“PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

26
TUGAS TERSTRUKTUR SOSIOLOGI PERTANIAN (PNU1208) PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT” DISUSUN OLEH: NAMA : NUR HASANAH NIM : A1C014039 KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

description

Kebudayaan merupakan hal tak terpisahkan dari masyarakat. Dimana ada masyarakat, disitu ada kebudayaan. Kebudayaan merupakan penopang kelangsungan hidup masyarakat. Manusia satu yang bersatu dengan manusia lainnya dalam suatu wilayah tertentu akan membentuk sebuah masyarakat, dari masyarakat inilah akan lahir nilai-nilai bermasyarakat yang berkembang menjadi kebudayaan. Kebudayaan masyarakat di daerah tertentu akan berbeda dengan kebudayaan masyarakat di daerah lain, karena setiap kelompok masyarakat memiliki aspek nilai yang berbeda. Dan kebudayaan juga dipengaruhi oleh faktor bahasa, keadaan geografis dan kepercayan.

Transcript of “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

Page 1: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

TUGAS TERSTRUKTUR

SOSIOLOGI PERTANIAN (PNU1208)

“PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN

MASYARAKAT”

DISUSUN OLEH:

NAMA : NUR HASANAH

NIM : A1C014039

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

PURWOKERTO

2015

Page 2: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan merupakan hal tak terpisahkan dari masyarakat. Dimana ada masyarakat,

disitu ada kebudayaan. Kebudayaan merupakan penopang kelangsungan hidup masyarakat.

Manusia satu yang bersatu dengan manusia lainnya dalam suatu wilayah tertentu akan

membentuk sebuah masyarakat, dari masyarakat inilah akan lahir nilai-nilai bermasyarakat

yang berkembang menjadi kebudayaan. Kebudayaan masyarakat di daerah tertentu akan

berbeda dengan kebudayaan masyarakat di daerah lain, karena setiap kelompok masyarakat

memiliki aspek nilai yang berbeda. Dan kebudayaan juga dipengaruhi oleh faktor bahasa,

keadaan geografis dan kepercayan.

Kebudayaan itu adalah unsur yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.

Pentingnya kebudayaan tersebut dapat disimpulkan dari pendapat dua antropolog yaitu

Melvile J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski yang mengemukakan pengertian Cultural

Determinism yang berarti bahwa segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat

ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Selanjutnya,

kebudayaan dipandang sebagai sesuatu yang super organik, karena kebudayaan itu tetap ada

secara turun temurun dari generasi ke generasi yang seterusnya tetap terus hidup walaupun

anggota masyarakatnya telah berganti karena kematian ataupun kelahiran.

Didalam kebudayaan terdapat pola – pola perilaku yang merupakan cara – cara manusia

untuk bertindak sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat, artinya kebudayaan

merupakan suatu garis pokok tentang perilaku yang menetapkan peraturan – peraturan

mengenai bagaimana masyarakat harus bertindak, bagaimana masyarakat melakukkan

hubungan dengan orang lain atau bersosialisasi, apa yang harus dilakukan, apa yang dilarang

dan sebagainya. Hasil karya manusia akan melahirkan suatu kebudayaan atau teknologi yang

nantinya akan berguna untuk melindungi ataupun membantu masyarakat untuk mengolah

alam yang bisa bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.

Page 3: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan dan masyarakat ?

2. Jelaskan fungsi kebudayaan bagi masyarakat ?

3. Bagaimana hubungan manusia atau masyarakat dengan kebudayaan ?

4. Mengapa kebudayaan bagi masyarakat itu dianggap penting ?

5. Jelaskan hubungan antara unsur kebudayaan dalam masyarakat ?

6. Bagaimana peran penting kebudayaan dalam membangun karakteristik bangsa ?

7. Bagaimana pengaruh budaya terhadap lingkungan ?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang pentingnya kebudayaan

bagi kehidupan masyarakat.

Page 4: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebudayaan dan Masyarakat

Kata “kebudayaan” berasal dari (bahasa sangsekerta) buddhayah yang merupakan

jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal, kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang

bersangkutan dengan budi atau akal”. Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa

asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari kata latin colore, artinya mengolah

atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu celore

kemudian colture, diartikan sebagai daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan

mengubah alam. Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan

yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain kebudayaan

mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota

masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala suatu yang dipelajari dari pola-pola prilaku yang

normative. Artinya mencakup segala cara-cara atau pola-pola  berpikir.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua

hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan

kebudayaan  benda atau kebudayaan jasmani (material culture) yang diperlukan oleh manusia

untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk

keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaidah-kaidah

dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah masyarakat dalam arti yang

luas. Di dalamnya termasuk misalnya saja agama, ideologi, kebatinan, kesenian, dan semua

unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat.

Selanjutnya, cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan yang hidup bermasyarakat,

dan yang antara lain menghasilkan filsapat serta ilmu pengetahuan. Baik cipta yang

berwujud teori murni, maupun yang telah disusun untuk dinamakan pula kebudayaan

rohaniah (spiritual atau imimaterial culture).

Dengan kata lain, pengertian kebudayaan mencakup sesuatu yang didapatkan oleh

manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari

dari pola-pola perilaku yang normatif, yang mencangkup segala cara-cara atau pola-pola

berfikir, merasakan, dan bertindak. Kebudayaan tersebut dimiliki oleh setiap masyarakat,

Page 5: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

bedanya hanyalah bahwa kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna daripada

kebudayaan masyarakat yang lain dalam perkembangannya untuk memenuhi segala

kebutuhan masyarakatnya.

Aristoteles mengatakan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk monodualisme.

Artinya, setiap manusia memiliki dua naluri pokok yang bertentangan. Yang pertama adalah

keinginan untuk berhubungan dengan Khaliknya (sebagai makhluk individu), dan yang kedua

adalah keinginan untuk berhubungan dengan individu lain dalam konteks masyarakat

(sebagai makhluk sosial). Begitu juga dengan kebudayaan dan masyarakat adalah dua hal

yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan nyata yang selamanya merupakan dwi tunggal,

yang mana tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan tidak ada kebudayaan tanpa

masyarakat.

Sementara itu Selo Soemardjan mendefinisikan bahwa masyarakat adalah orang-orang

yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Sedangkan menurut Paul B. Horton,

masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-

sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama

dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu. Pada bagian lain Horton

mengemukakan bahwa masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan

satu dengan yang lainnya. Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa ciri-ciri suatu

masyarakat pada umumnya adalah sebagai berikut :

1. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.

2. Bercampur atau bergaul dalam waktu cukup lama. Berkumpulnya manusia akan

menimbulkan manusia-manusia baru. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul

system komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar

manusia.

3. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

4. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan

kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.

B. Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat,

bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kekutan

Page 6: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

alam, maupun kekuatan-kekuatan lainnya didalam masyarakat itu sendiri tidak selalu baik

baginya. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik dibidang

spiritual maupun material. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut di atas untuk sebagian

besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan

sebagian besar karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang

merupakan hasil ciptaanya juga terbatas didalam memenuhi segala kebutuhan.

Dalam tindakan – tindakan untuk melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf

permulaan, manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak didalam batas-batas untuk

melindungi dirinya. Taraf tersebut masih banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang

hingga kini masih rendah taraf kebudayaan. Keadaan berlainan dengan masyarakat yang

sudah kompleks, yang taraf kebudayaannya lebih tinggi, hasil karya manusia tersebut, yaitu

teknologi, memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan

hasil alam dan apabila mungkin, menguasai alam. Kebudayaan memiliki fungsi yang besar

bagi manusia dan masyarakat, karena kekuatan yang harus dihadapi oleh masyarakat dan

anggota-anggotanya (misalnya kekuatan alam) yang tidak selalu baik bagi mereka. Ditambah

lagi manusia sebagai masyarakat itu sendiri perlu kepuasan baik spiritual maupun material.

