Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal...
-
Upload
hafis-mulyansyah -
Category
Documents
-
view
1.008 -
download
1
Transcript of Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal...
Peningkatan Kesadaran Lingkungan terhadap Kelestarian Waduk Cirata
melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di
Sekolah Dasar (SD)
Diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Mahasiswa se
PT Pembangkitan Jawa Bali
INSTITUT MANAJEMEN TELKOM
Kesadaran Lingkungan terhadap Kelestarian Waduk Cirata
melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di
Sekolah Dasar (SD)/MI sekitar Waduk Cirata
Diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Mahasiswa se-Jawa Barat
Pembangkitan Jawa Bali – Badan Pengelola Waduk Cirata
Tahun 2011
TIM :
Hafidz Mulyansyah Putra
Dea Ratna Dewi Camilla
INSTITUT MANAJEMEN TELKOM
2011
Kesadaran Lingkungan terhadap Kelestarian Waduk Cirata
melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di
Jawa Barat
“Peningkatan Kesadaran Lingkungan terhadap Kelestarian Waduk Cirata
melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di
Sekolah Dasar (SD)/ MI sekitar Waduk Cirata”
1)Hafidz Mulyansyah Putra, 2) Dea Ratna Dewi Camilla
MBTI, SMTM, Institut Manajemen Telkom, Bandung
Abstrak
Waduk Cirata adalah salah satu dari tiga waduk DAS Citarum yang
berfungsi sebagai sumber tenaga air untuk memberi pasokan energi listrik
sebesar 1.428 GWh/ tahun untuk daerah Jawa dan Bali. Namun pada saat
ini, waduk Cirata mengalami pencemaran skala berat yang mengakibatkan
menurunnya kualitas dan kuantitas air pada posisi yang mengkhawatirkan.
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan kesadaran jangka panjang pada
warga sekitar sebagai salah satu stakeholders yang memiliki kepentingan
terhadap waduk Cirata, sehingga degradasi umur waduk yang sebelumnya
diperkirakan akan bertahan 100 tahun sejak awal dibuat namun saat ini
menjadi 60 tahun dapat diminimalisasi. Oleh karena itu, tunas daerah
dalam konteks ini adalah siswa-siswi SD negeri/MI sekitar waduk Cirata
perlu mendapatkan pengetahuan dan bimbingan tentang Pendidikan
Lingkungan Hidup khususnya kondisi kawasan waduk Cirata. Kerjasama
antara BPWC, Dinas pendidikan terkait, dan pihak sekolah diharapkan
mampu menciptakan perhatian terhadap isu lingkungan dan
mempertahankan eksistensi waduk Cirata.
Kata Kunci: waduk Cirata, pencemaran, pendidikan lingkungan hidup.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa penulis
telah selesai menuliskan gagasan yang berjudul “Peningkatan Kesadaran
Lingkungan terhadap Kelestarian Waduk Cirata melalui Program Muatan
Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di Sekolah Dasar (SD)/MI
sekitar Waduk Cirata”.
Dalam penyusunan karya tulis ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan
orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi bisa teratasi.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua penulis yang telah turut memberi support mental dalam
menyelesaikan penelitian ini.
2. Dan berbagai pihak yang memberikan informasi terkait Waduk
Cirata dan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) sebagai gagasan
utama.
Sehingga gagasan ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Bandung, 4 Agustus 2011
Dea Ratna Dewi Camilla Hafidz Mulyansyah Putra
DAFTAR ISI
Halaman judul ........................................................................................... I
Abstrak ..................................................................................................... II
Kata Pengantar ........................................................................................ III
Daftar Isi .................................................................................................. IV
Daftar Lain ............................................................................................... V
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang ............................................................................. 1
Rumusan Masalah ....................................................................... 2
Tujuan Penulisan ......................................................................... 2
Sistematika Penulisan .................................................................. 3
Bab II Tinjauan Pustaka .......................................................................... 4
Bab III Metode Penulisan
Pendekatan Penulisan ................................................................. 6
Sumber Penulisan ....................................................................... 6
Sasaran Penulisan ....................................................................... 7
Tahapan Penulisan ...................................................................... 7
Bab IV Pembahasan
Pengertian Waduk Cirata dan Pengelolaannya ............................ 8
Kondisi waduk Cirata saat ini dan Dampaknya bagi Kelestarian
Waduk Cirata ................................................................................ 8
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) ........................................... 11
Manfaat Pendidikan Lingkungan Hidup terhadap kelestarian
waduk Cirata ................................................................................. 20
Bab V Penutup
Kesimpulan .................................................................................. 21
Saran ........................................................................................... 22
Daftar Pustaka ......................................................................................... 24
Lampiran ................................................................................................. 25
DAFTAR LAIN
Tabel pemetaan kurikulum .................................................................. 14
Tabel strategi SWOT ........................................................................... 22
BAB I. PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Waduk Jatiluhur, Waduk Saguling dan Waduk Cirata
merupakan tiga waduk DAS Citarum yang terletak di provinsi Jawa
Barat. Waduk Cirata dikelola oleh PT PJB, dimana fungsi utamanya
adalah sebagai sumber tenaga air untuk memberi pasokan energi
listrik sebesar 1.428 GWh/ tahun untuk daerah Jawa dan Bali. Untuk
mendapatkan energi listrik yang maksimal, salah satu syarat yang
diperlukan adalah tercapainya kualitas air ideal pada waduk, namun
pada saat ini kualitas air di waduk Cirata tidak memenuhi standar mutu
(sumber: Gatot Sukiharjo, kepala Latbang UP PLTA Cirata).
