penyeab autisme

30
AUTISME

description

sebab dan ciri ciri autisme

Transcript of penyeab autisme

Page 1: penyeab autisme

AUTISME

Page 2: penyeab autisme

ANGKA KEJADIAN

prevalensi anak dengan kelainan hambatan perkembangan perilaku meningkat.

Di Pensylvania Amerika Serikat, jumlah anak-anak autisma dalam lima tahun terakhir meningkat sebesar 500% menjadi 40 dari 10.000 kelahiran (Handojo, 2004)

Rumah Sakit di Jakarta mengklaim terjadi peningkatan angka pasien autisme anak hingga 400% pada tahun 2002 dibandingkan tahun sebelumnya (Danuatmaja, 2003).

Page 3: penyeab autisme

Autisme masa anak atau infantile adalah gangguan perkembangan pervasive yang ditandai oleh adanya abnormalitas atau gangguan perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun dengan ciri-ciri fungsi abnormal dalam 3 bidang, yaitu interaksisosial, komunikasi dan perilaku terbatas serta berulang-ulang.”

Autisme adalah gangguan perkembangan anak yang mempengaruhi bagaimana mereka melihat dunia dan belajar dari pengalaman-pengalamannya. Anak penderita autisme kurang berkeinginan untuk mengadakan kontak sosial.

Page 4: penyeab autisme

Autisme adalah gangguan perilaku yang komplek dan berat, yang gejalanya mulai tampak sebelum mencapai usia 3 tahun.

Gangguan perkembangan ini mencakup bidang komunikasi, interaksi dan perilaku.

Penyebabnya adalah gangguan pada perkembangan susunan syaraf pusat yang mengakibatkan terganggunya fungsi otak. Keadaan ini merupakan suatu kondisi yang menetap.

Jika anak cepat terdeteksi dan segera mendapatkan intervensi dini yang tepat, maka kesempatan untuk sembuh cukup besar.

Page 5: penyeab autisme

Gangguan perkembangan motorik anak autisme disebabkan gangguan pada otak, yaitu adanya kelainan anatomis pada lobus parietalis, cerebellum dan sistem limbiknya.

Kelainan pada lobus parietalis menyebabkan anak tidak peduli terhadap lingkungannya.

Kelainan pada otak kecil (cerebellum) terutama pada lobus VI dan VII menyebabkan proses sensoris, daya ingat, berpikir, belajar berbahasa dan proses atensi (perhatian) terganggu.

Jumlah sel Purkinye di otak kecil yang sangat sedikit, sehingga terjadi gangguan keseimbangan serotonin dan dopamin, yang mengakibatkan gangguan atau kekacauan lalu-lalang di otak.

Daerah sistem limbik yang disebut hippocampus dan amygdala ditemukan juga kelainan khas yang menyebabkan terjadinya gangguan fungsi kontrol terhadap agresi dan emosi.

Page 6: penyeab autisme

Anak kurang dapat mengendalikan emosinya, seringkali terlalu agresif atau sangat pasif.

Amygdala juga bertanggung jawab terhadap berbagai rangsang sensoris seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, rasa dan rasa takut.

Hippocampus bertanggung jawab terhadap fungsi belajar dan daya ingat sehingga mengakibatkan kesulitan menyimpan informasi baru, perilaku yang diulang-ulang, yang aneh dan hiperaktif (Handojo, 2004).

Kelainan yang disebut Sensory Interpretation Errors yang juga menyebabkan terjadinya gejala autisma. Rangsangan sensoris yang berasal dari reseptor visual, auditori dan taktil, mengalami proses yang kacau atau berlebihan, yang pada akhirnya menyebabkan kebingungan dan ketakutan pada anak. Akibatnya anak menarik diri dari lingkungan yang menakutkan tersebut (Handojo, 2004).

Page 7: penyeab autisme

Banyak faktor diduga merupakan pencetus gejala autisme, misalnya polusi bahan beracun dari lingkungan, vaksin-vaksin yang memakai ethil mercuri (thimerosal) sebagai pengawet, dan berbagai macam alergi.

Beberapa teori yang menyebabkan autisme, antara lain :

1. Teori Psikososial 2. Teori Biologis 3. Teori Imunologi 4. Infeksi Virus

Page 8: penyeab autisme

Teori Psikososial

Kanner mempertimbangkan adanya pengaruh psikogenik sebagai penyebab autisme.

Orang tua yang emosional, kaku dan obsesif yang mengasuh anak dalam suatu atmosfir yang secara emosional kurang hangat bahkan dingin.

Pendapat lain mengatakan adanya trauma pada anak yang disebabkan karena rasa permusuhan yang tidak disadari, yang sebenarnya tidak menghendaki mengakibatkan gejala penarikan diri pada anak dengan autisme.

Page 9: penyeab autisme

Teori Biologis

Teori ini menjadi berkembang karena beberapa fakta adanya hubungan yang erat dengan retardasi mental (75 - 80 %).

Perbandingan laki-laki dan perempuan = 4 banding 1, meningkatnya gangguan kejang (25 %) dan adanya beberapa kondisi medis dan genetik yang mempunyai hubungan dengan gangguan ini.

Gangguan autisme merupakan suatu sindrom perilaku yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang mempengaruhi sistem saraf pusat.

Gangguan saraf pusat ini karena adanya faktor genetik, perinatal

Page 10: penyeab autisme

Faktor Genetik

Hasil penelitian pada keluarga dan anak kembar menunjukkan adanya faktor genetik yang berperan dalam perkembangan autisme. Pada anak kembar satu telur ditemukan sekitar 36-89 % sedang pada anak kembar dua telur 0%.

penelitian keluarga ditemukan 2,5-3% autisme pada saudara kandung yang berarti 50-100 kali lebih tinggi di banding pada populasi normal.

Penelitian terbaru menemukan adanya peningkatan gangguan psikiatrik pada anggota keluarga dari penyandang autisme, berupa gangguan afeksi dan kecemasan, juga peningkatan gangguan dalam fungsi sosial

Page 11: penyeab autisme

Faktor Perinatal

Komplikasi prenatal, perinatal dan neonatal yang meningkat juga ditemukan pada anak dengan autisme.

Komplikasi yang paling sering dilaporkan adalah adanya pendarahan setelah trisemester pertama dan adanya meconium pada cairan amnion, yang merupakan tanda adanya fetal distress.

Penggunaan obat-obatan tertentu pada ibu yang sedang mengandung diduga ada hubungan dengan timbulnya autisme.

Adanya komplikasi waktu bersalin seperti terlambat menangis, gangguan pernafasan, anemia pada janin, juga diduga ada hubungan dengan autisme.

Page 12: penyeab autisme

Teori Imunologi

Penurunan respons dari sistem imun pada beberapa anak autisme meningkatkan kemungkinan adanya dasar imunologis pada beberapa kasus autisme.

Antibodi beberapa ibu terhadap antigen lekosit, anak mereka yang autisme memperkuat dugaan ini karena ternyata antigen lekosit juga ditemukan pada sel-sel otak sehingga antibodi ibu dapat secara langsung merusak jaringan syaraf otak janin, yang menjadi penyebab timbulnya autisme.

Page 13: penyeab autisme

Infeksi Virus

Peningkatan frekuensi yang tinggi dari gangguan autisme pada anak-anak dengan congenital rubella, herpes simplex encephalitis dan cytomegaluga pada anak-anak yang lahir selama musim semi dengan kemungkinan ibu mereka menderita influensa musim dingin saat ada di dalam rahim, telah membuat para peneliti menduga infeksi virus ini merupakan salah satu penyebab autisme (Sutadi, 2002).

Page 14: penyeab autisme

Aspek fisik

aspek fisik meliputi peningkatan dan pertumbuhan fisik yang memerlukan daya tahan tubuh, kecepatan bergerak, kemampuan gerak dan kekuatan.

memulihan fungsi tubuh yang meliputi memelihara lingkup gerak sendi, memperbaiki kekuatan dan kontrol otot, koordinasi mata-tangan, ketangkasan tangan, menambah toleransi dan kesadaran dalam bekerja.

Peningkatan keterampilan gerak meliputi cara anak mengeksplorasi dan menggali potensi tubuhnya, memperluas pengalaman dan perkembangan gerak, serta melakukan gerak yang mengarah pada prestasi atau kemampuan gerak maksimal.

Page 15: penyeab autisme

Aspek intelektual

Aspek intelektual, meliputi cara anak menambah pengetahuan tentang tubuh sebagai sarana gerak, kebiasaan hidup sehat, menyelesaikan masalah yang dihadapi, dan peningkatan daya kreativitas.

Page 16: penyeab autisme

Aspek sosial dan emosi

Aspek sosial dan emosi, meliputi peningkatan hubungan yang sehat di dalam kelompok

Situasi ini dapat terjadi jika anak dapat menerima, memperhatikan, menjalankan ketentuan yang berlaku seperti berlatih bergerak sama-sama, dan cara anak menggunakan alat-alat serta sumber disekitarnya (Danuatmaja, 2003).

Page 17: penyeab autisme

Gambaran Klinis dan Cara Mendiagnosis

3 kelompok gejala yang harus diperhatikan untuk dapat mendiagnosis autisme. Diantaranya : dalam interaksi sosial, dalam komunikasi verbal, non verbal dan bermain, serta dalam berbagai perilaku atau aktivitas dan minat.

Pemeriksaan medis yang dilakukan pada anak autisme diantaranya adalah : Pemeriksaan fisik Pemeriksaan neurologis Tes neuropsikologis Tes pendengaran Tes ketajaman penglihatan MRI (Magnetic Resonance Imaging) EEG (Electroencephalogram) Pemeriksaan sitogenetik untuk abnormalitas kromosom

Page 18: penyeab autisme

Beberapa hambatan yang terjadi pada anak autisme, diantaranya :

1. Hambatan kualitatif dalam interaksi sosial Interaksi sosial pada anak autisme dibagi dalam 3 kelompok : Yang menyendiri (aloof) : banyak terlihat pada anak-anak yang menarik diri, acuh tak acuh dan akan

kesal bila diadakan pendekatan sosial serta menunjukkan perilaku dan perhatian yang terbatas dan tidak hangat.

Yang pasif : dapat menerima pendekatan sosial dan bermain dengan anak lain jika pola permainanya disesuaikan dengan dirinya.

Yang aktif tapi aneh : secara spontan akan mendekati anak lain, namun interaksi ini seringkali tidak sesuai dan sering hanya sepihak.

Hambatan sosial pada autisme berubah sesuai dengan perkembangan usia, biasanya dengan bertambahnya usia hambatan tampak semakin berkurang.

Sejak tahun pertama, anak autisme mungkin telah menunjukkan adanya gangguan pada interaksi sosial yang timbal balik, seperti menolak untuk disayang / dipeluk, tidak menyambut ajakan ketika akan diangkat dengan mengangkat kedua lengannya, kurang dapat meniru pembicaraan atau gerakan badan, gagal menunjukkan sesuatu objek kepada orang lain, adanya gerakkan pandangan mata yang abnormal.

Permainan yang bersifat timbal balik mungkin tadak akan terjadi. Sebagian anak autisme tampak acuh tak acuh atau tidak bereaksi terhadap pendekatan orang tuanya,

sebagian lainnya merasa cemas bila berpisah dan melekat pada orang tuanya. Anak-anak ini gagal dalam mengembangkan permainan bersama teman-temannya dikarenakan

keterampilan motoriknya terganggu, mereka lebih suka bermain sendiri dan sebagainya.

