PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI GAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
DAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V DI MI
AL ISLAM SUTOPATI 3 KEC. KAJORAN KAB.
MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
INTA NUR MUAKHIDAH
NIM: 11514144
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Inta Nur Muakhidah
NIM : 11514144
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN ALAT PERAGA
PADA SISWA KELAS V DI MI AL ISLAM SUTOPATI 3
KEC. KAJORAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN
2017/2018
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, Maret 2018
Pembimbing
Jaka Siswanta, M.Pd
NIP. 19710219 200003 1002
iii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon.(0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga
Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI GAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN ALAT PERAGA PADA SISWA
KELAS V DI MI AL ISLAM SUTOPATI 3 KEC. KAJORAN KAB.
MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Disusun Oleh
INTA NUR MUAKHIDAH
NIM: 11514144
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Instititut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 2 April 2018 dan telah
dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil.
Sekretaris Penguji : Jaka Siswanta. M.Pd.
Penguji I : Drs. Bahroni, M.Pd.
Penguji II : Drs. Juz’an, M.Hum
Salatiga, 2 April 2018
Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd
NIP . 19670121 199903 1 002
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Inta Nur Muakhidah
NIM : 115-14-144
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, Maret 2018
Yang menyatakan
Inta Nur Muakhidah
NIM. 115-14-144
v
MOTTO
“ Sebaik-baiknya orang adalah yang bisa memberikan manfaat dan kebahagiaan
bagi orang lain, karena sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan akan
memudahkan kita mendapatkan keberkahan dari Allah SWT ”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahku Ahmad Nasiri dan ibukku tersayang Sumiyatun, terimakasih telah
membesarkanku dengan penuh kesabaran serta segala dukungan dan
iringan doa restu yang telah engkau berikan kepadaku sehingga aku bisa
seperti sekarang.
2. Mbah kakungku Slamet Sholikin dan mbah putriku Murtimah, terimakasih
atas doa restu dan dukungannya.
3. Keluarga besarku, terimakasih atas doa dan dukungannya.
4. Suamiku tercinta Hendri Kurniawan, terimakasih atas doa restu, motivasi,
dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini selesai.
5. Dwi Indah Setiyani, Nur Ni’matul Khasanah, dan Dyah Ayu Dwi Jayanti
terimakasih atas semangat dan motivasinya untuk selalu menjadi orang
yang baik, pantang menyerah dan selalu berusaha menjadi yang lebih baik.
6. Kawan-kawan senasib dan seperjuangan PGMI angkatan 2014 yang telah
banyak membantu dan memberikan semangat.
7. Bapak ibu guru dan karyawan MI Al Islam Sutopati Kec. Kajoran Kab.
Magelang atas ijin dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun
umatnya ke jalan kebenaran, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Adapun judul skripsi ini
adalah “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) DAN ALAT PERAGA DI MI AL ISLAM SUTOPATI 3
KEC. KAJORAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, S.Si., M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah dan dosen pembimbing akademik yang senantiasa
memberikan semangat kepada penulis.
vii
4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh keikhlasan dan
kesabaran, mencurahkan pikiran dan tenaga serta mengorbankan
waktunya dalam membimbing sehingga terwujudnya skripsi ini.
5. Bapak dan ibu dosen serta karyawan perpustakaan dan seluruh sivitas
akademik IAIN Salatiga yang telah banyak membimbing dan
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah rela berkorban baik
dalam bentuk material maupun spiritual.
7. Ibu Musiyah, S.Pd, SD, selaku kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al
Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab, Magelang beserta guru dan
karyawan yang telah memberikan kesempatan ijin penelitian dan
membantu memberikan data untuk menyelesaikan skripsi.
8. Seluruh siswa kelas V MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab,
Magelang yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam
penelitian.
9. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang senantiasa memberikan
inspirasi, semangat dan berjuang bersama-sama serta saling
memberikan dukungan.
Semoga Allah SWT selalu memberikan keberkahan dan memberikan
balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Penulis menyadari bahwa skripsi
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
viii
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan
skripsi ini.
Salatiga, Maret 2018
Penulis
Inta Nur Muakhidah
NIM. 115-14-144
ix
ABSTRAK
Nur Muakhidah, Inta. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya
Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan Alat Peraga Pada Siswa Kelas V di
MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab, Magelang
Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan Tarbiyah.
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Jaka
Siswanta, M.Pd
Kata Kunci : Hasil belajar IPA, Pendekatan CTL dan alat peraga
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas V MI Al Islam Sutopati 3
Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018. Subyek
penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA dan siswa kelas V MI Al Islam
Sutopati 3 Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang yang terdiri dari 26 siswa
yaitu 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 3 siklus yang setiap siklusnya
merupakan rangkaian kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes
tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan
membandingkan antara skor nilai setiap siklus dengan KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yang telah ditetapkan yaitu 75 (sesuai dengan KKM yang diberlakukan
di MI Al Islam Sutopati 3 Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang) sekaligus
ditandai dengan adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas V MI Al Islam
Sutopati 3 Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018.
Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pra siklus sebelum menerapkan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga hanya 10 siswa
(38,46%) yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan masih
ada 16 siswa (61,54%) yang belum memenuhi KKM. Selanjutnya pada siklus I
ada 12 siswa (46.15%) memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan ada
14 siswa (53,85%) belum memenuhi KKM. Kemudian, pada siklus II ada 19
siswa (73,08%) memenuhi KKM dan ada 7 siswa (26,92%) yang belum tuntas
dari KKM. Terakhir pada siklus III 26 siswa (100%) tuntas dari KKM. Oleh
karena itu, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dinyatakan berhasil.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................... v
KATA PENGANTAR........................................................................................... vi
ABSTRAK...................................................... ........... ........... ............................. ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ....................................... 8
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
F. Definisi Operasional ................................................................................. 11
G. Metode Penelitian .................................................................................... 15
1. Rancangan Penelitian ......................................................................... 15
2. Lokasi, Subjek, dan Waktu Penelitian ............................................... 16
3. Langkah-langkah Penelitian .............................................................. 17
xi
4. Instrumen Penelitian .......................................................................... 19
5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 24
6. Analisis Data ...................................................................................... 25
H. Kajian Penelitian Terdahulu ..................................................................... 27
I. Sistematika Penulisan ............................................................................... 29
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 31
A. Hasil Belajar IPA ...................................................................................... 31
1. Konsep Belajar ................................................................................... 31
a. Pengertian Belajar ........................................................................ 31
b. Tujuan Belajar .............................................................................. 32
c. Ciri-ciri Belajar ............................................................................ 33
d. Prinsip-prinsip Belajar ................................................................. 34
e. Unsur-unsur Belajar ..................................................................... 35
f. Jenis-jenis Belajar ........................................................................ 37
2. Konsep Hasil Belajar .......................................................................... 39
a. Pengertian Hasil Belajar .............................................................. 39
b. Macam-macam Hasil Belajar ...................................................... 41
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....................... 45
3. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam ........................................................ 51
a. Pengertian Mata Pelajaran IPA..................................................... 51
b. Fungsi Mata Pelajaran IPA .......................................................... 51
c. Tujuan Mata Pelajaran IPA .......................................................... 52
d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA ............................................ 53
xii
B. Kajian Materi Bagian Gaya ..................................................................... 54
1. Pengertian Gaya ................................................................................. 54
2. Jenis-jenis Gaya ................................................................................. 54
C. Contextual Teaching and Learning (CTL) ............................................... 60
1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) ...................... 60
2. Langkah-langkah Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) .................................................................................................. 62
3. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) .................................................................................. 62
4. Prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning (CTL) ................ 67
5. Komponen Contextual Teaching and Learning (CTL) ...................... 68
6. Kaitan Hasil Belajar IPA dengan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) .................................................................................. 74
D. Alat Peraga ............................................................................................... 75
1. Pengertian Alat Peraga ....................................................................... 75
2. Jenis-jenis Alat Peraga ....................................................................... 76
3. Prinsip Penggunaan Alat Peraga ........................................................ 77
4. Keuntungan Dan Kerugian Alat Peraga ............................................. 79
5. Kaitan Hasil Belajar dan Alat Peraga ................................................. 80
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN .......................................................... 81
A. Gambaran Umum MI Al Islam Sutopati 3 ............................................... 81
1. Letak geografis ................................................................................... 81
2. Profil Madrasah MI Al Islam Sutopati 3 ............................................ 81
xiii
3. Sejarah singkat MI Al Islam Sutopati 3 ............................................. 83
4. Visi Misi dan Tujuan MI Al Islam Sutopati 3 .................................... 83
5. Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyyah Al Islam Sutopati 03 Tahun
Pelajaran 2017/2018 ........................................................................... 84
6. Keadaan Siswa MI Al Islam Sutopai 3 Tahun Pelajaran 2017/2018 . 85
7. Kurikulum MI Al Islam Sutopati 3 .................................................... 86
8. Struktur Kurikulum MI Al Islam Sutopati 3 ...................................... 87
B. Subyek Penelitian ..................................................................................... 88
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 90
D. Deskripsi Penelitian Tindakan Pra Siklus ................................................ 91
E. Deskripsi Penelitian Tindakan I ............................................................... 91
F. Deskripsi Penelitian Tindakan II ............................................................ 100
G. Deskripsi Penelitian Tindakan III .......................................................... 109
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 121
A. Hasil Penelitian Per- Siklus .................................................................... 121
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus) ...................................... 121
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1 .................................................. 124
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ................................................. 132
4. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III ................................................ 140
B. Pembahasan ............................................................................................ 147
1. Pra siklus ........................................................................................... 150
2. Siklus I .............................................................................................. 150
3. Siklus II ............................................................................................. 151
xiv
4. Siklus III ........................................................................................... 152
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 154
A. Kesimpulan ............................................................................................. 154
B. Saran ....................................................................................................... 154
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 155
LAMPIRAN ....................................................................................................... 157
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 227
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pedoman observasi untuk siswa ........................................................... 20
Tabel 1.2 Pedoman observasi untuk guru ............................................................ 21
Tabel 2.1 Kelebihan dan kekurangan CTL .......................................................... 63
Tabel 3.1 Profil Madrasah MI Al Islam Sutopati 3 .............................................. 81
Tabel 3.2 Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyyah Al Islam Sutopati 3 .................. 84
Tabel 3.3 Data Keadaan Siswa MI Al Islam Sutopati 3 ...................................... 85
Tabel 3.4 Struktur Kurikulum MI Al Islam Sutopati 3 ........................................ 87
Tabel 3.5 Subyek Penelitian ................................................................................. 88
Tabel 4.1 Data nilai siswa pra siklus .................................................................. 122
Tabel 4.2 Lembar Observasi Siswa Siklus I .......................................................125
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ........................................................ 127
Tabel 4.4 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ...................................................... 130
Tabel 4.5 Lembar Observasi Siswa Siklus II ..................................................... 132
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ...................................................... 134
Tabel 4.7 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II .................................................... 137
Tabel 4.8 Lembar Observasi Siswa Siklus III .................................................... 140
Tabel 4.9 Lembar Observasi Guru Siklus III ..................................................... 142
Tabel 4.10 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ..................................................145
Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus ....................................... 148
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK ................................................................... 17
Gambar 2.1 buah kelapa jatuh kebawah .............................................................. 54
Gambar 2.2 Anak sedang mendorong kardus ...................................................... 56
Gambar 2.3 Gaya tarik di kutub kutub magnet .................................................... 58
Gambar 2.4 Berbagai bentuk magnet buatan ....................................................... 59
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ....................... 159
Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ..................... 176
Lampiran III Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III .................. 188
Lampiran IV Lembar Observasi Siswa Siklus I ................................................. 204
Lampiran V Lembar Observasi Siswa Siklus II ................................................. 205
Lampiran VI Lembar Observasi Siswa Siklus III .............................................. 206
Lampiran VII Lembar Observasi Guru Siklus I ................................................. 207
Lampiran VIII Lembar Observasi Guru Siklus II .............................................. 209
Lampiran IX Lembar Observasi Guru Siklus III ............................................... 211
Lampiran X Hasil Nilai Pra Siklus ..................................................................... 213
Lampiran XI Hasil Nilai Siklus I ....................................................................... 215
Lampiran XII Hasil Nilai Siklus II ..................................................................... 217
Lampiran XIII Hasil Nilai Siklus III ................................................................. 219
Lampiran XIV Dokumentasi Foto Penelitian .................................................... 221
Lampiran XV Surat Ijin Penelitian .................................................................... 223
Lampiran XVI Surat Keterangan Penelitian ...................................................... 224
Lampiran XVIII Daftar Nilai SKK ................................................................... 225
Lampiran XIX Lembar Konsultasi .................................................................... 229
Lampiran XX Daftar Riwayat Hidup ................................................................. 230
Lampiran XXI Soal Tes Tertulis Siklus I .......................................................... 231
Lampiran XXII Soal Tes Tertulis Siklus II ........................................................ 234
xviii
Lampiran XXIII Soal Tes Tertulis Siklus III ..................................................... 237
Lampiran XXIV Hasil Tes Tertulis Siklus I ...................................................... 240
Lampiran XXV Hasil Tes Tertulis Siklus II ...................................................... 243
Lampiran XXVI Hasil Tes Tertulis Siklus III .................................................... 246
1
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran
pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang
sekolah dasar (Susanto, 2013: 165). IPA merupakan studi mengenai alam
sekitar. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
tetapi juga mempelajari dan memahami alam sekitar. IPA menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar siswa mampu memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar.
Salah satu faktor yang mendukung berhasil tidaknya suatu
pembelajaran IPA adalah menguasai materi pelajaran IPA. Materi yang
dikuasai oleh guru akan dapat dipahami oleh siswa jika dalam
penyampaiannya dapat memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dan
dapat melihat kesiapan siswa untuk belajar. Jika sudah mengetahui
kesiapan siswa pada saat belajar IPA, maka pembelajaran yang akan
disampaikan oleh guru dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa.
Menurut Susanto (2013: 165) mata pelajaran IPA merupakan mata
pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, mulai
dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Anggapan sebagian
besar peserta didik yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah
2
benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang
dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang
diharapkan. Ironisnya, justru semakin tinggi jenjang pendidikan, maka
perolehan rata-rata nilai UAS pendidikan IPA ini menjadi semakin rendah.
Padahal sebenarnya materi IPA dapat lebih mudah dipahami dan dapat
dengan mudah dipelajari karena materi IPA membahas mengenai kejadian
yang terjadi di alam ini dan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari
siswa.
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran berdasarkan pada
prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa
terhadap konsep-konsep IPA. Oleh karena itu, pembelajaran IPA disekolah
dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan
terhadap kumpulan konsep IPA. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut
pembelajaran IPA akan mendapat pengalaman langsung melalui
pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang
demikian dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa yang diindikasikan
dengna merumuskan masalah, menarik kesimpulan, sehingga mampu
berpikir kritis melalui pembelajaran IPA (Susanto 2013:170-171).
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui melalui hasil
belajar yang sudah diperoleh siswa. Pada saat kegiatan belajar mengajar
prestasi siswa merupakan bagian yang terpenting untuk mengetahui
pencapaian hasil belajar siswa. Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam memahami dan mempelajari materi pelajaran
3
yang telah disampaikan oleh guru diperoleh dari hasil hasil tes yang
dinyatakan dalam skor.
Kualitas hasil pembelajaran IPA yang tergolong masih rendah
tersebut diindikasikan bahwa tujuan pembelajaran yang ditentukan dalam
kurikulum belum bisa tercapai secara optimal. Materi yang sering dianggap
sulit oleh siswa Madrasah Ibtidaiyah yaitu materi gaya. Materi gaya
memiliki jenis-jenis gaya yang hampir mirip. Sebagian besar siswa sulit
untuk mengidentifikasi gaya tersebut. Oleh karena itu, seorang guru harus
selalu melakukan inovasi pada saat proses pembelajaran. Agar hasil belajar
siswa dapat meningkat. Salah satu untuk melakukan inovasi pada saat
proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan pendekatan dan alat
peraga yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan oleh guru.
Dengan cara tersebut, siswa akan lebih bersemangat dan dapat dengan
mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Didalam suatu pembelajaran pastinya memiliki suatu tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Tujuan pembelajaran tersebut akan bisa
tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan jika suatu pembelajaran dapat
berjalan secara efektif yakni mampu melibatkan semua siswa berpartisipasi
secara aktif pada saat pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
jika seorang guru bisa melakukan pembelajaran dengan pendekatan dan
alat peraga dengan baik. Maka dari itu, seorang guru harus kreatif dan
inovatif dalam menggunakan pendekatan dan alat peraga yang digunakan
4
untuk membantu pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal
tersebut dilakukan untuk menjaga kefokusan serta agar siswa lebih mudah
memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Pada saat menggunakan pendekatan dan alat peraga dalam
pembelajaran akan membantu siswa lebih semangat, aktif, dan senang
untuk mengikuti pembelajaran. Guru sering tidak menggunakan
pendekatan kepada siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Akibatnya pembelajaran menjadi tidak menyenangkan dan siswa akan
lebih senang berbicara dengan temannya dan pembelajaran menjadi tidak
efektif.
Hal demikian juga terjadi pada siswa MI Al Islam Sutopati 3 Kec.
Kajoran Kab. Magelang. Sehingga, hasil belajar siswa menjadi tidak
maksimal. Dari fakta-fakta kondisi pendidikan yang terjadi di MI Al Islam
Sutopati 3 seharusnya bisa menjadi suatu pertimbangan bagi seorang guru
agar merubah pemikiran tentang pendidikan yang membosankan menjadi
menyenangkan untuk dipelajari.
Dari hasil survei yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas V MI
Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab. Magelang pada tanggal 30 Januari
2018, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran IPA guru masih
menggunakan metode ceramah dan dikte. Selain itu, guru masih terpaku
pada buku pelajaran. Hal ini membuat siswa lebih mudah bosan dan
cenderung gaduh serta tidak memperhatikan guru pada saat menerangkan
pelajaran. Akibatnya, hasil belajar IPA masih rendah. Rendahnya hasil
5
belajar IPA terlihat dari data hasil penilaian pra siklus yaitu dari 26 siswa
baru ada 10 siswa (38,46%) yang mampu mencapai KKM. Sedangkan 16
siswa (61,54%) yang nilainya masih dibawah KKM yang ditentukan.
Padahal ketuntasan ideal untuk bisa dikatakan proses pembelajaran
berhasil jika siswa mencapai nilai KKM dengan persentase 85% dari
jumlah total siswa dalam satu kelas.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti berdialog dengan guru
untuk mengetahui penyebab permasalahan tersebut terjadi. Guru
berpendapat bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa MI Al Islam
Sutopati 3 Kec. Kajoran, Kab. Magelang yaitu guru masih menggunakan
metode ceramah dan dikte yang membuat siswa cenderung mudah bosan
dan membuat suasana kelas menjadi tidak kondusif. Hal ini terlihat pada
sifat siswa ketika mengikuti pembelajaran. Saat guru menyampaikan
materi pembelajaran, aktivitas siswa ada yang asyik bermain sendiri,
melamun, dan ada juga yang mengobrol dengan teman sebangku.
Dari beberapa uraian penyebab rendahnya hasil belajar siswa
diatas, peneliti berkeyakinan bahwa penyebabnya adalah kurang efektifnya
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Akibatnya, siswa akan
merasa kesulitan saat mengikuti pembelajaran IPA sehingga muncul rasa
bosan dan jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu
peneliti akan menawarkan sebuah solusi dengan pendekatan Contextual
Teaching and Learning dan alat peraga.
6
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa, maka perlu ada
suatu kegiatan pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan
kualitas dalam pembelajaran IPA baik itu dari segi peningkatan keaktifan
siswa ataupun dari peningkatan kesungguhan siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA. Sehingga, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah penggunaan pendekatan
saat pembelajaran dan alat peraga yang memudahkan siswa dalam
menerima pelajaran.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menjadi
gambaran pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata
pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa agar
menghubungkan pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Johnson, 2009: 65).
Pada pembelajaran kontekstual, siswa akan belajar dengan baik jika
apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan kegiatan
yang akan terjadi di sekelilingnya. Pembelajaran dengan CTL akan
memungkinkan proses belajar yang menyenangkan karena proses
pembelajaran dilakukan secara alamiah kemudian siswa dapat
mempraktekkan secara langsung materi yang telah dipelajarinya.
Pembelajaran CTL mendorong siswa memahami hakekat, makna dan
manfaat belajar sehingga memberikan rangsangan dan motivasi kepada
mereka untuk rajin dan senantiasa belajar.
7
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang aktif dimana
siswa lebih berperan aktif dibandingkan dengan guru. Siswa akan lebih
mudah memahami materi jika siswa tersebut terlibat secara aktif saat
proses pembelajaran. Dikarenakan siswa menggunakan seluruh potensi
yang dimiliki untuk mempelajari materi pelajaran, memecahkan berbagai
masalah, dan menerapkan apa yang siswa pelajari. Akibatnya, siswa bisa
mengingat materi pelajaran dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut
bisa mempengaruhi tingkat pemahaman siswa dan hasil belajar siswa.
Alat peraga sangat berpengaruh pada keberhasilan proses belajar
mengajar. Dengan menggunakan alat peraga proses belajar mengajar akan
lebih berkesan secara mendalam. Selain itu dengan menggunakan alat
peraga siswa akan lebih aktif sehingga siswa akan lebih paham dalam
menerima materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan hasil
belajar siswa bisa meningkat. Penggunaan alat peraga pada mata pelajaran
IPA disebabkan karena mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata
pelajaran yang banyak membutuhkan contoh yang nyata dan berguna
untuk menjabarkan materi, khususnya pada materi gaya. Hal tersebut dapat
membantu siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar dalam mata
pelajaran IPA.
Berlandaskan pada latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
meneliti dengan judul: “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI GAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN ALAT PERAGA PADA
8
SISWA KELAS V DI MI AL ISLAM SUTOPATI 3 KEC. KAJORAN
KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu: apakah penggunaan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi gaya pada siswa kelas V di MI Al Islam Sutopati 3 Kec.
Kajoran, Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya dengan
penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
alat peraga pada siswa kelas V di MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran,
Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis tindakan
Hipotesis menurut Arikunto (2014: 110) adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul. Sedangkan, menurut Suryabrata (2003: 21)
merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis
dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Dari kedua pendapat tokoh di atas, penulis menyimpulkan
pengertian hipotesis adalah suatu dugaan yang bersifat sementara tentang
9
jawaban atas rumusan masalah yang kebenarannya masih harus dibuktikan
melalui sebuah penelitian.
Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah
Penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat
peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas
V di MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran, Kab. Magelang Tahun
Pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dan alat peraga dapat dikatakan efektif jika hasil belajar yang diharapkan
bisa tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Secara Individu
Siswa mendapatkan nilai melebihi KKM yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu ≥ 75 pada mata pelajaran IPA materi gaya.
b. Secara klasikal
Siswa mencapai nilai yang melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥ 75
pada mata pelajaran IPA materi gaya dengan presentase ≥ 85% dari
jumlah total siswa dalam satu kelas.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis
maupun praktis.
1. Segi teoritis, diharapkan dapat memberikan bantuan pemikiran berupa
ilmu pengetahuan, khususnya dalam menggunakan pendekatan
10
Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dilakukan pada siswa
MI Al Islam Sutopati pada mata pelajaran IPA materi gaya, serta bisa
juga digunakan untuk mata pelajaran yang lainnya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Segi praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan
permasalahan IPA materi gaya.
2) Meningkatkan minat, penguasaan, dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA materi gaya.
3) Siswa dapat memperoleh pembelajaran IPA yang lebih menarik
dan menyenangkan, sehingga siswa bisa lebih mudah
memahami materi gaya.
b. Bagi guru
1) Mendapatkan pandangan dalam pengembangan pendekatan
belajar mengajar yang tepat pada saat menyampaikan pelajaran
IPA materi gaya.
2) Sebagai alternatif bagi guru untuk meningkatkan minat belajar,
penguasaan, hasil belajar siswa, dan mutu pembelajaran.
3) Meningkatkan kreativitas guru pada saat menyampaikan
pelajaran.
11
c. Bagi sekolah
1) Mengangkat nama baik sekolah karena dapat mengembangkan
pendekatan yang tepat serta meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap materi yang diajarkan.
2) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran
IPA materi gaya.
3) Membantu sekolah berkembang karena adanya guru yang
kreatif serta mempunyai kompetensi yang memadai.
d. Bagi pendidikan
1) Memajukan dunia pendidikan dikarenakan mempunyai guru
yang semakin kreatif.
2) Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam
pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki kekurangan
tersebut dan akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pendapat dan pemahaman pembaca
dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang
digunakan. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Menurut Rosma Hartiny Sams (2010: 33) hasil belajar adalah
suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai
akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh.
12
Menurut Gagne dan Briggs dalam Rosma Hartiny Sams (2010:
33) hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang
sesudah mengikuti proses belajar.
Dari kedua pendapat ilmuan di atas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah suatu kemampuan baru yang dimiliki oleh
seseorang bersumber dari pengalaman ataupun dari proses belajar.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Menurut Sukarno, dkk. (1973: 1) Ilmu Pengetahuan Alam atau
sains adalah ilmu yang mempelajari sebab dan akibat dari kejadian
yang terjadi di alam ini. Tetapi banyak kejadian yang tidak dapat atau
belum dapat dijelaskan oleh sains.
Menurut Garnida (2002:2) Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu
yang mempelajari tentang pencarian jawaban dari teka-teki yang
terdapat dalam alam ini yang kompleks dan luas untuk menyusun suatu
teori.
Dari kedua pendapat ilmuan di atas dapat disimpulkan bahwa
ilmu pengetahuan alam adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari
tentang alam semesta dan cara untuk mencari tahu tentang alam ini
yang masih menjadi misteri melalui suatu penemuan atas gejala yang
terjadi di alam ini.
3. Materi Gaya
Kegiatan yang dilakukan pada kehidupan sehari-hari akan
selalu berhubungan dengan gaya. Misalnya pada saat membuka pintu
13
seseorang telah melakukan gaya berupa dorongan dan tarikan. Gerakan
mendorong atau menarik yang menyebabkan benda bergerak ini
disebut gaya. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan benda
bergerak, berubah bentuk, dan perubahan arah. Gaya mempunyai tiga
macam yaitu gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet (Winarti,
2009: 62).
4. Contextual Teaching and Learning (CTL)
Menurut US. Departement of Education the National School-
to-Work Office yang dikutip oleh Blanchard dalam Trianto (2009:104),
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu konsepsi yang
membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi
dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara
pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
Menurut Riyanto (2009: 159) Contextual Teaching and
Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat serta diharapkan hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Dari kedua pendapat ilmuan di atas dapat disimpulkan bahwa
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu konsep belajar
14
yang dilakukan dengan mengaitkan materi pelajaran dengan
pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sehingga
siswa lebih menguasai materi serta bisa menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua
topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-
kelompok).
e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara (Riyanto,
2012:168-169).
