pengujian mesin sortasi kacang tanah
-
Upload
ikbar-jantux-kirr -
Category
Documents
-
view
352 -
download
21
Transcript of pengujian mesin sortasi kacang tanah
LAPORAN KEGIATAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PENGUJIAN MESIN SORTASI BIJI KACANG TANAH
di BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN
(BBP MEKTAN) SERPONG TANGGERANG
Disusun oleh :
IKBAR RIZKI NRM : 5353103087
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2013
i
LEMBAR PENGESAHAN (I)
Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan Judul :
Pengujian Mesin Sortasi Biji Kacang Tanah
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan pada Program Studi Diploma III Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Negri Jakarta disetujui untuk diajukan dalam seminar Praktik Kerja
Lapangan.
Jakarta, Mei 2013
Dosen Pembimbing
Drs. Supria Wiganda, M.Pd
NIP. 19510604 198403 1 001
ii
LEMBAR PENGESAHAN (II)
Judul : Pengujian Mesin Sortasi Biji Kacang Tanah
Nama : Ikbar Rizki
NRM : 5353103087
Dosen Pembimbing
Nama Tanda Tangan Tanggal
Drs. Supria Wiganda, M.Pd ............................... ...........................
NIP. 19510604 198403 1 001
Dosen Penguji
Nama Tanda Tangan Tanggal
............................... ........................... ...........................
NIP........................
............................... ........................... ..........................
NIP........................
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan YME atas segala anugrah
yang telah dilimpahkan kepada penulis. Karena hanya dengan petunjuk dan
bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini.
Laporan ini disusun sebagai hasil Praktik Kerja Lapangan yang telah
dilaksanakan Penulis dari tanggal 28 Februari sampai dengan 22 Maret di Balai
Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP MEKTAN) Serpong
Tangerang. Laporan ini berjudul “ Pengujian Mesin Sortasi Biji Kacang Tanah
di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP MEKTAN)
Serpong Tangerang”
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
Pembimbing Industri/Instruktur (Muhammad, STP), serta teknisi – teknisi di Balai
Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian atas bantuan dan saran – sarannya.
Kepada Ka. Jur Teknik Mesin FT-UNJ (Drs. Agus Dudung, M.pd), Kaprodi DIII
Teknik Mesin FT-UNJ (Drs. Sugeng Priyanto, M.Sc), Koordinator PKL Jurusan
Teknik Mesin FT-UNJ (Drs. Tri Bambang AK.M.Pd), dosen pembimbing PKL
(Drs. Supria Wiganda, M.Pd), dan rekan – rekan mahasiswa yang telah banyak
membantu memberi masukan dan motivasi – motivasi. Tak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua atas kasih sayang dan
kesabaran dalam membesarkan penulis.
Penulis menyadari bahwa penulis hanyalah manusia yang mempunyai
keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat
iv
diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan laporan praktik kerja
lapangan ini yang telah penulis selesaikan. Tidak semua hal dapat penulis
deskripsikan dengan sempurna dalam laporan ini. Namun penulis melakukannya
semaksimal mungkin dengan kemampuan dan pengetahuan yang penulis dapat
dari praktik kerja lapangan di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.
Semoga laporan praktik kerja lapangan ini bermanfaat, penulis mohon
ma’af apabila masih banyak kekurangan.
Jakarta, Mei 2013
Ikbar Rizki
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN (I) ........................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN (II) .......................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ viii
BAB I Pendahuluan ................................................................. 1
A. Sejarah Institusi ........................................................ 1
B. Tugas dan Fungsi Institusi ....................................... 4
C. Visi dan Misi Institusi .............................................. 5
D. Struktur Organisasi .................................................. 6
1. Bagian Umum .................................................... 8
2. Bagian Program dan Informasi .......................... 8
3. Bidang Program dan Informasi .......................... 8
4. Bidang Sarana dan Kerjasama ........................... 9
5. Kelompok Jabatan Fungsional ........................... 9
E. Fasilitas Instansi ....................................................... 10
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .............................. 13
vi
BAB II Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ....................... 14
A. Metode Pelaksanaan Praktik Umum ......................... 14
1. Wawancara ......................................................... 14
2. Pengamatan (observasi secara langsung) ........... 14
3. Pengumpulan Data dan Informasi ...................... 14
4. Praktik Lapangan ................................................ 15
5. Studi Pustaka ...................................................... 15
6. Pelaporan ............................................................ 15
B. Pelaksanaan Pekerjaan ............................................. 15
BAB III Analisis Pekrjaan ......................................................... 18
A. Hakikat Kacang Tanah ............................................ 18
B. Standar Mutu Kacang Tanah ................................... 19
C. Sifat Fisik Kacang Tanah ....................................... 21
D. Penanganan Pasca Panen ......................................... 22
E. Pengertian Mutu ....................................................... 24
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu .......... 25
2. Maksud dan Tujuan Pengendalian Mutu ............ 25
F. Prosedur Pelaksanaan Pengujian .............................. 26
G. Deskripsi Gambar Detail .......................................... 27
1. Rangka ................................................................ 27
2. Hopper Pemasukan Bahan ................................. 27
3. Unit Penyaringan ................................................ 27
vii
4. Concave Bawah ................................................ 28
5. Komponen Utama ............................................. 29
6. Komponen Pendukung ...................................... 30
H. Mekanisme Kerja Alat Sortasi ................................ 30
I. Pengujian Mesin Sortasi Kacang Tanah ................. 32
1. Peralatan Pengujian .......................................... 33
2. Pengujian Kerja Mesin Sortasi
Kacang Tanah ................................................... 34
3. Pengujian Fungsi Mesin Sortasi
Kacang Tanah ................................................... 34
4. Hasil Pengujian Mesin Sortasi
Kacang Tanah ................................................... 34
5. Analisis Hasil Pengujian Mesin Sortasi
Kacang Tanah ................................................... 35
BAB IV Penutup ....................................................................... 38
A. Kesimpulan ............................................................ 38
B. Saran ....................................................................... 39
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Layout Manajemen Instansi BBP Mektan ................................ 3
Gambar 1.2. Bagan Struktur Organisasi ........................................................ 10
Gambar 1.3. Peta Lokasi BBP Mektan .......................................................... 13
Gambar 3.3. Diagram Alir Proses Penanganan Pasca Panen Kacang Tanah.. 23
Gambar 3.4. Gambar Mesin Sortasi ............................................................... 28
Gambar 3.5. Bagian – Bagian Alat Sortasi .................................................... 29
Gambar 3.6. Ruang Unit Kacang Tanah ........................................................ 32
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Jadwal Kegiatan PKL .............................................................. 16
Tabel 3.1. Standar Mutu Fisik Kacang Tanah .......................................... 19
Tabel 3.2. Standar Mutu Fisik Kacang Tanah .......................................... 20
Tabel 3.7. Pengujian Kerja Mesin Sortasi Kacang Tanah ........................ 34
Tabel 3.8. Hasil Pengujian Mesin Sortasi Kacang Tanah ........................ 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Institusi
Institusi Mekanisasi Pertanian secara resmi dikembangkan pada tahun
1953 yaitu dengan dibentuknya Jawatan Pertanian Rakyat yang dimaksudkan
untuk meningkatkan produksi pangan, untuk itu didirikan pusat-pusat pelatihan
perbengkelan serta pengiriman tenaga teknis ke luar negeri. Tahun 1957 dibentuk
MEKATANI dengan mekanisasi skala besar, yaitu didirikan pool-pool traktor
roda empat 15-80 Hp pada beberapa provinsi antara lain Sulawesi Selatan,
Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Barat. MEKATANI dianggap gagal karena
penerapan mekanisasi tidak sesuai dengan kondisi petani Indonesia, dimana
pemilikan lahan relatif sempit serta pengetahuan dan keterampilan petani terbatas.
