PERAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP ...
Transcript of PERAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP ...
PERAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTERISTIK MORAL PADA
SISWA DI SMK NEGERI 3 TAKALAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH :
ST. MARYAM
105430 0149 15
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2020
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Katakanlah (Muhammad) “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai
(penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan
sebanyak itu (pula)” (Q.S Al-Kahf, 109)
Kegagalan merupakan kunci kesuksesan selama kita masih mau berusaha.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda buktiku kepada Orangtua ku yang
senantiasa memberikan segala rasa cinta, kasih saying, do’a restu, dan dukungan
dan semangat serta
pengorbanan yang tulus dan ikhlas. Buat semua keluarga guna tercapainya
keberhasilan penulis dan dan teman-teman ku kalian adalah warna keindahan
dalam keseharianku dan
yakinlah kita akan selalu menjadi idola bagi diri kita sendiri.
ABSTRAK
St. Maryam. 2019. Peran Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) terhadap
Implementasi Nilai-nilai Karakteristik Moral pada Siswa di SMK Negeri 3
Takalar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Pak Nasrun Hasan dan Pembimbing II Ibu Rismawati.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan OSIS di SMK Negeri 3
Takalar, mendeskripsikan upaya dalam mengimplementasikan nilai-nilzi
karakteristik moral pada siswa di SMK Negeri 3 Takalar, dan medeskripsikan
peran OSIS terhadap implementasi nilai-nilai karakteristik moral pada siswa di
SMK Negeri 3 Takalar.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Subyek penelitian ini adalah Waka
Kesiswaan, Pembina OSIS dan Ketua OSIS di SMK Negeri 3 Takalar sebagai
informan kunci. Obyek penelitian ini adalah Peran OSIS terhadap implementasi
nilai-nilai karakteristik moral pada siswa. Data penelitian diperoleh melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) OSIS di SMK Negeri 3 Takalar
mempunyai program kerja dan kegiatan-kegiatan yang sudah ditentukan di awal
tahun ajaran. Kegiatan tersebut sesuai dengan fungsi dan tujuan OSIS. Kegiatan
OSIS tidak selalu berjalan sesuai yang direncanakan, terkadang ada yang
melenceng dan bahkan kegiatan tersebut tidak dilaksanakan. (2) OSIS merupakan
tempat dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakteristik moral pada siswa
karena dalam menjalankan setiap kegiatan OSIS siswa secara bergantian menjadi
ketua pelaksana dan kordinator-koordinator acara. Tugas OSIS disekolah yaitu
sebagai motivator untuk semua peserta didik yang ada disekolah, dan juga
menjadi teman untuk mereka serta jika ada informasi dari Waka Kesiswaan,
Pengurus OSIS yang akan menyampaikan ke teman-teman yang lain.
Kata kunci : Peran OSIS, Implementasi nilai-nilai karakteristi moral
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
proposal penelitian ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap proposal penelitian ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Peran Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS) Terhadap Implementasi Nilai-nilai Karakteristik Moral Pada
Siswa di SMK Negeri 3 Takalar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.
Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada
Bapak Drs. H. Nasrun Hasan., M. Pd selaku pembimbing I dan Ibu Rismawati,
S. Pd., M. Pd selaku pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan
ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi,
arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun
proposal.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Prof. Dr H. Abd. Rahman Rahim SE.,MM Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Erwin Akib,S.Pd, M.Pd.,P.h.D Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah
Makassar.
3. Dr. Muhajir.,M.Pd ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan penyusunan
proposal ini.
4. Ucapan terima kasih pula yang tak terhingga kepada kedua orangtua saya yang
sangat banyak memberikan bantuan moril, material, arahan, dan selalu mendoakan
keberhasilan dan keselamatan selama menempuh pendidikan.
5. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi PPKn yang telah banyak memberikan
masukan kepada penulis baik selama dalam mengikuti perkuliahan maupun dalam
penulisan proposal ini.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu
dalam penyelesaian penulisan proposal ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal ini.
Makassar, November 2019
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN
SURAT PERJANJIAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka .................................................................................... 7
1. Pengertian Organisasi dan Organisasi Siswa Intra Sekolah ......... 7
a. Organisasi ............................................................................... 7
b. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) .................................. 8
c. Prinsip OSIS ............................................................................ 9
d. Fungsi OSIS ............................................................................ 9
e. Tujuan OSIS ............................................................................ 10
f. Peranan OSIS ........................................................................... 11
g. Peranan Pembina OSIS ............................................................ 13
h. Karakter dalam Kegiatan OSIS ................................................ 14
i. Struktur Organisasi .................................................................. 14
j. Manfaat OSIS ........................................................................... 15
k. Hambatan dalam Kegiatan OSIS ............................................. 16
2. Nilai-nilai Karakteristik Moral ...................................................... 17
a. Nilai ......................................................................................... 17
b. Karakter ................................................................................... 19
c. Moral ....................................................................................... 21
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 23
C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 26
B. Desain Penelitian ................................................................................ 26
C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 27
D. Subjek Penelitian ................................................................................ 27
E. Fokus Penelitian .................................................................................. 27
F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 27
G. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 28
H. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 31
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 32
C. Pembahasan .......................................................................................... 45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 49
B. Saran .................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Pendidikan
merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja, sistematik untuk mendorong,
membantu dan membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya
serta mengubah diri sendiri dari suatu kualitas yang satu ke kualitas yang lebih
tinggi. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting bagi manusia karena dapat
merubah tingkah laku seseorang ke arah yang lebih baik. Baik dari segi
intelektual, moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan
mahkluk sosial. Namun pada kenyataannya, masih banyak orang yang kurang
sadar akan pentingnya suatu pendidikan. Kebanyakan menganggap bahwa
pendidikan itu tidaklah penting dan yang terpenting adalah bagaimana caranya
mencari uang tanpa dibekali oleh suatu pendidikan. Hal tersebut yang membuat
orang masih terpuruk dalam kebodohan dan kemiskinan akibat tidak mendapatkan
yang semestinya.
Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran pendidikan moral
merupakan suatu usaha membimbing perkembangan kepribadian peserta didik
yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Pembelajaran Pkn diarahkan pada
upaya untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengalaman nilai-nilai
moral agama yang berakhlak mulia yang terwujud dalam bersikap dan bertindak
dan dapat ditunjukkan dari beberapa hal antara lain:
Toleransi, kerjasama, kebebesan berpendapat, kebebesan berkelompok,
menghormati orang lain, kepercayaan diri dan kesadaran akan perbedaan yang
berlandaskan Pancasila sebagai dasar Negara serta ideologi bangsa
dan UUD 1945. Pendidikan kewarganegaraan perlu mengakomodasi berbagai isu
actual yang menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Semua tantangan baru tersebut perlu dipertimbangkan dan diakomodasikan oleh
guru dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Sekolah sebagai wujud pendidikan formal memikul tanggung jawab
dalam mensukseskan program besar pendidikan. Tanggung jawabnya yaitu
mempersiapkan generasi masa depan yang berkualitas tinggi, baik terkait ilmu
pengetahuan dan teknologi, maupun iman dan taqwa. Berbagai program jangka
pendek, menengah, dan panjang dari berbagai aspek dirancang serta dijalankan
oleh banyak lembaga dengan visi dan misi yang telah disepakati bersama. Kerja
kolektif inilah yang diharapkan mampu menciptakan keseimbangan, kemajuan,
dan kesuksesan. Berbagai organisasi pendidikan diorganisir secara rapi dan
professional, sehingga terjadi sinergi serta integrasi yang saling menguatkan dan
melengkapi satu dengan yang lainnya. Namun pada kenyataannya masih terdapat
sekolah yang memiliki kualitas rendah dan hanya mendapatkan kuantitas.
Organisasi merupakan sumber dan fondasi kemajuan. Jika organisasi
kuat, kemajuan akan didapat dengan cepat. Membangun organisasi membutuhkan
ketekunan, kegigihan dan semangat pantang menyerah, disamping pengorbanan
waktu, tenaga, pikiran, serta materi yang tidak bisa dihitung. Kebesaran organisasi
ditentukan oleh sejauh mana dedikasi orang-orang didalamnya yang tidak hanya
berfikir materi. Jika komitmen orang-orang berorganisasi dalam memberikan
kontribusi betul-betul tulus maka kebesaran organisasi tinggal menunggu
waktunya. Namun, jika orientasinya materi maka yang terjadi adalah gesekan,
kompetisi tidak sehat, dan tidak sportif, rentang terjadi perpecahan, konflik, dan
akhirnya tinggal menunggu saat kehancurannya. Dan yang terjadi pada
kenyataannya komitmen orang-orang berorganisasi dalam memberikan kontribusi
belum benar-benar tulus, sehingga tak jarang terjadi gesekan antar orang, sampai
terjadi perpecahan dalam organisasi yang ada. Kesiswaan melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang menitikberatkan pada pembinaan kepribadian dan
keterampilan siswa. Kegiatan ini dapat ditempuh antara lain dengan menggiatkan
peranan OSIS.
Menjadi pengurus OSIS akan membuat siswa lebih aktif, kritis, kreatif,
inovatif serta memiliki jiwa kepemimpinan dan maju dalam segala aspek.
Misalnya berani mengembangkan pendapat didepan forum serta aktif dan kreatif
dalam kegiatan OSIS. Dan jiwa kepemimpinan akan terlihat pada siswa yang aktif
berorganisasi, karena sudah terlatih dan menjadi bagian kesehariannya dalam
berorganisasi. Menjadi pengurus OSIS memang sangat diperlukan sekali untuk
mencapai satu tujuan, dengan menjadi pengurus OSIS akan menambah
pengalaman diluar proses pembelajaran dikelas. Untuk itu, pengurus OSIS
diharapkan dapat bergaul dengan kelompoknya atau lingkungan sekitarnya untuk
memperoleh suatu pengakuan akan eksistensi dirinya sebagai remaja yang tumbuh
berkembang didalam suatu pergaulan. Akan tetapi pada kenyataannya masih
banyak siswa yang kurang berani dalam menyampaikan pendapatnya didepan
forum, kurang aktif dan kreatif dalam kegiatan OSIS dan juga belum terlihat jiwa
kepemimpinannya.
Aktif berorganisasi disekolah dapat menumpuk sikap kemandirian siswa.
Dalam diri siswa juga dapat muncul rasa percaya diri yang tinggi, bersikap kritis
terhadap perubahan yang ada, aktif mengemukakan ide-ide, timbulnya rasa
solidaritas yang tinggi dan menambah teman. Sikap aktif di organisasi akan
mendorong siswa untuk mengikuti berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam
OSIS. Pada kenyataannya siswa yang tergabung dalam kepengurusan OSIS belum
tentu memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Bahkan masih ada yang pasif dalam
mengemukakan ide-ide cenderung muncul rasa kurang percaya diri.
Melalui kegiatan OSIS, siswa dilatih kemandirian, latihan
kepemimpinan, dan memiliki tanggung jawab terhadap tugas sebagai pengurus
OSIS dan diharapkan dapat memicu siswa dapat berperan aktif kepengurusannya.
