Penyakit Meniere Isi

31
BAB I PENDAHULUAN Penyakit Meniere adalah kelainan telinga bagian dalam yang menyebabkan timbulnya episode vertigo (pusing berputar), tinnitus (telinga berdenging), perasaan penuh dalam telinga, dan gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif. Sehingga menyebabkan penderitanya tidak mampu mempertahankan posisi dalam berdiri tegak. Adapun struktur anatomi telinga yang terkena dampaknya adalah seluruh labirin yang meliputi kanalis semisirkularis dan kokhlea. 1 Penyakit ini ditemukan oleh Meniere (1861), dan dia yakin bahwa penyakit ini berada di dalam telinga, sedangkan pada waktu itu para ahli banyak menduga bahwa penyakit itu berada pada otak. Pendapat Meniere dibuktikan oleh Hallpike dan Crain (1938), dengan ditemukannya hidrops endolimfa, setelah memeriksa tulang temporal pasien Meniere. 1 Hidrops endolimfatik didefinisikan sebagai peningkatan dari tekanan hidrolik pada telingan tengah dari sistem endolimfatik. 2 Sebagian besar kasus bersifat unilateral dan sekitar 10-20% kasus bersifat bilateral. Insiden penyakit ini mencapai 0,5-0,75 : 1000 di Inggris dan Swedia. 3 Pada sebagian besar kasus timbul pada laki- laki atau perempuan dewasa. Paling banyak ditemukan

Transcript of Penyakit Meniere Isi

Page 1: Penyakit Meniere Isi

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit Meniere adalah kelainan telinga bagian dalam yang

menyebabkan timbulnya episode vertigo (pusing berputar), tinnitus (telinga

berdenging), perasaan penuh dalam telinga, dan gangguan pendengaran yang

bersifat fluktuatif. Sehingga menyebabkan penderitanya tidak mampu

mempertahankan posisi dalam berdiri tegak. Adapun struktur anatomi telinga

yang terkena dampaknya adalah seluruh labirin yang meliputi kanalis

semisirkularis dan kokhlea.1

Penyakit ini ditemukan oleh Meniere (1861), dan dia yakin bahwa

penyakit ini berada di dalam telinga, sedangkan pada waktu itu para ahli

banyak menduga bahwa penyakit itu berada pada otak. Pendapat Meniere

dibuktikan oleh Hallpike dan Crain (1938), dengan ditemukannya hidrops

endolimfa, setelah memeriksa tulang temporal pasien Meniere.1 Hidrops

endolimfatik didefinisikan sebagai peningkatan dari tekanan hidrolik pada

telingan tengah dari sistem endolimfatik.2

Sebagian besar kasus bersifat unilateral dan sekitar 10-20% kasus bersifat

bilateral. Insiden penyakit ini mencapai 0,5-0,75 : 1000 di Inggris dan Swedia.3

Pada sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa. Paling

banyak ditemukan pada usia 20-50 tahun.4 Diagnosis penyakit Meniere

ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan, yaitu berupa pemeriksaan

audiometri, CT-Scan kepala atau MRI yang dapat menyingkirkan penyebab

seperti tumor yang mengenai nervus delapan (vestibulokokhlearis). Karena tidak

adanya uji yang definitive untuk penyakit Meniere, maka penyakit ini biasanya

didiagnosis ketika semua penyebab lain telah disingkirkan.5

Secara umum, penatalaksanaan penyakit Meniere dibagi menjadi terapi

non-intervensional dan invensional. Terapi non-intervensional meliputi perubahan

gaya hidup, terapi farmakologis, dan rehabilitasi. Sedangkan terapi intervensional

meliputi terapi pembedahan dekompresi kantung endolimfatik, pemotongan saraf

vestibular, labirinektomi, dan terapi tekanan denyut yang direkomendasikan bila

pengobatan medikamentosa tidak dapat menanggulangi vertigo.6

Page 2: Penyakit Meniere Isi

2

BAB II

PENATALAKSANAAN SINDROMA MENIERE

2.1 Etiologi

Penyebab pasti penyakit Meniere ini belum diketahui secara pasti. Namun

terdapat berbagai teori termasuk pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal

pada aliran darah yang menuju labirin dan terjadi gangguan elektrolit dalam cairan

labirin, reaksi alergi dan autoimun.4 Penyakit Meniere masa kini dianggap sebagai

keadaan diman terjadi ketidakseimbangan cairan telinga dalam yang abnormal dan

diduga disebabkan oleh terjadinya malabsorpsi dalam sakus endolimfatikus.

