PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1837/1/SKRIPSI...
Transcript of PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1837/1/SKRIPSI...
i
PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA
ARAB MELALUI METODE BERNYANYI PADA ANAK
USIA DINI DI RA MASITOH SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
SA’DIYATUL MUNAWAROH
NIM. 11613006
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
ii
iii
PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA
ARAB MELALUI METODE BERNYANYI PADA ANAK
USIA DINI DI RA MASITOH SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
SA’DIYATUL MUNAWAROH
NIM. 11613006
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2016
iv
v
vi
vii
MOTTO
من جد وجد
“Siapa yang sabar pasti beruntung”
امتعمل يف امصغر اكمنقش عىل احلجر
“Belajar diwaktu kecil itu, bagaikan mengukir di atas batu”
viii
PERSEMBAHAN
Yang utama dari segalanya…Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.
Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku
dengan ilmu, serta memperkenalkanku dengan cinta, atas karunia dan serta
kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah
membantu mewujudkan mimpiku:
1. Kedua orangtuaku, Bapak Sa’idan Mubarok dan Ibu Durrotul Yatimah yang tiada
pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat, dan
kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat
menjalani rintangan yang ada di depanku.
2. Keluarga Besar Yaa Bismillah IAIN Salatiga, Bidikmisi angkatan 2013 yang
selalu memberikan dorongan serta motivasi agar selalu bersabar dalam
menghadapi setiap masalah.
3. Guru-guruku yang hebat dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi yang penulis
sayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh
kesabaran.
4. Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang
penulis banggakan.
ix
5. Tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada yang terkasih kepada calon
ayah dari anak-anakku Ejang Emlani Malik Al-Ghifari yang selalu memberikan
semangat di sela rutinitas kesibukannya, sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
6. Sahabat-sahabatku tercinta, Nur Dewi Haryati, Khafidhotul Baroroh, Venny Nur
Hidayati, Mariyatul Qibtiyah, Riska Cahya Anggraini, Yuni Lestari, dll
terimakasih banyak untuk segala hal, untuk kenangan indah dalam setiap bait pada
paragraph kisah persahabatan kita.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku ketua jurusan PIAUD.
4. Ibu Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si selaku dosen pembimbing akademik.
5. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan
waktunya dalam upaya membimbing penulis skripsi ini.
6. Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yeng telah banyak membantu
dalam penyelesaian skripsi ini
7. Ibu Kumaisaroh, SHI selaku Kepala RA Masitoh Pendem Kecamatan Ledok
Kota Salatiga yang telah memberikan dukungan dan kesempatan penulis.
xi
8. Ibu Sri Arijati selaku Guru Kelompok A RA Masitoh yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis.
9. Dewan guru RA Masitoh Pendem Kecamatan Ledok Kota Salatiga.
10. Siswa-siswi kelompok A RA Masitoh.
11. Bapak dan Ibu serta saudara-saudaraku di rumah yang telah mendoakan dan
memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dan
penyusunan skripsi dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
12. Sahabat-sahabatku tercinta, Gendut, Baroroh, Venny, Riska, Yuni, Atul dkk
yang selalu mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.
13. Seseorang yang turut serta menguatkan, dan senantiasa memberi semangat,
dukungan, motivasi, dan doa untuk kelancaran penulis menyelesaikan skripsi
ini.
14. Teman-teman Jurusan PIAUD angkatan 2013 di IAIN Salatiga yang telah
memberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun.
Hanya untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis.
Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini
kurang memenuhi syarat, pembaca hendaknya memberika saran maupun kritik yang
membangun ke arah perbaikan dan penyempurnaan.
xii
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, 06 September 2017
Penulis
Sa’diyatul Munawaroh
xiii
ABSTRAK
Munawaroh, Sa’diyah. 2017. Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Melalui Metode
Bernyanyi Pada Anak Usia Dini di RA Masitoh Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I
Kata Kunci : Kosakata Bahasa Arab, Bernyanyi, Anak Usia Dini.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan penguasaan kosakata
Bahasa Arab melalui metode bernyanyi pada anak usia dini di RA Masitoh Salatiga
tahun pelajaran 2016/2017. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian
ini adalah apakah penerapan metode bernyanyi dapat meningkatkan prestasi belajar
anak didik dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab pada anak usia
dini di RA Masitoh Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?Untuk menjawab pertanyaan
tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research)
sebanyak dua siklus.
Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah untuk mengetahui apakah
penerapan metode bernyanyi dapat meningkatkan prestasi belajar anak didik dalam
meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab pada anak usia dini di RA Masitoh
Salatiga tahun pelajaran 2016/2017. Dari analisis data didapatkan bahwa hasil dari
penguasaan kosakata Bahasa Arab melalui metode bernyanyi pada anak usia dini di
RA Masitoh Salatiga tahun pelajaran 2016/2017 mengalami peningkatan dalam setiap
siklusnya, yaitu sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas sebesar 29%, setelah
dilakukan tindakan yang disepakati yaitu melalui metode bernyanyi diperoleh pada
siklus I sebesar 53% dan pada siklus II meningkat menjadi 94%. Hasil penelitian ini
sudah memenuhi indikator pencapaian sebesar 75% yang ditetapkan sekolah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa melalui metode bernyanyi pembelajaran kosakata
Bahasa Arab dapat diserap anak dengan mudah.
Penerapan metode bernyanyi mempunyai pengaruh dalam meningkatkan
penguasaan kosakata Bahasa Arab pada anak usia dini di RA Masitoh Salatiga tahun
pelajaran 2016/2017, yaitu dengan hasil siswa yang tuntas belajar pada siklus I
sebanyak 53%. Pada siklus II sebanyak 94%.
xiv
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR BERLOGO
JUDUL …………………………………………………………………………. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………….………………………………….. ii
PENGESAHAN KELULUSAN ………………………..…………………….... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……………………………………... iv
MOTTO .………………………………………………………………………… v
PERSEMBAHAN …………………………………………………….…. ......... vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………..…….. vii
ABSTRAK ………………………………………………………..…………… ix
DAFTAR ISI ……………………………………………….…………………. x
DAFTAR TABEL …………………………………….………………………. xii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 5
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 5
D. Hipotesis Tindakan …………………………………………………. 6
E. Kegunaan Penelitian ..……………………………………………… 6
F. Definisi Operasional ...……………………………………………… 8
G. Metode Penelitian …..……………………………………………… 9
H. Sistematika Penulisan .……………………………………………… 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Peningkatan …………………………………………….. 21
B. Pengertian Penguasaan ……………………………………………... 21
C. Pengertian Kosakata ………………………………………………... 22
xv
D. Hakikat Bahasa untuk Anak Usia Dini ……………………………. 23
E. Bahasa Arab ………………………………………………………… 31
F. Hakikat Metode Bernyanyi ………………………………………… 33
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ……………………. 40
B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus ...……………………… 47
C. Deskripsi Penelitian pelaksanaan Siklus I ..…………………………. 47
D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II ..………………………… 57
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus………………………………………………….. 65
B. Pembahasan…………………………………………………………... 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..………………………………………………………… 80
B. Saran ..……………………………………………………………….. 80
C. Penutup …..………………………………………………………….. 82
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup Penulis
xvi
xvii
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran bahasa asing, aspek kosa kata adalah aspek yang
penting dari semua aspek bahasa asing yang harus dikuasai anak didik.
Menurut Muhammad Ali Khuli (1986:89) dalam bukunya assaliiba tadaris al-lughoh
al-arabiyyah menyatakan bahwa penguasaan atau pengetahuan kosa kata (mufrodat)
mempunyai faedah yang sangat penting sekali, karena penguasaan kosa kata
bermanfaat bagi orang yang ingin menulis atau mengarang bahkan belajar tentang
bahasa Arab.
Penguasaan bahasa bertujuan agar manusia dapat berkomunikasi dengan
baik, maka seorang pembelajar harus menguasai kosa kata, karena akan banyak
membantu anak didik dalam belajar bahasa asing (Bahasa Arab) terutama dalam
menguasai keempat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, membaca,
berbicara dan menulis. Manusia mengungkapkan berbagai macam peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari dengan menggunakan kata-kata yang tersusun dalam kalimat
untuk itu penguasaan kosa kata adalah suatu hal yang utama untuk dipelajari sebagai
syarat untuk anak didik yang ingin mahir dalam berbahasa. Karena kualitas berbahasa
seseorang jelas tergantung pada kualitas kosa kata yang dimiliki. Semakin banyak
kosa kata yang dimiliki semakin besar pula kemungkinan untuk terampil berbahasa
(Henry Guntur Tarigan, 1989:2). Karena begitu pentingnya aspek kosa kata dalam
2
pembelajaran bahasa asing maka dalam pengajarannya perlu menggunakan metode
dan strategi tertentu agar dapat mencapai tujuan hasil belajar yang diharapkan.
Sebuah metode akan dianggap efektif apabila metode tersebut memperhatikan minat
dan kemampuan anak didik. Penggunaan metode yang tepat akan menentukan
efektifitas dan efisiensi pembelajaran (Mulyana, 2005:107).
Selain metode komponen penting lainnya adalah strategi. Strategi adalah
taktik atau pola yang dilakukan oleh seorang pengajar. Jadi strategi pembelajaran itu
meliputi kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh pengajar mulai dari
perencanaan pelaksanaan kegiatan sampai ke tahap evaluasi, serta program yang tidak
lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu
pengajaran (Iskandarwassid dan Dadang Sunandar, 2008:9). Bahkan dikatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran yang paling penting
diantaranya media atau sarana (Ali Khuli, 2010:32).
Menurut Bobby De Potter (2008:24) dalam bukunya Quantum Teaching
mengatakan “masukilah dunia mereka dengan kita memasuki dunianya maka sejauh
itu pula pengaruh yang kita miliki di dalam kehidupan mereka”. Pada dasarnya anak
usia dini akan mudah dalam pembelajaran kosa kata bahasa Arab (mufrodat), sebab
daya tangkap dan pemahaman mereka masih sangat mudah untuk diberi pengetahuan
sejak dini. Agar dapat meningkatkan prestasi anak maka perlu adanya inovasi baru
dalam pembelajaran bahasa Arab khususnya dalam penguasaan kosa kata pada anak
didik RA Masitoh melalui metode beryanyi.
3
Menurut teori aktif proses pembelajaran yang baik adalah belajar aktif. Dalam
proses belajar aktif peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus
dilakukan. Peserta didik menggunakan otaknya untuk memecahkan berbagai masalah,
dan menerapkan tentang apa yang telah mereka pelajari (Mel Silberman, 2002:11).
Seiring dengan perkembangan zaman, anak didik usia dini tidak hanya
dituntut mahir dalam berbahasa Indonesia akan tetapi perlu dikenalkan dengan bahasa
asing seperti bahasa Arab. Bahasa Arab merupakan bahasa pengantar internasional
yang amat penting. Karena Negara Indonesia merupakan bagian dari negara-negara
yang ada di dunia, oleh karenanya jika bangsa Indonesia ingin maju dan berkembang,
maka harus dapat berinteraksi di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan,
keamanan, dan pendidikan dengan berbagai negara di dunia melalui perantara bahasa
internasional yaitu bahasa Inggris, tetapi bahasa Arab juga bisa dipelajari untuk
berinteraksi dengan warga Arab. Bangsa yang maju adalah bangsa yang peduli akan
nasib generasi penerusnya, sedangkan bahasa merupakan kunci utama bagi generasi
bangsa untuk membuka jendela dunia. Maka sebaiknya generasi penerus bangsa kita,
perlu dikenalkan dan diajarkan bahasa Arab. meskipun bahasa Arab itu sendiri bukan
termasuk komponen yang wajib dalam kurikulum PAUD/TK/RA. Namun apa
salahnya jika semenjak usia dini atau masa emas (golden age) dimana usia 0–6 tahun
adalah masa peka dan pesatnya perkembangan otak anak, maka sangat tepat jika anak
usia dini dikenalkan dengan bahasa Arab.
4
Oleh sebab itu penguasaan kosa kata bahasa Arab yang merupakan dasar agar kita
dapat berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya, perlu mendapatkan
perhatian dan perlu ditingkatkan pada anak usia dini.
Dengan penguasaan kosa kata bahasa dengan baik, anak didik akan mempunyai
bekal ilmu pengetahuan tambahan yang berguna ketika memasuki jenjang pendidikan
dasar yang lebih tinggi yaitu SD/MI dan yang terpenting adalah anak didik dibekali
kemampuan memahami kata sederhana dan melafalkan kosa kata bahasa Arab
dengan benar.
Namun dalam praktiknya di lembaga pendidikan anak usia dini, dalam
pembelajaran bahasa khususnya di RA Masitoh masih dijumpai berbagai masalah
yaitu keterbatasan kosa kata yang diketahui anak, permasalahan lain yaitu terdapat
orang tua atau orang–orang yang ada di sekitar anak yang sengaja berbicara dengan
lafal yang dibuat-buat, serta adanya beberapa anak yang mempunyai gangguan alat
artikulasi sehingga anak tidak dapat mengucapkan bunyi-bunyi vokal tertentu. Dari
hasil observasi awal yang telah dilakukan, diperoleh hasil ketuntasan dalam bidang
bahasa mencapai 28 % dari 16 anak RA Masitoh kelompok A, yang artinya masih
banyak anak yang kurang tertarik dengan pembelajaran bahasa, guru hanya menyuruh
anak untuk menebalkan huruf, menyalin kembali huruf/kata/kalimat bahkan anak
sering disuruh mendengarkan cerita yang terkadang membosankan, sehingga anak
tidak dapat mengekspresikan perasaan, emosi, dan pengalamannya ke dalam
bahasanya secara sederhana, dikarenakan penerimaan bahasa yang kurang maksimal.
5
Mengacu dalam Permendikbud RI No. 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional
PAUD dalam Panduan Pendidikan Kurikulum 2013 PAUD Anak Usia Dini 5 - 6
(2014 : 7) menerangkan bahwa: “Pembelajaran bahasa menurut Kompetensi Dasar
pada kurikulum dua ribu tiga belas mencakup tiga hal yaitu memahami (reseptif)
bahasa, keaksaraan dan mengekspresikan bahasa”.
Hal ini perlu mendapat perhatian yang lebih agar anak didik kita dapat menguasai
seluruh aspek perkembangan bahasa dengan baik .
Mengingat permasalah tersebut diatas dan agar anak-anak lebih mudah menyerap,
memahami, menguasai kosa kata bahasa, serta untuk menumbuhkan daya pikir, daya
imajinasi, daya kreatifitas anak didik, maka anak didik tersebut harus terlibat
langsung dalam menemukan pengetahuan dan kreatifitasnya sendiri.
Penerapan metode bernyanyi diharapkan agar anak didik mampu memahami dan
akhirnya mampu menggunakan kosa kata bahasa Arab dengan tepat, kemudian untuk
harapan kedepannya anak mampu untuk mengembangkannya ke dalam bentuk
kalimat sederhana di jenjang pendidikan selanjutnya SD/MI. Karena berawal dari
penguasaan bahasa, maka anak akan cepat dan mudah dalam menguasai semua aspek
perkembangan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis mengangkat judul,
“PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA ARAB MELALUI
METODE BERNYANYI PADA ANAK USIA DINI DI RA MASITOH
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017”
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
masalah apakah penerapan metode bernyanyi dapat meningkatkan prestasi belajar
anak didik dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab pada anak usia
dini di RA Masitoh Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk
mengetahui apakah penerapan metode bernyanyi dapat meningkatkan prestasi belajar
anak didik dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab pada anak usia
dini di RA Masitoh Salatiga tahun pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang akan
dibuktikan secara statistik (Nana Syaodih S., 2008: 316).
Hipotesis tindakan dipahami sebagai dugaan tentang suatu hal untuk
membuktikan benar atau tidaknya dugaan itu perlu diuji terlebih dahulu (M. Toha,
dkk, 2009: 128).
Adapun hipotesis yang penulis ajukan sebagai berikut: “Penggunaan metode
bernyanyi dapat meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab pada anak usia dini
di RA Masitoh Salatiga tahun pelajaran 2016/2017”.
7
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis:
1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis yaitu :
a. Memberi masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran yang kreatif dan
inovatif, dan sebagai sarana pengembangan dan peningkatan profesional
guru.
b. Sebagai bahan informasi kepada lembaga lain tentang pentingnya
peningkatan penguasaan kosakata bahasa Arab melalui metode bernyanyi
pada anak usia dini.
c. Bagi guru RA, guru dapat menambah wawasan betapa pentingnya
memahami karakteristik anak sehingga dapat menentukan metode
pembelajaran yang tepat yaitu dengan metode bernyanyi.
d. Proses belajar dan hasil kegiatan membentuk guru yang lebih kreatif
dalam merancang dan mengelola kegiatan yang menyenangkan untuk
anak didik.
2. Manfaat praktis yang dapat disampaikan oleh penulis yaitu :
a. Bagi orang tua
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan orang tua anak
didik dapat meningkatkan kemampuan membimbing anak dalam
penyampaian kosakata Bahasa Arab untuk anak usia dini agar dapat
8
dipahami oleh anak didik serta dapat memotivasi belajar anak didik guna
memasuki jenjang sekolah selanjutnya.
b. Bagi guru
Guru adalah teladan dan orang tua anak di sekolah, hendaknya
guru dapat menyampaikan kosakata Bahasa Arab dengan baik dan tepat
sehingga dapat digunakan anak dalam kehidupan sehari- hari dengan baik
pula.
c. Bagi anak didik
Diharapkan dengan penelitian ini anak didik dapat menerima,
memahami serta dapat menggunakan kosakata Bahas Arab dengan baik
dan benar, sehingga anak lebih komunikatif.
d. Bagi sekolah
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan atau
pengetahuan baru tentang peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Arab
melalui metode bernyanyi, agar dapat diwujudkan dalam suatu lembaga
pendidikan yang berhasil membentuk anak yang aktif berkomunikasi
dengan baik.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan antara penafsiran dengan maksud utama penulis
dalam penggunaan kata pada judul maka akan dijelaskan dalam definisi istilah
sebagai berikut:
9
a. Meningkatkan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:371) arti dari kata
meningkatkan adalah mempertinggi atau menaikkan.
b. Penguasaan
Penguasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:468)
adalah proses, cara, perbuatan menguasai sesuatu.
c. Kosa Kata
Pengertian kosa kata menurut Buku Besar Bahasa Indonesia
(2003:597) adalah perbendaharaan kata atau banyaknya kata-kata yang
dimiliki suatu bahasa.
d. Bahasa Arab
Pengertian bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:77)
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh
para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri, percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku
yang baik, sopan santun, baik budinya, menunjukkan bangsa, budi bahasa atau
perangai serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik buruk
kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan).
Pengertian Arab menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (1997:62)
adalah nama bangsa di Jazirah Arab dan timur tengah.
Jadi dapat kami ambil kesimpulan bahwa Bahasa Arab adalah tutur
kata yang digunakan oleh bangsa di jazirah arab dan timur tengah.
10
e. Metode Bernyanyi
Metode bernyanyi adalah syair-syair yang mudah disusun menurut
susunan tertentu dan dibacakan dengan menyanyikan bersama-sama serta
memiliki tujuan tertentu (Ahmad Yunus, 1983:92). Tujuan bernyanyi
diantaranya untuk menambah rasa percaya diri, membangkitkan kegembiraan
hari dan dapat memperbaiki akhlak (Ahmad Yunus, 1983:93).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian tindakan
kelas.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
melalui refleksi dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga
hasil belajar siswa menjadi meningkat (Igak dan Kuswaya, 2008:416).
PTK adalah kolaborasi, melibatkan partisipan bersama- sama
bergabung dengan mengkaji praktik pembelajaran dan mengembangkan
pemahaman tentang makna tindakan (Supardi, 2006:105). PTK kolaboratif
dipilih oleh peneliti karena masalah muncul di kelas dan perlu adanya
penyelesaian. Pada tahap ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu
perhatian khusus untuk diamati.
Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah karena
peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian. Dalam penelitian ini, kelas
11
yang berisi anak didik dijadikan objek penelitian, maka siswa yang berada di
kelas tersebut adalah sebagai populasi yang diteliti
Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas
Yanto (2013,42) menjabarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model kemmis dan Taggart
Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan (planning)
,tindakan (acting) , observasi (observing) dan refleksi (reflecting).
12
2. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini dilakukan pada anak didik kelompok A di RA
Masitoh yang berlokasi pada Jln. Argobudoyo no. 11 Pendem kec. Ledok
Kota Salatiga yang berjumlah 16 anak yang terdiri dari 5 perempuan dan 11
laki- laki.
Peneliti memilih kelompok A, karena usia perkembangan bahasa
sangat penting untuk lebih diprioritaskan semenjak dini, dengan penguasaan
kosakata bahasa maka anak kelompok A akan mudah mempelajari aspek
perkembangan lainnya (nilai agama moral, kognitif, fisik motorik, sosial
emosional dan seni), semakin banyak anak didik kelompok A dalam
menguasai kosa kata bahasa maka akan semakin cepat mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan yang baru. Adapun model pembelajaran yang digunakan di
RA Masitoh yaitu menggunakan model sentra. Untuk itu peneliti mencoba
mencari suatu solusi yang dapat memecahkan masalah tersebut dengan
metode bernyanyi sehingga penguasaan kosakata bahasa dapat meningkat.
3. Langkah- langkah Penelitian
Menurut Yanto (2013:40) tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas
terdiri dari 4 tahapan penting, yaitu:
a. Tahap Rencana
1) Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan penerapan
metode beryanyi yaitu membuat (RKH) Rencana Kegiatan Harian.
13
2) Membuat gambar bagian tubuh manusia beserta kosa kata bahasa Arab
yang akan diajarkan kepada anak didik.
3) Menyiapkan lembar tes buatan peneliti atau lembar penugasan, yang
mana hasil penugasan dari anak didik tersebut akan diberi nilai dan
dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut.
4) Membuat simulasi perbaikan.
b. Tahap Tindakan
Yang merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa
penerapan metode bernyanyi sesuai dengan konsep pembelajaran yang
tertulis pada (RKH) Rencana Kegiatan Harian pada tahap perencanaan.
c. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses
pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk
dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi beberapa indikator
yang telah ditentukan penulis secara terlampir.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan
penelitian, tahap refleksi meliputi :
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran
2) Evaluasi hasil observasi
3) Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I untuk
dilakukan perbaikan pada siklus II
14
4. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Rencana Kegiatan Harian (RKH), yaitu seperangkat pembelajaran yang
digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan menyusun untuk
tiap putaran. Masing-masing RKH berisi tentang tingkat pencapaian
perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar,
hasil penilaian.
b. Tes buatan peneliti, yaitu berupa lembar penugasan yang dikerjakan oleh
anak didik yang berupa hasil menebalkan huruf Arab, tes buatan peneliti
tersebut digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang
akan dianalisis dan diolah menjadi data kualitatif nantinya.
c. Lembar Observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati anak
didik selama proses pembelajaran berlangsung secara bersamaan, yaitu
anak didik tidak diperintahkan maju satu per satu dalam melaksanakan
tugas, melainkan semua secara bersama-sama mengikuti perintah guru
dalam menebalkan huruf Arab dan melafalakan kosa kata.
d. Wawancara, yang mana ditujukan kepada informan yaitu Kepala Sekolah
dan guru pendamping kelompok A di RA Masitoh. Wawancara ini
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang data atau profil sekolah
dan pendapat guru sebelum dan sesudah menerapkan metode bernyanyi.
e. Dokumentasi, peneliti membutuhkan dokumentasi meliputi:
15
1) Foto kegiatan pembelajaran
2) RKH
3) Data siswa, guru dan profil sekolah
f. Catatan lapangan yang diperlukan peneliti disini adalah catatan rinci
tentang keadaan selama proses pembelajaran terjadi pada saat penelitian.
Catatan lapangan diperoleh dari apa yang didengar, dilihat, dialami dan
dipikirkan oleh peneliti.
5. Pengumpulan Data
Ada sejumlah strategi pengumpulan data yang dapat digunakan, akan
tetapi tidak semua strategi cocok untuk semua jenis data. Oleh karena itu
peneliti harus memilih strategi yang tepat. Adapun strategi yang digunakan
peneliti antara lain yaitu :
a. Metode Observasi
Observasi adalah instrumen yang sering digunakan dalam
penelitian di bidang pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan dan pendengaran.
Menurut Sukardi (2009 :78) menyatakan bahwa observasi akan lebih
efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta
alami, tingkah laku dan hasil kerja anak didik dalam situasi alami. Dalam
hal ini peneliti mengamati proses belajar, cara melafalkan dan penguasaan
kosakata bahasa Arab selama pembelajaran berlangsung.
16
b. Metode Dokumentasi
Cara lain memperoleh data dari penelitian adalah menggunakan
teknik dokumentasi. Menurut Sukardi (2009 : 81) Pada teknik ini,
dimungkinkan peneliti memperoleh informasi dari berbagai macam
sumber tertulis, dimana anak didik melakukan kegiatan sehari-harinya.
Serta untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru,
keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa.
c. Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk
suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut
yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-
anak lain atau standar yang telah ditetapkan (Depdiknas,2006)
Peneliti merancang lembar penugasan untuk anak didik
sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk mendapatkan data
kuantitatif berupa nilai hasil penerapan metode bernyanyi,
kemudian akan dianalisa dan diambil kesimpulannya.
17
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang
bersifat diskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan data yang diperoleh
melalui instrumen penelitian. Setelah data terkumpul kemudian
diklasifikasikan ke dalam dua kelompok data yaitu kuantitatif yang berbentuk
angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata dan simbol.
Analisis data menurut Arikunto (2008:128) adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan mana yang harus dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga
dapat dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Tahap – tahap yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data
adalah
a. Pengumpulan data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan selesai pengumpulan data.
b. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum hal-hal yang pokok,
memfokuskan hal-hal yang penting. Dicari tema dan polanya. Tahap ini
18
dilakukan untuk memberikan gambaran yang jelas, mempermudah peneliti
melakukan pengumpulan data dan mencarinya apabila diperlukan.
c. Display data
Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk uraian singkat
yang bersifat naratif dan tabel.
d. Kesimpulan
Kesimpulan dimaksudkan untuk melihat apakah tujuan
pembelajaran yaitu penggunaan metode bernyanyi dapat meningkatkan
penguasaan kosakata bahasa Arab pada anak usia dini di RA Masitoh
Salatiga tahun pelajaran 2016/2017.
Apabila penelitian tahap pertama (siklus I) belum memenuhi
tujuan pembelajaran dengan baik, maka diadakan tindak lanjut (penelitian
ulang yaitu tahap siklus II). Jika sudah dapat memenuhi atau berhasil
dalam tujuan pembelajaran tersebut maka penelitian dihentikan sampai
siklus II.
Selain metode analisis diatas, peneliti juga menggunakan statistik
sederhana untuk membantu mengungkapkan data sebagai upaya
memperoleh data dan informasi secara lengkap.
19
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol
Bintang
Skor/
Nilai
Kategori Kriteria/Ketentuan
1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang
tepat atau anak tidak mau
mencoba.
2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman
3 Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
Jika anak bisa dengan
bantuan awalan
4 Berkembang Sangat
Baik (BSB)
Jika anak bisa tanpa
bantuan
Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis berdasarkan
observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah
dilakukan. Analisis data observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan
pembelajaran digunakan untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat
menentukan tindakan yang dapat diambil pada siklus berikutnya. Analisis data
terhadap anak dilakukan beberapa tahap seperti Mulyasa (2009 :101) yaitu :
20
1. Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.
2. Menghitung presentase peningkatan kosa kata anak. Presentase pencapaian
kemampuan rumusnya, yaitu :
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
Prosentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
Prosentase Keberhasilan Kelas = Total prosentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
3. Membuat tabulasi skor observasi pengamatan kosakata Bahasa Arab melalui
metode bernyanyi, adapun rancangan tabel sebagai berikut:
Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan Indikator Keberhasilan
No Nama
Anak
Persentase
Pencapaian
Persentase
Keberhasilan
Status
Pencapaian
21
Keterangan :
a. Persentase pencapaian: diperoleh dari perhitungan persentase pingkatan
penguasaan kosakata Bahasa Arab pada masing-masing anak.
b. Persentase keberhasilan: diperoleh dari persentase standar ketuntasan
belajar yang ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu standar keberhasilan
hasil belajar tiap anak sebesar 75%.
c. Status pencapaian: diperoleh dari perbandingan antara skor persentase
pencapaian dengan persentase keberhasilan (75%). Jika hasil persentase
pencapaian < (kurang dari) persentase keberhasilan maka status
pencapaian yaitu “B” artinya belum tercapai. Dan bila persentase
pencapaian ≥ (lebih dari atau sama dengan) persentase keberhasilan maka
status pencapaian yaitu “S” artinya sudah tercapai.
4. Penelitian pada setiap Siklus akan berhasil bila anak sudah mencapai
persentase yang telah ditentukan.
22
H. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti uraian
penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematka skripsi secara garis
besar menjadi beberapa bagian :
Bagian awal yang terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran.
BAB I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian,
definisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka, berisi tentang kosakata Bahasa Arab untuk anak
usia dini, langkah bernyanyi, pengertian peningkatan Bahasa Arab
melalui metode bernyanyi pada anak usia dini.
BAB III : Pelaksanaan Penelitian, berisi tentang Gambaran Umum Lokasi,
Subyek Penelitian, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus,
Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Penelitian
Pelaksanaan Siklus II.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang Deskripsi Per Siklus
dan Pembahasan.
BAB V : Penutup, berisi tentang Kesimpulan, Saran dan Penutup..
23
Bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran-Lampiran
dan Riwayat Hidup Penulis.
24
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Peningkatan
Pengertian peningkatan secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Kontemporer (1989:371) adalah mempertinggi atau menaikan derajat taraf.
Menurut Heidi Saputra (2014:142) dalam kamus bahasanya istilah
peningkatan berasal dari kata dasar tingkat yang berarti lapis dari sesuatu yang
bersusun dan peningkatan berarti kemajuan.
B. Pengertian Penguasaan
Menurut Pateda (1994:63) menyatakan bahwa penguasaan bahasa dapat
dilakukan secara aktif dan pasif. Penguasaan bahasa secara aktif adalah kemampuan
untuk mengungkapkan pikiran dan gagasan dengan menggunakan bahasa yang baik
melalui lisan dan tulis. Seseorang berbahasa secara aktif yaitu seseorang mampu
mengungkapkan gagasan dan pikiran kepada orang lain, serta mampu memahami dan
mengerti bahasa orang lain baik secara lisan maupun tulisan.
Tahap penguasaan bahasa pada anak dipengaruhi oleh perkembangan jiwa dan
usia anak. Pada waktu anak belajar berbahasa ia harus mendengarkan lebih dahulu
kata-kata atau kalimat yang diujarkan orang lain. Kata-kata dan kalimat yang
diujarkan orang lain berhubungan dengan proses berpikir, kegiatan, benda yang
disaksikan. Ini berarti anak menghubung-hubungkan apa yang ia dengar dan ia lihat
25
melalui proses berpikir yang kemudian diungkapkan dalam bentuk kata atau kalimat
yang sederhana. Ada beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi
penguasaan kosakata bahasa anak, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kondisi organ pengindraan sebagai saluran yang dilalui indera dalam
perjalanannya ke otak (kesadaran). Misalnya konsep benda yang ditangkap
atau dipersepsikan anak yang buta warna akan berbeda dengan yang punya
penglihatan normal.
2. Intelegensi atau tingkat kecerdasan mempengaruhi kemampuan anak untuk
mengerti atau memahami sesuatu.
3. Kesempatan belajar yang diperoleh anak, pengalaman yang dimiliki anak
terhadap sesuatu hal itu menentukan cara berfikir mereka.
4. Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika anak
mendapat pengalaman secara tidak langsung dari orang lain atau informasi
dalam buku, film, dan sebagainya.
5. Jenis kelamin, karena pembentukan konsep anak laki-laki atau perempuan
sejak kecil telah dilatih dengan cara yang dianggap sesuai dengan jenis
kelaminnya.
6. Kepribadian anak dalam memandang kehidupan dan berinteraksi dengan
orang lain dan lingkungannya. (Pateda, 1994:63).
26
C. Pengertian Kosa Kata
Pengertian kosakata berdasarkan Heidi Saputra (2014:51) adalah
perbendaharaan kata atau banyaknya kata-kata yang dimiliki suatu bahasa. Pendapat
ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Soedjito (1992:1) yaitu semua
kata-kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kata yang dipakai dalam suatu ilmu,
kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara, Sejumlah kata dari suatu bahasa
yang disusun secara alfabetis beserta dengan sejumlah penjelasan maknanya,
layaknya sebagai sebuah kamus.
Dalam kamus Almunjid (1990:575) kosa kata memiliki makna
“Mufrodat adalah sebuah kata yang memiliki makna tunggal, lawan dari jamak
karena belum tertambah dengan kata kerja yang lain (kosa kata asli) baik satu kata,
tiga kata ataupun lima kata”.
Menurut Henry Guntur Tarigan (2011:26) mengemukakan tentang
penguasaan tentang penguasaan kosakata dasar yaitu kata-kata yang tidak berubah
atau sulit bercampur dengan bahasa lain yang kurang sesuai. Adapun kosakata dasar
yaitu:
a. Pakaian sehari-hati.
b. Kata ganti.
c. Bilangan pokok.
d. Kata kerja pokok.
e. Kata keadaan pokok.
27
f. Macam-macam anggota tubuh.
g. Benda-benda universal.
D. Hakikat Bahasa untuk Anak Usia Dini
1. Pengertian Bahasa
Menurut Suhartono 2005:8) berpendapat bahwa “Bahasa merupakan
rangkaian bunyi yang melambangkan pikiran, perasaan serta sikap manusia”.
Bahasa anak mempunyai pengertian yaitu bahasa yang dipakai oleh anak
untuk menyampaikan keinginan, pikiran, harapan, permintaan dan lain-lain
untuk kepentingan pribadinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:77), bahasa adalah
sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.
Berdasarkan pembahasan tentang pengertian bahasa di atas, dapat
disimpulkan bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang
khusus dilakukan oleh manusia dengan mempergunakan sarana berupa alat
ucap manusia. Bahasa berfungsi sebagai sarana berkomunikasi dalam
pergaulan sehari-hari, sarana untuk mengembangkan bidang ilmu, untuk
mempelajari latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan, dan adat
istiadat serta untuk mengetahui sejarah perkembangan suatu bahasa.
28
2. Tujuan Pembelajaran Bahasa
Masa perkembangan bicara dan bahasa yang paling intensif pada
manusia terletak pada masa usia dini, tepatnya pada tiga tahun dari hidupnya,
yakni suatu periode dimana otak manusia berkembang dalam proses mencapai
kematangan. Masa usia dini merupakan masa keemasan (golden age) di
sepanjang rentang usia perkembangan manusia, masa tersebut merupakan
periode sensitif (sensitive period), di mana anak secara khusus mudah
menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya.
Pengembangan berbahasa anak harus berada dalam lingkungan yang
kondusif dan mengupayakan pengembangan berbahasa anak secara
intensif. Pengembangan kemampuan berbahasa anak menurut Direktorat
Pembinaan TK dan SD (2007: 3) dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Agar anak dapat mengolah kata secara komprehensif.
b. Agar anak dapat mengekspresikan kata-kata dalam bahasa tubuh yang
dapat dipahami oleh orang lain.
c. Agar anak mengerti setiap kata yang didengar dan diucapkan, mengartikan
dan menyampaikan secara utuh kepada orang lain.
d. Agar anak dapat berargumentasi, meyakinkan orang melalui kata-kata
yang diucapkannya.
29
3. Fungsi Bahasa
Halliday dalam Suhartono (2005: 9) menyatakan bahwa fungsi bahasa
perorangan yaitu suatu pemakaian bahasa atas dasar individu anak yang masih
kecil. Halliday meneliti penggunaan bahasa yang dipakai oleh anaknya
sendiri. Dari hasil penelitian tersebut Halliday mengklasifikasikan bahasa
anak kecil menjadi tujuh fungsi yaitu :
a. Fungsi Instrumental, terdapat dalam ungkapan bahasa, termasuk bahasa
bayi untuk meminta sesuatu (makanan, barang dan sebagainya)
b. Fungsi menyuruh (regulatory) ialah ungkapan untuk menyuruh orang lain
berbuat sesuatu.
c. Fungsi interaksi terdapat dalam ungkapan yang menciptakan sesuatu iklim
untuk hubungan antar pribadi.
d. Fungsi kepribadian (personal) ialah yang terdapat dalam ungkapan yang
menyatakan atau mengakhixri partisipasi
e. Fungsi pemecahan masalah (heuristic) terdapat dalam ungkapan yang
meminta atau menyatakan jawaban kepada suatu masalah atau persoalan.
f. Fungsi khayalan (imaginative) ialah ungkapan yang mengajak pendengar
untuk berpura –pura atau simulasi suatu keadaan seperti yang dilakukan
oleh anak-anak kalau bermain rumah-rumahan atau sekolah-sekolahan.
g. Fungsi informative yang memberitahukan suatu hal (informasi) kepada
orang lain.
30
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dari ketujuh fungsi
bahasa tersebut antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan tidak
bisa dipisahkan. Oleh karena itu alangkah baiknya pengenalan bahasa pada
anak usia dini diharapkan sesuai dengan fungsi tersebut di atas.
4. Empat Keterampilan Berbahasa
Menurut Kasihani (2010:5) perkembangan kemampuan berbahasa
anak merupakan suatu proses yang secara berturut-turut dimulai dari
mendengar, selanjutnya, berbicara, membaca dan menulis. Adapun
perkembangan dari setiap kemampuan pada anak usia dini (4 – 6 tahun)
adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan Mendengar
Kemampuan mendengar anak-anak harus dikembangkan karena
berkenaan dengan upaya memahami lingkungan mereka. Agar mereka
belajar untuk mengembangkan kemampuan tersebut, mereka harus
menerima masukan informasi dan mengolahnya. Menurut Dickinson dan
Snow dalam Carol Seefeldt (2008:353), mendengarkan dan memahami
informasi adalah langkah inti dalam memperoleh pengetahuan. Anak usia
dini mengembangkan kemampuan mengingat untuk sesuatu yang
didengar. Anak mungkin tidak selalu menjadi pendengar yang baik. Hal
itu bisa terjadi karena sebagian besar waktu yang dimiliki dipergunakan
untuk kegiatan bermain sehingga dirinya tidak sungguh-sungguh dalam
31
mendengar sesuatu, misalnya apa yang disampaikan oleh orang tuanya.
Pada umumnya anak mendengarkan cerita yang panjang, dengan alur yang
menarik dan dalam cerita tersebut terdapat tokoh dengan bermacam-
macam karakter. Stimulus seperti itu berguna untuk membangkitkan daya
imajinasi anak.
b. Perkembangan Berbicara
Untuk belajar bahasa, menurut Dickinson dan Snow dalam Carol
Seefeldt (2008:354) anak-anak memerlukan kesempatan untuk bicara dan
didengarkan. Pengalaman menyaksikan, mendengarkan, dan terlibat
pembicaraan dengan anggota keluarga merupakan pengalaman yang
sangat berharga karena anak dapat belajar bahwa situasi yang mereka
hadapi menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam berbicara.
Pada usia 4 – 6 tahun anak sudah mulai mampu berperan serta
dalam percakapan yang panjang. Sebagain dari anak-anak ada yang bisa
mendominasi pembicaraan. Pada usia ini anak belajar menjadi pengguna
bahasa yang kreatif. Anak dapat membuat atau menamakan sesuatu
dengan bahasanya sendiri, khususnya untuk hewan atau mainan
kesayangannya.
c. Perkembangan Membaca
Pembelajaran membaca secara formal belum dilaksanakan pada
pendidikan di TK/RA. Apa yang dilakukan di lembaga pendidikan
tersebut adalah pengembangan keterampilan agar anak siap untuk belajar
32
membaca. Gambar-gambar binatang yang ditempel di dinding kelas yang
disertai tulisan yang menerangkan tentang binatang apa merupakan
stimulus untuk perkembangan kemampuan membaca. Anak semakin
mengenal kata yang sering dia dengar dan mengenal tulisan untuk kata itu,
Setiap saat anak melihat huruf dan rangkaian huruf yang kemudian
menimbulkan rasa ingin tahu tentang bagaimana mengucapkannya.
d. Perkembangan Menulis
Sama halnya dengan membaca formal, pembelajaran menulis
formal tidak dilaksanakan di TK/RA, yang dilakukan di TK/RA berkenaan
dengan kemampuan menulis adalah pengembangan kemampuan agar anak
siap untuk belajar menulis. Dan untuk itulah maka upaya pengembangan
motorik halus dilakukan secara intensif. Perkembangan anak pada motorik
halusnya yang semakin meningkat membuat anak mampu menggambar
garis lurus, garis tegak, garis lengkung, lingkaran dan sebagainya, yang
merupakan dasar untuk menggembangkan kemampuan menulis.
Direktorat Pembinaan TK/RA dan SD (2007: 3 – 4) memberikan
pedoman berkenaan dengan upaya pengembangan berbahasa pada anak
TK/RA berupa penakanan pada kemampuan mendengar, berbicara, dan
awal membaca:
1) Kemampuan Mendengar dan Berbicara.
2) Kemampuan Awal Membaca
33
Pengembangan kemampuan mendengar dan berbicara dilakukan agar anak
dapat:
a. Mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan merespon dengan
tepat.
b. Berbicara penuh percaya diri.
c. Menggunakan bahasa untuk mendapatkan informasi dan untuk
komunikasi yang efektif dan interaksi social dengan orang lain.
d. Menikmati buku, cerita dan irama.
e. Mengembangkan kesadaran bunyi.
Sehubungan dengan tujuan tersebut maka perilaku yang dapat
dilakukan anak adalah menurut Direktorat Pembinaan TK/RA dan SD
(2007: 4) adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kontak mata ketika mendengar atau mulai
berbicara.
b. Memberi perhatian ketika mendengarkan sebuah cerita.
c. Merespon sumber bunyi atau suara.
d. Menggunakan kata-kata yang sopan ketika berbicara dengan
orang lain.
e. Menyampaikan pesan sederhana dengan akurat.
f. Membuat permintaan sederhana.
g. Merespon ketika diajak berbicara atau ditanya.
34
h. Memulai pembicaraan dengan teman sebaya dan orang
dewasa.
i. Berkomunikasi secara efektif dalam situasi tertentu.
j. Menggunakan bahasa untuk menjelaskan tujuan sederhana.
k. Berbicara tentang pengalaman pribadi, perasaan, dan ide.
l. Berpartisipasi dalam cerita, lagu, dan irama.
m. Menceritakan kembali cerita dan peristiwa tertentu secara
sederhana.
5. Fase Perkembangan Bahasa Anak
Menurut Mufti (2010: 9-10) dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu:
a. Masa usia 0-2 tahun
Pada usia ini anak dilatih berbagai kebiasaan mulai dari
pengucapan kata-kata seperti mengucapkan Alhamdulillah atau Bismillah.
Karena pada masa ini daya ingat anak sangat tinggi sehingga
memudahkan mereka untuk mengingatnya.
b. Masa usia 2-6 tahun
Pada usia ini anak sudah bisa menyusun kalimat tunggal yang
sempurna. Kata pertama yang muncul dari anak adalah kata-kata yang
sukar dipahami karena masih ambigu. Pada masa 2 tahun kosa kata anak
berkembang dengan cepat sekitar 2500-6000 kosa kata, akan tetapi anak-
anak lebih mengetahui kata-kata dibanding dengan pengucapan, pada
35
masa ini anak juga mulai mampu memahami perbandingan dan lebih
cenderung mengaplikasikan kata-kata secara langsung.
c. Masa usia 6-13 tahun
Pada masa perkembangan ketiga ini anak lebih fokus mengenal
dan mempelajari kosa kata bahasa Arab yang nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Bila anak mengalami goncangan tidak tepat pada penyaluran
pelajaran kosa kata bahasa Arab akan berakibat negative, contohnya
seperti anak akan lebih super aktif mengganggu teman lainnya. Anak-anak
akan lebih mudah terpengaruh dalam bahasa sehari-hari yang positif
maupun negatif sesuai dengan kehidupan di lingkungan sekitarnya.
Dari pemaparan tersebut maka kesimpulannya adalah anak
mempunyai tahap-tahap dalam perkembangan bahasa sesuai dengan usia
anak. Sesorang dapat mempunyai kemampuan penguasaan dua bahasa
atau lebih dengan baik semua. Menurut Hangen dalam Suhartono
(2005:102) menyatakan kedwibahasaan adalah orang yang tahu dua
bahasa. Pemakaian dua bahasa dapat sama baiknya atau salah satu saja
yang lebih baik.
36
E. Bahasa Arab
1. Pengertian Bahasa Arab
Betapa pentingnya bahasa Arab bagi manusia kiranya tidak perlu
diragukan lagi. Hal itu dapat dibuktikan dengan menunjukan pemakaian
bahasa dalam segi sehari-hari, lebih-lebih bahasa arab yang selalu kita pakai
dalam melaksanankan ibadah, seperti halnya sholat jika kita mengetaui arti
dari apa yang kita ucapkan juga akan menambah kekhususan dalam sholat,
haji jika kita paham dengan bahasa arab kita juga akan mudah berkomunikasi
dengan orang arab ketika berkomunikasi dengan orang arab ketika haji.
Selain itu dalam bahasa arab memiliki tata bahasa yang sangat sulit
sehingga banyak pakar ilmuwan membahas tetang tata bahasa arab yang
bertujuan untuk lebih memudahkan kita dalam mendalami pemahaman
Alqur’an dan hadis yang kesemuanya memakai bahasa arab, Al-qur’an dan
hadis merupakan sumber hukum yang paten sehingga kita dituntut untuk
memami bahasa arab. Seperti yang terdapat didalam Q.S Yusuf : 02
ا لعلكم تعقلون ا أنزلناه قرآنا عربي إن
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa
Arab, agar kamu memahaminya.” (Q.S. Yusuf 12:02)
Pengertian bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:77)
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh
para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
37
mengidentifikasikan diri, percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku
yang baik, sopan santun, baik budinya, menunjukkan bangsa, budi bahasa atau
perangai serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik buruk
kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan).
Pengertian Arab menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (1997:62)
adalah nama bangsa di Jazirah Arab dan timur tengah.
Keutamaan bahasa Arab amatlah jelas karena bahasa Arab adalah
bahasa Al-Qur’an Al-Karim. Cukup alasan inilah yang jadi alasan besar
kenapa kita harus mempelajari bahasa Arab. Keistimewaan bahasa Arab
disebutkan dalam Al-Qur’an lebih dari sepuluh tempat, di antaranya pada
ayat,
بنا نلناس يف هذا امقرآن من ك مثل معلهم يتذكرون . قرآنا عربيا غي ذ ي ومقد ض
عوج معلهم يتقون
“Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap
macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran. (Ialah) Al Quran dalam
bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka
bertakwa.” (QS. Az-Zumar: 27-28)
38
kemudian Imam Ibnu Katsir mengomentari ayat tsb sebagai berikut :
وسعها ، وآكرثها تأدية نلمعاين اميت وذكل لن مغة امعرب آفصح انلغات وآبيهنا وآ
ا آنزل آرشف امكتب بأرشف انلغاتتقوم ابمنفوس; فلهذ
“ Demikian itu karena bahasa arab adalah paling fasehnya dari seluruh bahasa,
paling jelas dan luasnya. Dan paling banyak membawa makna-makna yang
sesuai kalimatnya. Oleh karena itu Allah menurunkan paling mulianya kitab
dengan paling mulianya bahasa”
Jadi dapat kami ambil kesimpulan bahwa Bahasa Arab adalah tutur
kata yang sangat penting untuk dipelajari dalam umat Islam.
