PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN...
Transcript of PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN...
PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI
PERMAINAN PLAYDOUGH DI KELOMPOK A
RA MASYITOH KALIBENING SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
NISWA ULYA RAHMAWATI
NIM 116-14-017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
iii
iv
MOTTO
Yaqin, ikhlas dan istiqomah
Istiqomah dalam ibadah dalam taat kepada Alloh, dan hanya kepada Alloh
sebaik-baiknya pemberi pertolongan
Niswa Ulya Rahmawati
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Keluarga besar Bapak Khoirun dan Budi Utami yang senantiasa mendo'akan,
yang telah memberikan dukungan spiritual dan kasih sayang.
2. Emak Mertua Ibu Siti Khabibah yang senantiasa mendukung dan mendoakanku.
3. Suamiku tercinta M.Roikhudin Mahbub yang telah memberi dukungan spiritual,
material dan kasih sayang yang tak henti-hentinya menyemangatiku dan selalu
mendoakanku.
4. Buah hatiku tercinta Fatih, Aisyah dan Mahyan yang senantiasa menjadi sumber
penyemangatku.
5. Kakak ipar dan adik-adik semua yang selalu mendukung.
6. Keluarga besar Pondok Pesantren Ittihadul Asna.
7. Teman-teman seperjuangan, satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2014
yang selalu memberikan motivasi.
8. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing dengan sabar.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya skripsi
dengan judul Pengembangan Fisik Motorik Halus Melalui Permainan Playdough di
Kelompok A RA Masyitoh Kalibening Tahun Pelajaran 2017/2018 telah selesai.
Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi
Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.
Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia
Dini dan Dosen Pembimbing yang selalu sabar membimbing, serta
mengorbankan waktu, tenaga seta fikiran untuk membimbing penulisan
Skripsi hingga akhir.
4. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan
kepada penulis.
5. Dewan Guru RA Masyithoh Kalibening yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian dari awal hingga selesai.
6. Siswa-siswi RA Masyithoh Kalibening yang sudah berkenan menjadi subjek
penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.
7. Segenap keluarga tercinta yang selalu mendoakan.
8. Teman-teman PIAUD angkatan 2014 yang telah berjuang bersama-sama.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih.
Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik
dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis harapkan
bagi kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman. Amin.
Salatiga, 16 Juli 2018
Penulis
ABSTRAK
Rahmawati,Niswa Ulya. 2018Pengembangan Fisik Motorrik Halus Melalui
Permainan Playdough di Kelompok A RA Masyitoh Kalibening Salatiga Tahun
Pelajaran 2017/2018.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan
Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing :Dra. Siti Asdiqoh, M.Si
Kata kunci: Fisik Motorik Halus, Permainan Playdough
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan fisik motorik halus
melalui permainan playdough pada anak usia dini di RA Masyitoh Kalibening
Salatiga tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian yang dilakukan menggunakan
metode penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 4-5
tahun yang yang bergabung dalam kelompok A dan berjumlah 22 anak. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang terdiri dari lembar
observasi guru dan lembar observasi anak, dokumentasi, serta hasil karya. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.
Hasil dari pengembangan fisik motorik halus melalui permainan playdough
pada anak kelompok A di RA Masyitoh Kalibening tahun pelajaran 2017/2018
mengalami peningkatan perkembangan dalam setiap siklusnya, yaitu pra siklus
sebesar 0 %, sedangkan hasil dari pelaksanaan pembelajaran siklus I sebesar 41%,
hasil masih di bawah standar yang diharapkan yang diharapkan, kemudian
dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II meningkat
menjadi 95%. Adapun KKM (kriteria ketentuan minimal) nilai yang ideal adalah
85%, bilamana PTK ini dinyatakan berhasil jika nilai anak yang telah mencapai
KKM (kriteria ketentuan minimal) ketuntasan 85%. Hal ini membuktikan bahwa
permainanplaydough dapat mengembangkan fisik motorik halus pada anak
kelompok A di RA Masyitoh Kalibening. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
di laksanakan maka direkomendasikan kepada guru hendaknya dapat memfasilitasi
dan memotivasi anak sesuai dengan kebutuhan perkembangan fisik motorik
halusnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv
MOTTO…………………………………………………………………… . v
PERSEMBAHAN………………………………………… .......................... vi
KATA PENGANTAR………………………………………… ................... vii
ABSTRAK………………………………………… ..................................... ix
DAFTAR ISI………………………………………… .................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR .......................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian .................................................................... 7
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .......................... 9
F. Metode Penelitian ........................................................................ 10
G. Sistematika Penulisan.................................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ................................................................................. 17
1. Pengembangan fisik motorik halus........................................ . 17
2. Kajian materi penelitian ......................................................... 31
B. Kajian Pustaka ............................................................................. 37
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian……………. .................................... 42
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ...................................................... 54
1. Hasil pra siklus........................................................................ 54
2. Deskripsi pelaksanaan siklus I................................................ 55
3. Deskripsi pelaksanaan siklus II............................................... 60
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Siklus I ......................................................................... 68
B. Deskripsi Siklus II........................................................................ 72
C. Pembahasan.................................................................................. 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 77
B. Saran ........................................................................................... 77
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup Penulis
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ketentuan Penilaian Kemampuan Motorik Halus dengan Bermain
Playdough ................................................................................... 9
Tabel 3.1 Daftar Guru RA Masyitoh RA Kalibening Berdasarkan Data Guru Tahun
2017/2018.................................................................................... 49
Tabel 3.2 Data Pendidik dan Data Tenaga Kependidikan ............................. 49
Tabel 3.3 Data Siswa RA Masyitoh Kalibening dalam Tiga Tahun Terakhir 50
Tabel 3.4 Daftar Siswa RA Masyitoh Berdasarkan Daftar Buku Induk dan Buku
Absen Kelas Tahun Ajaran 2017/2018 ......................................... 50
Tabel 3.5 Data Sarana Prasarana Pendukung ................................................ 52
Tabel 3.6 Hasil Penilaian Pra Siklus .............................................................. 54
Tabel 4.1 Ketentuan Nilai Lembar Kerja Anak ............................................. 66
Tabel 4.2 Indikator yang diamati Tiap Siklus ................................................ 67
Tabel 4.3 Hasil Penilaian pada Siklus I ......................................................... 68
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Guru Siklus I .................................................... 70
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I................................................... 71
Tabel 4.6 Hasil Penilaian pada Siklus II ....................................................... 72
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ................................................... 74
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ................................................. 75
Tabel 4.9 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai Prosentase Keberhasilan
Rata-rata Kelas Per Siklus ............................................................. . 75
DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR
Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart ........... 11
Grafik 3.1 Grafik Pertumbuhan Jumlah Siswa Per Kelas Per Tahun ............ 53
Grafik 3.2 Grafik Pertumbuhan Siswa Per Tahun ......................................... 53
Gambar 4.1 Diagram Pengembangan Fisik Motorik Halus ........................... 78
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5 Indikator Tiap Siklus yang Diamati
Lampiran 6 Lembar Observasi
Lampiran 7 Wawancara
Lampiran 8 Cacatan Lapangan
Lampiran 9 RPPH
Lampiran 10 Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 11 SKK
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taman Kanak-kanak merupakan salah satu awal pendidikan formal
yang dikenal setelah keluarga dirumah. Orang tua adalah guru yang pertama
bagi anaknya sebelum memasuki pendidikan di taman kanak-kanak. TK
mempunyai tujuan untuk membimbing dan mengembangkan semua aspek
yang dimiliki menuju langkah awal pendidikan dasar melalui belajar sambil
bermain, memberikan pembinaan bagi anak melalui rangsangan, motivasi
pendidikan, membantu perkembangan jasmani, rohani anak agar tumbuh
secara maksimal dengan disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan
anak.
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sisdiknas bahwa
pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belaja rdan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan di dalam diri, masyarakat, bangsa, dan negara.
Menurut pakar psikologi, anak usia dini merupakan masa yang tepat
untuk melakukan pendidikan. Sebab, pada masa ini anak sedang mengalami
proses pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa. Anak belum memiliki
pengaruh negatif yang banyak dari luar atau lingkungan sehingga orang tua
maupun pendidik akan jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan
membimbing anak.
Pandangan agama Islam, anak merupakan amanah atau titipan Allah
SWT, yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya oleh
setiap orang tua.
Rasulullah SAW, bersabda:
قل رسىل هللا صلى هللا عليو و سلم : ما من مى لى د اال عن ابى بردة قا ل :
سا نو )متفق عليو(يى لد را نو او يمج على ا لفطر ة فا بىاه يهى دا نو او ينص
Artinya: Dari Abi Burda r.a, berkata, Rasulullah SAW bersabda tidaklah
dilahirkan seorang anak melainkan atas dasar fitrah, maka orang tuanyalah
yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi.(HR.
Mutaffaqun „alaih - HR. Bukhori no 1296 dan HR. Muslim no 4803)
Sejak lahir anak telah diberikan berbagai potensi yang dapat
dikembangkan sebagai penunjang kehidupannya di masa depan. Bila potensi
yang dimiliki anak tidak diperhatikan, makanan si anak akan mengalami
hambatan-hambatan dalam pertumbuhan maupun perkembangan.
Pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang
masuk dalam rentang usia 0 – 6 tahun. Menurut kajian rumpun ilmu
Pendidikan Anak Usia Din idan penyelenggaraannya di beberapa Negara
Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan sejak 0-8 tahun. (Hasan, 2010:17).
Pendapat lain menyebutkan bahwa anak usia dini ialah kelompok anak
yang beradadalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik,
dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik
halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual), social emosional (sikap dan perilaku serta agama),
bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak.
The golden Age adalah masa keemasan seorang anak, yaitu masa
ketika anak mempunyai banyak potensi yang sangat baik untuk
dikembangkan. Anak usia dini memegang peranan penting karena
perkembangan otak manusia mengalami lompatan dan berkembang sangat
pesat, yaitu mencapai 80%. Ketika dilahirkan di dunia, telah mencapai
perkembangan otak 25% sampai usia 4 tahun perkembangannya mencapai
50%, dan sampai 8 tahun mencapai 80%, selebihnya berkembang sampai usia
18 tahun (Mulyasa, 2012:2).
Perkembangan motorik anak usia dini ditingkatkan melalui kegiatan
yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, dan otak. Perkembangan fisik
motorik adalah perkembangan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat
saraf, dan otot yang terkoordinasi. Gerak tersebut berasal dari perkembangan
refleks dan kegiatan yang sudah ada sejak lahir. Dengan demikian, sebelum
perkembangan gerak motorik ini mulai berproses, maka anak tetap tak
berdaya. Kondisi ketidakberdayaan tersebut berubah secara cepat 4 atau 5
tahun pertama kehidupannya.
Perkembangan fisik motorik anak dibagi menjadi dua, yaitu
perkembangan fisik motorik kasar dan perkembangan fisik motorik halus.
Fisik motorik kasar cenderung dilakukan oleh otot-otot besar dan
menghasilkan gerakan tubuh yang lebih besar seperti berlari dan melompat.
Sedangkan fisik motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot
halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan
untuk belajar dan berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar
anak bisa berkembang dengan optimal. Keterampilan fisik motorik halus tidak
terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhan koordinasi mata
dan tangan yang cermat, seperti menulis, menggunting, mewarnai, menjahit,
menganyam, serta menajamkan pensil dengan rautan pensil (Sujiono, 2011).
Anak sebagai peserta didik untuk menjadi jiwa yang tangguh, mandiri
dan kreatif. Untuk itu penyelenggaraan program pendidikan akan lebih
menitik beratkan pada perkembangan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Anak memerlukan kegiatan yang menyenangkan dalam
proses pembelajaran, bagi anak bermain merupakan sarana belajar bagi
mereka. Bermain merupakan proses persiapan diri untuk memasuki dunia
selanjutnya dan merupakan cara untuk mengembangkan berbagai aspek
perkembangan anak seperti aspek kognitif, social, emosi dan fisik motorik.
Dengan kegiatan bermain anak akan terstimulasi untuk berkembang dengan
baik. Bermain bagi anak adalah mutlak diperlukan untuk mengembangkan
daya cipta, imajinasi, perasaan, kemauan, motivasi dalam suasana riang
gembira.
Melalui bermain anak dapat mengembangkan fisik motorik baik
motorik kasar maupun motorik halus. Dalam permainan motorik kasar adanya
gerakan-gerakan yang terjadi karena adanya koordinasi otot-otot besar, seperti
berjalan, melompat, berlari dan melempar, sedangkan dalam permainan
motorik halus melatih koordinasi otot tangan dalam beraktivitas seperti
bermain playdough, melipat, menggunting, meronce, meremas dan
sebagainya.
Playdough merupakan salah satu alat permainan edukatif yang aman
untuk anak dan dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak usia
dini. Membuat playdough dapat melatih fisik motorik halus anak usia dini.
Anak-anak dapat menggunakan tangan dan peralatan untuk membentuk
adonan melalui pengalaman tersebut, anak-anak mengembangkan koordinasi
mata, tangan dan ketangkasan serta kekuatan tangan yang dapat menstimulasi
perkembangan motorik anak untuk menulis dan menggambar.
Permainan playdough adalah salah satu aktivitas yang bermanfaat
untuk perkembangan otak anak. Dengan bermain playdough, anak tidak hanya
memperoleh kesenangan, tapi juga bermanfaat untuk meningkatkan
perkembangan otaknya. Dengan playdough, anak-anak bisa membuat bentuk
apa pun dengan cetakan atau dengan kreativitasnya masing-masing (Haryani,
2014:59).
Hasil studi pendahuluan di RA Masyitoh Kalibening di kelompok A
menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan fisik motorik halus anak.
Dari 22 anak, masih terdapat 14 anak atau 62% yang belum mampu
memegang crayon, cara memegang pensil masih ada yang belum benar,
menempel, mewarnai dan menggunting belum rapi. Kelincahan dan kelenturan
anak belum terlihat jelas, belum lancar menulis namanya sendiri.
Kondisi ini disebabkan oleh kemampuan motorik halus terutama
koordinasi mata tangan anak belum terarah dan terasah dengan baik karena
permainan yang diterapkan juga kurang kreatif, variatif, hanya menggunakan
lembar kerja (LKS) dan monoton. Selain itu alat peraga yang digunakan masih
terbatas mengakibatkan anak jenuh dan cepat bosan. Sehingga menjadikan
kelenturan, kelincahan otot-otot jari tangan dan koordinasi mata, tangan tidak
berfungsi dengan baik.
Kemampuan fisik motorik halus anak agar dapat optimal maka
diterapkan bermain sambil belajar. Ada jenis permainan yang menekankan
pada kemampuan tertentu. Salah satu permainan playdough dapat menekankan
kemampuan fisik motorik halus anak. Dengan playdough anak dapat bermain
bentuk, warna, tekstur, melatih kelincahan, kelenturan jari-jari tangan dan
koordinasi antara mata dan tangan. Misal dengan cara anak memahami dan
mempraktekkan tahapan-tahapan pembuatan playdough. Hal ini dapat
dikatakan bermain sambil belajar karena anak dapat bermain mencampur
tepung dan warna, selain itu anak dapat belajar cara membuat bentuk dengan
playdough. Dengan bermain playdough dapat melatih kelenturan pergelangan
otot-otot tangan dan koordinasi mata tangan sehingga dapat mengasah
kemampuan fisik motorik halus anak untuk mempersiapkan menulis simbol-
simbol dalam rangka untuk memasuki jenjang selanjutnya.
Dari paparan diatas maka penulis membuat judul,
“PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN
PLAYDOUGH DI KELOMPOK A RA MASYITOH KALIBENING
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka
dapat dirumuskan pokok permasalahan pada penelitian ini, yaitu: Apakah
permainan playdough dapat mengembangkan fisik motorik halus pada anak
kelompok A di RA Masyithoh Kalibening Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui permainan
plaudough dapat mengembangkan fisik motorik halus pada anak kelompok
A di RA Masyithoh Kalibening Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti yang selama
ini bekerja dibidang pendidikan anak usia dini, yang selanjutnya hasil
penelitian dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan profesi dan
meningkatkan kemampuan motorik halus anak dan menambah wawasan
serta pengalaman dalam melakukan penelitian guna memperbaiki
metode pembelajaran kedepannya.
2. Manfaat praktis
a. Membantu kelenturan otot-otot halus anak
b. Membantu mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak
berkaitan dengan perkembangan motorik halus dalam berbagai bidang
sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang SD dan dalam
kehidupan anak sehari-hari.
c. Melatih kemandirian anak dalam kegiatan yang berhubungan dengan
motorik halus anak.
d. Memberikan gambaran kepada calon guru anak usia dini tentang media
pembelajaran yang tepat dalam upaya peningkatan motorik halus peserta
didik.
e. Untuk memotivasi para guru RA khususnya, agar terus berusaha
memberikan model pembelajarannya kepada anak didiknya jadi lebih
menyenangkan.
f. Guru dapat menambah wawasan betapa pentingnya memahami
karakteristik anak sehingga dapat menentukan metode pembelajaran yang
tepat yaitu dengan permainan playdough.
g. Proses belajar dan hasil kegiatan membentuk guru yang lebih kreatif
dalam merancang dan mengelola kegiatan yang menyenangkan untuk
anak didik.
h. Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk bisa menerapkan metode
bermain dengan permainan playdough sehingga anak-anak lebih kreatif.
i. Dapat membantu sekolah dalam mengatasi masalah perkembangan
motorik halus.
j. Sebagai evaluasi bagi sekolah untuk mengeidentifikasi hambatan atau
penyimpangan yang mungkin terjadi dalam proses pengembangan
kemampuan motorik halus sehingga jika terjadi hambatan dapat
dilakukan perbaikan sejak dini.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji
kebenarannya melalui penelitian. Hipotesis yang dapat diartikan sebagai
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang yang terkumpul (Arikunto, 1996:67)
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah, “Adanya
pengembangan fisik motorik halus anak melalui metode permainan
playdough pada anak kelompok A di RA Masyitoh Kalibening Salatiga“.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Ketentuan Penilaian Kemampuan Motorik Halus dengan Bermain Playdough
Simbol Bintang Skor/
Nilai
Kategori Kriteria/Ketentuan
1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang
tepat atau anak tidak mau
mencoba.
2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman
3 Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
Jika anak bisa dengan
bantuan awalan
4 Berkembang Sangat
Baik (BSB)
Jika anak bisa tanpa bantuan
F. Metode Penelitian
1. Rancangan penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi
dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas (Wardhani, 2012:1.4).
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung
berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Jadi penelitian tindakan kelas
merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk
memperbaiki praktik pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar guru sehingga mampu menghasilkan anak didik yang
berprestasi.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok A di RA Masyitoh
Kalibening yang berlokasi di Jalan Ja’far Shodiq no 16, Kelurahan
Kalibening Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. tahun
pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 22 anak yang terdiri dari 12 laki-laki
dan 10 perempuan.
3. Langkah-langkah penelitian
Tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan
penting yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing)
dan refleksi (reflecting) (Arikunto, 2009:16).
Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas
menurut Arikunto menjabarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis
dan Taggart
Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan (planning),
tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).
a. Tahap perencanaan
1) Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan penerapan metode
bermain playdough yaitu membuat (RKH) Rencana Kegiatan Harian.
2) Menyiapkan lembar tes buatan peneliti atau lembar penugasan, yang
mana hasil penugasan dari anak didik tersebut akan diberi nilai dan
dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut.
3) Membuat simulasi perbaikan
b. Tahap pelaksanaan
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan
metode bermain playdough sesuai dengan konsep pembelajaran yang tertulis
pada (RKH) Rencana Kegiatan Harian pada tahap perencanaan.
c. Tahap pengamatan/observasi
Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses pembelajaran
diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik.
Pengamatan tersebut meliputi beberapa indikator yang telah ditentukan
penulis secara terlampir.
d. Tahap refleksi
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian,
tahap refleksi meliputi:
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.
2) Evaluasi hasil observasi.
3) Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I untuk
dilakukan perbaikan pada siklus II.
4. Teknik pengumpulan data
a. Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk
suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut
yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-
anak lain atau standar yang telah ditetapkan (Depdiknas:2006).
Tes ini digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai
hasil penerapan permainan playdough, kemudian akan dianalisa dan diambil
kesimpulannya.
b. Observasi
Observasi adalah instrumen yang sering digunakan dalam
penelitian di bidang pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan dan pendengaran.
“Metode observasi adalah metode pengumpulan data penelitian dengan
melalui pengamatan terhadap objek yang diteliti” (Dimyati, 2014:92).
Metode ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajaran.
c. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
penelitian mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat, koran, majalah, prasasti, notulen rapat, leger
nilai, agenda, dan lain-lain (Dimyati, 2014:100).
Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum
sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa.
5. Instrumen penelitian
Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian
tindakan kelas adalah:
a. Rencana kegiatan harian (RKH), yaitu seperangkat pembelajaran yang
digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan menyusun untuk
tiap putaran. Masing-masing RKH berisi tentang tingkat pencapaian
perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber
belajar serta hasil penilaian.
b. Lembar observasi anak
Lembar observasi ini digunakan untuk memantau setiap perkembangan
motorik halus anak dalam permainan playdough.
c. Lembar observasi guru
Lembar observasi ini disusun untuk memantau perkembangan dari
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Penguasaan terhadap
permainan playdough serta penguasaan guru dalam penerapan metode
tersebut.
d. Lembar evaluasi siswa
Evaluasi siswa disusun dan digunakan oleh guru untuk mengevaluasi
anak guna mengetahui hasil dari metode yang dilaksanakan oleh guru,
agar dapat mengetahui perkembangan motoric halus anak selanjutnya.
6. Analisa data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana
yang harus dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami
oleh diri sendiri dan orang lain (Arikunto, 2008:128).
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang
bersifat diskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan data yang diperoleh
melalui instrumen penelitian.
G. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti
uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika
skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian:
Bagian awal yang terdiri dari sampul, halaman judul, lembar logo
IAIN, persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan
penulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
BAB I : Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Kegunaan
Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Metode
Penelitian, Sistematika Penulisan
BAB II : Landasan Teori, yang meliputi Kajian Teori dan
Kajian Pustaka.
BAB III : Pelaksanaan Penelitian, berisi tentang Deskripsi
Pelaksanaan Siklus I (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
), Deskripsi Pelaksanaan Siklus II.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi Deskripsi Per
Siklus dan Pembahasan.
BAB V : Penutup, berisi tentang Kesimpulan dan Saran.
Bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengembangan fisik motorik halus
a. Fisik motorik
Fisik motorikhalusadalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-
otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan
kecermatan dan koordinasi mata dan tangan (Sumantri, 2005:143).
Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil atau halus serta
memerlukan koordinasi yang cermat seperti menggunting mengikuti
garis, melukis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun
balok, memasukkan kelereng ke lubang, membuka dan menutup objek
dengan mudah, menaungkan air ke dalam gelas tanpa berceceran,
menggunakan kuas, crayon dan spidol, serta melipat (Depdiknas,
2008:10).
Karakteristik pengembangan motorik halus anak lebih ditekankan pada
gerakan tubuh yang lebih spesifik seperti menulis, menggambar,
menggunting dan melipat. Perkembangan motorik halus anak perlu dilatih
atau distimulasi agar dapat berkembang dengan baik. Tindakan pemberian
stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan ungkapan
rasa kasih sayang, bermain dengan anak, dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan (Suyanto:2005).
Tujuan pengembangan motorik halus anak usia dini adalah untuk melatih
kemampuan koordinasi motorik anak. Pengembangan motorik halus akan
berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam menulis, kegiatan melatih
koordinasi antara tangan dengan mata yang dianjurkan dalam jumlah waktu
yang cukup meskipun penggunaan tangan secara utuh belum mungkin
tercapai (Sumantri:2005).
Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-
bagin tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,seperti
keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan
tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan
yang cermat. Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain
adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu sendiri,
dan sebagainya.
Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan
pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Misalnya dalam kemampuan
motorik kasar anak belajar menggerakan seluruh atau sebagian besar anggota
tubuh, sedangkan dalam mempelajari kemampuan motorik halus anak belajar
ketepatan koordinasi tangan dan mata. Anak juga belajar menggerakan
pergelangan tangan agar lentur dan anak belajar berkreasi dan berimajinasi.
Jadi perkembangan fisik motorik halus adalah kegiatan yang
menggunakan otot halus pada bagian tubuh tertentu serta membutuhkan
koordinasi yang cermat. Perkembangan motorik adalah salah satu hal yang
penting dalam perkembangan individu. Setiap anak dapat mencapai
perkembangan motorik halus yang optimal asalkan mendapat stimulasi yang
tepat, semakin banyak kesempatan, praktek dan bimbingan yang kontinyu.
b. Prinsip pengembangan motorik halus
Pembelajaran yang mengembangkan motorik halus anak perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan motorik halus. Prinsip-
prinsip tersebut (Sumantri, 2005:147-148), antara lain:
1) Berorientasi pada kebutuhan anak, kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan motorik halus sebaiknya disesuaikan dengan tahap
perkembangan anak.
2) Belajar sambil bermain, belajar sambil bermain merupakan hal yang
menyenangkan bagi anak, karena dunia anak adalah dunia bermain.
3) Kreatif dan inovatif, kegiatan yang dilakukan harus memunculkan rasa
ingin tahu yang besar pada anak dan memotivasi untuk berfikir kritis
sehingga anak akan menemukan hal-hal baru yang menambah
pengetahuannya.
4) Kondusif, lingkungan yang kondusif sangat berpengaruh terhadap
kegiatan pembelajaran sehingga menciptakan lingkungan yang
mempunyai keamanan dan kenyamanan sangat penting dilakukan.
5) Tema, dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya dimulai dengan hal-hal
yang dekat dengan anak dan menarik sehingga mudah dalam pengenalan
beberapa konsep.
6) Mengembangkan keterampilan hidup, kegiatan pembelajaran motorik
halus sebaiknya mengembangkan beberapa keterampilan hidup seperti
menolong diri sendiri, disiplin serta sosialisasi yang sangat berguna dan
penting untuk jenjang selanjutnya.
7) Menggunakan kegiatan tepadu, pembelajaran motorik halus yang
menggunakan model pembelajaran terpadu sangat cocok digunakan
karena tema yang diambil sangat menarik sehingga membuat anak
antusias.
8) Kegiatan berorientasi pada prinsip perkembangan anak, prinsip-prinsip
perkembangan anak yang dimaksud yaitu anak dapat belajar dengan
baik ketika kebutuhan fisiknya terpenuhi, aman dan tentram secara
psikologis.
Kegiatan pembelajaran motorik anak usia dini menggunakan prinsip
belajar sambil bermain. Pembelajaran yang disajikan guru sebaiknya
menyenangkan, menggembirakan dan demokratis dan hendaknya
mengarahkan anak menjadi pembelajar yang aktif dengan memberikan
kesempatan anak untuk mengamati, mencari, menemukan, mendiskusikan,
menyimpulkan, mengemukakan sendiri berbagai hal yang ada di sekitar
anak.
Prinsip-prinsip pengembangan motorik halus sesuai pendapat
Departemen pendidikan nasional (2007:11) adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan motorik halus dilakukan secara bertahap serta berulang-
ulang sesuai kemampuan anak.
2) Kegiatan hendaknya diberikan sesuai tema dimana lingkungan tempat
tinggal anak.
3) Stimulasi yang diberikan hendaknya sesuai usia dan taraf pertumbuhan
dan perkembangan anak baik jasmani maupun rohani.
4) Pengembangan motorik anak dilakukan dengan kegiatan yang menarik dan
menyenangkan.
5) Memberikan pengawasan dan bimbingan kepada anak ketika melakukan
kegiatan motorik halus.
6) Kegiatan motorik halus hendaknya dilakukan secara bervariasi agar tidak
timbul kejenuhan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan prinsip-prinsip
perkembangan pada motorik halus anak adalah berorientasi pada
perkembangan anak, belajar melalui bermain, memberikan kebebasan anak
untuk kreatif dan inovaif, menciptakan suasana lingkungan yang nyaman,
aman dan kondusif, memberikan stimulasi sesuai dengan pertumbuhan anak,
dan membimbing anak sesuai dengan kemampuannya.
c. Tahapan perkembangan fisik motorik halus
Tahapan perkembangan motorik halus berdasarkan usia (A. Martuti, 2009:164-
168), antara lain:
1) Usia 2 tahun
Sudah mulai mampu memutar pegangan pintu dan keluar/masuk kamar, ada
yang mampu pegang alat tulis seperti orang dewasa, mampu membuat garis
vetikal, mampu membangun dua balok, dapat melihat benda dari jarak agak
jauh, mampu membuka dan menutup tempat yang dapat dipegang, kebanyakan
juga masih belum kokoh memegang benda.
2) Usia 3 tahun
Meningkat cara pegang media tulis, mampu pegang gunting, mampu meniru
bentuk lingkaran, mampu memungut benda kecil, mampu membuat garis palang
bila diberi contoh caranya, mampu memasang bentuk lingkaran, segi empat,
segitiga pada papan puzzle.
3) Usia 4 tahun
Mampu pegang media tulis, mampu menggunting garis lurus di kertas, mampu
mengikuti bentuk segi empat, mampu memasukkan tali ke lubang papan jahit,
tangan bergetar karena pertumbuhannya belum sempurna.
4) Usia 5 tahun
Mampu menggunting dengan baik, mampu menggunting garis di kertas, mampu
mencontoh segitiga, lingkaran, mulai menggambar bentuk bagian badan.
5) Usia 6 tahun
Sudah terampil menggunakan tangan, mengetahui tangan kiri-kanan pada diri
sendiri tetapi tidak pada orang lain, mampu memegang alat tulis seperti orang
dewasa, menggambar manusia lengkap, menggambar rumah dengan pintu,
jendela, atap, mengatakan apa yang mau digambar sebelum mulai menggambar,
mampu mencontoh lingkaran, tanda silang, segi empat dan segitiga yang bisa
dikenal bentuknya, mampu mencontoh huruf besar V, T, H, O, X, L, Y, U, C,
A, mampu memasaukkan benang ke jarum besar, mampu menjahit kartu/kertas
besar.
Setiap anak memiliki kecerdasan motorik yang berbeda-beda, baik dalam
kekuatan maupun dalam ketepatan. Setiap anak mampu mencapai motorik
halusnya secara optimal apabila ia mendapatkan stimulasi yang tepat dan
maksimal. Di setiap fase perkembangannya, anak membutuhkan rangsangan
untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin
banyak yang dilihat dan didengar oleh anak, maka akan semakin banyak pula
yang ingin diketahuinya. Apabila kurang mendapat rangsangan, anak akan
menjadi mudah bosan. Perkembangan motorik halus anak akan terus
meningkat seiiring dengan bertambahnya usia anak.
Bagi pendidik dan orang tau hendaknya memperhatikan, memantau, dan
turut serta menstimulasi motorik halus agar anak dapat mencapai titik optimal
perkembangan motorik halusnya. Hal ini akan membantunya untuk beraktivitas
dan ketika anak memasuki usia sekolah nantinya.
d. Faktor -faktor perkembangan fisik motorik halus
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak (Fadlillah
dan Khorida, 2013: 60-61), adalah sebagai berikut:
1) Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai
pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan motorik.
2) Jika dalam awal kehidupan pasca-lahir tidak ada hambatan maka semakin
aktif janin semakin cepat perkembangan motorik anak.
3) Kondisi pralahir ibu, ketika anak berada dalam kandungan pertumbuhan
fisiknya sangat tergantung pada suplai gizi yang diperolehnya dari ibunya.
Jika kondisi fisik seorang ibu yang sedang mengandung terganggu karena
kurang gizi, maka anak yang dikandungnya pun akan mengalami
pertumbuhan fisik yang tidak sempurna. Contohnya ibu hamil yang
kekurangan asam folat akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan otak
dan cacat pada janin. Kelahiran sukar, khususnya apabila ada kerusakan
pada otak akan memperlambat perkembangan motorik.
4) Anak yang IQ-nya tinggi menujukkan perkembangan yang lebih cepat
ketimbang anak yang IQ-nya rendah. Kecerdasan intelektual yang ditandai
dengan tinggi rendahnya skor IQ secara tidak langsung membuktikan
tingkat perkembangan otak anak dan perkembangan otak anak sangat
mempengaruhi kemampuan gerakan yang dapat dilakukan oleh anak,
mengingat bahwa salah satu fungsi bagian otak adalah mengatur dan
mengendalikan yang dilakukan anak. Sekecil apapun gerakan yang
dilakukan anak, merupakan hasil kerjasama antara 3 unsur, yaitu otak, urat
saraf dan otot, yang berinteraksi secara positif.
5) Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan kesiapan perkembangan
kemampuan motorik. Orang tua yang otoriter cenderung tidak
memberikan kebebasan pada anak, dimana anak dapat dianggap sebagai
robot yang harus taat pada semua aturan dan perintah yang diberikan. Pola
asuh yang terbaik adalah demokratis dimana orang tua akan memberikan
kebebasan yang terarah artinya orang tua memberikan arahan, bimbingan
dan stimulasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Jadi orang
tua berupaya memberdayakan anak.
6) Ransangan, dorongan/stimulasi, dan kesempatan untuk menggerakkan
semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik.
Perkembangan motorik anak sangat tergantung pada seberapa banyak
stimulasi dan dorongan yang diberikan. Hal ini disebabkan karena otot-
otot anak baik otot halus maupun kasar belum mencapai kematangan.
Gerakan otot yang dilakukan anak masih sangat kasar. Dengan latihan-
latihan yang cukup akan membantu anak untuk mengendalikan gerakan
ototnya sehingga mencapai kondisi motoris yang sempurna yang ditandai
dengan gerakan yang lancar dan luwes.
7) Kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambat perkembangan
motorik. Sebab tingkat perkembangan motorik pada waktu lahir berada di
bawah tingkat perkembangan bayi yang lahir tepat waktu.
8) Cacat fisik
Kondisi cacat fisik yang dialami oleh anak akan mempengaruhi
kemampuan gerak anak. Kecacatan ini akan menghambat kelancaran dan
keluwesan anak dalam bergerak. Contoh sederhana seorang anak yang
mengalami cacat tuna netra cenderung terlihat kaku dalam bergerak, atau
anak yang mengalami kelumpuhan mengalami gangguan dalam
keseimbangan badan.
Perkembangan motorik sangat penting karena dengan menguasainya anak
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Selain itu perkembangan
motorik yang normal memungkinkan anak dapat bergaul dengan teman
sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat
bergaul dengan teman sebaya bahkan dia akan terkucilkan.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhiperkembanganmotorik halus pada
anak usia dini (Wiyani, 2014: 38-41), adalah sebagai berikut:
1) Faktor makanan
Pemberian makanan yang bergizi oleh orang tua kepada anak usia dini
sangat penting untuk memberikan energi pada anak yang sangat aktif di usia
dini. Pertumbuhan gizi atau nutrisi yang cukup dapat merangsang
pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh manusia. Mengingat
akan adanya pengaruh permberian makanan yang bergizi terhadap
perkembangan fisik manusia. Salah satu makanan yang paling bergizi bagi
anak usia dini, khususnya anak yang berusia 0-2 tahun adalah air susu ibu
(ASI). Pemberian ASI eksklusif telah diketahui memiliki berbagai
keuntungan gizi dan kesehatan di antaranya adalah pembangunan sistem
kekebalan tubuh, suplay energi, protein dan zat gizi lain dalam komposisi
yang berimbang, serta keuntungan psiko-emosi berupa kedekatan
(attachment) bayi dengan ibunya. Dalam hal perkembangan kognitif dan
kemampuan intelektualitasnya, bayi yang mendapat ASI memiliki IQ lebi
tinggi 3,2 point dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula.
2) Faktor pemberian stimulus
Pemberian stimulasi seperti dengan mengajak anak untuk melakukan
kegiatan bermain, khususnya kegiatan bermain yang melibakan gerak fisik
anak usia dini juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik motorik
mereka. Kegiatan-kegiatan tesebut jika dilakukan secara rutin ataupun
berulang-ulang dapat meningkatkan kekuatan fisik, kelenturan otot maupun
keterampilan motorik.
3) Kesiapan fisik
Pada usia 0-2 tahun perkembangan kemampuan kasar dan motorik halus
seorang anak terlihat sangat pesat dan luar biasa. Tadinya seorang bayi tidak
berdaya dan tidak mampu mengendalikan gerakannya, dalam waktu 12 bulan
mereka mengembangkan kemampuan fisik-motorik yang luar biasa.
Kuncinya terletak pada kematangan fisik dan syaraf-syarafnya. Hal itu
terbukti, meskipun orang tua sudah melatih anaknya yang berusia 2 bulan
untuk berjalan tetapi tetap saja si anak belum bisa berjalan meskipun
kemampuan melangkahkan kaki sudah dimiliki anak sejak lahir. Jadi
perkembangan fisik-motorik tidak semata karena pemberian stimulus (latihan
berjalan), tetapi juga melibatkan faktor kesiapan fisik.
4) Faktor jenis kelamin
Jika kita perhatikan dengan seksama, anak perempuan lebih suka
melakukan aktivitas yang melibatkan keterampilan motorik halusnya
sedangkan anak laki-laki cenderung suka melakukan aktivitas yang
melibatkan keterampilan motorik kasarnya dan tentu saja hal itu dapat
mempengaruhi perkembangan fisik-motorik halus mereka.
5) Faktor budaya
Budaya masyarakat kita yang patriarkhi juga ikut berpengaruh dalam
perkembangan fisik-motorik anak. Pada masa anak usia dini, faktor budaya
yang patriarkhi menjadikan anak laki-laki bermain dengan anak laki-laki
lainnya dengan melakukan kegiatan yang sesuai dengan budaya mereka,
seperti bermain bola, bermain tembak-tembakan, bermain mobil-mobilan dan
lainnya. Mereka didorong untuk melakukan berbagai kegiatan bermain
tersebut dan dilarang untuk melakukan kegiatan bermain yang lazim
dilakukan oleh anak perempuan, seperti bermain boneka, bermain masak-
masakan dan lainnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, faktor yang mempengaruhi
perkembangan fisik motorik halus pada anak usia dini motivasi, usia,
ransangan, makanan, kesiapan fisik, jenis kelamin, faktor budaya, genetik
dan kesehatan. Perkembangan fisik motorik sangat berperan penting bagi
seorang anak. Selain melatih kelincahan dan kecekatan, juga dapat
memberikan motivasi kepada anak dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Bahkan, bila difungsikan dengan baik perkembangan fisik
motorik ini mampu meningkatkan kecerdasan seseorang. Orang tua maupun
pendidik perlu memberikan motivasi, bimbingan, latihan dan sebagainya.
e. Fungsi perkembangan motorik
Fungsi perkembangan motorik bagi perkembangan individu menurut Yusuf
(2011:104-105), antara lain:
1) Melalui keterampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh
perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan
memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat
mainan.
2) Melalui keterampilan, motorik anak dapat beranjak dari kondisi “helplessness”
(tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang
“independence” (bebas, tidak tergantung). Anak dapat bergerak dari satu
tempat ke tempat lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini
akan menunjang perkembangan “self confodence” (rasa percaya diri).
3) Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sekolah. Pada usia pra sekolah (taman kanak-kanak) atau usia
kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis,
menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
4) Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat
bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal
akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan
dia akan terkucil atau menjadi anak yang “fringer” (terpinggirkan).
5) Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan “self-
concept” atau kepribadian anak. Pengaruh perkembangan motorik yang
terlambat berbahaya bagi penyesuaian sosial dan kepribadian anak. Alasannya
karena hal itu dapat menimbulkan masalah perilaku dan emosi antara lain
karena rasa putus asa dan adanya perasaan rendah diri. Selain itu
keterlambatan perkembangan motorik berbahaya karena tidak menyediakan
landasan bagi keterampilan motorik sehingga mengalami kerugian pada saat
mereka mulai bermain dengan anak lainnya.
Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda pula
dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak. Sebagai contoh, sebagian
keterampilan berfungsi membantu anak dalam kemandiriannya, sedangkan
sebagian lainnya, berfungsi untuk membantu mendapatkan penerimaan sosial.
Dikarenakan tidak mungkin mempelajari keterampilan motorik secara serempak,
anak akan memusatkan perhatian untuk mempelajari keterampilan yang akan
membantu mereka memperoleh bentuk penyesuaian yang penting pada saat itu.
Misalnya, apabila anak merasa sangat ingin mandiri, mereka akan memusatkan
perhatian untuk menguasai keterampilan yang memungkinkan mereka dapat
mandiri.
Semakin banyak dan semakin baik keterampilan yang dimiliki, semakin baik
pula penyesuaian sosial yang dilakukan semakin baik prestasi sekolahnya, baik
dalam prestasi akademis maupun prestasi yang bukan akademis.
2. Kajian materi penelitian
a. Pengertian permainan playdough
Playdough merupakan adonan mainan yang terbuat dari tepung. Alat
permainan ini aman untuk anak dan dapat mengembangkan seluruh aspek
perkembangan anak usia dini. Membuat playdough dapat melatih fisik motorik
halus anak usia dini. Anak-anak dapat menggunakan tangan dan peralatan untuk
membentuk adonan melalui pengalaman tersebut, anak-anak mengembangkan
koordinasi mata, tangan dan ketangkasan serta kekuatan tangan yang dapat
menstimulasi perkembangan motorik anak untuk menulis dan mewarnai.
Playdough (play-dough) adalah adonan mainan (play=bermain,
dough=adonan) atau plastisin mainan yang merupakan bentuk modern dari
mainan tanah liat (lempung). Playdough mudah dimainkan dan disukai oleh
balita dan anak-anak. Dengan menggunakan playdough, anak-anak dapat
mengekspresikan kreativitas mereka melalui kreasi tiga dimensi. Berikut cara
membuat playdough yang higienis dan dengan warna serta aroma yang bisa
dipilih sendiri.
Permainan playdough adalah salah satu aktifitas yang bermanfaat untuk
perkembangan otak anak. Dengan bermain playdough, anak tak hanya
memperoleh kesenangan, tapi juga bermanfaat untuk meningkatkan
perkembangan otak nya. Dengan playdough, anak-anak bisa membuat
bentuk apa pun dengan cetakan, mewarnai plydogh dan mebentuk pola.
Playdough adalah salah satu alat permainan edukatif dalam pembelajaran
yang termasuk kriteria alat permainan murah dan memiliki nilai
fleksibilitas dalam merancang pola-pola yang hendak dibentuk sesuai
dengan rencana dan daya imajinasi (Haryani, 2014:59).
b. Manfaat permainan playdough
1)Permainan playdough memiliki manfaat bagi anak (Jutmika, 2012:84), yaitu:
a) Melatih kemampuan sensorik. Salah satu cara anak mengenal sesuatu
adalah melalui sentuhan. Dengan bermain playdough, ia belajar tentang
tekstur dan cara menciptakan sesuatu.
b) Mengembangkan kemampuan berfikir. Bermain playdough bisa
mengasah kemampuan berfikir anak. Latihlah dengan memberi contoh
cara bermain dan menciptakan sesuatu dengan playdough.
c) Self esteem. Permainan playdough adalah permainan yang tanpa aturan
sehingga berguna mengembangkan kemampuan imajinasi dan kreativitas
anak. Dengan bermain playdough, ia dapat meningkatkan rasa ingin tahu,
sekaligus mengajarkannya tentang problem solving yang berguna untuk
meningkatkan self esteem-nya.
d) Mengasah kemampuan berbahasa. Meremas, berguling membuat bola,
dan berputar adalah beberapa kata yang sering di dengar anak saat
bermain playdough. Gunakan kata-kata untuk mendeskripsikan kegiatan
bermain playdough
2) Manfaat playdough menurut pendapat lain (Difatiguna, 2015:31), adalah
sebagai berikut:
a) Berkreasi dengan playdough dapat mencerdaskan anak, selain mengasah
imajinasi, keterampilan motorik halus, berfikir logis dan sistematis, juga
dapat merangsang indera perabanya.
b) Kelenturan dan kelembutan bahan playdough melatih anak mengatur
kekuatan otot jari. Anak belajar memperlakukan media ini yaitu hanya
perlu menekan lembut dan hati-hati. Melalui bermain playdough bisa
melatih motorik halus, membangun kekuatan otot tangan anak yang kelak
bermanfaat saat belajar menggunakan pensil dan gunting
Berdasarakan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa permainan
playdough dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan motorik,
kemampuan berfikir, kemampuan imajinasi, kemampuan kreativitas,
kemampuan bahasa dan dapat melatih otot-otot pada jari tangan.
c. Cara memainkan playdough
Bermain playdough adalah salah satu aktivitas yang bermanfaat untuk
perkembangan fisik motorik anak. Guru bisa mengenalkan berbagai macam
konsep melalui playdough, antara lain: tekstur, warna, ukuran, serta merangsang
kreativitas (anak berlatih untuk menciptakan sesuatu). Adapun cara membuat
playdough adalah:
1) Bahan yang digunakan:
a) 2 gelas tepung terigu
b) 1 gelas garam halus
c) Minyak goreng 2 sendok makan
d) Air secukupnya
e) Pewarna makanan
f) Tepung maezena 3 sendok makan
2) Alat yang dibutuhkan:
a) Baskom
b) Berbagai macam alat cetakan
c) Sendok
3) Langkah-langkah membuat permainan playdough:
a) Campurkan terigu, garam dan tepung maizena dalam sebuah baskom. Aduk
dengan tangan sampai tercampur
b) Tuangkan air pada campuran bahan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk
sampai menjadi adonan yang lembut dengan tekstur halus dan kalis (tidak
lengket)
c) Beri minyak goreng, lalu adonan diolah lagi sampai lembut
d) Bagi adonan sesuai jumlah warna
e) Ambil satu bagian diberi beberapa tetes pewarna lalu diaduk lagi sampai
warna merata. Lakukan hal sama terhadap adonan lainnya.
d. Kelebihan dan kekurangan permainan playdough
Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong
sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan
keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di
lingkungan sekitar. Media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan–kelebihan:
memberikan pengalaman secara langsung, dan konkrit, tidak adanya verbalisme,
obyek dapat ditunjukkan secara utuh baik konstruksinya atau cara kerjanya dari
segi struktur organisasi dan alur proses secara jelas. Sedangkan kelemahan-
kelemahannya adalah: tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar,
penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatannya rumit.
(Moedjiono, 1992 dalam Dwijunianto.wordpress.com diakses tanggal 21 Maret
2018)
Media plastisin yang merupakan salah satu media yang digunakan dalam
kegiatan membentuk berbagai miniatur atau benda sesuai dengan imajinasi dan
kreativitas anak. Keungggulan dari media plastisin yang dilakukan dalam proses
pembelajaran di sekolah adalah (http://alaksamana.blogspot.co.id diakses tanggal
22 Maret 2018):
1) Anak memiliki keterampilan ruang yang baik
Misalnya anak dapat membuat miniature rumah, pohon, bunga, ayah, ibu dan
anak yang dibentuk dari plastisin kemudian dikemas dalam sebuah cerita
didalam ruangan.
2) Menantang keterampilan tangan anak
Media plastisin merupakan media yang awalnya tanpa bentuk apapun, disini
anak dituntut memiliki kreativitas dan keterampilan untuk membentuk sesuatu
yang sesuai dengan keinginan anak, hal ini berguna untuk anak dalammelatih
keterampilan tangannya.
3) Anak dapat membuat sendiri hasil karya melalui plastisin yang memuaskan dan
hal ini akan membangun kepercayaan dirinya bahwa ia bisa berbuat.
4) Bersama-sama dengan guru dapat melakukan berbagai hal untuk menciptakan
berbagai benda yang tahan lama.
Permainan playdough dapat memberikan banyak jangkauan kreatif untuk
aktivitas yang akan dilakukan anak. Media permainan playdough merupakan
bahan lunak tidak membahayakan anak dalam melakukan berbagai aktivitas proses
pembelajaran untuk membentuk miniatur sesuai dengan kreativitas anak dan
imajinasinya tentang apa yang ingin dilakukan. Permainan playdough dirasakan
sangat tepat diterapkan dalam proses belajar mengajar anak Taman Kanak-Kanak
karena media tersebut dapat menimbulkan kreatif dan imajinatif anak itu
sendiri. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan permainan playdough memiliki
kelemahan antara lain karena bentuknya yang lunak dan memiliki beraneka warna,
bisa saja anak memasukaan kedalam mulut, jadi harus mendapat perhatian ekstra
dari guru, apa bila jumlah anak banyak maka sekolah harus menyediakan
playdough yang sesuai dengan jumlah anak yang terkadang sekolah tidak memiliki
dana dalam pengadaan karena harga playdough yang mahal. Proses pembelajaran
yang dilakukan di sekolah menggunakan permainan playdough, dalam kegiatannya
anak harus selalu dibawah pengawasan guru karena kegiatan permainan playdough
merupakan kegiatan dimana anak membentuk sesuai dengan contoh atau apa yang
dilihatnya. Hasil yang diharapkan terkadang tidak sesuai dengan harapan karena
anak masih pada usia dini, keterampilan motoriknya belum terlatih dan terampil.
e. Langkah-langkah pembelajaran dengan playdough
Dalam penggunaan permainan playdough, guru melaksanakan langkah-
langkah pembelajaran sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan tema pembelajaran
2) Guru menjelaskan tema pembelajaran dihubungkan dengan playdough
3) Guru menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam membuat playdough
4) Guru menyediakan bahan-bahan untuk dibuat menjadi mainan playdough
5) Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menakar, menuangkan
bahan-bahan playdough dan kemudian mencampur dan mengaduknya hingga
kalis (tidak lengket)
6) Guru memberikan bimbingan, motivasi dan dorongan kepada anak
7) Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali
pengalaman selama membuat playdough
B. Kajian Pustaka
Setelah peneliti melakukan telaah terhadap beberapa penelitian, ada beberapa
yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Penelitian yang
pertama yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian dari jurnal yang dilakukan
oleh Difatiguna dkk (2015) yang berjudul “Pengaruh Aktivitas Bermain
Menggunakan Playdough Terhadap Kemampuan Motorik Halus Pada Anak di TK
Dharma Wanita Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat” . Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas bermain menggunakan
playdough terhadap kemampuan motorik halus anak. Metode penelitian yang
digunakan adalah Pre-Experimental dengan desain One GrupPretest-Posttes.
Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh.Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah teknik observasi atau pedoman observasi. Teknik
analisis data menggunakan analisis data silang dan analisis uji regresi linier
sederhana. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara aktivitas bermain
menggunakan playdough terhadap kemampuan motorik halus anak, dibuktikan
dengan adanya peningkatan kemampuan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun di
TK Dharma Wanita Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat sebanyak 4-5
capain indikator setiap pertemuan.
Ada perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
ialah penelitian ini difokuskan pada pengaruh aktivitas bermain menggunakan
playdough terhadap kemampuan motorik halus sedangkan penelitian yang akan
diteliti oleh peneliti ialah tentang pengembangan fisik motorik halus melalui
permainan playdough.
Sedangan persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti ialah sama-sama membahas tentang motorik halus dan
playdough.
Penelitian yang kedua yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian dari
Siti Rochayah (2012) yang berjudul “Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui
Metode Bermain Plastisin Pada Siswa Kelompok B TK Masyitoh 02 Kawunganten
Cilacap Semester Genap Tahun Pelajaran 20011/2012”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bahwa dengan metode bermain plastisin dapat
meningkatkan kreativitas anak khususnya di Kelompok B TK Masyitoh 02
Kawunganten Cilacap Semester Genap Tahun Pelajaran 20011/2012. Subyek
penelitian adalah anak kelompok B TK Masyitoh 02 Kawunganten Cilacap, yang
jumlahnya 23 anak. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu siklus I dan
siklus II, dengan masing-masing tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah observasi
yang berupa lembar pengamatan, dokumentasi, hasil karya. Metode analisis data
yang digunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
Tindakan Kelas dilaksanakan secara kolaboratif dengan teman sejawat, peneliti di
sini bertindak sebagai guru dan teman sejawat bertindak sebagai
observer/pengamat.
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa bermain plastisin dari tanah liat dapat meningkatkan kreativitas
pada siswa TK Masyitoh 02 kelompok B pada semester genap tahun pelajaran
2011/2012 Desa Kalijeruk Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap. Hal ini
dapat dilihat pada kenaikan frekuensi dan persentase yang terjadi pada kondisi awal
dari 23 siswa yang kreatif hanya 3 anak (13%), pada siklus I meningkat menjadi 14
siswa (61%) dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 21 siswa (90%). Tindak
lanjut untuk kedua anak yang belum berhasil, peneliti lebih optimal dalam
membimbing, peneliti mengadakan home visit ke rumah siswa, peneliti
menyarankan kepada orang tua siswa untuk lebih memperhatikan anak dengan
kasih sayang.
Ada perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
ialah penelitian ini difokuskan pada kreativitas anak melalui metode bermain
plastisin, sedangkan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti ialah tentang
pengembangan fisik motorik halus melalui permainan playdough, medianya
menggunakan playdough yang dibuat sendiri dari adonan tepung.
Sedangan persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti ialah sama-sama membahas tentang motorik halus dan
sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian yang ketiga yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian dari
Chica Haryani (2014) yang berjudul “Penerapan Metode Bermain dengan Media
Playdough dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan dan
Lambang Bilangan pada Anak Usia Dini Pada Kelompok B1 di PAUD Assalam
Kota Bengkulu Tahun Pelajaran 2013/2014”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bahwa dengan Metode Bermain dengan Media Playdough dapat
meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan dan Lambang Bilangan
pada Anak Usia Dini Pada Kelompok B1 di PAUD Assalam Kota Bengkulu Tahun
Pelajaran 2013/2014. Subyek penelitian adalah anak kelompok B1 PAUD Assalam
Kelurahan Pematang Gubernur Kecamatan Muara Bengkahulu Kota Bengkulu,
yang berjumlah 11 anak. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, yaitu siklus I,
siklus II, siklus III, dengan masing-masing tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang dipakai
adalah observasi yang berupa lembar pengamatan, dokumentasi. Metode analisis
data yang digunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
Tindakan Kelas dilaksanakan secara kolaboratif dengan teman sejawat, peneliti di
sini bertindak sebagai observer/pengamat 1 dan teman sejawat bertindak sebagai
observer/pengamat 2. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa metode bermain dengan media playdough
sebagai media belajar anak usia dini dapat meningkatkan kemampuan mengenal
konsep bilangan dan lambang bilangan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya
persentase hasil belajar anak yang pada kondisi awal dari jumlah 11 anak, anak
yang sudah mampu melaksanakan kegiatan secara mandiri hanya 1 anak (9,09%),
pada siklus I meningkat menjadi 6 anak (54,55%) dan pada siklus II meningkat lagi
menjadi 8 anak (72,73%), sedangkan pada siklus 3 meningkat lagi menjadi 9 anak
(81,82%). Sehingga menurut peneliti sebaiknya diterapkan metode bermain dengan
media playdough dalam meningkatkan kecerdasan jamak pada anak usia dini dan
dalam meningkatkan berbagai aspek perkembangan pada anak.
Ada perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
ialah penelitian ini difokuskan pada penerapan metode bermain dengan media
playdough dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan dan
lambang bilangan, sedangkan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti ialah
tentang pengembangan fisik motorik halus melalui permainan playdough. Ada
perbedaan arah variabel dalam penelitian ini.
Sedangan persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti ialah sama-sama membahas tentang playdough dan
sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. DeskripsiLokasiPenelitian
1. Gambaran umum RA Masyitoh Kalibening
a. Letak geografis
RA Masyitoh Kalibening terletak di tengah perkampungan yang strategis.
Berjarak sekitar 4km dari arah tenggara kota Salatiga, desa Kalibening
berbatasan dengan wilayah:
Sebelah timur : Desa Kalilondo
Sebelah selatan : Desa Tingkir Lor
Sebelah barat : Desa Krasak
Sebelah utara : Desa Sidorejo Kidul
Lokasinya mudah terjangkau dan sangat mendukung proses belajar mengajar
karena berada dalam satu komplek lingkungan sekolah. RA Masyitoh Kalibening
dikelilingi oleh beberapa satuan lembaga pendidikan diantaranya:
Sebelah utara : MI Asas Islam Kalibening
Sebelah selatan : SMK Negeri 3 Salatiga
Sebelah barat : SMP Sunan Giri
Selain berada dalam satu komplek sekolah, RA Masyitoh Kalibening juga
sangat dekat dengan sarana kesehatan yaitu puskesmas pembantu yang melayani
kesehatan masyarakat setiap hari Senin, Rabu dan Sabtu, sehingga memudahkan
lembaga sekolah serta wali murid yang membutuhkan
pelayanan kesehatan. Disamping itu, kantor kelurahan hanya berjarak sekitar 50m
yang memudahkan akses wali murid untuk mengurus keperluan di kelurahan,
sementara anaknya bersekolah.
b.Sejarah berdiri dan perkembangannya
RA Masyitoh Kalibening merupakan lembaga pendidikan formal di bawah
pengelolaan Kementrian Agama yang menyediakan layanan pendidikan anak usia dini
dan mempunyai peranan penting dalam membentuk karakter anak yang berakhlak
mulia dan siap untuk memasuki ke jenjang pendidikan selanjutnya.
Awal berdiri lembaga ini adalah atas inisiatif dari Ibu H. Umi Faizah yang
merupakan seorang tokoh yang disegani di desa Kalibening. Sebagai seorang guru
ngaji, tentunya beliau sangat dekat dengan dunia anak-anak. Beliau sangat prihatin
dengan perkembangan pendidikan bagi anak-anak dilingkungan tempat tinggalnya,
dimana saat itu Kalibening merupakan desa yang termasuk jauh dari kemakmuran,
masih banyak penduduk yang berpendidikan rendah dan belum ada lembaga
pendidikan anak usia dini yang marak seperti sekarang ini.
Tahun 1979 merupakan tonggak sejarah berdirinya lembaga pendidikan bagi
anak usia dini di desa Kalibening yaitu RA Masyitoh. Selain donatur dari yayasan
Muslimat, peran serta masyarakat sangat mendukung terselenggaranya sekolah ini.
Selain tenaga, mereka bahu membahu menyumbangkan material diantaranya bambu
untuk bisa mendirikan sebuah gedung yang layak bagi anak-anak, karena awalnya
sekolah ini berpindah-pindah tempat dari satu rumah ke rumah lain.
Antusiasme masyarakat pun sangat besar, terbukti di awal didirikannya sekolah
ini ada sekitar 40 siswa yang diasuh 2 orang guru yaitu Ibu Istianah dan Ibu Ainun
Jariyah dibawah bimbingan Ibu H. Umi Faizah. Meskipun dengan gedung sekolah
yang belum layak dari anyaman bambu dan fasilitas yang minim, namun tidak
membuat mereka patah semangat untuk terus mendidik dan mengasuh para siswa
serta mengembangkan lembaga pendidikan ini sampai hasil yang maksimal.
Dari tahun ke tahun sekolah ini senantiasa mengalami perkembangan dan
kemajuan, baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas yang meliputi
bertambahnya jumlah siswa dan kelengkapan sarana dan prasarana maupun tenaga
pendidik. Semakin banyak orang tua yang mempercayakan anaknya untuk dididik di
sekolah ini dengan harapan anaknya memperoleh pendidikan yang berkualitas.
c. Profil sekolah
Berikut identitias sekolah semester genap Tahun ajaran 2017/2018 sebagai
berikut:
1) Nama RA : MASYITHOH
2) No. Statistik RA : 101233730005
3) Akreditasi RA : C
4) AlamatLengkap RA : Jln. Ja;farShodiq No. 16
5) Desa/Kelurahan : Kalibening
6) Kecamatan : Tingkir
7) Kab/ Kota : Salatiga
8) Provinsi : Jawa Tengah
9) No. Telp :-
10) NPWP RA : 66.962.166.6-505.000
11) NamaKepala RA : SitiSundari,S.Pd
12) No Telp/HP : 085-740-300-420
13) NamaYayasan :
LembagaPendidikanAsas Islam
14) AlamatYayasan : Jln. Ja’farShodiq No. 17
Kalibening
Kec. TingkirSalatiga
15) No. Telp. Yayasan : 085-640-591-179
16) No. AktePendirianYayasan : C-1551.HT.03.01-Th.2002
17) IzinOperasional RA : Wk/5-b/016/RA/Pgm/1997
18) Kepemilikan Tanah : Yayasan
19) Status Tanah : Milikyayasan ( sertifikat )
20) Luas Tanah : 640m2
21) Status Bangunan : Yayasan
22) LuasBangunan : 150m2
23) Rekening : BRI a.n RAUDHATUL
ATHFAL MASYITHOH
24) No Rekening : 1363-01-001607-53-5
d. Visi dan Misi
1) Visi RA Masyithoh
”Mewujudkan anak usia dini yang cerdas spiritual, intelektual, emosi dan
sosial yang seimbang serta berkarakter bangsa”. Jabaran visi RA Masyithoh:
Dari visi tersebut diatas diharapkan anak usia dini yang belajar di RA
Masyithoh akan menjadi anak yang cerdas spiritual dengan patuh terhadap
perintah Allah dan menjauhi segala LaranganNya serta menjadi anak yang
cerdasbaik fisik nya maupun sosial dan emosionalnya, dimana kecerdasan
tersebut berlandaskan moral etika serta budaya Indonesia.
2) Misi RA Masyithoh
a) Menciptakan pembelajaran yang Agamis.
b) Membentuk anak menjadi Pribadi yang cerdas spiritual, intelektual, dan
sosial emosional.
c) Membentuk anak menjadi anak yang sehat dan ceria.
d) Membentuk anak yang berkarakter budaya bangsa
e. Tujuan RA Masyithoh
Merujuk pada tujuan pendidikan Roudhatul Atfal (RA) tersebut, tujuan Roudhatul
Atfal (RA) Masyithoh adalah sebagai berikut.
1) Setelah lulus dari RA Masyithoh anak menjadi berkembang kecerdasannya
secara maksimal.
2) Setelah lulus dari RA Masyithoh agar anak memiliki sikap yang mandiri dalam
mengurus kebutuhan diri sendiri.
3) Setelah lulus dari RA Masyithoh agar anak berkembang kreatifitasnya secara
maksimal
4) Setelah lulus dari RA Masyithoh agar anak memiliki akhlak mulia / berbudi
pekerti yang luhur
f. Profil guru RA Masyithoh Kalibening
Guru RA Masyitoh Kalibening keseluruhan berjumlah 8 pengajar
dengan mayoritas berpendidikan Strata Satu (SI), guru tersebut berfungsi sebagai
mediator dalam proses transfer of knowledge ( proses pengajaran) sehingga
menjadi sosok terdekat bagi anak didik. Dan diharapkan dengan pendekatan yang
baik,perhatian yang besar,serta keikhlasan dan keteladanan dalam mendidik
sebagaimana seorang ibu kepada anaknya. Insya Allah tujuan pendidikan yang
ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik.
Tabel 3.1
Daftar Guru RA Masyitoh Kalibening berdasarkan buku daftar guru tahun 2017/2018
NO NAMA JABATAN TANGGAL LAHIR
1
2
3
4
5
6
7
8
Siti Sundari
Suryani, S.PdI
Salbiyah
Nurul Afantin, S.Pd
Lilik Maziya, S.Pd.I
Khoiriyah, S.PdI
Nurul Isnaeni
Ratih Ambarwati, S.Pd
Kepala
Sekolah
Guru Kelas A2
Guru Kelas B2
GuruKelas PAUD
Guru Kelas B3
Guru Kelas A1
Guru Kelas B1
GuruKelas PAUD
01-01-1984
12-07-1973
22-12-1961
16-03-1989
07-8-1978
24-9-1973
17-12-1978
29-03-1980
Tabel 3.2
Data Pendidikdan Tenaga Kependidikan
No Keterangan Jumlah
Pendidik
1 Guru PNS 2
2 Guru TetapYayasan 4
3 Guru Honorer -
4 Guru TidakTetap 2
g. Data Anak
Tabel3.3
Data Siswa RA Masyithoh Kalibening dalam tiga Tahun Terakhir
TAHUN
PELAJARAN
KelompokBermai
n
Kelas A Kelas B Jumlah Total
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombe
l
JumlahSis
wa
JumlahR
ombel
JumlahSi
swa
JumlahR
ombel
JumlahSi
swa
Juml
ahRo
mbel
2012/2013 20 1 45 2 21 1 86 4
2013/2014 28 1 52 2 42 2 122 5
2014/2015 20 1 59 2 62 2 141 5
2015/2016 15 1 50 2 64 3 129 6
2016/2017 10 1 69 3 60 3 149 7
2017/2018 14 1 68 4 44 2 126 7
Tabel 3.4
Daftar Siswa A1 RA Masyitoh berdasarkan daftar buku induk
dan buku absen kelas tahun ajaran 2017/2018
No Nama Jenis Kelamin
L P
1 Aflah Zain Sukmono L
2 Ahmad Balya Shofwar Rohmani L
3 Alfen Ramadhan Baihaqi L
4 Anandaru Bagus Chandra L
5 Naura P
6 Nayla P
7 Bhina Navella Putri Sholeha P
8 Dovian Tirta Pratama Putra L
9 Fifi Afiyatun Nabila P
`10 Hafizuddin Azam L
11 Hikmah Hilal Ramadhan L
12 Iffa Wulan Putri Sandrina P
13 Isna Rahmawati P
14 M.Deva Adi Danuarta L
15 M. Evvan Pratama L
16 M. Fadhil Arfan L
17 Nazila Suci Nur Aini P
18 Restu Evan Saputra L
19 Rheyna Azma Izzaty P
20 Sheila Akhifa Zaria Bilqis P
21 Siti Aulia Izatunnisa P
22 Tegar Anugerah L
h. Sarana prasarana pendukung
Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi infra struktur dan sarana
prasarana yang memadai, untuk itu RA Masyitoh Kalibening berusaha setiap
tahun memenuhi kekurangan-kekurangan yang dibutuhkan dalam memenuhi
kebutuhan guru dan anak didik. Berikut keadaan sarana prasarana pendukung RA
Masyitoh Kalibening. Keadaan sarana prasarana pendukung dapat dilihat pada
tabel:
Tabel3.5
DataSaranaPrasaranaPendukung
No Jenis Kondisi
Jumlah Total Baik RusakRingan RusakSedang RusakBerat
1 Ruang Kelas 3 4 - - 7
2 Ruang Bermain - 1 - - 1
3 Ruang Guru - - - - -
4 Ruang TU - - - - -
5 Tempat Ibadah - 1 - - 1
6 Kamar
Mandi/WC
- 2 - - 2
7 Gudang - 1 - - 1
8 Sarana Bermain - 4 1 1 7
9 Kantin - - - 1 1
10 Alat peraga - - 6 - 6
11 Alat Permainan - 3 2 1 6
12 Komputer - - - 1 1
13 LCD/In Focus 1 - - - -
14 Alat penunjang
lainnya
- - - - -
i. Grafik Pertumbuhan Siswa
Grafik 3.1 GrafikPertumbuhanJumlahSiswa Per Kelas Per Tahun
Grafik 3.2 GrafikPertumbuhanJumlahSiswa Per Tahun
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus
1. Hasil pra siklus
Hasil pra siklus diperoleh dari data guru. Adapun indikator yang dinilai
pada pra siklus ialah: Memegang pensil, kemandirian anak dalam mengerjakan
tugas guru, merobek dan menempel, anak mampu mengkomunikasikan hasil
karya yang dibuat.
Tabel 3.6 Hasil Penilaian Pra Siklus
N
o
Nama
Anak
Nilai pada Indikator Pra Siklus Jumlah
Skor
rata-rata
Keter
angan
Prose
ntase
Penca
paian
Memega
ng pensil
Kemandi
rian anak
dalam
mengerja
kan tugas
guru
Merobek
dan
menempel
Anak
mampu
mengko
munikasi
kan hasil
karya
yang
dibuat
1 Sw1 3 3 3 3 3 BSH 75%
2 Sw2 2 3 2 3 2,5 MM 62,5%
3 Sw3 2 3 2 2 2.25 MM 56,2%
4 Sw4 1 2 1 1 1,25 BM 31,2%
5 Sw5 1 1 1 1 1 BM 25%
6 Sw6 1 2 1 1 1,25 BM 31,2%
7 Sw7 3 3 3 3 3 BSH 75%
8 Sw8 2 1 1 1 1,25 BM 31,2%
9 Sw9 2 1 1 1 1,25 BM 31,2%
10 Sw10 3 3 3 3 3 BSH 75%
11 Sw11 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
12 Sw12 1 1 1 1 1 BM 25%
13 Sw13 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
14 Sw14 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
15 Sw15 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
16 Sw16 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
17 Sw17 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
18 Sw18 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
19 Sw19 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
20 Sw20 1 1 1 1 1 BM 25%
21 Sw21 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
22 Sw22 1 1 1 1 1 BM 25%
Total prosentase pencapaian kelas 849,3
%
Berdasarkan daftar tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
kemampuan motorik halus anak pada siswa kelompok A di RA Masyitoh
Kalibening Salatiga setelah dilakukan pra siklus adalah yang mencapai BM ada 8
anak, yang mencapai MM 10 anak, dan baru 3 anak yang mencapai BSH
sedangkan yang mencapai BSB belum ada. Indikator keberhasilan yang
ditetapkan dalam pembelajaran ini adalah 85%. Sehingga perlu dilanjutkan
tindakan pada siklus I.
2. Deskripsi pelaksanaan siklus I
Penelitian ini menggunakan bentuk kolaborasi dimana peneliti dibantu
guru yang lain. Pada penelitian tindakan kelas ini pengamatan dilakukan
terhadap kemampuan fisik motorik halus peserta didik kelompok A RA
Masyitoh Kalibening Salatiga. Penelitian ini terdari dari 2 siklus yaitu siklus 1
dan siklus 2.
a. Tahap perencanaan
1) Perencanaan tindakan di laksanakan pada hari Selasa tanggal 27 Maret
2018 di RA Masyitoh Kalibening, khususnya kelompok A. Pada
kesempatan tersebut, peneliti berdiskusi dengan teman sejawat terutama
kegiatan yang akan di lakukan pada Siklus I.
Hal- hal yang disiapkan pada Siklus I antara lain:
1) Menetapkan urutan materi pembelajaran dan cakupannya.
2) Menetapkan bahwa dalam pembelajaran ini menggunakan permainan
playdough
3) Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat atau perlengkapan yang
akan digunakan untuk permainan playdough yaitu gandum, garam, minyak
goreng, tepung maizena, pewarna makanan, air dan baskom. Adapun tema
yang digunakan yaitu “alat komunikasi” dan sub tema “surat”.
4) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas anak didik, dan
aktivitas guru.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini, guru melakasanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
yang telah direncanakan. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran yang telah ditetapkan bersama
teman sejawat.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 28 Maret 2018 dengan tema alat
komunikasi sub tema surat.
Sebelum kegiatan awal ada kegiatan mengaji dan abaca dilanjutkan
dengan sholat dhuha bersama di aula kemudian masuk kelas pada pukul
07.30-08.00.
1) Kegiatan awal (08.00-09.30)
(a) Diawali dengan mengkondisikan anak duduk di tikar dan berdoa
bersama untuk memulai kegiatan.
(b) Selanjutnya guru mengucap salam dan dijawab anak-anak kemudian
dilanjutkan dengan asmauul khusna.
2) Pukul 08.40-09.00 dilanjutkan caracter building atau pembentukan
karakter melalui kegitan bercerita tentang berpakaian rapi.
2) Kegiatan pembukaan (09.00-09.30)
(a) Peneliti mengkondisikan anak sebelum kegiatan pembelajaran
(b) Peneliti melakukan apersepsi penyampaian sarana belajar
(c) Peneliti berdiskusi tentang tema hari ini yaitu alat komunikasi surat
dengan sub tema surat dan menunjukkan seperti apa surat
(d) Guru memberi contoh menulis kata “S u r a t” pada papan tulis.
(e) Guru menyuruh anak untuk maju ke depan satu per satu untuk menulis
kata “S u r a t”.
3) Kegiatan inti (09.00-10.00)
Memberi kesempatan anak bentuk bereksplorasi membangun
pengalaman bermain yang bermakna dengan menerapkan pendekatan
saintifik, yakni anak mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
menalar, dan mengomunikasikan melalui kegitan main
(a) Peneliti mengkondisikan anak terlebih dahulu membentuk lingkaran
(b) Peneliti menunjukkan kepada anak bahan-bahan untuk permainan
playdough, seperti gandum, garam halus, maizena, minyak goreng, air
dan pewarna makanan
(c) Peneliti menyuruh anak untuk memegang setiap bahan tersebut dan
meminta anak untuk menakar dan menuang ke dalam baskom yang
telah disediakan sesuai petunjuk guru.
(d) Peneliti membagi membagi 4 kelompok yaitu kelompok warna merah,
kuning, hijau, dan biru serta menyuruh anak untuk mencampur
adonan playdough tersebut sampai kalis (tidak lengket di tangan)
kemudian meremas dan memilin playdough, dan membentuk huruf
“S u r a t” dari adonan playdough tersebut.
(f) Guru memberikan motivasi supaya anak bersemangat dalam melakukan
kegiatan.
(g) Selama kegiatan guru dan peneliti mengamati dan mendokumentasikan
kegiatan.
(h) Setelah anak-anak membentuk dengan adonan playdough menjadi huruf
“ S u r a t”, anak-anak diberi kebebasan untuk berkreasi membentuk
apa saja sesuai dengan imajinasinaya. Anak-anak diminta untuk
menjelaskan/mengkomunikasikan tentang apa yang dibuatnya.
(i) Peneliti dan guru memberikan penghargaan berupa pujian bagi anak-
anak supaya lebih bersemangat mengikuti kegitan yang akan datang.
Pujian yang diberikan berupa ucapan hebat dan acungan jempol.
4) Istirahat (10.00-10.30) Cuci tangan bersama; makan bersama; bagi anak
yang sudah selesai makan, anak dapat memilih mainan yang disukai,
baik di luar ataupun di dalam kelas
5) Kegiatan penutup (10.30-11.00)
a. Peneliti menanyakan perasaan selama hari ini
b. Berdiskusi tentang kegiatan yang sudah dimainkan
c. Hafalan surat pendek dan doa keseharian
d. Menginformasikan kegiatan esok hari
e. Berdoa setelah belajar dan pulang
f. Peneliti mengevaluasi anak didik dari kegiatan sehari
c. Tahap observasi/pengamatan
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran. Observasi digunakan untuk
mengetahui penguasaan permainan playdough, kreativitas, semangat,
keaktifan, minat dan motivasi anak didik dalam mengikuti permainan
playdough untuk meningkatkan motorik halus. Dalam kegiatan ini, peneliti
dibantu teman sejawat sebagai kolabolator di RA Masyitoh Kalibening.
Observasi ini berpedoman pada indikator yang terdapat pada lembar
observasi yaitu: membuat bentuk sesuai tema dengan playdough, membuat
bentuk dengan playdough dengan ibu jari dan jari telunjuk, kemandirian
dalam menggunakan tangan kanan dan kiri, anak mampu menkomunikasikan
hasil karya yang dibuat.
d. Tahap refleksi
Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan teman sejawat
melakukan analisis terhadap proses pembelajaran dalam permainan
playdough pada anak. Setelah data observasi dianalisis, peneliti melakukan
relfleksi diri terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah terlaksanakan. Pada
tahap ini, peneliti dan teman sejawat berusaha untuk dapat mengetahui
kemampuan anak didik dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil
tersebut digunakan untuk untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa :
1) Guru belum bisa membagi perhatiannya kepada semua anak, karena ada
anak yang terus meminta perhatian.
2) Sudah ada peningkatan motorik halus anak melalui permainan
playdough, jika dibandingkan sebelum menggunakan permainan
playdough, akan tetapi hasil tersebut belum maksimal, ini berarti bahwa
peneliti perlu memperbaiki proses pembelajaran.
3) Peningkatan motorik halus anak melalui permainan playdough satu kelas
kurang merata, dikarenakan ada anak yang mempunyai kemampuan
lebih dan ada anak yang mempunyai kemampuan rendah.
Dari hasil analisis tersebut, peneliti dan teman sejawat merasa bahwa hasil
penelitian tersebut belum maksimal. Oleh sebeb itu peneliti dan teman sejawat
membuat perencanaan untuk tindakan pada Siklus selanjutnya.
3. Deskripsi pelaksanaan siklus II
a. Tahap perencanaan
Peneliti berdiskusi dengan guru tentang permasalahan baru yang timbul
pada siklus I, hasil refleksi pada siklus I dijadikan dasar untuk menyusun
rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II. Proses pembelajaran
pengembangan fisik motorik halus melalui permainan playdough pada Siklus I
pada umumnya sudah cukup baik. Namun belum memenuhi indikator
keberhasilan yaitu 85%, masih ada anak yang kurang memuaskan dalam
pengembangan fisik motorik halus melalui permainan playdough. Untuk
mengatasi kekurangan pada Siklus I, maka pada hari Senin, 9 April 2018
peneliti dan teman sejawat merencanakan tindakan pada Siklus II. Siklus II ini
direncanakan satu kali pertemuan. Peneliti dan teman sejawat setelah
melakukan diskusi,bersepakat melakukan beberapa hal yang sebaiknya
dilakukan dalam pembelajaran. Hal- hal yang disiapkan pada Siklus II antara
lain:
1) Menetapkan urutan materi pembelajaran dan cakupannya.
2) Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat atau perlengkapan yang
akan digunakan untuk permainan playdough yaitu gandum, garam, minyak
goreng, tepung maizena, pewarna makanan, air dan baskom.
3) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas anak didik, dan
aktivitas guru.
4) Peneliti memaksimalkan tindakan yang lebih intensif dan interaktif dengan
anak didik, peneliti memberi motivasi, balikan dan penguatan.
5) Tema dipakai pada Siklus II adalah alam semesta dan sub tema benda-
benda langit.
6) Peneliti mencoba memberi bantuan variasi cetakan dalam membentuk
permainan playdough.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai yang
telah direncanakan. Media yang digunakan masih sama, yaitu permainan
playdough, bedanya dengan siklus I adalah kegiatan membentuk dilakukan
tanpa bantuan alat, sedangkan pada siklus II kegiatan membentuk adonan
playdough dilakukan dengan menggunakan variasi alat seperti pisau plastik
dan cetakan bintang untuk membentuk suatu bentuk.
Pelaksanaan kegiatan pada siklus II selengkapnya sebagai berikut:
1) Ibadah pagi (07.30-08.00) kegiatan mengaji dan abaca dilanjutkan dengan
sholat dhuha bersama di Sentra Olah tubuh kemudian masuk kelas.
2) Kegiatan awal (08.00-08.30)
(a) Diawali dengan kegiatan baris berbaris, gerak lagu, dilanjutkan dengan
doa pagi
(b) Selanjutnya guru mengucap salam dan dijawab anak-anak kemudian
dilanjutkan dengan asmauul khusna.
3) Caracter building atau pembentukan karakter (08.40-09.00)
Diisi dengan pembentukan karakter melalui kegiatan menonton vidio
syamil dan dodo tentang kejujuran dengan menggunakan laptop.
4) Kegiatan pembukaan (09.00-09.30)
(a) Peneliti menerangkan tentang tema hari ini yaitu alam semesta dengan
sub tema benda-benda langit.
(b) Peneliti menerangkan tentang bulan , bintang, matahari.
(c) Peneliti menunjukkan gambar bulan , bintang, matahari dan menjelaskan
gambar-gamba tersebut.
(d) Peneliti menyuruh anak untuk mengeja “b u l a n, b i n t a n g, m a t a-
h a r i”
5) Kegitan inti (09.00-10.00)
(a) Peneliti mengkondisikan anak terlebih dahulu membentuk lingkaran
(b) Peneliti menunjukkan kepada anak bahan-bahan untuk permainan
playdough, seperti gandum, garam halus, maizena, minyak goreng, air
dan pewarna makanan
(c) Peneliti menyuruh anak untuk memegang setiap bahan tersebut dan
meminta anak untuk menakar dan menuang ke dalam baskom yang telah
disediakan sesuai petunjuk guru.
(d) Peneliti membagi membagi 4 kelompok yaitu kelompok warna merah,
kuning, hijau, dan biru serta menyuruh anak untuk mencampur adonan
playdough tersebut sampai kalis (tidak lengket di tangan)
(e) Peneliti menyuruh anak untuk membentuk adonan playdough tersebut
menjadi bentuk bulan, matahari, bintang dengan menggunakan variasi
alat.Meremas dan memilin playdough, dan membentuk bulan, bintang,
matahari menggunakan variasi cetakan yaitu pisau plastik, tusuk gigi dan
cetakan bintang dari adonan playdough tersebut.
(f) Anak diminta untuk menjelaskan, mengkomunikasikan tentang apa yang
dibentuk.
(g) Guru memberikan motivasi supaya anak bersemangat dalam melakukan
kegiatan.
(h) Selama kegiatan guru dan peneliti mengamati dan mendokumentasikan
kegiatan.
(j) Peneliti dan guru memberikan penghargaan berupa pujian bagi anak-anak
supaya lebih bersemangat mengikuti kegitan yang akan datang. Pujian
yang diberikan berupa ucapan hebat dan acungan jempol dan diberi
bintang dari kertas jika berhasil membentuk bentuk bulan, bintang dan
matahari.
6) Istirahat (10.00-10.30)
Cuci tangan bersama; makan bersama; bagi anak yang sudah selesai
makan, anak dapat memilih mainan yang disukai, baik di luar ataupun di
dalam kelas
7) Kegiatan penutup (10.30-11.00)
a. Peneliti menanyakan perasaan selama hari ini
b. Berdiskusi tentang kegiatan yang sudah dimainkan
c. Hafalan surat pendek dan doa keseharian
d. Menginformasikan kegiatan esok hari
e. Berdoa setelah belajar dan pulang
c. Tahap observasi/pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran. Observasi diigunakan
untuk mengetahui kemampuan fisik motorik halus melalui permainan playdough.
Hasil pengamatan dilapangan dijadikan pedoman penelitian untuk melakukan
refleksi pada permasalahan yang muncul, sehingga dapat mencari solusi masalah
tersebut.
Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu teman sejawat sebagai kolabolator di RA
Masyitoh Kalibening Salatiga. Observasi ini berpedoman pada empat indikator,
yang tertuang dalam lembar observasi yang dibuat peneliti. yaitu : membentuk
adonan playdough menjadi karya 3 dimensi menggunakan variasi alat, melakukan
gerakan meremas dan memilin, kreativitas anak serta mampu mengkomunikasikan
hasil karya yang dibuat. Pada penilaian ini, dilihat perubahan yang terjadi pada
anak saat siklus I dan siklus II dikarenakan hal sebagai berikut:
1) Permainan playdough yang berlangsung pada saat pembelajaran menarik.
2) Penggunaan variasi cetakan membuat anak tertarik.
3) Waktu pembelajaran berlangung secara efektif.
4) Dalam proses belajar menggunakan permainan playdough, anak sudah banyak
termotivasi dan terampil fisik motorik halusnya.
Dapat disimpulkan bahwa permainan playdough dalam pembelajaran dapat
mengembangkan fisik motorik halus anak pada siswa kelompok A di RA Masyitoh
Kalibening Salatiga.
d. Tahap refleksi
Hasil pengamatan dilapangan dijadikan pedoman penelitian untuk melakukan
refleksi pada permasalahan yang muncul, sehingga dapat mencari solusi masalah
tersebut. Pada siklus ini sudah banyak pengembangan untuk hasil belajar
kemampuan motorik halus anak.
Dapat disimpulkan bahwa permainan playdough dalam pembelajaran dapat
meningkatkan motorik halus anak pada siswa kelompok A di RA Masyitoh
Kalibening Salatiga
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
4. Ketentuan penilaian
Adapun penilaian yang diberikan pada anak didik, berupa simbol gambar
bintang, yang mana simbol tersebut akan diubah ke data yang bersifat angka
atau kuantitatif untuk sementara, kemudian akan diolah ke dalam bahasa
kualitatif, dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Ketentuan Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol
Bintang
Skor/
Nilai
Kategori Kriteria/Ketentuan
* 1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang tepat atau
anak tidak mau mencoba.
2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan bantuan meniru
teman
3 Berkembang Sesuai Harapan
(BSH)
Jika anak bisa dengan bantuan awalan
4 Berkembang Sangat Baik (BSB) Jika anak bisa tanpa bantuan
Adapun indikator yang digunakan tiap Siklus adalah berbeda. Dengan
tema yang berbeda pula. Seperti terlihat pada tabel indikator yang akan diamati
tiap Siklus dibawah ini:
Tabel 4.2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus
No Tingkat Pencapaian
Perkembangan
Indikator (Butir Amatan) Yang Diamati
Pra
Siklus
Siklus I Siklus
II
1 KD. 3.5 Mengetahui
cara memecahkan
masalah sehari-hari
dan berperilaku
kreatif
Kreativitas anak dalam berkarya V
2 KD 3.3-4.3
Menggunakan anggota
tubuh untuk
pengembangan
motorik kasar dan
halus
1.Memegang pensil V
2.Merobek dan menempel V
3.Memegang playdough dengan ibu
jari dan jari telunjuk
V
4.Melakukan gerakan meremas dan
mermilin
V
3 KD 3.11-4.11
Memahami bahasa
ekspresif -
Menunjukkan
kemampuan bahasa
ekspresif
(mengungkapkan
bahasa secara verbal
dan non verbal)
Anak mampu mengkomunikasikan
hasil karya yang dibuat V V V
4 KD 3.15-4.15
Menunjukkan karya
dan aktivitas seni
dengan menggunakan
berbagai media
1. Membuat bentuk sesuai tema
dengan playdough
V
2. Membuat bentuk sesuai tema
dengan playdough menjadi bentuk
3 dimensi menggunakan variasi alat
V
5 KD 2.8 Memiliki
perilaku yang
mencerminkan sikap
kemandirian
1. Kemandirian dalam melakukan
tangan kanan dan kiri V
2. Kemandirian dalam
mengerjakan tugas guru
V
Peneliti berdiskusi bersama teman sejawat dan kepala sekolah, bahwa
penentuan indikator keberhasilan dalam pengembangaan fisik motorik halus melalui
permainan playdough juga penting dibuat, berdasarkan kesepakatan
bersama dengan pihak sekolah, maka diputuskan indikator keberhasilan dalam proses
pembelajaran yaitu sebesar 85%. Bila anak mampu mencapai nilai/hasil pencapaian
lebih dari 85% pada Siklus II, anak dapat dikatakan sudah menguasai fisik motorik
halus dengan baik, dan sebaliknya jika hasil pencapaian kurang dari 85% pada Siklus
II, maka anak dikatakan belum mampu menguasai fisik motorik halus dengan baik.
2. Siklus I
a. Data Hasil Pengamatan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data pada
Siklus I, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut
Tabel 4.3
Hasil Penilaian pada Siklus I
N
o
Nama
Anak
Nilai Pada Tiap Siklus I Jumlah
Skor
Rata-
rata
Keterang
an
Persent
ase
Pencap
aian
Membu
at
Bentuk
Sesuai
Tema
dengan
Playdou
gh
Membua
t bentuk
dengan
playdoug
h dengan
ibu jari
dan jari
telunjuk
Kemand
irian
dalam
menggu
nakan
tangan
kanan
dan kiri
Anak
mampu
menko
munika
sikan
hasil
karya
yang
dibuat
1 Sw1 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
2 Sw2 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
3 Sw3 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
4 Sw4 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
5 Sw5 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
6 Sw6 2 3 2 2 2,25 MM 56,2%
7 Sw7 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
8 Sw8 3 3 3 3 3 BSH 75%
9 Sw9 3 2 3 3 2,75 MM 68,7%
10 Sw10 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
11 Sw11 3 2 3 3 2,75 MM 68,7%
12 Sw12 2 2 2 3 2,25 MM 56,2%
13 Sw13 3 3 2 2 2,5 MM 62,5%
14 Sw14 3 3 2 2 2,5 MM 62,5%
15 Sw15 3 2 2 3 2,5 MM 62,5%
16 Sw16 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
17 Sw17 2 2 2 3 2,25 MM 56,2%
18 Sw18 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
19 Sw19 3 2 3 3 2,75 MM 68,7%
20 Sw20 2 2 3 2 2,25 MM 56,2%
21 Sw21 3 2 2 2 2,25 MM 56,2%
22 Sw22 2 2 2 2 2 MM 50%
Total prosentase pencapaian kelas 1468%
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui prosentase pencapaian tiap anak,
ada 9 anak yang nilai pencapaiannya sudah mencukupi nilai indikator keberhasilan
yaitu 85%, akan tetapi 13 anak lainnya masih dibawah indikator keberhasilan, dan
ada 10 anak yang mencapai BSH, dan ada 12 anak yang masih mencapai
MM,sedangkan belum ada yang mencapai BSB, sehingga dapat dikatakan bahwa
hasil belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan.
Peningkatan dari rata-rata prosentase pencapaian kelas pada Pra Siklus sebesar 0%
dan pada Siklus I sebesar 41%
b. Pengamatan guru
Pengamatan di lakukan terhadap guru kelompok A yaitu selama pembelajaran
berlangsung pada siklus I dapat diketahui melalui tabel berikut:
Tabel 4. 4 Hasil Pengamatan Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1 Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPPH
V
b. Menyiapkan presensi V
c. Menyiapkan lembar observasi V
d. Menyiapkan perlengkapan mengajar V
2 Kemampuan guru dalam dalam membuka pelajaran
dan melakukan apersepsi salam pembuka
V
Mengkondisikan kelas V
Menyampaikan tujuan pembelajaran V
Memberikan motivasi untuk belajar V
3 Ketepatan guru menggunakan permainan playdough
a. Guru paham tentang permainan playdough
V
b. Guru menguasai permainan playdough V
4 Kemampuan guru dalam menguasai kelas
a. Mampu membuat siswa lebih aktif dan kreatif
V
b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan V
5 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
a. Kesimpulan V
b. Melakukan evaluasi V
c. Salam penutup V
c. Hasil pengamatan terhadap siswa
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3
1 Siswa menjawab salam dengan semangat V
2 Siswa merespon panggilan presensi dari
guru
V
3 Siswa memperhatikan penjelasan dari
guru
V
4 Siswa semangat mengikuti pembelajaran
melalui permainan playdough
V
Keterangan:
1 : tidak baik
2 : baik
3 : sangat baik
3. Deskripsi Siklus II
a. Data hasil penilaian siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data pada
Siklus II, maka dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Penilaian pada Siklus II
No Nam
a
Anak
Nilai Pada Tiap Siklus II Jumlah
Skor
Rata-
rata
Ketera
ngan
Persen
tase
Pencap
aian
Membuat
Bentuk
Sesuai Tema
menjadi
bentuk 3
dimensi
dengan
Playdough
menggunaka
n variasi alat
Melakuk
an
gerakan
meremas
dan
memilin
Kreat
ivitas
anak
Anak
mampu
mengkom
unikasika
n hasil
karya
yang
dibuat
1 Sw1 4 4 4 4 4 BSB 100% 2 Sw2 4 4 4 4 4 BSB 100% 3 Sw3 4 4 4 4 4 BSB 100% 4 Sw4 4 4 3 4 3,75 BSH 93,7% 5 Sw5 3 4 4 4 3,75 BSH 93,7% 6 Sw6 3 4 4 4 3,75 BSH 93,7% 7 Sw7 4 4 4 4 4 BSB 100% 8 Sw8 4 4 4 4 4 BSB 100% 9 Sw9 4 4 3 4 3,75 BSH 93,7% 10 Sw10 4 4 4 4 4 BSB 100% 11 Sw11 3 4 3 4 3,5 BSH 87,5% 12 Sw12 3 4 3 4 3,5 BSH 87,5% 13 Sw13 4 4 3 4 3,75 BSH 93,7% 14 Sw14 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5% 15 Sw15 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5% 16 Sw16 3 4 4 4 3,75 BSH 93,7% 17 Sw17 3 4 3 4 3,5 BSH 87,5% 18 Sw18 4 4 4 4 4 BSB 100% 19 Sw19 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5% 20 Sw20 3 4 3 4 3,5 BSH 87,5% 21 Sw21 3 4 3 4 3,5 BSH 87,5% 22 Sw22 2 2 2 3 2,25 MM 56,2% Prosentase pencapaian kelas 2018,4
%
Dari data nilai Siklus II pengembangan fisik motorik halus anak melalui
permainan playdough dapat disimpulkan bahwa yang mencapai BM tidak ada,
yang mencapai MM ada 1 anak, ada 14 anak yang mencapai BSH sedangkan yang
mencapai BSB ada 7 anak. Dapar disimpulkan pula, ada 21 anak yang nilai
pencapaiannya sama atau lebih besar dengan indikator keberhasilan, sehingga
dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak dalam kelas sudah maksimal, dan tidak
memerlukan perbaikan. Ada 1 anak yang belum tuntas, dikarenakan kurang
konsentrasi, rewel jika ditinggal ibunya sehingga mempengaruhi pembelajaran.
Peningkatan dari rata-rata prosentase kelas pencapaian kelas pada saat Pra Siklus
sebesar 0%, pada Siklus I sebesar 41% dan pada Siklus II hari Senin tanggal 9
April 2018 sebesar 95%. Artinya bahwa ada peningkatan yang baik dari tiap
Siklus.
c. Pengamatan guru
Pengamatan di lakukan terhadap guru kelompok A yaitu selama pembelajaran
berlangsung pada Siklus II dapat diketahui melalui tabel berikut:
Tabel 4. 7 Hasil Pengamatan Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1 Persiapan guru dalam mengajar
e. Menyiapkan RPPH
V
f. Menyiapkan presensi V
g. Menyiapkan lembar observasi V
h. Menyiapkan perlengkapan mengajar V
2 Kemampuan guru dalam dalam membuka pelajaran V
dan melakukan apersepsi salam pembuka
Mengkondisikan kelas V
Menyampaikan tujuan pembelajaran V
Memberikan motivasi untuk belajar V
3 Ketepatan guru menggunakan permainan playdough
a. Guru paham tentang permainan playdough
V
b. Guru menguasai permainan playdough V
4 Kemampuan guru dalam menguasai kelas
d. Mampu membuat siswa lebih aktif dan kreatif
V
e. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan V
5 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
f. Kesimpulan V
g. Melakukan evaluasi V
h. Salam penutup V
c.Hasil pengamatan terhadap siswa
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3
1 Siswa menjawab salam dengan semangat V
2 Siswa merespon panggilan presensi dari
guru
V
3 Siswa memperhatikan penjelasan dari
guru
V
4 Siswa semangat mengikuti pembelajaran
melalui permainan playdough
V
Keterangan:
1 : tidak baik
2 : baik
3 : sangat baik
B. Pembahasan
Adapun pengolahan data dari penelitian Pra Siklus sampai Siklus II didapatkan
hasil prosentase pencapaian kemampuan fisik motorik halus anak sebagai berikut:
Tabel 4.9 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai Prosentase Keberhasilan Rata-rata
Kelas Per Siklus
Kegiatan Status Pencapaian Prosentase Nilai
Rata-rata Kelas
Peningkatan
Nilai Tuntas Tidak Tuntas
Pra Siklus 0 Siswa 22 Siswa 0 % 0%
Siklus I 9 Siswa 13 Siswa 41% 41%
Siklus II 21 Siswa 1 Siswa 95% 54%
Adapaun data peningkatan dari Pra Siklus sampai Siklus II, dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar 4.1 Diagram Pengembangan Fisik Motorik Halus
Dapat disimpulkan dari data yang telah disajikan, bahwa permainan playdough
pada anak kelompok A di RA Masyitoh Kalibening Salatiga mengalami peningkatan.
Hal ini dibuktikan dengan adanya pengembangan dari Pra Siklus yang rata-rata
pencapaian kelas bernilai 0%, meningkat pada Siklus I yang rata-rata pencapaian
kelas bernilai 41%, ditambah lagi dengan adanya pengembangan pada Siklus II
dimana rata-rata anak pencapaian kelas bernilai 95%.
Jadi permainan playdough terbukti dapat mengembangkan fisik motorik halus
pada anak kelompok A di RA Masyitoh Kalibening Salatiga tahun pelajaran
2017/2018.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
dengan permainan playdough dapat mengembangkan fisik motorik halus pada anak
kelompok A RA Masyitoh Kalibening Salatiga. Kemampuan fisik motorik halus anak
yang mengalami peningkatan diantaranya kemampuan meremas, memilin,
kemandirian, kreativitas dan membuat bentuk kreasi dengan playdough. Permainan
playdough dapat mengembangkan fisik motorik halus anak, hal ini dapat dibuktikan
dari hasil prosentase keberhasilan kelas pada Pra Siklus adalah 0%, Siklus I 41%, dan
Siklus II 95%. Selisih peningkatan nilai pada Pra Siklus ke Siklus I adalah 41%,
selisih Siklus I ke Siklus II adalah 54%, dengan meningkatnya prosentase nilai
Kriteria Ketentuan Minimal (KKM) permainan playdough dinyatakan berhasil.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan sebelumnya serta data
yang diperoleh setelah penerapan permainan playdough yang ternyata mampu
mengasah dan meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak.
B. Saran
1. Bagi Lembaga
Selalu mengembangkan kualitas sekolah. Terutama kualitass guru dalam
mengajar. Dibutuhkan inovasi dan kreativitas. Perlu adanya keseriusan dan
kesungguhan para peserta didik sebagai usaha untuk pendewasaan diri yang
optimal. Hendaknya lembaga PIAUD menyadari akan tugas dan tanggung
jawabnya dalam usaha turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Bagi guru
Dapat menggunakan permainan playdough dalam pembelajaran karena
dapat merangsang kemampuan fisik motorik halus mereka dengan lebih baik
dan anak dapat secara aktif bermain sehingga secara tidak langsung tidak hanya
kemampuan fisik motorik halus anak saja yang mendapatkan stimulasi dengan
baik, namun juga kemampuan berimajinasi dan kreativitas mereka.
3. Bagi siswa
Siswa hendaknya berperan akif dalam mengikuti prosen pembelajaran
melalui permainan playdough, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai
secara maksimal.
Agar anak didik dapat berperana aktif dalam pembelajaran, perlu diberikan
motivasi baik berupa nasihat, keteladanan maupun penyediaan sumber belajar
yang dapat membangkitkan minat dan semangat belajar anak. Karena melalui
sumber belajar yang menarik akan memudahkan bagi anak didik untuk
memahami materi yang akan disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti,dkk. 2013. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini. Tangerang Selatan:Universitas Terbuka.
Ardy, NovanWiyani. 2014. PsikologiPerkembanganAnakUsiaDiniPanduanbagi
Orang TuadanPendidikPAUD dalammemahamisertaMendidikAnakUsiaDini.
Yogyakarta: Gava Media.
A. Martuti. 2009. Mendirikan Dan Mengelola PAUD. Yogyakarta: Kreasi Kencana.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Sinar Grafika Offset.
Asmawati, Luluk.2008. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang
Pengembangan Fisik Motorik di Taman Kanak-Kanak. Dirjen Managemen
Pendidikan Dasar dan Menengah: Jakarta
Difatiguna, Sira, Maman Suharman, Rini Riswanti. 2015. Pengaruh Aktivitas
Bermain Menggunakan Playdough Terhadap Kemampuan Motorik Halus
Anak,(0nline).UniversitasLampung.(jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PAUD/
article/view/9706,diakses 27 Desember 2017 pukul 06.13).
Dimyati, Johni. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
DirektoratPendidikanAnakUsiaDini. 2002. Acuan Menu
PembelajaranPadaPendidikanAnakUsiaDini(PAUD). Jakarta:
DepatemenPendidikanNasional.
Dwijunianto.MediaBelajarPlastisin.http://dwijunianto.wordpress.com/media-belajar-
plastisin/ diakses tanggal 22 Maret 2018 pukul 13.30 WIB
Fadlillah, Muhammad, Lilif Mualifatu Khorida. 2014. Pendidikan Karakter Anak
Usia Dini. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.
Haryani, C. 2014. Penerapan Metode Bermain Dengan Media Playdough Dalam
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Kosep Bilangan dan Lambang
Bilangan Pada Anak Usia Dini. (Skripsi). Bengkulu:Universitas Bengkulu.
Hasan, Maimunah. 2010. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Yogyakarta: Diva
Perss
Jutmika, Nur, Yusep. 2012. Ragam Aktivitas Harian Untuk Playdough. Diva Press:
Jakarta
Suyadi. 2010. PsikologiBelajarPendidikanAnakUsiaDini. Yogyakarta: PT.
BintangPustakaAbadi.
Sumantri. 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdikbud.
Sujiono, Bambang, dkk. 2011. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas
Terbuka.
B.E.F. Montolalu, dkk. 2011. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Santoso, Soegeng, dkk. 2011. Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: RemajaRosdakarya
Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Wardah, Erika Yunia. 2017. Pengaruh Bermain Playdough Terhadap Kemampuan
Motorik Halus Anak Autis di SDLB,(Online. Universitas Negeri Surabaya.
(Jurnal Pendidikan Khusus, diakses tanggal 20 Januari 2018 pukul 09.00).
Wardhani, IGAK. KuswayaWihardit.2012. PenelitianTindakanKelas.
TangeranSealatan: Universitas Terbuka
Wiyani, Novan Ardy. 2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Gava Media.
Yusuf, Syamsu. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya
http://www.jejakpendidikan.com/2017/03/permainanplaydough.html,diaksespada
tanggal 3 Desember 2017 Pukul 06.00
http://alaksamana.blogspot.co.id/2017/08/keunggulan-dan-kelemahan-media-
plastisin.html diakses tanggal 22 Maret 2018 pukul 13.30 WIB
INDIKATOR TIAP SIKLUS YANG DIAMATI
No Tingkat Pencapaian
Perkembangan
Indikator (Butir Amatan) Yang Diamati
Pra
Siklus
Siklus I Siklus
II
1 KD. 3.5 Mengetahui
cara memecahkan
masalah sehari-hari
dan berperilaku
kreatif
Kreativitas anak dalam berkarya V
2 KD 3.3-4.3
Menggunakan anggota
tubuh untuk
pengembangan
motorik kasar dan
halus
1.Memegang pensil V
2.Merobek dan menempel V
3.Memegang playdough dengan
ibu jari dan jari telunjuk
V
4.Melakukan gerakan meremas
dan mermilin
V
3 KD 3.11-4.11
Memahami bahasa
ekspresif -
Menunjukkan
kemampuan bahasa
ekspresif
(mengungkapkan
bahasa secara verbal
dan non verbal)
Anak mampu mengkomunikasikan
hasil karya yang dibuat V V V
4 KD 3.15-4.15
Menunjukkan karya
dan aktivitas seni
dengan menggunakan
berbagai media
3. Membuat bentuk sesuai tema
dengan playdough
V
4. Membuat bentuk sesuai tema
dengan playdough menjadi bentuk
3 dimensi menggunakan variasi alat
V
5 KD 2.8 Memiliki
perilaku yang
mencerminkan sikap
kemandirian
1. Kemandirian dalam melakukan
tangan kanan dan kiri V
2.Kemandirian dalam mengerjakan
tugas guru
V
Hasil Penilaian Pra Siklus
N
o
Nama
Anak
Nilai pada Indikator Pra Siklus Jumlah
Skor
rata-rata
Keter
angan
Prose
ntase
Penca
paian
Memega
ng pensil
Kemandi
rian anak
dalam
mengerja
kan tugas
guru
Merobek
dan
menempel
Anak
mampu
mengko
munikasi
kan hasil
karya
yang
dibuat
1 Sw1 3 3 3 3 3 BSH 75%
2 Sw2 2 3 2 3 2,5 MM 62,5%
3 Sw3 2 3 2 2 2.25 MM 56,2%
4 Sw4 1 2 1 1 1,25 BM 31,2%
5 Sw5 1 1 1 1 1 BM 25%
6 Sw6 1 2 1 1 1,25 BM 31,2%
7 Sw7 3 3 3 3 3 BSH 75%
8 Sw8 2 1 1 1 1,25 BM 31,2%
9 Sw9 2 1 1 1 1,25 BM 31,2%
10 Sw10 3 3 3 3 3 BSH 75%
11 Sw11 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
12 Sw12 1 1 1 1 1 BM 25%
13 Sw13 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
14 Sw14 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
15 Sw15 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
16 Sw16 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
17 Sw17 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
18 Sw18 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
19 Sw19 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
20 Sw20 1 1 1 1 1 BM 25%
21 Sw21 2 1 1 1 2,5 MM 31,2%
22 Sw22 1 1 1 1 1 BM 25%
Total prosentase pencapaian kelas 849,3
%
Mengetahui,
Kepala Sekolah RA Masyitoh Peneliti
Guru Kelas
Kalibening
Siti Sundari, S.Pd Khoiriyah, S.Pd.I Niswa Ulya R
LEMBAR OBSERVASI KELOMPOK A SIKLUS I PENGEMBANGAN FISIK
MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN PLAYDOUGH
N
o
Nama
Anak
Nilai Pada Tiap Siklus I Jumlah
Skor
Rata-
rata
Keterang
an
Persent
ase
Pencap
aian
Membu
at
Bentuk
Sesuai
Tema
dengan
Playdou
gh
Membua
t bentuk
dengan
playdoug
h dengan
ibu jari
dan jari
telunjuk
Kemand
irian
dalam
menggu
nakan
tangan
kanan
dan kiri
Anak
mampu
menko
munika
sikan
hasil
karya
yang
dibuat
1 Sw1 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
2 Sw2 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
3 Sw3 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
4 Sw4 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
5 Sw5 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
6 Sw6 2 3 2 2 2,25 MM 56,2%
7 Sw7 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
8 Sw8 3 3 3 3 3 BSH 75%
9 Sw9 3 2 3 3 2,75 MM 68,7%
10 Sw10 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
11 Sw11 3 2 3 3 2,75 MM 68,7%
12 Sw12 2 2 2 3 2,25 MM 56,2%
13 Sw13 3 3 2 2 2,5 MM 62,5%
14 Sw14 3 3 2 2 2,5 MM 62,5%
15 Sw15 3 2 2 3 2,5 MM 62,5%
16 Sw16 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
17 Sw17 2 2 2 3 2,25 MM 56,2%
18 Sw18 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5%
19 Sw19 3 2 3 3 2,75 MM 68,7%
20 Sw20 2 2 3 2 2,25 MM 56,2%
21 Sw21 3 2 2 2 2,25 MM 56,2%
22 Sw22 2 2 2 2 2 MM 1587%
Total prosentase pencapaian kelas 1468%
Mengetahui,
Kepala Sekolah RA Masyitoh Peneliti Guru Kelas
Kalibening
Siti Sundari, S.Pd Niswa Ulya R Khoiriyah, S.Pd.I
LEMBAR OBSERVASI KELOMPOK A SIKLUS II PENGEMBANGAN FISIK
MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN PLAYDOUGH
No Nam
a
Anak
Nilai Pada Tiap Siklus II Jumlah
Skor
Rata-
rata
Ketera
ngan
Persen
tase
Pencap
aian
Membuat
Bentuk
Sesuai Tema
menjadi
bentuk 3
dimensi
dengan
Playdough
menggunaka
n variasi alat
Melakuk
an
gerakan
meremas
dan
memilin
Kreat
ivitas
anak
Anak
mampu
mengkom
unikasika
n hasil
karya
yang
dibuat
1 Sw1 4 4 4 4 4 BSB 100% 2 Sw2 4 4 4 4 4 BSB 100% 3 Sw3 4 4 4 4 4 BSB 100% 4 Sw4 4 4 3 4 3,75 BSH 93,7% 5 Sw5 3 4 4 4 3,75 BSH 93,7% 6 Sw6 3 4 4 4 3,75 BSH 93,7% 7 Sw7 4 4 4 4 4 BSB 100% 8 Sw8 4 4 4 4 4 BSB 100% 9 Sw9 4 4 3 4 3,75 BSH 93,7% 10 Sw10 4 4 4 4 4 BSB 100% 11 Sw11 3 4 3 4 3,5 BSH 87,5% 12 Sw12 3 4 3 4 3,5 BSH 87,5% 13 Sw13 4 4 3 4 3,75 BSH 93,7% 14 Sw14 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5% 15 Sw15 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5% 16 Sw16 3 4 4 4 3,75 BSH 93,7% 17 Sw17 3 4 3 4 3,5 BSH 87,5% 18 Sw18 4 4 4 4 4 BSB 100% 19 Sw19 4 4 3 3 3,5 BSH 87,5% 20 Sw20 3 4 3 4 3,5 BSH 87,5% 21 Sw21 3 4 3 4 3,5 BSH 87,5% 22 Sw22 2 2 2 3 2,25 MM 56,2% Prosentase pencapaian kelas 2018,4
%
Mengetahui,
Kepala Sekolah RA Masyitoh Peneliti Guru Kelas
Kalibening
Siti Sundari, S.Pd Niswa Ulya R Khoiriyah, S.Pd.I
Hasil Pengamatan Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1 Persiapan guru dalam mengajar
i. Menyiapkan RPPH
V
j. Menyiapkan presensi V
k. Menyiapkan lembar observasi V
l. Menyiapkan perlengkapan mengajar V
2 Kemampuan guru dalam dalam membuka pelajaran
dan melakukan apersepsi salam pembuka
V
Mengkondisikan kelas V
Menyampaikan tujuan pembelajaran V
Memberikan motivasi untuk belajar V
3 Ketepatan guru menggunakan permainan playdough
c. Guru paham tentang permainan playdough
V
d. Guru menguasai permainan playdough V
4 Kemampuan guru dalam menguasai kelas
i. Mampu membuat siswa lebih aktif dan kreatif
V
j. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan V
5 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
k. Kesimpulan V
l. Melakukan evaluasi V
m. Salam penutup V
Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3
1 Siswa menjawab salam dengan semangat V
2 Siswa merespon panggilan presensi dari
guru
V
3 Siswa memperhatikan penjelasan dari
guru
V
4 Siswa semangat mengikuti pembelajaran
melalui permainan playdough
V
Keterangan:
1 : tidak baik
2 : baik
3 : sangat baik
Mengetahui,
Guru Kelas Peneliti
Khoiriyah, S.Pd.I Niswa Ulya R
Hasil Pengamatan Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1 Persiapan guru dalam mengajar
m. Menyiapkan RPPH
V
n. Menyiapkan presensi V
o. Menyiapkan lembar observasi V
p. Menyiapkan perlengkapan mengajar V
2 Kemampuan guru dalam dalam membuka pelajaran
dan melakukan apersepsi salam pembuka
V
Mengkondisikan kelas V
Menyampaikan tujuan pembelajaran V
Memberikan motivasi untuk belajar V
3 Ketepatan guru menggunakan permainan playdough
c. Guru paham tentang permainan playdough
V
d. Guru menguasai permainan playdough V
4 Kemampuan guru dalam menguasai kelas
n. Mampu membuat siswa lebih aktif dan kreatif
V
o. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan V
5 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
p. Kesimpulan V
q. Melakukan evaluasi V
r. Salam penutup V
Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3
1 Siswa menjawab salam dengan semangat V
2 Siswa merespon panggilan presensi dari
guru
V
3 Siswa memperhatikan penjelasan dari
guru
V
4 Siswa semangat mengikuti pembelajaran
melalui permainan playdough
V
Keterangan:
1 : tidak baik
2 : baik
3 : sangat baik
Mengetahui,
Guru Kelas Peneliti
Khoiriyah, S.Pd.I Niswa Ulya R
WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
RA MASYITOH KALIBENING
Peneliti : Bagaimana metode pembelajaran selama ini di RA Masyitoh
Kalibening ini?
Kepala Sekolah : Kami memakai berbagai macam metode pembelajaran yaitu:
metode bermain, metode demonstrasi, metode ceramah, metode
karya wisata, metode bercerita, metode tanya jawab, metode
eksperimen, metode proyek, metode pemberian tugas,
Peneliti :Model pembelajaran apa yang digunakan di RA Masyitoh
Kalibening?
Kepala Sekolah :Model pembelajaran sentra/BCCT
Peneliti :Media apa saja yang digunakan untuk meningkatkan fisik
motorik halus anak?
Kepala Sekolah :Ada banyak, diantaranya: kertas lipat, biji-bijian, papan jahit,
plastisin,
Peneliti :Apakah selama ini pernah menggunakan pembelajaran dengan
permainan playdough?
Kepala Sekolah : Sudah, tapi menggunakan plastisin atau tanah liat.
Peneliti : Bagaimana setelah menerapkan permainan playdough?
Kepala Sekolah : Meningkat dengan baik
3
WAWANCARA DENGAN SISWA
Nama Siswa : Fela
Peneliti: Mbak Fela suka main playdough?
Fela : Suka banget
Peneliti: Kenapa suka maen playdough?
Fela : Sebab bisa dibentuk-bentuk jadi rumah, ular, terus macam-macam
4
WAWANCARA DENGAN SISWA
Nama Siswa : Sheila
Peneliti: Mbak Sheila suka main playdough?
Sheila : Suka
Peneliti: Kenapa suka maen playdough?
Sheila : Sebab asyik, bisa dibuat macam-macam
Peneliti: Dibawa pulang mau nggak playdoughnya?
Sheila : Mau
Peneliti: Bosan tidak main playdough?
Sheila : Tidak, aku suka banget
5
WAWANCARA DENGAN SISWA
Nama Siswa : Nazila
Peneliti: Mbak Nazila suka main playdough?
Nazila : Suka
Peneliti: Kenapa suka maen playdough?
Nazila : Sebab lentur dan bisa buat mainan
Peneliti:Nanti dibawa pulang ya playdoughnya
Nazila : iya, makasih bu guru
6
CATATAN LAPANGAN I
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal : Senin, 26 Maret 2018
Jam : 07.30-11.00
Lokasi : Ruang Kelas
Sumber Data : Khoiriyah, S.Pd.I
Deskripsi Data
Informasi dari guru kelas dan kepala sekolah RA Masyitoh Kalibening
Salatiga. Pertanyaan yang diajukan yaitu mengenai bagaimana kondisi siswa pada
saat pembelajaran fisik motorik halus sebelum menggunakan permainan
playdough pada anak kelompok A? Selama pembelajaran fisik motorik halus
apakah ada media lain yang digunakan pada saat pembelajaran pada anak
kelompok A?
Wawancara yang dilakukan dapat menarik kesimpulan bahwa pada saat
pembelajaran anak-anak kurang memperhatikan pada materi dan anak sering lari-
lari dan meninggalkan tempat duduknya saat pembelajaran berlangsung. Dengan
keadaan tersebut materi pembelajaran yang diberikan guru kurang dipahami oleh
anak. Karena pembelajaran masih sangat terpusat pada guru dan media yang
digunakan untuk pembelajaran fisik motorik halus dengan media papan tulis,
buku, pensil, kertas lipat, biji-bijian, papan jahit, plastisin. Dengan itu hasil belajar
belajar pada anak kurang memuaskan dan hasil yang diperoleh masih sangat jauh
dan membuat anak menjadi bosan untuk belajar.
7
Pembelajaran fisik motorik halus akan lebih menyenangkan apabila belajar
dengan menggunakan suasana yang menyenangkan apalagi dengan permainan.
Karena dunia anak adalah dunia bermain. Jadi anak belajar sambil bermain.
Sehingga anak lebih fokus terhadap apa yang diajarkan oleh guru, dan anak
mudah dikondisikan di dalam kelas saat waktu pembelajaran berlangsung.
8
CATATAN LAPANGAN 2
Metode Pengumpulan Data : Observasi Kelas Pra Siklus
Hari/Tanggal : Senin, 26 Maret 2018
Jam : 07.30-11.00
Lokasi : Ruang Kelas
Sumber Data : Siti Sundari, S.Pd dan Khoiriyah, S.Pd.I
Deskripsi Data
Observasi ini adalah observasi yang pertama kali dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui efektivitas metode yang digunakan serta kondisi kelas
pada saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
yang digunakan guru adalah metode ceramah interaktif. Dimana guru menjelaskan
materi berulang-ulang, anak didik tampak kurang bersemangat, sedangkan siswa
yang tidak ditunjuk akan asyik berbincang dengan temannya yang lain, suasana
kelas agak ramai dengan suara-suara siswa yang sulit dikondisikan.
Interpretasi:
Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat,
karena siswa kurang berminat terhadap materi pembelajaran, sehingga anak didik
tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran, serta kurang bersemangat mendengar
intruksi guru.
Mengetahui,
Guru Kelas Peneliti
9
Khoiriyah, S.Pd.I Niswa Ulya R
10
CATATAN LAPANGAN 3
Metode Pengumpulan Data : Observasi Kelas Siklus I
Hari/Tanggal : Selasa, 27 Maret 2018
Jam : 07.30-11.00
Lokasi : Ruang Kelas
Sumber Data : Khoiriyah, S.Pd.I
Deskripsi Data
Observasi ini merupakan observasi kedua yang dilakukan. Observasi
bertujuan untuk melihat keterlaksanaan dari Siklus I, dari proses awal hingga
hingga akhir pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa Siklus I sudah ada
peningkatan baik proses maupun hasil, namun belum maksimal. Ada beberapa
hal yang belum tercapai, yaitu belum semua siswa mau meremas dan memilin
playdough dan mandiri dalam pembelajaran.
Ada anak yang bernama Tegar pada mulanya kurang berminat mengikuti
kegitan membentuk dengan playdough dikarenakan sudah rewel dari rumah,
maunya ditunggui ibunya, ketika ibunya pergi, Tegar ikut keluar kelas. Namun
guru memberikan motivasi supaya Tegar mau mengikuti kegiatan sehingga
pendekatan itu berhasil, walaupun hasilnya kurang maksimal.
Interpretasi:
Siklus I belum terlaksana dengan baik dari segi proses maupun hasil
belajar. Jadi perlu beberapa perbaikan-perbaikan untuk Siklus II dalam hal
membuat bentuk sesuai tema menjadi bentuk 3 dimensi dengan playdough
11
menggunakan variasi alat, kreativitas anak, dalam melakukan gerakan meremas
dan memilin serta perlu adanya apresiasi supaya anak lebih semangat.
Mengetahui,
Guru Kelas Peneliti
Khoiriyah, S.Pd.I Niswa Ulya R
12
CATATAN LAPANGAN 4
Metode Pengumpulan Data : Observasi Kelas Siklus II
Hari/Tanggal : Senin, 9 April 2018
Jam : 07.30-11.00
Lokasi : Ruang Kelas
Sumber Data : Khoiriyah, S.Pd.I
Deskripsi Data
Observasi Siklus II bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan observasi
Siklus II dan untuk mengetahui seberapa banyak perkembangan fisik motorik
halus dibanding Siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan Siklus II berjalan dengan baik. Suasana kelas
sangat kondusif. Anak didik sangat antusias dan aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Interpretasi:
Situasi pembelajaran fisik motorik halus melalui permainan playdough
pada Siklus II lebih kondusif dibanding pada Siklus I, sehingga perkembangan
fisik motorik halus mengalami peningkatan yang optimal sesuai dengan harapan.
Mengetahui,
Guru Kelas Peneliti
Khoiriyah, S.Pd.I Niswa Ulya R
13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
RA MASYITOH KALIBENING SALATIGA TAHUN 2017/2018 SEMESTER
II BULAN MARET MINGGU I KELAS A1 USIA 4-5 TAHUN
TEMA/SUB TEMA/SUB-SUB TEMA: ALAT KOMUNIKASI/MACAM-
MACAM ALAT KOMUNIKASI/SURAT
KD: NAM :3.2 SOSEM: 2.5, 2.6
BHS :2.14, 3.10 KOG :3.6, 3.9
FM :2.3. 3.3 SENI : 3.15
MATERI:
1. Simpati terhadap teman yang sakit
2. Berkreasi menggunakan berbagai media
3. Bentuk lingkaran, segitiga, oval dll
4. Memberi dan membalas salam
5. Membaca gambar sederhana
6. Berani bertanya
7. Mengembalikan mainan pada tempatnya
8. Bergerak sesuai dengan irama musik
KEGIATAN:
Senin, 26 Maret 2018
Alat dan bahan:
1 Alat mencocok
2 Gambar kotak pos
3Pensil
Ibadah pagi (07.30-08.00): Sholat dhuha bersama di pusatkan di Sentra Olah
Tubuh (seluruh siswa dan guru mengikuti)
Kegiatan awal (08.00-08.30) Diawali dengan kegitan baris, gerak lagu/senam.dll;
dilanjutkan dengan doa pagi, absen (Cinta tanah air )
Character Building (08.40-09.00) : Diisi dengan penanaman karakter melalui
kegiatan dongeng, bercerita, diskusi, prakterk langsung, dll
(Disiplin)
Kegiatan pembukaan (09.00-09.30): bernyanyi, membacakan cerita, membangun
pengetahuan melalui materi yang dikembangkan sesuai tema dan KD yang akan
dicapai, menjelaskan cara main dan menyepakati aturan main
* Diskusi tentang: Alat komunikasi
* Cerita: surat
* Kosakata: telepon
* Lagu/syair/tepuk: Alat tukang pos
Kegiatan inti (09.00-10.00) : Memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi
membangun pengalaman bermain yang bermakna dengan menerapkan pendekatan
saintifik, yakni anak menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan melalui kegiatan main berikut:
14
1. Mencocok kotak pos
2. Membuat surat
Istirahat, makan dan main bebas (10.00-10.30) : cuci tangan bersama; makan
bersama, bagi anak yang sudah selesai makan , anak dapat memilih mainan yang
disukai anak, baik mainan di luar maupun di dalam kelas
Kegiatan penutup (10.30-11.00) : meliputi menanyakan perasaan selama ini,
berdiskusi tentang kegiatan yang sudah dimainkan, penugasan/pesan, bercerita
pendek, menginformasiakn kegiatan esok hari, beroda setelah belajar
Kegiatan:
Mengulas kegiatan hari ini
Hafalan doa
Bernyanyi
Doa, salam, pulang
Pesan: seragam untuk hari selasa
Peneliti Guru Kelas A1
Niswa Ulya Rahmawati Khoiriyah, S.Pd.I
NIP. 1973 09 24 2017 10 2001
Kepala KBI-RA Masyitoh
Siti Sundari, S.Pd
15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
RA MASYITOH KALIBENING SALATIGA TAHUN 2017/2018 SEMESTER
II BULAN MARET MINGGU I KELAS A1 USIA 4-5 TAHUN
TEMA/SUB TEMA/SUB-SUB TEMA: ALAT KOMUNIKASI/MACAM-
MACAM ALAT KOMUNIKASI/SURAT
KD: NAM :3.2 SOSEM: 2.5, 2.6
BHS :2.14, 3.10 KOG :3.6, 3.9
FM :2.3. 3.3 SENI : 3.15
MATERI:
9. Simpati terhadap teman yang sakit
10. Berkreasi menggunakan berbagai media
11. Bentuk lingkaran, segitiga, oval dll
12. Memberi dan membalas salam
13. Membaca gambar sederhana
14. Berani bertanya
15. Mengembalikan mainan pada tempatnya
16. Bergerak sesuai dengan irama musik
KEGIATAN:
Selasa, 27 Maret 2018
Alat dan bahan:
1. Gandum
2. Garam
3. Tepung Maezena
4. Pewarna makanan
5. Air
6. Minyak goreng
7. Baskom
Ibadah pagi (07.30-08.00): Sholat dhuha bersama di pusatkan di Sentra Olah
Tubuh (seluruh siswa dan guru mengikuti)
Kegiatan awal (08.00-08.30) Diawali dengan kegitan baris, gerak lagu/senam.dll;
dilanjutkan dengan doa pagi, absen (Cinta tanah air )
Character Building (08.40-09.00) : Diisi dengan penanaman karakter melalui
kegiatan dongeng, bercerita, diskusi, prakterk langsung, dll
(Cerita tenang berpakaian rapi)
Kegiatan pembukaan (09.00-09.30): bernyanyi, membacakan cerita, membangun
pengetahuan melalui materi yang dikembangkan sesuai tema dan KD yang akan
dicapai, menjelaskan cara main dan menyepakati aturan main
* Diskusi tentang: Alat komunikasi
* Cerita: surat
* Kosakata: surat
* Lagu/syair/tepuk: Tepuk surat
16
Kegiatan inti (09.00-10.00) : Memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi
membangun pengalaman bermain yang bermakna dengan menerapkan pendekatan
saintifik, yakni anak menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan melalui kegiatan main berikut:
1. Membuat playdough
2. Membuat huruf-huruf dari playdough
Istirahat, makan dan main bebas (10.00-10.30) : cuci tangan bersama; makan
bersama, bagi anak yang sudah selesai makan , anak dapat memilih mainan yang
disukai anak, baik mainan di luar maupun di dalam kelas
Kegiatan penutup (10.30-11.00) : meliputi menanyakan perasaan selama ini,
berdiskusi tentang kegiatan yang sudah dimainkan, penugasan/pesan, bercerita
pendek, menginformasiakn kegiatan esok hari, beroda setelah belajar
Kegiatan:
Mengulas kegiatan hari ini
Hafalan doa
Bernyanyi
Doa, salam, pulang
Pesan: seragam untuk hari kamis
Peneliti Guru Kelas A1
Niswa Ulya Rahmawati Khoiriyah, S.Pd.I
NIP. 1973 09 24 2017 10 2001
Kepala KBI-RA Masyitoh
Siti Sundari, S.Pd
17
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
RA MASYITOH KALIBENING SALATIGA TAHUN 2017/2018 SEMESTER
II BULAN MARET MINGGU I KELAS A1 USIA 4-5 TAHUN
TEMA/SUB TEMA/SUB-SUB TEMA: ALAM SEMESTA/BENDA-BENDA
LANGIT/BULAN, BINTANG, MATAHARI
KD: NAM :1.1 SOSEM: 2.5
BHS :3.10-4.10 KOG :3.6, 4.6
FM :3.3-4.3 SENI : 3.15-4.15
MATERI:
1. Alam semesta ciptaaan Alloh
2. Koordinasi motorik halus
3. Konsep dan lambang bilangan
4. Percakapan 2 arah atau lebih
5. Mengerjakan tugas sendiri
6. Tertarik pada aktivitas seni
KEGIATAN:
Senin, 9 Mei 2018
Alat dan bahan:
1. Gandum
2. Garam
3. Tepung Maezena
4. Pewarna makanan
5. Air
6. Minyak goreng
7. Baskom
Ibadah pagi (07.30-08.00): Sholat dhuha bersama di pusatkan di Sentra Olah
Tubuh (seluruh siswa dan guru mengikuti)
Kegiatan awal (08.00-08.30) Diawali dengan kegitan baris, gerak lagu/senam.dll;
dilanjutkan dengan doa pagi, absen
Character Building (08.40-09.00) : Diisi dengan penanaman karakter melalui
kegiatan dongeng, bercerita, diskusi, prakterk langsung, dll
(Menonton film syamil dan dodo menggunakan laptop dengan judul kejujuran)
Kegiatan pembukaan (09.00-09.30): bernyanyi, membacakan cerita, membangun
pengetahuan melalui materi yang dikembangkan sesuai tema dan KD yang akan
dicapai, menjelaskan cara main dan menyepakati aturan main
* Diskusi tentang: benda-benda langit (bulan, bintang dan matahari)
* Cerita: bulan ciptaan Alloh
* Kosakata: bulan, bintang dan matahari
* Lagu/syair/tepuk: Bernyanyi bintang kecil, bulan-bulan dilangit mengapa kau
sendiri, mari turun ke bumi bermain bersama kami
18
Kegiatan inti (09.00-10.00) : Memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi
membangun pengalaman bermain yang bermakna dengan menerapkan pendekatan
saintifik, yakni anak menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan melalui kegiatan main berikut:
1.Membuat playdough
2.Membuat bulan, bintang, matahari dari playdough
Istirahat, makan dan main bebas (10.00-10.30) : cuci tangan bersama; makan
bersama, bagi anak yang sudah selesai makan , anak dapat memilih mainan yang
disukai anak, baik mainan di luar maupun di dalam kelas
Kegiatan penutup (10.30-11.00) : meliputi menanyakan perasaan selama ini,
berdiskusi tentang kegiatan yang sudah dimainkan, penugasan/pesan, bercerita
pendek, menginformasiakn kegiatan esok hari, beroda setelah belajar
Kegiatan:
Mengulas kegiatan hari ini
Hafalan doa
Bernyanyi
Doa, salam, pulang
Pesan: seragam untuk hari selasa
Peneliti Guru Kelas A1
Niswa Ulya Rahmawati Khoiriyah, S.Pd.I
NIP. 1973 09 24 2017 10 2001
Kepala KBI-RA Masyitoh
Siti Sundari, S.Pd
19
Foto Kegiatan Anak Pada Siklus I
Gambar 1 : Pada saat kegiatan awal
Gambar 2: Foto peneliti menerangkan tentang
bahan-bahan untuk permaian playdough dan
menyuruh anak untuk menuang dan
menakar bahan kedalam baskom
Gambar 3:Foto anak meremas, memilin dan
membentuk playdough
Gambar 4:Foto anak meremas, memilin dan
membentuk playdough
Gambar 6 : Foto anak meremas, memilin dan
membentuk playdough
Gambar 7: anak sedang meremas playdough
20
Gambar 8: Anak sedang mencampur meremas
playdough
Gambar 9: Anak sedang mencampur meremas
playdough
Gambar 10: Hasil karya anak pada Siklus I Gambar 11: Hasil karya anak pada Siklus I
Gambar 12: Hasil karya anak pada Siklus Gambar 13: Hasil karya anak pada Siklus
21
Foto Kegiatan Anak Pada Siklus II
Gambar 14: Foto anak pada saat sholat
dhuha
Gambar 15: Foto anak pada saat sholat dhuha
Gambar 16: Adonan playdough
Gambar 17:Foto pada saat kegiatan awal
Gambar 18: Foto anak meremas, mencampur
memiliplaydough Gambar 19: anak sedang meremas, mencampur
playdough
22
Gambar 20: Anak sedang mencampur meremas
playdough
Gambar 21: Anak sedang mencampur meremas
playdough
Gambar 21: Hasil karya anak pada Siklus II Gambar 22: Hasil karya anak pada Siklus II
(bentuk bulan dan bintang)
Gambar 23: Hasil karya anak pada Siklus II
Bentuk matahari
23
SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Niswa Ulya Rahmawati
NIM : 116-14-017
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Dosen PA : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1 Studi Banding ke Rumah
Pintar ABK Kota Salatiga
Tentang Proses
Pembelajaran Anak
Kebutuhan Khusus
(ABK)
20 Mei 2015 Peserta
2 Orientasi Pengenalan
Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK)
IAIN Salatiga Dengan
Tema: “Penguatan Nilai-
Nilai Islam Indonesia
Menuju Negara yang
Aman dan Damai”
14 Agustus
2015
Peserta
3 Workshop Terapi Hati
yang diselenggarakan
Biro Konsultasi Psikologi
TAZKIA
5 Juni 2015 Peserta
4 Seminar Nasional
Talkshow Kepemudaan
Bersama AHY “Muda
Berdaya dari Salatiga
Untuk Indonesia”
11 April 2015 Peserta
5 “AKASS 2” Ajang
Kreativitas Anak Sholeh
Sholehah dengan Tema
“Aku Anak Sholeh
Gemar Mengaji Hebat di
Sekolah” yang
diselenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa
PIAUD
9 September
2017
Dewan Juri
Sari Tilawah
24
6 Seminar Perawatan
Jenazah bersama KH
Agus AGhozali Jawa
Timur
10
Sepetember
2014
Peserta
7 Seminar Risalatul Mahidl 9 Juli 2015 Peserta
8 Sholawatan Simtudduror
di Pondok Pesantren
Ittihadul Asna
6 Mei 2015 Peserta
9 Nusantara Mengaji,
Serentak se-Indonesia
untuk Keselamatan &
Kesejahteraan Bangsa
300.000 kahataman
AlQuran
7-8 Mei 2016 Peserta
10 Mujahadah Nariyah
Serentak se-Indonesia
9 Juni 2016 Peserta
11 Pengajian Akbar
Peringatan Haul Syeh
Abdul Qodir Al Jaelani
tahun 2018
9 Maret 2018 Panitia
12 Pengajian Akbar
Peringatan Haul Syeh
Abdul Qodir Al Jaelani
tahun 2017
18 Maret 2017 Panitia
13 Pengajian Akbar
Peringatan Haul Syeh
Abdul Qodir Al Jaelani
tahun 2016
21 Maret 2016 Panitia
14 Peringatan Haul Syeh
Abdul Qodir Al Jaelani
tahun 2015
27 Maret 2015 Panitia
15 Peringatan Haul Syeh
Abdul Qodir Al Jaelani
tahun 2014
1 April 2014 Panitia
16 Lomba pildacil, tilawah,
adzan se-Kota Salatiga
22 Januari
2016
Panitia
17 Festival rebana banjari
dan modern se-Jateng
tahun 2017
8 Desember
2017
Panitia
18 Festival rebana banjari
dan modern se-Jateng
tahun 2016
10 Desember Panitia
25
2016
19 Festival rebana banjari
dan modern se-Jateng
tahun 2015
5 Desember
2015
Panitia
20 Festival rebana banjari
dan modern se-Jateng
tahun 2014
27 Desember
2014
Panitia
21 Pelatihan beladiri Pagar
Nusa
7 Juni 2017 Peserta
22 Pelatihan menjahit tahap
awal dalam rangka
mengembangkan
kewirausahaan
2 Februari
2016
Peserta
23 Pelatihan memasak kue
dalam rangka
mengembangkan
keterampilan
8 Februari
2017
Panitia
24 Kegiatan buka bersama
sholawat shimtudduror di
pondok pesantren
ittihadul asna
6 Juni 2018 Panitia
25 Kegiatan sahur bersama
dan sholawat
shimtudduror dipondok
pesantren ittihadul asna
8 Juni 2018 peserta
26 Kegiatan ziaroh
auliya’illah PP ittihadul
asna
7 Mei 2018 peserta
27 Kegiatan Bahsu Masail
se-Salatiga
19 Maret 2017 panitia
Salatiga, 10 Juli 2018
Mengetahui
Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama
Achmad Maimun, M. Ag
NIP. 1970050 199803 1 003
26
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Niswa Ulya Rahmawati
Tempat Tanggal Lahir : Salatiga, 25 Mei 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat :Desa Klumpit RT 02/RW 01 Sidorejo
Kidul Kecamatan Tingkir Salatiga
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
Sekolah Tahun
SD N KUTOWINANGUN 4
SALATIGA
1995-2001
SMPN 1SALATIGA
2001-2004
SMAN 3 SALATIGA 2004-2007
IAIN SALATIGA 2014-2018