PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...kreativitas dan hasil belajar melalui penerapan model...
Transcript of PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...kreativitas dan hasil belajar melalui penerapan model...
PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS IVB MATERI GAYA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
DI SD NEGERI KENTUNGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Gibta Paskalin
NIM: 161134206
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS IVB MATERI GAYA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
DI SD NEGERI KENTUNGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Gibta Paskalin
NIM: 161134206
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
halaman persetujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Halaman pengesahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menyertai dan memberkati setiap
langkah saya.
2. Bapak dan ibu tercinta, Suyadi dan Regina Endang Riantiningsih yang selalu
mendoakan dan mendukung saya. Bapak dan ibu yang selalu mendengar keluh
kesah saya, selalu mengusahakan apapun untuk masa depan saya, dan selalu
berjuang setiap hari demi saya. Terima kasih bapak dan ibu selalu ada untuk
saya serta menjadi sumber semangat, walaupun keadaan kurang sesuai dengan
harapan, namun saya percaya bahwa semua akan selalu baik-baik saja. Bapak
ibu sekarang anakmu sudah memiliki gelar S.Pd.
3. Bapak Matius Slameto yang selalu mendoakan dan mendukung saya. Bapak
yang selalu meyakinkan dan mengajarkan saya untuk selalu berpikir positif.
Terima kasih bapak sudah memberi warna baru dalam hidup saya. Bapak
sekarang mbak sudah memiliki gelar S.Pd.
4. Kakak dan adik: Galuh Purbadini, Galih Setiadi, dan Veronika Cahya
Yoestina Putri yang selalu peduli dengan saya. Meskipun kita tidak pernah
mengucapkan kata sayang, percayalah bahwa saya sangat menyayangi kalian.
5. Mas Abdulah Febrianto yang selalu mendukung dan memberi semangat.
Kesabaranmu dan proses bersama selama lebih dari tiga tahun ini
mengajarkan saya untuk selalu bersyukur kepada Tuhan akan apapun yang
terjadi dalam hidup saya. Terima kasih mas Feb sudah mau berjuang bersama,
mendengarkan dan memberi solusi atas semua keluh kesah saya.
6. Sahabat-sahabat seperjuangan: Yahni, Laras, Aye, Vero, Anita, Komang, Siti,
Arni, Tia, Meli, Caca, Bunga, Dhesta, Pompi, dan Lilis yang selalu membantu
dan menghiasi hari-hari saya selama hampir empat tahun di bangku kuliah.
7. Sahabat lama: Livi dan Tika yang selalu mendukung dan menanyakan kabar
skripsi saya.
8. Terakhir, saya persembahkan untuk siapapun yang mendoakan dan
mendukung saya dalam diam, terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Bersyukur, bersyukur, dan teruslah bersyukur”
Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa,
tetapi takutlah akan Tuhan senantiasa.
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
(Amsal 23: 17-18)
Apabila engkau menyebrang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau
melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan;
apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala
api tidak akan membakar engkau.
(Yesaya 43: 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
KEASLIAN KARYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PUBLIKASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IVB MATERI GAYA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SD NEGERI KENTUNGAN
Gibta Paskalin
Universitas Sanata Dharma 2020
Penelitian dilatarbelakangi oleh rendahnya kreativitas dan hasil belajar
peserta didik kelas IVB di SD Negeri Kentungan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendiskripsikan upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar peserta didik kelas IVB materi gaya melalui model pembelajaran berbasis masalah di SD Negeri Kentungan; (2) meningkatkan kreativitas peserta didik kelas IVB melalui model pembelajaran berbasis masalah di SD Negeri Kentungan; (3) meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IVB melalui model pembelajaran berbasis masalah di SD Negeri Kentungan.
Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dua siklus. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IVB di SD Negeri Kentungan yang berjumlah 27 peserta didik. Objek penelitian adalah kreativitas dan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan wawancara, observasi, kuesioner, dan tes. Analisis data penelitian menggunakan analisis kualitatif deskriptif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) peningkatan kreativitas dan hasil belajar peserta didik kelas IVB materi gaya di SD Negeri Kentungan dapat diupayakan melalui lima langkah dalam model pembelajaran berbasis masalah; (2) model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kreativitas peserta didik kelas IVB di SD Negeri Kentungan. Siklus I diperoleh nilai rata-rata kreativitas sebesar 70,40. Hasil tersebut meningkat pada siklus II menjadi 79,95; (3) model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IVB di SD Negeri Kentungan. Siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 71,34. Hasil tersebut meningkat pada siklus II menjadi 80,49. Kata kunci: kreativitas, hasil belajar, model pembelajaran berbasis masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF CREATIVITY AND LEARNING OUTCOMESSTUDENT CLASS IVB ON FORCE MATERIALS
BY PROBLEM BASED LEARNING MODELS IN KENTUNGAN ELEMENTARY SCHOOL
Gibta Paskalin
Sanata Dharma University 2020
The background this research based on the low creativity and learning
outcomes student class IVB in Kentungan elementary school. This research has purposes: (1) to describe effort of improvement creativity and learning outcomes student class IVB on force materials by problem based learning models in Kentungan elementary school; (2) to improve creativity of student class IVBuse problem based learning modelsin Kentungan elementary school; (3) to improve learning outcomes of student class IVBuse problem based learning modelsin Kentungan elementary school.
Research type is a Classroom Active Reasearch (CAR). Research is implemeted by two cycle. Subjects of research is student class IVB in Kentungan elementary schoolwhich consists 27 students. Object of research is creativity and learning outcomes by problem based learning models. Data collection techniques were obtained by interview, observation, questionnaire, and test. The research data analysis are using descriptive qualitative and quantitative.
The research result indicate: (1) the improvment creativity and learning outcomes student class IVB on force materials in Kentungan elementary school can efforted by five steps of problem based learning models; (2) problem based learning models can improve creativity of student class IVB in Kentungan elementary school. Average value first cycle of student creativity is 70,40. The result improved in second cycle to 79,96; (3) problem based learning models can improve learning outcomes of student class IVB in Kentungan elementary school. Average value first cycle of student learning outcomes is 71,34. The result improved in second cycle to 80,94.
Keyword: creativity, learning outcomes, problem based learning models
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan atas kasih dan karunia yang Tuhan Yesus
Kristus berikan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi yang berjudul PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IVB MATERI GAYA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SD NEGERI
KENTUNGAN ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat dibuat dan selesai dengan baik
karena doa dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang senantiasa mendoakan,
membantu, dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing, menolong, dan menyertai.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan Drs.
Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing II yang selalu
membimbing dan memberi motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
6. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing
akademik kelas E angkatan 2016.
7. Segenap dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
8. MM. Suyatini, M.Pd selaku Kepala SD Negeri Kentungan dan Boimin, S.Pd.
SD. selaku guru kelas IVB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ........................................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xviii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................ xix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 5
E. Definisi Operasional ............................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ........................................................................................................ 7
1. Kreativitas ........................................................................................................... 7
2. Hasil Belajar ...................................................................................................... 11
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ............................................................ 17
4. Pembelajaran IPA ............................................................................................. 24
5. Materi Gaya ...................................................................................................... 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
6. Peserta Didik Sekolah Dasar ............................................................................. 34
B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................................. 35
C. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 38
D. Hipotesis Tindakan ............................................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 41
B. Setting Penelitian .................................................................................................. 44
1. Tempat Penelitian ............................................................................................. 44
2. Subjek Penelitian .............................................................................................. 44
3. Objek Penelitian ................................................................................................ 44
4. Waktu Penelitian ............................................................................................... 44
C. Persiapan ............................................................................................................... 45
D. Rencana Setiap Siklus ........................................................................................... 46
1. Siklus I .............................................................................................................. 46
2. Siklus II ............................................................................................................. 50
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 56
1. Peubah (Variabel) Indikator Keberhasilan ........................................................ 56
2. Cara Pengumpulan Data .................................................................................... 57
F. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 58
1. Pedoman Wawancara ........................................................................................ 58
2. Lembar Observasi ............................................................................................. 60
3. Lembar Kuesioner ............................................................................................. 61
4. Tes ..................................................................................................................... 63
G. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................................. 78
1. Validitas instrumen ........................................................................................... 78
2. Reliabilitas instrumen ....................................................................................... 84
H. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 85
1. Perhitungan Peningkatan Kreativitas ................................................................ 85
2. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar ............................................................. 87
I. Kriteria Keberhasilan ............................................................................................ 88
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 89
1. Proses Penelitian ............................................................................................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Analisis Data Hasil Penelitian ......................................................................... 103
B. Pembahasan ......................................................................................................... 109
1. Upaya Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar Peserta Didik .................... 109
2. Peningkatan Kreativitas Peserta Didik ............................................................ 115
3. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik ........................................................ 115
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 117
B. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 117
C. Saran ................................................................................................................... 118
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 119
LAMPIRAN................................................................................................................... 123
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... 247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Kondisi Awal Kreativitas Peserta Didik .......................... 3
Tabel 1.2 Data Kondisi Awal Hasil Belajar Peserta Didik ....................... 4
Tabel 2.1 Ciri-ciri Kreativitas ................................................................... 8
Tabel 2.2 Indikator Kreativitas Menurut Ahli .......................................... 9
Tabel 2.3 Potensi Perubahan Perilaku ...................................................... 14
Tabel 2.4 Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Revisi Anderson ............... 15
Tabel 2.5 Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif Taksonomi Bloom
Revisi Anderson dan Krathwohl .............................................. 16
Tabel 2.6 Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Suprihatiningrum ....................................................... 23
Tabel 2.7 Isi KIT Gaya ............................................................................. 33
Tabel 3.1 Jadwal Pelajaran Kelas IVB SD Negeri Kentungan ................. 56
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ................................................. 59
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Kreativitas Peserta Didik ............. 60
Tabel 3.4 Ketentuan Skor Lembar Kuesioner .......................................... 61
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Kuesioner Kreativitas Peserta Didik ............ 62
Tabel 3.6 Ketentuan Skor Soal Objektif Pilihan Ganda ........................... 63
Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal Evaluasi Sebelum Validasi ................................ 63
Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Evaluasi Setelah Validasi .................................. 72
Tabel 3.9 Rincian Skor Evaluasi .............................................................. 78
Tabel 3.10 Kriteria Kelayakan Instrumen .................................................. 79
Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Validasi RPPTH .......................................... 80
Tabel 3.12 Hasil Validasi Empiris Soal Evaluasi Siklus I ......................... 81
Tabel 3.13 Hasil Validasi Empiris Soal Evaluasi Siklus II ........................ 82
Tabel 3.14 Hasil Validasi Instrumen Wawancara, Observasi, dan
Kuesioner .................................................................................. 83
Tabel 3.15 Kualifikasi Reliabilitas ............................................................. 84
Tabel 3.16 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I .................................. 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 3.17 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ................................. 85
Tabel 3.18 Kualifikasi Kreativitas .............................................................. 87
Tabel 3.19 Kriteria Keberhasilan Kreativitas dan Hasil Belajar Peserta
Didik ......................................................................................... 88
Tabel 4.1 Kreativitas Peserta Didik Siklus I ............................................. 103
Tabel 4.2 Kreativitas Peserta Didik Siklus II ........................................... 104
Tabel 4.3 Hasil Belajar Peserta Didik ...................................................... 106
Tabel 4.4 Rangkuman Capaian Kreativitas dan Hasil Belajar Peserta
Didik Siklus I dan Siklus II ...................................................... 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Pemetaan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator ... 28
Bagan 2.2 Penelitian yang Relevan .............................................................. 38
Bagan 2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................... 40
Bagan 3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan
Taggart ........................................................................................ 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 KIT Gaya.................................................................................. 33
Gambar 2.2 Isi KIT Gaya............................................................................. 33
Gambar 3.1 Posisi Tempat Duduk Peserta Didik......................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Peningkatan Kreativitas ............................................................ 106
Grafik 4.2 Peningkatan Hasil Belajar ........................................................ 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ..................................................................... 124
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................... 125
Lampiran 3. Surat Izin Validitas Ahli............................................................... 126
Lampiran 4. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ... 130
Lampiran 5. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ... 132
Lampiran 6. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 .. 134
Lampiran 7. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 .. 136
Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran................. 138
Lampiran 9. Hasil Validitas Instrumen Wawancara ........................................ 139
Lampiran 10. Hasil Validitas Instrumen Observasi ........................................... 141
Lampiran 11. Hasil Validitas Instrumen Kuesioner ........................................... 143
Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Wawancara, Observasi,
dan Kuesioner .............................................................................. 145
Lampiran 13. Pedoman Wawancara .................................................................. 146
Lampiran 14. Hasil Wawancara ......................................................................... 148
Lampiran 15. Lembar Observasi Kreativitas ..................................................... 150
Lampiran 16. Hasil Observasi Kreativitas ......................................................... 152
Lampiran 17. Rekapitulasi Hasil Observasi Kreativitas Siklus I ....................... 157
Lampiran 18. Rekapitulasi Hasil Observasi Kreativitas Siklus II ...................... 158
Lampiran 19. Lembar Kuesioner Kreativitas ..................................................... 159
Lampiran 20. Hasil Kuesioner Kreativitas ......................................................... 160
Lampiran 21. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kreativitas .................................... 162
Lampiran 22. Soal Evaluasi Siklus I .................................................................. 163
Lampiran 23. Hasil Soal Evaluasi Siklus I ......................................................... 167
Lampiran 24. Soal Evaluasi Siklus II ................................................................. 171
Lampiran 25. Hasil Soal Evaluasi Siklus II ....................................................... 175
Lampiran 26. Rekapitulasi Hasil Soal Evaluasi ................................................. 179
Lampiran 27. Hasil Percobaan dan Karya Peserta Didik ................................... 180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Lampiran 28. Refleksi Peserta Didik ................................................................. 183
Lampiran 29. RPPTH Siklus I Pembelajaran 1 .................................................. 184
Lampiran 30. RPPTH Siklus I Pembelajaran 2 .................................................. 198
Lampiran 31. RPPTH Siklus II Pembelajaran 1 ................................................ 214
Lampiran 32. RPPTH Siklus II Pembelajaran 2 ................................................ 229
Lampiran 33. Kondisi Awal Kreativitas Peserta Didik ...................................... 244
Lampiran 34. Kondisi Awal Hasil Belajar Peserta Didik .................................. 245
Lampiran 35. Foto-foto Kegiatan ....................................................................... 246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi dan informasi pada abad 21 memberikan
pengaruh yang signifikan bagi masyarakat. Masyarakat abad 21 menyadari
pentingnya mempersiapkan generasi muda yang kreatif, luwes, mampu
berpikir kritis, dapat mengambil keputusan dengan tepat, serta terampil
memecahkan masalah. Sekolah diharapkan mampu menciptakan peserta didik
yang memiliki kemampuan tersebut. Menurut Fadel (dalam Sani, 2019: 52)
keterampilan belajar dan inovasi yang dibutuhkan pada abad 21 adalah:
kreativitas (creativity), kemampuan berpikir kritis (critical thinking),
kemampuan berkolabolasi (collaboration), dan kemampuan berkomunikasi
(communication).
Kemampuan berpikir kreatif diperlukan untuk menyelesaikan suatu
masalah. Kemampuan menyelesaikan masalah sangat penting karena peserta
didik pasti akan menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan salah satu muatan pembelajaran yang diajarkan
di sekolah dasar dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.
Pada hakikatnya, IPA adalah ilmu pengetahuan yang terdiri dari sekumpulan
konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang
sistematis melalui inkuiri yang dilanjutkan dengan proses observasi (empiris)
secara terus-menerus (Candra, 2006: 17).
Pembelajaran IPA perlu variasi dalam proses belajar mengajar dari segi
model pembelajaran, media, dan sumber belajar. Pembelajaran yang dilakukan
bukan lagi berpusat pada guru melainkan harus berpusat pada peserta didik.
Guru diharapkan memfasilitasi peserta didik sehingga peserta didik dapat
belajar sekaligus praktik langsung. Melalui praktik langsung peserta didik
akan memperoleh pengalaman baru yang dapat diterapkan dalam kehidupan
peserta didik sehari-hari. Dari pengalaman peserta didik mendapatkan
pengetahuan yang menjadi dasar berpikir untuk melakukan tindakan. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
memiliki peran penting untuk meningkatkan kreativitas peserta didik.
Kreativitas peserta didik perlu ditingkatkan agar saat mendapatkan masalah
peserta didik dapat mengatasi hambatan sehingga dapat mencapai tujuan.
Peningkatan kreativitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran tentu
akan menghasilkan hasil belajar yang baik.
Proses pembelajaran IPA di luar negeri terutama di Amerika Serikat
memiliki peran yang penting untuk mempengaruhi perkembangan dalam
dunia pendidikan, terbukti dengan banyaknya penemuan baru yang terkait
dengan teknologi, namun di Indonesia pembelajaran IPA belum mencapai
standar yang diinginkan. Berdasarkan hasil Trend in International
Mathematics and Science Study tahun 2015, Indonesia berada pada ranking 45
dari 48 negara (Rahmawati, 2016: 3). Secara umum, peserta didik Indonesia
lemah di semua aspek konten maupun kognitif.
Muatan pembelajaran IPA di Indonesia kurang diminati dan kurang
diperhatikan.Saat pembelajaran peserta didik kurang memiliki kreativitas. Hal
ini terbukti dari hasil wawancara dan observasi peneliti di SD Negeri
Kentungan tanggal 5 Oktober 2019 untuk mengetahui kondisi awal kreativitas
peserta didik saat mengikuti pembelajaran. Indikator kreativitas yang peneliti
gunakan adalah (1) memiliki ide yang unik, (2) mencoba cara baru untuk
menyelesaikan masalah, (3) memiliki rasa keindahan, (4) memberi banyak
gagasan terhadap suatu masalah, dan (5) memiliki daya imajinasi. Kelima
indikator kreativitas tersebut peneliti rumuskan dengan mengambil beberapa
indikator kreativitas yang dikemukakan oleh Munandar (2009: 71), Sit (2016:
9), dan Sani (2019: 72).
Berdasarkan hasil wawancara, peserta didik kelas IVB kurang aktif
bertanya. Kebanyakan peserta didik menggunakan cara yang diajarkan guru.
Guru memperbolehkan peserta didik menggunakan cara yang lain tetapi tetap
menggunakan batasan tertentu sesuai perintah dari guru. Guru memberikan
kebebasan peserta didik untuk mengemukakan pendapat, tetapi hanya
beberapa peserta didik yang mengemukakan pendapat. Peserta didik masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kesulitan menemukan solusi dari suatu masalah dan sulit mengaitkan
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
Pernyataan dari guru kelas IVB tersebut sesuai dengan hasil observasi
yang diketahui bahwa kreativitas peserta didik ketika mengikuti proses
pembelajaran masih rendah. Peserta didik kurang memiliki ide yang unik, sulit
mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, kurang memiliki rasa
keindahan, hanya beberapa peserta didik yang memberikan gagasan terhadap
suatu masalah, dan hanya beberapa peserta didik memiliki daya imajinasi. Hal
tersebut dikarenakan kegiatan pembelajaran yang kurang menarik. Peserta
didik dituntut untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran tanpa
mempertimbangkan bagaimana kualitas pengajaran guru dan fasilitas yang
ada. Pembelajaran IPA yang identik dengan percobaan dan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari tidak dilakukan. Guru hanya ceramah sehingga peserta
didik kurang tertarik dan menjadi bosan. Pembelajaran yang berpusat pada
guru membuat peserta didik kurang memiliki kreativitas. Data kondisi awal
kreativitas peserta didik kelas IVB SD Negeri Kentungan tersaji pada tabel 1.1
di bawah ini: Tabel 1.1 Data Kondisi Awal Kreativitas Peserta Didik
Jumlah Peserta Didik Rata-rata Hasil Observasi Kualifikasi 28 46,19 Kurang kreatif
Dari tabel di atas diperoleh data kondisi awal kreativitas peserta didik
kelas IVB SD Negeri Kentungan berdasarkan hasil observasi mengacu pada
indikator kreativitas dan kualifikasi kreativitas. Peneliti memperoleh rata-rata
hasil observasi kreativitas dari 28 peserta didik sebesar 46,19. Hasil observasi
tersebut menunjukkan bahwa peserta didik kelas IVB memiliki kreativitas
yang rendah.
Rendahnya kreativitas peserta didik tentu berdampak pada hasil belajar
peserta didik yang rendah. Hal ini terbukti dari hasil penilaian guru pada
penilaian tengah semester II peserta didik kelas IVB SD Negeri Kentungan
materi gaya tahun ajaran 2018/2019 didapatkan data sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tabel 1.2 Data Kondisi Awal Hasil Belajar Peserta Didik
Ketuntasan KKM Rata-rata Persentase Peserta
Didik yang Mencapai KKM
Jumlah Peserta Didik
68 65,38 43,20% 26
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa kondisi awal hasil belajar
peserta didik ditinjau dari nilai penilaian tengah semester II IPA materi gaya
tahun ajaran 2018/2019 rendah. Rata-rata hasil belajar IPA materi gaya 26
peserta didik sebesar 65,38. Nilai rata-rata tersebut masih di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) IPA yaitu 68. Jumlah peserta didik yang
mendapatkan nilai lebih dari KKM ada 11 peserta didik dan 15 lainnya
mendapatkan nilai kurang dari KKM.
Menanggapi rendahnya kreativitas dan hasil belajar peserta didik, peneliti
akan melakukan penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Alasan
peneliti memilih model pembelajaran berbasis masalah karena model ini dapat
mendorong peserta didik untuk kreatif dalam memecahkan masalah dengan
mempelajari dan menerapkan pengetahuan untuk mengatasi masalah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar peserta didik
kelas IVB materi gaya melalui model pembelajaran berbasis masalah di
SD Negeri Kentungan?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan kreativitas peserta didik kelas IVB di SD Negeri
Kentungan?
3. Apakah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IVB di SD Negeri
Kentungan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk:
1. Mendiskripsikan upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar peserta
didik kelas IVB materi gaya melalui model pembelajaran berbasis masalah
di SD Negeri Kentungan.
2. Meningkatkan kreativitas peserta didik kelas IVB melalui model
pembelajaran berbasis masalah di SD Negeri Kentungan.
3. Meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IVB melalui model
pembelajaran berbasis masalah di SD Negeri Kentungan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak.
Manfaat dari penelitian ini dikategorikan menjadi dua macam, antara lain:
1. Manfaat teoritis:
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan berharga terhadap
perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penerapan model
pembelajaran masalah untuk meningkatkan kreativitas dan hasil
belajar peserta didik kelas IVB materi gaya di SD Negeri Kentungan.
b. Menambah wawasan mengenai penerapan model pembelajaran
berbasis masalah dalam upaya meningkatkan kreativitas dan hasil
belajar peserta didik kelas IVB materi gaya di SD Negeri Kentungan.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
pihak sekolah untuk memahami pentingnya penggunaan model
pembelajaran inovatif khususnya model pembelajaran berbasis
masalah dalam upaya meningkatkan kreativitas dan hasil belajar
peserta didik kelas IVB materi gaya di SD Negeri Kentungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
b. Bagi guru dan calon guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru
maupun calon guru dalam penerapan inovasi pembelajaran khususnya
model pembelajaran berbasis masalah pada materi gaya.
c. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini merupakan sarana untuk memperoleh pengetahuan
dan pengalaman meneliti.
E. Definisi Operasional
1. Kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah.
2. Hasil belajar adalah pencapaian tujuan oleh peserta didik meliputi
kemampuan-kemampuan baru setelah melakukan usaha dalam proses
belajar mengajar.
3. Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pembelajaran yang
mengajak peserta didik untuk memecahkan masalah dengan mempelajari
dan menerapkan pengetahuan untuk mengatasi masalah.
4. Pembelajaran IPA adalah suatu mata pelajaran yang menekankan pada
proses belajar mengajar yang aktif meliputi aspek mental, keterampilan,
dan strategi memanipulasi dan menghitung yang dapat diuji kembali
kebenarannya sebagai suatu konsep serta skema konseptual yang
berhubungan satu sama lain dan memiliki 3 dimensi: produk, proses, dan
sikap ilmiah.
5. Gaya adalah tarikan dan dorongan. Gaya meliputi gaya otot, gaya listrik,
gaya gravitasi, gaya magnet, dan gaya gesek.
6. Peserta didik kelas IV adalah anak berusia 7-11 tahun yang berada dalam
tahap perkembangan kognitif operasional konkret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kreativitas
a. Definisi Kreativitas
Kreativitas menurut Yani dan Mamat (2018: 51) didefinisikan
sebagai proses mental yang memunculkan gagasan atau konsep baru,
atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.
Menurut peneliti, pengertian dari Yani dan Mamat cukup detail. Yani
dan Mamat mengaitkan gagasan dan konsep, baik konsep yang akan
dimunculkan maupun konsep yang sudah ada.
Semiawan dan Munandar (dalam Sit, 2016: 1) memberi penjelasan
lain bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-
gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Menurut
peneliti, paparan dari Semiawan bersama Munandar hampir sama
dengan paparan yang dikemukakan Yani dan Mamat. Perbedaannya
Semiawan dan Munandar mengemukakan bahwa kreativitas
merupakan kemampuan untuk memberi gagasan baru dan menerapkan
untuk memecahkan masalah.
Kreativitas dapat didefinisikan sebagai proses untuk menghasilkan
sesuatu yang baru dari elemen yang ada dengan menyusun kembali
elemen tersebut (Downing dalam Sani, 2019: 6). Menurut peneliti,
paparan Downing mengenai kreativitas berbeda dari yang diungkapkan
Munandar dan Semiawan. Paparan Downing menggunakan kata yang
lebih rumit karena menggunakan kata elemen, walaupun demikian
paparan Downing tetap dapat dimengerti.
Beberapa ahli memiliki pengertian kreativitas yang berbeda. Yani
dan Mamat, Munandar dan Semiawan memiliki pengertian kreativitas
yang hampir mirip, sedangkan pengertian kreativitas dari Downing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
berbeda karena menggunakan kata-kata yang cukup sulit dipahami.
Berdasarkan ketiga paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa
kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah.
b. Ciri-ciri Kreativitas
Ciri-ciri kreativitas menurut Sani (2019: 10) ada empat yaitu
kelancaran, keaslian, fleksibilitas, dan elaborasi. Berikut indikator dari
ciri-ciri kreativitas tersebut. Tabel 2.1 Ciri-ciri Kreativitas
Ciri-ciri Kreativitas Indikator Kelancaran (fluency) Jumlah respon yang relevan Keaslian (originality) Ide-ide yang dihasilkan tidak umum/unik Fleksibilitas Variasi ide yang diajukan/dikembangkan Elaborasi Rincian ide yang dikembangkan
Berdasarkan tabel 2.1 ciri-ciri kreativitas kelancaran dapat dilihat
dari jumlah respon yang relevan. Keaslian dilihat dari ide-ide yang
dihasilkan tidak umum atau unik. Fleksibilitas dilihat variasi ide yang
diajukan atau dikembangkan, sedangkan elaborasi dilihat dari rincian
ide yang dikembangkan.
Munandar (2009: 36) mengemukakan ciri-ciri pribadi yang kreatif
diperoleh dari kelompok pakar psikologi, sebagai berikut.
1) Imajinatif
2) Mempunyai prakarsa
3) Mempunyai minat luas
4) Mandiri dalam berpikir
5) Melit (selalu ingin mengetahui segalanya)
6) Senang berpetualang
7) Penuh energi
8) Percaya diri
9) Bersedia mengambil resiko
10) Berani dalam pendirian dan keyakinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Selain mengemukakan tentang ciri-ciri pribadi yang kreatif,
Munandar (2009: 37) juga mengemukakan ciri-ciri peserta didik
sekolah dasar yang kreatif diperoleh dari kelompok pakar psikologi,
sebagai berikut.
1) Penuh energi
2) Mempunyai prakasa
3) Percaya diri
4) Sopan
5) Rajin
6) Melaksanakan pekerjaan pada waktunya
7) Sehat
8) Berani dalam berpendapat
9) Mempunyai ingatan yang baik
10) Ulet
Paparan dari Munandar tentang ciri-ciri pribadi dan peserta didik
sekolah dasar yang kreatif hampir mirip. Beberapa ciri-ciri sama
seperti: mempunyai prakasa, penuh energi, dan percaya diri.
Sedangkan ketujuh ciri-ciri lainnya berbeda.
c. Indikator Kreativitas
Berikut merupakan indikator kreativitas menurut Sani (2019: 77),
Sani dalam Munandar (2009: 71), dan Sit (2016: 9) yaitu: Tabel 2.2 Indikator Kreativitas Menurut Ahli
No Nama Ahli Indikator Kreativitas Keterangan 1 Sani
(2019: 77) Memiliki ide yang unik Dipilih Memiliki keingintahuan yang besar dan panjang akal
Tidak dipilih
Terbuka terhadap pengalaman baru Tidak dipilih Suka melakukan eksperimen atau mencoba hal-hal yang sudah ada
Tidak dipilih
Menyukai cara tersendiri dalam menunjukkan pemahamannya
Tidak dipilih
Mengajukan pertanyaan yang kelihatannya menyimpang atau aneh
Tidak dipilih
Menyukai tugas yang bersifat terbuka dan menantang
Tidak dipilih
Lebih suka mendiskusikan ide daripada fakta
Tidak dipilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
No Nama Ahli Indikator Kreativitas Keterangan Mencoba cara baru untuk
menyelesaikan masalah Dipilih
2 Sani dalam Munandar (2009: 71)
Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam
Tidak dipilih
Sering mengajukan pertanyaan yang baik
Tidak dipilih
Memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah
Dipilih
Bebas dalam menyatakan pendapat Tidak dipilih Memiliki rasa keindahan Dipilih Menonjol dalam salah satu bidang seni
Tidak dipilih
Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi atau sudut pandang
Tidak dipilih
Mempunyai rasa humor yang luas Tidak dipilih Mempunyai daya imajinasi Tidak dipilih
3 Sit (2016: 9)
Senang menjajaki lingkungannya Tidak dipilih Mengamati dan memegang segala sesuatu
Tidak dipilih
Rasa ingin tahu besar Tidak dipilih Bersifat spontanitas menyatakan pikiran dan perasaannya
Tidak dipilih
Suka berpetualang Tidak dipilih Selalu mendapatkan pengalaman-pengalaman baru
Tidak dipilih
Suka melakukan eksperimen Tidak dipilih Jarang merasa bosan Tidak dipilih Memiliki daya imajinasi Dipilih
Berdasarkan ketiga paparan ahli di atas, peneliti mengambil lima
indikator kreativitas yang peneliti gunakan untuk penelitian:
1) Memiliki ide yang unik
Peserta didik mengemukakan ide yang tidak umum untuk
menyelesaikan masalah. Indikator ini dapat ditandai dengan
aktivitas antara lain peserta didik mengajukan beberapa solusi
untuk menyelesaikan masalah, mencari jawaban yang luas, dan
memberikan solusi yang berbeda atau lain daripada yang lain.
2) Mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah
Peserta didik mau mencoba cara yang baru untuk menyelesaikan
masalah yang disajikan oleh guru. Indikator ini dapat ditandai
dengan aktivitas antara lain peserta didik memiliki lebih dari 1 cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
untuk menyelesaikan masalah, mampu menyajikan konsep dengan
cara yang berbeda, dan memadukan informasi yang sudah ada
dengan yang baru.
3) Memiliki rasa keindahan
Peserta didik menghasilkan karya yang mengandung unsur
keindahan. Indikator ini dapat ditandai dengan aktivitas antara lain
peserta didik menghasilkan karya yang unik, mampu menghias
karya yang sederhana, dan memiliki kebebasan berkreasi.
4) Memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah
Peserta didik mempunyai berbagai pendapat untuk menanggapi
masalah. Gagasan dapat diungkapkan secara langsung maupun saat
membuat hipotesis. Indikator ini dapat ditandai dengan aktivitas
antara lain peserta didik memiliki lebih dari 1 jawaban, mampu
mengembangkan gagasan dari peserta didik lain, dan bebas
mengemukakan pendapat.
5) Memiliki daya imajinasi
Peserta didik memiliki daya imajinasi untuk menghasilkan ide-ide.
Indikator ini dapat ditandai dengan aktivitas antara lain peserta
didik aktif bertanya, mampu mengaitkan masalah dengan
kehidupan sehari-hari, dan mampu mengaitkan masalah dengan
pengalaman.
Kelima indikator kreativitas di atas menjadi dasar peneliti untuk
mengamati variabel kreativitas dalam penelitian tindakan kelas yang
dilakukan di kelas IVB SD Negeri Kentungan.
2. Hasil Belajar
a. Definisi Belajar
Setiap orang pernah melakukan belajar. Belajar merupakan proses
dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk
mendapatkan perubahan dalam perilakunya (Purwanto, 2009: 38).
Menurut peneliti, pengertian belajar dari Purwanto memiliki cakupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yang luas karena proses interaksi individu dilakukan dengan
lingkungan. Interaksi tersebut akan menghasilkan perubahan dalam
diri individu yang melakukannya.
Penjelasan lain diungkapkan oleh Dangnga dan Andi (2015: 11)
belajar merupakan proses perubahan tingkah laku manusia berdasarkan
pengalaman latihan, dari belum tahu menjadi tahu, dari pengalaman
yang sedikit kemudian bertambah. Menurut peneliti, pengertian dari
Dangnga dan Andi cenderung mendefinisikan pengertian belajar lebih
detail. Terdapat beberapa faktor yang termasuk dalam proses
perubahan tingkah laku sehingga manusia dapat dikatakan belajar.
Kedua ahli memiliki pengertian yang berbeda. Purwanto
mendefinisikan belajar secara luas sedangkan Dangnga dan Andi
mendefinisikan belajar lebih detail. Berdasarkan paparan kedua ahli
tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku individu yang berinteraksi dengan lingkungan.
b. Teori Belajar
Teori belajar kognitif berasal dari aliran rasionalisme dalam
filsafat. Jean Piaget (dalam Sutarto, 2017: 2) mengemukakan bahwa
proses belajar akan terjadi apabila ada aktivitas individu berinteraksi
dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Menurut peneliti,
Jean Piaget mendefinisikan proses belajar dalam teori belajar kognitif
secara luas. Interaksi individu dilakukan dengan lingkungan sosial dan
lingkungan fisiknya, tidak hanya terjadi dalam diri individu.
Menurut Purwanto (2009: 38) dalam teori belajar kognitif,
seseorang hanya dapat dikatakan belajar apabila telah memahami
keseluruhan persoalan secara mendalam. Menurut peneliti, paparan
dari Purwanto cakupannya lebih sempit karena seseorang dikatakan
belajar jika memahami keseluruhan persoalan. Dapat diartikan bahwa
proses belajar terjadi dalam diri individu saja.
Perbedaan paparan para ahli tentang proses belajar atau seseorang
dapat dikatakan belajar dalam teori belajar kognitif cukup tampak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Salah satu perbedaannya adalah cakupannya, Jean Piaget
mendefinisikan lebih luas, sedangkan Purwanto mendefinisikan lebih
sempit. Berdasarkan perbedaan tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa dalam teori belajar kognitif, individu dapat dikatakan belajar
jika memahami keseluruhan persoalan secara mendalam yang terjadi
saat individu berinteraksi dengan lingkungan sosial dan fisiknya.
c. Definisi Hasil Belajar
Belajar menghasilkan sesuatu yang disebut hasil belajar. Hasil
belajar menurut Supratiknya (2012: 5) dideskripsikan sebagai
kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh peserta didik sesudah
mereka mengikuti proses belajar-mengajar tentang mata pelajaran
tertentu. Menurut peneliti, pengertian hasil belajar dari Supraktiknya
cukup detail. Supraktiknya menyebutkan bahwa hasil belajar yang
diperoleh merupakan kemampuan baru ketika melakukan proses
belajar-mengajar mata pelajaran tertentu.
Menurut Purwanto (2009: 46) hasil belajar dideskripsikan sebagai
pencapaian tujuan pendidikan pada peserta didik yang mengikuti
proses belajar mengajar. Menurut peneliti, paparan dari Purwanto tidak
jauh berbeda dengan paparan dari Supraktiknya karena keduanya
mendefinisikan hasil belajar merupakan hal yang diperoleh setelah
melakukan proses belajar mengajar. Perbedaannya, Purwanto lebih
menspesifikkan lagi pada pencapaian tujuan pendidikan.
