PENGOBATAN HIPERKOLESTEROLEMIA.doc

38
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA REFERAT PENGOBATAN KOLESTEROLEMIA Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Diajukan kepada : Pembimbing: dr. Bartholomeus Susanto Permadi, Sp.PD. Disusun oleh: Adi Rahmawan 1320.221.155

Transcript of PENGOBATAN HIPERKOLESTEROLEMIA.doc

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

REFERAT

PENGOBATAN KOLESTEROLEMIADiajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah AmbarawaDiajukan kepada :

Pembimbing: dr. Bartholomeus Susanto Permadi, Sp.PD.

Disusun oleh:

Adi Rahmawan1320.221.155

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

PERIODE 16 Maret 23 Mei 2015

LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN INTERNA

Referat Dengan Judul :

PENGOBATAN KOLESTEROLEMIADiajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Disusun oleh :

Adi Rahmawan 1320221155

Telah disetujui oleh Pembimbing :

Nama Pembimbing

Tanda Tangan

Tanggal

dr. B. Susanto Permadi, Sp.PD.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkah dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan referat yang berjudul Pengobatan Kolesterolemia. Penulisan referat ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Program Studi Profesi Dokter di bagian Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam RSUD Ambarawa.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan referat ini terdapat banyak kekurangan, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan dokter konsulen, akhirnya penyusunan referat ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada dr. Bartholomeus Susanto Permadi, Sp.PD. selaku pembimbing dalam penyusunan referat ini dalam memberikan motivasi, arahan, serta saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama proses penyusunan. Terima kasih pula yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu penyusunan referat ini.

Ambarawa, Mei 2015 Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

Judul

i

Lembar Pengesahan

ii

Kata Pengantar..

iii

Daftar Isi

ivBAB I PENDAHULUAN

1

I.1. Latar Belakang

1

I.2.Tujuan

3

I.3. Manfaat

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4

II.1.Definisi Kolesterol

4

II.2.Biosintesis Kolesterol

4

II.3.Metabolisme Kolesterol

4

II.4.Lipoprotein

5

II.5.Hiperkolesterolemia

7

II.6.Ekskresi Kolesterol

8

II.7.ATEROSKLEROSIS

9

II.8.Penurunan Kadar Kolesterol

10

II.9.Obat Antikolesterol

11

II.10.Mekanisme Obat

12

II.11.Obat Golongan Statin

12

II.12.Sifat dan Efek Samping

15

II.13.Interaksi Obat

16

II.14.Metabolisme Obat

17

BAB III KESIMPULAN

18

DAFTAR PUSTAKA

19BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar BelakangLipid atau lemak merupakan suatu zat yang kaya akan energi dan berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentuk sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas dan memelihara suhu tubuh. Menurut ilmu gizi, lemak dapat diklasifikasikan menjadi: lipid sederhana, lipid majemuk dan lipid turunan.

Lemak adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk digunakan di kemudian hari. Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu melindungi tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf serta empedu. Dua lemak utama dalam darah adalah kolesterol dan trigliserida. Lemak mengikat dirinya pada protein tertentu sehingga bisa larut dalam darah; gabungan antara lemak dan protein ini disebut lipoprotein. Lipoprotein yang utama adalah :

a. Kilomikron

b. VLDL(Very Low Density Lipoproteins)

c. LDL (Low Density Lipoproteins)

d. HDL(High Density LipoproteinsKolesterol adalah suatu jenis lemak yang ada dalam tubuh dan dibagi menjadi LDL, HDL, Total kolesterol dan Trigliserida dari hati, kolesterol di angkut oleh lipoprotein yang bernama LDL( Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.HDL (High Densiy Lippoprotein) adalah bentuk Lipoprotein yang memlliki komponen kolesterol paling sedikit. Dibentuk di usus dan hati, HDL ini akan menyerap kolesterol bebas dari pembuluh darah, atau bagian tubuh lain seperti sel makrofag, kemudian membawanya ke hati. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) adalah Lipoprotein yang dibentuk di hati yang kemudian akan diubah di pembuluh darah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein). Bentuk Lipoprotein ini memiliki kolesterol paling banyak dan akan membawa kolesterol tersebut ke jaringan seperti dinding pembuluh darah.

Kelebihan kolesterol akan diangkat kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kantung empedu sebagai asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak dari pada HDL sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (Apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang jahat karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah.Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang baik karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL Apo-a (Apolipoprotein-A). HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.

Konsentrasi kolesterol pada HDL dan LDL atau VLDL lipoprotein adalah prediktor kuat untuk penyakit jantung koroner. HDL fungsional menawarkan perlindungan dengan cara memindahkan kolesterol dari sel dan atheroma. Konsentrasi tinggi dari LDL dan konsentrasi rendah dari HDL fungsional sangat terkait dengan penyakit kardiovaskuler karena beresiko tinggi terkena ateroklerosis. Keseimbangan antara HDL dan LDL semata-mata ditentukan secara genetikal, tetapi dapat diubah dengan pengobatan, pemilihan makanan dan faktor lainnya.

I.2. Tujuana. Memahami apa yang dimaksud dengan kolesterol.

b. Mengetahui bagaimana metabolisme kolesterol dalam tubuh.

c. Mengetahui apa dampak kelebihan kolesterol.

d. Memahami apa yang dimaksud dengan aterosklerosis.

e. Mengetahui bagaimana terbentuknya aterosklerosis.

f. Mengetahui bagaimana cara mencegah hiperkolesterolemia.

g. Memahami apa yang dimaksud dengan obat antikolesterol.

h. Mengetahui bagaimana mekanisme kerja golongan obat antikolesterol.

i. Mengetahui apa saja nama obat golongan statin.

j. Mengetahui bagaimana sifat, efek samping, dan interaksinya dengan obat lain.

k. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah dibidang kedokteran.l. Memenuhi syarat mengikuti ujian kepaniteraan klinik di departemen ilmu penyakit dalam rumah sakit umum daerah Ambarawa.I.3. Manfaata. Sebagai sumber informasi dan pelengkap bahan refrensi.

b. Untuk mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Definisi KolesterolKolesterol adalah lipida sturktural (pembentuk struktur sel) yang berfungsi sebagai komponen yang dibutuhkan dalam kebanyakan sel tubuh. Kolesterol merupakan bahan yang menyerupai lilin, sekitar 80% dari kolesterol diproduksi oleh liver dan selebihnya didapat dari makanan yang kaya akan kandungan kolesterol seperti daging, telur dan produk berbahan dasar susu. Dari segi kesehatan, kolesterol sangat berguna dalam membantu pembentukan hormon atau vitamin D, membantu pembentukan lapisan pelindung disekitar sel syaraf, membangun dinding sel, pelarut vitamin (vitamin A, D, E, K) dan pada anak-anak dibutuhkan untuk mengembangkan jaringan otaknya.II.2. Biosintesis KolesterolBiosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi 5 tahap, yaitu:a. Sintesis mevalonat dari asetil-KOA.

b. Unit isoprenoid dibentuk dari mevalonat melalui pelepasan CO2.c. Enam unit isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk senyawa antara skualen.d. Skualen mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk, yaitu lanosterol.

e. Kolesterol dibentuk dari lanosterol setelah melewati beberapa tahap lebih lanjut, termasuk pelepasan tiga gugus metal.II.3. Metabolisme KolesterolKolesterol diabsorpsi di usus dan ditransport dalam bentuk kilomikron menuju hati. Dari hati, kolesterol dibawa oleh VLDL untuk membentuk LDL melalui perantara IDL (Intermediate Density Lipoprotein). LDL akan membawa kolesterol ke seluruh jaringan perifer sesuai dengan kebutuhan. Sisa kolesterol di perifer akan berikatan dengan HDL dan dibawa kembali ke hati agar tidak terjadi penumpukan di jaringan. Kolesterol yang ada di hati akan diekskresikan menjadi asam empedu yang sebagian dikeluarkan melalui feses, sebagian asam empedu diabsorbsi oleh usus melalui vena porta hepatik yang disebut dengan siklus enterohepatik.II.4. LipoproteinLipid plasma yang utama adalah kolesterol, trigliserida, fofolipid, dan asam lemak bebas yang tidak larut dalam cairan plasma. Agar lipid plasma dapat diangkut dalam sirkulasi, maka susunan molekul lipid tersebut perlu di modifikasi, yaitu dalam bentuk lipoprotein yang bersifat larut dalam dalam air. Zat-zat lipoprotein ini bertugas mengangkut lipid dari tempat sintesisnya menuju tempat penggunaanya.

Lipoprotein dapat dibedakan menjadi:

a. KilomikronBentuk awal lipoprotein adalah kilomikron, partikel ini diproduksi oleh sel usus halus yang berasal dari lemak dan ptotein yang dimakan. Kilomikron membawa trigliserida dari makanan ke jaringan lemak dan otot rangka, dan juga ke hati.

b. VLDL (very low density lipoprotein)

Lipoprotein ini terdiri dari 60% trigliserida dan 10-15% kolesterol. VLDL disekresi oleh hati untuk mengangkut kolesterol ke jaringan perifer.

c. IDL (intermdiate density lipoprotein)

IDL ini mengandung trigliserida (30%) dan kolesterol (20%). IDL adalah zat perantara yang terjadi sewaktu VLDL di katabolisme menjadi LDL.

d. LDL (low density lipoprotein)

LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada manusia. Partikel LDL mengandung trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol 50%. LDL merupakan metabolit VLDL, fungsinya membawa kolesterol ke jaringan perifer (untuk sintesis membran plasma dan hormon steroid). Kadar LDL plasma tergantung dari banyak faktor termasuk kolesterol dalam makanan, asupan lemak jenuh, kecepatan produksi dan eliminasi LDL dan VLDL.

e. HDL (high density lipoprotin)

Komponen HDL ialah 13% kolesterol, kurang dari 5% trigliserida dan 50% protein. HDL penting untuk bersihan trigliserida dan kolesterol dalam plasma. Kadar HDL menurun pada kegemukan, perokok, penderita diabetes yang tidak terkontrol.

Ada dua jenis lipoprotein yang penting dalam distribusi kolesterol, yakni HDL dan LDL. HDL mengangkat kolesterol ke hati untuk dimetabolisme, selanjutnya LDL membawa kolesterol ke sel-sel yang memiliki molekul reseptor untuk LDL, dan dengan bantuan reseptor ini LDL dapat memasuki sel untuk dimanfaatkan oleh sel tersebut.Semua jenis kolesterol ini sangat penting keberadaanya dalam tubuh. Akan tetapi, bila kadar yang dimiliki melebihi kadar normalnya dapat menyebabkan gangguan dalam tubuh. Kadar kolesterol dalam darah tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan jumlah kolesterol dalam diet. Diet dengan kadar kolesterol yang lebih rendah dari normal tidak akan mempengaruhi jumlah kolesterol dalam darah, ini disebabkan karena tubuh dapat mensintesis kolesterol sendiri. Penggolongan kadar kolesterol tubuh dapat dilihat pada tabel II.1.

Tabel II.1 Variasi kadar total kolesterol, LDL, dan HDL

Karakter Level Kolesterol

Total Kolesterol (mg/dl)

< 200Excellent

200-240Borderline high

>240High

LDL (mg/dl)

190Very high

HDL (mg/dl)

60High

II.5. Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tingkat kolesterol yang sangat tinggi dalam darah. Peningkatan kolesterol dalam darah disebabkan kelainan pada tingkat lipoprotein. Tingginya kadar kolestrol dalam tubuh menjadi pemicu munculnya berbagai penyakit.

Hiperkolestrolemia dapat diklasifikasikan menjadi :

a. Hiperkolesterolemia Primer

Hiperkolesterolemia primer adalah gangguan lipid yang terbagi menjadi 2 bagian, yakni hiperkolesterol poligenik dan hiperkolesterol familial. Hiperkolesterol poligelik disebabkan oleh berkurangnya daya metabolisme kolestrol, dan meningkatnya penyerapan lemak. Hiperkolesterolemia familial adalah meningkatnya kadar kolesterol yang sangat dominan (banyak) akibat ketidakmampuan reseptor LDL. Penderita biasanya akan mengalami gangguan penyakit jantung koroner (PJK) dengan kadar kolesterol mencapai 1.000 mg/dl.

b. Hiperkolesterolemia Sekunder

Hiperkolesterolemia Sekunder terjadi akibat penderita mengidap suatu penyakit tertentu, stress, atau kurang gerak (olahraga). Berbagai macam obat juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Wanita yang telah masuk masa menopause (berhenti haid) jika diberi terapi estrogen akan mengalami peningkatan kadar kolesterol.

c. Hiperkolesterolemia Turunan

Hiperkolesterolemia ini terjadi akibat kelainan genetis atau mutasi gen pada tempat kerja reseptor LDL, sehingga menyebabkan pembentukan jumlah LDL yang tinggi atau berkurangnya kemampuan reseptor LDL. Kejadian ini biasanya ditandai dengan kadar kolesterol yang mencapai 400 mg/dl dan kadar HDL dibawah 35 mg/dl, meskipun penderita sering berolahraga, memakan makanan berserat, jarang mengkonsumsi lemak hewani dan tidak merokok.

II.6. Ekskresi Kolesterol

Sekitar setengah dari kolesterol yang dikeluarkan dari tubuh dieksresi dalam feses setelah diubah menjadi garam empedu. Selebihnya diekskresi sebagai steroid netral. Sebagian besar kolesterol yang disekresi melalui empedu diserap kembali, dan dianggap sebagai kolesterol yang berperan sebagai prazat untuk sterol yang berasal dari mukosa usus. Sebagian besar ekskresi garam-garam empedu diserap kembali ke dalam sirkulasi vena porta, kemudian dibawa kembali ke hati, dan diekskresi kembali melalui empedu. Ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Garam-garam empedu yang tidak diserap akan diekskresi dalam feses.

II.7. Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah penumpukan endapan jaringan lemak (atheroma) dalam nadi. Zat-zat yang merangsang terbentuknya aterosklerosis disebut aterogenik. Pengendapan lemak seperti ini disebut plak, terutama terdiri dari kolesterol dan esternya, dan cenderung terjadi di titik-titik percabangan nadi sehingga mengganggu alairan darah di tempat-tempat yang memiliki aliran darah tidak begitu deras. Nadi-nadi tertentu rentan terhadap plak, termasuk nadi-nadi koroner yang memasok darah ke otot-otot jantung, nadi-nadi yang memasok darah ke otak, dan nadi-nadi pada kaki.

Aterosklerosis terbagi atas tiga tahap yaitu tahap pembentukan sel busa, pembentukan plak pada jaringan, dan lesi majemuk. Tahap awal aterosklerosis disebabkan oleh adanya kadar LDL yang tinggi pada sirkulasi, LDL ini dapat terjebak di dalam intima dan akan mengalami oksidasi. Peristiwa oksidasi ini akan merangsang permukaan sel untuk menarik monosit ke dalam intima. Di dalam intima monosit akan berubah menjadi makrofag yang akan memakan LDL teroksidasi. Makin banyak LDL yang dimakan menyebabkan makrofag penuh sehingga makrofag akan berbentuk seperti busa. Pada tahap berikutnya terjadi pertumbuhan sel otot polos pada pembuluh darah dari lapisan tengah menuju bagian dalam dinding pembuluh. Pertumbuhan ini akan menyebabkan terbentuknya plak dan mengakibatkan penyempitan lumen pembuluh darah. Makin lama pertumbuhan sel akan makin besar dan akan memeperkecil lumen. Selanjutnya plak makin majemuk dengan terjadinya penambahan kalsium dan unsur-unsur lain yang dibawa oleh darah. Ini dapat mengakibatkan sobekan dan perdarahan ini merupakan lesi majemuk. Proses terjadinya penyumbatan pembuluh darah dapat dilihat pada gambar II.1.

Gambar II.1 Proses penyumbatan pembuluh darah

II.8. Penurunan Kadar Kolesterol

Prinsip utama pengobatan hiperkolesterolemia ialah mengatur diet yang mempertahankan berat badan normal dan mengurangi kadar lipid plasma. Langkah pengaturan diet selalu dilakukan agar dapat menghindari perlunya penggunaan obat.

Pencegahan untuk penyakit hiperkolesterolemia sebagai berikut :

a. Berhenti merokok.

b. Tidak meminum alkohol.

c. Mengatur pola makan seimbang dan rendah lemak.

d. Perbanyak konsumsi makanan berserat, seperti sayur-sayuran dan buah- buahan.

e. Lakukan olahraga yang memadai sesuai dengan umur. Usahakan untuk berolahraga setiap hari.

f. Menjaga berat badan ideal yang sesuai dengan tinggi badan.

g. Hindari stres .

Bila pengobatan secara non-farmakolgi tidak memberikan pengaruh, diperlukan pemberian obat-obatan. Pemakaian obat hendaklah setepat mungkin. Banyak obat-obat hiperkolesterolemia yang beredar di pasaran, dan obat-obat ini hanya dapat dipakai apabila dengan diet yang ketat, olahraga teratur, dan pengendalian faktor-faktor resiko lain yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah.

Klasifikasi penggolongan obat untuk mengobati hiperkolesterolemia adalah sebagai berikut:

a. Penghambat Reduktase HMG-CoA

Contohnya: Atorvastatin, lovastatin, pravastatin, rosuvastatin, Simvastatin.

b. Resin Pengikat Asam Empedu

Contohnya: Cholestyramine, colestipo l, colesevalam.

c. Derivat Asam Fibrat

Contohnya: Fenofibrate, gemfibrozil

d. Penghambat Absorpsi Kolesterol.

Contohnya: Ezetimibe.

e. Nicotinic Acid

Contohnya: Niacin.

f. Agen hipolipidemia lain

Contohnya: Minyak ikan.

II.9. Obat Antikolesterol

Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid plasma. Tindakan menurunkan lipid plasma merupakan salah satu tindakan yang ditujukan untuk menurunkan risiko aterosklerosis. Obat-obatan penurun kolesterol yang dijual secara komersial sudah banyak jenisnya di pasaran. Obat penurun kolesterol tersebut dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu :

a. Resin pengikat empedu yang bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah, contoh obat ini adalah kolesteramin dan kolestipal,

b. Penghambat sintesis lipoprotein yang bekerja dengan cara mengurangi kecepatan pembentukan VLDL dan meningkatkan HDL, contoh obat ini adalah niasin,

c. Penghambat HMG-KoA reduktase atau golongan statin yang bekerja dengan cara menghambat secara kompetitif enzim HMG-KoA reduktase, contoh obat ini adalah fluvastatin, lovastatin, pravastatin, simvastatin, dan atorvastatin,

d. Derivat asam fibrat yang bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase, contoh obat ini adalah siprofibrat, simfibrat, bezafibrat, klofibrat, fenofibrat, dan gemfibrosil.

II.10. Mekanisme Obat

Diagram II.1. Mekanisme Sederhana Statin

Obat golongan statin atau inhibitor HMG-KoA reduktase adalah kelompok obat penurun lipid yang digunakan untuk menurunkan level kolesterol dengan menghambat kerja enzim HMG-KoA reduktase. Gangguan pada aktivitas enzim ini akan menyebabkan penurunan jumlah asam mevalonat yang merupakan prekursor kolesterol. Hambatan enzim HMG-KoA di hati akan menstimulasi LDL reseptor sehingga meningkatkan pembersihan LDL dari aliran darah dan menurunkan level kolesterol darah. Penurunan level kolesterol darah ini terlihat setelah seminggu pemakaian dan efek maksimal terlihat setelah empat sampai enam minggu penggunaan. Sesudah penyerapan, statin akan ditransport ke hati melalui sirkulasiportal. Hati adalah bagian prinsip dari aksi statin.

II.11. Obat Golongan Statin

Dalam golongan statin terdapat beberapa macam obat yaitu Simvastatin, Lovastatin, Atorvastin, Cerivastatin, Fluvastatin, Mevastatin, Pitavastatin, Pravastatin, Rosuvastatin. Teratogenitas dari obat golongan statin yaitu pada wanita hamil tidak dianjurkan menggunakannya karena senyawa statin dapat mengakibatkan cacat pada bayi.

a. Simvastatin

Simvastatin merupakan nama generik obat, sedangkan nama dagangnya adalah Zocor. Simvastatin adalah obat penurun kolesterol yang bekerja dengan menghambat produksi kolesterol di hati, di usus, menurunkan kolesterol darah secara keseluruhan dan menurunkan kadar LDL-kolesterol darah. Indikasi penggunaan simvastatin adalah untuk penderita hiperkolesterolemia primer, pasien yang tidak cukup memberikan respon terhadap diet, mengurangi kejadian klinis, memperlambat progresif atherosklerosis koroner pada pasien penyakit jantung koroner dan penderita kadar kolesterol 5,5 mmol/l atau lebih. Kontra indikasi sediaan ini adalah untuk wanita hamil, menyusui, pasien dengan penyakit hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Dosis tunggal awal adalah 10 mg/hari. Dalam interval kurang dari empat minggu dosis dapat menyesuaikan dalam kisaran lazim 10-40 mg/hari. Penderita penyakit jantung koroner awal 20 mg/hari. Efek samping simvastatin adalah pusing, sakit kepala, konstipasi, diare, dispepsia, mual, ruam kulit, nyeri abdomen, nyeri dada, gangguan penglihatan, hepatitis dan anemia. Pemakaian simvastatin dalam jangka waktu yang lama menyebabkan gangguan fungsi kognitif seperti amnesia, transient global amnesia, aphasia dan gangguan memori jangka pendek.

Simvastatin merupakan prodrug dalam bentuk lakton yang harus dihidrolisis terlebih dulu menjadi bentuk aktifnya yaitu asam -hidroksi di hati, lebih dari 95% hasil hidrolisisnya akan berikatan dengan protein plasma. Konsentrasi obat bebas di dalam sirkulasi sistemik sangat rendah yaitu kurang dari 5%, dan memiliki waktu paruh 2 jam. Sebagian besar obat akan dieksresi melalui hati. Pemberian obat dilakukan pada malam hari.

b. LovastatinLovastatin merupakan salah satu obat penurun kolesterol golongan statin. Lovastatin sebagai agen hipokolesterolemik mampu menurunkan kadar serum kolesterol, LDL, trigliserol dan VLDL dalam darah. Obat golongan ini sangat efektif untuk mengobati hiperlipidemia karena merupakan inhibitor kompetitif dari 3-hidroksi-3-metilglutaril-koenzim-A (HMG-KoA) reduktase. Lovastatin merupakan agen penurun kolesterol yang diisolasi dari Aspergillus terreus (Merck, 2005). Obat golongan statin ini dapat menurunkan biosintesis kolesterol dengan cara menghambat secara kompetitif enzim HMG-KoA reduktase. Enzim ini merupakan enzim yang mengkatalisis konversi HMG-KoA menjadi mevalonat, suatu prekursor sterol, termasuk kolesterol. Efek tersebut dapat meningkatkan katabolisme fraksional LDL maupun ekstraksi prekursor LDL oleh hati, sehingga mengurangi simpanan LDL plasma. Oleh sebab itu, ekstraksi lintas pertama oleh hati dari obat tersebut cukup besar, maka efek utamanya terjadi di hati. Lovastatin di metabolisme oleh hidroksilasi dan dieksresi melalui empedu, sedangkan sekitar 80% suatu dosis oral muncul dalam tinja, ini menggambarkan eksresi obat dalam empedu sebaik obat yang tidak diabsorpsi.Efek samping akut lovastatin rendah. Disfungsi hepar terlihat sekitar 2% pasien.

c. Atorvastatin

Atorvastatsin merupakan molekul garam kalsium trihidrat, sebuah molekul kalsium atorvastatin yang mengikat tiga molekul air. Atorvastatin merupakan salah satu zat aktif penurun kolesterol darah golongan statin atau penghambat/inhibitor HMG-CoA reduktase, yaitu senyawa yang dapat menghambat konversi enzim HMG-CoA reduktase menjadi mevalonat sehingga menghambat pembentukan kolesterol endogen. Berbeda dengan prodrug lakton lovastatin dan simvastatin, atorvastatin memiliki 3 asam hidroksil aktif dan tidak memerlukan hidrolisis in vivo. Atorvastatin dan metabolit aktifnya yang secara struktur serupa dengan HMG-CoA berkompetisi untuk menempati sisi aktif HMG-CoA reduktase.Penurunan konsentrasi kolesterol total dan LDL dihasilkan oleh dosis biasa atorvastatin yang secara substansial menghasilkan penurunan lebih besar dibandingkan dengan monoterapi dengan antilipemik lainnya. Dalam sebuah studi terkontrol dan tak terkontrol rata-rata penurunan kolesterol total 17-46%, 25-61% LDL, dan 10-37% trigliserida pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer yang menerima atorvastatin 2,5-80 mg/hari selama setidaknya 6 minggu. Dan HDL meningkat sekitar 3-12%. Pada pasien dengan dislipidemia disertai hipertensi yang menerima kombinasi tetap atorvastatin (10-80 mg) dan amlodipin (5-10 mg) konsentrasi LDL serum turun sebesar 33-49% setelah terapi selama 8 minggu. Atorvastatin menghasilkan penurunan konsentrasi kolesterol total LDL lebih besar bila dibandingkan dengan statin lainnya (fluvastatin, lovastatin, simvastatin dan pravastatin).

Kombinasi atorvastatin dengan agen antilipemik lainnya (misal: resin asam empedu, sekuestrans dan ezetimibe) secara umum menghasilkan peningkatan efek antilipemik. Penambahan sekuestran asam empedu (kolestipol 20 gram/hari) pada atorvastatin (10 mg/hari) meningkatkan pengurangan kadar LDL lebih lanjut sebesar 10%, sehingga penurunan LDL pada pasien yang menerima terapi kombinasi ini sekitar 45%. Namun, efek samping yang sering terjadi diantaranya sembelit sehingga menurunkan tingkat kepatuhan pasien. Penambahan ezetimibe (10 mg/hari) pada atorvastatin (10-80 mg/hari) lebih lanjut dapat menurunkan konsentrasi LDL sebesar 7-16%, sehingga penurunan LDL secara keseluruhan sekitar 53-61%. Waktu paruh atorvastatin adalah 14 jam.

II.12. Sifat dan Efek Samping

Secara umum sifat untuk statin dengan durasi kerja singkat (terutama fluvastatin, pravastatin, dan simvastatin) disarankan digunakan pada sore hari (menjelang senja) lalu sesuai dengan kerja hati yang juga maksimal saat itu memproduksi kolesterol. Hal ini tidak perlu dilakukan untuk statin dengan durasi kerja panjang seperti atorvastatin atau rosuvastatin.

a. Efek umum

Efek samping yang ditimbulkan obat golongan statin berupa, nyeri dada, sakit kepala,rasa lelah gangguan saluran cerna, ruam dan insomnia dan nyeri otot.Terutama dari bokong dan tungkai atas, di sebabkan oleh nerkurangnya kadar koenzim Q.

b. Efek Langka

Efek samping lain yang dijumpai pada 5% pasien adalah miopati , muncul sebagai gejala nyeri pada otot dan persendian tanpa adanya perubahan kadar kreatin kinase (CK).

c. Efek Fatal

Miopati yang parah (statin-induced) rhabdomyolysis dialami oleh 0,2% pasien, disertai dengan peningkatan CK (10 kali batas atas kadar normal, CK normal adalah 10150 IU/L), dan dalam hal ini penggunaan statin harus segera dihentikan. Gejala efek samping pada otot ini bisanya lebih banyak terjadi pada pasien yang menggunakan kombinasi obat penurun kadar lipid.

II.13. Interaksi Obat

Kombinasi obat golongan ini dengan derivat asam fibrat dan asam nikotinat perlu pemantauan yang ketat. Statin berinteraksi dengan obat lain karena efek hambatannya terhadap sistem sitokrom P450.

Cyclosporin A, gemfibrozil, asam nikotinat, erithromycin, dan anti jamur kelima obat ini memiliki pengaruh terhadap golongan statin, oleh karena itu perlu dipertimbangkan sebelum diberikan. kelima obat ini dapat meningkatkan potensi miopati dari simvastatin, pravastatin, atorvastatin, fluvastatin, dan cerivastatin. Selain itu pemberian mibefradil (Posicor) dengan lovastatin atau simvastatin dikontraindikasikan karena peningkatan resiko rhabdomyolisis. Akibat ini dikarenakan mibefradil menghambat enzim sitokrom P450 CYP 450 3A4 yang mengkatalisa lovastatin dan simvastatin yang tidak aktif. oleh karena itu pengaruh mibefradil dengan obat-obatan tersebut seharusnya dihindari. Tetapi tidak ada reaksi antara mibefradil dengan fluvastatin atau pravastatin. Peningkatan kecil dari prothrombin time telah ditunjukkan ketika simvastatin diberikan pada pasien yang diberi warfarin. Sebagai tambahan, simvastatin diketahui menghasilkan sedikit peningkatan kadar digoksin dalam plasma. Kelompok lain dari golongan statin menunjukkan bahwa mereka tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan.II.14. Metabolisme Obat

Obat statin diabsorpsi hampir sempurna. Semua obat mengalami metabolisme lintas pertama di hati. Sebagian besar dieksresi oleh hati ke dalam cairan empedu dan sebagian kecil lewat ginjal. Efisiensi penyerapan statin dalam tubuh adalah 30% dan efisiensi ini akan meningkat jika diberikan bersama makanan. Penyerapan saluran pencernaan terhadap obat-obatan ini bervariasi dari 31% (lovastatin) sampai lebih dari 90% (fluvastatin). Obat-obatan ini berikatan dengan protein plasma cukup kuat (>95%) kecuali pravastatin, dimana hanya berikatan dengan protein plasma di bawah 50%.BAB III

KESIMPULAN

Kolesterol adalah lipida sturktural (pembentuk struktur sel) yang berfungsi sebagai komponen yang dibutuhkan dalam kebanyakan sel tubuh. Ada dua jenis lipoprotein yang penting dalam distribusi kolesterol, yakni HDL dan LDL. HDL mengangkat kolesterol ke hati untuk dimetabolisme, selanjutnya LDL membawa kolesterol ke sel-sel yang memiliki molekul reseptor untuk LDL, dan dengan bantuan reseptor ini LDL dapat memasuki sel untuk dimanfaatkan oleh sel tersebut. Semua jenis kolesterol ini sangat penting keberadaanya dalam tubuh. Akan tetapi, bila kadar yang dimiliki melebihi kadar normalnya dapat menyebabkan gangguan dalam tubuh.

Aterosklerosis adalah penumpukan endapan jaringan lemak (atheroma) dalam nadi. Zat-zat yang merangsang terbentuknya aterosklerosis disebut aterogenik. Pengendapan lemak seperti ini disebut plak, terutama terdiri dari kolesterol dan esternya, dan cenderung terjadi di titik-titik percabangan nadi sehingga mengganggu alairan darah di tempat-tempat yang memiliki aliran darah tidak begitu deras. Aterosklerosis terbagi atas tiga tahap yaitu tahap pembentukan sel busa, pembentukan plak pada jaringan, dan lesi majemuk.

Kolesterol dapat di obati dengan obat golongan statin. Obat-obat dalam golongan statin yaitu Simvastatin, Lovastatin, Atorvastin, Cerivastatin, Fluvastatin, Mevastatin, Pitavastatin, Pravastatin, Rosuvastatin. Obat golongan statin ini menurunkan kolesterol dengan menghambat kerja enzim HMG-KoA reduktase. Gangguan pada aktivitas enzim ini akan menyebabkan penurunan jumlah asam mevalonat yang merupakan prekursor kolesterol. Efek samping yang ditimbulkan obat golongan statin berupa, nyeri dada, sakit kepala, rasa lelah gangguan saluran cerna, ruam dan insomnia dan nyeri otot.Resiko myopathy dan rhabdomyolyis dapat meningkat dengan pemberian bersama senyawa penurun lipid. Pada wanita hamil tidak dianjurkan menggunakan obat golongan statin karena senyawa statin dapat mengakibatkan cacat pada bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Albert AW. 1989. Lovastatin. Cardiovascular Drugs Reviews VII. 7: 89-109.

Dalimartha S. 2000. 36 Resep Tumbuhan Obat untuk Menurunkan Kolesterol. Jakarta : Penebar Swadaya.

Fusegawa Y, H Tada, T Oguma, Y Shiina, EH Moriguchi, T Tanabe, H

Tamachi, H Tomoda, Y Goto. 1993. Effect of Pravastatin on lipid transfer protein and lecithin cholesterol acyltransferase in heterozygous familial hypercholesterolemia.Tokai J Clin Med.

Goodman & Gilmans. 2001. The Pharmacological Basic Of Therapeutics. Ninth Edition. New York : McGraw Hill, Inc.

Hope, S. 2007. Statin-associated memory loss One mechanism identified. http://www.spacedoc.net/statin_associated_memory_loss.html. diakses 7 oktober 2014.

Katzung BG. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika. Terjemahan dari: Basic and Clinical Pharmacology.

Mayes PA. 2003. Sintesis, pengangkutan dan ekskresi kolesterol. Di alam

Hartono A, penerjemah; Bani AP dan Tiara MN, editor. Biokimia Harper.Ed ke-25. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Harpers Biochemistry.

McEvoy, Gerald K. 2008. AHFS Drug Information. USA : American Society of Health-System Pharmacists.

Merck. 2005. Tablets Mevacor (Lovastatin). USA: Merck&Co.

MIMS. 2013. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Singapore : UB Medica

Asia Pte Ltd.

Poedjiadi A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Raharjo Rio, staf pengajar Depatemen Famakologi. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi FK Universitas Sriwijaya. Jakarta : EGC.

Suyatna, et al. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : FKUI Press.

Syarif et al. 2003. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI Press.

Tjay Hoan dan Kirana, 2007.Obat-obat penting: Khasiat, Kegunaan, dan Efek-efek Sampingnya. Jakarta:Gramedia.

Witztum, J.L. 1996. Drugs Used in tha Treatment of Hyperlipoproteinemias. In: Molinoff, P.B., and Ruddon, R.W. (editor).

ii