Selain itu para ahli juga mengatakan terjadinya suatu robekan pada membrane di

labirin kokhlea sehingga menyebabkan endolimfa dan perilimfa bercampur. Hal

ini menurut para ahli dapat menimbulkan gejala dari penyakit Meniere.2

Para peneliti juga sedang melakukan penyelidikan dan penelitian terhadap

kemungkinan lain penyebab penyakit Meniere dan masing-masing memiliki

keyakinan tersendiri terhadap penyebab dari penyakit ini, termasuk faktor

lingkungan seperti suara bising, infeksi virus HSV, penekanan pembuluh darah

terhadap saraf (microvascular compression syndrome). Selain itu gejala penyakit

Meniere dapat ditimbulkan oleh trauma kepala, infeksi saluran pernapasan atas,

aspirin, merokok, alcohol atau konsumsi garam berlebih. Namun pada dasarnya

adalah belum ada yang tahu secara pasti apa penyebab dari penyakit Meniere ini.6

2.2 Epidemiologi

Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada teling

dalam. Sebagian besar kasus bersifat unilateral dan sekitar 10-20% kasus bersifat

bilateral. Insiden penyakit ini mencapai 0,5-0,75 : 1000 di Inggris dan Swedia.3

Penyakit ini jarang ditemukan pada anak – anak. Pada sebagian besar kasus timbul

pada laki-laki atau perempuan dewasa. Paling banyak ditemukan pada usia 20-50

tahun. Kemungkinan ada komponen genetic yang berperan dalam penyakit

Meniere karena ada riwayat keluarga yang positif sekitar 21% pada pasien dengan

penyakit Meniere. Pasien dengan risiko besar terkena penyakit Meniere adalah

Page 3: Penyakit Meniere Isi

3

orang-orang yang memiliki riwayat alergi, merokok, stress, dan pasien yang

alkoholisme.4

2.3 Patofisiologi

Gejala klinis penyakit Meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa

(peningkatan endolimfa yang menyebabkan labirin membranosa berdilatasi) pada

kokhlea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi dan hilang timbul diduga

disebabkan oleh meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri, menurunnya

tekanan osmotic dalam kapiler, meningkatnya tekanan osmotic ruang

ekstrakapiler, jalan keluar sakulus endolimfatikus tersumbat (akibat jaringan parut

atau karena defek dari sejak lahir).1

Gambar 1. Memahami Penyakit Meniere.5

Hidrops endolimfa ini lama kelamaan menyebabkan penekanan yang bila

mencapai dilatasi maksimal akan terjadi rupture labirin membrane dan endolimfa

akan bercampur dengan perilimfa. Pencampuran ini menyebabkan potensial aksi

di telinga dalam sehingga menimbulkan gejala vertigo, tinnitus, dan gangguan

pendengaran serta rasa penuh di telinga. Ketika tekanan sudah sama, maka

membrane akan sembuh dengan sendirinya dan cairan perilimfe dan endolimfe

tidak bercampur kembali namun penyembuhan ini tidak selalu sempurna.2

Page 4: Penyakit Meniere Isi

4

Gambar 2. Labirin Normal dan Hidrops Endolimfa.5

2.4 Manifestasi Klinis

Tanda – tanda dan gejala utama dari penyakit Meniere adalah:1

1. Vertigo yang berulang. Vertigo adalah sensasi yang mirip dengan pengalaman

ketika tubuh berputar cepat beberapa kali dan tiba-tiba berhenti. Tubuh akan

merasa seolah-olah ruangan berputar dan kehilangan keseimbangan. Episode

vertigo terjadi tanpa peringatan dan biasanya berlangsung selama 20 menit

sampai dua jam atau lebih, bahkan hingga 24 jam. Vertigo yang berat dapat

menyebabkan mual dan muntah.

2. Gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran pada penyakit Meniere dapat

berfluktuasi, terutama pada permulaan penyakit. Kebanyakan penderita

Meniere mengalami gangguan pendengaran permanen akhirnya.

3. Tinnitus. Tinnitus adalah suara dering, mendengung, meraung, bersiul atau

mendesis di telinga. Pada penyakit Meniere, tinnitus sering terdengar pada

nada rendah.

