Pentingnya Pengembangan Rencana Pengembangan Sekolah

41
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari salah satu fungsi manajemen sekolah yang amat penting yang harus dimiliki sekolah. RPS berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam rangka menuju tujuan sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan. Berdasarkan pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, khususnya pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), mulai sekarang setiap sekolah pada semua satuan, jenis dan jenjang pendidikan termasuk SD harus memenuhi SNP tersebut. Salah satu upaya untuk mencapai SNP, setiap sekolah wajib membuat RPS. RPS wajib dibuat oleh semua SD, baik yang termasuk kelompok rintisan, potensial, nasional maupun interna sional. RPS harus dimiliki oleh setiap sekolah sebagai panduan dalam penyelenggaraan pendidikan, baik untuk jangka panjang (20 tahun), menengah (5 tahun) maupun pendek (satu tahun). Diharapkan, semua jenis kelompok sekolah menggunakan format RPS yang sama. Perbedaannya terletak pada isi, kedalaman, dan luasan atau cakupan program sesuai dengan kondisi sekolah dan tuntutan masyarakat sekitarnya. Perbedaan lainnya adalah lama waktu pencapaian SNP. Bagi 1

description

Managemen Pendidikan

Transcript of Pentingnya Pengembangan Rencana Pengembangan Sekolah

BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari salah satu fungsi manajemen sekolah yang amat penting yang harus dimiliki sekolah. RPS berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam rangka menuju tujuan sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan.Berdasarkan pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, khususnya pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), mulai sekarang setiap sekolah pada semua satuan, jenis dan jenjang pendidikan termasuk SD harus memenuhi SNP tersebut. Salah satu upaya untuk mencapai SNP, setiap sekolah wajib membuat RPS. RPS wajib dibuat oleh semua SD, baik yang termasuk kelompok rintisan, potensial, nasional maupun internasional.RPS harus dimiliki oleh setiap sekolah sebagai panduan dalam penyelenggaraan pendidikan, baik untuk jangka panjang (20 tahun), menengah (5 tahun) maupun pendek (satu tahun). Diharapkan, semua jenis kelompok sekolah menggunakan format RPS yang sama. Perbedaannya terletak pada isi, kedalaman, dan luasan atau cakupan program sesuai dengan kondisi sekolah dan tuntutan masyarakat sekitarnya. Perbedaan lainnya adalah lama waktu pencapaian SNP. Bagi sekolah yang memiliki potensi lebih tinggi dari pada sekolah lain akan dapat mencapai SNP relatip lebih cepat. Demikian sebaliknya, bagi sekolah yang miskin potensi akan lebih lamban dalam mencapai SNP. Namun demikian harapannya adalah semua sekolah tersebut dalam kurun waktu tertentu mencapai SNP yang ditentukan oleh pemerintah. Standar Nasional Pendidikan yang harus dicapai oleh tiap sekolah tersebut meliputi standar kelulusan, kurikulum, proses, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, pengelolaan, dan penilaian pendidikan. Sangat dimungkinkan suatu sekolah telah memenuhi standar kelulusan tetapi fasilitasnya belum standar atau sebaliknya. Suatu sekolah sekarang kondisinya kurang dalam standar fasilitas seperti ruang kelas, laboratorium, buku, dan sebagainya dan secara bertahap akan dipenuhi selama kurun waktu tertentu. Sementara itu kondisi gurunya telah memenuhi SNP. Begitu seterusnya pada aspek-aspek lainnya. Suatu sekolah dimungkinkan dalam waktu lima tahun mampu mencapai SNP,sementara itu terdapat sekolah untuk mencapai SNP memerlukan waktu 15 tahun. Semua itu sangat tergantung kepada unsur-unsur yang ada di sekolah itu sendiri. Dan apabila suatu sekolah telah memenuhi SNP, maka diharapkan akan mampu menyelenggarakan pendidikan secara efektif, efisien, berkualitas, relevan, dan mampu mendukung tercapainya pemerataan pendidikan bagi masyarakat luas. Oleh karena itu dipandang sangat penting adanya suatu pedoman pencapaian SNP yang mampu memberikan arah dan pegangan bagi tiap sekolah dalam rangka pencapaian SNP tersebut. Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) diharapkan menjadi salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut, baik bagi sekolah rintisan, potensial maupun nasional.

B. Rumusan Masalah a. Apa pentingnya pengembangan RPS (Rencana Pengembangan Sekolah ) ?b. Apa saja 12 jenis pentingnya pengembangan RPS ?c. Bagaimana proses penyusunan RPS ?

C. Tujuan Masalah a. Mengetahui pentingnya pengembangan RPS (Rencana Pengembangan Sekolah ) b. Mengetahui 12 jenis pentingnya pengembangan RPS c. Mengetahui bagaimana proses penyusunan RPS

