PERADILAN INTERNASIONAL & SENGKETA INTERNASIONAL
-
Upload
fathya-hfebrizka -
Category
Education
-
view
159 -
download
7
Transcript of PERADILAN INTERNASIONAL & SENGKETA INTERNASIONAL
1
2
3
MULAI
PERADILAN INTERNASIONAL&
SENGKETA INTERNASIONAL
MENU
Kelas XI IPA 3Nama Kelompok :
- Ayu Puspita Sari- Cinta Manurung- Fathya Hayati Febrizka- Netty Sreani- Rizki Refiyanti
PERADILAN INTERNASIONAL &
SENGKETA INTERNASIONAL
HUKUM INTERNASIO
NAL
PERADILAN INTERNASIO
NAL
SENGKETA INTERNASIO
NAL
ARBITRASE INTERNASIO
NAL
Sistem Peradilan
Internasional
PERADILAN INTERNASIONAL
SENGKETA INTERNASIONAL
Penyebab Sengketa
Internasional
Macam-macam Sengketa
Internasional
Penyelesaian Sengketa
Internasional
Contoh Kasus Sengketa
Internasional
HUKUM INTERNASION
AL
ISTILAH HUKUM
INTERNASIONAL
DASAR HUKUM
INTERNASIONAL
Dalam berbagai literatur Barat dan dalam bahasa Indonesia, istilah Hukum Internasional dikenal dengan nama -Ius gentium (Latin), Volkerrech (Jerman), Volkenrech (Belanda), Ius inter gen¬tes, Law of nations, Public international law, Transnational law, Common law of mankind, Hukum bangsa-bangsa, dan Hukum antarnegara. Namun, dalam konteks Indonesia, istilah ‘hukum internasional’ merupakan istilah yang paling lazim digunakan.
Alasan penggunaan hukum internasional dalam kajian keilmuan karena istilah hukum intemasional adalah istilah yang paling mendekati kenyataan dan sifat daripada hubungan-hubungan dan masalah-masalah yang menjadi obyek bidang hukum ini. Pada masa sekarang persoalan yang dikaj i oleh hukum intemasional tidak hanya terbatas pada hubungan antarbangsa-bangsa atau antarnegara saja melainkan telah mencakup berbagai persoalan hubungan antarsubyek hukum baik dalam suasana damai maupun suasana perang/konflik.
Dasar Utama Hukum
Internasional
A. Rasa Keadilan
B. Hukum Kodrat
C. Positivisme
1) RasakeadilanHukum internasional sebagai bagian dari norma hukum pada umumnya memiliki dasar yang sama dengan hukum lainnya. Menurut Wirjono (1967), rasa keadilan adalah dasar segala hukum. Artinya, hukum internasional harus berdasar pada rasa keadilan yang hidup dan terpelihara dalam berbagai bangsa di dunia.
2) Hukum KodratSudah lama bahkan pertama kali hukum internasional mendasarkan pada hukum kodrat (natural law). Kelompok penulis hukum internasional yang mendasarkan pada hukum kodrat disebut kaum naturalis. Kelompok naturalis berpendapat bahwa kaidah dan prinsip hukum dalam semua sistem hukum tidak dibuat oleh manusia melainkan berasal dari kaidah dan prinsip yang telah berlaku sepanjang masa dan bersifat universal.
3) PositivismePositivisme merupakan dasar hukum intemasional yang bersumber pada kesepakatan bersama antara negara berupa perjanjian dan kebiasaan internasional. Kelompok posivisme beranggapan bahwa peraturan dalam hubungan antarnegara adalah kaidah atau prinsip yang buat bersama sesuai dengan kepentingan dan kemauan negara-negara tersebut. Dasar hukum ini bersumber pads kesepakatan atau perjanjian sebagaimana dinyalakan Rousseau dalam bukunya Du Contract Social bahwa hokum adalah pemyataan kehendak bersama.