4. Kepenuhan aural. Kepenuhan aural adalah perasaan penuh atau tekanan dalam

telinga.

Gejala penyakit Meniere dimulai dengan perasaan penuh di telinga,

kemudian terjadi tinnitus dan penurunan fungsi pendengaran diikuti dengan

vertigo yang berat disertai mual dan muntah. Gejala ini bisa berlangsung dua

sampai tiga jam. Tingkat keparahan, frekuensi, dan durasi gangguan bervariasi,

terutama pada awal penyakit. Sebagai contoh, bisa saja hanya muncul gejala

vertigo berat yang sering, sedangkan gejala lainnya hanya ringan.1

Page 5: Penyakit Meniere Isi

5

2.5 Penegakan Diagnosis

1. Anamnesis

Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya: melayang, goyang, berputar,

tujuh keliling, rasa naik perahu dan sebagainya. Perlu diketahui juga keadaan yang

memprovokasi timbulnya vertigo: perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan,

ketegangan. Pada vertigo Meniere, penderita merasakan seolah – olah ruang di

sekitarnya berputar, atau seolah – olah lantai di bawah kakinya seolah – olah

bergelombang. Selain itu, pada vertigo Meniere posisi kepala tertentu dapat

memperparah atau memperingan dari gejala vertigonya sehingga seringkali

penderita tidur dengan kepala dengan kedudukan tertentu.1,5

Onset: apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timbul,

paroksimal, kronik, progresif atau membaik. Pada vertigo Meniere, onsetnya

terjadi beberapa menit, jam, atau beberapa hari, dan biasanya menetap. Apakah

juga ada gangguan pendengaran yang biasanya menyertai/ditemukan pada lesi alat

vestibuler atau n. vestibularis. Pada vertigo Meniere biasanya terjadi tinitus.1,7

Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat,

antimalaria dan lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik dan adanya

penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit

paru juga perlu ditanyakan. Juga kemungkinan trauma akustik. Kesadaran

penderita tetap baik. Penderita mengeluh tentang nausea, yang mungkin pula

disusul oleh vomitus. Sewaktu – waktu juga ada diare. Selain itu, penderita juga

mengeluh terjadinya gangguan keseimbangan.1

1. Pemeriksaan Fisik

A. Fungsi vestibuler/serebeler

Uji Romberg: penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-

mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada

posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita

tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik

cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata

tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah

kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak.

Page 6: Penyakit Meniere Isi

6

Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang

baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.1,7

Gambar 3. Uji Romberg.7

Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan

diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan

vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan

serebeler penderita akan cenderung jatuh.1,7

Uji Unterberger: berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan

dan jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama

satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan

menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang

melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan

bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang

lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah

lesi.1,7

Gambar 4. Uji Unter Berger.7

Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany): dengan jari telunjuk ekstensi

dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat lengannya ke

atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan

Page 7: Penyakit Meniere Isi

7

pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan

tertutup. Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan

penderita ke arah lesi.1,7

Gambar 5. Uji Tunjuk Barany.7

Uji Babinsky-Weil: pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan

lima langkah ke depan dan lima langkah ke belakang seama setengah

menit; jika ada gangguan vestibuler unilateral, pasien akan berjalan

dengan arah berbentuk bintang.1,7

Gambar 6. Uji Babinsky Weil.7

B. Pemeriksaan Khusus Oto-Neurologis

Uji Dix Hallpike. Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita

dibaring-kan ke belakang dengan cepat, sehingga kepalanya meng-

gantung 45º di bawah garis horisontal, kemudian kepalanya

dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan

hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah

lesinya perifer atau sentral.7

Tes Kalori. Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30º, sehingga

kanalis semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga

diirigasi bergantian dengan air dingin (30ºC) dan air hangat (44ºC)

masing-masing selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit.