BAB IIPEMBAHASANA. Pentingnya Pengembangan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) Setiap sekolah pada umumnya telah memiliki visi, misi, dan tujuan yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, mutlak diperlukan adanya suatu pengembangan program sekolah. Berbagai program yang dikembangkan tersebut harus relevan dengan visi dan misi sekolah serta sebagai bentuk penjabaran yang lebih rinci, terukur, dan feasible untuk dilaksanakan disekolah. Pengembangan program sekolah hendaknya dilakukan melalui penahapan yang sistematis dengan langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara akademik, yuridis, maupun sosial. Pengembangan program sekolah juga harus mempertimbangkan potensi dan kemampuan sekolah, sejauh mana kekuatan sekolah dan lingkungan mendukung keterlaksanaan program, dan apakah terdapat ancaman atau hambatan dalam pelaksanaan nantinya. Sekolah dapat menentukan seberapa besar peluang yang ada dari program yang dikembangkan untuk diterapkan sebagai suatu rencana-rencana kegiatan yang dapat ditempuh dengan tingkat keberhasilan tinggi. Sekolah yang menyusun program tanpa mengindahkan berbagai pertimbangan tersebut akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan baik penyimpangan dalam bentuk perubahan atau penggantian program, kemacetan program, tidak terlaksanya program, banyaknya hambatan yang muncul, maupun penyimpangan keuangan. Terjadinya penyimpangan-penyimpangan program tersebut merupakan suatu pemborosan dan kerugian dalam berbagai bidang yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kegagalan keberhasilan yang diinginkan. Begitupun dengan sekolah yang programnya tidak terukur, tidak jelas, tidak aplicable, dan tidak fokus, dampak yang terjadi akan lebih besar dan berpotensi merugikan semua pihak. Terjadinya kekeliruan manajmen sekolah juga disebabkan kondisi program sekolah yang salah, begitupun sebaliknya. Pada sisi lain, kesuksesan sekolah dalam bentuk prestasi akademik maupun nonakademik tidak terlepas dari program sekolah yang ditata dengan baik dan benar. Sustainabilitas keberhasilan sekolah bertaraf nasional dan internasional juga disebabkan adanya kejelasan program sekolah yang memiliki sifat jangka menengah dan jangka panjang. Oleh karena itu, pengembangan program-program sekolah, baik secara kualitas maupun kuantitas, dianggap sangat penting sehingga penyelenggaraan pendidikannya dapat terarah dengan langkah-langkah pelaksanaan yang mantap. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan perencanaan program bagi sekolah potensial adalah : a. Secara ideal, RPS memiliki dua jenis, yaitu RPS untuk jangka panjang (diatas lima tahun) dan menengah (lima tahun) disebut dengan rencana strategis dan RPS jangka pendek (satu tahun) disebut rencana operasional. b. Prosedur pembuatan RPS mengacu pada langkah-langkah yang digunakan dalam pembuatan RPS, demikian juga dalam proses pembuatannya dan c. Secara substansi, isi perencanaan program yang dikembangkan dalam RPS disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah masing-masing tetapi tetap mengacu pada aspek-aspek SNP.1. Pengembangan Program Sekolah Pengembangan aspek-aspek pendidikan yang disususn dalam RPS akan menjawab pertanyaan tentang bagaimana mengatasi kesenjangan antara fakta yang ada disekolah dan apa hasil yang diharapkan dapat dicapai. Adapun aspek-aspek yang harus dikembangkan dan disusun dalam RPS minimal harus berisi sebagai berikut: Pengembangan Sumber Daya Manusia Sekolah. Seperti telah disebutkan sebelumnya, aspek-aspek SDM sekolah yang harus dikembangkan terdiri atas aspek pengembangan intake sekolah (calon peserta didik), tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan tim pengembang sekolah. Sasaran/Program Pengembangan Pengelolaan Calon peserta didik baru. Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dan program yang dapat dikembangkan antara lain: pertama, penerimaan calon peserta didik baru, sasarannya adalah terwujudnya rekruitmen atau penerimaan calon peserta didik baru. Selanjutnya, sekolah mengembangkan berbagai program yang akan dilaksanakan diantaranya, a) Menentukan kriteria calon peserta didik baru b) Menentukan persyaratan masuk sebagai calon peserta didik baru c) Menentukan prosedur atau mekanisme penerimaan calon peserta didik baru, d) Melaksanakan penerimaan calon peserta didik baru, e) Menentukan dan menetapkan calon peserta didik baru f) Melaksanakan evaluasi penyelenggaraan penerimaan calon peserta didik baru dan, g) Membuat laporan kepada berbagai pihak terkait.

Untuk melaksanakan sasaran tersebut, sekolah perlu mengembangkan berbagai strategi diantaranya adalah: a) Bekerjasama dengan komite sekolah, sekolah sekitar, dan sebagainya, b) Melaksanakan rekruitmen dengan tes dan nontes untuk memperoleh calon peserta didik yang memadai, c) Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kotad) Melaksanakan sosialisasi dan promosi kepada masyarakate) Bekerjasama dengan lembaga bimbingan atau lainnya untuk ikut serta melaksanakan tes dan strategi lain yang mendukung tercapainya sasaran ini. Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dalam pengembangan sasaran ini antara lain: a) Tersusunnya kriteria calon peserta didik baru, b) Tersusunya pedoman persyaratan masuk sebagai calon peserta didik baru c) Tersusunnya pedoman prosedur atau mekanisme penerimaan calon peserta didik baru, d) Tersusunnya pedoman pelaksanaan penerimaan calon peserta didik baru e) Ditetapkannya sejumlah calon peserta didik baru sesuai kebutuhan sekolah f) Terlaksananya evaluasi penyelenggaraan penerimaan calon peserta didik barug) Terwujudnya dokumen pelaporan kepada berbagai pihak terkait dan h) Tersusunnya panitia khusus yang menangani penerimaan calon peserta didik baru. Kedua, penyiapan calon peserta didik memasuki kelas I/II dan penempatannya pada kelas VI. Sasarannya adalah terwujudnya penyiapan calon peserta didik sebelum memasuki kelas VII dan ditempatkannya peserta didik baru sesuai dengan hasil matrikulasi. Selanjutnya sekolah mengembangkan berbagai program diantaranya: a) Melaksanakan tes penempatan atau placement testb) Menyusun materi test penempatan c) Menganalisis hasil tes d) Mengelompokkan anak berdasarkan hasil tes e) Melaksanakan matrikulasi sesuia hasil tes f) Melaksanakan tes akhir g) Menempatkan siswa baru sesuai atau berdasarkan hasil tes akhir tersebut dan h) Melaksanakan program lain yang mendukung terhadap pelaksanaan matrikulasi. Disamping program matrikulasi, sekolah dapat mengembangkan program lain yang bersifat orientasi siswa terhadap sekolah dan lingkungannya (MOS). Strategi yang ditempuh untuk penyiapan calon peserta didik baru tersebut antara lain:

a) Membentuk panitia khusus b) Bekerjasama dengan perguruan tinggi atau LPMP untuk penyusunan materi c) Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota d) Membentuk tim khusus yang terdiri atas guru-guru pelaksana matrikulasi sesuai dengan bidangnya e) Bekerjasama dengan Komite Sekolah dalam hal pembiayaan f) Dalam pelaksanaannya, dijadikan satu dengan program MOS, dan g) Menetukan strategi lain yang diperlukan. Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah: a) Terlaksananya tes penempatan atau placemen testb) Tersusunnya materi tes penempatan c) Terlaksananya tes penempatan d) Teranalisisnya hasil tese) Terwujudnya pengelompokkan anak berdasarkan hasil tes f) Terlaksananya matrikulasi sesuai hasil tes g) Terlaksananya tes akhir h) Ditempatkannya siswa baru sesuai atau berdasarkan hasil tes akhir tersebut i) Terlaksananya program orientasi siswa (MOS). Sasaran/ Program Pengembangan Tenaga Pendidik (Guru). Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan tenaga pendidik ini adalah terwujudnya peningkatan kompetensi dan profesi tenaga pendidik (guru) sesuai dengan SNP sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain:a) Peningkatan kompetensi guru bidang pengembangan KTSP, b) Peningkatan kompetensi guru bidang manajemen pembelajaran, c) Peningkatan kompetensi guru bidang pengembangan strategi pembelajaran (CTL, mastery learning, PAKEM), d) Peningkatan kompetensi guru bidang pengembangan media pembelajaran e) Peningkatan kompetensi guru dalam penggunaan ICT (komputer, internet, dan perangkat ICT lainnya), f) Peningkatan kompetensi dalam PTK, g) Peningkatan kompetensi dalam bidang bahasa inggris dan sebagainya. Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran-sasaran tersebut antara lain:a) Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal disekolah b) Mengirimkan guru dalam MGMP c) Melaksanakan kerjasama LPMP, d) Melaksanakan in house training e) Melaksanakan kerjasama dengan lembaga/instansi lain, khususnya dalam peningkatan guru bidang ICTf) Melaksanakan magang dan kunjungan sekolah lain, g) Melaksanakan kerjasama dengan LPTI perguruan tinggi. Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah:a) Tercapainya peningkatan kompetensi guru bidang pengembangan KTSP, b) Tercapainya peningkatan kompetensi guru bidang manajmen pembelajaran, c) Tercapainya peningkatan kompetensi guru bidang pengembangan strategi pembelajaran (CTL, mastery learning, PAKEM), d) Tercapainya peningkatan kompetensi guru bidang pengembangan media pembelajaran, e) Tercapainya peningkatan kompetensi guru dalam penggunaan ICT (komputer, internet, dan perangkat ICT lainnya), f) Tercapainya peningkatan kompetensi dalam PTK, bahasa inggris dan sebagainya. Sasaran/Program Pengembangan Kepala Sekolah Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan sitasional) dari pengembangan kepala sekolah adalah terwujudnya peningkatan kompetensi dan profesi kepala sekolah sesuai dengan karakteristik pimpinan yang tangguh sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain : a) Peningkatan kompetensi manajmen mutu b) Peningkatan kompetensi kepribadian, sosial, dan keterampilan dalam berbagai bidangc) Peningkatan kompetensi dalam bidang komunikasi, d) Peningkatan kompetensi dalam bidang ICT, e) Peningkatan kompetensi dalam bidang bahasa inggris f) Peningkatan kompetensi dalam pengembangan KTSP, dan peningkatan kompetensi lain sebagai kepala sekolah.Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah: a) Tercapainya peningkatan kompetensi manajmen mutu b) Tercapainya peningkatan kompetensi kepribadian, sosial, dan keterampilan dalam berbagai bidangc) Tercapainnya peningkatan kompetensi dalam bidang komunikasi, d) Tercapainya peningkatan kompetensi dalam bidang ICT, e) Tercapainya peningkatan kompetensi dalam bidang bahasa inggris f) Tercapainya peningkatan kompetensi dalam pengembangan KTSP, dan tercapainya peningkatan kompetensi lain sebagai kepala sekolah. 2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sasaran tujuan jangka pendek atau tujuan situasional dari pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini adalah terwujudnya KTSP di sekolah sesuai kondisi dan kemampuan sekolah sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain: a) Sosialisasi dan pemantapan permendiknas nomor 22, 23, 24 Tahun 2006, b) Pengumpulan dokumen dan referensi untuk bahan penyusunan KTSP, c) Pembentukan tim khusus pengembang KTSP,d) Pelaksanaan penyusunan KTSP. Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujdkan sasaran tersebut antara lain: a) Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal disekolah b) Melakukan kerjasama dengan BSNP/pusat kurikulum/pusat penilaian pendidikan c) Melaksanakan in house training atau pendampingan bagi tim penyusun KTSP, d) Melakukan kerjasama dengan lembaga/instansi lain, khususnya dalam penyusunan KTSP,e) Melaksanakan magang dan kunjungan ke sekolah lain, f) Melaksankan kerjasama dengan LPTI, g) Melaksanakan seminar atau lokakarya Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah: a) Terealisasinya sosialisasi dan pemantapan Permendiknas Nomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006, b) Terwujudnya kumpulan dokumen dan referensi untuk bahan penyusunan KTSP, c) Terbentuknya tim khusus pengembang KTSP, d) Terlaksananya penyusun KTSP, e) Terwujudnya dokumen KTSP untuk semua mata pelajaran, 3. Pengembangan Proses Belajar Mengajar (PBM) Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan PBM adalah terwujudnya PBM disekolah yang sesuai SNP sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain: a) Sosialisasi dan pemantapan berbagai strategi pembelajaranb) Peningkatan perencanaan proses pembeajaranc) Peningkatan pelaksanaan pembelajaraan dengan penerapan berbagai strategi pembelajaran (CTL, moving class, pembelajaran tuntas), d) Peningkatan pembuatan modul pembelajaran e) Peningkatan pengembangan penilaian hasil pembelajaran f) Peningkatan pengembangan pengawasan pembelajaran. Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara lain: a) Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal disekolah b) Melakukan kerjasama dengan BSNP/Pusat Kurikulum/Pusat Penilaian Pendidikan,c) Melaksanakan pedampingan bagi guru-guru dalam PBMd) Melakukan kerjasama dengan lembaga/instansi lain, khususnya dalam pengembangan PBM e) Melakukan magang dan kunjungan ke sekolah lain, f) Me;akukan kerjasama dengan LPTK, Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah :a) Terealisasinya sosialisasi dan pemantapan berbagai strategi pembelajaran, b) Tercapainya peningkatan perencanaan proses pembelajaran oleh guru-guru c) Tercapainya peningkata pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan berbagai strategi pembelajaran (CTL, Pembelajaran tuntas, moving class) d) Tercapainya peningkatan pembuatan modul pembelajaran e) Tercapainya peningkatan pengembangan penilaian hasil pembelajaran f) Tercapainya peningkatan pengembangan pengawasan pembelajaran. 4. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendidikan Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan sarana dan prasarana adalah terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan disekolah yang sesuai dengan SNP sehingga program-program Panduan Sekolah Potensial menjadi SSn dikembangkan adalah memanfaatkan dana yang ada dan atau mencari terobosan lain dalam penambahan dana, yaitu : a) Perbaikan/pengadaan/pembangunan gedung, laboratorium, dan ruang-ruang sesuai kebutuhan sekolah b) Pengadaan/penambahan peralatan praktikum laboratorium IPA c) Pengadaan peralatan praktik laboratorium komputer d) Pengadaan peralatan praktik laboratorium bahasa e) Pengadaan peralatan OR, kesenian dan keterampilan f) Pengadaan bahan-bahan praktikum IPA, kompter, bahasa g) Penambahan ATK sesuai sasaran h) Penambahan modul, buku referensi, manual, diktat, majalah, jurnali) Perbaikan/penambahan pemasangan jaringan internet, j) Pengadaan/penambahan media pendidikan pada semua mata pelajarank) Peningkatan perawatan sarpras sekolah l) Pengadaan/penambahan sarana TU m) Pelaksana pengadaan/perbaikan/penambahan sarprasn) Pelaksanaan evaluasi pengembangan sarpras dan sebagainya sesuai dengan sasaran dan program. Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara lain: a) Membentuk tim khusus b) Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal disekolah c) Melakukan kerjasama dengan komite sekolah d) Melakukan kerjasama dengan lembaga/instansi lain, khususnya dalam pengadaan sarprase) Mengadakan kunjungan ke sekolah lainf) Melakukan kerjasama dengan LPTI/perguruan tinggi g) Melakukan kerjasama dengan dunia usaha/industri. 5. Pengembangan Manajmen Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan manajmen sekolah adalah terwujudnya manajmen sekolah yang sesuai SNP sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain: a) Penyosialisasian dan pemantapan manajmen berbasis sekolah dan manajmen mutu pendidikan b) Pembuatan RPS, c) Peningkatan pemanfaatan ICT sekolah d) Peningkatan kerjasama dengan stakeholders, e) Peningkatan implementasi prinsip-prinsip kemandirian-transparansi-partisipasi-akuntabilitas-sustainabilitas program sekolah f) Peningkatan pengawasan, supervisi, monitoring, dan evaluasi program sekolahg) Pembuatan pelaporan pelaksanaan, hasil, dan penggunaan dana sekolahh) Peningkatan pemanfaatan dan tidak lanjut pelaporan.

Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara lain: a) Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal disekolah b) Melakukan kerjasama dengan komite sekolahc) Melaksanakan in house training atau pendampingan bagi pimpinan sekolahd) Melakukan kerjasama dengan lembaga/instansi lain, khususnya dalam pengembangan manajmen sekolah e) Melakukan magang dan kunjungan ke sekolah lain, f) Kerjasama dengan LPT (Perguruan Tinggi) Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran ini adalah: a) Terealisasinya sosialisasi dan pemantapan manajmen berbasis sekolah dan manajmen mutu pendidikan b) Terlaksananya pembuatan RPS dan dihasilkannya dokumen RPSc) Tercapainya peningkatan pemanfaatan ICT sekolah d) Tercapainya peningkatan kerjasama dengan stakeholders e) Tercapainya peningkatan implementasi prinsip-prinsip kemandirian transparansi-partisipasi-akuntabilitas-sustainabilitas program sekolahf) Tercapainya peningkatan pengawasan, supervisi, monitoring, dan evaluasi program sekolahg) Terwujudnya pelaporan pelaksanaan, hasil, dan penggunaan dana sekolah dalam bentuk dokumen, h) Tercapainya peningkatan pemanfaatan dan tindak lanjut pelaporan. 6. Pengmbangan Sumber Dana dan Pendanaan Pendidikan Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan sumber dana dan pendanaan atau pembiayaan pendidikan adalah terpenuhinya sumber dana dan pendanaan pendidikan yang sesuai SNP sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain :a) Sosialisasi pendanaan pendidikan, b) Penggalian sumber dana dari luar sekolah, c) Penggalian dana pendidikan, d) Penyusunan anggaran pendidikan, e) Pengembangan unit-unit usaha sekolah, Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara lain a) Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal di sekolah, b) Melakukan kerjasama dengan komite sekolah, c) Melakukan kerjasama dengan dunia usaha/industry, d) Melakukan kerjasama dengan lembaga/instansi lain yang mendukung pembiayaan pendidikan, e) Mendirikan usaha di sekolah, f) Memberdayakan potensi sumber daya sekolah, Hasil yang dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah a) Terealisasinya sosialisasi pendanaan pendidikan, b) Terwujudnya penggalian sumber dana dari luar sekolah dan diperoleh peningkatan sumber dana, c) Terealisasinya penggalian dana pendidikan dan dihasilkan peningkatan dana pendidikan,d) Terealisasinya penyusunan anggaran pendidikan, e) Terwujudnya pengembangan unit-unit usaha di sekolah, 7. Pengembangan Sistem penilaianSasaran (tujuanjangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan sistem penilaian adalah terwujudnya system penilaian yang sesuai SNP sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain: a) Penyosialisasian system penilaian pendidikanb) Peningkatan perencanaan penilaian berbasis kelasc) Peningkatan pelaksanaan penilaian oleh gurud) Peningkatan supervisi, monitoring , dan evaluasi dalam pelaksanaan penilaian e) Peningkatan manajemen penilaian dengan pemanfaataan ICTStrategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara laina) Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal di sekolahb) Melakukan kerjasama dengan Komite Sekolahc) Melakukan kerjasama dengan Puspendik/Puskurd) Melakukan kerjasama dengan LPMP/LPTKe) Melakukan kerjasama dengan lembaga kursusf) Melakukan kerjasama dengan TelkomHasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah a) Terwujudnya sosialisasi system penilaian pendidikanb) Tercapainya peningkatan perencanaan penilaian berbasis kelasc) Tercapainya peningkatan pelaksanaan penilaian oleh gurud) Tercapainya peningkatan supervisi, monitoring, dan evaluasi dalam pelaksanaan penilaiane) Tercapainya peningkatan manajemen penilaian dengan memanfaatkan ICT8. Pengembangan Lingkungan SekolahSasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan lingkungan sekolah adalah tewujudnya lingkungan sekolah yang kondusif, sehat, dan nyaman guna mendukung proses pembelajaran di sekolah sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara laina) Penyosialisasian lingkungan sekolah b) Peningkatan perencanaan program pemberdayaan lingkungan sekolahc) Peningkatan penataan lingkungan sekolahd) Peningkatan supervisi, monitoring, dan evaluasi dalam penataan lingkungan sekolahe) Peningkatan manajemen penataan lingkungan sekolahStrategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebubut antara laina) Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal di sekolahb) Melaksanakan kerjasama dengan Komite Sekolahc) Melakukan kerjasama dengan masyarakat d) Melakukan kerjasama dengan LPTI/instansi lain yang relevane) Melakukan kerjasama dengan Dinas Tata Kota Daerahf) Melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit/puskesmas Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalaha) Terwujudnya sosialisasi lingkungan sekolahb) Tercapainya peningkatan perencanaan program pemberdayaan lingkungan sekolahc) Tercapainya peningkatan penataan lingkungan sekolahd) Tercapainya peningkatan supervisi, monitoring, dan evaluasi dalam penataan lingkungan e) Tercapainya peningkatan manajemen penataan lingkungan sekolah9. Pengembangan Budaya Sekolah Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan budaya sekolah adalah terwujudnya budaya sekolah yang kondusif dan bermutu untuk mendukung proses pembelajaran di sekolah sehingga program-progaram yang dapat dikembangkan antara laina) Penyosialisasian budaya mutu sekolahb) Penigkatan perencanaan program pengembangan budaya mutu sekolah c) Peningkatan implementasi budaya mutu sekolahd) Penigkatan supervisi, monitoring, dan evaluasi dalam program budaya mutu sekolahe) Peningkatan manajemen program budaya mutu sekolahStrategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sarana tersebut antara laina) Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal di sekolahb) Melakukan kerjasama dengan Komite Sekolahc) Melakukan kerjasama dengan masyarakatd) Melakukan kerjasama dengan LPTI/instansi lain yang relevane) Melakukan kerjasama dengan dunia usaha/industryHasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sarana tersebut adalah a) Terwujudnya sosisalisasi budaya mutu di sekolahb) Tercapainya peningkatan perencanaan program pengembangan budaya mutu seekolahc) Tercapainya peningkatan implementasi budaya mutu sekolahd) Tercapainya peningkatan supervisi, monitoring, dan evaluasi dalam program budaya mutu sekolahe) Tercapainya penigkatan manajemen program budaya mutu sekolah10. Pengembangan Kegiatan Kesiswaan Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan kegiatan kesiswaan adalah terwujudnya berbagai kegiatan kesiswaan dalam berbagai bidang sehingga program-program yang dapat dikembangkan anara laina) Penyosialisasian kegiatan kesiswaanb) Penigkatan perencanaan program kegiatan kesiswaan (kegiatan IMTAQ, kreativitas, OR, kesenian, keterampilan, Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR), persiapan siswa mengikuti olimpiade Matematika, Biologi, atau Fisika, lomba mengarang dalam bahasa Indonesia, dan lomba berpidato dalam bahasa Inggris, pencegahan penyalahgunaan narkoba, dan pembangunan karakter bangsac) Peningkatan implementasi kegiatan kesiswaand) Peningkatan supervise, monitoring, dan evaluasi dalam program kegiatan kesiswaan e) Peningkatan manajemen program kegiatan keisiswaan Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara laina) Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal di sekolah b) Melakukan kerjasama dengan Komite Sekolahc) Melakukan kerjasama dengan masyarakatd) Melakukan kerjasama dengan LPTI/instansi lain yang relevan e) Melakukan kerjasama dengan dunia usaha/industryf) Melaksanakan lomba-lombaHasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah a) Terwujudnya sosialisasi kegiatan kesiswaanb) Tercapainya penigkatan perencanaan program kegiatan kesiswaan (kegiatan IMTAQ, kreativitas, OR, kesenian, keterampilan, Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR), persiapan siswa mengikuti olimpiade Matematika, Biologi, atau Fisika, lomba mengarang dalam bahasa Indonesia, dan lomba berpidato dalam bahasa Inggris, pencegahan penyalahgunaan narkoba, dan pembangunan karakter bangsac) Tecapainya peningkatan implemantasi kegiatan kesiswaan dan hasil-hasil atau prestasi akademik dan nonakademikd) Tercapainya peningkatan supervisi, monitoring, dan evaluasi dalam program kegiatan kesiswaan e) Tercapainya peningkatan manajemen program kegiatan kesiswaan11. Pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar (PTD)Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan PTD adalah terwujudnya proses pembelajaran PTD di sekolah sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara laina) Penyosialisasian PTD di sekolahb) Penyusunan perencanaan program PTD c) Pengimplementasian PTDd) Peningkatan supervise,monitoring, dan evaluasi dalam program PTDe) Peningkatan manajemen program PTDStrategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara lain a) Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal di sekolahb) Melakukan kerjasama dengan Komite Sekolahc) Melakukan kerjasama dengan masyarakatd) Melakukan kerjasama dengan LPTI/instansi lain yang relevane) Melakukan kerjasama dengan dunia usaha/industryf) IHTHasil yang dihaarapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalaha) Terwujudnya sosialisasi PTD di sekolahb) Terwujudnya penyusunan perencanaan program PTDc) Terealisasinya implemantasi PTDd) Tercapainya peningkatan supervise, monitoring, dan evaluasi dalam program PTDe) Tercapainya peningkatan manajemen program PTD12. Pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup/Pkh (Life Skills Education)Sasaran (tijuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan PKH di sekolah sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain:f) (1) senyosialisasian PKH di sekolah, g) (2) penyusunan dan perencanaan program PKH, h) (3) pengimplementasian PKH, i) (4) peningkatan supervisi, monitoring, dan evaluasi dalam program PKH, j) (5) peningkatan manajemen program PKH, dan sebagainyak) Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sarana tersebut antara lain l) (1) Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal di sekolah, m) (2) melakukan kerja sama dengan komite sekolah, n) (3) melakukan kerja sama dengan masyarakat, o) (4) melakukan kerjasama dengan LPTK/instansi lain yang relevan, p) (5) melakukan kerjasama dengan dunia usaha atau industry, q) (6) IHT, dan sebagainya.r) Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah: s) (1) terwujudnya sosialisasi tentang PHK di sekolah, t) (2) terwujudnya penyusunan perencanaan program PHK, u) (3) terealisasinya implementasi PHK, v) (4) tercapainya peningkatan supervisi, monitoring, dan evaluasi dalam program PKH, w) (5) tercapainya peningkatan manajemen program PKH, dan sebagainya.

