Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur
Penggunaan Alat dan Strilisasi
Transcript of Penggunaan Alat dan Strilisasi
LAPORAN TETAP PRATIKUMDASAR-DASAR MIKROBIOLOGI AKUATIK
Pengenalan Alat dan Sterilisasi
Oleh :
Dina Mauliya
05121005024
Kelompok 5
Program Studi Budidaya Perairan
Dan Teknologi Hasil Ikan
Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya
Indralaya
2013
I.PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Pada umumnya mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari suatu organisme
hidup yang berukuran sangat kecil dan mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita
mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik (mikrobe atau protista).
Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan organisme lain, antara lain ada yang
bersifat menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan. Banyak diantaranya menjadi
penghuni manusia. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari
(Dwidjoseputro, 2003).
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan
mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1
mm.
Dalam kegiatan di laboratorium mikrobiologi, para praktikan yang melakukan
praktikum harus menaati semua peraturan yang telah diberikan, contohnya di dalam
laboratorium kita dilarang makan, minum, merokok dan mengobrol. Selain itu juga jas lab
harus dipakai sebelum memasuki laboratorium, sedangkan masker dan sarung tangan harus
dipakai sesuai dengan kebutuhan. Hal ini perlu diperhatikan agar terhindar dari kontaminasi
antara pribadi dengan lingkungan sekitar yang ada di labioratorium (Sandjaja, 2002).
Berbagai peralatan yang ada di laboratorium banyak yang bersifat mudah pecah
sehingga kita perlu sangat hati – hati dalam menggunakannya. Biasanya para praktikan sering
kali kurang hati – hati dalam menggunakan peralatan sehingga banyak peralatan – peralatan
yang digunakan pecah saat melakukan praktikum.
Kegiatan di laboratorium mikrobiologi dilakukan dengan memperlihatkan aspek
sterilisasi dengan perlatan tertentu antara lain jarum ose, mikroskop, sterilisator (oven dan
autoclave). Keamanan kerja perlu diperhatikan sehingga dapat dihindari kontaminasi pribadi,
pekerja dan lingkungan kerja. Pemeriksaan mikrobiologis merupakan penunjang diagnostic
klinik untuk menguatkan diagnosis definitive suatu penyakit infeksi mirobial.
Mikroorganisme seperti bakteri, kapang, khamir dapat dijumpai pada lingkungan di sekitar
kita. Misalnya di udara, tanah, air, tubuh serta benda-benda yang ada di sekitar kita.
Bentuknya yang mikroskopis tidak memungkinkan kita untuk melihatnya dengan mata
langsung tanpa bantuan mikroskop
(Herdiana,2004).
Sterilisasi adalah perlakuan yang membebaskan benda yang diteliti dari semua
organisme hidup. Hal ini dapat dicapai dengan memberi bahan mematikan secara fisis atau
kimiawi atau dengan penyaringan untuk larutan khusus. Bahan ataupun peralatan yang
digunakan dalam laboratoium mikrobiologi, harus dalam keadaan steril. Artinya pada bahan
atau peralatan tersebut tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik
yang akan mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikeringkan (Suriawiria, 2005).
Teknis aseptis merupakan suatu cara atau teknik yang digunakan untuk mensterilkan
alat dan bahan dari zat-zat kontaminan. Steril merupakan suatu keadaan yang bebas dari
segala macam bentuk kehidupan mikrobia. Di dalam laboratorium sering terjadi kesalahan,
mulai dari saat bahan pemeriksaan diterima sampai dengan hasil pemeriksaan. Pemerikasaan
kesalahan itu berasal dari peralatan, maupun reagensia dan medai yang dipakai, tetapi
kesalahan yang sering terjadi berasal dari manusia pada pelaksana pekerja laboratorium itu
sendiri. Masalah yang sering dijumpai pada laboratorium mikrobakteria adalah kualitas
bahan, kegagalan pembuatan media dan reagensia (Sandjaja, 2002).
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami alat-alat di laboratorium
beserta fungsinya dan bagaimana cara-cara sterilisasi
II.TINJAUAN PUSTAKA
A.Pembahasan Pengenalan Alat
Salah satu tempat yang sangat penting yang selalu diperlukan oleh para mahasiswa
adalah laboratorium. Di laboratorium kita dapat meneliti berbagai hal dengan menggunakan
peralatan – peralatan yang tersedia, sehingga laboratorium dianggap sebagai suatu tempat
dimana para mahasiswa dan dosen serta para peneliti melakukan percobaan (Suratni, 2008).
Berbagai percobaan yang dilakukan biasanya menggunakan alat–alat dalam bentuk
gelas yang bersifat mudah pecah. Sering sekali para praktikan kurang hati-hati dalam
menggunakan peralatan-peralatan yang bersifat mudah pecah tersebut di laboratorium. Hal
itulah yang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, akan tetapi bila dilakukan
dengan cara yang benar dan hati-hati maka kecelakaan–kecelakaan seperti itu dapat
diminimalisir. kecelakaan itu juga dapat terjadi karena kelalaian para prktikan, ini dapat
membuat orang tersebut cidera, dan bahkan juga bagi orang–orang yang berada di sekitarnya
(Suratni,2003).
Keselamatan kerja di laboratorium adalah sesuatu yang sangat diharapkan khususnya
oleh para peneliti yang sering kali melakukan percobaan di laboratorium. Hal ini biasanya
terpikirkan oleh para peneliti yang selalu peduli akan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan
kerja (Suratni,2003).
Biasanya, alat–alat yang selalu dijumpai bila kita masuk ke dalam suatu laboratorium
adalah peralatan–peralatan berbentuk gelas. Yang termasuk ke dalam bahan – bahan gelas ini
antara lain adalah gelas beker, gelas ukur, Erlenmeyer, pipet tetes, tabung reaksi dan lain
sebagainya. Penggunaan alat – alat ini harus sangat hati–hati. Karena alat –alat ini sangat
mudah pecah.
Selain banyak peralatan yang berbentuk gelas, di dalam laboratorium juga banyak
sekali terdapat barang–barang yang mahal. Yang termasuk alat–alat ini seperti mikroskop,
autoklaf, freezer, incubator dan lain sebagainya.
B. Pembahasan Sterilisasi
a. Pengertian Sterilisasi
Bahan atau peralatan tersebut tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan
kehadirannya, baik yang akan mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikeringkan.
sterilisasi adalah perlakuan yang membebaskan benda yang diteliti dari semua organisme
hidup. Hal ini dapat dicapai dengan memberi bahan mematikan secara fisis atau kimiawi atau
dengan penyaringan untuk larutan khusus. Bahan ataupun peralatan yang digunakan dalam
laboratoium mikrobiologi, harus dalam keadaan steril (Suriawiria, 2004).
b. Sterilisasi Dengan Pemanasan
Menutut Lay (2007) sterilisasi dengan cara pemanasan ini termasuk pada sterilisasi
secara fisik. Sterilisasi dengan pemanasan dapat dibedakan menjadi 5 yaitu sebagai berikut :
Uap panas dan tekanan
Dipakai untuk mensterilkan bahan atau alat yang tahan suhu atau panas tinggi disertai
tekanan. Dengan mengunakan alat yang dinamakan autoklaf, yang mana autoklaf ini
bekerja pada suhu 121oC dengan menggunakan tekanan 15 lb/in.
Tyndalisasi
Dipakai untuk mensterilkan bahan atau alat yang tidak tahan suhu tinggi. Dipanaskan
pada suhu 100oC, dalam waktu 30 menit, hal ini diulang selama 3 hari secara berturut-
turut. Sementara tidak dipanaskan disimpan pad suhu kamar.
Udara panas kering atau basah
Dipakai untuk mensterilkan bahan atau alat yang mempunyai kemampuan tahan terhadap
panas, bahan atau alat tersebut dipanaskan pada suhu 170 oC selama 1 jam.
Api langsung atau nyala bunsen
Dipakai untuk mensterilkan jarum ose atau jarum isolisai, mulut tabung atau permukaan
saja.
Pasteriusasi
Untuk bahan makanan yang akan mengalami penguraian apabila dipanaskan pada suhu
tinggi. Alat atau bahan dipanaskan pada suhu 60 – 80oC selama 1 jam dalam waktu 3 hari
berturut-turut.
c. Sterilisasi Dengan Kimiawi
Etilene okside, cairan yang mendidih pada 10,7oC. zat ini dapat ditambahkan pada
larutan dalam bentuk cairan (konsentrasi akhir kira-kira 0,5-1,0 %) menurut Stanier (1982).
Adapun syarat utama sebagai bahan untuk sterisasi adalah bahwa zat kimia itu harus mudah
menguap dan bersifat racun, sehingga dapat segera dihilangkan dari benda yang akan
disterilisasi setelah perlakuan.
NaCl (9%), KCl (11%) dan KNO3 (10%) adalah larutan yang dapat digunakan untuk
membunuh mikroba karena tekanan osmotiknya, Larutan alkohol dengan kadar antara 50-
70% banyak juga digunakan sebagai desinfektan karena cepat menyebabkan koagulasi
protein mikroba, sedangkan asam kuat atau basa kuat dapat pula digunakan karena bersifat
menghidrolisis inti sel mikroba, serta larutan formalin merupakan senyawa yang mudah larut
dalam air. Senyawa kimia yang banyak digunakan sebagai desinfektan antara lain CuSo4,
AgNo3, HgCl2, ZnO, serta larutan alkohol dan campurannya (Suriawiria, 2006).
d. Sterilisasi Secara Mekanik
Pemanasan tinggi ataupun tekanan tinggi bahan akan mengakibatkan atau mengalami
perubahan ataupun penguraian, sterilisasinya harus dilakukan secara mekanik, misalnya
dengan saringan. Penyaringan yang banyak digunakan dalam mikroba adalah dengan
penggunaan filter khusus, misal dengan filter Berkefeld, Chamberland dan filter Seitz. Filter
Seitz dimana penyaringannya berupa membran yang terbuat dara kaca berlubang-lubang
dengan diameter 0,45 m, dimana membran tersebut yang dapat menahan berkembangnya
bakteri (Suriawiria, 2005).
III. METODOLOGI
A.Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 13 Maret 2013, pada pukul 14.30 WIB
sampai selesai. Yang bertempat di laboratorium bersama Program Studi Budidaya Perairan
dan Teknologi Hasil Ikan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini antara lain cawan petri, erlenmeyer,
autoclave, luminary air flow, parafil, bunsen dan beberapa alat yang ada pada laboratorium.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah aquadest dan alkohol 70%.
C. Cara Kerja
Dalam hal ini cara yang dilaksanakan untuk melakukan praktikum Pengenalan Alat
adalah dengan mengamati satu persatu alat-alat dari dalam laboratorium mikrobiologi, dan
kemudian menggambar alat-alat tersebut serta membedakan fungsi dari masing-masing alat.
Sedangkan pada praktikum Sterilisasi adalah membersihkan peralatan yang akan di sterilkan,
dimana peralatan tersebut adalah cawan petri dan tabung reaksi dengan cara menyemprotkan
kedua peralatan tersebut menggunakan alkohol dan kemudian di bersihkan atau dikeringkan
dengan menggunakan tisu. Kemudian kedua peralatan tersebut dipanaskan di atas api. Pada
saat proses sterilisasi berlangsung kurangi aktivitas berbicara agar mencegah bakteri keluar
dari mulut. Terakhir kedua peralatan tersebut masing-masing di bungkus menggunakan koran
bekas yang masih dalam keadaan bersih. Pada pembungkusan kedua peralatan tersebut harus
rapi dan benar-benar dalam keadaan tertutup.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A.HASIL
Adapun hasil dari pratikum pengenalan alat dan sterilisasi adalah
No Nama Fungsi Gambar
1 Autoklaf Digunakan sebagai alat saat
sterilisasi basa dengan suhu
121 derajat celcius
2 inchase Digunakan untuk
menginkubasi media pada
suhu kamar atau suhu ruang
(25-27 derajat Celsius)
3 Kompor gas Digunakan sebagai sumber
panas
4 Water bath Digunakan untuk
menginkubasi media cair
dengan suhu yang bias
ditentukan
5 Coloni counter Digunakan untuk menghitung
jumlah koloni bakteri
6 Inkubator Digunakan untuk
menginkubasi media pada
suhu yang dapat diatur
7 Triangel Digunakan untuk melakukan
atau meratakan pada saat
penanaman dengan metode
tebar
8 Lemari es Digunakan untuk menyimpan
media dan isolasi pada suhu
rendah lebih kurang 7 derajat
Celsius
9 Cooling
inkubator
Digunakan untuk
menginkubasi media dan
isolasi pada suhu rendah lebih
kurang 20 derajat celsius
10 oven Digunakan untuk sterilisasi
kering dengan suhu 160-170
derajat Celsius selama 2 jam
11 Crusable tang Digunakan untuk mengangkat
alat dalam kondisi panas
12 Cover glass Digunakan untuk menutup
objek glass saat diamati
dibawah mikroskop
13 Bunsen Digunakan untuk
pengkondisian aseptis
14 Objek glass Digunakan untuk meletakan
sampel saat diamati dibawah
mikroskop
15 Gelas ukur 250 Digunakan untuk mengukur
larutan sebanyak 250 ml
16 Gelas ukur 100
ml
Digunakan untuk mengukur
larutan sebanyak 100 ml
17 Gelas ukur 50 ml Digunakan untuk mengukur
larutan sebanyak 50 ml
18 Washing bottle Digunakan sebagai wadah
aquades
19 Sparayer Digunakan sebagai wadah
alcohol 70%
20 Beaker glass 250
ml
Digunakan sebagai tempat
untuk menghomogenkan
larutan sebanyak 250 ml
21 Mortar dan alu Digunakan untuk
menghaluskan sampel
22 Beaker glass
1000 ml
Digunakan sebagai tempat
untuk menghomogenkan
larutan sampai 1000 ml
23 Erlenmeyer Digunakan untuk
menhomogenkan larutan
dengan cara digoyang-goyang
dan sebagai tempat NA dan
PDA
24 Cawan petri Sebagai tempat untuk
melakukan penanaman
25 Tabung reaksi Digunakan untuk melakukan
pengenceran bertingkat
26 Rak tabung
reaksi
Digunakan untuk meletakan
tabung reaksi
27 Pipet tetes Digunakan untuk mengambil
larutan dalam jumlah sedikit
28 Pipet ball Digunakan untuk mengambil
larutan
29 Pipet volume Digunakan untuk mengambil
larutan dalam volume tertentu
30 Spatula Digunakan untuk
menghomogenkan larutan
secara manual
31 Jarum loop Digunakan untuk
menginokulasi dari media
padat kemedia cair
32 Jarum ose Digunakan untuk
menginokulasi dari media
padat kemedia cair
33 Panci Digunakan untuk merebus
media
34 Timbangan
digital
Untuk menimbang bahan
dengan ketelitian 0,01 gram
35 Mikroskop Digunakan untuk mengamati
mikroorganisme yang tidak
dapat dilihat dengan mata
telanjang
36 vortex Digunakan untuk
menghomogenkan sampel
37 nampan Digunakan untuk meletakan
alat dan bahan
B.Pembahasan
Praktikum kali ini mempunyai tujuan untuk memperkenalkan alat-alat yang digunakan
dalam laboratorium mikrobiologi serta fungsi-fungsinya. Alat-alat di laboratorium terdiri dari
cawan petri, pipet tetes, tabung reaksi, erlenmeyer, bunsen, jarum ose, gelas beker, tabung
reaksi. Alat-alat sterilisasi terdiri dari oven, autoclave dan water bath.
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk
inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC. Colony counter berguna untuk
mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawankarena
adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat
berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan
Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset. Autoclave adalah alat untuk
mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi
menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau
sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh
permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama
sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.
Dalam praktikum ini kita harus mengenal dahulu alat-alat dan kita harus tahu fungsi dan
cara kerja dari masing-masing alat tersebut. Kebanyakan para praktikan tidak tahu mengenai
fungsi dari alat yang dia pakai sendiri sehingga sering terjadi salah dalam penggunaan alat.
Jadi, sebelum melakukan praktikum kita harus terlebih dahulu mengenal fungsi dan
cara kerja dari masing – masing alat yang ada di laboratorium. Dengan begitu kita akan lebih
aman dalam melakukan percobaan dan hasil percobaan yang kita lakukan akan sangat
memuaskan.
Pada praktikum ini kita masih menggunakan alat-alat yang belum steril dari bakteri.
Keadaan alat seperti itu sangat mempengaruhi dalam berlangsungnya suatu percobaan.
Mengenai keakuratan hasil pengamatan bisa ditentukan oleh alat-alat yang digunakan dalam
proses berlangsungnya praktikum, karena sterelisasi pada peralatan praktikum juga sangat
berpengaruh pada hasil percobaan atau hasil penelitian.
Alat-alat yang digunakan haruslah dalam keadaan yang steril, dimana alat-alat yang
digunakan untuk disterilsasikan dalam praktikum ini adalah seperti cawan petri, erlenmeyer,
tabung reaksi, pipet tetes, jarum ose, pipet serologis dan masih banyak lagi. . Kegiatan
sterilisasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara fisik atau kimiawi untuk mendapatkan
suatu keadaan yang bebas dari mikrobiologi yang tidak diinginkan di dalam peralatan kerja,
seperti jarum ose, tabung reaksi, erlenmeyer dan gelas ukur. Adapun alat yang digunakan
untuk sterilsasi dinamakan sterilisator, yaitu dengan menggunakan autoclave pada suhu 121
oC, 1 atm dan dengan menggunakan oven pada suhu 27-33 oC selama 30 menit.
Cara yang umum dilakukan untuk menjaga alat-alat kerja di laboratorium tetap steril
ialah dengan sterilisasi secara fisik yang dilakukan dengan pemanasan, radiasi dan filtrasi.
Sedangkan sterilisasi secara kimiawi dilakukan dengan memakai bahan-bahan kimia seperti
fenol, alkohol.
Di dalam sterilisasi dalam melakukan kegiatan di laboratorium mikrobiologi kita harus
memperlihatkan aspek sterilisasi. Sterilisasi secara fisik maupun secara kimia berguna untuk
membunuh pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan yang terdapat pada alat
kerja. Selain itu, sterilisasi juga berlaku bagi praktikan, mengingat bahwa manusia sumber
bakteri. Oleh karena itu, selain alat kerja dan prasarana yang digunakan dalam laboratorium,
praktikan juga harus steril dari mikroorganisme dalam bentuk apapun dengan cara mencuci
tangan dengan alkohol.
V.KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum pengenalan alat, maka kita dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan praktikum kita harus mengenal terlebih dahulu fungsi dan cara kerja
masing–masing alat yang akan kita amati agar dalam penggunaanya tidak salah
2. Peralatan yang biasa digunakan dalam laboratorium berbentuk gelas dimana bersifat
mudah pecah
3. Alat yang biasa dipakai dalam laboratorium mikrobiologi diantaranya adalah oven,
autoklaf, mikroskop, alat gelas (tabung reaksi, cawan petri, erlenmeyer , pipet tetes,
beaker glass, jarum ose dan bunsen)
4. Dengan mengenal dan mengetahui terlebih dahulu peralatan laboratorium maka akan
mengurangi terjadinya kecelakaan dan kesalahan pada saat praktikum
5. Sterilisasi adalah pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme, termasuk spora
bakteri yang sangat resisten
6. Biasanya peralatan sterilisasi yang digunakan adalah oven dan autoclave
7. Terdapat empat sterilisasi yaitu sterilisasi fisik, sterilisasi kimia, sterilisasi radiasi dan
sterilisasi filtren
8. Umumnya sterilisasi dilakukan secara fisik dan secara kimia
Alat praktikum yang tidak steril dapat mempengaruhi hasil akhir suatu praktikum
B. Saran
Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya dilakukan dengan serius agar apa yang kita
pelajari pada praktikum dapat menambah ilmu pengetahuan /wawasan kita dan ada baiknya
setiap pratikan diberi kesempatan untuk mencoba menggunakan alat dan pratikan beserta
asisten diharapkan saat pratikum bisa lebih komunikatif.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro,D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.
Ferdiaz, I. 1992. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan. Alumni. Bandung.
Fuad, Arief. 1995. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Akademi Kimia Analisis : Bogor.
Gibson, J. M. 1996. Mikrobiologi dan Patologi Modern Untuk Perawat. EGC : Jakarta.
Hadioetomo, R. T. 1993. Mikrobiologi Dalam Praktek. Laboratorium Mikrobiologi: Bandung.
Lay, W. 1992. Biologi untuk Universitas. Erlangga: Jakarta.
Pelczar, Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi jilid 1. Universitas Indonesia. Press: Jakarta.
Pelczar, Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi jilid 2. Universitas Indonesia. Press: Jakarta.
Sandjaja. 1992. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Erlangga : Jakarta.
Suriawiria, U. 1985. Mikrobiologi Umum. Angkasa : Bandung.
Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Erlangga: Jakarta.