PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI …...Tim Penguji Laporan PTK Nama Terang tanda...
Transcript of PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI …...Tim Penguji Laporan PTK Nama Terang tanda...
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
(PADA KELAS V SD NEGERI GANTUNGAN 01
TAHUN PELAJARAN 2009/2010)
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
TRI ARDIANTO AGUNG YUWONO
NIM. X2707001
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
(PADA KELAS V SD NEGERI GANTUNGAN 01
TAHUN PELAJARAN 2009/2010)
Oleh :
TRI ARDIANTO AGUNG YUWONO
NIM. X2707001
Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim
Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Rabu
Tanggal : 23 Juni 2010
Tim Penguji Laporan PTK
Nama Terang tanda tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd. .......................................
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. .......................................
Anggota I : Taufiq Lilo, S.T., M.T. .......................................
Anggota II : Dra. Rukayah, M.Hum. .......................................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd.
NIP. 196007271987021001
iii
PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di
hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Kegururan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta,
Pembimbing, Supervisor,
Taufiq Lilo, S.T., M.T. Nurwadi, S.Pd.
NIP. 19760618 200003 1 001 NIP. 19680224 200501 1 003
iv
A B S T R A K
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
(PADA KELAS V SD NEGERI GANTUNGAN 01
TAHUN PELAJARAN 2009/2010)
Oleh
Tri Ardianto Agung Yuwono
NIM. X2707001
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan
model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa; untuk
mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan mutu
pembelajaran Matematika; dan untuk mengetahui apakah hambatan penggunaan model
pembelajaran kontekstual pada pembelajaran matematika kelas V di SD Negeri Gantungan
01.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan metode
deskriptif kualitatif model dua siklus dengan langkah: perencanaan, tindakan,observasi, dan
refleksi. Subjeknya adalah siswa kelas V SD Negeri Gantungan 01 dan dilaksanakan pada
semester II tahun pelajaran 2009/2010. Pengumpulan data dengan observasi langsung selama
tindakan, hasil angket motivasi dan wawancara sederhana.
Pada siklus I dan siklus II tidak terdapat siswa yang memiliki motivasi rendah.
Siswa yang memiliki motivasi sedang pada siklus I sebanyak 34 persen; pada siklus II
menjadi 8,5 persen; berarti terjadi penurunan sebanyak 25,5 persen. Siswa yang memiliki
motivasi tinggi pada siklus I sebanyak 63 persen; pada siklus II menjadi 68,5 persen; berarti
terjadi kenaikan sebanyak 5,8 persen. Siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi pada
siklus I sebanyak 3 persen; pada siklus II menjadi 23 persen; berarti terjadi kenaikan
sebanyak 20 persen. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis
deskriptif ternyata terdapat peningkatan motivasi belajar dalam pengajaran matematika
dengan menggunakan pendekatan kontekstual
Kata kunci : motivasi, kontekstual, matematika sd
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan menyusun penelitian tindakan kelas ini. Penulisan ini diajukan sebagai salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Dengan segala kerendahan hati
penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan moril maupun material sehingga penulisan Laporan
PTK ini dapat terselesaikan. Terlebih lagi ucapan terima kasih ini dihaturkan kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. Rernat Sajidan, M.Si. selaku Pembantu Rektor I Fakultas keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Sukarno, M.Pd., selaku Kepala Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Kartono, M.Pd., selaku Kepala Program Studi PGSD Fakultas keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Pelaksana Program PJJ S1 PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.
6. Taufiq Lilo, S.T., M.T. selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan,
sehingga penulisan tindakan kelas ini dapat selesai tepat waktu.
7. Nurwadi, S.Pd. selaku Supervisor/ teman sejawat yang telah bersedia membantu
terselenggaranya PTK ini.
8. Subandi, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Gantungan 01 dan Bapak Ibu/Guru,
atas segala bantuannya.
9. Siswa kelas V SD Negeri Gantungan 01, yang dengan semangat telah membantu
berhasilnya penelitian tindakan kelas.
Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis
panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan menjadikan amal
ibadah yang mulia. Selanjutnya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala
kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya. Oleh karena itu
segala kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu penulis dalam
penyempurnaan penyusunan selanjutnya.
Surakarta, Juni 2010
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ........................................ 2
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 5
A. Kajian Teori ................................................................................ 5
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ..................................... 11
C. Kerangka Pikir ............................................................................ 11
D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 12
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 13
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 13
B. Subjek Penelitian ....................................................................... 13
C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 23
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 23
B. Pembahasan ............................................................................... 35
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 38
A. Simpulan ...................................................................................... 38
B. Saran ......................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 40
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 13
2. Keaktivan Yang Mengindikasikan Motivasi Belajar Siswa ....................... 19
3. Kisi-kisi Angket Motivasi ............................................................................ 20
4. Data Lembar Observasi Siklus I ................................................................. 25
5. Hasil Angket Siklus I .................................................................................. 26
6. Frekuensi dan Persentase Motivasi Angket siklus I ................................... 27
7. Data Lembar Observasi Siklus II ................................................................ 30
8. Hasil Angket Siklus II ................................................................................. 31
9. Frekuensi dan Persentase Motivasi Angket siklus II .................................. 32
10. Data Lembar Observasi Siklus I dan II ....................................................... 33
11. Persentase Motivasi Angket siklus I dan II ................................................ 34
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Berpikir Dalam Penelitian ........................................................... 12
2. Bagan Kegiatan Penelitian ........................................................................... 14
3. Grafik Lembar Observasi Siklus I dan II .................................................... 34
4. Grafik Persentase Motivasi Angket Siklus I dan II .......................................... 35
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ................................................. 41
2. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ................................................ 50
3. Evaluasi Siklus I ....................................................................................... 58
4. Evaluasi Siklus II ........................................................................................ 59
5. Pembagian Kelompok .................................................................................. 60
6. Daftar Nilai ................................................................................................. 61
7. Format Lembar Pengamatan Motivasi Siswa ............................................. 62
8. Format Kisi-kisi Angket Motivasi .............................................................. 63
9. Format Angket Motivasi Belajar Siklus I .................................................. 64
10. Format Angket Motivasi Belajar Siklus II .................................................. 65
11. Format Pendapat Siswa ............................................................................... 66
12. Personalia Peneliti ....................................................................................... 68
13. Curriculum Vitae Peneliti ........................................................................... 69
14. Curriculum Vitae Supervisor ...................................................................... 70
15. Hasil Lembar Observasi Siklus I ................................................................. 71
16. Hasil Lembar Observasi Siklus II ............................................................... 72
17. Hasil Angket Motivasi Siklus I ................................................................... 73
18. Hasil Angket Motivasi Siklus II ................................................................. 74
19. Hasil Pendapat Siswa Kondisi Awal .......................................................... 75
20. Daftar Presensi Siswa Siklus I .................................................................... 77
21. Hasil Lembar Observasi Siklus I ................................................................ 79
22. Hasil Pendapat Siswa Siklus I .................................................................... 81
23. Daftar Presensi Siswa Siklus II ................................................................... 83
24. Hasil Lembar Observasi Siklus II ............................................................... 85
25. Hasil Pendapat Siswa Siklus II ................................................................... 87
26. Foto-foto Kegiatan ...................................................................................... 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Motivasi belajar merupakan pendorong aktivitas dan inisiatif siswa yang
mengarah pada ketekunan dan keberhasilan belajar siswa yang sedang dalam
proses pembelajaran.
Pada umumnya siswa kelas V menganggap mata pelajaran matematika
merupakan mata pelajaran yang paling sulit jika dibandingkan dengan mata
pelajaran lainnya. Fenomena yang demikian juga terjadi pada siswa kelas V di
Sekolah Dasar Negeri Gantungan 01 Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal.
Motivasi siswa belajar matematika di kelas V SD Negeri Gantungan 01
yang terlihat selama ini dapat dikatakan sangat rendah. Dari data yang berhasil
dihimpun dari pembelajaran yang selama ini, terlihat gambaran dari 35 siswa
kelas V dalam pembelajaran matematika sebagai berikut.
- Setiap guru memberi kesempatan bertanya, hanya 11 % atau 4 siswa yang
memberi pertanyaan sedangkan 89 % atau 31 siswa yang lain tidak
memberikan pertanyaan.
- Hanya 13 siswa atau 37 % yang tuntas belajar sedangkan yang lain
sebanyak 22 siswa atau 63 % belum tuntas belajar
- Jumlah siswa yang tidak aktif cukup banyak, yaitu mencapai 22 siswa dari
35 siswa yang ada di kelas V.
Jika diperhatikan selama ini, pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
Negeri Gantungan 01 cenderung sebagai pemindahan pengetahuan matematika
dari guru kepada siswa. Siswa cenderung pasif dan hanya menerima apa yang
disampaikan guru. Hal ini tentu saja membuat siswa tidak maksimal dalam
pembelajaran matematika di kelasnya. Pada kelas V SD Negeri Gantungan, pada
pembelajaran matematika, siswa kelas V mempunyai keengganan dalam belajar
matematika di kelasnya. Dengan kondisi yang demikian tersebut, Sekolah Dasar
2
Negeri Gantungan 01 tidak berani mematok nilai tinggi dalam membuat kriteria
ketuntasan minimal untuk mata pelajaran matematika kelas V.
Sejalan dengan munculnya berbagai kajian tentang peserta didik, kita sadar
bahwa tidak dapat dipungkiri, siswa kelas V SD Negeri Gantungan 01
menginginkan sebuah proses belajar matematika yang sesuai dengan proses
berpikirnya. Berdasarkan pemahaman tersebut, beberapa upaya dilakukan, salah
satunya adalah dengan mencoba pembelajaran melalui Model Pembelajaran
Kontekstual.
Model Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu proses pengajaran yang
bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang sedang
mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Johnson, 2002: 24).
Harapan dari diterapkannya Model Pembelajaran Kontekstual di kelas V
Sekolah Dasar Negeri Gantungan 01 adalah motivasi siswa belajar matematika
akan meningkat serta siswa menjadi tidak lagi takut dan malas melainkan
menyenangi terhadap pembelajaran matematika. Matematika tidak lagi menjadi
pelajaran sulit, tetapi siswa merasa mudah dalam mempelajari matematika.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
Adanya kesenjangan antara keinginan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa dengan keadaan yang terjadi berupa kekurangaktifan belajar
pada mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar Negeri Gantungan 01,
menjadi masalah dalam penelitian.
Berdasarkan masalah tersebut, dalam proposal ini diajukan rumusan
permasalahan sebagai berikut :
o Apakah penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran Matematika
Kelas V di SD Negeri Gantungan 01?
3
o Apakah hambatan penggunaan model pembelajaran kontekstual pada
pembelajaran Matematika Kelas V di SD Negeri Gantungan 01?
2. Pemecahan Masalah
Pembelajaran yang sesuai dengan proses berpikir siswa, tentunya akan
membuat siswa menyenangi proses pembelajaran tersebut. Dengan
melakukan pembelajaran matematika menggunakan Model Pembelajaran
Kontekstual secara baik paling tidak akan mampu mendekatkan siswa dengan
ide dan konsep matematika melalui pemecahan masalah-masalah nyata yang
dialami sehari-hari.
Model Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu proses pengajaran
yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang
sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Johnson, 2002: 24).
Demikian halnya dengan guru melakukan pembelajaran matematika
melalui Model Pembelajaran Kontekstual, dengan harapan motivasi belajar
siswa meningkat. Hal ini dikarenakan adanya matematisasi konsepsi atau
proses pengembangan ide dan konsep-konsep matematika yang diawali
dengan pengalaman siswa yang dapat dari dunia real. Dengan demikian siswa
akan lebih termotivasi dalam mempelajari matematika yang sampai saat ini
masih dianggap sulit.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran Matematika Kelas
V di SD Negeri Gantungan 01?