2. Proses Pengenalan Bahasa Arab
Menurut Kasihani (2010 : 43) proses pengenalan bahasa terdiri dari
beberapa komponen bahasa yang merupakan bagian dari program bahasa.
Pada umumnya komponen bahasa terdiri dari tiga unsur yaitu :
a. Tata bahasa
b. Kosakata
c. Pengucapan
Menurut Kasihani (2010 : 43) menyatakan bahwa “Kosa kata
merupakan kumpulan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa dan memberikan
makna bila kita menggunakan bahasa tersebut”.
39
Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan, kosa kata merupakan
suatu bagian-bagian dari suatu kalimat yang dimiliki oleh seseorang. Menurut
Kasihani (2010 : 47) anak- anak lebih cepat belajar kata-kata atau kosakata
bila ditunjang dengan alat peraga, misalnya gambar atau benda. Pembelajaran
kosa kata Bahasa Arab akan lebih baik bila dalam konteks yang berkaitan
dengan dunia anak, agar mudah dipraktikkan atau untuk berkomunikasi.
Untuk pembelajaran kosa kata, anak usia dini akan lebih mudah
belajar kata benda terlebih dahulu, misalnya anggota tubuh. Ada dua cara
belajar kosa kata yaitu dengan intruksi (formal) langsung, misalnya dengan
menunjukkan bendanya lebih dulu, dan cara kedua yaitu percakapan
(informal), misalnya anak diminta menebak kosakata dari gambar yang ada.
F. Hakikat Metode Bernyanyi
a. Pengertian Metode
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara teratur
yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai
dengan yang dikehendaki. Metode terkait dengan strategi pembelajaran yang
sebaiknya dirancang agar proses belajar berjalan mulus.
b. Pengertian Bernyanyi
Bernyanyi adalah satu hal yang tak terpisahkan dari dunia anak-anak.
Menyenandungkan lagu atau nyanyian, apalagi yang berirama riang, sungguh
kegiatan yang mereka sukai. Hal ini tidaklah mengherankan, karena lagu atau
40
nyanyian pada dasarnya adalah suatu bentuk dari bahasa nada (melodi), yaitu
bentuk harmoni dari tinggi rendahnya suara. (Katri Hari Sukarsih, 2002:117).
c. Pengertian Metode Bernyanyi
Honig (1998) mengemukakan bahwa sejak lahir anak secara biologis
sudah dilengkapi dengan kesenangan untuk merespon suara-suara orang.dari
pendapat tersebut bahwa bernyanyi merupakan bakat yang bersifat alamiah
yang dimiliki serta dibutuhkan oleh setiap individu. Kegiatan bernyanyi
merupakan sebuah kegiatan yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran.
Bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh
anak-anak. Hampir setiap anak sangat menikmati lagu-lagu atau nyanyian
yang didengarkan, lebih-lebih jika nyanyian tersebut dibawakan oleh anak-
anak seusianya dan diikuti dengan gerakan-gerakan tubuh yang sederhana.
Metode bernyanyi menurut para ahli :
a. Tantranurandi (2011) mengungkapkan bahwa metode bernyanyi ialah
suatu metode yang melafazkan suatu kata atau kalimat yang
dinyanyikan.
b. Saifun Arif Kojeh (2007) mengungkapkan bahwa metode bernyanyi
adalah suatu metode yang mempunyai 4 faktor pendorong agar lebih
efektif dalam penggunaannya, yaitu konsentrasi, jiwa yang tenang,
pengulangan dan motivasi diri.
41
c. Campbell (2003:10) mengemukakan metode bernyanyi adalah anak-
anak merasakan kebahagiaan ketika mereka bergoyang, menari,
bertepuk dan menyanyi bersama seseorang yang mereka percayai dan
cintai.
Dari beberapa pengertian di atas dapat saya simpulkan bahwa
metode bernyanyi adalah suatu metode yang sangat penting bagi anak
,karena bernyanyi itu merupakan suatu kegiatan yang sangat di sukai
oleh semua anak supaya mereka tidak merasa bosan dalam melakukan
sebuah kegiatan, melalu bernyanyi tersebut anak juga bisa
mengembangkan aspek bahasanya.melalui metode bernyanyi itu anak
bisa mengeluarkan ekspresinya di saat bernyanyi. jadi metode
bernyanyi itu juga bisa untuk menumbuhkan rasa semangat bagi anak
dalam melakukan pembelajaran.
Metode bernyanyi adalah bagian dari alami individu, dimana
melalui nyanyian dan musik kemampuan apresiasi anak akan
berkembang. Dan melalui nyanyian anak dapat mengekspresikan
segala pikiran dan isi hatinya, karena menyanyi merupakan bagian dari
emosi.
Menyanyi sebagia metode pengajaran berfungsi untu:
a. Pendidikan emosi
b. Pengembangan daya imajinasi
c. Peneguhan eksistensi diri
42
d. Pengembangan kemampuan berbahasa
e. Pengembangan kekayaan rohani dan penilaian pendidikan
Metode bernyanyi memiliki beberapa kelebihan antara lain
dapat merangsang imajinasi, memicu kreatifitas, memberi stimulus
yang cukup kuatterhadap otak, sehingga mendorong kognitif anak
dengan cepat (Musbikin, 2007:77 dan 238)
Metode bernyanyi terbagi menjadi 6 unsur, yaitu:
a. Authority, yaitu adanya motivasi dari guru sehingga murid yakin pada
dirinya sendiri.
b. Infatilisasi, yaitu nyanyian dari metode ini mengurangi rasa tertekan
sehingga ilmu dapat masuk secara ilmiah.
c. Dual komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non verbal yang
berupa rangsangan semangat.
d. Intonasi, yaitu guru menyanyikan materi dengan tiga intonasi
berlainan. Dari berbisik normal dan suara keras dramatis.
e. Rhytm, yaitu menghafal kosakata dengan irama.
f. Keadaan pseudo-passive, yaitu dimana murid betul-betul nyaman
dengan bernyanyi (Azhar,2003:23-25)
d. Langkah-langkah bernyanyi
Alat yang diperlukan anak didik ketika pembelajaran berlangsung yaitu:
alat panca indra pendengaran dan penglihatan, sedangkan guru memerlukan
contoh gambar anggota tubuh.
43
Langkah yang dilakukan guru :
1. Mengucap salam, berdoa sebelum belajar, bernyanyi tentang lagu
anak-anak.
2. Bercakap-cakap kepada anak tentang nama-nama anggota tubuh.
3. Menunjukkan kepada anak contoh gambar anggota tubuh.
4. Guru mengajak anak didik mendengarkan dan menirukan guru
menyanyikan nama-nama anggota tubuh dengan bahasa Arab
menggunakan lagu anak gembala.
5. Anak didik mengikuti langkah demi langkah hingga dapat menirukan
guru seperti yang diperintahkan guru
6. Setelah itu guru mengajukan pertanyaan, tentang nama benda yang
dicontohkan oleh guru tadi.
7. Lalu guru mengucapkan nama anggota tersebut dalam Bahasa Arab
satu persatu.
8. Anak mengikuti dan melafalkan kata yang dicontohkan guru, dan guru
harus sabar dan teliti mengoreksi ucapan/pelafalan anak yang kurang
tepat setelah anak-anak mencoba menirukan ucapan guru.
9. Guru mengobservasi, menilai dan menganalisis hasil pembelajaran
dengan metode bernyanyi.
44
Gambar 2.1 Contoh Gambar Nama Anggota Tubuh Menggunakan Bahasa Arab.
e. Kelebihan Metode Bernyanyi
Adapun kelebihan metode bernyanyi yaitu :
1. Memperkaya atau menambah sumber belajar bagi guru dan anak
usia dini.
2. Memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam mengoptimalkan
lingkungan sekitar untuk dijadikan sebagai media pembelajaran.
3. Meningkatkan kreativitas guru dalam menciptakan metode
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk anak usia
dini.
45
4. Materi pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan konkret.
5. Untuk anak didik, diharapkan dapat merangsang kemampuan
penalarannya, penciptaan, perkembangan daya pikir,
perkembangan bahasa, berimajinasi dan kreativitas.
6. Membantu anak untuk mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan baru yang didasarkan pada hal-hal yang telah anak
ketahui dan yang ingin diketahui anak.
7. Bernyanyi harus menyediakan konsep yang dapat diselidiki oleh
setiap anak melalui pengalaman praktik langsung tentang objek-
objek yang nyata bagi anak untuk menilai dan memanipulasinya.
8. Bernyanyi dapat disesuaikan dengan tema, materi dan kegiatan
yang berlangsung.
9. Anak menjadi aktif terlibat di dalam kegiatan, sehingga anak akan
menggunakan semua pemikirannya.
10. Hasil yang capai dari penerapan metode bernyanyi secara tidak
langsung menghasilkan produk kreativitas.
11. Guru dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk
merefleksikan apa yang telah anak ketahui.
12. Meningkatkan kemandirian, harga diri yang positif (percaya diri).
46
f. Kekurangan Metode Bernyanyi
Kalau dilakukan tanpa diikuti metode-metode lainnya, maka tujuan
pembelajaran yang dicapai sedikit terbatas, misalnya hanya mengembangkan
kecerdasan musik saja.
Sulit digunakan pada kelas besar,Hasilnya akan kurang efektif pada
anak pendiam atau tidak suka bernyanyi,Suasana kelas yang ramai, bisa
mengganggu kelas yang lain.
Dari uraian diatas, metode bernyanyi sangat berperan penting dalam
proses pembelajaran di sekolah, yaitu :
1. Anak akan berusaha mengatakan apa yang ada dalam pikirannya dengan
kalimat-kalimat pendek. Kalimat yang terdiri dari satu kata atau dua kata.
2. Dengan kosakata yang diajarkan dan didengarkan oleh anak, maka anak
akan mampu memahami maksud kosakata bahasa yang baru
diketahuinya.
3. Dengan kosakata yang baru diketahuinya, anak didik mampu berbicara
dengan baik di lingkungannya.
4. Kosakata merupakan bekal membaca dan menulis anak untuk memasuki
usia sekolah khususnya kelas satu SD/MI.
47
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya RA Masitoh Salatiga
RA Masitoh didirikan pada 17 Juni 1994 yang didirikan oleh suatu
yayasan di bawah naungan Kementrian Agama. RA Masitoh didirikan oleh
masyarakat sekitar dengan tujuan agar peserta didik dapat melaksanakan
syariat agama islam dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. RA Masitoh
didirikan di atas tanah wakaf seluas 315 m2.
2. Profil Sekolah
Profil atau identitas sekolah adalah sebagai berikut:
Nama: KB & RA Masitoh
Status: Swasta
Terakreditasi: A
Tahun Akreditasi: 17 Juni 1994
NIS: 002036203019
NSM: 101233730015
Tanggal, Bulan, TH. SK: 17 Juni 1994
Yayasan Penyelenggara: Yayasan Pendidikan Islam Nurul Hidayah
Ketua Yayasan: K.H. M. Zuhri M
Kepala KB & RA: Kumaisaroh, SHI
Jumlah Guru: 6
48
Karyawan: 2
Alamat: Jln. Argo Budoyo No. 11 Pendem Rt. 01 Rw. 03 Ledok Salatiga
Telp: (0298)328208
Kelurahan: Ledok
Kecamatan: Argo Mulyo
Kota: Salatiga
Provinsi: Jawa Tengah
3. Letak Geografis RA Masitoh Salatiga
Lembaga pendidikan RA Masitoh Salatiga tepatnya berada di Jl. Argo
Budoyo No. 11 Ledok, Kecamatan Argo Mulyo, Kota Salatiga.
4. Visi, Misi dan Tujuan RA Masitoh
a. Visi
Terwujudnya cita-cita anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria,
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT melalui pendidikan karakter
sejaka dini.
b. Misi
1. Membiasakan sikap dan perilaku santun dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengembangkan konsep belajar yang menarik, aktif, kreatif,
inovatif, dan menyenangkan dalam penerapan nilai-nilai dan
semangat Nasionalisme.
49
c. Tujuan
Tujuan pendidikan Taman Kanak-kanak adalah membantu anak
didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang
meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa,
fisik/motoric, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan
dasar. Merujuk pada tujuan pendidikan PAUD tersebut, maka tujuan
PAUD Masitoh adalah sebagai berikut:
1. Melatih anak terbiasa berbuat kebaikan dan bertaqwa kepada Allah
SWT.
2. Melatih anak tentang pola hidup sehat dan senang dalam
beraktifitas.
3. Menumbuh kembangkan rasa bangga dan cinta tanah air Indonesia
sejak usia dini.
4. Anak mampu melakukan ibadah mengenal dan percaya akan
ciptaan Allah SWT dan mencintai sesama.
5. Anak mampu mengelola keterampilan tubuh tersebut gerakan-
gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus, gerakan
kasar, serta menerima rangsangan panca indra.
6. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa
pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif.
50
5. Keadaan Siswa dan Guru
a. Daftar siswa
Adapun nama-nama siswa kelompok A di RA Masitoh yang akan
diamati terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok A
NO NAMA TTL
1 Almira Najla Aditra Khayrani Salatiga, 16-10-2012
2 Aisya Syahda Hukama Salatiga, 06-022012
3 Azka Abdie Handoyo Salatiga, 11-092011
4 Ananda Krisna Saputra Salatiga, 29-06-2012
5 Damar Jati Alamul Huda Salatiga, 27-05-2012
6 Balqis Salatiga, 01-02-2012
7 Danielo Labuhan Prasojo Salatiga, 13-12-2011
8 Dias Putra Wijaya Salatiga, 01-01-2011
9 Iftina Alma Wardhani Salatiga, 07-05-2012
10 M Dhuyufurrohman Caesar Salatiga, 17-11-2012
11 Nayla Fathiya Yasmine Salatiga, 30-03-2012
12 M Reegan Alkairo Salatiga, 05-04-2012
13 Veda Radhinka Prayoga Salatiga, 21-05-2012
14 Keanu Kamil Mulia Salatiga, 01-09-2011
15 Frananda Dimas Alfarrabi Salatiga, 25-04-2012
16 Naresh Jabran Safaraz Salatiga, 22-04-2012
51
b. Daftar Nama Guru
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Masitoh
NO NAMA Tanggal Lahir TMT
1 Kumaisaroh 12-08-1980 14-07-2002
2 Sri Arijati 01-05-1961 14-07-2002
3 Ruwi Isturyana 15-10-1973 10-10-2008
4 Falahul Auliya 11-06-1994 26-09-2016
52
6. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi di RA Masitoh terlihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RA Masitoh.
YAYASAN
Nur Irfani, S. Pd
KETUA KB & RA
Kumaisaroh, S. H.I
KETUA IKWAM
Dian Nuryza
WALI KELAS A
Sri Arijati
WALI KELAS B
Ruwi Isturyana, S.Pd.I
KELOMPOK BERMAIN
Falakhul Auliya, S.Pd
GURU PENDAMPING
Kumaisaroh, S.H.I
GURU PENDAMPING
Falahul Auliya, S.Pd
GURU PENDAMPING
Kumaisaroh, S.H.I
PENJAGA
Jamari Samsu
SISWA KB & RA TATA USAHA
Baskoro Husodo
53
7. Kelebihan RA Masitoh
Penelitian sengaja memilih RA Masitoh sebagai tempat penelitian,
karena siswa dan guru yang ada di RA Masitoh sudah banyak meraih prestasi
dan merupakan sekolah unggulan dengan keterbatasan sarana prasarana yang
dimilikinya, sehingga dengan keterbatasan yang ada, terciptalah guru yang
kreatif di RA Masitoh, sehingga peneliti merasa perlu melakukan penelitian
disana agar terpenuhinya rasa ingin tahu terhadap fenomena yang ada disana
serta agar peneliti dapat mengembangkan diri dan kemampuannya untuk
menerapkan metode bernyanyi di RA Masitoh.
