Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam
Transcript of Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam
-
1
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM
PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY
LEARNING PADA MATERI
PROGRAM LINEAR
Diajukan Oleh:
INDAH PURNAMA REZEKI
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
-
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
kehudupan manusia, karena pendidikan bertujuan untuk memanusiakan manusia
dengan cara mendidik manusia untuk terampil dan berbudi luhur. Oleh karena itu
perubahan dalam pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas
suatu bangsa. Mustahil suatu bangsa akan maju kalau tidak diiringi dengan
kemajuan dibidang pendidikannya. Dalam pendidikan banyak komponen yang
tercakup salah satunya yaitu pendidikan matematika.
Pendidikan metematika merupakan salah satu aspek kehidupan yang
sangat penting peranannya dalam upaya membina dan membentuk manusia
berkualitas tinggi. Sebagaimana yang diungkapkan Hudoyo bahwa dalam
perkembangan modern, matematika memegang peranan penting karena dengan
bantuan matematika semua ilmu pengetahuan akan tampak sempurna.1
Mengingat peran matematika yang sangat penting dalam proses peningkatan
kualitas sumber daya manusia Indonesia, maka upaya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika memerlukan perhatian yang sangat serius.
Matematika yang diajarkan pada jenjang pendidikan di Indonesia, mulai
dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi, merupakan salah satu
1Maulida, Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik pada Materi Tabung di
Kelas IX SMP Babul Maghfirah. Skripsi, (Banda Aceh:UIN Ar-Raniry, 2014), h.1.
Dikutip dari Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika
(Edisi Revisi), (Bandung:JCA,2013), h.68.
-
3
yang mendasari perkembangan matematika teknologi modern. Oleh sebab itu
matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk
membekali siswa agar memliki kemampuan berpikir logis, analitis sistematis, dan
kreatif serta kemempuan bekerjasama. Selain itu dimaksutkan pula untuk
mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan
masalah dan mengkomunikasikan ide-ide atau gagasan.
Pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan
memahami konsep matematika secara komprehensif, menjelaskan keterkaitan
antar konsep dan mengaplikasikan secara akurat dan tepat dalam pemecahan
masalah. Pembelajaran matematika yang dipelajari siswa didalamnya adalah
penerapan matematika yang dekat dengan kehidupan siswa. Situasi pembelajaran
sebaiknya dapat menyajikan penomena dunia nyata, masalah yang autentik dan
bermakna yang dapat menantang siswa untuk memecahkannya.
Pembelajaran matematika tingkat Sekolah Menengah Atas telah memuat
materi Program Linear, salah satunya dengan menggunakan metode grafik dalam
memecahkan masalah yang terdapat pada materi tersebut. Materi ini biasanya
diterangkan dengan beberapa tahapan yang meliputi penjelasan definisi, model-
model penyelesaian soal, contoh soal serta latihan soal-soal terkait.
Materi Program linear dengan masih sangat sulit bagi siswa, terlebih
dalam memecahkan masalahnya. Kesulitan tersebut ditandai dengan kurangnya
pemahaman mereka untuk menjalankan setiap tahap-tahapan yang digunakan
dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu siswa merasa kebingungan dan
kesulitan setiap kali mereka dihadapkan dengan soal latihan yang diberikan oleh
-
4
guru. Mengamati hal tersebut perlu diupayakan suatu bentuk pembelajaran yang
mampu mengaktifkan siswa dan membuat siswa terlibat langsung dalam
pembeljaran. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan
diatas dan dapat membantu siswa mencapai ketuntasan belajar adalah model
pembelajaran Guided Discovery Learning.
Model pembelajaran Guided Discovery Learning menurut Eggen adalah
suatu pendekatan mengajar dimana gru memberi siswacontoh-contoh topik
spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut.2 Menurut Siadari
(dalam Nupita) keuntungan dari model pembelajaran Guided Discovery Learning,
yaitu: (a) pengetahuan ini dapat bertahan lama, mudah diingat dan mudah
diterapkan pada situasi baru, (b) meningkatkan penalaran, analisis dan
keterampilan siswa memecahkan masalah tanpa pertolongan orang laian, (c)
meningkatkan kreatifitas siswa untuk terus belajar dan tidak hanya menerima saja,
(d) terampil dalam menemukan konsep atau memecahkan masalah.3 Model
pembelajran Guided Discovery Learning diharapkan dapat meningkatkan peran
aktif siswa sehingga juga terdjadinya peningkatan pada pemahaman siswa dalam
pemecahan masalah dalam pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, penulis
bermaksud untuk mengadakan penelitian tentang Upaya Peningkatan
Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah melalui Model Pembelajaran
Guided Discovery Learning pada Materi Program Linear.
2Paul Eggen, Strategi dan Model Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks, 2012), h. 67. 3Ana Safrida, Penerapan Model Pembeljaran Guided Discovery Learning pada Materi Turunan di Kelas XI IPA MAS Al- Manar Aceh Besar, Proposal Skripsi, (Banda Aceh: UIN Ar-
Raniry, 2015), h.5
-
5
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
utama pada penelitian ini adalah Bagaimana model pembelajaran Guided
Discovery Learning dapat Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Memecahkan
Masalah pada Materi Program Linear?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Bagaimana
model pembelajaran Guided Discovery Learning dapat Meningkatkan
Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah pada materi Program Linear
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan yang luas dan
memberikan pengalaman keterampilan dalam mengaplikasikan ilmu
telah diperoleh dari pendidikan.
