Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam

download Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam

of 37

Transcript of Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam

  • 1

    UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

    PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL

    PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

    LEARNING PADA MATERI

    PROGRAM LINEAR

    Diajukan Oleh:

    INDAH PURNAMA REZEKI

    PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

  • 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses

    kehudupan manusia, karena pendidikan bertujuan untuk memanusiakan manusia

    dengan cara mendidik manusia untuk terampil dan berbudi luhur. Oleh karena itu

    perubahan dalam pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas

    suatu bangsa. Mustahil suatu bangsa akan maju kalau tidak diiringi dengan

    kemajuan dibidang pendidikannya. Dalam pendidikan banyak komponen yang

    tercakup salah satunya yaitu pendidikan matematika.

    Pendidikan metematika merupakan salah satu aspek kehidupan yang

    sangat penting peranannya dalam upaya membina dan membentuk manusia

    berkualitas tinggi. Sebagaimana yang diungkapkan Hudoyo bahwa dalam

    perkembangan modern, matematika memegang peranan penting karena dengan

    bantuan matematika semua ilmu pengetahuan akan tampak sempurna.1

    Mengingat peran matematika yang sangat penting dalam proses peningkatan

    kualitas sumber daya manusia Indonesia, maka upaya untuk meningkatkan

    kualitas pembelajaran matematika memerlukan perhatian yang sangat serius.

    Matematika yang diajarkan pada jenjang pendidikan di Indonesia, mulai

    dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi, merupakan salah satu

    1Maulida, Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik pada Materi Tabung di

    Kelas IX SMP Babul Maghfirah. Skripsi, (Banda Aceh:UIN Ar-Raniry, 2014), h.1.

    Dikutip dari Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika

    (Edisi Revisi), (Bandung:JCA,2013), h.68.

  • 3

    yang mendasari perkembangan matematika teknologi modern. Oleh sebab itu

    matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

    membekali siswa agar memliki kemampuan berpikir logis, analitis sistematis, dan

    kreatif serta kemempuan bekerjasama. Selain itu dimaksutkan pula untuk

    mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan

    masalah dan mengkomunikasikan ide-ide atau gagasan.

    Pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan

    memahami konsep matematika secara komprehensif, menjelaskan keterkaitan

    antar konsep dan mengaplikasikan secara akurat dan tepat dalam pemecahan

    masalah. Pembelajaran matematika yang dipelajari siswa didalamnya adalah

    penerapan matematika yang dekat dengan kehidupan siswa. Situasi pembelajaran

    sebaiknya dapat menyajikan penomena dunia nyata, masalah yang autentik dan

    bermakna yang dapat menantang siswa untuk memecahkannya.

    Pembelajaran matematika tingkat Sekolah Menengah Atas telah memuat

    materi Program Linear, salah satunya dengan menggunakan metode grafik dalam

    memecahkan masalah yang terdapat pada materi tersebut. Materi ini biasanya

    diterangkan dengan beberapa tahapan yang meliputi penjelasan definisi, model-

    model penyelesaian soal, contoh soal serta latihan soal-soal terkait.

    Materi Program linear dengan masih sangat sulit bagi siswa, terlebih

    dalam memecahkan masalahnya. Kesulitan tersebut ditandai dengan kurangnya

    pemahaman mereka untuk menjalankan setiap tahap-tahapan yang digunakan

    dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu siswa merasa kebingungan dan

    kesulitan setiap kali mereka dihadapkan dengan soal latihan yang diberikan oleh

  • 4

    guru. Mengamati hal tersebut perlu diupayakan suatu bentuk pembelajaran yang

    mampu mengaktifkan siswa dan membuat siswa terlibat langsung dalam

    pembeljaran. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan

    diatas dan dapat membantu siswa mencapai ketuntasan belajar adalah model

    pembelajaran Guided Discovery Learning.

    Model pembelajaran Guided Discovery Learning menurut Eggen adalah

    suatu pendekatan mengajar dimana gru memberi siswacontoh-contoh topik

    spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut.2 Menurut Siadari

    (dalam Nupita) keuntungan dari model pembelajaran Guided Discovery Learning,

    yaitu: (a) pengetahuan ini dapat bertahan lama, mudah diingat dan mudah

    diterapkan pada situasi baru, (b) meningkatkan penalaran, analisis dan

    keterampilan siswa memecahkan masalah tanpa pertolongan orang laian, (c)

    meningkatkan kreatifitas siswa untuk terus belajar dan tidak hanya menerima saja,

    (d) terampil dalam menemukan konsep atau memecahkan masalah.3 Model

    pembelajran Guided Discovery Learning diharapkan dapat meningkatkan peran

    aktif siswa sehingga juga terdjadinya peningkatan pada pemahaman siswa dalam

    pemecahan masalah dalam pembelajaran.

    Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, penulis

    bermaksud untuk mengadakan penelitian tentang Upaya Peningkatan

    Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah melalui Model Pembelajaran

    Guided Discovery Learning pada Materi Program Linear.

    2Paul Eggen, Strategi dan Model Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks, 2012), h. 67. 3Ana Safrida, Penerapan Model Pembeljaran Guided Discovery Learning pada Materi Turunan di Kelas XI IPA MAS Al- Manar Aceh Besar, Proposal Skripsi, (Banda Aceh: UIN Ar-

    Raniry, 2015), h.5

  • 5

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

    utama pada penelitian ini adalah Bagaimana model pembelajaran Guided

    Discovery Learning dapat Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Memecahkan

    Masalah pada Materi Program Linear?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Bagaimana

    model pembelajaran Guided Discovery Learning dapat Meningkatkan

    Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah pada materi Program Linear

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagi Penulis

    Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan yang luas dan

    memberikan pengalaman keterampilan dalam mengaplikasikan ilmu

    telah diperoleh dari pendidikan.

    2. Bagi Guru

    Diharapkan dengan penelitian ini dapat memotivasi guru, untuk

    maksimal dalam memberikan bantuan belajar bagi peserta didik,

    terutama dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk menghadapi

    permasalahan yang terdapat di matematika, khususnya pada materi

    Program Linear.

  • 6

    3. Bagi Peserta didik

    Diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk

    meningkatkan kemampuannya, dengan cara memotivasi diri agar lebih

    giat dalam belajar dan memahami meteri Program Linear. Serta dapat

    menjadi motivasi bagi peserta didik untuk lebih percaya, agar terhindar

    dari perilaku yang kurang baik dalam proses pembelajaran.

    E. Definisi Operasional

    Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah pengertian dan

    penafsiran pembaca, maka penulis perlu memberikan batasan pengertian

    beberapa istilah yang terdapat dalam judul ini. Adapun istilah yang perlu

    dijelaskan tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Kemampuan

    kemampuan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang telah ada

    semenjak dia lahir, dan potensi tersebut dapat diasah sesuai dengan

    kemauan sipemiliknya. Adapun kemampuan yang penulis maksud ialah

    kemampuan siswa (peserta didik).

    2. Upaya Peningkatan

    Upaya peningkatan adalah usaha atau ikhtiar yang dilakukan oleh

    seseorang dengan maksud dan tujuan untuk mencapai yang diinginkan.

    Upaya peningkatan yang dibahas penulis ialah suatu usaha peningkatan

    yang dilakukan untuk mempermudah siswa dalam pemecahan masalah

    matematika.

  • 7

    3. Pemecahan Masalah

    Pemecahan masalah merupakan suatu cara yang dilakukan seseorang

    untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapinya, dengan

    cara menggunakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang

    dimilikinya. Pemecahan masalah yang dimaksud disisni ialah pemecahan

    masalah yang dilakukan siswa terhadap materi program linear dengan

    penerapan model pembelajaran Guided Discovery Learning.

    4. Model pembelajaran Guided Discovery Learning

    Model pembelajaran Guided Discovery Learning merupakan suatu

    pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada situasi yang bebas dalam

    mengapresikan dirinya untuk menyelidiki dan membuat kesimpulan,

    dengan bimbingan guru dalam pembelajaran.

    5. Program Linear

    Program linear merupakan suatu pokok bahasan dalam pembelajaran

    matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan berbagai macam

    persoalan yang timbul dalam keadaan sehari-hari, dengan terlebih dahulu

    harus menjelaskan pokok permasalah ke dalam bahasa matematika.

  • 8

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertian Kemampuan

    Kemampuan merupakan hal yang telah ada dalam diri kita sejak lahir.

    Kemampuan yang ada pada diri manusia juga bisa disebut dengan potensi. Potensi

    yang ada pada manusia dasarnya bisa diasah. Dalam hal ini banyak para ahli

    mengertikan kemampuan secara bervariasi akan tetapi pada dasarnya masih

    memiliki konteks yang sama, salah satunya ialah Muhammad Zain, ia berpendapat

    bahwa kemampuan merupakan potensi yang ada berupa kesanggupan, kecakapan

    kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.

    Sedangkan Anggiat lebih mendefinisikan kemampuan lebih pada

    keefektifan orang tersebut dalam melakukan segala macam pekerjaan. Yang

    artinya kemampuan merupakan dasar dari seseorang tersebut melakukan sebuah

    pekerjaan secara efektif dan tentunya efesien. Hal tersebut didukung oleh

    pendapat Robbin yang mengartikan bahwa kemampuan merupakan sebuah

    kapastian yang dimiliki oleh tiap tiap individu untuk melaksanakan tugasnya.

    sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan merupakan suatu

    penilaian atau ukuran dari apa yang dilakukan oleh orang tersebut.

    Kemudian kemampuan tersebut terbagi menjadi beberapa kelompok antara

    lain:

  • 9

    1. Kemampuan Intelektual, yaitu kemempuan yang dimiliki seseorang

    untuk melakukan aktifitas yang membutuhkan kemampuan berpikir.

    2. Kemampuan fisik merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas

    yang menuntut tenaga atau stamina berupa keterampilan, kekuatan

    atau karakteristik serupa.4

    Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa

    kemampuan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang telah ada semenjak

    dia lahir, dan potensi tersebut dapat diasah sesuai dengan kemauan sipemiliknya.

    B. Pengertian Upaya Peningkatan

    Menurut Poerwadarminta upaya peningkatan terdiri dari dua kata, upaya

    dan peningkatan. Bila diartikan secara terpisah, kata upaya berarti usaha, syarat

    untuk menyampaikan sebuah maksud, akal atau ikhtiar5. Sedangkan kata

    peningkatan berasal dari kata tingkat yang ditambah awalan pe dan akhiran an

    yang berarti proses, cara perbuatan meningkat.6

    4https://idtesis.com/tag/definisikemampuan/ 22-01-2016

    5Abdul Kadir, Upaya Peningkatan Pembelajaran Materi Prisma Melalui Program

    Macromedia Flash Pada Siswa Kelas VIII MTsN Model Banda Aceh, Skripsi, (Banda Aceh: IAIN

    Ar-raniry, 2011) h.7. Dikutip dari Herman Hudojo, Wjs. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa

    Indonesia, edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1345

    6Abdul Kadir, Upaya Peningkatan Pembelajaran Materi Prisma Melalui Program

    Macromedia Flash Pada Siswa Kelas VIII MTsN Model Banda Aceh, Skripsi, Dikutip dari

    Herman Hudojo, Wjs. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi 3.....h.1281

  • 10

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia, upaya adalah usaha, ikhtiar untuk

    mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar.7

    Sedangkan menurut Elha Santoso tingkat adalah tinggi rendahnya martabat,

    kedudukan, derajat, kemajuan pada suatu peristiwa. Kemudian dengan

    menambahkan awalan pe dan akhiran an menjadi peningkatan, maka artinya

    menjadi suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan derajat atau kemampuan

    pada suatu peristiwa.8

    Kemudian menurut Budiarto upaya peningkatan adalah segala usaha yang

    dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.9 Upaya atau usaha seseorang

    juga disesuaikan dalam firman Allah surat Ar-Rad ayat 11.

    7Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,

    2005), h.360

    8Elha Santoso, Kamus Praktis Modern, (Bandung: Pustaka Dua, 1998), h.442

    9 Budiarto, Wawasan Pendidikan Matematika, (Jakarta:Depdiknas,2005), h.16

  • 11

    Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

    bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.

    Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

    merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah

    menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat

    menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

    Dalam ayat di atas menunjukkan bahwa setiap individu muslim berusaha

    dalam segala hal. Tidak mungkin dapat dicapai oleh seseorang tanpa dibantu

    dengan usaha keras atau melalui perjuangan yang sungguh-sungguh untuk

    mencapainya.10

    Berdasarkan pendapat di atas upaya peningkatan adalah usaha atau ikhtiar

    yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud dan tujuan untuk mencapai yang

    diinginkan.

    C. Pemecahkan masalah

    Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang

    sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa

    dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta

    keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan soal yang

    bersifat tidak rutin.

    10Mauliana, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi KPK Melalui

    Pendekatan RME di Kelas V MIN Mesjid Raya Banda Aceh, Skripsi, (Banda Aceh: IAIN Ar-

    Raniry, 2012), h. 8

  • 12

    Pada permulaan dekade 1980-an, National Council of Teachers of

    Mathematics (NCTM) menerbitkan sebuah dokumen berjudul An Agenda for

    Action: Recommendations for school Mathematics of the 1980s. Dokumen ini

    dirancang sebagai acuan untuk perubahan pengajaran matematika dan dijadikan

    petunjuk bagi para penulis buku teks oleh berbagai kalangan di seluruh wilayah

    Amerika Serikat untuk merevisis kurikulum matematika. Rekomendasi

    pertamanya yang mendapat perhatian dan sambutan yang sangat kuas adalah:

    Pemecahan masalah harus menjadi fokus pada pelajaran matematika di sekolah.

    Sebagai hasil dari rekomendasi NCTM adalah dalam pemecahan masalah oleh

    para guru matematika.

    Pemecahan masalah telah menjadi topik utama diskusi selama dekade

    1980-an pada pertemuan profersional, dan sebagai tema utama dari buku

    matematika yang baru. Kemudian di tahun 1989 NCTM mengeluarkan sebuah

    dokumen berjudul Curriculum and Evaluation Standars for School Mathematics

    yang menjadi acuan untuk perubahan kurikulum selama dekade 1990-an. Dan

    sekali lagi NCTM menulis: Pemecahan masalah seharusnya menjadi fokus utama

    dari kurikulum matematika. Dari sekian banyak rekomendasi yang dibuat,

    mereka menyarankan perhatian pertama harus diberikan pada:

    1. Keikutsertaan murid-murid secara aktif dalam mengkontruksikan dan

    mengaplikasikan ide-ide dalam matematika

    2. Pemecahan masalah sebagai alat dan juga tujuan pengajaran

  • 13

    3. Penggunaan bermacam-macam bentuk pengajaran (kelompok kecil,

    penyelidikan individu, pengajaran oleh teman sebaya, diskusi seluruh

    kelas, pekerjaan proyek).11

    Dari penjelasan di atas maka para ahli berpendapat bahwa: Thobrani dan

    Mustofa menjelaskan pemecahan masalah adalah proses pemikiran dan mencari

    jalan keluar dari suatu masalah. Krulik dan Rudnick mengungkapkan, Pemecahan

    masalah merupakan suatu cara yang dilakukan seseorang dengan menggunakan

    pengetahuan, keterampilan dan pemahaman untuk memenuhi tuntutan situasi

    yang tidak rutin. Sedangkan Polya menjelaskan bahwa pemecahan masalah adalah

    menemukan makna yang dicari sampai akhirnya dapat dipahami dengan jelas.

    Dengan kata lain, pemecahan masalah berarti mencari cara penyelesain masalah,

    mencari jalan terbaik dari kesulitan, menemukan cara di sekitar rintangan,

    kemudian mencapai tujuan yang diinginkan dengan alat sesuai. Jadi pemecahan

    masalah dalam matematika adalah suatu aktifitas untuk mencari penyelesaian dari

    masalah matematika yang dihadapi dengan menggunakan semua pengetahuan

    awal matematika yang dimiliki.12

    Ada beberapa model pemecahan masalah menurut beberapa ahli. Menurut

    Polya terdapat empat langkah dalam pemecahan masalah yaitu:

    11 Max A dkk, alih bahasa: Suyono, Mengajar Matematika: Sebuah Buku Sumber Alat

    Peraga, Aktivitas dan Strategi, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 60.

    12 Fatimah Zuhra, Profil Pemecahan Masalah Limas Siswa SMP Ditinjau dari Perbedaan

    Kemampuan Matematika, (Banda Aceh:UIN Ar-Raniry, 2015), h.12

  • 14

    1. Memahami masalah

    Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa

    tidak mungkin mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar.

    Pada langkah ini siswa perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan (a) hal-hal

    apa yang tidak diketahui dan hal-hal apa saja yang diketahui, (b)

    bagaimana kondisi data, (c) apakah data yang sudah ada cukup. Selain itu

    diharapkan siswa dapat membuat suatu diagram dan memberikan notasi

    yang sesuai dengan data-data yang diketahui dalam masalah tersebut.

    2. Merencanakan penyelesaian

    Pada langkah ini siswa harus dapat menentukan hubungan antara hal-

    hal yang diketahui dengan hal-hal yang tidak diketahui. Kemampuan

    merencanakan penyelesaian, baik secara tertulis atau tidak sangat

    tergantung pada pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah.

    Rencana penyelesaian masalah ini dilakukan dengan memperhatikan hal-

    hal berikut; apakah siswa menemukan hubungan diantara data yang

    diketahui? Apakah siswa pernah menemukan masalah itu sebelumnya?

    Apakah siswa mengetahui teorema yang dapat digunakan untuk

    menyelesaikan masalah tersebut? Apakah semua data dan semua kondisi

    sudah digunakan?

    3. Menyelesaikan masalah sesuai rencana

    Kegiatan pada langkah ini adalah menjalankan prosedur yang telah

    dibuat pada langkah sebelumnya untuk mendapatkan penyelesaian. Di

    dalam prosese pembelajaran ini (program linear), siswa dapat membuat

  • 15

    pemisalan masalah dalam bentuk model matematika sesuai dengan rencana

    yang telah disususn. Kemudian melakukan pemeriksaan setiap langkah,

    apakah masing-masing langkah sudah benar? Dapatkah siswa

    membuktikan bahwa setiap langkah itu benar?

    4. Melakukan pengecekan kembali

    Pada langkah terakhir ini diusahakan siswa mengkaji hasil yang

    didapatkan, apakah siswa dapat memeriksa hasil dan argumennya? Apakah

    metode itu dapat digunakan untuk masalah yang lain? Apakah jawaban

    sudah sesuai dengan pertanyaan.13

    Ruseffendi memberikan lima langkah dalam pemecahan masalah, yaitu:

    merumuskan masalah dengan jelas, menyatakan kembali persoalannya dalam

    bentuk yang dapat diselesaikan, menyususn hipotesis dan strategi pemecahannya,

    melaksanakan prosedur pemecahan dan melakukan evaluasi terhadap

    penyelesaian.14

    Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pemecahan

    masalah merupakan suatu cara yang dilakukan seseorang untuk mencari jalan

    keluar dari permasalahan yang dihadapinya, dengan cara menggunakan

    pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dimilikinya.

    13 Susanti, Meningakatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan self Efficacy

    siswa MTsN Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik, Tesis, (Banda Aceh: Program

    Pasca Sarjana Unsyiah, 2013), h. 27

    14Nurul Fitri, Profil Kemampuan Spasial Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah

    Geometri Ditinjau dari Gaya Belajar, Proposal Skripsi, (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry ,2015), h.16

  • 16

    D. Model Pembelajaran Guided Discovery Learning

    1. Pengertian Model Pembelajran Guided Discovery Learning

    Model pembelajran Guided Discovery Learning menurut Hasibuan adalah

    suatu pembelajaran yang menghadapkan siswa pada situasi yang bebas

    menyelidiki dan menarik kesimpulan sedangkan guru mengarahkan siswa untuk

    membuat terkaan, intuisi dan mencoba-coba.15

    Model pembelajaran Guided Discovery Learning merupakan istilah yang

    tepat dengan kondisi siswa yang pada dasarnya bukan sebagai penemu, karena apa

    yang akan ditemukan itu sudah diketahui oleh guru atau orang lain, sedangkan

    bagi siswa itu merupakan ilmu baru. Tugas guru pada model pembelajaran ini

    adalah membimbing dan mengarahkan siswa dalam segala hal yang memerlukan

    penjelaskan dari guru. Jerome Bruner, seorang ahli Psikologi, mengemukan

    bahwa: pentingnya membantu siswa untuk memahami struktur atau ide kunci

    dari suatu disiplin ilmu perlunya siswa aktif, terlihat dari proses pembelajaran dari

    suatu keyakinan bahwa pembelajaran sebenarnya terjadi melalui penemuan

    sendiri. Tujuan tidak hanya meningkatkan pengetahuan siswa tetapi juga

    menciptakan keyakinan-keyakinan untuk penemuan siswa.16

    Ciri utama Guided Discovery Learning yaitu: guru merencanakan

    serangkaian pertanyaan atau pertanyaan yang memandu siswa, langkah demi

    langkah logis, membuat serangkaian penemuan yang mengarah ke tujuan yang

    telah ditentukan tunggal. Dengan kata lain guru memulai rangsangan dan siswa

    15Ana Safrida, Penerapan Model Pembeljaran Guided Discovery Learning pada Materi Turunan di Kelas XI IPA MAS Al- Manar Aceh Besar, ... ,h.19

    16Sriyono, dkk, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, (Jakarta: Rineka Cipta, 1972), h.

    96

  • 17

    bereaksi dengan melakukan penyelididkan aktif sehingga menemukan jawaban

    yang tepat.17

    2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Guided Discovery Learning

    Agar pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model

    Guided Discovery Learning berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang perlu

    ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut:

    a. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data

    bsecukupnya, perumusannya harus jelas, hindari pertanyaan yang

    menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak

    salah.

    b. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun memproses,

    mengorganisir dan manganalisis data tersebut. Dalam hal ini,

    bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja.

    Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah

    yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan atau LKS.

    c. Siswa menyusun konjektu (perkiraan) dari hasil analaisis yang

    dilakukan.

    d. Bila dipandang perlu, konjuktur telah dibuat siswa diperiksa oleh guru.

    Hal ini penting dilakukan untuk menyakinkan kebenaran perkiraan

    siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai.

    17Charles E. Wales (Online) (http:// edutechwiki. Unige. Ch/ en/ Guided_ discovery _ Learning diakses 27 Januari 2015)

  • 18

    e. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur

    tersebut, maka varbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada

    siswa untuk menyusunnya.

    f. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru

    menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah

    hasil penemuan itu benar.18

    3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Guided Discovery

    Learning

    Sebagaimana telah diketahui bahwa semua model pembelajaran

    mempunyai kelebihan dan kekurangan, demikian hanya dengan model

    pembelajaran Guided Discovery Learning. Kelebihan model pembelajaran Guided

    Discovery Learning menurut Erman Suherman yaitu:

    a. Siswa aktif dalam kegiatan belajar kepada siswa dapat berpikir dan

    menggunakan kemampuannya untuk menemukan hasil akhir.

    b. Siswa memahami benar bahan pelajaran karena siswa mengalami

    sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini

    lebih lama diingat.

    c. Menemukan sendiri menimbulakan rasa puas. Kepuasan batin

    mendororng siswa ingin melakukan penemuan lagi hingga minat

    belajarnya meningkat.

    d. Model ini dapat melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.

    e. Dapat menanamkan rasa ingin tahu

    18 Markaban, Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika SMK, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 17

  • 19

    f. Menimbulkan kerjasama dan interaksi antar siswa.19

    Beberapa kekurangan model pembelajaran Guided Discovery Learning

    antara lain:

    a. Model pembelajaran Guided Discovery Learning banyak menyita

    waktu

    b. Tidak setiap guru mempunyai kemampuan mengajar menggunakan

    model pembelajaran Guided Discovery Learning.

    c. Tidak semua siswa mampu melakukan penemuan apabila pembimbing

    guru tidak sesuai dengan kesiapan pengetahuan siswa.

    d. Model pembelajaran Guided Discovery Learning dalam pelajaran

    matematika hanya cocok untuk pokok bahasan tertentu.

    e. Kelas dengan banyak siswa akan merepotkan guru dalam melakukan

    bimbingan.20

    Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa model

    pembelajaran Guided Discovery Learning merupakan suatu pembelajaran dimana

    siswa dihadapkan pada situasi yang bebas dalam mengapresikan dirinya untuk

    menyelidiki dan membuat kesimpulan, dengan bimbingan guru dalam

    pembelajaran.

    19 Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Edisis Revisi, (Bandung; JICA UPI, 2003), h. 214.

    20 Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Edisis Revisi,

    .., h. 214

  • 20

    E. Materi Program Linear

    Menurut Siti Program linear membicarakan tentang optimasi suatu fungsi,

    mengefisienkan suatu produk dengan prinsip ekonomi yang fundemental yaitu

    mencari keuntungan maksimal dengan bahan sedikit mungkin atau mencari biaya

    produksi yang paling rendah. Program linear selalu bertujuan (fungsi objektif)

    mencari keuntungan ataupun biaya yang serendah- rendahnya.21

    Bintang menyatakan program linear adalah salah satu model matematika

    yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi, yaitu memaksimumkan

    atau meminimumkan fungsi tujuan yang bergantung pada sejumlah variabel input.

    Hal terpenting yang harus dilakukan adalah mencari tahu penyelesaian masalah

    dan apa penyebab masalah tersebut.22

    Menurut Supadi dan Indra Program Linear merupakan salah satu bagian

    dari matematika terapan yang dapat digunakan dalam memecahkan berbagai

    macam persoalan yang timbul dalam keadaan sehari-hari. Program linear dapat

    digunakan untuk menyelasaikan masalah-masalah tersebut dengan terlebih dahulu

    harus menterjemahkan masalah nyata ke dalam bahasa matematika. Proses

    menterjemahkan masalah nyata ke dalam bahasa matematika dinamakan

    pemodelan matematika.23

    21 Siti Nurma Nugraha dan Sulaiman, Rumus sakti Matematika SMA/ MA Kelas 10,11,12,

    (Jakarta: Dunia Cerdas, 2013), h. 156.

    22 Bintang Zaura, Program Linear, (Banda Aceh: Unsyiah, 2011), h.5

    23Supadi dan Indra Saifuddin, 100% Siap Ujian Matematika SMA, (Yogyakarta:Indonesia

    Tera, 2011), h.165

  • 21

    1. Model matematika adalah suatu cara sederhana untuk menerjemahkan

    suatu masalah kedalam bahasa matematika dengan menggunakan

    persamaan, pertidaksamaan atau fungsi. Umumnya model matematika

    dari setiap permasalahan program linear terdiri atas dua komponen

    yaitu:

    a. Fungsi tujuan (z = f(x,y) = ax + by) yaitu yang mengarahkan analisa

    untuk mendeteksi tujuan perumusn masalah

    b. Fungsi kendala (berupa pertidaksamaan linear) yang bertujuan untuk

    mengetahui sumber daya yang tersedia dan permintaan atas sumber

    daya tersebut.

    c. Misalnya:

    Banyak ban motor yang diproduksi = x,

    Banyaknya ban sepeda yang diproduksi = y

    x dan y adalah bilangan asli.

    Diperoleh model matematika berikut:

    Mesin I : 2x + 5y 800 ... (i)

    Mesin II : 8x + 4y 800 ... (ii)

    Mesin III : 10x 800 ... (iii)

    x,y bilangan asli : x 0, y 0 ... (iv)

    2. Nilai Optimum suatu fungsi objektif mempunyai bentuk umum dari

    fungsi tersebut adalah f(x,y) = ax + by. Suatu fungsi yang akan

    dioptimumkan (maksimum atau minimum). Langkah-langkah yang

    harus diselesaikan dalam program linear adalah

  • 22

    a. Buat model matematika dari masalah matematika yang diberikan

    b. Gambarlah grafik-grafik dari setiap pertidaksamaan linear dua

    variabel yang diberikan

    c. Daerah himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear dua

    variabel yang terdapat pada masalah (irisan dari setiap pertidaksamaan

    linear dua variabel yang diketahui)

    d. Tentukan titik-titik sudut pada daerah himpunan penyelesaian

    e. Substitusikan titik-titik sudut ke dalam fungsi tujuan. Ambil nilai yang

    paling besar untuk menyelesaikan maksimum dan ambil yang paling

    kecil untuk penyelesaian minimum.

    Berikut akan disajikan contoh soal beserta penyelesaiannya:

    Perusahaan Mabel tekun belajar memproduksi dua jenis alat rumah tangga

    yaitu rak buku dan meja. Setiap hasil produksi harus melalui dua tahap pengerjaan

    yaitu pemotongan dan perampungan. Untuk pemotongan tiap rak buku

    memerlukan waktu 4 jam dan meja juga sama. Untuk proses perampungan tiap

    rak memerlukan waktu 3 jam dan meja 2 jam. Rak buku perbuah memberi laba

    Rp 6.000,00 dan meja per buah Rp 4.000,00. Waktu yang tersedia untuk

    pemotongan setiap periode waktu 100 jam dan buah untuk perampungan tersedia

    60 jam. Berapa banyak meja dan rak buku yang harus diproduksi agar mendapat

    keuntungan maksimal?

    Penyelesaian:

    a. Memahami Masalah

  • 23

    Peserta didik mampu menuliskan yang diketahui dari masalah tersebut

    dalam bentuk tabel batasan.

    Rak buku Meja Batasan

    Waktu Pemotongan (jam) 4 4 100

    Waktu Perampungan (jam) 3 2 60

    Keuntungan Rp 6.000,00 Rp 4.000,00 Maksimum

    Peserta didik mampu menuliskan apa yang ditanyakan oleh soal, yaitu

    berapa banyak rak buku dan meja yang harus diproduksi agar perusahaan tersebut

    memperoleh keuntungan yang maksimum.

    b. Menyususn Rencana

    Peserta didik mampu menuliskan langkah-langkah penyelesaian soal.

    Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menyelesaikan soal tersebut

    adalah sebagai berikut.

    1. Memisalkan sesuatu yang ditanyakan ke dalam variabel baru

    2. Membuat model matematika

    3. Menentukan titik potong terhadap sumbu x dan sumbu y

    4. Menggambar daerah penyelesaian

    5. Menguji tiap titik pojok daerah penyelesaian pada fungsi obyektif dan

    kemudian pilih titik pojok yang apabila disubstitusikan ke fungsi obyektif

    bernilai maksimum.

    c. Melaksanakan Rencana

    1. Memisalkan sesuatu yang ditanyakan ke dalam variabel baru.

  • 24

    Misal:

    x = banyaknya rak buku

    y = banyaknya meja

    2. Membuat model matematika

    Fungsi obyektif:

    z = 6000 x + 4000 y ( karena keuntungan dari penjualan rak buku dan meja

    berturut-turut adalah Rp 6.000,00 dan Rp. 4.000,00).

    Kendala:

    4x + 4y 100 (waktu pemotongan rak buku dan meja masing-masing adalah

    4 jam sedangkan waktu yang tersedia untuk pemotongan hanya 100 jam).

    Apabila persamaan tersebut disederhanakan maka diperoleh x + y 25

    3x + 2y 60 (waktu perampungan rak buku dan meja berturut-turut adalah 3

    jam dan 2 jam sedangkan waktu yang tersedia untuk perampungan hanya 60

    jam).

    x 0 dan y 0 (banyaknya rak buku dan meja yang diproduksi tidak mungkin

    bernilai negatif, tetapi mungkin bernilai nol yang artinya tidak ada satupun

    rak buku atau meja diproduksi).

    Jadi model matematikanya adalah:

    x + y 25

    3x + 2y 60

    x 0

    y 0

    3. Menentukan titik potong terhadap sumbu x dan sumbu y

  • 25

    x + y 25 y = 0 x + (0) =25

    x = 0 (0) + y = 25 x = 25

    y = 25

    Jadi titik yang melalui garis dengan persamaan x + y = 25 adalah (0,25) dan

    (25,0)

    3x + 2y 60 y = 0 x + (0) =25

    x = 0 (0) +2 y = 60 x = 20

    y = 30

    Jadi titik yang melalui garis dengan persamaan 3x + 2y 60 adalah (0,30)

    dan (20,0)

    4. Menggambarkan daerah penyelesainya

    5. Menguji tiap titik pojok daerah penyelesaian pada fungsi obyektif dan

    kemudian pilih titik pojok yang apabila disubstitusikan ke fungsi

    obyektif bernilai maksimum.

    Tabel: uji titik pojok

    Titik pojok 6000 x + 4000 y Keterangan

  • 26

    (0,0) 0

    (0,25) 100.000

    (20,0) 120.000 maksimum

    (10,15) 120.000 maksimum

    Jadi keuntungan terbesar yang diperoleh pedagang sebesar Rp

    12.000,00 yaitu dengan menjual 20 rak buku, atau 10 rak buku dan 15 meja,

    atau 12 rak buku dan 12 meja, atau 14 rak buku dan 9 meja, karena semua

    titik-titik pada ruas garis BC merupakan penyelesaian optimumnya.24

    Berdasarkan beberapa penjelasan pengertian program linear di atas maka

    dapat disimpulkan bahwa program linear merupakan suatu pokok bahasan

    dalam pembelajaran matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan

    berbagai macam persoalan yang timbul dalam keadaan sehari-hari, dengan

    terlebih dahulu harus menjelaskan pokok permasalah ke dalam bahasa

    matematika.

    F. Hubungan Kemampuan siswa dengan Materi Program Linear

    Kemampuan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang telah ada

    semenjak dia lahir, dan potensi tersebut dapat diasah sesuai dengan kemauan

    sipemiliknya. Sedangkan program linear merupakan suatu pokok bahasan

    dalam pembelajaran matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan

    berbagai macam persoalan yang timbul dalam keadaan sehari-hari, dengan

    24 Maifira Rizka, Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning pada Materi

    Program Linear di Kelas XI IPA SMA Inshafuddin Banda Aceh, Proposal Skripsi, (Banda Aceh:

    UIN Ar-Raniry, 2015), h. 19-23.

  • 27

    terlebih dahulu harus menjelaskan pokok permasalah ke dalam bahasa

    matematika.

    Jadi dari pengertian masing- masing diatas dapat disimpulkan bahwa

    hubungan yang terjadi antara kemampuan siswa dengan materi program linear

    yaitu apabila seorang siswa mempunyai kemampuan atau potensi dalam

    dirinya maka dengan sangat mudah siswa tersebut dapat menyelesaikan setiap

    persoalan yang terdapat pada materi program linaer, karena dalam materi ini

    banyak langkah yang harus dilakuakn sebelum mencapai penyelesaian yang

    menjadi tujuan akhirnya. Oleh karenanya diperlukan potensi khusus dalam

    setiap pemecahan masalahnya.

  • 28

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian

    Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini

    menggunakan pendekatan kuantitaif. Menurut Arikunto pendekatan

    kuantitafnya dapat dilihat pada penggunaan angka-angka di saat pengumpulan

    data, penafsiran terhadap data dan penampilan dari hasilnya.25 Pada penelitian

    ini, peneliti menggunakan jenis desain Pre Experimental Design disebut juga

    dengan Quasi Ekspriment yaitu Eksperimen semu. 26

    Dalam rancangan penelitian ini maka jenis design yang dimasukkan ke

    dalam kategori Pre Experimental Design yang penulis gunakan yaitu one-group

    pre-tes post-tes design yaitu satu kelompok eksperimen yang diukur variabel

    dependennya (pre-test), kemudian diberikan kegiatan pembelajaran materi

    program linear dengan menerapkan model pembelajaran Guided Discovery

    Learning dan diukur kembali variabel dependennya (post-tes), tanpa ada

    kelompok atau kelas pembanding.27

    B. Populasi dan Sampel

    Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel

    adalah bagian dari populasi. Menurut Sudjana populasi adalah totalitas semua

    25Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (jakarta: Rineka

    Cipta, 2010), h. 27.

    26 Suharsimi Arikunto, Menajemen Penelitian, (jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 209.

    27

    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,...h. 123

  • 29

    nilai yang mungkin, hasil perhitungan ataupun pengukuran, kuantitatif maupun

    kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang

    lengkap dan jelas yang dipelajari sifat-sifatnya, adapun sampel yaitu sebagian

    yang diambil dari populasi.28 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah

    semua siswa kelas XI SMA tahun ajaran 2016/2017.

    Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan menggunakan

    sampling purposif, menurut Sudjana sampling purposif dikenal juga dengan

    sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan

    berdasarkan pertimbangan perorangan atau perimbangan peneliti.29 Pada

    penelitian ini sampel diambil satu kelas yang memiliki sifat heterogen dan

    kemampuan merata.

    C. Intrumen Penelitian

    Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat

    pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

    1. Perangkat pembelajaran

    Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber belajar yang

    digunakan untuk membantu dalam proses belajar mengajar. Perangkat belajar

    yang digunakan dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksaan Pembelajaran

    (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), buku paket, dan soal tes.

    2. Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh

    peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

    28 Sudjana, Metoda Statistik, edisi VI, (Bandung: Tarsito, 2009), h. 6.

    29 Sudjana, Metoda Statistik...,h. 168

  • 30

    lebih baik, dalam arti yang lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih

    mudah diolah.30 Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    a. Soal test

    Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal uraian

    yang disusun berdasarkan indikator-indikator dari kemampuan siswa dalam

    pemecahan masalah pada materi program linear. Soal yang dibuat juga

    memperhatikan aspek-aspek dari model pembelajaran kalaborasi. Adapun

    indikator-indikator kemampuan siswa dalam pemecahan masalah pada materi

    program linear adalah sebagai berikut:

    1). Siswa mampu mengindentifikasi masalah, yaitu mengetahui maksud dari

    soal atau masalah tersebut dan dapat menyebutkan apa yang diketahui dan

    ditanyakan dari masalah.

    2). Siswa mampu memilih strategi penyelesaian masalah yang akan

    digunakan dalam memecahkan masalah tersebut, misalnya apakah siswa

    dapat membuat pemodelan matematika, menggambarkan grafik,

    menentukan nilai maksimum dan minimum yang digunakan untuk

    memecahkan masalah

    3). Siswa mampu menyelesaikan masalah dengan benar, lengkap, sistematis

    dan teliti.

    4). Siswa mampu menafsirkan solusinya, yaitu menjawab apa yang ditanya

    dan menarik kesimpulan.

    30Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,, hal. 160.

  • 31

    Untuk memberikan skor terhadap kemampuan siswa dalam pemecahan

    masalah dengan metode grafik pada materi program linear, penulis menggunakan

    pedoman penskoran.

    Pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan masalah matematis dapat dilihat

    di tabel sebagai berikut:

    Tabel penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

    Aspek yang dinilai Skor Keterangan

    Kemampuan

    mengidentifikasi

    masalah. (siswa

    menuliskan yang

    diketahui dan

    ditanyakan dari soal

    program linear)

    0

    Jika tidak menuliskan apa yang diketahui,

    dan ditanyakan dari soal.

    0,5

    Jika sala manuliskan apa yang diketahui

    dan ditanyakan dari soal

    1

    Jika menuliskan apa diketahui dan

    ditanyakan dari soal tetapi salah satunya

    salah

    2

    Jika benar menuliskan apa yang diketahui

    dan ditanyakan dari soal.

    kemampuan

    merencanakan

    penyelesaian masalah.

    (siswa membuat model

    matematika,

    menggambarkan grafik,

    0

    Jika tidak menuliskan model matematika,

    menggambar grafik, menentukan nilai

    maksimum dan minimum.

    0,5

    Jika salah menuliskan model matematika,

    menggambar grafik, menentukan nilai

    maksimum dan minimum.

  • 32

    menentukan nilai

    maksimum dan

    minimum)

    1

    Jika kurang tepat menuliskan model

    matematika, menggambar grafik,

    menentukan nilai maksimum dan

    minimum.

    2

    Jika hanya sebagian yang benar dalam

    menuliskan model matematika,

    menggambar grafik, menentukan nilai

    maksimum dan minimum..

    3

    jika benar menuliskan model matematika,

    menggambar grafik, menentukan nilai

    maksimum dan minimum.

    Kemampuan

    menyelesaikan masalah

    sesuai rencana. (siswa

    dapat menyelesaikan

    masalah dari soal

    program linear dengan

    benar, sistematis,

    lengkap dan teliti

    0

    Jika tidak menuliskan penyelesaian

    masalah dari soal.

    0,5

    Jika salah menuliskan penyelesaian

    masalah dari soal

    1

    Jika sistematis menuliskan penyelesaian

    masalah dari soal yang mengarah ke

    solusi yang benar

    2

    Jika hasil salah sebagian dalam

    menuliskan penyelesaian masalah, tetapi

    lengkap/sistematis.

    3

    Jika benar, lengkap dan sistematis dalam

    menuliskan penyelesaian masalah dari

  • 33

    soal

    Kemampuan

    menafsirkan solusi

    0

    Jika tidak menjawab apa yang ditanyakan

    atau tidak menuliskan kesimpulan.

    0,5

    Jika salah menjawab apa yang ditanyakan

    atau salah menuliskan kesimpulan

    1

    Jika kurang tepat menjawab apa yang

    ditanyakan atau kurang tepat menuliskan

    kesimpulan.

    2

    Jika benar dan tepat menjawab apa yang

    ditanyakan atau menuliskan kesimpulan

    Soal tes diberikan sesudah pembelajaran pada pertemuan terakhir (tes

    tahap 1 dan 2 yang masing-masing berbentuk uraian yang terdiri dari beberapa

    soal dengan skor nilai yang berbeda. Hasil tes digunakan untuk mengetahui

    kemampuan siswa dalam pemecahan masalah pada materi program linear.

    b. Lembar Observasi

    Observasi yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati langsung

    terhadap objek yang akan diteliti. Lembar observasi yang digunakan sebagai alat

    untuk mengukur aktifitas siswa ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa

    selama pembelajaran pada setiap pertemuan. Data observasi diisi dengan

    menuliskan kode atau nomor kegiatan aktivitas siswa dengan petunjuk yang

    tertera pada lembar tersebut.

  • 34

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    1. Observasi (Pengamatan)

    Observasi merupakan pengamatan keadaan objek yang akan diteliti.

    Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data-data dalam sebuah penelitian.

    Data proses aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung diperoleh melalui

    pengamatan oleh observer dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas

    siswa. Lembar ini diisi oleh pengamat dengan cara memberi skor berdasarkan

    descriptor yang muncul pada aktivitas siswa.

    2. Tes kemampuan siswa dalam pemecahan masalah

    Tes adalah serentetan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

    mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang

    dimiliki oleh individu atau kelompok31. Tes dalam penelitian digunakan untuk

    mengukur kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dan dibutuhkan untuk

    lembar observasi, sehingga dapat terlihat peningknatan kemampuan siswa dalam

    pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika. Tes ini dilakukan sebanyak

    dua kali, yaitu pre tes (tes sebelum dilakukan pembelajaran (eksperimen)) dan

    post tes (tes setelah dilakukan pembelajaran (eksperimen))

    E. Teknik Analisis Data

    Data yang diperoleh dari hasil tes, dianalisis dengan menggunakan analisis

    inferensial. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan

    31Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,.., h. 193.

  • 35

    kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, setelah diterapkan model

    pembelajaran Guided Discovery Learning, Data yang didapat dari hasil tes siswa

    dianalisis dengan menggunakan statistik uji-t, yang dilakukan dengan cara sebagai

    berikut:

    a. Menstabulsi data ke dalam daftar distribusi frekuensi

    Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang

    sama maka menurut sudjana terlebih dahulu ditentukan:

    1) Rentang yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.

    2) Banyak kelas interval = 1 + (3,3) log n

    3) Panjang kelas interval (p) =

    4) pilih ujung bawah kelas interval pertama. Untuk ini bisa diambil

    sama dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data

    terkecil tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang telah

    ditentukan. Selanjutnya daftar diselesaikan dengan menggunakan

    harga-harga yang telah dihitung.32

    b. Menetukan nilai rata-rata ( )dan simpangan baku (s)

    Untuk data yang telah disusun dalam daftar frekuensi menurut sudjana

    nilai rata-rata ( ) dihitung dengan menggunakan rumus:

    =

    Keterangan:

    = Skor rata-rata siswa

    32 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), hal 47-48.

  • 36

    fi = frekuensi kelas interval data

    xi = Nilai tengah.

    Untuk mencari simpangan baku (s) menurut sudjana dapat diukur dengan

    rumus:

    2 = 2 ( )2

    (1)

    Keterangan:

    n = Jumlah siswa

    s = Simapangan baku33

    c. Uji Normalitas

    Untuk mengetahui norma tidaknya data, diuji dengan menggunakan uji

    chi-kuadrat, yaitu dengan rumus sebagai berikut:

    2 = ( )

    2

    =1

    Keterangan:

    2 = Distribusi chi-kuadrat

    2= Hasil pengamatan

    = Hasil yang diharapkan.34

    Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah uji-t pihak kanan, dengan

    taraf signifikan = 5% (0,05). Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:

    H0 : =

    33

    Sudjana, Metode Statistika..., hal 95 34 Sudjana, Metode Statistika..., hal 273

  • 37

    H1 : >

    Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan digunakan rumus:

    t =

    Dimana:

    = nilai t yang dihitung

    = nilai rata-rata

    = dugaan sementara

    = simapangan baku

    n = jumlah anngota sampel

    Pengujian dilakukan pada taraf signifikan = 0,05 dengan dk = (n-1),

    dimana kriteria pengujiannya adalah H0 jika thitung t1- dan terima H1 jika

    dalam hal yang lainnya.