PERAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM...
Transcript of PERAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM...
PERAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM
MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA DI SMA
NEGERI 5 DEPOK
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Rosita
NIM: 11150182000036
Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2019
Peran Layanan Bimbingan dan konseling Dalam Meningkatkan Disiplin
Belajar Siswa Di SMA Negeri 5 Depok
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh
Rosita
11150182000036
Dibawah Bimbingan,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Salman Tumanggor, M. Pd Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd
NIP 195707101979031002 NIP 195607121981031003
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH
Skripsi berjudul ”Peran Layanan Bimbingan dan Konseling dalam
Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa di SMA Negeri 5 Depok” disusun oleh
Rosita, NIM: 11150182000036, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian
Munaqosah pada tanggal 05 Desember 2019 dihadapan dewan penguji. Karena
itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) dibidang Manajemen
Pendidikan.
Jakarta, 12 Desember 2019
Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan MP)
Drs. Mu’arif SAM, M.Pd ....................... .......................
NIP. 196507171994031005
Sekretaris Jurusan MP
Dr. Zahruddin, Lc, M.Pd ....................... ........................
NIP. 197306022005011002
Penguji I
Dr. Marzuki Mahmud, M.Pd ...................... ........................
NIP. 1965605041981031003
Penguji II
Dr. Abdul Aziz Hasibuan, M.Pd ...................... ........................
NIP. 195705111997031001
Mengetahui,
Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dr. Sururin, M.Ag
NIP. 197103191998032001
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
Skripsi yang berjudul “Peran Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam
Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa Di SMA Negeri 5 Depok” disusun oleh
Rosita, NIM 11150182000036, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak
untuk dijadikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
pihak fakultas.
Jakarta, 27 November 2019
Yang Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Salman Tumanggor, M.Pd Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd
NIP 195707101979031002 NIP 195607121981031003
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul
“Peran Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Disiplin
Belajar Siswa Di SMA Negeri 5 Depok” yang disusun oleh Rosita, NIM
11150182000036, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah diuji
kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 27 November 2019.
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Salman Tumanggor, M.Pd Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd
NIP 195707101979031002 NIP 195607121981031003
i
ABSTRAK
Rosita, NIM (11150182000036), Peran Layanan Bimbingan dan Konseling
dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa di SMA Negeri 5 Depok. Skripsi
Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran layanan bimbingan
dan konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMA Negeri 5 Depok
yang meliputi beberapa layanan yaitu layanan orientasi, layanan informasi,
layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar, layanan
konseling perorangan, dan layanan konseling kelompok. Dengan enam layanan
bimbingan dan konseling tersebut dapat membantu meningkatkan disiplin belajar
siswa di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi,
dan angket.
Hasil penelitian menunjukan bahwa peran layanan bimbingan dan
konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMA Negeri 5 Depok
dalam kategori baik yaitu 66,47% yang meliputi peran layanan bimbingan dan
konseling dengan nilai 65% dengan kategori sedangkan disiplin belajar siswa
dengan nilai 67,95% dengan kategori baik. Dengan dilakukan penelitian ini,
penulis memberikan saran kepada kepala sekolah untuk menambah jumlah guru
BK sesuai dengan jumlah siswa yang ada di sekolah agar layanan yang dilakukan
dapat berjalan dengan maksimal dan untuk siswa agar lebih memanfaatkan
layanan BK di sekolah agar permasalahan yang dihadapi dapat diatasi dengan
baik.
Kata kunci: Layanan Bimbingan dan Konseling, Disiplin Belajar Siswa
ii
ABSTRACT
Rosita, NIM (11150182000036), The Role of Guidance and Counseling Services
in Improving Student Learning Discipline in SMA Negeri 5 Depok. Thesis
Undergraduate Program (S-1) Faculty of Tarbiyah and Teacher Training,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2019.
This study aims to describe the role of guidance and counseling services in
improving student learning discipline at SMA Negeri 5 Depok which includes
several services namely orientation services, information services, placement and
distribution services, tutoring services, individual counseling services, and group
counseling services. With the six guidance and counseling services can help
improve student learning discipline in school. This study used descriptive
qualitative method. Data collection is done through observation, interviews,
documentation studies, and questionnaires.
The results showed that the role of guidance and counseling services in
improving student learning discipline in SMA Negeri 5 Depok in the good
category that is 66.47% which includes the role of guidance and counseling
services with a value of 65% with a category while student learning discipline
with a value of 67.95% with good category. By doing this research, the authors
provide advice to school principals to increase the number of BK teachers in
accordance with the number of students in the school so that the services
performed can run optimally and for students to better utilize the BK services in
schools so that the problems faced can be addressed properly .
Keywords: Guidance and Counseling Services, Student Learning Discipline
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohiim,
Alhamdulillahirobil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yag telah
melimpahkan semua rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikah
kesempatan dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salah
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW berserta keluarga, sahabat,
dan pengikutnya.
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Manajemen Pendidkan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi
“Peran Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Disiplin Belajar
Siswa di SMA Negeri 5 Depok”.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun berkat kerja keras, doa,
kesungguhn hati, bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan
ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Drs. Muarif SAM, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hiyatullah Jakarta sekaligus Dosen
Pembimbing Akademi yang telah memberikan arahan, nasehat, motivasi serta
waktunya kepada penulis.
3. Drs. Salman Tumanggor, M.Pd., Dosen pembimbing I penulisan skripsi yang
telah meluangkan banyak waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh
kesabaran dalam membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
iv
4. Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd., Dosen pembimbing II penulisan skripsi yang
telah meluangkan banyak waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh
kesabaran dalam membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Seluruh dosen Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan
bimbingan dan pembelajaran selama menjalani kegiatan perkuliahan.
6. Usep Kasman M.Pd Kepala SMA Negeri 5 Depok yang telah mengizinkan
mahasiswa untuk melakukan penelitian.
7. Guru BK serta seluruh guru dan staf SMA Negeri 5 Depok yang telah
menyediakan kesempatan dan waktunya sehingga penelitian ini dapat
diselesaikan dengan baik.
8. Orang tua tercinta yaitu Bapak Abdul Manap dan Ibu Enah Suryanih, terima
kasih atas segala doa, kasih sayang, motivasi, nasehat, dan dukungan moral
maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakakku tersayang, Khodijah dan Ruli Yanti serta kakak ipar Fajar Abdullah
Akbar dan Hadi Nurhadi terimakasih telah memberikan semangat dan
pengalaman kepada penulis serta Anisa, Airlangga, dan Ayana keponakanku
yang selalu membuat penulis terhibur dengan tingkah-tingkahnya yang unik
dan lucu.
10. Teman-temanku SG (Smartgirl) yang selalu memberikan cerita selama penulis
menjalani perkuliahan di Manajemen Pendidikan, Ria Fakhriyyah, Siti
Alhamidah, Siti Nurhalimah, Siti Chairuwidha, Fitra Oktafia, F. Ramadhani
Harahap, Arafah Rianti, dan Lolla Amelia Ainun.
11. Teman berbagi suka dan duka serta memberikan semangat selama penulisan
skripsi Riska Andriani.
12. Sahabat dekatku Danang, Yosara, dan Fajar Febri yang selalu meluangkan
waktunya untuk mendengarkan keluh kesah dan memberikan dukungan.
13. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2015 yang telah
berjuang bersama, saling membantu dan mendoakan selama perkuliahan ini.
v
14. Teman seperjuangan KKN Koloni 065 yang telah memberi semangat,
dukungan, dan bantuan kepada penulis selama penyelesaian penulisan skripsi
ini.
15. Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih
atas segala bantuannya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga
skripsi ini bermanfaat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi diri pribadi khususnya
dan para pembaca pada umumnya.
Jakarta, 25 November 2019
Rosita
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................. i
ABSTRACT ......................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ................................................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian................................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 8
A. Kajian Teori ............................................................................................................. 8
1. Disiplin Belajar Siswa ........................................................................................ 8
2. Bimbingan dan konseling ................................................................................. 15
B. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 26
C. Penelitian yang Relevan ....................................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 30
B. Metode Penelitian .................................................................................................. 30
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 27
D. Teknik Pengolahan Data ...................................................................................... 33
E. Teknik Analisis Data............................................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 41
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................... 41
vii
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 5 Depok ........................................................... 41
2. Identitas Sekolah ............................................................................................... 43
3. Visi dan Misi SMA Negeri 5 Depok .............................................................. 43
4. Struktur Organisasi SMA Negeri 5 Depok .................................................... 38
5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa SMA Negeri 5 Depok ...................... 40
B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................................... 43
1. Data Hasil Wawancara ..................................................................................... 43
C. Analisis dan Interpretasi Data .............................................................................. 50
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 53
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 53
B. Saran ........................................................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 61
Lampiran
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Waktu Penelitian .................................................................................. 30
Tabel 3. 2 Pedoman wawancara Kepala SMA Negeri 5 Depok ........................... 27
Tabel 3. 3 Pedoman Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan ....... 28
Tabel 3. 4 Pedoman Wawancara Guru Bimbingan dan Konseling ....................... 29
Tabel 3. 5 Pedoman Wawancara Wali Kelas ........................................................ 31
Tabel 3. 6 Pedoman Studi Dokumentasi ............................................................... 31
Tabel 3. 7 Kisi-kisi Angket Penelitian Siswa........................................................ 32
Tabel 4. 1 Data Guru dan Karyawan SMA Negeri 5 Depok Tahun 2019 ............ 40
Tabel 4. 2 Data Siswa SMA Negeri 5 Depok Tahun 2019 ................................... 42
Tabel 4. 3 Hasil Analisis Data .............................................................................. 50
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi SMA Negeri 5 Depok ...................................... 38
Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 5 Depok
............................................................................................................................... 39
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi ....................................................................... 63
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................................ 64
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian ................................................................. 65
Lampiran 4 Hasil Wawancara Kepala SMA Negeri 5 Depok ................................. 66
Lampiran 5 Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA
Negeri 5 Depok ........................................................................................................ 68
Lampiran 6 Hasil Wawancara Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 5
Depok ....................................................................................................................... 70
Lampiran 7 Hasil Wawancara Wali Kelas SMA Negeri 5 Depok ........................... 82
Lampiran 8 Angket Penelitian Siswa SMA Negeri 5 Depok ................................... 86
Lampiran 9 Uji Referensi ......................................................................................... 93
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat
penting, karena masyarakat telah menyadari bahwa pendidikan akan merubah
paradigma seseorang dalam berbagai aspek seperti mental, emosional maupun
spiritual. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003
bahwa tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Oleh sebab
itu untuk mencapai tujuan dari pendidikan nasional perlu adanya lembaga dan
kegiatan yang dapat mendorong keberhasilan tujuan pendidikan.
Sekolah merupakan lembaga formal yang sangat berperan dalam
mencapai tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar. Sekolah tidak
hanya berperan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tetapi mendidik
siswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, menghargai perbedaan,
serta memenuhi kebutuhan sosial yang memungkinkan untuk memenuhi
tuntutan di masyarakat. Pemenuhan tuntutan terhadap perkembangan
masyarakat tentunya memerlukan pengembangan individu agar individu
tersebut dapat menyesuaikan diri di lingkungan pendidikan maupun
lingkungan masyarakat.Salah satu upaya yang perlu dilakukan sekolah untuk
mengembangkan potensi siswa dan memenuhi tuntutan di lingkungan
pendidikan maupun di lingkungan masyarakat yaitu dengan adanya layanan
bimbingan dan konseling yang diberikan sekolah.
1 Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah, Undang-undang RI No 20 Tahun 2003,
Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: tnp, 2003).
2
Bimbingan dan konseling merupakan upaya sistematis, objektif, logis
dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru
bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta
didik/konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.2 Layanan
bimbingan dan konseling memiliki tujuan membantu konseli mencapai
perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi,
belajar, sosial, dan karir.3 Dengan adanya layanan bimbingan dan konseling
ini diharapkan siswa mampu memenuhi tuntutan di lingkungan pendidikan
maupun di lingkungan masyarakat serta dapat mengembangan dirinya secara
optimal.
Layanan bimbingan dan konseling dapat difokuskan pada
pengembangan kehidupan pribadi, pengembangan kehidupan sosial,
pengembangan kemampuan belajar, serta berhubungan dengan pengembangan
karir. Pengembangan kehidupan pribadi berkenaan dengan layanan yang
membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan
potensi dan kecakapan bakat, dan minat serta kondisi sesuai dengan
karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
Pengembangan kehidupan sosial berkenaan dengan pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya,
anggota keluarga dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. Pengembangan
kemampuan belajar berkenaan dengan pelayanan yang membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri. Dan pengembangan
karir berhubungan dengan pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan
karier.4 Untuk itu diperlukan tenaga pendidik yang kompeten, dalam arti
2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 tahun
2014 pasal 1 tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan menengah 3 Ibid, pasal 3
4 Fenti Hikmawati, Bimbingan dan konseling, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 19
3
memiliki pengetahuan dan wawasan di bidang bimbingan dan konseling untuk
membina siswa agar lebih disiplin baik itu di sekolah maupun di luar sekolah.
Pada umumnya sekolah memberikan bantuan kepada siswa dalam
menghadapi masalah yang berhubungan dengan permasalahan dalam diri
individu, sikap dan perilaku yang kurang baik dengan mengimplementasikan
program layanan bimbingan dan konseling yang sudah ada disekolah.
Berbagai masalah individu yang berbeda terutama dalam hal tingkah laku
harus ditangani melalui layanan bimbingan dan konseling dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dalam belajar. Kegiatan belajar itu sendiri merupakan
inti dari proses pendidikan secara keseluruhan di sekolah, bimbingan dan
konseling di sekolah seringkali dihadapkan pada persoalan-persoalan
mengenai kurangnya disiplin siswa terutama dalam hal belajar.
Disiplin yang perlu diterapkan di sini itu kesediaan untuk mematuhi
peraturan yang berlaku. Kesediaan untuk mematuhi aturan yang berlaku sudah
seharusnya dilakukan oleh siswa agar tidak terlibat dalam perilaku
menyimpang yang terjadi di luar sekolah maupun di dalam sekolah. Upaya
sekolah dalam memberikan bantuan siswa agar disiplin dan mampu
menyesuaikan diri dengan baik dapat dilihat dari pengimplementasian layanan
bimbingan dan konseling yang ada.
Berbagai kasus terkait disiplin belajar siswa seringkali terjadi di
sekolah seperti banyaknya siswa yang memainkan handphone pada saat
belajar, keluar kelas saat jam pelajaran, tidak memperhatikan penjelasan yang
diberikan guru itu merupakan salah satu contoh kurangnya kesadaran siswa
dalam menyesuaikan diri pada proses pembelajaran di sekolah. Dan
seharusnya pihak sekolah memberikan bantuan kepada siswa untuk
menerapkan disiplin salah satunya dalam belajar agar dapat terhindar dari
perilaku-perilaku menyimpang tersebut.
Peran bimbingan dan konseling sangat penting di sekolah terutama
dalam meningkatkan mutu pendidikan, karena dalam bimbingan dan
4
konseling ini dapat membangun manusia seutuhnya dari berbagai aspek
potensi dalam diri yang ada. Dengan mengimplementasikan program layanan
bimbingan dan konseling dapat membantu siswa dalam mengembangkan
berbagai aspek seperti aspek akademik, sosial, pribadi maupun intelektual
peserta didik. Dan melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap
sejumlah siswa dalam satu guru bimbingan dan konseling maksimal 150 siswa
yang menjadi tanggung jawabnya secara intensif dan menyeluruh serta
mengatur waktu untuk melaksanakan bimbingan dan konseling. Sebagaimana
yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Repunlik Indonesia
Nomor 74 Tahun 2008 tentang beban kerja guru bimbingan dan konseling
atau konselor yang mempeoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan
adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima
puluh) peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan.5
Sehingga seluruh siswa dapat dibimbing tidak hanya untuk mengembangkan
berbagai potensi tersebut siswa pun dapat mengatasi kesulitan dalam
permasalahan belajarnya dan senantiasa dapat mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang positif. Hal tersebut dapat menjadi acuan dalam
meningkatkan kesadaran siswa untuk disiplin dalam belajar. Dengan demikian
disiplin dapat dijadikan tolok ukur untuk meningkatkan kemampuan siswa
dengan penerapan aturan moral dan prinsip dalam mematuhi segala aturan
yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis dalam tata kehidupan. Disiplin
juga dapat membantu siswa untuk membentuk kemampuan dan pola pikir
dalam hidupnya.