2. Mengetahui apakah hambatan penggunaan model pembelajaran kontekstual
pada pembelajaran Matematika Kelas V di SD Negeri Gantungan 01?
4
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini khususnya untuk perbaikan kualitas
pendidikan dan/atau pembelajaran berupa terwujudnya pembelajaran
matematika yang bermakna serta sesuai dengan minat dan proses berpikir siswa.
Adapun manfaatnya bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu :
1. Siswa
Meningkatkan motiovasi belajar siswa dan memudahkannya dalam
mempelajari matemtaika.
2. Guru
Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kontekstual dalam pembelajaran matematika.
3. SD Negeri Gantungan 01
Meningkatkan pemberdayaan Model Pembelajaran Kontekstual agar
motivasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada
pelajaran lainnya.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Motivasi Belajar
Motivasi kelakuan manusia merupakan topik yang sangat luas dan
universal. Motivasi diakui sebagai hal yang sangat penting bagi pelajaran di
sekolah. Setidak-tidaknya seorang anak harus memiliki motivasi untuk
belajar di sekolah. Misalkan keinginan untuk berprestasi sebagai perbuatan
normal yang selalu lahir dari dorongan, baik asalnya dari luar maupun dalam
diri orang yang bersangkutan. Dorongan inilah yang kemudian populer
dengan sebutan motivasi. Berbagai pengertian telah dikemukakan oleh para
ahli tentang motivasi yang satu dengan yang lainnya berbeda dari segi
redaksi, namun secara prinsip tidak ada perbedaan.
S. Nasution (1997 : 182) menyatakan bahwa, “Pelajar harus
diberikan ganjaran (reward) berupa pujian, angka yang baik, rasa
keberhasilan atas hasil belajarnya, sehingga ia lebih tertarik oleh pelajaran.
Keberhasilan dalam interaksi dengan lingkungan belajar, penguasaan tujuan
program pendidikan memberikan rasa kepuasan dan karena itu merupakan
sumber motivasi yang terus menerus bagi pelajar, sehingga ia sanggup
belajar sendiri depanjang hidupnya, yang dapat dianggap sebagai salah satu
hasil pendidikan yang paling penting”.
Motivasi sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang yang
mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan dan mengarahkan atau
menyalurkan ke arah tujuan. Mc Clelland (dalam S. Nasution, 1997 : 182)
menyelidiki berbagai hal yang dapat mempertinggi motivasi yang terkait
dengan pelajaran di sekolah , yaitu “Merumuskan tujuan dengan jelas,
mengetahui kemajuan yang dicapai, merasa bertanggung jawab, dan
lingkungan sosial yang menyokong”.
Motivasi belajar adalah dorongan yang ada dalam diri siswa untuk
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar yang
6
dilakukan baik dalam teori untuk untuk memperoleh keterampilan (skill)
dengan kekuatan dan arahan perilaku.
Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki kemauan
lebih keras. Kegagalan yang dialaminya akan membangkitkan semangat
berusaha lebih giat untuk memperoleh sukses di masa yang akan datang.
Individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah jika mengalami
kegagalan akan mengakibatkan cenderung menurun, sehingga kegagalan
yang satu akan diikuti oleh kegagalan berikutnya.
Kesimpulan dari bahasan motivasi belajar, motivasi belajar adalah
kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh
keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang
datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus
menerus dalam rangka mencapai tujuan.
Motivasi belajar siswa di dalam kelas dikatakan tinggi apabila :
1. Prosentase kehadiran siswa tinggi,
2. Kualitas keterlibatan siswa tinggi dibuktikan dengan banyaknya siswa
yang bertanya,
3. Kesanggupan untuk melakukan proses belajar tinggi.
2. Model Pembelajaran Kontekstual
a. Landasan Filosofi Model Pembelajaran Kontekstual
Landasan filosofi Model Pembelajaran Kontekstual adalah
konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar
tidak hanya sekedar menghapal. Siswa harus mengkonstruksikan
pengetahuan di benak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat
dipisah-pisahkan menjadi fakta. Fakta atau proposisi yang terpisah,
tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan (Direktorat
Pendidikan Lanjutan Pertama, 2003: 26). Menurut pandangan
konstruktivistik bahwa perolehan pengalaman seseorang itu dari
proses asimilasi dan akomodasi sehingga pengalaman yang lebih
khusus ialah pengetahuan tertanam dalam benak sesuai dengan skemata
7
yang dimiliki seseorang. Skemata itu tersusun dengan upaya dari individu
siswa yang telah bergantung kepada skemata yang telah
dimiliki seseorang.
b. Definisi Model Pembelajaran Kontekstual
Model Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu proses
pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi
pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan
pokok materi pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari (Johnson, 2002: 24).
c. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual
1) Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful
conections), adalah membuat hubungan antara subyek dengan
pengalaman yang bermakna dan makna ini akan memberi
alasan apa yang dipelajari. Menghubungkan antara
pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa sehingga hasilnya
akan bermakna (berarti). Ini akan membuat siswa merasakan
bahwa belajar penting untuk masa depannya (Johnson, 2002:
43-44).
2) Melakukan pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang signifikan
(doing significant work), adalah dapat melakukan pekerjaan
atau tugas yang sesuai.
3) Belajar yang diatur sendiri (self regulated learning), adalah
membangun minat individual siswa untuk bekerja sendiri ataupun
kelompok dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna
dengan mengaitkan antara materi ajar dan konteks kehidupan
sehari-hari (Johnson, 2002: 82-84).
4) Bekerja sama (collaborating), adalah proses pembelajaran
yang melibatkan siswa dalam kelompok, membantu siswa
untuk mengerti bagaimana berkomunikasi atau berinteraksi
8
dengan yang lain dan dampak apa yang ditimbulkannya.
5) Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking),
siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis dan
kreatifnya dalam pengumpulan, analisis dan sintesis data,
memahami suatu isu atau fakta dan pemecahan masalah (Johnson,
2002: 100-101).
6) Memelihara atau membina pribadi (nurturing the individual),
adalah menjaga atau mempertahankan kemajuan individu. Hal ini
menyangkut pembelajaran yang dapat memotivasi, mendukung,
menyemangati, dan memunculkan gairah belajar siswa. Guru harus
memberi stimuli yang baik terhadap motivasi belajar siswa dalam
lingkungan sekolah. Guru diharap mampu memberi pengaruh
baik terhadap lingkungan belajar siswa. Antara guru dan orang
tua mempunyai peran yang sama dalam mempengaruhi
kemampuan siswa. Pencapaian perkembangan siswa tergantung
pada lingkungan sekolah juga pada kepedulian perhatian yang
diterima siswa terhadap pembelajaran (termasuk orang tua).
Hubungan ini penting dan memberi makna pada pengalaman
siswa nantinya didalam kelompok dan dunia kerja (Johnson, 2002:
127-128).
7) Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards),
adalah menyiapkan siswa mandiri, produktif dan cepat
merespon atau mengikuti perkembangan teknologi dan
jaman. Dengan demikian dibutuhkan penguasaan pengetahuan
dan keterampilan sebagai wujud jaminan untuk menjadi orang
yang bertanggung jawab, pengambil keputusan yang bijaksana
dan karyawan yang memuaskan (Johnson, 2002: 149-150).
8) Penilaian yang sesungguhnya (authentic assesment), ditujukan
pada motivasi siswa untuk menjadi unggul di era
teknologi, penilaian sesungguhnya ini berpusat pada tujuan,
melibatkan keterampilan tangan, penerapan, dan kerja sama serta
9
pemikiran tingkat tinggi yang berulang-ulang. Penilaian itu
bertujuan agar para siswa dapat menunjukkan penguasaan
dan keahlian yang sesungguhnya dan kedalaman berpikir dari
pengertian, pemahaman, akal budi, kebijaksanaan dan kesepakatan
(Johnson, 2002: 165).
d. Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual
Untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran kontekstual, guru
dalam pembelajarannya mengaitkan antara materi yang akan
diajarkannya dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan
melibatkan tujuh komponen utama Model Pembelajaran
Kontekstual yakni sebagai berikut.
11)) Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih
bermakna jika ia diberi kesempatan untuk bekerja,
menemukan, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan baru (constructivism).
2) Membentuk group belajar yang saling tergantung
(interdependent learning groups) yaitu agar hasil
pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang
lain, maka pembelajaran hendaknya selalu dilaksanakan
dalam kelompok-kelompok belajar atau proses
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kelompok.
3) Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry), yaitu agar
siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui
penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta).
4) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui pengajuan
pertanyaan (questioning). Bertanya dipandang sebagai
kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan
memahami kemampuan berpikir siswa, sedangkan bagi siswa
10
kegiatan bertanya untuk menggali informasi,
mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan
menunjukkan perhatian pada aspek yang belum
diketahuinya. Bertanya dapat diterapkan antara siswa
dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa
dengan guru, antara siswa dengan orang baru yang
didatangkan di kelas.
5) Pemodelan (modeling), maksudnya dalam sebuah pembelajaran
selalu ada model yang bisa ditiru. Guru memberi model
tentang bagaimana cara belajar, namun demikian guru bukan
satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan
melibatkan siswa atau dapat juga mendatangkan dari luar.
6) Refleksi (reflection), adalah cara berpikir tentang apa
yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa-
apa yang sudah kita lakukan dimasa yang lalu kuncinya
adalah bagaimana pengetahuan itu mengendap di benak siswa.
7) Penilaian sesungguhnya (authentic assesment), adalah
proses pengumpulan berbagai data yang bias memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa. Pembelajaran
yang benar memang seharusnya ditekankan pada upaya
membantu siswa agar mampu mempelajari (learning how
to learn) sesuatu, bukan ditekankan pada diperolehnya
sebanyak mungkin informasi diakhir periode pembelajaran.
Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan melulu hasil, dan
dengan berbagai cara. Tes hanya salah satunya itulah
hakekat penilaian yang sebenarnya (Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama, 2003: 10-20).
11
B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Mukhrozi. 2008. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Melalui
Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cacaban
01 Tahun Pelajaran 2007/2008. Jakarta : Universitas Terbuka
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa
kelas IV SD Negeri Cacaban 01.
2. Sudianto. 2007. Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Kelas V SD Negeri
Wotgalih 03 Tahun Pelajaran 2006/2007. Jakarta : Universitas Terbuka
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
Pendekatan Matematika realistik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas IV SD Negeri Wotgalih 03.
C. Kerangka Pikir
Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang paling sulit
dikuasai siswa jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Oleh karena itu,
dalam pembelajarannya perlu dicari inovasi baru yang mampu memudahkan
siswa dalam belajar matematika, disamping dapat merangsang siswa untuk
tertarik atau senang belajar matematika. Pembelajaran yang menekankan pada
aktifitas siswa dalam menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui
eksplorasi masalah-masalah nyata, dapat membantu siswa dalam belajar
matematika sesuai proses berpikirnya. Dengan begitu, motivasi belajar siswa
dapat meningkat. Pembelajaran yang syarat dengan kreteria di atas adalah
pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual.
12
Dengan demikian, gambar kerangka berpikirnya sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Berpikir dalam Penelitian
Kerangka berpikir dalam penelitian ini, dengan model pembelajaran
yang ditawarkan dalam pembelajaran (eksplorasi masalah-masalah nyata oleh
siswa) tentu siswa akan lebih mudah menemukan kembali ide dan konsep
matematika yang dipelajari. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih
bermakna sehingga dimungkinkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran
matematika dapat meningkat.
Gambar tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran matematika yang
disajikan dengan Model Pembelajaran Kontekstual, siswa menemukan kembali
ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata sehingga
pembelajaran lebih bermakna yang dapat meningkatnya motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran matematika.
D. Hipotesis Tindakan
Jika Model Pembelajaran Kontekstual diterapkan pada pembelajaran
matematika maka motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Gantungan 01
menjadi meningkat.
