PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI KEINDAHAN …lib.unnes.ac.id/28705/1/2101412163.pdf ·...
Transcript of PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI KEINDAHAN …lib.unnes.ac.id/28705/1/2101412163.pdf ·...
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM
MENGGUNAKAN METODE PETA PIKIRAN
DENGAN MEDIA POHON BERBUAH GAMBAR
PADA SISWA KELAS VII H SMPN 12 SEMARANG
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : Masita Pawestri Dwi Ratri
NIM : 2101412163
Progam Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
SARI.
Ratri, Masita Pawestri Dwi. “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi KeindahanAlam Menggunakan Metode Peta Pikiran dengan Media Pohon
Berbuah Gambar pada Siswa Kelas VII H SMP Negeri 12 Semarang”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas
Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I: Drs.
Mukh Doyin, M.Si. II: Mulyono, S.Pd., M.Hum.
Kata kunci : menulis puisi keindahan alam, metode peta pikiran, media pohon
berbuah gambar, perilaku siswa
Keterampilan siswa dalam menulis puisi keindahan alam pada kelas VII-
H SMP Negeri 12 Semarang masih rendah. Hal tersebut berdasarkan hasil
observasi dan wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 12
Semarang. Peneliti menemukan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam menulis puisi keindahan alam, khususnya siswa kelas VII-H SMP Negeri
12 Semarang. Upaya meningkatkan keterampilan siswamenulis puisi keindahan
alam, mereka perlu dilatih sebaik-baiknya melalui peningkatan peran guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan metode dan media
yang inovatif dan kreatif agar siswa termotivasi dalam pembelajaran menulis puisi
keindahan alam.
Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah penelitian ini, yaitu (1)
bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan menulis puisi keindahan alam
menggunakan metode peta pikiran dengan media pohon berbuah gambar pada
siswa kelas VII H SMP Negeri 12 Semarang? (2) bagaimanakah peningkatan
keterampilan menulis puisi keindahan alam menggunakan metode peta pikiran
dengan media pohon berbuah gambar pada siswa kelas VII H SMP Negeri 12
Semarang? (3) bagaimanakah perubahan tingkah laku siswa kelas VII H SMP
Negeri 12 Semarang setelah mengikuti pembelajaran keterampilan menulis puisi
keindahan alam menggunakan metode peta pikiran dengan media pohon berbuah
gambar.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan
metode peta pikiran dan media pohon berbuah gambar sebagai upaya peningkatan
keterampilan menulis puisi keindahan alam pada siswa kelas VII-H SMP Negeri
12 Semarang. Variabel penelitian ini, yaitu variabel keterampilan menulis puisi
keindahan alam dan variabel pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis
puisi keindahan alam menggunakan metode peta pikiran dengan media pohon
berbuah gambar. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dan nontes.
Instrumen tes berupa tes keterampilan menulis puisi keindahan alam, sedangkan
instrumen nontes berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data
dilakukan dengan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan persentase
ketuntasan pengamatan proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II pada semua
aspek. Terjadi peningkatan hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus I ke
siklus II sebesar 21,87%. Keterampilan siswa dalam menulis puisi keindahan alam
peningkatan pada siklus I, ketercapaian KKM sebesar 74,75 dengan persentase
iii
ketuntasan 53,12%. Pada siklus II, ketercapaian KKM meningkat menjadi 78,40
dengan persentase ketuntasan 100%. Selain itu, perilaku siswa dan tanggapan
siswa setelah tindakan siklus I dan siklus II juga mengalami perubahan ke arah
yang lebih baik dan positif.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pembelajaran keterampilan menulis
puisi keindahan alam menggunakan metode peta pikiran dengan media pohon
berbuah gambar dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran menulis puisi
keindahan alam, sebab metode peta pikiran dan media pohon berbuah gambar
dapat memudahkan serta memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis puisi
keindahan alam. Penerapan metode peta pikiran dan media pohon berbuah gambar
dapat digunakan sebagai masukan peneliti lain dalam melakukan penelitian yang
serupa. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan perbandingan
pembelajaran atau penelitian lain, sehingga dapat diketahui hasil yang efektif
dalam penggunaan metode dan media dalam pembelajaran menulis puisi
keindahan alam.
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagain atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Oktober 2016
Masita Pawestri D R
NIM. 2101412163
v
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi atas nama Masita Pawestri Dwi Ratri dengan judul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Puisi Keindahan Alam Menggunakan Metode Peta Pikiran
dengan Media Pohon Berbuah Gambar pada Siswa Kelas VII-H SMP Negeri 12
Semarang” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang.
Semarang, Oktober 2016
Penguji I, Penguji II,
Drs. Mukh Doyin, M.Si Mulyono, S.Pd., M.Hum NIP. 196506121994121001 NIP. 197206162002121001
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri
2. Kesuksesan tidak datang dengan sendirinya, tetapi perlu dijemput
Persembahan
Karya ini kupersembahkan untuk:
1. Bapakku Slamet Raharjo dan Ibuku Tri
Murniati, terima kasih atas dukungan
dan doanya;
2. Almamaterku Universitas Negeri
Semarang.
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Salawat serta salam senantiasa tercurah kepada nabi
Agung Muhammad Saw, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dengan
mengucap syukur akhirnya penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul
”Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Keindahan Alam Menggunakan
Metode Peta Pikiran dengan Media Pohon Berbuah Gambar pada Siswa Kelas
VII-H SMP Negeri 12 Semarang”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tersusun bukan atas kemampuan dan
usaha penulis sendiri. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada Drs. Mukh Doyin, M.Si dan Mulyono, S.Pd., M.Hum, yang
telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberi kesempatan pada
penulis untuk belajar di Universitas Negeri Semarang;
2. dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, yang telah
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini;
3. ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan arahan-
arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini;
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan bekal ilmu dan pengetahuan sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan skripsi ini;
5. Kepala SMP Negeri 12 Semarang yang telah memberikan izin penelitian;
ix
6. Eko Nurpriyanti, M.Pd., guru pamong yang baik, yang senantiasa memberikan
bimbingan pada penulis dan bersedia memberikan jam mengajarnya untuk
penelitian;
7. Siswa-siswi SMP Negeri 12 Semarang, khususnya siswa kelas VII-H, yang
telah bekerja sama untuk menyukseskan skripsi ini;
8. Kakakku, Yusuf Arief Eka Adi Raharjo dan Adikku, Ridwan Wicaksono Aji
Raharjo yang selalu menyemagati
9. Aristia yang telah rela memberikan tenaganya untuk membantu proses
penelitian;
10. Sahabat-sahabatkku (Nadia, Pitong, Mimi, Ditya, Ageng, Mita, Moko,
Doyok, Tahu, Ari, Norman, Bety, Bacemb, Acul, Sasa, Alfi) yang selalu
memberikan dukungan;
11. Muhammad Sodiq yang selalu memberikan semangat dan motivasi tanpa
henti; serta
12. Semua pihak yang belum disebutkan di sini.
Penulis tidak bisa membalas kebaikan-kebaikan dari berbagai pihak yang
telah membantu. Penulis hanya bisa mendoakan agar kebaikan-kebaikan tersebut
dicatat Tuhan sebagai amal baik. Penulis juga berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.
Semarang, Oktober 2016
Penulis,
Masita Pawestri Dwi Ratri
2101412163
x
DAFTAR ISI
Halaman
SARI ........................................................................................................... ii
PERNYATAAN ......................................................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... v
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vii
PRAKATA ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xx
DAFTAR BAGAN..................................................................................... xxiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xxv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 10
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................. 12
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................. 13
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................. 14
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................... 14
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ..................... 17
2.1 Kajian Pustaka ....................................................................................... 17
2.2 Landasan Teori ...................................................................................... 26
2.2.1 Puisi.. ................................................................................................ 26
2.2.1.1 Pengertian Puisi............................................................................... 26
2.2.1.2 Unsur-unsur Pembentuk Puisi......................................................... 28
2.2.2 Keterampilan Menulis Puisi............................................................... 38
2.2.2.1Hakikat Menulis Kreatif................................................................... 39
2.2.2.1Keterampilan Menulis Puisi Keindahan Alam................................. 40
2.2.3 Metode Peta Pikiran ........................................................................... 43
2.2.3.1Hakikat Metode Peta Pikiran ........................................................... 43
2.2.4 Media Pembelajaran........................................................................... 48
2.2.4.1 Jenis Media Pembelajaran............................................................... 50
2.2.4.2 Manfaat Media Pembelajaran ......................................................... 50
2.2.4.2 Fungsi Media Pembelajaran............................................................ 51
2.2.5 Media Pohon Berbuah Gambar.......................................................... 52
2.2.6 Pembelajaran Menulis Puisi Keindahan Alam Menggunakan Metode
Peta Pikiran dengan Media Pohon Berbuah Gambar ........................ 54
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................... 57
2.4 Hipotesis............................................................................................... 59
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 60
3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 60
3.1.1 Proses Tindakan Siklus I.................................................................... 62
3.1.1.1 Perencanaan .................................................................................... 62
3.1.1.2 Tindakan .................................................................................... 63
3.1.1.3 Observasi .................................................................................... 65
3.1.1.4 Refleksi .................................................................................... 65
3.1.2 Proses Tindakan Siklus II................................................................... 66
3.1.2.1 Perencanaan .................................................................................... 66
xii
3.1.2.2 Tindakan .................................................................................... 67
3.1.2.3 Observasi .................................................................................... 69
3.1.2.4 Refleksi .................................................................................... 70
3.2 Subjek Penelitian .................................................................................. 71
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 71
3.3.1 Variabel Penelitian Keterampilan Menulis Puisi Keindahan Alam
........................................................................................................... 72
3.3.2 Variabel Metode Peta Pikiran dan Media Pembelajaran Pohon
Berbuah Gambar................................................................................ 72
3.4 Indikator Kinerja .................................................................................. 73
3.4.1 Indikator Data Kuantitatif .................................................................. 73
3.4.2 Indikator Kualitatif............................................................................. 73
3.5 Instrumen Penelitian............................................................................. 74
3.5.1 Instrumen Tes..................................................................................... 74
3.5.2 Instrumen Nontes ............................................................................... 77
3.5.2.1 Pedoman Observasi......................................................................... 78
3.5.2.2 Pedoman Wawancara ...................................................................... 80
3.5.2.3 Jurnal Siswa .................................................................................... 80
3.5.2.3 Jurnal Guru...................................................................................... 81
3.5.2.3 Dokumentasi Foto ........................................................................... 81
3.6 Teknik Pengumpulan Data................................................................... 81
3.6.1 Teknik Tes.......................................................................................... 82
3.6.2 Teknik Nontes .................................................................................... 82
3.6.2.1 Teknik Observasi ............................................................................ 82
3.6.2.2 Teknik Wawancara.......................................................................... 82
3.6.2.3 Teknik Dokumentasi Foto............................................................... 83
3.7 Teknik Analisis Data............................................................................ 83
3.7.1 Teknik Kuantitatif .............................................................................. 83
3.7.2 Teknik Kualitatif ................................................................................ 84
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 85
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 85
4.1.1 Hasil Penelitian Prasiklus................................................................... 85
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I ..................................................................... 87
4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Puisi Keindahan Alam Menggunakan
Metode Peta Pikiran dengan Media Pohon Berbuah Gambar pada Siklus
I..... ................................................................................................ . 88
4.1.2.1.1 Proses Penumbuhan Minat dan Keantusiasan Siswa selama
Pembelajaran Menulis Puisi Siklus I ........................................... 90
4.1.2.1.2 Proses Pembelajaran yang Menunjukkan Kekondusifan dan Keintensifan
Siswa dalam Mengidentifikasi Gambar pada Siklus I ................. 92
4.1.2.1.3 Proses Pembelajaran yang Menunjukkan Kreativitas dan Kerjasama
Siswa ketika Berdiskusi Membuat Peta Pikiran pada Siklus I..... 94
4.1.2.1.4 Proses Pembelajaran yang Menunjukkan Kreativitas dan Keintensifan
Siswa ketika Menulis Puisi pada Siklus I .................................... 96
4.1.2.1.5Proses Pembelajaran yang Menunjukkan Keantusiasan dan Kekondusifan
Siswa ketika Presentasi pada Siklus I .......................................... 97
4.1.2.2 Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Keindahan Alam Menggunakan
Metode Peta Pikiran dengan Media Pohon Berbuah Gambar pada
Siklus I..... ..................................................................................... . 99
4.1.2.2.1 Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema pada Siklus I....................... 101
4.1.2.2.2 Aspek Diksi pada Siklus I...... ...................................................... 103
4.1.2.2.3 Aspek Rima pada Siklus I ............................................................ 104
4.1.2.2.4 Aspek Pengimajian pada Siklus I................................................. 105
4.1.2.2.5 Aspek Tipografi pada Siklus I...................................................... 106
4.1.2.3 Hasil Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis Puisi
Keindahan Alam Menggunakan Metode Peta Pikiran dengan Media
Pohon Berbuah Gambar pada Siklus I........................................... 107
4.1.2.3.1 Hasil Observasi Perilaku Siswa......... .......................................... 107
4.1.2.3.1.1 Perilaku Keaktifan Siswa pada Siklus I......... ........................... 110
4.1.2.3.1.2 Perilaku Kerajinan Siswa pada Siklus I......... ........................... 111
xiv
4.1.2.3.1.3 Perilaku Siswa Aspek Kedisiplinan pada Siklus I......... ........... 112
4.1.2.3.1.4 Perilaku Siswa Aspek Kerjasama pada Siklus I........................ 113
4.1.2.3.1.5 Perilaku Siswa Interaksi dengan Teman pada Siklus I......... .... 114
4.1.2.3.1.6 Perilaku Siswa Interaksi dengan Guru pada Siklus I......... ....... 115
4.1.2.3.1.7 Perilaku Kejujuran Siswa pada Siklus I......... ........................... 116
4.1.2.3.1.8 Perilaku Siswa Aspek Menghargai Teman pada Siklus I......... 117
4.1.2.3.1.9 Perilaku Siswa Aspek Menghormati Guru pada Siklus I.......... 118
4.1.2.3.1.10 Perilaku Siswa Aspek Tanggung Jawab pada Siklus I......... .. 119
4.1.2.4 Hasil Wawancara pada Siklus I....................................................... 120
4.1.2.5. Hasil Jurnal Siklus I ....................................................................... 123
4.1.2.5.1 Jurnal Siswa Siklus I .................................................................... 124
4.1.2.5.2 Jurnal Guru Siklus I ..................................................................... 129
4.1.2.6 Refleksi Hasil Penelitian Siklus I.................................................... 130
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II.................................................................... 134
4.1.3.1 Proses Pembelajaran Menulis Puisi Keindahan Alam Menggunakan
Metode Peta Pikiran dengan Media Pohon Berbauh Gambar pada Siklus
II .................................................................................................... 134
4.1.3.1.1 Proses Penumbuhan Minat dan Keantusiasan Siswa selama
Pembelajaran Menulis Puisi Siklus II .......................................... 137
