Penilaian standar rumah sakit (9)

29
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (American Hospital Association; 1974 dalam Azwar, 1996). Wolper dan Pena (dalam Azwar, 1996) menyatakan bahwa rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Association of Hospital Care (dalam Azwar, 1996) menjelaskan bahwa rumah sakit adalah suatu pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan dan penelitian kedokteran diselenggarakan. 2.1.2 Fungsi Rumah Sakit 5

Transcript of Penilaian standar rumah sakit (9)

Page 1: Penilaian standar rumah sakit (9)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis profesional yang

terorganisir serta sarana kedokteran yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran,

asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit

yang diderita oleh pasien (American Hospital Association; 1974 dalam Azwar, 1996).

Wolper dan Pena (dalam Azwar, 1996) menyatakan bahwa rumah sakit adalah

tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat

dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga

profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Association of Hospital Care (dalam

Azwar, 1996) menjelaskan bahwa rumah sakit adalah suatu pusat dimana pelayanan

kesehatan masyarakat, pendidikan dan penelitian kedokteran diselenggarakan.

2.1.2 Fungsi Rumah Sakit

Fungsi rumah sakit berdasarkan sistem kesehatan nasional dalam Djojodibroto

(1997) adalah:

1. memberikan pelayanan rujukan medik spesialistik dan subspesialis

2. menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat

penyembuhan dan pemulihan pasien

3. sarana pendidikan dan pelatihan di bidang kedokteran dan kedokteran gigi jenjang

diploma, dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis konsultan,

magister, doktor dan pendidikan berkelanjutan bidang kedokteran.

5

Page 2: Penilaian standar rumah sakit (9)

2.1.3 Karakteristik Rumah Sakit

Djojodibroto (1997) menyatakan bahwa organisasi rumah sakit mempunyai

sejumlah sifat atau karakteristik yang tidak dipunyai organisasi lainnya, antara lain:

1. sebagian besar tenaga kerja rumah sakit adalah tenaga profesional

2. wewenang kepala rumah sakit berbeda dengan wewenang pimpinan perusahaan

3. tugas-tugas kelompok profesional lebih banyak dibandingkan tugas kelompok

manajerial

4. beban kerjanya tidak bisa diatur

5. jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan di unit kerja beragam

6. hampir semua kegiatannya bersifat penting

7. pelayanan rumah sakit sifatnya sangat individualistik. Setiap pasien harus

dipandang sebagai individu yang utuh, aspek fisik, aspek mental, aspek

sosiokultur dan aspek spiritual harus mendapat perhatian penuh

8. pelayanan bersifat pribadi, cepat dan tepat

9. pelayanan berjalan terus menerus selama 24 jam dalam sehari.

2.1.4 Macam Rumah Sakit

Djojodibroto (1997) membagi rumah sakit menjadi beberapa macam, yaitu

menurut:

1. Pemilik

Rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam, yaitu rumah sakit pemerintah

(goverment hospital) dan rumah sakit swasta (privat hospital).

2. Filosofi yang dianut

Rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam, yaitu rumah sakit yang tidak

mencari keuntungan (non-profit hospital) dan rumah sakit yang mencari

keuntungan (profit hospital).

6

Page 3: Penilaian standar rumah sakit (9)

3. Jenis pelayanan yang diselenggarakan.

Rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam, yaitu rumah sakit umum (general

hospital) yang menyelenggarakan semua jenis pelayanan kesehatan dan rumah

sakit khusus (specially hospital).

4. Lokasi rumah sakit

Rumah sakit dibedakan atas beberapa macam, tergantung dari pembagian sistem

pemerintah yang dianut, misalnya rumah sakit pusat jika lokasinya di ibukota

negara, rumah sakit propinsi jika lokasinya di ibukota propinsi dan rumah sakit

kabupaten jika lokasinya di ibukota kabupaten.

Azwar(1996) menyatakan bahwa rumah sakit di Indonesia jika ditinjau dari

kemampuan yang dimiliki dibedakan menjadi lima macam, yaitu:

1. Rumah sakit kelas A

Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis dan subspesialis secara luas. Rumah sakit kelas A ditetapkan

sebagai tempat pelayanan rumah sakit rujukan tertinggi (top referral hospital)

atau rumah sakit pusat.

