Penyakit Meniere (Referat)

41
BAB I PENDAHULUAN Pada tahun 1861, dokter asal Prancis bernama Prosper Meniere menggambarkan sebuah kondisi yang sekarang kondisi tersebut diabadikan dengan menggunakan namanya. Penyakit Meniere adalah kelainan telinga bagian dalam yang menyebabkan timbulnya episode vertigo (pusing berputar), tinnitus (telinga berdenging), perasaan penuh dalam telinga, dan gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif. Adapun struktur anatomi telinga yang terkena dampaknya adalah seluruh labirin yang meliputi kanalis semisirkularis dan kokhlea. Pendapat ini kemudian dibuktikan oleh Hallpike dan Cairn tahun 1938, dengan ditemukannya hidrops endolimfa setelah memeriksa tulang temporal pasien dengan dugaan penyakit Meniere. (1) Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga dalam. Sebagian besar kasus bersifat unilateral dan sekitar 10-20% kasus bersifat bilateral. Insiden penyakit ini mencapai 0,5-7,5 : 1000 di Inggris dan Swedia. (1) Serangan khas dari Meniere didahului oleh perasaan penuh pada satu telinga. Gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif dan dapat disertai dengan tinnitus. Sebuah episode penyakit Meniere umumnya melibatkan vertigo, ketidakseimbangan, mual, dan muntah. Serangan rata-rata berlangsung selama dua sampai empat jam. Setelah serangan yang parah, kebanyakan pasien mengeluhkan kelelahan dan harus tidur selama beberapa jam. Ada beberapa variabilitas dalam durasi 1

Transcript of Penyakit Meniere (Referat)

Page 1: Penyakit Meniere (Referat)

BAB I

PENDAHULUAN

Pada tahun 1861, dokter asal Prancis bernama Prosper Meniere menggambarkan

sebuah kondisi yang sekarang kondisi tersebut diabadikan dengan menggunakan namanya.

Penyakit Meniere adalah kelainan telinga bagian dalam yang menyebabkan timbulnya

episode vertigo (pusing berputar), tinnitus (telinga berdenging), perasaan penuh dalam

telinga, dan gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif. Adapun struktur anatomi telinga

yang terkena dampaknya adalah seluruh labirin yang meliputi kanalis semisirkularis dan

kokhlea. Pendapat ini kemudian dibuktikan oleh Hallpike dan Cairn tahun 1938, dengan

ditemukannya hidrops endolimfa setelah memeriksa tulang temporal pasien dengan dugaan

penyakit Meniere.(1)

Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga dalam.

Sebagian besar kasus bersifat unilateral dan sekitar 10-20% kasus bersifat bilateral. Insiden

penyakit ini mencapai 0,5-7,5 : 1000 di Inggris dan Swedia.(1)

Serangan khas dari Meniere didahului oleh perasaan penuh pada satu telinga.

Gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif dan dapat disertai dengan tinnitus. Sebuah

episode penyakit Meniere umumnya melibatkan vertigo, ketidakseimbangan, mual, dan

muntah. Serangan rata-rata berlangsung selama dua sampai empat jam. Setelah serangan

yang parah, kebanyakan pasien mengeluhkan kelelahan dan harus tidur selama beberapa jam.

Ada beberapa variabilitas dalam durasi gejala. Beberapa pasien mengalami serangan singkat

sedangkan penderita lainnya dapat mengalami ketidakseimbangan konstan.(1)

Beberapa penyakit memiliki gejala yang mirip dengan penyakit Meniere. Dokter

biasanya menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik telinga.

Beberapa pemeriksaan dilakukan seperti pemeriksaan audiometri, CT scan kepala atau MRI

dilakukan untuk menyingkirkan suatu tumor saraf kranial ke delapan (nervus

vestibulokokhlearis) serta penyakit lain dengan gejala serupa. Karena tidak adanya uji yang

defintif untuk penyakit Meniere, maka biasanya penderita tersebut biasanya didiagnosis

ketika semua penyebab lain disingkirkan.(1,2)

1

Page 2: Penyakit Meniere (Referat)

BAB II

ANATOMI TELINGA

Gambar 1. Struktur anatomi telinga

Dikutip dari (3)

1. Telinga Luar

Telinga luar meliputi daun telinga (pinna) dan liang telinga sampai membran timpani.

Daun telinga terdiri dari kulit dan tulang rawan elastin. Liang telinga memiliki tulang

rawan pada bagian lateral namun bertulang pada sebelah medial. Seringkali terdapat

penyempitan liang telinga pada perbatasan antara tulang dan tulang rawan ini. Sendi

temporomandibularis dan kelenjar parotis terletak di depan terhadap liang telinga

sementara prosesus mastoideus terletak di belakangnya. Liang telinga berbentuk

menyerupai huruf S dengan panjang sekitar tiga sentimeter. Pada sepertiga bagian luar

kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen dan rambut sedangkan pada dua

pertiga dalamnya hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen. (3)

Peradangan pada bagian telinga ini disebut otitis eksterna. Hal ini terjadi akibat

infeksi bakteri, virus, maupun jamur disertai dengan faktor predisposisi berupa

kebiasaan mengorek telinga, kondisi udara dan keadaan klinis tertentu yang

2

Page 3: Penyakit Meniere (Referat)

menyebabkan penurunan dari sistem imunitas seperti HIV/AIDS, penggunaan

kortikosteroid jangka panjang, radioterapi, dan diabetes melitus.(3)

2. Telinga Tengah

Telinga tengah terisi udara dapat dibayangkan sebagai kotak dengan enam sisi.