Perkembangan selanjutnya pada tahun 1963 dibentuk Lembaga
Penelitian Tenaga Kerja dan Peralatan Pertanian, yaitu dengan mengintroduksikn
mekanisasi pertanian skala kecil dan efisien dengan mendatangkan pompa air
axial, traktor tangan dari ricemill dari Jepang. Untuk memfasilitasi pengembangan
mekanisasi pertanian dibentuk Diametan pada tahun 1970, dibawah Direktorat
Teknik Pertanian, selanjutnya pada tahun 1975 dibentuk Sub Direktorat
Mekanisasi Pertanian pada tahun 1983 diubah menjadi Subdit Pengembangan Alat
dan Mesin Pertanian, dibawah Direktorat Bina Produksi Padi dan Palawija, Ditjen
Tanaman Pangan.
2
Pada tahun 1986, dirintis kerjasama antara Ditjen Tanaman Pangan
dengan JICA (Japan International Coorperation Agency) untuk membangun
instalasi di Desa Situgadung, Lepok, Tanggerang dengan luas lahan kkeseluruhan
35 hektar, yang peletakkan bau pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 1986
dan diresmikan oleh Menteri Pertanian pada tanggal 9 Maret1987.
Instalasi tersebut dari tahun 1987-1991 berada dibawahDitjen Tanaman
Pangan dengan nama proyek Center for Development of Agricultural Engineering
Technology (CDAET-ATA220) yang tugasnya menangani empat divisi, yaitu
System Analysis, Design-DevelopmentandModification, Testing andEvaluation
dan Training untuk pengembangan alat dan mesin tanaman pangan dan
hortikultura.
Mendesaknya kebutuhan akan mekanisasi pertanian untuk komoditas
lintas sektoral (tanaman pangan, hortikultura, perikanan, peternakan, dan
perkebunan), mendorong terbitnya SK MetanNo. 75/Kpts/OT.210/1991 tanggal
21 Februari 1991 untuk dikembangkan menjadi UPT dibawah Badan Penelitian
dan pengembangan Pertanian.
Pada bulan Juni 2002 dipertimbangkan untuk menyesuaikan tupoksi
Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian sebagai unit penelitian
sehingga diubah menjadi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
dengan tugas pokok lebih diperluas dan terarah (SK MentanNo.
403/Ktps/OT.210/6/2002 tanggal 28 Juni 2002).
3
MANAJEMEN INSTANSI
Gambar 1.1 . Lay Out Manajemen Instansi BBP Mektan
Departemen Pertanian
Dirjen Penelitian dan Pengemabangan
Departemen Pertanian
JICA
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian Ahli Jepang
RNAM SNI
Ahli FAO
FAO INS/88/007
4
B. Tugas dan Fungsi Institusi
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian mempunyai tugas
melaksanakan dan pengembangan pertanian. Sedangkan fungsi dari Balai Besar
Pengembangan Mekanisasi adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan penelitian keteknikan pertanian.
2. Pelaksanaan rekayasa, rancangan bangun dan modifikasi desain, model serta
prototipe alat mesin dan pertanian.
3. Pelaksanaan uji fungsional calon prototipe alat dan mesin pertanian.
4. Pelaksanaan penelitian dan rekayasa sistem mekanisasi pertanian.
5. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis di
bidang mekanisasi pertanian.
6. Penyusunan program dan evaluasi penelitian dan pengembangan mekanisasi
pertanian.
7. Pengelolaan informasi dan dokumentasi hasil penelitian dan pengembangan
mekanisasi pertanian.
8. Pengelolaan saran teknis penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian.
9. Pengelolaan kerjasama dan pendayagunaan penelitian dan pengembangan
mekanisasi pertanian.
10. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
5
C. Visi dan Misi Institusi
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian merupakan salah satu
unit kerja eselon II dibawah Badan Penelitian Pertanian yang dibentuk
berdasarkan SK MentanNo. 403/Kpts/OT.210/6/2002 tertanggal 28 Juni 2002
dengan mandat nasional sebagai pelaksana teknis di bidang penelitian dan
pengembangan pertanian mempunyai visi menjadi lembaga pertanian dan
pengembangan mekanisasi pertanian unggul yang menghasilkan teknologi
mekanisasi pertanian yang berrmanfaat bagi penggunanya. Misinya adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan penelitian dan perekayasaan untuk menghasilkan teknologi
mekanisasi pertanian inovatif, teruji, berdaya saing dan hasil guna.
2. Melakukan sinkronisasi program litbang mekanisasi pertanian dengan
institusi pemerintah dan swasta terkait agar hasil litbang mekanisasi pertanian
berhasil guna.
3. Membangun kerjasama kemitraan dalam penelitian dan pengembangan
mekkanisasi pertanian serta alih teknologi hasil penelitian dan perekayasaan.
