PENGERING PADI ENERGI SURYA DENGAN VARIASI TINGGI … · PENGERING PADI ENERGI SURYA DENGAN VARIASI...
Transcript of PENGERING PADI ENERGI SURYA DENGAN VARIASI TINGGI … · PENGERING PADI ENERGI SURYA DENGAN VARIASI...
i
PENGERING PADI ENERGI SURYA
DENGAN VARIASI TINGGI CEROBONG
TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajad sarjana S-1
Diajukan oleh :
P. Susilo Hadi
NIM : 085214060
Kepada
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PADDY SOLAR DRYER
WITH HEIGHT VARIATION OF CHIMNEY
FINAL PROJECT
Presented as Partial fulfillment of the Requirements
To Obtain the Sarjana Teknik Degree
By :
P. Susilo Hadi
Student Number : 085214060
To
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
TUGAS AKHIR
PENGERING PADI ENERGI SURYA DENGAN
VARIASI TINGGI CEROBONG
Disusun oleh :
Nama : P. Susilo Hadi
NIM : 085214060
Telah disetujui oleh :
Pembimbing Utama
Ir. FA. Rusdi Sambada, M.T. Tanggal : …………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
TUGAS AKHIR
PENGERING PADI ENERGI SURYA DENGAN
VARIASI TINGGI CEROBONG
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama : P. Susilo Hadi
NIM : 085214060
Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 25 Januari 2012
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji :
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Ir.Petrus Kanisius Purwadi,M.T ……………
Sekretaris : I Gusti Ketut Puja, S. T., M. T. ……………
Anggota : Ir.Franciscus Asisi Rusdi Sambada,M.T. ……………
Yogyakarta, 26 Januari 2012
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Dekan
( Paulina Heruningsih Prima Rosa S.Si.,M.Sc.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi di sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka
Yogyakarta, 26 Januari 2012
P. Susilo Hadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
anugrah-Nya, sehingga Tugas Akhir ini dapat tersusun dan dapat terselesaikan
dengan lancar. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan yang
berupa dorongan, motivasi, doa, sarana, materi sehingga dapat terselesaikannya
Tugas akhir ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuannya, antara lain
1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma.
2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa S.Si.,M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Ir. PK. Purwadi, M.T, selaku ketua Program Studi Teknik Mesin.
4. Bapak Ir, FA. Rusdi Sambada, M.T., selaku dosen Pembimbing Utama Tugas
Akhir.
5. Segenap staf pengajar Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis sehingga sangat berguna dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
6. Segenap staf karyawan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata
Dharma.
7. Aditya Nugrahanto, teman seperjuangan dalam pembuatan Tugas Akhir ini.
8. Rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan 2008 yang telah berjuang bersama
dan memberikan masukan-masukan serta dorongan dalam penyelesaian Tugas
Akhir ini.
9. Serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah ikut
membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu
diperbaiki dalam penulisan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan
masukan dan kritik, serta saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakannya.
Semoga penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis
maupun pembaca.
Terima kasih.
Yogyakarta, 26 Januari 2012
P.Susilo Hadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
INTISARI
Pengeringan merupakan salah satu proses yang penting pada pengolahan hasil
pertanian terutama padi. Pada umumnya pengeringan dilakukan dengan penjemuran
langsung,tetapi cara ini kurang efektif karena waktu yang dibutuhkan relatif lebih
lama. Salah satu alternatif mengatasi masalah tersebut adalah dengan alat pengering
menggunakan energi surya, disamping lebih efisien juga lebih ramah lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui energi berguna, efisiensi kolektor, efisiensi
pengambilan kadar air, efisiensi sistem,penurunan massa padi dan tarikan tambahan
yang dihasilkan oleh cerobong.
Ukuran kotak absorber adalah 2 m x 1 m, dengan tinggi rak pengering 0,8 m.
Variabel yang divariasikan adalah tinggi cerobong yaitu tinggi cerobong 0,1 m
dengan 2 m dan proses pengeringannya. Variabel yang diukur adalah
temperatur,kelembaban dan energi surya yang datang. Pengukuran temperatur dan
kelembaban dilakukan untuk udara masuk kolektor, udara keluar kolektor dan udara
keluar kotak pengering.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa energi berguna, efisiensi kolektor dan
efisiensi sistem pengeringan alat pengering padi dengan tinggi cerobong 2 m lebih
rendah 55,5 %,35,7 % dan 21,6 % dari alat pengering padi dengan tinggi cerobong
0,1 m. Efisiensi pengambilan kadar air dan tarikan pada cerobong pengering padi
dengan tinggi cerobong 2 m lebih tinggi 38,1 % dan 96,5 % dari alat pengering
dengan tinggi cerobong 0,1 m. Penurunan massa padi untuk pengeringan dengan alat
pengering lebih tinggi 200 % dari pengeringan konvensional.
Kata kunci : padi, absorber, cerobong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………....…… i
TITLE PAGE ...………………………………………………………..………... ii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………. iii
LEMBAR PENGESAHAN ...…………………...…………………………….... iv
LEMBAR PERNYATAAN .....……………………………………………..….. v
KATA PENGANTAR …….....…………………………………………………. vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... viii
INTISARI ………………………………………………………………………. ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………..………... xii
DAFTAR TABEL ….……………………………………………………………. xvii
BAB I PENDAHULUAN .…………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang ………………..……………………………….…. 1
1.2 Rumusan Masalah ……..….……..……………………………….. 2
1.3 Tujuan Penelitian ....……….……..……………………………….. 4
1.4 Manfaat ……………….….……………………………………….. 4
BAB II LANDASAN TEORI …....…………………………………………... 5
2.1 Dasar Teori ………………………………………………………... 5
2.2 Prinsip Kerja ..…...…………………..…………………………... 6
2.3 Energi Berguna ………..…............................................................... 6
2.4 Efisiensi ……...…..………………………………………………... 6
2.5 Tarikan Tambahan Pada Cerobong (∆p) ….....……........……..…... 9
2.6 Penelitian yang Pernah Dilakukan ……………………………....... 11
BAB III METODE PENELITIAN ………...…………………………………. 13
3.1 Skema Alat ..……...…………………………………………...….. 13
3.2 Variabel yang Divariasikan ..……...…………………………...….. 14
3.3 Variabel yang Diukur ..……………………………………........... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3.4 Langkah Penelitian ..………………………..……………...……… 15
3.5 Pengolahan dan Analisa Data ……………………………………. 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ….……………………….......…..… 17
4.1 Data Penelitian ……..………………………………………….….. 17
4.2 Perhitungan Data ……………………………………………….…. 42
4.3 Grafik Hasil Perhitungan ….............................................................. 48
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 54
5.I Kesimpulan …................................................................................... 54
5.2 Saran ............................................................................................. 55
5.3 Penutup ............................................................................................. 55
Daftar Pustaka ……………………………………………………... 56
Lampiran ........................................................................................... 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alat pengering energi surya ......................................................... 5
Gambar 2.2 Pengering energi surya ……........................................................... 10
Gambar 3.1 Pengering energi surya dengan tampak depan dan tampak
belakang……….............................................................................. 13
Gambar 3.2 Pengering energi surya dengan tampak samping …...................... 14
Gambar 3.3 Posisi-posisi pengukuran ………………………………………… 15
Gambar 4.1 Grafik hubungan temperatur basah kering masuk kolektor,
radiasi surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 0,1 m pengambilan data pertama ..…………………… 18
Gambar 4.2 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 0,1 m pengambilan data pertama ….…………………. 18
Gambar 4.3 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar alat pengering,
radiasi surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 0,1 m pengambilan data pertama ..……………………. 19
Gambar 4.4 Grafik hubungan temperatur basah, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 0,1 m pengambilan
data pertama ……………………………………………………... 19
Gambar 4.5 Grafik hubungan temperatur kering, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 0,1 m pengambilan
data pertama ……………………………………………………... 20
Gambar 4.6 Grafik hubungan massa padi terhadap waktu untuk alat
pengering dengan tinggi cerobong 0,1 m pengambilan data
pertama ...………………………………………………………… 20
Gambar 4.7 Grafik hubungan kelembaban udara dan radiasi surya terhadap
waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 0,1 m
pengambilan data pertama ……………………….……………… 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Gambar 4.8 Grafik hubungan temperatur basah kering masuk kolektor,
radiasi surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data kedua …………………………. 22
Gambar 4.9 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data kedua ………….………………. 23
Gambar 4.10 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar alat pengering,
radiasi surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data kedua ………………………….. 23
Gambar 4.11 Grafik hubungan temperatur basah, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan
data kedua ………………………………………..….................... 24
Gambar 4.12 Grafik hubungan temperatur kering, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan
data kedua ...................................................................................... 24
Gambar 4.13 Grafik hubungan massa padi terhadap waktu untuk alat
pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
kedua …………………………………………………………….. 25
Gambar 4.14 Grafik hubungan kelembaban udara dan radiasi surya terhadap
waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m
pengambilan data kedua ………………………………...……….. 25
