“PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN … fileMeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Bahasa...
Transcript of “PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN … fileMeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Bahasa...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
“PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAHASA
INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN
KARTU HURUF PADA ANAK TUNA GRAHITA
KELAS DII SLB NEGERI SRAGEN
TAHUN AJARAN 2008/2009”
Disusun Oleh :
SRI HARSINI
X 5107606
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
“PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAHASA
INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN
KARTU HURUF PADA ANAK TUNA GRAHITA
KELAS DII SLB NEGERI SRAGEN
TAHUN AJARAN 2008/2009”
Oleh :
SRI HARSINI
X 5107606
Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Hermawan, M.Si Dewi Sri Rejeki, M.Pd NIP. 19190818 198603 1 002 NIP. 19760730 200604 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Pada hari : ....................................
Tanggal : ....................................
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. A. Salim Choiri, M. Kes. ....................
Sekretaris : Drs. Maryadi, M.Ag ........................
Anggota I : Drs. Hermawan, M.Si .....................
Anggota II : Dewi Sri Rejeki, M.Pd ........................
Disyahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatulah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Sri Harsini 2009, PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN KARTU HURUF PADA ANAK TUNA GRAHITA KELAS DII SLB NEGERI SRAGEN TAHUN AJARAN 2008/2009. Skripsi Program Studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Bahasa Indonesia dengan menggunakan media permainan kartu huruf.
Subyek penelitian ini adalah Anak Tuna Graghita Kelas DII SLB Negeri Sragen Tahun Pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 4 anak. Yaitu 3 perempuan dan 1 laki-laki.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumen. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kritis dan deskriptif komparatif. Hasil yang diperoleh setelah penggunaan media permainan kartu huruf pada siklus I diperoleh nilai 5,5 dan pada siklus II diperoleh nilai rata – rata 7 dan meningkatnya keaktifan serta tingkat penguasaan materi anak dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media permainan kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan Bahasa Indonesia anak tuna Grahita Kelas DII SLB Negeri Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Keberhasilan hidup merupakan hasil perjuangan
Keberhasilan adalah buah dari kesabaran
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh kerendahan hati, skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Yang mulia ayahanda dan ibunda yang telah mengasuh, mendidik dengan
penuh keikhlasan, serta saudara-saudara yang telah banyak memberikan
bantuannya.
2. Suami dan anak-anakku tercinta yang telah mendoakanku dan rela aku
tinggalkan disaat-saat aku menuntut ilmu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-
Nya dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan
Membaca Permulaan Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Media Permainan
Kartu Huruf pada Anak Tuna Grahita Kelas DII SLB Negeri Sragen Tahun
Pelajaran 2008/2009 ini akhirnya dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Dalam melaksanakan penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan dorongan dari pihak-pihak yang lain, sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sehubungan dengan hal tersebut penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin penyusunan skripsi.
2. Drs. R. Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta atas
pemberian ijin penyusunan skripsi.
3. Drs. Salim Choiri, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa
Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta atas pemberian ijin penyusunan Skripsi.
4. Drs. Hermawan, M.Si, selaku pembimbing I atas bimbingan dan dukungannya
dari awal sampai akhir penyusunan skripsi.
5. Dewi Sri Rejeki, M.Pd, selaku pembimbing II atas bimbingan dan
dukungannya dari awal sampai akhir penyusunan skripsi.
6. Para Dosen Jurusan Program Studi Pendidikan Luar Biasa yang telah banyak
memberikan pengetahuan selama mengikuti pendidikan serta seluruh
staff/karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan bantuan demi keberhasilan penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
7. Djoko Sambodo, M.Pd, selaku kepala SLB Negeri Sragen yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SLB Negeri
Sragen.
8. Rekan-rekan guru dan staff tata usaha SLB Negeri Sragen yang telah banyak
membantu dalam penulisan skripsi ini.
9. Keluarga, suami dan anak-anakku tercinta, Sidiq Hidayatullah, Luqman
hidayat, Khoirun Hidayat, Hasna Nur Afifah dan yang memberikan dukungan
dan kegembiraan tersendiri disaat-saat kesulitan dan kelelahan.
10. Rekan-rekan mahasiswa yang banyak meluangkan waktunya untuk kerja
kelompok dalam penyelesaian tugas-tugas perkuliahan.
11. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mohon kritik dan saran dari berbagai pihak.
Penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis sendiri, dunia
pendidikan pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Surakarta, ……………… 2009
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 2
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4
A. Kajian Teori .................................................................................. 4
1. Tinjauan Tentang Anak Tuna Grahita .................................... 4
a. Pengertian Anak Tuna Grahita .......................................... 4
b. Sebab-Sebab Anak Tuna Grahita ...................................... 5
c. Klasifikasi Anak Tuna Grahita ......................................... 6
d. Karakteristik Anak Tuna Grahita ...................................... 7
2. Tinjauan Tentang Membaca Permulaan Bahasa Indonesia .... 10
a. Pengertian Membaca ......................................................... 10
b. Tujuan Membaca ............................................................... 13
c. Jenis-Jenis Kegiatan Membaca ......................................... 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
d. Pengertian Membaca Permulaan ....................................... 17
e. Tahap Perkembangan Ketrampilan Membaca .................. 17
f. Metode Pengajaran Membaca ........................................... 18
g. Langkah-Langkah Pengajaran Membaca Permulaan
Bahasa Indonesia ............................................................... 20
3. Tinjauan Tentang Media Permainan Kartu Huruf .................. 21
a. Pengertian Media Permainan Kartu Huruf ......................... 21
b. Fungsi Media Permainan Kartu Huruf .............................. 21
c. Kelebihan Media Permainan Kartu Huruf ........................ 23
d. Kelemahan Media Permainan Kartu Huruf ...................... 23
e. Langkah-Langkah Pengajaran Dengan Menggunakan
Media Permainan Kartu Huruf ........................................... 24
B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 25
C. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 28
A. Setting Penelitian .......................................................................... 28
1. Tempat Penelitian ................................................................... 28
2. Waktu Penelitian ..................................................................... 28
B. Subyek Penelitian .......................................................................... 28
C. Data dan Sumber Data .................................................................. 28
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 29
E. Validitas Data ................................................................................ 29
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 30
G. Indikator Kinerja ........................................................................... 30
H. Prosedur Penelitian ....................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 34
A. Deskripsi Kondisi Awal ................................................................ 34
B. Deskripsi Siklus I .......................................................................... 35
C. Deskripsi Siklus II ......................................................................... 38
D. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus ................................... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 44
A. Simpulan ....................................................................................... 44
B. Saran .............................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 47
LAMPIRAN ....................................................................................................... 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nilai Ulangan Membaca Permulaan Sebelum Perbaikan ................ 34
Tabel 2. Hasil Nilai Tes Siklus I .................................................................... 37
Tabel 3. Hasil Tes Siklus II ............................................................................ 40
Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II ................... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Nilai Hasil Tes Sebelum Perbaikan ................................................. 35
Grafik 2. Nilai Hasil Tes Siklus I ................................................................... 37
Grafik 3. Nilai Hasil Tes Siklus II ................................................................. 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................. 46
Lampiran 2 Gambar Kegiatan Pembelajaran Siklus I .................................... 50
Lampiran 3 Soal Tes Siklus I ........................................................................ 51
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siklus I ...................................................... 52
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II .................. 53
Lampiran 6 Gambar Kegiatan Pembelajaran Siklus II ................................... 57
Lampiran 7 Soal Tes Siklus II ........................................................................ 58
Lampiran 8 Lembaran Pengamatan Siklus II ................................................. 59
Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Dari UNS .................................................. 60
Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian Dari Kepala Sekolah SLB Negeri
Sragen ......................................................................................... 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca merupakan salah satu bidang dasar, selain menulis dan
berhitung. Kemampuan membaca merupakan kebutuhan, karena sebagian
besar informasi atau pengetahuan disajikan dalam bentuk tertulis dan hanya
dapat diperoleh melalui membaca. Membaca merupakan kemampuan yang
harus dimiliki oleh semua anak karena melalui membaca anak dapat belajar
banyak tentang berbagai bidang studi oleh karena itu anak harus belajar
membaca agar ia dapat membaca untuk belajar (Lerner, 1988: 349).
Bagi anak tuna grahita yang mempunyai kemampuan yang sangat
terbatas dari segi intelektualya maka dari itu dalam pelaksanaan pendidikan,
anak tuna grahita dididik, dibimbing dan diasuh secara khusus agar dapat
mengembangkan kecakapan dan keterampilan secara maksimal, yaitu terampil
dalam membaca dan cakap berbahasa.
Salah satu tahapan penting dalam belajar membaca adalah membaca
permulaan. Tahap membaca permulaan umumnya dimulai sejak anak masuk
Kelas 1 SD meskipun demikian ada anak yang sudah belajar membaca lebih
awal dan ada pula yang baru dapat belajar membaca pada usia tujuh tahun.
Bagi anak tuna grahita dengan keterbatasan sedemikian rupa dalam kesiapan
untuk membaca permulaan baru dimulai sejak anak duduk di kelas 2 atau usia
8 tahun, bahkan ada pula yang baru dapat belajar membaca pada usia 9 tahun.