Salah satu penyebabnya adalah jumlah keramba jaring
apung (KJA) yang batas maksimal seharusnya sebanyak 12.000,
sekarang telah meningkat 428% menjadi 51.418 KJA (sumber: sensus
KJA tahun 2007 oleh BPWC). Keramba yang menggunakan
stereofoam dapat mempengaruhi kualitas air menjadi terkontaminasi.
Termasuk kandungan pakan yang bersisa dibawah air dapat merusak
kondisi mesin pembangkit PLTA Cirata menjadi aus serta dapat
meningkatkan sedimentasi pada waduk Cirata. Penyebab lain adalah
sawah yang dibangun oleh petani yang memanfaatkan lahan surutan
waduk. Pupuk dan semprotan pestisida pada sawah tersebut dapat
merusak kualitas air ketika air waduk kembali pasang. Beberapa area
di waduk Cirata juga mengalami alih fungsi hutan, dimana lahan yang
seharusnya ditanami oleh tanaman yang dapat menahan erosi, kini
dijadikan lahan pertanian dan berbagai aktivitas warga lainnya
sehingga erosi tidak dapat terelakkan dan menyebabkan sedimentasi
kian bertambah pada waduk Cirata. Kualitas air yang menurun dan
meningkatnya laju sedimentasi berujung pada umur waduk Cirata yang
semula diperkirakan akan bertahan 100 tahun, pada tahun 2007
menyusut 20 tahun sehingga sisa umur waduk Cirata saat ini menjadi
60 tahun lagi.
Waduk Cirata adalah investasi jangka panjang, oleh karena
itu diperlukan pemahaman dari warga sekitar yang mayoritas hanya
sebagai pekerja, bukan pemilik bisnis KJA untuk turut menjaga
kelestarian waduk Cirata. Tidak hanya sebatas warga pekerja, tapi
melibatkan tunas daerah yang akan melanjutkan peradaban jangka
panjang.
I. 2 Rumusan Masalah
Untuk memperjelas rumusan masalah ini, akan diuraikan dengan
pertanyaan sebagai berikut:
a. Apa pengertian waduk Cirata dan bagaimana pengelolaanya?
b. Bagaimana kondisi waduk Cirata saat ini dan apa dampaknya bagi
kelestarian waduk Cirata?
c. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)?
d. Apa manfaat Pendidikan Lingkungan Hidup terhadap kelestarian
waduk Cirata?
I. 3 Tujuan Penulisan
Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini antara lain:
a. Bagi penulis
Penulisan karya ilmiah ini bermanfaat untuk meningkatkan
wawasan, pengalaman dan mengolah kemampuan berpikir untuk
menciptakan penyelesaian masalah yang solutif dan kreatif.
b. Bagi masyarakat
Penulisan karya ilmiah ini bermanfaat untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga
kelestarian waduk Cirata agar masyarakat tidak mengeksploitasi
waduk Cirata secara berlebihan.
c. Bagi pemerintah
Penulisan karya ilmiah ini dapat dijadikan acuan bagi pemerintah,
khususnya Dinas Pendidikan kabupaten Bandung Barat. Cianjur,
dan Purwakarta agar lebih mengoptimalkan Pendidikan
Lingkungan Hidup untuk menanamkan kecintaan waduk Cirata
sejak dini pada para siswa Sekolah Dasar.
I. 4 Sistematika Penulisan
a. Halaman judul
b. Abstrak
c. Kata Pengantar
d. Daftar Isi
e. Daftar Lain
f. Bab I Pendahuluan
f. 1 Latar Belakang
f. 2 Rumusan Masalah
f. 3 Tujuan Penulisan
f. 4 Sistematika Penulisan
g. Bab II Tinjauan Pustaka
h. Bab III Metode Penulisan
h. 1 Pendekatan Penulisan
h. 2 Sumber Penulisan
h. 3 Sasaran Penulisan
h. 4 Tahapan Penulisan
i. Bab IV Pembahasan
i. 1 Pengertian Waduk Cirata dan Pengelolaannya
i. 2 Kondisi waduk Cirata saat ini dan Dampaknya bagi
Kelestarian Waduk Cirata
i. 3 Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
i. 4 Manfaat Pendidikan Lingkungan Hidup terhadap kelestarian
waduk Cirata
j. Bab V Penutup
j. 1 Kesimpulan
j. 2 Saran
k. Daftar Pustaka
l. Lampiran-lampiran
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah.
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, Sumber daya alam hayati
adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam
nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) yang bersama
dengan unsur non hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk
ekosistem.
Sumber daya alam dapat dikembangkan menjadi sumber daya
buatan untuk mengoptimalkan penggunaannya. Salah satu contoh sumber
daya buatan adalah waduk. Menurut Puslitbang Sumber Daya Air, waduk
adalah danau buatan yang besar. Menurut Komisi Dam Dunia, bendungan
atau waduk besar adalah bila tinggi bendungan lebih dari 15 meter. Waduk
Cirata dapat dikatakan sebagai waduk besar karena memiliki kedalaman
34,9 meter.
