PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

20
PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU TERCETAK : STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Yani Soraya, Utami Budi Rahayu Hariyadi Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia Abstrak Skripsi ini membahas tentang kegiatan pengembangan koleksi buku tercetak di Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta serta penerapannya mulai dari analisis kebutuhan pemustaka, seleksi koleksi, pengadaan, penyiangan, evaluasi dan pemeliharaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian ini adalah bahwa perpustakaan UNJ belum memiliki kebijakan secara tertulis untuk kegiatan pengembangan koleksi. Saran penelitian ini adalah perpustakaan UNJ perlu membuat kebijakan pengembangan koleksi secara tertulis agar dapat membantu mengatur proses pengembangan koleksi. Kebijakan ini memerlukan kerjasama antara perpustakaan UNJ dengan pihak universitas dan fakultas sehingga pelaksanaan kegiatan pengembangan koleksi dapat dilakukan secara maksimal. Kata Kunci : Pengembangan koleksi, perpustakaan perguruan tinggi Abstrack The focus of this study is collection development in The Jakarta State University Library and its implementations, from community analysis, selection, acquisition, weeding, evaluation and preservation. This research used qualitative approach with a case study methods. The results of this research revealed that Jakarta State University Library does not have a written collection development policy which makes the collection development. It is sugggested that The Jakarta State University Library should have a written collection development policy for collection development process. This policy requires cooperation between The Jakarta State University Library with university administrator and faculty members so that the implementation of collection development activities can be done properly. Keyword: Collection Development, academic library Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Transcript of PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

Page 1: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU

TERCETAK : STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS

NEGERI JAKARTA Yani Soraya, Utami Budi Rahayu Hariyadi

Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

Abstrak

Skripsi ini membahas tentang kegiatan pengembangan koleksi buku tercetak di Perpustakaan

Universitas Negeri Jakarta serta penerapannya mulai dari analisis kebutuhan pemustaka,

seleksi koleksi, pengadaan, penyiangan, evaluasi dan pemeliharaan. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian ini adalah

bahwa perpustakaan UNJ belum memiliki kebijakan secara tertulis untuk kegiatan

pengembangan koleksi. Saran penelitian ini adalah perpustakaan UNJ perlu membuat

kebijakan pengembangan koleksi secara tertulis agar dapat membantu mengatur proses

pengembangan koleksi. Kebijakan ini memerlukan kerjasama antara perpustakaan UNJ

dengan pihak universitas dan fakultas sehingga pelaksanaan kegiatan pengembangan koleksi

dapat dilakukan secara maksimal.

Kata Kunci : Pengembangan koleksi, perpustakaan perguruan tinggi

Abstrack

The focus of this study is collection development in The Jakarta State University Library and

its implementations, from community analysis, selection, acquisition, weeding, evaluation

and preservation. This research used qualitative approach with a case study methods. The

results of this research revealed that Jakarta State University Library does not have a written

collection development policy which makes the collection development. It is sugggested that

The Jakarta State University Library should have a written collection development policy for

collection development process. This policy requires cooperation between The Jakarta State

University Library with university administrator and faculty members so that the

implementation of collection development activities can be done properly.

Keyword: Collection Development, academic library

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 2: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dalam Undang-Undang No 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, khususnya pada

pasal 1, disebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya

cetak, dan/atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi

kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Salah

satu jenis perpustakaan yang menyediakan kebutuhan pemustaka menurut pasal 20 dalam

Undang-Undang tersebut di atas adalah perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan

Perguruan Tinggi sebagai pusat sumber informasi sedapat mungkin menyediakan informasi

terbaru demi memenuhi kebutuhan informasi pemustakanya dan kelangsungan kegiatan

akademis di Perguruan Tinggi tersebut. Semakin banyak ragam muatan kurikulum disajikan

dalam perguruan tinggi atau universitas, maka semakin banyak pula koleksi perpustakaan

yang dibutuhkan. Ketersediaan koleksi perpustakaan terkait erat dengan kebijakan

pengembangan koleksinya. Kegiatan pengembangan koleksi yang dilakukan perpustakaan

adalah proses dalam menyediakan koleksi perpustakaan untuk pemustaka yang sesuai

kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan koleksi perpustakaan diperguruan tinggi harus diatur

dengan baik melalui perencanaan yang matang dan terarah yang terangkum dalam kebijakan

pengembangan koleksi perpustakaan.

Universitas Negeri Jakarta (selanjutnya disebut UNJ) merupakan perguruan tinggi

negeri yang ada di Jakarta, berdiri pada tahun 1964. UNJ memiliki 50 program studi tingkat

sarjana yang tersebar di 7 fakultas, selain itu juga ada beberapa program pasca sarjana. UNJ

saat ini memiliki lebih dari 24.000 mahasiswa setiap tahunnya. Pemanfaatan koleksi

perpustakaan bagi mahasiswa merupakan tuntutan agar mahasiswa dapat membekali diri

dengan informasi yang membantu dalam proses belajar mengajar, selain itu tantangan

pekerjaan membutuhkan menunutut lulusan yang berwawasan dan dapat memahami

perkembangan ilmu pengetahuan. Selain mahasiswa, Dosen dan staf administrasi juga

termasuk pemustaka yang memanfaatkan Perpustakaan UNJ untuk memenuhi kebutuhan

informasinya.

Pengembangan koleksi di perpustakaan UNJ menarik untuk dibahas karena penulis

melihat pengembangan koleksi belum berjalan dengan maksimal. Selama di lapangan penulis

melihat ada koleksi buku teks yang jumlah eksemplarnya terlalu banyak. Pengadaan jumlah

eksemplar yang banyak akan berguna jika buku tersebut adalah buku yang dibutuhkan

pemustaka. Namun setelah penulis melihat tanggal pengembalian yang berada di belakang

buku, judul buku tersebut sangat jarang dipinjam pengguna, selain itu peneliti juga melihat

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 3: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

ada koleksi tersebut merupakan koleksi tahun terbitan lama. Saat ini pelaksanaan

pengembangan koleksi di perpustakaan UNJ masih ditemukan beberapa masalah, karena

koleksi yang dikembangkan belum sesuai sasaran dan tidak dimanfaatkan secara maksimal.

Hal ini terkait belum adanya kebijakan pengembangan koleksi secara tertulis. Berbagai

kegiatan lain yang terkait dalam proses pengembangan koleksi perpustakaan juga

mempengaruhi penggunaan koleksi di perpustakaan. Kegiatan ini ini seperti kegiatan seleksi,

evaluasi, penyiangan, evaluasi dan pemeliharaan koleksi perpustakaan. Pedoman yang

digunakan masih berupa Pedoman Operasional Standar yang belum mencakup seluruh proses

pengembangan koleksi. Di dalam peraturan Pedoman Operasional Standar hanya mengatur

mengenai proses pengadaan, seleksi, penyiangan, pemeliharaan dan pengolahan.

Perpustakaan UNJ telah memperoleh sertifikat ISO 9001-2008 pada bulan Desember

2008 dengan nilai baik karena telah memiliki kinerja dengan baik dalam melayani kebutuhan

pemustaka. Proses mendapatkan nilai itu dilakukan melalui pengawasan (supervisi) setiap

enam bulan sekali. Supervisi dilakukan baik secara internal maupun eksternal. Supervisi

secara internal dilakukan oleh UNJ, sedangkan secara eksternal dilakukan oleh World Quality

Assurance (WQA). Pada tahun 2012 dilakukan supervisi ketiga oleh WQA pada tanggal 13

Desember 2012. Hasilnya adalah perpustakaan masih berhak memperoleh sertifikat ISO.

Label ISO berpengaruh dalam meningkatkan kinerja pustakawan dalam melayani pemustaka,

serta berusaha dalam memenuhi kebutuhan pemustaka. Salah satu kriteria penilaian layanan

perpustakaan yang baik adalah dilihat dari kualitas koleksi perpustakaan. Setiap kegiatan lain

di perpustakaan akan bergantung pada koleksi perpustakaan yang bersangkutan.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pengembangan koleksi jenis buku tercetak di perpustakaan UNJ?

2. Apakah kendala yang dihadapi dalam proses pengembangan koleksi jenis buku

tercetak?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan kegiatan atau proses pengembangan koleksi jenis buku

tercetak di Perpustakaan UNJ

2. Untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam proses pengembangan koleksi

jenis buku tercetak?

1.4. Batasan Masalah

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 4: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

Dalam penelitian ini, saya membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu hanya pada

koleksi tercetak jenis buku teks dan buku rujukan.

2.1. Landasan Teori

2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Dalam Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 51), dijelaskan bahwa

perpustakaan perguruan tinggi merupakan unit pelaksana teknis yang bersama-sama dengan

unit lain melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam mengumpulkan, mengolah,

merawat, serta melayani sumber informasi kepada lembaga induk khususnya dan masyarakat

akademis pada umumnya. Perpustakaan perguruan tinggi seperti perpustakaan pada

umumnya, diharapkan pemustaka membantu pencarian informasi yang dibutuhkan melalui

koleksi perpustakaan yang tersedia, sehingga kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi tercapai.

Adapun misi Perpustakaan Perguruan Tinggi menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)

Nomor 7330:2009 tentang Perpustakaan Perguruan Tinggi (BSN, 2011:3) adalah:

1. Mengembangkan, mengorganisasi dan mendayagunakan koleksi perpustakaan

2. Menyelenggarakan pendidikan pemustaka

3. Meningkatkan literasi informasi pemustaka

4. Mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi yang ada

5. Melestarikan koleksi perpustakaan

2.2. Koleksi Perpustakaan

Koleksi merupakan salah satu faktor utama dalam menunjang keberadaan

perpustakaan. Tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai, perpustakaan tidak akan dapat

memberikan layanan yang baik kepada pemustakanya. Perpustakaan berkewajiban

membangun koleksi yang kuat demi kepentingan pemustaka. Dalam Pedoman Perpustakaan

Perguruan Tinggi (2004: 51), koleksi perpustakaan harus lengkap dalam arti beragam

subyeknya dan memadai besarnya agar dapat menunjang tujuan dan program perguruan tinggi

di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Besarnya koleksi perpustakaan perguruan tinggi ditentukan oleh berbagai faktor antara

lain jumlah program studi, jumlah mata kuliah, tingkat pendidikan, kegiatan penelitian. Selain

itu jumlah dosen dan mahasiswa harus pula di pertimbangkan untuk menghitung jumlah

eksemplar setiap judul. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 7330-2009

tentang perpustakaan perguruan tinggi(BSN, 2011: 7), bahwa perpustakaan perguruan tinggi

menyediakan bahan bacaan mata kuliah yang ditawarkan di perguruan tinggi masing-masing

disediakan tiga eksemplar untuk tiap seratus mahasiswa.

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 5: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

2.3. Pengembangan Koleksi (Collection Development)

Pengembangan koleksi adalah awal dari pembinaan koleksi perpustakaan yang

bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan kebutuhan dan jumlahnya selalu mencukupi bagi

pemustaka. Evans dalam bukunya Developing Library and Information Center Collection

(2000: 15), mengemukakan bahwa proses pengembangan koleksi di perpustakaan adalah

suatu proses mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan koleksi perpustakaan dalam

mendukung kebutuhan dan sumber daya pemustaka yang dilayani perpustakaan.

Gambar 1: Bagan proses pengembangan koleksi ( Evan. 2005: 20)

Menurut Paul H. Mosher yang dikutip oleh Johnson menulis bahwa pengembangan

koleksi adalah proses yang seharusnya perpustakaan perlu membuat kebijakan pengembangan

koleksi secara tertulis. Evans (2000: 51), menyatakan bahwa kebijakan pengembangan

koleksi merupakan pernyataan tertulis dari perencanaan kegiatan dan berisi informasi yang

digunakan untuk memberikan pedoman bagi staf perpustakaan dalam berfikir dan membuat

keputusan. Kebijakan yang dibuat secara tertulis menurut Disher dalam bukunya Crash

Course in Collection Development (2007: 46), diperlukan untuk mendapatkan kejelasan

dalam membuat keputusan mengenai koleksi yang dimiliki. Menurut Frank W. Hoffmann dan

Richard J. Wood seperti yang dikutip oleh Johnson (2009: 77) mengidentifikasikan komponen

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 6: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

penting apa saja yang harus dipertimbangkan dalam kebijakan pengembangan koleksi yang

baik. Komponen tersebut yaitu: pernyataan tujuan, pernyataan latar belakang,

pertanggungjawaban pengembangan koleksi, misi, tujuan, sasaran, target pengguna, anggaran

dan biaya, kriteria evaluasi, format, terbitan pemerintah, perawatan untuk koleksi khusus,

koleksi khusus, berbagi sumber, layanan, alat bantu seleksi, hak cipta, kebebasan intelektual,

pengadaan, hibah dan petukaran, pemeliharaan koleksi, penyiangan, evaluasi koleksi, revisi

kebijkan, definisi istilah, daftar kata, bibliografi, dan lampiran.

2.3.1. Analisis Kebutuhan Pemustaka (Community Analisis )

Memahami kebutuhan pemustaka adalah kunci dalam membangun koleksi yang

relevan. Pengembangan koleksi yang sesuai kebutuhan akan meningkatkan pemanfaatan

penggunaan koleksi perpustakaan. Evans (2000: 17), menjelaskan bahwa proses

pengembangan koleksi diawali dengan mengenali komunitas pemustaka atau analisis

kebutuhan pemustaka. Pengembangan koleksi berfokus pada pemenuhan kebutuhan informasi

pemustaka yang dilayani.

Evans (2000: 35), menjelaskan analisis kebutuhan pemustaka dan pelayanan

perpustakaan dapat membantu menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk membuat

perencanaan pengembangan secara efektif. Analisis kebutuhan pemustaka ini membantu

pustakawan dalam menjawab pertanyaan tentang permintaan dan kebutuhan informasi dari

pemustaka, khususnya sivitas akademika yang selanjutnya akan menunjang proses

pengembangan koleksi. Perpustakaan biasanya melakukan analisis kebutuhan pemustaka

dengan berbagai cara tergantung kebijakan yang telah ditetapkan diantaranya membuat

kuisioner, ada juga melalui statistik peminjaman.