Page 8: Penyakit Meniere Isi

8

Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak permulaan irigasi

sampai hilangnya nistagmus tersebut (normal 90-150 detik).7

C. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran

Tes garpu tala. Tes ini digunakan untuk membedakan tuli konduktif dan

tuli perseptif, dengan tes-tes Rinne, Weber dan Schwabach. Pada tuli

konduktif tes Rinne negatif, Weber lateralisasi ke sisi yang tuli, dan

Schwabach memendek.7

Tes Audiometri. Audiogram biasanya menunjukkan kehilangan

sensorineural pada telinga yang sakit.7

3. Diagnosis Banding

Benign Paroxysmal Positional Vertigo

Benign paroxysmal positional vertigo adalah salah satu jenis vertigo

vestibuler tipe perifer ditandai dengan adanya vertigo tetapi tidak

berhubungan dengan tinnitus dan tuli saraf.5

Labirintis

Labirintis adalah proses inflamasi dari elemen membran telinga bagian

dalam yang dapat disebabkan oleh bakteri ataupun virus. Labirintis

gejalanya sama dengan penyakit menire yaitu vertigo yang lebih berat

selama 2 – 3 hari hingga 2 – 3 minggu dan biasanya berulang.5

Vertigo Migrain

Gejala dari vertigo migrain mirip dengan penyakit Meniere yaitu adanya

vertigo episodik disertai dengan gangguan pada pendengaran, tetapi yang

membedakannya adalah vertigo migrain biasanya diikuti dengan aura dan

gangguan pada penglihatan.5

2.6 Penatalaksanaan

Beberapa jenis pengobatan medis dan bedah telah ditawarkan pada pasien

dengan penyakit Meniere selama 150 tahun terakhir. Banyaknya pilihan terapi

menandakan bahwa tidak ada pengobatan efektif yang tersedia untuk pasien ini.

Namun, sebagian akan dibantu oleh kombinasi terapi medis, konseling psikologis-

keyakinan, gaya hidup dan perubahan pola makan. Hingga saat ini obat untuk

penyakit Meniere belum ditemukan. Pilihan pengobatan yang tersedia sebaiknya

Page 9: Penyakit Meniere Isi

9

disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala pasien dan kegagalan respon terapi

yang sesuai.2 Berikut adalah algoritma pengobatan penyakit Meniere (Gambar 7):

Gambar 7. Algoritma Pengobatan Penyakit Meniere.2

Prinsip pengobatan penyakit Meniere harus dianggap sebagai kondisi

kronis; pengobatan berhasil bisa meringankan gejala namun tidak mengatasi

kelainan yang mendasari patofisiologi. Tujuan pengobatan adalah untuk:6

1. Mengurangi frekuensi dan keparahan serangan vertigo,

2. Mengurangi atau menghilangkan gangguan pendengaran dan tinnitus yang

terkait dengan serangan,

3. Mengurangi gejala kronis (tinnitus dan masalah keseimbangan),

4. Minimalkan cacat, dan

5. Mencegah perkembangan penyakit, terutama gangguan pendengaran dan

ketidakseimbangan.

Edukasi pasien merupakan bagian penting dari manajemen konservatif,

dan termasuk menguraikan sebuah penjelasan tentang penyakit, harapan untuk

respon, dan pilihan pengobatan. Hingga 90% pasien dengan penyakit Meniere

Page 10: Penyakit Meniere Isi

10

mampu mempertahankan kegiatan normal sehari-hari dengan manajemen medis.

Menentukan pengobatan yang optimal untuk penyakit Meniere dibatasi oleh

kurangnya acak, percobaan terkontrol. Selain itu, terapi obat telah dikaitkan

dengan efek plasebo yang signifikan, dan sifat remitting (kambuh) gangguan

tersebut telah membuat evaluasi dari berbagai perawatan sulit. Serangan vertigo

dapat dikontrol dalam 90-95% pasien dengan pengobatan medis konservatif,

meskipun gangguan pendengaran yang progresif jarang merespon terhadap

pengobatan. Pasien dengan yang diduga Meniere penyakit harus dirujuk pada

tahap yang relatif awal ke dokter THT / otolaryngologist.6 Secara umum,

penatalaksanaan sindroma Meniere meliputi penatalaksanaan non-intervensional

dan intervensional.

2.6.1 Penatalaksanaan Non-interventional

Pengobatan non-interventional untuk penyakit Meniere termasuk gaya hidup

penyesuaian, terapi medis, dan rehabilitasi.

Perubahan Gaya Hidup

Terdapat hubungan yang kuat dengan alergi musiman dan kompleks

sistem imun pada pasien dengan diagnosis penyakit Meniere yang jelas.

