Penyakit Traktus Digestivus Pada Kehamilan
-
Upload
saidahayati -
Category
Documents
-
view
286 -
download
10
Transcript of Penyakit Traktus Digestivus Pada Kehamilan
Penyakit Traktus Digestivus Pada Kehamilan
Dr. Saidatul Hayati
MULUT
• Ptialismus (hipersalivasi)– Sekresi air liur berlebih– Dapat disertai mual muntah– Terapi: tdk ada terapi khusus, dianjurkan
pendekatan psikologi• Gingivitis– Gusi bengkak, hiperemis, mudah berdarah– Pengaruh hormon estrogen– Terapi: pemeliharaan kebersihan mulut
• Epulis– Suatu jenis tumor jinak pada gingiva– Mengandung banyak pembuluh darah → mudah
berdarah– Terapi khusus tidak ada, setelah kelahiran biasanya
hilang sendiri• Karies dentis– Yg sudah ada sebelum kehamilan– Semakin memburuk dg kehamilan– Kekurangan kalsium– Terapi dg pemeliharaan kebersihan mulut dan
mencukupi kebutuhan kalsium selama kehamilan
Esofagus
• Pirosis (heartburn)– Nyeri dada dikarenakan masuknya asam lambung
ke saluran esofagus bagian bawah– Lebih sering pd kehamilan tua – Dpt terjadi esofagitis– Kadang terjadi perdarahan esofagus– Terapi dpt dg pemberian antasida, mencegah
posisi berbaring setelah makan
• Esofagitis erosiva– Sebagai akibat kembalinya isi lambung ke dalam
esofagus– Gejala ; disfagia disertai pirosis– Dpt terjadi hematemesis– Terapi: sama dg penatalaksanaan pirosis
• Varises esofagus– Pasien dg sirosis hepatis– Hipervolemia & hipertensi portal→ pemb.darah
menjadi lebih besar, mudah pecah
Lambung
• Hernia hiatus diafragmatika– Masuknya bagian atas lambung ke dalam lubang
diafragma– Terutama pd kehamilan TM III– Sering pd multipara dlm usia lanjut– Bisa sembuh sendiri setelah persalinan– Seringkali tanpa gejala, kadang didapatkan gejala pirosis,
muntah, kadang hematemesis, penurunan Berat badan– Penanganan dg simptomatik, posisi setengah duduk,
pemberian makanan dg porsi kecil– Jika sudah terdapat hernia sebelum kehamilan, dioperasi
terlebih dahulu
• Ulkus peptikum– TM I / II– Peningkatan sekresi asam lambung– Gejala: perih di perut bagian atas, membaik dg
makanan, kdg dg hematemesis– Penanganan dg pemberian obat-obatan untuk
mengendalikan sekresi asam lambung• Gastritis– Sering pada kehamilan muda– Gejala: mual, muntah, nyeri epigastrium– Terapi: sama dg penanganan pd ulkus peptikum
Usus Halus
• Ileus– Gangguan pasase usus– Obstruktif / paralitik– Gejala hampir sama dg kehamilan biasa : mual,
muntah, konstipasi, dsb. Tanyakan riwayat operasi sebelumnya
– Terapi : laparotomi eksplorasi– Ileus paralitik pasca operasi/ nifas: penatalaksanaan
secara konservatif y.i pemberian cairan dan obat-obatan secara parenteral
• Volvulus– Pemuntiran usus– Gejala: gejala obstruksi usus disertai muntah hebat,
kesadaran menurun, nadi cepat, suhu meningkat– Terapi: operasi cito
• Hernia– Keadaan keluarnya jaringan organ tubuh dari suatu
ruangan melalui suatu celah atau lubang keluar di bawah kulit atau menuju rongga lain, dpt kongenital maupun didapat
– Penanganan:• Dalam kehamilan: sama dengan di luar kehamilan• Dalam persalinan: persalinan dibantu dg vakum
• Ileitis regionalis– Jarang pd wanita hamil– Gejala: tergantung lama penyakit, sifat aktif, dan
luasnya ileum yg terkena, diantaranya adalah nyeri perut, diare, demam, teraba tumor, perforasi usus
– Gejala berat, dipertimbangkan abortus
Usus Besar
• Appendisitis akut– Pd ibu hamil menjadi lebih sering terjadi perforasi
o.k penanganan yg terlambat e.c gejala hampir sama dg gejala pd kehamilan normal atau kelainan pd kehamilan
– Penanganan: segera, jika terlambat dpt membahayakan ibu dan janin
– Kehamilan tua: SC + appendektomi
• Kolitis ulseratif– Peradangan pd kolon yg disertai ulkus, bersifat
kronik– Gejala: diare dg darah, nanah atau lendir, demam,
leukositosis, perut tidak nyaman, nafsu makan menurun, berat badan menurun
– Pengaruh pada kehamilan minimal, kehamilan berpengaruh banyak pada penyakit ini
– Penanganan: diet yg mudah diserap, antidiare, antibiotik
– Persalinan dapat pervaginam, jika sudah cukup anak sebaiknya berKB