Apabila manusia sudah dapat mempertahankan diri dan menyesuaikan diri dengan alam serta

hidup damai dengan manusia-manusia lainnya, maka akan timbul keinginan untuk

menyatakan perasaan dan keinginan yang akan disalurkan seperti kesenian. Jadi, fungsi

kebudayaan bagi masyarakat dapat kita bagi sebagai berikut:

1. Melindungi diri dari alam.

Hasil karya manusia melahirkan tekhnologi yang mempunyai kegunaan

utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya. Dengan

teknologi, manusia dapat memanfaatkan dan mengolah alam untuk kebutukan

hidupnya, sehingga manusia dapat menguasai alam.

2. Mengatur tindakan manusia.

Dalam kebudayaan ada norma, aturan kaidah, dan adat istiadat yang

kesemuanya itu berfungsi untuk mengatur bagaimana manusia bertindak dan

berlaku dalam pergaulan hidup dengan anggota masyarakat lainnya. Dalam

mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan dinamakan pula sebagai “design

for living” artinya kebudayaan adalah garis-garis pokok tentang perikelakuan atau

Page 7: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

“blue print for behavior”, yang menetapkan peraturan-peraturan mengenai apa

yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Unsur-unsur normativ yang merupakan bagian dari kebudayaan itu

diantaranya adalah:

Unsur yang menyangkut pertanian, berhubungan dengan hal-hal yang baik

dan buruk, menyenangkan dan tidak menyenangkan. Misalnya perilaku laki-

laki yang memakai anting, kalung, tato, rambut panjang, dan lain sebagainya

yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat dan pasti ada yang menilai

baik dan buruknya.

Unsur keharusan, yaitu apa yang harus dilakukan seseorang.

Unsur kepercayaan. Misalnya, harus mengadakan upacara adat pada saat

kelahiran, perkawinan, kematian, dan lain-lain.

3. Sebagai wadah segenap perasaan.

Kebudayaan berfungsi sebagai wadah atau tempat mengungkapkan perasaan

seseorang dalam masyarakat ataupun untuk memuaskan keinginan, misalnya

dengan adanya seni-seni dalam masyarakat.

C. Hubungan Manusia atau Masyarakat dengan Kebudayaan

Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan

berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya berupa

rancangan hidup” maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi

melalui proses belajar dan menjadi sikap perilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai

nilai budaya.

Berdasarkan penjelasan di atas hubungan manusia dengan kebudayaan adalah

kebudayaan merupakan hasil dari ide, gagasan dan pemikiran baik nyata ataupun abstrak dan

juga rancangan hidup masa depan. Sehingga dapat diartikan pula bahwa semakin tinggi

tingkat kebudayaan manusia, semakin tinggi pula tinggkat pemikirian setiap manusia.

Kebudayaan itu sendiri digunakan untuk melangsungkan kehidupan bermasyarakat  antar

manusia karena sifat manusia yaitu makhluk sosial sehingga manusia tidak dapat hidup

sendiri melainkan harus hidup dengan manusia lainnya.

Bisa dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang berbudaya. Manusia sebagai

makhluk berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dari makhluk-

Page 8: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

makhluk lain yang diciptakan di muka bumi ini yaitu manusia memiliki akal yang dapat

dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring dengan

berjalannya waktu. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang

berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika

moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab

agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi

untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan di muka bumi ini.

D. Pentingnya Kebudayaan bagi Kehidupan Masyarakat

Warisan budaya sebuah negara mencakup semua kegiatan manusia di lingkungan nyata.

Hal tersebut menjadi sumber informasi kehidupan dan kegiatan manusia yang tidak dapat

digantikan, dan tentang sejarah perkembangan kerajinan, teknik dan seni. Karena monumen,

tempat peninggalan bersejarah dan lingkungan budaya merupakan sumber daya yang tidak

dapat diperbaharui, maka pengelolaannya harus didasarkan pada perspektif jangka panjang.

