PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk...

64
i PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, PENGGUNAAN GENSET, DAN KONSUMSI LISTRIK OLEH POHON DI KAMPUS UNNES SEKARAN SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Geografi Oleh: Abdul Chamid NIM. 3211413003 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk...

Page 1: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

i

PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN

BERMOTOR, PENGGUNAAN GENSET, DAN KONSUMSI LISTRIK OLEH POHON DI KAMPUS UNNES SEKARAN

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Geografi

Oleh:

Abdul Chamid

NIM. 3211413003

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Page 2: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

ii

Page 3: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

iii

Page 4: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat didalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 7 September 2017.

Abdul Chamid NIM. 3211413003

Page 5: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)

(QS. Ar-Rahman: 60).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

� Kedua Orangtua, Bapak Abdul Ghofir

dan Ibu Imroatul Azizah yang senantiasa

menyayangi, mengingatkan untuk

beribadah, dan selalu memberikan doa-

doa terbaiknya.

� Keluarga dirumah yang selalu

menyayangi, menasihati, dan

mendoakanku.

� Sahabat-sahabatku dari jurusan Geografi

2013 yang telah berjuang bersama.

� Teman-teman dari SCANIA kost yang

telah memberikan semangat dan

dukungan.

Page 6: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

vi

SARI

Chamid, Abdul. 2017. Penyerapan Emisi Karbon dari Kendaraan Bermotor, Penggunaan Genset, dan Konsumsi Listrik oleh Pohon di Kampus UNNES. Skripsi.

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing

I. Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si, Pembimbing II. Drs. Tukidi, M.Pd. 133

halaman.

Kata Kunci: Emisi Karbon, Penyerapan Emisi oleh Pohon.

Emisi merupakan gas buang di atmosfer yang merupakan sisa pembakaran

dari bahan bakar fosil baik itu bahan bakar bensin, solar, gas atau energi listrik.

Emisi di UNNES dihasilkan dari berbagai sumber yaitu, dari kendaraan bermotor,

penggunaan genset, dan konsumsi listrik. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)

Mengetahui sebaran, jenis, dan jumlah pohon, (2) Menghitung emisi karbon dari

kendaraan bermotor, penggunaan genset, dan konsumsi listrik, (3) Menganalisis

kemampuan pohon dalam menyerap emisi karbon yang dihasilkan di kampus

UNNES.

Lokasi penelitian berada di kampus UNNES Kelurahan Sekaran, Kecamatan

Gunungpati, Kota Semarang. Populasi penelitian ini adalah pohon dan emisi yang

ada di kampus UNNES. Pengambilan sampel menggunakan sampling area, proportional random sampling dan purposive sampling. Variabel dalam penelitian

ini yaitu sebaran pohon, konsumsi bahan bakar minyak, konsumsi listrik, emisi

karbondioksida dan kemampuan pohon dalam menyerap emisi. Metode

pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik

analisis data yang digunakan adalah analisis desktiptif, analisis besaran emisi,

analisis daya serap emisi, serta analisis komparasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah pohon yang ada di UNNES

berjumlah 10.264 pohon. Total emisi yang dihasilkan di UNNES adalah

7.862.281,56 Kg/tahun, wilayah penghasil emisi tertinggi adalah FIS,FE,FH

(22,28%). Kemudian persentase wilayah lainnya secara berurutan yaitu Kawasan

Rektorat (22,64%), FT (15%), FBS (12%), FMIPA (11%), FIK (8,30%), dan yang

paling rendah FIP sebesar 8,07%. Sedangkan daya serap emisi oleh pohon di

UNNES adalah 6.289.250,38 Kg/tahun. Artinya masih ada emisi sebesar

1.575.031,18 Kg/tahun yang belum terserap oleh pohon.

Berdasarkan penelitian ini, peneliti menyarankan untuk (1) Para pembuat

kebijakan di kampus UNNES lebih memperhatikan penggunaan listrik, karena

konsumsi listrik di UNNES terbilang tinggi, terutama untuk penggunaan AC (2)

Bagi dosen, mahasiswa, dan karyawan yang ada di kampus UNNES dapat

memanfaatkan energi baik itu bensin, solar, ataupun listrik dengan arif dan

bijaksana agar kelestarian lingkungan tetap terjaga dengan baik.

Page 7: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

vii

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Penyerapan Emisi Karbon dari Kendaraan Bermotor, Penggunaan Genset, dan

Konsumsi Listrik oleh Pohon di Kampus UNNES”.

Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat kerjasama, bantuan, dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

2. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Universitas

Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.

3. Dr. Eva Banowati M.Si., Ketua Prodi Ilmu Geografi Universitas Negeri

Semarang, yang telah memberikah arahan dalam penelitian ini.

4. Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si., Dosen Pembimbing I, yang telah

memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran dalam penyusunan skripsi

ini.

5. Drs. Tukidi, M.Pd., Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan,

arahan, petunjuk, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dr. Ir. Ananto Aji, M.S., Dosen Penguji, yang telah memberikan masukan dan

saran dalam skripsi ini.

Page 8: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

viii

7. Segenap Dosen Jurusan Geografi atas Ilmu dan Bimbingan yang telah

diberikan.

8. Sahabat-sahabatku keluarga besar Geografi 2013. Terimakasih atas segala

pengalaman, kenangan dan perjalanan kuliah selama 4 tahun ini. Semoga kita

menjadi orang yang sukses dan berguna.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum sempurna. Kritik dan

saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulisan

selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

memberikan masukan bagi pembaca.

Semarang, 7 September 2017.

Penulis

Page 9: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

SARI ............................................................................................................... vi

PRAKATA ..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

E. Batasan Istilah ......................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis ..................................................................... 11

1. Pencemaran Udara ............................................................. 11

a. Penyebab Pencemaran Udara ....................................... 12

b. Pemakaian Bahan Bakar Fosil ...................................... 14

c. Dampak Pencemaran Udara ......................................... 14

2. Transportasi ....................................................................... 16

Page 10: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

x

3. Emisi ................................................................................ 19

4. Konsumsi Listrik ............................................................... 25

5. Karbondioksida dalam Proses Fotosintesis pada Pohon .... 28

6. Universitas Negeri Semarang ............................................. 35

B. Kajian hasil-hasil Penelitian yang Relevan .............................. 40

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Objek Penelitian ................................................... 45

B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 45

C. Variabel Penelitian .................................................................. 47

D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ........................................ 48

E. Teknik Analisis Data ................................................................ 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Wilayah Penelitian .................................................. 53

1. Letak Administratif Universitas Negeri Semarang ........... 53

2. Penggunaan Lahan di Universitas Negeri Semarang ......... 53

3. Civitas Akademika Universitas Negeri Semarang ............. 54

B. Hasil Penelitian .......................................................................... 57

1. Sebaran Jenis, dan Jumlah Pohon di Universitas

Negeri Semarang ................................................................ 57

2. Emisi Karbondioksida di Universitas Negeri Semarang ... 65

3. Daya Serap Emisi Karbondioksida oleh Pohon di

Universitas Negeri Semarang ............................................ 75

C. Pembahasan ............................................................................... 78

1. Sebaran, Jenis, dan Jumlah Pohon di Kampus

UNNES ................................................................................ 78

Page 11: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

xi

2. Besaran Emisi Karbondioksida di Kampus

UNNES ................................................................................ 79

3. Kemampuan Pohon dalam Menyerap Emisi

Karbondioksida di Kampus UNNES ................................... 82

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................ 85

B. Saran ......................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 87

LAMPIRAN ................................................................................................... 90

Page 12: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Index Pemanasan Global Gas Rumah Kaca ................................... 24

Tabel 2.2. Tanaman Penyerap Karbondioksida .............................................. 34

Tabel 2.3. Kajian hasil-hasil Penelitian yang Relevan ..................................... 42

Tabel 3.1. Distribusi Populasi dan Sampel Penelitian .................................... 46

Tabel 4.1. Penggunaan Lahan di Universitas Negeri Semarang ..................... 54

Tabel 4.2. Rasio Jumlah Dosen dan Mahasiswa Universitas Negeri

Semarang Tahun 2017 .................................................................... 56

Tabel 4.3. Luas Wilayah dan Sebaran Pohon ................................................. 57

Tabel 4.4. Konsumsi Bahan Bakar Bensin dari Sepeda Motor ........................ 65

Tabel 4.5. Emisi Karbondioksida dari Sepeda Motor ..................................... 66

Tabel 4.6. Konsumsi Bahan Bakar Bensin dari Mobil .................................... 67

Tabel 4.7. Emisi Karbondioksida dari Mobil Bahan Bakar Bensin ................ 67

Tabel 4.8. Konsumsi Bahan Bakar Solar dari Mobil ...................................... 68

Tabel 4.9. Emisi Karbondioksida dari Mobil Bahan Bakar Solar ................... 69

Tabel 4.10. Total Emisi Karbondioksida dari Kendaraan Bermotor .............. 70

Tabel 4.11. Konsumsi Bahan Bakar Solar dari Genset ................................... 71

Tabel 4.12. Emisi Karbondioksida dari Penggunaan Genset .......................... 72

Tabel 4.13. Emisi Karbondioksida dari Konsumsi listrik ............................... 73

Tabel 4.14. Total Emisi Karbondioksida di Universitas Negeri Semarang ..... 74

Tabel 4.15. Daya Serap Emisi Karbondioksida Langsung oleh Pohon di

Universitas Negeri Semarang ........................................................ 76

Page 13: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

xiii

Tabel 4.16. Daya Serap Emisi Karbondioksida Total oleh Pohon di

Universitas Negeri Semarang ........................................................ 76

Page 14: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ...................................................................... 44

Gambar 4.1. Peta Penggunaan Lahan di Universitas Negeri Semarang ......... 55

Gambar 4.2. Peta Sebaran RTH dan Bangunan di FIP Tahun 2017 ................ 58

Gambar 4.3. Peta Sebaran RTH dan Bangunan di FBS Tahun 2017 ............... 59

Gambar 4.4. Peta Sebaran RTH dan Bangunan di FIS,FE,FH Tahun 2017 .... 60

Gambar 4.5. Peta Sebaran RTH dan Bangunan di FMIPA Tahun 2017.......... 61

Gambar 4.6. Peta Sebaran RTH dan Bangunan di FT Tahun 2017 ................. 62

Gambar 4.7. Peta Sebaran RTH dan Bangunan di FIK Tahun 2017 ............... 63

Gambar 4.8. Peta Sebaran RTH dan Bangunan di Kawasan Rektorat Tahun

2017 ............................................................................................ 64

Page 15: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ................................................................... 90

Lampiran 2. Sebaran, Jenis, dan Jumlah Pohon di Universitas Negeri

Semarang ................................................................................... 93

Lampiran 3. Konsumsi bahan Bakar di Universitas Negeri Semarang ............ 96

Lampiran 4. Jumlah Beban Listrik Setiap Fakultas dan Unit Kerja ............... 103

Lampiran 5. Perhitungan Emisi Karbondioksida ........................................... 110

Lampiran 6. Daya serap Pohon di Setiap Fakultas dan Unit Kerja ................. 113

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian .............................................................. 123

Lampiran 8. Surat Ijin Observasi dari Fakultas untuk Kepala UPT

Konservasi ................................................................................. 125

Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas untuk Dekan FIP .................. 126

Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas untuk Dekan FBS ............... 127

Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas untuk Dekan FIS ................ 128

Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas untuk Dekan FMIPA .......... 129

Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas untuk Dekan FT ................. 130

Lampiran 14. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas untuk Dekan FIK ............... 131

Lampiran 15. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas untuk Dekan FE ................. 132

Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas untuk Dekan FH ................. 133

Page 16: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Polusi udara menjadi suatu masalah yang serius saat ini, terutama di

beberapa kota besar di Indonesia salah satunya adalah Kota Semarang. Apabila

udara tercemar maka akan mengakibatkan berbagai bentuk kerusakan alam

maupun gangguan kesehatan yang dialami oleh manusia dan mahluk hidup

lain.

Terjadinya perkembangan teknologi di Indonesia membuat segala hal

menjadi semakin maju terlebih perkembangan teknologi di bidang transportasi

(darat, laut dan udara). Kebutuhan masyarakat Indonesia akan sarana

transportasi semakin hari menjadi semakin tinggi, hal tersebut dikarenakan

untuk menunjang berbagai aktivitas menjadi semakin mudah dan cepat.

Dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi membuat

kebutuhan akan kendaraan semakin tinggi pula. Pertumbuhan jumlah atau

volume kendaraan bermotor merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kualitas udara yang secara tidak langsung ikut mendorong peningkatan

kebutuhan energi yang pada akhirnya menyebabkan bertambahnya buangan

sisa energi yang berpotensi mencemari lingkungan sekitar.

Energi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan

masyarakat, hampir semua sektor kehidupan (transportasi, industri,

perkantoran, rumah tangga, jasa, dll) tidak dapat terlepas dari energi.

Penggunaan energi sebagai bahan bakar minyak (BBM) menjadi penyumbang

1

Page 17: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

2

besar terhadap polusi udara karena di dalam bahan bakar tersebut terkandung

bahan-bahan yang membahayakan terhadap kesehatan manusia dan merusak

lingkungan.

Polusi udara adalah suatu keadaan dimana udara mengandung bahan

kimia, partikel, atau bahan lainnya yang menyebabkan ketidaknyamanan dan

kerugian pada manusia atau mahluk hidup lainnya. Polusi yang dihasilkan

menyebabkan konsentrasi karbondioksida di atmosfer meningkat secara drastis

hingga melampaui kemampuan tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.

Efek dari meningkatnya karbondioksida di atmosfer adalah terjadinya

peningkatan suhu di bumi. Karbondioksida dapat dihasilkan dari sisa

pembakaran bahan bakar minyak pada kendaraan bermotor.

Penggunaan generator set (genset) juga ikut berperan menyumbang

emisi karbondioksida. Emisi karbondioksida dari penggunaan genset berasal

dari sisa pembakaran bahan bakar solar yang digunakan untuk mengoperasikan

genset. Emisi dari penggunaan genset merupakan emisi langsung. Genset biasa

digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi

pemadaman listrik dari PLN.

Selain dari kendaraan bermotor dan penggunaan genset emisi

karbondioksida juga dapat dihasilkan dari peralatan-peralatan elektronik yang

membutuhkan daya listrik, emisi yang dihasilkan dari peralatan-peralatn

elektronik yang membutuhkan daya listrik bersifat emisi tidak langsung.

Dewasa ini listrik merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak bisa

terlepas dari kehidupan sehari-hari karena pada semua aspek kehidupan

Page 18: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

3

membutuhkan listrik. Pada dunia pendidikan, listrik digunakan untuk

penerangan, sarana penunjang aktivitas belajar mengajar, pendingin atau

penghangat ruangan, hiburan dll. Dewasa ini semakin banyak peralatan

perkantoran yang menggunakan energi listrik untuk pemanfaatannya sehingga

meningkatkan emisi yang dihasilkan. Jumlah penduduk yang terus meningkat

setiap tahunnya mengakibatkan peningkatan kebutuhan energi pun tak dapat

dielakkan. Hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari konversi

sumber energi fosil, misalnya pembangkit listrik dan alat transportasi yang

menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya.

Dampak negatif dari tingginya kadar karbondioksida di udara ambien

dapat menyebabkan polusi udara dan mengakibatkan rusaknya ekosistem darat,

laut dan udara serta dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kesehatan

manusia dan mahluk hidup lainnnya dan itu sangat merugikan. Dengan

besarnya dampak yang timbul dari tingginya karbondioksida di udara maka

harus dilakukan upaya untuk menekan tingkat karbondioksida di udara serta

salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menekan tingginya karbondioksida

di lingkungan perkantoran adalah dengan cara membuat atau memperluas

ruang terbuka hijau. Hutan, taman, peneduh jalan dan bentuk ruang terbuka

hijau lainnya dapat menyerap karbondioksida melalui proses fotosintesis.

Pembangunan yang semakin meningkat di daerah perkotaan sering

tidak menghiraukan adanya ruang terbuka hijau (RTH). Tumbuhan yang

terdapat pada halaman kantor, sekolah atau di halaman bangunan lainnya serta

tumbuhan yang ada di pinggir jalan, baik jumlah maupun jenisnya semakin

Page 19: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

4

menurun. Berkurangnya ruang terbuka hijau dan makin banyaknya bangunan

yang muncul mengakibatkan terjadinya kenaikan temperatur lokal didalam

kota. Hal inilah yang membedakan kondisi temperatur udara kota lebih panas

dibandingkan dengan temperatur udara di desa (Setyowati, 2010). Selain itu

penggunaan bahan bakar minyak dan gas serta listrik sebagai penghasil

karbondioksida terus bertambah. Oleh sebab itu perlu penambahan luas ruang

terbuka hijau untuk menyerap karbondioksida yang dihasilkan.

Tanaman mempunyai kemampuan untuk melakukan fotosintesis yang

menggunakan karbondioksida dan air sebagai bahan baku. Ruang terbuka hijau

merupakan penyerap karbon yang penting dalam mengatur gas rumah kaca

(GRK). Dengan adanya ruang terbuka hijau sebagai salah satu penyerap

karbon, kadar karbondioksida di atmosfer akan menurun. Tetapi kemampuan

ruang terbuka hijau sebagai penyerap karbon semakin berkurang.

Berkurangnya kemampuan ini akibat dari menurunnya luasan ruang terbuka

hijau yang disebabkan oleh penebangan, kebakaran dan konversi menjadi

permukiman, perkantoran, industri, dll. Oleh karena itu perlu dibangun ruang

terbuka hijau untuk membantu mengatasi penurunan fungsi sebagai penyerap

karbon tersebut (Yusuf, 2015).

Kampus Universitas Negeri Semarang (UNNES) juga ikut berperan

dalam pengelolaan ruang terbuka hijau. Selain itu UNNES juga merupakan

Universitas Konservasi sejak tahun 2010, maka UNNES memikul beban untuk

mewujudkan slogan tersebut yang salah satunya yaitu dengan penguatan

internal. Tata kelola ruang yang baik dengan menyeimbangkan antara

Page 20: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

5

lingkungan biotik dan abiotik akan memunculkan keseimbangan ekosistem.

Terlebih lagi sebagai pusat pendidikan tinggi yang letaknya di kawasan

penyangga dalam tata ruang kota dan terdiri dari ribuan civitas akademika,

maka beban lingkungan sangat berat yang salah satunya dari kualitas udaranya.

Dewasa ini jumlah luasan ruang terbuka hijau yang ada di kampus

UNNES jumlahnya semakin berkurang karena perubahan penggunaan lahan,

lahan yang awalnya merupakan ruang terbuka hijau sekarang beralih fungsi

menjadi gedung-gedung baru yang berfungsi sebagai penunjang kegiatan

perkuliahan. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di kampus UNNES

hampir terjadi di seluruh fakultas, diantaranya adalah pada Fakultas Ilmu

Pendidikan berupa gedung dekanat dan tempat parkir, pada Fakultas Bahasa

dan Seni berupa gedung kampung budaya, pada Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam berupa gedung dekanat, pada Fakultas Teknik berupa

gedung dekanat, teknik elektro dan arsitek, pada Fakultas Ilmu Keolahragaan

berupa gedung dekanat dan gedung ilmu kesehatan masyarakat, pada Fakultas

Ekonomi berupa gedung kuliah baru serta ada pula gedung LP2M, LP3 serta

gedung kewirausahaan. Dengan berkurangnya ruang terbuka hijau yang ada

maka jumlah tanaman yang ada di dalamnya juga ikut berkurang, termasuk

pohon yang ada didalamnya.

Permasalahan ketersediaan ruang terbuka hijau dan emisi

karbondioksida menjadi masalah bagi semua wilayah yang ada di muka bumi,

termasuk UNNES yang merupakan Universitas Konservasi. Permasalahannya

adalah terkait dengan jumlah pohon di Kampus UNNES yang berada di

Page 21: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

6

Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang semakin hari

jumlahnya semakin berkurang karena ditebang untuk membuka lahan baru

guna membangun gedung-gedung baru. Selain itu permasalahan yang lain

adalah tidak berjalannya sistem transportasi hijau di kampus, ribuan kendaraan

bermotor setiap harinya bebas melintas di sepanjang jalan kampus, hal ini

menimbulkan keprihatinan karena jumlah emisi karbondioksida yang

dihasilkan oleh kendaraan bermotor semakin meningkat. Dengan adanya fakta

tersebut maka kajian mengenai emisi di kampus UNNES sangat penting untuk

dilakukan karena kampus UNNES merupakan kampus atau universitas

konservasi.

Pada tahun 2015 UPT Konservasi UNNES melakukan penelitian untuk

mengkaji seberapa tingkat serapan emisi kendaraan bermotor di kampus

UNNES oleh ruang terbuka hijau yang ada. Kegiatan penelitian ini dibagi

menjadi dua jenis survei yaitu survei identifikasi jenis dan jumlah pohon yang

ada di kampus UNNES dan survei jumlah kendaraan yang masuk dan keluar

area kampus. Pada kegiatan survei ini wilayah kampus dibagi menjadi 2 bagian

yaitu kampus barat dan kampus timur. Jumlah pohon yang teridentikasi

tersebut adalah 9.716 pohon yang tersebar di seluruh lingkungan kampus

dengan rincian yaitu pada kampus timur sebanyak 5.151 pohon dan kampus

barat sebanyak 4.535 pohon. Jumlah kendaraan yang lalu lalang sepanjang

jalan kampus UNNES digolongkan menjadi 2 yaitu mobil sebanyak 1.592 unit

dan kendaraan bermotor sebanyak 15.559 unit.

Page 22: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

7

Sehubungan dengan permasalahan tersebut dan mengingat pentingnya

ketersediaan ruang terbuka hijau yang memadai untuk menyerap emisi

karbondioksida di kampus UNNES maka peneliti ingin meneliti dengan judul:

Penyerapan Emisi Karbon dari Kendaraan Bermotor, Penggunaan

Genset, dan Konsumsi Listrik oleh Pohon di Kampus UNNES.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana sebaran, jenis, dan jumlah pohon di kampus UNNES?

b. Seberapa besar emisi karbon yang dihasilkan dari kendaraan bermotor,

penggunaan genset, dan konsumsi listrik di kampus UNNES?

c. Bagaimana daya serap pohon terhadap emisi karbon yang dihasilkan dari

kendaraaan bermotor, penggunaan genset, dan konsumsi listrik di kampus

UNNES?

C. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui sebaran, jenis, dan jumlah pohon di kampus UNNES

b. Menghitung jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari kendaraan bermotor,

penggunaan genset, dan konsumsi listrik yang ada di kampus UNNES.

c. Menganalisis kemampuan pohon dalam menyerap emisi karbon yang

dihasilkan dari kendaraan bermotor, penggunaan genset, dan konsumsi

listrik di kampus UNNES.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman

mengenai pentingnya untuk melakukan penelitian mengenai permasalahan

Page 23: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

8

emisi karbondioksida di kampus UNNES, menambah perbendaharaan ilmu

terkait dengan masalah emisi karbondioksida dan penyerapannya serta dapat

menjadi acuan dan pertimbangan dalam penelitian lain yang sejenis.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau informasi bagi

para pembuat kebijakan yang ada di kampus UNNES sehingga dalam

mengatasi permasalahan mengenai lingkungan serta dalam membuat

kebijakan-kebijakan baru dapat berjalan dengan baik serta memperhatikan

lingkungan yang ada di sekitar dan tidak merugikannya.

E. Batasan Istilah

Penegasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk: 1. Membatasi

ruang lingkup penelitian sehingga yang di teliti mempunyai batas-batas yang

jelas, 2. Menghindari kesalahan dalam mengartikan atau menafsirkan dalam

penelitian ini, 3. Memudahkan dalam memahami isi dan makna serta sebagai

pedoman di dalam melaksanakan penelitian.

1. Emisi

Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan

dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannnya ke dalam udara

ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur

pencemar (Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran Udara).

Dalam penelitian ini emisi yang dimaksud adalah emisi

Karbondioksida (CO2). Emisi karbondioksida adalah gas buang di

Page 24: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

9

atmosfer yang merupakan sisa pembakaran dari bahan bakar fosil baik itu

bahan bakar bensin, solar, gas dan energi listrik.

2. Kendaraan Bermotor

Menurut Miro (2012) Kendaraan bermotor merupakan salah satu

komponen sistem transportasi seperti halnya jalur gerak, yang

membedakan keduanya adalah, apabila mendapatkan daya dari suatu

sistem propulsi, kendaraan ini akan bergerak. Kendaraan dalam sistem

transportasi termasuk ke dalam kelompok sarana.

Kendaraan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kendaraan

bermotor yang digerakkan oleh peralatan teknik atau mesin dalam

pergerakannya dan digunakan untuk transportasi darat seperti sepeda

motor dan mobil.

3. Genset

Genset atau generator set merupakan sebuah perangkat yang

berfungsi menghasilkan daya listrik dengan bahan bakar minyak yang

menghasilkan tenaga berupa gas hasil pembakaran udara terkompresi yang

digunakan untuk mengubah energi gerak luncur piston menjadi energi

putar pada poros engkol yang yang selanjutnya digunakan untuk

menggerakan turbin yang seporos dengan generator sehingga

menghasilkan tenaga listrik (Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor

21 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi

Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Tenaga Listrik Termal).

Page 25: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

10

4. Konsumsi Listrik

Listrik merupakan sumber energi sekunder. Artinya, listrik di

peroleh dari konversi sumber energi lain. Misalnya batubara, gas bumi,

minyak bumi, dan nuklir. Sumber energi lain tersebut merupakan sumber

energi primer. Sumber energi yang kita gunakan untuk membuat listrik

dapat berupa sumber energi yang dapat diperbarui atau tidak dapat

diperbarui. Akan tetapi listrik tidak akan digolongkan dapat diperbarui

atau tidak dapat diperbarui (Pramudita, 2008).

Konsumsi listrik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

konsumsi atau penggunaan energi listrik yang digunakan setiap fakultas

atau unit kerja yang ada di kampus UNNES Sekaran.

5. Daya serap karbondioksida (CO2) oleh pohon

Indriyanto (2005) mendefinisikan pohon sebagai tumbuhan berkayu,

berukuran besar dengan tinggi lebih dari 5 meter. Dalam penelitian ini

yang dimaksud dengan daya serap emisi CO2 oleh pohon adalah

kemampuan setiap jenis pohon dalam menyerap emisi karbondioksida

(CO2) yang dihasilkan dari konsumsi bahan bakar bensin dan solar serta

dari konsumsi listrik yang digunakan di kampus.

6. Kampus UNNES

Kampus UNNES yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kampus

Universitas Negeri Semarang yang berada di Kelurahan Sekaran

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

Page 26: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1. Pencemaran Udara

Pencemaran udara atau diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau

zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan

(komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing

didalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu

yang cukup lama akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan

tumbuhan. Bila keadaan seperti ini terjadi maka udara dikatakan telah

tercemar, kenyamanan hidup terganggu.

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang

perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan

udara dan lingkungan sekitarnya. Udara juga adalah atmosfir yang berada

di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di dunia

ini. Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida

(CO2) untuk fotosintesis oleh khlorofil daun, dan ozon (O3) untuk menahan

sinar ultraviolet. Susunan (komposisi) udara bersih dan kering, kira-kira

tersusun oleh:

Nitrogen (N2) = 78,09 %

Oksigen (O2) = 21,94%

Argon (Ar) = 0,93%

Karbondioksida (CO2) = 0,032%

11

Page 27: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

12

Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia,

nitrogen oksida, hidrogen, methana, belerang dioksida, amonia dan lain-

lain. Perubahan keadaan dari susunan keadan normal seperti tersebut diatas

dan kemudian mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan,

maka berarti udara telah tercemar (Wardhana, 2004:27-28).

Kendaraan bermotor merupakan sumber utama yang mencemari udara

di daerah perkotaan. Diperkirakan sekitar 60-70% partikel karbon di udara

perkotaan berasal dari kendaraan bermotor (Margahayu dkk, 2015).

Menurut Fandeli dkk., (2004) dalam Setyowati., (2004:53) dijelaskan

bahwa sumber pencemar pada pengotoran udara di daerah perkotaan adalah

transportasi dan industri. Pencemaran transportasi dan industri sebagian

besar disebabkan oleh pembakaran energi minyak, yang terdiri atas gas Pb,

CO, NO, dan SO, konsentrasi gas-gas pencemar tersebut tergantung pada

banyaknya lalu lintas, volume minyak yang dibakar dan mobilitas sumber

pencemar. Kondisi lingkungan sebagai recipiens sangat tergantung pada ada

atau tidaknya vegetasi, kekuatan angin, kecepatan angin dan arah angin.

a. Penyebab pencemaran udara

Menurut (Wardhana, 2004:28-29), Pembangunan yang berkembang

pesat dewasa ini, khususnya dalam industri dan tekhnologi, serta

meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang mengggunakan bahan

bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup di sekitar kita

menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran.

Page 28: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

13

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu :

1) Karena faktor internal (alamiah), contoh :

a) Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.

b) Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut

gas-gas vulkanik.

c) Proses pembusukan sampah organik.

2) Karena faktor eksternal (ulah manusia), contoh :

a) Hasil pembakaran bahan bakar fosil.

b) Debu/serbuk dari kegiatan industri.

c) Pemakaian zat-zat kimia yang di semprotkan ke udara.

Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan

campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan,

cairan atau gas yang masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar

ke lingkungan sekitarnya. Kecepatan penyebaran ini sudah barang tentu

akan tergantung pada keadaan geografi dan meteorologi setempat.

Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak,

tidak berbau, tidak berwarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang

benar-benar bersih sudah sulit di peroleh, terutama di kota-kota besar

yang banyak industrinya dan padat lalu lintasnya. Udara yang tercemar

dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia. Terjadinya

kerusakan lingkungan berarti berkurangnya (rusaknya) daya dukung

alam yang selanjutnya akan menguangi kualitas hidup manusia.

Page 29: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

14

b. Pemakaian Bahan Bahar Fosil

Dampak pencemaran udara sebenarnya tidak semata-mata

disebabkan oleh karena kegiatan industri dan tekhnologi saja, namun

juga disebabkan oleh faktor lain yang menunjang kegiatan tersebut.

Faktor penunjang kegiatan industri dan tekhnologi adalah Faktor

penyedia daya listrik dan faktor transportasi.

Mudah dipahami bahwa sebuah kegiatan industri dan tekhnologi

pasti akan memutuhkan tersedianya daya listrik, baik daya listrik yang

terpusatkan milik pemerintah (PLN), maupun daya listrik yang

dihasilkan oleh pihak industri (pabrik) itu sendiri.

Demikian pula mengenai transportasi yang sangat diperlukan

untuk kelancaran kegiatan industri dan teknologi. Transportasi

diperlukan untuk mengangkut bahan baku dari daerah pertambangan ke

tempat industri (pabrik) untuk diolah lebih lanjut menjadi bahan jadi

(produk). Selanjutnya dengan transportasi pula produk yang dihasilkan

dibawa ke pemakai. Faktor penyedia daya listrik dan faktor transportasi,

keduanya adalah penyerap terbesar pemakaian bahan bakar fosil, baik

berupa batubara maupun minyak bumi. (Wardhana, 2004:29).

c. Dampak Pencemaran Udara

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya

pencemaran udara di perkotaan, seperti mempertahankan dan

meningkatkan kualitas lingkungan daerah perkotaan maupun model

ruang terbuka hijau (Iriani dkk, 2014). Ningsih (2010:20-25)

Page 30: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

15

menjelaskan bahwa udara yang tercemar akan berdampak pada

kehidupan kita terutama pada kesehatan. Dampak pencemaran udara

terhadap yang lainnya adalah sebagai berikut:

1) Dampak Kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk

kedalam tubuh melalui sistem pernafasan. Jauhnya penetrasi zat

pencemar ke dalam tubuh bergantung pada jenis pencemar. Partikulat

berukuran besar dapat tertahan di saluran pernafasan bagian atas,

sedangkan partikulat bagian kecil dan gas dapat mencapai paru-paru.

Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan

menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA

(infeksi saluran pernafasan akut), termasuk diantaranya asma,

bronkitis, dan gangguan pernafasan lainnya. Beberapa zat pencemar

dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

2) Dampak Terhadap Tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran

udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit,

antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang

terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses

fotosinteis.

Page 31: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

16

3) Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC,

Metana, Ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi

panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya

panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan

fenomena pemanasan global.

4) Kerusakan Lapisan Ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km)

merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi

ultraviolet B dan matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-

molekul ozon terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang

mencapai statosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju

penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat pembentukannya,

sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

Sebagian besar ilmuan percaya bahwa pemanasan global

menyebabkan naiknya suhu samudera. Gletser dan tudung es dapat

mencair dan menyebabkan naiknya permukaan air laut. Dalam 100

tahun terakhir, suhu bumi telah meningkat lebih dari setengah derajat

celcius dan permukaan air laut telah naik sekitar 15-20 cm.

2. Transportasi

Miro (2012:1-8) menjelaskan bahwa transportasi secara umum dapat

diartikan sebagai usaha pemindahan, atau penggerakan orang atau barang

dari suatu lokasi, yang disebut lokasi asal ke lokasi lain, yang biasa disebut

Page 32: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

17

lokasi tujuan, untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu

pula. Dari pengertian ini transportasi memiliki beberapa dimensi seperti

lokasi (asal dan tujuan), alat (teknologi) dan keperluan tertentu di lokasi

tujuan seperti ekonomi, sosial, dll. Jika salah satu dari ketiga dimensi

tersebut terlepas atau tidak ada, hal demikian tidak dapat disebut

transportasi.

Jangkauan pelayanan transportasi dapat diartikan sebagai batas-batas

geografis pelayanan yang diberikan oleh transportasi kepada pengguna

transportasi tersebut. Batas geografis pelayanan transportasi ini disebut juga

sebagai wilayah operasi suatu sistem transportasi. Ada pelayanan sistem

transportasi yang secara geografis hanya menjangkau wilayah pedesaan,

dan ada juga yang melayani wilayah perkotaan yang hanya menyediakan

pelayanan untuk lokasi asal dan tujuan didalam kota itu saja. Selain itu, ada

juga sistem transportasi yang lokasi asal dan tujuannya telah melampaui

batas kota, yaitu hingga ke kota lain dalam satu provinsi. Pelayanan yang

lebih luas lagi adalah pelayanan transportasi yang telah menjangkau kota-

kota yang berada di luar provinsi tempat lokasi asalnya. Di samping itu, ada

pula sistem transportasi antar negara yang melayani jaringan internasional.

