Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio...

18
8 1. Pendahuluan Dengan kemajuan teknologi saat ini, ada banyak teknologi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Perkembangan teknologi telah melakukan pengembangan terobosan terobosan untuk pembelajaran. Para pelaku pendidikan telah banyak memanfaatkan perkembangan teknologi untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Menurut Kemp dengan AVA yang tepat akan mampu memotivasi dan mengarahkan konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. Apabila mereka termotivasi dalam belajar maka hasil pembelajaran dapat pula ditingkatkan [1]. AVA adalah bagian integral dari proses belajar mengajar. Setiap orang yang bergelut di bidang pengajaran mestinya bukan hanya mengenal AVA tetapi yang terpenting adalah secara aktif memanfaatkannya untuk mensukseskan program pembelajaran [1]. AVA merupakan alat pandang dengar yang berupa benda-benda atau apa saja yang dapat dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, yang kita pakai dalam membantu menjelaskan dalam pengajaran [2]. Salah satu cara untuk meningkatkan perhatian dan keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar diperlukan adanya alat pendukung berupa alat-alat bantu visual, mainan, boneka ataupun objek-objek lain yang berwarna-warni, yang sesuai dengan cerita atau lagu yang digunakan dalam pembelajaran [3]. Pentingnya penggunaan media dalam bentuk AVA untuk pengajaran secara umum, bahwa penggunaan AVA dapat memperluas saluran komunikasi antara guru dan siswa [4]. Apabila guru mengajar dengan tidak menggunakan AVA seperti ketika menjelaskan materi pelajaran atau ketika memberi latihan, berarti guru hanya menggunakan mulut untuk berkomunikasi atau disebut juga komunikasi verbal. Hal tersebut pastilah akan cepat membuat siswa menjadi bosan dan guru juga cepat merasa lelah sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi kurang kondusif. Apabila guru menggunakan media seperti tape, gambar, dll. dalam mengajar, maka guru menggunakan lebih dari satu saluran komunikasi. Guru tidak hanya memberikan stimulus secara verbal saja, tetapi guru juga menggunakan stimulus melalui saluran aural dan visual. Semakin banyak menggunakan saluran komunikasi ketika mengajar, semakin banyak informasi yang dapat diserap siswa karena siswa semakin tertarik untuk memperhatikan, serta tentunya dapat meningkatkan motivasi siswa dan semakin efektif kegiatan belajar mengajar yang sedang berjalan. Media instruksional sangat bermanfaat untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar karena media menyajikan banyak pengalaman yang menarik, bahkan pengalaman akan dunia di luar sekolah. Walaupun demikian, hasil yang didapat sangat dipengaruhi oleh penggunaan media dengan benar, tepat, dan terseleksi. [5]. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Sejarah dan observasi secara langsung di SMA Negeri 3 Salatiga, diterapkannya proses pembelajaran tradisional dalam mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri 3 Salatiga dengan cara guru hanya menjelaskan dan siswa memperhatikan membuat siswa cepat merasa bosan dan tidak tertarik untuk memperhatikan pelajaran sehingga siswa tidak merasa nyamaan saat belajar. Hal ini sangat berpengaruh terhadap motivasi dan hasil pembelajaran siswa.

Transcript of Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio...

Page 1: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

8

1. Pendahuluan

Dengan kemajuan teknologi saat ini, ada banyak teknologi yang dapat

digunakan sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran.

Perkembangan teknologi telah melakukan pengembangan terobosan–terobosan

untuk pembelajaran. Para pelaku pendidikan telah banyak memanfaatkan

perkembangan teknologi untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Menurut

Kemp dengan AVA yang tepat akan mampu memotivasi dan mengarahkan

konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. Apabila mereka termotivasi dalam

belajar maka hasil pembelajaran dapat pula ditingkatkan [1].

AVA adalah bagian integral dari proses belajar mengajar. Setiap orang

yang bergelut di bidang pengajaran mestinya bukan hanya mengenal AVA tetapi

yang terpenting adalah secara aktif memanfaatkannya untuk mensukseskan

program pembelajaran [1]. AVA merupakan alat pandang dengar yang berupa

benda-benda atau apa saja yang dapat dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga,

yang kita pakai dalam membantu menjelaskan dalam pengajaran [2]. Salah satu

cara untuk meningkatkan perhatian dan keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar

diperlukan adanya alat pendukung berupa alat-alat bantu visual, mainan, boneka

ataupun objek-objek lain yang berwarna-warni, yang sesuai dengan cerita atau

lagu yang digunakan dalam pembelajaran [3].

Pentingnya penggunaan media dalam bentuk AVA untuk pengajaran

secara umum, bahwa penggunaan AVA dapat memperluas saluran komunikasi

antara guru dan siswa [4]. Apabila guru mengajar dengan tidak menggunakan

AVA seperti ketika menjelaskan materi pelajaran atau ketika memberi latihan,

berarti guru hanya menggunakan mulut untuk berkomunikasi atau disebut juga

komunikasi verbal. Hal tersebut pastilah akan cepat membuat siswa menjadi

bosan dan guru juga cepat merasa lelah sehingga kegiatan belajar mengajar

menjadi kurang kondusif. Apabila guru menggunakan media seperti tape, gambar,

dll. dalam mengajar, maka guru menggunakan lebih dari satu saluran komunikasi.

Guru tidak hanya memberikan stimulus secara verbal saja, tetapi guru juga

menggunakan stimulus melalui saluran aural dan visual. Semakin banyak

menggunakan saluran komunikasi ketika mengajar, semakin banyak informasi

yang dapat diserap siswa karena siswa semakin tertarik untuk memperhatikan,

serta tentunya dapat meningkatkan motivasi siswa dan semakin efektif kegiatan

belajar mengajar yang sedang berjalan.

Media instruksional sangat bermanfaat untuk membangkitkan motivasi

siswa dalam belajar karena media menyajikan banyak pengalaman yang menarik,

bahkan pengalaman akan dunia di luar sekolah. Walaupun demikian, hasil yang

didapat sangat dipengaruhi oleh penggunaan media dengan benar, tepat, dan

terseleksi. [5].

Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Sejarah dan observasi

secara langsung di SMA Negeri 3 Salatiga, diterapkannya proses pembelajaran

tradisional dalam mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri 3 Salatiga dengan cara

guru hanya menjelaskan dan siswa memperhatikan membuat siswa cepat merasa

bosan dan tidak tertarik untuk memperhatikan pelajaran sehingga siswa tidak

merasa nyamaan saat belajar. Hal ini sangat berpengaruh terhadap motivasi dan

hasil pembelajaran siswa.