B. Proses Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah Dalam penyusunan RPS harus diterapkan prinsip-prinsip, yaitu mengubah kondisi nyata menjadi kondisi yang dinginkan (ideal), mencapai prestasi siswa, membawa perubahan yang baik (peningkatan/pengembangan), sistematis, terarah, terpadu (saling terkait dan sepadan), menyeluruh tanggap terhadap perubahan, demand driven (berdasarkan kebutuhan), partisipasi, keterwakilan, transparansi, data driven, realistic sesuai dengan hasil analisis SWOT, dan berdasarkan pada hasil review dan evaluasi. Factor penting yang harus diperhatikan oleh setiap sekolah adalah konsistensi antara perencanaan dan pelakasanaan pengebangan sekolah. Perencanaan sekolah yang baik akan memberikan kontribusi keberhasilan yang besar dakam inplementasinya, sedangkan perencanaan yang kurang baik akan memberikan dampak yang kurang baik pula terhadap inplementasinya. Oleh karena itu, setiap membuat RPS, sekolah harus mempertimbangkan berbagai factor yang mempengaruhinya seperti kondisi leingkungan strategis , kondisi sekolah saat ini, dan harapan masa mendatang. Alur berfikir dan keterkaitan antara perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sekolah dapat dilihat pada gambar berikut:Penyusunan dan pelaksanaan perencanaan pengembangan sekolah