Gambar 4.15 Grafik hubungan temperatur basah kering masuk kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data ketiga ………….……………… 26
Gambar 4.16 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data ketiga ..………………. ……….. 27
Gambar 4.17 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar alat pengering
radiasi surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data ketiga ……………..…………… 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Gambar 4.18 Grafik hubungan temperatur basah, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan
data ketiga …………………………………………..…………… 28
Gambar 4.19 Grafik hubungan temperatur kering, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan
data ketiga ………………………………………..…………….... 28
Gambar 4.20 Grafik hubungan massa padi terhadap waktu untuk alat
pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
ketiga …………………………………………………………….. 29
Gambar 4.21 Grafik hubungan kelembaban udara dan radiasi surya terhadap
waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m
pengambilan data ketiga …………………………………………. 29
Gambar 4.22 Grafik hubungan temperatur basah kering masuk kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data keempat ……..….…..…………. 30
Gambar 4.23 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data keempat …………………...….. 31
Gambar 4.24 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar alat pengering,
radiasi surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data keempat ………………..……… 31
Gambar 4.25 Grafik hubungan temperatur basah, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan
data keempat ……………………………………….……………. 32
Gambar 4.26 Grafik hubungan temperatur kering, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan
data keempat ………………………………….…………………. 32
Gambar 4.27 Grafik hubungan massa padi terhadap waktu untuk alat
pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
keempat …………………………………………………….……. 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Gambar 4.28 Grafik hubungan kelembaban udara dan radiasi surya terhadap
waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m
pengambilan data keempat ……………………….……………… 33
Gambar 4.29 Grafik hubungan temperatur basah kering masuk kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data kelima …………………....……. 34
Gambar 4.30 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data kelima …….…………..……….. 35
Gambar 4.31 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar alat pengering,
radiasi surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data kelima ………...……………….. 35
Gambar 4.32 Grafik hubungan temperatur basah, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan
data kelima …………………………………………………….… 36
Gambar 4.33 Grafik hubungan temperatur kering, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan
data kelima …………..………...………………………………… 36
Gambar 4.34 Grafik hubungan massa padi terhadap waktu untuk alat
pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
kelima ……………………………………………………………. 37
Gambar 4.35 Grafik hubungan kelembaban udara dan radiasi surya terhadap
waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m
pengambilan data kelima ……………………………..…….…… 37
Gambar 4.36 Grafik hubungan temperatur basah kering masuk kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data keenam ………………..………. 39
Gambar 4.37 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data keenam ……..………….……… 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 4.38 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar alat pengering,
radiasi surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data keenam ………………..………. 40
Gambar 4.39 Grafik hubungan temperatur basah, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan
data keenam ……………………..…………………...………….. 40
Gambar 4.40 Grafik hubungan temperatur kering, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan
data keenam ……………………………………….…………….. 41
Gambar 4.41 Grafik hubungan massa padi terhadap waktu untuk alat
pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
keenam …………………………………………………………... 41
Gambar 4.42 Grafik hubungan kelembaban udara dan radiasi surya terhadap
waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m
pengambilan data keenam ……………………………………….. 42
Gambar 4.43 Energi berguna ..…………….........……………………………… 48
Gambar 4.44 Efisiensi kolektor ….…………………………………………….. 49
Gambar 4.45 Efisiensi pengambilan ......................................................….……. 50
Gambar 4.46 Efisiensi sistem pengeringan ………………….…………………. 51
Gambar 4.47 Rata-rata tarikan pada cerobong untuk tiap percobaan ……..……. 52
Gambar 4.48 Penurunan massa padi untuk tiap proses pengeringan …………… 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pengambilan data pertama untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 0,1 m ………………………………………….…….…. 17
Tabel 4.2 Pengambilan data kedua untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m …………………………...………….…………….. 21
Tabel 4.3 Pengambilan data ketiga untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m …………………………………………………….. 26
Tabel 4.4 Pengambilan data keempat untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m …………………………………………………….. 30
Tabel 4.5 Pengambilan data kelima untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m ………………………………………........……….. 34
Tabel 4.6 Pengambilan data keenam untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m ……………………………………………………. 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengeringan merupakan salah satu proses yang penting pada pengolahan hasil
pertanian. Cara pengeringan yang kurang baik akan mengakibatkan hasil pertanian
menjadi rusak seperti busuk, berjamur atau berubah warna. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Litbang Biro Pusat Statistik (BPS) antara tahun 2004–2006
menunjukkan bahwa tingkat kerusakan hasil pertanian pasca panen berkisar 10,39 %
hingga 15,26 % dan salah satu faktornya adalah proses pengeringan yang kurang
baik.
Sampai saat ini dibanyak daerah di Indonesia pengeringan hasil pertanian
masih dilakukan dengan cara penjemuran langsung. Cara ini dapat merusak kualitas
hasil pertanian karena radiasi ultraviolet, air hujan dan gangguan binatang.
Penjemuran secara langsung juga memerlukan waktu yang lama, padahal saat panen
raya hasil pertanian umumnya melimpah dan harus dikeringkan terlebih dahulu
sebelum disimpan atau dipasarkan. Cara pengeringan yang lain adalah menggunakan
alat pengering yang umumnya menggunakan bahan bakar minyak atau energi listrik.
Tetapi belum semua daerah di Indonesia memiliki jaringan listrik atau belum
memiliki sarana transportasi yang baik sehingga bahan bakar minyak tidak mudah
didapat. Selain itu penggunaan bahan bakar minyak atau energi listrik menyebabkan
biaya proses pengeringan menjadi mahal sehingga harga jual hasil pertanian menjadi
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Energi surya merupakan energi yang tersedia melimpah di Indonesia
sehingga pemanfaatan energi surya dapat mengurangi atau bahkan menggantikan
penggunaan bahan bakar atau energi listrik dalam proses pengeringan hasil pertanian.
Alat pengering dengan memanfaatkan energi surya yang ada di Indonesia umumnya
menggunakan absorber jenis pelat yang terbuat dari tembaga atau alumunium.
Masalah yang ada dengan penggunaan absorber jenis pelat ini adalah dari segi biaya
masih termasuk mahal dan pembuatan alat pengering dengan absorber pelat termasuk
teknologi yang tidak sederhana bagi umumnya masyarakat pertanian di Indonesia.
Jenis alat pengering energi surya yang lebih murah dan mudah dibuat adalah
alat pengering dengan menggunakan absorber jenis porus. Penelitian tentang
pengering energi surya jenis absorber porus ini terutama di Indonesia masih sedikit
sehingga masih perlu dilakukan banyak penelitian. Penelitian ini bermaksud
mengetahui proses pengeringan yang lebih efisien dan variasi tinggi cerobong yang
tepat untuk alat pengering padi energi surya. Dapat tidaknya jenis pengering energi
surya dengan absorber porus ini dimanfaatkan untuk pengeringan padi ditentukan
oleh efisiensi sistem pengeringan hasil pertanian yang dihasilkan.
1.2 Rumusan Masalah
Analisa matematis untuk memperkirakan efisiensi pengeringan pada
pengering dengan absorber jenis porus masih sukar dilakukan, hal ini karena
mekanisme perpindahan panas udara pada absorber porus merupakan mekanisme
yang rumit. Maka penelitian ini dilakukan secara eksperimental untuk mengetahui
efisiensi pengeringan yang dihasilkan. Variabel yang mempengaruhi efisiensi
pengeringan pada alat pengering energi surya dengan bahan absorber jenis porus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
terutama adalah luas absorber. Luas absorber yang digunakan adalah 8𝑚2dengan
bahan alumunium. Sebagai bahan yang dikeringkan pada penelitian ini digunakan
padi. Padi dipilih karena padi merupakan hasil pertanian yang paling umum di
pedesaan.
Efisiensi pengeringan pada dasarnya merupakan perbandingan antara energi
yang terpakai untuk pengeringan (untuk memanasi udara pada kolektor) dengan
energi surya yang datang. Besarnya energi yang terpakai ditentukan oleh temperatur
dan tekanan udara yang akan mengeringkan hasil pertanian setelah melewati
absorber. Semakin besar temperatur dan tekanan udara yang dihasilkan alat
pengering maka semakin besar juga energi yang terpakai untuk pengeringan
sehingga efisiensi pengeringan akan semakin besar. Dengan menggunakan absorber
yang lebih luas maka temperatur udara yang dihasilkan juga semakin tinggi, tetapi
tekanan udara akan semakin kecil karena luas absorber yang lebih besar akan
menimbulkan hambatan aliran udara yang lebih besar. Jika temperatur udara atau
tekanan yang dihasilkan terlalu kecil maka proses pengeringan bahan tidak akan
optimal, sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui tinggi cerobong
yang dapat menghasilkan perbedaan tekanan yang sesuai, supaya dapat
meningkatkan efisiensi pengeringan. Dalam penelitian ini tinggi cerobong yang
digunakan adalah 0,1 m dan 2 m,karena lebih mudah dalam pembuatan dan analisa
data yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui jumlah energi yang dipindahkan dari absorber ke udara
(energi berguna) didalam kolektor surya.
