Pengukuran, Penilaian Dan Evaluasi

66
PENGUKURAN (MEASUREMENT) Pada dasarnya pengukuran merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara sistematik. Penentuan angka ini merupakan usaha untuk menggambarkan karakteristik suatu objek. Kemampuan seseorang dalam bidang tertentu dinyatakan dengan angka. Dalam menentukan karakteristik individu, pengukuran yang dilakukan harus sedapat mungkin mengandung kesalahan yang kecil. Kesalahan yang terjadi pada pengukuran ilmu-ilmu alam lebih sederhana dibandingkan dengan kesalahan pengukuran pada ilmu-ilmu sosial. Kesalahan pada ilmu-ilmu alam sebagian besar disebabkan oleh alat ukurnya, sedangkan kesalahan pengukuran dalam ilmu-ilmu sosial bisa disebabkan oleh alat ukur, cara mengukur, dan keadaan objek yang diukur (Djemari Mardapi, 2008). Pengukuran yang bersifat kuantitatif itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: (1) Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu, seperti pengukuran yang dilakukan oleh seorang penjahit mengenai panjang lengan, kaki, lebar bahu, ukuran pinggang dan lain-lain. (2) Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu, seperti pengukuran untuk menguji daya tahan mesin sepeda motor, pengukuran untuk menguji daya tahan lampu pijar, dan lain- lain. (3) Pengukuran untuk menilai yang dilakukan dengan menguji sesuatu, seperti pengukuran kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes hasil belajar. Pengukuran

description

materi singkat tentang pengukuran, penilaian dan evaluasi

Transcript of Pengukuran, Penilaian Dan Evaluasi

PENGUKURAN (MEASUREMENT)

Pada dasarnya pengukuran merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara sistematik. Penentuan angka ini merupakan usaha untuk menggambarkan karakteristik suatu objek. Kemampuan seseorang dalam bidang tertentu dinyatakan dengan angka. Dalam menentukan karakteristik individu, pengukuran yang dilakukan harus sedapat mungkin mengandung kesalahan yang kecil. Kesalahan yang terjadi pada pengukuran ilmu-ilmu alam lebih sederhana dibandingkan dengan kesalahan pengukuran pada ilmu-ilmu sosial. Kesalahan pada ilmu-ilmu alam sebagian besar disebabkan oleh alat ukurnya, sedangkan kesalahan pengukuran dalam ilmu-ilmu sosial bisa disebabkan oleh alat ukur, cara mengukur, dan keadaan objek yang diukur (Djemari Mardapi, 2008).Pengukuran yang bersifat kuantitatif itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: (1) Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu, seperti pengukuran yang dilakukan oleh seorang penjahit mengenai panjang lengan, kaki, lebar bahu, ukuran pinggang dan lain-lain. (2) Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu, seperti pengukuran untuk menguji daya tahan mesin sepeda motor, pengukuran untuk menguji daya tahan lampu pijar, dan lain-lain. (3) Pengukuran untuk menilai yang dilakukan dengan menguji sesuatu, seperti pengukuran kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes hasil belajar. Pengukuran jenis ketiga inilah yang dikenal dalam dunia pendidikan (Anas Sudiyono, 1996).Hal-hal yang termasuk evaluasi hasil belajar meliputi alat ukur yang digunakan, cara menggunakan, cara penilaian, dan evaluasinya. Alat ukur yang digunakan bisa berupa tugas-tugas rumah, kuis, ujian tengah semester (UTS), dan ujian akhir semester (UAS). Pada prinsipnya, alat ukur yang digunakan harus memiliki bukti kesahihan (validitas) dan kehandalan (reliabilitas) yang tinggi.Kesahihan atau validitas alat ukur dapat dilihat dari konstruk alat ukur, yaitu mengukur sesuatu yang direncanakan akan diukur. Menurut teori pengukuran, substansi yang diukur harus satu dimensi. Aspek bahasa, kerapian tulisan tidak diskor atau diperhitungkan bila tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Konstruksi alat ukur dapat ditelaah pada aspek materi, teknik penulisan soal, dan bahasa yang digunakan. Pakar di bidangnya atau teman sejawat merupakan penelaah yang baik untuk memberikan masukan tentang kualitas alat ukur yang digunakan termasuk tes.Kesahihan alat ukur juga bisa dilihat dari kisi-kisi alat ukur. Kisi-kisi ini berisi materi yang diujikan, bentuk dan jumlah soal, tingkat berpikir yang terlibat, bobot soal, dan cara penskoran. Kisi-kisi yang baik adalah yang mewakili bahan ajar. Untuk itu pokok bahasan yang diujikan dipilih berdasarkan kriteria: (1) pokok bahasan yang esensial, (2) memiliki nilai aplikasi, (3) berkelanjutan, (4) dibutuhkan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Hal lain yang penting adalah lamanya waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal ujian. Ada yang berpendapat, kisi-kisi ini sebaiknya disampaikan kepada peserta didik.Hasil pengukuran harus memiliki kesalahan yang sekecil mungkin. Tingkat kesalahan ini berkaitan dengan kehandalan alat ukur. Alat ukur yang baik memberi hasil konstan bila digunakan berulang-ulang, asalkan kemampuan yang diukur tidak berubah. Kesalahan pengukuran ada yang bersifat acak dan ada yang bersifat sistematik. Kesalahan acak disebabkan situasi saat ujian, kondisi fisik-mental yang diukur dan yang mengukur bervariasi. Kondisi mental termasuk emosi seseorang bisa bersifat variatif, dan variasinya diasumsikan acak. Hal ini untuk memudahkan melakukan estimasi kemampuan seseorang.Kesalahan yang sistematik disebabkan oleh alat ukurnya, yang diukur, dan yang mengukur. Ada guru yang cenderung membuat soal tes yang terlalu mudah atau sulit, sehingga hasil pengukuran bisa underestimate atau overestimate dari kemampuan yang sebenarnya. Setiap orang yang dites, teramsuk peserta didik, tentu memiliki rasa kecemasan walau besarnya bervariasi. Apabila ada peserta didik yang selalu memiliki tingkat kecemasan tinggi ketika dites, hasil pengukurannya cenderung underestimate dari kemampuan yang sebenarnya.

PENILAIAN

A. Pengertian PenilaianPenilaian adalah suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang hasil pembelajaran dari masing-masing siswa, serta keberhasilan siswa dalam kelas secara keseluruhan. Penilaian juga merupakan indikator keberhasilan guru dalam proses pembelajaran (Supratiningsih dan Suharja, 2006). Menurut Davies (1981), pengertian penilaian mengacu pada proses yang menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang dan objek. Adapun Sujana (1990), membatasinya sebagai suatu proses pemberian nilai terhadap objek tertentu berdasarkan suatu kriteria yang tertentu pula. Untuk menentukan nilai suatu hasil pembelajaran, penilaian tidak selalu dilakukan melalui proses pengukuran. Kegiatan penilaian dapat dilakukan dengan membandingkan kriteria-kriteria yang berlaku tanpa perlu melakukan pengukuran terlebih dulu.Sebagaimana telah dijelaskan bahwa tidak semua proses penilaian dilakukan melalui pengukuran. Guru hendaknya mengetahui perbedaan aantara penilaian dan pengukuran.Pengukuran dalam kegiatan pembelajaranadalah suatu proses membandingkan tingkat keberhasilan dengan ukuran keberhasilan dalam pembelajaran yang telah ditentukan.Penilaian dalam pembelajaranadalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan dalam pembelajaran melalui kegiatan pengukuran atau pembandingan dengan kriteria-kriteria yang berlaku. Maka dapat disimpulkan bahwa penilaian dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan yang lain).Setelah memahami tentang pengertian penilaian dan proses penilaian dalam kegiatan pembelajaran. Kita juga perlu memahami kedudukan penilaian dalam proses pendidikan. Proses pendidikan merupakan proses memanusiawikan anak manusia. Proses prndidikan juga dapat dikatakan sebagai proses transformasi budaya dan peradaban untuk mewujudkan tujuan pendidikan.Transformasi dalam pendidikanadalah proses untuk membudayakan dan memberadabkan siswa sebagai anak manusia agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik.Kegiatan penilaian dilakukan dengan memanfaatkan alat penilaian. Alat penilaian yang baik adalah yang mampu mengukur keberhasilan proses pendidikan secara tepat dan akurat. Syarat-syarat alat penilaian yang baik adalah :

1. Kesahihan (validity)Kesahihan (validity) adalah ketepatan alat penilaian dalam mengukur tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, suatu alat penilaian dikatakan sahih apabila ia dapat menilai apa yang seharusnya dinilai. Kesahihian suatu alat penilaian dapat ditinjau dari 4 sisi, yaitu (a) kesahihan isi (content validation), (b) kesahihan konstruksi (construction validity), (c) kesahihan yang ada sekarang (concurrent validity), dan (d) kesahihan prediksi (prediction validity) (Arikunto, 1990).2. Keterandalan (reliability)Keterandalan (reliability) biasanya disebut dengan keajegan atau konsistensi. Keterandalan suatu alat penilaian penting untuk diperhatikan. Alat penelitian yang handal akan memberikan skor yang relatif sama/tetap pada setiap pelaksanaan penilaian. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat reliabilitas suatu alat penilaian adalah :a. Jika alat penilaian yang diberikan kepada siswa terlalu mudah, terlalu sukar, atau tidak jelas, maka akan berpeluang memberikan skor yang tidak handal.b. Jika siswa peserta penilaian tersebutmemiliki karakteristik yang terlalu beragam, maka hal ini juga berpeluang memberikan skor yang paling handal.c. Jika standar penilaian yang digunakan pada masing-masing pelaksanaan kegiatan penilaian tidak seragam, maka skor yang akan dihasilkan pun tidak handal.d. Jika jumlah soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terlalu sedikit, maka hal ini berpeluang memberikan skor yang tidak handal.Antara kesahihan dan keterandalan memiliki keterkaitan yang sangat erat. Suatu alat penilaian yang sahih dapat dipastikan handal. Namun, alat penilaian yang handal belum tentu sahih. Alat penilaian yang tidak handal dipastikan tidak dapat mengukur apa pun, atau dengan kata lain alat penilaian tersebut tidak sahih.3. KepraktisanAlat penilaian yang praktis dapat membantu guru dalam menyiapkan, menggunakan, dan menginterpretasikan hasil penilaian. Kepraktisan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu penskoran, kemudahan dalam mengadministrasikan, waktu, dan bentuk alat penilaian.

B. Tujuan PenilaianPenilaian dalam pembelajaran PKn SD memiliki tujuan tersendiri, sehingga dalam menjalankan tugas anda tidak kehilangan arah atau tidak lepas dari apa yang menjadi tujuan anda. Tujuan penilaian dalam proses pembelajaran adalah :1. Mengetahui kedudukan siswa dalam kelompok di kelasnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam kelompok/kelasnya, apakah ia termasuk dalam kategori rendah, sedang, atau tinggi.2. Sebagai balikan bagi guru untuk mengetahui kettepatan pemilihan metode dan program yang digunakan.Pada tujuan ini guru harus melakukan introspeksi diri. Hasil introspeksi diri tersebut digunakan sebagai balikan pada diri anda sendiri untuk melakukan perbaikan-perbaikan demi peningkatan kualitas pembelajaran.3. Mendiagnosa kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran.Selaku pendidik harus mampu mencari penyebab letidakberhasilan siswa. Juga harus mampu menganalisis kendala apa saja yang dialami sehingga ia tidak dapat berhasil secara optimal.4. Mendapatkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menempatkan dan menentukan langkah berikutnya terhadap siswa.Sebagi guru harus supel dan komunikatif terhadap semua orang, khusnya orang yang berada disekitar siswa. Supaya memudahkan dalam mencari informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan siswa. Sehingga kita mempunyai cukup bekal untuk membantu keberhasilan siswa.

C. Fungsi PenilaianFungsi penilaian dalam proses pembelajaran :1. Sebagai bahan diagnosis dan pengembanganHasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar mendiagnosis kelemahan dan keunggulan siswa, serta hambatan yang menyertainya. Hasil ini juga dapat digunakan sebagai bahan pengembangan kualitas pembelajaran siswa.2. Sebagai bahan seleksiHasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar seleksi penempatan siswa menurut jenis jurusan atau jabatannya.3. Sebagai bahan pertimbangan kenaikan kelasHasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah siswa yang bersangkutan dapat naik kelas atau tidak. Wujudnya adalah nilai atau skor dalam rapor siswa.

4. Sebagai bahan pertimbangan untuk penempatanHasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar seleksi penempatan siswa berdasarkan kemampuan yang mereka miliki.

D. Prinsip PenilaianPenilaian merupakan langkah terakhir untuk menentukan sejauh mana tujuan pembelajaran dapat diukur. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai prinsip-prinsip penilaian :1. Penilaian hendaknya memiliki prinsipobjektifDalam melakukan suatu penilaian, hendaknya guru bertindak adil dan tidak pandang bulu. Terhadap siapa pun, standar penilaian yang digunakan guru harus harus sama.2. Penilaian hendaknya memiliki prinsipkejelasanDalam melakukan penilaian hendaknya guru memahami semuanya dengan jelas. Supaya memudahkan guru dalam menyiapkan alat penilaian yang akan digunakan.3. Penilaian hendaknya dikerjakan denganseksamaSemua komponen untuk menilai siswa sudah disiapkan oleh guru secara cermat dan seksama. Alat penilaian afektif atau psikomotor tidak sama dengan alat penilaian kognitif, sehingga kalau guru sudah menyiapkannya dengan seksama maka tidak ada siswa yang dirugikan.4. Penilaian hendaknya menggunakan prinsiprepresentativeDalam menilai hendaknya guru mampu melakukannya secara menyeluruh. Semua materi yang telah disampaikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas harus dapat dinilai secara representatif.5. Penilaian hendaknya dilaksanakan dengan menggunakan prinsipterbukaApa pun bentuk soal yang dibagikan kepada siswa, hendaknya model penilaiannya diinformasikan secara terbuka kepada siswa. Model penilaian yang dimaksud adalah bobot skor masing-masing soal, sehingga siswa tahu mana soal yang harus diselesaikaan terlebih dahulu karena skor yang tinggi.

E. Jenis Dan Teknik Penilaian Hasil Belajar Sumber :Pedoman Penilaian Hasil Belajar di SD (Depdiknas;2007)-BSNP1. Jenis Penilaian Hasil belajarPenilaian hasil belajar dapat diklasifikasi berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur dan sasaran pelaksanaannya. A. Jenis Penilaian Berdasarkan Cakupan Kompetensi yang DiukurSebagaimana dijelaskan dalam PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. a. Ulangan HarianUlangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik secara periodik untuk menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan Harian merujuk pada indikator dari setiap KD. Bentuk Ulangan harian selain tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk. Frekuensi dan bentuk ulangan harian dalam satu semester ditentukan oleh pendidik sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi.Sebagai tindak lanjut ulangan harian, yang diperoleh dari hasil tes tertulis, pengamatan, atau tugas diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa pada setiap kompetensi dasar lebih dini diketahui oleh pendidik. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga perkembangan belajar siswa dapat segera diketahui sebelum akhir semester.Dalam rangka memperoleh nilai tiap mata pelajaran selain dengan ulangan harian dapat dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan produk. Tugas-tugas tersebut dapat didokumentasikan dalam bentuk portofolio. Ulangan harian ini juga berfungsi sebagai diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa. b. Ulangan Tengah SemesterUlangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Bentuk Ulangan Tengah Semester selain tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk.Sebagai tindak lanjut ulangan tengah semester, nilai ulangan tersebut diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa dapat diketahui sedini mungkin. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir semester.c. Ulangan Akhir SemesterUlangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester satu. Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester satu. Ulangan akhir semester dapat berbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan pengamatan, tugas, produk.Sebagai tindak lanjut ulangan akhir semester adalah mengolah dan menganalisis nilai ulangan akahir semester. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir tahun pelajaran.d. Ulangan Kenaikan KelasUlangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut. Ulangan kenaikan kelas dapat berbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan, pengamatan, tugas dan produk.Sebagai tindak lanjut ulangan kenaikan kelas adalah mengolah dan menganalisis nilai ulangan kenaikan kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa untuk hal-hal yang bersifat esensial dapat diketahui sedini mungkin sebelum menamatkan sekolah.

B. Jenis Penilaian Berdasarkan SasaranBerdasarkan sasarannya, penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas penilaian individual dan penilaian kelompok.a. Penilaian individualPenilaian individual adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara perorangan. Penilaian individual perlu memperhatikan nilai universal seperti: disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti, tanggungjawab, rendah hati, sportif, etos kerja, toleran, sederhana, bebas, antusias, kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli dan lain-lain.b. Penilaian kelompokPenilaian kelompok adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara kelompok. Penilaian kelompok perlu memperhatikan nilai universal seperti: kerjasama, menghargai pendapat orang lain, kedamaian, cinta dan kasih sayang, toleran, dan lain-lain.2. Teknik PenilaianPenilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua yaitu tes dan non tes.A. Teknik TesTeknik tes merupakan teknik yang digunakan melaksanakan tes berupa pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang di tes. Dalam hal tes hasil belajar yang hendak diukur adalah kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.Berdasarkan alat pelaksanaannya secara garis besar alat penilaian dengan teknik tes dapat dikelompokkan sebagai berikut :a) Tes TertulisTes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa pilihan maupun isian. Tes tertulis dapat digunakan pada ulangan harian atau ulangan tengah dan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas. Tes tertulis dapat berbentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian singkat, atau uraian (essay).

Contoh-contoh tes tertulis sebagai berikut.1. Pilihan ganda (Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV)Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair padat cair ; cair gas cair; padat gas.Indikator : mendeskripsikan proses perubahan wujud dari padat ke cair atau sebaliknya.Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang benar! Air didinginkan sampai di bawah 0 Celcius akan .a. mengembunb. mendidihc. membekud. menguap2. Pilihan ganda (Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV/2)Kompetensi Dasar : Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat Pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan BPKIndikator : Menjelaskan tugas BPK.Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang benar!Pemeriksa Keuangan Negara dilakukan oleh lembaga .a. Dewan Perwakilan Rakyatb. Badan Pemeriksa Keuanganc. Mahkamah Agungd. Mahkamah Konstitusi3. Menjodohkan (Ilmu Pengetahuan Alam)Kompetensi Dasar: Menjelaskan cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan atau melindungi diri dari musuhnya.Pasangkan pernyataan pada lajur kiri dengan huruf di depan jawaban pada kotak sebelah kanan, sehingga menjadi pasangan yang sesuai dan benar!

NoPernyataanJawabanPilihan Jawaban

1.Cara beladiri kerbaua. mengeluarkan baub. menandukc. merubah warna kulitd. memutuskan ekor

2.Cara beladiri walang sangit

3.Cara beladiri cicak

4.Cara beladiri bunglon

4. Bentuk Isian (contoh Pendidikan Kewarganegaraan kelas V/1 )Kompetensi Dasar : Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik IndonesiaIndikator: Menjelaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan Negara maritim.Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!Contoh Negara Indonesia mempunyai wilayah lautan yang lebih luas sehingga disebut negara ....5. Bentuk Uraian (contoh Pendidikan Kewarganegaraan kelas VI/1)Kompetensi Dasar : Menjelaskan proses Pemilu dan PilkadaIndikator : Menuliskan syarat-syarat sebagai pemilih dalam PemiluKerjakanlah soal-soal di bawah ini sesuai perintah!Tuliskan empat syarat sebagai pemilih dalam Pemilu! b) Tes LisanTes lisan adalah teknik penilaian hasil belajar yang pertanyaan dan jawabannya atau pernyataannya atau tanggapannya disampaikan dalam bentuk lisan dan spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran.c) Tes Praktik/PerbuatanTes praktik/perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang menuntut peserta didik mendemontrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk unjuk kerja. Tes praktik/perbuatan dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi dan tes petik kerja. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui alat indera. Tes simulasi digunakan .untuk mengukur kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan. Tes petik kerja digunakan untuk mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya.Contoh tes praktik/perbuatan dapat berupa kegiatan tes untuk mengukur kemahiran berpidato, menari, menyanyi, melukis, menggambar, berolahraga, bercerita, membaca puisi, menulis dan lain-lain. Tes kinerja diukur dengan menggunakan bentuk instrumen lembar observasi.Contoh format tes praktik/perbuatan sebagai berikut :Lembar tes praktik/perbuatan Indikator: Kemampuan membaca puisiTanggal :..........................................No.NamaAspek yang dinilaiJumlah skorRata-rata skor

PenghayatanPelafalan dan pengintonasianPenam-pilan

1234567

Rentang nilai0 400 400 - 20

Keterangan :Kolom 1, Nomor = Nomor urut siswaKolom 2, Nama= Nama siswaKolom 3, Penghayatan= Penghayatan isi puisi yang dibaca (mimik, gerak tangan, gerak tubuh )Kolom 4, pelafalan dan pengintonasian = Penggunaan lafal dan intonasiKolom 5, Penampilan= Kostum, sopan santun, penggunaan peraga.Kolom 6, Jumlah Sko= Merupakan jumlah dari kolom 3, 4, dan 5 Kolom 7, Rata-rata Skor= Merupakan hasil rata-rata dari jumlah skor dibagi aspek yang dinilai.B. Teknik NontesTeknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang digunakan dibandingkan teknis tes. Dalam proses pembelajaran pada umumnya kegiatan penilaian mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada saat menentukan siswa. Seiring dengan berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar maka teknik penilaian harus disesuaikan dengan: kompetensi yang diukur; aspek yang akan diukur, pengetahuan, keterampilan atau sikap; kemampuan siswa yang akan diukur; sarana dan prasarana yang ada.Teknik penilaian nontes dapat dikelompokkan sebagai berikut:1. Pengamatan/observasiPengamatan/observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh pendidik dengan menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan cara menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya.Contoh aspek yang diamati pada pelajaran Matematika: ketelitian; kecepatan kerja; kerjasama; kejujuran.Contoh aspek yang diamati pada pelajaran Bahasa Indonesia kerapian dan kebenaran tulisan; kesantunan berbahasa; kecermatan berbahasa.Contoh aspek yang diamati pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan; kedisiplinan; tanggung jawab; kerjasama; inisiatif; toleransi; kebersihan dan kerapihan.

Alat/instrumen untuk penilaian melalui pengamatan dapat menggunakan skala sikap dan atau angket (kuesioner).Skala sikapSkala sikap adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa sejumlah pernyataan sikap tentang sesuatu yang jawabannya dinyatakan secara berskala, misalnya skala tiga, empat atau lima.Pengembangan skala sikap dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.1) Menentukan objek sikap yang akan dikembangkan skalanya misalnya sikap terhadap kebersihan.2) Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan dengan objek penilaian sikap. Misalnya : menarik, menyenangkan, mudah dipelajari dan sebagainya.3) Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala.4) Menentukan skala dan penskoran.Contoh :Penilaian skala sikap terhadap kebersihan.NoPernyataanSkala

12345

1.Rumah sebaiknya dirawat kebersihannya setiap hari

2.Kebersihan rumah menjadi tanggung jawab semua anggota keluarga

3.Ruang kelas perlu dijaga kebersihannya setiap hari

4.Kebersihan ruang kelas menjadi tanggung jawab setiap anggota kelas

5.Setiap siswa sebaiknya melaksanakan tugas piket dengan penuh rasa tanggung jawab

6.Anak yang lalai melaksanakan tugas piket harus menggantinya pada waktu lain

Keterangan : 1. sangat tidak setuju 2. tidak setuju 3. kurang setuju4. setuju5. sangat setujuAngket (kuesioner)Angket adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tentang sesuatu, misalnya tentang latar belakang keluarga siswa, kesehatan siswa, tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran, media, dan lain-lain. Contoh angketNama: ..Kelas: ..Petunjuk Pengisian angket!Pilihlah salah satu jawaban yang sesusai dengan Anda dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d.1. Air minum di keluargamu berasal dari ....a. sumurb. kemasanc. hujand. sungai2. Air mandi di keluargamu berasal dari ....a. sumurb. kemasanc. hujand. sungai3. Buku dan alat tulismu disiapkan oleh ....a. orang tuab. pembantuc. kakakd. saya sendiri4. Tempat tidurmu dirapikan oleh .... a. orang tuab. pembantuc. kakakd. saya sendiri5. Setiap hari rumahmu dibersihkan oleh ....a. orang tuab. pembantuc. saudarad. seluruh anggota keluarga2. PenugasanPenilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian dengan penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penilaian dengan penugasan dapat berupa tugas atau proyek. TugasTugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur di luar kegiatan kelas, misalnya tugas membuat ringkasan cerita, menulis puisi, menulis cerita, mengamati suatu obyek, dan lain-lain. Hasil pelaksanaan tugas ini bisa berupa hasil karya, seperti: karya puisi, cerita; bisa pula berupa laporan, seperti: laporan pengamatan.Pelaksanaan pemberian tugas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:1) Banyaknya tugas setiap mata pelajaran diusahakan agar tidak memberatkan siswa karena memerlukan waktu untuk istirahat, bermain, belajar mata pelajaran lain, bersosialisasi dengan teman, dan lingkungan sosial lainnya.2) Jenis dan materi pemberigan tugas harus didasarkan kepada tujuan pembemberian tugas yaitu untuk melatih siswa menerapkan atau menggunakan hasil pembelajarannya dan memperkaya wawasan pengetahuannya. Materi tugas dipilih yang esensial sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan hidup yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, perkembangan, dan lingkungannya.3) Diupayakan pemberian tuga dapat mengembangkan kreatifitas dan rasa tanggung jawab serta kemandirian.

ProyekProyek adalah suatu tugas yang melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.Contoh proyek antara lain: melakukan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, percobaan foto sintesis tumbuhan dan perkembangan tanaman, mengukur tinggi pohon dan lebar sungai menggunakan klinometer.Contoh keterampilan yang dinilai dalam pelaksanaan suatu proyek 1. Tahap Persiapan: kemampuan membuat perencanaan, merancang kegiatan, dan mengembangkan suatu ide.2. Tahap Produksi: kemampuan memilih dan menggunakan bahan, peralatan, dan langkah-langkah kerja.3. Tahap Pelaporan: kemampuan melaporkan hasil pelaksanaan proyek, kendala yang dihadapi, kelengkapan dan keruntutan laporan.

No.NamaPersiapan0 20Pelaksanaan0 40Pelaporan0 40Nilai Akhir

1.Mirna Sari Dewi 18353780

3. ProdukPenilaian produk adalah suatu penilaian terhadap keterampilan menghasilkan suatu produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi proses maupun hasil akhir. Tahap-tahap penilaian produk1) Tahap Persiapan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam hal merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan serta mendesain produk2) Tahap Pembuatan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik3) Tahap Hasil, meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaan dan kriteria yang telah ditentukanContoh Produk Pendidikan Kewarganegaraan (Kelas V/1)Kompetensi Dasar : Memberikan contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah, seperti pajak, anti korupsi, lalu lintas, larangan merokok.Indikator : Membuat rambu lalu lintas- Tugas: Siswa dibentuk dalam kelompok, setiap kelompok lima orang. Kelompok bertugas untuk membuat sebuah produk salah satu rambu lalu lintas(1) Tahap Persiapana. Kelompok menyediakan alat-alat untuk membuat rambu lalu lintas misal kertas, triplek, kayu, lem, cat, pewarna, penggaris, dan sebagainya.b. Kelompok membagi tugas sesuai rencana memproduk rambu lalu lintas (semua anggota kelompok mempunyai beban tugas masing-masing)(2) Tahap pembuatana. Masing-masing anggota kelompok mengerjakan tugasnyab. Menggabungkan hasil kerja individu untuk menjadi sebuah produk rambu lalu lintasc. Merapikan, memperindah hasil produk rambu lalu lintas.(3) Tahap pemajangana. Mempresentasikan proses produk rambu lalu lintasb. Menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses produksic. Memajang produk di kelasNo.NamaPersiapan0 20Produksi0 - 50Pemajangan0 30Nilai Akhir

1.2.Kelompok I Kelompok II15204550303090100

4. Portofolio1) PengertianPortofolio merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran. Portofolio digunakan oleh pendidik dan siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio menggambarkan perkembangan prestasi, kelebihan dan kekurangan kinerja siswa, seperti kreasi kerja dan karya siswa lainnya. 2) Bagian-bagian PortofolioBentuk fisik dari portofolio adalah folder, bendel, atau map yang berisikan dokumen. Agar portofolio siswa mudah dianalisis untuk kepentingan penilaian, maka idealnya perlu diorganisir dalam beberapa bagian sebagai berikut.a)Halaman JudulPada halaman depan map portofolio adalah judul atau cover portofolio berisi nama siswa, kelas, dan sekolah. b)Daftar isi dokumenPada halaman dalam dari judul berisi daftar isi dokumen yang berada dalam map portofolio. c)Dokumen PortofolioBendel dokumen portofolio berisi kumpulan semua dokumen siswa baik hasil karya siswa, lembar kerja (worksheet), koleksi bacaan, koleksi lukisan, maupun lembaran-lembaran informasi yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar.d)Pengelompokan DokumenDokumen-dokumen dalam portofolio perlu dikelompokkan, misalnya berdasarkan mata pelajaran, sehingga mudah untuk mendapatkannya bila diperlukan. Agar kelompok dokumen mudah diorganisir, maka perlu diberi pembatas, misalnya dengan kertas berwarna. Batasan tersebut sangat berguna untuk memisahkan antara dokumen satu kelompok dengan kelompok yang lain. Tidak semua berkas karya siswa didokumentasikan tetapi hanya karya siswa yang terpilih saja. Penentuan karya siswa yang terpilih merupakan kesepakatan antara pendidik dan siswa. e)Catatan Pendidik dan OrangtuaPada dokumen yang relevan baik yang berupa lembar kerja, hasil karya, maupun kumpulan dokumen yang dipelajari siswa terutama yang berupa tugas dari pendidik harus terdapat catatan/komentar/nilai dari pendidik dan tanggapan orang tua. Lebih baik lagi jika terdapat catatan/tanggapan siswa yang bersangkutan, dengan demikian pada setiap dokumen terdapat informasi lengkap tentang masukan dari pendidik dan tanggapan dari orang tua. Setiap siswa juga dapat memasukkan dokumen yang diperoleh secara mandiri, misalnya diperoleh dari buku bacaan atau majalah yang membuat anak tertarik untuk mempelajari atau mengoleksinya. Sehingga dalam portofolio siswa, dokumen tidak hanya berasal dari pendidik atau pelajaran semata, tetapi juga bisa berisi kumpulan koleksi siswa yang bersangkutan sesuai dengan minat dan bakatnya. Dengan demikian, portofolio siswa akan berbeda antara satu dengan yang lain, tergantung dari keaktifan siswa dalam mengembangkan bakat dan minatnya serta keaktifannya dalam belajar. Dari portofolio ini diperoleh informasi tentang bakat dan minat, kelebihan dan kekurangan dari setiap siswa yang sangat membantu pendidik dalam melakukan pembinaan kemampuan individu.Catatan pendidik, siswa, dan orang tua dapat langsung dituliskan pada dokumen yang ada, atau ditulis secara terpisah pada kertas kecil yang ditempelkan atau disatukan pada dokumen. Contoh catatan pendidik, siswa dan orang tua pada hasil menggambar yang dimasukkan sebagai dokumen portofolio adalah sebagai berikut.Catatan/Tanggapan

PendidikSiswaOrang Tua/Wali Murid

Bentuk artistik bagus, teknik pewarnaan perlu ditingkatkan.Waktunya kurang!Perlu banyak berlatih.

3) Penggunaan PortofolioPerlu ditegaskan bahwa portofolio bukan menggantikan sistem penilaian yang ada. Portofolio yang berisi dokumen-dokumen selama siswa belajar dalam kurun waktu tertentu, dipilih kembali untuk dilampirkan dan dilaporkan kepada orang tua bersama rapor.Pada akhir suatu periode, misalnya semester, portofolio dianalisis dan hasil analisis berupa catatan komentar guru tentang informasi proses dan hasil belajar siswa selama periode tersebut.

F. Hasil BelajarApa sebenarnya definisi atau pengertianhasil belajar?? Banyak kalangan menyamakanhasil belajardengan prestasi belajar. Hal ini tidak dapat dibenarkan. Sesungguhnya pengertian prestasi belajar itu itu sendiri lebih luashasil belajar, karena prestasi belajar merupakanhasil belajarsecara keseluruhan yang biasa disebut dengan Indeks Prestasi (IP). Sedangkanhasil belajaradalah kemampuan dalam menerima pembelajaran terhadap satu bidang studi (mata pelajaran).Hasil belajar umumnya dapat didefinisikan sebagai kemampuan seorang siswa dalam menerima pembelajaran di sekolah, di mana kemampuan itu dapat diukur melalui suatu tes atau ujian dengan menggunakan skala point.Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnyaHamalik (1995) mengatakan bahwahasil belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang.Sudjana (2005) mengatakan bahwahasil belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalamanbelajarnya.Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat dijelaskan sebagai berikut :1.Kemampuan kognitif (cognitive domain)adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis yang biasa diukur dengan pikiran atau nalar. Kawasan ini terdiri dari :a. Pengetahuan (Knowledge), mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.b. Pemahaman (Comprehension), mengacu pada kemampuan memahami makna materi.c. Penerapan (Application), mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip.d. Analisis (Analysis), mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam komponen-komponen atau faktor penyebabnya, dan mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.e. Sintesis (synthesis), mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.f. Evaluasi (Evaluation), mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.2.Kemampuan afektif (The affective domain)adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:a. aKemampuan menerima (Receiving), mengacu pada kesukarelaan dan kemampuan memperhatikan respon terhadap stimulasi yang tepat.b. Sambutan (Responding), merupakan sikap mahasiswa dalam memberikan respon aktif terhadap stimulus yang datang dari luar, mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan perpartisipasi dalam suatu kegiatan.c. Penghargaan (Valueving), mengacu pada penilaian atau pentingnya kita mengaitkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak, atau tidak memperhitungkan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi sikap yang apresiasi.d. Pengorganisasian (Organizing), mengacu pada penyatuan nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.e. Karakteristik nilai (Characterization by value), mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya.3.Kemampuan psikomotor (The psychomotor domain)adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari:a. Persepsi (Perseption), mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.b. Kesiapan (Ready), mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai sesuatu gerakan atau rangkaian gerakan.c. Gerakan terbimbing (Guidance response), mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi)d. Gerakan yang terbiasa (Mechanical response), mencakup kemampuan untuk melakukan sesuatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan.e. Gerakan kompleks (Complexs response), mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen,dengan lancar, tepat, dan efisien.f. Penyesuaian pola gerak (Adjusment), mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran.g. Kreatifitas (Creativity), mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan sendiri.

G. Dasar Penilaian dalam Proses PendidikanDasar atau alasan fungsi penilaian dalam proses pendidikan dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu dasar psikologis, didaktis, dan administratif.1)Dasar PsikologisSecara psikologis orang selalu butuh mengetahui sudah saampai sejauh manakah dia berjalan menuju kepada tujuan yang ingin atau yang harus dicapainya. Masalah kebutuhan psikologi akan pengetahuannya mengeai hasil usaha yang telah dilakukan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu:a. Dari segi anak didikb. Dari hasil-hasil penelitian dalam psikologi perkembangan menunjukkan bahwa anak-anak, terutama dalam masa remaja, belum dapat mandiri pribadi (Zelfstanding), mereka membutuhka pendapat orang-orang yang lebih dewasa dalam menentukan sikap dan tingkah lakunya, dalam mengadakan orientai dalam sesuatu situasi tertentu.c. Dari segi pendidikOrang tua atau wali murid merupakan yang paling bertanggung jawab mengenai pendidikan anak-anaknya atau anak tanggungannya. Karena, pertimbangan-pertimbangan teknis harus menyerahkan sebagian tugasnya kepada lembaga pendidikan. Disamping yang telah dikemukakan itu sebagai pendidik yang professional yang melaksanakan tugas pendidik yang dipikul kepadanya, guru juga butuh mengetahui hasil-hasil usahanya itu sebagai pedoman dalam menjalankan uasaha-usaha yang lebih lanjut.2) Dasar DidaktisMengenai dasar didaktis ini dapat ditinjau dari dua segi pula, yaitu :a)Ditinjau dari sedi anak diidik1. pengetahuan mengenai akan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai pada umumnya berpengaruh baik terhadap pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, artinya menyebabkan prestasi-prestasi yang selanjutnya lebih baik(mursell 1946:267-268)2. murid tahu akan kekuatan dan kelemahannya dan dengan pimpinan guru dia, terutama murid-murid yang sudah agak besar, akan dapat mempergunakan pengetahuannya itu untuk kemajuan prestasinya.b)Dipandang dari segi pendidik atau guruDengan menilai hail atau kemajuan murid-muridnya, sebenarnya guru tidak hanya menilai hasil usaha muridnya saja tetapi sekaligus dia juga menilai hasil-hasil usahanya sendiri. Penilaian itu adalah untuk:1. Membantu guru dalam, menilai readiness anak terhadap sesuatu mata pelajaran tertentu,2. Mengetahui status anak didalam kelasnya,3. Membantu guru dalam menempatkan murid dalam suatu kelompok pelajar tertentu didalam kelanya; berdasarkan pada kesamaan kesukaran yang dihadapi atau kesamaan kemampuan dalam kecakapan-kecakapan tertentu,4. Membantu guru didalam usaha memperbaiki metode belajar dan mengajarnya,5. Membantu guru dalam memberikan pengajaran tambahan atau pengajaran pembinaan.3) Dasar AdministratifOrang menilai hasil-hasil pendidikan itu juga mempunyai dasar administratif. Dengan adanya penilaian yang rumusannya berwujud rapor itu, maka dapat dipenuhi berbagai kebutuhan administrasi itu yag pokok-pokoknya sebagai berikut;a) Memberikan data untuk dapat menentukan status anak didik didalam kelasnya, misalnya apakah dia naik kelas atau tidak, apakah dia lulus ujian atau tidak.b) Memberikan ikhtisar mengenai segala hasil usaha yang dilakukan oleh sesuatu lembaga pendidikan.c) Merupakan inti laporan tentang murid-murid kepada orang tua atau pejabat pemerintah yag berwenang, guru-guru dan juga murid-muridnya.

H. Pendekatan PenilaianAda dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian hasil belajar, yaitu penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan Norma atau norm-referenced assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria (Penilaian Acuan Kriteria atau criterion referenced assessment). Perbedaan kedua pendekatan tersebut terletak pada acuan yang dipakai. Pada penilaian yang mengacu kepada norma, interpretasi hasil penilaian peserta didik dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh peserta didik yang dinilai dengan alat penilaian yang sama. Jadi hasil seluruh peserta didik digunakan sebagai acuan. Sedangkan, penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan, interpretasi hasil penilaian bergantung pada apakah atau sejauh mana seorang peserta didik mencapai atau menguasai kriteria atau patokan yang telah ditentukan. Kriteria atau patokan itu dirumuskan dalam kompetensi atau hasil belajar dalam kurikulum berbasis kompetensi.Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan. Dalam hal ini prestasi peserta didik ditentukan oleh kriteria yang telah ditetapkan untuk penguasaan suatu kompetensi. Meskipun demikian, kadang kadang dapat digunakan penilaian acuan norma, untuk maksud khusus tertentu sesuai dengan kegunaannya, seperti untuk memilih peserta didik masuk rombongan belajar yang mana, untuk mengelompokkan peserta didik dalam kegiatan belajar, dan untuk menyeleksi peserta didik yang mewakili sekolah dalam lomba antar-sekolah.

I. Ruang Lingkup Penilaian Hasil BelajarHasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika - matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan ? Data hasil penelitian multi kecerdasan menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-matematika yang termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya sebesar 5 %. Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk domain afektif memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang termasuk dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5 %. Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses belajar-mengajar dan penilaian, yang amat dominan ditekankan justru domain kognitif. Domain ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu bahasa, matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan jasmani, keterampilan, dan kesenian cenderung disepelekan. Demikian pula, hal ini terjadi pada domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran agama dan kewarganegaraan.

J. Penilaian Hasil Belajar Masing-Masing Kelompok Mata Pelajarana. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak nulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:a) Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik.b) Ujian, ulangan, dan atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif pesrta didik.b. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknoogi diukur melalui ulangan, penugasan, dan atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai.c. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik.d. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan dilakukan melaluia) Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik;danb) Ulangan, dan atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik

EVALUASI

1. Pengertian Evaluasi Pengertian eveluasi adalah: sebuah istilah pembuatan penetapan tentang nilai yang menunjukkan sebuah rentang segala prosedur yang sistematis , yang digunakan untuk memperoleh informasi umum mengenai belajar siswa dan pembelajaran yang telah di lakukan oleh guru , baik menggunakan penelitian data dengan cara ( pengamatan , penganalisaan data ,penilaian penampilan atau proyek ). dan pembentukan nilai serta pertimbangan mengenai kemajuan belajar siswa untuk menentukan ketetapan atau keputusan alternative mengenai belajar siswa baik kwalitatif maupun kwantitatif sehingga dapat mengetahui mutu dan evektivitas atau nilai suatu program pembelajaran yang telah di lakukan atau penentu keputusan terhadap langkah pembelajaran yang akan datang. Tidak ada satupun guru yang tidak ingin berhasil dalam proses mengajar, tentunya semua guru sangat mengharapkan sekali keberhasilan belajar mengajar itu, guru yang masa bodoh terhadap anak didiknya adalah cermin kurang tanggung jawabnya seorang guru menjabat sebagai profesinya, gurung yang tidak mau tahu dengan perkembangan pendidikan anak didiknya adalah tanda guru yang tidak peduli taerhadap tantangan zaman yang terus merongrong anak didiknya.Seringkali dikacaukan antara pengertian penilaian (evaluation). Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya Kurikulum dan Pembelajaran evaluasi adalah suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak hal-hal telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan oleh guru. Menurut Norman E. Grounloud; evaluasi adalah suatu proses yang sistematik dan berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan. Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan atau proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang. Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto (2004: 1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Dalam bidang pendidikan, evaluasi sebagaimana dikatakan Gronlund (1990: 5) merupakan proses yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi untuk menentukan sejauhmana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa. Menurut Djemari Mardapi (2004: 19) evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok. Dari pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu: 1. Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir program tersebut, 2. Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka. bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan dalam evaluasi, dan 3. Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal oriented merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran. Dalam sebuah buku yang berjudul teknik evaluasi pendidikan karya M.Chabib Thoha, beliau mengatakan bahwa Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu, apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Menurut istilah evaluasi berarti kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan. Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.Selain pengertian di atas ternyata pengertian evaluasi pendidikan merupakan proses yang sistematis dalam : Mengukur tingkat kemajuan yang dicapai siswa, baik ditinjau dari norma tujuan maupun dari norma kelompok Menentukan apakah siswa mengalami kemajuan yang memuaskan kearah pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.

2. Tujuan EvaluasiSegala sesuatu yang di lakukan pasti mempunyai tujuan dan fungsi yang akan di capai, pastinya semua aktifitas tidak ingin hasilnya sia-sia, begitupun dengan evaluasi, ada tujuan dan fungsi yang ingin di capai, Evaluasi telah memegang peranan penting dalam pendidikan dan memiliki tujuan-tujuan tertentu :1. Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.2. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas maupun masing-masing individu.3. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya dan menyarankan kegiatan-kegiatan remedial (perbaikan).4. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal kemanjuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan.5. memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa, sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga masyarakat dan pibadi yang berkualitas.6. Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan bakatnya.Dr.muchtar buchori Med. Mengemukakan bahwa tujuan khusus evaluasi pendidikan ada 2 yaitu :a) Untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia mengalami pendidikan selam jangka waktu tertentub) Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidik selam jangka waktu tertentu tadi.Maju dan mundurnya belajar peserta didik, dapat diketahui pula kedudukan mereka dalam kelompoknya dan juga dapat dipakai pula untuk mengadakan perencanaan yang realistik dalam mengarahkan dan mengembangkan masa depan mereka. Selanjutnya dengan diketahuinya efektifitas dan efisiensi metode-metode yang digunakan dalam pendidikan, guru telah mendapatkan pelajaran yang cukup berharga untuk menyempurnakan metode-metode yang sudah baik, dan memperbaiki kekurangan-kekurangan metode yang tidak efektif.Untuk mengetahui keberhasilan belajar maka kita harus melihat beberapa criteria keberhasilan belajar. menurut sudjana (2004),1. apakah hasil belajar yang diperoleh Nampak dalam bentul perubahan tingkah laku secara menyeluruhan.2. apakah hasil belajar yang dicapai dapat diaplikasikan dalam kehidupan3. apakah hasil belajar yang dicapai dapat bertahan lama diingat dan mengendap dalam pikiran serta cukup mempengaruhi prilakuAda dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian hasil belajar, yaitu penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan Norma atau norm-referenced assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria (Penilaian Acuan Kriteria atau criterion referenced assessment). Perbedaan kedua pendekatan tersebut terletak pada acuan yang dipakai. Pada penilaian yang mengacu kepada norma, interpretasi hasil penilaian peserta didik dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh peserta didik yang dinilai dengan alat penilaian yang sama. Jadi hasil seluruh peserta didik digunakan sebagai acuan. Sedangkan, penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan, interpretasi hasil penilaian bergantung pada apakah atau sejauh mana seorang peserta didik mencapai atau menguasai kriteria atau patokan yang telah ditentukan. Kriteria atau patokan itu dirumuskan dalam kompetensi atau hasil belajar dalam kurikulum berbasis kompetensi.Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan. Dalam hal ini prestasi peserta didik ditentukan oleh kriteria yang telah ditetapkan untuk penguasaan suatu kompetensi. Meskipun demikian, kadang kadang dapat digunakan penilaian acuan norma, untuk maksud khusus tertentu sesuai dengan kegunaannya, seperti untuk memilih peserta didik masuk rombongan belajar yang mana, untuk mengelompokkan peserta didik dalam kegiatan belajar, dan untuk menyeleksi peserta didik yang mewakili sekolah dalam lomba antar-sekolah.3. Fungsi Evaluasi Evaluasi merupakan bagian penting dalam suatu system instruksional. Karena itu, penilaian mendapat tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut :1) Fungsi Eduktif : Evaluasi adalah suatu subsistem dalam system pendidikan yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keseluruhan system dan/atau salah satu subsistem pendidikan. Bahkan dengan evaluasi dapat diungkapkan hal-hal yang tersembunyi dalam proses pendidikan.2) Fungsi Institusional : Evaluasi berfungsi mengumpulkan informasi akurat tentang input dan output pembelajaran di samping poroses pembelajaran itu sendiri3) Fungsi Diagnostik : Dengan evaluasi dapat diketahui kesulitan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh siswa dalam proses/kegiatan belajarnya.4) Fungsi Administratif : Menyediakan data tentang kemajuan belajar siswa, yang pada gilirannya berguna untuk memberikan sertifikasi (tanda kelulusan) dan untuk melanjutkan studi lebih lanjut dan atau untuk kenaikan kelas.5) Fungsi Kurikuler : Berfungsi menyediakan data dan informasi yang akurat dan berdaya guna bagi pengembangan kurikulum (perencanaan, uji coba di lapangan,, implementasi, dan revisi.6) Fungsi MAnajemen : Komponen evaluasi merupakan bagian integral dalam system menajemen, hasil evaluasi berdaya guna sebagai bahan bagi pimpinan untuk membuat keputusan manajemen pada semua jenjang menajemen.A. Fungsi evaluasi bagi siswaBagi siswa, evaluasi digunakan untuk mengukur pencapaian keberhasilannya dalam mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dalam hal ini ada dua kemungkinan :a.Hasil bagi siswa yang memuaskanJika siswa memperoleh hasil yang emuaskan, tentunya kepuasan ini ingin diperolehnya kembali pada waktu yang akan datang. Untuk ini siswa akan termotifasi untuk belajar lebih giat agar perolehannya sama bahkan meningkat pada masa yang akan datang. Namun, dapat pula terjadi sebaliknya, setelah memperoleh hasil yang memuaskan siswa tidak rajin belajar sehingga pada waktu berikutnya hasilnya menurun.b.Hasil bagi siswa yang tidak memuaskanJika siswa memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka pada kesempatan yang akan datang dia akan berusaha memperbaikinya. Oleh karena itu, siswa akan giat belajar. Tetapi bagi siswa yang kurang motivasi atau lemah kemauannya akan menjadi putus asaB. Fungsi evaluasi bagi gurua.Dapat mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajran dan siswa mana pula yang belum. Dalam hal ini hendaknya guru memberikan perhatian kepada siswa yang belum berhasil sehingga pada akhirnya siswa mencapai keberhasilan yang diharapkan.b.Dapat mengetahui apakah tujuan dan materi pelajaran yang telah disampaikan itu dikuasai oleh siswa atau belum.c.Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran tersebut.d.Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka dapat dijadikan bahan remidial. Jadi, evaluasi dapat dijadikan umpan balik pengajaran.C. Fungsi evaluasi bagi sekolaha.Untuk mengukur ketepatan kurikulum atau silabus. Melalui evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan oleh guru, maka akan dapat diketahui apakah ketepatan kurikulum telah tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan atau belum. Dari hasil penilaian tersebut juga sekolah dapat menetapkan langkah-langkah untuk perencanaan program berikutnya yang lebih baik.b.Untuk mengukur tingkat kemajuan sekolah. Sudah barang tentu jika hasil penilaian yang dilakukan menunjukkan tanda-tanda telah terlaksananya kurikulum sekolah dengan baik, maka berarti tingkat ketepatan dan kemajuan telah tercapai sebagaimana yang diharapkan. Akan tetapi sebaliknya jika tand-tanda itu menunjukkan tidak tercapainya sasaran yang diharapkan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ketepatan dan kemajuan sekolah perlu ditingkatkan.c.Mengukur keberhasilan guru dalam mengajar. Melalui evaluasi yang telh dilaksanakan dalam pengajaran merupakan bahan informasi bagi guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam melaksanakan pengajaran.d.Untuk meningkatkan prestasi kerja. Keberhasilan dan kemajuan yang dicapai dalm pengajaran akan mendorong bagi sekolah atau guru untuk terus meningkatkan prestasi kerja yang telah dicapai dan berusaha memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang mungkin terjadi.Dalam evaluasi semua komponen dalam pendidikan layak dan harus dijadikan sebagai objek dan subjek evaluasi pendidikan, yaitu : Siswa, dapat menjadi subjek evaluasi bagi dirinya sendiri dan bagi guru serta sekolahnya dan dapat juga menjadi bagian dari objek evaluasi yang dilakukan oleh guru dan sekolahnya. Guru, dapat menjadi subjek evaluasi bagi program dan cara-cara dia mengajar, keberhasilannya dan juga dpat menjadi objek evaluasi oleh siswa dan sekolahnya. Sekolah, dapat menjadi subjek evaluasi bagi siswa dan guru-guru yang ada didalamnya serta dapat juga menjadi sasaran atau objek evaluasi dari siswa dan guru yang bernaung didalamnya.Setelah semua tugas evaluasi kita lakukan kita akan banyak memetik manfaat dari evaluasi itu, baik bagi siswa, guru maupun sekolah yang seandainya kita mengambil benang merah dari nya kita akan mengetahui apa-apa yanga harus dan yang tidak harus lagi kita lakukan untuk kedepannya.4. Prinsip - Prinsip Evaluasi dalam PendidikanMenurut Arikunto (2010: 24) ada satu prinsip umum dan penting dalamkegiatan evaluasi yaitu adanya triangulasi:a. Tujuan pembelajaranb. Kegiatan pembelajaran atauKBMc. Evaluasi

1. Hubungan antara tujuan dengan KBMKegiatan belajar-mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, anak panah yang menunjukkan hubungan antara keduanya mengarah pada tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah dari tujuan ke KBM, menunjukkan langkah dari tujuan dilanjutkan pemikirannya ke KBM.2. Hubungan antara tujuan dengan evaluasiEvaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dengan makna demikian maka anak panah berasal dari evaluasi menuju ke tujuan. Di lain sisi, jika dilihat dari langkah, dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.3. Hubungan antara KBM dengan evaluasiSeperti yang sudah disebutkan dalampoin (a), KBM dirancang dan disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Telah disebutkan pula dalam poin (b) bahwa alat evaluasi juga disusun dengan mengacu pada tujuan. Selain mengacupada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan. Sebagai misal, jika kegiatan belajar-mengajar dilakukan oleh guru dengan menitikberatkan pada keterampilan, evaluasinya juga harus mengukurtingkat keterampilan siswa, bukannya aspek pengetahuan.5. Sasaran EvaluasiSasaran evaluasi hasil belajar siswa adalah penguasaan kompetensi. Dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai;a. Seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (SK. Mendiknas No. 045/U/2002),b. Kemampuan yang dapat dilakukan oleh peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan perilaku,c. Integrasi domain kognitif, afektif dan psikomotorik yang direfleksikan dalam perilaku. Mengacu pengertian kompetensi tersebut, maka hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan afektif yang harus dikuasai oleh setiap siswa setelah pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh guru.

6. Teknik Evaluasi1)Teknik Non-TesNon tes adalah alat mengevaluasi yang biasanya di gunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada beberapa non-tes sebagai alat evaluasi, diantaranya:a)Skala BertingkatSkala bertingkat menggambarkan suatu nilai yang berwujud angka terhadap suatu hasil penentuan. Kita dapat menilai hampir segala aspek dengan skala. Dengan maksudagarpencatatannya objektif, maka penilaian terhadap penampilan atau pengambaran kepribadian seseorang disiapkan dalam bentuk skala.b)KuesionerKuesioner juga dapat diartikan angket yang digunakan sebagai alat bantu dalam rangka pengukurandanpenilaian hasil belajar. Dengan adanya angket yang harus diisi oleh siswa maka guru akan mengetahui keadaan, pengalaman, pengetahuan dan tingkah. Angket atau soal kuesioner dapat di berikan secara langsung dan dijawab atau diisi langsung oleh objeknya, ini dikatakan kuesioner langsung. Dan jika angket atau soal kuesioner dikirim dan diisi oleh orang lain (sanak saudaranya), namun soalnya dituju untuk objek, ini disebut kuesioner tidak langsung. Dengan cara tes ini lebih menghemat waktu dan tenaga.c)Daftar CocokDaftar cocok adalah deretan pertanyaan yang singkat serta mudah dipahami oleh penjawabnya dengan cara menconteng saja.Contoh: Berikanlahtanda conteng pada kolom yang sesui dengan pendapatnya.Pendapat pernyataan penting biasa Tidak penting1. Rajin belajar2. Suka membaca3. Sering bolos4. Cepat memahamid)WawancaraWawancara juga disebut dengan interview, secara umum adalah proses pengumpulan keterangan yang dilakukang dengan tanya jawab lisan sepihak, bertatap muka langsung, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Wawancara dapat dibedakan dengan dua jenis:1. wawancara terpimpin,yang materipertanyaannya telah terstruktur dengan tujuannya2. wawacara bebas, yang materi yang ditanyakan bebas tidak terstruktur akan tetapi mempunyai tujuan. Objeknya bisa pada siswa langsung atau orang tuanya.e)PengamatanPengamatan atau observasi adalah sebuah cara menghimpun data yang dilakukan oleh guru kepadapeserta didiknya dengan cara pengamatan yang teliti dan mencatat hasil pengamatan secara sistematis. Observasi atau pengamatan dapat dibedakan menjadi 3 bentuk:1. Pengamatan partisipan adalah pengamatan yang pengamatnya langsung memasuki dan mengikuti kegiatan yang sedang diamati. Seperti pengamatan tentang pertanian, maka pengamat harus bergabung menjadi petani.2. Pengamatan sistematik adalah observasi dimana faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis, dan sudah diatur menurut kategorinya. Pengamatan ini dilakukan di luar dari kelompok yang ingin diamati.3. Pengamatan eksperimental akan terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. Dalamhal ini ia dapat mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.f)Riwayat hidupRiwayat hidup juga bisa kita katakan curiculum vitae (CV)atau gambaran hidup peserta didik, dalam segala aspek. Dengan mengkaji atau menganalisis dokumen atau riwayat hidupnya maka seorang guru akan dapat menarik kesimpulan tentang tingkah laku atau kepribadian dan sikap dari peserta didik. Soal-soal yang biasa digunakan seperti. Nama siswa, status dalamkeluarga, agama yang dianut, prestasinya dll.2)Teknik TesSebagai alat pengukur dan penilai, tes ada beberapa macam model menurut pemakain dan waktu atau kapan digunakannya tes tersebut Model-model tes tersebut, yaitu:a)Tes DiagnostikTes ini adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga dengan mengetahui kelemahan siswa tersebut, maka kita bisa memperlakukan siswa tersebut dengan tepat. Materi tes yang ditanya dalam tes diagnostik biasanya mengenai hal-haltertentu yang juga merupakan pengalaman sulit bagi siswa. Tes ini dapat dilaksanakan dengan cara lisan, tulisan, atau dengan mengkolaborasi kedua cara tes.Dalam catatan, tes ini hanya untuk memeriksa, jika hasil pemeriksaan tersebut membuktikan kelemahan daya serap siswaterhadap suatu pembelajaran. Makaakan dilakukan pembimbingan secara khusus kepadanya.b)Tes FormatifTes ini merupakan tes hasil belajar yang tujuannya untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai pelajaran setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktuyang telah ditentukan, tes ini dilaksanakan biasanya di tengah-tengah perjalanan program pembelajaran. Tes ini juga disebut dengan ujian harian. Materi tes ini adalah materi yang telah di sampaikan kepada siswa sebelumnya. Soalnya bisa dalam tingkat mudah maupun sulit. Dalam tes ini, jika siswa telah menguasai materi yang telah diajarkan dengan baik, maka guru akan menyampaikan materi selanjutnya. Dan apabila materi belum dapat dikuasai secara menyeluruh, maka guru harus mengajarkan bagian materi yang belum dipahami.c)Tes SumatifTes ini tidak asing bagi siswa, karena tes ini adalah tes akhir dari program pembelajaran. Tes ini juga bisa disebut EBTA, tes akhir semestes, UAN. Tes ini dilaksanakan pada akhir program pembelajaran. Seperti setiap akhir semester, akhir tahun. Materinya yang dites adalah materi yang telah diajarkan selama satu semester. Dengan demikian materi ini lebih banyak dari materiyang ada pada tes formatif. Tes ini biasanya dilakukan dengan cara tulisan, dan biasanya siswa memperoleh soal yang sama satu samalain. Tes ini memiliki tingkat tes yang sukar atau lebih berat dari tes formatif. Dengan ada tes ini maka kita bisa menentukan peringkat atau rangking siswa selama programpembelajaran, dan juga tes ini menentukan kelayakan seorang siswa untuk mengikuti program pembelajaran selanjutnya.

7. ProsedurEvaluasiProsedur yang dimaksud adalah langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam kegiatan evaluasi, yaitu:1)Membuat perencanaan, yang meliputi: menyusun kisi-kisi dan uji coba.Untuk menyusun kisi-kisi ini sebelumnya guru harus mempelajari silabus mata pelajarankarena tidak mungin kisi-kisi dibuat tanpa adanya silabus. Guru harus memperhatikan domain danjenjang kemampuan yang akan diukur, kemudian guru membuat soal yang sesuai dengan kisi-kisi, menyusun lembar jawaban siswa, membuat kunci jawaban, dan membuat pedoman pengolahan skor. Selanjutnya melaksanakan uji coba.2)Pelaksanaan evaluasiDalam pelaksanaan evaluasi guru (tes maupun non tes) guru harus memperhatikan tempat dan suasana atau dapat menyusun tata tertib pelaksanaan evaluasi.3)Pengolahan dataSetelah semua data kita kumpulkandata tersebut harus diolah. Mengolah data berarti ingin memberikannilai dan makna mengenai kualitas hasil pekerjaan murid-murid.4)Penafsiran hasil evaluasiPenafsiran tehadap suatu hasil evaluasi harus didasarkan atas kriteria tertentu yang disebut norma. Berdasarkan norma ini kita dapat menafsirkan bahwa peserta didik mencapai tarafkesiapan yang memadai atau tidak, ada kemajuan yang berarti atau tidak,sertaada kesulitan atau tidak.5)LaporanSemua kegiatan dan hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Dimaksudkan agar hasil yang dicapai dapat diketahui oleh berbagai pihak dan dapat menentukan langkah selanjutnya.8. Penyebab Kegagalan Guru dalam Melakukan EvaluasiSelama ini guru mengadakan penilaian hanya untuk mencari angka atau nilai untuk anak didik. Apabila anak banyak memperoleh nilai dibawah 6 (enam), maka guru menganggap bahwa anak didiklah yang gagal dalam menyerap materi pelajaran atau materi pelajaran terlalu berat, sehingga sukar dipahami oleh anak. Kalau anak yang memperoleh nilai dibawah 6 mencapai 50% dari jumlah anak, hal ini sudah merupakan kegagalan guru dalam melaksanakan evaluasi di akhir pelajaran. Apa penyebab hal ini bisa terjadi ?1)Guru kurang menguasi materi pelajaran. Sehingga dalam menyampaikanmateri pelajaran kepada anak kalimatnya sering terputus-putus ataupun berbelit-belit yang menyebabkananak menjadi bingung dan sukar mencerna apa yang disampaikan oleh guru tersebut. Tentu saja di akhir pelajaran mareka kewalahan menjawab pertanyaan atau tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan. Dan akhirnya nilai yang diperoleh jauh dari apa yang diharapkan.2)Guru kurang menguasai kelas, Guru yang kurang mampu menguasai kelas mendapat hambatan dalam menyampaikan materi pelajaran, hal ini dikarenakan suasana kelas yang tidak menunjang membuat anak yang betul-betul ingin belajar menjadi terganggu.3)Guru enggan mempergunakan alat peraga dalam mengajar. Kebiasaan guru yang tidak mempergunakan alat peraga memaksa anak untuk berpikir verbal sehingga membuat anak sulit dalam memahami pelajaran dan otomatis dalam evaluasi di akhir pelajaran nilai anak menjadi jatuh.4)Guru kurang mampu memotivasi anak dalam belajar sehingga dalam menyampaikan materi pelajaran, anak kurang menaruh perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga ilmu yang terkandung di dalam materi yang disampaikan itu berlalu begitu saja tanpa ada perhatian khusus dari anak didik.5)Guru menyamaratkankemampuan anak di dalammenyerap pelajaran. Setiap anak didik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menyerap materi pelajaran. Guru yang kurangtanggap tidak mengetahui bahwa ada anak didiknya yang daya serapnya di bawah rata-rata mengalami kesulitan dalam belajar.6)Guru kurang disiplin dalam mengatur waktu. Waktu yang tertulis dalam jadwal pelajaran, tidak sesuai dengan praktek pelaksanaannya,. Waktu untuk memulai pelajaranselalutelat, tetapi waktu istirahat danjampulangselalu tepat atau tidak pernah telat.7)Guru enggan membuat persiapan mengajar atau setidaknya menyusun langkah-langkah dalammengajar, yang disertai dengan ketentuan-ketentuan waktu untuk mengawali pelajaran, waktu untuk kegiatan proses dan ketentuan waktu untuk akhir pelajaran.8)Guru tidak mempunyai kemajuan untukmenambah atau menimba ilmu misalnya membaca buku atau bertukar pikiran dengan rekan guru yang lebih senior dan profesional guna menambah wawasannya.9)Dalam tes lisan di akhir pelajaran, guru kurang trampil mengajukan pertanyaan kepada murid, sehingga murid kurangmemahami tentang apa yang dimaksud oleh guru.10)Guru selalu mengutamakan pencapaian target kurikulum. Guru jarang memperhatikan atau menganalisa berapapersen daya serap anak terhadap materi pelajaran tersebut.

HUBUNGAN PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI

1. Perbedaan Pengukuran, Penilaian (assessment), dan EvaluasiHubungan antara pengukuran (measurement), penilaian (assessment), dan evaluasi (evaluation) bersifat hirarkis. Pengukuran membandingkan hasil pengamatan dengan criteria tertentu. Penilaian menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suatu perilaku, bisa perilaku individu atau lembaga. Sifat yang hirarkis ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan evaluasi melibatkan penilaian dan pengukuran. Penilaian berarti menilai sesuatu, sedangkan menilai itu mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri pada ukuran atau kriteria tertentu.

2. Contoh Pengukuran, Penilaian (assessment), dan EvaluasiContoh dalam PendidikanObjek yang diukur : siswa dan metode yang digunakan guru.Guru memberikan ujian (sekumpulan soal) yang akan menghasilkan skor berupa angka.Soal: 1. Langkah pertama dalam melakukan penelitian adalah . . .a. Menyusun kerangkab. Merumuskan hipotesis dan tujuanc. Merumuskan masalahd. Mengumpulkan datae. Menganalisis data2. Hasil suatu kegiatan ilmiah harus disajikan dalam sebuah dokumen disebut . . .a. Laporan ilmiahb. Teoric. Datad. Hipotesise. Kesimpulan 3. Berikut ini yang bukan termasuk dalam sistematika penulisan laporan ilmiah adalah . a. Pendahuluanb. Teoric. Eksperimend. Pembahasane. Wawancara 4. Berikut ini yang termasuk perilaku ilmiah ketika di laboratorium, kecuali . . .a. Menggunakan jas laboratoriumb. Menggunakan sepatu tertutupc. Menggunakan pelindung mata saat mencampurkan atau memanaskan bahan kimiad. Mereaksikan bahan kimia berbahaya di luar lemari asame. Mencuci tangan setelah percobaan selesai5. Alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur larutan dengan volume tertentu yang memerlukan ketepatan tinggi adalah . . .a. Gelas Ukurb. Erlenmeyerc. Pipet tetesd. Gelas bekere. Pipet volumetrikKunci Jawaban:1. C. Merumuskan masalah2. A. Laporan ilmiah3. E. Wawancara4. D. Mereaksikan bahan kimia berbahaya di luar lemari asam5. E. Pipet volumetric

Jika siswa benar menjawab soal maka skornya 2 untuk setiap soal. Jika siswa salah menjawab soal maka skornya 0 untuk setiap soal.Patokan penilaian:A = >8,5 10 B = >7,0 8,5C = >5,5 7,0D =