Page 19: penyeab autisme

2. Hambatan kualitatif dalam komunikasi verbal / non verbal dan dalam bermain. Keterlambatan dan abnormalitas dalam berbahasa dan berbicara merupakan

keluhan yang sering diajukan para orang tua, sekitar 50% mengalami hal ini. Sering mereka tidak memahami ucapan yang ditujukan pada mereka. Biasanya mereka tidak menunjuk ataupun memakai gerakan tubuh untuk

menyampaikan keinginannya, tetapi dengan mengambil tangan orang tuanya/orang lain untuk dipakai mengambil objek yang dimaksud.

Mereka mengalami kesukaran dalam memahami arti kata-kata dan juga kesukaran menggunakan bahasa dalam konteks yang sesuai / benar.

Bahwa satu kata mempunyai banyak arti mungkin sulit untuk dapat dimengerti oleh mereka.

Anak autisme sering mengulang kata-kata yang baru saja mereka dengar atau yang pernah ia dengar sebelumnya tanpa maksud untuk berkomunikasi.

Page 20: penyeab autisme

3. Aktifitas dan minat yang terbatas Dalam hal minat : terbatas, sering aneh dan diulang-ulang. Misal,

mereka sering membuang waktu berjam-jam hanya untuk memainkan sakelar listrik, memutar-mutar botol atau menginggat-ingat rute kereta api.

Mereka mungkin sulit dipisahkan dari suatu benda yang tidak lazim dan menolak meninggalkan rumah tanpa benda tersebut. Misal seorang anak laki-laki yang selalu membawa penghisap debu kemanapun ia pergi, atau seseorang anak yang tidak bisa melepaskan seutas tali sepatu biarpun sedang mandi.

Stereotype tampak pada hampir semua anak autisme termasuk melompat naik turun, memainkan jari-jari tangannya didepan mata, menggoyang-goyangkan tubuhnya atau menyeringai.

Mereka juga menyukai objek yang berputar, seperti memandang putaran kipas angin atau mesin cuci selama berjam-jam.

Page 21: penyeab autisme

4. Gangguan Kognitif Hampir 75-80% anak autisme mengalami retardasi

mental. dengan derajad retardasi rata-rata sedang. Menarik untuk diketahui bahwa beberapa orang autisme menunjukkan kemampuan memecahkan masalah yang luar biasa, seperti daya ingat yang sangat baik, kemampuan membaca yang diatas batas penampilan intelektualnya (hiperleksia).

Page 22: penyeab autisme

5. Gangguan pada perilaku motorik. Kebanyakan anak autisme menunjukkan adanya

stereotype, seperti bertepuk-tepuk tangan, menggoyang-goyang tubuh dan kurang menguasai keterampilan motorik. Hiperaktivitas biasa terjadi terutama pada anak pra sekolah. Namun sebaliknya dapat terjadi hipoaktivitas. Beberapa anak juga menunjukkan gangguan pemusatan perhatian dan impulsivitas. Juga didapatkan adanya koordinasi motorik yang terganggu, tiptoe walking, clumsiness, kesulitan belajar mengikat tali sepatu, menyikat gigi, memotong makanan, mengancing baju.

Page 23: penyeab autisme

6. Respon abnormal terhadap perangsangan indera Beberapa anak menunjukkan hipersensitivitas terhadap suara

(hiperakusis) dan menutup telingganya bila mendengar suara yang keras seperti suara petasan, gonggongan anjing atau sirine polisi. Anak yang lain mungkin justru lebih tertarik dengan suara jam tangan atau remasan kertas. Sinar yang terang, termasuk sinar lampu sorot diruang praktek dokter gigi, mungkin membuatnya tegang. Walau pada beberapa anak malah menyukai sinar. Mereka mungkin sangat sensitif terhadap sentuhan, memakai baju yang terbuat dari serat yang kasar, seperti wol atau baju dengan label yang masih menempel atau berganti baju dari lengan pendek menjadi lengan panjang. Semua itu dapat membuat mereka tempertantrums. Di lain pihak ada juga anak yang tidak peka terhadap rasa sakit dan tidak menangis saat mengalami luka yang parah. Anak mungkin tertarik pada rangsang indera tertentu seperti obyek yang berputar.