Dinding posteriornya jauh lebih luas daripada dinding anteriornya sehingga kotak

tersebut berbentuk baji. Promontorium pada dinding medial meluas ke arah lateral ke

arah umbo dari membran timpani sehingga kotak tersebut lebih sempit pada bagian

tengah.(3,4)

Telinga tengah berbentuk kubus dengan : (3,4)

Batas lateral : membran timpani

Batas anterior : tuba eustachius

Batas inferior : bulbus jugularis

Batas posterior : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars verikalis

Batas superior : lantai fossa kranii media

Batas medial : kanalis semisirkularis horizontalis, kanalis fasialis, fenestra

ovale, fenestra rotundum dan promontorium

Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan

terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars flaksida,

sedangkan bagian bawah disebut pars tensa. Pars flaksida berlapis dua yaitu bagian

luar merupakan lanjutan epitel liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus

bersilia, seperti mukosa saluran pernapasan. Pars tensa memiliki satu lapisan lagi di

tengah yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan elastin yang berjalan secara

radier di luar dan sirkuler di dalam. Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada

membrab timpani disebut umbo. Dari umbo bermula suatu refleks cahaya (cone of

light) ke arah bawah, yaitu ke arah pukul 7 untuk membran timpani kiri dan pukul 5

untuk membran timpani kanan. Serabut sirkuler dan radier pada membran timpani

pars tensa inilah yang menyebabkan refleks cahaya yang berupa kerucut ini yang kita

nilai. (5)

Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yaitu maleus, inkus, dan

stapes. Tulang pendengaran dalam telinga tengah saling berhubungan. Prosesus

longus maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus dan inkus

melekat pada stapes. Stapes terletak pada fenestra ovale yang berhubungan dengan

kokhlea. Hubungan antara tulang-tulang pendengaran adalah persendian. (4,5)

3

Page 4: Penyakit Meniere (Referat)

Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. Pada tempat ini terdapat aditus

ad antrum yang merupakan lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan

antrum mastoid. Tuba eustachius berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan

udara dalam cavum timpani. Bagian lateral berupa dinding dari tulang dan selalu

terbuka, sedangkan dinding medial tersusun dari tulang rawan yang biasanya menutup

kecuali menelan, mengunyah, atau menguap.(3,4,5)

Gambar 2. Anatomi telinga tengah

Dikutip dari (3)

4

Page 5: Penyakit Meniere (Referat)

Gambar 3. Anatomi membran timpani

Dikutip dari (3)

3. Telinga dalam

Bentuk telinga dalam sedemikian kompleksnya sehingga disebut labirin. Telinga

dalam terdiri dari kokhlea yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang

dibentuk oleh utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis. Labirin (telinga dalam)

mengandung organ pendengaran dan keseimbangan, terletak pada pars petrosus os

temporal. Labirin terdiri dari : (3,5)

Labirin bagian tulang, terdiri dari : kanalis semisirkularis, vestibulum, dan

kokhlea

Labirin bagian membran, yang terletak di dalam labirin bagian tulang, terdiri

dari : kanalis semisirkularis, utrikulus, sakulus, sakus, dan duktus

endolimfatikus serta kokhlea.

Antara labirin bagian tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang berisi cairan

perilimfe yang berasal dari cairan serebrospinalis dan filtrasi dari darah. Di dalam

labirin bagian membran terdapat cairan endolimfe yang diproduksi oleh stria

vaskularis dan diresirbsi pada sakkus endolimfatikus.(3,5)

Ujung atau puncak kokhlea disebut helikoterma yang menghubungkan perilimfa skala

timpani dan skala vestibuli. Pada irisan melintang di kokhlea tampak skala vestibuli di

sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala media diantaranya. Skala

vestibuli dan skala timpani berisi perilimfe sedangkan skala media berisi endolimfe.

Dasar skala vestibuli disebut membran reissner sedangkan dasar skala media disebut

membran basilaris yang terletak organ korti di dalamnya. Pada skala media terdapat

bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran tektoria dan pada membran

basilaris melekat sel rambut dalam, sel rambut luar, dan kanalis korti. Membran

basilaris sempit pada basisnya (nada tinggi) dan melebar pada apeksnya (nada

rendah). Terletak diatas membran basilaris dari basis ke apeks adalah organ korti yang

mengandung organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran.

5

Page 6: Penyakit Meniere (Referat)

Organ korti terdiri dari satu baris sel rambut dalam (3.000) dan tiga baris sel rambut

luar (12.000). Ujung saraf aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut.

Bagian vestibulum telinga dalam dibentuk oleh utrikulus, sakulus, dan kanalis

semisirkularis. Utrikulus dan sakulus mengandung makula yang diliputi oleh sel-sel

rambut. Menutupi sel-sel rambut adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh

silia dan pada lapisan ini terdapat pula otolit yang mengandung kalsium dan akan

menimbulkan rangsangan pada reseptor. Sakulus berhubungan dengan utrikulus

melalui suatu duktus sempit yang merupakan saluran menuju sakus endolimfatikus.

Makula utrikulus terletak pada bidang yang tegak lurus dengan makula sakulus.

Ketiga kanalis semisirkularis bermuara pada utrikulus. Masing-masing kanalis

memiliki satu ujung yang melebar yang membentuk ampula dan mengandung sel-sel

rambut krista dan diselubungi oleh lapisan gelatinosa yang disebut kupula. Gerakan

dari endolimfe dalam kanalis semisirkularis akan menggerakkan kupula yang

selanjutnya akan membengkokkan silia sel-sel rambut krista dan merangsang sel

reseptor.(3,5)

Gambar 4. Anatomi telinga dalam

Dikutip dari (3)

4. Vaskularisasi telinga

Telinga dalam memperoleh pendarahan dari a.auditori interna (a.labirintin) yang

berasal dari a.serebelli anterior atau langsung dari a.basilaris yang merupakan suatu

end arteri dan tidak mempunyai pembuluh darah anastomosis. Setelah memasuki

meatus akustikus internus, arteri ini bercabang tiga, yaitu : (3)

Arteri vestibularis anterior yang memperdarahi makula utrikuli, sebagian

makula sakuli, krista ampularis, kanalis semisirkularis superior dan lateral

serta sebagian dari utrikulus dan sakulus

Arteri vestibulokokhlearis yang memperdarahi makula sakuli, kanalis

semisirkularis posterior, bagian inferior utrikulus dan sakulus serta putaran

berasal dari kokhlea.

6

Page 7: Penyakit Meniere (Referat)

Arteri kokhlearis yang memasuki mediolus dan menjadi pembuluh-pembuluh

arteri spiral yang memperdarahi organ korti, skala vestibuli, skala timpani

sebelum berakhir pada stria vaskularis.

Aliran vena pada telinga dalam melalui tiga jalur utama. Vena auditori interna berasal

dari putaran tengah dan apikal kokhlea. Vena aquaduktus kokhlearis berasal dari

putaran basiler kokhlea, sakulus, dan utrikulus dan berakhir pada sinus petrosus

inferior. Vena akquaduktus vestibularis berasal dari kanalis semisirkularis sampai

utrikulus. Vena ini mengikuti duktus dan masuk ke sinus sigmoid.(3)

5. Persarafan (inervasi) telinga

n.akustikus bersama n.fasialis masuk ke dalam porus dari meatus akustikus internus

dan bercabang dua sebagai n.vestibularis dan n.kokhlearis. Pada dasar meatus

akustikus internus terletak ganglion vestibularis dan pada mediolus terletak ganglion

spiralis. (3,4)

7

Page 8: Penyakit Meniere (Referat)

BAB III

FISIOLOGI PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN

1. Fisiologi pendengaran

Sampai tingkat tertentu daun telinga adalah suatu pengumpul suara sementara

liang telinga karena bentuk dan dimensinya dapat sangat memperbesar suara

dalam rentang dua sampai empat KHz. Gelombang ini akan diteruskan ke telinga

tengah dengan menggetarkan membran timpani. Getaran ini akan diteruskan ke

telinga tengah dengan menggetarkan membran timpani. Getarani ini akan

diteruskan melalrui rangkaian tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus, stapes)

yang akan mengamplifikasikan getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran

dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan foramen ovale. Tulang-

tulang pendengaran akan meningkatkan efisiensi dari getaran sebanyak 1,3 kali

dan perbandingan luas permukaan membran timpani dan foramen ovale dan

mengmplifikasi pendengarana sebanyak 20 kali, energi getar yang telah

diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan foramen ovale

sehingga perilimfe pada skala vestibuli akan bergerak. Getaran diteruskan melalui

membran reissner yang mendorong endolimfa sehingga akan menimbulkan gerak

relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan

rangsangan mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel

rambut sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion-ion bermuatan listrik

dari badan sel. Untuk suara dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan defleksi

dominan pada bagian basis dari membran basilaris sedangkan untuk frekuensi

sedang di tengah dan frekuensi rendah di apeks. Keadaan ini menimbulkan proses

depolarisasi sel-sel rambut sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam

sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditoris, kemudian

dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran di lobus

temporalis (area broadman 41).(5,6)

8

Page 9: Penyakit Meniere (Referat)

Gambar 5. Anatomi kokhlea

Dikutip dari (3)

Gambar 6. Fisiologi mendengar

Dikutip dari (4)

2. Fisiologi keseimbangan

Keseimbangan dan orientasi tubuh seseorang terhadap lingkungan sekitarnya

tergantung dari input sensorik dari reseptor vestibuler di labirin, organ

penglihatan, dan organ proprioseptif. Gabungan informasi ketiga reseptor sensorik

9

Page 10: Penyakit Meniere (Referat)

tersebut akan diolah di sistem saraf pusat sehingga akan menimbulkan gambaran

mengenai keadaan posisi tubuh pada suatu saat dan bagaimana mengatur posisi

tubuh seperti yang dikehendaki. Organ penglihatan menerima rangsangan melalui

reseptor di retina yaitu di makula lutea. Rangsang tersebut diteruskan melalui

n.optikus (N.II) sampai ke korteks visual di lobus oksipitalis. Fungsi penglihatan

memberikan informasi tentang posisi dan gerak tubuh serta lingkungan sekitar.

Organ proprioseptif menerima rangsang gerak melalui reseptor muskuloskeletal

terutama di daerah leher yang disalurkan melalui saraf spinal kemudian medula

spinalis, medula oblongata, thalamus dan berakhir di korteks sensoris (post

sentralis). Organ vestibuler menerima rangsangan gerak dari reseptor di labirin

yaitu utrikulus, sakulus (makula) dan kanalis semisirkularis (krista ampularis).

Sel-sel pada organ otolit peka terhadap gerak linier sedangkan sel-sel pada kanalis

semisirkularis peka terhadap rotasi khususnya terhadap percepatan sudut

(perubahan dalam kecepatan sudut). Kemudian rangsang tersebut disalurkan

melalui n.vestibularis (N.VIII) ke medula oblongata dan berakhir di korteks

serebri girus temporalis superior dekat pusat pendengaran. Sebagian rangsangan

disalurkan langsung ke serebelum dan sebagian lagi ke medula spinalis melalui

traktus vestibulospinal menuju ke motor neuron yang menginervasi otot-otot

proksimal, kumparan otot leher dan otot punggung (postural). Sistem ini berjalan

dengan sangat cepat sehingga membantu mempertahankam keseimbangan tubuh.

Rangsang yang diterima oleh reseptor ketiga sistem tersebut disalurkam melalui

saraf perifernya ke sistem saraf pusat integrasi. Koordinasi antara ketiganya dan

beberapa pusat di otak seperti serebelum, ganglia basilaris, dan formatio

retikularis akan mempertahankan fungsi keseimbangan tubuh. Mekanisme

kerjasama ketiga organ sensorik dan susunan saraf pusat tersebut berlangsung

secara involunter. Mekanisme tersebut dapat berjalan sadar apabila dalam keadaan

tertentu misalnya berjalan diatas permukaan yang tidak rata, berlari, dan bermain

ski. Dalam kehidupan sehari-hari, mekanisme tersebut berjalan terus-menerus

untuk mempertahankan tonus otot-otot tubuh dan ekstremitas agar tubuh tetap

dalam posisi tegak atau mengubah posisi agar tidak jatuh pada keadaan tertentu.