2. Rumah sakit kelas B

Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas. Rumah sakit kelas B didirikan

di setiap ibukoata propinsi (propincial hospital) yang menampung pelayanan

rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk

kelas A juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit kelas B.

3. Rumah sakit kelas C

Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis terbatas, yaitu pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah,

pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kebidanan dan kandungan. Rumah sakit

kelas C akan didirikan di setiap ibukota kabupaten (regency hospital) yang

menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.

7

Page 4: Penilaian standar rumah sakit (9)

4. Rumah sakit kelas D

Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit ynag bersifat transisi karena pada satu

saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Kemampuan rumah sakit

kelas D hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi.

Rumah sakit kelas D juga menampung pelayanan rujukan yang berasal dari

puskemas.

5. Rumah sakit kelas E

Rumah sakit kelas E adalah rumah sakit khusus (spesial hospital) yang

menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran saja, misalnya rumah sakit

kusta, rumah sakit paru, rumah sakit kanker, rumah sakit jantung, rumah sakit ibu

dan anak, rumah sakit gigi dan mulut dan lain sebagainya.

2.2 Rumah Sakit Gigi Dan Mulut

2.2.1 Pengertian Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Rumah sakit gigi dan mulut adalah rumah sakit khusus yang

memyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dan merupakan sarana

pendidikan dan penelitian tenaga kesehatan gigi tingkat (D1, D3 dan S1), pendidikan

(dokter gigi dan dokter spesialis) serta pendidikan magister dan doktoral, S2, spesialis

dan S3 (Departemen Kesehatan RI, 2003).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 1173 tahun 2004

tentang rumah sakit gigi dan mulut menyatakan bahwa Rumah Sakit Gigi dan Mulut

(selanjutnya disingkat RSGM) adalah sarana pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut perorangan untuk pelayanan

pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui pelayanan rawat jalan, gawat darurat

dan pelayanan tindakan medis.

RSGM terbagi atas beberapa bagian, yaitu :

1. Laboratorium Periodonsia

2. Laboratorium Oral Medicine (OM)

8

Page 5: Penilaian standar rumah sakit (9)

3. Laboratorium Bedah Mulut

4. Laboratorium Prostodonsia

5. Laboratorium Ortodonsia

6. Laboratorium Konservasi

7. Laboratorium Pedodonsia

8. Laboratorium Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat

2.2.2 Fungsi dan Tujuan RSGM

Fungsi RSGM adalah:

1. Pelayanan atau pengabdian kepada masyarakat meliputi;

a. sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut primer, sekunder, dan tersier,

penunjang, rujukan dan gawat darurat kesehatan gigi dan mulut.

b. wadah pengembangan konsep pelayanan kedokteran gigi.

c. pusat unggulan pelayanan kedokteran gigi.

2. Pendidikan

sarana pendidikan dan pelatihan di bidang kedokteran gigi jenjang diploma,

dokter gigi, dokter gigi spesialis, dokter gigi spesialis konsultan, magister, doktor

dan pendidikan berkelanjutan bidang kedokteran gigi.

3. Penelitian

a. pusat penelitian, pengkajian, dan pengembangan ilmu kedokteran gigi,

b. pusat penerapan obat, bahan dan kedokteran gigi

(Depkes RI, 2003).

RSGM berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan nomer 1173

tahun 2004, menurut fungsinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu RSGM Pendidikan

dan RSGM non Pendidikan. RSGM Pendidikan adalah RSGM yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, yang juga digunakan sebagai

sarana proses pembelajaran, pendidikan dan penelitian bagi profesi tenaga kesehatan

kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya dan terikat melalui kerjasama dengan

fakultas kedokteran gigi.

9

Page 6: Penilaian standar rumah sakit (9)

Tujuan umum RSGM adalah meningkatkan mutu pendidikan, penelitian dan

pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas, profesional, modern dan sesuai

dengan tuntutan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

kedokteran gigi.

Tujuan khusus RSGM, yaitu:

a. tersedianya sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi masayarakat secara

optimal, meliputi :

1) pelayanan medik gigi primer, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan

wewenang dokter gigi umum.

2) pelayanan medik gigi sekunder, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan

wewenang dokter gigi spesialis.

