PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA ISI GAMBAR SERI …/Peningkatan...nama : enik daryanti nim :...
Transcript of PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA ISI GAMBAR SERI …/Peningkatan...nama : enik daryanti nim :...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA ISI GAMBAR SERI
MELALUI MEDIA PAPAN FLANEL PADA ANAK KELOMPOK
BERMAIN DI TK DAN PG KREATIF PRIMAGAMA MANAHAN
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
Nama : Enik Daryanti
Nim : X8110015
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA ISI GAMBAR SERI
MELALUI MEDIA PAPAN FLANEL PADA ANAK KELOMPOK
BERMAIN DI TK DAN PG KREATIF PRIMAGAMA MANAHAN
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
Enik Daryanti
X8110015
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Enik Daryanti. X8110015. PENINGKATAN KEMAMPUAN
BERCERITA ISI GAMBAR SERI MELALUI MEDIA PAPAN FLANEL
PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN DI TK DAN PLAYGROUP
KREATIF PRIMAGAMA MANAHAN SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2011 / 2012. Skripsi Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan bercerita
melalui media papan flannel pada anak kelompok bermain di TK dan PG Kreatif
Primagama Manahan Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Bentuk penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian dilaksanakan sebanyak tiga siklus, dengan tiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian
adalah anak kelompok bermain kelas B (usia 3-4 tahun) yang berjumlah 16 anak.
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik
pengumpulan data adalah dengan pengukuran proses belajar anak, dokumentasi,
wawancara dan observasi. Validitas data menggunakan menggunakan teknik
triangulasi data dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik analisis
interaktif. Prosedur penelitian adalah model siklus yang terdiri atas empat tahap,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui media papan flanel dapat
meningkatkan kemampuan bercerita isi gambar seri dari prasiklus ke siklus I, dari
siklus I ke siklus II dan dari siklus II ke siklus III. Hal ini terbukti pada hasil
siklus I, siklus II dan siklus III sebagai berikut :
Pada siklus I dari 16 anak sebanyak 11 anak atau 68,75% mencapai nilai tuntas (
● ), Pada siklus II dari 16 anak sebanyak 13 anak atau 81,25% mencapai nilai
tuntas ( ● ) Pada siklus III dari 16 anak sebanyak 15 anak atau 93,75% mencapai
nilai tuntas ( ●)
Simpulan penelitian ini adalah melalui media papan flanel dapat
meningkatkan kemampuan bercerita pada anak kelompok bermain di TK dan PG
Kreatif Primagama Manahan Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata Kunci: Media papan flannel, kemampuan bercerita, anak kelompok bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Enik Daryanti. X8110015. IMPROVEMENT OF STORYTELLING
ABILITY BY USING PICTURES SERIES THROUGH FLANNELBOARD
MEDIA AT STUDENTS OF KINDERGARTEN AND PLAY GROUP
CREATIVE PRIMAGAMA MANAHAN SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Undergraduate Thesis : Theacher Training and Eduacational
Faculty, Sebelas Maret University surakarta, July 2012.
The purpose of this research was to improve the ability of storytelling
through media flannelboard at the children of kindergarten and playgroup Creatif
Primagama Manahan Surakarta in academic year 2011/2012.
This research was Classromm action Research. It was implemented in
three cycles. Each cycle consist of plan, action, observation, and reflection. The
subject of the reserach is the children of B class ( 3-4 years old) totally sixhteen
children. The data resource of the research is primer and secondary data. The
technique of collecting data used measurement of students learning process,
documentation, interview, and observation. the validity of data used the
triangulation data and method techniques. The data analysis used interactive
analysis technique. The procedure of the research used cycle form that is consist
of four stages, they are planning, action, observation, and reflection.
The result of this research showed through flannel board media can
improve the ability of storytelling pictures series from pre cycle to cycle 1, cycle
1 to cycle II, cycle II to cycle III. It was proven at the result of cycle 1, II, and III
as follows :
In the cycle I from 16 children, only 11 children (68,75%) who achieved
complete value (.), in the cycle II there were 13 children ( 81,25%) who achieved
complete value (.), and in the cycle III there were 15 children (93,75%) who
achieved complete value (.).
The conclusion of this study is through the media flannel board can
improve the ability of storytelling at the children of kindergarten and playgroup
Creative Primagama Manahan Surakarta in academic year 2011/2012.
Key Term : flannelboard media, the ability of playgroup students’ storytelling.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Sesuatu yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini adalah mati (Q.S Ali
Imran:185)
Yang paling jauh dengan diri kita di dunia ini adalah masa lalu. Yang paling
besar di dunia ini adalah Nafsu. Yang paling berat di dunia ini adalah
Memegang amanah (Q.S Al-Ahzab:72)
Yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan sholat. Yang paling
tajam di dunia ini adalah Lidah Manusia (Imam Al-Ghazali)
Sebaik-baik kamu ialah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya
(HR Al Bukhari)
Tersenyumlah engkau, dengan tersenyum dunia akan ikut tersenyum
bersamamu karena jika engkau menangis maka dunia akan menertawaimu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, Kupersembahkan Karya sederhana ini untuk :
“Bapak dan Ibu Tersayang”
Doamu yang tiada terputus untuk anak dan cucumu, kasih sayangmu akan
selalu melekat dalam relung hatiku.
“Kakak-kakakKu tercinta”
Selalu memberikan semangat dan motivasi untuk selalu berdoa dan
berikhtiar dalam semua hal
“My Best Frends Anis 64 dan Teman Kost Mbak Nur,”
Terima kasih atas bantuanya yang selalu menemani dan memberi
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah memberikan
balasan atas kebaikkan kalian. Amin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat, hidayah, dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul Peningkatan Kemampuan Bercerita Isi Gambar Seri melalui Pedia
papan Flanel pada Anak Kelompok Bermain di TK dan PG Kreatif Primagama
Manahan Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat
bekerja sendiri tanpa ada bimbingan, saran - saran dan bantuan dari banyak pihak
sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar tanpa ada
hambatan yang berarti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Prodi PG PAUD FKIP UNS yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Samidi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing, membantu dan mengajarkan segala hal kepada Penulis.
4. Bapak Drs. Hartono, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing, membantu dan mengajarkan segala hal kepada Penulis.
5. Kepala Sekolah TK dan PG Kreatif Primagama Cabang Surakarta yang telah
membimbing dan memberi semangat dalam penulisan skripsi ini sehingga
dapat terselesaikan dengan baik.
6. Bunda Uswatun Khayanatun, S.Si. selaku guru di kelompok bermain TK dan
PG Kreatif Primagama yang selalu membantu dalam penelitian ini
7. Anak-anak kelas Kelompok Bermain B di TK dan PG Kreatif Primagama
Surakarta yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam mencari data dan kelancaran
penyusunan skripsi ini yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Harapan Penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dan dorongan yang telah diberikan kepada
diri Penulis mendapat balasan setimpal dari Allah SWT. Amin.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ vi
HALAMAN ABSTRACT ........................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ................................................................................ viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 5
A. Kajian Teori ............................................................................. 5
1. Hakikat Bercerita ................................................................ 5
2. Tinjauan tentang Media ...................................................... 13
B. Kerangka Berfikir .................................................................... 16
C. Penelitian yang Relevan ........................................................... 19
D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 20
A. Tempat dan Waktu penelitian ................................................. 20
B. Subyek Penelitian ................................................................... 21
C. Data dan Sumber Penelitian ..................................................... 21
D. Pengumpulan Data ................................................................... 22
E. Validitas Data ........................................................................... 23
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 24
G. Indikator Kinerja ...................................................................... 26
H. Prosedur Penelitian ................................................................... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 32
A. Diskripsi Pra Tindakan ............................................................. 32
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ..................................... 34
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ............................ 53
D. Pembahasan .............................................................................. 60
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 64
A. Simpulan ................................................................................... 64
B. Implikasi .................................................................................. 65
C. Saran ......................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 67
LAMPIRAN ..................................................................................................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Data Kondisi Awal Sebelum Tindakan ........................................... 33
4.2 Hasil Belajar Anak Pembelajaran Bercerita pada Siklus I .............. 39
4.3 Hasil Belajar Anak Pembelajaran Bercerita pada Siklus II ............ 46
4.4 Hasil Belajar Anak Pembelajaran Bercerita pada Siklus III .......... 52
4.5 Data Kondisi Awal Sebelum Tindakan ........................................... 53
4.6 Data Nilai Pembelajaran Bercerita pada Pertemuan Pertama ......... 54
4.7 Data Nilai Pembelajaran Becerita pada Pertemuan Kedua ............. 55
4.8 Data Nilai Pembelajaran Bercerita pada Pertemuan Pertama ......... 56
4.9 Data Nilai Pembelajaran Bercerita pada Pertemuan Kedua ............ 57
4.10 Data Nilai Pembelajaran Bercerita pada Pertemuan Pertama ......... 58
4.11 Data Nilai Pembelajaran Bercerita pada Pertemuan Kedua ............ 59
4.12 Nilai Pembelajaran Bercerita Siklus I ............................................. 60
4.13 Nilai Pembelajaran Bercerita Siklus II ............................................ 61
4.14 Nilai Pembelajaran Bercerita Siklus III .......................................... 61
4.15 Rata – Rata Nilai dan Prosentase Nilai Anak Selama Tindakan ..... 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................... 18
3.1 Matthew B. Miles (1992:20) ......................................................... 25
3.2 Model PTK (pengembangan) ...................................................... 28
4.1 Grafik Kondisi Awal Siswa Sebelum Tindakan .......................... 33
4.2 Grafik Hasil Belajar Anak Pembelajaran Bercerita pada Siklus I 40
4.3 Grafik Hasil Belajar Anak Pembelajaran Bercerita pada Siklus II 46
4.4 Grafik Hasil Belajar Anak Pembelajaran Bercerita pada Siklus III 52
4.5 Grafik Data Kondisi Awal Sebelum Tindakan ............................. 54
4.6 Grafik Data Nilai Pembelajaran Bercerita pada Pertemuan Pertama 55
4.7 Grafik Data Nilai Pembelajaran Becerita pada Pertemuan Kedua 56
4.8 Grafik Data Nilai Pembelajaran Bercerita pada Pertemuan Pertama 57
4.9 Grafik Data Nilai Pembelajaran Bercerita pada Pertemuan Kedua 58
4.10 Grafik Data Nilai Pembelajaran Bercerita pada Pertemuan Pertama 59
4.11 Grafik Data Nilai Pembelajaran Bercerita pada Pertemuan Kedua 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rincian Jadwal Penelitian .......................................................... 70
2. Wawancara Untuk Guru Sebelum Mengajar............................... 71
3. Wawancara Untuk Guru Setelah Mengajar ................................. 72
4. Penilaian Siklus I Pertemuan I .................................................... 73
5. Penilaian Siklus I Pertemuan II ................................................... 75
6. Penilaian Siklus II Pertemuan I ................................................... 77
7. Penilaian Siklus II Pertemuan II .................................................. 79
8. Penilaian Siklus III Pertemuan I .................................................. 81
9. Penilaian Siklus III Pertemuan II ................................................ 83
10. Penilaian Akhir Siklus I .............................................................. 85
11. Penilaian Akhir Siklus II ............................................................. 87
12. Penilaian Akhir Siklus III ............................................................ 89
13. Observasi Belajar Anak Siklus I Pertemuan I ............................. 91
14. Observasi Belajar Anak Siklus I Pertemuan II ............................ 93
15. Observasi Belajar Anak Siklus II Pertemuan I ............................ 95
16. Observasi Belajar Anak Siklus II Pertemuan II .......................... 97
17. Observasi Belajar Anak Siklus III Pertemuan I .......................... 99
18. Observasi Belajar Anak Siklus III Pertemuan II ......................... 101
19. Penilaian RKH Siklus I Pertemuan I ........................................... 103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20. Observasi Guru Mengajar Siklus I Pertemuan I .......................... 104
21. Penilaian RKH Siklus I Pertemuan II ......................................... 107
22. Observasi Guru Mengajar Siklus I Pertemuan II ........................ 108
23. Penilaian RKH Siklus II Pertemuan I ......................................... 111
24. Observasi Guru Mengajar Siklus II Pertemuan I ........................ 112
25. Penilaian RKH Siklus II Pertemuan II ........................................ 115
26. Observasi Guru Mengajar Siklus II Pertemuan II ....................... 116
27. Penilaian RKH Siklus III Pertemuan I ........................................ 119
28. Observasi Guru Mengajar Siklus III Pertemuan I ....................... 120
29. Penilaian RKH Siklus III Pertemuan II ....................................... 123
30. Observasi Guru Mengajar Siklus III Pertemuan II ...................... 124
31. Rencana Kegiatan Mingguan Siklus I ......................................... 127
32. Rencana Kegiatan Mingguan Siklus II ........................................ 128
33. Rencana Kegiatan Mingguan Siklus III ...................................... 129
34. Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan I .......................... 130
35. Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan II ......................... 132
36. Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan I ......................... 134
37. Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan II ....................... 136
38. Rencana Kegiatan Harian Siklus III Pertemuan I ....................... 138
39. Rencana Kegiatan Harian Siklus III Pertemuan II ...................... 140
40. Skenario Pembelajaran Siklus I Pertemuan I .............................. 142
41. Skenario Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ............................. 148
42. Skenario Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ............................. 155
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43. Skenario Pembelajaran Siklus II Pertemuan II............................ 162
44. Skenario Pembelajaran Siklus III Pertemuan I............................ 169
45. Skenario Pembelajaran Siklus III Pertemuan II .......................... 176
46. Foto Dokumentasi ....................................................................... 182
47. Surat Permohonan Izin Observasi .............................................. 192
48. Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................. 193
49. Surat Permohonan Ijin Penyusunan Skripsi ............................... 194
50. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Ijin Penyusunan Skripsi . 195
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini atau anak yang berada pada usia 0-6 tahun
merupakan masa keemasan (golden age) masa anak yang membutuhkan
upaya-upaya untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan yang
dimiliki anak. Rangsangan atau stimulus dalam mencapai aspek
perkembangan dapat diberikan kepada anak melalui pendidikan di Taman
Kanak-kanak.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan menjadi warga
negara demokratis serta bertanggung jawab. Taman Kanak-kanak (TK)
sebagai salah satu bentuk lembaga usia dini, berada pada jalur pendidikan
formal sebagaimana tertuang pada pasal 28 ayat (3) bahwa “Pendidikan Anak
Usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK),
Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan
prasekolah yang ada dijalur pendidikan sekolah. Prasekolah adalah pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan, jasmani dan rohani anak di
luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan selanjutnya. Adapun
yang menjadikan tujuan program kegiatan belajar taman kanak-kanak adalah
untuk membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan,
ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam
menyesuaikan diri dengan beberapa hal yang perlu diingat adalah bahwa masa
kanak-kanak adalah masa yang peka untuk menerima berbagai macam
rangsangan dari lingkungan guna menunjang perkembangan jasmani dan
rohani yang ikut menentukan keberhasilan anak didik mengikuti
pendidikannya di kemudian hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perkembangan anak usia dini sebagai bagian dari keseluruhan
perkembangan anak dapat dirumuskan sebagai suatu proses perubahan yang
berkesinambungan secara progresif dari masa kelahiran sampai usia 8 tahun.
Dalam masa usia dini, anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat cepat dari segi fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan aspek-
aspek kepribadian lainnya. Perkembangan pada setiap bidang tersebut saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Perkembangan pada setiap bidang
tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Meskipun
perkembangan setiap bidang dibahas secara terpisah namun harus dipahami
bahwa setiap bidang perkembangan merupakan bagian dari keseluruhan
perkembangan dan suatu unit kesatuan yang terdiri atas banyak aspek
perkembangan.
Anak pada usia 3-4 tahun mulai menyukai tuturan cerita atau ia mulai
senang menuturkan sebuah cerita. Pada lembaga pendidikan kelompok
bermain sering kita lihat seorang guru meminta anak untuk bercerita tentang
dirinya atau pengalaman yang dialaminya di depan teman-temanya. ada
beberapa anak yang sudah terlihat mampu menuturkan pengalamannya pada
teman-tamannya walau dengan bahasa yang masih terpatah-patah, namun ada
pula yang tampak masih malu-malu dan ragu untuk melakukan hal tersebut,
malah ada juga yang diam seribu bahasa. dengan demikian pentingnya peran
guru dan orang tua untuk mengembangkan rasa percaya dirianak dengan cara
melatih mereka mengungkapkan hal yang dipikirkan atau dirasakannya.
Namun kemampuan tersebut tidaklah akan timbul dengan sendirinya,
melainkan harus melaluiproses stimulasi. Salah satunya dengan cara
membiasakan anak untuk mendengarkan tuturan cerita atau kejadian yang
berisi informasi atau pesan yang dapat dilakukan oleh guru di sekolah atau
orang tua di rumah. Dari proses mendengar tersebut, anak belajar menyimak
isi cerita. Kemudian kita dapat meminta pendapat atau komentar anak
terhadap cerita tersebut. Dari jawaban, komentar atau pendapat anak tentang
cerita tersebut, kita dapat mengetahui hal-hal yang masuk dalam ruang
memori anak, juga proses berpikir yang dialaminya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kegiatan bercerita merupakan kegiatan menuturkan suatu informasi
yang berisi tentang suatu hal, misalnya kejadian yang bersifat nyata atau
kejadian yang bersifat rekaan, juga pesan moral yang ingin disampaikan.
Bercerita dapat di gunakan untuk mengembangkan perilaku dan kemampuan
dasar pada anak usia dini, termasuk pada anak 3-4 tahun. Dari uraian di atas
peneliti mengajukan judul “Peningkatkan Kemampuan Bercerita Isi Gambar
Seri Melalui Media Papan Flanel Pada Anak Kelompok Bermain Di TK dan
PG Kreatif Primagama Manahan Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012“.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang ma salah di atas dapat dirumuskan
masalah antara lain sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan media papan flanel dapat meningkatkan kemampuan
bercerita isi gambar seri pada anak kelompok bermain di TK dan PG
Kreatif Primagama di Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
2. Bagaimana cara pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan bercerita melalui media peraga pada anak kelompok bermain
di TK dan PG Kreatif Primagama di Semester II Tahun Pelajaran
2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk membuktikan bahwa peggunaan media papan flanel dapat
meningkatkan kemampuan bercerita pada anak kelompok bermain di TK
dan PG Kreatif Primagama di Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012
2. Untuk mengetahui cara meningkatkan kemampuan bercerita melalui
media peraga pada anak kelompok bermain di TK dan PG Kreatif
Primagama di Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di dapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca, semoga
skripsi ini dapat memberi sumbangan untuk dijadikan alternatif dalam
meningkatkan bercerita pada anak usia kelompok bermain.
2. Secara Praktis
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran
dan menambah kreativitas guru dalam mencari media pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan bercerita.
b. Bagi Anak
Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberiakan pengalaman
belajar yang berkesan, bermakna dan menyenangkan bagi anak.
Sehingga dapat menambah kosa kata baru bagi anak dan menjadikan
anak lebih berani dan percaya diri bercerita baik dengan teman atau di
depan umum.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah alternatif dalam
pemilihan media dalam pembelajaran serta meningkatkan mutu
pembelajaran yang inovatif di taman kanak-kanak serta peningkatan
proses balajar mengajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan
sehingga dalam pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakikat Bercerita
a. Pengertian Bercerita
Anak pada usia 3-4 tahun mulai menyukai tuturan cerita atau ia mulai
senang menuturkan sebuah cerita. Namun kemampuan tersebut tidaklah akan
timbul secara sendirinya, melainkan harus melalui proses stimulasi.
Menurut Winda Gunarti (2008:5.25):
“Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
menyampaikan suatu pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka,
yang bisa dilakukan secara lisan atau tertulis. Cara penuturan cerita
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga atau tanpa
alat peraga”.
Menurut Drs. Bachtiar S. Bachri (2005:10):
“Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang
perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan
tujuan membagikan pengalaman dan kejadian kepada orang lain.
Dengan demikian bercerita dalam konteks komunikasi dapat dikatakan
sebagai upaya mempengaruhi orang lain melalui ucapan dan penuturan
tentang sesuatu (ide) sementara dalam konteks pembelajaran anak usia
dini bercerita dapat dikatakan sebagai upaya untuk mengembangkan
potensi kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran dan
menuturkannya kembali dengan tujuan melatih ketrampilan anak dalam
bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk lisan.”
Menurut Barton dan Booth (1990, halaman 14) di ambil dari The Journal
internasional, telah menemukan sebuah pendapat bahwa:
Story is a living context for making meaning. It can reinforce
theimaginative framework of the developing child, give validity to
importantfeelings, promote insights, nourish hope, reduce anxieties and
provide arich fantasy life…(p.14)
Berdasarkan pernyataan di atas bahwa pengertian cerita adalah konteks
hidup untuk membuat makna dan dapat memperkuat kerangka imajinatif anak
berkembang, memberikan validitas untuk perasaan, mempromosikan
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
wawasan, menyehatkan dan berharap mengurangi kecemasan dan
memberikankaya fantasi dalam kehidupan anak. Cerita merupakan daya tarik
tersendiri untuk perkembangan anak.
“Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang
perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan
tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain”.
http.// Mei Dyadermi.com/?P diakses 30 januari 2012
Menurut Abdul Aziz Abdul Majid (2002:8):
“Bercerita merupakan salah satu bentuk sastra yang memiliki keindahan
dan kenikmatan tersendiri, akan menyenangkan bagi anak-anak maupun
orang dewasa, jika pengarang, pendongeng dan penyimaknya sama-
sama baik. Cerita adalah salah satu bentuk sastra yang bisa dibaca atau
hanya didengar oleh orang yang tidak bisa membaca.”
“Storytelling is one of the oldest, if not the oldest method of
communicating ideas and images. Story performance honed our
mythologies long before they were written and edited by scribes, poets,
or scholars. Storytelling, as it is defined here, is a linguistic activity that
is educative because it allows individuals to share their personal
understanding with others, thereby creating negotiated transactions
(Egan, 1995 & 1999). As Bruner (1986) points out, storytelling is part of
how humans translate their individual private experience of
understanding into a public culturally negotiated form.”
“Bercerita adalah salah satu metode lama untuk mengkomunikasikan
ide dan gambar. Bercerita digunakan pada zaman metologi jauh
sebelum ada ilmu tulis yang ditulis oleh penulis, penyair, atau pelajar.
Bercerita, didefinisikan sebagai sebuah aktifitas linguistik (bahasa)
yang sangat edukatif karena bercerita memungkinkan para individu
untuk berbagi pemahaman pribadi mereka kepada orang lain, sehingga
menciptakan transaksi yang dinegosiasi (Egan,1995&1999). Bruner
(1986) menunjukkan bahwa bercerita adalah bagian dari bagaimana
manusia menterjemahkan pengalaman pemahaman pribadi mereka
masing-masing kedalam sebuah bentuk budaya yang digosiasi
umum.” file:///E:/transfer%20s1/semester%208/ storytelling. Html
diakses 25 Mei 2012.
Menurut Nurbiana Dhieni (2005:6.5):
“Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan
kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus
disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng
yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan, oleh karena itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
orang yang menyajikan cerita tersebut menyampaikannya dengan
menarik.”
Dari pendapat para ahli tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan
bahwa bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
menyampaikan pesan informasi dari uraian gambar atau peristiwa yang
disampaikan baik secara lisan atau pun tertulis. Cara penyampaian bercerita
dapat dilakukan dengan alat peraga atau tanpa alat peraga.
b. Aspek Perkembangan Bercerita
Bercerita merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
menyampaikan pesan informasi dari uraian gambar atau peristiwa yang
disampaikan baik secara lisan atau pun tertulis. dalam bercerita terdapat
beberapa aspek perkembangan. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2005:55)
“Pengaruh cerita, membaca cerita, dan bercerita yang demikian besar
menjadi salah satu alas an bagaimana sebuah cerita yang baik perlu
diciptakan, dikembangkan, dan disebarluaskan. Cerita tersebut harus
mengembangkan berbagai aspek pada diri anak agar pengaruh negative
dari cerita dapat dihindari, dan agar cerita dapat memberikan peran
edukatif dan psikologis secara optimal.”
Aspek perkembangan anak yang perlu dikembangkan dalam sebuah
cerita meliputi:
1) Aspek Perkembangan Bahasa
Aspek perkembangan bahasa meliputi berbagai aspek linguistik, seperti:
a) Fonologis adalah aspek linguistik yang meneliti bunyi bahasa tertentu
menurut fungsinya sedangkan fonetik meneliti bunyi bahasa menurut
pelafalannya, contoh:
1) Fonologi : Kata rupa dan lupa kedua kata tersebut dibedakan
dengan huruf l dan r ini adalah pembahasan fonologi
yang membedakan fungsi huruf l dan r dalam kata
tersebut
2) Fonetik : Dalam bahasa inggris terdapat kata Pot dan Spot
keduanya memiliki persamaan huruf yaitu P tetapi
memiliki pelafalan yang berbeda, dalam kata Pot
bunyi P pengucapannya diikuti oleh bunyi
{h}sedangkan dalam kata Spot tidak seperti itu.
b) Morfologis merupakan aspek linguistik yang menyangkut tentang
struktur internal kata, contoh seperti kata tertidur, kata ini terdiri atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dua morfem yaitu ter dan tidur (ter diberi garis karena tidak pernah
berdiri sendiri). Jadi kata tertidu rmempunyai struktur internal.
Analisa seperti itu disebut morfologi hal ini sekaligus merupakan tata
bahasa.
c) Sintaksis merupakan cabang linguistik yang menyangkut susunan kata-
kata dalam kalimat. Contoh dalam bahasa Indonesia kalimat kami tidak
dapat melihat pohon itu, urutan kata itu tentu tidak mungkin kita
tuturkan kalimat seperti pohon itu dapat kami tidak melihat. Sebagai
mana morfologi menyangkut struktur internal kata, maka sintaksis
berurusan dengan sturktur antar kata itu atau struktur external.
d) Wacana dalam aspek linguistik adalah unit bahasa yang lebih besar
daripada kalimat. http://blog.sunan-ampel.ac.id/2011/9/19/aspek
linguistik-perkembangan. diakses 3 juni 2012
Perkembangan bahasa anak dilihat dari berbagai unsur tersebut,
dimaksudkan sebagai stimulasi perkembangan bahasa anak secara
komprehensif. Oleh karena cerita disampaikan melalui bahasa, maka
pengembangan aspek-aspek linguistik pun perlu memperoleh prioritas.
Selain itu, bahasa merupakan aspek yang cukup penting untuk melihat
aspek perkembangan lain.
3) Aspek Perkembangan Sosial
Menstimulasi perkembangan sosial anak dapat dilakukan dengan
berbagai cara, salah satu diantaranya adalah memberikan pegertian tentang
konsekuensi setiap perilaku sosial. Perilaku sosial yang positif seperti
ketrampilan memulai, membina, dan mempertahankan persahabatan,
kemampuan memahamiperbedan, kemampuan melakukan aktivitas yang
secara sosial dan kemampuan mengatasi potensi konflik perlu ditanamkan
dalam benak anak sejak dini.
4) Aspek Perkembangan Emosi
Keluasan konteks bersosialisasi anak memberikan pengalaman pada
anak, memahami perasaan, dan mulai menyadari konsekuensi dari setiap
tindakan yang dilakukannya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
anak dapat mengindentifikasi secara akurat perasaan dan emosi dasar
dengan bantuan isyarat kognitif. Bukti riset tentang respon anak terhadap
peristiwa yang menimpa tokoh cerita menunjukkan bahwa anak usia 3-4
tahun cenderung menunjukkan emosi melalui bentuk peristiwa eksternal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
masa kini, dan anak usia anak 5 tahun mampu menduga aktivitas mental.
