PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN ... · PDF filejuga melakukan...
Transcript of PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN ... · PDF filejuga melakukan...
i
PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN MINAT DAN KEBIASAAN MEMBACA
SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN)
70 JAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh:
Magdalena
NIM : 105025001017
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ii
PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN MINAT DAN KEBIASAAN MEMBACA
SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN)
70 JAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh:
Magdalena
NIM : 105025001017
Di Bawah Bimbingan :
Drs. Rizal Saiful-Haq, MA
NIP. 19530319 199504 1 001
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Maret 2010
Magdalena
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN MINAT DAN KEBIASAAN MEMBACA SISWA DI
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) 70 JAKARTA telah
diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) pada
Program Studi Ilmu Perpustakaan.
Jakarta, 13 Maret 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua Sekretaris
Drs. Rizal Saiful-Haq, MA Pungki Purnomo, MLIS
NIP. 19530319 199504 1 001 NIP. 19641215 199903 1 005
Penguji Pembimbing
Mukmin Suprayogi, M.Si Drs. Rizal Saiful-Haq, MA
NIP. 19700407 200003 2 003 NIP. 19530319 199504 1 001
v
ABSTRAK
MAGDALENA
Peran Perpustakaan Sekolah Dalam Meningkatkan Minat dan Kebiasaan
Membaca Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 70 Jakarta
Skripsi ini membahas tentang “Peran perpustakaan sekolah dalam
meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa di sekolah menengah atas
negeri (SMAN) 70 Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran
dan upaya apa saja yang dilakukan pihak perpustakaan dalam meningkatkan minat
dan kebiasaan siswa.
Metode penelitian dilakukan melalui penelitian deskriprif dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam pengumpulan data, penulis
menggunakan metode observasi dengan melakukan pengamatan langsung,
sedangkan untuk wawancara hanya ditunjukkan kepada kepala perpustakaan dan
guru. Dan untuk kuesioner ini penulis ajukan ke 70 siswa-siswi kelas XI dan XII
SMAN 70 Bulungan Jakarta tahun ajaran 2009 / 2010 yang menjadi sampel
penelitian. Teknik pengambilan sampel adalah stratified random. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara umum perpustakaan sudah berperan dan melakukan
upaya-upaya untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa dengan
mengadakan berbagai kegiatan baik yang bersifat interen maupun yang
bekerjasama dengan sekolah. Perpustakaan juga telah didayagunakan serta telah
menjadi bagian yang integral dari proses belajar mengajar. Selanjutnya penulis
juga melakukan penelitian tentang minat dan kebiasaan membaca siswa dan
hasilnya, minat dan kebiasaan membaca siswa cukup baik itu ditunjukan dengan
banyaknya jumlah bahan pustaka yang dipinjam dari perpustakaan dan jumlah dan
waktu kunjungan siswa ke perpustakaan
i
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan
nikmat iman serta nikmat sehat walafiat bagi kita semua pada umumnya dan
penulis pada khususnya, sehingga dengan nikmat tersebut penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Peran Perpustakaan Sekolah
Dalam Meningkatkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Siswa Di Sekolah
Menengah Atas (SMAN) 70 Jakarta”. Sholawat serta salam semoga tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, sang pengantar jalan kebenaran Ilahi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tak luput dari jasa
baik semua pihak yang dengan penuh keikhlasan hati untuk membantu penulis,
maka layaklah penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada:
1) Bapak DR. Abdul Khoir, MA., selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2) Bapak Drs. Rizal Saiful-Haq, MA., selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan,
dan pembimbing penulis mengucapkan ribuan terima kasih atas waktu, saran
serta bimbingan yang telah diberikan.
3) Bapak Pungki Purnomo, MLIS., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan
dan Informasi.
4) Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si., selaku penguji penulis mengucapkan
banyak terima kasih.
5) Kepala Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta Kepala
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora beserta staf yang telah berkenan
memberikan pelayanan jasa perpustakaan dengan baik.
6) Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora, terlebih Dosen Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi, semoga ilmu yang telah penulis dapatkan
bermanfaat.
ii
vii
7) Kepala sekolah serta seluruh staf perpustakaan SMAN 70 Jakarta, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.
8) Kedua orang tua penulis Bapak Nasrul. M, dan Ibu Husna, kedua orang yang
dengan penuh kesabaran, ketulusan serta keikhlasan dalam mendidik penulis
sejak kecil hingga saat ini.
9) Kakak-kakak penulis tercinta, yang selalu memberikan motivasi hingga
selesainya skripsi ini, sungguh penulis bangga menjadi bagian dari keluarga
ini. Keluarga besar Anwar HS, terima kasih atas semua dorongan yang
diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
10) Teman-teman IPI’05, terima kasih atas pertemanan yang indah ini, semoga
tidak berakhir sampai disini.
Semoga jasa baik yang telah diberikan mendapat imbalan yang layak dari-
Nya. Amin.
Jakarta, Maret 2010
Penulis
iii
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. iv
DAFTAR ILUSTRASI ………………………………………………………….. vii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………………….. 6
C. Tujuan Penelitian ……………..………………………………... 6
D Manfaat Penelitian …………….…..…………………………… 7
E. Metodologi Penelitian …………………………………………. 7
F. Sistematika Penulisan …………………………………………. 10
BAB II TINJAUAN LITERATUR ……………………………………….. 13
A. Membaca ………………………………………………………. 13
1. Definisi Membaca …………………………………………... 13
2. Tujuan Membaca …………………………………………… 14
3. Manfaat Membaca …………………………………………... 16
B. Minat dan Kebiasaan Membaca …….………………………… 17
1. Minat Membaca …………………………………………….. 17
2. Kebiasaan Membaca…………………………………………. 18
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat dan Kebiasaan
Membaca …………………………….……………………… 20
4. Upaya Meningkatkan Minat dan Kebiasaan Membaca Siswa… 23
C. Perpustakaan Sekolah dan Minat Baca ………………………... 26
iv
ix
1. Definisi Perpustakaan Sekolah ................................................ 26
2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ............................... 27
D. Peran Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat dan
Kebiasaan Membaca Siswa. ………………………………….... 31
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SMAN 70
JAKARTA ………………………………………………………... 35
A. SMAN 70 Jakarta ……………………………………………… 35
1. Latar Belakang dan Sejarah Singkat ……………………….. 35
2.
Fasilitas ……………………………………………………..
36
B. Perpustakaan SMAN 70 Jakarta ………….……………………. 37
1. Sejarah Singkat ……………………………………………. 37
2. Visi dan misi ……………………………………………….. 38
3. Struktur Organisasi…………………………………………. 39
4. Koleksi Perpustakaan ……………………………………… 40
5. Layanan Perpustakaan …...………………………………… 41
6. Sarana dan Prasarana Perpustakaan ………………………… 41
C. Kegiatan Perpustakaan SMAN 70 dalam Meningkatkan Minat
dan Kebiasaan Membaca Siswa ………………………………. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….. 44
A. Minat dan Kebiasaan Membaca Siswa SMAN 70 Jakarta ..…… 44
B. Pemanfaatan Perpustakaan SMAN 70 Jakarta oleh Siswa
Kelas XI-XII SMAN 70 Jakarta dalam Meningkatkan
Minat dan Kebiasaan Membacanya …….…………………….... 53
v
x
C. Peran dan Upaya Perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam
Meningkatkan Minat dan Kebiasaan Membaca Siswa ............... 61
BAB V
PENUTUP ……………………………………………………..…..
69
A. Kesimpulan …………………………………………………….
69
B. Saran-saran ……………………………………………………..
70
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
xi
DAFTAR ILUSTRASI
Gambar 1 Struktur Organisasi Perpustakaan SMAN 70 ……………………….. 39
Tabel 1 Koleksi Perpustakaan …………………………………………… 40
Tabel 2 Tujuan Membaca Siswa ….………………………………………….. 45
Tabel 3 Pihak Yang Mempengaruhi dalam Memilih Buku Bacaan ……….... 46
Tabel 4 Rata-rata Waktu Siswa untuk Membaca dalam Sehari ………… …… 47
Tabel 5
Rata-rata Waktu Siswa untuk Menonton Telivisi dalam Sehari ……..
48
Tabel 6
Tema Buku Yang Diminati ………………………… ...........................
49
Tabel 7
Jumlah Bahan Bacaan Yang Dibaca dalam Seminggu ……...………..
50
Tabel 8
Cara Mendapatkan Buku Yang Dibaca …...……………….………….
50
Tabel 9
Manfaat Membaca …………………………………………………….
51
Tabel 10
Kunjungan Siswa Ke Perpustakaan dalam Seminggu …………..…....
55
Tabel 11
Waktu Yang Digunakan untuk Datang Ke Perpustakaan …………......
55
Tabel 12
Waktu Yang Dihabiskan Di Perpustakaan Setiap Kali Datang ……….
56
Tabel 13
Alasan Siswa Mengunjungi Perpustakaan ……………………………
57
Tabel 14
Bahan Pustaka Yang Sering Dimanfaatkan ………………………......
58
Tabel 15
Jumlah Bahan Pustaka Yang Dipinjam ………………………………
59
Tabel 16
Jenis Bahan Pustaka Yang Biasa Dipinjam …………………………..
60
Tabel 17
Pendapat Tentang Koleksi Perpustakaan …………….…..……………
62
Tabel 18
Pemenuhan Kebutuhan Pemakai terhadap Bahan Pustaka …………..
63
Tabel 19
Pendapat Mengenai Ruangan Perpustakaan …………………………..
63
Tabel 20
Pendapat Tentang Jam Buka Perpustakaan ………………...…………
64
Tabel 21
Pendapat Tentang Sikap Pustakawan …………………….…………...
65
Tabel 22
Saran Bagi Perpustakaan ……………………………………………...
67
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Buku adalah gudang ilmu dan membaca adalah pintunya. Begitulah pepatah
mengatakan. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa buku merupakan benda yang
sangat berguna untuk memperkaya kehidupan manusia. Informasi yang begitu banyak
dan luas di dalam buku sangat berharga dan harus dapat memanfaatkan hal tersebut
dengan cara membacanya. Dengan membaca buku, maka pengetahuan, perasaan dan
daya imajinasi seseorang akan bertambah. Anak merupakan generasi penerus bangsa.
Melalui merekalah, negara ini menaruh cita-cita dan harapannya. Untuk mewujudkan
sumber daya yang berkualitas, maka perlu diperkenalkan dengan kegiatan membaca.
Kegiatan membaca ini merupakan hal yang sangat penting sehingga kemampuan dan
minat baca siswa SMA sejak dini perlu dikembangkan.
Membaca adalah hal yang sangat penting dalam memajukan setiap pribadi
manusia maupun suatu bangsa. Dengan membaca, siswa dapat memperluas wawasan
dan mengetahui dunia. Namun sebuah persoalan membaca yang selalu mengemuka,
terutama di kalangan pelajar, adalah bagaimana cara menimbulkan minat dan
kebiasaan membaca.
1
2
Pentingnya membaca semakin terasa dalam abad ini, yang ditandai dengan
ledakan informasi secara besar-besaran, karena pengaruh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Keadaan ini akhirnya menempatkan informasi sebagai
suatu komoditas strategis dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga tidaklah
mengherankan jika orang berlomba-lomba memperkaya dirinya dengan berbagai
informasi, karena jika tidak mereka akan ketinggalan informasi dan akan kalah
bersaing dalam segala hal dengan orang-orang yang menguasai lebih banyak
informasi. Secara umum bahwa salah satu sarana dan wadah dalam upaya
peningkatan pengetahuan dalam rangka menguasai informasi dan perkembangan
teknologi adalah kegiatan membaca. Kegiatan membaca ini merupakan penulusuran
pengalaman pembelajaran melalui bahan bacaan.
Saat ini perpustakaan sekolah mulai dikembangkan fungsinya, selain sebagai
pusat kegiatan belajar mengajar, juga berfungsi sebagai pusat sumber informasi dan
pusat sarana rekreasi edukatif yang menyenangkan bagi masyarakat penggunanya
terutama para siswa, untuk selanjutnya perpustakaan sekolah dapat menjadi tempat
membina minat dan bakat siswa menuju belajar sepanjang hayat (long life education)
(Rohanda, 2000 : 56).
Orang tua dan sekolah memiliki peran yang penting dalam mengembangkan
minat dan kebiasaan membaca anak. Ketika berada di kelompok bermain atau taman
kanak-kanak (TK), anak-anak mungkin belum biasa membaca. Usaha bagi anak-anak
yang belum dapat membaca ini bertujuan untuk menumbuhkan minat baca, yang
dengan sendirinya juga mencapai kesiapan membaca. Sedangkan untuk anak-anak
3
yang sudah dapat membaca, usaha-usaha yang dilakukan baik oleh orang tua dan
pihak sekolah, ditujukan bukan hanya untuk menumbuhkan, melainkan juga untuk
mengembangkan minat dan kebiasaan membaca (Tampubolon, 1991 : 45).
Dalam membaca dibutuhkan minat. Minat membaca bukanlah sesuatu yang
dimiliki manusia sejak lahir, melainkan diperolehnya sebagai hasil belajar yang
ditumbuhkembangkan dari pengalaman sehari-hari, yang diciptakan dan diilhami dari
kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan oleh lingkungan (keluarga, sekolah,
masyarakat) mereka sejak dini. Tidak kalah pentingnya adalah adanya dorongan dari
dalam diri sendiri, untuk menaruh perhatian pada kegiatan membaca. Minat dan
kebiasaan membaca harus melalui pembinaan, bimbingan, dorongan dengan motivasi
yang jelas, dan diadakannya sarana yang lengkap berupa bahan bacaan yang cukup
bervariasi. Minat baca anak perlu dipupuk dengan menyediakan buku-buku yang
menarik dan representatif bagi perkembangan anak sehingga minat membaca tersebut
akan membentuk kebiasaan membaca. Apabila kebiasaan membaca telah tertanam
pada diri anak maka setelah dewasa anak tersebut akan merasa kehilangan apabila
sehari saja tidak membaca. Dari kebiasaan individu ini kemudian akan berkembang
menjadi budaya baca masyarakat. Disinilah sekolah sebagai lingkungan terdekat
kedua bagi anak berperan, yaitu dengan menyediakan bahan-bahan bacaan yang
sesuai dengan minat anak lewat perpustakaan sekolah.
Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan ketersediaan
bahan bacaan yang memadai baik dari segi kuantitas maupun dalam kualitas bacaan.
4
Oleh karena itu peran perpustakaan sangat sentral dalam membina dan menumbuhkan
kesadaran membaca (Darmono, 2004 : 187).
Perpustakaan merupakan institusi yang berperan dalam pengembangan minat
dan kebiasaan membaca. Ini adalah suatu hal yang wajar, melihat kenyataan bahwa
perpustakaan adalah badan yang berhubungan secara langsung dengan berbagai jenis
bahan bacaan. Semua bahan bacaan ini oleh perpustakaan bukan hanya sekedar untuk
disimpan saja. Namun, lebih dari itu, bahan-bahan ini harus dimanfaatkan
semaksimal mungkin oleh pengguna perpustakaan.
Tujuan perpustakaan sekolah adalah pendidikan, artinya tidak saja bertujuan
untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan pustaka, tetapi juga sebagai proses
belajar mengajar. Perpustakaan sekolah yang telah banyak meningkatkan konsep-
konsep kependidikan, merupakan pusat informasi yang dapat membangkitkan minat
baca, pusat integrasi kegiatan pendidikan di mana para siswa, guru-guru dan
pustakawan dapat bekerja sama dalam memeperluas pengetahuan dan pengalaman
demi tercapainya tujuan pendidikan. Perpustakaan sekolah memegang peranan yang
penting, seperti yang tertuang dalam Undang-undang Perpustakaan No. 43 tahun
2007 pasal 23 ayat 1 yang berbunyi ”Setiap sekolah/madrasah wajib
menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan”.
Peranan perpustakaan terutama perpustakaan sekolah sangat penting dalam
meningkatkan kebiasaan membaca siswa. Namun, penyelenggaraan perpustakaan di
Indonesia masih kurang menggembirakan. Secara umum kondisi perpustakaan tidak
5
terkecuali perpustakaan sekolah, mulai dari gedung, personalia, koleksi dan alat
perlengkapan, serta sistemnya belum dapat dikatakan memadai.
Perpustakaan dapat menjadi ”alat” untuk menumbuhkan dan meningkatkan
minat baca bila perpustakaan dapat berfungsi sebagai pusat minat baca. Sebuah
perpustakaan yang nyaman dan tenang serta mencirikan suatu tempat yang ramah dan
menyenangkan bagi anak – anak dan remaja. Setelah itu, secara aktif dan kontinu
membuat berbagai program sastra / bacaan untuk menarik minat anak dan remaja
(juga orang dewasa) mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkan bacaan sebagai
bagian dari kebutuhan utama. ( Bunanta, 2004 : 56)
SMAN 70 merupakan salah satu sekolah unggulan DKI Jakarta. Siswa – siswi
SMAN 70 merupakan bibit unggul dan mempunyai prestasi yang tinggi, baik prestasi
akademik (dapat dilihat dari banyaknya lulusan sekolah tersebut yang diterima di
Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta yang terkemuka),
maupun prestasi non akademik. (Buku Pedoman SMAN 70, 2009)
Pemilihan siswa sekolah menengah umum sebagai obyek penelitian
didasarkan pada fenomena bahwa mereka akan melanjutkan studinya ke jenjang yang
lebih tinggi (perguruan tinggi dan yang sederajat) selepas mereka lulus dari sekolah
menengah umum. Mengingat pentingnya kegiatan membaca bagi anak usia sekolah,
dan masih kurangnya layanan perpustakaan sekolah yang memuaskan, maka penulis
tertarik untuk meneliti “Peran Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat
dan Kebiasaan Membaca Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 70
Jakarta“.
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas tidak meluas dan penelitian ini memberikan
hasil yang maksimal, maka masalah yang akan diteliti akan dibatasi
lingkupnya pada : minat dan kebiasaan membaca siswa kelas XI-XII SMAN
70 Jakarta. Pembatasan masalah dilakukan karena terbatasnya waktu, tenaga
dan biaya yang tersedia.
2. Perumusan Masalah
Selanjutnya penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut:
a. Bagaimana minat dan kebiasaan membaca siswa kelas XI-XII SMAN 70
Jakarta ?
b. Bagaimana pemanfaatan perpustakaan SMAN 70 Jakarta oleh siswa kelas
XI-XII SMAN 70 Jakarta dalam meningkatkan minat dan kebiasaan
membacanya ?
c. Bagaimana peran dan upaya perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam
meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Memperoleh gambaran mengenai minat dan kebiasaan membaca siswa kelas
XI-XII SMAN 70 Jakarta.
3. Penelitian ini
signifikan
bagi
7
2. Memperoleh gambaran mengenai pemanfaatan perpustakaan SMAN 70
Jakarta oleh siswa kelas XI-XII SMAN 70 Jakarta dalam meningkatkan
minat dan kebiasaan membacanya.
3. Memperoleh gambaran bagaimana peran dan upaya perpustakaan sekolah
SMAN 70 Jakarta dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa.
D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian dilakukan diharapkan :
1. Penelitian ini dapat memberikan ide atau masukan bagi perpustakaan sekolah
dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa.
2. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memperhatikan
masalah minat dan kebiasaan membaca anak.
diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang
perkembangan Jurusan Ilmu Perpustakaan pada umumnya
serta Perpustakaan Sekolah SMAN 70 khususnya terutama dalam pembinaan
minat dan kebiasaan membaca.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk penulisan skripsi ini bersifat
deskriptif, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai minat baca
siswa dan peran perpustakaan dalam meningkatkan minat dan kebiasaan
membaca mereka. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode survey.
Menurut Nazir, metode survey merupakan metode yang digunakan untuk
8
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangen-
keterangan secara faktual. Penelitian dilakukan dalam waktu yang bersamaan
terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus maupun sampel
(Nazir, 1999 : 65).
2. Jenis dan Sumber data
a. Data primer yaitu data yang bersumber dari responden yang ditemui
langsung di lapangan (lokasi penelitian) yaitu pengguna Perpustakaan
SMAN 70.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perpustakaan dengan cara
membaca buku-buku sebagai literatur, yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini
3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah “keseluruhan dari objek penelitian” (Sujana, 1998 :
27). Dalam penelitian ini populasi adalah semua siswa kelas XI-XII SMAN
70 Jakarta. Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah stratified random
sampling yaitu sampel yang terbentuk dengan membagi-bagi lapisan (strata)
yang beragam, dan dari setiap lapisan dapat diambil sampel secara acak.
Dengan mengambil sebanyak 10 % dari keseluruhan jumlah populasi yang
ada. Menurut Arikunto Suharsimi, mengenai pengambilan sampel, bila
populasi yang ada lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10 % - 15 % dari
populasi yang ada (Suharsimi, 1998 :107).
9
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan penulis untuk mendapatkan data atau
informasi dalam penelitian ini adalah :
a. Library Research (Riset Kepustakaan)
Dalam riset kepustakaan peneliti melakukannya dengan
mempelajari buku-buku, literatur-literatur, dokumen dan artikel dengan
maksud untuk mendapatkan gambaran teoritis sesuai dengan masalah
yang dibahas dalam skripsi ini.
b. Field Research (Penelitian Lapangan)
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data secara
langsung dari objek penelitian dengan cara :
1) Observasi: melakukan pengamatan langsung ke tempat penelitian
terhadap objek yang akan diteliti.
2) Kuesioner: ditujukan untuk para siswa di mana di dalamnya terdapat
pertanyaan mengenai identitas diri, minat dan kebiasaan membaca
siswa dan pendapat siswa mengenai perpustakaan sekolah.
3) Wawancara: dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung,
terutama pada pihak guru dan pustakawan yang bersangkutan. Daftar
pertanyaan wawancara berkaitan dengan peranan perpustakaan
sekolah, hambatan yang dihadapi selama ini, dan upaya apa saja yang
telah dilakukan pihak sekolah dalam meningkatkan minat dan
kebiasaan membaca siswa.
10
5. Pengolahan dan Analisis Data
Dalam Penelitian data yang sudah diolah dituangkan dalam bentuk
tabel. Hasil jawaban dari responden kemudian dihitung prosentasenya. Hasil
tabulasi data kemudian dianalisis dalam bentuk penelitian. Analisis data
dimulai dengan analisis data kelompok demi kelompok. Setiap analisis data
diikuti dengan pengambilan kesimpulan sementara yang merupakan hasil
perbandingan antara data yang diperoleh dengan prosentasenya. Selanjutnya
diikuti dengan analisis secara keseluruhan. Adapun rumus penghitungan data
adalah sebagai berikut :
P =
F x100%
N Keterangan :
P = Prosentase
F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya.
N = Number of case (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
(Sudijojo, 1997 : 40).
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran dan memudahkan telaah terhadap skripsi ini,
penulis membagi skripsi ini ke dalam lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan. Merupakan bab pembuka yang membahas latar belakang
masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
11
BAB II Tinjauan Literatur. Bab ini berisi literatur-literatur yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti. Penulis membagi dalam tiga
bagian. Pertama, yaitu mengenai pengertian membaca (definisi
membaca, tujuan membaca dan manfaat membaca). Kedua, yaitu
membahas mengenai minat dan kebiasaan membaca (faktor-faktor
yang mempengaruhi minat dan kebiasaan membaca siswa dan faktor
penentu minat dan kebiasaan membaca anak). Ketiga adalah
membahas mengenai perpustakaan sekolah dan minat baca (definisi
perpustakaan sekolah, fungsi perpustakaan sekolah, kendala-kendala
yang dihadapi, peran perpustakaan sekolah dalam meningkatkan minat
dan kebiasaan membaca siswa dan upaya perpustakaan sekolah dalam
meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa).
BAB III Gambaran Umum Perpustakaan SMAN 70 Jakarta. Bab ini membahas
mengenai gambaran umum perpustakaan SMAN 70 Jakarta. penulis
membagi dalam dua bagian. Pertama, yaitu sekilas tentang SMAN 70
(latar belakang, riwayat singkat dan fasilitas). Kedua, adalah
membahas mengenai gambaran umum perpustakaan SMAN 70
(sejarah singkat, tujuan dan fungsi perpustakaan, koleksi, tata tertib
perpustakaan, layanan perpustakaan serta sarana dan prasarana
perpustakaan).
BAB IV Hasil Penelitian Dan Analisa Data. Pada bab ini penulis menjelaskan
tentang hasil penelitian yang telah dilakukan, antara lain mengenai
12
minat dan kebiasaan membaca siswa, pemanfaatkan perpustakaan
SMAN 70 Jakarta oleh siswa, serta peran perpustakaan SMAN 70
Jakarta dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa.
BAB V Penutup. Pada bab ini penulis menjelaskan tentang kesimpulan yang di
dapat selama penelitian, serta saran yang diharapkan menjadi masukan
bagi perpustakaan sekolah bersangkutan.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Membaca
1. Definisi Membaca
Indonesia sebagai salah satu negara dunia ketiga atau dengan kata lain negara
yang sedang berkembang, perlu sekali menggalakkan warga negaranya untuk bisa
dan biasa membaca. Membaca merupakan dorongan minat, kehendak orang dalam
upaya mengetahui sesuatu. Mengetahui sesuatu atau memperoleh sesuatu yang
merupakan kesenangan. Membaca merupakan usaha untuk megetahui sesuatu yang
diketahui yang tersimpan (berada) dalam suatu sarana bacaan. Bagi seseorang yang
cenderung untuk mengetahui sesuatu isi bacaan maka kunci utamanya adalah
membaca (Rimbarawa, 2006 : 23).
Mudjito dalam bukunya Pembinaan Minat Baca mengatakan bahwa membaca
merupakan alat bagi orang-orang yang melek huruf untuk membuka jendela ilmu
pengetahuan dan pengalaman yang luas dan mendalam dalam bentuk karya cetak atau
karya tulis. (Mudjito, 2001 : 62).
Sedangkan menurut Marksheffel sebagaimana dikutip oleh Ibrahim Bafadal
dalam bukunya Pengelolaan Perpustakaan Sekolah membaca merupakan kegiatan
kompleks dan disengaja, dalam hal ini berupa proses berpikir yang di dalamnya
terdiri dari berbagai aksi pikir yang bekerja secara terpadu mengarah kepada satu
13
14
tujuan yaitu memahami makna paparan tertulis secara keseluruhan. (Bafadal, 2005 :
193).
Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas, penulis mengambil
kesimpulan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan secara sadar berupa proses
berpikir yang timbul dari dorongan minat untuk mengetahui sesuatu dengan tujuan
memahami makna paparan tertulis secara keseluruhan.
2. Tujuan Membaca
Membaca merupakan salah satu kegiatan mengisi waktu luang dengan cara
positif dan produktif (Sinaga, 1979: 116).
Membaca merupakan usaha untuk mengetahui sesuatu yang tersimpan
(berada) dalam suatu sarana bacaaan.
Tujuan membaca menurut Darmono adalah :
a. Untuk kesenangan, termasuk dalam kategori ini adalah membaca novel, surat
kabar, majalah, dan komik. Tujuan membaca seperti ini adalah reading for
pleasure.
b. Untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada pembaca buku-buku pelajaran
dan buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca untuk meningkatkan
pengetahuan disebut dengan reading for intelectual profit.
c. Untuk melakukan suatu pekerjaan, termasuk dalam kategori adalah buku
petunjuk. Kegiatan membaca seperti ini dinamakan reading for work.