Siswa,
Guru,
Materi
Model Pembel
Kontekstual
OUTPUT
INPUT
PROSES
Motivasi Belajar
Matematika
Meningkat
SiswaTermotivasi
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas V SD Negeri
Gantungan 01, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Januari
sampai dengan bulan Juni 2010. Adapun jadwal penelitian adalah sebagai
berikut.
NO JENIS KEGIATAN BULAN
JAN PEB MAR APR MEI JUN
1 Observasi dan identifikasi masalah X X
2 Penyusunan rancangan tindakan X X
3 Pelaksanaan PTK siklus 1 X
4 Refleksi dan analisis hasil siklus 1 X
5 Pelaksanaan PTK siklus 2 X
6 Refleksi dan analisis hasil siklus 2 X
7 Penyusunan laporan PTK X X
Tabel 1. Jadwal Penelitian
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Gantungan 01,
Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal sebanyak 35 siswa yang terbagi atas 19
siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Sebagian besar orang tua siswa bekerja
sebagai petani, buruh tani dan ada pula yang merantau ke Jakarta.
C. Prosedur Penelitian
1. Seting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gantungan 01
yang memiliki 6 rombongan belajar tahun pelajaran 2009/2010 dengan
14
subyek penelitian adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa 35 siswa,
dengan 19 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian yang
dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas.
Adapun bagan kegiatan penelitian sebagai berikut.
Gambar 2. Bagan Kegiatan Penelitian
2. Rencana Tindakan
Untuk memecahkan masalah penelitian diperlukan langkah yang
tepat dalam penanganannya. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan
kontekstual maka pelaksanaan tindakan direncanakan dalam dua siklus.
Siklus pertama dilaksanakan dengan kompetensi dasar menentukan
jarring-jaring beberapa bangun ruang sederhana sedangkan siklus kedua
dilaksanakan dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana. Setiap siklus
terdiri atas dua pertemuan.
Identifikasi
dan Perumusan
Masalah
PERENCANAAN
TINDAKAN 1
PELAKSANAAN
TINDAKAN 1
dan
OBSERVASI 1 Analisis Data 1
dan REFEKSI 1
Identifikasi
dan Perumusan
Masalah
Hasil Siklus 1
PERENCANAAN
TINDAKAN 2
PELAKSANAAN
TINDAKAN 2
dan
OBSERVASI 2 Analisis Data 2
dan REFEKSI 2
15
Langkah-langkah yang secara umum digunakan untuk memecahkan
masalah adalah membuat perencanaan yang memuat :
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berbasis model
pembelajaran kontekstual. Dalam rencana pembelajaran yang dibuat
menggunakan alat peraga yang ada disekitar siswa itu sendiri dan mudah
diperoleh..
b. Menyiapkan/Membuat alat bantu mengajar yang mendukung
terlaksananya pembelajaran kontekstual, meliputi balok dan kubus yang
dicari/dibuat sendiri oleh siswa yang semuanya diperoleh dari lingkungan
sekitarnya, maupun yang telah dipersiapkan oleh kelompoknya masing-
masing dari rumah.
c. Membuat instrumen untuk merekam bentuk aktifitas siswa selama proses
pembelajaran (lembar observasi), penilaian tingkat motivasi (kuesioner).
Penilaian hasil belajar siswa dilakukan pada setiap akhir siklus
d. Personil yang dilibatkan dalam penelitian ini selain siswa adalah peneliti
sendiri sebagai pelaksana tindakan dan seorang supervisor.
e. Refleksi pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan pada setiap akhir
kegiatan pembelajaran dan pada akhir setiap siklus.
Penelitian tindakan dilakukan melalui dua siklus. Adapun mengenai
pelaksanaan tindakan melalui tahapan sebagai berikut :
a. SIKLUS I
1) Perencanaan
a) Menentukan kelas subjek penelitian
b) Menetapkan fokus observasi dan aspek-aspek yang diamati
c) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya
d) Menentukan pelaku observasi, alat bantu observasi, pedoman
observasi dan cara pelaksanaan observasi
e) Menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan pelaku refleksi
f) Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya pemecahan
masalah
16
g) Menyiapkan skenario pembelajaran
2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan pembelajaran siklus pertama menggunakan Model
Pembalajaran Kontekstual yang dilaksanakan dalam dua kali tatap
muka pembelajaran. Secara lebih rinci skenario pembelajaran
dijelaskan pada rencana pembelajaran.
Pada tahap ini juga dilakukan observasi dan monitoring serta
evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Kriteria
keberhasilan tindakan adalah bahwa para siswa mampu
menyelesaikan masalah-masalah nyata dengan kalimat matematika.
3) Evaluasi dan Refleksi
Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan tugas
menyelesaikan soal yang berdasarkan masalah nyata dengan benar.
Tes digunakan untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa
mengenai ide dan konsep matematika dalam masalah-masalah nyata
dan penyelesaiannya dengan baik atau tepat antara sebelum dan
sesudah tindakan. Selain itu digunakan analisis deskriptif kualitatif
untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses pembelajaran
matematika melalui Model Pembelajaran Kontekstual berupa
eksplorasi masalah-masalah nyata.
Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis dan memaknai hasil
tindakan pertama untuk kemudian disimpulkan apakah perlu merevisi
gagasan umum atau mungkin memikirkan dan merencanakan kembali
jenis tindakan berikutnya yang perlu diterapkan agar siswa dapat
mudah mempelajari matematika dengan baik. Begitu seterusnya
sampai tindakan ini tercapai. Dalam implementasi tindakan ini guru
menggunakan metode dan teknik pembelajaran tanya jawab, ceramah,
observasi, tugas, kerja kelompok, diskusi, presentasi, dan
konstruktivisme.
17
Pada tahap refleksi menggunakan prosedur berdiskusi dengan
supervisor tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan.
Alat yang digunakan untuk kegiatan refleksi adalah instrumen
refleksi. Pelaksanaan kegiatan refleksi dengan sumber informasi
berasal dari data-data berupa kuisioner, lembar observasi, dan
wawancara.
Data-data tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi, antara lain
rata-rata, persentase, dan sebagainya.
b. SIKLUS II
1) Perencanaan
a) Mengidentifikasi masalah pembelajaran hasil refleksi siklus I
b) Menetapkan fokus observasi dan aspek-aspek yang diamati
c) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya
d) Menentukan pelaku observasi, alat bantu observasi, pedoman
observasi dan cara pelaksanaan observasi
e) Menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan pelaku refleksi
f) Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya pemecahan
masalah
g) Menyiapkan skenario pembelajaran
2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus kedua akan
dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama dan rencana
tindakan yang telah disusun untuk siklus kedua yang dilaksanakan
dalam dua kali tatap muka pembelajaran. Secara lebih rinci skenario
pembelajaran dijelaskan pada rencana pembelajaran.
Pada tahap observasi dan monitoring, dilakukan observasi dan
monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan. Kriteria keberhasilan tindakan adalah bahwa para siswa
18
mampu menyelesaikan masalah-masalah nyata dengan kalimat
matematika.
3) Evaluasi dan refleksi
Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan tugas
menyelesaikan soal yang berdasarkan masalah nyata dengan benar.
Tes digunakan untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa
mengenai ide dan konsep matematika dalam masalah-masalah nyata
dan penyelesaiannya dengan baik atau tepat antara sebelum dan
sesudah tindakan. Selain itu digunakan analisis deskriptif kualitatif
untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses pembelajaran
matematika melalui Model Pembelajaran Kontekstual berupa
eksplorasi masalah-masalah nyata.
Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis dan memaknai hasil
tindakan pertama untuk kemudian disimpulkan apakah perlu merevisi
gagasan umum atau mungkin memikirkan dan merencanakan kembali
jenis tindakan berikutnya yang perlu diterapkan agar siswa dapat
mudah mempelajari matematika dengan baik. Begitu seterusnya
sampai tindakan ini tercapai. Dalam implementasi tindakan ini guru
menggunakan metode dan teknik pembelajaran tanya jawab, ceramah,
observasi, tugas, kerja kelompok, diskusi, presentasi, dan
konstruktivisme.
Pada tahap refleksi menggunakan prosedur diskusi dengan
supervisor tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan.
Alat yang digunakan untuk kegiatan refleksi adalah instrumen
refleksi. Pelaksanakan kegiatan refleksi dengan sumber informasi
berasal dari data-data berupa kuisioner, lembar observasi, dan
wawancara.
19
3. Instrumen Penelitian
Penelitian ini melibatkan siswa yang berkaitan dengan tingkat
motivasi belajar dan hasil belajar. Sumber data adalah siswa, oleh karena itu
teknik yang digunakan untuk merekam data yang diperlukan adalah: lembar
observasi, angket skala sikap, dan wawancara sederhana tentang pendapat
siswa. Teknik-teknik tersebut digunakan dengan menggunakan prosedur-
prosedur sebagai berikut:
a. Lembar observasi untuk menjaring data tentang keaktivan siswa.
b. Angket skala sikap digunakan untuk menjaring data tentang tingkat
motivasi belajar siswa
c. Wawancara sederhana digunakan untuk menjaring data tentang motivasi
belajar siswa.
Lembar observasi keaktivan siswa yang menjadi indikator motivasi
belajar siswa digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala sikap dengan
kriteria sebagai berikut.
a. Sangat Baik (SB) jika prosentase perolehan 76 % sampai 100 %
b. Baik (B) jika prosentase perolehan 51 % sampai 75 %
c. Sedang (S) jika prosentase perolehan 40 % sampai 50 % dan
d. Kurang (K) jika prosentase perolehan < 40 %
Adapun sebaran butir kegiatan siswa tentang keaktivan yang
mengindikasikan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.
NO KEGIATAN SISWA
1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran
2 Mengerjakan tugas rumah (PR)
3 Aktif bertanya
4 Aktif menjawab pertanyaan / siap menjawab (tunjuk jari)
5 Aktif mengerjakan tugas di depan / siap mengerjakan
6 Mengikuti pembelajaran secara aktif
7 Menguasai konsep materi
8 Memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan
9 Mencatat informasi penting
10 Berinteraksi positif dengan temannya
Tabel 2. Keaktivan Yang Mengindikasikan Motivasi Belajar Siswa
20
Angket skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
pernyataan dengan tiga alternatif pilihan yaitu: Setuju, Ragu-ragu, dan Tidak Setuju.
Pemberian nilai atau skor pada setiap item atau pernyataan menggunakan skala tiga,
dengan rincian sebagai berikut:
a. Untuk item-item positif atau pernyataan positif: jawaban Setuju,
mendapat skor 3, jawaban Ragu-ragu mendapat skor 2, dan jawaban
Tidak Setuju, mendapat skor 1.
b. Untuk item-item negatif atau pernyataan negatif: jawaban Setuju,
mendapat skor 1, jawaban Ragu-ragu mendapat skor 2, dan jawaban
Tidak Setuju, mendapat skor 3.
c. Sebaran butir pernyataan tentang motivasi belajar siswa dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
KONSEP INDIKATOR PENYEBARAN JUMLAH
Motivasi
dalam
mengerjakan
tugas
Tekun menghadapi tugas
matematika 1, 2 2
Motivasi
dalam
mengikuti
pembelajaran
Berusaha menerima
pelajaran 3, 4 2
Motivasi
dalam
mempelajari
matematika
Ingin mendalami bahan
pelajaran 5, 6 2
Senang belajar mandiri 7, 8 2
Berani mempertahankan
pendapat bila yakin benar 9, 10 2
JUMLAH 10
Tabel 3. Kisi-kisi Angket Motivasi
Data dari faktor motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui
angket skala sikap yang terdiri atas 10 item. Skor pada masing-masing butir
adalah 1 sampai 3 sehingga nilai terendah yang kemungkinan diperoleh
seorang responden adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 30. Jika dinilai pada
interval 0 s.d 100 maka diperoleh nilai minimal 33 dan nilai maksimal 100.
21
Wawancara sederhana digunakan untuk menjaring data tentang
motivasi belajar siswa. Wawancara dilaksanakan secara santai dan wajar
sehingga tidak menimbulkan kesan bahwa siswa sedang diteliti. Wawancara
dilaksanakan pada setelah selesainya kegiatan tiap siklus. Wawancara pada
intinya menangkap pendapat siswa mengenai hal-hal sebagai berikut.
a. Situasi dan kondisi kelas
b. Proses pembelajaran
c. Masalah belajar di kelas
d. Perlunya tindakan
4. Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian ini melibatkan unsur guru dan siswa dengan dua faktor penting
yang diteliti. Oleh karena itu teknik yang digunakan adalah: lembar observasi,
angket, dan wawancara sederhana. Berdasarkan instrumen yang digunakan maka
jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
adalah data yang bersumber dari lembar observasi dan wawancara sederhana
sedangkan data kuantitatif adalah data yang dijaring dengan angket. Teknik-teknik
tersebut digunakan dengan menggunakan prosedur-prosedur sebagai berikut:
a. Lembar observasi digunakan untuk menjaring data tentang keaktivan
siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II
b. Angket digunakan untuk menjaring data tentang tingkat motivasi belajar
siswa pada akhir siklus I dan II.
c. Wawancara sederhana digunakan juga untuk menjaring data tentang nilai
hasil belajar siswa pada akhir siklus I dan II.
d. Langkah berikutnya adalah pemberian skor atau nilai dari setiap instrumen
oleh siswa sebagai sasaran penelitian pada akhir siklus I dan II. Kegiatan
ini merupakan kegiatan penting dan menentukan kualitas hasil penelitian
yang dilakukan. Oleh karena itu dalam pemberian nilai atau skor terhadap
setiap instrumen dilaksanakan secara cermat dan hati-hati.
22
5. Teknik Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan
data kuantitatif dan berfokus untuk menjawab masalah tentang bagaimana tingkat
motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa. Semua data yang terkumpul
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif
digunakan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat motivasi belajar.
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada siklus I pembelajaran dilaksanakan dengan standar kompetensi
memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan
antarbangun, dengan kompetensi dasar menentukan jaring-jaring berbagai
bangun ruang sederhana. Adapun indikator pencapaian kompetensi
pembelajaran pada siklus I sebagai berikut.
- Menggambar berbagai jaring-jaring kubus dan balok
- Membuat jaring-jaring kubus dan balok
Rencana pelaksanan pembelajaran yang dibuat didasarkan atas
kondisi obyektif sekolah dan karakteristik siswa yang memuat rencana
kegiatan kelas yang dirancang sedemikian rupa. Oleh karena itu kegiatan
guru berhubungan dengan penggunaan strategi belajar sesuai dengan
langkah-langkah atau tahapan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Guru hanya memberikan motivasi dan penjelasan seperlunya jika
siswa membutuhkannya. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran diarahkan
dengan mengemas bahan ajar untuk disajikan sedemikian yang tentunya
berhubungan secara fungsional antara materi dan pengalaman nyata yang
dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dibiasakan dan diarahkan
untuk menemukan sendiri, mengalami sendiri dan memecahkan masalah
melalui pengalaman langsung dalam proses belajar. Tempat kegiatan dalam
proses belajar ditentukan oleh kelompok masing-masing yang telah diatus
sebelumnya.
Kegiatan siklus I dilakukan dengan menggunakan pilar-pilar
pendekatan kontekstual dengan usaha mengkombinasikan pilar-pilar tersebut
sesuai dengan karakteristik bahan ajar. Tampak jelas bahwa tahapan-tahapan
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan mencerminkan adanya
implementasi penggunaan model pembelajaran kontekstual. Pilar-pilar
24
kontekstual yang tampak yaitu terbentuknya masyarakat belajar (learning
community), yaitu siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil, pemodelan
(modelling) berupa penjelasan singkat tentang cara penggunaan alat atau cara
kerja, konstruktivisme melalui penggunaan alat dan upaya mengaitkan materi
pelajaran dengan dunia nyata siswa, menemukan (inquiry) dalam bentuk
menemukan konsep-konsep matematika melalui pembelajaran dengan
menggunakan alat bantu yang ada di sekeliling mereka, bertanya
(questioning) atau latihan inquiri melalui tanya jawab, diskusi
kelompok/kelas atau pertanyaan yang diberikan oleh guru, refleksi
(reflection) dalam bentuk hasil kerja (karya) atau diskusi, dan adanya
penilaian (authentic assessment) yang dilaksanakan pada setiap akhir
pembelajaran selain dari pada penilaian pada setiap akhir siklus.
2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I
Data tentang motivasi belajar siswa sebagai hasil pelaksanaan
tindakan pada siklus I yang dikumpulkan melalui angket skala sikap adalah
menyangkut seberapa besar motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual.
Data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui lembar observasi
yang dilakukan oleh supervisor menunjukkan data sebagai berikut.
25
NO KEGIATAN SISWA
PERSENTASE
PERT1 PERT2 RATA-
RATA
1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran 100 100 100
2 Mengerjakan tugas rumah (PR) 75 75 75
3 Aktif bertanya 70 50 60
4 Aktif menjawab pertanyaan/
Siap menjawab (tunjuk jari)
75 70 72,5
5 Aktif mengerjakan tugas di depan/
siap mengerjakan
70 70 70
6 Mengikuti pembelajaran secara aktif 70 70 70
7 Menguasai konsep materi 80 70 75
8 Memberi pendapatnya ketika diberikan
kesempatan
70 70 70
9 Mencatat informasi penting 50 75 62,5
10 Berinteraksi positif dengan temannya 70 70 70
JUMLAH 725
NILAI TERTINGGI 100
NILAI TERENDAH 60
RATA-RATA 72,5
MEDIAN 70
Tabel 4. Data Lembar Observasi Siklus I
Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui lembar
observasi pada akhir siklus I menunjukkan perolehan skor motivasi belajar
siswa mulai dari minimum 60,0 sampai dengan tertinggi 100,0; rata-rata
sebesar 72,5; dan median sebesar 70,0. Median sebesar 70,0 menunjukkan
bahwa 50 persen para siswa mempunyai tingkat motivasi 70,0 ke atas atau
70,0 ke bawah.
Data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui angket skala
sikap yang terdiri atas 10 item. Skor pada masing-masing butir adalah 1
sampai 3 sehingga nilai terendah yang kemungkinan diperoleh seorang
responden adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 30. Jika dinilai pada interval 0
sampai dengan 100 maka diperoleh nilai minimal 33 dan nilai maksimal 100.
Berikut ini adalah data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui
angket skala sikap.
NO ABSEN SKOR NILAI
1 17 57
26
2 19 63
3 21 70
4 23 76
5 15 50
6 22 73
7 19 63
8 21 70
9 17 57
10 17 57
11 21 70
12 22 73
13 26 87
14 22 73
15 18 60
16 23 76
17 23 76
18 23 76
19 22 73
20 21 70
21 21 70
22 22 73
23 18 60
24 21 70
25 21 70
26 23 76
27 16 53
28 22 73
29 19 63
30 22 73
31 22 73
32 24 80
33 18 60
34 19 63
35 25 83
Jumlah 2410
Nilai Tertinggi 87
Nilai Terendah 50
Rata-rata 68,8571
Median 70
Tabel 5. Hasil Angket Siklus I
27
Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui angket skala
sikap pada akhir siklus I menunjukkan perolehan skor motivasi belajar siswa
mulai dari minimum 50,0 sampai dengan tertinggi 87,0; rata-rata sebesar
68,8571; dan median sebesar 70,0.
Median sebesar 70,0 menunjukkan bahwa 50 persen para siswa
mempunyai tingkat motivasi 70,0 ke atas atau 70,0 ke bawah. Skor rata-rata
motivasi belajar siswa 68,8571 dapat dikatakan bahwa motivasi belajar
kategori tinggi.
Distribusi tabel frekuensi dan persentase motivasi belajar siswa
melalui angket skala sikap untuk siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.
INTERVAL
SKOR KATEGORI FREKUENSI
PROSENTASE
(%)
33-49 Rendah 0 0
50-66 Sedang 12 34
67-83 Tinggi 22 63
84-100 Sangat Tinggi 1 3
Jumlah 35 100
Tabel 6. Frekuensi dan Persentase Motivasi Angket siklus I
Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui wawancara
sederhana pada akhir siklus I menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih
termotivasi dengan model pembelajaran kontekstual.
3. Refleksi Siklus I
Pada tatap muka awal, tampaknya proses pembelajaran masih
berjalan secara rutinitas. Belum ada perubahan yang sangat berarti dalam
mutu proses. Hal yang cukup menggembirakan adalah munculnya motivasi,
minat dan perhatian siswa, serta hilangnya ketegangan dan berganti dengan
rasa gembira.
Pada tatap muka kedua, sudah mulai tampak antusias, kerja sama
baik, cukup konsentrasi dalam mengikuti pelajaran, cukup aktif memberikan
jawaban atas pertanyaan yang diberikan dan cukup banyak jawaban yang
diberikan sudah benar serta cukup terampil menggunakan alat bantu dalam
28
kegiatan pembelajaran. Kelemahan yang terjadi adalah masih banyak siswa
belum ada keberanian mengajukan pertanyaan dan belum memiliki
kemampuan memberikan penjelasan.
Kurang berhasilnya tindakan yang diberikan dalam proses
pembelajaran pada siklus I diakibatkan oleh kadar implementasi pilar-pilar
kontekstual yang digunakan belum mencapai tingkat yang optimal. Kondisi
nyata yang dihadapi adalah berhubungan langsung masalah-masalah sebagai
berikut.
- Media pembelajaran perlu di sempurnakan agar lebih mudah dipahami
siswa.
- Media pembelajaran perlu ditambah untuk lebih menambah variasi
- Siswa yang merasa tidak bisa mengikuti pelajaran cenderung tidak aktif
dalam kelompok karena belum beadaptasi
- Siswa perlu banyak dilatih secara rutin agar dapat terbiasa melakukan
kegiatan inkuiri
4. Rencana Strategi dan Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan dengan standar kompetensi
Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan
antarbangun dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana.
Adapun indikator pencapaian kompetensi pembelajaran pada siklus
II adalah memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar
dan bangun ruang.
Berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I masih
terdapat beberapa kekurangan mendasar pada diri siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran matematika. Usaha untuk mengatasi kekurangan-
kekurangan yang terjadi dilakukan dengan mengadakan perbaikan pada
aspek strategi yang digunakan, terutama perlunya latihan inkuiri.
Model latihan inkuiri bertujuan untuk menumbuhkan keberanian
siswa dan mengemukakan gagasan pada orang lain. Melalui latihan inkuiri
29
siswa diarahkan untuk berani melakukan presentase atau memberikan
penjelasan-penjelasan terhadap suatu hasil karya/kerja. Gagasan pada siswa
akan muncul bila dalam proses belajar mengajar dilaksanakan untuk
menumbuhkan rasa ingin tahu secara optimal dan siswa dapat mengontrol
dirinya sendiri.
Upaya untuk meningkatkan minat, motivasi, konsentrasi, keaktifan
menjawab pertanyaan, kerja sama kelompok, ketepatan jawaban yang
diberikan maka langkah yang ditempuh adalah mengubah lembar observasi
menjadi sebuah paket penilaian untuk setiap siswa. Melalui paket penilaian
ini siswa menyadari bahwa setiap aktifitas yang dilakukan diberikan
penghargaan atau nilai sesuai dengan tingkat perubahan setiap aspek yang
terjadi pada setiap siswa.
Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan dengan standar kompetensi
Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan
antarbangun dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana.
