Peningkatan Nilai Transaksi Dengan Pemanfaatan Fasilitas Margin Trading Dalam Strategi Investasi Di...
-
Upload
mirham-adja -
Category
Documents
-
view
76 -
download
4
Transcript of Peningkatan Nilai Transaksi Dengan Pemanfaatan Fasilitas Margin Trading Dalam Strategi Investasi Di...
PENINGKATAN NILAI TRANSAKSI DENGAN PEMANFAATAN
FASILITAS MARGIN TRADING DALAM STRATEGI INVESTASI DI
PASAR MODAL INDONESIA
PATRIOT SUGIARTO
Universitas Lampung
RAKHMAD FEBRIYADI
Universitas Lampung
MIRHAM
Universitas Lampung
The Indonesian Capital Market Student Studies (ICMSS)
2011
PENINGKATAN NILAI TRANSAKSI DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS
MARGIN TRADING DALAM STRATEGI INVESTASI DI PASAR MODAL
INDONESIA
Abstraksi
Transaksi Margin Trading pada perkembangannya dapat dilakukan melalui fasilitas
layanan Internet dimana pun, baik di rumah sendiri ataupun di perusahaan Pialang
Saham yang ada di Indonesia. Seiring dengan banyaknya pro dan kontra mengenai
fasilitas ini ternyata margin trading memiliki banyak manfaat untuk meningkatkan
return investasi bagi investor. Sehingga penggunaan fasilitas ini haruslah kita
dukung dalam investasi di Pasar Modal Indonesia. Tetapi return maksimal itu tidak
mudah diperoleh dari fasilitas ini. Investor harus memiliki strategi dalam
penggunaan margin trading. Kesalahan dalam menggunakan fasilitas ini dapat
mengakibatkan kerugian besar pada investor. Tetapi secara umum, margin trading
trading sangat baik untuk diterapkan terutama untuk meningkatkan nilai transaksi
pada Pasar Modal Indonesia. Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Bagaimana penerapan Margin Trading di Indonesia ,
bagaimana strategi investasi untuk meningkatkan nilai investasi dengan
menggunakan fasilitas margin trading.
Sedangkan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Library research.
Library research yaitu dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka. Sehingga
penulis dapat mengambil kesimpulan atas literatur yang diperoleh.
Kata kunci : Nasabah/Investor, Transaksi Margin Trading, Saham , Pasar Modal.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
ABSTRAKSI ......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 3
1.2. Perumusan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian ................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
1.4. Jenis Penelitian dan Metodologi Penelitian ................................................. 6
BAB II ISI
2.1. Kajian Literatur ........................................................................................... 7
2.2. Isi ................................................................................................................. 10
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 15
3.2. Saran ............................................................................................................ 15
3.3. Daftar Pustaka ............................................................................................. 15
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada dasarnya kegiatan investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu investasi riil dan
investasi finansial, dimana keduanya akan mengacu pada harapan tingkat keuntungan
di masa depan dengan melihat dan memperhitungkan return on investment (ROI).
Suatu strategi investasi digunakan untuk memaksimalkan keuntungan investasi dan
juga mengurangi dampak/ risiko dari investasi tersebut. Pasar modal merupakan salah
satu alternatif investasi finansial yang ada dan dapat digunakan oleh masyarakat
untuk memanfaatkan kelebihan dananya. Seiring dengan semakin pesatnya
pertumbuhan perekonomian, maka peran pasar modal menjadi sangat penting sebagai
sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga masyarakat dalam usaha
untuk menggali potensi masyarakat kita agar ikut berpartisipasi dalam pembangunan
yang dilakukan baik oleh swasta maupun pemerintah.
Pandangan umum masyarakat Indonesia saat ini terhadap pasar modal adalah bahwa
pergerakan harga yang ada di bursa menunjukkan pola yang tidak beraturan serta sulit
untuk dipahami. Pandangan dan persepsi tersebut membuat para ahli ekonomi dan
keuangan untuk meneliti dan mengamati pola pergerakan aktivitas di pasar modal.
Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa pasar modal itu rasional dan
beraturan, serta secara empiris menyimpulkan bahwa dalam periode tertentu,
berinvestasi di pasar modal dapat memberikan return yang jauh lebih besar
dibandingkan alternatif investasi lainnya.
Selama periode tahun 2010, kinerja pasar modal di Indonesia menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Dari peningkatan tersebut, ternyata masih banyak terjadi
pelanggaran-pelanggaran aturan maupun sistem yang dikhawatirkan dapat berdampak
negatif terhadap kepercayaan investor. Salah satu fasilitas atau sistem di pasar modal
Indonesia yang masih sering terjadi pelanggaran adalah penggunaan fasilitas margin
trading. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)
masih menemukan indikasi pelanggaran ketentuan margin trading oleh perusahaan
sekuritas yang mengacu pada hasil audit yang telah diselesaikan. Margin trading
dipahami sebagai suatu sistem perdagangan dimana investor bisa melakukan transaksi
pembelian atau penjualan saham dengan nilai yang lebih besar dari nilai uang yang
telah disetorkan kepada perusahaan sekuritas. Menurut hasil audit yang dilakukan
Bapepam selama tahun 2010, setidaknya terdapat 3 (tiga) jenis pelanggaran yang
umumnya dilakukan oleh perusahaan sekuritas. Pertama, tidak adanya peningkatan
dana (top up) yang seharusnya dilakukan saat penggunaan fasilitas margin trading
telah mencapai batas 65% dari jaminan. Kedua, masih banyak perusahaan sekurita
dalam hal ini broker yang tidak melakukan keputusan jual meski penggunaan
fasilitas margin telah mencapai lebih dari 80%. Dan yang terakhir, masih banyak
beberapa jenis saham yang tidak masuk dalam kategori margin, namun tetap
diberikan fasilitas margin trading. Akibatnya, di tahun 2010 telah terjadi penurunan
penggunaan faslitas margin trading, terlihat dari nilai margin trading yang tercatat
12% dari transaksi harian, dimana persentase tersebut lebih lecil dibandingkan tahun
sebelumnya yang mencapai 15% (Bisnis Indonesia, Januari 2011).
Berdasarkan data diatas, terlihat masih ada beberapa kekurangn yang harus diperbaiki
dan ditindak tegas oleh pihak regulator terkait, sehingga dalam prakteknya
penggunaan fasilitas margin trading dapat sesuai sasaran yaitu peningkatan aktivitas
pasar modal Indonesia, dan bukan sebaliknya, karena pada dasarnya fasilitas margin
trading sama-sama memberikan keuntungan baik kepada pihak investor maupun
pihak perusahaan sekuritas yang bersangkutan. Untuk itu, seluruh pihak regulator dan
seluruh praktisi pasar modal Indonesia perlu melakukan kerja sama dengan
mendukung dan melaksanakan aturan yang ditetapkan, sehingga pihak investor yang
dalam hal ini adalah pelaku utama pasar yang wajib terlindungi akan merasa nyaman
dan mengalami peningkatan kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia. Dengan
adanya persaingan yang sehat, fasilitas apapun yang diberikan pihak penyelenggara
pasar modal akan lebih meningkatan aktivitas pasar dan menambah variasi di pasar
modal Indonesia.
Salah satu bentuk peningkatan aktivitas pasar modal adalah adanya peningkatan nilai
transaksi pasar. Kinerja pasar saham menunjukkan tren kenaikan luar biasa sepanjang
tahun 2010. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 47,47 % dan kapitalisasi
pasar naik 58,05%. Performa pasar saham Indonesia yang luar biasa ini tidak lepas
dari peningkatan kepercayaan investor baik lokal maupun global akan kekuatan
fundamental ekonomi Indonesia. Seiring kenaikan IHSG 47,47% sejak akhir 2009
sampai dengan tanggal 9 November 2010 ke posisi 3.737,48 kapitalisasi saham BEI
pun melonjak tajam. Pada Januari 2010 kapitalisasi pasar BEI sebesar Rp. 2.102,7
triliun terus meningkatkan hingga menembus angka Rp. 2.400 triliun di akhir Juni
2010 dan pada 9 November 2010 kapitalisasi saham BEI sudah menembus angka
Rp.3.191 triliun atau meningkat 58,05% sejak awal tahun (IDX Newsletter, 2010).