Waduk Cirata merupakan salah satu asset yang dimiliki oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Waduk Cirata memiliki fungsi utama untuk
Pembangkit Listrik Tanaga Air (PLTA) dan fungsi lainnya seperti budidaya
perikanan, pertanian, transportasi air, dan pariwisata. Menurut SK
Gubernur Nomor 41 tahun 2002 Pasal 2 Ayat 1, pengaturan secara
terkoordinasi dan terpadu mengenai pengembangan, pemanfaatan
perairan umum, lahan pertanian dan kawasan Waduk Cirata dalam
Keputusan ini, dimaksudkan untuk tercapainya peningkatan fungsi dan
daya guna waduk secara optimal bagi berbagai kepentingan yang
dimungkinkan secara teknis tanpa mengganggu fungsi utama waduk.
Pada saat ini, berbagai aktifitas warga seperti budidaya ikan dalam bentuk
keramba jaring apung (KJA), pertanian, maupun pariwisata sudah
mengganggu fungsi utama dari PLTA (sumber: Gatot Sukiharjo, kepala
Latbang UP PLTA Cirata).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Sumber Daya
Air, kualitas air waduk pada awal tahun 80-an masih bagus baik pada
lapisan epilimnion dan hypolimnion atau dengan kata lain masih tercemar
ringan. Namun hasil penelitian kualitas air yang dilakukan Puslitbang
Sumber Daya Air dan Pemerintah Finlandia pada tahun 90-an
menunjukkan bahwa kualitas airnya sudah banyak menurun. Berdasarkan
penelitian tersebut penurunan kualitas air disebabkan oleh pencemaran
organik terutama senyawa nitrogen, fosfat, dan zat organik dapat dibagi 3
kategori, yaitu pencemaran amat sangat berat (hypertrophic), pencemaran
berat (eutrophic) dan pencemaran sedang (oligotrophic), dan belum
tercemar (mesotrophic). Waduk Cirata sendiri termasuk dalam kategori
pencemaran berat (eutrophic).
Hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran dari berbagai
pihak untuk menjaga kelestarian waduk Cirata. Berdasarkan fakta-fakta
tersebut, penulis menuangkan sebuah gagasan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat sejak dini melalui program Pendidikan Lingkungan
Hidup untuk siswa-siswi Sekolah Dasar sekitar waduk Cirata. Dengan
membentuk kesadaran sejak dini, diharapkan waduk Cirata akan tetap
terjaga kelestariannya dalam jangka waktu yang panjang.
BAB III. METODE PENULISAN
III. 1 Pendekatan Penulisan
Penelitian yang dilakukan adalah pada tipe penelitian
normatif dan empiris. Penelitian normatif yaitu cara pengumpulan
data dengan bersumber pada bahan-bahan pustaka, sedangkan
penelitian empiris yaitu cara pengumpulan data dengan bersumber
pada data primer seperti koresponden, narasumber, dan lain-lain.
III. 2 Sumber Penulisan
Sesuai dengan metode pendekatan yang akan digunakan
dalam penelitian ini, maka data yang dipakai adalah data primer
dan sekunder. Data primer adalah data-data yang diperoleh
langsung bersumber dari lapangan. Sedangkan data sekunder
adalah data-data yang diperoleh tidak langsung bersumber dari
lapangan.
a. Sumber data primer
1) Gatot Sukiharjo, kepala Latbang UP PLTA Cirata
2) Arti Hapsari, BPWC
b. Sumber data sekunder
1) SK Gubernur Jawa Barat no. 41 tahun 2002 tentang
Waduk Cirata
2) UU No. 41 tahun 1999 pasal 19 tentang Alih Fungsi Hutan
3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Sumber
Daya Alam Hayati
4) Buku Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) penerbit CV.
Bina Pustaka untuk SD/ MI kelas 4
5) Handbook seminar “Peran Sinergi Stakeholder untuk
Kelestarian Waduk Cirata” tahun 2011
6) Jurnal “Pengelolaan Danau dan Waduk di Indonesia” oleh
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air
(Puslitbang SDA)
III. 3 Sasaran Penulisan
Karya Tulis ini ditujukan kepada PT. PJB- BPWC sebagai
pengelola waduk cirata, Sekolah Dasar (SD) negeri maupun MI di
kawasan waduk Cirata, Departemen Pendidikan kabupaten
Bandung Barat, Purwakarta dan Cianjur, dan Kementerian Negara
Lingkungan.
III. 4 Tahap Penulisan
a. Persiapan
Tahap ini merupakan tahap dimana penulis
menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan
masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik
tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi,
membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya
masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.
b. Inkubasi
Dalam tahap ini, penulis memproses informasi yang
dimiliki sedemikian rupa, sehingga mengantarkannya pada
ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar yang
dicari.
c. Iluminasi
Tahap iluminasi adalah tahap dimana penulis
mendapatkan inspirasi atau insight, yaitu berupa gagasan
mengenai pemecahan masalah.
d. Verifikasi
Tahap ini merupakan tahap dimana apa yang
dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa
kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan.