5. Alat Peraga
Alat peraga menolong bagi anak didik untuk lebih mudah
memahami pelajaran-pelajaran dengan jelas atau menguasai isi dan
kecekatan pelajaran dengan baik (Meichati, 1967: 125).
15
Menurut Kastolani (2014:8) alat peraga yaitu perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam hal ini
sebagai pengantar pengirim pesan adalah guru, sedangkan pihak yang
menerima adalah siswa. Perantara atau pengantar tersebut berupa alat
fisik misalnya: papan tulis, gambar, lukisan, poster, dan lain
sebagainya, yang penting alat fisik tersebut dapat membantu
terlaksananya proses belajar mengajar sesuai yang diharapkan.
Dari kedua pendapat ilmuan di atas dapat disimpulkan bahwa
alat peraga adalah sebuah alat yang bisa dilihat secara fisik yang
digunakan untuk membantu guru pada saat proses belajar mengajar
agar siswa bisa lebih mudah dalam memahami materi yang sedang
dipelajari.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan/model
penelitian tindakan kelas. Istilah penelitian tindakan kelas dalam bahasa
inggris diartikan dengan Classroom Action Research, disingkat CAR.
Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung
didalamnya. Maka ada tiga pengertian yang diterangkan.
a. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
16
b. Tindakan yaitu sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk
rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru. Kelas bukan
wujud ruangan tetapi sekelompok siswa yang sedang belajar.
Dengan menggabungkan ketiga pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas (Somadayo, 2013:21).
Dalam penelitian tindakan kelas dilaksanakan tiga siklus
tindakan, setiap siklus terdiri dari (a) rencana tindakan, (b) pelaksanaan
tindakan, (c) observasi atau pengamatan, dan (d) refleksi (Yanto, 2013:
56). Tiga siklus tersebut dilaksanakan bertujuan untuk memperbaiki
tingkat pemahaman siswa, perhatian siswa, dan hasil belajar siswa.
2. Lokasi, Subyek, dan Waktu Penelitian
a. Lokasi
Lokasi yang penulis pilih untuk melaksanakan penelitian ini adalah
di MI Al Islam Sutopati 3, Kecamatan Kajoran, Kabupaten
Magelang.
b. Subyek
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah siswa kelas V MI
Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran, Kab. Magelang pada mata
17
pelajaran IPA materi gaya. Jumlah siswa ada 26 orang, yang terdiri
dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dengan
kolaboratornya guru kelas V yaitu bapak Ahmad Irkham S.HI.
Peneliti dapat berkolaborasi dengan guru kelas V sehingga model
pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pelajaran IPA.
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 30 Januari-15 Maret 2018
3. Langkah-langkah atau siklus Penelitian
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian menurut Kemmis dan
MCTaggart dalam Somadayo (2013: 27) terdiri dari empat tahap,
yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan
(observation), dan refleksi (reflection). Tahapan tersebut dapat
ditampilkan pada gambar 1.1
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK (Sumber: Somadayo (2013: 27)
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
?
Perencanaan
18
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan materi pembelajaran
IPA, dengan materi gaya. Kegiatan ini meliputi:
1) Peneliti menetapkan cara-cara alternatif untuk meningkatkan
keaktifan, perhatian, dan kerjasama siswa terhadap
pembelajaran IPA materi gaya menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga.
2) Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran IPA dengan
mengembangkan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL)
3) Membuat alat peraga.
4) Membuat lembar observasi.
5) Mendesain alat evaluasi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
c. Observasi
Tahapan observasi dilakukan secara bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Sehingga saling mendukung dalam
memperoleh data yang akurat. Pada tahapan ini, peneliti
mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung dengan fokus yang diamati yaitu
perhatian, keaktifan, dan kerjasama siswa dalam menemukan
19
informasi yang terkandung dalam materi pelajaran. Selanjutnya
yaitu membangun hubungan antara konsep dengan materi lain
ataupun dengan pengalaman siswa sehingga siswa menemukan arti
yang terkandung di dalam materi yang dipelajari. Sedangkan
kegiatan atau aktifitas guru yang diamati antara lain cara
berinteraksi dengan siswa, penggunaan pendekatan dan alat peraga
yang digunakan, cara penyampaian materi, dan pengkondisian
siswa.
d. Refleksi
Pada tahap ini data yang diperoleh dalam kegiatan observasi
dikumpulkan. Kemudian, dilakukan sebuah analisis dengan maksud
untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai
tujuan yang diharapkan atau tidak. Berdasarkan hasil observasi
tersebut, guru merefleksikan hasil kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan sehingga dijadikan dasar untuk melakukan tindakan
kelas pada siklus selanjutnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan
oleh peneliti adalah sebagai berikut :
a. Pedoman observasi
Pedoman observasi disusun untuk memantau situasi saat
proses pembelajaran berlangsung dan untuk mengukur
20
perkembangan yang telah tercapai dari proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan siswa.
1. Pedoman observasi untuk siswa
Tabel 1.1 Pedoman observasi untuk siswa
No Aktivitas Siswa yang diamati Skor
A B C D
1. Merespon apersepsi yang diberikan
oleh guru
2. Aktif dan semangat selama proses
pembelajaran
3. Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan
4. Berani mengungkapkan pendapat
5. Bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan guru
6. Perhatian siswa saat pembelajaran
7. Keterlibatan siswa saat
pembelajaran
8. Keaktifan partisipasi dalam
penggunaan alat peraga
9. Kerjasama siswa dalam kegiatan
kelompok
10. Menyimpulkan pelajaran yang telah
21
dipelajari bersama
Keterangan
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
2. Pedoman observasi untuk guru
Instrumen observasi untuk guru dalam penelitian ini menurut
Rusman (2011: 99-100) mencakup beberapa aspek diantaranya:
Tabel 1.2 Pedoman observasi untuk guru
No. Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa.
2. Memberikan motivasi siswa.
3. Memberikan apersepsi (sesuai dengan
materi).
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan
dipelajari.
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara.
22
7. Variasi gerakan badan tidak menganggu
perhatian siswa.
8. Kerapian dalam penampilan.
9. Posisi mengajar.
Penguasaan Bahan Ajar (Materi
Pelajaran)
10. Bahan ajar disampaikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP.
11. Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar.
12. Memiliki wawasan yang luas saat
menyampaikan bahan ajar.
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
14. Memiliki keterampilan dalam
menanggapi pertanyaan siswa.
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu.
Pemanfaatan Alat Peraga
16. Menggunakan alat peraga secara efektif
dan efesien.
17. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat
23
peraga.
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
19. Penilaian sesuai dengan RPP.
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diajarkan.
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya
hal-hal yang belum dipahami.
22. Menyampaikan kesimpulan pembelajaran
yang telah dilakukan.
Tindak lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa.
24. Menginformasikan materi pelajaran yang
akan dipelajari selanjutnya.
25. Memberikan motivasi kepada siswa.
Jumlah
Total
Kategori
24
Keterangan :
Skor nilai
A= 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B= 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C= 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D= 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
b. Tes
Tes digunakan untuk memperoleh nilai dari siswa sebagai
hasil belajar IPA materi gaya. Bentuk tes yang digunakan oleh
peneliti adalah pilihan ganda.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk merekam pada saat kegiatan
pembelajaran penerapan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan alat peraga pada materi gaya.
5. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah :
a. Observasi
Observasi adalah suatu pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan pengamatan secara langsung dan mencatat semua hal-
hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung untuk
memperoleh data yang konkret. Pengumpulan data ini dilakukan
25
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Selain
itu, peneliti melakukan pengamatan secara cermat pelaksanaan
skenario pembelajaran dari waktu ke waktu serta dampaknya
terhadap proses dan hasil belajar siswa.
b. Tes
Tes adalah suatu teknik pengumpulan data yang berisi
serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur
pengetahuan dan kemampuan siswa yang harus dihawab atau
diselesaikan oleh siswa.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen
yang akan peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah
RPP, nilai siswa sebelum penerapan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga serta foto selama
proses belajar mengajar berlangsung sebagai tanda bukti konkret
dalam pelaksanaan penelitian.
6. Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan
membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah
ditentukan oleh sekolah yaitu sebesar 75. Oleh karena itu, setiap siswa
dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM 75 jika nilai yang
diperoleh siswa ≥ 75. Sebaliknya, jika siswa dikatakan belum tuntas
26
belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai yang diperoleh siswa <
75.
Menurut Depdikbud dalam Trianto (2009: 241) suatu kelas
dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas
tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.
Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
a. Menghitung nilai rata-rata kelas
M = ∑
Dimana:
M = Mean
∑ = Jumlah nilai semua siswa
N = jumlah siswa
b. Menghitung ketuntasan belajar siswa (individual)
KB = T × 100%
Tt
Dimana:
KB = ketuntasan belajar
T = jumlah skor yang diperoleh siswa
Tt = jumlah skor total (Trianto, 2009: 241)
c. Menghitung ketuntasan belajar klasikal
P =
× 100%
Dimana:
P = Nilai dalam persen
27
F = Frekuensi siswa tuntas KKM
N = jumlah keseluruhan (Trianto, 2009: 241)
H. Kajian Penelitian Terdahulu
Dari judul diatas, penulis dapat kaitkan beberapa karya ilmiah yang
relevan. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara penelitian
terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang serta untuk
menghindari penjiplakan. Berikut ini skripsi yang memiliki tema hampir
mirip dengan tema skripsi ini, antara lain:
1. Wahib Kamal, dengan judul “Upaya Peningkatan Prestasi belajar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pokok BahasanAlat Pencernaan
Makanan Pada Manusia dengan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V di MI Salafiyah Kendal Kec.
Ampel Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014” Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan, STAIN Salatiga. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V di
MI Salafiyah Kendal Kec. Ampel Kab. Boyolali Tahun Pelajaran
2013/2014. Hal ini terlihat dari hasil setiap siklusnya yang
menunjukkan ada peningkatan dalam prestasi belajar yang dibuktikan
semakin meningkat setiap siklus yaitu pada siklus I dari 22 siswa baru
15 siswa (68,2%) termasuk dalam kriteria tuntas, pada siklus II tercatat
18 siswa (81,88%) termasuk dalam kriteria tuntas, dan pada siklus III
tercatat 22 (100%) sudah tercapai ketuntasan maksimal, hal tersebut
28
menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa sudah mencapai ketuntasan
ideal kelas yaitu 85%.
2. Indri Hastuti, dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Materi
Volume Bangun Ruang Melalui Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga
Tahun Pelajaran 2014/2015”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat
meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang. Prestasi
siswa pada siklus I 71,42% sebesar 20 siswa, siklus II 89,28% sebesar
25 siswa, dan siklus III 96,42% sebesar 27 siswa yang memenuhi
KKM dengan nilai 75.
3. Muhammad Saalikuddii, dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
IPA Materi Pelapukan Batuan dengan Metode Contextual Teaching
and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V Semester 2 MI Pabelan
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2015/2016” Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Salatiga.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang
mencapai tuntas KKM pada pra siklus yaitu 9 %. Pada siklus 1
mencapai 41 %. Pada siklus 2 mencapai 68,1 %. Pada siklus 3
mencapai 86,3 %. Nilai rata-rata siswa pada pra siklus adalah 48,1,
pada siklus 1 adalah 68,1, pada siklus 2 adalah 78,1, dan pada siklus 3
nilai rata-rata mencapai 86,3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan
29
hasil belajar IPA materi pelapukan batuan pada siswa kelas V
Semester 2 MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2015/2016.
4. Najmul Laila, dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar
Matematika Materi Uang melalui Pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III MI Tukangan Kec. Ampel
Kab. Boyolali Tahun 2016/2017” Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, IAIN Salatiga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dengan penggunaan pendekatan CTL pada pokok materi uang pada
siklus I ketuntasan belajar baru mencapai rata-rata 52 dan pada siklus
II nilai rata-rata adalah 68 terdapat kenaikan sebesar 16%. Pada siklus
II nilai rata-rata 68 dan pada siklus III nilai rata-rata adalah 88 terdapat
kenaikan nilai sebesar 20 atau (100%). Penggunaan pendekatan CTL
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
I. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pembahasan penelitian ini, sistematika
yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi : rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis
tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian,
definisi operasional, metode penelitian, kajian penelitian
terdahulu dan sistematika penulisan.
30
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi : uraian kajian pustaka tentang teori yang terkait
dengan penelitian.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Berisi : gambaran umum lokasi penelitian dan subjek
penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi
pelaksanaan siklus II, dan deskripsi pelaksanaan siklus III.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi : hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Berisi : kesimpulan hasil penelitian dan saran terhadap
hasil penelitian.
31
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar IPA
1. Konsep Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Rusyan (1989: 9) belajar adalah suatu proses
perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau
pengalaman tertentu.
Menurut Asmani (2009: 19) belajar adalah proses mencari ilmu
untuk mengubah diri dengan baik, sesuai dengan tingkat keilmuan
yang dicapai. Ilmu disini bermakna keseluruhan, baik ilmu agama
maupun umum. Proses mencari ilmu tidak dibatasi oleh sekat apapun,
bahkan oleh sekolah sekalipun. Proses mencari ilmu bisa dengan
banyak cara: membaca, mengikuti berbagai diskusi, menulis, dan lain-
lain.
Menurut Winkel dalam Riyanto (2009: 5) belajar adalah suatu
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
Menurut Sam’s (2010: 31) belajar adalah proses perubahan
perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
32
Dalam arti luas mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
sikap dan sebagainya.
Dari pengertian dan pendapat para tokoh di atas, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses yang
dilakukan oleh manusia secara sadar melalui pengalaman atau latihan
yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku. Baik itu dari segi
pengetahuan, sikap, ataupun keterampilan.
b. Tujuan Belajar
Seseorang yang ingin belajar pasti mempunyai tujuan yang
ingin dicapai dari kegiatan belajar. Berikut ini merupakan tujuan dari
belajar yaitu:
1) Menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.
2) Meningkatkan keterampilan atau kecakapan.
3) Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir peserta
didik dari berpikir yang bersifat convergen (hanya menerima dan
mengingat) menjadi berpikir divergen (lebih terbuka luas, kreatif,
inovatif, mencipta).
4) Mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku.
5) Mengubah kebiasaan dari yang buruk menjadi baik.
6) Mengubah sikap dari negatif menjadi positif.
7) Mengubah pola pikir dari pola pikir negatif dan tidak produktif
menjadi pola pikir positif, kreatif, dan produktif.
33
8) Merubah sikap mental yang pesimis, mudah putus asa, suka
mengeluh menjadi orang yang bersikap optimis, ulet, tekun tanpa
mengeluh.
9) Mengubah, membangun, dan mengembangkan kepribadian, watak,
dan karakter yang merugikan dirinya menjadi kepribadian, watak,
dan karakter yang mempunyai multi manfaat bagi diri sendiri dan
orang lain (Khairani: 2017: 18-21).
c. Ciri-Ciri Belajar
Adapun ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut:
1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change of
behaviour). Ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat
diamati dari tingkah laku yaitu adanya perubahan tingkah laku,
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil,
dan lain sebagianya. Tanpa pengamatan dari tingkah laku hasil
belajar orang tidak dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.
Karena perubahan hasil belajar hendaknya dinyatakan dalam
bentuk yang diamati.
2) Perubahan perilaku relatif permanen. Ini diartikan bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu
tertentu akan tetap atau tidak berubah-berubah, akan tetapi dilain
pihak tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut
34
bersifat potensial. Artinya hasil belajar tidak selalu serta merta
terlihat segera setelah selesai belajar. Hasil belajar dapat terus
berproses setelah kegiatan belajar selesai.
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
Artinya belajar itu harus dilakukan secara aktif, sengaja,
terencana, bukan karena peristiwa insendental.
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu
yang memperkuat memberikan semangat atau dorongan untuk
mengubah tingkah laku (Khairani, 2017: 11-12).
d. Prinsip-Prinsip Belajar
Seorang guru pada saat melaksanakan tugasnya dalam proses
belajar mengajar perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar
sebagaimana disebutkan oleh Soekamto dan Winataputra sebagai
berikut:
1) Apapun yang dipelajari peserta didik dialah yang harus belajar
bukan orang lain. Untuk itu peserta didiklah yang harus bertindak
aktif.
2) Setiap peserta didik belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
3) Peserta didik akan dapat belajar dengan baik bila mendapat
penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama
proses belajar.
4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan
peserta didik akan membuat proses belajar lebih berarti.
35
6) Peserta didik akan lebih meningkat motivasinya untuk belajar
apabila ia diberi tanggung jawab serta kepercayaan penuh atas
belajarnya (Khairani, 2017: 13-14).
e. Unsur-unsur Belajar
Menurut Cronbach ada tujuh unsur utama dalam proses belajar yaitu:
1) Tujuan
Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan itu muncul untuk memenuhi sesuatu kebutuhan.
Perbuatan belajar diarahkan kepada pencapaian sesuatu tujuan dan
untuk memenuhi sesuatu kebutuhan. Sesuatu perbuatan belajar
akan efisien apabila terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti
bagi individu.
2) Kesiapan
Untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik anak
atau individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan
psikis, kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan
sesuatu, maupun penguasaan pengetahuan.
3) Situasi
Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar.
Dalam situasi belajar ini terlibat tempat, lingkungan sekitar, alat
dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang turut tersangkut
dalam kegiatan belajar serta kondisi siswa yang belajar.
36
4) Interpretasi
Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interpretasi
yaitu melihat hubungan di antara komponen-komponen situasi
belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan
menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.
Berdasarkan interpretasi tersebut mungkin individu sampai kepada
kesimpulan dapat atau tidak dapat mencapai tujuan.
5) Respons
Berpegang kepada hasil dari interpretasi apakah individu
mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan,
maka ia memberikan respons. Respons ini mungkin berupa suatu
usaha coba-coba (trial and error), atau usaha yang penuh
perhitungan dan perencanaan ataupun ia menghentikan usahanya
untuk mencapai tujuan tersebut.
6) Konsekuensi
Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi
entah itu keberhasilan ataupun kegagalan, demikian juga dengan
respons atau usaha belajar siswa. Apabila siswa berhasil dalam
belajarnya ia akan merasa senang, puas, dan akan lebih
meningkatkan semangatnya untuk melakukan usaha-usaha belajar
berikutnya.
37
7) Reaksi terhadap kegagalan.
Selain keberhasilan, kemungkinan lain yang diperoleh siswa
dalam belajar adalah kegagalan. Peristiwa ini akan menimbulkan
perasaan sedih dan kecewa. Reaksi siswa terhadap kegagalan
dalam belajar bisa bermacam-macam. Kegagalan bisa menurunkan
semangat, dan memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya, tetapi
bisa juga sebaliknya kegagalan membangkitkan semangat yang
berlipat ganda untuk menebus dan menutupi kegagalan tersebut
(Sukmadinata, 2003: 157-158).
f. Jenis-jenis Belajar
1) Belajar bagian (part learning)
Umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia
dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif.
Dalam hal ini individu memecah seluruh materi pelajaran menjadi
bagian-bagian yang satu sama lain berdiri sendiri.
2) Belajar dengan wawasan (learning by insight)
Menurut Gestalt teori wawasan merupakan proses
mereorganisasikan pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk
menjadi satu tingkah laku yang ada hubungannya dengan
penyelesaian suatu persoalan.
38
3) Belajar diskriminatif (discriminatif learning)
Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk
memilih beberapa sifat situasi/stimulus dan kemudian menjadikannya
sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
4) Belajar global/keseluruhan (global whole learning)
Belajar global diartikan sebagai mempelajari bahan pelajaran
secara keseluruhan dan berulang hingga pelajar menguasainya.
5) Belajar insidental (incidental learning)
Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu
selalu berarah-tujuan (intensional). Sebab dalam belajar insidental
pada individu tidak ada sama sekali kehendak untuk belajar. Belajar
disebut insidental bila tidak ada instruksi atau petunjuk yang
diberikan pada individu mengenai materi belajar yang akan diujikan
kelak.
6) Belajar instrumental (instrumental learning)
Salah satu bentuk belajar instrumental adalah pembentukan
tingkah laku. Disini individu diberi hadiah apabila ia bertingkah laku
sesuai dengan tingkah laku yang dikehendaki dan sebaliknya ia
dihukum bila memperlihatkan tingkah laku yang tidak sesuai dengan
yang dikehendaki. Sehingga akhirnya akan terbentuk tingkah laku
tertentu.
39
7) Belajar intensional (intentional learning)
Belajar dalam arah tujuan, merupakan lawan dari belajar
insidental. Belajar intensional pada individu ada sama kehendak
untuk belajar. Belajar disebut intensional bila ada instruksi atau
petunjuk yang diberikan pada individu mengenai materi belajar yang
akan diujikan kelak.
8) Belajar laten (latent learning)
Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang
terlihat tidak terjadi secara segera, dan oleh karena itu disebut laten.
(Slameto, 1996: 5-7).
2. Konsep Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar yaitu perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas
dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K. Ibrahim yang menyatakan
bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu.
40
Menurut Rosma Hartiny Sams (2010: 33) hasil belajar adalah
suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai
akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau
kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak
yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-
tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Susanto, 2013: 5).
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah
sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui
evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal bahwa evaluasi
merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan
seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa.
Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat
dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa
tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga
sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa
mencakup segala hal yang dipelajari disekolah, baik itu menyangkut
41
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Jadi bisa disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil belajar
adalah suatu kemampuan baru yang dimiliki oleh seseorang bersumber
dari pengalaman ataupun dari proses belajar dan dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu.
b. Macam-Macam Hasil Belajar
1) Pemahaman konsep
Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan
untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang
dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung ia lakukan
(Ahmad Susanto, 2013: 6).
Menurut Carin dan Sund dalam Ahmad Susanto (2013: 7)
Pemahaman dapat dikategorikan ke beberapa aspek, dengan kriteria-
kriteria sebagai berikut:
a) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan
menginterpretasikan sesuatu; ini berarti bahwa seseorang yang
telah memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan
42
mampu menerangkan atau mampu menjelaskan kembali apa yang
telah ia terima. Selain itu, bagi mereka yang telah memahami
tersebut, maka ia mampu memberikan interpretasi atau
menafsirkan secara luas sesuai dengan keadaan yang ada
disekitarnya, ia mampu menghubungkan dengan kondisi yang ada
saat ini dan yang akan datang.
b) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya
sebatas mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa
yang pernah dipelajari. Bagi orang yang benar-benar telah paham
ia akan mampu memberikan gambaran, contoh, dan penjelasan
yang lebih luas dan memadahi.
c) Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman
melibatkan proses mental yang dinamis, dengan memahami ia
akan mampu memberikan uraian dan penjelasan yang lebih
kreatif, tidak hanya memberikan gambaran dalam satu contoh saja
tetapi mampu memberikan gambaran yang lebih luas dan baru
sesuai dengan kondisi saat ini.
d) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-
masing tahap mempunyai kemampuan tersendiri, seperti
menerjemahkan, menginterpretasikan, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
Sedangkan konsep, menurut Dorothy I. Skeep dalam Ahmad
Susanto (2013: 8), konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam
43
pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi, konsep
ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseoarang dan
tergambar pikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Orang telah
memiliki konsep, berarti orang tersebut telah memiliki pemahaman
yang jelas tentang suatu konsep atau citra mentalsesuatu. Sesuatu
tersebut dapat berupa objek konkret ataupun gagasan yang abstrak.
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman
konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Sehubung dengan
evaluasi produk ini, W.S Winkel dalam Ahmad Susanto (2013: 8)
menyatakan bahwa melalui produk dapat diselidiki apakah dan
sampai berapa jauh tujuan instruksional telah tercapai; semua tujuan
itu merupakan hasil belajar yang seharusnya diperoleh siswa.
Berdasarkan pandangan Winkel ini, dapat diketahui bahwa hasil
belajar erat hubungannya dengan tujuan instruksional (pembelajaran)
yang telah dirancang guru sebelum melaksanakan proses belajar
mengajar. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan mengadakan
berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan Proses
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah
kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri
individu siswa. Keterampian berarti kemampuan menggunakan
44
pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efesien untuk
mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitasnya.
Dalam melatih keterampilan proses secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas,
kerjasama, bertanggungjawab, dan berdisiplin sesuai dengan
penekanan bidang studi yang bersangkutan.
Menurut Indrawati, keterampilan proses merupakan
keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun
psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep
yang telah ada, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan.
Keterampilan proses dibagi menjadi enam aspek: observasi,
klasifikasi, pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan
penjelasan atau interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan
melakukan eksperimen.
3) Sikap
Sikap tidak hanya merupakan aspek respon fisik. Jadi sikap
ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak.
Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas
sikap seseorang yang ditunjukkannya. Menurut Azwar, sikap terdiri
atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen
kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan
representasi apa yang dipercayai oleh individu; komponen afektif
45
yaitu perasaan yang menyangkut emosional; dan komponen konatif
merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan
sikap yang dimiliki seseorang.
Menurut Sardiman dalam Ahmad Susanto (2013: 9), sikap
merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara
metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik
berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap
merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.
Dalam hubungannya dengan hasil belajar, sikap ini lebih
mengarah ke pengertian pemahaman suatu konsep. Dalam
pemahaman konsep maka bagian yang sangat penting yaitu aspek
kognitif.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses
perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak
mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu
baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari
lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa;
dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi,
minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua,
lingkungan; yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas
46
guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, dan
keluarga.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman dalam
Susanto (2013: 12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi,
baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai
faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam
diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal ini meliputi; kecerdasan, minat dan perhatian,
motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi
fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran
suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya, serta
kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua
dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta
didik.
47
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat
sejumlah faktor yang saling mempengaruhi. Tinggi rendahnya hasil
belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Ruseffendi
dalam Susanto (2013: 14) mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu:
a) Kecerdasan anak
Kemampuan inteligensi seseorang sangat mempengaruhi
terhadap cepat lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan
atau tidaknya suatu permasalahan. Kecerdasan siswa sangat
membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa itu mampu
mengikuti pelajaran yang diberikan dan untuk meramalkan
keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran yang diberikan
meskipun tidak akan terlepas dari fakktor lainnya.
Kemampuan merupakan potensi dasar bagi pencapaian
hasil belajar yang dibawa sejak lahir. Alfred Binnet membagi
inteligensi kedalam tiga aspek kemampuan, yaitu: direction,
adaptation, dan criticism. Pertama, direction, artinya kemampuan
untuk memusatkan kepada suatu masalah yang dipecahkan.
