKT, Depok 23 Mei 2018.
44
Wawancara pribadi dengan AR, Depok 23 Mei 2018.
45
Wawancara pribadi dengan MR, Depok 30 Juli 2018.
49
dengan transportasi konvensional, selain itu diperlukan juga adanya sosialisasi
lebih terhadap transportasi konvensional tentang keberadaann transportasi online.
C. Transportasi online dalam Masyarakat Jejaring
Masyarakat jejaring, seperti yang dijelaskan oleh Manuel Castells, muncul
karena adanya kebangkitan ekonomi baru, kehadirannya tidak terlepas dari
konvergensi berbagai peristiwa penting seperti revolusi teknologi informasi,
restrukturasi kapitalisme dan statisme46
. Kekuatan ekonomi baru tersebut
memiliki ciri informasional, global, dan terjejaring. Castells menyebut
informasional karena Castells menilai bahwa sumber utama produktivitas terletak
pada optimalisasi kombinasi penggunaan faktor produksi berbasis pengetahuan
dan informasi47
.
Jika kita melihat fenomena transportasi online dalam masyarakat jejaring
ini, penyedia layanan jasa transportasi online benar-benar memanfaatkan
kemajuan teknologi yang ada seperti teknologi komunikasi, dengan cara membuat
sebuah aplikasi yang bisa diunduh di smartphone. Dalam masyarakat jejaring,
penggunaan smartphone merupakan suatu hal yang wajib sehingga aplikasi
transportasi online mudah sekali diterima oleh masyarakat.
Dalam masyarakat jejaring, terdapat istilah yang dikemukakkan oleh
Castells yaitu budaya Real Virtuality, pada masyarakat jejaring, interaksi yang
dilakukan antar individu merupakan interaksi yang dimediasi oleh teknologi
46 Rahma Sugiharti, Perkembangan Masyarakat Informasi dan Teori Sosial Kontemporer
(Jakarta: Prenadamedia group, 2014).
47
Masyarakat Informasi: Definisi, Perkembangan Konsep serta Posisinya dalam Teori
Ilmu Sosial, Artikel diakses pada 5 November 2016 dari http://chemmy-t-s-
fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37784-Materi-MASYARAKAT INFORMASI: DEFINISI,
PERKEMBANGAN KONSEP SERTA POSISINYA DALAM TEORI ILMU SOSIAL.Html
50
komunikasi dengan jaringan internet48
atau yang sering kita katakan interaksi via
smartphone, baik itu melalui aplikasi chatting ataupun media sosial.
Hal tersebut tentunya mengakibatkan berkurangnya interaksi secara
langsung karena interaksi yang terjadi hanyalah melalui teknologi komunikasi
seperti smartphone, atau yang Castells sebut dengan istilah Space of flows (ruang
aliran), yaitu suatu bentuk spasial baru dalam masyarakat jejaring yang
membentuk praktik sosial kita49
, di mana interaksi yang dilakukan tidak mengenal
batasan geografis, sehingga dapat melakukan komunikasi tanpa harus bertatap
muka. Dalam interaksi tersebut, waktu dianggap hilang, atau dalam istilah Castells
disebut dengan timeless time, karena masyarakat dapat berkomunikasi dengan
siapapun tanpa terpaut waktu dengan adanya teknologi komunikasi.
Hal tersebut sempat diutarakan juga oleh salah satu informan yang peneliti
dapatkan, menurutnya, adanya perkembangan teknologi komunikasi mengurangi
interaksi secara langsung, tetapi adanya teknologi juga memudahkan untuk
berkomunikasi dengan orang yang jarakanya lebih jauh dengan mudah:50
“Kalau dalam komunikasi secara langsung iya, ketemu langsung,
itu mengurangi banget, tapi kalau misalnya, kaya tadi komunikasi
itu kan ga hanya yang deket aja kan ya, tapi yang jauh pun kita
bisa berkomunikasi, nah mungkin dari smartphone ini kaya bisa
juga kita komunikasi dengan orang yang jauh, tapi memang
mengubah pola interaksi, tapi ya mungkin mendekatkan yang jauh
dan menjauhkan yang dekat.
48 Probo Darono Yakti, “Masyarakat Jaringan: Budaya Virtual, Teknologi Komputer, dan
Jaringan Internet”, artikel diakses dari
http://www.academia.edu/29219828/Masyarakat_Jaringan_Budaya_Virtual_Teknologi_Komputer
_dan_Jaringan_Internet
49
Firman Kurniawan Sujono, “Manusia dalam Masyarakat Jejaring Telaah Filsafat
Pemikiran Manuel Castells tentang Abad Informasi”, (Disertasi Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya, Universitas Indonesia, 2013
50 Wawancara pribadi dengan AR, Depok 23 Mei 2018
51
Perubahan pola interaksi tersebutlah yang memungkinkan membuat
transportasi online sangat mudah diterima oleh masyarakat jejaring karena
inovasinya yang menyediakan layanan via smartphone sehingga dengan mudah
dapat diadaptasi oleh masyarakat. Hal tersebut tercermin dari pernyataan salah
satu informan yang berinisial FF yang mengatakan adanya penggunaan teknologi
komunikasi yang diterapkan oleh penyedia jasa transportasi online dapat
memudahkan aktivitasnya, sehingga transportasi online terlihat lebih praktis:51
“Ya itu sih, kemudahan, terus kalo misalnya lagi di tempat sepi
yang lagi engga ada ojek konvensional, engga ada transportasi yang
lainnya, jadi bisa langsung pesen.”
Selain dengan adanya perubahan cara masyarakat melakukan komunikasi
yaitu dengan menggunakan perkembangan tekonologi komunikasi seperti
smartphone, yang Castells sebut dengan budaya real virtuality, dalam masyarakat
jejaring, informasi bersifat terbuka, kita dapat menemukan informasi dengan
sangat mudah52
. Hal tersebut juga yang telah diterapkan oleh penyedia jasa
layanan transportasi online, mereka membuat fitur untuk para penggunanya agar
para pengguna dapat dengan mudah mencari informasi yang mereka inginkan
ketika hendak menggunakan jasa transportasi online, tanpa harus bertemu driver
terlebih dahulu dan tanpa harus memerlukan waktu yang lama.
Para pengguna dapat mengakses informasi mengenai tarif perjalanan,
melacak lokasi driver secara real-time, hingga mengakses identitas driver
transportasi online yang hendak mengantarnya ke tujuan. Hal ini tentu membuat
pengguna merasa aman dan nyaman ketika berpergian karena jika terjadi sesuatu
51 Wawancara Pribadi dengan FF, Depok 23 Mei 2018.
52
Rahma Sugiharti, Perkembangan Masyarakat Informasi dan Teori Sosial Kontemporer
(Jakarta: Prenadamedia group, 2014).
52
yang tidak diinginkan dalam perjalanan, setidaknya para pengguna dapat dengan
mudah melaporkannya kepada pihak yang berwajib karena telah memiliki
identitas driver yang mengantarnya. Hal tersebut juga dibenarkan oleh salah satu
informan peneliti yang berinisial CKT “….Iya aman, kalau kita kenapa-kenapa
kita tau harus menghubungi siapa.”53
Dengan mengoptimalkan faktor-faktor produksi yang berbasis ilmu
pengetahuan dan informasi, Transportasi online mempunyai peran yang cukup
besar dalam masyarakat jejaring, kehadirannya dapat dengan mudah diadaptasi
oleh masyarakat yang sudah bergantung pada kemajuan teknologi komunikasi.
Terlebih bagi para mahasiswa UI Depok yang membutuhkan transportasi yang
mudah didapat, mengingat lokasi tersebut memang tidak dilalui oleh kendaraan
umum konvensional seperti angkot sehingga pilihan sarana transportasi untuk
melakukan mobilitas sehari-hari menjadi sangat terbatas.
Transportasi online sangat mudah diterima oleh masyarakat luas,
khususnya bagi para mahasiswa UI Depok yang tidak mempunyai banyak pilihan
transportasi karena ketidakterjangkauannya oleh transportasi umum konvensional,
peran ojek online semakin menggerus peran ojek konvensional seiring berjalannya
waktu, penghasilan ojek konvensional pun semakin terus menurun, hal ini
dijelaskan oleh Castells yang mengatakan bahwa orang yang tidak mampu
beradaptasi oleh teknologi informasi akan tereksklusi dari jejaring sehingga
dianggap bukan bagian dari jejaring54
.
53 Wawancara pribadi dengan CKT, Depok 23 Mei 2018
54
Firman Kurniawan Sujono, “Manusia dalam Masyarakat Jejaring Telaah Filsafat
Pemikiran Manuel Castells tentang Abad Informasi”, (Disertasi Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya, Universitas Indonesia, 2013
53
Dalam masyarakat jejaring, kini peran transportasi online sangat vital,
berkaca dari informan-informan yang didapat oleh peneliti, hampir semuanya
menilai positif keberadaan transportasi online, walaupun keberadaannya juga
sempat menimbulkan konflik dengan transportasi umum konvensional.
Masyarakat sudah sangat bergantung dengan kemajuan teknologi komunikasi
sehingga dengan sangat mudah dapat menerima kehadiran transportasi online.
Dalam masyarakat umum, berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan
dari para informan, transportasi online dipandang berperan sebagai sarana
transportasi yang mudah didapatkan ketika kita hendak berpergian, transportasi
online juga dinilai memberikan fitur yang lebih dibandingkan dengan transportasi
umum konvensional yaitu seperti fitur keamanan dan kenyamanan yang lebih
terjamin.
Selain itu, dalam masyarakat jejaring, transportasi online juga berperan
dalam menyediakan lapangan kerja baru bagi masyarakat yang sulit mendapatkan
pekerjaan ataupun masyarakat yang ingin mencari penghasilan tambahan dengan
menjadi driver transportasi online sebagai pekerjaan sampingan.
Seperti yang dikatakan oleh Manuel Castells mengenai teori masyarakat
jejaringnya, masyarakat jejaring muncul karena adanya kebangkitan ekonomi baru
yang bersifat informasional, global, dan terjejaring, perekonomian yang bersifat
informasional artinya suatu perekonomian yang sumber produktivitasnya sangat
bergantung pada ilmu pengetahuan, informasi, dan teknologi55
. Dalam hal ini para
pihak penyedia layanan jasa transportasi online menguasai hal-hal yang
55 Rahma Sugiharti, Perkembangan Masyarakat Informasi dan Teori Sosial Kontemporer
(Jakarta: Prenadamedia group, 2014).
54
dibutuhkan tersebut untuk bisa bersaing dan bertahan dalam logika jaringan dalam
masyarakat jejaring.
Adapun peran transportasi online bagi para mahasiswa UI Depok seperti
yang sudah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya adalah menjadi sarana
transportasi untuk keperluan tugas kuliah, menjadi sarana transportasi
penghubung ke transportasi lain, sampai menjadi sarana transportasi yang dapat
diandalkan dalam keadaan mendesak.
Dalam masyarakat jejaring, transportasi online dapat dikatakan merupakan
suatu alternatif solusi dari permasalahan transportasi yang ada di kalangan
mahasiswa UI Depok yang tinggal di dekat pintu masuk Kukel mengingat
minimnya pilihan transportasi yang tersedia di daerah tersebut. Transportasi
online juga dinilai bisa memberikan kelebihan pelayanan yang sangat mudah
diadaptasi oleh masyarakat jejaring saat ini karena telah menggunakan teknologi
komunikasi terkini guna memudahkan penggunanya, begitu pula bagi para
mahasiswa Universitas Indonesia kampus Depok yang sangat mengadaptasi
kemajuan teknologi komunikasi.
55
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti jelaskan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tranportasi online mempunyai peran yang cukup signifikan dalam
masyarakat jejaring, khususnya bagi para mahasiswa UI Depok. Untuk
masyarakat umum, transportasi online berperan dalam menyediakan sarana
transportasi yang cepat, nyaman, dan aman, selain itu transportasi online juga
berperan dalam menyediakan lapangan kerja baru untuk masyarakat yang
kesulitan mendapat pekerjaan, dan juga menjadi alternatif masyarakat yang ingin
menambah penghasilan dengan menjadikan pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan
sampingan.
Sementara itu, khusus bagi para mahasiswa UI Depok, transportasi online
berperan dalam menyediakan sarana transportasi yang dapat membantu mereka
dalam melakukan aktivitas sehari-hari sebagai mahasiswa, seperti berpergian
untuk keperluan kunjungan tugas kuliah, sebagai transportasi penghubung untuk
naik transportasi lain, sebagai transportasi untuk pulang ke rumah (bagi yang
ngekost) sebagai transportasi yang dibutuhkan dalam keadaan mendesak, dan lain-
lain.
Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi terkini, transportasi
online berhasil menciptakan sarana transportasi yang lebih praktis daripada
transportasi konvensional yang ada, sehingga para pengguna, khususnya para
56
mahasiswa UI Depok dapat melakukan pemesanan dengan sangat cepat ketika
hendak berpergian, karena transportasi online dapat dipesan melalui smartphone
para pengguna.
Selain itu transportasi online juga menyediakan fitur keamanan lebih
daripada sarana transportasi lain yaitu berupa informasi mengenai identitas driver
transportasi online tersebut, informasi tersebut secara otomatis akan muncul di
smartphone pengguna transportasi online.
Transportasi online juga menyuguhkan fitur kenyamanan dengan
menyediakan sarana taksi online yang bagi para mahasiswa UI Depok dinilai lebih
nyaman daripada sarana transportasi umum konvensional lainnya.
Terlepas dari konflik yang pernah terjadi karena kemunculan transportasi
online, transportasi online tetap memiliki peran penting bagi masyarakat,
khususnya bagi mahasiswa UI Depok yang membutuhkan sarana transportasi
yang mudah, aman, dan nyaman, sehingga transportasi online masih eksis hingga
saat ini. dengan segala teknologi yang dimilikinya, transportasi online masih bisa
bertahan dalam masyarakat, dan dapat dikatakan bahwa transportasi online
merupakan alternatif solusi permasalahan transportasi bagi para mahasiswa UI
Depok, karena penerapan teknologinya sangat sesuai dengan konsep masyarakat
jejaring Manuel Castells yang sangat bergantung pada teknologi komunikasi,
sehingga dapat memudahkan para mahasiswa UI Depok dalam melakukan
mobilitasnya di daerah yang minim pilihan transportasinya seperti yang terjadi di
daerah dekat pintu masuk Kukel tersebut.
57
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan oleh
peneliti, penelitian selanjutnya disarankan agar untuk mengkaji lebih mendalam
mengenai konsep masyarakat jejaring Manuel Castells dengan studi kasus
transportasi online ini dikarenakan minimnya penelitian mengenai transportasi
online yang dilihat dari sudut pandang Ilmu Sosiologi dan teori masyarakat
jejaring.
Adapun saran peneliti untuk pemerintah agar memperhatikan sarana
transportasi yang ada, baik itu yang online ataupun yang konvensional agar
keduanya dapat jalan berdampingan sehingga tidak ada lagi konflik yang pernah
terjadi sebelumnya antara transportasi online dan transportasi konvensional.
Keberlangsungan transportasi online harus juga diperhatikan mengingat banyak
masyarakat yang membutuhkan transportasi yang mudah didapat di era yang serba
digital saat ini.
58
Daftar Pustaka
Buku
Bungin, Burhan. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana
Prenada Group, 2013.
Castells, Manuel, Communication Power. New York: Oxford University Press
Inc, 2009.
Castells, Manuel, The Network Society. Cheltenham: Edward Elgar Publishing
Limited, 2004.
Castells, Manuel, The Rise of The Network Society, 2nd ed. Oxford: Blackwell,
2000.
Sugiarti, Rahma, Perkembangan Masyarakat Informasi dan Teori Sosial
Kontemporer. Jakarta: Prenadamedia group, 2014.
Artikel dan Jurnal online
Alfadillah, “Membandingkan Tarif Ojol Terbaru Gojek dan Grab,” artikel diakses
pada 14 Maret 2019 dari
https://kumparan.com/@kumparantech/membandingkan-tarif-ojol-terbaru-
gojek-dan-grab-1550448804149113975
Amajida, Fania Darma, “Kreativitas Digital dalam Masyarakat risiko Perkotaan:
Studi tentang Ojek Online “Go-Jek” di Jakarta”, diunduh pada 21
Desember 2017 dari
https://Journal.uny.ac.id/index.php/informasi/article/view9657
Aninditha, Wiratri. dkk, “Analisis Penerapan Teknologi Komunikasi Tepat Guna
pada Bisnis Transportasi Ojek Online (Studi pada bisnis gojek dan Grab
Bike dalam Penggunaan Teknologi Komunikasi Tepat Guna untuk
59
Mengembangkan Bisnis Transportasi)”, Jurnal Ilmu Komunikasi,
Universitas Bakrie, diunduh tanggal 25 September 2016 dari
http://jurnal.bakrie.ac.id/index/.php/INDOCOMPAC/article/view/1638/pdf
Damayanti, Slaudiya Anjani Septi. “Transportasi Berbasis Aplikasi Online: Go-
jek sebagai Sarana Transportasi Masyarakat Kota Surabaya”, diunduh
pada 10 Juni 2019 dari journal.unair.ac.id
Derryawan, Rahmat. “Kenapa Netizen Lebih Mencintai Ojek Online dibanding
Metromini?”. artikel diakses pada 28 November 2016 dari
http://m.kompasiana.com/rahmat_derryawan/kenapa-netizenlebih-
mencintai-ojek-online-dibanding-metromini_567940373f23bd0109ea72ba
Ryandi, Dimas, “Dipicu adu mulut, Stasiun UI Hampir Jadi Arena Perang Ojol Vs
Opang”. Artikel diakses pada 10 Juni 2019 dari
www.jawapos.com/metro/metropolitan/23/01/2018/dipicu-adu-mulut-
stasiun-ui-hampir-jadi-arena-perang-ojol-vs-opang/%3famp
Setiyorini, Kiki dan Hendrastomo, Grendi, ”Persaingan Ojek Online dengan Ojek
Konvensional di Stasiun Lempuyangan, Daerah Istimewa Yogyakarta”,
diunduh pada 10 Juni 2019 dari
http://journal2.um.ac.id/index.php/jsph/article/view/4208
Yakti, Probo Darono , “Masyarakat Jaringan: Budaya Virtual, Teknologi
Komputer, dan Jaringan Internet”, artikel diakses dari
http://www.academia.edu/29219828/Masyarakat_Jaringan_Budaya_Virtua
l_Teknologi_Komputer_dan_Jaringan_Internet
60
Makin ketat, Begini Persaingan Tiga Transportasi Online Terbesar di Indonesia,
artikel diakses dari https://www.idntimes.com/business/economy/putriana-
cahya/persaingan-tiga-transportasi-online-terbesar/full
Masyarakat Informasi: Definisi, Perkembangan Konsep serta Posisinya dalam
Teori Ilmu Sosial, Artikel diakses pada 5 November 2016 dari
http://chemmy-t-s-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37784-Materi-
MASYARAKAT INFORMASI: DEFINISI, PERKEMBANGAN
KONSEP SERTA POSISINYA DALAM TEORI ILMU SOSIAL.Html.
Rentetan Gesekan Sopir Angkutan Konvensional Vs Angkutan Online, artikel
diakses pada 10 Juni 2019 dari
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/@kumparannews/daftar-
pertikaian-transportasi-online-vs-transportasi -konvensional
Sripsi, tesis, disertasi
Darmadi, Wardiman “Dampak Keberadaan Transportasi Ojek Online (Go-jek)
terhadap Transportasi Angkutan Umum Lainnya di Kota Makassar”,
diunduh pada 10 Juni 2019 dari http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3049/
Rahman, Fadhlur, “Kedudukan Hukum Usaha Ojek Online sebagai Angkutan
Jalan di Jakarta: Studi pada PT Gojek Indonesia”, Diploma thesis,
Universitas Andalas, diakses pada 23 Oktober 2016 dari
http://scholar.unand.ac.id/10250/.
Sujono, Firman Kurniawan, “Manusia dalam Masyarakat Jejaring Telaah Filsafat
Pemikiran Manuel Castells tentang Abad Informasi”, Disertasi Fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2013.
61
Sumber wawancara
Wawancara pribadi dengan informan AN, mahasiswa UI Depok, 23 Mei 2018
Wawancara pribadi dengan informan CKT, mahasiswa UI Depok, 23 Mei 2018
Wawancara pribadi dengan informan FF, mahasiswa UI Depok, 23 Mei 2018
Wawancara pribadi dengan informan M, driver ojek online, 12 September 2018
Wawancara pribadi dengan informan MR, driver ojek online, 30 Juli 2018
Wawancara pribadi dengan informan NFL, mahasiswa UI depok, 23 Mei 2018
Wawancara pribadi dengan informan SB, driver ojek online, 12 September 2018
Wawancara pribadi dengan informan SHS, karyawan PT Gojek Indonesia, 8
September 2018
62
Transkrip wawancara
A. Pengguna transportasi online:
1. Noer Fajar Lestari
P: Peneliti
NFL: Noer Fajar Lestari
P : Dengan Siapa namanya mbak?
NFL : Saya Noer Fajar Lestari.
P : Oh, di UI jurusan apa?
NFL : Jurusan administrasi.
P : Oh administrasi, di vokasi yah? Semester?
NFL : Heeh, semester dua
P : Oh oke, kalo boleh tahu, uang jajan sehari-hari berapa ya? mingguan atau
bulanan?
NFL : Seminggu saya 250 ribu.
P : Oh 250 ribu ya?, oke. Tau adanya transportasi online itu sejak kapan ya?
NFL : Sejak SMA kayanya sih, mulai downloadnya iya sejak SMA, kelas dua.
P : Oh SMA ya? sekitar tahun berapa tuh berarti?
NFL : 2016-an, pas sudah download-nya sih.
P : Oh kalau mulai menggunakannya?
NFL : Iya 2016 itu.
P : Oh oke, kira-kira seminggu bisa berapa kali mba menggunakan
transportasi online?
NFL : Jadi, kalo misalkan saya pulang aja sih, mungkin satu kali seminggu, kalo
pas SMA saya selalu dijemput, saya baru aktif make transportasi
63
online gitu pas kuliah, jadi kaya dari stasiun ke rumah aja gitu, sekitar
seminggu sekali sih.
P : Oh gitu, oke, selain itu, suka pesen makanan juga ga pake transportasi
online?
NFL : Iya, tapi engga sesering untuk bertransportasi.
P : Oh oke, kalau sebelum ada transportasi online, dulu biasanya naik apa?
naik transportasi umum atau dijemput?
NFL : Kadang bareng temen, engga pernah saya naik transportasi umum.
P : Oh engga pernah ya?
NFL : Takut, saya selalu ngantuk, terus mabok juga kalo naik angkot.
P : Oh gitu, berarti itu masalah kenyamanan ya? kurang nyaman transportasi
umumnya?
NFL : Iya, kurang nyaman aja sih mungkin.
P : Oke, lalu tanggapan mba dengan adanya transportasi online itu gimana
sih?
NFL : Sangat membantu sih, kalau misalkan kita mau ke mana-mana, terus juga
kalau kita butuh apa apa juga gampang tinggal pesen.
P : Oh gitu, kalau untuk manfaatnya sendiri yang paling dapat dirasakan dari
transportasi online ini?
NFL : Manfaatnya, kalau misalnya kita ada acara mendadak gitu, terus mau
pergi dan engga ada yang nganter, bisa diandelin.
P : Jadi alasan mba lebih memilih transportasi online apa?
NFL : Lebih praktis, lebih murah, terus juga nyaman juga kan kalo naik taksi
online kan enak ber-ac.
64
P : Oke berarti lebih ke maslah kenyamanan juga ya?
NFL : Iya nyaman.
P : Kalau menurut mba nih, apakah adanya transportasi online ini merupakan
sebuah solusi atas permasalahan transportasi di perkotaan?
NFL : Kalau bagi orang-orang pribadi mungkin solusi ya jadi kaya lebih
gampang, lebih mudah, tapi kalo di sisi lain sih kaya menimbulkan
masalah baru, kaya jalanan jadi macet, terus juga jadi saling iri sama
supir angkot juga.
P : Jadi secara umum menurut mba belum bisa jadi solusi ya?
NFL : Belum, belum jadi solusi.
P : Oke, terus gimana tanggapan mba mengenai masalah payung hukum
yang masih belum jelas?
NFL : Dari yang pernah saya baca kan itu sebenernya peraturannya sudah diatur
dalam undang-undang tapi masih dikaji lagi tuh, tapi mungkin harus
dipertegas lagi aturannya biar engga sering terjadi konflik juga antara
yang konvensional sama yang online.
P : Oke, nah kan kalo zaman sekarang apa-apa sudah pake smartphone ya
seperti adanya sosmed, dengan adanya teknologi telekomunikasi seperti
itu apakah mengubah pola interaksi mba dengan orang lain engga sih?
NFL : kalo saya pribadi orangnya itu jarang megang handphone, jadi kalau
misalnya ada perlu yaudah samperin aja langsung, saya juga engga
yang ngandelin handphone banget gitu.
P : Oh okee, lalu harapan mba nih buat transportasi di Indonesia itu kaya
gimana?
65
NFL : Saya maunya kaya di luar negri gitu mas, jadi sudah mudah, gampang,
dan murah. Dan lebih kaya ngajak masyarakat untuk lebih memakai
trasnportasi umum, mungkin gitu aja.
P : Oh oke, tapi mba setuju gak kalo transportasi online ini terus ada?
NFL : Ya setuju engga setuju, setujunya tuh transportasi online mempermudah
banget, kalo engga setujunya, jalanan jadi ramai, kasian juga orang-
orang yang pengemudi transportasi umum, jadi sepi penumpang dan
penghasilannya juga berkurang.
2. Firza Fauziah
P: Penelitit
FF: Firza Fauziyah
P : Dengan Mba siapa namanya?
FF : Firza Fauziah
P : Jurusan apa mba di UI?
FF : Jurusan Administrasi
P : Semester?
FF : Semester 2.
P : Oke, maaf kalau boleh tahu uang sakunya sebulan berapa mba?
FF : Biasanya dikasih sebulan itu satu setengah juta.
P : Oh oke, sejak kapan mulai mengetahui adanya transportasi online?
FF : Tahunya udah lama sih, pas SMA, sekitar tahun 2015, tapi mulai
pakenya pas di sini doang, soalnya kan saya tinggal di Serang, dulu di
Serang belum ada, pas udah di sini, di Serang baru ada, jadi
makenya di sini.
66
P : Oh gitu, itu biasanya naik transportasi online buat pergi ke mana?
FF : Saya suka pakai buat pulang ke Serang, paling kalo misalnya dari stasiun
ke terminal Kampung Rambutan gitu.
P : Berarti kalo untuk intensitas pemakaiannya seberapa sering ya?
FF : Engga sering banget sih, kalau di sini soalnya bawa motor juga, jadi
paling dua minggu sekali lah.
P : Oh oke, selain itu pernah pakai untuk memesan makanan?
FF : Iya pernah, sekali-kali.
P : Oh oke, nah kalau dulu sebelum ada transportasi online biasanya naik
apa?
FF : Dulu pas sekolah bawa motor juga sih, karena kan dulu belum ada
transportasi online, paling selain itu juga pake ojek konvensional.
P : Oh gitu, kalau menurut mba, tanggapan mba mengenai adanya
transportasi online ini bagaimana mba?
FF : Ya bagus sih, lebih mempermudah masyarakat untuk beraktivitas kan,
terus lebih murah juga, jadi mungkin masyarakat juga lebih enak
pakai yang online, terus mudah juga penggunaannya, daripada kalo
misalnya ojek konvensional kan dia mahal, terus kadang kalau ditawar
susah, gitu sih.
P : Oke, kalau buat mba sendiri nih, manfaat yang paling dirasakan dari
transportasi online apa ya mba?
FF : Ya itu sih, kemudahan, terus kalo misalnya lagi di tempat sepi yang lagi
engga ada ojek konvensional, engga ada transportasi yang lainnya,
jadi bisa langsung pesen.
67
P : Oke, berarti alasan memilih transportasi online itu karena kemudahannya
ya?
FF : Iya kemudahan, lebih murah juga.
P : Menurut mba apakah transportasi online di Indonesia bisa menjadi solusi
atas permasalahan transportasi untuk saat ini?
FF : Gimana ya, bisa jadi solusi, bisa juga jadi masalah baru lagi, kalau solusi,
yang tadi kaya misalnya orang-orang jadi lebih gampang jadi lebih
mudah, praktis, terus orang- orang yang menengah ke bawah juga bisa
menggunakan itu, soalnya kan murah. Tapi masalahnya mungkin kaya
kurang sosialisasi dari pihak online-nya, sama pemerintahnya juga,
lebih baik kebijakan pemerintahnya ituloh biar ojek konvensional sama
online tuh engga berkonflik gitu, engga bermasalah terus.
P : Oke, lalu mengenai maslah hukum yang masih kurang jelas tentang
transportasi online, gimana menurut mba?
FF : Gimana ya, mungkin pemerintah harus lebih tegas ya, kasian juga ojek
konvensional, mungkin pendapatannya jadi berkurang juga.
P : Oh berarti masalah regulasinya ya?
FF : Iya betul.
P : Oke, nah ini apakah dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi ini
membuat mba sangat bergantung?
FF : Iya bergantung banget.
P : Oh gitu, contohnya kaya apa tuh mba?
68
FF : Contohnya kaya misalnya ngerjain tugas itu butuh internet, cari-cari
materi dari situ, kalo dulu kan nyari-nyari buku, susah, kalo
sekarang kan ada internet jadi mudah tinggal cari di google gitu.
P : Oke, Kalo masalah komunikasi sama temen?
FF : Iya itu juga, kalo misalnya temen jauh gitu kan, udah lama ga ketemu
bisa terhubung.
P : Oh oke, lalu harapan mba untuk transportasi di Indonesia itu gimana?
FF : Inginnya itu tadi sih, masyarakatnya sih biar lebih menggunakan
transportasi umum biar gak macet, karena kalo misalnya semua
keluarga punya dan pake mobil pribadi kan sama aja gitu macetnya,
terus mungkit ya itu tadi sih kebijakan pemerintah yang harus tegas
gitu kan, sama kesadaran masyarakatnya.
3. Annisa Rabiah
P: Peneliti
AR: Annisa Rabiah
P : Maaf dengan Mba siapa namanya?
AR : Saya Annisa Rabiah
P : Dari Fakultas mana mba?
AR : Saya Fakultas Vokasi Jurusan Perumahsakitan.
P : Semester berapa mba?
AR : Semester dua.
P : Oh oke, maaf kalo boleh tau uang sakunya berapa ya mba?
AR : 350 ribu seminggu,
P : Oh gitu, berarti tetep tuh ya tiap minggu dapet 350?
69
AR : Engga juga sih kadang 300 kadang 350.
P : Oh oke pokoknya sekitar segitu lah ya?
AR : Iya.
P : Oke, nih mba mulai tau adanya transportasi online itu sejak kapan ya?
AR : Mulai taunya tahun 2015 cuma mulai aktif pakainya itu pas kuliah ini.
P : Oh baru pas kuliah ya, biasanya pakainya itu buat pergi ke mana, ke
kampus atau ke mana?
AR : Iya, karena kan di sini kan engga ada kendaraan, jadi kalo mau ke mana-
mana itu biasanya naik ojek online, karena emang lebih praktis juga
kan, paling dari sini ke stasiun kalo mau pulang juga biasanya.
P : Oke, kalo intensitasnya kira-kira berapa sering tuh mba dalam seminggu?
AR : Biasanya sih tergantung kegiatan ya, kalo misalnya lagi sibuk-sibuknya
karena organisasi mungkin tiga sampai empat kali, kalo lagi engga sibuk-
sibuk banget paling dua kali doang.
P : Oke, pesennya buat transportasi aja atau buat pesen yang lain, seperti
pesen makanan?
AR : Kayanya engga pernah deh kalo itu.
P : Oh ga pernah ya?
AR : Iya, karena kan kasian juga kalo itukan kesannya kaya disuruh-suruh gitu
mas, tapi ya engga pernah.
P : Oh oke, dulu sebelum ada transportasi online gini biasanya naik apa mba
kalo ke mana- mana?
AR : Naik kendaraan pribadi, naik motor.
P : Oh lebih suka naik kendaraan pribadi ketimbang kendaraan umum?
70
AR : Dulu sih pas SMP iya pakai kendaraan konvensional kaya angkot, terus
pas SMA-nya kan kebetulan jauh jadi pakainya motor, motor pribadi.
P : Oh gitu, lebih enak ya kalo jauh gitu?
AR : Iya, Heeh.
P : Oke, kalau menurut tanggapan mba pribadi mengenai adanya transportasi
online gimana?
AR : Mungkin iya ada plus minusnya juga ya, bagus, tapi ada engganya juga,
bagusnya kenapa? Mungkin karena emang praktis, terus lebih
nyaman juga dan udah tau juga range harganya.ya kan dari aplikasi
udah ketauan, mungkin kalo minusnya jadi kalo misalkan udah tau ada
transportasi online biasanya suka ditinggalkan tuh yang konvensional kaya
angkot dan ojek pangkalan misalnya kaya gitu. Karena yang udah tau pasti
harganya kan yang ojek online, kalo misalkan yang konvensional kan
engga tau kita harganya, terus kaya harus nanya dulu,”Dari sini ke
sini berapa?”. Kalo online kan udah tau harganya.
P : Oh gitu oke, lalu manfaat yang paling mba rasakan dari adanya
transportasi online itu apa ya?
AR : Iya itu manfaatnya jadi kaya aktivitas sehari-hari juga jadi lebih
gampang, terus lebih nyaman juga, terus kan karena driver online itu
biasanya sudah terjamin lah mungkin, dia punya sim, terus jadi kita tuh
lebih percaya gitu loh mas, lebih percaya sama driver ojek online.
P : Oh jadi masalah keamanannya juga ya?
AR : Iya.
71
P : Tapi pernah gak tuh mba dapet driver yang rese mungkin atau kurang
sopan?
AR : Sampe saat ini sih belum, belum pernah.
P : Oh Alhamdulillah deh, jadi pertimbangan mba memilih transportasi
online tadi itu yak arena kemudahan, murah dan nyamannya.
AR : Iya nyaman juga, terus udah tau juga harganya.
P : Oke, kalo transportasi konvensional engga nyaman apa gimana tuh mba?
AR : Bukan engga nyaman sih, tapi mungkin kurang kali ya? kurang nyaman
ketimbang online.
P : Kalo masalah harga kan ojek pangkalan sini harganya engga ketahuan
dan cenderung mahal juga ya?
AR : Iya heeh, yang pertama engga ketahuan, terus yang kedua juga mungkin
kalo misalkan kita pakai transportasi online tuh, kaya yang tadi kan ada
grabcar kan itu lebih nyaman juga, terus kalo misalkan pun angkot
mungkin yang harganya lebih murah tapi dengan kualitas yang jauh
juga, gitu jadi kaya “Yaudah deh gapapa ngeluarin duit yang lebih besar
tapi dengan ada jaminan yang bisa kita dapetin”.
P : Oke, lalu menurut mba apakah transportasi online sudah menjadi solusi
buat segala permasalahan transportasi di perkotaan Indonesia ini?
AR : Nah itu sebenernya tuh, ada tadi plus minusnya itu, karena kalo misalkan
dilihat dari jaman sekarang kan teknologi tuh semakin maju ya, yang
harusnya memang semakin maju itu biasanya orang-orang kan semakin
pinter semakin kritis juga jadi kalo misalkan kita pindah dari konvensional
ke online itu biasanya tuh kaya lebih bagus gitu untuk negara
72
menurut saya, tapi kalo misalkan memang ada orang-orang yang selisih
beda pendapat mungkin kalo misalkan yang tadi angkutan umum sama
angkutan online itu ribut mungkin menurut saya kaya “konvensional ini
tuh engga mengikuti zaman”, atau karena kan semakin berkembangnya
zaman kan tadi teknologi semakin maju jadi, orang- orang jadi lebih harus
modern lah, gitu kan? cuma mungkin yang konvensional tadi itu kaya
engga mengikuti zaman gitu jadi mungkin itu jadi ada perselisihan.
P : Oke, lalu mengenai payung hukum yang belum jelas nih menurut mba
gimana?
AR : Harus terarah juga mungkin, pemerintahnya juga harus bisa memilih nih
yang mana yang untuk konvensional itu seperti apa undang-undangnya
terus untuk driver online juga seperti apa, supaya nantinya tuh
engga ada terjadi keributan tadi kan, terus kalo misalkan kita harus
mengikuti perkembangan zaman, itu tuh yang transportasi
konvensionalnya tuh harus bisa ngikutin dan menerima kalo menurut
saya sih gitu.
P : Oke, intinya harus ngikutin perkembangan zaman ya?
AR : Iya.
P : Oke, lalu, adanya kemajuan di bidang teknologi ini, mengubah pola
interaksi mba ke teman-teman atau keluarga ga sih?
AR : Kalau dalam komunikasi secara langsung iya, ketemu langsung, itu
mengurangi banget, tapi kalau misalnya, kaya tadi komunikasi itu kan ga
hanya yang deket aja kan ya, tapi yang jauh pun kita bisa
berkomunikasi, nah mungkin dari smartphone ini kaya bisa juga kita
73
komunikasi dengan orang yang jauh, tapi memang mengubah pola
interaksi, tapi ya mungkin mendekatkan yang jauh dan menjauhkan
yang dekat.
P : Oke, sekarang kan ada sosmed juga segala macem buat komunikasi.
AR : Iya.
P : Oke ini yang terakhir, harpan mba buat transportasi di Indonesia tuh
gimana?
AR : Harapannya, semoga pemerintah tuh bisa mengatur lagi undang-
undangnya seperti apa tadi konvensional seperti apa untuk online,
terus harapannya, konvensional harus bisa mengikuti yang ini yang
online, karena memang seiring perkembangan zaman tuh pasti
teknologi semakin maju.
4. Candrika Kumara Tungga
P: Peneliti
CKT: Candrika Kumara Tungga
P : Maaf dengan mba siapa namanya?
CKT : Candrika, Candrika Kumara Tungga
P : Oke, mba jurusan apa di UI?
CKT : Saya jurusan Manajemen informasi dan dokumen, Arsip masuknya.
P : Semester berapa tuh mba?
CKT : Semester 2
P : Oh oke, kalo boleh tau uang sakunya berapa mba?
CKT : 500-700 ribu perbulan.
P : Oke, mba mulai tau adanya transportasi online ini sejak kapan mba?
74
CKT : Sejak SMA, SMP gaptek soalnya.
P : Oh sekitar tahun berapa tuh mba?
CKT : Kurang lebih tahun 2015.
P : Kalau pertama kali menggunakan transportasi online itu kapan mba?
CKT : Pas kuliah, karena pas SMA pakai kendaraan sendiri gitu, pakai motor,
jadi belum terlalu menggunakan transportasi umum.
P : Seberapa sering mba pakai transportasi online?
CKT : Kalau sekarang tuh lumayan sering karena jurusan aku sendiri itu ada
kunjungan ke Arsip Nasional Republik Indonesia, itu tuh setiap sebulan
ada aja kunjungan ke sana, apalagi kalau pagi gitu, Grabcar itu lebih
cepet gitu lebih worth it juga, lebih enak dibandingin kita naik kereta,
desek-desekan, terus dari stasiun pasar minggu pun kita masih harus
naik angkot lagi, jadi mending naik Grab sekalian gitu.