SISTEM PERADILAN INTERNASIONALSistem peradilan Internasional adalah salah satu proses yang menjelaskan tentanghubungan perdilan yang bekerja sama secara luas dengan bangsa lain. Kata sistem dalam kaitannya dengan peradilan internasional adalah unsur-unsur atau komponen-komponen lembaga perdailan internasional yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan dalam rangka mencapai keadilan internasional. Komponen-komponen tersebut antaral lain :1. Mahkamah Internasional ( The International Court
Justice).2. Mahkamah Pidana Internasional ( The Ionternasional
Criminal Court).3. Pnel Khusus dan Special Pidana Internasional ( The
Internasional Criminal Tribunals and Special Courts).
SENGKETA INTERNASIONAL
Sengketa internasional adalah suatu perselisihan antara subjek-subjek hukum internasional mengenai fakta, hukum atau politik dimana tuntutan atau pernyataan suatu pihak ditolak, dituntut balik atau diinkari oleh pihak lainnya.
Sengketa Internasional juga bisa diartikan sebagai perselisihan yang terjadi antara negara dengan negara, individu dengan individu, atau negara dengan badan/lembaga yang menjadi subjek hukum internasional.
Persengketaan bisa terjadi karena :1. Kesalahpahaman tentang suatu hal.2. Salah satu pihak sengaja melanggar hak / kepentingan negara lain.3. Dua negara berselisih pendirian tentang suatu hal.4. Pelanggaran hukum / perjanjian internasional.Contoh sebab timbulnya sengketa internasional yang sangat potensial terjadinya
perang terbuka :1. Segi Politis (adanya pakta pertahanan / pakta perdamaian).Pasca Perang Dunia II (1945) muncul dua kekuatan besar yaitu Blok Barat
(NATO pimpinan AS) dan Blok Timur (PAKTA WARSAWA pimpinan Uni Soviet). Mereka bersaing berebut pengaruh di bidang Ideologi, Ekonomi, dan Persenjataan. Akibatnya sering terjadi konflik di berbagai negara, missalnya Krisis Kuba, Perang Korea (Korea Utara didukung Blok Timur dan Korea Selatan didukung Blok Barat), Perang Vietnam dll.
2. Batas Wilayah.Suatu Negara berbatasan dengan wilayah Negara lain. Kadang antar Negara
terjadi ketidak sepakatan tentang batas wilayah masing – masing. Misalnya Indonesia dengan Malaysia tentang Pulau Sipadan dan Ligitan (Kalimantan). Sengketa ini diserahkan kepada Mahkamah Internasional dan pada tahun 2003 sengketa itu dimenangkan oleh Malaysia.
SENGKETA INTERNASIONAL
1. Politik luar
negeri yang
terlalu luwes atau
sebaliknya terlalu
kaku
Politik luar negeri suatu bangsa menjadi salah satu penyebab
kemungkinan timbulnya sengketa antarnegara. Sikap tersinggung atau salah paham merupakan
pemicu utama terjadinya konfl ik. Salah satu contohnya adalah sikap
Inggris yang terlalu luwes (fl eksibel) dalam masalah
pengakuan pemerintahan Cina. Pada akhirnya mengakibatkan
ketersinggungan pihak Amerika Serikat yang bersikap kaku
terhadap Cina.
2. Unsur-unsur
moralitas dan
kesopanan
antarbangsa
Dalam menjalin kerja sama atau berhubungan dengan
bangsa lain, kesopanan antarbangsa penting untuk diperhatikan dalam etika pergaulan. Sebab jika kita menyalahi etika bisa saja
timbul konfl ik atau ketegangan. Hal ini pernah
terjadi saat Singapura mengundurkan diri dari
perjanjian dengan Malaysia, meskipun hubungan baik telah
lama mereka jalin.
3. Masalah
klaim batas
negara atau
wilayah kekuasa
anNegara-negara yang bertetangga secara geografi s berpeluang besar
terjadi konfl ik atau sengketa
memperebutkan batas negara. Hal ini dialami antara
lain oleh Indonesia-
Malaysia, India-Pakistan, dan Cina-Taiwan.
