Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

90
Page | 1 Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE NURSE ASSOCITION 2016

Transcript of Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

Page 1: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 1

Penyusun

DIKLAT

INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE NURSE ASSOCITION

2016

Page 2: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahNya

buku penduan kurikulum program pelatihan InWOCNA dapat terselesaikan dengan

baik. Kurikulum ini berdasarkan Standar Kompetensi InWOCNA tahun

2016 sehingga pengetahuan dan keterampilan lulusan program pelatihan sertifikasi

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh InWOCNA.

Standar kurukulum pendidikan dan atau pelatihan InWOCNA ini dibuat dengan

maksud dan tujuan untuk memenuhi kualifikasi kompetensi dan sertifikat

kekhususuan sehingga kebutuhan tenaga perawat tersertifikasi pada bidang WOC

(Wound Ostomy dan Continence) dapat dipenuhi sesuai dengan standar yang

ditetapkan oleh InWOCNA.

Standar Kurikulum pendidikan dan atau pelatihan InWOCNA ini berisi mengenai

kompetensi apa saja yang harus dimiliki oleh seorang perawat WOC yang meliputi

pengetahuan tentang bidang WOC ( knowledge ) dan keterampilan klinik

( psikomotor).Kurikulum ini digunakan sebagai acuan atau rambu-rambu dalam

pelaksanaan pemenuhan penyelenggaraan program pelatihan dalam bidang WOC.

Semoga Kurikulum ini dapat dipergunakan untuk menjaga kualitas dan pendidikan

profesi perawat WOC khususnya yang dapat menjamin terciptanya tujuan

pendidikan dan atau program pelatihan yaknimeningkatkan kualitas kesehatan

seluruh lapisan masyarakat.

TIM Penyusun,

Page 3: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................

DAFTAR ISI ……………………………….......……………………..

i

ii

Pendahuluan ………………………………………………………. 1

Rancangan Program Pembelajaran Perawatan ………………. 3

Deskripsi ................................................................................... 3

Tujuan Pelatihan .......................................................................

Karateristik Perserta Pelatihan .................................................

Waktu Pelaksanaan ..................................................................

Nara Sumber .............................................................................

Laboratorium dan Klinik ............................................................

3

4

4

4

4

Stuktur Matrik Pembelajaran Kurikulum CWOC …………....... 5

Rancangan Program Pembelajaran CWOCN.......................... 6

Evaluasi Kompetensi WOCN …………………………………….. 17

Page 4: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Pendidikan dan atau pelatihan Sertifikasi Perawat Luka, Ostomy dan Kontinensia

(WOCN) telah didirikan pada tahun 2008 oleh Indonesia Eterostomal Therapy

Nurse Association (InETNA), sekarang kita kenal dengan Indonesia Wound Ostomy

Continen Nurse Association (InWOCNA).

Asosiasi ini adalah membentuk departemen pendidikan dan pelatihan adalah untuk

mempertahankan kualifikasi perawat yang terus berkembang dan berubah pada

asuhan keperawatan luka, ostomy, dan kontinensia. Organisasi ini didedikasikan

untuk mempromosi perkembangan, perbaikan, dan menjaga sertifikat profesi

perawat yang unggul pada bidang luka, ostomy dan kontinensia. Proses dibuatkan

standard pendidikan dan atau pelatihan adalah dalam rangka memenuhi kelayakan

standar individual yang ingin mengambil perawat bersertifikat CWOCN (certified

wound, ostomy continence nurse).

Sertifikasi program pendidikan dan pelatihan ini di akteditasi oleh DPP PPNI telah

memenuhi standart persyaratan yang ketat dalam mengeluarkan kredibelitas.

Dengan mendapatkan standar, pendidikan dan pelatihan WOCN membantu

menjamin keamanan dan praktek perawat luka, ostomy ataupun kontinensia.

Selain itu, WOCN percaya bahwa PPNI menjamin akreditasi berdasarkan

pendidikan dan pelatihan :

Validitas dan integrasi mandat yang dikeluarkan oleh PPNI tidak perlu

dipertanyakan lagi dan berdedikasi tinggi.

Berstandar dan adil untuk setiap sertifikat yang telah terpenuhi.

Kredensial perawat bersertifikasi pada InWOCNA telah mendapatkan

penghargaan tinggi dari rekan mereka, profesi medis lainnya dan pengusaha.

Untuk penjaminan mutu lulusan perawat tersertifikasi dibutuhkan sinergi visi

InWOCA dan pemenuhan kebutuhan kompetensi stakeholder sebagai pengguna

lulusan, melalui proses pembelajaran yang relevan. Tujuan pendidikan dan atau

Page 5: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 2

pelatihan untuk mengembangkan sumber daya manusia dan teknologi yang

bertumpu pada kemampuan, kepercayaan diri sendiri, dan kemampuan

berkomunikasi melalui pendidikan dan praktek yang relevan dengan kebutuhan

pembangunan nasional dan memenuhi standar nasional, maka setiap peserta yang

ikut pelatihan sertifikasi harus memenuhi Kurikulum Perawatan Luka InWOCNA, hal

ini adalah dalam rangka membangun, kemampuan pelayanan berbasis bukti dan

teknologi, serta memelihara standar perawatan wound, ostomy dan kontienensia

dan etika dalam pengembangan iptek yang sudah ditetapkan oleh InWOCNA..

Tujuan

Maksud dari penyusunan pedoman pendidikan dan atau pelatihan adalah agar para

lulusan dapat memenuhi kemampuan standard minimal yang harus dimiliki dengan

pengakuan nasional dan memenuhi kompetensi sebagai perawat dengan sertifikasi

dalam bidang pelayanan WOC yang bertangung jawab dan bertanggung gugat.

Page 6: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 3

RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN

PERAWATAN KONTINENSIA

NAMA PELATIHAN : Certified Wound Ostomy Continence Nurse

(CWOCN)

LAMA WAKTU : 400 jam

PRASYARAT : S1 ners

A. Deskripsi

Perawatan bidang Wound Ostomy dan Contonence (WOC) adalah bidang khusus

keperawatan yang melibatkan perawatan klien dengan masalah WOC. Perawat

WOC adalah suatu bidang keahlian yang professional tidak hanya di rumah sakit;

tetapi juga di klinik rawat jalan, praktek swasta, perawatan di rumah, di fasilitas

perawatan waktu yang lama, dalam industry, penelitian, dan program pendidikan

keperawatan.

Klien dengan masalah WOC memiliki kebutuhan yang sangat khusus. InWOCNA

Menyadari akan tunutan kebutuhan ini yang sangat dibutuhkan dalam tatanan

pelayan kesehatan kepada masyarakat. Pelatihan menjadi perawat ahli bidang

WOC dikhususkan untuk membantu klien dengan menawarkan pelayan langsung,

konseling, pendidikan dan perawatan langsung dan mandiri.

Page 7: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 4

B. Tujuan Pelatihan :

Menerapkan konsep-konsep anatomi dan fisiologi dari system gastrointestinal,

genitourinari, dan integument

1. Menerapkan pelayana keperawatan klien dengan luka, ostomies, dan / atau

masalah kontiennsia.

2. Mengevaluasi yang berkaitan dengan patofisiologi, tes diagnostik, dan pilihan

manajemen medis dan bedah untuk perawatan orang dengan masalah luka,

ostomies, dan / atau perawatan kontinensia.

3. Rencana pasien dan pendidikan keluarga dan rehabilitasi dalam berbagai

pengaturan praktik yang berhubungan dengan luka yang kompleks, ostomy, dan

perawatan kontinensia.

4. Merumuskan komunikasi efektif aik lisan, tertulis, dan elektronik dengan

profesional kesehatan lainnya, pasien, keluarga, dan masyarakat.

5. Menunjukkan peningkatan keahlian klinis dalam merawat pasien dengan luka

yang kompleks, ostomies, dan masalah perawatan kontinensia

C. Karakteristik Peserta Pelatihan

Peserta didik yang akan ikut dalam pelatihan ini adalah mereka dengan dasar

pendidikan perawat S1 Keperawatan Ners dan belum pernah mendapatkan

pelatihan secara khusus.

D. Waktu pelaksanaan

Lama waktu program pendidikan ini adalah kurang lebih 10 (sepuluh minggu) sudah

masuk teori dan praktik.

E. Nara Sumber

Page 8: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 5

Nara sumber mimimal adalah perawat tersertifikasi WOCN/ETN, dan atau sertifikasi

satu atau lebih pada Luka, stoma dan kontinen tingkat lanjut yang sudah memiliki

sertifikat TOT

F. Laboratorium dan klinik

Memiliki alat peraga untuk melaksanakan praktik atau workshop dan video

perawatan luka,stoma dan kontinensia dan lahan praktik yang memadai.

Page 9: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 6

STRUKTUR MATRIK KURIKULUM CERTIFIED WOCN (CWOCN)

No Materi inti Teori Laboratorium pratik Total

Jam

1 Konsep umum dalam sistem

integumen

a. Anatomi, fisiologi dan

fungsi dari sistem

integumen dan jaringan

penunjang

b. Fisiologi penyembuhan luka

c. Faktor-faktor yang

mempengaruhi integritas

pada sistem integumen

- Faktor penghambat dalam

penyembuhan luka

- Nutrisi dalam

penyembuhan luka

2 2 4

2 Pengkajian umum

a. Pengkajian /penilaian

terfokus pada sistem

integumen

b. Faktor risiko sistem

integumen

c. Penilaian sistem integumen

awal dan berkelanjutan

untuk masalah perubahan

potensial atau aktual:

1 2 3

3 Konsep manajemen perawatan

a. Kemampuan menentukan

penurunan penyembuhan

pada sistem integumen

b. Kontrol atau eliminasi

faktor yang menyebabkan

atau memberikan kontribusi

terhadap perubahan pada

sistem integumen

c. Optimalisasi lingkungan

sistem integumen

d. Evaluasi penilaian data

1 2 3

Page 10: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 7

sistem integumen dan

menyesuaikan rencana

perawawtan dan atau

pengobatan.

e. Kolaborasi dengan

profesional perawatan

kesehatan lainnya tentang

klien dengan perubahan

sistem integumen

f. Pendidikan klien, perawat

dan penyedia layanan

kesehatan mengenai

pencegahan dan

pengobatan perubahan

yang terjadi pada sistem

integument

4 Perubahan sistem integumen

a. Perubahan sistem

integumen (luka trauma :,

robekan dan atau laserasi ,

pengupasan oleh perekat,

bahan kimia, faktor infeksi,

faktor alergi, radiasi,

ekstravasasi

b. Menetapkan rencana

perawatan untuk klien

dengan perubahan sistem

integumen

c. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mencegah dan

mengelola perubahan

sistem integumen

1 2 3

5 Luka tekan (pressure ulcer)

a. Interpretasi data yang

terkait dengan klien yang

mengalami ulkus tekan

b. Menetapkan rencana

perawatan untuk klien

dengan luka tekan

1 2 3

Page 11: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 8

c. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mencegah dan

mengelola luka tekan

6. Luka venous

a. Menginterpretasikan data

yang terkait dengan klien

yang mengalami ulkus kaki

vena

b. Menetapkan rencana

perawatan untuk klien

dengan ulkus kaki vena.

c. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mencegah

terulangnya ulkus kaki vena

d. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mengelola luka kaki

vena

1 2 3

7. Luka arterial

a. Menginterpretasikan data

yang terkait dengan klien

yang mengalami luka arteri

b. Menetapkan rencana

perawatan untuk klien

dengan luka arteri.

c. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mencegah luka arteri.

d. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mengelola luka arteri

berdasarkan potensi untuk

penyembuhan (Mis, kering

atau lembab).

1 2 3

8. Luka mix venous/arterial

a. Menafsirkan data yang

terkait dengan klien yang

mengalami campuran luka

1 2 3

Page 12: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 9

vena / arteri

b. Menetapkan rencana

perawatan untuk klien

dengan luka campuran

vena / arteri

c. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mencegah luka

campuran vena / arteri

d. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mengelola luka

campuran vena/ arteri

9. Luka neuropati dan atau luka

diabetik

a. Menginterpretasi data yang

terkait dengan klien yang

mengalami ulkus

neuropatik/diabetik:

b. Menetapkan rencana

perawatan untuk klien

dengan ulkus

neuropatik/diabetik

c. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mencegah ulserasi

neuropatik/diabetik

d. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mengelola ulserasi

neuropatik/diabetik

berdasarkan kemampuan

menyembuhkan

3 2 5

10. Luka bedah

a. Menginterpretasi data yang

terkait dengan klien yang

mengalami luka bedah

b. Menetapkan rencana

perawatan untuk klien

dengan luka bedah.