Ini berarti, anak dapat mengkaitkan dirinya dengan hal-hal yang dialami
tokoh dalam cerita seperti sedih, kesepian, atau bahagia. Mereka juga
dapat memahami mengapa tokoh cerita mengekspresikan emosi tertentu
dengan cara tertentu pula.
5) Aspek Perkembangan Kognitif
Cerita dibangun berdasarkan elemen-elemen yang saling mengkait
satu sama lain. Untuk memahami isi dan unsur cerita itu, anak harus
mempergunakan kemampuan kognitifnya. Anak melakukan kegiatan itu,
anak akan memperoleh sejumlah pengalaman kognitif yang menyaran
pada kualitas pemahaman dan apresiasinya terhadap dongeng atau cerita
yang dibawakan guru.
6) Aspek Perkembangan Moral
Perkembangan moral anak dipengaruhi oleh perkembanagn
intelektual dan penalaran. Anak-anak belum dapat menerapkan secara
optimal prinsip-prinsip yang abstrak yang menyangkut benar salah, serta
tatanan moral dan sosial yang lain. Oleh karena itu, diperlukan latihan bagi
mereka tentang bagaimana berprilaku moral dalam dengan ditekankan
pada bagaimana bertindak. Penanaman moral pada masa kanak-kanak
dengan berbagai cara, di antaranya dengan memberikan gambaran
bagaimana perilaku moral diterima dan didukung, misalnya diajarkan
sopan santun kepada orang yang lebih tua, tidak boleh melawan atau
berani. Penanaman semacam itu, tepat dilakukan melalui cerita.
Berdasarkan uraian di atas bahwa ada enam aspek perkembangan anak
yang perlu dikembangkan dalam sebuah cerita. Sehingga pendidik harus
mampu memahami enam aspek tersebut agar anak dapat melalui
perkembangan tersebut dengan baik.
c. Manfaat Bercerita
Ada pun manfaat bercerita bagi anak usia dini antara lain:
1) Mengembangkan kemampuan berbicara dan memperkaya kosa kata anak,
terutama bagi anak-anak batita yang sedang belajar bicara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Bercerita atau mendongeng merupakan proses mengenalkan bentuk-
bentuk emosi dan ekspresi kepada anak, misalnya marah, sedih, gembira,
kesal dan lucu. Hal ini akan memperkaya pengalaman emosinya yang akan
berpengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan kecerdasan
emosionalnya.
3) Memberikan efek menyenangkan, bahagia dan ceria, khususnya bila cerita
yang disajikan adalah cerita lucu. Secara psikologis, cerita lucu membuat
anak senang dan gembira.
4) Mentimulasi daya imajinasi dan kreativitas anak, memperkuat daya ingat,
serta membuka cakrawala pemikiran anak menjadi lebih kritis dan cerdas.
5) Dapat menumbuhkan empati dalam diri anak.
6) Melatih dan mengembangkan kecerdasan anak. Cerita tidak saja
menyenangkan, tetapi memberikan manfaat luar biasa bagi kecerdasan
anak secara inteligen (kognitif), emosional (afektif), spiritual dan visual
anak.
7) Sebagai langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak.
8) Merupakan cara paling baik untuk mendidik tanpa kekerasan,
menanamkan nilai moral dan etika juga kebenaran, serta melatih
kedisiplinan.
9) Membangun hubungan personal dan mempererat ikatan batin orang tua
dengan anak. http:// nia hidayati.net/diakses 16.8.2011
Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2005:95) ditinjau dari beberapa
aspek manfaat bercerita adalah a) Membantu pembentukan pribadi dan
moral anak, b) Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi, c) Memacu
kemampuan verbal anak, d) Merangsang minat menulis anak, e)
Merangsang minat baca anak, f) Membuka cakrawala pengetahuan anak
Menurut Muh Nur Mustakim (2005:72) menjelaskan manfaat
bercerita adalah a) menjelaskan manfaat cerita dalam pendidikan, b)
menjelaskan manfaat cerita sebagai hiburan, c) menjelaskan manfaat cerita
dalam mengembangkan imajinasi, d) menjelaskan manfaat gemar
bercerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari berbagai pendapat yang mengemukakan mengenai manfaat
bercerita maka dapat disimpulkan dengan bercerita dapat menumbuhkan
imajinasi anak, mendorong kemampuan verbal dan memperluas
kemampuan anak.
d. Karakteristik cerita untuk anak usia dini
Adapun cerita untuk anak usia dini menurut Tadkiroatun Musfiroh (2005:39-
59) antara lain:
1) Tema
Tema adalah makna yang terkandung dalam sebuah cerita tema dapat juga
diartikan sebagai gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu
karya sastra.
2) Amanat
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarang dalam karyanya amanat dalam cerita biasanya
mencerminkan pandangan hidup pengarang, pandangan tentang nilai-
nilai kebenaran.
3) Plot atau alur cerita
Plot adalah peristiwa-peristiwa naratif yang disusun dalam serangkain
waktu. Plot juga dapat di definisikan sebagai peristiwa narasi (cerita)
yang penekanannya terletak pada hubungan kausalitas walaupun berisi
urutan akibat, peristiwa yang satu menyebabkan peristiwa yang lain
4) Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah idividu rekaan yang mengalami berbagai peristiwa dalam
cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi pada cerita anak
tokoh itu dapat berwujud binatang atau benda-benda. Tokoh binatang
atau benda dalam cerita dapat bertingkah laku seperti manusia dapat
berpikir dan berbicara seperti manusia.
5) Sudut Pandang
Sudut pandang atau point of view, merupan salah satu sarana cerita
(literary devices). Sudut pandang mempermasalahkan siapa yang
menceritakan atau dari kacamata siapa cerita dikisahkan. Sudut pandang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mempengaruhi perkembangan cerita, kebebasan dan keterbatasan cerita,
dan keobjektivitas hal-hal yang diceritakan.
6) Latar
Latar adalah unsur cerita yang menunjukkan kepada penikmatnya dimana
dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung.
Berdasarkan uraian di atas ada enam karakteristik cerita bagi anak
usia dini, dari keenam karakteristik tersebut anak-anak harus dapat
memahami melalui cerita yang disampaikan oleh guru, sehingga guru
berperan penting dalam menyampaikan cerita yang mencakup enam
karakteristik tersebut.
e. Pengertian Gambar Seri
Gambar merupakan media dalam pembelajaran sebagai salah satu alat
untuk memperlancar proses belajar mengajar. Djago Tarigan dalam Galih
Rahmawati (2011:27) mengemukakan bahwa:
“Gambar seri pada hakikatnya mengekspresikan sesuatu hal yang
berupa fakta gambar bukan dalam bentuk bahasa. Suatu gambar atau
seri gambar dapat dijadikan bahan penyusun paragraf. Pesan yang
tersirat dalam gambar tersebut dapat dinyatakan kembali dalam bentuk
kata-kata atau kalimat.”
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar seri
adalah cara atau daya upaya dalam meningkatkan anak dalam bercerita.
Ciri-ciri gambar yang baik dalam pembelajaran yaitu:
1) Ciri-ciri gambar yang baik dalam pembelajaran:
Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah
yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu
b) Memberi kesan kuat dan menarik perhatian
c) Merangsang orang yang melihat untuk ingin mengungkapkan tentang
objek-objek dalam gambar
d) Berani dan dinamis
e) Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Peranan Gambar dalam Pembelajaran
a) Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu
anak dalam belajar
b) Menarik perhatian anak sehingga terdorong untuk lebih giat belajar
c) Dapat membantu daya ingat anak
d) Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila
diperlukan pada saat yang lain.
Berdasarkan uraian di atas mengenai ciri-ciri gambar dan peranan
gambar dalam pembelajaran, bagi seorang guru wajib memahami media
gambar yang tepat dalam pembelajaran khususnya anak usia dini.
2. Tinjauan tentang Media
a. Pengertian Media
Peran media dalam proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak
sangatlah penting mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada
masa konkret. Menurut Heinich, Molenda, dan Russell dalam Cucu Eliyawati
(2005:104):
“Media merupakan alat saluran komunikasi. Istilah media itu sendiri
berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“Medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara
sumber pesan (a saurce) dengan penerima pesan (a receiver). Para ahli
tersebut mencotohkan media ini seperti film, televise, diagram, bahan
tercetak (prianted materials), computer, dan instruksi. Contoh media
tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pendidikan jika
membawa pesan-pesan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.”
Menurut Badru Zaman (2005:4.11):
“Secara harfiah media berarti perantara yaitu perantara sumber pesan
dengan penerima pesan. Media pembelajaran pada dasarnya
merupakan wahana dari pesan yang oleh sumber pesan (guru) ingin
diteruskan kepada penerima pesan (anak). Pesan yang disampaikan
adalah isi pembelajaran dalam bentuk tema atau topik pembelajaran
dengan tujuan agar terjadi proses belajar pada diri anak.”
Dalam definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa
media adalah segala alat yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
atau informasi dari pengirim kepenerima pesan dalam proses belajar mengajar
sehingga tercapai suatu tujuan pembelajaran. Di dalam konteks formal
(sekolah) sumber informasi adalah guru sedangkan penerima adalah anak
didik.
b. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran
Adapun manfaat media pembelajaran untuk anak usia ini antara lain:
1) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki anak
2) Media dapat membatasi ruang kelas
3) Media dapat memungkinkan adanya interaksi langsung antara anak dan
lingkungan
4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru
6) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar
c. Pengertian Papan Flanel
Media papan flanel seringkali digunakan dalam proses belajar
mengajar. Nurbiana Dhieni (2005:11.17):
“Papan flanel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan
pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel
ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang disajikan dapat
dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali.”
“Papan flanel adalah papan yang berlapis kain flanel, sehingga gambar yang
akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah dan dapat dipakai
berkali-kali. Papan flanel termasuk salah satu media pembelajaran 2 dimensi,
yang dibuat dari kain flanel yang ditempelkan pada sebuah triplek atau papan,
kemudian membuat guntingan-guntingan flanel atau kertas yang diletakkan
dibagian belakang gambar.” www.Saipul hamdi. Blokpost.com/2009/12/papan/
flanel/dan/papan/bulitin.html.diakses 16.8.2011
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa papan flanel adalah
papan yang terbuat dari triplek berukuran 1m x 1m yang dilapisi dengan kain
flanel dalam penyajiannya dapat dipakai berkali-kali, ada pun beberapa
guntingan flanel yang sudah dibentuk pola gambar yang akan ditempel di
papan flanel dengan menggunakan perekat. Media papan flanel termasuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
salah satu media pembelajaran 2 dimensi, yang dapat membantu guru dalam
proses belajar mengajar dengan peserta didik.
1) Fungsi Media Papan Flanel
a) Mengenalkan warna kepada anak
Banyaknya warna-warna dari papan flanel berfungsi juga bagi anak
untuk mengenalkan berbagai macam warna, baik dari warna dasar
(primer) dan warna campuran (sekunder)
b) Melatih motorik halus anak
Cara menggunakan papan flanel yang menarik dan menempelkan
kembali dari berbagai gambar ke papan flanel membantu melatih
motorik halus anak.
c) Mengembangkan verbal linguistik
Banyaknya gambar yang ada dari bermacam tema akan membantu
anak, yang secara bertahap akan menambahkan kosa kata anak
sehingga membantu menggembangkan verbal linguistik anak.
d) Melatih imajinasi anak
Verbal linguistik yang dimiliki anak dan banyaknya gambar dari
bermacam tema akan memacu anak untuk mulai berimajinasi sesuai
tahap perkembangan anak.
e) Melatih rasa percaya diri anak
Media papan flanel selain membantu menambah kosa kata anak dan
melatih berimajinasi juga melatih anak lebih percaya dir karena
kegiatan dengan meggunakan media papan flanel bearada di depan
sehingga akan melatih anak lebih berani, lebih percaya diri berdiri di
depan teman-teman yang lain.
2) Langkah-langkah menggunakan media papan flanel
Langkah-langkah pelaksanaan dengan media papan flanel menurut
Nurbiana Dhieni (2005:6.35)
a) Guru menyiapkan gambar seri yang akan di ceritakan
b) Guru membimbing dan mengatur tempat duduk anak
c) Guru mengkondusifkan anak untuk tenang dan memperhatikan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d) Guru menjelaskan tema pelajaran
e) Guru menceritakan isi gambar seri sesuai alur cerita
f) Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menyimpulkan
cerita
g) Guru memberikan pertanyaan kepada anak tentang cerita yang telah
disampaikan
h) Guru memberikan pesan-pesan dari cerita tersebut
i) Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bercerita seperti
yang telah dicontohkan oleh guru
j) Guru memberikan reward kepada anak yang berani dan bisa
menceritakan isi gambar seri
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan apabila langkah-langkah
penggunaan media papan flanel dapat dilaksanakan secara urut dan benar,
maka akan membantu proses penelitian dengan baik.
B. Kerangka Berfikir
Mengingat proses belajar menagajar yang di tuntut berinovasi dan
mengikuti perkembangan zaman maka para pendidik harus lebih kreatif lagi
khususnya dalam pemilihan media pembelajaran karena dalam proses
pembelajaran akan bejalan lancar jika pendidik dapat menciptakan suatu
media yang dapat menarik minat anak untuk belajar.
Media papan flanel dapat meningkatkan kemamapuan bercerita anak
usia dini karena bercerita dengan papan flanel dapat mengembangkan verbal
linguistik, melatih motorik halus anak, mengenalkan warna, dan melatih rasa
percaya diri anak karena pembelajaran melalui media papan flanel yaitu anak
berani bercerita di depan teman-temannya sesui imajinasi anak.