Monumen dan tempat budaya menjadi sumber ekspresi dan keindahan bagi banyak orang,

dan masyarakat moderen dapat merasakan manfaat pemeliharaan dan penggunaan warisan

budaya tersebut.

Tujuan pengelolaan Budaya adalah untuk membuat budaya atau warisan budaya

tersebut tidak punah termakan zaman, maka dari itu kita sebagai generasi muda wajib untuk

melestarikan budaya yang ada di Indonesia ini, agar tidak tergantikan oleh budaya asing yang

masuk. Setiap warga negara Indonesia wajib untuk melestarikan budaya yang ada di

daerahnya masing–masing agar tidak hilang termakan zaman, ada beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk melestarikan budaya yang ada di daerah masing–masing yaitu :

Membuat Sanggar Budaya

Membuat Pameran Budaya

Mengajak dan Mengajari generasi muda agar ikut serta dalam melestarikan budaya,

dll.

Beragamnya budaya yang terdapat diberbagai daerah yang berbeda-beda ini

menyembabkan Indonesia menjadi kaya akan budaya atau kebudayaannya. Kebudayaan atau

budaya adalah unsur yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Pentingnya

kebudayaan tersebut dapat disimpulkan dari pendapat dua antropolog yatu Melvile J.

Page 9: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

Herkovits dan Bronislaw Malinowski yang mengemukakan pengertian Cultural Determinism

yang berarti bahwa segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan oleh

kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Selanjutnya, kebudayaan dipandang

sebagai sesuatu yang super organik, karena kebudayaan itu tetap ada secara turun temurun

dari generasi ke generasi yang seterusnya tetap terus hidup walaupun anggota masyarakatnya

telah berganti karena kematian ataupun kelahiran.

E. Hubungan antara Unsur Kebudayaan dalam Masyarakat

Hasil karya manusia melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang

mempunyai kegunaan. Misalnya; alat-alat produksi, yang di maksud dengan alat-alat

produksi adalah alat-alat yang berfungsi untuk melaksanakan suatu pekerjaan produktif,

Unsur-unsur kebudayaan universal terbagi menjadi tujuh, yaitu:

1. Senjata, dalam masyarakat tradisional, selain digunakan untuk membela diri dari

ancaman kelompok lain dan binatang buas, senjata juga dipergunakan untuk

berburu dan memperoleh makanan.

2. Wadah, wadah adalah alat atau piranti yang berfungsi untuk menampung,

menimbun, dan menyimpan barang-barang.

3. Makanan dan minuman, makanan dan minuman merupakan barang konsumsi.

Makanan dapat dikelompokkan atas buah-buahan, akar-akaran, biji-bijian, daging,

dan ikan. Namun saat ini terdapat pula berbagai jenis makanan yang dibuat dari

bahan tertentu, misalnya tepung. Tepung dapat dibuat dan diolah menjadi mie, roti,

dan biscuit.

4. Pakaian dan perhiasan. Bahan pakaian yang kita kenal sejak dulu dapat berupa

dedaunan, kulit pohon, kulit hewan, hingga bahan bahan yang ditenun atau dirajut

dengan teknologi tertentu.

5. Tempat berlindung dan perumahan, wujud kebudayaan yang paling menonjol pada

masyarakat hingga sekarang ini adalah tempat berlindung atau perumahan. Pada

masyarakat tradisional, tempat berlindung atau rumah umumnya berupa gua-gua

tanah atau batu. Ada pula rumah yang terbuat dari dedaunan, akar dan kulit-kulit

kayu atau tanah liat. Pada masyarakat ini, ukuran dan model rumah tidak

diperhatikan.

6. Alat-alat transportasi, manusia adalah mahluk yang selalu bergerak, baik dalam

jarak dekat maupun jarak jauh. Keinginan untuk melakukan perjalanan dan

Page 10: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

kembali ke pemukimannya secara cepat dan efisien mendorong manusia

menciptakan alat alat transportasi.