Kedua, adaptation, artinya kemampuan untuk mengadakan
adaptasi terhadap suatu masalah yang dihadapinya secara
fleksibel didalam menghadapi masalah. Ketiga, criticism, artinya
48
kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah
yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri.
b) Kesiapan atau kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan
dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana
mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau kesiapan ini
sangat menentukan keberhasilan dan belajar tersebut. Oleh karena
itu, setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan
bersamaan dengan tingkat kematangan individu, karena
kematangan ini erat hubungannya dengan masalah minat dan
kebutuhan anak.
c) Bakat anak
Menurut Caplin dalam Susanto (2013: 16), bakat adalah
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian,
sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi
untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka bakat akan dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajar.
d) Kemauan belajar
Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan ialah
membuat anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk
belajar. Keengganan siswa untuk belajar mungkin disebabkan
49
karena ia belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk
kehidupan kelak. Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan
rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh positif
terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena kemauan belajar
menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar.
e) Minat
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap
pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada
siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian yang
intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi
untuk belajar lebih giat lagi, dan akhirnya mencapai prestasi yang
diinginkan.
f) Model penyajian materi pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada
model penyajian materi. Model penyajian materi yang
menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah
dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secraa positif
terhadap keberhasilan belajar.
g) Pribadi dan sikap guru
Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh
inovatif dalam perilakunya akan membuat siswa meniru
50
kepribadian dan sikap guru tersebut. Pribadi dan sikap guru yang
baik ini tercermin dari sikapnya yang ramah, lemah lembut,
penuh kasih sayang, membimbing dengan penuh perhatian, tidak
cepat marah, tanggap terhadap keluhan atau kesulitan siswa,
antusias dan semangat dalam bekerja dan mengajar, memberikan
penilaian yang objektif, rajin, disiplin, serta bekerja penuh
dedikasi dan bertanggung jawab dalam segala tindakan yang guru
lakukan.
h) Suasana pengajaran
Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa
dalam belajar adalah suasana pengajaran yang tenang, terjadinya
dialog yang kritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan
suasana yang aktif diantara siswa tentunya akan memberikan nilai
lebih pada proses pengajaran. Sehinga keberhasilan siswa dalam
belajar dapat meningkat secara maksimal.
i) Kompetensi guru
Guru yang profesional memiliki kemampuan-kemampuan
tertentu. Kemampuan itu diperlukan dalam membantu siswa
dalam belajar. Keberhasilan siswa belajar akan banyak
dipengaruhi oleh kemampuan guru yang profesional. Guru yang
profesional adalah guru yang memiliki kompeten dalam
bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan
51
serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat
sehingga pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya.
j) Masyarakat
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku
manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh
karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan
masyarakat pun akan ikut mempengaruhi kepribadian siswa.
Kehidupan modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas
banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat
daripada keluarga dan sekolah.
3. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam
a. Pengertian Mata Pelajaran IPA
Menurut Garnida (2002: 253) IPA merupakan hasil kegiatan
manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi
tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui
rangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan
pengujian gagasan-gagasan.
Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah
pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Fungsi Mata Pelajaran IPA
Fungsi mata pelajaran IPA di SD/MI adalah sebagai berikut:
52
1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai
lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
2) Mengembangkan keterampilan proses.
3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi
siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
4) Mengembangkan kesadaran adanya hubungan keterkaitan yang
slaing mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan
keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-
hari.
5) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam
kehidupan sehari-hari maupaun untuk melanjutkan pendidikannya
ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Garnida dan Budiman,
2002: 253-254).
c. Tujuan Mata Pelajaran IPA
Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1) Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan
kehidupan sehari-hari.
2) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan,
gagasan tentang alam sekitar.
53
3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda
serta kejadian di lingkungan sekitar.
4) Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung
jawab, bekerjasama, dan mandiri.
5) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan
gejala-gejala alam dan memecahkan maslaah dalam kehidupan
sehari-hari.
6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk
memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari.
7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga
menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa
(Garnida dan Budiman, 2002: 254).
d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-
aspek berikut:
1) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya.
2) Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah, dan
batuan.
3) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana,
cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya.
4) Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya.
54
5) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya
(Garnida dan Budiman, 2002: 254).
B. Kajian Materi Gaya
1. Pengertian Gaya
Permainan tarik tambang merupakan salah satu contoh penerapan
gaya. Setiap kelompok memberikan gaya berupa tarikan pada tali
tambang. Permainan ini akan dimenangkan oleh kelompok yang dapat
memberikan gaya lebih besar pada tali tambang. Gaya terhadap suatu
benda dapat mengakibatkan benda bergerak, berubah bentuk, dan berubah
arah. Dalam bab ini akan mempelajari beberapa macam gaya berdasarkan
sumbernya, antara lain gaya gravitasi, gaya magnet, dan gaya gesek.
2. Jenis-jenis Gaya
a. Gaya Gravitasi
Gambar 2.1 buah kelapa jatuh kebawah
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 82)
Pernahkah kamu melihat buah yang jatuh dari pohonnya?
Kemana arah jatuhnya buah tersebut? Buah kelapa itu jatuh ke bumi.
55
Tidak hanya buah, benda-benda lain jika dijatuhkan dari ketinggian
tertentu juga akan bergerak turun menuju bumi. Misalnya kelereng atau
bola yang menggelinding di atas meja akan jatuh ke lantai.
Gaya gravitasi bumi sering disebut juga gaya tarik bumi.
Kecepatan benda-benda yang jatuh ke bumi tidak selalu sama. Gaya
gravitasi bumi menyebabkan benda-benda yang ada di bumi tidak
terlempar ke angkasa luar. Selain itu, gaya gravitasi membuat kita dapat
berjalan di atas tanah. Gaya gravitasi juga menyebabkan semua yang
ada di bumi mempunyai berat sehingga tidak melayang-layang di udara.
Kekuatan gaya gravitasi bumi terhadap benda tergantung pada
jarak benda dari pusat bumi. Semakin jauh letak suatu benda dari pusat
bumi. Gaya gravitasinya semakin kecil.
b. Gaya Gesek
Coba dorong sebuah kardus di lantai! Ketika kamu mendorong
kerdus terjadi gesekan antara permukaan kardus terjadi gesekan antara
permukaan kardus dengan lantai. Gaya gesekan tersebut akan
menghambat gerakan kardus. Kekuatan hambatan akibat gesekan inilah
yang disebut gaya gesek. Jadi, gaya gesek merupakan gaya yang
menimbulkan hambatan ketika dua permukaan benda saling
bersentuhan.
Contoh gaya gesek yang menguntungkan antara lain sebagai berikut:
1) Gesekan yang terjadi antara ban mobil dengan jalan dan roda sepeda
dengan rem.
56
Apabila permukaan ban mobil halus, maka akan mudah selip
sehingga ban mobil dibuat bergerigi. Saat sepeda melaju kencang
tiba-tiba jalan menurun atau ada sesuatu di depan ingin berhenti
tetapi tidak ada rem akibatnya terjadi kecelakaan.
2) Hal yang paling mudah, saat kita berjalan timbul gesekan antara
telapak atau alas kaki kita dapat berjalan. Apabila tidak ada gesekan,
maka kita akan senantiasa terpelanting atau bahkan tidak dapat
berjalan.
Cara memperkecil gaya gesek adalah:
1) Menggunakan minyak pada bagian-bagian yang bergerak,
2) Menggunakan alas yang lembut dan halus saat menggeser beban
berat,
3) Memberikan roda pada beban saat memindahkannya,
4) Memberikan celah udara antara dua permukaan untuk mengurangi
sentuhan.
Gambar 2.2 Anak sedang mendorong kardus
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 84)
57
Cara memperbesar gaya gesek adalah:
1) Permukaan dijadikan lebih kasar
2) Dua permukaan yang bergesek dipersempit celah udaranya, sehingga
semakin sulit untuk mengadakan gerakan.
c. Gaya Magnet
Adakah lemari es dirumahmu? Jika ada, bukalah pintu lemari es
tersebut lalu tutuplah kembali. Perhatikanlah pintu itu dapat tertutup
rapat walaupun tanpa selot. Mengapa bisa seperti itu? Ternyata, ada
magnet yang dipasang dibadan lemari es dan bingkai pintunya terbuat
dari besi. Ketika pintu didekatkan, magnet akan segera menariknya.
Akibatnya, timbullah gaya tarik yang menyebabkan pintu lemari es akan
menutup.
Gaya magnet masih berpengaruh terhadap benda-benda logam
meskipun ada penghalang di antara magnet dan benda yang ditariknya.
Besarnya daya tembus gaya magnet dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain jenis penghalang, tebal tipisnya penghalang, dan kekuatan
magnet. Selain itu, pengaruh gaya magnet juga ditentukan oleh jarak
magnet dengan benda.
Kekuatan gaya tarik magnet tidaklah sama disetiap sisi atau
bagiannya. Gaya magnet paling kuat terletak di kutub-kutub magnet.
Magnet mempunyai dua kutub. Pada keadaan bebas, magnet akan selalu
menunjuk ke arah utara dan selatan. Ujung magnet yang mengarah ke
utara disebut kutub utara, sedangkan ujung magnet yang mengarah ke
58
selatan disebut kutub selatan. Biasanya kedua ujung magnet diberi
warna yang berbeda untuk membedakan kedua kutub magnet. Apa yang
terjadi jika dua buah kutub magnet saling didekatkan?
Gambar 2.3 Gaya tarik di kutub kutub magnet
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 90)
Kutub-kutub magnet mempunyai sifat-sifat khusus. Saat kutub
yang sama dari dua buah magnet batang saling didekatkan, keduanya
akan saling menolak. Sebaliknya jika kutub yang berbeda dari dua
megnet didekatkan, akan terjadi tarik-menarik.
Gaya tarik magnet banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Gaya tarik magnet digunakan pada berbagai macam alat, mulai
dari alat yang sederhana hingga alat yang rumit. Magnet digunakan
pada alat-alat berikut:
1) Ujung gunting untuk memudahkan mengambil jarum jahit.
2) Bel listrik untuk menggerakkan pemukul lonceng.
3) Papan catur agar buah catur tidak mudah terguling.
59
4) Kompas sebagai penunjuk arah utara-selatan.
5) Dinamo sepeda dan generator untuk membangkitkan tenaga listrik.
6) Alat untuk mengangkut benda-benda dari besi.
Magnet dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara
terbentuknya, magnet tersebut yaitu magnet alam dan magnet buatan.
Magnet alam terjadi secara alami, contohnya magnet bumi. Magnet
buatan merupakan magnet yang sengaja dibuat. Ada beberapa bentuk
magnet buatan, misalnya magnet batang, tabung (silinder), jarum, huruf
U, dan magnet bentuk ladam (tapal kuda).
Gambar 2.4 Berbagai bentuk magnet buatan
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 91)
Benda-benda yang terbuat dari besi dan baja dapat dibuat
menjadi magnet dengan cara-cara tertentu. Cara membuat magnet dari
benda yang terbuat dari besi dan baja adalah sebagai berikut:
1) Cara induksi
Perbuatan magnet secara induksi sangat mudah dilakukan.
Akan tetapi, sifat kemagnetan hasil induksi ini bersifat sementara.
Caranya dengan menempelkan benda-benda yang trebuat dari logam
60
(besi atau baja) dengan magnet. Benda yang terbuat dari logam ini
akan menjadi bersifat magnet. Namun, jika magnet dilepaskan, sifat
kemagnetan benda tersebut juga akan hilang.
2) Cara gosokan
Magnet yang digosokkan ke suatu batang besi atau baja dapat
menyebabkan batang besi atau baja mempunyai sifat kemagnetan.
Semakin lama waktu penggosokan, semakin lama pula sifat
kemagnetan bertahan di dalam batang besi atau baja tersebut.
3) Dialiri arus listrik
Magnet dapat dibuat dengan cara mengalirkan arus listrik
searah ke dalam suatu penghantar. Magnet yang ditimbulkan disebut
elektromagnet. Elektromagnet pertama kali ditemukan oleh Hans
Christian Oersted pada tahun 1819. Elektromagnet bersifat
sementara. Artinya, jika arus listrik diputus, sifat magnet itu akan
hilang. Kita dapat membuat elektromagnet mempunyai kekuatan
lebih besar dengan menambah jumlah baterai dan menambah jumlah
lilitan (Azmiyawati, 2008: 81-93).
C. Contextual Teaching and Learning (CTL)
1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
61
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari (Trianto, 2009: 107).
Kurikulum dan instruksi yang berdasarkan strategi pembelajaran
kontekstual haruslah dirancang untuk merangsang lima bentuk dasar dari
pembelajaran yaitu : Menghubungkan (relating), mencoba (experiencing),
mengaplikasi (applying), bekerja sama (cooperating), proses transfer ilmu
(transferring). (Trianto, 2009: 109).
a. Menghubungkan (relating) adalah belajar dalam suatu konteks sebuah
pengalaman hidup yang nyata atau awal sebelum pengetahuan itu
diperoleh siswa. Guru menggunakan relating ketika mereka mencoba
menghubungkan konsep baru dengan sesuatu yang telah diketahui oleh
siswa.
b. Mencoba (experiencing) adalah belajar dalam bentuk eksplorasi,
penemuan, dan penciptaan. Hal ini berarti bahwa pada saat belajar
mungkin saja siswa tidak mempunyai pengalaman langsung berkenaan
dengan konsep tersebut. Sehingga dari kegiatan yang dilakukan siswa
tersebut dapat membangun pengetahuannya.
c. Mengaplikasi (applying) adalah belajar dalam bentuk penerapan konsep-
konsep. Siswa menerapkan konsep hasil belajar ke dalam penggunaan
dan kebutuhan sehari-hari.
d. Bekerja sama (cooperating) adalah belajar dalam bentuk saling berbagi
suatu informasi merespons, dan berkomunikasi dengan pelajar lainnya.
62
e. Proses transfer ilmu (Transfering) adalah suatu kegiatan belajar yang
menggunakan pengetahuan berdasarkan sebuah konteks baru atau situasi
baru untuk membahas permasalahan yang belum terselesaikan.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL)
Penerapan CTL dalam kelas cukup mudah, secara garis besar
langkah-langkahnya sebagai berikut:
h. Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya.
i. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik.
j. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
k. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).
l. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
m. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
n. Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara (Riyanto, 2012: 168-
169).
3. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL)
a. Kelebihan
Menurut Riyanto (2012: 165-168) kelebihan pendekatan CTL
dengan pendekatan tradisional adalah sebagai berikut:
63
Tabel 2.1 Kelebihan dan kekurangan CTL
No Pendekatan CTL Pendekatan Tradisional
1. Siswa secara aktif terlibat
dalam proses pembelajaran.
Siswa adalah penerima
informasi secara pasif
2. Siswa belajar dari teman
melalui kerja kelompok,
diskusi, saling mengoreksi.
Siswa belajar secara individual.
3. Pembelajaran dikaitkan
dengan kehidupan nyat dan
masalah yang disimulasikan.
Pembelajaran sangat abstrak
dan teoritis.
4. Perilaku dibangun atas
kesadaran sendiri.
Perilaku dibangun atas
kebiasaan.
5. Keterampilan dikembangkan
atas dasar pemahaman.
Keterampilan dikembangkan
atas dasar latihan.
6. Hadiah untuk perilaku baik
adalah kepuasan diri.
Hadiah untuk perilaku baik
adalah tujuan atau nilai (angka)
rapor.
7. Seseorang tidak melakukan
yang jelek karena dia sadar hal
itu keliru dan merugikan.
Seseorang tidak melakukan
yang jelek karena dia takut
hukuman.
8. Bahasa diajarkan dengan
pendekatan komukatif, yakni
siswa diajak menggunakan
Bahasa diajarkan dengan
pendekatan struktural, rumus
diterangkan sampai paham
64
bahasa dalam konteks nyata. kemudian dilatihkan (drill).
9. Pemahaman rumus di
kembangkan atas dasar skema
yang sudah ada dalam diri
siswa.
Rumus itu ada di luar diri
siswa, yang harus diterangkan,
diterima, dihafalkan, dan
dilatihkan.
10. Pemahaman rumus itu berbeda
antara siswa yang satu dengan
siswa yang lain (on going
process of development)
Rumus adalah kebenaran
absolut (sama untuk semua
orang). Hanya ada dua
kemungkinan yaitu
pemahaman rumus yang salah
atau pemahaman rumus yang
benar.
11. Siswa menggunakan
kemampuan berfikir kritis,
terlibat penuh dalam
mengupayakan terjadinya
proses pembelajaran yang
efektif, ikut bertanggung
jawab atas terjadinya proses
pembelajaran yang efektif dan
membawa semata masing-
masing ke dalam proses
pembelajaran.
Siswa secara pasif menerima
rumus atau kaidah (membaca,
mendengar, mencatat,
menghafal) tanpa memberikan
kontribusi ide dalam proses
pembalajaran.
65
12. Pengetahuan yang dimiliki
manusia dikembangkan oleh
manusia itu sendiri. Manusia
menciptakan atau membangun
pengetahuan dengan cara
memberi arti dan memahami
pengalamannya.
Pengetahuan adalah
penangkapan terhadap
serangkaian fakta, konsep, atau
hukum yang berada di luar diri
manusia.
13. Karena pengetahuan itu
dikembangkan (dikonstruksi)
oleh manusia itu sendiri,
sementara manusia selalu
mengalami peristiwa baru,
maka pengetahuan itu tidak
pernah stabil, selalu (tentative
incomplete).
Kebenaran bersifat absolut dan
pengetahuan bersifat final.
14. Siswa diminta bertanggung
jawab memonitor dan
mengembangkan
pembelajaran mereka masing-
masing.
Guru adalah penentu jalannya
proses pembelajaran.
15. Penghargaan terhadap
pengalaman siswa sangat
diutamakan.
Pembelajaran tidak
memerhatikan pengalaman
siswa.
66
16. Hasil belajar diukur dengan
berbagai cara proses bekerja
hasil karya, penampilan,
rekaman tes, dan lain-lain.
Hasil belajar diukur dengan
tes.
17. Pembelajaran terjadi di
berbagai tempat, konteks, dan
setting.
Pembelajaran hanya terjadi di
dalam kelas.
18. Penyesalan adalah hukuman
dari perilaku jelek.
Sangsi adalah hukuman dari
perilaku jelek.
19. Perilaku baik berdasarkan
motivasi intrinsik.
Perilaku baik berdasar dari
motivasi ekstrinsik.
20. Seseorang berperilaku baik
karena dia yakin itulah yang
terbaik dan bermanfaat.
Seseorang berperilaku baik
karena dia terbiasa melakukan
begitu. Kebiasaan ini dibangun
dengan menyenangkan.
b. Kekurangan
1) Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran
kontekstual berlangsung.
2) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan
situasi kelas yang kurang kondusif.
3) Guru lebih intensif dalam membimbing.
67
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan
menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka
sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru
memerlukan perahatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa
agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula
Riyanto (2012: 165-168).
4. Prinsip-Prinsip Contextual Teaching and Learning (CTL)
a. CTL mencerminkan prinsip kesaling-bergantungan yang merupakan
perwujudan diri, misalnya ketika para siswa bergabung untuk
memecahkan masalah.
b. CTL mencerminkan prinsip diferensiasi. Maksutnya yaitu ketika CTL
menantang siswa untuk saling menghormati keunikan masing-masing,
untuk menghormati perbedaan-perbedaan, untuk menjadi kreatif, untuk
bekerja sama, untuk menghasilkan gagasan dan hasil baru yang berbeda,
dan untuk menyadari bahwa keragaman adalah tanda kemantapan dan
kekuatan.
c. CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri. Pengorganisasian diri
terlihat ketika para siswa mencari dan menemukan kemampuan dan
minat mereka sendiri yang berbeda, mendapat manfaat dari umpan balik
yang diberikan oleh penilaian autentik, mengulas usaha-usaha mereka
dalam tuntunan tujuan yang jelas dan standar yang tinggi, dan berperan
68
serta dalam kegiatan yang berpusat paa siswa yang membuat hati mereka
bernyanyi ( Johnson, 2006: 86).
5. Komponen Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) memiliki
tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), inkuiri
(inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community),
pemodelan (modeling), refleksi (reflection), penilaian sebenarnya (authentic
assessment). Berikut adalah pemaparan dari tujuh komponen utama dalam
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
a. Konstruktivisme (Constructivism)
pendekatan ini menekankan pentingnya siswa membangun sendiri
pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada teacher
centered. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah,
menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan mengembangkan ide
yang ada pada diri siswa. Tugas guru dalam memfasilitasi proses
pembelajaran CTL dengan :
1) Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa;
2) Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya
sendiri; dan
3) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam
belajar.
69
b. Inkuiri (Inquiri)
Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis
kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil
dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang
merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.
Siklus inkuiri terdiri dari:
1) Observasi (Observation)
2) Bertanya (Questioning)
3) Mengajukan dugaan (Hyphotesis)
4) Pengumpulan data (Data gathering)
5) Penyimpulan (Conclussion)
Langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan masalah;
2) Mengamati atau melakukan observasi;
3) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,
bagan, tabel, dan karya lainnya; dan
4) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,
teman sekelas, guru, atau audiensi yang lain.
c. Bertanya (Questioning)
Pengetahuan dari seseorang selalu bermula dari bertanya.
Bertanya merupakan strategi utama yang berbasis kontekstual. Bertanya
dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru mendorong,
70
membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa,
kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan
pembelajaran yang berbasis inkuiri, yaitu menggali informasi,
mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan
perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya
berguna untuk:
1) Menggali informasi;
2) Mengecek pemahaman siswa;
3) Membangkitkan respons siswa;
4) Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa;
5) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa;
6) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru;
7) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa; dan
8) Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
d. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep Learning Community menyarankan agar hasil
pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hal ini sangat
mendukung saat melakukan diskusi yang anggotanya heterogen, dengan
jumlah bervariasi.
Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak
yang dominan dalam berkomunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan
untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu, semua
71
pihak mau saling mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap
orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan yang
berbeda yang perlu dipelajari.
Jika setiap orang mau beljaar dengan orang lain, maka setiap
orang lain bisa menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan
sangat kaya dengan pengetahuan dan pengalaman. Metode pembelajaran
dengan teknik learning community ini sangat membantu proses
pembelajaran di kelas.
e. Pemodelan (Modeling)
Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model.
Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seseorang bisa
ditunjuk untuk memodelkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang
diketahuinya.
Model dapat juga didatangkan dari luar yanga ahli dibidangnya,
misalnya mendatangkan seorang perawat untuk memodelkan cara
menggunakan termometer untuk mengukur suhu tubuh pasiennya.
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa yang
lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur
pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari
pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respons terhadap kejadian,
aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.
72
Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses. Pengetahuan
dimiliki siswa diperluas melalui konteks pembelajaran, yang kemudian
diperluas sedikit demi sedikit. Guru membantu siswa membuat
hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya
dengan pengetahuan-pengetahuan yang baru. Dengan begitu, siswa
merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang
baru dipelajarinya.
Kunci dari semua itu adalah bagaimana pengetahuan itu
mengendap di benak siswa. Siswa mencatat apa yang sudah dipelajari
dana bagaimana merasakan ide-ide baru. Pada akhir pembelajaran, guru
menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. Realisasinya
berupa:
1) Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu;
2) Catatan atau jurnal di buku siswa;
3) Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu;
4) Diskusi; dan
5) Hasil karya.
g. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Assessment merupakan proses pengumpulan berbagai data yang
bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa
memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar.
Apabila data yang dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa siswa
73
mengalami kemacetan dalam belajar, mak guru segera bisa mengambil
tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar. Karena
gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang proses
pembelajaran, maka assessment tidak dilakukan di akhir periode
pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar, tetapi
dilakukan bersama-sama secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari
kegiatan pembelajaran.
Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian bukanlah
untuk mencari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar
memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar
mampu mempelajari (learning how to learn), bukan ditekankan pada
perolehannya sebanyak mungkin informasi di akhir periode
pembelajaran. Karena penilaian menekankan proses pembelajaran, maka
data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang
dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran.
Penilaian autentik menilai pengetahuan dan keterampilan
(performance) yang diperoleh siswa. Penilai tidak hanya guru, tetapi bisa
juga teman lain atau orang lain. Karakteristik penilaian autentik:
1) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung;
2) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif;
3) Yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta;
4) Berkesinambungan;
5) Terintegrasi; dan
74
6) Dapat digunakan sebagai feedback (Trianto, 2009: 111-119).
6. Kaitan Hasil belajar IPA dengan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning
Ilmu pengetahuan alam adalah salah satu mata pelajaran yang
mempelajari sebab dan akibat dari kejadian yang terjadi di alam ini.
Sehingga, dalam pengajarannya juga membutuhkan cara yang mampu
memberikan konsep pengetahuan secara nyata kepada siswa.
Namun pada kenyataannya pembelajaran IPA belum diajarkan
secara nyata dan hanya bersifat abstrak. Hal tersebut dikarenakan
keterbatasan alat peraga, metode, dan pendekatan yang digunakan saat
mengajar. Seorang guru terkadang kesulitan untuk menemukan media yang
diperlukan saat pembelajaran dan cara pengajaran yang memberikan
pengalaman langsung kepada siswa mengenai materi pembelajaran yang
akan diajarkan.
Penggunaan pendekatan CTL mampu memberikan peran dalam
pembelajaran IPA. Dikarenakan pendekatan CTL memberikan pengalaman
belajar secara langsung pada saat proses pembelajaran. Pendekatan CTL
menekankan pada pembelajaran yang menghubungkan materi
pembelajaran dengan situasi nyata didalam kehidupan sehari-hari yang
dialami oleh siswa serta bukan hanya suatu gambaran yang difikirkan
dalam angan-angan siswa. Pendekatan ini merangsang siswa untuk
menemukan pengetahuan baru sesuai dengan pengalamannya secara
langsung dalam kehidupan sehari-hari siswa baik melalui bertanya, belajar
75
secara berkelompok, dan menerapkannya dalam kehidupan siswa. Oleh
karena itu, pengetahuan yang didapat siswa akan lebih bermakna, mudah
dipahami, dan membekas dalam pikiran siswa. Berbeda saat proses
pembelajaran yang digunakan oleh guru hanya bersifat abstrak, siswa akan
cenderung bingung dan sulit untuk memahami materi yang disampaikan
oleh guru. Akibatnya hasil pembelajaran yang dilakukan belum maksimal
dan belum sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
D. Alat Peraga
1. Pengertian Alat Peraga
Menurut Garnida (2002: 255) alat peraga adalah alat yang
digunakan untuk membantu guru dan siswa melaksanakan proses belajar
mengajar. Selain peranan dalam menunjang proses belajar dan mengajar,
alat peraga IPA terutama alat buatan sendiri memberikan banyak
keuntungan dan juga kerugian.
Menurut Kastolani (2014:8) alat peraga yaitu perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam hal ini sebagai
pengantar pengirim pesan adalah guru, sedangkan pihak yang menerima
adalah siswa. Perantara atau pengantar tersebut berupa alat fisik misalnya:
papan tulis, gambar, lukisan, poster, dan lain sebagainya, yang penting alat
fisik tersebut dapat membantu terlaksananya proses belajar mengajar
sesuai yang diharapkan.
Dari kedua pendapat ilmuan di atas dapat disimpulkan bahwa alat
peraga adalah sebuah alat yang bisa dilihat secara fisik yang digunakan
76
untuk membantu guru pada saat proses belajar mengajar agar siswa bisa
lebih mudah dalam memahami materi yang sedang dipelajari.
2. Jenis-jenis Alat Peraga
Menurut Sriyono (1992: 123) klasifikasi alat peraga dibagi menjadi
dua jenis yaitu:
a. Alat peraga visual : segala sarana yang dapat mempengaruhi daya pikir
anak lewat panca inderanya, dengan cara memperlihatkan benda
aslinya, bneda tiruan, gambar atau yang sejenisnya.
b. Alat peraga auditif : segala sarana yang dapat mempengaruhi daya
pikir anak dengan cara menerangkan, memberikan padan kata
(persamaannya), contoh-contoh kalimat dan sebagainya.
Ada yang mengklasifikasikan alat peraga sebagai berikut:
a. Alat peraga dua dimensi
Misalnya: papan tulis, bagan, diagram, grafik, gambar mati, peta dan
lain-lain.
b. Alat peraga tiga dimensi
Alat ini mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Misalnya: benda
asli dan model.
Sedangkan menurut Sriyono (1992: 82) cara memperagakannya
antara lain:
1) Peragaan langsung
Yakni guru memperlihatkan benda aslinya. Misalnya guru
membawa jenis biji-bijian, buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan ke
77
kelas untuk menerangkan pelajaran biologi. Atau guru dapat
membawa murid-muridnya ke luar kelas seperti ke laboratorium,
kebun binatang, pabrik-pabrik dan lain-lain untuk melihat langsung
cara kerja atau proses terjadinya sesuatu. Untuk ini diperlukan
perencanaan, dan persiapan yang baik dan teratur.
2) Peragaan tidak langsung
Guru memperlihatkan benda-benda tiruan. Misalnya gambar,
foto, film, patung, dan sebagainya. Guru juga menjelaskan sesuatu
dengan kata-kata, isyarat, perbuatan atau gerak-gerik.
3. Prinsip Penggunaan Alat Peraga
Menurut Sriyono (1992: 125) hal-hal yang harus diperhatikan
dalam menggunakan alat peraga antara lain:
a. Tujuan pengajaran yang hendak dicapai.
b. Siapa yang akan menggunakan alat peraga.
c. Alat mana yang akan digunakan.
d. Kepada siapa alat itu akan digunakan.
e. Dalam situasi bagaimana alat itu akan digunakan.
Oleh sebab itu guru dituntut untuk benar-benar mampu memilih
dengan tepat alat bantu mengajar atau alat pengajaran yang akan
digunakan. Salah pilih dan salah menggunakanalat pengajaran akan
membawa kerugian yang amat besar dalam interaksi belajar mengajar.
78
Untuk memperagakan alat peraga yang digunakan guru harus
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Semua sarana yang digunakan untuk menerangkan bahan pelajaran
hendaklah jelas dan dapat menarik perhatian.
b. Bagian-bagian yang diterangkan harus jelas. Demikian juga yang akan
diperbandingkan, dicari persamaan dan perbedaannya juga, sehingga
anak tidak salah dan dapat mengerti dengan baik.
c. Hendaklah guru mengetahui seberapa jauh pengertian-pengertian anak
terhadap pelajaran. Dengan demikian guru dapat mempersiapkan alat-
alat peraga yang diperlukan sebelumnya.
d. Guru harus lebih banyak menggunakan alat peraga pada waktu
mengajar anak-anak. Sebab anak butuh akan sesuatu yang kongkrit
dan dapat diamati.
e. Alat peraga yang digunakan harus dapat menumbuhkan dan
membangkitkan rasa senang meneliti dan menelaah pada diri anak-
anak.
f. Alat peraga yang digunakan harus dapat dilihat dengan jelas oleh
setiap siswa. Bila wujudnya terlalu kecil maka guru dapat
memperlihatkannya secara bergilir, satu persatu tanpa mengabaikan
waktu/jam pelajaran yang tersedia.
g. Apa yang diperlihatkan harus disertai keterangan secara tertulis
ataupun lisan. Sesuatu yang diperlihatkan tanpa disertai keterangan
akan menimbulkan keruwetan dan sesuatu yang diterangkan tanpa
79
diperlihatkan wujudnya akan menimbulkan kebingungan, terutama
bagi anak-anak.
4. Keuntungan dan Kerugian Alat Peraga
a. Keuntungan alat peraga adalah sebagai berikut:
1) Menjadikan pelajaran lebih menarik.
2) Memantapkan hasil belajar.
3) Membantu siswa-siswa yang ketinggalan.
4) Membangkitkan minat dan perhatian anak.
5) Membantu mengatasi kesulitan dan menjelaskan hal-hal yang
musykil (sulit) dalam pelajaran.
6) Menjadikan pelajaran lebih kongkret.
7) Menjadikan suasana pengajaran hidup,baik, manarik, dan
menyenangkan.
8) Mendorong anak gemar membaca, menelaah, dan berkarya.
9) Bila guru tepat menggunakan alat peraga, maka akan terbentuklah
kebiasaan berfikir dan menganalisa secara teliti/tepat pada anak.
10) Melatih dan mendidik anak cermat mengamati dan meneliti
sesuatu (Sriyono, 1992: 126).
b. Kerugian alat peraga adalah sebagai berikut:
1) Hendaknya guru harus menguasai baik teori maupun penggunaan
teknisnya.
2) Memerlukan banyak persiapan dan waktu.
80
3) Lebih banyak mengeluarkan dana untuk penyiapan alat peraga
(Kastolani, 2014: 232).
5. Kaitan Hasil Belajar dan Alat Peraga
Pada jenjang sekolah dasar, siswa masih berfikir konkrit dan belum
mampu berfikir secara abstrak dengan maksimal. Maka keberadaan alat
peraga menjadi sangat penting untuk menunjang dan memberikan
gambaran nyata tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Alat
bantu mengajar yang digunakan dengan baik akan dapat menghilangkan
kebiasaan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu
verbalisme. Selain itu, alat peraga juga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
81
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Al Islam Sutopati 3
1. Letak Geografis MI Al Islam Sutopati 3
MI Al Islam Sutopati 3 terletak di daerah pegunungan. Tepatnya di
Dusun Krajan Desa Sutopati Kecamatan Kajoran Kabupaten
Magelang. Jarak MI Al Islam Sutopati 3 ke pusat kecamatan 5 km dan
jarak ke pusat kabupaten 20 km. (sumber: dokumen sekolah)
2. Profil Madrasah MI Al Islam Sutopati 3
Tabel 3.1 Profil Madrasah MI Al Islam Sutopati 3
No. Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah MI Al Islam Sutopati 3
2. Nomor Statistik 111.2.33.08.0166
3. Nomor Induk Statistik 506
4. Provinsi Jawa Tengah
5. Otonomi Daerah Pemerintah Kabupaten Magelang
6. Kecamatan Kajoran
7. Desa/Kelurahan Sutopati
8. Jalan Magelang-Wonosobo
9. Kode Pos 56163
10. Daerah Pedesaan
11. Status Sekolah Swasta
82
12. Kelompok Sekolah Reguler
13. Akreditasi B
14. Surat Keputusan/SK K/943/III/75 Tanggal 10-02-1975
15. Penerbit SK ditandatangani
oleh
Kepala Inspeksi Pendidikan Agama
16. Tahun berdiri 03-01-1972
17. Kegiatan Belajar Mengajar Pagi
18. Bangunan Sekolah Milik Sendiri
19. Lokasi Sekolah Dsn. Krajan, Desa Sutopati Kec.
Kajoran Kab. Magelang
20. Jarak dari Pusat Kecamatan 5 km
21. Jarak dari Pusat Otonomi
Daerah
20 km
22. Jarak dari Kantor
Kementrian Agama
Kabupaten
20 km
23. Organisasi Penyelenggara Ma’arif NU
24. Jumlah Siswa L= 93 P = 112
25. Jumlah Guru L = 4 P = 4 Jumlah = 8
26. Kondisi Bangunan Baik
83
3. Sejarah singkat MI Al Islam Sutopati 3
Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Sutopati 3 berdiri tanggal 3
Januari 1972. Didirikannya MI Al Islam Sutopati 3 karena dahulu ada
SR (Sekolah Rakyat) yang tidak berkembang. Kemudian ada tokoh-
tokoh-tokoh ranting NU Desa Sutopati diantaranya Bp. H. Darmo
Supangkat, Bapak Sutartono, Bapak Abdul Sujak, Bapak Rokib, Bapak
Abu Umar, Bapak Mahmud yang mencetuskan ide untuk membangun
MI Al Islam Sutopati 3. Setelah didirikan, kemudian Sekolah Rakyat
tersebut juga ikut berkembang kembali beriringan dengan MI Al Islam
Sutopati 3. Sekarang Sekolah Rakyat tersebut berubah nama menjadi
SDN Sutopati 2 Kec. Kajoran Kab. Magelang.
4. Visi Misi dan Tujuan MI Al Islam Sutopati 3
a. Visi Madrasah
Terwujudnya anak didik yang islami serta berdedikasi tinggi.
b. Misi Madrasah
1) Mewujudkan pembentukan karakter islami yang mampu
mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.
2) Menciptakan anak didik yang beriman dan berakhalqul karimah.
3) Mewujudkan anak didik yang giat beramal dan terampil bekerja.
4) Menciptakan anak didik yang berwawasan luas.
5) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel.
84
c. Tujuan Madrasah
1) Meletakkan dasar pengetahuan, kecerdasan, kepribadian, dan
akhlak mulia untuk hidup mandiri.
2) Mengembangkan potensi akademik, bakat, minat siswa melalui
layanan bimbingan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.
3) Membiasakan perilaku islami dilingkungan madrasah.
4) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pakem.
5. Keadaan Guru MI Al Islam Sutopati 3 Tahun Pelajaran 2017/2018
Jumlah guru yang mengajar di MI Al Islam Sutopati 3
seluruhnya berjumlah 8 orang. Selain bertugas secara aktif dalam
kegiatan belajar mengajar, para guru juga bertanggung jawab terhadap
program ekstrakurikuler.
Untuk lebih jelasnya mengenai data guru dan karyawan MI Al
Islam Sutopati 3 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Keadaan Guru MI Al Islam Sutopati 3
No. Nama Tempat, Tanggal Lahir Jabatan
Tempat Tanggal
1. Musiyah, S.Pd.SD Magelang 02/04/1968 Kepala Sekolah
2. Lilik Asrofah, Spd.
SD
Magelang 22/09/1979 Guru kelas I
3. Tri Khasnati, S.PdI Magelang 07/07/1966 Guru kelas II
4. Rohmiyati, S.Pd.
SD
Magelang 12/04/1969 Guru kelas III
85
5. Edy Ismail Magelang 26/01/1976 Guru mata
pelajaran
6. Ahmad Irkham,
S.HI
Magelang 24/09/1988 Guru mata
pelajaran
7. Susiyadi Magelang 11/03/1988 Guru mata
pelajaran
8. Abi Fahron, S.Pd Magelang 10/11/1990 Guru mata
pelajaran
6. Keadaan Siswa MI Al Islam Sutopai 3 Tahun Pelajaran 2017/2018
Jumlah siswa MI Al Islam Sutopai 3 dari kelas I sampai kelas
VI tahun pelajaran 2017/2018 seluruhnya berjumlah 139 siswa. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Data Keadaan Siswa MI Al Islam Sutopati 3
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelas I 7 10 17
2 Kelas II 7 5 12
3 Kelas III 16 12 28
4 Kelas IV 12 17 29
5 Kelas V 14 12 26
6 Kelas VI 15 12 27
JUMLAH 71 68 139
86
7. Kurikulum MI Al Islam Sutopati 3
Kurikulum yang diterapkan di MI Al Islam Sutopati 3 adalah
KTSP yang memuat jenis-jenis mata pelajaran umum, agama, dan
muatan lokal yang meliputi:
a. Pelajaran umum: Matematika, bahasa indonesia, pendidikan
kewarganegaraan, olahraga, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, seni budaya dan ketrampilan.
b. Pendidikan agama islam: Alqur’an hadist, aqidah akhlak, fiqh,
sejarah kebudayaan islam, baca tulis alqur’an, dan bahasa arab.
c. Muatan lokal: Bahasa jawa, bahasa inggris, dan ke-NU an.
d. Ekstrakurikuler: yaitu kegiatan yang diselenggarakan di luar jam
pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat
siswa sesuai dengan kemampuan masing-masing, adapun kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan di MI Al Islam Sutopati 3 yaitu
kepramukaan dan drum band.
e. Program pembiasaan yaitu suatu kegiatan yang dilakukan rutin
setiap hari untuk lebih menanamkan ilmu agama pada diri siswa.
Pembiasaan dilaksanakan pada pagi hari 30 menit sebelum
pelajaran dimulai dan sebelum pulang sekolah. Pembiasaan
sebelum pelajaran dimulai yaitu sholat dhuha dan membaca asmaul
husna. Pada waktu sebelum pulang sekolah yaitu hafalan juz amma
dan doa-doa harian.
87
8. Struktur Kurikulum MI Al Islam Sutopati 3
Struktur kurikulum ini meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam jenjang pendidikan selama 6 (enam) tahun mulai kelas
I sampai dengan kelas VI.
Tabel 3.4 Struktur Kurikulum MI Al Islam Sutopati 3
NO KOMPONEN KELAS DAN ALOKASI
WAKTU
I II III IV V VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
(PAI)
a. Alqur’an Hadis 2 2 2 2 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2 2 2 2 2
c. Fiqih 2 2 2 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI)
0 0 2 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 5 5 5
4. Bahasa Arab 0 0 0 2 2 2
5. Matematika 4 4 4 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA)
3 3 3 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3 3 3 3
88
(IPS)
8. Seni Budaya dan Ketrampilan 3 3 3 4 4 4
9. Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan
4 4 4 4 4 4
B. Mulok
a. Bahasa Inggris - - 1 1 1 1
b. Teknologi Informasi dan
Komunikasi/Komputer
- - - 1 1 1
C. Pengembangan Diri 2 2 2 2 2 2
Jumlah 30 30 33 40 40 40
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas V MI Al
Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab. Magelang yang berjumlah 26 siswa
yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan yang terdaftar
pada tabel berikut ini:
Tabel 3.5 Subyek Penelitian
No. Nama Siswa NISN Jenis Kelamin
1. Yulistiyani 1308 Perempuan
2. Khairul Anam 1456 Laki-laki
3. Surur 1457 Laki-laki
4. Irfan 1460 Laki-laki
5. Agung Nurrohman 1471 Laki-laki
89
6. Sinta Nur Laila 1478 Perempuan
7. Ikang Fauzi 1486 Laki-laki
8. Siti Nur Aisah 1488 Perempuan
9. Dwi Nur Handayani 1489 Perempuan
10. Assyfa Zaliyatul K 1490 Perempuan
11. Farisil Aufa 1491 Laki-laki
12. Fayshol Sahari 1492 Laki-laki
13. Muhammad Risal M 1493 Laki-laki
14. Nima Nazilatul Laili 1494 Perempuan
15. Vika Rahmawati 1495 Perempuan
16. Reno Setyo Adi 1496 Laki-laki
17. Karisma 1498 Perempuan
18. Putri Desfita Sari 1501 Perempuan
19. Arwan 1502 Laki-laki
20. Muafiah 1503 Perempuan
21. Mat Wahyu Riski S 1505 Laki-laki
22. Nanda Abdul Muntalib 1506 Laki-laki
23. Ahmat Mufit 1507 Laki-laki
24. Eliya 1511 Perempuan
25. Della Amalia Ulfana 1513 Perempuan
26. Khiarul Anwar 1590 Laki-laki
90
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan mengenai penelitian
yang sudah dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan di MI Al Islam
Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab. Magelang tahun pelajaran 2017/2018.
Subyek yang dikenai tindakan adalah siswa kelas V yaang berjumlah 26
siswa dengan fokus penelitian pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam semester 2 dengan menggunakan kurikulm KTSP pada materi gaya.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan sebanyak 3
siklus dan sekali pertemuan pra siklus. Penelitian ini dilaksanakan
menggunakan jam mata pelajaran IPA sesuai dengan jadwal pelajaran IPA
kelas V MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab. Magelang. Waktu
pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pra siklus, tanggal 30 Januari 2018
2. Kegiatan siklus I, tanggal 10 Maret 2018
3. Kegiatan siklus II, tanggal 13 Maret 2018
4. Kegiatan siklus III, tanggal 15 Maret 2018
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus, dan
setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini merancang pembelajaran
yang berbeda dengan pembelajaran yang biasa diterapkan dalam
pembelajaran yang selama ini berlangsung. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa disekolah dan kualitas proses
pembelajaran. Peneliti menyadari bahwa proses pembelajaran yang selama
91
ini berlangsung kurang memberikan dampak yang positif pada siswa.
Akhirnya hasil belajar siswa masih banyak yang rendah.
D. Deskripsi Penelitian Tindakan Pra Siklus
Tahapan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2018.
Tahap pra siklus ini merupakan tahap pengumpulan data pada saat
sebelum dilakukannya penelitian. Pengumpulan data dan informasi
peneliti lakukan dengan cara melakukan dialog dengan guru kelas V dan
melakukan observasi awal. Dalam tahap ini, peneliti memberikan soal
materi gaya sebagai ulangan harian siswa dan juga sebagai tes untuk
mengetahui tingkat pencapaian siswa pada tingkat materi yang sama
sebelum penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) dan alat peraga. Hasil dari tes tersebut menunjukkan bahwa dari 26
siswa baru ada 10 siswa (38,46%) yang mampu mencapai KKM.
Sedangkan 16 siswa (61,54%) yang nilainya masih dibawah KKM yang
ditentukan.
E. Deskripsi Penelitian Tindakan I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari tanggal 10 Maret
2018. Kegiatan ini berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit).
Secara garis besar pelaksanaan penelitian ini dideskripsikan sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada siklus I meliputi:
1) Mempersiapkan materi IPA materi gaya gravitasi.
92
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran
IPA materi gaya menggunakan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan alat peraga.
3) Menyiapkan alat peraga berupa bola kasti, kertas, buah jeruk manis,
buah jambu, dan batu.
4) Membuat lembar pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru
dan siswa pada saat proses pembelajaran dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga.
5) Membuat instrumen berupa soal evaluasi/lembar tes yang
digunakan untuk mengetahui dan menggali data hasil belajar siswa
yang terkait dengan materi yang sedang diajarkan yaitu gaya
gravitasi.
6) Peneliti melakukan koordinasi dengan guru kelas V selaku
kolabolator untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat
peraga.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Berikut adalah langkah-langkah kegiatan tindakan siklus I.
1) Kegiatan awal
a) Kegiatan guru
(1) Guru memberi salam.
(2) Guru memimpin doa bersama.
(3) Guru menanyakan kabar dan mempresensi siswa.
93
(4) Guru mempersiapkan materi mengenai gaya dan alat peraga
yang digunakan dalam proses pembelajaran.
(5) Guru meminta kepada peserta didik agar merapikan tempat
duduk untuk menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran.
(6) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
(a) Siapa yang pernah bermain tarik tambang?
(b) Apa yang terjadi ketika setiap kelompok tarik tambang
mengeluarkan gaya yang sama besar?
(7) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab salam
(2) Siswa berdoa bersama
(3) Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai kabar siswa
(4) Siswa mempersiapkan alat tulis yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
(5) Siswa merapikan tempat duduk.
(6) Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai materi yang
akan dipelajari.
(7) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
94
2) Kegiatan inti
a) Eksplorasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru menulis judul materi pembelajaran.
(b) Guru meminta siswa untuk membaca teks dan melihat
gambar yang ada di buku panduan dan sumber belajar lain.
(c) Guru meminta siswa untuk menjelaskan pengertian gaya
sesuai dengan pengetahuannya masing-masing.
(d) Guru meminta siswa untuk menyebutkan contoh kegiatan
dirumah yang dilakukan dengan gaya.
(e) Guru meminta siswa untuk menyebutkan jenis-jenis gaya
sesuai dengan pengetahuannya masing-masing.
(f) Guru meminta siswa untuk menjelaskan pengertian gaya
gravitasi sesuai dengan pengetahuannya masing-masing.
(g) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya jawab
tentang materi yang dirasa kurang mengerti.
(h) Guru meminta siswa untuk menyimak pelajaran dengan baik.
(2) Kegiatan siswa
(a) Siswa memperhatikan judul materi pembelajaran yang
ditulis guru.
(b) Siswa membaca teks dan melihat gambar yang ada di buku
panduan dan sumber belajar lain.
95
(c) Siswa menjelaskan pengertian gaya sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(d) Siswa menyebutkan contoh kegiatan dirumah yang
dilakukan dengan gaya.
(e) Siswa menyebutkan jenis-jenis gaya sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(f) Siswa menjelaskan pengertian gaya gravitasi sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(g) Siswa bertanya jawab tentang materi yang dirasa kurang
mengerti.
(h) Siswa menyimak pelajaran dengan baik.
b) Elaborasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk mempraktikkan gaya gravitasi.
(b) Guru mempraktikkan akibat adanya gaya gravitasi dengan
melemparkan bola, kelereng, jeruk manis, jeruk lemon, dan
jambu.
(c) Guru meminta semua siswa untuk memperhatikan arah
jatuhnya benda-benda tersebut.
(d) Guru memberi pertanyaan kepada semua siswa mengenai
praktikum yang telah dilaksanakan.
96
(e) Guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan kepada
teman-temannya mengenai praktikum yang telah
dilaksanakan didepan kelas.
(2) Kegiatan siswa
(a) Siswa memperhatikan saat guru menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk mempraktikkan gaya gravitasi.
(b) Siswa memperhatikan saat guru mempraktikkan akibat
adanya gaya gravitasi dengan melemparkan bola, kelereng,
jeruk manis, jeruk lemon, dan jambu.
(c) Siswa memperhatikan arah jatuhnya benda-benda tersebut.
(d) Siswa menjawab pertanyaan siswa mengenai praktikum
yang telah dilaksanakan.
(e) Salah satu siswa menjelaskan kepada teman-temannya
mengenai praktikum yang telah dilaksanakan didepan kelas.
c) Konfirmasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan
terhadap keberhasilan siswa.
(b) Guru membantu siswa yang kesulitan pada saat menjawab
pertanyaan.
(c) Guru meminta salah satu siswa diminta untuk menjelaskan
praktikum yang telah dilaksanakan didepan kelas.
97
(d) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
seputar materi yang belum dikuasai.
(2) Kegiatan siswa
(a) Siswa memperhatikan penguatan terhadap hasil kerjanya
yang diberikan oleh guru.
(b) Siswa bertanya kepada guru mengenai pertanyaan yang
belum bisa dijawab.
(c) Salah satu siswa menjelaskan praktikum yang telah
dilaksanakan didepan kelas.
(d) Siswa bertanya kepada guru mengenai materi yang belum
dikuasai.
3) Penutup
a) Kegiatan guru
(1) Guru menanyakan apa saja yang dilakukan hari ini “hari ini
kita belajar apa saja?”
(2) Bersama siswa guru menyimpulkan materi pelajaran yang
sudah dipelajari.
(3) Guru melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas.
(4) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
berikutnya.
(5) Guru mengajak siswa menutup pembelajaran dengan berdoa
bersama-sama.
98
(6) Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab pertanyaan dari guru.
(2) Siswa ikut serta menyimpulkan materi pelajaran yang sudah
dipelajari.
(3) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
(4) Siswa mendengarkan informasi rencana kegiatan pembelajaran
berikutnya.
(5) Siswa berdoa untuk menutup pelajaran.
(6) Siswa menjawab salam.
c. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran untuk mengetahui sikap siswa dan guru selama pelajaran
berlangsung serta untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga.
Kegiatan yang diamati pada siswa adalah kemampuan,
perhatian, dan keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung.
Sedangkan, aktifitas guru yang diamati adalah kemampuan guru
membuka pelajaran, sikap guru saat proses pembelajaran, penguasaan
bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, pemanfaatan alat peraga,
kemampuan guru melakukan evaluasi pembelajaran, kemampuan guru
99
menutup kegiatan pembelajaran, kemampuan guru melakukan tindak
lanjut/follow up.
d. Refleksi
Pada tahap ini hasil yang didapatkan dalam tahap pengamatan
dikumpulkan serta dianalisis untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan pada siklus I serta mengadakan perbaikan dan
mempersiapkan perencanaan pada siklus II. Refleksi ini dilakukan oleh
peneliti berdasarkan dua hasil penelitian yaitu hasil pengamatan situasi
pembelajaran dan hasil tes. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
proses pembelajaran pada siklus I ini peneliti menemukan beberapa
keberhasilan diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Siswa
a) Siswa sudah kompak pada saat berdoa.
b) Siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.
c) Ada 5 siswa yang aktif menjawab pertanyaan dari guru dengan
benar.
d) Ada 2 siswa yang menunjukkan ketertarikan terhadap materi yang
disampaikan dengan cara bertanya secara berulang kali.
e) Ada 12 siswa yang sudah tuntas mencapai KKM.
2) Guru
a) Penguasaan materi pada saat proses pembelajaran sudah baik.
b) Guru menjelaskan dengan runtut dan dengan suara yang jelas.
100
c) Pada saat kegiatan penutup guru melakukan pengulangan materi
secara singkat untuk mengetahui daya serap siswa.
Selain itu, peneliti juga menemukan kelemahan diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) Siswa
a) Ada siswa yang kurang fokus pada saat mengikuti pelajaran.
b) Suasana kelas kurang kondusif, karena ada siswa yang asyik
bermain sendiri dan mengobrol dengan teman.
c) Ada siswa yang masih malu untuk bertanya.
d) Nilai evaluasi masih rendah, hal ini disebabkan karena masih 14
siswa yang belum tuntas KKM.
2) Guru
a) Kurang bisa mengkondisikan kelas.
b) Pengaturan alokasi waktu kurang efektif.
c) Penggunaan alat peraga belum optimal.
F. Deskripsi Penelitian Tindakan II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari tanggal 13 Maret
2018. Kegiatan ini berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit).
Secara garis besar pelaksanaan penelitian ini dideskripsikan sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada siklus II meliputi:
(1) Mempersiapkan materi IPA materi gaya gesek
101
(2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran
IPA materi gaya menggunakan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan alat peraga.
(3) Menyiapkan alat peraga batu dan kapas.