Dalam sistem transportasi terdapat komponen-komponen utama

(Menheim,1979) dalam (Miro,2012) mengemukakan bahwa komponen-

komponen utama sistem transportasi adalah jalan dan terminal (prasarana),

kendaraan (sarana) dan istem pengelolaan (manajemen).

Page 33: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

18

Peranan transportasi sangat besar dalam kehidupan masyarakat

modern. Dengan adanya transportasi juga mempermudah manusia

melakukan perjalanan. Secara umum peranan transportasi dapat

dikelompokan menjadi peranan dalam peradaban manusia, peranan

ekonomi, peranan sosial, dan peranan politik.

Detwyler (1971:26) menyebutkan bahwa faktor yang berpengaruh

paling besar terhadap polusi udara adalah kendaraan, khususnya mobil

dengan menghasilkan 2-3 karbon monoksida dan 1,5 hidrokarbon.

Pembakaran bahan bakar fosil, khususnya pembangkit listrik akan

menghasilkan 2-3 sulfur dioksida (SO2). Selain itu sektor indutri juga tidak

kalah penting peranannya dalam menghasilkan polusi udara tersebut yakni

sebesar 30 juta ton SO2 setiap tahunnya. Selama kurun waktu 20 tahun

terakhir telah terjadi peningkatan CO2 secara drastis yang disebabkan oleh

pembakaran bahan bakar yang memberikan kontribusi 3/4 dari total

peningkatan CO2, kemudian sisanya dipengaruhi oleh perubahan

penggunaan lahan

Laju urbanisasi yang semakin meningkat setiap tahun akan menuntut

pengembangan transportasi untuk mengakomodasinya. Pengembangan

salah satu atau keseluruhan komponen sistem transportasi, seperti jalan dan

kendaraan, sangat membutuhkan lahan yang luas. Sebagai contoh, biasanya

rata-rata kota di dunia, seperti misalnya Los Angels dan New York, harus

menyediakan lahan untuk transportasi antara 25%-30% dari total lahan

keseluruhan (Miro, 2012:9)

Page 34: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

19

3. Emisi

Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari

suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien

yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur

pencemar (Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran Udara).

Menurut KLH RI (2013) bahwa yang termasuk dalam sumber

pencemar udara primer adalah yaitu karbon monoksida (CO), nitrogen

oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), partikel halus (PM10), hidrokarbon

(HC). Selain itu, dapat ditambahkan salah satu gas rumah kaca, yaitu

karbondioksida (CO2).

1) Karbon monoksida (CO)

CO adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau maupun berasa

yang timbul akibat pembakaran tidak sempurna bahan bakar yang

mengandung karbon. Gas ini tergolong kategori mudah terbakar dan

beracun. Sumber CO terbagi dua, yaitu sumber alami dan sumber

antropogenik. Secara alami CO dihasilkan dari aktivitas gunung berapi

dan juga kebakaran hutan. Sementara CO juga dihasilkan sebagai produk

sampingan aktivitas manusia, diantaranya kendaraan bermotor (lebih

dari 75%). Emisi CO umumnya meningkat saat terjadi kemacetan di

jalan. Selain itu CO juga dihasilkan dari aktivitas transportasi lain seperti

pesawat terbang dan kereta api, proses pembakaran bahan bakar,

pembakaran kayu, pembakaran sampah serta aktivitas industri.

Page 35: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

20

2) Oksida nitrogen (NOx)

Menurut KLH (2013) NO terdiri atas nitrogen oksida (nitrogen

oxide – NO) dan nitrogen dioksida (nitrogen dioxide – NO). Mekanisme

utama di dalam pembentukan NO2 di atmosfer adalah oksidasi NO. NO

merupakan pemicu (prekursor) terbentuknya ozon (O3) dan hujan asam.

NO juga dapat bereaksi dengan komponen lain di udara membentuk

partikulat (particulate matter – PM). NOx terbentuk ketika bahan bakar

terbakar pada suhu tinggi. NO adalah salah satu pencemar yang timbul

akibat proses pembakaran. Umumnya spesies dari NOx merupakan gas

yang tidak berwarna dan tidak berbau. Tetapi, NO menjadi pengecualian

dimana keberadaannya di daerah perkotaan dapat dilihat sebagai lapisan

kabut kecoklatan di langit.

Oksida nitrogen dapat bersumber dari dua kelompok, dengan

penjelasan sebagai berikut.

a) NO termal, menurut KLH (2013) bahwa NO termal adalah NO yang

terbentuk melalui reaksi antara nitrogen dan oksigen di udara pada

proses dengan suhu yang tinggi. Proses pembakaran selalu

memproduksi NO dan NO2, dengan komposisi NO umumnya lebih

dari 90% total oksida nitrogen yang dihasilkan.

b) NO bahan bakar, adalah NO yang berasal dari kandungan nitrogen di

dalam bahan bakar. Umumnya minyak bumi dan batu bara

mengandung 0,5 – 1,5% nitrogen. Selama proses pembakaran, ikatan

nitrogen yang terdapat dalam bahan bakar terlepas sebagai radikal

Page 36: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

21

bebas dan kemudian membentuk NO (Colls, 2002) dalam (KLH,

2013).

3) Sulfur dioksida (SO2)

SO2 adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SO). Gas

ini sangat mudah terlarut dalam air,memiliki bau namun tidak berwarna.

Sebagaimana O3, pencemar sekunder yang terbentuk dari SO, seperti

partikel sulfat, dapat berpindah dan terdeposisi jauh dari sumbernya. SO

merupakan salah satu unsur pembentuk hujan asam. SO juga dapat

bereaksi dengan komponen lainnya di udara dan membentuk PM.

4) Partikel Halus (PM10)

Partikulat didefinisikan sebagai partikel-partikel halus yang

berasal dari padatan maupun cairan yang tersuspensi didalam gas (udara).

Partikel padatan atau cairan ini umumnya merupakan campuran dari

beberapa materi organik dan non-organik seperti asam (partikel nitrat

atau sulfat), logam, ataupun partikel debu dan tanah. Ukuran partikel

sangatlah penting untuk diketahui karena mempengaruhi dampak

partikel tersebut terhadap manusia dan lingkungan.

Sumber partikulat dapat berasal dari sumber alami maupun sumber

antropogenik. Sumber alami termasuk aktivitas gunung berapi, debu,

hutan, dan sebagainya. Sementara beberapa aktivitas manusia seperti

pembakaran bahan bakar fosil pada kegiatan industri maupun aktivitas

kendaraan juga berkontribusi terhadap bertambahnya pencemar

partikulat di udara. Kegiatan-kegitan seperti penghancuran bangunan,

Page 37: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

22

dan jalan yang belum diaspal, juga interaksi gas-gas seperti amoniak

(NH3) dan hidrokarbon dengan komponen-komponen lainnya di udara

akan membentuk partikulat (KLH RI 2013).

5) Hidrokarbon (HC)

Menurut KLH RI (2013) Pencemar udara berbahaya adalah

pencemar yang bersifat racun, dan dikategorikan sebagai pencemar yang

bisa menyebabkan kanker atau gangguan kesehatan yang serius seperti

kelainan reproduksi dan janin, atau gangguan ekologi yang tidak

terkendalikan. Setiap daerah dapat menetapkan kategori pencemar yang

diinventarisir berdasarkan sumber daya dan skala prioritas di daerah

tersebut. Hidrokarbon adalah pencemar yang penting diinventarisir

selain karena dampaknya terhadap kesehatan juga karena merupakan

prekursor pembentuk ozon troposfer. VOC diemisikan dari kendaraan

bermotor, distribusi bahan bakar, industri manufaktur kimia, dan pelarut.

Senyawa HC yang umum diemisikan dari kendaraan bermotor

adalah benzena, 1,3-butadiena dan PAH (polyaromatic hydrocarbon).

Selain itu terdapat banyak spesies hidrokarbon yang merupakan senyawa

prekursor pembentuk ozon pada reaksi fotokimia dengan NO dengan

bantuan sinar matahari, baik yang berasal dari sumber antropogenik

seperti yang bersumber dari bahan-bahan pelarut, maupun yang berasal

dari sumber alamiah (biogenik) seperti isopren (C5H8) dan monoterpene

(C15H24).

Page 38: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

23

6) Karbondioksida (CO2)

Karbondioksida merupakan salah satu gas rumah kaca penyebab

utama pemanasan global yang mengakibatkan dampak perubahan iklim.

Banyak penelitian menyebutkan bahwa laut dan vegetasi diduga dapat

menyerap karbondioksida di atmosfer. Tantangan penting dalam bidang

sains iklim adalah bagaimana mengembangkan secara kuantitatif dan

prediksi dari penyerapan karbondioksida (Susandi dkk, 2006 dalam

Ramawijaya dkk, 2012).

Menurut konversi PBB mengenai perubahan iklim (United Nations

Framework Convention on Climate Change – UNCFCCC), ada 6 jenis gas

yang digolongkan sebagai GRK, yaitu Karbondioksida (CO2), Nitrogen

oksida (N2O) Metana (CH4), Sulfur heksaflorida (SF6), Perflorokarbon

(PFCs), dan Hidroflorokarbon (HFCs) (Samiaji, 2009).

Udara yang normal mengandung gas yang terdiri dari 78% nitrogen,

20% oksigen, 0,93% argon, 0,03% (300ppm) karbondioksida, dan sisanya

terdiri dari neon, helium, metan, dan hidrogen. Komposisi ini dapat

mendukung kehidupan manusia. Karbondioksida, metana, nitrogen oksida

merupakan gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan terjadinya efek

rumah kaca (ERK). Efek rumah kaca berguna bagi mahluk hidup di bumi.

Jika tidak ada gas rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya -18oC. Suhu ini

terlalu rendah bagi sebagian mahluk hidup, termasuk manusia. Tetapi

dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 33oC lebih

Page 39: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

24

tinggi, yaitu 15oC. Suhu ini sesuai bagi kehidupan mahluk hidup

(Soemarwoto, 1994 dalam Gratimah, 2009).

Efek rumah kaca timbul karena gas rumah kaca mempunyai indeks

pemanasan global atau disebut juga potensi pemanasan gas rumah kaca

seperti ditunjukan pada Tabel dibawah ini.

Tabel 2.1. Index Pemanasan Global Gas Rumah Kaca

Sumber : KLH, Indonesia : The First National Communication, 1999

dalam Samiaji 2009.

Menurut Trismidianto dkk, 2008 dalam Samiaji, 2009 meskipun

karbondioksida mempunyai potensi pemansan yang paling kecil, tetapi

karena konsentrasinya di atmosfer adalah yang paling besar dibanding gas

rumah kaca yang lain yakni sekitar 55%, maka justru karbondioksida-lah

yang sekarang menjadi bahan perhatian dunia karena diisukan menjadi

penyebab utama pemanasan global.