Menghindari alergi sederhana dan perubahan gaya hidup dapat mengurangi

beberapa gejala alergi yang terkait dengan penyakit ini dan memungkinkan untuk

meningkatkan kualitas hidup pasien. Beberapa penelitian telah melaporkan

penurunan frekuensi dan tingkat keparahan serangan vertigo yang signifikan

(hingga 62%) pada pasien dengan penyakit Meniere setelah memulai imunoterapi

untuk alergi. Pasien dengan gejala penyakit Meniere bereaksi buruk dengan

mengkonsumsi kafein, coklat, alkohol, dan garam dalam jumlah besar. Namun,

mekanisme induksi alergi yang sebenarnya dan patofisiologi reaksi yang

merugikan belum diketahui.2

Tabel 1. Konsentrasi Natrium pada Beberapa Jenis Makanan8

Page 11: Penyakit Meniere Isi

11

Beberapa pasien mungkin memiliki alergi terhadap beberapa jenis alergen

tertentu. Oleh karena itu, alergi makanan harus diselidiki pada pasien dengan

penyakit Meniere, harus dirawat, dan dihindari sebisa mungkin.2 Semua pasien

dengan penyakit Meniere dianjurkan untuk mengurangi asupan garam maksimal 2

gram per hari, dan untuk 1,5 gram per hari jika ditoleransi (Tabel 1).8 Selain itu

sebaiknya menghindari semua sumber produk berkafein, mengurangi asupan

cokelat, dan menghindari semua produk tembakau dan alkohol sebanyak

mungkin.

Kafein dan nikotin merupakan vasokonstriktor yang dapat mengurangi

aliran mikrovaskular di sistem labirin. Alkohol juga menyebabkan pergeseran

cairan dan elektrolit yang dapat menyebabkan stres pada telinga. Membatasi

kafein (kopi, teh, atau cola) setiap hari dan membatasi alkohol setiap hari biasanya

direkomendasikan.6

Penatalaksanaan Farmakologis

Terapi dianjurkan untuk menangani gejala segera dan mencegah rekurensi.

Medikasi yang direkomendasikan untuk mengantisipasi mula dan gejala lain dari

vertigo dan meringankan vertigo dapat dilakukan dengan mengurangi tekanan

Page 12: Penyakit Meniere Isi

12

pada telinga dalam melalui pemberian antihistamin, barbiturat atau diazepam,

antikolinergik, steroid dan diuretik (Tabel 2).5

Tabel 2. Medikasi yang Diberikan pada Penyakit Meniere5

Episode akut vertigo harus dikelola dengan penekan vestibular dan

antiemetik (Tabel 3). Dosis harus dimulai rendah dan meningkat menjadi efek

positif atau efek samping. Penekan vestibular termasuk benzodiazepin, yang

memiliki keuntungan dari sifat anxiolytic untuk penggunaan jangka pendek,

antihistamin (meclizine dan dimenhydrinate), dan antikolinergik (skopolamin).