3) pelayanan medik gigi tersier, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan

wewenang dokter gigi subspesialis/dokter gigi spesialis konsultan.

b. tersedianya sarana pendidikan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan gigi lainnya.

c. tersedianya pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

khususnya pada kedokteran gigi.

d. tersedianya unit pelayanan sebagai sarana rujukan bagi unit yang lebih rendah.

e. tersedianya unit penunjang program kegiatan medik kedokteran umum (rujukan

secara pelayanan kesehatan lain setingkat/horizontal), kegiatan pelayanan

kesehatan terintegrasi, pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan penelitian.

Kriteria yang harus dipenuhi oleh RSGM Pendidikan berdasarkan Peraturan

Pemerintah Menteri Kesehatan No.1173 tahun 2004 adalah:

1. kebutuhan akan proses pendidikan,

2. fasilitas dan peralatan fisik untuk pendidikan,

3. aspek manajemen umum dan mutu pelayanan rumah sakit,

4. aspek keuangan dan sumber dana,

5. memiliki kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan Kolegium Kedokteran

Gigi.

10

Page 7: Penilaian standar rumah sakit (9)

2.2.3 Sasaran RSGM

Sasaran RSGM adalah tercapainya mutu pelayanan kesehatan gigi yang dapat

memberi perlindungan kepada masyarakat melalui pelayanan kesehatan gigi,

pendidikan dan penelitian (Depkes RI, 2003).

2.2.4 Sarana Peralatan RSGM

RSGM harus memenuhi persyaratan bangunan, sarana dan prasarana serta

peralatan sesuai dengan kebutuhan. Persyaratan yang dimaksud adalah :

1. lokasi atau letak bangunan dan prasarana harus sesuai dengan rencana umum tata

ruang

2. bangunan dan prasarana harus memenuhi persyaratan keamanan, keselamatan

kerja dan analisis dampak lingkungan RS dan sarana kesehatan lain

3. peralatan harus memenuhi persyaratan kalibrasi, standar kebutuhan pelayanan,

keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja.

Ketentuan persyaratan minimal peralatan RSGM berdasarkan Peraturan

Pemerintah Menteri Kesehatan nomer 1173 tahun 2004, meliputi:

a. jumlah dental unit 50

b. jumlah dental chair 50 unit

c. jumlah tempat tidur 3 buah

d. peralatan medik, meliputi :

1) 1 unit intra oral camera

2) 1 unit dental X-ray

3) 1 unit panoramic X-ray

4) 1 unit Cephalometri X-ray

5) 1 unit autoclave /7 unit sterilizator

6) 1 camera

7) 1 digital intra oral.

RSGM dapat memiliki peralatan medik khusus lainnya, meliputi :

1. 1 unit laser

11

Page 8: Penilaian standar rumah sakit (9)

2. 1 radiografi (Radio Visio Graphi).

Perbandingan standar peralatan RSGM yang disusun oleh Direktorat

Pelayanan Medis Gigi Departemen Kesehatan RI tahun 2003 dengan yang dimiliki

oleh RSGM FKG UNEJ, yaitu:

Tabel 1.

Perbandingan Standar Peralatan RSGM

NO Peralatan Standar DepkesKeadaan di RSGM FKG UNEJ

Jumlah Saat ini

BaikRusak

Ringan Berat1.

2

3.

4.

Jumlah dental unitJumlah dental chairJumlah tempat tidurPeralatan medik lainnya

50 unit

50 unit

3 unit

1 unit laser1 unit intra oral cameraI unit dental foto1unit cephalometri X- ray7 unit sterilisator1 camera1 digital intra oral1 radiografi (Radio Visiograph)

108

108

1

-3

11

13--

-

99

99

-

-2

11

12--

-

-

-

-

--

--

---

-

9

9

-

-1

--

1--

-

Sumber: Laporan Penyelenggaraan RSGM FKG UNEJ 2006

2.2.5 Tenaga Kesehatan

RSGM berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan Nomer 1173

tahun 2004 harus memiliki tenaga yang meliputi :

1. Tenaga medis kedokteran gigi, yang terdiri dari :

a. dokter gigi

b. dokter gigi spesialis, yang meliputi :

12

Page 9: Penilaian standar rumah sakit (9)