Sedangkan menurut Gray dan Rogers, sebagaimana dikutip oleh Kosam
Rimbarawa tujuan membaca antara lain: Untuk mengisi waktu luang; Mengetahui
15
hal-hal yang aktual, up to date, mengetahui lingkungan; Dapat memuaskan pribadi-
pribadi; Memenuhi tuntutan praktis dalam kehidupan sehari-hari; Meningkatkan
minat terhadap sesuatu lebih lanjut; Memuaskan tuntutan intelektual; Memuaskan
tuntutan spiritual; dan lain-lain.
Penggolongan tujuan membaca yang lain dikemukakan oleh Waples yang
menyatakan bahwa tujuan orang membaca adalah untuk belajar, untuk memenuhi
rasa ingin tahu atau untuk alasan praktis dan untuk alasan khusus seperti
meningkatkan kemampuan atau spesialisasi dalam bidang tertentu (Kartosedono,
1998: 13).
Dengan demikian dapat disimpulkan, tujuan membaca yaitu suatu kegiatan
yang dilakukan guna mengisi waktu luang untuk memenuhi rasa ingin tahu dan untuk
mengetahui sesuatu yang tersimpan dalam suatu sarana bacaan serta memuaskan
tuntutan intelektual dan spiritual.
Membaca yang merupakan kunci keberhasilan studi seseorang dapat diperoleh
dari berbagai sumber. Pengertian sumber dalam hal ini bisa diasosiasikan dengan
perpustakaan atau dengan buku, majalah, koran maupun terbitan-terbitan lainnya.
Tuntutan agar manusia belajar dan selalu terus membaca semasa hidupnya juga tidak
terlepas dari usaha manusia menghadapi tantangan dan memecahkan masalah yang
timbul sebagai akibat dari perubahan nilai-nilai kehidupan manusia dan
perkembangan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Hal ini penting guna mencapai
kehidupan yang lebih baik.
16
3. Manfaat Membaca
Menurut Gray dan Rogers sebagaimana dikutip oleh Mudjito (2001: 62) ada
delapan manfaat membaca yaitu:
a. Mengisi waktu terluang
b. Mengetahui hal-hal aktual yang terjadi di lingkungannya
c. Memuaskan pribadai yang bersangkutan
d. Memenuhi tuntutan praktis kehidupan sehari-hari e.
Meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut
f. Meningkatkan pengembangan diri sendiri
g. Memuaskan tuntutan intelektual
h. Memuaskan tuntutan spritual, dan lain-lain
Adapun manfaat membaca menurut Soekarman (2001: 6), dapat berpengaruh
bagi pribadi yang bersangkutan yaitu:
a. Dapat mendalami suatu masalah dengan mempelajari suatu persoalan,
sehingga dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan
peningkatan kecakapan.
b. Dapat menambah pengetahuan secara umum tentang suatu persoalan.
c. Untuk mengisi waktu luang dengan menikmati seni sastra maupun cerita-
cerita fiksi yang bermutu.
Dalam kegiatan belajar di sekolah, membaca bermanfaat dalam hal membantu
siswa memahami berbagai mata pelajaran di sekolah, karena sesungguhnya dengan
17
membaca siswa menambah, memperluas, dan memperdalam materi pelajaran yang
diberikan di kelas (Sinaga, 1998 : 101)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan membaca, maka orang
dapat meningkatkan dan mengembangkan pola pikir serta membantu mendalami
suatu masalah dan menambah cakrawala pengetahuan, sehingga pengaruhnya sangat
besar bagi pembentukan diri sendiri maupun masyarakat.
B. Minat dan Kebiasaan Membaca
1. Minat Membaca
Minat merupakan gambaran sifat dan ingin memiliki kecenderungan tertentu.
Minat juga diartikan suatu momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif
pada suatu tujuan atau objek yang dianggap penting. Objek yang menarik perhatian
dapat dapat membentuk minat karena adanya dorongan dan kecenderungan unttuk
mengetahui, memperoleh, atau menggali dan mencapainya.
Menurut Meckel (Rahman, 1985: 76) membedakan minat baca menjadi dua yaitu:
a. Minat baca spontan, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan
inisiatif pribadi, tanpa pengaruh dari pihak lain atau pihak luar.
b. Minat baca terpola yaitu kegiatan membaca yang dilakukan masyarakat sebagai
hasil atau akibat pengaruh langsung dan disengaja melakukan serangkaian
tindakan dan program yang terpola terutama kegiatan belajar mengajar di
sekolah.
18
Berdasarkan pengertian minat baca yang disebutkan di atas, maka minat pada
dasarnya adalah suatu kecenderungan, keinginan, kemauan dan motivasi yang tinggi
untuk senantiasa melakukan kegiatan membaca, baik yang muncul dari minat baca
spontan maupun minat baca terpola.
Dibutuhkan suatu proses dalam mengembangkan minat membaca, menurut
Rahman ( 1985 : 80) proses tersebut berawal dari seseorang mempunyai:
a. Kebutuhan pokok terhadap terhadap informasi baik untuk membaca maupun
untuk belajar
b. Merespon dan mengkomunikasikan makna didalamnya (tersurat, tersirat atau
pemahaman utuh)
c. Membentuk tingkat pengetahuan, dan akhirnya mempunyai sikap positif bahwa
bacaan adalah bagian dari kehidupan.
2. Kebiasaan Membaca
Kebiasaan bukanlah suatu hal yang dibawa seseorang sejak dilahirkan.
Kebiasaan yang timbul pada diri seseorang merupakan hasil proses belajar serta
dipengaruhi kondisi fisik, keadaan mental dan emosional serta interaksi orang
tersebut dengan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, kebiasaan bisa ditanamkan,
dibina dan ditumbuhkembangkan.
Mudjito (2005: 4) dalam diktatnya Pengembangan Minat Baca mengambil
definisi minat yaitu, “perhatian, kesukaan, (kecenderungan hati) kepada sesuatu”.
Dengan demikian minat/kebiasaan membaca berarti adanya perhatian atau kesukaan
19
(kecenderungan hati) kepada sesuatu. Membaca sebagai suatu aktifitas juga
membutuhkan minat.
Adanya kebiasaan membaca dalam diri seseorang akan mendorong orang
yang bersangkutan untuk senantiasa melakukan kegiatan membaca meskipun ia sibuk
mengerjakan kegiatan lainnya. Kegiataan membaca berusaha menimbulkan minat
yang luas dan mendalam akan manfaatnya bagi kehidupan. Kebiasaan membaca akan
berkembang apabila kegiatan itu dilakukan dengan tetap dan teratur.
Kebiasaan membaca dilakukan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, di
lingkungan sekolah, maupun di lingkungan masyarakat melalui perpustakaan. Tujuan
pembinaan kebiasaan membaca yang terutama adalah untuk menciptakan
“masyarakat membaca” dengan penekanan pada penciptaan “lingkungan membaca
untuk semua jenis bacaan pada semua lapisan masyarakat”.
Timbulnya kesukaan seseorang untuk membaca berawal dari topik-topik yang
tersedia, apakah topik tersebut menarik dan bermanfaat untuk dapat dibaca. Dengan
kata lain seseorang akan mempunyai kebiasaan membaca jika ia merasakan bahwa
membaca membawa manfaat bagi dirinya dan hal ini akan menjadikan budaya gemar
membaca.
Kebiasaan membaca sangat penting di kehidupan saat ini dan juga yang akan
datang. Karena dengan kebiasaan membaca seseorang dapat memperoleh pengertian
yang lebih mendalam mengenai suatu gejala/peristiwa, dapat menganalisis aspek-
aspek yang dibaca, dan dapat mengaitkan dengan berbagai gejala lain.
20
Kesimpulannya, dengan kebiasaan membaca akan diperoleh hasil baik
informasi, pengertian, pengetahuan, keterampilan, motivasi, maupun fakta seperti
yang disajikan oleh bahan bacaan (Mudjito, 2001 : 55).
Kebiasaan membaca dimulai sedini mungkin, misalnya dengan membacakan
cerita/dongeng untuk anak disaat tidur adalah kebiasaan bagus untuk perkembangan
jwa anak. Dengan cara seperti ini akan mengembangkan cara berkomunikasi atau
menuangkan ide dan berbagi pengalamanantara dua individu.
Keluarga memiliki peranan penting meningkatkan kebiasaan membaca saat
anak tumbuh menjadi remaja, dengan memberikan hadiah berupa buku, menyediakan
waktu khusus untuk membaca dapat mengembangkan kebiasaan membaca anak.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat dan Kebiasaan Membaca
Untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa tidak terlepas dari
pembinaan kemampuan membaca siswa, sebab seperti telah dijelaskan bahwa untuk
menjadi orang yang minat tentunya harus mampu membaca. Tanpa memiliki
kemampuan membaca tidak mungkin merasa senang membaca. Dalam rangka
mengemban misi perpustakaan sekolah, guru, pustakawan selaku pengelola
perpustakaan sekolah harus berusaha semaksimal mungkin membina kemampuan
membaca siswa sehingga pada diri mereka tumbuh rasa senang membaca.
Menurut Ratnaningsih (1998 : 58), untuk dapat membina kemampuan
membaca siswa, guru, pustakawan harus benar-benar memahami seluk beluk
membaca, sehingga membaca menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan sekaligus
bermanfaat. pembinaan kemampuan membaca dalam rangka pembinaan dan
21
pengembangan minat baca siswa akan berbeda-beda sesuai dengan tingkatan
sekolahnya. semakin tinggi tingkatan sekolah seseorang akan lebih mampu membaca.
Perkembangan minat dan kebiasaan membaca anak tidak hanya ditentukan
oleh keinginan dan sikapnya terhadap bahan-bahan bacaan. Faktor pendukung dan
penghambat juga ikut mempengaruhi perkembangan minat dan kebiasaan membaca
anak.
a. Faktor Pendukung
1) Adanya lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan
tingkat tinggi tempat membina dan mengembangkan minat baca anak didik
secara berhasil. Lembaga ini pada umumnya dilengkapi juga dengan sarana
perpustakaan yang dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga
manfaatnya dapat dirasakan bagi anak didik dan pengasuhnya.
2) Adanya berbagai jenis perpustakaan di setiap kota dan wilayah di Indonesia
yang memiliki kemungkinan untuk dikembangkan dalam hal jumlah dan mutu
perpustakaan, koleksi, dan sistem pelayanannya.
3) Adanya lembaga-lembaga media massa yang senantiasa ikut mendorong
minat baca dari berbagai lapisan masyarakat melalui penerbitan surat kabar
dan majalah.
4) Adanya penerbitan yang memiliki semangat pengabdian dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan menerbitkan buku-buku yang
bermutu baik dari segi isi, bahasa, maupun teknik penyajian.
22
5) Adanya penulis atau pengarang yang memiliki daya cipta, idealisme, dan
kemampuan menyampaikan pengalaman atau gagasan untuk kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat.
6) Adanya kebijaksanaan pemerintah yang secara langsung maupun tidak
langsung ikut mendorong atau merangsang pertumbuhan dan pengembangan
minat dan kebiasaan baca masyarakat.
7) Adanya usaha-usaha perseorangan, organisasi, dan lembaga baik pemerintah
maupun swasta yang memiliki prakarsa untuk berperan serta melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan minat baca masyarakat. (Mudjito, 2001 : 99-
100)
b. Faktor Penghambat
1) Derasnya arus hiburan melalui peralatan pandang dengar, misalnya televisi
dan radio, karena masyarakat lebih senang mendengar dan melihat daripada
membaca.
2) Orang lebih senang membajak karya orang lain daripada membaca banyak
buku dalam mengukngkapkan pandangannya melalui tulisan, karena
kurangnya tindakan hukum yang tegas meskipun sudah ada undang-undang
hak cipta.
3) Kurangnya penghargaan yang memadai dan adil terhadap kegiatan atau
kreativitas yang berkaitan dengan perbukuan.
23
4) Kurang meningkatnya mutu perpustakaan, baik dalam hal koleksi maupun
sistem pelayanan dapat juga memberi pengaruh negatif terhadap
perkembangan minat baca.
5) Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah dapat mempengaruhi daya
beli atau prioritas kebutuhan.
6) Lingkungan keluarga, misalnya kurangnya keteladanan orang tua dalam
pemanfaatan waktu senggang dapat memberi dampak terhadap minat baca
sejak masa anak-anak. (Mudjito, 2001 : 104)
3. Upaya Meningkatkan Minat dan Kebiasaan Membaca Siswa
Menurut Yulitimor (2008 : 8), ada beberapa upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa antara lain:
a. Memperkenalkan buku-buku
Cara ini dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran maupun pustakawan. Buku
yang diperkenalkan biasanya buku yang baru, menarik dan dapat ditunjukkan
secara langsung
b. Pameran buku
Pameran buku dapat dilaksanakan dengan bekerjasama dengan toko buku atau
penerbit. Dengan memberikan potongan harga, diharapkan siswa tertarik
untuk membaca atau membelinya.
c. Majalah dinding
24
Majalah dinding hingga kini masih merupakan media sederhana untuk
berekspresi dan berkreasi. Majalah dinding dapat menjadi media kelas dan
sekolah.
Sedangkan menurut Kanwil Depdikbud Jawa Barat dalam Seminar
Perpustakaan dan Pengembangan SDM ada empat upaya perpustakaan sekolah guna
meningkatkan minat dan kebiasaan mmembaca siswa yaitu:
a. Adanya kerjasama antara guru pengajar dengan petugas perpustakaan atau
pustakawan.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara setiap guru pengajar memberikan tugas
yang materi tugasnya adalah tersedia di perpustakaan. Pada awalnya mungkin
siswa akan merasa terpaksa untuk datang dan belajar di perpustakaan.