Aliran karbon dari atmosfer ke vegetasi merupakan aliran yang

bersifat dua arah, yaitu pengikatan CO2 ke atmosfer melalui proses

dekomposisi dan pembakaran dan penyerapan CO2 oleh tanaman. Secara

alamiah berada di atmosfer bumi, berasal dari emisi gunung berapi dan

aktivitas mikroba di tanah (perombakan bahan organik) dan respirasi

tumbuhan serta hasil pernapasan manusia. Selain itu gas ini juga dihasilkan

No Jenis Gas Rumah Kaca Potensi Pemanasan (Ton CO2

ekuivalen)

1 Karbondioksida (CO2) 1

2 Metana (CH4), 21

3 Nitrogen oksida (N2O) 310

4 Hidroflorokarbon (HFCs) 500

5 Sulfur Hexafluorokarbon (SF6) 9200

Page 40: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

25

dari proses pembakaran bahan bakar minyak dan gas yang banyak di

pergunakan di kota. Setiap jenis bahan bakar minyak dan gas yang

dipergunakan menghasilkan jumlah emisi gas CO2 yang berbeda-beda.

Salah satu upaya manusia untuk mengurangi emisi karbondioksida

agar tidak terjadi pemanasan global selain dengan protokol Kyoto,

menyuntikan gas karbondioksida ke dalam tanah atau laut bisa menjadi

alternatif. Selain itu mengubah gas karbondioksida menjadi cair kemudian

dipakai untuk karbonasi minuman adalah bisa mengurangi emisi

karbondioksida. Kemudian penghematan pemakaian energi fosil misalnya

mengganti kendaraan pribadi dengan transportasi masal atau mengganti

pemakaian energi fosil dengan energi yang ramah lingkungan seperti tenaga

nuklir, tenaga air, tenaga angin untuk energi listrik untuk kendaraan

bermotor, kereta api atau mengganti kendaraan berbahan bakar fosil untuk

jarak dekat dengan kendaraan bertenaga manusia, hewan seperti andong,

becak, sepeda, atau menjadikan sungai sebagai sarana angkutan dengan

menggunakan rakit atau perahu dayung merupakan upaya yang perlu

dilakukan. Upaya lain adalah penambahan sarana penyerapan

karbondioksida di atmosfir seperti penanaman hutan gundul, penghijauan di

berbagai kota dan sebagainya (Samiaji, 2009).

4. Konsumsi Listrik

Peningkatan yang pesat dalam aktivitas industri diikuti oleh

peningkatan yang pesat dalam konsumsi energi, yang akhirnya

meningkatkan laju ekploitasi sumber daya alam. Energi memegang peranan

Page 41: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

26

yang sangat penting dalam hampir semua kegiatan industri. Di seluruh

dunia, sekitar 30% total konsumsi energi dipakai untuk memenuhi

kebutuhan listrik, sedang 70% lainnya dipakai untuk berbagai keperluan

yang meliputi transportasi, di konversi menjadi air panas maupun uap panas

untuk proses industri, serta untuk desalinasi air laut. Sektor industri

merupakan pemakai energi dalam jumlah yang sangat besar, mencapai 45%

dari total pemakian energi, dan menempati posisi tertinggi dibandingkan

dengan sektor-sektor lainnya (Akhadi, 2009:9)

Listrik merupakan sumber energi sekunder. Artinya, listrik di peroleh

dari konversi sumber energi lain. Misalnya batubara, gas bumi, minyak

bumi, dan nuklir. Sumber energi lain tersebut merupakan sumber energi

primer. Sumber energi yang kita gunakan untuk membuat listrik dapat

berupa sumber energi yang dapat diperbarui atau tidak dapat diperbarui.

Akan tetapi listrik tidak akan digolongkan dapat diperbarui atau tidak dapat

diperbarui (Pramudita:2008).

Penggunaan energi listrik semakin mendapat tempat di masyarakat

karena beberapa keuntungan yang dimiliki oleh sumber energi tersebut.

Tidak dapat disangkal lagi bahwa listrik adalah bentuk energi yang saat ini

telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern. Listrik memiliki

banyak arti dalam kehidupan ini banyak ditinjau dari segi penunjang

produktivitas maupun yang berkaitan dengan unsur-unsur kualitas

kehidupan.

Page 42: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

27

Masyarakat awam mengkonsumsi energi listrik lebih banyak

berkaitan dengan unsur-unsur yang menunjang kualitas kehidupan,

termasuk masalah kenyamanan dan kemampuan untuk mengembangkan

diri. Karena itu, listrik telah menjadi komoditas kebutuhan primer dalam

kehidupan manusia. Karena telah menyatunya kehidupan dan energi listrik

itu, maka pada masyarakat umum yang telah mendapatkan suplai energi ini,

jarang sekali mereka memperhatikan masalah yang berkaitan dengan listrik.

Masyarakat baru menyadari peran energi listrik sebagai penunjang

kehidupan apabila terjadi gangguan suplai dan kehilangan kenyamanan.

Listrik memiliki peran strategis dalam proses pembangunan karena

berperan sebagai penunjang produktivitas. Dalam aktivitas pembangunan,

listrik merupakan bentuk energi yang sangat fleksibel baik ditinjau dari segi

kemungkinan konversinya maupun dari segi transmisinya. Energi listrik

cukup mudah dikonversikan menjadi energi dalam bentuk lain, misal

dirubah menjadi energi mekanik untuk menggerakan mesin-mesin produksi,

diubah menjadi energi panas untuk proses-proses dalam agroindustri,

diubah menjadi cahaya untuk penerangan dalam sektor jasa dan pelayanan

publik, diubah menjadi pulsa untuk komunikasi dan sejenisnya. Energi ini

cukup mudah untuk ditransmisikan dari tempat pembangkitan ke konsumen

melalui kabel transmisi yang jaraknya bisa mencapai ratusan kilometer.

Hampir semua sektor kehidupan membutuhkan suplai energi listrik,

seperti : sektor industri, niaga atau komersial, angkutan, perkantoran, rumah

tangga, serta pemerintahan dan pelayanan umum. Untuk menunjang

Page 43: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

28

kontinyuitas derap industrialisasi dan meningkatkan kenyamanan hidup

umat manusia diperlukan energi listrik yang mencukupi (Akhadi, 2009:9-

22).

5. Karbondioksida dalam Proses Fotosintesis pada Pohon

Pohon atau tumbuhan secara ekologis melindungi kota dari masalah

lingkungan, antara lain karena tumbuhan dapat mengeluarkan gas oksigen,

sebagai pelindung mata air/peresapan air tanah, mengurangi debu, terpaan

angin, kebisingan, menurunkan suhu serta mengikat CO2 melalui proses

fotosintesis (Nugradi, 2009).

Fotosintesis adalah proses metabolisma pada tanaman dengan bantuan

klorofil dan cahaya, mengubah karbondioksida dan air menjadi karbohidrat

dan molekul oksigen. Proses fotosintesis berlangsung pada jaringan mesofil,

karena pada jaringan tersebut terdapat kloroplas dimana juga terdapat

klorofil. Kloroplas terdiri dari dua bagian yaitu : 1. Tilakoid yang tersusun

dari grana yang memungkinkan terjadinya pengubahan energi cahaya

menjadi energi kimia, 2. Lamela bagian cair (kurang padat) yang merupakan

tempat terjadinya reduksi CO2 pada reaksi gelap. Gas karbondioksida

sebagai bahan utama fotosintesis masuk melalui stomata. Produktivitas

tanaman dapat dengan tepat ditaksir dengan mengukur baik oksigen maupun

karbondioksida yang digunakan dalam proses fotosintesis karena jumlah C

dalam CO2 berbanding lurus dengan jumlah C terikat dalam gula selama

fotosintesis, produktivitas dapat di duga dengan menghilangnya CO2 di

lingkungannya (Harjadi,1979:28).

Page 44: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

29

Kemampuan atau efisiensi tumbuhan dalam mensintesis karbohidrat

menurut (Gratimah, 2009) dipengaruhi oleh beberapa faktor genetik.

Berdasarkan proses fotosintesisnya berupa senyawa dengan 4 atom C yang

disebut asam mulat atau asam asparat. Contohnya: tebu, jagung, sorgum,

dan beberapa spesies rumput asal tropis. Tumbuhan C-3 tumbuhan yang

menghasilkan produk awal fotosintesis dengan 3 atom C (asam 3-

fosfogliserat), contohnya seluruh gymnospermae, pteridophyta, bryophyte

dan ganggang. Tumbuhan CAM (Crassulecean Acid Metabolism) tanaman

karakteristik untuk daerah asam, panas, seperti gurun. Kebanyakan berupa

tanaman sekulen dan mempunyai kutikula yang khas dengan vakuola yang

besar dan lapisan sitoplasmanya tipis. Tumbuhan yang ditandai dengan

metabolisme unik dimana melibatkan proses karboksilasi ganda beruntun,

contohnya sukulen dan tumbuhan di daerah kering. Secara umum tumbuhan

C-4 mempunyai laju fotosintesis yang tertinggi sementara tumbuhan CAM

mempunyai laju fotosintesis yang rendah.

Berdasarkan umur dan kemampuan berfotosintesis akan meningkat

pada awal perkembangan daun, tetapi kemudian menurun sebelum daun

tersebut berkembang penuh. Perbedaan warna dapat digunakan untuk

membandingkan warna antara daun yang masih muda dan daun dewasa.

Daun yang berwarna hijau muda keputih-putihan, sedangkan yang sudah

dewasa biasanya berwarna hijau tua. Daun yang mengalami scnesscene

akan berwarna kuning dan hilang kemampuannya untuk berfotosintesis

karena perombakan klorofil dan hilangnya kloroplas.

Page 45: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

30

Cahaya merupakan sumber energi untuk reaksi anabolik fotosintesis.

Secara umum fiksasi CO2 maksimum terjadi di sekitar tengah hari, yaitu

pada saat intensitas cahaya mencapai puncaknya. Namun, efisiensi

fotosintesis maksimum tercapai pada intensitas cahaya matahari penuh dan

hari panjang yang hasil tertinggi tanaman dicapai. Adanya penutupan

cahaya matahari oleh awan akan mempengaruhi laju fotosintesis.

Peningkatan cahaya secara berangsur-angsur akan meningkatkan

fotosintesis sampai tingkat kompensasi cahaya yaitu tingkat cahaya saat

pengambilan CO2 sama dengan CO2 (Gratimah, 2009).

Harjadi (1979:29) menjelaskan bahwa salah satu faktor penting yang

menentukan keefisienan fotosintesis aktual dari sehelai daun adalah perilaku

dimana laju fotosintesis berubah menurut intensitas cahaya. Laju

fotosintesis meningkat menurut intensitas cahaya hanyalah pada intensitas

tertentu. Pada intensitas ini dapat digunakan daun berada dalam keaadaan

jenuh cahaya (light-saturated).

Walaupun fotosintesis meningkat dengan meningkatnya cahaya,

tetapi peningkatannya kurang melaju, dan keefisienan penangkapan cahaya

akibatnya menurun. Kenyataannya, keefisienan maksimum dapat diperoleh

hanya dibawah intensitas cahaya yang rendah. Bila intensitas tinggi, secara

relatif lebih banyak cahaya dilakukan lewat daun-daun dan dipantulkan

olehnya. Pada intensitas rendah sebagian besar cahaya dapat diserap dan

digunakan. Untuk suatu periode pendek mungkin keefisienan 7-10% untuk

tanaman tertentu, tetapi untuk jangka waktu yang panjang hanya sebesar 2-

Page 46: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

31

3% yang paling banyak dapat diharapkan, meskipun suhu, karbondioksida,

air dan unsur mineral dalam keadaan optimum.

