PENJELASAN TENTANG - · PDF fileINTAN CILACAP Pelabuhan Hub Global Pelabuhan Primer Jalur...
Transcript of PENJELASAN TENTANG - · PDF fileINTAN CILACAP Pelabuhan Hub Global Pelabuhan Primer Jalur...
MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN
PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)
TAHUN 2011 - 2025
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
PENJELASAN TENTANG
Jakarta, 28 April 2011
Disampaikan Pada acara:
MUSRENBANGNAS 2011
OUTLINE PAPARAN
1. PENDAHULUAN
2. KERANGKA DESAIN MASTER PLAN P3EI
Pengembangan potensi daerah melalui 6 Koridor Ekonomi
Pengembangan konektivitas intra dan inter koridor serta
internasional Peningkatan kapasitas SDM dan IPTEK di dalam koridor
4. PETA INDIKASI INVESTASI
3. REKAPITULASI INDIKASI INVESTASI MP3EI SAMPAI
DENGAN 2014
5. DAFTAR DEBOTTLENECKING YANG TERINDIKASI
Slide 1
PENDAHULUANBeberapa Pemahaman Dasar Tentang
Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI)
2011 - 2025
PDB ~ US$ 700 Milyar
Pendapatan/kap US$ 3,005
Terbesar ke-17 besar dunia
PDB: US$ ~ 1,2 triliun
Pendapatan/kap:US$ ~ 4.800
Kekuatan ekonomi 14 besar dunia
PDB: US$ 3,8 – 4,5 Trilyun Pendapatan/kap:
US$ 13.000 – 16.100 (high income country)
Terbesar ke-12 dunia
“Mengangkat Indonesia menjadi
negara maju dan merupakan kekuatan
12 besar dunia di tahun 2025 dan 8
besar dunia pada tahun 2045 melalui
pertumbuhan ekonomi tinggi yang
inklusif dan berkelanjutan”
VISI 2025
Slide 3
Catatan: • Proyeksi 2014 sesuai dengan proyeksi RPJMN
• Proyeksi 2025, angka tidak resmi pemerintah
MP3EI HARUS MENJADI BAGIAN INTEGRAL DALAM SISTEM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
Dokumen MP3EI tidak menggantikan RPJMN
melainkan menjadi dokumen kerja yang
komplementer terhadap RPJPN 2005–2025 (UU
No. 17 Tahun 2007) dan RPJMN 2010 – 2014
(Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010).
Seluruh program reguler pemerintah yang tidak
dicakup dalam MP3EI berjalan seperti biasa
sesuai dengan perencanaan.
Program pengembangan MP3EI mencakup
pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
Slide 4
RPJM 1(2005-2009)
Menata Kembali
NKRI, membangun
Indonesia yang
aman dan
damai, yang adil dan
demokratis, dengan
tingkat
kesejahteraan yang
lebih baik.
Memantapkan
penataan kembali
NKRI, meningkatkan
kualias
SDM, membangun
kemampuan
iptek, memperkuat
daya saing
perekonomian.
Memantapkan pem-
bangunan secara
menyeluruh dengan
menekankan pem-
bangunan keunggulan
kom-petitif perekono-
mian yang berbasis
SDA yang tersedia, SDM
yang berkualitas, serta
kemampuan Iptek
Mewujudkan masyarakat
Indonesia yang
mandiri, maju, adil, dan
makmur melalui
percepatan pembangunan
di berbagai bidang
dengan menekankan
terbangunnya struktur
perekonomian yang
kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif
RPJM 2(2010-2014)
RPJM 3(2015-2019)
RPJM 4(2020-2024)
Slide 5
RPJMN PRIORITAS NASIONAL
MASTERPLAN MERUPAKAN KOMPLEMENTER DARI DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RKP
Slide 6
MP3EI DIRUMUSKAN DENGAN SEMANGAT BUSINESS AS NOT USUAL (1)
DI DALAM PROSES PENYUSUNAN:
MP3EI mengedepankan terobosan strategi dan kebijakan:
Thinking out of the box !! oleh karenanya
membutuhkan perubahan mindset.