Adapun indikator pencapaian kompetensi pembelajaran pada siklus
II adalah memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar
dan bangun ruang.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak terjadi
perubahan dan tetap mengacu pada skenario pembelajaran yang telah dibuat.
Hanya dalam pelaksanaan tindakan difokuskan perbaikan atas kekurangan
atau kelemahan yang terjadi pada siklus I.
5. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II
Data tentang motivasi belajar siswa sebagai hasil pelaksanaan
tindakan pada siklus II yang dikumpulkan melalui angket skala sikap adalah
menyangkut seberapa besar motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual.
Data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui lembar observasi
yang dilakukan oleh supervisor menunjukkan data sebagai berikut.
30
NO KEGIATAN SISWA
PERSENTASE
PERT1 PERT2 RATA-
RATA
1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran 100 100 100
2 Mengerjakan tugas rumah (PR) 97 100 98,5
3 Aktif bertanya 72 89 80,5
4 Aktif menjawab pertanyaan/
Siap menjawab (tunjuk jari)
89 86 87,5
5 Aktif mengerjakan tugas di depan/
siap mengerjakan
77 86 81,5
6 Mengikuti pembelajaran secara aktif 91 94 92,5
7 Menguasai konsep materi 89 89 89
8 Memberi pendapatnya ketika diberikan
kesempatan
89 89 89
9 Mencatat informasi penting 57 74 65,5
10 Berinteraksi positif dengan temannya 74 80 77
JUMLAH 861
NILAI TERTINGGI 100
NILAI TERENDAH 65,5
RATA-RATA 86,1
MEDIAN 88,25
Tabel 7. Data Lembar Observasi Siklus II
Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui lembar
observasi pada akhir siklus II menunjukkan perolehan skor motivasi belajar
siswa mulai dari minimum 65,5 sampai dengan tertinggi 100,0; rata-rata
sebesar 86,1; dan median sebesar 86,1. Median sebesar 88,1 menunjukkan
bahwa 50 persen para siswa mempunyai tingkat motivasi 88,1 ke atas atau
88,1 ke bawah.
Data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui angket skala
sikap yang terdiri atas 10 item. Skor pada masing-masing butir adalah 1
sampai 3 sehingga nilai terendah yang kemungkinan diperoleh seorang
responden adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 30. Jika dinilai pada interval 0
sampai dengan 100 maka diperoleh nilai minimal 33 dan nilai maksimal 100.
Berikut ini adalah data motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui
angket skala sikap.
31
NO ABSEN SKOR NILAI
1 15 50
2 21 70
3 24 80
4 25 83
5 15 50
6 26 87
7 24 80
8 23 76
9 25 83
10 21 70
11 26 87
12 26 87
13 27 90
14 26 87
15 21 70
16 25 83
17 24 80
18 25 83
19 24 80
20 26 87
21 26 87
22 21 70
23 23 77
24 23 77
25 24 80
26 23 76
27 18 60
28 24 80
29 21 70
30 24 80
31 23 77
32 24 80
33 22 73
34 21 70
35 28 93
Jumlah 2713
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 50
Rata-rata 77,5143
Median 80
Tabel 8. Hasil Angket Siklus II
32
Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui angket skala
sikap pada akhir siklus II menunjukkan perolehan skor motivasi belajar siswa
mulai dari minimum 50,0 sampai dengan tertinggi 93,0; rata-rata sebesar
77,5143; dan median sebesar 80,0.
Median sebesar 80,0 menunjukkan bahwa 50 persen para siswa
mempunyai tingkat motivasi 80,0 ke atas atau 80,0 ke bawah. Skor rata-rata
motivasi belajar siswa 77,5143 dapat dikatakan bahwa motivasi belajar
kategori tinggi.
Distribusi tabel frekuensi dan persentase motivasi belajar siswa
melalui angket skala sikap untuk siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.
INTERVAL
SKOR KATEGORI FREKUENSI
PROSENTASE
(%)
33-49 Rendah 0 0
50-66 Sedang 3 8,5
67-83 Tinggi 24 68,5
84-100 Sangat Tinggi 8 23
Jumlah 35 100
Tabel 9. Frekuensi dan Persentase Angket Siklus II
Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa melalui wawancara
sederhana pada akhir siklus II menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih
termotivasi dengan model pembelajaran kontekstual.
6. Refleksi II
Masalah yang ditemukan pada siklus I telah dapat diatasi pada siklus
II. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan skor rata-rata motivasi
belajar siswa dan peningkatan skor rata-rata hasil belajar matematika.
Peningkatan tersebut merupakan implikasi peningkatan mutu proses belajar
mengajar. Pengaruh positif yang muncul dari penggunaan model
pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran sudah dianggap cukup sebagai
bukti keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu siklus
pelaksanaan tindakan dapat dihentikan.
33
7. Analisis Hubungan Pelaksanaan Tindakan Setiap Siklus
Ada atau tidaknya peningkatan dan hubungan terhadap tindakan
pembelajaran yang dilakukan harus didasarkan oleh bukti-bukti kuat. Bukti
nyata, menjadi acuan berada pada hasil tindakan pada siklus I dan siklus II.
Hasil yang diperoleh pada setiap siklus melalui lembar observasi seperti
tampak pada tabel berikut ini.
NO KEGIATAN SISWA
PERSENTASE
SIKLUS1 SIKLUS2 KETERANGAN
(%)
1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran 100 100 Tetap
2 Mengerjakan tugas rumah (PR) 75 98,5 Naik 23,5
3 Aktif bertanya 60 80,5 Naik 20,5
4 Aktif menjawab pertanyaan/
Siap menjawab (tunjuk jari) 72,5 87,5 Naik 15
5 Aktif mengerjakan tugas di depan/
siap mengerjakan 70 81,5 Naik 6,5
6 Mengikuti pembelajaran secara
aktif 70 92,5 Naik 22,5
7 Menguasai konsep materi 75 89 Naik 14
8 Memberi pendapatnya ketika
diberikan kesempatan 70 89 Naik 19
9 Mencatat informasi penting 62,5 65,5 Naik 3
10 Berinteraksi positif dengan
temannya 70 77 Naik 7
Table 10. Data Lembar Observasi Siklus I dan II
34
persentase
100 --
90 --
80 --
70 --
60 --
50 --
40 --
30 --
20 –
10 --
0 --
Gambar 3. Grafik Lembar Observasi Siklus I dan II
KETERANGAN :
A Hadir dalam kegiatan pembelajaran
B Mengerjakan tugas rumah (PR)
C Aktif bertanya
D Aktif menjawab pertanyaan/siap menjawab (tunjuk jari)
E Aktif mengerjakan tugas di depan/siap mengerjakan
F Mengikuti pembelajaran secara aktif
G Menguasai konsep materi
H Memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan
I Mencatat informasi penting
J Berinteraksi positif dengan temannya
Hasil yang diperoleh pada setiap siklus melalui angket skala sikap
seperti tampak pada tabel berikut ini.
INTERVAL
SKOR KATEGORI
PERSENTASE KETERANGAN
(%) SIKLUS1 SIKLUS2
33-49 Rendah 0 0 Tetap
50-66 Sedang 34 8,5 Turun 25,5
67-83 Tinggi 63 68,5 Naik 5,5
84-100 Sangat Tinggi 3 23 Naik 20
Tabel 11. Persentase Motivasi Angket Siklus I dan II
100%
A
100%
B
75%
98,5%
60%
80,5%
72,5%
87,5%
C D
70%
81,5%
E
70%
92,5%
F
75%
89% 89%
75%
G H
62,5%
65,5%
70% 77%
I J
= Siklus 1
= Siklus 2
35
persentase
100 --
90 --
80 --
70 --
60 --
50 --
40 --
30 --
20 –
10 --
0 --
Gambar 4. Grafik Persentase Motivasi Angket Siklus I dan II
Berdasarkan informasi dari kegiatan wawancara sederhana pada siklus I
dan siklus II, pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kontekstual
menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa.
B. Pembahasan
Berdasarkan informasi dari kegiatan observasi bahwa pada siklus I dan
siklus II siswa semua hadir dalam setiap pertemuan. Siswa yang mengerjakan
tugas rumah (PR) pada siklus I sebanyak 75 persen; pada siklus II menjadi 98,5
persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 23,5 persen. Siswa yang aktif bertanya
pada siklus I sebanyak 60 persen; pada siklus II menjadi 80,5 persen; berarti
terjadi kenaikan sebanyak 20,5 persen. Siswa yang aktif menjawab
pertanyaan/siap menjawab (tunjuk jari) pada siklus I sebanyak 72,5 persen; pada
siklus II menjadi 87,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 15 persen. Siswa
yang aktif mengerjakan tugas di depan/siap mengerjakan pada siklus I sebanyak
70 persen; pada siklus II menjadi 81,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak
Rendah
68,5%
34% 23%
3%
63%
8,5%
0% 0%
Sedang Tinggi Sangat
Tinggi
= Siklus 1
= Siklus 2
36
6,5 persen. Siswa yang mengikuti pembelajaran secara aktif pada siklus I
sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 92,5 persen; berarti terjadi kenaikan
sebanyak 22,5 persen. Siswa yang menguasai konsep materi pada siklus I
sebanyak 75 persen; pada siklus II menjadi 89 persen; berarti terjadi kenaikan
sebanyak 14 persen. Siswa yang memberi pendapatnya ketika diberikan
kesempatan pada siklus I sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 89 persen;
berarti terjadi kenaikan sebanyak 19 persen. Siswa yang mencatat informasi
penting pada siklus I sebanyak 62,5 persen; pada siklus II menjadi 65,5 persen;
berarti terjadi kenaikan sebanyak 3 persen. Siswa yang Berinteraksi positif
dengan temannya pada siklus I sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 77
persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 7 persen.
Berdasarkan informasi dari angket skala sikap bahwa pada siklus I dan
siklus II tidak terdapat siswa yang memiliki motivasi rendah. Siswa yang
memiliki motivasi sedang pada siklus I sebanyak 34 persen; pada siklus II
menjadi 8,5 persen; berarti terjadi penurunan sebanyak 25,5 persen. Siswa yang
memiliki motivasi tinggi pada siklus I sebanyak 63 persen; pada siklus II menjadi
68,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 5,8 persen. Siswa yang memiliki
motivasi sangat tinggi pada siklus I sebanyak 3 persen; pada siklus II menjadi 23
persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 20 persen.
Berdasarkan informasi dari kegiatan wawancara sederhana, pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran kontekstual menunjukkan adanya
peningkatan motivasi belajar siswa.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis
deskriptif ternyata terdapat peningkatan motivasi belajar dalam pengajaran
matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Hal ini dapat dilihat
pada peningkatan rata-rata motivasi belajar pada siklus I dan II dapat menjadi
bukti pendukung yang cukup berarti tentang kebermaknaan penggunaan model
pembelajaran kontekstual dalam meningkatnya motivasi belajar matematika
siswa.
Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pengajaran matematika kelas
V SD Negeri Gantungan 01 memberikan indikasi yang kuat terhadap
37
meningkatnya mutu proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu
pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual selain meningkatkan
motivasi belajar juga dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran, matematika
secara signifikan.
Adapun hambatan yang menjadi penyebab kurang berhasilnya tindakan
yang diberikan dalam proses pembelajaran diakibatkan oleh kadar implementasi
pilar-pilar kontekstual yang digunakan belum mencapai tingkat yang optimal.
Kondisi nyata yang dihadapi adalah berhubungan langsung masalah-masalah
sebagai berikut.
- Media pembelajaran perlu di sempurnakan agar lebih mudah dipahami siswa.