1 2 3

Page 13: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 10

c. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mengelola luka

bedah dan mencegah

komplikasi.

Luka trauma

a. Menginterpretasi data yang

terkait dengan klien yang

mengalami luka traumatis

b. Menetapkan rencana

perawatan untuk klien

dengan luka traumatis.

c. Implements intervensi

keperawatan untuk

mencegah terulangnya luka

traumatis

d. Implementasi intervensi

keperawatan untuk

mengelola luka traumatis.

1 2 3

11. Luka bakar

a. Menginterpretasi data yang

terkait dengan klien yang

mengalami luka termal

b. Menetapkan rencana

perawatan untuk klien

dengan luka termal.

c. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mencegah

terulangnya cedera termal

d. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mengelola cedera

termal

2 4 6

12. Luka autoimun dan atau

gangguan dermatologi

a. Menginterpretasi data yang

terkait dengan klien yang

mengalami luka etiologi

autoimun

3 2 5

Page 14: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 11

b. Menetapkan rencana

perawatan untuk klien

dengan luka etiologi

autoimun dan atau

gangguan dermatologi

c. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mengelola klien

dengan luka etiologi

autoimun dan atau

gangguan dermatologi

13. Luka cancer

a. Menginterpretasi data yang

terkait dengan klien yang

mengalami luka ganas

b. Menetapkan rencana

perawatan untuk klien

dengan luka ganas.

c. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mengelola luka

ganas

2 2 4

14. Luka dehisensi dan eviserasi

a. Menginterpretasi data yang

terkait dengan klien yang

mengalami dehisensi dan

eviserasi

b. Menetapkan rencana

perawatan untuk klien

dengan luka dehisensi dan

eviserasi .

c. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mengelola luka

dehisensi dan eviserasi

1 2 3

15. Luka komplek

a. Menginterpretasi data yang

terkait dengan klien yang

mengalami luka komplek

b. Menetapkan rencana

1 1 2

Page 15: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 12

perawatan untuk klien

dengan luka komplek .

c. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan

untuk mengelola luka

komplek

16. Fistula

Mampu menginterpretasi data yang terkait dengan klien yang mengalami fistula termasuk: riwayat dan fisik a. Mampu menetapkan

rencana perawatan untuk klien dengan luka perawwatan fistula

b. Mampu mengimplementasikan intervensi keperawatan untuk mengelola klien dengan fistula

1 2 3

Total teori 60

Perawatan Stoma

17 Anatomi dan Filiologi saluran

Gastrointestinal

1 2

18 Anatomi dan Fisiologi sistem

Urinal

1 1

19 Penyakit yang dapat

menyebabkan stoma dan

kanker Fekal

2 2

20 Penyakit Radang Usus 1,5 1.5

21 Kondisi lainnya yang

menyebabkan gangguan

1,5 1.5

Page 16: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 13

Fekal

22 Stoma Urinal 2 1 3

23 Kontruksi fekal dan Urinal

stoma

1,5 1.5

24 Perseiapan Sebelum operasi

bagi klien yang mengalami

gangguan pada Fekal atau

Urinal

1 1 2

25 Manajemen Pengkajian

Keperawatan setelah operasi

1,5 1.5

26 Pemilihan Kantong Stoma 1 2 3

27 Pendidikan Kesehatan pada

kliendengan gangguan urinal

atau fekal

2 3 5

28 Manajemen isu terkait pada

kliendengan gangguan fekal

dan urinal

1 1 2

29 Rehabilitasi dan kebutuhan

spesial bagi klienostomy

2 2 4

30 Pengkajian dan Manajemen

klien pediatrik

2 2 4

31 Kondisi Kulit peristomal 1 1 2

Page 17: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 15

43 Dinsfungsi pengosonagan dan

inkontinensia urin pada wanita

2 1 3

44 Infeksi dan gejala saluran

kemih bagian bawah pada

orang dewasa

1.5 1.5

45 Dinsfungsi pengosongan dan

inkontinensia urin pada

populasi pediatric

2.5 2.5

46 Manajemen penggunaan alat-

alat penahanan dan produk-

produk penyerap yang tepat

2 2 4

47 Indewelling dan kateterisasi

intermitten

2 2 4

48 Fisiologi normal defekasi 2 2

49 Gangguan motilitas 1.5 1.5

50 Inkontienensia fekal: patologi,

pegkajian dan manajemen

2.5 2 4.5

51 Disfungsi bowel dan

inkontinensia fekal

2 2

52 Disfungsi bowel dan

inkontinensia fekal pada

populasi pediatric

2 2

Total teori 44

53 Standard universal precaution 3 3 9

54 Basis bukti dalam manajemen

perawatan luka

3 3

Page 18: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 16

55 Aspek legal dan

Pengembangan profesional

7 3 10

Total teori dan laboratorium 170 jam

Pratikum 230 jam

Total keseluruhan CWOCN 400 jam

Page 19: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 17

RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN CERTIFIED WOUND STOMY CONTINENCE NURSE (CWOCN)

Kompetensi yang diharapkan Bahan kajian Strategi

pembelajaran

Latihan yang

dilakukan

Penilaian

Jenis

penilaian Instrumen

Memahami Prinsif Umum Dalam

Sistem Integumen

a. Memahami anatomi, fisiologi

dan fungsi dari sistem

integumen

b. Memahami faktor-faktor yang

mempengaruhi integritas kulit

c. Memahami indikasi untuk dan

penggunaan produk pada kulit

dan aplikasi

Prinsip Umum Sistem integumen

a. Anatomi, fisiologi dan fungsi dari

sistem integumen termasuk :

epidermis ;dermis;jaringan

subkutan;organ

aksesori;perlindungan;respon

imun;termoregulasi;sensasi;meta

bolisme;komunikasi;identifikasi;

danfaktor yang berhubungan

dengan usia

b. Fisiologi penyembuhan dan

faktor pengambat penyembuhan:

Perbaikan (misalnya, ketebalan

parsial);

Regenerasi (misalnya, ketebalan

penuh);

hemostasis (misalnya, agregasi

Lecture

Praktikum

anatomi kulit

Test Choice

Page 20: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 18

platelet);

Inflamasi (misalnya, fagositosis);

Proliferatif (misalnya, granulasi,

fibroplasia, angiogenesis,

kontraksi,

re-epitelisasi); dan

renovasi (mis, pematangan).

c. Faktor-faktor yang

mempengaruhi integritas kulit

(misalnya, usia, obat-obatan,

nutrisi, hidrasi, infeksi, penyakit

penyerta, trauma, kontaminasi,

perfusi jaringan, stres, aktivitas,

mobilitas, kognitif dan status

sensorik, faktor internal dan

eksternal lainnya).

d. Indikasi untuk dan penggunaan

produk pada sistem integumen

dan aplikasi(Mis, pelembab, krim,

pembersih pembersih, hambatan

pelindung).

Page 21: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 19

Prinsif Pengkajian Umum Sistem

Integumen

a. Melakukan pengkajain

terfokus sistem integumen

b. Mengidentifikasi faktor risiko

sistem integumen

c. Melakukan penilaian sistem

integumen awal dan

berkelanjutan untuk masalah

perubahan potensial atau

aktual

a. Melakukan penilaian terfokus

sistem integumen termasuk:

riwayat dan fisik (misalnya,

tampilan tanda dan gejala, luka,

kesehatan, obat, alergi, faktor

gaya hidup, kemampuan

perawatan diri, tinggi dan berat

badan, komorbiditas, merokok,

penggunaan narkoba, gizi ,

hidrasi, nyeri, perfusi jaringan,

mobilitas, usia, alat-alat bantu,

status kekebalan, diagnostik dan

tes laboratorium); dan

biopsikososial (misalnya, status

kognitif, faktor keamanan,

kualitas hidup, status sosial

ekonomi, motivasi, tingkat

pendidikan, pengaturan hidup,

citra tubuh, penyebab / efek

cedera, dukungan keluarga, gaya

hidup, budaya, etnis, spiritualitas,

bahasa, mengatasi keterampilan,

ketersediaan sumber daya,

Lecture Latihan

pengakjian luka

Obeervasi Evaluasi

kompetensi

Page 22: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 20

dampak sosial dari perubahan

paa kulit , dampak fungsional

dan perubahan sistem integunen,

konservasi energi, dampak

penyakit pada diri dan keluarga

dinamika, kepatuhan terhadap

rencana pengobatan, usia

kehamilan).

b. Mengidentifikasi faktor risiko

sistem sistem integumen

(misalnya, penahanan, gesekan,

pergeseran, jatuh, kelembaban,

kepekaan, persepsi sensorik,

kontribusi faktor eksternal dan

internal laiinya, tingkat aktivitas,

tekanan, mobilitas).

c. Melakukan penilaian awal dan

berkelanjutan untuk masalah

potensial atau aktual: etiologi

(misalnya, memar, ecchymosis,

kandidiasis, dermatitis); lokasi;

tingkat kerusakan epidermal

(mis, eritema, hematoma);

Page 23: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 21

eksudat (misalnya, menangis

dermatitis); bau; warna; rasa

sakit; dan indurasi, dan lainya

pada masalah kulit.

Prinsif Manajemen Pada Sistem

Integumen

a. Kemampuan menentukan

penurunan penyembuhan

pada sistem integumen

b. Mampu menkontrol atau

eliminasi faktor yang

menyebabkan atau

memberikan kontribusi

terhadap perubahan pada

sistem integumen

c. Mampu mengoptimalisasi

lingkungan sistem integumen

d. Mampu mengevaluasi

penilaian data sistem

integumen dan menyesuaikan

rencana perawawtan dan atau

pengobatan.

a. Kemampuan dalam menentukan

penurunan pada sistem

integumen (misalnya, kontrol

gejala, pemeliharaan, paliatif).

b. Kontrol atau menghilangkan

faktor penyebab atau

berkontribusi terhadap

perubahan sistem integumen

(misalnya, efek obat, kemoterapi,

terapi radiasi, gizi).

c. Mengoptimalkan lingkungan yg

menutupi: mencegah dan

menghilangkan infeksi;

perawatan kulit;

mempertahankan dan

mengembalikan keseimbangan

kelembaban (misalnya,

menyerap eksudat, menambah

Lecture

Latihan

pengkajian

perkembangn

luka

Praktikum

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Page 24: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 22

e. Mampu berkolaborasi dengan

profesional perawatan

kesehatan lainnya tentang

klien dengan perubahan

sistem integumen

f. Mampu melakukan pendidikan

klien, perawat dan penyedia

layanan kesehatan mengenai

pencegahan dan pengobatan

perubahan yang terjadi pada

sistem integumen

kelembaban); mempertahankan

dan mengembalikan pH;

mengontrol bau; melindungi kulit

dari trauma dan kontaminasi

(misalnya, tekanan, pergeseran,

gesekan); mempertahankan

lingkungan termal (misalnya,

internal, eksternal); mengajarkan

menghindari radiasi ultraviolet;

mengajarkan untuk menghindari

sabun yang iritatif; dan

mengelola rasa sakit.

d. Mengevaluasi pengkajian data

sistem integumen dan

menyesuaikan rencana

pengobatan.

e. Berkolaborasi dengan profesional

perawatan kesehatan lainnya

tentang klien dengan perubahan

kulit (misalnya, ahli bedah

vaskular, dermatologists, ahli

bedah plastik).

f. Pendidikan kesehaatn klien dan

Page 25: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 23

mendidik perawat dan penyedia

layanan kesehatan mengenai

pencegahan dan pengobatan

pada perubahan kulit .

g. Memahami indikasi dan

penggunaan produk perawatan

luka canggih dan aplikasi

(misalnya, hidrokoloid, alginat,

busa, hydrofiber, dan lain-lain,

penggunaan alat canggih dalam

mempercepat pemyembuhan

luka dan atau terafi ajuvan)

Prinsif Manajmen Pada Luka

a. Mampu menentukan

kemampuan penyembuhan

luka

b. Mampu menkontrol atau

menghilangkan penyebab /

faktor yang berhubungan

dengan luka

c. Mampu mengoptimalkan

a. Menentukan kemampuan

penyembuhan luka (misalnya,

kontrol gejala, pemeliharaan,

paliatif).

b. Kontrol atau menghilangkan

penyebab / faktor yang

berhubungan dengan luka

(misalnya, nutrisi) memberikan

kontribusi.

c. Mengoptimalkan lingkungan luka:

Lecture

Latihan

perawatan luka

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Page 26: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 24

lingkungan luka: mencegah

dan mengelola infeksi

d. Mampu mengevaluasi data

luka dan penilaian untuk

menyesuaikan rencana

pengobatan.

e. Mampu berkolaborasi dengan

profesional perawatan

kesehatan lainnya tentang

klien dengan luka (misalnya,

ahli bedah vaskular,

dermatologists, ahli bedah

plastik).

f. Mampu membrikan pendidikan

dan mendidik klien, perawat

dan penyedia layanan

kesehatan mengenai

pencegahan dan pengobatan

luka.

g. Memapu menindikasikan dan

penggunaan produk perawatan

luka canggih dan aplikasi

(misalnya, hidrokoloid, alginat,

mencegah dan mengelola infeksi;

membersihkan luka, dan

periwound; menghilangkan

jaringan yang tidak sehat atau

nonviable (debridement;

mekanik, biologi, autolitik dan

tajam dan menggunakan alat

canggih); mempertahankan

keseimbangan kelembaban

(misalnya, menyerap eksudat,

menambah kelembaban);

mempertahankan dan

mengembalikan pH;

menghilangkan ruang mati

(misalnya, rongga packing);

mengontrol bau; melindungi luka

dari trauma dan kontaminasi

(misalnya, tekanan, geser,

gesekan); melindungi kulit

periwound; mempertahankan

lingkungan termal (misalnya,

internal); dan mengelola rasa

sakit.