Hal ini sangat tergantung dari tingkat kematangan dan kemampuan anak tuna
grahita, serta penggunaan media permainan kartu huruf.
Meskipun membaca permulaan merupakan salah satu kemampuan
yang sangat dibutuhkan bagi anak tuna grahita bukanlah hal yang mudah.
Anak tuna grahita mengalami kesulitan atau kesukaran dalam belajar
membaca permulaan. Rendahnya kemampuan membaca permulaan sangat
terkait dengan karakteristik anak tuna grahita yang kapasitas belajarnya sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
terbatas terutama hal-hal yang abstrak, mengalami kesukaran dalam
memusatkan perhatian, pelupa, kurang mampu membuat asosiasi dan sifat dari
pelajaran itu sendiri.
Data di lapangan khususnya di SLB Negeri Sragen menunjukkan
bahwa kemampuan membaca permulaannya masih rendah. Hal ini sangat
memprihatinkan dan perlu diatasi sedini mungkin mengingat membaca
permulaan merupakan tahapan awal yang harus dikuasai anak untuk dapat
melangkah ke tahapan membaca berikutnya.
Dalam hal belajar membaca permulaan bagi anak tuna grahita
diupayakan mempertimbangkan karakteristik anak. Agar lebih efektif dan
efisien cara guru mengajar harus mempergunakan metode yang tepat, serta
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak.
Dengan media permainan kartu huruf siswa dapat bermain, dan dengan mudah
dapat mengenal huruf-huruf serta dapat membacanya dengan baik dan lancar.
Karena itu peneliti terdorong menerapkan pendekatan itu untuk meningkatkan
kemampuan membaca permulaan melalui penelitian tindakan kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini penulis dapat
merumuskan masalah yaitu, “Apakah Penggunaan Media Permainan Kartu
Huruf Dapat Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Bahasa
Indonesia Pada Anak Tuna Grahita Kelas DII SLB Negeri Sragen?”.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan membaca permulaan bahasa Indonesia dengan
menggunakan media permainan kartu huruf pada anak tuna grahita kelas DII
SLB Negeri Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
D. Manfaat Hasil Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat
diantaranya :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Melalui media permainan kartu huruf dalam pelajaran membaca
permulaan memungkinkan siswa melakukan aktivitas membaca yang
menyenangkan.
b. Bagi Guru
Melalui media permainan kartu huruf, guru dapat memberikan nuansa
mengajar yang berbeda yang tentunya sangat menarik bagi anak tuna
grahita dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan.
2. Manfaat Teoritis
a. Supaya bisa menemukan solusi pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik anak.
b. Untuk menambah dan memperluas cakrawala ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan media permainan kartu huruf.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tinjauan Tentang Anak Tuna Grahita
a. Pengertian anak tuna grahita
Banyak definisi tentang anak tuna grahita yang tercantum
dalam berbagai buku yang dikemukakan oleh para ahli sesuai dengan
bidang keilmuannya.
Munzayanah (2000: 13) menyatakan bahwa “Anak tuna grahita
sebagai anak yang mengalami gangguan atau keterlambatan dalam
perkembangan daya piker serta seluruh kepribadiannya, sehingga ia
tidak mampu hidup dengan kekuatannya sendiri dalam masyarakat
meskipun dengan cara sederhana”.
Sedangkan Moh. Amin (1995 : 34) menyatakan bahwa “Anak
tuna grahita adalah anak yang mengalami hambatan dan fungsi
kecerdasan, sosial, emosi, kepribadian dan fungsi lain sehingga anak
tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka penulis dapat
menegaskan bahwa anak tuna grahita ringan adalah anak yang
mempunyai intelektual dibawah rata-rata. Mereka memiliki IQ antara
50 – 70, kemampuan berpikirnya rendah, perhatian dan ingatannya
lemah, tetapi masih memiliki potensi yang dapat dikembangkan dalam
bidang akademis yang sederhana seperti membaca, menulis, dan
berhitung. Selain itu mereka masih dapat bersosialisasi dengan
lingkungannya dan bila dilatih dapat memiliki ketrampilan tertentu
yang dapat dijadikan bekal hidup bagi dirinya setelah dewasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
b. Sebab-sebab anak tuna grahita
Ketunagrahitaan dapat terjadi karena beberapa sebab.
1). Kelompok biometik yaitu meliputi :
a). Pre natal (sebelum bayi dilahirkan)
(1) Infeksi pada ibu waktu mengandung, misalnya penyakit
kelamin atau syphilis
(2) Gangguan metabolisme
(3) Iradiasi sewaktu umur kehamilan antara 2 – 6 minggu
(4) Kelainan kromosom
(5) Malnutrisi atau kekurangan gizi
b). Natal (ketika bayi dilahirkan)
(1) Anaksia
(2) Asphysia
(3) Prematuritas atau kelahiran sebelum bayi cukup umur
(4) Kerusakan otak atau pendarahan otak yang terjadi pada
proses kelahiran bayi yang sulit, menggunakan tang untuk
membantu proses kelahiran bayi.
c). Post natal (setelah bayi dilahirkan)
(1) Malnutrisi atau kekurangan gizi
(2) Infeksi
(3) Trauma
2). Kelompok sosio cultural psikologi atau lingkungan.
Kelompok etiologi ini dipengaruhi oleh proses psikososial dalam
keluarga.
Dalam hal ini ada 3 teori yaitu :
a). Teori stimulasi
Pada umumnya penderita retardasi mental disebabkan
kekurangan rangsangan atau kesempatan dari keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b). Teori gangguan
Kegagalan keluarga dalam memberikan proteksi yang cukup
terhadap stress pada masa kanak-kanak, sehingga
mengakibatkan gangguan pada proses mental.
c). Teori keturunan
Teori ini mengemukakan bahwa hubungan antara orang tua dan
anak sangat lemah akan mengalami disorganisasi, sehingga
apabila anak mengalami stress akan bereaksi dengan cara yang
bermacam-macam untuk dapat menyesuaikan diri. Atau dengan
kata lain “security system” sangat lemah di dalam keluarga.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa banyak faktor-faktor
penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya ketunaan pada
anak yaitu faktor keturunan, faktor makanan, faktor
lingkungan. Dalam hal ini faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi terjadinya ketunagrahitaan baik pada saat pre
natal, natal, ataupun pos natal.
c. Klasifikasi anak tuna grahita
Munzayanah (2000: 20) mengklasifikasikan anak tuna grahita
menjadi 6 macam, yaitu sebagai berikut:
1). Klasifikasi menurut kecacatannya terbagi menjadi :
a). Idiot (IQ 0 – 25)
b). Imbisil (IQ 25 – 50)
c). Debil (IQ 50 – 70)
2). Klasifikasi menurut etiologi antara lain :
a). Anak tuna grahita karena keturunan
b). Anak tuna grahita karena gangguan fisik
c). Anak tuna grahita karena kerusakan pada otak
3). Klasifikasi menurut tujuan pendidikannya :
a). Anak perlu rawat
b). Anak mampu latih
c). Anak mampu didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
4). Klasifikasi menurut tipe klinis :
a). Mongol (mongolisme, mongoloid)
b). Microcephalis
c). Cretinisme (kretin, kerdil, cebol)
d). Hidrocephalis
e). Cerebral palsy
5). Klasifikasi dari “The American Psychiatric Association” adalah :
a). Mild deficiency
b). Moderate deficiency
c). Severe deficiency
6). Klasifikasi menurut American Association On Mental Deficiency
(AAMD) atas dasar tinjauan medik meliputi :
a). Penyakit karena infeksi
b). Penyakit karena intoksitasi
c). Penyakit akibat trauma
d). Penyakit ketergantungan metabolisme, pertumbuhan
e). Penyakit karena pengaruh hormone
d. Karakteristik anak tuna grahita
Moh. Amin (1995 : 37) menyebutkan bahwa karakteristik anak
tuna grahita menurut tingkat ketunaannya adalah sebagai berikut :
1). Karakteristik anak tuna grahita ringan
Anak tuna grahita ringan banyak yang lancer berbicara tetapi
kurang dalam perbendaharaan kata, kata-katanya mengalami
berpikir abstrak tetapi masih mampu mengikuti kegiatan akademik
dalam batas-batas tertentu. Pada umur 16 tahun baru mencapai
umur kecerdasan yang sama dengan anak umur 12 tahun.
2). Karakteristik anak tuna grahita sedang
Anak tuna grahita sedang hampir bisa mempelajari pelajaran-
pelajaran akademik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Mereka pada umumnya dilatih untuk merawat diri dan aktivitas
sehari-hari. Pada umur dewasa mereka baru mencapai tingkat
kecerdasan yang sama dengan anak umur 7 tahun.
3). Karakteristik anak tuna grahita berat dan sangat berat
Anak tuna grahita berat dan sangat berat sepanjang hidupnya akan
selalu bergantung pada pertolongan dan bantuan orang lain.
Mereka tidak dapat memelihara diri, tidak dapat membedakan
bahaya atau tidak, kurang dapat bercakap-cakap. Kecerdasannya
hanya dapat berkembang paling tinggi seperti anak normal yang
berusia 3 atau 4 tahun.
Sedangkan karakteristik yang dikemukakan oleh Munzayanah
(2000: 22) adalah:
1). Anak idiot
a). Mereka tidak dapat bercakap-cakap karena kemampuan berpikir
rendah
b). Tidak mampu mengerjakan atau mengurus dirinya sendiri
meskipun diberi latihan
c). Hidupnya seperti bayi yang selalu membutuhkan perawatan dan
pertolongan
d). Kadang-kadang tingkah lakunya dikuasai oleh gerakan yang
berlangsung di luar kesadarannya
e). Jarang mencapai umur panjang
2). Anak imbisil
a). Dapat menggunakan kata-kata yang sederhana
b). Dapat dilatih untuk merawat diri sendiri
c). Dapat dilatih untuk aktivitas kehidupan sehari-hari
d). Masih membutuhkan pengawasan orang lain
3). Anak debil
a). Dapat dilatih untuk bermacam-macam tugas yang lebih tinggi atau
komplek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b). Dapat dilatih dalam bidang sosial atau intelektual dalam batas-
batas tertentu misalnya membaca, menulis atau berhitung.
c). Dapat dilatih untuk pekerjaan rutin maupun ketrampilan
4). Anak mongoloid
a). Letak matanya miring atau sipit
b). Muka datar, bunder, lebar
c). Lidah panjang dan lebar sampai menjulur keluar
d). Hidung pesek
e). Leher belakang pendek
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa secara umum anak tuna grahita
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Kondisi fisik anak tuna grahita meliputi bentuk kepala, mata, hidung,
dan bentuk tubuh tidak jauh berbeda dengan anak normal
2. Kondisi psikis anak tuna grahita meliputi kemampuan berpikir rendah,
perhatian dan ingatannya lemah sehingga mengalami kesulitan untuk
mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan fungsi mental dan
intelektualnya, anak menjadi pelupa, cepat bosan, sulit konsentrasi dan
sifatnya kekanak-kanakan.
3. Kondisi sosial anak tuna grahita tidak dapat atau kurang dapat
bersosialisasi dengan baik dalam lingkungannya.
Ditinjau dari segi perkembangan ciri-ciri fisik dan psikis tersebut
menjadi hambatan bagi anak tuna grahita dalam meningkatkan
kemampuan membaca, karena anak tuna grahita tidak dapat
memperhatikan sesuatu hal dengan serius dan perhatiannya berpindah-
pindah, dengan demikian untuk meningkatkan kemampuan membaca
permulaan bahasa Indonesia memperlukan media yang tepat dan alat
peraga yang konkrit yang menarik anak yang disesuaikan dengan kondisi
anak atau tingkat kemampuan daya pikir yang dimiliki siswa, agar dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Media mengajar yang
dipandang dapat dipergunakan adalah media permainan kartu.
2. Tinjauan Tentang Kemampuan Membaca Permulaan Bahasa
Indonesia
a. Pengertian membaca
Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu
yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-
kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta menarik
kesimpulan mengenai maksud bacaan. Memandang membaca sebagai
suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Kemampuan
membaca merupakan kemampuan yang kompleks yang menuntut kerja
sama antara sejumlah kemampuan. Untuk dapat membaca suatu
bacaan, seseorang harus dapat menggunakan pengetahuan yang sudah
dimilikinya (Anderson dalam Sabarti Akhadiah, 1991 : 22).
Pada waktu membaca mata mengenali kata, sementara pikiran
menghubungkannya dengan maknanya. Makna kata dihubungkan satu
sama lain menjadi makna frase, klausa, kalimat, dan akhirnya makna
seluruh bacaan. Pemahaman akan makna bacaan mi tidak mungkin
terjadi tanpa pengetahuan yang telah dimiliki dahulu misalnya tentang
konsep-konsep yang terdapat di dalam bacaan, tentang bentuk kata-
kata, struktur kalimat, ungkapan, dan sebagainya. Dengan singkat,
pada waktu membaca, pikiran sekaligus memproses informasi
grafonik, yang menyangkut hubungan antara tulisan dan bunyi bahasa,
informasi sintaksis, yaitu yang berhubungan dengan struktur kalimat,
serta informasi semantik, dan menyangkut aspek makna.
Mulyono Abdurrahman (1996: 171) mengemukakan pengertian
membaca adalah “Membaca merupakan aktivitas kompleks yang
mencakup fisik dan mental aktivitas fisik yang terkait adalah gerak
mata dan ketajaman penglihatan, aktivitas mental mencakup ingatan
dan pemahaman”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Ciri-ciri membaca menurut Anderson dalam Sabarti Akhadiah
dkk (1991 : 23) diuraikan pada bagian berikut :
1). Membaca adalah proses konstruktif
Tak ada satu tulisan pun yang dapat dipahami dan
ditafsirkan tanpa bantuan latar belakang pengetahuan dan
pengalaman pembaca.
Banyak sekali hal yang tidak dikemukakan secara eksplisit
dalam suatu tulisan. Misalnya, jika kita membaca kalimat:
“Apa yang diketahui Amerika Serikat tentang operasi
Midway adalah hasil kegiatan intelijen yang cemerlang dan sukses
gemilang para ahli Amerika dalam memecahkan sandi komunikasi
Jepang”.
Untuk memahami kalimat di atas, pengetahuan pembaca
tentang makna kegiatan intellijen dan bagaimana kegiatan itu
dilakukan serta makna kata sandi komunikasi yang di dalam tulisan
sama sekali tidak dikemukakan, akan sangat menolong.
Jelas, bahwa pengertian atau pemahaman pembaca
mengenai suatu tulisan merupakan hasil pengolahan berdasarkan
informasi yang terdapat dalam tulisan itu dipadukan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
2). Membaca harus lancar
Kelancaran membaca ditentukan oleh kesanggupan
pembaca mengenali kata-kata. Artinya, pembaca harus dapat
menghubungkan tulisan dengan maknanya. Dan hash penelitian
ternyata bahwa konteks yang bermakna dapat mempercepat
pengenalan itu. Kata pemandu wisata akan lebih mudah dikenali
jika didahului oleh kata pariwisata.
3). Membaca harus dilakukan dengan strategi yang tepat
Pembaca yang terampil dengan sendirinya akan
menyesuaikan strategi membaca dengan taraf kesulitan tulisan,
pengenalannya tentang topik yang dibaca, serta tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
membacanya. Ia akan memanfaatkan pengetahuan yang
dimilikinya berkenaan dengan topik itu dan memantau
pemahamannya tentang bacaan yang dihadapinya, serta
menyesuaikan strateginya bila ia tidak berhasil memahaminya.
Kedua strategi ini memanfaatkan pengetahuan dan memantau
pemahaman tidak dimiliki oleh pembaca yang belum terampil.
Pembaca yang terampil dengan cepat akan dapat menangkap jika
ada kalimat atau informasi yang tidak relevan (sumbang) dalam
bacaannya, sedangkan pembaca yang belum terampil tidak dapat
melihatnya. Kemampuan menangkap butir-butir dalam bacaan
merupakan salah satu aspek yang membantu pembaca
mengendalikan cara/strategi membacanya.
Aspek pengendalian lain dalam membaca ialah kemampuan
melakukan tindakan perbaikan jika pembaca mengalami kesulitan
atau kegagalan dalam memahami bacaan. Pembaca yang terampil
tahu apa yang harus dilakukannya. Ia dapat memilih salah satu cara
untuk mengatasi kesulitan atau kegagalan itu, yaitu (a) membiarkan
masalahnya dengan harapan bahwa penjelasan tentang hal itu akan
diperoleh pada bagian selanjutnya, (b) membaca ulang bagian yang
menjadi masalah, atau (c) mencari informasi dan sumber lain.
4). Membaca memerlukan motivasi
Motivasi merupakan kunci keberhasilan dalam belajar
membaca. Membaca pada dasarnya adalah sesuatu yang
menyenangkan. Akan tetapi, pengajaran membaca mungkin
membosankan, lebih-lebih bagi siswa yang seringkali menemui
kegagalan.
5). Membaca merupakan keterampilan yang harus dikembangkan
secara berkesinambungan
Keterampilan itu tidak dapat diperoleh secara mendadak
atau dalam waktu singkat dan untuk selamanya. Keterampilan itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
diperoleh melalui belajar, tahap demi tahap, dalam waktu yang
panjang secara terus-menerus.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca
itu (a) merupakan suatu proses yang kompleks/banyak aspeknya, (b)
melibatkan kegiatan fisik dan mental, (c) memanfaatkan pengetahuan
yang telah ada untuk menafsirkan makna, (d) membentuk makna baru
dalam sistem pengetahuan/pengalaman yang telah dimiliki, (e)
dipengaruhi oleh banyak faktor.
b. Tujuan Membaca
Bagi lingkungan masyarakat tertentu, membaca merupakan
sebagian kegiatan sehari-hari yang dilakukan sebagai kebiasaan atau
bahkan kebutuhan di samping kebutuhan pokok lainnya seperti makan
dan minum. Lingkungan tersebut adalah lingkungan terpelajar seperti
para cendekiawan, para pejabat pemerintah, pengusaha besar,
wartawan, guru, mahasiswa, penulis, dan sebagainya.