Pada tahap ini, penulis membagi bagian mana yang perlu
ditambahkan atau dihilangkan. Selain itu, pada tahap ini
penulis memilih kata-kata yang sesuai, tanpa menghilangkan
esensi dari kalimat tersebut.
BAB IV. PEMBAHASAN
IV. 1 Pengertian waduk Cirata dan pengelolaannya
Waduk Cirata yang dibangun pada tahun 1984 merupakan
waduk yang terbentuk dari adanya genangan air seluas 6.200
Hektar akibat pembangunan waduk yang membendung sungai
Citarum. Genangan waduk Cirata tersebut meliputi 3 Kabupaten
yaitu Bandung Barat, Purwakarta, dan Cianjur. Fungsi utama waduk
Cirata adalah memproduksi energi listrik menggunakan tenaga air
untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik wilayah Jawa dan Bali.
Disamping itu, waduk Cirata memiliki fungsi lain, diantaranya
budidaya ikan jaring terapung, pertanian, reservoir atau penyediaan
air dan pengembangan pariwisata.
Waduk Cirata dikelola oleh Badan Pengelola Waduk Cirata
(BPWC). Sesuai dengan visi BPWC yaitu “Pengelolaan sumber
daya waduk Cirata secara efisien dan profesional guna menjamin
keberlanjutan fungsi dan manfaatnya untuk menunjang operasional
PLTA serta kesejahteraan masyarakat ”, BPWC bertugas untuk
meningkatkan dan melestarikan mutu lingkungan hidup sekitar
waduk Cirata, mengelola waduk Cirata secara partisipatif untuk
mendapatkan manfaat yang optimal bagi BPWC dan masyarakat
serta memberdayakan masyarakat sekitar waduk Cirata melalui
institusi perekonomian lokal untuk mencapai kesejahteraan dan
kemandirian. Untuk memenuhi tugasnya, BPWC melakukan
berbagai kegiatan sosialisasi kepada masyarakat baik secara
langsung, maupun melalui asosiasi tertentu seperti Aspindac
(Asosiasi Petani Ikan Danau Cirata) dan pemuka agama.
IV. 2 Kondisi waduk Cirata saat ini dan Dampaknya bagi Kelestarian
Waduk Cirata
Waduk Cirata saat ini menghadapi masalah yang sangat
kompleks, diantaranya :
a. Keramba Jaring Apung (KJA)
Keramba jaring apung merupakan bentuk atau sistem
kurungan yang banyak sekali di pakai dan bentuk serta
ukurannya bervariasi sesuai dengan tujuan penggunaannya,
(Beveridge 1987, Christensen, 1989) dikarenakan system
keramba ini memiliki nilai yang ekonomis (murah) dan
merupakan cara yang sangat baik untuk menyimpan berbagai
organisme air.
Tujuan awal dari adanya KJA di waduk Cirata adalah
memberikan kompensasi bagi warga sekitar yang lahannya
dijadikan waduk. Berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat no. 41
tahun 2002, jumlah KJA di waduk Cirata dibatasi sebanyak
12.000 petak. Namun setelah era reformasi pada tahun 1999,
KJA di waduk Cirata mengalami peningkatan yang signifikan
dan saat ini jumlah KJA meningkat 428% sebanyak 51. 418 unit
(sumber: sensus KJA tahun 2007 oleh BPWC). Jumlah KJA di
waduk Cirata dua kali lipat lebih banyak daripada jumlah KJA di
waduk Jatiluhur yang luasnya 8.300 hektar.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Octaviana
(2007) mengenai “Kajian Kualitas Air Waduk Cirata sebagai
Area Budidaya Ikan menggunakan Karamba Jaring Apung”
menunjukan bahwa keramba jaring apung memberikan dampak
yang cukup signifikan terhadap perubahan kualitas air di waduk
Cirata.
b. Sektor Pertanian
Waduk Cirata memiliki tingkat elevasi maksimal 220
meter dan tingkat elevasi minimal 215 meter (Sumber: Arti
Hapsari, BPWC). Ketika curah hujan sedang tinggi, maka
tingkat elevasi waduk Cirata akan maksimum. Dan ketika
musim kemarau, tingkat elevasinya minimum. Kondisi inilah
yang dimanfaatkan oleh warga sekitar waduk cirata. Warga
memanfaatkan lahan surutan waduk untuk kegiatan pertanian.
Berbagai macam tanaman seperti padi, jagung
ditanam pada lahan tersebut. Untuk mengolah tanaman
tersebut, warga menggunakan pupuk dan pestisida. Hal inilah
yang mengakibatkan kualitas air di waduk Cirata semakin
memburuk. Pupuk dan pestisida yang disemprotkan warga
akan berpengaruh pada lahan tersebut dan ketika air waduk
kembali pasang, lahan yang mengandung bahan-bahan kimia
tersebut akan memperburuk kualitas air di waduk Cirata.