Cahaya dapat melewati hanya beberapa lapisan daun pada tanaman

yang rendah, tetapi dapat sampai 15-20 lapis di hutan tropika, dimana 95%

cahaya mungkin telah diabsorpsi sebelum mengenai tanah. Pada hutan-

hutan alam, jumlah cahaya yang mengenai daun-daun bawah berada

dibawah titik kompensasi yaitu suatu intensitas cahaya yang dibutuhkan

untuk mempertahankan laju fotosintesis menyamai laju respirasi. Cabang-

cabang bawah terus dapat bertahan karena cabang-cabang atas mensuplai

mereka dengan karbohidrat, jadi cabang-cabang bawah tersebut merupakan

cabang-cabang negatif.

Tanaman-tanaman yang rendah dengan daun-daunan yang secara

relatif dekat tanah, nampaknya lebih efisien daripada hutan, dimana daun

menyebar dalam kisaran tinggi yang luas, layaknya ini disebabkan pada

tanaman-tanaman rendah persentase daun yang mendapat cahaya dibawah

titik kompensasi lebih rendah.

Pengaruh utama kekurangan air pada fotosintesis adalah dalam hal

aktivitas stomata yaitu membuka dan menutupnya stomata. Stomata

memiliki fungsi sebagai pintu masuknya CO2 dan keluarnya uap air ke daun

atau dari daun. Besar kecilnya pembukaan stomata merupakan regulasi

terpenting yang dilakukan oleh tanaman, dimana tanaman berusaha

memasukan CO2 sebanyak mungkin tetapi dengan mengeluarkan air sedikit

mungkin, untuk mencapai efisiensi pertumbuhan yang tinggi. Jika CO2 di

Page 47: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

32

atmosfir meningkat tanaman tidak membutuhkan pembukaan stomata

maksimum jika kadar CO2 optimum di dalam daun, sehingga laju

pengeluaran uap air dapat dikurangi (June, 2006 dalam Gratimah, 2009).

Menurut (Etherington 1976, dalam Gratimah 2009) daun yang terserang

penyakit menyebabkan tidak bisa melakukan fotosintesis secara optimal.

Menurut Yusuf (2015) Gas CO2 yang dihasillkan oleh berbagai proses

di alam ketika manusia belum mencemari lingkungan akan dapat diserap

kembali oleh mikrofita (tumbuhan renik) dan mikrofita (tumbuhan) baik

yang terdapat di perairan maupun di daratan. Tumbuhan dapat menyerap

gas CO2 melalui proses fotosintesis berdasarkan rumus :

Tanaman merupakan penyerap karbondioksida (CO2) di udara.

Bahkan diantara tanaman-tanaman itu sangat jago, mempunyai kemampuan

besar untuk menyerap karbondioksida (CO2). Pohon trembesi (Samanea

saman), dan Cassia (Cassia sp) merupakan salah satu contoh tumbuhan

yang kemampuan menyerap CO2-nya sangat besar hingga mencapai ribuan

Kg/tahun. Sebagaimana diketahui, tumbuhan melakukan fotosintesis untuk

membentuk zat makanan atau energi yang dibutuhkan tanaman tersebut.

Dalam fotosintesis tersebut tumbuhan menyerap karbondioksida (CO2) dan

air yang kemudian dirubah menjadi glukosa dan oksigen dengan bantuan

sinar matahari. Semua proses ini berlangsung di klorofil. Kemampuan

tanaman sebagai penyerap karbondioksida akan berbeda-beda. Banyak

faktor yang mempengaruhi daya serap karbondioksida, diantaranya

Page 48: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

33

ditentukan berdasarkan banyak sedikitnya magnesium daun akan berwarna

hijau gelap.

Daya serap karbondioksida sebuah pohon juga ditentukan oleh luas

keseluruhan daun, umur daun, dan fase pertumbuhan tanaman. Selain itu,

pohon-pohon yang berbunga dan berbuah memiliki kemampuan fotosintesis

yang lebih tinggi sehingga mampu sebagai penyerap karbondioksida yang

lebih baik. Faktor lainnya yang ikut menentukan daya serap karbondioksida

adalah suhu, sinar matahari, dan ketersediaan air. Trembesi juara pohon

penyerap karbondioksida. Adalah Endes N. Dahlan, seorang dosen Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor yang melakukan penelitian daya serap

karbondioksida pada berbagai jenis pohon. Penelitian yang dilakukan pada

tahun 2007-2008 memberikan hasil bahwa trembesi (Samanea saman)

terbukti menyerap paling banyak karbondioksida.

Dalam setahun, trembesi mampu menyerap 28.488,39 Kg

karbondioksida. Selain pohon trembesi, didapat juga berbagai jenis tanaman

yang mempunyai kemampuan tinggi sebagai tanaman penyerap

karbondioksida. Pohon-pohon itu diantaranya adalah cassia, kenanga,

pingku, beringin, krey payung, matoa, mahoni, dan berbagai jenis tanaman

lainnya. Daftar pohon penyerap karbondioksida. Berkikut merupakan daftar

tanaman yang mempunyai daya serap karbondioksida yang tingggi

berdasarkan riset Endes N. Dahlan. Berikut merupakan daftar tanaman

penyerap karbondioksida (Setyowati, 2014:121)

Page 49: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

34

Tabel 2.2. Tanaman Penyerap Karbondioksida (CO2).

No.

Nama

Tanaman

Nama Latin

Daya Serap

(Kg/pohon/tahun)

1. Trembesi Samanea saman 28.488,39

2. Cassia Cassia sp 5.295,47

3. Kenanga Canangium odoratum 756,59

4. Pingku Dyxoxylum excelsum 720,49

5. Beringin Ficus benyamania 535,90

6. Krey payung Fellicium decipiens 404,83

7. Matoa Pometia pinnata 329,76

8. Mahoni Swettiana mahagoni 295,73

9. Saga Adenanthera pavoniana 221,18

10. Bungur Lagerstroemia speciosa 160,14

11. Jati Tectona grandis 135,27

12. Nangka Arthocarpusheterophyllus 126,51

13. Johar Cassia grandis 116,25

14. Sirsak Annona muricata 75,29

15. Puspa Schima wallichi 63,31

16. Akasia Acacia auriculiformis 48,68

17. Flamboyan Delonix regia 42,20

18. Sawo kecik Maniilkara kauki 36,19

19. Tanjung Mimusops elengi 34,29

20. Bunga merak Caesalpinia pulcerrima 30,95

21. Sempur Dilenia ratusa 24,24

22. Khaya Khaya anthoteca 21,90

23. Merbau pantai Intsia bijunga 19,25

24. Akasia Acacia managium 15,19

25. Angsana Pterocarpus indicus 11,12

26. Asam kanji Pithecelobium dulce 8,48

27. Saputangan Maniltoa grandiflora 8,26

28. Dadap merah Erythrina cristagalli 4,55

29. Rambutan Niphelium lappaceum 2,19

30. Asam Tamarindus indica 1,49

31. Kempas Coompasia excelsa 0,20

Sumber : Dahlan (2008) dalam Setyowati (2014).

Selain itu, menurut Direktorat Jenderal Kehutanan, Tahun 1990,

pohon juga diklasifikasikan berdasarkan ukuran dan dibedakan atas:

a. Semai (seedlings), yaitu pohon yang tingginya kurang dari atau sama

dengan 1,5 meter.

b. Sapihan atau pancang (saplings), yaitu pohon yang tingginya lebih dari

1,5 meter dengan diameter batang kurang dari 10 cm.

Page 50: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

35

c. Tiang (poles) yaitu pohon dengan diameter batang 10-19 cm.

d. Pohon inti (nucleus trees), yaitu pohon dengan diameter batang 20-49

cm.

e. Pohon besar (trees), yaitu pohon dengan diamter batang lebih dari 50 cm.

Sampai abad ke-19, gas CO2 masih seimbang diantara atmosfer,

biosfer dan hidrosfer. Manusia sebagai penghasil CO2 sebesar 0,5% dari

jumlah CO2 di atmosfer setiap tahun sehingga kandungan gas ini meningkat

sebanyak 0,25%. Akibatnya laut tidak mampu lagi sebagai penyangga. Jika

produksi CO2 dapat diperlambat, diharapkan lautan dapat mengimbangi

kembali. Disinilah peranan vegetasi karena setiap tumbuhan hijau akan

menyerap CO2 dan menghasilkan O2. Setiap tahun tambahan CO2 dari

pembakaran fosil seesar 3,64x109 Ton. Hutan yang ada dapat menyangga

rata-rata 1 Ton/acre/tahun sehingga dunia memerlukan tambahan 1.820 juta

acre hutan (Rich, 1970 dalam Irwan 2005).

6. Universitas Negeri Semarang (UNNES).

Universitas Negeri Semarang (UNNES) adalah perguruan tinggi

negeri yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Republik Indonesia untuk

melaksanakan pendidikan akademik dan profesional dalam sejumlah

disiplin ilmu, teknologi, olahraga, seni, dan budaya. Sebelum menjadi

universitas, lembaga pendidikan ini dikenal dengan nama IKIP Negeri

Semarang yang berdiri pada tahun 1965 di Kota Semarang. Kampus

utamanya terletak di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota

Page 51: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

36

Semarang, kampus lainnya terletak di Ngaliyan Kota Semarang, Kelud Kota

Semarang, Bendan Ngisor Kota Semarang, dan di Kemandungan Kota

Tegal.

Kampus utama UNNES terletak di Kelurahan Sekaran Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang, Kampus Sekaran memiliki luas sebesar 53,29

ha. Kampus sekaran merupakan kampus utama sebagai kegiatan

perkuliahan untuk D3 dan S1, kecuali program studi PGSD yang

diselenggarakan di kampus Ngaliyan dan Kampus Tegal. Perpustakaan

pusat universitas juga terletak di kampus Sekaran, selain itu terdapat pula

fasilitas lain seperti pusat administrasi mahasiswa, pusat kegiatan

mahasiswa, gymnasium, stadion, asrama, dan lain-lain. Pada tahun 2017

jumlah dosen di kampus UNNES sebesar 1.033, sedangkan jumlah

mahasiswa aktif di kampus UNNES adalah sebesar 32.426 mahasiswa.

Tanggal 12 Maret 2010, UNNES mendeklarasikan diri menjadi

Universitas Konservasi dan bertekad untuk menerapkan prinsip-prinsip

perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari terhadap sumber

daya alam dan seni budaya, serta berwawasan ramah lingkungan dalam

pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pada tahun 2011, Visi UNNES

sebagai Universitas Konservasi kian tegas, dan sejak itu UNNES memiliki

Visi “Menjadi Universitas Konservasi Bertaraf Internasional yang Sehat,

Unggul, dan Sejahtera pada Tahun 2020”. Badan pengembangan konservasi

UNNES memiliki tujuh divisi, yaitu divisi keanekaragaman hayati, divisi

arsitektur hijau dan transportasi internal, divisi pengelolaan limbah, divisi

Page 52: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

37

kebijakan nir kertas, divisi etika seni dan budaya dan divisi kader

konservasi.

Masa Kolonial Belanda: Cikal Bakal.

Cikal bakal UNNES sudah ada sejak masa Pemerintah Kolonial

Belanda. Pada saat itu Pemerintah Kolonial Belanda menyelenggarakan

sekolah guru di atas SMA. Lembaga-lembaga pendidikan guru yang saat itu

didirikan adalah Middelbaar Onderwijzer A Cursus (MO-A) dan

Middelbaar Onderwijzer B Cursus (MO-B). Keduanya merupakan lembaga

pendidikan yang didirikan untuk menyiapkan guru-guru SMTP dan SMTA.

Setelah Indonesia merdeka, kursus MO-A dan MO-B diselenggarakan

di Semarang sampai dengan tahun 1950. Dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 41/1950, Kursus MO-A dijadikan Kursus B-I dan Kursus MO-B

dijadikan Kursus B-II yang diselenggarakan sampai dengan tahun 1960.