1) bedah mulut

2) orthodonsia

3) konservasi

4) prostodonsia

5) pedodonsia

6) periodonsia

7) oral medicine

2. Dokter/spesialis lainnya

a. dokter dengan pelatihan PPGD

b. dokter anestesi

c. dokter penyakit dalam

d. dokter spesialis anak

3. Tenaga Keperawatan

a. perawat gigi

b. perawat

4. Tenaga kefarmasian

a. apoteker

b. analis farmasi

c. asisten apoteker

5. Tenaga Keteknisan Medis

a. radiografer

b. teknisi gigi

c. analis kesehatan

d. perekam medis

6. Tenaga Non Kesehatan

a. administrasi

b. kebersihan

RSGM Pendidikan dalam memenuhi kurikulum pendidikan dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus menyediakan tujuh dokter gigi

13

Page 10: Penilaian standar rumah sakit (9)

spesialis tersebut diatas dan dokter gigi spesialis lainnya, meliputi bidang kesehatan

gigi masyarakat (dental public health), dental material, oral biology dan dental

radiology (Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan Nomer 1173, 2004).

Perbandingan standar tenaga medis RSGM yang disusun oleh Direktorat

Pelayanan Medis Gigi Departemen Kesehatan RI tahun 2003 dengan yang dimiliki

oleh RSGM FKG UNEJ, yaitu:

Tabel 2.

Perbandingan Standar Tenaga Medis RSGM

No

TenagaStandar Depkes

Keadaan di RSGM FKG UNEJ

Jumlah saat ini

Purna waktu Paruh waktu

PNSPNS

DepkesPNS

PNS Depkes

1 Dokter gigi umum 7 orang 57 52+211 - - 32 Dokter gigi ahli

a. Bedah mulutb. Ortodonsiac. Konservasid. Prostodonsiae. Pedodonsiaf. Periodonsiag. Oral Medicine

1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang 1 orang

212+11

1112

112

1111111

-------

-------

11-----

3 Dokter/ahli lainnyaa. Anastesib. Dokter umum/gawat

daruratc. Penyakit dalamd. Anak

1 orang1 orang

1 orang1 orang

11

11

--

--

--

--

--

--

11

11

Jumlah 18 orang 70 61 - - 9

Keterangan:1 : status kontrak kerja2 : sedang menempuh pendidikan

Sumber data: Laporan Penyelenggaraan RSGM FKG UNEJ 2006

14

Page 11: Penilaian standar rumah sakit (9)

Tabel 3.

Perbandingan Standar Tenaga Keperawatan dan Tenaga Lain RSGM

No TenagaStandar Depkes

Keadaan di RSGM FKG UNEJ

Jumlah saat ini

Purna waktu Paruh waktu

PNSPNS

DepkesPNS

PNS Depkes

1 Tenaga keperawatana. perawat gigi/teknisi

laboratorium gigi (A.Md)

14 orang 71 4 - - -

b. perawat umum 1 orang 2 2 - - -2 Tenaga kesehatan

lainnyaa. analis laboratorium

(A.Md)- 6 6 - - -

b. Teknisi radiologi (A.Md)

- 2 1 - - -

Jumlah 15 orang 9+81 13 - - -4 Tenaga non kesehatan

a. Rekam medik 1 oarang 21 - - - -b. Teknisi 1 orang 1+11 - - - -c. Kasir 1 orang 21 - - - -d. Adm. Keuangan-

sarana dan prasarana1 orang 2 - - - -

e. Kebersihan 1 orang 31 - - - -Jumlah 5 orang 11

Keterangan:1 : status kontrak kerja2 : sedang menempuh pendidikan

Sumber data: Laporan Penyelenggaraan RSGM FKG UNEJ 2006

2.3 Standar Pelayanan Rumah Sakit

Rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat

peningkatan derajat kesehatan kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk

15

Page 12: Penilaian standar rumah sakit (9)

memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan

dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.

Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna

yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal (Clinical Practice Guideline,

1990 dalam Azwar, 1996).

Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang

mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan (Donabedian, 1980

dalam Azwar, 1996).

Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh

suatu sarana pelayanan agar pemakai jasa dapat memperoleh keuntungan yang

maksimal dari pelayanan yang diselenggarakan (Rowland dan Rowland, 1983 dalam

Azwar, 1996).

Keputusan Menteri Kesehatan no. 228 tahun 2002 menyatakan bahwa standar

adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam

melakukan kegiatan. Standar ini dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan propinsi,

kabupaten/kota sesuai dengan evidence base. Standar pelayanan rumah sakit daerah

adalah penyelenggaraan pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik,

pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan, baik rawat inap maupun rawat

jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit.

Standar pelayanan dokter/dokter gigi yang harus diatur adalah standar

pelayanan yang diberikan secara langsung oleh dokter kepada pasien, terlepas dari

strata unit pelayanan tempat dia bekerja. Masalah keterbatasan sarana dan teknologi

hanya menjadi pertimbangan ketika kelak terjadi penyimpangan (Mohamad, 2005).

Standar pelayanan yang digunakan harus sesuai dengan standar profesi yang

berlaku dan kode etik kedokteran saat ini. Setiap rumah sakit gigi dan mulut dalam

memberikan pelayanan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pelayanan sesuai

dengan standar profesi kedokteran gigi yang ditetapkan.

Standar profesi berdasarkan Undang-Undang No.23 Tahun 1992 adalah

pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi

16

Page 13: Penilaian standar rumah sakit (9)

secara baik. Tenaga kesehatan yang berhadapan dengan pasien seperti dokter dan

perawat dalam melaksanakan tugasnya harus menghormati hak pasien. Hak pasien

adalah hak informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia

kedokteran dan hak atas pendapat kedua (second opinion) (Nasution, 2005). Setiap

RSGM dalam memberikan pelayanan mempunyai kewajiban-kewajiban, salah

satunya adalah melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan RSGM dan

standar profesi kedokteran gigi yang ditetapkan.

Pelayanan kesehatan adalah suatu sistem lembaga, orang, tekonologi dan

sumber daya yang dirancang untuk meningkatkan status kesehatan suatu populasi,

misalnya pencegahan, promosi, pengobatan dan sebagainya (Adikoesoemo, 1997).

Standar pelayanan yang harus dimiliki oleh rumah sakit menurut Azwar (1996)

adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan farmasi harus dilakukan dibawah pengawasan tenaga ahli farmasi yang

baik

b. Rumah sakit harus menyediakan pelayanan laboratorium patologi anatomi dan

patologi klinik

c. Rumah sakit harus menyediakan ruang bedah lengkap dengan fasilitasnya

d. Rumah sakit harus dibangun, dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk

menjamin kesehatan dan keselamatan pasiennya.

Crosby dalam Azwar (1997) menyatakan bahwa mutu adalah kepatuhan

terhadap standar yang telah ditetapkan, sedangkan Aditama (2002) menyatakan

bahwa mutu adalah pelayanan yang mengacu pada kemampuan rumah sakit memberi

pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh

pasiennya.

Mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila telah dilakukan penilaian-

penilaian, baik terhadap tingkat kesempurnaan, sifat, wujud, ciri-ciri pelayanan

kesehatan dan kepatuhan terhadap standar pelayanan. Setiap orang mempunyai

kriteria untuk kualitas dan mempunyai cara-cara penilaian yang berbeda. Penyedia

layanan kesehatan tidak dapat mengetahui apakah para pasien yang memberikan

17

Page 14: Penilaian standar rumah sakit (9)

pendapat yang positif atau negatif bisa mewakili seluruh populasi yang dilayani

(Kongstvedt, 2000). Perbedaan tersebut dapat diatasi dengan kesepakatan bahwa

mutu suatu pelayanan kesehatan dianggap baik apabila tata cara penyelenggaraannya

sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan (Azwar,

1996).

Kegiatan penilaian secara umum harus meliputi tiga tahap. Tahap pertama

adalah menetapkan standar, kemudian tahap kedua adalah menilai kinerja yang ada

dan membandingkan dengan standar yang sudah disepakati dan tahap ketiga meliputi

upaya memperoleh kinerja yang menyimpang dari standar yang sudah ditetapkan

(Aditama, 2002). Standar ini telah dikembangkan oleh badan usaha, atau badan usaha

dapat menggunakan standar yang dikembangkan oleh organisasi profesional dan

dipublikasikan dalam literatur medis (Kongstvedt, 2000).

Tiga aspek penilaian mutu pelayanan menurut Jonas dan Rosenberg dalam

Aditama (2002), yaitu:

a. Aspek pendekatan

1. Pendekatan secara umum

Pendekatan secara umum dilakukan dengan menilai kemampuan rumah sakit

dan atau petugas dan membandingkannya dengan standar yang ada. Para

petugas dapat dinilai tingkat pendidikannya, pengalaman kerjanya, serta

pengalaman yang dimilikinya. Rumah sakitnya dapat dinilai dalam segi

bangunan fisik, administrasi organisasi dan manajernya, kualifikasi SDM yang

tersedia dan kemampuan memberi pelayanan sesuai standar yang berlaku saat

itu.

2. Pendekatan secara khusus

Pendekatan secara khusus dilakukan dengan menilai hubungan antara pasien

dengan pemberi pelayanan di rumah sakit.

18

Page 15: Penilaian standar rumah sakit (9)

b. Aspek teknik

Dilakukan penilaian atas tiga komponen, yaitu:

1. Komponen struktur

Komponen struktur menilai keadaan fasilitas yang ada, keadaan bangunan

fisik, struktur organisasi, kualifikasi staf rumah sakit dan lain-lain.

2. Komponen proses

Komponen proses menilai apa yang terjadi antara pemberi pelayanan dengan

pasiennya.

3. Komponen hasil

Komponen hasil menilai hasil pengobatan (dengan berbagai kekurangannya).

Penilaian dapat dilakukan dengan menilai dampak pengobatan terhadap status

pengobatan dan kepuasan pasiennya.

c. Aspek kriteria

1. Kriteria eksplisit, yaitu kriteria yang nyata tertulis

2. Kriteria implisit ,yaitu kriteria yang tidak tertulis.

2.4 Kepatuhan Prosedur Kerja

Kepatuhan para tenaga medis atau paramedis dalam memberikan pelayanan

mengacu kepada standar dan prosedur sangat mempengaruhi mutu pelayanan

kesehatan terhadap pasien. Pelayanan kesehatan yang baik dimulai dengan

meningkatnya kepatuhan terhadap standar pelayanan medis. Jika petugas kesehatan

mematuhi dan mengikuti standar pelayanan kesehatan yang terbaik, diharapkan

pasien akan mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk sembuh, artinya

kesakitan dan kematian akan menurun (Wijono, Djoko. 1997).

Donabedian dalam Wijono (1997) menyatakan bahwa hasil pekerjaan

(outcome) secara tidak langsung dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menilai

pelayanan medis. Diawali dengan tersedianya input atau struktur yang bermutu dalam

pelayanan kesehatan, dan adanya proses pelayanan medis sesuai dengan standar atau

19

Page 16: Penilaian standar rumah sakit (9)

kepatuhan terhadap standar pelayanan yang baik, diharapkan hasil pekerjaan

(outcome) pelayanan medis yang bermutu. Hasil pelayanan tidak bermutu apabila

berbeda atau tidak seperti yang diharapkan atau tidak sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan.

Departemen Kesehatan RI (2000) menyatakan bahwa tahapan prosedur

pelayanan kesehatan gigi dan mulut antara lain:

1. persiapan petugas (dokter gigi atau perawat gigi menggunakan lab jas, masker,

dan sarung tangan)

2. anamnesa dilakukan dengan lengkap dan jelas tentang identitas pasien, keluhan

utama, dan riwayat kesehatan pasien (tentang penyakit jantung, hipertensi, alergi,

dan lain-lain)

3. pemeriksaan ekstraoral dan intraoral

4. menentukan diagnosa

5. persiapan tindakan meliputi rencana perawatan atau pengobatan, informed

consent, sterilisasi alat

6. tindakan medik gigi, misalnya konservasi (tambal sementara atau tambal tetap),

pencabutan (gigi susu, gigi tetap), pembersihan karang gigi (supragingiva,

subgingiva), pengobatan abses dan lain-lain

7. kontrol tindakan atau konseling dapat berupa nasehat-nasehat perawatan tindakan

merujuk dan menerima pasien.

2.4.1 Prosedur Kerja di Laboratorium Bedah Mulut

Prosedur ekstraksi gigi di Laboratorium Bedah Mulut, yaitu:

1. antiseptik

2. anastesi lokal

3. pencabutan

4. periksa kelengkapan gigi dan periksa soket

5. kompresi soket gigi

6. tamponade

20

Page 17: Penilaian standar rumah sakit (9)

7. instruksi pasca ekstraksi

8. bila perlu pemberian obat, yaitu antibiotika, analgetika dan

ruborantia.

Peralatan yang digunakan dalam perawatan ekstraksi gigi, yaitu:

1. standar alat diagnostik (kaca mulut, sonde lurus, sonde setengah lingkaran,

ekskavator dan pinset)

2. set alat exodontia [tang rahang bawah (untuk gigi insisivus dan molar), tang

rahang atas (bentuk lurus, huruf S dan bayonet), elevator, chisel dan hammer]

(PDGI, 1999).

2.4.2 Prosedur Kerja di Laboratorium Periodonsia

Prosedur pembersihan karang gigi (scalling) di Laboratorium Periodonsia,

yaitu:

1. DHE meliputi pemberian disclosing agent, teknik dan cara membersihkan gigi

(sikat gigi, flossing), pengendalian plak di rumah, pola makan ( jenis, frekuensi,

komposisi, konsistensi makanan), menghilangkan kebiasaan buruk, anjuran

kunjungan berkala

2. pemberian resep bila diperlukan ( kasus akut, proteksi penyakit jantung)

3. pemolesan

4. scalling supra dan sub gingiva

5. root plannig.

6. koreksi restorasi berlebih

7. menumpat karies servikal

8. penyesuaian oklusi sederhana bila perlu

9. melakukan splint sementara bila perlu

10. pemberian obat kumur

11. pemberian topical anastesi pada kasus hipersensitivitas

12. evaluasi hari ke 5-7.

21

Page 18: Penilaian standar rumah sakit (9)

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam perawatan pembersihan gigi

(scalling), yaitu:

1. alat standar, yaitu kaca mulut, sonde, pinset, sonde dan periodontal probe

2. alat penjaga kebersihan mulut, yaitu sikat gigi dan benang gigi

3. alat oral propilaksis, yaitu sikat poles, karet poles dan bahan poles

4. Alat scalling dan root planing konvensional dan elektrik (PDGI, 1999).

2.4.3 Prosedur Kerja di Laboratorium Oral Medicine

Prosedur kerja perawatan ulkus traumatikus di Laboratorium Oral Medicine,

yaitu:

1. eliminasi penyebab,

2. pemakaian obat kumur

3. pemberian benzokaine 4 % dalam borax gliserin

4. obat-obat yang anastetik

5. hindari makanan atau minuman yang merangsang

Peralatan yang digunakan dalam perawatan ulkus traumatikus, yaitu:

1. dental chai,

2. alat-alat dasar pemeriksaan penyakit mulut, yaitu kaca mulut, sonde lurus, sonde

semilunar, ekskavator dan pinset

3. obat- obat topikal untuk penyakit mulut

4. alat dan bahan untuk sterilisasi dan asepsis (PDGI, 1999).

2.4.4 Prosedur Kerja di Laboratorium Konservasi Gigi

Prosedur kerja dalam melakukan perawatan pulpektomi di Laboratorium

Konservasi Gigi, yaitu:

1. anastesi

2. pengukuran panjang kerja

3. preparasi kavitas

4. pembukaan atap pulpa

22

Page 19: Penilaian standar rumah sakit (9)

5. pulpotomi pulpa dengan ekskavator tajam

6. perdarahan ditekan dengan kapas steril

7. preparasi ruang pulpa

8. ekstirpasi pulpa

9. pembentukan saluran akar

10. irigasi NaOCl 2,5 %

11. pengeringan saluran akar dengan paper point

12. pengobatan saluran akar dengan ChKM

13. pada kunjungan berikutnya pengisian saluran akar dengan guttap point dan sealer

(tergantung kondisi)

14. tumpatan tetap dengan onlay post core crown, dengan basis ZnOE atau resin

komposit (tergantung sisa / keadaan jaringan keras gigi)

Peralatan yang digunakan dalam perawatan pulpektomi, yaitu:

1. dental unit lengkap (dengan suction dan saliva ejector)

2. alat pemeriksaaan standar, yaitu kaca mulut, sonde lurus, sonde semilunar,

ekskavator dan pinset.

3. alat preparasi kavitas endodontik, yaitu bur intan bulat dan fissure panjang high

speed

4. alat preparasi saluran akar, yaitu jarum miller, jarum ekstirpasi, file, reamer,

irigasi,lampu spiritus, alat pengukur dan stopper karet

5. alat pengisi saluran akar, yaitu jarum lentulo, spreader dan root canal plugger

(PDGI, 1999).

23