• Karsinoma colon / rekti– Kehamilan jarang mempengaruhi penyakit– Penyakit dpt mempersulit persalinan– Penanganan: operasi
• Megakolon– Jarang terjadi pd kehamilan– Usus penuh terisi skibala shg dpt menyebabkan
hambatan pd persalinan
Anus
• Pruritus ani– Kadang dijumpai pd kehamilan– Ada 2 golongan: disebabkan faktor organik, disebabkan
faktor psikogenik– Terapi: dg mengatasi penyebab
• Wasir– Pada kehamilan hemorhoid lebih nyata– Gejala: nyeri serta perdarahan saat BAB, ada benjolan
keluar dari anus– Penanganan:
• Hemorrhoid kecil: tdk perlu penanganan khusus• Hemorhoid besar: antihemorhoid suppositoria, diet makanan
• Fissura ani– Luka-luka memanjang pd dinding belakang anus– Penyebab: tdk diketahui, bisa o.k trauma pd
mukosa– Gejala: rasa nyeri saat BAB yg menetap beberapa
saat setelah defekasi– Penanganan• u/ fissura yg baru terjadi diharap dpt sembuh spontan• Fissura menahun dg peradangan: eksisi lebar jaringan
yg sakit
Hepar Penyakit hati bukan karena komplikasi kehamilan• Hepatitis infeksiosa
– Hepatitis virus– Trimester I bisa terjadi abortus, jarang terjadi kelainan
kongenital– TM II & III dpt terjadi partus prematurus– Tidak perlu dilakukan terminasi kehamilan– Dapat menular ke janin– Penatalaksanaan
• Istirahat: nutrisi harus cukup kalau perlu dg parenteral• Isolasi cairan lambung, darah, & cairan tubuh lainnya. Ibu dipisahkan• periksa HbSAg ibu dan anak• Tdk mengkonsumsi obat-obatan yg bersifat hepatotoksik• SC dpt memperburuk prognosis• Bayi baru lahir dlm 2x24 jam diberikan anti serum
• Penyakit hati karena obat– Penggunaan obat-obatan yg bersifat hepatotoksik
• Ruptura hepatis– Traumatik / spontan– Mortalitas tinggi: 75%– Hampir semua penderita ruptura hepatis pernah
mengalami pre eklampsia / eklampsia– Gambaran klinik; nyeri epigastrium, syok– Penderita dpt diselamatkan jika lekas diketahui dan
segera di operasi
• Sirosis hepatis– Kehamilan tdk berpengaruh– Sirosis memiliki pengaruh tdk baik thd kehamilan– Pasien dg fungsi hepar masih baik dpt melahirkan
biasa jika mendapat perawatan yg baik– Penderita dg fungsi hepar yg terganggu/ tdpt
varises esofagus dpt mengalami perdarahan dr varises esofagus (TM III)
– Dpt dipertimbangkan utk abortus wlwpn sirosis bkn indikasi abortus
• Kolelitiasis & kolesistitis– Wanita 2-3x lebih sering dibanding pria– Kehamilan sebagai faktor pencetus– Gejala : nyeri diperut kanan atas / epigastrium
terjadi gradual atau mendadak, menjalar ke dada kanan atas atau bahu belakang kanan, mual, muntah, demam, ikterik
– Penanganan: istirahat, antibiotik– Jarang dilakukan operasi kecuali ada komplikasi
seperti infeksi berat, gangren, atau perforasi
Penyakit hati akibat komplikasi kehamilan• Ikterus rekurren gravidarum– Berlangsung hingga 2 minggu masa nifas– Muncul lagi pd kehamilan berikutnya– Gejala : anoreksia, mual, muntah, nyeri
epigastrium, dan diare.– Perlu dipertimbangkan penyakit hati lainnya– Penanganan simptomatik– Tidak ada bukti pengaruh tdk baik thd janin
• Atrofi kuning mendadak hati– Atrofi kuning mendadak akibat hepatitis dan keracunan
obat• Nekrosis luas jaringan hati tanpa infiltrasi lemak• Disertai gawat ginjal mendadak• Keadaan penderita cepat memburuk,ikterik berat & koma,
pasien cepat meninggal
– Atrofi kuning mendadak akibat kehamilan• Gejala timbul mendadak dlm bulan terakhir kehamilan dg
muntah-muntah hebat & nyeri epigastrium, disusul ikterus progresif, koma, berujung pd kematian
– Terapi simptomatik– Pengakhiran kehamilan tdk memperbaiki prognosis– Janin hidup : induksi dipertimbangkan– Kontraindikasi SC
Pankreas
• Pankreatitis– Jarang dijumpai pd kehamilan tetapi dpt diderita o/
wanita hamil– Etiologi blm diketahui– Gejala: nyeri hebat di epigastrium menjalar hingga ke
punggung, mual, muntah, perut kembung, demam, bising usus menurun, kadang ikterus ringan.
– Dpt menyebabkan kematian ibu dan janin– pengakhiran kehamilan tdk diperlukan– Dpt pervaginam. SC hanya dilakukan pd kondisi tertentu
seperti abses yg membesar, perforasi