2. Mengetahui efisiensi pengambilan kadar air untuk tiap variasi tinggi
cerobong pada pengering padi energi surya.
3. Mengetahui efisiensi kolektor untuk tiap variasi tinggi cerobong pada
pengering padi energi surya.
4. Mengetahui efisiensi sistem pengeringan untuk tiap variasi tinggi
cerobong pada pengering padi energi surya.
5. Mengetahui tarikan tambahan pada cerobong untuk tiap variasi tinggi
cerobong alat pengering padi energi surya.
6. Mengetahui penurunan massa padi menggunakan alat pengering dan
dengan pengeringan konvensional.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Membantu petani untuk mengolah hasil panen produk pertanian agar
produk bertahan lama.
2. Menambah kepustakaan teknologi pengeringan hasil pertanian energi
surya.
3. Untuk memberikan alternatif cara yang lebih mudah dan murah dalam
mengeringkan hasil pertanian menggunakan energi surya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Konstruksi pengering hasil pertanian yang umum (menggunakan absorber
pelat) dapat dilihat pada Gambar 2.1. Bagian utama dari pengering adalah absorber
(terletak dalam kotak kolektor) yang akan menerima energi surya yang datang dan
mengkonversikannya menjadi panas. Absorber ini berfungsi untuk memanasi udara
luar yang mengalir ke kotak tempat bahan yang akan dikeringkan secara alami (atau
dapat juga dengan bantuan blower). Udara yang sudah dipanasi absorber ini akan
mengalir menembus hasil pertanian yang akan dikeringkan. Pada saat udara panas ini
menembus hasil pertanian terjadi perpindahan panas dan massa air dari hasil
pertanian ke udara panas tersebut, proses ini disebut proses pengeringan.
Gambar 2.1 Alat Pengering Energi Surya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2.2 Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari pengering padi energi surya sederhana yaitu udara yang
masuk ke kolektor dipanasi oleh sinar matahari dan di sirkulasikan melalui lapisan
padi dengan konveksi alamiah. Udara yang bertemperatur tinggi yang melalui lapisan
padi akan menguapkan air yang terkandung di dalam padi, sehingga terjadi proses
pengeringan. Cerobong memberikan tarikan tambahan, yang diciptakan oleh
perbedaan massa jenis antara udara di dalam dan di luar pengering.
2.3 Energi Berguna (Qu)
Jumlah energi yang terpakai untuk memanasi udara di absorber (jumlah
energi yang dipindahkan dari absorber ke udara) disebut dengan energi berguna dan
dapat dinyatakan dengan persamaan:
𝑄𝑢 = 𝑚. 𝐶𝑝 𝑇𝑜𝑢𝑡 _𝑐 − 𝑇𝑖𝑛 _𝑐 (1)
dengan :
m : laju massa aliran udara dalam kolektor (kg/detik)
CP : panas spesifik udara (J/(kg.OC)
𝑇𝑜𝑢𝑡 _𝑐 : temperatur udara keluar kolektor (OC)
𝑇𝑖𝑛 _𝑐 : temperatur udara masuk kolektor (OC)
2.4 Efisiensi
Efisiensi dari suatu alat adalah perbandingan dari keluaran yang dihasilkan
dengan masukan yang diberikan. Unjuk kerja pengering padi menggunakan energi
surya dinyatakan dengan energi berguna (Qu), efisiensi kolektor (C), efisiensi
pengambilan (p) dan efisiensi sistem (S).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Efisiensi kolektor (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara energi
berguna dengan total energi surya yang datang ke kolektor, dan dapat dinyatakan
dengan persamaan:
𝜂𝑐 =𝑄𝑢
𝐺𝑇 .𝐴𝑐 (2)
dengan :
QU : energi berguna ( W)
GT : intensitas energi surya yang datang (W/m2)
AC : luas kolektor surya (m2)
Besarnya tingkat kelembaban udara (RH) menyatakan banyaknya komposisi
kadar air yang terkandung dalam udara (Cengel, 1989), dan dinyatakan dalam
persamaan :
𝑅𝐻 =𝜔2𝑃
(0.622+𝜔1)𝑃𝑔1
(3)
dengan :
ω1 : Kelembaban spesifik udara (kg H2O/kg udara kering)
ω2 : Kelembaban spesifik udara jenuh (kg H2O/kg udara kering)
Pg1 : Tekanan uap air jenuh pada temperatur kering (kPa)
P : Tekanan udara luar (kPa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
diperoleh dengan persamaan :
𝜔2 =0.622𝑃𝑔2
𝑃−𝑃𝑔2
(4)
dengan :
Pg2 : Tekanan uap air jenuh pada temperatur basah (kPa)
P : Tekanan udara luar (kPa)
diperoleh dengan persamaan :
𝜔1 =𝐶𝑝 𝑇2−𝑇1 +𝜔2𝑓𝑔 2
𝑔1−𝑓2
(5)
dengan :
Cp : Panas spesifik udara (1.005 kJ/kgoC)
ω2 : Kelembaban spesifik (kg H2O/kg udara kering)
hfg2 : Enthalpy penguapan pada temperatur basah (kJ/kg)
hg1 : Enthalpy uap jenuh pada temperatur kering (kJ/kg)
T1 : Temperatur udara kering (oC)
T2 : Temperatur udara basah (oC)
Efisiensi pengambilan (P) didefinisikan sebagai perbandingan uap air yang
dipindahkan (diambil) oleh udara dalam alat pengering dengan kapasitas teoritis
udara menyerap uap air, dan dapat dinyatakan dengan persamaan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
𝜂𝑝 =𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑝−𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑐
𝑅𝐻𝑖𝑛 _𝑐−𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑐 (6)
dengan :
𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑝 : kelembaban relatif udara keluar alat pengering
𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑐 : kelembaban relatif udara masuk alat pengering
𝑅𝐻𝑖𝑛 _𝑐 : kelembaban jenuh adiabatis udara masuk alat pengering
Efisiensi sistem pengeringan (S) didefinisikan sebagai perbandingan antara
energi yang digunakan untuk menguapkan air dari hasil pertanian yang dikeringkan
dengan energi yang datang pada alat pengering, dan dapat dinyatakan dengan
persamaan:
cT
sAG
LW (7)
dengan :
W : laju massa air yang menguap (kg/detik)
L : kalor laten dari air yang menguap saat temperatur pengering (J/kg)
GT : intensitas energi surya yang datang (W/m2)
AC : luas kolektor surya (m2)
2.5 Tarikan tambahan pada cerobong (∆p)
Tarikan tambahan pada cerobong yang diciptakan oleh perbedaan massa jenis
antara udara di dalam dan di luar pengering atau dengan perkataan lain, penurunan
tekanan antara kedua sisi lapisan padi (∆p) (arismunandar,W.,1995) dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Gambar 2.2 Pengering energi surya
∆p dapat dinyatakan dengan persamaan:
∆𝑝 = 1 𝜌 − 𝜌1 + 2 𝜌 − 𝜌2 𝑔 (8)
dengan :
1 : Tinggi antara lapisan padi permukaan bawah dan dasar udara masuk
kolektor (m).
: Tinggi cerobong (m).
: Massa jenis udara diluar pengering. (kg m3 ).
𝜌1 : Massa jenis udara dibawah lapisan padi (kg m3 )
𝜌2 : Massa jenis udara diatas lapisan padi (kg m3 )
g : Percepatan gravitasi (9,81 m s2 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Massa jenis udara () diperoleh dengan persamaan :
ρ =p
RT (9)
dengan :
p : Tekanan absolut (kN m2 )
R : Konstanta gas (Udara = 0,287 kN.m/(kg.K)).
T : Temperatur absolut ( K atau R).
2.6 Penelitian yang Pernah Dilakukan
Pengeringan merupakan cara terbaik dalam pengawetan bahan makanan dan
pengering energi surya merupakan teknologi yang sesuai bagi kelestarian alam
(Scanlin, 1997). Pengeringan dengan penjemuran langsung (tradisional) sering
menghasilkan kualitas pengeringan yang buruk. Hal ini disebabkan bahan yang
dijemur langsung tidak terlindungi dari debu, hujan, angin, serangga, burung atau
binatang lain. Kontaminasi dengan mikroorganisme yang terdapat di tanah dapat
membahayakan kesehatan (Häuser et. Al,2009). Kunci dari pengeringan bahan
makanan adalah mengeluarkan kandungan air secepat mungkin pada temperatur yang
tidak merusak bahan makanan tersebut. Jika temperatur terlalu rendah maka
mikroorganisme akan berkembang sebelum bahan makanan kering tetapi jika
temperatur terlalu tinggi maka bahan makanan dapat mengalami pengeringan yang
berlebih pada bagian permukaan (Kendall, 1998). Kelemahan utama dari pengering
energi surya adalah kecilnya koefisien perpindahan panas antara pelat absorber dan
udara yang dipanasi, sehingga menyebabkan efisiensi kolektor yang rendah.
Beberapa modifikasi telah banyak diusulkan meliputi penggunaan sirip (Garg et al.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1991), penggunaan absorber dengan permukaan kasar (Choudhury et al., 1988), dan
penggunaan absorber porus (Sharma et. al., 1991). Penelitian pengering energi surya
dengan luas kolektor 1,64m2 yang dilengkapi 8 sampai 32 sirip segi empat dengan
luas total sirip 0,384 m2 dapat menaikkan temperatur udara keluar dan efisiensi
kolektor. Sirip dipasang di dalam kolektor dengan dua variasi pemasangan yaitu sirip
dapat bergerak bebas dan tetap (Kurtbas, 2006). Penelitian dengan metode simulasi
untuk mengetahui efisiensi tahunan pengering energi surya dengan absorber jenis
porus di India menghasilkan nilai yang sesuai dengan penelitian secara eksperimen
(Sodha et. al., 1982).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Skema Alat
Skema alat penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. Posisi letak pengukuran
temperatur dan kelembaban dapat dilihat pada Gambar 3.2. Ukuran kotak absorber
yang digunakan adalah 2 m x 1 m. Ketinggian rak pengering yang digunakan adalah
0,8 m. Dinding kotak pengering terbuat dari pelat alumunium yang dicat hitam dan
ditutup dengan kaca, jarak antara dinding pelat alumunium dengan kaca sekitar 25
mm. Tujuan pembuatan dinding kotak pengering dari pelat alumunium, dicat hitam
dan ditutup kaca adalah untuk memperbesar penyerapan energi surya kedalam kotak
pengering. Tutup kaca berfungsi untuk mencegah panas yang sudah diterima kotak
pengering agar tidak keluar lagi ke udara sekitar. Konstruksi dinding kotak pengering
seperti ini sering ditemukan pada pada pemanfaatan energi surya untuk kompor
pemasak jenis kotak. (Gambar rancangan dapat dilihat pada lampiran).
Gambar 3.1 Pengering energi surya dengan tampak depan dan tampak belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 3.2 Pengering energi surya dengan tampak samping
3.2 Variabel yang Divariasikan
Dalam penelitian ini variabel yang divariasikan adalah sebagai berikut :
a. Tinggi cerobong, yaitu dengan ketinggian cerobong 0,1 m dan 2 m.
b. Dengan alat pengering dan pengeringan secara konvensional (penjemuran
langsung).
3.3 Variabel yang Diukur
Dalam penelitian ini variabel yang diukur adalah sebagai berikut :
a. Temperatur udara masuk kolektor (T in_c)
b. Temperatur udara keluar kolektor (T out_c)
c. Temperatur udara keluar pengering (T out_p))
d. Kelembaban udara sekitar (RH in_c)
e. Kelembaban udara masuk pengering (RH out_c)
f. Kelembaban udara keluar pengering (RH out_p)
g. Energi surya yang datang (GT)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Untuk pengukuran temperatur digunakan termokopel, untuk pengukuran
tekanan digunakan manometer dan untuk pengukuran energi surya yang datang
digunakan pyranometer (lampiran).
Gambar 3.3 Posisi-Posisi Pengukuran
3.4 Langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian diawali dengan pembuatan dan penyiapan alat.
2. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan cerobong dengan tinggi
0,1 m untuk mengeringkan padi.
3. Tiap variasi parameter dilakukan pengambilan data tiap 5 menit.
4. Data yang dicatat adalah temperatur udara masuk kolektor (Tin_c),
temperatur udara keluar kolektor (Tout_c), temperatur udara keluar pengering
(Tout_p), kelembaban udara sekitar (RHin_c), kelembaban udara masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pengering (RHout_c), kelembaban udara keluar pengering (RHout_p), dan
energi surya yang datang (GT)
5. Sebelum melanjutkan pengambilan data untuk variasi berikutnya kondisi alat
pengering harus didiamkan agar kembali ke kondisi awal sebelum dilakukan
pengambilan data berikutnya
6. Langkah 2 sampai dengan 5 diulangi untuk ketinggian cerobong yang
berbeda.
3.5 Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan dan analisa data diawali dengan melakukan perhitungan pada
parameter-parameter yang diperlukan dengan menggunakan persamaan (1) sampai
dengan persamaan (9). Analisa akan lebih mudah dilakukan dengan membuat grafik
hubungan antara temperatur dan kelembaban dengan waktu (t) dan energi surya yang
datang (GT) untuk tiap variasi ketinggian cerobong. Hasil pengolahan data disajikan
dalam bentuk grafik hubungan antara energi berguna, efisiensi kolektor, efisiensi
pengambilan kadar air, efisiensi sistem dan tarikan tambahan pada cerobong dengan
percobaan yang dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Untuk pengering padi energi surya dengan tinggi cerobong 0,1 m, dilakukan 1
kali pengambilan data, dan untuk pengering padi energi surya dengan tinggi
cerobong 2 m, dilakukan sebanyak 5 kali pengambilan data.
Tabel 4.1 Pengambilan data pertama untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 0,1 m.
Tin_c Kering Tin_c Basah Tout_c Kering Tout_c Basah Tout_p Kering Tout_p Basah
Jam W/m² ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C
12:22 636 35 29 82 38 58 33
12:27 589 35 29 70 37 58 32
12:32 209 33 29 67 37 51 30
12:37 405 31 28 74 37 51 30
12:42 802 32 25 78 37 53 30
12:47 651 32 21 76 37 56 31
12:52 430 32 23 64 35 51 31
12:57 276 31 25 61 33 49 31
13:02 357 31 24 62 33 51 32
13:07 250 31 23 69 37 50 30
13:12 225 31 25 61 35 48 31
13:17 283 31 25 56 33 50 32
13:22 259 31 25 60 33 48 31
Masuk Kolektor Keluar kolektor Keluar PengeringGTWaktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar 4.1 Grafik hubungan temperatur basah kering masuk kolektor, radiasi surya
terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 0,1 m
pengambilan data pertama
Gambar 4.2 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar kolektor, radiasi surya
terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 0,1 m
pengambilan data pertama
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 20 40 60
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r(˚C)
Waktu (menit)
Tin_c kering (masuk kolektor)
Tin_c basah (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0 20 40 60
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r(˚C)
Waktu (menit)
Tout_c kering (keluar kolektor)
Tout_c basah (keluar kolektor)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Gambar 4.3 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar alat pengering, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong
0,1 m pengambilan data pertama
Gambar 4.4 Grafik hubungan temperatur basah, radiasi surya terhadap waktu untuk
alat pengering dengan tinggi cerobong 0,1 m pengambilan data
pertama
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
0 20 40 60
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r(˚C)
Waktu (menit)
Tout_p kering (keluar alat pengering)
Tout_p basah (keluar alat pengering)
GT (Radiasi Surya)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 20 40 60
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r(˚C)
Waktu (menit)
Tout_p basah (keluar alat pengering)
Tout_c basah (keluar kolektor)
Tin_c basah (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 4.5 Grafik hubungan temperatur kering, radiasi surya terhadap waktu untuk
alat pengering dengan tinggi cerobong 0,1 m pengambilan data pertama
Gambar 4.6 Grafik hubungan massa padi terhadap waktu untuk alat pengering
dengan tinggi cerobong 0,1 m pengambilan data pertama
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0 10 20 30 40 50 60
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r(˚C)
Waktu (menit)
Tout_p kering (keluar alat pengering)
Tout_c kering (keluar kolektor)
Tin_c kering (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
3000
2700
3000
2800
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
0 60
Mas
sa P
adi (
gram
)
Waktu (menit)
Alat Pengering Padi Tinggi Cerobong 0,1 m
Pengeringan Konvensional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gambar 4.7 Grafik hubungan kelembaban udara dan radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 0,1 m pengambilan data
pertama
Tabel 4.2 Pengambilan data kedua untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0 20 40 60
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Kel
emb
aban
Rel
atif
/RH
(%
)
Waktu (menit)
RH in_c (masuk kolektor)
RH out_p (keluar alat pengering)
RH out_c (keluar kolektor)
GT (Radiasi Surya)
Tin_c Kering Tin_c Basah Tout_c Kering Tout_c Basah Tout_p Kering Tout_p Basah
Jam W/m² ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C
10:45 935 31 17 48 29 44 38
10:50 830 34 19 55 29 41 32
10:55 980 31 22 47 32 39 33
11:00 1004 31 22 50 32 40 35
11:05 121 32 22 53 32 42 33
11:10 625 32 22 50 32 42 32
11:15 1055 31 23 61 30 46 32
11:20 890 31 24 58 32 45 36
11:25 144 33 22 58 32 48 33
11:30 1082 31 22 62 29 47 35
11:35 992 31 24 62 29 48 35
11:40 1013 31 23 63 30 48 35
11:45 1012 33 24 66 30 50 32
Keluar Kolektor Keluar PengeringWaktu GT
Masuk Kolektor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tabel 4.2 Pengambilan data kedua untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m (lanjutan)
Gambar 4.8 Grafik hubungan temperatur basah kering masuk kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong
2 m pengambilan data kedua
Tin_c Kering Tin_c Basah Tout_c Kering Tout_c Basah Tout_p Kering Tout_p Basah
11:50 951 32 24 68 29 50 32
11:55 158 33 22 56 29 48 32
12:00 378 31 24 55 29 48 31
12:05 1080 32 22 55 29 47 31
12:10 159 32 24 56 30 43 31
12:15 215 32 24 52 30 42 30
12:20 117 32 23 49 30 42 30
12:25 325 30 23 50 29 43 30
12:30 958 31 23 56 29 47 31
12:35 871 31 23 58 29 48 32
12:40 846 33 25 66 30 49 31
12:45 933 33 27 64 30 49 33
Waktu GTMasuk Kolektor Keluar Kolektor Keluar Pengering
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚
C)
Waktu (menit)
Tin_c basah (masuk kolektor)
Tin_c kering (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 4.9 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar kolektor, radiasi surya
terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m
pengambilan data kedua
Gambar 4.10 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar alat pengering,
radiasi surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data kedua
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 20 40 60 80 100 120
Inte
nsi
tas
Cah
aya
(W/m
^2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_c kering (keluar kolektor)
Tout_c basah (keluar kolektor)
GT (Radiasi Surya)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_p kering (keluar alat pengering)
Tout_p basah (keluar alat pengering)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 4.11 Grafik hubungan temperatur basah, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
kedua
Gambar 4.12 Grafik hubungan temperatur kering, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
kedua
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_p basah (keluar alat pengering)
Tout_c basah (keluar kolektor)
Tin_c basah (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r(˚C)
Waktu (menit)
Tout_p kering (keluar alat pengering)
Tout_c kering (keluar kolektor)
Tin_c kering (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Gambar 4.13 Grafik hubungan massa padi terhadap waktu untuk alat pengering
dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data kedua
Gambar 4.14 Grafik hubungan kelembaban udara dan radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
kedua
3000
2800
3000
2900
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
0 120
Mas
sa P
adi (
gram
)
Waktu (menit)
Alat Pengering Padi Tinggi Cerobong 2 m
Pengeringan Konvensional
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Kel
emb
aban
Rel
atif
/RH
(%
)
Waktu (menit)
RH in_c (masuk kolektor)
RH out_c (keluar kolektor)
RH out_p (keluar pengering)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Tabel 4.3 Pengambilan data ketiga untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m
Gambar 4.15 Grafik hubungan temperatur basah kering masuk kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong
2 m pengambilan data ketiga
Tin_c Kering Tin_c Basah Tout_c Kering Tout_c Basah Tout_p Kering Tout_p Basah
Jam W/m² ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C
12:50 721 32 27 64 32 49 33
12:55 831 33 25 66 30 53 32
13:00 963 32 28 65 30 51 32
13:05 856 34 25 66 30 54 31
13:10 980 32 24 63 29 51 31
13:15 858 33 27 65 30 55 31
13:20 102 33 24 61 30 47 30
13:25 159 32 24 58 30 48 30
13:30 734 32 24 54 30 50 30
13:35 101 31 24 52 32 45 30
13:40 657 31 24 47 30 38 30
13:45 770 31 24 50 29 45 30
13:50 714 32 23 52 29 46 30
13:55 891 32 22 52 30 45 30
14:00 558 33 22 50 32 46 30
14:05 836 32 22 48 32 45 31
14:10 164 32 22 49 33 43 31
14:15 758 33 23 46 33 43 30
Waktu GTMasuk Kolektor Keluar Kolektor Keluar Pengering
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 20 40 60 80
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r(˚C)
Waktu (menit)
Tin_c kering (masuk kolektor)
Tin_c basah (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Gambar 4.16 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong
2 m pengambilan data ketiga
Gambar 4.17 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar alat pengering
radiasi surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data ketiga
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 20 40 60 80
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_c kering (keluar kolektor)
Tout_c basah (keluar kolektor)
GT (Radiasi surya)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
0 20 40 60 80
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_p kering (keluar alat pengering)
Tout_p basah (keluar alat pengering)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 4.18 Grafik hubungan temperatur basah, radiasi surya terhadap waktu untuk
alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data ketiga
Gambar 4.19 Grafik hubungan temperatur kering, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
ketiga
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
5
10
15
20
25
30
35
0 20 40 60 80
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_p basah (keluar alat pengering)Tout_c basah (keluar kolektor)
Tin_c basah (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 20 40 60 80
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_p kering (keluar alat pengering)
Tout_c kering (keluar kolektor)
Tin_c kering (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar 4.20 Grafik hubungan massa padi terhadap waktu untuk alat pengering
dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data ketiga
Gambar 4.21 Grafik hubungan kelembaban udara dan radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
ketiga
3000
2900
30002950
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
0 85
Mas
sa P
adi (
gram
)
Waktu (menit)
Alat Pengering Padi Tinggi Cerobong 2 m
Pengeringan Konvensional
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0 20 40 60 80
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Kel
emb
aban
Rel
atif
/RH
(%
)
Waktu (menit)
RH in_c (masuk kolektor)
RH out_c (keluar kolektor)
RH out_p (keluar alat pengering)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 4.4 Pengambilan data keempat untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m
Gambar 4.22 Grafik hubungan temperatur basah kering masuk kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong
2 m pengambilan data keempat
Tin_c Kering Tin_c Basah Tout_c Kering Tout_c Basah Tout_p Kering Tout_p Basah
Jam W/m² ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C
10:40 166 29 22 33 29 32 30
10:45 884 25 22 37 28 35 33
10:50 438 28 22 38 28 36 30
10:55 125 30 22 38 27 35 28
11:00 970 29 22 37 28 34 30
11:05 163 31 22 39 27 37 30
11:10 147 31 22 38 28 36 29
11:15 980 30 23 39 28 37 30
11:20 724 29 23 39 28 36 31
11:25 980 29 22 40 27 38 31
11:30 263 31 22 45 28 39 31
11:35 256 31 23 40 29 37 30
11:40 661 30 24 41 28 36 31
11:45 423 31 22 43 28 38 30
11:50 224 31 23 42 28 38 30
11:55 125 31 23 42 29 39 30
12:00 625 31 23 43 28 36 30
12:05 942 33 23 46 28 38 30
12:10 844 37 22 50 28 46 30
12:15 946 34 24 55 29 50 30
12:20 916 31 24 57 28 47 30
12:25 822 31 24 59 28 52 31
12:30 213 32 23 52 29 50 31
12:35 144 31 23 53 29 47 31
12:40 831 31 22 54 28 48 31
GTMasuk Kolektor Keluar Kolektor Keluar Pengering
Waktu
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tin_c kering (masuk kolektor)
Tin_c basah (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 4.23 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong
2 m pengambilan data keempat
Gambar 4.24 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar alat pengering,
radiasi surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data keempat
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_c kering (keluar kolektor)
Tout_c basah (keluar kolektor)
GT (Radiasi Surya)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_p kering (keluar alat pengering)
Tout_p basah (keluar alat pengering)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 4.25 Grafik hubungan temperatur basah, radiasi surya terhadap waktu untuk
alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data keempat
Gambar 4.26 Grafik hubungan temperatur kering, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
keempat
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
5
10
15
20
25
30
35
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_p basah (keluar alat pengering)
Tout_c basah (keluar kolektor)
Tin_c basah (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_p kering (keluar alat pengering)
Tout_c kering (keluar kolektor)
Tin_c kering (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 4.27 Grafik hubungan massa padi terhadap waktu untuk alat pengering
dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data keempat
Gambar 4.28 Grafik hubungan kelembaban udara dan radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
keempat
3000
2850
30002950
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
0 120
Mas
sa P
adi (
gram
)
Waktu (menit)
Alat Pengering Padi Tinggi Cerobong 2 m
Pengeringan Konvensional
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Kel
emb
aban
Rel
atif
/RH
(%
)
Waktu (menit)
RH in_c (masuk kolektor)
RH out_p (keluar alat pengering)RH out_c (keluar kolektor)GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 4.5 Pengambilan data kelima untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m
Gambar 4.29 Grafik hubungan temperatur basah kering masuk kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong
2 m pengambilan data kelima
Tin_c Kering Tin_c Basah Tout_c Kering Tout_c Basah Tout_p Kering Tout_p Basah
Jam W/m² ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C
12:50 134 32 22 47 32 43 32
12:55 335 32 23 50 30 48 31
13:00 512 31 21 56 30 51 32
13:05 847 32 23 54 32 46 32
13:10 817 32 22 56 32 51 31
13:15 903 32 22 58 32 51 31
13:20 152 32 22 52 32 47 32
13:25 884 31 24 54 30 50 32
13:30 901 31 23 55 30 51 33
13:35 816 31 24 54 33 48 31
13:40 832 31 25 55 30 50 31
13:45 867 31 23 53 32 50 30
13:50 851 31 23 54 30 50 30
13:55 870 33 23 55 32 48 30
14:00 839 33 23 48 33 47 30
14:05 832 30 22 50 33 47 30
14:10 814 32 22 47 34 51 31
14:15 783 31 23 47 33 42 30
14:20 702 32 23 44 33 40 30
Waktu GTMasuk Kolektor Keluar Kolektor Keluar Pengering
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
5
10
15
20
25
30
35
0 20 40 60 80
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r(˚C)
Waktu (menit)
Tin_c kering (masuk kolektor)
Tin_c basah (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 4.30 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong
2 m pengambilan data kelima
Gambar 4.31 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar alat pengering,
radiasi surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data kelima
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
0 20 40 60 80
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_c kering (keluar kolektor)
Tout_c basah (keluar kolektor)
GT (Radiasi Surya)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
0 20 40 60 80
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_p kering (keluar alat pengering)
Tout_p basah (keluar alat pengering)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 4.32 Grafik hubungan temperatur basah, radiasi surya terhadap waktu untuk
alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data kelima
Gambar 4.33 Grafik hubungan temperatur kering, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
kelima
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 20 40 60 80
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_p basah (keluar alat pengering)Tout_c basah (keluar kolektor)
Tin_c basah (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
0 20 40 60 80
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_p kering (keluar alat pengering)
Tout_c kering (keluar kolektor)
Tin_c kering (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 4.34 Grafik hubungan massa padi terhadap waktu untuk alat pengering
dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data kelima
Gambar 4.35 Grafik hubungan kelembaban udara dan radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
kelima
3000
2800
3000
2900
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
0 90
Mas
sa P
adi (
gram
)
Waktu (menit)
Alat Pengering Padi Tinggi Cerobong 2 m
Pengeringan Konvensional
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 20 40 60 80
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Kel
emb
aban
Rel
atif
/RH
(%
)
Waktu (menit)
RH in_c (masuk kolektor)
RH out_p (keluar alat pengering)
RH out_c (keluar kolektor)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 4.6 Pengambilan data keenam untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m
Tin_c Kering Tin_c Basah Tout_c Kering Tout_c Basah Tout_p Kering Tout_p Basah
Jam W/m² ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C ˚C
10:05 183 30 19 37 28 34 29
10:10 162 31 21 42 28 34 29
10:15 163 30 21 38 27 35 30
10:20 234 30 22 39 27 34 30
10:25 519 30 20 45 27 37 30
10:30 855 29 21 40 27 37 32
10:35 787 30 22 44 28 40 32
10:40 276 32 22 46 28 41 32
10:45 288 32 23 44 28 41 31
10:50 206 32 24 45 28 41 30
10:55 952 31 24 46 28 41 31
11:00 943 31 23 49 27 43 33
11:05 894 32 25 52 28 48 31
11:10 915 32 24 54 28 47 32
11:15 224 33 22 52 29 47 30
11:20 236 32 24 50 30 43 30
11:25 298 34 23 49 29 42 30
11:30 301 32 23 46 29 43 31
11:35 196 32 24 45 29 42 31
11:40 1001 31 24 54 28 48 32
11:45 858 33 23 56 29 49 30
11:50 947 32 25 58 28 51 32
11:55 1017 34 25 61 29 53 33
12:00 980 32 25 64 29 54 33
12:05 1000 34 27 66 32 55 33
12:10 165 33 23 58 33 39 33
Waktu GTMasuk Kolektor Keluar Kolektor Keluar Pengering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 4.36 Grafik hubungan temperatur basah kering masuk kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong
2 m pengambilan data keenam
Gambar 4.37 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar kolektor, radiasi
surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi cerobong
2 m pengambilan data keenam
01002003004005006007008009001000
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tin_c kering (masuk kolektor)
Tin_c basah (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_c kering (keluar kolektor)
Tout_c basah (keluar kolektor)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 4.38 Grafik hubungan temperatur basah kering keluar alat pengering,
radiasi surya terhadap waktu untuk alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m pengambilan data keenam
Gambar 4.39 Grafik hubungan temperatur basah, radiasi surya terhadap waktu untuk
alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data keenam
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_p kering (keluar alat pengering)
Tout_p basah (keluar alat pengering)
GT (Radiasi Surya)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
5
10
15
20
25
30
35
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_p basah (keluar alat pengering)Tout_c basah (keluar kolektor)
Tin_c basah (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 4.40 Grafik hubungan temperatur kering, radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
keenam
Gambar 4.41 Grafik hubungan massa padi terhadap waktu untuk alat pengering
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Tem
per
atu
r (˚C)
Waktu (menit)
Tout_p kering (keluar alat pengering)
Tout_c kering (keluar kolektor)
Tin_c kering (masuk kolektor)
GT (Radiasi Surya)
3000
2750
3000
2900
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
0 125
Mas
sa P
adi (
gram
)
Waktu (menit)
Alat Pengering Padi Tinggi Cerobong 2 m
Pengeringan Konvensional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data keenam
Gambar 4.42 Grafik hubungan kelembaban udara dan radiasi surya terhadap waktu
untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m pengambilan data
keenam
4.2 Perhitungan Data
Dibawah ini ditunjukan contoh bentuk perhitungan untuk data percobaan
pertama mulai dari menentukan nilai energi berguna (𝒬𝑢), efisiensi kolektor (c),
efisiensi pengambilan (p), efisiensi sistem pengering (u) dan tarikan tambahan
pada cerobong (∆p).
Menentukan efisiensi kolektor (c), dengan menghitung terlebih dahulu nilai
dari energi berguna (𝒬𝑢), radiasi surya (GT) dan luasan kolektor (Ac). Untuk
menghitung energi berguna (𝒬𝑢) digunakan persamaan (1) :
𝒬𝑢 = 𝑚. 𝐶𝑝(𝑇𝑖𝑛_𝑐 − 𝑇𝑜𝑢𝑡 _𝑐)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0 20 40 60 80 100 120
Rad
iasi
Su
rya
(W/m
2)
Kel
emb
aban
Rel
atif
/RH
(%
)
Waktu (menit)
RH in_c (masuk kolektor)
RH out_p (keluar alat pengering)
RH out_c (keluar kolektor)
GT (Radiasi Surya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Untuk mempermudah perhitungan untuk laju aliran massa udara didalam
kolektor, maka digunakan dengan massa udara dalam kolektor yang diperoleh
dengan melakukan operasi perkalian antara 𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 dengan volume udara dalam
kolektor.
Volume udara dalam kolektor dihitung dengan persamaan mencari volume dan
dinyatakan sebagai berikut :
𝑉𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 = 𝑝 𝑥 𝑙 𝑥 𝑡
𝑉𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 = 2𝑚 𝑥 1𝑚 𝑥0,12𝑚
𝑉𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 = 0,24𝑚3
Massa jenis udara didalam kolektor (𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ) ditentukan dengan menghitung harga
rata-rata dari temperatur masuk dan temperatur keluar kolektor. Temperatur masuk
(T in_c) dan keluar kolektor (T out_c) besarnya 31,76 oC dan 56,72
oC.
Sehingga 𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 44,24𝑜𝐶 = 1,08 𝑘𝑔 𝑚3
𝑚 = 𝑉𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑥 𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑚 = 0,24𝑚3𝑥1,08 𝑘𝑔 𝑚3
𝑚 = 0,2592 𝑘𝑔
Maka nilai energi berguna dapat dihitung.
𝒬𝑢 = 𝑚𝐶𝑝(𝑇𝑜 − 𝑇𝑖)
𝒬𝑢 = 0,2592 𝑘𝑔 𝑥1005 𝐽/𝑘𝑔𝑜𝐶𝑥(56,72𝑜𝐶 − 31,76𝑜𝐶)
𝒬𝑢 = 6501,98 𝐽
Radiasi surya (GT) diambil nilai rata-rata dalam 5 menit (300 detik) = 710.96
W/m2 x 300 detik = 213288 J/m
2. Luas kolektor surya yaitu 2 𝑚 × 1𝑚 = 2𝑚2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Sehingga efisiensi kolektor dapat dihitung dengan persamaan (2) :
𝜂𝑐 =𝑄𝑢
𝐺𝑇𝐴𝑐
𝜂𝑐 =6501,98 𝐽
213288 𝐽/𝑚2𝑥2 𝑚2
𝜂𝑐 =0,015242
𝜂𝑐 = 0,015242 𝑥 100%
𝜂𝑐 = 1,5242 %
Menentukan efisiensi pengambilan (p) yaitu dengan persamaan (6) :
𝜂𝑝 =𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑝 − 𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑐
𝑅𝐻𝑖𝑛 _𝑐 − 𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑐
Besarnya nilai tingkat kelembaban udara masuk kolektor 𝑅𝐻𝑖𝑛 _𝑐 , kelembaban
udara keluar kolektor 𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑐 dan kelembaban udara keluar pengering 𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑝
dapat dicari dengan menghitung nilai kelembaban spesifik ω2 dan ω1.
1. Contoh perhitungan untuk mengetahui kelembaban relatif (RH).
Variabel yang diketahui :
T1 = 35 ˚C cp = 1,005 kJ/kg.˚C
T2 = 29 ˚C hf2 = 121,439 kJ/kg
P2 = 101,325 kPa hg1 = 2563,2 kJ/kg
Pg1 = 4,511 kPa pg1 = 4,511 kPa
Pg2 = 3,627 kPa hfg2. = 2431,283 kJ/kg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Perhitungan untuk ω2 dan ω1 adalah dengan persamaan (4) dan persamaan (5)
𝜔2 =0,622𝑃𝑔2
𝑃2−𝑃𝑔2
𝜔2 =0,622 × 3,627
101,325 − 3,627
𝜔2 = 0,0231 kg H2O/kg udara kering
𝜔1 =𝐶𝑝 𝑇2 − 𝑇1 + 𝜔2𝑓𝑔2
𝑔1 − 𝑓2
𝜔1 =1,005 × 29 − 35 × 0,0231 × 2431,283
2563,2 − 121,439
𝜔1 = 0,0205 kg H2O/kg udara kering
.Setelah ω2 dan ω1 diketahui, maka kelembaban relatif (RH) dihitung dengan
persamaan (3) :
𝑅𝐻 =𝜔1𝑃2
0,622 + 𝜔2 𝑃𝑔1
𝑅𝐻 =0,0205 × 101,325
0,622 + 0,0231 × 3,627
𝑅𝐻 = 0,7182
𝑅𝐻 = 71,82 %
Langkah perhitungan diatas diterapkan untuk perhitungan kelembaban udara
masuk kolektor 𝑅𝐻𝑖𝑛 _𝑐 , kelembaban udara keluar kolektor 𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑐 dan
kelembaban udara keluar pengering 𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑝 pada tiap data percobaan. Kemudian
dirata-rata, sehingga didapat :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
𝑅𝐻𝑖𝑛 _𝑐 = 53,34
𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑐 = 18,24
𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑝 = 46,76
𝜂𝑝 =𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑝 − 𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑐
𝑅𝐻𝑖𝑛 _𝑐 − 𝑅𝐻𝑜𝑢𝑡 _𝑐
𝜂𝑃 =46,76 − 18,24
53,34 − 18,24
𝜂𝑝 = 0,8125
𝜂𝑝 = 81,25 %
Efisiensi Sistem Pengering (𝜂𝑠) dapat ditentukan besarnya dengan
persamaan (7) :
𝜂𝑠 =𝑊𝐿
𝐺𝑇𝐴𝑐
Persamaan disederhanakan menjadi :
𝜂𝑠 =𝑚𝑓𝑔
𝐺𝑇𝐴𝑐
Penyederhanaan dilakukan untuk mempermudah penghitungan sesuai dengan
variabel data yang diketahui.
𝑓𝑔 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 = 2446,616𝑘𝐽/𝑘𝑔 = 2446616 𝐽/𝑘𝑔
Radiasi surya (GT) yang dipakai adalah radiasi surya rata-rata dalam 5 menit,
sehingga GT rata-rata = 710,96 W/m2 x 300 detik = 213288 J/m
2
𝑚 = Rata-rata massa air yang menguap tiap 5 menit (300 detik).
𝑚 =𝑚𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑚akhir
𝑡𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙× 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
𝑚 =3 𝑘𝑔 − 2,8 𝑘𝑔
120 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡× 5
𝑚 = 0,0083 𝑘𝑔
Sehingga efisiensi sistem pengering diperoleh,
𝜂𝑠 =0,0083 𝑘𝑔 𝑥 2446616 𝐽/𝑘𝑔
853152 𝐽/𝑚2 𝑥 (2𝑚 𝑥 1𝑚)
𝜂𝑠 = 0,0478
𝜂𝑠 = 4,78 %
Tarikan tambahan pada cerobong yang diciptakan oleh perbedaan massa
jenis antara udara di dalam dan di luar pengering atau penurunan tekanan antara
kedua sisi lapisan padi (∆p). Tinggi antara permukaan bawah lapisan padi dengan
dasar udara masuk kolektor (H1) adalah 1,29 m, dan tinggi cerobong dengan
permukaan atas lapisan padi (H2) adalah 2,7 m.
Menentukan tarikan pada cerobong (∆p) dengan persamaan (8) :
∆𝑝 = 1 𝜌 − 𝜌1 + 2 𝜌 − 𝜌2 𝑔
∆𝑝 = 1,29 1,148 − 1,069 + 2,7 1,148 − 1,087 . 9,81
∆𝑝 = 2,61 Pascal
Perhitungan tarikan pada cerobong (∆p) dilakukan setiap 5 menit waktu pengambilan
data, kemudian dirata-rata untuk tiap data percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
4.3 Grafik Hasil Perhitungan
Dalam perhitungan terdapat hasil-hasil yang tidak valid. Ketidakvalidan data
ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Padi yang digunakan dalam percobaan, kandungan airnya berbeda-beda. Hal
ini disebabkan oleh umur dan kwalitas padi yang berbeda.
2. Ketidakakuratan alat ukur temperatur sehingga terjadi perbedaan antara
temperatur yang terbaca dalam alat ukur dan temperatur sebenarnya.
Gambar 4.43 Energi berguna (Qu)
Energi berguna (Qu) adalah jumlah energi yang dipindahkan dari absorber ke
udara didalam kolektor surya, ditunjukkan pada gambar 4.43. Untuk pengering padi
dengan tinggi cerobong 0,1 m besarnya adalah 9367 W, dan untuk pengering padi
dengan tinggi cerobong 2 m besarnya 5201 W. Untuk pengering padi dengan tinggi
cerobong 0,1 m, energi bergunanya lebih besar dari pengering dengan tinggi
5201
9367
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
2 0,1
Ener
gi
Ber
guna
/Qu.
(Wat
t)
Tinggi Cerobong (m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
cerobong 2 m disebabkan karena pada pengering padi dengan tinggi cerobong 2 m
laju aliran massa udara yang melewati absorber lebih tinggi yang disebabkan oleh
tarikan tambahan pada cerobong, sehingga perpindahan kalor konveksi yang terjadi
pada absorber ke udara didalam kolektor lebih cepat.
Gambar 4.44 Efisiensi kolektor
Efisiensi kolektor adalah perbandingan antara jumlah energi yang
dipindahkan dari absorber ke udara dengan total energi yang surya yang datang ke
kolektor, ditunjukkan pada gambar 4.44. Untuk pengering padi dengan tinggi
cerobong 0,1 m, efisiensi kolektor adalah sebesar 3,8 %, lebih tinggi dari pengering
dengan tinggi cerobong 2 m yang besarnya 1,3 %. Hal ini disebabkan karena besar
energi berguna untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 0,1 m lebih besar.
1.3
3.8
0
1
2
3
4
5
2 0,1
Efi
sien
si k
ole
kto
r(%
)
Tinggi Cerobong (m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 4.45 Efisiensi pengambilan
Efisiensi pengambilan didefinisikan sebagai perbandingan uap air yang
dipindahkan (diambil) oleh udara dalam alat pengering dengan kapasitas teoritis
udara menyerap uap air, ditunjukkan pada gambar 4.45. Untuk pengering padi
dengan tinggi cerobong 0,1 m, efisiensi pengambilan adalah sebesar 25,3 %, lebih
rendah dari pengering dengan tinggi cerobong 2 m yang besarnya 66,4 %. Hal ini
dikarenakan kelembaban absolut keluar pengering untuk pengering padi dengan
tinggi cerobong 2 m lebih tinggi dari kelembaban absolut keluar pengering padi
dengan tinggi cerobong 0,1 m. Dalam perhitungan efisiensi pengambilan, terdapat
hasil yang tidak valid, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :
1. Pada temperatur basah untuk tiap titik pengukuran terpengaruh oleh
temperatur air yang digunakan sebagai media basahnya. Semakin tinggi
temperatur udara sekitarnya maka temperature airnya juga akan ikut naik
66.4
25.3
0
20
40
60
80
100
2 0,1
Efi
sien
si P
engam
bil
an(
%)
Tinggi Cerobong (m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
temperaturnya, yang mengakibatkan hasil pengukuran temperatur basah
pada tiap titik pengukuran tidak valid.
2. Penambahan pelat alumunium yang ditutup kaca pada dinding kotak
pengering sehingga, bertambahnya energi surya yang diserap didalam kotak
pengering akan menaikkan temperatur didalam kotak pengering.
Gambar 4.46 Efisiensi sistem pengeringan
Efisiensi sistem pengeringan didefinisikan sebagai perbandingan antara
energi yang digunakan untuk menguapkan air dari hasil pertanian yang dikeringkan
dengan energi yang datang pada alat pengering, ditunjukkan pada gambar 4.46. Dari
perhitungan diketahui bahwa efisiensi sistem pengering untuk pengering padi dengan
tinggi cerobong 0,1 m adalah sebesar 24,6%, lebih besar dari pengering padi dengan
tinggi cerobong 2 m yang besarnnya 5,3 %. Dari hasil perhitungan efisiensi sistem
5.3
24.6
0
5
10
15
20
25
30
2 0,1
Efi
sien
si S
iste
m P
enger
ingan
(%
)
Tinggi Cerobong (m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
diatas terdapat hasil yang kurang valid, hal ini disebabkan oleh penambahan plat
alumunium yang ditutup kaca pada dinding kotak pengering sehingga, bertambahnya
energi surya yang diserap didalam kotak pengering akan menaikkan temperatur
didalam kotak pengering yang akan menyebabkan perbedaan temperatur antara atas
dan bawah lapisan padi yang dikeringkan pada kotak pengering menjadi semakin
kecil.
Gambar 4.47 Rata-rata tarikan pada cerobong untuk tiap percobaan
Tarikan tambahan pada cerobong atau dengan perkataan lain, penurunan
tekanan antara kedua sisi lapisan padi, ditunjukkan pada gambar 4.47. Untuk
pengering padi dengan tinggi cerobong 0,1 m, tarikan tambahan pada cerobong
adalah sebesar 2,9 Pa, sedangkan untuk pengering padi dengan tinggi cerobong 2 m,
tarikan tambahan yang dihasilkan cerobong adalah 2,8 Pa.
2.8
2.9
2.50
2.55
2.60
2.65
2.70
2.75
2.80
2.85
2.90
2.95
3.00
2 0,1
Tar
ikan
Pad
a ce
robong
(Pa)
Tinggi Cerobong (m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 4.48 Penurunan massa padi untuk tiap proses pengeringan
Penurunan massa padi untuk tiap proses pengeringan ditunjukkan pada
gambar 4.48. Untuk Proses pengeringan padi dengan alat pengering rata-rata
penurunan massanya lebih besar dari proses pengeringan secara konvensional yaitu
dengan selisih penurunan massa padi sebesar 50 gram hingga 150 gram, tergantung
dari lamanya proses pengeringan tersebut. Dalam proses pengeringan padi dengan
alat pengering dengan tinggi cerobong 0,1 m, penurunan massa padi yang terjadi
tidak berbeda jauh dengan proses pengeringan dengan alat pengering dengan tinggi
cerobong 2 m yaitu sebesar 100 gram.
3000 3000 3000 3000 3000 3000
2800
2900
2850
2800
2750
2700
2900
2950 2950
2900 2900
2800
2500
2550
2600
2650
2700
2750
2800
2850
2900
2950
3000
3050
3100
2 2 2 2 2 0,1
Mas
sa P
adi
(kg)
Tinggi Cerobong (m)
Massa Awal Padi
Pengeringan dengan alat pengering
Pengeringan Konvensional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari semua penelitian, uji coba, perhitungan dan analisa data dapat
disimpulkan sebagai berkut :
1. Energi berguna (Qu), pada pengering padi dengan tinggi cerobong 2 m, rata-
rata lebih rendah 55,5 % dari pengering dengan tinggi cerobong 0.1 m
2. Efisiensi pengambilan kadar air (ηp), pada pengering padi dengan tinggi
cerobong 2 m, rata-rata lebih tinggi 38,1 % dari pengering dengan tinggi
cerobong 0.1 m.
3. Efisiensi kolektor (ηc), pada pengering padi dengan tinggi cerobong 2 m,
lebih rendah 35,7 % dari pengering padi dengan tinggi cerobong 0.1 m.
4. Efisiensi sistem pengeringan (ηs), pada pengering padi dengan tinggi
cerobong 2 m,lebih rendah 21,6 % dari pengering padi dengan tinggi
cerobong 0,1 m.
5. Tarikan tambahan pada cerobong (Δp), untuk pengering padi dengan tinggi
cerobong 0,1 m lebih tinggi 96,5 % dari rata-rata tarikan tambahan pada
cerobong untuk pengering dengan tinggi cerobong 2 m.
6. Penurunan massa padi pada proses pengeringan dengan alat pengering rata-
rata lebih tinggi 200 % dari proses pengeringan padi secara konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian maka penulis memberikan beberapa saran
untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal sebagai berikut:
1. Perlunya pembanding alat ukur, kalibarasi temperatur antara temokopel
dengan termometer air raksa.
2. Pengecekan alat seperti termokopel selalu dilakukan sebelum pengambilan
data untuk mencegah bila ada termokopel yang rusak tidak mengganggu saat
pengambilan data.
3. Pengambilan data di setiap titik dilakukan pada saat yang sama dan di setiap
titik dipasang display untuk menghindari salah pembacaan temperatur.
4. Pengambilan data sebaiknya pada saat kondisi cuaca yang baik, intensitas
cahaya matahari cukup.
5. Bahan penelitian yang digunakan mempunyai sifat-sifat yang sama untuk
tiap percobaan
5.3 Penutup
Demikian Tugas Akhir ini penulis susun. Penulis menyadari bahwa banyak
kekurangan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penulis akan sangat
terbuka menerima kritik dan saran yang membangun penulis.
Semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi pembaca dan demi
perkembangan teknologi pengering energi surya.
Sekian dan terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W., (1995), Teknologi Rekayasa Surya. Jakarta : Pradnya
Paramita,pp 141-152.
Cengel, Y.A.,&, M.A., (1989) Thermodynamics an Enginering Aproach 5th
, Mc.
Graw Hill New York,pp 717-739.
Choudhury C.; Anderson S.L.; Rekstad, J., (1988) A solar air heater for low
temperature applications, Solar Energy 40, pp 335-344.
Duffie, J.A.; Beckman, W.A., (1991). Solar Engineering of Thermal Processes, New
York : John Wiley.
Garg, H.P.; Choudhury, C.; , Datta, G., (1991), Theoretical analysis on a new finned
type solar air heater, Solar Energy, 16, pp1231-1238.
Häuser; Markus; Ankila; Omar, (2009) Morroco Solar Dryer Manual; Centre de
Développement des Energies Renouvelables (CER), http://lwww.gtz.de/gate/isat
Kendall, P.; Allen, L.,(1998), Drying Vegetables; Food and Nutrition Series –
Preparation, Colorado State University Cooperative Extension Service Publication 10
/ 1998.
Kurtbas, I.; Turgut, E. (2006), Experimental Investigation of Solar Air Heater with
Free and Fixed Fins: Efficiency and Exergy Loss, International Journal of Science &
Technology, Volume 1, No 1, 75-82.
Lansing, F. L.; Clarke, V.; Reynolds, R., (1979), A High Performance Porous Flat-
Plate Solar Collector, Energy (UK), vol. 4, Aug. 1979, p. 685-694.
Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, (2003), Kebijakan Pengembangan Energi
Terbarukan Dan Konservasi Energi (Energi Hijau), Departemen Energi Dan Sumber
Daya Mineral, Jakarta
Scanlin, D., (1997), The Design, Construction And Use Of An Indirect, Through-
Pass, Solar Food Dryer, Home Power , Issue No. 57, pages 62 -72, February/March
1997.
Scanlin, D; Renner, M.; Domermuth, D.; Moody, H., (1999), Improving Solar Food
Dryers, Home Power, Issue No. 69, pages 24 -34, February / March 1999
Sharma, S.P.; Saini J.S.; Varma, K.K.; (1991), Thermal performance of packed-bed
solar air heaters, Solar Energy, 47, pp 59 - 67.
Sodha, M. S.; Bansal, N. K.; Singh, D.; Bharadwaj, S. S., (1982), Performance of a
matrix air heater, Journal of Energy, vol. 6, Sept.-Oct. 1982, p. 334-339
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
LAMPIRAN
Gambar pengering padi energi surya dengan tinggi cerobong 2 m tampak samping
Gambar pengering padi energi surya dengan tinggi cerobong 2 m tampak depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar pengering padi energi surya dengan tinggi cerobong 0,1 m
Gambar kotak pengering padi energi surya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar kotak kolektor pengering padi energi surya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar pengeringan padi secara langsung (pengeringan konvensional)
Gambar timbangan untuk mengetahui penurunan massa padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar pyranometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar display termokopel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI