Pengetahuan Para Ibu Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Tentang Penyakit Cacing Gelang Ask Arias Is)
Click here to load reader
Transcript of Pengetahuan Para Ibu Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Tentang Penyakit Cacing Gelang Ask Arias Is)
PENGETAHUAN PARA IBU SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT ASKARIASIS PADA ANAK DI RT 01-02
DESA ADILUHUR, LAMPUNG
BAB IPENDAHULUAN
Di negara-negara berkembang, penyakit yang disebabkan oleh
parasit merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup besar.
Tetapi hal ini masih sangat kurang mendapat perhatian karena banyak
masalah yang harus ditanggulangi. Infeksi dengan parasit sedemikian
banyaknya, sehingga sering dianggaap normal dan dianggap tidak normal
jika tidak ada.
Abdul (2008:345) mengatakan infeksi dengan parasit tidak menarik
perhatian banyak orang karena tidak menyebabkan penyakit berat, angka
kematian yang disebabkannya tidak tinggi, dan tidak menyebabkan wabah
yang cepat menyebar. Akan tetapi, kerugian yang disebabkannya secara
keseluruhannya lebih besar daripada wabah-wabah yang disebabkan
oleh penyakit lain.
Novaria (2008:168) menjelaskan jika cacingan terjadi pada anak
masa pertumbuhan bisa berdampak pada tingkat kecerdasan dan
perkembangan mental terganggu. Hal ini ditambah pula dengan keadaan
kurang gizi yang banyak ditemukan, sehingga menyebabkan lebih cepat
timbulnya gejala infeksi parasit.
Menurut Sasongko (2008:346) Askariasis adalah sejenis infeksi
yang disebabkan oleh adanya cacing gelang dalam usus manusia. Anak-
anak dan orang dewasa dapat terkena infeksi ini, apalagi bila orang itu
tidak peduli dengan kebersihan. Angka kejadian tertinggi 60%-70%
ditemukan pada anak balita dan usia sekolah dasar (SD). Sedangkan
Ardiyansyah (2007:3) menjelaskan bahwa Askariasis adalah suatu infeksi
yang disebabkan oleh cacing jenis Ascaris Lumbricoides. Infeksi ini terjadi
di seluruh dunia tetapi lebih sering ditemukan di daerah beriklim hangat
dengan tingkat kebersihan yang buruk.
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Ngastiyah (2005:245) dan Abdul (2008:351) mengatakan
bahwa Ascarisis Lumbricoides ini terdapat di seluruh dunia, terutama
dengan sanitasi yang buruk. Frekuensi tersebar di negara tropis yang
lembab dengan angka prevalensi dan intensitas infeksi biasanya paling
tinggi pada anak-anak berusia 3-8 tahun. Di Amerika Serikat, Askaris
umumnya ditemukan di kalangan imigran yag berasal dari negara
berkembang. Padmasutra (2007:107) menjelaskan Askariasis adalah
penyakit kedua terbesar yang disebabkan oleh parasit. Penelitian pada
tahun 2005 dibeberapa kota besar contohnya Jakarta menunjukkan
bahwa kasus infeksi cacing gelang (Ascaris Lumbricoides) sekitar 25%-
35%.
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, Kusmayanto.dkk
(2007:69) menunjukkan bahwa angka kejadian anak cacingan di
Indonesia masih sangat tinggi yaitu anak yang berusia 1-10 tahun
terdapat infeksi Askaris sebesar 60%-70% sedangkan lebih dari 80%
penduduk Indonesia terkena cacingan. Kesimpulannya adalah bahwa
spesies parasit yang menghinggapi manusia sangat besar jumlahnya.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa di Indonesia ada sejumlah 30
spesies parasit cacing dan 17 spesies parasit protozo yang pernah
ditemukan pada manusia.
Nilma (2007:36) menyebutkan bahwa sebenarnya infeksi cacing
gelang yang ringan tidak terlalu kelihatan gejalanya. Namun bila
infeksinya cukup parah penderita mengalami gejala mirip diare. Bila diare
ini dibiarkan berlangsung terus-menerus, anak dapat mengalami
perdarahan usus menahun dan anemia (kurang darah). Hal ini disebabkan
karena cacing gelang dewasa memasukkan kepalanya yang tajam ke
dinding usus halus. Hal tersebut menyebabkan timbulnya kerusakan dan
luka-luka. Pada kasus yang sangat parah cacing bisa keluar lewat anus.
Infeksi pada tahap ini juga menyebabkan sakit perut yang parah pada
anak dengan gejala, perut kembung, mual, dan muntah.
Abdul (2008:346) mengatakan bahwa prevelensi infeksi cacing di
daerah pedesaan biasanya melebihi 50%. Risiko tertinggi terutama pada
kelompok anak yang mempunyai kebiasaan defekasi di saluran air
terbuka dan sekitar rumah, makan tanpa mencuci tangan dan bermain-
main di tanah yang tercemar telur cacing tanpa menggunakan alas kaki.
Berdasarkan masalah di atas dan pengalaman pribadi penulis yang
mempunyai keponakan yang berumur 7 tahun terkena penyakit
Askariasis. Maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang penyakit
Askariasis ini serta sebelumnya belum ada yang peneliti meneliti dengan
judul “PENGETAHUAN PARA IBU SEBELUM DAN SESUDAH
PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT CACING GELANG (ASKARIASIS)
PADA ANAK DI RT 01-02 DESA : ADILUHUR, LAMPUNG”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini, penulis merumuskan tiga identifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengetahuan para ibu sebelum penyuluhan tentang
penyakit Askariasis pada anak di Rt 01-02 Desa Adiluhur,
Lampung?
2. Bagaimana pengetahuan para ibu sesudah penyuluhan tentang
penyakit Askariasis pada anak di Rt 01-02 Desa Adiluhur,
Lampung?
3. Apakah ada perbedaan antara pengetahuan para ibu sebelum dan
sesudah penyuluhan tentang penyakit Askariasis di Rt 01-02 Desa
Adiluhur, Lampung?
1.3 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian memiliki tujuan yang harus dicapai. Adapun tujuan
dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yakni : tujuan umum dan
tujuan khusus.
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
pengetahuan para ibu sebelum dan sesudah penyuluhan tentang penyakit
Askariasis pada anak di Rt 01-02 Desa Adiluhur, Lampung.
1.3.2 Tujuan khusus
Dalam penelitian ini, ada tiga tujuan khusus yaitu :
1. Menentukan pengetahuan para ibu tentang penyakit Askariasis
pada anak sebelum penyuluhan.
2. Menentukan pengetahuan para ibu tentang panyakit Askariasis
pada anak sesudah penyuluhan.
3. Menganalisis perbedaan pengetahuan para ibu sebelum dan
sesudah diberikan penyuluhan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi :
1. Kepala Desa Adiluhur, diharapkan dapat memberikan informasi
kepada para warganya untuk mencegah penyakit Askariasis pada
anak.
2. Bidang penelitian, hasil ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.
1.5 Kerangka Pikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini diawali dengan data
demografi untuk mengetahui profil para ibu di Rt 01-02 Desa Adiluhur
Lampung mencakup umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.
Obyek yang diteliti adalah pengetahuan para ibu di Rt 01-02 Desa
Adiluhur Lampung tentang penyakit Askariasi pada anak. Apabila
pengetahuan para ibu tinggi maka mampu melakukan pencegahan
sehingga anak tidak terkena penyakit Askariasis dan apabila pengetahuan
para ibu rendah maka kurang melakukan pencegahan sehingga anak
akan mudah terinfeksi Askaris. Keseluruhan ide dan pokok penelitian
dirangkum dalam kerangka pemikiran yang digambar pada gambar 1.1.
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Keterangan:
= Variabel yang diteliti
1.6 Hipotesa
Menurut Sugiyono (2008:84) dalam penelitian, hipotesis diartikan
sebagai jawaban yang sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Data demograf i
- Usia
- Pendidikan
- Pekerjaan
Pengetahuan
para ibu
tentang
penyakit
Askariasis
pada anak
Ada
tidaknya
perbedaan
Pre testPost test
Rumusan masalah tersebut dapat berupa pernyataan tentang hubungan
dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi), atau variable mandiri
(deskriptif). Hipotesis yang dinyatakan dalam penelitian ini adalah:
Ho: Tidak ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan para ibu
sebelum dan sesudah diadakan penyuluhan tentang penyakit
Askariasis pada anak.
Ha: Ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan para ibu sebelum
dan sesudah penyuluhan tentang penyakit Askariasis.
1.7 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Rt 01-02 Desa Adiluhur Lampung.
Pengumpulan data akan dilakukan pada tanggal 3 bulan Oktober 2009.
1.8 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Subyek penelitian ini adalah para ibu yang memiliki anak usia 1-10
tahun di Desa Adiluhur Rt 01-02 kecamatan Panca Jaya Kabupaten
Mesuji, Lampung.
2. Obyek penelitian ini adalah pengetahuan ibu sebelum dan sesudah
penyuluhan tentang penyakit Askariasis.
3. Data yang diperoleh hanya berdasarkan hasil jawaban kuesioner dari
para ibu.