Sebaiknya sebelum guru memberikan tugas, ia terlebih dahulu menghubungi
pustakawan untuk mengetahui koleksi yang ada yang terkait dengan tugas
yang diberikan. Dengan begitu pembinaan minat baca dapat berjalan dengan
lancar.
b. Kegiatan lomba
Lomba yang diadakan dapat berupa lomba baca, lomba mengarang, lomba
membuat sinopsis, dan lomba kliping. Siswa dibiasakan untuk tidak asal
membaca, namun membaca untuk disimak dan dimengerti. Untuk
membuktikan kebenaran apa yang telah dibaca dan dikerjakan, maka diadakan
semacam tes, dialog, atau percakapan langsung.
25
c. Kunjungan Perpustakaan
Adanya jam khusus bagi tiap kelas untuk berkunjung ke perpustakaan.
Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang
berhubungan dengan perpustakaan.
d. Promosi Perpustakaan
Kegiatan ini dilakukan oleh pustakawan dan dibantu oleh guru, dalam rangka
memperkenalkan perpustakaan kepada siswa. Promosi yang dilakukan
berhubungan dengan perpustakaan, sesekali mengadakan pameran kecil di
sekolah tentang koleksi yang dimiliki perpustakaan, dan pemberitahuan secara
rutin tentang buku-buku baru yang dipasang pada papan pengumuman
(Kanwil Depdikbud Jawa Barat, 1993 : 18).
Upaya lain dapat pula dilakukan, seperti memilih siswa teladan yang
telah membaca buku terbanyak dan menceritakan isinya, melaksanakan
program wajib membaca, memberikan tugas baca untuk dibuat abstrak atau
sinopsisnya, menceritakan orang-orang sukses sebagai hasil membac,
menugaskan siswa untuk membaca di perpustakaan bila ada waktu luang,
memberikanwaktu khusus bagi siswa untuk membaca, memberi tugas
membaca buku tertentu di rumah atau dengan menyelenggarakan jam cerita
kepada para siswa secara periodik.
26
C. Perpustakaan Sekolah dan Minat Baca
1. Definisi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan tidak hanya sebagai tumpukan buku tanpa ada gunanya, tetapi
secara prinsip, perpustakaan harus dapat dijadikan atau berfungsi sebagai sumber
informasi bagi setiap yang membutuhkannya. Dengan kata lain, tumpukan buku yang
dikelola dengan baik itu baru dapat dikatakan sebagai perpustakaan, apabila dapat
memberikan informasi bagi setiap yang memerlukannya.
Setelah membahas mengenai perpustakaan, selanjutnya akan dibahas
mengenai perpustakaan sekolah. Menurut Carter V. Good sebagaimana dikutip oleh
Ibrahim Bafadal perpustakaan sekolah adalah merupakan koleksi yang diorganisasi di
dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru. (Bafadal,
2005 : 4)
Lasa Hs dalam bukunya Manajemen Perpustakaan Sekolah mengatakan
bahwa perpustakaan sekolah pada hakikatnya adalah sistem pengelolaan informasi
olek sumber daya manusia yang terdidik dalam bidang perpustakaan, dokumentasi
dan informasi yang dalam pengelolaan dan pemanfaatannya diperlukan gedung / tata
ruang, anggaran, sarana dan prasarana yang memadai. (Lasa, 2007 : 13)
Sedangkan menurut Pungki Purnomo perpustakaan sekolah merupakan
tempat dimana para peserta didik dapat mengeksplor (mengadakan penjelajahan
ilmiah secara lebih luas) terhadap berbagai suyek secara mandiri dan demokratis
terhadap apa yang dikaji agar memperoleh pengetahuan lebih dalam dari sekedar apa
yang diperoleh pada ruang kelas. (Purnomo, 2006 : 123)
27
Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas, penulis mengambil
kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu tempat, baik ruangan atau
gedung yang berada di dalam lingkungan sekolah itu sebagai unit kerja yang
mengelola bahan pustaka secara sistematis dan tertatur guna meningkatkan proses
belajar dalam mencapai tujuan tertentu.
2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah dapat bermanfaat apabila benar-benar memperlancar
pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Tujuan perpustakaan sekolah
menurut Mudjito (2001 : 21) terdiri dari tujuan umum dan khusus, yaitu:
a. Tujuan Umum
Bertujuan untuk memberikan kelengkapan sarana belajar mengajar yang berupa
bahan tercetak dan bahan terekam untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
b. Tujuan Khusus
1. Meletakkan dasar-dasar untuk belajar mandiri
2. Memupuk minat dan bakat pada umumnya dan minat baca pada khususnya
3. Mendidik siswa untuk memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara
efektif dan efisien
4. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah atas usaha dan tanggung
jawab sendiri
5. Mengembangkan penghargaan pada pengalaman imajinatif
6. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mencari, menemukan, mengolah
dan memanfaatkan informasi.
28
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan
dan menyimpan bahan-bahan pustaka, akan tetapi dengan adanya penyelenggaraan
perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dan guru
menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar.
Lasa (2007 : 15) menyebutkan beberapa fungsi keberadaan perpustakaan di
sekolah, yaitu:
1. Sebagai media pendidikan, bahan informasi yang dikelola perpustakaan dapat
berupa buku teks, majalah, buku ajar, buku rujukan, kumpulan soal, CD, film,
globe, dan lainnya. Bahan-bahan ini dimanfaatkan dalam aktifitas sekolah
sebagai proses pendidikan secara mandiri.
2. Sebagai tempat belajar, di perpustakaan sekolah para siswa dapat melakukan
kegiatan belajar mandiri ataupun kelompok. Mereka bisa membentuk grup-
grup diskusi.
3. Penelitian sederhana, melalui perpustakaan sekolah para siswa dan guru dapat
menyiapkan dan melaksanakan penelitian sederhana melalui sumber-sumber
informasi perpustakaan.
4. Pemanfaatan teknologi informasi, perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan
sebagai media aplikasi teknologi informasi dalam alih dan pengembangan
ilmu pengetahuan.
5. Kelas alternatif
29
6. Sumber informasi, melalui koleksi perpustakaan sekolah, para civitas sekolah
dapat menemukan informasi tentang orang-orang penting di dunia, peristiwa,
geografis, literatur dan informasi lainnya.
Sedangkan Bafadal (2005 :7-8) mengemukakan ada lima fungsi perpustakaan sekolah
yaitu:
1. Fungsi edukatif
Di dalam perpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik buku-buku fiksi
maupun non fiksi. Adnya buku-buku tersebut dapat membiasakan murid-
murid belajar mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun
berkelompok. Hal ini dapat meningkatkan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah.
2. Fungsi informatif
Koleksi yang terdapat di perpustakaan tidak hanya berupa koleksi buku-buku
ajar saja, tetapi juga menyediakan bahan-bahan pustaka bukan berupa buku
(non book material), seperti majalah, koran, peta, pamflet dan lain-lain.
Semua ini akan memberikan informasi atau keterangan yang diprelukan oleh
murid-murid bahkan guru maupun karyawan yang ada di lingkungan sekolah.
3. Fungsi tanggung jawab administratif
Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah, di mana
setiap ada peminjaman dan pengembalian buku selalu di catat oleh petugas.
Setiap murid yang akan masuk ke perpustakaan harus menunjukkan kartu
anggota atau kartu pelajar, tidak boleh membawa tas. Apabila ada murid yang
30
terlambat mengembalikan buku pinjamannya didenda, dan apabila ada murid
yang telah menghilangkan buku pinjamannya harus menggantinya. Semua ini
selain mendidik mueid-murid ke arah tanggung jawab, juga membiasakan
murid-murid bersikap dan bertindak secara administratif.
4. Fungsi riset
Adanya bahan pustaka yang lengkap, murid-murid dan guru-guru dapat
melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang
diperlukan dengan cara membaca buku-buku yang telah tersedia di dalam
perpustakaan sekolah.
5. Fungsi rekreatif
Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang
pada waktu istirahat, dengan membaca buku-buku cerita, novel, roman,
majalah, surat kabar, dan sebagainya.
Berdasarkan tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah sesuai dengan maksud-
maksud tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan perpustakaan sekolah
adalah untuk menyediakan fasilitas dan sumber informasi sebagai sarana pendukung
belajar dalam upaya meningkatkan minat membaca siswa. Sedangkan fungsi
perpustakaan sekolah adalah tempat dimana para siswa dapat belajar mandiri dan
memperluas kesempatan belajar bagi siswa
31
D. Peran Perpustakaan Sekolah Dalam Meningkatkan Minat dan Kebiasaan
Membaca Siswa.
Perpustakaan merupakan institusi yang berperan dalam pengembangan
kebiasaan membaca. Adalah suatu hal yang wajar melihat kenyataan bahwa
perpustakaan adalah badan yang berhubungan secara langsung dengan berbagai jenis
bahan bacaan. Semua bahan bacaan ini oleh perpustakaan bukan hanya sekedar untuk
disimpan saja, namun lebih dari itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh
masyarakat pemakainya.
Peran perpustakaan sangat sentral dalam meningkatkan minat dan kebiasaan
membaca. Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan tersedianya
bahan bacaan yang memadai baik dalam segi jumlah maupun dalam kualitas bacaan.
Menurut Darmono (2004 : 188-189) peran yang dapat dilakukan oleh perpustakaan
dalam menciptakan tumbuhnya kondisi minat membaca di lingkungan sekolah adalah
sebagai berikut:
1. Memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna perpustakaan.
2. Menganjurkan berbagai cara penyajian pelajaran (di sekolah) dikaitkan
dengan tugas-tugas di perpustakaan.
3. Memberikan berbagai kemudahan dalam mendapatkan bacaan yang menarik
untuk pengguna perpustakaan.
4. Memberikan kebebasan membaca secara leluasa kepada pengguna
perpustakaan, untuk merangsang anak dalam mencari dan menemukan sendiri
bacaan yang sesuai minatnya.
32
5. Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar pengguna merasa betah dan
kerasan berkunjung ke perpustakaan.
6. Perpustakaan perlu melakukan berbagai promosi kepada masyarakat berkaitan
dengan pemanfaatan perpustakaan dan berkaitan dengan peningkatan minat
dan kegemaran membaca siswa.
7. Menanamkan kesadaran dalam diri pemakai perpustakaan bahwa membaca
sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam mencapai keberhasilan
perpustakaan sekolah.
8. Melakukan berbagai kegiatan seperti lomba minat dan kegemaran membaca
untuk anak sekolah
9. Melakukan kegiatan pameran buku di perpustakaan.
10. Memberikan penghargaan kepada siswa yang paling banyak meminjam buku
di perpustakaan dalam kurun waktu tertentu misalnya sekali dalam setahun.
Membuat masyarakat memanfaatkan bahan bacaan yang ada dalam koleksi
perpustakaan bukanlah hal yang mudah, apalagi untuk masyarakat yang belum atau
tidak mempunyai kebiasaan membaca. Oleh karena itu pihak perpustakaan harus
dapat mengatur strategi yang dapat mendorong masyarakat agar menggunakan atau
memanfaatkan perpustakaan dan sekaligus melakukan pembinaan terhadap kebiasaan
membaca.
Perlu di tekankan pendapat para ahli bahwa pengembangan kebiasaan
membaca harus dilakukan sedini mungkin dan dengan berpijak pada pendapat ini,
maka langkah pertama yang dilakukan perpustakaan untuk meningkatkan kebiasaan
33
membaca adalah dengan menyusun program-program pengembangan kebiasaan
membaca bagi kelompok anak dan remaja.
Bunanta (2004: 77-78) dalam bukunya Buku, Mendongeng dan Minat Baca
memberikan beberapa alternatif program perpustakaan yang dapat menarik perhatian
anak dan remaja untuk datang ke perpustakaan. Program tersebut adalah:
1. Mengadakan acara yang tidak ada kaitannya secara langsung dengan buku.
Kegiatan ini dilaksanakan di perpustakaan, sehingga diharapkan ketertarikan
melihat-lihat dan akhirnya membaca buku.
Acara-acara yang bisa dilaksanakan antara lain:
a. Menyelenggarakan kelas melukis, pameran lukisan dan lomba
melukis.
b. Menyelenggarakan kelas seni: musik, tari, drama dan menyanyi.
c. Menyelenggarakan kelas keterampilan prakarya.
d. Mengadakan pemutaran film atau video.
2. Mengadakan acara yang langsung berhubungan dengan buku seperti:
a. Kegiatan mendongeng secara langsung tanpa alat peraga atau dengan
jalan membacakan cerita.
b. Menyelenggarakan kegiatan diskusi buku mengenai buku dengan tema
tertentu yang dapat memeperluas wawasan.
c. Mengadakan kegiatan penelitian kecil-kecilan untuk memuaskan rasa
keingintahuan dan sekaligus sebagai penyaluran kreatifitas, terutama
setelah membacakan buku-buku non fiksi.
34
d. Mengundang penulis dan ilustrator dalam acara jumpa pengarang.
e. Menerbitkan majalah perpustakaan yang berisi hasil karya kelompok
atau pribadi.
f. Mengadakan pameran buku secara teratur. Misalnya disaat datangnya
buku baru atau untuk memperingati berbagai peristiwa seperti pada
hari pahlawan bisa dipamerkan buku-buku biografi.
g. Mengadakan lomba mengarang dan membuat ilustrasi buku untuk
remaja.
h. Menarik minat para remaja untuk berani mendongeng bagi anggota-
anggota yang lebih muda.
i. Mengatur kerjasama dengan para relawan untuk membantu
melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut di atas, misalnya dengan
bantuan orangtua, guru, dan relawan lainnya yang mempunyai minat
pada buku.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SMAN 70 JAKARTA
A. SMAN 70 Jakarta
1. Latar Belakang dan Riwayat Singkat
SMA Negeri 70 Jakarta adalah salah satu sekolah negeri di Jakarta Selatan
yang merupakan sekolah gabungan dua SMA Negeri yaitu SMAN 9 dan SMAN 11
yang masing-masing berdiri tahun 1959 dan 1960. Sejak bergabung tahun 1981,
prestasi-prestasi yang pernah diraih dintaranya:
1. Tahun 1994, SMAN 70 menjadi sekolah unggulan tingkat Kota Madya Jakarta
Selatan.
2. Tahun 2003-2004, SMAN 70 menjadi sekolah unggulan tingkat Nasional.
Dalam mencapai tujuan pendidikan, SMAN 70 menetapkan Visi dan Misi,
sebagai berikut :
Visi
Unggul dalam prestasi berlandaskan inan dan taqwa serta menghasilkan lulusan yang
mampu bersaing pada tingkat Nasional dan Internasional.
Misi
1. Menumbuhkan penghayatan dan semangat pengalaman terhadap ajaran agama
yang dianut dalam budaya bangsa sebagai sumber kearifan.
2. Menumbuhkan keunggulan dan kompetitif secara intensif kepada seluruh warga
sekolah.
35
36
3. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara optimal yang berorientasi pada
pencapaian kompetensi berstandar Nasional dan Internasional.
4. Mengembangkan dan mengintensifkan hubungan sekolah dengan lembaga-
lembaga pendidikan serta institusi lain yang telah memiliki reputasi Nasional dan
Internasional.
5. Menerapkan manajemen pengelolaan sekolah mengacu standar ISO 9001 tahun
2001 dengan melibatkan seluruh warga sekolah.
Kurikulum yang digunakan dalam sistem pengajaran di SMAN 70 adalah
KTSP berbasis kompetensi mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22, 23 dan 24
Tahun 2006 dan Pedoman Penyelenggaraan Sisteam Kredit Semester untuk kategori
Mandiri dan Bertaraf Internasional. Pelaksanaan Sistem Kredit Semester ( SKS ) di
SMAN 70 mulai dirintis pelaksanaannya pada tahun Pelajaran 2009/2010 secara
bertahap dari kelas X, sedangkan untuk kelas XI dan XII (yang saat ini sedang
berjalan) kegiatan KBM seperti biasa.
2. Fasilitas
Untuk meningkatkan terlaksananya kegiatan belajar mengajar SMAN 70
Jakarta menyediakanfasilitas-fasilitas:
1. Bangunan gedung dengan 40 ruang kelas ber-AC berdiri di atas tanah seluas
15007 M2.
2. Masjid Al-Ikhlas.
3. Perpustakaan Digital.
37
4. Ruang Multimedia.
5. Ruang Audiovisual.
6. Laboratorium (Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa, IPS, Komputer dan Virtual.
7. Hot Spot.
8. Green House.
9. Lapangan Olahraga.
10. Ruang Musik.
11. Ruang Relaksasi
12. Parkir Motor.
13. Kantin.
B. Perpustakaan SMAN 70 Jakarta
1. Sejarah Singkat Perpustakaan
Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdiri sejak tanggal 5 Oktober 1982. Pada
awalnya, perpustakaan SMAN 70 terdiri atas dua ruangan terpisah yaitu perpustakaan
SMA 9 sebanyak 1 lokal dan perpustakaan SMAN 11 sebanyak 3 lokal dengan
koordinator perpustakaan yang berbeda. Selama terbagi atas dua ruangan terpisah,
ternyata kurang berjalan efektif. Oleh karena itu, pada tahun 1987 dengan inisiatif
kepala sekolah, perpustakaan disatukan menjadi satu ruangan yang lebih besar
dengan dikoordinasi oleh satu orang. Ruang perpustakaan menjadi 4 lokal dengan
rincian 1 lokal untuk buku paket dan 3 lokal untuk buku penunjang.
38
Selama tahun 1982-2005, keberadaan perpustakaan masih kurang
diprioritaskan oleh pihak sekolah. Hingga pada tahun 2006 setelah pergantian kepala
sekolah, keberadaan perpustakaan mulai diperhatikan. Hal ini terlihat dari banyaknya
pembenahan yang telah dilakukan, mulai dari perpindahan ruang perpustakaan,
penambahan koleksi, penataan ruang yang nyaman hingga penggunaan teknologi
informasi untuk memudahkan temu kembali informasi. Keberadaan perpustakaan
SMAN 70 diperkuat kembali dengan adanya Keputusan Kepala Suku Dinas
Pendidikan Menengah Tinggi Kotamadya Jakarta Selatan Nomor 05 A tahun 2007
tentang Keberadaan Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta.
Perpustakaan SMAN 70 Jakarta telah mengikuti 3 kali perlombaan di
berbagai tingkat pada tahun ajaran 2007-2008, dan meraih berbagai prestasi, seperti:
1. Juara I tingkat Jakarta Selatan tahun 2007
2. Juara I tingkat DKI Jakarta tahun 2007
3. Finalis tingkat Indonesia tahun 2007
4. Duta buku tahun 2007 tingkat Jakarta Selatan dan Tingkat DKI
2. Visi dan Misi Perpustakaan SMAN
Sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar siswa dan guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan, perpustakaan memiliki visi dan misi, yaitu:
Visi
Menjadi pusat ilmu pengetahuan dan sains terdepan yang bertaraf internasional bagi
warga sekolah DKI Jakarta.
Misi
39
1. Menyediakan referensi buku dan IT yang lengkap dan terkini
2. Menerapkan manajemen perpustakaan yang mengacu pada standar ISO
9000 tahun 2000
3. Mengembangkan dan mengintensifkan hubungan perpustakaan sekolah
dengan lembaga-lembaga pendidikan serta instansi lainnya yang telah
memiliki reputasi nasional dan internasional.
4. Melaksanakan kegiatan membaca dan menulis secara optimal yang
berorientasi pada pencapaian budaya baca.
3. Struktur Organisasi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta
Kepala Sekolah
Koordinator Perpustakaan
Bagian Pengolahan Bahan Perpustakaan
Bagian Pengadaan Bahan Perpustakaan
Bagian Pelayanan
Sirkulasi Referensi Audiovisual
Gambar 1 Struktur Organisasi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta
40
4. Koleksi Perpustakaan
Perpustakaan SMAN 70 diselenggarakan dengan tujuan utama meningkatkan
proses belajar mengajar di sekolah ini. Selain itu juga untuk menumbuhkembangkan
minat, kemampuan dan kebiasaan membaca, memanfaatkan bahan bacaan sebagai
sumber informasi, memupuk daya kritis serta mengembangkan kegemaran pribadi
melalui bacaan. Untuk meningkatkan tujuan tersebut maka dalam pengadaan bahan
pustaka (koleksi), perpustakaan SMAN 70 selalu mempertimbangkan kurikulum
sekolah, serta selera para siswa–siswi SMAN 70.
Koleksi yang dimiliki perpustakaan pada periode 2008-2009 sebanyak 6200
judul buku dan 15100 eksemplar, dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 1
Koleksi Perpustakaan
Jumlah Koleksi Judul Eksemplar
000-099 550 1020
100-199 382 1005
200-299 450 1100
300-399 408 890
400-499 570 853
500-599 550 1288
600-699 510 1205
700-799 525 819
800-899 834 1500
900-999 419 1220
Fiksi 1002 4200
Total 6200 15100
41
4. Layanan Perpustakaan
Layanan perpustakaan merupakan kegiatan pemberian pelayanan kepada
pengunjung perpustakaan SMAN 70 dalam menggunakan buku-buku maupun bahan
pustaka lainnya. Jenis layanan yang tersedia, antara lain:
1. Layanan Baca,
2. Layanan Sirkulasi, layanan yang digunakan adalah sistem terbuka.
3. Layanan Audio Visual,
4. Layanan rujukan,
5. Layanan internet,
6. Layanan hot-spot,
Berdasarkan sumber daya yang tersedia, perpustakaan SMAN 70 Jakarta
dikelola oleh 5 orang, yaitu:
1. Kepala perpustakaan
2. Staf yang bertugas dalam hal pengadaan, pengolahan, dan layanan rujukan
3. Staf ICT, penyusunan, layanan sirkulasi
4. Teknisi kebersihan
5. Teknisi audiovisual
5. Sarana dan Prasarana Perpustakaan
Pengertian prasarana di sini adalah gedung atau ruang yang dapat digunakan
untuk menyelenggarakan perpustakaan sekolah, sedangkan sarana berarti
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan dalam menyelenggarakan perpustakaan
sekolah (Bafadal, 2006 : 21).
42
Dalam menjalankan aktivitasnya, perpustakaan SMAN 70 juga dilengkapi
oleh sarana dan prasarana yang cukup memadai yaitu penyediaan ruangan seluas 360
m2
dengan suhu rata-rata 21 derajat celcius, cahaya terang dengan menggunakan 2
jenis lampu neon yang besar dan kecil. Selain itu, perpustakaan dilengkapi fasilitas
lain yang meningkatkan seperti penyediaan bangku dan meja untuk sarana membaca,
komputer, dan telah menggunakan sistem otomasi perpustakaan yaitu sistem GDL
(Ganesa Digital Library) yang dapat memudahkan para pengguna perpustakaan untuk
menemukan koleksi yang diinginkan dengan cepat.
C. Kegiatan SMAN 70 Jakarta dalam Meningkatkan Minat dan Kebiasaan
Membaca
SMAN 70 adalah sekolah unggulan yang memiliki siswa yang berprestasi
tinggi dan merupakan bibit unggul untuk membangun bangsa. Salah satu cara siswa
mengembangkan bakatnya adalah dengan mengikuti kegiatan/lomba yang
diselenggarakan sesuai dengan bakat dan kemampuan. Saat ini SMAN 70 memiliki
146 piala dari berbagai macam lomba yang diikuti oleh para siswa. Kegiatan siswa
yang berhubungan dengan minat baca antara lain adalah juara I dan II lomba karya
tulis hardiknas, juara I lomba cipta dan baca puisi Dinas Pariwisata DKI, juara II
lomba cerdas cermat hari temu lapang dan festival tanaman IPB, juara I lomba storry
telling, juara I dan III reading comprehension, dan lain sebagainya.
Kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan kebiasaan membaca di SMAN 70
yang baru dilaksanakan dalam dua bulan terakhir ini adalah diadakannya lomba
43
menulis karangan dengan topik yang diberikan pihak sekolah. Kegiatan ini khusus
diadakan untuk kalangan SMAN 70 dan memberikan hadiah yang cukup menarik
minat siswa untuk mengikuti kegiatan ini dan akan diadakan secara rutin.
Kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 70 terdiri dari 27 macam, antara lain
rohani Islam, Kelompok Ilmiah Remaja Fisika, Palang Merah Remaja, band, vokal
group, teater, boxing, karate, dan lain sebagainya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
A. Minat dan Kebisaan Membaca Siswa Kelas XI-XII SMAN 70 Jakarta
Untuk mengetahui bagaimana minat dan kebisaan membaca siswa kelas XI-
XII SMAN 70 Jakarta, penulis memberikan beberapa pertanyaan yang disajikan
dalam bentuk kuesioner. Kuesioner ini penulis ajukan ke responden yaitu 70 siswa-
siswi kelas XI-XII SMAN 70 Bulungan Jakarta tahun ajaran 2009/2010 yang menjadi
sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel adalah stratified random sampling
yaitu sampel yang terbentuk dengan membagi-bagi lapisan (strata) yang beragam, dan
dari setiap lapisan dapat diambil sampel secara acak. Dengan mengambil sebanyak
10% dari 700 siswa yang ada.
Data-data yang diterima melalui kuesioner ini, kemudian diolah dengan
menggunakan teknik perhitungan prosentase dengan menggunakan rumus:
F
P = X 100%
N
Keterangan:
P = Prosentase jawaban
F = Frekuensi yang akan dicari prosentasinya
N = Jumlah responden
100% = Bilangan tetap
44
45
Adapun parameter untuk penafsiran untuk nilai prosentase adalah :
0 % = Tidak ada satu pun
1 % -
25 %
= Sebagian kecil
26 % - 49 % = Hampir setengahnya
50 % = Setengahnya
51 % - 75 % = Sebagian besar
76 % - 99 % = Hampir seluruhnya
100 % = Seluruhnya (Warsito, 1992 : 11).
Untuk lebih memudahkan dalam membaca data, hasil perhitungan prosentase
tersebut penulis tuangkan ke dalam tabel 2, sebagai berikut :
Tabel 2
Tujuan Siswa Membaca
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Keperluan belajar di kelas 2 2,86
Mengisi waktu luang 16 22,86
Memperoleh informasi 14 20
Mencari hiburan 17 24,28
Melatih keterampilan membaca 1 1,43
Memperluas wawasan 20 28,57
Lain-lain - -
Jumlah 70 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya (28,57%)
responden membaca dengan tujuan untuk memperluas wawasan mereka. Tujuan
untuk mencari hiburan dijawab oleh sebagian kecil responden (24,28%). Sedangkan
46
mereka yang menjawab untuk mengisi waktu luang dan memperoleh informasi
masing-masing sebesar 22,86 dan 20%. Responden yang menjawab tujuan membaca
mereka adalah untuk keperluan belajar di kelas sebanyak 2,86 dan yang menjawab
untuk melatih keterampilan membaca sebanyak 1,43%. Ini menunjukkan bahwa
tujuan membaca menurut kebanyakan siswa kelas XI dan XII adalah untuk
memperluas wawasan mereka. Memperluas wawasan disini dapat diartikan bahwa
responden itu membaca untuk memenuhi kebutuhan intelektual, spritual, dan
pengembangan pribadi baik dari buku fiksi maupun non fisksi yang mereka baca.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan minat dan kebiasaan
membaca siswa. Tabel di bawah ini menggambarkan data-data yang berkaitan dengan
hal tersebut.
Tabel 3
Pihak Yang Mempengaruhi dalam Memilih Buku Bacaan
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Orang tua 10 14,29
Saudara 2 2,86
Teman 4 5,71
Guru 3 4,28
Pustakawan 3 4,28
Diri sendiri 48 68,57
Lain-lain - -
Jumlah 70 100
Tabel di atas disajikan data mengenai pihak mana saja yang mempengaruhi
responden dalam memilih buku bacaannya. Ternyata sebagian besar (68,57%)
responden menjawab bahwa diri sendirilah yang menentukan bacaan apa yang ingin
47
mereka baca. Sebagian kecil (14,29%) responden menjawab pihak orang tua yang
mempengaruhi mereka dalam memilih bacaan. Sementara pengaruh teman juga
dijawab oleh sebagian kecil (5,71%) responden. Untuk guru dan pustakawan dijawab
oleh 4,28% responden. Saudara juga menjadi pihak yang berpengaruh bagi 2,86%
responden. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (68,57%) ternyata sudah
bisa menentukan sendiri buku bacaan apa yang mereka baca.
Rata-rata waktu yang digunakan siswa dalam sehari untuk membaca dapat
dilihat pada tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4
Rata-rata Waktu Siswa untuk Membaca dalam Sehari
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Lebih dari 4 jam 3 4,29
3-4 jam 4 5,71
2-3 jam 10 14,29
1-2 jam 34 48,57
Kurang dari ½ jam 19 27,14
Jumlah 70 100
Menurut pendapat John Malouf dan Nicola Schutte (2001 : 34) waktu yang
digunakan seorang anak untuk membaca rata-rata kurang lebih 30-90 menit dalam
sehari.
Dari tabel di atas terlihat bahwa hampir setengahnya (48,57%) responden
menghabiskan waktu selama 1-2 jam untuk membaca dalam sehari. Sedangkan
mereka yang menjawab kurang dari ½ jam sebanyak 27,14%. 14,29% responden
menjawab 2-3 jam. Lalu responden yang menjawab 3-4 jam sebanyak 5,71%.
48
Adapula responden yang menghabiskan waktu lebih dari 4 jam seharinya untuk
membaca, yaitu sebanyak 4,29%. Ini menunjukkan bahwa hampir setengahnya siswa
sudah memiliki minat dan kebiasaan membaca yang baik jika dilihat dari sudah
sesuainya waktu yang digunakan untuk membaca.
Pada tabel 5 di bawah ini dapat diketahui ternyata waktu yang digunakan
untuk membaca tidak seimbang dengan waktu yang dihabiskan oleh responden untuk
menonton televisi.
Tabel 5
Rata-rata Waktu Siswa untuk Menonton Televisi dalam Sehari
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Lebih dari 4 jam 30 42,86
3-4 jam 14 20
2-3 jam 18 25,71
1-2 jam 5 7,14
Kurang dari ½ jam 3 4,28
Jumlah 70 100
Sebanyak 42,86% responden menjawab bahwa rata-rata waktu yang mereka
gunakan untuk menonton televisi dalam sehari adalah lebih dari 4 jam dengan nilai
prosentase hampir setengahnya. Mereka yang menjawab dengan rata-rata 2-3 jam
sebanyak 25,71%. 20% responden menjawab 3-4 jam, 7,14% responden menjawab 1-
2 jam dan 4,28% responden menjawab kurang dari ½ jam. Ini menunjukkan bahwa
waktu yang digunakan siswa untuk menonton televisi dalam sehari cukup tinggi,
lebih dari 4 jam yaitu sebanyak 42,86% dengan nilai prosentase hampir setengahnya.
49
Untuk tema buku yang diminati, ternyata buku dengan tema persahabatan dan
humor adalah yang paling disukai oleh para responden, masing-masing dipilih oleh
sebagian besar (65,71%) responden. Tema buku lainnya yang diminati adalah
petualangan (61,43%), misteri (34,29%), sejarah (32,86%), olahraga (22,86%), ilmu
pengetahuan alam (21,43%), dongeng (21,43%), hobi (20%), seni dan budaya
(8,57%), agama (4,29%). Data mengenai hal tersebut dapat dilihat pada tabel 6 di
bawah ini.
Tabel 6
Tema Buku Yang Diminati
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Agama 3 4,29
Ilmu pengetahuan alam 15 21,43
Seni dan budaya 6 8,57
Sejarah 23 32,86
Petualangan 43 61,43
Dongeng 15 21,43
Misteri 24 34,29
Olahraga 16 22,86
Hobi 14 20
Persahabatan 46 65,71
Humor 46 65,71
Lain-lain - -
Tabel 7 di bawah ini untuk mengetahui seberapa banyaknya bahan bacaan
yang dibaca siswa.
50
Tabel 7 Jumlah Bahan Bacaan Yang Dibaca Siswa dalam Seminggu
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
> 4 buku 20 28,57
2-3 buku 48 68,57
1-2 buku 2 2,86
Tidak ada - -
Jumlah 70 100
Data pada tabel 7 di atas membuktikan bahwa sebagian besar (68,57%)
responden yang membaca 2-3 buku dalam seminggu, 28,57% responden yang
membaca lebih dari 4 buku dalam seminggu, 1-2 buku yang dibaca dalam seminggu
dipilih sebanyak 2,86% responden dan tidak satu pun (0%) responden yang tidak
membaca apapun dalam seminggu. Ini menunjukkan bahwa minat dan kebiasaan
membaca siswa cukup baik, yaitu sekitar 2-3 buku yang dibaca dalam seminggu.
Pada tabel 8 akan di ketahui cara para responden memperoleh buku yang
dibacanya.
Tabel 8
Cara Siswa Mendapatkan Buku Yang Dibaca
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Membeli 41 58,57
Meminjam dari teman 9 12,86
Meminjam dari perpustakaan
sekolah
20 28,57
Menyewa dari taman bacaan - -
Lain-lain - -
Jumlah 70 100
Sebagian besar (58,57%) responden mendapatkan bacaan dengan cara
membeli, reponden yang mendapatkan bacaan dengan meminjam dari perpustakaan
51
sekolah sebanyak 28,57% sedangkan sebagiaan kecil (12,86%) responden
mendapatkannya dengan cara meminjam dari teman. Ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa mendapatkan bacaan dengan cara membeli sebanyak 58,57%.
Hal ini memperlihatkan bahwa kebanyakan siswa berasal dari keluarga yang tingkat
ekonominya mencukupi. Seorang wali kelas mengatakan sekitar 75% siswa memiliki
orang tua yang setiap bulannya selalu mengajak mereka pergi ke toko buku. Para
orangtua ini membebaskan si anak untuk mencari bacaan yang ia sukai dan kemudian
membelinya. Wali kelas berpendapat bahwa mau tidak mau minat baca akan tumbuh
dengan baik mengingat tingkat sosial dan ekonomi orangtua yang cukup baik.
Dari kegiatan membaca, responden dapat banyak mengambil manfaat, seperti
yang terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9
Manfaat Membaca
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Menambah ilmu pengetahuan 40 57,14
Mendapatkan informasi yang diinginkan 8 11,43
Memperluas wawasan 7 10
Mengisi waktu luang 6 8,57
Menimbulkan perasaan senang dan terhibur 3 4,29
Mengetahui perkembangan zaman 3 4,29
Menambah daya imajinasi 1 1,43
Menghilangkan rasa jenuh 1 1,43
Menghilangkan stress 1 1,43
Jumlah 70 100
Dari banyaknya jawaban mengenai manfaat membaca, menandakan bahwa
semua responden menyadari bahwa memang banyak manfaat yang dapat diambil dari
kegiatan membaca.
52
Menambah ilmu pengetahuan merupakan manfaat yang paling banyak
dirasakan oleh sebagian besar (57,14%). Mendapatkan informasi yang diinginkan
dirasakan oleh 11,43% responden. Sebanyak 10% responden merasakan manfaat dari
membaca yaitu dapat memperluas wawasan mereka. Manfaat lain yang dirasakan
responden adalah mengisi waktu luang sebanyak 8,57%. Sedangkan menimbulkan
perasaan senang dan terhibur, mengetahui perkembangan zaman merupakan manfaat
yang dirasakan oleh masing-masing 4,29% responden, lalu manfaat yang dirasakan
oleh sebagian kecil responden masing-masing (1,43%) diantaranya, menambah daya
imajinasi, menghilangkan rasa jenuh dan menghilangkan stres.
Berdasarkan data-data pada tabel 9 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
semua responden menyadari bahwa banyak manfaat yang diambil dari kegiatan
membaca, dilihat dari banyaknya jawaban mengenai manfaat membaca. Menambah
ilmu pengetahuan merupakan manfaat yang paling banyak dirasakan oleh para
responden yaitu sebanyak 57,14 %.
Salah satu faktor yang mempengaruhi minat baca anak adalah sistem
pendidikan. Sistem pendidikan yang benar mampu membantu pelajar untuk lebih
suka membaca. Sistem ini pada dasarnya tidak memberikan semua ilmu kepada
siswa, namun hanya sepenggal saja. Selebihnya para siswa bisa melengkapi
pengetahuan dengan membaca-baca buku di perpustakaan dan kemudian
memaparkannya di depan guru dan teman-temannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para wali kelas, ternyata selama ini
sistem pendidikan yang diterapkan di kelas sudah berjalan dua arah. Dalam
53
pemberian materi pelajaran, guru hanya akan memberikan pokok-pokonya saja.
Untuk materi-materi tertentu guru akan bertanya kepada siswa, siapa saja yang sudah
pernah membaca atau mengetahui mengenai topik yang akan dibahas. Pada saat
seperti itu siswa terkadang memberikan informasi tambahan dan masukan bagi guru
dan teman-temannya. Jadi di sini guru hanya berperan sebagai perantara, di mana
untuk penguatan materi pelajaran, guru mempersilakan para siswa untuk
mendapatkannya di perpustakaan..
B. Pemanfaatan Perpustakaan SMAN 70 Jakarta Oleh Siswa Kelas XI-XII
SMAN 70 Jakarta Dalam Meningkatkan Minat Dan Kebisaan Membacanya
Salah satu faktor yang dapat dijadikan modal dasar untuk mencapai
keberhasilan usaha pengembangan perpustakaan sekolah adalah dengan dimilikinya
minat dan kebiasaan membaca baca pada para siswa. Untuk meningkatkan dan
membina minat dan kebiasaan membaca siswa, maka perlu adanya pendayagunaan
perpustakaan sekolah dengan cara menanamkan gemar membaca sidini mungkin.
Dengan demikian diharapkan dari fase gemar membaca ini akan meningkat menjadi
fase memiliki jiwa membaca, lalu muncul fase kebiasaan membaca setelah itu
dikembangkan fase masyarakat gemar membaca, dan akhirnya terwujudlah fase di
mana masyarakat gemar belajar yang merupakan tujuan akhir yang diharapkan
pemerintah dari pengembangan serta pendayagunaan perpustakaan sekolah (Kanwil
Depdikbud Propinsi Jawa Barat, 1993).
54
Perpustakaan sekolah dapat dikatakan sebagai pusat minat dan kebiasaan
baca, bila seluruh komponen sekolah sudah menganggap perpustakaan sekolah
sebagai sarana penting dalam meningkatkan pendidikan dan pengajaran. Dalam hal
ini, perpustakaan sekolah SMAN 70 Jakarta, ternyata sudah merupakan bagian yang
integral dari proses belajar mengajar. Hal ini terlihat dengan begitu dimanfaatkannya
perpustakaan untuk kepentingan belajar.
Seorang Pustakawan mengatakan selama ini perpustakaan sudah
dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk kepentingan belajar. Umumnya para guru
memanfaatkan perpustakaan dengan cara, mengajak para siswa belajar di
perpustakaan untuk mata pelajaran tertentu, sebelumnya di kelas guru sudah
menjelaskan terlebih dahulu pokok-pokok pelajaran dan tugas yang harus siswa
kerjakan di perpustakaan.
Pemanfaatan lain yang dilakukan guru dan siswa di perpustakaan adalah
dengan memanfaatkan bahan audio visual, seperti video, untuk memperdalam suatu
materi. Sehari sebelumnya, biasanya guru mendatangi perpustakaan untuk mencari
bahan yang diperlukan. Setelah itu ia akan memberitahukan pustakawan, sehingga
pustakawan dapat mengatur jadwal, kapan mereka dapat menggunakan ruang audio
visual.
Pada tabel-tabel di bawah ini, tersaji data-data mengenai pemanfaatan dan
pendapat responden mengenai perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam kaitannya
peningkatan minat dan kebiasaan membaca siswa.
Tabel 10 menyajikan data mengenai frekuensi kunjungan responden ke
perpustakaan.
55
Tabel 10 Kunjungan Siswa Ke Perpustakaan dalam Seminggu
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Lebih dari 4 kali 15 21,43
3-4 kali 47 67,14
2-3 kali 5 7,14
1-2 kali 2 2,86
Tidak pernah 1 1,43
Jumlah 70 100 %
Dari tabel 9 terlihat bahwa sebagian besar (67,14%) responden berkunjung 3-
4 kali dalam seminggu, 21,43 % menjawab lebih dari 4 kali dan 7,14 % menjawab 2-
3 kali. Sedangkan responden yang menjawab 1-2 kali sebanyak 2,86 % dan
responden yang tidak pernah mengunjungi perpustakaan dalam seminggu sebanyak
1,43 % dengan nilai prosentase sebagian kecil. Ini menunjukkan bahwa perpustakaan
sudah cukup untuk menarik perhatian siswa agar mengunjungi perpustakaaan dan
meningkatkan minat serta kebiasaan membaca siswa.