Unsur kebudayaan universal yang kedua adalah sistem mata pencaharian, yaitu :

1. Berburu dan meramu. Berburu dan meramu merupakan jenis mata pencaharian

masyarakat yang paling tua. Sistem mata pencaharian berburu dilakukan langsung

dengan cara menangkap dan mengkonsumsi hewan-hewan hasil buruan.

2. Beternak. Peternakan merupakan salah satu mata pencaharian yang diusahakan

secara besar-besaran dan terdapat di berbagai daerah. Peternakan dikembangkan di

daerah-daerah yang di tumbuhi padang rumput (sabana dan stepa), misalnya di

Asia tenggara dan beberapa kawasan di benua Afrika.

3. Bertani. Pada masyarakat tradisional, pengolahan tanah pertanian masih dilakukan

dengan teknologi sederhana. Umumnya, lahan pertaniannya sempit dan sangat

tergantung pada alam.

4. Menangkap Ikan, menangkap ikan di sungai, danau dan laut merupakan jenis mata

pencaharian yang juga cukup tua selain usaha berburu dan meramu. Menagkap

ikan umumnya merupakan usaha sambilan disamping bercocock tanam. Akan

tetapi lambat laun beberapa kelompok masyarakat menjadikannya sebagai usaha

utama sebagaimana para nelayan atau masyarakat pesisir saat ini.

F. Peran Penting Kebudayaan dalam Membangun Karakteristik Bangsa

Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai

keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan

yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik

masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang

dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok

sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Sehingga

kebudayaan sangat berperan penting dalam membentuk dan membangun karakteristik

bangsa.

Page 11: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

1. Faktor penyebab keberagaman Budaya di Indonesia.

Indonesia adalah negara kepulauan sehingga masyarakat Indonesia terdiri dari

ratusan suku bangsa yang tersebar di lebih dari 13 ribu pulau. Setiap suku bangsa

memiliki identitas sosial, politik dan budaya yang berbeda-beda, seperti bahasa,

keseniaan, adat istiadat serta tradisi, sistem kepercayaan dan sebagainya. Dengan

identitas yang berbeda-beda ini, pasti kita dapat mengatakan bahwa Indonesia memiliki

kebudayaan lokal yang sangat beragam. Selain faktor suku bangsa, terdapat faktor-

faktor lain yang mempengaruhi terjadinya keberagaman budaya. Diantaranya yaitu :

1. Keberagaman suku bangsa

2. Keberagaman bahasa dan dialek

3. Keberagaman agama

4. Keberagaman seni dan budaya

5. Faktor pembentukan budaya

6. Faktor perubahan budaya

Tidak dapat dipungkiri, di samping merupakan potensi yang memperkuat persatuan

dan kesatuan bangsa, keanekaragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia dapat pula

menjadi potensi bernuansa kesukuan. Konflik bernuansa kesukuan ini muncul apabila

fanatisme suku bangsa tertentu bertemu dengan kepentingan-kepentingan lain sehingga

memicu konflik horizontal. Konflik semacam ini muncul apabila terjadi salah

pengertian di dalam komunikasi antarsuku bangsa. Sebuah persoalan sosial biasa bisa

memicu sentimen suku bangsa tertentu apabila para pelaku yang sedang berbeda

pendapat tersebut ditarik berdasarkan jati diri yang sudah dibawa sejak lahir, yaitu

berasal dari suku bangsa tertentu.  Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah

keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Dari beragamnya suku bangsa ini, maka

terdapat bermacam-macam kebudayaan di Nusantara. Untuk lebih menjelaskan tentang

keberagaman budaya dari faktor sukubangsa, maka disini akan dijelaskan tentang

contoh-contoh budaya yang dipengaruhi oleh sukubangsa, antara lain :

1. Budaya masyarakat sunda yang dikenal dengan budaya yang sangat menjunjung

tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat sunda yaitu ramah tamah

(someah), murah senyum dan lemah lembut. Itulah cerminan kultur masyarakat

sunda yang didalamnya diajarkan bagaimana menggunakan bahasa halus untuk

Page 12: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

orang tua. Budaya yang terdapat dari suku bangsa ini diantaranya adalah sisingaan,

wayang golek, jaipongan, tarian ketuk tilu, rampak, kendang, kecapi, gong dan

calung.