Momentum kegairahan pasar modal ini sejatinya dapat digunakan oleh investor untuk
meningkatkan investasinya dalam pasar modal Indonesia untuk meningkatkan return
investasinya. Selain itu investor juga dapat memaksimalkan return dengan
memanfaatkan fasilitas yang diberikan perusahaan pialang. Salah satunya adalah
fasilitas margin trading.
Margin trading adalah praktek membeli saham dengan menggunakan hutang, dalam
hal ini, yang memberikan hutang adalah Pialang. Dengan menggunakan Margin,
memang seseorang bisa mendapatkan keuntungan yang besar dengan modal yang
relatif kecil, tetapi tentunya ini juga melibatkan suatu resiko yang besar. Ben Graham
dalam bukunya pun menyatakan bahwa orang-orang yang membeli saham dengan
margin harus sadar bahwa yang mereka lakukan sebenarnya adalah spekulasi.
Besarnya resiko yang terkait dengan margin membuat berbagai negara umumnya
sampai melarang pengelola reksadana melakukan pembelian saham dengan
menggunakan margin, karena sangat beresiko bagi para investornya.
1.2. Perumusan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah manfaat dan strategi apa yang dapat digunakan
atau diterapkan oleh para investor di pasar dalam memaksimalkan fasilitas margin
trading yang ada di pasar modal Indonesia.
1.3. Tujuan Peneltitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengkaji manfaat dan mekanisme fasilitas margin trading yang ada di
pasar modal Indonesia.
2. Untuk memberikan penjelasan mengenai berbagai strategi investasi yang ada
dan dapat digunakan dalam memaksimalkan fasilitas margin trading.
1.4. Jenis Penelitian dan Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat studi literatur (library research)
dimana data-data yang ditampilkan dalam penelitian ini diperoleh dengan membaca
dan mengutip dari berbagai literatur. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan melihat fakta-fakta peristiwa yang
mendukung dan kemudian dianalisis berdasarkan kerangka teoritis yang ada.
BAB II
Isi
2.1. Kajian Literatur
2.1.1. Strategi Investasi di Bursa Efek Indonesia
Dalam berinvestasi saham banyak strategi yang digunakan oleh investor untuk
memaksimalkan return investasinya. Poin penting dari seluruh strategi yang
digunakan tersebut adalah untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan
risiko. Beberapa strategi yang dapat dipakai oleh investor dalam melakukan investasi
di bursa efek antara lain:
a. Beli di pasar perdana, jual begitu masuk di pasar sekunder
Para investor di Bursa Efek Indonesia pada umumnya yakin bahwa harga
saham akan naik begitu suatu emisi saham dicatatkan di bursa. Keyakinan
tersebut tidak hanya berasal dari informasi yang disampaikan dalam
prospektus yang biasanya up to date dan akurat, melainkan juga bahwa setiap
underwriter biasanya tidak akan membiarkan harga saham jatuh pada minggu
pertama di pasar sekunder. Selain itu investor juga perlu berpedoman pada
harga saham yang akan dilepas dengan harga saham sejenis yang sudah
tercatat.
b. Strategi beli dan simpan (buy and hold)
Para investor akan melakukan strategi beli dan simpan terhadap perusahaan
yang diyakininya akan berkembang dalam jangka panjang, baik karena sifat
usaha dan produknya yang strategis maupun karena perusahaan tersebut
berada di sektor industry yang sedang berkembang.