Disiplin siswa masih menjadi persoalan di SMA Negeri 5 Depok,
Berbagai persoalan terkait dengan disiplin belajar siswa terjadi seperti siswa
sering ke kantin saat jam pelajaran, keluar sekolah saat jam pelajaran
berlangsung, memainkan handphone saat jam pelajaran, tidak menyimak
penjelasan guru, serta tidak mengumpulkan tugas tepat waktu bahkan tidak
mengumpulkan tugas. Persoalan tersebut terjadi disebabkan karena beberapa
5 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Beban Kerja Guru Bimbingan
dan Konseling.
5
hal seperti jarak sekolah dengan tempat tinggal siswa yang cukup jauh
sehingga siswa membawa handphone walaupun sudah ada larangan untuk
membawanya, jarak sekolah yang berdekatan dengan tempat berkumpul para
pelajar dari berbagai sekolah, kurangnya perhatian orang tua serta kurangnya
kesadaran siswa untuk mematuhi peraturan sekolah.
Berkaitan dengan disiplin belajar siswa, berdasarkan pengamatan yang
sudah dilakukan penulis, secara umum disiplin belajar siswa di SMA Negeri 5
Depok sudah cukup baik, hanya terdapat beberapa siswa yang masih kurang
memiliki kesadaran untuk tidak memainkan handphone saat belajar,
mendengarkan penjelasan guru saat belajar, serta mengumpulkan tugas tepat
waktu. Untuk mengatasi permasalahan disiplin belajar siswa di SMA Negeri 5
Depok, bentuk layanan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan disiplin
belajar siswa yaitu menggunakan beberapa aspek layanan seperti layanan
orientasi, layanan informasi, layanan konseling perorangan, layanan konseling
kelompok, serta melakukan kunjungan rumah. Dalam hal ini guru bimbingan
dan konseling bekerja sama dengan wali kelas dan orang tua siswa. Dan
layanan bimbingan dan konseling yang sudah adapun berjalan cukup baik dan
terdapat 3 guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 5 Depok, tetapi yang
menjadi persoalan di SMA Negeri 5 Depok yaitu kurangnya guru bimbingan
dan konseling karena siswa yang terdapat di SMA Negeri 5 Depok sebanyak
1.124 peserta didik sehingga guru bimbingan dan konseling yang ada lebih
banyak melakukan kegiatan konseling siswa dibandingkan dengan layanan
bimbingannya kepada siswa kecuali jika siswa tersebut dengan sendirinya
datang untuk melakukan bimbingan.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik
untuk meneliti lebih lanjut bimbingan dan konseling sebagai karya ilmiah
dengan judul “PERAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA DI SMA
NEGERI 5 DEPOK”
6
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:
1. Kurangnya kesadaran siswa ikut serta dalam proses pembelajaran di
kelas.
2. Rendahnya tingkat disiplin belajar siswa untuk tetap belajar ketika
guru berhalangan hadir.
3. Kurang seimbangnya jumlah guru BK dengan jumlah siswa.
4. Masih banyak pelanggaran-pelanggaran disiplin yang dilakukan siswa.
5. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang kurang maksimal.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis membatasi
masalah penelitian pada “Peran layanan bimbingan dan konseling dalam
meningkatkan disiplin belajar siswa di SMA Negeri 5 Depok”
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka
masalah yang dapat penulis rumuskan yaitu : Bagaimana peran layanan
bimbingan dan konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di
SMA Negeri 5 Depok?”
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui bagaimana peran layanan
bimbingan dan konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di
SMA Negeri 5 Depok.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan mengenai layanan bimbingan dan konseling dalam
meningkatkan disiplin belajar siswa.
2. Bagi SMA Negeri 5 Depok, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
informasi dan perbaikan sekolah dalam mengimplementasikan layanan
7
bimbingan dan konseling untuk meningkatkan disiplin belajar siswa
serta penerapan kedisiplinan siswa ini dapat dijadikan acuan bagi
sekolah dalam meningkatkan mutu dan prestasi sekolah.
3. Bagi guru BK, hasil penelitian ini dapat dijadikan perbaikan dan
mengembangkan program layanan bimbingan dan konseling untuk
meningkatkan disiplin belajar siswa.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Disiplin Belajar Siswa
a. Pengertian Disiplin
isisiiI aiiiisitI b aiiisI aiaiI biiiiiI lisitI b iiliisitihI litsI
e tnttnIII iiaiII siisitIb sitiaIaitIe tsitiagI isisiiIs ai bnsI
iitsisI a IisI a tsitI iisisiiI aisieI biiiiiI tssaiiI b iiliis hI
litsI b aiasiI e tsiInsiI aitsI ntsnII b sitiaI aiI bigiiI
i tsigiiitIi aitsIi eieiitgI isieII siisitIb sitiaIs ai bnseI
bigiiitIaisisiiIntsnIIiisniIaitI siisI iiaiIi aisnait-i aisnaiteI
litsIaibnisI s iIi eieiitg6
s tnansIusiinkItibaieIaiiiisitIliisnIiaitliII i aiiitIntsnII
e eisniiI I s tsnitI isinI i aisnait-i aisnaitI litsI b asiIngI
iisniitI aiI iitiI bnIitsiiI Iia tiI iiIiiiteI s siiiI I iisniitI
isiiII iiaiaitIs tsitsItisiiIaitIi tsitstliIe eisniiIi aisnait-
i aisnaitIisng7
n aaiiiaIitIi eiiiaitI e ts tiiI aiiiisitI aiiisI aiIisiIitII
biigiI aiiiisitI liisnI iaitliI I i aiiitI ntsnII e eisniiI i sisiI
isnaitIlitsIb asiInIbiiIIs asnsiiIeinintIsiaiIIs asnsiiIaisieIsisiI
I iianiitIa eiIe tliisiIitII taiiiIlitsIs asibIaitIs aisnag
b. niFpiuiDuiugnuF
iiiisitI iitsisI i tsitsI bisiI i eb tsnIitI iiIiieI i aisiIneI
aitI sisiI I iianiitI ntsnII iiigigI n aiInsI itiI b b aiiiI kntsiiI
aiiiisitg8
6 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2004), h. 30 7 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 54
8 Tulus Tu’u, Ibid, h. 38
9
1) s tisiII iianiitIb aiiei
iiiisitI b asntiI ntsnII e tliaiaIitI i i aitsI
biigiIaiaitliI i asnIe tsiiasiiI aitsI siitIa tsitIliaiI
e tiisiIaitI e eisniiI i aisnaitI litsI b asiIngI eiaieI
kntsiiI aiiiisitI iaisiiIe tsisnaI sisiI I iianiitIeitniiiI
aisieII s ei IIs as tsnIisinIaisieIeiiliaiIisg
2) s ebitsntII iaibiaiit
litsIntsitIlitsIb aaiiiisitIbiiIIiitsisIb ai tsianiI
s aiiaiiI I iaibiaiitI i i aitsgI uiisisiI i aitsI iiigiI
litsI i aitsI snebniI I iaibiaiittlieI s tsnI sitsIntsitI
i I siiI litsI s asibeI s aisnaeI s titseI s tsaieI iitsisI
b ai aitIaisieIe ebitsntII iaibiaiitIlitsIbiiIg
3) s sisiiII iaibiaiit
tiIiieI i aisiIneI aitI i siI I iianiitI litsI biiII aitI
aiiiisitIsiaiIIs ab tsnIIi asiIe asiIaisieIgiIsnIiitsIisgI
ienteI s ab tsnII e sisniI iisnI ia i iI litsI
e ebnsniIitI giIsnI iittitsgI tisiiI iisnI ia i iI ntsnII
e eb tsnII I iaibiaiitI s ai bnsI aisiInIitI e eisniI
sisiiitg
4) n eiIiiit
iiiisitI aiiisI b akntsiiI i bisiiI i eiIiiitI I iiaiI
i i aitsI ntsnII e tsiInsiI i aisnait-i aisnaitI litsI
b asiInI aiI sitsIntsitI isngI tsitI i taieiitsitI snan-
snaneIi eiIiiiteIi ebiiiiitIaitIsisiiitIaiiiisitIi i asiI
isnIaiiisIe tliaiaIitIiiigiIbiigiIaiiiisitIisnIi tsitsg
5) nnIneit
sisiI s asibI i I siiI biiiitliI b aiiiI iis-iisI i iisikI
litsI iianiI aisiInIitI s iI iiigigI tiiiI siittliI b aiiiI
9
iitIiiI isinI inIneitI bisiI litsI e sitssiaI sisiI s asibI
s ai bnsgI utlieitI iitIiiiinIneitI iitsisI i tsitsI
Iia tiIaiiisIe eb aiIa a tsitIaitII InisitIbisiIiiigiI
ntsnII e tiisiI aitI e eisniitliI gsitiiI itlieitI
inIneitiiitIiieIa a tsitII siisitIaitII iisniitIaiiisI
aii as eiigIs sikiiiIntsnIIiianiIe tsiInsiIisnaitIlitsI
b asiInIe ttiaiIs eiig
sisiI s asibI litsI inaiiI aiinintI aitI aii iiisiiiiiIitI
i iianitliI aiiInsiI a tsitI i t aiiitI i liaiI I tiiis tI
aitI I ti In tgI tiigiI litsI e sitssiaI i aisnaitI litsI
b asiInIiianiIaib aiIiitIiiIaiiiisitg
6) s tliisiIitIsitsIntsitII taniik
iiiisitIi I siiIb akntsiiIe tanIntsIs asiIiititliI
ia i iIaitII siisitIi taiaiIitIisiaIb atisitIsitliagInisI
isnI ailiiiiI a tsitI e aitlitsI i aisnaitI i I siieI liItiI
i aisnaitI bisiI snan-snanI aitI bisiI iiaiI iiigiI i asiI
i aisnait-i aisnaitIsiitIlitsIaiitssiiIi asngI enaiitI
aiieis e tsiiiIitI i liaiI I tiiis tI aitI I ti In tgI
tsitI a eiIiiteI i I siiI e ttiaiI sitsIntsitI
i taiaiIitI litsI ieiteI s titseI s tsaieeI s asibeI aitI
s aisnagIlitsIntsitIi i asiIitiIsitsIntsitIlitsII taniikI
bisiIi taiaiIitg
c. rrFprPBueFitrneneP
t liaiI neneeI b sitiaI aiiisI aieiItiiI a tsitI inisnI ia i iI
bisiIi i aitsIntsnIIe ei a s iII liIiiiteII s aieiisiteIaitI
iiIiigI isieI i aii IsikI iiiI s siI i taiaiIiteI b sitiaI
aia kitiiiIitI i bisiiI inisnI i anbiiitI sitsIiiI siInI aisieI aiaiI
i i aitsI litsI a sisikI e t siiI i bisiiI iiiisI aiaiI i bniiI
i tsisieitgIniiIiteIiist IintIe ta kitiiiIitIb sitiaIi bisiiI
10
inisnI ia i iI aieitiI asitiieiI b anbiiI i aisiIntliI litsI
aiiIibisIitI s iIi tsisieitg
s tnansI tliiknsI niiaiI tieiaiiI b sitiaI iaisiiI
i aitsIiiitI I siisitI tigiI aisiI ntsnII e ei a s iI inisnI
i anbiiitI sitsIiiI siInI i bisiiIiiiisI aiaiIi tsisieitI itaikianI
aisieI its aiIiiI a tsitI sitsIntsittliI litsI e tlitsInsI
I stisikIeik IsikeIaitIiiiI e s ag9
s tnansI a ieisitiI liiibI b sitiaI iaisiiI i eniI
iIsikisiiI e tsisI isinI iiiIiiI litsI aisiInIitI s iI i i aitsI
i iitssiI e tiebnsIitI i anbiiitI sitsIiiI siInI litsI b ab aiI
itsiaiIi inaiiIb sitiaIaitIi b sneIb sitiag10
s tnansI sniibbitI tliiIb sitiaI iaisiiI siiiiitI
i anbiiitI i snaniI sitsIiiI siInI itaikianI litsI a sisikI e t siiI
i bisiiIiiiisIi tsisieitIaitIits aiIiiIa tsitIsitsIntsitIlitsI
e sibisIitIia i iII stisikIIg11
n aaiiiaIitIi ts asiitIb sitiaIaiIisiiIaiiisIaiiieinsIitI
biigiI b sitiaI e aniiIitI i anbiiitI sitsIiiI siIneI iiIiieI
I eieiniteIaitII s aieiisitIitaikianIi liaiII i snaniitIlitsI
aiiIibisIitI s iIi tsisieitIaitIsisiiitg
d. iuPu-ruPuitrneneP
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada
beberapa perubahan tertentu yang dimasukan ke dalam ciri-ciri
belajar12
1) Perubahan yang terjadi secara sadar
9 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2011). h.13
10 Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar. (Depok: Rajawali Press, 2018). h.18
11 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. (Depok: Rajawali Press, 2017). h. 68
12 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2011). h.15
11
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan
telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu
perubahan yang tejadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu
bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik
dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha
belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan
yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa
perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena
usaha individu sendiri.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi
hanya untuk beberapa saat saja, Perubahan yang terjadi karena
proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti
bahwa tingkah laku yang terjadi setalah belajar akan bersifat
menetap.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada
tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada
perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Dengan
demikian, perubahan belajar yang dilakukan senantiasa terarah
pada tingkah laku yang telah ditetapkannya.
12
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika
seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap
kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni
keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari
materi-materi pelajaran.13
Sedangkan menurut Rohmalina Wahab, faktor yang
mempengaruhi belajr secara garis besar dapat dibagi dalam dua
bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis, sedangkan faktor
eksternal terdiri dari faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan nonsosial.14
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya.
Faktor-faktor internal ini meliputi:
13
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.132 14
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar. (Depok: Rajawali Press, 2018). h. 26
13
a) Faktor fisiologis
(1) Keadaan tonus jasmani
Keadaan jasmani sangat mempengaruhi aktivitas
belajar siswa. Kondisi fisik yang sehat akan
memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan
belajarnya. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
(2) Keadaan fungsi jasmani/fisiologis
Keadaan fungsi jasmani sangat mempengaruhi hasil
belajar siswa, terutama pancaindra. Pancaindra yang
berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas
belajar.
b) Faktor psikologis
(1) Kecerdasan/inteligensi siswa
Kecerdasan salah satu faktor yang penting dalam
proses belajar siswa. Semakin tinggi tingkat kecerdasan
siswa maka semakin besar peluang keberhasilan belajar
siswa begitupun sebaliknya, semakin rendah tingkat
kecerdasan siswa maka semakin sulit siswa mencapai
kesuksesan belajarnya.
(2) Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat
mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
Dengan adanya motivasi siswa akan lebih semangat
dalam melakukan kegiatan terutama dalam hal belajar.
(3) Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
(4) Sikap
14
Dalam kegiatan belajar sikap siswa dapat
dipengaruhi oleh perasaan senang maupun tidak senang
pada guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.
(5) Bakat
Bakat merupakan kemampuan siswa yang sangat
diperlukan dalam proses belajarnya. Kemampuan siswa
sangat diperlukan dalam proses belajar karena apabila
bakat yang dimiliki sesuai dengan bidang yang
dipelajarinya maka bakat itu akan mendorong
keberhasilan dalam belajarnya.
2) Faktor Eksternal
a) Lingkungan sosial
(1) Lingkungan sosial masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal
siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Kondisi
lingkungan yang baik maka akan mendorong
keberhasilan belajar siswa begitupun sebaliknya kondisi
lingkungan yang kurang baik akan menghambat
aktivitas belajar siswa.
(2) Lingkungan sosial keluarga
Lingkungan keluarga ini sangat memengaruhi
kegiatan belajar. Hubungan antara anggota keluarga,
orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan
membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan
baik.
(3) Lingkungan sosial sekolah
Hubungan yang baik antara guru, teman-teman dan
lingkungan sekolah sisa maka dapat menjadi motivasi
bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah.
b) Lingkungan nonsosial
(1) Lingkungan alamiah
15
Lingkungan alamiah salah satu faktor yang dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa. Siswa
memerlukan kondisi lingkungan yang sejuk, tenang dan
nyaman untuk mendukung kegiatan belajarnya.
Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak
mendukung proses belajar siswa akan terhambat.
(2) Faktor instrumental
Faktor instrumental yang dapat mendorong aktivitas
siswa seperti fasilitas belajar, sarana dan prasarana
sekolah, kurikulum sekolah, peraturan sekolah, buku
panduan, dan lain sebagainya.
2. Bimbingan dan konseling
a. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Perkembangan siswa dalam aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan di lingkungan sekolah dapat diarahkan melalui
layanan bimbingan dan konseling. Secara etimologi kata
bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance” berasal
dari kata kerja ”to guide” yang mempunyai arti “menunjukan,
membimbing, menuntun, ataupun membantu.” Sesuai dengan
istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai
bentuk bantuan atau tuntunan.15
Tetapi meskipun demikian tidak
semua bentuk bantuan atau tuntunan dapat dikatakan sebagai
bimbingan.
Selanjutnya menurut Sutirna ”bimbingan merupakan
sebuah pertolongan atau bantuan yang diberikan kepada seseorang,
sebuah proses bantuan yang berkelanjutan, sebuah arahan kepada
seseorang untuk mencapai tahap perkembangan yang optimal,
sebuah kegiatan yang membantu dan mengarahkan seseorang agar
15
Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: uantum Teaching, 2005), h. 2
16
hidup dan kehidupannya sesuai dengan potensi dirinya, dan sebuah
proses menuntun kepada jalan yang baik sesuai dengan keadaan
dirinya”.16
Tohirin berpendapat bahwa “bimbingan merupakan bantuan
yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu
yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan
berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta
gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang
berlaku”.17
Menurut Prayitno dan Erman Amti ”bimbingan adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak,
remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku”.18
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bimbingan
merupakan suatu bentuk pemberian bantuan atau tuntunan kepada
seseorang agar dapat memahami, mengarahkan, menerima,
maupun mengembangkan kemampuan atau potensi yang ada pada
seseorang untuk dapat menyesuaikan diri pada lingkungan, baik
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dan bimbingan
juga dapat diberikan untuk menghindari atau mengatasi kesulitan
serta masalah yang dihadapi seseorang di dalam kehidupannya.
Istilah konseling berasal dari bahasa inggris “to counsel” yang
secara etimologis berarti “to give advice” atau memberi saran dan
16
Sutirna, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal, (
Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013), h. 8 17
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 20 18
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2015), h. 99
17
nasihat. Menurut Hallen konseling merupakan salah satu teknik
dalam pelayanan bimbingan di mana proses pemberian bantuan itu
berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan
langsung dan tatap muka antara guru pembimbing/konselor dengan
klien dengan tujuan agar klien itu mampu memperoleh pemahaman
yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah
yang dihadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan
yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan
kemanfaatan sosial.19
Menurut Daryanto dan Muhammad Farid “Konseling
merupakan bantuan yang diberikan seorang konselor kepada
seorang klien agar klien tersebut bisa menyesuaikan diri baik
dirinya sendiri maupun ketika ia berada didekat lingkungannya”.20
Menurut Dewa Ketut Sukardi “konseling merupakan suatu
upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka
antara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik,
human (manusiawi) yang dilakukan dalam suasana keahlian dan
yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku, agar klien
memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam
memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin pada
masa yang akan datang”.21
Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan konseling
merupakan salah satu teknik layanan bimbingan yang dimana
proses pemberian bantuan/bimbingan dilakukan secara langsung
dengan tatap muka atau wawancara antara guru pembimbing
dengan klien untuk memecahkan masalah yang dihadapinya serta
19
Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 11 20
Daryanto dan Muhammad Farid, Bimbingan dan konseling Panduan Guru BK dan
Guru Umum, (Yogyakarta: Gava Media, 2015), h. 5 21
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 38
18
untuk memperoleh pemahaman mengenai potensi yang
dimilikinya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan
konseling merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh guru
pembimbing/konselor kepada klien secara langsung melalui tatap
muka dan wawancara untuk membantu mengatasi masalah yang
dihadapinya, untuk mengarahkan dirinya, dan untuk memahami
kemampuan yang terdapat di dalam dirinya agar dapat
menyesuaikan diri di dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat. Sebagaimana penyelenggaraan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah itu merupakan salah satu bentuk fasilitas yang
diberikan oleh sekolah kepada peserta didik agar dapat
mengembangkan dan memahami dirinya dalam aspek intelektual,
emosi maupun sosial.
b. Tujuan Bimbingan dan konseling
Pada dasarnya tujuan bimbingan dan konseling sudah dapat
dilihat di dalam pengertian bimbingan dan konseling itu sendiri
yaitu untuk membantu individu memahami dan mengembangkan
potensi dirinya agar dapat menyesuaikan diri di lingkungan, baik
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Menurut Daryanto dan Muhammad Farid tujuan dari pada
bimbingan dan konseling itu yaitu terbagi menjadi dua bagian yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus.
1) Tujuan umum yaitu untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan
tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya
(misalnya kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai
latar belakang yang ada (misalnya keluarga, status sosial
ekonomi), serta sesuai dengan tuntunan positif
lingkungannya.
19
2) Tujuan khusus yaitu penjabaran tujuan umum tersebut yang
berkaitan langsung dengan permasalahan yang dialami oleh
individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas
permasalahannya itu.22
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan tujuan layanan
bimbingan dan konseling yaitu untuk membantu individu
memahami dan mengembangkan potensi dirinya agar dapat
mencapai tugas perkembangan dirinya yang meliputi aspek pribadi-
sosial, aspek belajar (akademik) serta aspek karir.
c. Fungsi Bimbingan dan konseling
Sesuai dengan tujuan bimbingan dan konseling yaitu agar
individu dapat mengenal, memahami serta mengembangkan
potensi dirinya. Dalam hubungan ini fungsi dari layanan
bimbingan dan konseling yaitu sebagai pemberi layanan kepada
individu aar dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi
pribadi yang utuh dan mandiri.
Fungsi layanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:23
1) Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang diri
klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan pihak-
pihak yang akan membantu klien, serta pemahaman tentang
lingkungan klien. Fungsi pemahaman ini meliputi:
a) Pemahaman tentang diri klien
b) Pemahaman tentang masalah klien
c) Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas.
2) Fungsi Pencegahan
22
Daryanto dan Muhammad Farid, Bimbingan dan konseling Panduan Guru BK dan
Guru Umum, (Yogyakarta: Gava Media, 2015) h. 9 23
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2015) h. 196
20
Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan tercegahnya dan
terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang
mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat
ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu
dalam proses perkembangannya. Dan fungsi pencegahan
merupakan salah satu tugas kewajibannya yang perlu
dilaksanakan.
3) Fungsi Pengentasan
Melalui fungsi pengentasan ini pelayanan bimbingan
dan konseling akan menghasilkan terentaskannya atau
teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta
didik. Pelayanan dan pendekatan yang dipakai dalam
pemberian bantuan ini dapat bersifat konseling perorangan
ataupun konseling kelompok.
4) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan
kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan
dirinya secara terarah, mantap dan berkelanjutan. Dengan
demikian dapat diharapkan peserta didik dapat mencapai
perkembangan kepribadian secara optimal.
Berdasarkan uraian fungsi layanan bimbingan dan
konseling di atas dapat disimpulkan bahwa memahami tentang diri
seseorang, mengatasi segala hambatan dan permasalahan yang
dialami oleh sesorang untuk mencapai kesejahteraan hidupkan,
serta mengembangkan minat dan bakat yang ada dalam diri
seseorang.
d. Prinsip-prinsip Bimbingan dan konseling
21
Menurut Prayitno dan Erman Amti rumusan prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan
sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan
masalah, program pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan. Dan
Prayitno mengemukakan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
yaitu:24
1) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan.
Yaitu bimbingan dan konseling melayani semua individu
tanpa membedakan satu dengan yang lain dalam tingkah laku
maupun berbagai aspek perkembangan individu yang unik dan
dinamis.
2) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan masalah individu.
Yaitu bimbingan dan konseling memperhatikan kondisi
mental/fisik indivitu terhadap penyesuaian dirinya di
lingkungan yang ditimbulkan oleh faktor kesenjangan sosial,
ekonomi dan kebudayaan.
3) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan.
Yaitu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan
dan dipadukan dengan program pendidikan serta
pengembangan peserta didik dan harus dilakukan secara
fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu.
4) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan.
Yaitu suatu bimbingan yang dilaksanakan oleh seorang
konselor atau guru pembimbing yang hasilnya bertujuan agar
individu yang diarahkan mampu mengembangkan serta
membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.
5) Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah
Yaitu prinsip yang menegaskan bahwa penegakan dan
penumbuh-kembangkan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah perlu dilakukan oleh konselor yang profesional,
24
Prayitno dan Erman Amti, Ibid. h. 218
22
memiliki program nyata, memiliki komitmen serta
keterampilan untuk membantu siswa di sekolah.
Berdasarkan uraian prinsip di atas dapat disimpulkan
bahwa bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh semua
individu yang memang membutuhkan bantuan atau bimbingan
karena pada dasarnya bimbingan dan konseling yang diberikan
tanpa memandang suku, agama ataupun ras serta permasalahan
yang dihadapi oleh individu. Dan layanan yang diberikan dalam
bimbingan pun harus sesuai dengan kebutuhan individu yang
hasilnya diharapkan dapat membantu individu dalam
mengembangkan dan membimbing dirinya sendiri.
e. Asas-asas Bimbingan dan konseling
Dalam melakukan suatu kegiatan pasti ada dasar atau asas yang
melandasi kegiatan tersebut dilakukan. Dengan kata lain asas
sebagai bahan atau dasar pertimbangan melakukan suatu kegiatan.
Seperti halnya dengan layanan bimbingan dan konseling ada asas
yang dijadikan dasar pertimbangan dalam melakukan layanan
bimbingan tersebut. Terdapat 12 asas yang dijadikan dasar dalam
melakukan pelayanan bimbingan dan konseling. Asas-asas
bimbingan dan konseling itu sebagai berikut:25
1) Asas Kerahasiaan
Asas bimbingan dan konseling yang menuntut
kerahasiaan data dan keterangan tentang peserta didik yang
menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak
boleh diketahui orang lain.
2) Asas Kesukarelaan
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik
25
Sutirna, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal, (
Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013), h. 27
23
mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukan
baginya.
3) Asas Keterbukaan
Asas bimbingan dan konseling menghendaki agar
peserta didik dan atau orang tua/wali yang menjadi sasaran
terbuka dan tidak berpura-pura.
4) Asas Kegiatan
Asas bimbingan dan konseling menghendaki agar
peserta didik dan atau orang tua/wali sasaran layanan yang
berpartisipatif secara aktif dalam kegiatan bimbingan dan
konseling.
5) Asas Kemandirian
Asas bimbingan dan konseling yang merujuk pada
tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu peserta didik
diharapkan menjadi individu yang mandiri.
6) Asas kekinian
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki objek
sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan
kondisi sekarang.
7) Asas Kedinamisan
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
isi layanan bergerak maju, tidak monoton dan terus
berkembang.
8) Asas Keterpaduan
Asas bimbingan dan konseling menghendaki agar
adanya layanan yang dilakukan guru atau pihak lain saling
menunjang, harmonis, dan terpadukan.
9) Asas Kenormatifan
Asas bimbingan dan konseling menghendaki agar
layanan diselenggarakan berdasarkan norma-norma yang ada,
yaitu norma agama, hukum, dan peraturan.
24
10) Asas Keahlian
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
diselenggarakan atas dasar profesional.
11) Asas Alih Tangan
Asas bimbingan dan konseling menghendaki agar
pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan
secara tuntas mengalihtangankan ke pihak yang lebih ahli.
12) Asas Tut Wuri Handayani
Asas bimbingan dan konseling menghendaki agar
layanan secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan
keteladaan, memberikan rangsangan dan dorongan, serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk
maju.
Berdasarkan keseluruhan asas layanan bimbingan dan
konseling dapat disimpulkan bahwa pentingnya seluruh asas
bimbingan dan konseling itu agar tercipta kenyamanan dan
keamana dalam melakukan bimbingan. Sehingga akan ada
keterbukaan dan interaksi yang baik antara konselor dengan klien
yang dibimbing untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.
f. Jenis Layanan Bimbingan dan konseling
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai
bentuk penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling
terhadap sasaran layanan yaitu peserta didik. Ada beberapa layanan
bimbingan dan konseling yang terdapat di sekolah di antaranya
sebagai berikut:26
1) Layanan Orientasi
Layanan bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk
memberikan informasi kepada para siswa tentang lingkungan
26
Rulam Ahmadi, Profesi Keguruan Konsep & Strategi Mengembangkan Profesi &
Karier Guru. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018). h. 225
25
sekolah yang baru peserta didik kenali. Para peserta didik perlu
mengetahui tentang program pelajaran di sekolah, lingkungan
dan fasilitas atau sarana/prasarana sekolah, peraturan-peraturan,
ataupun organisasi yang ada di sekolah.
2) Layanan Informasi
Layanan bimbingan yang dilakukan untuk memberikan
informasi kepada siswa dan pihak-pihak lain yang berkaitan
dengan kepentingan dan kesuksesan belajar peserta didik di
sekolah. Informasi yang diperlukan oleh siswa adalah yang
berkaitan dengan kegiatan belajar di sekolah, termasuk cara
bersikap dan bertingkah laku di sekolah, baik dalam tata
hubungan antara siswa dengan guru maupun sesama siswa,
serta dengan para staf dan pimpinan yang ada di sekolah.
3) Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran yaitu pelayanan
dan penyaluran dalam rangka bimbingan dan konseling di
sekolah guna membantu siswa agar mampu mengembangkan
potensinya secara optimal maka penentuannya harus
disesuaikan dengan potensi dan kondisi siswa itu sendiri.
4) Layanan Bimbingan Belajar
Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
siswa memperoleh kemudahan atau kelancaran dalam proses
belajar di sekolah dan memiliki bekal kehidupan dimasa depan.
5) Layanan Konseling Perorangan
Layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan
untuk membantu siswa yang sedang menghadapi persoalan atau
masalah secara individual dan bersifat rahasia.
6) Layanan Konseling Kelompok
Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik memperoleh kesempatan untuk membahas dan
26
memecahkan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika
kelompok.
Berdasarkan uraian jenis layanan bimbingan dan konseling
diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak layanan yang
diberikan melalui bimbingan dan konseling baik untuk
permasalahan individu maupun kelompok. Jadi layanan yang
nantinya diberikan akan sesuai dengan kebutuhan bagi individu
maupun kelompok.
B. Kerangka Berpikir
n aaiiiaIitI IitiitI s aiI litsI inaiiI ainaiiIitI aiI isiieI
i t sisiIaiiisIe tt siiIitIbiigiIsilititIbiebitsitIaitII ti sitsI
e ttiaiI iisiiI iisnI iisI litsI b ai aitI aisieIe titieIitI aiiiisitI
b sitiaI iiigigI uaitliI silititIbiebitsitIaitI I ti sitsIaiiisI
aitiaiIitIiisiiIiisnIliaiIntsnIIe titieIitIeinintIe titsIisIitI
aiiiisitIb sitiaIiiigiIaiIi I siiIeinintIaiIaneiiIg
lilititI biebitsitI aitI I ti sitsI e sisniI snanI n I aiiisI
e ebitsnIia i iIi ts tisitIaiaiIi i asiIaiaiIIb i asiIi snitsIaitI
sitsitsitI litsI ais enIittliI aisieI sitsIntsiteI i iitssiI i i asiI
aiaiII eitaiaiI aisieI e tsiebisI I insniitI i tsitsI aitI aiiiisitI
aisieI snsiiI aitI i aI ebitsitI b sitiatligI ia tiI i i asiI aiaiII
e aniiIitIitaikianIlitsIiianiIaibiebitsIe tntnIiaiiII a giiiitI
isiaI aiiisI b ai aisiInI i iniiI a tsitI iiiI litsI aiiiaiiIitI s iI
sitsIntsittligI ientI aisieI a isisitliI iiigiI bitliII b ai aisiInI
e sitssiaI isnaitI aitI sisiI s asibeI i iitssiI i aI ebitsittliI siaiII
i iniiI a tsitI iiiI litsI aiiiaiiIiteI i i asiI InaitsI aiiiisitI iiigiI
iiaiIiiisIb sitiaeIi aitsII sniaII siiIsitiiIititeIe ts ba sIiiisItieI
i sitiaiteIassg
lilititIn IaisieIiisI itiIe tsiebisI i aitI i tsitsI ntsnII
27
e ebnisIiiigiIs biiIaiiiisitIa tsitIsilititI ai tsiiiIsnanIn IbiiiI
e tt siiIitI i aisnaitI i I siiI aitI sisiI s asibI litsI b asiInI aiI
i I siieI a tsitI silititI itk aeiiiI liisnI a tsitI e ebitsnI
e e tniiI I bnsniitI itk aeiiiI iiigiI litsI b aIiisitI a tsitI
I siisitI b sitiaI iiigiI litsI aiiisI e tnttitsI I b aiiiisitI b sitiaI
iiigieI I enaiitI silititI i t eiisitI aitI i tlisnaitI litsI
e ebitsnI i snaniI iiigiIntsnIIe ts ebitsIitIi s tiitliI i liaiI
isieiseI silititI biebitsitI b sitiaI litsI e eb aiIitI biebitsitI
I iiaiI iiigiI isiaIe ei a s iI I enaiiitI isinI I sitliaitI aisieI
ia i iI b sitiaI aiI i I siieI silititI I ti sitsI i a aitsitI liisnI
a tsitI liaiI e eb aiIitI bitsnitI i liaiI itaikianisI I iiaiI iiigiI
litsIe tsiiaiiiIeiiisiieIi asiIsilititII ti sitsII s ei IIliisnI
silititI I ti sitsI litsI aisiIiitiIitI aisieI sisiaI I s ei II
i iitssiI e entsIitIitI iiigiI e e liiIitI eiiisiiI i liaiI
b aiiei-iieig
isieI e siInIitI silititI biebitsitIaitI I ti sitsI
aibnsniIitI I aaitiiiI aitI I atiiieiI i snaniI iiiiII i I siiI
s aeiinII aitsI sniI ntsnII e eiIiieisIitI biebitsitI litsI
aisiInIitIisiaIiaitliIi titsIisitII aiiiisititIiiigiIiisiiIiisntliI
aisieIb sitiagIss iIIia tiIisneIi t sisiIb aitiiiisiIntsnIIe siInIitI
i t sisiitIe ts tiiIi aitIsilititIbiebitsitIaitII ti sitsIaisieI
e titsIisIitIaiiiisitIb sitiaI iiigiIaiItsuI s aiI I i IIlitsI
b asntnitI ntsnII e ts siiniI i siIiitiitI silititIbiebitsitI aitI
I ti sitsIlitsI aisiInIitI aitI i titsIisitI aiiiisitI b sitiaI iiigiI
i siiiIsiinttlig
C. Penelitian yang Relevan
niaiI bisiitI itiI iIitI aiI enIiIitI iiiisI i t sisiitI isinI
IialiIs aaiinsnIlitsIe eisiIiIa s kitiiIa tsitIi t sisiitIitiIitsiaiI
siit:
1. tlikaitiI iaizieIn aitIinanIniebitsitIaitII ti sitsI isieI
28
s titsIisIitI iiiisitI tiigiI aiI tsnI us-iiizisiI n s aI
(iIaiiiieI gaa(gIn t sisiitIitiIe aniiIitIi t sisiitIlitsIb aiikisI
InitsisisikI a tsitI e s a I a iIaiisikI ntsnII e tikiiaIitI aisiI
litsIb aI tiitIa tsitI kiIsieII iaiiteIkiaiib seIaitIk t e tiI
litsI s atiaiI iiisI i t sisiitI b asitsintsgIniiisI i t sisiitI itiI
b asntnitI ntsnII e t sisiI i aitI snanI biebitsitI aitI I ti sitsI
i bisiiI i ebiebitseI s siaiteI i ts taisieI aitI i tsigiiI
e tnttnIIitIbiigiIIis s aiIsnanIbiebitsitIaitII ti sitsIaiI
i I siiIs ai bnsIlnIniIbiiIIaisieIe titsIisIitIaiiiisitIiiigiI
a tsitIiiiisIaaeIiiigiIlitsIe siInIitIi sitssiaitIaitIgneI
iiigiI siaiII e siInIitI i sitssiaitgI nisI s ai bnsI e tnttnIitI
i aitI snanI n I aiI i I siiI inaiiI lnIniI biiII e iIiintI
InaitstliI i sisiiitI aisieI aitsIiIe titsIisIitI InisisiiI snanI
n IisnIi taiaig27
2. lizniaaiI en aitI inanIniebitsitI aitI I ti sitsI isieI
s titsIisIitI iiiisitI tiigiI aiI tsnI s aiI gI nitaiI ul iI
(iIaiiiieI gaa(gIn t sisiitIitiIe aniiIitIi t sisiitIlitsIb aiikisI
InisisisikIa tsitIe tssntiIitIe s a Ia iIaiisikgIn tsneinsitI
aisiIlitsIaisiInIitIa tsitI bi akiiiIaitIgigitliaigIs tnansI
iiiisI i t sisiitI e tnttnIitI biigiI snanIbiebitsitI aitI
I ti sitsIaiItsnI s aiIgInitaiIul iIiitsisIb ai aitIaisieI
e titsIisIitI aiiiisitI iiigiIaitI I iiiiitI snanIbiebitsitIaitI
I ti sitsIaisieI e ebitiI biebitsitI aitI s siaitI iiigiI intI
inaiiIb atisitIa tsitIbiiIgItsais siIaitIe s a IlitsIaisntiIitI
s iIsnanIbiebitsitIaitII ti sitsIaisieIe titieIitIaiiiisitI
I iiaiI iiigiI liisnI a tsitI e tssntiIitI e s a I biebitsitI
27
Syafrina Dariza, dalam skripsi “Peran Guru Bimbingan dan konseling Dalam
Meningkatkan Disiplin Siswa di SMP Al-Ghazali Bogor” (Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011).
29
I s ei IIaitIbiebitsitIitaiknanisii a aitsitg28I
3. siksilinsI sinkiqieI n tsianiI lilititI niebitsitI itI
ti sitsI s aiiaiiI aiiiisititI tiigiI isieI n eb sitiaitI
ntIaiIsuIsniieeiailiiIaIsisitsIliIaiiiieI gam(gIn t sisiitI
itiI e aniiIitI i t sisiitI litsI b aiikisI InitsisisikI a tsitI
e tssntiIitI a iIaiisikgI s tnansI iiiisI i t sisiitI itiI
e tnttnIitIbiigiIi tsianiIsilititIbiebitsitIaitII ti sitsI
s aiiaiiI I aiiiisititI iiigiI aisieI i eb sitiaitI ntI aiI suI
sniieeiailiiIaIsisitsIiitliIe eintliiI i tsianiIageaeeI
i aitsIitI iiiitliI gneaeI aii tsianiiI kiIs aI siitI litsI siaiII
ais sisig29
28
Lizuardi, dalam skripsi ”Peran Guru Bimbingan dan konseling Dalam Meningkatkan
Disiplin Siswa di SMP Negeri 8 Banda Aceh” (Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh,
2016). 29
Miftachul Taufiqi, dalam skripsi “Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling
Terhadap Kedisiplinan Siswa Dalam Pembelajaran IPS di MA Muhammadiyah 1 Malang”
(Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2017).
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Depok yang beralamat di
Perum Bukit Rivaria Sektor IV Sawangan kota Depok terhitung sejak
April 2019 sampai dengan November 2019 rincian sebagai berikut.
Tabel 3. 1
Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan
Apr Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nov
1 Observasi
Pendahuluan
2 Bimbingan
Skripsi
3 Penelitian,
Pengumpulan
data, dan
Analisis Data
4 Penulisan
Laporan
Penulisan
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif. Menurut Sugiyono, metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya dalah
eksperimen)dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
28
28
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.30
Dengan pendekatan penelitian deskriptif
yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi
tertentu.31
Jadi pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti menganalisis dan
mendeskripsikan terhadap objek yang diteliti mengenai fenomena,
peristiwa serta fakta-fakta yang terjadi di lapangan berdasarkan metode
yang digunakan. Dimulai dari pengamatan dan pencarian informasi
berdasarkan objek yang diteliti, melakukan wawancara dengan pihak-
pihak yang berhubungan dengan objek yang diteliti, kemudian dilakukan
pencatatan dan analisis terkait informasi yang didapatkan sehingga dapat
disajikan dalam karya ilmiah.
30
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2018). h. 9 31
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. (Jakarta: Kencana,
2013). h. 59
27
C. Teknik Pengumpulan Data
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan beberapa teknik tertentu
dalam membantu peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.
Karena dengan adanya penggunakan teknik pengumpulan data ini dapat
memberikan kemudahan bagi peneliti dalam pengumpulan datanya. Untuk
mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan beberapa teknik
antara lain:
1. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik yang dilakukan dengan cara
melihat atau memperhatikan secara langsung objek yang akan diteliti.
Dalam teknik observasi ini peneliti mengamati kegiatan-kegiatan
yang terjadi di SMA Negeri 5 Depok untuk melengkapi data yang
dibutuhkan. Seperti kondisi sekolah, aktivitas dan kebiasaan yang
dilakukan oleh guru BK dan siswa serta layanan bimbingan dan
konseling yang dilakukan disekolah.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan
atau keyakinan pribadi.32
Penggunaan teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara bertanya jawab secara langsung kepada informan yang
sudah ditetapkan. Teknik wawancara ini bertujuan untuk memperoleh
data yang berkaitan dengan objek penelitian dari sumbernya secara
mendalam.
Tabel 3. 2
32
Sugiyono, Op. Cit., h.231
28
Pedoman wawancara Kepala SMA Negeri 5 Depok
Fokus Subfokus
Peran Layanan Bimbingan dan
konseling Dalam Meningkatkan
Disiplin Belajar Siswa
1. Kriteria guru BK di sekolah
2. Latar belakang pendidikan
guru BK di sekolah
3. Fasilitas program layanan BK
untuk siswa
4. Bentuk kerjasama kepala
sekolah dengan guru BK
5. Fasilitas pendukung untuk
pelaksanaan layanan BK
6. Bentuk pengawasan kepala
sekolah terhadap kegiatan
layanan BK
7. Evaluasi terhadap layanan BK
di sekolah
Tabel 3. 3
Pedoman Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Fokus Subfokus
Peran Layanan Bimbingan dan
konseling Dalam Meningkatkan
Disiplin Belajar Siswa
1. Bentuk ketidakdisiplinan
siswa dalam belajar
2. Penanganan khusus untuk
masalah disiplin belajar siswa
3. Keterlibatan orang tua dalam
masalah disiplin belajar
4. Hambatan dalam
meningkatkan disiplin belajar
siswa
29
5. Hukuman yang diberikan
kepada siswa
6. Bentuk kerjasama wakasek
kesiswaan dengan guru BK
7. Evaluasi dan pengawasan
terhadap disiplin siswa
Tabel 3. 4
Pedoman Wawancara Guru Bimbingan dan Konseling
Fokus Subfokus
Peran Layanan Bimbingan dan
konseling Dalam Meningkatkan
Disiplin Belajar Siswa
1. Pemanfaatan layanan BK bagi
siswa
2. Konsultasi siswa dengan guru
BK
3. Ruang khusus untuk
konsultasi siswa
4. Upaya meningkatkan disiplin
siswa
5. Hambatan dalam menerapkan
disiplin
6. Jenis layanan BK untuk
meningkatkan disiplin
7. Pihak yang terlibat dalam
mengatasi disiplin siswa
8. Keterlibatan orang tua dalam
30
mengatasi masalah siswa
9. Bentuk kerjasama guru BK
dengan pihak sekolah
10. Keterlibatan walikelas dan
guru bidang study dalam
mengatasi masalah siswa
11. Bentuk kerjasama dengan
guru bidang study
12. Bentuk masalah belajar yang
dialami siswa
13. Media untuk melakukan
layanan BK
14. Program rutin layanan BK
15. Program layanan khusus
untuk siswa yang tidak
disiplin
16. Pendekatan untuk penanganan
masalah siswa
17. Prosedur penanganan siswa
yang bermasalah
18. Cara memberikan layanan BK
untuk seluruh siswa
19. Bentuk tindak lanjut untuk
siswa yang melanggar disiplin
20. Bentuk peran BK dalam
membentuk disiplin belajar
siswa
21. Fasilitas pendukung kegiatan
layanan BK
22. Bentuk evaluasi dalam
31
menangani kebutuhan siswa
Tabel 3. 5
Pedoman Wawancara Wali Kelas
Fokus Subfokus
Peran Layanan Bimbingan dan
konseling Dalam Meningkatkan
Disiplin Belajar Siswa
1. Bentuk pelanggaran siswa
saat belajar
2. Upaya untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa
3. Kegiatan untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa
4. Bentuk kerjasama dengan
guru BK terkait disiplin
5. Hambatan dalam mengatasi
masalah siswa
6. Bentuk tindak lanjut dalam
mengatasi disiplin siswa
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan teknik
observasi dan wawancara dalam penelitian. Studi dokumentasi
dibutuhkan untuk mendapatkan beberapa data penting agar
memperoleh data yang akurat dan dapat dipercaya.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mencari dokumen pendukung
seperti, profil sekolah, data guru dan siswa, program layanan
bimbingan dan konseling baik program harian, mingguam, bulanan,
maupun tahunan serta catatat-catatan yang berkaitan dengan disiplin
belajar siswa.
Tabel 3. 6
Pedoman Studi Dokumentasi
32
No. Dokumen
1. Profil Sekolah
2. Data Guru dan Siswa
3. Struktur Organisasi Sekolah
4. Fasilitas Sekolah
5. Rencana Program Layanan BK
6. Kegiatan Layanan BK
4. Angket
Angket ini diberikan kepada siswa yang terpilih untuk dijadikan
sampel dalam penelitian. Angket ini digunakan untuk memperoleh
data dari siswa yang berkaitan dengan layanan bimbingan dan
konseling yang diberikan guru bimbingan dan konseling dalam
meningkatkan disiplin belajar siswa. Bentuk item angket yang
digunakan peneliti yaitu angket tertutup dalam arti peneliti
memberikan pilihan jawaban dalam angket tersebut.
Tabel 3. 7
Kisi-kisi Angket Penelitian Siswa
Variabel Indikator Butir Soal Jumlah
1. Layanan
Bimbingan
dan
konseling
a. Layanan
Orientasi 1, 2 2
b. Layanan
Informasi 3, 4 2
c. Layanan
Penempatan
dan
Penyaluran
5, 6 2
d. Layanan
Bimbingan
7, 8, 9, 10,
11 5
33
Belajar
e. Layanan
Konseling
Perorangan
12, 13, 14,
15 4
f. Layanan
Konseling
Kelompok
16, 17, 18,
19, 20 5
2. Disiplin
Belajar
Siswa
a. Peraturan
Sekolah
21, 22, 23,
24, 25, 26 6
b. Proses
Pembelajara
n
27, 28, 29,
30, 31, 32,
33, 34, 35
9
D. Teknik Pengolahan Data
Langkah selanjutnya setelah memperoleh data yang dibutuhkan
yaitu mengolah data. Dalam mengolah data yang diperoleh peneliti
menggunakan teknih pengolahan data sebagai berikut:
1. Editing
Editing merupakan salah satu teknik analisis yang perlu dilakukan.
Pada tahap ini perlu dilakukan pengecekan terhadap pengisian angket.
Setiap angket yang sudah diisi diteliti satu persatu mengenai
kelengkapan, kejelasan, dan kebenaran dalam pengisian angket
tersebut agar terhindar dari kesalahan atau kekeliruan dalam
mendapatkan informasi sehingga data yang didapatkan akurat.
2. Scoring
Scoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir
pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden untuk memudahkan
dalam proses pengolahan data. Dalam menentukan scoring hasil
penelitian untuk pertanyaan masing-masing diberikan alternatif
jawaban sebagai berikut:
34
No Alternatif Jawaban Nilai
1 Selalu 4
2 Sering 3
3 Kadang-kadang 2
4 Tidak Pernah 1
3. Tabulating
Tabulating merupakan perhitungan terhadap data yang sudah
diberikan skor. Pada tahap ini peneliti membuat tabel-tabel untuk
memasukan jawaban responden kemudian dicari prosentase untuk
dianalisa dan melakukan interpretasi data.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan sebuah kegiatan untuk mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan
mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus
atau masalah yang ingin dijawab.33
Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan analisis deskriptif untuk memaparkan hasil yang diperoleh.
Langkah pertama yaitu membuat tabel frekuensi yang dilengkapi
dengan prosentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan :
P : Angka Prosentase
F : Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
33
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktek. (Jakarta: Bumi Aksara,
2013). h.209
35
N : Number of case (Responden) 34
Setelah diperoleh hasil prosentase dari angket yang diberikan
kepada siswa, maka yang perlu dibahas selanjutnya adalah nilai rata-rata.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi masing-masing aspek
penelitian berdasarkan jawaban reponden. Dalam menentukan prosentase
nilai rata-rata tersebut, penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
P : Prosentase
NS : Nilai Skor, dapat diketahui dengan membagi skor
dengan jumlah responden.
NH : Nilai Harapan, dapat diketahui dengan
mengalihkan
jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.
Untuk memberikan interprestasi data dari nilai rata-rata yang
diperoleh maka peneliti memberikan kriteria penilaian dari hasil angket
yang diberikan. Dalam memberikan interprestasi data atas nilai rata-rata
yang diperoleh digunakan pedoman interprestasi sebagai berikut:
1. 81 – 100 % : Tinggi
2. 61 – 80 % : Sedang
3. 41 – 60 % : Cukup
4. < 40 % : Rendah35
34
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006), h. 43 35
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 35
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 5 Depok
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Depok berdiri sejak
tahun 2001. Sebelum memiliki bangunan SMA Negeri 5 Depok
menggunakan bangunan SMA Muhammadiyah Sawangan yang
berlokasi di Jalan Abdul Wahab Sawangan Lama. Setelah satu tahun
menempati bangunan SMA Muhammadiyah Sawangan, pada tahun
2002 SMA Negeri 5 Depok memiliki bangunan sendiri yang terdiri
dari tiga ruang belajar, satu ruang guru dan kepala sekolah yang
berlokasi di Perumahan Rivaria. Pada tahun 2006 SMA Negeri 5
Depok menambah jumlah ruang kelas dua lantai dan tiga lantai.
SMA Negeri 5 Depok merupakan salah satu sekolah favorit di
Kota Depok dengan Akreditasi A, karena setiap tahunnya banyak
siswa SMA Negeri 5 Depok yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) seluruh Indonesia. Selain fokus pada kegiatan pendidikan SMA
Negeri 5 Depok juga fokus pada kegiatan pemberdayaan lingkungan.
Salah satu prestasinya di bidang lingkungan yaitu dengan terpilihnya
SMA Negeri 5 Depok sebagai sekolah yang meraih Adiwiyata Tingkat
Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 dan pada tahun 2015 SMA
Negeri 5 Depok meraih penghargaan Adiwiyata Tingkat Nasional.
Pada prestasi Non Akademik lainnya yang diperoleh SMA Negeri 5
Depok yaitu terpilihnya sebagai wakil Indonesia dalam misi
kebudayaan di Zylan Festival Children di Taiwan dan misi
kebudayaan di Bulgaria.
Saat ini SMA Negeri 5 Depok memiliki fasilitas sarana dan
prasarana yang cukup lengkap, dengan jumlah guru sebanyak 49 guru
dan jumlah siswa 1.124 orang dengan rombongan belajar sebanyak 30
43
dan penerapan Kurikulum 2013 Revisi pada setiap mata pelajaran yang
ada.
2. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Depok
NPSN : 20229167
Jenjang Pendidikan : SMA
Status : Negeri
Akreditasi : A
Alamat : Perum Bukit Rivaria Sektor IV Sawangan
Depok
Kode Pos : 16519
Telepon : (0251) 8600092
Fax : 02518600092
Email : [email protected]
3. Visi dan Misi SMA Negeri 5 Depok
a. Visi
Berakhlak mulia, berprestasi, berbudaya dan peduli lingkungan.
b. Misi
1. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan yang maha Esa.
2. Mengembangkan potensi warga sekolah secara optimal.
3. Meningkatkan profesionalisme pribadi dengan membudayakan
etos kerja, religius, cerdas dan peduli lingkungan.
4. Meningkatkan prestasi peserta didik dibidang akademik dan
non akademik.
5. Menjadikan sekolah ramah anak di Provinsi Jawa Barat.
6. Menciptakan budaya kekeluargaan, menyenangkan dan jauh
dari kekerasan.
37
7. Mengembangkan intelektual, kreatifitas, inovatif dan
berkewirausahaan.
8. Menjadikan sekolah “cyber school” ditingkat Jawa Barat.
9. Membina sekolah imbas Adiwiyata, mampu recycle, reuse,
reduse sampah dan pembuatan mini komposter.
38
Kepala Sekolah
Usep Kasman,M.Pd
4. Struktur Organisasi SMA Negeri 5 Depok
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi SMA Negeri 5 Depok
Kepala Tata Usaha
Sukim,S.E
Wakil Bid.Humas
Drs.H.Ahmad
Syamsuri,M.Pd
Wakil Bid.Sarana
Prasarana
Tri Andoyo,S.Pd
Wakil
Bid.Kesiswaan
Dr.Sugiarti,M.Pd
Wakil Bid.Kurikulum
Siti Sayidah
Makrifah,S.E
Pendidik
Peserta Didik
39
Kepala Sekolah
Usep Kasman,M.Pd
5. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 5
Depok
Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 5
Depok
Wakil Bid.Kesiswaan
Dr.Sugiarti,M.Pd
Wali Kelas
Guru BK Kelas X
Nurbaiti Fadillah
Peserta Didik
Guru BK Kelas XI
Ahmad Wahyudin
Guru BK Kelas XII
Mahyudin Muarof
40
6. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa SMA Negeri 5 Depok
a. Data Guru dan Karyawan SMA Negeri 5 Depok
Tabel 4. 1
Data Guru dan Karyawan SMA Negeri 5 Depok Tahun 2019
No Nama Jenis PTK Mengajar
1 Aas Sutisna Guru Mapel Bahasa Sunda
2 Abdul Azis Guru Mapel Seni Budaya
3 Achmad Muharrom Guru Mapel Prakarya dan Kewirausahaan,
Sejarah
4 Ade Prihatini Asrie Guru Mapel Geografi
5 Agus Solichin Petugas Keamanan
6 Agus Waluyo Guru Mapel Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti
7 Ahmad Suandi Guru Mapel Sejarah Indonesia, Sejarah
8 Ahmad Syamsuri Guru Mapel Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti
9 Ahmad Wahyudin Guru BK Bimbingan dan
Konseling/Konselor (BP/BK)
10 Ahmad Yusuf Petugas Keamanan
11 Anah Mulyanti Guru Mapel Ekonomi
12 Anang Suryana
Tenaga
Administrasi
Sekolah
13 Anggia Megiana
Putri
Tenaga
Perpustakaan
14 Dewi Aziezah Guru Mapel Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
jen Dwi Anggoro Guru Mapel Geografi
16 Edi Irfan Guru Mapel Matematika (Umum),
Matematika (Peminatan)
17 Edy Suryadi
Tenaga
Administrasi
Sekolah
18 Eka Supriyadi Guru Mapel Sejarah Indonesia, Sejarah
19 Elis Siti Halimah Guru Mapel Fisika
20 Fairuz Bunga
Kurniawan Guru Mapel
Bahasa Indonesia
21 Fatimah
Tenaga
Administrasi
Sekolah
22 Firman Tenaga
Administrasi
41
Sekolah
23 Harfini Dewi Guru Mapel Prakarya dan Kewirausahaan
24 Hasanudin Pesuruh/Office Boy
25 Heni Herlinda Guru Mapel Sastra Inggris
26 Henny Novianty Guru Mapel Seni Budaya
27 Hermanto
Tenaga
Administrasi
Sekolah
28 Hotma Manik Guru Mapel Fisika
29 Ida Royani
Tenaga
Administrasi
Sekolah
30 M. Arif Guru Mapel Sejarah Indonesia
31 Machmud Aseni Guru Mapel Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan
32 Mahyudin Muarof Guru BK Bimbingan dan
Konseling/Konselor (BP/BK)
33 Marwadi Pesuruh/Office Boy
34 Meilisma Ikhriani
Lubis Guru Mapel
Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti
35 Muhammad
Tenaga
Administrasi
Sekolah
36 Ning Setianti Guru Mapel Geografi
37 Novia Dyah Kusuma
Dewi Guru Mapel
Fisika
38 Novit Irwanto Guru Mapel Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan
39 Nurbaiti Fadhillah Guru BK Bimbingan dan
Konseling/Konselor (BP/BK)
40 Nurdin Pesuruh/Office Boy
41 Revano Lobo Guru TIK Teknologi Informasi dan
Komunikasi
42 Rian Samhurianata Petugas Keamanan
43 Rini Hernajani Guru Mapel Sosiologi
44 Riningsih Purbawati Guru Mapel Bahasa Indonesia
45 Riswo Nur Efendi Guru Mapel Kimia
46 Rohma Indrawati Guru Mapel Biologi
47 Sahadi, M.pd. Guru Mapel Fisika
48 Sakban Purnomo Guru Mapel Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan
49 Salmah Pesuruh/Office Boy
50 Samsiah Guru Mapel Sastra Inggris, Bahasa
Inggris
51 Siti Sayidah Makrifah Guru Mapel Ekonomi
42
52 Sofyan Guru Mapel Matematika (Umum)
53 Sri Rahayu Utami Guru Mapel Sosiologi
54 Sri Sidiawati Guru Mapel Matematika (Umum),
Matematika (Peminatan)
55 Subadi Prambudi Petugas Keamanan
56 Sugiarti Guru Mapel Biologi
57 Sukim
Tenaga
Administrasi
Sekolah
58 Suria Pesuruh/Office Boy
59 Syarifuddin Pesuruh/Office Boy
60 Taufiq Nurhayati Guru Mapel Bahasa Indonesia
61 Tika Sartika Guru Mapel Bahasa Inggris
62 Tjeppy Suhanaedy Guru Mapel Kimia
63 Tri Andoyo Guru Mapel Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan
64 Umi Solichatin Guru Mapel Matematika (Peminatan)
65 Umriyatun Budhiasih Guru Mapel Bahasa Inggris
66 Wawan Mulyadi Guru Mapel Ekonomi
67 Yanti Srimulyani Guru Mapel Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
68 Yusuf Budi Prasetyo Guru Mapel Sejarah
69 Zainuri
Tenaga
Administrasi
Sekolah
b. Data Siswa SMA Negeri 5 Depok
Tabel 4. 2
Data Siswa SMA Negeri 5 Depok Tahun 2019
No Kelas Jumlah Siswa
L P Total
1 X IPS 1 12 24 36
2 X IPS 2 14 22 36
3 X IPS 3 12 23 35
4 X IPS 4 13 22 35
5 X IPS 5 11 25 36
Jumlah 62 116 178
6 X MIPA 1 13 23 36
7 X MIPA 2 12 24 36
8 X MIPA 3 14 22 36
9 X MIPA 4 13 23 36
43
10 X MIPA 5 12 24 36
Jumlah 64 116 180
11 XI IPS 1 17 23 40
12 XI IPS 2 15 24 39
13 XI IPS 3 14 23 37
14 XI IPS 4 16 23 39
Jumlah 62 93 155
15 XI MIPA 1 19 21 40
16 XI MIPA 2 21 19 40
17 XI MIPA 3 20 18 38
18 XI MIPA 4 17 23 40
19 XI MIPA 5 18 22 40
20 XI MIPA 6 16 24 40
Jumlah 111 127 238
21 XII IPS 1 17 18 35
22 XII IPS 2 15 23 38
23 XII IPS 3 14 22 36
24 XII IPS 4 15 24 39
Jumlah 61 87 148
25 XII MIPA 1 15 22 37
26 XII MIPA 2 14 24 38
27 XII MIPA 3 16 21 37
28 XII MIPA 4 15 23 38
29 XII MIPA 5 14 23 37
30 XII MIPA 6 14 24 38
Jumlah 88 137 225
Total seluruh siswa 1124
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Data Hasil Wawancara
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Guru Bimbingan
dan Konseling, dan Wali Kelas melalui wawancara bahwa layanan
bimbingan dan konseling yang dilakukan di SMA Negeri 5 Depok
meliputi, Layanan Orientasi, Layanan Informasi, Layanan Penempatan
dan penyaluran, Layanan Bimbingan Belajar, Layanan Konseling
Perorangan, dan Layanan Konseling Kelompok. Berikut ini adalah
uraian dari hasil temuan yang penulis dapatkan selama melaksanakan
penelitian di SMA Negeri 5 Depok.
44
a. Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan salah satu layanan yang
dilakukan sejak awal tahun ajaran siswa masuk sekolah. Layanan
orientasi ini bertujuan agar siswa dapat memahami dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Layanan ini juga
salah satu bentuk kerjasama pihak sekolah untuk mengenalkan tata
tertib yang ada di sekolah tersebut.
Layanan orientasi tidak hanya dilakukan saat awal tahun
ajaran. Tetapi guru BK dan wali kelas harus selalu mengenalkan
dan mengingatkan tata tertib yang ada di sekolah. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala sekolah SMA Negeri 5 Depok Bapak
Usep Kasman mengatakan bahwa “layanan orientasi yang ada di
sekolah tidak hanya dilakukan pada masa orientasi sekolah saat
awal tahun ajaran baru tetapi guru BK, wali kelas dan semua pihak
sekolah yang ada harus selalu mengingatkan terkait tata tertib
sekolah karena siapapun pihak sekolah yang ada melihat dari fungsi
semuanya itu BK ya”.36
Berdasarkan data di atas, penulis menimpulkan bahwa
layanan orientasi yang dilakukan di SMA Negeri 5 Depok tidak
hanya saat awal tahun ajaran tetapi layanan orientasi ini harus selalu
dilakukan untuk mengingatkan siswa terkait tata tertib yang ada di
sekolah. Dan layanan orientasi ini tidak hanya dilakukan oleh guru
BK tetapi semua pihak sekolah pun perlu melakukan layanan
orientasi ini kepada semua siswa.
b. Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan layanan pemberian informasi
kepada siswa baik secara langsung maupun tidak langsung guna
36
Hasil wawancara dengan Bapak Usep Kasman (Kepala SMA Negeri 5 Depok), 8
November 2019
45
memberikan kejelasan informasi mengenai kegiatan ataupun segala
sesuatu yang ada di sekolah. Layanan informasi tidak
mengkhususkan kepada penginformasian tentang BK saja tetapi
layanan ini memberikan juga informasi tentang proses
pembelajaran, pengembangan karier, dan juga informasi tentang
aturan sekolah. Layanan informasi ini merupakan kegiatan umum
jadi tidak hanya guru BK saja yang melaksanakan tetapi juga wali
kelas.
Layanan informasi ini sering dilakukan oleh guru BK dan
wali kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Harfini Dewi
mengatakan bahwa “salah satu cara yang saya lakukan untuk
meningkatkan disiplin siswa yaitu dengan memberikan informasi
kepada siswa konsekuensi dan sebab akibat apabila mereka tidak
disiplin atau melanggar aturan”.37
Sedangkan menurut Bapak
Mahyudin Muarof mengatakan bahwa “saat ini layanan yang rutin
saya lakukan di kelas 12 yaitu dengan cara masuk kelas
memberikan informasi tentang berbagai macam perguruan tinggi
yang ada di Indonesia dan jurusannya biasanya saya buat slide dan
ditampilkan dengan infokus”.38
Berdasarkan data di atas, penulis menyimpulkan bahwa
layanan informasi sering dilakukan di SMA Negeri 5 Depok
dimulai dari kelas X sampai kelas XII. Layanan yang diberikan
seperti kegiatan di sekolah dan proses pembelajarannya,
konsekuensi yang didapatkan apabila melanggar aturan sekolah, dan
informasi tentang perguruan tinggi untuk bahan pertimbangan kelas
XII dalam memilih perguruan tinggi dan jurusan. Layanan
37
Hasil wawancara dengan Ibu Harfini Dewi (Wali Kelas XII IPA 5) SMA Negeri 5
Depok, 24 Oktober 2019 38
Hasil wawancara dengan Bapak Mahyudin Muarof (Guru BK Kelas XII) SMA Negeri
5 Depok, 24 Oktober 2019
46
informasi pun tidak hanya dilakukan oleh guru BK saja tetapi wali
kelas pun ikut melakukan layanan ini kepada siswanya.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan
yang membantu siswa untuk mengembangkan potensinya secara
optimal sesuai dengan potensi dan kondisi siswa. Layanan
penempatan dan penyaluran yang dilakukan guru BK untuk
membantu siswa seperti menentukan pilihan jurusan IPA atau IPS
diawal tahun pelajaran, membantu menentukan pilihan perguruan
tinggi dan jurusan yang sesuai untuk kelas XII. Jadi dalam
penempatan dan penyaluran ini guru BK membantu mengarahkan
siswa.
Layanan penempatan dan penyaluran sudah dijalankan sejak
awal tahun pelajaran saat pemilihan jurusan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Ibu Nurbaiti Fadillah mengatakan bahwa “jadi
dalam penentuan jurusan IPA atau IPS diawal kelas 10 saya juga
ikut terlibat dalam menentukan itu, saya melihat dari nilai rapor
siswa dari SMP”. Sedangkan menurut Bapak Mahyudin Muarof
mengatakan bahwa “setiap minggu saya melakukan bimbingan
klasikal untuk masuk kelas nah dalam bimbingan tersebut saya lebih
banyak memberikan informasi yang berkaitan dengan seleksi masuk
perguruan tinggi dan pilihan jurusan dari situ banyak siswa yang
datang ke saya untuk minta arahan perguruan tinggi yang akan
dipilih dan jurusannya”.
Berdasarkan data di atas, penulis menyimpulkan bahwa
layanan penempatan dan penyaluran yang dilakukan di SMA Negeri
5 Depok selalu dijalankan sejak awal tahun ajaran dalam
menentukan jurusan di SMA dan membantu menentukan pilihan
jurusan serta perguruan tinggi pada kelas XII. Sejak menentukan
pilihan jurusan IPA atau IPS guru BK melihat nilai rapor siswa dan
47
meminta surat rekomendasi dari sekolah sebelumnya. Jadi guru BK
bisa tahu potensi serta kemampuan siswa sejak awal pembelajaran.
d. Layanan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan kegiatan rutin dan terjadwal
secara teratur yang berupa diskusi di kelas secara langsung.
Bimbingan belajar ini bertujuan agar siswa dapat mengembangkan
diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi
dan cara belajar yang cocok, kecepatan dan kesulitan belajar serta
berbagai aspek kegiatan belajar lainnya sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. Selain membantu siswa dalam
kelancaran proses belajar, bimbingan belajar juga dapat membantu
siswa untuk mengembangkan minat dan bakat serta berkomunikasi
yang baik dalam berhubungan sosial dengan guru, teman, maupun
masyarakat luas.
Bimbingan belajar di SMA Negeri 5 Depok dilakukan
bersamaan dengan bimbingan klasikan yang dijadwalkan satu jam
sekali setiap minggunya di kelas. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Ibu Nurbaiti Fadillah mengatakan bahwa “bimbingan yang
kita lakukan ini ada dua ya bimbingan klasikal dan bimbingan
kelompok, bimbingan klasikal ini kita lakukan di kelas biasanya
saya memberikan materi-materi yang sesuai dengan kebutuhan
siswa dan membahas masalah-masalah yang sedang terjadi dan
siswa menganalisis masalah tersebut”.39
Sedangkan menurut Bapak
Mahyudin Muarof mengatakan bahwa “bimbingan belajar sudah
sering kita lakukan ya seperti membantu siswa yang kesulitan
belajar dan membantu mengembangkan prestasi siswa tetapi untuk
saat ini di kelas 12 saya lebih sering melakukan bimbingan belajar
39
Hasil wawancara dengan Ibu Nurbaiti Fadillah (Guru BK kelas X) SMA Negeri 5
Depok, 24 Oktober 2019
48
untuk memberikan informasi tentang seleksi masuk perguruan
tinggi jadi lebih fokus pada bimbingan karier”.40
Berdasarkan hasil data di atas, penulis menyimpulkan
bimbingan belajar yang dilakukan di SMA Negeri 5 Depok sudah
rutin dilakukan dan terjadwal secara teratur. Bimbingan belajar
yang dilakukan tidak hanya memberikan bantuan siswa tentang
proses belajar dan kesulitan belajar siswa tetapi membahas masalah-
masalah yang terjadi di lingkungan siswa, menganalisis masalah
yang terjadi dan juga membantu siswa untuk mempersiapkan diri
masuk perguruan tinggi yang diinginkan.
e. Layanan Konseling Perorangan
Konseling perorangan ini merupakan salah satu cara yang
dilakukan guru BK untuk membantu siswa dalam mengidentifikasi
masalah, penyebab masalah, alternatif pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan yang tepat untuk diri siswa. Kegiatan
konseling perorangan ini dilakukan tidak berbatas dengan waktu
dan tempat jadi siswa dapat melakukan konseling perorangan ini
tidak hanya pada jam khusus BK. Kegiatan konseling ini bertujuan
untuk membantu siswa menyelesaikan masalahnya baik masalah
pribadi, masalah dengan teman, maupun masalah yang berkaitan
dengan kegiatan belajar siswa sehingga tidak ada lagi siswa yang
terbebani dengan masalahnya yang dapat mengganggu kegiatan
belajar mengajar.
Layanan konseling perorangan ini sudah sering dilakukan
oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara terkait konseling
perorangan, menurut Bapak Ahmad Wahyudin siswa cukup rutin
melakukan konseling perorangan, beliau mengatakan bahwa “ya
untuk konseling pribadi ini rutin kita laksanakan biasanya kalo
40
Hasil wawancara dengan Bapak Mahyudin Muarof (Guru BK kelas XII) SMA Negeri 5
Depok, 24 Oktober 2019
49
secara pribadi ini kita panggil anak yang bermasalah atau terkadang
ada anak yang minta waktu dengan saya untuk cerita nanti saya
janjian di lapangan atau kadang di taman sekolah mereka cerita
tentang masalahnya”.41
Sedangkan menurut Bapak Mahyudin
Muarof mengatakan bahwa “ada siswa yang kita panggil untuk
konseling karena sudah jelas masalah yang dilanggarnya tetapi ada
juga yang datang sendiri menemui saya untuk menceritakan
masalahnya itu biasanya masalah keluarga, masalah dengan teman
tapi lebih banyak mereka konseling tentang masalah pribadinya”.42
Berdasarkan hasil data di atas, penulis menyimpulkan
konseling secara perorangan sudah rutin dilaksanakan oleh siswa
tidak hanya pada jam khusus BK saja terkadang siswa
memanfaatkan jam kosong untuk bertemu dengan guru BK
menceritakan masalah pribadinya kemudian guru BK membantu
untuk menyelesaikan atau memberikan arahan dan saran untuk
siswa.
f. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok ini merupakan layanan yang
membantu siswa untuk membahas dan memecahkan
permasalahanya secara dinamika kelompok. Konseling kelompok
ini bertujuan agar siswa dapat memahami permasalahan yang
dialaminya dan dapat saling memberikan masukan serta solusi
dengan teman kelompoknya dan tetap dalam pengawasan guru BK.
Dengan adanya konseling kelompok ini juga dapat mengembangkan
hubungan baik dengan teman-teman di kelas.
Konseling kelompok ini biasanya dilakukan berdasarkan
kesamaan masalah siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu
41 Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Wahyudin (Guru BK Kelas XI) SMA Negeri 5
Depok, 24 Oktober 2019 42
Hasil wawancara dengan Bapak Mahyudin Muarof (Guru BK Kelas XII) SMA Negeri
5 Depok, 24 Oktober 2019
50
Nurbaiti Fadillah mengatakan bahwa “kalau untuk konseling
kelompok saya melanjutkan dari bimbingan secara kelompok nanti
akan terdeteksi mana anak-anak yang punya masalah yang sama
dari situ kita akan melakukan konseling kelompok dan mereka
sendiri yang akan menjadi konselor dan konselingnya, saya hanya
mengawasi dan sebelumnya saya sudah memberikan materi tentang
konseling kelompok”.43
Berdasarkan hasil data di atas, penulis menyimpulkan
konseling kelompok sudah dilakukan di SMA Negeri 5 Depok
biasanya dilakukan saat guru BK masuk kelas sesuai jadwal setiap
minggu tetapi ada juga guru BK yang melakukan konseling
kelompok ini diluar jam Khusus BK seperti mengelompokan siswa
berdasarkan masalah yang sama untuk saling berdiskusi dan sharing
yang berkaitan dengan masalah tersebut.
C. Analisis dan Interpretasi Data
Berikut ini data hasil dari penyebaran angket kepada responden.
Dari hasil penyebaran angket tersebut diperoleh data peran layanan
bimbingan dan konseling yang terdiri dari 20 item pertanyaan dengan
skor, dan data disiplin belajar siswa yang terdiri dari 15 item pertanyaan
dengan skor.
Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. 3
Hasil Analisis Data
No Aspek Skor Nilai Nilai Skor NS x 100%
Kategori
43
Hasil wawancara dengan Ibu Nurbaiti Fadillah (Guru BK Kelas X) SMA Negeri 5
Depok, 24 Oktober 2019
51
Penilaian Harapan
(NH)
(NS) NH Nilai
1 Peran Layana
Bimbingan
dan
Konseling
1820 20 x 4 =
80
1820 : 35 =
52
52 x 100% = 65%
80
BAIK
2 Disiplin
Belajar
Siswa
1427 15 x 4 =
60
1427 : 35 =
40,77
40, 77 x 100% = 67,95
%
60
BAIK
Rata-rata 132,95% = 66, 47%
2
BAIK
Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa peran layanan bimbingan dan
konseling yang diberikan kepada siswa sudah cukup baik dengan nilai rentang
rata-rata yaitu 65%, karena layanan yang sudah dilaksanakan di SMA Negeri 5
Depok cukup baik dan banyak siswa yang memanfaatkan layanan bimbingan dan
konseling sehingga sangat berperan bagi siswa yang kurang disiplin dan untuk
disiplin belajar siswa pun dapat dikatakan baik dengan nilai rentang rata-rata yaitu
67,95% karena disiplin belajar siswa di SMA Negeri 5 Depok sudah baik banyak
siswa yang sudah menaati dan mengikuti semua aturan sekolah mulai dari datang
tepat waktu, absen di sekolah dan memainkan handphone saat belajar tetapi ada
beberapa siswa yang belum menaati aturan tersebut dan itu sudah dalam
bimbingan guru BK.
Berdasarkan hasil wawancara, layanan bimbingan dan konseling di SMA
Negeri 5 Depok sudah cukup baik dan fasilitas untuk mendukung terlaksananya
layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 5 Depok sudah mencukupi.
Dari keenam layanan bimbingan dan konseling yaitu layanan orientasi, layanan
informasi, layanan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar, layanan konseling
kelompok, dan layanan konseling perorangan sudah dilaksanakan secara rutin.
Hanya guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 5 Depok yang masih kurang
52
karena hanya ada tiga guru BK yang harus menangani 1.124 siswa dengan jumlah
yang seharusnya 1:150 siswa. Sehingga layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan kepada siswa masih kurang. Jadi perlu adanya penambahan jumlah guru
BK untuk memaksimalkan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai peran
layanan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan disiplin belajar
siswa di SMA Negeri 5 Depok, yaitu meliputi layanan orientasi, layanan
informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan
belajar, layanan konseling perorangan, dan layanan konseling kelompok
secara umum telah dilakukan dengan baik dan sudah sesuai dengan standar
yang ditentukan.
Berdasarkan hasil angket menunjukan bahwa peran layanan
bimbingan dan konseling yang ada di SMA Negeri 5 Depok sudah
berjalan dengan baik. Hal ini dapat diketahui melalui nilai rentang rata-rata
pada peran layanan bimbingan dan konseling yaitu 65% yang berada pada
kategori baik dan nilai rentang rata-rata disiplin belajar siswa yaitu
67,95% yag berada pada kategori baik. Jadi peran layanan bimbingan dan
konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMA Negeri 5
Depok rata-rata sebesar 66,47% yang berada pada kategori nilai baik.
Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa peran
layanan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan disiplin belajar
siswa di SMA Negeri 5 Depok sudah berjalan dengan baik hanya
terkendala pada jumlah guru BK yang ada.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, terdapat beberapa
saran yang perlu penulis sampaikan terkait peran layanan bimbingan dan
konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMA Negeri 5
Depok, yaitu:
66
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah diharapkan dapat menambah guru BK sesuai
dengan jumlah siswa di sekolah karena standar penanganan yang
sesuai yaitu 1:150 dan untuk jumlah siswa 1.124 minimal jumlah guru
BK yang ada di sekolah yaitu 5 guru BK agar layanan yang diberikan
kepada siswa dapat berjalan secara maksimal dan lebih meningkatkan
lagi kerjasama dengan guru BK, wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan, serta wali kelas.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Guru BK diharapkan dapat melaksanakan seluruh kegiatan layanan
dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling agar siswa lebih
disiplin dalam belajar dan dapat terbantu dalam menyelesaikan
masalahnya.
3. Bagi Siswa
Siswa diharapkan dapat lebih memanfaatkan layanan bimbingan
dan konseling yang ada di sekolah agar permasalahan yang dihadapi
siswa dapat diatasi baik permasalahan yang berkaitan dengan proses
pembelajaran maupun permasalahan pribadi siswa.
61
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Rulam. Profesi Keguruan Konsep & Strategi Mengembangkan Profesi &
KarierGuru, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. Evaluasi Program
Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara, 2009
Dariza, Syafrina. skripsi Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Meningkatkan
Disiplin Siswa di SMP Al-Ghazali Bogor. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Daryanto dan Muhammad Farid. Bimbingan Konseling Panduan Guru BK dan
Guru Umum, Yogyakarta: Gava Media, 2015
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2011
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktek, Jakarta: Bumi
Aksara, 2013
Hallen. Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Quantum Teaching, 2005
Hikmawati, Fenti. Bimbingan Konseling, Jakarta: Rajawali Press, 2010
Lizuardi. skripsi Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Meningkatkan Disiplin
Siswa di SMP Negeri 8 Banda Aceh. Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry Banda Aceh, 2016.
Peraturan Kemendikbud RI Nomor 111 Tahun 2014 pasal 1 tentang Bimbingan
dan
Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Beban Kerja Guru
Bimbingan
dan Konseling
Prayitno dan Erman Amti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta:
Rineka
Cipta, 2015
Sabri, Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005
Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur, Jakarta:
Kencana, 2013
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006
62
Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling
di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B, Bandung:
Alfabeta,
2018
Sutirna. Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal,
Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013.
Syah, Muhhibin. Psikologi Belajar, Depok: Rajawali Press, 2017
Syah, Muhhibin. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011
Taufiqi, Miftachul. skripsi Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling
Terhadap
Kedisiplinan Siswa Dalam Pembelajaran IPS di MA Muhammadiyah 1
Malang. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang, 2017.
Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integritas),
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007
Tu’u, Tulus. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Wahab, Rohmalina. Psikologi Belajar, Depok: Rajawali Press, 2018
63
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi
64
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian
65
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian
66
Lampiran 4 Hasil Wawancara Kepala SMA Negeri 5 Depok
HASIL WAWANCARA
Nama : Bapak Usep Kasman
Jabatan : Kepala SMA Negeri 5 Depok
Hari/Tanggal : Jum’at, 8 November 2019
1. Ada berapa guru bk yang terdapat di sekolah ini?
Ada 3 itu dibagi untuk 3 angkatan.
2. Apakah guru bk yang bertugas di sekolah ini sudah sesuai dengan latar
belakang pendidikannya?
Ya sudah, semuanya memang sesuai dengan jurusan bimbingan dan
konseling
3. Apakah jumlah guru bk di sekolah ini sudah cukup untuk memfasilitasi
layanan bimbingan dan konseling untuk siswa?
Kalau dihitung sesuai rasio kan 1 guru BK menangani 150 siswa ya itu
artinya untuk jumlah siswa 1.124 itu jelas masih kurang, idealnya mungkin
minimal 5 guru BK.
4. Apa bentuk kerjasama kepala sekolah dengan guru bk dalam hal
meningkatkan disiplin belajar siswa?
Yang pertama tertuang dalam tata tertib ya, yang kedua ada pengawasan
rutin, ketiga adanya kegiatan operasi peningkatan disiplin yang rutin
dilaksanakan setiap satu bulan sekali diminggu ketiga.
5. Fasilitas pendukung apa saja yang diberikan untuk mendukung
pelaksanaan layanan bk?
Untuk saat ini fasilitasnya ya sesuai dengan standar pelayanan minimum
ya diantaranya kan harus ada ruang tertutup untuk konseling supaya anak
bertemu dengan guru BK secara langsung dan mau terbuka terkait masalah
yang dialaminya, karena pada BK tidak hanya berorientasi pada masalah
saja tetapi juga termasuk pada pemecahan masalah.
67
6. Bagaimana bentuk pengawasan yang bapak lakukan terhadap kegiatan
layanan bk?
Karena disini kita ada pembagian tugas ya, kan disini ada 3 guru BK
dibagi dalam 3 tingkatan dan tupoksi nya sudah jelas mulai dari guru BK
kelas X sampai kelas XII. Dan nanti untuk pengawasannya melalui data-
data dalam pemetaan yang dilakukan oleh guru BK setiap kelas.
7. Adakah evaluasi yang bapak lakukan terhadap kegiatan layanan bk?
Pasti ada ya, diantaranya minimal setiap akhir semester untuk mengukur
sejauh mana peta kerawanan dari siswa menyangkut masalah-masalah
yang dihadapi.
68
Lampiran 5 Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
SMA Negeri 5 Depok
HASIL WAWANCARA
Nama : Ibu Sugiarti
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Hari/Tanggal : Senin, 04 November 2019
1. Apa saja bentuk tidak disiplinnya siswa dalam kegiatan belajar?
Pertama terkadang siswa terlalu sibuk dengan keasikan mereka sendiri
misalnya suka ngobrol saat belajar, ada yang masih memainkan hp saat
belajar walaupun ada sebagian guru yang memperbolehkan menggunakan
hp saat belajar, masih ada yang tidak mengerjakan tugas, dan yang terakhir
ada anak yang mengikuti kegiatan yang lain dan meminta dispensasi
sebelum waktunya.
2. Apakah penanganan khusus yang dilakukan wakases kesiswaan dalam
masalah disiplin siswa?
Biasanya kalau untuk kedisiplinan siswa yang berhubungan dengan KBM
kita berkoordinasi dengan wali kelas dan guru bk, kalau dari wali kelas
dan guru bk membutuhkan wakasek kesiswaan datang untuk menangani
siswa yang bermasalah nanti kita bertiga berkolaborasi untuk
menanganinya. Sehingga saya sendiri memiliki buku catatan untuk
pembimbingan yang diketahui oleh wali kelas, guru bk dan ditanda
tangani oleh orang tua.
3. Adakah kasus tidak disiplin siswa dalam belajar sampai melibatkan orang
tua? Kasus seperti apa?
Ya kita selalu melibatkan orang tua dalam membimbing siswa karena kan
siswa di sekolah hanya beberapa jam jadi kita juga membutuhkan kerja
sama antara siswa dan orang tua juga sehingga apa yang kita mau
bersinergi dengan orang tua maka kita bisa lebih mempercepat kearah
perbaikan untuk perubahan karakter siswa menjadi lebih baik.
69
4. Apa saja hambatan yang dialami dalam meningkatkan disiplin belajar
siswa?
Hambatannya yaitu lebih kepada pengaruh intern anak atau pengaruh dari
orang tua terkadang kita sudah sedemikian rupa melakukan tindakan orang
tuanya kurang perhatian kepada anak maka itu akan sulit karena kan kita
butuh koordinasi antara di rumah dan di sekolah, atau mungkin sebaliknya
orang tuanya sudah sangat perhatian tetapi anaknya memang sulit untuk
diarahkan itu kan susah juga ya. Jadi lebih mudah untuk merubah siswa
menjadi lebih baik itu anaknya mau berubah, orang tuanya mendukung
dan kami pun di sekolah membantu untuk membimbing.
5. Apa saja hukuman yang diberikan kepada siswa yang melanggar?
Untuk siswa yang melanggar biasanya kita ada surat perjanjian 1, 2 dan 3
itu bertahap, ketika sudah dilakukan pembinaan kewali kelas dan guru bk
tidak bisa juga ya sudah hukuman terakhir ya kita kembalikan keorang tua
siswa.
6. Apa bentuk kerjasama wakasek kesiswaan dengan guru bk?
Kita kerjasamanya yaitu dalam hal menyelesaikan suatu permasalahan
siswa, kita duduk bersama untu menyelesaikan masalah siswa untuk
mengambil kesepakatan nanti ada lembar surat yang ditanda tangani siswa,
guru bk, dan kesiswaan juga. Kalau dalam lembar surat itu ada tanda
tangan kesiswaan juga berarti kasusnya sudah sangat perlu penindakan
karena kalau sudah dari kesiswaan itu langsung kepada kepala sekolah.
7. Apa bentuk evaluasi dan pengawasan yang dilakukan wakasek kesiswaan
dalam meningkatkan disiplin siswa?
Biasanya kita punya lembar koordinasi yang di dalamnya ada pernyataan
dari wali kelas bahwa siswanya itu ada permasalahan apa, penyelesaiannya
seperti apa nanti dibuat lembar kontrol. Biasanya kalau anak yang lebih
dari 3 hari tidak masuk sekolah kita akan koordinasi dengan wali kelas
sama guru bk untuk dicek alasannya. Dan saya pun bekerja sama dengan
bagian kurikulum sehingga ada yang namanya pemetaan masalah
kerawanan siswa yang di dalamnya ada kehadiran siswa dan nilai.
70
Lampiran 6 Hasil Wawancara Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri
5 Depok
HASIL WAWANCARA
Nama : Ibu Nurbaiti Fadillah
Jabatan : Guru BK kelas X
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Oktober 2019
1. Apakah para siswa sudah memanfaatkan layanan bk?
Sebagian siswa sih sudah karena kan kelas 10 itu masih tahap adaptasi jadi
ada juga yang masih malu untuk cerita masalahnya.
2. Masalah apa saja yang biasa dikonsultasikan oleh siswa?
Kalau untuk kelas 10 lebih banyak konsultasi tentang jurusan yang dipilih
karena ada yang merasa keberatan masuk dijurusan ipa dan banyak juga
yang mau pindah kejurusan ips.
3. Apakah layanan bk memiliki ruangan khusus untuk siswa berkonsultasi?
Ya sudah ada.
4. Upaya apa yang ditempuh ibu untuk menghadapi siswa yang tidak disiplin
dalam rangka meningkatkan disiplin siswa?
Ya pasti saya melakukan koordinasi dengan wali kelas dan guru mata
pelajaran ya yang berkaitan dengan disiplin siswa ini untuk memberikan
peringatan serta mengawasi siswa untuk selalu disiplin di sekolah.
5. Hambatan-hambatan apa saja yang ditemui dalam upaya menerapkan
disiplin siswa?
Untuk saat ini di kelas 10 belum terlihat jelas ya hambatannya apa karena
kelas 10 ini kan masih adaptasi di sekolah dan masih ada rasa takut juga
keguru jadi lebih mudah untuk diatur dan diarahkan.
6. Jenis layanan bimbingan dan konseling apa saja yang diberikan kepada
siswa dalam rangka meningkatkan disiplin siswa?
71
Kalau saya sih lebih memanfaatkan waktu yang ada yaitu satu jam setiap
minggu untuk diskusi dan nanti didalamnya ada bimbingan kelompok dan
konseling kelompok juga.
7. Pihak mana saja yang dilibatkan dalam mengatasi perilaku tidak disiplin
siswa?
Kalau tidak disiplinnya saat jam pelajaran berlangsung ya guru mata
pelajaran terlibat dan nanti guru mata pelajaran akan melaporkan kewali
kelas lalu guru bk juga.
8. Apakah orang tua mudah diajak kerja sama untuk mengatasi masalah
anaknya?
Sejauh ini orang tua mudah diajak kerjasama.
9. Apakah ada kerjasama antara guru BK, kepala sekolah, wakasek
kesiswaan, wali kelas dan guru mata pelajaran serta apa bentuknya?
Selain adanya koordinasi guru bk, kepala sekolah, wakasek kesiswaa, wali
kelas, dan guru mata pelajaran kami juga mempunyai jadwal pertemuan
pertiga bulan sekali untuk membahas masalah-masalah dan hambatan yang
dialami siswa.
10. Apakah wali kelas atau guru mata pelajaran melibatkan guru bk dalam
menangani masalah siswa?
Ya biasanya kalau ada siswa yang bermasalah wali kelas atau guru mata
pelajaran melaporkan kepada guru bk untuk dilakukan bimbingan
terkadang juga dilakukan pemanggilan orang tua melalui guru bk.
11. Apakah ada kerjasama dari guru mata pelajaran dan guru bk terkait
masalah disiplin belajar siswa?
Ya ada, biasanya guru mata pelajaran melaporkan siswa yang sudah absen
lebih dari 3 kali atau malas belajar dan ada juga yang bolos pada jam
pelajaran.
12. Masalah belajar seperti apa yang sering dialami oleh siswa?
Kalau kelas 10 sih masalah yang paling umum tentang adaptasi disekolah.
Karena kan kalau kelas 10 masih ada rasa takutnya juga sama guru ya jadi
untuk disiplin belajar sih masih dapat dikontrol ya. Tetapi karena sekarang
72
ini sistemnya zonasi jadi banyak anak yang nilainya dibawah rata-rata
karena kan kalau sistem zonasi itu tidak melihat nilai dan disini kurikulum
2013 dengan tugas yang banyak banget jadi
13. Media apa saja yang digunakan untuk melakukan layanan bk?
Bagaimana dari tempatnya sih kalau di kelas saya menggunakan media
yang ada di kelas kalau di ruang bk ya sesuai yang ada di ruang bk.
14. Apakah ada program layanan seperti program harian, program persemster,
dan program tahunan?
Ada, kalau program untuk kelas 10 lebih kepada program orientasi siswa
karena mereka kan masih dalam tahap adaptasi di sekolah.
15. Apakah ada program layanan secara khusus yang diberikan kepada siswa
yang tidak disiplin?
Kalau layanan yang khusus belum ada tapi untuk saat ini saya
menggunkan layanan bimbingan maupun konseling secara kelompok
dengan siswa yang memiliki masalah yang sama ya.
16. Pendekatan apa yang biasa guru bk gunakan dalam penanganan masalah
siswa?
Biasanya saya mengumpulkan siswa-siswa yang memiliki masalah yang
sama untuk dilakukan diskusi misalnya masalah kehadiran nanti kita
diskusi dan saya beri penjelasan kalau mereka tidak hadir dampaknya akan
seperti apa.
17. Bagaimana prosedur penanganan siswa yang bermasalah atau terlibat
dalam suatu masalah di sekolah?
Prosedurnya pasti saya cari tahu dulu masalah dan penyebabnya apa ya,
saya tanya juga dengan wali kelas nanti dari situ baru saya panggil
anaknya untuk dilakukan peringatan karena kalau untuk sanksi kan bukan
dari bk.
18. Bagaimana cara ibu memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada
seluruh siswa di sekolah?
73
Salah satu yang sudah pasti itu dengan cara masuk kelas dengan jadwal
setiap minggunya dan ada juga dengan cara pribadi misalnya di lapangan
sekolah, di taman atau di kantin.
19. Apa bentuk tindak lanjut guru bk terhadap siswa yang melakukan
pelanggaran disiplin?
Kalau untuk bk tindak lanjutnya hanya pemanggilan orang tua karena
kalau untuk tindak lanjut berupa sanksi itu nanti ada dibagian kesiswaan,
bk hanya memberikan peringatan dan bimbingan untuk siswa.
20. Apa bentuk peran bk dalam membentuk disiplin belajar siswa?
Salah satunya ya arahan dari bimbingan klasikal dan konseling individu,
jadi saya lihat kalau anak ini sedikit bermasalah nanti saya panggil atau
sambil ngobrol di luar kelas. Saya lebih mendekatkan diri keanak-anak
jadi kalau mereka sudah dekat dengan kita mereka kan akan cerita dengan
sendirinya terkait masalah yang mereka alami dan menjadi lebih mudah
untuk diarahkan.
21. Apakah sarana dan prasarana sekolah mendukung terjadinya kegiatan bk?
Belum, karena kalau untuk sarana dan prasarana bk masih banyak yang
harus dipenuhi salah satunya ruangan bk itu masih belum sesuai standar ya
dan ruang konseling individunya belum ada disini ruang konseling
individunya itu ruangan bk yang diberikan batas jadi orang yang diluarnya
masih bisa didengar.
22. Bagaimana bentuk evaluasi yang dilakukan guru bk dalam melayani
kebutuhan siswa?
Evaluasinya ya karena kan setiap tahun dan setiap angkatan itu karakternya
berbeda-beda jadi ketika kita melakukan program yang sama itu terkadang tidak
sesuai. Jadi pertama kita lihat dulu latar belakang siswanya seperti apa kalau
memang sesuai dengan program yang sudah dirancang kita jalankan tetapi kalau
tidak sesuai ya nanti akan diubah lagi.
74
HASIL WAWANCARA
Nama : Bapak Ahmad Wahyudin
Jabatan : Guru BK kelas XI
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Oktober 2019
1. Apakah para siswa sudah memanfaatkan layanan bk?
Secara keseluruhan sih sudah.
2. Masalah apa saja yang biasa dikonsultasikan oleh siswa?
Di kelas 11 ini kebanyakan siswa yang konsultasi tentang belajarnya tapi
ada juga yang konsultasi masalah dengan teman sekelas dan juga masalah
keluarga.
3. Apakah layanan bk memiliki ruangan khusus untuk siswa berkonsultasi?
Ada.
4. Upaya apa yang ditempuh bapak untuk menghadapi siswa yang tidak
disiplin dalam rangka meningkatkan disiplin siswa?
Saya mulai dari yang ringan sih kalau untuk membiasakan siswa disiplin
seperti membiasakan siswa menjalankan piket di kelas, tidak memainkan
hp, dan mengajak siswa berdiskusi agar mereka nyaman dengan kondisi
kelasnya.
5. Hambatan-hambatan apa saja yang ditemui dalam upaya menerapkan
disiplin siswa?
Hambatannya ya pasti dikomunikasi kesiswa ya itu ada yang sulit untuk
diarahkan dan harus memahami karakter siswanya juga ya seperti apa.
6. Jenis layanan bimbingan dan konseling apa saja yang diberikan kepada
siswa dalam rangka meningkatkan disiplin siswa?
Kalau untu saya sih dimulai dari layanan di kelas setiap minggunya ya jadi
saya coba menerapkan kepada siswa untuk tidak main hp satu jam selama
75
pelajaran itu semua hp dikumpulkan di depan kelas termasuk hp saya jadi
semua siswa fokus pada pelajaran.
7. Pihak mana saja yang dilibatkan dalam mengatasi perilaku tidak disiplin
siswa?
Kalau masalah tidak disiplinnya masih tergolong ringan sih biasanya
hanya wali kelas dan guru bk tapi kalau sudah yang lebih berat
masalahnya pasti melibatkan bagian kesiswaan juga.
8. Apakah orang tua mudah diajak kerja sama untuk mengatasi masalah
anaknya?
Selama ini sih orang tua mudah diajak kerjasama.
9. Apakah ada kerjasama antara guru BK, kepala sekolah, wakasek
kesiswaan, wali kelas dan guru mata pelajaran serta apa bentuknya?
Ada kerjasama kita saling memberikan informasi tentang siswa karena kan
siswa di SMAN 5 Depok ini banyak ya jadi untuk masalah siswanya tidak
semua bagian kesiswaan tahu. Salah satu bentuknya ya kita adakan
pertemuan pertiga bulan sekali.
10. Apakah wali kelas atau guru mata pelajaran melibatkan guru bk dalam
menangani masalah siswa?
Iya, biasanya guru mata pelajaran atau wali kelas lapor ke saya kalau
anaknya ada yang sudah 3 kali tidak masuk atau ada yang sering
terlambat.
11. Apakah ada kerjasama dari guru mata pelajaran dan guru bk terkait
masalah disiplin belajar siswa?
Ada, guru bk biasanya memantau absen siswa setiap harinya kalau lebih
dari 3 kita panggil.
12. Masalah belajar seperti apa yang sering dialami oleh siswa?
Di kelas 11 biasanya malas belajar dan absen di kelas.
13. Media apa saja yang digunakan untuk melakukan layanan bk?
Media secara khususnya tidak ada ya paling saya memanfaatkan media
yang ada di kelas atau di ruang bk.
76
14. Apakah ada program layanan seperti program harian, program persemster,
dan program tahunan?
Ada, kami sudah siapkan semua.
15. Apakah ada program layanan secara khusus yang diberikan kepada siswa
yang tidak disiplin?
Kalau untuk saat ini kita hanya memberikan peringatan dan bimbingan
secara pribadi kepada siswa jadi siswa itu kita panggil ke ruang bk kalau
perlu ada kerjasama dengan orang tua ya kita lakukan pemanggilan orang
tua.
16. Pendekatan apa yang biasa guru bk gunakan dalam penanganan masalah
siswa?
Yang paling utama sih pasti pendekatan melalui data ya karena kalau kita
sudah pegang data tentang masalah siswa, saat siswa yang bersangkutan
kita panggil mereka sudah tidak bisa mengelak lagi karena kita sudah ada
bukti.
17. Bagaimana prosedur penanganan siswa yang bermasalah atau terlibat
dalam suatu masalah di sekolah?
Prosedurnya hampir sama ya dengan kelas 10 dan kelas 12 dan ya paling
penting kita harus punya data dan tahu masalah siswa. Misalnya masalah
absen siswa itu kan saya pegang rekapan absen siswa jadi saya selalu cek
perbulan berapa absennya nanti kalau sudah lebih dari 3 kali ya saya
panggil.
18. Bagaimana cara ibu memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada
seluruh siswa di sekolah?
Ya yang sudah pasti layanan rutinnya itu satu jam setiap minggu, selain itu
paling ada siswa yang minta waktu kepada guru bk untuk konsultasi secara
pribadi.
19. Apa bentuk tindak lanjut guru bk terhadap siswa yang melakukan
pelanggaran disiplin?
Tindak lanjut dari bk hanya peringatan ya dan pemanggilan orang tua
kalau untuk sanksi itu dari kesiswaan.
77
20. Apa bentuk peran bk dalam membentuk disiplin belajar siswa?
Untuk saat ini peran saya dalam membentuk disiplin belajar siswa dengan
menerapkan sistem satu jam tanpa hp saat belajar, jadi dari situ siswa lebih
fokus mendengarkan penjelasan guru dan lebih dekat dengan teman
lainnya karena banyak mengobrol atau diskusi dengan temannya.