Media papan flanel dapat membantu proses penelitian apabila peneliti
dapat melaksanakan langkah-langkah penggunaan media papan flanel dengan
baik guna meningkatkan kemampuan bercerita isi gambar seri. Berdasarkan
hasil kajian teori maka dapat di simpulkan melalui gambar kerangka berfikir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kondisi Awal, dalam proses pembelajaran guru belum menggunakan
media papan flanel, sehingga kemampuan bercerita isi gambar seri pada anak
kelompok bermain masih rendah.
Tindakan, setelah melalui observasi pada tindakan awal, maka peneliti
melakukan tindakan yaitu dalam pembelajaran guru menggunakan media
papan flanel. Proses tindakan ini dilaksanakan melalui tiga siklus setiap siklus
terdiri dari dua kali pertemuan.
Kondisi Akhir, setelah melaksanakan tindakan maka dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan media papan flanel pada
kemampuan bercerita isi gambar seri dalam pengembangan bshasa meningkat.
Berdasarkan uraian kerangka berfikir di atas maka dapat dilihat pada
gambar kerangka berfikir di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 1: Kerangka Pemikiran
Kondisi
Awal
Kemampuan bercerita anak
rendah.
Siklus I 1. Perencanaan
a. Menyusun RKH
b. Membuat media bentuk I
2. Pelaksanaan
Melaksanakan RKH
3. Observasi
Mengamati proses pembelajaran
4. Refleksi
Menganalisa proses dan hasil belajar
Tindakan
Dalam
pembelajaran,
guru
menggunakan
media papan
flanel .
Siklus II 1. Perencanaan
a. Menyusun RKH
b. Membuat media bentuk II
2. Pelaksanaan
Melaksanakan RKH
3. Observasi
Mengamati proses pembelajaran
4. Refleksi
Menganalisa proses dan hasil belajar
Dalam
pembelajaran,
guru belum
menggunakan
media papan
flanel
fffffflahitung.
Kondisi
Akhir
Dengan menggunakan media papan flanel
kemampuan bercerita isi gambar seri dalam
pengembangan bahasa meningkat.
Siklus III 1. Perencanaan
a. Menyusun RKH
b. Membuat media bentuk III
2. Pelaksanaan
Melaksanakan RKH
3. Observasi
Mengamati proses pembelajaran
4. Refleksi
Menganalisa proses dan hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Penelitian yang Relevan
Rocmah Wigunarti (2011), skripsi yang berjudul “ peningkatan
kemampuan berbahasa melalui metode bercerita dengan gambar seri pada anak
kelompok bermain B di TK Pertiwi 1 Jamboran Klaten ”. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Hasil prosentase keberhasilan pada penelitian tersebut
adalah pra siklus 13,33%, siklus I sebanyak 33,33 %, siklus II sebanyak 53,33 %,
siklus III sebanyak 80 %.
Riyanti (2012), skripsi yang berjudul “ upaya peningkatan kemampuan
menceritakan kembali cerita yang pernah didengar melalui metode bercerita
menggunakan papan flanel di TK Pertiwi Beji kecamatan Pedan Kabupaten
Klaten Tahun 2112 “. Skripsi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berhitung pada anak di
BA Aisyiyah Dukuh Sukoharjo. Hasil prosentase keberhasilan adalah sebelum
tindakan 42,01%, siklus I mencapai 60,06 %, siklus II mencapai 70,13 %, siklus
III mencapai 81,94 %.
Pada penelitian yang akan dilaksanakan kali ini adalah peningkatan
kemampuan bercerita isi gambar seri melalui media papan flanel.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan analisis teoritis yang telah diuraikan di atas, maka dalam
penelitian ini dapat dirumuskan apabila media papan flanel dilaksanakan dengan
baik, maka dapat dinyatakan berhasil dalam proses meningkatkan kemampuan
bercerita pada anak kelompok bermain di TK dan PG Kreatif Primagama
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
Apabila langkah-langkah pelaksanaan dengan media papan flannel dapat
terlaksana dengan baik, maka dapat dinyatakan berhasil dalam proses
meningkatkan kemampuan bercerita isi gambar seri pada anak kelompok bermain
di TK dan PG Kreatif Primagama di Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK & Playgroup Kreatif Primagama,
Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Surakarta. Alasan pemilihan sekolah ini
sebagai lokasi penelitian adalah:
1. Penulis adalah salah satu guru kelas di Taman Kanak-kanak tersebut, penulis
memahami permasalahan yang timbul dan dirasakan oleh penulis secara
langsung.
2. Penulis mengadakan penelitian ini oleh karena kenyataan bahwa pada tahun
pelajaran ini anak-anak masih pasif dalam tugas pelajaran bercerita.
Waktu penelitian dilaksanakan selama lima bulan, yaitu bulan februari
sampai Juli 2012. Rincian waktu dan jenis-jenis kegiatan penelitian dapat di lihat
pada tabel berikut berikut ini:
Tabel 3.1 Tabel Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Jenis
Kegiatan
Bulan
Feb Mar Apr Mei Juni Jul
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Penyusunan
dan Pengajuan
Proposal
2. Mengurus izin
penelitian
3.
Pelaksanaan
penelitian
siklus 1
4.
Pelaksanaan
Penelitian
siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No Jenis
Kegiatan
Bulan
Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
5. Pelaksanaan
Penelitian
siklus 3
6. Penyusunan
Laporan
7.
Pelaksanaan
Ujian skripsi
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Anak Playgroup Usia 3-4 tahun TK dan
PG Kreatif Primagama Manahan Kecamatan Banjarsari Kabupaten Surakarta.
dengan jumlah anak sebanyak 16, yang terdiri 8 anak laki - laki dan 8 anak
perempuan.
C. Data dan Sumber Data
Guna memperoleh data dalam penelitian tersebut, maka penulis perlu
mencari data, baik yang diperoleh dari pihak-pihak yang berhubungan dengan
objek penelitian ataupun dari dokumen maupun buku-buku, sehingga untuk
memperoleh data yang lengkap dan jelas peneliti mengikuti kegiatan pelaksanaan
pembelajaran di TK dan PG Kreatif Primagama cabang Surakarta Semester II
Tahun Pelajaran 2011/2012 sekaligus menjadi penelitian partisipan, karena
peneliti ikut memberikan gagasan atau ide-ide untuk pelaksanaan pembelajaran
ditempat penelitian. Dengan demikian maka sumber data dalam penelitian ini
terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder
1. Sumber Data Primer
a. Anak kelompok bermain TK & PG Kreatif Primagama Manahan Banjarsari
Surakarta sebagai objek peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Guru sebagai sumber informasi, terutama guru kelas yang lebih mengenal
tentang seluk beluk anak didiknya dan mengetahui bagaimana perkembangan
prestasi anak didiknya tersebut.
2. Sumber Data Sekunder
a. Arsip dokumentasi
1) Arsip : RKM, RKH
2) Dokumen : Daftar nilai anak dapat bercerita isi gambar seri dari
siklus 1 sampai siklus 3
3) Perekaman : Perekaman menggunakan kamera berupa hasil foto dan
vedio untuk memperjelas diskripsi berbagai situasi dan
perilaku subyek yang diteliti.
b. Lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran, yaitu lembar
observasi guru dan lembar observasi anak didik.
c. Teks wawancara digunakan peneliti untuk menggali informasi dari anak
tentang kegiatan pembelajaran di kelompok bermain.
D. Pengumpulan Data
Sejalan dengan data yang akan dikumpulkan serta sumber data yang ada
selanjutnya dikemukakan tehnik pengumpulan dat sebagai berikut:
1. Studi Lapangan (Field research)
Studi Lapangan sebagai salah satu cara untuk langsung terhadap objek
penelitian dalam rangka memperoleh data, adapun studi lapangan yang penulis
lakukan adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Obsevasi adalah segala upaya merekam peristiwa dan kegiatan
yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa
alat bantu (Sarwiji Suwandi, 2008:46). Observasi atau pengamatan sebagai
salah satu cara dalam mengumpulkan data dalam rangka penelitian
dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap keadaan
yang sebenarnya dari objek yang diteliti, kemudian dilakukan pencatatan
secara sistematis terhadap kenyataan yang dilakukan dilapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Observasi dilakukan pada anak kelompok bermain untuk mengetahui
partisipasi dan perhatian selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Wawancara (interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Lexy
J.Moleong, 2007:186). Wawancara merupakan teknik pengumpulan data
dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan
responden yaitu guru kelompok bermain.
c. Pengukuran Proses Belajar Anak (Unjuk Kerja)
Unjuk Kerja (performance) merupakan penilaian proses pada saat
kegiatan pembelajaran sedang berlangsung dan dapat diamati.
2. Dokumentasi
Dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang bersumber dari
dokumen atau arsip. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto pada saat
pembelajaran dan video perekaman pada saat pembelajaran berlangsung.
E. Validitas Data
Validitas Data adalah data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dicatat
dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya.
Dalam penelitian ini diperlukan adanya validitas data maksudnya adalah semua
data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diteliti
atau diukur. Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan trianggulasi.
Menurut Lexy J. Meleong dalam Hartono (2011: 36). Trianggulasi adalah
teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana dari data itu
untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu. Teknik triangulasi yang
digunakan antara lain berupa trianggulasi data, trianggulasi sumber, trianggulasi
metode. Sedangkan review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau
interpretasi temuan kepada guru kelas sehingga diperoleh kesepakatan antara
peneliti dan guru kelas tentang data atau interpretasi temuan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Trianggulasi Data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari sumber
yang berbeda. Trianggulasi sumber dengan mencocokkan data yang diperoleh
dengan informasi dari guru lain. Trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data
dengan metode pengumpulan data yang berbeda tapi mengarah pada sumber data
yang sama. Dengan menggunakan metode pengukuran hasil belajar anak ,
observasi, wawancara diharapkan di dapat hasil yang akurat. Sehingga dalam
penelitian ini perlu validasi data melalui informasi dari anak , guru lain,
pengamatan terhadap anak .
F. Analisis Data
Agar hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan yang diharapkan
maka dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan analisis model
interaktif Milles dan Huberman. Kegiatan pokok analisa model ini meliputi:
reduksi data, penyajian data, kesimpulan-kesimpulan penarikan/ verifikasi.
Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data menurut Milles dan Huberman (1992 : 16) merupakan
suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasikan dengan cara yang
sedemikian sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan
diverifikasikan. Reduksi data ini dilakukan selama proses penelitian
berlangsung. Data yang dikumpulkan lalu dipilih dan disederhanakan, data
yang penting diambil serta membuang data yang tidak penting.
2. Penyajian Data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sajian
data ini berupa penilaian proses pada saat anak bercerita isi gambar seri
maupun dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Penarikan Kesimpulan atau verifikasi
Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir yaitu dilakukannya
penarikan kesimpulan. Data - data yang telah di dapatkan dari hasil kemudian
diujikan kebenarannya sebagai temuan penelitian. Verifikasi data yaitu
pemeriksaan tentang benar tidaknya hasil laporan penelitian. Kesimpulan yaitu
tinjauan ulang pada catatan dilapangan yang dapat diuji kebenarannya. Dari
sajian-sajian data maka kesimpulan yang diambil pada saat penelitian yaitu bahwa
media papan flanel dapat meningkatkan kemampuan bercerita pada anak
kelompok bermain di TK dan PG Kreatif Primagama Manahan Surakarta. Adapun
hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat
divisualisasikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Gambar 3.2 Matthew B. Miles (1992:20)
Dari skema tersebut di atas, langkah yang akan ditempuh dalam penelitian
ini adalah:
a) Melakukan analisis awal, apabila data yang didapat di kelas sudah
cukup.
b) Mengembangkan sajian data.
c) Mengembangkan analisis data.
d) Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam
persiapan analisis ternyata ditemukan data kurang lengkap atau kurang
jelas maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.
Pengumpulan
Data
Data
Collection
Kesimpulan-kesimpulan:
Penarikan/Verifikasi
Verification
Reduksi
Data
Data
Reduction
Penyajian
Data
Data
Display
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e) Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian.
f) Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan
saran dalam laporan akhir.
G. Indikator Kinerja
Indikator Kinerja merupakan rumusan yang akan dijadikan acuan dalam
menentukan keberhasilan atau keefektifan pada saat penelitian. Pada penelitian ini
indikator kinerjanya yaitu peningkatan kemampuan bercerita isi gambar seri
melalui media papan flanel. Pada siklus berikutnya. Indikator kinerja dalam
penelitian ini adalah apabila 80 % dari jumlah anak mengalami peningkatan
kemampuan bercerita.
Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan
bercerita anak mencapai nilai tuntas dan anak yang memperoleh nilai tuntas
mencapai 50 % dari jumlah anak.
Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan
bercerita anak mencapai nilai tuntas dan anak yang memperoleh nilai tuntas
mencapai 65 % dari jumlah anak.
Pada siklus III pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan
bercerita anak mencapai nilai tuntas dan anak yang memperoleh nilai tuntas
mencapai 80 % dari jumlah anak.
Sehingga tindakan pada penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila
pada siklus terakhir lebih dari 80 % jumlah anak mendapat nilai tuntas.
Indikator-indikator yang diamati untuk menentukan keberhasilan
penelitian ini yaitu :
Indikator yang diukur Prosentasi siswa
yang ditargetkan
Cara mengukur
Memahami sebab akibat dan
belajar antisipasi
80% Diamati saat anak
menceritakan isi gambar
seri dan anak paham cerita
tersebut
Mengenal dan menyebutkan
kata sifat
80% Diamati saat anak dapat
menceritakan kejadian
pada gambar tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Mengurutkan dan
menceritakan dua gambar seri
80% Diamati saat anak dapat
menceritakan isi gambar
seri secara urut
Menyebutkan sebanyak-
banyaknya benda yang dilihat
80%
Diamati ketika anak dapat
menyebutkan benda-benda
yang terdapat pada gambar
seri
Menggunakan kata ganti
(aku,saya,nama sekolah)
80% Diamati saat anak
bercerita dan dapat
mengganti tokoh cerita
pada gambar seri
Menyebutkan sebanyak-
banyaknya benda diluar kepala
80% Diamati ketika anak dapat
menyebutkan benda-
benda sesuai imajinasi
anak
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 siklus, dimana setiap siklusnya
mencakup 4 kegiatan, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, dan 4)
refleksi. Adapun jelasnya dapat dilihat pada gambar prosedur penelitian sebagai
berikut:
Plan
Reflect
tttctct
ct
Act
Observe
Plan
Reflect Act
Observe
Siklus 1 Siklus 2
Plan
Reflect Act
Observe
Siklus 3
Rekomendasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 3.1 Model PTK (pengembangan)
(Sarwiji Suwandi, 2008: 28)
Secara rinci prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas diuraikan
sebagai berikut:
1. Siklus pertama (I)
a. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan.
c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan dan
mengidentifikasi masalah.
d. Melakukan refleksi oleh peneliti.