c. Strategi berpindah
Strategi ini mengharuskan investor untuk mengikuti pergerakan harga pasar
dari dekat setiap saat. Tujuannya adalah memanfaatkan peluang kemungkinan
naiknya harga saham lain dengan harapan pemodal tersebut memperoleh
capital gain dalam waktu singkat. Dalam jangka panjang, strategi ini bertujuan
mengubah jenis saham yang dimiliki, dengan harapan saham lain lebih
prospektif. Strategi ini cocok digunakan pada saham-saham yang aktif
diperdagangkan di bursa efek (likuid)
.
d. Strategi mengurangi kerugian (cut loss)
Strategi ini digunakan untuk mengurangi kerugian atas pembelian saham yaitu
dengan cara menjual saham yang sebelumnya dimiliki dan mengganti dengan
saham lain (berpindah), cara lainnya yaitu dengan membeli saham sejenis
seperti yang dipegang sebelumnya pada waktu harganya rendah dan
melepaskannya kembali pada waktu harganya naik. Sehingga kerugian pada
saat membeli diwaktu harga tinggi dapat dikurangi (cut loss)
.
e. Membeli saham-saham tidur
Saham tidur merupakan saham yang tidak aktif dan tidak mendapat perhatian
masyarakat investor, bahkan mass media dan para analis pasar pun cenderung
lebih bersifat diskriminatif terhadap saham perusahaan yang tidak aktif
tersebut. Investor yang sabar dapat menggunakan strategi ini karena akan
diperlukan waktu yang cukup lama sampai masyarakat mengetahui adanya
potensi keuntungan pada saham tersebut.
f. Strategi konsentrasi pada industri
Sebagian investor biasanya memusatkan perhatiannya pada suatu industri
tertentu. Hal tersebut dikarenakan para investor tersebut biasanya lebih
mengetahui informasi, kondisi serta mekanisme kerja dari perusahaan yang
berada pada industri tersebut. Strategi investasi demikian adalah memilih
saham yang terbaik dari investasi tersebut.
g. Strategi membeli pasar
Strategi ini biasanya dilakukan oleh para investor yang tidak mampu atau
tidak sempat melakukan analisis, sehingga cenderung mempercayakan
investasinya pada trend pasar. Seorang investor dikatakan melakukan strategi
membeli pasar apabila secara relatif proporsional masuk kedalam saham-
saham yang ada di bursa efek, misalnya 50 persen jenis saham yang tecatat di
bursa efek. Strategi ini mungkin kurang tepat bagi investor kecil, karena untuk
melaksanakan strategi ini tentunya membutuhkan dana yang besar.
h. Strategi membeli melalui reksadana
Strategi yang lebih aman bagi para investor yang belum berpengalaman
adalah dengan mempercayakan dananya kepada lembaga profesional yang
disebut investment trust.
2.1.2. Konsep Dasar Fasilitas Margin Trading
Fasilitas Margin Trading merupakan fasilitas yang diberikan perusahaan sekuritas
kepada investor. Dikatakan fasilitas, karena memang perusahaan sekuritas
memberikan semacam pinjaman kepada investor. Membeli saham secara margin
adalah membeli saham dengan membayar sebagian saja dari total harga pembelian.