Susunan saraf pusat yang selalu memberi perintah melalui jaras vestibulospinal

untuk mengatur kontraksi otot dan ekstremitas inferior untuk mempertahankan

keseimbangan tubuh. (6,7,8)

10

Page 11: Penyakit Meniere (Referat)

Gambar 7. Fisiologi keseimbanganDikutip dari (3)

11

Page 12: Penyakit Meniere (Referat)

BAB IV

PENYAKIT MENIERE

IV.1 Definisi

Penyakit Meniere adalah suatu sindrom yang terdiri dari serangan vertigo,

tinnitus, berkurangnya pendengaran yang bersifat fluktuatif dan perasaan penuh di

telinga. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan manusia

tidak mampu mempertahankan posisi dalam berdiri tegak. Hal ini disebabkan oleh

adanya hidrops (pembengkakan) rongga endolimfa pada kokhlea dan vestibulum.

Penyakit ini ditemukan oleh Meniere pada tahun 1861 dan dia yakin bahwa

penyakit itu berada dalam telinga. Namun para ahli saat itu menduga bahwa

penyakit itu berada dalam otak. Pendapat Meniere kemudian dibuktikan oleh

Hallpike dan Cairn tahun 1938, dengan ditemukannya hidrops endolimfa setelah

memeriksa tulang temporal pasien dengan dugaan menderita penyakit Meniere.(1)

Vertigo berasal dari bahasa Yunani yang berarti memutar. Pengertian vertigo

adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitar dapat

disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat

keseimbangan tubuh. Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing

saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik

(nistagmus, unstable), gejala otonom seperti pucat, keringat dingin, mual, muntah,

dan pusing. (8)

Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu mendengar

bunyi namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut berasal

dari tubuh penderita itu sendiri (impuls sendiri). Namun tinnitus hanya merupakan

gejala, bukan penyakit, sehingga harus dicari penyebabnya.(8)

Gangguan pendengaran biasanya berfluktuasi dan progresif dengan pendengaran

yang semakin memburuk dalam beberapa hari. Gangguan pendengaran pada

penyakit Meniere yang parah dapat mengakibatkan hilangnya pendengaran secara

permanen. (1,2,8)

12

Page 13: Penyakit Meniere (Referat)

Gambar 8. Labirin pada Penyakit Meniere

Dikutip dari (13)

IV.2 Epidemiologi

Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga dalam.

Sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa. Paling banyak

ditemukan pada usia 20-50 tahun. Kemungkinan ada komponen genetik yang

berperan dalam penyakit Meniere karena ada riwayat keluarga yang positif sekitar

21% pada pasien dengan penyakit Meniere. Pasien dengan resiko besar terkena

penyakit Meniere adalah orang-orang yang memiliki riwayat alergi, merokok,

stres, kelelahan, alkoholisme, dan pasien yang rutin mengonsumsi aspirin.

Pada tabel di bawah ini akan menggambarkan tentang insidensi penyakit Meniere

di beberapa negara.

Tabel I. Insiden penyakit Meniere di beberapa negara

Tahun Negara Kasus

(per juta penduduk)

1973 Swedia 114

1977 Jepang 160

1979 India 200

1985 Italia 85

1990 Amerika Serikat 153

Dikutip dari (1)

Distribusi pasien dengan penyakit Meniere berdasarkan usia dan jenis kelamin di

Amerika Serikat pada tahun 1990

13

Page 14: Penyakit Meniere (Referat)

Grafik 1. Grafik distribusi penyakit Meniere berdasarkan usia dan jenis kelamin

Dikutip dari (1)

IV.3 Etiologi

Penyebab pasti Meniere belum diketahui. Namun terdapat berbagai teori termasuk

pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang menuju

labirin dan terjadi gangguan elektrolit dalam cairan labirin, reaksi alergi dan

autoimun. (9)

Penyakit Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi

ketidakseimbangan cairan telinga yang abnormal dan diduga disebabkan oleh

terjadinya malabsorbsi dalam sakus endolimfatikus. Selain itu para ahli juga

mengatakan terjadinya suatu robekan endolimfa dan perilimfa bercampur. Hal ini

menurut para ahli dapat menimbulkan gejala dari penyakit Meniere. Para peneliti

juga sedang melakukan penyelidikan dan penelitian terhadap kemungkinan lain

penyebab penyakit Meniere dan masing-masing memiliki keyakinan tersendiri

terhadap penyebab dari penyakit ini, termasuk faktor lingkungan seperti suara

bising, infeksi virus HSV, penekanan pembuluh darah terhadap saraf

(microvascular compression syndrome). Selain itu gejala dari penyakit Meniere

dapat ditimbulkan oleh trauma kepala, infeksi saluran pernapasan atas, aspirin,

14

Page 15: Penyakit Meniere (Referat)

merokok, alkohol, atau konsumsi garam berlebihan. Namun pada dasarnya belum

ada yang tahu secara pasti apa penyebab penyakit Meniere.(9)

IV. 4 Patofisiologi

Gejala klinis penyakit Meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa

(peningkatan endolimfa yang menyebabkan labirin membranosa berdilatasi) pada

kokhlea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi dan hilang timbul diduga

disebabkan oleh meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri, menurunnya

tekanan osmotik dalam kapiler, meningkatnya tekananosmotik ruang

ekstrakapiler, jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat (akibat jaringan parut

atau karena defek dari sejak lahir).(9)

Hidrops endolimfa ini lama kelamaan menyebabkan penekanan yang bila

mencapai dilatasi maksimal akan terjadi ruptur labirin membran dan endolimfa

akan bercampur dengan perilimfa. Pencampuran ini menyebabkan potensial aksi

di telinga dalam sehingga menimbulkan gejala vertigo, tinnitus, dan gangguan

pendengaran serta rasa penuh di telinga. Ketika tekanan sudah sama, maka

membran akan sembuh dengan sendirinya dan cairan perilimfe dan endolimfe

tidak bercampur kembali namun penyembuhan ini tidak sempurna.(9)

Penyakit Meniere dapat menimbulkan : (9.10)

Kematian sel rambut pada organ korti di telinga tengah

Serangan berulang penyakit Meniere menyebabkan kematian sel rambut

organ korti. Dalam setahun dapat menimbulkan tuli sensorineural

unilateral. Sel rambut vestibuler masih dapat berfungsi, namun dengan tes

kalori menunjukkan kemunduran fungsi. (9.10)

Perubahan mekanisme telinga

Dimana disebabkan periode pembesaran kemudian penyusutan utrikulus

dan sakulus kronik. Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal

ditemukan perubahan morfologi pada membran Reissner. Terdapat

penonjolan ke dalam skala vestibuli terutama di apeks kokhlea

(helikoterma). Sakulus juga mengalami pelebaran yang sama yang dapat

menekan utrikulus. Pada awalnya pelebaran skala media dimulai dari

apeks kokhlea kemudian dapat meluas mengenai bagian tengah dan basal

kokhlea. Hal ini dapat menjelaskan tejadinya tuli saraf nada rendah pada

penyakit ini.(9.10)

15

Page 16: Penyakit Meniere (Referat)

IV.5 Gejala Klinis

Penyakit Meniere dimulai dengan satu gejala lalu secara progresif gejala lain

bertambah. Gejala-gejala klinis dari penyakit Meniere yang khas sering disebut

trias Meniere yaitu vertigo, tinnitus, dan tuli saraf sensorineural fluktuatif

terutama nada rendah. Serangan pertama dirasakan sangat berat, yaitu vertigo

disertai rasa mual dan muntah. Setiap kali berusaha untuk berdiri, pasien akan

merasa berputar, mual dan muntah lagi. Hal ini berlangsung beberapa hari sampai

beberapa minggu, kemudian keadaan akan berangsur membaik. Penyakit ini bisa

seembuh tanpa obat dan gejala penyakit ini bisa hilang sama sekali. Pada serangan

kedua dan selanjutnya dirasakan lebih ringan tidak seperti serangan pertama kali.

Pada penyakit Meniere, vertigonya periodik dan makin mereda pada serangan-

serangan selanjutnya.(11)

Pada setiap serangan biasanya disertai dengan gangguan pendengaran dan dalam

keadaan tidak ada serangan pendengararn dirasakan baik kembali. Gejala lain

yang menyertai serangan adalah tinnitus yang kadang menetap walaupun diluar

serangan. Gejala lain yang menjadi tanda khusus adalah perasaan penuh pada

telinga.(11)

Vertigo periodik biasanya dirasakan dalam dua puluh menit sampai dua jam atau

lebih dalam periode serangan seminggu atau sebulan yang diselingi periode

remisi. Vertigo menyebabkan nistagmus, mual, dan muntah. Pada setiap serangan

biasanya disertai gangguan pendengaran dan keseimbangan sehingga tidak dapat

beraktivitas dan dalam keadaan tidak ada serangan pendengaran akan pulih

kembali. Dari keluhan vertigonya kita sudah dapat membedakan dengan penyakit

lainnya yang juga memiliki gejala vertigo seperti tumor N.VIII, sklerosis multipel,

neuritis vestibularis atau vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ). (11)

Pada tumor N.VIII serangan vertigo periodik, mula-mula lemah dan semakin lama

makin kuat. Pada sklerosis multipel vertigo periodik dengan intensitas sama pada

tiap serangan. Pada neuritis vestibuler serangan vertigo tidak periodik dan makin

lama menghilang. Pada VPPJ, keluhan vertigo datang akibat perubahan posisi

kepala yang dirasakan sangat berat dan terkadang disertai rasa mual dan muntah

namun tidak berlangsung lama. (8,11)

Tinnitus kadang menetap (periode detik hingga menit), meskipun di luar serangan.

Tinnitus sering memburuk sebelum terjadi serangan vertigo. Tinnitus sering

16

Page 17: Penyakit Meniere (Referat)

didekripsikan pasien sebagai suara motor, mesin, gemuruh, berdenging,

berdengung, dan denging dalam telinga. (1,8)

Gangguan pendengaran mungkin terasa hanya berkurang sedikit pada awal

serangan, namun seiring dengan berjalannya waktu dapat terjadi kehilangan

pendengaran yang tetap. Penyakit Meniere mungkin melibatkan semua kerusakan

saraf di semua frekuensi suara pendengaran namun paling mungkin melibatkan

semua kerusakan saraf di semua frekuensi suara pendegaran namun paling umum

terjadi pada frekuensi yang rendah. Suara yang keras mungkin menjadi tidak

nyaman dan sangat mengganggu pada telinga yang terpengaruh.(11)

Rasa penuh pada telinga dirasakan seperti saat kita mengalami perubahan tekanan

udara perbedaannya rasa penuh ini tidak hilang dengan perasat valsava dan

toynbee.(1,8,11)

IV.6 Diagnosis

Kondisi penyakit lain dapat menghasilkan gejala yang serupa seperti penyakit

Meniere, dengan demikian kemungkinan penyakit lain harus disingkirkan dalam

rangka menegakkan diagnosis yang akurat. Evaluasi awal didasarkan pada

anamnesi yang sangat hati-hati. Diagnosis penyakti ini dapat dipermudah dengan

kriteria diagnosis : (1,9,11)

Vertigo yang hilang timbul disertai dengan tinnitus dan rasa penuh pada

telinga

Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural

Menyingkirkan kemungkinan penyebab sentral, misalnya tumor N.VIII

Pada tumor N.VIII serangan vertigo periodik, mula-mula lemah dan

semakin lama makin kuat. Pada sklerosis multipel vertigo periodik dengan

intensitas sama pada tiap serangan. Pada neuritis vestibuler serangan

vertigo tidak periodik dan makin lama menghilang. Pada VPPJ, keluhan

vertigo datang akibat perubahan posisi kepala yang dirasakan sangat berat

dan terkadang disertai rasa mual dan muntah namun tidak berlangsung

lama.