2. Siklus kedua (II)
a. Merencanakan tindakan berdasarkan siklus pertama untuk perbaikan
meningkatkan prosentase.
b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan.
c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II dan
mengidentifikasi masalah.
d. Melakukan refleksi oleh peneliti.
3. Siklus (III)
a. Merencanakan tindakan berdasarkan siklus kedua untuk perbaikan
meningkatkan prosentase
b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan.
c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus III dan
mengidentifikasi masalah.
d. Melakukan refleksi oleh peneliti
1. Rancangan Siklus I
Prosedur pada siklus 1 ini akan dirinci sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Langkah-langkah dalam persiapan penelitian yaitu:
a. Membuat skenario pembelajaran
b. Membuat Satuan Kegiatan Harian (SKH)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Menyiapkan media yang dipakai yaitu gambar seri dan media papan flanel
d. Menyiapkan lembar penilaian.
e. Membuat lembar observasi.
2. Pelaksanaan (Action)
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan SKH
dengan indikator mengurutkan gambar seri. Pelaksanaan ini terdiri dari 3
siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.
3. Pengamatan (Observasi)
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan
sikap anak ketika mengikuti belajar dengan media papan flanel dalam
meningkatkan kemampuan bercerita. Observasi juga dilakukan pada peneliti
yang berperan sebagai guru.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika dalam
pembelajaran pada siklus I ini tentang bercerita isi gambar seri dengan media
papan flanel , yaitu adanya nilai anak yang belum mencapai hasil yang
diharapkan atau tindakan belum tercapai secara optimal, maka perlu adanya
perbaikan pada siklus ke II.
2. Rancangan Siklus II
Prosedur pada siklus II ini akan dirinci sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Langkah-langkah dalam persiapan penelitian yaitu:
a. Membuat skenario pembelajaran
b. Membuat Satuan Kegiatan Harian (SKH)
c. Menyiapkan media yang dipakai yaitu gambar seri dan media papan flanel
d. Menyiapkan lembar penilaian.
e. Membuat lembar observasi.
2. Pelaksanaan (Action)
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan SKH
dengan indikator mengurutkan gambar seri. Pelaksanaan ini terdiri dari 3
siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Pengamatan (Observasi)
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan
sikap anak ketika mengikuti belajar dengan media papan flanel dalam
meningkatkan kemampuan bercerita. Observasi juga dilakukan pada peneliti
yang berperan sebagai guru.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika dalam
pembelajaran pada siklus II ini tentang bercerita isi gambar seri dengan media
papan flanel , yaitu adanya nilai anak yang belum mencapai hasil yang
diharapkan atau tindakan belum tercapai secara optimal, maka perlu adanya
perbaikan pada siklus ke III.
3. Rancangan Siklus III
Prosedur pada siklus III ini akan dirinci sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan dalam siklus III ini dipersiapkan rencana
pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan dari rencana
pembelajaran siklus II. Materi yang diajarkan masih sama dengan materi pada
siklus II. akan tetapi, perencanaan pada siklus III ini merupakan perbaikan dari
siklus II. Segala sesuatu yang dipersiapkan pada siklus III, masih sama seperti
siklus II. Hanya saja, perencanaan siklus III lebih dipersiapkan lebih matang
lagi untuk memperbaiki kekurangan/ kelemahan pada siklus II, berdasarkan
hasil analisis dan pembahasan siklus II.
2. Pelaksanaan (Action)
Tindakan pada siklus III sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah disusun. Tindakan pada siklus III merupakan penyempurnaan tindakan
pada siklus II. Pada tahap ini guru mengoptimalkan pembelajaran untuk
memperbaiki kekurangan dan masalah yang muncul pada siklus II. Melalui
pembelajaran ini dapat melibatkan dan mengaktifkan peserta didik dengan
bimbingan guru, sehingga aktivitas/ sikap anak didik dalam pembelajaran
dapat diperbaiki dan dapat meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan
sederhana ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Pengamatan (Observasi)
Pada siklus III ini selama proses pembelajaran berlangsung, peserta
didik tetap diamati. Pengamatan dilakukan untuk melihat peningkatan dan
perubahan perilaku/ aktivitas anak didik.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektivan pembelajaran bagi
anak didik dalam bercerita dan memperbaiki sikap/ perilaku anak didik saat
mengikuti pembelajaran. Untuk melihat peningkatan bercerita pada anak
didik, dapat dilihat dari hasil evaluasi anak didik tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Pra Tindakan
Penelitian ini dilakukan di TK dan Playgroup Kreatif Primagama cabang
Surakarta tepatnya di Jl MH Thamrin No 51 Manahan Banjarsari Surakarta. TK
dan Playgroup Kreatif Primagama cabang Surakarta berdiri pada tahun 2001
dengan luas tanah 1300 meter persegi dengan panjang bangunan 24 meter persegi.
TK dan Playgroup Kreatif Primagama ada 24 cabang diseluruh Indonesia dan di
Surakarta adalah cabang kedua. Kantor pusat TK Primagama berada di Jogjakarta
tepatnya di Jl Godean Km 28 Tambak No 4 Jogjakarta.
Sekolah ini memiliki ruang kelas yang menunjang untuk terlaksananya
proses pembelajaran. Ruangan yang ada di lantai 1 adalah 1 ruang kelas
Kelompok Bermain, 1 ruang kepala sekolah dan TU, 1 ruang komputer dan
perpustakaan kelompok bermain, 1 ruang bermain indoor dan 1 kamar mandi.
Ruangan lantai 2 adalah 2 ruang kelas TK A dan TK B, ruang perpustakaan, 2
ruang gudang, 1 ruang komputer dan UKS, 2 kamar mandi dan 1 ruang dapur dan
1 ruang tamu. Ruangan lantai 3 adalah 1 ruang untuk pertemuan dan Drumband, 1
kamar mandi. Fasilitas pendidikan yang ada di sekolah ini juga cukup memadai.
Berbagai jenis alat peraga untuk berbagai macam tema pelajaran tersedia dengan
lengkap. Alat peraga tersebut ada yang diletakkan di dalam kelas, ada pula yang di
letakkan di luar di lemari akademik. Selain alat peraga, berbagai buku penunjang
proses pembelajaran juga tersedia di ruang perpustakaan. Hal ini merupakan salah
satu usaha sekolah meningkatkan pengetahuan serta informasi anak.
Anak Kelompok Bermain di TK dan Playgroup Kreatif Primagama
cabang Surakarta berjumlah 16 Anak. Berdasarkan observasi peneliti, proses
pembelajaran di kelompok bermain sudah baik. Hal ini dilihat dari kesiapan dan
semangat anak dalam proses pembelajaran. jika terjadi kegaduhan di dalam kelas
guru segera dapat mengatasi sehingga kelas menjadi tenang kembali.
Namun, pembelajaran yang baik tersebut kurang didukung dengan
pemanfaatan media yang baik pula. Anak usia Kelompok Bermain perlu suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
media yang dapat membantu dalam memahami materi yang disampaikan.
Penggunaan media pembelajaran dapat digunakan pada tema pembelajaran
tertentu sesuai dengan karakteristik materinya. Demikian pula untuk
meningkatkan kemampuan bercerita. Penggunaan media dapat membantu anak
dalam proses pembelajaran
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan observasi pada anak Kelompok Bermain di TK & PG
Kreatif Primagama Manahan Banjarsari Surakarta tentang peningkatan
kemampuan bercerita isi gambar seri dengan tujuan untuk mengetahui keadaan
nyata di lapangan.
Hasil kondisi awal sebelum tindakan menunjukkan bahwa sebagian besar
anak didik mendapat nilai rendah dalam kegiatan bercerita isi gambar seri, maka
dari itu perlu untuk ditingkatkan. Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada tes
awal dapat dibuat tabel nilai sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Kondisi Awal Sebelum Tindakan
No Nilai Frekuensi Frekuensi
(dalam persen) Keterangan
1 ● 7 43,75% Tuntas
2 √ 5 31,25% Setengah Tuntas
3 ○ 4 25% Belum Tuntas
Berdasarkan data tabel 4.1 dapat dibuat grafik nilai awal pembelajaran bercerita
isi gambar seri seperti gambar 1 di bawah ini:
Grafik 4.1 : Grafik Kondisi Awal Siswa Sebelum Tindakan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
DATA KONDISI AWAL
SEBELUM TINDAKAN
TIDAK TUNTAS
SETENGAH TUNTAS
TUNTAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Analisis hasil evaluasi dari tes awal anak didik diperoleh dari kegiatan
tanya jawab dan bercerita isi gambar seri pada anak kelompok bermain dengan
prosentase anak mendapat nilai tuntas () yaitu 43.75%, setengah tuntas ()
sebanyak 31,25% dan yang mendapat nilai tidak tuntas (○) sebanyak 25%. Dari
tes awal, maka dilakukan tindak lanjut untuk meningkatkan kemampuan bercerita
isi gambar seri.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan yang
dilaksanakan pada tanggal 30 April 2012 dan 2 Mei 2012. Penelitian
menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 4 tahapan yaitu : (1)
Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan (4)
Refleksi
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Tahap ini dilaksanakan sebagai awal untuk melakukan tindakan
pada kegiatan pembelajaran. langkah – langkah peneliti dalam tahap ini
yaitu :
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran bercerita isi gambar seri
melalui media papan flanel, peneliti membuat Rencana Kegiatan Harian
(RKH) yang memuat beberapa indikator yang akan diteliti.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dibagi menjad tiga kegiatan yaitu : kegiatan
awal, kegiatan inti dan penutup. Dalam tahapan ini guru mempersiapkan
pembelajaran bercerita isi gambar seri melalui media papan flanel sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun pada siklus I sebanyak 2
kali pertemuan.
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan awal di sini adalah sebelum pelajaran dimulai guru
memimpin baris dimulai dengan tepuk prima kids, ikrar dan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengkondisikan kelas (berdoa, hafalan surat – surat pendek dan
bermain tepuk) sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Langkah – langkah pada kegiatan inti adalah sebagai berikut :
a) Guru mengawali materi pembelajaran melalui apersepsi tanya
jawab tentang penyebab terjadinya banjir
b) Anak menjawab pertanyaan dari guru
c) Setelah anak mengalami kesulitan dalam menjawab, guru dapat
menyebutkan penyebab terjadinya banjir
d) Setelah itu guru dapat memulai bercerita isi gamabr seri.
e) Guru menunjukkan gambar seri banjir yang di tempel di papan
tulis
f) Anak diminta mengamati gambar, kemudian dilanjutkan
menceritakan isi pada gamabr tersebut secara bersama - sama
g) Guru menunjukkan dan menceritakan satu persatu gambar seri
kepada anak secara bergantian
h) Guru mereview semua gambar seri
i) Guru mengajak semua anak duduk di karpet tepatnya di depan
media papan flanel
j) Guru mengkondisikan anak dan memanggil salah satu anak yang
paling tertib untuk menempel gambar seri di papan flanel dan
menceritakan isi gambar seri tersebut
k) Secara bergantian anak mendapat giliran menempel gambar seri di
papan flanel dan menceritakan isi gambar seri tersebut
l) Anak yang dapat menceritakan gambar seri mendapat reward dari
guru
Kegiatan penutup yaitu guru dan anak mengulas dan
menyimpulkan kegiatan yang dilaksanakan pada hari itu. Setelah itu
guru mengkondisikan anak untuk mulai berdoa sebelum pulang.
Setelah berdoa guru mengucapkan salam dan anak menjawab salam.
Guru memberikan reward kepada anak yang the best belajar berupa
star. Anak – anak bersalaman dengan guru dan pulang dengan tertib.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua ini guru masih masih memberikan
materi pembelajaran bercerita isi gambar seri yang sama untuk untuk
meningkatkan kemampuan bercerita.
Langkah – langkah pada kegiatan inti adalah sebagai berikut :
a) Guru mengawali materi pembelajaran melalui apersepsi tanya
jawab tentang penyebab terjadinya banjir
b) Anak menjawab pertanyaan dari guru
c) Setelah anak mengalami kesulitan dalam menjawab, guru dapat
menyebutkan penyebab terjadinya banjir
d) Setelah itu guru dapat memulai bercerita isi gambar seri.
e) Guru menunjukkan gambar seri banjir yang di tempel di papan
tulis
f) Anak diminta mengamati gambar, kemudian dilanjutkan
menceritakan isi pada gamabr tersebut secara bersama - sama
g) Guru menunjukkan dan menceritakan satu persatu gambar seri
kepada anak secara bergantian
h) Guru mereview semua gambar seri
i) Guru menjelaskan lembar kerja kepada anak
j) Guru membagi dua kelompok, kelompok satu mengerjakan lembar
kerja bersama guru pendamping kemudian kelompok dua
menempel gambar seri di papan flanel kemudian menceritakan isi
gambar seri tersebut bersama guru peneliti
k) Setelah anak yang berada di kelompok satu selesai mengerjakan
lembar kerja, kemudian anak pindah tempat duduk di karpet dan
menunggu giliran untuk menempel gambar seri di papan flanel
kemudian menceritakan isi gambar seri tersebut bersama guru
peneliti
l) Anak yang dapat menceritakan gambar seri mendapat star dari guu
Kegiatan penutup yaitu guru dan anak mengulas dan
menyimpulkan kegiatan yang dilaksanakan pada hari itu. Setelah itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
guru mengkondisikan anak untuk mulai berdoa sebelum pulang.
Setelah berdoa guru mengucapkan salam dan anak menjawab salam.
Guru memberikan reward kepada anak yang the best belajar berupa
star. Anak – anak bersalaman dengan guru dan pulang dengan tertib.
c. Obsevasi
Tahap observasi dilaksanakan guru untuk melakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan tindakan dengan tujuan meningkatkan kemampuan
bercerita dilaksanakan dengan alat bantu berupa lembar observasi atau
pengamatan serta menggunakan dokumentasi berupa foto dan video. Pada
tahap observasi ini, peneliti bekerjasama dengan guru kelas untuk
mengamati jalannya pembelajaran dengan menggunakan lembar Pedoman
Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) Program S1 Transfer PG-
PAUD Tahun 2011.
Observasi dilaksanakan untuk mendapat data mengenai kegiatan
yang dilakukan peneliti dalam peningkatan kemampuan bercerita isi
gambar seri melalui media papan flanel pada anak kelompok bermain di
TK dan PG kreatif Primagama Manahan Banjarsari Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Data hasil observasi siklus I dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Hasil Observasi pada Anak
Dari data observasi pada silkus I yang dilaksanakan selama dua kali
pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai berikut :
a) Banyak anak yang mempersiapkan diri untuk mengikuti
pembelajaran bercerita dalam kriteria baik
b) Banyak anak bersikap antusias saat pembelajaran bercerita dimulai
kriteria baik
c) Banyak anak yang memperhatikan guru ketika bercerita isi gambar
seri melalui media papan flanel kriteria baik
d) Banyak anak yang mampu bercerita isi gambar seri melalui media
papan flanel dalam kriteria cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e) Banyak anak yang kesulitan dalam bercerita isi gambar seri
melalui media papan flanel dalam kriteria cukup
f) Banyak anak yang memahami ketika guru menjelaskan
pembelajaran kriteria cukup
g) Banyak anak yang dapat menjawab pertanyaan dari guru tentang
isi gambar seri
h) Banyak anak yang merasa senang saat pembelajaran bercerita isi
gambar seri melalui media papan flanel kriteria sangat baik
Skor yang diperoleh anak pada siklus I pertemuan pertama
adalah 2,5 pertemuan kedua adalah 2.625 ini menunjukkan bahwa
anak dalam mengikuti pelajaran sudah baik dan sesuai yang
diharapkan peneliti.
2) Hasil Observasi Saat Guru Mengajar
a) Mempersiapkan kelas, alat dan media pembelajaran kriteria baik
b) Memeriksa kesiapan anak kriteria sangat baik
c) Melakukan absensi kriteria baik
d) Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana
kegiatan kriteria baik
e) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran kriteria sangat baik
f) Meningkatkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
kriteria sangat baik
g) Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan karakteristik
anak kriteria anak
h) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi tujuan
yang akan dicapai dan memahami karakteristik anak kriteria baik
i) Melaksanakan pembelajaran secara runtut kriteria baik
j) Menguasai kelas sangat baik
k) Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif (dampak pengiring) kriteria baik
l) Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu kriteria baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
m) Menumbuhkan partisipasi aktif anak dalam pembelajaran sangat
baik
n) Menumbuhkan kecerian dan antusiasme anak dalam belajar sangat
baik
o) Melakukan penilaian kriteria sangat baik
p) Melakukan refleksi atau membuat laporan dengan melibatkan anak
kriteria sangat baik
Berdasarkan keseluruhan data obsevasi pada guru mengajar
dalam siklus I pertemuan pertama adalah 3,2 dab pada pertemuan
kedua adalah 3,38. Hal ini menandakan bahwa guru dalam mengajar
sudah baik.
d. Refleksi
Hasil penelitian siklus I, penelitian melakukan analisis dan refleksi
hasil pembelajaran pada masing – masing pertemuan didapatkan hasil
ketuntasan hasil belajar anak pada siklus I ini masih tergolong kurang
karena hanya 68,75% anak yang mendapat nilai tuntas (●). Adapun data
hasil belajar anak pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 4.2 Hasil Belajar Anak Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri pada
Siklus I
No Nilai Frekuensi Frekuensi
(dalam persen) Keterangan
1 ● 11 68,75% Tuntas
2 √ 4 25% Setengah Tuntas
3 ○ 1 6,25% Belum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan data table 4.2 dapat dibuat grafik nilai pembelajaran
bercerita isi gambar seri pada siklus I seperti gambar 2 di bawah ini :
Grafik 4.2 : Grafik Hasil Belajar Anak Pembelajaran Bercerita Isi Gambar
Seri pada Siklus I
Hasil belajar kemampuan bercerita isi gambar seri pada siklus I di
atas, anak yang mendapat nilai tuntas () yaitu 68,75% sebanyak 11 anak.
Karena baru setengah dari jumlah keseluruhan anak kelompok bermain
yang mendapat nilai tuntas, maka peneliti melanjutkan ke siklus II.
2. Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan yang
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2012 dan 18 Mei 2012. Penelitian
menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 4 tahapan yaitu : (1)
Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan (4)
Refleksi
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Tahap ini dilaksanakan sebagai awal untuk melakukan tindakan
pada kegiatan pembelajaran. langkah – langkah peneliti dalam tahap ini
yaitu :
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS I
TIDAK TUNTAS
SETENGAH TUNTAS
TUNTAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran bercerita isi gambar seri
melalui media papan flanel, peneliti membuat Rencana Kegiatan Harian
(RKH) yang memuat beberapa indikator yang akan diteliti.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dibagi menjad tiga kegiatan yaitu : kegiatan
awal, kegiatan inti dan penutup. Dalam tahapan ini guru mempersiapkan
pembelajaran bercerita isi gambar seri melalui media papan flanel sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun pada siklus II sebanyak 2
kali pertemuan.
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan awal di sini adalah sebelum pelajaran dimulai guru
memimpin baris dimulai dengan tepuk prima kids, ikrar dan guru
mengkondisikan kelas (berdoa, hafalan surat – surat pendek dan
bermain tepuk) sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Langkah – langkah pada kegiatan inti adalah sebagai berikut :
a) Guru mengawali materi pembelajaran melalui apersepsi tanya
jawab tentang bahaya bermain listrik
b) Anak menjawab pertanyaan dari guru
c) Setelah anak mengalami kesulitan dalam menjawab, guru dapat
memberi pengertian bahaya bermain listrik
d) Setelah itu guru dapat memulai bercerita isi gambar seri.
e) Guru menunjukkan gambar seri tentang bermain listrik di tempel
di papan tulis
f) Anak diminta mengamati gambar, kemudian dilanjutkan
menceritakan isi pada gamabr tersebut secara bersama - sama
g) Guru menunjukkan dan menceritakan satu persatu gambar seri
kepada anak secara bergantian
h) Guru mereview semua gambar seri
i) Guru mengajak semua anak duduk di karpet tepatnya di depan
media papan flanel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
j) Guru mengkondisikan anak dan memanggil salah satu anak yang
paling tertib untuk menempel gambar seri di papan flanel dan
menceritakan isi gambar seri tersebut
k) Secara bergantian anak mendapat giliran menempel gambar seri di
papan flanel dan menceritakan isi gambar seri tersebut
l) Anak yang dapat menceritakan gambar seri mendapat reward dari
guru
Kegiatan penutup yaitu guru dan anak mengulas dan
menyimpulkan kegiatan yang dilaksanakan pada hari itu. Setelah itu
guru mengkondisikan anak untuk mulai berdoa sebelum pulang.
Setelah berdoa guru mengucapkan salam dan anak menjawab salam.
Guru memberikan reward kepada anak yang the best belajar berupa
geometri ikan. Anak – anak bersalaman dengan guru dan pulang
dengan tertib.
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua ini guru masih masih memberikan
materi pembelajaran bercerita isi gambar seri yang sama untuk untuk
meningkatkan kemampuan bercerita.
Langkah – langkah pada kegiatan inti adalah sebagai berikut :
a) Guru mengawali materi pembelajaran melalui apersepsi tanya
jawab tentang tempat – tempat rekreasi
b) Anak menjawab pertanyaan dari guru
c) Setelah anak mengalami kesulitan dalam menjawab, guru dapat
menyebutkan tempat- tempat rekreasi
d) Setelah itu guru dapat memulai bercerita isi gamabr seri.
e) Guru menunjukkan gambar seri rekreasi yang di tempel di papan
tulis
f) Anak diminta mengamati gambar, kemudian dilanjutkan
menceritakan isi pada gambar tersebut secara bersama - sama
g) Guru menunjukkan dan menceritakan satu persatu gambar seri
kepada anak secara bergantian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
h) Guru mereview semua gambar seri
i) Guru menjelaskan lembar kerja kepada anak
j) Guru membagi dua kelompok, kelompok satu mengerjakan lembar
kerja bersama guru pendamping kemudian kelompok dua
menempel gambar seri di papan flanel kemudian menceritakan isi
gambar seri tersebut bersama guru peneliti
k) Setelah anak yang berada di kelompok satu selesai mengerjakan
lembar kerja, kemudian anak pindah tempat duduk di karpet dan
menunggu giliran untuk menempel gambar seri di papan flanel
kemudian menceritakan isi gambar seri tersebut bersama guru
peneliti
l) Anak yang dapat menceritakan gambar seri mendapat star dari guru
Kegiatan penutup yaitu guru dan anak mengulas dan
menyimpulkan kegiatan yang dilaksanakan pada hari itu. Setelah itu
guru mengkondisikan anak untuk mulai berdoa sebelum pulang.
Setelah berdoa guru mengucapkan salam dan anak menjawab salam.
Guru memberikan reward kepada anak yang the best belajar berupa
geometri ikan. Anak – anak bersalaman dengan guru dan pulang
dengan tertib.
c. Obsevasi
Tahap observasi dilaksanakan guru untuk melakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan tindakan dengan tujuan meningkatkan kemampuan
bercerita dilaksanakan dengan alat bantu berupa lembar observasi atau
pengamatan serta menggunakan dokumentasi berupa foto dan video. Pada
tahap observasi ini, peneliti bekerjasama dengan guru kelas untuk
mengamati jalannya pembelajaran dengan menggunakan lembar Pedoman
Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) Program S1 Transfer PG-
PAUD Tahun 2011.
Observasi dilaksanakan untuk mendapat data mengenai kegiatan
yang dilakukan peneliti dalam peningkatan kemampuan bercerita isi
gambar seri melalui media papan flanel pada anak kelompok bermain di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TK dan PG kreatif Primagama Manahan Banjarsari Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Data hasil observasi siklus II dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Hasil Observasi pada Anak
Dari data observasi pada silkus II yang dilaksanakan selama
dua kali pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai berikut :
a) Banyak anak yang mempersiapkan diri untuk mengikuti
pembelajaran bercerita dalam kriteria baik
b) Banyak anak bersikap antusias saat pembelajaran bercerita dimulai
kriteria sangat baik
c) Banyak anak yang memperhatikan guru ketika bercerita isi gambar
seri melalui media papan flanel kriteria sangat baik
d) Banyak anak yang mampu bercerita isi gambar seri melalui media
papan flanel dalam kriteria baik
e) Banyak anak yang kesulitan dalam bercerita isi gambar seri
melalui media papan flanel dalam kriteria cukup
f) Banyak anak yang memahami ketika guru menjelaskan
pembelajaran kriteria baik
g) Banyak anak yang dapat menjawab pertanyaan dari guru tentang
isi gambar seri
h) Banyak anak yang merasa senang saat pembelajaran bercerita isi
gambar seri melalui media papan flanel kriteria sangat baik
Skor yang diperoleh anak pada siklus II pertemuan pertama
adalah 2.875 pertemuan kedua adalah 3 ini menunjukkan bahwa anak
dalam mengikuti pelajaran sudah baik dan sesuai yang diharapkan
peneliti.
2) Hasil Observasi Saat Guru Mengajar
a) Mempersiapkan kelas, alat dan media pembelajaran kriteria sangat
baik
b) Memeriksa kesiapan anak kriteria baik
c) Melakukan absensi kriteria baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d) Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana
kegiatan criteria baik
e) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran criteria sangat baik
f) Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan kriteria
baik
g) Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan karakteristik
anak kriteria baik
h) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi tujuan
yang akan dicapai dan memahami karakteristik anak kriteria baik
i) Melaksanakan pembelajaran secara runtut kriteria sangat baik
j) Menguasai kelas baik
k) Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif (dampak pengiring) criteria sangat baik
l) Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu kriteria baik
m) Menumbuhkan partisipasi aktif anak dalam pembelajaran baik
n) Menumbuhkan kecerian dan antusiasme anak dalam belajar baik
o) Melakukan penilaian kriteria baik
p) Melakukan refleksi atau membuat laporan dengan melibatkan anak
kriteria baik
Berdasarkan keseluruhan data obsevasi pada guru mengajar dalam
siklus II pertemuan pertama adalah 3,75 dan pertemuan kedua adalah 3,84.
Hal ini menandakan bahwa guru dalam mengajar sudah baik
d. Refleksi
Hasil penelitian siklus II, penelitian melakukan analisis dan
refleksi hasil pembelajaran pada masing – masing pertemuan didapatkan
hasil ketuntasan hasil belajar anak pada siklus II ini masih tergolong
kurang karena hanya 81,25% anak yang mendapat nilai tuntas (●). Adapun
data hasil belajar anak pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut
ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.3 Hasil Belajar Anak Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri pada
Siklus II
No Nilai Frekuensi Frekuensi
(dalam persen) Keterangan
1 ● 13 81,25% Tuntas
2 √ 3 18,75% Setengah Tuntas
3 ○ 0 0 Belum Tuntas
Berdasarkan data tabel 4.3 dapat dibuat grafik nilai pembelajaran
bercerita isi gambar seri pada siklus II seperti gambar 3 di bawah ini :
Grafik 4.3 : Grafik Hasil Belajar Anak Pembelajaran Bercerita Isi Gambar
Seri pada Siklus II
Hasil belajar kemampuan bercerita isi gambar seri pada siklus II di
atas, anak yang mendapat nilai tuntas () yaitu 81,25% sebanyak 13 anak.
Karena baru setengah dari jumlah keseluruhan anak kelompok bermain
yang mendapat nilai tuntas, maka peneliti melanjutkan ke siklus II.
3. Tindakan Siklus III
Tindakan siklus III ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan yang
dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2012 dan 25 Mei 2012. Penelitian
menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 4 tahapan yaitu : (1)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS II
TIDAK TUNTAS
SETENGAH TUNTAS
TUNTAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan (4)
Refleksi
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Tahap ini dilaksanakan sebagai awal untuk melakukan tindakan
pada kegiatan pembelajaran. langkah – langkah peneliti dalam tahap ini
yaitu :
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran bercerita isi gambar seri
melalui media papan flanel , peneliti membuat Rencana Kegiatan Harian
(RKH) yang memuat beberapa indikator yang akan diteliti.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dibagi menjad tiga kegiatan yaitu : kegiatan
awal, kegiatan inti dan penutup. Dalam tahapan ini guru mempersiapkan
pembelajaran bercerita isi gambar seri melalui media papan flanel sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun pada siklus III sebanyak
2 kali pertemuan.
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan awal di sini adalah sebelum pelajaran dimulai guru
memimpin baris dimulai dengan tepuk prima kids, ikrar dan guru
mengkondisikan kelas (berdoa, hafalan surat – surat pendek dan
bermain tepuk) sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Langkah – langkah pada kegiatan inti adalah sebagai berikut :
a) Guru mengawali materi pembelajaran melalui apersepsi tanya
jawab tentang kegiatan di sekolah
b) Anak menjawab pertanyaan dari guru
c) Setelah anak mengalami kesulitan dalam menjawab, guru dapat
menyebutkan belajar, bermain.
d) Setelah itu guru dapat memulai bercerita isi gambar seri.
e) Guru menunjukkan gambar seri kegiatan di sekolah yang di tempel
di papan tulis
f) Anak diminta mengamati gambar, kemudian dilanjutkan
menceritakan isi pada gambar tersebut secara bersama - sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
g) Guru menunjukkan dan menceritakan satu persatu gambar seri
kepada anak secara bergantian
h) Guru mereview semua gambar seri
i) Guru mengajak semua anak duduk di karpet tepatnya di depan
media papan flanel
j) Guru mengkondisikan anak dan memanggil salah satu anak yang
paling tertib untuk menempel gambar seri di papan flanel dan
menceritakan isi gambar seri tersebut
k) Secara bergantian anak mendapat giliran menempel gambar seri di
papan flanel dan menceritakan isi gambar seri tersebut
l) Anak yang dapat menceritakan gambar seri mendapat reward dari
guru
Kegiatan penutup yaitu guru dan anak mengulas dan
menyimpulkan kegiatan yang dilaksanakan pada hari itu. Setelah itu
guru mengkondisikan anak untuk mulai berdoa sebelum pulang.
Setelah berdoa guru mengucapkan salam dan anak menjawab salam.
Guru memberikan reward kepada anak yang the best belajar berupa
eskrim mainan. Anak – anak bersalaman dengan guru dan pulang
dengan tertib.
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua ini guru masih masih memberikan
materi pembelajaran bercerita isi gambar seri yang sama untuk untuk
meningkatkan kemampuan bercerita.
Langkah – langkah pada kegiatan inti adalah sebagai berikut :
a) Guru mengawali materi pembelajaran melalui apersepsi tanya
jawab menyebutkan tentang makanan yang sehat
b) Anak menjawab pertanyaan dari guru
c) Setelah anak mengalami kesulitan dalam menjawab, guru dapat
membantu menyebutkan ciri – ciri makanan yang sehat
d) Setelah itu guru dapat memulai bercerita isi gambar seri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e) Guru menunjukkan gambar seri jajan sembarangan yang di tempel
di papan tulis
f) Anak diminta mengamati gambar, kemudian dilanjutkan
menceritakan isi pada gamabr tersebut secara bersama - sama
g) Guru menunjukkan dan menceritakan satu persatu gambar seri
kepada anak secara bergantian
h) Guru mereview semua gambar seri
i) Guru menjelaskan lembar kerja kepada anak
j) Guru membagi dua kelompok, kelompok satu mengerjakan lembar
kerja bersama guru pendamping kemudian kelompok dua
menempel gambar seri di papan flanel kemudian menceritakan isi
gambar seri tersebut bersama guru peneliti
k) Setelah anak yang berada di kelompok satu selesai mengerjakan
lembar kerja, kemudian anak pindah tempat duduk di karpet dan
menunggu giliran untuk menempel gambar seri di papan flanel
kemudian menceritakan isi gambar seri tersebut bersama guru
peneliti
l) Anak yang dapat menceritakan gambar seri mendapat star dari guru
Kegiatan penutup yaitu guru dan anak mengulas dan
menyimpulkan kegiatan yang dilaksanakan pada hari itu. Setelah itu
guru mengkondisikan anak untuk mulai berdoa sebelum pulang.
Setelah berdoa guru mengucapkan salam dan anak menjawab salam.
Guru memberikan reward kepada anak yang the best belajar berupa
eskrim mainan. Anak – anak bersalaman dengan guru dan pulang
dengan tertib.
c. Observasi
Tahap observasi dilaksanakan guru untuk melakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan tindakan dengan tujuan meningkatkan kemampuan
bercerita dilaksanakan dengan alat bantu berupa lembar observasi atau
pengamatan serta menggunakan dokumentasi berupa foto dan video. Pada
tahap observasi ini, peneliti bekerjasama dengan guru kelas untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengamati jalannya pembelajaran dengan menggunakan lembar Pedoman
Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) Program S1 Transfer PG-
PAUD Tahun 2011.
Observasi dilaksanakan untuk mendapat data mengenai kegiatan
yang dilakukan peneliti dalam peningkatan kemampuan bercerita isi
gambar seri melalui media papan flanel pada anak kelompok bermain di
TK dan PG kreatif Primagama Manahan Banjarsari Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Data hasil observasi siklus III dapat diperoleh hasil sebagai
berikut:
1) Hasil Observasi pada Anak
Dari data observasi pada silkus III yang dilaksanakan selama
dua kali pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai berikut :
a) Banyak anak yang mempersiapkan diri untuk mengikuti
pembelajaran bercerita dalam kriteria sangat baik
b) Banyak anak bersikap antusias saat pembelajaran bercerita dimulai
kriteria sangat baik
c) Banyak anak yang memperhatikan guru ketika bercerita isi gambar
seri melalui media papan flanel
d) Banyak anak yang mampu bercerita isi gambar seri melalui media
papan flanel dalam kriteria baik
e) Banyak anak yang kesulitan dalam bercerita isi gambar seri
melalui media papan flanel dalam kriteria cukup
f) Banyak anak yang memahami ketika guru menjelaskan
pembelajaran kriteria sangat baik
g) Banyak anak yang dapat menjawab pertanyaan dari guru tentang
isi gambar seri
h) Banyak anak yang merasa senang saat pembelajaran bercerita isi
gambar seri melalui media papan flanel kriteria sangat baik
Skor yang diperoleh anak pada siklus III pertemuan pertama
adalah 3,25 pertemuan kedua adalah 3,5. ini menunjukkan bahwa anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam mengikuti pelajaran sudah baik dan sesuai yang diharapkan
peneliti
2) Hasil Observasi Saat Guru Mengajar
a) Mempersiapkan kelas, alat dan media pembelajaran kriteria sangat
baik
b) Memeriksa kesiapan anak kriteria baik
c) Melakukan absensi kriteria baik
d) Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana
kegiatan kriteria baik
e) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran kriteria sangat baik
f) Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan kriteria
baik
g) Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan karakteristik
anak kriteria sangat anak
h) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi tujuan
yang akan dicapai dan memahami karakteristik anak kriteria baik
i) Melaksanakan pembelajaran secara runtut kriteria baik
j) Menguasai kelas sangat baik
k) Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif (dampak pengiring) kriteria baik
l) Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu kriteria baik
m) Menumbuhkan partisipasi aktif anak dalam pembelajaran sangat
baik
n) Menumbuhkan kecerian dan antusiasme anak dalam belajar sangat
baik
o) Melakukan penilaian kriteria sangat baik
p) Melakukan refleksi atau membuat laporan dengan melibatkan anak
kriteria sangat baik
Berdasarkan keseluruhan data obsevasi pada guru mengajar
dalam siklus III pertemuan pertama adalah 3,77 dan pertemuan kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
adalah 3,82. Hal ini menandakan bahwa guru dalam mengajar sudah
baik.
d. Refleksi
Hasil penelitian siklus III, penelitian melakukan analisis dan
refleksi hasil pembelajaran pada masing – masing pertemuan didapatkan
hasil ketuntasan hasil belajar anak pada siklus III mendapat nilai tuntas
93,75% anak yang mendapat nilai tuntas (●). Adapun data hasil belajar
anak pada siklus III dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4 Hasil Belajar Anak Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri pada
Siklus III
No Nilai Frekuensi Frekuensi
(dalam persen) Keterangan
1 ● 15 93,75% Tuntas
2 √ 1 6,25% Setengah Tuntas
3 ○ 0 0 Belum Tuntas
Berdasarkan data tabel 4.4 dapat dibuat grafik nilai pembelajaran
bercerita isi gambar seri pada siklus III seperti gambar 4.4 di bawah ini :
Grafik 4.4 : Grafik Hasil Belajar Anak Pembelajaran Bercerita Isi Gambar
Seri pada Siklus III
Hasil belajar kemampuan bercerita isi gambar seri pada siklus III
di atas, anak yang mendapat nilai tuntas () yaitu 93,75% sebanyak 15
0%
20%
40%
60%
80%
100%
NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS III
TIDAK TUNTAS
SETENGAH TUNTAS
TUNTAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
anak sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun guru
juga harus berusaha untuk memberikan latihan bagi anak yang belum
mencapai nilai ketuntasan.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Berdasarkan lampiran dan data – data yang dikumpulkan dapat dipaparkan
hasil penelitian sebagai berikut :
1. Data nilai pembelajaran bercerita sebelum tindakan
Pada saat sebelum tindakan guru melakukan observasi kepada anak
tentang pembelajaran bercerita dengan mengadakan Tanya jawab dan hasilnya
anak mendapat nilai tuntas (●) sebanyak 7 anak, nilai setengah tuntas (√)
sebanyak 5 anak, dan nilai belum tuntas (○) sebanyak 4 anak. Prosentase anak
yang mendapat nilai tuntas (●) adalah 43,75%, anak yang mendapat nilai
setengah tuntas (√) adalah 31,25% dan anak yang mendapat nilai belum
tuntas (○) adalah 25%. data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 4.5. Data Kondisi Awal Sebelum Tindakan
No Nilai Frekuensi Frekuensi
(dalam persen) Keterangan
1 ● 7 43.75% Tuntas
2 √ 5 31,25% Setengah Tuntas
3 ○ 4 25% Belum Tuntas
Berdasarkan data tabel 4.5 dapat dibuat grafik nilai awal pembelajaran
bercerita isi gambar seri sebelum tindakan pada gambar 5 berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Grafik 4.5. : Grafik Data Kondisi Awal Sebelum Tindakan
2. Data nilai pembelajaran bercerita isi gambar seri pada siklus I
a. Pertemuan Pertama
Pada saat pertemuan pertama hasilnya, anak yang mendapat nilai
tuntas (●) sebanyak 8 anak, nilai setengah tuntas (√) sebanyak 3 anak dan
nilai tuntas (○) sebanyak 2 anak. Prosentase anak yang mendapat nilai
tuntas (●) adalah 50%, anak yang mendapat nilai setengah tuntas (√)
adalah 18,75%, dan anak yang belum mendapat nilai tuntas (○) adalah
12,5%. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 4.6 Data Nilai Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri pada
Pertemuan Pertama
No Nilai Frekuensi Frekuensi
(dalam persen) Keterangan
1 ● 8 50% Tuntas
2 √ 3 18,75% Setengah Tuntas
3 ○ 2 12,5% Belum Tuntas
Berdasarkan tabel 4.6 di atas maka dapat dibuat grafik nilai
pembelajaran bercerita isi gambar seri pada pertemuan pertama pada
gambar 6 di bawah ini :
0%
10%
20%
30%
40%
50%
DATA KONDISI AWAL
SEBELUM TINDAKAN
TIDAK TUNTAS
SETENGAH TUNTAS
TUNTAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Grafik 4.6 : Grafik Data Nilai Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri
pada Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
Pada saat pertemuan kedua hasilnya, anak yang mendapat nilai
tuntas (●) sebanyak 10 anak, nilai setengah tuntas (√) sebanyak 3 anak
dan nilai tuntas (○) sebanyak 1 anak. Prosentase anak yang mendapat nilai
tuntas (●) adalah 62,5%, anak yang mendapat nilai setengah tuntas (√)
adalah 18,75%, dan anak yang belum mendapat nilai tuntas (○) adalah
6,25%. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 7
Tabel 4.7 Data Nilai Pembelajaran Becerita Isi Gambar Seri pada
Pertemuan Kedua
No Nilai Frekuensi Frekuensi
(dalam persen) Keterangan
1 ● 10 62,5% Tuntas
2 √ 3 18,75% Setengah Tuntas
3 ○ 1 6,25 % Belum Tuntas
Berdasarkan tabel 4.7 di atas maka dapat dibuat grafik nilai
pembelajaran bercerita isi gambar seri pada pertemuan kedua pada gambar
6 di bawah ini:
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
DATA NILAI SIKLUS I
PERTEMUAN PERTAMA
TIDAK TUNTAS
SETENGAH TUNTAS
TUNTAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Grafik 4.7 : Grafik Data Nilai Pembelajaran Becerita Isi Gambar Seri
pada Pertemuan Kedua
3. Data Nilai Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri pada siklus II
a. Pertemuan Pertama
Pada saat pertemuan pertama hasilnya, anak yang mendapat nilai
tuntas (●) sebanyak 11 anak, nilai setengah tuntas (√) sebanyak 3 anak dan
nilai tuntas (○) sebanyak 0 anak. Prosentase anak yang mendapat nilai
tuntas (●) adalah 68,75%, anak yang mendapat nilai setengah tuntas (√)
adalah 18,75%, dan anak yang belum mendapat nilai tuntas (○) adalah 0%.
