Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan...

15
1 Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam Pengendalian Infeksi Cacing pada Sapi untuk mendukung Swasembada Daging Sapi. Role Wudani leaf Extracts (Quiskualis indica Linn) in the control of Worm Infection in Cattle to Support Self-Sufficiency in Beef Ida Bagus Komang Ardana 1) , Made Suma Anthara 2) dan Anak Agung Gde Oka Dharmayudha 3) 1) Laboratorium Patologi Klinik Veteriner 2) Laboratorium Farmakologi 3) Bagian Klinik Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana Jl. PB Sudirman, Denpasar, Bali Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian herbal ekstrak daun wudani (Quisqualis indica Linn) dapat menurunkan daya berembrio telur cacing Fasciola Sp dan Paramfistomum yang di biakkan secara in-vitro. Penelitian ini menggunakan 3 dosis ekstrak daun wudani (Quisqualis indica Linn) masing-masing 0,5 ml/40 ml Nacl fisiologi, 1 ml/40 ml Nacl fisiologis, dan 2 ml/40 ml Nacl fisiologis, setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali. Pengamatan daya berembrio telur dilakukan di Laboratorium Parasitologi FKH UNUD, pada hari ke-10 dan hari ke-30. Daya ovicidal ekstrak daun wudani 10% terhadap telur cacing Fasciola gigantica dosis 0,5 ml/40ml sebesar 23,8% nyata lebih rendah jika dibandingkan dosis 1 ml/40ml (33,1%) dan dosis 2 ml/40 ml NaCl fisiologis (35,9 (P<0,05), tetapi nyata lebih tinggi dengan dosis kontrol (10,4%). Sedangkan dosis 1 ml/40 ml dengan 2ml/40 ml tidak berbeda nyata (P>0,05). Pada hari ke-30 daya ovisidal dosis 1 ml/40 ml Nacl fis dan 2 ml/40 ml Nacl fis sangat tingggi masing masing 88,8% dan 88,5%. Daya ovicidal ekstrak daun wudani 10% terhadap telur cacing Pharamfistomum sp pada hari ke -10 inkubasi dosis 2 ml/40ml paling tinggi yaitu 23,3% nyata lebih tinggi jika dibandingkan dosis 1 ml/40ml (21,6%) ,dosis 0,5 ml/r 40 ml NaCl fisiologis (11,6%) dan kontrol (9,4) (P<0,05). Sedangkan antara ekstrak daun wudani 10% dosis 1 ml/40 ml dengan 0,5ml/40 ml dan kontrol tidak berbeda nyata (P>0,05). Daya ovicidal dosis 1 ml/40 ml NaCl fis dan 2 ml/40 ml NaCl fis pada hari ke-30 inkubasi sanyat nyata lebih tinggi (p<0,01),masing -masing 51,9% dan 53,4%. Tingginya daya ovicidal ekstrak ethanol daun wudani 10% dosis 1-2 mg per 40 ml NaCl Fis disebabkan oleh kerusakan dinding kulit telur cacing Fasciola Sp dan Pharamfistomum yang ditimbulkan oleh aktivitas daun wudani tersebut. Kata Kunci : fasciola sp.,fisiologis, ovicidal, paramfistonum sp., wudani Key Words: fasciola sp., fisiologis, ovicidal, paramfistonum sp., wudani

Transcript of Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan...

Page 1: Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan. 3 Kepulauan Indonesia

1

Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam Pengendalian Infeksi

Cacing pada Sapi untuk mendukung Swasembada Daging Sapi.

Role Wudani leaf Extracts (Quiskualis indica Linn) in the control of Worm Infection in Cattle

to Support Self-Sufficiency in Beef

Ida Bagus Komang Ardana

1), Made Suma Anthara

2) dan Anak Agung Gde Oka Dharmayudha

3)

1) Laboratorium Patologi Klinik Veteriner 2) Laboratorium Farmakologi 3) Bagian Klinik Veteriner

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana

Jl. PB Sudirman, Denpasar, Bali

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian herbal ekstrak daun wudani (Quisqualis

indica Linn) dapat menurunkan daya berembrio telur cacing Fasciola Sp dan Paramfistomum yang di biakkan secara

in-vitro. Penelitian ini menggunakan 3 dosis ekstrak daun wudani (Quisqualis indica Linn) masing-masing 0,5 ml/40

ml Nacl fisiologi, 1 ml/40 ml Nacl fisiologis, dan 2 ml/40 ml Nacl fisiologis, setiap perlakuan diulang sebanyak lima

kali. Pengamatan daya berembrio telur dilakukan di Laboratorium Parasitologi FKH UNUD, pada hari ke-10 dan

hari ke-30.

Daya ovicidal ekstrak daun wudani 10% terhadap telur cacing Fasciola gigantica dosis 0,5 ml/40ml

sebesar 23,8% nyata lebih rendah jika dibandingkan dosis 1 ml/40ml (33,1%) dan dosis 2 ml/40 ml NaCl fisiologis

(35,9 (P<0,05), tetapi nyata lebih tinggi dengan dosis kontrol (10,4%). Sedangkan dosis 1 ml/40 ml dengan 2ml/40

ml tidak berbeda nyata (P>0,05). Pada hari ke-30 daya ovisidal dosis 1 ml/40 ml Nacl fis dan 2 ml/40 ml Nacl fis

sangat tingggi masing masing 88,8% dan 88,5%.

Daya ovicidal ekstrak daun wudani 10% terhadap telur cacing Pharamfistomum sp pada hari ke -10

inkubasi dosis 2 ml/40ml paling tinggi yaitu 23,3% nyata lebih tinggi jika dibandingkan dosis 1 ml/40ml (21,6%)

,dosis 0,5 ml/r 40 ml NaCl fisiologis (11,6%) dan kontrol (9,4) (P<0,05). Sedangkan antara ekstrak daun wudani

10% dosis 1 ml/40 ml dengan 0,5ml/40 ml dan kontrol tidak berbeda nyata (P>0,05). Daya ovicidal dosis 1 ml/40

ml NaCl fis dan 2 ml/40 ml NaCl fis pada hari ke-30 inkubasi sanyat nyata lebih tinggi (p<0,01),masing

-masing 51,9% dan 53,4%.

Tingginya daya ovicidal ekstrak ethanol daun wudani 10% dosis 1-2 mg per 40 ml NaCl Fis

disebabkan oleh kerusakan dinding kulit telur cacing Fasciola Sp dan Pharamfistomum yang ditimbulkan

oleh aktivitas daun wudani tersebut.

Kata Kunci : fasciola sp.,fisiologis, ovicidal, paramfistonum sp., wudani

Key Words: fasciola sp., fisiologis, ovicidal, paramfistonum sp., wudani

Page 2: Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan. 3 Kepulauan Indonesia

2

PENDAHULUAN

Kemurnian bangsa sapi asli Indonesia seperti sapi bali sebagai cadangan plasma nuftah asli

Indonesia memiliki keunggulan berupa kemampuan adaptasi dalam lingkungan dengan ketersediaan

pakan kualitas rendah dan tingkat fertilitas yang tinggi (Sulistyowati 2002, dalam Sayuti, 2007) sehingga

sangat diperlukan untuk perkembangan peternakan di masa mendatang dalam upaya mendukung program

pemerintah dalam swasembada daging.

Namun pelestarian dan mengembangan sapi banyak kendala baik masalah pakan, serangan

berbagai penyakit maupun obat-obat pilihan sangat mahal. Serangan penyakit pada sapi di Indonesia

sangat merugikan seperti penyakit Fasciolosis yang disebabkan oleh cacing Fasciola hepatika pada sapi

dapat menimbulkan kerugian sebesar 513 milyar per tahun, akibat merosotnya berat badan, hati rusak

sehingga tidak layak dikonsumsi dan gangguan reproduksi (Anomin, 2003 dalam Jusmaldi dan Juliawan

saputra,2009),

Dilaporkan bahwa infeksi cacing telah menyebar secara luas diseluruh kepulauan Indonesia.

Secara umum prevalensi penyakit cacing pada sapi di Indonesia sangat tinggi, khususnya pada daerah

persawahan dan daerah dipinggir danau atau pada daerah dengan suhu dan kelembaban tinggi. Prevalensi

infeksi cacing hati (Fasciola spp) di Kabupaten Karangasem Bali cukup tinggi yaitu 18,29%,hal ini

berkaitan dengan musim, manajemen, sanitasi dan pendidikan peternak . (Sulistyowati 2002). Prevalensi

infeksi cacing Fasciola hepatica di Rumah Potong Hewan (RPH) Samarinda pada tahun 2009 sebesar

55,56 % (Jusmaldi dan Juliawan Saputra, 2009). Prevalensi Toxocara vitulorum pada sapi bali di

wilayah Bali timur sebesar 39,4 % (Agustina dkk,2013). Sedangkan prevalensi infeksi cacing

paramfistomum di Indonesia belum ada laporan, hanya saja pada hasil survey tahun 2014 (Data

unphublished) dipemotongan sapi di RPH pesanggaran dan Darmasaba Bali, hampir setiap sapi yang

dipotong ada cacing paramfistomum

Tingginya prevalensi infeksi cacing terjadi karena peternak sering mengabaikan pencegahan

penyakit cacing (Deptan,2011), karena kurangnya pengetahuan tentang cara pencegahan penyakit

cacingan,ketersediaan obat cacing seperti Albendazol, tiabendazol, livamisol,peperasin dan lainnya yang

beredar dipasaran harganya sangat mahal atau cara pemberian tidak tepat baik dosis maupun lama waktu

pemberian, sehingga terjadi resistensi. Bila dimasing- masing daerah di Indonesia prevalensi infeksi

cacing juga tinggi, maka tidak menutup kemungkinan pemerintah Indonesia mengimpor daging dan sapi

bakalan untuk memenuhi kebutuhan daging dalam negeri.Untuk mendukung program swasembada

daging maka pemberantasan cacing harus dilakukan. Sebagai langkah awal penelitian untuk menemukan

obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan.

Page 3: Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan. 3 Kepulauan Indonesia

3

Kepulauan Indonesia sangat kaya akan tumbuhan obat herbal yang dapat menyembuhkan berbagai

penyakit. Tanaman wudani (Quisqualis indica Linn) yang merupakan family dari Combretaceae

(Anonim,2010) merupakan tanaman merambat yang tumbuh luas di dunia.Tanaman wudani tumbuh dan

menyebar di daerah pedesaan, digunakan sebagai tanaman hias, obat tradisional seperti obat cacing, anti

nyeri, obat mencret, sakit kepala, rematik,imunomodulator,anti inflamasi,anti staphylococous dan

antioksidant (Suhu et.al., 2012,). Suma Antara., et.al.,(2013) melaporkan bahwa pemberian ekstrak daun

wudani konsentrasi 10% dosis 5 ml/8kg berat badan babi per hari selama 3 hari mampu menghilangkan

infeksi Cacing Ascaris suum pada babi yang terinfeksi ringan, sedang, dan berat, serta efektif juga untuk

cacing Trikuris Sp., namun belum diketahui cara kerjanya apakah ovisidal, larvasidal dan atau vermisidal,

oleh karena itu perlu dilakukan penelitian.

Daun ceguk adalah nama lain daun wudani atau dani, udani, bidai, kacekluk, kaceklik, wedani

(Jawa), Tikao (Bugis), Rabetdani (madura) dan saradengan. Efek ekstrak daun wudani (EDW) sebagai

obat cacing mungkin karena mengandung alkaloid dan glicosida. Telah diteliti bahwa golongan alkaloid

dan glicosida sangat efektif sebagai obat cacing (Yongabi 2005). Namun efek ovicidal, larvacidal dan

vermicidal ekstrak ethanol daun wudani (Quisqualis indica Linn) belum diketahui. Oleh karena itu

penelitian laboratorium dan lapangan perlu dilakukan.

METODE PENELITIAN

Pembuatan Ektrak dan Suspensi Daun Wudani (Quisqualis indica Linn)

Bahan penelitian ini berupa ekstrak daun wudani yang dibuat dengan maserasi sebanyak 50 gram

daun wudani segar, kemudian dihancurkan menggunakan mortal, ditambahkan pelarut etanol 70%,

dimasukkan ke dalam wadah, ditutup dan dibiarkan selama dua hari terlindung dari sinar matahari.

Setelah dua hari campuran itu disaring sehingga didapat maserat. Ampas dimaserasi dengan etanol 70%

menggunakan prosedur yang sama. Maserasi dilakukan sampai didapat maserat yang jernih. Maserat

diuapkan dengan menggunakan alat penguap vakum putar pada suhu 40o C, dikeringkan dengan freeze

dryer.Suspensi ekstrak daun wudani dibuat dengan konsentrasi 10% b/v dengan cara : Sebanyak 10 g

ekstrak daun wudani 10%b/v ditambahkan aquabides sampai volumenya 100 ml.

Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Wudani

Skrining fitokimia digunakan untuk mendeteksi senyawa tumbuhan berdasarkan golongannya

sebagai informasi awal untuk mengetahui golongan senyawa kimia apa yang mempunyai aktivitas biologi

dari suatu tanaman. Metode untuk mendeteksi adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, tanin,

saponin dan steroid (Teyler, 1998) sebagai berikut :

Page 4: Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan. 3 Kepulauan Indonesia

4

1. Pemeriksaan Alkaloid sebagai berikut :

a. Dengan pereaksi wagner yaitu Satu ml ekstrak daun wudani ditambahkan beberapa tetes pereaksi

wagner, reaksi positif jika terbentuk endapan coklat.

b. Dengan pereaksi Meyer yaitu satu ml ektrak daun wudani ditambahkan beberapa tetes pereaksi

meyer, reaksi positif jika terbentuk endapan putih.

2. Pemeriksaan Flavonoid sebagai berikut :

a. Dengan pereaksi NaOH 10% yaitu : Satu ml ekstrak daun wudani ditambahkan beberapa tetes

pereaksi NaOH 10%. Reaksi positif jika terjadi perubahan warna spesifik.

b. Dengan pereaksi Wilstater yaitu : satu ml ekstrak daun wudani ditambahkan beberapa tetes HCl

pekat + sedikit serbuk Mg. Reaksi positif jika terjadi perubahan warna merah-orange.

c. Dengan pereaksi Smith-Metacalve yaitu : satu ml ekstrak daun wudani ditambahkan beberapa

tetes HCl pekat kemudian dipanaskan. Reaksi positif jika memberikan warna putih.