Penjelasan lain dikemukakan oleh Septanti (2015: 17) yang
menyebutkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh
seseorang peserta didik setelah melakukan suatu usaha untuk
memenuhi kebutuhannya. Menurut peneliti, pengertian hasil belajar
dari Septanti memiliki arti yang berbeda dengan pengertian dua ahli
sebelumnya. Septanti menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan
hasil setelah melakukan usaha, berbeda dengan dua ahli sebelumnya
yang menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu
proses belajar mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Ketiga ahli memiliki pengertian hasil belajar yang berbeda.
Supraktiknya dan Purwanto memiliki pengertian hasil belajar yang
hampir mirip, sedangkan pengertian hasil belajar dari Septanti cukup
berbeda dari pengertian Supraktiknya dan Purwanto. Berdasarkan
ketiga paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
pencapaian tujuan oleh peserta didik meliputi kemampuan-kemampuan
baru setelah melakukan usaha dalam proses belajar mengajar.
d. Domain Hasil Belajar
Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan
diubah dalam proses pendidikan (Purwanto, 2009: 28). Perilaku
kejiwaan itu dibagi dalam tiga domain: kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Potensi perilaku untuk diubah, pengubahan perilaku dan
hasil perubahan perilaku dapat digambarkan sebagai berikut. Tabel 2.3 Potensi Perubahan Perilaku
Input Proses Hasil Peserta didik: 1. Kognitif 2. Afektif 3. Psikomotorik
Proses belajar mengajar
Peserta didik: 1. Kognitif 2. Afektif 3. Psikomotorik
Potensi perilaku yang dapat diubah
Usaha mengubah perilaku
Perilaku yang telah berubah: 1. Efek pengajaran 2. Efek pengiring
Input pada domain kognitif, afektif, dan psikomotorik berupa potensi
perilaku peserta didik yang dapat diubah. Proses merupakan hal yang
dilakukan saat belajar mengajar yang merupakan usaha mengubah
perilaku, sedangkan hasil domain kognitif, afektif, dan psikomotorik
berupa perilaku yang dapat berubah yaitu efek pengajaran dan efek
pengiring. Pada penelitian ini peneliti memilih domain kognitif saja,
karena berkaitan dengan hasil belajar dari materi gaya.
e. Hasil Belajar Kognitif
Peneliti membatasi hasil belajar yang diteliti pada ranah kognitif.
Hasil belajar kognitif merupakan perubahan perilaku yang terjadi
dalam kawasan kognisi (Purwanto, 2009: 50). Proses belajar yang
melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
eksternal oleh sensori, penyimpanan, dan pengolahan dalam otak
menjadi informasi hingga pemanggilan informasi ketika diperlukan
untuk menyelesaikan masalah.
Tahun 1990-an Anderson, mantan murid Bloom merevisi
taksonomi Bloom dalam ranah kognitif (Tarlinton dalam Supratiknya,
2012: 7). Dua perubahan yang dilakukan meliputi: (1) menghilangkan
kemampuan taraf 5 sintesis, menggeser kemampuan taraf 6 evaluasi
menjadi kemampuan taraf 5, dan memasukkan jenis kemampuan baru
pada taraf 6 yakni creating atau menciptakan, serta (2) mengubah
nama keenam taraf dari kata benda menjadi kata kerja. Berikut
taksonomi Bloom ranah kognitif revisi Anderson. Tabel 2.4 Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Revisi Anderson
Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Revisi Anderson Menciptakan (creating)
Menelurkan aneka gagasan, produk, atau cara melihat persoalan yang baru. Kata kunci: Merancang, mengkontruksi, merencanakan, memproduksi, membuat penemuan baru.
Mengevaluasi (evaluating)
Memberikan pembenaran terhadap sebuah keputusan atau rangkaian tindakan tertentu, membuat penilaian tentang nilai dari sebuah gagasan atau benda/hal. Kata kunci: menguji, menghipotesisikan, memberikan kritik, bereksperimentasi, memberikan penilaian, memberikan apresiasi, membandingkan, menarik kesimpulan, mempertahankan atau memberikan argumentasi, mendeskripsikan, memilah, mengevaluasi, menjelaskan, menafsirkan, memberikan pembenaran.
Menganalisis (analysing)
Mengurai informasi ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur untuk menjajaki atau menemukan pemahaman dan hubungan-hubungan, memilah materi atau konsep ke dalam bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami, membedakan antara fakta dan pendapat. Kata kunci: membandingkan, mengorganisasikan atau menata, mendekonstruksi, menginterogasi, menemukan, menemukan perbedaan, mengatribusikan atau menemukan penyebab atau kaitan antara dua hal, menganalisis, mengurai, membandingkan, menjelaskan dengan diagram, membedakan.
Menerapkan (applying)
Menggunakan informasi dalam situasi lain dalam kehidupan sehari-hari. Menerapkan hasil belajar di kelas dalam situasi baru di luar kelas. Kata kunci: menerapkan, melaksanakan, menggunakan, mengeksekusi, menghitung, menyusun, mendemonstrasikan, memprediksikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Revisi Anderson Memahami (understanding)
Menjelaskan aneka gagasan atau konsep. Memahami makna, terjemahan, perluasan atau penjabaran, dan penafsiran dari aneka perintah atau masalah. Merumuskan sebuah masalah dnegan kata-kata sendiri. Kata kunci: menginterpretasikan, memberikan contoh, memberikan ringkasan, memparafrasekan atau menjelaskan dengan kata-kata sendiri, mengklasifikasikan, menjelaskan, menginferensikan atau menyimpulkan, membandingkan, membuat estimasi atau perkiraan, membuat generalisasi, memberikan contoh, memprediksikan, menerjemahkan, membedakan, menguraikan lebih lanjut.
Mengingat (remembering)
Mengingat kembali data atau informasi. Kata kunci: membuat daftar, mendeskripsikan, menabulasikan, menggunakan secara semestinya, mendefinisikan, mengidentifikasikan, mengetahui, menemukan kesamaan, membuat kerangka, mengingat kembali, mereproduksi, memilih, menyatakan, mengenali, melacak, menamai, menemukan.
Tahun 2001 Anderson dan Krathwohl mengembangkan lebih
lanjut taksonomi Bloom ranah kognitif yang sudah direvisi oleh
Anderson tersebut dengan cara menambahkan dimensi pengetahuan
pada masing-masing dimensi proses kognitif atau kemampuan berpikir
(Tarlinton dalam Supratiknya, 2012: 9). Taksonomi Bloom revisi
Anderson dan Krathwohl mencakup dimensi pengetahuan yaitu jenis
pengetahuan yang dipelajari serta dimensi proses kognitif yaitu proses
berpikir yang harus digunakan untuk mempelajari masing-masing jenis
pengetahuan. Tabel 2.5 Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif Taksonomi
BloomRevisi Anderson dan Krathwohl Dimensi Pengeta-
huan
Dimensi Proses Kognitif Meng-ingat
Mema-hami
Meng-aplika-sikan
Meng-anali-
sis
Meng-evaluasi
Mencip-takan
Pengeta-huan Faktual
Mem-buat daftar
Mem-buat ringka-san
Meng-klasifi-kasikan
Meng-urut-kan
Menen-tukan rang-king
Meng-kombi-nasikan
Pengeta-huan Konsep-tual
Men-des-kripsi-kan
Menaf-sirkan
Bereks-peri-mentasi
Men-jelas-kan
Mela-kukan penilai-an
Meren-canakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Dimensi Pengeta-
huan
Dimensi Proses Kognitif Meng-ingat
Mema-hami
Meng-aplika-sikan
Meng-anali-
sis
Meng-evaluasi
Mencip-takan
Pengeta-huan Prosedu-ral
Mena-bulasi-kan
Mem-predik-sikan
Meng-hitung
Mem-beda-kan
Mem-buat kesim-pulan
Mem-buat kompo-sisi
Pengeta-huan Meta-kognitif
Meng-guna-kan secara tepat
Meng-eksekusi
Me-ngons-truksi
Men-capai atau meraih penca-paian
Mela-kukan tindakan
Meng-aktuali-sasikan
Dimensi proses kognitif berupa mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan.
Dimensi pengetahuan berupa pengetahuan faktual, pengetahuan
konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif.
Keduanya peneliti padukan untuk menyusun kegiatan pembelajaran.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model
pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu
masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik
dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah
tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan
masalah (Ward dalam Nuryati, 2018: 7). Menurut peneliti, paparan
Ward tentang model pembelajaran berbasis masalah mudah
dimengerti. Ward mengungkapkan bahwa untuk memecahkan suatu
masalah dapat melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga
memungkinkan peserta didik untuk mempelajari pengetahuan dan
memiliki keterampilan memecahkan masalah.
Menurut Daryanto (2014: 29) pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu model yang memberikan masalah kepada peserta
didik sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Menurut peneliti,
paparan dari Daryanto cukup jelas. Daryanto memaparkan sebelum
peserta didik mempelajari konsep atau materi, peserta didik diberikan
masalah terlebih dahulu.
Pendapat lain dikemukakan oleh Stanford University Newsletter
on Teaching (dalam Yani dan Mamat, 2018: 71-72) model
pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang
mengajak peserta didik untuk mencoba menerapkan pengetahuan yang
mereka miliki untuk mengatasi masalah, mulai dari mengidentifikasi
informasi yang mereka butuhkan sampai pada pemilihan strategi yang
akan digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Menurut
peneliti, paparan yang dikemukakan oleh Stanford University
Newsletter on Teaching cukup detail. Dalam mengatasi masalah perlu
menerapkan pengetahuan yang dimiliki, mulai dari mengidentifikasi
informasi sampai pemilihan strategi.
Ketiga ahli memiliki pengertian model pembelajaran berbasis
masalah yang berbeda-beda. Walaupun paparan ketiga ahli berbeda-
beda namun memiliki cara yang hampir sama untuk memecahkan
masalah dalam pembelajaran. Berdasarkan ketiga paparan tersebut
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah adalah
suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk memecahkan
masalah dengan mempelajari dan menerapkan pengetahuan untuk
mengatasi masalah.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Karakteristik model pembelajaran berbasis masalah menurut
Arends (dalam Yani dan Mamat, 2018: 72) antara lain:
1) Selalu mengajukan pertanyaan atau masalah yang bersifat autentik,
jelas, mudah dipahami, sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan
bermanfaat bagi peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2) Memiliki keterkaitan antar masalah yang dipecahkan dengan
disiplin ilmu yang sedang dipelajarinya, aktual, dan peserta didik
mampu mengatasinya.
3) Kegiatan penyelidkan bersifat kontekstual dan nyata.
4) Menghasilkan produk dan dapat dipamerkan oleh peserta didik.
5) Dikerjakan secara kolaboratif.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
1) Kelebihan model pembelajaran berbasis masalah
Menurut Daryanto (2014: 30) kelebihan model pembelajaran
berbasis masalah, yaitu:
a) Mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
b) Mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
c) Mendorong pengamatan dan dialog dengan peserta didik lain.
d) Melibatkan peserta didik dalam penyelidikan.
e) Mendorong peserta didik untuk menentukan sendiri apa yang
dipelajari dan dari mana informasi harus diperoleh dengan
bimbingan guru.
Pendapat lain dikemukakan oleh Kiley, dkk (dalam Yani dan
Mamat, 2018: 72-73) tentang kelebihan model pembelajaran
berbasis masalah, yaitu:
a) Menggabungkan banyak praktik pembelajaran.
b) Mendorong motivasi intrinsik peserta didik.
c) Mempromosikan belajar aktif.
d) Mengoptimalkan pengajaran sebaya.
e) Mengembangkan keterampilan bekerja sama.
f) Mendukung penilaian evaluasi diri.
Kedua ahli di atas memaparkan kelebihan model pembelajaran
berbasis masalah berbeda-beda. Jika model pembelajaran berbasis
masalah ini diterapkan tentu akan memiliki dampak yang positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
untuk peserta didik. Oleh sebab itu, peneliti memilih model
pembelajaran berbasis masalah untuk diterapkan dalam penelitian.
2) Kekurangan model pembelajaran berbasis masalah
Menurut Yani dan Mamat (2018: 73) kekurangan model
pembelajaran berbasis masalah, yaitu:
a) Pemilihan tema kasus yang terlalu sulit membuat peserta didik
sulit membahas, kurang termotivasi, tidak percaya diri, dan
merasa takut untuk mencoba kembali.
b) Membutuhkan waktu lebih lama daripada ceramah dan tanya
jawab.
c) Keberhasilan tujuan pembelajaran sulit diukur jika kemampuan
peserta didik diukur dengan soal pilihan ganda atau isian
singkat.
d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Putra (2013: 78-81) langkah-langkah model pembelajaran
berbasis masalah adalah:
1) Mengorientasikan peserta didik pada masalah
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran, menciptakan
lingkungan kelas yang memungkinkan terjadi pertukaran ide yang
terbuka, mengarahkan kepada pertanyaan atau masalah, dan
mendorong peserta didik mengekspresikan ide-ide secara terbuka.
2) Mengorganisasikan peserta didik agar belajar
Guru membantu peserta didik dalam menemukan konsep-konsep
berdasarkan masalah, mendorong keterbukaan, proses-proses
demokrasi, dan cara belajar peserta didik aktif, menguji
pemahaman peserta didik atas konsep yang ditemukan.
3) Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
Guru memberi kemudahan pengerjaan peserta didik dalam
mengerjakan atau menyelesaikan masalah, mendorong kerja sama
dan penyelesaian tugas-tugas, mendorong dialog dan diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dengan teman, membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang berkaitan dengan
masalah, membantu peserta didik merumuskan hipotesis, dan
membantu peserta didik dalam memberikan solusi.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja
Guru membimbing peserta didik dalam mengerjakan lembar kerja
peserta didik (LKPD), dan membimbing peserta didik dalam
menyajikan hasil kerja.
5) Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
Guru membantu peserta didik mengkaji ulang hasil pemecahan
masalah, memotivasi peserta didik agar terlibat dalam pemecahan
masalah, dan mengevaluasi materi.
Pendapat lain mengenai langkah-langkah model pembelajaran
berbasis masalah dikemukakan oleh Ibrahim, Nur, dan Ismail (dalam
Rusman, 2014: 243) yaitu:
1) Orientasi peserta didik pada masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
diperlukan, dan memotivasi peserta didik terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah.
2) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
Membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3) Membimbing pengalaman individu/kelompok
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti: laporan, dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
Sugiyanto (2010: 159-160) memaparkan langkah-langkah model
pembelajaran berbasis masalah, sebagai berikut:
1) Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta
didik
Guru membahas tujuan pelajaran, mendeskripsikan dan
memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi
masalah.
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti
Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan
permasalahannya.
3) Membantu investigasi mandiri dan kelompok
Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yang
tepat, melaksanakan ekperimen, dan mencari penjelasan dan solusi.
4) Mengembangkan dan mempresentasikan hasil
Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan
menyiapkan hasil-hasil yang tepat, seperti laporan, rekaman video,
model-model, dan membantu mereka untuk menyampaikan kepada
orang lain.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap
investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan.
Pemaparan lain dikemukakan oleh Suprihatiningrum (2016: 223)
tentang langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah dalam
tabel 2.6 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Tabel 2.6 Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut Suprihatiningrum
Tahap Tingkah Laku Guru Tahap 1 Orientasi peserta didik pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dbutuhkan, mengajukan fenomena, demonstrasi, atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap 2 Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan, dan pemecahan masalah.
Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan.
Keempat ahli memiliki paparan langkah-langkah model
pembelajaran berbasis masalah yang hampir mirip. Berdasarkan
keempat paparan para ahli tersebut peneliti menyimpulkan dan
mengambil lima langkah-langkah model pembelajaran berbasis
masalah yang akan digunakan untuk penelitian, sebagai berikut.
1) Mengorientasikan peserta didik pada masalah
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran, menciptakan
lingkungan kelas yang memungkinkan terjadi pertukaran ide yang
terbuka, mengarahkan kepada pertanyaan atau masalah, dan
mendorong peserta didik mengekspresikan ide-ide secara terbuka.
2) Mengorganisasikan peserta didik agar belajar
Guru membantu peserta didik dalam menemukan konsep-konsep
berdasarkan masalah, mendorong keterbukaan, proses-proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
demokrasi, dan cara belajar peserta didik aktif, menguji
pemahaman peserta didik atas konsep yang ditemukan.
3) Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
Guru memberi kemudahan pengerjaan peserta didik dalam
mengerjakan atau menyelesaikan masalah, mendorong kerja sama
dan penyelesaian tugas-tugas, mendorong dialog dan diskusi
dengan teman, membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang berkaitan dengan
masalah, membantu peserta didik merumuskan hipotesis, dan
membantu peserta didik dalam memberikan solusi.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.
5) Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
Guru membantu peserta didik mengkaji ulang hasil pemecahan
masalah, memotivasi peserta didik agar terlibat dalam pemecahan
masalah, dan mengevaluasi materi.
4. Pembelajaran IPA
a. Hakikat Pembelajaran IPA
IPA menggambarkan upaya manusia yang meliputi aspek mental,
keterampilan, dan strategi memanipulasi dan menghitung yang dapat
diuji kembali kebenarannya, serta dilandasi oleh sikap keingintahuan
(curiosity), keteguhan hati (courage), dan ketekunan (persistence)
yang dilakukan oleh individu untuk menyingkap rahasia alam semesta
(Candra, 2006: 17). Menurut peneliti, paparan dari Candra dapat
menggambarkan IPA sebagai upaya manusia yang meliputi beberapa
aspek. Paparan tersebut juga dilengkapi beberapa sikap yang
mendukung aspek-aspek dalam IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
James (dalam Samatowa, 2006: 1) mengatakan IPA sebagai suatu
konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan
yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta
berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Menurut
peneliti, paparan dari James berbeda dari Candra, James
mendefinisikan IPA sebagai suatu konsep. James juga mengatakan
bahwa konsep tersebut tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan
observasi.
Pendapat lain dikemukakan oleh Sulistyorini (2007: 9) IPA
merupakan suatu mata pelajaran dengan menekankan pada proses
belajar mengajar yang aktif karena IPA memiliki 3 dimensi penting
yaitu dimensi produk yang berisi hasil dari proses penemuan ilmu
pengetahuan yang biasanya berupa teori atau hukum, dimensi proses
yang menekankan bagaimana proses yang dilalui untuk mendapatkan
suatu pengetahuan (produk IPA), dan dimensi pengembangan sikap
ilmiah yang berisi pengembangan sikap ilmiah di dalam proses untuk
menghasilkan dan menemukan pengetahuan atau produk IPA.
Berbeda dengan yang dipaparkan Candra dan James, menurut peneliti
Sulistyorini mendefinisikan IPA lebih detail. Disebutkan bahwa IPA
merupakan suatu mata pelajaran yang menekankan proses belajar
mengajar aktif dan memiliki 3 dimensi, meliputi dimensi produk,
dimensi proses, dan dimensi pengembangan sikap ilmiah.
Berdasarkan tiga paparan di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPA adalah suatu mata pelajaran yang menekankan pada
proses belajar mengajar yang aktif meliputi aspek mental,
keterampilan, dan strategi memanipulasi dan menghitung yang dapat
diuji kembali kebenarannya sebagai suatu konsep serta skema
konseptual yang berhubungan satu sama lain dan memiliki 3 dimensi:
produk, proses, dan sikap ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. Dimensi Proses Pembelajaran IPA
Dimensi proses pembelajaran IPA menurut Sulistyorini (2007: 9)
adalah sebagai berikut.
1) IPA sebagai produk
IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para
perintis IPA terdahulu dan umumnya telah tersusun secara
lengkap dan sistematis dalam buku. Pada pembelajaran IPA
seorang guru harus mampu mengajak peserta didik memanfaatkan
alam sekitar sebagai sumber belajar. Alam sekitar merupakan
sumber belajar yang paling otentik dan tidak ada habisnya.
2) IPA sebagai proses
Dalam dimensi proses, IPA disusun dan diperoleh melalui metode
ilmiah, sehingga proses IPA tidak lain adalah metode ilmiah.
Untuk peserta didik SD metode ilmiah dikembangkan secara
bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada
akhirnya akan terbentuk paduan yang lebih utuh sehingga peserta
didik SD dapat melakukan penelitian sederhana.
3) IPA sebagai sikap ilmiah
Menurut Harlen (dalam Sulistyorini, 2007: 10) ada 9 aspek sikap
ilmiah yang dapat dikembangkan pada peserta didik SD, yaitu :
a) Sikap ingin tahu
b) Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru
c) Sikap kerja sama
d) Sikap tidak putus asa
e) Sikap tidak berprasangka
f) Sikap mawas diri
g) Sikap bertanggung jawab
h) Sikap berpikir bebas
i) Sikap kedisiplinan diri
Pendapat lain dikemukakan oleh Asy’ari (2016: 8-20)
memandang bahwa IPA memiliki 3 dimensi yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
a) IPA sebagai produk
Kumpulan pengetahuan yang tersusun dalam bentuk fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori.
b) IPA sebagai proses
Suatu cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan suatu
masalah, meliputi kegiatan bagaimana mengumpulkan data,
menghubungkan fakta satu dengan yang lain, menginterpretasikan
data dan menarik kesimpulan.
c) IPA sebagai sikap ilmiah
Suatu sikap yang mendasari proses IPA dalam menghasilkan
produk IPA yaitu objektif, teliti, terbuka, kritis, dan tidak mudah
putus asa.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dimensi
proses pembelajaran IPA meliputi 3 dimensi yaitu IPA sebagai
produk, IPA sebagai proses, dan IPA sebagai sikap ilmiah. Ketiga
dimensi tersebut tidak dapat dipisahkan. Ketika membuat suatu produk
IPA pasti didalamnya terdapat proses dan sikap ilmiah yang
mendasari.
c. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Menurut Iskandar (1997: 16) pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
memiliki beberapa fungsi jika dimasukkan dalam kurikulum sekolah
yaitu sebagai berikut :
1) IPA berfaedah bagi suatu bangsa
Adanya pembelajaran IPA di SD tidak hanya menanamkan benih
untuk ahli IPA dan teknologi tetapi juga ahli politik dan
masyarakat. Pembelajaran IPA merupakan salah satu unsur dalam
mendidik peserta didik menjadi warga negara yang baik.
2) IPA memberikan kesempatan untuk berpikir kritis
Peserta didik dihadapkan pada suatu masalah sehingga dengan
adanya masalah, peserta didik akan mulai mencari tahu, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dituntun dengan melakukan eksperimen sederhana sampai
akhirnya peserta didik dapat memperoleh kesimpulan.
Berdasarkan pendapat Iskandar (1997: 16) dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran IPA di SD sangat bermanfaat untuk peserta didik
sendiri dan bangsa serta memberikan kesempatan peserta didik untuk
berpikir kritis. Melalui pembelajaran IPA peserta didik diharapkan
menjadi kreatif sehingga dapat berpengaruh pada hasil belajar yang
baik.
5. Materi Gaya
Salah satu materi yang dipelajari peserta didik kelas IV yaitu materi
gaya. Materi gaya dipelajari saat semester II. Materi gaya terdapat pada
tema 7 indahnya keragaman di negeriku.
a. Pemetaan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Bagan 2.1 Pemetaan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator
Kompetensi Inti: 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Kompetensi Dasar: 3.3 Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
Indikator: 3.3.1 Menganalisis pengaruh gaya terhadapbenda. 3.3.2 Menganalisis gaya otot dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. 3.3.3 Menganalisis gaya listrik dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator: 3.3.4 Menganalisis gaya gravitasi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari- hari. 3.3.5 Menganalisis gaya magnet dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. 3.3.6 Menganalisis gaya gesek dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Berdasarkan bagan 2.1 peneliti melakukan penelitian dengan
mengambil materi pada tema 7 subtema 1 dan 2. Kompetensi dasar
3.3 dijabarkan menjadi 6 indikator yang peneliti gunakan untuk
penelitian.
b. Gaya dan Pengaruhnya
Gaya adalah tarikan dan dorongan (Haryanto, 2013: 59). Besar
kecilnya gaya ditentukan oleh kuat atau lemahnya tarikan atau
dorongan. Besar kecilnya gaya dapat diukur dengan alat dinamometer.
Satuan gaya adalah newton atau dyne. Gaya mempunyai beberapa
macam yaitu gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan
gaya gesek. Menurut Irene dan Khristiyono (2016: 46-47) gaya
mempunyai pengaruh terhadap benda, antara lain:
1) Gaya mengubah bentuk benda
Gaya dapat mempengaruhi bentuk benda. Benda yang dapat
diubah bentuknya umumnya merupakan benda padat.
2) Gaya mempengaruhi benda diam
Benda yang semula diam dapat bergerak karena diberikan gaya.
Contohnya adalah meja akan berpindah tempat ketika didorong
dan gerobak akan bergerak ketika ditarik sapi.
3) Gaya mempengaruhi benda bergerak
Gaya dapat mengakibatkan benda yang bergerak menjadi diam,
bergerak lebih cepat, atau berubah arah.
c. Gaya Otot dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari
Gaya otot adalah gaya yang dihasilkan oleh otot manusia dan
hewan (Irene dan Khristiyono, 2016: 54). Gaya otot dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk bermain, menulis,
berjalan, dan membawa barang, mengolah sawah, mengaduk bahan
pembuatan roti. Pada hewan gaya otot dimanfaatkan kuda untuk
menarik delman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
d. Gaya Listrik dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari
Gaya listrik adalah gaya yang ditimbulkan oleh benda bermuatan
listrik (Irene dan Khristiyono, 2016: 54). Listrik mempunyai dua
muatan, yaitu muatan positif dan muatan negatif. Benda yang
bermuatan listrik sejenis jika berdekatan akan tolak-menolak.
Sebaliknya, benda bermuatan listrik tidak sejenis akan tarik-menarik.
Contoh listrik statis yaitu penggaris plastik yang digosokkan ke
rambut, dapat menarik potongan kertas. Penggaris plastik yang telah
digosok dengan rambut kering akan memiliki muatan listrik.
Manfaat gaya listrik dalam kehidupan sehari-hari :
1) Untuk menyalakan lampu
2) Penghasil panas untuk kompor listrik
3) Menggerakkan motor
e. Gaya Gravitasi dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari
Gaya gravitasi merupakan gaya tarik yang dialami suatu benda
terhadap pusat bumi (Irene dan Khristiyono, 2016: 51). Akibat gaya
gravitasi bumi, semua benda yang jatuh ke bumi akan tertarik ke arah
pusat bumi. Besar pengaruh gaya gravitasi bumi terhadap benda
tergantung pada jarak benda dari pusat bumi. Semakin jauh letak suatu
benda dari pusat bumi, pengaruh gaya gravitasi bumi akan semakin
kecil. Sebaliknya, semakin dekat letak suatu benda dengan pusat
bumi, pengaruh gaya gravitasinya semakin besar.
Gaya gravitasi membuat makhluk hidup maupun benda tetap
berada di bumi (Haryanto, 2013: 75). Gaya gravitasi bumi
menyebabkan benda memiliki berat. Berat itulah yang menahan benda
di bumi. Jika tidak ada gaya gravitasi, semua benda di bumi seolah-
olah terlepas dari tempatnya, saling bertabrakkan, dan terlempar dari
permukaan bumi. Manfaat gaya gravitasi dalam kehidupan sehari-hari:
1) Benda-benda yang ada di bumi tidak terlempar ke luar angkasa.
2) Manusia dapat berjalan di atas permukaan tanah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3) Air laut menjadi tidak tumpah dan tetap pada tempatnya di bagian
terdalam permukaan bumi.
4) Gas yang ada di atmosfer bumi tertahan sehingga manusia
terlindungi dari meteor dan radiasi sinar matahari secara langsung.
5) Penerjun payung mendarat sampai di tanah.
f. Gaya Magnet dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari
Gaya magnet adalah gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau
dorongan dari benda magnet (Irene dan Khristiyono, 2016: 52). Tidak
semua benda dapat ditarik oleh magnet. Benda yang dapat ditarik oleh
magnet adalah benda yang terbuat dari benda logam tertentu, yaitu
besi, nikel, dan kobalt. Jika suatu benda mengandung salah satu dari
bahan logam tersebut, benda itu dapat ditarik oleh magnet. Benda itu
dinamakan benda magnetis. Jadi, benda magnetis adalah benda yang
dapat ditarik oleh magnet.
Beberapa benda tidak dapat ditarik oleh magnet karena tidak
mengandung salah satu dari bahan logam besi, nikel, atau kobalt
tersebut. Benda tersebut dinamakan benda tidak magnetis atau benda
nonmagnetis. Menurut Yousnelly, Dian, dan Zuneldi (2010: 81-82)
manfaat gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari:
1) Kompas
Kompas digunakan sebagai pedoman untuk menentukan arah mata
angin. Kompas biasanya digunakan para pelaut atau penerbang.
Pada kompas dipasang magnet jarum yang selalu menunjuk ke
arah utara dan selatan.
2) Alat pengangkut besi tua
Alat pengangkut (derek) menggunakan elektro-magnet yang dialiri
arus listrik kuat untuk mengangkut besi tua atau baja. Besi tua atau
baja akan menempel pada alat pengangkut selama arus listrik terus
mengalir. Jika arus listrik dimatikan, besi tua dan baja akan
terlepas dari magnet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3) Ujung gunting dan obeng
Bagian ujung gunting dibuat bermagnet agar mudah mengambil
dan mencari jarum yang tercecer. Ujung obeng dibuat bermagnet
agar sekrup yang akan dipasangkan menempel pada ujung obeng
sehingga mudah memasangnya.
4) Kereta api maglev
Kereta api jenis maglev merupakan kereta api modern yang tidak
memiliki roda dan dapat meluncur di atas udara. Rel kereta ini
menggunakan magnet yang menyangga kereta api dan membuat
kereta api melayang dan bergerak. Oleh karena itu, kereta ini
disebut maglev, singkatan dari magnetic levitation yang artinya
mengapung di atas magnet.
g. Gaya Gesek dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari
Gaya gesek merupakan gaya yang ditimbulkan akibat permukaan
dua benda yang saling bersentuhan (Irene dan Khristiyono, 2016: 49).
Gaya gesek akan menghambat gerak benda. Semakin kasar
permukaan benda, gaya geseknya semakin besar. Pada permukaan
licin, gaya gesek yang dihasilkan kecil sehingga benda lebih mudah
bergerak.
Cara memperkecil gaya gesek antara lain dengan menghaluskan
permukaan kedua benda yang bergesekan atau melicinkan permukaan
benda dengan menggunakan pelumas atau mengampelas permukaan.
Makin halus dan makin licin suatu permukaan, makin kecil gaya
gesek yang terjadi. Gaya gesek juga dapat diperbesar dengan cara
membuat struktur paku pada alas sepatu bola, memasang karet pada
alas sandal atau sepatu, dan membuat corak pada permukaan ban.
Manfaat gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari :
1) Alas sepatu dibuat beralur menghasilkan gaya gesek yang lebih
besar sehingga kita tidak mudah jatuh.
2) Saat mengerem sepeda, kampas rem akan memberikan gaya gesek
pada pelek roda sehingga menghambat perputaran sepeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3) Permukaan ban dibuat beralur untuk mencegah kendaraan
tergelincir.
4) Menahan benda agar tidak bergeser.
h. Media Pembelajaran KIT Gaya
Peneliti membuat media pembelajaran untuk menunjang kegiatan
pembelajaran praktikum gaya. KIT gaya berisi buku panduan
praktikum, alat, dan bahan yang digunakan untuk praktikum gaya,
meliputi: pengaruh gaya, gaya otot, gaya listrik, gaya gravitasi, gaya
magnet, dan gaya gesek. Berikut gambar media pembelajaran KIT
gaya: Gambar 2.1 KIT Gaya Gambar 2.2 Isi KIT Gaya
Alat dan bahan praktikum yang ada dalam KIT gaya adalah sebagai
berikut: Tabel 2.7 Isi KIT Gaya
No Praktikum Alat dan Bahan 1 Pengaruh gaya Plastisin dan kelereng 2 Gaya otot 3 Gaya listrik Kertas marmer, balon, kertas karton, pensil,
lem, dan gunting. 4 Gaya gravitasi Peniti, paku payung, klip kertas, kertas, dan
batu kerikil. 5 Gaya magnet Magnet, peniti, paku payung, klip kertas,
kertas, dan batu kerikil. 6 Gaya gesek Mobil-mobilan
Selain alat dan bahan yang ada di dalam KIT gaya, terdapat alat
dan bahan yang digunakan untuk praktikum tetapi tidak ada dalam
KIT gaya. Meja digunakan untuk pada saat praktikum gaya otot dan
gaya gesek. Tikar digunakan untuk praktikum gaya gesek. Meja dan
tikar tersedia di kelas, bentuknya yang besar tidak memungkinkan
untuk dimasukkan dalam KIT gaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
6. Peserta Didik Sekolah Dasar
a. Perkembangan Kognitif Peserta Didik Sekolah Dasar
Menurut Piaget (dalam Sugihartono, 2007: 120) perkembangan
kognitif anak dapat dibedakan antara beberapa tahap sesuai dengan
usianya, yaitu:
1) 0-2 tahun : sensori motor
2) 2-6 tahun : praoperasional
3) 7-11 tahun : operasional konkret
4) > 11 tahun : operasional formal
Berdasarkan tahapan di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik
kelas IV SD adalah anak berusia 7-11 tahun yang berada dalam tahap
perkembangan kognitif operasional konkret.
b. Ciri-ciri Peserta Didik Sekolah Dasar
Ciri-ciri anak operasional konkret (7-11 tahun) menurut Piaget
(dalam Iskandar, 1997: 27-28) adalah
1) Mulai memandang dunia secara obyektif bergeser dari satu aspek
situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur
kesatuan secara serempak.
2) Mulai berpikir secara operasional.
3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk
mengklasifikasikan benda-benda.
4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan,
prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab
akibat.
5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas,
dan berat.
c. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar
Karakteristik peserta didik SD menurut Djamarah (2002: 91)
sebagai berikut:
1) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang
konkret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2) Realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
3) Menjelang akhir masa ini ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khusus.
4) Sampai kira-kira umur 11 tahun peserta didik membutuhkan guru
atau orang dewasa lainnya.
5) Peserta didik pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya.
Berdasarkan lima karakteristik di atas guru perlu membuat
pembelajaran yang mendukung tingkat kognitif peserta didik, selain
itu proses pembelajaran juga harus mempertimbangkan perkembangan
emosi dan perkembangan sosial anak.
Melalui pertimbangan karakteristik dan ciri-ciri peserta didik SD,
guru dapat merancang pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran yang menyenangkan, memberikan pengalaman belajar
dan mengembangkan kreativitias, sehingga dalam tahap operasional
konket peserta didik dapat berkembang sebagai mana mestinya. Salah
satunya dapat diwujudkan dengan menerapkan model pembelajaran
berbasis masalah dalam pembelajaran IPA khususnya materi gaya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan pertama dilakukan oleh Kharida, Rusilowati, dan
Praktiknyo (2009) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan
Elastisitas Bahan, metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tersebut
menghasilkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peningkatan rata-rata hasil belajar
kognitif sebesar 0,26 atau 26%.
Kesamaan penelitian yang dilakukan Kharida, Rusilowati, dan Praktiknyo
(2009) dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu
menggunakan variabel hasil belajar dan model pembelajaran berbasis masalah.
Selain itu, kesamaan dari segi penggunaan metode penelitian tindakan kelas.
Perbedaannya, peneliti akan menambahkan satu variabel lagi yaitu kreativitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Subjek yang digunakan peneliti sebelumnya kelas 9 SMP, sedangkan peneliti
akan menggunakan subjek kelas 4 SD. Perbedaan utama yang akan peneliti
lakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kharida, Rusilowati, dan
Praktiknyo (2009) terletak pada penambahan variabel kreativitas. Jadi dapat
disimpulkan penelitian ini berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh
Kharida, Rusilowati, dan Praktiknyo (2009).