2. Budaya masyarakat jawa yang dikenal dengan budaya yang sangat halus, karakter

budayanya hampir mirip dengan budaya sunda, tetapi yang membedakan ialah seni

yang berada di masyarakat jawa lebih dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha.

Karena masuknya kerajaan-kerajaan hindu dan buddha yang masuk ke wilayah

jawa pada abad kesekian. Budaya yang terdapat pada sukubangsa ini diantaranya

adalah wayang, keris, batik dan gamelan.

3. Budaya masyarakat batak, sebelum suku Batak Toba menganut agama Kristen

Protestan, mereka mempunyai sistem kepercayaan dan religi tentang Mulajadi

Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya

terwujud dalam Debata Natolu. Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba

mengenal tiga konsep, yaitu:

Tondi : adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena

itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di

dalam kandungan. Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang

tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap

(menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.

Sahala : adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang

memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan

sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.

Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan

tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam.

2. Bentuk keberagaman budaya di Nusantara

Terdapat banyak sekali bentuk keberagaman budaya di Nusantara, diantaranya

yang akan di jelaskan oleh penulis adalah sebagai berikut :

Seni tari pada setiap daerah masing-masing mempunyai tarian yang menjadi ciri

khas suatu daerah tersebut. Tari juga bisa menjadi ciri khas suatu masyarakat yang

tinggal di suatu daerah Seperti tari Reog yang asli dari Ponorogo, Tari Ronggeng

yang berasal dari jawa tengah, tari kecak dan tari pendet yang berasal dari pulau

Page 13: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

Bali. Awalnya tarian itu memang sudah terkenal dibeberapa daerah di Indonesia.

Tetapi tarian tersebut lebih terkenal lagi ketika terdapat negara tetangga yang

menjadikan tarian tersebut  menjadi kebudayaan negara tersebut.

Pakaian adat juga berpengaruh dalam karakteristik bangsa. Di Indonesia sendiri di

setiap wilayah mempunyai pakaian adat masing-masing. Pakaian tersebut menjadi

ciri khas suatu wilayah dan mencerminkan suatu karakter masyarakat yang tingal

di wilayah tersebut. Misalnya saja pakaian adat Jawa Tengah yang menggunakan

kebaya serta blankon yang menciri khaskan bahwa wilayah tersebut masyarakatnya

mempunyai karakter yang sopan santun, ramah, dan lain sebagainya.

Bahasa juga ikut andil dalam karakteristik bangsa, di Indonesia terkenal dengan

beragamnya bahasa yang ada di setiap wilayah. Seperti bahasa jawa, bahasa sunda,

bahasa batak, bahasa melayu dan lain sebagainya. Bahasa tersebut mempunyai

logat sendiri-sendiri yang menjadi ciri khas yang tidak semua orang bisa

menggunakan dan memahami bahasa tersebut.

Adat istiadat suatu daerah juga menambah keberagaman karakteristik bangsa yang

hal tersebut bisa menjadi keunikan sendiri, seperti yang biasa dikatakan bahwa di

suatu wilayah mempunyai adat istiadat yang berbeda-beda, tetapi mungkin

adakalanya yang hampir serupa. Misalnya upacara grebrek mulud yang

diselenggarakan oleh daerah istimewa Yogyakarta. Grebek mulud ialah garebeg

yang diselenggarakan pada bulan mulud atau bulan Rabiulawal. Upacara tersebut

diwujudkan dengan keluarga hajad dalem berupa gunungan, ialah tepat pada

tanggal 12 bulan Mulud (Rabiul awal) yang diselenggarakan di Alun-alun Lor dan

halaman masjid Besar.