Selain itu, aktifitas pertanian juga memaksa warga
untuk menebang hutan sekitar waduk Cirata. Hutan yang
semula berfungsi untuk menahan arus air, kini telah beralih
fungsi menjadi lahan pertanian. Tingkat erosi di sekitar waduk
Cirata akan meningkat dengan terjadinya kondisi ini. Erosi yang
terjadi pada tanah di sekitar waduk Cirata akan meningkatkan
sedimentasi. Hal ini berpengaruh pada kuantitas air yang dapat
menyebabkan waduk Cirata menjadi dangkal.
c. Sektor Pariwisata
Beberapa destinasi wisata di sekitar waduk Cirata
antara lain Jangari dan Calingcing di kabupaten Cianjur, lalu
juga ada bendungan, wisata agro, dan ekowisata hutan. Jangari
dan Calingcing berada pada titik pertemuan antara pintu masuk
dari Cianjur (dari Jakarta dan Bogor) dan Ciranjang (dari
Bandung). Dilokasi tersebut pengunjung bisa menikmati rekreasi
alam terbuka dengan memancing, berperahu, atau sekedar
berjalan-jalan. Sektor pariwisata telah menyumbangkan devisa
yang cukup besar kepada pemerintah di 3 kabupaten, namun
secara tidak langsung memberi dampak negatif terhadap
kelestarian waduk Cirata. Sekotr pariwisata meningkatkan
jumlah warung-warung yang berada di sekitar waduk yang
notabene kawasan tersebut merupakan area terlarang karena
masih berada di kawasan milik pemerintah yang dikelolah PT
PJB. Kunjungan wisata yang meningkat juga telah
meningkatkan jumlah sampah yang ada di lingkungan waduk
seperti sampah plastik, makanan, dan lain-lain. Sampah-
sampah tersebut dapat mencemari waduk Cirata dengan
masuknya air lindi sampah serta bakteri coli sehingga
meningkatkan nilai BOD dan COD (sumber: Sunardi, 2011).
d. Alih Fungsi Hutan
Menurut UU No. 41 tahun 1999 pasal 19, alih fungsi
hutan didefinisikan sebagai perubahan peruntukan kawasan
hutan terfokus untuk mendukung kepentingan di luar kehutanan
(pertanian, perkebunan, transmigrasi, pengembangan wilayah
dan non kehutanan lainnya). Kawasan waduk Cirata dengan
luas 43.777,6 hektar terdiri dari perairan (6.200 hektar) dan
daratan (37.557,6 hektar). Perubahan penggunaan lahan yang
terjadi berupa penurunan lahan hutan kering primer, yang diikuti
pada peningkatan lahan sawah, semak belukar, dan
pemukiman. Hal ini berdampak pada menurunnya kemampuan
lahan menahan air hujan dan aliran air permukaan (Sumber:
Sunardi, 2011). Alih fungsi hutan yang terjadi telah
mengakibatkan tingginya tingkat erosi. Ini dibuktikan saat
longsor yang terjadi di kawasan Intake Cijati-Cimahilir Cirata
sepanjang 3 km pada tanggal 17/09/10 (sumber: pikiran
rakyat.com edisi 17/09/10 pukul 23.04 ). Erosi yang terjadi
secara langsung dapat meningkatkan sedimentasi pada waduk.
IV. 3 Pendidikan Lingkungan Hidup
Menurut IUCN (International Union for Conservation of
Nature), Pendidikan lingkungan adalah proses mengenali nilai, dan
konsep clatifiying dalam rangka untuk mengembangkan
keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan
menghargai keterkaitan antara manusia, budaya dan biofisik
sekitarnya. Pendidikan lingkungan juga mencakup praktek dalam
pengambilan keputusan dan perumusan diri kode perilaku tentang
isu-isu mengenai kualitas lingkungan.
Banyak negara yang memperhatikan isu lingkungan yang
saat ini sedang menjadi trending topic dengan memasukkan isu
tersebut kedalam kebijakan. Sebagai salah satu negara-negara
anggota PBB, Indonesia telah meratifikasi kebijakan lingkungan
hidup secara terpadu melalui Departemen Dalam Negeri,
Kementerian Negara Lingkungan, Departemen Pendidikan Nasional
dan Departemen Agama RI, lalu pada tanggal 19 Februari 2004
telah menetapkan kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH),
sebagai arahan bagi semua stakeholders dalam pelaksanaan dan
pengembangan PLH di Indonesia (Sumber: Rudolf Pigai, 2009).
Departemen Pendidikan yang menjadi salah satu pihak
terkait dengan Lingkungan Hidup mulai menggalakkan program
Pendidikan Lingkungan Hidup baik untuk Pendidikan Dasar,
Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Pengembangan
kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan beberapa hal, salah satunya yaitu tuntutan
pembangunan daerah dan nasional (Sumber: Kementerian
Pendidikan Nasional).
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan
sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan
supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk pendidikan
dasar.
Pendidikan lingkungan hidup telah digalakkan oleh berbagai
daerah di Indonesia, namun akan lebih baik jika program
pendidikan lingkungan hidup tersebut dilaksanakan secara optimal
untuk mencapai tujuan jangka panjang, yakni meningkatkan
kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan sejak dini.
Dengan Pendidikan Lingkungan Hidup berazaskan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik, maka penulis mengajukan program mata pelajaran
Pendidikan Lingkungan Hidup khusus SD negeri/ MI di kawasan
waduk cirata untuk diimplementasikan dengan materi yang
berkaitan erat dengan kondisi waduk Cirata sekarang. Materi-materi
mengenai tanaman, pencemaran lingkungan, kepedulian
lingkungan, dan pengelolaan sampah akan dikaitkan dengan
kondisi waduk Cirata secara khusus.
Program ini dapat dimulai dengan kerjasama antara PT.
PJB-BPWC dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat,
Cianjur dan Purwakarta dengan memberikan instruksi kepada
seluruh SD negeri dan MI di kawasan waduk Cirata (lampiran)
untuk menambahkan mata pelajaran PLH pada kurikulum tahunan.
Jumlah SD/MI yang berada di sekitar waduk Cirata di
kabupaten Bandung Barat berjumlah 100 SD/MI (kec Cipendeuy
dan Cikalongwetan), di kabupaten Cianjur berjumlah 112 SD dan MI
(kec. Mande, Ciranjang dan Cikalongkulon), dan di kabupaten
Purwakarta berjumlah 10 SD dan MI (kec. Maniis) (sumber: Diknas
Jabar (2009). Daftar nama & alamat SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA negeri & swasta Kabupaten/Kota provinsi jawa barat
tahun 2009. Bandung: Departemen Pendidikan dan Olahraga
Provinsi Jawa Barat).
Bentuk silabus pendidikan lingkungan hidup dapat di
kondisikan dengan sekolah masing-masing, dan berikut adalah
salah satu contoh pemetaan kurikulum PLH khusus pada siswa-
siswi kelas IV SD/ MI di sekitar waduk Cirata.
PEMETAAN KURIKULUM (contoh)
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
KELAS/ SEMESTER : IV/ I
TAHUN PELAJARAN : 2012 / 2013
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator
1. Melakukan cara
penanaman
berbagai jenis
tanaman
1. 1 Mengenal berbagai
tanaman
1. 2 Menyayangi
penanaman tanaman
1. 3 Mempraktikkan
penanaman tanaman
- Pengertian tanaman secara
umum
- Berbagai contoh tanaman
yang ada di kawasan waduk
Cirata
- Hal-hal yang membuat
penanaman tanaman menjadi
menyenangkan
- Manfaat penanaman
tanaman terhadap kelestarian
waduk Cirata
- Istilah-istilah tentang aktivitas
penanaman tanaman
- Dapat menjelaskan pengertian tanaman
secara umum
- Dapat menjelaskan berbagai contoh
tanaman
- Dapat menjelaskan hal-hal yang membuat
penanaman tanaman menjadi
menyenangkan
- Dapat menjelaskan manfaat penanaman
tanaman terhadap kelestarian waduk Cirata
- Dapat menjelaskan istilah-istilah tentang
aktivitas menanam tanaman
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator
2. Berpartisipasi
aktif dalam
mencegah
pencemaran
lingkungan
2. 1 Menjelaskan
terjadinya pencemaran
lingkungan
2. 2 Memberi contoh cara
berpartisipasi dalam
- Langkah kerja penanaman
tanaman endemik yang ada di
kawasan waduk Cirata pada
pekarangan sekolah atau pot
- Pengertian pencemaran
lingkungan
- Jenis-jenis pencemaran
ligkungan
- Contoh pencemaran
lingkungan yang terjadi di
Indonesia, khususnya waduk
Cirata
- Proses terjadinya
pencemaran lingkungan di
waduk Cirata
- Dampak pencemaran
lingkungan pada waduk Cirata
- Menerapkan perilaku yang
menjaga lingkungan, khususnya
- Dapat melakukan penanaman tanaman
- Dapat menjelaskan pengertian
pencemaran lingkungan
- Dapat menjelaskan jenis-jenis
pencemaran lingkungan
- Dapat memberikan contoh pencemaran
lingkungan yang terjadi di Indonesia,
khususnya waduk Cirata
- Dapat menjelaskan proses terjadinya
pencemaran lingkungan di waduk Cirata
- Dapat menjelaskan dampak pencemaran
lingkungan pada waduk Cirata
- Dapat menerapkan perilaku yang
menjaga lingkungan
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator
3. Menerapkan
kepedulian
terhadap
lingkungan
mencegah
pencemaran
lingkungan
2. 3 Melaksanakan
kebersihan dan
penataan kelas
3. 1 Menjelaskan
kepedulian terhadap
lingkungan
3. 2 Memberi contoh sikap
peduli terhadap
waduk Cirata
- Melibatkan diri dalam
kegiatan pencegahan
pencemaran lingkungan,
khususnya pada waduk Cirata
- Mendukung program
pemerintah dalam pencegahan
pencemaran lingkungan
- Kebersihan kelas
- Penataan kelas
- Pengertian kepedulian
terhadap lingkungan
- Hal-hal yang menunjukkan
kepedulian terhadap
lingkungan, khususnya pada
waduk Cirata
- Membuang sampah pada
tempatnya
- Dapat melibatkan diri dalam kegiatan
pencegahan pencemaran lingkungan
- Dapat mendukung program pemerintah
dalam pencegahan pencemaran lingkungan
- Dapat membersihkan kelas
- Dapat menata kelas
- Dapat menjelaskan pengertian kepedulian
terhadap lingkungan
- Dapat menunjukkan kepedulian terhadap
lingkungan
- Dapat membuang sampah pada
tempatnya
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator
lingkungan
3. 3 Melakukan
pengawasan terhadap
lingkungan
- Bertani pada lahan khusus
pertanian
- Menjaga kebersihan
lingkungan
- Menghemat air bersih
- Mengurangi pemakaian
kendaraan pribadi
- Manfaat sikap peduli
lingkungan
- Pengertian pengawasan
terhadap lingkungan
- Usaha pengawasan
terhadap lingkungan,
khususnya pada waduk Cirata
- Dapat menjaga kebersihan lingkungan
- Dapat menghemat air bersih
- Dapat menyapu halaman rumah dan
halaman sekolah
- Dapat mengurangi membeli jajanan yang
memakai kemasan plastik
- Dapat mengurangi pemakaian kendaraan
pribadi
- Dapat menjelaskan manfaat sikap peduli
lingkungan
- Dapat menjelaskan pengertian
pengawasan terhadap lingkungan
- Dapat melakukan usaha pengawasan
terhadap lingkungan
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
KELAS/ SEMESTER : IV/ II
TAHUN PELAJARAN : 2012 / 2013
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator
1. Membiasakan
bersiap siaga
menghadapi
bencana alam
2. Menerapkan
teknologi sederhana
1. 1Mengidentifikasi
bencana alam dan
penanggulangannya
1. 2Menunjukkan sikap
empati terhadap orang
lain
1. 3Mempraktikkan cara
menghadapi bencana
alam
2. 1Menjelaskan
pemanfaatan barang-
barang bekas
- Jenis-jenis bencana alam,
ciri-ciri dan cara
penanggulangannya
- Sikap empati yang dapat
dilakukan pada korban bencana
alam
- Cara-cara yang menghadapi
bencana banjir
- Pengertian teknologi
sedehana
- Barang-barang yang
termasuk barang bekas
- Tahap awal pemanfaatan
barang bekas
- Dapat menjelaskan jenis-jenis bencana
alam, ciri-ciri dan cara penanggulangannya
- Dapat bersikap empati terhadap korban
bencana alam’
- Dapat melakukan cara-cara yang
menghadapi bencana banjir
- Dapat menjelaskan pengertian teknologi
sedehana
- Dapat mengetahui barang-barang yang
termasuk barang bekas
- Dapat mengetahui tahap awal
pemanfaatan barang bekas
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator
2. 2Membuat hasil karya
dari barang bekas
2. 3Menampilkan hasil
karya dalam pameran
kelas atau sekolah
- Manfaat barang bekas
- Langkah kerja pembuatan
hiasan dari botol plastik bekas di
sekitar waduk Cirata
- Hasil karya dalam pameran
kelas atau sekolah
- Dapat menjelaskan manfaat barang bekas
- Dapat membuat hiasan dari barang bekas
- Dapat memamerkan hasil karya dalam
pameran kelas atau sekolah
IV. 4 Manfaat Pendidikan Lingkungan Hidup terhadap Kelestarian Waduk
Cirata
Program mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup
(PLH) pada SD/MI dikawasan sekitar waduk Cirata memiliki
beberapa manfaat, antara lain:
a. Meningkatkan kesadaran jangka panjang terhadap kelestarian
lingkungan waduk Cirata, terutama pada siswa-siswi SD/MI.
b. Dengan meningkatnya kesadaran jangka panjang terhadap
kelestarian lingkungan pada siswa-siswi SD/MI akan
mempengaruhi tindakan-tindakan kesehariannya pada waduk
Cirata sehingga dapat meminimalisasi degradasi umur waduk.
c. Meringankan tugas BPWC dalam sosialisasi terhadap warga
karena dibantu oleh guru-guru PLH yang ada di SD/MI kawasan
waduk Cirata.
d. Bertambahnya wawasan siswa-siswi SD/MI kawasan waduk
cirata akan potensi lingkungannya dan metode pengelolaan
yang baik dan benar.
Upaya peningkatan kesadaran terhadap kelestarian waduk
Cirata tidak hanya dapat diberikan kepada masyarakat dewasa,
namun dapat diberikan pada tunas daerah dalam hal ini merupakan
siswa-siswi SD/MI yang notabene masih dapat dibentuk
kepribadiannya. Dengan memberikan pendidikan lingkungan hidup
khususnya mengenai waduk Cirata secara optimal, peluang agar
terbentuknya karakter yang sadar lingkungan akan lebih besar.
Dengan terciptanya karakter yang sadar lingkungan sejak
dini, akan sangat berpengaruh terhadap kelestarian waduk Cirata
dalam jangka waktu yang panjang.
BAB V. PENUTUP
V. 1 Kesimpulan
Waduk Cirata merupakan waduk yang memberikan
pasokan energi listrik yang besar untuk daerah Jawa dan Bali.
Banyak sekali pihak yang memanfaatkan keberadaan waduk Cirata,
vaitu untuk budidaya ikan, pertanian, dan pariwisata. Seiring
perkembangan jaman, waduk Cirata mengalami pencemaran yang
cukup serius dikarenakan kurangnya kesadaran dari berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung. Padahal kondisi
tersebut selain akan mengancam kelestarian waduk Cirata, juga
akan merugikan berbagai sektor yang terkait dengan waduk Cirata,
salah satunya adalah PLTA.
BPWC sebagai badan yang bertugas untuk mengelola
waduk Cirata telah melakukan berbagai tindakan untuk menjaga
kelestarian waduk Cirata, namun karena kesadaran masyarakat
yang kurang dan respon masyarakat yang tidak selalu positif, akan
sulit untuk menjaga kelestarian waduk Cirata.
Penulis mengajukan gagasan yaitu upaya kerja sama
antara BPWC dan dinas pendidikan untuk mengoptimalkan
pendidikan lingkungan hidup untuk siswa-siswi SD/MI dan
mengaitkannya dengan waduk Cirata agar tunas daerah memiliki
karakter yang sadar lingkungan dan upaya untuk menjaga
kelestarian waduk Cirata akan tercipta dalam jangka waktu yang
panjang.
V. 2 Saran
Dari pembahasan di atas, penulis memasukkan beberapa
saran yang dituangkan dalam strategi SWOT (Strengthness,
Weakness, Opportunity, and Threat) berikut ini:
Strengthness:
- kurikulum yang
flexible dan dapat
disesuaikan dengan
kondisi waduk cirata
- materi yang mu-dah
dipahami kare-na
dicontohkan de-ngan
kondisi nyata di
sekitarnya
- PLH dapat men-
ciptakan kesadaran
akan kelestarian wa-
duk cirata jangka
panjang
Weakness:
- PLH membutuhkan
standar kemampuan
guru yang paham
dengan baik menge-
nai waduk cirata
Opportunity:
- Mudah untuk
menanamkan
nilai-nilai peduli
lingku-ngan pada
siswa-siswa SD
- Dapat berkoor-
dinasi langsung
dengan BPWC
se-bagai
pengelola resmi
waduk cirata
- Dapat
- Dinas Pendidi-kan
bekerjasama
dengan BPWC
dalam merumus-
kan kurikulum
PLH yang terkait
dengan kondisi
waduk Cirata
- BPWC dan Dinas
Pendidikan setempat
memberikan pelatihan
bagi guru-guru SD/ MI
mata pelajaran PLH
mengenai waduk
Cirata
bekerjasama
dengan dinas
pendidikan
Threat:
- masih
terbatasnya
pengetahuan
guru2 SD
mengenai
waduk Cirata
- Tidak semua
SD di wilayah
waduk cirata
menerapkan
PLH
- Menerapkan
program mata
pelajaran PLH
pada SD/MI yang
belum
menerapkan PLH
atau sudah,
namun belum
berkaitan dengan
waduk Cirata
- Dinas Pendidikan
setempat
mewajibkan kepada
SD/MI yang berada
di kawasan waduk
Cirata untuk
menerapkan program
PLH yang
disesuaikan dengan
kondisi waduk Cirata
DAFTAR PUSTAKA
Sopiah, Pipih (2010). Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk SD/MI kelas IV.
Bandung: CV Bina Pustaka
PT PJB-BPWC (2011). Seminar “Peran Sinergi Stakeholder untuk
Kelestarian Waduk Cirata”. Bandung: BPLHD Jawa Barat
Diknas Jabar (2009). Daftar nama & alamat SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA negeri & swasta Kabupaten/Kota provinsi jawa barat
tahun 2009. Bandung: Departemen Pendidikan dan Olahraga Provinsi
Jawa Barat.
SK Gubernur Jawa Barat no. 41 tahun 2002 tentang Waduk Cirata
UU No. 41 tahun 1999 pasal 19 tentang Alih Fungsi Hutan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Sumber Daya Alam Hayati
Puslitbang SDA. “Pengelolaan Danau dan Waduk di Indonesia”. Media
release: http://www.pusair-pu.go.id/artikel/kesatu.pdf (diakses: 30 Juli
2011).
Kemendiknas. Kurikulum Sekolah Dasar. Media release:
http://www.kemdiknas.go.id/ (diakses: 30 Juli 2011).
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Situ dan Bendungan. Media
release: http://bandungbaratkab.go.id/ (diakses: 28 Juli 2011).
Pemerintah kabupaten Purwakarta. PLTA Cirata. Media release:
http://purwakartakab.go.id/ (diakses: 28 Juli 2011)
LAMPIRAN
1. Biodata peserta
Peserta 1:
Nama : Hafidz Mulyansyah Putra
Tempat dan Tanggal lahir : Padang Sibusuk, 05-02-1991
NIM : 109 400 269
Jurusan/Prodi/Fakultas : MBTI/MBTI/SMTM
Perguruan Tinggi : Institut Manajemen Telkom
Prestasi : Juara 1 Lomba Karya Tulis Go Green
Kampus IM Telkom (2011)
Peserta 2:
Nama : Dea Ratna Dewi Camilla
Tempat dan Tanggal lahir : Kuningan, 08-02-1992
NIM : 109 400 257
Jurusan/Prodi/Fakultas : MBTI/MBTI/SMTM
Perguruan Tinggi : Institut Manajemen Telkom
Prestasi : Juara 3 Lomba Karya Tulis
Championship Regeneration SEARCH IM
Telkom 2011
2. Surat Keterangan Mahasiswa IM Telkom
Peserta 1:
Peserta 2:
3. KTM dan KTP/SIM