2. Bagi Guru
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memotivasi guru, untuk
maksimal dalam memberikan bantuan belajar bagi peserta didik,
terutama dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk menghadapi
permasalahan yang terdapat di matematika, khususnya pada materi
Program Linear.
-
6
3. Bagi Peserta didik
Diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk
meningkatkan kemampuannya, dengan cara memotivasi diri agar lebih
giat dalam belajar dan memahami meteri Program Linear. Serta dapat
menjadi motivasi bagi peserta didik untuk lebih percaya, agar terhindar
dari perilaku yang kurang baik dalam proses pembelajaran.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah pengertian dan
penafsiran pembaca, maka penulis perlu memberikan batasan pengertian
beberapa istilah yang terdapat dalam judul ini. Adapun istilah yang perlu
dijelaskan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan
kemampuan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang telah ada
semenjak dia lahir, dan potensi tersebut dapat diasah sesuai dengan
kemauan sipemiliknya. Adapun kemampuan yang penulis maksud ialah
kemampuan siswa (peserta didik).
2. Upaya Peningkatan
Upaya peningkatan adalah usaha atau ikhtiar yang dilakukan oleh
seseorang dengan maksud dan tujuan untuk mencapai yang diinginkan.
Upaya peningkatan yang dibahas penulis ialah suatu usaha peningkatan
yang dilakukan untuk mempermudah siswa dalam pemecahan masalah
matematika.
-
7
3. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan suatu cara yang dilakukan seseorang
untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapinya, dengan
cara menggunakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang
dimilikinya. Pemecahan masalah yang dimaksud disisni ialah pemecahan
masalah yang dilakukan siswa terhadap materi program linear dengan
penerapan model pembelajaran Guided Discovery Learning.
4. Model pembelajaran Guided Discovery Learning
Model pembelajaran Guided Discovery Learning merupakan suatu
pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada situasi yang bebas dalam
mengapresikan dirinya untuk menyelidiki dan membuat kesimpulan,
dengan bimbingan guru dalam pembelajaran.
5. Program Linear
Program linear merupakan suatu pokok bahasan dalam pembelajaran
matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan berbagai macam
persoalan yang timbul dalam keadaan sehari-hari, dengan terlebih dahulu
harus menjelaskan pokok permasalah ke dalam bahasa matematika.
-
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Kemampuan
Kemampuan merupakan hal yang telah ada dalam diri kita sejak lahir.
Kemampuan yang ada pada diri manusia juga bisa disebut dengan potensi. Potensi
yang ada pada manusia dasarnya bisa diasah. Dalam hal ini banyak para ahli
mengertikan kemampuan secara bervariasi akan tetapi pada dasarnya masih
memiliki konteks yang sama, salah satunya ialah Muhammad Zain, ia berpendapat
bahwa kemampuan merupakan potensi yang ada berupa kesanggupan, kecakapan
kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.
Sedangkan Anggiat lebih mendefinisikan kemampuan lebih pada
keefektifan orang tersebut dalam melakukan segala macam pekerjaan. Yang
artinya kemampuan merupakan dasar dari seseorang tersebut melakukan sebuah
pekerjaan secara efektif dan tentunya efesien. Hal tersebut didukung oleh
pendapat Robbin yang mengartikan bahwa kemampuan merupakan sebuah
kapastian yang dimiliki oleh tiap tiap individu untuk melaksanakan tugasnya.
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan merupakan suatu
penilaian atau ukuran dari apa yang dilakukan oleh orang tersebut.
Kemudian kemampuan tersebut terbagi menjadi beberapa kelompok antara
lain:
-
9
1. Kemampuan Intelektual, yaitu kemempuan yang dimiliki seseorang
untuk melakukan aktifitas yang membutuhkan kemampuan berpikir.
2. Kemampuan fisik merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas
yang menuntut tenaga atau stamina berupa keterampilan, kekuatan
atau karakteristik serupa.4
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang telah ada semenjak
dia lahir, dan potensi tersebut dapat diasah sesuai dengan kemauan sipemiliknya.
B. Pengertian Upaya Peningkatan
Menurut Poerwadarminta upaya peningkatan terdiri dari dua kata, upaya
dan peningkatan. Bila diartikan secara terpisah, kata upaya berarti usaha, syarat
untuk menyampaikan sebuah maksud, akal atau ikhtiar5. Sedangkan kata
peningkatan berasal dari kata tingkat yang ditambah awalan pe dan akhiran an
yang berarti proses, cara perbuatan meningkat.6
4https://idtesis.com/tag/definisikemampuan/ 22-01-2016
5Abdul Kadir, Upaya Peningkatan Pembelajaran Materi Prisma Melalui Program
Macromedia Flash Pada Siswa Kelas VIII MTsN Model Banda Aceh, Skripsi, (Banda Aceh: IAIN
Ar-raniry, 2011) h.7. Dikutip dari Herman Hudojo, Wjs. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1345
6Abdul Kadir, Upaya Peningkatan Pembelajaran Materi Prisma Melalui Program
Macromedia Flash Pada Siswa Kelas VIII MTsN Model Banda Aceh, Skripsi, Dikutip dari
Herman Hudojo, Wjs. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi 3.....h.1281
-
10
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, upaya adalah usaha, ikhtiar untuk
mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar.7
Sedangkan menurut Elha Santoso tingkat adalah tinggi rendahnya martabat,
kedudukan, derajat, kemajuan pada suatu peristiwa. Kemudian dengan
menambahkan awalan pe dan akhiran an menjadi peningkatan, maka artinya
menjadi suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan derajat atau kemampuan
pada suatu peristiwa.8
Kemudian menurut Budiarto upaya peningkatan adalah segala usaha yang
dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.9 Upaya atau usaha seseorang
juga disesuaikan dalam firman Allah surat Ar-Rad ayat 11.
7Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), h.360
8Elha Santoso, Kamus Praktis Modern, (Bandung: Pustaka Dua, 1998), h.442
9 Budiarto, Wawasan Pendidikan Matematika, (Jakarta:Depdiknas,2005), h.16
-
11
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Dalam ayat di atas menunjukkan bahwa setiap individu muslim berusaha
dalam segala hal. Tidak mungkin dapat dicapai oleh seseorang tanpa dibantu
dengan usaha keras atau melalui perjuangan yang sungguh-sungguh untuk
mencapainya.10
Berdasarkan pendapat di atas upaya peningkatan adalah usaha atau ikhtiar
yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud dan tujuan untuk mencapai yang
diinginkan.
C. Pemecahkan masalah
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang
sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa
dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta
keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan soal yang
bersifat tidak rutin.
10Mauliana, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi KPK Melalui
Pendekatan RME di Kelas V MIN Mesjid Raya Banda Aceh, Skripsi, (Banda Aceh: IAIN Ar-
Raniry, 2012), h. 8
-
12
Pada permulaan dekade 1980-an, National Council of Teachers of
Mathematics (NCTM) menerbitkan sebuah dokumen berjudul An Agenda for
Action: Recommendations for school Mathematics of the 1980s. Dokumen ini
dirancang sebagai acuan untuk perubahan pengajaran matematika dan dijadikan
petunjuk bagi para penulis buku teks oleh berbagai kalangan di seluruh wilayah
Amerika Serikat untuk merevisis kurikulum matematika. Rekomendasi
pertamanya yang mendapat perhatian dan sambutan yang sangat kuas adalah:
Pemecahan masalah harus menjadi fokus pada pelajaran matematika di sekolah.
Sebagai hasil dari rekomendasi NCTM adalah dalam pemecahan masalah oleh
para guru matematika.
Pemecahan masalah telah menjadi topik utama diskusi selama dekade
1980-an pada pertemuan profersional, dan sebagai tema utama dari buku
matematika yang baru. Kemudian di tahun 1989 NCTM mengeluarkan sebuah
dokumen berjudul Curriculum and Evaluation Standars for School Mathematics
yang menjadi acuan untuk perubahan kurikulum selama dekade 1990-an. Dan
sekali lagi NCTM menulis: Pemecahan masalah seharusnya menjadi fokus utama
dari kurikulum matematika. Dari sekian banyak rekomendasi yang dibuat,
mereka menyarankan perhatian pertama harus diberikan pada:
1. Keikutsertaan murid-murid secara aktif dalam mengkontruksikan dan
mengaplikasikan ide-ide dalam matematika
2. Pemecahan masalah sebagai alat dan juga tujuan pengajaran
-
13
3. Penggunaan bermacam-macam bentuk pengajaran (kelompok kecil,
penyelidikan individu, pengajaran oleh teman sebaya, diskusi seluruh
kelas, pekerjaan proyek).11
Dari penjelasan di atas maka para ahli berpendapat bahwa: Thobrani dan
Mustofa menjelaskan pemecahan masalah adalah proses pemikiran dan mencari
jalan keluar dari suatu masalah. Krulik dan Rudnick mengungkapkan, Pemecahan
masalah merupakan suatu cara yang dilakukan seseorang dengan menggunakan
pengetahuan, keterampilan dan pemahaman untuk memenuhi tuntutan situasi
yang tidak rutin. Sedangkan Polya menjelaskan bahwa pemecahan masalah adalah
menemukan makna yang dicari sampai akhirnya dapat dipahami dengan jelas.
Dengan kata lain, pemecahan masalah berarti mencari cara penyelesain masalah,
mencari jalan terbaik dari kesulitan, menemukan cara di sekitar rintangan,
kemudian mencapai tujuan yang diinginkan dengan alat sesuai. Jadi pemecahan
masalah dalam matematika adalah suatu aktifitas untuk mencari penyelesaian dari
masalah matematika yang dihadapi dengan menggunakan semua pengetahuan
awal matematika yang dimiliki.12
Ada beberapa model pemecahan masalah menurut beberapa ahli. Menurut
Polya terdapat empat langkah dalam pemecahan masalah yaitu:
11 Max A dkk, alih bahasa: Suyono, Mengajar Matematika: Sebuah Buku Sumber Alat
Peraga, Aktivitas dan Strategi, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 60.
12 Fatimah Zuhra, Profil Pemecahan Masalah Limas Siswa SMP Ditinjau dari Perbedaan
Kemampuan Matematika, (Banda Aceh:UIN Ar-Raniry, 2015), h.12
-
14
1. Memahami masalah
Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa
tidak mungkin mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar.
Pada langkah ini siswa perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan (a) hal-hal
apa yang tidak diketahui dan hal-hal apa saja yang diketahui, (b)
bagaimana kondisi data, (c) apakah data yang sudah ada cukup. Selain itu
diharapkan siswa dapat membuat suatu diagram dan memberikan notasi
yang sesuai dengan data-data yang diketahui dalam masalah tersebut.
