PENYAKIT VARICELLA.pptx

download PENYAKIT VARICELLA.pptx

of 29

Transcript of PENYAKIT VARICELLA.pptx

PENYAKIT VARICELLA (CACAR AIR)

PENYAKIT VARICELLA (CACAR AIR) PADA ANAK DAN BAYIOleh : WIDI HASTUTI PUJI LESTARINIM. P.17420113037

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan SemarangVarisela adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat akut yang umumnya menganai anak, yang ditandai oleh demam yang mendadak, malaise, dan erupsi kulit berupa makulopapular untuk beberapa jam yang kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat meninggalkan keropeng. (Thomson, 1986, p. 1483).

1 DEFINISIVaricella zoster

Menurut Richar E :Varisela disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella-zoster (virus V-Z). Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster.Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi varisela, kemudian setelah penderita varisela tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V-Z diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster.2.ETIOLOGIMenurut Siti Aisyah (2003)

3.KLASIFIKASIVARICELLA NEONATAL

Masa tunas penyakit berkisar antara 8-12 hari.DemamMalaiseSakit kepalaAnoreksiaSakit punggungBatuk keringSore throat yang berlangsung 1-3 hari.Stadium Erupsi.Terbentuknya verikula yang khas, seperti tetesan embun (teardrops) vesikula akan berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi kusta, sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.

4.MANIFESTASI KLINIS

Menurut Siti Aisyah 2003 :

5. PATOFISIOLOGIVirus varisela-zoster masuk ke dalam tubuh manusiaVia mukosa saluran nafas atau orofaringTerjadi replikasi virus dan penyebaran virus melalui limfe dan darahVirus dimusnahkan oleh sel sistem retikuloendotelialReplikasi virus dapat mengalahkan pertahanan tubuh yang belum berkembangdemam dan malese, anorexiaPenyebaran virus ke seluruh tubuh, terutama ke kulit dan mukosa.

Masa inkubasiFase viremia5. LANJUTAN PATOFISIOLOGIPada orang sistem imun rendahRespons imun pasien yang kemudian berkembangMenghentikan replikasi serta penyebaran virus dan berlanjutnya infeksiImunitas selular terhadap VVZ berkembang selama infeksi dan menetap selama bertahun-tahunimunitas humoral dan selular terganggu, pajanan ulang dapat menyebabkan rekurensi dan varisela menjadi lebih berat dan berlangsung lebih lama.pajanan ulang tidak menyebabkan infeksi (kekebalan seumur hidup)komplikasi varisela (pneumonia dan lain-lainViremia berhenti dan menghambat berlanjutnya lesi pada kulit dan organ lainPada orang sehatGagal respon imunPATOFISIOLOGI CACAR AIR

6. PATHWAYSPneumonia variselaEnsefalitisAtaksiaNistagmusTremorMielitis tranversaKelumpuhan saraf mukaNeuromielitis optika atau penyakit Devic dengan kebutaan sementaraSindrom hipotalamus yang disertai dengan obesitas dan panas badan berulang-ulang.Komplikasi yang paling umum ditemukan Bekas luka yang menetap. Biasanya pada anak yang usianya lebih tua atau cenderung pada orang dewasa.

7.KOMPLIKASI

Pengobatan UmumMengatasi gatal berikan kompres dingin atau lotion kalamin dan antihistamin oral. Bila lesi masih vesicular berikan bedak agar tidak mudah pecah, dapat ditambahkan antipruritus di dalamnya, misalnya mentol 0,25-0,5%. Bila vesikel sudah pecah atau sudah terbentuk krusta, dapat diberikan salap antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder bacterial. Mandi rendam dalam air hangat yang diberi antiseptik dapat mengurangi gatal dan mencegah infeksi bacterial sekunder pada kulit. Krim atau lotion kortikosteroid serta salap bersifat oklusif sebaiknya tidak digunakan. Diet bergizi tinggi (tinggi kalori dan protein).

Pengobatan Antivirus8.PENATALAKSANAANASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN VARICELLA (CACAR AIR)Data subjektifPasien merasa lemas, tidak enak badan, tidak nafsu makan dan sakit kepala.Data ObjektifIntegumen :Kulit hangat, pucat, adanya bintik-bintik kemerahan pada kulit yang berisi cairan jernih. Pada kulit dan membran mukosa terdapat lesi dalam berbagai tahap perkembangannya yang mulai dari makula eritematosa yang muncul selama 4-5 hari kemudian berkembang dengan cepat menjadi vesikel dan krusta yang dimulai pada badan dan menyebar secara sentrifubal ke muka dan ekstremitas. Lesi dapat pula terjadi pada mukosa, palatum dan konjunctiva.