Periode 1960-1963: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

dan Sekolah Tinggi Olahraga (STO).

Tanggal 1 Januari 1961 dengan Keputusan Sekretaris Jenderal

Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Nomor 108487/S

tanggal 27 Desember 1960, Kursus B-I dan Kursus B-II diintegrasikan ke

dalam Universitas Diponegoro menjadi sebuah Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP).

Pada tahun 1963, Jurusan Pendidikan Jasmani yang semula bagian dari

Kursus B-II dipisah menjadi Sekolah Tinggi Olahraga (STO) yang berdiri

Page 53: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

38

sendiri di bawah Departemen Olahraga. Perubahan ini didasarkan pada

Keputusan Menteri Olahraga Nomor 23 Tahun 1963 tanggal 19 April 1963.

Periode 1963-1965: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)

Yogyakarta cabang Semarang.

Sementara FKIP UNDIP menjalankan program-program dalam

struktur Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP), pada

tahun 1962 oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Pengajaran (PD&K)

didirikan pula lembaga pendidikan guru yang baru, yaitu Instiut Pendidikan

Guru (IPG) dengan fungsi dan tujuan yang sama dengan FKIP.

Untuk menghindari dualisme dalam pendiidkan guru tingkat

pendidikan tinggi, Presiden RI dengan keputusan Nomor 1/1963 tanggal 3

Januari 1963, menyatukan FKIP dan IPG menjadi IKIP yang setara dengan

universitas didalam lingkungan Departemen PTIP. Atas dasar Keputusan

Presiden tersebut, Menteri PTIP mendirkan IKIP melalui Keputusan

Menteri PTIP Nomor 55 tahun 1963 tanggal 22 Mei 1963.

Sebagai tindak lanjutnya diterbitkanlah Keputusan Bersama Menteri

PTIP dan Menteri PD&K Nomor 32 tahun 1964, tanggal 4 Mei 1964 tentang

penyatuan FKIP dan IPG di Jakarta, Bandung, Malang dan Yogyakarta ke

dalam IKIP.

Periode 1965-1999: IKIP Semarang.

IKIP Yogyakarta cabang Semarang berkembang dengan pesat. Agar

perkembangannya lebih terarah pada masa mendatang, sambil menunggu

Page 54: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

39

Keputusan Presiden, Menteri PTIP menerbitkan Keputusan Menteri PTIP

Nomor 40 tahun 1965 tanggal 8 Maret 1965, yang menetapkan IKIP

Yogyakarta cabang Semarang menjadi IKIP Semarang yang terdiri dari

Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan Sastra dan Seni, dan Fakultas

Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta, dan Fakultas Keguruan

Teknik. Pada tahun 1977 program pendidikan guru olahraga kembali lagi ke

dalam induknya dalam wadah baru yang disebut Fakultas Keguruan Ilmu

Keolahragaan (FKIK).

Periode 1999 s/d sekarang: Universitas Negeri Semarang (UNNES).

Dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 124 Tahun 1999 tentang

perubahan IKIP Semarang, Bandung, dan Medan menjadi universitas, IKIP

Semarang kemudian bernama Universitas Negeri Semarang yang disingkat

UNNES. Pada tahun 2000 nama-nama fakultas di lingkungan UNNES

berubah menjadi: Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Bahasa dan Seni,

Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Keolahragaan, dan Program Pascasarjana.

Pada tahun 2006 berdirilah Fakultas Ekonomi, setahun kemudian

dibentuklah Fakultas Hukum UNNES, berdirinya kedua fakultas baru ini

merupakan konsekuensi menjadi universitas.

Page 55: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

40

B. Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan berisi tentang daftar-daftar

penelitian terdahulu yang telah dilaksanakan dan sudah diketahui hasilnya serta

mempunyai hubungan dengan penelitian ini baik hubungan tentang apa yang

dikaji,teknik analisis data yang digunakan, dan sebagainya. Penelitian yang

pertama dilakukan oleh Frankie Chiarly Rawung pada tahun 2015 yang

berjudul “Efektivitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam Mereduksi Emisi Gas

Rumah Kaca (GRK) di Kawasan Perkotaan Baroko”. Penelitian ini memiliki

tujuan untuk Menghitung Besaran Emisi CO2 yang dihasilkan dari aktivitas

perkotaan, Menghitung gambaran daya serap RTH publik eksisting dalam

mereduksi emisi CO2 dan Menghasilkan rencana kebutuhan berupa arahan

pengembangan RTH publik yang sesuai dengan karakteristik kawasan.

Persamaan dari penelitian yang sekarang dengan penelitian terdahulu adalah

terletak pada kajian berupa menghitung emisi CO2 langsung dan tidak

langsung serta metode yang digunakan yaitu IPCC GL 2006. Perbedaan dari

penelitian yang sekarang dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian

sekarang menghitung serapan emisi berdasarkan satuan jenis dan jumlah

sedangkan pada penelitian terdahulu berdasarkan luas tutupan vegetasi.

Page 56: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

41

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Mira Tri Wulandari, dkk pada

tahun 2013 dengan judul “ Kajian Emisi CO2 Berdasarkan Penggunaan Energi

Rumah Tangga Sebagai Penyebab Pemanasan Global (Studi Kasus Perumahan

Sebantengan, Gedang Asri, Susukan RW 07 Kabupaten Semarang)”.

Penelitian tersebut memiliki tujuan untuk menghitung emisi CO2 langsung dan

tidak langsung di perumahan Sebantengan, Gedang Asri, dan Susukan

kabupaten Semarang. Persamaan penelitian yang sekarang dilakukan dengan

penelitian terdahulu ini adalah sama-sama menghitung emisi CO2 baik yang

bersifat langsung maupun tidak langsung. Perbedaan dari penelitian yang

sekarang dilakukan dengan penelitian terdahulu ini terletak pada metode yang

digunakan, dimana penelitian yang sekarang ini menggunakan metode IPCC

GL 2006, sedangkan penelitian terdahulu ini menggunakan metode IPCC GL

1996. Perbedaan yang lainnya yaitu penelitian sekarang bertujuan untuk

menghitung kemampuan pohon di lokasi penelitain dalam menyerap emisi

yang dihasilkan berdasarkan jenis dan jumlah pohon.

Page 57: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

42

Tab

el 2

.3. K

ajia

n h

asil

-has

il P

enel

itai

n y

ang R

elev

an

Nam

a P

enli

ti

Jud

ul

Pen

elit

ian

T

uju

an

Met

od

e P

enel

itia

n

Has

il P

enel

itia

n

Fra

nk

ie

Chia

rly

Raw

un

g,

20

15

Efe

kti

vit

as

Ruan

g

Ter

buka

Hij

au

(RT

H)

dal

am

Mer

eduk

si E

mis

i

Gas

R

um

ah

Kac

a

(GR

K)

di

Kaw

asan

Per

kan

tora

n B

aro

ko

1.

Men

ghit

ung

bes

aran

em

isi

CO

2 y

ang d

ihas

ilkan d

ari

akti

vit

as p

erko

taan

2.

Men

ghit

ung

gam

bar

an

day

a se

rap

R

TH

p

ub

lik

eksi

stin

g

dal

am

re

duksi

em

isi

CO

2

3.

Men

ghasi

lkan

re

nca

na

keb

utu

han

ber

up

a ar

ahan

pen

gem

ban

gan

R

TH

pub

lik y

ang s

esuai

dengan

kar

akte

rist

ik k

aw

asa

n

� P

op

ula

si d

alam

penel

itia

n ini y

aitu

kel

om

po

k

pen

ghas

il

em

isi

gas

rum

ah

kac

a yan

g

terd

iri

dar

i

keg

iata

n T

ransp

ort

asi,

Ko

mer

sial

,

Per

kan

tora

n d

an P

eru

mahan

� T

eknik

pen

gu

mp

ula

n d

ata

pri

mer

: S

ure

vi

lap

angan s

edan

gkan

dat

a

sek

und

er

yai

tu

do

ku

menta

si

dan

surv

ei i

nst

ansi

.

� T

ota

l E

mis

i C

O2 y

an

g d

ihasi

lkan

seb

esar

11

74

,19

To

n/t

ahun

� D

aya

sera

p

RT

H

eksi

stin

g

dal

am

mer

edu

ksi

C

O2 se

bes

ar 5

74

,4 T

on at

au

han

ya

seb

esar

5

2,2

2%

d

ari

tota

l em

isi

yan

g d

ihasi

lkan

� R

enca

na

keb

utu

han R

TH

dia

rahkan u

ntu

k

dik

em

bang

kan d

alam

b

entu

k ja

lur

hij

au

atau

ja

lur

tanam

an

tep

i ja

lan

pad

a si

si

kan

an

-kir

i ja

lan

p

ada

ko

rid

or

pen

elit

ian

den

gan ja

rak p

er p

oho

nn

ya

min

imal

1

2

met

er.

Mir

a T

ri

Wula

nd

ari,

dkk.

20

12

.

Kaj

ian

em

isi

CO

2

ber

das

arkan

pen

ggu

naa

n

ener

gi

rum

ah

tan

gga

seb

agai

pen

yeb

ab

pem

anas

an

glo

bal

(s

tud

i kasu

s

per

um

ahan

se

bante

ng,

ged

ang

asri

, su

sukan

Kab

. S

emar

ang.

1.

Men

ghit

ung

em

isi

CO

2

pri

mer

dan

sek

und

er

2.

Men

ghit

ung

em

isi

CO

2

tota

l

� P

op

ula

si

dal

am

p

enel

itia

n

yai

tu

selu

ruh

KK

yan

g

terd

afta

r d

i

per

um

ahan

.

� S

amp

el p

enel

itia

n d

iam

bil

den

gan

met

od

e p

enar

ikan

acak

b

erst

rata

seca

ra p

ropo

rsio

nal

.

� T

eknik

p

engu

mp

ula

n

dat

a;

dat

a

pri

mer

d

engan

m

eto

de

ang

ket

,

dat

a se

ku

nd

er

men

gg

unakan

tekn

ik d

ok

um

enta

si.

� T

eknik

anal

isis

dat

a

men

ggu

nakan

p

erhit

un

gan

mat

em

atis

den

gan r

um

us.

� E

mis

i la

ng

sun

g t

erd

iri

dar

i b

ahan

bak

ar

LP

G d

an p

rem

ium

. T

ota

l em

isi

lan

gsu

ng

per

bula

n p

eru

mahan s

ebante

ngan

14

3,3

2

ton/t

ahu

n,

per

um

ahan g

edan

g a

sri

71

,01

ton/t

ahu

n, d

an p

eru

mahan

susu

kan 1

6,7

27

ton/t

ahu

n.

� E

mis

i se

kund

er

mer

up

akan

hasi

l

pem

akai

an

ener

gi

list

rik

rum

ah

tangga.

To

tal

emis

i C

O2 p

eru

mahan s

eban

ten

gan

29

,31

to

n/t

ahun,

per

um

ahan g

edan

g a

sri

13

,77 t

on/t

ahu

n d

an p

eru

mah

an s

usu

kan

26

,45 t

on/t

ahu

n.

� T

ota

l E

mis

i C

O2 p

eru

mah

an s

eban

ten

gan

2,7

95

to

n/t

ahun,

per

um

ahan g

edan

g a

sri

14

,203

to

n/t

ahu

n,

per

um

ah

an

susu

kan

26

,493

to

n/t

ahu

n.

Page 58: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

43

C. Kerangka Berfikir

Berkurangnya jumlah vegetasi yang ada di kampus UNNES disebabkan

oleh perubahan penggunaan lahan yang terjadi di dalam kawasan kampus.