Sebagai pengurus OSIS juga diharapkan dapat menjadi panutan atau contoh
kepada siswa lain yang bukan bagian dari pengurus OSIS. Mereka harus lebih
unggul dalam kedisiplinan, kemandirian, tanggung jawab atau semua
kewajibannya sebagai seorang siswa/murid. Dan pada kenyataannya sekarang
banyak pengurus OSIS kurang memiliki kemandirian, jiwa kepemimpinan, dan
juga rasa tanggung jawab. Hanya sedikit siswa yang mau ikut berpartisipasi dalam
kegiatan OSIS. Dan ada juga siswa yang sudah ikut dalam OSIS tetapi mereka
malas dalam berpartisipasi. Satu hal yang menarik lagi yaitu apakah setiap
pengurus OSIS aktif dalam kepengurusannya.
Pada dasarnya telah diketahui bahwa karakteristik moral adalah sifat
atau ciri khas seseorang bagaimana dia bisa berperilaku atau menerapkan sikap
sosialisasi dengan sesamanya sehingga terjalin rasa hormat dan menghormati
antar sesama. Moral juga berhubungan dengan prinsip tingkah laku, akhlak, budi
pekerti yang membentuk karakter dalam diri seseorang sehingga dapat menilai
dengan benar apa yang baik dan buruk. Moral merujuk pada tindakan, perilaku
seseorang yang memiliki nilai positif sesuai dengan norma yang ada disuatu
masyarakat. Namun hal yang terjadi di sekolah SMK Negeri 3 Takalar
implementasi nilai-nilai karakteristik moral pada siswa belum terealisasi, siswa
yang ada pada sekolah tersebut belum menanamkan nilai moral pada dirinya,
dalam hal ini masih ada siswa yang melanggar ketiga nilai karakteristik moral
seperti ada siswa yang masih bolos, kaki bajunya diluar, melanggar tata tertib atau
aturan sekolah, dan meninggalkan tanggung jawabnya sebagai seorang siswa.
Oleh karena itu perlunya penanaman nilai-nilai karakteristik moral pada siswa dan
OSIS lah sebagai panutan atau contoh, mereka harus lebih unggul dalam
kedisiplinan, kemandirian, tanggung jawab agar nantinya bisa melahirkan
pengurus yang memiliki nilai-nilai karakteristik moral.
Dari permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan
yang ada disekolah tersebut. Maka dari itu peneliti mengangkat judul “Peran
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) terhadap Implementasi Nilai-nilai
Karakteristik Moral pada Siswa di SMK Negeri 3 Takalar”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana peran Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) terhadap
implementasi Nilai-nilai Karakteristik Moral pada siswa di SMK Negeri 3
Takalar?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peran Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
terhadap implementasi Nilai-nilai Karakteristik Moral pada siswa di SMK Negeri
3 Takalar
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai wadah melatih dan
mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian, serta
menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana peran
organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terhadap implementasi nilai-
nilai karakteristik moral.
b. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Organisasi siswa intra
sekolah (OSIS) terhadap implementasi nilai-nilai karakteristik moral.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan semangat bagi siswa akan
pentingnya berorganisasi yaitu organisasi siswa intra sekolah (OSIS).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Organisasi dan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
a) Organisasi
Secara umum adalah kelompok kerja sama antara pribadi yang
diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini
dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang
dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama yaitu mendukung
terwujudnya pembinaan kesiswaan.
Menurut Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi: (2003: 169)
Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat memilih
hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-
sendiri. Organisasi merupakan suatu unit terkoordinasi yang terdiri
setidaknya orang, berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau
serangkaian sasaran. Pengertian yang lain di ungkap oleh A. Aziz Wahab
(2008: 16) menyatakan bahwa organisasi merupakan “Sebuah proses
terstruktur dalam mana individu berinteraksi untuk berbagai tujuan”.
Dari beberapa defenisi yang di ungkap oleh para ahli diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa organisasi adalah sekumpulan dari beberapa
orang yang memiliki kesamaan dalam mencapai tujuan yang sama dan
telah ditetapkan secara bersama-sama. Orang-orang yang ada dalam suatu
organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa
keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan mereka, meskipun pada saat
mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi
secara relaif. Kemudian dalam sebuah organisasi untuk mencapai
kelancaran terhadap jalannya suatu organisasi maka diperlukan adanya
pembagian kerja yang jelas dan juga didukung dengan suatu
interaksi yang baik atau dalam artian memanajemen waktu.
b) Organisasi siswa Intra sekolah (OSIS)
Dalam pasal 4 Pemendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang
pembinaan kesiswaan juga dijelaskan sebagai berikut:
a. Organisasi kesiswaan di sekolah berbentuk organisasi siswa intra
sekolah.
b. Organisasi kesiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan organisasi kesiswaan disekolah lain.
c. Organisasi siswa intra sekolah pada SMP, SMPLB, SMA,
SMALB, dan SMK adalah OSIS.
d. Organisasi siswa intra sekolah pada TK, TKLB, dan SDLB adalah
organisasi kelas.
Dalam majalah MOS Media Pelajar edisi 371/Tahun XXXI/Juli/2013
dijelaskan bahwa:
Osis adalah suatu organisasi yang berada ditingkat Sekolah Menengah
yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas
(SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk
menjadi pengurus OSIS biasanya organisasi ini memiliki seorang
pembimbing dan guru yang dipilih oleh pihak sekolah. Anggota OSIS
adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah untuk kemudian
menjadi pengurus OSIS. Organisasi ini bersifat Intra Sekolah dan menjadi
satu-satunya wadah yang menampung dan menyalurkan kurikulum, tidak
menjadi bagian dari organisasi lain di luar sekolah.
Dari beberapa defenisi tentang OSIS di atas dapat disimpulkan bahwa
OSIS merupakan sebuah organisasi yang berada didalam lingkup sekolah
menengah yang berfungsi sebagai wadah bagi siswa yang ingin belajar
berorganisasi untuk mengembangkan potensi, minat dan bakatnya untuk menjadi
pemimpin dan actor yang baik yang didampingi oleh pembina OSIS.
c) Prinsip OSIS
Osis sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler memiliki prinsip sebagai
berikut:
a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi,
bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan
dan diikuti secara sukarela oleh peserta didik.
c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang
disukai dan menggembira peserta didik.
e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat
peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan
untuk kepentingan masyarakat (Mamat Supriatna, 2012: 2).
d) Fungsi OSIS
Osis sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi sebagai
berikut:
Menurut Mamat Supriatna (2010: 1) fungsi OSIS yaitu: (1)
pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan
minat mereka. (2) social, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab social peserta didik.
(3)Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
suasana rileks, menggembirakan dan meneyenangkan bagi peserta didik yang
menunjang proses perkembangan. (4) Persiapan Karir, yaitu fungsi kegiatan
ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa OSIS sebagai bagian dari
kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi yang sangat penting untuk
mengembangkan peserta didik sesuai dengan potensi, minat dan bakat yang
dimilikinya. OSIS juga berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
bersosialisasi dengan penuh tanggung jawab. Selain itu OSIS juga berfungsi
untuk menciptakan suasana yang menggembirakan untuk mendukung proses
perkembangan dan persiapan karir dimasa depan.
e) Tujuan OSIS
OSIS merupakan salah satu sarana untuk melaksanakan pembinaan kesiswaan.
Tujuan pembinaan kesiswaan ini tercantum dalam Pasal 1 Pemendiknas RI
Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan yaitu:
Tujuan pembinaan kesiswaan yaitu: a). mengembangkan potensi siswa
secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat dan kreativitas;
b). memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan
sekolah sebagai limgkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha
dan pengaruh negative dan bertentangan dengan tujuan pendidikan; c).
mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian presentasi
unggulan sesuai bakat dan minat; d). menyiapkan siswa agar menjadi
warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati
hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan mansayarakat
madani (civic society).
Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa tujuan dari kegiatan OSIS
adalah untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal agar kepribadian
siswa yang baik dapat terwujud sehingga terhindar dari pengaruh negative
sehingga siswa siap untuk menjadi warga Negara yang baik. Selain itu OSIS juga
bertujuan untuk meningkatkan ketahanan sekolah sehingga tidak mudah terkena
pengaruh negative yang bertentangan dengan tujuan pendidikan.
f) Peranan OSIS
Sebagai salah satu upaya pembinaan ksesiswaan, OSIS memiliki peranan
sebagai berikut:
a. Sebagai wadah
OSIS merupakan satu-satunya wadah kegiatan siswa disekolah. Oleh
sebab itu, OSIS dalam mewujudkan fungsinya sebagai wadah harus
melakukan upaya-upaya bersama-sama dengan jalur yang lain,
misalnya latihan kepemimpinan siswa yang bersifat ekstrakurikuler.
Tanpa saling bekerja sama dengan upaya-upaya lain, peranan OSIS
sebagai wadah kegiatan siswa tidak akan berlangsung.
b. Sebagai penggerak
Motivator adalah perangsang yang sangat menyebabkan lahirnya
keinginan,semangat partisipasi untuk berbuat, dan pendorong kegiatan
bersama dalam mencapai tujuan. OSIS akan tampil sebagai penggerak
apabila para pembina dan pengurus mampu membawa OSIS selalu
memenuhi kebutuhan yang diharapkan, yaitu menghadapi perubahan,
memiliki daya terhadap ancaman, memanfaatkan peluang dan
perbuatan, dan yang terpenting adalah memberikan kepuasan kepada
anggota. Dengan kata lain manajemen OSIS mampu memainkan fungsi
inteleknya, yaitu kemampuan para pembina dan pengurus dalam
mempertahankan dan meningkatkan keberadaan OSIS baik secara
internal maupun eksternal. Apabila OSIS dapat berfungsi demikian,
maka sekaligus OSIS berhasil menampilkan peranan sebagai motivator.
c. Peranan yang bersifat preventif
Menurut Mamat Supriatna (2010: 18) Apabila peran yang bersifat
intelek dalam arti secara internal OSIS dapat menggerakkan sumber
daya yang ada dan secara eksternal mampu beradaptasi dengan
lingkungan seperti menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang
siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS berhasil
mengamankan sekolah dari segala ancaman yang dating dari dalam
maupun dari luar. Peranan preventif OSIS akan terwujud apabila
peranan OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa peranan OSIS sebagai
sebuah organisasi yang berada di lingkungan sekolah menengah yaitu sebagai
wadah bagi siswa untuk bekerja sama dalam organisasi. Selanjutnya sebagai
penggerak atau motivator, OSIS akan berperan sebagai penggerak apabila
pembina dan pengurus OSIS mampu membawa OSIS untuk memenuhi kebutuhan
sesuai yang diharapkan oleh warga sekolah. Peranan OSIS yang terakhir adalah
peranan yang bersifat preventif yaitu apabila OSIS mampu memananlisir
terjadinya pelanggaran dana ancaman baik yang dating dari dalam maupun dari
luar sekolah.
g) Peranan Pembina OSIS
OSIS merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri. Menurut Dra.