Pemeriksaan fisik

Diperlukan untuk memperkuat diagnosis. Bila dari hasil pemeriksaan fisik

telinga kemungkinan kelainan telinga luar dan tengah dapat disingkirkan

dan dipastikan kelainan berasal dari telinga dalam misalnya dari anamnesis

17

Page 18: Penyakit Meniere (Referat)

didapatkan kelainan tuli saraf fluktuatif dan ternyata dikuatkan dengan

hasil pemeriksaan maka kita sudah dapat mendiagnosis penyakit Meniere,

sebab tidak ada tuli saraf yang membaik kecuali pada penyakit Meniere.

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat mendiagnosis penyakit Meniere

adalah: (1,11)

Pemeriksaan audiometri

Gambar 9. Audiogram tuli sensorineural pada penyakit Meniere

Dikutip dari (1)

Elektronistagmografi (ENG) dan tes keseimbangan, untuk

mengetahui secara objektif kuantitas dari gangguan keseimbangan

pada pasien. Pada sebagian besar pasien dengan penyakit Meniere

mengalami penurunan respons nistagmus terhadap stimulasi

dengan air panas dan air dingin yag digunakan pada tes ini.

Elektrokokleografi (ECOG), mengukur akumulasi cairan di telinga

dalam dengan cara merekam potensial aksi neuron auditoris

melalui elektroda yang ditempatkan dekat dengan kokhlea. Pada

pasien dengan penyakit Meniere, tes ini juga menunjukkan

18

Page 19: Penyakit Meniere (Referat)

peningkatan tekanan yang disebabkan oleh cairan yang berlebihan

pada telinga dalam yang ditunjukkan dengan adanya pelebaran

bentuk gelombang bentuk gelombang dengan puncak yang

multipel.

Brain Evoked Response Audiometry (BERA), biasanya normal

pada pasien dengan penyakit Meniere, walaupun terkadang

terdapat penurunan pendengaran ringan pada pasien dengan

kelainan pada sistem saraf pusat.

Magnetic Resonance Imaging (MRI) dengan kontras yang disebut

gadolinium spesifik memvisualisasikan n.VII. Jika ada bagian

serabut saraf yang tidak terisi kontras menunjukkan adanya

neuroma akustik. Selain itu pemeriksaan MRI juga dapat

memvisualisasikan kokhlea dan kanalis semisirkularis.

IV.7 Penatalaksanaan

Pasien yang datang dengan keluhan khas penyakit Meniere awalnya hanya diberikan

pengobatan yagng bersifat simptomatik, seperti sedatif dan bila perlu bila perlu

diberikan antiemetik. Pengobatan paling baik adalah sesuai dengan penyebabnya.

Penatalaksanaan pada Penyakit Meniere adalah sebagai berikut :(11,14,15)

A. Diet dan gaya hidup

Diet rendah garam memiliki efek yang kecil terhadap konsentrasi sodium pada

plasma, karena tubuh telah memiliki sistem regulasi dalam ginjal untuk

mempertahankan level sodium dalam plasma. Untuk mempertahankan

keseimbangan konsentrasi sodium, ginjal menyesuaikan kapasitas untuk

kemampuan transport ion berdasarkan intake sodium. Penyesuaian ini

diperankan oleh hormon aldosteron yang berfungsi mengontrol jumlah

transport ion di ginjal sehingga akan memengaruhi regulasi sodium di

endolimfe sehingga mengurangu serangan penyakit Meniere.

Banyak pasien dapat mengontrol gejala hanya dengan mematuhi diet rendah

garam (2000 mg/hari). Jumlah sodium merupakan salah satu faktor yang

mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Retensi natrium dan cairan dalam

tubuh dapat merusak keseimbangan antara endolimfe dan perilimfe di dalam

telinga.

19

Page 20: Penyakit Meniere (Referat)

Garam natrium yang ditambahkam ke dalam makanan biasanya berupa ikatan

natrium klorida atau garam dapur, monosodium glutamat (vetsin), natrium

bikarbonat (soda kue), natrium benzoat (daging kornet).

Pemakaian alkohol, rokok, coklat harus dihentikan. Kafein dan nikotin juga

merupakan stimulan vasoaktif dan menyebabkan terjadinya vasokonstriksi dan

penurunan aliran darah arteri kecil yang memberi nutrisi saraf dari telinga

tengah. Dengan menghindari kedua zat tersebut dapat mengurangi gejala.

Olahraga yang rutin dapat menstimulasi sirkulasi aliran darah sehingga perlu

untuk dianjurkan ke pasien. Pasien juga harus menghindari penggunaan obat-

obatan yang bersifat ototoksik seperti aspirin karena dapat memperberat

tinnitus.

Selama serangan akut dianjurkan untuk berbaring di tempat yang keras,

berusaha untuk tidak bergerak, pandangan mata difiksasi pada satu objek tidak

bergerak, jangan mencoba minum walaupun ada perasaan mau muntah,

setelah vertigo hilang pasien diminta untuk bangun secara perlahan karena

biasanya setelah serangan akan terjadi kelelahan dan sebaiknya pasien mencari

tempat yang nyaman untuk tidur selama beberapa jam untuk memulihkan

keseimbangan.