Penelitian yang relevan kedua dilakukan oleh Novitasari (2017) dengan
judul Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Taruna
Bangsa Melalui Pendekatan Problem Based Learning Tahun Ajaran
2017/2018, metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tersebut
menghasilkan bahwa guru dapat menerapkan pendekatan Problem Based
Learning dikarenakan pendekatan ini dapat meningkatkan kreativitas dan hasil
belajar peserta didik. Hal ini terlihat pada peningkatan kreativitas siklus I
masih ada kelompok dengan nilai persentase di bawah 70% dan di siklus II
semua kelompok memiliki nilai persentase di atas 70%. Pada hasil belajar
siklus I 16 peserta didik memperoleh nilai ≥ 70 (84%) dan siklus II 30 peserta
didik memperoleh nilai ≥ 70 (97%).
Kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari (2017) dengan
penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu variabel kreativitas dan hasil
belajar. Selain itu, kesamaan dari segi penggunaan metode penelitian tindakan
kelas. Perbedaannya dalam penelitian sebelumnya, peneliti mendefinisikan
Problem Based Learning sebagai pendekatan, sedangkan peneliti pada
penelitian ini mendefinisikan Problem Based Learning suatu model, yaitu
model pembelajaran berbasis masalah. Subjek yang digunakan peneliti
sebelumnya kelas 5 SD, sedangkan peneliti akan menggunakan subjek kelas 4
SD. Walaupun membahas tentang IPA tetapi materi yang peneliti sebelumnya
gunakan dan akan digunakan oleh peneliti berbeda. Perbedaan utama yang
akan peneliti lakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari
(2017) terletak pada penyebutan pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu
model. Jadi dapat disimpulkan penelitian ini berbeda dari penelitian yang
dilakukan oleh Novitasari (2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Penelitian yang relevan ketiga dilakukan oleh Manobe dan Krisma (2018)
dengan judul Peningkatan Kreativitas Belajar IPA Menggunakan Model
Problem Based Learning pada Siswa Kelas 3 SD, metode penelitian tindakan
kelas. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa melalui model Problem Based
Learning dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan kreativitas belajar
peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian siklus I untuk persentase kreativitas
peserta didik berdasarkan kategori cukup kreatif, kreatif, dan sangat kreatif
mencapai 70,37% dari keseluruhan peserta didik 27 orang dan pada siklus II
persentase kreativitas mencapai 88,89%. Dilihat dari rata-rata skor kreativitas
peserta didik siklus I 70,07 dan siklus II 81,93 terjadi peningkatan sebesar
11,86.
Kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Manobe dan Krisma (2018)
dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu variabel kreativitas dan
model pembelajaran berbasis masalah atau dalam penelitian yang relevan ini
disebut model Problem Based Learning. Selain itu, kesamaan dari segi
penggunaan metode penelitian tindakan kelas. Perbedaannya, peneliti akan
menambahkan satu variabel lagi yaitu hasil belajar. Subjek yang digunakan
peneliti sebelumnya kelas 3 SD, sedangkan peneliti akan menggunakan subjek
kelas 4 SD. Perbedaan utama yang akan peneliti lakukan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Manobe dan Krisma (2018) terletak pada penambahan
variabel hasil belajar. Jadi dapat disimpulkan penelitian ini berbeda dari
penelitian yang dilakukan oleh Manobe dan Krisma (2018).
Hal baru dari penelitian peneliti dibandingkan dengan ketiga penelitian
yang relevan yang sudah dipaparkan di atas adalah peneliti akan meneliti
Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IVB
Materi Gaya Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah di SD
Negeri Kentungan. Peneliti berharap penelitian yang akan dilakukan
mendapatkan peningkatan yang positif. Perbedaan penelitian yang dilakukan
peneliti dengan penelitian terdahulu diharapkan menjadi referensi baru untuk
penelitian yang akan datang agar dapat terus ada perbaikan untuk penelitian
yang lebih baik lagi. Berikut bagan penelitian terdahulu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Bagan 2.2 Penelitian yang Relevan
Tiga penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kharida, Rusilowati, dan
Praktiknyo (2009) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan
Elastisitas Bahan, Novitasari (2017) dengan judul Peningkatan Kreativitas
dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Taruna Bangsa Melalui Pendekatan
Problem Based Learning Tahun Ajaran 2017/2018, serta Manobe dan Krisma
(2018) dengan judul Peningkatan Kreativitas Belajar IPA Menggunakan
Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas 3 SD menjadi referensi
peneliti untuk melakukan penelitian. Peneliti melakukan penelitian yang
berbeda yaitu Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas
IVB Materi Gaya Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah di SD
Negeri Kentungan.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA perlu variasi dalam proses belajar mengajar dari segi
model pembelajaran, media, dan sumber belajar. Pembelajaran yang dilakukan
bukan lagi berpusat pada guru melainkan harus berpusat pada peserta didik.
Manobe dan Krisma (2018) Peningkatan Kreativitas Belajar IPA Menggunakan Model Problem Based
Learning pada Siswa Kelas 3 SD
Kharida, Rusilowati, dan Praktiknyo (2009)
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Peningkatan Hasil Belajar
Siswa pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan
Novitasari (2017) Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar
IPA Siswa Kelas 5 SD Taruna Bangsa Melalui Pendekatan Problem Based Learning Tahun Ajaran 2017/2018
Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar Peserta Didik
Kelas IVB Materi Gaya Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Masalah di SD Negeri
Kentungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Guru memiliki peran penting untuk meningkatkan kreativitas peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran sehingga akan menghasilkan hasil belajar yang
baik. Namun kenyataannya, berdasarkan data wawancara dan observasi yang
dilakukan peneliti, kreativitas dan hasil belajar peserta didik kelas IVB materi
gaya masih jauh dari ideal. Pembelajaran masih terfokus pada materi yang
cenderung membosankan. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti akan
melakukan penerapan model pembelajaran berbasis masalah agar dapat
meningkatkan kreativitas dan hasil belajar kelas IVB materi gaya.
Adanya permasalahan rendahnya kreativitas berdampak pada rendahnya
hasil belajar pada mata pelajaran IPA khususnya materi gaya, maka pada
pembelajaran perlu ada kerjasama guru dan peserta didik agar tercipta
pembelajaran yang aktif, efektif, dan efisien. Untuk mewujudkan hal tersebut
guru perlu merancang pembelajaran yang menarik dan melibatkan peserta
didik. Pembelajaran IPA khususnya materi gaya menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah sangat cocok karena model ini mengajak
peserta didik untuk memecahkan masalah dengan mempelajari pengetahuan
yang berhubungan dengan masalah tersebut dan menerapkan pengetahuan
yang mereka miliki untuk mengatasi masalah. Melalui lima langkah-langkah
dalam model pembelajaran berbasis masalah yang dirancang dalam kegiatan
pembelajaran, peserta didik akan memperoleh pengalaman baru yang dapat
diterapkan dalam kehidupan peserta didik sehari-hari, sehingga dengan
kegiatan tersebut kreativitas peserta didik dapat meningkatkan yang tentu akan
berdampak baik untuk hasil belajar peserta didik.
Referensi lain yang digunakan peneliti yaitu penelitian terdahulu. Peneliti
melakukan penelitian yang berbeda berdasarkan kondisi yang terjadi. Hal
yang baru dari penelitian peneliti dibandingkan dengan tiga penelitian revelan
yang dipaparkan adalah peneliti akan meneliti Peningkatan Kreativitas dan
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IVB Materi Gaya Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Masalah di SD Negeri Kentungan yang belum pernah
diteliti sebelumnya. Tentunya diharapkan dalam penelitian ini model
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kreativitas dan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
belajar peserta didik kelas IVB materi gaya di SD Negeri Kentungan. Bagan
kerangka berpikir tersaji pada bagan 2.3. Bagan 2.3 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori di atas maka peneliti mengajukan hipotesis
tindakan sebagai berikut:
1. Kreativitas dan hasil belajar peserta didik kelas IVB materi gaya di SD
Negeri Kentungan dapat diupayakan melalui model pembelajaran berbasis
masalah yang terdiri dari lima langkah yakni (a) mengorientasikan peserta
didik pada masalah, (b) mengorganisasikan peserta didik agar belajar, (c)
memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok, (d) mengembangkan
dan menyajikan hasil karya, dan (e) menganalisis dan mengevaluasi hasil
pemecahan masalah.
2. Kreativitas peserta didik kelas IVB dapat meningkat melalui penggunaan
model pembelajaran berbasis masalah di SD Negeri Kentungan.
3. Hasil belajar peserta didik kelas IVB dapat meningkat melalui penggunaan
model pembelajaran berbasis masalah di SD Negeri Kentungan.
Kreativitas dan hasil belajar peserta didik kelas IVB SD Negeri Kentungan rendah
Menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah
Kreativitas dan hasil belajar peserta didik kelas IVB SD
Negeri Kentungan meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan
kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas menurut Sanjaya (2011: 26) adalah
proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri
dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan
berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis
setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Menurut peneliti, paparan dari
Sanjaya tentang penelitian tindakan kelas cukup jelas. Sanjaya memaparkan
tentang penelitian tindakan kelas yang di dalamnya berisi proses, refleksi,
upaya dalam memecahkan masalah pembelajaran di dalam kelas.
Penelitian tindakan kelas menurut Suryadi dan Ika (2018: 88) adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memahami praktik pembelajaran
yang dilakukannya dan untuk mengubah kondisi yang ada. Menurut peneliti,
paparan Suryadi dan Ika tentang penelitian tindakan cukup jelas, singkat, dan
mudah dimengerti. Paparan tersebut tidak menyebutkan bahwa penelitian
dilakukan karena ada suatu masalah, namun hanya menyebutkan untuk
memahami praktik pembelajaran dan mengubah kondisi yang ada.
Penjelasan lain dikemukakan oleh Aqib (2008: 3) yang menyebutkan
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar peserta didik meningkat. Menurut peneliti,
paparan yang dikemukakan oleh Aqib mirip dengan paparan Sanjaya.
Perbedaannya Aqib lebih memfokuskan pada perbaikan kinerja yang
menghasilkan peningkatan hasil belajar peserta didik.
Beberapa ahli memiliki pengertian penelitian tindakan kelas yang
berbeda. Sanjaya dan Aqib memiliki pengertian penelitian tindakan kelas
yang hampir mirip, sedangkan pengertian penelitian tindakan kelas dari
Suryadi dan Ika berbeda. Berdasarkan ketiga paparan tersebut dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian
masalah pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan oleh guru melalui
refleksi diri dan tindakan terencana dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja
sehingga hasil belajar peserta didik meningkat.
Pada penelitian ini, peneliti memilih menggunakan model penelitian
tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart. Dalam skema digambarkan dua
siklus kegiatan yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan. Tahapan
penelitian tindakan kelas mengacu pada Kemmis dan Taggart (dalam Suryadi
dan Ika, 2018: 89-95) meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi. Alur siklus penelitian tindakan kelas menurut
Kemmis dan Taggart tersaji pada bagan 3.1. Peneliti melakukan sedikit
modifikasi pelengkap dengan menambahkan gambar pada setiap alur siklus
penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart. Bagan 3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Taggart
Siklus I
Perencanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan
Observasi Refleksi
Siklus II
Perencanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan
Observasi Refleksi
Siklus Berikutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarkan alur siklus penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan
Taggart (dalam Suryadi dan Ika, 2018: 89-95) dapat dijabarkan empat
tahapannya yaitu :
1. Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum
tindakan dilakukan, seperti: merumuskan masalah, merumuskan tujuan
penelitian, menentukan tindakan, merancang setting penelitian,
menentukan jumlah siklus dan pertemuan, menentukan materi ajar,
menentukan teknik dan instrumen pengumpulan data dan menyusun
jadwal penelitian. Perencanaan perlu disusun secara sistematis, logis, dan
kontekstual dalam bentuk proposal penelitian.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti
sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya.
3. Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pengamat untuk
mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan oleh peneliti
termasuk pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan guru. Observer harus
hadir dari awal sampai akhir pembelajaran agar memperoleh data yang
lengkap.
4. Refleksi
Refleksi meliputi kegiatan analisis, sintesis, penafsiran, dan menjelaskan
data yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi. Hasil dari refleksi
adalah rekomendasi perbaikan yang akan menjadi pertimbangan dalam
merencanakan siklus berikutnya.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Apabila belum berhasil maka
akan dilanjutkan siklus berikutnya. Permasalahan yang ada dalam penelitian
ini yaitu belum optimalnya kreativitas dan hasil belajar peserta didik kelas
IVB di SD Negeri Kentungan pada materi gaya. Oleh karena itu, melalui
pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
pembelajaran berbasis masalah diharapkan kreativitas dan hasil belajar peserta
didik kelas IVB di SD Negeri Kentungan pada materi gaya dapat meningkat.
B. Setting Penelitian
Pada sub bab setting penelitian, berisi paparan mengenai tempat
penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, dan waktu penelitian.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kentungan yang terletak di Jl.
Kaliurang KM 6,5 Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IVB SD Negeri Kentungan
tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 27 peserta didik.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah kreativitas dengan indikator (a) memiliki ide
yang unik, (b) mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, (c)
memiliki rasa keindahan, (d) memberi banyak gagasan terhadap suatu
masalah, (e) memiliki daya imajinasi, dan hasil belajar ranah kognitif
peserta didik kelas IVB materi gaya melalui model pembelajaran berbasis
masalah di SD Negeri Kentungan.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 sampai dengan
Maret 2020. Berikut jadwal kegiatan yang akan dilakukan peneliti:
a. Bulan Oktober 2019 sampai November 2019 peneliti melakukan
penyusunan proposal.
b. Minggu pertama sampai kedua bulan Desember 2019 peneliti
mengurus izin untuk penelitian.
c. Minggu ketiga bulan Desember 2020 sampai minggu ketiga Januari
2020 peneliti menyusun instrumen penelitian.
d. Minggu keempat bulan Januari 2020 sampai minggu kedua bulan
Februari 2020 peneliti melakukan validasi ahli dan peserta didik kelas
VB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
e. Minggu ketiga sampai minggu keempat bulan Februari 2020 peneliti
melakukan penelitian di kelas IVB.
f. Minggu pertama bulan Maret 2020 peneliti melakukan pengolahan
dan analisis data.
g. Minggu kedua sampai keempat bulan Maret 2020 peneliti menyusun
laporan penelitian.
C. Persiapan
Sebelum peneliti melaksanakan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu
melakukan persiapan sebagai berikut:
1. Meminta surat izin dari kampus Universitas Sanata Dharma untuk
melakukan penelitian di SD Negeri Kentungan.
2. Meminta izin kepada Kepala SD Negeri Kentungan untuk melakukan
penelitian di SD Negeri Kentungan.
3. Melakukan observasi awal di kelas IVB SD Negeri Kentungan untuk
mengetahui kondisi peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran.
4. Melakukan wawancara kepada guru kelas IVB SD Negeri Kentungan
untuk memperoleh informasi mengenai permasalahan yang ada pada
peserta didik ditinjau dari segi kreativitas dan hasil belajar.
5. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan proses
pembelajaran.
6. Melakukan observasi untuk mengamati kreativitas peserta didik kelas IVB
SD Negeri Kentungan ketika mengikuti pembelajaran tematik khususnya
IPA.
7. Menganalisis permasalahan dan menentukan solusi untuk memperbaiki
permasalahan yang terjadi.
8. Menyusun proposal penelitian.
9. Merumuskan hipotesis.
10. Menyusun rencana penelitian untuk setiap siklus.
11. Menyusun instrumen penelitian berupa pedoman wawancara, lembar
observasi, lembar kuesioner, dan tes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
12. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi RPPTH, LKPD, dan
soal evaluasi. Perangkat pembelajaran yang telah disusun kemudian
dikolaborasikan dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah.
13. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat
melakukan penelitian.
14. Melakukan validasi instrumen penelitian kepada ahli.
15. Melakukan revisi berdasarkan hasil validasi instrumen penelitian dari ahli.
16. Melakukan validasi empiris kepada peserta didik kelas VB.
17. Mengolah data hasil validasi empiris.
D. Rencana Setiap Siklus
Setelah melakukan langkah persiapan dan memperoleh gambaran
mengenai kondisi kelas, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan
tindakan dalam dua siklus. Adapun rencana tindakan yang telah peneliti susun
sebagai berikut:
1. Siklus I
Pada siklus pertama, peneliti melaksanakan pertemuan pembelajaran
sebanyak dua kali. Pertemuan ke 1 pembelajaran berlangsung selama 2x35
menit dan pertemuan ke 2 pembelajaran berlangsung selama 3x35 menit.
a. Perencanaan tindakan
Rencana yang peneliti lakukan pada siklus I adalah menyusun
perangkat pembelajaran, seperti: RPPTH, LKPD, soal evaluasi siklus I,
dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan pada
saat melaksanakan tindakan. Peneliti membagi 27 peserta didik menjadi
7 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 peserta didik.
b. Pelaksanaan tindakan
Dalam tahapan pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan
pertemuan pembelajaran sebanyak dua kali dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah. Berikut ini adalah langkah-langkah
proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus I:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
1) Pertemuan 1
Pada pertemuan 1, peneliti menggunakan pembelajaran yang
terdapat pada RPPTH pembelajaran ke-1 (fokus pada penggalan 3)
dengan materi gaya dan pengaruhnya serta gaya otot dan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari. Langkah-langkah pembelajaran yang
peneliti lakukan pada pertemuan 1, diantaranya:
a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka,
kemudian peserta didik menyanyikan lagu “Naik Delman”.
Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang lagu yang
sudah dinyanyikan dengan materi yang akan dipelajari.
Memasuki langkah model pembelajaran berbasis masalah (1)
mengorientasikan peserta didik pada masalah, peserta didik
dan guru melakukan tanya jawab tentang mengapa delman dapat
bergerak. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran,
materi, dan kegiatan yang akan dilakukan yang disampaikan
guru.
b) Memasuki kegiatan inti, pada langkah model pembelajaran
berbasis masalah (2) mengorganisasikan peserta didik agar
belajar, peserta didik mengamati gambar delman. Peserta didik
dan guru melakukan tanya jawab tentang gambar tersebut.
Selanjutnya pada langkah (3) memandu menyelidiki secara
mandiri atau kelompok, peserta didik membaca panduan
percobaan “Pengaruh Gaya dan Gaya Otot”. Peserta didik
memperhatikan penjelasan guru tentang percobaan yang akan
dikerjakan secara berkelompok dan mandiri. Peserta didik dibagi
menjadi 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4 peserta
didik untuk melakukan kegiatan percobaan. Peserta didik
menanyakan hal yang belum dipahami. Peserta didik melakukan
percobaan “Pengaruh Gaya dan Gaya Otot”. Pada langkah ke (4)
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, peserta didik
mengerjakan soal yang ada pada panduan percobaan “Pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gaya dan Gaya Otot” secara mandiri. Peserta didik membuat
peta pikiran tentang gaya otot dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari. Setelah selesai, peserta didik memperhatikan
penegasan dan penjelasan yang disampaikan guru.
c) Pada kegiatan akhir, langkah model pembelajaran berbasis
masalah (5) menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan
masalah, peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang
materi yang dipelajari. Peserta didik melakukan tanya jawab
dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami
materi tersebut. Peserta didik mendapat penguatan dari guru
terkait materi yang telah dipelajari. Peserta didik menulis refleksi
tentang pembelajaran yang sudah dilakukan. Pembelajaran
diakhiri dengan doa.
2) Pertemuan 2
Pada pertemuan 2, peneliti menggunakan pembelajaran yang
terdapat pada RPPTH pembelajaran ke-2 (fokus pada penggalan 1)
dengan materi gaya listrik dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-
hari. Langkah-langkah pembelajaran yang peneliti lakukan pada
pertemuan 2, diantaranya:
a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka, doa, dan
absensi. Peserta didik melakukan kegiatan literasi dengan
membaca teks “Sejarah Penemuan Listrik”. Peserta didik
menyanyikan lagu “Gaya Listrik”. Peserta didik dan guru
melakukan tanya jawab tentang lagu yang sudah dinyanyikan
dengan materi yang akan dipelajari. Memasuki langkah model
pembelajaran berbasis masalah (1) mengorientasikan peserta
didik pada masalah, peserta didik dan guru melakukan tanya
jawab tentang penggaris yang digosokkan ke rambut dapat
menarik potongan kertas. Peserta didik memperhatikan tujuan
pembelajaran, materi, dan kegiatan yang akan dilakukan yang
disampaikan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
b) Memasuki kegiatan inti, pada langkah model pembelajaran
berbasis masalah (2) mengorganisasikan peserta didik agar
belajar, peserta didik mengamati demonstrasi sisir plastik yang
digosokkan ke rambut dapat menarik potongan kertas yang
dilakukan guru. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab
tentang demonstrasi tersebut. Selanjutnya pada langkah (3)
memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok, peserta
didik membaca panduan percobaan “Pengaruh Gaya Listrik”.
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang percobaan
yang akan dikerjakan secara berkelompok dan mandiri. Peserta
didik dibagi menjadi 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-
4 peserta didik untuk melakukan kegiatan percobaan. Peserta
didik menanyakan hal yang belum dipahami. Peserta didik
melakukan percobaan “Pengaruh Gaya Listrik”. Pada langkah ke
(4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, peserta
didik mengerjakan soal yang ada pada panduan percobaan
“Pengaruh Gaya Listrik” secara mandiri. Peserta didik membuat
laporan sederhana tentang pengaruh gaya listrik. Setelah selesai,
peserta didik memperhatikan penegasan dan penjelasan yang
disampaikan guru.
c) Pada kegiatan akhir, langkah model pembelajaran berbasis
masalah (5) menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan
masalah, peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang
materi yang dipelajari. Peserta didik melakukan tanya jawab
dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami
materi tersebut. Peserta didik mendapat penguatan dari guru
terkait materi yang telah dipelajari. Peserta didik menulis refleksi
tentang pembelajaran yang sudah dilakukan. Peserta didik
mengerjakan soal evaluasi siklus I. Setelah selesai mengerjakan
soal evaluasi siklus I, peserta didik mengisi kuesioner kreativitas.
Peserta didik dipersilahkan untuk istirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
c. Observasi
Peneliti melakukan kegiatan observasi yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan maupun kendala yang terjadi pada
pelaksanaan proses pembelajaran. Disamping itu, peneliti dapat
mengetahui kreativitas peserta didik melalui hasil observasi setiap
pertemuan terutama ketika pelaksanaan proses pembelajaran pada
siklus I berakhir. Dengan langkah tersebut, peneliti dapat memperoleh
data kreativitas peserta didik yang menunjukkan ada atau belum
terjadinya peningkatan setelah menerapkan model pembelajaran
berbasis masalah.
d. Refleksi
Peneliti melakukan kegiatan refleksi dengan tujuan untuk
mengevaluasi hasil dari pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I
untuk menganalisis keberhasilan maupun kendala yang ada. Peneliti
membandingkan data kondisi awal kreativitas dan hasil belajar peserta
didik dengan data kreativitas dan hasil belajar peserta didik pada siklus
I. Pedoman yang digunakan oleh peneliti dalam membandingkan kedua
data tersebut mengacu pada indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan. Langkah berikutnya yang peneliti lakukan adalah
merencanakan perbaikan berdasarkan hasil observasi, kuesioner, dan
evaluasi yang diperoleh pada siklus I. Hasil perbaikan yang telah
diperoleh akan peneliti gunakan pada saat melaksanakan siklus II agar
lebih baik.
2. Siklus II
Pada siklus kedua, peneliti melaksanakan pertemuan pembelajaran
sebanyak dua kali. Pertemuan ke 1 pembelajaran berlangsung selama 2x35
menit dan pertemuan ke 2 pembelajaran berlangsung selama 3x35 menit.
a. Perencanaan tindakan
Rencana yang peneliti lakukan pada siklus II adalah menyusun
perangkat pembelajaran, seperti: RPPTH, LKPD, soal evaluasi siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
II, dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan pada
saat melaksanakan tindakan. Peneliti membagi 27 peserta didik menjadi
7 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 peserta didik.
b. Pelaksanaan tindakan
Dalam tahapan pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan
pertemuan pembelajaran sebanyak dua kali dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah. Berikut ini adalah langkah-langkah
proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus II:
1) Pertemuan 1
Pada pertemuan 1, peneliti menggunakan pembelajaran yang
terdapat pada RPPTH pembelajaran ke-3 (fokus pada penggalan 3)
dengan materi gaya gravitasi dan gaya magnet serta manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari. Langkah-langkah pembelajaran yang
peneliti lakukan pada pertemuan 1, diantaranya:
a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka,
kemudian peserta didik menyanyikan lagu “Gaya Gravitasi dan
Magnet”. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang
lagu yang sudah dinyanyikan dengan materi yang akan dipelajari.
Memasuki langkah model pembelajaran berbasis masalah (1)
mengorientasikan peserta didik pada masalah, peserta didik
dan guru melakukan tanya jawab tentang mengapa semua benda
yang dilempar selalu jatuh ke bawah. Peserta didik
memperhatikan tujuan pembelajaran, materi, dan kegiatan yang
akan dilakukan yang disampaikan guru.
b) Memasuki kegiatan inti, pada langkah model pembelajaran
berbasis masalah (2) mengorganisasikan peserta didik agar
belajar, peserta didik mengamati gambar astronot. Peserta didik
dan guru melakukan tanya jawab tentang gambar tersebut.
Setelah mengamati gambar astronot, peserta didik mengamati
gambar kereta api maglev. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab tentang gambar tersebut. Selanjutnya pada langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
(3) memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok,
peserta didik membaca panduan percobaan “Gaya Gravitasi dan
Gaya Magnet”. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru
tentang percobaan yang akan dikerjakan secara berkelompok dan
mandiri. Peserta didik dibagi menjadi 7 kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 3-4 peserta didik untuk melakukan
kegiatan percobaan. Peserta didik menanyakan hal yang belum
dipahami. Peserta didik melakukan percobaan “Gaya Gravitasi
dan Gaya Magnet”. Pada langkah ke (4) mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, peserta didik mengerjakan soal yang
ada pada panduan percobaan “Gaya Gravitasi dan Gaya Magnet”
secara mandiri. Peserta didik membuat poster tentang manfaat
gaya gravitasi atau gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah selesai, peserta didik memperhatikan penegasan dan
penjelasan yang disampaikan guru.
c) Pada kegiatan akhir, langkah model pembelajaran berbasis
masalah (5) menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan
masalah, peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang
materi yang dipelajari. Peserta didik melakukan tanya jawab
dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami
materi tersebut. Peserta didik mendapat penguatan dari guru
terkait materi yang telah dipelajari. Peserta didik menulis refleksi
tentang pembelajaran yang sudah dilakukan. Pembelajaran
diakhiri dengan doa.
2) Pertemuan 2
Pada pertemuan 2, peneliti menggunakan pembelajaran yang
terdapat pada RPPTH pembelajaran ke-4 (fokus pada penggalan 1)
dengan materi gaya gesek dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-
hari. Langkah-langkah pembelajaran yang peneliti lakukan pada
pertemuan 2, diantaranya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka, doa, dan
absensi. Peserta didik melakukan kegiatan literasi dengan
membaca teks “Sepatu untuk Bayu”. Peserta didik menyanyikan
lagu “Gaya Gesek”. Peserta didik dan guru melakukan tanya
jawab tentang lagu yang sudah dinyanyikan dengan materi yang
akan dipelajari. Memasuki langkah model pembelajaran berbasis
masalah (1) mengorientasikan peserta didik pada masalah,
peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang mengapa
menginjak kulit pisang dapat membuat terpeleset. Peserta didik
memperhatikan tujuan pembelajaran, materi, dan kegiatan yang
akan dilakukan yang disampaikan guru.
b) Memasuki kegiatan inti, pada langkah model pembelajaran
berbasis masalah (2) mengorganisasikan peserta didik agar
belajar, peserta didik mengamati gambar sepatu sepak bola.
Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang gambar
tersebut. Selanjutnya pada langkah (3) memandu menyelidiki
secara mandiri atau kelompok, peserta didik membaca
panduan percobaan “Pengaruh Gaya Gesek”. Peserta didik
memperhatikan penjelasan guru tentang percobaan yang akan
dikerjakan secara berkelompok dan mandiri. Peserta didik dibagi
menjadi 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4 peserta
didik untuk melakukan kegiatan percobaan. Peserta didik
menanyakan hal yang belum dipahami. Peserta didik melakukan
percobaan “Pengaruh Gaya Gesek”. Pada langkah ke (4)
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, peserta didik
mengerjakan soal yang ada pada panduan percobaan “Pengaruh
Gaya Gesek” secara mandiri. Peserta didik membuat laporan
sederhana tentang pengaruh gaya gesek. Setelah selesai, peserta
didik memperhatikan penegasan dan penjelasan yang
disampaikan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
c) Pada kegiatan akhir, langkah model pembelajaran berbasis
masalah (5) menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan
masalah, peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang
materi yang dipelajari. Peserta didik melakukan tanya jawab
dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami
materi tersebut. Peserta didik mendapat penguatan dari guru
terkait materi yang telah dipelajari. Peserta didik menulis refleksi
tentang pembelajaran yang sudah dilakukan. Peserta didik
mengerjakan soal evaluasi siklus II. Setelah selesai mengerjakan
soal evaluasi siklus I, peserta didik mengisi kuesioner kreativitas.
Peserta didik dipersilahkan untuk istirahat.
c. Observasi
Peneliti melakukan kegiatan observasi yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan maupun kendala yang terjadi pada
pelaksanaan proses pembelajaran. Disamping itu, peneliti dapat
mengetahui kreativitas peserta didik melalui hasil observasi setiap
pertemuan terutama ketika pelaksanaan proses pembelajaran pada
siklus II berakhir. Dengan langkah tersebut, peneliti dapat memperoleh
data kreativitas peserta didik yang menunjukkan ada atau belum
terjadinya peningkatan setelah menerapkan model pembelajaran
berbasis masalah.
d. Refleksi
Peneliti melakukan kegiatan refleksi dengan tujuan untuk
mengevaluasi hasil dari pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II
untuk menganalisis keberhasilan maupun kendala yang ada. Peneliti
membandingkan data kreativitas dan hasil belajar peserta didik pada
siklus I dengan data kreativitas dan hasil belajar peserta didik pada
siklus II. Pedoman yang digunakan oleh peneliti dalam
membandingkan kedua data tersebut mengacu pada indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Dalam melaksanakan penelitian siklus I dan siklus II, peneliti yang
berperan sebagai guru mengatur posisi tempat duduk peserta didik. Pengaturan
posisi tempat duduk peserta didik peneliti lakukan dengan tujuan untuk
mendukung kelancaran pada pelaksanaan proses pembelajaran dan agar tertata
rapi disesuaikan dengan luas ruang kelas. Posisi tempat duduk yang peneliti
rancang dalam penelitian siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 3.1 Gambar 3.1 Posisi Tempat Duduk Peserta Didik
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pertemuan pembelajaran
sebanyak empat kali yaitu dengan dua kali pertemuan pada siklus I dan dua
kali pertemuan pada siklus II. Diketahui bahwa menurut aturan pemerintah
mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013,
pembelajaran tematik dilakukan sebanyak enam kali pertemuan efektif selama
satu pekan. Menyikapi hal tersebut, alasan peneliti melakukan pertemuan
pembelajaran sebanyak empat kali dikarenakan peneliti menyesuaikan jadwal
pelajaran yang telah ditetapkan oleh SD Negeri Kentungan. Peneliti
menggunakan jadwal tematik sesuai dengan pembelajaran yang pada saat itu
terdapat muatan pembelajaran IPA. Jadwal pelajaran semester genap kelas IVB
SD Negeri Kentungan tahun ajaran 2019/2020 dapat dilihat pada tabel 3.1
berikut.
Papan Tulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3.1 Jadwal Pelajaran Kelas IVB SD Negeri Kentungan
Waktu Hari Senin Selasa Rabu
07.00 – 07.35 Upacara Matematika Tematik 07.35 – 08.10 Pend. Agama Matematika Tematik 08.10 – 08.45 Pend. Agama Tematik Pend. Agama 08.45 – 09.20 TIK Tematik Pend. Agama 09.20 – 09.50 Istirahat 09.50 – 10.25 TIK Tematik Bahasa Inggris 10.25 – 11.00 Matematika Tematik Bahasa Inggris 11.00 – 11.35 Matematika Tematik Bahasa Jawa 11.35 – 12.10 Tematik SBK Bahasa Jawa
Waktu Hari Kamis Jumat Sabtu
07.00 – 07.35 Tematik Senam PJOK 07.35 – 08.10 Tematik Tematik PJOK 08.10 – 08.45 PJOK Tematik Tematik 08.45 – 09.20 PJOK Tematik Tematik 09.20 – 09.50 Istirahat 09.50 – 10.25 Matematika Tematik Tematik 10.25 – 11.00 Matematika Batik 11.00 – 11.35 Tematik
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada sub bab teknik pengumpulan data akan mengulas tentang peubah
(variabel) indikator keberhasilan dan cara pengumpulan data.
1. Peubah (Variabel) Indikator Keberhasilan
Ditinjau dari judul penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu
kreativitas dan hasil belajar. Peneliti mengukur variabel kreativitas pada
waktu proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan tersebut bertujuan
untuk mengetahui sudah ada atau belum peningkatan kreativitas pada
setiap siklus penelitian. Indikator kreativitas meliputi (a) memiliki ide
yang unik, (b) mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, (c)
memiliki rasa keindahan, (d) memberi banyak gagasan terhadap suatu
masalah, dan (e) memiliki daya imajinasi. Variabel hasil belajar dapat
diukur dengan menganalisis hasil dari pemberian soal evaluasi yang
diujikan pada akhir siklus. Indikator hasil belajar peneliti meliputi ranah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kognitif yang dirumuskan pada aspek rata-rata nilai peserta didik dan
persentase ketercapaian peserta didik dilihat dari nilai KKM.
2. Cara Pengumpulan Data
Salah satu kegiatan dalam melaksanakan penelitian yaitu
menentukan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Cara
pengumpulan data pada penelitian ini ada empat macam yaitu wawancara,
observasi, kuesioner, dan tes.
a. Wawancara
Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2010: 198). Jenis
wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur
yang merupakan wawancara yang direncanakan untuk mengumpulkan
data yang sedang diteliti. Ketika melakukan kegiatan wawancara,
peneliti menggunakan pedoman wawancara untuk memperoleh data
mengenai pembelajaran IPA, model pembelajaran inovatif, hasil
belajar, dan kreativitas peserta didik. Pada pelaksanaannya, peneliti
melakukan wawancara satu kali yaitu saat pra penelitian.
b. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat
observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya,
2011: 86). Tujuan peneliti melakukan kegiatan observasi yaitu untuk
mengetahui kreativitas peserta didik saat mengikuti pembelajaran.
Ketika melakukan kegiatan observasi, peneliti menggunakan lembar
observasi untuk memperoleh data mengenai kreativitas peserta didik.
Kegiatan observasi peneliti dilakukan sebanyak lima kali yaitu saat
pra penelitian, pertemuan 1 dan 2 pada siklus I, pertemuan 1 dan 2
pada siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
c. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
kepribadian, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010: 195).
Peneliti menggunakan kuesioner tertutup yang sudah disediakan
jawabannya sehingga peserta didik tinggal memilih. Kuesioner
berbentuk check list dimana peserta didik tinggal membubuhkan tanda
centang (√) pada kolom yang sesuai. Peneliti memberikan kuesioner
sebanyak dua kali yaitu pada akhir penelitian siklus I dan akhir
penelitian siklus II.
d. Tes
Tes adalah pengumpulan data untuk mengukur kemampuan peserta
didik dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi (Sanjaya,
2011: 99). Jenis tes yang digunakan peneliti yaitu tes tertulis yang
terdiri dari soal tes pilihan ganda. Peneliti memberikan soal evaluasi
sebanyak dua kali yaitu pada akhir penelitian siklus I dan akhir
penelitian siklus II.
F. Instrumen Penelitian
Sanjaya (2011: 102) mendefinisikan instrumen penelitian adalah alat yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara, lembar
observasi, lembar kuesioner, dan lembar soal evaluasi.
1. Pedoman Wawancara
Peneliti menyusun pedoman wawancara untuk menggali informasi
tentang pembelajaran IPA, model pembelajaran inovatif, hasil belajar,
dan kreativitas peserta didik kelas IVB. Kisi-kisi pedoman wawancara
peneliti sajikan pada tabel 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara No Indikator No.