P : Oh gitu, berarti sebulan bisa berapa kali menggunakan transportasi
online?
CKT : Sebulan bisa dua kali.
P : Kalau untuk sehari-harinya?
CKT : Kalau untuk sehari-hari sih engga terlalu sering gitu.
P : Soalnya kuliahnya di Vokasi deket ya?
CKT : Kalau ke vokasi biasanya jalan, bahkan jarang gitu pakai yang online,
kalau engga emang karena kunjungan, atau ada pergi, kaya misalkan
kaya ada bukber, kalau ada acara-acara di luar, paling gitu doang sih.
P : Kalau misalkan main ke mall, atau pergi ke mana-mana? Main ke
rumah/kosan teman mungkin?
75
CKT : Kalau ke kosan temen mungkin bisa jalan kaki, tapi mungkin kalau ke
mall gitu kadang pakai Grab juga, kadang sama temen juga sih.
P : Oke, kalau sebelum ada transportasi online gini bisasanya naik apa?
CKT : Bawa motor sendiri, tapi sebelum punya motor juga naik angkot.
P : Oh sering naik angkot dulunya?
CKT : Pas SMP naik angkot kebetulan.
P : Oh gitu berapa tahun tuh kira-kira?
CKT : Sekitar tiga tahun naik angkot.
P : Oke, emang kebetulan sekolahnya deket jaran raya apa gimana?
CKT : Iya, kebetulan lebih enak naik angkot, dari angkot tuh tinggal jalan gitu.
P : Oke, lalu tanggapan mba sendiri dengan adanya transportasi online ini
bagaimana?
CKT : Sebenarnya sih ngebantu, ngebantu banget buat kita yang aktivitasnya
banyak gitu sebagai mahasiswa atau buat orang yang kerja, itu ngebantu
banget, tapi di sisi lain ojek online itu juga merugikan, kan belakangan
ini kita lihat banyak demo gitu kan, yang ojek konvensional itu gak
terima karena menurut mereka pelanggannya diambil, terus di jalan
juga macet, terus akhir-akhir ini tuh saya sering diskusi sama teman, ojek
online itu kan dia pasti punya kerjasama sama negara asing, otomatis si
negara asing ini tau perputaran uang yang ada di Indonesia, takutnya
dengan adanya ojek online ini, Indonesia tuh kembali dijajah, tapi
penjajahan ekonomi, takutnya sih kaya gitu, merugikannya gitu.
Makanya mungkin itu juga salah satu pemerintah memperketat undang-
76
undang tentang si ojek online ini kan, di beberapa deaerah kan ada
yang ga boleh gitu, gitu kan.
P : Oke, lalu menurut mba manfaat yang paling mba rasakan dari adanya
transportasi online ini apa?
CKT : Kalau pergi ke mana-mana tuh jadi gampang, terus misalkan kalau kita
pulang, aku kan kalau pulang dari stasiun ke rumah lumayan jauh,
terus naik Grab motor, itu tuh kalau abang-abangnya enak, terus kadang
kita juga jadi enak ngomong, jadi ngobrol, jadi ada temen, seengganya
kita jadi engga kaku, terus mereka juga ngasih pelayanan lebih enak
dibandingin ojek konvensional, contohnya kaya ojek pangkalan yang
depan ini deh, mereka tuh kalau misalkan anter kita gitu, mereka tuh asal
nyampe aja gitu, udah nyampe sepuluh ribu dapet, kalau ojek online
kan, mereka kaya lebih hati-hati, menjaga image dari perusahaan
mereka, mereka juga dapet bintang gitu, enak sih kaya gitu,
pelayanannya lebih enak.
P : Oh gitu, berarti masalah kenyamanannya ya itu?
CKT : Iya, masalah kenyamanan, terus merasa lebih, kelau misalnya kita balik
malem gitu, lebih merasa aman gitu loh.
P : Oh aman yak arena di situ kita punya informasi menenai driver-nya itu
ya?
CKT : Iya, kalau kita kenama-kenapa kita tau harus menghubungi siapa.
P : Oke, berarti alasan mba memilih online itu karena kenyamanan dan
kemanannya itu ya?
CKT : Iya betul.
77
P : Oke, lalu menurut mba apakah transportasi online ini menjadi solusi buat
permasalahan transportasi di Indonesia?
CKT : Untuk sementara ini buat kita orang yang sibuk ini sih iya, ini pemecah
masalah banget gitu, kalau kita ngandelin angkot, angkot itu lama
banget, dia kalau ngetem itu bisa 15-20 menit, apalagi kalau kita udah
telat, terus kalau kereta, kereta cepet sih, cuma kalau pagi tuh beringas
banget, desek-desekan banget. Untuk sejauh ini sih bisa menolong gitu,
dan dia tuh banyak ngambil orang-orang yang tadinya nganggur, jadi
dia membuka pekerjaan buat orang lain juga, jadi untungnya tuh di
situ, cuma ga enaknya juga, pemerintah sama si perusahaan itu
masih belum bisa membagi rata gitu pembagian job antara yang
konvensional sama yang online, jadi masih ada perebutan gitu, kalau bisa
sih kaya di luar negeri gitu loh antara transportasi online dan
konvensional itu bisa adil, terus kita juga jadi enak gitu loh, engga was-
was.
P : Oke, nih kalau masalah payung hukum yang masih belum jelas mengenai
transportasi online gimana?
CKT : Harapannya ke pemerintah tuh segera dijelasin gitu, biar engga ada
konflik lagi, sama- sama enak, sama-sama nyaman gitu, yang
konvensional enak yang online enak gitu, kan kita sebagai
masyarakat tergantung bagaimana pemerintahnya gitu, kalau
pemerintahnya udah jelas ya kitanya juga jelas.
78
P : Oh gitu, lalu kalau masalah perkembangan teknologi komunikasi
sekarang nih, menurut mba ini mengubah pola interaksi mba ga
sih?
CKT : Amat sangat mengubah sih, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan
yang dekat, contoh misalkan sama temen satu kosan, sehabis pulang
dari kampus, kita sempet ngobrol dulu nih, misalkan kita sebelum
magrib masih pada ngobrol, tapi ntar udah masuk isya, udah sibuk
sendiri, pada di kamar, cuma kita engga ngobrol, pada nunduk semua
sibuk sama hape sendiri. Enak sih kita apa-apa bisa mengakses dari
smartphone, semua informasi kita bisa dapet, cuma kalau buat quality
time itu kita agak susah, jangankan sama temen, sama keluarga juga
kadang kaya gitu.
P : Oke, jadi kemajuan teknologi memang sangat mengubah interaksi kita
ya?
CKT : Iya betul, sangat mengubah.
P : Oke nih mba, kalau harapan mba buat transportasi di Indonesia itu
bagaimana?
CKT : Harapannya sih engga semrawutan, terus polisi cepek yang biasanya ada
di perempatan, kayanya sih sebenarnya itu kalau misalakan
masyarakat Indonesia sudah bisa teratur di jalan sebenarnya polisi cepek
itu ga butuh, ga perlu banget gitu. Misalkan kaya di luar negri kaya di
Australi, atau Jepang, atau Singapur, mereka ramai, tapi mereka bisa
kondusif gitu jalannya tanpa perlu si polisi cepek gitu, polisi pun tugasnya
mereka bukan ngatur jalan tapi cuma buat jaga kemanan di sekitar gitu.
79
B. Driver
1) Muhammad Rizki/Kiki (Driver Grab)
P: Peneliti
MR: Muhammad Rizki
P : Maaf dengan siapa mas namanya?
MR : Kiki mas.
P : Oh oke, mulai tau adanya ojek online sejak kapan ya mas?
MR : Kalau mulai taunya sih kurang lebih tiga atau empat tahun yang lalu.
P : Oh oke kalau mulai gabung jadi driver grab nya sejak kapan ya mas?
MR : Saya bergabung baru sekitar dua bulan, pas bulan puasa kemarin.
P : Oh gitu, sebelum jadi driver kerja apa mas? apa ini sampingan aja atau
kerjaan utama?
MR : Sebelumnya saya masih sekolah mas, pas lulus coba daftar grab, jadi ini
cuma buat sampingan aja sih mas daripada nganggur, sekalian isi
waktu kosong sambil nunggu masuk kuliah mas.
P : Oh oke, kenapa mas pilih untuk jadi driver ojek online?
MR : Saya milih jadi driver online karena menurut saya kerjanya itu lebih
praktis mas, lebih mudah juga, udah gitu kita juga bisa ngatur kapan
aja kita mau kerja, jadi misalkan kita nanti kalau kuliah kan bisa sekalian
ambil orderan yang searah kampus kita.
P : Oh jadi lebih fleksibel ya waktu kerjanya?
MR : Iya mas.
P : Oke, lalu tanggapan mas nih mengenai adanya transportasi online itu
gimana?
80
MR : Kalau menurut saya, adanya transportasi online itu sangat membantu
sekali pada era sekarang ya, di mana semua-semua udah serba
online, jadi kita kalau mau pergi ke mana- mana juga gampang tinggal
pesan aja.
P : Oh oke, selama narik pernah ga mas ada konflik gitu sama ojek
pangkalan?
MR : kalau konflik pernah sih tapi ga sampai menimbulkan keributan, paling
kaya ga boleh ambil di dekat pangkalan mereka, gitu.
P : Oh gitu, lalu manfaat yang paling mas rasakan dengan adanya
transportasi ini apa? selain menambah pendapatan.
MR : Kalau manfaat yang paling saya rasakan sih saya jadi punya kegiatan aja
untuk mengisi waktu kosong saya, daripada waktunya buat dipakai
nongkrong-nongkrong ga jelas kan lebih baik narik jadi lumayan bisa
buat tambah uang jajan juga.
P : Oh oke, kalau boleh tau pendapatan perbulannya berapa tuh mas?
MR : Kalau pendapatan tergantung lagi ramai atau engganya sih mas, kalau
lagi ramai sehari bisa dapet 100 sampai 150 ribu, itu udah bersih,
udah sipotong bensin sama makan mas.
P : Oh emangnya sehari bisa dapet berapa order tuh?
MR : Kalau lagi ramai sih bisa sampai 15, tapi itu tergantung juga sih, kalau
keluar pagi pulang malem itu bisa dapet sampai 20.
P : Oh gitu, emang biasanya nariknya dari jam berapa sampai jam berapa
tuh?
81
MR : Kalau saya sih bisanya keluar jam 5 pagi terus sampai zuhur pulang dulu,
istirahat, sekalian sholat dan makan, terus keluar lagi sekitar jam 2
atau jam 3, pulang lagi paling magrib.
P : Oh oke, kalau narik itu biasanya di sekitaran UI
(Universita Indonesia) aja atau ke tempat lain juga kaya ke Jakarta gitu?
MR : Saya random sih, kadang ke UI, kadang ke tempat lain juga.
P : Tapi mas suka dapet order mahasiswa UI?
MR : Iya suka dapet mas.
P : Seberapa sering tuh mas? biasanya nganternya ke mana aja?
MR : Lumayan sering sih mas, paling nganternya sih biasanya ke FKM, FEB,
FISIP, FIB, Perpustakaan, sama ke Balairung deh.
P : Oh banyak juga ya?
MR : Iya mas lumayan.
P : Oke, nih kalo menurut mas, apakah transportasi online merupakan solusi
untuk permasalahan transportasi di perkotaan ini?
MR : Kalau menurut saya untuk saat ini sih mungkin iya, karena pada
kenyataanya transportasi online bisa memudahkan orang untuk
berpergian ke mana aja, lebih praktis, lebih murah juga kan, kita
dari rumah aja bisa langsung pesen lewat hp.
P : Oke, kalau menuut mas mengenai payung hukum dari transportasi online
ini yang masih kurang jelas gimana?
MR : Kalau saya sih ikutin alurnya aja, karena dulu kan katanya pernah mau
dibekukan ojek online, tapi sama menteri langsung dicabut lagi
pernyataannya, karena mungkin kalau benar-benar dibekukan bisa
82
merugikan masyarakat juga kan, ojek online juga kan sampai
sekarang bisa membuka lapangan pekerjaan baru juga, udah gitu gampang
lagi kan melamar pekerjaannya.
P : Oh gitu, lalu harapan mas nih mengenai transportasi di Indonesia?
MR : Kalau saya sih ingin transportasi online itu tetap dipertahanin, tapi
memang harus banyak dievaluasi juga, supaya pengguna lebih
bijak lagi dan diadakan sosialisasi ke ojek pangkalan biar tidak terjadi
kesalahpahaman lagi dan tidak menimbulkan konflik lagi.
2) Saiful Bahri (Driver Grab)
P: Peneliti
SB: Saiful Bahri
P : Maaf dengan mas siapa namanya?
SB : Saya Saiful Bahri mas.
P : Oh oke mas Saiful mulai tau adanya transportasi online itu sejak kapan
tuh mas?
SB : Sejak tahun 2015.
P : Oh tahun 2015 ya?
SB : Iya.
P : Terus mulai bergabung jadi ojek online itu sejak kapan tuh?
SB : Saya mulai bergabung pas bulan Februari 2016.
P : Oh berarti udah sekitar dua tahun lebih ya mas?
SB : Iya, hampir tiga tahun lah.
P : Oh oke, kalau dulu itu sebelum ikut ojek online itu kerja apa mas?
SB : Saya kerja, ojek online buat sambilan aja.
83
P : Oh oke, kerja apa tuh mas?
SB : Saya jaga pertokoan di daerah Kukusan mas.
P : Oh masih deket-deket sini juga ya?
SB : Iya mas.
P : Terus alasan mas pilih jadi driver ojek online apa tuh mas?
SB : Alasannya sih untuk menambah penghasilan lah.
P : Oh oke, kenapa milih jadi ojek online mas? kenapa ga coba cari kerja
yang lain?
SB : Karena pada saat itu peluangnya yang ada ya jadi driver ojek online mas.
P : Oh gitu ya, lalu menurut mas tanggapan mas mengenai adanya
transportasi online itu bagaimana?
SB : Ya bagus sih, bisa mempermudah dan mempercepat untuk pelayanan
masyarakat dalam menggunakan transportasi, apalagi jaman sekarang
udah era modern, era digital, tinggal klik langsung sampai ya.
P : Lebih mudah jadi kalau ingin pergi ke mana-mana ya?
SB : Iya, sesuai dengan perkembangan jaman sekarang lah.
P : Oh oke, selama narik pernah ada konflik sama ojek pangkalan ga mas?
SB : Sering mas, ada aja sih sebenernya, cuman lambat laun mereka semakin
menerima dengan keberadaan ojek online, tapi saat pertamanya
mereka pun engga menerima, sering terjadi konflik, masalah penghasilan
mereka semakin menurun, gitu kan, karena perkembangan jamannya saat
ini mungkin tidak diimbangi dengan informasi dan pendidikan dari
mereka.
84
P : Oh oke, biasanya konfliknya seperti apa tuh mas? apa sampai berujung
kekerasan?
SB : Oh biasanya mereka engga terima kalo kita ada di area mereka, mereka
sering memberitahu agar tidak ambil penumpang di areanya, apalagi
kalau mereka melihat ada ojek online banyak mereka udah melakukan
persekusi, dengan melakukan pemukulan atau apa, tapi untuk saat ini
sudah aman lah, mungkin kalau di daerah pelosok masih ada ya.
P : Kalau mas sendiri pernah ngalamin samapai dipukulin gitu?
SB : Alhamdulillah jangan sampai ya, jangan lah.
P : Oh oke, lalu manfaat yang mas sendiri rasakan dari adanya transportasi
online ini selain untuk menambah penghasilan apa ya?
SB : Manfaat lainnya mungkin untuk keluarga kita, kita juga jadi serba
dipermudah ya, keluarga kita pun merasa terlayani dengan adanya
ojek online, misalnya kan kita cuma punya kendaraan cuma beberapa di
rumah terus anak atau istri harus dijemput atau apa kan bisa langsung
pesan ojek online tidak harus menunggu orangtuanya gitu, jadi lebih
praktis.
P : Oh oke, nah kalau pendapatan mas dari ojek online ini sendiri sekitar
berapa tuh mas?
SB : Ya kalau dibandingkan saat pertama saya daftar dengan saat ini ya lebih
besar yang dulu ya, kurang lebih dalam setahun awal itu bisa
dibilang lebih dari cukup, ya di atas UMR lah, bisa lima jutaan kalau
kita rajin, kalau untuk sekarang ini sudah engga cukup mas. kalau
85
untuk saat ini paling kita sekuatnya fisik sehari kita bisa sekitar 130-180
lah.
P : Biasanya tuh kalau dapet segitu sehari bisa dapet berapa order tuh mas?
SB : Ya tergantung jaraknya ya, kadang kalau jarak jauh kita bisa paling cuma
lima atau tiga, kalau untuk jarak dekat ya kita harus kerja keras mencari
orderan, orderan pendek bisa 15, 18, atau 20 gitu kan, untuk mencapai
targetnya.
P : Oh gitu lumayan banyak juga ya, nah biasanya kalau narik dari jam
berapa sampai jam berapa tuh mas?
SB : Kalau narik untungnya fleksibel ya kalau di ojek online ini, kalau kita
niat cari duit banyak kita mulai dari pagi lah setelah Subuh gitu kita
berangkat, pulang jam sembilan, mungkin kalau lagi ada target untuk
kebutuhan uang yang mendadak kita harus kerja lebih keras lagi lah.
P : Oh oke, nah kalau biasanya nariknya di sekitaran UI aja atau ke mana aja
nih mas?
SB : Ya tergantung tujuan sih, kalau dapet tujuan yang jauh ya kita engga
mungkin balik lagi juga, misalnya ke Jakarta Utara atau Jakarta Barat
kan ga mungkin kita balik lagi ke mari, cuma kalau untuk dapet trek
pendek, kita ambil aja yang daerah sekitaran UI kaya Margonda,
Lenteng Agung lah gitu.
P : Oke, berarti sering ambil orderan mahasiswa UI sini ya?
SB : Iya, karena di sini lingkungannya emang untuk pasar anak muda mas,
pasar era anak- anak digital lah.
86
P : Oh oke, kira-kira bisa dapet berapa orderan dari mahasiswa di sini tuh
mas?
SB : Oh kalau dapet order dari mahasiswa di sini mungkin bisa 80 persen dari
penghasilan saya mas, kalau untuk trek jauh, balik lagi sih, tergantung
jarak jauhnya lah, kita dapet order jauh ya kita ga main di sekitar sini,
cuma mayoritas ya 80 persennya kita penghasilannya dari sekitaran
kampus.
P : Oh, nah biasanya itu kalo mahasiswa sini yang order tujuannya ke mana
tuh mas?
SB : Ya paling mereka buru-buru ke fakultas, ke stasiun, terus balik ke
kosannya atau mungkin kalau hari-hari weekend mereka ada yang ke
tujuan pulang ke area Jabodetabek tempat tinggal mereka, kalau di sini
kan emang area kos-kosaan dan area kampus.
P : Oke, nah kalau menurut mas adanya transportasi online apakah menjadi
solusi untuk permasalahan transportasi di Indonesia?
SB : Kalau menurut saya, dari segi pemerintah, kalau dari kebijakan
pemerintah mungkin iya, karena pemerintah tidak bisa menciptakan
transportasi yang murah, cepat selain kereta api, mungkin untuk
sementara mereka tetapkan inilah, untuk ojek online ini, tapi mereka
tidak berani mengeluarkan undang-undang kalau roda dua itu sebagai alat
transportasi, itulah kalau menurut saya, jadi tergantung kebutuhan
pemerintah saat ini, jadi mereka melegalkan tetapi tidak mengesahkan,
kurang lebih seperti itu.
87
P : Oh oke jadi menurut mas untuk saat ini masih bisa sebagai solusi
sementara ya?
SB : Iya boleh lah digunakan untuk solusi sementara.
P : Oke, nah kalau mengenai payung hukum yang belum jelas mengenai ojek
online ini bagaimana?
SB : Ya kalau menurut saya, memang bukan selayaknya, tapi ya cepatlah
disegerakan untuk mengeluarkan atau menciptakan suatu solusi yang
tidak bikin semrawut juga dari kendaraan sepeda motor, roda dua ini
kan bersifat pribadi ya, dan sifatnya juga kalau kendaraan roda dua
ini untuk jarak dekat, bukan untuk transportasi jarak jauh antara kota,
jadi kalau untuk saat ini ya segeralah cepat-cepat untuk menciptakan suatu
solusi, ya contohnya kalau untuk saat ini yang diterapkan di DKI
Jakarta ini kan ada Transjakarta, cuma kan tetep aja penggunaan
kendaraannya kalau menurut saya sih, untuk mengatasi kemacetan ini
tidak ada keberanian pemerintah untuk membatasi kendaraan yang
diproduksi, gitu.
P : Oh oke, berarti pemerintah untuk kedepannya harus segara membuat
undang-undang yang jelas untuk transportasi online agar jelas untuk
kedepannya ya?
SB : Iya seharusnya begitu, tapi kalau menurut saya kalau pemerintah berani
mengesahkan adanya transportasi online berarti pemerintah tidak bisa
menciptakan transportasi yang mudah dan cepat lah.
P : Oke, lalu kalau dari mas sendiri harapan untuk transportasi di Indonesia
itu gimana?
88
SB : Kalau harapan saya untuk transportasi sih, buatlah yang cepat, aman,
nyaman, ya selain kereta api, di sini semua pusat pendidikan, pusat
pemerintahan, pusat industri semua ada di Jakarta, jadi kalau menurut
saya mau sebagaimanapun hebatnya pemerintah saat ini yang mereka
bicarakan saat kampanye, mungkin engga bakal terselesaikan, karena
menurut saya pembatasan kendaraannya yang mereka engga mampu, jadi
untuk kesadaran masyarakatnya untuk menggunakan transportasi umum
dibanding membawa kendaraannya masing-masing.
3) Mujiono (Driver Gojek)
P: Peneliti
M: Mujiono
P : Dengan mas sispa namanya?
M : Mujiono.
P : Oke, bang mulai tau adanya ojek online itu sejak kapan tuh?
M : Ya sekitar 4 tahun yang lalu, tahun 2014.
P : Kalau mulai bergabungnya itu?
M : Ya itu 4 tahun yang lalu, pas lagi sepi-sepinya, maksudnya pas jarang
driver-nya.
P : Oh itu langsung daftar tuh ya? udah lama juga ya?.
M : Iya.
P : Oke, sebelum jadi driver itu dulu punya pekerjaan lain?
M : Kerja lain, di pabrik.
P : Berarti kalau sekarang ini ojek online sebagai sampingan aja?
M : Iya sampingan.
89
P : Oke, dulu itu kenapa milih ojek online sebagai sampingan?
M : Ya karena kan dia waktunya bebas, jadi kalau mislanya kita lagi libur
atau engga kerja, kan kita ship kerjanya nih, kalau masuk pagi atau
masuk siang, kan paginya bisa narik, jadi waktunya tuh kita engga
dibatesin, fleksibel.
P : Lalu nih tanggapan mas sendiri mengenai adanya transportasi online itu
gimana mas?
M : Ya sebenernya sih bagus ya, jadi orang itu engga harus ke jalan dulu
nyetopin angkot, atau ke pangkalan ojek, jadi tinggal nunggu di
rumah, main hape, langsung pesen dari aplikasi, kan sekarang banyak
layanannya, ada buat pesen makanan juga, terus segala hal juga ada di
hape-nya itu di androidnya itu di aplikasi gojeknya itu.
P : Oh iya iya, banyak layanannya lah ya engga cuma transportasi doang.
M : Iya.
P : Oke, nah selama mas narik pernah ga sih ada konflik gitu sama ojek
pangkalan atau angkot gitu?
M : Waktu baru-baru sih iya, karena emang dulu kan banyak larangn kaya
spanduk-spanduk dilarang ojol (Ojek online) masuk, segala macem,
karena masih banyak ojek pangkalan yang belum bergabung sama ojol,
kalau sekarang kan dari pihak Gojek udah ada semacam kaya
undangan VIP, jadi dia ngelamarnya langsung, tanpa antre, tanpa harus isi
segala macem, langsung dapet aplikasi, dapet hape, langsung bisa gitu,
paling pengenalan cara kerja di hape-nya aja gimana, saat nerima
orderan, saat ngambil orderan, itu aja.
90
P : Oh gitu ya, kalau sekarang udah ga pernah konflik gitu ya?
M : Kalau untuk sekarang sih untuk daerah Depok sih udah engga ada, udah
aman.
P : Kalau mas sendiri pernah ga tuh konflik sampai yang berujung
kekerasan.
M : Kalau kekerasan sih belum ada, cuma waktu itu pernah dicegat juga,
waktu itu kan masuk perumahan, kita engga tau kalau di situ ada
pangkalan ojek, sempat adu mulut juga cuma yaudah akhirnya saya
cancel, yaudah saya jalan, jadi orang itu order lagi atau gimana yang
pasti dia order lagi cuma nunggunya agak jauhan.
P : Oke, nah ini kalau untuk manfaat yang mas rasakan dari adanya
transportasi online selain untuk menambah penghasilan?
M : Yang pertama sih praktis juga ya, jadi kita ngojek juga ada data dirinya
lengkap, segala macem, misalkan kalau driver itu macem-macem,
jadi ada tanggungjawabnya kita bisa laporan.
P : Mas sering pake ojek online ini juga?
M : Sering juga sih kalau misalkan pergi ke mana gitu.
P : Oke, nah kalau maslah penghasilan nih mas, dari ojek online in sendiri
bisa dapet berapa tuh perbulan atau perminggunya?
M : Kalau perharinya, saya kan part-time juga yah, kalau misalkan seharinya
kadang kalau saya lagi libur bisa sehari 200-250 ribu, tergantung
poinnya, kan kita juga ada itungan poinnya tuh, maksimal 30 poin itu
bonusnya itu 180 ribu, nah itu bonusnya doang, kalau misalkan 30
91
poin. Dan misalkan satu tarikannya 10 ribu misalkan ada beberapa tarikan,
kurang lebih dapet 250-300 ribu lah.
P : Lumayan ya, nah kalau buat sehari-harinya nih, biasanya ngambil sampai
berapa order tuh?
M : Kalau seharinya kadang nyampe 15 atau 12 orderan, kalau full narik,
kalau setengah hari paling ada 5, 6, atau 8.
P : Oh gitu, nah biasanya kalau narik itu mulai dari jam berapa?
M : Tergantung jam kerja masuk ya, kalau saya ini sekarang kerjanya siang
terus, kerja ada yang jam 1 sama jam 3, jadi sekarang nariknya pagi
doang sampai siang, kalau libur baru full time.
P : Oke, nah kalau nariknya itu emang di sekitar daerah UI aja atau ke
tempat lain juga tuh mas?
M : Kalau pagi saya main deket rumah, kan ada yang kerja tuh berangkat ke
stasiun.
P : Di mana tuh mas rumahnya?
M : Di depok timur, di deket perumnas itu, dari situ dapet ke stasiun, terus
nongkrong di belakang kos-kosan di deket apartemen Margonda
Residence, itukan banyak anak kampus juga yang ke UI yang ke
Stasiun, di situ aja bolak-balik aja udah.
P : Oh gitu, nah berarti mas sering dapet order mahasiswa UI ya?
M : Iya.
P : Kira-kira seberapa sering tuh mas?
92
M : Kalau pagi kadang bisa 5 bisa 6, kan pagi kan jam delapan ke atas tuh
baru pada berangkat, kalau pagi jam setengah tujuh tuh orang kantor
biasanya ke stasiun.
P : Oh ke stasiun banyak ya, biasanya tuh kalau mahasiswa tujuannya pada
ke mana tuh mas?
M : Kalau yang berangkat sih biasanya kan ke fakultas-fakultas sih.
P : Kalau ke perpus itu sering?
M : Iya perpus, terus kaya ke Vokasi, fakultas teknik, FKM, FIB juga ada.
P : Oh oke, lalu kalau menurut pendapat mas, apakah transportasi online
sudah menjadi solusi dari permasalahan transportasi di Indonesia
gak?
M : Ini sih sudah termasuk bagus sih, karena kan memang perkembangan
juga ya, segala sesuatunya sudah bisa dari hape, jadi orang ga ribet
lagi, dulu kan awal gojek itu kan ga pakai android, dia pakai telpon
sistemnya, call center, itu pakai nomer esia, jadi kita ditelepon, jadi
di hape kita tuh ada GPS-nya, nanti ditanya “Nih ada orderan”, kalau
sekarang kan engga, jadi operator itu fungsinya buat tanya jawab kalau ada
masalah apa.
P : Jadi lebih memudahkan lah ya lebih gampang.
M : Iya.
P : Oh, berarti buat saat ini cukup menjadi solusi ya?
M : Iya, karena kan orang juga yang tadinya pakai motor sekarang udah
engga.
93
P : Iya, lalu nih menurut pendapat mas mengenai payung hukum dari ojek
online itu bagaimana?
M : Kalau itumah inisih istilahnya kan kita mitra nih, jadi mitra itu kita engga
ada ikatan kontrak kaya misalkan kerja, kalau di sini kan kita kalau
punya kesalahan itu langsung putus mitra, misalkan salahnya kaya
tindak asusila, atau kita ngirim barang tapi tidak sampai, nah itu dia
yang pelanggaran-pelanggaran berat.
P : Lalu yang terakhir nih mas, harapan mas untuk transportasi di Indonesia
gimana?
M : Ya seengganya kan kita banyak saingan nih ada Grab, nah kalau bisa sih
dua aplikator ini harganya harus sama, jadi kan sekarang ini kan mana
yang harga murah, customer juga kan di hape punya dua aplikasi, jadi dia
milih mana yang lebih murah, jadi pasang turun kadang Grab lagi murah
orang beralih ke Grab, jadi orang bolak-balik itu aja, makanya
banyak driver juga yang main dua akun, jadi pukul rata aja harusnya, jadi
kaya angkot lah misalkan tariff perkilonya berapa, jadi jelas.
P : Jadi kalau menurut mas ini ojek online harus dipertahankan ya?
M : Iya, kan kalau sekarang sudah jadi kebutuhan, bahkan orang juga banyak
yang profesinya udah jadi ojol, karena memang yang pertama ya itu dia
engga ada ikatan kontrak, kerja juga engga ada waktu, kalau misalkan
kita mau jalan ya jalan, kalau engga ya engga, gitu.
C. Gojek
P: peneliti
SHS: Siti Halimah Sadiah (Karyawan PT Gojek Indonesia)
94
P : Dengan mba Siapa namanya?
SHS : Saya Siti
P : Oh oke mba, mengenai eksistensi gojek di Indonesia sebagai penyedia
layanan jasa transportasi online, bisa diceritakan sejarah singkat
berdirinya?
SHS : Oke, jadi PT. Gojek Indonesia pertama kali itu dibentuk pada tahun 2010
oleh Bapak Nadhiem Makarim, ini sebelumnya Bapak Nadhiem sendiri
adalah salah satu karyawan di Jawara Indonesia, sebelum dia akhirnya
bisa mendirikan PT. Gojek Indonesia. Jadi motivasi awal beliau
membentuk aplikasi tersebut adalah beliau sendiri orang yang sering
atau menggunakan ojek pangkalan, jadi beliau melihat bahwa ojek
pangkalan ini selalu menunggu untuk bisa mendapatkan pelanggan atau
bahkan lama sekali untuk mendapatkan pelanggan, dan akhirnya
beliau membentuk sebuah aplikasi di mana ojek pangkalan tidak harus
menunggu lama ketika ingin mendapatkan pelanggan, sebelumnya ini
sistem untuk perihal pemesanan Gojek ini dulu ada call center, jadi ketika
pelanggan ingin menggunakan ojek online, mereka harus
menghubungi melalui call center, kurang lebih dulu ada sekitar 20-30
driver, namun untuk saat ini tidak perlu menghubungi call center. Ketika
pelanggan ingin memesan, mereka cukup men-download aplikasi di Play
Store, dan di sana sudah tersedia beberapa layanan, ini untuk pertama kali
booming-nya Gojek ini pada tahun 2015, di mana untuk layanan
utamanya ini adalah Go-ride, aplikasi untuk mengantarkan
seseorang ke suatu tempat, kemudian berikutnya juga ada aplikasi Go-
95
food, kemudian Go-send, da nada beberapa layanan lainnya yang dapat
memudahkan masyarakat untuk menjalankan kehidupan mereka sehari-
hari.
P : Oh gitu, berarti banyak juga ya mba pelayanannya, engga cuma sebagai
transportasi aja.
SHS : Iya betul mas.
P : Oke, lalu mba mengenai visi dan misi dari PT. Gojek Indonesia sendiri
itu apa aja ya?
SHS : Kalau untuk visinya itu, Gojek ingin membantu memperbaiki struktur
transportasi di Indonesia, memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam
melaksanakan pekerjaan sehari-hari seperti pengiriman dokumen,
belanja harian dengan menggunakan layanan fasilitas kurir, serta
turut mensejahterakan kehidupan tukang ojek di Jakarta Indonesia
kedepannya. Kemudian untuk misi terbentuknya PT. Gojek Indonesia ini,
yang pertama, ingin menjadikan PT. Gojek Indonesia sebagai jasa
transportasi tercepat dalam melayani kebutuhan masyarakat di Indonesia,
yang kedua, ingin menjadikan PT. Gojek Indonesia sebagai acuan
pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola struktur transportasi yang baik
dengan menggunakan kemajuan teknologi, dan yang ketiga adalah
meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan
sosial, dan yang keempat adalah memberikan layanan prima dan
solusi bernilai tambah kepada pelanggan, untuk misi terbentuknya
Gojek sendiri itu ada tiga pilar mas, yang pertama itu adalah kecepatan, di
mana PT. Gojek Indonesia ingin menjadi salah satu transportasi yang bisa
96
dengan cepat dalam melayani kebutuhan masyarakat Indonesia, dan yang
kedua adalah inovasi, di mana Gojek ingin membuat inovasi terbaru
untuk memudahkan masyarakat dalam menjalani kehidupan mereka
sehari-hari dan yang ketiga adalah memberikan dampak positif dan
dampak sosial di mana untuk dibentuknya PT. Gojek Indonesia ini ingin
membentuk atau memperbaiki perekonomian di Indonesia, khususnya
untuk perihal para tukang ojek pangkalan.
P : Oh oke, lalu peran PT. Gojek sendiri itu dalam masyarakat apa aja ya?
SHS : Yang pertama itu Gojek berperan dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, kemudian bisa menambah pendapatan untuk ojek
pangkalan yang akan bergabung, ketiga, untuk memperbaiki
perekonomian Indonesia khususnya untuk ojek pangkalan di Jakarta
dan untuk beberapa kota di Indonesia, kemudian juga bisa memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam menjalankan kehidupan mereka
sehari-hari, dan PT. Gojek Indonesia juga berharap dapat selalu
memberikan inovasi terbaru untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat itu sendiri.
P : Oh gitu, lalu mba bagaimana tanggapan dari PT. Gojek Indonesia konflik
yang pernah terjadi?
SHS : Memang sih, di awal-awal kemunculan Gojek di Indonesia membuat
beberapa kalangan khawatir kalau kehadirannya akan membuat
pendapatan mereka menurun, khusunya adalah bagi transportasi
konvensional, mereka berpikir bahwa aplikasi ini menghambat atau
mengurangi pendapatan mereka, padahal PT. Gojek Indonesia sendiri
97
tujuan awalnya itu adalah ingin memperbaiki perekonomian Indonesia
dan tentunya ingin meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya
adalah masyarakat menengah ke bawah. Untuk mengantisipasi konflik
yang terjadi di masyarakat PT. Gojek Indonesia selalu memberikan
inovasi baru agar aplikasi ini selalu diterima di seluruh kalangan
masyarakat sehingga setiap tahun Gojek selalu membentuk layanan-
layanan baru yang memang bisa menunjang semua aspek kehidupan
masyarakat.
P : Lalu mengenai payung hukum dari Gojek saat ini bagaimana ya mba?
SHS : Kalau mengenai payung hukum untuk trasportasi online sampai saat ini
setahu aku belum ada hukum yang secara spesifik mengatur perihal
transportasi online, kalau untuk transportasi umum ini sudah ada, tapi
untuk ojek online tidak bisa dikategorikan sebagai transportasi umum,
karena minimal untuk perihal disebutnya sebagai transportasi umum
ini minimal kendaraan beroda tiga, jadi untuk motor ini masih disebut
sebagai kendaraan pribadi, jadi untuk dari ojek online ini belum bisa
dikategorikan atau mengikuti hukum sama halnya kaya transportasi
umum, jadi untuk saat ini sih kayanya belum ada hukum yang jelas
mengenai transportasi online.
P : Oh oke mba, nah untuk kedepannya, dengan adanya perkembangan
teknologi, kira-kira inovasi apa yang akan dilakukan PT. Gojek
Indonesia?
SHS : Tentunya setiap tahun selalu ada inovasi terbaru di mana PT. Gojek
Indonesia ini akan membentuk inovasi yang mengikuti zaman,
98
mengikuti perkembangan teknologi, dan mengikuti apa yang benar-
benar dibutuhkan masyarakat dalam menjalani kehidupan mereka untuk
memudahkan msyarakat dalam menjalani kegiatan mereka sehari-hari. Jadi
setiap tahun dari PT. Gojek Indonesia ini selalu ada inovasi terbaru, seperti
contohnya untuk tahun ini, ada aplikasi terbaru seperti Go-laundry,
jadi masyarakat bisa mencuci baju melalui Go-laundry. Kemudian
untuk kedepannya metode pembayaran yang dibentuk oleh Gojek
seperti Go-pay, ini bukan hanya bisa digunakan untuk aplikasi Gojek
sendiri, tapi juga bisa digunakan untuk layanan lain, jadi seperti atm atau
seperti e- money jadi bisa digunakan di semua layanan.
P : Oh oke, lalu pertanyaan terkahir, apakah transportasi online akan menjadi
solusi atas permasalahan transportasi di Indonesia?
SHS : Kalau menurut aku, jika dari segi fungsi, hadirnya transportasi online ini
bisa menyelesaikan permasalahan transportasi, namun dari segi
hadirnya transportasi online ini belum bisa memberikan solusi atas
permasalahan transportasi, khususnya di Indonesia, karena untuk di
Indonesia, permaslahan transportasi ini seperti contohnya polusi udara,
menurut aku, dengan adanya transportasi online ini malah semakin
banyaknya polusi udara di Indonesia, kemudian yang kedua adalah,
adanya koflik sosial antara ojek konvensional dan ojek online, untuk saat
ini di beberapa kota memang ada beberapa ojek konvensional yang
belum menerima kehadiran transportasi online, namun untuk saat ini
sudah mulai berkurang, kemudian untuk yang ketiga, dengan adanya
transportasi online, ini bisa meningkatkan kecelakaan lalu lintas, namun
99
jika dari segi fungsi untuk transportasi online ini bisa memberikan solusi
atas permasalahan transportasi, seperti masyarakat yang memang
membutuhkan transportasi secara cepat, membutuhkan tansportasi
dengan tariff yang murah, transportasi online bisa memberikan solusi
tersebut, kemudian untuk pelanggan yang memang bisa menggunakan
transportasi online ini, mereka bisa memberikan kemudahan ketika
masyarakat membutuhkan transportasi secara mendadak.