Page 24: penyeab autisme

7.Gangguan tidur dan makan Gangguan tidur berupa terbaliknya pola tidur,

terbangun tengah malam. Gangguan makan berupa keengganan terhadap makanan tertentu karena tidak menyukai tekstur atau baunya. Menuntut hanya makan jenis makanan yang terbatas, menolak mencoba makanan baru dan dapat sangat menyulitkan para orang tua.

Page 25: penyeab autisme

8. Gangguan efek dan mood Beberapa anak menunjukkan perubahan mood yang

tiba-tiba. Mungkin menangis atau tertawa tanpa alasan yang jelas. Sering tampak tertawa sendiri, beberapa anak tampaknya mudah menjadi emosional. Rasa takut yang sangat kadang-kadang muncul terhadap objek yang sebetulnya tidak menakutkan. Cemas perpisahan yang berat, juga depresi berat mungkin ditemukan pada anak autisme.

Page 26: penyeab autisme

9.Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan agresivitas melawan orang lain

Ada kemungkinan mereka menggigit tangan atau jari sendiri sampai berdarah. Membentur-benturkan kepala, mencubit, menarik rambut sendiri atau memukuli diri sendiri. Tempetantrums, ledakan agresivitas tanpa pemicu, kurangnya perasaan terhadap bahaya dapat terjadi pada anak autisme.

Page 27: penyeab autisme

10.Gangguan kejang Terdapat kejang epilepsi pada sekitar 10-25 % anak

autisme. Ada korelasi yang tinggi antara serangan kejang dengan beratnya retardasi mental, derajad disfungsi susunan syaraf pusat.

11. Kondisi fisik yang khas Dilaporkan bahwa anak autisme usia 2-7 tahun, lebih

pendek dibanding anak seusianya dan saudaranya.

Page 28: penyeab autisme

Metode Lovaas (oleh seorang psikolog bernama B.F Skinner. )

Seni dalam melakukan terapi ini adalah anak tidak akan merasa dipaksa tetapi anak memahami kegiatan sebagai suatu kebutuhan dan akhirnya menjadi suatu keahlian yang dapat dijadikan bekal hidup.

Teori Skinner berdasarkan pemikiran bahwa belajar merupakan perubahan pada perilaku (overt behaviour) yang terjadi di lingkungan. Suatu respon seperti menyepak bola, akan menghasilkan konsekuensi. Hal ini dapat berupa pujian lisan, nilai bagus atau perasaan dihargai atau kepuasan.

Page 29: penyeab autisme

Jika suatu pola Stimulus-Respon (S-R) tertentu diperkuat (atau diberi imbalan), individu terkondisi untuk berespons.

Reinforcement (penguat/imbalan) adalah elemen kunci pada teori S-R Skinner. Suatu reinforcer (penguat/imbalan) adalah segala sesuatu yang memperkuat respon yang diinginkan. Jika perilaku diikuti oleh konsekuensi yang disukai oleh seseorang, perilaku tersebut cenderung diulangi dikemudian hari. Hal ini disebut reinforcement (penguat). Jika konsekuensi adalah negatif (tidak diberi penguat/imbalan). Perilaku lebih kecil kemungkinannya untuk diulangi.

Page 30: penyeab autisme

Metoda ABC

model ABC (Antecendent-Behavioor-Consequence)” yaitu setiap “trial” atau tugas yang diberikan kepada anak terdiri dari :

Antecendent (pra kejadian). Yaitu suatu arahan atau permintaan / instrukasi terhadap anak untuk melakukan aksi.

Behavior, yaitu suatu “respon” dari anak (meliputi berbagai hal yaitu bisa/berhasil, setengah/sebagian bisa, tidak bisa, tidak patuh, respon yang salah atau tidak berespon).

Consequence yaitu suatu “reaksi “ dari terapis, mulai dari imbalan positif kuat, pujian ringan, sampai dengan suatu reaksi negatif (misalnya “tidak”). Dan diikuti suatu jeda untuk memisahkan trial satu sama lain ( intertrial interval).