Pertanyaan Pertanyaan
1
Pembelajaran IPA
1 Bagaimana proses pembelajaran IPA di kelas?
2 Apakah pembelajaran berpedoman pada buku guru dan buku peserta didik?
3 Apakah ada peserta didik yang merasa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran IPA?
4 Bagaimana cara bapak/ibu mengatasi kesulitan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran IPA?
5 Apakah pembelajaran IPA dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik?
2 Model pembelajaran inovatif
6 Apakah pembelajaran IPA dirancang menggunakan model pembelajaran inovatif? Jika ya, apa contoh model pembelajaran inovatif yang digunakan?
7 Apakah bapak/ibu menggunakan media yang mendukung untuk pembelajaran IPA? Jika ya, apa contohnya?
8 Strategi apa yang bapak/ibu gunakan untuk menarik perhatian peserta didik belajar IPA?
3 Hasil belajar
9 Berapa nilai KKM IPA di SD Negeri Kentungan?
10 Bagaimana hasil belajar IPA peserta didik kelas IVB?
11 Berapa persentase hasil belajar IPA peserta didik yang mencapai dan tidak mencapai KKM?
12 Apa yang bapak/ibu lakukan agar peserta didik mampu mencapai KKM yang sudah ditentukan?
4 Kreativitas
13 Bagaimana kreativitas peserta didik kelas IVB secara umum?
14 Apakah pembelajaran IPA dirancang untuk menumbuhkan kreativitas peserta didik?
15 Apa contoh kegiatan yang pernah dilakukan untuk menumbuhkan kreativitas peserta didik?
16 Apakah peserta didik menyampaikan ide yang unik saat pembelajaran? Jika ya, apa saja contohnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
No Indikator No. Pertanyaan
Pertanyaan
17 Apakah peserta didik mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran? Jika ya, apa saja contohnya?
18 Apakah peserta didik memiliki rasa keindahan dalam menciptakan karya? Jika ya, apa saja contohnya?
19 Apakah peserta didik mempunyai banyak gagasan terhadap suatu masalah? Jika ya, apa saja contohnya?
20 Apakah peserta didik memiliki daya imajinasi? Jika ya, apa saja contohnya?
2. Lembar Observasi
Lembar observasi disusun berdasarkan indikator kreativitas yaitu: (a)
memiliki ide yang unik, (b) mencoba cara baru untuk menyelesaikan
masalah, (c) memiliki rasa keindahan, (d) memberikan banyak gagasan
terhadap suatu masalah, (e) memiliki daya imajinasi. Peneliti melakukan
pengisian lembar observasi untuk mengetahui tingkat kreativitas peserta
didik ketika sebelum melaksanakan penelitian. Pada saat berlangsungnya
proses pembelajaran 1 dan 2 pada siklus I serta pembelajaran 1 dan 2
siklus II, peneliti meminta bantuan observer untuk melakukan observasi
kreativitas peserta didik. Kisi-kisi lembar observasi kreativitas peserta
didik peneliti sajikan pada tabel 3.3. Tabel 3.3Kisi-kisi Lembar Observasi Kreativitas Peserta Didik
No Indikator No. Aspek
Aspek yang Diamati
1 Memiliki ide yang unik
1a Peserta didik mengajukan beberapa solusi untuk menyelesaikan masalah.
1b Peserta didik mencari jawaban yang luas. 1c Peserta didik memberikan solusi lain
daripada yang lain.
2
Mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah
2a Peserta didik memiliki lebih dari 1 cara untuk menyelesaikan masalah.
2b Peserta didik mampu menyajikan konsep dengan cara yang berbeda.
2c Peserta didik memadukan informasi yang sudah ada dengan yang baru.
3 Memiliki rasa keindahan
3a Peserta didik menghasilkan karya yang unik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
No Indikator No. Aspek
Aspek yang Diamati
3b Peserta didik mampu menghias karya yang sederhana.
3c Peserta didik memiliki kebebasan berkreasi.
4
Memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah
4a Peserta didik memiliki lebih dari 1 jawaban.
4b Peserta didik mampu mengembangkan gagasan dari peserta didik lain.
4c Peserta didik bebas mengemukakan pendapat.
5 Memiliki daya imajinasi
5a Peserta didik aktif bertanya. 5b Peserta didik mampu mengaitkan masalah
dengan kehidupan sehari-hari. 5c Peserta didik mampu mengaitkan masalah
dengan pengalaman.
3. Lembar Kuesioner
Peneliti memberikan lembar kuesioner kepada peserta didik
sebanyak dua kali yaitu pada akhir siklus I dan akhir siklus II. Tujuan dari
pemberian lembar kuesioner untuk mengetahui kreativitas peserta didik
ketika mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta didik
yang bersangkutan. Kuesioner berbentuk check list dimana peserta didik
tinggal membubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang sesuai. Pilihan
jawaban dalam lembar kuesioner ini meliputi “Ya” dan “Tidak” dengan
ketentuan skor (Suwandi, 2010: 74) tersaji pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Ketentuan Skor Lembar Kuesioner
Pernyataan Skor Ya Tidak
Favorable 1 0 Unfavorable 0 1
Berdasarkan tabel 3.4 untuk pemberian skor pada pernyataan positif,
jika peserta didik menjawab “Ya” maka mendapatkan skor 1, sedangkan
jika menjawab “Tidak” mendapatkan skor 0. Sementara itu untuk
pernyataan negatif, jika peserta didik menjawab “Ya” maka mendapatkan
skor 0, sedangkan jika menjawab “Tidak” mendapatkan skor 1. Kisi-kisi
lembar kuesioner kreativitas peserta didik terdapat pada tabel 3.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Kuesioner Kreativitas Peserta Didik
No Indikator Pernyataan No. Butir kuesioner Favorable Unfavorable
1 Memiliki ide yang unik
Saya mengajukan beberapa solusi untuk menyelesaikan masalah.
1
Saya tidak mencari jawaban yang luas saat mengerjakan soal.
2
Saya memberikan solusi yang berbeda dengan teman.
3
2
Mencoba cara baru untuk menyelesai-kan masalah
Saya hanya memiliki 1 cara untuk menyelesaikan masalah.
4
Saya mampu menyajikan konsep dengan cara yang berbeda.
5
Saya memadukan informasi yang sudah ada dengan yang baru.
6
3 Memiliki rasa keindahan
Saya selalu menghasilkan karya yang unik.
7
Saya tidak mampu menghias karya yang sederhana.
8
Saya tidak memiliki kebebasan berkreasi. 9
4
Memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah
Saya memiliki lebih dari 1 jawaban ketika mengerjakan soal.
10
Saya tidak mampu mengembangkan gagasan dari teman.
11
Saya tidak bebas mengemukakan pendapat.
12
5 Memiliki daya imajinasi
Saya selalu aktif bertanya.
13
Saya mampu mengaitkan masalah dengan kehidupan sehari-hari.
14
Saya tidak mampu mengaitkan masalah dengan pengalaman.
15
Jumlah 8 7 15 butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
4. Tes
Peneliti menggunakan instrumen tes dalam penelitian yang bertujuan
untuk mengukur hasil belajar kognitif dengan cara memberikan soal
evaluasi kepada peserta didik pada akhir pelaksanaan siklus I dan siklus
II. Bentuk soal evaluasi yang peneliti berikan kepada peserta didik berupa
soal objektif pilihan ganda. Jumlah soal objektif pilihan ganda setiap
siklus sebanyak 15 nomor. Pemberian skor pada soal objektif pilihan
ganda dilakukan dengan ketentuan skor 1 untuk jawaban yang benar dan
skor 0 untuk jawaban yang salah seperti pada tabel 3.6. Tabel 3.6. Ketentuan Skor Soal Objektif Pilihan Ganda
Jawaban Skor Jawaban benar 1 Jawaban salah 0
Dalam pembuatan soal evaluasi, peneliti berpedoman pada kisi-kisi
soal yang telah disusun berdasarkan kompetensi dasar 3.3
mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik,
gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan. Kisi-kisi soal evaluasi
sebelum validasi terdapat 25 soal setiap siklus. Kisi-kisi soal evaluasi
sebelum validasi tersaji pada tabel 3.7. Tabel 3.7. Kisi-kisi Soal Evaluasi Sebelum Validasi Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi
Indikator No. Soal Soal
3.3.1 Mengana-lisis pengaruh gaya terhadap benda.
1 Perhatikan gambar di bawah ini!
Gerakan bola terjadi karena adanya ... a. Angin b. Gaya c. Tekanan d. Pantulan
2 Gaya dapat berupa ... a. Gerak dan diam b. Gerak dan tarikan c. Tarikan dan dorongan d. Dorongan dan diam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
3 Perhatikan beberapa kegiatan berikut! (1) Mengayuh sepeda (2) Membuka jendela (3) Menekan bel (4) Mendengarkan radio Gaya yang berupa dorongan ditunjukkan nomor ... a. (2) dan (3) b. (1) dan (4) c. (3) dan (4) d. (2) dan (1)
4 Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada gambar di atas, gaya dihasilkan oleh ... a. Dorongan kuda b. Tarikan kuda c. Dorongan kusir d. Tarikan kusir
5 Alat yang digunakan untuk mengukur gaya adalah ... a. Hidrometer b. Amperemeter c. Termometer d. Dinamometer
6 Gaya mempunyai pengaruh terhadap ... a. Benda a. Suhu b. Angin c. Musim
7 Perhatikan gambar di bawah ini!
Pembuatan gerabah seperti pada gambar menunjukkan bahwa gaya dapat ... a. Memengaruhi benda diam b. Mengubah warna benda c. Mengubah bentuk benda d. Memengaruhi benda bergerak
8 Di bawah ini merupakan contoh gaya dapat memengaruhi benda diam, kecuali ...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
a. Mendorong meja b. Menangkap bola c. Menarik kursi d. Mengayuh sepeda
9 Saat bermain sepak bola, bola yang menggelinding dapat berubah arah ketika ditahan dengan kaki. Hal tersebut membuktikan bahwa gaya dapat ... a. Memengaruhi benda bergerak b. Mengubah bentuk benda c. Mengubah warna benda d. Memengaruhi benda diam
3.3.2 Menga-nalisis gaya otot dan manfaat-nya dalam kehidu-pan sehari-hari.
10 Perhatikan gambar di bawah ini!
Permainan pada gambar menggunakan gaya ... a. Magnet b. Gravitasi c. Listrik d. Otot
11 Gaya otot merupakan gaya yang dihasilkan oleh ...
a. Otot manusia dan hewan b. Tarikan dan dorongan c. Benda bergerak dan diam d. Kegiatan sehari-hari
12 Otot adalah alat gerak ... a. Pasif b. Diam c. Aktif d. Dorong
13 Di bawah ini merupakan manfaat gaya otot dalam kehidupan sehari-hari, kecuali ... a. Menulis di buku b. Mendengarkan radio c. Mengayuh sepeda d. Membawa barang
14 Perhatikan beberapa kegiatan di bawah ini! (1) Mengayuh becak (2) Menonton televisi (3) Bermain kasti (4) Duduk di kursi Kegiatan yang menggunakan gaya otot adalah ... a. (1) dan (3) b. (1) dan (2) c. (2) dan (4) d. (3) dan (4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
15 Orang yang melakukan olahraga tarik tambang memanfaatkan gaya ... a. Listrik b. Magnet c. Gravitasi d. Otot
16 Saat menjemur pakaian, gaya otot yang dimanfaatkan adalah ... a. Melihat pakaian basah menjadi kering b. Pakaian terjatuh tertiup angin c. Membawa ember berisi pakaian d. Pakaian kering karena sinar matahari
17 Perhatikan urutan memasak air di bawah ini! (1) Isi teko dengan air (2) Letakkan teko di atas kompor (3) Nyalakan kompor (4) Tunggu sampai air mendidih Kegiatan tersebut memanfaatkan gaya otot, kecuali ... a. (1) b. (2) c. (3) d. (4)
3.3.3 Menga-nalisis gaya listrik dan manfaat-nya dalam kehidu-pan sehari-hari.
18 Gaya yang timbul oleh benda bermuatan listrik disebut gaya ... a. Otot b. Listrik c. Gravitasi d. Magnet
19 Benda yang bermuatan listrik sejenis jika didekatkan akan ... a. Diam b. Tarik-menarik c. Tolak-menolak d. Berdekatan
20 Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar tersebut menunjukkan bahwa setelah sisir digosokkan ke rambut, sisir akan memiliki ... a. Gaya tarik b. Tarikan c. Kekuatan d. Muatan listrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
21 Perhatikan beberapa benda di bawah ini ! (1) Lampu neon (2) Lilin (3) Kipas angin (4) Obor Benda yang memanfaatkan gaya listrik, kecuali ... a. (1) dan (4) b. (1) dan (3) c. (2) dan (4) d. (3) dan (4)
22 Alat transportasi yang memanfaatkan gaya listrik adalah ... a. Sepeda b. Motor c. Becak d. Delman
23 Di bawah ini yang merupakan contoh manfaat gaya listrik dalam kehidupan sehari-hari, kecuali ... a. Menyalakan lampu b. Menghidupkan mobil c. Menggerakkan kincir angin d. Menyalakan kipas angin
24 Perhatikan pembangkit listrik di bawah ini! (1) Pembangkit listrik tenaga air (2) Pembangkit listrik tenaga panas bumi (3) Pembangkit listrik tenaga api (4) Pembangkit listrik tenaga diesel Pembangkit listrik yang merupakan penghasil listrik yaitu... a. (1), (3), dan (4) b. (1), (2), dan (3) c. (2), (3), dan (4) d. (1), (2), dan (4)
25 Di bawah ini merupakan benda yang memanfaatkan gaya listrik yaitu ...
a b
c d
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi
Indikator No. Soal Soal
3.3.4 Menga-nalisis
1 Mengapa semua benda yang dilempar selalu jatuh ke tanah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
penga-ruh gaya gravita-si dan manfa-atnya dalam kehidu-pan sehari-hari
a. Karena adanya gaya gesek b. Karena adanya gaya gravitasi c. Karena adanya gaya magnet d. Karena adanya gaya listrik
2 Gaya gravitasi merupakan gaya tarik yang dialami suatu benda terhadap ... a. Benda langit b. Atmosfer c. Udara d. Pusat bumi
3 Perhatikan pernyataan di bawah ini! (1) Planet dan benda langit mempunyai gravitasi (2) Semakin besar benda langit, semakin kecil
gaya gravitasinya (3) Benda yang jatuh tidak dipengaruhi oleh gaya
tarik bumi (4) Gravitasi matahari lebih besar daripada
gravitasi bumi Pernyataan di atas yang benar adalah ... a. (1) dan (4) b. (1) dan (2) c. (2) dan (3) d. (3) dan (4)
4 Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada gambar di atas, gaya gravitasi bekerja saat .... a. Menginjak tanah b. Memasang parasut c. Mulai terjun d. Menutup parasut
5 Semakin jauh letak suatu benda dari pusat bumi, pengaruh gaya gravitasi semakin ... a. Kecil b. Besar c. Kuat d. Stabil
6 Jika tidak ada gaya gravitasi, benda yang ada di bumi akan... a. Berdiri b. Stabil c. Diam d. Terlempar
7 Gaya gravitasi menyebabkan benda memiliki ... a. Ukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
b. Tinggi c. Berat d. Tekanan
8 Kecepatan jatuh benda dipengaruhi oleh berat. Di bawah ini merupakan pernyataan yang benar adalah ... a. Saat dijatuhkan batu lebih cepat daripada
kertas b. Saat dijatuhkan daun lebih cepat daripada
pensil c. Saat dijatuhkan buku lebih lambat daripada
kapas d. Saat dijatuhkan uang koin lebih lambat
daripada uang kertas 9 Perhatikan gambar di bawah ini!
Mengapa hal tersebut dapat terjadi? a. Astronot tidak mempunyai berat b. Gaya gravitasi di bulan sangat kecil c. Astronot tidak memiliki beban d. Baju yang dipakai sangat ringan
3.3.5 Menga-nalisis penga-ruh gaya magnet dan manfa-atnya dalam kehidu-pan sehari-hari
10 Sebuah magnet dipotong menjadi dua, maka setiap potongan magnet tersebut akan ... a. Menjadi magnet dengan satu kutub b. Menjadi hilang kemagnetannya c. Menjadi setengah magnet d. Menjadi magnet dengan dua kutub
11 Jika kutub utara magnet (U) dan kutub selatan magnet (S) didekatkan, maka magnet akan... a. Tidak bergerak b. Tolak-menolak c. Tarik-menarik d. Saling menjauh
12 Benda di bawah ini yang dapat ditarik magnet, kecuali... a. Peniti b. Plastik c. Jarum d. Klip kertas
13 Magnet dapat menarik benda... a. Magnetis b. Nonmagnetis c. Kertas d. Kaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
14 Perhatikan beberapa benda di bawah ini! (1) Tisu (2) Paku (3) Klip kertas (4) Penghapus Benda yang dapat ditarik magnet adalah ... a. (1) dan (3) b. (2) dan (3) c. (2) dan (4) d. (3) dan (4)
15 Benda yang memanfaatkan magnet untuk transportasi, kecuali... a. Kompas b. Kereta maglev c. Dinamo d. Derek elektromagnet
16 Kompas adalah benda yang dapat berubah arah karena dipengaruhi gaya... a. Listrik b. Gravitasi c. Magnet d. Otot
17 Perhatikan gambar di bawah ini!
Gaya magnet membuat alat transportasi di atas menjadi... a. Pajangan b. Menarik c. Diam d. Bergerak
3.3.6 Menga-nalisis penga-ruh gaya gesek dan manfa-atnya dalam kehidu-pan sehari-hari
18 Dua permukaan benda yang saling bersentuhan akan menimbulkan gaya ... a. Listrik b. Otot c. Gesek d. Magnet
19 Semakin kasar permukaan benda, gaya gesek yang ditimbulkan semakin ... a. Besar b. Kecil c. Pendek d. Panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
20 Perhatikan gambar di bawah ini!
Permukaan ban dibuat seperti pada gambar, agar saat direm kendaraan tidak mudah ... a. Berhenti b. Bergerak c. Tergelincir d. Tergesek
21 Perhatikan beberapa benda di bawah ini! (1) Alas sepatu beralur (2) Rem pada sepeda (3) Oli pada motor (4) Aliran listrik lampu Benda yang memanfaatkan gaya gesek yaitu... a. (2) dan (4) b. (1) dan (3) c. (3) dan (4) d. (1) dan (2)
22 Gaya gesek pada rem digunakan untuk ... a. Menambah kekuatan kayuhan b. Mempercepat laju sepeda c. Memperlambat laju sepeda d. Menjatuhkan sepeda
23 Di bawah ini yang merupakan contoh manfaat gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari, kecuali ... a. Membantu benda bergerak tanpa tergelincir b. Menghentikan benda yang sedang bergerak c. Menahan benda agar tidak bergeser d. Mengikis permukaan benda
24 Perhatikan pernyataan di bawah ini! (1) Sepeda dapat berhenti (2) Ban menjadi tipis (3) Tergelincir (4) Alas sepatu beralur Yang merupakan kerugian gaya gesek yaitu... a. (2) dan (4) b. (2) dan (3) c. (1) dan (4) d. (3) dan (4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
25 Perhatikan gambar di bawah ini!
Roda seperti pada gambar digunakan untuk ... a. Mengurangi gaya gesek b. Menambah gaya gesek c. Memperkuat gaya gesek d. Menghilangkan gaya gesek
Sebelum validasi terdapat 25 soal setiap siklus. Setelah validasi
siklus I menjadi 15 soal valid dan siklus II menjadi 16 soal valid. Hasil
validasi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.12 dan 3.13. Jumlah soal yang
valid siklus I dan siklus II berbeda, oleh sebab itu peneliti tidak
menggunakan 1 soal valid pada siklus II, sehingga siklus I dan siklus II
masing-masing menjadi 15 soal. Kisi-kisi soal evaluasi setelah validasi
tersaji pada tabel 3.8. Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Evaluasi Setelah Validasi Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Setelah Validasi
Indikator No. Soal Soal
3.3.1 Menga-nalisis pengaruh gaya terhadap benda.
1 Perhatikan gambar di bawah ini!
Gerakan bola terjadi karena adanya ... a. Angin b. Gaya c. Tekanan d. Pantulan
2 Gaya dapat berupa ... a. Gerak dan diam b. Gerak dan tarikan c. Tarikan dan dorongan d. Dorongan dan diam
3 Perhatikan beberapa kegiatan berikut! (1) Mengayuh sepeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
(2) Membuka jendela (3) Menekan bel (4) Mendengarkan radio Gaya yang berupa dorongan ditunjukkan nomor ... a. (2) dan (3) b. (1) dan (4) c. (3) dan (4) d. (2) dan (1)
4 Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada gambar di atas, gaya dihasilkan oleh ... a. Dorongan kuda b. Tarikan kuda c. Dorongan kusir d. Tarikan kusir
5 Perhatikan gambar di bawah ini!
Pembuatan gerabah seperti pada gambar menunjukkan bahwa gaya dapat ... a. Memengaruhi benda diam b. Mengubah warna benda c. Mengubah bentuk benda d. Memengaruhi benda bergerak
6 Di bawah ini merupakan contoh gaya dapat memengaruhi benda diam, kecuali ... a. Mendorong meja b. Menangkap bola c. Menarik kursi d. Mengayuh sepeda
3.3.2 Menga-nalisis gaya otot dan manfaat-nya dalam kehidu- pan sehari-
7 Gaya otot merupakan gaya yang dihasilkan oleh ... a. Otot manusia dan hewan b. Tarikan dan dorongan c. Benda bergerak dan diam d. Kegiatan sehari-hari
8 Otot adalah alat gerak ... a. Pasif b. Diam c. Aktif d. Dorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
hari. 9 Orang yang melakukan olahraga tarik tambang memanfaatkan gaya ... a. Listrik b. Magnet c. Gravitasi d. Otot
3.3.3 Menga-nalisis gaya listrik dan manfaat-nya dalam kehidu-pan sehari-hari.
10 Benda yang bermuatan listrik sejenis jika didekatkan akan ... a. Diam b. Tarik menarik c. Tolak menolak d. Berdekatan
11 Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar tersebut menunjukkan bahwa setelah sisir digosokkan ke rambut, sisir akan memiliki ... a. Gaya tarik b. Tarikan c. Kekuatan d. Muatan listrik
12 Perhatikan beberapa benda di bawah ini ! (1) Lampu neon (2) Lilin (3) Kipas angin (4) Obor Benda yang memanfaatkan gaya listrik, kecuali ... a. (1) dan (4) b. (1) dan (3) c. (2) dan (4) d. (3) dan (4)
13 Alat transportasi yang memanfaatkan gaya listrik adalah ... a. Sepeda b. Motor c. Becak d. Delman
14 Di bawah ini yang merupakan contoh manfaat gaya listrik dalam kehidupan sehari-hari, kecuali ... a. Menyalakan lampu b. Menghidupkan mobil c. Menggerakkan kincir angin d. Menyalakan kipas angin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
15 Di bawah ini merupakan benda yang memanfaatkan gaya listrik yaitu .....................
a b
c d
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Setelah Validasi
Indikator No. Soal Soal
3.3.4 Menga-nalisis pengaruh gaya gravitasi dan manfaat-nya dalam kehidu-pan sehari-hari
1 Mengapa semua benda yang dilempar selalu jatuh ke tanah? a. Karena adanya gaya gesek b. Karena adanya gaya gravitasi c. Karena adanya gaya magnet d. Karena adanya gaya listrik
2 Perhatikan pernyataan di bawah ini! (1) Planet dan benda langit mempunyai gravitasi (2) Semakin besar benda langit, semakin kecil
gaya gravitasinya (3) Benda yang jatuh tidak dipengaruhi oleh gaya
tarik bumi (4) Gravitasi matahari lebih besar daripada
gravitasi bumi Pernyataan di atas yang benar adalah ... a. (1) dan (4) b. (1) dan (2) c. (2) dan (3) d. (3) dan (4)
3 Semakin jauh letak suatu benda dari pusat bumi, pengaruh gaya gravitasi semakin ... a. Kecil b. Besar c. Kuat d. Stabil
4 Jika tidak ada gaya gravitasi, benda yang ada di bumi akan... a. Berdiri b. Stabil c. Diam d. Terlempar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
5 Perhatikan gambar di bawah ini!
Mengapa hal tersebut dapat terjadi? a. Astronot tidak mempunyai berat b. Gaya gravitasi di bulan sangat kecil c. Astronot tidak memiliki beban d. Baju yang dipakai sangat ringan
3.3.5 Menga-nalisis pengaruh gaya magnet dan manfaat-nya dalam kehidu-pan sehari-hari
6 Magnet dapat menarik benda... a. Magnetis b. Nonmagnetis c. Kertas d. Kaca
7 Perhatikan beberapa benda di bawah ini! (1) Tisu (2) Paku (3) Klip kertas (4) Penghapus Benda yang dapat ditarik magnet adalah ... a. (1) dan (3) b. (2) dan (3) c. (2) dan (4) d. (3) dan (4)
8 Kompas adalah benda yang dapat berubah arah karena dipengaruhi gaya... a. Listrik b. Gravitasi c. Magnet d. Otot
9 Perhatikan gambar di bawah ini!
Gaya magnet membuat alat transportasi di atas menjadi... a. Pajangan b. Menarik c. Diam d. Bergerak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3.3.6 Menga-nalisis pengaruh gaya gesek dan manfaat- nya dalam kehidu-pan sehari-hari
10 Dua permukaan benda yang saling bersentuhan akan menimbulkan gaya ... a. Listrik b. Otot c. Gesek d. Magnet
11 Perhatikan gambar di bawah ini!
Permukaan ban dibuat seperti pada gambar, agar saat direm kendaraan tidak mudah ... a. Berhenti b. Bergerak c. Tergelincir d. Tergesek
12 Perhatikan beberapa benda di bawah ini! (1) Alas sepatu beralur (2) Rem pada sepeda (3) Oli pada motor (4) Aliran listrik lampu Benda yang memanfaatkan gaya gesek yaitu... a. (2) dan (4) b. (1) dan (3) c. (3) dan (4) d. (1) dan (2)
13 Gaya gesek pada rem digunakan untuk ... a. Menambah kekuatan kayuhan b. Mempercepat laju sepeda c. Memperlambat laju sepeda d. Menjatuhkan sepeda
14 Di bawah ini yang merupakan contoh manfaat gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari, kecuali ... a. Membantu benda bergerak tanpa tergelincir b. Menghentikan benda yang sedang bergerak c. Menahan benda agar tidak bergeser d. Mengikis permukaan benda
15 Perhatikan gambar di bawah ini!
Roda seperti pada gambar digunakan untuk ...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
a. Mengurangi gaya gesek b. Menambah gaya gesek c. Memperkuat gaya gesek d. Menghilangkan gaya gesek
Rincian pemberian skor soal evaluasi siklus I dan siklus II untuk
mendapatkan nilai akhir tersaji pada tabel 3.9. Tabel 3.9 Rincian Skor Evaluasi
Bentuk Soal Jumlah Soal Skor Total Tiap Soal
Jumlah Skor Perolehan
Pilihan Ganda 15 1 15
Nilai = 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑎𝑎𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆
x 100
G. Teknik Pengujian Instrumen
Kualitas suatu alat ukur sangat diperlukan karena dapat membantu peneliti
memilih alat ukur yang terbaik (alat ukur yang valid dan reliabel) untuk
digunakan dalam penelitian (Leman, 2018: 2). Untuk menilai kualitas
instrumen dilakukan validitas dan reliabilitas instrumen.
1. Validitas instrumen
Subali (2012: 107) mengemukakan bahwa suatu alat ukur dikatakan
sahih (valid) jika alat ukur tersebut benar-benar mampu memberikan
informasi empirik sesuai dengan apa yang diukur. Pada penelitian ini
menggunakan validitas konstruk, validitas isi, dan validitas empiris.
Menurut Uno dan Satria (2012: 152) validitas konstruk menunjuk sejauh
mana suatu instrumen mampu mengukur pengertian-pengertian yang
terkandung dalam materi yang akan diukur. Validitas konstruk dapat
dilakukan dengan meminta pendapat dari ahli (expert judgment). Dalam
penelitian ini, peneliti meminta pendapat dari ahli mengenai instrumen
yang sudah disusun. Para ahli dapat memberikan keputusan dengan
kemungkinan instrumen sangat layak, layak, cukup layak, atau kurang
layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.
Selain validitas kontruk, peneliti juga menggunakan validitas isi.
Menurut Purwanto (dalam Latip, 2018: 117) validitas isi adalah instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
penilaian secara konten sesuai dengan kompetensi yang diajarkan baik itu
dari segi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang terkandung dalam
kompetensi dasar pembelajaran. Peneliti menggunakan validitas isi untuk
memvalidasi instrumen penelitian tes yaitu RPPTH. Selain itu juga untuk
memvalidasi instrumen non tes: wawancara, observasi, dan kuesioner.
Peneliti menghitung validitas isi menggunakan analisis korelasi bivariate.
Menurut Pidekso (2009: 228) analisis korelasi bivariate digunakan untuk
menghitung nilai hubungan antara dua variabel dengan menggunakan
metode Pearson (product moment correlation) dalam aplikasi SPSS 17.
Apabila hasil perhitungan r hitung ≥ r tabel maka instrumen dinyatakan
valid. Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka instrumen dinyatakan tidak
valid. Dalam menentukan kriteria validasi instrumen, peneliti mengacu
pada pendapat Suwandi (2010: 128) yang dapat dilihat pada tabel 3.10. Tabel 3.10 Kriteria Kelayakan Instrumen
Nilai Keterangan 81 – 100 Sangat layak 61 – 80 Layak 41 – 60 Cukup layak 20 – 40 Kurang layak
Selain validitas konstruk dan isi, peneliti juga menggunakan validitas
empiris. Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas empiris apabila
sudah diuji dari pengamalan (Arikunto, 2012: 81). Validitas empiris
dilakukan setelah melakukan validasi konstruk dan isi. Validitas empiris
diujikan kepada peserta didik kelas VB yang sudah pernah mempelajari
materi gaya.
a. Validasi Perangkat Pembelajaran
Peneliti melakukan validasi perangkat pembelajaran sebelum
digunakan dalam pelaksanaan penelitian melalui expert judgment.
Perangkat pembelajaran yang divalidasi meliputi: RPPTH pertemuan 1
sampai 4.
Peneliti melakukan validasi perangkat pembelajaran kepada dosen
Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma, dosen PGSD
Universitas PGRI Yogyakarta, guru kelas IVB SD Negeri Kentungan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dan guru kelas IV SD Negeri Cibuk Lor. Hasil perhitungan validasi
perangkat pembelajaran tersaji pada tabel 3.11. Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Validasi RPPTH
No Perangkat Pembelajaran Validator Nilai Keterangan
1
RPP Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 1
Dosen Pendidikan Fisika USD 82,69
Dosen PGSD Universitas PGRI YK 90,38
Guru kelas IVB SD N Kentungan 80,76
Guru kelas IV SD N Cibuk Lor 80,76
Rata-rata nilai RPPTH siklus I pertemuan 1 83,64 Sangat layak
2
RPP Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 2
Dosen Pendidikan Fisika USD 86,53
Dosen PGSD Universitas PGRI YK 90,38
Guru kelas IVB SD N Kentungan 78,84
Guru kelas IV SD N Cibuk Lor 80,76
Rata-rata nilai RPPTH siklus I pertemuan 2 84,12 Sangat layak
3
RPP Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 1
Dosen Pendidikan Fisika USD 80,76
Dosen PGSD Universitas PGRI YK 90,38
Guru kelas IVB SD N Kentungan 80,76
Guru kelas IV SD N Cibuk Lor 80,76
Rata-rata nilai RPPTH siklus II pertemuan 1 83,16 Sangat layak
4
RPP Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 2
Dosen Pendidikan Fisika USD 76,92
Dosen PGSD Universitas PGRI YK 92,30
Guru kelas IVB SD N Kentungan 78,84
Guru kelas IV SD N Cibuk Lor 80,76
Rata-rata nilai RPPTH siklus II pertemuan 2 82,20 Sangat layak
Berdasarkan hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran di
atas maka Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian
dinyatakan sangat layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
b. Validasi Soal Evaluasi
Validasi soal evaluasi peneliti lakukan dengan cara mengujikan di
SD Negeri Kentungan pada tanggal 14 Februari 2020. Adapun jumlah
responden sebanyak 26 peserta didik kelas VB SD Negeri Kentungan.
Peserta didik mengerjakan soal evaluasi siklus I dan siklus II dengan
waktu 2x35 menit. Langkah selanjutnya, peneliti menghitung validitas
menggunakan korelasi Pearson. Dalam penghitungan validasi soal
evaluasi siklus I dan siklus II peneliti menggunakan taraf signifikansi
5% dengan r tabel sebesar 0,388. Hasil pengujian pertama
menunjukkan bahwa soal evaluasi siklus I dari 25 soal pilihan ganda
terdapat 15 soal valid. Sementara itu, soal evaluasi siklus II dari 25
soal pilihan ganda terdapat 16 soal valid. Perbedaan jumlah soal valid
pada soal evaluasi siklus I dan siklus II, membuat peneliti tidak
menggunakan salah satu soal valid pada siklus II agar keduanya
berjumlah masing-masing 15 soal. Soal yang tidak valid tidak
digunakan dalam penelitian. Berikut tabel hasil validasi soal evaluasi
siklus I. Tabel 3.12 Hasil Validasi Empiris Soal Evaluasi Siklus I
No. Butir
Nilai Korelasi (r hitung)
Nilai r tabel n = 26 Hasil Keputusan
1 .468* 0,388 Valid Dipakai 2 .544** 0,388 Valid Dipakai 3 .628** 0,388 Valid Dipakai 4 .389* 0,388 Valid Dipakai 5 -.043 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 6 .293 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 7 .544* 0,388 Valid Dipakai 8 .449* 0,388 Valid Dipakai 9 .227 0,388 Tidak valid Tidak dipakai
10 -.278 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 11 .463* 0,388 Valid Dipakai 12 .544** 0,388 Valid Dipakai 13 .234 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 14 -.162 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 15 .668** 0,388 Valid Dipakai 16 -.093 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 17 .300 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 18 .299 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 19 .427* 0,388 Valid Dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
No. Butir
Nilai Korelasi (r hitung)
Nilai r tabel n = 26 Hasil Keputusan
20 .449* 0,388 Valid Dipakai 21 .526** 0,388 Valid Dipakai 22 .637** 0,388 Valid Dipakai 23 .668** 0,388 Valid Dipakai 24 -.081 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 25 .637** 0,388 Valid Dipakai
Berdasarkan tabel 3.12 hasil validasi soal evaluasi siklus I terdapat
15 soal valid dan 10 soal tidak valid. Peneliti menggunakan 15 soal
valid untuk digunakan sebagai instrumen tes, sedangkan 10 soal yang
tidak valid tidak digunakan. Berbeda dengan hasil validasi soal
evaluasi siklus I, hasil validasi soal evaluasi siklus II tersaji pada tabel
3.13. Tabel 3.13 Hasil Validasi Empiris Soal Evaluasi Siklus II
No. Butir
Nilai Korelasi (r hitung)
Nilai r tabel n = 26 Hasil Keputusan
1 .549** 0,388 Valid Dipakai 2 .048 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 3 .436* 0,388 Valid Dipakai 4 -.035 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 5 .574** 0,388 Valid Dipakai 6 .475* 0,388 Valid Dipakai 7 .279 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 8 .559** 0,388 Valid Tidak dipakai 9 .422* 0,388 Valid Dipakai
10 -.144 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 11 .305 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 12 .315 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 13 .549** 0,388 Valid Dipakai 14 .549** 0,388 Valid Dipakai 15 .010 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 16 .446* 0,388 Valid Dipakai 17 .475* 0,388 Valid Dipakai 18 .659** 0,388 Valid Dipakai 19 .098 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 20 .539** 0,388 Valid Dipakai 21 .408* 0,388 Valid Dipakai 22 .549** 0,388 Valid Dipakai 23 .539** 0,388 Valid Dipakai 24 .297 0,388 Tidak valid Tidak dipakai 25 .659** 0,388 Valid Dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Berdasarkan tabel 3.13 hasil validasi soal evaluasi siklus II terdapat
16 soal valid dan 9 soal tidak valid. Agar jumlah soal sama dengan
soal evaluasi siklus I, peneliti menggunakan 15 soal valid untuk
digunakan sebagai instrumen tes. Peneliti tidak menggunakan soal
valid nomor 8 (1 soal) dan 9 soal tidak valid lainnya.
c. Validasi Instrumen Wawancara, Observasi, dan Kuesioner
Validasi instrumen wawancara, observasi, dan kuesioner peneliti
lakukan dengan cara meminta bantuan kepada ahli yaitu dosen
Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma, dosen PGSD
Universitas PGRI Yogyakarta, guru kelas IVB SD Negeri Kentungan,
dan guru kelas IV SD Negeri Cibuk Lor. Hasil perhitungan validasi
instrumen wawancara, observasi, dan kuesioner tersaji pada tabel 3.14: Tabel 3.14 Hasil Validasi Instrumen Wawancara, Observasi, dan Kuesioner
No Instrumen Validator Nilai Keterangan
1 Wawancara
Dosen Pendidikan Fisika USD 75
Dosen PGSD Universitas PGRI YK 91,66
Guru kelas IVB SD N Kentungan
79,16
Guru kelas IV SD N Cibuk Lor 79
Rata-rata nilai instrumen wawancara 81,20 Sangat layak
2 Observasi
Dosen Pendidikan Fisika USD 75
Dosen PGSD Universitas PGRI YK 91,66
Guru kelas IVB SD N Kentungan 83,33
Guru kelas IV SD N Cibuk Lor 79
Rata-rata nilai instrumen observasi 82,24 Sangat layak
3 Kuesioner
Dosen Pendidikan Fisika USD 75
Dosen PGSD Universitas PGRI YK 91,66
Guru kelas IVB SD N Kentungan 87,50
Guru kelas IV SDN Cibuk Lor 79
Rata-rata nilai instrumen kuesioner 83,29 Sangat layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Berdasarkan hasil perhitungan validasi instrumen wawancara,
observasi, dan kuesioner di atas maka instrumen wawancara,
observasi, dan kuesioner dinyatakan sangat layak digunakan untuk
instrumen penelitian.
