PENGERTIAN PUSKESMAS

91
PENGERTIAN PUSKESMAS Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pengembangan kesehatan di suatu wilayah kerja (Departemen Kesehatan RI, 2004). a. Unit Pelaksana Teknis Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. b. Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. c. Penanggung jawab Penyelenggaraan Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya. d. Wilayah Kerja Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Transcript of PENGERTIAN PUSKESMAS

Page 1: PENGERTIAN PUSKESMAS

PENGERTIAN PUSKESMAS

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pengembangan kesehatan di suatu wilayah kerja (Departemen Kesehatan RI, 2004).

a. Unit Pelaksana Teknis

Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

b. Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

c. Penanggung jawab Penyelenggaraan

Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.

d. Wilayah Kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

VISI PUSKESMAS

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni: Lingkungan sehat, Perilaku sehat, Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan Derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Page 2: PENGERTIAN PUSKESMAS

Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat, yang harus sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.

MISI PUSKESMAS

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.

c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat berserta lingkungannya.

Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.

TUJUAN

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat

Page 3: PENGERTIAN PUSKESMAS

tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

FUNGSI PUSKESMAS

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

b. Pusat pemberdayaan masyarakat.

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:

1). Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

2). Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan

Page 4: PENGERTIAN PUSKESMAS

kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

Monitoring Evaluasi Kinerja Puskesmas dilaksanakan dengan tujuan : a. Tujuan Umum Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal

dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan b. Tujuan Khusus 1. Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen

puskesmas selang Semester I 2.Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada selang Semester I berdasarkan urutan

peringkat kategori kelompok Puskesmas 3. Mendapatkan Informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan dalam

penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan Dinas Kesehatan pada perencanaan ditahun berikutnya Sedangkan manfaat Monitoring Evaluasi Kinerja Puskesmas adalah sebagai berikut : 1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian ( prestasi ) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapainya 2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan

diwilayah kerjanya berdasarkan kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas ( out put dan out come ) 3. Puskesmas dan dinas kesehatan dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera berdasarkan

prioritasnya 4. Dinas Kesehatan dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumber daya Puskesmas dan urgensi

pembinaan puskesmas

HAKIKAT 5 NILAI DASAR PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS

1. BERTINDAK CEPAT DAN TEPAT :

Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan atau tindakan kesehatan, terhadap kasus/masalah yang bisa bersifat mendadak (emergency) maupun mendesak (urgency)

Tepat dalam melaksanakan proses pelayanan kesehatan sesuai prosedur tetap (protap) atau standar operasional prosedural (SOP) yang telah ditentukan.

2. BERPIHAK KEPADA MASYARAKAT :

Masyarakat sebagai subyek pelayanan, berhak menentukan jenis pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai masalah yang dihadapinya.

Masyarakat sebagai obyek pelayanan, wajib diberikan pelayanan kesehatan yang bermutu agar mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Page 5: PENGERTIAN PUSKESMAS

3. MENEGAKKAN KEDISIPLINAN :

Disiplin Kerja : menegakkan semangat kerja dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau sasaran pelayanaan

Disiplin Administrasi : melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan secara tertib, teratur, terarah, terbuka dan terukur

4. MENUNJUKKAN TRANSPARANSI :

Menunjukkan keterbukaan pelayanan, dengan aturan kerja yang jelas, ringkas dan tuntas, sehingga bisa dipahami oleh sasaran pelayanan

Menunjukkan keterbukaan anggaran, sesuai tata hukum dan peraturan yang berlaku dalam lingkup pelayanan kesehatan

5. MEWUJUDKAN AKUNTABILITAS :

Hasil kegiatan pelayanan diarahkan secara bertanggungjawab terhadap institusi internal didalam lingkup pelayanan kesehatan dan kepada institusi eksternal diluar lingkungan pelayanan kesehatan.

Tanggungjawab terhadap masyarakat, sangat penting sekali karena menyangkut upaya peningkatan pemberdayaan derajat kesehatan masyarakat secara holistik.

Manajemen puskesmas

Prinsip manajemen meliputi merencanakan, mengatur, menggerakkan dan menilai seluruh hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan khususnya di Puskesmas. Tiga Prinsip (3P) tersebut kami uraikan kembali dalam pola pengalaman pelayanan pengabdian selama bertugas keliling Puskesmas.

1. PERENCANAAN : P1

*Rencana Usulan Kegiatan (R.U.K)

* RUK sama dengan plan of action (POA) atau rencana kerja yang biasanya disusun menjelang pergantian tahun anggaran kegiatan baru

* Rencana Kerja dan Anggaran (RKA):

RKA, merupakann pengembangan dari RUK setelah ada perbaikan tata cara pembuatan anggaran kegiatan dalam setiap unit Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

* Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Setelah disusun rencana kegiatan itu kemudian dibuatkan strategi pelaksanaan secara terpadu* Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

Page 6: PENGERTIAN PUSKESMAS

DPA merupakan kelanjutan dari RKA yang telah disetujui sebagai pedoman pelaksanaan penggunaan anggaran kegiatan

2. PENGATURAN : P2

* Penggerakan : Mini Lokakarya Lintas Program

* Mini Lokakarya (MinLok) ini dilaksanakan puskesmas setiap sebulan sekali, untuk mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan

* Pelaksanaan : Mini Lokakarya Linta Sektoral

* Minlok ini dilaksanakan puskesmas setiap tiga bulan sekali dengan melibatkan instansi terkait seperti dinkes, diknas, kecamatan, kelurahan, dan lainnya, sesuai porsi kegiatan puskesmas.

3. PENILAIAN : P3

* Pengawasan : Monitoring

* Kegiatan pelayanan harus terus diawasi pelaksanaannya agar mencapai target yang telah ditetapkan* Pengendalian : Controlling

* Pelayanan yang sudah optimal tetap perlu dikendalikan arahnya agar tidak menyimpang dari tujuan kegitan* Penilaian : Evaluation

* Setiap hasil kegiatan harus dievaluasi sebagai bentuk pertanggungjawaban institusi terhadap publik dan pemerintah daerah.

tujuh konsep (7 K) yang dikembangkan untuk membenahi kinerja manajemen puskesmas .

1. KOMUNIKASI :

Menyampaikan apa yang akan dibenahi memerlukan seni komunikasi agar tidak menimbulkan salah persepsi atau miskomunikasi, baik secara interpersonal atau lewat pertemuan organisasi seperti minilokakarya (minlok) puskesmas

2. KOORDINASI :

Menggabungkan berbagai karakter yang berbeda dalam organisasi, memerlukan keterpaduan lintas program dan lintas sektor untuk mendukung pencapaian target.

3. KOMITMEN :

Page 7: PENGERTIAN PUSKESMAS

Bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan penuh sikap profesional dan dedikasi tinggi, sesuai standar profesi, untuk memberikan yang terbaik.

4. KONSISTEN :

Apa yang telah disepakati juga harus secara cepat dan tepat dijalankan bersama-sama, sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing staf/pegawai yang proporsional.

5. KONTINYU :

Aktifitas harus terus berkelanjutan dalam menjalankan kegiatan yang sudah diarahkan. Terus menerus mempunyai inisiatif, aktif dan kreatif dalam menjalankan tugas

6. KONSEKUEN :

Sanggup menjalankan amanah dengan sikap penuh tanggung jawab menurut tugas yang telah diembankan untuk dapat mengembangkan potensi diri setiap pegawai

7. KOOPERATIF :

Kerjasama menyeluruh antara unit organisasi maupun dengan unit kerja lainnya yang dapat mendukung kemajuan organisasi.

Manajemen puskesmas

1. PERENCANAANPuskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana teknis dinas, aspek fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh DKK, bertanggungjawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan, mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta mentapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagia acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas . Selain itu, kebijakan sistem puskesmas perlu ditinjau setiap akan melakukan perencanaan program, kebijakan tersebut meliputi kebijakan mandiri dari Puskesmas serta adanay fungsi dan upaya puskesmas yang berlandaskan pada UUD 1945 pasal 28, UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25 tahun 1999, PP No.25 tahun 2000 serta PP No.48 tahun 2000dimana tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk mewujudkan puskesmas yang kuat dari segi kemitraan, unit kesehatan amndiri, akontabilitas dan teknologi tepat guna.

Budgeting dalam perencanaan menejemn keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial masyarakat dan pemerintah

Page 8: PENGERTIAN PUSKESMAS

adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai ciri – ciri barang atau jasa public seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri – ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan individu.

2. ORGANIZINGDinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I, adapun pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit fungsional agar tidak terajdi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas program yang ditangani.Struktur organisasi dan tata kerja :Struktur organisasi puskesmas1. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas2. Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha3. Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.Tugas pokok :1. Kepala PuskesmasBertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan fungsional.2. Kepala urusan tata usahaBertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.3. Unit IBertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.4. Unit IIMelaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.5. Unit IIIMelaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.6. Unit IVMelaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.7. Unit VMelaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan penyuluhankesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.8. Unit VIMelaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap9. Unit VIIMelaksanakan kegiatan kefarmasian.

3. ACTUATINGa. Sistem ketenagaanJuster (1984) menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor yang penting dalam seorang pekerja. Melalui pendidikan akan menghasilkan perubahan keseluruhan cara hidup seseorang.

Page 9: PENGERTIAN PUSKESMAS

Pearlin dan Kohn (1966) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai keinginan untuk mengembangkan dirinya sedangkan mereka yang berasal dari tingkat pendidikan rendah cenderung untuk emmpertahnkan kondisi yang telah ada.Sistem ketenagaan yang ada di puskesmas dilaksanakan sesuai program yang dikembangkan serta kemampuan dana dengan diketahui oleh DKK, kuantitas tenaga didasarkan pada kebutuhan priorotas layanan kesehatan dan pendayagunaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan layanan kesehatan dan profesionalisme pekerjaan.Sesuai PP RI No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang seharusnya ada adalah tenaga medis, kesehatan masyarakat (penyuluh kesehatan, sanitarian), tenaga gizi, tenaga keperawatan, farmasi, dan teknisi medis (analis dan perawat gigi).b. Pengembangan StaffTujuan : kegiatan pengembangan staff ditujukan untuk meningkatkan produktifitas organisasi.Jenis – jenis pengembangan staff :1. Pelatihan induksiMerupakan indoktrinasi standart dan singkat bagi filosofi unit kerja, tujuan, program, kebijaksanaan dan peraturan yang diberikan kepada masing – masing pekerja selam atiga hari pertama kerja untuk memastikan identifikasi dengan filosofi unit kerja,tujuan dan norma – norma.2. OrientasiMerupakan pelatihan perseorangan yang dipakai untuk mengakrabkan pegawai baru dengan tanggungjawab pekerjaan, tempat kerja, pelangan dan rekan kerja.3. Kelanjutan pendidikanHal ini termasuk kegiatan pembelajaran yang direncanakandibalik program pendidikan dasar keperawatan dan dirancang untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap bagi peningkatan praktek keperawatan.c. Konsep – konsep pengembangan staff1. Daya saingKetidaksesuaian yang dapt diukur antara daya saing dan pekerjaaan seseorang sebenarnya dengan tingkat daya saing ayng diinginkan.2. MinatFaktor yang mempengaruhi seseorang untuk menerima atau menolak objek, orang, untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan.3. Kebutuhan pendidikanMerupakan keadaan memiliki kualitas atau kemampuan yang dianggap perlu bagi peran tertentu.4. Pembelajaran teknisPerubahan dalam perilaku yang disadari dan disengaja terutama kognitif dan psikomotor yang terjadi sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar.d. Tahapan pengembangan staff1. Awal usia 20 – 25 tahun : membuat arah pekerjaan2. Usia 20 – 30 tahun : menjawab pekerjaan dan tekanan pribadi dengan mempertanyakan komitmen pada pekerjaan dan hubungan keluarga.3. Akhir usia 30 tahun : mengaitkan dirinya dengan pembimbing yang memungkinkan mengunggulinya.4. Usia 40 tahun : memisahkan diri dari pembimbing5. Usia 50 tahun : pengembangann dan perbaikan pengetahuan dan keterampilan.e. Mengorganisir sumber daya pengembangan staf

Page 10: PENGERTIAN PUSKESMAS

Keberhasilan usaha pengembangan staf tergantung pada penataan sumber daya yang sesuai. Sumber – sumber pendidikan lanjutan untuk pegawai keperwatan dapat brupa pengajar, sumber daya dari konsorsia kesehatan, afiliasi dengan perguruan tinggi, organisasi keperawatan professional dan tugas belajar.f. Motivasi stafMenurut Stoner dan Freeman (1995), Ngalim Purwanto (2000), Shortel & Kaluzni (1994) motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang membrikan kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal in termasuk faktor – faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu.Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, motivasi yang tepat dapat memajukan dan mengembangkan oraganisasi. Unsur manusia dalam organisasi terdiri dari 2 kelompok orang yaitu orang yang memimpin (manajer) dan orang yang dipimpin (pegawai / pekerja). Manajer bertanggungjawab untuk memotivasi orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi dalam organisasi kerja ditinjau dari segi perannya terdapat 2 macam yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif adalah motivasi yang menimbulkan harapan yang sifatnay menguntungkan atau menggembirakan bagi pegawai misalnya gaji, fasilitas, karier, jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan keselamatan dan lain – lain. Sedangkan motivasi negatif adalah motivasi yang menimbulkan rasa takutmisalnya ancaman, tekanan, intimidasi dan semacamnya. Dengan motivasi negatif orang lain dapat digerakkan oleh pihak yang memotivasi untuk tujuan tertentu, namun hal ini tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama.Stanford (1970), mengatakan bahwa ada 3 unsur penting dalam motivasi yaitu antara kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena ada sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan sedangkan tujuan adalah akhir dari suatu siklus motivasi.g. Komunikasi dalam manajemen1) Proses komunikasiTappen (1995) mendefinisikan komuniksi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan dan pendapat dan memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerjasama. Komunikassi juga merupakan suatuseni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang muadah sehinga orang lain dapat mnegrti dan menerima.2) Komunikasi dalam keperawatanUnsur yang ada dalam setiap komunikasi adalah pengirim pesan (sender), pesan (massage), penerima pesan (receiver). Pesan dapat berupa verbal, tertulis maupun non verbal. Lingkungan internal maupun eksternal juga dilibatkan, yang termasuk lingkungan internal adalah nilai – nilai, kepercayaan, temperamen dan tingkat stress sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan cuaca, suhu, waktu.3) Prinsip komunikasi manajer keperawatanTahapan komunikasi :a. Manajer harus mengerti struktur organisasiagar dapat memahami sasaran dai pengambilan keputusan b. Komunikasi merupakanbagian proses yang tak terpisahkan dalam kebijakan organisasi. Manajer harus mempertimbangkan isi komunikasi termasuk dampaknya terhadap orang yg dipimpinnya.c. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.d. Manajer harus meminta umpan balik agar dapat mengetahui keefektifan dan keakuratan

Page 11: PENGERTIAN PUSKESMAS

komunikasi.e. Komponen penting lainnya bagi seorang manajer adalah menajdi pendengar yang baik.

4. CONTROLLINGControlling dalam manajemen puskesmas merupakan indikator keberhasilan puskesmas yang meliputi 2 faktor yaitu menjadi indikator pencapaian sehat meliputi lingkungan, perilaku masyarakat, layanan kesehatan dan status kesehatan mrliputi KEP balita, insiden penyakit yang berbasis lingkungan dan kesehatna ibu dan anak. Selain itu juga merupakan indicator penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga, pelayanan kesehatan tingkat I meluputi :a. EvaluasiSalah satu ukuran pengawasan yang digunakan oleh manajer guna mencapai ahsil organisasi adalah system penilaian kerja karyawan. Melalui evaluasi regular dari setiap pelaksanaan kerja pegawai manajer dapat mencapai beberapa tujuan.Prinsip – prinsip evaluasi :1. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja, orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati.2. Sample tingkah laku perawat yang cukup representative3. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar pelaksanaan kerjadan bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang.4. Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan strategi perbaikan yang diperlukan.5. Manajer menjelaskan area mana yang dijadiakn prioritas6. Pertemuan evaluasi antara perawat dan menajer sebaiknya dilakukan dalam waktu yang tepat.7. Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih sehingga membantu dalam pelaksanaan kerja.Alat evalausi :1. laporan tanggapan bebas2. Pengurutan ayng sederhana3. Checklist pelaksanaan kerja4. Penilian grafik (Henderson, 1984)b. Kontrol kualitasMerupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan pelayanan yang memenuhi standar professional dan dapat diterima oleh klien.- Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakaian jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata – rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan standar atau kode etik profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1996)- Kriteria mutu pelayanan kesehatan1. StrukturKriteria rumah sakit, unit keperawatan (LOD, visi dan misi, konsep asuhan keperawatan)2. Proses Fungsi, proses interpersonal, metode pengorganisasian, perspektif keperawatan proesional, praktek keperawatan professional.3. TujuanTingkat kesehatan atau kesejahteraan, kemampuan fungsional, kepuasan pasien, sumberpenggunaan/ pengeluaran efektif dan efisien, kejadian dan proses yang tidak

Page 12: PENGERTIAN PUSKESMAS

menyenangkan.- Syarat pelayanan berkualitasEfficacya) Efficacy (kamanjuran)b) Appropriatennes (kepantasan)c) Accebility (mudah dicapai)d) Accepbility (diterima)e) Effectiveness (keberhasilan)f) Efficiency (ketepatan)g) Continuity (terus - menerus)- Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutua) Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakanb) Menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakanc) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakand) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatanan.e) Menyusun sasaran tudak lanjut untuk lebih memantapkan serta meningkatkan mutu pelayanan.ANALISIS SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weaknesses) suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi organisasi.

KEKUATAN (Strengths) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang berjalan dengan baik atau sumber daya yang dapat dikendalikan.

KELEMAHAN (Weaknesses) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi.

KESEMPATAN (Opportunities) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif.

ANCAMAN (Threatss) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang negatif.

MATRIK SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) adalah ringkasan atau rumusan faktor-faktor strategis internal dalam kerangka KEKUATAN (Strengths) dan KELEMAHAN (Weaknesses).

EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) adalah ringkasan atau rumusan faktor-faktor strategis eksternal dalam kerangka KESEMPATAN (Opportunities) dan ANCAMAN (Threats).

STRATEGI SO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

Page 13: PENGERTIAN PUSKESMAS

STRATEGI WO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

STRATEGI ST adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman.

STRATEGI WT adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

B. PROSEDUR :

Pahami situasi dan informasi yang ada dengan melihat data eksternal maupun data internal. Informasi dapat bersifat sebagai data numerik, hasil observasi, atau hasil wawancara. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar Puskesmas, misalnya : data kependudukan, geografis, sosial budaya, kesehatan, biologi lingkungan dan lain-lain. Data internal dapat diperoleh dari dalam Puskesmas, misalnya : SP2TP, PWS-KIA, PWS-Imunisasi, Stratifikasi Puskesmas, SKDN, dan lain-lain.

Pahami permasalahan yang terjadi. Baik masalah yang bersifat umum maupun spesifik kesehatan.

Buatlah Matrik SWOT

Dalam sel KESEMPATAN (O), Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal yang dihadapi Puskesmas. Sel ini harus mempertimbangkan perangkat perundangan yang terkait dan sebagai salah satu faktor strategis

Dalam sel ANCAMAN (T), Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal yang dihadapi Puskesmas.

Dalam sel KEKUATAN (S), Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal yang dimiliki Puskesmas baik yang ada sekarang maupun yang akan datang.

Dalam sel KELEMAHAN (W), Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal yang dimiliki Puskesmas.

Buatlah kemungkinan strategis dari Puskesmas atau menciptakan berbagai alternatif pemecahan masalah berdasarkan pertimbangan kombinasi empat sel faktor strategis tersebut :a. Dalam sel STRATEGI S-O, ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluangb. Dalam sel STRATEGI S-T, ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancamanc. Dalam sel STRATEGI W-O, ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluangd. Dalam sel STRATEGI W-T, ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Page 14: PENGERTIAN PUSKESMAS

Evaluasi pilihan alternatif dan pilih alternatif yang terbaik dengan mempertimbangkan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki Puskesmas

lima tugas utama seorang manajer atau kepala puskesmas, untuk menjalankan prinsip manajemen puskesmas , seperti paparan pengalaman berikut ini.

1. MEMBUAT PERENCANAAN PUSKESMAS

• Menganalisa kondisi, situasi dan kinerja puskesmas, apakah sudah baik, masih kurang ataukah banyak yang belum beres, kemudian menentukan perencanaan kegiatannya.

2. MENGATUR PELAYANAN PUSKESMAS

• Menata apa saja jenis kegiatan program pelayanan, siapa saja yang akan menjalankannya bersama seluruh staf puskesmas

3. MENGGERAKKAN PEGAWAI PUSKESMAS

• Mendorong segenap komponen pelayanan puskesmas untuk melaksanakan tugas pokok sesuai fungsinya dalam pelayanan kepada masyarakat

4. MENGEVALUASI KINERJA PUSKESMAS

• Menelaah hasil pencapaian program puskesmas secara terpadu dengan instansi terkait, sebagai pedoman untuk menentukan perencanaan pelayanan puskesmas.

5. MENGGALANG KERJASAMA PELAYANAN PUSKESMAS* Menjalin kerjasama internal puskesmas dan eksternal puskesmas, antara staf, pegawai, petugas, aparat, pejabat, kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan yang lainnya, khususnya diwilayah kerja puskesmas

PROGRAM PUSKESMAS

Tinggalkan komentar Go to comments

A. Program Pokok Puskesmas :

Program wajib yang telah standar dilakukan sesuai pengamatan dan pengalaman penulis,  antara lain:

1. Promosi Kesehatan (Promkes)

Page 15: PENGERTIAN PUSKESMAS

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Sosialisasi Program Kesehatan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :

Surveilens Epidemiologi Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS (Infeksi

Menular Seksual), Rabies

3. Program Pengobatan :

Rawat Jalan Poli Umum Rawat Jalan Poli Gigi Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Keliling (Puskel)

4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana), Persalinan,  Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun

5. Upaya Peningkatan Gizi

Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi

6. Kesehatan Lingkungan :

Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum), Institusi pemerintah

Survey Jentik Nyamuk

7. Pencatatan dan Pelaporan :

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)

B. Program Tambahan/Penunjang Puskesmas :

Program penunjang ini biasanya dilaksanakan sebagai kegiatan tambahan, sesuai kemampuan sumber daya manusia dan material puskesmas dalam melakukan pelayanan

1. Kesehatan Mata : pelacakan kasus, rujukan

2. Kesehatan Jiwa : pendataan kasus, rujukan kasus

Page 16: PENGERTIAN PUSKESMAS

3. Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan

4. Kesehatan Reproduksi Remaja : penyuluhan, konseling

5. Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil

6. Kesehatan Olahraga : senam kesegaran jasmani

Tujuan proses pengorganisasian komunitas dalam merevitalisasi peran Puskesmas antara lain:

1. Membangun kekuatan masyarakat: Pengorganisasian masyarakat bertujuan untuk mendorong secara efektif modal sosial masyarakat agar mempunyai kekuatan untuk menyelesaikan permasalahan dalam hal kesehatan secara mandiri. Melalui proses pengorganisasian, masyarakat diharapkan mampu belajar untuk menyelesaikan ketidakberdayaannya dan mengembangkan potensinya dalam mengontrol kesehatan lingkungannya dan memulai untuk menentukan sendiri upaya-upaya strategis di masa depan;

2. Memperkokoh kekuatan komunitas basis: Pengorganisasian masyarakat bertujuan untuk membangun dan menjaga keberlanjutan kelompok-kelompok kesehatan (Posyandu, Polindes, Dokter Kecil dan lainnya) yang kokoh yang dapat memberikan pelayanan terhadap permasalahan-permasalahan dan memfasilitasi aspirasi tentang permasalahan kesehatan di aras komunitas basis. Organisasi di aras komunitas dapat menjamin tingkat partisipasi, pada saat bersamaan, mengembangkan dan memperjumpakan dengan organisasi atau kelompok lain untuk semakin memperkokoh kekuatan komunitas;

3. Membangun aliansi: Puskesmas dan kelompok kesehatan di aras komunitas harus membangun dan tergabung dalam aliansi-aliansi strategis untuk menambah proses pembelajaran dan menambah kekuatan diri.

Penyusunan perencanaan tingkat puskesmas tersebut, melalui empat tahapan, yaitu :

1. Tahap Persiapan :

Pembentukan tim penyusun perencanaan tingkat puskesmas Penentuan pedoman perencanaan kepada tim penyusun

2. Tahap Analisa Situasi :

Pengumpulan Data Umum Penentuan Data Khusus, Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas

3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan :

Mengidentifikasi masalah pelayanan kesehatan Menganalisa penyebab masalah dan solusinya

4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan :

Page 17: PENGERTIAN PUSKESMAS

Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan

Keseluruhan tahap perencanaan, memperhatikan dan mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui Konsil Kesehatan Kecamatan atau Badan Penyantun Puskesmas.

Adapun langkah yang menjadi kompas dalam melakukan pengorganisasian kesehatan di masyarakat antara lain:

1. INTEGRASI- Sebuah proses dimana seorang penggerak kesehatan masyarakat terlibat bersama di aras komunitas dan menjalin komunikasi serta relasi dengan cara belajar dari budaya yang berkembang di masyarakat. Akan lebih baik jika seorang penggerak kesehatan masyarakat tinggal bersama dengan komunitas untuk membangun kepercayaan dan mempelajari segala potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh komunitas;2. INVESTIGASI MODAL SOSIAL MASYARAKAT- Investigasi modal sosial merupakan sebuah proses pembelajaran dan analisa yang sistematis mengenai struktur sosial-budaya dan kekuatan atau potensi yang terdapat di target masyarakat yang diorganisir. Dari proses ini diharapkan menghasilkan data terolah yang mampu menggambarkan potret masyarakat yang diorganisir misalnya seperti community leader (pemimpin lokal di aras komunitas basis), potensi kelompok swadaya, tingkat kesehatan, dan lainnya;3. MEMBANGUN RENCANA DAN STRATEGI- Perencanaan merupakan sebuah proses untuk mengidentifikasi tujuan dan menterjemahkan tujuan tersebut ke dalam kegiatan yang nyata/konkrit dan spesifik. Perencanaan akhir dan pengambilan keputusan akhir dilakukan oleh komunitas yang diorganisir;

4. GROUNDWORK: Proses penajaman dari langkah pengorganisasian, merupakan proses dialogis dan transformatif. Pendekatan yang dilakukan bukan lagi orang per orang tetapi sudah dengan melakukan kelompok-kelompok kecil dengan melakukan dialog mengenai pandangan, impian, analisis, kepercayaan, perilaku yang berkaitan dengan isu/persoalan yang dikeluhkan oleh komunitas. Proses ini bertujuan untuk memastikan keterlibatan kelompok dalam melakukan analisa, pemecahan masalah, dan aksi bersama untuk memecahkan permasalahan tersebut.