B. Farmakologi

Untuk penyakit ini diberikan obat-obatan vasodilator perifer, antihistamin,

antikolinergik, steroid, dan diuretik untuk mengurangi tekanan pada

endolimfe. Obat-obat antiiskemia dapat pula diberikan sebagai obat alternatif

dan neurotonik untuk menguatkan sarafnya selain itu jika terdapat infeksi

virus dapat diberikan antivirus seperti asiklovir.

Transquilizer seperti diazepam (valium) dapat digunakan pada kasus akut

untuk membantu mengontrol vertigo, namun karena sifat adiktifnya tidak

digunakan tidak digunakan sebagai pengobatan jangka panjang. Antiemetik

seperti prometazin tidak hanya mengurangi mual dan muntah tapi juga

mengurangi gejala vertigo. Diuretik seperti tiazide dapat membantu

mengurangi gejala penyakit Meniere dengan menurunkan tekanan dalam

sistem endolimfe. Pasien harus diingatkan untuk banyak makanan yang

mengandung kalium seperti pisang, tomat, dan jeruk ketika menggunakan

diuretik yang menyebabkan kehilangan kalium.

C. Latihan

20

Page 21: Penyakit Meniere (Referat)

Rehabilitasi penting dilakukan sebab dengan melakukan latihan sistem

vestibuler ini sangat menolong. Kadang-kadang gejala vertigo dapat diatasi

dengan latihan yang teratur danbaik. Orang-orang yang karena profesinya

menderita vertigo dapat diatasi dengan latihan yang intensif sehingga gejala

yang timbul tidak lagi mengganggu pekerjaan sehari-hari.(1,9,12)

Ada beberapa latihan, yaitu : canalit reposition treatment (CRT) / epley

manouver dan brand-darroff exercise. Dari beberapa latihan ini kadang

memerlukan seseorang untuk membantunya tapi ada juga yang dapat

dikerjakan sendiri.

Dari beberapa latihan, umumnya yang dilakukan pertama adalah CRT jika

masih terasa ada sisa baru dilakukan brand-darroff exercise.

Gambar 10. canalit reposition treatment (CRT) / epley manouver

Dikutip dari (13)

21

Page 22: Penyakit Meniere (Referat)

Gambar 11. brand-darroff exercise

Dikutip dari (13)

D. Penatalaksanaan bedah

Operasi yang direkomendasikan bila serangan veertigo tidak terkontrol antara

lain :

o Dekompresi sakus endolimfatikus

Operasi ini mendekompresikan cairan berlebih di telinga dalam dan

menyebabkan kembali normalnya tekanan terhadap ujung saraf

vestibulokokhlearis. Insisi dilakukan di belakang telinga yang

terinfeksi dan air cell mastoid diangkat agar dapat melihat telinga

dalam. Insisi kecil dilakukan pada sakus endolimfatikus untuk

mengalirkan cairan ke rongga mastoid.

Secara keseluruhan sekitar 60% pasien serangan vertigo menjadi

terkontrol, 20% mengalami serangan yang lebih buruk. Fungsi

pendengaran tetap stabil namun jarang yang membaik dan tinnitus

tetap ada, 2% mengalami tuli total dan vertigo tetap ada.

o Labirinektomi

Operasi ini mengangkat kanalis semisirkularis dan saraf

vestibulokokhlearis. Dilakukan dengan insisi di telinga belakang

dan air cell mastoid diangkat, bila telinga dalam sudah terlihat,

keseluruhan labirin tulang diangkat. Setelah satu atau dua hari

paskaoperasi, tidak jarang terjadi vertigo berat. Hal ini dapat diatasi

dengan pemberian obat-obatan. Setelah seminggu, pasien

mengalami periode ketidakseimbangan tingkat sedang tanpa

vertigo, sesudahnya telinga yang normal mengambil alih seluruh

fungsi keseimbangan. Operasi ini menghilangkan fungsi

pendengaran telinga.

o Neurektomi vestibuler

Bila pasien masih dapat mendengar, neurektomi vestibuler

merupakan pilihan untuk menyembuhkan vertigo dan pendengaran

yang tersisa. Dilakukan insisi di belakang telinga dan air cell

mastoid diangkat, dilakukan pembukaan pada fossa durameter dan

22

Page 23: Penyakit Meniere (Referat)

n.VIII dan dilakukan pemotongan terhadap saraf keseimbangan.

Pemilihan operasi ini mirip labirinektomi. Namun karena operasi

ini melibatkan daerah intrakranial, sehingga harus dilakukan

pengawasan ketat paskaoperasi. Operasi ini diindikasikan pada

pasien di bawah 60 tahun yang sehat.

Sekitar 5% mengalami tuli total pada telinga yang terinfeksi,

paralisis wajah sementara dapat terjadi selama beberapa hari

hingga bulan, sekitar 85% vertigo dapat terkontrol.

o Labirinektomi dengan zat kimia

Merupakan operasi dimana menggunakan antibiotik (streptomisin

atau gentamisin dosis kecil) yang dimasukkan ke telinga dalam.

Operasi ini bertujuan mengurangi proses penghancuran saraf

keseimbangan dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.

Pada kasus penyakit Meniere, diberikan streptomisin intramuskular

dapat menyembuhkan serangan vertigo dan pendengaran dapat

dipertahankan.

o Endolimfe shunt

Operasi ini masih kontroversi karena banyak peneliti yang

menganggap operasi ini merupakan plasebo

Ada dua tipe dari operasi ini yaitu:

a) Endolimfe subaraknoid shunt : dengan mempertahankan

tuba diantara endolimfe dan kranium

b) Endolimfe mastoid shunt : dengan menempatkan tuba

antara sakus endolimfatikus dan rongga mastoid. (14,15)

23

Page 24: Penyakit Meniere (Referat)

Gambar 12. Skema pentalaksanaan penyakit Meniere

Dikutip dari (13)

IV.8 Prognosis

Penyakit Meniere belum dapat disembuhkan dan bersifat progresif, tapi tidak fatal dan

banyak pilihan terapi untuk mengobati gejalanya. Penyakit ini berbeda untuk tiap

pasien. Beberapa pasien mengalami remisi spontan dalam jangka waktu hari hingga

tahun. Pasien lain mengalami perburukan gejala secara cepat. Namun ada juga pasien

yang perkembangan penyakitnya lambat.(11,15)

Belum ada terapi yang efektif untuk penyakit ini namun berbagai tindakan dapat

dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan dan progresivitas penyakit. Sebaiknya

pasien dengan verigo berat disarankan untuk tidak mengendarai mobil, naik tangga

dan berenang.(11,15)

24

Page 25: Penyakit Meniere (Referat)

BAB V

KESIMPULAN

Penyakit meniere merupakan suatu penyakit yang diakibatkan adanya kelainan

pada telinga dalam berupa hirops (pembengkakan) endolimfa pada kokhlea dan

vestibulum. Gejala dari penyakit meniere disebut trias meniere yang terdiri dari

vertigo (sakit kepala berputar), tinnitus, dan gangguan pendengaran berupa tuli

sensori neural. Gangguan pendengaran ini bersifat fluktuatif dimana gangguan

pendengaran terjadi saat serangan dan dapat normal diluar serangan.

Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga

dalam. Sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa. Paling

banyak ditemukan pada usia 20-50 tahun. Pasien dengan resiko besar terkena penyakit

Meniere adalah orang-orang yang memiliki riwayat alergi, merokok, stres, kelelahan,

alkoholisme, dan pasien yang rutin mengonsumsi aspirin.

Pada dasaarnya, etiologi pasti dari penyakit meniere ini belum diketahui.

Penyakit Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi

ketidakseimbangan cairan telinga yang abnormal dan diduga disebabkan oleh

terjadinya malabsorbsi dalam sakus endolimfatikus.

Untuk menegakkan diagnosis penyakit meniere dengan akurat, kondisi

penyakit lain dapat menghasilkan gejala yang serupa seperti penyakit Meniere harus

disingkirkan. Evaluasi awal didasarkan pada anamnesi yang sangat hati-hati.

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menyingkirkan penyebab yang berasal dari telinga

luar atau telinga dalam. Pemeriksaan penunjang seperti audiometri,

elektronistagmografi, elektrokokhleografi, BERA, dan MRI terkadang diperlukan

untuk menegakkan diagnosis penyakit meniere.

Pasien yang datang dengan keluhan khas penyakit Meniere awalnya hanya

diberikan pengobatan yagng bersifat simptomatik, seperti sedatif dan bila perlu bila

perlu diberikan antiemetik. Pengobatan terbaik adalah dengan cara menangani

penyebab dari penyakit tersebut.

25

Page 26: Penyakit Meniere (Referat)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hain, TC, Yacovino D. Meniere Disease. 2003. Available at :

http://www.dizziness-and-balance/disorders/menieres/menieres_english.html.

Accessed on April 28th, 2012.

2. National Institute and Other Communication Disorder. Menieres’s Disease.

Available at : http://nidcd.nih.gov/healthinfo/balance/menieresdisease.htm.

Accessed on April 28th, 2012.

3. Ellis H. The Special Senses : The Ear. In : Clinical Anatomy, Applied Anatomi

for Students and Junior Doctor. 6th Ed. Massachussetts. Blackwell Publishing. 20-

6. 384-387.

4. Liston LS, Duvail AJ. Embriologi, Anatomi, dan Fisiologi Telinga. Dalam :

BOEIS Buku Ajar THT Edisi ke 6. Editor : Efendi H, Santosa K. Jakarta : EGC.

1997. 27-38.

5. Soetirto I, Hendamin H, Bashiruddin J. Ganguan Pendengaran. Dalam : Buku Ajar

Ilmu Kesehatan Telinga, Hidunng, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke-6.

Editor : Soepardi EA, Iskandar N. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. 2007. 10-16.

6. Sherwood L. Telinga : Pendengaran dan Keseimbangan. Dalam : Fisiologi

Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC. 2006. 176-189.

7. Anderson JH, Levine SC. Sistem Vestibularis. BOEIS Buku Ajar THT Edisi ke 6.

Editor : Efendi H, Santosa K. Jakarta : EGC. 1997. 39-45.

8. Bashiruddin J, Hadjar E, Alviandi W. Gangguan Keseimbangan. Dalam : Buku

Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidunng, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke-6.

Editor : Soepardi EA, Iskandar N. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. 2007. 94-101.

9. Hadjar E, Bashiruddin J. Penyakit Meniere. Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga, Hidunng, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Editor : Soepardi

EA, Iskandar N. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. 102-

103.

10. Paparella MM. Pathogenesis and Pathophysiology of Meniere Disease. Acta

Otolaryngol (Stockh). 2006 ; (suppl 485)26.

11. Levine SC. Penyakit Telinga Dalam. Dalam : BOEIS Buku Ajar THT Edisi ke 6.

Editor : Efendi H, Santosa K. Jakarta : EGC. 1997. 136-137.

26

Page 27: Penyakit Meniere (Referat)

12. Rutka JA. Evaluation of Vertigo. Blitzer A, Pillsbury HC, Jahn AF, Binder WJ,

editors. Office based surgery in otolaryngology. New York : Thieme; 1998. p.71-

78.

13. Diza M. Pengobatan Gangguan Keseimbangan (Vertigo). 2009. Available at :

http://d132a.wordpress.com/2008/12/26/pengobatan-gangguan-keseimbangan-

vertigo/. Accessed on April 28th, 2012.

14. Levenson, Mark J. Home of the Surgery Information Centre. Meniere Syndrome.

2009. Available at : http://www.earsurgery.org/site/pages/conditions/menieres-

syndrome.php. Accessed on April 28th, 2012.

15. Becker W, Naumann HH, Pfalfz CR. A Pocket Reference Ear, Nose, and Throat

Disease. Second Revised Edition. New York : Thiemes; 2004. 100-101.

27