Para responden, ternyata paling sering menggunakan waktu pada jam
pelajaran untuk berkunjung ke perpustakaan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 11
di bawah ini.
Tabel 11
Waktu Yang Digunakan Siawa untuk Datang Ke Perpustkaan Sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Pulang sekolah 22 31,43
Jam istirahat 5 7,14
Jam pelajaran kosong 7 10
Jam pelajaran saat diminta ibu/bapak guru 55 78,57
Lain-lain (waktu fotocopy) 3 4,29
56
Tabel di atas memperlihatkan bahwa hampir seluruhnya (78,57%) responden
memilih menggunakan untuk datang ke perpustakaan pada jam pelajaran. Para siswa
mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan selama jam-jam pelajaran tertentu.
Kesempatan lain yang digunakan untuk mengunjungi perpustakaan adalah pada saat
pulang sekolah sebanyak 31,43 %. Selain itu ada pula responden yang mengunjungi
perpustakaan pada saat jam kosong sebanyak 10 %, pada saat jam istirahat sebanyak
7,14 % dan pada saat mereka harus fotokopi sebanyak 4,29 % dengan nilai prosentase
sebagian kecil.
Tabel 12 menyajikan data mengenai waktu yang dihabiskan responden di
perpustakaan.
Tabel 12
Waktu Yang Sering Dihabiskan Siswa Di Perpustakaan Setiap Kali Datang
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Lebih dari 40 menit 9 12,86
40 menit 16 22,86
30 menit 34 48,57
20 menit 10 14,29
10 menit 1 1,43
Jumlah 70 100
Hampir setengahnya (48,57%) responden menghabiskan waktu selama 30
menit di perpustakaan. Responden yang meenjawab 40 menit sebanyak 22,86 %, 20
menit sebanyak 14,29 %, lebih dari 40 menit sebanyak 12,86 % dan mereka yang
menghabiskan waktu hanya 10 menit di perpustakaan sebanyak 1,43 % responden
dengan nilai prosentase sebagian kecil. Ini menunjukkan bahwa hampir setengahnya
57
siswa paling sering menghabiskan waktu selama 30 menit di perpustakaan yaitu
sebanyak 48,57% responden.
Bagi siswa perpustakaan sekolah merupakan sumber informasi yang utama.
Di tempat inilah para siswa harus mencari bahan rujukan yang ia perlukan untuk
menyelesaikan tugas sekolah atau pun mencari buku-buku yang dibaca sebagai
hiburan (Gardiner, 1998 : 3). Pada tabel 13 dapat dilihat alasan yang mendorong
responden datang ke perpustakaan.
Tabel 13
Alasan Siswa Mengunjungi Perpustakaan
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Mengerjakan tugas dari guru 39 55,71
Mencari buku yang diminati 52 74,29
Menonton film/video 14 20
Belajar untuk ujian 31 42,86
Membaca koran/majalah 9 12,86
Mengobrol 29 41,43
Mencari ketenangan 3 4,29
Melihat hasil karya kakak kelas 3 4,29
Mencari buku yang diminati merupakan alasan yang menyebabkan sebagian
besar (74,29%) responden datang ke perpustakaan. Alasan lainnya adalah
mengerjakan tugas dari guru yang dijawab oleh 55,71% responden. Selain itu mereka
datang ke perpustakaan dengan alasan untuk belajar jika ada ujian sebanyak 42,86 %,
mengobrol 41,43 reponden, mencari ketenangan dan melihat hasil karya kakak kelas
masing-masing sebanyak 2,86 % responden dengan nilai prosentase sebagian kecil.
58
Umumnya para siswa mengunjungi perpustakaan untuk membaca dan
meminjam buku yang mereka minati. Selain itu karena sudah banyaknya tugas yang
diberikan guru-guru kepada mereka, membuat mereka harus mengunjungi
perpustakaan untuk mendapatkan informasi tersebut. Yang menarik dari data di atas
adalah, bahwa sebanyak 41,43% responden datang ke perpustakaan untuk alasan
mengobrol. Seperti yang diakui oleh salah satu wali kelas, sebagian kecil dari
siswanya, jika datang ke perpustakaan tanpa diberikan tugas, suasana di perpustakaan
sangat tidak menentu dan ramai, karenanya sebelum pergi ke perpustakaan wali kelas
harus terlebih dahulu menasehati mereka. Namun berdasarkan tabel di atas, dapat
disimpulkan bahwa alasan utama siswa datang ke perpustakaan adalah untuk mencari
buku yang diminati yaitu sebanyak 74,29% responden dengan nilai prosentase
sebagian besar.
Pada tabel 14 di bawah ini akan memperlihatkan data mengenai bahan pustaka
apa saja yang sering dimanfaatkan oleh responden.
Tabel 14
Bahan Pustaka Yang Sering Dimanfaatkan
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Buku-buku pelajaran 22 31,43
Kamus/ensiklopedia 31 44,29
Audio visual (video/kaset) 15 21,43
Majalah/Koran 4 5,71
Buku-buku fiksi (buku cerita) 58 82,86
Buku-buku non fiksi (ilmu pengetahuan alam) 38 54,29
Lain-lain - -
59
Ketika responden memanfaatkan perpustakaan, ternyata bahan pustaka yang
paling banyak dimanfaatkan oleh hampir seluruhnya (82,86%) responden adalah
buku fiksi/cerita. Sementara untuk menambah pengetahuan dan wawasan juga
meningkatkan pelajaran, reponden banyak memanfaatkan buku non fiksi sebanyak
54,29 % dan kamus/ensiklopedia sebanyak 44,29 %. Bahan pustaka lain yang
dimanfaatkan responden adalah buku-buku pelajaran sebanyak 31,43 %, bahan audio
visual sebanyak 21,43 % dan sebagian kecil (5,71%) responden memanfaatkan
majalah/koran. Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa umumnya
banyak membaca-baca buku fiksi ketika berkunjung ke perpustakaan yakni sebanyak
82,86 % responden dengan nilai prosentase hampir seluruhnya.
Tabel 15
Jumlah Bahan Pustaka Yang Dipinjam
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Lebih dari 4 buah 23 32,86
3-4 buah 34 48,57
2-3 buah 6 8,57
1-2 buah 6 8,57
Tidak pernah 1 1,43
Jumlah 70 100 %
Jumlah koleksi yang dimanfaatkan oleh siswa dapat menjadi indikator minat
dan kebiasaan membaca. Wiyono (2001 : 43) berpendapat bahwa besarnya minat
baca seseorang dapat dilihat dari banyaknya buku yang ia baca dan frekuensi ia
membaca. Minat baca siswa akan tercermin dari jumlah buku yang dibacanya selama
satu bulan tanpa memandang jenis bukunya.
60
Tabel di atas memperlihatkan bahwa hampir setengahnya (48,57%) responden
meminjam sebanyak 3-4 bahan pustaka dalam sebulan, 32,86 % meminjam hingga
lebih dari 4 bahan pustaka. Responden yang hanya meminjam 1-2 dan 2-3 bahan
pustaka, masing masing sebanyak 8,57 % responden. Sedangkan sebagian kecil
(1,43%) responden mengatakan tidak pernah sama sekali meminjam bahan pustaka
dalam sebulan. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa minat dan
kebiasaan membaca siswa cukup baik, yaitu sebanyak 48,57 % responden meminjam
3-4 bahan pustaka dalam sebulan dan 32,86 % meminjam hingga lebih dari 4 bahan
pustaka.
Pada tabel 16 akan menunjukan data jenis bahan pustaka apa yang sering
dipinjam oleh responden.
Tabel 16
Jenis Bahan Pustaka Yang Biasa Dipinjam
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Buku fiksi/cerita 58 82,86
Buku non fiksi 45 64,27
Tabel di atas memperlihatkan bahwa, untuk peminjaman, bahan pustaka yang
paling banyak dipinjam oleh para responden adalah buku fiksi sebanyak 82,86%
responden dengan nilai prosentase hampir seluruhnya, walaupun perpustakaan sudah
menekankan pada mereka untuk lebih banyak meminjam buku-buku non fiksi. Buku
non fiksi juga dipinjam oleh sebagian besar (64,27%) responden. Dari data tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa dalam sebulan terakhir para siswa lebih banyak
61
membaca buku fiksi yaitu sebanyak 82,86 % responden dengan nilai prosentase
hampir seluruhnya.
C. Peran dan Upaya Perpustakaan SMAN 70 Jakarta Dalam Meningkatkan
Minat Dan Kebiasaan Membaca Siswa
Peran perpustakaan sangat sentral dalam membina dan menumbuhkan
kesadaran membaca. Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan
ketersediaan bahan bacaan yang memadai baik dalam segi jumlah maupun dalam
kualitas bacaan (Darmono, 2004 : 187)
Untuk koleksi, perpustakaan sekolah SMAN 70 Jakarta memiliki cukup
banyak koleksi, baik itu buku, bahan audio visual, buku tahunan, karya tulis dan
artikel ilmiah. Untuk koleksi buku perpustakaan memiliki kurang lebih 15100
eksemplar, dari berbagai macam subyek. Perbandingan antara koleksi fiksi dan non
fiksi antara 30 : 70. Para pustakawan mengatakan dilihat dari segi kualitas, koleksi
perpustakaan sudah mencukupi, namun secara kuantitas ternyata masih dirasa kurang.
Koleksi merupakan faktor yang penting. Penyediaan bacaan-bacaan di
perpustakaan seringkali kurang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Sehingga
banyak dijumpai bacaan-bacaan yang tersedia di perpustakaan kurang diminati oleh
masyarakat pembacanya karena ragam, jenis, jumlah dan mutunya kurang.
Seandainya ada yang sesuai minat terkadang jumlahnya kurang mencukupi kebutuhan
(Ratnaningsih, 1998 : 296-297).
62
Pada tabel 17 di bawah ini data yang ada merupakan hasil dari pertanyaan ke
responden tentang pendapat mereka mengenai koleksi perpustakaan.
Tabel 17
Pendapat Mengenai Koleksi
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Sangat lengkap 12 17,14
Lengkap 55 78,57
Tidak lengkap 3 4,29
Sangat tidak lengkap - -
Jumlah 70 100 %
Data-data pada tabel 17 di atas menyatakan bahwa sebanyak 78,57%
responden berpendapat bahwa koleksi perpustakaan lengkap dengan nilai prosentase
hampir seluruhnya, 17,14% menyatakan koleksi sangat lengkap, dan sebagian kecil
(4,29%) responden menyatakan bahwa koleksi perpustakaan tidak lengkap.
Dengan melihat data pada tabel 17, koleksi perpustakaan sekolah SMAN 70
Jakarta dapat dikatakan sudah baik yaitu hampir seluruhnya (78,57%) responden
menyatakan bahwa koleksi perpustakaan lengkap. Bagi responden yang menjawab
tidak lengkap, agaknya jawaban dikarenakan perpustakaan tidak dapat mengoleksi
bahan perpustakaan tertentu yang diinginkan oleh responden.
Perpustakaan dikatakan sudah berperan dengan baik jika sudah dapat
memenuhi kebutuhan pemakainya. Pada tabel 18 disajikan data mengenai hal
tersebut.
63
Tabel. 18 Pemenuhan Kebutuhan Pemakai terhadap Bahan Pustaka
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Ya (selalu terpenuhi) 42 60
Tidak (tidak selalu terpenuhi) 28 40
Jumlah 70 100 %
Dari tabel 17 di atas dapat dilihat, ternyata sebagian besar (60%) responden
berpendapat bahwa selama ini kebutuhan mereka akan bahan pustaka selalu
terpenuhi, sedangkan responden yang merasa tidak selalu terpenuhi sebanyak 40%.
Dengan demikian menunjukan bahwa perpustakaan SMAN 70 Jakarta telah dapat
memenuhi kebutuhan para siswa akan bahan pustaka
Ruangan yang menyenangkan merupakan suatu kondisi yang meningkatkan
pembinaan minat dan kebiasaan membaca. Untuk menjadikan sebuah perpustakaan,
termasuk perpustakaan sekolah, sebagai pusat minat baca, yang perlu dilakukan
adalah membuat perpustakaan tersebut nyaman dan tenang serta mencirikan suatu
tempat yang ramah dan menyenangkan bagi anak (Bunanta, 2004 : 44).
Tabel 19
Pendapat Mengenai Ruangan Perpustakaan
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Sangat menyenangkan 19 27,14
Menyenangkan 47 67,14
Tidak menyenangkan 4 5,71
Sangat tidak menyenangkan - -
Jumlah 70 100 %
Pada tabel 18, data yang ada mengenai ruang perpustakaan SMAN 70 Jakarta,
sebagian besar (67,14%) responden menjawab bahwa ruangan perpustakaan yang
mereka miliki sudah terasa menyenangkan, bahkan hampir setengahnya (27,14%)
64
merasa sangat menyenangkan. Namun ada pula responden yang berpendapat ruangan
perpustakaan tidak menyenangkan 5,71% dengan nilai prosentase sebagian kecil.
Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar (67,14%)
responden menyatakan ruang perpustakaan sudah terasa menyenangkan.
Pada tabel 20, kepada responden ditanyakan pendapat tentang upaya
perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam memberikan layanan dalam hal ini berkaitan
dengan alokasi waktu kunjungan yang diberikan kepada para siswa.