4.1.3.1.2 Proses Pembelajaran yang Menunjukkan Kekondusifan dan Keintensifan
Siswa dalam Mengidentifikasi Gambar pada Siklus II ................ 138
4.1.3.1.3 Proses Pembelajaran yang Menunjukkan Kreativitas dan Kerjasama
Siswa ketika Berdiskusi Membuat Peta Pikiran pada Siklus II ... 140
4.1.3.1.4 Proses Pembelajaran yang Menunjukkan Kreativitas dan Keintensifan
Siswa ketika Menulis Puisi pada Siklus II ................................... 141
4.1.3.1.5Proses Pembelajaran yang Menunjukkan Keantusiasan dan Kekondusifan
Siswa ketika Presentasi pada Siklus II ......................................... 143
4.1.3.2 Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Keindahan Alam Menggunakan
Metode Peta Pikiran dengan Media Pohon Berbuah Gambar pada Siklus I
dan II..... ........................................................................................ . 144
xv
4.1.3.2.1 Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Keindahan Alam Menggunakan
Metode Peta Pikiran dengan Media Pohon Berbuah Gambar pada Siklus I
dan II..... ........................................................................................ . 145
4.1.3.2.1 Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema pada Siklus II ..................... 147
4.1.3.2.2 Aspek Diksi pada Siklus II........................................................... 148
4.1.3.2.3 Aspek Rima pada Siklus II........................................................... 149
4.1.3.2.4 Aspek Pengimajian pada Siklus II......... ...................................... 150
4.1.3.2.5 Aspek Tipografi pada Siklus II......... ........................................... 151
4.1.3.3 Perubahan Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis Puisi
Keindahan Alam Menggunakan Metode Peta Pikiran dengan Media
Pohon Berbuah Gambar pada Siklus II ......................................... 152
4.1.3.3.1 Perilaku Keaktifan Siswa pada Siklus II......... ............................. 155
4.1.3.3.2 Perilaku Kerajinan Siswa pada Siklus II......... ............................. 156
4.1.3.3.3 Perilaku Siswa Aspek Kedisiplinan pada Siklus II......... ............. 157
4.1.3.3.3 Perilaku Siswa Aspek Kerjasama pada Siklus II......... ................ 158
4.1.3.3.5 Perilaku Siswa Interaksi dengan Teman pada Siklus II......... ...... 159
4.1.3.3.6 Perilaku Siswa Interaksi dengan Guru pada Siklus II......... ......... 160
4.1.3.3.7 Perilaku Kejujuran Siswa pada Siklus II...................................... 161
4.1.3.3.8 Perilaku Siswa Aspek Menghargai Teman pada Siklus II......... .. 162
4.1.3.3.9 Perilaku Siswa Aspek Menghormati Guru pada Siklus II......... .. 163
4.1.3.3.10 Perilaku Siswa Aspek Tanggung Jawab pada Siklus II......... .... 164
4.1.3.4 Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Puisi Keindahan Alam
Menggunakan Metode Peta Pikiran dengan Media Pohon Berbuah
Gambar pada Siklus II ................................................................... 165
4.1.3.5. Hasil Jurnal pada Siklus II ............................................................. 167
4.1.3.5.1 Hasil Jurnal Siswa pada Siklus II................................................. 167
4.1.3.5.2 Hasil Jurnal Guru pada Siklus II .................................................. 170
4.1.3.6 Refleksi Hasil Penelitian pada Siklus II.......................................... 171
4.2 Pembahasan........................................................................................... 174
xvi
4.2.1 Hasil Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi Keindahan Alam
Menggunakan Metode Peta Pikiran dengan Media Pohon Berbuah
Gambar pada Siklus I dan II..... .................................................... . 175
4.2.1.1 Proses Penumbuhan Minat dan Keantusiasan Siswa selama Mengikuti
Pembelajaran Menulis Puisi pada Siklus I dan II ........................ 177
4.2.1.2 Proses Pembelajaran yang Menunjukkan Kekondusifan dan Keintensifan
Siswa dalam Mengidentifikasi Gambar pada Siklus I dan II....... 180
4.2.1.3 Proses Pembelajaran yang Menunjukkan Kreativitas dan Kerjasama Siswa
ketika Berdiskusi Membuat Peta Pikiran pada Siklus I dan II..... 181
4.2.1.4 Proses Pembelajaran yang Menunjukkan Kreativitas dan Keintensifan
Siswa ketika Menulis Puisi pada Siklus I dan II .......................... 183
4.2.1.5 Proses Pembelajaran yang Menunjukkan Keantusiasan dan
Kekondusifan Siswa ketika Presentasi pada Siklus I dan II ........ 184
4.2.2 Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Keindahan Alam Menggunakan
Metode Peta Pikiran dengan Media Pohon Berbuah Gambar..... . . 186
4.2.3 Perubahan Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis Puisi
Keindahan Alam Menggunakan Metode Peta Pikiran dengan Media
Pohon Berbuah Gambar..... ........................................................... . 188
4.2.3.1 Perilaku Keaktifan Siswa pada Siklus I dan II................................ 191
4.2.3.2 Perilaku Kerajinan Siswa pada Siklus I dan II................................ 192
4.2.3.3 Perilaku Siswa Aspek Kedisiplinan pada Siklus I dan II......... ....... 194
4.2.3.3 Perilaku Siswa Aspek Kerjasama pada Siklus I dan II......... .......... 196
4.2.3.5 Perilaku Siswa Interaksi dengan Teman pada Siklus I dan II......... 197
4.2.3.6 Perilaku Siswa Interaksi dengan Guru pada Siklus I dan II............ 198
4.2.3.7 Perilaku Kejujuran Siswa pada Siklus I dan II......... ...................... 199
4.3.3.8 Perilaku Siswa Aspek Menghargai Teman pada Siklus I dan II... .. 200
4.3.3.9 Perilaku Siswa Aspek Menghormati Guru pada Siklus I dan II..... 201
4.3.3.10 Perilaku Siswa Aspek Tanggung Jawab pada Siklus I dan II........ 202
xvii
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 205
5.1 Simpulan...................................................................................... 205
5.2 Saran ............................................................................................ 207
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 208
LAMPIRAN ............................................................................................... 210
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah Pembelajaran Menulis Puisi Keindahan Alam..... 55
Tabel 3.1 Tindakan Siklus I ................................................................ 63
Tabel 3.2 Tindakan Siklus II ............................................................... 63
Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Tes Keterampilan Menulis Puisi ......... 75
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Tes Keterampilan Menulis Puisi............ 75
Tabel 3.5 Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Puisi .......... 77
Tabel 3.6 Rubrik Pedoman Observasi................................................. 79
Tabel 3.7 Kriteria Penskoran Penilaian Sikap..................................... 79
Tabel 4.1 Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Prasiklus ................ 86
Tabel 4.2 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I.................... 89
Tabel 4.3 Hasil Tes Keterampilan Siswa Siklus I............................... 99
Tabel 4.4 Hasil Ketutasan Nilai Keterampilan Siklus I ...................... 100
Tabel 4.5 Hasil Nilai Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema Siklus I .... 102
Tabel 4.6 Hasil Nilai Aspek Diksi Siklus I ......................................... 103
Tabel 4.7 Hasil Nilai Aspek Rima Siklus I ......................................... 104
Tabel 4.8 Hasil Nilai Aspek Pengimajian Siklus I.............................. 105
Tabel 4.9 Hasil Nilai Aspek Tipografi Siklus I................................... 106
Tabel 4.10 Kategori Penilaian............................................................... 108
Tabel 4.11 Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus I ............................. 109
Tabel 4.12 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II ................... 135
Tabel 4.13 Hasil Ketuntasan Keterampilan Siswa Siklus II ................. 145
Tabel 4.14 Hasil Nilai Keterampilan Siswa Siklus II ........................... 146
Tabel 4.15 Hasil Nilai Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema Siklus II.... 147
Tabel 4.16 Hasil Nilai Aspek Diksi Siklus II.......................................... 148
Tabel 4.17 Hasil Nilai Aspek Rima Siklus II........................................ 149
Tabel 4.18 Hasil Nilai Aspek Pengimajian Siklus II............................. 151
Tabel 4.19 Hasil Nilai Aspek Tipografi Siklus II ................................. 152
xix
Tabel 4.20 Kategori Penilaian Siklus II ................................................ 153
Tabel 4.21 Hasil Observasi Perubahan Perilaku Siswa Siklus II........... 154
Tabel 4.22 Hasil Peningkatan Proses Pembelajaran Siklus I dan II ..... 176
Tabel 4.23 Hasil Peningkatan Keterampilan Siswa Siklus I dan II......... 187
Tabel 4.24 Hasil Peningkatan Perilaku Siswa Siklus I dan II............... . 189
xx
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Proses Pembelajaran Prasiklus.......................................... . 87
Gambar 2 Proses Penumbuhan Minat dan Keantusiasan pada Siklus I 91
Gambar 3 Aktivitas Siswa Mengidentifikasi Gambar pada Siklus I.... 93
Gambar 4 Aktivitas Siswa Membuat Peta Pikiran pada Siklus I........ 95
Gambar 5 Aktivitas Siswa Menulis Puisi pada Siklus I..................... 97
Gambar 6 Aktivitas Siswa selama Presentasi pada Siklus I ............. 98
Gambar 7 Perilaku Keaktifan Siswa ketika Pembelajaran pada Siklus I
........................................................................................... 111
Gambar 8 Perilaku Kerajinan Siswa ketika Pembelajaran pada Siklus I
........................................................................................... . 112
Gambar 9 Perilaku Kedisiplinan Siswa ketika Pembelajaran pada Siklus I
........................................................................................... 113
Gambar 10 Perilaku Siswa Aspek Kerja Sama Siswa ketika Pembelajan
pada Siklus I...................................................................... 114
Gambar 11 Perilaku Siswa Aspek Interaksi dengan Teman ketika
Pembelajaran pada Siklus I ............................................... 115
Gambar 12 Perilaku Siswa Aspek Interaksi dengan Guru ketika Pembelajaran
pada Siklus I...................................................................... 116
Gambar 13 Perilaku Kejujuran Siswa ketika Pembelajaran pada Siklus I
........................................................................................... 117
Gambar 14 Perilaku Siswa Aspek Menghargai Teman ketika Pembelajaran
pada Siklus I...................................................................... 118
xxi
Gambar 15 Perilaku Siswa Aspek Menghormati Guru ketika Pembelajaran
pada Siklus I.. .................................................................... 119
Gambar 16 Perilaku Siswa Aspek Tanggung Jawab ketika Pembelajaran
pada Siklus I...................................................................... 120
Gambar 17 Proses Penumbuhan Minat dan Keantusiasan Siklus II .... 138
Gambar 18 Aktivitas Siswa Mengidentifikasi Gambar Siklus II......... 139
Gambar 19 Aktivitas Siswa Membuat Peta Pikiran Siklus II .............. 141
Gambar 20 Aktivitas Siswa Menulis Puisi Siklus II............................ 142
Gambar 21 Aktivitas Siswa selama Presentasi Siklus II ..................... . 144
Gambar 22 Perilaku Keaktifan Siswa ketika Pembelajaran pada
Siklus II ............................................................................. 155
Gambar 23 Perilaku Kerajinan Siswa ketika Pembelajaran pada
Siklus II ............................................................................ 156
Gambar 24 Perilaku Kedisiplinan Siswa ketika Pembelajaran pada Siklus II
........................................................................................... 157
Gambar 25 Perilaku Kerja Sama Siswa ketika Pembelajaran pada Siklus II
........................................................................................... 158
Gambar 26 Perilaku Siswa Aspek Interaksi dengan Teman ketika
Pembelajaran pada Siklus II.............................................. 159
Gambar 27 Perilaku Siswa Aspek Interaksi dengan Guru ketika Pembelajaran
pada Siklus II .................................................................... 160
Gambar 28 Perilaku Siswa Aspek Kejujuran ketika Pembelajaran pada Siklus
II ........................................................................................ 161
Gambar 29 Perilaku Siswa Aspek Menghargai Teman ketika Pembelajaran
pada Siklus II ................................................................... 162
xxii
Gambar 30 Perilaku Siswa Aspek Menghormati Guru ketika Pembelajaran
pada Siklus II .................................................................... 163
Gambar 31 Perilaku Siswa Aspek Tanggung Jawab ketika Pembelajaran pada
Siklus II ............................................................................ 164
Gambar 32 Perbandingan Proses Pembelajaran Siklus I dan II........... 179
Gambar 33 Perbandingan Proses Pembelajaran Siklus I dan II........... 180
Gambar 34 Perbandingan Proses Pembelajaran Siklus I dan II........... 182
Gambar 35 Perbandingan Proses Pembelajaran Siklus I dan II........... 183
Gambar 36 Perbandingan Proses Pembelajaran Siklus I dan II........... 185
Gambar 37 Perbadingan Perilaku Keaktifan Siswa Siklus I dan II ..... 192
Gambar 38 Perbandingan Perilaku Kerajian Siswa Siklus I dan II ..... 193
Gambar 39 Perbandingan Perilaku Kedisiplinan Siklus I dan II ......... 195
Gambar 40 Perbandingan Perilaku Kerja Sama Siswa Siklus I dan II 196
Gambar 41 Perbandingan Perilaku Siswa Interaksi dengan Teman
Siklus I dan II .................................................................... 197
Gambar 42 Perbandingan Perilaku Siswa Interaksi dengan Guru Siklus I
dan II ................................................................................ 198
Gambar 43 Perbandingan Perilaku Aspek Kejujuran Siswa pada Siklus I
dan II ................................................................................. 199
Gambar 44 Perbandingan Perilaku Siswa Aspek Menghargai Teman pada
Siklus I dan II .................................................................... 200
Gambar 45 Perbandingan Perilaku Siswa Aspek Menghormati Guru pada
Siklus I dan II .................................................................... 202
xxiii
Gambar 46 Perbandingan Perilaku Siswa Aspek Tanggug Jawab pada Siklus I
dan II ................................................................................. 203
xxiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Siklus Kerangka Berpikir ............................................... 58
Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ................................... 61
xxv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 RPP Siklus I .................................................................... 210
Lampiran 2 RPP Siklus II ................................................................... 221
Lampiran 3 Materi Pembelajaran ....................................................... 233
Lampiran 4 Contoh Puisi.................................................................... 239
Lampiran 5 Lembar Kerja I Siklus I .................................................. 241
Lampiran 6 Lembar Kerja I Siklus II ................................................. 243
Lampiran 7 Lembar Kerja II Siklus I dan II....................................... 245
Lampiran 8 Lembar Kerja III Siklus I dan II ..................................... 247
Lampiran 9 Rubrik Penilaian Tes....................................................... 249
Lampiran 10 Kriteria Penilaian ............................................................ 250
Lampiran 11 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran ...................... 253
Lampiran 12 Pedoman Observasi Perubahan Perilaku ........................ 255
Lampiran 13 Hasil Perubahan perilaku Siswa ..................................... 258
Lampiran 14 Pedoman Jurnal Siswa .................................................... 259
Lampiran 15 Pedoman Jurnal Guru ..................................................... 261
Lampiran 16 Pedoman Wawancara Siswa ........................................... 262
Lampiran 17 Pedoman Dokumentasi ................................................... 264
Lampiran 18 Daftar Nama Siswa ......................................................... 265
Lampiran 19 Hasil Penilaian Proses Pembelajaran Siklus I ................ 267
Lampiran 20 Hasil Penilaian Proses Pembelajaran Siklus II ............... 269
Lampiran 21 Hasil Penilaian Perubahaan Perilaku Siklus I................. 271
Lampiran 22 Hasil Penilaian Perubahaan Perilaku Siklus II ............... 273
Lampiran 23 Hasil Nilai Siswa Prasiklus ............................................ 276
Lampiran 24 Hasil Nilai Siswa Siklus I ............................................... 278
Lampiran 25 Hasil Nilai Siswa Siklus II.............................................. 280
xxvi
Lampiran 26 Hasil Wawancara Siswa Siklus I .................................... 282
Lampiran 27 Hasil Wawancara Siswa Siklus II................................... 285
Lampiran 28 Hasil Jurnal Siswa Siklua I ............................................. 288
Lampiran 29 Hasil Jurnal Siswa Siklus II ............................................ 291
Lampiran 30 Hasil Jurnal Guru Siklus I............................................... 294
Lampiran 31 Hasil Jurnal Siklus II ...................................................... 295
Lampiran 32 Hasil Kerja Keterampilan Siswa Siklus I ....................... 296
Lampiran 33 Hasil Hasil Kerja Keterampilan Siswa Siklus II............. 299
Lampiran 34 Surat Keterangan Dosen Pembimbing............................ 302
Lampiran 35 Surat Izin Penelitian........................................................ 303
Lampiran 36 Surat Dinas...................................................................... 304
Lampiran 37 Surat Keterangan Lulus UKDBI..................................... 305
Lampiran 38 Surat Bukti Penelitian ..................................................... 306
Lampiran 39 Surat Bukti Magang........................................................ 307
Lampiran 40 Agenda Magang.............................................................. 308
Lampiran 41 Lembar Bimbingan ......................................................... 311
Lampiran 42 Surat Selesai Bimbingan................................................. 315
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran
yang diajarkan pada semua jenjang. Pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa
agar dapat berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan dengan benar.
Kompetensi dalam pembelajaran bahasa Indonesia salah satunya adalah
‘sastra’. Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa
Sanskerta ‘sastra’, yang berarti “teks yang mengandung instruksi atau
pedoman”, dari kata dasar ‘sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran”. Dalam
bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan
tertentu (Agni, 2009:1).
Puisi merupakan salah satu jenis teks yang diajarkan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya sastra. Pembelajaran sastra
meliputi dua jenis, yaitu apresiasi sastra dan ekspresi sastra. Apresiasi sastra
adalah mendengarkan atau membaca suatu karya sastra kemudian memahami
pikiran, perasaan, dan imajinasi yang terkandung di dalamnya. Ekspresi sastra
adalah kegiatan karya sastra dengan menuangkan pikiran, perasaan, dan
imajinasi menggunakan ragam bahasa tulis maupun bahasa lisan. Menulis
2
puisi, merupakan salah satu bidang keterampilan ekspresi sastra yang harus
dikuasai siswa kelas VII SMP/MTs, tercantum dalam kompetensi dasar 16.1
menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP). Menulis puisi merupakan suatu kegiatan
mengekspresikan pikiran, perasaan, dan imajinasi penulis yang dituangkan ke
dalam bentuk tulisan.
Menulis puisi merupakan salah satu materi yang harus dikuasai oleh
siswa. Siswa dituntut mampu mengembangkan pola pikir imajinatif untuk
mengembangkan ide yang ada untuk dituangkan dalam bait-bait puisi yang
bertema keindahan alam. Siswa harus mampu menulis puisi sesuai dengan
struktur pembangunnya dengan benar. Menulis adalah kegiatan menemukan
ide dan mengungkapkan gagasan dalam sebuah tulisan yang membentuk
sebuah kalimat ataupun paragraf. Menulis teks puisi keindahan alam
merupakan kegiatan menemukan ide, gagasan, pemikiran, dan pengalaman
berdasarkan pengamatan atau observasi terhadap alam sekitar yang
dituangkan dalam bentuk tulisan. Kata yang diperoleh merupakan hasil dari
hal atau benda berkaitan dengan alam dan lingkungan sekitar yang telah
diamati.
Wardoyo (2013:2) mengatakan bahwa dalam pelajaran menulis di
sekolah, kemampuan berbahasa yang baik merupakan kegiatan yang bersifat
intelektual karena dapat mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk bahasa.
Menulis adalah kegiatan yang menghendaki pikiran dan perasaan seseorang
untuk fokus dalam menggali dan mengkaji hal atau fenomena yang akan
3
ditulisnya. Keterampilan menulis sangat penting dimiliki siswa, karena
dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan ide dan gagasannya untuk
mencapai tujuan tertentu.
Pembelajaran menulis puisi masih termasuk dalam kategori materi
yang sulit bagi siswa, karena mereka beranggapan bahwa keterampilan
menulis puisi adalah sebuah bakat. Kenyataan di lapangan menunjukkan
bahwa hasil pembelajaran keterampilan menulis pada Sekolah Menengah
Pertama (SMP) belum memuaskan. Berdasarkan observasi yang dilakukan
oleh peneliti melalui wawancara dengan guru bahasa Indonesia di SMP
Negeri 12 Semarang, Selain itu, diketahui keterampilan siswa dalam
kompetensi menulis kreatif puisi keindahan alam masih rendah, hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata siswa kelas VII H yakni 73 sedangkan Kriteria
Ketuntasan Maksimal (KKM), adalah 75.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada kelas VII C,
terbukti dari 32 siswa ada 16 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
minimal dengan skor 75, sedangkan 16 siswa lainnya masih mendapatkan
skor di bawah 75, pada kelas VII E terbukti dari 31 siswa ada 15 siswa yang
mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan skor 75, sedangkan siswa yang
lain masih mendapatkan skor di bawah 75, pada siswa kelas H terbukti dari
32 siswa hanya ada 13 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal
dengan skor 75, sedangkan siswa yang lain masih mendapatkan skor dibawah
75. Oleh karena itu, peneliti menentukan kelas VII H yang dijadikan
penelitian karena kelas VII H merupakan kelas yang belum optimal dalam
4
pembelajaran menulis puisi keindahan alam dibandingkan dengan kelas
lainnya.
Hasil pembelajaran yang diperoleh di lapangan menunjukkan masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis puisi
keindahan alam. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan
guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMPN 12 Semarang berkait dengan
kendala yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis puisi, beliau
mengungkapkan bahwa selama proses pembelajaran, terdapat beberapa
hambatan yang membuat siswa mengalami kesulitan ketika menulis puisi
keindahan alam. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kutipan hasil
wawancara berikut.
“Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi keindahan alam pada umumnya kesulitan untuk
menemukan ide. Beberapa siswa mengeluh karena sulit mendapat
inspirasi untuk menulis, terutama dalam menemukan kata-kata.
Daya imajinasi siswa masih kurang optimal sehingga
menyebabkan hasil puisi yang ditulis tidak maksimal, nilai
estetikanya rendah. Siswa merasa bingung memilih diksi yang
tapat dan sesuai dengan tema dan kesulitan ketika merangkai kata.
Selain itu, kendala lain yang menghambat siswa dalam menulis
puisi adalah kurangnya latihan, hal inilah yang menyebabkan siswa
tidak bisa menyusun bait puisi dengan diksi yang tepat. Siswa
perlu sering-sering berlatih agar mahir menulis puisi, sehingga
mereka dapat menghasilkan puisi yang memiliki nilai estetika.” (Eko Nurpriyanti- Guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMPN 12
Semarang)
Hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran bahasa Indonesia
SMPN 12 Semarang, guru menyatakan bahwa hambatan yang dialami siswa
selama proses pebelajaran menulis puisi keindahan alam yaitu kesulitan
menemukan ide, kurangnya daya imajinasi, bingung memilih diksi yang
5
sesuai, kesulitan merangkai kata menjadi bait-bait puisi, dan kurangnya
latihan sehingga menyebabkan siswa tidak bisa menyusun bait dengan diksi
yang tepat.
Kendala lain yang dihadapi dalam pembelajaran menulis puisi ialah,
keterbatasan waktu. Siswa dituntut mampu menguasai materi lalu menulis
puisi hanya dalam beberapa pertemuan dengan waktu yang singkat. Hal inilah
yang menyebabkan siswa kurang maksimal dalam menulis puisi.
Keterampilan menulis tidak dapat dikuasai dengan satu kali latihan, perlu
membiasakan diri menulis dan latihan berulang-ulang agar mampu menulis.
Siswa membutuhkan tambahan waktu agar dapat berpikir dengan tenang dan
nyaman, karena dalam menulis puisi dibutuhkan suasana yang tenang untuk
menumbuhkan imajinasi. Imajinasi akan sulit dilakukan apabila dalam
keadaan terburu-buru, hal ini berkaitan dengan perasaan. Perasaan merupakan
hal penting dalam proses menemukan ide. Sementara kemampuan berpikir
siswa masih kekanak-kanakan karena terbawa suasana ketika Sekolah Dasar.
Mereka belum bisa menyesuaikan pola pikir siswa SMP, sehingga mereka
butuh waktu yang lama untuk mengendalikan perasaan dan mengembangkan
imajinasinya. Solusi untuk permasalahan tersebut, yakni guru perlu
memberikan latihan secara intensif kepada siswa, agar siswa tidak hanya
mempelajari materi mengenai puisi saja, siswa memerlukan praktik nyata
menulis puisi sehingga mereka tidak hanya berangan-angan dalam pikiran
mengenai puisi.
6
Proses belajar mengajar bahasa dan sastra Indonesia di sekolah-
sekolah umumnya berorientasi pada teori dan pengetahuan semata sehingga
keterampilan bersastra, seperti menulis kurang mendapat perhatian khusus
dalam cara pengajarannya. Selama ini guru mengajar dengan metode yang
kurang bervariatif dan monoton, yakni ceramah dan memaparkan materi di
papan tulis. Metode ceramah kurang menarik perhatian siswa, sehingga siswa
cepat bosan dan mengantuk, akhirnya tidak memahami materi yang
disampaikan guru. Keterampilan menulis puisi bukanlah sesuatu yang dapat
diajarkan dengan teori saja. Siswa tidak akan memperoleh keterampilan
menulis hanya dengan duduk, mendengarkan penjelasan guru, dan mencatat
penjelasan guru. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang mampu dalam
menulis puisi, seperti memilih dan merangkai kata yang akan dituangkan
dalam bentuk bait puisi, berimajinasi untuk menemukan ide, dan
mengembangkan kalimat. Agar pembelajaran menjadi lebih efektif,
pembelajaran seharusnya dipahami lebih dari sekadar penerima pasif
pengetahuan, melainkan seseorang yang secara aktif terlibat dalam proses
pembelajaran yang diarahkan oleh guru menuju lingkungan kelas yang
nyaman dan kondisi emosional, sosiologis, psikologis, dan fisiologis yang
kondusif.
Peran guru sangatlah penting dalam mencapai suatu keberhasilan
proses pembelajaran. Seorang guru harus mampu melakukan tugasnya
sebagai pengajar dengan baik. Tugas guru dalam kegiatan pembelajaran tidak
hanya menyampaikan materi saja, melainkan membimbing dan memantau
7
siswa. Demi tercapainya tujuan dalam proses pembelajaran, seorang guru
perlu memiliki stategi, metode, dan teknik untuk mengajar. Selain itu, adanya
media pembelajaran juga dapat membantu siswa lebih cepat memahami
materi. Kegiatan menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam melibatkan
indra penglihatan, perasaan, pemikiran, dan imajinasi siswa. Guru harus
mampu menyatukan indra penglihatan, perasaan, pemikiran, dan imajinasi
siswa dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk
mempermudah siswa mengembangkan ide dan mengekspresikan
pemikirannya dalam bentuk tulisan. Keberhasilan sebuah kegiatan
pembelajaran ditentukan oleh minat siswa, oleh karena itu guru harus mampu
menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, nyaman, serta dapat
menarik minat siswa.
Menangapi hal tersebut, diperlukan upaya untuk meningkatkan
keterampilan dan kemampuan berpikir siswa dalam menulis puisi.
Dibutuhkan sebuah pengajaran yang kreatif dan interaktif dari guru dalam
menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan mampu menarik minat
belajar siswa dan memudahkan siswa untuk menulis puisi. Guru harus pandai
memilih metode pembelajaran yang dapat menarik dan sesuai dengan
kebutuhan siswa untuk meningkatkan hasil belajar dalam menulis puisi.
Kesalahan dalam memilih metode dapat menghambat tujuan tercapainya
keberhasilan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
8
Peneliti menerapkan metode peta pikiran (mind map) dalam upaya
peningkatan keterampilan menulis puisi keindahan alam. Alas an yang
mendorong peneliti menerapkan metode peta pikiran (mind map) karena
metode tersebut memiliki pola yang jelas dan sistematis sehingga sesuai jika
digunakan untuk pembelajaran menulis puisi keindahan alam. Siswa dapat
lebih mudah dalam menemukan kata kunci dan mengembangkan kalimat
dengan membuat peta pikiran ketika menulis puisi keindahan alam.
Peta Pikiran (mind map) merupakan salah satu metode pembelajaran
yang dapat membantu memudahkan guru dan siswa dalam kegiatan
pembelajaran menulis puisi keindahan alam. Metode pembelajaran peta
pikiran merupakan suatu metode yang menggunakan pola berpikir berupa
konsep untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta
(Huda, 2013:307). Metode ini ditemukan oleh Tony Buzan pada tahun 2004.
Peta Pikiran bisa digunakan untuk membantu penulisan esai atau tugas-tugas
yang berkaitan dengan penguasaan konsep.
Metode peta pikiran merupakan metode yang efektif untuk melatih
dan memudahkan siswa menemukan ide dalam menulis puisi, karena siswa
dapat mengembangkan kalimat berdasarkan kata yang telah dibuatnya pada
peta pikiran. Penggunaan metode peta pikiran dalam kegiatan menulis puisi
dapat membantu siswa untuk memancing imajinasi saat mencari ide, sehingga
siswa lebih mudah memilih dan mengembangkan kata yang kemudian
dituangkan menjadi bait-bait tulisan.
9
Selain penggunaan metode, media pembelajaran juga berperan penting
dalam proses belajar-mengajar. Media pembelajaran merupakan sarana
perantara dalam proses pembelajaran. Pemakaian media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi, rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Pemilihan media
pembelajaran sangat berpengaruh dalam meningkatkan minat siswa terhadap
materi yang sedang diajarkan.
Adanya media pembelajaran yang tepat dan sesuai kebutuhan siswa,
maka tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai. Berkenaan dengan hal
tersebut peneliti berasumsi bahwa media pembelajaran pohon berbuah
gambar dapat membantu mempermudah proses pembelajaran menulis puisi.
Pohon berbuah gambar adalah media berupa sebuah pohon kecil yang setiap
rantingnya terdapat 8 buah (terbuat dari kertas karton), buah tersebut di
dalamnya berisi empat gambar pemandangan alam yang berbeda. Gambar
tersebut berfungsi untuk merangsang imajinasi siswa dalam menemukan kata
yang akan dituliskan dalam sebuah puisi.
Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian ini, peneliti akan
melakukan penelitian tentang “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Puisi
Keindahan Alam Menggunakan Metode Peta Pikiran dengan Media Pohon
Berbuah Gambar pada Siswa Kelas VII H SMP Negeri 12 Semarang”.
.
10
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, guru selalu dihadapkan dengan
hambatan yang mengganggu proses pembelajaran, diantaranya siswa yang
mengalami kesulitan memahami materi, pembelajaran yang kurang efektif,
dan suasana kelas yang tidak kondusif. Hal tersebut yang menjadi hambatan
dalam proses peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Masalah
yang muncul dalam pembelajaran menulis puisi dapat dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari siswa. Adanya
permasalahan atau hambatan disebabkan oleh siswa. Berikut adalah hal yang
menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis
puisi:
1. sebagian siswa beranggapan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia hanya
berisi teori dan wacana, sehingga mereka kurang berminat. Hal ini
menyebabkan siswa mudah merasa bosan saat mengikuti proses
pembelajaran.
2. siswa beranggapan bahwa menulis puisi memerlukan bakat.
3. siswa mengalami kesulitan menulis puisi. Kesulitan tersebut disebabkan
siswa kurang memahami materi puisi.
4. siswa kurang kreatif dalam memilih kata, merangkai kata dan
mengembangkan kalimat.
5. siswa tidak dapat berimajinasi dengan maksimal.
6. minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi masih rendah.
11
7. siswa merasa kebingungan dalam menemukan ide atau gagasan.
8. siswa kurang berlatih dan membiasakan diri untuk menulis.
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa, yaitu
faktor dari guru. Berikut adalah hal yang menyebabkan belum tercapainya
tujuan pembelajaran menulis puisi:
1. pada proses pembelajaran menulis puisi, guru hanya menjelaskan secara
teoritis, sehingga siswa kurang memahami bagaimana cara menulis puisi.
2. guru masih menggunakan metode ceramah. Metode mengajar guru kurang
bervariasif dan inovatif, hal ini membuat siswa mudah merasa bosan karena
hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan guru. Guru perlu
menggunakan model, metode, dan teknik dalam pembelajaran.
3. kurangnya interaksi antara guru dan siswa pada proses pembelajaran, hal ini
menyebabkan siswa tidak aktif dan cenderung hanya menyimak tanpa
menerapkan ilmu yang didapatnya. Seharusnya guru dapat melibatkan siswa
secara langsung dalam pembelajaran agar dapat timbul hubungan timbal balik
antara siswa dan guru.
4. suasana belajar yang kurang kondusif. Guru seharusnya mampu
mengondisikan kelas agar nyaman dan menyenangkan bagi siswa. Penataan
ruang kelas juga mempengaruhi kondisi siswa. Selain itu guru harus mampu
menguasai kelas dengan memusatkan perhatian siswa.
5. guru kurang memberikan latihan dan bimbingan khusus untuk siswa dalam
menulis puisi.
12
6. kurang tersedianya sarana yang mendukung pembelajaran menulis puisi,
seperti minimnya buku pedoman, sumber belajar, dan referensi mengenai
menulis puisi, sehingga siswa hanya mendapat ilmu dari penjelasan guru saja.
7. pada saat pembelajaran guru jarang menggunakan media pembelajaran,
sehingga siswa kurang berminat. Guru seharusnya berinisiatif untuk
menciptakan media pembelajaran yang kreatif dan yang menarik perhatian
siswa.
8. pada proses pembelajaran , bimbingan yang diberikan guru sulit diterima oleh
siswa. Guru perlu mengubah cara membimbing siswa, yaitu dengan
mendalami karakter siswa sehingga guru mengetahui bagaimana menghadapi
siswa tersebut. Guru harus sering berinteraksi dengan siswa, menanyakan
hal-hal yang belum dipahami siswa.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti melakukan upaya
perbaikan untuk meningkatkan kompetensi dalam pembelajaran sastra,
khususnya keterampilan menulis puisi keindahan alam dengan melakukan
penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VII H SMP Negeri 12 Semarang
menggunakan metode pembelajaran Peta Pikiran dengan Media Pohon
Berbuah Gambar.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, masalah yang muncul sangat
beragam sehingga perlu dibatasi. Pembatasan masalah ini bertujuan agar
pembahasan masalah tidak terlalu luas. Oleh karena itu, permasalahan yang
diteliti dibatasi dengan penggunaaan metode peta pikiran (mind map) dan
13
media pohon berbuah gambar. Metode peta pikiran yaitu metode yang
menggunakan pola berpikir berupa konsep untuk mengembangkan gagasan-
gagasan melalui rangkaian peta-peta, sehingga siswa mudah dalam
memahami materi pembelajaran dan melakukan praktik menulis puisi.
Penggunaan media pohon berbuah gambar bertujuan untuk membantu
memancing ide siswa dalam menemukan kata, sekaligus merangsang
imajinasi siswa. Oleh karena itu, Dalam penelitian ini, masalah dibatasi pada
upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi keindahan alam
menggunakan metode peta pikiran dengan media pohon berbuah gambar
untuk siswa kelas VII H SMP Negeri 12 Semarang.
1.4 Rumusan Masalah
1.4.1 Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan menulis puisi
keindahan alam menggunakan metode peta pikiran dengan media
pohon berbuah gambar pada siswa kelas VII H SMP Negeri 12
Semarang?
1.4.2 Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis puisi keindahan
alam menggunakan metode peta pikiran dengan media pohon berbuah
gambar pada siswa kelas VII H SMP Negeri 12 Semarang?
1.4.3 Bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas VII H SMP Negeri 12
Semarang setelah mengikuti pembelajaran keterampilan menulis puisi
keindahan alam menggunakan metode peta pikiran dengan media
pohon berbuah gambar?
14
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menulis puisi
keindahan alam menggunakan metode peta pikiran dengan media
pohon berbuah gambar pada siswa kelas VII H SMP Negeri 12
Semarang.
1.5.2 Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis puisi keindahan
alam siswa kelas VII H SMP Negeri 12 Semarang setelah mengikuti
pembelajaran menggunakan metode peta pikiran dengan media pohon
berbuah gambar.
1.5.3 Untuk mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas VII H SMP
Negeri 12 Semarang setelah mengikuti pembelajaran keterampilan
menulis puisi keindahan alam menggunakan metode peta pikiran
dengan media pohon berbuah gambar.
1.6 Manfaat Penelitian
Selain mempunyai tujuan, penelitian ini juga diharapkan dapat
bermanfaat baik bagi ilmu pengetahuan pada umumnya maupun bagi guru dan
siswa pada khususnya. Penelitian ini mempunyai manfaat secara teoritis dan
praktis.
15
1.6.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
untuk pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam meningkatkan
keterampilan menulis puisi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
menambah ilmu dan wacana baru dalam pembelajaran menulis puisi.
1.6.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru, siswa, dan
sekolah.
Bagi seorang guru, penelitian ini bermanfaat untuk (1) menambah
informasi dan pengetahuan mengenai pembelajaran menulis puisi
menggunakan metode peta pikiran (mind map), (2) mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran bahasa Indonesia, (3) mengembangkan
kemampuan mengembangkan pemikiran kreatif dan inovatif dalam
menciptakan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan siswa.
Bagi seorang siswa, penelitia ini bermanfaat untuk, (1) membantu
siswa meningkatkan kemampuan dan kemauan dalam belajar menulis teks
puisi (2) mengembangkan kreativitas dan kemandirian siswa dalam
kegiatan belajar mengajar, (3) memberikan pengetahuan dan pengalaman
dalam meningkatkan kulaitas proses dan hasil belajar siswa dalam menulis
puisi.
16
Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan
dalam rangka memajukan dan meningkatan prestasi sekolah. Penelitian ini
dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian menulis puisi telah banyak diteliti oleh beberapa peneliti
sebelumnya, baik yang ditinjau dari aspek metode, strategi, maupun media
pembelajarannya. Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
terdahulu yang relevan dengan topik dalam penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Rodríguez (2006), Burdick (2011), Megawati (2015), Christy
(2012), Afiyah (2011), Fatimah (2014), Mulyatri (2015).
Rodriguez (2006) menulis artikel yang berjudul “Experiences with Poetry,
Pedagogy and Participant Observation: Writing with Students in a Study Abroad
Program”. Artikel tersebut membahas mengenai menulis puisi berdasarkan
pengalaman yang di dapat melalui observasi terhadap seorang penulis dan siswa
yang belajar di luar negeri. Dalam penelitiannya, Rodriguez menganalisis sebuah
metode menulis puisi dengan merenungkan dan menghubungkan pada
pengalaman yang telah dialami manusia. Menulis pengalaman dalam puisi
merupakan proses menulis kreatif dengan menghubungkan gagasan, budaya, dan
ide-ide yang menimbulkan asumsi mengenai hal yang sudah terjadi. Rodriguez
melakukan penelitian di Perguruan Tinggi Meksiko Tengah dengan mengkaji dan
menganalisis proyek simulasi semester panjang yang lebih intensif, baik
mahasiswa maupun penulis. Simulasi dilakukan dengan mengeksplorasi puisi
sebagai sarana untuk menghubungkan waktu dan menggali pengalaman yang
telah dialami seorang penulis dan mahasiswa.
18
Penelitian yang dilakukan Rodriguez (2006), mempunyai beberapa
persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaan tersebut terletak
pada bidang kajiannya yaitu puisi. Perbedaan penelitian Rodriguez dengan
penelitian yang akan dilakukan yaitu, penelitian Rodriguez menggunakan puisi
sebagai sarana untuk menghubungkan pengalaman dengan tulisan, namun
penelitian yang akan dilakukan menggunakan puisi untuk proses menulis kreatif
berdasarkan sebuah pengamatan pada suatu objek.
Burdick (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Researcher and
Teacher-Participant Found Poetry: Collaboration in Poetic Transcription”
membahas tentang menulis puisi dengan menganalisis transkip wawancara yang
dilakukan oleh dua orang, yaitu peneliti dan guru. Dalam penelitiannya, Burdick
melakukan pengamatan selama sembilan bulan dengan jumlah tujuh pertemuan
penelitian tindakan yang berdurasi 90 menit. Ia menganalisis puisi yang telah
ditulis oleh dua orang guru berdasarkan transkip wawancara untuk menemukan
persamaan dan perbedaan dalam konten, bahasa kiasan, pilihan kata, gaya dan
sudut pandang. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan terdapat persamaan yang
mencolok dalam pilihan kata dan penggunaan metafora pada dua puisi yang telah
ditulis oleh dua orang guru.
Relevansi penelitian Burdick (2011) dengan penelitian ini yaitu penelitian
tersebut keduanya merupakan jenis penelitian tindakan kelas, keduanya
menggunakan puisi sebagai objek kajian. Perbedaannya, Burdick menggunakan
transkip wawancara sebagai acuan ketika menulis puisi, sedangkan peneliti
19
menggunakan media pohon berbuah gambar untuk meningkatkan keterampilan
menulis puisi.
Megawati (2015) menulis skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan
Menulis Puisi Keindahan Alam Berbasis Kontekstual dengan Teknik Terjun-
Amati-Rangkai (Teratai) Untuk Siswa Kelas VII SMP N 8 Batang Tahun Ajaran
2014/2015”. Hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa penelitian belum
maksimal dan perlu ditingkatkan indikator-indikator dalam kompetensi dasar
menulis puisi berdasarkan keindahan alam masih terdapat kelemahan. Kelemahan
tersebut diantaranya, siswa belum mengerti dan memahami cara menulis puisi,
siswa juga merasa kesulitan untuk mengembangkan imajinasinya dalam menulis
puisi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pencapaian nilai siklus I ke siklus
II mengalami peningkatan sebesar 26,25 %. Hal ini terlihat dari proses
pembelajaran menulis puisi siklus I menunjukan nilai rata-rata 68,125 %
(kategori cukup), dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 94,375 %
(kategori sangat baik). Pembelajaran menulis puisi keindahan alam menggunakan
teknik teratai belum mencapai nilai ketuntasan yaitu 70, maka penelitian ini masih
dikatakan kurang karena belum mencapai target.
Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Megawati (2015) dengan
penelitian ini adalah keduanya merupakan jenis penelitian tindakan kelas pada
aspek pembelajaran menulis puisi dan kompetensi dasar menulis puisi keindahan
alam kelas VII SMP. Megawati menggunakan pendekatan kontekstual untuk
mendapatkan daya rangsang berimajinasi siswa agar siswa dengan mudah
menuangkan idenya ke dalam tulisan puisi. Perbedaan penelitian yang dilakukan
20
Megawati dengan penelitian ini yaitu, Megawati menggunakan teknik sedangkan
penelitian ini menggunakan metode sebagai upaya peningkatan keterampilan
menulis puisi. Megawati menggunakan teknik Teratai (terjun-amati-rangkai) yang
langkah pembelajarannya, siswa diberikan kesempatan untuk belajar langsung ke
alam atau lingkungan sekitar, kemudian siswa mengamati secara langsung objek
yang berkenaan dengan pembelajaran, setelah itu dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan siswa menuangkannya dalam tulisan. Peneliti menggunakan metode
mind map (peta pikiran) yang langkah pembelajarannya, siswa diberikan materi
mengenai hakikat puisi, kemudian siswa diminta menulis puisi bertema keindahan
alam dengan menggunakan peta pikiran. Cara pelaksanaannya, siswa diberi kertas
kemudian menuliskan topik pada bagian tengah kertas tersebut, setelah itu
membuat cabang-cabang yang berisi kata kunci berkaitan dengan topik, lalu
mengembangkan kata kunci tersebut menjadi sebuah puisi. Selain perbedaan
penggunaan teknik dan metode, penelitian yang dilakukan oleh Megawati tidak
menggunakan media sebagai penunjang peningkatan pembelajaran, sedangkan
peneliti menggunakan media pembelajaran berupa pohon berbuah gambar.
Christy (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Menulis Puisi dengan Metode Mind Map Pada Siswa Kelas VII A
SMP Negeri 2 Masaran Sragen”. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Christy
menunjukkan bahwa metode mind map (peta pikiran) dapat meningkatkan prsetasi
belajar dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pada pratindakan
ketuntasan belajar hanya mencapai 44%, pada siklus I menjadi 65% dan pada
siklus II dengan tingkat ketuntasan 85%.
21
Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Christy dengan penelitian ini
adalah keduanya merupakan penelitian tindakan kelas dan kompetensi dasarnya
menulis puisi keindahan alam. Metode yang digunakan oleh Crhisty sama dengan
penelitian ini, yaitu menggunakan metode mind map (peta pikiran). Cara
pelaksanaan penerapan metode peta pikiran dalam pembelajaran secara umum
hampir sama, yakni siswa dikelompokkan lalu diberi kertas kemudian menuliskan
topik pada bagian tengah kertas tersebut, setelah itu membuat cabang-cabang yang
berisi kata kunci berkaitan dengan topik, lalu mengembangkan kata kunci tersebut
menjadi sebuah puisi, hanya saja peneliti menerapkannya secara individu dan
berkelompok.
Perbedaan terletak pada media pembelajaran, penelitian yang dilakukan
oleh Christy tidak menggunakan media pembelajaran, sedangkan penelitian ini
menggunakan media pembelajaran berupa pohon berbuah gambar sebagai upaya
menunjang minat dan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Afiyah (2011) dengan judul penelitiannya “Peningkatan Keterampilan
Menulis Puisi Keindahan Alam dengan Metode Example Non Example Siswa
Kelas VII SMP N 2 Sayung”. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan menulis puisi. Penimgkatan tercatat nilai rata-rata klasikal dari siklus
I ke siklus II sebesar 9,2% atau 13,36% dari nilai rata-rata kelas 68,82 pada siklus
I menjadi sebesar 78,02 pada siklus II.
Relevansi penelitian yang dilakukan Alfiyah dengan peneliti adalah
keduanya jenis penelitian tindakan kelas pada aspek pembelajaran menulis puisi.
Selain itu, kompetensi dasar menulis keindahan alam pada kelas VII SMP.
22
Penelitian yang dilakukan Alfiyah menggunakan model example non example,
langkah-langkah pembelajarannya yaitu, guru memberi contoh puisi dan
menempel gambar yang sesuai dengan puisi yang diberikan serta memberikan
sedikit penjelasan tentang materi, kemudian guru membagi siswa dalam kelompok
kecil dan memberikan tugas untuk menulis puisi dengan mengamati gambar dan
objek secara langsung yang ada di sekitar sekolahan. Sedangkan peneliti
menggunakan metode mind map (peta pikiran) dalam upaya meningkatkan
pembelajaran keterampilan menulis puisi keindahan alam pada siswa kelas VII
SMP.
Fatimah (2014) melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menyusun Teks Deskripsi Secara Tertulis Menggunakan
Pendekatan Saintifik Melalui Metode Mind Map (Peta Pikiran) dengan Media
Foto Pada Siswa Kelas VII C SMP N Gabus Kabupaten Pati”. Hasil penelitian
menunjukkan peingkatan keterampilan siswa dalam menyusun teks deskripsi
secara tertulis. Siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Gabus Kabupaten Pati mengalami
peningkatan dan dapat mencapai ketuntasan yang telah ditentukan. Pada siklus I,
nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tes keterampilan mencapai 73.290
dengan nilai konversi 2.33 berpredikat C+ dan kategorinya cukup baik. Hasil tes
keterampilan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 7.272 menjadi 80.562
dengan nilai konversi 3 berpredikat B dan kategorinya baik. Persentase ketuntasan
juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 32.762%. Hasil tersebut diperoleh dari
persentase ketuntasan pada siklus I 51.613% dan siklus II 84.375%.
23
Penelitian yang dilakukan Fatimah memiliki kesamaan dengan penelitian
yang akan dilakukan yaitu menggunakan desain penelitian kelas dan menerapkan
metode mind map (peta pikiran) untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa.
Selain itu jenis media untuk menunjang proses pembelajaran yang digunakan oleh
Fatimah secara umum memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu foto.
Peneliti menggunakan media pohon berbuah gambar sebagai sarana untuk
memudahkan siswa ketika menulis puisi keindahan alam, gambar dalam pohon
tersebut berupa foto pemandangan alam.
Terdapat perbedaan yang mendasar dalam penelitian yang dilakukan oleh
Fatimah dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Fatimah melakukan
penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis
dengan subjek kajian teks deskripsi, sedangkan peneliti mengkaji teks puisi.
Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah menggunakan pendekatan saintifik dan
metode mind map (peta pikiran) sebagai penunjang minat siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran sementara peneliti hanya menggunakan metode mind map
(peta pikiran) saja. Langkah pembelajaran dalam penelitian yang dilakukan
Fatimah yakni (1) siswa mengamati foto karya budaya Indonesia, (2) siswa
berkelompok terdiri atas empat orang, (3) siswa bersama guru berlatih membuat
peta pikiran berdasarkan foto yang diamati, (4) setiap siswa menyampaikan kata
kunci untuk membuat peta pikiran secara berkelompok, (5) siswa melakukan
tinjauan terhadap peta pikiran yang dibuat secara berkelompok, (6) setiap
kelompok mendiskusikan hasil peta pikiran yang telah dibuat, (7) siswa menyusun
teks deskripsi secara tertulis. Sedangkan langkah pembelajaran yang diterapkan
24
peneliti yakni (1) guru menampilkan gambar pemandangan alam di layar
proyektor dan siswa diminta untuk mengidentifikasi objek, (2) seluruh siswa maju
ke depan kelas satu persatu untuk menempelkan memo yang berisi satu kata
mengenai gambar yang ditampilkan, (3) guru membuat peta pikiran sebagai
contoh dengan menambahkan panah-panah pada setiap memo yang telah
ditempelkan siswa, (4) guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok,
(5) guru membagikan LK (lembar kerja) yang berisi perintah untuk menulis puisi
berdasarkan gambar yang telah ditampilkan pada layar proyektor berdasarkan peta
pikiran, (6) siswa berdiskusi membuat puisi berdasarkan kata-kata yang didapat
dari hasil membuat peta pikiran, (7) siswa mempresentasikan hasil karyanya ke
depan kelas sementara siswa lain menyimak.
Mulyatri (2015) juga melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Puisi Bebas Melalui Model Mind Mapping Berbantuan
Media Gambar Pada Siswa Kelas V-B SDN Bendan Ngisor”. Penelitian yang
dilakukan Mulyatri bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas
siswa, dan keterampilan menulis puisi bebas. Berdasarkan data yang diperoleh
menunjukkan bahwa keterampilan guru pada siklus I memperoleh skor 21 dengan
kriteria cukup, pada siklus II meningkat menjadi 25 dengan kriteria baik dan
meningkat lagi pada siklus III menjadi 30 dengan kriteria sangat baik. Aktivitas
siswa siklus I memperoleh skor 19,3 dengan kriteria cukup. Pada siklus II dan
siklus III meningkat menjadi 21,4 dan 23,7 dengan kriteria baik. Ketuntasan
belajar klasikal siswa dalam menulis puisi bebas pada siklus I 62,2% atau
sebanyak 24 dari 34 siswa mencapai KKM. Meningkat pada siklus II menjadi
25
73% atau sebanyak 27 siswa mencapai KKM, dan pada siklus III mencapai 86,5%
atau sebanyak 31 siswa mencapai KKM.
Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Mulyatri dengan penelitian ini
terletak pada desain dan subjek penelitian yaitu menulis puisi, keduanya juga
sama-sama menggunakan mind map (peta pikiran) untuk meningkatkan
keterampilan menulis puisi. Persamaan juga terletak pada jenis penggunaan media
pembelajaran yaitu media gambar, hanya saja media gambar yang digunakan oleh
penelitian ini berupa pohon berbuah gambar. Perbedaan penelitian yang dilakukan
Mulyatri dengan penelitian ini yaitu terletak pada subjek penelitian. Peneliti
melakukan observasi terhadap siswa SMP, sedangkan Mulyatri melakukan
observasi terhadap siswa SD. Selain itu peneliti menggunakan objek kajian teks
puisi dengan tema keindahan alam, sedangkan Mulyatri teks puisi bebas.
Penelitian yang terkait dengan peningkatan keterampilan menulis sudah
sering dilakukan dengan metode atau pendekatan yang berbeda-beda, walaupun
hampir sama dengan peneliti-peneliti yang sebelumnya. Akan tetapi, penelitian
yang berhubungan dengan teks puisi dan yang menggunakan metode peta pikiran
beserta media pohon berbuah gambar belum sering dilakukan.
Peneliti melakukan penelitian menulis teks puisi keindahan alam ini
dilakukan untuk melengkapi penelitian-penelitian tersebut dan merupakan
pengembangan dari penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan metode peta pikiran untuk meningkatkan minat dan antusias siswa
dalam menulis puisi keindahan alam. Selain itu, peneliti juga menggunakan media
26
pembelajaran untuk membantu siswa lebih mudah menuangkan ide tulisannya
dengan menggunakan media pohon berbuah gambar.
2.2 Landasan Teoritis
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) hakikat
puisi, (2) keterampilan menulis puisi, (3) metode peta pikiran, (4) media
pembelajaran, (5) media pohon berbuah gambar, (6) pembelajaran menulis puisi
keindahan alam menggunakan metode peta pikiran dengan media pohon berbuah
gambar. Teori-teori tersebut akan menjadi landasan dalam penelitian ini.
2.2.1 Puisi
Pada Bagian ini akan dijelaskan mengenai hakikat teks puisi yang
meliputi pengertian dan unsur pembangun puisi.
2.2.1.1 Pengertian Puisi
Puisi adalah salah satu jenis teks sastra yang diajarkan pada pembelajaran
bahasa Indonesia diberbagai jenjang pendidikan. Berbagai definisi mengenai
pengertian puisi dapat kita temukan di buku, artikel, makalah, jurnal, dan lain
sebagainya. Definisi mengenai pengertian puisi telah diperdebatkan oleh sejumlah
pakar dan ilmuwan dalam bidangnya sejak dahulu kala.
Menurut Aminuddin (2004:134) secara etimologi, istilah puisi berasal dari
bahasa Yunani poema ‘membuat’ atau poeisis ‘pembuatan’, dan dalam bahasa
Inggris disebut poem atau poetry. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan”
karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia
27
tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu,
baik fisik maupun batiniah.
Pengertian tentang puisi dikemukakan oleh beberapa ahli lain seperti,
Wicaksono (2014:21) menyatakan bahwa puisi adalah salah satu karya sastra yang
mempunyai nilai estetik (seni) yang tinggi dan berasal dari interpretasi
pengalaman hidup manusia yang digubah dalam wujud yang paling berkesan atau
sebagai hasil imajinasi dan gagasan penyair yang dituangkan dalam bentuk
tipografi yang spesifik. Adapun, Waluyo (2000:25) mendefinisikan bahwa puisi
adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair
secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa
dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Sejalan dengan Wicaksono dan Waluyo, Pradopo (2002:7) juga
berpendapat bahwa puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan
perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.
Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan,
dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan.
Menurut Wardoyo (2013:1) puisi adalah salah satu jenis tata tulis dengan
bermediumkan bahasa yang digunakan manusia untuk mengekspresikan dirinya.
Berdasarkan pendapat para ahli berikut, dapat disimpulkan bahwa puisi
adalah suatu karya sastra yang mengungkapkan pemikiran, perasaan, imajinasi,
dan pengalaman penciptanya yang diekspresikan melalui ketidaklangsungan
bahasa, yaitu berupa tulisan. Pada dasarnya puisi melambangkan perasaan dan
pemikiran sang penciptanya selama proses penulisannya.
28
2.2.1.2 Unsur-unsur Pembentuk Puisi
Puisi terdiri atas dua unsur pokok yakni struktur fisik dan struktur batin.
Bentuk fiaik dan bentuk batin puisi merupakan kesatuan yang bulat dan utuh
menyaturaga tidak dapat dipisahkan dan merupakan kesatuan yang padu. Waluyo
(2000:25) mengungkapkan bahwa unsur-unsur dalam puisi dinyatakan bersifat
padu karena tidak dapat dipisahkan tanpa mengaitkan unsur yang lainnya. Unsur-
unsur itu bersifat fungsional dalam kesatuannya dan juga bersifat fungsional
terhadap unsur lainnya.
Struktur fisik puisi terdiri atas, diksi, pengimajian, kata konkret, majas
(meliputi majas dan lambang), versifikasi (meliputi rima, ritma, dan mentrum),
tipografi, dan sarana retrorika. Sedangkan struktur batin terdiri atas tema, nada,
perasaan, dan amanat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, unsur pembangun puisi ialah struktur
fisik yang terdiri atas (1) diksi, (2) bahasa figuratif, (3) kata konkret, (4) citraan
(pengimajian), (5) versifikasi (rima dan ritma), (6) wujud visual (tata wajah)
puisi, (7) sarana retorika dan struktur batin yang terdiri atas: (1) tema, (2) nada,
(3) suasana, (4) amanat.
A. Struktur Fisik
Berikut unsur-unsur pembangun puisi yang termasuk dalam struktur fisik:
1. Diksi
Menurut Wicaksono (2014:23) diksi atau pilihan kata mempunyai peranan
penting dan utama untuk mencapai keefektifan dalam penulisan suatu karya
sastra khususnya puiisi. Untuk mencapai diksi yang baik seorang penulis harus
29
memahami secara lebih baik masalah kata dan maknanya, harus tahu
memperluas dan mengaktifkan kosa kata, harus mampu memilih kata yang
tepat, kata yangs esuai dengan situasi yang dihadapinya, dan harus mengenali
dengan baik macam corak gaya bahasa sesuai dengan tujuan penulisan.
Adapun, Wardoyo (2013:28) berpendapat bahwa diksi merupakan esensi
penulisan puisi yang merupakan faktor penentu kemampuan daya cipta.
Penempatan kata-kata sangat penting artinya dalam rangka menumbuhkan
suasana puitis yang akan membawa pembaca pada penikmatan dan pemaaman
yang menyeluruh atau total. Dalam menggunakan diksi seorang penyair selalu
memperhitungkan hal-hal sebagai berikut (a) kaitan kata tertentu dengan
gagasan dasar yangakan dieksprseikan atau dikomunikasikan, (b) wujud
kosakatanya, (c) hubungan antarkata dalam membentuk susunan tertentu
sebagai sarana retorik sehingga tercitra kiasan-kiasan yang terkait dengan
gagasan, (d) kemungkikan efeknya bagi pembaca.
Wardoyo (2013:24) juga menyatakan bahwa fungsi diksi ada dua, yaitu:
1) Estetika (keindahan)
Salah satu fungsi pilihan kata (diksi) yang digunakan dalam puisi
adalah untuk memberikan nilai estetika (keindahan dalam puisi). Diksi
yang digunakan oleh penyair merupakan sarana untuk memperoleh efek
puitis.
30
2) Kekuatan Ekspresi
Puisi adalah ekspresi seorang penyair. Oleh karena itu, puisi harus
memiliki kekuatan ekspresi agar apa yang hendak diekspresikan oleh
penyair mampu dirasakan dan menciptakan suasana bagi pembacanya.
Kekuatan ekspresi sebuah puisi tidak akan dapat dilepaskan dari diksi yang
digunakan. Puisi dengan diksi yang dipilih penyair akan mampu
menciptakan makna bagi pembaca sebagai penikmatnya. Jika diksi yang
digunakan penyair mampu membawa pembaca pada pengimajisasian
seperti yang digambarkan penyair, maka puisi tersebut dikatakan memiliki
kekuatan ekspresi yang besar dari seorang penyair.
2. Bahasa Figuratif (Bahasa Kiasan)
Waluyo (2000:83) menyatakan bahwa bahasa figuratif adalah bahasa yang
digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa,
yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Sementara, Wardoyo
(2013:25) berpendapat bahwa bahasa kiasan yang digunakan oleh penyair
memiliki peranan penting sebagai upaya penyair dalam menggandakan makna
dalam sajaknya. Bahasa kiasan dala sebuah sajak adalah bahasa yang digunakan
untuk menyatakan sesuatu yang lain. Artinya bahwa dengan bahasa kiasan yang
dipakai, penyair berusaha menyampaikan sesuatu secara tidak langsung.
31
Wardoyo (2013:25-29) mengelompokkan bahasa figuratif ke dalam
beberapa jenis, yaitu:
a) Personifikasi
Personifikasi adalah bahasa kiasan yang menganggap benda mati
memiliki sifat-sifat sperti manusia. Bahasa kiasan dalam majas
personifikasi mempersamakan benda dengan perilaku manusia. Dengan
kata lain bahwa benda-benda mati seolah-olah dpat berbuat, berpikir dan
melakukan segala sesuatu seperti manusia pada umumnya. Personifikasi
merupakan pemberian sifat-sifat yang dimiliki manusia pada benda-
benda.
b) Metafora
Metafora adalah kiasan langsung, artinya benda yang dikiaskan
tersebut tidak disebutkan. Metafora merupakan bahasa kaisan yang
digunakan dengan cara melihat sesuatu dengan perantaraan benda yang
lain. Perbandingan yang dimunculkan dlam majas mengungkapkan
pengandaian dihilangkan, tetapi tidak mengurangi kadar keindahan dari
ungkapan tersebut.
c) Simile
Simile merupakan bahasa kaisan yang juga berusaha
membandingkan antara dua hal atau wujud yang hakikatnya berlainan.
Dalam simile bentuk perbandingan yang digunakan oelh penyair lebih
bersifat eksplisit. Hal ini dpat ditandai dengan pemakaian unsur
32
konstruksional semacam kata seperti, serupa, bagai, laksana, bak, dan
ibarat.
d) Hiperbola
Hiperbola adalah bahasa kiasan yang berlebih-lebihan yang
digunakan untuk mengungkapkan sesuatu. Biasanya bahasa kiasan
hiperbola digunakan oleh penyair untuk menunjukkan sesuatu kejadian
yang diungkpankan secara berlebih-lebihan.
3. Kata Kongrit
Wardoyo (2013:31) menyatakan bahwa kata kongrit adalah kata-kata yang
digunakan oleh penyair untuk merujuk kepada arti yang menyeluruh. Kata
kongrit dapat dilakukan oleh seorang penyair dengan berusaha memberikan
efek imaji (penggambaran) baik secara penglihatan, pendengaran, perasaan,
dan lain sebagainya kepada pembeaca dengan tujuan agar pembaca dapat
membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh
penyair.
Menurut Wicaksono (2014:25) kata kongrit adalah kata-kata yang
digunakan oleh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau
suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Penyair
berusaha mengkonkritkan kata-kata, maksudnyya kata-kata itu diupayakan
dapat menyaran kepada arti yang menyeluruh. Dalam hubungannya dengan
pengimajian, kata konkret merupakan syarat atau sebab terjadinya pengimajian.
33
4. Citraan (Pengimajian)
Citraan atau pengimajian menurut Waluyo (2000:78) adalah kata atau
susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti
penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Sementara, Wicaksono (2014:24)
berpendapat bahwa pengimajian ini berguna untuk nenberi gambaran yang
jelas, menimbulkan suasana khusus, membuat hidup gambaran dalam pikiran
dan penginderaan, untuk menarik perhatian, untuk memberikan kesan, mental,
atau bayangan visual penyair menggunakan gambaran-gambaran angan.
Gambaran angan, gambaran pikiran, biasa disebut dengan istilah citra atau
imaji.
Menurut Wardoyo (2013:33) citraan terbagi ke dalam beberapa jenis,
yakni:
a) Citraan Penglihatan
Citraan penglihatan menggunakan bahasa-bahasa yang mampu
memberikan rangsangan indera penglihatan berupa suber dan kualitas
cahaya
b) Citraan Pnedengaran
Citraan pendengaran menggunakan bahasa-bahasa yang mampu
memberikan rangsangan indera pendengaran berupa sumber dan kualitas
bunyi atau suara. Pembaca seolah-olah dapat menangkap makna yang
ada di dalam puisi melalui kata-kata yang menggambarkan adanya suara.
Adakalanya, penyair dengan sengaja menampilkan suara secara tertulis
34
agar pembaca lebih memahami pesan yang hendak dimunculkan oleh
pembaca.
c) Citraan Penciuman
Citraan penciuman menggunakan bahasa-bahasa yang mampu
memberikan rangsangan indera penciuman berupa sumber dan kualitas
bau. Pembaca diajak untuk memahami makna dengan adanya tampilan
bau yang dimunculkan penyair melalui puisi yang ia tulis.
d) Citraan Perabaan
Citraan perabaan menggunakan bahasa-bahasa yang mampu
memberikan rangsangan indera peraba atau sentuhan seolah-olah dapat
merasakan objek dengan sentuhan. Penyair melalui kata-katanya
berusaha untuk menggambarkan keadaan dari objek dengan sentuhan-
sentuhan.
e) Citraan Pengecapan
Citraan pengecapan menggunakan bahasa-bahasa yang mampu
memberikan rangsangan indera perasa berupa seumber kualitas rasa.
Pembeca seolah-olah dapat merasakan suasana melalui lidah dan bibir
mengenai makna yang diampilkan oleh penyair. Dalam hal ini, makna
dimunculkan oleh penyair melalui rasa yang muncul dari lidah.
f) Citraan Suasana (Pikiran)
Citraan suasana (pikiran) menggunakan bahasa-bahasa yang
mampu memberikan asosiasi dan analogi pikiran.
35
5. Versifikasi (Rima dan Ritma)
Menurut Wardoyo (2013:39) versifikasi berkaitan dengan bunyi-bunyi
yang diciptakan dari dalam puisi. bunyi dalam puisi menghasilkan rima
(pesajakan) dan ritma. Bunyi-bunyi itulah yang kemudian disebut versifikasi.
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas
atau orkestrasi.
Sementara Wicaksono (2014:27) mengungkapkan bahwa versifikasi rima,
ritma, dan mentrum. Secara umum, ritma dikenal sebagai ritma, yakni
pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa
dengan teratur. Rima adalah pengulangan bunyi di dalam baris atau larik puisi,
pada akhir baris puisi, atau bahkan juga pada keseluruhan baris dan bait puisi.
Mentrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap jumlah
suku kata yang tetap, tekanan yang tetap, dan alun suara menaik dan menurun
yang tetap.
6. Wujud Visual (Tata Wajah) Puisi
Wardoyo (2013:40) menjelaskan bahwa tata wajah atau wujud visual
sebuah puisi adalah bentuk tampilan puisi yang ditulis oleh penyair. Wujud
visual merupakan salah satu hal yang menjdai tanda kemampuan penyair dalam
mengukuhkan pengalaman-pengalaman kemanusiaannya dalam puisi yang
ditulisnya. Wujud visual puisi merupakan salah satu teknik kespresi seorang
penyair dalam menuangkan gagasan idenya.
Wujud visual puisi memiliki beberapa fungsi anatara lain sebagai pembeda
karya sastra puisi dengan karya sastra lainnya, sebagai saran untuk
36
menyampaikan makna oleh penyair kepada pembacanya, memberikan petunjuk
pembaca dlam memahami dan menghayati berbagai hal yang ingin
dikomunikasikan oleh penyair dan memberikan petunjuk bagaimana membaca
atau mendeklamakasikan puisi secara tepat.
B. Struktur Batin
Berikut unsur pembangun puisi yang termasuk ke dalam struktur batin
puisi menurur Wardoyo (2013:49).
1. Tema
Tema gagasan pokok atau subjeck-matter yang dikemukakan oleh penyair.
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal,
termasuk dalam membuat suatu tulisan. Setiap tulisan pasti mempunyai sebuah
tema, karena dalam sebuah penulisan, penulis dianjurkan untuk dapat
memikirkan tema apa yang akan dibuat. Begitu juga setiap puisi, pasti akan
memiliki sebuah tea. Jadi jika diandaikan sebuah rumah, tema adalah
fondasinya. Tema adalah hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca dari
sebuah tulisan. Tema yang menarik akan memberikan nilai lebih pada tulisan
tersebut.
2. Nada
Nada adalah bunyi yang memilii getaran teratur tiap diksi. Nada adalah
bunyi yang beraturan yang memiliki frekuensi tunggal tertentu. Nada dan
suasana puisi saling berhubungan. Nada puisi menimbulkan suasana tertentu
terhadap pembacanya. Nada duka yang diciptakan penyair dapat menimbulkan
37
suasana iba di hati pembaca. Nada kritik yang diberikan penyair dapat
menimbulkan suasana penuh pemberontakan bagi pembaca.
3. Suasana
Suasana adalah kondisi psikologi yang dirasakan oleh pembaca yang
tercipta akibat adanya interaksi antara pembaca dengan puisi yang dibaca.
Artinya setiap puisi memiliki potensi untuk menciptakan suasana tersendiri
dalam diri pembacanya ketika membaca dan menghayati puisi tersebut
4. Amanat
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarang melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan
secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam
tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir,
dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan,
saran, peringatan, nasihat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan
gagasan utama cerita
Adapun menurut Waluyo (2000:106-130) struktur batin puisi terdiri atas:
1. Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Pokok
pikiran atau pokok persoalan itu begitu mendesak dalam jiwa penyair, sehingga
menjadi landasan utama pengucapannya.
38
2. Perasaan (Feeling)
Dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut diekspresikan
dan harus dapat dihayati oelh pembaca. Untuk mengungkapkan tema yang
sama, penyair yang satu dengan perasaan yang berbeda dari penyair lainnya,
sehingga hasil puisi yang diciptakan berbeda pula.
3. Nada dan suasana
Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap
pembaca, apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, mengejek,
menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca.
Sikap penyair kepada pembaca ini disebut nada puisi. Jika nada merupakan
sikap penyair terhadap pembaca, maka suasana adalah keadaan jiwa pembaca
setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu
terhadap pembaca.
4. Amanat
Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita
memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Tujuan atau amanat merupakan hal
yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya.
2.2.2 Keterampilan Menulis Puisi
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hakikat menulis kreatif dan
keterampilan menulis puisi keindahan alam.
39
2.2.2.1 Hakikat Menulis Kreatif
Pada dasarnya, menulis kreatif terbentuk dari dua unsur penting, menulis
sebagai keterampilan kreatif dan kreatif sebagai karakter yang cenderung untuk
mencipta. Menulis merupakan keterampilan untuk menuangkan ide dan gagasan
secara tertulis, sementara kreatif berhubungan dengan kemampuan dalam
mencipta.
Menurut Jabrohim dkk (2009:30) seorang penulis puisi tidak akan
meremehkan pengalaman-pengalamannya, segala sesuatu yang dilihat dan
dialaminya selalu tidak luput dari perhatiannya. Dia menjadikan semua itu sebagai
sesuatu yang bermakna bagi manusia, manusia yang memiliki kesadaran
eksistensial. Ujud perhatian dan usaha menjadikan pengalaman-pengalaman itu
sebagi sesuatu yang bermakna bagi manusia di antaranya adalah menuangkan atau
menuliskan apa yang dialami dan dilihatnya ke dalam bentuk puisi. Kegiatan
mengimajinasikan atau mengembangkan fakta empiric merupakan awal proses
kreatif.
Wardoyo (2013:2) berpendapat bahwa menulis sebagai kreativitas adalah
proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau
hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Kemampuan
memunculkan kepekaan pada diri peserta didik inilah yang menjadikan adanya
tindakan kreatif pada diri seseorang. Adanya tindakan kreatif ini muncul
bersamaan dengan munculnya semangat belajar pada peserta didik.
40
Berdasarkan pemaparan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa menulis kreatif merupakan keterampilan berbahasa dengan menuangkan
ide, gagasan, pengalaman, perasaan, imajinasi ke dalam bentuk tulisan melalui
pemikiran yang kreatif. Pemikiran tersebut yang memacu adanya proses
kreatifitas dalam kegiatan menulis. Dalam praktiknya, menulis harus dimulai
sejak dini, perkembangan pada masa anak duduk di sekolah merupakan saat yang
tepat untuk menggali kemampuan berbahasa yang baik, karena pada dasarnya
menulis sebagai pembelajaran dapat mendorong kreatifitas seseorang untuk
mengembangkan gagasan dan pemikirannya.
2.2.2.2 Keterampilan Menulis Puisi Keindahan Alam
Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menyebutkan bahwa
salah satu standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa kelas VII SMP/MTs
adalah mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan
menulis kreatif puisi, tercantum dalam kompetensi dasar 16.1 menulis kreatif
puisi berkenaan dengan keindahan alam. Standar kompetensi menulis teks puisi
keindahan alam dipelajari oleh siswa pada saat semester genap.
Menulis adalah kegiatan menemukan ide dan mengungkapkan gagasan,
serta perasaan dalam sebuah tulisan yang membentuk sebuah kalimat ataupun
paragraf melalui proses pemikiran kreatif. Menulis teks puisi keindahan alam
merupakan kegiatan menemukan ide, gagasan, pemikiran, imajinasi, dan
pengalaman berdasarkan pengamatan atau observasi terhadap alam sekitar yang
dituangkan dalam bentuk tulisan. Kata yang diperoleh merupakan hasil dari hal
atau benda berkaitan dengan alam dan lingkungan sekitar yang telah diamati.
41
Pelaksanaan pembelajaran menulis teks puisi keindahan alam pada jenjang
SMP/MTs kelas VII dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya
mengamati langsung objek yang terdapat pada alam sekitar, mengamati gambar
mengenai keindahan alam, menonton video mengenai keindahan alam. Kegiatan
menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam melibatkan indra penglihatan,
perasaan, pemikiran, dan imajinasi siswa. Guru harus mampu menyatukan indra
penglihatan, perasaan, pemikiran, dan imajinasi siswa dalam proses pembelajaran.
Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah siswa mengembangkan ide dan
mengekspresikan pemikirannya dalam bentuk tulisan.
Keberhasilan sebuah kegiatan pembelajaran ditentukan oleh minat siswa,
oleh karena itu guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
menarik, nyaman, serta dapat menarik keantusiasan siswa.
Keterampilan menulis puisi terdiri atas beberapa tahapan. Wicaksono
(2014:33) menjelaskan bahwa menulis puisi terdiri atas beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap Prakarsa
Tahap prakarsa merupakan tahap pencarian ide untuk dituangkan
dalam bentuk tulisan yang berupa puisi. Ide-ide dapat berupa pengalaman-
pengalaman sesorang untuk melakukan tugas atau memecahkan masalah-
masalah tertentu. Di samping itu ide dapat dicari dari sesuatu yang
langsung dilihat. Makin banyak orang mempunyai ide, makin mudah
menulis puisi.
42
2. Tahap Pelanjutan
Tahap ini merupakan tahap tindak lanjut dari tahap pencarian ide
setelah sesorang mendapatkan ide-ide dari berbagai sumber dan cara,
kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan ide-ide tersebut menjadi
sebuah puisi. Dalam tahap pelanjutan ini, setelah dikembangkan kemudian
direvisis karena manusia tidak akan lepas dari keslahan.
3. Tahap Pengakhiran
Adapun puisi diajarkan siswa adalah puisi transparan yang merupakan
bentuk puisi sederhana. Di samping itu dalam latihan penulisan puisi ini
tidak hanya untuk mempertajam pengmatan dan meningkatkan
kemampuan bahasa. Siswa diharapkan dapat memperoleh minat segar
yang muncul dari kedalaman puisi itu sendiri. Adapun cara membina
siswa agar mereka dapat menulis dengan baik adalah :
a) Memanfaatkan model atau teknik
Dalam pemanfaatan model mungkin siswa dperkenalkan atau
diperlihatkan puisi yang mudah dipahami dan unsur-unsur yang
terkandung di dalamnya jelas. Apabila guru tersebut dengan
menggunakan teknik guru berusaha mencari teknik yang cocok
oleh siswa tersebut.
b) Unsur-unsurnya
Dalam pembelajaran menulis puisi sebelum siswa menulis
puisi dijelaskan mengenai unsur-unsur yang terkandung dalam
puisi.
43
c) Keterkaitannya
Kebakatan siswa perlu diketahui oleh guru, kemudian bakat
itu diarahkan dan dikembangkan dengan teknik-teknik tertentu.
2.2.3 Metode Peta Pikiran
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan seseorang belajar
(berubah tingkah laku dengan memperoleh kepandaian atau ilmu). Oleh karena
itu, dalam proses belajar perlu digunakan suatu strategi pembelajaran agar tujuan
dari belajar itu tercapai. Salah satu bentuk nyata dari strategi pembelajaran adalah
penggunaan metode pembelajaran.
2.2.3.1 Hakikat Peta Pikiran (mind map)
Peta pikiran merupakan bagian dari metode pembelajaran yang digunakan
untuk membantu memudahkan proses kegiatan belajar mengajar. Charles Darwin
adalah pelopor pembuat peta pikiran.
Darwin menciptakan catatan berbentuk mind map mendasar yang sangat
mirip dengan pohon bercabang. Darwin menggunakan bentuk mind map mendasar
ini sebagai satu-satunya cara yang efektif untuk membantunya menumpulkan data
yang sangat besar, untuk menyusunnya, melihat hubungan antara berbagai hal,
dan menciptakan kesadaran baru darinya. (Buzan, 2004:98)
Menurut Huda (2013:307-308) metode pembelajaran mind map
dikembangkan sebagai metode efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan
melalui rangkaian peta-peta. Salah satu penggagas metode ini adalah Tony Buzan
(2004).
44
Untuk membuat mind map, menurut Buzan (2004) seseorang biasanya
memulainya dengan menulis gagasan utama di tengah halaman dan dari situlah ia
bisa membentangkannya ke seluruh arah untuk menciptakan semacam diagram
yang terdiri dari kata kunci-kata kunci, frasa-frasa, konsep-konsep, fakta-fakta,
dan gambar-gambar.
Mind map merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan
kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak
dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih
bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan
Mind map bisa digunakan untuk membantu penulisan esai atau tugas-tugas
yang berkaitan dengan penguasaan konsep. Ia merupakan stategi ideal untuk
melejitkan ‘pemikiran’ siswa. mind map bisa digunakan untuk membentuk,
memvisualisasi, mendesain, mencatat, memecahkan masalah, membuat
keputusan, merevisi, dan mengklarifikasi topik utama, sehingga siswa bisa
mengerjakan tugas-tugas yang banyak sekalipun. Pada hakikatnya, mind map
digunakan untuk membrainstorming suatu topic sekaligus menjadi strategi ampuh
bagi belajar siswa.
Kemudian, Buzan (2004:12) menyatakan bahwa mind map adalah sistem
penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan
raksasa, yang sebenarnya ada dalam otak anda yang menabjukan. Dengan mind
map, setiap potong informasi baru yang kita masukan ke perpustakaan kita
otomatis “dikaitkan” ke semua informasi yang sudah ada di dalam kepala kita.
Semakin banyak kaitan ingatan yang melekat pada setiap potong informasi dalam
45
kepala kita, akan semakin mudah kita “mengait keluar” apapun informasi yang
kita butuhkan. Dengan mind map, semakin banyak kita tahu dan menjadikan
hidup lebih mudah dan sukses.
Buzan (2004:14) juga menambahkan bahwa untuk membuat sebuah mind
map yang dibutuhkan ialah (1) kertas kosong, (2) pena dan pensil warna, (3) otak,
(4) imajinasi.
Menurut Buzan (2004:15-16) terdapat tujuh langkah dalam membuat mind
map atau peta pikiran.
1. Langkah ini dilakukan dengan mengawali dari bagian tengah kertas
kosong yang sisi panjangnya diletakkkan mendatar. Karena memulai
dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala
arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.
2. Menambahkan gambar/foto untuk ide sentral, karena sebuah gambar
bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi.
Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap terfokus,
membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.
3. Selain foto, menggunakan warna juga dianjurkan, karena bagi otak
warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat mind map
lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan
menyenangkan.
4. Kemudian menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan
menghubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkats atu dan
dua, dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang
46
mengaitkan dua (atau tiga atau empat) hal sekaligus. Bila kita
menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti dan
mengingat. Perhubungan cabang-cabang utama akan menciptakan
struktur dasar atau arsitekstur pikiran kita. Ini serupa dengan cara pohon
mengaitkan cabang-cabangnya yang menyebar dari batang utama.
5. Membuat garis hubung yang melengkung. Karena garis lurus akan
membosankan anak. Cabang-cabang yang melengkung dan garis seperti
cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata.
6. Dapat menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata
kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan flesksibelitas kepada mind
map. Setiap kata tunggal atau gambar seperti mengganda, menghasilkan
sederet asosiasi dan hubungannya sendiri. Bila kita menggunakan kata
tunggal, setiap kata ini akan lebih bebas dan karenanya bisa memicu ide
dan pikiran baru.
7. Menggunakan gambar, karena seperti gambar sentral setiap gambar
bermakna seribu kata. Jadi bila kita hanya mempunyai 10 gambar di
dalam mind map kita, mind map kita sudah setara dengan 10.000 kata
catatan.
Sejalan dengan Buzan, kemudian Huda (2013:307-309) menyimpulkan
langkah untuk membuat mind map antara lain, sebagai berikut:
a) Mencatat hasil ceramah dan menyimak poin-poin atau kata kunci-kata
kunci dari ceramah tersebut.
47
b) Menunjukkan jaringan-jaringan dan relasi-relasi di antara berbagai
poin/gagasan/kata kunci ini terkait dengan materi pelajaran.
c) Membrainstorming semua hal yang sudah diketahui sebelumnya
tentang topik tersebut.
d) Merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan dengan
memvisualisasikan semua aspek dari topik yang dibahas.
e) Menyusun gagasan dan informasi dengan membuatnya bisa diakses
pada satu lembar saja.
f)Menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas permasalahan-
permasalahan yang terkait dengan topik bahasan.
g) Mereview pelajaran untuk mempersiapkan tes atau ujian.
Berkait dengan langkah pembuatan, Huda (2013) juga menambahkan
ada tahap-tahap penting yang harus dilalui untuk memulai mind mapp, antara
lain sebagai berikut :
a) Lagkah awal dilakukan dengan meletakkan gagasan/tema/poin
utama di tengah-tengah halaman kertas. Akan lebih mudah jika
posisi kertas tidak dalam keadaan tegak lurus (potrait) melainkan
dalam posisi terbentang (landscape).
b) Dapat pula menggunakan garis, tanda panah, cabang-cabang, dan
warna yang berbeda-beda untuk menunjukkan hubungan antara
tema utama dan gagasan-gagasan pendukung lain. Hubungan-
hubungan ini sangat penting, karena ia bisa membentuk keseluruhan
pemikiran dan pembahasan tentang gagasan utama tersebut.
48
c) Sebaiknya kita tidak bersikap latah; Lebih menampilkan karya
bagus daripada konten di dalamnya. Mind map harus dibuat dengan
cepat tanpa ada jeda dan editing yang menyita waktu. Untuk itulah,
sangat penting mempertimbangkan setiap kemungkinan yang harus
dan tidak harus dimasukkan ke dalam peta tersebut.
d) Lalu untuk warna, sebaiknya memilih warna-warna yang berbeda
untuk mensimbolisasi sesuatu yang berbeda pula. Misalnya, warna
biru untuk sesuatu yang wajib muncul dalam peta tersebut, hitam
untuk gagasan lain yang bagus, dan merah untuk sesuatu yang
masih perlu diteliti lebih lanjut. Tidak ada teknik pewarnaan yang
pasti, namun pastikan warna-warna yang ditentukan konsisten sejak
awal.
e) Menyediakan beberapa ruang kosong dalam kertas. Ini
dimaksudkan agar memudahkan penggambaran lebih jauh ketika
ada gagasan baru yang harus ditambahkan
2.2.4 Media Pembelajaran
Seacara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti
perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk beebagai kegiatan atau
usaha. Istilah media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan
sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran
(Sanjaya, 2006:163).
49
Menurut Aqib (2013:50) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses
belajar pada si pembelajar.
Kemp (dalam Sadiman dkk, 2008:28) menyatakan bahwa “The question of
what media attributes are necessary for a given learning situation becomes the
basis for media selection”. Klasifikasi media, karakteristik media dan pemilihan
media merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dalam penentuan stategi
pembelajaran.
Pada hakikatnya proses pembelajaran belajar mengajar adalah proses
komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi
atau jaran yang dituangkan ke dalam symbol-simbol komunikasi baik secara
verbal (kata-kata dan tulisan) maupun nonverbal. Proses tersebut dinamakan
encoding. Penafsiran symbol-simbol komunikasi tersebut oleh peserta didik
dinamakan decoding. Dalam penafsiran tersebut, ada kalanya peserta didik
berhasil dan adakalanya tidak berhasil atau gagal. Kegagalan terjadi jika peserta
didik tidak mampu memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat, ataupun
diamati. Kegagalan itu disebabkan oleh gangguan yang menjadi penghambat
komunikasi yang dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau
noise. Semaikin banyak verbalisme, semakin abstrak pemahaman yang diterima
(Daryanto, 2012:5).
Berdasarkan pemaparan para ahli dapat disimpulkan, media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan
50
perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2.2.4.1 Jenis Media Pembelajaran
Aqib (2013: 52) menjelaskan bahwa media dikelompokkan menjadi
beberapa jenis, yakni:
1. Media Grafis (symbol-simbol komunikasi verbal)
a) Gambar/foto
b) Sketsa
c) Diagram
d) Bagan/chart
e) Kartun
f) Poster
g) Peta/globe
h) Papan flannel
i) Papan buletin
2. Media Audio
a) Radio
b) Alat perekam pita magnetic
2.2.4.2 Manfaat Media Pembelajaran
Daryanto (2012:5) mengemukakan bahwa media harus bermanfaat
sebagi berikut: (1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, (2)
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra, (3) menimbulkan
51
gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara peserta didik dan sumber
belajar, (4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya, (5) memberi rangsangan yang
sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan prsesepsi yang sama.
Menurut Aqib (2013:51) manfaat media pembelajaran secara umum,
yakni (1) menyeragamkan penyampaian materi, (2) pembelajaran menjadi lebih
jelas dan menarik, (3) proses pembelajaran menjadi lebih interaksi, (4) efisiensi
waktu dan tenaga, (5) meningkatkan kualitas hasil belajar, (6) belajar dapat
dilakukan kapan saja dan di mana saja, (7) menmbuhkan sikap positif belajar
terhadap proses dan materi belajar, (8) meningkatkan peran guru kea rah yang
lebih positif dan produktif.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran dipilih dan digunakan, disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
untuk mempermudah proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami
materi yang disampaikan.
2.2.4.3 Fungsi Media Pembelajaran
Selain manfaat, media pembelajaran juga berkontribusi menurut Kemp
dan Dayton (dalam Daryanto, 2012:5) adalah sebagai berikut:
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
b. Pembelajaran dapat lebih menarik.
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori
belajar.
d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
52
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun da dimanapun
diperlukan .
g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan.
h. Peran guru mengalami perubahan ke arah yang positif.
2.2.5 Media Pohon Berbuah Gambar
Pohon berbuah gambar adalah sebuah pohon kecil (terbuat dari ranting
yang sudah kering) yang berisi buah-buah (terbuat dari kertas karton warna
orange menyerupai jeruk), di dalam buah tersebut terdapat gambar pemandangan
alam. Media ini memanfaatkan pohon kecil sebagai wadah untuk menempatkan
gambar yang akan digunakan ketika proses pembelajaran dalam rangka menarik
minat belajar siswa. Buah-buah yang bergantungan di pohon terbuat dari kertas
karton yang di dalamnya diselipkan gambar pemandangan alam, misalnya
gambar gunung, pantai, laut, taman, sungai, air terjun, danau dan lain-lain..
Setiap buah berisi sebuah gambar yang berbeda-beda. Setiap siswa akan
mendapatkan satu buah, gambar yang terdapat dalam buah tersebut akan
dijadikan tema untuk menulis puisi. Pohon berbuah gambar merupakan sebuah
media pembelajaran yang bersifat 3D atau nyata, dapat dilihat dan juga disentuh.
Media pohon berbuah gambar termasuk ke dalam media pembelajaran jenis
visual, karena dapat dilihat dan diamati. Media visual yaitu, media yang hanya
dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara.
53
Langkah pembelajaran menulis puisi menggunakan media pohon berbuah
gambar yaitu, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok mendapatkan satu gambar yang ada dalam pohon berbuah tersebut
adalah tema yang harus mereka kembangkan menjadi sebuah puisi. Siswa akan
menulis puisi secara individu dan berkelompok dengan menggunakan media
pohon berbuah gambar. Penggunaan media pohon berbuah gambar ini dapat
meningkatkan minat dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis
puisi, serta dapat memudahkan siswa untuk mengembangkan imajinasinya. Hal
tersebut dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi keindahan
alam.
Kelebihan menggunakan media pohon berbuah gambar dalam proses
pembelajaran menulis puisi keindahan alam yaitu, (1) media pohon berbuah
gambar berwujud nyata atau 3D sehingga dapat menarik perhatian siswa karena
dapat dilihat secara langsung dan juga disentuh, bentuk pohon yang seperti buah
jeruk dan warna yang cerah membuat siswa antusias, (2) gambar dapat
membantu siswa lebih mudah menemukan kata kunci, (3) mampu menumbuhkan
imajinasi siswa lebih optimal, karena siswa dapat melihat secara langsung objek
apa saja yang terdapat dalam gambar pemandangan alam, (4) mampu
menumbuhkan minat dan semangat siswa untuk menulis puisi, (5) pembelajaran
menjadi tidak monoton dan lebih menarik.
Kelemahan media pohon berbuah gambar dalam proses pembelajaran
menulis puisi keindahan alam yaitu, (1) kurang praktis, karena wujudnya yang
54
agak besar sulit untuk dibawa, (2) membuatnya media pohon berbuah gambar
membutuhkan waktu yang cukup lama
2.2.6 Pembelajaran Menulis Puisi Keindahan Alam Menggunakan Metode Peta Pikiran dengan Media Pohon Berbuah Gambar
Pembelajaran menulis teks puisi keindahan alam dengan menggunakan
metode peta pikiran (mind map) merupakan pembelajaran yang menarik untuk
dipelajari. Metode yang digunakan bertujuan untuk mempermudah siswa dalam
menulis teks puisi keindahan alam dengan cepat dan tepat berdasarkan metode
peta pikiran. Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi keindahan alam
menggunakan metode peta pikiran dengan cara membuat kerangka berupa peta
pikiran pada sebuah kertas yang kemudian hasil kerangka tersebut dituangkan
menjadi sebuah puisi. Selain itu, untuk memudahkan siswa dalam
mengembangkan imajinasinya ditambahkan pula media pohon berbuah gambar
agar siswa lebih tertarik dan tidak bosan dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam membimbing siswa menulis
puisi menggunakan metode peta pikiran dengan media pohon berbuah gambar
akan diuraikan pada tabel berikut.
55
Tabel 2.1 Langkah Pembelajaran Menulis Puisi Keindahan Alam
Tahap Pertemuan I Pertemuan IIAwal 1. Guru mengkondisikan siswa
agar siap untuk mengikuti
pembelajaran
2. Guru menyampaikan dan
menjelaskan Standar
Kompetensi, manfaat dan
tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan
3. Guru melakukan apersepsi
dengan tanya jawab untuk
mengetahui pengetahuan
siswa tentang materi yang
akan dipelajari
1. Guru mengkondisikan
siswa agar siap untuk
mengikuti pembelajaran
2. Guru menyampaikan
rangkaian pembelajaran
yang akan dilakukan
3. Guru menanyakan
kesulitan atau kendala
yang dialami siswa
berkait dengan menulis
puisi keindahan alam
Inti
Eksplorasi
4. Guru menampilkan contoh
puisi keindahan alam di
layar proyektor dan
meminta salah satu siswa
untuk membacakan di depan
kelas
5. Guru bersama dengan siswa
mengidentifikasi unsur-
unsur yang terdapat pada
puisi tersebut
6. Guru memperkuat
pemahaman siswa tentang
unsur pembangun fisik dan
batin puisi
7. Guru menampilkan gambar
pemandangan alam di layar
proyektor dan siswa diminta
untuk mengidentifikasi
objek
8. Seluruh Siswa maju ke
depan kelas satu persatu
untuk menempelkan memo
yang berisi satu kata
mengenai gambar yang
ditampilkan
9. Guru membuat peta pikiran
sebagai contoh dengan
menambahkan panah-panah
pada setiap memo yang
telah ditempelkan siswa
4. Guru mengulas kembali
materi yang belum
dipahami siswa
5. Guru memberi solusi
berkait dengan kendala
dan kesulitan yang
dialami siswa
6. Siswa diminta duduk
secara berkelompok
sesuai kelompok pada
pertemuan sebelumnya
7. Setiap wakil kelompok
diminta mengambil satu
buah yang tergantung
pada pohon
8. Guru membagikan LK
(lembar kerja) yang
berisi perintah untuk
menulis puisi secara
individu berdasarkan
gambar yang terdapat
pada buah dengan
membuat peta pikiran
terlebih dahulu
56
Elaborasi
Konfirmasi
10. Guru mengelompokkan
siswa menjadi beberapa
kelompok
11. Guru membagikan LK
(lembar kerja) yang berisi
perintah untuk menulis puisi
berdasarkan gambar yang
telah ditampilkan pada layar
proyektor berdasarkan peta
pikiran
12. Siswa berdiskusi membuat
puisi berdasarkan kata-kata
yang didapat dari hasil
membuat peta pikiran
13. Siswa mempresentasikan
hasil karyanya ke depan
kelas sementara siswa lain
menyimak
14. Guru bersama dengan siswa
memberi tanggapan hasil
presentasi
15. Siswa diminta
mengumpulkan hasil
pekerjaan mereka
9. Siswa menulis puisi
secara individu
berdasarkan peta pikiran
yang telah dibuat
10. Siswa menempelkan
hasil puisinya tiap
kelompok pada kertas
asturo
11. Siswa melakukan
kunjung karya dengan
memberi bintang pada
puisi terbaik
12. Guru memberi reward
pada puisi dengan
bintang terbanyak
13. Siswa diminta
megumpulkan hasil
pekerjaannya
Penutup 1) Guru dan siswa
menyimpulkan materi
pembelajaran.
2) Guru dan siswa merefleksi
pembelajaran yang sudah
dilakukan.
3) Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
1. Guru dan siswa
menyimpulkan materi
pembelajaran
2. Guru dan siswa merefleksi
pembelajaran yang sudah
dilakukan
Pada dasarnya, keberhasilan sebuah pembelajaran terletak pada cara
pengajaran, pemilihan metode dan penggunaan media yang tepat. Guru harus
mampu berpikir kreatif agar dapat menerapkan langkah pembelajaran yang tepat
57
dan sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga dapat tercapai tujuan pada
pembelajaran.
2.3 Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis teks puisi keindahan alam siswa kelas VII H SMP
Negeri 12 Semarang kurang optimal. Beberapa kendala yang dialami oleh siswa
karena kurang optimalnya pembelajaran menulis teks puisi, yaitu kurangnya
antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dan
apresiatif, siswa juga mengalami kesulitan dalam berimajinasi dan menuangkan
ide gagasannya dalam bentuk tulisan, serta siswa merasa kesulitan dalam memilih,
merangkai, dan mengembangkan kata. Selain itu, metode yang digunakan oleh
guru dalam pembelajaran menulis teks puisi belum tepat dan media pembelajaran
juga kurang menarik.
Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti merencanakan untuk tindakan
perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode peta pikiran dengan media
pohon berbuah gambar dalam pembelajaran menulis teks puisi keindahan alam.
Penerapan metode peta pikiran pada pembelajaran ini bertujuan untuk
memudahkan siswa dalam menulis puisi dengan langkah pembelajaran, pertama
siswa akan dijelaskan materi mengenai pembelajaran menulis puisi, kemudian
siswa praktik menulis puisi dengan membuat kerangka peta pikiran pada kertas
yang bagian tengahnya ditulisi tema lalu diberi cabang-cabang mengenai kata-kata
berkaitan dengan tema tersebut, setelah itu langkah terakhir siswa
mengembangkan kerangka peta pikiran menjadi sebuah puisi. Melalui penerapan
metode ini , siswa akan lebih mudah dalam menemukan ide atau gagasan yang
berkaitan dengan tema puisi yang ditulisnya. Selain itu, siswa juga akan lebih
58
aktif dalam berkomunikasi kepada temannya untuk bertukar pendapat dan
gagasan, sehingga pengetahuan siswa lebih berkembang. Tidak hanya
pengetahuan siswa yang mampu meningkat, dengan pengetahuan yang diperoleh
siswa juga bisa mengaplikasikannya dalam bentuk keterampilan, yaitu
keterampilan menulis teks puisi. Dengan bekal pengetahuan yang didapat, serta
latihan yang cukup, siswa bisa mengembangkan kemampuan menulisnya dengan
baik.
Hal tersebut didukung pula dengan penggunaan media pohon berbuah
gambar yang akan membuat siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Selain
menarik perhatian siswa media pohon berbuah gambar ini juga membuat siswa
lebih mudah mengembangkan imajinasinya untuk menulis puisi keindahan alam.
Selain bermanfaat bagi siswa, media pohon berbuah gambar juga membantu guru
untuk lebih kreatif dalam memilih dan mengembangkan media pembelajaran.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis
Kurang terampil dalam
menulis puisi keindahan
alam
Penemuan metode peta
pikiran dan media pohon
berbuah gambar
Siswa terampil dalam
menulis puisi keindahan
alam
Pembelajaran dengan
metode peta pikiran dan
media pohon berbuah
59
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang
akan dipecahkan. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas melalui penerapan
metode peta pikiran, diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulis
puisi keindahan alam serta merubah sikap dan perilaku siswa kelas VII H SMP
Negeri 12 Semarang menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
199
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, serta hasil analisis dan
pembahasan dalam penelitian tindakan kelas, simpulan hasil penelitian
keterampilan menulis puisi keindahan alam menggunakan metode peta pikiran
dengan media pohon berbuah gambar pada siswa kelas VII H SMP N 12
Semarang adalah sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran keterampilan menulis puisi keindahan alam
menggunakan metode peta pikiran dengan media pohon buah bergambar
pada siswa kelas VII H SMP N 12 Semarang dari siklus I ke siklus II
semakin baik. Pada siklus I setiap aspek pengamatan proses pembelajaran
masih belum maksimal, namun pada siklus II setiap aspek pengamatan
proses pembelajaran mengalami peningkatan. Pengamatan proses
pembelajaran aspek penumbuhan minat dan keantusiasan siswa mengalami
peningkatan sebesar 15,63% dari siklus I ke siklus II. Aspek kekondusifan
dan keintensifan siswa mengalami peningkatan sebesar 21,87% dari siklus I
ke siklus II. Aspek kreativitas dan kerjasama siswa mengalami peningkatan
sebesar 25% dari siklus I ke siklus II. Aspek kreativitas dan keintensifan
siswa mengalami peningkatan sebesar 21,88% dari siklus I ke siklus II.
Terakhir, aspek kekondusifan dan keantusiasan siswa mengalami
peningkatan sebesar 12,5% dari siklus I ke siklus II.
200
2. Keterampilan menulis puisi keindahan alam pada siswa kelas VII H SMP N
12 Semarang mengalami peningkatan setelah diterapkan pembelajaran
menggunakan metode peta peta pikiran dengan media pohon berbuah
gambar. Berdasarkan hasil tes, perolehan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus
II mengalami peningkatan dari 74,68 menjadi 78,40.
3. Perubahan perilaku ke arah lebih baik setelah diterapkan pembelajaran
menulis puisi keindahan alam menggunakan metode peta pikiran dengan
media pohon berbuah gambar pada siswa kelas VII H SMP N 12 Semarang.
Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui persentase ketuntasan hasil
observasi sikap keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 62,5%
menjadi 87,5 % menunjukan peningkatan sebesar 25%. Pada aspek sikap
kerajinan sebesar 59,37% menjadi 81,25% menunjukan peningkatan sebesar
21,88%. Pada aspek sikap kedisiplinan sebesar 68,75% menjadi 81,25%
meningkat sebesar 12,5%. Selanjutnya, aspek sikap kerjasama sebesar
62,5% menjadi 93,75 % meningkat sebesar 31,25%. Aspek sikap interaksi
dengan teman sebesar 78,12% menjadi 93,75% menunjukkan peningkatan
sebesar 15,63%. Aspek sikap interaksi dengan guru sebesar 56,25% menjadi
93,75% mengalami peningkatan sebesar 37,5%. Aspek sikap kejujuran
sebesar 78,12% menjadi 87,5 % menunjukkan peningkatan sebesar 9,38%.
Pada aspek sikap menghargai teman sebesar 62,5% menjadi 93,75%
menunjukkan peningkatan sebesar 31,25%. Aspek sikap menghormati guru
sebesar 62,5% menjadi 100% menunjukkan peningkatan sebesar 37,5%.
Terakhir, aspek sikap tangggung jawab sebesar 56,25% menjadi 87,5%
201
menunjukkan peningkatan sebesar 31,25%. Hal tersebut menunjukan adanya
perubahan perilaku pada siklus I dan siklus II. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa terjadinya perubahan perilaku yang meningkat ke arah
yang positif selama proses pembelajaran menulis puisi keindahan alam
menggunakan metode \peta pikiran dengan media pohon berbuah gambar.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat peneliti sampaikan adalah
sebagai berikut.
1. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya menggunakan metode
peta pikiran dengan media pohon berbuah gambar sebagai alternatif dalam
pembelajaran menulis puisi keidnahan alam. Dengan menggunakan
metode peta pikiran dan media pohon berbuah gambar dapat memudahkan
siswa dalam menulis puisi keindahan alam.
2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan atau rujukan peneliti
lain dalam melakukan penelitian yang serupa dengan metode dan teknik
yang berbeda, sehingga akan memunculkan banyak metode dan teknik
yang bervariasi, kreatif dan inovatif.
202
DAFTAR PUSTAKA
Afiyah, Zurotun. 2011. “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Keindahan
Alam dengan Metode Example Non Example Siswa Kelas VII SMP N 2
Sayung”. Skripsi. Unnes
Agni, Binar. 2009. Sastra Indonesia Lengkap, Pantun, Puisi, Majas, Peribahasa, Kata Mutiara. Jakarta Timur. Hi-Fest Publishing
Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung. Sinar Baru
Algensindo.
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya
Burdick, Melaine. 2011. “Researcher and Teacher-Participant Found Poetry: Collaboration in Poetic Transcription”. Jurnal International. www.emeraldinsight.com http://dx.doi.org/10.1108/JMHTEP-10-2015-0050. Juni 2011
Buzan, Tony. 2004. Buku Pintar Mind Map. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Christy. 2012. “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Metode Mind
Map Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Masaran Sragen”. Skripsi.Unnes
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung. PT Sarana Tutorial Nurani
Sejarah
Fatimah, Siti. 2014. 2014. ”Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks Deskripsi
secara Tertulis Menggunakan Pendekatan Saintifik melalui Metode Mind
Map (Peta Pikiran) dengan Media Foto pada Siswa Kelas VII C SMP N 1
Gabus Kabupaten Pati”.Skripsi. Unnes
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar
Jabrohim, dkk. 2009. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Megawati, Trisna. 2015. “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Keindahan
Alam Berbasis Kontekstual dengan Teknik Terjun-Amati-Rangkai
(Teratai) Untuk Siswa Kelas VII SMP N 8 Batang Tahun Ajaran
2014/2015”. Skripsi. Unnes
Mulyatri, Ramah. 2015. “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Bebas melalui
Model Mind Mapping Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas V-B
SDN Bendan Ngisor”. Skripsi. Unnes
203
Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Pengkajian Puisi. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press
Rodriguez, Karen. 2006. “Experiences with Poetry, Pedagogy and Participant Observation: Writing with Students in a Study Abroad Program”. Jurnal International. www.ijea.org/v10r8/v10r8.pdf. Maret 2006
Sadiman, dkk. 2008. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta. Kencana
Subyantoro. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Unnes Press
Waluyo, Herman J. 2000. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta. Erlangga
Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Teknik Menulis Puisi. Yogyakarta. Graha Ilmu
Wicaksono, Andri. 2014. Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model Pembelajarannya. Yogyakarta. Garudhawaca