Bagi lingkungan masyarakat lain, kegiatan membaca
mempunyai makna yang berbeda. Makna ini bersangkutan dengan latar
belakang pendidikan, keadaan sosial ekonomi, serta profesi.
Tujuan membaca memang sangat beragam, tergantung pada
situasi dan berbagai kondisi pembaca. Secara umum tujuan ini dapat
dibedakan sebagai berikut :
1). Salah satu tujuan membaca ialah untuk mendapatkan informasi.
Informasi yang dimaksud disini mencakup informasi bisa tentang
fakta dan kejadian sehari-hari sampai informasi tingkat tinggi
tentang teori-teori serta penemuan dan temuan ilmiah yang
canggih. Tujuan ini mungkin berkaitan dengan keinginan pembaca
untuk mengembangkan diri.
2). Ada orang-orang tertentu yang membaca dengan tujuan agar citra
dirinya meningkat. Mereka mi mungkin membaca karya para
penulis kenamaan, bukan karena berminat terhadap karya tersebut
melainkan agar orang memberikan nilai positif terhadap diri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
mereka. Tentu saja kegiatan membaca bagi orang-orang semacam
ini sama sekali tidak merupakan kebiasaannya, tetapi hanya
dilakukan sekali-sekali di depan orang lain.
3). Ada kalanya orang membaca untuk melepaskan din dan kenyataan,
misalnya pada saat ia merasa jenuh, sedih, bahkan putus asa.
Dalam hal ini membaca dapat merupakan submilasi atau
penyaluran yang positif, apalagi jika bacaan yang dipilihnya adalah
bacaan yang bermanfaat yang sesuai dengan situasi yang sedang
dihadapinya.
4). Mungkin juga orang membaca untuk tujuan rekreatif, untuk
mendapatkan kesenangan atau hiburan, seperti halnya menonton
film atau bertamasya. Bacaan yang dipilih untuk tujuan ini ialah
bacaan-bacaan ringan atau jenis bacaan yang disukainya, misalnya
cerita tentang cinta, detektif, petualangan, dan sebagainya.
5). Kemungkinan lain, orang membaca tanpa tujuan apa-apa, hanya
karena iseng, tidak tahu apa yang akan dilakukan; jadi, hanya
sekedar untuk merintang waktu. Dalam situasi iseng itu, orang
tidak memilih atau menentukan bacaan; apa saja dibacakan, serta
cerita pendek, berita keluarga, lelucon pendek, dan sebagainya.
Kegiatan membaca seperti mi tentu lebih balk dilakukan daripada
pekerjaan iseng yang merusak atau bersifat negatif.
6). Tujuan membaca yang tinggi ialah untuk mencari nilai-nilai
keindahan atau pengalaman estetis dan nilai-nilai kehidupan
lainnya.
c. Jenis Kegiatan Membaca
Kegiatan membaca dapat dibeda-bedakan berdasarkan tujuan,
jenis wacana yang dibaca, cara melakukan kegiatan, dan tempat
kegiatan. Berikut ini akan dipaparkan beberapa jenis kegiatan yang
biasa dilakukan di sekolah atau di luar sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
1). Membaca teknik
Kegiatan mi bertujuan untuk melatih siswa menyuarakan
lambang-lambang tertulis. Melalui kegiatan ml siswa dibiasakan
membaca dengan intonasi yang wajar, tekanan yang baik, dan lafal
yang benar. Disini guru harus melatih siswa mengucapkan kata-
kata dalam kalimat dengan lafal yang baku. Dengan demikian, guru
mulai dengan proses pengindonesiaan anak-anak Indonesia yang
sebagian besar lahir sebagai anak daerah.
Dari uraian itu jelaslah bahwa membaca teknik dilakukan
dengan suara keras. Di kelas I, II, dan III jenis kegiatan membaca
inilah yang sering dilakukan. Dalam hal ini tentu saja guru harus
mampu menjadi model yang baik bagi siswa. Guru hams
memberikan contoh bagaimana mengucapkan kata-kata dan
kalimat dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
2). Membaca dalam hati
Jenis kegiatan membaca ini perlu segera dilatihkan setelah
siswa menguasai semua huruf. Latihan mi telah dapat dimulai pada
caturwulan terakhir di kelas II. Siswa dilatih membaca tanpa
mengeluarkan suara ataupun gerakan bibir. Biasanya kemampuan
membaca tanpa gerakan bibir ini tidak segera dikuasai.
Latihan membaca dalam hati dilakukan dengan
menggunakan bahan bacaan yang mudah tetapi belum pernah
diberikan. Tetapi, sebelum kegiatan dimulai guru menjelaskan
kata-kata atau kalimat yang diperkirakan belum dikuasai siswa.
Kemudian bahan bacaan diberikan dan siswa mulai membaca.
Waktu yang disediakan bagi siswa untuk menjelaskan
bacaan itu ialah waktu yang digunakan oleh siswa yang memiliki
kemampuan membaca buku cukup baik. Hal mi dilakukan untuk
membiasakan siswa memahami bacaan dengan membaca satu kali
saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Selanjutnya, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
tentang isi bacaan. Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut guru
memantau apakah siswa selesai membaca dan apakah dapat
memahami isi bacaan. Tentu saja pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan sesuai dengan tingkat kemampuan kognitif siswa. Di
kelas DII pertanyaan itu mungkin hanya merupakan pertanyaan
ingatan tentang apa yang tersurat di dalam bacaan. Makin tinggi
tingkatan siswa makin tinggi pula jenjang kognitif pertanyaan yang
diajukan.
3). Membaca indah
Pada hakikatnya membaca indah ialah membaca teknik
juga. Tetapi bahan bacaan yang digunakan ialah karya sastra,
seperti puisi dan prosa. Kegiatan ini lebih bertujuan apresiatif.
Siswa diharapkan dapat membaca sebagai ungkapan
penghayatannya terhadap karya sastra. Jenis membaca mi dapat
dipadukan dengan pokok bahasan apresiasi terhadap bahasa dan
sastra Indonesia.
4). Membaca bahasa
Kegiatan membaca bahasa ditekankan pada sisi
kebahasaan, bukan isinya. Jadi, dalam kegiatan ini berdasarkan
bacaan yang diberikan, siswa berlatih mengenai makna dan
penggunaan kata, ungkapan, serta kalimat.
5). Membaca cepat
Tujuan kegiatan membaca cepat ialah agar siswa mampu
dengan cepat menangkap isi bacaan. Kemampuan ini sangat
penting karena informasi mengenai ilmu dan teknologi
disampaikan melalui tulisan. Untuk mencapai kecepatan membaca
yang memadai, siswa harus berlatih mempercepat gerakan mata
dan memperluas penglihatannya pada waktu menghadapi bacaan.
Dalam hal ini harus dihindari membaca kata demi kata. Ini berarti
bahwa sekali melihat siswa dapat membaca beberapa kata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
6). Membaca pustaka
Kegiatan membaca mi merupakan kegiatan di luar jam
pelajaran. Jadi dapat bersifat kurikuler, ekstrakurikuler, bahkan
individual. Dalam hal ini, yang harus diperhatikan ialah bagaimana
menumbuhkan minat baca anak, tidak saja terhadap bacaan
hiburan, tetapi juga terhadap bacaan yang berisi pengetahuan.
Untuk itu sekolah perlu menyediakan buku-buku bacaan yang
beraneka ragam, yang disajikan dalam bahasa yang sesuai dengan
tingkatan siswa SLB.
d. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan
Kata “kemampuan” berasal dari kata dasar “mampu”, yang
berarti mengandung makna yang sama dengan kata kuasa, bisa, atau
sanggup melakukan sesuatu. Jadi kemampuan dapat diartikan
kesanggupan, kecakapan, kekuatan melakukan sesuatu.
“Permulaan” mengandung makna yang sama dengan “awal”,
dengan demikian membaca permulaan dapat diartikan suatu tahapan
awal yang dilakukan oleh anak untuk memperoleh kecakapan atau
kemampuan membaca, dimana membaca permulaan dipusatkan pada
kesanggupan, kecakapan, kemampuan atau keterampilan mengenal
tulisan sebagai lambang atau simbol bahasa sehingga anak dapat
menyuarakan tulisan tersebut.
e. Tahap perkembangan keterampilan membaca
Keterampilan membaca berkembang melalui beberapa tahap
yaitu tahap pertumbuhan kesiapan membaca, tahap awal belajar
membaca, tahap perkembangan keterampilan membaca, dan tahap
penyempurnaan keterampilan membaca.