Prometazin dan proklorperazin dapat digunakan untuk pengobatan akut mual dan

muntah dan tersedia dalam bentuk supositoria. Lorazepam telah diberikan secara

sublingual dengan dosis 0,5-1 mg empat kali sehari dapat mencapai keringanan

serangan vertigo akut.6

Page 13: Penyakit Meniere Isi

13

Tabel 3. Pengobatan Vertigo Akut6

a. Terapi Diuretik

Penelitian terbaru menunjukkan ada hubungan antara penggunaan

diuretik dan penyakit Meniere. Pada penggunaan diuretik sebagai terapi

penyakit Meniere diperlukan tes darah rutin seminggu kemudian untuk

memastikan konsentrasi kalium dalam darah tidak menurun. Obat diuretik

yang biasanya digunakan adalah kombinasi dari hydrochlorothiazide dan

triamterene (Tabel 4). Pasien yang alergi terhadap sulfa bisa menggunakan

acetazolamide atau chlorthalidone.8

Tabel 4. Diuretik untuk Penatalaksanaan Penyakit Meniere8

Page 14: Penyakit Meniere Isi

14

b. Terapi Steroid

Terapi steroid telah digunakan dalam pengobatan gejala akut dan

kronis penyakit Meniere, baik steroid oral maupun injeksi steroid

intratimpanik. Pada serangan akut, intramuskular atau intravena

metilprednisolon dapat digunakan untuk mengontrol gangguan pendengaran

berat dan vertigo diikuti dengan prednison oral dosis 1 mg/kg, diberikan

setiap hari selama 10-14 hari sebelum dosis tapering lambat dapat memberi

efek selama 2 minggu ke depan.2 Jika pasien tidak merespon steroid oral dan

pendengarannya terus memburuk, injeksi metilprednisolon atau

deksametason intratimpanik dapat diberikan. Pada prospective placebo-

controlled double-blinded randomised trial selama 2 tahun yang dilakukan

oleh Garduno-Anaya et al., disimpulkan bahwa deksametason 4 g/L

disuntikkan ke dalam telinga secara transtimpanik dengan anestesi lokal

menunjukkan 82% kontrol penuh dari vertigo dibandingkan dengan 57%

kontrol pada kelompok plasebo. Selain itu dicatat pula peningkatan subjektif

48% pada tinnitus, 35% perbaikan gangguan pendengaran, dan 48%

perbaikan kepenuhan aural dibandingkan dengan proporsi lebih rendah yang

signifikan pada kelompok kontrol.2

Gambar 8. Terapi Rehabilitasi Vestibular.6

Rehabilitasi Vestibular

Rehabilitasi vestibular merupakan bentuk terapi fisik yang dirancang

untuk meningkatkan fungsi vestibular, mekanisme adaptasi pusat, dan kompensasi

Page 15: Penyakit Meniere Isi

15

(Gambar 8). Metode ini dapat membantu pasien mencegah gejala sisa kehilangan

vestibular dan vertigo yang signifikan dimana latihan adaptasi vestibular untuk

mencegah jatuh telah terbukti sangat efektif. Namun, pengobatan ini hanya

berhasil untuk pasien stabil dan dengan kehilangan vestibular yang tidak

berfluktuasi.2,6

2.6.2 Penatalaksanaan Interventional

Penatalaksanaan intervensional meliputi pembedahan (destruktif dan non-

destruktif) serta terapi tekanan denyut. Manajemen operasi hanya dilakukan pada

pasein dengan penyakit Meniere yang refrakter terhadap terapi medis dan

bergantung dari tingkat keparahan penyakit.9 The American Academy of

Otolaryngology-Head and Neck Foundation (AAO-HNS) telah menetapkan

kriteria disabilitas penyakit Meniere yaitu:6

a. Ringan: intermiten atau terus-menerus pusing yang menghalangi aktivitas

kerja di lingkungan berisiko.

b. Sedang: pusing intermiten atau terus-menerus yang menghasilkan

pekerjaan menetap.

c. Berat: gejala sangat parah hingga mengecualikan pekerjaan.

Perfusi Gentamisin Transtimpanik

Pengobatan yang bersifat destruktif dapat digunakan pada pasien dengan

vertigo berat seperti contohnya aminoglikosida intratimpanik yang telah

digunakan pada penyakit Meniere unilateral selama lebih dari 30 tahun yang lalu.

Pilihan obat jenis ini seperti gentamisin akan menyebabkan kerusakan langsung

untuk pada epitel sensorineural dan sel-sel gelap labirin yang berpengaruh pada

fungsi vestibular dan koklear. Penggunaan gentamisin dosis tunggal rendah

termasuk prosedur yang aman dan sederhana yang efektif dalam pengendalian

episode vertigo definitif pada pasien penyakit Meniere unilateral. Para peneliti

menyimpulkan metode ini efektif dan aman untuk mengobati serangan pusing

berputar pada pasien dengan penyakit Meniere. Risiko utama pengobatan

gentamisin intratimpanik untuk vertigo adalah hilangnya pendengaran

sensorineural dan disekuilibrium terkait, yang merupakan keluhan umum setelah

terapi ini.10

Page 16: Penyakit Meniere Isi

16

Gambar 9. Perfusi Gentamisin Transtimpanik.10

Banyak penelitian menunjukkan bahwa ablasi lengkap tidak diperlukan

untuk mengendalikan vertigo dimana hanya dengan ablasi parsial dapat

mengurangi risiko gangguan pendengaran 20-21%. Terapi gentamisin

transtimpanik menyediakan saranaa rawat invasif minimal dengan morbiditas dan

efek samping yang rendah serta biaya yang terjangkau. Namun pasien perlu

diberikan konseling tentang risiko yang besar dari gangguan pendengaran

sensorineural dan ketidakseimbangan yang mungkin timbul setelah terapi

gentamisin. Dimana terapi gentamisin transtimpanik merupakan metode ablasi

sistem vestibular secara kimiawi sehingga tetap termasuk prosedur yang destruktif