(4) Membuat lembar pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru
dan siswa pada saat proses pembelajaran dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga.
(5) Membuat instrumen berupa soal evaluasi/lembar tes yang
digunakan untuk mengetahui dan menggali data hasil belajar siswa
yang terkait dengan materi yang sedang diajarkan yaitu gaya gesek.
(6) Peneliti melakukan koordinasi dengan guru kelas V selaku
kolabolator untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat
peraga.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Berikut adalah langkah-langkah kegiatan tindakan siklus II.
1) Kegiatan awal
a) Kegiatan guru
(1) Guru memberi salam.
(2) Guru memimpin doa bersama.
(3) Guru menanyakan kabar dan mempresensi siswa.
(4) Guru mempersiapkan materi mengenai gaya dan alat peraga
yang digunakan dalam proses pembelajaran.
102
(5) Guru meminta kepada peserta didik agar merapikan tempat
duduk untuk menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran.
(6) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
(a) Siapa yang sudah pernah menggeser meja ke depan kelas?
(b) Gaya apa yang terjadi ketika meja tersebut digeser kedepan
kelas?
(7) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab salam
(2) Siswa berdoa bersama
(3) Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai kabar siswa
(4) Siswa mempersiapkan alat tulis yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
(5) Siswa merapikan tempat duduk.
(6) Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai materi yang
akan dipelajari.
(7) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
103
2) Kegiatan inti
a) Eksplorasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru menulis judul materi pembelajaran.
(b) Guru meminta siswa untuk membaca teks dan melihat
gambar yang ada di buku panduan dan sumber belajar lain.
(c) Guru meminta siswa untuk menjelaskan pengertian gaya
gesek sesuai dengan pengetahuannya masing-masing.
(d) Guru meminta siswa untuk menyebutkan contoh gaya gesek
yang ada disekitar siswa.
(e) Guru meminta siswa untuk menyebutkan cara memperkecil
dan memperbesar gaya gesek sesuai dengan pengetahuannya
masing-masing.
(f) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya jawab
tentang materi yang dirasa kurang mengerti.
(g) Guru meminta siswa untuk menyimak pelajaran dengan baik.
(2) Kegiatan siswa
(a) Siswa memperhatikan judul materi pembelajaran yang ditulis
guru.
(b) Siswa membaca teks dan melihat gambar yang ada di buku
panduan dan sumber belajar lain.
(c) Siswa menjelaskan pengertian gaya gesek sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
104
(d) Siswa menyebutkan contoh gaya gesek yang ada disekitar
siswa.
(e) Siswa menyebutkan cara memperkecil dan memperbesar
gaya gesek sesuai dengan pengetahuannya masing-masing.
(f) Siswa bertanya jawab tentang materi yang dirasa kurang
mengerti.
(g) Siswa menyimak pelajaran dengan baik.
b) Elaborasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru membagi siswa dalam suatu kelompok yang berjumlah
5-6 siswa.
(b) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
mempraktikkan gaya gesek.
(c) Guru membagikan batu dan kapas kepada masing-masing
kelompok.
(d) Guru meminta siswa menulis pertanyaan mengenai
praktikum yang akan dilaksanakan.
(e) Guru membimbing siswa untuk mempraktikkan gaya gesek.
(f) Guru meminta dua siswa dalam kelompok tersebut untuk
melemparkan benda yang dibagikan oleh guru secara
bersamaan.
(g) Guru meminta siswa yang lain untuk memperhatikan benda
mana yang lebih cepat jatuh kebawah.
105
(h) Guru meminta masing-masing kelompok berdiskusi untuk
menjawab pertanyaan mengenai praktikum yang telah
dilaksanakan.
(i) Guru meminta salah satu siswa untuk membacakan hasil
diskusi dari praktikum yang telah dilaksanakan.
(2) Kegiatan siswa
(a) Siswa membentuk kelompok belajar yang berjumlah 5-6
orang.
(b) Siswa memperhatikan guru saat menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk mempraktikkan gaya gesek.
(c) Masing-masing kelompok menerima batu dan kapas.
(d) Siswa menulis pertanyaan dari guru mengenai praktikum
yang akan dilaksanakan.
(e) Sesuai petunjuk guru siswa mempraktikkan gaya gesek
dengan menggunakan batu dan kapas kepada masing-masing
kelompok.
(f) Dua siswa dalam kelompok tersebut melemparkan batu dan
kapas secara bersamaan.
(g) Siswa yang lain memperhatikan benda mana yang lebih cepat
jatuh kebawah.
(h) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menjawab
pertanyaan mengenai praktikum yang telah dilaksanakan.
106
(i) Salah satu siswa untuk membacakan hasil diskusi dari
praktikum yang telah dilaksanakan.
c) Konfirmasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan
terhadap keberhasilan siswa.
(b) Guru membantu siswa yang kesulitan pada saat menjawab
pertanyaan.
(c) Guru meminta salah satu siswa diminta untuk menjelaskan
praktikum yang telah dilaksanakan didepan kelas.
(d) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
seputar materi yang belum dikuasai.
(2) Kegiatan siswa
(a) Siswa memperhatikan penguatan terhadap hasil kerjanya
yang diberikan oleh guru.
(b) Siswa bertanya kepada guru mengenai pertanyaan yang
belum bisa dijawab.
(c) Salah satu siswa menjelaskan praktikum yang telah
dilaksanakan didepan kelas.
(d) Siswa bertanya kepada guru mengenai materi yang belum
dikuasai.
107
3) Penutup
a) Kegiatan guru
(1) Guru menanyakan apa saja yang dilakukan hari ini “hari ini
kita belajar apa saja?”
(2) Bersama siswa guru menyimpulkan materi pelajaran yang
sudah dipelajari.
(3) Guru melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas.
(4) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
berikutnya.
(5) Guru mengajak siswa menutup pembelajaran dengan berdoa
bersama-sama.
(6) Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.
d) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab pertanyaan dari guru.
(2) Siswa ikut serta menyimpulkan materi pelajaran yang sudah
dipelajari.
(3) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
(4) Siswa mendengarkan informasi rencana kegiatan pembelajaran
berikutnya.
(5) Siswa berdoa untuk menutup pelajaran.
(6) Siswa menjawab salam.
108
c. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran untuk mengetahui sikap siswa dan guru selama pelajaran
berlangsung serta untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga.
Kegiatan yang dimati pada siswa adalah kemampuan, perhatian,
dan keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan,
aktifitas guru yang diamati adalah kemampuan guru membuka
pelajaran, sikap guru saat proses pembelajaran, penguasaan bahan ajar,
kegiatan belajar mengajar, pemanfaatan alat peraga, kemampuan guru
melakukan evaluasi pembelajaran, kemampuan guru menutup kegiatan
pembelajaran, kemampuan guru melakukan tindak lanjut/follow up.
d. Refleksi
Pada tahap ini hasil yang didapatkan dalam tahap observasi
dikumpulkan serta dianalisis untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan pada siklus II serta mengadakan perbaikan dan
mempersiapkan perencanaan pada siklus III. Refleksi ini dilakukan oleh
peneliti berdasarkan dua hasil penelitian yaitu hasil pengamatan situasi
pembelajaran dan hasil tes. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
proses pembelajaran pada siklus II ini peneliti menemukan beberapa
keberhasilan diantaranya adalah sebagai berikut:
109
1) Siswa
a) Siswa lebih aktif pada saat mengikuti pembelajaran.
b) Siswa lebih bersemangat saat mengikuti pembelajaran.
c) Siswa lebih berani bertanya ataupun menjawab pertanyaan.
d) Ada 3 siswa yang pada siklus I belum mencapai KKM menyusul
tuntas pada siklus II ini.
2) Guru
a) Guru menyampaikan materi dengan runtut.
b) Guru menguasai materi pembelajaran.
Walaupun sudah banyak keberhasilan yang dicapai pada siklus
ini namun juga masih ada kekurangan dalam siklus II ini yaitu:
1) Siswa
a) Masih ada 3 orang siswa yang sering membuat kegaduhan.
b) Masih ada 4 siswa yang pasif.
c) Dari hasil evaluasi masih ada 7 siswa yang belum mencapai KKM.
2) Guru
a) Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan.
b) Kurangnya perlibatan semua kelompok dalam diskusi kelas.
c) Kurangnya pemberian arahan saat praktikum kelompok.
d) Belum dilakukannya penyimpulan materi pembelajaran.
G. Deskripsi Penelitian Tindakan III
Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada hari tanggal 15 Maret
2018. Kegiatan ini berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit).
110
Secara garis besar pelaksanaan penelitian ini dideskripsikan sebagai
berikut:
b. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada siklus III meliputi:
1) Mempersiapkan materi IPA materi gaya magnet
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran
IPA materi gaya menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan alat peraga.
3) Menyiapkan alat peraga batu dan kapas.
4) Membuat lembar pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru
dan siswa pada saat proses pembelajaran dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga.
5) Membuat instrumen berupa soal evaluasi/lembar tes yang digunakan
untuk mengetahui dan menggali data hasil belajar siswa yang terkait
dengan materi yang sedang diajarkan yaitu gaya magnet.
6) Peneliti melakukan koordinasi dengan guru kelas V selaku
kolabolator untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat
peraga.
c. Pelaksanaan Tindakan Siklus III
Berikut adalah langkah-langkah kegiatan tindakan siklus III.
1) Kegiatan awal
a) Kegiatan guru
111
(1) Guru memberi salam.
(2) Guru memimpin doa bersama.
(3) Guru menanyakan kabar dan mempresensi siswa.
(4) Guru mempersiapkan materi mengenai gaya dan alat peraga
yang digunakan dalam proses pembelajaran.
(5) Guru meminta kepada peserta didik agar merapikan tempat
duduk untuk menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran.
(6) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
(a) Siapa yang mempunyai kotak pensil yang perekatnya
menggunakan magnet?
(b) Mengapa perekat kotak pensil tersebut sangat kuat?
(7) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab salam
(2) Siswa berdoa bersama
(3) Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai kabar siswa.
(4) Siswa mempersiapkan alat tulis yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
(5) Siswa merapikan tempat duduk.
112
(6) Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai materi yang
akan dipelajari.
(7) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
2) Kegiatan inti
a) Eksplorasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru menulis judul materi pembelajaran.
(b) Guru meminta siswa untuk membaca teks dan melihat
gambar yang ada di buku panduan dan sumber belajar lain.
(c) Guru meminta siswa untuk menjelaskan pengertian gaya
magnet sesuai dengan pengetahuannya masing-masing.
(d) Guru meminta siswa untuk menyebutkan contoh gaya magnet
yang ada disekitar siswa.
(e) Guru meminta siswa untuk menyebutkan benda-benda yang
bersifat magnetis dan yang tidak magnetis sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(f) Guru meminta siswa untuk menunjukkan kekuatan gaya
magnet dalam menembus beberapa benda sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(g) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya jawab
tentang materi yang dirasa kurang mengerti.
(h) Guru meminta siswa untuk menyimak pelajaran dengan baik.
113
(2) Kegiatan siswa
(a) Siswa memperhatikan judul materi pembelajaran yang ditulis
guru.
(b) Siswa membaca teks dan melihat gambar yang ada di buku
panduan dan sumber belajar lain.
(c) Siswa menjelaskan pengertian gaya magnet sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(d) Siswa menyebutkan contoh gaya magnet yang ada disekitar
siswa.
(e) Siswa menyebutkan benda-benda yang bersifat magnetis dan
yang tidak magnetis sesuai dengan pengetahuannya masing-
masing.
(f) Siswa menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus
beberapa benda sesuai dengan pengetahuannya masing-
masing.
(g) Siswa bertanya jawab tentang materi yang dirasa kurang
mengerti.
(h) Siswa menyimak pelajaran dengan baik.
b) Elaborasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru membagi siswa dalam suatu kelompok yang
berjumlah 8-9 siswa.
114
(b) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk mempraktikkan gaya magnet.
(c) Guru meminta salah satu siswa disetiap kelompok untuk
membuat tabel yang isinya mengenai benda magnetis dan
non magnetis.
(d) Guru membimbing siswa untuk mengelompokkan benda
magnetis dan nonmagnetis dengan membagikan magnet,
paku besi, klip kertas, peniti, kawat, daun, uang logam, batu
kerikil, dan plastik kepada masing-masing kelompok.
(e) Guru meminta satu persatu siswa dalam masing-masing
kelompok untuk mendekatkan benda-benda yang telah yang
dibagikan oleh guru dengan magnet secara bergantian.
(f) Guru meminta satu persatu siswa untuk menuliskan didalam
tabel benda apa saja yang dapat ditarik oleh magnet dan
tidak dapat ditarik oleh magnet sesuai dengan percobaan
yang telah dilakukan.
(g) Setelah selesai kemudian guru meminta masing-masing
kelompok mencari 5 benda disekitar kelas dan halaman
sekolah yang termasuk ke dalam benda magnetis dan
nonmagnetis.
(h) Setelah selesai kemudian guru meminta masing-masing
kembali berkumpul dengan kelompoknya untuk melakukan
percobaan kembali.
115
(i) Guru membagikan magnet, klip kertas, peniti, selembar
kertas karton, selembar kardus, selembar mika, dan buku
kepada masing-masing kelompok.
(j) Guru meminta salah satu siswa dalam masing-masing
kelompok memegang selembar karton dan meletakkan
sebuah klip kertas diatasnya.
(k) Guru meminta siswa yang lain memegang magnet dan
menaruhkan dibawah kertas karton kemudian digeser-geser.
(l) Guru meminta secara bersama-sama mengamati yang
terjadi pada klip kertas itu.
(m) Guru meminta siswa yang lain mencoba dengan mengganti
kertas karton dengan alas yang lain, seperti plastik mika,
kardus, dan buku tulis.
(n) Guru meminta siswa yang lain melakukan percobaan yang
sama seperti sebelumnya.
(o) Setelah semua percobaan dilakukan kemudian masing-
masing kelompok menuliskan hasil percobaan di tabel yang
sudah dibuat.
(2) Kegiatan siswa
(a) Siswa membentuk kelompok belajar yang berjumlah 8-9
orang.
(b) Siswa memperhatikan guru saat menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk mempraktikkan gaya magnet.
116
(c) Siswa membuat tabel yang isinya mengenai benda magnetis
dan non magnetis.
(d) Masing-masing kelompok menerima magnet, paku besi,
klip kertas, peniti, kawat, daun, uang logam, batu kerikil,
dan plastik.
(e) Satu persatu siswa dalam masing-masing kelompok secara
bergantian mendekatkan benda-benda yang telah diterima
dengan magnet.
(f) Satu persatu siswa menuliskan didalam tabel benda yang
dapat ditarik oleh magnet dan tidak dapat ditarik oleh
magnet.
(g) Setiap kelompok mencari 5 benda disekitar kelas dan
halaman sekolah yang termasuk ke dalam benda magnetis
nonmagnetis.
(h) Masing-masing kelompok berkumpul kembali dengan
kelompoknya untuk melakukan percobaan kembali.
(i) Masing-masing kelompok menerima magnet, klip kertas,
selembar kertas karton, selembar kardus, selembar mika,
dan buku.
(j) Salah satu siswa memegang selembar karton dan
meletakkan sebuah klip kertas diatasnya.
(k) Siswa yang lain memegang magnet dan manaruhkan
dibawah kertas karton kemudian digeser-geser.
117
(l) Siswa secara bersama-sama mengamati yang terjadi pada
klip kertas itu.
(m) Siswa yang lain mencoba dengan mengganti kertas karton
dengan alas yang lain, seperti plastik mika, kardus, dan
buku tulis.
(n) Siswa yang lain melakukan percobaan yang sama seperti
sebelumnya.
(o) Masing-masing kelompok menuliskan hasil percobaan di
tabel yang telah dibuat.
c) Konfirmasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan
terhadap keberhasilan siswa.
(b) Guru membantu siswa yang kesulitan pada saat menjawab
pertanyaan.
(c) Guru meminta salah satu siswa diminta untuk menjelaskan
praktikum yang telah dilaksanakan didepan kelas.
(d) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
seputar materi yang belum dikuasai.
(2) Kegiatan siswa
(a) Siswa memperhatikan penguatan terhadap hasil kerjanya
yang diberikan oleh guru.
118
(b) Siswa bertanya kepada guru mengenai pertanyaan yang
belum bisa dijawab.
(c) Salah satu siswa menjelaskan praktikum yang telah
dilaksanakan didepan kelas.
(d) Siswa bertanya kepada guru mengenai materi yang belum
dikuasai.
3) Penutup
a) Kegiatan guru
(1) Guru menanyakan apa saja yang dilakukan hari ini “hari ini
kita belajar apa saja?”
(2) Bersama siswa guru menyimpulkan materi pelajaran yang
sudah dipelajari.
(3) Guru melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas.
(4) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
berikutnya.
(5) Guru mengajak siswa menutup pembelajaran dengan berdoa
bersama-sama.
(6) Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa menjawab pertanyaan dari guru.
(2) Siswa ikut serta menyimpulkan materi pelajaran yang sudah
dipelajari.
119
(3) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
(4) Siswa mendengarkan informasi rencana kegiatan
pembelajaran berikutnya.
(5) Siswa berdoa untuk menutup pelajaran.
(6) Siswa menjawab salam.
c. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran untuk mengetahui sikap siswa dan guru selama pelajaran
berlangsung serta untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga.
Kegiatan yang dimati pada siswa adalah kemampuan, perhatian,
dan keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan,
aktifitas guru yang diamati adalah kemampuan guru membuka
pelajaran, sikap guru saat proses pembelajaran, penguasaan bahan ajar,
kegiatan belajar mengajar, pemanfaatan alat peraga, kemampuan guru
melakukan evaluasi pembelajaran, kemampuan guru menutup kegiatan
pembelajaran, kemampuan guru melakukan tindak lanjut/follow up.
d. Refleksi
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapatkan
bahwa hasil belajar siswa pada siklus III sudah jauh lebih baik dari
siklus II, karena hampir semua siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran secara aktif dengan pendekatan Contextual teaching and
120
Learning (CTL) dan alat peraga. Hasil pengamatan pada siklus III telah
terbukti banyak perubahan dan peningkatan dalam proses pembelajaran
yaitu:
1) Siswa
a) Siswa sangat antusias pada saat mengikuti pembelajaran.
b) Siswa sangat aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan
yang diajukan.
c) Suasana pembelajaran sangat menyenangkan.
d) Hasil evaluasi siswa meningkat.
e) Suasana pembelajaran sangat kondusif.
2) Guru
a) Menguasai materi pembelajaran.
b) Bisa mengkondisikan siswa.
c) Sudah bisa mengalokasikan waktu dengan baik.
d) Memberikan arahan pada saat praktikum kelompok dengan
jelas kepada siswa.
Pada siklus ini menunjukkan hasil perubahan yang sangat
signifikan. Maka peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya.
121
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Hasil Penelitian Per- Siklus
5. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus)
Tahap pra siklus dapat memberikan acuan peneliti dalam
pelaksanaan penelitian. Sebelum dilaksanakan tindakan penelitian,
peneliti melakukan pengamatan terhadap situasi pembelajaran. Dalam
hasil pengamatan tersebut peneliti menemukan kondisi awal siswa di
MI Al Islam Sutopati 3 Ke. Kajoran Kab. Magelang dapat dilihat dari
kebiasaan siswa saat mengikuti pembelajaran di sekolah dan nilai
ulangan harian siswa yang menunjukkan bahwa kemampuan hasil
belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya
ketertarikan siswa pada saat mengikuti pelajaran. Pada saat guru
menyampaikan materi pembelajaran, aktivitas siswa ada yang asyik
bermain sendiri, melamun, dan ada juga yang mengobrol dengan
teman sebangku.
Dalam proses pembelajaran kelas V di MI Al Islam Sutopati 3
Kec. Kajoran Kab. Magelang, guru hanya menggunakan metode
ceramah dan dikte. Sehingga keaktifan dan peran serta tidak
dilibatkan. Guru hanya meminta siswa untuk mendengarkan dan
mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis. Sehingga guru yang
lebih mendominasi pada saat pembelajaran dan siswa cenderung pasif.
122
Selanjutnya, setelah selesai mencatat guru meminta siswa untuk
mengerjakan soal yang ada di buku paket dan LKS. Guru kelas V
belum menerapkan pembelajaran yang menyenangkan untuk
meningkatkan ketertarikan siswa pada saat mengikuti pembelajaran.
Dari hasil pra siklus diperoleh nilai murni siswa pada mata
pelajaran IPA sebagai pembanding antara sebelum dan sesudah
diterapkannya pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dan alat peraga. Data diperoleh dari pengamatan hasil pra siklus yang
bersumber dari nilai ulangan harian siswa sebelum penerapan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga.
Adapun nilai patokan yang digunakan adalah menggunakan nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas V MI Al Islam Sutopati 3
Kec. Kajoran Kab. Magelang pada mata pelajaran IPA yaitu 75.
Berikut data nilai siswa yang diperoleh dari hasil pra siklus:
Tabel 4.1 Data nilai siswa pra siklus
No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. Yulistiyani 55 75 √
2. Khairul Anam 35 75 √
3. Surur 30 75 √
4. Irfan 50 75 √
5. Agung Nurrohman 50 75 √
123
6. Sinta Nur Laila 90 75 √
7. Ikang Fauzi 60 75 √
8. Siti Nur Aisah 90 75 √
9. Dwi Nur Handayani 85 75 √
10. Assyfa Zaliyatul K 95 75 √
11. Farisil Aufa 45 75 √
12. Fayshol Sahari 90 75 √
13. Muhammad Risal M 80 75 √
14. Nima Nazilatul Laili 95 75 √
15. Vika Rahmawati 80 75 √
16. Reno Setyo Adi 40 75 √
17. Karisma 65 75 √
18. Putri Desfita Sari 80 75 √
19. Arwan 60 75 √
20. Muafiah 70 75 √
21. Mat Wahyu Riski S 45 75 √
22. Nanda Abdul Muntalib 45 75 √
23. Ahmat Mufit 65 75 √
24. Eliya 90 75 √
25. Della Amalia Ulfana 65 75 √
26. Khairul Anwar 35 75 √
Jumlah 1690 10 16
124
Rata-rata 65
Presentase Ketuntasan 38,46
%
61,54
%
Keterangan:
Tuntas = 10 siswa
Belum tuntas = 16 siswa
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa hasil
belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Al Islam Sutopati 3 Kec.
Kajoran Kab. Magelang tahun pelajaran 2017/2018 masih belum
mencapai ketuntasan klasikal yaitu 85% siswa yang telah tuntas
belajarnya. MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab. Magelang telah
menetapkan nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
75. Dari hasil nilai pra siklus diatas hanya ada 10 siswa atau 38,46%,
sedangkan masih ada 16 siswa atau 61,54% yang belum tuntas.
6. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1
Pada siklus I pengumpulan data hasil belajar siswa
menggunakan tes tertulis diakhir pelajaran dan lembar observasi. Dari
instrumen tersebut diperoleh data tentang nilai hasil belajar siswa
dalam pembelajaran.
a. Deskripsi data hasil observasi siswa
125
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui
aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, dalam
hal ini adalah pembelajaran IPA materi gaya dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat
peraga. Lembar observasi siswa yang digunakan berjumlah 10 butir
aktivitas yang harus diamati oleh peneliti, dengan memberikan skor
nilai 1 sampai 4. Data ini diambil untuk mengetahui seberapa besar
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA materi gaya dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL).
Tabel 4.2 Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Aktivitas Siswa yang diamati Skor
A B C D
1. Merespon apersepsi yang diberikan
oleh guru
√
2. Aktif dan semangat selama proses
pembelajaran
√
3. Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan
√
4. Berani mengungkapkan pendapat √
5. Bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan guru
√
6. Perhatian siswa saat pembelajaran √
126
7. Keterlibatan siswa saat
pembelajaran
√
8. Keaktifan partisipasi dalam
penggunaan alat peraga
√
9. Kerjasama siswa dalam kegiatan
kelompok
√
10. Menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari bersama
√
Keterangan
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
b. Lembar observasi guru
Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui
kesesuaian guru dengan langkah-langkah yang disusun dalam
pembelajaran, dalam hal ini adalah pembelajaran IPA materi gaya
dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL). Lembar observasi guru yang digunakan berjumlah
25 butir aktivitas yang harus diamati oleh peneliti, dengan
memberikan rentang skor 1 sampai 4 sehingga skor maksimum yang
127
diperoleh adalah 100 dan skor minimumnya adalah 25. Data ini
diambil untuk mengetahui seberapa besar aktivitas guru dalam
pembelajaran IPA materi gaya dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL). Jumlah skor aktivitas
guru yang diperoleh adalah 66 yaitu masuk dalam kategori baik.
Aktivitas yang memperoleh skor 4 ada 2 butir, yang memperoleh
skor 3 ada 11 butir, dan yang memperoleh skor 2 ada 12 butir.
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa. √
2. Memberikan motivasi siswa. √
3. Memberikan apersepsi (sesuai dengan
materi).
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √
5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan
dipelajari.
√
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara. √
7. Variasi gerakan badan tidak menganggu
perhatian siswa.
√
8. Kerapian dalam penampilan. √
9. Posisi mengajar. √
128
Penguasaan Bahan Ajar (Materi
Pelajaran)
10. Bahan ajar disampaikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP.
√
11. Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar. √
12. Memiliki wawasan yang luas saat
menyampaikan bahan ajar.
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
√
14. Memiliki keterampilan dalam
menanggapi pertanyaan siswa.
√
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu.
√
Pemanfaatan Alat Peraga
16. Menggunakan alat peraga secara efektif
dan efesien.
√
17. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat
peraga.
√
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
√
129
19. Penilaian sesuai dengan RPP. √
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diajarkan.
√
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya
hal-hal yang belum dipahami.
√
22. Menyampaikan kesimpulan pembelajaran
yang telah dilakukan.
√
Tindak lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa. √
24. Menginformasikan materi pelajaran yang
akan dipelajari selanjutnya.
√
25. Memberikan motivasi kepada siswa. √
Jumlah 8 33 24 0
Total 65
Kategori Baik
Keterangan :
Skor nilai
A= 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B= 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
130
C= 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D= 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa
Dari hasil evaluasi berupa tes tertulis yang dilakukan pada
akhir pembelajaran siklus I menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga pada mata pelajaran
IPA materi gaya diperoleh nilai hasil belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 4.4 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. Yulistiyani 70 75 √
2. Khairul Anam 80 75 √
3. Surur 45 75 √
4. Irfan 50 75 √
5. Agung Nurrohman 75 75 √
6. Sinta Nur Laila 75 75 √
7. Ikang Fauzi 60 75 √
8. Siti Nur Aisah 85 75 √
9. Dwi Nur Handayani 85 75 √
10. Assyfa Zaliyatul K 80 75 √
11. Farisil Aufa 55 75 √
131
12. Fayshol Sahari 85 75 √
13. Muhammad Risal M 75 75 √
14. Nima Nazilatul Laili 90 75 √
15. Vika Rahmawati 70 75 √
16. Reno Setyo Adi 60 75 √
17. Karisma 65 75 √
18. Putri Desfita Sari 75 75 √
19. Arwan 65 75 √
20. Muafiah 70 75 √
21. Mat Wahyu Riski S 50 75 √
22. Nanda Abdul Muntalib 25 75 √
23. Ahmat Mufit 85 75 √
24. Eliya 80 75 √
25. Della Amalia Ulfana 70 75 √
26. Khairul Anwar 35 75 √
Jumlah 1760 12 14
Rata-rata 67,69
Persentase Ketuntasan 46.15% 53,85%
Keterangan:
Tuntas = 12 siswa
Belum tuntas = 14 siswa
132
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil siklus I
dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM ≥ 75 sebanyak 12
siswa atau 46.15% dari jumlah siswa yang ada di kelas V MI Al Islam
Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab. Magelang dan yang belum tuntas
sebanyak 14 siswa atau 53,85% dari jumlah siswa yang ada di kelas V
MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab. Magelang. Pada siklus I,
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendahnya
adalah 25. Dalam menentukan prosentase peneliti menggunakan rumus
P =∑ siswa tuntas belajar X 100%. Sedangkan untuk menentukan nilai
∑ siswa
Rata-rata kelas dengan rumus rata-rata =∑nilai keseluruhan.
∑ siswa
7. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
a. Deskripsi data hasil observasi siswa
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui
aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, dalam
hal ini adalah pembelajaran IPA materi gaya dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat
peraga. Lembar observasi siswa yang digunakan berjumlah 10 butir
aktivitas yang harus diamati oleh peneliti, dengan memberikan skor
nilai 1 sampai 4. Data ini diambil untuk mengetahui seberapa besar
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA materi gaya dengan
133
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL).
Tabel 4.5 Lembar Observasi Siswa Siklus II
No Aktivitas Siswa yang diamati Skor
A B C D
1. Merespon apersepsi yang diberikan
oleh guru
√
2. Aktif dan semangat selama proses
pembelajaran
√
3. Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan
√
4. Berani mengungkapkan pendapat √
5. Bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan guru
√
6. Perhatian siswa saat pembelajaran √
7. Keterlibatan siswa saat
pembelajaran
√
8. Keaktifan partisipasi dalam
penggunaan alat peraga
√
9. Kerjasama siswa dalam kegiatan
kelompok
√
10. Menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari bersama
√
134
Keterangan
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
b. Lembar observasi guru
Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui
kesesuaian guru dengan langkah-langkah yang disusun dalam
pembelajaran, dalam hal ini adalah pembelajaran IPA materi gaya
dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL). Lembar observasi guru yang digunakan berjumlah
25 butir aktivitas yang harus diamati oleh peneliti, dengan
memberikan rentang skor 1 sampai 4 sehingga skor maksimum yang
diperoleh adalah 100 dan skor minimumnya adalah 25. Data ini
diambil untuk mengetahui seberapa besar aktivitas guru dalam
pembelajaran IPA materi gaya dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL). Jumlah skor aktivitas
guru yang diperoleh adalah 75 yaitu masuk dalam kategori baik.
Aktivitas yang memperoleh skor 4 ada 4 butir, yang memperoleh
skor 3 ada 17 butir, dan yang memperoleh skor 2 ada 8 butir.
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II
135
No. Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa. √
2. Memberikan motivasi siswa. √
3. Memberikan apersepsi (sesuai dengan
materi).
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √
5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan
dipelajari.
√
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara. √
7. Variasi gerakan badan tidak menganggu
perhatian siswa.
√
8. Kerapian dalam penampilan. √
9. Posisi mengajar. √
Penguasaan Bahan Ajar (Materi
Pelajaran)
10. Bahan ajar disampaikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP.
√
11. Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar. √
12. Memiliki wawasan yang luas saat
menyampaikan bahan ajar.
√
136
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
√
14. Memiliki keterampilan dalam
menanggapi pertanyaan siswa.
√
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu.
√
Pemanfaatan Alat Peraga
16. Menggunakan alat peraga secara efektif
dan efesien.
√
17. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat
peraga.
√
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
√
19. Penilaian sesuai dengan RPP. √
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diajarkan.
√
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya
hal-hal yang belum dipahami.
√
137
22. Menyampaikan kesimpulan pembelajaran
yang telah dilakukan.
√
Tindak lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa. √
24. Menginformasikan materi pelajaran yang
akan dipelajari selanjutnya.
√
25. Memberikan motivasi kepada siswa. √
Jumlah 16 51 8 0
Total 75
Kategori Baik
Keterangan :
Skor nilai
A= 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B= 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C= 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D= 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa
Dari hasil evaluasi berupa tes tertulis yang dilakukan pada
akhir pembelajaran siklus II menggunakan pendekatan Contextual
138
Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga pada mata pelajaran
IPA materi gaya diperoleh nilai hasil belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 4.7 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. Yulistiyani 75 75 √
2. Khairul Anam 85 75 √
3. Surur 50 75 √
4. Irfan 55 75 √
5. Agung Nurrohman 75 75 √
6. Sinta Nur Laila 80 75 √
7. Ikang Fauzi 75 75 √
8. Siti Nur Aisah 85 75 √
9. Dwi Nur Handayani 80 75 √
10. Assyfa Zaliyatul K 80 75 √
11. Farisil Aufa 85 75 √
12. Fayshol Sahari 85 75 √
13. Muhammad Risal M 75 75 √
14. Nima Nazilatul Laili 75 75 √
15. Vika Rahmawati 75 75 √
16. Reno Setyo Adi 65 75 √
139
17. Karisma 65 75 √
18. Putri Desfita Sari 75 75 √
19. Arwan 75 75 √
20. Muafiah 70 75 √
21. Mat Wahyu Riski S 50 75 √
22. Nanda Abdul
Muntalib
70 75 √
23. Ahmat Mufit 85 75 √
24. Eliya 80 75 √
25. Della Amalia Ulfana 80 75 √
26. Khairul Anwar 75 75 √
Jumlah 1925 19 7
Rata-rata 74,04
Persentase Ketuntasan 73,08% 26,92%
Keterangan:
Tuntas = 19 siswa
Belum tuntas = 7 siswa
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil siklus II
dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM ≥ 75 sebanyak 19
siswa atau 73,08% dari jumlah siswa yang ada di kelas V MI Al Islam
Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab. Magelang dan yang belum tuntas
140
sebanyak 7 siswa atau 26,92% dari jumlah siswa yang ada di kelas V
MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab. Magelang. Pada siklus II,
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85 dan nilai terendahnya
adalah 50. Dalam menentukan prosentase peneliti menggunakan rumus
P =∑ siswa tuntas belajar X 100%. Sedangkan untuk menentukan nilai
∑ siswa
Rata-rata kelas dengan rumus rata-rata =∑nilai keseluruhan.
∑ siswa
8. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III
a. Deskripsi data hasil observasi siswa
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui
aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, dalam
hal ini adalah pembelajaran IPA materi gaya dengan menggunakan
pendekatan Contextuak Teaching and Learning (CTL) dan alat
peraga. Lembar observasi siswa yang digunakan berjumlah 10 butir
aktivitas yang harus diamati oleh peneliti, dengan memberikan skor
nilai 1 sampai 4. Data ini diambil untuk mengetahui seberapa besar
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA materi gaya dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL).
141
Tabel 4.8 Lembar Observasi Siswa Siklus III
No Aktivitas Siswa yang diamati Skor
A B C D
1. Merespon apersepsi yang diberikan
oleh guru
√
2. Aktif dan semangat selama proses
pembelajaran
√
3. Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan
√
4. Berani mengungkapkan pendapat √
5. Bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan guru
√
6. Perhatian siswa saat pembelajaran √
7. Keterlibatan siswa saat
pembelajaran
√
8. Keaktifan partisipasi dalam
penggunaan alat peraga
√
9. Kerjasama siswa dalam kegiatan
kelompok
√
10. Menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari bersama
√
142
Keterangan
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
b. Lembar observasi guru
Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui
kesesuaian guru dengan langkah-langkah yang disusun dalam
pembelajaran, dalam hal ini adalah pembelajaran IPA materi gaya
dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL). Lembar observasi guru yang digunakan berjumlah
25 butir aktivitas yang harus diamati oleh peneliti, dengan
memberikan rentang skor 1 sampai 4 sehingga skor maksimum
yang diperoleh adalah 100 dan skor minimumnya adalah 25. Data
ini diambil untuk mengetahui seberapa besar aktivitas guru dalam
pembelajaran IPA materi gaya dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL). Jumlah skor aktivitas
guru yang diperoleh adalah 86 yaitu masuk dalam kategori sangat
baik. Aktivitas yang memperoleh skor 4 ada 12 butir, yang
memperoleh skor 3 ada 12 butir, dan yang memperoleh skor 2 ada
1 butir.
143
Tabel 4.9 Lembar Observasi Guru Siklus III
No. Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa. √
2. Memberikan motivasi siswa. √
3. Memberikan apersepsi (sesuai dengan
materi).
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √
5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan
dipelajari.
√
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara. √
7. Variasi gerakan badan tidak menganggu
perhatian siswa.
√
8. Kerapian dalam penampilan. √
9. Posisi mengajar. √
Penguasaan Bahan Ajar (Materi
Pelajaran)
10. Bahan ajar disampaikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP.
√
11. Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar. √
12. Memiliki wawasan yang luas saat √
144
menyampaikan bahan ajar.
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
√
14. Memiliki keterampilan dalam
menanggapi pertanyaan siswa.
√
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu.
√
Pemanfaatan Alat Peraga
16. Menggunakan alat peraga secara efektif
dan efesien.
√
17. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat
peraga.
√
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
√
19. Penilaian sesuai dengan RPP. √
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diajarkan.
√
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya √
145
hal-hal yang belum dipahami.
22. Menyampaikan kesimpulan pembelajaran
yang telah dilakukan.
√
Tindak lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa. √
24. Menginformasikan materi pelajaran yang
akan dipelajari selanjutnya.
√
25. Memberikan motivasi kepada siswa. √
Jumlah 48 36 2 0
Total 86
Kategori Sangat Baik
Keterangan :
Skor nilai
A= 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B= 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C= 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D= 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa
Dari hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir pembelajaran
siklus III menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
146
Learning (CTL) dan alat peraga pada mata pelajaran IPA materi
gaya diperoleh nilai hasil belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 4.10 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III
No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. Yulistiyani 85 75 √
2. Khairul Anam 85 75 √
3. Surur 75 75 √
4. Irfan 75 75 √
5. Agung Nurrohman 75 75 √
6. Sinta Nur Laila 80 75 √
7. Ikang Fauzi 80 75 √
8. Siti Nur Aisah 90 75 √
9. Dwi Nur Handayani 85 75 √
10. Assyfa Zaliyatul K 90 75 √
11. Farisil Aufa 90 75 √
12. Fayshol Sahari 90 75 √
13. Muhammad Risal M 80 75 √
14. Nima Nazilatul Laili 75 75 √
15. Vika Rahmawati 75 75 √
16. Reno Setyo Adi 85 75 √
147
17. Karisma 85 75 √
18. Putri Desfita Sari 80 75 √
19. Arwan 80 75 √
20. Muafiah 75 75 √
21. Mat Wahyu Riski S 75 75 √
22. Nanda Abdul Muntalib 75 75 √
23. Ahmat Mufit 80 75 √
24. Eliya 80 75 √
25. Della Amalia Ulfana 85 75 √
26. Khairul Anwar 75 75 √
Jumlah 2105 26 -
Rata-rata 80,96
Persentase Ketuntasan 100%
Keterangan:
Tuntas = 26 siswa
Belum tuntas = -
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil siklus
III dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM ≥ 75 sebanyak 26
siswa atau 100% dari jumlah siswa yang ada di kelas V MI Al Islam
Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab. Magelang Pada siklus II, nilai tertinggi
yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendahnya adalah 75.
Dalam menentukan prosentase peneliti menggunakan rumus
148
P=∑ siswa tuntas belajar X 100%. Sedangkan untuk menentukan nilai
∑ siswa
Rata-rata kelas dengan rumus rata-rata =∑nilai keseluruhan.
∑ siswa
D. Pembahasan
Penelitian tindakan yang dilaksanakan 3 siklus, dari data yang
diperoleh yang didapatkan menunjukkan adanya peningkatan nilai yang
didapatkan siswa sangat baik. Sehingga dengan diterapkannya pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga dalam
pembelajaran IPA materi gaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun
2017/2018. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes tertulis yang dilakukan
diakhir pembelajaran IPA dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan alat peraga materi gaya.
Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus
No. Nama KKM Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
III
1. Yulistiyani 75 55 70 75 85
2. Khairul Anam 75 35 80 85 85
3. Surur 75 30 45 50 75
4. Irfan 75 50 50 55 75
5. Agung
Nurrohman
75 50 75 75 75
149
6. Sinta Nur L 75 90 75 80 80
7. Ikang Fauzi 75 60 60 75 80
8. Siti Nur Aisah 75 90 85 85 90
9. Dwi Nur H 75 85 85 80 85
10. Assyfa Zaliyatul
K
75 95 80 80 90
11. Farisil Aufa 75 45 55 85 90
12. Fayshol Sahari 75 90 85 85 90
13. Muhammad Risal
M
75 80 75 75 80
14. Nima Nazilatul L 75 95 90 75 75
15. Vika Rahmawati 75 80 70 75 75
16. Reno Setyo Adi 75 40 60 65 85
17. Karisma 65 65 65 85
18. Putri Desfita Sari 75 80 75 75 80
19. Arwan 75 60 65 75 80
20. Muafiah 75 70 70 70 75
21. Mat Wahyu Riski
S
75 45 50 50 75
22. Nanda Abdul M 75 45 25 70 75
23. Ahmat Mufit 75 65 85 85 80
24. Eliya 75 90 80 80 80
150
25. Della Amalia U 75 65 70 80 85
26. Khairul Anwar 75 35 35 75 75
Jumlah 1690 1760 1925 2105
Rata-rata 65 67,69 74,04 80,96
Persentase ketuntasan
siswa diatas KKM
38,46% 46.15% 73,08% 100%
Berdasarkan tabel yang telah dipaparkan tersebut diketahui bahwa
perolehan rata-rata nilai pada pra siklus adalah 65, siklus I menjadi 67,69
dan siklus II meningkat menjadi 74,04. Pada siklus III mengalami
peningkatan menjadi 80,96. Berdasarkan data tersebut maka dapat
diketahui bahwa pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
alat peraga berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil dari penelitian tindakan kelas ini memperoleh hasil seperti
penjabaran yang sudah dipaparkan. Berikut ini akan dijabarkan hasil penelitian
dari siklus ke siklus:
1. Pra Siklus
Data awal sebelum di terapkannya pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan alat peraga pada mata pelajaran IPA di kelas V MI
Al Islam Sutopati 3 hasil belajar siswa masih kurang yaitu hanya 38,46%
(10 siswa) yang mencapai nilai tuntas dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dan 61,54% (16 siswa) masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal
151
(KKM). Hasil rata-rata nilai pra siklus yaitu hanya 65. Maka dari itu,
peneliti berupaya untuk menerapkan strategi pembelajaran baru agar dapat
meningkatkan minat, pemahaman, dan hasil belajar siswa dengan cara
penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat
peraga.
2. Siklus I
Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga.
Materi yang diajarkan yaitu materi gaya dan membahas mengenai gaya
gravitasi. Adapun dalam penelitian ini mencakup 4 tahapan yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi.
Sebelum dilakukan penelitian, peneliti melakukan survey ke MI Al Islam
Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab. Magelang.
Pada tahap ini diperoleh data hasil tes tertulis mata pelajaran IPA
pada siswa kelas V tahun 2017/2018 adalah 46.15% (12 siswa) yang tuntas
belajar dan yang belum tuntas belajar adalah 53,85% (14 orang). Nilai rata-
rata pada siklus I adalah 67,69.
3. Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II peneliti
mempertimbangkan beberapa kendala yang muncul selama proses
pembelajaran pada siklus I. Proses pembelajaran yang dilakukan masih
sama dengan siklus I yaitu menggunakan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan alat peraga materi gaya. Hanya saja materi yang
152
dibahas berbeda dari siklus I yaitu materi gaya gaya gesek. Selain itu
peneliti juga menerapkan diskusi kelompok pada siklus ke II ini. Hal ini
dilakukan untuk memperbaiki kendala yang muncul pada siklus I. Agar
hasil belajar siswa lebih meningkat. Melalui data yang diperoleh pada siklus
II dapat dilihat adanya peningkatan nilai tes tertulis siswa yaitu 73,08% (19
siswa) yang tuntas belajarnya dan yang belum tuntas belajarnya adalah
26,92% (7 siswa). Nilai rata-rata pada siklus II adalah 74,04.
4. Siklus III
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III peneliti
mempertimbangkan beberapa kendala yang muncul selama proses
pembelajaran pada siklus II. Proses pembelajaran yang dilakukan masih
sama dengan siklus II yaitu menggunakan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan alat peraga materi gaya. Hanya saja materi yang
dibahas berbeda dari siklus I yaitu materi gaya gaya magnet. Peneliti masih
menerapkan diskusi kelompok pada siklus ke III ini. Tetapi yang
membedakan adalah pada diskusi kelompok di siklus III peneliti
menerapkan satu persatu siswa melakukan praktik dan pada saat praktikum
bukan hanya didalam kelas tetapi ada sesi siswa praktikum diluar ruangan
kelas. Hal ini dilakukan untuk mengeksplor kemampuan siswa dan untuk
memperbaiki kendala yang muncul pada siklus II. Selain itu, agar hasil
belajar siswa lebih meningkat. Melalui data yang diperoleh pada siklus III
dapat dilihat adanya peningkatan nilai tes tertulis siswa adalah 100% (26
siswa) tuntas dalam belajarnya. Nilai rata-rata pada siklus III adalah 80,96.
153
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat
ditarik kesimpulan bahwa penerapan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi gaya pada siswa kelas V MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab.
Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil
pra siklus sebelum menerapkan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan alat peraga hanya 38,46% (10 siswa) yang tuntas,
sedangkan masih ada 61,54% (16 siswa) yang belum tuntas KKM.
Selanjutnya pada siklus I 46.15% (12 siswa) tuntas belajarnya dan ada
53,85% (14 siswa) belum tuntas belajar dari KKM. Kemudian, pada siklus
II ada 73,08% (19 siswa) tuntas belajarnya dan ada 26,92% (7 siswa) yang
belum tuntas dari KKM. Terakhir pada siklus III 100% (26 siswa) tuntas
dari KKM. Oleh karena itu, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
dinyatakan berhasil.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kesimpulan yang
diambil dari penelitian, maka penulis akan mengemukakan beberapa saran.
Adapun saran-saran ini penulis tujukan kepada:
154
1. Guru
a. Pada saat mengajar seorang guru harus memilih metode yang sesuai
dengan materi pembelajaran yang diajarkan dan kemampuan siswa
sehingga siswa bisa memahami materi yang disampaikan oleh guru.
b. Guru harus mau membuka diri terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga dapat memiliki pengetahuan
baru untuk menunjang keberhasilan pada saat proses pembelajaran.
c. Guru sebaiknya lebih sering menggunakan alat peraga untuk
mendukung pencapaian keberhasilan pembelajaran.
2. Siswa
a. Sebaiknya siswa dapat lebih memperhatikan guru pada satat proses
pembelajaran berlangsung agar memperoleh hasil yang maksimal.
b. Sebaiknya siswa selalu antusias dan aktif pada saat mengikuti
pembelajaran.
c. Sebaiknya siswa lebih mencintai ilmu pengetahuan sehingga
merasa senang untuk selalu belajar.
3. Pihak sekolah dan kepala sekolah
a. Sebaiknya menambah sarana prasarana pendukung seperti alat
peraga yang menunjang keberhasilan kegiatan belajar siswa.
b. Mengadakan pembinaan berkala tentang perbaikan mutu pengajar.
c. Melakukan supervisi kelas untuk menjamin kualitas pembelajaran
di kelas.
155
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Jurus-Jurus Belajar Efektif Untuk SMP dan
SMA. Jogjakarta: Diva Press
Azmiyawati, dkk. 2008. IPA Salingtemas 5 Untuk SD/MI Kelas V.
Surakarta: CV. PT Intan Pariwara
Garnida, Dadang & Rudi, Budiman. 2002. Buku Pedoman Guru Mata
Pelajaran Pendidikan IPA Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Dirjen
Lembaga Departemen Agama
Johnson, Elaine B. 2009. Contextual Teaching & Learning Menjadikan
Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung:
Mizan Learning Center (MLC)
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif Teori dan Aplikasi. Salatiga:
STAIN Salatiga Press
Khairani, Makmun. 2017. Psikologi Belajar. Jogjakarta: Aswaja Pressindo
Meichati, Siti. 1967. Pengantar Ilmu Pendidikan (disadur dari Crow &
Crow). Yogyakarta: Yayasan Penerbitan FIP – IKIP Yogyakarta
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Rusman, 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press
Sam’s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: Teras
Sukarno, N. Kertiasa, Hadiat, D. Padmawinata. 1981. Dasar-Dasar
Pendidikan Sains. Jakarta: PT Bharata Karya Aksara
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
156
Somadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Slameto. 1996. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: Rineka
Cipta
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Winarti, wiwik, Joko Winarto, Widha Sunarno. 2009. Ilmu Pengetahuan
Alam untuk SD Kelas V. Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Yanto, Medi. 2013. Jadi Guru yang Jago Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: CV Andi Offset
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran III Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III
Lampiran IV Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran V Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lampiran VI Lembar Observasi Siswa Siklus III
Lampiran VII Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran VIII Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran IX Lembar Observasi Guru Siklus III
Lampiran X Hasil Nilai Pra Siklus
Lampiran XI Hasil Nilai Siklus I
Lampiran XII Hasil Nilai Siklus II
Lampiran XIII Hasil Nilai Siklus III
Lampiran XIV Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran XV Surat Ijin Penelitian
Lampiran XVI Surat Keterangan Penelitian
Lampiran XVIII Daftar Nilai SKK
Lampiran XIX Lembar Konsultasi
Lampiran XX Daftar Riwayat Hidup
Lampiran XXI Soal Tes Tertulis Siklus I
Lampiran XXII Soal Tes Tertulis Siklus II
Lampiran XXIII Soal Tes Tertulis Siklus III
Lampiran XXIV Hasil Tes Tertulis Siklus I
Lampiran XXV Hasil Tes Tertulis Siklus II
Lampiran XXV Hasil Tes Tertulis Siklus III
Lampiran I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Sekolah : MI Al Islam Sutopati 3
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Gaya
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.
B. Kompetensi Dasar
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet).
C. Indikator
5.1.1 Menjelaskan pengertian gaya.
5.1.2 Menyebutkan jenis-jenis gaya.
5.1.3 Mengidentifikasi gaya gravitasi.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning, Siswa dapat menjelaskan pengertian gaya dengan
benar.
2. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning, Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis gaya dengan
benar.
3. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning, Siswa dapat mengidentifikasi gaya gravitasi
dengan benar.
Karakter siswa yang diharapkan: Disiplin (Discipline), Rasa hormat
dan perhatian (respect), Tekun (diligence), Tanggung jawab
(responsibility), dan Ketelitian (carefulness)
E. Materi Pokok
B. Pengertian Gaya
Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak sadar kita mendapati
kegiatan yang berhubungan dengan gaya. Permainan tarik tambang
merupakan salah satu contoh penerapan gaya. Setiap kelompok
memberikan gaya berupa tarikan pada tali tambang. Permainan ini akan
dimenangkan oleh kelompok yang dapat memberikan gaya lebih besar
pada tali tambang. Pada saat kamu bermain kelereng kamu tentu dapat
menggerakkan kelereng dengan menggunakan jari tanganmu. Jadi, gaya
adalah dorongan atau tarikan yang diberikan pada suatu benda. Pada saat
kamu menendang bola maka bola akan bergerak dan berubah arahnya.
Gaya tangan menyebabkan bentuk plastisin berubah sesuai dengan bentuk
yang diinginkan. bisa disimpulkan bahwa gaya terhadap suatu benda dapat
mengakibatkan benda bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah.
C. Jenis-jenis Gaya
1. Gaya gravitasi
Gambar 2.1 buah kelapa jatuh ke bawah
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 82)
Pernahkah kamu melihat buah yang jatuh dari pohonnya?
Kemana arah jatuhnya buah tersebut? Buah kelapa itu jatuh ke bumi.
Tidak hanya buah, benda-benda lain jika dijatuhkan dari ketinggian
tertentu juga akan bergerak turun menuju bumi. Misalnya kelereng atau
bola yang menggelinding di atas meja akan jatuh ke lantai.
Gaya gravitasi bumi sering disebut juga gaya tarik bumi.
Kecepatan benda-benda yang jatuh ke bumi tidak selalu sama. Gaya
gravitasi bumi menyebabkan benda-benda yang ada di bumi tidak
terlempar ke angkasa luar. Selain itu, gaya gravitasi membuat kita dapat
berjalan di atas tanah. Gaya gravitasi juga menyebabkan semua yang
ada di bumi mempunyai berat sehingga tidak melayang-layang di udara.
Kekuatan gaya gravitasi bumi terhadap benda tergantung pada
jarak benda dari pusat bumi. Semakin jauh letak suatu benda dari pusat
bumi. Gaya gravitasinya semakin kecil.
2. Gaya gesek
Coba dorong sebuah kardus di lantai! Ketika kamu mendorong
kerdus terjadi gesekan antara permukaan kardus terjadi gesekan antara
permukaan kardus dengan lantai. Gaya gesekan tersebut akan
menghambat gerakan kardus. Kekuatan hambatan akibat gesekan inilah
yang disebut gaya gesek. Jadi, gaya gesek merupakan gaya yang
menimbulkan hambatan ketika dua permukaan benda saling
bersentuhan.
Gambar 2.2 Anak sedang mendorong kardus
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 84)
Contoh gaya gesek yang menguntungkan antara lain sebagai
berikut:
a. Gesekan yang terjadi antara ban mobil dengan jalan dan roda
sepeda dengan rem.
Apabila permukaan ban mobil halus, maka akan mudah selip
sehingga ban mobil dibuat bergerigi. Saat sepeda melaju
kencang tiba-tiba jalan menurun atau ada sesuatu di depan
ingin berhenti tetapi tidak ada rem akibatnya terjadi
kecelakaan.
b. Hal yang paling mudah, saat kita berjalan timbul gesekan
antara telapak atau alas kaki kita dapat berjalan. Apabila tidak
ada gesekan, maka kita akan senantiasa terpelanting atau
bahkan tidak dapat berjalan.