(belum menjadi SSNdiharapkan menjadi SSN

1. Langkah-langkah penyusunan RPS Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, RPS berisi dua rencana pengembangan pendidikan ditinjau dari jangka waktunya, yaitu Rencana Strategis (Rrenstra) sekolah dalam jangka menengah (5 tahunan), dan rencana operasional (Renop) sekolah dalam jangka pendek (1 tahunan). Renstra adalah suatu perencanaan pengembangan sekolah rintisan SBI yang menggambarkan tentang program-program sekolah yang akan dilaksanakan dan dicapai selama kurun waktu 5 tahun. Program-program tersebut lebih bersifat garis besar, baik menyangkut fisik maupun non fisik pada standar internasional.Renop merupakan bagian yang tak terpisahkan dari renstra dan lebih merupakan penjabaran operasional dari renstra. Program-program dalam renop lebih rinci dan akan dilaksanakan dalam 1 tahun. Renstra dibuat pada awal tahun untuk lima tahun mendatang sedangkan Renop dibuat pada tahun pertama dari 5 tahun yang akan dilaksanakan. Baik renstra maupun Renop semua sumber dana dan alokasi biaya sudah dapar dipresdiksi sebelumnya. Dalam hal program, baik Renstea maupun Renop harus memperhatikan kebutuhan sekolah masyarakat dan harus sesuai dengan SNP. Langakah-langkah penyusunan Renstra dalam RPS:a. Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah.Dalam analaisis lingkungan strategis sekolah, pihak sekolah melakukan kajian tentang factor-faktor eksternal sekolah yang dapat mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan. Berbagai factor tersebut diantaranya kondisi social masyarakat, kondisi social masyarakat dan nasional, kondisi geografis lingkungan sekolah, kondisi demografis masyarakat sekitar kondisi perpolitikan, kondisi keamanan lingkungan perkembangan globalisasi, perkembangan IPTEK, regulasi/kebijakan pemerintah pusat dan daerah, dan sebagainya. Hasil kajian tersebut dapat digunakan untuk menentukan visi sekolah.b. Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah saat ini.Suatu analisis analisis atau kajian yang dilakukan oleh sekolah untuk mengetahui semua unsure sekolah yang akan dan telah mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan dan hasil-hasilnya. Analisis tersebut lebih menitik beratkan pada analisis situasi pendidikan jenjang sekolah di sekitar sekolah yang bersangkutan, khususnya pada sekolah sejenis. Aspek atau unsur-unsur sekolah yang secara internal dapat dikaji antara lain kondisi saat initentang PBM, guru, kepala sekolah, tenaga TU, laboran, tenaga perpustakaan, sarana prasarana, media pengejaran, buku, peserta didik, kurikulum, menejemen sekolah, pembiayaan dan sumber dana sekolah, kelulusan, system penilaian/evaluasi, peran komite sekolah dan sebagainya. Hasil kajian tersebut dapat dirumuskan dalam education profile pada suatu daerah yang dapat dipergunakan untuk menentukan status atau potret pendidikan disekolah (SMP) saat ini sebagai sekolah yang belum menjadi SSN. Hasil tersebut selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi ideal yang diharapkan pada masa lima tahun mendatang sehingga dapat diketahui sejauh mana kesenjangan yang terjadi.c. Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah yang diharapkan pada lima tahun kedepan.Sekolah melakukan suatu kajian atau penelaahan cita-cita potret pendidikan yang berstandar internasional dimasa mendatang (khususnya dalam lima tahun mendatang). Dalam analisis situasi pendidikan sekolah yang diharapkan pada lima tahun mendatang, melibatkan semua stakeholders sekolah, khususnya mereka yang memiliki cara pandang yang visioner sehingga dapat menentukan kondisi sekolah yang ideal sekaligus terukur, feasible dan rasiona. Diharapkan apa yang menjadi idealism dalam lima tahun mendatang merupakan education profile yang ideal, yang mampu menjadi SSN secara penuh, baik dalam hal standar nasional tentang SKL, standar isi (KTSP), standar PBM, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarpras, standar pengelolaan, standar pembiayaan, maupun standar penilaian. Hasil analisis tersebut selanjutnya akan dipergunakan untuk dibandingkan dengan kondisi sekolah saat ini.d. Menentukan kesenjangan antara situasi pendidikan sekolah saat ini dan yang diharapkan lima tahun ke depanBerdasarkan hasil analisis sekolah saat ini dan analisis kondisi sekolah saat ini dan analisis kondisi sekolah yang ideal lima tahun mendatang, selanjutnya sekolah dapat menentukan kesenjangan yang terjadi antara keduanya. Kesenjangan itulah yang menjadi sasaran yang harus dicapai atau diatasi sehingga apa yang diharapkan sekolah secara ideal dapat dicapai. Dengan kata lain, kesenjangan tersebut merupakan selisih antara kondisi nyata sekarang dan sebelum sebagai rintisan SBI dengan kondisi nyata sekarang dan sebelum sebagai rintisan SBI dengan kondisi idealnya sebagai SBI.e. Merumuskan visi sekolahVisi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa yang akan datang. Imajinasi ke depan seperti itu akan selalu diwarnai oleh peluang dan tantangan yang diyakini akan terjadi di masa mendatang sebagai sekolah dengan standar internasonal. Dalam menentukan visi tersebut, sekolah harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan sebagai sekolah internasional. Beberapa contoh perkembangan ke depan perlu diperhatikan antara lain. 1) Perkembangan iptek yang sangat cepat akan berpengarauh pada semua aspek kehidupan, termasuk tekhnologi pendidikan2) Era global akan menyebabkan lalulintas tenaga kerja sangat mudah sehingga akan banyak tenaga kerja asing di Indonesia, sebaliknya tenaga kerja Indonesia di luar negeri3) Era informasi menyebabkan siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber sehingga guru dan sekolah bukan lagi satu-satunya sumber informasi4) Era global tampaknya juga berbengaruh terhadap prilaku dan moral manusia sehingga sekolah diharapkan berperan menanamkan akhlak kepada siswa5) Kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikanyang baik bagi anaknya ternyata berparalel dengan persaingan antar sekolah untuk menjaring anak yang pandai dengan orang tua yang penuh perhatian sehingga sekolah yang mutunya kurang baik akan mereka tinggalkan6) Di era EFTA akan dimuali bahasa Inggris yang sangat penting untuk sarana komunikasi didunia kerja7) Di EFTA juga sangat mungkin terjadi pembukaan cabang sekolah luar negeri di kota besar Indonesia, serta8) Mesyarakat semakin paham bahwa pendidikan bukan hanya untuk hal-hal yang bersifat kognitif sehingga prinsip multiple intelegence menjadi salah satu harapan, dan sebagainya.Rumusan visi sebagai sekolah protensial seharusnya memberikan isyarat:a) Berorientasi ke masa depan menuju SSN atau bahkan SBI secara utuh dan juga visi untuk jangka waktu yang lama,b) Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik dari pada sekarang, sesuai dengan norma dan harapan mesyarakat daerah,c) Mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin dicapai dengan SNP.d) Mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya inspirasi, semangat, dan komitmen warga untuk mewujudkan sekolah yang berstandar nasional.e) Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan pengembangan sekolah kea rah SSN.f) Menjadi dasar perumusan misi dan tujuan sekolah.