2. Reliabilitas instrumen
Subali (2012: 113) mengemukakan bahwa suatu alat ukur dinyatakan
andal (reliable) apabila memberikan hasil yang sama pada berkali-kali
pengulangan pengukuran. Sejalan dengan Subali, Masidjo (1995: 209)
terlebih dahulu memaparkan bahwa suatu tes yang reliabel akan
menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai
pengukuran. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan cronbach’s Alpha
atau koefisien Alpha untuk mengetahui reliabilitas soal evaluasi siklus I
dan siklus II. Kualifikasi reliabilitas menurut Masidjo (1995: 209) tersaji
pada tabel 3.15 berikut ini: Tabel 3.15 Kualifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat Rendah
Hasil perhitungan reliabilitas soal pilihan ganda siklus I terdapat
pada tabel 3.16. Tabel 3.16 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I
Cronbach’s Alpha N Kualifikasi 0,836 15 Tinggi
Tabel 3.16 menunjukkan bahwa reliabilitas soal evaluasi siklus I
adalah 0,836. Tingkat reliabilitas soal diketahui dengan membandingkan
hasil perhitungan cronbach’s Alpha dengan koefisien korelasi. Maka,
0,836 masuk dalam kualifikasi tinggi. Jadi soal evaluasi siklus I yang
peneliti gunakan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
mengetahui reliabilitas soal evaluasi siklus II, berikut hasil perhitungan
yang terdapat pada tabel 3.17. Tabel 3.17 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II
Cronbach’s Alpha N Kualifikasi 0,816 15 Tinggi
Tabel 3.17 menunjukkan bahwa reliabilitas soal evaluasi siklus II
adalah 0,816. Tingkat reliabilitas soal diketahui dengan membandingkan
hasil perhitungan cronbach’s Alpha dengan koefisien korelasi. Maka,
0,816 masuk dalam kualifikasi tinggi. Jadi soal evaluasi siklus II yang
peneliti gunakan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan pengelompokan data berdasarkan
peubah (variabel) dalam rangka menyajikan data tiap variabel yang diteliti dan
penghitungan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis data yang
peneliti gunakan dalam penelitian terdiri dari dua macam yaitu analisis
kualitatif deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif deskriptif
digunakan untuk menguraikan tingkat kreativitas peserta didik ditinjau dari
hasil wawancara, observasi, dan kuesioner. Analisis kuantitatif digunakan
untuk menguraikan capaian hasil belajar peserta didik ditinjau dari hasil soal
evaluasi siklus I dan siklus II.
1. Perhitungan Peningkatan Kreativitas
Data mengenai kreativitas peserta didik diperoleh melalui nilai rata-
rata observasi dan kuesioner. Analisis kreativitas peserta didik dapat
dilakukan dengan cara membandingkan kondisi awal, kondisi akhir siklus
I, dan kondisi akhir siklus II. Peningkatan kreativitas dapat dihitung
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Observasi
1) Observer 1
Observer mengamati seluruh peserta didik sesuai dengan
pernyataan yang ada pada lembar observasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
a) Menghitung jumlah skor yang diperoleh setiap peserta didik.
b) Menghitung jumlah skor keseluruhan seluruh peserta didik.
c) Menghitung skor perolehan keseluruhan peserta didik.
d) Menghitung nilai kreativitas dengan rumus:
2) Observer 2, 3, 4, dan 5
Masing-masing observer mengamati 6-7 peserta didik agar lebih
mudah.
a) Menghitung jumlah skor yang diperoleh setiap peserta didik
yang diamati dari masing-masing observer.
b) Menghitung jumlah skor keseluruhan seluruh peserta didik
yang diamati masing-masing observer.
c) Menghitung skor perolehan keseluruhan seluruh peserta didik
dari keempat observer.
d) Menghitung nilai kreativitas dengan rumus:
3) Keseluruhan observer
a) Mencari rata-rata nilai kreativitas dari semua observer.
b) Menentukan kualifikasi kreativitas.
b. Kuesioner
1) Menghitung jumlah skor yang diperoleh setiap peserta didik.
2) Menghitung jumlah skor keseluruhan seluruh peserta didik.
3) Menghitung skor perolehan keseluruhan peserta didik.
4) Menghitung nilai kreativitas dengan rumus:
5) Mencari rata-rata nilai kreativitas.
6) Mencari rata-rata nilai observasi kreativitas pertemuan 1 dan
pertemuan 2, dan kuesioner akhir siklus.
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑆𝑆𝑆𝑆𝑝𝑝𝑝𝑝ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝑝𝑝𝑎𝑎ℎ 𝑠𝑠𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝐽𝐽𝑎𝑎𝑆𝑆𝑠𝑠𝑚𝑚𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽
𝑥𝑥 100
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑆𝑆𝑆𝑆𝑝𝑝𝑝𝑝ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝑝𝑝𝑎𝑎ℎ 𝑠𝑠𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝐽𝐽𝑎𝑎𝑆𝑆𝑠𝑠𝑚𝑚𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽
𝑥𝑥 100
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑆𝑆𝑆𝑆𝑝𝑝𝑝𝑝ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝑝𝑝𝑎𝑎ℎ 𝑠𝑠𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝐽𝐽𝑎𝑎𝑆𝑆𝑠𝑠𝑚𝑚𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽
𝑥𝑥 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
7) Menentukan kualifikasi kreativitas.
8) Melakukan perbandingan hasil tingkat kreativitas peserta didik
pada tiap akhir siklus dengan kondisi awal.
Kualifikasi kreativitas peserta didik dapat diketahui dengan pendapat
Masidjo (1995: 157) dengan penyesuaian kriteria. Kualifikasi kreativitas
dapat dilihat pada tabel 3.18. Tabel 3.18 Kualifikasi Kreativitas
Rentang Nilai Nilai Huruf Kriteria 81 - 100 A Sangat kreatif 66 - 80 B Kreatif 56 - 65 C Cukup kreatif 46 - 55 D Kurang kreatif
Dibawah 46 E Tidak kreatif
2. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar
Data mengenai hasil belajar peserta didik diperoleh dari hasil nilai
rata-rata soal evaluasi siklus I dan siklus II. Analisis hasil belajar peserta
didik dapat dilakukan dengan cara membandingkan kondisi awal, kondisi
akhir siklus I, dan kondisi akhir siklus II. Peningkatan hasil belajar peserta
didik dapat dihitung dengan langkah-langkah berikut:
a. Menghitung jumlah skor perolehan pada soal pilihan ganda dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Skor 1 untuk jawaban benar
2) Skor 0 untuk jawaban salah
b. Menghitung nilai hasil belajar setiap peserta didik dengan
menggunakan rumus:
c. Melihat ketuntasan nilai setiap peserta didik, jika nilai ≥ 68 maka
tuntas, jika nilai < 68 maka tidak tuntas.
d. Menghitung nilai rata-rata hasil belajar peserta didik secara
keseluruhan dengan menggunakan rumus:
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝑝𝑝𝑎𝑎ℎ 𝑠𝑠𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 ℎ𝑎𝑎𝑠𝑠𝑚𝑚𝑝𝑝 𝑏𝑏𝑝𝑝𝑝𝑝𝑎𝑎𝑏𝑏𝑎𝑎𝑆𝑆 𝑠𝑠𝑝𝑝𝑝𝑝𝐽𝐽𝑆𝑆𝐽𝐽ℎ 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑠𝑠𝑝𝑝𝑆𝑆𝑝𝑝𝑎𝑎 𝑑𝑑𝑚𝑚𝑑𝑑𝑚𝑚𝑆𝑆𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝑝𝑝𝑎𝑎ℎ 𝑝𝑝𝑆𝑆𝑝𝑝𝑎𝑎𝑝𝑝 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑠𝑠𝑝𝑝𝑆𝑆𝑝𝑝𝑎𝑎 𝑑𝑑𝑚𝑚𝑑𝑑𝑚𝑚𝑆𝑆
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑆𝑆𝑆𝑆𝑝𝑝𝑝𝑝ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝑝𝑝𝑎𝑎ℎ 𝑠𝑠𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝐽𝐽𝑎𝑎𝑆𝑆𝑠𝑠𝑚𝑚𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽
𝑥𝑥 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
e. Menghitung persentase ketuntasan dengan menggunakan rumus:
f. Membandingkan tingkat hasil belajar peserta didik pada tiap akhir
siklus dengan kondisi awal untuk mengetahui adanya peningkatan
hasil belajar atau tidak.
I. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan merupakan target hasil yang hendak dicapai dalam
melakukan penelitian. Kriteria keberhasilan dapat dinyatakan berhasil apabila
hasil penelitian melebihi kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Kriteria
keberhasilan kreativitas dan hasil belajar peserta didik yang peneliti tentukan
bersama guru kelas dalam penelitian tersaji pada tabel 3.19 di bawah ini: Tabel 3.19 Kriteria Keberhasilan Kreativitas dan Hasil Belajar Peserta Didik
Peubah Indikator Kondisi Awal
Target Akhir
Siklus I
Target Akhir
Siklus II
Kreativitas Nilai rata-rata
kreativitas peserta didik
46,19 60 75
Hasil Belajar
Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik 65,38 70 75
Persentase jumlah peserta didik yang mencapai KKM
43,20% 50% 70%
Pada peubah kreativitas dilihat dari indikator nilai rata-rata kreativitas
peserta didik target akhir siklus I sebesar 60 dan siklus II sebesar 75. Peubah
hasil belajar dilihat dari indikator nilai rata-rata hasil peserta didik target akhir
siklus I sebesar 70 dan siklus II sebesar 75, sedangkan jika dilihat dari
indikator persentase jumlah peserta didik yang mencapai KKM target akhir
siklus I sebesar 50% dan siklus II sebesar 70%.
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝑝𝑝𝑎𝑎ℎ 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑠𝑠𝑝𝑝𝑆𝑆𝑝𝑝𝑎𝑎 𝑑𝑑𝑚𝑚𝑑𝑑𝑚𝑚𝑆𝑆 𝑝𝑝𝐽𝐽𝑎𝑎𝑝𝑝𝑎𝑎𝑠𝑠𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝑝𝑝𝑎𝑎ℎ 𝑆𝑆𝑝𝑝𝑠𝑠𝑝𝑝𝑝𝑝𝐽𝐽𝑆𝑆𝐽𝐽ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑠𝑠𝑝𝑝𝑆𝑆𝑝𝑝𝑎𝑎 𝑑𝑑𝑚𝑚𝑑𝑑𝑚𝑚𝑆𝑆
𝑥𝑥 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Proses Penelitian
a. Kondisi Awal
Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti melakukan dua
kali observasi di kelas IVB dan satu kali wawancara dengan guru kelas
IVB SD Negeri Kentungan. Observasi dilakukan untuk mengetahui
kondisi peserta didik saat mengikuti pembelajaran, meliputi proses
pembelajaran dan kreativitas peserta didik. Hasil observasi proses
pembelajaran, guru tidak menggunakan model pembelajaran inovatif.
Pembelajaran terpaku pada buku peserta didik dan buku guru. Guru
hanya ceramah sehingga peserta didik kurang tertarik dan menjadi
bosan. Peserta didik banyak yang bergurau dengan peserta didik lain
dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Peserta didik yang tidak
mau bertanya dan mengemukakan pendapat. Ketika ditanya oleh guru,
peserta didik hanya diam. Pembelajaran yang berpusat pada guru
membuat peserta didik kurang memiliki kreativitas.
Wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas IVB
memberikan penguatan pada observasi pembelajaran yang sudah
peneliti lakukan. Guru mengatakan bahwa peserta didik kurang
memiliki kreativitas. Peserta didik jarang mau bertanya. Guru
memperbolehkan peserta didik menggunakan cara yang lain tetapi
menggunakan batasan tertentu sesuai dengan perintah guru, tetapi
kebanyakan peserta didik tetap menggunakan cara yang diajarkan guru.
Guru memberikan kebebasan peserta didik untuk mengemukakan
pendapat, tetapi peserta didik tidak mau berpendapat dan bertanya.
Selain itu peserta didik kesulitan menemukan solusi dari suatu masalah
dan sulit mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
Khususnya pada pembelajaran IPA yang menggunakan percobaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
pemecahan masalah, dan kaitan kehidupan sehari-hari dari tahun ke
tahun peserta didik merasa kesulitan. Terbukti dengan hasil belajar
materi gaya kelas IVB tahun ajaran 2018/2019. Gaya merupakan materi
yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, namun kenyataannya
peserta didik mendapatkan nilai yang rendah. Rata-rata penilaian tengah
semester II IPA materi gaya tahun ajaran 2018/2019 dari 26 peserta
didik sebesar 65,38 di bawah KKM yaitu 68.
Hasil observasi pembelajaran dan wawancara dikuatkan kembali
dengan observasi kreativitas peserta didik yang peneliti lakukan.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kreativitas peserta
didik. Indikator kreativitas yang diamati meliputi (1) memiliki ide yang
unik, (2) mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, (3)
memiliki rasa keindahan, (4) memberi banyak gagasan terhadap suatu
masalah, dan (5) memiliki daya imajinasi. Berdasarkan hasil observasi
kreativitas 28 peserta didik kelas IVB mendapatkan nilai rata-rata 46,19
dengan kualifikasi kurang kreatif. Berdasarkan data yang didapat,
rendahnya kreativitas peserta didik berpengaruh terhadap rendahnya
hasil belajar peserta didik.
b. Upaya Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar
Berdasarkan kondisi awal rendahnya kreativitas dan hasil belajar
peserta didik, peneliti menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi peserta didik
kelas IVB SD Negeri Kentungan. Model pembelajaran berbasis
masalah dianggap tepat karena model ini mengajak peserta didik untuk
memecahkan masalah dengan mempelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut dan menerapkan pengetahuan
yang mereka miliki untuk mengatasi masalah. Penerapan model
pembelajaran berbasis masalah dilakukan secara kelompok dan
individu. Peserta didik berkelompok saat melakukan percobaan dan
individu saat mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Kegiatan pembelajaran yang dirancang menggunakan percobaan
tentu akan meningkatkan kreativitas peserta didik. Peserta didik dapat
mempraktikkan sendiri dengan bantuan guru sehingga pembelajaran
menjadi menyenangkan, efektif, dan tidak membosankan. Melalui 5
langkah dalam model pembelajaran berbasis masalah diharapkan dapat
meningkatkan kreativitas dan hasil belajar peserta didik kelas IVB di
SD Negeri Kentungan.
c. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan pada peserta didik
kelas IVB SD Negeri Kentungan. Pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Selasa, 18 Februari 2020 selama 2 jam pembelajaran dengan
alokasi waktu 2x35 menit. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Jumat, 21 Februari 2020 selama 3 jam pembelajaran dengan alokasi
waktu 3x35 menit.
1) Perencanaan Tindakan
Setelah memperoleh data dari hasil observasi dan wawancara,
dan sudah melakukan validasi instrumen penelitian kreativitas dan
hasil belajar, peneliti meminta izin kepada kepala SD N Kentungan
untuk melakukan penelitian. Peneliti juga menemui guru kelas IVB
untuk menentukan waktu penelitian. Perencanaan tindakan yang
dilakukan peneliti yaitu menyiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari RPPTH, LKPD, media, dan soal evaluasi. Media yang
peneliti gunakan yaitu KIT gaya dan beberapa gambar yang
berkaitan dengan materi. Soal evaluasi akan diberikan kepada 27
peserta didik kelas IVB pada akhir pertemuan kedua untuk
mengukur hasil belajar peserta didik. Selain mengerjakan soal
evaluasi pada akhir pertemuan kedua, peserta didik juga akan
mengisi kuesioner kreativitas. Peneliti juga menyiapkan instrumen
non tes berupa lembar observasi yang digunakan untuk mengukur
kreativitas peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Pertemuan 1
Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa,
18 Februari 2020 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pada
pertemuan pertama peserta didik belajar tentang pengaruh gaya,
gaya otot dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Selama
melaksanakan penelitian, peneliti dibantu oleh 1 guru kelas IVB
dan 4 teman sebagai observer yang bertugas untuk mengamati
kreativitas peserta didik dan mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan pembuka sampai penutup peneliti laksanakan
sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran berbasis
masalah. Kegiatan pembuka diawali dengan salam pembuka,
kemudian peserta didik menyanyikan lagu “Naik Delman”.
Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang lagu
yang sudah dinyanyikan dengan materi yang akan dipelajari.
Memasuki langkah pertama model pembelajaran berbasis
masalah yakni mengorientasikan peserta didik pada masalah,
peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang mengapa
delman dapat bergerak. Peserta didik memperhatikan tujuan
pembelajaran, materi, dan kegiatan yang akan dilakukan yang
disampaikan guru.
Pada kegiatan inti, pada langkah kedua model pembelajaran
berbasis masalah yakni mengorganisasikan peserta didik agar
belajar, peserta didik mengamati gambar delman. Peserta didik
dan guru melakukan tanya jawab tentang gambar tersebut.
Selanjutnya pada langkah ketiga yakni memandu menyelidiki
secara mandiri atau kelompok, peserta didik membaca
panduan percobaan “Pengaruh Gaya dan Gaya Otot”. Peserta
didik memperhatikan penjelasan guru tentang percobaan yang
akan dikerjakan secara berkelompok dan mandiri. Peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
dibagi menjadi 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4
peserta didik untuk melakukan kegiatan percobaan. Peserta
didik menanyakan hal yang belum dipahami. Peserta didik
melakukan percobaan “Pengaruh Gaya dan Gaya Otot”. Pada
langkah keempat yakni mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, peserta didik mengerjakan soal yang ada pada
panduan percobaan “Pengaruh Gaya dan Gaya Otot” secara
mandiri. Peserta didik membuat peta pikiran tentang gaya otot
dan manfaatnya kehidupan sehari-hari. Setelah selesai, peserta
didik memperhatikan penegasan dan penjelasan yang
disampaikan guru.
Pada kegiatan penutup, langkah kelima model
pembelajaran berbasis masalah yakni menganalisis dan
mengevaluasi hasil pemecahan masalah, peserta didik
bersama guru menyimpulkan tentang materi yang dipelajari.
Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru mengenai
kesulitan yang dihadapi dalam memahami materi tersebut.
Peserta didik mendapat penguatan dari guru terkait materi yang
telah dipelajari. Peserta didik menulis refleksi tentang
pembelajaran yang sudah dilakukan. Pembelajaran diakhiri
dengan doa.
b) Pertemuan 2
Siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 21
Februari 2020 dengan alokasi waktu 3x35 menit. Pada
pertemuan kedua peserta didik belajar tentang gaya listrik dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Selama melaksanakan
penelitian, peneliti dibantu oleh 1 guru kelas IVB dan 4 teman
sebagai observer yang bertugas untuk mengamati kreativitas
peserta didik dan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembuka sampai penutup peneliti laksanakan
sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
masalah. Kegiatan pembuka diawali dengan salam pembuka,
doa, dan absensi. Peserta didik melakukan kegiatan literasi
dengan membaca teks “Sejarah Penemuan Listrik”. Peserta
didik menyanyikan lagu “Gaya Listrik”. Peserta didik dan guru
melakukan tanya jawab tentang lagu yang sudah dinyanyikan
dengan materi yang akan dipelajari. Memasuki langkah pertama
model pembelajaran berbasis masalah yakni mengorientasikan
peserta didik pada masalah, peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab tentang penggaris yang digosokkan ke rambut dapat
menarik potongan kertas. Peserta didik memperhatikan tujuan
pembelajaran, materi, dan kegiatan yang akan dilakukan yang
disampaikan guru.
Pada kegiatan inti, pada langkah kedua model pembelajaran
berbasis masalah yakni mengorganisasikan peserta didik agar
belajar, peserta didik mengamati demonstrasi sisir plastik yang
digosokkan ke rambut dapat menarik potongan kertas yang
dilakukan guru. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab
tentang demonstrasi tersebut. Selanjutnya pada langkah ketiga
yakni memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok,
peserta didik membaca panduan percobaan “Pengaruh Gaya
Listrik”. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang
percobaan yang akan dikerjakan secara berkelompok dan
mandiri. Peserta didik dibagi menjadi 7 kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 3-4 peserta didik untuk melakukan
kegiatan percobaan. Peserta didik menanyakan hal yang belum
dipahami. Peserta didik melakukan percobaan “Pengaruh Gaya
Listrik”. Pada langkah keempat yakni mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, peserta didik mengerjakan soal yang
ada pada panduan percobaan “Pengaruh Gaya Listrik” secara
mandiri. Peserta didik membuat laporan sederhana tentang
pengaruh gaya listrik. Setelah selesai, peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
memperhatikan penegasan dan penjelasan yang disampaikan
guru.
Pada kegiatan penutup, langkah kelima model
pembelajaran berbasis masalah yakni menganalisis dan
mengevaluasi hasil pemecahan masalah, peserta didik
bersama guru menyimpulkan tentang materi yang dipelajari.
Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru mengenai
kesulitan yang dihadapi dalam memahami materi tersebut.
Peserta didik mendapat penguatan dari guru terkait materi yang
telah dipelajari. Peserta didik menulis refleksi tentang
pembelajaran yang sudah dilakukan. Peserta didik mengerjakan
soal evaluasi siklus I. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi
siklus I, peserta didik mengisi kuesioner kreativitas. Peserta
didik dipersilahkan untuk istirahat.
3) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui peningkatan kreativitas
peserta didik. Pengamatan dilakukan oleh 1 guru dan 4 teman yang
bertugas mengamati kreativitas peserta didik berdasarkan indikator
yang sudah peneliti tentukan. Adapun indikator kreativitas meliputi:
(a) memiliki ide yang unik, (b) mencoba cara baru untuk
menyelesaikan masalah, (c) memiliki rasa keindahan, (d) memberi
banyak gagasan terhadap suatu masalah, dan (e) memiliki daya
imajinasi. Data dari 5 observer diperoleh nilai rata-rata pertemuan 1
yaitu 62,95 dengan kualifikasi cukup kreatif dan nilai rata-rata
pertemuan 2 yaitu 68,51 dengan kualifikasi kreatif. Selain data
observasi, pada akhir siklus I peserta didik mengisi kuesioner
kreativitas dan diperoleh nilai rara-rata 79,75. Berdasarkan data
tersebut diperoleh rata-rata keseluruhan kreativitas peserta didik
pada siklus I yaitu 70,40 dengan kualifikasi kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
4) Refleksi
Refleksi dilakukan pada proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan dalam siklus I mengenai pengaruh gaya, gaya otot dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, serta gaya listrik dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Hasil yang diperoleh pada
siklus I dijadikan perbaikan untuk siklus II. Selama pelaksanaan
siklus I terdapat kekurangan seperti peserta didik yang kurang
paham saat melakukan percobaan dan kesulitan menyimpulkan hasil
percobaan yang sudah dilakukan. Berdasarkan kekurangan tersebut,
peneliti merencanakan perbaikan untuk siklus II yaitu peneliti
sebagai guru akan menuntun setiap langkah saat peserta didik
melakukan percobaan. Namun, secara keseluruhan pembelajaran
berjalan dengan baik. Peserta didik antusias mengikuti
pembelajaran khususnya saat percobaan pengaruh gaya, gaya otot,
dan gaya listrik menggunakan KIT gaya. Pembelajaran kondusif,
peserta didik mampu belajar sesuai dengan arahan guru. Selain itu,
peserta didik juga menjadi aktif.
Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik pada siklus I yaitu
71,34. Hasil tersebut sudah memenuhi target yang peneliti buat
yaitu 70. Diperoleh persentase ketuntasan sebesar 59,25% atau
peserta didik yang tuntas sebanyak 16 dari 27 peserta didik.
Dibandingkan dengan kondisi awal, peserta didik mendapatkan nilai
rata-rata hasil belajar 65,38 dengan persentase ketuntasan 43,20%.
Berdasarkan data kondisi awal dan siklus I hasil belajar peserta
didik kelas IVB materi gaya mengalami peningkatan.
Selain hasil belajar, kreativitas peserta didik juga mengalami
peningkatan. Kondisi awal nilai rata-rata kreativitas peserta didik
46,19 dengan kualifikasi kurang kreatif. Pada siklus I nilai rata-rata
kreativitas peserta didik 70,40 dengan kualifikasi kreatif. Nilai rata-
rata kreativitas peserta didik pada siklus I sudah melebihi target
yang dibuat peneliti yaitu 60.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa
peningkatan kreativitas dan hasil belajar peserta didik kelas IVB
materi gaya melalui model pembelajaran berbasis masalah di SD
Negeri Kentungan sudah mengalami peningkatan dan sudah
melebihi target yang telah dibuat peneliti. Namun, peneliti tetap
melanjutkan penelitian ke siklus II untuk memantapkan kreativitas
dan hasil belajar peserta didik dan mencapai target akhir yang sudah
peneliti tentukan.
d. Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan pada peserta didik
kelas IVB SD Negeri Kentungan. Pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Selasa, 25 Februari 2020 selama 2 jam pembelajaran dengan
alokasi waktu 2x35 menit. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Jumat, 28 Februari 2020 selama 3 jam pembelajaran dengan alokasi
waktu 3x35 menit.
1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti yaitu
menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPPTH,
LKPD, media, dan soal evaluasi. Media yang peneliti gunakan yaitu
KIT gaya dan beberapa gambar yang berkaitan dengan materi. Soal
evaluasi akan diberikan kepada 27 peserta didik kelas IVB pada
akhir pertemuan kedua untuk mengukur hasil belajar peserta didik.
Selain mengerjakan soal evaluasi pada akhir pertemuan kedua,
peserta didik juga akan mengisi kuesioner kreativitas. Peneliti juga
menyiapkan instrumen non tes berupa lembar observasi yang
digunakan untuk mengukur kreativitas peserta didik.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Pertemuan 1
Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa,
25 Februari 2020 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
pertemuan pertama peserta didik belajar tentang gaya gravitasi
dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari serta gaya magnet
dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Selama
melaksanakan penelitian, peneliti dibantu oleh 1 guru kelas IVB
dan 4 teman sebagai observer yang bertugas untuk mengamati
kreativitas peserta didik dan mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan pembuka sampai penutup peneliti laksanakan
sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran berbasis
masalah. Kegiatan pembuka diawali dengan salam pembuka,
kemudian peserta didik menyanyikan lagu “Gaya Gravitasi dan
Magnet”. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang
lagu yang sudah dinyanyikan dengan materi yang akan
dipelajari. Memasuki langkah pertama model pembelajaran
berbasis masalah yakni mengorientasikan peserta didik pada
masalah, peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang
mengapa semua benda yang dilempar selalu jatuh ke bawah.
Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran, materi, dan
kegiatan yang akan dilakukan yang disampaikan guru.
Pada kegiatan inti, pada langkah kedua model pembelajaran
berbasis masalah yakni mengorganisasikan peserta didik agar
belajar, peserta didik mengamati gambar astronot. Peserta didik
dan guru melakukan tanya jawab tentang gambar tersebut.
Setelah mengamati gambar astronot, peserta didik mengamati
gambar kereta api maglev. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab tentang gambar tersebut. Selanjutnya pada langkah
ketiga yakni memandu menyelidiki secara mandiri atau
kelompok, peserta didik membaca panduan percobaan “Gaya
Gravitasi dan Gaya Magnet”. Peserta didik memperhatikan
penjelasan guru tentang percobaan yang akan dikerjakan secara
berkelompok dan mandiri. Peserta didik dibagi menjadi 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4 peserta didik untuk
melakukan kegiatan percobaan. Peserta didik menanyakan hal
yang belum dipahami. Peserta didik melakukan percobaan
“Gaya Gravitasi dan Gaya Magnet”. Pada langkah keempat
yakni mengembangkan dan menyajikan hasil karya, peserta
didik mengerjakan soal yang ada pada panduan percobaan
“Gaya Gravitasi dan Gaya Magnet” secara mandiri. Peserta
didik membuat poster tentang manfaat gaya gravitasi atau gaya
magnet dalam kehidupan sehari-hari. Setelah selesai, peserta
didik memperhatikan penegasan dan penjelasan yang
disampaikan guru.
Pada kegiatan akhir, langkah kelima model pembelajaran
berbasis masalah yakni menganalisis dan mengevaluasi hasil
pemecahan masalah, peserta didik bersama guru
menyimpulkan tentang materi yang dipelajari. Peserta didik
melakukan tanya jawab dengan guru mengenai kesulitan yang
dihadapi dalam memahami materi tersebut. Peserta didik
mendapat penguatan dari guru terkait materi yang telah
dipelajari. Peserta didik menulis refleksi tentang pembelajaran
yang sudah dilakukan. Pembelajaran diakhiri dengan doa.
b) Pertemuan 2
Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat,
28 Februari 2020 dengan alokasi waktu 3x35 menit. Pada
pertemuan kedua peserta didik belajar tentang gaya gesek dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Selama melaksanakan
penelitian, peneliti dibantu oleh 1 guru kelas IVB dan 4 teman
sebagai observer yang bertugas untuk mengamati kreativitas
peserta didik dan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembuka sampai penutup peneliti laksanakan
sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran berbasis
masalah. Kegiatan pembuka diawali dengan salam pembuka,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
doa, dan absensi. Peserta didik melakukan kegiatan literasi
dengan membaca teks “Sepatu untuk Bayu”. Peserta didik
menyanyikan lagu “Gaya Gesek”. Peserta didik dan guru
melakukan tanya jawab tentang lagu yang sudah dinyanyikan
dengan materi yang akan dipelajari. Memasuki langkah pertama
model pembelajaran berbasis masalah yakni mengorientasikan
peserta didik pada masalah, peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab tentang mengapa menginjak kulit pisang dapat
membuat terpeleset. Peserta didik memperhatikan tujuan
pembelajaran, materi, dan kegiatan yang akan dilakukan yang
disampaikan guru.
Pada kegiatan inti, pada langkah kedua model pembelajaran
berbasis masalah yakni mengorganisasikan peserta didik agar
belajar, peserta didik mengamati gambar sepatu sepak bola.
Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang gambar
tersebut. Selanjutnya pada langkah ketiga yakni memandu
menyelidiki secara mandiri atau kelompok, peserta didik
membaca panduan percobaan “Pengaruh Gaya Gesek”. Peserta
didik memperhatikan penjelasan guru tentang percobaan yang
akan dikerjakan secara berkelompok dan mandiri. Peserta didik
dibagi menjadi 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4
peserta didik untuk melakukan kegiatan percobaan. Peserta
didik menanyakan hal yang belum dipahami. Peserta didik
melakukan percobaan “Pengaruh Gaya Gesek”. Pada langkah
keempat yakni mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
peserta didik mengerjakan soal yang ada pada panduan
percobaan “Pengaruh Gaya Gesek” secara mandiri. Peserta didik
membuat laporan sederhana tentang pengaruh gaya gesek.
Setelah selesai, peserta didik memperhatikan penegasan dan
penjelasan yang disampaikan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Pada kegiatan akhir, langkah kelima model pembelajaran
berbasis masalah yakni menganalisis dan mengevaluasi hasil
pemecahan masalah, peserta didik bersama guru
menyimpulkan tentang materi yang dipelajari. Peserta didik
melakukan tanya jawab dengan guru mengenai kesulitan yang
dihadapi dalam memahami materi tersebut. Peserta didik
mendapat penguatan dari guru terkait materi yang telah
dipelajari. Peserta didik menulis refleksi tentang pembelajaran
yang sudah dilakukan. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi
siklus II. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi siklus I,
peserta didik mengisi kuesioner kreativitas. Peserta didik
dipersilahkan untuk istirahat.
3) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui peningkatan kreativitas
peserta didik. Pengamatan dilakukan oleh 1 guru dan 4 teman yang
bertugas mengamati kreativitas peserta didik berdasarkan indikator
yang sudah peneliti tentukan. Adapun indikator kreativitas meliputi:
(a) memiliki ide yang unik, (b) mencoba cara baru untuk
menyelesaikan masalah, (c) memiliki rasa keindahan, (d) memberi
banyak gagasan terhadap suatu masalah, dan (e) memiliki daya
imajinasi. Data dari 5 observer diperoleh nilai rata-rata pertemuan 1
yaitu 76,53 dengan kualifikasi kreatif dan nilai rata-rata pertemuan
2 yaitu 82,34 dengan kualifikasi sangat kreatif. Selain data
observasi, pada akhir siklus II peserta didik mengisi kuesioner
kreativitas dan diperoleh nilai rara-rata 80,98. Berdasarkan data
tersebut diperoleh rata-rata keseluruhan kreativitas peserta didik
pada siklus II yaitu 79,95 dengan kualifikasi kreatif.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan pada proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan dalam siklus II mengenai gaya gravitasi dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, gaya magnet dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, serta gaya gesek dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan refleksi pada
siklus I tentang kesulitan peserta didik yang kurang paham saat
melakukan percobaan, pada siklus II ini peneliti sebagai guru
mengubah cara peserta didik dalam melakukan percobaan dengan
menuntun setiap langkah satu persatu. Ternyata setelah diterapkan
demikian, pembelajaran pada siklus II berjalan lebih baik daripada
siklus I. Peserta didik antusias mengikuti pembelajaran khususnya
saat percobaan gaya gravitasi, gaya magnet, dan gaya gesek
menggunakan KIT gaya. Pembelajaran sangat kondusif, peserta
didik mampu belajar sesuai dengan arahan guru. Selain itu, peserta
didik juga aktif.
Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik pada siklus II yaitu
80,49. Hasil tersebut sudah memenuhi target yang peneliti buat
yaitu 75. Diperoleh persentase ketuntasan sebesar 77,77% atau
peserta didik yang tuntas sebanyak 21 dari 27 peserta didik.
Dibandingkan dengan siklus I, peserta didik mendapatkan nilai rata-
rata hasil belajar 71,34 dengan persentase ketuntasan 59,25%.
Berdasarkan data siklus I dan siklus II hasil belajar peserta didik
kelas IVB materi gaya mengalami peningkatan.