Cara memperkecil gaya gesek adalah:
5) Menggunakan minyak pada bagian-bagian yang bergerak,
6) Menggunakan alas yang lembut dan halus saat menggeser beban
berat,
7) Memberikan roda pada beban saat memindahkannya,
8) Memberikan celah udara antara dua permukaan untuk
mengurangi sentuhan.
Cara memperbesar gaya gesek adalah:
3) Permukaan dijadikan lebih kasar
4) Dua permukaan yang bergesek dipersempit celah udaranya,
sehingga semakin sulit untuk mengadakan gerakan.
3. Gaya magnet
Adakah lemari es dirumahmu? Jika ada, bukalah pintu lemari es
tersebut lalu tutuplah kembali. Perhatikanlah pintu itu dapat tertutup
rapat walaupun tanpa selot. Mengapa bisa seperti itu? Ternyata, ada
magnet yang dipasang dibadan lemari es dan bingkai pintunya terbuat
dari besi. Ketika pintu didekatkan, magnet akan segera menariknya.
Akibatnya, timbullah gaya tarik yang menyebabkan pintu lemari es
akan menutup.
Gaya magnet masih berpengaruh terhadap benda-benda logam
meskipun ada penghalang di antara magnet dan benda yang ditariknya.
Besarnya daya tembus gaya magnet dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain jenis penghalang, tebal tipisnya penghalang, dan kekuatan
magnet. Selain itu, pengaruh gaya magnet juga ditentukan oleh jarak
magnet dengan benda.
Kekuatan gaya tarik magnet tidaklah sama disetiap sisi atau
bagiannya. Gaya magnet paling kuat terletak di kutub-kutub magnet.
Magnet mempunyai dua kutub. Pada keadaan bebas, magnet akan selalu
menunjuk ke arah utara dan selatan. Ujung magnet yang mengarah ke
utara disebut kutub utara, sedangkan ujung magnet yang mengarah ke
selatan disebut kutub selatan. Biasanya kedua ujung magnet diberi
warna yang berbeda untuk membedakan kedua kutub magnet. Apa yang
terjadi jika dua buah kutub magnet saling didekatkan?
Gambar 2.3 Gaya tarik di kutub kutub magnet
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 90)
Kutub-kutub magnet mempunyai sifat-sifat khusus. Saat kutub
yang sama dari dua buah magnet batang saling didekatkan, keduanya
akan saling menolak. Sebaliknya jika kutub yang berbeda dari dua
megnet didekatkan, akan terjadi tarik-menarik.
Gaya tarik magnet banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Gaya tarik magnet digunakan pada berbagai macam
alat, mulai dari alat yang sederhana hingga alat yang rumit.
Magnet digunakan pada alat-alat berikut:
7) Ujung gunting untuk memudahkan mengambil jarum jahit.
8) Bel listrik untuk menggerakkan pemukul lonceng.
9) Papan catur agar buah catur tidak mudah terguling.
10) Kompas sebagai penunjuk arah utara-selatan.
11) Dinamo sepeda dan generator untuk
membangkitkan tenaga listrik.
12) Alat untuk mengangkut benda-benda dari besi.
Magnet dibedakan menjadi dua macam berdasarkan
cara terbentuknya, magnet tersebut yaitu magnet alam dan
magnet buatan. Magnet alam terjadi secara alami, contohnya
magnet bumi. Magnet buatan merupakan magnet yang sengaja
sibuat. Ada beberapa bentuk magnet buatan, misalnya magnet
batang, tabung (silinder), jarum, huruf U, dan magnet bentuk
ladam (tapal kuda).
Gambar 2.4 Berbagai bentuk magnet buatan
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 91)
Benda-benda yang terbuat dari besi dan baja dapat
dibuat menjadi magnet dengan cara-cara tertentu. Cara
membuat magnet dari benda yang terbuat dari besi dan baja
adalah sebagai berikut:
a. Cara induksi
Perbuatan magnet secara induksi sangat mudah
dilakukan. Akan tetapi, sifat kemagnetan hasil induksi ini
bersifat sementara. Caranya dengan menempelkan benda-
benda yang trebuat dari logam (besi atau baja) dengan
magnet. Benda yang terbuat dari logam ini akan menjadi
bersifat magnet. Namun, jika magnet dilepaskan, sifat
kemagnetan benda tersebut juga akan hilang.
b. Cara gosokan
Magnet yang digosokkan ke suatu batang besi atau
baja dapat menyebabkan batang besi atau baja mempunyai
sifat kemagnetan. Semakin lama waktu penggosokan,
semakin lama pula sifat kemagnetan bertahan di dalam
batang besi atau baja tersebut.
c. Dialiri arus listrik
Magnet dapat dibuat dengan cara mengalirkan arus
listrik searah ke dalam suatu penghantar. Magnet yang
ditimbulkan disebut elektromagnet. Elektromagnet
pertama kali ditemukan oleh Hans Christian Oersted pada
tahun 1819. Elektromagnet bersifat sementara. Artinya,
jika arus listrik diputus, sifat magnet itu akan hilang. Kita
dapat membuat elektromagnet mempunyai kekuatan lebih
besar dengan menambah jumlah baterai dan menambah
jumlah lilitan.
D. Gaya Gravitasi
Pernahkah kamu melihat buah yang jatuh dari pohonnya?
Kemana arah jatuhnya buah tersebut? Buah kelapa itu jatuh ke bumi.
Tidak hanya buah, benda-benda lain jika dijatuhkan dari ketinggian
tertentu juga akan bergerak turun menuju bumi. Misalnya kelereng
atau bola yang menggelinding di atas meja akan jatuh ke lantai.
Gambar 2.1 buah kelapa jatuh ke bawah
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 82)
Gaya gravitasi bumi sering disebut juga gaya tarik bumi.
Kecepatan benda-benda yang jatuh ke bumi tidak selalu sama. Gaya
gravitasi bumi menyebabkan benda-benda yang ada di bumi tidak
terlempar ke angkasa luar. Selain itu, gaya gravitasi membuat kita
dapat berjalan di atas tanah. Gaya gravitasi juga menyebabkan semua
yang ada di bumi mempunyai berat sehingga tidak melayang-layang
di udara.
Kekuatan gaya gravitasi bumi terhadap benda tergantung pada
jarak benda dari pusat bumi. Semakin jauh letak suatu benda dari pusat
bumi. Gaya gravitasinya semakin kecil.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Contextual Teaching and Learning (CTL)
Metode : Ceramah, demonstrasi, tanya jawab, dan penugasan
G. Alat Peraga dan Sumber Belajar
Alat peraga
a. Bola kasti
b. Kertas
c. Buah jeruk manis
d. Buah jambu
e. Batu
Sumber Belajar
1. Buku paket IPA 5 Salingtemas untuk kelas V SD/MI
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan c) Guru memberi salam.
d) Guru memimpin doa bersama.
e) Guru menanyakan kabar dan
mempresensi siswa.
f) Guru mempersiapkan materi
mengenai gaya dan alat peraga yang
digunakan dalam proses
pembelajaran.
g) Guru meminta kepada peserta didik
agar merapikan tempat duduk untuk
menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
h) Guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
(a) Siapa yang pernah bermain tarik
tambang?
(b) Apa yang terjadi ketika setiap
kelompok tarik tambang
mengeluarkan gaya yang sama
besar?
i) Guru menjelaskan tujuan
5 menit
pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai.
Isi Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
(i) Guru menulis judul materi
pembelajaran.
(j) Meminta siswa untuk membaca teks
dan melihat gambar yang ada di
buku panduan dan sumber belajar
lain.
(k) Siswa diminta menjelaskan
pengertian gaya sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(l) Siswa diminta untuk menyebutkan
contoh kegiatan dirumah yang
dilakukan dengan gaya.
(m) Siswa diminta menyebutkan
jenis-jenis gaya sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(n) Siswa diminta untuk menjelaskan
pengertian gaya gravitasi sesuai
dengan pengetahuannya masing-
masing.
(o) Guru memberikan waktu kepada
siswa untuk bertanya jawab tentang
materi yang dirasa kurang mengerti.
(p) Siswa diminta untuk menyimak
pelajaran dengan baik.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
55 menit
a. Siswa menjelaskan pengertian gaya
sesuai dengan pengetahuannya
masing-masing.
b. Siswa menyebutkan contoh kegiatan
dirumah yang dilakukan dengan
gaya.
c. Siswa menyebutkan jenis-jenis gaya
sesuai dengan pengetahuannya
masing-masing.
d. Siswa menjelaskan pengertian gaya
gravitasi sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
e. Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya mengenai materi yang
belum dimengerti.
f. Guru menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk
mempraktikkan gaya gravitasi.
g. Guru mempraktikkan akibat adanya
gaya gravitasi dengan melemparkan
bola, kelereng, jeruk manis, jeruk
lemon, dan jambu.
h. Guru meminta semua siswa untuk
memperhatikan arah jatuhnya benda-
benda tersebut.
i. Guru memberi pertanyaan kepada
semua siswa mengenai praktikum
yang telah dilaksanakan.
j. Guru meminta salah satu siswa untuk
menjelaskan kepada teman-
temannya mengenai praktikum yang
telah dilaksanakan didepan kelas.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru:
a. Guru memberikan umpan balik
positif dan penguatan terhadap
keberhasilan siswa.
b. Membantu siswa yang kesulitan
pada saat menjawab pertanyaan.
c. Salah satu siswa diminta untuk
menjelaskan praktikum yang telah
dilaksanakan didepan kelas.
d. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya seputar materi
yang belum dikuasai.
Penutup a. Guru menanyakan apa saja yang
dilakukan hari ini “hari ini kita
belajar apa saja?”
b. Bersama siswa guru menyimpulkan
materi pelajaran yang sudah
dipelajari.
c. Guru melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pemberian
tugas.
d. Guru menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran berikutnya.
e. Guru mengajak siswa menutup
pembelajaran dengan berdoa
bersama-sama.
f. Guru menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam.
10 menit
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis Penilaian
a. Teknik : Tes Tertulis
Bentuk tes : Uraian
2. Instrumen Penilaian.
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Petunjuk soal!
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (×) pada salah satu jawaban a, b, c, atau d.
1. Tarikan dan dorongan disebut....
a. Gaya c. Usaha
b. Kerja d. Gerak
2. Berikut ini merupakan jenis-jenis gaya, kecuali....
a. Magnet c. Gesekan
b. Gravitasi d. Pegas
3. Gaya yang bekerja pada sebuah benda selain mempengaruhi gerak
benda juga mengubah....
a. Bentuk benda c. Isi benda
b. Jarak benda d. Warna benda
4. Ketika ditutup, arah pintu kedepan. Ketika dibuka, arah pintu ke
belakang. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa gaya dapat
mengubah....
a. Bentuk c. Arah
b. Bentuk dan arah d. Semua benar
5. Berikut ini merupakan contoh dari gaya dapat mempengaruhi
bentuk benda, kecuali....
a. Meremas kertas c. Membuat gerabah dari tanah liat
b. Menimba air d. Bermain plastisin
6. Contoh terjadinya arah gerak yang disebabkan oleh peristiwa alam
diantaranya....
a. Atlit memanah dengan tepat pada sasaran
b. Pesawat terbang melesat dengan kencangnya
c. Layang-layang tidak tetap pada tempatnya
d. Buah jatuh dari pohon menuju bumi
7. Piring yang jatuh bisa menjadi pecah. Hal itu menunjukkan bahwa
gaya dapat....
a. Mengubah arah benda
b. Mengubah bentuk benda
c. Membuat benda bergerak menjadi diam
d. Membuat benda diam menjadi bergerak
8. Buah Jambu yang jatuh dari pohonnya dikarenakan adanya gaya....
a. Pantul c. Magnet
b. Gravitasi d.Gesek
9. Adanya gaya gravitasi bumi memungkinkan kita....
a. Melayang diudara c. Menapak ditanah
b. Berenang di air d. Menghirup napas
10. Air mengalir selalu menuju ke tempat yang lebih rendah karena
pengaruh gaya....
a. Pegas c. Magnet
b. Gravitasi d. Gesek
11. Jika batu dilemparkan ke atas maka akan....
a. Jatuh kebawah c. Tetap diatas
b. Jatuh kesamping d. Kebawah
12. Contoh peristiwa yang terjadi akibat gaya gravitasi bumi yaitu....
a. Matahari terbit dan tenggelam c. Air sungai menguap
b. Bumi berputar mengelilingi matahari d. Bolpoin jatuh dari
meja
13. Pengaruh gaya gravitasi bumi semakin kuat terhadap suatu benda
apabila....
a. Benda semakin ringan
b. Jarak benda dari pusat bumi semakin dekat
c. Suhu benda semakin panas
d. Angin bertiup kencang
14. Gaya gravitasi menyebabkan benda jatuh ke....
a. Tanah c. Samping kanan
b. Atas d. Samping kiri
15. Pernyataan yang benar tentang gaya gravitasi adalah....
a. Gaya gravitasi di seluruh bagian bumi adalah sama
b. Gaya gravitasi berpusat di garis khatulistiwa
c. Makin jauh dari bumi gaya gravitasi makin kecil
d. Makin jauh dari bumi gaya gravitasi semakin besar
16. Manfaat utama gaya gravitasi ialah....
a. Menahan segala benda tetap berada di bumi
b. Menghentikan benda yang sedang bergerak
c. Menunjukkan kutub utara dan kutub selatan bumi
d. Mengurangi gaya gesekan antara dua permukaan benda
17. Orang yang bisa terbebas dari tarikan gaya gravitasi karena
berada di ruang angkasa disebut....
a. Olahragawan c. Astronom
b. Penerjung payung d. Astronot
18. Sandi melempar kelereng ke atas kemudian kelereng jatuh ke
bawah karena gaya....
a. Magnet c. Gesekan
b. Gravitasi d. Pegas
19. Batu dan kapas jika dijatuhkan maka gerak jatuhnya batu lebih
cepat daripada kapas. Hal ini dikarenakan....
a. Batu memiliki berat yang lebih besar
b. Batu memiliki bentuk yang tidak beraturan
c. Batu memiliki warna yang gelap
d. Batu memiliki rongga udara
20. Berikut ini merupakan contoh jika dibumi tidak terdapat gaya
gravitasi adalah....
a. Buah mangga jatuh dari pohon menuju bumi
b. Kelereng jatuh dari meja menuju ke tanah
c. Air hujan turun menuju ke bumi
d. Batu-batu akan beterbangan ke angkasa
Kunci Jawaban:
1. A
2. D
3. A
4. C
5. D
6. D
7. B
8. B
9. C
10. B
11. A
12. D
13. B
14. A
15. C
16. A
17. D
18. B
19. A
20. D
Pedoman penilaian
Skor = benar X 5
Penilaian = SKOR PEROLEHAN X 100
SKOR MAKSIMAL
= 100 X 100
100
= 100
Magelang, 10 Maret 2018
Mengetahui
Guru Kelas V Peneliti
Ahmad Irkham, S.HI Inta Nur Muakhidah
NUPTK. 0020331206188001 NIM 115-14-144
Kepala Madrasah
Musiyah, S.Pd.SD
NUPTK. 7734664700012
Lampiran II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Sekolah : MI Al Islam Sutopati 3
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Gaya
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
J. Standar Kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.
K. Kompetensi Dasar
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet).
L. Indikator
5.1.1 Menjelaskan pengertian gaya gesek.
5.1.2 Menyebutkan contoh gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari.
5.1.3 Menyebutkan cara memperkecil dan memperbesar gaya gesek.
M. Tujuan Pembelajaran
4. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning, siswa dapat menjelaskan pengertian gaya gesek
dengan benar.
5. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning, siswa dapat menyebutkan contoh gaya gesek
dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
6. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning, siswa dapat menyebutkan cara memperkecil dan
memperbesar gaya gesek dengan benar.
Karakter siswa yang diharapkan: Disiplin (Discipline), Rasa hormat
dan perhatian (respect), Tekun (diligence), Tanggung jawab
(responsibility), dan Ketelitian (carefulness)
N. Materi Pokok
2. Gaya gesek
Coba dorong sebuah kardus di lantai! Ketika kamu mendorong
kerdus terjadi gesekan antara permukaan kardus terjadi gesekan antara
permukaan kardus dengan lantai. Gaya gesekan tersebut akan menghambat
gerakan kardus. Kekuatan hambatan akibat gesekan inilah yang disebut
gaya gesek. Jadi, gaya gesek merupakan gaya yang menimbulkan hambatan
ketika dua permukaan benda saling bersentuhan.
Gambar 2.1 Anak sedang mendorong kardus
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 84)
Contoh gaya gesek yang menguntungkan antara lain sebagai berikut:
f. Gesekan yang terjadi antara ban mobil dengan jalan dan roda sepeda
dengan rem.
Apabila permukaan ban mobil halus, maka akan mudah selip sehingga
ban mobil dibuat bergerigi. Saat sepeda melaju kencang tiba-tiba jalan
menurun atau ada sesuatu di depan ingin berhenti tetapi tidak ada rem
akibatnya terjadi kecelakaan.
g. Hal yang paling mudah, saat kita berjalan timbul gesekan antara telapak
atau alas kaki kita dapat berjalan. Apabila tidak ada gesekan, maka kita
akan senantiasa terpelanting atau bahkan tidak dapat berjalan.
Cara memperkecil gaya gesek adalah:
9) Menggunakan minyak pada bagian-bagian yang bergerak,
10) Menggunakan alas yang lembut dan halus saat menggeser beban
berat,
11) Memberikan roda pada beban saat memindahkannya,
12) Memberikan celah udara antara dua permukaan untuk mengurangi
sentuhan.
Cara memperbesar gaya gesek adalah:
5) Permukaan dijadikan lebih kasar
6) Dua permukaan yang bergesek dipersempit celah udaranya, sehingga
semakin sulit untuk mengadakan gerakan.
O. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Contextual Teaching and Learning (CTL)
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan
P. Alat Peraga dan Sumber Belajar
Alat Peraga
a. Batu
b. Kapas
Sumber Belajar
2. Buku paket IPA 5 Salingtemas untuk kelas V SD/MI
Q. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan j) Guru memberi salam.
k) Guru memimpin doa bersama.
5 menit
l) Guru menanyakan kabar dan
mempresensi siswa.
m) Guru mempersiapkan materi
mengenai gaya dan alat peraga yang
digunakan dalam proses
pembelajaran.
n) Guru meminta kepada peserta didik
agar merapikan tempat duduk untuk
menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
o) Guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
(a) Siapa yang sudah pernah
menggeser meja ke depan kelas?
(b) Gaya apa yang terjadi ketika
meja tersebut digeser kedepan
kelas?
p) Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai.
Isi Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
(q) Guru menulis judul materi
pembelajaran.
(r) Meminta siswa untuk membaca teks
dan melihat gambar yang ada di
buku panduan dan sumber belajar
lain.
60 menit
(s) Siswa diminta menjelaskan
pengertian gaya gesek sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(t) Siswa diminta untuk menyebutkan
contoh gaya gesek yang ada disekitar
siswa.
(u) Siswa diminta untuk menyebutkan
cara memperkecil dan memperbesar
gaya gesek sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(v) Guru memberikan waktu kepada
siswa untuk bertanya jawab tentang
materi yang dirasa kurang mengerti.
(w) Siswa diminta untuk menyimak
pelajaran dengan baik.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
k. Siswa menjelaskan pengertian gaya
gesek sesuai dengan pengetahuannya
masing-masing.
l. Siswa menyebutkan contoh gaya
gesek yang ada disekitar siswa.
m. Siswa diminta menyebutkan cara
memperkecil dan memperbesar gaya
gesek sesuai dengan pengetahuannya
masing-masing.
n. Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya mengenai materi yang
belum dimengerti.
o. Guru membagi siswa dalam suatu
kelompok yang berjumlah 5-6 siswa.
p. Guru menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk
mempraktikkan gaya gesek.
q. Guru membagikan batu dan kapas
kepada masing-masing kelompok.
r. Guru meminta siswa menulis
pertanyaan mengenai praktikum
yang akan dilaksanakan.
s. Guru membimbing siswa untuk
mempraktikkan gaya gesek
t. Guru meminta dua anak dalam
kelompok tersebut untuk
melemparkan batu dan kapas secara
bersamaan.
u. Teman yang lain diminta untuk
memperhatikan benda mana yang
lebih cepat jatuh kebawah.
v. Guru meminta masing-masing
kelompok berdiskusi untuk
menjawab pertanyaan mengenai
praktikum yang telah dilaksanakan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru:
e. Guru memberikan umpan balik
positif dan penguatan terhadap
keberhasilan siswa.
f. Membantu siswa yang kesulitan
pada saat berdiskusi.
g. Salah satu siswa dari masing-
masing kelompok diminta untuk
menyampaikan hasil diskusinya
didepan kelas.
h. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya seputar materi
yang belum dikuasai.
Penutup g. Guru menanyakan apa saja yang
dilakukan hari ini “hari ini kita
belajar apa saja?”
h. Bersama siswa guru menyimpulkan
materi pelajaran yang sudah
dipelajari.
i. Guru melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pemberian
tugas.
j. Guru menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran berikutnya.
k. Guru mengajak siswa menutup
pembelajaran dengan berdoa
bersama-sama.
l. Guru menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam.
5 menit
R. Penilaian Hasil Belajar
3. Jenis Penilaian
b. Teknik : Tes Tertulis
Bentuk tes : Uraian
4. Instrumen Penilaian.
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Petunjuk soal!
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang
(×) pada salah satu jawaban a, b, c, atau d.
1. Gaya gesek terjadi karena dua benda saling....
a. Bersentuhan c. Berbeda arah
b. Bertolakan d. Bertolak belakang
2. Gaya.... terjadi saat kita mengasah pisau.
a. Listrik statis c. Gesek
b. Gravitasi d. Pegas
3. Contoh kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan gaya gesek
adalah....
a. Jatuhnya buah mangga menuju ke bawah
b. Gunting jahit dapat menarik jarum-jarum yang berceceran
c. Air sungai menguap
d. Menggeser meja kedepan kelas
4. Minyak atau pelumas mesin dipakai untuk....
a. Mempercepat gaya gesek c. Mempercepat gaya gerak
b. Mengurangi gaya gesek d. Memperkecil gaya dorong
5. Gaya gesek dapat dikurangi dengan....
a. Menghidupkan mesin setiap hari
b. Memanaskan mesin setiap hari
c. Menggunakan minyak pada mesin
d. Memperkasar permukaan benda
6. Gaya gesek antara bola yang menggelinding dengan tanah
mengakibatkan....
a. Bola melambat, kemudian berhenti.
b. Bola semakin cepat bergerak
c. Bola berbelok arah
d. Berubah bentuk
7. Permukaan benda yang kasar akan memperbesar gaya...
a. Magnet c. Gesek
b. Gravitasi d. Listrik statis
8. Gaya yang bekerja pada ban mobil yang sedang direm adalah....
a. Gesek c. Kecepatan
b. Panas d. Tekanan
9. Jika kita menendang bola dipermukaan tanah, maka pada suatu saat
bola berhenti. Hal ini terjadi karena bola mendapat....
a. Gaya mesin c. Gaya listrik statis
b. Gaya gesek d. Gaya pegas
10. Cara berikut mengurangi gaya gesek, kecuali menggunakan....
a. Pul atau paku-paku c. Minyak pelumas
b. Bantalan peluru d. Roda
11. Ban motor yang sudah gundul harus segera diganti karena gaya
geseknya....
a. Menjadi besar c. Tetap
b. Hilang d. Menjadi kecil
12. Bahan dari karet berguna untuk memperbesar gaya....
a. Gesek c. Magnet
b. Gravitasi d. Ikat
13. Semakin licin permukaan sebuah benda maka gaya gesek akan....
a. Semakin besar c. Tetap saja
b. Semakin kecil d. Semakin cepat
14. Semakin kasar permukaan sebuah benda maka gaya gesek akan....
a. Semakin besar c. Tetap saja
b. Semakin kecil d. Semakin cepat
15. Berikut ini merupakan kerugian adanya gaya gesek, kecuali....
a. Gerak benda jadi terhambat c. Memperbesar pengeluaran
energi
b. Mengikis permukaan benda d. Benda menjadi licin
16. Untuk memperbesar gaya gesek pada roda mobil, maka
permukaan roda mobil dibuat....
a. Halus c. Berat
b. Kasar d. Ringan
17. Pemasangan karet pada bawah sepatu untuk mengurangi risiko,
kecuali....
a. Terjatuh c. Terpeleset
b. Tergelincir d. Terbang
18. Apabila tidak ada gesekan, maka kita akan....
a. Tidak bisa berjalan c.berjalan secara tegap
b. Bisa berjalan d. Berjalan mundur
19. Berikut ini merupakan cara memperkecil gaya gesek, kecuali....
a. Menggunakan alas yang lembut dan halus saat menggeser
beban berat
b. Memberikan roda pada beban saat memindahkannya
c. Menggunakan minyak pada bagian-bagian yang bergerak
d. Menggunakan benda yang permukaannya lebih kasar
20. Manfaat adanya gaya gesek untuk kehidupan sehari-hari adalah....
a. Menjadikan manusia dan hewan berjalan tanpa tergelincir
b. Mempercepat pekerjaan manusia
c. Untuk menerbangkan benda ke angkasa
d. Untuk membantu meringankan beban manusia
Kunci Jawaban:
1. A
2. D
3. A
4. C
5. D
6. D
7. B
8. B
9. C
10. B
11. A
12. D
13. B
14. A
15. C
16. A
17. D
18. B
19. A
20. D
Pedoman penilaian
Skor = benar X 5
Penilaian = SKOR PEROLEHAN X 100
SKOR MAKSIMAL
= 100 X 100
100
= 100
Magelang, 13 Maret 2018
Mengetahui
Guru Kelas V Peneliti
Ahmad Irkham, S.HI Inta Nur Muakhidah
NUPTK. 0020331206188001 NIM 115-14-144
Kepala Madrasah
Musiyah, S.Pd.SD
NUPTK. 7734664700012
Lampiran III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS III
Sekolah : MI Al Islam Sutopati 3
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Gaya
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
S. Standar Kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.
T. Kompetensi Dasar
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet).
U. Indikator
5.1.2 Menjelaskan pengertian gaya magnet.
5.1.3 Menyebutkan contoh gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari.
5.1.3 Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak
magnetis.
5.1.4 Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa
benda melalui percobaan.
V. Tujuan Pembelajaran
4. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning, siswa dapat menjelaskan pengertian gaya magnet
dengan benar.
5. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning, siswa dapat menyebutkan contoh gaya magnet
dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
6. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning, siswa dapat mengelompokkan benda-benda yang
bersifat magnetis dan yang tidak magnetis dengan benar.
7. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning, siswa dapat menunjukkan kekuatan gaya magnet
dalam menembus beberapa benda melalui percobaan dengan benar.
Karakter siswa yang diharapkan: Disiplin (Discipline), Rasa hormat
dan perhatian (respect), Tekun (diligence), Tanggung jawab
(responsibility), dan Ketelitian (carefulness)
W. Materi Pokok
3. Gaya magnet
Adakah lemari es dirumahmu? Jika ada, bukalah pintu lemari es
tersebut lalu tutuplah kembali. Perhatikanlah pintu itu dapat tertutup rapat
walaupun tanpa selot. Mengapa bisa seperti itu? Ternyata, ada magnet
yang dipasang dibadan lemari es dan bingkai pintunya terbuat dari besi.
Ketika pintu didekatkan, magnet akan segera menariknya. Akibatnya,
timbullah gaya tarik yang menyebabkan pintu lemari es akan menutup.
Gaya magnet masih berpengaruh terhadap benda-benda logam
meskipun ada penghalang di antara magnet dan benda yang ditariknya.
Besarnya daya tembus gaya magnet dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain jenis penghalang, tebal tipisnya penghalang, dan kekuatan
magnet. Selain itu, pengaruh gaya magnet juga ditentukan oleh jarak
magnet dengan benda.
Kekuatan gaya tarik magnet tidaklah sama disetiap sisi atau
bagiannya. Gaya magnet paling kuat terletak di kutub-kutub magnet.
Magnet mempunyai dua kutub. Pada keadaan bebas, magnet akan selalu
menunjuk ke arah utara dan selatan. Ujung magnet yang mengarah ke
utara disebut kutub utara, sedangkan ujung magnet yang mengarah ke
selatan disebut kutub selatan. Biasanya kedua ujung magnet diberi warna
yang berbeda untuk membedakan kedua kutub magnet. Apa yang terjadi
jika dua buah kutub magnet saling didekatkan?
Gambar 3.1 Gaya tarik di kutub kutub magnet
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 90)
Kutub-kutub magnet mempunyai sifat-sifat khusus. Saat kutub
yang sama dari dua buah magnet batang saling didekatkan, keduanya akan
saling menolak. Sebaliknya jika kutub yang berbeda dari dua megnet
didekatkan, akan terjadi tarik-menarik.
Gaya tarik magnet banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Gaya tarik magnet digunakan pada berbagai macam alat, mulai dari alat
yang sederhana hingga alat yang rumit. Magnet digunakan pada alat-alat
berikut:
13) Ujung gunting untuk memudahkan mengambil jarum jahit.
14) Bel listrik untuk menggerakkan pemukul lonceng.
15) Papan catur agar buah catur tidak mudah terguling.
16) Kompas sebagai penunjuk arah utara-selatan.
17) Dinamo sepeda dan generator untuk membangkitkan tenaga listrik.
18) Alat untuk mengangkut benda-benda dari besi.
Magnet dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara
terbentuknya, magnet tersebut yaitu magnet alam dan magnet buatan.
Magnet alam terjadi secara alami, contohnya magnet bumi. Magnet buatan
merupakan magnet yang sengaja sibuat. Ada beberapa bentuk magnet
buatan, misalnya magnet batang, tabung (silinder), jarum, huruf U, dan
magnet bentuk ladam (tapal kuda).
Gambar 3.2 Berbagai bentuk magnet buatan
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 91)
Benda-benda yang terbuat dari besi dan baja dapat dibuat menjadi
magnet dengan cara-cara tertentu. Cara membuat magnet dari benda yang
terbuat dari besi dan baja adalah sebagai berikut:
d. Cara induksi
Perbuatan magnet secara induksi sangat mudah dilakukan. Akan
tetapi, sifat kemagnetan hasil induksi ini bersifat sementara. Caranya
dengan menempelkan benda-benda yang trebuat dari logam (besi atau
baja) dengan magnet. Benda yang terbuat dari logam ini akan menjadi
bersifat magnet. Namun, jika magnet dilepaskan, sifat kemagnetan
benda tersebut juga akan hilang.
e. Cara gosokan
Magnet yang digosokkan ke suatu batang besi atau baja dapat
menyebabkan batang besi atau baja mempunyai sifat kemagnetan.
Semakin lama waktu penggosokan, semakin lama pula sifat
kemagnetan bertahan di dalam batang besi atau baja tersebut.
f. Dialiri arus listrik
Magnet dapat dibuat dengan cara mengalirkan arus listrik searah
ke dalam suatu penghantar. Magnet yang ditimbulkan disebut
elektromagnet. Elektromagnet pertama kali ditemukan oleh Hans
Christian Oersted pada tahun 1819. Elektromagnet bersifat sementara.
Artinya, jika arus listrik diputus, sifat magnet itu akan hilang. Kita
dapat membuat elektromagnet mempunyai kekuatan lebih besar dengan
menambah jumlah baterai dan menambah jumlah lilitan.
D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Contextual Teaching and Learning (CTL)
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan
E. Alat Peraga dan Sumber Belajar
Alat Peraga
a. Magnet
b. Paku besi
c. Klip kertas
d. Peniti
e. Kawat
f. Daun
g. Uang logam
h. Batu kerikil
i. Plastik
j. Selembar kertas karton
k. Selembar kardus
l. Buku tulis
Sumber Belajar
3. Buku paket IPA 5 Salingtemas untuk kelas V SD/MI
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan q) Guru memberi salam.
r) Guru memimpin doa bersama.
s) Guru menanyakan kabar dan
mempresensi siswa.
t) Guru mempersiapkan materi
mengenai gaya dan alat peraga yang
5 menit
digunakan dalam proses
pembelajaran.
u) Guru meminta kepada peserta didik
agar merapikan tempat duduk untuk
menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
v) Guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
(c) Siapa yang mempunyai kotak
pensil yang perekatnya
menggunakan magnet?
(d) Mengapa perekat kotak pensil
tersebut sangat kuat?
w) Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai.
Isi Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
(x) Guru menulis judul materi
pembelajaran.
(y) Guru meminta siswa untuk membaca
teks dan melihat gambar yang ada di
buku panduan dan sumber belajar
lain.
(z) Siswa diminta menjelaskan
pengertian gaya magnet sesuai
dengan pengetahuannya masing-
masing.
60 menit
(aa) Siswa diminta untuk
menyebutkan contoh gaya magnet
yang ada disekitar siswa.
(bb) Siswa diminta untuk
menyebutkan benda-benda yang
bersifat magnetis dan yang tidak
magnetis sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
(cc) Siswa diminta menunjukkan
kekuatan gaya magnet dalam
menembus beberapa benda sesuai
dengan pengetahuannya masing-
masing.
(dd) Guru memberikan waktu kepada
siswa untuk bertanya jawab tentang
materi yang dirasa kurang mengerti.
(ee) Siswa diminta untuk menyimak
pelajaran dengan baik.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
w. Siswa menjelaskan pengertian
gaya magnet sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
x. Siswa menyebutkan contoh gaya
magnet yang ada disekitar siswa
sesuai dengan pengetahuannya
masing-masing.
y. Siswa menyebutkan benda-benda
yang bersifat magnetis dan yang
tidak magnetis sesuai dengan
pengetahuannya masing-masing.
z. Siswa menunjukkan kekuatan gaya
magnet dalam menembus beberapa
benda sesuai dengan pengetahuannya
masing-masing.
aa. Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya mengenai materi yang
belum dimengerti.
bb. Guru membagi siswa dalam
suatu kelompok yang berjumlah 8-9
siswa.
cc. Guru menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk
mempraktikkan gaya magnet.
dd. Guru meminta salah satu siswa
disetiap kelompok untuk membuat
tabel yang isinya mengenai benda
magnetis dan non magnetis.
ee. Guru membimbing siswa untuk
mengelompokkan benda magnetis
dan nonmagnetis dengan
membagikan magnet, paku besi, klip
kertas, peniti, kawat, daun, uang
logam, batu kerikil, dan plastik
kepada masing-masing kelompok.
ff. Guru meminta satu persatu siswa
dalam masing-masing kelompok
untuk mendekatkan benda-benda
yang telah yang dibagikan oleh guru
dengan magnet secara bergantian.
gg. Guru meminta satu persatu siswa
untuk menuliskan didalam tabel
benda apa saja yang dapat ditarik
oleh magnet dan tidak dapat ditarik
oleh magnet sesuai dengan
percobaan yang telah dilakukan.
hh. Setelah selesai kemudian guru
meminta masing-masing kelompok
mencari 5 benda disekitar kelas dan
halaman sekolah yang termasuk
kedalam benda magnetis dan
nonmagnetis.
ii. Setelah selesai kemudian guru
meminta masing-masing kembali
berkumpul dengan kelompoknya
untuk melakukan percobaan kembali.
jj. Guru membagikan magnet, klip
kertas, selembar kertas karton,
selembar kardus, dan buku kepada
masing-masing kelompok.
kk. Guru meminta siswa dalam
masing-masing kelompok memegang
selembar karton dan meletakkan
sebuah klip kertas diatasnya.
ll. Guru meminta siswa yang lain
memegang magnet dan menaruhkan
dibawah kertas karton kemudian
digeser-geser.
mm. Guru meminta secara bersama-
sama mengamati yang terjadi pada
klip kertas itu.
nn. Guru meminta siswa yang lain
mencoba dengan mengganti kertas
karton dengan alas yang lain, seperti
kardus, dan buku tulis.
oo. Guru meminta siswa yang lain
melakukan percobaan yang sama
seperti sebelumnya.
pp. Setelah semua percobaan
dilakukan kemudian masing-masing
kelompok menuliskan hasil
percobaan di tabel yang sudah
dibuat.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru:
i. Guru memberikan penguatan
terhadap hasil kerja siswa.
j. Membantu siswa yang kesulitan
pada saat melakukan percobaan.
k. Salah satu siswa dari masing-
masing kelompok diminta untuk
menyampaikan hasil percobaan
didepan kelas.
l. Memberikan umpan balik positif
dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan dan isyarat terhadap
keberhasilan siswa.
Penutup m. Guru menanyakan apa saja yang
dilakukan hari ini “hari ini kita
belajar apa saja?”
n. Bersama siswa guru menyimpulkan
materi pelajaran yang sudah
5 menit
disampaikan.
o. Guru melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pemberian
tugas.
p. Guru menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran berikutnya.
q. Guru mengajak siswa menutup
pembelajaran dengan berdoa
bersama-sama.
r. Guru menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam.
G. Penilaian Hasil Belajar
5. Jenis Penilaian
c. Teknik : Tes Tertulis
Bentuk tes : Uraian
6. Instrumen Penilaian.
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Petunjuk soal!
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang
(×) pada salah satu jawaban a, b, c, atau d.
1. Gaya magnet adalah gaya yang dapat.... benda.
a. Menolak c. Memperbesar
b. Menjatuhkan d. Menarik
2. Contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari
adalah....
a. Untuk menempelkan hiasan pada almari es.
b. Gaya gesek pada rem yang digunakan untuk memperlambat laju
kendaraan bermotor.
c. Buah apel jatuh dari pohonnya.
d. Gaya gesek antara kaki kita dengan jalan yang licin dapat
mengakibatkan kita tergelincir.
3. Pada papan catur agar buah catur tidak mudah terguling maka
diberikan....
a. Besi c. Karet
b. Magnet d. Gaya
4. Benda dibawah ini yang dapat ditarik oleh magnet adalah....
a. Tali plastik c. Jarum jahit
b. Karet gelang d. Kayu
5. Benda dibawah ini yang tidak dapat ditarik oleh magnet adalah....
a. Besi c. Plastik
b. Baja d. Paku
6. Mistar plastik yang digosok-gosokkan pada rambut kering akan
menarik potongan-potongan kertas kecil. Ini terjadi karena mistar
plastik memiliki....
a. Gaya gesek c. Gaya gravitasi
b. Gaya magnet d. Gaya listrik
7. Benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet disebut....
a. Benda nonmagnetis c. Benda gas
b. Benda magnetis d. Benda padat
8. Benda yang dapat ditarik oleh magnet disebut....
a. Benda nonmagnetis c. Benda gas
b. Benda magnetis d. Benda padat
9. Benda yang dapat ditarik oleh magnet adalah benda yang terbuat
dari....
a. Bahan kayu c. Bahan plastik
b. Bahan kertas d. Bahan logam
10. Magnet mempunyai dua kutub , yaitu....
a. Kutub utara dan kutub timur
b. Kutub utara dan kutub selatan
c. Kutub selatan dan kutub barat
d. Kutub selatan dan kutub timur
11. Kutub utara dan kutub utara jika didekatkan maka akan....
a. Tarik-menarik c. Menarik dan menolak
b. Tidak ada reaksi d. Tolak-menolak
12. Kutub utara dan kutub selatan jika didekatkan maka akan....
a. Tarik-menarik c. Menarik dan menolak
b. Tolak-menolak d. Tidak ada reaksi
13. Berdasarkan asal usulnya, magnet dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu....
a. Magnet asli dan imitasi c. Magnet alam dan buatan
b. Magnet lama dan baru d. Magnet batang dan jarum
14. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dari magnet buatan, kecuali....
a. Batang c. Huruf U
b. Tabung d. Segitiga
15. Besarnya daya tembus gaya magnet dipengaruhi oleh beberapa
faktor, kecuali....
a. jenis penghalang c. kekuatan magnet
b. tebal tipisnya penghalang d. Waktu
16. Bagian magnet yang mempunyai gaya tarik paling besar adalah....
a. Garis gaya magnet c. Kutub magnet
b. Faromagnetik d. Medan magnet
17. Berikut ini merupakan cara-cara dalam membuat magnet, kecuali....
a. Cara induksi c. Cara gosokan
b. Cara membakar d. Cara aliran listrik
18. Semakin lama waktu penggosokan pada pembuatan magnet, maka
sifat kemagnetan pada besi dan baja akan semakin....
a. Cepat hilang c. Panas
b. Lama d. Dingin
19. Semakin cepat waktu penggosokan pada pembuatan magnet, maka
sifat kemagnetan pada besi dan baja akan semakin....
a. Cepat hilang c. Panas
b. Lama d. Dingin
20. Berikut ini adalah kegunaan dari magnet adalah....
a. Gunting jahit dapat menarik jarum-jarum yang berceceran
b. Membantu benda bergerak tanpa tergelincir
c. Untuk mengentikan benda yang sedang bergerak
d. Menahan benda-benda agar tidak bergeser
Kunci Jawaban:
1. D
2. A
3. B
4. C
5. C
6. B
7. A
8. B
9. D
10. B
11. D
12. A
13. C
14. D
15. D
16. C
17. B
18. B
19. A
20. A
Pedoman penilaian
Skor = benar X 5
Penilaian = SKOR PEROLEHAN X 100
SKOR MAKSIMAL
= 100 X 100
100
= 100
Magelang, 15 Maret 2018
Mengetahui
Guru Kelas V Peneliti
Ahmad Irkham, S.HI Inta Nur Muakhidah
NUPTK. 0020331206188001 NIM 115-14-144
Kepala Madrasah
Musiyah, S.Pd.SD
NUPTK. 7734664700012
Lampiran IV
Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Aktivitas Siswa yang diamati Skor
A B C D
1. Merespon apersepsi yang diberikan
oleh guru √
2. Aktif dan semangat selama proses
pembelajaran √
3. Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan √
4. Berani mengungkapkan pendapat √
5. Bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan guru √
6. Perhatian siswa saat pembelajaran √
7. Keterlibatan siswa saat
pembelajaran √
8. Keaktifan partisipasi dalam
penggunaan alat peraga √
9. Kerjasama siswa dalam kegiatan
kelompok √
10. Menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari bersama √
Keterangan
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Lampiran V
Lembar Observasi Siswa Siklus II
No Aktivitas Siswa yang diamati Skor
A B C D
1. Merespon apersepsi yang diberikan
oleh guru √
2. Aktif dan semangat selama proses
pembelajaran √
3. Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan √
4. Berani mengungkapkan pendapat √
5. Bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan guru √
6. Perhatian siswa saat pembelajaran √
7. Keterlibatan siswa saat
pembelajaran √
8. Keaktifan partisipasi dalam
penggunaan alat peraga √
9. Kerjasama siswa dalam kegiatan
kelompok √
10. Menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari bersama √
Keterangan
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Lampiran VI
Lembar Observasi Siswa Siklus III
No Aktivitas Siswa yang diamati Skor
A B C D
1. Merespon apersepsi yang diberikan
oleh guru
√
2. Aktif dan semangat selama proses
pembelajaran
√
3. Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan
√
4. Berani mengungkapkan pendapat √
5. Bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan guru
√
6. Perhatian siswa saat pembelajaran √
7. Keterlibatan siswa saat
pembelajaran √
8. Keaktifan partisipasi dalam
penggunaan alat peraga √
9. Kerjasama siswa dalam kegiatan
kelompok
√
10. Menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari bersama
√
Keterangan
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Lampiran VII
Lembar Observasi Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa. √
2. Memberikan motivasi siswa. √
3. Memberikan apersepsi (sesuai dengan
materi). √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √
5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan
dipelajari. √
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara. √
7. Variasi gerakan badan tidak menganggu
perhatian siswa. √
8. Kerapian dalam penampilan. √
9. Posisi mengajar. √
Penguasaan Bahan Ajar (Materi
Pelajaran)
10. Bahan ajar disampaikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP. √
11. Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar. √
12. Memiliki wawasan yang luas saat
menyampaikan bahan ajar. √
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. √
14. Memiliki keterampilan dalam
menanggapi pertanyaan siswa. √
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu. √
Pemanfaatan Alat Peraga
16. Menggunakan alat peraga secara efektif
dan efesien. √
17. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat
peraga. √
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. √
19. Penilaian sesuai dengan RPP. √
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diajarkan. √
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya
hal-hal yang belum dipahami. √
22. Menyampaikan kesimpulan pembelajaran
yang telah dilakukan. √
Tindak lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa. √
24. Menginformasikan materi pelajaran yang
akan dipelajari selanjutnya. √
25. Memberikan motivasi kepada siswa. √
Jumlah 8 33 24 0
Total 65
Kategori Baik
Keterangan :
Skor nilai
A= 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B= 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C= 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D= 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
Lampiran VIII
Lembar Observasi Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa. √
2. Memberikan motivasi siswa. √
3. Memberikan apersepsi (sesuai dengan
materi). √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √
5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan
dipelajari. √
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara. √
7. Variasi gerakan badan tidak menganggu
perhatian siswa. √
8. Kerapian dalam penampilan. √
9. Posisi mengajar. √
Penguasaan Bahan Ajar (Materi
Pelajaran)
10. Bahan ajar disampaikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP. √
11. Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar. √
12. Memiliki wawasan yang luas saat
menyampaikan bahan ajar. √
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. √
14. Memiliki keterampilan dalam
menanggapi pertanyaan siswa. √
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu. √
Pemanfaatan Alat Peraga
16. Menggunakan alat peraga secara efektif
dan efesien. √
17. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat
peraga. √
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. √
19. Penilaian sesuai dengan RPP. √
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diajarkan. √
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya
hal-hal yang belum dipahami. √
22. Menyampaikan kesimpulan pembelajaran
yang telah dilakukan. √
Tindak lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa. √
24. Menginformasikan materi pelajaran yang
akan dipelajari selanjutnya. √
25. Memberikan motivasi kepada siswa. √
Jumlah 16 51 8 0
Total 75
Kategori Baik
Keterangan :
Skor nilai
A= 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B= 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C= 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D= 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
Lampiran IX
Lembar Observasi Guru Siklus III
No. Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa. √
2. Memberikan motivasi siswa. √
3. Memberikan apersepsi (sesuai dengan
materi). √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √
5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan
dipelajari. √
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara. √
7. Variasi gerakan badan tidak menganggu
perhatian siswa. √
8. Kerapian dalam penampilan. √
9. Posisi mengajar. √
Penguasaan Bahan Ajar (Materi
Pelajaran)
10. Bahan ajar disampaikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP. √
11. Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar. √
12. Memiliki wawasan yang luas saat
menyampaikan bahan ajar. √
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. √
14. Memiliki keterampilan dalam
menanggapi pertanyaan siswa. √
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu. √
Pemanfaatan Alat Peraga
16. Menggunakan alat peraga secara efektif
dan efesien. √
17. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat
peraga. √
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. √
19. Penilaian sesuai dengan RPP. √
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diajarkan. √
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya
hal-hal yang belum dipahami. √
22. Menyampaikan kesimpulan pembelajaran
yang telah dilakukan. √
Tindak lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa. √
24. Menginformasikan materi pelajaran yang
akan dipelajari selanjutnya. √
25. Memberikan motivasi kepada siswa. √
Jumlah 48 36 2 0
Total 86
Kategori Sangat Baik
Keterangan :
Skor nilai
A= 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B= 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C= 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D= 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
Lampiran X
Tabel 4.1 Data nilai siswa pra siklus
No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. Yulistiyani 55 75 √
2. Khairul Anam 35 75 √
3. Surur 30 75 √
4. Irfan 50 75 √
5. Agung Nurrohman 50 75 √
6. Sinta Nur Laila 90 75 √
7. Ikang Fauzi 60 75 √
8. Siti Nur Aisah 90 75 √
9. Dwi Nur Handayani 85 75 √
10. Assyfa Zaliyatul K 95 75 √
11. Farisil Aufa 45 75 √
12. Fayshol Sahari 90 75 √
13. Muhammad Risal M 80 75 √
14. Nima Nazilatul Laili 95 75 √
15. Vika Rahmawati 80 75 √
16. Reno Setyo Adi 40 75 √
17. Karisma 65 75 √
18. Putri Desfita Sari 80 75 √
19. Arwan 60 75 √
20. Muafiah 70 75 √
21. Mat Wahyu Riski S 45 75 √
22. Nanda Abdul Muntalib 45 75 √
23. Ahmat Mufit 65 75 √
24. Eliya 90 75 √
25. Della Amalia Ulfana 65 75 √
26. Khairul Anwar 35 75 √
Jumlah 1690 10 16
Rata-rata 65
Presentase Ketuntasan 38,46
%
61,54
%
Keterangan:
Tuntas = 10 siswa
Belum tuntas = 16 siswa
Lampiran XI
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. Yulistiyani 70 75 √
2. Khairul Anam 80 75 √
3. Surur 45 75 √
4. Irfan 50 75 √
5. Agung Nurrohman 75 75 √
6. Sinta Nur Laila 75 75 √
7. Ikang Fauzi 60 75 √
8. Siti Nur Aisah 85 75 √
9. Dwi Nur Handayani 85 75 √
10. Assyfa Zaliyatul K 80 75 √
11. Farisil Aufa 55 75 √
12. Fayshol Sahari 85 75 √
13. Muhammad Risal M 75 75 √
14. Nima Nazilatul Laili 90 75 √
15. Vika Rahmawati 70 75 √
16. Reno Setyo Adi 60 75 √
17. Karisma 65 75 √
18. Putri Desfita Sari 75 75 √
19. Arwan 65 75 √
20. Muafiah 70 75 √
21. Mat Wahyu Riski S 50 75 √
22. Nanda Abdul Muntalib 25 75 √
23. Ahmat Mufit 85 75 √
24. Eliya 80 75 √
25. Della Amalia Ulfana 70 75 √
26. Khairul Anwar 35 75 √
Jumlah 1760 12 14
Rata-rata 67,69
Presentase Ketuntasan 46.15
%
53,85%
Keterangan:
Tuntas = 12 siswa
Belum tuntas = 14 siswa
Lampiran XII
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. Yulistiyani 75 75 √
2. Khairul Anam 85 75 √
3. Surur 50 75 √
4. Irfan 55 75 √
5. Agung Nurrohman 75 75 √
6. Sinta Nur Laila 80 75 √
7. Ikang Fauzi 75 75 √
8. Siti Nur Aisah 85 75 √
9. Dwi Nur Handayani 80 75 √
10. Assyfa Zaliyatul K 80 75 √
11. Farisil Aufa 85 75 √
12. Fayshol Sahari 85 75 √
13. Muhammad Risal M 75 75 √
14. Nima Nazilatul Laili 75 75 √
15. Vika Rahmawati 75 75 √
16. Reno Setyo Adi 65 75 √
17. Karisma 65 75 √
18. Putri Desfita Sari 75 75 √
19. Arwan 75 75 √
20. Muafiah 70 75 √
21. Mat Wahyu Riski S 50 75 √
22. Nanda Abdul Muntalib 70 75 √
23. Ahmat Mufit 85 75 √
24. Eliya 80 75 √
25. Della Amalia Ulfana 80 75 √
26. Khairul Anwar 75 75 √
Jumlah 1925 19 7
Rata-rata 74,04
Presentase Ketuntasan 73,08
%
26,92%
Keterangan:
Tuntas = 19 siswa
Belum tuntas = 7 siswa
Lampiran XIII
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III
No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. Yulistiyani 85 75 √
2. Khairul Anam 85 75 √
3. Surur 75 75 √
4. Irfan 75 75 √
5. Agung Nurrohman 75 75 √
6. Sinta Nur Laila 80 75 √
7. Ikang Fauzi 80 75 √
8. Siti Nur Aisah 90 75 √
9. Dwi Nur Handayani 85 75 √
10. Assyfa Zaliyatul K 90 75 √
11. Farisil Aufa 90 75 √
12. Fayshol Sahari 90 75 √
13. Muhammad Risal M 80 75 √
14. Nima Nazilatul Laili 75 75 √
15. Vika Rahmawati 75 75 √
16. Reno Setyo Adi 85 75 √
17. Karisma 85 75 √
18. Putri Desfita Sari 80 75 √
19. Arwan 80 75 √
20. Muafiah 75 75 √
21. Mat Wahyu Riski S 75 75 √
22. Nanda Abdul Muntalib 75 75 √
23. Ahmat Mufit 80 75 √
24. Eliya 80 75 √
25. Della Amalia Ulfana 85 75 √
26. Khairul Anwar 75 75 √
Jumlah 2105 26 -
Rata-rata 80,96
Presentase Ketuntasan 100%
Keterangan:
Tuntas = 26 siswa
Belum tuntas = -
Lampiran XIV
Dokumentasi Foto Penelitian
Siklus I
Foto 1. Guru saat menuliskan materi
gaya gravitasi
Foto 2. Guru saat mempraktikkan
gaya gravitasi
Siklus II
Foto 3. Siswa saat mempraktikkan
gaya gesek
Foto 4. Siswa saat berdiskusi
Siklus III
Foto 5. Siswa saat mempraktikkan
gaya magnet Foto 6. Siswa saat mempraktikkan
gaya magnet
Foto 7. Siswa saat berada di luar
rungan kelas mempraktikkan gaya
magnet
Foto 8. Siswa saat berdiskusi berada
di luar rungan kelas
Lampiran XV
Surat Ijin Penelitian
Lampiran XVI
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran XVIII
Laporan SKK
Lampiran XIX
Lembar Konsultasi