Keanekaragaman masyarakat dan sosial budaya Indonesia tersebut merupakan

sebuah potensi kekayaan yang harus dioptimalkan sehingga terasa manfaatnya.

Oleh karena itu, potensi tersebut perlu diwujudkan menjadi kekuatan riil sehingga

mampu menjawab berbagai tantangan kekinian yang ditunjukkan dengan

melemahnya ketahanan budaya yang berimplikasi pada menurunnya kebanggaan

nasional. Untuk itu, sinergi segenap komponen bangsa dalam melanjutkan

pembangunan karakter bangsa (national and character building) yang sudah

dimulai sejak awal kemerdekaan perlu terus diperkuat sehingga memperkuat jati

diri bangsa dan mampu membentuk bangsa yang berkarakter, maju, dan berdaya

saing. Seiring dengan menguatnya persaingan arus lokal dan global dalam

internalisasi nilai-nilai baru, ketahanan budaya juga perlu semakin diperkuat

Page 14: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

sehingga memiliki kemampuan untuk menumbuh suburkan internalisasi berbagai

nilai lokal dan global yang positif dan produktif. Oleh sebab itu, upaya

pengembangan kebudayaan diarahkan pada tujuan universal peradaban.

G. Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan

Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat

kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari

masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap

lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatu lingkungan tertentu akan berbeda

dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula.

Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:

1. Phisical Environment yaitu lingkungan fisik menunjuk kepada lingkungan natural

seperti flora, fauna, iklim dan sebagainya.

2. Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses

sosialisanya seperti : norma-norma, adat istiadat dan nilai-nilai.

3. Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan

kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai

lingkungannya.

4. Environmental Behaviordan and Process, meliputi bagaimana masyarakat

menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.

5. Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah,

komunitas dan sebagainya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yang berlaku dan

dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai

dan aspek kehidupan lainnya yang menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat

lainnya.

Page 15: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia satu yang bersatu dengan manusia lainnya dalam suatu wilayah tertentu akan

membentuk sebuah masyarakat. Dari masyarakat inilah akan lahir nilai-nilai bermasyarakat

yang berkembang menjadi kebudayaan. Kebudayaan masyarakat di daerah tertentu akan

berbeda dengan kebudayaan masyarakat di daerah lain. Karena setiap kelompok masyarakat

memiliki aspek nilai yang berbeda. Dan kebudayaan juga dipengaruhi oleh faktor bahasa,

keadaan geografis dan kepercayan.

Kebudayaan itu adalah unsur yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.

Pentingnya kebudayaan tersebut dapat disimpulkan dari pendapat dua antropolog yaitu

Melvile J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski yang mengemukakan pengertian Cultural

Determinism yang berarti bahwa segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat

ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

B. Saran

Setiap warga negara Indonesia wajib untuk menjungjung tinggi serta melestarikan

budaya yang ada di daerahnya masing–masing agar tidak hilang termakan oleh zaman, serta

tidak diakui oleh Negara lain.

Page 16: “PENTINGNYA KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT”

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 1976. Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan.

Komsiah, Siti. Modul Pengantar Sosiologi “Kebudayaan Dan Masyarakat”. Pusat

Pengembangan Bahan Ajar: Universitas Mercu Buana.

Manan, Imran. 1989. Dasar-Dasar Budaya Pendidikan. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan: Jakarta

Sedyawati, Edi. 2006. Budaya Indonesia (Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah). Jakarta :

Rajawali Pers. 

Selo Soermardjan dan Soelaeman Soemardi. 1964. Setangkai Bunga Sosiologi.

Jakarta:Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Soerjono Soekanto. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Wali Pers.

------------------------. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Ensiklopedi Indonesia.

Sumarsono, s (et.al). 2005. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia.

Taruna, J. C. Tukiman. 1987. Ciri budaya manusia Jawa. Yogyakarta : Kanisius

Yoeti, Oka A. 1985. Melestarikan seni budaya tradisional yang nyaris punah. Proyek

Penulisan Penerbitan Buku/Majalah Pengetahuan umum Profesi. Dep. P K.

.