Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir - Copy

download Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir - Copy

of 37

Transcript of Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir - Copy

PENAMPILAN, REFLEKS, PERILAKU DAN PENGKAJIAN FISIK BAYI BARU LAHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus

Disusun oleh : Ayu Insyafi 130103100028

MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2012

Bayi baru Lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan berat badan lahir 2500 4000 gran dengan masa kehamilan 37 42 minggu. Bayi baru lahir usia 0 7 hari disebut neonatal dini, dan bayi usia 7 28 hari disebut neonatal lanjut (Saifuddin, 2002). 1.1 Sikap dan Keadaan Umum Bayi Baru Lahir Keadaan Umum : Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon

psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

Pada aspek perilaku semua bayi, menangis merupakan perilaku bayi yang sangat dikenal oleh orangtua, dokter, dan semua pemerhati anak. Dan pasti semua anak menangis. Menangis merupakan satu-satunya jalan bagi bayi untuk

berkomunikasi dengan dunia luar. Tangisan bayi merupakan stimulus auditori yang kompleks. Kadang-kadang pada minggu pertama bila menangis bayi tidak mengeluarkan air mata. Beberapa hal yang perlu diketahui oleh orangtua mengapa bayi menangis adalah : 1 Lapar

[Type text]

Merupakan penyebab utama bayi menangis. Setiap bayi bervariasi terhadap kecukupan makannya. Biasakan untuk memberikan ASI / susu pada bayi sesuai kebutuhan, atau setiap saat bila bayi terlihat lapar. 2 Haus. Hampir sama dengan rasa lapar. Pada bayi yang diberikan susu formula biasanya lebih cepat haus dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI. Pada udara panas bayi juga memerlukan cairan lebih banyak. 3 Tidak nyaman. Biasanya bayi akan menangis bila merasa tidak nyaman, seperti basah karena mengompol, udara terlalu panas atau terlalu dingin, cahaya lampu terlalu terang langsung menuju matanya, atau bila gigi baru mulai tumbuh. 4 Nyeri atau sakit Bayi yang merasa nyeri atau sait akan tiba-tiba menangis keras atau mengerang terus menerus. Dalam hal ini bila tidak ditemukan penyebabnya sebaiknya segera dibawa ke dokter 5 Terlalu capai. Misalnya terlalu lama dalam perjalanan, ikut dalam perjalanan jarak jauh. Mungkin dengan mengayun-ayunkan, bayi akan berhenti menangis atau akhirnya akan berhenti menangis karena kecapaian. 6 Tidak menyukai suasana gelap. Beberapa bayi tidak menyukai berada di ruangan gelap saat tidur. Mungkin dapat dipakai lampu kecil untuk tidur. 7 Merasa sendiri Pada banyak kasus bayi menangis bila merasa sendiri. Mereka biasanya ingin diangkat dan dipeluk sehingga merasa dekat dengan seseorang. 8 Rasa bosan Kebanyakan bayi akan merasa bosan bila terlalu lama duduk dalam kereta dorong atau di taruh di tempat tidurnya. Untuk itu perlu diberikan alat permainan atau ditemani saat mereka ada dalam kereta dorong atau tempat tidurnya. 9 Bising atau ribut

Suara bising atau ribut yang tiba-tiba kadang membuat anak menangis. 10 Kolik (nyeri abdomen Biasanya dijumpai pada bayi sampai usia 4 bulan. Dapat terjadi mulai usia 2-3 minggu dan mencapai puncaknya usia 6 minggu. Biasanya terjadi pada sore sampai malam hari. Bayi terlihat sangat kesakitan, menangis keras, terlihat posisi kaki seperti kaku dan dapat berlangsung sampai 3 jam, dan lebih dari 3 kali seminggu atau dapat terjadi setiap hari. Tangisan ini tidak dapat atau sulit ditenangkan atau diredakan. Biasanya akan menghilang sendiri pada usia di atas 3 bulan atau 4 bulan. Pada perkembangan selanjutnya tidak ditemukan masalah perilaku, temperamen atau aspek psikologi lainnya. Mengenai penyebab pasti belum diketahui. Beberapa teori dikemukakan seperti masalah pencernaan, masalah hormonal, berkaitan dengan temperamen dan sikap orangtua menghadapi anak. 2.1 Menilai Refleks Bayi Baru Lahir Jika dibandingkan dengan sistem tubuh yang lain, sistem saraf belum matang secara anatomi dan fisiologi. Hal ini mengakibatkan kontrol yang minimal oleh korteks selebri terhadap sebagian besar batang otak dan aktivitas refleks tulang belakang pada bulan pertama kehidupan walaupun sudah terjadi interaksi sosial. Adanya beberapa aktivitas refleks yang terdapat pada bayi baru lahir menandakan adanya kerja sama antara sistem saraf dan sistem muskeloskeletal. Refleks pada bayi antara lain adalah sebagai berikut. No Refleks 1 Berkedip Glabellar blink Cara Menilai Sorotkan cahaya ke mata bayi atau ketuk batang hidung saat mata bayi Interpretasi Normal : Bayi akan berkedip bila dilakukan 4 sampai 5 kali ketukan pertama pada batang hidung. Dijumpai Dijumpai pada tahun pertama

terbuka

pada tahun pertama

patologis : Terus berkedip dan gagal untuk berkedip menandakan kemungkinan gangguan neurologis 2 Babinski Gores telapak kaki sepanjang tepi luar, dimulai dari tumit Normal : Jari kaki mengembang (sepeerti kipas) dan ibu jari kaki dorsofleksi, dijumpai hingga usia 2 tahun

Patologis : Bila masih terdapat pengembangan jari kaki dorsofleksi setelah usia 2 tahun, hal ini menunjukkan adanya lesi ekstrapiramidal 3 Merangkak Letakkan bayi tengkurap di atas permukaan yang rata Normal : Bayi akan berusaha untuk merangkak ke depan dengan ke dua tangan dan kaki bila diletakkan telungkup pada permukaan datar

patolgis : Apabila gerakan tidak simetris ini menunjukkan

adanya kelainan neurologi atau fraktur tulang panjang 4 Melangkah Pegang bayi sehingga kakinya sedikit menyentuh permukaan yang keras Patologis : Keadaan abnormal bila Refleks menetap melebihi 4-8 minggu Respon asimetris terlihat pada cedera sistem saraf pusat atau perifer atau juga dapat karena fraktur tulang panjang kaki. Normal : Kaki akan bergerak ke atas dan kebawah bila sedikit disentuhkan ke permukaan keras. Refleks ini dijumpai pada 4-8 minggu pertama

5

Ekstrusi

Sentuh lidah dengan ujung spatel-lidah atau sendok

Normal : Lidah akan ekstensi (menjulur) ke arah luar bila disentuh (dengan jari, puting atau benda lain)

dijumpai pada usia 4 bulan

Patologis : Ekstensi lidah yang persisten menunjukkan adanya sindrom down Ekstrusi lidah secara kontinu atau menjulurkan lidah yang berulang-ulang terjadi pada kelainan sistem

saraf pusat dan kejang

6

Refleks galant

Gores punggung bayi sepannjang sisi tulang belakang dari bahu sampai bokong

Normal : Punggung bergerak ke arah samping bila distimulasi.

Dijumpai pada usia 4-8 minggu pertama

Patologis : Tidak adanya refleks ini menunjukkan lesi medula spinalis trasversal

7

Refleks Moro

Ubah posisi dengan tiba-tiba

Normal : Lengan ekstensi, jari-jari mengembang, kepala terlempar ke belakang, tungkai sedikit ekstensi. Lengan kembali ke tengah dengan tangan menggenggam, tulang belakang dan ekstrimitas bawah ekstensi.

Lebih kuat selama usia 2 bulan menghilang pada usia 3-4 bulan

Patologis : Refleks yang menetap pada usia 4 bulan/lebih menunjukkan adanya kerusakan otak, respon yang tidak simetris adanya menunjukkan adanya hemiparesis, fraktur

clavikula atau vedera pleksus brachialis. Tidak ada respon pada ekstrimitas bawah menunjukkan adanya dislokasi pinggul atau cedera medula spinalis 8 Menggenggam (Palmar Grasp) Letakkan jari di telapak tangan bayi dari sisi ulnar, jika refleks lemah atau tidak ada berikan bayi botol atau dot, karena menghisap akan mengeluarkan refleks Patologis : Fleksi yang tidak simetris menunjukkan adanya paralisis, refleks menggenggam yang menetap menunjukkan gangguan serebral. Respon ini berkurang pada bayi prematur Normal : Jari-jari bayi akan melengkung di sekitar jari yang diletakkan di telapak tangan bayi (menggenggam) dari sisi ulnar, refleks ini menghilang pada usia 3-4 bulan

9

Rooting

Gores sudut mulut bayi hinggar garis tengah pipi

Normal : Bayi akan memutar ke arah pipi yang digores. Bayi baru lahir menolehkan kepala ke arah stimulus, membuka mulut dan mulai menghisap bila pipi, bibir

refleks ini menghilang pada usia 3-4 bulan tetapi bisa menetap sampai usia

atau sudut mulut disentuh dengan jari atau puting

12 bulan khususnya selama tidur.

Patologis : Tidak adanya refleks ini menunjukkan adanya gangguan neurologi berat. Respon yang lemah atau tidak ada respon terjadi pada prematuritas, penurunan atau cedera neurologis, atau depresi sisterm saraf pusat 10 Kaget (Startle) Bertepuk tangan dengan keras di depan bayi, atau kejutkan dengan cara lain Normal : Bayi akan mengekstensikan dan memfleksikan seluruh ekstrimitas dan dapa mulai menangis apabila mendapat gerakan mendadak atau suara keras, refleks ini akan menghilang setelah usia 4 bulan

Patologis : Tidak adanya refleks ini menunjukkan adanya gangguan pendengaran Respon dapat menjadi tidak ada atau berkurang selama tidur yang dalam

11

Menghisap

Berikan bayi botol atau dot

Normal : Bayi menghisap dengan kuat dalam berespon

terhadap stimulasi ini, refleks ini menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa stimulasi

Patologis Refleks yang lemah atau tidak ada refleks, menunjukkan kelambatan perkembangan atau keadaan neurologi yang abnormal 12 Tonic Neck Putar kepala dengan cepat ke satu sisi (kanan atau kiri) Normal : Bayi melakukan perubahan posisi mengikuti putaran kepala apabila kepala diputar ke satu sisi. Lengan dan tungkai ekstensi ke arah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi yang berlawanan. Normalnya refleks ini tidak terjadi setiap kali kepada diputar. Refleks ini akan tampak pada usia 2 bulan dan menghilang pada usia 6 bulan

Patologis : Tidak normal bila respon terjadi setiap kepada diputar, jika keadaan ini menetap dapat menandakan adanya kerusakan serebral

mayor 13 Neck Righting Letakkan bayi dalam posisi terlentang, coba menolehkan bayi dari satu sisi (kanan atau kiri) Patologis : Tidak normal bila respon terjadi setiap kepada diputar, jika keadaan ini menetap dapat menandakan adanya kerusakan serebral mayor Normal : Bila bayi terlentang, bahu dan badan kemudian pelvis berotasi ke arah stimulasi. Dijumpai selama usia 10 bulan Dijumpai selama usia 10 bulan

3.1 Pemeriksaan Fisik Bayi Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter untuk menilai status kesehatannya. Waktu pemeriksaan fisik dapat dilakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan akan pulang dari rumah sakit. Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal. Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

1 Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas, atau lepaskan pakaian hanya pada daerah yang diperiksa 2 Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen 3 Lakukan prosedur yang mengganggu bayi, seperti pemeriksaan refleks pada tahap akhir 4 Bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya.

Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.

3.2 Prinsip Pemeriksaan Pada Bayi Baru Lahir 1 2 Menjelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan. Cuci dan keringkan tangan, pakai sarung tangan dan pastikan pencahayaan baik. 3 Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yang akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat. 4 Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.

1.3 Peralatan Dan Perlengkapan a. b. Kapas. Senter.

c. d. e. f. g. h. i.

Termometer. Stetoskop. Selimut Bayi. Bengkok. Timbangan Bayi. Pita Ukur/Metlin. Pengukur Panjang Badan.

3.4 Prosedur Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksan, Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, sosial, faktor ibu (maternal), faktor perinatal, intranatal, dan neonatal Susun alat secara ergonomis. 3.5 Pengukuran Anthopometri 1. Penimbangan berat badan

Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi. Normalnya 2500 4000 gram Bayi dengan berat badan lebih dari 4000 gram diosebut giant baby Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram, sedangkan bayi berat badan lahir sangat rendah mempunyai berat badan lahir kurang dari 1500 gram. Extremely low birth weight (ELBW) adalah bayi yang lahir dengan berat badang kurang 1000 gr

2.

Pengukuran panjang badan Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur. 45 52 cm.

3.

Ukur lingkar kepala Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi. Normalnya 33 - 35 cm

4.

Ukur lingkar dada ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu). Normalnya 30 -38 cm. Diukur melewati puting susu

5.

Lingkar Perut Diukur melalui pusat

3.6 Pemeriksaan Kepala Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm, moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase. Keadaan

ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi. Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya. Cara: 1 2 Lakukan inspeksi daerah kepala. Lakukan penilaian pada bagian tersebut, diantaranya: Maulage yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir asimetri atau tidak.

Ada tidaknya caput succedaneum, yaitu edema pada kulit kepala, lunak dan tidak berfiuktuasi, batasnya tidak tegas, dan menyeberangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari.

Ada tidaknya cephal haematum, yang terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tanpak pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum. Cirinya konsistensi lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak, tidak menyeberangi sutura dan apabila menyeberangi sutura kemungkinan mengalami fraktur tulang tengkorak. Cephal haematum dapat hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan.

Ada tidaknya perdarahan, yang terjadi karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak. Batasnya tidak tegas sehingga bentuk kepala tanpak asimetris, scring diraba terjadi fiuktuasi dan edema.

Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan Bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Fontanel posterior akan dilihat proses penutupan setelah umur 2 bulan dan fontanel anterior menutup saat usia 12-18 bulan.

Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21.

Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes, meningo-encefalocel dan sebagainya (Bennet & Brown, 1999)

Hidrosefalus 3.6.1 Pemeriksaan Wajah

anensefal

meningo-encefalocel

Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.

3.6.2 Pemeriksaan Mata

Pemeriksaan mata di lakukan pada kelopak mata untuk menilai ada/tidaknya kemerahan atau pembengkakan yaitu nanah yang keluar dari mata, dan perdarahan subkonjungtiva. Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka. Periksa jumlah, posisi atau letak mata. Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna. Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina. Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina. Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan. Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down. Cara: 1 Lakukan inspeksi daerah mata. Bulu mata yang normal melengkung ke arah luar. 2 3 4 Pada conjungtiva, dilihat apakah anemis atau tidak Pada skelra dilihat ikterus atau tidak Tentukan penilaian ada tidaknya kelainan, seperti: Strabismus (koordinasi gerakan mata yang belum sempurna), dengan cara menggoyang kepala secara perlahan-lahan sehingga mata bayi akan terbuka Periksa jumlah, posisi atau letak mata. Kebutaan, seperti jarang berkedip atau sensitifitas terhadap cahaya berkurang. Sindrom Down, ditemukan epicanthus melebar.

Glaukoma kongenital, terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina. Periksa adanya trauma seperti palpebra perdarahan konjungtiva atau retina Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus kebutaan dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan

3.6.3 Pemeriksaan Hidung Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis congenital.

Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan. Cara: 1. Periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan

(Depkes.RI,2003 ) 2. Amati mukosa lubang hidung, apabila terdapat sekret

mukopurulen dan berdarah perlu,dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain. 3. Choanal atresia adalah kelainan bawaan dimana bagian belakang rongga hidung (choana) tertutup, biasanya dengan jaringan tulang atau lunak yang abnormal terbentuk selama dalam masa pembentukkan.

Choanal Atresia 3.6.4 Pemeriksaan Mulut

Perhatikan

mulut

bayi,

bibir

harus

berbentuk

dan

simetris.

Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia

(http://sehat20112012.files.wordpress.com)

Perhatikan langit-langit mulut bayi (langit-langit yang keras/ hard palate dan langit-langit yang lunak/ soft palate), apakah ada palatoskisis. Normalnya, tidak ada pembelahan pada langit-langit mulut, sehingga tidak ada hubungan langsung antara rongga mulut dengan hidung. Namun, jika terdapat pembelahan, maka akan terdapat hubungan langsung antara rongga mulut dengan hidung. Keadaan ini yang menyebabkan ASI yang diminum bayi akan keluar dari hidung dan menyebabkan sesak.

Palatum

Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut).

Bibir Sumbing

Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak. Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat Episteins pearl atau gigi.

Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote). (Bennet & Brown, 1999).

Periksa lidah, apkah ada kelainan seperti makroglosia atau mikroglosia

Makroglasia Lakukan inspeksi adanya kista yang ada pada mukosa mulut. Amati warna, kemampuan refieks menghisap. Apabila lidah menjulur keluar dapat dinilai adanya kecacatan kongenital. Amati adanya bercak pada mukosa mulut, palatum dan pipi bisanya disebut sebagai Monilia albicans. Amati gusi dan gigi, untuk menilai adanya pigmen.

3.6.5 Pemeriksaan Telinga Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan ukuran telinga, bila ukuran telinga kecil disebut mikrotia

Mikrotia Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierrerobin)

Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal. Cara: Bunyikan bel atau suara, apabila terjadi reflek terkejutmaka pendengarannya baik, kemdian apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran.

3.7 Pemeriksaan Leher

1

Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.

2

Perhatikan apakah ukuran leher normal atau tidak, pada sindrom turner leher terlihat pendek (web neck)

Web neck 3 Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis. 4 Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.

5

Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21

6

Amati pergerakan leher apabila terjadi keterbatasan dalam pergerakannya maka kemungkinan terjadi kelainan pada tulang leher. Seperti kelainan tiroid, himangiona dan laian-lain.

7

Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atas distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur

3.8 Pemeriksaan Tangan 3.9 Pemeriksaan Dada Perhatikan bentuk dada : Piegon chest : Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan Funnel chest : Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior mengecil Barrel chest : ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal sama atau perbandingannya Perhatikan pola pernapasan

1

Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah

2

Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur

3 4

Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21

5

Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan

3.9 Pemeriksaan Dada 1 Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan 2 Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris 3 Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

3.10 Pemeriksaan Abdomen 1 Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan 2 3 Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepatosplenomegali atau tumor lainnya 4 Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten (Lodermik, Jensen 2005)

hernia diafragmatika (http://dokterbedahmalang.com)

hepatosplenomegali (http://www.lysosomallearning.com)

3.11 Pemeriksaan Genitalia 1 Periksa jenis kelamin bayi, lihat apakah Ambiguous genitalia

Ambiguous genitalia

2

Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis

3

Periksa adanya kelainan seperti hipospadia (lubang uretra ada di bagian bawah penis), epispadia (lubang uretra ada di bagian atas penis), parafimosis (suatu keadaan di mana prepusium penis yang diretraksi sampai pada batas sulkus koronarius/di belakang sulkus koronarius tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula sehingga menimbulkan jeratan penis di belakang sulkus koronarius),

makropenis, mikropenis

Mikropenis

Hipospadia

Parafimosis

4 5

Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina

6

Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding) (Lodermik, Jensen 2005)

3.14 Pemeriksaan Anus dan Rectum Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya

Atresia ani

Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan

Periksa saluran rectum, apakah menyatu dengan alat genital (Rectovaginal fistula) atau dengan lubang uretra (retro fistula)

Recto-vaginal fistula 3.15 Pemeriksaan Tungkai Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis. Periksa adanya polidaktili atau sidaktili pada jari kaki

3.16 Pemeriksaan Spinal

Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tandatanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra (Loder mik, Jensen 2005) Periksa apakah punggung anak mengalami kelainan seperti lordosisis, kifosisi, atau skiliosis.

\

3.17 Pemeriksaan Ekstremitas a. Kulit 1 Perhatikan kondisi kuli bayi. Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir, misalnya bercak mongol

Bercak mongol

Hemangioma 2

Periksa adanya pembekakan. Perhatinan adanya vernik kaseosa.

Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan

b. Kaki perhatikan bentuk kaki bayi. Kelainan bentuk kaki anatar lain ; bentuk kaki O dan bentuk kaki X.

Kaki bayi berbentuk O (bow legs)

Kaki berbentuk X (knock knee)

DAFTAR PUSTAKA

Uliyah, Musrifatul dan A. Azis Alimatul Hidayat. 2008. Keterempilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. Matondang, Wahidiyat, Sastroasmoro. 2003. Diagnosis fisis pada anak. Edisi ke2. CV Sagung seto. Jakarta Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I. EGC.Jakarta Kusmiyati,Yuni. 2007. Penuntun belajar ketrampilan dasar praktik klinik kebidanan.fitramaya.Yogyakarta Hidayat, Aziz Alimul.2005. Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Buku 1.Salemba medika.Jakarta JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan , Buku 5 asuhan bayibaru lahir,Pusdiknakes.Jakarta Bennett dan Brown, 1999, Myles Texbook for midwives, thirteennth edition. Churchill Livingstone, Edinburgh DEPKES RI.2003.Manajemen terpadu bayi muda . modul -6.DEPKES RI