PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI …... · peningkatan kemampuan menulis puisi melalui...
Transcript of PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI …... · peningkatan kemampuan menulis puisi melalui...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM
PADA SISWA KELAS III SDN KAYUAPAK 01
KEC.POLOKARTO KAB.SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh :
MELATI OKTIYANINGSIH
X7109069
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM
PADA SISWA KELAS III SDN KAYUAPAK 01
KEC.POLOKARTO KAB.SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:
MELATI OKTIYANINGSIH
X7109069
SKRIPSI
Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Melati Oktiyaningsih. NIM KX7109069. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Kec.Polokarto Kab.Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi melalui penerapan model pembelajaran Kuantum pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Tahun Pelajaran 2010/2011.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Kecamatan Polokarto Kabupatan Sukoharjo yang berjumlah 19 anak. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,dokumen,dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi, berdasarkan hasil observasi didapatkan skor rata rata aktivitas siswa mengalami peningkatan pada siklus I rata rata skor aktivitas siswa 2,12 dengan kategori cukup. Pada siklus II rata rata skor aktivitas siswa meningkat menjadi 2,82 dengan kategori baik. Dengan adanya peningkatan aktivitas siswa dengan penerapan model pembelajaran kuantum pada pembelajaran menulis puisi maka juga mempengaruhi hasil tes siswa. Pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata kemampuan menulis puisi adalah 53,94 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 26,32 %, siklus I nilai rata-rata kelas 66,36 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 42,10 %, dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 79,02 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 78,94 %. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Kec.Polokarto, Kab. Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT Melati Oktiyaningsih. NIM X7109069. The Improvement of Poetry Writing Ability Through The Application Of Quantum Learning Model Student In 3rd Class State Primary Schools of Kayuapak 01 Sub-District Polokarto Sukoharjo School Year 2010/2011. Script. Surakarta: Pedagogic and Education Science of Sebelas Maret University. 2011
The purpose of this study is to improve the ability to write poetry through the application of quantum models on student learning 3rd class Kayuapak Elementary School 01 on School Years 2010/2011.
Form of research is classroom action research by using 2 cycles. Each
cycle consists of four stages: planning, implementation of the action, observation, andreflection. As the subjects were students in 3rd grade Elementary School District 01 Kayuapak Polokarto Sukoharjo Regency totaling 19 children. The data was collected by observation, document, and test. Data analysis techniques used were analytical interactive model which has three components, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing or verification.
Based on this research could be concluded that through the application of
quantum learning model can improve the ability to write poetry, based on observations obtained average score of students' activity has increased on first cycle average score of student activity is 2,12 with enough categories. In the second cycle average student activity average score increased to 2.82 with either category. With the increased activity of the students with the application of quantum learning model to learning to write poetry it also affects students' test results. At the initial conditions before the action implemented the average value of the ability to write poetry is 53.94 with a percentage of 26.32% classical exhaustiveness, the cycle I the average value of 66,36 with a percentage grade of 42,10 % exhaustiveness classical, and cycle II the average grade increased to with 79,02 a percentage of 78,94 % classical exhaustiveness. Thus, it can be put forward a recommendation that the application of quantum models of learning can improve students' ability to write poetry in 3rd Class State Primary Schools Of Kayuapak 01 Sub-District Polokarto Sukoharjo School Year 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Ibarat cinta,sastra memberikan kesejukan dan kehangatan
Melembutkan hati menghaluskan perasaan
Menjernihkan yang keruh, meluruskan yang bengkok
Menghentikan keluh, membuat hidup lebih elok
Mengajak mencintai Tuhan, kehidupan,umat manusia
Dengan eksotika rasa dan pijar pesona kata
(Suksmawan Yant Mujiyanto)
Hidup adalah perjuangan yang harus dimenangkan.
( Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Dengan segala doa dan puji syukur
kehadirat Allah SWT
Penulis persembahkan karya sederhana ini
kepada:
Ayah dan Almarhumah Ibu Tercinta.
Bapak Soebarto dan (Alm) Ibu Suparmi
Bapak H.Soeharyoko,S.E dan Ibu Hj. Ria
Keluarga besar SD Negeri Kayuapak 01
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas III SDN Kayuapak
01 Kec.Polokarto Kab.Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011, diajukan untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari
berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan
yang baik ini diucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Drs. Sukarno, M. Pd selaku Ketua Tim Penguji.
6. Drs. Usada, M. Pd selaku Sekretaris Tim Penguji.
7. Dra. Siti Istiyati, M. Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Dra. Yulianti, M. Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan dorongan,
semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
9. Ibu Sri Suwarni, S. Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kayuapak 01
Kecamatan Polokarto,Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan ijin
penelitian dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teman sejawat di SD Negeri Kayuapak 01.Dan semua pihak yang telah
membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat
menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................................ v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 7
A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 7
1. Hakikat Kemampuan Menulis Puisi ..................................................... 7
2. Hakikat Model Pembelajaran Kuantum ............................................. 18
B. Penelitian yang Relevan ........................................................................... 31
C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 32
D. Hipotesis Tindakan................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 36
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 36
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................................. 37
C. ......38
D. Sumber Data ............................................................................................. 39
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
F. Validitas Data ........................................................................................... 41
G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 42
H. Indikator Kinerja ...................................................................................... 43
I. Prosedur Penelitian................................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN.............................................................................53
A. Diskripsi Lokasi Penelitian ....................................................................... 53
B. Diskripsi Kondisi Awal ............................................................................. 53
C. Diskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 57
1. Siklus Pertama ..................................................................................... 57
2. Siklus Kedua ........................................................................................ 68
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 80
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .............................................. 87
A. Simpulan................. ............................................................................................... 87
B. Implikasi......... ....................................................................................................... 88
C. Saran........... ................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 91
LAMPIRAN ......................................................................................................... 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Silabus KTSP Kelas III Sekolah Dasar..................................................17
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Bergolong Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III
SDN Kayuapak 01 Pada Kondisi Awal Sebelum dilakukan
Tindakan................................................................................................54
Tabel 3. Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes sebelum Tindakan ......
Tabel 4. Frekuensi Skor Rata Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus I Pertemuan 1 ............................................................................ . 61
Tabel 5. Frekuensi Skor Rata Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus I Pertemuan 2 ...................................................................... . 63
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Bergolong Hasil Pembelajaran Menulis Puisi
Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Siklus I..................................65
Tabel 7. Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa yang Memperoleh Nilai
sebelum dan sesudah tindakan siklus I...........................................67
Tabel 8. Frekuensi Skor Rata Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus II Pertemuan 1............................................................................. 73
Tabel 9. Frekuensi Skor Rata Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus II Pertemuan 2............................................................................. 75
Tabel 10. Disribusi Frekuensi Bergolong Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas
III SDN Kayuapak 01 Pada Siklus II....................................................77
Tabel 11. Prosentase Ketuntasan Siswa yang Memperoleh Nilai
Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II.. ................................ .79
Tabel 12. Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II .......................... .81
Tabel 13. Perbandingan Hasil Pra-Siklus, Siklus I dan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir .......................................................................... 34
Gambar 2. Spiral Tindakan Kelas ..................................................................... 38
Gambar 3. Model Analisis Interaktif ................................................................ 43
Gambar 4. Grafik Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01
Sebelum dilakukan Tindakan .......................................................... 55
Gambar 5. Grafik Ketuntasan Nilai Kemampuan Menulis Puisi Pra Siklus..... 56
Gambar 6. Grafik Skor Rata Rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam
Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1.................................................61
Gambar 7. Grafik Grafik Skor Rata Rata Hasil Observasi Aktivitas
Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ........................ 63
Gambar 8. Grafik Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III SD N Kayuapak 01
Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Pada Siklus I ........... 65
Gambar 9. Grafik Perbandingan Ketuntasan Nilai Menulis Puisi Pra Siklus
dan Siklus I ......................................................................................67
Gambar 10. Grafik Skor Rata Rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1................................... 73
Gambar 11. Grafik Skor Rata Rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2.................................... 75
Gambar 12. Grafik Nilai Menulis Puisi Siswa kelas III SDN Kayuapak 01
Siklus II ........................................................................................... 77
Gambar 13. Grafik Perbandingan Ketuntasan Nilai Menulis Puisi Pra
Siklus, Siklus I dan Siklus .............................................................. 79
Gambar 14. Grafik Perkembangan Akぼvitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus I dan II....................................................................................82
Gambar 15. Grafik Perbandingan Persentase dan Nilai Rata Rata
Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01
Pra Siklus , Siklus I, Siklus II..........................................................84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Waktu Pelaksanaan Penelitian ......................................................... ..93
Lampiran 2. Hasil Wawancara Dengan Siswa Sebelum Menerapkan Model
Pembelajaran Kuantum Dalam Pembelajaran Menulis Puisi .......... ..94
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................... ..95
Lampiran 4. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Untuk Siswa ................. 110
Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran
Siklus I Pertemuan 1 ........................................................................ 114
Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran
Siklus I Pertemuan 2 ........................................................................ 115
Lampiran 7. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Untuk Guru Siklus I
Pertemuan 1 ..................................................................................... 116
Lampiran 8. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Untuk Guru Siklus I
Pertemuan 2 ..................................................................................... 119
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................. 122
Lampiran10. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran
Siklus II Pertemuan 1 ....................................................................... 137
Lampiran11.Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran
Siklus II Pertemuan 2 ....................................................................... 138
Lampiran12. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Untuk Guru Siklus II
Pertemuan 1 ..................................................................................... 139
Lampiran13. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Untuk Guru Siklus II
Pertemuan 2 ..................................................................................... 142
Lampiran14. Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas III
SDN Kayuapak 01 Pada Pra Siklus ...............................................145
Lampiran15. Rekapitulasi Hasil Tes Kemapuan Menulis Puisi Siswa Kelas
III Siklus I ........................................................................................ 146
Lampiran16. Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas III
SDN Kayuapak 01 Pada Siklus I Pertemuan 1...............................147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Lampiran17. Hasil Evaluasi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Siklus I
Pertemuan 2......................................................................................148
Lampiran18. Rekapitulasi Hasil Tes Kemapuan Menulis Puisi Siswa Kelas
III Siklus I ........................................................................................ 149
Lampiran19. Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN
Kayuapak 01 Pada Siklus II Pertemuan 1......................................147
Lampiran 20. Hasil Evaluasi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Siklus II
Pertemuan 2.....................................................................................148
Lampiran 21.Rekapitulasi Hasil Tes Kemapuan Menulis Puisi Siswa Kelas
III Siklus II ...................................................................................... 149
Lampiran 22. Foto Foto Kegiatan Penelitian ................................................... 153
Lampiran 23.Dokumentasi Evaluasi Siswa........................................................... 154
Lampiran 24.Surat Perijinan ................................................................................. 155
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bahasa Indonesia
merupakan mata pelajaran yang harus diterima dan dipelajari oleh siswa sekolah
dasar yang didalamnya terdapat empat aspek yaitu menyimak, membaca,
berbicara, dan menulis. Pada kegiatan pembelajaran dikelas III SD,
membelajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia haruslah menarik sehingga dapat
meningkatkan semangat siswa untuk belajar. Dengan semangat belajar yang tinggi
siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya.
Guru sebagai fasilitator harus mampu mengelola proses pembelajaran secara
maksimal karena dalam kegiatan pembelajaran pasti ditemukan kendala
kendala. Kendala yang muncul akibat dari faktor siswa maupun faktor dari guru.
Adanya masalah dalam pembelajaran harus dapat diatasi sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Adapun beberapa faktor dari guru yang mengakibatkan terjadinya kendala
dalam proses pembelajaran menurut Degeng (1998:1) antara lain adalah belum
menggunakan media pembelajaran, metode yang tidak tepat diterapkan guru pada
proses pembelajaran, proses pembelajaran yang belum berpusat pada siswa dan
model pembelajaran yang diterapkan masih konvensional. Beberapa faktor dari
guru tersebut dapat berdampak pada kemampuan siswa dalam mencapai
kompetensi yang diharapkan.
Materi pokok dalam pembelajaran sastra disampaikan melalui bahasa, baik
bahasa lisan maupun tulisan. Salah satu hasil karya sastra adalah puisi yaitu
merupakan seni kreatif yang menggunakan bahasa sebagai medianya untuk
menyampaikan pikiran dan perasaan. Mengembangkan apresiasi sastra pada siswa
salah satunya dapat dilakukan melalui menulis puisi. Dalam Standar Nasional
Pendidikan khususnya di kelas III SD, menulis puisi merupakan salah satu
kompetensi yang harus dimiliki siswa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
untuk meningkatkan kemampuan menulis pada siswa kelas III. Hal ini disebabkan
karena pembelajaran menulis puisi masih kurang dikuasai oleh siswa kelas III.
Pada kenyataannya berdasarkan observasi yang dilakukan oleh guru dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III pada kompetensi dasar menulis puisi
masih belum efektif. Dari hasil evaluasi kompetensi menulis puisi pada semester
I tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa hanya 5 siswa yang dapat
menulis puisi dengan baik dari 19 siswa yang ada di kelas III SDN Kayuapak 01.
Sehingga persentase kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III hanya 26,32
%. Berdasarkan hasil analisis ketuntasan belajar pada kompetensi menulis puisi
pada semester I menunjukkan rata rata nilai yang dicapai siswa adalah 53,94.
Dengan hasil belajar yang masih rendah dan belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal ( KKM ) maka guru berupaya mengatasi masalah yang ditemui.
Adapun beberapa hal yang menyebabkan masih rendahnya kemampuan
siswa dalam menulis puisi antara lain sebagai berikut : guru masih menerapkan
model pembelajaran konvensional dengan metode ekspositori dan penugasan
sehingga pembelajaran berpusat pada guru, sehingga interaksi antara guru dengan
siswa menjadi pasif. Siswa dalam proses pembelajaran hanya mendengarkan
ceramah guru,setelah itu guru memberi siswa tugas tanpa memandu siswa dengan
baik. Guru belum menggunakan media pembelajaran pada saat menyampaikan
pembelajaran menulis puisi sehingga kemampuan siswa untuk mengeluarkan ide
ide pada saat proses pembelajaran belum efektif. Hal tersebut berdampak pada
hasil belajar siswa dalam aspek menulis puisi.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat aspek
kompetensi yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan
menulis harus dapat dimiliki siswa dengan mereka dapat menghasilkan produk
tulisan. Salah satunya yaitu kemampuan menulis puisi. Menulis puisi berdasarkan
gambar pada semester I sudah dilakukan, dan pada silabus kelas III semester II
kemampuan menulis puisi juga harus dapat dicapai siswa karena termasuk
kompetensi dasar dalam aspek menulis. Upaya meningkatkan kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
menulis puisi harus dilakukan oleh guru karena bila tidak maka mempunyai
dampak antara lain: siswa mengalami kendala lagi dalam menulis puisi di kelas
selanjutnya, apresiasi siswa terhadap puisi tetap rendah, siswa tidak dapat lebih
mengembangkan kemampuan dan kemahirannya dalam menghasilkan karya yang
berbentuk puisi, aspek menulis yang ada pada kompetensi dasar yang terdapat di
Silabus tidak dapat terpenuhi dengan baik.
Masih rendahnya kemampuan siswa dalam menulis puisi mendorong
peneliti untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran dalam meningkatkan
kemampuan menulis puisi. Hal tersebut dapat dilakukan guru dengan menerapkan
model pembelajaran yang sesuai untuk melibatkan keaktifan siswa sampai siswa
menghasilkan tulisan yang berupa puisi.
Dalam usaha mengatasi masalah pembelajaran yang terjadi di kelas, guru
dapat melakukan alternatif pilihan dan pengubahan kegiatan pembelajaran yang
kreatif. Guru dapat menerapkan model yang dapat mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran. Model yang dipilih merupakan model yang mendukung tercapainya
tujuan pembelajaran. Pada proses pembelajaran juga menggunakan beberapa
metode yang saling mendukung, karena proses pembelajaran yang hanya
menggunakan satu metode pembelajaran misalnya metode ceramah saja maka
tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara maksimal.
Dalam pembelajaran menulis puisi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
diperlukan model belajar yang lebih mengaktifkan siswa. Sebuah model
pembelajaran inovatif yang mendorong siswa mengkontruksikan pengetahuan
mereka sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia hendaknya guru dapat melibatkan peran aktif siswa dalam proses
pembelajarannya.
Untuk itu diperlukan model pembelajaran baru yang lebih memperdayakan
siswa. Model pembelajaran baru maksudnya model pembelajaran yang sekarang
ini sedang berkembang, model pembelajaran yang bukan konvensional lagi
melainkan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan perkembangan
kemajuan pendidikan. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa
menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
mengkontruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. ( Diknas, 2003 : 2 ).
Melalui landasan filosofi kontruktivisme,siswa diharapkan belajar melalui
mengalami bukan menghafal.
Dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kompetensi
menulis puisi, guru dapat menggunakan dan menerapkan model pembelajaran
inovatif. Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan dan
diterapkan adalah model pembelajaran Kuantum. Dalam model pembelajaran
Kuantum, guru harus menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif,
partisipatif, dan saling menghargai. Prinsip Kuantum adalah semua berbicara
bermakna, mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha diberi reward
(hadiah). ( Sugiyanto, 2010 : 74 ).
Model pembelajaran Kuantum merupakan model pembelajaran yang
mampu menciptakan interaksi dan keaktifan siswa, sehingga kemampuan, bakat,
dan potensi siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya mampu meningkatkan
prestasi belajar dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara
dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah. Pada proses
pembelajaran Kuantum terjadi penyelarasan dan pemberdayaan komunitas belajar,
sehingga guru dan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran sama- sama
merasa senang dan saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang maksimal.
Model pembelajaran Kuantum menekankan pemercepatan pembelajaran
(accelerated learning) dengan taraf keberhasilan tinggi. ( DePorter dalam
Sugiyanto , 2010 : 75 ).
Peneliti memilih model pembelajaran Kuantum karena menurut Sugiyanto
( 2010 : 83 ) mempunyai kelebihan yaitu menarik, semua bermakna,meningkatkan
keaktifan siswa, semua usaha siswa diberi hadiah, dan dapat diterapkan pada
semua mata pelajaran dan jenjang pendidikan. Penerapan model pembelajaran
Kuantum menekankan pada aspek TANDUR. Aspek TANDUR tersebut dapat
digunakan guru untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan menulis puisi,
TANDUR sendiri merupakan akronim dari Tanamkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Aspek tanamkan dalam menulis puisi
dapat diterapkan guru dengan menjelaskan pentingnya menghasilkan karya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
berbentuk tulisan seperti puisi. Aspek alami dapat diterapkan dengan guru
memfasilitasi siswa mengungkapkan kemampuannya dalam menciptakan kata
kata indah dalam syair puisi. Aspek namai dapat diwujudkan dengan guru
menyampaikan konsep konsep yang melibatkan siswa mengoptimalkan
pengetahuan dalam mempelajari cara menulis puisi. Aspek demonstrasikan dapat
diterapkan dengan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mendeklamasikan puisi sesuai hasil karya yang telah dibuat siswa. Aspek ulangi
dapat diterapkan guru dengan mengulang kegiatan pembelajaran yang masih
belum optimal untuk dilakukan refleksi. Dan aspek rayakan dapat dilakukan guru
dengan memberi penghargaan pada hasil terbaik yang dicapai siswa dalam
menulis puisi. Model pembelajaran Kuantum yang menekankan aspek TANDUR
dipandang dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Kayuapak 01.
Dari ulasan latar belakang diatas, maka peneliti akan mengadakan
penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kuantum pada Siswa Kelas III SDN
Kayuapak 01 Kec.Polokarto, Kab. Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti merumuskan masalah
dalam penelitian sebagai berikut:
Apakah penerapan model pembelajaran Kuantum dapat meningkatkan
kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Tahun
Pelajaran 2010/2011 ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah penelitian diatas, tujuan penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi melalui penerapan model
pembelajaran Kuantum pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Tahun
Pelajaran 2010/2011 .
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat
diantaranya sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi
penelitian selanjutnya, sehingga dapat mengembangkan khasanah
keilmuan tentang model pembelajaran Kuantum.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru :
1) Meningkatnya kemampuan dalam mengatasi masalah yang terjadi
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dikelasnya.
2) Meningkatnya wawasan pengetahuan mengenai model
pembelajaran inovatif.
b. Bagi siswa :
1) Diperolehnya pengalaman baru yaitu cara belajar yang aktif, kreatif
dan inovatif.
2) Meningkatnya kemampuan menulis puisi.
3) Dapat diterapkannya secara langsung pengalaman belajarnya
dalam dunia nyata.
c. Bagi sekolah
1) Tumbuhnya iklim pembelajaran yang kondusif.
2) Meningkatnya kualitas proses pembelajaran secara efektif.
3) Meningkatnya kemajuan mutu sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1.Hakikat Kemampuan Menulis Puisi
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan yaitu ketrampilan untuk mengeluarkan semua sumber daya
internal, keunggulan, dan bakat agar bisa mendatangkan manfaat bagi diri sendiri
maupun orang lain. Ketrampilan diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan
sesuatu dengan tepat dan mahir.
(kemampuan,kecakapan,ketangkasan,bakat,kesanggupan)
merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan.
Kemampuan bisa merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu
perbuatan. Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir atau
(1994:1) berpendapat kemampuan adalah kekuatan siswa dalam menunjukkan
tindakan responsif, termasuk gerakan-gerakan terkoordinasi yang bersifat
kompleks dan pemecah problem.
Kemampuan dibagi menjadi dua jenis,yaitu: a) actual ability, dan b)
potential ability. Actual ability atau kemampuan nyata merupakan kecakapan
yang diperoleh karena belajar yang dapat segera didemonstrasikan atau diuji
sekarang. Potential ability atau kemampuan potensial merupakan aspek kecakapan
yang masih terkandung dalam diri individu karena faktor keturunanDari beberapa
pengertian tentang kemampuan maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
merupakan suatu kesanggupan yang dilakukan oleh seseorang dalam
menyelesaikan hal, kemampuan dimiliki seseorang karena bawaan dari lahir
maupun setelah belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Pengertian Menulis
Menulis merupakan proses kreatif memindahkan gagasan kedalam
lambang lambang tulisan. Dalam hal ini seorang ahli mengemukakan bahwa
menulis memiliki 3 aspek utama, yaitu adanya: 1) tujuan yang hendak dicapai
penulis, 2) gagasan yang hendak dikomunikasikan kepada pembaca, 3) sistem
pemindahan gagasan yang berupa sistem bahasa yang baik dan bemar. ( M. Atar
Semi, 2007 : 14 ).
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang - orang lain dapat membaca lambang lambang grafik tersebut kalau
mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.( Tarigan, 2008:22 ).
Menulis adalah kerja keras, bahwa menulis merupakan kerja dengan
keseimbangan konsentrasi yang sulit dilakukan bukan dengan membelakangi
dunia, melainkan dengan membiarkan segala sesuatu mengada. ( Judith Guest
dalam Natalie Goldberg, 2005 :19 ).
Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak
kanan ( emosional ) dan belahan otak kiri ( logika ). ( De Porter dan Mike
Hernachi, 2007 : 179 ). Dalam hal ini yang merupakan bagian logika adalah
perencanaan, outline, tata bahasa, penyuntingan, penulisan kembali, penelitian,
dan tanda baca. Sementara itu yang termasuk bagian emosional ialah semangat,
spontanitas, emosi, warna, imajinasi, gairah, ada unsur baru, dan kegembiraan.
Jurnal internasional dalam (http://www.isetl.org/ijtlhe,diakses
28/01/2011) tentang penelitian menulis (journal of writing research)
mengemukakan beberapa hal yang terkait dengan menulis sebagai berikut :
Writing contributes uniquely to learning. Through writing we can create
new possibilities not inherent to speaking and observation. (Emig,1977). Menulis
memberikan konstribusi unik untuk belajar. Melalui menulis kita dapat membuat
kemungkinan kemungkinan baru tidak melekat pada berbicara dan observasi
semata (Emig,1977).
Writing is an active learnig process key to improving communication
( both written and oral ) and thinking, writing is embedded within social process
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
some formal and others informal, and writing is primarily ( although formal not
exclusively ) in a social activit. ( Rusell, 1997; young, 1994 ). Secara garis besar
dapat diartikan sebagai berikut menulis adalah proses pembelajaran aktif kunci
untuk meningkatkan komunikasi ( baik tertulis maupun lisan ) dan berpikir,
menulis adalah proses sosial yang tertanam dalam beberapa formal dan informal
lain, dan menulis adalah terutama ( walaupun tidak eksklusif ) dalam kegiatan
sosial. ( Rusell, 1997; Young, 1994 ).
Dari definisi para ahli tentang menulis yang telah diuraikan di atas maka
dapat diambil kesimpulan bahwa menulis merupakan kegiatan menggambarkan
ide, gagasan, pikiran, dan perasaan kedalam bentuk visual atau lambang
lambang bahasa grafis yang sesuai dengan sistem kebahasaan dan dipahami oleh
orang lain, kegiatan yang berfungsi untuk mencatat dan komunikasi, aktivitas
kompleks dengan keseimbangan konsentrasi yang melibatkan kemampuan visual (
mata ) dan kinestetik ( gerakan lengan, tangan, jari ) yang saling terintregasi,
proses pembelajaran aktif dan unik, melalui menulis dapat meningkatkan cara
berpikir, dan menulis kita dapat membuat kemungkinan kemungkinan baru
tidak melekat pada berbicara dan observasi semata.
c. Pengertian Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan
perasaaan penyair secara imajinatif yang disusun dengan mengkonsentrasikan
semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur
batinnya.( Herman J.Waluyo,1995:25). Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya
terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. ( Sudjiman dalam
Nadeak,1985:7). Puisi adalah satu-satunya cara yang paling indah,impresif,dan
paling efektif mendendangkan sesuatu. (Mattew Arnold dalam
Sitomurang,1981:9).
Secara etimologi puisi berasal dari bahasa latin versus yang berasal dari
kata verso, versare ( menghadap ). Dalam bahasa Inggris puisi berasal dari kata
verse yang mengacu pada pengaturan baris demi baris yang membedakannya dari
prosa. ( Wallace dalam Kinayati, 2005 : 10 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
bahasa Inggris puisi disebut poetry yang berarti puisi, poet berarti penyair, poem berarti syair,sajak. Arti puisi semacam ini kemudian dipersempit ruang
katanya disusun berdasarkan aturan dan syarat syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kata bersifat imajinatif karena cenderung menggunakan bahasa konotasi yang memiliki makna kias dan makna lambang atau majas. ( Tarigan, 1984: 4).
Poetry is a articulate music, poetry not to speak but to sing. ( John
Dreyden dalam Kinayati,2005:10). Maksudnya dari ungkapan tersebut yaitu puisi
adalah musik yang tersusun rapi, puisi tidak berbicara tapi berdendang kepada
peminatnya.
Puisi merupakan ucapan atau ekspresi tidak langsung, disamping itu juga
puisi adalah ucapan ke inti pati masalah, peristiwa, ataupun narasi
(cerita,penceritaan ). (Pradopo,2005: 314).
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa puisi adalah bentuk karya sastra dengan menggunakan irama,sajak,dan kata
kata kiasan yang tidak berbicara tetapi berdendang kepada peminatnya, bersifat
imajinatif, dan disusun berdasarkan aturan tertentu dan berkonsentrasi pada
kekuatan bahasa meliputi struktur fisik dan batinnya.
d. Kemampuan Menulis Puisi
Beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian kemampuan,
pengertian menulis, dan pengertian puisi, maka dapat ditarik suatu benang merah
yang menghubungkannya.
Kemampuan menulis merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat
produktif, artinya kemampuan menulis ini merupakan kemampuan yang
menghasilkan, dalam hal ini menghasilkan tulisan. ( St.Y.Slamet, 2008:72).
Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara
otomatis. Sholehan menjelaskan bahwa kemampuan menulis seseorang bukan
dibawa sejak lahir melainkan diperoleh melalui tindak pembelajaran.
Berhubungan dengan cara pemerolehan kemampuan menulis seseorang yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
mendapatkan pembelajaran menulis belum tentu memiliki kompetensi menulis
dengan handal tanpa banyak latihan menulis. ( Sholehan, 2008: 94).
Adapun kesimpulan dari ketiga pengertian tentang kemampuan, menulis,
dan puisi dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi adalah
kesanggupan seseorang melakukan aktivitas kompleks yang mencakup gerakan
lengan, tangan, jari, dan mata secara terintegrasi untuk mengekspresikan pikiran/
perasaan yang bersifat imajinatif kedalam lambang kebahasaan dengan aturan
aturan tertentu. Kemampuan menulis puisi merupakan kemampuan produktif
untuk menghasilkan sesuatu yang berupa tulisan yang diperoleh melalui
pembelajaran.
e. Tujuan Menulis Puisi
Dalam jurnal internasional oleh David Holliwat tujuan dari kegiatan
menulis sebagai berikut :
emerged in the 1970s with the primary interest helping students to improve their
academic and civic abilities to communicate, and to assist students in becoming
(http://isetl.org/ijtlhe,diakses 28/01/2011). Maksud
dari ungkapan tersebut adalah menulis mulai digerakkan dalam kurikulum pada
1970-an dengan kepentingan utama dalam membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan akademis dan kewarganegaraan kemampuan untuk berkomunikasi,
dan untuk membantu siswa menjadi pelajar kritis.
Aktivitas menulis adalah sebuah aktivitas yang memiliki tujuan, setiap
orang yang hendak menulis tentu mempunyai tujuan didalam hati atau pikirannya
mengenai apa yang akan dicapainya dengan menulis. Adapun tujuan menulis
sebagai berikut :
1) Untuk menceritakan sesuatu,
2) Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan,
3) Untuk menjelaskan sesuatu,
4) Untuk meyakinkan,
5) Untuk merangkum. ( M. Atar Semi,2007:15).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Puisi diciptakan mempunyai beberapa tujuan antara lain : 1) bukan untuk menyatakan makna tetapi untuk menyarankannya, 2) bukan untuk menceritakan tetapi untuk melukiskan, 3) bukan untuk menerangkan atau menjelaskan tetapi mengajak atau mendorong para pembaca berkreasi, 4) bukan untuk berbicara tetapi berdendang atau berlagu, 5) bukan untuk berdendang atau berlagu melulu tetapi justru membangun atau menimbulkan dendang atau lagu bagi penikmatnya. ( Mirrielees dalam Tarigan,1984:43-44).
Dari pendapat yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa tujuan menulis puisi adalah untuk meningkatkan kemampuan
mengungkapkan pikiran,ide,gagasan dalam bentuk tulisan yang tersusun dalam
larik/bait dan terangkai dalam kata - kata yang indah yang dapat disampaikan
kepada orang lain.
f. Manfaat Menulis Puisi
Pada umumnya hasil karya dalam bentuk tulisan yang dihasilkan
seseorang mempunyai manfaat. Kegiatan menulis juga banyak memiliki
manfaat,seperti yang diungkapkan oleh Sabarti dalam St.Y.Slamet, (2008:169)
yaitu :
1) Dapat mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang ditulis,
2) Dapat mengembangkan dan menghubungkan beberapa gagasan atau pemikiran,
3) Dapat memperluas wawasan dan kemampuan berpikir, baik dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk berpikir terapan,
4) Dapat menjelaskan dan mempertegas permasalahan yang kabur, 5) Dapat menilai gagasan sendiri secara objektif, 6) Dapat memotivasi diri untuk belajar dan membaca lebih giat, 7) Dapat membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib.
Kegiatan menulis puisi memiliki beberapa manfaat menurut Njoo Mee Fang sebagai berikut :
1) Melatih kita berani mengekspresikan diri melalui kata kata tanpa partner
bicara secara langsung, 2) Menuntun kita memasuki dunia seni yang menjanjikan keindahan yang
melebihi logika dan kata, 3) Memampukan kita dapat menyampaikan makna ganda yakni yang tersurat
maupun tersirat. ( http://aeiou.blogspot.com ,diakses 28/01/2011 ).
Dari pendapat ahli tentang manfaat menulis dan menulis puisi maka dapat
disimpulkan bahwa kegiatan menulis mempunyai manfaat yang beranekaragam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
bagi penulis dan orang lain yang membaca hasil tulisan tersebut. Menulis puisi
bermanfaat untuk mengekspresikan diri dalam belajar seni membuat kata kata
indah.
g. Unsur unsur Pembangun Puisi
Puisi memiliki unsur unsur pembangun didalamnya. Unsur unsur
tersebut tidak berdiri sendiri, namun merupakan sebuah struktur. Seluruh unsur
dalam puisi tersebut merupakan kesatuan, antara unsur yang satu dengan yang
lainnya menunjukkan hubungan saling keterjalinan. Unsur unsur itu juga
bersifat fungsional, artinya unsur unsur itu berfungsi bersama unsur lain dan
didalam kesatuan dengan totalitas.
i terdiri dari dua unsur pokok yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik puisi terdiri atas : diksi, pengimajian (pencitraan), kata konkret, gaya bahasa (majas), versifiasi, dan tipografi puisi. Majas terdiri atas : lambang dan kiasan, sedangkan versifikasi terdiri atas: rima, ritme, dan metrum. Adapun struktur batin puisi terdiri atas : tema,(sense), nada (tone), perasaan (feeling J.Waluyo,1995 : 28 ).
Marjori Boulton dalam Kinayati,(2005:15) menyebutkan unsur
pembangun puisi adalah bentuk fisik dan bentuk mental. Lebih lanjut Dick
Hartoko dalam Herman J.Waluyo,(2995:27) menyebutkan adanya dua unsur
penting dalam puisi yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dengan unsur
sintaktik puisi. Unsur sintaktik menunjuk kearah struktur fisik puisi.
Struktur fisik puisi dibangun oleh diksi, bahasa kias (figurative language),
pencitraan (imagery), dan persajakan, sedangkan struktur batin dibangun oleh
pokok pikiran (subject matter), tema, nada (tone), suasana (atmosphere), amanat
(message). ( Kinayati,2005:15).
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa unsur puisi terdiri
atas dua bagian besar yaitu struktur fisik dan struktur batin puisi. Struktur fisik
yang dibangun oleh diksi, gaya bahasa, pencitraan, kata konkret, versifikasi, dan
tipografi puisi. Struktur batin yang dibangun oleh tema, nada, perasaan, dan
amanat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
h. Ciri Puisi Anak SD
Ciri yang menonjol adalah puisi anak berkaitan langsung dengan bahasa
pantun.(Djojosuroto dalam Alfiah,2009:26). Ciri ciri bahasa puisi yang
diungkapkan Djojosuroto dalam Alfiah sebagai berikut :
1) Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik terdiri dari beberapa hal yaitu :
a) Diksi atau dikenal dengan pilihan kata pada puisi anak masih termasuk mudah dipahami, belum begitu menggunakan makna kias.
b) Bait dan baris pada puisi anak biasanya tidak terlalu banyak, satu bait memiliki 3 sampai 4 baris dalam setiap puisi.
c) Intepolasi (penyisipan kata pada kalimat dalam sebuah puisi untuk memperjelas makna) pada puisi anak jarang digunakan.
d) Kata nyata pada puisi anak sangat dominan. Bentuk kata nyata itu berupa kata konkret dan khusus bukan kata abstrak.
e) Rima, yaitu sajak atau persamaan bunyi atau pengulangan bunyi ciri yang dominan pada puisi anak.
2) Unsur Instrinsik
a) Tema Adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Dalam pembelajaran siswa harus mampu menuliskan sebuah puisi dengan tema yang mudah sebagai contoh alam, kemanusiaan, kasih sayang kepada orang tua, dan lain lain.
b) Tujuan dan amanat Tujuan dan amanat yaitu hal hal yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca melalui puisinya. Dalam puisi anak, tujuan atau amanat yang hendak disampaikan adalah perasaan suka, duka, benci, amarah, kagum, dan kasih sayang.
c) Gagasan Pokok Gagasan pokok dalam penulisan puisi anak tidak berbeda jauh dalam setiap larik pada baitnya. Anak dalam menuliskan sebuah puisi setelah menemukan tema dan topik dilanjutkan menuliskan gagasan pokok.
d) Majas Majas yaitu penggunaan gaya bahasa oleh penyair untuk melukiskan, mengeluarkan, dan mengungkapkan perasaan maupun pikiran dalam menulis puisi. Pada puisi anak, gaya bahasa yang digunakan tidak terlalu sulit.
e) Bahasa Puisi Bahasa yang digunakan dalam puisi anak masih termasuk bahasa yang lugu.
Ciri ciri yang perlu diperhatikan dalam memilih puisi di SD adalah: (a)
isi sajak harus merupakan pengalaman dari dunia anak sesuai umur dan taraf
perkembangan jiwa anak, (b) sajak yang dibuat diusahakan agar menarik hati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
anak, (c) sajak itu harus mempunyai keindahan, (d) kata kata yang ada pada
puisi harus sesuai dengan dunia anak. ( Rusyana dalam Nadeak, 1985:62).
Puisi yang diberikan kepada anak sebagi bahan pembelajaran menulis
puisi di SD sebaiknya memiliki ciri berikut bahasa yang digunakan dapat
dipahami anak, pesan yang dikandung puisi dapat dibaca dan dipahami anak, puisi
disesuaikan dengan usia anak, puisi mempunyai kesesuaian dengan lingkungan
sekitar tempat anak berada. (Sutawijaya, 1992: 7-21).
Dari pendapat ahli mengenai ciri puisi anak SD maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa puisi anak SD mempunyai ciri antara lain puisi sesuai dengan
pengalaman siswa, sesuai usia siswa, bahasanya lugu, sesuai dengan lingkungan
siswa, makna dan amanat mudah dipahami siswa, juga menarik bagi siswa.
i. Langkah langlah Menulis Puisi
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang dapat juga dihasilkan oleh
siswa sekolah dasar. Untuk memudahkan siswa menulis puisi maka ada beberapa
langkah untuk membantu siswa. Sebelum menulis puisi diperhatikan beberapa
langkah. Langkah langkah menulis puisi menurut Yunarko (2009:23) adalah
sebagai berikut :
1) Pemadatan bahasa Dalam penulisan sebuah puisi bahasa dipadatkan agar berkekuatan gaib. Puisi dituliskan dengan kata kata tidak membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk larik dan bait.
2) Pemilihan kata khas Dalam penulisan puisi digunakan kata kata yang khas untuk puisi, bukan kata kata untuk bahasa sehari hari.
3) Persamaan rima dan bunyi Pemilihan kata didalam sebuah puisi, khususnya pada baris baris puisi mempertimbangkan kata kata yang mempunyai persamaan bunyi yang selaras.
4) Kata konkret Dalam menulis puisi, penggunaan media gambar bagi anak dapat dirasakan lebih jelas karena lebih konkret.
5) Pengimajian Dengan pengimajian, penggunaan kata atau susunankata kata dapat memperjelas atau mengkonkretkan apa yang dinyatakan oleh penyair, melalui pengimajian apa yang digambarkan seolah olah dapat dilihat, didengar, atau dirasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Sedangkan menurut Sutedjo Kasnadi (2008:34), adapun langkah
langkah menulis puisi adalah sebagai berikut :
1) Mencari ide/ilham. 2) Menentukan tema. 3) Memilih aliran puisi. 4) Menentukan jenis puisi. 5) Menentukan pilihan kata yang padat dan khas. 6) Membuat larik yang menarik. 7) Membuat judul yang menarik.
Kegiatan pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas III Sekolah Dasar
dapat dilakukan dengan membimbing siswa mengetahui langkah langkah
menulis puisi. Adapun langkah langkah menulis puisi menurut H.Suryatno
(2008:137 ) adalah sebagai berikut :
a) Menentukan ide, ide atau gagasan pokok adalah dasar penulisan puisi. Ide
tersebut dapat diperoleh dimana saja, dari apa saja, dan kapan saja,
contohnya dari lingkungan di sekitar tentang sampah yang berserakan,
sungai yang kotor, kupu kupu di taman, dan lain lain.
b) Menentukan pilihan kata, kata kata dalam puisi harus bermakna oleh
karena itu perlu adanya pilihan kata yang tepat, yaitu kata kata yang dapat
mewakili pikiran dan perasaan. Kata kata yang dipilih bisa berupa kata
yang bermakna lugas maupun kiasan. Selain itu pemilihan kata juga harus
memperhatikan rima, dan irama agar menimbulkan kesan indah pada puisi.
c) Mengembangkan pilihan kata, setelah menemukan ide dan memilih kata
kata yang tepat maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan kata
kata itu menjadi larik larik yang indah yang tersusun dalam bait bait
puisi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka disimpulkan bahwa langkah
menulis puisi yaitu menentukan ide dasar penulisan puisi atau tema yang sesuai
dengan dunia anak, menentukan pilihan kata kata yang indah dan menarik,
mengembangkan pilihan kata yang menarik, mengembangkan kata yang indah
menjadi larik kemudian menyusunnya dalam bait,dan membuat judul puisi yang
menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
j. Materi Pembelajaran Menulis Puisi Anak SD
Materi pembelajaran menulis puisi yang disampaikan kepada siswa SD
berdasarkan pada silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun
2006 mata pelajaran Bahasa Indonesia, adapun uraian dari silabus KTSP tersebut
dapat ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 1. Silabus KTSP Kelas III Sekolah Dasar
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator Alokasi
Waktu
Menulis Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana dan puisi
8.2.Menulis puisi
berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik
Puisi dengan gambar ilustrasi
Menyebutkan langkah langkah menulis puisi.
Menentukan tema puisi.
Menuliskan puisi sesuai dengan langkah langkahnya.
2x pertemuan (4x35 menit)
Materi pembelajaran menulis puisi yang disampaikan di SD harus sesuai
dengan standar dan kompetensi dasar tersebut, tidak terkecuali juga untuk buku
pegangan yang digunakan. Ada beberapa buku yang dijadikan pegangan dalam
mengajarkan materi menulis puisi di SD salah satunya adalah buku BSE Indahnya
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD/MI Kelas III karangan H.Suryatno
(2008:137) dkk. Materi menulis puisi antara lain sebagai berikut :
1) Pengertian puisi bebas yaitu puisi yang tidak terikat oleh rima, irama, serta
penyusunan larik, bait, dan suku kata.
2) Contoh Puisi
Berikut ini contoh beberapa puisi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Taman Bunga
Bila kutatap engkau
Hatiku sangat senang
Rupamu cantik
Warnamu amat menarik
Oh.... taman bungaku
Berserilah sepanjang waktu
Jangan pernah layu
Menebar keindahan
( karya Lin )
2. Hakikat Model Pembelajaran Kuantum
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses
membelajarkan subyek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,
dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.(Depdiknas, 2004:
7).
Seruling Suaramu sangat merdu
Aku terbuai alunanmu
Ketika senja berganti
Suaramu tetap terdengar
Seruling oh seruling
Betapa setianya kau
Dengan si anak pengembala
Pagi,siang,dan malam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.( Nurhadi ,2002:34).
Kemudian menurut pendapat Darsono (2000:24) secara umum dan khusus sebagai
berikut:
1. Secara umum, pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik
2. Secara khusus, pengertian pembelajaran adalah sebagai berikut: a) Menurut aliran Behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus);
b) Menurut pandangan Kognitif, pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari;
c) Menurut pandangan Gestalt, pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya menjadi gestalt (pola bermakna);
d) Menurut pandangan Humanistik, pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran adalah proses atau
usaha guru berinteraksi dengan peserta didik untuk memberikan materi
sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang sedang
dipelajari, guru berperan dalam membentuk tingkah laku, memberikan
kesempatan berpikir kepada siswa, dan membantu siswa belajar dengan maksimal.
b. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu,dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran.( Winataputra ,2001: 35 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial.
Models of teaching are really models of learning.As we help student
acquire information,ideas,skills,value,ways of thinking and means of expressing
themselves,we are also teaching them to learn. (Joyce dan Weil,1992:1 ).
Artinya Model pembelajaran adalah pelajaran model sesungguhnya. Yang mana
kita membantu murid murid memberikan informasi, ide, ketrampilan, jalan
(Joyce dan Weil,1992:1 ).
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan
prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar. ( Trianto,2007:2).
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
merupakan suatu perencanaan atau kerangka konseptual dalam kegiatan
pembelajaran yang dibuat sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran di kelas, membantu siswa mengembangkan ide, ketrampilan,
ekspresi, dan serta kemampuan intelektual.
c. Pengertian Model Pembelajaran Kuantum
Model pembelajaran Kuantum merupakan penggabungan sugestologi, teknik
pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode ciptaannya
sendiri. (Bobbi DePorter,2006:16). Termasuk diantaranya konsep konsep kunci
dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain, seperti teori otak kanan dan kiri,
pilihan modalitas, teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan
pengalaman, simulasi/permainan.
Sebagaimana ungkapan di atas, Colin Rose (1998:46) juga berpendapat
bahwa Model Pembelajaran Kuantum adalah panduan praktis dalam mengajar yang
berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau setiap siswa.
Model pembelajaran kuantum sarat dengan penemuan-penemuan terkini yang
menimbulkan antusiasme siswa. Model Pembelajaran kuantum menjadikan ruang-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
ruang kelas ibarat sebuah konser musik yang memadukan berbagai instrumen
sehingga tercipta komposisi yang menggerakkan dari keberagaman tersebut. Sebagai
guru yang akan mempengaruhi kehidupan murid, anda seolah-olah memimpin konser
saat berada di ruang kelas.
is a Comprehensive model that covers both
educational theory and immediate classroom implementation. Into integrates
research-based best practices in education into a unified whole, making content
. Artinya Model Pembelajaran
Kuantum merupakan keseluruhan model yang mencakup kedua teori pendidikan
dan pelaksanaan dikelas dengan cepat. Ini menggambarkan praktek dasar
penelitian terpadu yang terbaik dalam pendidikan ke dalam keseluruhan, yang
membuat isi lebih bermakna dan relevan bagi kehidupan siswa. Selain itu,
dinyatakan bahwa Model Pembelajaran Kuantum adalah suatu model yang
komprehensif yang mencakup baik teori pendidikan dan implementasi kelas. Hal
mengintegrasikan praktik terbaik berbasis penelitian dalam pendidikan menjadi
suatu kesatuan yang utuh, konten yang lebih bermakna dan relevan dengan
kehidupan siswa. (Bobbi DePorter ,2005:18).
Menurut DePorter (dalam http://www.learningforum.com,diakses tanggal
15 Maret 2011) menyatakan bahwa:
The perpeptual question facing our education system is how to improve s
working and by what evidence?
Settings, was completed by William Benn. Benn, an External Evaluator for Program Improvement Schools, approved by the California Department of Education, studied the impact of the Quantum Learning model on 18 schools in four states. The schools were chosen for their degree of commitment to Quantum Learning. All had implemented Quantum Learning over a number of years
-from staff is a key component that correlates to the success of any method. New Lexington Elementary School in the El Monte School District in California was one of the schools chosen for the study. New Lexington began conducting the Quantum Learning school wide reform model during the 2001-2002 school year and have continued through 2003. The results of the
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Academic Performance Index (API) score from 2001 and 2002 indicate that New Lexington made statistically and educationally significant gains in academic achievement compared to 44 comparison schools. It also showed gains based on SAT-9 results. New Lexington Principal,Karen Smith
um Learning strategies played a key role in raising our
I see students get excited abaut learning,
demonstrated a consistent pattern of positive impact on students achievement. These outstanding results ranged from statistically and educationally significant gains in reading,mathematic,writing to more comprehensive measures of core academic achievement. Students whom attend schools that use the Quantum Learning model show a pattern of greater achievement than comparison sample students that have not been taught these strategies.
Menurut DePorter dalam http://www.learningforum.com di atas
dijelaskan bahwa pertanyaan tiada henti tentang sistem pendidikan mengenai
bagaimana meningkatkan prestasi akademik siswa pada tes yang berstandar,
bagaimana teknik instruksionalnya, dan bagaimana meningkatkan prestasi siswa
secar keseluruhan, apa yang perlu dikerjakan dan dengan bukti apa. Seorang
peneliti bernama William Benn dalam studi atau penelitiannya tentang Quantum
ct on Achievement in Multiple setting, telah meneliti dan
mempelajari dampak dari pembelajaran quantum learning pada 18 sekolah di 4
negara bagian.
Hasilnya dari 18 sekolah tersebut, menunjukkan bahwa model
pembelajaran kuantum memberlakukan pola pengaruh positif yang konsisten
terhadap prestasi siswa. Hasil yang memuaskan bergerak dari perolehan yang
dicapai secara statistik dan signifikan dalam bidang membaca, matematika,
menulis, dan lain-lain. Siswa siswa yang datang ke sekolah yang menerapkan
model pembelajaran kuantum, menunjukkan pola prestasi yang lebih besar
dibandingkan dengan siswa yang tidak belajar dengan model pembelajaran
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kuantum adalah suatu cara yang mampu menciptakan interaksi dan keaktifan siswa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
sehingga kemampuan, bakat, dan potensi siswa dapat berkembang, yang pada
akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar dengan menyingkirkan hambatan
belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar
secara mudah. Model pembelajaran kuantum merupakan model percepatan belajar
(accelerated learning) yang merupakan model belajar untuk mempercepat perolehan
hasil belajar.
d. Karakteristik Umum Model Pembelajaran Kuantum
Model Pembelajaran Kuantum memiliki karakteristik umum yang dapat
memantapkan dan menguatkan sosoknya. Beberapa karakteristik umum yang
tampak membentuk sosok pembelajaran Kuantum menurut Sugiyanto (2009:73)
sebagai berikut :
(1) Pembelajaran Kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika.
(2) Pembelajaran Kuantum lebih bersifat humanitis, bukan positivistis-
-
(3) Pembelajaran Kuantum lebih bersifat konstruktivistis, bukan positivistis-
empiris, behavioristis.
(4) Pembelajaran Kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang
bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna.
(5) Pembelajaran Kuantum sangat menekankan pada pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
(6) Pembelajaran Kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran
proses pembelajaran bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat buat.
(7) Pembelajaran Kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan
kebermutuan proses pembelajaran.
(8) Pembelajaran Kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi
pembelajaran.
(9) Pembelajaran Kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan
keterampilan akademis, keterampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal
atau material.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(10)Pembelajaran Kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian
penting proses pembelajaran.
(11)Pembelajaran Kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan,
bukan keseragaman dan ketertiban.
(12)Pembelajaran Kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran
dalam proses pembelajaran.
Mengacu pada kerakteristik model pembelajaran kuantum di atas maka
dapat diulas bahwa model pembelajaran kuantum berkaitan dengan psikologi
kognitif, bukan teori fisika kuantum. Dalam model pembelajaran kuantum potensi
diri siswa, kemampuan pikiran, motivasi siwa diyakini bisa berkembang atau
meningkat secara optimal.
Model pembelajaran kuantum menekankan pentingnya lingkungan dalam
mewujudkan pembelajaran yang efektif sehingga siswa dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Selain itu juga memusatkan perhatian pada interaksi interaksi
bermutu, dan bermanfaat bagi keberhasilan siswa.
Model pembelajaran kuantum dalam prosesnya dapat diterapkan dengan
cepat dan mempunyai keberhasilan tinggi karena penerapannya menghilangkan
hambatan hambatan yang mengganggu kegiatan pembelajaran,pembelajaran
diciptakan dan dikelola dengan sebaik baiknya. Model pembelajaran kuantum
diwujudkan dengan kealamiahan dan kewajaran sehingga menimbulkan suasanan
nyaman dan menyenangkan.
Model pembelajaran kuantum menekankan kebermaknaan dan
kebermutuan proes pembelajaran sehingga guru membawa dunianya pada dunia
siswa. Model pembelajaran kuantum memadukan konteks dan isi pembelajaran
meliputi suasana yang mendukung prose pembelajaran. Selain itu juga
berlangsung lebih nyaman dan hasilnya optimal.
e. Prinsip Utama Model Pembelajaran Kuantum
Prinsip dapat berarti sebuah aturan aksi atau perbuatan yang diterima atau
dikenal dan sebuah hukuman, aksioma, atau doktrin fundamental. Ada tiga macam
prinsip utama yang membangun sosok model pembelajaran Kuantum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Ketiga prinsip utama yang dirangkum dalam Sugiyanto (2009:78) adalah
sebagai berikut:
1) Prinsip utama model pembelajaran Kuantum berbunyi:
Mereka (Pembelajar) ke dalam Dunia Kita (Pengajar), dan Antarkan Dunia
2) Dalam model pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa proses
pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni. Selain memiliki
lagu atau partitur, pemainan simfoni ini memiliki struktur dasar chord.
Struktur dasar chord ini dapat disebut prinsip-prinsip dasar model
pembelajaran Kuantum yang antara lain sebagai berikut:
a) Ketahuilah bahwa segalanya berbicara
b) Ketahuilah bahwa segalanya betujuan
c) Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan
d) Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran.
e) Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan.
3) Dalam model pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa
pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Dengan
kata lain, pembelajaran perlu diartikan sebagai pembentukan keunggulan.
Oleh karena itu, keunggulan ini bahkan telah dipandang sebagai jantung
fondasi model pembelajaran kuantum. Keunggulan tersebut antara lain:
a) Menerapkan hidup dalam integritas,
b) Mengakui kegagalan dapat membawa kesuksesan,
c) Berbicara dengan niat baik,
d) Megaskan komitmen,
e) Menjadi pemilik,
f) Tetap lentur,
g) Tetap lentur dan mempertihankan keseimbangan.
Mengacu pada pendapat ahli di atas maka dapat diulas peneliti tentang
ketiga prinsip model pembelajaran kuantum sebagai berikut, dalam penerapan
model pembelajaran kuantum diharapkan guru mampu memasuki dunia siswa
siswanya, guru dapat memanfaatkan pengalaman pengalaman yang dimiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
siswa sebagai titik tolaknya. Melalui hal tersebut maka guru dapat memudahkan
siswa menuju kesadaran dan ilmu yang luas, sehingga guru dan siswa
memperoleh pemahaman baru.
Dalam model pembelajaran kuantum yang berlaku prinsip bahwa proses
pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni maksudnya adalah kegiatan
pembelajaran diibaratkan seperti permainan akan tetapi memiliki suatu tujuan
tertentu, kegiatan pembelajaran diharapkan bermakna. Lingkungan pembelajaran
termasuk juga guru dapat megirimkan pesan pembelajaran kepada siswanya, guru
dan siswa juga harus memahami bahwa kegiatan pembelajaran pasti mempunyai
tujuan, dalam proses pembelajaran paling baik terjadi jika siswa telah mengalami
informasi sebelum memperoleh makna untuk apa yang siswa pelajari, guru dalam
menerapkan model pembelajaran kuantum harus mampu memberi penghargaan
kepada siswa sehingga siswa merasa dihargai atas usaha yang telah dilakukan.
Pada dasarnya merayakan suatu yang dicapai siswa akan berdampak pada
kemajuan dan tingkat asosiasi emosi positif dengan pembelajaran.
Model pembelajaran kuantum berdasarkan prinsip yang ketiga
mempunyai delapan kunci keunggulan yang mana dapat diulas peneliti sebagai
berikut, dalam penerapan model pembelajaran kuantum guru bersikap apa
adanya,tulus,dan menyeluruh sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa yang
selanjutnya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Guru mampu mengerti dan
mengakui kesalahan maupun kegagalan dapat memberikan informasi untuk
belajar labih lanjut sehingga dapat berhasil dengan baik.
Guru juga harus mampu meningkatkan ketrampilan berbicara dan
bertanggungjawab atas komunikasi yang jujur dan secara langsung kepada siswa
sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar siswa. Guru
dan siswa harus mempunyai visi,misi dengan kuat sehingga mempunyai
komitmen pada tujuan yang akan dicapai.
Guru bersama siswa diharapkan mampu bertanggungjawab agar
pembelajaran dapat bermutu dan bermakna,bertanggungjawab pada tugas yang
telah ditentukan. Kegiatan pembelajaran tidak kaku, tetapi fleksibel dan dapat
berubah jika memang diperlukan demi keberhasilan siswa. Dalam pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
diperlukan pertahanan jiwa, tubuh, serta emosi dan semangat yang satu kesatuan
dan mempunyai keselarasan agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan
optimal.
Dari uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kuantum mempunyai tiga prinsip utama dan memmpunyai delapan
kunci keunggulan yang sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran, dapat
membantu guru dan siswa mencapai tujuan pembelajaran, pembelajaran dapat
menjadi meningkat dan bermakna.
f. Faktor Pendukung Model Pembelajaran Kuantum
Model Pembelajaran Kuantum melihat kesuksesan siswa pada unsur
unsur terkait yang tersusun dalam sudut pandang yang berbeda, diantaranya
adalah suasana, lingkungan, landasan, rancangan nilai-nilai,dan keyakinan. Bobbi
DePorter dkk, (2008: 14) menjelaskan model pembelajaran Kuantum dapat
diterapkan di kelas dengan kontek menata panggung belajar dan mempunyai
empat aspek. Diantaranya adalah suasana, lingkungan, landasan, rancangan.
Unsur-unsur tersebut harus benar-benar dimengerti oleh guru.
Penjelasan dari pendapat diatas dapat uraikan sebagai berikut:
1) Suasana
Dalam pembelajaran guru harus dapat memilih dan menerapkan
bahasa dengan baik dan benar, menjalin rasa simpati dengan siswa,
membuat suasana nyaman dan gembira, karena suasana tersebut akan
membawa kegembiraan siswa dalam belajar.
2) Landasan
Kerangka kerja, tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan,
prosedur, dan aturan bersama yang memberikan pedoman bagi siswa dan
guru untuk bekerja dalam komunitas belajar.
3) Lingkungan
Cara guru mengatur tatanan ruang kelas. Hal ini meliputi
pengaturan meja dan kursi, penerangan yang cukup, warna, serta iringan
musik yang membuat suasana belajar lebih santai dan nyaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
4) Rancangan
Yang dimaksud adalah penciptaan unsur-unsur penting yang bisa
menumbuhkan minat siswa secara terarah. Selain itu rancangan juga
berfungsi agar siswa dapat lebih mendalami makna, dan memperbaiki
proses tukar menukar informasi.
Jika semua aspek ditata dengan baik, suatu keajaiban akan terjadi.
Konteks tersebut dapat menciptakan rasa saling memiliki. Kelas akan menjadi
komunitas belajar, tempat belajar yang menyenangkan bagi siswa bukan karena
unsur keterpaksaan.
Pembelajaran Kuantum menciptakan lingkungan fisik yang mendukung
yang akan meningkatkan dan memperkuat belajar. Ideal lingkungan belajar
meliputi pencahayaan yang memadai, warna tujuan, poster, tanaman, alat peraga
dan musik. Elemen ini mudah dimasukkan dalam satu kelas, dan siswa menikmati
belajar lebih dalam lingkungan yang nyaman.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam
menerapkan model pembelajaran kuantum di kelas guru dapat memanfaatkan
lingkungan, memaksimalkan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi
siswa, guru dan siswa saling bekerjasama sehingga untuk mewujudkan komunitas
belajar, selain itu kegiatan guru dalam menata dan menyiapkan ruangan, media,
maupun alat alat peraga perlu dilakukan agar tercipta suasana yang menarik dan
menyenangkan bagi siswa, dan yang terakhir guru harus dapat meningkatkan
minat siswa sehingga dapat merasakan kebermaknaan.
g. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum
Didalam penerapan pembelajaran model Kuantum kita dikenalkan dengan
konsep TANDUR yang merupakan akronim dari; Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Unsur-unsur tersebutlah yang telah
membentuk basis struktur yang mendasari model pembelajaran Kuantum.
Konsep TANDUR akan membawa siswa pada kondisi pembelajaran yang
menyenangkan dan mengesankan. Sugiyanto (2009:83) menyatakan bahwa
Kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
setiap pelajaran apapun mata pelajarannya, tingkat kelas, dengan beragam
budayanya, jika pada guru betul-betul menggunakan prinsip-prinsip atau nilai-
nilai pembelajaran model Kuantum.
Kerangka perencanaan pembelajaran Kuantum TANDUR secara singkat
dapat peneliti uraikan sebagai berikut:
1) Tumbuhkan : Guru mengaktifkan siswa, memikat siswa,
memuaskan keingintahuan siswa. Guru
membuat siswa tertarik atau penasaran tentang
materi yang akan diajarkan.
2) Alami : Guru memberikan pengalaman belajar, dan
3) Namai : tepat ketika minat
siswa memuncak dan guru dapat mengenalkan
konsep-konsep pokok dari materi pelajaran.
4) Demonstrasikan : Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengaitkan pengalaman dengan data baru
sehingga dapat menghayati dan membuatnya
sebagai pengalaman pribadi.
5) Ulangi : Guru dapat merekatkan gambaran keseluruhan.
Ini dapat dilakukan melalui pertanyaan postest,
ataupun penugasan, atau membuat ikhtisar hasil
belajar
6) Rayakan : Guru menghargai usaha siswa melalui perayaan
dengan asosiasi positif.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimplkan bahwa dalam
penerapan model pembelajaran kuantum konsep atau kerangka TANDUR harus
ada ketika guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan guru dengan menerapkan model pembelajaran
kuantum akan terlaksana dengan baik karena kerangka TANDUR dapat
membantu guru sistematis dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Kerangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
TANDUR yang dapat membuat siswa tertarik senang dalam kegiatan
pembelajaran sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.
h. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kuantum
Model pembelajaran kuantum mempunyai beberapa kelebihan apabila
diterapkan dalam pembelajaran. Adapun kelebihan model pembelajaran kuantum
menurut Sugiyanto (2010: 83) yaitu mempunyai kerangka TANDUR yang dapat
membuat siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran apapun,
tingkat kelas, dengan beragam budayanya jika diterapkan dengan benar sesuai
nilai atau prinsip-prinsip pembelajaran kuantum. Selain itu kerangka TANDUR
yang dimiliki oleh model pembelajaran kuantum dapat membuat siswa mengalami
pembelajaran, berlatih, dan menjadikan isi pembelajaran nyata bagi siswa
sehingga dapat mencapai kesuksesan dalam belajar.
Selain yang telah dikemukakan diatas, model pembelajaran kuantum
mempunyai kelebihan lain yaitu: membuat siswa meningkatkan motivasi,
meningkatkan nilai, meningkatkan rasa percaya diri, dan meningkatkan
ketrampilan pribadi.(Vos-Groenendal dalam Bobbi DePorter,2009:4).
Kelebihan model pembelajaran kuantum yang lain adalah mempunyai 8
kunci keunggulan yang bermanfaat baik diterapkan di lingkungan sekolah maupun
yang lain.(Hart dalam Bobbi DePorter,2009:47).
Model pembelajaran kuantum seperti yang telah dipaparkan diatas
mempunyai banyak kelebihan tetapi juga mempunyai kekurangan menurut
Sugiyanto (2010:83) yaitu hanya dapat membantu siswa mencapai hasil belajar
yang tinggi apabila diterapkan oleh para guru yang benar-benar menggunakan
prinsip-prinsip atau nilai nilai model pembelajaran kuantum.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan model
pembelajaran kuantum adalah mempunyai kerangka TANDUR yang berbeda dari
model model pembelajaran lain yang dapat meningkatkan motivasi siswa,
menarik, membuat siswa mengalami pembelajaran, meningkatkan nilai,
meningkatkan rasa percaya diri, dan ketrampilan pribadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1) Alfany Rufaida (2009) melakukan penelitian yang berjudul Meningkatkan
Keterampilan Menulis Permulaan Melalui Model Quantum Learning
Pada Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar Negeri Karangasem 1 Laweyan
Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 Berdasarkan hasil penelitian yang
sudah dilakukan diperoleh hasil: 1) Model Quantum Learning dapat
meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa kelas 2 SD Negeri
Karangasem 1 Laweyan Surakarta tahun pelajaran 2009/2010, 2)Hambatan
yang terjadi pada siklus I adalah guru mengalami sedikit kesulitan
menghadapi 45 siswa dengan model Quantum Learning karena sebagian besar
siswa menjadi sangat aktif dengan adanya kebebasan dalam belajar dan
sebagian besar siswa masih kesulitan menuliskan huruf yang rumit
seperti(f),(q),dan (x).
2) Meynita Sucillia Anggraeni S (2009).
Belajar IPA Dengan Menggunakan Model Quantum Learning Pada
Siswa Kelas III SD . Berdasarkan hasil
dari penelitian disimpulkan bahwa ada peningkatan aktivitas belajar IPA
dengan menggunakan model Quantum Learning. Hal itu ditunjukkan dengan
meningkatnya aktivitas belajar siswa dari sesudah tindakan. Pada siklus I ada
peningkatan aktivitas belajar dari rata-rata 61,42 menjadi 73,14 dengan
ketuntasan klasikal 72,22% dan siklus II ada peningkatan aktivitas belajar IPA
dari rata-rata 73,14 menjadi 79,47 dengan ketuntasan klasikal 86,11%.
Sehingga dapat direkomendasikan bahwa pembelajaran IPA dengan
menggunakan model Quantum Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar
IPA pada siswa kelas III SD Negeri Sondakan No.11 Kecamatan Laweyan
Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.
3) Sri Mulyani (2009). gkatkan Kemampuan Membaca Huruf
Jawa Berbasis Quantum Learning Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Negeri I Sukorampe Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
peningkatan kemampuan membaca huruf jawa setelah diadakan tindakan kelas
dengan pendekatan quantum learning. Pada siklus I ada peningkatan untuk
materi membaca huruf jawa nglegena dari rata-rata 62,2, menjadi 76, pada
siklus II ada peningkatan untuk materi membaca huruf jawa dengan
sandhangan dan pasangan sederhana dari rata-rata 62 menjadi 71,2, dan materi
membaca huruf jawa dengan sandhangan dan pasangan sederhana dari rata-
rata 60,2 menjadi 71.
Dari tiga hasil penelitian di atas maka peneliti mengambil kesimpulan
bahwa penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan hasil belajar
setelah dua siklus dan meningkatkan prestasi belajar juga setelah dua siklus pada
mata pelajaran yang berbeda. Sehingga dengan hasil penelitian yang relevan
tersebut memperkuat peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan model
pembelajaran kuantum untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa
kelas III SD Negeri Kayuapak 01 tahun pelajaran 2010/2011.
C. Kerangka Berpikir
Pada kegiatan pembelajaran di kelas III SD, kompetensi dasar menulis
harus dapat dicapai oleh semua siswa. Menulis merupakan proses kreatif
memindahkan gagasan kedalam lambang lambang tulisan. Pembelajaran
menulis puisi di kelas III adalah menulis karangan dan menulis puisi, sehingga
anak harus mampu menghasilkan karya berbentuk tulisan seperti karangan dan
puisi. Agar siswa mencapai kompetensi yang diharapkan maka perlu diusahakan
perbaikan mutu dalam pembelajaran menulis.
Kondisi awal yang ditemukan khususnya pada pembelajaran menulis
puisi di kelas III SDN Kayuapak 01 yaitu masih rendahnya kemampuan menulis
puisi karena faktor yang disebabkan oleh guru. Sebagian besar siswa belum
mencapai batas ketuntasan minimal dalam kompetensi menulis puisi pada
semester I.Hal ini karena model pembelajaran yang diterapkan masih bersifat
tradisional atau konvensional. Belum digunakannya media pembelajaran dengan
maksimal dan guru cenderung hanya melakukan ceramah selanjutnya memberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
tugas pada siswa untuk membuat puisi tanpa siswa belum memiliki kemampuan
yang optimal.
Model pembelajaran Kuantum merupakan model pembelajaran yang
mampu menciptakan interaksi dan keaktifan siswa, sehingga kemampuan, bakat,
dan potensi siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya mampu meningkatkan
prestasi belajar dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara
dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah. Pada proses
pembelajaran Kuantum terjadi penyelarasan dan pemberdayaan komunitas belajar,
sehingga guru dan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran sama- sama
merasa senang dan saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang maksimal.
Model pembelajaran Kuantum merupakan model inovatif yang dapat diterapkan
pada semua mata pelajaran, yang dalam penerapannya menggunakan kerangka
TANDUR. Kerangka TANDUR tersebut dapat digunakan guru untuk membantu
siswa meningkatkan kemampuan menulis puisi, TANDUR sendiri merupakan
akronim dari Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
Aspek tanamkan dalam menulis puisi dapat diterapkan guru dengan menjelaskan
pentingnya menghasilkan karya berbentuk tulisan seperti puisi. Aspek alami
dapat diterapkan dengan guru memfasilitasi siswa mengungkapkan
kemampuannya dalam menciptakan kata kata indah dalam syair puisi. Aspek
namai dapat diwujudkan dengan guru menyampaikan konsep konsep yang
melibatkan siswa mengoptimalkan pengetahuan dalam mempelajari cara menulis
puisi. Aspek demonstrasikan dapat diterapkan dengan guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mendeklamasikan puisi sesuai hasil karya yang telah dibuat
siswa. Aspek ulangi dapat diterapkan guru dengan mengulang kegiatan
pembelajaran yang masih belum optimal untuk dilakukan refleksi. Dan aspek
rayakan dapat dilakukan guru dengan memberi penghargaan pada hasil terbaik
yang dicapai siswa dalam menulis puisi. Model pembelajaran Kuantum yang
menekankan aspek TANDUR dipandang dapat meningkatkan kemampuan
menulis puisi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN
Kayuapak 01.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Penerapan model pembelajaran Kuantum pada proses pembelajaran
menulis puisi dapat dilakukan secara berulang hingga mencapai hasil yang
diharapkan. Dengan demikian diduga hasil akhir dari penerapan model
pembelajaran Kuantum dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu adanya
peningkatan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SDN Kayuapak 01
tahun pelajaran 2010/2011.
Dari alur kerangka berpikir maka peneliti dapat gambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1. Alur Karangka Berpikir
Kondisi Awal
Tindakan
Kemampuan
menulis puisi
siswa kelas III
masih rendah.
Diduga melalui model pembelajaran kuantum
kemampuan menulis puisi siswa kelas III dapat
meningkat.
Guru masih
menerapkan model
pembelajaran
konvensional.
Guru menerapkan
model pembelajaran
Kuantum dalam
proses pembelajaran
menulis puisi.
Siklus I
Adanya peningkatan
kemampuan menulis
puisi siswa sebesar
6
Siklus II
Adanya peningkatan
kemampuan menulis
puisi siswa sebesar
Kondisi Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, dari landasan teori yang telah
diuraikan di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah :
Penerapan model pembelajaran Kuantum dapat meningkatkan kemampuan
menulis puisi pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Kec.Polokarto, Kab.
Sukoharjo Tah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kayuapak 01 yang beralamat di
Kayuapak RT 03/RW 03,Kayuapak, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.
Sekolah ini terdiri dari 6 kelas mulai dari kelas I sampai kelas VI, dengan jumlah
siswa 116. Sarana dan prasarana yang cukup mendukung pembelajaran antara lain
ruang kelas yang layak pakai, alat peraga, perpustakaan dan yang lainnya. Ruang
kelas III berada diantara kelas II dan kelas IV.
Adapun alasan yang mendasari penelitian dilaksanakan di SDN
Kayuapak 01, yaitu:
a. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Kuantum belum
pernah diteliti di SDN Kayuapak 01 Kecamatan Polokarto, Kabupaten
Sukoharjo.
b. Kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III di SD tersebut masih rendah.
c. Peneliti juga merupakan guru di SDN Kayuapak 01 Kecamatan Polokarto,
Kabupaten Sukoharjo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2010/2011, selama 5 bulan, mulai dari bulan Pebruari 2011 sampai Juni 2011.
Tahap perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan tindakan dilakukan pada bulan
Pebruari 2011 sampai Maret 2011. Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi
dilaksananakan pada bulan Maret 2011 dengan perincian siklus I dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan selama satu minggu yaitu pada minggu kedua.
Siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan selama satu minggu yaitu pada
minggu ketiga. Pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Data yang diperoleh serta dikumpulkan berupa data yang langsung
tercatat dari kegiatan peneliti di lapangan sehingga bentuk model yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sedangkan pendekatan yang
dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(PTK) atau istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research
(CAR). Iskandar (2009: 20) mengemukakan PTK merupakan bagian dari
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru di kelas tempat ia
mengajar yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta kuantitas
proses pembelajaran di kelas.
PTK menggunakan strategi tindakan dari identifikasi masalah,
penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan
refleksi. Rangkaian kegiatan secara berurutan yang dimulai dari rencana tindakan
sampai dengan refleksi disebut satu tindakan penelitian. Apabila dalam
pelaksanaan tindakan ditemukan permasalahan yang dapat mengganggu
tercapainya tujuan PTK maka guru dapat memperbaiki permasalahan tersebut
pada tindakan selanjutnya.
2. Strategi Penelitian
Pada strategi penelitian tindakan kelas, langkah-langkah yang diambil
adalah strategi tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti
hanya satu sekolah. Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK meliputi: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) analisis
dan refleksi. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat dalam gambar 2:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 2. Spiral Tindakan Kelas
Sumber : Zainal A (2009,adaptasi dari Hopkins,1993:48)
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01
Tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 19 siswa yang terdiri dari 10 siswa
laki-laki dan 9 siswa perempuan. Peneliti memilih kelas ini karena berdasarkan
pendekatan dan survei awal, siswa kelas ini mempunyai kelemahan dalam menulis
puisi. Selain siswa, guru juga menjadi subjek penelitian berkaitan dengan kegiatan
guru saat mengajar. Objek penelitiannya adalah pembelajaran menulis puisi pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Siklus I
Refleksi
Refleksi
Observasi
Tindakan
Observasi
Perencanaan Ulang
Tindakan
Perencanaan
Identifikasi Masalah
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
D. Sumber Data
Sumber data Penelitian Tindakan Kelas pada dasarnya sejalan dengan
penelitian kualitatif. Sumber data dapat berupa manusia dengan tingkah lakunya,
peristiwa, dokumen, arsip, dan benda benda lain. (Sutopo, 2002: 23). Apabila
peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda,
gerak atau proses sesuatu. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber
data adalah subyek berupa manusia, benda, gerak atau proses dari subyek tersebut
dapat diperoleh data yang diperlukan. (Suharsini Arikunto,1996: 114).
Ada 3 sumber data yang dijadikan penggalian dan pengumpulan data
serta informasi dalam penelitian ini adalah:
1) Informan, yaitu guru dan siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01,Kecamatan
Polokarto, Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 19 siswa.
2) Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan siswa kelas III untuk
mengetahui masalah yang terjadi dalam pembelajaran menulis puisi pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SDN Kayuapak 01 Kecamatan
Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.
3) Data dan dokumen yang berupa nilai kemampuan menulis puisi pada kondisi
awal, tes siklus I dan siklus II, dan lembar observasi guru dan siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan beberapa kegiatan. Data
dikumpulkan melalui beberapa metode, antara lain:
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang kegiatan siswa dan
guru saat pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran
kuantum. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran
menulis puisi yang dilakukan oleh siswa kelas III SDN Kayuapak 01 dan
guru, sebelum pelaksanaan tindakan, saat tindakan, dan sampai akhir tindakan.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu
guru kelas III SDN Kayuapak 01 dan teman sejawat sebagai pengamat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
langsung melihat dan mengadakan pengamatan secara langsung pada kegiatan
pembelajaran siswa, kemudian mencatat kegiatan siswa dan peristiwa yang
terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Alat yang digunakan dalam kegiatan
observasi adalah lembar observasi siswa dalam pembelajaran menulis puisi
dan lembar observasi guru.
Hasil observasi kemudian didiskusikan oleh peneliti dengan teman
sejawat yang bersangkutan untuk kemudian dianalisis bersama-sama untuk
mengetahui berbagai kelemahan yang ada dan untuk mencari solusi yang
tepat. Observasi terhadap siswa difokuskan pada kegiatan siswa dalam
pembelajaran menulis puisi, sedangkan observasi guru dalam penggunaan
model pembelajaran kuantum pada pembelajaran menulis puisi.
b. Dokumentasi
Dengan melakukan pengamatan terhadap dokumen-dokumen dan catatan
sekolah mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa.
Digunakan untuk memperoleh data berupa nama siswa kelas III, data nilai
siswa, dan sejarah perkembangan SD Negeri Kayuapak 01, Kecamatan
Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. Selain itu, saat proses pembelajaran
berlangsung dilakukan dokumentasi yang berupa foto.
c. Tes
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas III SD
Negeri Kayuapak 01, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam menulis puisi dan digunakan
untuk mengetahui/mengukur tercapainya tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Dengan diketahui hasil tes ini maka peneliti dapat merencanakan
kegiatan yang akan dilakukan agar dapat meningkatkan kemapuan siswa
dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi. Selain itu, tes digunakan untuk
mengetahui adanya peningkatan dan keberhasilan pelaksanaan tindakan
berupa tes tertulis dalam bentuk uraian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
F. Validitas Data
Informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti dan dijadikan data dalam
penelitian harus diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu data tersebut dapat dijadikan dasar yang kuat
dalam menarik kesimpulan. Adapun teknik yang digunakan dalam memeriksa
validitas data dalam penelitian ini adalah dengan triangulasi data.
Triangulasi data sering disebut triangulasi sumber (Slamet, 2007:54)
adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan data diluar data
itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu (Lexi J.Meleong
dalam Sarwiji Suwandi,2008:69). Triangulasi data dilakukan dengan
memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang
sejenis. Teknik triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
triangulasi sumber data dan triangulasi metode.
Pada penelitian ini membandingkan data yang diperoleh dari berbagai
sumber atau triangulasi sumber. Triangulasi data dilakukan dengan memanfaatkan
jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Teknik
triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber.
Pada penelitian ini membandingkan data yang diperoleh dari berbagai sumber
atau triangulasi sumber. Sumber yang didapat dari data nilai awal, data nilai tes
siklus pertama dan data nilai tes siklus kedua pada pembelajaran menulis puisi.
Selain Triangulasi sumber, peneliti juga menggunakan triangulasi
metode. Metode yang digunakan yaitu observasi, tes, dan dokumentasi. Observasi
dilakukan pada waktu pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II. Metode tes
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01,
Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo dalam menulis puisi. Dojumentasi
digunakan untuk menyimpan data yang telah didapat dalam penelitian. Hasil
observasi jika menunjukkan aktivitas siswa yang tinggi maka hasil tes juga
menunjukkan hasil yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk bahan
pertimbangan, yang kemudian dapat digunakan untuk penarikan kesimpulan. Dari
data yang diperoleh lewat beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat
validitasnya.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis interaktif (interactive model analysis) Miles dan Huberman. Miles dan
Huberman (2007:15) menjelaskan bahwa kegiatan pokok analisis tersebut terdiri
dari tiga komponen utama, yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data (display
data), (3) penarikan simpulan (verifikasi) dan refleksi.
1) Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan,
dan abstraksi data dari fieldnote. Dalam reduksi data yang diperoleh dari hasil
observasi yang ditulis dalam bentuk data, dikumpulkan, dirangkum, dan
dipilih hal-hal yang pokok, kemudian dicari polanya. Jadi, data sebagai bahan
data mentah singkat disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang
penting sehingga lebih tajam hasil pengamatan dalan penelitian ini, juga
mempermudah peneliti untuk mencatat kembali data yang diperoleh bila
diperlukan.
2) Penyajian Data (Display Data)
Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi
dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat
dilakukan. Pada tahap ini data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam
berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk
melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data aktivitas
siswa, data nilai kemampuan menulis puisi siswa, data ketuntasan belajar
siswa disajikan dalam bentuk tabel dan grafik agar mudah dianalisis,
dimengerti, dan ditarik kesimpulan.
3) Penarikan Simpulan (Verifikasi), dan Refleksi
Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data
agar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis yang terdapat dalam
reduksi data maupun penyajian data diambil suatu simpulan. Penarikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
simpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai
dari simpulan sementara, simpulan yang ditarik pada akhir siklus I, dan
simpulan terakhir yaitu pada akhir siklus II. Simpulan yang pertama sampai
dengan yang terakhir harus terkait. Hasil simpulan akhir dilakukan refleksi
untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya.
Menurut Miles dan Huberman(2007: 20) model analisis interaktif dapat
ditampilkan pada gambar 3:
Gambar 3. Model Analisis Interaktif
H. Indikator Ketercapaian Tujuan
Dalam penelitian ini adapun indikator kinerja yang ditetapkan oleh
peneliti adalah sebagai berikut: kemampuan menulis puisi siswa pada siklus I
mencapai 60% dan siklus II mencapai 75% dari keseluruhan siswa di dalam kelas
yang mendapat nilai lebih dari sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu 70.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui
wawancara dengan siswa kelas III untuk menentukan penyebab masalah
pada proses pembelajaran menulis puisi.
b. Menelaah materi pembelajaran menulis puisi serta mengkaji indikatornya.
pengumpulan data
sajian data reduksi data
penarikan simpulan/verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan indikator
yang telah ditetapkan dengan menggunakan model pembelajaran
kuantum.
d. Menyiapkan media pembelajaran dan alat peraga yang akan digunakan
dalam pembelajaran menulis puisi.
e. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis, dan lembar kerja siswa.
f. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru
dalam pembelajaran menulis puisi yang menerapkan model pembelajaran
kuantum.
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Setiap siklus dalam penelitian ini mencakup empat langkah, yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Langkah-langkah
penelitian yang dilakukan pada tiap tahap ini adalah :
a. Siklus I
1) Perencanaan
Tahap perencanaan dalam penelitian ini berupa rencana
kegiatan yang menentukan langkah-langkah untuk memecahkan
masalah sebagai upaya memperbaiki kelemahan dalam proses
pembelajaran menulis puisi selama ini. Pada tahap perencanaan ini
disiapkan Rencana Pelaksanaa Pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan model pembelajaran kuantum. Dengan menggunakan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diharapkan tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Selain RPP peneliti juga menyiapkan instrumen
penelitian yang terdiri dari soal tes dan Lembar Kerja Siswa sebagai
alat untuk mengukur kemampuan menulis puisi siswa kelas III,
menyusun lembar observasi aktivitas siswa untuk mengamati aktivitas
dan interaksi siswa pada saat pembelajaran berlangsung, menyusun
lembar observasi kinerja guru untuk mengamati kegiatan guru pada
saat melaksanakan pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas III
SDN Kayuapak 01 Tahun Pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2) Pelaksanaan Tindakan
Guru menjelaskan rencana kegiatan dengan melaksanakan
skenario pembelajaran yang telah dibuat berdasar Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Adapun langkah langkah pembelajaran
dengan menggunakan menerapkan model pembelajaran kuantum
adalah sebagai berikut :
a) Pertemuan 1
(a) Kegiatan Inti (±50menit)
Ekslplorasi
(1) Siswa menceritakan pengalamannya yang berkaitan dengan
puisi. (Alami)
(2) Siswa menerima pertanyaan dari guru tentang pengertian
puisi.(Namai)
(3) Siswa menjawab dan memberi ulasan pengertian puisi
sesuai pengetahuan awal mereka.(Alami)
(4) Siswa mengungkapkan ciri-ciri puisi anak. (Ulangi)
(5) Siswa menentukan tema berdasarkan gambar. (Alami)
(6) Siswa mengungkapkan langkah-langkah membuat puisi.
(Namai)
Elaborasi
(7) Siswa belajar lebih mengenali karya sastra puisi dan
pentingnya bisa menghasilkan karya berbentuk tulisan
seperti puisi. (Tumbuhkan)
(8) Menampilkan teks puisi dan teks karangan, lalu siswa
memberi tanggapan tentang perbedaan puisi dan
karangan.(Tumbuhkan dan Namai)
(9) Melalui media laptop siswa mengamati gambar & video
agar siswa membuat kata kata menarik untuk puisi.
(Tumbuhkan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
(10) Siswa memunculkan kata kata indah sesuai tema puisi.
(Alami)
(11) Siswa menulis puisi sesuai langkah-langkah yang telah
disampaikan guru.(Demonstrasikan)
Konfirmasi
(12) Guru melakukan tanya jawab tentang kesulitan yang
dialami siswa pada materi yang telah disampaikan.(Ulangi)
(13) Memberi penghargaan kepada siswa yang aktif dalam
pembelajaran.(Rayakan)
(14) Membuat kesimpulan materi dan kegiatan pembelajaran
hari ini. (Ulangi)
(15) Melakukan evaluasi .
(b) Kegiatan Akhir (±10menit)
(1) Menindaklanjuti hasil belajar siswa.
(2) Memberikan pesan dan amanat.
b) Pertemuan 2
(a) Kegiatan Inti (±50menit)
Ekslplorasi
(1) Siswa mengungkapkan pentingnya bisa menghasilkan
karya berbentuk tulisan seperti puisi.(Tumbuhkan)
(2) Menindaklanjuti hasil puisi yang dibuat siswa pada
pertemuan sebelumnya. (Ulangi)
(3) Siswa memberi judul puisi yang telah dibuatnya. (Namai)
Elaborasi
(4) Siswa menyelesaikan menulis puisi sesuai
kreatifitasnya.(Alami)
Konfirmasi
(5) Membahas hasil karya puisi siswa.
(6) Siswa menukar hasil karya puisinya kepada siswa
lain.(Ulangi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
(7) Siswa menilai hasil karya puisi temannya.(Namai)
(8) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mendeklamasikan puisi sesuai hasil karya yang telah dibuat
siswa.(Demonstrasikan)
(9) Guru memberi penghargaan pada hasil terbaik yang dicapai siswa dalam menulis puisi.(Rayakan)
(10) Membuat kesimpulan materi dan kegiatan pembelajaran
hari ini.(Ulangi)
(11) melakukan evaluasi akhir.
(b) Kegiatan Akhir (±10menit)
(1) Menindaklanjuti hasil belajar siswa.
(2) Memberikan pesan dan amanat.
3) Pengamatan
Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran untuk
mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi
dengan menggunakan pedoman lembar observasi siswa yang meliputi :
(1)aktivitas siswa dalam kegiatan awal pembelajaran,(2)perhatian
siswa selama pembelajaran menulis puisi, (3)keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran menulis puisi, (4)keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan, (5)antusias siswa dalam memanfaatkan media
pembelajaran, (6)ketekunan siswa saat mengerjakan evaluasi.
Pengamatan dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan secara
kolaboratif dengan teman sejawat terhadap pelaksanaan jalannya
proses belajar mengajar. Adapun hasil pengamatan terhadap guru
dalam pembelajaran menulis puisi yaitu: (1) persiapan guru memulai
kegiatan pembelajaran, (2)kemampuan guru melakukan apersepsi,
(3)ketrampilan guru menyampaikan materi menulis puisi, (4)
Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran menulis
puisi, (5) Kemampuan guru menerapkan model pembelajaran kuantum,
(6) Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
4. Refleksi
Pada tahap refleksi dilakukan perbaikan perencanaan, peneliti
melihat maupun merefleksi kelemahan atau hambatan yang ditemukan
pada saat pelaksanaan tindakan. Adapun kelemahan-kelemahan antara
lain sebagai berikut: (1)siswa belum lancar mengungkapkan
pemahamannya tentang puisi, (2)siswa belum lancar mengungkapkan
langkah-langkah menulis puisi, (3)siswa masih banyak yang kurang
aktif dalam pembelajaran menulis puisi, (4)kelemahan dalam
pengorganisasian waktu dalam kegiatan pembelajaran, (5)penggunaan
media yang kurang maksimal untuk dilihat siswa, (6)ada beberapa
siswa yang masih kesulitan dalam menuliskan puisi, penyusunaan dan
penjedaan antar bait. Selain itu peneliti menganalisis Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Peneliti menganalisis nilai hasil belajar
siswa dalam menulis puisi, serta menentukan langkah perbaikan mutu
untuk diterapkan pada siklus selanjutnya dengan mengacu kelemahan
atau hambatan yang ditemukan pada kegiatan pembelajaran.
b. Siklus II
1) Perencanaan
Perencanaan tindakan siklus 2 dikaitkan dengan hasil yang
telah diperoleh pada siklus 1 sebagai upaya perbaikan dari siklus
tersebut yaitu dengan merevisi dan menyempurnakan lagi
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kuantum untuk
meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III. Melalui
diskusi bersama teman sejawat, pada tahap perencanaan dilakukan
langkah untuk mengatasi masalah yang pertama yaitu dengan memberi
kesempatan kepada siswa untuk lebih lancar mengungkapkan
pemahaman terhadap puisi, kelemahan yang kedua direncanakan
diatasi dengan memberi kesempatan siswa mengungkapkan langkah-
langkah menulis puisi denganbahasa mereka, kelemahan yang ketiga
direncanakan diatasi dengan lebih mengaktifkan siswa terutama siswa
yang masih pasif antara lain dengan memberi kesempatan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
mereka mengungkapkan pendapat, dapat memunculkan kata-kata
indah. Kelemahan yang keempat direncanakan diatasi dengan
meminimalkan kegiatan yang sekiranya tidak bermanfaat seperti tidak
memberikan waktu menjawab pertanyaan lisan yang terlalu lama, siap
dalam menyalakan media pembelajaran yaitu TV dan VCD sehingga
tidak banyak waktu yang terbuang, dan tetap mengacu pada waktu
yang telah direncanakan dalam RPP. Kelemahan yang kelima
direncanakan diatasi dengan memakai media yang lebih besar
ukurannya sehingga dapat maksimal dilihat oleh semua siswa, siklus I
peneliti mengamati bahwa media laptop yang digunakan untuk
menampilkan video kurang dapat diamati oleh semua siswa, maka
pada siklus II media laptop diganti dengan media televisi dan VCD.
Sedangkan kelemahan keenam direncanakan diatasi dengan siswa
diberi kesempatan menciptakan kata-kata dengan menyusun dalam
larik-larik dengan penjedaan yang benar. Pada tahap perencanaan di
siklus II peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat untuk mengatasi
kelemahan ataupun hambatan yang muncul pada siklus I. Peneliti juga
menyiapkan RPP yang direvisi,soal tes, instrumen lembar observasi
sama seperti perencanaan siklus 1.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus 2 adapun langkah-langkah tindakan yang
dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi adalah seperti kegiatan
inti yang tercantum pada RPP sebagai berikut :
a) Pertemuan 1
(a) Kegiatan Inti (±50menit)
Ekslplorasi
(1) Siswa menceritakan pengalamannya yang berkaitan dengan
puisi. (Alami)
(2) Siswa menerima pertanyaan dari guru tentang pengertian
puisi.(Namai)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
(3) Siswa menjawab dan memberi ulasan pengertian puisi
sesuai pengetahuan awal mereka.(Alami)
(4) Siswa mengungkapkan ciri-ciri puisi anak. (Ulangi)
(5) Siswa menentukan tema puisi berdasarkan
imajinasinya.(Alami)
(6) Siswa mengungkapkan langkah-langkah membuat puisi.
(Namai)
Elaborasi
(7) Siswa belajar lebih mengenali karya sastra puisi dan
pentingnya bisa menghasilkan karya berbentuk tulisan
seperti puisi. (Tumbuhkan)
(8) Menampilkan teks puisi dan teks karangan, lalu siswa
memberi tanggapan tentang perbedaan puisi dan
karangan.(Tumbuhkan dan Namai)
(9) Melalui media televisi dan VCD siswa mengamati gambar
& video lalu semua siswa secara bergiliran menciptakan
satu larik puisi berdasarkan video yang dilihatnya.
(Tumbuhkan dan alami)
(10) Siswa memunculkan kata kata indah sesuai tema puisi.
(Alami)
(11) Siswa menulis puisi sesuai langkah-langkah yang telah
dipelajari.(Demonstrasikan)
Konfirmasi
(12) Guru melakukan tanya jawab tentang kesulitan yang
dialami siswa pada materi yang telah disampaikan.(Ulangi)
(13) Memberi penghargaan kepada siswa yang aktif dalam
pembelajaran.(Rayakan)
(14) Membuat kesimpulan materi dan kegiatan pembelajaran
hari ini. (Ulangi)
(15) Melakukan evaluasi .
(c) Kegiatan Akhir (±10menit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
(1) Menindaklanjuti hasil belajar siswa.
(2) Memberikan pesan dan amanat.
c) Pertemuan 2
(a) Kegiatan Inti (±50menit)
Ekslplorasi
(1) Siswa mengungkapkan pentingnya bisa menghasilkan
karya berbentuk tulisan seperti puisi.(Tumbuhkan)
(2) Menindaklanjuti hasil puisi yang dibuat siswa pada
pertemuan sebelumnya. (Ulangi)
(3) Siswa memberi judul puisi yang telah dibuatnya. (Namai)
Elaborasi
(4) Siswa menyelesaikan menulis puisi sesuai
kreatifitasnya.(Alami)
Konfirmasi
(5) Membahas hasil karya puisi siswa.
(6) Siswa menukar hasil karya puisinya kepada siswa
lain.(Ulangi)
(7) Siswa menilai hasil karya puisi temannya.(Namai)
(8) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mendeklamasikan puisi sesuai hasil karya yang telah dibuat
siswa.(Demonstrasikan)
(9) Guru memberi penghargaan pada hasil terbaik yang dicapai siswa dalam menulis puisi.(Rayakan)
(10) Membuat kesimpulan materi dan kegiatan pembelajaran
hari ini.(Ulangi)
(11) Melakukan evaluasi akhir.
(b) Kegiatan Akhir (±10menit)
(1) Menindaklanjuti hasil belajar siswa.
(2) Memberikan pesan dan amanat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3) Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan secara kolaboratif dengan
teman sejawat dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II. Peneliti
melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang
sama pada saat siklus 1.Pada tahap ini berdasarkan lembar pengamatan
proses pembelajaran untuk siswa dalam pembelajaran menulis puisi,
dari evaluasi diperoleh hasil yang menunjukkan peningkatan
kemampuan siswa dalam menulis puisi, secara keseluruhan hasilnya
lebih meningkat dari siklus 1. Selain itu pengamatan terhadap
kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kuantum
juga mengalami peningkatan dilihat dari hasil yang tercatat pada
lembar observasi. Kelemahan yang ada pada siklus I dapat diatasi pada
tindakan siklus II.
4) Refleksi
Pada tahap refleksi siklus II, peneliti mengkaji hasil akhir
kemampuan siswa dalam menulis puisi. Pada siklus II diperoleh hasil
adanya peningkatan ditunjukkan dengan hasil pada lembar observasi
siswa, adanya peningkatan rata-rata nilai pada hasil tes siswa dalam
menulis puisi, dan dapat diatasinya hambatan pada siklus I. Mengacu
pada hasil yang diperoleh dari siklus II maka penelitian berakhir dalam
dua siklus. Hasil yang dicapai siswa dikaji untuk dicatat dalam laporan
hasil penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kayuapak 01 yang terletak di dusun
Kayuapak RT 03/RW III, Kayuapak, Polokarto, Sukoharjo. SD ini berstatus negeri
dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101031107009. Sejak awal berdirinya
SDN Kayuapak 01 yakni tahun 1954 sampai sekarang telah mengalami beberapa
pergantian Kepala Sekolah. Kepala yang menjabat saat ini adalah Ibu Sri
Suwarni,S.Pd. SDN Kayuapak 01 memiliki 6 ruang kelas utama, ruang guru,
ruang kepala sekolah, UKS, perpustakaan, dan masjid.
Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian pada siswa kelas
III SDN Kayuapak 01 dengan jumlah siswa 19 anak yang terdiri dari 10 siswa
putra dan 9 siswa putri. Penelitian dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan
menulis puisi pada siswa kelas III dengan menerapkan model pembelajaran
kuantum. Peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat dalam pelaksanaan
penelitian. Kepala sekolah secara langsung ikut dalam pembelajaran menulis puisi
untuk mengamati kegiatan siswa dan guru saat penelitian berlangsung.
Dengan penelitian ini yang dilaksanakan di SDN Kayuapak 01 diharapkan
siswa kelas III khususnya dapat lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar
Bahasa Indonesia, sehingga kemampuan menulis puisi siswa dapat meningkat.
B. Deskripsi Kondisi Awal
Dalam kondisi awal atau sebelum diadakannya tindakan, model
pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis puisi yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Dalam model
pembelajaran tersebut, guru hanya menyuruh siswa membuka buku yang akan
dipelajari pada halaman tertentu, kemudian siswa disuruh membaca dan langsung
mengerjakan evaluasi yang berkaitan dengan pembelajaran menulis puisi.
Peneliti menemukan banyak siswa yang masih rendah kemampuan
menulis puisinya,terlihat dari hasil tes menulis puisi, masih banyak yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
mencapai hasil yang diharapkan. Kemampuan menulis puisi siswa kelas III SDN
Kayuapak 01 masih rendah disebabkan dari faktor guru yang sebelum
dilaksanakan tindakan masih menerapkan model pembelajaran konvensional.
Siswa masih menemui kesulitan dalam menulis puisi dan kemampuan
menulis puisi siswa kelas III SD N Kayuapak 01 masih rendah karena guru belum
menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan
siswa terhadap materi pembelajaran sehingga hasil yang diperolehpun juga belum
maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan 5 siswa yang mencapai KKM atau sekitar
26,32% dan masih adanya 14 siswa atau sekitar 73,68% siswa yang nilainya
belum dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, dan nilai
rata-rata kelas adalah 53,94. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka peneliti
mengadakan penelitian di kelas III dengan menerapkan model pembelajaran
kuantum untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi.
Data rekapitulasi nilai hasil tes siswa dalam pembelajaran menulis puisi
pada saat sebelum dilakukan tindakan (pra-siklus) lampiran 14&15 selanjutnya
dibuat interval selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2 dan grafik di bawah ini:
Tabel 2. Disribusi Frekuensi Bergolong Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Kondisi Awal Sebelum dilakukan Tindakan
No. Kelas Interval
Titik Tengah (x)
Frekuensi Fx Persentase
1 85-75 80 4 320 21,05%
2 74-64 69 3 207 15,78%
3 63-53 58 3 174 15,78%
4 52-42 47 3 141 15,78%
5 41-31 36 3 108 15,78%
6 30-20 25 3 75 15,78%
Jumlah N = 19 100%
Rata-rata nilai = 1025:19 53,94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Dari tabel distribusi frekuensi nilai menulis puisi pada siswa kelas III
SDN Kayuapak 01 sebelum diadakan tindakan melalui penerapan model
pembelajaran kuantum, dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
20-30 31-41 42-52 53-63 64-74 75-85Interval
Gambar 4. Grafik Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Sebelum dilakukan Tindakan
Berdasarkan data nilai di atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan
tindakan, siswa kelas III SDN Kayuapak 01 banyak yang memperoleh di bawah
batas nilai KKM yaitu 70. Berdasarkan tabel 2 dan gambar 4 grafik nilai
kemampuan siswa pada pokok bahasan perkalian pra siklus atau sebelum
tindakan, dengan interval 10 dan jumlah kelas 6. Diperoleh data sebagai berikut :
Nilai tertinggi siswa adalah sebesar 85 dan nilai terendah adalah 20.
Siswa yang memperoleh nilai 20 30 ada 3 siswa atau 15,78%. Siswa yang
memperoleh nilai 31 41 ada 3 siswa atau 15,78%. Siswa yang memperoleh
nilai 42 52 ada 3 siswa atau 15,78 %. Siswa yang memperoleh nilai 53 63
ada 3 siswa atau 15,78%. Siswa yang memperoleh nilai 64 74 ada 3 siswa atau
15,78%. Siswa yang memperoleh nilai 75 - 85 ada 4 siswa atau 21,05%.
Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat diketahui pada tabel 3 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 3. Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes sebelum Tindakan
No
Ketuntasan
Jumlah Siswa
Data awal
Jumlah Persen
1 Tuntas 5 26,32%
2 Tidak Tuntas 14 73,68%
Jumlah 19 100 %
Berdasarkan tabel 4 maka dapat digambarkan pada grafik gambar 5
sebagai berikut:
Gambar 5. Grafik Ketuntasan Nilai Kemampuan Menulis Puisi Pra Siklus
Berdasarkan data nilai pada tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa sebelum
dilaksanakan tindakan, siswa kelas III SDN Kayuapak 01 sebanyak 19 siswa
hanya 5 siswa atau 26,32% yang memperoleh nilai lebih dari sama dengan batas
nilai KKM. Sebanyak 14 siswa atau 73,68% memperoleh nilai di bawah KKM
yaitu 70.
0%10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Tidak Tuntas Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam deskripsi tindakan ini dibahas mengenai beberapa hal yaitu
siklus I dan siklus II sebagai berikut :
1. Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 - 18 Maret 2011 yang diikuti oleh
siswa kelas III sebanyak 19 siswa. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh
seorang observer yaitu kepala sekolah SDN Kayuapak 01 yang bernama Sri
Suwarni,S.Pd. Adapun kegiatan siklus I ini adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Berdasarkan informasi yang diperoleh sebagai data awal siswa sebagai
subyek penelitian sebanyak 19 siswa dari 14 siswa mendapatkan nilai menulis
puisi belum mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan guru yaitu 70. Selain
itu berdasarkan hasil wawancara dengan siswa didapatkan informasi bahwa
kemampuan menulis puisi siswa masih rendah. Oleh karena itu perlu diadakan
pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalammenulis puisi.
Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan beberapa hal antara
lain:
1) Mengidentifikasi masalah belajar siswa terutama dalam pembelajaran menulis
puisi.
2) Mengkaji materi pembelajaran menulis puisi kelas III semester II dengan
Kompetensi Dasar: 8.2. Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata
yang menarik.
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran kuantum.
4) Merancang pelaksanaan kegiatan serta mempersiapkan sarana dan prasarana
yang digunakan untuk pembelajaran menulis puisi yang
berupa:mengkondisikan kelas,menyiapkan media pembelajaran,menyiapkan
buku teks,menyiapkan tes formatif untuk penilaian hasil belajar. Dalam
merancang kegiatan berkolaborasi dengan kepala sekolah sebagai observer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
5) Menyiapkan lembar observasi dan penilaian yang akan digunakan dalam
pembelajaran menulis puisi.
b. Pelaksanaan
Setelah rencana tindakan dibuat, peneliti segera melakukan tindakan
penelitian dengan melakukan kegiatan pembelajaran menulis puisi dengan
menerapkan model pembelajaran kuantum.
1) Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama,dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Maret
2011. Adapun kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah melakukan
apersepsi yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti pada tahap eksplorasi, siswa menceritakan pengalamannya
yang berkaitan dengan puisi, kegiatan tersebut merupakan aspek Siswa
menerima pertanyaan dari guru tentang pengertian puisi, kegiatan tersebut
Namai Siswa menjawab dan memberi ulasan pengertian puisi
sesuai pengetahuan awal mereka, kegiatan tersebut merupakan aspek
Siswa mengungkapkan ciri-ciri puisi anak kegiatan tersebut merupakan aspek
Siswa menentukan tema puisi berdasarkan gambar, kegiatan tersebut
Selanjutnya siswa mengungkapkan langkah-langkah
Pada tahap elaborasi
siswa belajar lebih mengenali karya sastra puisi dan pentingnya bisa
menghasilkan karya berbentuk tulisan seperti puisi,. kegiatan tersebut merupakan
aspek Guru menampilkan teks puisi dan teks karangan, lalu siswa
memberi tanggapan tentang perbedaan puisi dan karangan, kegiatan tersebut
Melalui media laptop siswa
mengamati gambar & video agar siswa membuat kata kata menarik untuk puisi,
Siswa memunculkan kata
Siswa
menulis puisi sesuai langkah-langkah yang telah disampaikan guru, kegiatan
tersebut merupakan aspek Pada tahap konfirmasi, guru
melakukan tanya jawab tentang kesulitan yang dialami siswa pada materi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
telah disampaikan, kegiatan tersebut merupakan aspek Memberi
penghargaan kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran, kegiatan tersebut
Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi
dan kegiatan pembelajaran hari ini, kemudian melakukan evaluasi.
Sebagai kegiatan akhir Setelah itu menindaklanjuti hasil belajar siswa,
dan yang terakhir memberikan pesan dan amanat.
2) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 18 Maret 2011
dengan kegiatan awal guru memberikan pembelajaran dengan materi yang sama
yaitu tentang puisi namun indikatornya berbeda.
Sebagai kegiatan awal guru melakukan apersepsi tentang materi yang
telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan tujuan memberikan
penguatan dan mengingat kembali pada pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kegiatan inti pada tahap eksplorasi, siswa mengungkapkan pentingnya
bisa menghasilkan karya berbentuk tulisan seperti puisi, yang mana merupakan
penerapan as Guru menindaklanjuti hasil puisi yang dibuat
siswa pada pertemuan sebelumnya,kegiatan tersebut merupakan aspek .
Lalu siswa memberi judul puisi yang telah dibuatnya, kegiatan tersebut
siswa menyelesaikan menulis
puisi sesuai kreatifitasnya, A Pada tahap
konfirmasi, guru membahas hasil karya puisi siswa. Dilanjutkan dengan siswa
menukar hasil karya puisinya kepada siswa lain, kegiatan tersebut merupakan
aspek . Kemudian siswa menilai hasil karya puisi temannya, kegiatan
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk mendeklamasikan puisi sesuai hasil karya yang telah dibuat siswa, siswa
Setelah itu guru memberi penghargaan pada
hasil terbaik yang dicapai siswa dalam menulis puisi, yang mana menerapkan
Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi dan kegiatan
pembelajaran hari ini, kemudian melakukan evaluasi akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Sebagai kegiatan akhir Setelah itu menindaklanjuti hasil belajar siswa,
dan yang terakhir memberikan pesan dan amanat.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran kuantum,
yang dilaksanakan dengan menggunakan alat yang berupa lembar observasi dan
foto kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang
kegiatan siswa dan guru saat pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan
model pembelajaran kuantum. Serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
model pembelajaran kuantum dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi
siswa kelas III SD N Kayuapak 01, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.
Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas siswa
atau proses yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek
tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada
saat proses pembelajaran berlangsung.
1) Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama adapun hasil observasinya ketika pelaksanaan
tindakan dapat dideskripsikan sebagai berikut:
(a) Kegiatan Siswa
Kegiatan siswa saat kegiatan pembelajaran menulis puisi berlangsung
pada siklus I pertemuan pertama yaitu tidak ada siswa yang dapat menjelaskan
pengertian puisi dengan benar karena kemampuan siswa tentang puisi masih
rendah. Selain itu hanya 2 siswa yang bisa memberi tanggapan tentang perbedaan
puisi dengan karangan, karena siswa yang lain kurang cermat dalam
memperhatikan media pembelajaran. Kemudian hanya 1 siswa yang dapat
menyebutkan ciri-ciri puisi anak, dan hanya 2 anak yang memberi tanggapan
tentang langkah membuat puisi. Dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi
hanya 4 siswa yang aktif menjawab. Selanjutnya ketika kegiatan menulis puisi,
hanya 10 siswa yang dapat menentukan tema puisinya, karena siswa masih ada
yang bingung padahal guru sudah memberikan contoh-contoh tema puisi. Selama
proses menulis puisi, 7 siswa membutuhkan waktu yang lama untuk menciptakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
sebuah puisi, karena siswa masih kesulitan membuat kata-kata indah dan masih
sulit untuk menyusun kata dalam larik puisi.
Berdasarkan rekapitulasi skor rata - rata hasil observasi aktivitas siswa
dalam pembelajaran menulis puisi dalam model pembelajaraan kuantum siklus I
pertemuan 1 dapat dilihat dapat dilihat pada lampiran 5 dan dibuat tabel 4 sebagai
berikut:
Tabel 4. Fekuensi Skor Rata Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1
Interval Titik Tengah
(x) Frekuensi fx Persentase Ket.
1,0 - 1,8 1,4 10 14 52,63% Kurang
1,9 2,6 2,25 5 11.25 26,32% Cukup
2,7 3,4 3,05 4 12,2 21,05% Baik
Total N=19 37,45 100%
Rata rata 1,97 Cukup
Berdasarkan tabel 4 di atas mengenai skor rata rata aktivitas siswa dapat
dibuat grafik pada gambar 6 sebagai berikut :
0
2
4
6
8
10
12
1,0-1,8 1,9-2,6 2,7-3,4
Skala Nilai
Gambar 6. Grafik Skor Rata Rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1
Berdasarkan tabel 4 dan gambar 6 diperoleh rata rata 1,97 atau pada
kategori cukup. Berdasarkan skor rata rata nilai dapat dilihat aktivitas siswa
dalam pembelajaran masih perlu ditingkatkan, pada interval 1,0 1,8 masih ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
10 siswa atau 52,63% menunjukkan aktivitas dalam kategori kurang, pada interval
1,9 2,6 ada 5 siswa atau 26,32% menunjukkan aktivitas dalam kategori cukup,
sedangkan pada interval 2,7 3,4 hanya 4 siswa atau 21,05% menunjukkan
aktivitas dalam kategori baik dalam proses pembelajaran menulis puisi siklus I
pertemuan I. Hal demikian disebabkan siswa belum terbiasa pada kondisi
pembelajaran yang baru.
(b) Kegiatan Guru
Kegiatan guru pada siklus I pertemuan pertama yaitu guru aktif memberi
pertanyaan kepada siswa tentang pokok materi puisi. Guru membimbing siswa
untuk dapat mengungkapkan pengetahuan yang mereka miliki berkaitan tentang
materi pembelajaran menulis puisi. Selain itu, guru juga sebagai fasilitator bagi
siswa untuk bisa memperoleh pengetahuan mengenai puisi dengan memanfaatkan
media pembelajaran. Guru menerapkan model pembelajaran kuantum di kelas
dalam proses pembelajaran menulis puisi. Guru juga memotivasi siswa untuk
mampu menciptakan atau membuat karya yang berbentuk tulisan yaitu puisi.
2) Pertemuan kedua
Dalam pertemuan kedua pada siklus I, adapun hasil observasi dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
(a) Kegiatan Siswa
Kegiatan siswa selama proses pembelajaran menulis puisi pada pertemuan
kedua yaitu siswa kembali memberi ulasan mengenai puisi dan siswa yang aktif
sebanyak 9 siswa. Selain itu siswa melanjutkan menulis puisi dengan waktu yang
telah ditentukan, akan tetapi 4 siswa membutuhkan waktu yang lebih lama.
Setelah siswa selesai menulis puisi hasil karyanya, mereka mendemontrasikan diri
untuk mendeklamasikan puisi hasil karyanya, sebanyak 17 siswa sudah mampu
mendeklamasikan puisi hasil karyanya dengan baik. Dan yang terakhir, siswa
mengerjakan evaluasi akhir, sebanyak 13 siswa nilainya belum mencapai KKM.
Dibandingkan pada pertemuan pertama siswa sudah mulai terbiasa
dengan kegiatan pembelajaran yang berbeda. Berdasarkan rekapitulasi nilai hasil
observasi terhadap aktivitas siswa dalam model pembelajaraan kuantum siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
pertemuan 2 dapat dilihat pada lampiran 6 dan dapat dibuat tabel 5 sebagai
berikut:
Tabel 5. Frekuensi Skor Rata Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2
Interval Titik Tengah
(x) Frekuensi fx Persentase Ket.
1,0 - 1,8 1,4 6 8,4 31,57% Kurang
1,9 2,6 2,25 8 18 42,10% Cukup
2,7 3,4 3,05 3 9,15 15,78% Baik
3,5 - 4,2 3,85 2 7,7 10,53% Sangat baik
Total N=19 43,25 100%
Rata rata 2,27 Cukup
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dibuat grafik pada gambar 7 sebagai berikut :
0123456789
1,0-1,8 1,9-2,6 2,7-3,4 3,5-4,2
Skala Nilai
Gambar 7. Grafik Skor Rata Rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2
Berdasarkan tabel 5 dan gambar 7 di atas diperoleh rata rata 2,27 atau
pada kategori cukup. Berdasarkan skor rata rata yang ada dapat dilihat aktivitas
siswa dalam pembelajaran berada pada kategori cukup, sudah ada peningkatan
rata rata aktivitas siswa dalam pembelajaran. Kalau pada pertemuan pertama
sebagian besar siswa masih pada kategori kurang, pada pertemuan kedua rata
rata sudah pada kategori cukup. Dari keenam aspek yang diamati setelah dirata -
rata dari 19 siswa, 6 siswa atau 31,57% berada pada kategori kurang yaitu pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
interval 1,0 - 1,8, sebanyak 8 siswa atau 42,10% pada kategori cukup yaitu
berada pada interval 1,9 2,6, sedangkan pada interval 2,7 3,4 ada 3 siswa atau
15,78% dalam kategori baik, dan pada interval 3,5 - 4,2 ada 2 siswa atau 10,53%
dalam kategori sangat baik.
(b) Kegiatan Guru
Kegiatan guru selama proses pembelajaran menulis puisi pada pertemuan
kedua yaitu guru memotivator siswa untuk menyelesaikan tugas menulis puisi.
Kemudian guru memberi penilaian pada hasil karya siswa, juga memberi
kesempatan kepada siswa untuk mendeklamasikan puisi hasil karya siswa itu
sendiri. Selain itu guru juga memberi penghargaan kepada siswa dan melakukan
evaluasi akhir.
d. Analisis dan Refleksi
Hasil siklus I yang didapat dari hasil observasi dan penilaian hasil menulis
puisi melalui tes kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah pengambilan
tindakan pada siklus berikutnya.
Pada tahap refleksi dilakukan perbaikan perencanaan, peneliti melihat
maupun merefleksi kelemahan atau hambatan yang ditemukan pada saat
pelaksanaan tindakan. Adapun kelemahan-kelemahan antara lain sebagai berikut:
(1)siswa belum lancar mengungkapkan pemahamannya tentang puisi, sehingga
sehingga mempunyai pengaruh dengan nilai evaluasi akhir pada pertemuan kedua
yang masih rendah, (2)siswa belum lancar mengungkapkan langkah-langkah
menulis puisi, sehingga sehingga mempunyai pengaruh dengan nilai evaluasi
akhir pada pertemuan kedua yang masih rendah, (3)siswa masih banyak yang
kurang aktif dalam pembelajaran menulis puisi, (4)kelemahan dalam
pengorganisasian waktu dalam kegiatan pembelajaran, (5)penggunaan media yang
kurang maksimal untuk dilihat siswa, (6)ada beberapa siswa yang masih kesulitan
dalam menuliskan puisi, penyusunaan dan penjedaan antar bait. Selain itu peneliti
menganalisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Peneliti menganalisis nilai hasil
belajar siswa dalam menulis puisi, serta menentukan langkah perbaikan mutu
untuk diterapkan pada siklus selanjutnya dengan mengacu kelemahan atau
hambatan yang ditemukan pada kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Dari hasil tes kemampuan Menulis Puisi pada siklus I dapat dilihat pada
lampiran 16 - 18 dibuat interval nilai dan frekuensi dalam tabel 6 di bawah ini:
Tabel 6. Disribusi Frekuensi Bergolong Hasil Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Siklus I.
No. Kelas
Interval Titik
Tengah (x) Frekuensi Fx Persentase
1 90-84 87 2 174 10,52%
2 83-77 80 1 80 5,26%
3 76-70 73 5 365 26,31%
4 69-63 66 3 198 15,78%
5 62-56 59 5 295 26,31%
6 55-49 52 2 104 10,52%
7 48-42 45 1 45 5,26%
Jumlah N = 19 100%
Rata-rata nilai 66,36
Dari tabel nilai menulis puisi siswa kelas III SDN Kayuapak 01 pada
siklus I melalui penerapan model pembelajaran kuantum, dapat disajikan dalam
bentuk grafik sebagai berikut:
0
1
2
3
4
5
6
42-48 49-55 56-62 63-69 70-76 77-83 84-90
Interval
Gambar 8. Grafik Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III SD N Kayuapak 01 Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Pada Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Dari data yang tersaji dalam tabel 6 dan gambar grafik di atas dapat dilihat
bahwa siswa yang mendapat nilai 42-48 sebanyak 1 siswa atau 5,26%, siswa yang
mendapat nilai 49-55 sebanyak 2 siswa atau 10,52%, siswa yang mendapat nilai
56-62 sebanyak 5 siswa atau 26,31%, siswa yang mendapat nilai 63-69 sebanyak
3 siswa atau 15,78%, siswa yang mendapat nilai 70-76 sebanyak 5 atau 26,31%,
siswa yang mendapat nilai 77-83 sebanyak 1 siswa atau 5,26%, siswa yang
mendapat nilai 84-90 sebanyak 2 siswa atau 10,52%. Secara keseluruhan
kemampuan menulis siswa kelas III pada siklus I sudah mengalami peningkatan,
ditunjukkan dengan siswa yang masih belum mancapai KKM adalah 11 siswa,
lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan hasil sebelum tindakan dan siswa
yang sudah mencapai KKM sebanyak 8 siswa atau sebesar 42,10%. Dari hasil
pembelajaran pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa kelas III dalam menulis
puisi adalah 66,36, maka telah mengalami peningkatan.
Berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan, peneliti dikatakan berhasil
apabila apabila 60 % dari seluruh siswa kelas III mencapai nilai lebih dari sama
dengan KKM yaitu 70, adapun perhitungan ketuntasan belajar pada siklus I adalah
sebagai berikut:
n
r% = x 100%
N
8
= x 100%
19
= 42,10%
Keterangan:
n = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan 70
N = Jumlah siswa
Berdasarkan perhitungan di atas, siswa kelas III SDN Kayuapak 01 masih
belum tuntas karena baru 42,10% siswa yang mendapatkan nilai lebih dari sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
dengan KKM. Sedangkan 57,90% siswa masih mendapatkan nilai di bawah
ketuntasan yaitu kurang dari 70.
Secara lebih rinci perkembangan peningkatan kemampuan menulis puisi
melalui penerapan model pembelajaran kuantum pada siswa kelas III dapat
dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 7. sebelum dan sesudah tindakan siklus I
No
Jumlah siswa yang memperoleh nilai
Prosentase
Keterangan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 5 8 26,32% 42,10% Mengalami peningkatan tetapi
belum mencapai indikator kinerja
Dari tabel 7 di atas maka dapat disajikan dalam bentuk grafik berikut ini:
Gambar 9. Grafik Perbandingan Ketuntasan Nilai Menulis Puisi Pra Siklus dan Siklus I
Berdasarkan tabel 7 dan gambar 9 di atas maka dapat diperoleh hasil
bahwa sudah ada peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai lebih dari sama
dengan KKM yaitu 70, dari pra siklus sebesar 26,32% menjadi 42,10% akan
tetapi hasil pada siklus I belum mencapai indikator kinerja. Adapun indikator
kinerja pada penelitian ini dikatakan berhasil apabila 60% siswa mancapai nilai
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Pra siklus Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
lebih dari sama dengan KKM yaitu 70, maka peneliti memutuskan untuk
mengadakan tindakan pada siklus ke II agar indikator kinerja dapat tercapai dan
penelitian dapat dikatakan berhasil.
2. Siklus II
Pada siklus I hasil pembelajaran menulis puisi pada umumnya sudah
mengalami peningkatan, akan tetapi juga ditemukan beberapa masalah ataupun
kelemahan-kelemahan sehingga harus dilakukan tindakan siklus II. Kegiatan
penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan ke siklus II dengan harapan pada siklus II
dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I sehingga dapat
meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran
kuantum.
Kegiatan penelitian tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal
28 - 30 Maret 2011 yang diikuti oleh 19 siswa. Alokasi waktu yang digunakan
yaitu 2 x 35 menit setiap satu kali pertemuan. Kegiatan dari siklus II ini adalah
sabagai berikut:
a.Perencanaan
Perencanaan tindakan siklus 2 dikaitkan dengan hasil yang telah
diperoleh pada siklus 1 sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut yaitu dengan
merevisi dan menyempurnakan lagi pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran kuantum untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa
kelas III. Melalui diskusi bersama teman sejawat, pada tahap perencanaan
dilakukan langkah untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan pada siklus
I.
Adapun dalam tahap perencanaan pada siklus II tindakan perbaikan
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
(1) Untuk mengatasi masalah siswa belum lancar mengungkapkan
pemahamannya tentang puisi yaitu dengan memberi kesempatan kepada
siswa untuk lebih lancar mengungkapkan pemahaman terhadap puisi.
(2) Untuk mengatasi masalah siswa belum lancar mengungkapkan langkah-
langkah menulis puisi direncanakan diatasi dengan memberi kesempatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
siswa mengungkapkan langkah-langkah menulis puisi dengan bahasa
mereka.
(3) Untuk mengatasi masalah siswa masih banyak yang kurang aktif dalam
pembelajaran menulis puisi direncanakan diatasi dengan lebih mengaktifkan
siswa terutama siswa yang masih pasif antara lain dengan memberi
kesempatan kepada mereka mengungkapkan pendapat, dan memunculkan
kata-kata indah untuk puisi.
(4) Kelemahan dalam pengorganisasian waktu dalam kegiatan pembelajaran
direncanakan diatasi dengan meminimalkan kegiatan yang sekiranya tidak
bermanfaat seperti tidak memberikan waktu menjawab pertanyaan lisan yang
terlalu lama, siap dalam menyalakan media pembelajaran yaitu TV dan VCD
sehingga tidak banyak waktu yang terbuang, dan tetap mengacu pada waktu
yang telah direncanakan dalam RPP.
(5) Kelemahan penggunaan media yang kurang maksimal untuk dilihat siswa
yang direncanakan diatasi dengan memakai media yang lebih besar
ukurannya sehingga dapat maksimal dilihat oleh semua siswa, siklus I
peneliti mengamati bahwa media laptop yang digunakan untuk menampilkan
video kurang dapat diamati oleh semua siswa, maka pada siklus II media
laptop diganti dengan media televisi dan VCD.
(6) Masalah adanya beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menuliskan
puisi, penyusunaan dan penjedaan antar bait direncanakan diatasi dengan
siswa diberi kesempatan menciptakan kata-kata dengan menyusun dalam
larik-larik dengan penjedaan yang benar.
Pada tahap perencanaan di siklus II peneliti berkolaborasi dengan teman
sejawat untuk mengatasi kelemahan ataupun hambatan yang muncul pada siklus I.
Peneliti juga menyiapkan RPP yang direvisi,soal tes, instrumen lembar observasi
sama seperti perencanaan siklus I.
b.Pelaksanaan
Setelah rencana tindakan dibuat, peneliti melakukan tindakan penelitian
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanaan pada hari Selasa tanggal 29 Maret 2011,
jam pelajaran empat dan lima. Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan
apersepsi mengingat pelajaran sebelumnya.
Kegiatan inti pada tahap eksplorasi, siswa menceritakan pengalamannya
yang berkaitan dengan puisi, kegiatan tersebut merupakan aspek Siswa
menerima pertanyaan dari guru tentang pengertian puisi, kegiatan tersebut
Namai Siswa menjawab dan memberi ulasan pengertian puisi
sesuai pengetahuan awal mereka, kegiatan tersebut merupakan aspek
Siswa mengungkapkan ciri-ciri puisi anak kegiatan tersebut merupakan aspek
Siswa menentukan tema puisi berdasarkan imajinasinya, kegiatan
Selanjutnya siswa mengungkapkan langkah-
Pada tahap
elaborasi siswa belajar lebih mengenali karya sastra puisi dan pentingnya bisa
menghasilkan karya berbentuk tulisan seperti puisi, kegiatan tersebut merupakan
aspek Guru menampilkan teks puisi dan teks karangan, lalu siswa
memberi tanggapan tentang perbedaan puisi dan karangan, kegiatan tersebut
Melalui media televisi dan VCD
siswa mengamati gambar & video agar siswa dapat membuat kata kata menarik
untuk puisi, yang mana merupakan aspek . Siswa
memunculkan kata kata indah sesuai tema puisi, kegiatan tersebut merupakan
aspek Alami Selanjutnya siswa menulis puisi sesuai langkah-langkah yang
telah disampaikan guru, merupakan aspek emonstrasikan Pada tahap
konfirmasi, guru melakukan tanya jawab tentang kesulitan yang dialami siswa
pada materi yang telah disampaikan,yang mana guru menerapakan aspek
Guru memberi penghargaan kepada siswa yang aktif dalam
pembelajaran menulis puisi, kegiatan tersebut merupakan aspek Guru
bersama siswa membuat kesimpulan materi dan kegiatan pembelajaran hari ini,
kegiatan tersebut merupakan , kemudian melakukan evaluasi.
Sebagai kegiatan akhir Setelah itu menindaklanjuti hasil belajar siswa,
dan yang terakhir memberikan pesan dan amanat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
2) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 Maret 2011.
Materi yang diberikan sama pada pertemuan pertama dengan indikator yang
berbeda.
Sebagai kegiatan awal guru melakukan apersepsi tentang materi yang
telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan tujuan memberikan
penguatan dan mengingat kembali pada pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kegiatan inti pada tahap eksplorasi, siswa mengungkapkan pentingnya
bisa menghasilkan karya berbentuk tulisan seperti puisi, yang mana merupakan
Guru menindaklanjuti hasil puisi yang dibuat
siswa pada pertemuan sebelumnya,kegiatan tersebut merupakan aspek
Lalu siswa memberi judul puisi yang telah dibuatnya, kegiatan tersebut
puisi sesuai kreatifitasnya, kagiatan Pada tahap
konfirmasi, guru membahas hasil karya puisi siswa. Dilanjutkan dengan siswa
menukar hasil karya puisinya kepada siswa lain, kegiatan tersebut merupakan
aspek . Kemudian siswa menilai hasil karya puisi temannya, kegiatan
untuk mendeklamasikan puisi sesuai hasil karya yang telah dibuat siswa, siswa
Setelah itu guru memberi penghargaan pada
hasil terbaik yang dicapai siswa dalam menulis puisi, yang mana menerapkan
pembelajaran hari ini, kemudian melakukan evaluasi akhir.
Sebagai kegiatan akhir Setelah itu menindaklanjuti hasil belajar siswa,
dan yang terakhir memberikan pesan dan amanat.
c. Observasi
Pada tahap observasi siklus II digunakan alat berupa lembar observasi
yang sama dengan lembar observasi siklus I. Observasi dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh perbaikan siklus II yang dilaksanakan dalam
meningkatkan kemampuan menulis puisi melalui penerapan model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
kuantum pada kelas III SDN Kayuapak 01, Kecamatan Polokarto, Kabupaten
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.
Adapun hasil observasi berdasarkan lembar observasi sebgai berikut :
1) Pertemuan pertama
(a) Kegiatan Siswa
Kegiatan siswa saat kegiatan pembelajaran menulis puisi berlangsung
pada siklus II pertemuan pertama yaitu sebanyak 9 siswa dapat menjelaskan
pengertian puisi dengan benar. Selain itu sebanyak 8 siswa bisa memberi
tanggapan tentang perbedaan puisi dengan karangan, karena siswa sudah cermat
dalam memperhatikan media pembelajaran. Kemudian sebanyak 9 siswa yang
dapat menyebutkan ciri-ciri puisi anak, dan 5 anak dapat memberi tanggapan
tentang langkah membuat puisi. Dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi
sebanyak 11 siswa sudah aktif menjawab. Selanjutnya ketika kegiatan menulis
puisi, sebanyak 16 siswa sudah dapat menentukan tema puisinya, karena siswa
sudah tidak bingung dalam menentukan tema puisi. Selama proses menulis puisi,
2 siswa membutuhkan waktu yang lama untuk menciptakan sebuah puisi.
Kegiatan siswa pada umumnya lebih baik atau mengalami peningkatan dari
sebelumnya.
Berdasarkan rekapitulasi nilai hasil observasi terhadap kegiatan siswa
dalam pembelajaran menulis puisi dengan penerapan model pembelajaraan
kuantum siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada lampiran 10 dan dibuat tabel 8
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 8. Frekuensi Skor Rata Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1
Interval Titik Tengah
(x) Frekuensi fx Persentase Ket.
1,0 - 1,8 1,4 4 5,6 21,05% Kurang
1,9 2,6 2,25 5 11,25 26,31% Cukup
2,7 3,4 3,05 7 21,35 36,84% Baik
3,5 - 4,2 3,85 3 11,55 15,78% Sangat baik
Total N=19 49,75 100%
Rata rata 2,61 Cukup
Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dibuat grafik pada gambar 10 sebagai
berikut :
012345678
1,0-1,8 1,9-2,6 2,7-3,4 3,5-4,2
Skala Nilai
Gambar 10. Grafik Skor Rata Rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1
Berdasarkan tabel 8 dan gambar 10 diperoleh rata rata 2,61 atau pada
kategori cukup. Berdasarkan rata rata nilai dapat dilihat aktivitas siswa dalam
pembelajaran sudah cukup baik, masih ada 4 siswa yang berada pada interval 1,0 -
1,8 atau 21,05% dalam kategori kurang, pada interval 1,9 2,6 ada 5 siswa atau
26,32% menunjukkan aktivitas dalam kategori cukup, sedangkan pada interval 2,7
3,4 ada 7 siswa atau 36,84% menunjukkan aktivitas dalam kategori baik,dan
pada interval 3,5 - 4,2 ada 3 siswa atau 15,78% dalam kategori sangat baik.
Sehingga sudah terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
puisi. Dengan demikian dapat disimpulkan pada siklus II pertemuan pertama ini
rata rata aktivitas siswa sudah meningkat dari siklus I.
(b) Kegiatan Guru
Kegiatan guru pada siklus II pertemuan pertama yaitu aktif memberi
pertanyaan kepada siswa tentang pokok materi puisi. Guru membimbing siswa
untuk dapat mengungkapkan pengetahuan yang mereka miliki berkaitan tentang
materi pembelajaran menulis puisi. Selain itu, guru juga sebagai fasilitator bagi
siswa untuk bisa memperoleh pengetahuan mengenai puisi dengan memanfaatkan
media pembelajaran yang berbeda dari siklus sebelumnya agar dapat optimal
untuk siswa. Guru menerapkan model pembelajaran kuantum di kelas dalam
proses pembelajaran menulis puisi. Guru juga memotivasi siswa untuk mampu
menciptakan atau membuat karya yang berbentuk tulisan yaitu puisi. Pada siklus
II ketika proses pembelajaran pertemuan pertama, kegiatan guru pada umumnya
lebih baik atau meningkat daripada sebelumnya.
2) Pertemuan kedua
(a) Kegiatan Siswa
Kegiatan siswa selama proses pembelajaran menulis puisi pada siklus II
pertemuan kedua yaitu siswa kembali memberi ulasan mengenai puisi dan semua
siswa sudah aktif, siswa yang paling bawah peringkatnya juga sudah
menunjukkan keaktifan dengan mau memberi ulasan tentang pertanyaan dari
guru. Selain itu siswa melanjutkan menulis puisi dengan waktu yang telah
ditentukan, dan sebanyak 17 siswa dapat menyelesaikan tugas menulis puisi
dengan tidak melebihi waktu yang ditentukan. Setelah siswa selesai menulis puisi
hasil karyanya, mereka mendemontrasikan diri untuk mendeklamasikan puisi hasil
karya mereka. Dan yang terakhir, siswa mengerjakan evaluasi akhir dan nilai
evaluasi akhir hasilnya sudah meningkat karena kemampuan siswa sudah lebih
meningkat sehingga hanya 5 siswa yang belum mencapai KKM. Kegiatan siswa
pada umumnya lebih baik atau mengalami peningkatan dari sebelumnya.
Dibandingkan pada pertemuan pertama dan juga siklus sebelumnya
siswa sudah mulai terbiasa dengan kegiatan pembelajaran sehingga aktivitas siswa
mengalami peningkatan. Berdasarkan rekapitulasi hasil observasi terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
kemampuan siswa kegiatan siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan
penerapan model pembelajaraan kuantum siklus II pertemuan 2 pada lampiran 11
dapat dibuat tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9. Frekuensi Skor Rata Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2
Interval Titik Tengah
(x) Frekuensi fx Persentase Ket.
1,0 - 1,8 1,4 3 4,2 15,78% Kurang
1,9 2,6 2,25 2 4,5 10,53% Cukup
2,7 3,4 3,05 6 18,3 31,57% Baik
3,5 - 4,2 3,85 8 30,8 42,12% Sangat baik
Total N=19 57,8 100%
Rata rata 3,04 Baik
Berdasarkan tabel 9 di atas dapat dibuat grafik pada gambar 11 sebagai
berikut :
0
2
4
6
8
10
1,0-1,8 1,9-2,6 2,7-3,4 3,5-4,2
Skala Nilai
Gambar 11. Grafik Skor Rata Rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2
Berdasarkan tabel 9 dan gambar 11 diperoleh rata rata 3,04 atau pada
kategori baik. Berdasarkan rata rata skor siswa dapat dilihat aktivitas siswa
dalam pembelajaran berada pada kategori baik, sudah ada peningkatan rata rata
aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Pada pembelajaran pertemuan
kedua hanya 3 siswa atau 15,78% yang masih berada pada interval 1,0 - 1,8 dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
kategori kurang dan nilai tes yang dicapai siswa tersebut juga belum mencapai
ketuntasan. Hanya 2 siswa atau 10,53% yang berada pada interval 1,9 2,6 dalam
kategori cukup, 6 siswa atau 31,57% berada pada interval 2,7 3,4 dalam kategori
baik, dan 8 siswa atau 42,12% berada pada interval 3,5 - 4,2 dalam kategori
sangat baik. Secara keseluruhan pada siklus II pertemuan kedua terjadi
peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi.
(b) Kegiatan Guru
Kegiatan guru selama proses pembelajaran menulis puisi pada pertemuan
kedua yaitu guru memotivator siswa untuk menyelesaikan tugas menulis puisi.
Kemudian guru memberi penilaian pada hasil karya siswa, juga memberi
kesempatan kepada siswa untuk mendeklamasikan puisi hasil karya siswa itu
sendiri. Selain itu guru juga memberi penghargaan kepada siswa dan melakukan
evaluasi akhir. Kegiatan guru pada umumnya lebih baik atau meningkat daripada
sebelumnya.
d. Analisis dan refleksi
Hasil siklus II yang didapat dari hasil observasi, dan penilaian hasil menulis
puisi melalui tes kemudian dianalisis dan direfleksi. Adapun hasilnya adalah:
(1) Sebagian siswa kelas III SDN Kayuapak 01 sudah lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi.
(2) Kemampuan siswa dalam menulis puisi melalui penerapan model
pembelajaran kuantum lebih meningkat dari siklus sebelumnya dapat dilihat
dari hasil tes menulis puisi.
(3) Media yang digunakan berupa TV dan VCD pada siklus II lebih efektif untuk
pembelajaran menulis puisi.
Dari hasil penilaian kemampuan menulis puisi pada siklus II dapat dilihat
pada lampiran 19 - 21 dapat dibuat interval nilai dan frekuensi dalam tabel di
bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Tabel 10. Disribusi Frekuensi Bergolong Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Siklus II.
No. Kelas Interval
Titik Tengah (x)
Frekuensi Fx Persentase
1 96,5 - 90,5 93,25 2 186,5 10,52%
2 89,5 83,5 86,5 6 519 31,57%
3 82,5 75,5 79 5 395 26,31%
4 74,5 68,5 71,5 3 214,5 15,78%
5 67,5 61,5 64,5 2 129 10,52%
6 60,5 54,5 57,5 1 57,5 5,26%
Jumlah N = 19 1501,5 100%
Rata-rata nilai 79,02
Dari tabel nilai menulis puisi siswa kelas III SDN Kayuapak 01 pada
siklus II melalui penerapan model pembelajaran kuantum, dapat disajikan dalam
bentuk grafik sebagai berikut:
0
1
2
3
4
5
6
7
54,5-60,5 61,5-67,5 68,5-74,5 75,5-82,5 83,5-89,5 90,5-96,5
Interval
Gambar 12. Grafik Nilai Menulis Puisi Siswa kelas III SDN Kayuapak 01
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Dari data yang tersaji dalam tabel 10 dan grafik 12 di atas dapat dilihat
bahwa siswa yang memperoleh nilai 54,5-60,5 ada 1 siswa atau 5,26%. Siswa
yang memperoleh nilai 61,5-67,5 ada 2 siswa atau 10,52%. Siswa yang
memperoleh nilai 68,5-74,5 ada 3 siswa atau 15,78%. Siswa yang memperoleh
nilai 75,5-82,5 ada 5 siswa atau 26,31%. Siswa yang memperoleh nilai 83,5-89,5
ada 6 siswa atau 31,57%. Siswa yang memperoleh nilai 90,5 96,5 ada 2 siswa
atau 10,52%. Secara keseluruhan kemampuan menulis siswa kelas III mengalami
peningkatan, ditunjukkan dengan siswa yang masih belum mancapai KKM adalah
4 siswa, lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan hasil siklus I. Dari hasil
pembelajaran pada siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa kelas III dalam menulis
puisi adalah 79,02, maka telah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya.
Berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan, peneliti dikatakan
berhasil apabila apabila 75 % dari seluruh siswa kelas III mencapai nilai lebih dari
sama dengan KKM yaitu 70, Adapun perhitungan ketuntasan belajar pada siklus
II adalah sebagai berikut:
n
r% = x 100%
N
15
= x 100%
19
= 78,94%
Keterangan:
n = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan 70
N = Jumlah siswa
Berdasarkan perhitungan di atas, siswa kelas III SDN Kayuapak 01 yang
mendapatkan nilai lebih dari sama dengan KKM adalah sebanyak 15 siswa atau
78,94%. Sedangkan 4 siswa atau 21,05% siswa masih mendapatkan nilai di bawah
ketuntasan yaitu kurang dari 70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator
kinerja sudah dapat dicapai dan dikatakan berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Untuk mengetahui perkembangan peningkatan kemampuan menulis
puisi dengan penerapan model pembelajaran kuantum pada siswa kelas III dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Prosentase Ketuntasan Siswa yang Memperoleh Nilai Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II.
No
Jumlah siswa yang
Prosentase Keterangan
Sebelum Siklus I
Siklus II
Sebelum Siklus I
Siklus II
1 5 8 15 26,32% 42,10% 78,94%
Meningkat
dan sudah
mencapai
indikator
kinerja.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa prosentase siswa yang
mendapatkan nilai kurang dari sama dengan 70 menurun dan prosentase siswa
yang mendapatkan nilai lebih dari sama dengan 70 mengalami peningkatan.
Prosentase jumlah siswa yang mendapatkan nilai lebih dari sama dengan 70 yaitu
sebelum tindakan 26,32%, pada siklus pertama 42,10%, dan pada siklus kedua.
78,94%. Jika disajikan dalam bentuk grafik perbandingan nilai antara siklus I dan
siklus II adalah sebagai berikut:
Gambar 13. Grafik Perbandingan Ketuntasan Nilai Menulis Puisi Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Pra siklus Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Berdasarkan tabel 11 dan gambar 13 di atas maka dapat diperoleh hasil
bahwa sudah mengalami peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai lebih dari
sama dengan KKM yaitu 70, dari pra siklus sebesar 26,32% menjadi 42,10% pada
siklus I, dan menjadi 78,94% pada siklus II.Oleh karena itu, pembelajaran menulis
puisi dengan menggunakan model pembelajaran kuantum sudah dapat dinyatakan
berhasil karena sudah mencapai indikator yang telah ditentukan, adapun indikator
kinerja pada siklus II yaitu 75% siswa mencapai nilai lebih dari sama dengan 70,
dan dari hasil siklus II sebesar 78,94% siswa mencapai nilai lebih dari sama
dengan 70.
Setelah melakukan tindakan penelitian dari siklus I sampai siklus II maka
dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas III SDN
Kayuapak 01 melalui penerapan model pembelajaran kuantum mengalami
peningkatan dan tercapainya indikator kinerja sehingga tindakan berakhir pada
siklus II.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis berdasarkan hasil temuan
yang dikaji sesuai dengan rumusan masalah yang selanjutnya dikaitkan dengan
teori yang ada. Proses analisis data ditunjukkan untuk menemukan suatu hasil atau
hal apa saja yang terjadi di lokasi penelitian, sehingga peneliti dapat menarik
kesimpulan dari penelitian tersebut yang pada akhirnya peneliti dapat mengambil
pelajaran dan memberikan masukan kepada pihak yang terkait di dalamnya.
Setelah melaksanakan tindakan pada setiap siklus diperoleh peningkatan
kemampuan menulis puisi, ditandai dengan hasil tes belajar kemampuan menulis
puisi dengan menerapkan model pembelajaran kuantum. Pada siklus I dan II
disampaikan kompetensi dasar menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan
kata yang menarik.dengan indikator : 1) mengidentifikasi pengertian puisi, 2)
menyebutkan langkah-langkah menulis puisi, 3) membedakan puisi dengan
karangan, 4) menyebutkan ciri-ciri puisi anak, 5) menentukan tema puisi, 6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Menulis puisi sesuai dengan pilihan kata yang menarik, 7) mendeklamasikan puisi
hasil karya.
Pada Siklus I peneliti menerapkan model pembelajaran kuantum yaitu
dengan memunculkan aspek TANDUR saat pembelajaran menulis puisi
dilaksanakan dalam waktu 2 x pertemuan dan peneliti menggunakan media teks
puisi, laptop, dan televisi. Media tersebut digunakan untuk menarik dan
menjadikan pembelajaran menulis puisi lebih menyenangkan dengan penerapan
model pembelajaran kuantum sehingga siswa lebih mudah membuat dan
menuliskan kata kata indah untuk dijadikan sebuah puisi.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat
hasil kinerja guru terhadap pelaksanaan kegiatan siklus I dan siklus II
menunjukkan bahwa secara umum peneliti cukup baik dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran menulis puisi dengan penerapkan model pembelajaraan
kuantum dan ada peningkatan aktivitas siswa yang diamati observer dengan
lembar observasi.
Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi adalah
siswa lebih aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru, siswa lebih aktif dalam
memberi tanggapan atau ulasan yang berkaitan dengan materi pembelajaran,
keberanian siswa untuk bertanya meningkat, siswa dapat menghasilkan karya
berbentuk tulisan yaitu puisi dengan kata kata yang indah dan menarik,
kreativitas siswa berkembang, dan secara umum siswa lebih aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel 12. Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II
No
Pertemuan
Skor
Siklus I Siklus II
1 I 1,97 2,61
2 II 2,27 3,04
Rata rata 2,12 2,82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Dari tabel 12 di atas dapat dibuat grafik pada gambar 14 sebagai berikut:
Gambar 14. Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus I dan II
Berdasarkan tabel 12 dan gambar 14 di atas dapat diperoleh hasil
sebagai berikut: pada siklus I pertemuan 1 aktivitas siswa mendapat rata rata
skor 1,97 yaitu kategori cukup, pada siklus I pertemuan 2 aktivitas siswa
mendapat rata rata skor 2,27 yaitu kategori cukup, pada siklus II pertemuan 1
aktivitas siswa mendapat rata rata skor 2,61 yaitu kategori cukup, dan pada
siklus II pertemuan 2 aktivitas siswa mendapat rata rata skor 3,04 yaitu kategori
baik
Terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, hal ini
berarti pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan mengalami peningkatan
yang lebih baik. Aktivitas siswa yang semula kurang pada pertemuan berikutnya
terus meningkat sehingga menjadi baik.
Dalam penelitian yang telah dilaksanakan secara umum terjadi
peningkatan dalam setiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata rata dan persentase
ketuntasan siswa meningkat dibandingkan nilai pada pra siklus, dan begitu pula
pada siklus II nilai rata rata dan persentase ketuntasan siswa meningkat
dibandingkan nilai pada siklus I.
Aktivitas Siswa
0
1
2
3
4
pertemuan I 1.97 2.27
P ertemuan 2 2.61 3.04
S iklus I S iklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Hasil prestasi belajar mengalami peningkatan dibuktikan dengan adanya
peningkatan kemampuan menulis puisi dengan hasil yang disajikan dalam bentuk
rata-rata nilai dan ketuntasan belajar. Hasil rekapitulasi nilai rata-rata siswa pada
siklus I dan II menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata dan jumlah siswa
yang telah mencapai ketuntasan dalam kemampuan menulis puisi dengan
penerapan model pembelajaran kuantum dibandingkan dengan nilai pra siklus.
Nilai rata-rata dan persentase pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat disajikan
pada tabel 13.
Tabel 13. Perbandingan Hasil Pra-Siklus, Siklus I dan Siklus II
No
Pembelajaran Menulis Puisi
Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia
Pra Siklus
Sesudah Dilaksanakan
Tindakan
Siklus I Siklus II
1 Nilai rata-rata 53,94 66,36 79,02
2 Persentase Ketuntasan 26,32% 42,10% 78,94%
3 Nilai tertinggi 85 90 96
4 Nilai terendah 20 46 54,5
Selanjutnya data pada tabel 13 perbandingan hasil pra-siklus, siklus I dan
siklus II dapat digambarkan ke dalam grafik batang gambar 15 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
G rafik P erbanding an
0
20
40
60
80
100
120
P ra S iklus 20 85 53,94 26,42
S iklus I 46 90 66,36 42,1
S iklus II 54,5 96 79,02 78,94
Nilai T erendah Nilai terぼnggi R ata - rataP ersentase K etuntasan
Gambar 15. Grafik Perbandingan Persentase dan Nilai Rata Rata Kemampuan
Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pra Siklus , Siklus I, Siklus II.
Dari gambar 15 terlihat bahwa nilai rata rata kemampuan menulis
puisi siswa meningkat. Dapat dilihat pada kondisi awal atau pra siklus 53,94 yang
kemudian meningkat pada siklus I menjadi 66,36 dan meningkat lagi pada siklus
II menjadi79,02. Sedangkan persentase ketuntasan belajar pada kondisi awal
26,32% kemudian pada siklus I meningkat menjadi 42,10% dan pada siklus II
meningkat menjadi 78,94%.
Dari penelitian yang dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatan kemampuan
menulis puisi siswa III SDN Kayuapak 01 Kec.Polokarto,Kab.Sukoharjo tahun
pelajaran 2010/2011. Hal ini tampak jelas dengan adanya peningkatan-
peningkatan nilai yang diperoleh siswa baik pada setiap siklus sebagaimana
terlihat pada tabel dan grafik di atas .
Meskipun selalu terjadi peningkatan dalam setiap siklusnya namun pada
penelitian yang dilakukan terjadi hambatan habatan yang menyebabkan
pembelajaran belum berhasil sesuai yang diharapkan. Hambatan hambatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
ditemui diantaranya hambatan yang dijumpai pada siklus I yakni siswa belum
lancar mengungkapkan pemahamannya tentang puisi, siswa belum lancar
mengungkapkan langkah-langkah menulis puisi, siswa masih banyak yang kurang
aktif dalam pembelajaran menulis puisi, kelemahan dalam pengorganisasian
waktu dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan media yang kurang maksimal
untuk dilihat siswa, ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menuliskan
puisi, penyusunaan dan penjedaan antar bait.
Adapun cara untuk mengatasi hambatan-hambatan selama proses
pembelajaran tersebut adalah: untuk mengatasi masalah siswa belum lancar
mengungkapkan pemahamannya tentang puisi yaitu dengan memberi kesempatan
kepada siswa untuk lebih lancar mengungkapkan pemahaman terhadap puisi,
untuk mengatasi masalah siswa belum lancar mengungkapkan langkah-langkah
menulis puisi direncanakan diatasi dengan memberi kesempatan siswa
mengungkapkan langkah-langkah menulis puisi dengan bahasa mereka.
Untuk mengatasi masalah siswa masih banyak yang kurang aktif dalam
pembelajaran menulis puisi direncanakan diatasi dengan lebih mengaktifkan siswa
terutama siswa yang masih pasif antara lain dengan memberi kesempatan kepada
mereka mengungkapkan pendapat, dan memunculkan kata-kata indah untuk puisi,
kelemahan dalam pengorganisasian waktu dalam kegiatan pembelajaran
direncanakan diatasi dengan meminimalkan kegiatan yang sekiranya tidak
bermanfaat seperti tidak memberikan waktu menjawab pertanyaan lisan yang
terlalu lama, siap dalam menyalakan media pembelajaran yaitu TV dan VCD
sehingga tidak banyak waktu yang terbuang, dan tetap mengacu pada waktu yang
telah direncanakan dalam RPP.
Kelemahan penggunaan media yang kurang maksimal untuk dilihat siswa
yang direncanakan diatasi dengan memakai media yang lebih besar ukurannya
sehingga dapat maksimal dilihat oleh semua siswa, siklus I peneliti mengamati
bahwa media laptop yang digunakan untuk menampilkan video kurang dapat
diamati oleh semua siswa, maka pada siklus II media laptop diganti dengan
media televisi dan VCD. Dan masalah adanya beberapa siswa yang masih
kesulitan dalam menuliskan puisi, penyusunaan dan penjedaan antar bait
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
direncanakan diatasi dengan siswa diberi kesempatan menciptakan kata-kata
dengan menyusun dalam larik-larik dengan penjedaan yang benar.
Pada siklus II hambatan yang ditemui pada siklus I sudah dapat diatasi,
akan tetapi pada kegiatan pembelajaran di siklus II masih ada 3 siswa yang kurang
aktif memberi tanggapan pada kegiatan pembelajaran menulis puisi. Hambatan
tersebut diatasi dengan memberi kesempatan kepada siswa yang kurang aktif
untuk mengungkapkan pengetahuannya berkaitan dengan materi pembelajaran
dan memberi kesempatan kepada siswa tersebut untuk bisa menciptakan kata-kata
indah untuk puisinya sehingga hasil evaluasinya dapat mengalami peningkatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus dengan menerapkan model pembelajaran kuantum dapat
meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SD Negeri
Kayuapak 01 Kec.Polokarto, Kab. Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Dalam proses penerapan model pembelajaran kuantum yang
dilaksanakan selama dua siklus, pada siklus I dalam pembelajaran menulis puisi
siswa tertarik mengikuti pembelajaran sehingga kemampuan menulis puisi siswa
juga meningkat. Pada siklus II dalam proses penerapan model pembelajaran
kuantum, antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi semakin
meningkat sehingga terjadi peningkatan rata-rata skor aktivitas siswa dan adanya
peningkatan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak
01 Kec.Polokarto, Kab. Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan
kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01
Kec.Polokarto, Kab. Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011. Melalui penerapan
model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi,
berdasarkan hasil observasi didapatkan skor rata rata aktivitas siswa mengalami
peningkatan pada siklus I rata rata skor aktivitas siswa 2,12 dengan kategori
cukup. Pada siklus II rata rata skor aktivitas siswa meningkat menjadi 2,82
dengan kategori baik. Dengan adanya peningkatan aktivitas siswa dengan
penerapan model pembelajaran kuantum pada pembelajaran menulis puisi maka
juga mempengaruhi hasil tes siswa. Pada kondisi awal sebelum dilaksanakan
tindakan nilai rata-rata kemampuan menulis puisi adalah 53,94 dengan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 26,32%, siklus I nilai rata-rata kelas 66,36 dengan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 42,10%, dan siklus II nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 79,02 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 78,94 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
B. Implikasi
Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat
diajukan implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis
puisi baik secara teoretis maupun secara praktis.
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menerapkan Model Pembelajaran Kuantum dapat meningkatkan kemampuan
menulis puisi pada siswa.
Dengan penerapan Model Pembelajaran Kuantum, siswa dapat lebih
tertarik dalam pembelajaran menulis puisi, meningkatnya konsep pengetahuan
tentang puisi, meningkatnya kemampuan menulis puisi siswa, dan pembelajaran
menjadi bermakna sehingga siswa tidak mudah lupa tentang hal yang dipelajari.
Suasana dalam proses pembelajaran menjadi menyenangkan karena menggunakan
media pembelajaran yang mendukung seperti teks puisi dan media elektronik
untuk memunculkan video maupun gambar-gambar yang dapat menumbuhkan
imajinasi siswa untuk menciptakan kata-kata indah untuk ditulis dalam bentuk
puisi, dan siswa tidak cepat bosan untuk belajar Bahasa Indonesia. Keberanian
siswa juga meningkat karena siswa harus membacakan puisi hasil karyanya di
depan kelas.
Partisipasi siswa yang aktif dan kreatif dalam pembelajaran yang
semakin meningkat, suasana kelas juga menjadi lebih hidup dan menyenangkan
dan pada akhirnya kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SDN Kayuapak
01 dapat meningkat.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini telah membuktikan bahwa penerapan Model Pembelajaran
Kuantum dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan
calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
menulis puisi yang akan dicapai. Kemampuan menulis puisi dapat ditingkatkan
dengan menerapkan Model pembelajaran dan menggunakan media yang menarik
bagi siswa.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian seperti yang diuraikan pada bab
IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk membantu guna dalam
menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu, perlu penelitian lanjut
tentang upaya guru untuk mempertahankan atau menjaga dan meningkatkan
kemampuan menulis puisi pada siswa. Pembelajaran dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kuantum pada hakikatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh
guru yang menghadapi permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi
masalah peningkatan kemampuan menulis puisi, yang pada umumnya dihadapi
siswa di kelas rendah dan tinggi. Adapun kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu
kreativitas dan keaktifan guru sangat diperlukan dalam meningkatkan kemampuan
menulis puisi.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan Model Pembelajaran
Kuantum pada siswa kelas III SDN Kayuapak 01, Kecamatan Polokarto,
Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010 / 2011,maka saran-saran yang
diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan
pada umumnya dan meningkatkan kompetensi siswa SDN Kayuapak 01 pada
khususnya sebagai berikut:
1.Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat
mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
sesuai dengan harapan.
2. Bagi Guru
a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan
merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa
menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah bosan dan tetap termotivasi
untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kemampuan siswa pada materi pelajaran apapun.
b. Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran kuantum pada mata
pelajaran yang lain tidak hanya pada pembelajaran menulis puisi saja.
c. Guru hendaknya selalu dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan menarik, sehingga siswa menjadi lebih berminat untuk
belajar.
d. Guru hendaknya menggunakan dan memanfaatkan media pembelajaran saat
menerapkan model pembelajaran apapun sehingga dapat membantu siswa
mencapai kompetensi yang diharapkan.
3. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif, kreativitas, semangat
belajar dan mengembangkan kemampuan menulis khususnya pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia sehingga dapat menghasilkan suatu produk yang bermanfaat
bagi diri siswa dan orang lain.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya
lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan
dengan model pembelajaran kuantum guna melengkapi kekurangan yang ada serta
sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa yang belum
tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
DAFTAR PUSTAKA
Darmiyati Zuhdi. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang : Universitas Negeri Malang.
Alfiah dan Yunarko.2009. Pengajaran Puisi.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bobbi DePorter & Mike Hernacki. 2003. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Bobbi DePorter, Mark Reardon, & Sarah Singer-Nourie. 2009. QuantumTeaching. Bandung : Kaifa.
Burhan Nurgiyantoro.2000. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFB.
Darmiyati Zuchdi dan Budiasih.2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS.
Djago Tarigan.2004. Pendidikan Ketrampilan Berbahasa. Jakarta : Universitas
Terbuka. Henry Guntur Tarigan.2001. Prisip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung : Angkasa. Herman J. Waluyo. 2002. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Herman J. Waluyo. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta :Erlangga.
__________ .2000.Teori Sastra. Surakarta: Dekdikbud.
http://aeiou.blogspot.com ,diakses 28/01/2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemampuan,diakses 28 Januari 2011.
http://isetl.org/ijtlhe,diakses 28/01/2011.
http://www.akhamadsudrajat.wordpress.com/008/01/25/kemampuan - individu/ diakses 18/02/2011
http://www.isetl.org/ijtlhe,diakses 28/01/2011.
http://www.learningforum.com,diakses tanggal 15 Maret 2011.
http://www.Ubaydillah,AN,2003e-psikologi.com/pengembangan,diakses 25/02/2011
Iskandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada.