PENGENALAN DASAR ALAT DAN MESIN PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN DAN KALIBERASI SPRAYER
-
Upload
tunjung-bayu-hernawan -
Category
Documents
-
view
2.322 -
download
23
description
Transcript of PENGENALAN DASAR ALAT DAN MESIN PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN DAN KALIBERASI SPRAYER
LAPORAN PRAKTIKUM
ENERGI DAN MESIN PERTANIAN
( TPT 2021 )
ACARA KE VII
PENGENALAN DASAR ALAT DAN MESIN PENGENDALI HAMA DAN
PENYAKIT TANAMAN DAN KALIBERASI SPRAYER
DISUSUN OLEH :
NAMA : Tunjung Bayu Hernawan
NIM : 10/300816/TP/09883
Gol : Senin
Co.Ass : 1. Jhonny Sigiro
2. Fajar Tsani R.
LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang bidang pertaniannya memegang
peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara disamping bidang-
bidang lainnya. Atas dasar tersebut, maka diperlukan adanya perawatan yang
baik dalam tanaman pertanian agar didapatkan hasil pertanian yang berkualitas.
Karena tanaman pertanian tidak terlepas dari hama dan penyakit yang
menyerang. Dalam menjaga kualitas tanaman pertanian yang baik, sehat harus
diusahakan suatu pengendalian hama/penyakit tanaman. Hama dan penyakit
tanaman merupakan musuh alami dalam tanaman pertanian yang harus
dihilangkan dan di basmi. Oleh karena itu, hama dan penyakit tanaman
memerlukan perhatian khusus agar produksi pertanian mendapatkan hasil
semaksimal mungkin. Untuk memudahkan dalam pengendalian hama maka perlu
berbagai alat/mesin pengendali hama dan penyakit tanaman. Kinerja alat/mesin
pengendali hama dan penyakit tanaman juga harus terjaga dengan baik. Oleh
karena itu, diperlukan suatu cara kaliberasi alat pengendali hama dan penyakit
tanaman untuk suatu skala usaha pertanian. Dalam praktikum kali ini akan
dipelajari tentang suatu mesin pertanian dalam pemeliharaan tanaman pertanian.
Mesin pertanian yang dipelajari yaitu sprayer dan mist blower.
Praktikum pada acara kali ini sangat erat hubungannya dengan studi
praktikan. Hal ini karena nantinya praktikan akan menemui peralatan maupun
mesin-mesin tersebut di dalam kehidupan kerjanya. Dengan mempelajari
praktikum kali ini, maka praktikan diharapkan akan mendapatkan pengetahuan
yang lebih mengenai sprayer dan mist blower sehingga tidak akan mengalami
kesulitan ketika nantinya sudah bekerja di bidang teknologi pertanian. Selain itu
praktikan juga akan mendapatkan ilmu yang lebih, sehingga dalam masa
perkuliahannya akan semakin mudah menyelesaikan masalah-masalah yang ada.
B. Tujuan
1. Untuk mendapatkan persyaratan agroteknis yang diperlukan serta
mempelajari cara pengaturan bagian-bagian sprayer dalam kaitannya
dengan penggunaan sprayer tersebut untuk melakukan pengendalian hama
dan penyakit tanaman dengan dosis penggunaan obat-obatan yang
tertentu, yang diberikan dalam konsentrasi larutan yang tertentu pula.
2. Untuk mempelajari prinsip kerja serta cara pengaturan bagian-bagian mist
blower dalam kaitannya dengan penggunaannya mesin tersebut dalam
pengendalian hama dan penyakit tanaman baik di lapangan maupun di
dalam ruangan, dengan penggunaan obat tertentu, yang diberikan dalam
bentuk larutan cairan maupun dalam bentuk bubuk (powder).
C. Manfaat
Pada praktikum acara kali ini di harapkan dapat membuat mahasiswa atau
praktikan untuk bisa mendapatkan persyaratan agroteknis yang diperlukan untuk
suatu alat pengendali hama dan penyakit tanaman, dapat membuat praktikan atau
mahasiswa dapat mengetahui cara pengaturan bagian-bagian sprayer dalam
kaitannnya dengan penggunaan sprayer tersebut untuk melakukan pengendalian
hama dan penyakit tanaman dengan dosis penggunaan obat-obatan tertentu, yang
diberikan dalam konsentrasi larutan yang tertentu pula dan dapat membuat
praktikan atau mahasiswa mengetahui bagian dan cara pakai dari mist blower
sehingga dengan mengetahui fungsi dan cara pakai dari alat sprayer dan mist
blower dapat mempermudah praktikan dalam menjalani suatu perkerjaan yang
berkaitan dengan praktikum kali ini.
BAB II
DASAR TEORI
Sprayer adalah salah satu dari penggunaan mesin secara umum untuk
bahan kimia cair untuk pengendalian gulma dan serangga. Pupuk cair juga dapat
menggunakan sprayer. Tipe dari penyemprotan pertanian digolongkan
berdasarkan tujuan pemakaian, penggunaan bahan kimia, dan tekanan dari
sprayer (Jacobs,1983).
Alat penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah
tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke
objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot (hama-penyakit).
Efesiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas
bahan aktif tersebut yang terkandung di dalam setiap butiran larutan tersemprot
(droplet) yang melekat pada objek dan sasaran semprot (Kastaman, dkk, 2002).
Sprayer digunakan untuk (Anonim 1, 2010):
1. Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama
2. Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit
3. Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma
4. Menyemprotkan pupuk cairan
5. Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu
Prinsip kerja alat penyemprot handsprayer adalah memecah cairan
menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan
ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke
seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman. Untuk memperoleh butiran halus,
biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan
menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni cairan di dalam tangki
dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir
melalui selang karet menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan tinggi dan
mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan
pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus. (Anonim 1. 2010).
Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas penggunaan sprayer.
Faktor yang berasal dari peralatan sendiri, yaitu lebar nozzle, tekanan, bentuk
nozzle. Faktor yang ditentukan oleh cairannya adalah viskositas, harga kerapatan
cairan, dan tegangan muka sangat mempengaruhi bentuk ukuran butiran maupun
penyebaran butirannya. (Ciptohadijoyo,2003).
Penyemprot Tekanan Tinggi untuk tanaman pertanian adalah Type
Gendong atau Knapsack merek Zenoah dirancang untuk dapat menyelesaikan
Penyemprotan tanaman dengan cepat dan efisien,Power Sprayers Dusters/Misters
ini banyak digunakan pada Lahan Pertanian dan Perkebunan yang luas dan
tersebar.Power Sprayers Zenoah asal Jepang ini adalah Power Sprayers yang
handal dan mempunyai performa tinggi ,sangat ringan dan Nyaman untuk di
gendong sehingga menghasilkan penyemprotan tanaman yang merata,(Anonim
2.2010).
Ditinjau dari sumber daya penggeraknya, sprayer dibedakan menjadi dua,
yaitu sprayer yang digerakkan dengan sumber daya penggerak manusia dan
sprayer yang digerakkan dengan daya penggerak motor (Ciptohadijoyo, 1998).
Kemudian apabila ditinjau dari ukuran dan prinsip kerjanya, sprayer dapat
digolongkan sebagai berikut (Irwanto,1980) :
1. Sprayer Hidraulik
Pada tipe hidraulik tekanan di dalamnya berasal dari kerja pompa
pada bahan semprotan yang cair. Tekanan yang terjadi mendesak cairan
melalui nozzle yang memecah semprotan ke dalam tetes-tetes kecil dengan
ukuran yang tepat dan memancarkannya dalam pola semprot yang diinginkan.
Tenaga yang cukup besar juga diberikan pada tetes-tetes semprotan untuk
membawa tetes-tetes itu dari nozzle ke permukaan yang diberi perlakuan.
2. Sprayer Hidropneumatik
Sprayer tipe ini mempunyai kisaran penggunaan kira-kira sama
dengan penyemprot tekanan rendah volume rendah yang telah dipertelakan
sebelumnya. Cairan semprotan dibawa di dalam tangki bertekanan dan
tekanan penyemprotan diberikan oleh kompresor udara yang digerakkan oleh
mesin. Pengadukan dilakukan dengan pengadukan mekanik atau dengan pipa
udara yang mengeluarkan udara di bawah permukaan cairan di dalam tangki.
3. Sprayer Tiup
Sprayer tiup juga dikenal sebagai penyemprot konsentrat atau
penyemprot kabut. Dikembangkan untuk pemberian pestisida dalam bentuk
yang pekat. Penyemprot ini digunakan untuk penyemprotan kebun pohon
buah-buahan yang luas, pohon peneduh yang besar, sayuran, serta tanaman
budidaya tertentu lainnya.
4. Sprayer Aerosol
Sprayer ini menyebarkan bahan semprotan dalam bentuk tetes-tetes
yang sangat halus (diameter 1-50 mikron) yang bertahan di dalam udara
dalam waktu yang cukup lama. Pembunuhan serangga dengan alat ini
bergantung pada tersentuhnya oleh insektisida di udara karena lazimnya tidak
ada atau sangat kecilnya pengaruh aksi-aksi bahan kimia. Alat ini digunakan
untuk pengendalian sementara nyamuk dewasa, lalat, dan serangga lain
sejenisnya.
Alat penyemprot hama dan penyakit. Sprayer berfungsi untuk memecah
zat cair menjadi partikel- partikel kecil dengan ukuran yang efektif dan
menyebarnya secara merata pada permukaan atau ruangan yang akan dilindungi,
dan mengatur jumlah pestisida/insektisida untuk mencegah penggunaan yang
berlebihan yang akan merusak atau terbuang (Daywin,1977).
Beberapa metoda pemecahan cairan antara lain (Anonim 2, 2010):
1) Tekanan cairan (hydraulic atomization) : Cairan dipompa ke nozzle secara
langsung
2) Arus udara (gas atomization) : Cairan dialirkan pada suartu arus udara
(dengan hembusan yang kuat), sehingga menghasilkan semprotan udara
yang mengandung butiran cairan
3) Sentrifusi (centrifugal atomization) : Cairan dialirkan ke suatu alat
sentrifusi sehingga terpecah menjadi butiran halus
Sedangkan menurut tekanan yang digunakan, sprayer dapat digolongkan
sebagai berikut (Purwadi, 1999) :
a. Tekanan rendah
b. Tekanan 20 – 30 kg/cm2
c. Tekanan 30 – 40 kg/cm2
d. Tekanan 40 – 50 kg/cm2
Sprayer dikelompokan berdasarkan tenaga penggerak dan jenis pompa
sprayer (Anonim 3, 2010):
1. Berdasarkan tenaga penggerak
a) Sprayer dengan penggerak tangan (Hand operated sprayer)
- Atomizer (Hand sprayer)
- Sprayer otomatis (Compressed air sprayer)
- Sprayer semi otomatis (Knapsack sprayer)
- Bucket sprayer
- Barrel sprayer
- Wheel barrow sprayer
- Slide pump sprayer
b) Sprayer bermotor (Power sprayer)
- Hydraulic sprayer
- Blower sprayer
- Hydro pneumatic sprayer
- Aerosol generator
2. Berdasarkan tenaga penggerak
a) Pompa tekanan udara : memompa udara ke dalam tangki cairan
dan menekan cairan ke nozzle
- Sprayer otomatis (Compressed air sprayer)
- Hydro pneumatic sprayer
b) Pompa cairan : memompa cairan langsung ke nozzle
- Sprayer semi otomatis
- Bucket sprayer
- Barrel sprayer
- Wheel barrow sprayer
- Slide pump sprayer
- Power hydraulic sprayer
c) Pompa penghembus udara
- Atomizer (Hand sprayer)
- Power blower sprayer
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan nozzle : Tipe pekerjaan
penyemprotan, yaitu padang penggembalaan penyemprotan gulma, insektisida,
dan lain-lain, jumlah larutan semprotan total yang harus diberikan per akre untuk
tiap penyemprotan, jarak antar larikan dan jumlah nozzle yang digunakan per
larik, jika penyemprotan harus dilakukan terhadap tanaman larikan, jarak antar
nozzle semprot jika keseluruhan areal, seperti dalam pekerjaan di lahan
penggembalaan harus disemprot, tipe pola semprotan yang diinginkan, seperti
tipe kipas atau kerucut, perkiraan kecepatan yang harus ditempuh, dan perkiraan
tekanan yang harus digunakan. (Smith, 1955):
Kaliberasi adalah usaha untuk menentukan atau memperbaiki pada ukuran
yang sesuai. Dalam hal ini kalibrasi berhubungan dengan penggunaan volume
bahan kimia yang akan disemprotkan persatuan luas, sesuai yang diinginkan.
Kalibrasi ini bisa dilakukan dengan cara laboratorium atau dengan efektif di
lapangan (Purwadi, 1999).
Kalibrasi adalah menghitung/mengukur kebutuhan air suatu alat semprot
untuk luasan areal tertentu. Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu
akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya.Kalibrasi biasa dilakukan dengan
membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun
internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Kalibrasi harus dilakukan
pada setiap kali akan melakukan penyemprotan yang gunanya adalah
menghindari pemborosan herbisida, memperkecil terjadinya keracunan pada
tanman akibat pemupukan herbisida dan memperkecil pencemaran lingkungan
(Anonim 3, 2010).
Agar dapat diperoleh persyaratan agroteknis yang diperlukan sebelum
sprayer dipergunakan, perlu dilakukan kegiatan kaliberasi. Kaliberasi dapat
dilakukan secara laboratoris maupun secara aktual di lapangan. Perhitungan
untuk menentukan barapa jumlah bahan kimia yang diperlukan dalam satuan
liter/menit (Ciptohadijoyo, 2003) :
q = V.B.N
x10x60
q = bahan kimia yang diperlukan, lt/menit lewat l nozzle
v = kecepatan kerja, km/jam
B = lebar kerja efektif, m
N = jumlah larutan bahan kimia, lt/ha
Kalau penghasilan cairan untuk setiap waktu tidak sama seperti pada hand
sprayer tipe knapsack maupun pada sprayer bertekanan udara dimana tekanan
udara tidak dapat dibuat tetap, besarnya q diperhitungkan :
q= V.B.N
x10x60
dimana : faktor penghasilan nozzle 0,50 – 0,70.
Kalau nozzlenya ganda atau jumlahnya lebih dari satu dipasang pada suatu
batang, maka besarnya penghasilan :
q = Penghasilan total x jarak tiap nozzle
panjang lengan
Mist blower merupakan salah satu tipe sprayer yang bisa membentuk
partikel-partikel sangat kecil dari suatu campuran insektisida dan fungisida
berkonsentrasi tinggi serta mendispersikannya ke dalam suatu arus udara
kecepatan tinggi. Bahan yang dipakai bisa berupa larutan atau suspensi (Purwadi,
1999).
Didasarkan atas konstruksinya, mist blower dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu (Ciptohadijoyo, 2003) :
a. Sistem pompa (mist pump), dengan tekanan pompa sentrifugal kecil cairan
yang disalurkan pada selang ke ujung (kepala) penghembus menjadi jauh
lebih besar. Dengan demikian sistem ini membutuhkan alat pengatur tekanan
α
α
α
lagi yang umumnya berupa sekrup penyetel dan diperlukan pula adanya
pelimpahan kembali untuk mengatur cairan yang berlebihan ke tangki,
sehingga konstruksi menjadi lebih rumit.
b. Sistem tekanan udara (air pressure), tekanan udara dipergunakan untuk
menekan cairan di dalam tangki, sehingga cairan dapat mengalir melalui
selang ke ujung (kepala) penghembus dengan kecepatan aliran yang relatif
rendah. Konstruksi sederhana serta pemeliharaannya lebih mudah. Sistem ini
termasuk model baru yang banyak diproduksi dewasa ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. 2010. Prinsip Kerja Handsprayer (Alat Penyemprot).[Diakses pada tanggal 10-12-2011. pada pukul 16.00] dari http://www.ideelok.com/alat-dan-mesin/traktor-tangan.
Anonim 2.2010. Mesin Aplikasi Bahan Kimia Cair (Sprayer).[diakses tanggal 10-12-2011 pada pukul 16.05].URL:http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Mesin%20Budidaya%20Pertanian/TIK-SPRAYER.htm
Anonim 3.2010. Power Sprayers - Dusters.[Diakses pada tanggal 10-12-2011. pada pukul 17.00] dari http://www.hasilbumi.com/ 2009/11/power- sprayers-dusters.html.
Ciptohadijoyo, S. 1998. Alat dan Mesin Pertanian I. Hand Out Kuliah. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Ciptohadijoyo, Sunarto. 2003. Hand Out Mata Kuliah Mesin Produksi Pertanian. Yogyakarta:Fakultas Teknologi Pertanian.
Daywin, Frans J., 1977, Teknik Budidaya Pertanian, Departemen Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian dan THP Institut
PertanianBogor, Bogor.
Irwanto, Kohar. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Departemen Mekanisasi Pertanian. Bogor.
Jacobs,O.Clinton.,William R. Harrel, 1983, Agricultural Power and Machinery, Gregg Division McGraw-Hill Book Company, USA
Kastaman, Roni, Wahyu Daradjat dan Entun Santosa.2002.Aplikasi Alat Penyemprot Listrik-Statik Sistem Butiran Terkontrol. (Online:
diakses tanggal 18 April 2010). URL: http://72.14.235.132/search?q=cache:Y-
YmuosTnc0J:resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dose
n/No.03%2520paperskimRoni2.pdf+fungsi+sprayer&cd=11&hl=id&ct=lnk&gl=id&client=firefox-a
Purwadi, Tri, Ir. M. Eng. 1999. Mesin Tanam dan Mesin Pemeliharaan Tanaman. Program Studi Teknik Pertanian. Jurusan Mekanisasi
Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Smith, Harris P. 1935. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
.BAB III
METODOLOGI
A. Alat
1. Alat penyemprot (knapsack sprayer dan mist blower),
2. Botol/Gelas plastik,
3. Stopwatch,
4. Meteran
5. Gelas ukur
B. Bahan
Bahan yang digunakan pada acara praktikum kali ini adalah air jernih.
C. Cara Kerja
1. Pengenalan sprayer:
a. Mengamati bagian-bagian sprayer dan menentukan fungsi dari bagian-
bagian tersebut.
b. Mencatat spesifikasi sprayerdengan cara mengukur bagian-bagian dari
sprayer.
2. Kalibrasi sprayer:
a. Tangki sprayer diisi dengan air jernih.
b. Botol/Gelas plastik disusun tepat di bawah alur dari seng plastik, agar air
hasil penyemprotan dapat tertampung.
c. Sprayer dipompa hingga barometer menunjukkan pada tekanan 6 kg/cm2.
d. Stopwatch diaktifkan bersamaan dengan kran selang air dibuka.
e. Waktu yang diperlukan untuk penyemprotan pada tekanan 6-5 kg/cm2
dicatat.
f. Volume air yang tertampung pada tiap-tiap gelas plastik penampung air
dengan menggunakan gelas ukur.
g. Cara kerja poin a-f diulangi untuk variasi tekanan 5-4 kg/cm2 dan 4-3
kg/cm2.
h. Cara kerja poin a sampai g dilakukan sebanyak dua kali ulangan.
i. Hasil pengamatan dicatat pada blanko yang tersedia dan selanjutnya
analisa data dari data yang diperoleh dilakukan.
3. Pengenalan mist blower:
a. Mengamati kondisi fisik dari mist blower berikut alat pendukungnya.
b. Mencatat spesifikasi mist blower berikut alat pendukungnya ke dalam
blangko spesifikasi alat yang telah tersedia.
D. Cara analisa
Menentukan nilai SD :
SD=√ ∑(∑ x−xrata−rata) ²30−1
CV = SD/x rata-rata
Untuk menghitung lebar kerja dengan metode statistic dipilih alternative nilai
CV yang terkecil.
Dibuat gravik antara no.botol vs Xrata-rata, ∑ overlap dan ∑x.(ada 3 variasi
tekanan) dan setiap variasi ada 5 alternatif overlap
Dibuat grafik no.Botol vs ∑x untuk setiap variasi tekanan (ada 3 ) dicari nilai
R² yang mendekati 1( untuk mencari lebar kerja)
Menghitung lebar kerja
Alternatif 1
B=(23−8 ) ×0,03
Alternatif 2
B=(24−7 )× 0,03
Alternatif 3
B=(25−6 ) ×0,03
Alternatif 4
B=(26−5 ) ×0,03
Alternatif 5
B=(27−4 ) ×0,03
Faktor koreksi :
FK=∑ (∑ Xij )2
30 ×3
JKP = ∑(Xirata-rata)²- FK
JKT=∑ (∑ Xij )2
3−FK
JKV = JKT-JKP
Dbu = nv -1 = 3-1=2
KTV= JKV/dbv
Dbu = nv(nu-1)=3(2-1)=3
KTU=JKP/dbu
Debit aliran :
Pada tekanan 6-5 kg/cm2
q=∑ Xi1 rata−rata∑t 1 rata−rata
Pada tekanan 5-4 kg/cm2
q=∑ Xi2 rata−rata∑t 2 rata−rata
Pada tekanan 4-3 kg/cm2
q=∑ Xi3 rata−rata∑t 3 rata−rata
Dosis penggunaan
N=q × 0,5 ×10 ×601,5 × B
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA
I. HASIL PENGAMATAN
A. Sprayer
1. Spesifikasi
Nama : Sprayer
Merek : Maruyama
Model : MHC-11
Tipe : Hand Sprayer
No. Seri : -
Negara pembuat : Japan
Tahun pembuatan : -
Jenis sprayer : Knapsack Sprayer
Jenis pompa penekan : Manual
Jenis nozzle : Solid Cone Nozzle Satu Pancaran
Jumlah nozzle : 1
Harga skala tekanan tanki : 10 kg/cm3
Kapasitas tanki : 11,3 liter
Berat : -
Spesifikasi lainnya
Tinggi : 71 cm
Diameter : 22 cm
Panjang selang : 116 cm
Panjang btg. Sprayer : 78,5 cm
2. Bagian-bagian Sprayer
Keterangan :
1. Handle 7. Batang Penyalur
2. Body Sprayer 8. Nozzle
3. Manometer 9. Shaft
4. Kran 10. Piston
5. Slang 11. Katup
6. Silinder 12. Silinder dalam
B. Mist Blower
1. Spesifikasi
Nama : Mist Blower
Merek : Shikutani
Model : DMG-70
Tipe : -
No. Seri : 28457
Negara pembuat : Japan
Tahun pembuatan : -
Jenis : Knapsack
Ukuran (p / l / t) : 71 / 30 / 67 (cm)
Berat kosong : -
Kapasitas tanki obat-obatan : -
Debit maksimum
Mist : -
Duster : -
Granuler : -
Maksimum kecepatan udara : -
Maksimum volume udara : -
Panjang pipa penghembus : 79 cm
Motor penggerak
Merek : -
Model : 2 cycle
Type : -
Daya / rpm : -
Isi silinder : 0,75 cc
Spesifikasi lainnya
Jenis M.P : Motor Bensin 2 Tak
Perb. Kompresi : -
2. Bagian-bagian Mist Blower
Keterangan :
1. Tanki bahan kimia 7. Standar
2. Pengatur tekanan tabung 8. Filter
3. Pengatur tekanan luar 9. Saluran udara
4. Busi 10. Tempat nozzle
5. Knalpot 11. Pengatur saluran cairan
6. Engkol 12. Selang bahan kimia
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum acara ke 7 kali ini akan mempelajari dua alat/mesin
produksi pertanian khususnya untuk membasmi hama alat tersebut adalah sprayer
dan mist blower. Sprayer merupakan alat yang berfungsi untuk memecahkan
cairan yang disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan
secara merata pada objek yang dilindungi. Sprayer banyak digunakan untuk
menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama,
menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit,
menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma,
menyemprotkan pupuk cairan dan menyemprotkan cairan hormon pada tanaman
untuk tujuan tertentu. Pada alat sprayer memiliki beberapa bagian, bagian yang
paling utama adalah pompa. Pompa berfungsi untuk mengembangkan atau
pemberi tekanan dengan kisaran yang dibutuhkan untuk penyemprotan, karena
pada penyemprotan yang paling di perhatikan adalah tanaman apa yang akan di
semprot serta luas area yang akan di semprot. Yang kedua adalah tangki yang
berfungsi sebagai tempat cairan atau fluida yang akan disemprotkan. Pada tangki
terdapat sebuah lubang terbuka yang cukup besar, dipasangi tapisan yang dapat
dilepas yang disediakan diatas untuk memudahkan pengisian, pemeriksaan dan
pembersihan. Bagian yang penting lainnya adalah nozzle penyemprot. Nozzle ini
berfungsi untuk memecah cairan semprotan menjadi tetes-tetes dengan ukuran
yang diinginkan untuk disemprotkan kebagian yang diinginkan serta dapat diubah
menurut bentuk semprotan yang diinginkan seperti bentuk kipas ataupun
lingkaran. Pada sprayer juga terdapat alat pengatur tekanan(manometer) yang
berfungsi untuk memandu operator dalam pengaturan tekanan dan dengan adanya
alat ini maka operator dapat mengatur tekanan yang dibutuhkan dapat
pekerjaannya, agar hasil yang dihasilkan dapat optimal.
Pada praktikum kali ini sprayer yang digunakan oleh praktikan memiliki
merk Maruyama dengan model Hand sprayer dan bertipe MHC-11. Sprayer ini
buatan Jepang. Jenis pompa penekan yang ada pada sprayer ini yaitu manual.
Pada sprayer ini hanya terdapat 1 buah nozzle yang berjenis Solid Cone Nozzle
dengan satu pancaran. Harga skala tangkinya 11,3 lt. Untuk ukurannya, sprayer
ini memiliki tinggi 71 cm, diameter 20 cm, panjang selang 15 cm dan panjang
batang sprayer 63 cm. Selain melakukan spesifikasi alat sprayer, pada praktikum
kali ini praktikan juga akan melakukan kaliberasi pada sprayer. Pada setiap
proses pengembangan sprayer sangat perlu adanya proses kaliberasi, karena
dengan adanya kaliberasi maka akan dapat mengetahui kelemahan pada alat
sprayer tersebut dan pada akhirnya dapat mengembengkan alat sprayer yang lebih
bagus atau baik dari sebelumnya dan dengan kaliberasi maka akan dapat
mengetahui dosis yang akan keluar pada alat tersebut bila digunakan sehingga
dapat dijadikan patokan untuk melakukan pekerjaan penyemprotan. Kaliberasi
yaitu suatu proses untuk mengukur ketepatan suatu alat. Proses kaliberasi dapat
dilakukan di lapangan maupun di laboratorium. Data yang diambil dilakukan
variasi, yaitu pada tekanannya dengan variasinya tekanan 6-5 kg/cm², tekanan 5-4
kg/cm², dan tekanan 4-3 kg/cm². Percobaan dilakukan dengan 2 kali ulangan.
Tekanan pada sprayer divariasi untuk mengetahui apakah tekanan mempengaruhi
volume cairan yang keluar dari sprayer.
Dari data yang diperoleh praktikan, dilakukan analisa untuk menghitung
lebar kerjanya. Metode yang dilakukan ada dua yaitu metode statistik dan metode
grafik. Pada metode statistik ditentukan dahulu nilai Cvnya untuk mengetahui
lebar kerjanya. Nilai CV yang paling kecil digunakan untuk menghitung lebar
kerjanya. Pada alternative 1 didapatkan nilai CV paling kecil dari semua variasi
tekanan yaitu 0,24904. Pada alternative 2 didapatkan nilai CV paling kecil dari
semua variasi tekanan yaitu 0,35199. Pada alternative 3 didapatkan nilai CV
paling kecil dari semua variasi tekanan yaitu 0,29912. Pada alternative 4
didapatkan nilai CV paling kecil dari semua variasi tekanan yaitu 0,35195. Pada
alternative 5 didapatkan nilai CV paling kecil dari semua variasi tekanan yaitu
0,34822. Pada semua alternative didapatkan nilai CV paling kecil dari semua
variasi tekanan adalah yaitu 0,24904 sehingga nilai lebar kerjanya menjadi 0.45
meter
Pada metode grafik, yang pertama dibuat adalah grafik nomer botol vs ∑x
untuk setiap variasi tekanan agar diketahui nilai R2nya. Nilai R2 dibutuhkan untuk
menentukan alternatif mana yang dipilih. Nilai R2 yang dipakai adalah yang
paling mendekati 1. Pada alternative 1 di semua variasi didapatkan nilai R2
paling mendekati 1 yaitu 0,00323. Pada alternative 2 di semua variasi
didapatkan nilai R2 paling mendekati 1 yaitu 0,00108. Pada alternative 3 di
semua variasi didapatkan nilai R2 paling mendekati 1 yaitu 0,01493. Pada
alternative 4 di semua variasi didapatkan nilai R2 paling mendekati 1 yaitu
0,00032. Pada alternative 5 di semua variasi didapatkan nilai R2 paling
mendekati 1 yaitu 0,02083. Pada semua alternative di semua variasi didapatkan
nilai R2 paling mendekati 1 yaitu 0,02083 dan dapat menghasilkan lebar kerja
sebesar 0.69 meter .
Pada perhitungan dengan kedua metode tersebut terdapat perbedaan hasil
perhitungan lebar kerja. Hal ini disebabkan oleh pengambilan data yang tidak
sesuai. Pada waktu dilakukan percobaan dengan sprayer, air yang ditampung
pada gelas tidak semuanya tertampung. Hal ini disebabkan karena letak gelas
penampungnya yang kurang tepat sehingga airnya mengalir ke tempat lain atau
tumpah sehingga airnya tidak tertampung dengan sempurna. Selain hal itu,
kesalahan juga mungkin terjadi akibat dari perhitungan praktikan yang kurang
teliti. Pada analisa data yang digunakan untuk praktikum kali ini cukup rumit
sehingga ketika terdapat kesalahan memasukkan data sedikit saja maka hasil
yang diperoleh praktikan akan berbeda dengan yang seharusnya.
Pada praktikum kali ini praktikan juga menganalisa hubungan tekanan
tabung dengan volume keluaran dengan metode anova 1 arah. Dari hasil analisa
data, didapatkan nilai jumlah kuadrat penampang sebesar 178244,8, nilai jumlah
kuadrat total sebesar 3102927, nilai jumlah kuadrat volume sebesar 365459,18,
nilai kuadrat total variasi sebesar 1462341dan nilai kuadrat total ulangan sebesar
519414,93. Dari hasil-hasil tersebut dapat digunakan untuk mencari F hitungnya.
F hitung yang didapatkan sebesar 24,61 dan F tabel yang didapat sebesar 9,55.
Karena F hitungnya lebih besar daripada F tabelnya, maka H0 ditolak atau H1
diterima. Oleh karena itu didapatkan kesimpulan bahwa rataan volume dari ketiga
variasi tekanan berbeda, sehingga variasi tekanan pada tabung sprayer
mempengaruhi jumlah volume yang dikeluarkan. Berdasarkan teori yang ada,
maka hal ini telah sesuai dengan teori.
Untuk perhitungan debit aliran, didapatkan hasil bahwa pada tekanan 6-5
kg/cm2, debit alirannya adalah sebesar 1.12896liter/menit, pada tekanan 5-4
kg/cm2, debit alirannya adalah sebesar 1.18031liter/menit dan pada tekanan 4-3
kg/cm2, debit alirannya adalah sebesar 0.98704liter/menit. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin besar tekanan maka semakin besar pula debit alirannya, begitu
juga sebaliknya. Untuk perhitungan dosis penggunaannya digunakan nilai lebar
kerja dari cara statistik dan cara grafik. Dengan nilai lebar kerja dari cara statistik,
didapatkan hasil bahwa dosis penggunaan pada tekanan 6-5 kg/cm2 adalah
sebesar 501,760liter/hektar, dosis penggunaan pada tekanan 5-4 kg/cm2 adalah
sebesar 524,582liter/hektar, dan dosis penggunaan pada tekanan 4-3 kg/cm2
adalah sebesar 438,684liter/hektar. Sedangkan dengan nilai lebar kerja dari cara
grafik, didapatkan hasil bahwa dosis penggunaan pada tekanan 6-5 kg/cm2 adalah
sebesar 327,234liter/hektar, dosis penggunaan pada tekanan 5-4 kg/cm2 adalah
sebesar 324,118liter/hektar, dan dosis penggunaan pada tekanan 4-3 kg/cm2
adalah sebesar 286,098liter/hektar. Pada praktikum yang dilakukan praktikan kali
ini kurang sesuai dengan teori yang ada atau bisa dikatakan memiliki banyak
kesalahan. Kesalahan utama yang terjadi adalah pada waktu pengambilan
datanya. Pada waktu dilakukan percobaan dengan sprayer, air yang ditampung
pada gelas tidak semuanya tertampung. Hal ini karena letak gelas penampungnya
yang kurang tepat sehingga airnya mengalir ke tempat lain dan tidak terukur
dengan kata lain banyak yang tumpah. Serta kesalahan pada praktikan dalam
mengkonversi satuan yang ada pada analisa data.
Pada praktikum kali ini praktikan juga diamati Mist Blower. Seperti
halnya sprayer, mist blower juga memecah cairan menjadi partikel-partikel yang
sangat halus dari suatu campuran obat-obat pengendali hama dan penyakit
tanaman yang berkonsentrasi tinggi ke dalam suatu arus udara dengan kecepatan
tinggi. Selain dalam bentuk cairan, mist blower dapat digunakan juga untuk
menghembuskan obat-obatan dalam bentuk bubuk atau butiran-butiran.
Pada praktikum ini Mist blower yang diamati pada praktikan bermerk
Shikutani dengan nomor seri 28457 dan modelnya adalah DMG-70. Alat ini
buatan negara Jepang. Jenis mist blower yang diamati ini adalah knapsack. Jenis
motor penggerak pada sprayer ini adalah motor bensin 2 tak dengan
perbandingan kompresi 25:1. Mist blower ini memiliki ukuran panjang 148 cm,
lebar 397 cm dan tinggi 63 cm. Bagian dari mist blower antara lain adalah blower
(penghembus), untuk menciptakan aliran udara berkecepatan tinggi pada pipa
penghembus, yang tenaganya diambil dari tenaga motor berukuran kecil. Saluran
udara bertekanan, untuk membantu mengalirkan cairan ataupun bubuk obat-
obatan dari tangki ke ujung (kepala) penghembus, lewat selang cairan atau obat-
obatan. Pipa penghembus. Tuas pengatur gas, untuk mengatur besarnya
kecepatan aliran udara pada pipa penghembus melalui pengaturan rpm motor
berukuran kecil. Tuas pengatur pengeluaran cairan/bubuk obat-obatan. Ujung
(kepala) penghembus, untuk mengatur bentuk sebaran obat-obatan. Antara
sprayer dan mist blower memiliki beberapa perbedaan diantaranya adalah bila
pada sprayer jenis pompa penekannya adalah manual atau dengan tenaga
manusia. Sedangkan pada mist blower menggunakan motor penggerak untuk
menekan larutan dari dalam tangki. Pada spayer lebih banyak daya tampungnya
daripada mist blower.
Pada jurnal Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang
sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian
hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan
kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam
satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan
penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan. Alat
penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu bahan
kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke objek semprot
(daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot (hama-penyakit). Efesiensi dan
efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bahan aktif
tersebut yang terkandung di dalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet)
yang melekat pada objek dan sasaran semprot. Pengalaman di lapangan selama
ini menunjukan bahwa kemampuan droplet tersebut untuk memberantas hama-
penyakit sangat terganggu oleh adanya hembusan angin pada saat penyemprotan
(drifted), sehingga kuantitas droplet yang mencapai objek dan sasaran semprot
menjadi kurang efektif. Masalah ini telah diantisipasi melalui system
penyemprotan dengan piringan berputar yang mengaplikasikan butiran bermuatan
listrik statik, sehingga butiran tersebut mampu melayang mendekati dan melekat
di objek semprot berdasarkan gaya tarik listrik antara droplet dan objek semprot.
Metode ini sudah efektif, namun masih kurang efisien, karena kuantitas bahan
aktif menjadi terlalu berlebih dan cenderung boros (67 butiran/cm2 dengan
diameter butiran 464,1ìm). Masalah ini dapat diatasi dengan cara mereduksi
volume bahan aktif serendah mungkin dengan memodifikasi sprayer piringan
berputar yang mengaplikasikan dalam volume butiran bermuatan listrik-statik
sangat rendah (ultra low volume droplet) dengan cara mengontrol kuantitas bahan
aktif dan kecepatan piringan berputar. Dengan modifikasi ini pola penyebaran
droplet lebih merata (79 butiran/cm2 dengan diameter butiran 362,1 ìm) dan
efektif pada objek semprot, serta terjadi penghematan bahan aktif antara 11-16
persen
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sprayer adalah alat yang berfungsi untuk memecahkan cairan yang
disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara
merata pada objek yang dilindungi. Prinsip kerja dari sprayer yaitu
dengan menberikan tekanan pada fluida pada tabung sprayer sampai
fluida tersebut dapat keluar melalui nozzle. Pada bagian nozzle dapat
diatur berapa atau bagaimana pancaran dari fluida yang akan keluar pada
nozzle. Bagian-bagian dari sprayer antara lain : pegangan, manometer,
kran, selang, nozzle dan tabung. Persyaratan agroteknis yang diperlukan
oleh suatu tanaman adalah tergantung dari tanaman dan luas areanya
tersebut karena bila diberi dosis terlalu tinggi atau terlalu rendah tanaman
tersebut akan mati, oleh karena itu berdasarkan percobaan berdasar
tekanan nya di dapat hasil sebagai berikut :
Menurut statistik :
Dosis pada tekanan 6-5 kg/cm2 : 501,760 liter /ha
Dosis pada tekanan 5-4 kg/cm2 : 524,582 liter /ha
Dosis pada tekanan 4-3 kg/cm2 : 438,684 liter /ha
Menurut grafik
Dosis pada tekanan 6-5 kg/cm2 : 327,234 liter /ha
Dosis pada tekanan 5-4 kg/cm2 : 324,118 liter /ha
Dosis pada tekanan 4-3 kg/cm2 : 286,098 liter /ha
2. Mist blower digunakan untuk memecah cairan menjadi partikel-partikel
yang sangat halus dari suatu campuran obat-obat pengendali hama dan
penyakit tanaman yang berkonsentrasi tinggi ke dalam suatu arus udara
dengan kecepatan tinggi. Prinsip kerja dari mist blower yaitu hampir sama
dengan semprotan nyamuk. Karena dengan adanya suatu aliran kecepatan
udara yang tinggi maka pada bagian bawah akan mengalami tekanan ke
atas sangat kuat sehingga fluida pada bagian bawah akan keatas dan akan
tercampur dengan fluida yang ada di atas. Untuk penggunaan mist blower
sebaiknya di sesuaikan dengan kebutuhan serta dosisnya sehingga tidak
merugikan tanaman. Bagian-bagian pada mist blower adalah sebagai
berikut : Tanki bahan kimia, Standar, Pengatur tekanan tabung, Filter,
pengatur tekanan luar, Saluran udara, Busi, Tempat nozzle, knalpot,
Pengatur saluran cairan, engkol dan Selang bahan kimia.
B. Saran
Pada praktikum kali ini praktikan merasa sudah cukup baik. Dan
sebaiknya terus di tingkatkan.
LAPORAN