2. Merencanakan penyelesaian
Pada langkah ini siswa harus dapat menentukan hubungan antara hal-
hal yang diketahui dengan hal-hal yang tidak diketahui. Kemampuan
merencanakan penyelesaian, baik secara tertulis atau tidak sangat
tergantung pada pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah.
Rencana penyelesaian masalah ini dilakukan dengan memperhatikan hal-
hal berikut; apakah siswa menemukan hubungan diantara data yang
diketahui? Apakah siswa pernah menemukan masalah itu sebelumnya?
Apakah siswa mengetahui teorema yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah tersebut? Apakah semua data dan semua kondisi
sudah digunakan?
3. Menyelesaikan masalah sesuai rencana
Kegiatan pada langkah ini adalah menjalankan prosedur yang telah
dibuat pada langkah sebelumnya untuk mendapatkan penyelesaian. Di
dalam prosese pembelajaran ini (program linear), siswa dapat membuat
-
15
pemisalan masalah dalam bentuk model matematika sesuai dengan rencana
yang telah disususn. Kemudian melakukan pemeriksaan setiap langkah,
apakah masing-masing langkah sudah benar? Dapatkah siswa
membuktikan bahwa setiap langkah itu benar?
4. Melakukan pengecekan kembali
Pada langkah terakhir ini diusahakan siswa mengkaji hasil yang
didapatkan, apakah siswa dapat memeriksa hasil dan argumennya? Apakah
metode itu dapat digunakan untuk masalah yang lain? Apakah jawaban
sudah sesuai dengan pertanyaan.13
Ruseffendi memberikan lima langkah dalam pemecahan masalah, yaitu:
merumuskan masalah dengan jelas, menyatakan kembali persoalannya dalam
bentuk yang dapat diselesaikan, menyususn hipotesis dan strategi pemecahannya,
melaksanakan prosedur pemecahan dan melakukan evaluasi terhadap
penyelesaian.14
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pemecahan
masalah merupakan suatu cara yang dilakukan seseorang untuk mencari jalan
keluar dari permasalahan yang dihadapinya, dengan cara menggunakan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dimilikinya.
13 Susanti, Meningakatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan self Efficacy
siswa MTsN Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik, Tesis, (Banda Aceh: Program
Pasca Sarjana Unsyiah, 2013), h. 27
14Nurul Fitri, Profil Kemampuan Spasial Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah
Geometri Ditinjau dari Gaya Belajar, Proposal Skripsi, (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry ,2015), h.16
-
16
D. Model Pembelajaran Guided Discovery Learning
1. Pengertian Model Pembelajran Guided Discovery Learning
Model pembelajran Guided Discovery Learning menurut Hasibuan adalah
suatu pembelajaran yang menghadapkan siswa pada situasi yang bebas
menyelidiki dan menarik kesimpulan sedangkan guru mengarahkan siswa untuk
membuat terkaan, intuisi dan mencoba-coba.15
Model pembelajaran Guided Discovery Learning merupakan istilah yang
tepat dengan kondisi siswa yang pada dasarnya bukan sebagai penemu, karena apa
yang akan ditemukan itu sudah diketahui oleh guru atau orang lain, sedangkan
bagi siswa itu merupakan ilmu baru. Tugas guru pada model pembelajaran ini
adalah membimbing dan mengarahkan siswa dalam segala hal yang memerlukan
penjelaskan dari guru. Jerome Bruner, seorang ahli Psikologi, mengemukan
bahwa: pentingnya membantu siswa untuk memahami struktur atau ide kunci
dari suatu disiplin ilmu perlunya siswa aktif, terlihat dari proses pembelajaran dari
suatu keyakinan bahwa pembelajaran sebenarnya terjadi melalui penemuan
sendiri. Tujuan tidak hanya meningkatkan pengetahuan siswa tetapi juga
menciptakan keyakinan-keyakinan untuk penemuan siswa.16
Ciri utama Guided Discovery Learning yaitu: guru merencanakan
serangkaian pertanyaan atau pertanyaan yang memandu siswa, langkah demi
langkah logis, membuat serangkaian penemuan yang mengarah ke tujuan yang
telah ditentukan tunggal. Dengan kata lain guru memulai rangsangan dan siswa
15Ana Safrida, Penerapan Model Pembeljaran Guided Discovery Learning pada Materi Turunan di Kelas XI IPA MAS Al- Manar Aceh Besar, ... ,h.19
16Sriyono, dkk, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, (Jakarta: Rineka Cipta, 1972), h.
96
-
17
bereaksi dengan melakukan penyelididkan aktif sehingga menemukan jawaban
yang tepat.17
2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Guided Discovery Learning
Agar pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model
Guided Discovery Learning berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang perlu
ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data
bsecukupnya, perumusannya harus jelas, hindari pertanyaan yang
menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak
salah.
b. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun memproses,
mengorganisir dan manganalisis data tersebut. Dalam hal ini,
bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja.
Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah
yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan atau LKS.
c. Siswa menyusun konjektu (perkiraan) dari hasil analaisis yang
dilakukan.
d. Bila dipandang perlu, konjuktur telah dibuat siswa diperiksa oleh guru.
Hal ini penting dilakukan untuk menyakinkan kebenaran perkiraan
siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai.
17Charles E. Wales (Online) (http:// edutechwiki. Unige. Ch/ en/ Guided_ discovery _ Learning diakses 27 Januari 2015)
-
18
e. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur
tersebut, maka varbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada
siswa untuk menyusunnya.
f. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru
menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah
hasil penemuan itu benar.18
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Guided Discovery
Learning
Sebagaimana telah diketahui bahwa semua model pembelajaran
mempunyai kelebihan dan kekurangan, demikian hanya dengan model
pembelajaran Guided Discovery Learning. Kelebihan model pembelajaran Guided
Discovery Learning menurut Erman Suherman yaitu:
a. Siswa aktif dalam kegiatan belajar kepada siswa dapat berpikir dan
menggunakan kemampuannya untuk menemukan hasil akhir.
b. Siswa memahami benar bahan pelajaran karena siswa mengalami
sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini
lebih lama diingat.
c. Menemukan sendiri menimbulakan rasa puas. Kepuasan batin
mendororng siswa ingin melakukan penemuan lagi hingga minat
belajarnya meningkat.
d. Model ini dapat melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
e. Dapat menanamkan rasa ingin tahu
18 Markaban, Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika SMK, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 17
-
19
f. Menimbulkan kerjasama dan interaksi antar siswa.19
Beberapa kekurangan model pembelajaran Guided Discovery Learning
antara lain:
a. Model pembelajaran Guided Discovery Learning banyak menyita
waktu
b. Tidak setiap guru mempunyai kemampuan mengajar menggunakan
model pembelajaran Guided Discovery Learning.
c. Tidak semua siswa mampu melakukan penemuan apabila pembimbing
guru tidak sesuai dengan kesiapan pengetahuan siswa.
d. Model pembelajaran Guided Discovery Learning dalam pelajaran
matematika hanya cocok untuk pokok bahasan tertentu.
e. Kelas dengan banyak siswa akan merepotkan guru dalam melakukan
bimbingan.20
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Guided Discovery Learning merupakan suatu pembelajaran dimana
siswa dihadapkan pada situasi yang bebas dalam mengapresikan dirinya untuk
menyelidiki dan membuat kesimpulan, dengan bimbingan guru dalam
pembelajaran.
19 Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Edisis Revisi, (Bandung; JICA UPI, 2003), h. 214.
20 Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Edisis Revisi,
.., h. 214
-
20
E. Materi Program Linear
Menurut Siti Program linear membicarakan tentang optimasi suatu fungsi,
mengefisienkan suatu produk dengan prinsip ekonomi yang fundemental yaitu
mencari keuntungan maksimal dengan bahan sedikit mungkin atau mencari biaya
produksi yang paling rendah. Program linear selalu bertujuan (fungsi objektif)
mencari keuntungan ataupun biaya yang serendah- rendahnya.21
Bintang menyatakan program linear adalah salah satu model matematika
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi, yaitu memaksimumkan
atau meminimumkan fungsi tujuan yang bergantung pada sejumlah variabel input.
Hal terpenting yang harus dilakukan adalah mencari tahu penyelesaian masalah
dan apa penyebab masalah tersebut.22
Menurut Supadi dan Indra Program Linear merupakan salah satu bagian
dari matematika terapan yang dapat digunakan dalam memecahkan berbagai
macam persoalan yang timbul dalam keadaan sehari-hari. Program linear dapat
digunakan untuk menyelasaikan masalah-masalah tersebut dengan terlebih dahulu
harus menterjemahkan masalah nyata ke dalam bahasa matematika. Proses
menterjemahkan masalah nyata ke dalam bahasa matematika dinamakan
pemodelan matematika.23
21 Siti Nurma Nugraha dan Sulaiman, Rumus sakti Matematika SMA/ MA Kelas 10,11,12,
(Jakarta: Dunia Cerdas, 2013), h. 156.
22 Bintang Zaura, Program Linear, (Banda Aceh: Unsyiah, 2011), h.5
23Supadi dan Indra Saifuddin, 100% Siap Ujian Matematika SMA, (Yogyakarta:Indonesia
Tera, 2011), h.165
-
21
1. Model matematika adalah suatu cara sederhana untuk menerjemahkan
suatu masalah kedalam bahasa matematika dengan menggunakan
persamaan, pertidaksamaan atau fungsi. Umumnya model matematika
dari setiap permasalahan program linear terdiri atas dua komponen
yaitu:
a. Fungsi tujuan (z = f(x,y) = ax + by) yaitu yang mengarahkan analisa
untuk mendeteksi tujuan perumusn masalah
b. Fungsi kendala (berupa pertidaksamaan linear) yang bertujuan untuk
mengetahui sumber daya yang tersedia dan permintaan atas sumber
daya tersebut.
c. Misalnya:
Banyak ban motor yang diproduksi = x,
Banyaknya ban sepeda yang diproduksi = y
x dan y adalah bilangan asli.
Diperoleh model matematika berikut:
Mesin I : 2x + 5y 800 ... (i)
Mesin II : 8x + 4y 800 ... (ii)
Mesin III : 10x 800 ... (iii)
x,y bilangan asli : x 0, y 0 ... (iv)
2. Nilai Optimum suatu fungsi objektif mempunyai bentuk umum dari
fungsi tersebut adalah f(x,y) = ax + by. Suatu fungsi yang akan
dioptimumkan (maksimum atau minimum). Langkah-langkah yang
harus diselesaikan dalam program linear adalah
-
22
a. Buat model matematika dari masalah matematika yang diberikan
b. Gambarlah grafik-grafik dari setiap pertidaksamaan linear dua
variabel yang diberikan
c. Daerah himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear dua
variabel yang terdapat pada masalah (irisan dari setiap pertidaksamaan
linear dua variabel yang diketahui)
d. Tentukan titik-titik sudut pada daerah himpunan penyelesaian
e. Substitusikan titik-titik sudut ke dalam fungsi tujuan. Ambil nilai yang
paling besar untuk menyelesaikan maksimum dan ambil yang paling
kecil untuk penyelesaian minimum.
Berikut akan disajikan contoh soal beserta penyelesaiannya:
Perusahaan Mabel tekun belajar memproduksi dua jenis alat rumah tangga
yaitu rak buku dan meja. Setiap hasil produksi harus melalui dua tahap pengerjaan
yaitu pemotongan dan perampungan. Untuk pemotongan tiap rak buku
memerlukan waktu 4 jam dan meja juga sama. Untuk proses perampungan tiap
rak memerlukan waktu 3 jam dan meja 2 jam. Rak buku perbuah memberi laba
Rp 6.000,00 dan meja per buah Rp 4.000,00. Waktu yang tersedia untuk
pemotongan setiap periode waktu 100 jam dan buah untuk perampungan tersedia
60 jam. Berapa banyak meja dan rak buku yang harus diproduksi agar mendapat
keuntungan maksimal?
Penyelesaian:
a. Memahami Masalah
-
23
Peserta didik mampu menuliskan yang diketahui dari masalah tersebut
dalam bentuk tabel batasan.
Rak buku Meja Batasan
Waktu Pemotongan (jam) 4 4 100
Waktu Perampungan (jam) 3 2 60
Keuntungan Rp 6.000,00 Rp 4.000,00 Maksimum
Peserta didik mampu menuliskan apa yang ditanyakan oleh soal, yaitu
berapa banyak rak buku dan meja yang harus diproduksi agar perusahaan tersebut
memperoleh keuntungan yang maksimum.
b. Menyususn Rencana
Peserta didik mampu menuliskan langkah-langkah penyelesaian soal.
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menyelesaikan soal tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Memisalkan sesuatu yang ditanyakan ke dalam variabel baru
2. Membuat model matematika
3. Menentukan titik potong terhadap sumbu x dan sumbu y
4. Menggambar daerah penyelesaian
5. Menguji tiap titik pojok daerah penyelesaian pada fungsi obyektif dan
kemudian pilih titik pojok yang apabila disubstitusikan ke fungsi obyektif
bernilai maksimum.
c. Melaksanakan Rencana
1. Memisalkan sesuatu yang ditanyakan ke dalam variabel baru.
-
24
Misal:
x = banyaknya rak buku
y = banyaknya meja
2. Membuat model matematika
Fungsi obyektif:
z = 6000 x + 4000 y ( karena keuntungan dari penjualan rak buku dan meja
berturut-turut adalah Rp 6.000,00 dan Rp. 4.000,00).
Kendala:
4x + 4y 100 (waktu pemotongan rak buku dan meja masing-masing adalah
4 jam sedangkan waktu yang tersedia untuk pemotongan hanya 100 jam).
Apabila persamaan tersebut disederhanakan maka diperoleh x + y 25
3x + 2y 60 (waktu perampungan rak buku dan meja berturut-turut adalah 3
jam dan 2 jam sedangkan waktu yang tersedia untuk perampungan hanya 60
jam).
x 0 dan y 0 (banyaknya rak buku dan meja yang diproduksi tidak mungkin
bernilai negatif, tetapi mungkin bernilai nol yang artinya tidak ada satupun
rak buku atau meja diproduksi).
Jadi model matematikanya adalah:
x + y 25
3x + 2y 60
x 0
y 0
3. Menentukan titik potong terhadap sumbu x dan sumbu y
-
25
x + y 25 y = 0 x + (0) =25
x = 0 (0) + y = 25 x = 25
y = 25
Jadi titik yang melalui garis dengan persamaan x + y = 25 adalah (0,25) dan
(25,0)
3x + 2y 60 y = 0 x + (0) =25
x = 0 (0) +2 y = 60 x = 20
y = 30
Jadi titik yang melalui garis dengan persamaan 3x + 2y 60 adalah (0,30)
dan (20,0)
4. Menggambarkan daerah penyelesainya
5. Menguji tiap titik pojok daerah penyelesaian pada fungsi obyektif dan
kemudian pilih titik pojok yang apabila disubstitusikan ke fungsi
obyektif bernilai maksimum.
Tabel: uji titik pojok
Titik pojok 6000 x + 4000 y Keterangan
-
26
(0,0) 0
(0,25) 100.000
(20,0) 120.000 maksimum
(10,15) 120.000 maksimum
Jadi keuntungan terbesar yang diperoleh pedagang sebesar Rp
12.000,00 yaitu dengan menjual 20 rak buku, atau 10 rak buku dan 15 meja,
atau 12 rak buku dan 12 meja, atau 14 rak buku dan 9 meja, karena semua
titik-titik pada ruas garis BC merupakan penyelesaian optimumnya.24
Berdasarkan beberapa penjelasan pengertian program linear di atas maka
dapat disimpulkan bahwa program linear merupakan suatu pokok bahasan
dalam pembelajaran matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan
berbagai macam persoalan yang timbul dalam keadaan sehari-hari, dengan
terlebih dahulu harus menjelaskan pokok permasalah ke dalam bahasa
matematika.
F. Hubungan Kemampuan siswa dengan Materi Program Linear
Kemampuan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang telah ada
semenjak dia lahir, dan potensi tersebut dapat diasah sesuai dengan kemauan
sipemiliknya. Sedangkan program linear merupakan suatu pokok bahasan
dalam pembelajaran matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan
berbagai macam persoalan yang timbul dalam keadaan sehari-hari, dengan
24 Maifira Rizka, Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning pada Materi
Program Linear di Kelas XI IPA SMA Inshafuddin Banda Aceh, Proposal Skripsi, (Banda Aceh:
UIN Ar-Raniry, 2015), h. 19-23.
-
27
terlebih dahulu harus menjelaskan pokok permasalah ke dalam bahasa
matematika.
Jadi dari pengertian masing- masing diatas dapat disimpulkan bahwa
hubungan yang terjadi antara kemampuan siswa dengan materi program linear
yaitu apabila seorang siswa mempunyai kemampuan atau potensi dalam
dirinya maka dengan sangat mudah siswa tersebut dapat menyelesaikan setiap
persoalan yang terdapat pada materi program linaer, karena dalam materi ini
banyak langkah yang harus dilakuakn sebelum mencapai penyelesaian yang
menjadi tujuan akhirnya. Oleh karenanya diperlukan potensi khusus dalam
setiap pemecahan masalahnya.
-
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitaif. Menurut Arikunto pendekatan
kuantitafnya dapat dilihat pada penggunaan angka-angka di saat pengumpulan
data, penafsiran terhadap data dan penampilan dari hasilnya.25 Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan jenis desain Pre Experimental Design disebut juga
dengan Quasi Ekspriment yaitu Eksperimen semu. 26
Dalam rancangan penelitian ini maka jenis design yang dimasukkan ke
dalam kategori Pre Experimental Design yang penulis gunakan yaitu one-group
pre-tes post-tes design yaitu satu kelompok eksperimen yang diukur variabel
dependennya (pre-test), kemudian diberikan kegiatan pembelajaran materi
program linear dengan menerapkan model pembelajaran Guided Discovery
Learning dan diukur kembali variabel dependennya (post-tes), tanpa ada
kelompok atau kelas pembanding.27
B. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel
adalah bagian dari populasi. Menurut Sudjana populasi adalah totalitas semua
25Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 27.
26 Suharsimi Arikunto, Menajemen Penelitian, (jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 209.
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,...h. 123
-
29
nilai yang mungkin, hasil perhitungan ataupun pengukuran, kuantitatif maupun
kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang
lengkap dan jelas yang dipelajari sifat-sifatnya, adapun sampel yaitu sebagian
yang diambil dari populasi.28 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
semua siswa kelas XI SMA tahun ajaran 2016/2017.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan menggunakan
sampling purposif, menurut Sudjana sampling purposif dikenal juga dengan
sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan
berdasarkan pertimbangan perorangan atau perimbangan peneliti.29 Pada
penelitian ini sampel diambil satu kelas yang memiliki sifat heterogen dan
kemampuan merata.
C. Intrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat
pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
1. Perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber belajar yang
digunakan untuk membantu dalam proses belajar mengajar. Perangkat belajar
yang digunakan dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksaan Pembelajaran
(RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), buku paket, dan soal tes.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
28 Sudjana, Metoda Statistik, edisi VI, (Bandung: Tarsito, 2009), h. 6.
29 Sudjana, Metoda Statistik...,h. 168
-
30
lebih baik, dalam arti yang lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah.30 Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Soal test
Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal uraian
yang disusun berdasarkan indikator-indikator dari kemampuan siswa dalam
pemecahan masalah pada materi program linear. Soal yang dibuat juga
memperhatikan aspek-aspek dari model pembelajaran kalaborasi. Adapun
indikator-indikator kemampuan siswa dalam pemecahan masalah pada materi
program linear adalah sebagai berikut:
1). Siswa mampu mengindentifikasi masalah, yaitu mengetahui maksud dari
soal atau masalah tersebut dan dapat menyebutkan apa yang diketahui dan
ditanyakan dari masalah.
2). Siswa mampu memilih strategi penyelesaian masalah yang akan
digunakan dalam memecahkan masalah tersebut, misalnya apakah siswa
dapat membuat pemodelan matematika, menggambarkan grafik,
menentukan nilai maksimum dan minimum yang digunakan untuk
memecahkan masalah
3). Siswa mampu menyelesaikan masalah dengan benar, lengkap, sistematis
dan teliti.
4). Siswa mampu menafsirkan solusinya, yaitu menjawab apa yang ditanya
dan menarik kesimpulan.
30Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,, hal. 160.
-
31
Untuk memberikan skor terhadap kemampuan siswa dalam pemecahan
masalah dengan metode grafik pada materi program linear, penulis menggunakan
pedoman penskoran.
Pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan masalah matematis dapat dilihat
di tabel sebagai berikut:
Tabel penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Aspek yang dinilai Skor Keterangan
Kemampuan
mengidentifikasi
masalah. (siswa
menuliskan yang
diketahui dan
ditanyakan dari soal
program linear)
0
Jika tidak menuliskan apa yang diketahui,
dan ditanyakan dari soal.
0,5
Jika sala manuliskan apa yang diketahui
dan ditanyakan dari soal
1
Jika menuliskan apa diketahui dan
ditanyakan dari soal tetapi salah satunya
salah
2
Jika benar menuliskan apa yang diketahui
dan ditanyakan dari soal.
kemampuan
merencanakan
penyelesaian masalah.
(siswa membuat model
matematika,
menggambarkan grafik,
0
Jika tidak menuliskan model matematika,
menggambar grafik, menentukan nilai
maksimum dan minimum.
0,5
Jika salah menuliskan model matematika,
menggambar grafik, menentukan nilai
maksimum dan minimum.
-
32
menentukan nilai
maksimum dan
minimum)
1
Jika kurang tepat menuliskan model
matematika, menggambar grafik,
menentukan nilai maksimum dan
minimum.
2
Jika hanya sebagian yang benar dalam
menuliskan model matematika,
menggambar grafik, menentukan nilai
maksimum dan minimum..
3
jika benar menuliskan model matematika,
menggambar grafik, menentukan nilai
maksimum dan minimum.
Kemampuan
menyelesaikan masalah
sesuai rencana. (siswa
dapat menyelesaikan
masalah dari soal
program linear dengan
benar, sistematis,
lengkap dan teliti
0
Jika tidak menuliskan penyelesaian
masalah dari soal.
0,5
Jika salah menuliskan penyelesaian
masalah dari soal
1
Jika sistematis menuliskan penyelesaian
masalah dari soal yang mengarah ke
solusi yang benar
2
Jika hasil salah sebagian dalam
menuliskan penyelesaian masalah, tetapi
lengkap/sistematis.
3
Jika benar, lengkap dan sistematis dalam
menuliskan penyelesaian masalah dari
-
33
soal
Kemampuan
menafsirkan solusi
0
Jika tidak menjawab apa yang ditanyakan
atau tidak menuliskan kesimpulan.
0,5
Jika salah menjawab apa yang ditanyakan
atau salah menuliskan kesimpulan
1
Jika kurang tepat menjawab apa yang
ditanyakan atau kurang tepat menuliskan
kesimpulan.
2
Jika benar dan tepat menjawab apa yang
ditanyakan atau menuliskan kesimpulan
Soal tes diberikan sesudah pembelajaran pada pertemuan terakhir (tes
tahap 1 dan 2 yang masing-masing berbentuk uraian yang terdiri dari beberapa
soal dengan skor nilai yang berbeda. Hasil tes digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam pemecahan masalah pada materi program linear.
b. Lembar Observasi
Observasi yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati langsung
terhadap objek yang akan diteliti. Lembar observasi yang digunakan sebagai alat
untuk mengukur aktifitas siswa ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa
selama pembelajaran pada setiap pertemuan. Data observasi diisi dengan
menuliskan kode atau nomor kegiatan aktivitas siswa dengan petunjuk yang
tertera pada lembar tersebut.
-
34
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi merupakan pengamatan keadaan objek yang akan diteliti.
Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data-data dalam sebuah penelitian.
Data proses aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung diperoleh melalui
pengamatan oleh observer dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas
siswa. Lembar ini diisi oleh pengamat dengan cara memberi skor berdasarkan
descriptor yang muncul pada aktivitas siswa.
2. Tes kemampuan siswa dalam pemecahan masalah
Tes adalah serentetan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok31. Tes dalam penelitian digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dan dibutuhkan untuk
lembar observasi, sehingga dapat terlihat peningknatan kemampuan siswa dalam
pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika. Tes ini dilakukan sebanyak
dua kali, yaitu pre tes (tes sebelum dilakukan pembelajaran (eksperimen)) dan
post tes (tes setelah dilakukan pembelajaran (eksperimen))
E. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil tes, dianalisis dengan menggunakan analisis
inferensial. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
31Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,.., h. 193.
-
35
kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, setelah diterapkan model
pembelajaran Guided Discovery Learning, Data yang didapat dari hasil tes siswa
dianalisis dengan menggunakan statistik uji-t, yang dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Menstabulsi data ke dalam daftar distribusi frekuensi
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang
sama maka menurut sudjana terlebih dahulu ditentukan:
1) Rentang yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
2) Banyak kelas interval = 1 + (3,3) log n
3) Panjang kelas interval (p) =
4) pilih ujung bawah kelas interval pertama. Untuk ini bisa diambil
sama dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data
terkecil tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang telah
ditentukan. Selanjutnya daftar diselesaikan dengan menggunakan
harga-harga yang telah dihitung.32
b. Menetukan nilai rata-rata ( )dan simpangan baku (s)
Untuk data yang telah disusun dalam daftar frekuensi menurut sudjana
nilai rata-rata ( ) dihitung dengan menggunakan rumus:
=
Keterangan:
= Skor rata-rata siswa
32 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), hal 47-48.
-
36
fi = frekuensi kelas interval data
xi = Nilai tengah.
Untuk mencari simpangan baku (s) menurut sudjana dapat diukur dengan
rumus:
2 = 2 ( )2
(1)
Keterangan:
n = Jumlah siswa
s = Simapangan baku33
c. Uji Normalitas
Untuk mengetahui norma tidaknya data, diuji dengan menggunakan uji
chi-kuadrat, yaitu dengan rumus sebagai berikut:
2 = ( )
2
=1
Keterangan:
2 = Distribusi chi-kuadrat
2= Hasil pengamatan
= Hasil yang diharapkan.34
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah uji-t pihak kanan, dengan
taraf signifikan = 5% (0,05). Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:
H0 : =
33
Sudjana, Metode Statistika..., hal 95 34 Sudjana, Metode Statistika..., hal 273
-
37
H1 : >
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan digunakan rumus:
t =
Dimana:
= nilai t yang dihitung
= nilai rata-rata
= dugaan sementara
= simapangan baku
n = jumlah anngota sampel
Pengujian dilakukan pada taraf signifikan = 0,05 dengan dk = (n-1),
dimana kriteria pengujiannya adalah H0 jika thitung t1- dan terima H1 jika
dalam hal yang lainnya.