Masitoh, M.Pd halaman 19 menyatakan bahwa “pengembangan diri bukan
merupakan mata pelajaran yang diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta
didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler”. Dari pernyataan diatas dapat
diketahui bahwa pembina OSIS mempunyai wewenang dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan yang diadakan OSIS dilingkungan sekolah maupun diluar
sekolah, pembina OSIS juga berperan sebagai pembimbing untuk memfasilitasi
pengurus OSIS sesuai potensi, minat dan bakatnya serta membimbing dalam
menjalankan kegiatan OSIS.
h) Karakter dalam Kegiatan OSIS
Menurut Mamat Supriatna (2010: 10) Sesuai dengan lampiran
Pemendiknas Nomor 39 Tahun 2008 OSIS sebagai organisasi kesiswaan adalah
untuk memantapkan dan mengembangkan peran siswa di dalam OSIS sesuai
dengan tugasnya masing-masing. OSIS merupakan bagian dari kegiatan
pembinaan kesiswaan yaitu pembinaan demokrasi, hak asasi manusia,
pendidikan politik, lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi social dalam
konteks masyarakat plural. Nilai-nilai karakter yang terkandung dalam kegiata
OSIS adalah percaya diri, kreatif dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab,
menepati janji, berinisiatif, disiplin, visioner, pengabdian/dedikatif, bersemangat
dan demokratis, kebersamaan dengan nilai-nilai yang memiliki keagamaan yang
toleran
i) Struktur Organisasi
Pada umumnya sumber keorganisasian dalam OSIS:
a. Ketua Pembina (Biasanya Kepala sekolah)
b. Wakil Ketua Pembina (Biasanya Wakil Kepala Sekolah)
c. Pembina (Biasanya guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah)
d. Ketua Umum
e. Wakil Ketua I
f. Wakil Ketua II
g. Sekretaris Umum
h. Sekretaris I
i. Sekretaris II
j. Bendahara
k. Wakil Bendahara
l. Koordinator Bidang (Korbid) dan seksi bidang (Sekbid) sebagai
pembantu dalam mengurus setiap kegiatan siswa yang berhubungan
dengan tanggung jawab bidangnya.
j) Manfaat OSIS
Menurut Mamat Supriatna (2010: 16) manfaat mengikuti kegiatan
OSIS yaitu:
a. Meningkatkan nilai-nilai ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Meningkatakan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah air
c. Meningkatkan kepribadian antar budi pekerti luhur
d. Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan politik dan
kepemimpinan
e. Meningkatkan keterampilan, kemandirian dan percaya diri
f. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
g. Menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni, meningkatkan dan
mengembangkan kreasi seni.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa OSIS memiliki manfaat
yang sangat penting bagi para peserta didik untuk meningkatkan karakter terpuji
diantaranya meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
meningkatkan keterampilan, meningkatkan pendidikan politik peserta didik,
meningkatkan kemandirian, meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan
jasmani dan rohani, meningkatkan dan mengembangkan kreasi seni, dan lainnya.
Peningkatan nilai-nilai karakter tersebutkan sangat bermanfaat bagi para peserta
didik untuk menempuh masa depan mereka agar menjadi warga Negara yang
baik, bertanggung jawab dan demokratis.
k) Hambatan dalam Kegiatan OSIS
Hambatan dalam sebuah kegiatan sudah tentu akan terjadi sebagai proses
pendewasaan dalam berbagai aspek dan akan semakin menambah pengalaman
bagi yang menjalankannya. Dalam kegiatan OSIS pun hambatan pasti terjadi
dalam berbagai macam hal. Hambatannya yaitu:
a. Kehadiran OSIS sebagai organisasi di sekolah
Kedudukan organisasi ini harus murni dari siswa untuk siswa. Sebagai
bagian dari kehidupan sekolah yang intinya adalah proses belajar
mengajar, berhasil tidaknya organisasi tersebut dapat diukur dengan
seberapa jauh OSIS ini dapat menunjang proses belajar mengajar dalam
pencapaian tujuan pendidikan.
b. Pengolahan OSIS
Pengolahan ini menyangkut segi kaualitas penegelola/siswa seperti:
1) Kepemimpinan, seperti kemampuan dan kewibawaan
menggerakkan segala sumber daya secara optimal.
2) Manajemen, seperti kemampuan menyusun, mengatur,
melaksanakan, mengevaluasi dan mengembangkan dengan
program kesiswaan.
3) Pengetahuan dan pengalaman dalam organisasi
4) Kemampuan memahami makna OSIS sebagai organisasi yang
memiliki tujuan sebagai kehidupan kelompok memiliki
sejumlah program terkoordinasi serta berkelanjutan dalam
waktu tertentu.
5) Hubungan kerja sama,baik antara siswa maupun siswa dengan
pembinanya.
c. Pendanaan
Pendanaan OSIS berasal dari APBS (rencana anggaran pendapatan dan
belanja sekolah) namun terkadang dana tersebut dirasa kurang untuk
menunjang pelaksanaan program OSIS. Sehingga diperlukan
pemecahan secara bersama-sama agar dapat dilaksanakan suatu
mekanisme pendanaan yang lebih rasional.
d. Pembinaan
Perlu diadakan pembinaan secara terus menerus, berjenjang dan
dilengkapi dengan perangkat informasi agar ada persepsi yang sama
antara pembina dengan siswa yang dibina. Setiap laporan OSIS harus
dievaluasi untuk pembinaan selanjutnya.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa hambatan dalam sebuah kegiatan
pasti akan muncul untuk menjadi sebuah peringatan dan pengalaman bagi yang
menjalankan kegiatan tersebut. OSIS sebagai sebuah organisasi pun tak lepas dari
berbagai macam hambatan. Hambatan yang sering muncul dalam kegiatan OSIS
adalah dalam hal pendanaan, manajemen komunikasi antara pembina dan
pengurus maupun antar pengurus yang kurang baik, dan lain sebagainya.
2. Nilai-nilai Karakteristik Moral
a) Nilai
Nilai adalah suatu yang berharga, yang berguna, yang indah, yang
berkarya batin, yang menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai
yang bersumber pada budi, yang berfungsi mendorong, mengarahkan sikap dan
perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem, social dan karya. Nilai menunjukkan
kualitas atau sifat yang melekat pada suatu obyek.
Prof. Kaelan (2010: 15) mengatakan bahwa pendidikan pancasila
bertujuan untuk membantu peserta didik yang berperilaku, (1) memiliki
kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab sesuai dengan hati
nuraninya, (2) memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya (3) mengenali perubahan-perubahan
dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta (4) memiliki
kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa
untung menggalang persatuan Indonesia.
Dipandang dalam perspektif sejarah filsafat yang sudah di pajang, “nilai”
merupakan suatu filosofis yang berumur agak muda. Baru pada akhir abad ke-19
tema ini mendapat kedudukan mantap dalam uraian-uraian filsafat akademis.
Sekurang-kurangnya secara eksplisit. Tapi secara implisit nilai sudah lama
memegang peranan dalam pembicaraan filsafat, sudah sejak plato, kategori “baik”
tapi baru kira-kira seabad yang lalu nilai mendapat tempat eksplisit dalam diskusi-
diskusi filsafat dan malah timbul suatu cabang filsafat yang baru dengan nama
“aksiologi” atau “teori nilai”.
Salah satu cara yang sering digunakan untuk menjelaskan apa itu nilai
adalah memperbandingkannya dengan fakta. Kita juga menempuh jalan ini. Jika
kita berbicara tentang fakta, kita maksudkan sesuatu cara yang ada atau
berlangsung begitu saja. Jika kita berbicara tentang nilai, kita maksudkan sesuatu
yang berlaku, sesuatu yang memikat atau mengimbau kita. Fakta ditemui dalam
konteks deskripsi: semua unsurnya dapat dilukiskan satu demi satu dan uraian itu
pada prinsipnya dapat diterima oleh semua orang. Nilai berperanan dalam suasana
apresiasi atau penilaian dan akibatnya sering akan dinilai secara berbeda oleh
berbagai orang. Perbedaan antara fakta dan nilai ini kiranya dapat diilustrasikan
dengan contoh berikut ini. Kita andaikan saja bahwa pada tahun sekian tanggal
sekian ditempat tertentu ada gunung berapi meletus. Hal itu merupakan suatu
fakta yang dapat dilukiskan secara obyektif. Kita bisa mengukur tingginya awan
panas yang keluar dari kawah, kita bisa menentukan kekuatan gempa bumi yang
menyertai letusan itu, kita bisa memastikan letusan-letusan sebelumnya beserta
jangka waktu diantaranya, dan seterusnya. Contoh ini kiranya cukup jelas untuk
memperlihatkan perbedaan antara fakta dan nilai. Nilai selalu berkaitan dengan
penilaian seseorang, sedangkan fakta menyangkut ciri-ciri obyektif saja. Perlu
dicatat lagi bahwa fakta selalu mendahului nilai. Terlebih dahulu ada fakta yang
berlangsung, baru kemudian menjadi mungkin penilaian terhadap fakta itu.
Berdasarkan analisis sederhana ini dapat kita simpulkan bahwa nilai :
1. Nilai berkaitan dengan subyek. Kalau tidak ada subyek yang menilai,maka tidak
ada nilai juga. Entah manusia hadir atau tidak, gunung tetap meletus. Tapi untuk
dapat dinilai sebagai “indah” atau “merugikan” letusan gunung itu memerlukan
kehadiran subyek yang menilai.
2. Nilai tampil dalam suatu konteks praktis, dimana subyek ingin membuat sesuatu.
Dalam pendekatan yang semata-mata teoretis, tidak akan ada nilai. (hanya menjadi
pertanyaan apakah suatu pendekatan yang secara murni teoretis bisa diwujudkan).
3. Nilai-nilai menyangkut sifat-sifat yang “ditambah” oleh subyek pada sifat-sifat
yang dimiliki oleh obyek. Nilai tidak dimiliki oleh obyek pada dirinya. Rupanya
hala ituharus dikatakan karena obyek yang sama bagi berbagai subyek dapat
menimbulkan nilai yang berbeda-beda.
b) Karakter
Karakter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar. Karakter
adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan binatang. Manusia
tanpa karakter adalah manusia yang sudah “membinatang”. Oarng-orang yang
berkarakter kuat dan baik secara individual maupun social adalah mereka yang
memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti yang baik. Mengingat begitu urgennya
karakter, maka institusi pendidikan memiliki tanggung jawab untuk
menanamkannya melalui proses pembelajaran. Penguatan pendidikan karakter
dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang
terjadi dinegara kita. Diakui atau tidak diakui saat ini terjadi krisis yang nyata dan
mengkhawatirkan dalam masyarakat dengan melibatkan milik kita yang paling
berharga, yaitu anak-anak. Krisis itu antara lain berupa meningkatnya pergaulan,
maraknya angka kekerasan anak-anak dan renaja, pencurian remaja, kebiasaan
menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, perampasan, dan perusakan milik
orang lain sudah menjadi masalah social yang hingga saat ini belum dapat diatasi
secara tuntas. Perilaku remaja kita juga diwarnai dengan gemar menyontek,
kebiasaan bullying disekolah dan tawuran. Akibatnya yang ditimbulkan cukup
serius dan tidak dapat lagi dianggap sebagai suatu persoalan sederhana karena
tindakan ini telah menjurus kepada tindakan criminal.