Page 27: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 25

busa, hydrofibres dan alat-alat

canggih dalam mempercepat

penyembuhan luka dan atau

penggunaan terafi ajuvan ).

d. Mengevaluasi data luka dan

penilaian untuk menyesuaikan

rencana pengobatan.

e. Berkolaborasi dengan profesional

perawatan kesehatan lainnya

tentang klien dengan luka

(misalnya, ahli bedah vaskular,

dermatologists, ahli bedah

plastik).

f. Mendidik klien, perawat dan

penyedia layanan kesehatan

mengenai pencegahan dan

pengobatan luka.

g. Indikasi dan penggunaan produk

perawatan luka canggih dan

aplikasi (misalnya, hidrokoloid,

alginat, busa, hydrofibres dan

alat-alat canggih dalam

mempercepat penyembuhan luka

dan atau penggunaan terafi

ajuvan ).

Perubahan masalah kesehatan a. Mengintepretasikan data yang Lecture Latihan Evaluasi Evaluasi

Page 28: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 26

pada kulit.misalnya, robekan kulit;

luka benda tajam, kimia, faktor

infeksi, faktor alergi, radiasi,

ekstravasasi)

a. Mampu mengintepretasikan

data yang terkait dengan klien

yang mengalami perubahan

kulit

b. Mampu menetapkan rencana

perawatan untuk klien dengan

perubahan pada kulit .

c. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mencegah dan mengelola

perubahan pada kulit

terkait dengan klien yang

mengalami perubahan kulit ;

riwayat dan fisik (misalnya, agen

topikal, tujuan perekat, teknik

penghapusan perekat, usia

kehamilan, durasi reaksi);

penilaian kulit (misalnya,

penampilan, lokasi, luas,

eksudat, bau, kulit di sekitarnya,

infeksi, pruritus, keseimbangan

kelembaban, kebersihan,

diaphoresis, ruam, lesi, robekan ,

lecet, kerapuhan kulit, purpura,

memar); dan penilaian luka

(misalnya, Payne-Martin Sistem

Klasifikasi untuk robekan kulit).

b. Menetapkan rencana perawatan

untuk klien dengan perubahan

pada kulit .

c. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan untuk mencegah

dan mengelola perubahan pada

kulit (misalnya, menghilangkan

perawatan luka obersevasi kompetensi

Page 29: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 27

atau meminimalkan faktor risiko,

merujuk ke profesional lainnya

perawatan kesehatan,

memantau ruam atau lesi,

kebersihan, dan hemostasis).

d. Melakukan penjahitan dengan

luka trauma ringan ( misalnya

laserasi)

Luka Tekan

a. Mampu mengintepretasikan

data yang terkait dengan klien

yang mengalami luka tekan

termasuk: riwayat dan fisik

b. Mampu menetapkan rencana

perawatan untuk klien dengan

luka tekan

c. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mencegah dan mengelola luka

tekan berdasarkan potensi

untuk menyembuhkan

a. Mengintepretasikan data yang

terkait dengan klien yang

mengalami luka tekan termasuk:

riwayat dan fisik (misalnya,

kerusakan kulit sebelumnya);

Penilaian luka (misalnya, derajat

luka dengan NPUAP , Red-

Yellow-Black klasifikasi); dan

penilaian risiko (misalnya, tempat

duduk, tekanan, perangkat off-

loading, intensitas dan durasi

tekanan, toleransi jaringan,

mengubah posisi , operasi

sebelumnya).

Lecture

Simulasi

Latihan

perawatan luka

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Page 30: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 28

d. Mampu mengkaji

perkembangan luka dengan

alat PSST , atau DESIGN -R

b. Menetapkan rencana perawatan

untuk klien dengan luka tekan

c. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan untuk mencegah

dan mengelola luka tekan

berdasarkan potensi untuk

menyembuhkan (misalnya,

penurunan tekanan dan

permukaan dukungan, modifikasi

gaya hidup, posisi, manajemen

kelembaban, kontrol pegeseran

dan gesekan).

d. Pengkajian luka dengan PPST

dan DESIGN-R

Luka Venous

a. Mampu mengintepretasikan

data yang terkait dengan klien

yang mengalami ulkus kaki

vena

a. Mampu menetapkan rencana

perawatan untuk klien dengan

b. Mengintepretasikan data yang

terkait dengan klien yang

mengalami ulkus kaki vena

termasuk: riwayat dan fisik

(misalnya, riwayat keluarga

penyakit vena, trombosis vena

dalam, cedera kaki besar,

operasi vena, operasi kaki,

Lecture

Simulasi

Latihan

perawatan luka

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Page 31: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 29

ulkus kaki vena.

b. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mencegah terulangnya ulkus

kaki vena

c. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mengelola luka kaki vena

sebelum ulserasi kaki,

penggunaan stoking kompresi,

tingkat aktivitas dan pekerjaan,

jumlah kehamilan, posisi tidur,

emboli paru, gagal jantung

kongestif, gagal ginjal, neuropati,

klaudikasio, toleransi aktivitas,

pemeriksaan pembuluh darah,

pengobatan masa lalu); penilaian

ekstremitas bawah (misalnya,

Indeks Tekanan Ankle Brachial

(ABPI), tekanan kaki, edema,

eksim, pergelangan kaki suar,

pergelangan kaki dan mobilitas

sendi, pompa otot betis,

lipodermatosclerosis, varises,

warna, suhu, hiperpigmentasi,

hipopgmentasi, atrophie blanche,

gaya berjalan, nadi , pengisian

kapiler, kuku, pengujian sensasi

protektif, nyeri); dan penilaian

luka (misalnya, lokasi, tepi,

dangkal, eksudat, granulasi dan

Page 32: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 30

wound bed).

c. Menetapkan rencana perawatan

untuk klien dengan ulkus kaki

vena.

d. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan untuk mencegah

terulangnya ulkus kaki vena

(misalnya, menghindari trauma,

menghindari berkepanjangan

duduk / berdiri, kompresi untuk

hidup, melembabkan kulit, hindari

produk yang menyebabkan

sensitivitas, meningkatkan

anggota badan, olahraga kaki,

strategi penurunan berat badan,

pemeriksaan rutin).

e. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan untuk mengelola

luka kaki vena (misalnya, terapi

kompresi, pruritus dan

perubahan kulit, manajemen

xerosis , latihan, meninggikan

kaki).

Page 33: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 31

Luka Arteri

a. Mampu menginterpretasi data

yang terkait dengan klien yang

mengalami luka arteri

b. Mampu menetapkan rencana

perawatan untuk klien dengan

luka arteri.

c. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mencegah luka arteri.

d. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mengelola luka arteri

berdasarkan potensi untuk

penyembuhan (misalnya,

kering atau lembab

a. Menginterpretasi data yang

terkait dengan klien yang

mengalami luka arteri termasuk:

sejarah dan fisik (misalnya,

merokok, posisi, trauma,

komorbiditas seperti diabetes,

dislipidemia, hipertensi, obesitas,

penyakit kardiovaskular atau

operasi, penyakit sel sabit, usia,

penyakit ginjal tidur , COPD);

lebih rendah ssessment

ekstremitas (misalnya,

penampilan kulit, nyeri,

klaudikasio, edema, sensasi,

suhu, tulang cacat, nadi , ABPI,

status perfusi, tekanan kaki,

perubahan iskemik, pengisian

kapiler, aliran balik vena, pucat

pada saat elevasi, tergantung

rubor, jari kaki, kuku, gaya

berjalan, atrofi otot); Penilaian

Lecture

Simulasi

Latihan

perawatan luka

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Page 34: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 32

luka (misalnya, nekrotik, pucat,

kering, menekan-out, lokasi); dan

penilaian kulit (misalnya,

mengkilap, kencang, berbulu,

kering).

b. Menetapkan rencana perawatan

untuk klien dengan luka arteri.

c. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan untuk mencegah

luka arteri.

d. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan untuk mengelola

luka arteri berdasarkan potensi

untuk penyembuhan (misalnya,

kering atau lembab

Luka Mix Vena-Arteri

a. Mampu mengintepretasikan

data yang terkait dengan klien

yang mengalami luak mix vena

/ arteri ulkus kaki:

b. Mampu menetapkan rencana

a. Mengintepretasikan data yang

terkait dengan klien yang

mengalami luak mix vena / arteri

ulkus kaki: sejarah dan fisik

(misalnya, riwayat keluarga

penyakit vena, trombosis vena

dalam, cedera kaki besar,

Lecture

Simulasi

Latihan

perawatan luka

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Page 35: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 33

perawatan untuk klien dengan

luka campuran vena / arteri .

c. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mencegah luka campuran

vena / arteri

d. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mengelola luka campuran

vena arteri kaki / ulkus

berdasarkan potensi untuk

penyembuhan

operasi vena, operasi kaki,

sebelum ulserasi kaki,

penggunaan stoking kompresi,

tingkat aktivitas dan pekerjaan,

jumlah kehamilan, posisi tidur,

gagal jantung kongestif, gagal

ginjal, neuropati, toleransi

aktivitas, diabetes mellitus,

merokok, hiperkolesterolemia,

penyakit jantung iskemik, PVD,

klaudikasio intermiten, tes

diagnostik seperti studi pembuluh

darah); luka mix vena / arteri

penilaian ulkus kaki (mungkin

kombinasi dari gejala berikut

vena dan penyakit arteri)

(misalnya, Indeks Tekanan Ankle

Brachial 0,5-0,8 (ABPI), studi

kompresi segmental, tekanan

kaki, edema, eksim, pergelangan

kaki suar, pergelangan kaki dan

mobilitas sendi,

lipodermatosclerosis, varises,

Page 36: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 34

warna, suhu, hiperpigmentasi,

atrophie blanche, gaya berjalan,

nadi , pengisian kapiler, kuku,

pengujian sensasi protektif, nyeri

dengan elevasi (nyeri saat

istirahat) ditambah nyeri dengan

ketergantungan, ulkus dengan

"rongga i" penampilan, dasar luka

buruk perfusi dan pucat, kaki

dingin / kaki (di lingkungan yang

hangat), mengkilap, kulit

kencang, rubor tergantung dan

pucat dengan elevasi, pucat atau

biru kaki, jari kaki gangren); dan

penilaian luka (misalnya, tepi,

dangkal, eksudat ulkus mungkin

melingkar, pucat, punched-out

edges, warna dengan tepi,

mungkin berisi jaringan nekrotik

dan eschar).

b. Menetapkan rencana perawatan

untuk klien dengan luka

campuran vena / arteri ulkus

Page 37: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 35

kaki.

c. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan untuk mencegah

luka campuran vena / arteri kaki

ulkus (misalnya, menghindari

trauma, menghindari

berkepanjangan duduk / berdiri,

memastikan efektif, tingkat ringan

kompresi, melembabkan kulit,

hindari produk yang

menyebabkan sensitivitas,

meningkatkan anggota badan,

mempromosikan latihan kaki,

penurunan berat badan strategi,

menurunkan kadar glukosa

darah, berhenti merokok,

menurunkan kolesterol).

d. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan untuk mengelola

luka campuran vena arteri kaki /

ulkus berdasarkan potensi untuk

penyembuhan (misalnya, terapi

kompresi , mengelola pruritus,

Page 38: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 36

olahraga, meninggikan kaki ,

menurunkan kadar glukosa

darah, berhenti merokok,

menurunkan kolesterol,

memberikan analgesia yang

memadai untuk emungkinkan

tidur di malam hari).

Luka Neuropatik dan atau

Diabetik

a. Mampu mengintepretasikan

data yang terkait dengan klien

yang mengalami ulkus

neuropatik: riwayat dan fisik

b. Mmapu mengidentifikasi risiko

/ klasifikasi luka untuk ulkus

dan amputasi (misalnya,

Wagner, University of Texas,

pencegahan Amputasi kaki, ).

c. Mampu menetapkan rencana

perawatan untuk klien dengan

ulkus neuropatik.

a. Mengintepretasikan data yang

terkait dengan klien yang

mengalami ulkus neuropatik:

sejarah dan fisik (misalnya,

kehadiran dan durasi diabetes,

ulkus sebelumnya, hidup dengan

penyakit ekstremitas bawah;

arteri, pengobatan masa lalu,

durasi luak , tes diagnostik

seperti plethysmography, ABPI,

uji Doppler , arteri Duplex Scan,

transkutan oksigen (TcpO2), x-

ray, tulang / gallium scan, CAT

scan, MRI, ESR, glukosa darah,

HgbA1C, Serum B12, TSH);

Lecture

Simulasi

Latihan

perawatan luka

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Page 39: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 37

d. Mmapu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mencegah ulserasi neuropatik.

e. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mengelola ulserasi neuropatik

berdasarkan kemampuan

menyembuhkan (misalnya,

tekanan dari-loading, kadar

glukosa, penghapusan kalus,

modifikasi gaya hidup).

penilaian ekstremitas bawah

(misalnya, nyeri, sensasi,

deformitas tulang, kuku,

muskuloskeletal / biomekanik

status, gaya berjalan, pemetaan

tekanan, penilaian neurologis,

kaki dan perawatan kuku, alas

kaki, nadi , kalus, anhydrosis,

celah / retakan, tinea pedis,

peradangan, suhu, rambut,

edema); dan penilaian luka

(misalnya, kalus, sinus saluran ,

paparan tulang).

b. Mengidentifikasi risiko / klasifikasi

luka untuk ulkus dan amputasi

(misalnya, Wagner, University of

Texas, pencegahan Amputasi

kaki).

c. Menetapkan rencana perawatan

untuk klien dengan ulkus

neuropatik.

d. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan untuk mencegah

Page 40: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 38

ulserasi neuropatik.

e. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan untuk mengelola

ulserasi neuropatik berdasarkan

healability (misalnya, tekanan

dari-loading, kadar glukosa,

penghapusan kalus, modifikasi

gaya hidup).

Luka Bedah

a. Mampu menginnterpretasikan

data yang terkait dengan klien

yang mengalami luka bedah

termasuk: riwayat dan fisik

b. Menetapkan rencana

perawatan untuk klien dengan

luka bedah.

c. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mengelola luka bedah dan

mencegah komplikasi.

a. Mampu menginnterpretasikan

data yang terkait dengan klien

yang mengalami luka bedah

termasuk: riwayat dan fisik

(misalnya, diagnosis, tanggal,

panjang dan jenis operasi,

healing brige, alignancy, edema

pasca operasi, panjang rawat

inap, ketegangan pada garis

jahitan, obesitas, obat-obatan

seperti kortikosteroid, pra operasi

status); dan penilaian luka

(misalnya, penyembuhan

punggung, seroma, hematoma,

Lecture

Simulasi

Latihan

perawatan luka

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Page 41: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 39

saluran , fistula, abses, nekrosis).

b. Menetapkan rencana perawatan

untuk klien dengan luka bedah.

c. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan untuk mengelola

luka bedah dan mencegah

komplikasi.

Luka Traumatis

a. Mampu menginterpretasi data

yang terkait dengan klien yang

mengalami luka traumatis

termasuk: riwayat dan fisik

(misalnya, tanggal dan waktu

trauma, mekanisme cedera,

trauma masa lalu, imunisasi

seperti tetanus dan rabies);

dan penilaian luka (misalnya,

hematoma).

b. Mampu menetapkan rencana

perawatan untuk klien dengan

a. Menginterpretasi data yang

terkait dengan klien yang

mengalami luka traumatis

termasuk: riwayat dan fisik

(misalnya, tanggal dan waktu

trauma, mekanisme cedera,

trauma masa lalu, imunisasi

seperti tetanus dan rabies); dan

penilaian luka (misalnya,

hematoma).

b. Menetapkan rencana perawatan

untuk klien dengan luka

traumatis.

c. Mengimplementasikan intervensi

Lecture

Simulasi

Latihan

perawatan luka

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Page 42: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 40

luka traumatis.

c. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mencegah terulangnya luka

traumatis (mis, merugikan diri

sendiri).

d. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mengelola luka traumatis.

keperawatan untuk mencegah

terulangnya luka traumatis (mis,

merugikan diri sendiri).

d. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan untuk mengelola

luka traumatis.

e. Melakukan penjahitan dengan

luka trauma ringan ( misalnya

laserasi)

Luka Karena Autoimun,

Gangguan Dermatologi, dan

Atipical Wound

a. Mampu menginterpretasi data

yang terkait dengan klien yang

mengalami luka etiologi

autoimun termasuk: riwayat

dan fisik

b. Mampu menetapkan rencana

perawatan untuk klien dengan

luka etiologi autoimun,

gangguan dermatologi,dan

a. Menginterpretasi data yang

terkait dengan klien yang

mengalami luka etiologi autoimun

termasuk: sejarah dan fisik

(misalnya, pioderma

gangrenosum, vaskulitis,

penyakit penyerta seperti

rheumatoid arthritis, penyakit

radang usus, scleroderma,

systemic lupus, pemfigoid

bulosa, epidermolisis bulosa,

syndrom steven jhonson , sikle

cell ulserasi, vasculitis

Lecture

Simulasi

Latihan

perawatan luka

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Page 43: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 41

atipical wound

c. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mengelola klien dengan luka

etiologi utoimmune, gangguan

dermatologi,dan atipical wound

cutaneous, celulitis, necrotizing

vasciitis, carbuncle,calciphilacxis,

thromboangiitis abilterans); dan

penilaian luka (misalnya, nyeri).

b. Menetapkan rencana perawatan

untuk klien dengan luka etiologi

autoimun, gangguan

dermatologi,dan atipical wound

c. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan untuk mengelola

klien dengan luka etiologi

autoimmune, gangguan

dermatologi,dan atypical

Luka Ganas

a. Menginterpretasi data yang

terkait dengan klien yang

mengalami luka ganas

termasuk: riwayat dan fisik

b. Menetapkan rencana

perawatan untuk klien dengan

luka ganas.

a. Menginterpretasi data yang

terkait dengan klien yang

mengalami luka ganas termasuk:

riwayat dan fisik (misalnya, rasa

sakit dan gejala manajemen,

perawatan onkologi); dan

penilaian luka (misalnya, lokasi

dan hubungannya dengan

struktur yang mendasari, bau,

Lecture

Simulasi

Latihan

perawatan luka

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Page 44: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 42

c. Mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mengelola luka ganas

tingkat erosi jaringan,

perdarahan, nyeri, lesi satelit).

b. Menetapkan rencana perawatan

untuk klien dengan luka ganas.

c. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan untuk mengelola

luka ganas (misalnya, kontrol

perdarahan, bioburden / infeksi,

nyeri, eksudat, melindungi kulit

periwound, penampilan kosmetik,

manajemen gejala).

Luka Komplek

a. Mampu menginterpretasi data

yang terkait dengan klien yang

mengalami luka komplek

termasuk: riwayat dan fisik

b. Mampu menetapkan rencana

perawatan untuk klien dengan

luka komplek

c. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

d. Mampu menginterpretasi data

yang terkait dengan klien yang

mengalami luka dehisensi dan

eviserasi termasuk: riwayat dan

fisik ( tipe luka komplek dari

diabetik, luka tekan, luka bedah,

luka kecelakaan)

e. Kajian faktor pasien, luka terkait

dengan faktor-faktor, sumber-

sumber yang tersedia dan

kecakapan pemberi pelayanan

Lecture

Simulasi

Latihan

perawatan luka

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Page 45: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 43

mengelola luka komplek

f. Mampu menetapkan rencana

perawatan untuk klien dengan

luka komplek

g. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mengelola luka komplek

Luka Dehisensi dan Eviserasi

a. Mampu menginterpretasi data

yang terkait dengan klien yang

mengalami luka komplek

termasuk: riwayat dan fisik

b. Mampu menetapkan rencana

perawatan untuk klien dengan

luka dehisensi dan eviserasi

c. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mengelola luka dehisensi dan

eviserasi

a. Mampu menginterpretasi data

yang terkait dengan klien yang

mengalami luka dehisensi dan

eviserasi termasuk: riwayat dan

fisik ( kondisi wound bed, dan

oenyakit penyerta)

b. Kajian faktor pasien, luka terkait

dengan faktor-faktor, sumber-

sumber yang tersedia dan

kecakapan pemberi pelayanan

d. Mampu menetapkan rencana

perawatan untuk klien dengan

luka dehisensi dan eviserasi

e. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mengelola dehisensi dan

Lecture

Simulasi

Latihan

perawatan luka

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Page 46: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 44

eviserasi (membuat kodisisi luka

moist)

Fistula

a. Mampu menginterpretasi data

yang terkait dengan klien yang

mengalami fistula termasuk:

riwayat dan fisik

b. Mampu menetapkan rencana

perawatan untuk klien dengan

luka perawwatan fistula

c. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

mengelola klien dengan fistula

a. Definisi fistula

b. Penyebab fistula

c. Klasifikasi fistula

d. Mekanisme terjadinya fistula

e. Manajemen cairan dan

elektrolit

f. Support nutrisi

g. Proteksi kulit dan sekitarnya

h. Manajemen fistula dan adanya

stoma dan atau fistula dengan

dehisensi atau terleapsnya

jahitan, fistula dengan

kerusakan lapisan gastro/uro

i. Manejemen pasca operasi

Lecture

Latihan

perawatan

fistula

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Standard Universal precaution

a. Mampu mengidentifikasi

standard universal precaution

b. Mampu menetapkan rencana

a. Mengidentifikasi mode tranmisi,

portal entry, risiko, teknik aseptik

medik dan bedah, universal

precaution, pelindung diri dan

Lecture

Latihan

perawatan luka

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Page 47: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 45

pencegahan penyakit

c. Mampu mengimplementasikan

intervensi keperawatan untuk

pencegahan penyakit

orang lain, pengolahan limbah

b. Menetapkan rencana

pencegahan penyakit

c. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan untuk pencegahan

penyakit

Aspek legal dalam perawatan luka

a. Mampu mengidentifikasi aspek

legal keperawatan

b. Mampu mengimplementasikan

aspek legal dalam

keperawatan

a. Mampu mengidentifikasi aspek

legal keperawatan regulasi

praktik keperawatan, standard ,

lisensi dan tindakan perdata dan

pidana, empat unsur penting

dalam malpraktik, dan etik

dalam keperawatan

b. Mengimplementasikan intervensi

keperawatan dengan landasan

legal aspek

Lecture

Latihan

penerapan

aspek legal

dalam praktik

keperawatan

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Basis bukti dalam manajemen

perawatan luka

a. Mampu mengidentifikasi

kebutuhan pelayanan

berdasarkan basis bukti

a. Mengidentifikasi kebutuhan

pelayanan berdasarkan basis

bukti; komponen dalam basis

bukti, keuntungan, dan proses

EB

Lecture

Latihan review

riset dan

implementasi

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Page 48: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 46

b. Mampu mengimplementasikan

penggunaan basis bukti untuk

memperbaiki mutu pelayanan

b. Mengimplementasikan

penggunaan basis bukti untuk

memperbaiki mutu pelayanan

Pengembangn profesional (PP)

a. Mampu mengidentifikasi

kebutuhan pengembangan

profesional

b. Mampu mengimplementasikan

pengembangan profesional

dalam praktik keperawatan

WOC

a. Mampu mengidentifikasi

kebutuhan pengembangan

profesional, penorganisasian

pengembangan profesional,

kerangka PP, dan strategi

b. Mampu mengimplementasikan

pengembangan profesional

dalam praktik keperawatan WOC

Lecture

Latihan

pengembangan

profesioal di

seting klinik

Evaluasi

obersevasi

Evaluasi

kompetensi

Perawatan Stoma

A.1.Mencari penjelasan hingga

Mempersentasikan saluran

normal GI (Alimentary Canal).