4. Masalah hukum
nasional (aspek yuridis) yang saling
bertentangan
Hukum nasional setiap negara berbeda-beda bergantung
pada kebutuhan dan kondisi masyarakatnya. Jika suatu negara saling bekerja sama tanpa mempertimbangkan
hukum nasional negara lain, bukan tidak mungkin
konfrontasi bisa terjadi. Hal ini terjadi saat Malaysia secara yuridis menentang cara-cara pengalihan daerah Sabah dan
Serawak dari kedaulatan Kerajaan Inggris ke bawah
kedaulatan Malaysia.
5. Masalah ekonomi
Faktor ekonomi dalam praktek hubungan antara negara
ternyata sering kali memicu terjadinya konfl ik
internasional. Kebijakan ekonomi yang kaku dan
memihak adalah penyebab terjadinya konfl ik. Hal ini
dapat terlihat ketika Amerika Serikat mengembargo minyak
bumi hasil dari Irak yang kemudian menjadikan konfl ik tegang antara Amerika Serikat
dan Irak.
Penyebab Sengketa Internasional
Macam-macam Sengketa Internasional
Sengketa justisiabel
Sengketa justisiabel adalah sengketa yang dapat diajukan ke pengadilan atas dasar hukum internasional. Sengketa justisiabel sering disebut sebagai sengketa hukum,
karena sengketa tersebut timbul dari hukum internasional dan diselesaikan
dengan menerapkan hukum internasional.
Sengketa nonjustisiabel
Sengketa nonjustisiabel adalah sengketa yang bukan merupakan sasaran penyelesaian pengadilan. Sengketa nonjustisiabel sering dikenal sebagai
sengketa politik karena hanya melibatkan masalah kebijaksanaan atau urusan lain di luar hukum,
sehingga penyelesaian lebih banyak menggunakan pertimbangan politik. Penyelesaian politik ini
ditempuh dengan jalan diplomasi melalui keahlian diplomasi dari para diplomatnya.
Penyelesaian Sengketa Internasional
Penyelesaian Sengketa Internasional Secara
Kekerasan
Pertikaian
Bersenjata
Blokade
Damai
Penyelesaian Sengketa Internasional Secara
Damai
Negosiasi
Mediasi
Penyelesaian Sengketa Internasional Secara
Hukum
Arbitrase Internasi
onal
Pengadilan Internasional (Mahkamah Internasional
)
Pertikaian bersenjata
adalah pertentangan yang disertai penggunaan kekerasan angkatan
bersenjata tiap-tiap pihak
dengan tujuan menundukkan
lawan, dan menetapkan persyaratan perdamaian
secara sepihak.
Blokade adalah suatu pengepungan wilayah, misalnya
pengepungan suatu kota
atau pelabuhan
dengan tujuan untuk memutuskan
hubungan wilayah itu
dengan pihak luar.
Negosiasi adalah upaya penyelesaian
sengketa yang dilakukan secara
langsung oleh para pihak yang
bersengketa melalui dialog tanpa ada keikutsertaan dari
pihak ketiga. Dalam pelaksanaan
negosiasi ini, para pihak melakukan
pertukaran pendapat dan usul
untuk mencari kemungkinan tercapainya
penyelesaian sengketa secara
damai.
Mediasi adalah tindakan negara
ketiga atau individu yang
tidak berkepentingan
dalam suatu sengketa
internasional, yang bertujuan membawa ke arah negosiasi atau memberi
fasilitas ke arah negosiasi dan
sekaligus berperan serta
dalam negosiasi pihak sengketa
tersebut.
Dalam masyarakat internasional, satu-
satunya cara penyelesaian sengketa atau
kasus internasional melalui pengadilan
adalah mengajukan sengketa ke Mahkamah
Internasional (International
Court of Justice). Anggota
masyarakat internasional jarang sekali
menempuh proses ini.
Penyelesaian sengketa
internasional melalui arbitrase
internasional adalah pengajuan
sengketa internasional
kepada arbitrator (wasit) yang dipilih secara bebas oleh para pihak, untuk
memberi keputusan dengan tidak harus terlalu
terpaku pada pertimbangan-pertimbangan
hukum.