4. Menghasilkan bahan untuk perumusan kebijakan, rekomendasi dan informasi
untuk pengembangan dan penerapan mekanisasi pertanian serta industri dan
mesin pertanian Indonesia.
5. Membangun kemampuan institusi melalui pengembangan SDM yang handal
dan sarana yang memadai.
6
D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu perangkat manajemen yang sangat
diperlukan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan instansi. Hal ini
dikarenakan dalam struktur organisasi telah tergambar pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing personel serta kepada siapa
pegawai atau karyawan harus bertanggung jawab dan membawahinya. Diperlukan
struktur organisasi juga dikarenakan adanya aktivits yang cukup luas agar tujuan
instansi dapat tercapai.
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian dipimpin oleh seorang
Kepala Balai yang bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Kepala Balai mempunyai tugas
antara lain :
1. Melaksanakan kebijakan dan pengendalian di Balai Besar Pengembangan
Mekanisasi Pertanian sebagai pelaksana umum.
2. Memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pokok-pokok
kebijaksanaan dan pengembangan badan penelitian sesuai dengan ketetapan
yang berlaku.
3. Mengelola secara efisien harta kekayaan Balai Besar Pengembangan
Mekanisasi Pertanian.
4. Struktur organisasi adalah suatu perangkat manajemen yang sangat
diperlukan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan instansi.
7
Pengorganisasian di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
dibagi menjadi 4 bagian untuk mempermudah pengaturan dan pengawasan.
Keempat bagian tersebut adalahh bagian umum, bidang program dan informasi,
bidang sarana dan kerjasama, kelompok jabatan fungsional. Di bawah ini terdapat
bagan struktur organisasi BBP Mektan :
Bagian umum membawahi tiga subbagian, yaitu (1) Subbagian
Kepegawaian, (2) Subbagian Keuangan, dan (3) Subbagian Rumah Tangga.
Bidang Program dan Informasi membawahi 2 subbidang, yaitu (1) Subbidang
Program dan Evaluasi dan (2) Subbidang Informasi dan Dokumentasi. Sedangkan
Bidang Sarana dan Kerjasama membawahi 2 subbidang , yaitu (1) Subbidang
Sarana dan (2) Subbidang Kerjasama.
Kelompok jabatan fungsional dibagi menjadi tiga bagian, yaitu (1) Peneliti,
(2) Kelompok Fungsional Perekayasa dan (3) Kelompok Fungsional Teknisi
Litkayasa. Kelompok Fungsional Perekayasa dibagi menjadi tiga Kelompok
Perekayasa (Kelsa), yaitu Kelompok Perekayasa Pra Panen/Produksi, Kelompok
Perekayasa Pasca Panen/Prosesing dan Kelompok Energi dan Irigasi.
Rincian jabatan dalam struktural organisasi Balai Besar Pengembangan
Mekanisasi Pertanian adalah sebagai berikut :
1. Satu orang Eselon II, yaitu Kepala Balai.
2. Tiga orang Eselon III, yaitu Kepala Bagian dan Kepala Bidang.
3. Tujuh orang Eselon IV, yaitu Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang.
8
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Balai Besar, Kepala Bagian dan
Kepala Bidang, Kepala Subbidang, Kepala Subbagian dan Kelompok Jabatan
Fungsional wajib menerapkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di
lingkungan satuan organisasi pada Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian maupun dengan instansi lain sesuai dengan tugas masing-masing.
1. Bagian Umum
Bagian umumm mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian,
keuangan, persuratan, rumah tangga dan perlengkapan.
2. Bagian Program dan Informasi
Bidang Program dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan
pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian dan pengembangan mekanisasi
pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang dan Informasi
menyelenggarakan fungsi :
a) Penyusunan rencana, program dan evaluasi serta penyusunan laporan
penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian.
b) Penyiapan informasi, dokumentasi dan penyebarluasan hasil penelitian
dan pengembangan mekanisasi pertanian serta pengelolaan
3. Bidang Program dan Informasi terdiri dari :
a) Subbidang Program dan Evaluasi
Bertugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, program dan
evaluasi sertan pelaporan penelitian dan pengembangan mekanisasi
pertanian.
9
b) Subbidang Informasi dan Dokumentasi
Bertugas melakukan penyiapan bahan informasi, dokumentasi dan
penyebarluasan hasil penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian
serta pengelolaan perpustakaan.
4. Bidang Sarana dan Kerjasama
Bidang Sarana dan Kerjasama mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan sarana teknis dan kerjasama serta pendayagunaan hasil penelitian dan
pengembangan mekanisasi pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang
Sarana dan Kerjasama menyelenggarakan fungsi :
a) Pengelolaan sarana teknis penelitian dan pengembangan mekanisasi
pertanian.
b) Pengelolaan kerjasama dan pnelitian dan pendayagunaan penelitian dan
pengembangan mekanisasi pertanian.
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan fungsional sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.. Dalam melaksanakan tugasnya,
Bidang dan Informasi menyelenggarakan fungsi :
a) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari jabatan fungsional Peneliti,
Perekayasa, Teknisi Litkayasa dan jabatan fungsional lain yang terbagi
dalam berbagi Kelompok Jabatan Fungsional sesuai bidang keahliannya.
b) Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh
seseorang tenaga fungsional senior yang ditetapkan oleh Kepala Balai.
10
c) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban
kerja.
d) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan yangg berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
Gambar 1.2 . Bagan Struktur Organisasi
11
E. Fasilitas Instansi
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian dibangun diatas lahan
35 hektar terdiri dari :
1. Luas bangunan 2,5 ha
2. Luas laboratorium uji 1,2 ha.
3. Luas lapangan uji 2,7 ha.
4. Luas instansi umum dan kebun 28,6 ha.
Bangunan dibangun secara permanen dengan fasilitas penghubung
berupa jalan beraspal dengan lebar ± 2,5 meter. Bangunan yang ada di Balai Besar
Pengembangan Mekanisasi Pertanian antara lain :
a) Bangunan Kantor Utama (Main Building)
Merupakan bangunann utama dimana kegiatan administrasi proyek
dilangsungkan. Pada gedung ini terdapat ruang pameran, ruang rapat,
ruang kelompok perekayasa dan perpustakaan.
