Penggunaan Radioaktif Iodium Dalam Pengobatan Kanker Tiroid

8
PENGGUNAAN RADIOAKTIF IODIUM DALAM PENGOBATAN KANKER TIROID 07.58 | A. Pendahuluan Kelenjar tiroid/gondok terletak di bagian bawah leheR. Kelenjar ini memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dan menyalurkan hormon tersebut ke dalam aliran darah. Terdapat 4 atom yodium di setiap molekul T4 dan 3 atom yodium pada setiap molekul T3. Hormon tersebut dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid TSH (thyroid stimulating hormone) Iodium nonorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid. Struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya. Dampak struma terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ di sekitarnya Struma terjadi akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Hal tersebut memungkinkan hipofisis mensekresikan TSH dalam jumlah yang berlebihan. TSH kemudian menyebabkan sel-sel tiroid mensekresikan tiroglobulin dalam jumlah yang besar (kolid) ke dalam folikel, dan kelenjar tumbuh makin lama makin bertambah besar. Akibat kekurangan yodium maka tidak terjadi peningkatan pembentukan T4 dan T3, ukuran folikel menjadi lebih besar dan kelenjar tiroid dapat bertambah berat sekitar 300-500 gram. B. Radioterapi Radioterapi adalah penggunaan radiasi ion di bidang kedokteran sebagai satu bagian pengobatan kanker dengan mengontrol pertumbuhan sel ganas. Lapangan radiasi juga mencakup jaringan limfonodus dan pembuluh darah yang menjadi risiko utama untuk metastase tumor. Radioterapi adalah penggunaan radiasi untuk menghancurkan sel kanker atau merusak sel tersebut sehingga tidak dapat bermultiplikasi lagi. Walaupun radiasi ini akan mengenai seluruh sel, tetapi umumnya sel normal lebih tahan terhadap radiasi dibandingkan dengan sel kanker.

Transcript of Penggunaan Radioaktif Iodium Dalam Pengobatan Kanker Tiroid

Page 1: Penggunaan Radioaktif Iodium Dalam Pengobatan Kanker Tiroid

PENGGUNAAN RADIOAKTIF IODIUM DALAM PENGOBATAN KANKER TIROID

07.58 |A.     Pendahuluan

Kelenjar tiroid/gondok terletak di bagian bawah leheR. Kelenjar ini memproduksi

hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dan menyalurkan hormon tersebut ke dalam

aliran darah. Terdapat 4 atom yodium di setiap molekul T4 dan 3 atom yodium pada setiap

molekul T3. Hormon tersebut dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid TSH

(thyroid stimulating hormone) Iodium nonorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan

bahan baku hormon tiroid.

 Struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar

tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan

kelenjar  dan morfologinya. Dampak struma terhadap tubuh terletak pada pembesaran

kelenjar tiroid yang dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ di sekitarnya

Struma terjadi akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat pembentukan

hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Hal tersebut memungkinkan hipofisis mensekresikan TSH

dalam jumlah yang berlebihan. TSH kemudian menyebabkan sel-sel tiroid mensekresikan

tiroglobulin dalam jumlah yang besar (kolid) ke dalam folikel, dan kelenjar tumbuh makin

lama makin bertambah besar. Akibat kekurangan yodium maka tidak terjadi peningkatan

pembentukan T4 dan T3, ukuran folikel menjadi lebih besar dan kelenjar  tiroid dapat

bertambah berat sekitar 300-500 gram.

B.     Radioterapi

Radioterapi adalah penggunaan radiasi ion di bidang kedokteran sebagai satu bagian

pengobatan kanker dengan mengontrol pertumbuhan sel ganas. Lapangan radiasi juga

mencakup jaringan limfonodus dan pembuluh darah yang menjadi risiko utama untuk

metastase tumor. Radioterapi adalah penggunaan radiasi untuk menghancurkan sel kanker

atau merusak sel tersebut sehingga tidak dapat bermultiplikasi lagi. Walaupun radiasi ini akan

mengenai seluruh sel, tetapi umumnya sel normal lebih tahan terhadap radiasi dibandingkan

dengan sel kanker.

C.     Kegunaan Radioterapi

1.      Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik dengan atau

tanpa dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti pembedahan dan kemoterapi.

2.       Mengontrol : Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi berguna

untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih kecil

dan berhenti menyebar.

3.       Mengurangi gejala : Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi dapat mengurangi gejala

yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri dan juga membuat hidup penderita

lebih nyaman.

Page 2: Penggunaan Radioaktif Iodium Dalam Pengobatan Kanker Tiroid

4.       Membantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan kemoterapi yang sering disebut

sebagai “adjuvant therapy” atau terapi tambahan dengan tujuan agar terapi bedah dan

kemoterapi yang diberikan lebih efektif.

D.    Jenis radioterapi

1.      Radioterapi eksternal (radioterapi konvensional).

Pada terapi eksternal, mesin akan mengeluarkan sinar radiasi pada tempat kanker dan

jaringan sekitarnya. Mesin yang digunakan dapat berbeda, tergantung dari lokasi kanker.

Banyaknya dosis radiasi yang digunakan dihitung dengan ukuran grays (Gy). Dosis yang

diberikan tergantung jenis dan luas tumor. Beberapa kasus yang bersifat kuratif, dosis yang

diberikan sebesar 50 sampai 70 Gy, sedangkan limfoma diobati dengan dosis 20 to 40 Gy.

Untuk terapi adjuvan sekitar 50 – 60Gy.

2. Radioterapi internal (Radioisotope Therapy (RIT))

Radioterapi diberikan melalui cairan infus yang kemudian masuk ke dalam pembuluh darah

atau dapat juga dengan cara menelannya. Contoh obat radioterapi melalui infus adalah

metaiodobenzylguanidine (MIBG) untuk mengobati neuroblastoma, sedangkan melalui oral

contohnya iodine-131 untuk mengobati kanker tiroid.

E.     Penggunaan Radioaktif Iodin Pada Kanker Tiroid

Radioaktif iodin adalah salah satu isotop radioaktif. Jenis isotop radioaktif iodin yang

digunakan dalam bidang kedokteran adalah I-123 dan I-131. Radioaktif iodin ini

berkonsentrasi dalam kelenjar tiroid sama seperti iodium pada umumnya sehingga dapat

digunakan untuk diagnosis maupun pengobatan.

Untuk diagnosa digunakan I-123 sedangkan untuk pengobatan yang bertujuan untuk

menghancurkan kelenjar tiroid adalah I-131. Radioaktif iodin yang tidak berada di dalam

tiroid akan segera dieliminasi dari tubuh melalui kelenjar keringat dan urine.

1.      Sebagai Alat Diagnosa

I-123 adalah isotop yang digunakan untuk dapat melihat gambaran kelenjar tiroid. Cukup

dengan menelan I-123 dalam dosis kecil, maka dalam jangka waktu 3-6 jam sudah dapat

diambil gambarannya. Kamera yang digunakan serupa dengan X-ray atau CT scan. Isotop ini

tidak mempunyai efek samping dan tidak berbahaya bagi pemakainya.

2.      Sebagai Alat Terapi Hipertiroid Dan Post Operatif

I-131 digunakan sebagai terapi pengobatan untuk kondisi tiroid yang over aktif atau kita

sebut hipertiroid. I-131 ini sendiri adalah suatu isotop yang terbuat dari iodin yang selalu

memancarkan sinar radiasi. Jika I-131 ini dimasukkan kedalam tubuh dalam dosis yang kecil,

maka I-131 ini akan masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis. I-131 dan

akan melewati kelenjar tiroid yang kemudian akan menghancurkan sel-sel glandula tersebut.

Hal ini akan memperlambat aktifitas dari kelenjar tiroid dan dalam beberapa kasus dapat

merubah kondisi tiroid yang semula overactive menjadi underactive.

Page 3: Penggunaan Radioaktif Iodium Dalam Pengobatan Kanker Tiroid

I-131 digunakan untuk terapi graves’ disease, goiter, tiroid nodul, dan karsinoma tiroid.

Seorang ahli bedah tiroid dapat mengeluarkan seluruh bagian dari tiroid dengan komplikasi

bedah yang paling minimal, sedangkan I-131 digunakan untuk menghancurkan kelenjar yang

masih tersisa. Dalam keadaan ini, tidak diperkenankan menggunakan hormon pengganti

selama beberapa minggu setelah terapi dengan tujuan menurunkan level hormon tiroid hingga

dibawah normal. Dengan demikian, I-131 dapat bekerja secara maksimal untuk

menghancurkan tiroid yang tersisa. Pengobatan dengan cara ini dapat secara signifikan

menurunkan kemungkinan timbulnya kembali kanker tiroid dan meningkatkan kemampuan

dokter untuk mendeteksi dan mengobati kanker yang mungkin berulang.

3.      Sebagai Terapi Definitif Untuk Karsinoma Tiroid Persisten

Semua penderita kanker harus mendapatkan follow-up yang reguler oleh ahli

endokrinologi. Jika dari hasil follow up diketahui bahwa masih ada kanker tiroid yang tersisa

dan bersifat persisten atau rekuren, maka ahli endokrinologi diperbolehkan untuk

memberikan dosis tambahan I-131. Pasien dengan kanker tiroid residual atau telah menyebar

ke regio belakang leher, dapat melakukan scanning menggunakan radioaktif.

F.      Bentuk sediaan yang digunakan

Radioaktif  yodium diberikan oral dalam bentuk pil, kapsul atau cairan, tapi yang

paling banyak digunakan adalah bentuk cairan. Gunanya untuk mengatasi kelenjar yang

hiperaktif. seperti larutan iodium-131 (Na131l) untuk terapi kelainan tiroid.

G.    Contoh sediaan yang digunakan:

1.      contoh sediaan radiofarmaka antara lain : Brom Sufatein I-131 (BSP), Hipuran I-131, Rose

Bengal I-131,

2.      contoh radiofarmaka untuk terapi : I-131.

      Radiofarmaka yang banyak dipakai untuk keperluan in-vitro test adalah I-125.

H.    Dosis Yang Digunakan

Dosis yan digunakan adalah sebagai berikut:

1.      Dosis kecil, yaitu sebesar 5-30 millicuries (mCi) pada penderita hipertiroid

2.      Dosis sedang , yaitu 25-75 mCi digunakan untuk mengecilkan ukuran tiroid yang membesar

tetapi mempunyai fungsi yang normal.

3.      Dosis besar,  yaitu 30-200mCi digunakan untuk menghancurkan sel kanker tiroid.

Bila ahli radiologi akan memberikan dosis yang lebih tinggi, maka penderita akan diminta

untuk tinggal di dalam ruang yang terisolasi selama 24 jam untuk menghindari paparan

dengan orang lain.

I.       Prosedur Pelaksanaan

I-131 ditelan dalam bentuk dosis tunggal dengan bentuk cairan dan dengan cepat

masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis, masuk ke dalam kelenjar  tiroid

dan mulai menghancurkan kelenjar tiroidnya. Efeknya baru akan terlihat dalam jangka waktu

satu sampai tiga bulan dengan efek maksimal tiga sampai enam bulan setelah pengobatan.

Page 4: Penggunaan Radioaktif Iodium Dalam Pengobatan Kanker Tiroid

Iodium radioaktif diberikan melalui mulut, dalam bentuk cairan 1-2 ml, tidak berasa

dan berbau, dan dengan cepat diserap melalui saluran cerna. Iodium radioaktif ini akan

masuk ke kelenjar tiroid melalui aliran darah dan merusak kelenjar tiroid. Akan diserap oleh

kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, 1-131 dapat

digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan untuk mendeteksi

tumor otak. Walaupun radioaktivitas ini menetap selama beberapa waktu dalam kelenjar

tiroid, iodium radioaktif ini akan dikeluarkan melalui bagian tubuh dalam beberapa hari.

J.      Efek Samping

Efek samping dari terapi ini pada umumnya adalah :  timbulnya rasa nyeri setelah pengobatan dan pembengkakan kelenjar ludah. Untuk hal ini,

maka penderita boleh diberikan obat simptomatik seperti aspirin, ibuprofen atau

asetaminofen  keadaan hipotiroid.

  Perburukan oftalmopati aktif yang dapat dicegah dengan pemberian kortikosteroid oral

sebelum pemberian iodium radioaktif.  Tiroiditis radiasi yang jarang terjadi, terjadi beberapa hari setelah minum iodium radioaktif dan

dapat diatasi dengan pemberian salisilat.  Gastritis radiasi yang juga jarang terjadi.

   Eksaserbasi tirotoksikosis yang diantisipasi dengan pemberian obat anti tiroid sebelum

pemberian iodium radioaktif terutama pada pasien lanjut usia dan dengan penyakit jantung.

K.    Pengawasan

Seseorang yang sedang dalam terapi I-131 ini sebenarnya diperbolehkan pulang ke

rumah, dengan catatan tidak boleh melakukan kontak yang terlalu dekat dan lama dengan

orang lain untuk beberapa hari terutama wanita hamil dan anak-anak. I-131 akan keluar dari

tubuh selama dua hari pertama pengobatan, terutama melalui urin. Selain itu juga ada yang

diekskresikan dalam kelenjar liur, kelenjar keringat, kelenjar air mata, sekresi cairan vagina

dan feses. Akan lebih baik lagi, bila seseorang yang sedang menjalani terapi ini beristirahat

selama beberapa hari, terutama yang pekerjaan sehari-harinya kontak dngan anak-anak dan

wanita hamil.

Nuclear Regulatory Commission merekomendasikan sebagai berikut:

        Gunakan fasilitas toilet pribadi, jika ada, dan cucilah dua kali lebih banyak setelah

menggunakannya.

        Mandi setiap hari dan cucilah tangan sesering mungkin

        Minum cairan dalam jumlah yang normal.

        Gunakanlah alat makan yang disposabel atau pisahkan dengan alat makan yang lain saat

mencucinya.

        Cuci pakaian dan semua yang kontak dengan tubuh tiap hari dan harus dipisah dari pakaian

anggota keluarga yang lain. Tidak diperlukan teknik pencucian yang khusus.

Page 5: Penggunaan Radioaktif Iodium Dalam Pengobatan Kanker Tiroid

        Jangan menyiapkan makanan kepada orang lain jika mengharuskan penderita kontak tangan

lama dengan makanan tersebut.

Perlu diketahui, bahwa I-131 yang diberikan selama periode kehamilan akan berakibat

rusaknya kelenjar tiroid pada bayi. Yodium radioaktif tidak diberikan kepada wanita hamil

karena bisa melewati sawar plasenta dan bisa merusak kelenjar tiroid janin atau melalui air

susu penderita. Karena itulah kebanyakan para ahli menunda terapi pada wanita yang sedang

dalam masa menyusui. Selain itu, kehamilan sebisa mungkin ditunda paling tidak enam

sampai 12 bulan setelah terapi karena adanya paparan radiasi pada ovarium.

Terapi ini memerlukan suatu keahlian khusus, karena itulah mereka yang terlibat

langsung dalam bagian pengobatan ini adalah para ahli radiologi yang telah mendapat

pelatihan khusus di bidang kedokteran nuklir, termasuk juga para ahli endokrinologi,

onkologi, ahli bedah dan petugas lapangan.

L.     Proteksi

Selain menggunakan alat pelindung diri dan mencegah untuk banyak melakukan

kontak dengan penderita yang sedang menjalani terapi, para ahli dapat menggunakan kalium

iodida. Kalium Iodida (KI) mempunyai bentuk yang sama dengan iodium yang terdapat

dalam garam. KI membanjiri tiroid dengan iodium yang mencegah absorbsi dari radioaktif

iodin dari sumber manapun, termasuk air, makanan, minuman dan udara. KI termasuk obat

yang bebas dijual dipasaran dalam bentuk tablet pil dan cairan.

Para ahli terapi dapat menggunakan KI ini untuk mengurangi paparan terhadap

radioiodin. KI sebaiknya dikonsumsi 6-12 jam sebelum terjadi paparan terhadap radioaktif 

iodin. KI tetap efektif walau digunakan beberapa jam segera setelah terjadi paparan.

Dikonsumsi dengan dosis satu kali sehari, sehari ketika sedang terpapar dan satu hari lagi

sesudahnya. Tetapi penggunaan KI juga dapat mengakibatkan efek samping seperti terjadinya

alergi.

M.   Petunjuk bagi pasien yang mendapat pengobatan iodium radioaktif.

Sebelum pengobatan.

1.      Wanita hamil atau menyusui tidak boleh mendapat pengobatan iodium radioaktif.

2.      Hindari makanan laut (ikan laut, udang, kerang, kepiting dan lain-lain) selama lima hari

sebelum dan sesudah pengobatan

3.      Hentikan obat anti tiroid, obat batuk dan vitamin serta obat tradisional (seperti jamu dan lain-

lain) atau obat lain yang mengandung iodiumselama lima hari sebelum dan sesudah

pengobatan

4.      Obat hormon tiroid seperti triiodothyronine harus dihentikan 2 minggu sedangkan thyroxine

4-6 minggu sebelum pemberian iodium radioaktif.

5.      Puasa paling kurang 4 (empat) jam sebelum pengobatan; boleh minum air putih atau teh.

Sesudah pengobatan

1.      Boleh makan 1 (satu) jam sesudah pengobatan iodium radioaktif.

Page 6: Penggunaan Radioaktif Iodium Dalam Pengobatan Kanker Tiroid

2.      Hindari kontak dengan anak-anak di bawah umur 12 tahun dan ibu hamil selama 3 (tiga)

hari.

3.      Bagi pasien wanita atau istri dari pasien pria tidak boleh hamil paling kurang 6 (enam) bulan

sesudah pengobatan iodium radioaktif. Gunakan kontrasepsi selama masa tersebut.

4.      Gunakan alat makan tersendiri (sendok, garpu, piring, gelas) selama 3 (tiga) hari sesudah

pengobatan.

5.      Setelah menggunakan jamban dan kamar mandi, guyur dengan air yang banyak.

6.      Pasien yang mendapat pengobatan iodium radioaktif dengan dosis tinggi perlu dirawat di

kamar isolasi selama 11 hari.

N.    Penandaan

-         Semua produk harus diidentifikasi secara jelas dengan penanda yang harus menempel secara

permanen pada wadah dalam semua kondisi penyimpanan.

-         Penanda radiofarmasi harus memenuhi peraturan nasional dan kesepakatan internasional

yang relevan

-         Informasi mengenai bets harus tersedia untuk badan pengawas nasionan dan/atau regional

Identifikasi dan persyaratan mutu mengenai bahan penanda radioaktif yang dapat

digunakan untuk menyiapkan radiofarmasi,seperti:

            -petunjuk penyiapan radiofarmasi

            -indikasi dan kontraindikasi

            -peringatan dan pengamanan

            -aspek farmakologi dan farmakokinetik seperti rute eliminasi dan waktu paruh

            -dosis radiasi