CONTOH KASUS SENGKETA INTERNASIONAL
Sengketa Internasional antara Jepang Dan Cina Penyebab : Perebutan kepemilikan Pulau Daioyu/Senkaku antara China-Jepang telah berlangsung sejak tahun 1969. Sengketa ini diawali ketika ECAFE menyatakan bahwa diperairan sekitar Pulau Daioyu/Senkaku terkandung hidrokarbon dalam jumlah besar. Kemudian pada tahun 1970, Jepang dan Amerika Serikat menandatangani perjanjian pengembalian Okinawa, termasuk pulau Daioyu/Senkaku kepada Jepang. Hal inilah yang kemudian diprotes China, karena China merasa bahwa pulau tersebut adalah miliknya.Sengketa ini semakin berkembang pada tahun 1978, ketika Jepang membangun mercusuar di Pulau Daioyu untuk melegitimasi pulau tersebut.Ketegangan ini berlanjut ketika Jepang mengusir kapal Taiwan dari perairan Daioyu. Meskipun protes yang terus menerus dari China maupun Taiwan, namun tahun 1990an Jepang kembali memperbaiki mercusuar yang telah dibangun oleh kelompok kanan Jepang di Daiyou. Secara resmi
Penyelesaian : China memprotes tindakan Jepang atas Pulau tersebut.Sampai saat ini permasalahan ini belum dapat diselesaikan. Kedua negara telah mengadakan pertemuan untuk membicarakan dan menyelesaikan sengketa. Namun dari beberapa kali pertemuan yang telah dilakukan belum ada penyelesaian, karena kedua negara bersikeras bahwa pulau tersebut merupakan bagian kedaulatan dari negara mereka, akibat overlapping antara ZEE Jepang dan landas kontinen China. Hal inilah yang belum terjawab oleh Hukum laut 1982. Meskipun saat ini banyak yang menggunakan pendekatan median/equidistance line untuk pembagian wilayah yang saling tumpang tindih, namun belum dapat menyelesaikan perebutan antara kedua negara, karena adanya perbedaan interpretasi terhadap definisi equidistance line. Alternatif lain juga telah ditawarkan untuk penyelesaian konflik, yaitu melalui pengelolaan bersama (JDA, Joint Development Agreement). Sebenarnya dengan pengelolaan bersama tidak hanya akan menyelesaikan sengketa perbatasan laut kedua negara, tetapi memiliki unsur politis. Hal ini akan memperbaiki hubungan China-Jepang, karena menyangkut kepentingan kedua negara, sehingga kedua negara harus selalu menjaga hubungan baik agar kesepakatan dapat berjalan dengan baik. Namun sayangnya tawaran ini ditolak China, padahal sebenarnya kesepakatan ini dapat digunakan untuk membangun masa depan yang cerah bersama Jepang.Melihat sulitnya dicapai kesepakatan China-Jepang, alternatif penyelesaian akhir yang harus ditemp
ARBITRASE INTERNASIONAL
• cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar pengadilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.
Menurut pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor
30 Tahun 1999
• penyelesaian atau pemutusan sengketa oleh seorang hakim atau para hakim berdasarkan persetujuan bahwa para pihak akan tunduk pada atau menaati keputusan yang diberikan oleh hakim yang mereka pilih
Menurut Subekti
• suatu proses pemeriksaan suatu sengketa yang dilakukan secara yudisial seperti oleh para pihak yang bersengketa, dan pemecahannya akan didasarkan kepada bukti-bukti yang diajukan oleh para pihak.
Menurut H. Priyatna Abdurrasyid
• sebagai suatu peradilan perdamaian, di mana para pihak bersepakat agar perselisihan mereka tentang hak pribadi yang dapat mereka kuasai sepenuhnya diperiksa dan diadili oleh hakim yang tidak memihak yang ditunjuk oleh para pihak sendiri dan putusannya mengikat bagi keduabelah pihak.
Menurut H.M.N. Purwosutjipto
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA
BILA ADA SALAH KATA DAN TULISAN MOHON DIMAAFKAN.
MENU