2.3.2. Kebijakan Seleksi ( Selection Policies )

Dalam membuat kebijakan seleksi harus mengetahui kebutuhan pemustaka saat ini

dan apa yang yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, artinya

mengumpulkan alat bantu seleksi dan meminta pendapat pustakawan, pakar, serta pemustaka.

Dalam perpustakaan perguruan tinggi, pakar yang dimaksud adalah dosen perguruan tinggi

tersebut, sedangkan pemustaka yang dilibatkan yaitu mahasiswa. Pada kegiatan menyeleksi

koleksi perpustakaan, perpustakaan perguruan tinggi mempunyai berbagai kriteria yang

dijadikan pertimbangan bagi pustakawan agar bahan pustaka yang dipilih tepat dan sesuai

dengan kebutuhan. Disher (2007: 77) menjelaskan kriteria seleksi sebagai berikut:

1. Subjek

2. Permintaan dan potensi penggunaan

3. Koleksi perpustakaan yang berkualitas.

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 7: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

4. Pertimbangan lain, yaitu: pengarang, penerbit, format koleksi perpustakaan,

biaya, pemustaka dan tanggal penerbitan.

2.3.3. Seleksi (Selection)

Kebijakan pengembangan koleksi dimulai dengan kegiatan memilih koleksi

perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka, maka akan diperoleh pengembangan

koleksi yang baik pula. Definisi tentang seleksi koleksi dijelaskan Evans (2005: 18), bahwa

seleksi koleksi adalah proses memutuskan koleksi apa saja yang dibutuhkan oleh

perpustakaan. Proses ini termasuk memutuskan diantara koleksi perpustakaan yang tersedia

manakah yang menyediakan informasi tentang subjek yang sama; memutuskan apakah

informasi yang dimuat dalam koleksi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan; atau

memutuskan apakah koleksi perpustakaan yang digunakan tersebut dapat diterima oleh

pemustaka. Lebih lanjut Evans (2005: 91), menjelaskan tahapan proses seleksi adalah sebagai

berikut:

1. Pustakawan harus mengidentifikasi kebutuhan koleksi dalam hal subjek dan format

2. Menentukan jumlah anggaran yang tersedia untuk pengembangan koleksi

3. Mengembangkan rencana untuk mengidentifikasi potensi penggunaan koleksi yang

dibutuhkan.

4. Melakukan pencarian untuk koleksi perpustakaan yang diinginkan.

Dalam Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:53), dijelaskan bahwa

memilih koleksi perpustakaan memerlukan alat bantu perpustakaan. Alat bantu yang dapat

digunakan untuk memilih koleksi perpustakaan adalah: silabus, bibliografi, tinjauan dan

resensi, pangkalan data perpustakaan lain serta umber-sumber dari internet. Alat bantu seleksi

harus mampu membantu pustakawan dalam mempertimbangkan bahan pustaka yang dipilih

agar efektif dan optimal. Alat bantu seleksi juga harus dipilih dengan cermat oleh pustakawan

dan diharapkan alat bantu bantu seleksi tersebut dapat membantu memberikan informasi

mengenai koleksi perpustakaan yang diperlukan. Setiap alat bantu seleksi harus

mempertimbangkan kedua hal, seperti yang dijelaskan oleh Clayton and Gorman (2001: 102),

yaitu: pertama, alat bantu seleksi harus dapat mengidentifikasi koleksi perpustakaan, dan

menyediakan informasi yang cukup pada pustakawan untuk memutuskan apa saja koleksi

perpustakaan yang dibutuhkan tersebut; ini berarti alat tersebut berfungsi sebagai alat

pengingat. Kedua, alat bantu seleksi harus dapat digunakan untuk mengevaluasi koleksi

perpustakaan, atau memberitahu pustakawan tentang koleksi perpustakaan yang baik yang

sesuai dengan kebutuhan, dan jika tidak sesuai berarti alat bantu seleksi tersebut gagal; ini

berarti alat tersebut harus berfungsi sebagai alat evaluasi.

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 8: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

2.3.4. Pengadaan (Acquisitions)

Pengadaan merupakan kegiatan inti dalam pengembangan koleksi. Kegiatan

pengadaan merupakan proses mendapatkan koleksi perpustakaan setelah melalui proses

seleksi, dengan cara pembelian, sumbangan maupun hadiah. Evans (2005: 315), menjelaskan

bahwa bagian pengadaan juga mengumpulkan data-data dari terbitan, penerbit-penerbit baru,

dan jasa pelayanan yang baru yang mungkin diperlukan bagi pengadaan. Proses pengadaan

pada dasarnya sama, yaitu: pencarian koleksi perpustakaan, pemesanan, penerimaan koleksi

perpustakaan, mengatur anggaran keuangan, dan menyimpan koleksi perpustakaan yang telah

tersedia.

Pengadaan koleksi perpustakaan dapat dilakukan dengan pertimbangan tetap

memperhatikan kebutuhan informasi pemustaka dengan cara memberikan koleksi

perpustakaan yang mutakhir dan relevan sesuai dengan kebutuhan. Dalam Pedoman

Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 55), dijelaskan cara pengadaan koleksi perpustakaan

dilaksanakan dengan cara pembelian, tukar menukar, hadiah atau sumbangan, titipan, dan

terbitan sendiri.

2.3.5. Penyiangan( Deselection)

Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar koleksi perpustakaan yang

sudah tidak sesuai lagi dapat diganti dengan koleksi perpustakaan yang baru. Dalam Pedoman

Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 65), dijelaskan penyiangan koleksi adalah pemilahan

koleksi perpustakaan yang dinilai tidak bermanfaat lagi bagi perpustakaan. Menurut Spiller

dalam Providing Materials for Library User (2000: 98), bahwa penyiangan biasanya

menggambarkan pengurangan jumlah koleksi perpustakaan dari rak. Sebuah asumsi dasar dari

proses penyiangan adalah bahwa nilai sebuah buku dapat dilihat dan dapat diperkirakan dari

jumlah penggunaan buku tersebut oleh pemustaka, yang berarti dapat dilihat dari peminjaman

dan pencarian oleh pemustaka.

Proses ini harus dilakukan secara berhati-hati, konsisten dengan kebijakan dan tujuan

kelembagaan, dan mengerti terhadap kebutuhan pemustaka. Hal ini juga dijelaskan oleh

Evans (2000: 412), bahwa pedoman dalam kegiatan penyiangan ini hendaknya mencangkup

kriteria untuk mengidentifikasikan koleksi perpustakaan yang harus dikeluarkan,

menyebutkan siapa yang melakukan penyiangan, frekuensi penyiangan, dan apa yang harus

dilakukan dengan koleksi perpustakaan yang dikeluarkan.

Dalam Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 65), dijelaskan bahwa

kriteria koleksi perpustakaan yang perlu dilakukan penyiangan yaitu: koleksi perpustakaan

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 9: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

yang isinya sudah tidak relevan dengan program perguruan tinggi, isinya sudah rusak, koleksi

yang sudah ada edisi barunyaya, jumlah eksemplarnya terlalu banyak, serta koleksi yang

fisiknya sudah rusak.

2.3.6. Evaluasi (Evaluation)

Sujana dalam artikelnya yang berjudul mengoptimumkan pengembangan koleksi

(2008:1), menjelaskan bahwa evaluasi koleksi adalah kegiatan menilai koleksi perpustakaan

baik dari segi ketersediaan koleksi itu bagi pemustaka maupun pemanfaatan koleksi bagi

pemustaka. Perpustakaan perlu melakukan evaluasi koleksi secara periodik dan sistematik

untuk memastikan bahwa koleksi itu mengikuti perkembangan kebutuhan pemustaka yang

dilayani. Tujuan dari evaluasi koleksi menurut Clayton dan Gorman ( 2001:162) adalah:

1. Untuk mengetahui secara akurat pemahaman atas cakupan, kedalaman, dan

kegunaan dari koleksi perpustakaan.

2. Untuk membantu dalam penyusunan kebijakan pengembangan koleksi

3. Untuk mengukur efektifitas atau keberhasilan kebijakan pengembangan koleksi

4. Untuk menentukan kecukupan dan kualitas koleksi

5. Pedoman untuk melaksanakan penyiangan dan pengawasan koleksi.

Dalam melakukan kegiatan evaluasi, pustakawan dapat melakukan teknik atau cara

untuk dapat mengukur kualitas koleksi perpustakaan bagi pemustaka. Evans (2000: 434-442),

menyatakan bahwa teknik-teknik pengukuran atau evaluasi koleksi perpustakaan dapat dibagi

menjadi:

1. Teknik yang berfokuskan koleksi perpustakaan

Teknik-teknik ini digunakan untuk mengukur cakupan, besarnya, dan

kedalaman suatu koleksi atau bagian dari koleksi perpustakaan. Teknik ini

memanfaatkan berbagai daftar (checklist), katalog, bibliografi, dan mencakup juga

kegiatan lain seperti pemeriksaan bahan di rak, dan pengumpulan statistik.

2. Teknik berfokuskan penggunaan

Teknik ini bertujuan apakah suatu buku, majalah, atau bagian tertentu dari

koleksi yang digunakan dan siapa yang menggunakannya. Penekanan dapat pada

penggunaan, dan dapat pada pemustaka.

2.4. Pemeliharaan Koleksi (Collection Preservation )

Kondisi koleksi perpustakaan ditentukan oleh pemakaian, pengamanan, dan

perawatannya. Kerusakan koleksi perpustakaan memang sulit dihindari, tetapi usia koleksi

perpustakaan dapat diperpanjang dengan perawatan secara teratur. Dalam Pedoman

Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 64), bahwa kerusakan pada buku disebabkan kan

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 10: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

berbagai faktor diantaranya faktor mekanis, kimiawi, dan hayati. Salah satu pemeliharaan

yang dapat dilakukan oleh pustakawan adalah dengan pelestarian atau preservasi. Dalam

pedoman Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 64), dijelaskan melestarikan

koleksi perpustakaan dapat dilakukan dengan cara menjilid, melaminasi, dan menyampul.

Pemeliharaan lain yang bisa dilakukan adalah dengan memperhatikan perlindungan dari

cahaya, baik cahaya matahari maupun cahaya lampu. Hal ini dikarenakan cahaya dapat

memberikan efek memudarkan pada buku. Menurut Clayton dan Gorman(2001: 188),

penyimpanan koleksi perpustakaan yang ideal adalah di tempat yang tidak terkena cahaya

langsung. Dengan memperhatikan perlindungan dari cahaya, maka akan meminimalkan

kerusakan koleksi perpustakaan.

3. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Menurut Creswell, penelitian

kualitatif merupakan metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna oleh sejumlah

individu atau sekelompok orang yang berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan (2010:

4). Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai bagaimana

pengembangan koleksi buku di Perpustakaan UNJ. Sulityo-Basuki dalam bukunya Metode

Penelitian (2006: 110), menyebutkan bahwa penelitian deskriptif mencoba mencari deskripsi

yang tepat dan cukup dari semua aktivitas, objek, proses dan manusia.

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Metode studi kasus

menurut Stake dalam Creswell (2010: 20), merupakan metode penelitian dimana di dalamnya

peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau

sekelompok individu individu. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah

pengembangan koleksi tercetak di perpustakaan UNJ, sedangkan subjek penelitian ini adalah

informan yang akan saya wawancara yaitu, Kepala Perpustakaan UNJ, staf bagian pengadaan,

dosen, dan mahasiswa.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam adalah dengan wawancara,

observasi, dan studi literatur. Proses pengumpulan data dilakukan selama 8 bulan dari bulan

September – April. Setelah data-data telah didapatkan melalui beberapa teknik pengumpulan

data selanjutnya data-data tersebut harus diinterpretasikan atau dianalisis. Adapun langkah-

langkah yang dilakukan dalam analisis data menurut Creswell (2010: 276-283), adalah:

1. Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis.

2. Membaca keseluruhan data

3. Menganalisis lebih detail dengan mengkodekan data (coding)

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 11: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

Coding adalah proses mengolah materi atau informasi menjadi segmen-segmen tulisan

sebelum memaknainya.

4. Menerapkan proses pengkodean (coding) untuk mendeskripsikan setting, orang-

orang, dan tema-tema yang akan dianalisis.

5. Menginterpretasi atau memaknai data

4. Pembahasan

4.1. Pengembangan Koleksi

Dalam perpustakaan perguruan tinggi, pemustaka yang datang adalah sivitas

akademika yang terdiri dari mahasiswa dan dosen. Mahasiswa merupakan pemustaka yang

lebih sering memanfaatkan perpustakaan, karena sangat menunjang kegiatan perkuliahan

yang membutuhkan koleksi perpustakaan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Nia,

mahasiswa UNJ yang datang ke perpustakaan dengan tujuan mencari buku untuk tugas mata

kuliah. Perpustakaan merupakan prasarana yang didirikan untuk menunjang kegiatan belajar

mengajar yang merupakan bagian dari Tri Darma Perguruan Tinggi, seperti yang dijelaskan

dalam Pedoman Perpustaan Perguruan Tinggi (2004: 51), bahwa perpustakaan perguruan

tinggi merupakan unit pelaksana teknis yang bersama-sama dengan unit lain melaksanakan

Tri Darma Perguruan Tinggi dalam mengumpulkan, mengolah, merawat, serta melayani

sumber informasi kepada lembaga induk khusunya dan masyarakat akademis pada umumnya.

Perpustakaan yang ingin proses pengembangan koleksinya berjalan dengan terarah,

maka diperlukan sebuah kebijakan koleksi yang dapat dijadikan panduan bagi setiap

perpustakaan dalam melaksanakan kegiatan pengembangan koleksi. Berdasarkan informasi

yang dikatakan Ridha, UPT Perpustakaan UNJ belum memiliki kebijakan pengembangan

koleksi secara tertulis. Alasan Perpustakaan UNJ belum memiliki kebijakan pengembangan

koleksi karena untuk membuat kebijakan ini perlu diadakan rapat dengan mengundang orang-

orang di luar perpustakaan seperti dekan, dan dosen. Hal ini belum memungkinkan untuk

dilakukan karena masalah waktu yang belum terlaksana. Walaupun belum memiliki kebijakan

pengembangan koleksi secara tertulis, saat ini perpustakaan UNJ hanya memiliki SOP yang

dibuat pada tahun 2009. SOP tersebut yaitu tentang pengadaan, pengolahan, seleksi,

penyiangan dan pemeliharaan koleksi. Idealnya perpustakaan memiliki kebijakan

pengembangan koleksi secara tertulis, sehingga kebijakan ini dapat menjadi panduan bagi

pustakawan dalam melaksanakan pengembangan koleksi. Hal ini seperti dikatakan oleh Evans

(2000: 51), yang menyatakan bahwa kebijakan pengembangan koleksi merupakan pernyataan

tertulis dari perencanaan kegiatan dan berisi informasi yang digunakan untuk memberikan

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 12: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

pedoman bagi pustakawan untuk berfikir dan membuat keputusan. Pedoman ini akan menjadi

pertimbangan pustakawan dalam menentukan langkah apa yang akan dilakukan dalam proses

pengembangan koleksi, sehingga tujuan dari kegiatan ini yaitu pemenuhan kebutuhan

informasi pemustaka tercapai.

Menurut informan Andi, belum tersedianya kebijakan pengembangan koleksi secara

tertulis di perpustakaan UNJ mengakibatkan kegiatan pengembangan koleksi perpustakaan

belum berjalan secara maksimal. Kebijakan pengembangan koleksi secara tertulis merupakan

alat perencanaan dan sarana untuk mengkomunikasikan tujuan dan kebijakan pengembangan

koleksi. Perpustakaan UNJ hanya memiliki SOP sebagai pedoman dalam kegiatan

pengembangan koleksi. SOP bukanlah kebijakan pengembangan koleksi secara tertulis, hal

ini karena komponen dari SOP tidak menjelaskan secara rinci seperti komponen yang telah

disebutkan oleh Hoffmann & Wood. Menurut Frank W. Hoffmann dan Richard J. Wood

seperti yang dikutip oleh Johnson (2009:77) mengidentifikasikan komponen penting apa saja

yang harus dipertimbangkan dalam kebijakan pengembangan koleksi yang baik. Komponen

tersebut yaitu: pernyataan tujuan, pernyataan latar belakang, pertanggungjawaban

pengembangan koleksi, misi, tujuan, dan sasaran, target pengguna, anggaran dan biaya,

kriteria evaluasi, format, terbitan pemerintah, perawatan untuk koleksi khusus, berbagi

sumber, layanan, alat bantu seleksi, hak cipta, kebebasan intelektual, pengadaan, hibah dan

petukaran, pemeliharaan koleksi, penyiangan, evaluasi koleksi, revisi kebijkan, definisi istilah

dan daftar kata, bibliografi, dan lampiran. Kebijakan koleksi perlu disosialisasikan kepada

seluruh staf pustakawan, pihak universitas dan fakultas agar dapat memberikan pemahaman

dan konstribusi mengenai kebijakan pengembangan koleksi secara tertulis.

4.2.1. Analisis Kebutuhan Pemustaka (Community Analisis)

Pada umumnya salah satu kegiatan sebelum melakukan kegiatan seleksi adalah

dengan melakukan analisis kebutuhan pemustaka seperti yang dijelaskan Evans (2000:17),

bahwa proses pengembangan koleksi diawali dengan mengenali kebutuhan pemustaka. Istilah

analisis kebutuhan pemustaka berarti mengenali kelompok orang yang dilayani di

perpustakaan. Dalam pengembangan koleksi, analisis kebutuhan pemustaka berisi penilaian

informasi atau koleksi buku apa yang dibutuhkan oleh pemustaka.

Perpustakaan UNJ sebenarnya tidak memiliki kegiatan analisis kebutuhan pemustaka

secara khusus. Menurut Maya, perpustakaan UNJ tidak memiliki kegiatan analisis kebutuhan

pemustaka secara khusus. Perpustakaan UNJ menyediakan formulir usulan pemesanan buku,

untuk membantu pemustaka yang menginginkan koleksi yang dicarinya tersedia di

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 13: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

perpustakaan. Usulan ini selanjutnya akan dijadikan pertimbangan oleh pustakawan dalam

kegiatan pengadaan. Statistik juga menjadi pertimbangan dalam usaha mengetahui kebutuhan

pemustaka, yaitu dengan melihat jumlah pengunjung dan jenis koleksi yang dipinjam.

Formulir pemesanan buku dan statistik ini memang dapat mengetahui kebutuhan informasi

pemustaka,tetapi belum bisa membantu banyak dalam kegiatan analisis kebutuhan pemustaka.

Kedua cara ini belum bisa menjawab pertanyaan tentang permintaan dan kebutuhan

informasi pemustaka. Analisis kebutuhan pemustaka menurut Evans (2000:35), perlu

dilakukan agar dapat membantu menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk membuat

perencanaan pengembangan secara efektif.

Penggunaan formulir usulan pemesanan buku juga belum dilakukan secara efektif,

karena banyak pemustaka yang belum mengetahui keberadaan formulir tersebut. Pemustaka

yang mengisi formulir biasanya hanya kebetulan bertanya kepada pustakawan tentang buku

yang dicari tetapi tidak tersedia, kemudian pustakawan mengusulkan agar mengisi formulir

tersebut. Menurut Nia, bahwa dia sama sekali tidak mengetahui tentang adanya formulir

tersebut, hal ini dikarenakan tidak adanya sosialisasi atau petunjuk tentang formulir tersebut.

Sehubungan dengan itu Perpustakaan UNJ harus lebih aktif dalam sosialisasi mengenai

formulir usulan pemesanan tersebut bila ingin mengetahui kebutuhan pemustaka.

4.2.2. Kebijakan Seleksi

Kebijakan seleksi ini diperlukan untuk membantu pustakawan dalam memilih buku

yang akan dijadikan koleksi perpustakaan dan mana yang tidak. Pada umumnya kebijakan

seleksi ini berisi kriteria seleksi koleksi. Dalam melakukan seleksi, perpustakaan UNJ

memiliki beberapa kriteria mengenai koleksi yang akan dipilih. Menurut Ridha, kriteria yang

digunakan dalam seleksi koleksi perpustakaan di perpustakaan UNJ, yaitu subjek, format,

harga dan tahun terbit. Perpustakaan UNJ memprioritaskan koleksi perpustakaan yang

memang sesuai dengan program studi dan kurikulum di UNJ, karena koleksi perpustakaan

tersebut lebih dibutuhkan dan menunjang kegiatan belajar mengajar sivitas akademika UNJ.

Penerbit dan pengarang diutamakan yang berkualitas. Harga koleksi juga menjadi

pertimbangan pustakawan, yaitu harga koleksi perpustakaan dengan harga yang terjangkau,

walaupun tidak menutup kemungkinan untuk tetap membeli buku yang harganya cukup

mahal, misalnya saja buku untuk fakultas teknik. Tahun terbit juga menjadi kriteria penting

dalam memilih koleksi perpustakaan di UNJ, yaitu koleksi perpustakaan yang mutakhir.

Kriteria yang ditetapkan UNJ tersebut, juga sependapat seperti yang dijelaskan oleh Disher

(2007: 77), bahwa kriteria dalam memilih koleksi perpustakaan, yaitu subyek, permintaan dan

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 14: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

potensi penggunaan, serta pertimbangan lain yaitu penerbit, pengarang, harga, dan tahun

penerbitan.

Menurut Maya, dalam kegiatan seleksi koleksi mereka tidak menetapkan berapa

persen jumlah koleksi perpustakaan pada setiap jurusan. Pustakawan lebih memprioritaskan

koleksi mana yang saat ini dibutuhkan dan dicari oleh pemustaka, tetapi koleksi perpustakaan

tersebut belum tersedia. Pendapat ini sesuai dengan pendapat Disher (2007: 77), yang

menyebutkan jika pustakawan ingin memastikan koleksi perpustakaan sesuai dengan

kebutuhan pemustaka, maka putakawan harus membuat daftar prioritas subjek yang

dibutuhkan pemustaka. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan data statistik

peminjaman. Kedua informan juga mengatakan bahwa saat ini sebenarnya perpustakaan UNJ

ingin menambah koleksi perpustakaan untuk Fakultas Seni dan Bahasa serta Fakultas

Olahraga, tetapi untuk koleksi perpustakaan bidang tersebut sulit untuk dicari.

4.2.3. Seleksi Koleksi

Proses seleksi ini dilakukan pustakawan dalam mempertimbangkan dan membuat

keputusan dalam memilih buku apa saja yang dibutuhkan oleh perpustakaan (Evans, 2005:

18). Kegiatan seleksi di UPT Perpustakaan UNJ melibatkan dosen-dosen program studi yang

ada di UNJ. Menurut Ridha, kegiatan seleksi diawali dengan memberikan katalog disertai

formulir ke masing-masing program studi melalui fakultas. Dosen-dosen program studi

tersebut menuliskan judul buku yang saat ini dibutuhkan untuk menunjang kegiatan Tri

Darma Perguruan Tinggi di UNJ. Dosen membantu pustakawan untuk menentukan koleksi

apa yang dibutuhkan pemustaka. Formulir yang telah dituliskan oleh dosen, kemudian

dikembalikan ke perpustakaan, untuk selanjutnya akan dipilih oleh pustakawan mana yang

akan dilakukan pengadaan. Memilih koleksi perpustakaan yang akan dilakukan pengadaan,

tergantung dari anggaran yang tersedia. Apabila anggaran tidak cukup untuk membeli semua

koleksi perpustakaan yang diajukan oleh dosen, maka perpustakaan akan memilih koleksi

perpustakaan mana yang saat ini dibutuhkan. Tahapan kegiatan seperti yang dijelaskan oleh

informan Ridha, sesuai seperti yang dijelaskan oleh Evans (2005: 91), bahwa tahapan dalam

proses seleksi adalah dengan mengidentifikasi kebutuhan koleksi dalam hal dan subjek dan

format, menentukan jumlah anggaran yang tersedia, kemudian mengembangkan rencana

untuk mengidentifikasi potensi penggunaan koleksi perpustakaan yang dibutuhkan, untuk

selanjutnya melakukan pencarian untuk koleksi perpustakan yang dinginkan.

Agar pustakawan dengan mudah mengidentifikasi koleksi apa yang dibutuhkan,

pustakawan menggunakan alat bantu seleksi. Alat bantu yang digunakan perpustakaan bisa

saja berbeda antara perpustakaan yang lain. Alat bantu yang digunakan diharapkan bisa

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 15: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

membantu pustakawan dalam memilih koleksi buku apa yang saat ini diterbitkan dan

dibutuhkan pemustaka. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Clayton dan Gorman (2001: 102),

bahwa alat seleksi harus mampu mengidentifikasi koleksi perpustakaan, dan memberikan

pustakawan informasi yang cukup untuk memutuskan apa saja koleksi perpustakaan yang

dibutuhkan tersebut. Kegunaan alat bantu seleksi sangat besar dalam kegiatan seleksi karena

alat bantu ini memberikan ulasan singkat mengenai terbitan-terbitan yang dihasilkan oleh

penerbit. Menurut Ridha, alat bantu seleksi koleksi yang dibutuhkan adalah katalog penerbit,

brosur, pamflet, selain itu pustakawan juga menelusur melalui internet. Penelusuran melalui

internet biasanya melihat website perpustakaan lain, misalnya seperti melihat website

perpustakaan UIN untuk mengetahui koleksi buku berbahasa Arab. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui koleksi buku tentang bahasa arab yang digunakan oleh UIN untuk selanjutnya

menjadi pertimbangan pengadaan oleh pustakawan di Perpustakaan UNJ. Alat bantu seleksi

yang digunakan oleh perpustakaan UNJ sesuai seperti yang dijelaskan pada Pedoman

Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:53), bahwa dalam memilih koleksi perpustakaan dapat

menggunakan alat bantu seperti silabus, bibliografi, tinjauan dan resensi, pangkalan data

perpustakaan lain dan sumber-sumber dari internet.

4.2.4. Pengadaan

Pengadaan adalah proses mencari koleksi perpustakaan setelah melalui proses seleksi.

Kegiatan pengadaaan dapat dilakukan dengan banyak cara tergantung dari kebijakan

perpustakaan masing-masing. Perpustakaan UNJ melakukan pengadaan koleksi dengan cara

pembelian, tukar menukar dan hadiah. Maya menjelaskan bahwa pengadaan buku di

Perpustakaan UNJ sama seperti halnya perpustakaan lain yang diperoleh dari pembelian,

tukar menukar dan hadiah serta titipan. Proses kegiatan pengadaan koleksi perpustakaan

dilakukan seperti yang dijelaskan oleh Evans ( 2000: 315), pada dasarnya adalah dengan

melakukan pencarian koleksi perpustakaan, pemesanan, penerimaan koleksi perpustakaan,

mengatur anggaran keuangan, dan menyimpan koleksi perpustakaan yang telah tersedia.

Kegiatan pengadaan yang dilakukan pustakawan Pengadaan melalui pembelian

dilakukan melalui tender yang memang sudah ditunjuk oleh pihak perguruan tinggi. Tender

yang dipilih oleh UNJ melakukan pembelian bahan pustaka sesuai dengan data pada draft

yang disusun oleh pustakawan. Lebih lanjut, Maya mengatakan bahwa selama 4 tahun ini

pengadaan melalui pembelian belum dilakukan lagi. Perpustakaan UNJ terus mengupayakan

agar koleksi terus bertambah, yaitu sumbangan, tukar-menukar, dan titipan. Bagi mahasiswa

yang akan lulus, diwajibkan oleh pustakawan untuk menyumbangkan buku sesuai dengan

program studi mahasiswa sehingga sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika dan juga

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 16: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

koleksi yang terbit pada tahun 2008 keatas. Kegiatan tukar menukar dilakukan oleh

Perpustakaan UNJ misalnya dengan perpustakaan Umum Daerah Jakarta. Pengadaan koleksi

peprustakaan juga dilakukan melalui titipan. Titipan koleksi perpustakaan UNJ adalah koleksi

milik dosen yang disimpan di lantai 5. Koleksi perpustakaan tersebut berupa buku ajar yang

ditulis oleh dosen, maupun hasil seminar yang diikuti oleh dosen. Koleksi perpustakaan ini

hanya dapat dibaca ditempat dan difotokopi.

4.2.5. Penyiangan

Penyiangan merupakan proses mengeluarkan koleksi perpustakaan dari rak

penyimpanan koleksi setelah menilainya terlebih dahulu apakah masih sesuai dengan

kebutuhan pemustaka atau tidak. Kegiatan ini merupakan proses berkesinambungan dan

dilakukan secara teratur untuk mengeluarkan koleksi perpustakaan dari jajaran koleksi.

Kebijakan pengembangan koleksi setiap perpustakaan harus mencakup kegiatan penyiangan.

Maya menjelaskan bahwa kegiatan penyiangan di perpustakaan UNJ memang tidak dilakukan

secara rutin. Penyiangan dilakukan terakhir pada tahun 2009. Penyiangan buku pada tahun

2009 dengan jumlah 11.808 judul/ 20.299 eksemplar dan penyiangan majalah berjumlah 183

judul/ 580 eksemplar.

Tidak terlaksananya kegiatan penyiangan secara teratur, mengakibatkan banyak buku

yang sebenarnya jarang digunakan dan tidak sesuai dengan kebutuhan masih berada di rak

penyimpanan. Hal ini seharusnya menjadi pertimbangan seperti yang dijelaskan dalam

Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 65), bahwa penyiangan dilakukan apabila

koleksi perpustakaan tersebut sudah tidak relevan dengan program perguruan tinggi, isinya

sudah rusak, sudah ada edisi barunya, jumlah eksemplarnya terlalu banyak. Mengacu pada

pedoman tersebut Perpustakaan UNJ sebaiknya melakukan kegiatan penyiangan karena

penulis melihat buku banyak yang sudah edisi lama, terlalu banyak eksemplarnya padahal

buku tersebut kurang diminati. Buku tersebut kurang bermanfaat berada di rak penyimpanan

apabila buku tersebut ternyata tidak bisa memenuhi kebutuhan pemustaka dan tidak

dimanfaatkan yang selanjutnya hanya akan memenuhi rak-rak perpustakaan saja.

Dalam melakukan penyiangan sebaiknya perlu pertimbangan dalam meminta pendapat

dan masukan pemustaka terhadap koleksi perpustakaan yang akan dilakukan penyiangan.

Proses penyiangan harus harus dilakukan secara hati-hati, serta konsisten dengan kebijakan

dan tujuan lembaga dan mengerti terhadap kebutuhan pemustaka. Evans (2000: 412), juga

menjelaskan bahwa pedoman dalam kegiatan penyiangan ini hendaknya mencakup kriteria

untuk mengidentifikasikan koleksi perpustakaan yang harus dikeluarkan, menyebutkan siapa

yang melakukan penyiangan, frekuensi penyiangan, dan apa yang harus dilakukan dengan

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 17: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

koleksi yang akan dikeluarkan tersebut. Perlu dipertimbangkan apakah masih dibutuhkan

pemustaka atau tidak, karena dikhawatirkan apabila buku tersebut sudah disiangi ternyata

masih dibutuhkan oleh pemustaka. Pemustaka dapat mengajukan keberatan mereka terhadap

koleksi perpustakaan tersebut agar tidak disiangi dan pustakawan akan meninjau kembali

kegiatan penyiangan pada koleksi perpustakaan.

4.2.6. Evaluasi

Kebutuhan informasi selalu berkembang, untuk itu agar kebutuhan pemustaka

terpenuhi, perpustakaan harus mampu menyediakan koleksi yang relevan dengan kebutuhan.

Cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan evaluasi koleksi secara berkala.

Evaluasi koleksi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kualitas keterpakaian koleksi

perpustakaan oleh pemustaka. Ridha menjelaskan kegiatan evaluasi di perpustakaan UNJ,

lebih dikatakan sebagai kegiatan stock opname. Stock opname adalah kegiatan pemeriksaan

koleksi perpustakaan secara menyeluruh apakah koleksi itu masih sesuai dengan catatan

laporan yang dimiliki. Kegiatan ini bertujuan untuk memeriksa data buku yang ada di dalam

catatan laporan atau data base komputer dengan kondisi nyata yang ada di rak sehingga akan

diketahui ada dan tidaknya buku tersebut. Kegiatan ini juga dilakukan untuk memeriksa

koleksi perpustakaan yang rusak, untuk dilakukan perbaikan.

Kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan UNJ dalam kegiatan evaluasi ini

berfokuskan koleksi perpustakaan. Menurut Evans (2000: 434-442), teknik ini digunakan

untuk mengukur cakupan, besarnya, dan kedalaman suatu koleksi atau bagian dari koleksi

perpustakaan. Teknik ini memanfaatkan berbagai daftar (checklist), katalog, bibliografi, dan

mencakup juga kegiatan lain seperti pemeriksaan bahan di rak, dan pengumpulan statistik.

Perpustakaan UNJ dalam hal ini menggunakan statistik dan memeriksa koleksi perpustakaan

di rak.

4.2.7. Pemeliharaan

Meningkatnya kebutuhan buku dan seringnya penggunaan buku tersebut, maka

pemeliharaan terhadap buku perlu diperhatikan. Seringkali banyak buku di rak yang

mengalami kerusakan, baik yang diakibatkan oleh faktor mekanis, kimiawi, dan hayati seperti

yang dijelaskan dalam Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 64). Faktor mekanis

tersebut misalnya kecerobohan manusia yang menyebabkan kerusakan pada buku; debu dan

kotoran, air, dan api. Faktor kimiawi seperti pada jenis tinta, kertas, sedangkan faktor hayati

yang dapat menyebabkan kerusakan seperti serangga, dan jenis hewan pengerat lainnya. Andi

menjelaskan kegiatan pemeliharaan dilakukan dengan cara penjilidan ulang. Cara

pemeliharaan dengan dijilid ulang ini juga dijelaskan dalam Pedoman Perpustakaan

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 18: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

Perguruan Tinggi (2004: 64). Penjilidan ulang dilakukan terhadap koleksi yang sampulnya

rusak, koleksi yang terlalu tipis, koleksi yang jilidannya lepas, atau sekumpulan majalah yang

lepas.Menurut informasi dari informan, bahwa pemeliharaan buku hanya terbatas pada

penjilidan ulang saja. Perawatan lain yang dilakukan oleh pustakawan adalah dengan

mengatur suhu ruangan, membersihkan debu. Menurut pendapat peneliti, salah satu yang bisa

menjadi penyebab dari kerusakan koleksi perpustakaan adalah karena pengguna yang

meletakkan koleksi perpustakaan secara sembarangan di rak, disusun dengan bertumpukkan

yang justru merusak buku. Hal ini juga didukung kurangnya kegiatan shelving perpustakaan

yang hanya dilakukan seminggu sekali yaitu pada hari rabu, padahal dengan kegiatan ini yang

seharusnya rutin dilakukan bisa meminimalkan kerusakan dengan merapikan buku di rak.

4.3. Kendala Pengembangan Koleksi Perpustakaan

Pengembangan koleksi perpustakaan UNJ memang belum berjalan dengan baik.

Hal ini diakui oleh pustakawan di Perpustakaan UNJ. Ada banyak kendala yang dihadapi

dalam mengusahakan ketersedian koleksi di perpustakaan UNJ. Kendala tersebut seperti yang

dijelaskan oleh informan Maya adalah anggaran. Anggaran menjadi masalah utama dalam

mengusahakan ketersediaan koleksi buku di perpustakaan UNJ. Anggaran sangat menentukan

keberlangsungan kebijakan pengembangan koleksi, jika anggaran untuk pengadaan koleksi

tidak rutin diberikan, maka proses penambahan koleksi perpustakaan akan terhambat.

Anggaran pengadaan di perpustakaan UNJ masih belum berjalan setiap tahunnya, pembelian

koleksi perpustakan terakhir dilakukan tahun 2009. Selama ini pengadaan koleksi

perpustakaan hanya melalui sumbangan, baik dari mahasiswa maupun dari donatur. Anggaran

perpustakaan dalam membeli koleksi perpustakaan menunggu persetujuan dari pihak

universitas. Setelah dana disetujui, selanjutnya pihak perpustakaan UNJ melakukan usulan

seleksi koleksi kepada setiap fakultas di Univeristas Negeri Jakarta.

Selain itu, ketersediann koleksi yang diterbitkan juga menjadi kendala dalam

pengembangan koleksi perpustakaan UNJ. Andi menjelaskan permasalahan dalam

pengembangan koleksi terjadi juga dikarenakan masalah ketersedian koleksi yang jarang

seperti koleksi buku olahraga. Ketidaktersediaan koleksi untuk olahraga di perpustakaan UNJ

dikarenakan minimnya penerbit yang menulis tentang olahraga. Ketersediaan koleksi di

perpustakaan merupakan salah satu faktor yang menunjang keberadaan perpustakaan. Tanpa

adanya koleksi yang baik dan memadai, perpustakaan tidak akan dapat memberikan layanan

yang baik kepada pemustakanya.

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 19: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

5.1. Kesimpulan

a.i.1. UPT Perpustakaan UNJ saat ini belum memiliki kebijakan pengembangan

koleksi secara tertulis untuk dijadikan pedoman dalam melakukan kegiatan

pengembangan koleksi.

2. Perpustakaan UNJ tidak melakukan analisis kebutuhan pemustaka secara khusus.

Untuk mengetahui kebutuhan pemustaka, perpustakaan UNJ hanya menyediakan

formulir usulan buku di bagian sirkulasi..

3. Perpustakaan UNJ melakukan kegiatan seleksi koleksi belum melibatkan dosen dan

mahasiswa. Dosen dan mahasiswa dilibatkan hanya terbatas pada pengajuan usulan.

4. Kegiatan pengadaan koleksi jenis buku tercetak di perpustakaan UNJ dilakukan melalui

pembelian, sumbangan, tukar menukar, dan titipan. Pada tahun 2012 kegiatan

pengadaan banyak dilakukan melalui sumbangan.

5. Kegiatan penyiangan terakhir dilakukan pada tahun 2009. Tidak dilakukan kegiatan

ini secara berkala, mengakibatkan banyak koleksi dengan banyak eksemplar yang juga

jarang digunakan masih tersimpan di rak perpustakaan.

6. Kegiatan evaluasi koleksi perpustakaan dilakukan dengan memeriksa koleksi di rak

dan menggunakan statistik.

7. Perpustakan UNJ melakukan kegiatan pemeliharaan koleksi melalui penjilidan.

Kegiatan ini dilakukan setiap tahunnya terhadap kurang lebih 700 eksemplar buku.

5.2. Saran

1. UPT Perpustakaan UNJ diharapakan memiliki kebijakan pengembangan koleksi

secara tertulis yang bertujuan untuk memandu kegiatan pengembangan koleksi agar

lebih terarah.

2. Perpustakaan UNJ sebaiknya melakukan analisis kebutuhan pemustaka dengan

menggunakan kuisioner yang disebarkan pada mahasiswa masing-masing program

studi.

3. Kegiatan penyiangan perlu dilakukan secara rutin oleh pustakawan. Penyiangan

dilakukan agar koleksi perpustakaan yang kurang dibutuhkan pemustaka agar

dikeluarkan dari rak koleksi. Pustakawan menerapkan kebijakan agar kegiatan ini

dilakukan secara rutin. Jadwal dan prosedur penyiangan koleksi secara umum tertuang

dalam Kebijakan Pengembangan Koleksi.

4. Kegiatan evaluasi kebutuhan koleksi pemustaka sebaiknya tidak hanya terbatas pada

kegiatan pemeriksaan koleksi di rak dan menggunakan statistik, tetapi juga

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013

Page 20: PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN JENIS BUKU …

menggunakan survey kebutuhan koleksi perpustakaan melalui angket yang disebarkan

kepada pemustaka pemustaka.

Daftar Pustaka

Clayton, Peter & G E Gorman. (2000). Managing Information Resources in Libraries;

Collection Management in Theory and Practice. London: Facet Publishing.

Creswell, John W. (2010). Research Design; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2004).

Perpustakaan Perguruan Tinggi; Buku Pedoman (3nd ed). Jakarta.

Disher, Wayne (2007).Crash Course in Collection Development. Westport: Libraries

Unlimited.

Evans, Edwards. (2000). Developing Library and Information Center Collection. Wetsport:

Libraries Unlimited

Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan.

Johnson, Peggy. (2009). Fundamentals of a Collection Development and Management.

Chicago: Americans Library Association.

Perpustakaan Nasional RI. (2011). Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan dan

Kepustakawanan. Jakarta

Sulistyo-Basuki. (2006). Metode Penelitian. Depok: Wedatama Widya Sastra Bekerjasama

dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI.

Sujana, Janti. (2006). Mengoptimumkan Pengembangan Koleksi. http://bpib

art.blogspot.com/2006/10/mengoptimumkan-pengembangan-koleksi.html. Diakses

pada tanggal 12 April 2013

Pengembangan Koleksi..., Yani Soraya, FIB UI, 2013