Menitikberatkan pada PENDEKATAN SOLUSI, bukan pada
PENDEKATAN MASALAH YANG DIHADAPI agar
diperoleh rumusan strategi dan kebijakan tidak hanya
incremental, tetapi struktural
Slide 7
PENDEKATAN MASALAH
PENDEKATAN SOLUSI
Business as Usual
waktu
Peningkatan Value Added
Memfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai kebutuhannya
Mendorong Inovasi
Mengintegrasikan pendekatan sektoral dan Regional
Pemerintah berfungsi
sebagai
regulator, fasilitator dan
katalisator
DI DALAM PROSES PENYUSUNAN:
MP3EI menitikberatkan pada percepatan transformasi ekonomi dengan pendekatan:
MP3EI DIRUMUSKAN DENGAN SEMANGAT BUSINESS AS NOT USUAL (2)
Slide 8
MP3EI mendengarkan masukan dan pendapat dari seluruh
pemangku kepentingan:
Pemerintah Daerah
BUMN terutama dalam rangka memanfaatkan kekuatan
sumber pendanaan di luar APBN
Pelaku Usaha (KADIN, Asosiasi Usaha/Profesi)
Pakar dan Akademisi
MP3EI DIRUMUSKAN DENGAN SEMANGAT BUSINESS AS NOT USUAL (3)
Slide 9
KERANGKA
DESAIN MP3EI
1. Mengubah mindset
2. Pengembangan Mutu Modal Manusia
3. Pemanfaatan seluruh sumber PembiayaanPembangunan
4. Pola pengelolaan Anggaran& Kekayaan Negara yang lebih baik.
5. Konsistensi kebijakan yang mendorong transformasisektoral
6. Keberlanjutan JaminanSosial & PenanggulanganKemiskinan
7. Ketahanan Pangan & Air.
8. Ketahanan Energi
9. Reformasi Birokrasi
TUJUAN PRASYARAT
Menujunegara majuyang lebihsejahtera
Melaluipercepatan dan perluasan pembangunan EkonomiIndonesia di seluruh Tanah Air (2011-2025)
PENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI
Pengembangan (dan revitalisasi) pusat-pusatpertumbuhan Luar Jawa
PERKUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL
Sinergi antar-pusatpertumbuhan dan pemerataan
infrastruktur dasar
MEMPERCEPAT KEMAMPUAN SDM DAN IPTEK NASIONAL Mendorong ke arah
innovation driven economy
STRATEGI UTAMA
Slide 11
“Strategi utama dioperasionalisasikan dalam inisiatif strategik”
STRATEGI UTAMA INISIATIF STRATEGIK
Pengembangan potensi melalui Koridor Ekonomi
Memperkuat konektivitas nasional
Mempercepat kemampuan SDM dan IPTEK Nasional
Mendorong investasi BUMN, Swasta Nasional dan FDI dlm skala besar di 22
Kegiatan Ekonomi Utama
(mendorong realisasi investasi melalui percepatan terselesainya hambatan yang
dihadapi pelaku)
Sinkronisasi rencana aksi nasional untuk merevitalisasi kinerja sektor riil
(penetapan jadwal penyelesaian masalah peraturan nasional dan infrastruktur utama
nasional)
Pengembangan Center of Excellence di Setiap Koridor Ekonomi
(mendorong pengembangan SDM dan IPTEK sesuai kebutuhan peningkatan daya saing)
Inisiatif Strategik adalah sebagai katalis terjadinya percepatan. Hal ini juga bisa memberikan dampak keyakinan para pengusaha atas upaya pemerintah
Slide 12
STRATEGI 1:
PENGEMBANGAN POTENSI DAERAH MELALUI 6 KORIDOR EKONOMI
Denpasar
Mataram
Jakarta
Medan
Pekanbaru
Jambi
Lampung
Semarang
Banjarmasin
Palangkaraya
Pontianak
Makassar
Manado
Kendari
GorontaloManokwari
Jayapura
Serang
Mamuju
Surabaya
Merauke
Kupang
SamarindaTernate
Wamena
Sorong
Ambon
Palu
Padang
Palembang
Bengkulu
Jogjakarta
Banda Aceh
Pangkal Pinang
Batam
Dalam rangka merumuskan strategi dan
kebijakan, MP3EI mempertimbangkan
posisi geo-strategis Indonesia dalam
skala regional maupun global.
Posisi geo-strategis tersebut
membentuk keunggulan dan keunikan
masing-masing pulau besar yang akan
menjadi pilar utama dalam rangka
mencapai visi 2025.
POSISI STRATEGIS INDONESIA DAN
PENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI
Slide 14
Perwujudannya dapat dimaknai dengan pendefinisian peran strategis masing-masing
pulau besar yang nantinya membentuk 6 koridor ekonomi.
Dengan demikian, pengembangan 6 koridor ekonomi harus diselenggarakan secara
terintegrasi, tidak terpisah-pisah untuk memaksimalkan percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi di seluruh tanah air.
1 KE Sumatera
2 KE Jawa
5 KE Bali – Nusa Tenggara
6 KE Papua – Kep. Maluku
3 KE Kalimantan
4 KE Sulawesi
Pusat ekonomi
Pusat ekonomi mega
Denpasar
Mataram
Jakarta
Medan
Pekanbaru
Jambi
Lampung
Semarang
Banjarmasin
Palangkaraya
Pontianak
Makassar
Manado
Kendari
GorontaloManokwari
Jayapura
Serang
Mamuju
Surabaya
Merauke
Kupang
SamarindaTernate
Wamena
Sorong
Ambon
Palu
Padang
Palembang
Bengkulu
Jogjakarta
Banda
Aceh
Pangkal Pinang
Batam
3 46
52
1
6 KORIDOR EKONOMI INDONESIA
Maluku Utara diintegrasikan ke dalam Koridor Ekonomi Papua -
Maluku, sehingga menjadi Koridor Ekonomi Papua – Kep. Maluku.
Mempertimbangkan keterikatan sosial-budaya masyarakat Maluku
Utara dengan Maluku
Mempertimbangkan masukan KADIN 15 Maret 2011 dan usulan
Pemerintah Daerah 22 Maret 2011
Slide 15
TEMA PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI Berdasarkan Keunggulan dan Potensi Strategis Masing-masing Wilayah
Koridor
Sumatera
Koridor Kalimantan
Koridor Sulawesi
Koridor Jawa
Koridor Bali -
Nusa Tenggara
Koridor Papua –
Kep. Maluku"PendorongIndustri dan Jasa
Nasional" ''Pintu GerbangPariwisata dan Pendukung
Pangan Nasional''
''Pusat Produksi danPengolahan Hasil
Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan
serta Pertambangan Nikel Nasional''
"Sentra Produksidan PengolahanHasil Bumi dan
Lumbung EnergiNasional"
"Pusat Produksidan PengolahanHasil Tambang & Lumbung Energi
Nasional"
“Pusat Pengembangan
Pangan, Perikanan,Energi dan
Pertambangan Nasional”
Slide 16
Penetapan
Program Utama
& kegiatan
ekonomi utama
Menyusun langkah-langkah spesifik
dan nyata, bukan pada tataran
konsep dan umum sehingga dapat
memberikan kontribusi secara
langsung dan signifikan bagi
pertumbuhan dan penciptaan
lapangan kerja.
Mempertajam perumusan kebijakan
serta reformasi peraturan yang
menghambat pertumbuhan.
Mempermudah dan meningkatkan
kualitas pelaksanaan monitoring-
evaluasi dari kinerja pelaksanaan
Untuk mempercepat Transformasi Ekonomi, Masterplanperlu fokus pada Program Utama
Slide 17
Telah diidentifikasi 8
program utama yang
meliputi 18 bidang kegiatan
ekonomi
PENETAPAN KEGIATAN UTAMA
Namun dari proses aspirasi sektor
terdapat tambahan kegiatan-kegiatan
utama.
Oleh karena itu, Tim Pengarah telah
menyepakati 8 program yang meliputi 22
bidang kegiatan utama
(+ perkayuan, kakao, pertahanan/alutsista, peternakan).
Slide 18
SEBARAN KEGIATAN UTAMA BERDASARKAN
KORIDOR EKONOMI
Sumatera Kelapa Sawit, Karet, Batubara, Besi-Baja, JSS
JawaIndustri Man-Min, Tekstil, Permesinan Transportasi, Perkapalan, Alutsista,
Telematika, Metropolitan Jadebotabek
Kalimantan Kelapa Sawit, Batubara, Alumina/Bauksit, Migas, Perkayuan, Besi-Baja
Sulawesi Pertanian Pangan, Kakao, Perikanan, Nikel, Migas
Bali NT Pariwisata, Peternakan, Perikanan
Papua – Kep.
MalukuFood estate, Tembaga, Peternakan, Perikanan, Migas, Nikel
Slide 19
BERDASARKAN DISKUSI, DISUARAKAN BEBERAPA
REGULASI DAN PERIJINAN YANG MEMERLUKAN
DEBOTTLENECKING, YAITU:
• Menghilangkan tumpang tindih antar peraturan yang sudah ada baik di
tingkat pusat dan daerah, maupun antara sektor/lembaga
• Mempercepat penyelesaian peraturan pelaksanaan undang-undang
• Merevisi atau menerbitkan peraturan yang sangat dibutuhkan untuk
mendukung strategi MP3EI (seperti Bea keluar beberapa komoditi).
• Memberikan insentif kepada kegiatan-kegiatan utama yang sesuai
dengan strategi MP3EI
• Mempercepat dan menyederhanakan proses serta memberikan
kepastian perijinan
1
2
3
4
5
Slide 20
STRATEGI 2:
PENGEMBANGAN KONEKTIVITAS INTRA DAN INTER KORIDOR SERTA
INTERNASIONAL
MEMBANGUN KONEKTIVITAS NASIONAL: UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN TINGGI YANG INKLUSIF
ELEMEN UTAMA
Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan utama
untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan
prinsip keterpaduan, bukan keseragaman.
Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan
daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui
inter-modal supply chain systems.
Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur
& pelayanan dasar dalam menyebarkan manfaat
pembangunan secara luas. (pertumbuhan yang
inklusif)
Integrasiekonomi
untukpenyebaranmanfaat dankonvergensi
standarhidup
“…… Locally integrated and globally connected”
Slide 22
PENETAPAN GERBANG PELABUHAN DAN BANDAR UDARA
INTERNASIONAL DI MASA DEPAN (1/2)
Latar Belakang
• Lemahnya sistem logistiknasional, terutama yang terkait dengan polalogistik ekspor impor
– Pelabuhan Batamyang belum berfungsisecara optimal
– Dari 25 pelabuhanutama nasional, tidaksatu pun mempunyaikemampuan sebagaiglobal hub port
• Pelabuhan Laut TanjungPriok dan Tanjung Perak serta Bandar UdaraSoekarno-Hatta sudahmengalami over-capacity
Tujuan Pencapaian
• Menurunkan beban logistik yang selama ini terpusat di Pulau Jawa (inner island)
– Mendistribusikan secaramerata ke pusat-pusathub internasional
• Mempercepat pemerataan (perluasan pembangunan ekonomi)
• Penerapan asas cabotagedengan lebih optimal
• Pemanfaatan ekonomisSelat Malaka & tiga ArusLaut Kepulauan Indonesia secara lebih optimal
Konsep & Lokasi global hub diBarat & Timur Indonesia
• Penetapan dua pelabuhan hub
internasional sebagai pintu
gerbang laut, satu di bagian
barat Indonesia, satu di bagian
Timur Indonesia
• Penetapan dua bandar udara
hub internasional sebagai pintu
gerbang udara satu di bagian
barat Indonesia, satu di bagian
Timur Indonesia
– Kuala Namu di bagian Barat
Indonesia, Hasanuddin di
Bagian Timur Indonesia
Slide 23
K TanjungBitung
CILAMAYA
TL. LEMBAR
MAKASAR
Jalur Laut Nasional Primer
ALKI-I
ALKI-II ALKI-III ALKI-III B ALKI-III C
PANJANG
RD. INTAN CILACAP
Pelabuhan Hub Global
Pelabuhan Primer
Jalur Laut Nasional Sekunder
SLOC MALACA
Sea Line Of Communication (SLOC) and ALKI
MAIN INT. AIRPORT
Jalur Utama Darat (Jalan dan / atau KA)
PENETAPAN KONSEP GERBANG PELABUHAN DAN BANDAR
UDARA INTERNASIONAL DI MASA DEPAN (2/2)
Slide 24
STRATEGI 3:PENINGKATAN KAPASITAS SDM
DAN IPTEK DI DALAM KORIDOR
INOVASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI 2010 - 2025
Efficiency Driven
Economy
InnovationDriven
Economy
Pendapatan per kapita (US$) Kita harus menuju
ke ke tahap untuk bisa berdaya saing
Slide 26
Inisiatif Strategik:
1. Revitalisasi Puspitek sebagai science and technology park
2. Pengembangan industrial park
3. Pembentukan klaster inovasi daerah untuk pemerataan pertumbuhan
4. Pengembangan industri strategis pendukung konektivitas
5. Penguatan aktor inovasi (SDM dan inovasi)
PERCEPATAN TRANSFORMASI INOVASI DALAM EKONOMIROAD MAP: MASTER PLAN (MP)-2025
Pengembangan modal
manusia berbasis ilmu
pengetahuan, teknologi,
dan inovasi secara
terencana dan sistematis
Memasukkan unsur
Sistem Inovasi Nasional
(SINAS) dan berbagai
upaya transformasi
inovasi dalam kegiatan
ekonomi
Road Map Transformasi Inovasi Ekonomi
Slide 27
REKAPITULASI INDIKASI INVESTASI MP3EI SAMPAI DENGAN 2014
Indikasi Investasi 6 koridor
Triliun Rupiah
Campuran
Pemerintah
BUMN
Swasta
3,000
2,000
1,000
0
TotalPapua - Kep Maluku
Bali NTSulawesiKalimantanJawaSumatera
% investasiper koridor
16% 32% 21% 9% 4% 18%
TOTAL INDIKASI INVESTASI YANG TERIDENTIFIKASI
~3.350 TRILIUN RUPIAH
602122
295
3,348
546
704
1,079
27%
8%
20%
44%
Nilai Investasi
menurut sumber
pembiayaan
Slide 29
INDIKASI INVESTASI KEGIATAN
UTAMA KORIDORIndikasi investasi pada
kegiatan utama koridor Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali NT Papua Maluku Total 6 koridor
(IDR Tn)
1 Besi baja 63.5 - 36.4 - - - 99.9
2 Makanan minuman - 25.5 - - - - 25.5
3 Tekstil - 1.8 - - - - 1.8
4 Peralatan transportasi - 16.8 - - - - 16.8
5 Perkapalan 6.3 9.0 - - - - 15.3
6 Nikel - - - 101.2 - 83.0 184.2
7 Tembaga - - - - - 197.2 197.2
8 Bauksit - - 62.2 - - - 62.2
9 Kelapa sawit 38.2 - 25.8 - - - 64.0
10 Karet 3.0 - - - - - 3.0
11 Pertanian pangan - - - 16.7 - 80.0 96.7
12 Pariwisata - - - - 60.6 - 60.6
13 Telematika - 0.0 - - - - 0.0
14 Batubara 20.8 - 177.7 - - - 198.5
15 Migas - - 229.3 69.2 - 50.0 348.6
16 Jabodetabek Area - 245.2 - - - - 245.2
17 JSS 100.0 - - - - - 100.0
18 Pertahanan/alutsista - 1.6 - - - - 1.6
19 Peternakan - - - - 7.0 - 7.0
20 Perkayuan - - 31.6 - - - 31.6
21 Kakao - - - 3.3 - - 3.3
22 Perikanan - - - 1.7 1.7 30.7 34.2
Investasi kegiatan utama
koridor 231.8 299.9 563.0 192.2 69.3 440.9 1,797.1
Investasi infrastruktur 313.9 779.5 140.9 103.0 52.3 161.4 1,550.9
Total keg. utama &
infrastruktur545.7 1,079.3 703.9 295.2 121.6 602.2 3,348.0
Slide 30
RINCIAN INVESTASI INFRASTRUKTUR
(dalam trilyun Rupiah)
Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali NT Papua Maluku Total 6 koridor
1 Infrastruktur Jalan 43.6 98.8 11.5 6.0 18.4 54.7 232.9
2 Infrastruktur Pelabuhan 17.0 22.0 10.4 3.3 0.2 53.0
105.9
3 Infras. Power & Energi 137.6 380.1 58.6 56.1 17.3 13.4
663.0
4 Infrastruktur Bandara 4.1 4.4 1.7 0.2 11.8 0.2
22.2
5 Infrastruktur Rel Kereta 43.2 222.2 39.8 - - -
305.2
6 Utilitas Air 0.0 10.2 0.3 0.1 0.1 0.1
10.8
7 Telematika 54.2 32.0 18.7 37.1 4.0 31.9
177.9
8 Infrastruktur lainnya 14.3 9.8 - 0.3 0.5 8.2
33.0
Total infrastruktur 313.9 779.5 140.9 103.0 52.3 161.4 1,550.9
Slide 31
INVESTASI INFRASTRUKTUR DAN KEGIATAN UTAMA
BERDASARKAN ENTITAS PELAKSANA
PROYEK INFRASTRUKTUR UNTUK MENDUKUNG 22 KEGIATAN EKONOMI UTAMA (Triliun Rp)Entitas
pelaksanaSumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali NT Papua Maluku Total 6 koridor
Total % Total % Total % Total % Total % Total % Total %
Total nilai
proyek 313.92 100% 779.45 100% 140.88 100% 103.00 100% 52.32 100% 161.36 100% 1,550.92 100%
Swasta 86.67 28% 146.80 19% 31.91 23% 41.57 40% 22.81 44% 8.92 6% 338.68 22%
Pemerintah 95.05 30% 19.00 2% 17.57 12% 0.29 0% 0.19 0% 54.69 34% 186.79 12%
BUMN 87.21 28% 283.04 36% 47.90 34% 25.81 25% 29.33 56% 0.78 0% 474.06 31%
Campuran 44.98 14% 330.62 42% 43.50 31% 35.34 34% - 0% 96.96 60% 551.39 36%
PROYEK DI 22 KEGIATAN EKONOMI UTAMA (Triliun Rp)
Entitas
pelaksanaSumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali NT Papua Maluku Total 6 koridor
Total % Total % Total % Total % Total % Total % Total %
Total nilai
proyek231.79 100% 299.89 100% 563.04 100% 192.27 100% 69.31 100% 440.87 100% 1,797.16 100%
Swasta 64.06 28% 56.64 19% 532.95 95% 102.72 53% 18.99 27% 372.47 84% 1,147.83 64%
Pemerintah - 0% 51.55 17% - 0% 13.11 7% 14.47 21% 0.93 0% 80.06 4%
BUMN 15.54 7% 89.42 30% 2.89 1% 52.97 28% 3.07 4% 36.99 8% 200.89 11%
Campuran 152.19 66% 102.27 34% 27.20 5% 23.48 12% 32.78 47% 30.47 7% 368.38 20%
Slide 32
KONTRIBUSI INVESTASI DAN SERAPAN TENAGA KERJA
BUMN DALAM MP3EI
Slide 33
Hampir
semua
BUMN turut
mendukung
MP3EI, baik
dari sisi
produksi,
dukungan
infrastruktur,
maupun dari
pembiayaan
KE 1: Sumatera, KE 2: Jawa, KE 3: Kalimantan, KE 4 : Sulawesi, KE 5: Bali-Nusa Tenggara, KE 6: Papua – Kep. Maluku, JKT : Ibu Kota
PETA INDIKASI
INVESTASI
KORIDORSUMATERA
Banda Aceh
Pekan Baru
JambiPadang
Sibolga
Pangkal Pinang
Bengkulu
Bandar Lampung
Palembang
Jakarta
Serang
Pelabuhan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan BebasBatam
Pelabuhan Utama - Hub InternationalK. Tanjung
Medan
Dumai
K1-(9)-1
Kawasan Sei Mangke-
Kelapa Sawit
IDR 2,50 T
K1-(9,16)-2
Kawasan Sawit Dumai –
Kelapa Sawit
IDR 5,36 T
K1-(15)-3
Tanjung Api-Api,
Tanjung Carat - Batubara
IDR 1,8 T
K1-(9)-4
Muara Enim, Pendopo –
Kelapa Sawit, Batubara
IDR 16.29 T
K1-(18,26)-5
Kawasan Strategis
Nasional Selat Sunda –
Jembatan Selat Sunda
IDR 100 T
K1-(26)-6
Cilegon – Besi Baja
IDR 57,90 T
1
2
4
3
5
BUMN
SWASTA
PEMERINTAH
1
6
5
4
3
2
6
Ke Pontianak
Simpul Perkebunan Karet
Simpul Perkebunan Sawit
Kawasan/Klaster Industri
Simpul Pertamb. Batubara
Jaringan Pelayaran DomestikJalan Kereta ApiJalur Utama Keluar Koridor
Ibu Kota Provinsi/Pusat Ekonomi
Jalur Penghubung Koridor
K2-(2,4)-1
Banten - Makanan Minuman,
Peralatan Transportasi
IDR 6,17 T
7
7
Ke Bagian Barat Sumatera Jakarta
Semarang
Ke Pontianak
Ke Kalimantan & Sulawesi
Ke Batam
Ke Banjarmasin
Ke Balikpapan dan Samarinda
Ke Sulawesi
Ke Indonesia Timur
Ke Bali & N. Tenggara
Surabaya
Simpul Industri makanan
Simpul Industri Tekstil
Kawasan/Klaster Industri
Jaringan Pelayaran Domestik
Jalur Utama Keluar Koridor
Simpul Manufaktur Mesin dan Alat Angkut
Bandung
Yogyakarta
Serang
Ibu Kota Provinsi/Pusat Ekonomi
Jalur Penghubung KoridorJalan Kereta Api
KORIDOR JAWA
1
23
45 6
7
BUMN
SWASTA
PEMERINTAH
K2-(16)-2
Jabodetabek Area
IDR 221,30 T
1 K2-(4)-3
Bogor - Peralatan Transportasi
IDR 1,35 T
2 K2-(4,2)-4
Bekasi dan sekitarnya - Peralatan
Transportasi, Makanan Minuman
IDR 16,78 T
3
K2-(18,3)-5
Bandung dan sekitarnya
Alutsista, Tekstil
IDR 1,4 T
4K2-(2,3)-6Selatan Jawa Tengah –Makanan Minuman, Tekstil
IDR 4,69 T
5
K2-(2)-8
IDR 2,06 T
Pasuruan-Malang –Makanan Minuman
7K2-(23)-9
IDR 49,60 T
Jawa – Tol Trans Jawa
8K2-(23)-9
IDR 222,21 T
Jawa - Rel Kereta Api dan Kereta Api Cepat
9
K2-(3,5)-7
Metropolitan Gerbang Kertosusila-
Makanan Minuman, Perkapalan
IDR 12,78 T
6
8
899
9
9
Slide 36
KORIDORKALIMANTAN
Palangkaraya
Maloy
Pel. Maloy
Pel. Balikpapan
Pontianak
Ke Semarang dan SurabayaKe Surabaya
Pel. Pontianak
Ke Bitung
Ke Surabaya
Ke SemarangKe Bojonegoro
Ke Batam
Simpul Batubara
Simpul PerkayuanIbu Kota Provinsi/Pusat Ekonomi
Jalur Penghubung Koridor/Trans Kalimantan
Jalan Kereta Api
K3-(1,9,21) -5
Lokus Barito, dsk – Besi
Baja,Kelapa Sawit, Perkayuan
IDR 46,30 T
Simpul Kegiatan migas Simpul Kelapa Sawit
BUMN
SWASTA
PEMERINTAH
K3-(8,9,14,20) -1
Kutai Timur, Maloy –
Tembaga,Bauksit/Alumina,
Kelapa Sawit, Batubara,
Perkayuan
IDR 110,19 T
K3-(14,15,20) -2
Balikpapan, dsk – Migas,
Batubara, Perkayuan
IDR 161,60 T
K3-(15) -3
Rapak dan Ganal Kaltim –
Migas
IDR 70,00 T
K3-(1,9,14,20) -4
Kotabaru, Tanah Bambu, dsk –
Besi Baja,Kelapa Sawit,
Batubara, Perkayuan
IDR 17,85 T
K3-(8,9,20) -6
Pontianak, Mempawah, dsk –
Bauksit/Alumina,Kelapa
Sawit, Perkayuan
IDR 94,28 T
K3-(23) -7
Kereta Api Batubara
Kalimantan
IDR 57,30T
Samarinda
1
2
4
6
7
8
2 4
6
7
1 3
35
5
Jalur Eksisting
Banjarmasin
Simpul Besi Baja
Simpul Bauksit/Alumina
Slide 37
KORIDORSULAWESI
Swasta
Pemerintah
BUMN
Simpul Pengolahan Nikel
Ibu Kota Provinsi / Pusat Ekonomi
Simpul Pertanian Pangan
Simpul Perkebunan Kakao
Simpul Perikanan
Kawasan Industri
Jaringan Pelayaran Domestik Jalur Penghubung Koridor
Komplek LNG
Kawasan EBT
K4-(6)-1
Mandiodo, Konawe, Kolaka - Nikel
IDR 48,55 T
1
K4-(11,15,22)-2
Makasar & sekitarnya –Pertanian Pangan, Perikanan, MigasIDR 14,72 T
2 K4-(6)-3
Luwu - Nikel
IDR 23,10 T
3 K4-(15)-6
Luwuk & Banggal - Migas
IDR 55,10 T
6
2
3
4
1
56
7
K4-(15,21)-4
Mamuju – Kakao, Migas
IDR 14,73 T
4 K4-(6,15)-5
Morowali – Nikel, Migas
IDR 40,30 T
5
K4-(22)-7
Manado & sekitarnya –Perikanan
IDR 0,90 T
7
Jalur Eksisting
Slide 38
Ke Maluku & PapuaSurabaya
Denpasar
Kupang
Simpul Kegiatan Peternakan
Jaringan pelayaran domestik
Simpul Kegiatan PariwisataSimpul Kegiatan Perikanan
Ibukota Provinsi/Pusat Ekonomi
Nagekeo
Flores Timur
Jalur Penghubung KoridorJalur Eksisting
1 2 43
5
SWASTA
BUMN
PEMERINTAH
Lombok
Sumbawa
KORIDORBALI-NUSA TENGGARA
K5 - (12, 19) -2
Lombok – Pariwisata ,
Peternakan
IDR 30,30 T
2 K5 - (19, 22) -4
Nagakeo – Peternakan,
Perikanan
IDR 5,74 T
3 K5 - (19) -5
IDR 1,00 T
4
Flores Timur –
Peternakan
K5 - (22) -6
IDR 0,31 T
5
Kupang – Perikanan
K5 - (12, 22) -1
IDR 10,28 T
1
Denpasar – Pariwisata ,
Perikanan
Slide 39
Ke Makassar & Surabaya
Ke Makassar & Surabaya
Ambon
Sorong
Manokwari
Timika
Merauke
Teluk
BintuniJayapura
Sofifi
KORIDOR
PAPUA - MALUKU
K6-(12)-3
Ambon – Perikanan
IDR 0,15 T
K6-(16)-4Sorong & Teluk Bintuni- Migas
IDR 50,00 T
K6-(7)-5
Timika - Tembaga
IDR 197,20 T
K6-(11)-6Merauke – Pertanian Pangan
IDR 80,00 T
K6-(26)-7
Trans Papua
IDR 50,00 T
1
3
4
5
6
7
3
4
5
6
7
BUMN
SWASTA
PEMERINTAH
4
Kawasan Industri
Jaringan Pelayaran Domestik
Jalur Penghubung Poridor
Jalur Trans PapuaJalur Eksisting
Simpul Kegiatan Perikanan
Simpul Kegiatan Pertambangan Tembaga
Simpul Kegiatan Pertanian
Ibu Kota Provinsi/Pusat Ekonomi
Simpul Kegiatan Migas
Simpul Pengolahan Nikel
7
7
K4-(6)-2
Halmahera – Nikel
IDR 83,00 T
2K4-(12)-1
Morotai - Perikanan
IDR 30,54 T
1
2
KORIDORKORIDORPAPUA – KEP. MALUKU
Slide 40
DAFTAR
DEBOTTLENECKING REGULASI & PERIJINAN
YANG DIIDENTIFIKASI
NO REGULASIPENANGGUNG
JAWABUSULAN WAKTU
1 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terkait denganpasal-pasal kontrak kerja, outsourcing, dan pesangon (hanya 5 pasal)
Kemennakertrans Des.2011
2 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara mengenai ketidakpastian usaha masa ijin usaha 20+10+10 tahun, Mekanisme pengubahan dari Perjanjian karya pengusahaanpertambangan batubara (PKP2B) dan KK menjadi ijin usaha
Kemen ESDM Des.2011
3 Peninjauan Kembali UU No 22/2001 tentang MigasPenyederhanaan pola bisnis, mekanisme lex specialist penerapanperpajakan, kejelasan pengelola aset cadangan minyak nasional.
Kemen ESDM Des.2011
4 Percepatan penetapan RTRW Provinsi Konflik penggunaanlahan antara kawasan hutan, perkebunan dan pertambangan
Kemen PU Kehutanan Pemda
Des.2011
5 Percepatan pengesahan RUU Pengadaan Tanah untukKepentingan Pembangunan
BPN Juli 2011
DAFTAR DEBOTTLENECKING REGULASI & PERIJINAN
YANG DIIDENTIFIKASI (1/3)
Slide 42
DAFTAR DEBOTTLENECKING REGULASI & PERIJINAN
YANG DIIDENTIFIKASI (2/3)
NO REGULASIPENANGGUNG
JAWABUSULAN WAKTU
6 Pelaksanaan PP No. 94/2010 tentang penghitungan penghasilan kenapajak dan pelunasan pajak penghasilan dalam tahun berjalanPerlu PMK tentang jenis-jenis industri yang layak menerimapembebasan pajak (tax holiday)
Kemenkeu Des.2011
7 Revisi PP No. 62/2008 tentang Perubahan atas PP No.1/2007 tentangfasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal "di bidangtertentu dan atau di daerah tertentu" penetapan sub sektor barusesuai prioritas MP3EI yang layak untuk menerima tax allowance (seperti untuk pajak gas Coal Bed Methane yang IRRnya kurangmenarik jika tanpa insentif)
Kemenkeu Juli 2011
8 Peninjauan kembali PMK 67/10 tentang Penetapan Barang Eksporyang dikenakan Bea Keluar (BK) dan tarif BK dan mekanismepengembalian dana BK untuk pengembangan sektor ybs melaluimekanisme DIPA Penerapan BK progresif untuk Kelapa Sawit, Karet, Kakao, termasuk industri turunannya (contohnya industribiodiesel)
Kemenkeu Des.2011
Slide 43
DAFTAR DEBOTTLENECKING REGULASI & PERIJINAN YANG
DIIDENTIFIKASI (3/3)
NO REGULASIPENANGGUNG
JAWABUSULAN WAKTU
9 Penetapan jaminan energi (migas & batubara) dan bahan baku (kelapasawit, karet & kakao) untuk pengembangan industri hilir PenerapanDMO untuk Migas, Batubara, maupun Karet dan Kelapa Sawit
Des. 2011
10 Percepatan pemisahan antara fungsi regulator (OtoritasBandara/Pelabuhan) dan operator (Badan Usaha) untuk pelaksanaan: UU No. 1 Tahun 2008 Tentang Penerbangan , UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran; khusus UU No. 23 Tahun 2007 TentangPerkeretaapian, pemisahan Badan Penyelenggara Prasarana danBadan Penyelenggara Sarana.
Kemenhub Des. 2011
11 Revisi Perpres No 13/2010 tentang Kerjasama Pemerintah denganBadan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
Kemenko, Kemenkeu
Juni 2011
Slide 44
PENUTUP
Kondisi perekonomian kita saat ini semakin membaik, dengan laju
pertumbuhan yang semakin cepat. Hal ini menunjukkan program
pembangunan kita sudah berada dalam arah yang benar.
Namun demikian, masih ada hal-hal yang harus kita perbaiki agar
program pembangunan kita dapat memberikan dampak yang lebih
optimal terhadap perekonomian kita.
Musrenbangnas adalah forum yang amat penting guna meningkatkan
koordinasi dan dan sinkronisasi, baik dalam konteks lintas-
kementerian, lintas-daerah, maupun antara pusat dan daerah,
sehingga dapat dilahirkan rumusan kebijakan yang memberi dampak
yang lebih optimal terhadap perekonomian.
Pengertian terhadap langkah-langkah kebijakan yang telah diambil dan
pemahaman terhadap isu-isu strategis yang kita hadapi akan
membantu kita dalam memformulasikan kebijakan ekonomi yang baik
dan tepat.