A. PENGKAJIANMetabolik peningkatan suhu tubuh, dapat terjadi demam antara 380-390 C.Psikologismenarik diri.Aktivitas / IstirahatTanda : penurunan kekuatan tahananIntegritas egoGejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, kekuatan, kecacatan.Tanda : ansietas, menangis, menyangkal, menarik diri, marah.Makan/cairanTanda : anorexia, mual/muntah

A. PENGKAJIANNeuro sensoriGejala : kesemutan area bebas Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku kejang (syok listrik), laserasi corneal, kerusakan retinal, penurunan ketajaman penglihatan.Nyeri Gejala : Sensitif untuk disentuh, ditekan, gerakan udara, peruban suhu.Rasa Aman NyamanTanda : umum destruksi jaringan dalam mungkin terbukti selama 3-5 hari sehubungan dengan proses trambus mikrovaskuler pada kulit.Pemeriksaan Diagnostik

A. PENGKAJIANResiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi kulit.Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparanB. DIAGNOSADIAGNOSA :Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.Tujuan : mencapai penyembuhan luka tepat waktu dan tidak demam.Intervensi:Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang dating kontak dengan pasien.Rasional :Mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksiGunakan sarung tangan, masker dan teknik aseptic selama perawatan.Rasional:Mencegah masuknya organisme infeksius.C. INTERVENSI3. Awasi atau batasi pengunjung bila perlu.Rasional:Mencegah kontaminasi silang dari pengunjung.4. Cukur atau ikat rambut di sekitar daerah yang terdapat erupsi.Rasional :Rambut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.5. Bersihkan jaringan nekrotik yang lepas.Rasional:Meningkatkan penyembuhan.6. Awasi tanda-tanda vitalRasional: Indikator terjadinya infeksi.

DIAGNOSAPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia.

Tujuan: terpenuhinya kebutuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhanIntervensi:Berikan makanan sedikit tapi sering.Rasional :Membantu mencegah ketidaknyamanan dan meningkatkan pemasukan.2. Pastikan makanan yang disukai/tidak disukai. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah.Rasional :Meningkatkan partisipasi dalam perawatan dan dapat memperbaiki pemasukan.

DIANOSAKerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi kulit.

Tujuan : mencapai penyembuhan tepat waktu dan adanya regenerasi jaringan.Intervensi:Pertahankan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.Rasional :Mengetahui keadaan integritas kulit.2. Berikan perawatan kulit.Rasional :Menghindari gangguan integritas kulit.DIAGNOSAHipertermi berhubungan dengan proses infeksi.

Tujuan : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuhKriteria hasil:Suhu tubuh dalam batas normalNadi dan RR dalam rentang normalTidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman.

Skala :1 = tidak normal2 = jauh dari normal3 = hampir normal4 = cukup normal5 = normalNIC : Regyulasi Suhu1. Observasi TTV2. Berikan minuman per oral3. Kompres dengan air hangat4. Kolaborasi pemberian antipiretik

DIAGNOSAGangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit. Tujuan : pasien dapat menerima keadaan tubuh.Intervensi:Bantu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pasien saat iniRasional :Memanfaatkan kemampuan dan menutupi kekurangan. 2.Eksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukanRasional :Memfasilitasi dengan memanfaatkan keletihan.

DIAGNOSAKurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparanTujuan : adanyan pemahaman kondisi dan kebutuhan pengobatanIntervensi:1. Diskusikan perawatan erupsi pada kulit.Rasional :Meningkatkan kemampuan perawatan diri dan meningkatkan kemandirian

Adhi Djuanda (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK Universitas Indonesia, Jakarta, 1993.Behrman, Richar E. 1992, Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta: EGCBoediardja, Siti Aisah, dkk, 2003, Infeksi Kulit Pada Bayi dan Anak, Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.Daili, Sjaiful Fahmi, dkk, 2002, Infeksi Virus Herpes, Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.Hidayat, Aziz Alimul, 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I, Jakarta: Salemba Medika.Jhonson, Marion, dkk, 2000, NOC, Jakarta: Morsby.June M. Thomson, et. al. (1986). Clinical Nursing Practice, The C.V. Mosby Company, Toronto.Laurentz,Rampengan. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta : EGC.Mc Clonskey, Cjoane, dkk, 1995, NIC, Jakata: Morsby.Nanda, 2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006: Definisi dan Klasifikasi, Jakarta: EGCPincus, Catzel, dkk, 1990, Kapita Selekta Pediatri, Edisi. 2, Jakarta: EGC.Wilkonson, Judith M, 2006, Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Jakarta: EGC.

DAFTAR PUSTAKA