PENYAKIT JANTUNG KORONER

4
PENYAKIT JANTUNG KORONER Manifestasi klinik penyakit jantung koroner (PJK) bervariasi bergantung pada derajat aliran dalam arteri koroner. Bila aliran koroner masih mencukupi kebutuhan jaringan tak akan menimbulkan keluhan atau menifestasi klinis, faktor-faktor yang mempengaruhi besar dan sifat arus koroner antara lain keadaan anatomi, dan faktor mekanisme, sistem otoregulasi, dan pertahanan perifer. Salah satu penyebab tersering adalah adanya aterosklerosis, aterosklerosis adalah kelainan pada dinding pembuluh darah yang berkembang menjadi plak yang dapat menganggu aliran pembuluh darah apabila cukup besar. Aterosklerosis sendiri di pengaruhi oleh beberapa faktor resiko. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, jenis kelamin (kebanyakkan terjadi pada pria), riwayat keluarga dengan penyakit aterosklerosis. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah merokok, hiperlipoproteinemia dan hiperkolesterolemia, hipertensi, diabetes mellitus, dan kegemukan (obesitas). Pada umumnya aterosklerosis terjadi kalau ada kombinasi 2 atau 3 faktor resiko sekaligus. Ketika pasok arteri koroner tidak mencukupi kebutuhan maka tidak terjadi keseimbangan antara pasok (supply) dan kebutuhan (demand) hal mana akan memberikan gangguan. Gangguan berupa angina pektoris, angina pektoris adalah nyeri dada yang timbul karena suplai oksigen tidak memenuhi kebutuhan miokard. Angina pektoris dengan penyempitan pembuluh darah dibawah 60% disebut angina pektoris stabil, dimana nyeri dada akan berkurang dalam 5-20 menit setelah istirahat. Sebaliknya angina pektoris dengan penyempitan pembuluh darah melebihi 60% disebut angina pektoris tidak stabil, dmana nyeri dada akan berlangsung lebih dari 20 menit. ANGINA PEKTORIS STABIL

description

UMI

Transcript of PENYAKIT JANTUNG KORONER

Page 1: PENYAKIT JANTUNG KORONER

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Manifestasi klinik penyakit jantung koroner (PJK) bervariasi bergantung pada derajat aliran dalam arteri koroner. Bila aliran koroner masih mencukupi kebutuhan jaringan tak akan menimbulkan keluhan atau menifestasi klinis, faktor-faktor yang mempengaruhi besar dan sifat arus koroner antara lain keadaan anatomi, dan faktor mekanisme, sistem otoregulasi, dan pertahanan perifer.

Salah satu penyebab tersering adalah adanya aterosklerosis, aterosklerosis adalah kelainan pada dinding pembuluh darah yang berkembang menjadi plak yang dapat menganggu aliran pembuluh darah apabila cukup besar. Aterosklerosis sendiri di pengaruhi oleh beberapa faktor resiko. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, jenis kelamin (kebanyakkan terjadi pada pria), riwayat keluarga dengan penyakit aterosklerosis. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah merokok, hiperlipoproteinemia dan hiperkolesterolemia, hipertensi, diabetes mellitus, dan kegemukan (obesitas). Pada umumnya aterosklerosis terjadi kalau ada kombinasi 2 atau 3 faktor resiko sekaligus.

Ketika pasok arteri koroner tidak mencukupi kebutuhan maka tidak terjadi keseimbangan antara pasok (supply) dan kebutuhan (demand) hal mana akan memberikan gangguan. Gangguan berupa angina pektoris, angina pektoris adalah nyeri dada yang timbul karena suplai oksigen tidak memenuhi kebutuhan miokard. Angina pektoris dengan penyempitan pembuluh darah dibawah 60% disebut angina pektoris stabil, dimana nyeri dada akan berkurang dalam 5-20 menit setelah istirahat. Sebaliknya angina pektoris dengan penyempitan pembuluh darah melebihi 60% disebut angina pektoris tidak stabil, dmana nyeri dada akan berlangsung lebih dari 20 menit.

ANGINA PEKTORIS STABIL

Gambaran klinis angina pektoris stabil:

o Lokasinya biasanya di dada, substernal atau sedikit di kirinya, dengan menjalar ke leher, rahang, bahu kiri sampai dengan lengan dan jari-jari bagian ulnar, punggung/pundak kiri.

o Kualitas nyeri biasanya merupakan nyeri yang tumpul seperti rasa tertindih/berat di dada, rasa desakan yang kuat dari dalam atau dari bawah diafragma, seperti diremas-remas atau dada mau pecah dan biasanya pada keadaan terberat di sertai keringat dingin dan sesak napas serta perasaan takut mati.

o Kuantitas nyeri yang pertama sekali timbul biasanya agak nyata, dari beberapa menit sampai kurang dari 20 menit. Nyeri dapat dihilangkan dengan nitrogliserin sublingual dalam hitungan detik sampai beberapa menit. Nyeri tidak terus-menerus, tapi hilang timbul dengan intensitas yang makin bertambah atau makin berkurang sampai terkontrol.

Page 2: PENYAKIT JANTUNG KORONER

Gradasi beratnya nyeri dada telah dibuat oleh Canadian Cardiovaskuler Society sebagai berikut:

o Klas I, Aktivitas sehari-hari seperti jalan kaki, berkebun, naik tangga 1-2 lantai dan lain-lain tak menimbulkan nyeri dada. Nyeri dada baru timbul pada latihan yang berat, berjalan cepat serta terburu-buru waktu kerja atau bepergian.

o Klas II, Aktivitas sehari-hari agak terbatas, misalnya nyeri dada timbul bila melakukan aktivitas lebih berat dari biasanya, seperti jalan kaki 2 blok, naik tangga lebih dari 1 lantai dengan kecepatan yang biasanya.

o Klas III, Aktivitas sehari-hari nyata terbatas. Nyeri dada timbul bila berjalan 1-2 blok, naik tangga 1 lantai dengan kecepatan yang biasa.

o Klas IV, Bisa timbul waktu istirahat sekalipun. Hampir semua aktifitas menimbulkan nyeri dada.

ANGINA PEKTORIS TIDAK STABIL

Yang dimasukkan ke dalam angina pektoris tak stabil yaitu: 1. Pasien dengan angina yang masih baru dalam 2 bulan, di mana angina cukup berat dan frekuensi cukup sering, lebih dari 3 kali per hari. 2. Pasien dengan angina yang makin bertambah berat, sebelumnya angina stabil, lalu serangan angina timbul lebih sering, dan lebih berat sakit dadanya, sedangkan faktor presipitasi makin ringan. 3. Pasien dengan serangan angina pada waktu istirahat. Nyeri dada dapat disertai keluhan sesak napas, mual, sampai muntah, kadang-kadang disertai keringat dingin. Pada pemeriksaan jasmani sering kali tidak ada yang khas.

Pada tahun 1989 Braunwald menganjurkan dibuat klasifikasi supaya ada keseragaman. Klasifikasi berdasarkan beratnya serangan angina dan keadaan klinik.

Beratnya angina:

o Kelas I, Angina yang berat untuk pertama kali, atau makin bertambah beratnya nyeri dada.o Kelas II, Angina pada waktu istirahat dan terjadinya subakut dalam 1 bulan, tapi tak ada

serangan angina dalam waktu 48 jam terakhir.o Kelas III, Adanya serangan angina waktu istirahat dan terjadinya secara akut baik sekali atau

lebih, dalam waktu 48 jam terakhir.

Keadaan klinis:

o Kelas A, Angina tak stabil sekunder, karena adanya anemia, infeksi lain atau febris.o Kelas B, Angina tak stabil yang primer, tak ada faktor ektra kardiak.o Kelas C, Angina yang timbul setelah serangan infark jantung.

Intensitas pengobatan:

o Tidak ada pengobatan atau hanya mendapat pengobatan minimal.o Timbul keluhan walaupun telah dapat terapi yang standart.

Page 3: PENYAKIT JANTUNG KORONER

o Masih timbul serangan angina walaupun telah diberikan pengobatan yang maksimum, dengan penyekat beta, nitrat, dan antagonis kalsium.

Referensi:

Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV jilid III halaman 1606-1614.

Penyakit kardiovaskuler (PKV) oleh Lily l. Rilantono halaman 40-55 dan 121-139.

Buku ajar kardiologi fakultas kedokteran UI halaman 159-161.