(Gambar 9).11

Operasi Kantung Endolimpatik

Operasi kantung endolimpatik untuk penyakit Meniere pertama kali

diusulkan oleh Portmann delapan puluh tahun yang lalu dengan perbaikan

substansial pada pendengaran dan serangan vertigo. Operasi perbaikan kantung

endolimpatik mastoid telah terbukti aman dan efektif untuk mengatasi vertigo

dimana dilaporkan sebesar 75% pasien berhasil sembuh total dari vertigo dan 90%

mengalami perbaikan setelah menjalani operasi penambahan kantung. Fitur teknis

utama dari operasi kantung endolimpatik yakni dekompresi luas sinus sigmoid,

lokalisasi kantung endolimfatik, dan penyisipan custom-made Silastic sheeting

dengan Silastic spacers pada kantung dan daerah perisaccular (Gambar 10).

Risiko kehilangan pendengaran sensorineural setelah dekompresi kantung

endolimpatik kurang dari 2%.2

Page 17: Penyakit Meniere Isi

17

Operasi kantung endolimfatik adalah pendekatan konservatif non-

destruktif yang melibatkan dekompresi kantung endolimpatik dan drainase

endolymph sekaligus mempertahankan neuroepithelium vestibular dan keutuhan

persarafan. Tindakan ini berefek langsung pada patofisiologi dari telinga bagian

dalam dengan mengembalikan tekanan endolimfatik normal dan memperbaiki

disfungsi koklea dan vestibular. Indikasi paling umum dari operasi kantung

endolimfatik adalah vertigo keras pada pasien dengan penyakit klasik Ménière

(keluhan vestibular, koklea, dan kepenuhan aural).9

Gambar 10. Dekompresi Kantung Endolimfatik.9

Pembedahan Saraf Vestibular

Pembedahan pada saraf kranial VIII (vestibulokoklear) menunjukkan

fluktuasi yang signifikan dan ketertarikan pada pembedahan saraf vestibular

selama abad ke-20. Pada tahun 1985, Silverstein et al. memodifikasi teknik

pembedahan dengan menambahkan pendekatan retro sigmoid atau kanal internal

auditorik. Modifikasi ini terbukti efektif terhadap paparan belahan

vestibulokoklear dan memberikan akses ke sudut cerebelopontin sehingga teknik

ini menggantikan metode retro labirintin.2 Metode kombinasi pembedahan saraf

vestibular dengan teknik retro sigmoid dan retro labirin memberikan kesembuhan

vertigo total pada 85% pasien dan 7% lainnya mengalami perbaikan substansial.

Pemeliharaan pendengaran tetap baik dimana hanya 20% pasien menunjukkan

sedikit perubahan tingkat pendengaran dibandingkan saat sebelum operasi dan

hanya 4% yang mengalami kehilangan pendengaran.2 Teknik destruktif ini

merupakan baku emas untuk prosedur neurotomi vestibular. Perawatan medis

yang efektif dan kontrol diet, dikombinasikan dengan penggunaan intermiten

Page 18: Penyakit Meniere Isi

18

steroid oral dan perfusi steroid telinga tengah atau penggunaan gentamisin telah

secara substansial mengurangi jumlah pasien dengan vertigo berat yang

membutuhkan neurotomi vestibular. Tujuan dari prosedur ini adalah eliminasi

vertigo dan menjaga fungsi pendengaran yang dilakukan dengan memotong secara

selektif sebagian dari saraf vestibular (N.VIII), menjaga bagian koklea utuh,

sehingga mencegah rangsangan aferen vestibular mencapai otak.9

Labyrinthectomy

Labyrinthectomy melibatkan bedah destruktif eksenterasi dari

neuroepithelium labirin dalam upaya untuk menghilangkan vertigo dan

memungkinkan proses kompensasi sentral. Gangguan pendengaran sangat

melekat dalam prosedur ini sehingga hanya diindikasikan pada pasien dengan

gangguan pendengaran yang berat, pengenalan kata yang sangat sulit, dan vertigo

keras. Karena bersifat sangat destruktif, labyrinthectomy hanya dilakukan pada

kasus unilateral. Pusat kompensasi setelah labyrinthectomy adalah pemulihan

keseimbangan pasca operasi.9

Terapi Tekanan Denyut

Merupakan metode non-invasif dan non-destruktif yang cukup baru untuk

pengobatan vertigo berat pada pasien dengan penyakit Meniere yang dilakukan

dengan memberikan tekanan positif melalui generator pulsa ke dalam kanal

telinga. Perangkat untuk prosedur ini disebut Meniett (Medtronic Inc,

Jacksonville, FL, USA; Gambar 11). Beberapa penelitian mencatat penurunan

signifikan pada frekuensi dan intesitas vertigo, tinitus, dan aural pada pasien yang