Kondisi krisis dan dekadensi moral ini menandakan bahwa seluruh
pengetahuan agama dan moral yang didapatkannya dibangku sekolah ternyata
tidak berdampak terhadap perubahan perilaku manusia Indonesia. Bahkan yang
terlihat adalah begitu banyaknya manusia Indonesia yang tidak konsisten, lain
yang dibicarakan dan lain pula tindakannya. Banyak orang berpandangan bahwa
kondisi demikian diduga berawal dari apa yang dihasilkan oleh dunia
pendidikan. Demoralisasi terjadi karena proses pembelajaran cenderung
mengajarkan pendidikan moral dan budi pekerti sebatas teks dan kurang
mempersiapkan siswa untuk menyikapi dan menghadapi kehidupan yang
kontradiktif. Individu yang berkarakter baik adalah orang yang selalu berusaha
dalam melakukan berbagai hal yang terbaik pada Tuhan Yang Maha Esa, dirinya
sendiri, lingkungannya, orang lain, atau bangsa dan negaranya. Karakter yang
baik berarti individu yang tahu tentang potensinya sendiri serta mempunyai nilai-
nilai religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
social, tanggung jawab,berpola hidup sehat, cinta terhadap ilmu pengetahuan,
selalu berpikir logis kritis dan inovatif.
Sudarminta (2011: 3) mengemukakan bahwa praktik pendidkan yang
semestinya memperkuat aspek karakter atau nilai-nilai kebaikan sejauh ini hanya
mampu menghasilkan berbagai sikap dan perilaku manusia yang nyata-nyata
malah bertolak belakang dengan apa yang diajarkan. Dicontohkan bagaimana
pendidikan moral pancasila dan agama pada masa lalu merupakan dua jenis mata
pelajaran tata nilai, yang ternayata tidak berhasil menanamkan sejumlah nilai
moral dan humanisme kedalam pusat kesadaran siswa.
c) Moral
Moral berasal dari bahasa latin “Mos” (jamak: mores) yang berarti
kebiasaan, adat. Kata “Mos” (mores) dalam bahasa latin sama artinya dengan etos
dalam bahasa yunani. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, moral adalah ajaran
tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap kewajiban,
akhlak, budi pekerti, susila. Jadi bermoral berarti mempunyai pertimbangan baik
buruk, berakhalak baik.
K. Bertens (2015: 33) berpendapat bahwa moral adalah nilai-nilai atau
norma-norma yang yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok
dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan Muhammad Takdir Ilahi (2012: 183)
moral merupakan ajaran-ajaran atau wejangan, patokan atau kumpulan aturan baik
lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar
menjadi manusia yang baik. Selain itu, menurut Burhan Nargiyantori (2015: 33)
moral secara umum menyerahkan pada pengertian ajaran tentang baik buruk tang
diterima secara umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban akhlak, budi pekerti,
susila.
Adapun tujuan dan fungsi moral adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi seseorang dan
kemanusiaan.
2. Untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan penuh
kebaikan dan kebajikan yang didasari atas kesadaran kewajiban yang
dilandasi moral.
3. Untuk menjaga keharmonisan hubungan social antara manusia, karena moral
menjadi landasan rasa percaya terhadap sesama.
4. Membuat manusia lebih bahagia secara rohani dan jasmani karena
menunaikan fungsi moral sehingga tidak ada rasa menyesal, konflik batin,
dan perasaan berdosa atau kecewa.
5. Moral memberikan wawasan masa depan kepada manusia, baik sanksi social
maupun konsekuensi dalam kehidupan sehingga manusia akan penuh
pertimbangan sebelum bertindak.
6. Moral dalam diri manusia juga dapat memberikan landasan kesabaran dalam
bertahan pada setiap dorongan naluri dan keinginan atau nafsu yang
mengancam harkat dan martabat pribadi.
Adapun beberapa macam moral yaitu sebagai berikut:
a. Moral Ketuhanan, Adalah semua hal yang berhubungan dengan
keagamaan atau religious berdasrkan ajaran agama tertentu dan
pengaruhnya terhadap diri seseorang.
b. Moral Ideologi dan Adalah semua hal yang berhubungan dengan semangat
kebangsaan, loyalitas kepada cita-cita dan bangsa.
c. Moral Etika dan Kesusilaan, Adalah semua hal yang berkaitan dengan
etika dan kesusilaan yang dijunjung oleh suatu masyarakat, bangsa, dan
Negara secara budaya dan tradisi.
d. Moral disiplin dan hokum, Adalah segala hal yang berhubungan dengan
kode etik professional dan hukum yang berlaku dimasyarakat dan Negara.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam Surat Keputusan Jenderal Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan No. 201/C/Kep/0/86 OSIS merupakan satu-satunya
wadah bagi siswa yang sah dan mewakili siswa dari sekolah yang bersangkutan.
OSIS merupakan bagian dari kebijakan pendidikan berskala nasional dalam sector
kesiswaan, sehingga operasionalnya perlu dilaksanakan oleh setiap pengelola dan
pelaksana pendidikan mulai dari tingkat pusat sampai tingkat daerah. Sehubungan
dengan tersebut, maka SLTP dan SLTA yang berada dilingkungan pendidikan
diwajibkan membentuk OSIS.
Moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Kita mengatakan
misalnya bahwa perbuatan seseorang tidak bermoral. Dengan itu dimaksud, kita
menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang
berlaku dalam masyarakat. K. Bertens (2013: 6).
C. Kerangka Pikir
Osis merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan, dan merupakan
salah satu sistem yang berfungsi sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Guna menunjang peranan pengurus
OSIS maka perlu ditumbuhkan sifat-sifat kepemimpinan. OSIS juga merupakan
satu-satunya wadah organisasi siswa disekolah untuk mencapai tujuan pembinaan
dan pengembangan kesiswaan yang selaras dengan visi misi sekolah maka
organisasi ini bersifat Intra sekolah, artinya tidak ada hubungan organisatoris
dengan OSIS disekolah lain yang ada diluar sekolah.
Karakteristik moral adalah sifat atau ciri khas seseorang bagaimana dia
bisa berperilaku atau menerapkan sikap sosialisasi dengan sesamanya sehingga
terjalin rasa hormat dan menghormati antar sesama. Moral juga berhubungan
dengan prinsip, tingakh laku, akhlak, budi pekerti yang membentuk karakter
dalam diri seseorang yang memiliki nilai positif sesuai dengan norma yang ada
disuatu masyarakat. Dalam hal ini siswa diharapakan mampu menanamkan nilai
karakteristik moral pada dirinya, nilai karakteristik moral yang dimaksud dalam
hal ini adalah siswa mampu menanamkan dalam dirinya kedisiplinan,
kemandirian dan tanggung jawab yang tinggi.
Dari uraian diatas dapat digambarkan skema kerangka pikir pada gambar
sebagai berikut:
Bagan Kerangka Pikir
OSIS
NILAI-NILAI KARAKTERISTIK
MORAL
DISIPLIN MANDIRI TANGGUNG
JAWAB
SISWA BERKARAKTER
DAN BERMORAL
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif.
Meteode kualitatif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
secara holistic dengan cara mendeskripsikan dalam format kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang dialami dan dimanfaatkan
berbagai metode ilmiah (Moleong, 2006).
B. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk
melaksanakan riset pemasaran (Malhotra, 2007). Desain penelitian
memberikan prosedur untuk mendapatkan informasi yang diperlukan
untuk menyususn dan menyelesaikan masalah dalam penelitian. Desain
penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu,
desain penelitian yang baik akan menyelesaikan penelitian yang efektif
dan efisien.
Dalam penelitian ini desain penenlitian yang digunakan oleh
peneliti ada 3 yaitu:
1. Observasi adalah melakukan pengamatan langsung di lokasi
penelitian.
26
2. Wawancara yaitu melakukan wawancara langsung terhadap
informan agar menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan
masalah yang akan diteliti dengan tujuan untuk melengkapi data.
3. Dokumentasi dilakukan melalui penelusuran berbagai literatur
bahan pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di SMK Negeri 3 Takalar dan
dilaksanakan atau ditentukan kurang lebih dua bulan sesuai dengan waktu
yang diperlukan.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pembina OSIS dan pengurus
OSIS di SMK Negeri 3 Takalar
E. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini dapat memfokuskan masalah terlebih dahulu
supaya tidak terjadi perluasan permasalahan yang nantinya tidak sesuai
dengan tujuan penelitian ini. Maka peneliti memfokuskan untuk meneliti
tentang Peran Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) terhadap
Implementasi Nilai-nilai Karakteristik Moral pada Siswa di SMK Negeri 3
Takalar.
F. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian ini yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
informasi sesuai judul penelitian yaitu Peran Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS) terhadap Implementasi Nilai-nilai Karakteristik Moral
pada Siswa di SMK Negeri 3 Takalar menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi untuk memperoleh data yang terkait dengan
judul penelitian.
G. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu data
primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data diperoleh dari sumber aslinya atau
pertama, seperti informan yang diwawancarai untuk
pengambilan data. Sumber data primer di SMK Negeri 3
Takalar meliputi:
1) Waka Kesiswaan: SH
2) Pembina OSIS: RI
3) Ketua OSIS: ZI
4) Wakil Ketua OSIS: MH
5) Sekretaris OSIS: AM
6) Bendahara OSIS: NW
2. Data Sekunder
Data ini diperoleh melalui telaah dokumen yang ada kaitannya
dengan penelitian, data ini dapat melalui buku-buku, arsip, dan
dokumentasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
H. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga macam teknik
dalam pengumpulan data, yaitu observasi (Pengamatan), interview
(Observasi), dan dokumentasi. Berikut ini dijelaskan ketiga macam
teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses (Sugiyono, 2010 : 310).
2. Interview (Wawancara)
Wawancara yaitu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui Tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topic tertentu (Esterberg, 2010 : 217).
Oleh sebab itu, dengan melalui teknik penulis melakukan wawancara
secara langsung terhadap informan agar menjawab pertanyaan-
pertanyaan lisan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti
dengan tujuan untuk melengkapi data.
Sumber data dalam penelitian yang tujukan kepada kepala
perpustakaan, mahasiswa yang menjadi anggota perpustakaan.
3. Dokumentasi
Adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-
hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan
sebagainya (Arikunto, 2002 : 23)
Dalam pengumpulan data dan menggunakan teknik dokumentasi ini
peneliti akan mengumpulkan semaksimal mungkin data-data
pendukung dalam penelitian ini sehingga memudahkan penulis dapat
menjelaskan dan menguraikan berbagai hal terkait agar keabsahan dan
kemurnian dari penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah.