f. Merumuskan misi sekolahMisi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancanagan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi sekolah. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan sekolah yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya. Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukan tindakan dan bukan kalimat yang menunjukkan keadaan sebagaimana pada rumusan misi. Antara indicator visi dan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat benang merah yang jelas.Merumuskan tujuan sekolah selama lima tahun kedepan menuju SSN bertolak dari visi dan misi, selanjutnya merumuskan tujuan sekolah. Jika visi dan misi terkait dengan jangka waktu yang panjang, tujuan dikaitkan dengan jangka waktu menengah (lima tahunan). Dengan demikian pada dasarnya, tujuan merupakan tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi sekolah yang telah dirancang. Isis tujuan ini masih bersifat global dan konprehensif, baik isi yang mengarah pada pencapaian standar internasional pada aspek isi, proses, sarana, kelulusan, pengelolaan, pembiayaan, pendidik, maupun penilaian. Tiap-tipa aspek yang dikembangkan tiap tujuan dirumuskan secara umum atau belum terlalu opernasional. Perumusan program-program strategis bertujuan mencapai visi, misi, dan tujuan jangka menengah.Rumusan yang dibuat oleh sekolah tentang program-program lima tahunan masih hanya bersifat strategis. Artinya, masih bersifat utama, pokok, urgent, dan komprehensif. Program strategis tersebut harus sesuai dengan rumusan tujuan sebelumnya. Dengan kata lain, program yang dirumuskan merupakan penjabaran isi dari tujuan yang akan dicapai selama kurun waktu lima tahun menuju sekolah yang memenuhi SNP. Program tersebut belum operasional, hanya berisi garis besarnya. Selanjutnya, program tersebut akan dijabarkan lebih kongkret dan terukur secara operasional kedalam program Rencana Operasional (Renop).g. Menentukan strategi pelaksanaan pada sekolahSetelah program dirumuskan, hal yang harus dilakukan adalah menentukan strategi apa yang dijalankan untuk melaksanakan program tersebut secara efisien, sfektif, jitu, dan tepat. Karakteristik strategi adalah sesuai dengan tuntutan program, demikian pula sebaliknya, misalnya strategi untuk pencapaian program, pengembangan KTSP dirumuskan berbeda dengan strategi untuk mencapai standar prasarana atau fasilitas pendidikan. Oleh karena itu, dalam perumusan strategi harus mempertimbangkan keterlibatan pihak lain yang terkait dan kemampuan sekolah itu sendiri.h. Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan (milestone) Berdasarkan tujuan, program, strategi pencapaiannya yang telah disampaikan sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan tentang apa saja yang akan dihasilkan (sebagai output), baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dan dalam waktu beberapa lama akan dicapai (satu tahun, dua tahun atau lima tahun, dst). Misalnya, program pencapaian sarana dan prasarana pendidikan, apa saja bentuk hasil yang akan dicapai dalam jangka lima tahun. Demikian pula untuk hasil-hasil yang akan dicapai dari aspek-aspek pendidikan berstandar nasional yang lain.i. Menentukan rencana biaya (alokasi dana)Sekolah merencanakan alokasi anggaran biaya untuk kepentingan lima tahun. Rencananya biaya tersebut dapat dirumuskan pertahun sehingga dalam waktu lima tahun akan diketahui jumlah biaya yang diperlukan dan dari sumber biaya mana saja. Untuk membantu keakuratan dalam rancangan biaya pertahunya, rencana biaya untuk tahun pertama dapat dipergunakan sebagai dasar dalam menentukan biaya ditahun kedua, ketiga, dan keempat. Ada kemungkinan, suatu program biayanya makin lama makin berkurang karena telah terpenuhi sebelumnya atau sebaliknya, suatu program semakin lama makin banyak biayanya. Dalam batas waktu atau tahun tertentu besarnya biaya akan menyusut. Semua itu sangat bergantung kepada kemampuan sekolah dan daerah masing-masing.Dalam membuat rencana anggaran dari setiap besarnya alokasi dana, semua sumber dana harus dicantumkan, misalnya dana dari iuran rutin atau daerah, dari pusat, komite sekolah, atau sumber dana lainnya. Renstra bersifat global, maka tidak menjadi suatu masalah seandainya terjadi perubahan besarnya biaya dan asal sumber dana. Perubahan tersebut akan Nampak ketika sekolah menyusun renop pada tahun kedua, ketiga, dan keempat karena renstra hanya dibuat sekali saat awal tahun pertama atau dengan kata lain Renstra tidak boleh berubah setiap tahun dan yang diperbaharui adalah renopnya. Dengan penyusun rencana anggaran yang baik dalam renstra, akan sangat membantu sekolah dalam merumuskan strategi kedepan, khususnya dalam pencapaian anggaran pendidikan (RAPBS) yang memenuhi pembiayaan penyelenggaraan pendidikan.