Selain hasil belajar, kreativitas peserta didik juga mengalami
peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata kreativitas peserta didik
70,40 dengan kualifikasi kreatif. Pada siklus II nilai rata-rata
kreativitas peserta didik 79,95 dengan kualifikasi kreatif. Nilai rata-
rata kreativitas peserta didik pada siklus II sudah melebihi target
yang dibuat peneliti yaitu 75.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa
peningkatan kreativitas dan hasil belajar peserta didik kelas IVB
materi gaya melalui model pembelajaran berbasis masalah di SD
Negeri Kentungan sudah mengalami peningkatan dan sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
melebihi target yang telah dibuat peneliti. Peneliti memutuskan
untuk mengakhiri penelitian pada siklus II.
2. Analisis Data Hasil Penelitian
Penelitian yang peneliti lakukan berlangsung selama 4 kali pertemuan
di kelas IVB SD Negeri Kentungan pada semester II tahun ajaran
2019/2020. Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti melakukan analisis
terhadap data kreativitas dan hasil belajar peserta didik.
a. Kreativitas
Data kreativitas peserta didik dapat dilihat dari hasil observasi pada
setiap akhir pertemuan dan hasil kuesioner pada setiap akhir siklus.
Setiap siklus dibagi menjadi dua pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada
hari Selasa, 18 Februari 2020 dan hari Jumat, 21 Februari 2020.
Sedangkan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Februari 2020
dan hari Jumat, 28 Februari 2020. Kreativitas peserta didik dilihat pada
saat pembelajaran berlangsung menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah. Data kreativitas peserta didik pada siklus I pertemuan
1 dan 2 tersaji pada tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Kreativitas Peserta Didik Siklus I
No
Nama Peserta Didik
Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2
O1 O2 O3 O4 O5 O1 O2 O3 O4 O5 Kue
1 AFA 11 10 - - - 11 12 - - - 11 2 AA 11 10 - - - 11 11 - - - 12 3 APR 11 9 - - - 11 11 - - - 11 4 ADK 11 10 - - - 11 11 - - - 10 5 AJNR 7 9 - - - 9 11 - - - 15 6 BRA 11 9 - - - 11 11 - - - 15 7 DADP 7 10 - - - 9 12 - - - 8 8 DAS 7 - 10 - - 9 - 10 - - 11 9 DYA 7 - 9 - - 9 - 9 - - 14
10 FAR 7 - 9 - - 9 - 9 - - 7 11 FMY 12 - 9 - - 13 - 10 - - 14 12 FFA 7 - 9 - - 9 - 10 - - 8 13 HK 11 - 9 - - 11 - 10 - - 14 14 IKAK 11 - 9 - - 11 - 13 - - 15 15 MR 7 - - 8 - 9 - - 9 - 10 16 MRIP 12 - - 9 - 13 - - 9 - 10 17 MZ 11 - - 10 - 11 - - 9 - 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
No
Nama Peserta Didik
Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2
O1 O2 O3 O4 O5 O1 O2 O3 O4 O5 Kue
18 NS 11 - - 9 - 12 - - 8 - 15 19 NKA 7 - - 9 - 9 - - 10 - 11 20 NBPJ 11 - - 10 - 11 - - 9 - 14 21 NA 11 - - 10 - 11 - - 11 - 12 22 RAW 7 - - - 10 9 - - - 12 12 23 RPR 7 - - - 10 9 - - - 11 14 24 SAS 11 - - - 9 11 - - - 13 14 25 WSH 7 - - - 10 9 - - - 13 10 26 WFT 9 - - - 10 11 - - - 11 12 27 YMR 10 - - - 10 9 - - - 12 12
Jumlah 253 67 63 68 59 278 79 61 65 72 323 Skor Perolehan 253 257 278 277 323
Nilai 62,46 63,45 68,64 68,39 79,75
Rata-rata 62,95 68,51 79,75 Cukup kreatif Kreatif Rata-rata
Keseluruhan Siklus I
70,40
Kreatif
Keterangan :
O1 : Observer 1 (guru) O4 : Observer 4 - : Tidak diamati
O2 : Observer 2 O5 : Observer 5
O3 : Observer 3 Kue : Kuesioner
Tabel 4.1 menyajikan data kreativitas peserta didik pada siklus I
pertemuan 1 dan 2. Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil akhir rata-
rata keseluruhan siklus I sebesar 70,40 dengan kualifikasi kreatif.
Sedangkan untuk data kreativitas peserta didik pada siklus II pertemuan
1 dan 2 tersaji pada tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2 Kreativitas Peserta Didik Siklus II
No
Nama Peserta Didik
Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2
O1 O2 O3 O4 O5 O1 O2 O3 O4 O5 Kue
1 AFA 13 10 - - - 13 12 - - - 13 2 AA 12 11 - - - 13 11 - - - 12 3 APR 11 11 - - - 13 12 - - - 12 4 ADK 14 11 - - - 14 13 - - - 10 5 AJNR 14 12 - - - 11 12 - - - 15 6 BRA 11 11 - - - 13 15 - - - 14 7 DADP 13 11 - - - 11 13 - - - 6 8 DAS 10 - 12 - - 11 - 10 - - 13 9 DYA 10 - 10 - - 11 - 9 - - 14
10 FAR 10 - 11 - - 11 - 11 - - 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
No
Nama Peserta Didik
Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2
O1 O2 O3 O4 O5 O1 O2 O3 O4 O5 Kue
11 FMY 14 - 11 - - 15 - 14 - - 15 12 FFA 10 - 11 - - 11 - 12 - - 8 13 HK 13 - 12 - - 13 - 11 - - 15 14 IKAK 11 - 11 - - 13 - 13 - - 12 15 MR 10 - - 9 - 11 - - 11 - 10 16 MRIP 14 - - 9 - 15 - - 13 - 13 17 MZ 11 - - 10 - 13 - - 12 - 11 18 NS 14 - - 11 - 14 - - 12 - 15 19 NKA 10 - - 10 - 11 - - 12 - 13 20 NBPJ 11 - - 10 - 13 - - 13 - 11 21 NA 12 - - 10 - 13 - - 9 - 13 22 RAW 10 - - - 14 11 - - - 14 9 23 RPR 10 - - - 14 11 - - - 13 13 24 SAS 12 - - - 14 13 - - - 14 15 25 WSH 10 - - - 14 11 - - - 13 10 26 WFT 10 - - - 14 14 - - - 14 14 27 YMR 12 - - - 14 13 - - - 13 14
Jumlah 312 77 78 69 84 336 88 80 82 81 328 Skor Perolehan 312 308 336 331 328
Nilai 77,03 76,04 82,96 81,72 80,98
Rata-rata 76,53 82,34 80,98 Kreatif Sangat kreatif Rata-rata
Keseluruhan Siklus II
79,95
Kreatif
Keterangan :
O1 : Observer 1 (guru) O4 : Observer 4 - : Tidak diamati
O2 : Observer 2 O5 : Observer 5
O3 : Observer 3 Kue : Kuesioner
Tabel 4.2 menyajikan data kreativitas peserta didik pada siklus II
pertemuan 1 dan 2. Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil akhir rata-
rata keseluruhan siklus II sebesar 79,95 dengan kualifikasi kreatif.
Setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah pada
siklus I pertemuan 1 peserta didik memperoleh nilai rata-rata observasi
62,95 dengan kualifikasi cukup kreatif dan pada pertemuan 2
mengalami peningkatan nilai rata-rata observasi menjadi 68,51 dengan
kualifikasi kreatif. Selain observasi, dari kuesioner diperoleh nilai rata-
rata 79,75. Sehingga diperoleh rata-rata keseluruhan siklus I sebesar
70,40 dengan kualifikasi kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Pada siklus II pertemuan 1 peserta didik memperoleh nilai rata-rata
observasi 76,53 dengan kualifikasi kreatif dan pada pertemuan 2
mengalami peningkatan nilai rata-rata observasi menjadi 82,34 dengan
kualifikasi sangat kreatif. Selain observasi, dari kuesioner diperoleh
nilai rata-rata 79,75. Sehingga diperoleh rata-rata keseluruhan siklus II
sebesar 79,95 dengan kualifikasi kreatif. Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2
dan analisis data menunjukkan terjadi peningkatan kreativitas peserta
didik pada siklus I dan II. Peningkatan kreativitas peserta didik dapat
dilihat pada grafik 4.1 di bawah ini: Grafik 4.1 Peningkatan Kreativitas
Berdasarkan grafik 4.1 di atas, dapat dilihat peningkatan kreativitas
peserta didik pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Kondisi awal
menunjukkan angka 46,19. Siklus I target menunjukkan angka 60 dan
hasil menunjukkan angka 70,40. Siklus II target menunjukkan angka 75
dan hasil menunjukkan angka 79,95. Dari grafik tersebut dapat dilihat
bahwa kreativitas peserta didik mengalami peningkatan.
b. Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II
dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Hasil Belajar Peserta Didik
No Nama
Peserta Didik Siklus I Siklus II
Nilai Kentuntasan Nilai Ketuntasan 1 AFA 73,33 Tuntas 86,66 Tuntas 2 AA 80 Tuntas 86,66 Tuntas
0
20
40
60
80
100
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Peningkatan Kreativitas
TargetHasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
No Nama
Peserta Didik Siklus I Siklus II
Nilai Kentuntasan Nilai Ketuntasan 3 APR 73,33 Tuntas 86,66 Tuntas 4 ADK 73,33 Tuntas 80 Tuntas 5 AJNR 93,33 Tuntas 93,33 Tuntas 6 BRA 86,33 Tuntas 93,33 Tuntas 7 DADP 80 Tuntas 60 Tidak tuntas 8 DAS 60 Tidak tuntas 80 Tuntas 9 DYA 80 Tuntas 73,33 Tuntas 10 FAR 53,33 Tidak tuntas 53,33 Tidak tuntas 11 FMY 80 Tuntas 80 Tuntas 12 FFA 66,66 Tidak tuntas 66,66 Tidak tuntas 13 HK 60 Tidak tuntas 86,66 Tuntas 14 IKAK 66,66 Tidak tuntas 100 Tuntas 15 MR 73,33 Tuntas 86,66 Tuntas 16 MRIP 80 Tuntas 86,66 Tuntas 17 MZ 66,66 Tidak tuntas 80 Tuntas 18 NS 73,33 Tuntas 80 Tuntas 19 NKA 73,33 Tuntas 80 Tuntas 20 NBPJ 53,33 Tidak tuntas 66,66 Tidak tuntas 21 NA 73,33 Tuntas 80 Tuntas 22 RAW 66,66 Tidak tuntas 66,66 Tidak tuntas 23 RPR 73,33 Tuntas 80 Tuntas 24 SAS 60 Tidak tuntas 66,66 Tidak tuntas 25 WSH 73,33 Tuntas 80 Tuntas 26 WFT 66,66 Tidak tuntas 86,66 Tuntas 27 YMR 66,66 Tidak tuntas 86,66 Tuntas
Jumlah 1.926,25 2.173,24 Rata-rata 71,34 80,49 Persentase Ketuntasan 59,25% 77,77%
Tabel 4.3 menunjukkan hasil belajar peserta didik kelas IVB SD
Negeri Kentungan materi gaya mengalami peningkatan. Peningkatan
dapat dilihat dari nilai rata-rata siklus I dan II. Peningkatan nilai rata-
rata siklus I dan II sebesar 9,15. Peserta didik yang mendapatkan nilai
tuntas mencapai KKM 68 pada siklus I sebanyak 16 peserta didik
dengan persentase ketuntasan 59,25%. Sedangkan pada siklus II
sebanyak 21 peserta didik dengan persentase ketuntasan 77,77%.
Peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada grafik 4.2 di
bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Grafik 4.2 Peningkatan Hasil Belajar
Berdasarkan grafik 4.2 di atas, dapat dilihat peningkatan hasil
belajar peserta didik pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Kondisi
awal menunjukkan angka 65,38. Siklus I target menunjukkan angka 70
dan hasil menunjukkan angka 71,34. Siklus II target menunjukkan
angka 75 dan hasil menunjukkan angka 80,49. Dari grafik tersebut
dapat dilihat bahwa hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan.
Rangkuman capaian kreativitas dan hasil belajar peserta didik siklus I
dan siklus II tersaji pada tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Rangkuman Capaian Kreativitas dan Hasil Belajar
Peserta Didik Siklus I dan Siklus II
Peubah Indikator Kondisi Awal
Siklus I Siklus II Target Hasil Target Hasil
Kreativitas
Nilai rata-rata
kreativitas peserta didik
46,19 60 70,40 75 79,95
Hasil Belajar
Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik
65,38 70 71,34 75 80,49
Persentase jumlah peserta
didik yang mencapai
KKM
43,20% 50% 59,25% 70% 77,77%
0
20
40
60
80
100
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Peningkatan Hasil Belajar
TargetHasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Hasil analisis data ketuntasan kreativitas peserta didik pada siklus I
mencapai 70,40 dan siklus II mencapai 79,95. Hasil analisis data
ketuntasan hasil belajar peserta didik pada siklus I mencapai 59,25% dan
siklus II mencapai 77,77%. Peningkatan hasil belajar peserta didik dari
nilai rata-rata 71,34 menjadi 80,49. Jadi dapat dikatakan bahwa terjadi
peningkatan kreativitas dan hasil belajar peserta didik kelas IVB SD
Negeri Kentungan.
B. Pembahasan
Peneliti melakukan penelitian dengan jenis penelitian tindakan kelas
(PTK). Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 18 Februari 2020 sampai 28
Februari 2020. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus yang
terdiri dari siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan
meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Tujuan dari penelitian yaitu untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar
peserta didik kelas IVB materi gaya melalui model pembelajaran berbasis
masalah di SD Negeri Kentungan. Pemilihan materi berdasarkan hasil
wawancara dengan guru kelas IVB. Guru kelas IVB mengatakan bahwa
materi gaya merupakan salah satu materi yang mendapatkan nilai rendah dan
nilai rata-rata di bawah KKM dibandingkan dengan materi IPA lainnya.
1. Upaya Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar Peserta Didik
Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran berbasis masalah. Menurut Ward (dalam Nuryati,
2018: 7) pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model
pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu
masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat
mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan
sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Model
pembelajaran berbasis masalah terdiri dari lima langkah, yaitu: (a)
mengorientasikan peserta didik pada masalah, (b) mengorganisasikan
peserta didik agar belajar, (c) memandu menyelidiki secara mandiri atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
kelompok, (d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (e)
menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah. Kelima
langkah-langkah tersebut peneliti jelaskan, sebagai berikut:
a. Mengorientasikan Peserta Didik pada Masalah
Mengorientasikan peserta didik pada masalah diperlukan untuk
guru menginformasikan tujuan pembelajaran, menciptakan lingkungan
kelas yang memungkinkan terjadi pertukaran ide yang terbuka,
mengarahkan kepada pertanyaan atau masalah, dan mendorong peserta
didik mengekspresikan ide-ide secara terbuka (Putra, 2013: 78).
Mengorientasikan peserta didik pada masalah dilakukan saat kegiatan
pembuka sesuai dengan materi yang dibahas setiap pertemuan. Pada
siklus I pertemuan 1 peserta didik dan guru melakukan tanya jawab
tentang penyebab delman dapat bergerak, sedangkan pertemuan 2
peserta didik dan guru melakukan tanya jawab mengenai benda di kelas
yang dapat menyala ketika mendapat aliran listrik. Pada siklus II
pertemuan 1 peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang
penyebab semua benda yang dilempar selalu jatuh ke bawah, sedangkan
pertemuan 2 peserta didik dan guru melakukan tanya jawab mengenai
anjuran agar tidak membuang kulit pisang sembarangan dan penyebab
menginjak kulit pisang dapat membuat terpeleset.
b. Mengorganisasikan Peserta Didik agar Belajar
Mengorganisasikan peserta didik agar belajar diperlukan untuk
guru membantu peserta didik dalam menemukan konsep-konsep
berdasarkan masalah, mendorong keterbukaan, proses-proses
demokrasi, dan cara belajar peserta didik aktif, menguji pemahaman
peserta didik atas konsep yang ditemukan (Putra, 2013: 79).
Mengorganisasikan peserta didik agar belajar dilakukan saat kegiatan
inti. Pada siklus I pertemuan 1 peserta didik melakukan pengamatan
gambar delman. Setelah mengamati gambar delman peserta didik dan
guru melakukan tanya jawab tentang apa saja yang ada pada gambar,
tugas kusir dan kuda, dan peserta didik diarahkan untuk menyimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
apa yang dimaksud dengan gaya. Sedangkan pada pertemuan 2, peserta
didik mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Guru
melakukan demonstrasi menggunakan sisir plastik yang dgosokkan ke
rambut lalu didekatkan dengan potongan kertas. Setelah mengamati
demonstrasi guru, peserta didik dan guru melakukan tanya jawab
tentang hal yang terjadi ketika sisir didekatkan ke rambut dan hal yang
terjadi ketika sisir didekatkan ke potongan kertas.
Pada siklus II pertemuan 1 peserta didik mengamati gambar
astronot. Setelah mengamati gambar, peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab tentang penyebab astronot dapat melayang-layang ketika
berada di bulan, serta pertanyaan apakah di bulan tidak ada gaya
gravitasi dan apakah astronot juga akan melayang-layang ketika di
bumi. Sedangkan pada pertemuan 2, peserta didik mengamati gambar
sepatu sepak bola. Setelah mengamati gambar, peserta didik dan guru
melakukan tanya jawab tentang alasan alas sepatu sepak bola
berstruktur seperti paku-paku.
c. Memandu Menyelidiki Secara Mandiri atau Kelompok
Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok diperlukan
untuk guru memberi kemudahan pengerjaan peserta didik dalam
mengerjakan atau menyelesaikan masalah, mendorong kerja sama dan
penyelesaian tugas-tugas, mendorong dialog dan diskusi dengan teman,
membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-
tugas belajar yang berkaitan dengan masalah, membantu peserta didik
merumuskan hipotesis, dan membantu peserta didik dalam memberikan
solusi (Putra, 2013: 80). Pada langkah ini peserta didik dibagi menjadi 7
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4 peserta didik. Siklus I
pertemuan 1 peserta didik melakukan percobaan tentang pengaruh gaya
dan gaya otot, sedangkan pertemuan 2 peserta didik melakukan
percobaan tentang pengaruh gaya listik. Siklus II pertemuan 1 peserta
didik melakukan percobaan tentang gaya gravitasi dan gaya magnet,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
sedangkan pertemuan 2 peserta didik melakukan percobaan tentang
pengaruh gaya gesek.
d. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya diperlukan untuk
membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya (Ibrahim, Nur, dan Ismail dalam Rusman, 2014: 243).
Pada langkah ini peserta didik mengerjakan LKPD yang ada pada
panduan setiap percobaan secara mandiri. Siklus I pertemuan 1 peserta
didik membuat peta pikiran tentang gaya otot dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari, sedangkan pertemuan 2 peserta didik membuat
laporan sederhana tentang pengaruh gaya listrik. Siklus II pertemuan 1
peserta didik membuat poster tentang manfaat gaya gravitasi atau gaya
magnet dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pertemuan 2 peserta
didik membuat laporan sederhana tentang pengaruh gaya gesek.
e. Menganalisis dan Mengevaluasi Hasil Pemecahan Masalah
Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
diperlukan untuk Guru membantu peserta didik mengkaji ulang hasil
pemecahan masalah, memotivasi peserta didik agar terlibat dalam
pemecahan masalah, dan mengevaluasi materi (Putra, 2013: 81). Pada
langkah ini, setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II, peserta didik
bersama guru menyimpulkan tentang hasil percobaan dan pemecahan
masalah, serta menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Guru
memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya jika mengalami
kesulitan atau belum paham terhadap materi. Selain itu peserta didik
mendapatkan penguatan dari guru terkait materi yang sudah dipelajari.
Akhir setiap siklus peserta didik mengisi kuesioner kreativitas dan
mengerjakan soal evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Kelima langkah model pembelajaran berbasis masalah digunakan
setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II. Pelaksanaan model
pembelajaran berbasis masalah pada siklus I dan II peneliti jelaskan,
sebagai berikut:
a. Siklus I
Siklus I pada penelitian ini dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 18
Februari 2020 dengan alokasi waktu 2x35 menit, sedangkan pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 21 Februari 2020 dengan alokasi
waktu 3x35 menit. Pada pertemuan pertama peserta didik belajar
tentang pengaruh gaya, gaya otot dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari. Kemudian dilanjutkan pertemuan kedua peserta didik
belajar tentang gaya listrik dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-
hari. Selama proses penelitian, peneliti dibantu oleh 5 observer yang
terdiri dari 1 guru kelas IVB dan 4 teman yang bertugas mengamati
kreativitas peserta didik dan membantu mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran.
Observasi dilakukan setiap pertemuan dan peserta didik mengisi
kuesioner kreativitas setiap akhir siklus. Berdasarkan tabel 4.1
kreativitas peserta didik siklus I diperoleh nilai rata-rata 70,40 dan
masuk dalam kualifikasi kreatif. Pengujian soal evaluasi siklus I di
kelas IVB SD Negeri Kentungan dilaksanakan pada pertemuan kedua
hari Jumat, 21 Februari 2020. Berdasarkan tabel 4.3 rata-rata nilai
peserta didik 71,34 dengan persentase ketuntasan 59,25%. KKM
pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Kentungan adalah 68.
Refleksi pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan menerapkan
model pembelajaran berbasis masalah berjalan sesuai dengan harapan,
walaupun ada beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran seperti
peserta didik yang kurang paham saat melakukan percobaan dan
kesulitan menyimpulkan hasil percobaan yang sudah dilakukan. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
tersebut menjadi pembelajaran bagi peneliti untuk dapat memperbaiki
pada siklus II.
b. Siklus II
Siklus II pada penelitian ini dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 25
Februari 2020 dengan alokasi waktu 2x35 menit, sedangkan pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 28 Februari 2020 dengan alokasi
waktu 3x35 menit. Pada pertemuan pertama peserta didik belajar
tentang gaya gravitasi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
serta gaya magnet dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian dilanjutkan pertemuan kedua peserta didik belajar tentang
gaya gesek dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Selama proses
penelitian, peneliti dibantu oleh 5 observer yang terdiri dari 1 guru
kelas IVB dan 4 teman yang bertugas mengamati kreativitas peserta
didik dan membantu mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.
Observasi dilakukan setiap pertemuan dan peserta didik mengisi
kuesioner kreativitas setiap akhir siklus. Berdasarkan tabel 4.2
kreativitas peserta didik siklus II diperoleh nilai rata-rata 79,95 dan
masuk dalam kualifikasi kreatif. Pengujian soal evaluasi siklus II di
kelas IVB SD Negeri Kentungan dilaksanakan pada pertemuan kedua
hari Jumat, 28 Februari 2020. Berdasarkan tabel 4.3 rata-rata nilai
peserta didik 80,49 dengan persentase ketuntasan 77,77%. KKM
pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Kentungan adalah 68.
Refleksi pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan menerapkan
model pembelajaran berbasis masalah berjalan sesuai dengan harapan,
peneliti melakukan perbaikan kekurangan yang terjadi pada siklus I.
Peneliti melakukan analisis pada akhir siklus II. Berdasarkan hasil
analisis data terdapat peningkatan kreativitas dan hasil belajar peserta
didik. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas yang
dilakukan berhasil, sehingga peneliti memutuskan untuk mengakhiri
penelitian sampai pada siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
2. Peningkatan Kreativitas Peserta Didik
Peningkatan kreativitas peserta didik diperoleh dari penggunaan model
pembelajaran berbasis masalah dalam proses pembelajaran. Menurut
Semiawan dan Munandar (dalam Sit, 2016: 1) kreativitas adalah
kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya
dalam pemecahan masalah. Indikator kreativitas meliputi (a) memiliki ide
yang unik, (b) mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, (c)
memiliki rasa keindahan, (d) memberi banyak gagasan terhadap suatu
masalah, dan (e) memiliki daya imajinasi. Kelima indikator kreativitas
tersebut peneliti rumuskan dengan mengambil beberapa indikator
kreativitas yang dikemukakan oleh Munandar (2009: 71), Sit (2016: 9),
dan Sani (2019: 72).
Indikator keberhasilan kreativitas peserta didik pada siklus I adalah 60
dan siklus II adalah 75. Data kondisi awal kreativitas peserta didik yaitu
46,19. Hasil nilai rata-rata kreativitas peserta didik pada siklus I yaitu
70,40. Hasil tersebut meningkat pada siklus II yaitu 79,95. Model
pembelajaran berbasis masalah terdiri dari langkah-langkah yang
mendorong kreativitas peserta didik. Peserta didik diajak untuk
memecahkan masalah dengan mempelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut dan menerapkan pengetahuan yang
mereka miliki untuk mengatasi masalah. Dari permasalahan, percobaan,
dan pembuatan hasil karya peserta didik menjadi lebih kreatif.
Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 dapat dilihat peningkatan kreativitas peserta
didik pada siklus I dan siklus II. Jadi dapat dikatakan bahwa kreativitas
peserta didik meningkat disetiap siklus.
3. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik
Peningkatan hasil belajar peserta didik diperoleh dari penggunaan
model pembelajaran berbasis masalah dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kharida,
Rusilowati, dan Pratiknyo (2009) penelitian tindakan kelas menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Menurut Purwanto (2009: 46) hasil belajar merupakan
pencapaian tujuan pendidikan pada peserta didik yang mengikuti proses
belajar mengajar.
Indikator keberhasilan hasil belajar peserta didik pada siklus I adalah
70 dan siklus II adalah 75. Data kondisi awal hasil belajar peserta didik
memiliki nilai rata-rata 65,38. Pada siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan menjadi 71,34 dan 80,49. Model pembelajaran berbasis
masalah dilakukan secara kelompok dan individu. Pada saat melakukan
percobaan, peserta didik melakukan kegiatan kelompok. Sedangkan pada
saat mengembangkan dan menyajikan hasil karya, peserta didik
melakukannya secara individu. Kegiatan percobaan peneliti yakini dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Jika dikaitkan dengan kreativitas,
secara tidak langsung hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan
yang cukup baik. Pelaksanaan pembelajaran didukung dengan penggunaan
media KIT gaya dan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. Media
tersebut peneliti gunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan oleh peserta didik
meliputi kemampuan-kemampuan baru setelah melakukan usaha dalam
proses belajar mengajar. Peserta didik tidak hanya menghafal namun juga
dapat mempraktikkan bahkan menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Hal tersebut mendukung peningkatan hasil belajar peserta didik
siklus I dan siklus II. Berdasarkan tabel 4.3 dan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah
untuk kelas IVB SD Negeri Kentungan pada materi gaya telah berhasil,
terdapat peningkatan hasil belajar disetiap siklus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Peningkatan kreativitas dan hasil belajar peserta didik kelas IVB materi
gaya di SD Negeri Kentungan dapat diupayakan melalui model
pembelajaran berbasis masalah dengan lima langkah yaitu (a)
mengorientasikan peserta didik pada masalah, (b) mengorganisasikan
peserta didik agar belajar, (c) memandu menyelidiki secara mandiri atau
kelompok, (d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (e)
menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah.
2. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
kreativitas peserta didik kelas IVB di SD Negeri Kentungan. Pada siklus I
diperoleh nilai rata-rata kreativitas peserta didik sebesar 70,40. Hasil
tersebut meningkat pada siklus II menjadi 79,95.
3. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik kelas IVB di SD Negeri Kentungan. Pada siklus
I diperoleh nilai rata-rata hasil belajar peserta didik sebesar 71,34. Hasil
tersebut meningkat pada siklus II menjadi 80,49.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menyadari bahwa ada beberapa
keterbatasan. Berikut beberapa keterbatasan tersebut:
1. Kurang optimalnya penguasaan kelas dan pemahaman terhadap karakter
peserta didik.
2. Kurang adanya variasi pembentukan kelompok. Kelompok pada siklus I
dan II sama yang menyebabkan peserta didik saat melakukan kegiatan
berkelompok cenderung bosan dengan anggota kelompok yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
3. Peserta didik kurang paham terhadap langkah-langkah yang dilakukan saat
percobaan.
C. Saran
Berdasarkan keterbatasan peneliti, peneliti memberikan saran yang dapat
diterapkan dalam penelitian selanjutnya yaitu:
1. Meningkatkan penguasaan kelas dan pemahaman terhadap karakteristik
peserta didik.
2. Sebelum pelaksanaan tindakan, sebaiknya penelitian berikutnya
menyiapkan beberapa kelompok yang berbeda pada perencanaan tindakan.
Perbedaan kelompok pada setiap pertemuan agar peserta didik tidak
mudah bosan dengan anggota kelompoknya.
3. Menggunakan cara yang tepat untuk menjelaskan percobaan yang harus
dilakukan oleh peserta didik sehingga peserta didik dapat dengan mudah
memahami penjelasan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung: CV Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Askara.
Asy’ari, Muslichah. 2006. Penerapan Pendekatan SainsTeknologi Masyarakatdalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Candra, Didi T. 2006. Belajar IPA Standar Kualitas. Surabaya: Pelangi.
Dangnga, Muhammad Siri. dan Andi Muis. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran Inovatif. Makassar: Sibuku.
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Haryanto. 2013. Sains Jilid 4 untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Irene dan Khristiyono. 2016. Esps IPA untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Iskandar, Srini. 1997. Pendidikan Ilmu pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud.
Kharida, Rusilowati, dan Pratiknyo. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5, 83-89. Diunduh di http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/download/1015/925 tanggal 8 Maret 2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Latip, Asep Ediana. 2018. Evaluasi Pembelajaran di SD dan MI. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Leman, Michael Andreas. 2018. Cara Praktis Melakukan Uji Validitas Alat Ukur Penelitian. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Manobe, Serly Medianita., dan Krisma Widi Wardani. 2018. Peningkatan Kreativitas Belajar IPA Menggunakan Model Problem Based Learning. Didaktika Dwija Indria, 6(8), 159-171. Diunduh di https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/download/12003/8615&ved=2ahUKEwik8teOz4roAhUCfisKHbuzCT0QFjAAegQIBRAB&usg=AOvVaw2Bze3TDEUqMjYcyVwkr1kS tanggal 8 Maret 2020.
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Novita, Resty Adelia. 2017. Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Taruna Bangsa Melalui Pendekatan Problem Based Learning Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Handayani, 7(2), 82-91. Diunduh di https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/handayani/article/download/7238/9484 tanggal 8 Maret 2020 .
Nuryati, Issufiah Dwi. 2018. Pedoman Penerapan Model Problem Based Learning/PBL Melalui Peta Konsep. Yogyakarta: Deepublish.
Pidekso, Ari. 2009. SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press.
Rahmawati. 2016. Hasil TIMSS 2015. Diakses di https://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/Hasil%20Seminar%20Puspendik%202016/Rahmawati-Seminar%20Hasil%20TIMSS%202015.pdf tanggal 25 Maret 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Sani, Ridwan Abdullah. 2019. Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order Thingking) Edisi Revisi. Tangerang: Tirasmart.
Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Septanti, Devy. 2015. Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pedes Sedayu Kabupaten Bantul Yogyakarta. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Tidak Diterbitkan.
Sit, Masganti., dkk. 2016. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Teori dan Praktek. Medan: Perdana Publishing.
Subali, Bambang. 2012. Prinsip Asesmen & Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: UNY Press.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yumma Pressindo.
Sulistyorini, Sri. 2007. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Yogyakarta: Tiara Karya.
Supratiknya, A. 2012. Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Suryadi, Asip. dan Ika Berdiati. 2018. Menggagas Penelitian Tindakan Kelas
Bagi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Sutarto. 2017. Teori Kognitif dan Implikasinya dalam Pembelajaran. Islamic Counseling, 1(2),1-26. Diunduh di http://journal.staincurup.ac.id/index.php/JBK/article/view/331/pdf tanggal 7 April 2019.
Suwandi, Sarwiji. 2010. Model Assesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Uno, Hamzah B. dan Satria Koni. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Askara.
Yani, Ahmad. dan Mamat Ruhimat. 2018. Teori dan Implementasi Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama.
Yousnelly, Putty., Dian Oky, dan Zuneldi. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas V. Bogor: Yudhistira.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 3. Surat Izin Validitas Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 4. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 5. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 6. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 7. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran
No Perangkat Pembelajaran Validator Nilai Keterangan
1 RPP Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 1
Dosen Pendidikan Fisika USD 82,69
Dosen PGSD Universitas PGRI YK 90,38 Guru kelas IVB SD N Kentungan 80,76 Guru kelas IV SD N Cibuk Lor 80,76
Rata-rata nilai RPPTH siklus I pertemuan 1 83,64 Sangat layak
2 RPP Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 2
Dosen Pendidikan Fisika USD 86,53
Dosen PGSD Universitas PGRI YK 90,38 Guru kelas IVB SD N Kentungan 78,84 Guru kelas IV SD N Cibuk Lor 80,76
Rata-rata nilai RPPTH siklus I pertemuan 2 84,12 Sangat layak
3 RPP Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 1
Dosen Pendidikan Fisika USD 80,76
Dosen PGSD Universitas PGRI YK 90,38 Guru kelas IVB SD N Kentungan 80,76 Guru kelas IV SD N Cibuk Lor 80,76
Rata-rata nilai RPPTH siklus II pertemuan 1 83,16 Sangat layak
4 RPP Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 2
Dosen Pendidikan Fisika USD 76,92
Dosen PGSD Universitas PGRI YK 92,30 Guru kelas IVB SD N Kentungan 78,84 Guru kelas IV SD N Cibuk Lor 80,76
Rata-rata nilai RPPTH siklus II pertemuan 2 82,20 Sangat layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 9. Hasil Validitas Instrumen Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 10. Hasil Validitas Instrumen Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 11. Hasil Validitas Instrumen Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Wawancara,
Observasi, dan Kuesioner
No Instrumen Validator Nilai Keterangan
1 Wawancara
Dosen Pendidikan Fisika USD 75
Dosen PGSD Universitas PGRI YK 91,66 Guru kelas IVB SD N Kentungan 79,16 Guru kelas IV SD N Cibuk Lor 79
Rata-rata nilai instrumen wawancara 81,20 Sangat layak
2 Observasi
Dosen Pendidikan Fisika USD 75
Dosen PGSD Universitas PGRI YK 91,66 Guru kelas IVB SD N Kentungan 83,33 Guru kelas IV SD N Cibuk Lor 79
Rata-rata nilai instrumen observasi 82,24 Sangat layak
3 Kuesioner
Dosen Pendidikan Fisika USD 75
Dosen PGSD Universitas PGRI YK 91,66 Guru kelas IVB SD N Kentungan 87,50 Guru kelas IV SDN Cibuk Lor 79
Rata-rata nilai instrumen kuesioner 83,29 Sangat layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 13. Pedoman Wawancara
LEMBAR WAWANCARA
Hari/tanggal :
Narasumber :
SD :
No Pertanyaan Jawaban 1 Bagaimana proses pembelajaran IPA di
kelas?
2 Apakah pembelajaran berpedoman pada buku guru dan buku peserta didik?
3 Apakah ada peserta didik yang merasa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran IPA?
4 Bagaimana cara bapak/ibu mengatasi kesulitan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran IPA?
5 Apakah pembelajaran IPA dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik?
6 Apakah pembelajaran IPA dirancang menggunakan model pembelajaran inovatif? Jika ya, apa contoh model pembelajaran inovatif yang digunakan?
7 Apakah bapak/ibu menggunakan media yang mendukung untuk pembelajaran IPA? Jika ya, apa contohnya?
8 Strategi apa yang bapak/ibu gunakan untuk menarik perhatian peserta didik belajar IPA?
9 Berapa nilai KKM IPA di SD Negeri Kentungan?
10 Bagaimana hasil belajar IPA peserta didik kelas IVB?
11 Berapa persentase hasil belajar IPA peserta didik yang mencapai dan tidak mencapai KKM?
12 Apa yang bapak/ibu lakukan agar peserta didik mampu mencapai KKM yang sudah ditentukan?
13 Bagaimana kreativitas peserta didik kelas IVB secara umum?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
14 Apakah pembelajaran IPA dirancang untuk menumbuhkan kreativitas peserta didik?
15 Apa contoh kegiatan yang pernah dilakukan untuk menumbuhkan kreativitas peserta didik?
16 Apakah peserta didik menyampaikan ide yang unik saat pembelajaran? Jika ya, apa saja contohnya?
17 Apakah peserta didik mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran? Jika ya, apa saja contohnya?
18 Apakah peserta didik memiliki rasa keindahan dalam menciptakan karya? Jika ya, apa saja contohnya?
19 Apakah peserta didik mempunyai banyak gagasan terhadap suatu masalah? Jika ya, apa saja contohnya?
20 Apakah peserta didik memiliki daya imajinasi? Jika ya, apa saja contohnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 14. Hasil Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 15. Lembar Observasi Kreativitas
LEMBAR OBSERVASI
KREATIVITAS PESERTA DIDIK
Hari/tgl :
Kelas :
SD :
Petunjuk :
1. Berilah tanda centang (√) jika peserta didik sudah menunjukkan setiap aspek
yang diamati!