I. Teknik Analisis Data
Ada tiga teknik analisis data diperoleh melalui :
1. Observasi adalah melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian.
2. Wawancara yaitu melakukan wawancara langsung terhadap informan agar
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti
dengan tujuan untuk melengkapi data.
3. Dokumentasi yaitu dilakukan melalui penelusuran berbagai literatur bahan
pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 september – 31
Oktober 2019 di SMK Negeri 3 Takalar yang beralamat di Jl. Hamzah Dg.
Tuppu Paddinging Raya di Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar.
Profil Sekolah
Nama sekolah SMK NEGERI 3 TAKALAR
Alamat sekolah Jl Hamzah Dg. Tuppu No. 1
Paddinging Raya
Kecamatan Sanrobone
Kabupaten Takalar
Provinsi Sulawesi selatan
Telepon (0418) 2326020
Status sekolah Negeri
Sejarah Singkat SMK Negeri 3 Takalar
Sejarah singkat berdirinya SMK Negeri 3 Takalar dahulu bernama
SMTK Negeri ( Sekolah Menengah Teknologi Kerumah Tanggaan) di dirikan
pada tahun 1976 dengan membuka tiga jurusan yaitu : Tata Boga, Tata
Busana, dan Tata Graha. SMTK Negeri dikepalai oleh seorang kepala sekolah
yakni: Dra. Sachribunga Y dari tahun 1976-1978. Berikutnya kepala sekolah
dijabat oleh: Dra. F. Djawa pada tahun 1978-1996. Kemudian dilanjutkan oleh
Drs. Haris Pawallang pada tahun 1996-2001. Dilanjutkan oleh Dra. Hj. Saleha
Side pada tahun 2001 (PJS). Pada tahun 2002-2007 kepala sekolah dijabat
oleh Drs. M. Ilyas, kemudian dilanjutkan oleh Drs. Arifin, M.Pd. dari tahun
2007-2016, dilanjutkan oleh Drs. H. Natsir, M.Si pada tahun 2016-2018 dan
pada tahun 2018 kepala sekolah dijabat oleh H. Amar Bachti, S.Pd.,M.M
hingga sekarang.
Pada tahun 1996 SMTK beruba nama menjadi SMK Negeri 3 Takalar.
Saat ini alumi SMTK atau SMK Negeri 3 Takalar telah mencapai 2800-an
alumni. Lulusan SMTK atau SMK Negeri 3 Takalar telah banyak diserap oleh
dunia kerja.
B. Hasil Penelitian
Hasil dan Pembahasan peran Organisasi siswa intra sekolah OSIS di SMK
Negeri 3 Takalar dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakteristik moral pada
siswa di SMK Negeri 3 Takalar
1. Bentuk Kegiatan OSIS
Pengertian OSIS secara organis merupakan satu-satunya wadah
organisasi siswa yang sah disekolah. Oleh sebab itu setiap sekolah wajib
membentuk OSIS, yang tidak menjadi bagian (alat) dari organisasi lain
yang ada diluar sekolah. Apabila dipandang dari sisi fungsionalis, dalam
rangka pelaksanaan kebijakan pendidikan, khususnya dibidang pembinaan
kesiswaan arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah
sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kepesertadidikan. OSIS
merupakan wahan untuk belajar dan mengembangkan bakat siswa, melatih
kreativitas dan inovasi melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, serta
belajar cara bersosilaisasi dengan baik terhadap orang lain. Berdasarkan
hasil penelitian melalui observasi yang dilakukan oleh peneliti, dengan
menggunakan teknik wawancara ke berbagai narasumber yang
menyebutkan bahwa OSIS merupakan organisasi yang sah disekolah, serta
menghimpun seluruh kegiatan siswa. Berdasarkan wawancara peneliti
dengan RI (Wawancara, 30 September 2019) Selaku Pembina OSIS
sebagai berikut: Apa yang Ibu pahami mengenai OSIS?
“Jadi menurut saya OSIS merupakan singkatan dari Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang maksudnya yaitu organisasi yang
mewadahi anak-anak untuk berorganisasi agar lebih terorganisir.
Jadi setiap ada kegiatan yang dilakukan oleh siswa, disekolah harus
mendapat persetujuan dari OSIS. Sedangkan pengurus OSIS sendiri
juga harus minta persetujuan dari pembina OSIS dan Waka
Kesiswaan.”
Apa yang dijelaskan dalam hasil wawancara yang didukung data
observasi tersebut menunjukkan bahwa OSIS merupakan organisasi yang
sangat dibutuhkan oleh sekolah, karena dengan adanya OSIS kegiatan
kesiswaan disekolah menjadi lebih terarah dan mudah di koordidnir.
Selain itu, pengurus OSIS juga aktif dalam setiap kegiatan kesiswaan
disekolah, seperti ekstrakurikuler. Berdasarkan wawancara peneliti dengan
SH (Wawancara, 30 September 2019) Selaku Waka Kesiswaan sebagai
berikut: Apa yang Bapak pahami mengenai OSIS?
“Jadi menurut saya OSIS ialah Organisasi yang diakui di Indonesia
dan semua sekolah pasti ada organisasi OSIS nya”
Data diatas merupakan bukti lain tentang pentingnya keberadaan
OSIS disekolah dalam hal ini melaksanakan kegiatan-kegiatan kesiswaan.
Pembina OSIS juga menambahkan penjelasan kegiatan OSIS sebagai
berikut: “Sangat banyak sekali kegiatan OSIS, karena OSIS membantu
program sekolah dan juga mempunyai program kerja OSIS. Data diatas
menunjukkan bahwa OSIS mempunyai program kerja yang akan
dilakukan selama satu tahun, selain itu OSIS juga membantu menjalankan
program sekolah mengenai kegiatan kesiswaan. Program kerja OSIS
tersebut ditentukan ketika awal tahun ajaran oleh pengurus OSIS, serta
berkolaborasi dengan Waka Kesiswaan dan pembina OSIS. Sesuai yang
disampaikan oleh Waka Kesiswaan sebagai berikut: “Berdasarkan
program OSIS saat awal tahun, berkolaborasi antara pengurus OSIS dan
Wakil ketua Kesiswaan.”
Adapun kendala dalam melaksanakan kegiatan OSIS yaitu salah
satunya pihak sekolah tidak mensetujui kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh OSIS. Misalnya karena terjadi miss komunikasi antara pengurus
OSIS sendiri yang tidak bisa memanajemenkan waktu. Berdasarkan
wawancara peneliti dengan ZI (Wawancara, 02 Oktober 2019) Selaku
Ketua OSIS sebagai berikut: Apakah ada kendala pada saat ingin
melaksanakan kegiatan OSIS?
“Yahh pasti ada salah satunya, ketika kami sudah membuat proposal
dan sudah mempersiapkan yang di butuhkan dalam kegiatan, seperti
panitia dan sebagainya, tetapi dari pihak sekolah tidak
menyetujuinya. Diantaranya yaitu karena miss komunikasi antara
pengurus OSIS dan pihak sekolah serta karena dari pengurus OSIS
sendiri yang ada tugas dalam kegiatan belajar mengajar didalam
kelas yang tidak bisa ditinggal.”
Apa yang disampaikan dalam data diatas menunjukkan bahwa
kendala dalam menjalankan program OSIS juga disebabkan oleh
kurangnya kemauan dari pengurus OSIS untuk aktif dalam setiap kegiatan.
Kebanyakan mereka masih sering tidak peka terhadap apa yang
dibutuhkan sekitar, jadi pembina OSIS sering kali mengingatkan pengurus
OSIS agar menjalankan kegiatan dengan baik. Berdasarkan wawancara
peneliti dengan RI (Wawancara, 02 Oktober 2019) Selaku Pembina OSIS
sebagai berikut: Apakah ada kendala pada saat ingin melaksanakan
kegiatan OSIS?
“Salah satu kendalanya, OSIS ini kan juga pelajar, jadi
menyesuaikan jadwal angota-anggotanya, dan arena ini SMK jadi
ada praktek kerja lapangan (PKL). Jadi juga menyesuaikan jadwal
teman-teman yang sedang PKL. Dalam pribadi siswa, kemauan
untuk aktif masih kurang, jadi masih sering disuruh untuk
melakukan kegiatan dan kurang inisiatif dalam bergerak.”
Apa yang dikemukakan data diatas menunjukkan bahwa pembina
OSIS perlu memperhatikan kinerja pengurus OSIS, serta mengawasi dan
mengontrol setiap kegiatan yang dilakukan oleh pengurus OSIS. Dimulai
dari perencanaan kegiatan sampai evaluasi kegiatan. Berdasarkan
wawancara peneliti dengan SH (Wawancara, 30 September 2019) Selaku
Waka Kesiswaan sebagai berikut: Apakah pengurus OSIS harus dikontrol
kinerjanya?
”Yahh harus dikontrol, kan diawal sudah di sepakati bersama oleh
saya sendiri selaku Waka Kesiswaan, pembina OSIS, dan pengurus
OSIS. Harus dikontrol kapan terlaksananya kegiatan apabila ada
kegiatan yang ingin dilaksanakn, dan selalu ada pendampingan,
jadi tidak lepas begitu saja. Sebelum melaksanakan kegiatan anak-
anak OSIS didampingi oleh Waka Kesiswaan dan pembina OSIS
untuk membuat kalender kegiatan OSIS yang disesuaikan dengan
kalender kurikulum pendidikan. Kalau ada kegiatan yang kres
dengan program sekolah kita mencari waktu yang tepat untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Kemudian membantu
pendampingan pada saat pelaksanaan program kegiatan yang
mereka laksanakan. Mereka melaksanakan kegiatan sesuai dengan
arahan dari Waka Kesiswaan dan pembina OSIS. Setelah kegiatan
terlaksana juga ada pendampingan evaluasi. Evaluasinya hasil dari
kegiatan tersebut, misalnya letak kekurangan dan kelebihan untuk
dijadikan referensi kegiatan tahun selanjutnya.”
Berdasarkan data diatas bisa diketahui bahwa pentingnya supervise
pembina OSIS dalam pelaksanaan kegiatan karena begitu banyaknya
manfaat OSIS. Salah satunya yaitu wadah berorganisasi bagi siswa untuk
melatih jiwa kepemimpinan, menananmkan nilai moral pada dirinya,
bekerja sama dan menyalurkan bakat dan minat siswa agar lebih kreatif.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan RI (Wawancara, 07 Oktober
2019) Selaku Pembina OSIS sebagai berikut: Apa manfaat yang diberikan
OSIS kepada siswa?
“Jadi manfaatnya yaitu OSIS sebagai wadah berorganisasi bagi
siswa, lebih menanamkan nilai-nilai moral pada diri siswa, bekerja
sama dan meyalurkan bakat dan minat agar para siswa untuk lebih
kreatif”.