21. Apakah sarana dan prasarana sekolah mendukung terjadinya kegiatan bk?
Menurut saya untuk selama ini masih kurang seperti ruangannya ini masih
kurang luas karena kan sebenarnya semua fasilitas sudah ada standarnya
dan kalau untuk saat ini ruangan yang kita gunakan masih terlalu kecil.
22. Bagaimana bentuk evaluasi yang dilakukan guru bk dalam melayani
kebutuhan siswa?
Kita sampaikan laporan kewali kelas, wakasek kesiswaan, dan kepala
sekolah terkait siswa yang bermasalah. Nanti kita akan ada pertemuan
pertiga bulan yang dipimpin oleh kesiswaan bersama wali kelas untuk
membahas siswa-siswa yang bermasalah dan siswa yang perlu diarahkan
dalam pembelajaran untuk perbaikan atau pengembangan siswa
kedepannya.
78
HASIL WAWANCARA
Nama : Bapak Mahyudin Muarof
Jabatan : Guru BK Kelas XII
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Oktober 2019
1. Apakah para siswa sudah memanfaatkan layanan bk?
Sudah.
2. Masalah apa saja yang biasa dikonsultasikan oleh siswa?
Biasanya masalah keluarga dan masalah dengan teman.
3. Apakah layanan bk memiliki ruangan khusus untuk siswa berkonsultasi?
Ya sudah ada.
4. Upaya apa yang ditempuh ibu untuk menghadapi siswa yang tidak disiplin
dalam rangka meningkatkan disiplin siswa?
Kalau untuk masalah siswa yang tidak disiplin itu perjenjang ya pertama
itu penanganan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan kemudian
wali kelas kalau memang belum berubah maka diberikan keguru bk untuk
dilakukan bimbingan terlebih dahulu dan diberikan surat peringatan serta
pemanggilan orang tua.
5. Hambatan-hambatan apa saja yang ditemui dalam upaya menerapkan
disiplin siswa?
Hambatannya itu tinggal bagaiamana pendekatan antara guru dengan
orang tua serta siswa karena terkadang kurang komunikasi dengan orang
tua.
6. Jenis layanan bimbingan dan konseling apa saja yang diberikan kepada
siswa dalam rangka meningkatkan disiplin siswa?
Kalau untuk kelas 12 itu lebih fokus pada bimbingan karier untuk
memberikan informasi tentang masuk perguruan tinggi.
79
7. Pihak mana saja yang dilibatkan dalam mengatasi perilaku tidak disiplin
siswa?
Semua pihak sekolah terlibat.
8. Apakah orang tua mudah diajak kerja sama untuk mengatasi masalah
anaknya?
Ya memang sebelum pemanggilan orang tua kan harus dilakukan
komunikasi dulu untuk mencari masalahnya apa karena kalau masalahnya
sudah jelas pasti orang tua akan lebih memperhatikan anaknya. Selama ini
semuanya lancar dan orang tua mau kerjasama.
9. Apakah ada kerjasama antara guru BK, kepala sekolah, wakasek
kesiswaan, wali kelas dan guru mata pelajaran serta apa bentuknya?
Ada, Pertama itu penanganan masalah kan diawali dengan guru mata
pelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran setelah itu guru mata
pelajaran lapor keguru bk untuk dilakukan bimbingan sekaligus mencari
tahu masalah yang dialaminya lalu kalau masalahnya sudah menyangkut
pelanggaran yang lebih maka dilibatkan juga wakasek kesiswaan.
10. Apakah wali kelas atau guru mata pelajaran melibatkan guru bk dalam
menangani masalah siswa?
Ya biasanya wali kelas atau guru mata pelajaran melibatkan guru bk untuk
menangani masalah siswa.
11. Apakah ada kerjasama dari guru mata pelajaran dan guru bk terkait
masalah disiplin belajar siswa?
Ya guru mata pelajaran biasanya melaporkan siswa yang sering
memainkan hp saat belajar, terlambat masuk kelas, dan juga siswa yang
terlalu sering absen.
12. Masalah belajar seperti apa yang sering dialami oleh siswa?
Kalau untuk kelas 12 sih biasanya terkait pilihan jurusan dan untuk
masalah hambatan belajar sejauh ini siswa sudah lebih beradaptasi dan
harus mempersiapkan untuk ujian nasional.
13. Media apa saja yang digunakan untuk melakukan layanan bk?
80
Media layanannya biasanya menggunakan data-data yang sudah dipegang
guru bk dan layanan klasikal.
14. Apakah ada program layanan seperti program harian, program persemster,
dan program tahunan?
Ada, semua sudah disiapkan perbulan, persemester, dan pertahun itu
disebut dengan RPL. Dan untuk kelas 12 itu programnya lebih
menekankan pada bimbingan karier.
15. Apakah ada program layanan secara khusus yang diberikan kepada siswa
yang tidak disiplin?
Ya paling kalau masalah terkait malas belajar, main hp itu kita hanya
melakukan peringatan saja.
16. Pendekatan apa yang biasa guru bk gunakan dalam penanganan masalah
siswa?
Sebelum menangani siswa kan harus tahu data dan informasinya dulu dari
mana dari situ baru kita lanjut lakukan pemanggilan lalu diberikan sanksi
oleh bagian kesiswaan sesuai dengan aturan.
17. Bagaimana prosedur penanganan siswa yang bermasalah atau terlibat
dalam suatu masalah di sekolah?
Yang pasti kita harus tahu dulu masalahnya apa kalau memang berkaitan
dengan pelajaran, guru mata pelajaran melaporkan kewali kelas dan nanti
dari wali kelas yang melaporkannya keguru bk.
18. Bagaimana cara bapak memberikan layanan bimbingan dan konseling
kepada seluruh siswa di sekolah?
Layanan yang rutin dilakukan sih layanan klasikal itu dengan masuk kelas
karena kan ada jam khusus bk satu jam setiap minggunya.
19. Apa bentuk tindak lanjut guru bk terhadap siswa yang melakukan
pelanggaran disiplin?
Kalau dari bk itu tindak lanjutnya hanya berupa surat peringatan tetapi itu
juga tidak secara langsung karena untuk pemberian sanksi nanti ada
dibidang kesiswaan.
20. Apa bentuk peran bk dalam membentuk disiplin belajar siswa?
81
Kita lihat siswa ini dari kelas 10 kebiasaan dan masalah yang dilakukan
karena kan seharusnya guru bk itu harusnya bertahap ya mengikuti
perkembangan siswa tetapi karena disini guru bk kelas 10, 11 dan 12 itu
berbeda jadi kita semua kerjasama.
21. Apakah sarana dan prasarana sekolah mendukung terjadinya kegiatan bk?
Kalau dilihat dari jumlah siswa sebenarnya belum seimbang ya antara guru
bk dengan jumlah siswa, dan untuk fasilitas seperti ruangan, komputer,
meja tamu semuanya sudah terpenuhi ya karena kan sudah ada standarnya.
22. Bagaimana bentuk evaluasi yang dilakukan guru bk dalam melayani
kebutuhan siswa?
Evaluasinya kita follow up kedepannya kekurangan-kekurangan tahun ini
kita perbaiki misalnya terkait presentase disiplin siswa maka kita harus
evaluasi kendalanya apa.
82
Lampiran 7 Hasil Wawancara Wali Kelas SMA Negeri 5 Depok
HASIL WAWANCARA
Nama : Ibu Fairuz Bunga Kurniawan
Jabatan : Wali Kelas XI IPA 4
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Oktober 2019
1. Apa saja bentuk pelanggaran yang dilakukan siswa saat kegiatan belajar?
Pelanggaran saat belajar sih biasanya ada yang mau mengerjakan tugas
ada juga yang tidak, ada juga yang masuknya terlambat ketika pergantian
jam pelajaran tetapi selain itu juga tergantung guru yang masuk kalau
anak-anak merasa gurunya asik ya mereka mau ikuti tapi ada juga yang
merasa gurunya tuh terlalu keras atau monoton ngajarnya jadi anak-anak
bosen dan males belajarnya.
2. Upaya yang dilakukan untuk meningakatkan disiplin belajar siswa?
Kalau menurut saya siswa itu tidak bisa dinilai tidak disiplin secara
keseluruhan karena kan mereka sekolah fullday belum lagi setelah pulang
sekolah mereka harus bimbel dan setelah bimbel itu biasanya ada juga
anak yang ikut kursus lain entah itu kursus piano atau yang lainnya. Kalau
sampai mereka dibilang tidak disiplin mungkin rutinitas mereka aja yang
terlalu berat yang membuat siswa jenuh.
3. Kegiatan apa yang dilakukan untuk meningkatkan disiplin belajar siswa?
Saya biasanya banyak sharing aja sama anak-anak mereka mau belajarnya
seperti apa nanti saya sampaikan keguru yang bersangkutan supaya anak
tidak bosen juga saat belajar jadi mereka mau ikuti pelajaran.
4. Bentuk kerjasama yang dilakukan wali kelas dengan guru bk dalam hal
disiplin siswa?
Biasanya kalau wali kelas menerima laporan terkait pelanggaran siswa
dari guru mata pelajaran setelah itu wali kelas kerja sama dengan guru bk.
Saya dan guru bk itu sangat koperatif tapi kalau masalah main hp saat
83
belajar sih saya langsung hubungi orang tua siswa dan alhamdulilah
selama ini orang tua siswa bisa diajak kerjasama.
5. Apa hambatan yang dialami wali kelas dengan guru bk dalam mengatasi
permasalahan siswa?
Tidak ada sih selama ini karena semuanya bisa diajak untuk kerjasama.
6. Apa bentuk tindak lanjut wali kelas dalam mengatasi siswa yang tidak
disiplin?
Biasanya sih sebelumnya saya ajak ngobrol dulu siswa yang bermasalah
ini misalnya main hp saat belajar ya saya tahan hp nya sesuai kesepakatan
dengan orang tua juga, selama masalahnya saya masih bisa atasi ya saya
sendiri tetapi kalau sudah terlalu sering melakukan hal yang sama itu
langsung saya laporkan keguru bk nanti kalau memang guru bk sudah
tidak bisa menangani juga ya baru diserahkan kebagian kesiswaan.
84
HASIL WAWANCARA
Nama : Ibu Harfini Dewi
Jabatan : Wali Kelas XII IPA 5
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Oktober 2019
1. Apa saja bentuk pelanggaran yang dilakukan siswa saat kegiatan belajar?
Pelanggaran saat kegiatan belajar biasanya ketika pergantian jam pelajaran
mereka ke kantin, kadang ada juga yang ke lapangan untuk main basket
jadi saat guru masuk mereka datangnya terlambat dan ada juga yang main
hp saat belajar.
2. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan disiplin belajar siswa?
Kalau dari wali kelas biasanya menegur siswa yang tidak disiplin lalu
diberi peringatan juga dan kalau memang melampaui batas
ketidakdisiplinannya kita lakukan pemanggilan orang tua.
3. Kegiatan apa yang dilakukan untuk meningkatkan disiplin belajar siswa?
Kalau saya menggunkan pendekatan kepada siswa untuk selalu menjaga
kedisiplinan lalu menjelaskan kalau melanggara konsekuensinya apa yang
didapatkan.
4. Bentuk kerjasama yang dilakukan wali kelas dengan guru bk dalam hal
disiplin siswa?
Jadi bentuk kerjasamanya setiap ada masalah di kelas selalu
berkomunikasi dengan guru bk nanti prosesnya melalui guru bk sebelum
akhirnya pemanggilan orang tua.
5. Apa hambatan yang dialami wali kelas dengan guru bk dalam mengatasi
permasalahan siswa?
Hambatannya banyak ya salah satunya itu kita harus sabar dan
menggunakan cara-cara yang dapat diterima untuk menghadapi anak SMA
ini karena kan mereka masih labil dan banyak mengikuti ajakan atau apa
yang terjadi di luar sekolah.
85
6. Apa bentuk tindak lanjut wali kelas dalam mengatasi siswa yang tidak
disiplin?
Bentuk tindak lanjutnya yang pasti kerjasama dengan guru bk lalu
pemanggilan orang tua, dan tindak lanjut lainnya itu kalau siswa masih
sering melanggar dan sudah sering dilakukan pemanggilan orang tua
setelah dilakukan bimbingan dan tidak ada perubahan maka dari pihak
sekolah mempersilahkan siswa untuk pindah ke sekolah lain.
86
Lampiran 8 Angket Penelitian Siswa SMA Negeri 5 Depok
ANGKET PENELITIAN UNTUK SISWA
“Peran Layanan Bimbingan Konseling Dalam Meningkatkan Disiplin Belajar
Siswa Di SMA Negeri 5 Depok”
Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
A. Peran Layanan Bimbingan Konseling
1. Guru BK membantu siswa beradaptasi di lingkungan sekolah diawal tahun
ajaran
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Guru BK memberikan layanan orientasi diawal tahun ajaran
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3. Guru BK mengajarkan pemahaman tentang disiplin di sekolah
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
87
4. Guru BK memberikan penjelasan cara memanfaatkan waktu dalam belajar
dengan baik
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5. Guru BK membantu siswa dalam menemukan dan memahami potensi diri
siswa
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Guru BK membantu siswa memilih ekstrakulikuler yang akan diikuti
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Guru BK mengembangkan kelompok belajar kepada siswa
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8. Guru BK membimbing dan membantu siswa menyusun jadwal belajar dan
kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar siswa
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Guru BK memberikan materi bimbingan dan konseling secara kelompok
di kelas
a. Selalu
88
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Guru BK membantu siswa disaat siswa mendapatkan kesulitan belajar
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
11. Guru BK melakukan bimbingan kepada siswa setiap minggu
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
12. Guru BK melakukan kunjungan ke rumah bagi siswa yang bermasalah
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
13. Guru BK mengadakan wawancara pribadi dengan siswa yang bermasalah
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
14. Guru BK memanggil siswa secara individu ke ruang BK bagi siswa yang
bermasalah
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
89
15. Guru BK membantu siswa dalam mengatasi masalah yang menghalangi
perkembangan pribadi siswa
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
16. Guru BK mengadakan diskusi atau konsultasi secara bersama di kelas
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
17. Guru BK membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dengan siswa
lainnya
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
18. Guru BK memberikan layanan konsultasi secara rutin
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
19. Guru BK mengajarkan untuk menumbuhkan disiplin baik secara individu
maupun kelompok
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
20. Guru BK membantu menyelesaikan permasalahan anda
a. Selalu
b. Sering
90
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
B. Disiplin Belajar Siswa
1. Guru BK memberikan pengarahan bagi siswa yang sering terlambat
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Guru BK mengadakan pemeriksaan kerapihan seragam siswa setiap hari
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3. Guru BK memberikan hukuman bagi siswa yang sering terlambat
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4. Saya selalu berpakaian sesuai tata tertib sekolah
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5. Saya selalu datang tepat waktu ke sekolah
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Saya memberikan surat keterangan ketika berhalangan hadir di sekolah
a. Selalu
b. Sering
91
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Saya tidak pernah keluar kelas saat jam pelajaran sekolah berlangsung
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8. Saya suka makan di kelas saat jam pelajaran berlangsung
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Saya melaksanakan segala peraturan yang diberikan guru di kelas
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Saya suka mengobrol ketika guru sedang menjelaskan pelajaran
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
11. Saya suka memainkan hp saat jam pelajaran berlangsung
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
12. Saya selalu mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
92
d. Tidak pernah
13. Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru di kelas
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
14. Saya tetap belajar meski guru berhalangan hadir
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
15. Saya selalu memperhatikan penjelasan guru saat proses pelajaran
berlangsung
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
93
Lampiran 9 Uji Referensi
94
95
96
Profil Penulis
Rosita, lahir di Bogor, 25 Februari 1998. Putri dari
pasangan Bapak Abdul Manap dan Ibu Enah
Suryani. Penulis merupakan putri ketiga dari tiga
bersaudara. Penulis memulai pendidikan di MI Al
Khoiriyah pada tahun 2003-2009, lalu melanjutkan
pendidikan menengah di SMP Islamiyah
Sawangan pada tahun 2009-2012 dan SMK Al
Hasra pada tahun 2012-2015. Kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Jurusan
Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Semasa sekolah penulis pernah aktif dalam organisasi OSIS dan aktif dalam
beberapa kegiatan ekstrakulikuler. Dan penulis pernah aktif dalam organisasi
ekstra kampus yaitu Ikatan Keluarga Mahasiswa Depok (IKMD) dan beberapa
aktivitas lainnya.