- Media pembelajaran perlu ditambah untuk lebih menambah variasi
- Siswa yang merasa tidak bisa mengikuti pelajaran cenderung tidak aktif
dalam kelompok karena belum beadaptasi
- Siswa perlu banyak dilatih secara rutin agar dapat terbiasa melakukan
kegiatan inkuiri
38
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika melalui
Model Pembelajaran Kontekstual dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil observasi bahwa pada siklus I dan siklus II siswa semua
hadir dalam setiap pertemuan. Siswa yang mengerjakan tugas rumah (PR)
pada siklus I sebanyak 75 persen; pada siklus II menjadi 98,5 persen; berarti
terjadi kenaikan sebanyak 23,5 persen. Siswa yang aktif bertanya pada siklus
I sebanyak 60 persen; pada siklus II menjadi 80,5 persen; berarti terjadi
kenaikan sebanyak 20,5 persen. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan/siap
menjawab (tunjuk jari) pada siklus I sebanyak 72,5 persen; pada siklus II
menjadi 87,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 15 persen. Siswa yang
aktif mengerjakan tugas di depan/siap mengerjakan pada siklus I sebanyak 70
persen; pada siklus II menjadi 81,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak
6,5 persen. Siswa yang mengikuti pembelajaran secara aktif pada siklus I
sebanyak 70 persen; pada siklus II menjadi 92,5 persen; berarti terjadi
kenaikan sebanyak 22,5 persen. Siswa yang menguasai konsep materi pada
siklus I sebanyak 75 persen; pada siklus II menjadi 89 persen; berarti terjadi
kenaikan sebanyak 14 persen. Siswa yang memberi pendapatnya ketika
diberikan kesempatan pada siklus I sebanyak 70 persen; pada siklus II
menjadi 89 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 19 persen. Siswa yang
mencatat informasi penting pada siklus I sebanyak 62,5 persen; pada siklus II
menjadi 65,5 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 3 persen. Siswa yang
Berinteraksi positif dengan temannya pada siklus I sebanyak 70 persen; pada
siklus II menjadi 77 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 7 persen.
2. Berdasarkan hasil angket skala sikap bahwa pada siklus I dan siklus II tidak
terdapat siswa yang memiliki motivasi rendah. Siswa yang memiliki motivasi
sedang pada siklus I sebanyak 34 persen; pada siklus II menjadi 8,5 persen;
berarti terjadi penurunan sebanyak 25,5 persen. Siswa yang memiliki
39
motivasi tinggi pada siklus I sebanyak 63 persen; pada siklus II menjadi 68,5
persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 5,8 persen. Siswa yang memiliki
motivasi sangat tinggi pada siklus I sebanyak 3 persen; pada siklus II menjadi
23 persen; berarti terjadi kenaikan sebanyak 20 persen.
3. Berdasarkan hasil kegiatan wawancara sederhana pada siklus I dan siklus II,
pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kontekstual
menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa.
4. Dengan penerapan model pembelajaran kontekstual pada pembelajaran
matematika, motivasi siswa dalam belajar matematika di SD Negeri
Gantungan 01 menjadi meningkat.
5. Kurang berhasilnya tindakan yang diberikan dalam proses pembelajaran
diakibatkan oleh kadar implementasi pilar-pilar kontekstual yang digunakan
belum mencapai tingkat yang optimal.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk dapat meningkatkan
motivasi belajar matematika siswa disarankan sebagai berikut.
1. Pihak guru hendaknya mengoptimalkan implementasi pilar-pilar kontekstual
dengan melibatkan siswa sehingga motivasi belajar siswa menigkat dan
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
2. Pihak guru sebaiknya ikut aktif pada pertemuan-pertemuan guru (misalnya
KKG), kemudian untuk guru yang telah melakukan penelitian tindakan kelas
menyampaikan inovasi-inovasi terbaru pada forum tersebut tentang hasil
penelitiannya, sehingga membantu guru lainnya untuk melakukan inovasi
dan perubahan yang mendasar terhadap model pembelajaran yang selama ini
dilakukannya.
3. Pihak guru hendaknya meningkatkan kemampuannya sendiri secara
profesional yang diarahkan dalam merencanakan program pengajaran,
menyajikan program pengajaran yang berorientasi pada pembelajaran yang
efektif dan bermutu, penilaian yang sebenarnya dan tindak lanjutnya,
sehingga terjadi interaksi yang optimal antara dirinya dengan peserta didik.
40
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. 2003. Pendekatan Kontekstual Contextual
Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Dirjen Dikdasmen.
Elaine B Johnson. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin
Press, Inc.
Nasution S, 1997. Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
PERANGKAT PEMBELAJARAN
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V / 2
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 pertemuan)
Siklus : 1
Pertemuan : 1 dan 2
Hari, tanggal : 31-03-2010 dan 08-04-2010
A. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan
antarbangun.
B. Kompetensi Dasar
6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
- Menggambar berbagai jaring-jaring kubus dan balok
- Membuat jaring-jaring kubus dan balok
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui demontrasi, siswa dapat mengidentifikasi jaring-jaring kubus
dengan benar.
2. Melalui demontrasi, siswa dapat mengidentifikasi jaring-jaring balok
dengan benar.
3. Melalui demontrasi, siswa dapat membedakan jaring-jaring kubus dengan
bukan jaring-jaring kubus dengan benar.
4. Melalui demontrasi, siswa dapat membedakan jaring-jaring balok dengan
bukan jaring-jaring balok dengan benar.
E. Dampak Pengiring
Siswa terampil membuat benda berbentuk kubus dan balok.
F. Materi Ajar
JARING-JARING BALOK DAN KUBUS
G. Metode Pembelajaran
- Tanya jawab
- Ceramah
- Demonstrasi
- Diskusi
- Penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 KEGIATAN AWAL KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET
Apersepsi : Menggali pengatahuan siswa tentang pembelajaran sebelumnya
Mengingat kembali tentang bangun ruang
Tanya jawab
Papan visual
Materi sebelum-nya
4 Menit
Motivasi : Jika ingin membuat sebuah kotak kita perlu memahami materi ini
Memperhatikan penjelasan guru
Ceramah Lisan Guru 1 Menit
KEGIATAN INTI KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET
Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dalam kelompok
Memperhatikan penjelasan guru
Demon-strasi
Kotak Guru 10 Menit
Membagi siswa dalam beberapa kelompok
Berkelompok sesuai petunjuk guru
- - -
Membagi LKS untuk setiap kelompok
- - -
Mengamati setiap kelompok secara bergilir
Membuka kotak kertas dan mengamati jaring-jaring yang terbentuk dari bukaan kotak
Demon-strasi
Kotak Materi dan LKS
10 Menit Kon-trukti-visme, inkuiry
Mengamati setiap kelompok secara bergilir
Berdiskusi dalam kelompok untuk mengidentifikasi jaring-jaring balok dan kubus yang terbentuk dari bukaan kotak
Diskusi Kotak Materi dan LKS
10 Menit Masya-rakat belajar
Memandu Perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusi
- - - 10 Menit Penilai-an sebe-narnya
Memandu Kelompok lain memberikan tanggapan
- - - 10 Menit Penilai-an sebe-narnya
Menjelaskan beberapa jaring-jaring balok dan kubus yang memungkinkan dari hasil bukaan
Memperhatikan penjelasan guru
Ceramah Papan visual
Materi 5 Menit
KEGIATAN AKHIR KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET
Membimbing siswa dalam membuat rangkuman
Membuat rangkuman dengan bimbingan guru
Tanya jawab
LKS Materi 5 Menit Reflek-si
Memberi PR Menulis soal PR Penugasan Papan visual
Materi 5 Menit
Pertemuan 2 KEGIATAN AWAL KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET
Apersepsi : Menggali pengatahuan siswa tentang pembelajaran sebelumnya
Mengingat kembali tentang jaring-jaring balok dan kubus
Tanya jawab
Papan visual
Materi sebelum-nya
4 Menit
Motivasi : Jika ingin membuat sebuah kotak kita perlu memahami materi ini
Memperhatikan penjelasan guru
Ceramah Lisan Guru 1 Menit
KEGIATAN INTI KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET
Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dalam kelompok
Memperhatikan penjelasan guru
Demon-strasi
Jaring-jaring kubus dan balok
Guru 10 Menit
Membagi siswa dalam beberapa kelompok
Berkelompok sesuai petunjuk guru
- - -
Membagi LKS untuk setiap kelompok
- - -
Mengamati setiap kelompok secara
Berdiskusi dalam kelompok untuk
Diskusi Gambar jaring-
Materi dan LKS
10 Menit Masya-rakat
bergilir mengidentifikasi gambar jaring-jaring yang dapat membentuk sebuah balok atau kubus
jaring kubus dan balok
belajar
Mengamati setiap siswa secara bergilir
Menggunting gambar jaring-jaring yang diduga dapat membentuk sebuah balok atau kubus
Demon-strasi
Gambar jaring-jaring kubus dan balok
Materi dan LKS
10 Menit Kon-trukti-visme, inkuiry
Menunjukkan gambar jaring-jaring memungkinkan dapat membentuk suatu balok atau kubus
Mengambar jaring-jaring memungkinkan dapat membentuk suatu balok atau kubus
Penugasan Papan visual
Materi 10 Menit
KEGIATAN AKHIR KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET
Membimbing siswa dalam membuat rangkuman
Membuat rangkuman dengan bimbingan guru
Tanya jawab
LKS Materi 5 Menit Reflek-si
Memberikan evaluasi
Mengerjakan evaluasi
Tes Lembar evalu-asi
Materi 20 Menit
I. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran
1. Sumber Pembelajaran
- Buku Gemar Matematika 5, karangan Y.D. Sumanto, dkk, halaman
158–161
- Buku penunjang lain yang relevan
2. Alat dan Bahan Pembelajaran
- Kotak kapur
- Benda berbentuk kotak lainnya
J. Penilaian
1. Prosedur Tes : Tes proses, tes akhir
2. Jenis Tes : Tes
3. Bentuk Tes : Isian
4. Alat Tes : Soal, kunci jawaban, LKS, lembar pengamatan, kriteria
penilaian
Soal :
Kunci Jawaban :
Kebijaksanaan guru.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Kegiatan 1
Kegiatan 2
Pekerjaan Rumah (PR)
Manakah yang merupakan sebuah jaring-jaring kubus?
1) 2) 3)
4) 5)
Lembar Pengamatan :
No Nama Siswa A B C D E Nilai
1
2
3
4
dst
Keterangan :
A : kerjasama
B : keberanian
C : toleransi
D : keaktifan
Nilai Akhir = 4
DCBA
E : kepemimpinan
Kriteria Penilaian :
Keterangan :
A : Nilai LKS Kegiatan 1 (maksimal 100)
B : Nilai PR (maksimal 100)
C : Nilai LKS Kegiatan 2 (maksimal 100)
D : Nilai Evaluasi (maksimal 100)
Gantungan, ……………………..
Guru Pendamping/Supervisor Praktikan,
NURWADI, S.Pd TRI ARDIANTO A.Y.
NIP. 19680224 200501 1 003 NIM. X2707001
Mengetahui
Kepala SD Negeri Gantungan 01
S U B A N D I
NIP. 19540427 197402 1 001
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V / 2
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 pertemuan)
Siklus : 2
Pertemuan : 1 dan 2
Hari, tanggal : ………………………….
A. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan
antarbangun.
B. Kompetensi Dasar
6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun
ruang sederhana
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
- Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan
bangun ruang
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui demontrasi, siswa dapat Memecahkan masalah sehari-hari yang
melibatkan bangun datar dan bangun ruang dengan benar.
E. Dampak Pengiring
Siswa terampil memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan bangun
datar dan bangun ruang.
F. Materi Ajar
G. Metode Pembelajaran
- Tanya jawab
- Ceramah
- Demonstrasi
- Diskusi
- Penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 KEGIATAN AWAL KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET
Apersepsi : Menggali pengatahuan siswa tentang pembelajaran sebelumnya
Mengingat kembali tentang bangun datar dan bangun ruang
Tanya jawab
Papan visual
Materi sebelum-nya
4 Menit
Motivasi : Jika ingin memahami bangun datar dan bangun ruang, kita perlu memahami materi
Memperhatikan penjelasan guru
Ceramah Lisan Guru 1 Menit
ini
KEGIATAN INTI KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET
Menjelaskan cara memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang
Memperhatikan penjelasan guru
Ceramah Papan visual
Materi 5 Menit
Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dalam kelompok
Memperhatikan penjelasan guru
Demon-strasi
Bangun datar dan bangun ruang
Guru 10 Menit Permo-delan
Membagi siswa dalam beberapa kelompok
Berkelompok sesuai petunjuk guru
- - -
Membagi LKS untuk setiap kelompok
- - -
Mengamati setiap kelompok secara bergilir
Berlatih bersama-sama dalam kelompok memecahkan soal tentang masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang
Demon-strasi
Bangun datar dan bangun ruang
Materi dan LKS
10 Menit Kon-trukti-visme, inkuiri
Mengamati setiap kelompok secara bergilir
Berdiskusi dalam kelompok untuk memecahkan soal tentang masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang
Diskusi Bangun datar dan bangun ruang
Materi dan LKS
10 Menit Masya-rakat belajar
Memandu Perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusi
- - - 10 Menit Penilai-an sebe-narnya
Memandu Kelompok lain memberikan tanggapan
- - - 10 Menit Penilai-an sebe-narnya
KEGIATAN AKHIR KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET
Membimbing siswa dalam
Membuat rangkuman dengan
Tanya jawab
LKS Materi 5 Menit Reflek-si
membuat rangkuman
bimbingan guru
Memberi PR Menulis soal PR Penugasan Papan visual
Materi 5 Menit
Pertemuan 2 KEGIATAN AWAL KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET
Apersepsi : Menggali pengatahuan siswa tentang pembelajaran sebelumnya
Mengingat kembali tentang bangun datar dan bangun ruang
Tanya jawab
Papan visual
Materi sebelum-nya
4 Menit
Motivasi : Jika ingin memahami bangun datar dan bangun ruang, kita perlu memahami materi ini
Memperhatikan penjelasan guru
Ceramah Lisan Guru 1 Menit
KEGIATAN INTI KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET
Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
Memperhatikan penjelasan guru
Demon-strasi
Bangun datar dan bangun ruang
Guru 10 Menit
Membagi LKS untuk setiap siswa
- - -
Memandu siswa memecahkan soal tentang masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang
memecahkan soal tentang masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang
Demon-stasi
Bangun datar dan bangun ruang
Materi dan LKS
10 Menit Permo-delan
Mengamati setiap siswa secara bergilir
Berlatih memecahkan soal tentang masalah sehari-hari yang melibatkan bangun datar dan bangun ruang
Penugasan Bangun datar dan bangun ruang
Materi dan LKS
20 Menit Kon-trukti-visme,
KEGIATAN AKHIR
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA METODE MEDIA SUMBER WAKTU KET
Membimbing siswa dalam membuat rangkuman
Membuat rangkuman dengan bimbingan guru
Tanya jawab
LKS Materi 5 Menit Reflek-si
Memberikan evaluasi
Mengerjakan evaluasi
Tes Lembar evalu-asi
Materi 20 Menit
I. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran
2. Sumber Pembelajaran
- Buku Matematika 5 SD dan MI Kelas 5, karangan R.J. Sunarjo
halaman 260-262
- Buku penunjang lain yang relevan
3. Alat dan Bahan Pembelajaran
- Kotak kapur
- Benda berbentuk kotak lainnya
J. Penilaian
1. Prosedur Tes : Tes proses, tes akhir
2. Jenis Tes : Tes
3. Bentuk Tes : Isian
4. Alat Tes : Soal, kunci jawaban, LKS, lembar pengamatan, kriteria
penilaian
Soal :
Kunci Jawaban :
1. Luas satu sisi kubus = 6 x 6 = 36 cm2,
Jadi luas sisi kubus = 6 x 36 cm2 = 216 cm
2
2. Luas satu sisi kubus = 384 : 6 = 64 cm2
Jadi panjang rusuk balok = 64 = 8 cm2
3. a. 8 titik sudut x 1 kotak = 8 kotak
b. 12 rusuk x 3 kotak = 36 kotak
c. 6 sisi x 5 kotak = 30 kotak
4. Luas sisi A = 25 x 15 = 375 cm2, luas sisi B = 25 x 8 = 200 cm
2
luas sisi C = 15 x 8 cm2 = 120 cm
2
Jadi luas balok = 2 x (375+200+120) = 2 x 695 = 1390 cm2
5. Lebar 36 : lebar 6 = 6 baris
Tebal 24 : tebal 4 = 6 baris
Jadi jumlah batang usuk yang diperoleh = 6 x 6 = 36 batang usuk.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Kegiatan 1
Kegiatan 2
Pekerjaan Rumah (PR)
Lembar Pengamatan :
No Nama Siswa A B C D E Nilai
1
2
3
4
dst
Nilai Akhir = 4
DCBA
Keterangan :
A : kerjasama
B : keberanian
C : toleransi
D : keaktifan
E : kepemimpinan
Kriteria Penilaian :
Keterangan :
A : Nilai LKS Kegiatan 1 (maksimal 100)
B : Nilai PR (maksimal 100)
C : Nilai LKS Kegiatan 2 (maksimal 100)
D : Nilai Evaluasi (maksimal 100)
Gantungan, ……………………..
Guru Pendamping/Supervisor Praktikan,
NURWADI, S.Pd TRI ARDIANTO A.Y.
NIP. 19680224 200501 1 003 NIM. X2707001
Mengetahui
Kepala SD Negeri Gantungan 01
S U B A N D I
NIP. 19540427 197402 1 001
EVALUASI SIKLUS 1
Soal :
Kunci Jawaban :
Kebijaksanaan guru.
EVALUASI SIKLUS 2
Soal :
Kunci Jawaban :
1. Luas satu sisi kubus = 6 x 6 = 36 cm2,
Jadi luas sisi kubus = 6 x 36 cm2 = 216 cm
2
2. Luas satu sisi kubus = 384 : 6 = 64 cm2
Jadi panjang rusuk balok = 64 = 8 cm2
3. a. 8 titik sudut x 1 kotak = 8 kotak
b. 12 rusuk x 3 kotak = 36 kotak
c. 6 sisi x 5 kotak = 30 kotak
4. Luas sisi A = 25 x 15 = 375 cm2, luas sisi B = 25 x 8 = 200 cm
2
luas sisi C = 15 x 8 cm2 = 120 cm
2
Jadi luas balok = 2 x (375+200+120) = 2 x 695 = 1390 cm2
5. Lebar 36 : lebar 6 = 6 baris
Tebal 24 : tebal 4 = 6 baris
Jadi jumlah batang usuk yang diperoleh = 6 x 6 = 36 batang usuk.
PEMBAGIAN KELOMPOK
NO NAMA SISWA SIKLUS 1 SIKLUS 2
KET PERT 1 PERT 2 PERT 1 PERT 2
1 MIFTAHUDIN 1 1 1 1
2 SUKRON MA’MUN 1 1 5 4
3 ABU SUJA ALAWI 1 2 1 7
4 A. ARFAN 1 2 5 1
5 A. HARIS ALEK 2 2 1 4
6 A. HOZALI 2 2 6 7
7 A. RIYAN UMAMI 2 3 1 1
8 A. ZIDNI AL WAFA 2 3 6 4
9 AISAH 3 3 2 7
10 ALDI MAULANA SUBHAN 3 3 6 1
11 ANA ZAINAB 3 4 2 4
12 ENDANG SAPUROH 3 4 6 7
13 GHONIA AZMI 4 4 2 2
14 LULU’UL MAKNUN 4 4 7 5
15 MAUIDZATUN KHASANAH 4 5 2 7
16 MA’RIFATUN NISA 4 5 7 2
17 JIHAN AENUL WIDA 5 5 3 5
18 MUFAROHAH 5 5 7 7
19 M. AMIR ABU SALAM 5 6 3 2
20 M. KHARIS MUKHASIBI 5 6 7 5
21 M. FAHMI ROSADI 6 6 3 7
22 M. FIRMAN SETIAWAN 6 6 8 2
23 M. MAULANA ISHAK 6 7 3 5
24 M. MUADIM 6 7 8 7
25 M. NUR AFANI 7 7 4 3
26 M. TAUFIK HIDAYATULLOH 7 7 8 6
27 M. WAWAN 7 8 4 7
28 NAELA AULIA 7 8 8 3
29 NAELUL BAROKAH 8 8 4 6
30 NUR ASIYAH 8 8 9 7
31 NUR MALA MAULIDA 8 9 4 3
32 NURUL AZQIA 8 9 9 6
33 RIFAL MAULANA 9 9 5 7
34 RIZA IKFIANA 9 9 9 3
35 ZULAICHA NUR LAILA 9 1 5 6
Gantungan, ……………………..
Guru Pendamping/Supervisor Praktikan,
NURWADI, S.Pd TRI ARDIANTO A.Y.
NIP. 19680224 200501 1 003 NIM. X2707001
Mengetahui
Kepala SD Negeri Gantungan 01
S U B A N D I
NIP. 19540427 197402 1 001
DAFTAR NILAI
NO NAMA SISWA SIKLUS 1 SIKLUS 2
NILAI KET NILAI KET
1 MIFTAHUDIN 60 TT 60 TT
2 SUKRON MA’MUN 60 TT 70
3 ABU SUJA ALAWI 70 80
4 A. ARFAN 70 70
5 A. HARIS ALEK 40 TT 50 TT
6 A. HOZALI 70 80
7 A. RIYAN UMAMI 60 TT 70
8 A. ZIDNI AL WAFA 70 80
9 AISAH 60 TT 80
10 ALDI MAULANA SUBHAN 60 TT 70
11 ANA ZAINAB 70 80
12 ENDANG SAPUROH 70 70
13 GHONIA AZMI 100 100
14 LULU’UL MAKNUN 70 70
15 MAUIDZATUN KHASANAH 60 TT 70
16 MA’RIFATUN NISA 70 80
17 JIHAN AENUL WIDA 80 80
18 MUFAROHAH 70 80
19 M. AMIR ABU SALAM 80 90
20 M. KHARIS MUKHASIBI 70 70
21 M. FAHMI ROSADI 70 80
22 M. FIRMAN SETIAWAN 70 90
23 M. MAULANA ISHAK 60 TT 70
24 M. MUADIM 70 80
25 M. NUR AFANI 80 90
26 M. TAUFIK HIDAYATULLOH 80 80
27 M. WAWAN 50 TT 50 TT
28 NAELA AULIA 80 100
29 NAELUL BAROKAH 60 TT 70
30 NUR ASIYAH 70 80
31 NUR MALA MAULIDA 70 80
32 NURUL AZQIA 80 100
33 RIFAL MAULANA 60 TT 70
34 RIZA IKFIANA 60 TT 70
35 ZULAICHA NUR LAILA 90 100
Gantungan, ……………………..
Guru Pendamping/Supervisor Praktikan,
NURWADI, S.Pd TRI ARDIANTO A.Y.
NIP. 19680224 200501 1 003 NIM. X2707001
Mengetahui
Kepala SD Negeri Gantungan 01
S U B A N D I
NIP. 19540427 197402 1 001
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR PENGAMATAN
KEAKTIFAN SISWA
Siklus :
Pertemuan :
Petunjuk :
1. Isilah kolom dengan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan sesuai dengan
aktivitas.
2. Skala penilaian diisi dengan tanda cek (V).
NO KEGIATAN SISWA JUMLAH SKALA PENILAIAN
SISWA % SB B S K
1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran
2 Mengerjakan tugas rumah (PR)
3 Aktif bertanya
4 Aktif menjawab pertanyaan/ Siap menjawab (tunjuk jari)
5 Aktif mengerjakan tugas di depan/ siap mengerjakan
6 Mengikuti pembelajaran secara aktif
7 Menguasai konsep materi
8 Memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan
9 Mencatat informasi penting
10 Berinteraksi positif dengan temannya
Keterangan :
SB = Sangat Baik (76 - 100 %)
B = Baik (51 - 75 %)
S = Sedang (40 -50 %)
K = Kurang (< 39 %)
……………., ……………..
Supervisor,
………………………
KISI-KISI ANGKET MOTIVASI
KONSEP INDIKATOR PENYEBARAN JUMLAH
Motivasi
dalam
mengerjakan
tugas
Tekun menghadapi tugas matematika 1, 2 2
Motivasi
dalam
mengikuti
pembelajaran
Berusaha menerima pelajaran 3, 4 2
Motivasi
dalam
mempelajari
matematika
Ingin mendalami bahan pelajaran 5, 6 2
Senang belajar mandiri 7, 8 2
Berani mempertahankan pendapat
bila yakin benar 9, 10 2
JUMLAH 10
Kriteria Penilaian
Soal bernilai positif :
- Jawaban A memperoleh skor 3
- Jawaban B memperoleh skor 2
- Jawaban C memperoleh skor 1
Soal bernilai negatif :
- Jawaban A memperoleh skor 1
- Jawaban B memperoleh skor 2
- Jawaban C memperoleh skor 3
Nama : …………………………….. No Absen : …………..
ANGKET MOTIVASI BELAJAR
Petunjuk
- Tulislah nama kamu di sebelah kanan atas pada lembaran ini.
- Pilihlah salah satu dari tiga alternatif jawaban.
- Jangan terpengaruh jawaban teman.
1. Kamu belum merasa puas, jika belum mengerjakan pekerjaan rumah mata
pelajaran matematika dengan tuntas.
a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju
2. Kamu takut mendapat hukuman dari guru jika mengerjakan pekerjaan rumah
mata pelajaran matematika.
a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju
3. Kamu merasa puas jika naik kelas, tidak peduli dengan nilai matematika
dalam raport.
a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju
4. Nilai tes matematika yang akan datang harus lebih baik dari nilai tes yang lalu.
a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju
5. Tidak ada manfaatnya mempelajari buku penunjang matematika selain buku
paket dari sekolah.
a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju
6. Kamu di rumah berusaha mendalami dan mempelajari kembali bahan
pelajaran matematika agar prestasi lebih meningkat.
a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju
7. Kamu senang mengerjakan pelajaran dengan hasil pikiran sendiri.
a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju
8. Kamu tidak mengerjakan tugas dari guru karena sebentar lagi tes.
a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju
9. Dalam menjawab pertanyaan dalam matematika, kamu akan mempertahankan
pendapat karena yakin pendapat kamu benar.
a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju
10. Kamu tidak pernah mempertahankan pendapat meskipun pendapat kamu
benar.
a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak Setuju
PENDAPAT SISWA
Nama Sekolah : ……………………
Alamat : ……………………
SITUASI DAN KONDISI KELAS
…………., ……………
………………..
PENDAPAT SISWA
Nama Sekolah : ……………………
Alamat : ……………………
PROSES PEMBELAJARAN
…………., ……………
………………..
PENDAPAT SISWA
Nama Sekolah : ……………………
Alamat : ……………………
MASALAH BELAJAR DI KELAS
…………., ……………
………………..
PENDAPAT SISWA
Nama Sekolah : ……………………
Alamat : ……………………
PERLUNYA TINDAKAN
…………., ……………
………………..
PERSONALIA PENELITI
PERSONALIA PENELITI
No Nama Peneliti Peran / Tugas Peneliti Waktu yang
Disediakan Per Minggu
1 TRI ARDIANTO A.Y. Ketua Peneliti 6 Jam Pelajaran
2 NURWADI, S.Pd. Supervisor 2 Jam Pelajaran
CURRICULUM VITAE PENELITI
CURRICULUM VITAE
1. Nama : TRI ARDIANTO AGUNG Y
2. NIM : X2707001
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Tegal, 22 Agustus 1983
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Tempat Tugas : SD Negeri Gantungan 01
6. Alamat kantor : Desa Gantungan
Nomor Telepon/Fax : -
Alamat Email : [email protected]
Alamat Rumah : Kendalserut, RT 03 RW 03
Nomor Telepon/Hp : 085642888820
7. Riwayat Pendidikan : D2 PGKSD UNNES
8. Pengalaman Penelitian yang Relevan : -
9. Publikasi Ilmiah yang Relevan : -
10. Pertemuan Ilmiah yang Relevan : -
…………, ………….
TRI ARDIANTO AGUNG Y
NIM. X2702001
CURRICULUM VITAE
1. Nama : NURWADI, S.Pd.
2. NIP : 196802242005011003
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Tegal, 24 Pebruari 1968
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Tempat Tugas : SD Negeri Lebakwangi 03
6. Alamat kantor : Desa Lebakwangi
7. Nomor Telepon/Fax : -
8. Alamat Email : -
9. Alamat Rumah : Desa Pangkah Kecamatan Pangkah
10. Nomor Telepon/Hp : -
11. Riwayat Pendidikan : S1 PGSD UT
12. Pengalaman Penelitian yang Relevan : PTK
13. Publikasi Ilmiah yang Relevan : -
14. Pertemuan Ilmiah yang Relevan : -
…………, ………….
NURWADI
NIP. 196802242005011003
DATA PENELITIAN
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS 1
NO KEGIATAN SISWA PERSENTASE
PERT1 PERT2 RATA-RATA
1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran 100 100 100
2 Mengerjakan tugas rumah (PR) 75 75 75
3 Aktif bertanya 70 50 60
4 Aktif menjawab pertanyaan/ Siap menjawab (tunjuk jari)
75 70 72,5
5 Aktif mengerjakan tugas di depan/ siap mengerjakan
70 70 70
6 Mengikuti pembelajaran secara aktif 70 70 70
7 Menguasai konsep materi 80 70 75
8 Memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan
70 70 70
9 Mencatat informasi penting 50 75 62,5
10 Berinteraksi positif dengan temannya 70 70 70
JUMLAH 725
NILAI TERTINGGI 100
NILAI TERENDAH 60
RATA-RATA 72,5
MEDIAN 70
Mengetahui Gantungan, ……………………..
Kepala SD Negeri Gantungan 01 Guru Pendamping/Supervisor
S U B A N D I NURWADI, S.Pd.
NIP. 19540427 197402 1 001 NIP. 19680224 200501 1 003
ANGKET MOTIVASI SIKLUS 1
NO NAMA SISWA SKOR NILAI
1 MIFTAHUDIN 17 57
2 SUKRON MA’MUN 19 63
3 ABU SUJA ALAWI 21 70
4 A. ARFAN 23 76
5 A. HARIS ALEK 15 50
6 A. HOZALI 22 73
7 A. RIYAN UMAMI 19 63
8 A. ZIDNI AL WAFA 21 70
9 AISAH 17 57
10 ALDI MAULANA SUBHAN 17 57
11 ANA ZAINAB 21 70
12 ENDANG SAPUROH 22 73
13 GHONIA AZMI 26 87
14 LULU’UL MAKNUN 22 73
15 MAUIDZATUN KHASANAH 18 60
16 MA’RIFATUN NISA 23 76
17 JIHAN AENUL WIDA 23 76
18 MUFAROHAH 23 76
19 M. AMIR ABU SALAM 22 73
20 M. KHARIS MUKHASIBI 21 70
21 M. FAHMI ROSADI 21 70
22 M. FIRMAN SETIAWAN 22 73
23 M. MAULANA ISHAK 18 60
24 M. MUADIM 21 70
25 M. NUR AFANI 21 70
26 M. TAUFIK HIDAYATULLOH 23 76
27 M. WAWAN 16 53
28 NAELA AULIA 22 73
29 NAELUL BAROKAH 19 63
30 NUR ASIYAH 22 73
31 NUR MALA MAULIDA 22 73
32 NURUL AZQIA 24 80
33 RIFAL MAULANA 18 60
34 RIZA IKFIANA 19 63
35 ZULAICHA NUR LAILA 25 83
Jumlah 2410
Nilai Tertinggi 87
Nilai Terendah 50
Rata-rata 68,8571
Median 70
Gantungan, ……………………..
Guru Pendamping/Supervisor Praktikan,
NURWADI, S.Pd TRI ARDIANTO A.Y.
NIP. 19680224 200501 1 003 NIM. X2707001
Mengetahui
Kepala SD Negeri Gantungan 01
S U B A N D I
NIP. 19540427 197402 1 001
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS 2
NO KEGIATAN SISWA PERSENTASE
PERT1 PERT2 RATA-RATA
1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran 100 100 100
2 Mengerjakan tugas rumah (PR) 97 100 98,5
3 Aktif bertanya 72 89 80,5
4 Aktif menjawab pertanyaan/ Siap menjawab (tunjuk jari)
89 86 87,5
5 Aktif mengerjakan tugas di depan/ siap mengerjakan
77 86 81,5
6 Mengikuti pembelajaran secara aktif 91 94 92,5
7 Menguasai konsep materi 89 89 89
8 Memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan
89 89 89
9 Mencatat informasi penting 57 74 65,5
10 Berinteraksi positif dengan temannya 74 80 77
JUMLAH 861
NILAI TERTINGGI 100
NILAI TERENDAH 65,5
RATA-RATA 86,1
MEDIAN 88,25
Mengetahui Gantungan, ……………………..
Kepala SD Negeri Gantungan 01 Guru Pendamping/Supervisor
S U B A N D I NURWADI, S.Pd.
NIP. 19540427 197402 1 001 NIP. 19680224 200501 1 003
ANGKET MOTIVASI SIKLUS 2
NO NAMA SISWA SKOR NILAI
1 MIFTAHUDIN 15 50
2 SUKRON MA’MUN 21 70
3 ABU SUJA ALAWI 24 80
4 A. ARFAN 25 83
5 A. HARIS ALEK 15 50
6 A. HOZALI 26 87
7 A. RIYAN UMAMI 24 80
8 A. ZIDNI AL WAFA 23 76
9 AISAH 25 83
10 ALDI MAULANA SUBHAN 21 70
11 ANA ZAINAB 26 87
12 ENDANG SAPUROH 26 87
13 GHONIA AZMI 27 90
14 LULU’UL MAKNUN 26 87
15 MAUIDZATUN KHASANAH 21 70
16 MA’RIFATUN NISA 25 83
17 JIHAN AENUL WIDA 24 80
18 MUFAROHAH 25 83
19 M. AMIR ABU SALAM 24 80
20 M. KHARIS MUKHASIBI 26 87
21 M. FAHMI ROSADI 26 87
22 M. FIRMAN SETIAWAN 21 70
23 M. MAULANA ISHAK 23 77
24 M. MUADIM 23 77
25 M. NUR AFANI 24 80
26 M. TAUFIK HIDAYATULLOH 23 76
27 M. WAWAN 18 60
28 NAELA AULIA 24 80
29 NAELUL BAROKAH 21 70
30 NUR ASIYAH 24 80
31 NUR MALA MAULIDA 23 77
32 NURUL AZQIA 24 80
33 RIFAL MAULANA 22 73
34 RIZA IKFIANA 21 70
35 ZULAICHA NUR LAILA 28 93
Jumlah 2713
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 50
Rata-rata 77,5142857
Median 80
Gantungan, ……………………..
Guru Pendamping/Supervisor Praktikan,
NURWADI, S.Pd TRI ARDIANTO A.Y.
NIP. 19680224 200501 1 003 NIM. X2707001
Mengetahui
Kepala SD Negeri Gantungan 01
S U B A N D I
NIP. 19540427 197402 1 001