Apa yang disampaikan diatas menunjukkan tentang sebagai sebuah
organisasi, OSIS mempunyai nilai yang berfungsi memberikan berbagai
pengalaman bagi pengurus, pengalaman bekerja sama bagi para anggota
serta pengalaman berorganisasi. Hal tersebut sesuai dengan tujuan OSIS
yaitu untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal agar
kepribadian siswa yang baik dapat terwujud sehingga terhindar dari
pengaruh negative sehingga siswa siap untuk menjadi warga Negara yang
baik. Selain itu OSIS juga bertujuan untuk meningkatkan ketahanan
sekolah sehingga tidak mudah terkena pengaruh negative yang
bertentangan dengan tujuan pendidikan. Berdasarkan wawancara peneliti
dengan SH (Wawancara, 07 Oktober 2019) Selaku Waka Kesiswaan
sebagai berikut: Apa harapan Bapak ketika siswa mengikuti OSIS?
“Jadi harapan saya setelah mereka berorganisasi di OSIS mereka
dapat berorganisasi ke yang lebih tinggi. Misalnya di OSIS dia bisa
mengkoordinir temannya ketika kegiatan. Jadi, setelah lulus dari
sekolah dapat menerapkan ilmu berorganisasi dimasyarakat.
Dengan begitu mereka akan mempunyai akhlak, etika, dan moral
yang baik, dan aturan-aturan yang ada dimsyarakat pun tidak
dilanggar dengan seenaknya sendiri. Selepas dari OSIS mampu
mengaplikasikan semua ilmunya kedalam masyarakat dan
pendidikan yang lebih tinggi maupun kedunia kerja.”
Data diatas menunjukkan bahwa semua kegiatan OSIS yang sudah
terlaksana maupun yang sedang dilaksanakan sesuai dengan tujuan OSIS.
Pernyataan ini juga didukung oleh anggota OSIS sebagai berikut: “Iya
sudah, dan kalau menurut saya dari sudut pandang saya semua kegiatan
OSIS yang sudah terlaksana maupun yang sedang terlaksana telah berjalan
dengan baik, benar, sesuai dengan tujuan OSIS pada awalnya.” Apa yang
disampaikan diatas memberikan penegasan bahwa setiap organisasi selalu
memiliki tujuan yang ingin dicapai begitu pula dengan OSIS. Sementara
itu, OSIS dalam menjalankan programnya dikelola oleh pengurus yang
berasal dari siswa disekolah. Pembentukan pengurus OSIS diawali dengan
pemilihan ketua OSIS dan wakil ketua OSIS yang dilakukan dengan cara
pemilihan umum. Pemilihan umum ini di koordinir oleh Majelis
Perwakilan Kelas (MPK), mereka yang mengkoordidnir semua jalannya
pemilihan umum. Dimulai dari pemasangan oleh ketua dan wakil hingga
peresmian ketua OSIS dan wakil ketua OSIS. Berdasarkan wawancara
peneliti dengan SH (Wawancara, 07 Oktober 2019) Selaku Waka
Kesiswaan sebagai berikut: Bagaimana bentuk pemilihan ketua OSIS?
“Jadi, Pengurus OSIS dibentuk melalui pemilihan umum.
Berangkat dari pembina OSIS dan ada pula yang mengajukan diri
menjadi ketua OSIS. Pembina OSIS dan Waka Kesiswaan
berkoordinasi untuk menentukan pasangan ketua OSIS dan wakil
ketua OSIS. Setelah itu diadakan pemilihan umum. Seluruh siswa
disekolah berhak memilik ketua OSIS dan Wakil ketua OSIS dalam
pemilihan umum tersebut. Semua kegiatan tersebut diakomodir
oleh Majelis Perwakilan Kelas (MPK), mereka yang mengadakan
pemilihan serta menjadi panitia dalam kegiatan tersebut, MPK pula
yang memberi kebebasan untuk menentukan ketua OSIS dan wakil
ketua OSIS.”
Berdasarkan data diatas bisa dijelaskan bahwa prinsipnya, siapapun
boleh dan bisa menjadi ketua dan pengurus OSIS. Namun, mengingat
tugas dan tanggung jawab pengurus OSIS. Namun, mengingat tugas dan
tanggung jawab pengurus OSIS cukup berat, maka diperlukan seleksi
untuk menentukan siapa saja yang boleh dan berhak menjadi pengurus
OSIS. Seleksi ini penting karena citra baik sebuah sekolah juga tergantung
pada image yang dibangun oleh pengurus OSIS, melalui kegiatan yang
mereka rencanakan dan lakukan.
Kepengurusan OSIS terdiri dari dua badan utama, yaitu pengurus
OSIS dan Majelis Perwakilan Kelas (MPK). Pengurus OSIS meliputi:
Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil
Bendahara, dan Ketua Seksi. Sedangkan MPK bertindak sebagai DPR nya
OSIS yang terdiri dari wakil-wakil dari keseluruhan kelas yang ada
disekolah. Masing-masing pengurus OSIS memiliki tugas pokok dan
fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan bidangnya. Seperti tugas ketua
OSIS yaitu sebagai penanggung jawab apa yang dilakukan OSIS,
mengarahkan anggotan-anggotanya, menetapkan kebijaksanaan dan
mengambil keputusan yang baik untuk OSIS. Berdasarkan wawancara
peneliti dengan ZI (Wawancara, 10 Oktober 2019) Selaku Ketua OSIS
sebagai berikut: Apa tugas dari Ketua OSIS?
“Jadi yang saya pahami tugas dari ketua OSIS yaitu mengarahkan
anggota-anggota, sebagai penanggung jawab, sebagai kader untuk
anggota, memimpin organisasi dengan baik, mengkoordinasikan
para pengurus, sebagai contoh untuk para pengurus dan murid-
murid. Menetapkan kebijaksanaan, mengambil keputusan yang
baik untuk OSIS. Mampu menyatukan perbedaan pendapat”.
Dari data diatas menunjukkan bahwa ketua OSIS dibantu juga
dengan wakil ketua OSIS, yang memiliki tugas dan menggantikan tugas
ketika ketua tidak bisa menghadiri kegiatan. Berdasarkan wawancara
peneliti dengan MH (Wawancara, 10 Oktober 2019) Selaku Wakil Ketua
OSIS sebagai berikut: Apa tugas dari Wakil Ketua OSIS?
“Tugas saya sebagai Wakil Ketua OSIS yaitu membantu ketua
OSIS, memberikan semua dalam hal mengambil keputusan,
mengkoordinasi seksi-seksi, menggantikan tugas pada saat ketua
tidak bisa menghadiri kegiatan.”
Adapun tugas sekretaris OSIS yaitu bertanggung jawab penuh
dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan administrasi OSIS.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan AM (Wawancara, 10 Oktober
2019) Selaku Sekretaris sebagai berikut: Apa tugas dari Sekretaris?
“Bertanggung jawab penuh dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan “Administrasi OSIS” seperti data anggota,
proposal, lpj, undangan dll.”
Sedangkan tugas bendahara OSIS yaitu bertanggung jawab
mengenai segala urusan yang berhubungan dengan masalah keuangan
OSIS. Berdasarkan wawancara peneliti dengan NW (Wawancara, 10
Oktober 2019) Selaku Bendahara OSIS sebagai berikut: Apa tugas dari
Bendahara OSIS?
“Bertanggung jawab mengenai segala urusan yang berhubungan
dengan masalah keuangan OSIS.”
Seluruh pengurus OSIS dalam menjalankan tugasnya dibimbing
dan dikontrol oleh pembina OSIS. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh
pembina OSIS sebagai berikut: “Mengontrol kegiatan OSIS, supaya OSIS
tidak dijadikan wadah yang keliru misalnya untuk dijadikan alasan
membolos pelajaran, dan sebagainya.” Apa yang disampaikan data diatas
menunjukkan bahwa pentingnya kerjasama pengurus OSIS dalam
menjalankan setiap kegiatan, karena keberhasilan suatu kegiatan
bergantung pada kerjasama antar tim.
Data diatas menunjukkan bahwa OSIS sebagai wahan siswa belajar
berorganisasi perlu memiliki forum yang menjadi tempat bermusayawarah
pada pengurus dan anggotanya. Forum bermusyawarah itu merupakan
wahana bagi siswa untuk belajar menyampaikan pendapat, belajar
menghormati pendapat orang lain dan belajar menganalisis suatu
permasalahan untuk diselesaikan secara bersama. Siswa dengan demikian
akan terarah kemampuan berkomunikasinya, kemampuan bernegosiasinya.
Hal ini didukung oleh pembina OSIS sebagai berikut: “Pengurus OSIS
sering mengadakan rapat didalam maupun diluar sekolah bahkan tanpa
sepengetahuan pembina. Melalui rapat tersebut pengurus OSIS semakin
kompak dan sikap kekeluargaan mereka tumbuh.”
Data diatas merupakan bukti bahwa forum atau rapat tersebut
menjadi wahana siswa dalam menyampaikan pendapat, serta belajar
menghormati setiap pendapat yang disampaikan oleh siswa lain dalam
forum.
2. Peran OSIS terhadap Implementasi Nilai-nilai Karakteristik Moral
Siswa
Salah satu fungsi OSIS ialah sebagai upaya preventif, yaitu secara
internal OSIS dapat menggerakkan sumber daya yang ada dan secara
eksternal OSIS mampu beradaptasi dengan lingkungan, seperti
menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya.
Selain itu OSIS juga sebagai wadah untuk berorganisasi dan penegak
kedisplinan serta sebagai contoh untuk peserta didik yang lain. Pembina
OSIS bertugas membimbing, mengarahkan dan memotivasi pengurus
OSIS melalui rapat dan kumpul bersama, oleh sebab itu muncul karakter
moral pada diri siswa, karena kegiatan tersebut dilakukan secara terus
menerus. Berdasarkan wawancara peneliti dengan ZI (Wawancara, 14
Oktober 2019) Selaku Ketua OSIS sebagai berikut: Jelaskan peran OSIS?
“Jadi peran OSIS Yaitu sebagai wadah untuk berorganisasi, karena
pengurus OSIS adalah siswa pilihan. OSIS juga sebagai penegak
kedisiplinan dan sebagai contoh untuk teman-teman yang lain.
Pembina OSIS juga membimbing, mengarahkan dan memotivasi
pengurus OSIS. Melalui rapat dan kumpul bersama, maka muncul
karakter kepemimpinan. Karena kegiatan itu dilakukan secara terus
menerus.”
Apa yang disampaikan data diatas menunjukkan bahwa dalam
menjalankan kegiatan yang ada di OSIS, seluruh pengurus OSIS dan
Pembina OSIS saling bekerja sama untuk mensukseskan semua program
OSIS. Dalam melaksanakan tugas tersebut mereka saling kooperatif dan
saling mengingatkan, karena hari demi hari terdapat rasa kekeluargaan dan
kebersamaan diantara mereka. Hal ini senada dengan yang disampaikan
oleh Pembina OSIS sebagai berikut: “Saling kooperatif dan saling
mengingatkan”. Data diatas menunjukkan bahwa dalam melaksanakan
kegiatan OSIS, pengurus OSIS dan anggota OSIS secara bergantian
menjadi ketua pelaksana dan koordinator-koordinator. Hal tersebut dapat
mengimplementasikan nilai karakter moral siswa. Berdasarkan wawancara
peneliti dengan SH (Wawancara, 14 Oktober 2019) Selaku Waka
Kesiswaan sebagai berikut: Apakah dalam mengikuti kegiatan OSIS nilai
karakter moral siswa akan terimplementasi?