Investor diharuskan menyetor dana sebagai “down payment” yang biasa disebut
initial margin requirement atau deposit margin. Berdasar Keputusan Ketua Bapepam
No. Kep-09/PM/1997 tanggal 30 April 1997 telah diatur besarnya deposit margin
adalah 50 % dari total harga pembelian. Perusahaan sekuritas memberikan pinjaman
sebesar 50 % sisanya. Pinjaman ini disebut margin account’s debit balance. Selama
investor memegang saham, investor tersebut dikenakan bunga yang dihitung secara
harian dan bunga tersebut ditambahkan ke pokok pinjaman (bunga berbunga). Selain
itu karena saham yang dibeli dengan margin belum sepenuhnya dibayar maka saham-
saham tersebut tidak diatasnamakan investor tapi diatasnamakan perusahaan sekuritas
sehingga disebut street name. Ini untuk melindungi perusahaan sekuritas apabila
investor gagal melunasi hutangnya. Dalam upaya melindungi investor maupun
perusahaan sekuritas, Bapepam menentukan minimum maintenace margin sebesar 35
% yaitu prosentase terendah dimana modal investor dapat berkurang sebelum
perusahaan efek mengirimkan margin call. Margin call adalah permintaan dari
perusahaan Efek kepada investornya untuk mendepositkan uang tunai dan atau saham
kedalam rekening margin sehingga nilai pembiayaan dari perusahaan efek tidak
melebihi 50 %. Bila investor tidak sanggup mendepositkan uang dan atau saham
maka perusahaan efek berhak menjual saham investor tanpa memberikan
alasan/pemberitahuan/ persetujuan dari investor sesuai dengan kontrak marjin yang
telah ditanda-tangani bersama. Investor yang membeli saham dengan cara margin
biasanya tipe spekulator dan trader yang tujuan investasinya jangka pendek. Bagi
long-term investor, membeli secara margin kurang menarik karena adanya bunga
yang sifatnya compounding atau bunga berbunga dan resiko yang besar.
Keuntungan membeli secara margin adalah leverage (efek pengungkit ), dimana
investor dapat menggunakan uang yang relatif kecil untuk membeli saham dengan
nilai lebih besar. Pertambahan nilai saham menghasilkan prosentase keuntungan yang
lebih besar untuk setiap rupiah yang diinvestasikan dibanding bila saham dibayar
lunas tanpa margin. Namun fasilitas margin trading ini juga dapat menyebabkan
potensi kerugian yang lebih besar dibandingkan cash trading jika harga saham
mengalami penurunan.
2.2. Isi
Margin Trading adalah strategi membeli sekuritas dengan sebagian memakai dana
pinjaman. Dengan demikian, investor dapat mengurangi penggunaan modalnya dalam
suatu investasi namun tetap dapat memperbesar hasil. Istilah margin menyangkut
jumlah equity atau pinjaman dalam suatu investasi. Jika investor menggunakan 75%
margin, berarti 75% dari investasi dibelanjai dengan equity sedang sisanya 25%
dengan dana pinjaman. Margin Trading biasanya dapat memberikan peningkatan
hasil dan juga memberikan risiko tinggi. Salah satu risiko adalah apabila saham yang
ditransaksikan tidak berprestasi seperti yang diharapkan (harga turun). Jika ini
terjadi, Margin Trading berapapun tidak bisa menyelamatkan, karena MT hanya bisa
memperbesar hasil dan bukan membuat (produce) hasil.
Berikut ini adalah tabel dampak fasilitas margin trading pada hasil saham.
Tabel 1.
Tanpa
Margin
Trading
Dengan Margin Trading
80% 65% 50%
Jumlah Saham (lembar) 100 100 100 100
Pengeluaran Investasi (Rp) 5000 5000 5000 5000
Dana Pinjaman (Rp) 0 1000 1750 2500
Equity dalam Investasi 5000 4000 3250 2500
Posisi Investor jika harga naik menjadi Rp80,- per lembar
Nilai Saham 8000 8000 8000 8000
Pengeluaran Investasi (Rp) 5000 5000 5000 5000
Capital Gain 3000 3000 3000 3000
Hasil equity Investor
(Capital Gain / Equity) 60% 75% 92,5% 120%
Posisi Investor jika harga turun menjadi Rp20,- per lembar
Nilai Saham 2000 2000 2000 2000
Pengeluaran Investasi (Rp) 5000 5000 5000 5000
Capital Loss 3000 3000 3000 3000
Hasil equity Investor
(Capital Loss / Equity) 60% 75% 92,5% 120%
Dari tabel diatas, ternyata Margin Trading mengandung 3 fase, yaitu :
- Harga saham akan berubah naik atau turun, apapun posisi pembiayaannya.