8. Tata Tertib dan Pembiasaan
a. Berangkat sekolah harus lebih awal (tidak boleh terlambat).
b. Bel masuk sekolah jam 07.00 tepat.
c. Anak berbaris yang rapi di halaman berdasarkan kelompoknya.
d. Guru mendampingi anak dalam barisan.
e. Masuk ke kelas dengan rapi satu per satu mengikuti guru.
f. Duduk di kelas yang rapi.
g. Memberi salam.
h. Berdoa sebelum belajar mengajar dimulai.
i. Bernyanyi bergembira, bercerita lucu, bertepuk berirama sebelum
memulai pembelajaran.
j. Masuk ke inti pembelajaran, yang mana sebelumnya guru telah
menyiapkan materi untuk diberikan kepada anak-anak.
54
k. Guru membimbing, melatih, mengarahkan dan mendampingi anak
didik dengan baik.
l. Harus tercipta suasana yang akrab antara guru dan anak, lingkungan
kelas harus Nampak nyaman sehingga anak-anak senang belajar
bersama-sama.
m. Ketika hendak istirahat, anak-anak cuci tangan.
n. Membaca doa mau makan.
o. Anak-anak membawa bekal dari rumah berupa makanan sehat dan
bergizi (tidak diperkenankan membawa uang, uang boleh di bawa
kesekolahan pada hari jum’at karena untuk mengisi kotak amal).
p. Selesai makan anak berdoa dan boleh cuci tangan kembali.
q. Anak dipersilahkan bermain bersama teman sebaya.
r. Anak harus memakai sandal ketika bermain dihalaman supaya kaki
anak terasa aman dan bersih, ketika masuk kelas kaki anak tidak
mengotori lantai.
s. Anak harus tertib merapikan dan mengembalikan mainan setelah
selesai digunakan.
t. Guru harus membersihkan kelas setelah selesai makan, agar kelas
bersih.
u. Setelah jam istirahat selesai, anak masuk kembali dengan tertib, sandal
yang dipakai harus dikembalikan kedalam rak sandal dengan rapi.
55
v. Anak dan guru memulai pelajaran kembali yang mana pelajaran harus
bersifat ringan, hanya sekedar mengevaluasi pelajaran inti saja dan
menyampaikan pesan serta nasihat kepada anak yang bersifat
penanaman akhlak atau moral anak.
w. Selesai pelajaran anak berdoa dan mengucapkan salam.
x. Harus dengan rapi memakai tas, memasukkan tempat makanan dan
minuman ke dalam tas kembali dan memakai sepatu sendiri.
y. Anak dengan rapi memberi salam dan berjabat tangan kepada guru.
B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus
Pencarian fakta dan data dilakukan melalui diskusi dan wawancara dengan
kepala sekolah dan anak kelompok A di RA Masitoh Salatiga.
Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, peneliti dan teman sejawat perlu
mengambil langkah untuk meningkatkan kualitas penguasaan kosa kata bahasa Arab.
Peneliti dan teman sejawat sepakat untuk melaksanakan tindakan siklus 1 pertemuan
1 Kamis, 6 April 2017 dan pertemuan 2 Selasa,12 April 2017.
Tindakan yang akan dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran kosa kata
Bahasa Arab melalui metode bernyanyi. Selama ini pembelajaran dilakukan dengan
metode ceramah tanya jawab serta menirukan ucapan guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa
sebagian besar anak kurang tertarik belajar bahasa Arab karena masih banyak yang
mengalami kesulitan dalam belajar pengucapan dan pelafalan.
56
Hasil pembelajaran Pra Siklus yang dilakukan di RA Masitoh Salatiga
khususnya kelompok A pada hari Selasa, 4 April 2017 diperoleh data lengkap anak
dan penguasaan terhadap kosa kata Bahasa Arab mencapai 28%. Indikator
keberhasilan yang ditetapkan dalam pembelajaran ini adalah 75%. Jika hasil
penguasaan kosa kata Bahasa Arab belum mencapai angka yang telah ditetapkan.
Maka pembelajaran Pra Siklus belum berhasil.
C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 6 April
2017 di RA Masitoh khususnya untuk kelompok A. pada kesempatan tersebut
peneliti berdiskusi dengan teman sejawat terutama kegiatan yang akan
dilakukan pada Siklus I. Hal-hal yang didiskusikan antara lain:
a. Peneliti menyamakan persepsi dengan teman sejawat mengenai
penelitian yang akan dilakukan.
b. Peneliti mengusulkan pembelajaran Bahasa Arab dengan metode
bernyanyi.
c. Peneliti mengusulkan perencanaan pembelajaran berupa indicator
yang akan diamati dan bentuk lagu yang akan diajarkan dan teman
sejawat menyetujuinya.
d. Peneliti mengusulkan observasi sebagai instrumen penelitian
peningkatan penguasaan kosa kata bahasa Arab.
57
e. Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan. Pada waktu diskusi
disepakati bahwa peneliti sebagai pelaksana tindakan dan teman
sejawat sebagai observasi. Alokasi waktu di setiap pertemuan selama
30 menit. Adapun tindakan pada Siklus I akan dilakukan sebanyak 2
kali peremuan pada tanggal 6 dan 11 April 2017.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan pada Siklus I yaitu:
a. Peneliti mempersiapkan dulu sumber belajar dan alat atau
perlengkapan yang akan digunakan untuk pembelajaran Bahasa
Arab yaitu gambar anggota tubuh manusia yang menggunakan
Bahasa Arab, lembar kerja anak didik, pensil dan penghapus.
Adapun tema yang digunakan yaitu “Diri Sendiri” dan sub tema
yaitu “Nama-nama Anggota Tubuh”. Adapun gambaran tentang
materi pada Siklus I yaitu terlihat pada gambar dibawah ini:
58
Gambar 3.2 Materi Siklus I Pertemuan Pertama 1 Kamis 6 April 2017
b. Peneliti membuka pembelajaran dengan salam, doa, mengucapkan
dua kalimat syahadat dan dengan menyanyikan lagu “anak
gembala”
c. Peneliti mengkomunikasikan aturan atau cara-cara menebalkan
titik-titik yang membentuk tulisan Arab yang sama seperti
59
contohnya, kemudian anak akan mengikuti langkah tersebut yang
akan dituangkan ke dalam lembar kerja anak.
d. Peneliti memberikan ide atau gagasan tentang macam-macam
anggota tubuh.
e. Peneliti mengajarkan menebalkan tulisan satu per satu anggota
tubuh dan mengucapkan kosa kata bahasa Arab yang langsung di
tirukan oleh anak didik.
f. Anak didik yang berhasil mengucapkan kosa kata dengan benar,
lalu mengangkat lembar kerjanya dan diperlihatkan nama benda
serta cara melafalkannya dengan benar, akan diberi pujian oleh
guru.
g. Kegiatan penutup berupa review atau mengulang lagi kosa kata
yang telah dipelajari.
h. Peneliti menutup pembelajaran dengan mengulang lagu tentang
nama-nama anggota tubuh dengan menggunakan lagu “anak
gembala”, dilanjut berdoa setelah melakukan kegiatan, dan diakhiri
dengan mengucapkan salam.
Secara umum proses pembelajaran Siklus 1 seperti yang
tersebut di atas, akan tetapi pada setiap pertemuan peneliti mengganti
kosa kata yang lain agar jumlah kosa kata Bahasa Arab anak akan
bertambah. Adapun variasi pada setiap pertemuan adalah sebagai
berikut:
60
a. Pada pertemuan pertama Siklus 1 yaitu Kamis, 6 April 2017,
peneliti memperkenalkan 4 kosa kata bahasa Arab yaitu: kepala,
rambut, mata, telinga.
b. Pada pertemuan kedua Siklus 1 yaitu Selasa, 11 April 2017,
peneliti memberikan variasi dengan 4 kosa kata bahasa Arab
yaitu: kepala, rambut, mata, telinga berbentuk lagu “nama-nama
anggota tubuh dengan menggunakan bahasa Arab” versi “anak
gembala”.
2. Pelaksanaan Tindakan
Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan pada
siklus pertama dimulai pada Kamis, 6 April 2017 dan Selasa 11 April 2017,
pembelajaran ini berlangsung selama 30 menit dari pukul 08.00-08.30 WIB.
Pada penelitian pertama masuk ruang kelompok A tempat anak-anak
belajar. Peneliti memberikan penjelasan kepada anak, tentang kegiatan yang
akan dilakukan. Peneliti mengkomunikasikan tentang peraturan belajar kosa
kata Bahasa Arab dengan bernyanyi.
Peneliti : Assalamu’alaikum, selamat pagi anak-anak?
Anak-anak : Wa’alaikum salam, selamat pagi bu guru
Peneliti : Nah anak-anak hari ini akan belajar mengenal kata
bahasa Arab akan tetapi sebelum mengenal kata, anak-
anak akan diajak bu guru untuk menyebutkan nama-
61
nama anggota tubuh ya, setelah itu anak-anak
menirukan bu guru untuk menebalkan tulisan bahasa
Arab ya? siapa yang mau membantu bu guru untuk
menyebutkan nama-nama anggota tubuh ya?
Anak-anak : bu… saya bu… saya…
Peneliti : Alhamdulillah, hebat hebat ya anak-anak ku. Tapi
ingat nanti kalau menebalkan anak-anak harus
memperhatikan contoh dari bu guru satu per satu ya?
Harus yang rapi loh ya, dan jangan terlalu sering
menggunakan penghapus, nanti kalau terlalu sering
menggunakan penghapus kertasnya akan tipis dan
mudah robek ya? Boleh nggak ya, kalau bu guru
menerangkan anak-anak bermain sendiri, bercerita
sendiri, dan lari-larian?
Anak-anak : Tidak boleh bu.
Peneliti : Bagus, pinter, hebat, kalau begitu kita sekarang akan
memulai belajar ya, siap?
Anak-anak : siap.
62
Setelah memberikan penjelasan, peneliti mengkondisikan anak-anak
agar siap untuk belajar dan merasa nyaman dalam pembelajaran mengenal
kosa kata Bahasa Arab dengan metode bernyanyi.
Kegiatan awal dibuka dengan salam dan dilanjutkan membaca doa
sebelum belajar, kemudian anak diajak bernyanyi dengan lagu “anak
gembala”.
Peneliti menjelaskan bahwa kegiatan akan dilakukan dengan mengenal
macam-macam anggota tubuh menggunakan kosa kata Bahasa Arab terlebih
dulu kemudian selangkah demi selangkah akan diajak menebalkan huruf
Arab, sehingga akan terbentuk tulisan Arab yang sempurna, anak akan senang
dengan hasilnya sendiri. Sebelum dimulai, peneliti tidak lupa membagikan
lembar kerja dan pensil serta penghapus.
Peneliti : Sebelum kita mulai belajarnya kita berdoa dulu ya, “ sikap
berdoa”
Anak-anak : Duduk siap, kakinya rapat, Bismillahirrahmannirahim.
Peneliti : Perhatikan ya, ini namanya apa anak-anak?
Anak-anak : Kepala bu.
Peneliti : Pinter, kalau kepala Bahasa Arab nya Ra’sun, kalau ini?
Anak-anak : Rambut bu.
Peneliti : Hebat, kalau rambut Bahasa Arab nya Sya’run, apa anak-
anak?
Anak-anak : Sya’run.
63
Peneliti : Kalau kepala tadi apa ya?
Anak-anak : Ra’sun.
Peneliti : Wah hebatnya, pinter-pinter ya, lanjut lagi ya, oke?
Anak-anak : oke bu.
Peneliti : Ada yang tau ini namnya apa ya?
Anak-anak : mata bu mata, meripat.
Peneliti : iya pinter, hebat sekali, tepuk tangan.
Anak-anak : plok – plok – plok
Peneliti : Mata boleh, meripat juga boleh, mata dalam Bahasa Arab
adalah ‘Ainun, apa anak-anak?
Anak-anak : ‘Ainun bu.
Peneliti : kalau yang ini, apa coba?
Anak-anak : kuping.
Peneliti : iya, kuping atau telinga ya, kalau bahasa Arabnya adalah
Udzunun, apa?
Anak-anak : Udzunun
Peneliti : Sekarang kita sama-sama menyebutkan nama-nama
anggota tubuh menggunakan kosa kata bahasa Arab yang
sudah diajarkan bu guru tadi ya, bisa? sambil memegang
anggota badannya oke?
Anak-anak : oke bu.
64
Peneliti : “Rosun Kepala, Sya’run Rambut, ‘Ainun Mata, Udzunun
telinga.
Anak-anak : “Rosun Kepala, Sya’run Rambut, ‘Ainun Mata, Udzunun
telinga.
Peneliti : Hore, semua hebat. Sekarang lanjut menebalkan tulisan
Arabnya ya?
Anak-anak : Oke bu.
Peneliti : Perhatikan bu guru ya.
Anak-anak : iya bu.
Pembelajaran pada penelitian pertama dilakukan dari anggota “kepala,
rambut, mata, telinga” yaitu ada 4 macam anggota tubuh sekaligus kosa kata
Bahasa Arab. Anak-anak senang dan menstimulus rasa ingin tahu mereka
tentang bahasa Arab yang dipelajarinya.
Dalam proses pembelajaran tersebut, teman sejawat melakukan
observasi tentang anak-anak yang mampu menguasai Bahasa Arab dan benar
dalam pengucapannya, kemudian dicatat kedalam lembar observasi.
Paparan tersebut diatas merupakan proses pembelajaran pada Siklus 1
pertemuan pertama. Sebagaimana yang telah direncanakan, secara garis besar
proses pembelajaran seperti yang sudah disebutkan di atas. Pada setiap
pertemuan peneliti dan teman sejawat sepakat untuk memberikan variasi agar
anak-anak tidak merasa bosan dan agar suasana kelas lebih menyenangkan.
65
Pada Siklus 1 pertemuan kedua, hari Selasa 11 April 2017, peneliti
mencoba mengulang kembali kosa kata yang telah di ajarkan pada pertemuan
pertama, dan mengkolaborasikan dengan lagu “anak gembala” supaya anak
dapat mengingat kembali pelajaran yang kemarin. Sehingga kosa kata yang di
perkenalkan (Siklus 1 pertemuan 1 dan pertemuan 2) ada 4 kata dalam Bahasa
Arab, seluruh kata ada 8 kata banyaknya.
Peneliti tidak lupa pada setiap akhir pembelajaran, melakukan review
yaitu dengan metode tanya jawab kepada anak satu per satu, untuk
mengetahui kemampuan penguasaan bahasa yang diharapkan oleh guru.
Untuk menambah motivasi anak dalam belajar, guru juga memberikan
gambar bintang, sebagai wujud penghargaan atau reward.
3. Observasi
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran. Observasi digunakan
untuk mengetahui penguasaan bahasa Arab, semangat, keaktifan, minat dan
motivasi anak didik dalam mengikuti pembelajaran penguasaan kosa kata
bahasa Arab melalui metode bernyanyi.
Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai
kolaborator di RA Masitoh. Observasi ini berpedoman pada empat indikator
yang terdapat dalam lembar observasi yang di buat peneliti, yaitu:
kemampuan melakukan dua perintah secara sederhana, menirukan yang
berkaitan dengan kata benda, menirukan kata yang di tirukan secara tepat,
mengulang kembali kata yang telah di dengarnya.
66
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dan teman sejawat
memperoleh data sebagai berikut:
a. Sebagian besar anak tertarik dan antusias mengikuti kegiatan
pembelajaran kosa kata bahasa Arab dengan metode bernyanyi
b. Ada beberapa anak yang mengikuti pembelajaran, namun terlebih
dahulu harus dimotivasi oleh guru karena anak ingin diperhatikan.
c. Waktu pertemuan pertama dan kedua, terasa kurang. Ternyata anak
belum puas karena ingin mengetahui kosa kata bahasa Arab. Mungkin
di karenakan bahasa Arab dalam pengucapannya terdengan lucu, dan
aneh bagi mereka, sehingga saat guru mengucapkan suatu kata bahasa
Arab yang dikira lucu dan aneh bagi anak-anak, banyak yang tertawa.
d. Hasil observasi penguasaan kosa kata bahasa Arab anak telah
menunjukkan peningkatan yaitu dari tahap Pra Siklus sebesar 28% dan
pada Siklus 1 sebesar 50% rata-rata dalam pencapaian dalam satu
kelas.
e. Dari hasil siklus 1 menunjukkan ada 3 anak yang mendapat nilai
tertinggi dan 3 anak yang mendapat nilai rendah.
4. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan teman sejawat
melakukan analisis terhadap proses pembelajaran dan penguasaan kosa kata
bahasa Arab anak. Analisis ini dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat
dengan cara berdiskusi dan mengevalusi pembelajaran yang telah
67
dilaksanakan. Serta melihat kekurangan-kekurangan yang ada. Selain itu
peneliti dan teman sejawat juga berpedoman pada indikator lembar observasi
penguasaan kosa kata bahasa Arab yang diamati.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa:
a. Sebagian besar anak tertarik, antusias, semangat dengan metode yang
telah dilaksanakan oleh peneliti.
b. Guru kurang dapat membagi perhatiannya kepada semua anak, karena
terdapat anak yang terus meminta perhatian.
c. Terbatasnya waktu pada saat anak diminta satu per satu mengulang
kata bahasa Arab yang telah di contohkan pelafalannya oleh guru.
d. Sudah ada peningkatan penguasaan kosa kata bahasa Arab anak, jika
dibandingkan dengan penguasaan kosa kata sebelum menggunakan
metode bernyanyi, akan tetapi hasil tersebut belum maksimal, ini
berarti bahwa peneliti perlu memperbaiki proses pembelajaran.
e. Peningkatan penguasaan kosa kata bahasa Arab satu kelas kurang
merata, dikarenakan ada anak yang mempunyai kemampuan lebih dan
ada juga anak yang mempunyai kemampuan yang rendah
f. Kosa kata bahasa Arab sulit diingat anak, karena masih asing bagi
mereka dan sulit pengucapannya karena kurang terbiasa.
Dari hasil analisis tersebut, peneliti dan teman sejawat merasa bahwa
hasil penelitian belum maksimal. Oleh sebab itu peneliti dan teman sejawat
membuat perencanaan untuk tindakan berikutnya.
68
D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Proses pembelajaran kosa kata bahasa Arab pada Siklus 1 pada
umumnya sudah cukup baik. Namun belum memenuhi indikator keberhasilan
yaitu 75%, masih ada anak yang kurang memuaskan dalam penguasaan kosa
kata bahasa Arab. Untuk mengatasi kekurangan pada Siklus 1, maka pada hari
Selasa, 18 April 2017 peneliti dan teman sejawat merencanakan tindakan pada
Siklus II. Siklus II ini direncanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama
Selasa 18 April 2017 dan pertemuan kedua hari Kamis 20 April 2017. Peneliti
dan teman sejawat setelah melakukan diskusi, bersepakat melakukan beberapa
hal yang sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran. Hal-hal tersebut antara
lain:
a. Peneliti memaksimalkan tindakan yang lebih intensif dan interaktif
dengan anak didik, peneliti memberi motivasi, balikan dan penguatan.
b. Tema tetap memakai tema yang sebelumnya “Diri Sendiri” dengan sub
tema yang berbeda yaitu “anggota tubuh” serta peneliti menambah 4
kosa kata berupa hidung, mulut, tangan, dan kaki.
c. Adanya anak yang kurang memperhatikan pelajaran, maka peneliti
mencoba memberikan tugas dengan menyambungkan gambar ke
dalam kosa kata bahasa Arab yang di acak menggunakan krayon.
d. Peneliti juga memberikan reward kepada anak sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya dengan jumlah porsi yang berbeda.
69
e. Ada kosa kata yang mudah diingat anak dan ada pula kosa kata yang
sulit diingat oleh anak, kosa kata tersebut di baca dan di ulang
beberapa kali baik pada saat pelajaran ataupun saat review.
Urutan tindakan yang telah direncanakan dan akan digunakan pada
Siklus II adalah sebagai berikut:
a. Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat pembelajaran.
Adapun materi yang digunakan dalam Siklus II dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
70
Gambar 3.3 Materi Siklus II Pertemuan I Selasa 18 April 2017
b. Peneliti mengkondisikan anak agar siap untuk belajar.
c. Peneliti membuka pelajaran dengan doa dan mengucapkan salam.
d. Tanya jawab tentang kosa kata yang telah diajarkan pada pertemuan
yang lalu.
e. Peneliti memberikan apersepsi
71
f. Peneliti kembali menunjukkan gambar tentang macam-macam anggota
tubuh, kemudian mengucapkannya dalam bahasa Arab yang tepat.
g. Peneliti mengajak anak untuk memperhatikan dan mengikuti setiap
langkah demi langkah dalam menyambungkan gambar ke dalam kosa
kata bahasa Arab.
h. Peneliti mengucapkan kosa kata bahasa Arab, lalu anak menirukan
bersama-sama.
i. Peneliti lalu memanggil nama anak satu per satu dan diminta
mengucapkan kosa kata yang telah diajarkan.
j. Peneliti memberi reward kepada anak, berupa nilai bintang di lembar
kerja anak.
k. Peneliti mengulang lagi pengucapan kosa kata bahasa Arab yang telah
diajarkan pada pertemuan lalu dan pertemuan hari ini.
l. Peneliti menutup pembelajaran dengan menyanyikan lagu “nama-
nama anggota tubuh menggunakan bahasa Arab” versi “anak
gembala”
Secara umum pembelajaran pada Siklus II, seperti tersebut diatas.
Sama proses pembelajaran pada Siklus I, setiap pertemuan pada Siklus kedua
ini, juga diberi variasi agar anak tidak bosan dan lebih menyenangkan.
Adapun variasinya adalah menambah jumlah kosa kata. Lembar kerja yang
digunakan pada setiap pertemuan, juga disajikan dengan materi yang berbeda.
72
Pada Siklus I anak diajak menebalkan tulisan Arab dan bernyanyi
bersama, Siklus II, anak diajak menyambungkan gambar ke dalam tulisan
bahasa Arab menggunakan krayon, menirukan kosa kata yang berbeda dari
guru serta diakhiri dengan menyanyi bersama dan kegiatan Tanya jawab, anak
yang mampu mengucapkan dengan benar akan diberikan reward berupa
bintang.
2. Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, maka peneliti dan teman
sejawat melaksanakan tindakan pada Siklus II. Pelaksanaan pada Siklus II
yaitu pada pertemuan pertama yang dimulai pada hari Selasa 18 April 2017
selama 30 menit, dimulai dari jam 08.00-08.30 WIB
Peneliti pada awalnya mengkondisikan anak agar siap untuk belajar.
Peneliti memulai pembelajaran kosa kata bahasa Arab dengan salam, berdoa
dan bernyanyi. Sebelum menyampaikan materi, peneliti mengulang kembali
kosa kata yang diajarkan pada pertemuan lalu. Peneliti memberi apresepsi
tentang macam-macam anggota tubuh yang mudah diketahui.
Adapun gambaran dialog antara peneliti dengan anak-anak adalah
sebagai berikut:
Peneliti : Assalamu’alaikum salam selamat dan sejahtera saling
mendoakan diantara kita jawablah?
Anak-anak : Wa’alaikum salam
73
Peneliti : Hai…. Bertemu lagi dengan bu guru, bagaimana kabar kalian
semua?
Anak-anak : Sehat, Alhamdulillah, luar biasa, Allahu Akbar, yes yes yes…
Peneliti : Alhamdulillah… bagaimana? Masih ingat dengan macam-
macam anggota tubuh menggunakan bahasa Arab?
Anak-anak : Masih bu, masih…
Peneliti : MasyaAllaah pinter sekali semuanya ya, hari ini kita akan
mengulang kembali pelajaran kemaren dan menambahkan lagi
nama-nama anggota tubuh yang lainnya, apa aja ya anggota
tubuh dari atas sampai bawah?
Anak-anak : Kepala, rambut, mata, telinga, hidung, mulut, tangan, perut,
kaki bu guru.
Peneliti : Bagus, pinter, hebat, semua benar, tepuk tangan semuanya.
Anak-anak : Plok-plok-plok
Peneliti : Baiklah, sekarang bu guru akan menyambungkan gambar
anggota tubuh ke dalam tulisan kosa kata bahasa Arab
menggunakan krayon ya? Lalu, anak-anak menirukan kata
bendanya secara bersama-sama dalam bahasa Arab.
Anak-anak : iya bu.
Dari uraian diatas, peneliti segera meminta anak-anak untuk
menyambungkan gambar anggota tubuh ke dalam tulisan Arab di atas lembar
kerja mereka menggunakan krayon dengan memperhatikan guru, lalu anak
74
diminta menirukan kosa kata bahasa Arab. Satu kosa kata minimal diulang
tiga kali dan anak-anak menirukan.
Peneliti : Anak-anak.. tadi kita habis menyambungkan gambar ke
dalam tulisan Arab bagian tubuh apa yaa?
Anak-anak : Anfun, famun,yadun dan rijlun bu.
Peneliti : Subhanallah,luar biasa sekali, tepuk tangan semua.
Anak-anak : Plok-plok-plok
Setelah anak-anak selesai menyambungkan gambar anggota tubuh ke
dalam tulisan Arab memakai krayon, anak-anak diajak bernyanyi “macam-
macam anggota tubuh menggunakan bahasa Arab” versi “anak gembala”.
Pada akhir pembelajaran peneliti melakukan review, mengajukan
pertanyaan mengenai macam-macam anggota tubuh dan anak menjawab
dengan bahasa Arab dan harus benar pengucapannya. Guru akan memberikan
reward berupa nilai bintang yang di gambar sesuai permintaan anak-anak, bila
anak mampu menjawab dengan benar. Peneliti mencatat hasil observasi yang
telah dibuat untuk diamati.
Paparan tersebut diatas merupakan proses pembelajaran pada Siklus II
pertemuan pertama. Sebagaimana yang telah direncanakan, secara garis besar
proses pembelajaran seperti yang telah disebutkan diatas. Demikian juga pada
Siklus II pada pertemuan kedua. Anak diajak keluar kelas atau dihalaman
sekolah dan menyanyikan macam-macam anggota tubuh menggunakan lagu
anak gembala sampai anak benar benar hafal, faham, dan mengerti.
75
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran. Observasi
digunakan untuk mengetahui penguasaan kosa kata bahasa Arab, semangat,
keaktifan, minat dan motivasi anak didik dalam mengikuti pembelajaran
penguasaan kosa kata bahasa Arab melalui metode bernyanyi.
Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu teman sejawat sebagai kolaborator
di RA Masitoh. Observasi ini berpedoman pada empat indikator yang tertuang
dalam lembar observasi yang dibuat peneliti, yaitu: kemampuan melakukan 2-
3 perintah secara bersama, memusatkan perhatian dalam jangka waktu
tertentu, menjawab pertanyaan tentang informasi, mengulang kembali kata
yang baru didengarnya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti bersama teman
sejawat diperoleh data sebagai berikut:
a. Sebagian besar anak tertarik dan antusias mengikuti kegiatan
pembelajaran kosa kata bahasa Arab melalui metode bernyanyi.
b. Ada beberapa anak yang mengikuti pembelajaran namun harus
dimotivasi guru terlebih dahulu karena anak ingin diperhatikan.
c. Pada pertemuan pertama, pelaksanaan masih kurang karena anak lupa
akan kosa kata setelah diselingi dengan lagu, sehingga harus diulang
kembali untuk mengingatkan kosa kata yang telah diajarkan.
d. Hasil penguasaan kosa kata bahasa Arab sudah menunjukkan
peningkatan yang sangat baik yaitu dari Siklus 1 sebesar 50% dan
76
pada Siklus II mencapai 94%. Hasil observasi penguasaan kosa kata
bahasa Arab anak juga menunjukkan bahwa ada 11 anak yang
mendapatkan nilai tertinggi.
4. Analisis dan Refleksi
Proses tindakan Siklus II berjalan dengan baik. Kelemahan yang ada
pada siklus I teratasi. Hal ini dapat menjadikan kualitas pembelajaran kosa
kata Bahasa Arab meningkat. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat terlihat
dari tercapainya indikator yang ditetapkan, yaitu tampak peningkatan
penguasaan kosa kata bahasa Arab dari Siklus I dan Siklus II.
77
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data
Adapun penilaian yang diberikan pada lembar kerja anak didik, berupa
simbol gambar bintang, yang mana simbol tersebut akan diubah ke data yang
bersifat angka atau kuantitatif untuk sementara, kemudian akan diolah ke
dalam bahasa kualitatif, dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol
Bintang
Skor/
Nilai
Kategori Kriteria/Ketentuan
1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang
tepat atau anak tidak mau
mencoba.
2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman
3 Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
Jika anak bisa dengan
bantuan awalan
4 Berkembang Sangat
Baik (BSB)
Jika anak bisa tanpa
bantuan
78
Adapun indikator yang digunakan tiap Siklus adalah berbeda, dan
kosakata yang digunakan pada setiap pertemuan juga bervariasi. Seperti
terlihat pada tabel indikator yang akan diamati tiap Siklus dibawah ini :
Tabel 4. 2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus
No Tingkat Pencapaian
Perkembangan Indikator (Butir Amatan)
Yang Diamati
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
1 Mengerti dua perintah
yang diberikan
bersamaan
1. Melakukan dua perintah
secara sederhana
V V
2. Melakukan 2 – 3 perintah
secara bersama
V
2 Menyimak perkataan
orang lain
3. Mendengarkan orang tua/
guru berbicara
V
4. Memusatkan perhatian
dalam jangka waktu tertentu
V
5. Menirukan kembali 3 – 4
urutan kata
V
3 Menjawab pertanyaan
sederhana
6. Menjawab pertanyaan
tentang informasi
V
7. Dapat menjawab pertanyaan V
4 Mengenal
perbendaharaan kata
8. Menirukan gambar yang
berkaitan dengan kata benda
V
5 Mengulang kalimat 9. Menirukan kata yang V
79
sederhana disampaikan secara tepat
10. Mengulang kembali kata
yang baru didengarnya
V V
Peneliti berdiskusi bersama teman sejawat dan kepala sekolah, bahwa
penentuan indikator keberhasilan dalam penguasaan kosa kata Bahasa Arab
juga penting dibuat, berdasarkan kesepakatan bersama pihak sekolah, maka
diputuskan indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran yaitu sebesar
75%. Bila anak mampu mencapai nilai/hasil pencapaian lebih dari 75% pada
Siklus II, anak dapat dikatakan sudah menguasai kosakata Bahasa Arab
dengan baik, dan sebaliknya jika hasil pencapaian kurang dari 75% pada
Siklus II, maka anak dikatakan belum mampu menguasai kosakata Bahasa
Arab dengan baik.
2. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan
data pada Pra Siklus, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut :
80
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus
No
Nama
Anak
Nilai pada Indikator Pra Siklus
Persentase
Pencapaian
Melakukan
Dua
Perintah
Secara
Sederhana
Mendengarkan
Orang Tua/
Guru Berbicara
Menirukan
Kembali 3–
4 Urutan
Kata
Dapat
Mejawab
Pertanyaan
“ Apa”
1 Sw1 2 1 1 1 31
2 Sw2 1 1 1 1 25
3 Sw3 2 1 1 1 31
4 Sw4 2 1 2 1 31
5 S5 2 1 2 1 31
6 Sw6 1 1 1 1 25
7 Sw7 1 1 1 1 25
8 Sw8 1 1 1 2 31
9 Sw9 1 1 1 1 25
81
10 Sw10 2 1 1 1 31
11 Sw11 2 1 1 1 31
12 Sw12 1 1 1 1 25
13 Sw13 1 1 1 2 31
14 Sw14 1 1 1 2 31
15 Sw15 1 1 1 1 25
16 Sw16 1 1 1 1 25
Total persentase pencapaian kelas 454
Keterangan :
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 4 = 16
Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
Contoh :
Nama Anak Sw1 = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
= 5 x 100% = 31 %
82
16
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
= 454 x 100 %
16
= 29%
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui persentase pencapaian tiap
anak, karena nilainya dibawah indikator keberhasilan yaitu 75%, maka dapat
dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan
perbaikan. Sedang rata–rata persentase pencapaian kelas pada saat Pra Siklus
sebesar 29%.