“Yahh Jelas nilai karakter moral siswa akan terimplementasi karena
kenapa, dalam kegiatan OSIS itu memberikan hal-hal posistif OSIS
disini sebagai motivator atau contoh yang baik bagi siswa yang lain
sehingga siswa yg lain akan berusaha mengikuti anak-anak OSIS
nah disinilah nilai moral siswa akan terbentuk.”
Data diatas menunjukkan bahwa OSIS juga sebagai fungsi
pembinaan siswa tujuannya agar siswa nantinya dapat menjadi warga
Negara yang baik dan berguna. Dengan demikian pembinaan siswa
meliputi pembentukan kepribadian sikap, pembentukan pengetahuan, dan
pembentukan keterampilan. Salah satunya yaitu dengan cara membuat
program kerja yang membangun karakter moral siswa kemudian selalu
mendorong siswa siswi agar terus mengikuti ekstrakurikuler yang dapat
membangun jiwa karakter moral siswa. Berdasarkan wawancara peneliti
dengan AM (Wawancara, 17 Oktober 2019) Selaku Sekretaris sebagai
berikut: Apakah ada langkah yang dilakukan pengurus OSIS agar nilai
karakteristik moral siswa terimplentasi?
“Langkahnya yaitu dengan cara membuat program kerja yang
membangun mental nilai karakteristik moral siswa, kemudian
selalu mendorong siswa siswi agar terus mengikuti ekstrakutikuler
yang dapat membangun nilai karakteristik moral siswa.”
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa nilai yang terdapat
dalam OSIS ialah nilai berorganisasi, antara lain: memimpin, pengalaman
bekerja sama, hidup demokratis, berjiwa toleransi, dan pengalaman
mengendalikan organisasi. Pengurus OSIS juga sebagai patokan
kedisiplinan dan cerminan perilaku yang baik bagi warga sekolah. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh wakil ketua OSIS sebagai berikut:
“Peran OSIS sangat penting dalam membentuk karakter moral siswa
karena OSIS dalah patokan kedisiplinan dan cerminan perilaku yang baik
bagi warga sekolah.”
Apa yang dikemukakan data diatas menegaskan bahwa OSIS
merupakan tempat membentuk karakter moral siswa. Hal ini senada
dengan yang disampaikan oleh wakil sekretaris OSIS sebagai berikut:
“Sebagai tempat membentuk karakter moral siswa”. Apa yang
disampaikan diatas menunjukkan bahwa program kerja OSIS sangat
bermanfaat bagi pengurus OSIS, karena dengan menjalankan program
OSIS membantu siswa untuk menjadi tauladan diri sendiri dan belajar
memimpin teman-teammnya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan
bendahara OSIS sebagai berikut: “Dengan cara membantu siswa untuk
menjadi tauladan diri sendiri melalui proker-proker yang dibuat OSIS.”
Data diatas menunjukkan bahwa pentingnya membentuk karakter
moral siswa siswa bagi OSIS agar bisa menjadi contoh yang baik untuk
peserta didik yang lain. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh
wakil bendahara OSIS sebagai berikut: “Menurut saya, membentuk
karakter moral siswa bagi OSIS sangat penting agar bisa menjadi contoh
yang baik. Data diatas sebagai bukti peran OSIS sangat penting, karena
seluruh siswa mempunyai karakter yang berbeda-beda. Tugas OSIS
disekolah yaitu sebagai motivator untuk semua peserta didik yang ada
disekolah, dan juga menjadi teman untuk mereka, serta jika ada informasi
dari Waka Kesiswaan pengurus OSIS yang menyampaikan ke teman-
teman yang lain. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh teman-
teman yang lain.
Apa yang disampaikan diatas menujukkan bahwa peran OSIS
dalam mengimplemtasikan nilai karakter moral pada siswa yaitu sebagai
motivator, dan pembawa pengaruh positif. Hal ini senada dengan pendapat
dari anggota OSIS sebagai berikut: “Peran OSIS dalam
mengimplementasikan nilai karakter moral yaitu sebagai motivator, dan
pemberi pengaruh positif. ”Data diatas menunjukkan bahwa kegiatan-
kegiatan OSIS sabgat bermanfaat bagi anggota OSIS, karena program
kerja OSIS dapat menumbuhkan karakter moral siswa. Hal ini sesuai
dengan yang disampaiakn oleh perwakilan kelas sebagai berikut: “Sanagat
berperan, karena kegiatan-kegaiatan OSIS sangat bermanfaat bagi
anggota-anggotanya dalam menumbuhkan karakter mloral siswa.” Apa
yang disampaikan data diatas sebagai bukti bahwa dengan melaksanakan
kegiatan OSIS, siswa bisa belajar membentuk karakter moral siswa. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh demisioner ketua OSIS sebagai
berikut: “Sangat bermanfaat karena dengan kegiatan yang ada dalam OSIS
siswa bisa belajar membnetuk karakter moral.” Apa yang dikemukakan
data diatas menunjukkan bahwa melalui program kerja dan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan didalam OSIS dapat membentuk karakter moral
siswa.
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang peneliti lakukan,
menunjukkan bahwa OSIS merupakan wadah berorganisasi bagi siswa
untuk melatih mengembangkan bakat dan minat siswa agar lebih kreatif.
OSIS juga merupakan organisasi yang sangat dibutuhkan oleh sekolah,
karena dengan adanya OSIS kegiatan kesiswaan disekolah menjadi lebih
terarah dan mudah di koordinir. OSIS di SMK Negeri 3 Takalar
mempunyai program kerja dan kegiatan-kegiatan yang ditentukan diawal
tahun ajaran. Kegiatan tersebut sesuai dengan fungsi dan tujuan OSIS.
Kegiatan OSIS tidak selalu berjalan dengan yang direncanakan, terkadang
ada yang melenceng dan bahkan kegiatan tersebut tidak dilaksanakan.
Salah satunya karena pihak sekolah tidak mensetujui kegiatan tersebut.
Kendala dalam menjalankan OSIS diawali dengan pemilihan Ketua
OSIS dan wakil Ketua OSIS yang dilakukan dengan cara pemilihan
umum. Pemilihan umum dikoordinir oleh Majelis Perwakilan Kelas
(MPK), merek yang mengkoordinir semua jalannya pemilihan umum.
Dimulai dari pemasangan calon ketua dan wakil ketua hingga peresmian
ketua OSIS dan wakil ketua OSIS. Prinsipnya, siapapun boleh dan bisa
menjadi ketua dan pengurus OSIS. Namun, mengingat tugas dan tanggung
jawab pengurus OSIS cukup berat, maka diperlukan seleksi untuk
menentukan siapa saja yang boleh dan berhak menjadi pengurus OSIS.
Seleksi ini penting karena citra baik sebuah sekolah juga tergantung pada
Image yang dibangun oleh pengurus OSIS, melalui kegiatan yang mereka
rencanakan dan lakukan. Kepengurusan OSIS terdiri dari dua badan
utama, yaitu pengurus OSIS dan Majelis Perwakilan Kelas (MPK).
Pengurus OSIS meliputi: Ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris,
bendahara, wakil bendahara, dan ketua seksi. Sedangkan MPK bertindak
sebagai DPR nya OSIS yang terdiri dari wakil-wakil dari keseluruhan
kelas yang ada disekolah. Masing-masing pengurus OSIS memiliki tugas
pokok dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan bidangnya. Seperti
tugas ketua OSIS yaitu sebagai penanggung jawab apa yang dilakukan
OSIS, mengarahkan anggota-anggotanya, menetapkan kebijaksanaan dan
mengambil keputusan yang baik untuk OSIS.
OSIS di SMK Negeri 3 Takalar sebagai wahana siswa belajar
berorganisasi memiliki forum yang menjadi tempat bermusyawarah para
pengurus dan anggotanggotanya. Forum bermusyawarah itu merupakan
wahana bagi siswa untuk belajar menghormati pendapat orang lain dan
belajar menganalisis suatu permasalahan untuk diselesaikan secara
bersama. Siswa dengan demikian akan terarah kemampuan
berkomunikasinya, kemampuan bernegosiasinya. Sebagai sebuah
organisasi, OSIS mempunyai nilai yang berfungsi memberikan berbagai
hal positif pengalaman bekerja sama bagi aparat anggota serta pengalaman
berorganisasi. Hal tersebut sesuai dengan tujuan OSIS jadi program kerja
OSIS adalah alat untuk mencapai tujuan tersebut, serta diharapkan setelah
lulus dari sekolah pengurus OSIS dapat mengaplikasikan ilmu
berorganisasi, public speaking, bekerja sama, memanusiakan manusia dan
bisa mengimplementasikan apa yang didapat dalam berorganisasi ke
dalam masayarakat.
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang peneliti lakukan,
menunjukkan bahwa OSIS sebagai fungsi pembinaan siswa tujuannya agar
siswa nantinya dapat menjadi warga Negara yang baik dan berguna.
Dengan demikian pembinaan siswa meliputi pengimplementasian nilai
karakter moral siswa medalami siakap, penegetahuan dan keterampilan.
Salah satunya yaitu dengan cara membuat program kerja yang melatih
sikap dan pengetahuan siswa, kemudian selau mendorong siswa siswi agar
terus mengikuti ekstrakurikuler yang dapat membangun moral siswa.
Dengan melaksanakan kegiatan OSIS, dapat membentuk karakter moral
siswa. Sementara itu nilai yang terdapat dalam OSIS ialah nilai
berorganisasi antara lain: pengalaman bekerja sama, hidup demokratis,
berjiwa toleransi, dan pengalaman mengendalikan organisasi. Pengurus
OSIS juga sebagai patokan kedisiplinan dan cerminan perilaku yang baik
bagi wargas sekolah.
OSIS merupakan tempat untuk mengimplementasikan nilai
karakter moral siswa karena program kerja OSIS sangat bermanfaat bagi
para pengurus OSIS, sebab dengan menjalankan program OSIS membantu
siswa untuk membentuk karakter moralnya dan bisa menjadi contoh yang
baik bagi teman-temannya. Peran OSIS yang sangat penting karena
seluruh siswa mempunyai karakter yang berbeda-beda. Tugas OSIS
disekolah yaitu sebagai motivator untuk semua peserta didik yang ada
disekolah, dan juga menjadi teman yang untuk mereka, serta jika ada
informasi dari Waka kesiswaan pengurus OSIS yang menyampaikan ke
temana-teman yang lain.
Sementara itu karakter moral siswa terimplementasi karena
kebiasaan yang dilakukan, sikap yang diambil menanggapi keadaan, dan
kata-kata yang diucapkan kepada orang lain. Karakter ini pada akhirnya
menjadi sesuatu yang menempel pada seseorang dan sering orang yang
bersangkutan tidak menyadari karakternya. Seseorang biasanya lebih
mudah untuk menilai karakter orang lain daripada karakternya sendiri.
Melalui program kerja dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan didalam
OSIS dapat mengimplementasikan nilai karakter moral siswa, karena
program kerja OSIS dapat menumbuhkan nilai-nilai karakter moral siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengumpulkan, mengolah, dan menagnalisis data sebagai
hasil penelitian dan pembahsan mengenai Peran Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS) terhadap Implementasi Nilai-nilai Krakteristik Moral pada
Siswa di SMK Negeri 3 Takalar maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. OSIS merupakan wadah berorganisasi bagi siswa untuk menamkan
nilai karakter moral, menyalurkan bakat dan minat agar lebih kreatif.
OSIS di SMK Negeri 3 Takalar sebagai wahana siswa belajar
berorganisasi memiliki forum yang menjadi tempat bermusyawarah
para pengurus dan anggotanya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan
OSIS. Di harapkan setelah lulus dari sekolah pengurus OSIS dapat
mengaplikasikan ilmu berorganisasi, public speaking, bekerja sama,
memanusiakan manusia dan bisa mengimplementasikan apa yang
didapat dalam berorganisasi ke dalam masayarakat.
2. karakter moral siswa terimplementasi karena kebiasaan yang
dilakukan, sikap yang diambil menanggapi keadaan, dan kata-kata
yang diucapkan kepada orang lain. Karakter ini pada akhirnya menjadi
sesuatu yang menempel pada seseorang dan sering orang yang
bersangkutan tidak menyadari karakternya. Seseorang biasanya lebih
mudah untuk menilai karakter orang lain daripada karakternya sendiri.
B. Saran
1. Kepala SMK Negeri 3 Takalar dapat menggunakan hasil penelitian ini
untuk terus mengembangkan nilai karakter moral siswa melalui OSIS.
2. Wakil ketua Kesiswaan dan Pembina OSIS SMK Negeri 3 Takalar
hendaknya mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksankan oleh OSIS.
3. Pengurus OSIS hendaknya lebih bersemangat dan mandiri dalam
menjalankan setiap kegiatan OSIS.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra. Robby. 2005. Menuju Manusia Mandiri. Jakarta: Rineka Cipta
Dr. Zubaedi, M. Ag., M. Pd. 2011 Desain Pendidikan Karakter
Dra. Nurul Zuriah, M.Si. 2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam
Perspektif Perubahan
Heri Herdiawanto, S.Pd, M. Si & Jumanta Hamdayama, M.Si. Cerdas, kritis dan
aktif berwarganegara, Penerbit Erlangga
James Rachels 2013. Filsafat Moral
K. Bertens 2013. Etika. Penerbit PT Kanisius
Prof. Dr.H. Khaelan, M.S. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung
Alfabeta
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung
Alfabeta
Sutarjo Adisusilo, 2012 J. R. Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktivisme dan
VCT sebagai inovasi pendekatan pembelajaran afektif.
Santo Budiono, 2019 Karakter Menentukan Masa depan Bangsa
Sukri, Khaeruddin dkk. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi, Makassar:Panrita Press
Winarno 2013 Pembelajaraan Pendidikan Kewarganegaran, Jakarta 13220
Dyah Nursanti. 2013. Peranan Organisasi Siswa Intra Sekolah dalam Membentuk
Karakter Siswa SMP Negeri di Kabupaten Magelang.
(https://eprints.uny.ac.id/23960/) Diakses 15 Mei 2019
Harmita Dian Nastiti & Totok Suyanto. 2016. Implementasi Nilai-nilai Demokrasi
dalam Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah di SMA Khadijah
Surabaya.
(https://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=42696
3) Diakses 17 Mei 2019
Shandi Irawan. 2011. Pengembangan Bakat Kepemimpinan Siswa Melalui
Kegiatan OSIS di SMA Negeri 4 Depok (http://repository.iunjkt.ac.id/dspa
ce/bitstream/123456789/4789/1/10376-SHANDI%20IRAWAN-
FITK.PDF) Diakses 10 Mei 2019
Wartika Yuana & Triwahyuningsig 2014. Partisipasi Siswa dalam Kegiatan OSIS
di SMK Diponegoro Banyuputih Batang Jawa Tengah
(http://journal.uad.ac.id/index/php/Citizenship/article/view/10674)
L
A
M
P
I
R
A
N
PEDOMAN WAWANCARA
1. Apa yang Anda pahami mengenai OSIS ?
2. Apakah ada kendala pada saat melaksanakan kegiatan OSIS ?
3. Apakah pengurus OSIS harus selalu dikontrol kinerjanya ?
4. Apa manfaat yang diberikan OSIS kepada siswa ?
5. Apa harapan Bapak / Ibu ketika siswa mengikuti OSIS ?
6. Bagaimana bentuk pemilihan ketua OSIS ?
7. Apa tugas dari Ketua OSIS, wakil ketua OSIS, Sekretaris OSIS, dan
Bendahara OSIS ?
8. Jelaskan peran OSIS ?
9. Apakah dalam mengikuti kegiatan OSIS nilai karakter moral siswa dapat
terimplementasi ?
LEMBAR INSTRUMENT WAWANCARA
Wawancara Jawaban
1. Apa yang Anda fahami mengenai
OSIS ?
Jadi menurut saya OSIS merupakan
singkatan dari Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS) yang maksudnya yaitu
organisasi yang mewadahi anak-anak
untuk berorganisasi agar lebih terorganisir. Jadi setiap ada kegiatan yang
dilakukan oleh siswa, disekolah harus
mendapat persetujuan dari OSIS.
Sedangkan pengurus OSIS sendiri juga
harus minta persetujuan dari pembina
OSIS dan Waka Kesiswaan 2. Apakah ada kendala pada saat
melaksanakan kegiatan OSIS ?
Yahh pasti ada salah satunya, ketika kami
sudah membuat proposal dan sudah
mempersiapkan yang di butuhkan dalam
kegiatan, seperti panitia dan sebagainya,
tetapi dari pihak sekolah tidak
menyetujuinya. Diantaranya yaitu karena
miss komunikasi antara pengurus OSIS
dan pihak sekolah serta karena dari
pengurus OSIS sendiri yang ada tugas
dalam kegiatan belajar mengajar didalam
kelas yang tidak bisa ditinggal 3. Apakah pengurus OSIS harus
selalu dikontrol kinerjanya ?
Yahh harus dikontrol, kan diawal sudah
di sepakati bersama oleh saya sendiri
selaku Waka Kesiswaan, pembina OSIS,
dan pengurus OSIS. Harus dikontrol
kapan terlaksananya kegiatan apabila ada
kegiatan yang ingin dilaksanakn, dan
selalu ada pendampingan, jadi tidak lepas
begitu saja. Sebelum melaksanakan
kegiatan anak-anak OSIS didampingi
oleh Waka Kesiswaan dan pembina OSIS
untuk membuat kalender kegiatan OSIS
yang disesuaikan dengan kalender
kurikulum pendidikan. Kalau ada
kegiatan yang kres dengan program
sekolah kita mencari waktu yang tepat
untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Kemudian membantu pendampingan
pada saat pelaksanaan program kegiatan
yang mereka laksanakan. Mereka
melaksanakan kegiatan sesuai dengan
arahan dari Waka Kesiswaan dan
pembina OSIS. Setelah kegiatan
terlaksana juga ada pendampingan
evaluasi. Evaluasinya hasil dari kegiatan
tersebut, misalnya letak kekurangan dan
kelebihan untuk dijadikan referensi
kegiatan tahun selanjutnya 4. Apa manfaat yang diberikan
OSIS kepada Siswa?
Jadi manfaatnya yaitu OSIS sebagai
wadah berorganisasi bagi siswa, lebih
menanamkan nilai-nilai moral pada diri
siswa, bekerja sama dan meyalurkan
bakat dan minat agar para siswa untuk
lebih kreatif 5. Apa harapan Bapak / Ibu ketika
siswa mengikuti OSIS ?
Jadi harapan saya setelah mereka
berorganisasi di OSIS mereka dapat
berorganisasi ke yang lebih tinggi.
Misalnya di OSIS dia bisa mengkoordinir
temannya ketika kegiatan. Jadi, setelah
lulus dari sekolah dapat menerapkan ilmu
berorganisasi dimasyarakat. Dengan
begitu mereka akan mempunyai akhlak,
etika, dan moral yang baik, dan aturan-
aturan yang ada dimsyarakat pun tidak
dilanggar dengan seenaknya sendiri.
Selepas dari OSIS mampu
mengaplikasikan semua ilmunya kedalam
masyarakat dan pendidikan yang lebih
tinggi maupun kedunia kerja 6. Bagaimana bentuk pemilihan
OSIS ?
7. Apa tugas dari ketua OSIS, wakil
ketua OSIS, Sekretaris OSIS, dan
Bendahara OSIS ?
Jadi yang saya pahami tugas dari ketua
OSIS yaitu mengarahkan anggota-
anggota, sebagai penanggung jawab,
sebagai kader untuk anggota, memimpin
organisasi dengan baik,
mengkoordinasikan para pengurus,
sebagai contoh untuk para pengurus dan
murid-murid. Menetapkan kebijaksanaan,
mengambil keputusan yang baik untuk
OSIS. Mampu menyatukan perbedaan
pendapat 8. Jelaskan peran OSIS ?
Jadi peran OSIS Yaitu sebagai wadah
untuk berorganisasi, karena pengurus
OSIS adalah siswa pilihan. OSIS juga
sebagai penegak kedisiplinan dan sebagai
contoh untuk teman-teman yang lain.
Pembina OSIS juga membimbing,
mengarahkan dan memotivasi pengurus
OSIS. Melalui rapat dan kumpul
bersama, maka muncul karakter
kepemimpinan. Karena kegiatan itu
dilakukan secara terus menerus 9. Apakah dalam mengikuti
kegiatan OSIS nilai karakter
motral siswa dapat
terimplementasi ?
Yahh Jelas nilai karakter moral siswa
akan terimplementasi karena kenapa,
dalam kegiatan OSIS itu memberikan
hal-hal posistif OSIS disini sebagai
motivator atau contoh yang baik bagi
siswa yang lain sehingga siswa yg lain
akan berusaha mengikuti anak-anak OSIS
nah disinilah nilai moral siswa akan
terbentuk
Wawancara
RIWAYAT HIDUP
St. Maryam. Dilahirkan di Bt. Makkiyo Kabupaten
Gowa pada tanggal 01 juni 1997. Anak kedua dari empat
bersaudara pasangan dari Ayahanda Matturungan dan
Ibunda Ratna Dewi. Peneliti menyelesaikan pendidikan
di Sekolah Dasar di Madrasah Ibtida’iyah Bt. Makkiyo
Kabupaten Gowa pada tahun 2009. Pada tahun itu juga
peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Bontonompo Selatan dan Tamat
pada tahun 2012 kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri
13 Gowa pada tahun 2012 dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2015 peneliti
melanjutkan pendidikan diperguruan tinggi swasta, tepatnya Universitas
Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).