Menjelaskan Histologik dari

Mukosa

Submukoa

Muskularis

Serosa atau adventitia

Lecture Tanya

jawab

A.2. Mencari penjelasan hingga

Mempersentasikan organ

Digestive.

Menjelaskan fungsi mulut dan fungsi esofagus

Lecture Tanya

jawab

A.3. Mencari penjelasan hingga

Mempersentasikan organ

Menjelaskan fungsi lambung, usus, rektum, Anal kanal, Bakteri usus dan organ pembantu seperti

Lecture

Tanya

jawab

Page 49: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 47

rongga Abdominal dan

peritoneum.

pankreas, hati dan kantong empedu

B.1. Mencari penjelasan hingga

Mempersentasikan Lokasi

dan stuktur ginjal

Struktur dan fungsi saluran urinal bagian bawah

Lecture

Workshop Tanya

jawab

B.2 Mencari penjelasan hingga

Mempersentasikan Fungsi

dari Ginjal

Proses pembentukan Urine, kosentrat dan jumlah volume urine dan pH urine

Lecture

Workshop Tanya

jawab

B.3 Mencari penjelasan hingga

Mempersentasikan cairan

dan keseimbangan elektrolit

Menjelaskan peredaran regulasi Cairan tubuh

Lecture

Tanya

jawab

B.4 Mencari penjelasan hingga

Mempersentasikan

keseimbangan elektrolit dan

Sistem Renin-Angiotensin-

Aldosterone

Menjelaskan pengaruh regulasi potassium, keseimbangan asam-basah dan fungsi endokrine

Lecture

Latihan Tanya

jawab

C.1. Mencari penjelasan hingga

Mempersentasikan kolorektal

adenokarsinoma

menjelaskan penyebab, faktor

resiko, proses terjadi, tanda dan

gejala, algoritma pengobatan,

manajemen pembedahan hingga

Lecture

Tanya

jawab

Page 50: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 48

terapi pembantu.

C.2. Mencari penjelasan hingga

Mempersentasikan kanker

kolon dan rektum serta

kanker lainnya.

menjelaskan tumor carcinoid,

melanoma (primer dan

metastese), tumor GI, Sarcoma,

dan Limphoma

Lecture

Tanya

jawab

C.3 Mencari penjelasan hingga

Mempersentasikan indikasi

untuk stoma dengan

neoplasia kolorektal

perbedaan normal dengan neoplasia kolorektal

Lecture

Latihan Tanya

jawab

D.1. menjelaskan etiologi mencari penyebab terjadinya gangguan radang usus

Lecture

Tanya

jawab

D.2. Mencari penjelasan hingga

Mempersentasikan

epidemiologi

menjelaskan epidemiologi latar

terjadinya penyakit radang usus

Lecture

Tanya

jawab

D.3. Manajemen Pengobatan mendiskusikan tindakan medis

untuk Ulcertive colotis dan

Chohn’s disiase

Lecture

Latihan Tanya

jawab

D.4. mencari dan menjelaskan

apa itu Manifestasi

Extraintestinal

Lecture

Tanya

jawab

Page 51: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …
Page 52: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 50

manajemen bedah

E.4. Mencari dan menjelaskan

abdominal trauma

menjelaskan dari etiologi, data

klinik, manajemen medis

manajemen bedah

Lecture

Tanya

jawab

E.5. Mencari dan menjelaskan

indikasi lainnya

menjelaskan indikasi yang dapat

menyebabkan fekal stoma

Lecture

Latihan Tanya

jawab

F.1. Menjelaskan indikasi untuk

gangguan urinary intestinal

gangguan kandung kemih, indikasi

tumor gangguan urinal

Lecture Tanya

jawab

F.2. Menjelaskan Prosedur

Pembedahan

menjelaskan gangguan

inkontinesia urine (ileal condiut

dan colon condiut), Kontinesia

urine (ortotopik urine dan indiana

pounch)

Lecture

Tanya

jawab

H.1. mencari dan menjelaskan

tentang kontruksi stoma fekal

menjelaskan apa itu: malnutrisi

pada stoma, tipe kontruksi stoma

dan klasifikasi anatomi

Lecture

Tanya

jawab

H.2. mencari dan menjelaskan

tentang kontruksi stoma

urinal

menjelaskna type dari:

Ureterostomy

Ileal Counduit

Jejunal Conduit

Lecture

workshop Tanya

jawab

H.3. Menjelaskan apa saja yng menerapkan prosedur intervensi, Lecture Tanya

Page 53: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 51

perlu di kaji pada pasien diagnosis, prognosis dan rencana

perawatan, masalah yng akan tibul

dalam keluarga, mengerti akan

ketakutan, style untuk terus belajar

dan sistem pendukung pasien

jawab

H.4. mencari dan menjelaskan

inti pokok sebelum tindakan

operasi dengan memberikan

penkes kepada pasien

dapat menjelaskan rencana

tindakan, penampak dan fungsi

dari stoma dan memanajemen

revier

Lecture

Tanya

jawab

H.5. Menjelaskan unsur-unsur

penetapan letak stoma

menjelaskan rasionalnya, dan

mendapatkan garis besar

prosedur

Lecture

Tanya

jawab

I.1. mencari dan menjelaskan

pengkajian setelah operasi

Mengkaji Stoma Lecture Tanya

jawab

J.1. menjelaskan tipe dari jenis-

jenis kantong stoma

menjelaskan dan memaparkan

alat tambahan jenis kantong

stoma

1. one-piece

2. two-piece

Lecture

Latihan Tanya

jawab

J.2. memaparkan kegunaan

pembatas stoma

menjelaskan batasan kulit yang

baik untuk klien(peristoma Skin)

Lecture Tanya

jawab

Page 54: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 52

K.1. memberikan pengetahuan

kepada pasien

penkes Lecture Latihan Tanya

jawab

K.2. menilai kesiapan Penkes Lecture Tanya

jawab

K.3. menjelaskan prinsip

kantong stoma

menjelaskan cara-cara

mengosongkan, membersihkan

dan mengganti kantong stoma

Lecture Tanya

jawab

K.4. menjelaskan bagaimana

hidup dengan stoma dengan

mempersiapan cadangan bila

bahan telah abis

dimana dan kapan kliendapat

mencari pengganti kantong dan

alat lainnya.

Lecture Tanya

jawab

L.1. menjelaskan gangguan

fekal sementara

etiologi

treatment

manajemen

Lecture Latihan Tanya

jawab

L.2. menjelaskan Colostomy Pemilihan irrigasi pada pasien

Manajemen odor dan flatus

Penjegahan dan manajemen

kontipasi

Penjegahan dan manajemen

diare

Lecture Tanya

jawab

L.3. menjelaskan Ileostomy menjelaskan pengaruh dari: Lecture Tanya

Page 55: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 53

dehidarasi penyumbatan makanan

diet terapi medical

jawab

L.4. Menjelaskan persiapan

untuk urostomy

menjelaskan manjemen sebelum

tindakan urostomy

Lecture Workshop Tanya

jawab

M.1. Menjelaskan dampak dari

Ostomy dan gambaran diri

atau konsep diri

memaparkan tahapan proses

adaptasi dan fakto-faktor yang

mempengaruhi kemampuan

adaptasi

Lecture Tanya

jawab

M.2. Memaparkan Fungsi

Seksual

menjelaskan dampak dari

gangguan pada pinggul,

menjelaskan dampak tubuh pada

klienostomy, dan gambaran

terhadap pasangan dan model

koseling PLISSIT

Lecture Tanya

jawab

M.3. mendiskusikan kebutuhan

khusus

kebutuhan khusus bagi: wanita

hamil, penggunaan kontrasepsi,

kegemukan, lansia, kemoterapi

dan radiasi serta pengaruh adat

dan kebudayaan

Lecture Workshop Tanya

jawab

N.1. menjelaskan kondisi

patologi dan manajemen

mendiskripsikan : Doudenal

atresia dan stenosis,Jejunoileal

Lecture Latihan Tanya

jawab

Page 56: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 54

atresia dan stonosis, Colonic

Atresia, Malrotation dan Volvulus,

Anorectal Malformation,

Necrotozing Enterocolitis,

Hirschsprung’s disease, Chrohn

Disease, Ulcerative Colitis,

Familial Polyposis Syndromes,

Pediatrik trauma

N.2. Menjelaskan manajemen

gangguan fekal

menjelaskan tehnik dan indikasi

untuk pemasangan kantong pada

pediatrik

Lecture Workshop Tanya

jawab

N.3. menjelaskan kondisi

patologi dan manajemen

utama pada gangguan urinal

menjelaskan dari:

Prune Belly Syndrome

dan Myelomeningocele

Lecture Tanya

jawab

N.4. Kontruksi dan manajemen

dari gangguan pediatrik

urinal

Menjelaskan dari:

vesicostomy dan Ileovesicostomy

Lecture Tanya

jawab

N.5. Memaparkan Rehabilitasi

Isu

Dengan mendukung dan

memberikan penkes pada

klienanak serta anggota keluarga

Lecture Tanya

jawab

O.1. Komplikasi awal Menjelaskan apa yang di maksud Lecture Latihan Tanya

Page 57: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 55

dengan :

• musocutaeneous separation

• stomal necrosis

• stomal retraction

jawab

O.2. Komplikasi terlambat Menjelaskan apa yang di maksud

dengan:

• stomal stenosisi

• stomal prolapse

• stomal trauma

• parastomal hernia

Lecture Latihan Tanya

jawab

P.1. mencari dan menjelaskan

data klinik dan kalsifikasi

fistula

menjelaskan faktor penyebab

terjadinya fistula

Lecture Tanya

jawab

P.2. memaparkan manajemen

medis

menjelaskan dari : meintenance

cairan dan keseimbangan

elektrolit, kelembaban, kontrol

infeksi, nutrisi pendukung, dan

tindakan preventif

Lecture Workshop Tanya

jawab

P.3. menjelaskan Surgical

Closure

memaparkan tahapan dan pre-

operasi

Lecture Latihan Tanya

jawab

P.4. manajemen fistula untuk Pengkajian: Lecture Workshop Tanya

Page 58: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 56

perawat WOC terhadap perkembangan fistula

spontaneous closure, kultur kulit

abdomial dan karateristik saluran

jawab

Q.1. menjelaskan dan

6(e)6(rk)sentasikan Gastostomy

Page 59: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 57

Granulasi hypertropik

Pergantingan tabung

Pertimbangan untuk pediatrik

Perawatan Kontinensia

a. Menjelaskan fisiologi

normal berkemih, termasuk

peran : cerebral cortex,

pusat berkemih, spinal cord

dan alur persarafan,

kandung kemih, mekanisme

sfingter uretral dan pinggul

bawah

b. Menjelaskan bagaimana ;

ginjal, kandung kemih dan

fungsi sfingter berubah

akibat proses penuaan

yang mempengaruhi fungsi

pola berkemih dan

menahan BAK

a. Stuktur dan Fungsi penting untuk

berkemih normal dan tidak

normal

b. Kesadaran penuh dalam

berkemih

Lecture

Tanya

jawab

Pilihan

a. Mendiskusikan pengaruh

dan implikasi untuk Perawat

a. Klasifikasi dari Inkontinensia Urin dan disfungsi berkemih

b. Pengkajian dan menentukan

Lecture Tanya Pilihan

Page 60: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 58

WOC dan penyedia

perawatan kesehatan

lainnya.

b. Menjelaskan faktor

pemulihan yang

berpengaruh pada

inkotinensia guna mengkaji

serta memanajemen

tindakan implementasi

keperawatan

c. Mendifinisikan istilah “lower

urinary tract symptoms”

(LUST). menjabarkan

perbedaan antara gejala

saat penyimpanan urine di

kandung kemih, gejala

berkemih, dan gejala

setelah berkemih.

d. Menyatukan pengkajian

data untuk menentukan tipe

dari inkontinensia/gangguan

berkemih untuk

diagnosa

c. Prinsip Umum manajemen jawab

Page 61: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 59

memanejemen tindakan.