3 Pemeriksaan Saponin (Uji Busa) sebagai berikut :

Satu ml ekstrak daun wudani ditambahkan air panas dan dikocok. Reaksi positif jika terbentuk busa

yang tahan lama.

4 Pemeriksaan Polifenol sebagai berikut :

Satu ml ekstrak ditambahkan pereaksi FeCl3 1%. Reaksi positif jika terbentuk warna kehitaman atau

biru tua.

5 Pemeriksaan Steroid dan Triterpenoid sebagai berikut :

Satu ml ekstrak daun wudani ditambahkan asetat anhidrat ditambah H2SO4 pekat dan asetat anhidrid

jika terjadi perubahan warna hijau-biru menunjukkan positif steroid dan jika perubahan warna

merah-ungu, coklat menunjukkan triterpenoid.

Penentuan Daya Ovicidal

Koleksi telur cacing Fasciola gigantica dan koleksi telur cacing Paramfistomum yang diperoleh

dari sapi yang dipotong di RPH Pesanggaran Denpasar Bali, di biakkan/di inkubasi dalam erlemeyer

menggunakan media NaCl fisiologis 40 ml dengan kepadatan telur cacing 7-9 butir/µL dan direndam

dengan ekstrak daun wudani 10% dengan dosis sesuai dengan perlakuan P0,P1,P2 dan P3 yang diberikan

selama 24 jam. Setelah 24 jam ekstrak daun wudani 10% dibuang dan diganti dengan NaCl fisiologis

yang selanjutnya diinkubasi selama 30 hari.

Dosis perlakuan diperoleh dari dosis ekstrak daun Wudani 10% yang efektif untuk membunuh

cacing Ascaris suum pada babi yaitu 5 ml/8kg berat badan atau 0,625 ml/kg berat badan (Suma Antara

et.al., 2013). Berdasarkan penelitian pendahuluan pada 5 ekor sapi diperoleh bahwa isi lambung sapi

sebesar 50 ml/kg, sehingga dosis untuk sapi 0,625 ml/kg berat badan atau 0,625 ml/50 ml, atau 0,0125

Page 5: Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan. 3 Kepulauan Indonesia

5

ml/ml.Oleh karena volume NaCl fisiologis yang dipakai menginkubasi secara invitro 40 ml maka dosis

ekstrak daun wudani 10% yang digunakan adalah 0,5 ml/40 ml (P1). Selanjutnya dosis tersebut dikalikan

dua menjadi 1 ml/40 ml NaCl fisiologis (P2) dan dikalikan 4 sehingga dosisnya 2 ml/40 ml (P3).Setiap

kelompok perlakuan diulang sebanyak 6 kali.

Setiap hari telur cacing yang diinkubasi dierasi sambil mengamati perkembangan telur , lalu

diamati daya ber-embrio dari masing-masing telur cacing tersebut pada hari ke-10 dan ke-30 inkubasi .

Data daya berembrio dikumpulkan untuk dianalisis lebih lanjut. Jumlah telur berembrio dihitung

dari 100 butir telur koleksi untuk setiap ulangan. Daya berembrio telur cacing adalah persentase telur

cacing yang berembrio (Oksanen et.al., 1990). Telur cacing yang tidak menetas/tidak berembrio

diperoleh dengan mengurangi jumlah telur cacing yng diperiksa dengan jumlah telur cacing yang

berembrio.

Daya ovicidal ekstrak daun wudanai 10% dihitung berdasarkan jumlah telur yang tidak

menetas/tidak berembrio dibagi jumlah telur yang diperiksa dikalikan 100.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Hasil Skrining Ekstrak Etanol Daun Wudani (Quisquallis indica linn)

No. Uji Fitokomia Pereaksi Perubahan Warna Keterangan

1 Alkaloid HCl 2N + pereaksi

Wagner +k loroform

Terbentuk endapan coklat

Fase kloroform berwarna

merah

Alkaloida

(+)

2. Flavonoid Wilstater Hijau kecoklatan menjadi

coklat tua

Flavonoida

(+)

Bate Smith-Metcalfe Hijau kecoklatan menjadi

hijau kekuningan

NaOH 10% Hijau kecoklatan menjadi

hijau kekuningan

3. Saponin Akuades, dipanaskan,

kocok, + HCl 2M

Terbentuk busa yang stabil Saponin

(+)

4. Fenol FeCl3 Hijau kecoklatan menjadi

hijau kehitaman

Fenol

(+)

5. Triterpenoid/

steroid

Lieberman-Burchard Hijau kecoklatan menjadi

hijau

Steroida

(+)

H2SO4 Hijau kecoklatan menjadi

hijau

6. Tannin FeCl3 Hijau kecoklatan menjadi

hijau kehitaman

Tannin

(+)

Gelatin Terbentuk endapan putih Keterangan : (+) = terdapat kandungan kimia

Page 6: Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan. 3 Kepulauan Indonesia

6

Daya Ovicidal Ekstak daun wudani 10% terhadap telur cacing Fasciola gigantica

Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa daya ovicidal ekstrak daun Wudani 10% terhadap

telur Fasciola gigantica secara in-vitro dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Daya Ovicidal Ekstrak Daun Wudani 10% b/v terhadap Telur Cacing Fasciola gigantica yang

diinkubasi selama 30 hari.

Group Daya Ovicidal (%)

10 hari 30 hari

Fasciola gigantica Fasciola gigantica

P0 10.346 a 13.098 a

P1 23.812 b 51.494 b

P2 33.104 c 86.810 c

P3 35.849 c 88.502 c

Tabel 2. menunjukkan bahwa ekstrak daun wudani 10% berpengaruh nyata terhadap daya

ovicidal telur cacing Fasciola gigantica hari ke-10 (P<0,05) dan berpengaruh sangat nyata pada hari ke-

30 inkubasi (p<0,01). Daya ovicidal ekstrak daun wudani 10% dosis 0,5 ml/40ml sebesar 23,8% nyata

lebih rendah jika dibandingkan dosis 1 ml/40ml (33,1%) dan dosis 2 ml/40 ml NaCl fisiologis (35,9

(P<0,05), tetapi nyata lebih tinggi dengan dosis kontrol (10,4%).Sedangkan dosis 1 ml/40 ml dengan

2ml/40 ml tidak berbeda nyata (P>0,05). Bila diamati daya ovicidal pada hari ke-30 inkubasi (Tabel 2)

diperoleh bahwa terjadi peningkatan daya ovicidal secara signifikan (p<0,01), tampak bahwa ekstrak

daun wudani 10% dosis 1 ml/40 ml dan dosis 2 ml/40ml daya ovicidalnya sangat tinggi masing masing

yaitu 86,8 % dan 88,5% akan tetapi keduanya tidak berbeda nyata (P>0,05), namun sangat nyata lebih

tinggi jika dibandingkan dengan ekstrak daun wudani10% dosis 0,5 ml/40 ml (51,5%) dan kontrol

(13,1%) (p<0,01).

Daya Ovicidal Ekstak daun wudani 10% terhadap telur cacing Paramfistomum

Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa daya ovicidal ekstrak daun Wudani 10% terhadap

telur Paramfistomum secara in-vitro dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Daya Ovicidal Ekstrak Daun Wudani 10% b/v terhadap Telur Cacing Paramphistomum yang

diinkubasi selama 30 hari.

Group Daya Ovicidal (%)

10 hari 30 hari

Paramphistomum Paramphistomum

P0 9.364 a 8.686 a

P1 11.626 ab 40.246 b

P2 21.630 bc 51.972 c

P3 23.342 c 53.466 c

Ket :

P0 : Kontrol

P1 : Dosis 0,5ml ekstrak daun wudani /40 ml NaCl Fis

P2 : Dosis 1ml ekstrak daun wudani /40 ml NaCl Fis

P3 : Dosis 2 ml ekstrak daun wudani /40 ml NaCl Fis

Ket :

P0 : Kontrol

P1 : Dosis 0,5ml ekstrak daun wudani /40 ml NaCl Fis

P2 : Dosis 1ml ekstrak daun wudani /40 ml NaCl Fis

P3 : Dosis 2 ml ekstrak daun wudani /40 ml NaCl Fis

Page 7: Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan. 3 Kepulauan Indonesia

7

Tabel 3. Menunjukan bahwa ekstrak daun wudani 10% berpengaruh nyata terhadap daya

ovicidal telur cacing paramfistomum pada hari ke-10 dan hari ke-30 inkubasi (P<0,05).Daya ovicidal

ekstrak daun wudani 10% pada hari ke -10 inkubasi dosis 2 ml/40ml paling tinggi yaitu 23,3% nyata

lebih tinggi jika dibandingkan dosis 1 ml/40ml (21,6%) ,dosis 0,5 ml/r 40 ml NaCl fisiologis (11,6%) dan

kontrol (9,4) (P<0,05). Sedangkan antara ekstrak daun wudani 10% dosis 1 ml/40 ml dengan 0,5ml/40 ml

dan kontrol tidak berbeda nyata (P>0,05).(Tabel 2).

Bila diamati daya ovicidal ekstrak daun wudani 10% pada hari ke-30 inkubasi (Tabel 2) diperoleh

bahwa ekstrak daun wudani 10% dosis 1 ml/40 ml dan dosis 2 ml/40 ml daya ovicidalnya tidak berbeda

nyata (P<0,05) dan tidak terlalu tinggi yaitu sebesar 52% dan 53,5%, walaupun nyata lebih tinggi dengan

dosis 0,5 ml/40 ml (40,3%) (p<0,05) sangat nyata lebih tinggi dengan kontrol (8,7%).

Peran ekstrak Daun wudani 10% terhadap kerusakan Kulit telur cacing

Telur Fasciola gigantica

Hasil pembacaan Scaning Electron Mikroskup SEM) telur cacing Fasciola sp yang direndam

ekstrak daun wudani 10% dosis 0 ml (kontrol) , 0,5 ml/40 NaCl Fis, 1 ml/40 ml NaCl Fis dan 2 ml/40 ml

Nacl Fis dapat dilihat Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3 dan gambar 4 dibawah ini.

Gambar 1. Morfologi kulit telur Fasciola sp yang direndam NaCl Fis 24 jam dengan pembesaran 500x

nampak normal.

Page 8: Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan. 3 Kepulauan Indonesia

8

Gambar 2. Morfologi kulit telur Fasciola sp yang direndam ekstrak daun wudani 10% dosis 0,5 ml/40 ml

NaCl Fis 24 jam dengan pembesaran 500x nampak terjadi perubahan pada struktur dinding

telur (permukaan tidak rata).

Gambar 3. Morfologi kulit telur Fasciola sp yang direndam ekstrak daun wudani 10% dosis 1 ml/40 ml

NaCl Fis 24 jam dengan pembesaran 500x nampak terjadi perubahan pada struktur dinding

telur (permukaan tidak rata) dan nampak ada porositas

porosis

Page 9: Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan. 3 Kepulauan Indonesia

9

Gambar 4. Morfologi kulit telur Fasciola sp yang direndam ekstrak daun wudani 10% dosis 2 ml/40 ml

NaCl Fis 24 jam dengan pembesaran 500x nampak terjadi perubahan pada struktur dinding

telur (permukaan tidak rata) dan nampak ada porositas

Telur Pharamfistomum

Hasil pembacaan Scaning Electron Mikroskup SEM) telur cacing Pharamfistomum yang

direndam ekstrak daun wudani 10% dosis 0 ml (kontrol) , 0,5 ml/40 NaCl Fis, 1 ml/40 ml NaCl Fis dan 2

ml/40 ml Nacl Fis dapat dilihat Gambar 5, Gambar 6, Gambar 7 dan Gambar 8 dibawah ini

. Gambar 5. Morfologi kulit telur Pharmfistomum yang direndam NaCl Fis 24 jam dengan pembesaran

500x nampak normal

Page 10: Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan. 3 Kepulauan Indonesia

10

Gambar 6. Morfologi kulit telur Pharamfitomum yang direndam ekstrak daun wudani 10% dosis 0,5

ml/40 ml NaCl Fis 24 jam dengan pembesaran 500x dinding telur mengalami kerusakan

yang signifikan

Gambar 7. Morfologi kulit telur Pharamfitomum yang direndam ekstrak daun wudani 10% dosis 1 ml/40

ml NaCl Fis 24 jam dengan pembesaran 500x dinding telur mengalami kerusakan yang

signifikan

Page 11: Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan. 3 Kepulauan Indonesia

11

Gambar 7. Morfologi kulit telur Pharamfitomum yang direndam ekstrak daun wudani 10% dosis 1 ml/40

ml NaCl Fis 24 jam dengan pembesaran 500x dinding telur mengalami kerusakan yang

signifikan

Gambar 8. Morfologi kulit telur Pharamfitomum yang direndam ekstrak daun wudani 10% dosis 1 ml/40

ml NaCl Fis 24 jam dengan pembesaran 500x dinding telur mengalami kerusakan yang

signifikan

Page 12: Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan. 3 Kepulauan Indonesia

12

Pembahasan

Hasil skrining fitokimia yang dilakukan ekstrak etanol daun wudani (Quisqualis indica L.) positif

mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, fenol, triterpenoid/steroid, tannin. Hal ini menunjukan bahwa

daun wudani sangant efektif sebagai tanaman herbal. Tanaman ini disamping digunakan sebagai tanaman

hias, masyarakat juga menggunakan sebagai obat tradisional, seperti obat cacing, anti nyeri, obat mencret,

sakit kepala, rematik, imunomodulator, anti inflamasi, anti staphylococous dan antioksidan (Suhu et,al.,

2012,). Hasil analisis skrining fitokimia, ekstrak daun wudani mengandung alkaloid, flovonoid, vitamin,

protein, asam amino, glicosida, tannin, serta steroid (Bariagi, et.al.,2012; Nitu S., et.al.,2011). Dilaporkan

bahwa ekstrak daun ceguk mempunyai efek antibakteria terhadap Salmonella Typhi in vitro

(Noorhamdani dkk.,2013).

Secara in-vitro daya ovisidal ekstrak daun wudani 10% dosis 1-2 ml/40 ml paling tinggi yaitu sebesar

88,5%, untuk telur cacing Fasciola gigantica dan 53,5% untuk telur cacing Paramfistomum sp.,

Perbedaan daya ovicidal yang sangat signifikan ini menunjukkan bahwa ekstrak daun wudani 10% yang

kontak langsung dengan dinding telur cacing menimbulkan gangguan yang berbeda diantara kulit telur

Fasciola gigantica dengan Paramfistomum sp., Ekstrak daun wudani mengandung alkaloid, glikosida

(Bariagi, et.al.,2012; Nitu S., et.al.,2011). Golongan alkaloid dan golongan glicosida dan papain

mempunyai efek ovicidal, dengan perbandingan golongan alkaloid terendah, menyusul golongan

glycosida dan paling kuat papain (Yongabi, 2005).

Hasil pembacaan Scaning Electron Mikroskup SEM) telur cacing Fasciola sp yang direndam

ekstrak daun wudani 10% dosis 0 ml (kontrol) , 0,5 ml/40 NaCl Fis, 1 ml/40 ml NaCl Fis dan 2 ml/40 ml

Nacl Fis mengalami perubahan pada struktur dinding telur serta nampak terbentuk porosis seperti terlihat

pada dapat dilihat Gambar 2, Gambar 3 dan gambar 4 .

Hasil pembacaan pada telur cacing pharamfistomum nampak terjadi kerusakan pada dinding

telur baik pada dosis 0,5 ml/40 NaCl Fis, 1 ml/40 NaCl Fis maupun dosis 2 ml/40 NaCl Fis, seperti

Gambar 6 , Gambar 7 dan Gambar 8.

Telur cacing yang mendapat perlakuan ekstrak etanol daun wudani kemungkinan mengalami

perubahan patologis pada lapisan albumin kulit telur berupa bagian-bagian yang menebal dan bagian-

bagian yang menipis .Ardana,( 2007) melaporkan bahwa telur cacing A.suum yang direndam serbuk biji

papaya matang dosis 285 mg-570 mg per 40 ml NaCl Fis selama 24 jam nampak bahwa kulit telur

mengalami kerusakan. .

Kerusakan pada dinding telur fasciola sp dan Pharmfistomum terjadi mungkin karena aktivitas

alkaloid (carpain dan carpasemin) dari ekstrak etanol daun wudani yang bersifat proteolitik. Proses yang

terjadi di permukaan telur cacing Fasciola gigantica dan Paramfistomum sp., tanpa melibatkan unsur-

unsur di dalam sel proses tersebut berupa granulasi yang kemungkinan adalah koagulasi albumin.

Page 13: Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan. 3 Kepulauan Indonesia

13

Anomali yang terjadi pada lapisan yang berubah ini (kemungkinan adalah albumin) dapat berpengaruh

terhadap daya berembrio. Bariah dkk. (2001) melaporkan bahwa koagulasi lapisan albumin dinding kulit

telur akan menghambat perkembangan telur cacing A.lumbricoides. Hal ini dipertegas dengan

pengamatan terhadap rendahnya daya berembrio telur cacing Fasciola sp dan Pharmfistomum yang

diberikan berbagai dosis herbal ekstrak ethanol daun wudani 10%.

Dapat disimpulkan bahwa kuagulasi lapisan albumin kulit telur cacing Fasciola sp dan

pharamfistomum yang disebabkan oleh aktivitas herbal ekstrak ethanol daun wudani 10% dapat

dihubungkan sebagai penyabab rendahnya daya berembrio telur cacing tersebut.

Secara tradisional tanaman ceguk (wudani/quisqualis indica Iinn) mempunyai khasiat

menyembuhkan penyakit cacing kremi, cacing gelang, cacing tambang. Suma A., et.al.,(2013)

melaporkan bahwa pemberian ekstrak daun wudani konsentrasi 10% dosis 5 ml per hari selama 3 hari

mampu menghilangkan infeksi Cacing Ascaris suum pada babi yang terinfeksi ringan, sedang, dan berat,

serta efektif juga untuk cacing Trikuris Sp.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Secara invitro herbal ekstrak etanol daun wudani 10%(Quisqualis indica L.) efektif sebagai obat

cacing (antelmentik) yang berkhasiat ovisidal sehingga dapat dikembangkan penggunaannya untuk

pengendalian cacing pada Sapi.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang peran ekstrak etanol daun wudani serta

penggunaan partisi, fraksi untuk mengetahui lebih lanjut peran senyawa atau kandungan senyawa kimia

yang berperan besar sebagai obat cacing sehingga penggunaannya bisa lebih efektif.

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada

Masyarakat atas bantuan dana, melalui Direktorat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan

Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian Nomor : 119/UN14.2/PNL.01.03.00/2015, tertanggal

3 Maret 2015.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, K.K., A.A.G.O. Dharmayudha dan IW. Wirata.2013. Prevalensi Toxocara vitulorum Pada

Induk Dan Anak Sapi Bali Di Wilayah Bali Timur. Buletin Veteriner Udayana Volume 5 No. 1 :

1-6

Page 14: Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan. 3 Kepulauan Indonesia

14

Ardana.I.B.K. 2007. Peran Ovisidal dan Vermisidal Herbal Serbuk Biji Pepaya (Carica papaya L) matang

pada Babi Ascariasis. Desertasi.Pascasarjana,Universitas Udayana.

Bariah, I., Dachlan, Y.P., dan Sarmanu, H. 2001. Efek Anthelmintik Biji Pepaya (Carica Papaya)

Terhadap Ultrastruktur Telur Ascaris lumbricoides.(Laporan Penelitian) Surabaya : Tropical

Disease Centre. Unair.

Deptan. 2001. Beberapa Penyakit pada Ternak Ruminansia “Pencegahan dan Pengobatan

Pengobatannya”.Departemen Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan. Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian. NTB

Harapin Hafid H. dan N. Rugayah.2010. Pengukuran Pertumbuhan Sapi bali dengan Ransum Berbahan

Baku Lokal. (Measure of Growth Performance of Bali Cattle in Feedlot with Local Feed).

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner Available From

:digilib.litbang.deptan.go.id/repository/index.../1421.Diakses tanggal 1 Desember 2013.

Jusmaldi dan Juliawan Saputra, 2009.Prevalensi Infeksi Cacing Hati (Fasciola hepatica) pada Sapi Potong

di Rumah Pemotongan Hewan Samarinda.Bioprospek, Vol.6(2).

Monzon R. B.1995. (

Traditional medicine in the treatment of parasitic diseases in the

Philippines.Southeast Asian Journal of tropical Medicine and public health.vol.26 (3):421-428.

Noorrhamdani, Djoko Santoso, Mirzia Dwi Rahma.2013. Efek Ekstrak Daun Ceguk (Quisqualis indica,

Linn) sebagai Antibakteri Salmonella Typhi In Vitro.Jurnal Penelitian.

Oksanen, A., Eriksen, L., Roepstorff, R., Ilsoe, B., Nansen, P., and Lind, P. 1990. Embrionation and

Infectivity of Ascaris suum Eggs. A Comparation of Eggs Collected from Worm Uteri with Eggs

Isolated from Pig Faeces. Acta vet. Scand. 31(4) : 393 – 8.

Oka I.G.L, dan Darmadja D., 1996. History and Development of Bali Cattle. Makalah Seminar sapi Bali.

Indonesia Australia Eastern University Project,Unud,21 September 1996.

Sahu Jyoti , Patel Pushpendra Kumar & Dubey Balkrishna. 2012. Effects of Methanolic Extracts of

Quisqualis Indica (aerial parts) on passive smoking induced Hyperlipidemia in Rats. ournal of

Medical Pharmaceutical. And Allied Sciences. Vailable From www.jmpas.comSayuti

L.,2007.Kejadian Infeksi Cacing Hati (Fasciola hepatica) pada sapi Bali di Kabupaten

Karangasem, Bali.Skripsi.FKH IPB.

Soulsby, E. J. L. 1982. Helminths, Arthrophods and Protozoa of Domesticated Animals 7th.

Ed. Bailliere

Tindall London.

Steel, R.G.D., dan Torrie, J.H. 1980. Principles and Procedurs of Statistics A. Biometrical Approach.2nd

Ed.,International Student Ed. Mc Gaw- Hill. Kogakusha Lt,d.

Stephenson, L.S, Georgi, J.R., and Cleveland, D.J. 1977. Infection of Weaning Pigs with Known Number

of Ascaris suum Fourth Stage Larvae. Cornell Veterinarian. Vol. 67(1): 92 – 102.

Page 15: Peran Ekstrak daun Wudani (Quiskualis indica Linn) dalam ... · obat cacing alternatif dan terjangkau oleh peternak dan tersedia di pedesaan perlu dilakukan. 3 Kepulauan Indonesia

15

Suma Anthara; I Wayan Wirata ; A.A. Gde Oka Dharmayudha.2013 Ekstrak Daun Wudani Untuk

Pengobatan Infeksi Cacing Ascaris Suum Pada Babi.

Yongabi,K.A. 2005.Medicinal Plant Biotechnoloby.It,s Role and Link in Integrated Biosystems: Part I.

FMEny/ZER/ Research Centre, Abubakar. Email: yangabika@yahoo,com.