menggunakan perangkat Meniett. Namun untuk penggunaan perangkat Meniett

jangka panjang dikatakan memiliki efikasi yang buruk.2,4

Gambar 11. Perangkat Meniett.2

Page 19: Penyakit Meniere Isi

19

2.7 Komplikasi

1. Vestibular schwannoma.5

2. Multiple sclerosis.5

3. Transient Ishemick Attacks (TIA).5

2.8 Prognosis

Sindrom Meniere tidak dapat diprediksi; gejala bisa memburuk,

menghilang sama sekali atau pada saat yang bersamaan.1

Page 20: Penyakit Meniere Isi

20

BAB III

SIMPULAN

Sindrom Menier adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum

diketahui, dan mempunyai trias gejala yang khas, yaitu berkurangnya

pendengaran secara progresif, tinitus, dan serangan vertigo. Terapi dianjurkan

untuk menangani gejala segera dan mencegah rekurensi seperti terapi vestibular,

terapi tinitus, manajemen stres, terapi penurunan pendengaran, serta obat-obatan

untuk mengantisipasi mula dan gejala lain dari vertigo. Secara umum,

penatalaksanaan penyakit Meniere dibagi menjadi terapi non-intervensional dan

invensional. Terapi non-intervensional meliputi perubahan gaya hidup,

menghindari faktor pencetus, terapi farmakologis, dan rehabilitasi. Terapi

farmakologis meliputi pengobatan vertigo, pemberian obat diuretik, injeksi steroid

transtimpanik, dan injeksi perfusi gentamisin transtimpanik. Sedangkan terapi

intervensional meliputi terapi pembedahan dekompresi kantung endolimfatik,

pemotongan saraf vestibular, labirinektomi, dan terapi tekanan denyut yang

direkomendasikan bila pengobatan medikamentosa tidak dapat menanggulangi

vertigo.

Page 21: Penyakit Meniere Isi

21

DAFTAR PUSTAKA

1. Ghossaini S. N. dan J. J. Wazen. An Update on the Surgical Treatment of

Ménière’s Diseases. J Am Acad Audiol 2006; 17:38–44.

2. Gates G. A. Ménière’s Disease Review 2005. J Am Acad Audiol 2006; 17:16–

26.

3. Coelho D. H. dan A. K. Lalwani. Medical Management Of Meniere’s Disease.

The Laryngoscope 2008; Hlm. 1099-1108.

4. Wittner S. Diagnosis and treatment of Meniere’s disease. JAAPA 2006;

19(5):34-39.

5. Dinces E. A., S. D. Rauch, D. G. Deschler, dan P. Eamranond. Meniere’s

Disease. UpTodate 2010; Hlm.1-22.

6. Kotimäki J. Meniere's Disease In Finland: An Epidemiological and Clinical

Study on Occurrence, Clinical Picture and Policy. Oulu: Department Of

Otorhinolaryngology. 2003. Hlm. 34-46.

7. Pullens B. dan P. P. van Benthem. Intratympanic gentamicin for Ménière’s

disease or syndrome. The Cochrane Collaboration 2011. Hlm. 1-23.

8. Sajjadi H. dan M. M. Paparella. Meniere’s disease. Lancet 2008; 372:406-414.

9. Ngoerah, I Gst. Ng. Gd. Dasar – dasar Ilmu Penyakit Saraf . Surabaya:

Universitas Airlangga. 1991. Hlm. 205-210.

10. Budi Riyanto Wreksoatnodjo. Vertigo: Aspek Neurologi. Cermin Dunia

Kedokteran 2004; (14):41-46.

11. Delgado L. P., J. F. Rodrigo, P. A. Peña. Intratympanic Gentamicin In

Ménière’s Disease: Our Experience. The Journal Of Laryngology & Otology

2011; 125:363-369.