e. Mendiskusikan pada

tentang perbedaan antara

“faktor yang berkontribusi

disfungsi inkontinensia” dan

“fungsional inkontinensia”

serta implementasi tindakan

untuk memanajemen

a. Mengidentifikasi tujuan dari

pengkajian individu dengan

inkontinensia urine

b. Mendeskripsikan data yang

di kumpulkan dari

klieninterview secara

signifikan dan mendapatkan

keakuratan data sesuai

diagnosa.

c. Mendiskripsikan elemen

kunci dari pemfokusan pada

latihan fisik untuk

kliendengan inkontinensia

urin atau disfungsi berkemih

termasuk intervensi

a. Prinsip utama dalam

menentukan keakuratan

pengkajian

b. Riwayat kesehatan atau

pedoman interview

c. Memfokusan pada latihan fisik

d. Laboratorium dan studi diagnostik

Lecture

Tanya

jawab

Pilihan

Page 62: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 60

tindakan selajutnya.

d. Mendiskripsikan data yang

tersedia dari pengkajian

grafik catatan berkemih dan

menajemen kliendengan

inkontinensia urin

e. Memanfaatkan data yang

tersedia dari interview dan

pengkajian fisik termasuk

test hasil laboratorium pada

kliendengan inkontinensia

urin ataupun disfungsi

berkemih

f. Menyatukan pengkajian

data termasuk tipe dari

inkontinensia atau disfungsi

berkemih dan menentukan

tujuan dari perawatannya

a. Mengidentifikasikan tujuan

dari pengkajian individual

yang mengalami

inkontinensia urine

b. Mendiskripkan data yang

tersedia dari grafik

a. Mengambaran deskripsi

b. Mengisi sistometri

(Cystometry)

c. c. Studi tekanan arus

Lecture

Workshop Tanya

jawab

Pilihan

Page 63: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 61

perkemihan dan pentingnya

menyelesaikan

pengosongan setelah

berkemih agar manajemen

dari klieninkontinensia urine

terjaga

c. Memanfaatkan data yang

ada dari interview dan

pengkajian fisik untuk

menentukan apakah

klienakan ditindaklanjuti

untuk pengambilan sampe

test laboratorium

d. Mendiskripsikan indikasi

guna test urodynamik dan

interprestasi dasar dari

penemuan data

patofisiologi.

a. Menjelaskan bagaimana

kandung kemih dan

fungsi sfingter perubahan

akibat proses penuaan

a. Patology

b. Faktor Resiko OAB

(Overactive Blandder)

c. Evaluasi atau presentasi

Lecture

Workshop Tanya

jawab

Pilihan

Page 64: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 62

dan bagaimana merubah

efek dari berkemih dan

kontinesi

b. Mendiskusikan teori

mengenai etiology dan

patofisiology dari

kelebihan beban kerja

kandung kemih tanpa

urgensi inkontinensia

c. Mendiskripsikan indikasi

dan pedoman pada

setiap maksud dari :

“Urge Suppression

Streategies; bladder

retraining;

Anticholonergic

medications; topical

estrogen; percutaneous

tibial nerve stimulation

dan secral nerve

stimulation

(neuromodulation).”

klinis

d. Pilihan Manajemen

a. Mendiskripsikan

penyebab dan patology

a. Etiology dari Retensi Urin

b. Komplikasi dari Retensi urine

Lecture Tanya

jawab

Pilihan

Page 65: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 63

dari Retensi Urin

termasuk dampak

potensial pada fungsi

saluran kemih bagian

atas

b. Menjelaskan secara

signifikan dan metodologi

apa saja yang

membedakan antara

retensi urine disebabkan

oleh kontraksi detrusor

dengan akibat obtruksi

saluran (adanya

halangan).

c. Mendiskripsikan indikasi,

mekanisme dan point

tindakan yang

berhubungan dengan

klien dalam memberikan

edukasi. Menjelaskan

tentang : alpa-adrenergic

antagonists; double

voiding/scheduled; clean

itermittent catheterization;

c. gambaran Klinis dan

Pengkajian dari Retensi Urine

d. Perawatan Retensi Urine

e. Placebo-Controlled Trial

Page 66: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 64

dan indwelling catheter.

a. Menjelaskan fisiology dari

kerbemih normal termasuk

peran cerebral cortex;

pontine micturition center;

spinal cord dan nerve

pathways; kandung kemih;

mekanisme urethral sfingter

dan dasar panggul.

b. Hubungkan patology

Neurogenic inkotinensia

urine dalam bentuk

presentasi klinis, apa saja

resiko potensial yang terjadi

dan bagaimana cara

memanajemennya?

c. Mejelaskan mengapa studi

Urodynamic dianggap

penting dalam manajemen

kliendengan disfungsi

neurogenic kandung kemih.

d. Membandingkan dan

menjelaskan dari pilihan

a. Klasifikasi sistem untuk

Disfungsi Neurogenic Bladder

b. Kontinensi Urinal : dari segi

persarafan

c. Etilogi dan patofisiologi

gangguan persarafan

disfungsi kandung kemih

d. Pengkajian klien dengan gangguan persarafan : prinsip umum

Lecture

Latihan Tanya

jawab

Pilihan

Page 67: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 65

manajemen untuk klien

dengan inkontinesia

neurogenic berkenaan

keuntungan, kerugian, dan

dampak fungsi ginjal.

e. Menjelaskan apa itu: Reflex

voiding with Condom

Drainage; Clean Intermittent

Catheterization; Indwelling

Catheter; dan Continent

Urynary Diversion.

a. Menjelaskan etiologi,

pathologi dan manajemen

dari gejala gangguan

saluran perkemihan pada

pria

b. Mendiskripsikan tipe dari

disfungsi berkemih dan

Inkontinesia urine yang

khas pada klienpria

termasuk patologi,

persentasi, dan manajemen

c. Menjelaskan presentasi,

diagnosis dan perawatan

a. Gejala sistem perkemihan

bagian bawah

b. Faktor Etiologi

c. Evaluasi awal dan

pemeriksaan awal

d. Perawatan LUTS

e. Test PSA

f. Pendiagnosaan Awal

g. Postprostatectomy Stress UI

Seksualitas dan disfungsi

ereksi (ED)

Lecture

Tanya

jawab

Pilihan

Page 68: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 66

pengobatan untuk kanker

prostat

d. Menjelaskan patologi dan

manajemen dari Inkotinesia

dan disfungsi ereksi

sesudah dilakukannya

prostatectomy radikal

e. Mendiskusikan hubungan

psikososial dari kanker

prostat pada pria dan

patnernya

a. Mendiskripsikan data dari

awal klien datang dan

mencari data secara

signifikan untuk

menentukan diagnose

b. Mendiskripsikan masalah

utama yang berfokus

pada latiahan fisik.

c. Mengkaji data sistesa

untuk mendapatkan tipe

Inkontinensia / Disfungsi

a. Stress Inkontinensia urine

b. Penyempitan organ pada

pelvik

Lecture

Tanya

jawab

Pilihan

Page 69: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 67

berkemih dan

memanajemen untuk

mendapatkan tujuan.

d. Menentukan patologi

dasar Inkotinensia urine

stress dari faktor resiko,

persentasi pengkajian

yang ditemuakan dan

pemilihan perawatan

e. Mencari perbedaan

antara Inkontinensia

Stress disebabkan oleh

Hypermobility urethal

dengan Inkontinensia

stress disebabkan oleh

difensiensi sfingter

instristik yang

berhubungan dengan

patologi, perencanaan

dan manajemen

f. Mendiskripsikan indikasi

dan garis besar yang

Page 70: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 68

termasuk dari : program

rehabilitasi otot pelvik;

pessaries; stimulasi

elektrik; dan prosedur

pembedahan.

a. Mendiskusikan pengaruh

dari inkontinesia dan

implikasi untuk perawat

luka, ostomy dan

kontinensia (WOC) dan

pelayanan kesehatan

lainnya

b. Menjelaskan bagaimana

ginjal, kandung kemih, dan

fungsi sfingter berpengaruh

pada proses penuaan dan

bagaimana pola perubahan

kontinensi

c. Mendiskripsikan pilihan

manajemen untuk klien

dengan fungsioal

Inkontinensia

d. Mendeskripsikan indikasi

dan garis besar untuk

a. perubahan saluran urethal

berhubungan dengan

penuaan

b. Fungsional Inkontinesia

urine

c. Intervensi untuk fungsional inkontinensia urine

Lecture

Latihan Tanya

jawab

Pilihan

Page 71: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 69

manajemen program

toileting dari fungsional

inkontinensia

e. Mendiskripsikan faktor yang

berpengaruh dalam

Inkontinesia sementara dan

implementasi manajemen

a. Mengidentifikasi proses

penuaan yang terjadi

pada anak-anak

sehingga terjadi

kontinensi urine

b. Mendiskusikan isu-isu

dan garis besar yang

berhubungan dengan

toilet training

a. Mengidentifikasikan tipe

umum dari disfungsi

kandung kemih dan

inkontinensia pada

pediatric

b. Mendiskripsikan patologi,

a. Kesiapan psiologi dan

psikologikal

b. Kesiapan bukti-bukti hasil

yang baik pada isu toilet

training pada kesembuhan

Inkontinesia urine

c. Rekomendasi

d. Frekuensi, urgensi, dan

Inkontinensia

e. Enuresis

f. Terlalu sering berkemih

g. Penundaan Berkemih dan

disfungsi berkemih

h. Vaginal reflux

i. Giggle Inkontinesia

Lecture

Praktik Tanya

jawab

Pilihan

Page 72: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 70

mempersentasikan,

mengkaji, dan

manajemen yang

termasuk dalam:

Nocturnal Enuresis,

voiding postponement,

overactive bladder, dan

gigle incontinence

a. Mengidentifikasikan

situasi yang mana

perangkat penahan atau

penyerap untuk di

gunakan dalam

manajemen ur0(e)6(n)6(ce)] dan

b. Mendiscripsikan

penggunaan penahan

Page 73: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 71

c. Mendiskusikan garis

besar penggunaan

produk penyerap

Menguraikan cara

pencegahan dan

memanajemen

inkontinensia terhadap

dermatitis

A. Menidentifikasikan indikasi

dan kontraindikasi untuk

penggunaan kateter yang

paten

B. Mendiskripsikan garis besar

dari pilihan kateter paten,

termasuk material kateter,

ukuran katerter, dan volume

kateter

C. Mendiskripsikan garis besar

alur penjegahan dan

manajemen dari komlikasi

penggunaan kateter paten

saat adanya : kerusakan,

a. garis besar untuk pemilihan

katerter

b. kateter yang terkait komplikasi

c. penjegahan dari komlikasi

Lecture

praktik Tanya

jawab

Pilihan

Page 74: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 72

kebocoran dan kemacetan

D. Mendiskusikan keuntungan

dan kerugian pada kateter

urethal dengan kateter

suprapubik

Mendiskripsikan indikasi

dan garis besar untuk

pergantian berkala kateter

A. Menjelaskan bagaimana

terjadinya fungsi normal

usus dan kontinensi fecal:

normal pristaltik, kesadaran

sensori, dari distensi rectal

dan kemampuan

membedakan antara, padat,

cair, dan gas pada : fungsi

sfingter anus dalam, fungsi

eksternal sfingter dan

capasitas serta pemenuhan

B. Mendiskripsikan peran dari

pergerakan regulasi dan

kontinensi fecal: sistem

saraf elektrik, sistem

a. saluran GI

b. dasar panggul

c. Histologi dari dinding usus

besar

b. persarafan usus besar, sfingter

dan dasar panggul

a. faktor mempengaruhi kontinensi

Lecture

Latihan Tanya

jawab

Pilihan

Page 75: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 73

autonom saraf dan sitem

somatic saraf.

C. Mendiskripsikan faktor

intrintik dan ekstrintik yang

berpengaruh pada

kontinensi

Mendiskripsikan proses

normal dari kontrol defekasi

A. Mendiskusikan dampak dari

disfungsi usus atawu

inkontinensia fekal pada

gaya hidup, kualitas hidup

serta dampak pada

pedukung psikososial dan

konseling

B. Menjelaskan bagaimana

kontibusi fungsi nomal usus

dan kontinensi fekal distensi

dan kemampuan

membedakan consentrasi

padat, cair dan gas, pada

fungsi sfingter anus internal

dan sfingter anus eksternal

a. Diare

b. Kontipasi

c. sindrom usus irritable

Lecture

Latihan Tanya

jawab

Pilihan

Page 76: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 74

serta kapasitas volume.