Lahan terbangun jumlahnya semakin bertambah seiring dengan pembangunan

gedung-gedung baru didalam area kampus. Bertambahnya gedung-gedung

baru mengakibatkan peralatan yang ada di dalam gedung juga ikut bertambah

dan konsumsi listrik juga akan meningkat karena peralatan tersebut

membutuhkan listrik untuk dapat dioperasikan. Selain itu juga jumlah

kendaraan bermotor yang memasuki area kampus setiap harinya berjumlah

ratusan bahkan ribuan, dengan banyaknya kendaraan bermotor yang memasuki

area kampus maka penggunaan bahan bakar minyak pun bertambah karena

kendaraan bermotor tidak bisa beroperasi tanpa adanya bahan bakar minyak.

Bertambahnya jumlah konsumsi listrik dan konsumsi bahan bakar minyak

maka emisi CO2 yang dihasilkan juga bertambah.

Lahan terbangun yang semakin bertambah mengakibatkan ruang terbuka

hijau jumlahnya semakin berkurang, jumlah pohon yang ada di dalamnya pun

ikut berkurang begitu juga dengan keanekaragaman jenis pohon yang ada di

dalamnya. Berkurangnya jumlah pohon maka serapan emisi juga akan

berkurang karena jumlah pohon yang berfungsi sebagai penyerap emisi

jumlahnya berkurang. Bertambahnya jumlah emisi yang dihasilkan dan

semakin berkurangnya jumlah pohon untuk menyerap emisi yang dihasilkan

tersebut maka perlu diteliti apakah pohon yang ada mampu atau tidak

menyerap emisi yang dihasilkan di kampus UNNES.

Page 59: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

44

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir.

Page 60: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

85

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian ini yang berjudul Penyerapan Emisi Karbon dari

dari Kendaraan Bermotor, Penggunaan Genset, dan Konsumsi Listrik oleh

Pohon di Kampus UNNES maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Sebaran pohon yang ada di Kampus UNNES tersebar tidak merata di setiap

fakultas dan unit kerja. Jenis pohon yang ada di setiap fakultas dan unit

kerja sangat beragam, jenis pohon paling sedikit berada di Fakultas Teknik

yaitu 28 jenis. Sedangkan jenis paling banyak berada di Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan 75 Jenis pohon. Total

jumlah pohon yang ada di Kampus UNNES berjumlah 10.264 pohon.

2. Emisi karbondioksida dalam penelitian ini merupakan emisi

karbondioksida yang dihasilkan dari kendaraan bermotor, penggunaan

genset, dan konsumsi listrik. Wilayah penghasil emisi karbondioksida

tertinggi di Kampus UNNES adalah wilayah Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas

Ekonomi, dan Fakultas Hukum. Sedangkan wilayah penghasil emisi

karbondioksida terrendah adalah Fakultas Ilmu Pendidikan.

3. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa emisi yang bersifat

langsung yang berasal dari kendaraan bermotor dan penggunaan genset

mampu terserap oleh semua pohon yang ada di setiap fakultas dan unit

kerja yang ada di kampus UNNES. Sedangkan untuk emisi total yang

berasal dari kendaraan bermotor, penggunaan genset, dan konsumsi listrik

85

Page 61: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

86

tidak semua fakultas atau unit kerja yang ada di UNNES mampu menyerap

emisi karbondioksida yang dihasilkan. Hanya Fakultas Ilmu Pendidikan

dan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang mampu menyerap emisi

karbondioksida yang dihasilkan.

B. Saran

Dengan selesainya penelitian ini, tentunya terdapat beberapa hal yang perlu

disampaikan baik untuk Kampus Universitas Negeri Semarang, serta untuk

masyarakat.

1. Kampus Universitas Negeri Semarang

Diharapkan dengan adanya penelitian ini para pembuat kebijakan di

kampus UNNES lebih memperhatikan tentang penggunaan listrik, karena

konsumsi listrik di UNNES terbilang tinggi, terutama untuk penggunaan

AC, di semua fakultas serta unit kerja yang ada penggunaan listrik untuk

AC merupakan penggunaan listrik tertinggi dibanding penggunaan listrik

untuk peralatan lainnya. Serta sebaiknya wilayah-wilayah seperti hutan

kampus ditanami dengan tanaman tahunan dengan serapan emisi

karbondioksida yang tinggi.

2. Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dosen, mahasiswa, dan karyawan

yang ada di Kampus UNNES dapat memanfaatkan energi baik itu bensin,

solar, ataupun listrik dengan arif dan bijaksana agar kelestarian lingkungan

tetap terjaga dengan baik.

Page 62: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

87

DAFTAR PUSTAKA

Ai, Nio Song. 2012. ‘Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan’. Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi dalam Jurnal Ilmiah Sains Vol. 12 No. 1. April 2012.

Adillasintani. 2012. ‘Analisis Tingkat Kebutuhan dan Ketersediaan RTH Pada

Kawasan Perkantoran di Kota Makasar’. Skripsi. Makasar: Jurusan

Sipil Fakultas Teknik Universitas Hanasuddin.

Akhadi, Mukhlis, 2009. Ekologi Energi, Mengenali Dampak Lingkungan dalam Pemanfaatan Sumber-Sumber Energi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Birol, Fatih. 2015. CO2 Emissions From fuel Combustion Highlight 2015. 75739

Paris Cedex 15, France. International Energy Agency.

Dahlan, EN. 2007. ‘Analisis Kebutuhan Luasan Hutan Kota Sebagai Sink Gas CO2

Antropogenik dari Bahan Bakar Minyak dan Gas di Kota Bogor dengan

Pendekatan Sistem Dinamik’. Disertasi. Bogor : Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor.

data.unnes.ac.id/index.php/sdm/rasiodosenmhs. (29 september 2017)

Darmono, 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta: UI Press.

Detwyler, Thomas R. 1971. Man’s impact on Environment. New York: McGraw-

Hill Bool Company.

Gratimah, Ruti. 2009. ‘Analisis Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap Gas CO2

Antropogenik di Pusat Kota Medan’. Tesis. Medan: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Sumatera

Utara.

Harjadi, MM S. 1979. Pengantar Agronomi. Jakarta: Gramedia.

Indriyanto. 2005. Ekologi Hutan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Iriani, Siti Pratiwi dan Dewi Liesnoor Setyawati. 2014. ‘Kajian Cemaran Udara

Pada Taman Kota KB dan Simpang Lima Kecamatan Semarang Selatan

Kota Semarang. Geo-Image. Vol. 3, No. 2, Desember 2014. ISSN 2252-

6285.

87

Page 63: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

88

Irwan, Zoer’aini Djamal. 2005. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

IPCC. 2006b. IPCC Guidelines for National Greenhouses Gas Inventories Chapter 1 Introduction. Geneva: World Meteorological Organozation.

------ 2006c. IPCC Guidelines for National Greenhouses Gas Inventories Chapter 2 Stationary Combustion. Geneva: World Meteorological

Organozation.

KLH. 2012. Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional Buku II Volume I metodologi penghitungan tingkat emisi gas rumah kaca kegiatan pengadaan dan penggunaan energi. Jakarta:

Kementerian Lingkungan Hidup.

------. 2013. Pedoman Teknis Penyusunan Inventarisasi Emisi Pencemar Udara di Perkotaan tahun 2013 Jakarta : Kementeriaan Lingkungan Hidup.

Margahayu, Hilyana, Haryanto, dan Dewi Liesnoor Setyowati. 2015. ‘Sebaran

Vegetasi dan Konsentrasi Gas Co - Pb di Taman Kb, Simpang Lima,

dan Tugu Muda Kota Semarang’. Dalam Indonesian Journal of Conservation. Vol. 4. No. 1. ISSN 2252-9195. Hal. 61-66.

Miro, Fidel. 2012. Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta: Erlangga.

Ningsih, Murni Irian. 2010. Pencemaran. Bandung: Pringgandani.

Nugradi, Didik N.A. 2009. ‘Identifikasi Ruang Terbuka Hijau Kota Semarang.’

Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Dalam Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan. Vol. 11. No.1. Hal. 61-70.

Pramudita, Intari Dyah. 2008. Energi di Dunia. Yogyakarta: CV. Empat Pilar

Pendidikan.

Ramawijaya, Rosidah, M Yusuf, dan Widodo. 2012. ‘Variabilitas Parameter

Oseanografi dan Karbon Laut di Teluk Banten’. Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran dalam Jurnal Perikanan dan Kelautan ISSN : 2088-3137 Vol 3, No 3, September 2012: 339-346.

Rawung, Franky Chairly. 2015. ‘Efektivitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam

Mereduksi Gas Rumah Kaca (GRK) di Kawasan Perkotaan Baroko’.

dalam Media Matrasain. Vol 12. No.2. Hal. 17-32.

Rumbang Nyahu, Bostang, dan Prajitno. 2009. ‘ Emisi Karbondioksida (CO2) dari

Berbagai Tipe Penggunaan Lahan Gambut di Kalimantan’. Fakultas

Pertanian Universitas Palangkaraya, Fakultas Pertanian Universitas

a: Wor

N ti87

Page 64: PENYERAPAN EMISI KARBON DARI KENDARAAN BERMOTOR, … · 2018. 12. 3. · digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Selain

89

Gadjah Mada dalam Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 9 No.2

(2009) p: 95-102.

Rusbiantoro, Dadang. 2008. Global Warming for Beginner. Yogyakarta: O2.

Samiaji, Toni. 2009. ‘Upaya Mengurangi CO2 di Atmosfer. Peneliti Pusfatsaklim,

LAPAN dalam Berita Dirgantara Vol 10 N0. 3 September 2009: 92-

95.

Setyowati, Dewi Liesnoor. 2008. ‘Iklim Mikro dan Kebutuhan Ruang Terbuka

Hijau di Kota Semarang (The Micro Climate and The Need of Green Open Space for The City of Semarang)’. Jurnal Manusia dan Lingkungan.Vol. 15, No. 3, November 2008: 125-140.

Setyowati, Dewi Liesnoor dan Nana K.T.M. 2014. Ruang Terbuka Hijau Potensi Ruang Terbuka Hijau Dalam Meredam Cemaran Udara. Semarang:

CV Sanggar Krida Adhitama.

Setyowati, Dewi Liesnoor, dan Sri martini Rahayu Sedyawati. 2010. ‘Sebaran

Ruang Terbuka Hijau dan Peluang Perbaikan Iklim Mikro di Semarang

Barat’. Biosaintifik. Vol. 2, No. 2 September 2010. ISSN 2085-1911X

Hal 61-74.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Tika, Moh. Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Unnes.ac.id/sejarah-singkat (29 september 2017).

Wan Yuanqing, Liu Yang, Sunsheng Han, Chao Li, T.V. Ramachandra. 2016.

‘Urban CO2 Emissions in Xi’an and Bangalore by Commuters:

Implications for Controlling Urban in Developing Countries’. Dalam

Mitig Adapt Strateg Glob Change. Vol 16. Hal. 1007-1027.

Wardhana, Wisnu Arya. 2010. Dampak Pemanasan Global. Yogyakarta. Andi.

Wulandari, Mira Tri, Hermawan, dan Purwanto. 2013. “Kajian Emisi CO2

Berdasarkan Pengunaan Energi Rumah Tangga Sebagai Penyebab

Pemansan Global’. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan.

Yusuf, Muhammad Yusran. 2015. ‘Kemampuan Penyerapan Gas Co2 Beberapa

Jenis Tanaman Pada Ruang Terbuka Hijau di Kota Makassar’. Tesis. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Hasannudin.