Page 2: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

9

Dari latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan pertanyaan,

bagaimana mengembangkan sistem pembelajaran menggunakan Audio Visual

Aids (AVA) dalam mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri 3 Salatiga. Tujuan dari

penelitian ini adalah mengembangkan sistem pembelajaran menggunakan Audio

Visual Aids (AVA) dalam mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri 3 Salatiga untuk

mengetahui apakah Audio Visual Aids (AVA) dapat meningkatkan motivasi dan

hasil belajar siswa.

2. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian Ramendra, dibahas tentang pemanfaatan AVA dalam

proses belajar mengajar Bahasa Inggris di sekolah dasar. Analisis dilakukan

sesuai dengan frekuensi dan prosentase pemanfaatan AVA dalam pembelajaran

aspek kebahasaan maupun keterampilan berbahasa. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebagian besar guru (87,5%) menggunakan AVA dalam mengajar

kosakata, (75%) dalam mengajarkan berbicara, dan (62,5%) dalam mengajarkan

membaca. Untuk pembelajaran lafal, ejaan, dan menulis, terdapat (56,25%) guru

menggunakan bantuan AVA. Namun, dalam hal pembelajaran aspek gramatika,

hanya (31,25%) guru menggunakan bantuan AVA. Frekuensi terbesar

pemanfaatan AVA oleh guru terdapat pada aspek kebahasaan kosakata dan ejaan.

Segi keterampilan berbahasa, frekuensi pemanfaatan AVA terbanyak terdapat

pada keterampilan membaca dan menulis [6].

Berdasarkan jenis-jenis AVA yang dimanfaatkan oleh guru, hasil

penelitian membuktikan bahwa hanya AVA jenis visual yang dioptimalkan

pemakaiannya, sedangkan untuk AVA jenis audio hanya sebagian kecil yang

digunakan. Bahkan AVA jenis audio visual sama sekali tidak dipergunakan. Dari

segi persepsi guru dan siswa terhadap pemanfaatan AVA, dapat disimpulkan

bahwa baik guru dan siswa memiliki persepsi yang sangat positif terhadap

pemanfaatan AVA dalam pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar karena

dapat membuat pembelajaran lebih produktif, lebih menarik, dapat meningkatkan

motivasi siswa, dapat mempercepat pemahaman siswa terhadap pembelajaran,

membuat guru lebih efisien memanfaatkan waktu mengajar, dan mampu membuat

proses belajar lebih efektif [6].

Ada beberapa manfaat penting yang harus diketahui oleh guru karena

menggunakan media, yaitu media pembelajaran dapat memperjelas penyajian

materi dan informasi sehingga dapat memperlancar proses belajar mengajar.

Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.

Media juga dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang

berbagai peristiwa di lingkungan mereka serta memungkinkan terjadinya interaksi

lebih jelas dengan guru dan masyarakat. Pelajaran akan lebih jelas makna dan

tujuannya sehingga siswa mudah memahaminya. Selain itu metode mengajar akan

lebih beragam, tidak semata mata hanya mengandalkan komunikasi verbal,

sehingga siswa tidak merasa bosan dengan kegiatan belajar mengajar.

Dengan menggunakan media, pengajar mampu mengakselerasi materi

yang diajarkan kepada siswa. Walaupun begitu, masih ada guru yang enggan

menggunakan media pembelajaran dengan beberapa pertimbangan. Pertimbangan-

pertimbangan yang menyebabkan guru enggan menggunakan media yang

Page 3: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

10

pertama, menggunakan media itu repot. Mengajar menggunakan media perlu

persiapan yang matang. Bahkan jika yang digunakan merupakan suatu teknologi

guru harus mempunyai ketrampilan tersendiri dalam menggunakannya. Kedua,

media itu cukup canggih dan memerlukan biaya yang besar untuk

mengadakannya. Yang ketiga adalah tidak bisa. Demam teknologi ternyata

menyerang sebagian guru. Ada beberapa guru yang takut dengan peralatan

elektronik, takut kesetrum, takut salah pencet. Alasan ini menjadi lebih parah jika

ditambah dengan alasan takut rusak. Sehingga media audio visual sejak dibeli

pertama kali kondisinya akan tetap sama sampai beberapa tahun kemudian.

Keempat, media itu hiburan sedangkan belajar itu serius. Alasan ini jarang

ditemui, tetapi ada. Yang kelima, tidak tersedia. Tidak tersedianya media di

sekolah merupakan alasan yang masuk akal. Akan tetapi, seorang guru tidak boleh

menyerah begitu saja. Seharusnya guru dapat mengembangkan media itu sendiri.

Karena media tidak harus selalu canggih. Dan yang terakhir adalah kebiasaan

menikmati bicara. Berbicara merupakan kebiasaan yang sulit diubah. Seorang

guru cenderung mengikuti cara gurunya terdahulu dengan mengajar

mengandalkan verbal. Mengajar menggunakan verbal lebih mudah, tidak

memerlukan persiapan yang banyak, jadi lebih enak untuk guru. Namun, yang

harus dipertimbangkan dalam proses pembelajaran adalah kepentingan murid

yang belajar, bukan kepuasan guru semata [7].

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

tengah, perantara atau pengantar. Audio berarti radio (suara) dan visual berarti

grafik, gambar, dapat dilihat, serta aid yaitu pertolongan. Jadi audio visual berarti

kombinasi antara gambar dan suara. Sehingga dapat kami simpulkan bahwa media

audio visual yaitu benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca,

atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam

kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas, program instruksional

[8].

Audio Visual Aids (AVA) merupakan alat peraga yang menyajikan bahan-

bahan audio dan visual untuk memperjelas apa yang disampaikan guru kepada

siswa. Jadi peranan AVA adalah untuk membantu guru dalam menyampaikan

pelajaran kepada siswa agar pelajaran menjadi lebih jelas. Karena itu juga disebut

Teaching Aids (Alat untuk membantu guru dalam mengajar) [9]. Ciri-ciri AVA

yaitu suara, visual, gerak (gambar visual, garis, simbol). Alat-alat audio visual

baru ada faedahnya jika yang menggunakannya telah mempunyai keterampilan

yang lebih dari memadai dalam penggunaannya. Keempat pokok penting dalam

cara menggunakan alat-alat audio visual adalah yang pertama persiapan, dalam

mempersiapkan AVA guru harus mempelajari tujuan, mempersiapkan pelajaran,

memilih dan mengusahakan alat yang cocok, berlatih menggunakan alat dan

memeriksa tempat dilakukannya proses belajar mengajar. Kedua penyajian, guru

harus menyusun kata pendahuluan, dapat menarik perhatian siswa, menyatakan

tujuan, menggunakan alat, dan mengusahakan penampilan yang bermutu. Yang

ketiga adalah penerapan, yaitu bagaimana mempraktekkannya, pertanyaan-

pertanyaan dari siswa, diadakannya ujian atau evaluasi dan diskusi. Dan yang

terakhir adalah kelanjutan, kelanjutan yang dimaksud adalah pengulangan.

Pendekatan secara menyeluruh dan berulang-ulang besar sekali pengaruhnya [10].

Page 4: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

11

3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Salatiga yang mempunyai

jumlah siswa sebanyak 790 siswa. Dalam penelitian ini dilakukan pada 38 siswa

kelas XI IPA 1 sebagai Control Class dan 38 siswa XI IPA 2 sebagai Treatment

Class. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode porposive sampling, yaitu

sesuai dengan rekomendasi dari guru pengampu mata pelajaran Sejarah bahwa

kedua kelas tersebut memiliki rata-rata kelas yang sejajar. Jumlah guru yang ada

di SMA Negeri 3 Salatiga sebanyak 67 guru dengan 2 guru pengampu mata

pelajaran sejarah.

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

deskriptif. Dalam penelitian ini metode penelitian deskriptif digunakan untuk

mengetahui bagaimana sistem pembelajaran mata pelajaran Sejarah yang selama

ini berlangsung. Data diperoleh melalui wawancara dan kuesioner, kemudian

diperkuat dengan observasi sebagai data konfirmasi triangulasi. Tahapan

penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Tahapan Penelitian

Tahapan yang pertama adalah Pra Penelitian. Tahapan ini dilakukan untuk

dapat mengetahui keadaan pembelajaran yang selama ini berlangsung. Ada

beberapa data yang dibutuhkan dalam tahapan ini. Untuk dapat mengumpulkan

data yang dibutuhkan, pertama menggunakan kuesioner. Kuesioner diberikan

kepada siswa dari Treatment Class dan Control Classs yang menjadi responden.

Dalam penelitian model jawaban yang digunakan adalah skala likert. Urutan skala

terdiri dari Angka 1 (Tidak Setuju) sampai dengan 3 (Sangat Setuju) untuk semua

variabel. Hal ini dilakukan untuk dapat mengukur aspek kognitif, afektif dan

psikomotor. Pertanyaan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Daftar Pertanyaan Koesioner

Aspek Pertanyaan

Kognitif Kemampuan memahami penjelasan guru saat menyampaikan materi

Afektif Sering bertanya ketika materi kurang dipahami

Psikomotor Mencatat atau merangkum materi pelajaran

Pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner mencakup aspek kognitif,

afektif dan psikomotor. Selanjutnya adalah observasi. Pada penelitian ini

observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan sekolah, fasilitas yang

ada di sekolah dan tingkah laku siswa maupun guru selama proses pembelajaran

berlangsung. Yang terakhir adalah wawancara. Dalam penelitian ini wawancara

ditujukan kepada guru pengampu mata pelajaran Sejarah dan siswa dari Control

Pra Penelitian

Eksperimen

Evaluasi

Page 5: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

12

Class dan Treatment Class. Pertanyaan yang diajukan saat wawancara dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Daftar Pertanyaan Wawancara

Narasumber Pertanyaan

Guru 1. Apakah kegiatan belajar mengajar Sejarah yang berlangsung

sudah cukup baik?

2. Berapa jam pelajaran Sejarah di kelas IPA setiap minggunya?

3. Model pembelajaran apa yang digunakan?

4. Apakah siswa dapat memahami materi yang disampaikan

degan model pembelajaran tersebut?

5. Apakah sudah menggunakan ICT dalam pembelajaran sejarah?

Siswa 1. Apakah model pembelajaran sejarah yang dilakukan selama ini

bervariasi?

2. Bagaimana proses pembelajaran yang selama ini berlangsung?

3. Apakah proses pembelajaran yang dilakukan menyenangkan?

4. Apa yang dilakukan selama jam pelajaran?

Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih mengetahui

bagaimana keadaan sistem pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah yang selama

ini diterapkan di SMA Negeri 3 Salatiga.

Tahapan penelitian yang kedua adalah tahap eksperimen. Dalam tahap

eksperimen ini digunakan dua kelompok kelas yaitu Treatment Class dan Control

Class. Treatment Class merupakan kelas yang didalamnya dikembangkan sistem

pembelajaran menggunakan Audio Visual Aids (AVA). Sedangkan Control Class

adalah kelas yang digunakan sebagai pembanding dimana pada kelas tersebut

pembelajaran dilakukan dengan model ceramah. Metode eksperimen ini bertujuan

untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan Audio Visual Aids (AVA)

dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah

di SMA Negeri 3 Salatiga. Tahapan penelitian ditunjukan pada Gambar 2.

Gambar 2 Tahapan Eksperimen [11]

Tahapan eksperimen yang pertama Identifikasi Sarana dan Prasarana. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang ada di sekolah yang dapat

dimanfaatkan untuk penelitian. Teknologi di SMA Negeri 3 sudah cukup maju,

tetapi pemanfaatannya kurang maksimal. Dapat ditunjukan dengan adanya

fasilitas lengkap seperti LCD Projector dan Speaker di dalam ruang kelas. Selain

itu juga terdapat ruang multimedia yang hanya digunakan guru pengampu mata

pelajaran tertentu saja. Padahal sebenarnya semua mata pelajaran dapat di

sampaikan dengan menggunakan media yang ada dalam ruang multimedia

Identifikasi Sarana dan Prasarana

Mendesain Strategi Pelaksanaan

Pelaksanaan

Page 6: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

13

tersebut. Seperti yang dilakukan pada penelitian ini yaitu mengembangkan sistem

pembelajaran menggunakan Audio Visual Aids (AVA) dalam mata pelajaran

Sejarah. Dengan memanfaatkan adanya ruang multimedia di SMA Negeri 3

Salatiga dimana di dalamnya sudah terdapat perangkat audio yang berupa sound

system dan perangkat visual yang berupa LCD Projector dan komputer sebagai

perangkat operator akan sangat membantu dalam proses pengembangan sistem

pembelajaran menggunakan Audio Visual Aids (AVA) ini.

Tahap Selanjutnya adalah mendesain strategi pelaksanaan. Dalam

penelitian ini desain strategi yang pertama dilakukan adalah penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Desain pembelajaran yang digunakan pada

Treatment Class dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Desain Pembelajaran Treatment Class

No Kegiatan Belajar Waktu

(Menit) Keterangan

1. Pendahuluan

a. Apresepsi

Ruang Multimedia dipersiapkan seperti

perangkat komputer, absensi,

kebersihan dan ketenangan.

b. Memotivasi

Peserta didik diberi penjelasan tentang

pokok bahasan, pengertian, contoh,

pemahaman materi yang akan

dipelajari.

Peserta didik diberi penjelasan bahwa

materi pembelajaran akan disampaikan

melalui Audio Visual Aids (AVA)

c. Rambu-rambu belajar

Peserta didik mendengarkan penjelasan

guru tentang tujuan akhir dari

pembelajaran materi pada hari itu.

10 menit

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Guru memutarkan video pembelajaran.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Guru meminta peserta didik menyimak

video

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, Peserta didik:

Menyimpulkan tentang hal-hal yang

belum diketahui

Membenarkan kesalahan materi

20 menit

Page 7: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

14

Menjelaskan tentang hal-hal yang

belum diketahui.

3. Kegiatan Akhir

Mengadakan post test yang bersifat

individu.

15 menit

Proses pembelajaran yang dilakukan pada Treatment Class diawali dengan

persiapan untuk proses pembelajaran. Siswa diminta untuk mengecek keadaan

ruang multimedia, dan guru melakukan absensi pada siswa. Dalam kegiatan

memotivasi guru menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan. Dalam hal

ini dijelaskan bahwa materi akan disampaikan menggunakan Audio Visual Aids

(AVA). Dalam kegiatan inti Audio Visual Aids (AVA) yang berupa video mulai

diputar dan guru meminta siswa untuk memperhatikan Audio Visual Aids (AVA)

tersebut. Guru juga mengkonfirmasi jika ada kesalahan materi di dalam buku

panduan yang digunakan. Pada kegiatan akhir diadakan post test yang bertujuan

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. selain itu juga untuk mengetahui

apakah Audio Visual Aids (AVA) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Selanjutnya adalah mendesain video yang digunakan sebagai media

pembelajaran Audio Visual Aids (AVA). Video yang ditampilkan sebagai media

pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri 3 Salatiga dengan

materi Pertempuran 10 November 1945 berisi teks materi, gambar para tokoh dan

kejadian saat pertempuran yang. Gambar-gambar tersebut diambil dari situs

www.kumpulanSejarah.com, juga berisi video dokumenter saat pertempuran

berlangsung yang diunduh dari situs www.youtube.com yang diolah

menggunakan software Ulead VideoStudio 11.

Video pembelajaran ini dilengkapi dengan teks yang menjelaskan setiap

kejadian. Sehingga siswa dapat mengerti dengan jelas bagaimana pertempuran 10

November 1945 berlangsung. Selain itu video juga dilengkapi dengan backsound

dengan tema perjuangan dan juga terdapat rekaman suara Bung Tomo saat

berpidato guna memberikan semangat juang kepada rakyat Indonesia yang berada

di Surabaya. Hal tersebut tentunya dapat membuat siswa benar-benar mengerti

bagaimana keadaan saat pertempuran terjadi dan dengan adanya backsound yang

mendukung siswa dapat terbawa dalam suasana pertempuran 10 November 1945.

Dengan menggunakan Audio Visual Aids (AVA) ini diharapkan siswa dapat lebih

termotivasi dalam proses belajar dan juga dapat lebih memahami materi yang

disampaikan.

Tahap eksperimen yang terakhir adalah pelaksanaan. Penelitian ini

dilakukan di ruang multimedia yang ada di SMA Negeri 3 Salatigan selama 1jam

pelajaran (45 menit). Dengan mengembangkan sistem pembelajaran

menggunakan AVA di dalam ruangan ini tidak akan mengganggu kegiatan belajar

mengajar yang sedang berlangsung di kelas lain. Ruang multimedia di SMA

Negeri 3 Salatiga ini letaknya sangat strategis, yaitu jauh dari ruang kelas dan

ruangan ini kedap suara. Penelitian ini juga menggunakan perangkat audio visual

berupa sound system, komputer dan LCD Projector yang sudah tersedia juga

dapat digunakan dalam pemutaran film pendek. Software yang digunakan dalam

penelitian ini adalah aplikasi Windows Media Player atau Media Player Classic

dan juga menggunakan Ulead VideoStudio 11 sebagai editor video. Untuk

Page 8: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

15

mengetahui apakah pengembangan sistem pembelajaran menggunakan AVA ini

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan diadakannya tes

di akhir pelajaran. Tes digunakan untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa

memahami materi yang diberikan. Selain itu soal tes juga digunakan sebagai

instrumen untuk mengetahui bagaimana hasil belajar antara kelas treatment

dengan keadaan siswa yang belajar menggunakan media pembelajaran Audio

Visual Aids (AVA) ini dan siswa control class yang belajar menggunakan metode

pembelajaran tradisional. Sehingga dengan latihan soal ini dapat diketahui apakah

penggunaan media pembelajaran Audio Visual Aids (AVA) cukup efektif dan dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran

Sejarah di SMA Negeri 3 Salatiga.

Tahapan penelitian terakhir adalah evaluasi. Dalam penelitian ini hasil

pengembangan yang berupa hasil tes dan kuesioner langsung diuji dan dievaluasi

untuk mengetahui bagaimana hasil pembelajaran siswa di SMA Negeri 3 Salatiga

dalam mata pelajaran Sejarah. Pengujian nilai tes dilakukan dengan cara

mengolah nilai hasil pembelajaran menggunakan aplikasi SPSS 11.5 untuk dapat

mengetahui uji beda nilai rata-rata dari Treatment dan Control Class yang diolah

menggunakan pengujian Independent-Samples t test. Pada perhitungan

Independent-Samples t test langkah pertama adalah menentukan hipotesis. Ho

: Tidak ada perbedaan antara rata-rata nilai ujian kelas Treatment dengan rata-rata

nilai ujian kelas Control. Ha : Ada perbedaan antara rata-rata nilai ujian kelas

Treatment dengan rata-rata nilai ujian kelas Control, yang diuji berdasarkan

hipotesis Ho: Tidak ada perbedaan antara rata-rata nilai ujian kelas treat dengan

rata-rata nilai ujian kelas co. Ha: Ada perbedaan antara rata-rata nilai ujian kelas

treat dengan rata-rata nilai ujian kelas co.

Selanjutnya adalah menentukan tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi

dalam hal ini berarti diambilnya resiko salah dalam mengambil keputusan untuk

menolak hipotesis yang sebanyak-banyaknya 5%. Signifikasi 5% atau 0.05 adalah

ukuran standar yang digunakan dalam penelitian. Untuk mengetahui signifikansi t

test for equality of means adalah jika sig. t test > 0.05 maka Ho diterima (rata-rata

kedua group sama. Mean Treatment = Mean Control). Jika sig. T test < 0.05 maka

Ho ditolak (rata-rata kedua group berbeda. Mean Treatment = Mean Control).

4. Hasil dan Pembahasan

Dalam penelitian ini terdapat beberapa informasi yang didapatkan dari

tahap pra penelitian untuk mengetahui bagaimana sistem pembelajaran yang

selama ini berlangsung dalam mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri 3 Salatiga.

Informasi tersebut didapatkan dari observasi, wawancara dan hasil dari kuesioner.

Dari hasil observasi lingkungan dapat diketahui bahwa lingkungan sekolah

sangat bagus untuk kegiatan belajar mengajar. Di SMA Negeri 3 Salatiga ini

lingkungan sekolahnya sangat bersih, rapi dan terdapat banyak tanaman sehingga

udara terasa sangat segar. Hal ini membuat para siswa menjadi lebih nyaman

untuk belajar. Ruangan kelas juga cukup luas dan terletak jauh dari jalan raya.

Hanya saja ada beberapa kelas yang terletak di pinggiran Selasar Kartini. Hal

tersebut cukup mengganggu kegiatan belajar mengajar karena sering terdengarnya

suara lalu-lalang kendaraan bermotor.

Page 9: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

16

Fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar sudah sangat baik di

SMA Negeri 3 Salatiga ini. Pada setiap kelas sudah terdapat LCD Projector

beserta speaker yang menjadi salah satu fasilitas pendukung dalam penggunaan

teknologi dalam pembelajaran. Selama jam mata pelajaran Sejarah berlangsung

tingkah laku siswa dan cara guru mengajar diamati, bagaimana cara guru

mengajar, model pembelajaran apa yang guru gunakan. Pada mata pelajaran

Sejarah ini guru menggunakan model pembelajaran konvensional. Yaitu guru

menyampaikan materi dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah dan

siswa memperhatikan. Setelah itu guru memberikan latihan soal yang ada pada

buku LKS (Lembar Kerja Siswa). Hal tersebut tampaknya membuat siswa kurang

tertarik bahkan merasa bosan dalam mengikuti pelajaran.

Selama jam pelajaran banyak siswa yang asyik bercengkrama dengan

teman-temannya dan tidak memperhatikan pelajaran. Ada juga siswa yang asyik

memainkan handphone, mendengarkan musik dari handphone menggunakan

headset, bahkan tidak sedikit yang terlihat mengantuk. Dari beberapa tingkah laku

siswa tersebut sudah cukup terlihat bahwa model pembelajaran konvensional yang

diterapkan pada mata pelajaran Sejarah ini kurang memotivasi siswa. Siswa

merasa bosan dan kurang tertarik untuk mengikuti pelajaran. Apalagi jam mata

pelajaran Sejarah rata-rata berlangsung pada siang hari yang membuat siswa yang

sudah lelah menjadi mengantuk. Hal ini sangat berpengaruh pada hasil belajar

siswa.

Selain dari observasi, informasi juga didapat melalui wawancara. Dalam

pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan wawancara kepada guru

pengampu mata pelajaran Sejarah dan juga beberapa siswa. Hal ini bertujuan

untuk dapat menggali informasi seputar kegiatan belajar mengajar khususnya

dalam mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri 3 Salatiga. Hasil wawancara yang

dilakukan kepada guru dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil Wawancara Guru

Narasumber Hasil Wawancara

Guru 1. Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung selama ini

cukup baik. Siswa memperhatikan materi, tetapi beberapa

siswa di barisan belakang bercengkrama dengan teman

dan bermain handphone

2. Mata pelajaran Sejarah hanya berlangsung selama 1jam

pelajaran (45 menit) setiap minggunya

3. Model pembelajaran konvensional yang selama ini

digunakan, yaitu dengan guru ceramah dan siswa

mendengarkan

4. Siswa sulit memahami materi yang disampaikan

menggunakan model konvensional. Banyak siswa yang

kurang jelas dengan materi yang disampaikan

5. ICT belum digunakan karena guru merasa kesulitan

dalam mengoperasikannya

Dari hasil wawancara kepada guru tersebut dapat diketahui bahwa

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan 1jam pelajaran setiap minggunya

Page 10: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

17

berlangsung selama ini cukup baik. Pembelajaran berlangsung menggunakan

model pembelajaran konvensional yang membuat siswa sulit memahami. Guru

belum pernah menggunakan ICT apapun dikarenakan guru merasa sulit untuk

mengoprasikannya. Selain dilakukannya wawancara kepada guru, wawancara juga

dilakukan kepada siswa. Hasil wawancara dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5 Hasil Wawancara Siswa

Narasumber Hasil Wawancara

Narasumber 1 1. Tidak pernah merasakan variasi model pembelajaran pada

mata pelajaran Sejarah

2. Guru menyampaikan dan siswa memperhatikan

dilanjutkan dengan pemberian tugas

3. Proses pembelajaran mengakibatkan siswa menjadi

mengantuk

4. Bermain game, mendengarkan musik dan bercengkrama

dengan teman.

Narasumber 2 1. Tidak pernah merasakan variasi model pembelajaran pada

mata pelajaran Sejarah

2. Guru menyampaikan materi yang dapat dibaca dari LKS

3. Proses pembelajaran mengakibatkan siswa menjadi bosan

4. Menggambar selama jam pelajaran

Dari hasil wawancara dengan siswa diketahui tentang beberapa kegiatan

yang dilakukan siswa selama jam mata pelajaran Sejarah berlangsung. Kegiatan

tersebut menunjukkan bahwa siswa-siswa tersebut merasa bosan dan mengantuk

selama jam pelajaran Sejarah berlangsung. Model pembelajaran konvensional

sepertinya kurang efektif untuk diterapkan pada mata pelajaran Sejarah. Karena

siswa terlihat kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran, dan hal tersbut

mempengaruhi hasil belajar siswa. Baik dari hasil pemahaman materi maupun

nilai yang didapat. Selain melakukan observasi dan wawancara, data juga

diperoleh dari pembagian kuesioner. Hasil kuesioner dapat dilihat pada Tabel 6

dan Gambar 3. Tabel 6 Hasil Kuesioner

Aspek Pertanyaan Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju

Kognitif Penjelasan guru dalam

menyampaikan materi

mudah dipahami.

8% 16% 76%

Afektif Sering bertanya ketika

materi kurang dipahami 24% 57% 19%

Psikomotor Mencatat atau merangkum

materi pelajaran 17% 36% 47%

Page 11: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

18

Gambar 3 Pie Chart Hasil Kuesioner Awal

(Pembelajaran tidak menggunakan AVA)

Dari hasil kuesioner dapat diketahui bahwa proses pembelajaran yang

selama ini berlangsung kurang berpengaruh pada aspek kognitif. Hal tersebut

ditunjukkan dengan adanya 76% siswa merasa kurang memahami materi yang

diberikan. Pada aspek afektif menunjukkan bahwa siswa cukup sering bertanya

ketika materi kurang dipahami. Pada aspek psikomotor diketahui bahwa siswa

jarang mencatat atau merangkum materi.

Dari hasil tahap pra penelitian tersebut maka dilanjutkan dengan tahap

eksperimen. Dimana dalam tahapan ini Sistem pembelajaran menggunakan Audio

Visual Aids (AVA) pada mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri 3 Salatiga

dikembangkan. Tahapan eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan 2 kelas

yang akan diuji. Kelas XI IPA 2 merupakan Treatment Class dimana pada kelas

tersebut akan dikembangkan sistem pembelajaran menggunakan Audio Visual

Aids (AVA). Sedangkan sebagai pembandingnya yaitu kelas XI IPA 1 yang

menjadi Control Class. Dimana pada Control Class sistem pembelajaran

dilakukan menggunakan sistem pembelajaran yang sudah berlaku. Sehingga

dengan membandingkan hasil dari Treatment dan Control Class dapat diketahui

apakah penggunaan media pembelajaran Audio Visual Aids (AVA) cukup efektif

dan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa khususnya pada mata

pelajaran Sejarah di SMA Negeri 3 Salatiga.

Desain pembelajaran dari Treatment Class dan Control Class memiliki

perbedaan yang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Perbandingan desain pembelajaran

No Kegiatan Belajar Control Class Kegiatan Belajar Treatment Class

1. Pendahuluan

a. Apresepsi

Ruang Kelas dipersiapkan seperti

absensi, kebersihan dan ketenangan.

b. Memotivasi

Peserta didik diberi penjelasan tentang

pokok bahasan, pengertian, contoh,

pemahaman materi yang akan

dipelajari.

c. Rambu-rambu belajar

Peserta didik mendengarkan penjelasan

guru tentang tujuan akhir dari

Pendahuluan

a. Apresepsi

Ruang Multimedia dipersiapkan seperti

perangkat komputer, absensi,

kebersihan dan ketenangan.

b. Memotivasi

Peserta didik diberi penjelasan tentang

pokok bahasan, pengertian, contoh,

pemahaman materi yang akan

dipelajari.

Peserta didik diberi penjelasan bahwa

materi pembelajaran akan disampaikan

76%

16%

8%Kognitif

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

19%

57%

24%

AfektifTidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

47%

36%

17%

PsikomotorTidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

Page 12: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

19

pembelajaran materi pada hari itu. melalui Audio Visual Aids (AVA)

c. Rambu-rambu belajar

Peserta didik mendengarkan penjelasan

guru tentang tujuan akhir dari

pembelajaran materi pada hari itu.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Guru menjelaskan materi.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Guru meminta peserta didik

mempelajari LKS materi Pertempuran

10 Nopember 1945 di Surabaya.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, Peserta didik:

Menyimpulkan tentang hal-hal yang

belum diketahui

Menjelaskan tentang hal-hal yang

belum diketahui.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Guru memutarkan video pembelajaran.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Guru meminta peserta didik menyimak

video

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, Peserta didik:

Menyimpulkan tentang hal-hal yang

belum diketahui

Membenarkan kesalahan materi

Menjelaskan tentang hal-hal yang

belum diketahui.

3. Kegiatan Akhir

Mengadakan post test yang bersifat

individu.

Kegiatan Akhir

Mengadakan post test yang bersifat

individu.

Proses pembelajaran yang dilakukan pada Treatment Class diawali dengan

persiapan untuk proses pembelajaran. Siswa diminta untuk mengecek keadaan

ruang multimedia, dan guru melakukan absensi pada siswa. hal tersebut juga

dilakukan pada Control Class. Hanya saja pada Control Class pembelajaran

dilakukan di dalam kelas. Dalam kegiatan memotivasi guru menjelaskan tentang

materi yang akan disampaikan. Pada Treatment Class dijelaskan bahwa materi

akan disampaikan menggunakan Audio Visual Aids (AVA).Dalam kegiatan inti

pada Treatment Class Audio Visual Aids (AVA) yang berupa video mulai diputar

dan guru meminta siswa untuk memperhatikan Audio Visual Aids (AVA) tersebut.

Guru juga mengkonfirmasi jika ada kesalahan materi di dalam buku panduan yang

digunakan. Berbeda dengan yang dilakukan dalam Control Class. Pada kegiatan

inti guru hanya menjelaskan materi dan meminta siswa untuk mempelajari LKS.

Pada kegiatan akhir diadakan post test dalam Treatment Class dan Control Class

yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. selain itu juga untuk

mengetahui apakah Audio Visual Aids (AVA) dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

Penerapan sistem pembelajaran menggunakan Audio Visual Aids (AVA)

ternyata mendapatkan respon yang sangat baik dari siswa pada Treatment Class.

Tidak seperti pada saat dilakukannya observasi pada awal penelitian dimana siswa

terlihat bosan dan tidak memperhatikan pelajaran dengan baik tetapi siswa asyik

bermain handphone dan bercengkrama dengan temannya. Dengan menggunakan

Audio Visual Aids (AVA) ini siswa lebih memperharikan materi pelajaran. Begitu

Page 13: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

20

mereka mengetahui bahwa pada jam pelajaran materi akan disampaikan

menggunakan Audio Visual Aids (AVA) berupa video dokumenter yang akan

diputar di ruang multimedia mereka terlihat sangat antusias.

Sebelum video diputar diinformasikan kepada siswa bahwa akan diadakan

tes di akhir jam pelajaran. Dengan begitu siswa akan lebih memperhatikan materi

yang disampaikan. Begitu video diputar siswa dari Treatment Class ini sangat

tenang dan memperhatikan materi yang disajikan melalui Audio Visual Aids

(AVA) ini. Beberapa siswa terlihat memperhatikan sambil mencatat materi pada

buku catatan. Siswa-siswa juga merespon dengan mendiskusikan materi dengan

teman yang berada di dekatnya.

Setelah video selesai diputarkan tes pun dimulai. Siswa terlihat siap untuk

mengerjakan soal tes tersebut. Dengan soal tes tersebut dapat diketahui bagaimana

tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan menggunakan Audio

Visual Aids (AVA). Setelah hasil tes dikoreksi ternyata rata-rata siswa dari

Treatment Class mendapatkan nilai yang cukup baik. Bahkan tidak sedikit siswa

yang mendapatkan nilai sempurna. Hasil nilai rata-rata kelas dari Treatment Class

adalah 92,26.

Sebelum menerapkan pembelajaran menggunakan Audio Visual Aids

(AVA) kuesioner telah dibagikan. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui

bagaimana tanggapan siswa tentang sistem pembelajaran yang selama ini

berlangsung. Setelah sistem pembelajaran dikembangkan menggunakan Audio

Visual Aids (AVA) kuesioner kembali dibagikan kepada siswa pada Treatment

Class di hari yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah Audio

Visual Aids (AVA) dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar pada mata

pelajaran Sejarah si SMA Negeri 3 Salatiga. Hasil dari kuesioner dapat dilihat dari

Tabel 8 dan Gambar 4 Tabel 8 Hasil Kuesioner Treatment Class

Aspek Pertanyaan Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1

Kognitif Penjelasan materi

menggunakan AVA mudah

dipahami.

80% 14% 6%

Afektif Pembelajaran Sejarah

menggunakan AVA

menyenangkan

69% 25% 6%

Psikomotor Mencatat materi yang ada

pada video 27% 39% 34%

Gambar 4 Pie Chart Hasil Kuesioner Treatment Class

(Pembelajaran menggunakan AVA)

45%

8%

47%

KognitifTidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

6%

25%

69%

AfektifTidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

34%

39%

27%

PsikomotorTidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

Page 14: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

21

Dari hasil kuesioner dapat diketahui bahwa sistem pembelajaran

menggunakan Audio Visual Aids (AVA) dalam mata pelajaran Sejarah di SMA

Negeri 3 Salatiga berpengaruh pada aspek kognitif. Ditunjukkan dari 80% siswa

merasa bisa sangat memahami materi pembelajaran yang disampaikan

menggunakan Audio Visual Aids (AVA). Pada aspek afektif sebagian besar siswa

Treatment Class merasa jika pembelajaran Sejarah menggunakan Audio Visual

Aids (AVA) menyenangkan. Pada Treatment Class ini banyak juga siswa yang

mencatat materi yang ada pada video. Dari hasil kuesioner tersebut dapat

diketahui bahwa pengembangan sistem pembelajaran menggunakan Audio Visual

Aids (AVA) dalam mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri 3 Salatiga dapat

meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Selain dilihat dari hasil observasi, nilai tes rata-rata kelas dan hasil

kuesioner yang diberikan kepada siswa dari Treatment Class setelah

diterapkannya sistem pembelajaran menggunakan Audio Visual Aids (AVA),

dalam penelitian ini juga dilakukan wawancara kepada salah satu siswa dari

Treatment Class dan guru pengampu mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri 3

Salatiga. Hasil wawancara dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10.

Tabel 9 Hasil Wawancara Guru (Treatment Class)

Narasumber Hasil Wawancara

Guru 1. Pertama kalinya diterapkan sistem pembelajaran

menggunakan AVA

2. Dengan menggunakan AVA pembelajaran dirasa lebih

menyenangkan

3. Tidak terlalu lelah dalam menyampaikan materi

4. Soal tes yang diberikan cukup baik

Dari hasil wawancara kepada guru tersebut dapat diketahui bahwa sistem

pembelajaran mata pelajaran Sejarah selama ini belum pernah menggunakan

AVA. Guru merasa dengan menggunakan AVA pembelajaran lebih

menyenangkan dan tidak terlalu lelah dalam menyampaikan materi. Soal tes yang

diberikan di akhir pelajaran juga cukup baik. Selain dilakukannya wawancara

kepada guru, wawancara juga dilakukan kepada siswa. Hasil wawancara dapat

dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Hasil Wawancara Siswa (Treatment Class) Narasumber Hasil Wawancara

Narasumber 1 1. Pembelajaran menggunakan AVA menyenangkan

2. Pembelajaran menggunakan AVA mudah dipahami

3. Pembelajaran menggunakan AVA tidak membosankan

Dari hasil wawancara dengan siswa dapat diketahui bahwa AVA dirasa

sangat menyenangkan dan tidak membosankan. Materi yang disampaikan

menggunakan AVA lebih mudah untuk dipahami.

Pada Control Class materi pembelajaran dari mata pelajaran Sejarah

tentang Pertempuran 10 November 1945 tidak disampaikan menggunakan Audio

Visual Aids (AVA). Selama jam pelajaran berlangsung apa yang dilakukan oleh

siswa tidak jauh berbeda dengan hasil observasi awal. Banyak siswa yang

mengantuk, bermain handphone dan bercengkrama dengan teman. Hanya

Page 15: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

22

beberapa siswa yang duduk di barisan depan yang benar-benar memperhatikan

pelajaran. Seperti Treatment Class, pada akhir pelajaran tes juga diberikan kepada

siswa dari Control Class. Hasil yang didapatkan cukup memuaskan. Tetapi tidak

sebaik yang didapatkan siswa Treatment Class. Ada beberapa siswa yang

mendapatkan nilai sempurna. Tetapi tidak sebanyak siswa pada Treatment Class.

Hasil nilai rata-rata pada Control Class adalah 82,79.

Selain dilihat dari hasil observasi selama proses belajar mengajar

berlangsung dan hasil nilai tes yang diberikan di akhir pelajaran, dalam penelitian

ini wawancara juga dilakukan kepada beberapa siswa dari siswa Control Class.

Hasil wawancara dapat dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12.

Tabel 11 Hasil Wawancara Guru

Narasumber Hasil Wawancara

Guru 1. Proses pembelajaran sama seperti biasanya

2. Hanya siswa barisan depan yang memperhatikan

3. Cepat lelah dalam menyampaikan materi

Dari hasil wawancara kepada guru tersebut dapat diketahui bahwa sistem

pembelajaran mata pelajaran Sejarah pada Control Class sama seperti proses

pembelajaran yang biasa dilakukan. Guru merasa cepat lelah dalam

menyampaikan materi karena penyampaian materi menggunakan model ceramah.

Selain dilakukannya wawancara kepada guru, wawancara juga dilakukan kepada

siswa. Hasil wawancara dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Hasil Wawancara Siswa (Control Class)

Narasumber Hasil Wawancara

Narasumber 1 1. Merasa bosan

2. Duduk di posisi depan membuat harus memperhatikan materi

3. Duduk di posisi depan dan mendapatkan nilai 100

Narasumber 2 1. Merasa bosan dan mengantuk

2. Duduk di posisi belakang sehingga dapat bermain game di

handphone

3. Mendapat nilai 73 karena tidak memperhatikan materi

Wawancara dilakukan kepada 2 siswa yang mendapatkan nilai yang

berbeda. Narasumber yang pertama mengaku merasa bosan selama jam pelajaran.

Tetapi siswa tersebut tidak bisa menghilangkan rasa bosannya dikarenakan siswa

tersebut duduk di posisi depan. Hal tersebut membuatnya harus memperhatikan

materi sehingga siswa tersebut mendapatkan nilai 100. Berbeda dengan

narasumber kedua yang duduk di posisi paling belakang. Siswa tersebut dapat

bermain game dan tidak memperhatikan materi sehingga mendapat nilai 73.

Dari analisa hasil yang telah dilakukan terhadap Control Class dan

Treatment Class terdapat beberapa perbedaan. Yang pertama adalah dari hasil

observasi yang dilakukan selama pelajaran belangsung. Hasil observasi yang

dilakukan pada siswa Control Class tidak jauh berbeda dengan hasil observasi

yang dilakukan pada awal penelitian. Siswa masih terlihat kurang tertarik dengan

materi pelajaran. Banyak siswa yang malah asyik bermain handphone ataupun

bercengkrama dengan temannya. Sangat berberda dengan siswa pada Treatment

Class. Selama materi disampaikan melalui Audio Visual Aids (AVA) siswa tenang

Page 16: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

23

dan sangat memperhatikan materi. Mereka terlihat sangat antusias untuk melihat

video yang ditayangkan. Beberapa siswa juga terlihat mencatat materi yang ada

pada video. Tidak ada siswa yang asyik memainkan handphone seperti siswa pada

Control Class. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan

sistem pembelajaran menggunakan Audio Visual Aids (AVA) dalam mata

pelajaran Sejarah dapat meningkatkan motivasi siswa-siswa dalam belajar. Hal

tersebut sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Yang kedua adalah dari hasil tes yang dilakukan di akhir jam pelajaran

terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara Control Class dengan Treatment

Class. Perbedaan hasil tersebut dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai kelas yang

diperoleh. Control Class mendapatkan rata-rata nilai kelas 82,79. Berbeda dengan

Treatment Class yang jauh lebih unggul dengan nilai 92,26. Data yang didapatkan

dari hasil tes diuji untuk mengetahui apakah kedua rata-rata nilai kelas yaitu dari

Treatment Class dan Control Class berbeda secara signifikan. Hasil pengujian

yang dilakukan menggunakan pengujian Independent-Samples t test pada aplikasi

SPSS yang dapat dilihat pada tabel 13 dan tabel 14. Tabel 13 Group Statistics

TREAT_CO N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

NILAI treat 38 92,26 7,748 1,257

co 38 82,79 13,093 2,124

Tabel 14 Independent Samples Test

NILAI

Equal variances

assumed Equal variances

not assumed

Levene's Test for Equality of Variances

F 12,905

Sig. ,001

t-test for Equality of Means

t 3,839 3,839

df 74 60,086

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

Mean Difference 9,47 9,47

Std. Error Difference 2,468 2,468

95% Confidence Interval of the Difference

Lower 4,556 4,537

Upper 14,391 14,410

Pada Tabel 14 diketahui nilai sig = 0,001 yang lebih kecil daripada 0,05.

Hal tersebut berarti bahwa Ho ditolak atau Ha diterima. Jadi ada perbedaan antara

nilai rata-rata Treatment Class dengan nilai rata-rata Control Class. Pada Tabel 13

Page 17: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

24

terlihat rata-rata (mean) untuk kelas treat (Treatment Class) adalah 92,26 dan

untuk kelas co (Control Class) adalah 82,79, artinya bahwa rata-rata nilai tes

Treatment Class lebih tinggi daripada rata-rata nilai ujian Control class. Nilai t

hitung positif, berarti rata-rata group1 (Treatment Class) lebih tinggi daripada

group2 (Control Class) dan sebaliknya jika t hitung negatif berarti rata-rata

group1 (Treatment Class) lebih rendah dari pada rata-rata group2 (Control Class).

Perbedaan rata-rata (mean diference) sebesar 9,47 (92.26 – 82.79). Dari perbedaan

nilai tersebut dapat diketahui bahwa penerapan sistem pembelajaran

menggunakan Audio Visual Aids (AVA) dalam mata pelajaran Sejarah

berpengaruh untuk dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Selain itu dari

hasil kuesioner yang dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4 dapat diketahu

bahwa penggunaan Audio Visual Aids (AVA) dapat meningkatkan aspek kognitif,

afektif dan psikomotor pada siswa.

5. Simpulan

Berdasarkan pengujian dan analisis pengembangan sistem pembelajaran

menggunakan Audio Visual Aids (AVA) dalam mata pelajaran Sejarah di SMA

Negeri 3 Salatiga, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: (1) Penggunaan

media pembelajaran ternyata dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar

siswa. (2) Penggunaan Audio Visual Aids (AVA) dapat membantu meningkatkan

pemahaman siswa dalam mata pelajaran ilmu sosial seperti mata pelajaran Sejarah

dimana dalam mata pelajaran tersebut terdapat banyak materi yang harus

dihafalkan. (3) Sistem pembelajaran menggunakan Audio Visual Aids (AVA) dapat

meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada siswa.

Untuk menyempurnakan penelitian ini disarankan video yang diunduh dari

situs www.youtube.com dapat diolah dan ditambahkan sarana interaktif yang

dapat menambahkan penguasaan psikomotorik dari siswa.

6. Daftar Pustaka

[1] Kemp, J. E, 1980, Planning and Producing Audio Visual Materials. New

York: Harper and Row Publishers.

[2] Haryanto, Y, 1995, TEFL II (Modul 1-9). Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

[3] Shin, J. K, 2006, Ten helpful ideas for teaching english to young learners,

English Teaching Forum. 44(2), hal. 2-7.

[4] Curzon, L. B, 1985, Teaching in Further Education, 3rd Edition. London :

Cassell Education.

[5] Moller, Hans, 1970, Media for Discovery. Toronto: Maclean-Hunter.

[6] Ramendra, Dewa Putu & Ni Made Ratminingsih, 2007, Pemanfaatan Audio

Visual Aids (AIDS) Dalam Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Bahasa

Inggris di Sekolah Dasar, Jurnal Penelitian dan Pengembangan, vol. 1 No.

2, hal. 78-95.

[7] Muhammad Rusydi Rasyid, 2008, Optimalisasi Peran Guru Dalam Proses

Transformasi Pengetahuan Dengan Menggunakan Media Pembelajaran,

Lentera Pendidikan Vol. 11 No. 1, hal. 55-68.

Page 18: Pengembangan Sistem Pembelajaran menggunakan Audio …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5119/3/T1_702010011_Full... · konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. ... kelas

25

[8] Arsyad, Azhar, 2004, Media Pembelajaran, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

[9] Hamalik, Oemar, 1986, Media Pendidikan. Bandung : Penerbit Alumni.

[10] Browker, R. R, 2000, Audiovisual Market Place. Medford: Information

today Inc.

[11] Frederickson, S, 2002. Interactive multimedia storybooks. Learning and

Leading with Technology vol. 25 No. 1, hal. 6-10.