5. RAPAT-RAPAT- Mencari tahu budaya, sejarah, kondisi ekonomi, lingkungan, pemimpin lokal, aktivitas formal dan informal, dalam komunitas. Perjumpaan dengan kelompok besar di aras komunitas dilakukan juga untuk mendiskusikan secara formal mengenai isu yang akan dipecahkan bersama;

6. ROLE PLAY: Merupakan sebuah proses dimana anggota kelompok di aras komunitas melakukan simulasi peran melalui dialog, diskusi, lobi, negosiasi, atau bahkan advokasi dalam sebuah studi kasus terkait dengan isu kesehatan yang menjadi permasalahan. Berbagai skenario sebaiknya didesain sehingga memberikan proses pembelajaran bagi komunitas dalam proses penyelesaian masalah;

Page 18: PENGERTIAN PUSKESMAS

7. MOBILISASI- Merupakan sebuah langkah aksi dari komunitas untuk mencoba menyelesaikan permasalahan yang muncul. Bekaitan dengan isu yang diangkat mungkin ini bisa berupa negosiasi dan atau dialog disertai dengan tip dan trik yang telah dipersiapkan. Terkait dengan permasalahan ini bisa berupa tindakan mobilisasi anggota dalam komunitas untuk berpartisipasi dalam memulai kegiatan-kegiatan yang dapat menyelesaikan permasalahan mereka. Misalnya kampanye operasi jentik nyamuk, orasi kesehatan dan lainnya;

8. EVALUASI- Sebuah proses dimana anggota kelompok kesehatan mempunyai keterampilan untuk menilai tentang proses pembelajaran apa yang mereka dapat dari serangkaian kegiatan yang dilakukan, apa yang tidak diraih terkait dengan indikator/hasil yang ditetapkan dalam perencanaan, apa kelebihan dan kelemahan dari proses pelaksanaan aksi yang telah dilakukan dan bagaimana cara meminimalkan segala kelemahan dan kesalahan yang telah dilakukan;

9. REFLEKSI- Sebuah langkah yang seringkali dianggap sepele tetapi disinilah kekuatan spirit sebuah gerakan dalam proses pengorganisasian. Proses refleksi adalah sebuah proses dimana dimensi rasa lebih mengutama untuk kemudian mendorong proses kesadaran diri dari anggota kelompok dalam komunitas. Dalam refleksi, proses pencerahan apa yang terjadi di masing-masing anggota kelompok di aras komunitas dibagikan berdasarkan pengalaman mereka ketika melakukan aksi;

10. PELEMBAGAAN KELOMPOK KESEHATAN- tujuan dari pengorganisasian kesehatan komunitas salah satunya adalah membangun organisasi rakyat yang kokoh sehingga mampu menjadi media yang dapat menjembatani segala persoalan dan aspirasi yang ada di aras komunitas. Proses untuk menentukan pemimpin organisasi, peran-peran dalam organisasi disepati secara demokratis. Demikian juga budaya organisasi dan kesiapan manajemen juga diinisiasi untuk menjamin keberlanjutan organisasi.

Pada dasarnya ruang lingkup kegiatan lokmin itu, mencakup dua hal pokok, yang meliputi :

1. Lokmin Lintas Program :

Meningkatkan kerjasama antar petugas internal puskesmas Mendapatkan kesepakatan sesuai rencana pelaksanaan kegiatan Meningkatkan motivasi tugas seluruh staf puskesmas Mengkaji pelaksanaan rencana kerja (RPK) yang telah disusun.

2. Lokmin Lintas Sektor :

Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral, untuk membina dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.

Page 19: PENGERTIAN PUSKESMAS

Mengkaji hasil kegiatan kerjasama, memecahkan masalah yang terjadi serta menyusun rencana kerjasama upaya alternatif pemecahan masalahnya

Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan. Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.

Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari  : rujukan internal dan rujukan eksternal.

Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk

Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal  (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).

Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik dan rujukan Kesehatan.

Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.

Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).

Demikianlah sepintas ulasan beberapa jenis sistem rujukan pelayanan kesehatan, khususnya yang sering dilakukan dalam pelayanan puskesmas. Informasi tentang upaya rujukan ini dikutip dari berbagai sumber referensi pelayanan kesehatan masyarakat dan dikolaborasikan dengan sedikit pengalaman pengabdian saya saat bertugas keliling puskesmas. Mudah-mudahan memberikan pemahaman yang bermanfaat.

Untuk bisa mengatasi penularan penyakit menular tersebut diperlukan strategi jitu secara bersama-sama, diantara seluruh komponen pelayanan di bidang kesehatan.

1. Strategi Promosi Informasi : memberikan informasi secara optimal sesuai dengan jenis sasaran pelayanan kesehatan

Page 20: PENGERTIAN PUSKESMAS

2. Strategi Eliminasi Kasus : mengurangi faktor risiko terjadinya penularan penyakit yang terutama berasal dari perilaku dan lingkungan

3. Strategi Peran Kader : mengaktifkan dan memberdayakan peranan kader kesehatan masyarakat, khususnya di wilayah kerja puskesmas

4. Strategi Pendampingan : melakukan pendekatan personal melalui penjangkauan dan pendampingan kasus khusus pada kelompok berisiko tinggi

Dalam konsep lainnya, bisa pula diterapkan lima strategi bintang dalam pemberantasan penyakit menular, sehingga bisa lebih efektif untuk menanggulangi penularan penyakit.

Menurut Catatan Rusman R. Manik, dalam FB friends Notes, September 2009, berikut ini adalah draft daftar periksa yang menurutnya layak menjadi pedoman untuk dikembangkan lebih lanjut.Daftar itu menyangkut melakukan langkah-langkah penilaian, UJI dan PERIKSA:

1. Apakah usulan tema SKPD pada tahun usulan sudah sesuai dengan prioritas di RPJM (Rencana Program Jangka Menengah), permasalahan yang mengemuka pada tahun usulan serta Prioritas Pembangunan? Tema SKPD pada tahun usulan harus sama dengan ringkasan daftar prioritas SKPD dalam sebuah kalimat yang efektif

2. Apakah usulan program dan kegiatan sudah sesuai dengan Tema SKPD? Periksa dan nilailah NAMA serta “BENTUK” kegiatannya. Bila tidak sesuai, nilailah ARTI PENTING-nya

3. Apakah INDIKATOR KINERJA kegiatan telah terisi secara baik dan benar? Periksa dan nilai juga hubungan sebab akibat pada indikator kinerja.

4. Apakah ada kegiatan lain yang perlu dilaksanakan untuk menjamin terwujudnya TARGET HASIL dan CAPAIAN PROGRAM? Bila ada, kegiatan manakah yang lebih baik untuk dilaksanakan?

5. Apakah indikator kinerja pada kegiatan-kegiatan dalam sebuah program mengarah pada satu capaian program tertentu?

6. Apakah lokasi kegiatan dan kelompok penerima manfaat sudah diisikan? Tepatkah lokasi dan kelompok penerima manfaat dengan deskripsi indikator kegiatannya?

7. Apakah total usulan belanja wajar berdasarkan TARGET OUTPUT (keluaran). Periksa kewajaran jenis belanja dan rincian belanja pada objek belanjanya.

8. Apakah SUMBER DANA sudah diisi? Pastikan agar kegiatan yang didanai oleh pemerintah atasan tidak terkurangi.

pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan; meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan; meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat; meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit; meningkatkan keadaan gizi masyarakat; dan meningkatkan penanganan masalah kesehatan di daerah bencana

I. Tindak Lanjut yang Diperlukan

Dengan mempertimbangkan permasalahan yang dihadapi, langkah kebijakan yang ditempuh, dan hasil-hasil yang telah dicapai seperti tersebut di atas, rencana tindak lanjut yang diperlukan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut.

Page 21: PENGERTIAN PUSKESMAS

A. Meningkatkan Pemerataan dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan

Peningkatkan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masyarakat dilaksanakan antara lain melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya, serta kelas III rumah sakit. Melalui upaya ini diharapkan tingkat disparitas status kesehatan antara penduduk kaya dan miskin semakin berkurang. Untuk mengantisipasi berbagai kendala teknis di lapangan yang dihadapi oleh masyarakat miskin dalam mendapatkan pelayanan yang layak, misalnya hambatan administrasi dan prosedural, sosialisasi dan advokasi kepada institusi penyelenggara akan lebih ditingkatkan, di samping memperkuat pemantauan dan safe guarding. Selain itu, juga dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya; pembangunan dan perbaikan rumah sakit terutama di daerah bencana dan tertinggal secara selektif; pengadaan obat, pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan; dan penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan.

Selanjutnya, perlu ditingkatkan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-kurangnya peningkatan promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan pengobatan dasar; peningkatan pelayanan kesehatan rujukan; pengembangan pelayanan dokter keluarga; serta peningkatan peran serta masyarakat dan sektor swasta dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Upaya lainnya dalam rangka peningkatan pemerataan, pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui penempatan tenaga dokter dan paramedis terutama di puskesmas dan rumah sakit di daerah tertinggal; peningkatan ketersediaan, pemerataan, mutu, dan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan, terutama untuk penduduk miskin; dan peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit.

Melalui pelaksanaan berbagai kebijakan itu dan dibarengi dengan kemajuan di bidang sosial dan ekonomi, diharapkan taraf kesehatan penduduk miskin akan menjadi lebih baik.

B. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan

Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, upaya yang akan dilakukan adalah pengangkatan dan penempatan tenaga kesehatan, seperti dokter dan tenaga keperawatan terutama di daerah terpencil, peningkatan proporsi puskesmas yang memiliki tenaga dokter; peningkatan proporsi rumah sakit kabupaten/kota yang memiliki tenaga dokter spesialis dasar, dan peningkatan mutu pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.

Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan perlu ditingkatkan untuk memenuhi keperluan tenaga kesehatan, terutama untuk pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya, serta rumah sakit kabupaten/kota terutama di daerah terpencil dan bencana. Langkah tersebut perlu diikuti dengan peningkatan keterampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, pembinaan tenaga kesehatan termasuk

Page 22: PENGERTIAN PUSKESMAS

pengembangan karier tenaga kesehatan; dan penyusunan standar kompetensi dan regulasi profesi kesehatan.

Upaya lain yang penting untuk dilakukan adalah penjaminan terpenuhinya persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan produk terapetik/obat, perbekalan kesehatan rumah tangga, obat tradisional, suplemen makanan, dan produk kosmetika melalui pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya; pengawasan pemakaian narkotika, psikotropika, zat adiktif (Napza); dan pengawasan mutu, khasiat, dan keamanan produk. Kapasitas laboratorium pengawasan obat dan makanan juga perlu diperkuat. Pengembangan obat asli Indonesia akan dilaksanakan melalui pengembangan dan penelitian tanaman obat; peningkatan promosi pemanfaatan obat bahan alam Indonesia; dan pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alam Indonesia.

Berbagai upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan itu, juga didukung oleh pengembangan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan dan peningkatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

Pengembangan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan akan dilaksanakan melalui pengkajian kebijakan, pengembangan sistem perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian, pengawasan dan penyempurnaan administrasi keuangan, serta hukum kesehatan. Selain itu, sistem informasi kesehatan baik nasional maupun daerah perlu dibangun dengan baik. Kebijakan untuk menjamin pembiayaan kesehatan masyarakat secara kapitasi dan praupaya terutama bagi penduduk miskin perlu juga terus dilanjutkan.

Peningkatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan akan dilaksanakan melalui penelitian dan pengembangan, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga peneliti, sarana dan prasarana penelitian, serta penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan.

C. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Dalam rangka meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat akan dilaksanakan kegiatan (1) pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE); (2) pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat, (seperti pos pelayanan terpadu, pondok bersalin desa, dan usaha kesehatan sekolah) dan generasi muda; dan (3) peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

Upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, perlu didukung oleh peningkatan kualitas lingkungan hidup yang dilaksanakan melalui penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin; pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan; pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan; dan pengembangan wilayah sehat.

D. Meningkatkan Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Page 23: PENGERTIAN PUSKESMAS

Untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular upaya yang perlu dilakukan antara lain pencegahan dan penanggulangan faktor risiko; peningkatan imunisasi; penemuan dan tatalaksana penderita; peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah; dan peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit.

Upaya khusus untuk mengatasi penyakit polio, yaitu (1) Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio secara serentak dilakukan di seluruh provinsi Indonesia untuk memutuskan mata rantai penularan virus polio tersebut. Pelaksanaan PIN direkomendasikan oleh tim dan para pakar WHO SEARO dalam technical meeting di New Delhi bulan Juni 2005. PIN Polio 2005 akan dilaksanakan dua kali putaran, yaitu tanggal 30 Agustus 2005 dan 27 September 2005; (2) Sistem surveilans AFP yang ketat dan intensifikasi surveilans epidemiologi dilakukan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota; dan (3) Peningkatan cakupan imunisasi dilakukan di setiap desa.

Dalam upaya penanggulangan flu burung, akan dilaksanakan respon cepat ke daerah yang belum terjangkit sebagai tindakan kewaspadaan dini dengan intensifikasi surveilans epidemiologi terhadap kasus influenza dan pneunomia. Selain itu, akan dilaksanakan penyuluhan kesehatan dan membangun jejaring kerja dengan berbagai pihak, serta meningkatkan koordinasi dan kerja sama lintas sektor.

E. Meningkatkan Keadaan Gizi Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan status gizi mayarakat terutama pada ibu hamil, bayi, dan anak balita perlu dilakukan pendidikan gizi dan pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi. Penanggulangan kurang energi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium, kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya perlu ditingkatkan, sejalan dengan penanggulangan gizi-lebih, dan surveilans gizi.

Untuk mengatasi masalah busung lapar atau kurang energi dan protein tingkat berat di berbagai daerah di Indonesia telah dilakukan langkah darurat berupa perawatan penderita di rumah sakit dan pemberian makanan tambahan. Upaya berikutnya adalah menyusun rencana secara terpadu untuk menangani masalah ini mulai dari aspek produksi, distribusi sampai dengan konsumsi dan bersifat lintas sektor. Di bidang kesehatan telah dirumuskan program perbaikan gizi masyarakat yang meliputi penanggulangan kurang energi protein; peningkatan surveilans gizi termasuk melanjutkan penerapan sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) dan mengaktifkan posyandu; peningkatan pendidikan gizi masyarakat; dan pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi.

F. Meningkatkan Penanganan Masalah Kesehatan di Daerah Bencana

Dalam rangka penanggulangan akibat bencana yang terjadi di berbagai daerah, upaya-upaya yang akan terus dilanjutkan antara lain adalah rehabilitasi dan rekonstruksi sarana

Page 24: PENGERTIAN PUSKESMAS

pelayanan kesehatan yang rusak, pemenuhan tenaga kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit, penyediaan obat dan peralatan kesehatan, perbaikan gizi, serta upaya untuk memulihkan fungsi pelayanan kesehatan di daerah bencana. Selanjutnya, dalam rangka penanggulangan akibat bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di NAD dan Nias, Sumatra Utara, untuk meningkatkan efisiensi dan keefektifan pelayanan kesehatan, dalam fase rehabilitasi dan rekonstruksi, kerja sama lintas sektor dan lintas program akan lebih ditingkatkan terutama dengan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Nias, Sumatra Utara, termasuk ketersediaan sumber pembiayaannya.

16Upaya pelayanan kesehatan dasarmerupakan langkah awal yang sangat pentingdalam rangka memberikan pelayanankesehatan pada masyarakat. Denganpemberian pelayanan kesehatan dasarsecara cepat dan tepat diharapkan sebagianbesar masalah kesehatan masyarakat dapatdiatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasaryang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanankesehatan adalah sebagai berikut :A. Pelayanan Kesehatan Ibu dan bayiSeorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi danperkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami ibu bisa berpengaruh padakesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dananaknya1. Pelayanan AntenatalPelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatanprofesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan danperawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya. Hasil pelayanan antenatal dapatdilihat dari cakupan K1 dan K4Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaranbesaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanankesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaranbesaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar sertapaling sedikit empat kali kunjungan (sekali pada trimester pertama, sekali pada trimesterkedua, dan dua kali pada trimester ketiga). Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihatkualitas pelayanan kesehatan ibu hamil.Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 200717Gambaran persentase cakupan pelayanan K1 di Kabupaten Jombang padatahun 2007 sebesar 18.818 atau 79,58%, sedangkan cakupan K4 adalah sebesar18.309 atau 76,46% ( Tabel 17 Lampiran Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun2007)2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan kompetensi kebidananKomplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadipada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh

Page 25: PENGERTIAN PUSKESMAS

tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional).Hasil pengumpulan data indikator SPMdi Kabupaten Jombang pada tahun 2007menunjukkan bahwa persentase cakupanpersalinan dengan pertolongan tenagakesehatan sebesar 86,04 %, dimana targetcakupan persalinan oleh tenaga kesehatantahun 2007 adalah 87 %. Cakupanpersalinan dengan tenaga kesehatanselama tiga tahun terakhir terlihat padaUntuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang handal dengan kompetensikebidanan, Seksi Kesehatan Keluarga pada tahun 2007 telah melakukan berbagaipelatihan untuk tenaga bidan diantaranya adalah pelatihan APN (Asuhan PersalinanNormal), manajemen asfiksia bayi baru lahir, manajemen bayi dengan berat lahirrendah, dll.3. Ibu Hamil Risiko Tinggi yang DirujukDalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan di desa dan puskesmas,beberapa ibu hamil diantaranya tergolong dalam kasus risiko tinggi (risti) danmemerlukan pelayanan kesehatan rujukan.Penempatan dokter spesialis kandungan di puskesmas rawat inap secara bergiliranmerupakan salah satu jalan keluar untuk penanganan ibu hamil risti sesegera mungkinoleh tenaga spesialis yang berkompetenJumlah ibu hamil risti di Kabupaten Jombang tahun 2007 sebesar 4.791 orang,dengan risti ditangani sebanyak 3.808 (79,515%)4. Kunjungan Neonatus (KN2)Bayi hingga usia kurang dari satu bulan (0-28 hari) merupakan golongan umur yangpaling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Dalammelaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukanpemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.Secara keseluruhan cakupan KN2 di Kabupaten Jombang pada tahun 2007 adalah85,86 % dari seluruh neonatus sejumlah 22.580 bayi. Artinya, masih terdapat 17,22 %bayi neonatus yang tidak melakukan kunjungan kedua ke sarana pelayanan kesehatansetempat. (Tabel 15 Lampiran Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2007) .Cakupan KN 2 ini menurun dibanding tahun 2006.Gambar 6. Persentase Cakupan Kunjungan Neonatus (KN 2) di Kabupaten Jombangtahun 2005 - 20075. Kunjungan BayiHasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari 34 puskesmasyang ada di wilayah Kabupaten Jombang menunjukkan cakupan kunjungan bayi baru padasarana pelayanan kesehatan dalam hal ini puskesmas di tahun 2007 adalah sebesar 12.691atau 56,20% ( Tabel 15 Lampiran Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2007)B. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan RemajaPelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remajadilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang danpemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, sertapelayanan kesehatan pada remaja.

Page 26: PENGERTIAN PUSKESMAS

Dari kompilasi data indikator kinerja SPM bidang Kesehatan menunjukkan bahwacakupan deteksi tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah sebesar 13.54 %, siswaSD/MI yang diperiksa sebesar 13.38 %, dan pelayanan kesehatan remaja sebesar 50.65 %( Tabel 18 Lampiran Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2007)C. Pelayanan Keluarga BerencanaJumlah pasangan usia subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data pada tahun 2007sebesar 230.376 sedangkan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 174.563 orang atau76% (Tabel 19 Lampiran Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2007)Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB aktif adalah IUD 13.761orang , MOP/MOW 11.629 orang , Implant 12.889 orang, suntik 96.529 orang, pil 37.380orang, dan kondom 2.375 orang, dengan proporsi persentase masing-masing alatkontrasepsi tersebut sebagai berikut :Gambar 7. Proporsi Jenis Kontrasepsi yang Digunakan oleh Peserta KB aktif diKabupaten Jombang Tahun 2007Sumber : Tabel 19 Lampiran Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2007Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 200720D. Pelayanan ImunisasiPencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatugambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secaralengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayahtersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularanPD3IPelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali),Hepatitis B (3 kali) dan Campak (1 kali) yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandudan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.Adapun cakupan pelayanan imunisasi bayi di Kabupaten Jombang pada tahun 2007adalah : BCG sebesar 95.20%, DPT 1-HB 1 93.67%, DPT 3-HB 3 92.79 %, Polio 3 91.15%, Campak 91.18%Sedangkan jumlah desa/kelurahan yang telah mencapai UCI adalah 82 desa/kelurahandari 306 desa/kelurahan yang ada (27%). Bila dibandingkan dengan tahun 2006 (desa UCIsebanyak 84 desa/kelurahan) , jumlah desa UCI tahun 2007 mengalami penurunanE. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia LanjutCakupan pelayanan kesehatan pra usila (45-59 th) dan usia lanjut (>60 th) pada tahun2007 di Kabupaten Jombang sebesar 31.85 % dari seluruh jumlah pra usila dan usila yangdilaporkan sebanyak 62.213 orang yang terdaftar di posyandu usila. Adapun jumlah prausila yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 9.187 (34.14 %) dan jumlah usilayang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 10.630 (30.11%)F. Pembinaan Kesehatan LingkunganUntuk memperkecil risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat darilingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan,antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secaraberkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasiterhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar.Hasil kompilasi data dari 34 puskesmas menunjukkan bahwa pada tahun 2007 dari 978institusi yang ada, sebanyak 850 unit (86.51%) institusi yang telah dibina, yang meliputi 13

Page 27: PENGERTIAN PUSKESMAS

unit (100%) sarana kesehatan, 396 unit (88.40%) sarana pendidikan, 361 unit (100%)sarana ibadah, 73 unit (66.36%) sarana lain, dan 7(15.21%) buah sarana perkantoran yangdibina.Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2007G. Perbaikan Gizi masyarakatUpaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk menaganipermasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi sering dijumpaipada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A,gangguan akibat kekurangan yodium, dan anemia zat besi1. Pemantauan Pertumbuhan BalitaUpaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatanpenimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan. Hasil dari kompilasi 34 puskesmasdi Kabupaten Jombang, jumlah balita yang ada 105.368, balita datang ke posyanduuntuk ditimbang 68.982 (65.47%), dengan hasil penimbangan jumlah balita denganberat badan naik sebanyak 43.021 (62.37%). Sementara itu balita dengan statuspenimbangan di bawah garis merah (BGM) sebesar 2.659 (3,85%).2. Pemberian Kapsul Vitamin ACakupan pemberian kapsul vitamin A 2 kali pada bulan Februari dan Agustus untukanak balita pada tahun 2007 adalah 99.601 dari 105.368 sasaran balita atau 94.53 %.Tingginya cakupan pemberian vitamin A ini menandakan bahwa orang tua khususnyaibu telah menyadari pentingnya pemberian kapsul vitamin A uintuk balita mereka3. Pemberian Tablet BesiPada tahun 2007, ibu hamil yang ada sebesar 23.947 dan yang mendapatkanpemberian 90 tablet besi adalah 17.653 (73.72%) bumil. Cakupan pemberian tablet Feini menurun dibanding dengan capaian tahun 2006, dimana pada tahun 2006 tercapai78,5 %. Penurunan ini disebabkan oleh karena tidak semua ibu hamil memeriksakankesehatannya ke puskesmas, sebagian dari mereka memeriksakan kesehatannya disarana kesehatan swasta sehingga pendistribusian tablet besi tidak dapat terpantau.Namun demikian petugas kesehatan tetap memberikan motivasi tentang pentingnyamengkonsumsi tablet besi dan memotivasi agar tablet besi tersebut benar-benardiminum oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia ibu hamil

strategi penanganan kasus DBD

Strategi

A. Pemberdayaan Masyarakat

Meningkatnya peran aktif masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan

penyakit DBD merupakan kunci keberhasilan upaya pemberantasan penyakit DBD.

Untuk mendorong meningkatnya peran aktif masyarakat, maka upaya-upaya KIE, social

marketing, advokasi dan berbagai penyuluhan dilaksanakan secara intensif dan

berkesinambungan melalui berbagai media massa dan sarana.

Page 28: PENGERTIAN PUSKESMAS

B. Peningkatan Kemitraan Berwawasan Bebas Penyakit DBD

Peran sektor terkait sangat menentukan sekali dalam pemberantasan penyakit DBD.

Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi stakeholder baik sebagai mitra maupun

pelaku merupakan langkah awal dalam menggalang, meningkatkan dan mewujudkan

kemitraan. Jejaring kemitraan dilaksanakan melalui pertemuan berkala guna memadukan

berbagai sumber daya masing-masing mitra. Pertemuan berkala dilaksanakan mulai dari

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program.

C. Peningkatan Profesionalisme Pengelola Program

Pengetahuan mengenai bionomic vektor, virologi, faktor perubahan iklim,

penatalaksaan kasus harus dikuasai oleh pengelola program sebagai landasan dalam

menyusun program pemberantasan DBD, sehingga diperlukan adanya peningkatan SDM

misal : pelatihan, sekolah dan sebagainya.

D. Desentralisasi

Optimalisasi pendelegasian wewenang pengelolaan program kepada kabupaten/kota.

E. Pembangunan Berwawasan Kesehatan Lingkungan

Lingkungan hidup yang sehat akan mengurangi angka kesakitan penyakit DBD,

sehingga diperlukan adanya peningkatan mutu dari lingkungan itu sendiri melalui

orientasi, advokasi, sosialisasi tentang pemberantasan penyakit DBD yang berwawasan

lingkungan kepada semua pihak terkait.

1.2.2 Kebijakan

a) Meningkatkan perilaku hidup sehat dan kemandirian terhadap P2 DBD

b) Meningkatkan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap penyakit DBD

c) Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi program P2 DBD

d) Memantapkan kemitraan baik lintas sektor/program, LSM, organisasi profesional dan

dunia usaha

1.2.3. Pokok-Pokok Kegiatan

Page 29: PENGERTIAN PUSKESMAS

1. Melakukan surveilans epidemiologi dimana dilakukan kewaspadaan dini penyakit

DBD melalui kegiatan penemuan dan pelaporan penderita baik dari RS, Puskemas,

Pemantauan Jentik Berkala.

2. Tatalaksana kasus

3. Pemberantasan vektor melalui program pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

4. Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB)

5. Penggerakan peran serta masyarakat

6. Pelatihan guna meningkatkan SDM yang profesional terhadap petugas kesehatan,

petugas laboratorium, pelaksana program, petugas lapangan penyemprot, dokter

puskesmas, dokter swasta, dan dokter RS

7. Promosi DBD yaitu melalui penyuluhan media massa, pengadaan leaflet, poster dan

seminar

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pencapaian program P2P DBD tentang ABJ, apakah telah mencapai

angka ≥ 95% di wilayah kerja Puskesmas Bareng dari bulan Januari dan Februari

2009?

2. Bagaimana pencapaian program P2P DBD tentang abatisasi, Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN) dan penyuluhan di wilayah kerja Puskesmas Bareng dari bulan

Januari dan Februari 2009?

Tujuan

1. Untuk mengetahui pencapaian program P2DBD tentang ABJ, apakah telah mencapai

angka ≥ 95% di wilayah kerja Puskesmas Bareng dari bulan Januari dan Februari

2009.

2. Untuk mengetahui pencapaian program P2DBD tentang abatisasi, Pemberantasan

Sarang Nyamuk (PSN) dan penyuluhan di wilayah kerja Puskesmas Bareng dari dari

bulan Januari dan Februari 2009

PERENCANAAN PUSKESMAS (PUBLIC HEATLH CENTER PLANNING)

Page 30: PENGERTIAN PUSKESMAS

PENGERTIAN MICROPLANNING

Merupakan penyusunan rencana 5 tahunan dengan tahapan tiap-tiap tahun di tingkat

Puskesmas untuk mengembangkan dan membina Posyandu KB Kesehatan di wilayah

kerjanya, berdasarkan masalah yang dihadapi dan kemampuan yang dimiliki dalam

rangka meningkatkan fungsi Puskesmas

Perencanaan Tingkat Puskesmas, bertujuan meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam

bidang perencanaan, khususnya berpikir analitik, inisiatif, kreatif dan inovatif

Lokakarya Mini Puskesmas, bertujuan meningkjatkan kemampuan Puskesmas dalam

menggerakan stafnya dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan

Stratifikasi Puskesmas, bertujuan meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam

melakukan pengendalian dan penilaian Puskesmas

MACAM PERENCANAAN PUSKESMAS

1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib:Promkes, PL, KIA-KB, Gizi, P2, BP.

2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan:UKS, PKM, UKK, Kesgilut, Keswa,

Mata, Lansia, Batra.

LANGKAH PENYUSUNAN PERENCANAAN UPAYA KESEHATAN

1. Menyusun usulan kegiatan:Rincian kegiatan, tujuan, sasaran, volume, waktu, lokasi,

biaya untuk setiap kegiatan

2. Mengajukan Usulan Kegiatan, ke Dinkes

3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (POA)

FORMAT MICROPLANNING

1. Pendahuluan

2. Keadaan dan Masalah

Page 31: PENGERTIAN PUSKESMAS

3. Tujuan dan Sasaran

4. Pokok kegiatan dan Tahapan pelaksanaan tahunannya

5. Penyusunan kebutuhan sumber daya

6. Pemantauan dan Penilaian

7. Penutup

DEFINISI:

1. Perencanaan: salah satu fungsi manajemen yg merupakan keseluruhan proses memilih

alternatif, langkah dan alokasi sumber daya yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan

2. Masalah: sesuatu yang perlu dipecahkan mengingat adanya kesenjangan antara tujuan

yang diharapkan dengan kenyataan

3. Tujuan: pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu, yang

dinyatakan dalam uraian pokok dan ringkas serta tidak perlu dinyatakan secara kuantitatif

4. Sasaran: suatu pernyataan tentang suatu hasil yang terukur (kuantitatif) dan yg

direncanakan dicapai dalam kurun waktu tertentu

5. Kebijakan: ketentuan yang ditetapkan untuk dipergunakan sebagi pedoman atau petunjuk

untuk menyelenggarakan upaya dalam mencapai tujuan dan sasaran

6. Strategi: arah dan cara bertindak yang dipilih dengan memperhitungkan berbagai segi,

serta faktor lingkungan, untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai

LOKAKARYA MINI BULANAN

Pertemuan yang diselenggarakan setiap bulan di Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh

staff di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa serta dipimpin oleh Kepala

Puskesmas

Proses penggalangan kerjasama tim Puskesmas dengan pendekatan sistem

Page 32: PENGERTIAN PUSKESMAS

Masukan

1. Laporan hasil kegiatan bulan lalu

2. Informasi: hasil rapat dinas kab /kota, rapat kecamatan, kebijakan, program dan konsep

baru

Proses .

1. Analisis hambatan dan masalah, Analisis sebab masalah,

2. Merumuskan alternatif pemecahan masalah

Keluaran

1. Rencana kerja bulan yang baru

LOKAKARYA MINI TRIBULANAN

Pertemuan yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali di Puskesmas yang dihadiri oleh

instansi lintas sektor tingkat kecamatan, Badan Penyantun Puskesmas (BPP), staf

Puskesmas dan jaringannya, serta dipimpin oleh camat

Proses penggalangan kerjasama tim lintas Sektor Puskesmas dengan pendekatan sistem

Masukan

1. Laporan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor terkait

2. Inventarisasi masalah/hambatan dari masingmasing sektor dalam pelaksanaan program

kesehatan

3. Pemberian informasi baru

Proses

Page 33: PENGERTIAN PUSKESMAS

1. Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan

2. Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sector

3. Merumuskan cara penyelesaian masalah

Keluaran

1. Rencana kerja tribulan yang baru

2. Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)

SUPERVISI

Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan eksternal.

1. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung.

2. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta

berbagai institusi pemerintah terkait.

Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada

pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan

perundang-undangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan

pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

POSYANDU KB-KES

Merupakan salah satu bentuk kegiatan BPD (dulu LKMD), dimana masyarakat (antara

lain PKK) menyelenggarakan pelayanan 5 program prioritas secara terpadu di satu

tempat dan dalam waktu yang sama, dengan bantuan pelayanan langsung dari staf

Puskesmas, yaitu pada jenis pelayanan yang masyarakat tidak kompeten untuk

memberikannya sendiri.

KETERPADUAN POSYANDU

Page 34: PENGERTIAN PUSKESMAS

Keterpaduan antar 5 program (KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan diare)

Keterpaduan antar sektor terkait (BPD, PKK, BKB, Kes

Keterpaduan Pelayanan Kesehatan oleh masyarakat dan kesehatan

a. Pengertian:

Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencanaan ini mencakup semua kegiatan yang termasuk dalam upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun sebagai Rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya.

b. Tujuan Perencanaan Tingkat Puskesmas

Menghasilkan rencana tahunan Puskesmas yang berbasis bukti dan yang didukung oleh multipihak.

. DIAGRAM ALUR PTP

TAHAP 1:  Lokakarya Persiapan

Tahap ini merupakan tahap awal dari proses Perencanaan Puskesmas multipihak di tingkat Kecamatan.

 

Tujuan

Memberikan pemahaman mengenai kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional, provinsi, kabupaten/kota

Memahami alur proses perencanaan tingkat Puskesmas Memahami usulan Pra- Musrenbang desa Pembentukan tim perencana dan tim pengawal Penjelasan mengenai pengumpulan data

Proses:

Inisiatif Lokakarya persiapan ini digagas oleh Dinkes kabupaten/kota                    dan staf  Puskesmas sebagai pelaksana lokakarya.

TAHAP 2: Lokakarya  Perencanaan Tahunan Puskesmas

Page 35: PENGERTIAN PUSKESMAS

Lokakarya ini dilaksanakan  paling lama 2 minggu  setelah pertemuan persiapan (tahap I).  Pada saat itu proses pengumpulan data harus sudah selesai.

 

Tujuan

Pada akhir lokakarya  tim perencana   Puskesmas  dapat:

Menghasilkan analisis situasi dan masalah di kecamatan/wilayah kerjanya. Menghasilkan analisis dan prioritas penyebab masalah KIBBLA di kecamatan/wilayah

kerjanya. Memilih alternatif pemecahan  masalah (solusi, kegiatan dan prioritas kegiatan). Menghasilkan rencana usulan kegiatan. Menghasilkan draft dokumen  rencana usulan kegiatan. Merumuskan rencana tindak lanjut untuk proses pengawalan dokumen sampai masuk

dalam  musrenbang kecamatan, renja SKPD dan musrenbang kabupaten.

 

Proses

Lokakarya ini dipersiapkan oleh fasilitator beserta tim perencana Puskesmas  yang sudah dibentuk pada tahap orientasi.

TAHAP 3:  Pengawalan

Tahap ini dilaksanakan segera setelah lokakarya perencanaan tingkat Puskesmas    sampai disetujuinya masuk pada agenda hasil musrenbang kecamatan,  pada Renja SKPD dan pada Musrenbang Kabupaten/Kota.

 

Tujuan

Tersedianya dokumen Rencana Tahunan Puskesmas sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Tersedianya bahan untuk materi pengawalan Disetujuinya Rencana Tahunan Puskesmas masuk pada agenda hasil musrenbang

kecamatan,  Renja SKPD dan pada agenda hasil Musrenbang Kabupaten

 

Proses

Pertemuan penyempurnaan dokumen rencana tahunan Puskesmas

Page 36: PENGERTIAN PUSKESMAS

Pertemuan untuk mengemas materi guna melaksanakan langkah-langkah pengawalan Advokasi/sosialisasi lintas program, lintas sektor terkait Pengusulan kegiatan pada Musrenbang Kecamatan Pengusulan kegiatan pada proses DTPS-KIBBLA Pengusulan kegiatan pada Renja SKPD Pengusulan Kegiatan pada Musrenbang Kabupaten Sistem Kesehatan Nasional 2004 ditetapkan menurut SK Menkes No.

131/MENKES/SK/II/2004.  Sistem Kesehatan Nasional (SKN) merupakan pedoman bagi semua pihak dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia. SKN adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.

Sesuai dengan pengertian SKN, maka subsistem pertama SKN adalah upaya kesehatan.

Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi Bangsa Indonesia. Subsistem upaya kesehatan menghimpun berbagai upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP)  secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (SK Menkes No. 131/MENKES/SK/II/2004).

Yang dimaksud dengan UKP strata pertama adalah UKP tingkat dasar, yang 

mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada perorangan. Wujud UKP strata pertama adalah berbagai bentuk pelayanan professional seperti praktik bidan, praktik perawat, praktik dokter, praktik dokter gigi, poliklinik, balai pengobatan, praktik bersama, rumah bersalin, dan puskesmas. Dalam UKP strata pertama juga termasuk pelayanan pengobatan tradisional dan alternatif, serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika. Pelayanan pengobatan tradisional dan alternatif yang diselenggarakan adalah yang secara ilmiah telah terbukti keamanan dan khasiatnya (SK Menkes No. 131/MENKES/SK/II/2004). Salah satu contohnya adalah  akupuntur.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.  Untuk mewujudkan tujuan tersebut telah  diciptakan Visi Indonesia Sehat 2010, yang merupakan cerminan masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia dengan ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku sehat, dan dalam lingkungan sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, di seluruh wilayah Negara Kesehatan Republik Indonesia. Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan yang telah dicanangkan sejak tahun 1999, merupakan paradigma baru  yang dikenal dengan Paradigma Sehat, dan merupakan salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional Indonesia menuju Indonesia Sehat 2010 (Depkes, 2005).

Untuk melaksanakan visi tersebut, salah satu misi Depkes adalah meningkatkan kinerja

dan mutu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan (Depkes, 2005). Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yang berlandaskan paradigma sehat

tersebut maka diperlukan lulusan dokter yang dapat berperan serta dan merupakan ujung

Page 37: PENGERTIAN PUSKESMAS

tombak dalam upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) strata pertama yang mencakup pelayanan kesehatan professional terhadap semua spektrum usia dan semua jenis penyakit sedini mungkin, dan dilaksanakan secara paripurna, holistik, berkesinambungan serta berkoordinasi dengan profesi kesehatan lainnya.

Oleh karena itu, perlu ada penyesuaian orientasi pendidikan dokter, dari pendidikan yang

berbasis penguasaan disiplin ilmu ke pendidikan yang berbasis kompetensi sesuai dengan kompetensi yang diperlukan pada upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) strata pertama. Sesuai dengan Paradigma Sehat, pada UKM dan UKP strata pertama dibutuhkan pelayanan kesehatan yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Pelayanan yang komprehensif dengan pendekatan holistik a.    Preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif b.     Memandang manusia sebagai manusia seutuhnya 2. Pelayanan yang continue a.    Mempunyai rekam medis yang diisi dengan cermat b.   Menjalin kerjasama dengan profesi dan instansi lain untuk kepentingan pasien agar

proses konsultasi dan rujukan berjalan lancar  3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan a.    Mendiagnosis dan mengobati penyakit sedini mungkin b.    Mengkonsultasikan atau merujuk pasien pada waktunya c.    Mencegah kecatatan 4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif a.    Kerjasama profesional dengan semua pengandil agar dicapai pelayanan bermutu dan kesembuhan optimal b.    Memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin untuk penyembuhan. 5. Penanganan personal pasien sebagai bagian integral dari keluarga 6. Pelayanan yang mempertimbangkan faktor keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan

tempat tinggal. a. Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas, masyarakat dan

lingkungannya yang dapat mempengaruhi penyakitnya. b Memanfaatkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya untuk membantu

penyembuhan penyakitnya. 7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum 8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu 9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan yang merupakan

perwujudan dari adanya : a.    Rekam medis yang lengkap dan akurat yang dapat dibaca orang lain     b.    Standar Pelayanan Medis c.    Penggunaan evidence-based medicine untuk pengambilan         keputusan d.      Kesadaran akan keterbatasan kemampuan dan kewenangan e.  Kesadaran untuk mengikuti perkembangan ilmu melalui belajar sepanjang hayat dan

pengembangan profesi berkelanjutan.

Page 38: PENGERTIAN PUSKESMAS

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan seperti dijelaskan di atas, maka diperlukan lulusan dokter dengan kompetensi yang sesuai dengan peran dan tugas dokter dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tersebut.

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana

 

Tujuan penyelenggara Posyandu… 

1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas)

2. Membudayakan NKKBS. 3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

 

Pengelola Posyandu.

1. Penanggungjawab umum : Kades/Lurah

2. Penggungjawab operasional : Tokoh Masyarakat

3. Ketua Pelaksana : Ketua Tim Penggerak PKK

4. Sekretaris : Ketua Pokja IV Kelurahan/desa

5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes (Puskesmas).

             

Kegiatan Pokok Posyandu :

1. KIA

2. KB

3. lmunisasi.

4. Gizi.

Page 39: PENGERTIAN PUSKESMAS

5. Penggulangan Diare.  Pembentukan Posyandu.

a. Langkah – langkah pembentukan :

1)      Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.

2)     Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB .

3)     Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu

4)     Pemilihan kader Posyandu.

5)     Pelatihan kader Posyandu.

6)     Pembinaan.

 

b. Kriteria pembentukan Pos syandu.

Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.

c. Kriteria kader Posyandu :

1)      Dapat membaca dan menulis.

2)     Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.

3)     Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.

4)     Mempunyai waktu yang cukup.

5)     Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.

6)     Berpenampilan ramah dan simpatik.

7)     Diterima masyarakat setempat.

d. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu. 1. Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, Tim Penggerak PKK

Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja yaitu :

Page 40: PENGERTIAN PUSKESMAS

Meja I : Pendaftaran. Meja II : Penimbangan

Meja III : Pengisian KMS

Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.

Meja V : Pelayanan KB & Kes :

Imunisasi

Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan Februari dan Agustus.

Pembagian pil atau kondom

Pengobatan ringan.

Kosultasi KB-Kesehatan

 Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).

      2.  Sasaran Posyandu :

Bayi/Balita.

Ibu hamil/ibu menyusui.

WUS dan PUS.

a.       Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :

1)      Kesehatan ibu dan anak :

Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan Agustus)

PMT

Imunisasi.

Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.

Page 41: PENGERTIAN PUSKESMAS

 1)      Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.

2)     Pemberian Oralit dan pengobatan.

3)     Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS baita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN

S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.

K : Semua balita yang memiliki KMS.

D : Balita yang ditimbang.

N : Balita yang naik berat badannya. Keberhasilan Posyandu berdasarkan :

1 ) D / S : baik/kurangnya peran serta masyarakat 

2) N / D : Berhasil tidaknyaProgram posyandu

 

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh Kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan para medis (Jurim, Bindes, Perawat clan Petugas KB)

f. Dana.

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.

 

SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP)

Sistem informasi Posyandu adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu. OLeh sebab itu Sistem Informasi Posyandu merupakan bagian penting dari pembinaan Posyandu secara keseluruhan. Konkritnya, pembinaan akan lebih terarah apabila di dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan aktual. Dengan kata lain pembinaan merupakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi karena didasarkan pada informasi yang tepat, baik dalam lingkup terbatas maupun lingkup yang lebih luas.

Mekanisme Operasional SIP :

Page 42: PENGERTIAN PUSKESMAS

1)      Pemerintah Desa/kelurahan bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi Posyandu.

2)     Pengumpul data dan informasi adalah Tim Penggerak PKK dengan menggunakan instrumen :

a. Catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua kelompok   Dasa Wisma (kader PKK) .

b. Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember. c. Register anak balita dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember. d. Register WUS- PUS alam wilayah ketiga Posyandu bulan Januari s/d Desember. e. Register Ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember. f. Data pengunjung petugas Posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan kematian ibu hamil

melahirkan dan nifas. g. Data hasil kegiatan Posyandu.

 Catatan :

1. Instrumen/format SIP diatas oleh kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan/PLKB

2. Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan bertanggungjawab dalam hal :

a.       Menghimpun data dan informasi dari seluruh Posyandu yang ada dalam wilayah desa/kelurahan.

b.      Menyimpulkan seluruh data dan informasi.

c.       Menyusun data dan informasi sebagai bahan pertemuan ditingkat kecamatan (Rakorbang).

1. Puskesmas, PPLKB, Kaurbang mengambil data dari desa untuk dianalisis dan kemudian menjadi bahan rakor Posyandu di tingkat kecamatan.

2. Hasil analisis digunakan sebagai bahan menyusunan rencana pembinaan. Masalah-masalah yang dapat diatasi oleh Pemerintah Tingkat Kecamatan segera diambil langkah pemecahannya sedangkan yang tidak dapat dipecahkan dilaporkan ke tingkat Kabupaten/Kotamadya sebagai bahan Rakorbang Tingkat ll.

 STRATA POSYANDU dikelompokkan menjadi 4 :

            1. Posyandu Pratama  :

            • belum mantap.

            • kegiatan belum rutin.

Page 43: PENGERTIAN PUSKESMAS

            • kader terbatas.

            2. Posyandu Madya  :

            • kegiatan lebih teratur

            • Jumlah kader 5 orang

            3. Posyandu Purnama  :

            • kegiatan sudah teratur.

            • cakupan program/kegiatannya baik.

            • jumlah kader 5 orang

            • mempunyai program tambahan

4. Posyandu Mandiri  :             • kegiatan secara terahir dan mantap

            • cakupan program/kegiatan baik.

            • memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.

 Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah :

1.       Jumlah buka Posyandu pertahun.

2.      Jumlah kader yang bertugas.

3.      Cakupan kegiatan.

4.      Program tambahan.

5.      Dana sehat/JPKM.

 Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader PKK, LPM sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu.

 

Page 44: PENGERTIAN PUSKESMAS

PEMBINAAN KFSEJAHTERAAN KELUARGA PKK adalah gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggerakan untuk membangun keluarga sebagai unit atau kelompok terkecil dalam masyarakat dan bertujuan membantu pemerintah untuk ikut serta memperbaiki dan membina tata kehidupan dan penghidupan keluarga yang dijiwai oleh Pancasila menuju terwujudnya keluarga yang dapat menikmati keselamatan, ketenangan dan ketentraman hidup lahir dan bathin (keluarga sejahtera).

susunan kepengurusan PKK sebagai berikut :

            • Ketua, Wakil Ketua

            • Sekretaris, Wakil Sekretaris.

            • Bendara Wakil Bendahara

            • Ketua Pokja I dan anggota

            • Ketua Pokja II dan anggota.

            • Ketua Pokja III dan anggota.

            • Ketua Pokja IV dan anggota.

Sebagai Ketua disemua tingkatan dijabat secara funsional oleh istri Kepala Pemerintahan Daerah setempat sampai ke tingkat Desa/Kelurahan sedangkan yang menjadi Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara clan anggota adalah dari tokoh masyarakat setempat.

 Program P.K.K.

Tim Penggerak PKK memiliki 10 program pokok PKK sebagai berikut :

            1. Penghayatan dan l Pengamanan Pancasila.

            2. Gotong royong

            3. Pangan

            4. Sandang.

            5. Perumahan dan tatalaksana rumah tangga.

            6. Pendidikan dan keterampilan

            7. Kesehatan.

            8. Pengembangan kehidupan berkoperasi.

Page 45: PENGERTIAN PUSKESMAS

            9. Kelestarian lingkungan hidup.

            10. Perencanaan sehat.

 Program tersebut bukan urut-urutan tetapi program yang satu terkait dengan program yang lain dan setiap program dapat berkembang sesuai kemajuan perkembangan pembangunan daerah setempat sehingga 10 program pokok dapat menjadi berbagai kegiatan.

4. Sepuluh (10) program pokok PKK tertuang ke dalam 4 (empat) kelompok kerja (Pokja) yaitu :

            1. Kelompok kerja I (Pokja I) membidangi :

            • Penghayatan Pengamalan Pancasila

            • Gotong royong.

            2. Kelompok Kerja (Pokja II) membidangi

            • Pendidikan dan keterampilan.

            • Pengembangan kehidupan berkoperasi.

            3. Kelompok Kerja (Pokja I) membidangi :

            • Sandang

            • Pangan

            • Perumahan dan tatalaksana rumah tangga.

            4. Kelompok KerjaIV (Pokja IV) membidangi :

            • Kesehatan.             • Kelestarian lingkungan hidup.

            • Perencanaan sehat.

Secara khusus Kelompok Kerja IV (Pokja IV) yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan posyandu bersama dengan kader PKK khusus Posyandu serta LPM. Disamping adanya Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan terdapat pula kelompok PKK didusun/lingkungan dan kelompok Dasa Wisma terdiri dari 10 s/d 20 Kepala Keluarga yang ketuanya diangkat dari salah seorang dari 10 atau 20 KK tersebut yang bertugas dalam melaksanakan dan membina kegiatan program Pokok PKK dan pengembangannya dicatat dalam 3 (tiga) buku catatan ketua Kelompok Dasa Wisma yaitu :

 

Page 46: PENGERTIAN PUSKESMAS

            1. Buku catatan keluarga mencatat data keluarga secara lengkap.

            2. Buku catatan kegiatan keluarga mencatat kegiatan kehidupan keluarga.

            3. Buku catatan kelahiran dan kamatian bayi, ibu hamil, ibu meneteki (buteki) dan ibu nifas.

 Ketiga buku catalan kelompok Dasa Wisma merupakan salah satu format SIP.

Program kerja puskesmasA.      PROGRAM WAJIB

adalah upaya yg ditetapkan berdasarkan komitmen nasional,regional dan global serta yg mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyrakat. Upaya ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di Indonesia

1.    Program Promosi Kesehatan (Promkes) :Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM), Sosialisasi Program Kesehatan, Survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penilaian Strata Posyandu

2.    Program Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :Surveilens Terpadu Penyakit (STP), Pelacakan Kasus: TBC, Kusta, DBD, Malari, Flu Burung, Infeksi Saluran Peranafasan Akut (ISPA), Diare, Infeksi Menular Seksual (IMS), Penyuluhan Penyakit Menular

3.    Program Pengobatan :-  Pengobatan Dalam Gedung : Poli Umum, Poli Gigi (Rawat Jalan), Apotek,, Unit Gawat Darurat

(UGD), Perawatan Penyakit (Rawat Inap), Pertolongan Persalinan (Kebidanan)-  Pengobatan Luar Gedung : Rujukan Kasus, Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)

4.    Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) :ANC (Antenatal Care), PNC (Post Natal Care), Pertolongan Persalinan,  Rujukan Ibu Hamil Risiko Tinggi, Pelayanan Neonatus, Kemitraan Dukun Bersalin, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)Program KIA

a.       Kunjungan ibu hamilb.      Kunjungan neonatus

Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi  Muda (MTBM) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang meliputi :

  Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir         Perawatan Tali pusat         Melaksanakan ASI Eksklusif          Memastikan bayi telah diberi Injeksi Vitamin K1         Memastikan bayi telah diberi Salep Mata Antibiotik          Pemberian Imunisasi Hepatitis B-0  Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM

Page 47: PENGERTIAN PUSKESMAS

         Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI.

         Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 bila belum diberikan pada waktu perawatan bayi baru lahir

         Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan Buku KIA.

         Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.c.       Penjaringan bumil risti

Ibu hamil yang berisiko tinggi (bumil risti) seperti: usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun, riwayat persalinan operasi, keguguran, dan penyakti menahun, perlu penanganan cepat dan tepat. Kalau perlu dilakukan tindakan rujukan segera kepada fasilitas pelayanan yang lebih memadai.

d.      Persalinan oleh tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan yang berkompetensi, seperti: dokter, bidan, paramedis terlatih, wajib melakukan pertolongan persalinan (safe labour) agar risiko penyulit selama persalinan bisa dikurangi dan segera ditindaklanjuti.

www.puskel.com

www.pemkottangerang.go.id

C. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu

mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan.

Pelayanan yang diberikan adalah :

1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.

2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus).

3. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya.

4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan.

5. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali , pertama segera setelah

melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul Vitamin A pertama.

5.       Pelayanan KB pasca salin (P4K) serta KB pasca persalinan

Program posyandu:

1.       KIAa.      Penyuluhan kepada ibu hamilb.      Persiapan persalinan

Page 48: PENGERTIAN PUSKESMAS

c.       Persiapan menyusuid.      pr2.       KBa.      Pemberian kondom dan pil KB ulanganb.      Konseling KBc.       Apabila tersedia ruangan dan sarana serta tenaga medis yang mendukung dapat dilaksanakan

IUD3.       Imunisasia.      Dilakukan jika ada petugas dari puskesmas (pendamping)b.      Imunisasi yang dilakukan: polio (DTP) secara oralc.       Gizi pemberian sirup Fe dan vitamin untuk WUS, pemberian kapsul yodium untuk daerah

gondok endemic, penimbangan bayi dan balita, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian makanan tambahan, pencegahan dan penanggulangan diare

4.       Penanggulangan diare

6.    Program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (KB) :Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Imunisasi Calon Pengantin (TT Catin), Pelayanan KB Pasangan Usia Subur (PUS), Penyuluhan KB

7.    Program Upaya Peningkatan Gizi Masyrakat :Penimbangan Bayi Balita, Pelacakan dan Perawatan Gizi Buruk, Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak, Penyuluhan Gizi

8.    Program Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan :Pengawasan Kesehatan Lingkungan : SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban keluarga), Pemeriksaan Sanitasi : TTU (tempat-tempat umum), Institusi Perkantoran, Survey Jentik Nyamuk (SJN)

9.    Program Pencatatan dan Pelaporan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) disebut juga Sistem Informasi dan Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

B.      PROGRAM PENUNJANG/PENGEMBANGAN PUSKESMASProgram penunjang ini biasanya dilaksanakan sebagai kegiatan tambahan, sesuai kemampuan sumber daya manusia dan material puskesmas dalam melakukan pelayanan. Antara Lain Seperti :1. Upaya Kesehatan Mata : pelacakan kasus, rujukan2. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut3. Upaya Kesehatan Jiwa : pendataan kasus, rujukan kasus4. Upaya Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan5. Upaya Kesehatan Reproduksi Remaja : penyuluhan, konseling6. Upaya Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil7. Upaya Kesehatan Olahraga : senam kesegaran jasmani 8. Upaya Kesehatan Kerja9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Program kerja pengembangan:1)    Pemilihan program dipilih oleh puskesmas bekerja sama dengan dinas kesehatan

kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan BPP

Page 49: PENGERTIAN PUSKESMAS

2)    Dalam keadaan tertentu ditetapkan sebagai penugasan dari dinkes kabupaten/kota3)    Dilaksanakan apabila upaya kesehatan wajib telah terpenuhi

(dr. Benny Soegianto, Kebijakan Dasar Puskesmas)

MANAJEMEN PUSKESMAS

A.           Kepala PuskesmasDalam organisasi dan tata kerja, sebuah Puskesmas dipimpin oleh kepala Puskesmas

yang mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan Puskesmas yang

dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional. Dalam melaksanakan tugasnya,

Kepala Puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam

lingkungan Puskesmas maupun dengan satuan organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan

tugasnya masing-masing. Selain itu kepala Puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-

petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis pelaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala

Kantor Departemen kesehatan kabupaten/kotamadya, sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Kepala Puskesmas bertanggung-jawab memimpin, mengkoordinasi

semua unsur dalam lingkungan Puskesmas, memberikan bimbingan serta petunjuk bagi

pelaksanaan tugas masing-masing. Kegiatan managemen Puskesmas yang dilaksanakan oleh

kepala Puskesmas meliputi tiga fungsi manajemen Puskesmas yakni Perencanaan, Pelaksanaan

dan Pengendalian, dan Pengawasan dan Pertanggungjawaban.

B.            PerencanaanPerencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana tahunan Puskesmas dibedakan atas dua macam

yakni rencana tahunan upaya kesehatan wajib dan rencana tahunan upaya kesehatan

pengembangan.

1).      Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap Puskesmas, yakni Promosi Kesehatan,

Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi

Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan. Langkah-

langkah peperencanaan yang harus dilakukan Puskesmas adalah sebagai berikut :

Page 50: PENGERTIAN PUSKESMAS

a.       Menyusun usulan kegiatan

Langkah pertama adalah menyusun usulan kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan

yang berlaku, baik nasional maupun daerah, sesuai dengan masalah sebagai hasil dari kajian data

dan informasi yang tersedia di Puskesmas. Usulan ini disusun dalam bentuk matriks (Gantt

Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi

serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. rencana ini disusun melalui pertemuan

perencanaan tahunan Puskesmas yang dilaksanakan sesuai dengan mengikutsertakan BPP

(Badan Penyantun Puskesmas) serta dikoordinasikan dengan camat

b.      Mengajukan usulan kegiatan

Langkah kedua adalah mengajukan usulan kegiatan ke dinas kesehatan kabupaten/ kota untuk

persetujuan pembiayaannya. Perlu diperhatikan dalam mengajukan usulan kegiatan harus

dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, sarana dan prasarana dan operasional Puskesmas

beserta pembiayaannya.

c.       Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh Puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of

Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah

(mapping).

2).      Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan

Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan Puskesmas yang telah

ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Upaya laboratorium medik, upaya

laboratorium kesehatan masyarakat dan pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena

ketiga upaya ini adalah upaya penunjang yang harus dilakukan untuk kelengkapan upaya-upaya

Puskesmas. Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh

Puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut :

a.       Identifikasi upaya kesehatan pengembangan

Page 51: PENGERTIAN PUSKESMAS

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi upaya kesehatan pengembangan yang

akan diselenggarakan oleh Puskesmas. Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada tidaknya

masalah kesehatan yang terkait dengan setiap upaya kesehatan pengembangan tersebut. Apabila

Pusksmas memiliki kemampuan, identifikasi masalah dilakukan bersama masyarakat melalui

pengumpulan data secara langsung di lapangan. Tetapi apabila kemampuan pengumpulan data

bersama masyarakat tersebut tidak dimiliki oleh Puskesmas, identifikasi dilakukan melalui

kesepakatan kelompok oleh petugas Puskesmas dengan mengikutsertakan Badan Penyantun

Puskesmas. Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, jumlah upaya kesehatan pengembangan

yang terpilih dapat lebih dari satu. Disamping itu identifikasi upaya kesehatan pengembangan

dapat pula memilih upaya yang bersifat inovatif yang tidak tercantum dalam daftar upaya

kesehatan Puskesmas yang telah ada, melainkan dikembangkan sendiri seuai dengan masalah

dan kebutuhan masyarakat serta kemampuan Puskesmas.

b.      Menyusun usulan kegiatan

Langkah kedua yang dilakukan oleh Puskesmas adalah menyusun usulan kegiatan yang berisikan

rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan

kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. rencana yang telah disusun tersebut diajukan dalam

bentuk matriks. Penyusunan rencana pada tahap awal pengembangan program dilakukan melalui

pertemuan yang dilaksanakan secara khusus bersama dengan BPP dan Dinas kesehatan

kabupaten/kota dalam bentuk musyawarah masyarakat. Penyusunan pada tahap pelaksanaan

tahun berikutnya dilakukan secara terintegrasi dengan penyusunan rencana upaya kesehatan

wajib.

c.       Mengajukan usulan kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh Puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan ke Dinas

kesehatan kabupaten/kota untuk pembiayaannya. Usulan kegiatan tersebut dapat pula diajukan

ke BPP atau pihak-pihak lain. Apabila diajukan ke pihak-pihak lain, usulan kegiatan harus

dilengkapi dengan uraian tentang latar belakang, tujuan serta urgensi perlu dilaksanakannya

upaya pengembangan tersebut.

d.      Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Page 52: PENGERTIAN PUSKESMAS

Langkah keempat yang dilakukan oleh Puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan

kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota atau penyandang dana lain

(Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi

dengan pemetaan wilayah (mapping). penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan ini dilakukan

secara terpadu dengan penyusunan rencana pelaksanaan upaya kesehatan wajib.

II.  PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

A.           Pemberantasan Penyakit MenularMemberantas penyakit menular itu sebenarnya menghilangkan atau merubah cara

berpindahnya penyakit menular dan/atau infeksi. Pemindahan penyakit atau penularan itu suatu

cara bagaimana orang yang rawan dapat memperoleh penyakit atau infeksi dari orang lain atau

hewan yang sakit. Cara-cara itu ialah;

1.      Penularan langsung dari manusia ke manusia. Ini dapat terjadi karena tetesan-tetesan halus

yang terhambur dari batuk, berludah, atau bersin, misalnya tuberkulose ; bersentuh

(persetubuhan), misalnya pada penyakit kelamin.

2.      Penularan tidak langsung;

a)      Dengan perantara benda atau barang yang kotor (ada kumannya), biasanya air, makanan dan

susu segar. Sebagai contoh adalah perjalanan najis ke mulut. Manusia makan bahan makanan

dan minum air yang telah dikotori dengan kuman penyebab penyakit. Penyakit-penyakit yang

ditularkan dengan cara ini antara lain ialah kolera dan disentri.

b)      Dengan perantara serangga atau gigitan binatang. Orang digigit serangga atau binatang yang

membawa kuman penyakit dalam saluran pencernaannya atau dalam ludahnya. Sebagai contoh:

Malaria, Filariasis, Dengue demam berdarah dan Rabies.

3.      Jika diketahui cara bagaimana penyakit itu menular, maka dapat dijalankan usaha-usaha yang

jitu untuk menghilangkan sumber infeksi, dan memutuskan rantai penularan penyakit. Dengan

demikian Puskesmas dapat banyak sekali mengurangi kejadian (incidence) penyakit menular.

Didalam pembatasan penyakit sering dipakai istilah wabah dan kejadian luar biasa (KLB) yang

artinya sebagai berikut :

Page 53: PENGERTIAN PUSKESMAS

a.       Wabah

Wabah adalah suatu peningkatan kejadian kesakitan/kematian  yang telah meluas secara cepat

baik jumlah kasus maupun luas daerah terjangkit.

b.      Kejadian Luar Biasa

1)  KLB adalah:

Timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian

kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam

kurun waktu tertentu.

2)  Kriteria KLB (kriteria kerja) antara lain:

a)      Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal di suatu daerah.

b)      Adanya peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang dua kali atau lebih dibandingkan

dengan jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari,

minggu) tergantung dari jenis penyakitnya.

c)      Adanya peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 kurun waktu (jam, hari,

minggu) berturut-turut menurut jenis penyakitnya.

3)  Penyakit-penyakit menular yang dilaporkan

Penyakit-penyakit menular yang dilaporkan adalah penyakit-penyakit yang memerlukan

kewaspadaan ketat yaitu penyakit-penyakit wabah atau yang berpotensi wabah/atau yang dapat

menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).

Penyakit-penyakit menular dikelompokkan sebagai berikut:

1)      Penyakit karantina atau penyakit wabah penting: Kholera Poliomylitis, Pes, Difteri.

Page 54: PENGERTIAN PUSKESMAS

2)      Penyakit potensial wabah/KLB yang menjalar dalam waktu cepat atau mempunyai mortalitas

tinggi, dan memerlukan tindakan segera: DHF, Campak, Rabies, Diare, Pertusis.

3)      Penyakit potensial wabah/KLB lainnya dan beberapa penyakit penting: Malaria, Hepatitis,

Enchephalitis, Frambosia, Typhus Abdominalis,Tetanus, Influenza, Meningitis, Tetanus

Neonatorum, Antrax, Keracunan.

4)      Penyakit-penyakit menular yang tidak berpotensi wabah, tetapi diprogramkan, di tingkat

kecamatan dilaporkan secara bulanan melalui RR terpadu Puskesmas ke kabupaten, dan

seterusnya.

Penyakit-penyakit tersebut meliputi:

Cacing, Lepra, Tuberculosa, Syphilis, Gonorhoea dan filariasis, dan lain-lain.

Dari penyakit-penyakit diatas, pada keadaan tidak ada wabah secara rutin hanya yang termasuk

kelompok 1 dan kelompok 2 yang perlu dilaporkan secara mingguan. Bagi penyakit kelompok 3

dan 4, secara rutin dilaporkan bulanan dan di tingkat Puskesmas dilaporkan secara terpadu pada

formulir LB.

Kegiatan Promosi Kesehatan PAMSIMASUntuk mencegah terjadinya penularan penyakit berbasis air dan lingkungan, dilakukan dengan duakegiatan pokok yaitu :a). Perubahan perilaku buruk yang masih terjadi di masyarakat menjadi perilaku hidup bersih dansehat (PHBS) tentang :• Stop buang air besar sembarangan• Cuci tangan pakai sabun.• Mengelola air minum dan makanan yang aman.• Mengelola sampah dengan benar.• Mengelola limbah cair rumah tangga dengan amanb). Pembangunan sarana :• Pembangunan jamban keluarga.• Pembangunan sarana air bersih.

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan disemua sektorharus mampu mempertimbangkan dampak negatif dan positif terhadap sektor kesehatan, baik bagi individu, keluarga maupun masyarakat. Disektor kesehatan sendiri upaya kesehatan akan lebih mengutamakan upaya-upaya

Page 55: PENGERTIAN PUSKESMAS

preventif dan promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dasar pandangan baru dalam pembangunan kesehatan ini disebut “Paradigma Sehat”. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia.Menurut L. Blum, derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan,perilaku, pelayanan medis dan keturunan. Yang sangat besar pengaruhnya adalah keadaanlingkungan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku masyarakat yang merugikankesehatan, baik masyarakat di pedesaan maupun perkotaan yang disebabkan karena kurangnyapengetahuan dan kemampuan masyarakat dibidang kesehatan, ekonomi maupun teknologi.

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui prosespembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri,serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosialbudaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menolong dirisendiri artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dangangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula berperilakumengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupanmasyarakat.

Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatanpengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya menfasilitasiperubahan perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yangdirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalamorganisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya). Atau dengankata lain promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap danperilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik)dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah perilakunya, yaitua. Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang melakukannya menjadilebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang lebih dekat;

Page 56: PENGERTIAN PUSKESMAS

b. Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam konteks pengetahuanlokal,c. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama) setempat menyetujuidan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dand. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan untuk membangunjamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai dengan potensi yang di miliki.

Pendekatan program promosi menekankan aspek ”bersama masyarakat”, dalam artian:a. Bersama dengan masyarakat fasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam kehidupanmasyarakat untuk memahami apa yang mereka kerjakan, perlukan dan inginkan,b. Bersama dengan masyarakat fasilitator menyediakan alternatif yang menarik untuk perilaku yangberesiko misalnya jamban keluarga sehingga buang air besar dapat di lakukan dengan aman dannyaman sertac. Bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi kesehatan dan memantaudampaknya secara terus-menerus, berkesinambungan.Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, upaya kesehatan diselenggarakan melalui upaya kesehatan Puskesmas, peran serta masyarakat, dan rujukan upaya kesehatan. Puskesmas mempunyai fungsi sebagai pusat penembangna peran serata masyarakat, pusat pembinaan kesehatan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam rangka membina petugas Puskesmas untuk bekerjasama dalam tim sehingga dapat melaksanakan fungsi Puskesmas dengan baik, telah dikembangkan Lokakarya Mini Puskesmas.Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas. Ditinjau dari fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan (P1), Penggerakan Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3) maka Lokakarya Mini Puskesmas merupakan penerapan Penggerakan Pelaksana (P2).Tempat KegiatanLokakarya Mini Puskesmas diadakan di Aula PuskesmasTujuan Kegiatan1. Tujuan UmumMeningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggerakan pelaksanaan Puskesmas, bekerjasama dalam tim dan membia kerja sama lintas program serta lintas sektoral.2. Tujuan Khususa. Tergalangnya kerjasama dalam tim antar tenaga Puskesmas dan terlaksab. Terselenggaranya lokakarya bulanan antar tenaga Puskesmas dalam rangka pemantauan hasil kerja tenaga Puskesmas dengan cara membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas

Page 57: PENGERTIAN PUSKESMAS

dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta teersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.c. Tergalangnya kerjasama lintas sektoral dalam rangka pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakat secara terpadu.d. Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam ranngka mengkaji kegiatan kerjasama lintas sektoral dan tersusunnya rencana kerja tribulan berikutnya.ManfaatManfaat : Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakuakan pada bulan lalu dan untuk merencanakan kegiatan yang akan dilakukan.Hasil3. Penggalangan / peningkatan kerjasama dalam Tim.Lokakarya yang pada dasarnya dilaksanakan setahun sekali dilingkungan Puskesmas sendiri, dalam rangka meningkatkan kerjasama antar petugas Puskesmas untuk meningkatkan fungsi Puskesmas.4. Lokakarya Bulanan Puskesmas.Sebagai tidak lanjut lokakarya pengggalangan / peningkatan kerjasama dalam Tim, setiap awal bulan berikutnya diadakan pertemuan antar tenaga Puskesmas untuk membandingkan rencana kerja bulan yang lalu dengan hasil kegiatan serta cakupan daerah binaan. Bilaman dijumpai masalah, dibahas dan dipecahkan bersama, serta kemudian menyusun rencana kerja bulan berikutnya bagi setiap tenaga.5. Penggalangan / peningkatan kerja sama lintas sektoral.Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang bersangkutan diperlukan penggalangan kerjasama lintas sektor, yang dilaksanakan dalam satu pertemuan setahun sekali. Untuk itu perlu dijelasklan manfaat bersama dari upaya pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan bagi sektor-sektor yang bersangkutan. Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan mengembanngkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. Khususnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan ibu dan kelangsungan hidup anak.HarapanPeningkatan pelayanan kesehatan, laporan kegiatan tepat waktu

salah satu indikator keberhasilan program imunisasi adalah bagaimana cakupan imunisasicampaknya. Imunisasi campak diberikan pada umur 9 (sembilan) bulan atau terakhir kali. Cakupan imunisasi campakyang dipakai sebagai indikator keberhasilan karena bila seorang bayi sudah mendapatkan imunisasi campak dapatdiasumsikan imunisasi yang lainnya seperti BCG, HB, DPT, Polio yang merupakan imunisasi dasar sudahlengkap. Cakupan Imunisasi campak ini kemudian disebut dengan cakupan UCI (Universal Child Imunisation). ”DiKabupaten Badung seluruh desa/kelurahan sudah mencapai UCI sejak tahun 2005,” tambahnya. Dampak dari

Page 58: PENGERTIAN PUSKESMAS

100% desa/kelurahan sudah mencapai UCI adalah tidak diketemukannya lagi penyakit yang dapat dicegah denganimunisasi seperti Hepatitis pada anak, TBC anak, Dipteri, Pertusis, Tetanus, Polio dan Campak. Dari 7 (tujuh) jenispenyakit tersebut yang paling ditakuti adalah penyakit polio, karena dampaknya bisa menyebabkan kelumpuhan seumurhidup. Untuk itu pemerintah mulai dari Pusat,

Upaya kesehatan

Deskripsi

Setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan  berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.

Sumber

UU 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan.

UNDANG-UNDANG KESEHATANBAB V

UPAYA KESEHATAN

Page 59: PENGERTIAN PUSKESMAS

 

Bagian Pertama Umum

Pasal 10

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.

Pasal 11

Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dilaksanakan melalui kegiatan :

a. kesehatan keluarga;

b. perbaikan gizi;

c. pengamanan makanan dan minuman;

d. kesehatan lingkungan;

e. kesehatan kerja;

f. kesehatan jiwa;

g. pemberantasan penyakit;

h. penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

i. penyuluhan kesehatan masyarakat;

j. pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan;

k. pengamanan zat adiktif;

l. kesehatan sekolah;

m. kesehatan olahraga;

Page 60: PENGERTIAN PUSKESMAS

n. pengobatan tradisional:

o. kesehatan matra.

(2) Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didukung oleh sumber daya kesehatan.

TENTANG POSYANDU

A. Pengertian PosyanduAdalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu juga merupakan tempat kegiatan terpadu antara program Keluarga Berencana – Kesehatan di tingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS.

B. Bentuk kegiatan PosyanduBeberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu), antara lain:1) Kesehatan Ibu dan Anaka) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolahb) Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineralc) Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinyad) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.2) Keluarga Berencanaa) Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggib) Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya3) ImmunisasiImunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan campak 1x pada bayi.4) Peningkatan gizia) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakatb) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada anak-

Page 61: PENGERTIAN PUSKESMAS

anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusuic) Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun5) Penanggulangan Diare

Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu:1) Kesehatan Ibu dan Anak2) Keluarga Berencana3) Immunisasi4) Peningkatan gizi5) Penanggulangan Diare6) Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman7) Penyediaan Obat essensial.

C. Pembentukan PosyanduPosyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti:1) Pos penimbangan balita2) Pos immunisasi3) Pos keluarga berencana desa4) Pos kesehatan5) Pos lainnya yang dibentuk baru.

D. Alasan Pendirian PosyanduPosyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:1) Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.2) Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana (Effendi, 1998).

E. Penyelenggara Posyandu1) Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas 2) Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut (Effendi, 1998).

F. Lokasi / Letak PosyanduSyarat lokasi/letak yang harus dipenuhi meliputi:1) Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat

Page 62: PENGERTIAN PUSKESMAS

2) Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri3) Dapat merupakan lokal tersendiri4) Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat, pos RT/RW atau pos lainnya.

G. Pelayanan Kesehatan Di PosyanduAdapun pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu meliputi:1) Pemeliharaan kesehatan bayi dan balitaa) Penimbangan bulananb) Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurangc) Immunisasi bayi 3-14 buland) Pemberian orlit untuk menanggiulangi diaree) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subura) Pemeriksaan kesehatan umumb) Pemeriksaan kehamilan dan nifasc) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan tablet besid) Immunisasi TT untuk ibu hamile) Penyuluhan kesehatan dan KBf) Pemberian alat kontrasespsi KBg) Pemberian oralit pada ibu yang terkena diareh) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertamai) Pertolongan pertama pada kecelakaan (Effendi, 1998).

Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada, masalah tersebut dapat berupa:a) Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.b) Balita yang berat badanya di bawah garis merah.c) Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.d) Balita yang mencret.e) Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.f) Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan terlambat. g) Ibu yang pucat, sesak nafas, bengkak kaki terutama ibu hamil.h) Ibu hamil yang menderita perdarahan, pusing kepala yang terus menerus (Depkes RI-Unicef, 2000).

Bentuk kegiatan lain yang masih dilokasi Posyandu berupa;1) Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam regester balita sampai terbentuknya balok SKDN.2) Membahas bersama - sama kegiatan lain atas saran petugas.

Page 63: PENGERTIAN PUSKESMAS

3) Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan seperti penyuluhan.Sedangkan bentuk kegiatan yang dilakukan diluar posyandu berupa:1) Melaksanakan kunjungan rumah.2) Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan UPGK.3) Memanfaatkan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga.4) Membantu petugas dalam pendaftaran, penyuluhan, dan peragaan ketrampilan (Depkes RI-Unicef, 2000).

Apabila kader menjumpai kesulitan dalam menjalankan tugasnya dalam posyandu, maka mereka dapat menghubungi orang-orang berikut sebagai upaya untuk mencari jalan keluar:a) Bidan desa.b) Kepala Desa.c) Tokoh masyarakat / tokoh agama.d) Petugas LKMD, RT, RW.e) Tim Penggerak PKK.f) Petugas PLKB.g) Petugas pertanian ( PPL ).h) Tutor dari P dan K.

H. Dukungan Dari Puskesmas/ Petugas KesehatanMemberikan pelatihan kepada kader yang terdiri dari:1) Aspek komunikasi.2) Tehnik berpidato.3) Kepemimpinan yang mendukung Posyandu.4) Proses pengembangan.5) Tehnik pergerakan peranserta masyarakat.6) Memberikan pembinaan pada kader setelah kegiatan Posyandu berupa:a) Cara melakukan pendataan / pencatatan.b) Cara meningkatkan kemampuan kader dalam menyampaikan pesan kesehatan pada masyarakat.7) Memotivasi untuk meningkatkan keaktifan kader dalam kegiatan Posyandu.

I. Dukungan dari Masyarakat / LKMDLKMD mempunyai peranan besar dalam upaya peningkatan tarap kesehatan masyarakat di desa / kelurahan. Dalam hal ini termasuk upaya penurunan angka kematian bayi, anak balita, ibu hamil dan angka kelahiran, khususnya yang diupayakan melalui posyandu dengan kegiatanya.Perananan LKMD dalam pembentukan Posyandu;1) Mengusulkan, mendorong dan membantu kepala desa / kelurahan untuk membentuk posyandu di wilayahnya.2) Memberi tahu masyarakat tentang pentingnya posyandu serta cara pembentukannya.3) Membantu secara aktif pelaksanaan pengumpulan data dan musyawarah masyarakat dalam

Page 64: PENGERTIAN PUSKESMAS

rangka membentuk Posyandu, penentuan lokasi, jadwal, pemilihan kader dan lain-lainnya.

Peranan LKMD dalam pelaksanaan Posyandu:1. Mengingatkan mendorong dan memberi semangat agar kader selalu melaksanakan tugasnya di Posyandu dengan baik.2. Mengingatkan ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu usia subur agar datang ke Posyandu sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Peranan LKMD dalam pembinaan Posyandu.1. Mengamati apakah penyelenggaraan Posyandu telah dilakukan secara teratur setiap bulan, sesuai jadwal yang telah disepakati.2. Mengamati apakah Posyandu telah melaksanakan pelayanan secara lengkap (KIA, KB, Gizi, Immunisasi dan penanggulangan diare).3. Memberikan saran-saran kepada kepala desa / kelurahan dan kader agar Posyandu dapat berfungsi secara optimal ( agar buka teratur sesuai jadwal, melakukan pelayanan secara lengkap dan dikunjungi ibu hamil, ibu dan anak balita serta ibu usia subur).4. Bila dipandang perlu, membantu mencarikan jalan agar Posyandu dapat melakukan pemberian makanan tambahan kepada bayi dan anak balita secara swadaya.5. Mengingatkan kader untuk melakukan penyuluhan di rumah-rumah ibu (kunjungan rumah) dengan bahan penyuluhan yang tersedia.6. Mencarikan jalan dan memberi saran-saran agar kader dapat bertahan melaksanakan tugas dan perannya (tidak drop out). Misalnya dengan pemberian penghargaan, mengupayakan alat tulis atau bantuan lainya.7. Membahas bersama kepala desa / kelurahan dan tim pembina LKMD Kecamatan cara-cara pemecahan masalah yang dihadapi Posyandu.8. Agar pembinaan Posyandu dan pembinaan kader dilakukan oleh LKMD ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka cara dan pesan-pesan penyuluhan yang berkaitan dengan promosi Posyandu juga perlu dipahami oleh LKMD