Tabel 20
Pendapat Mengenai Jam Buka Perpustakaan
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Sangat lama 6 8,57
Cukup lama 44 62,86
Singkat 16 22,86
Sangat singkat 4 5,71
Jumlah 70 100 %
Jam buka perpustakaan yang sudah dilaksanakan selama ini, yaitu dari pukul
6.30 hingga pukul 15.00, dirasa sudah cukup lama oleh sebagian besar (62,86%)
responden. Sedangkan yang berpendapat singkat sebanyak 22,86%, sangat lama
8,57% dan sangat singkat 5,71% dengan nilai prosentase sebagian kecil, dari data di
atas dapat disimpulkan bahwa jam buka perpustakaan yang sudah dilaksanakan
selama ini, yaitu dari pukul 6.30 hingga pukul 15.00, dirasa sudah cukup lama oleh
sebagian besar (62,86%) responden.
Dalam usaha peningkatan minat dan kebiasaan membaca, pustakawan
berperan sebagai pembina, yaitu dalam memberi informasi tentang koleksi, minat
baca dan penulisan sinopsis. Dalam hal ini, pustakawan SMAN 70 Jakarta telah
65
mampu melaksanakan peran tersebut, yang terlihat dari selalu siapnya pustakawan
dalam membantu siswa mencari bahan rujukan apabila mereka sedang mengerjakan
tugas. Hal tersebut juga dapat dilihat pada tabel 21 di bawah ini.
Tabel 21
Pendapat Mengenai Sikap Pustakawan
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Sangat membantu 16 22,86
Membantu 47 67,14
Tidak membantu 5 7,14
Sangat tidak membantu 2 2,86
Jumlah 70 100 %
Ketika ditanya mengenai sikap pustakawan selama ini, sebagian besar
(67,14%) responden berpendapat bahwa pustakawan sudah memperlihatkan sikap
membantu dan hampir setengahnya (22,86%) responden berpendapat bahwa
pustakawan sudah sangat membantu. Namun sebanyak 7,14 % responden ternyata
merasakan bahwa sikap pustakawan selama ini tidak membantu dan sebanyak 2,86 %
responden merasa bahwa pustakawan sangat tidak membantu dengan nilai prosentase
sebagian kecil.
Dalam upayanya meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa,
Perpustakaan SMAN 70 Jakarta juga melakukan kerjasama dengan para wali kelas.
Salah satu upaya yang dilakukan antara perpustakaan SMAN 70 Jakarta dengan wali
kelas dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa adalah mengadakan
wajib pinjam. Setiap siswa dikenakan wajib pinjam bahan pustaka sebanyak 4 buah
untuk 1 minggu dengan ketentuan buku fiksi dibatasi paling banyak dua buah saja.
Dalam upaya meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, perlu
adanya kerjasama antara kepala sekolah, guru dan perpustakaan. Dari hasil
66
wawancara ternyata kerjasama ini sudah dilakukan oleh para pihak yang terkait.
Salah satu contoh kerjasama misalnya, ketika perpustakaan akan mengadakan
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan minat baca, maka kepala sekolah
diberitahukan. Lalu kepala sekolah memberitahukan kepada para guru dan wali kelas
mengenai kegiatan tersebut.
Kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam
rangka meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa adalah :
1. Kegiatan sumbang bahan pustaka dan pameran buku
2. Memajang buku-buku baru dan mengirimkan daftar buku-buku baru
kepada guru
3. Menulis artikel mengenai buku baru yang kemudian ditempel pada
mading, sehingga para siswa tahu ada penambahan buku baru di
perpustakaan.
4. Temu pengarang bersama Aditya Mulya, pengarang buku “Jomblo”
5. Temu pengarang bersama Raditya Dika, pengarang buku “Kambing
Jantan”
6. Peluncuran karya siswa berupa novel
7. Kegiatan pelatihan menulis bersama penerbit Gagas Media
8. Pada setiap penerimaan murid baru, sekolah selalu mengadakan acara
open house, di mana para orangtua siswa akan datang berkunjung. Pada
acara itu Kepala Sekolah menerangkan kegiatan-kegiatan yang terdapat di
sekolah, termasuk perpustakaan. Orangtua juga diajak untuk berkunjung
67
dan melihat-lihat perpustakaan, sehingga mereka mengetahui bahwa
sekolah memiliki perpustakaan yang dapat meningkatkan pendidikan
anak-anak mereka
9. Pada setiap awal ajaran baru, sekolah selalu mengadakan Masa Orientasi
Siswa. Pada saat itulah siswa diperkenalkan dengan perpustakaan.
Bersama wali kelas dan guru pendamping, mereka berkunjung ke
perpustakaan untuk diberitahu bagaimana cara memanfaatkan
perpustakaan secara efektif.
Telah banyak kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan SMAN 70 Jakarta
berkaitan dengan peranannya dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca.
Kegiatan-kegiatan di atas didapat berdasarkan hasil wawancara dengan pustakawan.
Penulis juga menanyakan apa saran dan harapan para responden bagi
perpustakaan SMAN 70 Jakarta agar menjadi tempat yang menyenangkan untuk
membaca dan belajar. Begitu banyak saran yang mereka pilih, seperti yang terlihat
pada tabel 22.
Tabel 22
Saran Bagi Perpustakaan Sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (%)
Menambah dan melengkapi koleksi 34 48,57
Pustakawan/tenaga perpustakaan bersikap lebih
ramah
15 21,43
Menambah jam kunjung perpustakaan 4 5,71
Ruangan perpustakaan diperbesar 5 7,14
Pelayanan perpustakaan dibuat lebih baik 5 7,14
Lain-lain : menambah pendingin ruangan (AC) 13 18,57
Memperbanyak kursi 4 5,71
68
Diperbolehkan menonton video tanpa
didampingi oleh guru
4 5,71
Jangan terlalu banyak peraturan 1 1,43
Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa saran yang paling
banyak dipilih adalah agar perpustakaan menambah dan melengkapi koleksi
perpustakaan sebesar 48,57%, meminta agar pustakawan/tenaga perpustakaan
bersikap lebih ramah sebesar 21,43 %, menambah pendingin ruangan/AC sebesar
18,57 %. Lalu saran seperti agar ruangan perpustakaan diperbesar dan pelayanan
perpustakaan dibuat lebih baik masing-masing sebesar 7,14 %. Sementara saran agar
perpustakaan memperbanyak kursi dan diperbolehkan menonton video tanpa
didampingi guru dijawab oleh masing-masing sebesar 5,71 %. 1,43% responden juga
menjawab agar perpustakaan jangan terlalu banyak peraturan. Ini menunjukkan
penambahan dan melengkapi koleksi adalah saran yang paling banyak dipilih
responden yaitu sebesar 48,57 % dengan nilai prosentase hampir setengahnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang menyoroti peran perpustakaan SMAN 70 Jakarta dalam
meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, penulis mencoba menarik
kesimpulan antara lain:
1. Kesadaran pentingnya perpustakaan sebagai pusat minat baca tidak saja harus
ditanamkan pada siswa, tapi juga seluruh komponen sekolah, termasuk guru.
Mereka juga memanfaatkan perpustakaan untuk kepentingan belajar
mengajar, misalnya dengan cara mengerjakan tugas sebuah mata pelajaran di
perpustakaan, belajar melalui bahan Audio Visual/AV di perpustakaan.
Kerjasama antara kepala sekolah, guru dan pustakawan pun terjalin dengan
baik. Setiap ada acara dan kegiatan, pihak perpustakaan akan memberitahukan
kepala sekolah, yang akan ditindaklanjuti oleh kepala sekolah dengan
mengajak para guru dan wali kelas untuk ikut berperan aktif dalam acara dan
kegiatan tersebut.
2. Upaya-upaya yang dilakukan perpustakaan untuk meningkatkan minat dan
kebiasaan membaca siswa adalah dengan melakukan berbagai macam usaha
dan kegiatan, yaitu : memberikan pengarahan kepada siswa mengenai betapa
penting dan banyaknya manfaat yang diperoleh lewat membaca, melakukan
kegiatan belajar di perpustakaan, melaksanakan wajib pinjam bahan pustaka.
69
70
Di setiap awal tahun ajaran sekolah mengadakan acara open house, dimana di
dalamnya para orang tua siswa diperkenalkan kepada perpustakaan sekolah.
Sementara untuk siswa sendiri pengenalan perpustakaan dilakukan lewat
bimbingan perpustakaan yang dilakukan pada Masa Orientasi Siswa.
3. Melihat pada banyaknya dan seriusnya upaya-upaya yang dilakukan
perpustakaan, kerjasama dengan guru dan kepala sekolah, dapat disimpulkan
bahwa perpustakaan SMAN 70 Jakarta sudah menjalankan peranannya
dengan baik. Peranan perpustakaan tidak hanya terbatas pada pengenalan dan
penyediaan koleksi saja, tetapi juga sudah melakukan kegiatan-kegiatan yang
dapat meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, baik itu kegiatan
yang sudah terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan
yang ada pada waktu-waktu tertentu.
B. Saran-saran
Dengan memperhatikan hasil penelitian ini, penulis ingin mengajukan saran-
saran sebagai berikut :
1. Pustakawan diharapkan lebih proaktif dalam melaksanakan tugasnya untuk
melayani para pemakai guna meningkatkan minat dan kebiasaan membaca
siswa.
2. Lebih menggalakkan peraturan ‘wajib pinjam’ bagi siswa. Dari hasil
penelitian ini sekitar 18,57 % responden masih belum memaksimalkan
kesempatan mereka untuk meminjam buku. Walaupun jumlahnya tidak besar,
71
namun ini bisa terus menjadi hambatan bagi usaha meningkatkan minat dan
kebiasaan membaca siswa.
3. Kerjasama antara kepala sekolah, guru dan pustakawan agar lebih
ditingkatkan.
72
DAFTAR PUSTAKA
Al – Rasyi, Syaifuddin (2006). ”Perpustakaan dalam Penumbuhan Sikap Gemar
Membaca Siswa Madrasah”. Dalam buku Perpustakaan Sebagai Center for
Learning Society: Gagasan Untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah.
Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah.
Bafadal, Ibrahim (2005). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.
Bunanta, Murti (2004). Buku, Mendongeng dan Minat Membaca. Jakarta : Makalah
Seminar dan Workshop Sehari ”Ketrampilan Bercerita Sebagai Sarana
Meningkatkan Minat Baca Anak” IPI DKI Cabang Jakarta Timur, 26
November 1997.
Chadwick, B., Bahr dan Albrecht, S (1991). Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan
Sosial. Semarang : IKIP Press.
Darmono (2004). Manajemen Dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta:
Grasindo.
Hakim, Heri Abi Burachman. Membina Minat Baca Anak Melalui Perpustakaan.
http://www.heri_abi.staff.ugm.ac.id. diakses pada hari Rabu, 5 Agustus
2009 (20.30 WIB).
Kanwil Depdikbud Jawa Barat (1993). ”Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah
sebagai salah satu komponen penunjang kegiatan belajar mengajar”. Dalam
Seminar Perpustakaan dan Pengembangan SDM dalam Mengisi PJPT II
yang diselenggarakan olehJIP fak IL Kom UNINUS, Bandung, 19 Juni
1993.
Kartosedono, Soekarman (1998). ”Faedah Perpustakaan Sekolah untuk
Meningkatkan Minat Baca dan Kebiasaan Membaca,” Majalah Ikatan
Pustakawan Indonesia, 4 (1-2)
Lasa, Hs (2007). Manajemen Perpustakaan Sekolah. Jogjakarta : Pinus Book
Publisher.
Mudjito (2001). Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nazir, Moch (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
72
73
Purnomo, Pungki (2006). ”Pembekalan Life Long Learning di Madrasah Melalui
Penerapan Pembelajaran Berbasis Perpustakaan”. Dalam buku
Perpustakaan Sebagai Center for Learning Society: Gagasan Untuk
Pengembangan Perpustakaan Madrasah. Jakarta : Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah.
Rahman, Abd (1985). Minat Baca SD di Jawa Timur. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. Jakarta: Depdikbud.
Ratnaningsih (1998). Reformasi Pemasyarakatan Budaya Baca. Dalam E. Koswara
(ed.), Dinamika Informasi Dalam Era Global. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Reanggraeni. Minat Baca Anak di Indonesia, http://reanggraeni.blogspot.com.
diakses pada hari Senin, 27 Juli 2009 (19.30 WIB).
Rifai, Agus (2006). ”Landasan Konseptual atas Kegiatan Pengembangan Minat Baca
di Madrasah : Suatu Pendekatan Teologis dan Historis”. Dalam buku
Perpustakaan Sebagai Center for Learning Society: Gagasan Untuk
Pengembangan Perpustakaan Madrasah.. Jakarta : Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah.
Rimbarawa, Kosam (2006). ”Peranan Perpustakaan dalam Pembinaan Minat Baca
dan Menulis”. Dalam buku Perpustakaan Sebagai Center for Learning
Society: Gagasan Untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah. Jakarta :
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah.
Sinaga, Dian (1998). Remaja dan Minat Baca. Jakarta : kompas, 17 Oktober, hal.5.
Soekarman (2002). ”Peranan Pustakawan Dalam Meningkatkan Minat Baca
Masyarakat”. Dalam buku Pedoman Pembinaan Minat Baca. Jakarta :
Perpustakaan Nasional RI
Sudijojo, Anas.(1997). Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Suharsimi, Arikunto (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sujana, Nana (1998). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Suryana, R (1997). Membina Perpustakaan Sekolah. Bandung: Gannecio.
74
Tampubolon (1991). Mengembangkan Minat Baca dan Kebiasaan Membaca Pada
Anak. Bandung : Angkasa.
Warsito, Hermawan. (1992). Pengantar metodologi penelitian : buku panduan
mahasiswa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Yulitimor (2008). Pembinaan dan Pengembangan Minat Baca di Sekolah.
Probolinggo : Perguruan Taman Siswa.