2. Pemberian centang cukup 1x pada setiap aspek yang ditunjukkan oleh peserta
didik.
Keterangan aspek yang diamati :
1a Peserta didik mengajukan beberapa solusi untuk menyelesaikan masalah. 1b Peserta didik mencari jawaban yang luas. 1c Peserta didik memberikan solusi lain daripada yang lain. 2a Peserta didik memiliki lebih dari 1 cara untuk menyelesaikan masalah. 2b Peserta didik mampu menyajikan konsep dengan cara yang berbeda. 2c Peserta didik memadukan informasi yang sudah ada dengan yang baru. 3a Peserta didik menghasilkan karya yang unik. 3b Peserta didik mampu menghias karya yang sederhana. 3c Peserta didik memiliki kebebasan berkreasi. 4a Peserta didik memiliki lebih dari 1 jawaban. 4b Peserta didik mampu mengembangkan gagasan dari peserta didik lain. 4c Peserta didik bebas mengemukakan pendapat. 5a Peserta didik aktif bertanya. 5b Peserta didik mampu mengaitkan masalah dengan kehidupan sehari-hari. 5c Peserta didik mampu mengaitkan masalah dengan pengalaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
No Nama
Peserta Didik
Indikator
Memiliki Ide yang
Unik
Mencoba Cara Baru
untuk Menyele-
saikan Masalah
Memiliki Rasa
Keindahan
Memberi-kan Banyak
Gagasan Terhadap
Suatu Masalah
Memiliki Daya
Imajinasi
1 a
1b
1 c
2 a
2b
2 c
3 a
3b
3 c
4 a
4 b
4 c
5 a
5 b
5 c
1 AFA 2 AA 3 APR 4 ADK 5 AJNR 6 BRA 7 DADP 8 DAS 9 DYA 10 FAR 11 FMY 12 FFA 13 HK 14 IKAK 15 MR 16 MRIP 17 MZ 18 NS 19 NKA 20 NBPJ 21 NA 22 RAW 23 RPR 24 SAS 25 TAPA 26 WSH 27 WFT 28 YMR
Jumlah
....................,...........................
Observer
................................................
Ket : Keluar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 16. Hasil Observasi Kreativitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 17. Rekapitulasi Hasil Observasi Kreativitas Siklus I
No
Nama Peserta Didik
SIKLUS I Pertemuan 1 Pertemuan 2
O1 O2 O3 O4 O5 O1 O2 O3 O4 O5 1 AFA 11 10 - - - 11 12 - - - 2 AA 11 10 - - - 11 11 - - - 3 APR 11 9 - - - 11 11 - - - 4 ADK 11 10 - - - 11 11 - - - 5 AJNR 7 9 - - - 9 11 - - - 6 BRA 11 9 - - - 11 11 - - - 7 DADP 7 10 - - - 9 12 - - - 8 DAS 7 - 10 - - 9 - 10 - - 9 DYA 7 - 9 - - 9 - 9 - - 10 FAR 7 - 9 - - 9 - 9 - - 11 FMY 12 - 9 - - 13 - 10 - - 12 FFA 7 - 9 - - 9 - 10 - - 13 HK 11 - 9 - - 11 - 10 - - 14 IKAK 11 - 9 - - 11 - 13 - - 15 MR 7 - - 8 - 9 - - 9 - 16 MRIP 12 - - 9 - 13 - - 9 - 17 MZ 11 - - 10 - 11 - - 9 - 18 NS 11 - - 9 - 12 - - 8 - 19 NKA 7 - - 9 - 9 - - 10 - 20 NBPJ 11 - - 10 - 11 - - 9 - 21 NA 11 - - 10 - 11 - - 11 - 22 RAW 7 - - - 10 9 - - - 12 23 RPR 7 - - - 10 9 - - - 11 24 SAS 11 - - - 9 11 - - - 13 25 WSH 7 - - - 10 9 - - - 13 26 WFT 9 - - - 10 11 - - - 11 27 YMR 10 - - - 10 9 - - - 12
Jumlah 253 67 63 68 59 278 79 61 65 72 Skor Perolehan 253 257 278 227
Nilai 62, 46 63,45 68,
64 68,39
Rata-rata 62,95 68,51 Cukup reatif Kreatif
Keterangan :
O1 : Observer 1 (guru) O4 : Observer 4
O2 : Observer 2 O5 : Observer 5
O3 : Observer 3 - : Tidak diamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 18. Rekapitulasi Hasil Observasi Kreativitas Siklus II
No Nama
Peserta Didik
SIKLUS II Pertemuan 1 Pertemuan 2
O1 O2 O3 O4 O5 O1 O2 O3 O4 O5 1 AFA 13 10 - - - 13 12 - - - 2 AA 12 11 - - - 13 11 - - - 3 APR 11 11 - - - 13 12 - - - 4 ADK 14 11 - - - 14 13 - - - 5 AJNR 14 12 - - - 11 12 - - - 6 BRA 11 11 - - - 13 15 - - - 7 DADP 13 11 - - - 11 13 - - - 8 DAS 10 - 12 - - 11 - 10 - - 9 DYA 10 - 10 - - 11 - 9 - - 10 FAR 10 - 11 - - 11 - 11 - - 11 FMY 14 - 11 - - 15 - 14 - - 12 FFA 10 - 11 - - 11 - 12 - - 13 HK 13 - 12 - - 13 - 11 - - 14 IKAK 11 - 11 - - 13 - 13 - - 15 MR 10 - - 9 - 11 - - 11 - 16 MRIP 14 - - 9 - 15 - - 13 - 17 MZ 11 - - 10 - 13 - - 12 - 18 NS 14 - - 11 - 14 - - 12 - 19 NKA 10 - - 10 - 11 - - 12 - 20 NBPJ 11 - - 10 - 13 - - 13 - 21 NA 12 - - 10 - 13 - - 9 - 22 RAW 10 - - - 14 11 - - - 14 23 RPR 10 - - - 14 11 - - - 13 24 SAS 12 - - - 14 13 - - - 14 25 WSH 10 - - - 14 11 - - - 13 26 WFT 10 - - - 14 14 - - - 14 27 YMR 12 - - - 14 13 - - - 13
Jumlah 312 77 78 69 84 336 88 80 82 81 Skor Perolehan 312 308 336 331
Nilai 77, 03 76,04 82,
96 81,72
Rata-rata 76,53 82,34 Kreatif Sangat kreatif
Keterangan :
O1 : Observer 1 (guru) O4 : Observer 4
O2 : Observer 2 O5 : Observer 5
O3 : Observer 3 - : Tidak diamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 19. Lembar Kuesioner Kreativitas
LEMBAR KUESIONER
KREATIVITAS PESERTA DIDIK
Nama :
Kelas :
SD :
Petunjuk :
1. Bacalah pernyataan di bawah ini!
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom Ya atau Tidak yang sesuai denganmu
saat pembelajaran!
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya mengajukan beberapa solusi untuk menyelesaikan masalah.
2 Saya tidak mencari jawaban yang luas saat mengerjakan soal.
3 Saya memberikan solusi yang berbeda dengan teman. 4 Saya hanya memiliki 1 cara untuk menyelesaikan
masalah.
5 Saya mampu menyajikan konsep dengan cara yang berbeda.
6 Saya memadukan informasi yang sudah ada dengan yang baru.
7 Saya selalu menghasilkan karya yang unik. 8 Saya tidak mampu menghias karya yang sederhana. 9 Saya tidak memiliki kebebasan berkreasi. 10 Saya memiliki lebih dari 1 jawaban ketika mengerjakan
soal.
11 Saya tidak mampu mengembangkan gagasan dari teman. 12 Saya tidak bebas mengemukakan pendapat. 13 Saya selalu aktif bertanya. 14 Saya mampu mengaitkan masalah dengan kehidupan
sehari-hari.
15 Saya tidak mampu mengaitkan masalah dengan pengalaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 20. Hasil Kuesioner Kreativitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 21. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kreativitas
No Nama Peserta Didik Siklus I Siklus II 1 AFA 11 13 2 AA 12 12 3 APR 11 12 4 ADK 10 10 5 AJNR 15 15 6 BRA 15 14 7 DADP 8 6 8 DAS 11 13 9 DYA 14 14 10 FAR 7 8 11 FMY 14 15 12 FFA 8 8 13 HK 14 15 14 IKAK 15 12 15 MR 10 10 16 MRIP 10 13 17 MZ 12 11 18 NS 15 15 19 NKA 11 13 20 NBPJ 14 11 21 NA 12 13 22 RAW 12 9 23 RPR 14 13 24 SAS 14 15 25 WSH 10 10 26 WFT 12 14 27 YMR 12 14
Jumlah 323 328 Skor Perolehan 79,75 80,98
Nilai 79,75 80,98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 22. Soal Evaluasi Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 23. Hasil Soal Evaluasi Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 24. Soal Evaluasi Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Lampiran 23. Hasil Soal Evaluasi Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Lampiran 26. Rekapitulasi Hasil Soal Evaluasi
No Nama
Peserta Didik Siklus I Siklus II
Nilai Kentuntasan Nilai Ketuntasan 1 AFA 73,33 Tuntas 86,66 Tuntas 2 AA 80 Tuntas 86,66 Tuntas 3 APR 73,33 Tuntas 86,66 Tuntas 4 ADK 73,33 Tuntas 80 Tuntas 5 AJNR 93,33 Tuntas 93,33 Tuntas 6 BRA 86,33 Tuntas 93,33 Tuntas 7 DADP 80 Tuntas 60 Tidak tuntas 8 DAS 60 Tidak tuntas 80 Tuntas 9 DYA 80 Tuntas 73,33 Tuntas 10 FAR 53,33 Tidak tuntas 53,33 Tidak tuntas 11 FMY 80 Tuntas 80 Tuntas 12 FFA 66,66 Tidak tuntas 66,66 Tidak tuntas 13 HK 60 Tidak tuntas 86,66 Tuntas 14 IKAK 66,66 Tidak tuntas 100 Tuntas 15 MR 73,33 Tuntas 86,66 Tuntas 16 MRIP 80 Tuntas 86,66 Tuntas 17 MZ 66,66 Tidak tuntas 80 Tuntas 18 NS 73,33 Tuntas 80 Tuntas 19 NKA 73,33 Tuntas 80 Tuntas 20 NBPJ 53,33 Tidak tuntas 66,66 Tidak tuntas 21 NA 73,33 Tuntas 80 Tuntas 22 RAW 66,66 Tidak tuntas 66,66 Tidak tuntas 23 RPR 73,33 Tuntas 80 Tuntas 24 SAS 60 Tidak tuntas 66,66 Tidak tuntas 25 WSH 73,33 Tuntas 80 Tuntas 26 WFT 66,66 Tidak tuntas 86,66 Tuntas 27 YMR 66,66 Tidak tuntas 86,66 Tuntas
Jumlah 1.926,25 2.173,24 Rata-rata 71,34 80,49 Persentase Ketuntasan 59,25% 77,77%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Lampiran 27. Hasil Percobaan dan Karya Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 28. Refleksi Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 29. RPPTH Siklus I Pembelajaran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN
(RPPTH)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Kentungan
Tema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku
Subtema : 1. Keragaman Suku Bangsa dan Agama di
Negeriku
Pembelajaran ke :1
Kelas/ Semester : IVB/ II (Dua)
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia dan IPA
Alokasi Waktu : 7 x 35 menit
Hari/tanggal : Selasa, 18 Februari 2020
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia
3.7.1.1 Setelah membaca teks Suku Bangsa di Indonesia, peserta didik mampu
menemukan 2 informasi yang terdapat pada teks tersebut dengan tepat.
(menerapkan → faktual) (C3)
4.7.1.1 Setelah menemukan informasi tentang suku bangsa di Indonesia,
peserta didik mampu membuat 1 tulisan berupa puisi, pantun, atau lagu
menggunakan bahasa sendiri dengan tepat. (naturalisasi →
keterampilan) (P5)
Muatan Pembelajaran : IPA
3.3.1.1 Melalui kegiatan percobaan, peserta didik mampu menganalisis 3
pengaruh gaya terhadap benda dengan tepat. (menganalisis → faktual)
(C4)
3.3.2.1 Melalui kegiatan percobaan, peserta didik mampu menganalisis gaya
otot dan 3 manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.
(menganalisis → faktual) (C4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
4.3.1.1 Setelah menganalisis gaya otot dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari, peserta didik mampu membuat 1 peta pikiran yang berisi
hasil analisis tersebut. (naturalisasi → keterampilan) (P5)
II. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.
III. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
No Muatan Pembelajaran
Kompetensi Dasar Indikator
1 Bahasa Indonesia
- Kompetensi spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
- Kompetensi sosial (sikap jujur) dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
3.7 Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada teks.
3.7.1 Menemukan informasi tentang suku bangsa di Indonesia. (menerapkan→ faktual) (C3)
4.7 Menyampaikan pengetahuan baru
4.7.1 Membuat tulisan berupa puisi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri.
pantun, atau lagu tentang suku bangsa di Indonesia menggunakan bahasa sendiri. (naturalisasi → keterampilan) (P5)
2 IPA
- Kompetensi spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
- Kompetensi sosial (sikap jujur) dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
3.3 Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
3.3.1 Menganalisis pengaruh gaya terhadap benda. (menganalisis → faktual) (C4)
3.3.2 Menganalisis gaya otot dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. (menganalisis → faktual) (C4)
4.3 Mendemonstrasikan manfaat gaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
4.3.1 Membuat peta pikiran berisi tentang gaya otot dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. (naturalisasi → keterampilan) (P5)
IV. MATERI PEMBELAJARAN
1. Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia
− Teks non fiksi (pengetahuan faktual)
2. Muatan Pembelajaran : IPA
− Gaya dan pengaruhnya (pengetahuan faktual)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
− Gaya otot dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari (pengetahuan
faktual)
V. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Tematik integratif dansaintifik
2. Model Pembelajaran : Pembelajaran berbasis masalah
3. Metode Pembelajaran : Tanya jawab, penugasan, diskusi, percobaan, dan
ceramah.
VI. LANGKAH PEMBELAJARAN
Fokus pada penggalan 3
Kegiatan Sintaks model pembelajaran
berbasis masalah Deskripsi kegiatan pembelajaran Alokasi
waktu
Penggalan 1 (3 x 35 menit)
Pembuka
1. Salam pembuka, doa, dan absensi. 2. Literasi: Peserta didik membaca teks
“Cinta Tanah Air”. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang isi teks dan pesan yang dapat dipetik dari teks cerita tersebut. (mencoba → berpikir kritis)
3. Motivasi: Peserta didik menyanyikan lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang isi lagu yang dinyanyikan. (mencoba → berpikir kritis)
4. Apersepsi: Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang pengalaman peserta didik yang dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari. a. Siapa yang pernah berlibur ke luar
daerah Yogyakarta? b. Daerah mana saja yang pernah
dikunjungi? c. Apa yang khas dari daerah-daerah
tersebut?
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah
(mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
5. Orientasi: a. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab: − Apa yang khas dari daerah-
daerah yang pernah dikunjungi?
(mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
b. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi yang disampaikan guru: − Menemukan informasi tentang
suku bangsa di Indonesia. Materi pembelajaran : Teks non fiksi
c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan: − Membaca teks bacaan − Penugasan − Presentasi − Penyampaian materi (mengamati → komunikasi)
Inti
2. Mengorganisasi- kan peserta didik agar belajar
6. Peserta didik membaca teks “Suku Bangsa di Indonesia”. (mengamati → komunikasi)
7. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang kata sulit yang ada pada teks: a. Apa arti slogan? b. Apa arti sensus penduduk? c. Apa arti adat? (menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
20 menit
3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
8. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang tugas yang akan dikerjakan secara mandiri. (mengamati → komunikasi)
9. Peserta didik mengerjakan LKPD yang
30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
berisi tentang: a. Menemukan informasi tentang
suku bangsa di Indonesia berdasarkan teks.
(menalar → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
10. Beberapa peserta didik menyampaikan informasi yang didapatkan tentang suku bangsa di Indonesia. (mengkomunikasikan → komunikasi) (memiliki rasa keindahan, memiliki daya imajinasi)
11. Peserta didik lain memberikan tanggapan. (mengkomunikasikan→ komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
12. Peserta didik memperhatikan penegasan dan penjelasan yang disampaikan guru. (mengamati → komunikasi)
35 menit
Penutup
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
13. Kesimpulan : Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari. (mencoba → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
14. Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami materi tersebut. (menanya → komunikasi)
15. Peserta didik mendapat penguatan dari guru terkait materi yang telah dipelajari.
16. Peserta didik dipersilahkan untuk istirahat.
5 menit
ISTIRAHAT
Penggalan 2 (2 x 35 menit)
Pembuka
1. Salam pembuka 2. Motivasi: Peserta didik menyanyikan
lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”. 3. Apersepsi: Peserta didik dan guru
melakukan tanya jawab tentang pengalaman peserta didik yang
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah
dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari. a. Apa saja informasi tentang suku
bangsa di Indonesia yang sudah dipelajari tadi?
(mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
4. Orientasi: a. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab: − Bagaimana sikapmu terhadap
perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia?
(mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
b. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi yang disampaikan guru: − Membuat tulisan berupa puisi,
pantun, atau lagu tentang suku bangsa di Indonesia menggunakan bahasa sendiri.
Materi pembelajaran : Teks non fiksi.
c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan: − Penugasan − Presentasi (mengamati → komunikasi)
Inti
2. Mengorganisasi-kan peserta didik agar belajar
5. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab : a. Apakah kamu menghargai teman
yang berbeda suku dan agama? b. Mengapa kita harus menghargai
teman yang berbeda suku dan agama?
(menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
10 menit
3. Memandu
6. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang tugas yang
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
menyelidiki secara mandiri atau kelompok
akan dikerjakan secara mandiri. (mengamati → komunikasi)
7. Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum dipahami. (menanya → komunikasi)
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
8. Peserta didik membuat tulisan berupa puisi, pantun, atau lagu tentang suku bangsa di Indonesia menggunakan bahasa sendiri. (mencoba → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, memiliki rasa keindahan, memiliki daya imajinasi)
9. Beberapa peserta didik mempresentasikan hasil karya yang sudah dibuat. (mengkomunikasikan → komunikasi)
10. Peserta didik lain memberikan tanggapan. (mengkomunikasikan → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
11. Peserta didik memperhatikan penegasan yang disampaikan guru. (mengamati → komunikasi)
35 menit
Penutup
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
12. Kesimpulan : Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari. (mencoba → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
13. Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami materi tersebut. (menanya → komunikasi)
14. Peserta didik mendapat penguatan dari guru terkait materi yang telah dipelajari.
15. Peserta didik dipersilahkan untuk istirahat.
5 menit
ISTIRAHAT
Penggalan 3 (2 x 35 menit)
1. Salam pembuka 2. Motivasi: Peserta didik menyanyikan
lagu “Naik Delman”. 3. Apersepsi: Peserta didik dan guru
melakukan tanya jawab tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Pembuka
1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah
pengalaman peserta didik yang dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari. a. Siapa orang yang mengendarai
delman? b. Adakah yang pernah naik delman? (mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
4. Orientasi: a. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab: − Mengapa delman dapat
bergerak? (mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
b. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi yang disampaikan guru: − Menganalisis pengaruh gaya
terhadap benda. − Menganalisis gaya otot dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
− Membuat peta pikiran berisi tentang gaya otot dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Materi pembelajaran : Gaya dan pengaruhnya, gaya otot dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan: − Percobaan − Diskusi − Membuat peta pikiran − Penyampaian materi (mengamati → komunikasi)
10 menit
2. Mengorganisasi-kan peserta didik
5. Peserta didik mengamati gambar delman. (mengamati → komunikasi)
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Inti
agar belajar 6. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab : a. Apa saja yang ada pada gambar? b. Apa tugas kusir dan kuda? c. Jadi apa yang dimaksud dengan
gaya? (menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
7. Peserta didik membaca panduan percobaan “Pengaruh Gaya dan Gaya Otot”. (mengamati → komunikasi)
8. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang percobaan yang akan dikerjakan secara berkelompok dan mandiri. (mengamati → komunikasi)
9. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4 peserta didik. Percobaan dilakukan secara kelompok.
10. Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum dipahami. (menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
11. Peserta didik melakukan percobaan “Pengaruh Gaya dan Gaya Otot”. (mencoba → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah, memiliki daya imajinasi)
20 menit
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
12. Peserta didik mengerjakan soal yang ada pada panduan percobaan “Pengaruh Gaya dan Gaya Otot” secara mandiri. (mencoba → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah, memiliki daya imajinasi)
13. Peserta didik membuat peta pikiran tentang gaya otot dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
(mencoba → berpikir kritis) (memiliki rasa keindahan, memiliki daya imajinasi)
14. Peserta didik memperhatikan penegasan dan penjelasan yang disampaikan guru. (mengamati → komunikasi)
Penutup
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
15. Kesimpulan : Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari. (mencoba → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
16. Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami materi tersebut. (menanya → komunikasi)
17. Peserta didik mendapat penguatan dari guru terkait materi yang telah dipelajari.
18. Peserta didik menulis refleksi tentang pelajaran hari ini. (mengkomunikasikan → komunikasi)
19. Salam penutup dan doa.
5 menit
VII. MEDIA, ALAT/BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR
1. Media
a. Teks “Suku Bangsa di Indonesia”
b. Lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”
c. Lagu “Naik Delman”
d. Gambar Delman
2. Alat/bahan
a. Kelereng
b. Plastisin
c. Meja
d. Kertas HVS
e. Penggaris
f. Pulpen/pensil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
3. Sumber Belajar
Haryanto. 2013. Sains Jilid 4 untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Irene dan Khristiyono. 2016. Esps IPA untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Kusumawati, Heny. 2016. Indahnya Keberagaman di Negeriku: Buku
Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
Kemendikbud.
Kusumawati, Heny. 2016. Indahnya Keberagaman di Negeriku: Buku
Siswa/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
Kemendikbud.
Rodhin, Iqlima. 2015. Cinta Tanah Air. Diakses di
http://cerpenmu.com/cerpen-nasihat/cinta-tanah-air.html tanggal 1
Desember 2019 pukul 18:30.
Yousnelly, Putty., Dian Oky, dan Zuledi. 2010. Ilmu Pengetahuan
Alam SD Kelas V. Bogor: Yudhistira.
___. 2018. Cerita Non Fiksi, Pengertian, Pembagian, Jenis-jenis Non
Fiksi, Contoh-contoh Cerita atau Karangan Non Fiksi, Non Fiction
Storie. Diakses di
https://www.berbagaireviews.com/2018/06/cerita-non-fiksi-
pengertian-pembagian.html tanggal 1 Desember 2019 pukul 23:23.
___. 2018. Pengertian Cerita Fiksi dan Non Fiksi Terlengkap. Diakses
di https://www.pendidikanku.org/2018/03/pengertian-cerita-fiksi-
dan-nonfiksi.html tanggal 10 November 2019 pukul 08:29.
VIII. PENILAIAN
Mupel Domain/ Ranah
Penilaian Indikator
Jenis/ Teknik
Penilaian
Bentuk Penilaian Instrumen
Bahasa Indo-nesia
Sikap Spiritual
- - - -
Sikap Sosial -
- - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Pengetahu- an
3.7.1 Menemu-kan informasi tentang suku bangsa di Indonesia.
Tes tertulis Soal uraian
Soal uraian dan kunci jawaban
Keterampil-an
4.7.1 Membuat tulisan berupa puisi, pantun, atau lagu tentang suku bangsa di Indonesia mengguna-kan bahasa sendiri.
Produk Tugas membuat tulisan
Rubrik penilaian produk
IPA Sikap Spiritual
- - - -
Sikap Sosial - - - - Pengetahu- an
3.3.4 Menganali-sis pengaruh gaya terhadap benda.
3.3.2 Menganali-sis gaya otot dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tes tertulis Soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda dan kunci jawaban (soal evaluasi siklus 1)
Tes tertulis Soal uraian
Soal uraian (panduan percobaan)dan kunci jawaban
Keterampil- an
4.3.1 Membuat peta pikiran berisi tentang gaya otot dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Produk Tugas membuat peta pikiran
Rubrik penilaian produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Lampiran 30. RPPTH Siklus I Pembelajaran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN
(RPPTH)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Kentungan
Tema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku
Subtema : 1. Keragaman Suku Bangsa dan Agama di
Negeriku
Pembelajaran ke : 2
Kelas/ Semester : IVB/ II (Dua)
Muatan Pelajaran : IPA, Bahasa Indonesia, dan SBdP
Alokasi Waktu : 7 x 35 menit
Hari/tanggal : Jumat, 21 Februari 2020
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Muatan Pembelajaran : IPA
3.3.3.1 Melalui kegiatan percobaan, peserta didik mampu menganalisis gaya
listrik dan 3 manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.
(menganalisis → faktual) (C4)
4.3.2.1 Setelah menganalisis gaya listrik dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari, peserta didik mampu membuat 1 laporan sederhana tentang
pengaruh gaya tersebut. (naturalisasi → keterampilan) (P5)
Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia
3.7.2.1 Setelah membaca teks Suku Asmat, peserta didik mampu menemukan 4
informasi yang terdapat pada teks tersebut dengan tepat. (menerapkan
→ faktual) (C3)
4.7.2.1 Setelah menemukan informasi tentang Suku Asmat, peserta didik
mampu membuat 1 peta pikiran yang berisi tentang suku tersebut.
(naturalisasi → keterampilan) (P5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Muatan Pembelajaran : SBdP
3.2.1.1 Setelah mengamati not dan syair lagu Apuse, peserta didik mampu
menentukan tinggi rendah nada pada lagu tersebut dengan tepat.
(menerapkan → faktual) (C3)
4.2.2.1 Setelah menentukan tinggi rendah nada pada lagu Apuse, peserta didik
mampu menyanyikan lagu tersebut dengan tepat. (presisi →
keterampilan) (P3)
II. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.
III. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
No Muatan Pembelajaran
Kompetensi Dasar Indikator
1 IPA
- Kompetensi spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
- Kompetensi sosial (sikap jujur) dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
3.3 Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
3.3.3 Menganalisis gaya listrik dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. (menganalisis → faktual) (C4)
4.3 Mendemonstrasikan manfaat gaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
4.3.2 Membuat laporan sederhana tentang pengaruh gaya listrik. (naturalisasi → keterampilan) (P5)
2 Bahasa Indonesia
- Kompetensi spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
- Kompetensi sosial (sikap jujur) dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
3.7 Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada teks.
3.7.2 Menemukan informasi tentang Suku Asmat. (menerapkan→ faktual) (C3)
4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri.
4.3.2 Membuat peta pikiran tentang Suku Asmat (naturalisasi → keterampilan) (P5)
3 SBdP
- Kompetensi spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
- Kompetensi sosial (sikap jujur) dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
3.2 Mengetahui tanda tempo dan tinggi rendah nada.
3.2.1 Menentukan tinggi rendah nada pada lagu Apuse. (menerapkan→
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
faktual) (C3)
4.2 Menyampaikan lagu dengan memperhatikan tempo dan tinggi rendah nada.
4.2.1 Menyanyikan lagu Apuse sesuai dengan tinggi rendahnya nada. (presisi → keterampilan) (P3)
IV. MATERI PEMBELAJARAN
1. Muatan Pembelajaran : IPA
− Gaya listrik dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
(pengetahuan faktual)
2. Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia
− Teks non fiksi (pengetahuan faktual)
3. Muatan Pembelajaran : SBdP
− Tinggi rendah nada (pengetahuan konseptual)
V. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Tematik integratif dansaintifik
2. Model Pembelajaran : Pembelajaran berbasis masalah
3. Metode Pembelajaran : Tanya jawab, penugasan, diskusi, percobaan, dan
ceramah.
VI. LANGKAH PEMBELAJARAN
Fokus pada penggalan 1
Kegiatan Sintaks model pembelajaran
berbasis masalah Deskripsi kegiatan pembelajaran Alokasi
waktu
Penggalan 1 (3 x 35 menit)
Pembuka
1. Salam pembuka, doa, dan absensi. 2. Literasi: Peserta didik membaca teks
“Sejarah Penemuan Listrik”. Peserta didik dan guru melakukan
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah
tanya jawab tentang isi teks dan pesan yang dapat dipetik dari teks cerita tersebut. (mencoba → berpikir kritis)
3. Motivasi: Peserta didik menyanyikan lagu “Gaya Listrik”. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang isi lagu yang dinyanyikan. (mencoba → berpikir kritis)
4. Apersepsi: Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang pengalaman peserta didik yang dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari. a. Benda apa saja di kelas yang dapat
menyala ketika mendapat aliran listrik?
b. Mengapa lampu dapat menyala ketika mendapat aliran listrik?
(mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
5. Orientasi: a. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab: − Pernahkan melakukan
percobaan penggaris saat digosokkan ke rambut lalu didekatkan ke potongan kertas, potongan kertas tersebut dapat ditarik oleh penggaris?
− Mengapa penggaris dapat menarik kertas?
(mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
b. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi yang disampaikan guru: − Menganalisis gaya listrik dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
− Membuat laporan sederhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
tentang pengaruh gaya listrik. Materi pembelajaran : Gaya listrik dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan: − Percobaan − Diskusi − Membuat laporan sederhana − Penyampaian materi (mengamati → komunikasi)
Inti
2. Mengorganisasi-kan peserta didik agar belajar
6. Peserta didik mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Guru melakukan demonstrasi menggunakan sisir plastik yang digosokkan ke rambut lalu didekatkan dengan potongan kertas warna. (mengamati → komunikasi)
7. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab: a. Apa yang terjadi ketika sisir
didekatkan ke rambut? b. Apa yang terjadi ketika sisir
didekatkan ke potongan kertas? (menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
5 menit
3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
8. Peserta didik membaca panduan percobaan “Pengaruh Gaya Listrik”. (mengamati → komunikasi)
9. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang percobaan yang akan dikerjakan secara berkelompok dan mandiri. (mengamati → komunikasi)
10. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4 peserta didik. Percobaan dilakukan secara kelompok.
11. Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum dipahami. (menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
12. Peserta didik melakukan percobaan
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
“Pengaruh Gaya Listrik”. (mencoba → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah, memiliki daya imajinasi)
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
13. Peserta didik mengerjakan soal yang ada pada panduan percobaan “Pengaruh Gaya Listrik” secara mandiri. (mencoba → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah, memiliki daya imajinasi)
14. Peserta didik membuat laporan sederhana tentang pengaruh gaya listrik. (mencoba → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah, memiliki daya imajinasi)
15. Peserta didik memperhatikan penegasan dan penjelasan yang disampaikan guru. (mengamati → komunikasi)
30 menit
Penutup
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
16. Kesimpulan : Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari. (mencoba → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
17. Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami materi tersebut. (menanya → komunikasi)
18. Peserta didik mendapat penguatan dari guru terkait materi yang telah dipelajari.
19. Peserta didik menulis refleksi tentang pelajaran hari ini. (mengkomunikasikan → komunikasi)
5 menit
20. Peserta didik mengerjakan soal
evaluasi siklus 1. (mencoba, menalar → berpilir kritis)
35 menit
ISTIRAHAT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Penggalan 2 (2 x 35 menit)
Pembuka
1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah
1. Salam pembuka 2. Motivasi: Peserta didik menyanyikan
lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”. 3. Apersepsi: Peserta didik dan guru
melakukan tanya jawab tentang pengalaman peserta didik yang dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari. a. Mengapa banyak daerah dari
Sabang sampai Merauke yang belum mendapatkan aliran listrik?
(mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
4. Orientasi: a. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab: − Indonesia terdiri dari berapa
provinsi? − Ada berapa suku di Indonesia? (mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
b. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi yang disampaikan guru: − Menemukan informasi tentang
Suku Asmat. − Membuat peta pikiran tentang
Suku Asmat. Materi pembelajaran : Teks non fiksi.
c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan: − Membaca teks bacaan − Penugasan − Presentasi − Penyampaian materi (mengamati → komunikasi)
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Inti
2. Mengorganisasi-kan peserta didik agar belajar
5. Peserta didik membaca teks “Suku Asmat”. (mengamati → komunikasi)
6. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab dan menanyakan hal-hal yang belum dipahami : a. Suku Asmat merupakan suku yang
berada dimana? b. Apa yang khas dari Suku Asmat? (menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
15 menit
3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
7. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang tugas yang akan dikerjakan secara mandiri. (mengamati → komunikasi)
8. Peserta didik mengerjakan LKPD yang berisi tentang : a. Menemukan informasi tentang Suku
Asmat. (menalar → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
20 menit
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
9. Peserta didik membuat membuat peta pikiran tentang Suku Asmat. (mencoba → berpikir kritis) (memiliki rasa keindahan, memiliki daya imajinasi)
10. Beberapa peserta didik mempresentasikan hasil karya yang sudah dibuat. (mengkomunikasikan → komunikasi)
11. Peserta didik lain memberikan tanggapan. (mengkomunikasikan → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
12. Peserta didik memperhatikan penegasan yang disampaikan guru. (mengamati → komunikasi)
20 menit
Penutup
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
13. Kesimpulan : Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari. (mencoba → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
14. Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami materi tersebut. (menanya → komunikasi)
15. Peserta didik mendapat penguatan dari guru terkait materi yang telah dipelajari.
16. Peserta didik dipersilahkan untuk istirahat. ISTIRAHAT
Penggalan 3 (2 x 35 menit) Pembuka
1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah
1. Salam pembuka 2. Motivasi: Peserta didik menyanyikan
lagu “Apuse”. 3. Apersepsi: Peserta didik dan guru
melakukan tanya jawab tentang pengalaman peserta didik yang dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari. a. Apuse merupakan lagu daerah
mana? b. Apakah Lagu Apuse dinyanyikan
dengan lambat, sedang, sedang agak cepat, atau cepat?
(mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
4. Orientasi: a. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab: − Apa yang dimaksud dengan
nada? (mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
b. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi yang disampaikan guru: − Menentukan tinggi rendah nada
pada lagu Apuse. − Menyanyikan lagu Apuse sesuai
dengan tinggi rendahnya nada. Materi pembelajaran : Tinggi
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
rendah nada. c. Peserta didik memperhatikan
penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan: − Membaca notasi angka − Diskusi − Bernyanyi − Penyampaian materi (mengamati → komunikasi)
Inti
2. Mengorganisasi-kan peserta didik agar belajar
5. Peserta didik mengamati teks lagu “Apuse”. (mengamati → komunikasi)
6. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab : a. Mengapa saat bernyanyi perlu
memperhatikan tinggi rendahnya nada?
(menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
10 menit
3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
7. Peserta didik dan guru menyanyikan notasi angka lagu Apuse. (mencoba → komunikasi)
8. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang tugas yang akan dikerjakan secara mandiri. (mengamati → komunikasi)
9. Peserta didik mengerjakan LKPD yang berisi tentang: a. Menentukan tinggi rendah nada
pada lagu Apuse. (menalar → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
25 menit
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
10. Beberapa peserta didik menyampaikan hasil menentukan tinggi rendah nada pada lagu Apuse. (mengkomunikasikan → komunikasi) (memiliki rasa keindahan, memiliki daya imajinasi)
11. Peserta didik lain memberikan tanggapan. (mengkomunikasikan → komunikasi) (memberikan banyak
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
gagasan terhadap suatu masalah) 12. Setiap baris peserta didik menyanyikan
lagu Apuse sesuai dengan tinggi rendah nadanya. (mencoba → komunikasi)
13. Peserta didik memperhatikan penegasan dan penjelasan yang disampaikan guru. (mengamati → komunikasi)
Penutup
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
14. Kesimpulan : Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari. (mencoba → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
15. Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami materi tersebut. (menanya → komunikasi)
16. Peserta didik mendapat penguatan dari guru terkait materi yang telah dipelajari.
17. Salam penutup dan doa.
5 menit
VII. MEDIA, ALAT/BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR
1. Media
a. Lagu “Gaya Listrik”
b. Lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”
c. Teks “ Suku Asmat”
d. Teks dan notasi lagu “Apuse”
2. Alat/bahan
a. Sisir plastik
b. Kertas warna
c. Kertas marmer
d. Kertas karton
e. Balon
f. Pensil
g. Lem
h. Gunting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
3. Sumber Belajar
Faradiba, Rizqia. 2019. Cara Membaca Not Balok dan Not Angka.