1). Tahap pertumbuhan kesiapan membaca
Merupakan kompetensi yang harus dikuasai anak untuk
dapat mulai belajar membaca. Kompetensi yang dimaksud
misalnya membedakan berbagai bentuk bangun, warna, dan
ukuran. Kesiapan membaca sudah tumbuh sejak lahir sampai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
sebelum masuk sekolah, tetapi ada anak telah siap belajar
membaca pada usia yang sangat muda, ada pula yang belum siap
meskipun sudah duduk di kelas 2 sekolah dasar. Anak yang tidak
memiliki kesiapan membaca akan memiliki kesulitan belajar
membaca.
2). Tahap awal belajar membaca (membaca permulaan)
Pada tahap ini biasanya dimulai di kelas 1 sekolah dasar.
Meskipun ada anak yang sudah dapat membaca sebelum masuk
sekolah dasar, atau ada anak yang belum siap belajar membaca
meskipun sudah duduk di kelas 2 sekolah dasar. Pengajaran
membaca pada tahap awal belajar membaca meliputi dua tahap,
yaitu membaca global dan membaca simbol.
3). Tahap perkembangan keterampilan membaca pada tahap ini anak
sudah mampu membaca kosakata sederhana secara otomatis,
sehingga tidak pernah melihat unsur-unsur setiap kata. Pengajaran
membaca pada tahap ini dipusatkan pada pengembangan kosakata,
pengembangan keterampilan memahami, dan memotivasi anak.
4). Tahap penyempurnaan keterampilan membaca
Pada tahap ini penekanannya pada pengembangan kosa
kata, meningkatkan pemahaman, dan secara periodik memantau
kemampuan analisis struktural dan fonik anak. Tahap ini sudah
dimulai pada kelas IV SD.
f. Metode pengajaran membaca
Ada berbagai metode pengajaran membaca yang biasa
digunakan dalam pengajaran membaca adalah :
1). Metode membaca dasar
Metode membaca dasar pada umumnya menggunakan
pendekatan yang menggabungkan berbagai prosedur untuk
mengajarkan kesiapan, perbendaharaan kata, pemahaman dan
kesenangan membaca. Metode membaca dasar pada umumnya
dilengkapi suatu rangkaian buku dan sarana penunjang lain, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
disusun dari tahap yang sederhana ke tahap yang lebih sukar.
Metode ini sangat fleksibel dan mudah dirubah karena tidak harus
mengikuti prosedur tertentu.
2). Metode fonik
Metode ini menekankan pada pengenalan kata melalui
proses mendengarkan bunyi huruf, kemudian menuliskan huruf-
huruf tersebut menjadi suku kata dan kata.
3). Metode linguistik
Metode linguistik merupakan metode yang penerapannya
menyajikan kepada anak kedalam suatu bentuk kata-kata yang
terdiri dari konsonan – vokal atau vokal – konsonan. Berdasarkan
kata-kata tersebut anak diajak memecahkan kode tulisan tersebut
menjadi bunyi percakapan.
4). Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
Metode SAS merupakan perpaduan antara metode fonik
dengan metode linguistik. Metode SAS didasarkan pada asumsi
bahwa pengamatan anak mulai dari keseluruhan dan kemudian ke
semua bagian.
5). Metode alfabetik
Metode alfabetik adalah metode pengajaran membaca
dengan memperkenalkan kepada anak berbagai huruf alfabetik
kemudian merangkai huruf-huruf tersebut menjadi suku kata, kata
dan kalimat.
6). Metode pengalaman bahasa
Metode ini merupakan metode pengajaran membaca yang
didasarkan atas pengalaman anak, kemudian guru menulis
pengalaman anak tersebut pada papan tulis. Berdasarkan
pengalaman anak yang ditulis oleh guru, ketrampilan membaca
anak dikembangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
g. Langkah-langkah pengajaran membaca permulaan bahasa
Indonesia
1). Kartu huruf vokal “a, i, u, e, o” secara bergantian ditunjukkan
kepada siswa, guru mengucapkan nama hurufnya berkali-kali. Jika
sudah dikuasai, guru menyebutkan bunyinya dan anak mengulangi
dalam membaca. Akhirnya bertanya “Apa bunyi huruf ini?”.
2). Secara pelan-pelan guru menuliskan huruf vokal (a, i, u, e, o) di
papan tulis dan menjelaskan bentuk huruf, murid memperhatikan
dan kemudian menyalinnya serta menuliskannya dalam bentuk
bayangan atau di udara.
3). Mengenalkan huruf konsonan “b, d, k, n, m” dengan prosedur yang
sama dengan item a dan b.
4). Secara pelan-pelan guru melafalkan huruf konsonan dan
menuliskan hurufnya, selanjutnya melafalkan huruf vokal dan
menuliskannya dan membaca diulang-ulang, kemudian murid
mengulanginya. Setelah itu guru bertanya “Apa bunyi gabungan
huruf tersebut misalnya ba, bi, bu, be, bo, da, di, du, de, do.
5). Setelah menguasai beberapa huruf, murid mulai diajarkan
menggabungkan huruf menjadi suku kata. Proses membaca suku
kata ini sekaligus mengajarkan membaca kata. Prosedurnya adalah
sebagai berikut :
a). mengamati kartu kata
b). mengulangi mengucapkan kata
c). sebutkan huruf-hurufnya
d). tulis huruf-hurufnya
e). eja huruf-hurufnya
f). baca suku-suku katanya
g). baca kata yang kamu tulis
Setelah dapat membaca beberapa kata, kemudian digabung
menjadi kalimat sederhana, contohnya “ini budi, ini bola budi, dst”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Dalam pembelajaran membaca permulaan bahasa Indonesia untuk
anak tuna grahita caranya terlebih dahulu dengan memperlihatkan media
berupa gambar yang menarik. Dalam hal ini untuk memancing respon
anak untuk mau membaca, dengan cara memberikan suku kata pertama
dari nama benda tersebut sesuai dengan gambar kemudian anak
melanjutkan suku kata berikutnya sehingga membentuk kata yang sesuai
dengan gambar. Kemudian guru menyebutkan huruf satu persatu yang ada
pada kata lalu menggabungkannya menjadi suku kata baru yang dibaca
menjadi suku kata yang utuh.
3. Tinjauan Tentang Media Permainan Kartu Huruf
a. Pengertian media permainan kartu
Menurut Basuki Wibowo dan Farida Mukti (1991 : 30) “Media
kartu atau flash cards biasanya berisi kata-kata gambar atau
kombinasinya dan dapat digunakan mengembangkan perbendaharaan
kata-kata dalam mata pelajaran bahasa pada umumnya”.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan Basuki Wibowo dan
Farida Mukti (1991 : 30) yang dimaksud media permainan kartu dalam
penelitian ini adalah media permainan kartu yang terbuat dari kertas,
dan dilengkapi dengan gambar yang bertujuan untuk pembelajaran,
dimana peserta yang terlibat didalamnya atau pemain-pemainnya
bermain dengan menggunakan aturan-aturan yang telah ditentukan.
b. Fungsi media permainan kartu
John D. Latuheru (1988 : 112 – 113) mengemukakan fungsi
permainan kartu sebagai berikut :
1). Kondisi atau situasi dimana permainan kartu sangat penting bagi
anak didik, karena mereka akan bersikap lebih positif terhadap
permainan kartu itu.
2). Permainan dapat mengajarkan tentang fakta dan konsep secara
tepat guna, sama dengan pembelajaran konvensional pada objek
yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3). Pada umumnya permainan kartu dapat meningkatkan motivasi
belajar anak didik, permainan dapat mendorong siswa untuk saling
membantu satu sama lain.
4). Guru maupun siswa dapat memilih bentuk media permainan kartu
mana yang mengandung nilai yang paling tinggi dan bermakna
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5). Dalam belajar membaca, media permainan kartu dapat
meningkatkan kemampuan anak, dan dapat memberikan hasil yang
lebih baik dibandingkan dengan proses pembelajaran yang
konvensional.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa media permainan kartu dalam pelajaran membaca
permulaan bagi anak tuna grahita adalah sebagai berikut :
1). Membangkitkan motivasi belajar membaca bagi anak tuna grahita.
Media permainan kartu dapat dibuat dari gambar-gambar yang
bermacam-macam sehingga menarik perhatian anak dan anak mau
mencobanya serta aktif dalam belajar, dan akhirnya dapat
memotivasi anak.
2). Meningkatkan kemampuan membaca bagi anak tuna grahita,
karena anak telah termotivasi untuk lebih lama dan mencobanya
berulang-ulang sehingga kemampuan membaca anak tuna grahita
meningkat.
3). Membantu menumbuhkan pengertian konsep dari yang abstrak
menjadi yang konkrit, media permainan kartu memang dirancang
untuk menjadikan konsep-konsep yang abstrak menjadi konsep
konkrit sehingga membantu menumbuhkan pengertian menjadi
jelas.
4). Memperbesar dan meningkatkan perhatian anak, media permainan
kartu dibuat supaya anak tertarik untuk mencobanya.
5). Memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan, bakat,
serta minat anak tuna grahita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
c. Kelebihan media permainan kartu huruf
John D. Latuheru (1988 : 112) mengemukakan kelebihan
media permainan kartu sebagai berikut :
1). Melalui media permainan kartu siswa dapat dengan segera melihat
atau mengetahui hasil dari pekerjaan mereka.
2). Permainan kartu memungkinkan peserta untuk memecahkan
masalah-masalah nyata.
3). Permainan kartu memberikan pengalaman nyata dan dapat diulangi
sebanyak yang dikehendaki.
4). Permainan kartu dapat digunakan hampir di setiap bidang study.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat
penulis simpulkan bahwa kelebihan media permainan kartu dalam
pelajaran membaca permulaan sebagai berikut :
1). Belajar membaca permulaan dengan menggunakan media
permainan kartu anak akan senang.
2). Materi membaca permulaan akan lebih nyata atau jelas dikuasai
anak, sebab dengan menggunakan media permainan kartu, materi
akan mudah untuk sering diulang-ulang.
3). Anak tunagrahita sukar memahami sesuatu yang abstrak.
Dengan menggunakan media permainan kartu dalam membaca
permulaan anak akan lebih mudah dalam membaca.
d. Kelemahan media permainan kartu huruf
John D. Lauheru (1988: 115) mengemukakan bahwa
kelemahan media permainan kartu sebagai berikut :
1). Efektivitas belajar dengan melalui media permainan tergantung
dari materi yang dipilih secara khusus serta bagaimana
memanfaatkannya.
2). Bahan media permainan kartu mungkin sekali membutuhkan biaya
yang cukup besar serta membutuhkan waktu yang lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3). Membutuhkan adanya diskusi sesudah permainan dan itu
dilaksanakan demi keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan dapat penulis
simpulkan bahwa kelemahan media permainan kartu dalam
pembelajaran membaca permulaan bagi anak tuna grahita dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1). Penggunaan media permainan kartu dalam pelajaran membaca
permulaan membutuhkan waktu yang lama.
2). Media permainan kartu membutuhkan biaya yang tinggi bila
dibandingkan dengan penggunaan alat peraga yang lain dalam
meningkatkan kemampuan membaca permulaan.
3). Penggunaan media permainan kartu harus disesuaikan dengan
materi yang diajarkan.
4). Media permainan kartu sulit diajarkan bagi siswa yang jumlahnya
banyak.
e. Langkah-langkah pengajaran dengan menggunakan media
permainan kartu huruf
Dalam penerapannya setiap huruf pada awalnya diajarkan
dengan pendekatan multi sensori. Kartu huruf dengan warna yang
berbeda, misalnya hitam untuk konsonan dan merah untuk huruf vokal.
Dan setiap kartu memuat satu huruf dalam bentuk kata kunci beserta
gambar, misalnya huruf “b” disajikan kartu bergambar bola dengan
tulisan bola dibawahnya, dan huruf “b” dicetak tebal. Guru
menggunakan banyak asosiasi, dan pengulangan-pengulangannya
karena diharapkan anak dapat menguasainya dengan baik sebelum
berpindah ke materi ajar selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
B. Kerangka Berpikir
Istilah membaca permulaan biasanya digunakan pada pelajaran
membaca anak tunagrahita ringan. Sedangkan untuk anak tunagrahita sedang
ada yang menyebutnya membaca sosial, yang tentu berbeda dengan membaca
permulaan ataupun membaca lanjut.
Kata “kemampuan” berasal dan kata dasar “mampu” yang berarti atau
mengandung makna yang sama dengan kata “kuasa, bisa, atau sanggup
melakukan sesuatu”. Sedangkan “kemampuan” dapat diartikan kesanggupan,
kecakapan, kekuatan melakukan sesuatu.
Membaca merupakan kata kerja yang berasal dan kata dasar “baca”.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia membaca diartikan sebagai “1) melihat
serta memahami apa yang ditulis, 2) mengeja atau melafalkan apa yang
tertulis”. (1991:72)
A.S. Broto (1975:10) mengemukakan bahwa membaca bukan hanya
mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa, melainkan juga
menanggapi isi bacaan.
Mulyono Abdurrahman (1996: 171) mengemukakan pengertian
membaca sebagai berikut:
Membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan
mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan
ketajaman penglihatan, aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman.
“Permulaan” mengandung makna yang sama dengan “awal”. Dengan
demikian membaca permulaaan dapat diartikan suatu tahapan awal yang
dilakukan oleh anak untuk memperoleh kecakapan atau kemampuan
membaca, dimana membaca permulaan dipusatkan pada kesanggupan,
kecakapan, atau kemampuan/keterampilan mengenal tulisan sebagai lambang
atau simbol bahasa sehingga anak dapat menyuarakan tulisan tersebut.
Anak tunagrahita ringan yang fungsi intelek umum yang nyata
dibawah rata-rata bersamaan dengan kekurangan dalam adaptasi tingkah laku
dan berlangsung dalam masa perkembangan. Salah satu klasifikasi
ketunagrahitaan adalah tunagrahita ringan yang memiliki karakteristik atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
ciri-ciri kapasitas belajar sangat terbatas terutama hal-hal yang abstrak,
mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian, pelupa dan mengalami
kesulitan/kesukaran mengungkapkan kembali suatu ingatan. Sebagai
implikasinya mereka akan mengalami banyak kesulitan/kesukaran dalam
menerima pelajaran apalagi pelajaran yang bersifat abstrak seperti membaca.
Kemampuan membaca yang merupakan salah satu bidang akademik
dasar yang harus sesegera mungkin dimiliki oleh setiap anak tidak terkecuali
anak tunagrahita ringan, karena manfaat membaca memungkinkan anak untuk
belajar bidang akademik yang lain, meningkatkan keterampilan kerja,
memenuhi kebutuhan emosional, dan bermanfaat untuk rekreasi atau
memperoleh kesenangan. Tetapi kenyataan di lapangan khususnya di SLB
Negeri Sragen menunjukkan kemampuan membaca anak tunagrahita ringan
SDLB kelas DII masih sangat kurang memuaskan. Hal ini disebabkan
akumulasi karakteristik anak tunagrahita ringan itu sendiri yang mengalami
keterbatasan, dengan karakteristik pelajaran membaca yang sangat abstrak.
Selain itu strategi, pendekatan pembelajaran dan penggunaan metode
yang kurang sesuai menjadi faktor penghambat dalam kemampuan membaca
anak tunagrahita ringan, sehingga kemampuan membacanya masih sangat
kurang.
Media permainan kartu merupakan media mengajar yang dapat
melibatkan siswa secara aktif, salah satunya melalui media permainan kartu
dimana peserta yang terlibat di dalamnya atau pemainnya bermain dengan
aturan yang telah ditentukan. Siswa yang dalam permainannya menang atau
berhasil maka anak akan senang dan terangsang terus, pada akhirnya siswa
tersebut memperoleh pengetahuan dan pemahaman konsep lebih mendalam
terhadap materi yang diajarkan. Dengan menggunakan media permainan kartu
dalam pelajaran membaca permulaan untuk anak tuna grahita diharapkan
prestasi belajarnya meningkat.
Berdasarkan pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa
kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan media permainan
kartu huruf adalah kemampuan anak dalam membaca, melihat serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
memahami dan mengeja atau melafalkan apa yang tertulis dengan
menggunakan media permainan kartu huruf.
Adapun kerangka berpikir pembelajaran dengan menggunakan media
permainan kartu huruf sebagai berikut :
C. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Melalui pembelajaran
dengan menggunakan media permainan kartu, maka kemampuan membaca
permulaan siswa tuna grahita kelas DII SLB Negeri Sragen meningkat.
Media Permainan kartu huruf
Siswa Tidak Bosan
Guru Kreatif
Pengajaran Tidak Monoton
Penggunaan Media Permainan Kartu
Dalam Pembelajaran Membaca Permulaan
Siswa Aktif
Prestasi Belajar Membaca Permulaan
Meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Siswa Kelas DII SLB Negeri Sragen
tahun ajaran 2008/2009, dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Peneliti telah mengalami kondisi dan situasi SLB Negeri Sragen.
b. SLB Negeri Sragen tempat peneliti mengajar, sehingga lebih efektif
dan efisien.
c. Peneliti lebih dekat komunikasi dengan anak-anak SLB Negeri Sragen.
d. Tempat tinggal peneliti dekat dengan SLB Negeri Sragen, sehingga
efisien waktu, biaya dan tenaga.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari pembuatan Proposal sampai penyusunan
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu Februari
sampai dengan Juni 2009.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah :
1. Siswa Kelas DII SLB Negeri Sragen Tahun Ajaran 2008/2009, berjumlah
4 siswa yaitu 3 perempuan dan 1 laki-laki.
2. Guru sebagai peneliti, dan
3. Guru teman sejawat sebagai kalabulator.
C. Data dan Sumber Data
1. Data penelitian adalah data berupa nilai hasil evaluasi, yaitu nilai hasil
belajar membaca permulaan bahasa Indonesia Siswa Tuna Grahita Kelas
DII SLB Negeri Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2. Sumber data
Di dalam penelitian ini sumber data penelitian adalah diperoleh dari
sumber data siswa, kalabulator dan guru (peneliti).
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan
berbentuk observasi, dokumentasi dan tes.
1. Observasi/pengamatan
a. Dilakukan oleh guru terhadap peran serta siswa dalam mengikuti
pelajaran membaca permulaan bahasa Indonesia.
b. Dilakukan oleh kalabulator siswa dan guru pembelajaran.
c. Menilai hasil kemampuan membaca permulaan bahasa Indonesia.
2. Dokumentasi
Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
a. Data nilai harian membaca permulaan sebelum dilakukan perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan media permainan kartu huruf.
b. Data hasil nilai ulangan Siklus I dan Siklus II.
c. Data informasi metode pembelajaran menggunakan media permainan
kartu huruf.
3. Tes
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan, tes disusun dan
dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa sesuai dengan
siklus yang ada.
E. Validitas Data
Agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,
diperlukan adanya validitas. Validitas data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah review informasi dan triangulasi (data, metode).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan
memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan perbandingan data
(Hexy J Moleong, 1995 : 178).
Triangulasi sumber atau data yaitu peneliti dengan menggunakan
berbagai sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sejenis.
Triangulasi metode yaitu penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan data yang sejenis tetapi menggunakan teknik pengumpulan data
yang berbeda.
Review informasi adalah menginformasikan data atau interprestasi
temuan kepada informasi sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan
informan tentang data atau interprestasi temuan tersebut. Hal ini dilakukan
melalui kegiatan dalam pembelajaran setelah kegiatan pengamatan maupun
kajian dokumen.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kritis dan deskriptif komperatif. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus.
G. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Terjadinya Peningkatan hasil membaca permulaan dari Siklus I ke
Siklus II.
2. Nilai yang diperoleh siswa setelah penggunaan media permainan kartu
huruf minimal nilai 6.
H. Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan,
yaitu:
Siklus I Perencanaan Kegiatan :
1. Membuat rencana pembelajaran perbaikan.
2. Menentukan dan mempelajari materi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
akan diajarkan materi yang diberikan berupa
suku kata.
3. Menganalisis materi pelajaran.
4. Menyiapkan media pembelajaran berupa
kartu permainan yang beraneka warna.
5. Membuat lembar pengamatan penelitian
berupa keaktifan kreativitas dan evaluasi.
6. Menyiapkan instrumen pengumpulan data.
Tindakan 1. Guru memberikan penjelasan kepada siswa
tentang materi yang akan diberikan yaitu
tentang media permainan kartu huruf.
2. Guru meminta siswa untuk mengamati
gambar, kemudian siswa memberikan
jawaban dengan kalimat sesuai dengan
gambar yang dilihat.
3. Guru meminta siswa untuk menanyakan
materi yang belum jelas.
Observasi Dilakukan dengan mengamati :
1. Aktivitas penerapan media permainan kartu
sebagai penunjang dalam meningkatkan
kemampuan membaca permulaan bahasa
Indonesia.
2. Untuk mendapatkan data tentang
kemampuan belajar membaca permulaan
bahasa Indonesia.
3. Guru memberikan tes membaca permulaan
Bahasa Indonesia dengan menggunakan
media permainan kartu huruf.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4. Kalabulator mengamati aktif membaca
permulaan dengan menggunakan media
permainan kartu huruf.
Refleksi Setelah memperoleh kesimpulan maka peneliti
merefleksi bagian mana yang harus diperbaiki
atau disempurnakan untuk siklus berikutnya.
Siklus II Perencanaan Kegiatan :
1. Guru mengadakan apersepsi perbaikan
materi yang telah diajarkan pada siklus I.
2. Memperbaiki kesalahan yang terjadi pada
siklus I.
3. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok untuk
memainkan media permainan kartu.
Tindakan 1. Siswa memainkan media permainan kartu
dengan bimbingan dan pengamatan guru.
2. Guru mendemonstrasikan cara membaca
permulaan bahasa Indonesia dengan media
permainan kartu huruf.
3. Guru meminta siswa untuk mengerjakan
tugas membaca permulaan Bahasa Indonesia.
4. Guru mengadakan tanya jawab yang
berkaitan dengan media permainan kartu
huruf.
Observasi Guru dan kalabulator mengadakan pengamatan
membaca permulaan dengan media permainan
kartu huruf, kemudian hasil pengamatan diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
untuk mengetahui kelemahan yang mungkin ada,
dianalisis dan disimpulkan.
Refleksi Data diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan
dan dianalisis demikian juga untuk hasil evaluasi.
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan
tentang kemampuan membaca permulaan Bahasa
Indonesia, untuk dilaporkan hasil penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Dari hasil pengamatan/observasi menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa Kelas DII di SLB Negeri Sragen Tahun Ajaran 2008/2009 belum dapat
membaca, hal ini terbukti pada nilai ulangan harian Bahasa Indonesia
Semester II sebagai berikut:
Tabel 1
Data Tabel Nilai Ulangan Membaca Permulaan Sebelum Tindakan
No. Nama Nilai
1. W T 4
2. N 4
3. E H C 5
4. W S 5
Jumlah Nilai 18
Rata-rata 4.5
Prosentase 45%
Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada
saat pre tes adalah 4,5. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa belum siap
menerima pelajaran membaca permulaan, karena nilai rata-rata klasikal
kurang dari 6. Dari bidang pelajaran Bahasa Indonesia KKM (Kriteria
Ketuntusan Minimal) yang ditetapkan di Sekolah SLB Negeri Sragen adalah
6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Dari keadaan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
perbaikan prestasi belajar membaca permulaan dengan menggunakan media
permainan kartu huruf.
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan pula dalam bentuk grafik
seperti di bawah ini :
Grafik 1. Tentang Nilai Hasil Tes Sebelum Perbaikan
B. Deskripsi Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan sesuai program guru, maka
rencana perbaikan berupa prosedur kerja dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas sebagai berikut :
a. Peneliti menjelaskan materi pelajaran tentang membaca permulaan
dengan menggunakan media permainan kartu huruf.
b. Peneliti mempersiapkan media pembelajaran berupa kartu huruf yang
beraneka warna.
c. Peneliti membuat lembar pengamatan/observasi berupa keaktifan,
kreativitas, konsentrasi selama proses belajar mengajar berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Kegiatan awal (10 menit)
1). Mengkondisikan siswa agar siap belajar
2). Mengabsen, berdo’a
3). Menjelaskan pembelajaran yang akan dilakukan
0
1
2
3
4
5
6
WT N EHC WS
Nama Siswa
Nil
ai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
b. Kegiatan inti (40 menit)
1). Peneliti menjelaskan materi tentang membaca permulaan dengan
menggunakan media permainan kartu huruf.
2). Peneliti meminta siswa untuk mengamati gambar, kemudian siswa
disuruh membaca sesuai dengan gambar yang dilihat.
3). Peneliti meminta siswa untuk menyusun huruf menjadi kata sesuai
dengan gambar.
4). Peneliti memberi tugas kepada semua siswa untuk membaca
permulaan dengan menggunakan media permainan kartu huruf.
c. Kegiatan akhir (10 menit)
1). Peneliti menyimpulkan hasilnya.
2). Peneliti memberikan saran-saran dan menutup pelajaran.
3. Hasil Pengamatan
Dalam melaksanakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran
mulai kegiatan awal sampai kegiatan akhir dengan menggunakan format
observasi yang disiapkan. Menurut pengamatan rasa ingin tahu siswa
melalui kegiatan bertanya belum banyak, mereka hanya menjawab
pertanyaan walaupun jawabannya belum tentu benar. Anak banyak yang
tidak berkonsentrasi. Hanya satu anak yang aktif, rupanya mereka belum
tahu maksud dan tujuan dilaksanakan penerapan media permainan kartu
huruf.
Adapun hasil pengamatan dapat dilihat pada lembar pengamatan di
bawah ini.
No Keterangan
Nama Siswa
W T N E H C WS
B C K B C K B C K B C K
1 Keaktifan dalam proses pembelajaran Ö Ö Ö
2 Kreatifitas menyusun huruf menjadi kata Ö Ö Ö Ö
3 Menjawab pertanyaan Ö Ö Ö
4 Konsentrasi / Perhatian Ö Ö Ö Ö
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Setelah melakukan pengamatan, peneliti melaksanakan tes Siklus I.
Tabel 2
Hasil Nilai Tes Siklus I
Siswa Kelas DII SLB Negeri Sragen
Tentang Membaca Permulaan
No. Nama Nilai
1. W T 5
2. N 6
3. E H C 6
4. W S 5
Jumlah Nilai 22
Rata-rata 5.5
Prosentase 55%
Nilai < 6 sebanyak 2 siswa (50%)
Nilai > 6 sebanyak 2 siswa (50%)
Berdasarkan hasil ulangan Siklus I pada tabel 2 tentang membaca
permulaan maka dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Grafik 2. Tentang nilai hasil tes siklus 1
4.4
4.6
4.85
5.2
5.4
5.65.8
6
6.2
WT N EHC WS
Nama Siswa
Nil
ai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
4. Refleksi
Hasil dari proses pembelajaran mulai dari penyusunan rencana
pembelajaran sampai pelaksanaan evaluasi. Ada beberapa hal yang perlu
diperbaiki untuk peningkatan hasil selanjutnya.
Adapun hasil dari tindakan kelas siklus 1 dilihat dari banyaknya
soal yang diberikan maka siswa yang mendapat nilai 6 sebanyak 2 anak,
kondisi ini .mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan nilai hasil
belajar sebelum ada tindakan, namun peneliti ingin memperbaiki
pembelajaran lagi pada siklus II
C. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sesuai program guru, dan
rencana perbaikan berupa prosedur kerja dalam melaksanakan perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas sebagai berikut :
a. Peneliti menjelaskan kembali materi pelajaran tentang membaca
permulaan dengan menggunakan media permainan kartu huruf.
b. Peneliti menyiapkan media pembelajaran berupa gambar, kartu huruf
yang beraneka warna.
c. Peneliti membuat lembar pengamatan berupa keaktifan, kreativitas,
konsentrasi siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan awal (10 menit)
1). Mengkondisikan siswa agar siap belajar
2). Mengabsen, berdo’a
3). Menjelaskan pembelajaran yang akan dilakukan
b. Kegiatan inti (40 menit)
1). Peneliti menjelaskan materi tentang membaca permulaan dengan
menggunakan media permainan kartu huruf.
2). Peneliti meminta siswa untuk mengamati gambar, kemudian siswa
disuruh membaca sesuai dengan gambar yang dilihat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3). Peneliti meminta siswa untuk menyusun huruf menjadi kata sesuai
dengan gambar.
4). Peneliti memberi tugas kepada semua siswa untuk membaca
permulaan dengan menggunakan media permainan kartu huruf.
c. Kegiatan akhir (10 menit)
1). Peneliti menyimpulkan hasilnya.
2). Peneliti memberikan saran-saran dan menutup pelajaran.
3. Hasil Pengamatan
Dalam melaksanakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran
mulai kegiatan awal sampai kegiatan akhir dengan menggunakan format
observasi yang telah disiapkan pada siklus II ini aktivitas dan konsentrasi
anak sudah menampakkan perubahan yang berarti sehingga proses
pembelajaran membaca permulaan sudah berjalan lebih efisien dan efektif,
disamping itu murid sudah mempunyai bekal pengetahuan dan
pengalaman belajar pada siklus I sehingga rasa percaya diri pada murid
mulai tumbuh. Hal ini dapat diketahui dari perhatian, keaktifan dalam
menerima pelajaran membaca.
Adapun hasil pengamatan dapat dilihat pada lembar pengamatan
seperti di bawah ini.
No Keterangan
Nama Siswa
W T N E H C W S
B C K B C K B C K B C K
1 Keaktifan dalam proses pembelajaran Ö Ö Ö Ö
2 Kreatifitas menyusun huruf menjadi kata Ö Ö Ö Ö
3 Menjawab pertanyaan Ö Ö Ö Ö
4 Konsentrasi / Perhatian Ö Ö Ö Ö
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Setelah melaksanakan pengamatan, peneliti segera melaksanakan
tes. Adapun hasil tes dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3
Hasil Nilai Tes Siklus II
Siswa Kelas DII SLB Negeri Sragen
Tentang Membaca Permulaan
No. Nama Nilai
1. W T 6
2. N 7
3. E H C 8
4. W S 7
Jumlah Nilai 28
Rata-rata 7
Prosentase 70%
Berdasarkan hasil ulangan Siklus II dalam tabel di atas dapat
disajikan dalam grafik di bawah ini :
Grafik 3. Nilai hasil tes siklus II
0
1
2
3
45
6
7
8
9
WT N EHC WS
Nama Siswa
Nil
ai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
4. Refleksi
Pada Siklus II ini terjadi peningkatan hasil tes kemampuan
membaca permulaan jika dibandingkan dengan nilai hasil belajar
membaca pada siklus 1. Pada siklus II nilai rata-rata 7. Dengan nilai rata-
rata 7 berarti kemampuan membaca anak tuna grahita Kelas DII SLB
Negeri Sragen tergolong “tinggi atau meningkat”.
Dan hal ini menunjukkan tercapainya indikator keberhasilan dalam
penelitian ini.
D. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus
I dan siklus II adapun diskripsi hasil penelitian dari siklus I dan siklus II dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Sebelum melaksanakan siklus I peneliti melakukan pengamatan untuk
mengetahui kondisi awal anak tuna grahita kelas D II di SLB Negeri Sragen.
Dari hasil pengamatan dan tes ini peneliti menemukan bahwa sebagian besar
anak kelas D II SLB Negeri Sragen belum dapat membaca. Oleh karena itu
peneliti mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan
menggunakan media permainan kartu huruf, dengan pertimbangan bahwa
media permainan kartu huruf merupakan media yang cocok atau tepat untuk
proses pembelajaran membaca permulaan, karena harganya murah dan dapat
terjangkau, tidak terlalu memakan tempat dan memudahkan guru dalam
mengajar.
Kegiatan peneliti menyusun rencana pembelajaran guna melaksanakan
siklus I. materi pada pelaksanaan siklus I ini adalah membaca permulaan
dengan menggunakan media permainan kartu huruf. Hal ini bertujuan untuk
mengembangkan imajinasi dan kreatifitas anak. Namun berdasarkan
pengamatan dan tes terhadap proses belajar mengajar membaca permulaan
bahasa Indonesia pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan
yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran membaca permulaan
Bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar anak yang kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
aktif karena itu peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran
siklus II untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan dalam pembelajaran
membaca permulaan Bahasa Indonesia pada siklus I. berdasarkan hasil
pengamatan dan tes terhadap belajar mengajar membaca permulaan bahasa
Indonesia pada siklus II dapat dilihat bahwa siswa tampak lebih antusias dan
bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran serta adanya
peningkatan nilai hasil tes. Pada kegiatan siklus II dapat terlihat kemampuan
membaca permulaan bahasa Indonesia siswa sudah meningkat. Kelemahan
dan kekurangan pada siklus I dan siklus II sudah dapat diatasi dengan baik.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran membaca bahasa
Indonesia dengan menggunakan media permainan kartu pada anak tuna
grahita kelas D II SLB Negeri Sragen telah berhasil dengan baik.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kondisi awal anak dalam kemampuan membaca permulaan bahasa Indonesia
masih rendah jika dibandingkan dengan siklus I. setelah pelaksanaan
pembelajaran siklus I dengan menggunakan media permainan kartu
kemampuan anak dalam membaca permulaan Bahasa Indonesia meningkat,
tetapi nilai yang diperoleh belum baik, sehingga diperlukan perbaikan pada
siklus II.
Dalam pembelajaran siklus II kemampuan membaca permulaan
Bahasa Indonesia lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus
II ini nilai kemampuan membaca permulaan siswa sudah mencapai indikator
kinerja yaitu nilai rata – rata 7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 4.
Rekapitulasi hasil evaluasi belajar
Membaca permulaan pada kondisi awal, siklus I dan siklus II
Kelas D II SLB Negeri Sragen
No Nama Nilai Sebelum Tindakan
Nilasi Setelah Tindakan
Siklus I Siklus II
1. W T 4 5 6
2. N 4 6 7
3. E H C 5 6 8
4. W S 5 5 7
Jumlah Nilai 18 22 28
Rata – Rata 4,5 5,5 7
Prosentase 45% 55% 70%
Berdasarkan hasil nilai perbandingan nilai antara siklus I dan siklus II
yang dicapai murid kelas D II di SLB Negeri Sragen diinterprestasikan adanya
peningkatan setelah menggunakan media permainan kartu huruf.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat kelebihan dan kelemahan antara
lain:
1. Kelebihan
a. Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru
b. Siswa mau membaca dengan bimbingan guru
2. Kelemahan
a. Ketika guru mengajar ada anak yang ramai, tidak konsentrasi
b. Siswa belum berani menjawab pertanyaan dari guru.
Untuk mempertahankan dan mengatasi kelemahan tersebut:
1. Guru hendaknya memberi motivasi atau dorongan anak dalam belajar
2. Guru harus berusaha memberi semangat belajar pada anak
3. Guru hendaknya mengadakan pendekatan dan metode mengajar yang dapat
merangsang kreativitas anak dalam belajar.
4. Guru hendaknya pandai – pandai dalam memberi motivasi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media permainan kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan
membaca permulaan bagi anak tuna grahita kelas DII SLB Negeri Sragen
tahun ajaran 2008/2009.
B. Saran
1. Bagi Guru
Guru yang ikut mengajar anak tuna grahita kelas DII SLB Negeri Sragen
hendaknya menggunakan media permainan kartu huruf dalam pelajaran
bahasa Indonesia yang menyangkut aspek membaca.
2. Bagi Siswa
Siswa dapat mengoptimalkan media permainan kartu huruf karena dengan
media permainan kartu huruf akan memudahkan anak dalam proses
pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan sekolah menyediakan media permainan kartu huruf untuk
bidang studi bahasa Indonesia karena akan memudahkan anak dalam
belajar membaca permulaan.