C. Mendiskripsikan kriteria dan

garis besar untuk kantong

anorektal sistem dan

drainase internal serta

manajemen usus.

D. Mendiskripsikan

penyembab, patologi,

persentasi klinis, dan pilihan

manajemen untuk diare

akut dan kronis

E. Mencari perbedaan

patologi, persertasi klinik

dan managemen dari nomal

penyaluran kontipasi,

kontipasi transit terhambat

dan kerusakan defekasi

F. Mendiskripsikan patologi

dan persentasi klinis dari

sindrome usus irritable.

Mendiskripsikan komponen

utama dari pengkajian dan

manajemen individual

Page 77: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 75

dengan sindrom usus

irritable.

A. Mendiskusikan dampak dari

disfungsi usus atau

inkontinensia fekal pada

gaya hidup dan kulitas

hidup dan dampak pada

pendukung psikososial dan

konseling.

B. Menjelaskan bagaimana

proses fungsi normal usus

dan kontinensi fekal: nomal

peristaltik, kesadaran

sensori daro distensi fekal

dan kemampuan

membedakan padat, cair

dan gas. Fungsi internal

dan eksternal usus sfingter

serta kapasitas volume.

C. Menghubungakan garis

besar patologi pilihan

manjemen untuk

inkontinesia pasif,

a. Gambaran umum

b. Tipe dari Patologi Inkontinesia

fekal

c. Faktor resiko inkontiensia

fekal

d. Pedoman Pengkajian

Lecture

Praktik Tanya

jawab

Pilihan

Page 78: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 76

inkontinesia ugent dan

rempesan kotoran,

D. Mendiskripsikan data yang

dikumpulkan dari pertama

kali pertemuan hingga

pengkajian fisik yang mana

menyediakan wawasan

pada fungsi peristaltik,

kesadaran fungsi sensori

sfingter dan kapasitas

rektal.

E. Menggabungakan data

yang di dapat dari

pengkajian klienhingga

mendapatkan diagnosa

inkontinensia fekal dan

mengembangkannya untuk

dilanjutkan program

perawatan.

F. Menjelaskan indikasi dan

garis besar untuk program

pembersihan usus, latihan

sfingter, mengistruksikan

Page 79: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 77

larangan yang membuat

inkontinesia fekal

berkembang, biofeedback,

dan program stimulasi

defekasi.

Mengidentifikasikan pilihan

untuk kliendengan

menahan inkontinensia

fekal.

A. Mendiskripsikan patologi,

presentasi klinis,

pengkajian, dan pilihan

manajemen seperti : retensi

encopresis, nonretensi

encopresis, dan neurogenik

bowel.

B. Menjelaskan bagaimana

mempengaruhi usus dari

pernyataan berikut:

Imperforate anus, high and

low lesions, penyakit

hirschsprung, dan

myelomeningocele.

Page 80: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 78

C. Mendiskusikan dampak dari

tahapan perkembangan

pada manajemen disfungsi

usus dan atau inkontinensia

fekal

Mengidentifikasikan konsep

utama yang diaggap

penting pada anak kecil

atau remaja dengan

disfungsi usus atau

inkontinensia fekal.

Page 81: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 79

Evaluasi Kompetensi CWOCN

Nama :……………………………………….. Tanggal ...........................................

Observasi :………………………………………..

A Perawatan Luka Tercapai Perlu bimbigan

Skill 1

Menilai faktor yang mempengaruhi perawatan Luka secara Komprehensif

a Melakukan penilaian awal (misal, riwayat dan presentasi luka, komorbiditas, budaya, usia, penggunaan obat, dan masalah psikologis

b Mengidentifikasi faktor-faktor etiologi ( misal, sirkulasi, neuropati, tekanan, kelembaban, penahanan, kongnisi, serangan kimia)

c Menafsirkan status gizi (misal, hasil laboratorium, diet, BMI, dan Penampilan)

d Mengevaluasi Luka dan karakteristik area luka (misal, dimensim, drainase, bau, warna, maserasi, suhu, luka tertuna penyembuhan)

e Menentukan fase penyembuhan luka dengan menilai luka pasien

f Mengidentifikasi dan mendukung pasien dan keluarga dalam tujuan pengobatan dan pencegahan

g Penkes prosedur, tindakan pengobatan dan pentingnya hasil dignostik laboratorium kepada pasien dan keluarga.

h Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi perawatan (Misal, pasien dan kemampuan pendamping untuk belajar dan melakukan perawatan, implikasi ekonomi, pendidikan, dinamika keluarga)

Skill 2

Mengimplementasikan Prinsip dari manajement Luka

a Mencegah komplikasi dari penyembuhan Luka (Misal, Infeksi, Meserasi, penggunaan produk tidak

b Merekomendasikan penggunaan manajemen nyeri yang tepat

c Merekomendasikan pembersihan luka sesuai regimen

d Mengidentifikasi kebutuhan dalam penyembuhan luka (Misal, tertunda penyembuhan luka, tanda dan gejala)

e Membedakan metode yang paling tepat untuk terapi luka (misal, aspirasi, Levine, tindakan biopsy)

f Mengidentifikasi indikasi dan kontraindikasi untuk debridement

g Merekomendasikan jenis debridement (Misal, autolytic, kimia, mekanik, bedah, konservatif

Page 82: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 80

tajam)

h Mengidentifikasi luka yang membutuhkan kauterisasi kimia

i Mengidentifikasi kebutuhan untuk pembersihan luka dalam debiderment modalitas canggih (misal, tekanan berdenyut, terapi kabut, dan terapi belatung

j Merekomendasikan pengobatan topical yang tepat untuk menjaga integritas permukaan luka

k Merekomendasikan dan merepkan dressing untuk penyembuhan luka lembab (Misal, drainase tahanan, membuang jaringan mati, mengurangi organisme biologis, mengontrol bau, debiderment)

l Mengidentifikasi luka yang tepat untuk terapi luka canggih (misal, terapi lintah, jaringan buatan, terapi tekanan negatif, terapi oksigen hiperbarik)

m Penkes pasien tentang perawatan mengenai penyembuhan luka (misal, infeksi tembakau penghentian, gizi, pilihan kesehatan yang optimal, faktor penyebab)

n Memfasilitasi konsultasi interdisiplin yang sesuai (misal, bedah, klinik nyeri, orthotics, gizi, pelayanan social, pelayanan agama, terapi fisik, terapi okupasi, pelayanan kesehatan mental profesional

Skill 3

Menilai dan mengelola Presure Ulcer

a Melakukan dan menafsirkan penilaian resiko (Misal, Braden scale, Norton scale)

b Mengidentifikasikan Presure ulcer terkait

c Mengidentifikasikan tahapan pressure ulcer sesuai standar terbaru (misal, NPUAP, EPUAP)

d Mengidentifikasi faktor penyebab (misal, trauma, peralatan medis, imobilitas)

e Mengevaluasi efektivitas dari rencana perawatan saat ini

f Merekomendasikan / menerapkan intervensi untuk mengelola luka dan permukaan luka

g Menerapkan intervensi berdasarkan pada penilaian resiko (misal, manajemen kelembaban, tekanan redistribusi, gizi, kognisi, mobilita, offloading)

h Mendidik pasien dan pengasuh mengenai konten spesifik kondisi (misal, gizi, menajemen air, reposisi)

i Merekomendasikan konsultasi yang tepat (misal, terapi fisik, terapi okupasi, konselor gizi, pusat luka, dokter dan non-dokter provider)

Skill 4

Menilai dan mengelola Lower Extremity Venous Disease

a Mengidentifikasi luka dan karakteristik permukaan luka (misal, edema, daerah gaiter, edge, hemosiderin luka, eksudat berlebihan, dermatitis statis, lipodematosclerosis)

Page 83: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 81

b Membedakan etiologi luka (misal insulfisiensi vena, penyakit limfatik, antrophie blanche, insufisiensi arteri, trauma, thrombus, peyakit campuran)

c Melakukan fokus penilaian (misal, kualitas pulsa, pengisian kapiler, penampilan kulit, rambut dan kuku, edema, sensasi protektif, proprioception)

d Merekomendasikan studi vascular yang sesuai (misal, ankle-brachial index (ABI), transkutan tekanan oksigen (TcPO2), duplex scanning)

e Merekomendasikan / menerapkan intervensi untuk mengelola luka dan permukaan luka

f Merekomendasikan terapi kompresi untuk mengelola edema (misal, terapi kompresi dinamis dan statis)

g Penkes pasien dan pengasuh mengenai kondisi konten terkait (misal, komitmen untuk terapi kompresi seumur hidup, perawatan kulit, manajemen edema, olah raga)

h Merekomendasikan konsultasi yang tepat (misal, bersertifikat kompresi kebugaran, konselor gizi, pusat luka, terapi lymphedema, kesehatan mental professional, dokter dan non-dokter provider)

Skill 5

Mengkaji dan menajemen Arterial Disease Lower Extremity

a Mengidentifikasi luka dan karateristik permukaan luka (misal, distal ekstreminitas, rubor, penampilan pucat, luka kering, tida adanya tumbuh rambut, klauikasio intermiten)

b Membedakan etiologi luka (misal, vaskulitis, tekanan, poiderma gangrenosum, atrophie blanche, insufisiensi arteri, trauma, thrombus, penyakit komplikasi)

c Melakukan fokus penilaian (misal, kualitas pulsa, pengisian ulang kapiler, tampilan kulit, warna kulit, elevasi pucat, rambut dan kuku, edema, sensasi protektif, porioception)

d Merekomendasikan studi vascular yang sesuai (misal, ankle-brachial index (ABI) transkutan tekanan oksigen (TcPO2), duplek scanning, indeks kaki-brachial (TBI)

e Merekomendasikan / menerapkan intervensi untuk mengelola luka dan permukaan luka

f Merekomendasikan intervensi non-invasif dan invasive (misal farmakologi, program berjalan, bedah)

g Penkes pasien dan pengasuh mengenai kondisi saat ini (misal, penghentian tembakau, menghindari trauma, faktor resiko posisi)

h Merekomendasikan konsultasi yang tepat (misal, ahli bedah vaskuler, konselor gizi hiperbarik, pelayanan kesehatan mental professional)

Skill 6

Menilai dan mengelola Nerupaty dan atau lower extreminity

Page 84: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 82

a Mengidentifikasikan luka dan karateristik permukaan luka (misal, kalus, eritema, edema, bervariasi, jumlah eksudat, lokasi)

b Membedakan etiologi luka (misal, tekenan, insufisiensi arteri, trauma, Hansen diseases, penyakit Charot, hammer toes, motorik neuropati, sensori neuropati, autonomic neuropati)

c Melakukan fokus penilaian ( misal, Kualitas pulse, capillary, refill, rambut dan kuku, edema, sensasi protektif, proprioception)

d Merekomendasikan studi yang sesuai (misal, laboratorium, radiografi, Toe-brachial index, ankle-brachial index, traskutan tekanan oksigen (TcPO2), duplex scanning)

e Merekomendasikan / menerapkan intervensi untuk mengelola luka dan permukaan luka (misal, off-loading, orthotics, sapatu pelindung, kontrol glukosa, pengurangan kalus, jumlah kontak paparan, terapi oksigen hiperbarik)

f Penkes pasien dan pengasuh mengenai konsidi terkini (misal, pemberhentian tembakau, perawatan kaki secara teratur, menghindari trauma, kontrol glukosa)

g Merekomendasikan konsultasi yang tepat (misal, ahli bedah, pedorthist, ahli penyakit kaki, endokrinologi, pendidik bersertifikat diabetes, konselor gizi, pusat luka, psikoterapi)

Skill 7

Menilai dan Mengelola Jenis Luka lain

a Mengidentifikasi luka dan karateristik permukaan luka (misal, sayatan luka, edge luka, nekrosis, selusitis, dermatitis, perubahan vascular, epibole)

b Membedakan etiologi luka (misal, bedah, trauma, autoimun, neoplastic, cedera termal, infeksi bakteri, infeksi jamur, infeksi virus, reaksi alergi)

c Melakukan fokus penilian (misal, history dan presentasi)

d Merekomendasi studi yang sesuai (misal, biopsy, laboratorium, radiografi, pembuluh darah)

e Merekomendasikan / menerapakan intervesi untuk mengelola luka dan permukaan luka (misal, modal perawatan luka lanjutan)

f Penkes pasien dan pengasuh mengenai kondisi spesifik (misal, pengendalian infeksi, perawatan luka, perubahan gaya hidup, kesesuaian spesifik standar keamanan, tujuan pengobatan)

g Merekomendasikan konsultasi yang tepat (misal, ahli bedah, penyakit menular, dokter kulit, konselor gizi, pusat luka, psikoterapi, perawatan paliatif)

A. Perawatan Ostomy

Skill 1

Menialai faktor yang mempengaruhi tinja dan didiversion Urinary

a Mengevaluasi nyeri dan penyesuasian psikologis

Page 85: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 83

menggunakan alat verbal dan nonverbal

b Melakukan penilaian awal (misal, history dan persentasi, komorbiditas, keragaman budaya, usia, obat, masalah psikologis)

c Mengeidentifikasi faktor-faktor etiologi (misal, kanker, anomaly genetik dan fisik, gangguan pencernaan, penyakit autoimun, trauma, necrotizing enterosolitis)

d Mengevaluasi stoma dan kulit perstomal (misal, tonjolan, lokasi, persimpangan mucocutaneous, warna, lokasi tulang, perubahan permukaan kantong stoma)

e Mengidentifikasi serta mendukung pasien dan keluarga dalam tindakan paliatif, kuratif dan permanen sementara

f Menilai kemapuan pasien dan pengasuh untuk belajar (misal, kebuhan sebelum operasi, perawatan pasca operasi, manajemen jangka panjang, perawatan diri)

g Menilai lokasi stoma untuk mengakomodasi kebutuhan pasien (misal, Kontur abdomen, pemilihan pakaian, pemilihan kantong stoma, gaya hidup, pengusulan operasi)

Skill 2

Mererapkan prinsip Manajemen tinja dan diversion Urinary

a Merekomendasikan lokasi optimal stoma untuk memudahkan pasien bergerak (misal, menadai letak operasi bedah stoma)

b Menerapakan intervensi berdasarkan perubahan kulit peristomal (misal, iritasi, infeksi, herniasi, ulserasi)

c Menerapkan system kantong stoma sesuai berdasarka kebutuhan individu (misal, kontur abdomen, gaya hidup, keterbatasan fisik, limbah, kontro bau)

d Menyediakan manajement ostomy untuk populasi khusus (misal, obsetri, neonatal, anak, remaja, bariatric, geriatrik)

e Mendidik pasien dan pengasuh di masa hidup ( misal, aktivitas, kebutuhan makanan, hidrasi, obat, pilihan, konseling seksual, dukungan yang berkelanjutan pouching, pertimbangan usia tertentu)

f Memfasilitasi konsultasi interdisipliner yang sesuai (misal bedah, klinik nyeri, gizi, pelayanan social, pelayanan agama, terapi fisik, terapi okupasi, psikolog, kelompok pendukung)

Skill 3

Menialai dan mengelola kolostomi

a Membedakan implikasi dan jenis kolostomi

b Mengeidentifikasi rencana pengelolaan berdasarkan jenis kolostomi (misal, irigasi, kantong tertutup, kantong drainase)

c Mempersiapkan pasien dan pengasuh mengenai

Page 86: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 84

pembalikan kolostomi sementara (misal, perawatan luka, stooling pola, tes diagnostik, prosedur)

d Penkes pasien dan pengasuh tentang teknik manajemen (misal irigasi makan dan modifikasi cairan, teknik pemasangan kantong stoma, frekuensi perubahan, perawatan kulit, segmen distal usus

Skill 4

Menilai dan mengelola Ileostomy

a Membedakan implikasi dari jenis ileostomy (misal, permanen, sementara, prosedur dipentaskan)

b Mengidentifikasi rencana pengelolaan berdasarkan jenis/ jumlah limbah (misal, drainse kantong stoma, out put tinggi, tidak adanya limbah)

c Komplikasi mengelola peristomal (misal, lesi, pseudoverrucous, dermatitis kimia)

d Mempersiapkan pasien dan pengasuh mengenai pembalikan ileostomy sementara (misal, perawatan luka, stooling pola, tes diagnostic, prosedur)

e Penkes pasien dan pengasuh tentang teknik manjemen (misa, komplikasi diet, dan modifikasi cairan, teknik pemasangan kantong stoma, perubahan frekuensi, perawatan kulit, segmen distal usus)

Skill 5

Menilai dan mengelola Ileum Conduit

a Mengidentifikasi rencana pengelolaan (misal, pemilihan kantong untuk siang dan malam,lendir, kelembaban wicking)

b Kompliasi menglola peristomal (misal, lesi pseudoverruous,encrustations)

c Mengumpulkan specimen urin dari saluran ileum

d Penkes pasien dan pengasuh tentang teknik manajemen (misal, modifikasi makanan dan cairan, teknik pemasangan kantong stoma, frekuensi perubahan, perawatan kulit, tanda-tanda dan gejala dehidrasi, infeksi)

Skill 6

Menilai dan mengelola benua tinja dversions

a Membedakan implikasi dari benua pilihan tinja pengalihan misal (ileum kantong-anal anastomosis (IPAA), Koch kantong)

b Mengeidentifikasi rencana pengelolaan (misal, prosedur pementasan, intubasi, debit lendir, lavage)

c Mengelola komplikasi (misal, pouchitis, kegagalan saluran, obstruksi, fistula, meningkatnya limbah)

d Penkes pasien dan pengasuh tentang teknik manajemen (misal, modifikasi makanan, perawatan stoma, jadwal intubasi, frekuensi stooling, perawatan kulit perianal, tanda-tanda

Page 87: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 85

dan gejala dehidrasi, infeksi)

Skill 7

Menilai dan mengelola Continent Urinary Diversions

a Membedakan implementasi dari continent urinary divesion (misal, orthopic neoblandder, pounching Indiana)

b Mengidentifikasikan rencana pengelolaan (misal, kateter securement, irigasi, jadwal membatalkan, pembersihan kateteriasasi intermiten)

c Mengelola komplikasi (misal, pouchitis, kegagalan saluran, obstruksi, fistula, meningkatnya limbah, dehidrasi, infeksi, pecah spontan)

d Penkes pasien dan pengasuh tentang teknik manajemen (misal, modifikasi makanan dan cairan, perawatan stoma, konseling seksual, perawatan kulit, latihan otot dasar panggul, produk penyerap)

Skill 8

Menilai dan Mengelola perawatan fistula

a Membedakan jenis fistula (misal, coloviginal, enterocutaneous, vesikovaginal, akut, kronis)

b Mengidentifikasi faktor-faktor etiologi perkembangan fistula (misal, radiasi, infeksi, operasi, dikompromi keluarga dan pasien)

c Mengeidentifikasikan rencana pengelolaan (misal perangkat penahanan, teknik kantong stoma, perawatan kulit, perawatan luka dengan terapi negative)

d Penkes pasien dan pengasuh tentang teknik manajemen (misal, makanan dn cairan modifikasi perawatan stoma, perawatan kulit

Skill 9

Menilai dan mengelola Percutaneous pembuluh dan saluran air

a Jenis tabung perkutan dan saluran air (misal, gastrostomy, membedakan jejuostomy, nefrostomi, Jackson Partt, Hemovac, Penrose.

b Mengidentifikasi rencana pengolalaan (misal, stabilisasi, patensi, penyumbatan, kebocoran)

c Pengelolaan komplikasi (misal, dislodgement, jaringan hipertrofi, penyumbatan, kebocoran)

d Penkes pasien dan pengasuh tentang teknik manajemen (misal, irigasi, perawatan kulit, stabilisasi, patensi)

B. Perawatan Continence

Skill 1

Menilai Prinsip Continence

a History assessment (misal, presentasi, usus dan kandung kemih, kebiasaan, medis-bedah, genitourinary, obat, psiko-sosial, seksualitas, kebiasaan diet, nyeri, merokok)

b Membuat dan mengisi buku harian (misal, elimasi, asupan dan kebocoran perharinya)

c Melakukan penilaian fisik (misal, perut, kulit, urogenital, panggu, neuromuskuler, sphincter,

Page 88: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 86

pasca-pengosongan residu)

d Mengeidentifikasikan faktor yang mempengaruhi perawatan (misal, pasien dan kemampuan pengasuh untuk belajar dan melakukan, implikasi ekonomi, kemampuan fungsinal, lingkungan dukungan pengasuh)

e Merekomendasikan studi diagnostic yang tepat (misal, urodinamik, pasca-pengosongan residu, radiografi,endoskopi, laboratorium)

Skill 2

Menerapkan Prinsip Manajemen untuk Inkontinensia Urin

a Menerapkan jenis ikontinensia antara sementara / reversible, reflex, stress, fungsional, dorongan, overflow, confused, enuresis nocturnal)

b Mengidentifikasi etiologi dan kontribusi faktor (misal, diet, retensi, obstruksi, fungsional, penurunan nilai neurologis)

c Menerapkan teknik manajemen (misal, makanan, cairan, teknik prilaku, latihan otot dasar panggul, modifikasi lingkungan, perangkat penahanan, penyerapan produk, intermiten kateterisasi, farmakologis)

d Mengelola komplikasi inkontinensia (misal, Inkontinensia Associated Dermatitis (IAD), infeksi)

e Penkes pasien dan pengasuh tentang kebiasan sehat kandung kemih dan usus

Skill 3

Menilai dan mengelola Stres Inkontinensia

a Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab inkontinensia stress (misal, urtra hipermobilitas, kronis, batuk)

b Penerapan teknik manajemen (misal, latihan otot dasar panggul “Knack”)

c Merekomendasikan konsultasi alat yang tepat (misal, perangkat, biofeedback, stimulasi listrik)

Skill 4

Menilai dan mengelola Urge Inkontinensia

a Mengeidentifikasikan faktor-faktor penyebab dorongan inkontinensia (misal, asupan cairan, iritasi kandung kemih, faktor diet, kandung kemih terlalu aktif, sensorik)

b Menerapkan teknik manajemen (misal, mendesak, latihan Kegel exsercise, makanan,dan modifikasi cairan, latihan otot dasar panggul

c Merekomendasikan konsultasi yang tepat (misal, neuromodulation, biofeedback, terapi farmakologis)

Skill 5

Menilai dan mengelola Inkontinensia Fungsional

a Mengidentifikasikan faktor penyembab inkontinensia fungsional (misal, keterbatasan fisik, kognitif deficit, faktor lingkungan, pilihan pakaian)

b Menerapkan teknik manajemen (misal, asupan cairan, individual, dijadwalkan toilet, diminta

Page 89: Penyusun DIKLAT INDONESIAN WOUND OSTOMY CONTINENCE …

P a g e | 87

berkemih, modifikasi lingkungan, pilihan perbatasan)

c Merekomendasikan konsultasi yang tepat (misal, terapi fisik, terapi okupasi)

Skill 6

Menilai dan mengelola gangguan berkemih lainnya

a Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab gangguan berkemih lainnya (misal, transient / reversible, overflow, inkontinensia pasca-prostatektomi, campuran inkontinensia, nokturia, urgensi / frekuensi tanpa kebocoran)

b Menerapakan rencana individu perawatan berdasarkan penilaian (misal, sering berkemih, latihan otot dasar panggul, diet dan modifikasi cairan)

c Menerapkan teknik manajemen untuk retensi urin (misal, kateterisasi inermiten, kateter, pencegahan infeksi, komplikasi kateter)

Skill 7

Menerapkan Prinsip manajemen untuk usus disfungsi

a Sebuah membedakan jenis disungsi (misal, fecal impaction, diare, sembelit, inkontinensia, mikroba)

b Mengidentifikasi etiologi dan faktor (misal, makanan, cairan, obstruksi, psikologis, gangguan fungsional, neurologis)

c Merekomendasikan / pelaksanaan teknik manajemen (misal, cairan, diet, olah raga, farmakologi, teknik perilaku)

d Mengelola komplikasi inkontinensia (misal, perangkat penahan, produk penyerap, inkontinensia Associated Dermatitis (IAD))

e Penkes pasien dan pengasuh tentang kebiasaan melakukan tindakan latihan abdomen (misal, diet, mengelola makanan, perawatan kulit, dan cairan modifikasi)

f Merekomendasikan konsultasi yang tepat (misal, mental professional kesehatan, dokter dan penyedia non-dokter, kelompok pendukung

Tanda tangan : Nama Supervisor :