- Semakin rendah jumlah equity investor, semakin besar tingkat hasil yang
diperoleh investor jika harga saham naik.
- Risiko kerugian akan semakin besar (dengan tingkat yang sama) jika harga
saham turun.
2.2.1. Kecepatan dan Ketepatan Informasi
Random Walk Theory menyatakan bahwa pola harga saham tidak dapat diprediksi
(unpredictable) karena bergerak secara acak (random walk). Harga saham bergerak
secara acak bahwa fluktuasi harga saham tergantung pada informasi baru (new
information) yang akan diterima, tetapi informasi tersebut tidak tahu kapan akan
diterimanya sehingga informasi baru dan harga saham itu disebut unpredictable.
Apakah informasi bersifat kabar buruk (bad news) juga tidak diketahui. Apabila
sudah diketahui, maka informasi itu disebut sebagai informasi sekarang (today’s
information) dan segera akan mempengaruhi harga sekarang. Selain itu, informasi
yang diperoleh saat ini dapat dijadikan acuan untuk memprediksi harga untuk esok
hari.
Bad news berarti informasi bahwa akan berdampak negatif terhadap harga saham,
yaitu penurunan harga saham. Contoh bad news adalah kenaikan drastis tingkat
bunga bank, kenaikan drastis harga bahan bakar, kenaikan inflasi yang tajam, dan
pabrik emiten terbakar habis. Contoh good news mencakup kenaikan tajam penjualan,
penurunan suku bunga kredit, dan perluasan usaha, (Mohamad Samsul, 2006).
Karena informasi merupakan hal yang sangat penting dalam pasar modal. Maka salah
satu kunci bagi investor agar sukses melakukan investasi di pasar modal dengan
menggunakan margin trading adalah informasi. Tingkat kecepatan, akurasi dan
keleluasaan dalam memperoleh dan mengolah informasi yang berkembang di bursa
sangat berpengaruh terhadap ketepatan melakukan prediksi dan antisipasi pergerakan
harga efek yang akan
Datang. Jangan sampai keterlambatan memperoleh informasi ini membuat investor
salah mengambil keputusan sehingga nilai investasi dapat turun secara drastis.
2.2.2. Manfaatkan Margin Trading pada Masa Bullish
Strategi margin trading merupakan strategi yang sangat baik digunakan pada masa
bullish. Hal ini karena seorang investor dapat membeli efek melebihi dana yang
dimiliki. Fasilitas ini dapat meningkatkan keuntungan investor dibanding dengan
sistem cash trading. Pada masa ini indeks akan naik sehingga investor dapat menjual
efeknya dengan lebih tinggi. Berdasarkan data dari Kliring Penjamin Efek Indonesia
(KPEI) tren penggunaan fasilitas margin trading juga menunjukkan kenaikan pada
masa bullish dan penurunan pada masa bearish. Selain itu juga KPEI terpaksa
menghentikan sementara pemberian fasilitas ini pada tanggal 9 Oktober 2008 karena
indeks turun semakin tajam. Fasilitas ini kembali dibuka pada bulan Mei 2009 ketika
indeks menunjukkan sinyal penguatan. Sebelum masa penurunan ( periode
Januari – September 2008) rata-rata pemberian fasilitas margin trading sebanyak 153
kali per bulan sedangkan pada masa bearish (masa penurunan) (periode Oktober
2008 - Desember 2009) rata-rata pemberian fasilitas margin trading hanya 76 kali per
bulan (data ketika penghentian sementara pemberian fasilitas tidak dimasukkan).
Kemudian ketika terjadi tren bullish (periode Januari 2010 – Desember 2010) rata-
rata pemberian fasilitas ini naik kembali sebanyak 144 kali per bulan. Hal ini
mengindikasikan bahwa margin trading memang selayaknya digunakan pada masa
bullish . Penggunaan margin trading pada masa bearish menyebabakan turunnya
nilai investasi sampai melebihi maintenance margin sehingga investor akan
mendapatkan margin call untuk melakukan top up dana.
2.2.3. Pahami Analisa Teknikal
Analisa teknikal bermanfaat untuk memberikan sinyal pada suatu tren. Seperti
penjelasan sebelumnya margin trading digunakan pada bullish. Pemahaman terhadap
analisa teknikal bermanfaat karena akan memberikan informasi kapan indeks akan
naik, turun atau sideways. Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
analisa teknikal bisa dipakai sebagai salah satu metode untuk membangun portfolio
dengan menggunakan market timing.
Penelitian sederhana yang dilakukan oleh Norman Fosbeck menunjukkan bahwa
market timing lebih bagus dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan buy
& hold. Masalah sederhananya adalah kita harus benar-benar menguasai tekniknya.
Penelitian lain juga menunjukkan hasil yang cukup untuk menyimpulkan bahwa
analisa teknikal bisa dipakai sebagai alat untuk melakukan market timing dan
penyusunan portfolio.
Dow Theory yang merupakan dasar dari analisa teknikal, sangat bagus digunakan
ketika market sedang trending. Untuk itu pemanfaatan analisa tehnikal dalam
pemanfaatan margin trading mesti dimulai dengan pemahaman terhadap Dow
Theory. Salah satu Dow Theory menyatakan bahwa pasar saham bergerak dalam tiga
arah tren utama yaitu uptrend, downtrend dan sideways. Untuk itu investor haruslah
memahami analisa teknikal agar market timing dalam menggunakan margin trading
dapat digunakan.
Bab III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Fasilitas margin trading pada Pasar Modal Indonesia memiliki banyak sekali
keunggulan. Salah satunya adalah meningkatkan nilai transaksi saham. Tetapi
keunggulan-keunggulan tersebut haruslah disertai dengan strategi trading sehingga
peningkatan nilai investasi milik investor dapat terwujud. Penggunaan fasilitas ini
tanpa disertai strategi akan menimbulkan kerugian bagi investor.
3.2. Saran
Penelitian ini memerlukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan lebih luas.
Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan adalah
1. Menggunakan lebih banyak data pendukung
2. Sebaiknya menggunakan studi lapangan sehingga kesimpulan yang diperoleh
lebih valid
3.3. Daftar Pustaka www.financeindonesia.org
www.yahoofinance.com
www.kpei.co.id
Peraturan Bapepam Nomor V.D.6. Pembiayaan Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek
bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek.2008.
Jakarta : Bapepam
IDX Newsletter. Edisi Desember 2010. Jakarta
Veter, Jhon. 2010. Happy Investing. Jakarta : Pustaka Delapan
Samsul, Mohamad.2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta : Erlangga
2008 Tabel 1
Bulan
Value Volume Freku ensi
Rata2 Jml Value Volume hari
Tanggal Harga Penutupan
Volume Value Volume
Januari 389,353,012,500 88,147,500 144 12,559,774,597 2,843,468 31 1/2/2008 2627.25 1,050,029,300
Februari 195,825,145,000 57,800,500 81 6,752,591,207 1,993,121 29 2/1/2008 2721.94 606,519,900
Maret 198,966,647,500 96,070,000 117 6,418,278,952 3,099,032 31 3/3/2008 2447.30 384,152,600
April 1,177,035,300,500 309,365,500 222 39,234,510,017 10,312,183 30 4/1/2008 2304.52 433,096,200
Mei 1,180,198,118,000 196,462,000 162 39,339,937,267 6,548,733 31 5/2/2008 2444.35 691,045,000
Juni 222,137,964,000 190,959,500 154 7,404,598,800 6,365,317 30 6/2/2008 2349.10 332,752,700
Juli 863,876,855,000 166,602,000 186 27,866,995,323 5,374,258 31 7/1/2008 2304.51 266,418,800
Agustus 176,144,187,500 40,468,000 109 5,682,070,565 1,305,419 31 8/1/2008 2165.94 716,255,500
September 360,259,916,500 274,732,500 204 12,422,755,741 9,473,534 30 9/1/2008 1832.51 310,863,800
Oktober 8,748,221,000 3,659,500 7 2,916,073,667 1,219,833 3 10/6/2008 1256.70 199,721,600
* Tanggal 9 Oktober Pinjam Meminjan Efek dihentikan sementara
2009 Tabel 2
Bulan
Value Volume Freku ensi
Rata2 Jml Value Volume hari
Tanggal Harga Penutupan
Volume Value Volume
Januari 0 0 0 0 0 0 1/5/2009 1332.67 339,604,500
Februari 0 0 0 0 0 0 2/2/2009 1285.48 681,557,000
Maret 0 0 0 0 0 0 3/2/2009 1434.07 440,725,900
April 0 0 0 0 0 0 4/1/2009 1722.77 3,009,979,400
Mei 37,992,915,000 14,482,500 47 1,310,100,517 499,397 31 5/1/2009 1916.83 2,851,413,400
Juni 152,232,907,500 61,320,000 88 5,074,430,250 2,044,000 30 6/1/2009 2026.78 5,556,872,500
Juli 49,618,299,500 13,010,000 68 1,600,590,306 419,677 31 7/1/2009 2323.24 4,630,064,400
Agustus 322,068,482,500 98,910,000 71 10,389,305,887 3,190,645 31 8/3/2009 2341.54 4,333,564,700
September 855,276,822,500 271,838,500 101 28,509,227,417 9,061,283 30 9/1/2009 2467.59 3,960,611,100
Oktober 858,486,085,000 269,766,500 52 28,616,202,833 8,992,217 31 10/1/2009 2367.70 4,195,024,800
November 108,498,473,500 33,417,000 82 3,598,302,450 1,111,967 30 11/2/2009 2415.84 5,165,790,600
Desember 103,727,852,500 14,073,000 100 3,457,595,083 469,100 31 12/1/2009 2534.36 3,097,530,100
2010 Tabel 3
Bulan
Value Volume Freku ensi
Rata2 Jml Value Volume hari
Tanggal Harga Penutupan
Volume Value Volume
Januari 58,443,356,500 25,667,500 89 2,015,288,155 885,086 31 1/4/2010 2610.80 4,242,926,200
Februari 47,034,925,000 54,094,000 63 1,881,397,000 1,137,060 28 2/1/2010 2549.03 3,202,115,300
Maret 146,087,711,500 45,452,500 125 4.712.506.822 1.466.209 31 3/1/2010 2777.30 3,888,145,400
April 128,887,869,500 33,187,500 160 4.296.262.316 1.106.250 30 4/1/2010 2971.25 5,273,440,300
Mei 116,302,324,000 67,324,500 146 3.751.687.870 2.171.758 31 5/3/2010 2796.96 4,925,558,700
Juni 132,426,743,000 56,604,000 144 4.414.224.766 1.886.800 30 6/1/2010 2913.68 4,259,397,500
Juli 66,289,712,500 35,851,000 108 2.209.657.083 1.195.033 31 7/1/2010 3069.28 3,884,965,400
Agustus 145,246,792,000 136,175,000 119 4,685,380,387 4,392,741 31 8/2/2010 3081.88 4,063,138,000
September 221,665,346,000 243,485,000 171 7,338,844,866 8,116,166 30 9/1/2010 3501.30 4,078,938,800
Oktober 178,499,425,000 32,471,000 191 5,949,980,833 1,082,366 31 10/1/2010 3635.32 5,022,649,800
November 122,456,251,000 36,749,000 176 4,081,875,033 1,224,966 30 11/1/2010 3531.21 5,221,298,500
Desember 385,669,858,000 72,512,500 244 12,855,661,933 2,417,083 31 12/1/2010 3703.51 3,099,489,000