PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI ... - Jurnal

12
Basnendar Herryprilosadoso: Pengembangan Potensi Masyarakat melalui Industri Kreatif... Volume 10 No. 1 Juni 2019 1 PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI KREATIF SEBAGAI RINTISAN DESA WISATA DI DESA KUNDISARI, KEDU, TEMANGGUNG Basnendar Herryprilosadoso Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta Email : [email protected] Abstrak Desa Kundisari merupakan salah satu daerah yang berada di Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung Proinsi Jawa Tengah yang memiliki beragam potensi di bidang kesenian yang terdiri dari 4 (empat) potensi, yaitu kesenian kuda lumping, gerabah, seni musik dangdut, sholawatan dan rebana. Selain potensi seninya dengan permukaan wilayahnya dengan dataran tinggi sangat berpotensial dijadikan destinasi pariwisata. Prioritas permasalahan yang ada, yaitu : 1) Metode pendampingan dalam pengembangan dan pengelolaan seni kerajinan berbasis bambu dan batik eco print sebagai cinderamata (souvenir); 2) Metode pendampingan dalam pengembangan dan pengelolaan manajemen sumber daya manusia untuk menyusun rintisan desa wisata kreatif; dan 3) Metode pendampingan dalam pengembangan untuk perancangan Environment Graphic Design. Tahapan dan proses pengabdian kepada masyarakat tematik ini terdiri dari 3 (tiga) tahapan besar, yaitu : Tahapan Identifikasi Masalah ( Envisioning Phase), Tahapan Perencanaan ( Planning Phase), dan Tahapan Desain/Rancangan (Developing Phase) dengan melalui teknis pelatihan, pendampingan, dan workshop bagi warga masyarakat Desa Kundisari. Sinergitas pihak kampus dan akademisi dalam mendukung program pelatihan kepada masyarakat dalam rangka pengembangan potensi desa di bidang industri kreatif sangat diperlukan, khususnya pelatihan teknologi tepat guna yang nantinya bisa langsung diterapkan oleh warga masyarakat desa. Kata kunci: Potensi Desa, Pelatihan Kerajinan, Industri Kreatif, Desa Wisata Kundisari. Abstract Kundisari Village is one of the areas in Kedu, Temanggung , Central Java Province which has a variety of potentials in the arts consisting of 4 (four) potentials, namely kuda lumping , pottery, dangdut music art, sholawatan and tambourine. In addition to its artistic potential with the surface of its territory with a plateau is very potential to be a tourism destination.Priority problems that exist, namely: 1) Methods of assistance in the development and management of bamboo and batik- based handicraft arts as souvenirs (souvenirs); 2) Assistance methods in the development and management of human resource management to develop creative tourism village pilot projects; and 3) Assistance methods in development for designing Environmental Graphic Design. The stages and process of dedication to this thematic community consists of 3 (three) major stages, namely: the Phase of Identification Problems (Envisioning Phase), the Planning Phase (Planning Phase), and the Design / Design Stages through the technical training, mentoring, and workshops for residents of the Kundisari. Synergy between the campus and academics in supporting training programs for

Transcript of PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI ... - Jurnal

Page 1: PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI ... - Jurnal

Basnendar Herryprilosadoso: Pengembangan Potensi Masyarakat melalui Industri Kreatif...

Volume 10 No. 1 Juni 2019 1

PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRIKREATIF SEBAGAI RINTISAN DESA WISATA DI DESA KUNDISARI,

KEDU, TEMANGGUNG

Basnendar HerryprilosadosoJurusan Desain

Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI SurakartaEmail : [email protected]

Abstrak

Desa Kundisari merupakan salah satu daerah yang berada di Kecamatan Kedu, Kabupaten TemanggungProinsi Jawa Tengah yang memiliki beragam potensi di bidang kesenian yang terdiri dari 4 (empat) potensi,yaitu kesenian kuda lumping, gerabah, seni musik dangdut, sholawatan dan rebana. Selain potensi seninyadengan permukaan wilayahnya dengan dataran tinggi sangat berpotensial dijadikan destinasi pariwisata.Prioritas permasalahan yang ada, yaitu : 1) Metode pendampingan dalam pengembangan dan pengelolaanseni kerajinan berbasis bambu dan batik eco print sebagai cinderamata (souvenir); 2) Metode pendampingandalam pengembangan dan pengelolaan manajemen sumber daya manusia untuk menyusun rintisan desawisata kreatif; dan 3) Metode pendampingan dalam pengembangan untuk perancangan EnvironmentGraphic Design. Tahapan dan proses pengabdian kepada masyarakat tematik ini terdiri dari 3 (tiga)tahapan besar, yaitu : Tahapan Identifikasi Masalah (Envisioning Phase), Tahapan Perencanaan (PlanningPhase), dan Tahapan Desain/Rancangan (Developing Phase) dengan melalui teknis pelatihan,pendampingan, dan workshop bagi warga masyarakat Desa Kundisari.Sinergitas pihak kampus dan akademisi dalam mendukung program pelatihan kepada masyarakat dalamrangka pengembangan potensi desa di bidang industri kreatif sangat diperlukan, khususnya pelatihan teknologitepat guna yang nantinya bisa langsung diterapkan oleh warga masyarakat desa.

Kata kunci: Potensi Desa, Pelatihan Kerajinan, Industri Kreatif, Desa Wisata Kundisari.

Abstract

Kundisari Village is one of the areas in Kedu, Temanggung , Central Java Province which has avariety of potentials in the arts consisting of 4 (four) potentials, namely kuda lumping , pottery,dangdut music art, sholawatan and tambourine. In addition to its artistic potential with the surfaceof its territory with a plateau is very potential to be a tourism destination.Priority problems thatexist, namely: 1) Methods of assistance in the development and management of bamboo and batik-based handicraft arts as souvenirs (souvenirs); 2) Assistance methods in the development andmanagement of human resource management to develop creative tourism village pilot projects;and 3) Assistance methods in development for designing Environmental Graphic Design. The stagesand process of dedication to this thematic community consists of 3 (three) major stages, namely:the Phase of Identification Problems (Envisioning Phase), the Planning Phase (Planning Phase),and the Design / Design Stages through the technical training, mentoring, and workshops for residentsof the Kundisari. Synergy between the campus and academics in supporting training programs for

Page 2: PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI ... - Jurnal

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

2 Volume 10 No. 1 Juni 2019

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangWilayah perdesaan yang ada di Indonesia

tidak luput dari banyaknya kawasan wisata yangdapat dikembangkan untuk membangkitkanekonomi masyarakat perdesaan itu sendiri, dalamhal ini wilayah Indonesia sangat meyakinkan untukmewujudkan wilayah perdesaan yang memiliki dayatarik tersendiri terhadap kawasan wisata yang dimiliki di beberapa wilayah yang ada di Indonesiayang dapat dikembangkan sebagai desa wisata.Kawasan desa yang memiliki daya tarik terhadapwisatawan lokal, maupun non-lokal yangmengunjungi kawasan tersebut setidaknya dapatmemberikan kenyamanan bagi para wisatawan,seperti halnya infrastruktur yang bagus (jalan), danketersedian transportasi, sehingga lebihmempermudah   para wisatawan mengunjungitempat-tempat wisata yang ada di desa-desa, baikitu di desa yang pedalaman maupun tidak. Untuk ituperlu mengembangkan perencanaan yang akanmembangunan desa menjadi desa wisata.

Pariwisata menurut jenisnya dikelompokkanmenjadi tiga bagian, yaitu : culture, nature, danadventure. Culture melingkupi seluruh hasil ciptadaya manusia seperti seni (teater, tarian, musik)crafts, festival, museum, arsitektur, agama,kesehatan dan lain-lain. Nature di turisme dipandangsebagai segala macam aktivitas yang berhubungandengan alam. Jenis adventure yang bersifat lebihpersonal, dimana terdapat penggabungan antaraculture dan nature, namun ditambahkan dengan sisitantangan dan petualangan (Sapta Nirwandar, 2014: 157).

Wilayah desa di Kabupaten Temanggungsangat berpotensial dijadikan destinasi pariwisata.Permukaan wilayah Kabupaten Temanggung

termasuk dataran tinggi, dengan topografi semacamitu, wilayah Kabupaten Temanggung memililkipermukaan yang sangat beragam ditinjau dariketinggian dan luas wilayah/kawasan. Sebagianwilayah Kabupaten berada pada ketinggian 500 m1450 m (24,3 %), luasan areal ini merupakan daerahlereng Gunung Sindoro dan Sumbing yang terhampardari sisi selatan, barat sampai dengan utara wilayah.Kabupaten Temanggung memiliki dua buah gunung,yaitu Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, denganstadium erupisnya mulai muda sampai tua.

Desa Kundisari merupakan salah satudaerah yang berada di Kecamatan Kedu, yangmenjadi bagian wilayah dan pemerintahanKabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah yangmemiliki beragam potensi di bidang kesenian yangterdiri dari 4 (empat) potensi, yaitu kesenian kudalumping, gerabah, seni musik dangdut, sholawatandan rebana. Selain potensi seninya denganpermukaan wilayahnya dengan dataran tinggi sangatberpotensial dijadikan destinasi pariwisata.Beragam potensi yang dimiliki di desa Kundisarisangat beragam namum dalam perjalanan waktubelum dikelola secara maksimal sehingga tidakberkermbang. Diperlukan strategi dan tata kelolayang sesuai dengan karakter dan kondisi baikwilayah dan sosial kemasyarakatan untukpengembangan seni tradisi yang ada di desaKundisari, serta sebagai rintisan desa wisata di DusunNyamplung.

B. Rumusan MasalahPermasalahan yang ada di Desa Kundisari

yang sesuai dengan program pembangunan desauntuk meningkatkan dan mengembangkan potensiyang dimiliki. Desa Kundisari yang membutuhkanbeberapa kepakaran bidang riset dan ilmupengetahuan yang berbeda. Sebagai ilustrasi untuk

the community in the context of developing village potential in the field of creative industries isvery much needed, especially training in appropriate technology which can later be directly appliedby villagers.

Keywords: Village Potential, Handicraft Training, Creative Industries, Kundisari Tourism Village

Page 3: PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI ... - Jurnal

Basnendar Herryprilosadoso: Pengembangan Potensi Masyarakat melalui Industri Kreatif...

Volume 10 No. 1 Juni 2019 3

prioritas permasalahan dari aspek pengembanganpotensi desa, misalnya belum memaksimalkansumber daya alam, penegembangan kerajinanberbasis potensi desa, rintisan desa wisata di rintisandesa wisata di Dusun Nyamplung, Desa Kundisari,dan permasalahan yang lainnya. Prioritaspermasalahan dapat dibagi dalam 3 (tiga) aspekyaitu:1. Pengembangan Seni Kerajinan Potensi Desa

Berbasis Industri Kreatif.Seperti bidang industri kreatif yang bisaditerapkan di desa Kundisari, pemberianpelatihan ketrampilan seni kerajinan denganmemanfaatkan potensi yang ada, misalnyabanyaknya pohon bambu yang tersebar diberbagai wilayah desa, dengan seni kerajinanberbasis bambu tersebut berfungsi sebagaipenunjang rintisan desa wisata nantinya.

2. Penyusunan Pendukung Rintisan Desa WisataKreatif.Kendala mengenai kurang adanya kesadaranmasyarakat akan potensi diri yang bisamendukung mewujudkan rintisan desa wisatakreatif di Desa Kundisari.

3. Peningkatan Sarana dan Prasarana PendukungDesa Wisata.Belum adanya fasilitas Environment GraphicDesign, berupa sign system, papan informasidestinasi, petunjuk lokasi, dan papan informasilainnya, penataan objek lokasi wisata yangbelum maksimal, dan fasilitas peralatan, sepertiperalatan pendukung untuk menunjangketrampilan seni kerajinan, properti senipertunjukan, dan fasilitas penunjang desa wisatalainnya.

C. Tinjauan Desa Wisata dan Potensi WilayahDesa Kundisari, Kabupaten Temanggung

1. Desa Wisata sebagai Destinasi UnggulanPariwisata

Indonesia memiliki banyak keanekaragamanpotensi wisata. Daya tarik wisata yang telah dibangundari daerah-daerah mampu menarik wisatawan

untuk hadir berekreasi. Menurut undang-undang no.10 tahun 2009 daya tarik wisata bisa dijelaskansebagai segala sesuatu yang mempunyai keunikan,kemudahan dan nilai yang berwujudkeanekaragaman, kekayaan alam, budaya dan hasilbuatan manusia yang menjadi sasaran ataukunjungan wisatawan. Keberagaman keunikan yangdimiliki oleh setiap daerah yang ada di Indonesiamenjadikan daya tarik wisatawan untuk datangmenyaksikan dan menikmatinya. Salah satu tempatyang sedang berkembang yaitu desa wisata yangmasih mempunyai nuansa pedesaan. Menurut OkaYoeti (1996 : 76), desa wisata adalah sebuahkawasan pedesaan yang memiliki beberapakarakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuanwisata. Di kawasan ini, penduduknya masih memilikitradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu,beberapa faktor pendukung seperti makanan khas,sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnaisebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktortersebut, alam dan lingkungan yang masih asli danterjaga merupakan salah satu faktor terpenting darisebuah kawasan tujuan wisata.

Dalam Peraturan Menteri Kebudayaan danPariwisata Nomor : PM.26/UM.001/MKP/2010Tentang Pedoman Umum Program NasionalPemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. DesaWisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi,akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikandalam suatu struktur kehidupan masyarakat yangmenyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.Menurut Priasukmana dan Mulyadin (2001 : 56, 72),Desa Wisata merupakan suatu kawasan pedesaanyang menawarkan keseluruhan suasana yangmencerminkan keaslian pedesaaan baik darikehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adatistiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan danstruktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatanperekonomian yang unik dan menarik sertamempunyai potensi untuk dikembangkannyaberbagai komponen kepariwisataan, misalnyaatraksi, akomodasi, makanan-minuman, cindera-mata, dan kebutuhan wisata lainnya. Penetapan suatudesa dijadikan sebagai desa wisata harus memenuhi

Page 4: PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI ... - Jurnal

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

4 Volume 10 No. 1 Juni 2019

persyaratan-persyaratan, antara lain sebagai berikut:a. Aksesibilitasnya baik, sehingga mudah

dikunjungi wisatawan dengan menggunakanberbagai jenis alat transportasi.

b. Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam,seni budaya, legenda, makanan lokal, dansebagainya untuk dikembangkan sebagai obyekwisata.

c. Masyarakat dan aparat desanya menerima danmemberikan dukungan yang tinggi terhadap desawisata serta para wisatawan yang datangkedesanya.

d. Keamanan di desa tersebut terjamin.e. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga

kerja yang memadai.f. Beriklim sejuk atau dingin.g. Berhubungan dengan objek wisata lain yang

sudah dikenal oleh masyarakat luas.

Desa wisata sebagai bagian dari pariwisatadapat dimaknai sebagai suatu bentuk integrasi antaraatraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yangdisajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakatyang menyatu dengan tata cara dan tradisi yangberlaku di suatu desa. Definisi dari desa wisataadalah suatu bentuk integrasi antara atraksi,akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikandalam suatu struktur kehidupan masyarakat yangmenyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku(Nuryanti, 1993). Menurut Nuryanto Adhi (2016 :3). Terdapat dua konsep yang utama dalamkomponen desa wisata, yaitu akomodasi dan atraksi.Akomodasi maksudnya adalah sebagian dari tempattinggal para penduduk setempat dan atau unit-unityang berkembang atas konsep tempat tinggalpenduduk. Sedangkan atraksi meliputi seluruhkehidupan keseharian penduduk setempat besertasetting fisik lokasi desa yang memungkinkanberintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktifseperti : kursus tari, bahasa dan lain-lain yangspesifik.

Sedangkan Edward Inskeep, dalambukunya Tourism Planning An Integrated andSustainable Development Approach, (1991 :166)

memberikan definisi : Village Tourism, where smallgroups of tourist stay in or near traditional, oftenremote villages and learn about village life andthe local environment, artinya bahwa wisatapedesaan dimana sekelompok kecil wisatawantinggal dalam atau dekat dengan suasana tradisional,sering di desa-desa yang terpencil dan belajar tentangkehidupan pedesaan dan lingkungan setempat.

Selain berbagai keunikan tersebut, kawasandesa wisata juga dipersyaratkan memiliki berbagaifasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuanwisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan parapengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatanwisata. Fasilitas-fasilitas yang seharusnya adadisuatu kawasan desa wisata antara lain : saranatransportasi, telekomunikasi, kesehatan, danakomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desawisata dapat menyediakan sarana penginapanberupa pondok-pondok wisata (Home Stay)sehingga para pengunjung dapat merasakan suasanapedesaan yang masih asli. Fasilitas di objek wisata,juga dibutuhkan fasilitas penunjang, misal papanpenunjuk arah, papan informasi, peta lokasi danfasilitas lainnya. Sebuah obyek wisata adalah tempatyang membutuhkan EGD (Environment GraphicDesign), karena didalamnya terdapat suatu objekdimana tidak hanya informasi yang diperlukan untukmenjelaskan apa yang disana, melainkan suasanaseperti apa objek bisa bertahan, dan memberikankesan pada pengunjung bagaiman objek tersebutdapat hidup pada jamannya (Herryprilosadoso,2007 : 20).

2. Kondisi dan Wilayah KabupatenTemanggung

Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah yang memiliki sifatiklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarauantara bulan April sampai dengan September danmusim penghujan antara bulan Oktober sampaidengan Maret dengan curah hujan tahunan padaumumnya tinggi. Kabupaten Temanggung memilikidua buah gunung, yaitu Gunung Sindoro dan GunungSumbing, yaitu stadium erupisnya mulai muda sampai

Page 5: PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI ... - Jurnal

Basnendar Herryprilosadoso: Pengembangan Potensi Masyarakat melalui Industri Kreatif...

Volume 10 No. 1 Juni 2019 5

tua. Obyek wisata yang ada di wilayah kabupatenTemanggung, antara lain yaitu : Sumbing Sindoro,Pikatan Water Park, Wanawisata Jumprit, CandiPringapus, Prasasti Gondosuli,Taman, RekreasiKartini, Monumen Meteorit, Monumen BambangSugeng, Curug Lawe, Curug Trocoh (Surodipo),Agrowisata, Goa Wonotirto, Goa Lawa, dan WisataTradisi lainnya.

Kabupaten Temanggung mempunyai potensikerajinan yang apabila dikembangkan dapat menjadikomoditi unggulan yang siap bersaing dipasarregional, nasional bahkan luar negeri. Untukmengetahui jenis produk tersebut maka berikutdiperkenalkan beberapa jenis produk kerajinandalam bentuk diskripsi. Produk unggulan dariKabupaten Temanggung, beragam dan sangatpotensial untuk dikembangkan. Produk unggulantersebut anatara lain : relief tembaga dan kuningan,pakaian kesenian, anyaman mendong, gerabahtanah, kerajinan bambu, kerajinan kayu, dananyaman pelepah pisang.

3. Gambaran Umum Wilayah Desa KundisariDesa Kundisari merupakan salah satu

daerah yang berada di Kecamatan Kedu,Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah.Desa Kundisari berada pada ketinggian 700 m dpl,berjarak 6 km dari ibukota kecamatan Kedu dan12 km dari ibukota kabupaten. Desa Kundisarimencakup daerah seluas 140,01 ha yang terbagiatas lahan sawah dan lahan nonsawah. Lahannonsawah dipergunakan untuk bangunan/pekarangan, ladang/tegalan, hutan rakyat,perkebunan negara/rakyat dan lainnya. Asal usulDesa Kundisari semula terdiri dari tiga desa :a. Desa Guntursari terdiri dari Dukuh. Kamal,

Ngemplak dan Dukuh Guntursari.b. Desa Kebonagung meliputi Dukuh Mrian Kulon,

Mrian Wetan, dan Dukuh Nyamplung.c. Desa Munding meliputi Dukuh Munding Kidul

dan Munding Lor.

Pada tahun 1929 dari desa tersebutdijadikan satu desa pembaharuan yang dinamakan

Desa Kundisari yang artinya kebanyakan dukuh-dukuh tersebut banyak yang mata pencaharianpenduduknya membuat grabah,genting,danberkakas rumah tangga. Yang diistilahkan orang yangmenerjakan dari tanah liat dinamakan Kundi atauPekunden. Namun meskipun penduduknya banyakpekunden (kundi) taraf hidup mereka bisa leih baiksampai sekarang.

Desa Kundisari merupakan salah satu desadari 14 desa diwilayah kecamatan KeduKabupaten Temanggung yang terletak dilerengSumbing dengan ketinggian ± 632 m diataspermukaan air laut. Desa Kundisari memiliki 8 dusun,8 rukun warga (RW) dan 32 rukun tetangga (RT).Mayoritas mata pencaharian penduduk adalahsebagai petani, pedagang dan pengrajin gerabah.Selain itu terdapat pula pengrajin tas dari bahanplastik. Desa Kundisari terdapat 1 PAUD, 1 TK, 2SD dan 1 MI. Di sekolah tersebut terdapatekstrakurikuler tari, drumband, MTQ, rebana dankuda lumping.

Iklim di desa Kundisari termasuk iklimsedang (tidak panas dan tidak dingin). Sumber airkurang memadahi pada daerah dataran tinggi.Penduduk di Desa Kundisari sangat religius, namunjuga rawan akan pencurian. Kebanyakan kegiatandikelola oleh Pemuda Anshor (NU), karena KarangTaruna yang pasif. Ibu-ibu PKK di desa Kundisaritermasuk aktif. Desa Kundisari memiliki websiteyang dikelola oleh perangkat desa. Selain itu, desaini juga sedang mengembangkan Wisata EdukasiPelatihan Pembuatan Gerabah. Desa Kundisarimemiliki beragam potensi di bidang kesesenian yangada dan dimiliki, yang terdiri 4 (empat) potensi,seperti : kerajinan gerabah, kesenian kuda lumping,sholawatan dan rebana, serta seni musik dangdut.

D. Metode Pengabdian Kepada MasyarakatMetode yang digunakan secara umum

dalam pengabdian kepada masyarakat di DesaKundisari melalui pendampingan Iptek (IlmuPengetahuan dan Teknologi). Pendampingan adalahpekerjaan yang dilakukan oleh fasilitator ataupendamping masyarakat dalam berbagai kegiatan

Page 6: PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI ... - Jurnal

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

6 Volume 10 No. 1 Juni 2019

program. Fasilitator juga seringkali disebut fasilitatormasyarakat (community facilitator/CF) karenatugasnya lebih sebagai pendorong, penggerak,katalisator, motivator masyarakat, sementara pelakudan pengelola kegiatam adalah masyarakat sendiri.

Pendampingan sebagai suatu strategi yangumum digunakan oleh pemerintah dan lembaga nonprofit dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitasdari sumber daya manusia, sehingga mampumengidentifikasikan dirinya sebagai bagian daripermasalahan yang dialami dan berupaya untukmencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.Kemampuan sumber daya manusia sangatdipengaruhi oleh keberdayaan dirinya sendiri. Olehkarena itu sangat dibutuhkan kegiatanpemberdayaan disetiap kegiatan pendampingan.Suharto (2005 : 93) menguraikan bahwapendampingan merupakan satu strategi yang sangatmenentukan keberhasilan program pemberdayaanmasyarakat, selanjutnya dikatakannya pula dalamkutipan Payne (1986) bahwa pendampinganmerupakan strategi yang lebihmengutamakan ”making the best of the clientsresources”. Keterlibatan masyarakat sebagaisumber daya manusia untuk memberdayakandirinya, merupakan potensi untuk mencapai tujuanmasyarakat, yaitu dari masyarakat, oleh masyarakatdan untuk masyarakat.

Secara teknis pelaksanaan pendampingan,disesuaikan dengan tawaran solusi untukmenyelesaikan permasalahan yang ada, yaitu :1. Metode pendampingan dalam pengembangan

dan pengelolaan seni kerajinan berbasis bambudan batik eco print sebagai cinderamata(souvenir).

2. Metode pendampingan dalam pengembangandan pengelolaan manajemen sumber dayamanusia untuk menyusun rintisan desa wisatakreatif.

3. Metode pendampingan dalam pengembanganuntuk perancangan Environment GraphicDesign melalui beberapa tahapan dan prosesmenurut David Gibson (2009 : 34) yang terdiridalam 3 (tiga) tahapan besar, yaitu: perencanaan,

desain dan implementasi dengan melalui teknispelatihan, pendampingan, dan workshop bagiwarga masyarakat Desa Kundisari, dimanasebuah desain atau rancangan dapat dijelaskansebagai sebuah usaha untuk memformulasikanunsur fisik yang paling objektif dan merupakantindakan dan inisiatif untuk mengubah karyamanusia (Acher 1965, Alexander 1963, Jones1970 dalam Agus Sachari (2002 : 4)), dimanasecara garis besar perancangannya meliputi 3(tiga) tahapan, yaitu sebagai berikut :a. Tahapan Identifikasi Masalah (Envisioning

Phase)b. Tahapan Perencanaan (Planning Phase)c. Tahapan Desain/Rancangan (Developing

Phase)

Tahapan pengabdian kepada masyarakatdapat dilihat dari bagan alur, seperti dibawah ini :

Bagan 1. Kerangka Alur Pengabdian KepadaMasyarakat

E. Pelaksanaan Pengabdian KepadaMasyarakat

Solusi permasalahan yang diperlukan DesaKundisari dalam program pengabdian kepadamasyarakat ini yang khusus untuk bertujuanmengembangkan potensi industri kreatif dalam

Page 7: PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI ... - Jurnal

Basnendar Herryprilosadoso: Pengembangan Potensi Masyarakat melalui Industri Kreatif...

Volume 10 No. 1 Juni 2019 7

rangka mendukung rintisan desa wisata di DesaKundisari, Kecamatan Kedu, Temanggung.Kegiatan ini meliputi tiga aspek yang sudahdirumuskan sebagai permasalahan yang utama.Metode yang digunakan melalui tahapan, yaitu :Tahapan Observasi, Tahapan Pendampingan,Tahapan Perancangan, dan Tahapan Implementasi.

1. Pengembangan Industri Kreatif SeniKerajinan Berbasis Bambu

Potensi bidang industri kreatif yang bisaditerapkan di desa Kundisari, dimana banyak tumbuhpohon bambu yang di wilayah desa Kundisari bisasebagai alternatif perancangan souvenir berbahandari bambu. Bambu yang banyak tumbuh bisadijadikan materi pembuatan souvenir maupunproduk fungsional, berupa lampu hias, hiasandinding, dan produk fungsional lainnya.

Gambar 1. Tumbuhan Bambu di Pasar Papringan,Temanggung

Sumber : Dokumentasi Kabupaten Temanggung,2018

Kendala yang dihadapi dalam prosespembuatan kerajinan ini, yaitu antara lain, belumadanya pelatihan dan ketrampilan tentang senikerajinan bambu, belum adanya kesadaran bagimasyarakat akan potensi yang bisa dikembangkandari seni kerajinan bambu tersebut, dan belumadanya wahana atau media untuk memasarkanproduk kerajinan bambu ke konsumen. Makakegiatan yang bisa dilakukan adalah melakukan

pendampingan kepada masyarakat melalui pelatihanseni kerajinan bambu dengan metode pemaparan,demo, dan praktik langsung. Pendampingandilakukan di Aula MI Miftahul Fallah, DesaKundisari, Temanggung dengan peserta wakil darikarang taruna, warga desa dan perangkat desasekitar 35 peserta yang diadakan selama 3 (tiga )hari mulai hari Kamis - Sabtu, 9 -11 Agustus 2018.

Kegiatan pendampingan yang dibantu olehmahasiswa KKN ini juga menampilkan metodemerancang kerajinan berbasis bambu, melalui bentukproduk asli sehingga peserta akan lebih tahu bentuknyata dari produk tersebut, produk yang ditampilkanbaik di materi presentasi juga berupa prototipe,seperti dalam gambar dibawah ini.

Gambar 2. Prototipe Kerajinan dari BahanBambu Berupa Lampu Hias.

Sumber : Dok. Mahasiswa KKN ISI Surakarta,2018

Tahapan yang harus dilakukan untukmembuat membuat aksesoris interior dari bambuadalah sebagai berikut : pembuatan desain,pemotongan bambu, pengupasan bambu,pengeringan bambu, pengukiran bambu, finishingdan pemasangan lampu. Selanjutnya pelatihandilakukan dengan praktek langsung merancangkerajinan lampu hias dari bambu. Pelatihandilakukan dimana peserta langsung praktek denganpendampingan dari tim mahasiswa KKN sehinggadiharapakan peserta dari masyarakat desa Kundisaribisa langsung mengetahui bagaimana prosespembuatan produk tersebut.

Page 8: PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI ... - Jurnal

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

8 Volume 10 No. 1 Juni 2019

Gambar 3. Proses Membuat Desain PembuatanLampu Bambu

Sumber : Dok. Mahasiswa KKN ISI Surakarta,2018

Pelatihan pada hari pertama pemaparanmateri secara umum, pada hari kedua berupapelatihan membuat desain rancangan lampu hias daribambu, rancangan diawali dari menggambar polapada kertas yang sudah disesuaikan dengan ukurantinggi dan diameter dari bambu yang sudah dipotong.

Gambar 4. Proses Membuat Kap Lampu BambuSumber : Dok. Mahasiswa KKN ISI Surakarta,

2018

Pelatihan pada hari kedua, prosesmemotong bagian batang bambu yang sesuai desainsehingga bagian yang dilubangi sebagai tempat sinarlampu. Beragam pola sederhana namun tetapmenarik yang diterapkan pada batang bambumembentuk lampu hias yang cukup menarik.

Gambar 5. Proses Pembuatan Kap Lampu danTahap Finishing

Sumber : Dok. Mahasiswa KKN ISI Surakarta,2018

Pelatihan ini bertujuan untuk mendukungrintisan desa wisata di Desa Kundisari, sehingga adamateri produk unggulan serta juga dapat berfungsisebagai souvenir atau cinderamata yang akandipasarkan di rintisan desa wisata Desa Kundisari.Hasil pelatihan ini ikut dipamerkan dalam softlaunching rintisan desa wisata Kundisari.

Gambar 6. Produk Kerajian Bambu HasilPelatihan Dalam Pameran

Soft Launching Rintisan Desa Wisata KundisariSumber : Basnendar H, 2018

Beragam produk kerajinan khusunya berupalampu hias dipamerkan dan mendapat apresiasi yangcukup bagus sehingga bisa menjadi acuan untukmeningkatkan potensi kerajinan tersebut dengandidukung bahan baku yang melimpah di lokasiwilayah Desa Kundisari.

Page 9: PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI ... - Jurnal

Basnendar Herryprilosadoso: Pengembangan Potensi Masyarakat melalui Industri Kreatif...

Volume 10 No. 1 Juni 2019 9

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Industri Kreatif SeniKerajinan Batik Eco Print

Potensi bidang industri kreatif lainnya yangbisa diterapkan di desa Kundisari, adalah pembuatanbatik dengan tehnik eco print, dimana banyaktumbuh-tumbuhan yang ada sehingga bisa digunakandalam pembuatan batik eco print. Pewarnaandengan menggunakan unsur-unsur alami ini tidakakan mengakibatkan kerusakan bumi. Teknik alamiini membutuhkan waktu yang lama, tapi disinilahletak keindahannya. Proses pewarnaan alamimembuat kita belajar untuk menghargai alam yangtelah memberikan kehidupan. Ecoprint disebut unikkarena tidak bisa diulang.

Bahan pewarna (daun atau bunga) yangdigunakan tidak sama, bahan pewarna yangdigunakan di satu tempat dan di tempat lain akanberbeda. Bahkan dua sisi daun yang digunakan puntidak bisa sama. Beragam produk kerajinan bisadihasilkan lewat batik eco print dijadikan materipembuatan souvenir maupun produk fungsional,berupa sarung bantal, kain penutup jendela, produkfashion, dan produk fungsional lainnya. Pelatihandilaksanakan pada 13 Agustus 2018 dengan pesertasekitar 100 peserta melalui media kain 30 x 30 cmbertempat di Balai Desa Kundisari.

Ecoprint merupakan teknik cetak yangmenggunakan pewarna alami. Teknik sederhana yangtidak melibatkan mesin atau cairan kimia. Teknik inidiaplikasilan pada bahan berserat alami seperti kainkanvas atau katun yang mampu menyerap warnadengan baik. Pencetakan yang ramah lingkungan inidilakukan dengan menyerap pigmen dari tumbuhanuntuk membuat warna yang menarik. Pewarnaan inidilakukan dengan menimbulkan warna tertentu padaserat selulosa (kapas, linen) atau protein (sutra, wol)tanpa mewarnai benang secara merata. Berbedadengan teknik pewarnaan yang dilakukan di pabrikdengan menggunakan bahan kimia. Pewarnaantradisional atau ecoprint ini lebih memanfaatkantanaman yang tidak dikenal sebagai sumberpewarna. Hasil pencetakan ecoprint ini  sangat

bervariasi sesuai dengan jenis tanaman, bagiantanaman yang digunakan, waktu pengolahan, tingkatpH, kualitas air, metode pengolahan, jenis serat(selulosa, sintetis atau protein) dan lainnya. Carayang paling sederhana dilakukan untukproses ecoprint adalah dengan meletakkan bungaatau daun di atas kain, kemudian memukulnyadengan menggunakan palu. Daun atau bunga akanmeninggalkan bekas warna pada kain. Prosessederhana ini tidak membutuhkan waktu lama.Namun hasil pewarnaannya juga akan tetap unik danmenarik.

Kendala yang dihadapi dalam prosespembuatan kerajinan ini, yaitu antara lain, belumadanya pelatihan dan ketrampilan tentang batik ecoprint, belum adanya kesadaran bagi masyarakatakan potensi yang bisa dikembangkan dari batik ecoprint, dan belum adanya wahana atau media untukmemasarkan produk ramah lingkungan. Makakegiatan yang bisa dilakukan adalah melakukanpendampingan kepada masyarakat melalui pelatihanbatik eco print dengan metode pemaparan, demo,dan praktik langsung.

Pendampingan dilakukan oleh mahasiswaKKN ISI Surakarta dengan mempertimbangakansituasi dan kondisi dimana peserta yang sebagianbesar belum mengetahui dasar-dasar teknik batikeco print, maka pelatihan lebih bersifat dasar danpraktik langsung. Jumlah peserta yang berjumlahsekitar 100 peserta memperlihatkan antusiasme danminat warga yang khususnya warga perempuan.

Kegiatan pendampingan yang dibantu olehmahasiswa KKN ini juga menampilkan bagaimanamembuat batik dengan mudah melalui teknik ecoprint, dimana teknik tersebut lebih mudah dilakukanserta penggunaan alat dan bahan bisa didapatkan dilokasi desa tersebut. Pelatihan langsung denganmedia bahan kain yang sudah dipotong bujursangkar dengan ukuran 30 x 30 cm kepada setiappeserta, kemudian mentor pendamping akanmemberi materi disertai demo praktik langsung.Selanjutnya pelatihan dilakukan dan pesertamenirukan teknik serta penggunaan alat dan bahan.Pelatihan dilakukan dimana peserta langsung praktek

Page 10: PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI ... - Jurnal

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

10 Volume 10 No. 1 Juni 2019

dengan pendampingan dari tim mahasiswa KKNsehingga diharapakan peserta dari masyarakat desaKundisari bisa langsung mengetahui bagaimanaproses pembuatan produk tersebut.

Gambar 7. Praktek Langsung dalam PelatihanBatik Eco Print

Sumber : Dokumentasi Mahasiswa KKN ISISurakarta, 2018

Pelatihan yang diperuntukkan kepada wargamasyarakat desa maka dipilih metode yang palingmudah dan dapata diterima oleh peserta sehinggamasyarakat bisa segera menerapkan pelatihanmetode batik eco print.

Gambar 8. Peserta Pelatihan dengan Hasil KaryaTeknik Batik Eco Print

Sumber : Dokumentasi Mahasiswa KKN ISISurakarta, 2018

Kegiatan dari beberapa pelatihan untukwarga Desa Kundisari akan diikutsertakan dalam

program puncak acara program KKN ISISurakarta dimana juga untuk memperingati harikemerdekaan RI tahun 2018 berupa Expo KKNKundisari di Dusun Nyamplung pada 25 – 26Agustus 2018, serta sebagai bentuk soft launchingrintisan desa wisata Kundisari.

Gambar 9. Hasil Produk Hasil PelatihanKerajinan Bambu dalam Expo Kundisari

Sumber : Basnendar H, 2018

Event yang cukup meriah berisikan selainpameran produk pelatihan, juga ditampilkan potensidesa berupa gerabah, seni tari, senam lansia, danseni pertunjukkan lainnya yang dihadiri perwakilandari UNGRIS (Universitas PGRI Semarang),pejabat desa, kecamatan dan wakil dari BappedaKabupaten Temanggung.

Gambar 10. Hasil Produk Hasil Pelatihan BatikEco Print dalam Expo Kundisari

Sumber : Basnendar H, 2018

Page 11: PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI ... - Jurnal

Basnendar Herryprilosadoso: Pengembangan Potensi Masyarakat melalui Industri Kreatif...

Volume 10 No. 1 Juni 2019 11

Event ini cukup menarik pengunjung baikdari warga masyarakat maupun dari luar desa denganlokasi yang sangat potensi sebagai rujukan destinasibaru, berupa desa wisata tematik berbasis industrikreatif.

Gambar 11. Suasana dalam Expo KundisariDipenuhi Warga MasyarakatSumber : Basnendar H, 2018

KESIMPULAN

Pelatihan baik kerajinan bambu berupalampu hias serta batik teknik eco print ini bertujuanuntuk mendukung rintisan desa wisata di DusunNyamplung, Desa Kundisari, sehingga materi hasildari pelatihan yang produk unggulan serta juga dapatberfungsi sebagai souvenir atau cinderamata yangakan dipasarkan di rintisan desa wisata tersebut.Pelatihan dengan metode teknologi tepat guna sertabersiafat penerapan teknologi tepat guna inidisesuaikan dengan tingkat pemahaman warga desamelalui praktik langsung sekaligus berlatihmewujudkan produk yang ingin dicapai.

Hasil dari pelatihan ini secara garis besardapat diterima masyarakat dan produk-produk yangdihasilkan dapat ikut dipamerkan dalam eventpuncak program KKN yang berlokasi di DusunNyamplung bersamaan soft launching rintisan desawisata. Warga masyarakat dan pejabatpemenrintahan desa sanagat antusias dalam melihatproduk hasil pelatihan serta mendukung sekaliprogram sehingga bisa berlangsung dan

keberlanjutan di waktu mendatang. Beragam potensidesa, baik yang bersifat sumber daya alam maupunsumber daya manusia bisa menjadi daya pendukungutama sehingga keterlibatan masyarakat untukmemaksimalkan potensi yang ada di wilayahnyadapat dikembangkan serta untuk memajukan baikdari aspek ekonomi, pariwisata maupun aspeklainnya.

Peran serta dari masyarakat, serta pihak lainyang terlibat diperlukan sinergi antar mereka dalammendukung terwujudnya rintisan desa wisata yangsebagai program unggulan Desa Kundisari.Sinergitas pihak kampus dan akademisi dalammendukung program pelatihan kepada masyarakatdalam rangka pengembanganpotensi desa di bidangindustri kreatif sangat diperlukan, khususnyapelatihan teknologi tepat guna yang nantinya bisalangsung diterapkan oleh warga masyarakat desa.Walau masih banyak kendala yang harus dihadapi,namun program ini bisa menjadi pijakan yangberguna untuk mengawali rintisan desa wisatanantinya. Perhatian dari pemerintah desa, keluraha,kecamatan sampai kabupaten Temanggung tetapdibutuhkan agar program unggulan dari DesaKundisari bisa berlangung dan berkesinambungan.

Pelatihan ini sebagai stimulan kepadamasyarakat, sehingga partisipasi warga desa menjadipoint penting dalam mewujudkan program unggulanrintisan desa wisata sehingga nantinya dapat terwujuddesa wisata yang sesungguhnya. Saran yangbertujuan dalam keberlanjutan program pelatihan ini,baik kepada pihak kampus, warga masyarakat,aparat pemerintahan yaitu senantiasa konsisten danterus menerus merencankan program yangmendukung desa wisata agar kesejahteraanmasyarakat Desa Kundisari dapat meningkat denganadanya desa wista ini. Selain itu, alokasi waktu dandaya pendukung yang belum maksimal sehinggaprogram pelatihan dalam Program PengabdianKepada Masyarakat Tematik ini belum maksimalkepada masyarakat, sehingga diperlukan programberikutnya agar potensi yang ada di desa tersebutbisa lebih berkembang.

Page 12: PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI ... - Jurnal

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

12 Volume 10 No. 1 Juni 2019

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sachari. 2002. Sosiologi Desain, Bandung:Penerbit ITB.

Basnendar Herryprilosadoso, dkk. 2007. IdentitasVisual Desa Wisata BatikCokrokembang Melalui EnvironmentGraphic Design SebagaiPengembangan di Kabupaten Pacitan.Acyinta, Jurnal Penelitian Seni Budaya,Volume 9. No. 1 Juni 2007, ISSN: 2085-2444.

Edi Suharto,. 2005. Membangun MasyarakatMemberdayakan Rakyat. Bandung. PTRefika Aditama.

Gibson, David. 2009. The Wayfinding Handbook,Information Design for Public Places..Princenton Architectural Press. New York.

Inskeep, Edward, 1991. Tourism Planning AnIntegrated and SustainableDevelopment Approach, 1 Edition, JohnWilley Publishing.

Nuryanto Adhi, 2016. dkk. Perencanan DanPerancangan Desa Wisata KampungTajur Kahuripan di Kab. Purwakarta-Jawa Barat Berbasiskan ArsitekturTradisional Sunda. Makalah SeminarNasional Arsitektur SCAN UAJY-Yogyakarta

Oka Yoeti.1996. Pengantar Ilmu Pariwisata.Bandung : Angkasa

Payne, Malcolm. 1986. Social care in TheCommunity. London: MacMillan.

Ranang AS, Basnendar H, dan Asmoro NPA, 2010.Animasi Kartun, dari Analog SampaiDigital, Penerbit PT. Indeks, Jakarta,ISBN 979-062-149-3

Sapta Nirwandar. 2014. Building WOW, IndonesiaTourism and Creative Industry, Jakarta,Gramedia Pustaka Utama.

Soetarso Priasukmana dan R. Mohamad Mulyadin.2001. Pembangunan Desa Wisata :Pelaksanaan Undang-UndangOtonomi Daerah, Motto : Back toVillage, Act Locally, Think Globally.Jurnal I N F O S O S I A L E K O N OM I. Vol. 2 No.1.

The Association of Registered Graphic Designersof Ontario. 2010. Access Ability: APractical Handbook On AccessibleGraphic Design. RGD Ontario.

Wiendu Nuryanti. 1993. Concept PerspectiveandChallenges. Makalah bagian dariLaporan Konferensi Internasionalmengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.