Diakses di https://kinibisa.com/artikel/detail/musik-
kesenian/subdetail/memahami-not-nada-dan-ketukan/read/cara-
dasar-membaca-not-balok-dan-not-angka tanggal 7 Desember 2019
pukul 17:54.
Irene, dan Khristiyono. 2016. Esps IPA untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Kusumawati, Heny. 2016. Indahnya Keberagaman di Negeriku: Buku
Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
Kemendikbud.
Kusumawati, Heny. 2016. Indahnya Keberagaman di Negeriku: Buku
Siswa/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
Kemendikbud.
___. 2016. Sejarah Listrik dari Mulai Penemuan Pertama sampai
Pengembangan Terbaru. Diakses di
https://www.kelistrikanku.com/2016/04/sejarah-listrik-
pembangkit.html?m=1 tanggal 7 Desember 2019 pukul 14:29.
___. 2018. Cerita Non Fiksi, Pengertian, Pembagian, Jenis-jenis Non
Fiksi, Contoh-contoh Cerita atau Karangan Non Fiksi, Non Fiction
Storie. Diakses di
https://www.berbagaireviews.com/2018/06/cerita-non-fiksi-
pengertian-pembagian.html tanggal 1 Desember 2019 pukul 23:23.
___. 2018. Pengertian Cerita Fiksi dan Non Fiksi Terlengkap. Diakses
di https://www.pendidikanku.org/2018/03/pengertian-cerita-fiksi-
dan-nonfiksi.html tanggal 10 November 2019 pukul 08:29.
___. Mengenal Suku Asmat Lewat Tradisi dan Upacara. Diakses di
https://pesona.travel/keajaiban/5068/mengenal-suku-asmat-lewat-
tradisi-dan-upacara-adat tanggal 6 Desember 2019 pukul 18:08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
VIII. PENILAIAN
Mupel Domain/ Ranah
Penilaian Indikator
Jenis/ Teknik
Penilaian
Bentuk Penilaian Instrumen
IPA Sikap Spiritual
- - - -
Sikap Sosial - - - - Pengetahu-an
3.3.3 Menganali-sis gaya listrik dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tes tertulis Soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda dan kunci jawaban (soal evaluasi siklus 1)
Tes tertulis Soal uraian
Soal uraian (panduan percobaan)dan kunci jawaban
Keterampil-an
4.3.2 Membuat laporan sederhana tentang pengaruh gaya listrik.
Produk Tugas membuat laporan sederhana
Rubrik penilaian produk
Bahasa Indonesia
Sikap Spiritual
- - - -
Sikap Sosial - - - - Pengetahu-an
3.7.2 Menemu-kan informasi tentang Suku Asmat.
Tes tertulis Soal uraian
Soal uraian dan kunci jawaban
Keterampil-an
4.7.2 Membuat peta pikiran tentang Suku Asmat
Produk Tugas membuat peta pikiran
Rubrik penilaian produk
SBdP Sikap Spiritual
- - - -
Sikap Sosial - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Pengetahu-an
3.2.1 Menentukan tinggi rendah nada pada lagu Apuse
Tes tertulis
Soal uraian
Soal uraian dan kunci jawaban
Keterampil-an
4.2.1 Menyanyi-kan lagu Apuse sesuai dengan tinggi rendahnya nada.
Kinerja Menyanyikan lagu Apuse
Rubrik penilaian kinerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
Lampiran 31. RPPTH Siklus II Pembelajaran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN
(RPPTH)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Kentungan
Tema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku
Subtema : 2. Indahnya Keragaman Budaya Negeriku
Pembelajaran ke :1
Kelas/ Semester : IVB/ II (Dua)
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia dan IPA
Alokasi Waktu : 7 x 35 menit
Hari/tanggal : Selasa, 25 Februari 2020
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia
3.7.3.1 Setelah membaca teks Urang Kanekes Si Suku Baduy, peserta didik
mampu menemukan 4 informasi yang terdapat pada teks tersebut
dengan tepat. (menerapkan → faktual) (C3)
4.7.3.1 Setelah menemukan informasi tentang Urang Kanekes Si Suku Baduy,
peserta didik mampu membuat 1 tulisan berupa puisi menggunakan
bahasa sendiri dengan tepat. (naturalisasi → keterampilan) (P5)
Muatan Pembelajaran : IPA
3.3.4.1 Melalui kegiatan percobaan, peserta didik mampu menganalisis gaya
gravitasi dan 3 manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.
(menganalisis → faktual) (C4)
3.3.5.1 Melalui kegiatan percobaan, peserta didik mampu menganalisis gaya
magnet dan 3 manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.
(menganalisis → faktual) (C4)
4.3.3.1 Setelah mengetahui manfaat gaya gravitasi atau gaya magnet dalam
kehidupan sehari-hari, peserta didik mampu membuat 1 poster tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
manfaat gaya tersebut. (naturalisasi → keterampilan) (P5)
II. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.
III. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
No Muatan Pembelajaran
Kompetensi Dasar Indikator
1 Bahasa Indonesia
- Kompetensi spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
- Kompetensi sosial (sikap disiplin) dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
3.7 Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada teks.
3.7.3 Menemukan informasi baru tentang Urang Kanekes Si Suku Baduy. (menerapkan→ faktual) (C3)
4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke
4.7.3 Membuat tulisan berupa puisi tentang Urang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
dalam tulisan dengan bahasa sendiri.
Kanekes Si Suku Baduy menggunakan bahasa sendiri. (naturalisasi → keterampilan) (P5)
2 IPA
- Kompetensi spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
- Kompetensi sosial (sikap disiplin) dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
3.3 Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
3.3.4 Menganalisis gaya gravitasi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. (menganalisis → faktual) (C4)
3.3.5 Menganalisis gaya magnet dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. (menganalisis → faktual) (C4)
4.3 Mendemonstrasikan manfaat gaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
4.3.4 Membuat poster tentang manfaat gaya gravitasi atau gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari. (naturalisasi → keterampilan) (P5)
IV. MATERI PEMBELAJARAN
1. Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia
− Teks non fiksi (pengetahuan faktual)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
2. Muatan Pembelajaran : IPA
− Gaya gravitasi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
(pengetahuan faktual)
− Gaya magnet dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
(pengetahuan faktual)
V. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Tematik integratif dansaintifik
2. Model Pembelajaran : Pembelajaran berbasis masalah
3. Metode Pembelajaran : Tanya jawab, penugasan, diskusi, percobaan, dan
ceramah.
VI. LANGKAH PEMBELAJARAN
Fokus pada penggalan 3
Kegiatan Sintaks model pembelajaran
berbasis masalah Deskripsi kegiatan pembelajaran Alokasi
waktu
Penggalan 1 (3 x 35 menit)
Pembuka
1. Salam pembuka, doa, dan absensi. 2. Literasi: Peserta didik membaca teks
“Suku Unik di Indonesia”. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang isi teks dan pesan yang dapat dipetik dari teks cerita tersebut. (mencoba → berpikir kritis)
3. Motivasi: Peserta didik menyanyikan lagu “Suku Baduy”. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang isi lagu yang dinyanyikan. (mencoba → berpikir kritis)
4. Apersepsi: Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang pengalaman peserta didik yang dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari. a. Ada yang pernah berlibur ke
Banten?
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah
b. Di pulau Jawa bagian mana letak Banten?
(mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
5. Orientasi: a. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab: − Mengapa di Indonesia banyak
terdapat suku? (mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
b. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi yang disampaikan guru: − Menemukan informasi baru
tentang Urang Kanekes Si Suku Baduy.
Materi pembelajaran : Teks non fiksi
c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan: − Membaca teks bacaan − Penugasan − Presentasi − Penyampaian materi (mengamati → komunikasi)
Inti
2. Mengorganisasi-kan peserta didik agar belajar
6. Peserta didik membaca teks “Urang Kanekes Si Suku Baduy”. (mengamati → komunikasi)
7. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang kata sulit yang ada pada teks: a. Apa yang dimaksud dengan
masyarakat adat? b. Apa yang dimaksud dengan
kepercayaan sunda wiwitan? (menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
20 menit
8. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang tugas yang
30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
akan dikerjakan secara mandiri. (mengamati → komunikasi)
9. Peserta didik mengerjakan LKPD yang berisi tentang: a. Menemukan informasi baru
tentang Urang Kanekes Si Suku Baduy.
(menalar → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
10. Beberapa peserta didik menyampaikan informasi yang didapatkan tentang Urang Kanekes Si Suku Baduy. (mengkomunikasikan → komunikasi) (memiliki rasa keindahan, memiliki daya imajinasi)
11. Peserta didik lain memberikan tanggapan. (mengkomunikasikan → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
12. Peserta didik memperhatikan penegasan dan penjelasan yang disampaikan guru. (mengamati → komunikasi)
35 menit
Penutup
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
13. Kesimpulan : Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari. (mencoba → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
14. Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami materi tersebut. (menanya → komunikasi)
15. Peserta didik mendapat penguatan dari guru terkait materi yang telah dipelajari.
16. Peserta didik dipersilahkan untuk istirahat.
5 menit
ISTIRAHAT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
Penggalan 2 (2 x 35 menit)
Pembuka
1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah
1. Salam pembuka 2. Motivasi: Peserta didik menyanyikan
lagu “Suku Baduy”. 3. Apersepsi: Peserta didik dan guru
melakukan tanya jawab tentang pengalaman peserta didik yang dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari. b. Apa saja informasi tentang Urang
Kanekes Si Suku Baduy yang sudah dipelajari tadi?
(mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
4. Orientasi: a. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab: − Mengapa keragaman suku
bangsa dapat mengakibatkan keragaman budaya?
(mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
b. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi yang disampaikan guru: − Membuat tulisan berupa puisi
tentang Urang Kanekes Si Suku Baduy menggunakan bahasa sendiri.
Materi pembelajaran : Teks non fiksi.
c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan: − Penugasan − Presentasi (mengamati → komunikasi)
10 menit
Inti
2. Mengorganisasi-kan peserta didik agar belajar
5. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab : a. Apa keragaman yang ada di Suku
Baduy? (menanya → berpikir kritis)
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
(memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
6. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang tugas yang akan dikerjakan secara mandiri. (mengamati → komunikasi)
7. Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum dipahami. (menanya → komunikasi)
10 menit
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
8. Peserta didik membuat tulisan berupa puisi tentang Urang Kanekes Si Suku Baduy menggunakan bahasa sendiri. (mencoba → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, memiliki rasa keindahan, memiliki daya imajinasi)
9. Beberapa peserta didik mempresentasikan hasil karya yang sudah dibuat. (mengkomunikasikan → komunikasi)
10. Peserta didik lain memberikan tanggapan. (mengkomunikasikan → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
11. Peserta didik memperhatikan penegasan yang disampaikan guru. (mengamati → komunikasi)
35 menit
Penutup
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
12. Kesimpulan : Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari. (mencoba → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
13. Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami materi tersebut. (menanya → komunikasi)
14. Peserta didik mendapat penguatan dari guru terkait materi yang telah dipelajari.
15. Peserta didik dipersilahkan untuk istirahat.
5 menit
ISTIRAHAT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
Penggalan 3 (2 x 35 menit) Pembuka
1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah
1. Salam pembuka 2. Motivasi: Peserta didik menyanyikan
lagu “Gaya gravitasi dan magnet”. 3. Apersepsi: Peserta didik dan guru
melakukan tanya jawab tentang pengalaman peserta didik yang dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari. a. Apakah kalian pernah terjatuh dari
sepeda? b. Kemana arah kalian terjatuh?
(mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
4. Orientasi: a. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab: − Mengapa semua benda yang
dilempar selalu jatuh ke bawah?
(mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
b. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi yang disampaikan guru: − Menganalisis gaya gravitasi dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
− Menganalisis gaya magnet dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
− Membuat poster tentang manfaat gaya gravitasi atau gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari.
Materi pembelajaran : Gaya gravitasi dan gaya magnet serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan:
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
− Percobaan − Diskusi − Membuat poster − Penyampaian materi (mengamati → komunikasi)
Inti
2. Mengorganisasi-kan peserta didik agar belajar
5. Peserta didik mengamati gambar astronot. (mengamati → komunikasi)
6. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab : a. Mengapa astronot melayang-
layang ketika berada di bulan? b. Apakah di bulan tidak ada gaya
gravitasi? c. Jika di bumi, apakah astronot juga
akan melayang-layang? (menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
7. Peserta didik mengamati gambar kereta api maglev. (mengamati → komunikasi)
8. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab : a. Ada yang pernah naik kereta api
maglev? b. Kereta api maglev saat melaju
tidak menyentuh rel, lalu bagaimana cara kereta api maglev melaju?
(menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
10 menit
3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
9. Peserta didik membaca panduan percobaan “Gaya Gravitasi dan Gaya Magnet”. (mengamati → komunikasi)
10. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang percobaan yang akan dikerjakan secara berkelompok dan mandiri. (mengamati → komunikasi)
11. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4 peserta didik. Percobaan dilakukan secara kelompok.
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
12. Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum dipahami. (menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
13. Peserta didik melakukan percobaan “Gaya Gravitasi dan Gaya Magnet”. (mencoba → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah, memiliki daya imajinasi)
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
14. Peserta didik mengerjakan soal yang ada pada panduan percobaan “Gaya Gravitasi dan Gaya Magnet” secara mandiri. (mencoba → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah, memiliki daya imajinasi)
15. Peserta didik membuat poster tentang manfaat gaya gravitasi atau gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari. (mencoba → berpikir kritis) (memiliki rasa keindahan, memiliki daya imajinasi)
16. Peserta didik memperhatikan penegasan dan penjelasan yang disampaikan guru. (mengamati → komunikasi)
25 menit
Penutup
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
17. Kesimpulan : Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari. (mencoba → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
18. Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami materi tersebut. (menanya → komunikasi)
19. Peserta didik mendapat penguatan dari guru terkait materi yang telah dipelajari.
20. Peserta didik menulis refleksi tentang pelajaran hari ini.
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
(mengkomunikasikan → komunikasi)
21. Salam penutup dan doa.
VII. MEDIA, ALAT/BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR
1. Media
a. Lagu “Suku Baduy”
b. Teks “Urang Kanekes Si Suku Baduy”
c. Lagu “Gaya Gravitasi dan Gaya Magnet”
d. Gambar astronot
e. Gambar kereta maglev
2. Alat/bahan
a. Peniti
b. Paku payung
c. Klip kertas
d. Kertas
e. Batu kerikil
f. Magnet
3. Sumber Belajar
Haryanto. 2013. Sains Jilid 4 untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Irene dan Khristiyono. 2016. Esps IPA untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Kusumawati, Heny. 2016. Indahnya Keberagaman di Negeriku: Buku
Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
Kemendikbud.
Kusumawati, Heny. 2016. Indahnya Keberagaman di Negeriku: Buku
Siswa/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
Kemendikbud.
Yousnelly, Putty., Dian Oky, dan Zuledi. 2010. Ilmu Pengetahuan
Alam SD Kelas V. Bogor: Yudhistira.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
Wisanggeni, Kensae. 2017. Suku Unik di Indonesia. Diakses di
https://www.tanahnusantara.com/suku-unik-di-indonesia-yang-
terkenal-karena-budaya-dan-ada-istiadatnya/ tanggal 13 Januari
2020 pukul 12:36.
___. 2018. Cerita Non Fiksi, Pengertian, Pembagian, Jenis-jenis Non
Fiksi, Contoh-contoh Cerita atau Karangan Non Fiksi, Non Fiction
Storie. Diakses di
https://www.berbagaireviews.com/2018/06/cerita-non-fiksi-
pengertian-pembagian.html tanggal 1 Desember 2019 pukul 23:23.
___. 2018. Pengertian Cerita Fiksi dan Non Fiksi Terlengkap. Diakses
di https://www.pendidikanku.org/2018/03/pengertian-cerita-fiksi-
dan-nonfiksi.html tanggal 10 November 2019 pukul 08:29.
VIII. PENILAIAN
Mupel Domain/ Ranah
Penilaian Indikator
Jenis/ Teknik
Penilaian
Bentuk Penilaian Instrumen
Bahasa Indo-nesia
Sikap Spiritual
- - - -
Sikap Sosial - - - - Pengetahu-an
3.7.3 Menemu-kan informasi baru tentang Urang Kanekes Si Suku Baduy.
Tes tertulis Soal uraian
Soal uraian dan kunci jawaban
Keterampi- lan
4.7.3 Membuat tulisan berupa puisi tentang Urang Kanekes Si Suku Baduy mengguna-
Produk Tugas membuat tulisan
Rubrik penilaian produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
kan bahasa sendiri.
IPA Sikap Spiritual
- - - -
Sikap Sosial - - - -
Pengetahu-an
3.3.4 Menganali-sis gaya gravitasi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
3.3.5 Menganali-sis gaya magnet dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tes tertulis Soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda dan kunci jawaban (soal evaluasi siklus 2)
Tes tertulis Soal uraian
Soal uraian (panduan percobaan)dan kunci jawaban
Keterampi- lan
4.3.3 Membuat poster tentang manfaat gaya gravitasi atau gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari.
Produk Tugas membuat poster
Rubrik penilaian produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
Lampiran 30. RPPTH Siklus II Pembelajaran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN
(RPPTH)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Kentungan
Tema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku
Subtema : 2. Indahnya Keragaman Budaya Negeriku
Pembelajaran ke : 2
Kelas/ Semester : IVB/ II (Dua)
Muatan Pelajaran : IPA, Bahasa Indonesia, dan SBdP
Alokasi Waktu : 7 x 35 menit
Hari/tanggal : Jumat, 28 Februari 2020
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Muatan Pembelajaran : IPA
3.3.6.1 Melalui kegiatan percobaan, peserta didik mampu menganalisis gaya
gesek dan 3 manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.
(menganalisis → faktual) (C4)
4.3.4.1 Setelah menganalisis gaya gesek dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari, peserta didik mampu membuat 1 laporan sederhana tentang
pengaruh gaya tersebut. (naturalisasi → keterampilan) (P5)
Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia
3.7.4.1 Setelah membaca teks Tari Saman, peserta didik mampu menemukan 3
informasi yang terdapat pada teks tersebut dengan tepat. (menerapkan
→ faktual) (C3)
4.7.4.1 Setelah menemukan informasi tentang Tari Saman, peserta didik
mampu membuat 1 peta pikiran yang berisi tentang tari tersebut.
(naturalisasi → keterampilan) (P5)
Muatan Pembelajaran : SBdP
3.2.1.1 Setelah mengamati gambar Tari Saman, peserta didik mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
menganalisis pola lantai tari tersebut dengan tepat. (menganalisis →
faktual) (C3)
4.2.2.1 Setelah menganalisis pola lantai Tari Saman, peserta didik mampu
memperagakan pola lantai tersebut. (presisi → keterampilan) (P3)
II. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.
III. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
No Muatan Pembelajaran
Kompetensi Dasar Indikator
1 IPA
- Kompetensi spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
- Kompetensi sosial (sikap disiplin) dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
3.3 Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya
3.3.6 Menganalisis gaya gesek dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. (menganalisis →
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
gesekan. faktual) (C4) 4.3 Mendemonstrasikan
manfaat gaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
4.3.4 Membuat laporan sederhana tentang pengaruh gaya gesek. (naturalisasi → keterampilan) (P5)
2 Bahasa Indonesia
- Kompetensi spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
- Kompetensi sosial (sikap disiplin) dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
3.7 Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada teks.
3.7.4 Menemukan informasi tentang Tari Saman. (menerapkan→ faktual) (C3)
4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri.
4.7.4 Membuat peta pikiran tentang Tari Saman. (naturalisasi → keterampilan) (P5)
3 SBdP
- Kompetensi spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
- Kompetensi sosial (sikap disiplin) dicapai secara tidak langsung sebagai suatu dampak pengiring.
3.3 Mengetahui gerak tari kreasi daerah.
3.3.1 Menganalisis pola lantai Tari Saman. (menganalisis→ faktual) (C4)
4.3 Memperagakan gerak tari kreasi daerah.
4.3.1 Memperagakan pola lantai Tari Saman. (presisi → keterampilan) (P3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
IV. MATERI PEMBELAJARAN
1. Muatan Pembelajaran : IPA
− Gaya gesek dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
(pengetahuan faktual)
2. Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia
− Teks non fiksi (pengetahuan faktual)
3. Muatan Pembelajaran : SBdP
− Pola lantai tari kreasi daerah (pengetahuan konseptual)
V. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Tematik integratif dansaintifik
2. Model Pembelajaran : Pembelajaran berbasis masalah
3. Metode Pembelajaran : Tanya jawab, penugasan, diskusi, percobaan, dan
ceramah.
VI. LANGKAH PEMBELAJARAN
Fokus pada penggalan 1
Kegiatan Sintaks model pembelajaran
berbasis masalah Deskripsi kegiatan pembelajaran Alokasi
waktu
Penggalan 1 (3 x 35 menit)
Pembuka
1. Salam pembuka, doa, dan absensi. 2. Literasi: Peserta didik membaca teks
“Sepatu untuk Bayu”. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang isi teks dan pesan yang dapat dipetik dari teks cerita tersebut. (mencoba → berpikir kritis)
3. Motivasi: Peserta didik menyanyikan lagu “Gaya Gesek”. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang isi lagu yang dinyanyikan. (mencoba → berpikir kritis)
4. Apersepsi: Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab tentang
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah
pengalaman peserta didik yang dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari. a. Apakah kalian pernah tergelincir? b. Saat berjalan dimana kalian pernah
tergelincir? (mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
5. Orientasi: a. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab: − Ada anjuran agar tidak
membuang kulit pisang sembarangan karena membahayakan orang lain. Benarkah anjuran tersebuh? Mengapa menginjak kulit pisang dapat membuat terpeleset?
(mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
b. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi yang disampaikan guru: − Menganalisis gaya gesek dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
− Membuat laporan sederhana tentang pengaruh gaya gesek.
Materi pembelajaran : Gaya gesek dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan: − Percobaan − Diskusi − Membuat laporan sederhana − Penyampaian materi (mengamati → komunikasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
Inti
2. Mengorganisasi-kan peserta didik agar belajar
6. Peserta didik mengamati gambar sepatu sepak bola. (mengamati → komunikasi)
7. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab: a. Mengapa alas sepatu sepak bola
berstruktur seperti paku-paku? (menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
5 menit
3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
8. Peserta didik membaca panduan percobaan “Pengaruh Gaya Gesek”. (mengamati → komunikasi)
9. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang percobaan yang akan dikerjakan secara berkelompok dan mandiri. (mengamati → komunikasi)
10. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4 peserta didik. Percobaan dilakukan secara kelompok.
11. Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum dipahami. (menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
12. Peserta didik melakukan percobaan “Pengaruh Gaya Gesek”. (mencoba → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah, memiliki daya imajinasi)
20 menit
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
13. Peserta didik mengerjakan soal yang ada pada panduan percobaan “Pengaruh Gaya Gesek” secara mandiri. (mencoba → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah, memiliki daya imajinasi)
14. Peserta didik membuat laporan sederhana tentang pengaruh gaya gesek. (mencoba → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan
30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah, memiliki daya imajinasi)
15. Peserta didik memperhatikan penegasan dan penjelasan yang disampaikan guru. (mengamati → komunikasi)
Penutup
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
16. Kesimpulan : Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari. (mencoba → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
17. Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami materi tersebut. (menanya → komunikasi)
18. Peserta didik mendapat penguatan dari guru terkait materi yang telah dipelajari.
19. Peserta didik menulis refleksi tentang pelajaran hari ini. (mengkomunikasikan → komunikasi)
5 menit
20. Peserta didik mengerjakan soal
evaluasi siklus 2. (mencoba, menalar → berpilir kritis)
35 menit
ISTIRAHAT
Penggalan 2 (2 x 35 menit)
Pembuka
1. Salam pembuka 2. Motivasi: Peserta didik menyanyikan
lagu “Bungong Jeumpa”. 3. Apersepsi: Peserta didik dan guru
melakukan tanya jawab tentang pengalaman peserta didik yang dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari. a. Bungong Jeumpa merupakan lagu
daerah mana? b. Siapaa yang pernah pergi ke Aceh? (mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah
4. Orientasi: a. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab: − Siapa yang pernah melihat Tari
Saman? − Apa yang menarik dari Tari
Saman? (mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
b. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi yang disampaikan guru: − Menemukan informasi tentang
Tari Saman. − Membuat peta pikiran tentang
Tari Saman. Materi pembelajaran : Teks non fiksi.
c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan: − Membaca teks bacaan − Penugasan − Presentasi − Penyampaian materi (mengamati → komunikasi)
Inti
2. Mengorganisasi-kan peserta didik agar belajar
5. Peserta didik membaca teks “Tari Saman”. (mengamati → komunikasi)
6. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab dan menanyakan hal-hal yang belum dipahami : a. Apa yang dimaksud dengan media
dakwah? b. Apa yang dimaksud dengan
petuah? (menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
15 menit
3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
7. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang tugas yang akan dikerjakan secara mandiri. (mengamati → komunikasi)
8. Peserta didik mengerjakan LKPD yang
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
berisi tentang : a. Menemukan informasi tentang Tari
Saman. (menalar → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
9. Peserta didik membuat membuat peta pikiran tentang Tari Saman. (mencoba → berpikir kritis) (memiliki rasa keindahan, memiliki daya imajinasi)
10. Beberapa peserta didik mempresentasikan hasil karya yang sudah dibuat. (mengkomunikasikan → komunikasi)
11. Peserta didik lain memberikan tanggapan. (mengkomunikasikan → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
12. Peserta didik memperhatikan penegasan yang disampaikan guru. (mengamati → komunikasi)
20 menit
Penutup
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
13. Kesimpulan : Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari. (mencoba → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
14. Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami materi tersebut. (menanya → komunikasi)
15. Peserta didik mendapat penguatan dari guru terkait materi yang telah dipelajari.
16. Peserta didik dipersilahkan untuk istirahat.
5 menit
ISTIRAHAT
Penggalan 3 (2 x 35 menit)
1. Salam pembuka 2. Motivasi: Peserta didik menyanyikan
lagu “Bungong Jeumpa”. 3. Apersepsi: Peserta didik dan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
Pembuka
1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah
melakukan tanya jawab tentang pengalaman peserta didik yang dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari. a. Apa yang membedakan Tari
Saman dengan tari daerah lain? (mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
4. Orientasi: a. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab: − Apa yang dimaksud dengan
pola lantai dalam tari? (mencoba → berpikir kritis) (memiliki daya imajinasi, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
b. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi yang disampaikan guru: − Menganalisis pola lantai Tari
Saman. − Memperagakan pola lantai Tari
Saman. Materi pembelajaran : Pola lantai tari kreasi daerah.
c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan: − Menggambar pola lantai − Diskusi − Memperagakan pola lantai − Penyampaian materi (mengamati → komunikasi)
10 menit
Inti
2. Mengorganisasi-kan peserta didik agar belajar
5. Peserta didik mengamati gambar “Tari Saman”. (mengamati → komunikasi)
6. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab : a. Bagaimana pola lantai Tari Saman (menanya → berpikir kritis) (memiliki banyak gagasan terhadap suatu masalah)
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
7. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang tugas yang akan dikerjakan secara mandiri. (mengamati → komunikasi)
8. Peserta didik mengerjakan LKPD yang berisi tentang: a. Menganalisis pola lantai Tari
Saman b. Menggambar pola lantai Tari
Saman (menalar → berpikir kritis) (memiliki ide yang unik, mencoba cara baru untuk menyelesaikan masalah, memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
25 menit
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
9. Beberapa peserta didik menyampaikan hasil analisis dan gambar pola lantai Tari Saman. (mengkomunikasikan → komunikasi) (memiliki rasa keindahan, memiliki daya imajinasi)
10. Peserta didik lain memberikan tanggapan. (mengkomunikasikan → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
11. Peserta didik memperhatikan penegasan dan penjelasan yang disampaikan guru. (mengamati → komunikasi)
12. Peserta didik memperagakan pola lantai Tari Saman.(mencoba → komunikasi)
20 menit
Penutup
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
13. Kesimpulan : Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari. (mencoba → komunikasi) (memberikan banyak gagasan terhadap suatu masalah)
14. Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru mengenai kesulitan yang dihadapi dalam memahami materi tersebut. (menanya → komunikasi)
15. Peserta didik mendapat penguatan dari guru terkait materi yang telah dipelajari.
16. Salam penutup dan doa.
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
VII. MEDIA, ALAT/BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR
1. Media
a. Lagu “Gaya Gesek”
b. Gambar sepatu bola
c. Lagu “Bungong Jeumpa”
d. Teks “ Tari Saman”
e. Gambar Tari Saman
2. Alat/bahan
a. Mobil-mobilan
b. Meja kayu
c. Tikar
3. Sumber Belajar
Irene dan Khristiyono. 2016. Esps IPA untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Kusumawati, Heny. 2016. Indahnya Keberagaman di Negeriku: Buku
Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
Kemendikbud.
Kusumawati, Heny. 2016. Indahnya Keberagaman di Negeriku: Buku
Siswa/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
Kemendikbud.
Puspita, Putri. 2017. Sepatu untuk Bayu. Diakses di
https://www.google.com/amp/s/bobo.grid.id/amp/08675729/sepatu
-untuk-bayu tanggal 21 Januari 2020 pukul 21:46.
___. 2018. Cerita Non Fiksi, Pengertian, Pembagian, Jenis-jenis Non
Fiksi, Contoh-contoh Cerita atau Karangan Non Fiksi, Non Fiction
Storie. Diakses di
https://www.berbagaireviews.com/2018/06/cerita-non-fiksi-
pengertian-pembagian.html tanggal 1 Desember 2019 pukul 23:23.
___. 2018. Pengertian Cerita Fiksi dan Non Fiksi Terlengkap. Diakses
di https://www.pendidikanku.org/2018/03/pengertian-cerita-fiksi-
dan-nonfiksi.html tanggal 10 November 2019 pukul 08:29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
___. 2019. Pola Lantai dalam Gerak Tari Kreasi Daerah. Diakses di
https://www.google.com/amp/s/lisa.food.blog/2019/01/01/pola-
lantai-dalam-gerak-tari-kreasi-daerah/amp/ tanggal 21 Januari 2020
pukul 23:09.
___. Tari Saman. Diakses di https://www.indonesiakaya.com/jelajah-
indonesia/detail/tarisaman tanggal 21 Januari 2020 pukul 16:14.
VIII. PENILAIAN
Mupel Domain/ Ranah
Penilaian Indikator
Jenis/ Teknik
Penilaian
Bentuk Penilaian Instrumen
IPA Sikap Spiritual
- - - -
Sikap Sosial - - - -
Pengetahu- an
3.3.6 Menganali-sis gaya gesek dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tes tertulis Soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda dan kunci jawaban (soal evaluasi siklus 1)
Tes tertulis Soal uraian
Soal uraian (panduan percobaan)dan kunci jawaban
Keterampi- lan
4.3.4 Membuat laporan sederhana tentang pengaruh gaya gesek.
Produk Tugas membuat laporan sederhana
Rubrik penilaian produk
Bahasa Indo-nesia
Sikap Spiritual
- - - -
Sikap Sosial - - - - Pengetahu- an
3.7.4 Menemu-kan informasi tentang Tari Saman.
Tes tertulis Soal uraian
Soal uraian dan kunci jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
Keterampi- lan
4.7.4 Membuat peta pikiran tentang Tari Saman.
Produk Tugas membuat peta pikiran
Rubrik penilaian produk
SBdP Sikap Spiritual
- - - -
Sikap Sosial - - - -
Pengetahu- an
3.3.1 Menganali-sis pola lantai Tari Saman.
Tes tertulis
Soal uraian
Soal uraian dan kunci jawaban
Keterampi-lan
4.3.1 Mempera-gakan pola lantai Tari Saman.
Kinerja Mempera-gakan pola lantai
Rubrik penilaian kinerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
Lampiran 33. Kondisi Awal Kreativitas Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
Lampiran 34. Kondisi Awal Hasil Belajar Peserta Didik
No Nama Peserta Didik Nilai Kentuntasan 1 ABP 64 Tidak tuntas 2 AGB 66 Tidak tuntas 3 AHA 76 Tuntas 4 AP 70 Tuntas 5 ANR 62 Tidak tuntas 6 ARM 66 Tidak tuntas 7 DADP 78 Tuntas 8 DRPG 70 Tuntas 9 HNH 62 Tidak tuntas
10 IAG 42 Tidak tuntas 11 IAMW 76 Tuntas 12 MAF 90 Tuntas 13 MRSN 62 Tidak tuntas 14 MR 64 Tidak tuntas 15 NCS 76 Tuntas 16 NMPJ 62 Tidak tuntas 17 NNK 56 Tidak tuntas 18 RADH 78 Tuntas 19 RRS 62 Tidak tuntas 20 RWS 76 Tuntas 21 RAS 56 Tidak tuntas 22 RAL 76 Tuntas 23 SK 52 Tidak tuntas 24 VSF 56 Tidak tuntas 25 WDAN 26 Tidak tuntas 26 XLSM 76 Tuntas
Jumlah 1700 Rata-rata 65,38
Persentase Ketuntasan 42,30%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
Lampiran 35. Foto-foto Kegiatan
Praktikum pengaruh gaya dan gaya otot
Praktikum gaya listrik
Praktikum gaya gravitasi dan gaya magnet
Praktikum gaya gesek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Gibta Paskalin merupakan anak ketiga dari bapak
Suyadi dan ibu Regina Endang Riantiningsih. Lahir di Sleman
hari Minggu pahing tanggal 12 April 1998, saat itu bertepatan
dengan hari raya Paskah. Awal pendidikan peneliti di TK PKK
Sidoagung II tahun 2003 sampai 2004. Selesai pendidikan TK,
peneliti melanjutkan pendidikan di SD Negeri Cibuk Lor tahun
2004 sampai 2010. Tahun 2010 peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1
Seyegan dan lulus pada tahun 2013. Selanjutnya, peneliti melanjutkan pendidikan
di SMK Negeri 1 Godean jurusan Multimedia tahun 2013 sampai 2016. Selama
bersekolah di SMK peneliti membuka usaha photo dan video shooting. Sambil
menunggu pengumuman penerimaan mahasiswa baru, peneliti sempat bekerja di
salah satu studio photo dan video shooting. Sampai akhirnya peneliti diterima
menjadi mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas
Sanata Dharma pada tahun 2016.
Banyak kegiatan kemahasiswaan yang pernah peneliti ikuti seperti: peserta
inisiasi Universitas Sanata Dharma tahun 2016, peserta inisiasi FKIP Universitas
Sanata Dharma tahun 2016, peserta inisiasi Program Studi PGSD tahun 2016,
kuliah umum PGSD setiap semester ganjil, dampok parade gamelan anak ke IX
se-Yogyakarta dan Jawa Tengah tahun 2016, peserta seminar driyarkara mengabdi
tahun 2016, peserta pendampingan pengembangan kepribadian dan metode
belajar I tahun 2016, peserta english club program for 4 semesters tahun 2016-
2018, peserta kursus pembinaan pramuka mahir tingkat dasar tahun 2017, peserta
pendampingan pengembangan kepribadian dan metode belajar II tahun 2017,
pubdok pelepasan calon wisuda PGSD tahun 2017, sie acara inisiasi program
studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2017, CO dampok parade gamelan
anak ke-XI se-Yogyakarta dan Jawa Tengah tahun 2018, peserta kuliah kerja
nyata reguler LVII tahun 2019, dan peserta lomba inovasi media pembelajaran
tingkat perguruan tinggi nasional tahun 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI