penggunaan sistem elektronik di perpustakaan
-
Upload
iroel-aguero -
Category
Documents
-
view
102 -
download
0
description
Transcript of penggunaan sistem elektronik di perpustakaan
ANALISA PENELUSURAN INFORMASI PADA BADAN ARSIP DAN
PERPUSTAKAAN ACEH
(Studi Perbandingan antara Sistem Manual dan Elektronik)
SKRIPSI
DIAJUKAN OLEH
ULYADI : 530701752
FAKULTAS ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
1432H/2011
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
ABSTARK.......................................................................................................
BAB SATU :PENDAHULUAN.................................................................
A. Latar Belakang Masalah……………………………….B. Rumusan Masalah………………………………………C. Tujuan Penelitian……………………………………….D. Kegunaan Penelitian……………………………………E. Penjelasan Istilah……………………………………….
BAB DUA : SISTEM PENELUSURAN INFORMASI............................
A. Pengertian Informasi……………………………………B. Jenis Penelusran Informasi…………………………….C. Sistem Penelusuran Informasi…………………………
1. Penelusuran Informasi Manual………………….2. Penelusuran Informasi elektronik……………….
D. Tahap-Tahap Penelusuran Informasi…………………
BAB TIGA : METODE PENELITIAN.....................................................A. Rancangan Penelitian…………………………………..B. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………….C. Hipotesis………………………………………………… D. Populasi dan Sampel..........................................................D. Teknik Pengumpulan Data…………………………….
F. Teknik Analisis Data…………………………………..
BAB EMPAT : HASIL, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN........A. Gambaran Umum Badan Arsip dan……………………
Perpustakaan Aceh...........................................................B. Analisis Data.....................................................................C. Pembahasan.......................................................................
BAB LIMA : PENUTUP.............................................................................
A. Kesimpulan........................................................................
B. Saran..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Maslah
Penelusuran informasi menjadi sangat penting, hal ini bertujuan untuk
mengetahui tentang keberadaan suatu informasi. Melakukan penelusuran
informasi merupakan suatu kegiatan mencari atau menemukan kembali informasi
kepustakaan mengenai bidang tertentu, yang ada diperpustakaan maupun diluar
perpustakaan, dengan menggunakan bantuan literatur skunder dan atau sarana
lainnya.1 Kegiatan penelusuran informasi di perpustakaan umumnya digunakan
untuk mendukung penelitian dan penulisan karya ilmiah, serta bahan bacaan
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
maka diperlukan sarana penelusuran informasi yang cepat dan tepat.
Sarana penelusuran informasi menjadi sangat penting, agar dapat
mengantarkan pengguna kepada informasi yang diinginkan dengan waktu yang
relatif singkat. Hal Karena semua pengguna menginginkan pelayanan yang cepat
dan sesuai dengan spesifikasi, dan jumlah waktu dengan yang dibutuhkan.2 Lebih
jauh, banyaknya koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan, juga menyebabkan
sulitnya pengguna untuk bisa menemukan dokumen yang relevan dalam waktu
yang singkat, tampa didukung oleh fasilitas penelusuran yang baik dan memadai.
1Arifs” Penelusuran Informasi” (online) diakses melalui situs: http///www..Staff.Ugm.Ac.Id/, 15 Februari 2011
2 Murdifing Haming, Manajemen Produksi Modern. (Jakarta: Bumi Aksara,2007), hal. 258
Secara umum dikenal ada 2 (dua) sistem penelusuran informasi, yaitu
sistem manual dan sistem elektronik. Sistem Penelusuran Informasi
manual/Konvensional, yaitu penelusuran yang dilakukan melalui cara-cara
konvensional/manual seperti menggunakan kartu katalog, kamus, ensiklopedi,
bibliografi, indeks, dan sebagainya.3 Kelebihan sistem manual ialah dapat
digunakan setiap saat, serta informasi yang ada dikartu katalog tersebut sudah
mewakili gambaran umum tentang dokumen tersebut. Disamping itu, sistem ini
banyak sekali memiliki kelemahan-kelemahan. Diantaranya adalah pemakai
harus antri menggunakannya, karena kartu katalog disimpan pada suatu tempat
(laci katalog), setiap kartu hanya memuat satu data katalog saja.4 Disisi lain,
pengguna akan merasa kesulitan jika menelusuri informasi dengan menggunakan
nama pengarang, karna pada kartu katalog nama pengarang sekarang ini masih
dibalik, apabila nama pengarang tersebut memiliki dua kata atau lebih. Pada
umumnya, pengguna langsung menuju ke lemari katalog awal nama pengarang
dokumen tersebut, padahal susunannya tidak lagi berdasarkan seperti nama
pengarang yang tertera di sebuah dokumen. Selain itu, pengguna akan memilah-
milah kartu katolog yang begitu banyak, untuk mendapat kartu katalog sebuah
dokumen.
Penelusuran informasi secara elektonik ialah dengan mendayagunakan
bantuan komputer yang disebut dengan Online Public Acces Catalog (OPAC).
OPAC merupakan sarana temu kembali informasi yang telah disediakan, berupa
3Budinugroho, penelusuran-informasi-ilmiah. (online) diakses melalui situs http://wordpress.com/2007/01/18/ ,15/02/2011
4 Yaya Suhendar, Pedoman katalogisasi:cara mudah membuat kartu katalog. (Jakarta: Kencana, 2007), hal 7
computer. Penelusuran secara elektonik, memiliki keunggulan diantaranya
informasi yang dibutuhkan akan lebih cepat ketahuan tentang keberadaannya,
karena komputer menyediakan proses yang begitu cepat, karena proses ini
merekam, menyimpan, dan meng update informasi.5 Selain kecepatan dalam
memproleh informasi, pemakai juga membutuhkan ketepatan informasi yang
didapatkan dari perpustakaan. Pertanyaan-pertanyaan tentang informasi secara
sfesifik, harus bisa dijawab secara spesifik pula.6 Penelusuran informasi dengan
bantuan teknologi komputer bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan
spesifik. Disisi lain, sistem ini juga memiliki kelemahan-kelemahan diantaranya
tidak validnnya data dengan lokasi yang disebutkan serta informasi yang
dinginkan sudah dipinjamkan oleh pengguna perpustakaan lain tidak diketahui,
Dikarenakan dibagian meja sirkulasi untuk sekarang ini masih menerapkan sistem
manual dalam proses peminjaman dan pengembalian dokumen sehingga data yang
ada di komputer tidak lagi sesuai dengan lokasi informasi tersebut.
Penelusuran informasi yang diterapkan oleh Badan Arsip dan
Perpustakaan Aceh, dikenal dengan penelusuran informasi secara manual dan
elektronik. Penelusuran secara manual ialah dengan menggunakan kartu katalog,
dimana penelusuran manual ini dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu
melalui catalog pengarang, judul, dan subjek. Sedangkan penelusuran informasi
secara elektronik ialah dengan mendayagunakan bantuan komputer sebagai
sarana temukembali informasi.
5 Sutarman. Pengantar Teknologi Informasi, (Jakarta: Bumi Aksara,2009), hal 136 Abdul Rahman Saleh, pendayagunaan pelayanan perpustakaan berbasis teknologi
informasi, Dalam jurnal Pustakawan Indonesia, vol.5. No. 1. Juli,2005. Hal 33
Penelusuran informasi dengan sistem manual dan sistem elektronik, pada
dasarnya sangat membantu dan memudahkan pengguna untuk menemukan
informasi yang diinginkan, kedua sistem penelusuran diatas memiliki kelebihan
dan kekurangan. Melihat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh kedua
sistem penelusuran, maka permasalahan tersebut harus harus dipecahkan oleh
semua komponen yang terkait dengan peningkatan mutu pelayanan, terutama
dalam bidang penelusuran informasi. dengan teratasinya permasalahan tersebut,
perpustakaan akan dapat memberikan layanan prima kepada pengguna, sehingga
pengguna akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perustakaan.
Berdasarkan permaslahan diatas, maka perlu kiranya untuk dilaksanakan
penelitian yang berjudul Analisa Penelusuran Informasi Pada Badan Arsip
Dan Perpustakaan Wilayah Aceh (Studi Perbandingan antara Sistem
Manual dan Elektronik)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian diatas, masalah dalam penulisan skripsi ini
adalah bagaimana efektifitas penelusuran informasi pada Badan Arsip dan
Perpustakaan Aceh secara manual dan elektronik?
C. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis perbandingan efektifitas
penelusuran informasi secara manual dan elektronik yang diterapkan oleh Badan
Arsip dan Perpustakaan Aceh.
D. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaaan penelitian ini antara lain, adalah;
1. Bagi peneliti, hasil peneliti ini dapat menambah wawasan sekaligus
pengetahuan dalam mempersiapkan diri menjadi calon seorang
pustakawan, yang dapat menyumbangkan ilmu yang telah proleh kepada
masyarakat dalam melayani pengguna perpustakaan.
2. Bagi Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh, hasil penelitian ini dapat
menjadi masukan untuk meningkatkan efektivitas pelayanan yang terbaik
bagi para pengguna, sehingga para pengguna merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan.
3. Bagi pustakawan, dapat dijadikan untuk bahan masukan untuk
meningkatkan kinerja dibidang pelayanan, karena pelayanan merupakan
tolak ukur untuk menilai kepuasan pengguna, serta sebagai ujung tombak
dari jasa pelayanan.
E. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam membaca,
memahami dan mengikuti jalannya pembahasan skripsi ini, maka perlu
dijelaskan pengertian-pengertian/istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini.
1. Analisa penelusuran informasi.
2. Penelusuran informasi secara manual.
3. Penelusuran informasi secara elektronik.
1. Analisa Penelusuran Informasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia analisa berarti analisis yaitu
berupa penguraian suatu pokok persoalan.7 Penelusuran Informasi atau Temu
kembali informasi adalah proses penemuan kembali informasi atau data yang
dibutuhkan pemakai yang telah disimpan dalam suatu sistem informasi atau
dalam suatu pangkalan data.
Jadi analisa penelusuran informasi ialah untuk menguraikan proses penemuan
kembali informasi yang ada diperpustakaan dengan menggunakan sarana
penelusuran informasi yang disediakan berupa penelusuran manual dan
penelusuran elektronik.
2. Penelusuran informasi secara manual
Penelusuran informasi secara manual ialah penelusuran yang dilakukan
melalui cara-cara konvensional/manual seperti menggunakan kartu katalog,
kamus, ensiklopedi, bibliografi, indeks, dan sebagainya.8 Pada Badan Arsip dan
Perpustakaan Aceh penelusuran secara manual hanya diterapkan dengan kartu
kataolog. Dimana dalam penelusuran ini dengan tiga pendekatan yaitu; melalui
nama pengarang, judul, dan melaui subjek.
3. Penelusuran secara elektronik
Penelusuran pustaka melalui sistem komputer dapat menggunakan dua
program sistem pencari yaitu Sistem Online Public Access Catalog (OPAC) dan
7 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2002), hal. 43
8 Budi Nugroho. Penelusuran-Informasi-Ilmiah……………………………..
Sistem Kontrol Sirkulasi Bahan Pustaka (KSBP). 9 Pada prinsipnya, kedua sistem
ini sama, yaitu semua unit OPAC yang tersedia terhubung dengan server, dan
dapat digunakan untuk mencari informasi literatur mengenai koleksi buku umum,
buku rujukan, skripsi, tesis, disertasi dan lain-lainnya yang tersedia di
perpustakaan.
Penelusuran informasi elektronik merupakan penelusran yang
mendayagunkan bantuan komputer. Dimana, untuk menemukan suatu dokumen
cukup dimasukkan judul, nama pengarang kemudian akan ditelusri oleh mesin
pencari berupa komputer, Karena semua informasi sudah diinfut ke komputer.
BAB II
9 Penelusuran informasi, (online), diakses melalui situs http://www. missiontechlab.com/index.php? option=com_ content&view=article&id=97 09 Maret 2011
SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI
A. Pengertian Informasi
Informasi merupakan suatu berita yang disampaikan atau suatu keterangan
dan penerangan yang telah diproses menjadi bentuk yang mmiliiki arti bagi
penerima, menurut Olii (2007), mengatakan bahwa informasi yaitu;
1. Pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang yang
baginya merupakan hal yang baru di ketahui.
2. Data yang telah diolah untuk disampaikan kepada yang memerlukan atau
yang mengambil keputusan mengenai suatu hal.
3. Kegiatan menyebarluaskan atau mengambil penjelasan baik secara
langsung melalui media kepada khalayak ramai yang baginya merupakan
hal yang baru.10
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa informasi
memiliki pengertian yaitu “penerangan, pemberitahuan kabar atau berita tentang
sesuatu”.11 Informasi merupakan data yang telah disusun sedemikian rupa
sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat disampaikan kepada seseorang,
isi dari informasi merupakan pesan atau data yang baru dan perlu disampaikan
kepada khalayak melalui media.12 Informasi yang sampai pada masyarak,
merupakan informasi yang telah diolah dengan menggunakan media. Baik yang
bersifat tercetak, maupun yang terekam. Menurut Jogianto (1990), menyatakan
bahwa, informasi adalah suatu data yang telah diproses menjadi bentuk yang
10 Helene Olii, Berita dan Informasi, jurnalistik dan radio. (Jakarta: Indek,2007), hal 2411 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2002),
hal.43212 Helena Olii, Berita……….. hal 24
memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat.13
Informasi merupakan suatu hal baru yang disampaikan oleh informan kepada
orang lain yang belum mengetahuinya. Informasi dapat dianggap sebagai fakta
mentah, umumnya menunjukakan pada data dan fakta yang sama setelah
dievaluasi, dioganisir, dan dipersatukan kedalam keterangan yang berguna.14
Selain itu informasi diartikan data yang diolah menjadi suatu bentuk yang berarti
bagi penerimanya serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Disisi lain,
informasi merupakan hasil dari proses penilaian manusia yang telah tersusun dan
tertata sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.15
Informasi yang diterima oleh masyarakat merupakan suatu data yang telah diolah
dengan cara tertentu sesuai dengan bentuk yang diperlukan.16 Informasi yang
telah diolah dengan menggunakan teknologi, karna teknologi merupakan alat
pengolah informasi sesuai dengan keperluan.
Secara umum, informasi yang ada di perpustakaan itu terdiri dari 2 (dua)
bentuk, yaitu informasi yang bersfat tercetak dan informasi yang terekam.
1. Informasi yang tercetak ialah informasi-informasi yang termuat dalam
dalam media cetak, seperti buku-buku teks, majalah, koran, dan lain-lain
bentuknya bersifat tercetak.
13 Jogianto , Analsis Desain sistem informas,. Edisi pertama, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), hal 17.
14 Boedi martono, Arsip Korespodensi: penciptaan dan penyimpanan. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997), hal. 3
15 Syukrinur,A. Gani. Teknologi Informasi . Dalam Jurnal Adabiya . Volume 7, No. 14. Febuari , 2006. Hal. 46
16 Zulkifli Amsyah. Manajemen Sistem Informasi. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), hal. 5
2. Informasi terekam ialah informasi-informasi yang berupa rekaman-rekaman
seperti, rekaman suara (sound recording), berbagai rekaman dalam pita ,
seperti gambar hidup, rekaman video, fotograf, slide, kaset dan bahan
sejenis.17
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa informasi diartikan sebagai
hasil pengolahan data yang digunakan untuk suatu keperluan, sehingga
penerimanya akan mendapat rangsangan untuk melakukan tindakan. informasi
merupakan suatu hal yang dianggap baru, kemudian disebarkan kepada khalayak
ramai, dimana dalam penyebaran informasi akan memiliki arti bagi penerimanya.
Informasi dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Informasi yang sampai
kepada masyarakat telah diolah sesuai dengan kebutuhan masyarakat tersebut.
B. Jenis-Jenis Penelusuran Informasi
Dalam dunia perpustakaan dikenal dengan dua jenis penelusuran
informasi, dimana kedua jenis penelusuran informasi ini bertujuan untuk
mempercepat proses penemuan kembali informasi serta mengantarkan pengguna
kepada informasi yang sesuai dengan kebutuhan dengan waktu yang relatif lebih
singkat. Penelusuran informasi berfungsi untuk bertindak sebagai antar muka
antara dua dunia, yaitu masyarakat sebagai kelompok pemakai dengan dunia
informasi dalam tercetak maupun dalam bentuk lain. Dantara jenis-jenis
penelusuran informasi yang ada di perpustakaan, antara lain:
17 Perpustakaan Nasional, Peraturan Katalogisasi Indonesia. (Jakarta: Perpustakaan Nasional, RI,1992). Hal . 53
1. Penelusuran melalui katalog.
Penelusuran melalui katalog penelusuran informasi melalui katalog baik
yang tercetak maupun elektronik (OPAC), dengan menggunakan format tertentu,
yang merujuk kepada koleksi yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan.
Menurut Charles A. Cutter katalog diperpustakaan berfungsi sebagai
sarana temu kembali informasi yang sangat penting. Katalog pada umumnya
memberikan setidaknya 3 (tiga) titik pendekatan (access point), pendekatan
pengarang, judul dan pendekatan subjek.18
Penelusuran dengan menggunakan sisem manual dapat juga dilakukukan
dengan tiga pendekatan seperti diatas. Di samping itu, pemakai dapat pula
langsung menelusur kerak atau jajaran koleksi, setelah melakukan penelusuran di
kotak penyimpanan kartu katalog. Pendekatan melalui pengarang memungkinkan
pengguna mengetahui karya-karya apa saja yang telah dikarang oleh pengarang
tersebut.19
Penelusuran dengan mengunakan Online Public Acces Catalog (OPAC).
Dengan mendayagunkan bantuan komputer. OPAC merupakan wakil dokumen
yang tersimpan dalam bentuk elektronik, dimana bentuk dan unsurnya sama
dengan katalog kartu. Penelusuran OPAC ini biasanya hanya digunakan oleh
perpustakaan yang sudah menerapkan sistem otomasi, dengan menggunakan
bantuan komputer dalam penelusuran informasi.20 OPAC merupakan katalog
perpustakaan yang diakses secara online dengan memanfaatkan komputer.
18 Perpustakaan nasional, …………………………………..hal. 5319 Sarana Temu Kembali Informasi. (online) diakses melalui situs: http;//www.
scrib.com, 18 Mei 2001. 20 Budi Nugroho,” Penelusuran-Informasi-Ilmiah……………………………..
Karena, OPAC adalah alat untuk menelusuri informasi baik berhubungan dengan
data bibliografis, subjek, judul, pengarang dan lainnya.
Untuk memudahkan penelusuran informasi, diperpustakaan informasi
dikelompokkan berdasarkan subjek kedalam 10 (sepuluh) kelompok besar
dengan menggunakan notasi berdasarkan DDC, yaitu;
1. 000 : Karya Umum
2. 100 : Filsafat dan Fsikologi
3. 200 : Agama
4. 300 : Ilmu-ilmu Sosial
5. 400 : Bahasa
6. 500 : Ilmu-ilmu Murni
7. 600 : Ilmu Terapan
8. 700 : Kesenian
9. 800 : Kesusastraan
10. 900 : Ilmu Bumi dan Sejarah.21
Berdasarkan subjeknya maka sesuatu informasi dapat digolongkan atau
diklasifikasikan menurut kelompok devisi utama seperti diatas, sampai dengan
kelompok yang lebih kecil sesuai dengan keperluan, dan kebutuhan pengguna.
2. Penelusuran melalui bibliografi
Penelusuran melalui bibliogarfi, merupakan penelusuran informasi yang
mirip dengan penelusuran dengan menggunakan kartu katalog. Penelusuran
21 Zulkifli Amsyah. Manajemen Sistem Informasi. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), hal. 295
dengan bibliografi memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan
catalog, tidak hanya berupa koleksi yang ada diperpustakaan, akan tetapi koleksi
yang diluar perpustakaan. Istilah bibliografi berasal dari bahasa yunani yaitu
“biblion” dan “grafein”. Biblion memmiliki arti buku sedangkan grafen, ialah
menulis, jadi secara etimologis, bibliografi memiliki penulisan buku.22
Bibliografi memberikan bantuan kepada pemakai perpustakaan dalam
menentukan lokasi keberadaan sebuah bahan pustaka atau menganali sebuah buku
atau bahan pustaka lainnya. Keberadaan bibliografi memungkinkan pengguna
perpustakaan mengetahui apa saja yang telah ditulis mengenai subjek tertentu,
serta memungkinkan pengguna memproleh informasi yang mutakhir.23 Teknik
penelusuran informasi dengan menggunkan bibliografi ialah dengan
memanfaatkan daftar bahan pustaka baik yang berupa buku, jurnal maupun
sumber liannya untuk menelusur lebih jauh informasi dan sumber informasi
aslinya.24 Fungsi lain bibliografi sebagian dari jasa pelayanan perpustakaan
kepada pemakai. Selain itu penyusunan bibliografi untuk membantu pemakai
dalam penelusuran informasi, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanan
penelusuran informasi yang cepat dan tepat.25 Dengan menerbitkan suatu
bibliografi, pustakawan dapat menawarkan koleksinya kepada pemakai tanpa
harus mengeluarkan seluruh koleksi yang dimilikinya, serta dapat menjangkau
pengguna yang tinggal jauh dari perpustakaan.22 Sulistiyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta:Gramedia Pustaka
Utama,1991), hal 42i23 Ibid…………….. hal 42424 Arif surachman. Penelusuran iformasi:sebuah pengenalan. (online) diakses melalui
situs: http//arifs.staf. ugm. Ac.id, 15 Febuari 201125 Aipfirdaus. Bibliografi-Dan-Manfaatnya. (online) diakses melalui situs: http//Www.
Blogspot.Com/2010/11/ Html, 28 Mei 2011
3. Penelusuran melalui indeks
Penelusuran melalui indeks digunakan untuk mencari referensi tentang suatu
subjek, judul pengarang dan data bibliografi lainnya. Indeks merupakan sebuah
buku yang menunjukkan lokasi suatu artikel yang pernah ditulis oleh seseorang.26
indeks sering diartikan sebagai daftar istilah penting yang terdapat dalam sebuah
karya tulis/bahan pustaka yang disusun secara alphabetis.27 Indeks memberikan
kemudahan kepada pengguna dalam melakukan penelusuran informasi, karena
dapat membawa penelusur kepada sumber informasi secara langsung.
C. Sistem Penelusuran Informasi
Sistem penelusuran informasi merupakan suatu sarana yang disediakan
untuk proses temu kembali informasi. Sarana penelusuran informasi ini biasanya
dikenal dengan dua bentuk, yaitu; system manual dan system elektronik.
Pemelihan cara-cara tersebut tergantung pada kebutuhan yang ingin
dipenuhi oleh pengguna itu sendiri, sebagai contoh apakah diinginkan hasil yang
lebih singkat, jenis dan cakupan informasi yang diinginkan serta dana yang
disediakan untuk memproleh hasil yang memuaskan.
Tampa adanya sistem temu kembali , pengguna akan mengalami kesulitan
mengakses sumber daya informasi yang tersedia diperpustakaan, begitu juga
dengan perpustakaan akan mengalami kesulitan untuk mengkomunikasikan semua
koleksi yang dimilki.
26 Sulistiyo Basuki. Pengantar…………………………..” , hal 11327 Arif surachman, Penelusuran informasi: sebuah pengenalan, (online) di akses melalui
situs: http//arifs.staf. ugm. Ac.id, 09 Maret 2011
Biasanya sistem penelusuran informasi di perpustakaan dikenal dengan 2
(dua) sistem, yaitu sitem manual dan system elektronik.
1. Penelusuran Secara Manual
Penelusuran informasi dengan menggunakan cara manual biasanya disebut
dengan penelusuran konvensional, penelusuran yang dilakukan dengan
mengunkan kartu katalog . catalog kartu adalah menurut Hunter (1991)
menyatakan bahwa katalog adalah suatu daftar bahan pustaka yang tersedia
didalam suatu perpustakaan.28 Sedangkan katalog perpustakaan adalah daftar
bahan-bahan pustaka yang dimililki oleh sebuah perpustakaan.29 disusun menurut
suatu sistem tertentu, yang disusun berdasarkan alfabetis sehingga memudahkan
mencari dan mendapatkan kembali bahan-bahan pustaka yang dibuthkan oleh
pemakai perpustakaan. Dalam katalog tercantum informasi-informasi penting dari
suatu bahan pustaka yang biasanya dipakai oleh pengunjung perpustakaan sebagai
bahan informasi.30 Dengan demikian katalog merupakan sarana penelusuran
untuk menemu kembalikan suatu bahan pustaka yang ada dibuah perpustakaan.
Dengan demikian katalog merupakan suatu sarana untuk menemukembalikan
suatu bahan pustaka dari koleksi yang ada di perpustakaa.
Penelusuran informasi dengan menggunkan sistem manual memiliki
kelebihan dan kekurangan,
28 Dinawati Abidin , katalog manual, (online) di akses melalui situs: shttp//www.blogspot, 6 Juni 2011, dari
29 Arkian .Pengantar katalogisasi, bahan seminar pelatihan pengorganisasian bahan pustaka.
30 Yaya Suhendar. Pedoman Katalogisasi: cara mudah membuat katalog perpustakaan. (Jakarta: Kencana, 2007), hal 1
a. Kelebihan sistem manual.
Penelusuran informasi dengan menggunakan sistem manual yaitu
berupa kartu katalog, karena kartu katalog merupakan salah satu sarana
penelusuran informasi. Keuntungan kartu katalog ialh bersifat praktis, sehingga
setiap kali penambahan buku baru tidak akan menimbulkan masalah, karna entri
baru dapat langsung disisipkan pada jajaran kartu katalog yang ada.31 penggunaan
kartu katalog tidak dapat dipengaruhi oleh faktor luar, seperti terputusnya aliran
listrik, dan kemungkinan rusak sangat kecil, terkecuali jika perpustkaan itu
terbakar. Pada sisi lain kartu katalog akan memberikan gambaran secara umum
tentang isi dari koleksi tersebut, seperti judul, pengarang, dan subjek. Serta akan
mengetahui judul-judul yang kain yang ada pada laci yang sama huruf awalnya.
Kegunaan kartu katalog merupakan kunci untuk mengetahui isi koleksi
dari perpustakaan. Dimana, kartu katalog memberikan gambaran yang jelas
kepada pengguna perpustakaan tentang koleksi /buku-buku yang dimiliki oleh
perpustakaan sehingga memudahkan pengguna menemukan koleksi yang sesuai
dengan kebutuhan.
b. Kelemahan kartu katalog.
Selain keunggulan penelusuran infornmasi dengan menggunkian kartu
katalog, juga terdapat kelemahan-kelemahan penelusuran, seperti yang dikatakan
oleh dinawati (2010), yang menyatakan bahwa, kelemahan kartu katalog ialah
satu laci katalog hanya menyimpan satu jenis entri saja, sehingga pengguna lain
31 Jonner Hasugian, Katalog perpustakaan. (online) di akses melalui situs:. http//respository.usu.ac.id, 6 juni 2011
harus antri menggunakannbya, terutama bila melkukan penelusuran entri yang
sama.32 Sehingga akan menghabiskan waktu pengguna, terlebih lagi koleksi yang
berjumlah besar dimana pengguna harus memilah-milah satu persatu katalog yang
ada berdsarkan urutan indeksnya.
Kelemahan lain yang dimiliki oleh kartu katalog ialah dimana pengguna
harus antri menggunakannya, dimana setiap kartu katalog hanya memuat satu data
saja.33 Selain itu, pengguna akan merasakan kesulitan jika memnggunakan kartu
katalog dengan menggunanakan pendekatan melalui nama pengarang, yang mana
kebanyakan pengguna tidak mengetahui nama pengarang yang ada di dalam kartu
katalog sudah dibalik, apabila nama pengarang tersebut terdiri adari dua kata atau
lebih. Sebagai contoh, apabila pengguna ingin mencari suatu dokumen tetapai dia
hanya mengetahui nama pengarangnya, misalnya nama pengarangnya yaitu “Dewi
Astuti” maka secara otomatis pengguna tersebut akan menuju kekotak katalaog
huruf awalan “D”, padahal berdsarkan nama pengarang sampai pada saat masih
dibalik, sehingga kartu katalognya berada kotak katalog huruf “A”, karena pada
sekarang ini penulisan nama pengarang masih dibalik.
kelemahan-kelemahan penelusuran melalui kartu katalog, akan
berdampak pada lamanya pengguna dalam menemukan koleksi yang dinginkan,
terlebih lagi suatu perpustakaan memiliki jumlah koleksi yang besar.
2. Penelusuran secara elektronik
32 Dinawati Abidin. katalog manual………………………….., ,
33 Yaya Suhendar, pedoman……………….”, hal 6
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang menuntut
perpustakaan untuk menerapkan sistem yang berbasis teknologi informasi, baik
pada bidang pengadaan, pengolahan, serta penemuan kembali informasi.
penelusuran secara elektronik ini biasanya mendayagunakan bantuan teknologi
informasi berupa komputer sebagai sarana temu kembali informasi.
Teknologi informasi menurut Information Teknology Assocation of
Amerika (ITAA), mengatakan bahwa teknologi informasi adalah suatu studi
perancangan, pengembangan, inflementasi, dukungan atau manajemen sistem
informasi berbasis komputer.34 Selain itu juga perpustakaan juga memiliki
wewenang mengembangkan layanannya sesuai dengan kemajuan zaman, seperti
yang tertuang dalam undang-undang yang menyatakan bahwa, setiap
perpustakaan mengembangkan layanannya berdasarkan dengan kemajuan
teknologi informasi dan telekomunikasi.35
Penelusuran informasi dengan menggunakan sistem elektronik biasanya
disebut dengan sistem, Online Public Acces Catalog (OPAC). Opac diartikan
sebagai sarana temu kembali informasi, seperti yang diungkapka oleh Corbin
(1985), menyebutkan bahwa online public acces catalog, yaitu suatu katalog yang
berisikan cantuman bibliografi dari koleksi satu atau beberapa koleksi lainnya
yang ada di perpustakaan, yang disimpan pada magnetic disk atau media rekam
lainnya, dan dibuat tersedia secara online kepada pengguna. Selain sebagai alat
bantu penelusuran, OPAC dapat juga digunakan sebagai sarana untuk memeriksa
34 Sutarman. Pengantar Teknologi Informasi . (Jakarta: Bumi Aksara,2009), hal 13
35 UU RI Nomor 47 tahun 2007 tentang perpustakaan, (Jakarta: Asa Mandiri, 2007), hal 9
keberadaan koleksi. Penelusuran koleksi dengan menggunkan sistem elektronik
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pencarian dengan sistem Online Public
Acces Catalog (OPAC) dan sistem Kontrol Sirkulasi Bahan Pustaka (KSBP).36
Karna fungsi dari sirkulasi mencatat koleksi-koleksi yang sudah dipinjam maupun
koleksi yang sudah dikembalikan oleh pengguna perpustakaan.
Penelusuran informasi dengan menggunakan sistem elektronik memiliki
kelebihan dan kekurangan.
a. Kelebihan sistem Online Publik Acces Catalog (OPAC)
OPAC merupakan suatu katalog perpustakaan yang terpasang secara
online. Selain bersipat online, OPAC juga menjajanjikan kecepatan dalam
mengakses informasi, hal ini merupakan salah atu faktor yang sangat menuntut
untuk memenuhi kebutuhan pengguna.37 Melalui OPAC pengguna dapat
menelusuri informasi dengan cepat, tepat dan efesien, seperti yang diungkapkan
oleh Hermanto (2007:1) bahwa OPAC memiliki keuntungan, antara lain:
1. penelusuran informasi dapat dilkukan dengan cepat dan tepat.
2. penelusuran dapat dilakukan dimana saja, tidak harus datang
keperpustakaan dengan catatan sudah online ke internet.
3. menghemat waktu.
4. pengguna dapat mengetahui keberadaan koleksi dan status koleksi apah
sedang dipinjam atau tidak.
36 http:// www.missiontechlab.com diakses pada pada tanggal 03 Maret 2011.37 Syukrinur. Abdul Gani…………………………..…”, hal 49
5. pengguna mendapatkan peluang lebih banyak dalam menelusuri bahan
pustaka.38
Melalui OPAC, pengguna bisa menelusur dokumen yang dibutuhkan
dengan berbgai cara kesemua ras.39 Biasanya sistem OPAC juga menawarkan atau
menyediakan akses yang luas kepada seluruh cantuman bibliografi.
Penelusuran dengan menggunakan OPAC akan memberikan
kemudahan, kecepatan, ketepatan serta akan menghemat waktu pengguna. Secara
tidak langsung sistem OPAC mengantar pengguna ke koleksi yang dituju dengan
waktu yang relatif singkat.
b. kekurangan sistem Online Public Acces Catalog (OPAC)
Walaupun sistem ini memberikan banyak kemudahan serta kecepatan
dalam menelusuri informasi. Sistem OPAC juga memiliki kelemahan-kelemahan.
Kelemahan sistem ini, biasa berasal dari dalam, seperti terputusnya aliran listrik
yang akan mengganggu proses penelusuran informasi.40 Selain itu, Tidak siapnya
perpustakaan dan pengguna akan kehadiran teknologi informasi yang datang pada
perpustakaan. Hal ini akan menyulitkan peroses penelusuran informasi. Disisi lain
kurangnya dana yang memadai untuk menyediakan sarana penelusuran informasi
berupa komputer.
38 Jonner Hasugian, Katalog perpustakaan. ………………………………..39 Testiani. Online Public Acces Catalog. . (online) di akses melalui situs:
http://wordpress.com, 6 juni 201140 Testiani.Online Public Acces Catalog……………………….
Menurut Hermanto (2007) kekurangan sistem Online Pubkic Acces
Catalog (OPAC), adalah:
1. Belum semua bahan pustaka masuk ke data komputer, sehinggga
pengguna banyak sekali mengalami kesulitan dalam melakukan
penelusuran.
2. Ketergantungan pada aliran listrik, bila listrik mati maka kegiatan
penelusuran akan terganggu.
3. Kurangnya ketersediaan komputer terminal OPAC untuk menelusuri
informasi yang dimilki perpustakaan.41
Kelemahan-kelemahan sistem OPAC ini berasal dari dalam perpustakaan
itu sendiri, kuhususnya ketidaksiapan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk
menerima kehadiran teknologi informasi pada bidang penelusuran. Disisi lain,
tidak stabilnya arus listrik yang dapat mengganggu proses penelusuran informasi.
D . Tahap-Tahap Penelusuran Informasi
Tahap-tahap penelusuran informasi merupakan hal sangat penting. Dengan
mengetahui tahap-tahap penelusuran pengguna akan lebih cepat mengetahui
keberadaan suatu informasi atau koleksi yang diinginkan. Berikut ini bebearapa
tahap-tahap penelusuran informasi yang harus diketahui oleh pengguna
perpustakaan.
41 Jonner Hasugian, Katalog perpustakaan…………………..
Proses pencarian informasi menurut Ellis, dkk (1993), melalui beberapa
tahap yaitu;42
1. Tahap Starting atau permulaan, yaitu tahapan dimulainya kegiatan
pencarian informasi. Tahap starting, merupakan tahap awal proses dari
pencarian informasi.
2. Chaining atau penghubungan, yaitu tahap dimana seseorang mulai
menampakkan kegiatannya dengan mengikuti rantai yang
menghubungkan antara bentuk bahan acuan dengan alat penelusuran.
Tahap ini, pengguna mulai menghubungkan informasi dari masalah
yang umum, sampai masalah yang kecil. Penghubungan dapat
diakukan dengan menggunakan kata bantu. Dengan menggunakan
kata penghubung, yang dapat mengarahkan kepada informasi yang
dinginkan,
3. Browsing, atau merawak, yaitu tahap yang ditandai dengan kegiatan
pencarian mulai diarahkan pada bidang yang menjadi minatnya.
Kegiatan ini merupakan kegiatan penelusuran informasi, dimana
pengguna telah diarahkan kepada informasi yang sesuai dengan
keinginannya atau kebutuhannya
4. Differentiating, atau pembedaan, merupakan tahap dimana pencari
informasi mulai menggunakan sumber-sumber yang beraneka ragam
untuk menguji kualitas dari informasi yang dibutuhkannya. tahap
42 Funny mustiksari Elita, Kebutuhan Dan Perilaku Pencarian Informasi. (online) di akses melalui
situs: http:// .wordpress.com, 26 juni 2011
differeniating dilakukan dengan memilih informasi yang relevan atau
sesuai dengan yang dibutuhkan.43 Tahap penelusuran ini, merupakan
tahap pemilihan informasi dari berbagai sumber apakah informasi
tersebut masih relevan dengan kebutuhan.
5. Verifying atau pengujian ketepatan, yaitu tahap dimana pencari
informasi mengecek apakah informasi yang didapat tepat atau sesuai
dengan minatnya. Tahap ini merupakan tahap pengujian yang
didapatkan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna yang
sesuai dengan bidangnya. verifying dilakukan dengan cara melakukan
verifikasi informasi dengan merujuk sumber-sumber terkait misal
buku dan jurnal.
6. Ending atau pengakhiran, yaitu tahap dimana pencari infromasi
mengakhiri proses kegiatan pencariannya pada saat berakhirnya topik
yang ditulisnya pada alat penelusuran informasi.44 tahap ending
pengguna tidak langsung menghentikan pencarian akan tetapi
dilanjutkan dengan langkah-langkah memilah informasi-informasi
yang ada pada jajaran koleksi.
Dengan mengetahui tahap-yahap penelusuran ini, akan menmudahkan
dalam penemuan kembali informasi. Tahap penelusuran ini, dapat
mengarahkan pengguna kepada informasi yang diinginkannya, serta dapat
membedakan informasi yang masih relevan dengan informasai yang sudah
43 Orisa Mahardini, Tahap-tahap Penelusuran informasi, (online) di akses melalui situs: http://lib.fikom.unpad.ac.id. 26 juni 2011
44 Ibid………………………….
tidak relevan lagi. Setelah mendapatkan informasi, maka akan bisa mengecek
informasi tersebut apakah sesuai dengan bidangnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriftif. Metode
deskriftif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan menelaah
masalah yang ada pada sekarang.45 Dengan menggunakan rancangan metode ini,
45 Winarno surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: tersito, 1990), hal. 60
diharapkan mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan penulisan
ini.
B. Lokasi dan waktu
Penelitian ini peneulis laksanakan di Badan Arsip dan Perpustakaan
Aceh. Waktu penelitian akan penulis laksanakan selama 15 hari.
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan proporsi atau anggapan sementara penulis yang akan
diuji kebenarannya, atau merupakan jawaban sementara peneliti. 46 jawaban
sementar ini masih perlu di uji kebenarannya melalui fakta-fakta.47 Dengan
adanya anggapan dasar ini, sehingga memerlukan penelitian lanjutan untuk
kenyataan yang sesuai dilapangan. Adapun yang menjadi anggapan dasar penulis
ialah masih kurang efektifnya penelusuran informasi dengan sistem manual dan
sistem elektronik yang diterapkan oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh.
D. Populasi dan Sampel
Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia.
Sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data disebut dengan
sampel atau cuplikan. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah sampel harus
46 Bambang Prasetyo, Metode Penelitian kuantitatif, (Jakarta: Grapindo Persada, 2005), hal. 76
47 Agus Irianto, Statistik: konsep dasar dan aplikasinya, (Jakarta: kencana, 2007), hal. 97
dari bagian populasi.48 Bila populasi kurang dari 100 orang maka sampelnya di
ambil semua, sedangkan bila subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau
lebih.49 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini ialah seluruh
pengguna perpustakaan sebanyak 4350 orang yang telah mendaftar sebagai
angota perpustakaan.50 Berdasarkan jumlah populasi diatas, maka penulis
mengambil sampel sebanyak 100 orang.
Pengambilan sampel ini berdasarkan rumus sederhana yang dikembang
oleh slovin.
n= N
1+N e2
Keterangan:
N : Besar Populasi
n : Besar Sampel
e : Tingkat kepercayaan yang diinginkan.51
n= 43504350 (0,01 )+1
n= 43501+4350(0,01)
48 Lexxy Moleong, Metode Penelitian kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 168
49 Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka cipta, 1993), hal, 62
50 Data di ambil dari laporan rekapitulasi anggota pada Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh, pada tanggal 28 Febuari 2011
51 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnisi,edisi 2 (Jakarta: Rajawali Pers, 1998), hal. 78
n=+435043,51
=99,97=100
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik
penggunpulan data, yaitu:
1. Penelitian kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan, merupakan pengumpulan data dengan cara
melakukan kajian literature dari sumber-sumber yang ada di perpustakaan
seperti, artikel, buku-buku, dan hasil dari penelitian seseorang. Teknik ini
penulis gunakan sebagai landasan teoritis yang ada kaitannya denga penelitian
ini, sehingga dapat mendukung fakta yang sesuai dengan di lapangan.
2. Penelitian Lapangan (field research)
Penelitian lapangan (field research) merupakan penelitian langsung
kelapangan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan topic
peneitian ini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrument
pengumpulan data, yaitu:
a. Observasi
Observasi adalah tinjauan langsung ke lapangan (lokasi penelitian), yang
mengadakan pengamatan langsung pada objek-objek atau kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan topik penelitian ini.
b. Wawancara
Wawancara merupakan Tanya jawab dengan seseorang yang diperl;ukan
keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal.52 Bentuk wawancara yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung, responden yang
dipilih ialah sebanyak 2 (dua) orang, yaitu; kepala bidang pelayanan dan
teknologi. 1 (satu) orang pustakawan yang bekerja dibagian meja sirkulasi.
Pemilihan responden yang akan di wawancarai, dianggap dapat memberikan data-
data yang dapat menyelesaikan penelitian ini.
c. Angket/Kuesioner
Angket/kuesioner merupakan wawancara secara tertulis yang digunakan
untuk memproleh informasii dari responden dari arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketehui.53 Dalam penyebaran kuesioner penulis memberikan
beberapa pertanyaan dengan format yang sudah ditentukan sebelumnya. Bentuk
kuesioner yang digunakan ialah kuesioner tertutup dan terbuka.
Kuesioner tertutup ialah memberikan peertanyaan-pertanyaan yang sudah
disiapkan oleh peneliti jawabannya, dengan cara memilih salah satu dari beberapa
jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Sedangkan kuesioner terbuka ialah
dengan memberikan pertanyaan kepada responden, kemudian responden
menjawab sesuai dengan anggapan atau persepsi responden.
52 Tim Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakata: Balai Pustaka, 1996), hal. 1127
53 Suharsimi Arikunto……………… hal. 127
Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penyebaran
angket/kuesioner kepada responden, yaitu:
- Kuesioner dibagikan kepada responden pada saat responden sedang berada
dilokasi penelitian.
- Menjelaskan terlebih dahulu kepada responden tentang tujuan penelitian
yang akan dilakukan.
- Meminta persetujuan responden secara lisan, serta meminta kesedian untuk
mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti.
- Mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan tahap yang paling penting dalam suatu
penelitian, karena pada tahap ini data akan dideskripsikan. Hasil observasi dan
wawancara akan dideskripsikan oleh penulis, sedangkan jawaban yang diproleh
dari responden melalui kuesioner tersebut digunakan sebagai data penelitian
yang akan diolah. Setelah data dikumpulkan, maka disajikan dalam bentuk daftar
distribusi frekuwensi. Selanjutnya, data akan dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis deskriptif persentasi dengan rumus:
p= FN
× 100
Keterangan:
P : Angka persentase
F : Frekuensi jawaban sampel
N : Banyaknya sampel
100% : Bilangan konstan54
54 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tersito, 1984), hal. 50