3. Data Hasil Pengamatan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan
data pada Siklus I, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I
No
Nama
Anak
Nilai pada Indikator Siklus I
Persentase
Pencapaian
Melakukan
Dua
Perintah
secara
Sederhana
Menirukan
Gambar
yang
Berkaitan
dengan Kata
Menirukan
Kata yang
Disampaikan
Secara Tepat
Mengulang
Kembali
Kata yang
Baru
Diingatnya
83
Benda
1 Sw1 3 3 3 3 75
2 Sw2 2 1 1 2 42
3 Sw3 2 2 2 2 69
4 Sw4 3 3 3 3 75
5 Sw5 2 2 3 2 56
6 Sw6 2 2 2 2 50
7 Sw7 2 2 2 2 50
8 Sw8 2 2 3 2 56
9 Sw9 2 1 1 2 42
10 Sw10 2 2 3 2 56
11 Sw11 3 3 3 3 75
12 Sw12 2 2 2 2 50
13 Sw13 2 2 2 2 50
14 Sw14 2 2 2 2 50
15 Sw15 2 1 1 2 42
16 Sw16 2 1 1 2 42
Total presentase pencapaian kelas 838
84
Keterangan :
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 4 = 16
Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
Contoh :
Nama Anak Sw1 = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
= 12 x 100% = 75 %
16
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
= 838 x 100 %
16
= 53%
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui persentase pencapaian tiap
anak, ada 3 anak yang nilai pencapaiannya sama dengan indikator
keberhasilan yaitu 75%, akan tetapi 17 anak lainnya masih dibawah indikator
85
keberhasilan, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum
maksimal, dan masih memerlukan perbaikan. Peningkatan dari rata–rata
persentase pencapaian kelas pada saat Pra Siklus sebesar 29% dan pada Siklus
I sebesar 53%.
4. Data Hasil Pengamatan Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan
data pada Siklus II, maka dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus II
No
Nama
Anak
Nilai Pada Indikator Siklus II
Persentase
Pencapaian
Melakukan 2-
3 Perintah
secara
Bersamaan
Memusatkan
Perhatian
dalam Jangka
Waktu
Menjawab
Pertanyaan
Tentang
Informasi
Mengulang
Kembali
Kata yang
Baru
86
Tertentu Diingatnya
1 Sw1 4 4 4 4 100
2 Sw2 3 3 3 3 75
3 Sw3 4 3 4 4 94
4 Sw4 4 4 4 4 100
5 Sw5 4 4 4 4 100
6 Sw6 4 3 4 4 94
7 Sw7 4 4 4 4 100
8 Sw8 4 4 4 4 100
9 Sw9 4 3 4 3 88
10 Sw10 4 4 4 4 100
11 Sw11 4 4 4 4 100
12 Sw12 4 4 4 4 100
13 Sw13 4 4 4 4 100
14 Sw14 4 3 4 4 94
15 Sw15 3 2 3 3 69
16 Sw16 4 4 3 3 88
Total persentase pencapaian kelas 1502
87
Keterangan :
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 4 = 16
Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
Contoh :
Nama Anak Sw1 = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %
Jumlah skor maksimum
= 16 x 100% = 100 %
16
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
= 1502 x 100 %
16
88
= 94%
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui persentase pencapaian tiap
anak, ada 14 anak yang nilai pencapaiannya sama atau lebih besar dengan
indikator keberhasilan yaitu 75%, akan tetapi ada 2 anak yang masih dibawah
indikator keberhasilan, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak
dalam kelas sudah maksimal, dan tidak memerlukan perbaikan. Mungkin
dikarenakan anak kurang konsentrasi dalam belajar, anak sedang sakit, atau
usianya yang terlalu muda sehingga mempengaruhi daya serap dan daya
pemahaman anak tersebut. Peningkatan dari rata–rata persentase pencapaian
kelas pada saat Pra Siklus sebesar 29% , pada Siklus I sebesar 53% dan pada
Siklus II sebesar 94% . Artinya bahwa ada peningkatan yang baik dari tiap
Siklus.
B. Pembahasan
1. Ketentuan Hasil Akhir Penguasaan Kosakata Bahasa
89
Apabila persentase pencapaian anak lebih kecil dari persentase
keberhasilan (indikator keberhasilan yaitu 75%) maka anak tersebut dikatakan
belum menguasai kosakata bahasa yang diajarkan, dilambangkan “B”
Apabila persentase pencapaian anak sama atau lebih besar dari
persentase keberhasilan (indikator keberhasilan yaitu 75%) maka anak
tersebut dikatakan sudah menguasai kosakata bahasa yang diajarkan,
dilambangkan “S”.
2. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian dengan Persentase Indikator
Keberhasilan Pra Siklus.
Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Pra Siklus yang
dilaksanakan 4 April 2017 didapatkan hasil persentase pencapaian penguasaan
kosakata Bahasa Arab sebagai berikut:
Tabel 4. 6 Perbandingan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator Keberhasilan
No
Nama
Anak
Persentase
Pencapaian
Persentase
Keberhasilan
Status
Pencapaian
1 Sw1 39 75 B
2 Sw2 38 75 B
3 Sw3 38 75 B
4 Sw4 37 75 B
5 Sw5 38 75 B
90
6 Sw6 29 75 B
7 Sw7 30 75 B
8 Sw8 39 75 B
9 Sw9 31 75 B
10 Sw10 37 75 B
11 Sw11 37 75 B
12 Sw12 37 75 B
13 Sw13 38 75 B
14 Sw14 36 75 B
15 Sw15 29 75 B
16 Sw16 36 75 B
Rata-rata
pencapaian kelas 29
91
Adapun rekapitulasi data pada Pra Siklus seperti terlihat di atas, dapat
dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 4. 7 Rekapitulasi Data Pra Siklus
No Uraian Hasil Pra Siklus
1 Nilai rata-rata kelas 29%
2 Jumlah siswa yang sudah tuntas
belajar
0
3 Indikator keberhasilan kelas 75%
Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pencapaian kosa
kata bahasa dalam satu kelas yaitu 29%, masih jauh dari indikator
keberhasilan yang disepakati peneliti dengan pihak sekolah yaitu perlu adanya
Siklus I.
3. Perbandingan Hasil Pencapaian dengan Indikator Keberhasilan Siklus I
Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Siklus I yang
dilaksanakan Kamis 6 April 2017 didapatkan hasil pencapaian penguasaan
kosakata Bahasa Arab sebagai berikut :
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator Keberhasilan
92
No
Nama
Anak
Persentase
Pencapaian
Persentase
Keberhasilan
Status
Pencapaian
1 Sw1 75 75 S
2 Sw2 77 75 B
3 Sw3 69 75 B
4 Sw4 75 75 S
5 Sw5 59 75 B
6 Sw6 59 75 B
7 Sw7 50 75 B
8 Sw8 56 75 B
9 Sw9 69 75 B
10 Sw10 59 75 B
11 Sw11 75 75 S
12 Sw12 60 75 B
13 NSw13 60 75 B
14 Sw14 60 75 B
15 Sw15 55 75 B
16 Sw16 42 75 B
93
Rata-rata
pencapaian kelas 53
Adapun rekapitulasi data pada Siklus I seperti terlihat di atas, dapat
dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 4. 9 Rekapitulasi Data Siklus I
No Uraian Hasil Pra Siklus
1 Nilai rata-rata kelas 53%
2 Jumlah siswa yang sudah tuntas
belajar
3
3 Indikator keberhasilan kelas 75%
Dari table diatas bahwa rata-rata penguasaan kosa kata bahasa dalam
satu kelas yaitu 53%, masih jauh dari indikator keberhasilan yang disepakati
peneliti dengan pihak sekolah yaitu75%. Sehingga perlu diadakan tindakan
perbaikan yaitu perlu adanya Siklus II.
4. Perbandingan Hasil Pencapaian dengan Indikator Keberhasilan Siklus
II.
Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Siklus II yang
dilaksanakan Selasa 18 April 2017 didapatkan hasil pencapaian penguasaan
kosakata Bahasa Arab sebagai berikut :
Tabel 4. 10 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator Keberhasilan
94
No Nama Anak
Persentase
Pencapaian
Persentase
Keberhasilan
Status
Pencapaian
1 Sw1 100 75 S
2 Sw2 100 75 S
3 Sw3 100 75 S
4 Sw4 100 75 S
5 Sw5 100 75 S
6 Sw6 99 75 S
7 Sw7 100 75 S
8 Sw8 100 75 S
9 Sw9 100 75 S
10 Sw10 100 75 S
11 Sw11 100 75 S
12 Sw12 100 75 S
13 Sw13 100 75 S
95
14 Sw14 100 75 S
15 Sw15 99 75 B
16 Sw16 100 75 S
Rata-rata
pencapaian kelas 94
Adapun rekapitulasi data pada Pra Siklus seperti terlihat di atas, dapat
dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 4. 11 Rekapitulasi Data Siklus II
No Uraian Hasil Pra Siklus
1 Nilai rata-rata kelas 94%
2 Jumlah siswa yang sudah tuntas
belajar
15
3 Indikator keberhasilan kelas 75%
Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata penguasaan kosa
kata bahasa dalam satu kelas yaitu 94%, diatas indikator keberhasilan yang
disepakati peneliti dengan sekolah yaitu 75%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa adanya peningkatan kosakata Bahasa Arab dengan sangat baik. Dari
data diatas dapat disimpulkan ada 15 anak yang mempunyai kategori “S”
yaitu sudah memenuhi indikator keberhasilan, dan ada 1 anak yang
96
mempunyai kategori “B” artinya yaitu ada 1 anak yang belum memenuhi
indikator keberhasilan.
Adapun data peningkatan dari Pra Siklus sampai Siklus II, dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4. 1 Diagram Peningkatan penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab
Dapat disimpulkan dari data yang telah disajikan, bahwa metode
bernyanyi dapat meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Arab. Hal ini
dibuktikan dengan adanya peningkatan dari Pra Siklus yang rata-rata
pencapaian kelas bernilai 29% meningkat pada Siklus I yang rata–rata
pencapaian kelas bernilai 53%, ditambah lagi adanya peningkatan pada Siklus
II dimana rata-rata pencapaian kelas bernilai 94%.
Jadi metode bernyanyi terbukti dapat meningkatkan penguasaan
kosakata Bahasa Arab pada anak usia dini di RA Masitoh tahun pelajaran
2016/2017 dengan sangat baik.
97
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam 2 siklus dan seluruh
pembahasan serta analisis yang telah dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan
bahwa dengan menerapkan metode bernyanyi dapat meningkatkan prestasi belajar
anak didik dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab pada anak usia
dini di RA Masitoh Salatiga tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini dibuktikan dari hasil
Pra Siklus sebesar 29%, meningkat pada Siklus I sebesar 53% dan ketika dilanjutkan
pada Siklus II meningkat menjadi 94%. Total peningkatan yang terjadi dari Pra
Siklus sampai Siklus II sebesar 65% yaitu dari 29% menjadi 94%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan tindakan dan analisis peneliti terkait
dengan peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Arab perlu adanya perbaikan dan
saran yang membangun. Adapun saran-saran tersebut antara lain :
1. Kepada Siswa
98
Siswa hendaknya berperan secara aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran melalui metode bernyanyi, sehingga hasil yang diharapkan
dapat tercapai secara maksimal.
Agar anak didik dapat berperan aktif dalam pembelajaran, perlu
diberikan motivasi baik berupa nasihat, keteladanan maupun penyediaan
sumber belajar yang dapat membangkitkan minat dan semangat belajar.
Karena melalui sumber belajar yang menarik akan memudahkan bagi anak
didik untuk memahami materi yang akan disampaikan.
2. Kepada Guru
Guru hendaknya senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dilaksanakan, dengan menerapkan metode yang bervariasi dan disertai dengan
sumber belajar yang sesuai dengan materi. Dengan mempertimbangkan
penggunaan metode bernyanyi dalam peningkatan kosakata Bahasa Arab
dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak
didik. Dan menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan memudahkan
mengungkapkan kata-kata bagi anak didik serta hasil belajar ini akan sangat
berguna di kemudian hari.
3. Kepala Sekolah
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya penguasaan
kosakata Bahasa Arab, maka kompetensi guru perlu ditingkatkan. Kompetensi
99
tersebut berpengaruh pada kinerja guru dalam pembelajaran di kelas. Oleh
karena itu Kepala Sekolah disarankan untuk memotivasi guru, guna untuk
meningkatkan kompetensinya, misal dengan melakukan Penelitian Tindakan
kelas dan mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah seperti seminar
pendidikan, diklat dan lain sebagainya. Selain itu, Kepala Sekolah perlu
memotivasi guru agar lebih memperluas wawasan mengenai bernyanyi
menggunakan kosa kata bahasa Arab.
4. Penutup
Alhamdullilahirobbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tanpa banyak hambatan yang berarti. Seluruh waktu,
pikiran dan tenaga telah penulis curahkan demi terselesainya skripsi ini. Namun
penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
skripsi ini.
Akhirnya semoga skripsi yang telah disusun ini bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya calon peneliti selanjutnya, guru dan calon guru. Semoga karya ini dapat
memberikan peningkatan kualitas dan pengembangan mutu pendidikan pada anak
usia dini. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
-----------------------. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arsyad, Azhar. 2003. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
-----------------. 2000. Dasar-Dasar Penguasaan Bahasa Arab.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
Depdiknas. 2006. Pedoman Penilaian di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan SD
De Potter, Boby. 2008. Quantum Teaching. Bandung : Kaifa
Dwiloka, Bambang. 2012. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta
Iskandarasid dan Sunandar, Dadang. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Khulli, M. Ali. 1986. Assaliiba Tadaris Al-Lughoh Al-Arabiyah. Jakarta: Al-Adeeb
Library
M. Toha, dkk. 2009. Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka
Mel, Silberman. 2007. Acive Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yappendis :
Pustaka
Mufti, Mubarok. 2005. Perkembangan Pendidikan Modern. Jakarta : JP Press
Mulyana. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Musbikin, Imam. 2007. Mendidik Anak Kreatif Ala Eisastein. Yogyakarta: PT Mitra
Pustaka
Nur, Fuad Syaifuddin. 2016. Kamus Pepatah Arab Mahfuzhat. Jakarta Selatan: Tim
Wali Pustaka
Parera, Jos Daniel. 1993. Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia
Pustaka Umum
Padeta, Mansuer. 1994. Linguistik Sebagai Pengantar. Bandung: Angkasa
Permendikbud RI No. 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD
Permendiknas RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Saputra, Heidi. 2014. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Tangerang Selatan:
Karisma
Seefeldt, Carol & Barbara A. Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Indeks
Suhartono. 2005. Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung
: Angkasa
Syaodih, Ernawulan & Mubiar Agustin. 2008. Bimbingan Konseling Untuk Anak
Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Tarigan, Guntur Henry. 1989. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa
Tim Depag RI. 2011. Al Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Cahaya Qur’an
Tim Pengembang Kurikulum IGRA. 2013. Panduan Pendidik Kurikulum PAUD
Anak Usia 5-6 Tahun. Salatiga: IGRA
Https://books.google.co.id/ali khuli asalib tadrisallughah al arabiyah (diakses pada 15
Mei 2017)
Https://faizzah.wordpress.com/artikel/fase-fase perkembangan anak usia dini (diakses
pada 19 Mei 2017)
Http://www.raudlatululumkencong.com/2014/01/pengertian-pentingnya dan fungsi
bahasa (diakses pada 10 Juni 2017)
Http://kbbi.web.id/interpretasi ( diakses pada 5 Juli 2017)
Http://ibnu-alkatibiy.blogspot.co.id/memahami ayat dan hadits dengan ilmu (diakses
pada 1 Agustus 2017)
WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
Nara Sumber
Nama : Kumaisaroh, SHI
Status : Kepala Sekolah
Waktu : Selasa, 4 April 2017
Hasil Wawancara
Peneliti : Assalamu’alaikum wr. wb.
Kepala Sekolah : Wa’alaikumsalam wr. wb.
Peneliti : Apakah di RA Masitoh, juga dikenalkan Bahasa Arab?
Kepala Sekolah : Iya benar, akan tetapi bukan menjadi kurikulum wajib, hanya
bersifat menambah pengetahuan sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, karena tingkat masing-masing anak
berbeda.
Peneliti : Kapan kosakata Bahasa Arab mulai dikenalkan kepada anak,
dan bagaimana metode penyampaiannya?
Kepala Sekolah : Kosakata Bahasa Arab hanya terbatas yang kami tahu, yaitu
mengikuti majalah yang datang tiap tema, dari majalah tersebut
ada satu halaman khusus yang mengajarkan kosakata Bahasa
Arab, jadi metodenya yaitu anak diajak menirukan ucapan
gurudan bersama-sama melihat gambar yang dimajalah
tersebut.
Peneliti : Apa kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran Bahasa
Arab?
Kepala Sekolah : Tentu saja cara melafalkannya, karena terbatasnya
kemampuan guru dalam Bahasa Arab, dan metode atau cara
mengajar yang digunakan hanya itu-itu saja, anak jadi bosen,
bahkan ada yang tidak mendengarkan guru, anak asyik
mengobrol dengan teman yang lain atau asyik bermain sendiri.
Peneliti : Media selain majalah, ada media apa lagi yang digunakan?
Kepala Sekolah : Ada gambar poster binatang, transportasi, sayuran, buah-
buahan yang ada kosa kata Bahasa Arabnya, karena termakan
oleh lamanya umur poster tersebut, ada beberapa yang sudah
tidak layak, dikarenakan melekat pada tembok yang lembab
sehina mudah timbul jamur pada poster tersebut.
WAWANCARA ANAK
Nara Sumber
Nama : Keanu Kamil Mulia
Status : Anak Kelompok A
Waktu : Selasa, 4 April 2017
Hasil Wawancara
Peneliti : Keanu… suka Bahasa Arab?
Keanu : Suka bu…
Peneliti : Keanu bisa sedikit kata yang berbahasa Arab diajari siapa?
Keanu : Di rumah ada CD lagu, ada Bahasa Arabnya, dan saya juga
punya gambar poster yang ditempel ibu di rumah, ada gambar
buah-buahan disana ada Bahasa Arabnya. Terus disekolah juga
diajari buguru yang ada dimajalah.
Peneliti : Kalau dirumah, belajar Bahasa Arabnya caranya bagaimana?
Keanu : Saya diajari menirukan kata-katanya oleh ibu, terus saya
Tanya pada ibu kalau gambar buah yang saya makan itu bahasa
Arabnya apa, ibu yang mengajari.
Peneliti : Kalau ibu guru mau mengajarkan Bahasa Arab memalui
nyanyian, misalnya nama-nama anggota tubuh dengan Bahasa
Arab mau apa tidak?
Keanu : Hmmm... oke siap.
WAWANCARA ANAK
Nara Sumber
Nama : Aisyah Syahda Hukama
Status : Anak Kelompok A
Waktu : Selasa, 4 April 2017
Hasil Wawancara
Peneliti : Aisyah… suka Bahasa Arab?
Aisyah : Suka bu…
Peneliti : Aisyah bisa sedikit kata yang berbahasa Arab diajari siapa?
Aisyah : Pertama dari bu guru, terus dari ayah dan ibu di rumah bu.
Peneliti : Kalau dirumah, belajar Bahasa Arabnya caranya bagaimana?
Aisyah : Saya dibelikan buku mewarnai yang ada tulisan Bahasa
Arabnya, ada buku buah-buahan dan binatang.
Peneliti : Kalau ibu guru mau mengajarkan Bahasa Arab memalui
nyanyian, misalnya nama-nama anggota tubuh dengan Bahasa
Arab mau apa tidak?
Aisyah : Mau… mau bu… ya saya mau.
CATATAN LAPANGAN 1
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal : Selasa, 4 April 2017
Jam : 10.00 – 12.00 WIB
Lokasi : Ruang Kelas
Sumber Data : Sri Arijati
Diskripsi Data:
Informan adalah guru RA Masitoh, Pendem, Ledok, Kota Salatiga.
Pertanyaan yang diajukan yaitu mengenai bagaimana kondisi siswa pada saat
pembelajaran penguasaan kosakata Bahasa Arab sebelum menggunakan metode
bernyanyi di kelompok A, RA Masitoh. Dan selama ini metode apa yang digunakan
ketika pembelajaran penguasaan kosakata Bahasa berlangsung?
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pada
saat pembelajaran siswa siswa kurang focus pada materi dan cenderung mencari
kegiatan lain ketika guru menerangkan, meskipun guru sudah beberapa kali menegur
dan menasihati. Dengan keadaan demikian materi pembelajaran pun kurang dapat
dikuasai oleh anak didik dengan baik, karena pembelajaran masih berpusat pada guru.
Selama ini metode yang digunakan yaitu tanya jawab tentang kosakata yang ada
disekitar anak, dan metode ceramah yaitu guru memberikan penjelasan terlebih
dahulu dan anak harus mau memperhatikan dan memahami apa yang disampaikan
guru. Namun metode tersebut dirasakan kurang memperoleh hasil belajar yang
maksimal tentang penguasaan kosakata bahasa, anak Nampak bosan.
Interpretasi:
Pembelajaran penguasaan kosakata Bahasa Arab melalui metode bernyanyi
akan berjalan dengan baik apabila metode yang digunakan menarik dan
menyenangkan. Sehingga perhatian anak didik akan fokus kepada materi serta dapat
meningkatkan minat mengikuti pembelajaran. Bila tidak, anak didik akan menjadi
pasif dan mencari kesibukan lain dengan bergurau atau bermain dengan teman.
CATATAN LAPANGAN 2
Metode Pengumpulan Data: Observasi Kelas Pra Siklus
Hari/Tanggal : Selasa, 4 April 2017
Jam : 08.00 – 10.00
Lokasi : Ruang Kelas
Sumber Data : Sri Arijati
Diskripsi Data:
Observasi ini adalah observasi yang pertama kali dilaksanakan dengan tujuan
untuk mengetahui efektifitas metode yang digunakan serta kondisi kelas pada saat
pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode yang
digunakan guru adalah metode ceramah interaktif. Dimana guru menjelaskan materi
berulang-ulang sambil memperlihatkan gambar poster yang ditunjuk satu per satu ke
suatu gambar benda yang dikehendakinya dan siswa disuruh mengikuti kosakata yang
diucapkannya. Saat siswa ditunjuk satu oer satu untuk menirukan kosakata Bahasa
Arab, anak didik tampak kurang bersemangat, sedankan siswa yang tidak ditunjuk
akan asyik berbincang dengan temannya yang lain, suasana kelas agak ramai dengan
suara-suara siswa yang sulit dikondisikan.
Interpretasi:
Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat, karena
siswa kurang berminat terhadap materi pembelajaran, sehingga anak didik tidak aktif
dalam mengikuti pembelajaran, serta kurang semangat mendengar intruksi guru.
CATATAN LAPANGAN 3
Metode Pengumpulan Data: Observasi Kelas Siklus I
Hari/Tanggal : Kamis, 6 April 2017
Jam : 08.00 – 10.00 WIB
Lokasi : Ruang Kelas
Sumber Data : Sri Arijati
Diskripsi Data :
Observasi ini merupakan observasi kedua yang dilakukan. Observasi
bertujuan untuk melihat keterlaksanaan dari Siklus I, dari proses awal hingga akhir
kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa Siklus I sudah ada
peningkatan baik proses maupun hasil, namun belum maksimal. Ada beberapa hal
yang belum tercapai, yaitu belum semua siswa mendapatkan kesempatan untuk
mengucapkan kosakata Bahasa Arab karena waktu sudah habis. Ini dikarenakan guru
banyak menyisipkan beberapa lagu sebagai selingan, dan anak didik menjadi lupa
kosakata Bahasa Arab yang baru mereka ketahui.
Interpretasi:
Siklus I belum terlaksana dengan baik dari segi proses maupun hasil belajar.
Jadi perlu beberapa perbaikan-perbaikan untuk Siklus II dalam hal pengaturan waktu
dan bentuk lagu yang akan dilagukan harus sederhana, kreatif, dan menarik sehingga
tidak memakan waktu yang lama.
CATATAN LAPANGAN 4
Metode Pengumpulan Data: Observasi Kelas Siklus II
Hari/Tanggal : Selasa, 10 April 2017
Jam : 08.00 – 10.00 WIB
Lokasi : Ruang Kelas
Sumber Data : Sri Arijati
Deskripsi Data:
Observasi Siklus II bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan observasi
Siklus II dan untuk mengetahui seberapa banyak peningkatan penguasaan kosakata
Bahasa Arab dibanding Siklus Sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan Siklus II berjalan dengan baik. Suasana kelas sangat
kondusif. Anak didik sangan antusias dan aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.
Interpretasi:
Situasi pembelajaran kosakata Bahasa Arab melalui metode bernyanyi pada
Siklus II lebih kondusif dibanding pada Siklus I. sehingga penguasaan kosakata
Bahasa Arab mengalami peningkatan yang optimal sesuai harapan.
FOTO KEPALA SEKOLAH, PENELITI, TEMAN SEJAWAT,
ANAK KELOMPOK A
Kumaisaroh, SHI
Kepala Sekolah RA Masitoh
Sa’diyatul Munawaroh
Peneliti
Sri Arijati
Teman Sejawat dan Guru Pendamping
Aisya Syahda Hukama
Anak Kelompok A
Keanu Kamil Mulia
Anak Kelompok A
FOTO KEGIATAN PRA SIKLUS
SELASA 4 APRIL 2017 RABU 5 APRIL 2017
Guru RA Masitoh Berdiskusi tentang indikator keberhasilan
Wawancara dan mencari data tentang sekolah
tempat penelitian
Gedung RA Masitoh
FOTO KEGIATAN SIKLUS I DAN SIKLUS II
SIKLUS I, KAMIS 6 APRIL 2017 SIKLUS II, SELASA 18 APRIL 2017
Anak senang memperlihatkan lembar
kerjanya
Satu per satu anak diminta mendengarkan
koskata dari guru, lalu menirukannya
SIKLUS I, SELASA 11 APRIL 2017 SIKLUS II, KAMIS 20 APRIL 2017
Setelah anak selesai dengan kegiatan
pembelajaran, anak diberi bintang bagi
yang menguasai kosakata yang telah
diajarkan
Anak memperagakan kosa kata Bahasa
Arab dengan lagu sesuai apa yang
diajarkan oleh guru
LEMBAR SOAL SIKLUS I
LEMBAR SOAL SIKLUS II
LEMBAR KERJA SISWA (SIKLUS I)
Nama: Balqis Kelompok: A Hari dan Tanggal:
Kamis, 6/4/17
LEMBAR KERJA SISWA (SIKLUS I)
Nama: Reegan Kelompok: A Hari dan Tanggal:
Kamis, 6/4/17
LEMBAR KERJA SISWA (SIKLUS II)
Nama: Keanu Kelompok: A Hari dan Tanggal:
Selasa, 18/4/17
LEMBAR KERJA SISWA (SIKLUS II)
Nama: Aisya Kelompok: A Hari dan Tanggal:
Selasa, 18/4/17
Gambar Nama Anggota Tubuh Menggunakan Bahasa Arab
SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Sa’diyatul Munawaroh
NIM : 116-13-006
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Dosen PA : Dr.Hj.Lilik Sriyanti, M.Si.
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1 OPAK STAIN
SALATIGA 2013
27 Agustus
2013
Peserta 3
2 OPAK TARBIYAH 2013
STAIN SALATIGA
29 Agustus
2013
Peserta 3
3 LIBRARY USER
EDUCATION
(Pendidikan Pemakai
Perpustakaan)
16 September
2013
Peserta 2
4 Training Motivasi dan “
Lomba Rangking 1 “
26 September
2013
Peserta 2
5 Bedah Buku
“MAHKOTA UNTUK
EMAK “ dan Training
Menulis
03 Oktober
2013
Peserta 2
6 Seminar Nasional Bahasa
Arab
09 Oktober
2013
Peserta 8
7 MA’HAD MAHASISWA
Selama 1 Tahun
2 Juni 2014 Peserta 2
8 Seminar dan Pelatihan
“To Be Creative Teacher
“
10 November
2014
Peserta 2
9 Ijazah “ Kursus Pembina
Pramuka Mahir Tingkat
Dasar (KMD) “
12 November
2014
Perserta 8
10 Seminar Nasional “
Cegah Kanker Serviks
16 November
2014
Peserta 8
Sebagai Pembunuh No.1
Wanita Indonesia
11 Seminar Nasional
Entreprebeurship
16 November
2014
Peserta 8
12 Workshop Nasional “
Sukses Akademik, Sukses
Bakat dan Hidup
Bermartabat dengan
Karya “
16 Desember
2014
Peserta 8
13 Ijazah “ Kursus Pembina
Pramuka Mahir Tingkat
Lanjut (KML) “
10 Januari 2015 Peserta 8
14 Certificate of Completion
“ Survival English
Program “
13 Februari
2015
Peserta 4
15 Pelatihan Manajemen
TPQ
04 Juli 2015 Peserta 2
16 IAIN Bersholawat dan
Orasi Kebangsaan “
Menyemai Nilai-Nilai
Islam Indonesia untuk
Memperkokoh NKRI
dalam Mewujudkan
Baldatun Thoyyibatun
Warobbun Ghofur”
06 November
2015
Peserta 2
17 Seminar Nasional “ Peran
Media Massa terhadap
Kelestarian Lingkungan
Hidup “
19 November
2015
Peserta 8
18 Seminar Nasional “
Muslimah Sejati Bertabur
Inspirasi “
29 November
2015
Peserta 8
19 Seminar Nasioanal “
Musik, Islam dan
Nusantara “
05 Desember
2015
Peserta 8
20 Kilatan Mempelajari
Metode Amtsilati
04 Februari
2016
Peserta 4
21 Seminar Nasional
“Memperkuat Peran
Pemuda dalam
Meningkatkan Ekonomi
Nasional Melalui
Kewirausahaan “
26 April 2016 Peserta 8
22 Seminar Nasional “
Nasionalisme sebagai
Benteng dalam
Menghadapi Proxy War
di Indonesia”
16 Mei 2016 Peserta 8
23 Seminar Nasional “
Pendidikan Agama
Menjadi Pelopor
Kebangkitan Nasional di
Era Modern “
21 Mei 2016 Peserta 8
24 Seminar Nasional
Metodologi Penafsiran
Kontemporer: Al-Qur’an
dalam Problematika
Kemanusiaan “
23 Mei 2016 Peserta 8
25 Seminar Nasional “
LGBT dalam Perspektif
Psikologi dan Kesehatan
“
26 Mei 2016 Peserta 8
26 Seminar Nasional “
Budaya Sebagai Attitude
Pendidikan “
31 Mei 2016 Peserta 8
27 Seminar Nasional “
Indonesia Budayaku
Indonesia Warisanku
(Salatiga Kota Pusaka) “
02 Juni 2016 Peserta 8
28 ESQ Leadership Training
“Training Champion
Mentality Mahasiswa
Bidik Misi”
13 Juni 2016 Peserta 6
29 Sertifikat KKN Desa 15 Februari Panitia 3
Kener, Kec. Kaliwungu,
Kab. Semarang “
Penanaman Pohon “
2017
30 Sertifikat KKN Desa
Kener, Kec. Kaliwungu,
Kab. Semarang “ Jalan
sehat”
19 Februari
2017
Panitia 3
31 Sertifikat KKN Desa
Kener, Kec. Kaliwungu,
Kab. Semarang“Lomba
TPA “
23 Februari
2017
Panitia 3
32 Piagam Penghargaan
Dharma Bakti (KKN)
23 Februari
2017
Peserta 2
Salatiga, 31 Juli 2017
Dekan
Wakil Dekan Bidang
Achmad Maimun, M.Ag.