b) Laboratorium Rekayasa dan Rancangan Bangun Alat dan Mesin
Pertanian Laboratorium ini lebih dikenal dengan sebutan bengkel
(workshop). Fasilitas Laboratorium Rekayasa dan Rancangan Bangun
Alat dan Mesin Pertanian dibangun sebagai tempat peaksanaan
pembuatan serta modifikasi dari alat dan mesin pertanian.
c) Laboratorium Pengujian dan Evaluasi Alsitan
Laboratorium ini dibangun sebagai tempat dilksanakannya kegiatan
pengujian (testing) dan evaluasi alat dan mesin pertanian.
d) Ruang Desain dan Perangkat Komputer
12
Ruangan ini diguunakan sebagai tempat mendisain rancangan alat dan
mesin pertanian yang akan dikembangkan. Fasilitas yang terdapat
diruangan ini adalah mesin blueprint, meja gambar dan perangkat
komputer.
e) Gedung Pelatihan dan Pengajaran
Gedung pelatihan dilengkapi dengan alat dan mesin sarana pelatihan,
yaitu berupa mesin diesel, motor bakar dalam serta beberapa alat dan
mesin pertanian seperti reaper dan traktor mini.
f) Rumah Tamu (GuestHouse)
Rumah tamu digunakan sebagai tempat menginap para tamu-tamu untuk
sementara waktu di lokasi proyek dengan fasilitas yang memadai.
g) Asrama Pegawai (Dormitory)
Digunakan bagi pegawai atau karyawan yang berasal dari luar daerah dan
berfungsi sebagai tempat tinggal tetap.
h) Kantin dan Koperasi
Berfungsi sebagai tempat makan bagi pegawai dan karyawan serta
penyediaan berbagai keperluan seperti mesin fotocopy dan sebagainya.
i) Masjid
Sebagai sarana ibadah bagi pegawai dan masyarakat sekitar.
13
Gambar 1.3. Peta lokasi BBP Mektan
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktik Umum ini dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2013 sampai 22
Maret 2013 di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan)
Situgadung, Legok Tromol Pos 2 Serpong Tanggerang Banten.
14
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
A. Metode Pelaksanaan Praktik Umum
Kegiatan Prakek Kerja Lapangan telah dilaksanakan selama 30 hari ,
terhitung dari tanggal 28 Februari sampai dengan 22 Mei 2013 yang bertempat di
Balai Besar Mekanisasi Pertanian (BBP MEKTAN) Serpong Tangerang, Dalam
pelaksanaannya, mahasiswa yang bersangkutan menggunakan metode praktek
lapangan sebagai berikut :
1. Wawancara dengan Pihak Terkait
Kegiatan ini dilakukan terhadap pihak yang berwenang sesuai dengan
petunjuk lapangan atau berupa penjelasan langsung dari pembimbing
lapangan. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan selama dalam kegiatan praktik umum berlangsung.
2. Pengamatan (observasi secara langsung)
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan secara langsung
sehingga dapat diketahui kondisi aktul dari obyek yang sedang diamati.
3. Pengumpulan Data dan Informasi
Pengumpulan data dilakukan untuk memenuhi keperluan praktek lapangan
mahasiswa yang berkaitan dengan data dan informasi teoritis kegiatan
dilapangan. Pengumpulan data dan informasi ini juga mampu memberikan
masukan kepada perusahaan selama menjalankan proses produksi atau
sumber refrensi dalam melakukan perbaikan.
15
4. Praktik Lapangan
Peran serta aktif dalam kegiatan yang disusun oleh perusahaan dapat
diperkaya khasanah keilmuan dan memperoleh keterampilan opersional,
khususnya kondisi kerja pada perusahaan yang bersangkutan.
Selain itu keterlibatan langsung di lapangan dilakukan untuk pengambilan
data yang diperlukan.
5. Studi Pustaka
Kegiatan digunakan untuk memperoleh pembuktian maupun alasan ilmiah
mengenai aktifitas yang di lakukan selama proses berlangsung di lapangan.
Selain itu, praktik ini mampu menghasilkan solusi terhadap berbagai macam
pemasalahan yang dihadapi di lapangan.
6. Pelaporan
Menginterprestasikan data dan informasi yang diperoleh selama kegiatan
praktik umum untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan praktik
umum dan kaitannya dengan topik yang di bahas kemudian
mempersembahkannya dalam bentuk laporan.
B. Pelaksanaan Pekerjaan
Praktik Umum ini dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2013 sampai 22
Maret 2013 di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan)
Situgadung, Legok Tromol Pos 2 Serpong Tanggerang Banten.
16
Tabel 2.1. Jadwal Kegiatan PKL
No Minggu Ke Tanggal Kegiatan
1 I 28 Februari 2013 Pengenalan umum tentang BBP
Mektan.
2 1 Maret 2013 Pengenalan pekerjaan tentang BBP
Mektan.
3 4 Maret 2013 Memulai pekerjaan dengan teknisi
bengkel membuat alat pencacah sampah
organik..
4 5 Maret 2013 Memulai pekerjaan dengan teknisi
bengkel membuat alat pencacah sampah
organik.
5 6 Maret 2013 Membantu pekerjaan teknisi bengkel
membuat alat pencacah sampah
organik..
6 II 7 Maret 2013 Tanya jawab ke Kepala Bengkel
7 8 Maret 2013 Konsultasi ke koordinator pengujian
untuk menentukan waktu pengujian
8 11 Maret 2013 Pengujian Alsin sortasi biji kacang
tanah
9
13 Maret 2013
Membantu pekerjaan teknisi bengkel
membuat alat pencacah sampah
17
No Minggu Ke Tanggal Kegiatan
10 II 15 Maret 201 Perpustakaan untuk pembuatan laporan
11 18 Maret 2013 Perpustakaan BBP Mektan mencari
referensi
12 19 Maret 2013 Lab. Pasca panen
13 20 Maret 2013 Perpustakaan dan mencari referensi
14 21 Maret 2013 Perpustakaan dan mencari referensi
15 22 Maret 2013 Tanya jawab dengan perekayasa alsin
sortasi biji kacang tanah
Jakarta, Mei 2013
Pembimbing Industri
NIP.
18
BAB III
ANALISIS PEKERJAAN
A. Hakikat Kacang Tanah
Kacang tanah merupakan salah satu tanaman palawija yang umum
diusahakan petani di Indonesia, dapat ditanam baik di lahan sawah sesudah
tanaman padi maupun di lahan kering/tadah hujan. Usaha tani kacang tanah cukup
menarik bagi petani karena dapat memberikan margin keuntungan yang lebih
tinggi bila di bandingkan dengan tanaman palawija lainnya seperti jagung,
kedelai, dan kacang hijau. Kebutuhan kacang tanah sebagai bahan baku industri
dari tahun ketahun semakin beragamnya peruntukan hasil olahan.
Industri pengolahan kacang tanah perlu dukungan ketersediaan bahan
baku yang kontinu dan memenuhi standar mutu, karena sangat berpengaruh
terhadap mutu hasil olahannya. Hasil olahan yang banyak dijual di pasar pada
umummnya berasal dari bahan kacang tanah biji dan kacang tanah polong.
Kacang tanah biji digunakan untuk bahan baku produk yang disebut coatedpeanut
seperti kacang atom, kacang telur dan kacang madu.
Produksi kacang tanah para petani selain dijual dalam bentuk ons juga
dijual dalam bentuk polong ( kacang tanah dalam bentuk dikupas kulit luarnya )
dengan kualitas yang beragam sesuai dengan penanganan pasca panen.
Penanganan pasca panen kacang tanah adalah semua kegiatan yang dilakukan
sejak kacang tanah dipanen sampai dipasarkan kepada konsumen. Kegiatan
penanganan pasca panen kacang tanah meliputi semua kegiatan berikut yaitu :
19
pemanenan, perontokan, pengangkutan, pengeringan, pengupasan polong dan
penyimpanan.
B. Standar Mutu Kacang Tanah
Standar mutu kacang tanah biji di pasaran terutama tergantung pada
tingkat kadar air, ukuran biji, presentase butir belah, presentase butir rusak dan
presentase butir keriput, terlihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Standar Mutu Fisik Biji Kacang Tanah .
Persyaratan Mutu ( % Maksimum ) Mutu I Mutu II Mutu III
Kadar air
Butir rusak
Butir belah
Butir warna lain
Butir keriput
Kotoran
Diameter biji
8,0
0,5
4,0
0,0
0,0
0,0
8,0
9,0
1,0
6,0
2,0
3,0
2,0
7,0
9,0
2,0
10,0
3,0
15,0
3,0
6,0
Sumber : Deptan, 1988 dalam Purwadari, 1989.
Standar mutu kacang tanah polong yang berlaku di pasaran biasanya
berdasarkan tingkat kadar air, polong keriput, polong rusak, polong berbiji,
terlihat pada tabel 3.2.
20
Tabel 3.2 Standar Mutu Kacang Tanah Polong.
Persyaratan Mutu ( % Maksimum ) Mutu I Mutu II Mutu III
Kadar air biji
Kotoran
Polong keriput
Polong rusak
Polong berbiji
Rendemen air
8,0
1,0
2,0
0,5
3,0
65,0
9,0
2,0
3,0
1,0
4,0
62,0
9,0
3,0
4,0
2,0
5,0
60,0
Sumber : Deptan, 1988 dalam Purwadari, 1989.
Peraturan mutu kacang tanah dipasaran umum lebih di tentukan oleh
kelompok pedagang, mulai dari pedagang besar, pedagang pengepul tingkat
kabupaten sampai tingkat pengepul tingkat pedesaan.
Cara penangan panen dan pasca panen dapat mempengaruhi mutu kacang
tanah. Penanganan yang kasar dapat meningkatkan kerusakan sehingga
menurunkan mutu dan harga kacang tanah.
Produksi kacang tanah petani selain dijual dalam bentuk ons juga dijual
dalam bentuk kacang polong dengan kualitas yang beragam sesuai dengan
varietas dan cara penanganan pasca panennya. Pihak industri menetapkan standar
mutu kualitas kacang tanah yang di olah menjadi produk kacang garing dan
dibedakan menjadi dua tingkat kualitas yaitu :
1. Kacang Kualitas Eeksport.
a. Kacang Harus Berbiji Dua .
b. Kacang Harus Tua.
c. Tampak Kacang Harus Bersih dan Tidak Kusam.
21
d. Kacang Tidak Boleh Burik.
e. Kacang Tidak Boleh Pecah Kulit.
f. Fisik Kacang Harus Bagus.
g. Tangkai Kacang Harus Terputus.
2. Kacang Kualitas Lokal.
1) Kacang Boleh Berbiji Satu.
2) Ukuran Kacang Boleh Beragam.
3) Warna Kulit Kacang Boleh Putih atau Kecoklatan.
4) Kacang Muda.
5) Kacang Boleh Burik.
6) Tangkai Kacang Harus Terputus.
C. Sifat Fisik Kacang Tanah
Sifat fisik bahan yang dapat mempengaruhi hasil sortasi adalah ukuran
dan kadar airnya.
Ada empat varietas kacang tanah unggul yang dianjurkan untuk ditanam
di Indonesia, yaitu : varietas gajah, banteng, macan, kijang. Keempatnya
mempunyai ukuran polong dan biji yang hampir sama yaitu :
1. Panjang polong : 1,0 – 8,0 cm.
2. Tebal polong : 0,5 – 2,0 cm.
3. Panjang biji : 0,6 – 1,8 cm.
4. Tebal biji : 0,5 – 1,0 cm.
5. Isi tiap polong : 1 – 4 biji.
22
Waktu panen, kadar air kacang tanah berkisar antara 28 % sampai 34%.
Sortasi sebaiknya dilakukan setelah biji kacang tanah dikeringkan terlebih dahulu
sampai kadar air kurang lebih 10%, karena pada kondisi ini biji kacang tanah
tidak mudah pecah dan hancur.
D. Penanganan Pasca Panen
Penanganan pasca panen kacang tanah adalah semua kegiatan yang
dilakukan sejak kacang tanah dipanen sampai dipasarkan kepada konsumen.
Dengan demikian kegiatan penanganan pasca panen meliputi semua kegiatan
berikut :
1. Pemanenan.
2. Perontokan.
3. Pengangkutan.
4. Pengeringan.
5. Penyimpanan.
Pada umumnya dilakukan oleh petani, kelompok tani, koperasi, dan
pedagang.
Berikut adalah langkah-langkah proses penanganan pasca panen kacang
tanah dalam diagram alir seperti pada gambar 3.3 :
23
Diagram alir proses penanganan pasca panen kacang tanah
Gambar 3.3 Diagram Alir Proses penanganan pasca panen kacang tanah
Keberhasilan kegiatan penanganan pasca panen oleh petani tergantung
pola kemajuan usaha penyuluhan petani di wilayah masing – masing. Hal ini
Perontokan
Kacang tanah
Kacang polong
Pengupas kulit
Kacang biji
Sortasi
Pengupasan kulit ari
Penambahan tepung
Penggorengan Penggorengan
kacang atom
Kacang bawang
Pembuatan selai
Selai kacang
Pencucian
Pengemasan Pengemasan
Pengering
Kacang
Pengemasan
Pengepresan
Minyak kacang
24
disebabkan karena penyuluhan pertanian merupakan pihak yang sehari – harinya
berhubungan langsung dengan petani, sehingga penanganan pasca panen
bertujuan untuk :
1. Menjaga mutu kacang tanah supaya tetap sama seperti waktu panen.
2. Mengurangi susut tercecer pada semua proses kegiatan yang dilakukan.
3. Mendapatkan harga jual kacang tanah yang tinggi.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kemampuan mengolah untuk
memadukan unsur – unsur masukan berupa alat tepat guna, kredit modal,
keterampilan teknologi.
Untuk mencapai ketiga tujuan tersebut, cara – cara penanganan pasca
panen kacang tanah tradisional yang biasa dilakukan petani perlu diamati.
Kebiasaan yang baik diteruskan, kebiasaan yang kurang baik diganti dengan cara
yang lebih baik, kalau perlu digunakan peralatan mekanisme yang tepat guna.
E. Pengertian Mutu
Menurut perbendaharaan istilah ISO 8402 dan dari Standar Nasional
Indonesia ( ISO 19-8402-1991 ) mutu atau kualitas diartikan keseluruhan ciri dan
karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan.,
baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan
sebagai spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang
harus didefinisikan terlebih dahulu. Mutu atau kualitas seringkali diartikan
sebagai kepuasan pelanggan ( customersatisfaction ) atau konfirmasi terhadap
kebutuhan.
25
1. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Mutu
Seperti telah diketahui bahwa mutu dipengaruhi oleh faktor yang
menentukan bahwa suatu barang dapat memenuhi tujuannya. Di bawah ini faktor-
faktor yang mempengaruhi mutu antara lain :
a. Fungsi Suatu Barang.
Fungsi tingkat suatu barang tergantung pada tingkat pemenuhan fungsi
kepuasan penggunaan barang. Mutu yang hendak dicapai sesuai dengan
fungsi untuk apa barang tersebut digunakan atau dibutuhkan, tercermin
pada spesifikasi dari barang tersebut.
b. Wujud Luar.
Salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakan oleh konsumen
dalam melihat suatu barang pertama kalinya, adalah wujud luar barang
itu. Faktor wujud luar yang terdapat pada suatu barang tidak hanya
terlihat dari bentuk, tetapi juga dari warna, susunan ( pembungkus ), dll.
c. Biaya Barang Tersebut.
Umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan mutu
barang tersebut. Mengenai biaya barang-barang ini perlu kiranya disadari
bahwa tidak selamanya biaya suatu barang dapat menentukan mutu
barang tersebut, karena biaya yang diperkirakan bukan biaya sebenarnya.
2. Maksud dan Tujuan Pengendalian Mutu
Maksud Dan Tujuan Pengendalian Mutu adalah :
26
a. Agar produk yang dihasilkan dapat mencapai standar mutu yang telah
ditetapkan.
b. Mencegah lolosnya produk-produk cacat ketangan konsumen.
c. Mengusahakan agar biaya yang diakibatkan kerusakan produk dapat
ditekan sekecil mungkin.
F. Prosedur Pelaksanaan Pengujian
Sebelum melakukan pengujian alat, ada beberapa ketentuan dan
persyaratan uji yang berlaku. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Surat permohonan diberikan kepada kepala Balai Besar Pengembangan
Mekanisasi Pertanian.
b. Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
mendisposisikan permohonan uji kepada Kepala Subbidang
Administrasi Pengujian melalui Kepala Bidang Sarana dan Kerjasama.
c. Subbidang administrasi pengujian memberikan jawaban permohonan
uji dengan melampirkan formulir/daftar isian pengujian beserta syarat-
syarat yang harus dipenuhi sebelum dilaksanakan.
d. Setelah semua persyaratan dipenuhi, maka subbidang administrasi
pengujian mengeluarkan jadwal pengujian baik uji laboratorium
maupun uji lapangan.
e. Pelaksanaan pengujian dilakukan oleh tim pelaksana uji.
f. Prosedur dan pengukuran parameter pengujian berpedoman kepada
sandi uji dan manual instrumen.
27
g. Sebelum dilaksanakan sertifikasi lulus SNI, maka tim sertifikasi
melakukan pembahasan terlebih dahulu.
h. Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, pihak pemohon akan diberikan
sertifikasi lulus atau tidak lulus SNI serta diberi surat keterangan.
i. Sertifikasi hasil pengujian (laporan hasil pengujian/testreport) diberikan
kepada pemohon uji dan tembusannya disampaikan kepada instansi
terkait.
G. Deskripsi Gambar Detail
Konstruksi alat sortasi biji kacang tanah terdiri dari empat bagian utama
yaitu : rangka, unit penyaringan, concave bawah, hopper pemasukan bahan.
Berikut ini adalah gambar dari alat sortasi biji kacang tanah dan bagian komponen
utama dari alat sortasi kacang tanah terlihat pada gambar 3.4. :
1. Rangka
Rangka berfungsi untuk tempat dudukan semua komponen sortasi biji kacang
tanah. Rangka tersebut pada bagian-bagiannya dibuat menggunakan potongan
plat siku ukuran 40 x 40 kemudian dilas menjadi satu.
2. Hopper Pemasukan Bahan.
Hopper tersebut mempunyai fungsi sebagai pintu masuk biji kacang tanah
yang akan disortir menuju unit penyaringan.
3. Unti Penyaringan.
Unit penyaringan berfungsi untuk menyortir biji kacang tanah berdasarkan
dimensi biji kacang tanah dimana terdapat 3 susunan unit penyaringan yang
28
terbuat dari plat forporatet yang dirol, dengan masing - masing lubang
mempunyai diameter lubang berdiameter 6mm untuk gread 3, diameter
lubang 7mm untuk gread 2, dan diameter lubang 8mm untuk gread 1.
4. Concave Bawah
Concave bawah ini berfungsi untuk menampung biji kacang tanah yang telah
tersortir dari unit penyaringan dan keluar melalui masing-masing gread.
Gambar 3.4 Gambar Mesin Sortasi
Berikut Deskripsi gambar detail tiap komponen dapat dilihat pada
gambar 3.5 :
29
Gambar 3.5 Bagian – Bagian Alat Sortasi
Penjelasan Gambar :
5. Komponen Utama
1. Rangka Utama
2. Concave Bawah
2.1 Lubang Pengeluaran Biji Kacang Tanah GreadI
2.2 Lubang Pengeluaran Biji Kacang Tanah Gread II
2.3 Lubang Pengeluaran Biji Kacang Tanah GreadIII
2.4 Lubang Pengeluaran Biji Kacang Tanah GreadIV
3. Unit Penyaringan Tiga Lapis
3.1 Lubang Ø 8
3.2 Lubang Ø 7
30
3.3 Lubang Ø 6
4. Hopper Pemasukan Bahan Tengah
6. Komponen Pendukung
5. Concave Pelindung Unit Penyaringan
6. Hopper Pemasukan Bahan Atas
7. Poros
8. Sabuk/ V-belt
9. Switch On / Off
10. Reduser Putaran
11. Puli
12. Motor Listrik
13. Pillow Block
H. Mekanisme Kerja Alat Sortasi.
Penggunaan sistem sortasi secara manual membutuhkan waktu yang
cukup lama. Sedangkan apabila menggunakan alat sortasi biji kacang tanah dapat
mempersingkat waktu dan lebih banyak hasil produksinya.
Sortasi adalah dengan mengayak biji kacang tanah pada lapisan unit
penyaringan lapis tiga yang berbentuk lubang – lubang, di mana unti penyaringan
I diameter 8 mm, unti penyaringan II diameter 7 mm, unit penyaringan III
diameter 6 mm untuk mensortir biji kacang tanah digunakan putaran silinder 60
rpm. Pada putaran ini adalah putaran optimum yang mendapatkan hasil sortasi
yang paling baik, karena bahan cukup waktu untuk melalui proses sortasi dan
31
gaya sentrifugal cukup untuk mengeluarkan biji melalui lubang unit penyaringan.
Berikut langkah – langkah kerja alat sortasi :
Langkah 1
Siapkan wadah pada masing – masing lubang pengeluaran gread
Langkah 2
Hidupkan terlebih dahulu alat sortasi pada switch on / off pada posisi on
Langkah 3
Masukkan biji kacang tanah menggunakan wadah ke dalam hopper yang
sudah dikupas kulitnya secara perlahan sehingga biji kacang tanah masuk
kedalam ruang unit penyaringan. Gerakan poros motor listrik diteruskan
menuju poros unit penyaringan melalui transmisi gearredution dan v-belt.
Dari hopper biji kacang tanah akan masuk ke unit penyaringan I, biji kacang
tanah jatuh ke dalam concavedan keluar melalui lubang pengeluaran greadI
yang akan mensortasi biji dengan diameter 8 mm, selanjutnya biji kacang
tanah masuk ke penyaringan II kemudian jatuh ke dalamconcave dan keluar
melalui lubang pengeluaran gread II, lalu biji kacang tanah masuk ke unti
penyaringan III kacang tanah jatuh ke dalam concavekemudian keluar melalui
lubang pengeluaran graed III, masing – masing akan mensortir biji kacang
tanah berdiameter 7 mm dan 6 mm, sedangkan diameter biji kacang tanah
yang kurang dari 5 mm akan langsung keluar melalui lubang pengeluaran
gread IV.
32
Gambar 3.6 Gambar Ruang Unit Penyaringan
I. Pengujian Mesin Sortasi Kacang Tanah
Pengujian kerja dan fungsi mesin sortasi kacang tanah ini merupakan
salah satu bagian terpenting pada akhir praktek kerja, karena bertujuan untuk
mengetahui fungsi alat yang telah dirancang bekerja dengan baik atau tidak.
Pengujian dilakukan oleh dua orang di mana seseorang bertugas untuk
mengamati dan memasukkan biji kacang tanah pada saat mesin mulai bekerja dan
seorang lagi bertugas menghitung waktu dan mencatat hasil pengujian.
33
1. Peralatan Pengujian.
Peralatan yang digunakan dalam pengujian mesin sortasi biji kacang
tanah adalah :
a. Tachometer : Untuk mengukur kecepatan putaran poros drum
dan putaran motor listrik
b. Stopwatch : Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mensor
tasi biji kacang tanah dalam satu kali proses
c. Timbangan digital : Digunakan untuk menghitung berat biji kacang
tanah baik sebelum dan sesudah proses sortasi.
d. Multi Grain : Digunakan untuk mengukur tingkat kadar air
yang dikandung oleh biji kacang tanah baik
sesudah dan sebelum proses sortasi
e. Kantong plastik : Untuk menampung biji kacang tanah hasil sortasi
f. Alat tulis : Untuk mencatat data yang dihasilkan dari hasil
Pengujian
Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan dengan kecepatan
putaran motor listrik yang sama yaitu 1400 rpm, kapasitas biji kacang tanah sama.
Biji kacang tanah yang diuji diambil secara acak dipasaran.
34
2. Pengujian Kerja Mesin Sortasi Kacang Tanah.
Pengujian kerja dimaksudkan untuk menguji kinerja mesin sortasi secara
keseluruhan. Adapun hal-hal yang diamati pada saat melakukan pengujian kerja
dari mesin sortasi biji kacang tanah ini, seperti terklihat tabel 3.1.
Tabel 3.7. Pengujian Kerja Mesin Sortasi Kacang Tanah
Pengamatan Sesuai Tidak sesuai
a. Mesin hidup pada saat tombol On pada
saklar
b. Sistem saluran pemasukan dan
pengeluaran bekerja dengan baik pada
saat biji kacang tanah dimasukkan dan
keluar ke tempat penampungan
c. Kecepatan putaran drum silinder sesuai
dengan yang diharapkan
d. Drum dapat melakukan penyortiran
sehingga biji kacang tanah dapat
terpisah sesuai dengan tingkatan grade
e. Biji kacang tanah yang telah disortir,
keluar sesuai dengan saluran masing –
masing
f. Mesin mati pada saat tombol Off pada
saat saklar ditekan
√
√
√
√
√
√
─
─
─
─
─
─
35
3. Pengujian Fungsi Mesin Sortasi Kacang Tanah.
Sedangkan pengujian fungsi dimaksudkan untuk menguji fungsi dari
mesin sortasi. Hal – hal yang diamati pada saat melakukan pengujian fungsi dari
mesin sortasi biji kacang tanah, adalah sebagai berikut :
a) Waktu yang diperlukan untuk menyortir biji kacang tanah dalam satu kali
proses
b) Hasil output, dengan mengukur berat biji kacang tanahyang dihasilkan
berdasarkan tingkat golongan grade.
c) Mengukur tingkat kadar air sebelum dan sesudah proses sortasi
4. Hasil Pengujian Mesin Sortasi Kacang Tanah
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian alat sortasi biji kacang tanah :
Tabel 3.8. Hasil Pengujian Mesin Sortasi Kacang Tanah
Pengujian
kapasitas
(gr)
Waktu
(menit)
Hasil (Grade) (gr)
Kadar air ( %)
I (8 mm)
II (7 mm)
III (6 mm)
IV (<6 mm)
1 2500 1 1408,7 996,1 122,9 12,2
2 2500 1 1348,1 1028 130,6 17,8 10,8
3 2500 1 1316,0 1070,8 135,1 18,8
36
5. Analisa Hasil Pengujian Mesin Sortasi Kacang Tanah.
Data yang diperoleh dari tabel hasil pengujian mesin sortasi biji kacang
tanah, adalah :
a) Waktu rata – rata untuk mensortasi biji kacang tanah dengan berat 2500
gr adalah 1 menit. Sehingga banyaknya jumlah biji kacang yang dapat
diproses dalam 1 jam = 2500 gr 60 menit
= 15000 gr/jam = 150 kg/jam
b) Berat rata – rata biji kacang tanah yang dihasilkan (output) dalam
mensortasi biji kacang tanah dengan berat 2500 gr untuk grade I dengan
diameter biji kacang tanah sebesar 8 mm adalah : 1357,6 gr = 54,3 %
c) Berat rata – rata biji kacang tanah yang dihasilkan (output) dalam
mensortasi biji kacang tanah dengan berat 2500 gr untuk grade II dengan
diameter biji kacang tanah sebesar 7 mm adalah : 1031,6 gr = 41,2 %
d) Berat rata – rata biji kacang tanah yang dihasilkan (output) dalam
mensortasi biji kacang tanah dengan berat 2500 gr untuk grade III dengan
diameter biji kacang tanah sebesar 6 mm adalah : 129,5gr = 5,1 %
e) Berat rata – rata biji kacang tanah yang dihasilkan (output) dalam
mensortasi biji kacang tanah dengan berat 2500 gr untuk grade IV
dengan diameter biji kacang tanah sebesar <6 mm adalah : 16,3gr = 0,6
%
f) Kadar air sebelum dan sesudah proses sortasi adalah sama yaitu 10,8 %.
Kandungan kadar air di dalam biji kacang tanah yang digunakan sebagai
bahan uji berada diatas jumlah rata – rata yang ditetapkan oleh Badan
37
Standar Nasional Indonesia dikarenakan umur kacang tanah yang masih
muda.
38
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian singkat bab-bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Alasan utama pemilihan varian tiga yang mempunyai bobot nilai sebesar 3,52
adalah, sesuai dengan fungsi keseluruhan, tidak memerlukan keahlian khusus
dalam mengoperasikan alat, perawatan alat dapat dilakukan sendiri, biaya
komponen murah dan mudah didapat, tingkat keamanannya tinggi, tidak
menggunakan bahan bakar minyak.
2. Kajian teknis dan ekonomis pengolahan kacang tanah dengan menggunakan
alat sortasi kacang tanah layak untuk digunakan dan memberi manfaat
peningkatan efisiensi kerja, peningkatan produktivitas dan peningkatan
kualitas produk kacang tanah.
3. Dari hasil pengujian sortasi biji kacang tanah yang dilakukan sebanyak tiga
kali dengan daya motor listrik HP, putaran drum sortasi 100 rpm dan
berat biji kacang tanah 2,5 kg, diperoleh waktu rata-rata sebanyak satu menit
untuk satu kali proses sortasi, sehingga dalam waktu satu jam dapat
memproses sortasi biji kacang tanah sebanyak 150 kg.
4. Mesin sortasi yang sudah dibuat tidak mempengaruhi bentuk fisik dan kadar
air yang dikandung oleh biji kacanag tanah, sehingga kualitas dari biji kacang
tanah tetap terjaga.
39
B. Saran
Melihat lokasi sekitar BBP MEKTAN yanng aktifitas masyarakat sehari
– harinya sebagian besar adalah bertani, namum setelah dilihat pertaniannya
masih banyak yang dilakukan secara tradisional, dan dengan peralatan seadanya,
seharusnya BBP MEKTAN sebagai lembaga yang bergerak dalam teknologi
pertanian dapat membantu petani disekitarnya dengan membeikan fasilitas
penyewaan alat dan mesin, melatih para petani cara mempergunakan alat dan
mesin pertanian, atau bisa langsung menjual alat dan mesin pertanian dengan
harga yang terjangkau sehingga petanipun dapat menikmati hasil teknologi yang
ada di BBP MEKTAN, hasil panenpun menjadi lebih berkualitas dan juga dapat
meningkatkan penghasilan para petani.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, , Seminar Nasional Mekanisasi
Pertanian, Bogor 2004.
Daryanto, 1987, Mesin Perkakas Bengkel , PPGT/VEDC Malang
Purwadaria Hadi, 1991, Teknologi Penanganan Pasca Panen Kacang Tanah,
Departemen Pertanian, Legok.
Sularso, Suga Kiyotokatsu, 1980, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin, Jakarta, Pradya Paramita.
Takeshi Sato, N. Sugiarto, 1981, Menggambar Mesin, Jakarta, Pradya Paramita.