j. Membuat rencana pemantauan dan efaluasiSekolah sebagai rintisa SBI harus merumuskan rencana supervisi, monitoring internasional, dan evaluasi internasional sekolahnya yang dilakukan oleh kepala sekolah dan tim yang dibantuk sekolah, merumuskan rencana supervisi yang akan dilakukan sekolah kesemua unsur sekolah, merumuskan monitoring setiap kegiatan sekolah oleh tim, dan harus merumuskan evaluasi kerja sekolah oleh tim. Siapa dan kapan rencana tersebut akan dilaksanakan harus dirumuskan secara jelas selama kurun waktu lima tahun. Dengan demikian, sekolah dapat memperbaiki kelemahan proses dan dapat mengetahui keberhasilan atau kegagalan tujuan.Pada akhirnya, sekolah akan mengetahui kapan suatu target akan dicapai dengan pasti. Tanpa ada langkah seperti ini, sekolah akan cenderung berjalan tanpa kejelasan dan kepastian. Selanjutnya, berdasarkan renstra tersebut kemudian disusun Rencana Oprasional Tahunan. Contoh fotmat renstra dapat dilihat pada lampiran. Secara skematis, penyusunan renstra dapat dilihat pada gambar berikit.

Lingkung setrategis jgjKondisi saat inivisiKesenjangan kondisiHarapan 5 th yang akan datangLingkungan strategisRencana strategis perencanaanTonggak-tonggak kunci keberhasilanRencana biayaMonitoring dan evaluasiMisi 1Tujuan 1 1Program 1Misi 2 3Misi 3Tujuan 2Program 2 2Program 3 Tujuan 3Langkah-Langkah Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Lima Tahun dalam Rencana Pengembangn Sekolah (RPS)

C. Langkah-Langkah Penyusunan Rencana Operasional (Renop) dalam RPSRenop disusun berdasarkan Renstra dan tidak boleh menyimpang dari Renstra sehingga antara Renstra dan Renop harus terkait dan terdapat benang merah. Renstra dan renop inilah yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi, pembinaan, dan pembimbingan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah. Terdapat dua alternatif dalam langkah-langkah penyusunan RPS, alternafit pertama adalah:a. Analisis situasi pendidikan saat ini b. Analisis situasi pendidikan sekolah satu tahun kedepan (tujuan jangka pendek/tahunan yang mencakup pemerataan, mutu, relevansi, evisiensi, dan kapasitas) c. Kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan masa mendatang (tantangan/loncatan)d. Program-program untuk mengurangi kesenjangan tantangan/loncatane. Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan sekolah (milestone)f. Rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana)g. Rencana pelaksanaan programh. Rencana pemantauan dan evaluasii. Jadwal pelaksanaan programj. Penanggung jawab prokram/kegiatanAlternative kedua dalam langkah-langkah penyusunan RPS adalah sebagai berikut:a. Melakukan analisis lingkungan oprasional sekolahb. Melakukan analisis pendidikan sekolah saat inic. Melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun kedepan (yang diharapkan)d. Merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan satu tahun kedepane. Merumuskan tujuan tahunan/tujuan jangka pendek (sasaran)f. Mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk mencapai setiap sasaran yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannyag. Melakukan analisis SWOT (mengenali tingkat kesiapan masing-masing urusan sekolah melalui analisis SWOT)h. Menyusun langkah-langkah pemecahan persoalan, yaitu mengubah ketidaksiapan menjadi kesiapan urusan sekolahi. Menyusun rencana program sekolahj. Menentukan milestone (output apa dan kapan dicapai)k. Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana)l. Menyusun rencana pelaksanaan programm. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasin. Membuat jadwal pelaksanaan programo. Menentukan penaggung jawab program/kegiatan.

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULAN MakalahRPS ini dikembangkan sebagai model minimal untuk bisa dikembangkan lebih jauh tanpa mengurangi aspek-aspek yang ada. Pedoman penyusunan ini dipergunakan oleh semua sekolahdalam rangka menyelenggarakan pendidikan, baik sekolah dalam kelompok rintisan, potensial maupun nasional,juga dapat dipergunakan oleh sekolah, Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota dan Propinsi dalam upaya pencapaian pendidikan yang efisien, efektif, relevan, dan merata.Isi utama yang harus dikembangkan dalam RPS tiap sekolah adalah semua aspek yang mengarah kepada Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagaimana diamanatkan dalam UUSPN maupun PP Nomor 19 Tahun 2005. Diharapkan ke depan semua sekolah tidak ada lagi yang masuk kelompok rintisan dan potensial, tetapi menjadi sekolah berstandar nasional. Bahkan diharapkan semua sekolah menjadi sekolah yang memenuhi SNP.

DAFTAR PUSTAKA

Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah (Teori Dasar dan Praktik). PT Refika Aditama. Bandung. Minarti, Sri. 2013. Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri). AR-RUZZ MEDIA. Jogjakarta. Depdiknas. 2010. Panduan Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS).

15