Data tersebut dapat dilihat pada tabel 8
Tabel 4.8 Data Nilai Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri pada
Pertemuan Pertama
No Nilai Frekuensi Frekuensi
(dalam persen) Keterangan
1 ● 11 68,75% Tuntas
2 √ 3 18,75% Setengah Tuntas
3 ○ 0 0 % Belum Tuntas
Berdasarkan tabel 4.8 di atas maka dapat dibuat grafik nilai
pembelajaran bercerita isi gambar seri pada pertemuan pertama pada
gambar 8 di bawah ini :
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
DATA NILAI SIKLUS I
PERTEMUAN KEDUA
TIDAK TUNTAS
SETENGAH TUNTAS
TUNTAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Grafik 4.8 : Grafik Data Nilai Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri
pada Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
Pada saat pertemuan kedua hasilnya, anak yang mendapat nilai
tuntas (●) sebanyak 13 anak, nilai setengah tuntas (√) sebanyak 2 anak dan
nilai tuntas (○) sebanyak 0 anak. Prosentase anak yang mendapat nilai
tuntas (●) adalah 81,25%, anak yang mendapat nilai setengah tuntas (√)
adalah 12,5%, dan anak yang belum mendapat nilai tuntas (○) adalah 0%.
Data tersebut dapat dilihat pada tabel 9
Tabel 4.9 Data Nilai Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri pada
Pertemuan Kedua
No Nilai Frekuensi Frekuensi
(dalam persen) Keterangan
1 ● 13 81,25% Tuntas
2 √ 2 12,5% Setengah Tuntas
3 ○ 0 0 % Belum Tuntas
Berdasarkan tabel 4.9 di atas maka dapat dibuat grafik nilai
pembelajaran bercerita isi gambar seri pada pertemuan kedua pada gambar
9 di bawah ini:
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
DATA NILAI SIKLUS II
PERTEMUAN PERTAMA
TIDAK TUNTAS
SETENGAH TUNTAS
TUNTAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Grafik 4.9 : Grafik Data Nilai Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri
pada Pertemuan Kedua
4. Data Nilai Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri pada siklus III
a. Pertemuan Pertama
Pada saat pertemuan pertama hasilnya, anak yang mendapat nilai
tuntas (●) sebanyak 13 anak, nilai setengah tuntas (√) sebanyak 2 anak dan
nilai tuntas (○) sebanyak 0 anak. Prosentase anak yang mendapat nilai
tuntas (●) adalah 81,25%, anak yang mendapat nilai setengah tuntas (√)
adalah 12,5%, dan anak yang belum mendapat nilai tuntas (○) adalah 0%.
Data tersebut dapat dilihat pada tabel 9
Tabel 4.10. Data Nilai Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri pada
Pertemuan Pertama
No Nilai Frekuensi Frekuensi
(dalam persen) Keterangan
1 ● 13 81,25% Tuntas
2 √ 2 12,5% Setengah Tuntas
3 ○ 0 0 % Belum Tuntas
0%
20%
40%
60%
80%
100%
DATA NILAI SIKLUS II
PERTEMUAN KEDUA
TIDAK TUNTAS
SETENGAH TUNTAS
TUNTAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan tabel 4.10 di atas maka dapat dibuat grafik nilai
pembelajaran bercerita isi gambar seri pada pertemuan pertama pada
gambar 10 di bawah ini :
Grafik 4.10 : Grafik Data Nilai Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri
pada Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
Pada saat pertemuan kedua hasilnya, anak yang mendapat nilai
tuntas (●) sebanyak 15 anak, nilai setengah tuntas (√) sebanyak 1 anak dan
nilai tuntas (○) sebanyak 0 anak. Prosentase anak yang mendapat nilai
tuntas (●) adalah 93,75%, anak yang mendapat nilai setengah tuntas (√)
adalah 6,25%, dan anak yang belum mendapat nilai tuntas (○) adalah 0%.
Data tersebut dapat dilihat pada tabel 11
Tabel 4.11 Data Nilai Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri pada
Pertemuan Kedua
No Nilai Frekuensi Frekuensi
(dalam persen) Keterangan
1 ● 15 93,75% Tuntas
2 √ 1 6,25% Setengah Tuntas
3 ○ 0 0 % Belum Tuntas
0%
20%
40%
60%
80%
100%
DATA NILAI SIKLUS III
PERTEMUAN PERTAMA
TIDAK TUNTAS
SETENGAH TUNTAS
TUNTAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan tabel 4.11 di atas maka dapat dibuat grafik nilai
pembelajaran bercerita isi gambar seri pada pertemuan kedua pada gambar
11 di bawah ini :
Grafik 4.11 : Grafik Data Nilai Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri
pada Pertemuan Kedua
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat dijelaskan sebab dari
perhitungan nilai ketuntasan yang diperoleh anak setelah mendapatkan
pembelajaran bercerita isi gambar seri melalui media papan flanel. Peningkatan
hasil belajar tersebut terlihat dari sebelum tindakan dan sesudah tindakan yaitu
siklus I, siklus II dan siklus III yang setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
Hal ini dapat dilihat dari tabel 11 di bawah ini :
Tabel 4.12 Nilai Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri Siklus I
SIKLUS I
Pertemuan 1 Pertemuan 2
● √ ○ ● √ ○
8 3 2 10 3 1
0%
20%
40%
60%
80%
100%
DATA NILAI SIKLUS III
PERTEMUAN KEDUA
TIDAK TUNTAS
SETENGAH TUNTAS
TUNTAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50% 18,75% 12,5% 62,5% 18,75% 6,25%
Pada tabel 4.12 nilai hasil belajar bercerita isi gambar seri pada siklus I
pertemuan pertama anak yang mendapat nilai tuntas (●) sebanyak 8 anak atau
50%, anak yang mendapat nilai setengah tuntas (√) sebanyak 3 anak atau 18,75%
dan anak yang mendapat nilai belum tuntas (○) sebanyak 2 anak 12,5%.
pertemuan kedua anak yang mendapat nilai tuntas (●) sebanyak 10 anak atau
62,5%, anak yang mendapat nilai setengah tuntas (√) sebanyak 3 anak atau
18,75% dan anak yang mendapat nilai belum tuntas (○) sebanyak 1 anak 6,5%.
Tabel 4.13 Nilai Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri Siklus II
SIKLUS II
Pertemuan 1 Pertemuan 2
● √ ○ ● √ ○
11 3 0 13 2 0
68,75% 18,75% 0% 81,25% 12,5% 0%
Pada tabel 4.13 nilai hasil belajar bercerita isi gambar seri pada siklus II
pertemuan pertama anak yang mendapat nilai tuntas (●) sebanyak 11 anak atau
68,75%, anak yang mendapat nilai setengah tuntas (√) sebanyak 3 anak atau
18,75% dan anak yang mendapat nilai belum tuntas (○) sebanyak 0 anak 0%.
pertemuan kedua anak yang mendapat nilai tuntas (●) sebanyak 13 anak atau
81,25%, anak yang mendapat nilai setengah tuntas (√) sebanyak 2 anak atau
12,5% dan anak yang mendapat nilai belum tuntas (○) sebanyak 0 anak 0%.
Tabel 4.14 Nilai Pembelajaran Bercerita Isi Gambar Seri Siklus III
SIKLUS III
Pertemuan 1 Pertemuan 2
● √ ○ ● √ ○
13 2 0 15 1 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81,25% 12,5% 0% 93,75% 6,25% 0%
Pada tabel 4.14 nilai hasil belajar bercerita isi gambar seri pada siklus III
pertemuan pertama anak yang mendapat nilai tuntas (●) sebanyak 13 anak atau
81,25%, anak yang mendapat nilai setengah tuntas (√) sebanyak 2 anak atau
12,5% dan anak yang mendapat nilai belum tuntas (○) sebanyak 0 anak 0%.
pertemuan kedua anak yang mendapat nilai tuntas (●) sebanyak 15 anak atau
93,75%, anak yang mendapat nilai setengah tuntas (√) sebanyak 1 anak atau
6,25% dan anak yang mendapat nilai belum tuntas (○) sebanyak 0 anak 0%.
Tabel 4.15 Rata – Rata Nilai dan Prosentase Nilai Anak Selama Tindakan
Siklus I Siklus II Siklus III
● √ ○ ● √ ○ ● √ ○
Frekuensi 11 4 1 13 3 0 15 1 0
Prosentase
Frekuensi 68,75% 25% 6,25% 81,25% 18,75% 0% 93,75% 6,25% 0%
Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa pada siklus III
pembelajaran bercerita isi gambar seri berhasil dilakukan karena prosentase anak
yang mendapat nilai tuntas lebih dari 80%.
Melalui pembelajaran bercerita isi gambar seri dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa anak, selain itu dapat menambah perbendaharaan kata
anak sesuai imajinasi anak, bercerita melalui isi gambar seri dapat mengenalkan
kepada anak tentang sebab akibat dari suatu peristiwa. Selain itu melalui media
papan flanel dapat membantu melatih motorik anak dengan menempel gambar
seri di media papan flanel .
Jadi salah satu usaha untuk meningkatkan bercerita pada anak usia dini
adalah melalui bercerita isi gambar seri dengan media papan flanel. Hal ini
dikarenakan anak usia dini lebih menyukai suatu pembelajaran dengan media
yang edukatif, selain menempel gambar seri anak – anak juga dapat menempel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
gambar – gambar binatang, buah dan lain – lain yang dapat membantu
meningkatkan kemampuan bercerita anak usia dini.
Penelitian ini yang mendapatkan nilai tuntas sebanyak 15 anak, sedangkan
masih ada satu anak yang mendapat nilai setengah tuntas, sehingga peneliti akan
melakukan tindak lanjut untuk meningkatkan nilai anak yang mendapat nilai
setengah tuntas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam
tiga siklus tersebut dengan menggunakan media papan flannel dalam
pembelajaran bercerita pada anak kelompok bermain di TK dan Playgroup Kreatif
Primagama Manahan Banjarsari Surakarta dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Bahwa pembelajaran dengan menggunakan media papan flannel dapat
meningkatkan kemampuan bercerita pada anak kelompok bermain
2. Langkah-langkah dalam menggunakan media papan flannel antara lain:
a) Guru menyiapkan gambar seri yang akan di ceritakan
b) Guru membimbing dan mengatur tempat duduk anak
c) Guru mengkondusifkan anak untuk tenang dan memperhatikan guru
d) Guru menjelaskan tema pelajaran
e) Guru menceritakan isi gambar seri sesuai alur cerita
f) Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menyimpulkan cerita
g) Guru memberikan pertanyaan kepada anak tentang cerita yang telah
disampaikan
h) Guru memberikan pesan-pesan dari cerita tersebut
i) Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bercerita seperti yang
telah dicontohkan oleh guru
j) Guru memberikan reward kepada anak yang berani dan bisa menceritakan
isi gambar seri
Media papan flannel dalam penelitian ini dapat membantu peningkatan
kemampuan bercerita isi gambar seri
Peningkatan ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai kemampuan
bercerita pada setiap siklusnya yaitu sebelum dilakukan tindakan prosentase nilai
hasil belajar anak adalah nilai tuntas (●) yaitu 43,75%, nilai setengah tuntas (√)
yaitu 31,25%, nilai belum tuntas (○) yaitu 19%. Nilai rata-rata siklus I adalah nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tuntas (●) 68,75%, nilai setengah tuntas (√) yaitu 25%, nilai belum tuntas (○)
yaitu 19%. Nilai rata-rata siklus II adalah nilai tuntas (●) 81,25%, nilai setengah
tuntas (√) yaitu 18,75%, nilai belum tuntas (○) yaitu 0%. Nilai rata-rata siklus III
adalah nilai tuntas (●) 93,75%, nilai setengah tuntas (√) yaitu 6,25%, serta tidak
ada anak yang mendapat nilai belum tuntas (○).
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka dapat dikemukakan
implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa ada peningkatan
kemampuan bercerita melalui media papan flannel. Penelitian tersebut
juga dapat dipertimbangkan untuk menambah media pembelajaran bagi guru
dalam memberikan materi pelajaran.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan
calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang berhubungan dengan
kemampuan bercerita dan hasil belajar yang ingin dicapai.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peningkatan Kemampuan Bercerita
Isi Gambar Seri pada Anak Kelompok Bermain di TK dan Playgroup Kreatif
Primagama Manahan Banjarsari Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, maka
peneliti memberikan saran-saran yang dapat diberikan sebagai sumbangan
pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan
meningkatkan kompetensi anak didik TK dan PG Kreatif Primagama pada
khususnya sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan
pembelajaran khususnya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
melalui bercerita isi gambar seri dan melatih motorik halus anak melalui
media papan flannel.
2. Bagi Guru
Guru dalam mengajar hendaknya harus cermat dalam pemilihan media
pembelajaran, karena pemilihan tersebut yang akan menentukan pada proses
dan hasil belajar anak.
3. Bagi Anak
Anak harus lebih meningkatkan kreativitas, motivasi belajar dan lebih
percaya diri atau berani dalam menyampaikan gagasan dalam proses
pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan hasil belajar.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang akan mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih
cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan
peningkatan bercerita pada anak usia dini dan sebagai salah satu alternatif
dalam meningkatkan kemampuan bercerita, anak yang belum terlibat dalam
penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.