PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM IPA ...
Transcript of PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM IPA ...
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA
LABORATORIUM IPA DISEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 3
TANJUNG JABUNG TIMUR
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu
(S1) dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam
JUMARDI
NIM. TK151146
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN TAHAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2020
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi Tgl.
Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05- 03
- R-0 - 1 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lamp. : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di Jambi
Asssalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan
perbaikan serperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi
Saudara:
Nama : Jumardi
NIM : TK.151146
Judul Skripsi : Pengelolaan Sarana dan Prasarana Laboratorium IPA di Sekolah
Menegah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan/Program Studi Manajemen Pendidikan Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi sebagai syarat untuk memeperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam ilmu
Manajemen Pendidikan Islam.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas segera di
munaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jambi, 6 November 2019
Pembimbing II
Bawaihi, S.Ag, M.Pd.I
NIP. 195812281989021002
ii
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi Tgl.
Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05- 03
- R-0 - 1 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lamp. : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di Jambi
Asssalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan
perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi
Saudara:
Nama : Jumardi
NIM : TK.151146
Judul Skripsi : Pengelolaan Sarana dan Prasarana Laboratoium IPA di Sekolah
Menegah Atas Negegri 3 Tanjung Jabung Timur
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan/Program Studi Manajemen Pendidikan Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi sebagai syarat untuk memeperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam ilmu
Manajemen Pendidikan Islam.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas segera
di munaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jambi, 6 November 2019
Pembimbing I
Drs. H. M. Amin Jamaluddin, MM
NIP: 197806062005012008
iii
Jumardi NIM. TK.151146
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil
karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini
bukan hasil karya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-
bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Jambi, 06 November 2019
iv
PERSEMBAHAN
Alhamdullilahirobbil’alamin satu langkah usai sudah ku lewati, satu cita
telahku gapainamunitu bukan akhir dari perjalananku, melainkan awal dari sebuah
perjuangan untuk menuju kehidupan di kemudian hari.Rasa syukur ku ucapkan
sedalam-dalamnya kepada Allah SWT serta Shalawat dan salam kepada idolaku
baginda Rasulallah SAW dan para keluarga, sahabat yang mulia semoga sebuah
karya mungil dan sederhana ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi
kebanggaan bagi keluargaku tercinta.
Ku persembahkan karya sederhana ini Untuk malaikatku yang selalu
memberi semangat dan memberikan kasih sayang yang tak terhingga ibundaku
tersayang (Intan) Serta seorang pahlawan yang tak pernah menampakkan keluh
kesahnya ayahandaku tercinta (Azis) dan Kepada Adikku (M. Zaki dan M. Maulis
astian) Terima kasih tiada tara atas segala support yang telah diberikan selama
ini.Penulis persembahkan skripsi ini kepada orang-orang tercinta yang telah
banyak membantu penulis selama ini Kepada sahabatku (Sri, Tira, Mira,
Zakaria,Topik, Ridho, Mawar,devia, neli) terima kasih telah menjadi sahabat
terbaikku.
Kepada teman-teman seperjuangan khususnya rekan-rekan MPI
Angakatan 2015 yang tak bisa ku sebutkan namanya satu persatu terima kasih
yang tiada tara ku ucapkan yang selalu memberikan nasehat, motivasi, yang selalu
membuatku semangat menyelesaikan skripsi ini.
v
MOTTO
Artinya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah (Anonim, Al-Quran dan
Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia
Qs. Al-Ahzab 21 )
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja-puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan petunjuk, bimbingan dan kekuatan lahir dan bathin
kepada diri penulis sehingga skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan
sebagaimana mestinya. Shalawat beriring salam senantiasa kita hadiahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta para sahabat dan pengikutnya
yang istiqamah sepanjang zaman, Amin.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan dalam Manajemen Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. dengan judul“Pengelolaan sarana
dan prasarana laboratorium IPA di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung
Jabung Timur”
Selama penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan
kesulitan-kesulitan, namun atas bantuan, bimbingan serta motivasi dari berbagai
pihak terutama dari dosen pembimbing skripsi, maka skripsi ini dapat
terselesaikan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., PhD. selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Dr. Hj. Fadhila Jamil,M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negegri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Bapak Dr. Mahmud, My.M.Pd dan Ibu Uyun Nafi’ah, M.Pd.I selaku Ketua dan
Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Drs. H. M. Amin Jamaluddin, MM selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak
Bawaihi, S.Ag, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
vii
waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan membantu penulis dalam
penyusunan skripsi
5. Kepada bapak Muhammad Tahang S.Pd.I.,M.Pd selaku Kepala Sekolah. SMA
Negeri 3 Tanjung Jabung Timur yang telah memberikan kemudahan untuk
penulis memperoleh data di lapangan.
Atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga,
semoga amal baik yang telah diberikan oleh semua pihak mendapat balasan yaitu
rahmat dan hidayat dari Allah SWT. Amin.
Wassalamualikum,Wr. Wb
Jambi, November 2019
Penulis,
Jumardi
NIM.TK.151146
viii
ABSTRAK
Fokus penelitian ini adalah pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium
Ipa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) perencanaan sarana dan
prasarana laboratorium Ipa 2) pemeliharaan sarana dan prasarana laboratorium Ipa
3) pemeliharaan sarana laboratorium Ipa. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh dari observasi, wawancara,
dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini adalah mereduksi data, penyajian
data, dan pengambilan kesimpulan. Uji keabsahan data penelitian ini adalah
perpanjang pengamatan, peningkatan ketekunan, trianggulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pengelolaan sarana dan prasarana
laboratorium Ipa di SMAN 3 Tanjung Jabung Timur adalah sebagai upaya dalam
menigkatkan kualitas pendidikan secara berkesinambungan yaitu: 1) sekolah
melakukan perencanaan sekaligus pengadaan sarana dan prasarana berdasarkan
analisis kebutuhan. 2) pemeliharaan sarana dan prasarana laboratorium ipa juga
melakukan program pemeliharaan setiap setahun sekali, yang bersifat pengecekan,
pencegahan sampai bersifat perbaikan. 3) penghapusan sarana dan prasarana
sudah dilaksanakan belum dilaksanakan secara optimal.
Dari penenelitian ini dapat disimpulkan bahwa keberadaan sarana dan
prasarana yang ada di laboratorium sekolah merupakan salah satu faktor
pendukung belajar siswa. Dan laboratorium yang ada disekolah harus dikelola
dengan baik agar laboratorium dapat selalu di gunakan.
Kata Kunci: pengelolaan sarana dan prasarana, laboratorium IPA
ix
ABSTRACT
The focus of this research is the management of laboratory facilities and
infrastructure of IPA this research aims to describe: 1) planning of laboratory
facilities and infrastructure of IPA 2) maintenance of laboratory facilities and
infrastructure of IPA 3) maintenance of laboratory facilities of IPA. This type of
research is a qualitative descriptive study. Data obtained from observations,
interviews, documentation. Analysis of the data in this study is to reduce data,
present data, and make conclusions. The validity test of this research data is
lengthening of observation, increasing perseverance, triangulation.
The results showed that: the management of Ipa laboratory facilities and
infrastructure at SMAN 3 Tanjung Jabung Timur was an effort to improve the
quality of education on an ongoing basis, namely: 1) the school did the planning
and procurement of facilities and infrastructure based on an analysis of needs. 2)
maintenance of laboratory facilities and infrastructure IPA also conducts
maintenance programs once a year, which are checking, prevention to repair. 3)
the elimination of facilities and infrastructure has been carried out in an optimal
manner.
From this research it can be concluded that the existence of facilities and
infrastructure in school laboratories is one of the supporting factors of student
learning. And laboratories in schools must be managed properly so that the
laboratory can always be used.
Keywords: management facilities and infrastructure, laboratory IPA.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................ iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... iv
PERSEMBAHAN .......................................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ....................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
D. Tujuan dan kegunaan Penelitian .............................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoretik......................................................................................... 7
1. Pengertian Pengelolaan ...................................................................... 7
2. Tujuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................... 10
3. Pengertian Sarana dan Prasarana ..................................................... 10
4. Kebijakan Pengelolaan Sarana dan Prasarana .................................. 13
5. Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Sarana PrasranaPendidikan....... 13
6. Manajemen Sarana dan Prasarana .................................................... 15
7. Pengelolaan Sarana dan Prasarana pendidikan di Sekolah .............. 24
x
8. Tujuan dan fungsi Laboratorium Sekolah ........................................ 28
9. Standar Ruang Laboratorium Sekolah ............................................. 29
10. Ruang Laboratorium IPA SMA ....................................................... 29
11. Tata Tertib Laboratorium IPA.......................................................... 39
B. Studi Relevan ......................................................................................... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ........................................................ 41
B. Setting dan Subjek Penelitian ................................................................. 41
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 42
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 43
E. Teknik Analisis Data .............................................................................. 44
F. Teknik pemeriksaan Keabsahan Data .................................................... 44
G. Jadwal Penelitian .................................................................................... 47
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ...................................................................................... 48
1. Sejarah/Historis SMA N 3 Tanjung Jabung Timur .......................... 48
2. Visi Misi dan Tujuan Sekolah Menengah Atas Negeri 3
Tanjung Jabung Timur ..................................................................... 49
3. Geografis .......................................................................................... 50
4. Struktur Organisasi Sekolah Menengah Atas Negeri 3
Tanjung Jabung Timur ..................................................................... 52
5. Keadaan Guru dan Siswa ................................................................. 53
6. Keadaan Sarana dan Prasarana ........................................................ 56
B. Temuan Khusus dan Pembahasan .......................................................... 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 69
B. Rekomendasi .......................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Jadwal Penelitian ............................................................. 47
Tabel 2.1. Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMA N 3
Tanjung Jabung Timur .................................................... 53
Tabel 3.1. Jumlah Peserta didik berdasarkan Usia ........................... 56
Tabel 4.1. Daftar Jumlah Siswa ....................................................... 56
Tabel 5.1. Keadaan Sarana dan Prasarana ....................................... 57
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pengurus Sekolah Menengah
Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur .......................... 52
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kartu Konsultasi Skripsi
Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 3. Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 6. Dokumentasi
Lampiran 7. Akreditasi Sekolah
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai bagian penting bagi kehidupan manusia karena
sekaligus membedakan manusia dengan makhluk lain. Jadi pendidikan merupakan
usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didpat baik dari
lembaga formal maupun non formal dalam membantu proses transformasi
sehingga dapat menghasilkan kualitas yang diiginkan.
Pendidikan menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, bab II pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis.
Pendidikan disekolah difokuskan dalam bentuk pembinaan dalam aspek
akademik, non akademik, dan sikap/mental spiritual. Pembinaan aspek akademik
di sekolah meliputi kegiatan yang tergabung dalam kegiatan kurikuler, aspek non
akademik meliputi kegiatan ekstrakurikuler, dan pembinaan untuk sikap
mental/spiritual meliputi kegiatan sholat jamaah bersama dan doa bersama.
(Rahmawati 2013, hlm : 4).
Keberhasilan program Pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah tersedianya sarana
dan prasarana Pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan
secara optimal. ( Pahlevi dkk, 2016, hlm. 88 ).
Sarana dan prasarana Pendidikan disekolah juga sebagai salah satu unsur
manajemen pendidikan yang memiliki peranan dalam peroses belajar mengajar,
sarana pendidikan merupakan hal yang tidak boleh diabaikan, sarana dan
prasarana pendidikan juga digunakan untuk mempermudah pemahaman siswa
1
2
tentang materi yang disampaikan dengan menggunakan sarana dan prasarana
pendidikan yang tepat.
Sekolah memiliki dua sumber daya yang secara langsung berpengaruh
terhadap kegiatan pembelajaran. Sumber daya yang pertama yaitu manusia, dalam
hal ini meliputi guru, staf, dan karyawan. Sumber daya selanjutnya yaitu sarana
dan prasarana yang berfungsi menunjang kinerja guru dalam melakukan kegiatan
pembelajaran. (Fuad, 2015 hlm. 4).
Standar sarana dan prasarana pendidikan berdasarkan ketentuan yang
terdapat pada lampiran permendiknas No. 24/2007 tentang standar sarana dan
prasarana sekolah dibedakan menurut jenjang sekolah yaitu sarana prasarana
untuk jenjang SD, jenjang SMP, dan jenjang SMA. Jenis-jenis sarana dan
prasarana yang distandarkan tersebut meliputi: (1) satuan pendidikan; (2) lahan;
(3) bangunan gedung; dan (4) kelengkapan prasarana dan sarana. (Matin, fuad,
2016 hlm : 137).
Kegiatan pembelajaran IPA yang dilaksanakan selama ini masih terkesan
formalitas dan belum menjadi media pembelajaran yang efektif. Siswa belum
banyak terlibat aktif dalam kegiatan laboratorium, pembelajaran dilaboratorium
lebih menekankan pada kegiatan peraktik secara langsung, kemudian untuk
pembelajaran dikelas siswa hanya bisa mendengarkan, mencatat dan
menghafalkan konsep tanpa mengetahui fakta-fakta yang ada.
Untuk itu diperlukan kerjasama berbagai pihak sekolah untuk mengatur
dan mengelola sarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara
optimal dan berarti pada jalannya proses belajar mengajar khususnya pada
pengelolaan sarana laboratorium. Pengelolaan sarana yang baik diharapkan dapat
menciptakan sekolah yang bersih, rapi, dan indah sehingga menciptakan kondisi
yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada disekolah.
Disamping itu juga diharapkan tersedianya sarana pendidikan belajar yang
memadai secara relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk kepentingan proses belajar mengajar baik oleh guru sebagai
pengajar maupun murid sebagai pelajar.
3
Pemerintah sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pendidikan telah berupaya memenuhi kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan. Pemerintah mewujudkan tanggung jawab tersebut dengan
membuat berbagai peraturan mengenai sarana dan prasarana serta anggaran untuk
belanja dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan. Peraturan dan anggaran
yang dibuat oleh pemerintah tidak selamanya berjalan sesuai harapan. (Fuad,
2015, hlm. 4).
Dengan adanya sarana pendidikan, guru dapat mengajar dengan
menggunakan metode secara bervariasi dan dapat menggunakan sarana yang
bermacam-macam. Akan tetapi penggunaan sarana pendidikan didalam proses
belajar mengajar masih belum optimal. Penggunaan sarana yang masih belum
otimal ini dikarenakan ketersediaan sarana pendidikan dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar masih kurang.
Kesulitan mengelola sarana dan prasarana pendidikan akan menjadi
semakin besar jika sistem dan prosedur pengelolaannya tidak jelas, termasuk jika
kemauan dan kemampuan pengelolaannya tidak ada dan tidak sesuai seperti yang
diharapkan. Keberhasilan melakukan pembangunan pendidikan ditentukan oleh
banyak faktor yaitu: oleh keberhasilan mengelola sumber daya manusia, uang,
sarana dan prasarana dan metodenya. (Matin, Fuad, 2016 hlm. 2).
Pengelolaan pemeliharaan atau perawatan media pendidikan terdiri atas:
pembersihan media, penyimpanan media, penambahan media, perbaikan media,
mencegah terjadinya ke rusakan, dan pengawasan terhadap pemeliharaan media;
dan pengelolaan penghapusan media pendidikan terdiri atas: inventarisasi media,
pengawasan terhadap penghapusan media, dan penghapusan terhadap media yang
rusak.
Pengelolaan laboratorium IPA berkaitan dengan pengelola dan pengguna
fasilitas laboratorium yang tersedia (bangunan, peralatan laboratorium, bahan-
bahan penunjang praktikum IPA), serta aktivitas yang dilaksanakan di
laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan
laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun
pengguna.
4
Laboratorium termasuk prasarana disekolah yang sangat berperan penting
dalam proses belajar mengajar karena laboratorium sebagai tempat untuk
melakukan berbagai aktifitas atau kegiatan praktikum atau percobaan maupun
penelitian, dimana untuk melakukan kegiatan tersebut harus memperhatikan
aspek-aspek keselamatan kerja serta aspek tatakelolanya (manajemen). (Sitorus,
Sutiani, 2013 hlm : 1).
Praktikum merupakan salah satu kegiatan laboratorium yang sangat
berperan dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Praktikum
memungkinkan siswa mempelajari pelajaran melalui pengamatan langsung
terhadap gejala-gejala maupun proses, melatih keterampilan berfikir ilmiah,
menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, serta menemukan dan
memecahkan berbagai masalah baru melalui metode ilmiah.
Berdasarkan studi awal yang dilakukan oleh penulis, bahwa disekolah
tersebut memiliki akreditasi A, terdapat laboratorium IPA, yang gedung tersebut
dijadikan sebagai tempat peraktikum, diantaranya seperti peraktek pelajaran
biologi ,kimia, dan fisika jadi, Tentunya dengan satu gedung labor yang dijadikan
sebagi tempat peraktik Biologi,Kimia, dan Fisika harus memerlukan pengelolaan
yang optimal. Keberadaan laboratorium IPA di sekolah memiliki peranan penting
dalam menunjang kegiatan belajar siswa. Laboratorium IPA Sekolah Menegah
Atas Negeri 3 ini sendiri tidak luput dari masalah berdasarkan observasi yang
dilakukan penulis menemukan beberapa permasalahan antara lain sebagai berikut,
diantaranya: sarana dan prasrana laboratorium kurang dikelola dengan baik,
sehingga memberikan dampak pada pemanfaatan dan keefektifan laboratorium itu
sendiri.
Melihat Fenomena yang terjadi diatas, maka peneliti tertarik mengadakan
penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengelolaan Sarana dan prasarana
Laboratorium IPA di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung
Timur”.
5
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan untuk menghindari adanya
perluasan masalah yang dibahas, yang menyebabkan pembahasan menjadi tidak
konsisten dengan rumusan masalah yang penulis buat, maka penulis memberikan
Batasan masalah dengan masalah ini dengan memfokuskan pada pengelolaan
sarana dan prasarana laboratorium IPA di Sekolah Menengah Atas Negeri 3
Tanjung Jabung Timur mulai dari perencanaan, pemeliharaan, dan penghapusan
sarana prasarana.
C. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas
maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses perencanaan sarana dan prasarana laboratorium IPA yang
adadi Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur?
2. Bagaimana pemeliharaaan sarana dan prasarana laboratorium IPA di Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur?
3. Bagaimana Penghapusan Sarana dan Prasarana Laboratorium IPA di Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur?
D. Tujuan dan kegunaan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses perencanaan sarana dan prasarana laboratorium IPA
di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur.
2. Untuk mengetahui pemeliharaan sarana dan prasarana laboratorium IPA di
Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur.
3. Untuk mengetahui penghapusan sarana dan prasrana Laboratorium IPA di
Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur.
6
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini diharapkan Dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil dari
pengamatan langsung serta dapat memberikan pemahaman terhadap pembaca
dan penulis.
2. Diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran
guna dalam meningkatkan pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium IPA
di Sekolah Menengah Atas Negegri 3 Tanjung Jabung Timur.
3. Bagi penulis merupakan pelajaran yang sangat berharga dalam pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan adalah suatu usaha mengendalikan sesuatu sehingga menjadi
teratur. Dalam suatu pengendalian, maka tidak terlepas dari pemeliharaan yaitu
bagaimana supaya objek yang dikelolaselalu eksis yang terindikasi pada fungsi
keberadaannya. Proses pengelolaan mempunyai dua hasil sistem kerja yaitu:
pemeliharaan agar teratur danpemeliharaaan agar dapat digunakan atau
bermanfaat sesuai dengan keberadaaanya. Oleh sebab itu, sesuatu objek yang
teratur terindikasi melalaui penempatan yang sesuai dengan pengguna atau
pemanfaatannya. Kalau dikaitkan pengelolaan dengan manajemen, maka
segala proses kerja dari pengelolaan baik pengaturan dan pemanfaatan
menggunakan “pendekatan manajemen” (Ramayulis, Mulyadi, 2017 hlm.95).
Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola” istilah lain dari
pengelolaan adalah “manajemen” manajemen adalah kata yang aslinya dari
Bahasa inggris, yaitu management, yang artinya ketalaksanaan, tata pimpinan,
penglolaan. Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut
suharsimi arikunto (1990: 2) dalam buku strategi belajar mengajar karangan
Syaiful Bahri Djamarah adalah pengadministrasian, pengaturan, dan penataan
suatu kegiatan ( Syaiful Bahri Djamarah, 2006, hlm. 175).
Bersumber pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 kemudian
muncul Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya dilakukan perubahan
pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
disebutkan lingkup standar nasional pendidikan meliputi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Salah satu
standar tersebut adalah standar sarana dan prasarana yang diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
7
8
Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana sebagai upaya yang
berkelanjutan dalam pemenuhan standar sarana dan prasarana pendidikan
untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/ MI), Sekolah Menengah
Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/ MTs), dan Sekolah Menengah Atas/
Madrasah Aliyah (SMA/ MA). (Fardiyono, 2015 hlm.2).
Terkait dengan proses pelaksanaan manajemen, dalam pelaksanaan
manajemen terlihat fungi-fungsi yang ditampilkan oleh seorang manager atau
pemimpin, yaitu: perencanaan (planning) pengorganisasian (Organizing)
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan(controlling). Oleh karena itu,
manajemen diartikan sebgagai proses merencanakan, mengorganisasi,
melaksanakan, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya
agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Sebagai mana dijelaskan di dalam Al-Qur’an
Artinya:
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.Maka apabila kamu Telah
selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain, Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Qs- Al-
Insyirah, 6-8)
Maksud Ayat diatas adalah ketika kita diberikan keperarcayaan maka
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh agar pekerjaan tersebut dapat terlaksana
dengan baik.
Pengelolaan sarana dan prasarana sangat penting karena dengan adanya
pengelolaan sarana dan prasaran pendidikan akan terpelihara dan jelas
kegunaannya. Dan pihak sekolah harus dapat memelihara dan memperhatikan
sarana dan prasarana yang sudah ada.
Pengelolaan sarana dan prasarana Pendidikan merupakan suatu kegiatan
untuk menciptakan dan memperatahankan kodisi yang optimal bagi terjadinya
proses pembelajaran, dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan
9
teknologi maka dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan usaha pengelolaan
dalam sarana dan prasarana Pendidikan, sebagai indikator berhasil atau
tidaknya proses pencapaian suatu tujuan Pendidikan antara lain dipengaruhi
oleh pengelolaan sarana dan prasarana sekolah oleh pihak sekolah. Sarana dan
prasarana pendidikan perlu untuk dikelola demi lancarnya proses pembelajaran
disekolah. (Megasari, 2014 hlm. 639-831).
Pengelolaan sarana dan prasarana di sekolah juga mendukung terhadap
keberhasilan proses kegiatan yang ada di sekolah dan juga pembelajaran
dibutuhkan pengelolaan sarana prasarana secara optimal. Semakin baik dalam
pengelolaan sarana dan prasarana maka semakin terjamin juga dalam proses
kegiatan yang ada di sekolah.
Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting
di sekolah, karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap proses
pembelajaran di sekolah dalam upaya pengadaan dan pendayagunaan sarana di
sekolah, dibutuhkan suatu proses sebagaimana terdapat dalam manajemen yang
ada pada umumnya yaitu mulai dari perencanaan, pengadaan, pengaturan,
penggunaan, dan penghapusan. (Indrawan 2015, hlm. 9).
Pengelolaan merupakan terjemahan management, karena adanya
perkembangan dalam bahasa indonesia, maka management tersebut menjadi
manajemen.
Dalam kamus besar bahasa indonesia bahwa pengelolaan ialah:
a. Proses, cara, pembuatan mengelola
b. Proses melakukan kegiataan tertentu dengan menggerakkan tenaga
orang lain.
c. Proes membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi.
d. Proses yang memberikan pada semua hal yang terlibat dalam
pelakanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
Pengelolaan ini meliputi banyak kegiatan dan bersama-sama menghasilkan
suatu hasil yang berguna untuk mencapai tujuan. Lebih rincinya, pengelolaan
pendidikan merupakan keseluruhan proses perencanaan, pengadaan,
10
pendayagunaan, dan pengawasan peralatan yang digunakan untuk menunjang
tercapinya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Tujuan pengelolan sarana dan prasarana adalah menyangkut orang yang
berwenang dalam pengelolaan sarana dan prasarana Pendidikan yang disebut
administrasi perlengkapan sarana dan parasana di sekolah dimana tujuan
pengelolaan sarana dan prasarana adalah untuk memberikan layanan secara
professional di bidang sarana dan prasarana dalam rangka terselenggaranya
proses Pendidikan secara efektif dan efisien, secara rinci tujuan dari
pengelolaan sarana dan prasarana Pendidikan adalah:
1) Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana Pendidikan melalui
perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama dengan pergertian
bahwa diharapkan semua perlengkapan yang didapatkan sekolah adalah
sarana dan prasarana yang berkualitas tinggi, ssesuai kebutuhan sekolah
dengan dana yang efisien.
2) Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana Pendidikan secara efektif
dan efisien.
3) Mengupayakan sarana dan prasarana Pendidikan di sekolah, sehingga
keberadaan selalu dalam kondisi siap pakai saat diperlukan oleh semua
personel.
3. Pengertian Sarana dan prasarana
Manajemen sarana dan prasarana terdiri dari tiga kata, yaitu manajemen,
sarana, dan prasarana. Manajemen yaitu proses kerjasama dua orang atau lebih
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisian. Sarana
adalah perlengkapan yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan
dan keberadaaanya tidak dapat digantikan, sehingga jika perlengkapan tersebut
tidak ada, maka proses pendidikan tidak dapat terlaksana,karena sarana
tersebut tidak dapat diganti secara fungsional. Sedangkan prasarana adalah
perlengkapan yang secara tidak langsung digunkan dalam proses pendidikan
dan keberadaaanya dapat digantikan.
11
Sarana dan prasarana sangat mendukung dan memperlancar proses
Pendidikan. Untuk mencapai tujuan Pendidikan maka keberadaan sarana dan
prasrana tidak dapat diabaikan,melainkan harus dipikirkan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitasnya di suatu lembaga Pendidikan. (kompri, 2014, hlm.
192).
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara
langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses
belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat dan media
pengajaran. (Gunawan, Benty, 2017 hlm. 316-317).
Ditinjau dari fungsi dan peranannya terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar, maka sarana Pendidikan (sarana material) dibedakan menjadi 3
macam, yaitu: 1) Alat pelajaran. 2) Alat peraga. 3) Media pengajaran.
Pada garis besarnya manajemen sarana dan prasarana meliputi 5hal yaitu:
1) Penentuan kebutuhan
Sebelum mengadakan alat-alat tertentu atau fasilitas yang lain lebih dahulu
harus melalui prosedur penelitian yaitu melihat kembali kekayaan yang
telah ada. Dengan demikian baru bias ditentukan sarana apa yang
diperlukan berdasarkan kepentingan Pendidikan di sekolah itu.
2) Proses pengadaan
Pengadaan sarana Pendidikan ada beberapa keungkinan yang akan
ditempuh:
a. Pembelian dengan biaya pemerintah
b. Pembelian dengan biaya SPP
c. Bantuan dari BP3 dan,
d. Bantuan dari masyarakat lainnya
3) Pemakaian
Dari segi pemakaian (penggunaan) terutama sarana alat perlengkapan
dapat dibedakan atas:
a. Barang habis pakai
b. Barang tidak habis pakai
12
Penggunaan barang tidak habis dipakai harus secara maksimal dan
dipertanggungjawabkan pada tiap triwulan sekali, sedangkan penggunaan
barang tetap dipertanggungjawabkan satu tahun sekali, maka perlu
pemeliharaan dan barang-barang itu disebut barang inventaris.
4) Pengurusan dan pencatatan
Untuk keperluan pengurusan dan pencatatan ini disediakan instrumen
administrasi berupa antara lain:
a. Buku inventaris
b. Buku pembelian
c. Buku penghapusan
d. Kartu barang.
5) Pertanggungjawaban
Penggunaan barang-barang inventaris sekolah harus
dipertanggungjawabkan dengan jalan membuat laporan penggunaan barang-
barang tersebut yang ditujukan kepada instansi atasan (kanwil) departemen
Pendidikan dan kebudayaan. (Suryosubroto, 2010, hlm. 114-115).
Sedangkan prasarana Pendidikan didefinisikan sebagai semua perangkat
perlengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang proses Pendidikan
di sekolah. Prasarana Pendidikan adalah semua perangkat perlengkapan dasar
yang secara tidak langsung menunjang proses Pendidikan di sekolah. Dalam
Pendidikan misalnya lokasi atau tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga,
ruang dan sebagainya. Sedangkan menurut keputusan Menteri P dan K
No.079/1975, sarana Pendidikan terbagi menjadi 3 kelompok besar yaitu:
a. Bangunan dan prabot sekolah.
b. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan dan alat-alat peraga
laboratorium.
c. Media Pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat
penampil.
13
Sarana merupakan sebuah ruh dalam sebuah organisasi, karena organisasi
akan tetap eksis apabila mempunyai sarana yang akan dikelola dan sebaliknya
organisasi itu tidak akan berkembang, kalau tidak mempunyai sarana
khususnya sarana yang ada di laboratorium
4. Kebijakan Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Dalam perspektif pemerintah, kegiatan manajemen sarana prasarana
pendidikan setidak-tidaknya memiliki delapan mata rantai kegiatan yaitu:
a. Perencanaan sarana
b. Pengadaan sarana dan prasarna Pendidikan
c. Penyaluran sarana dan prasarana Pendidikan
d. Penyimpanan sarana dan prasarana Pendidikan
e. Pemeliharaan sarana dan prasarana Pendidikan
f. Pendayagunaan sarana dan prasrana Pendidikan
g. Inventarisasi sarana prasarana pendidikan dan
h. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dengan tujuan untuk
mencapai tingkat pengamanan yang semaksimal mungkin terhadap
kekayaan milik Negara. (Matin, Fuad, 2016 hlm.3).
5. Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Dalam mengelola sarana dan prasarana Pendidikan terdapat sejumlah yang
perlu diperhatikan agar tujuan dapat tercapai dengan maksimal. Prinsip-prinsip
tersebut menurut bafadal yaitu:
1) Prinsip pencapaian tujuan
Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah dilakukan dengan
maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai.
Oleh sebab itu, manajemen perlengkapan sekolah dapat dikatakan berhasil
bilamana fasilitas sekolah itu selalu siap pakai setiap saat, pada setiap ada
seorang personel sekolah akan menggunakannya.
2) Prinsip efisiensi
Dengan prinsip efisiensi berarti semua kegiatan pengadaan sarana
dan prasarana sekolah dilakukan dengan perencanaan yang hati-hati,
sehingga bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga
14
yang relatif murah. Selain itu juga berarti bahwa pemakaian semua
fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga
dapat mengurangi pemborosan. Dalam rangka itu maka perlengkapan
sekolah hendaknya dilengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan
pemeliharaannya. Petunjuk teknis tersebut dikomunikasikan kepada semua
personel sekolah yang diperkirakan akan menggunakannya. Selanjutnya,
bilamana dipandang perlu, dilakukan pembinaan terhadap semua personel.
3) Prinsip Administratif
Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan
yang berkenaan dengan sarana dan prasarana pendidikan. Sebagai
contohnyaadalah peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan
perlengkapan milik negara. Denganprinsip administratif berarti semua
perilaku pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah itu hendaknya
selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi dan pedoman
yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sebagai upaya penerapannya,
setiap penanggung jawab pengelolaan perlengkapan pendidikan
hendaknya memahamisemua peraturan perundang-undangan tersebut dan
menginformasikan kepada semua personel sekolah yang diperkirakan akan
berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan.
4) Prinsip kejelasan tanggung jawab
Indonesia tidak sedikit adanya lembaga pendidikan yang sangat
besar dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat banyak
sehingga manajemennya melibatkan banyak orang. Bilamana hal itu
terjadi maka perlu adanya pengorganisasian kerja pengelolaan
perlengkapan pendidikan. Dalam pengorganisasiannya, semua tugas dan
tanggung jawab semua orang yang terlibat itu perlu dideskripsikan dengan
jelas.
5) Prinsip kekohesifan
Dengan prinsip kekohesifan berarti manajemen perlengkapan
pendidikan di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja
sekolah yang sangat kompak. Oleh karena itu, walaupun semua orang
15
yang terlibat dalam pengelolaan perlengkapan itu telah memiliki tugas dan
tanggung jawab masing-masing, namun antara yang satu dengan yang
lainnya harus selalu bekerja sama dengan baik. (http://pengelolaan sarana
dan prasarana Pendidikan. Selasa, 26 november-2019:11:12 wib).
6. Manajemen Sarana Dan Prasarana
Istilah manajemen berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata kerja “to
manage” yang sinonimnya antara lain “to hand” berarti mengurus, “tocontrol”
memeriksa, “to guide” memimpin. Jadi, bila dilihat dari asal katanya
manajemen dapat diartikan sebagai: mengurus, mengatur, melaksanakan dan
mengelola. (Ramayulis, Mulyadi,2017 hlm. 23).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang
standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidayah, SMP
dan SMA menyatakan sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat
berpindah-pindah. (Gunawan, Benty, 2017 hlm. 317).
Perencanaan adalah proses mendefisnisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan hal terpenting dalam semua proses
manajemen, karena tanpa perencanaan, proses manajemen yang lain tidak akan
dapat berjalan.
1) Perencanaan sarana dan prasarana
Barnawi dan Arifin (2012:51) dalam buku Imam Gunawan, Djum Djum
Noor Benty berpendapat perencanaan berasal dari kata rencana, yang
memiliki arti rancangan atau kerangka dari suatu yang akan dilakukan
pada masa depan. Perencanaan sarana dan prasana Pendidikan merupakan
proses perancanagan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman,
penukaran, daur ulang, rekondisi, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan
peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan.
Perencanaan pengadaan barang bergerak dan tidak bergerak sekolah, harus
memenuhi beberapa syarat agar setelah pengadaan barang dapat digunakan
secara efektif dan efisien seta berkontribusi bagi pencapaian tujuan
Pendidikan sekolah.
16
Selain itu langkah-langkah dalam membuat perencanaan, barang bergerak
hendaknya melewati tahap-tahap meliputi:
1) Penyusunan daftar kebutuhan
2) Estimasi biaya
3) Menetapkan skala prioritas
4) Penyusunan rencana pengadaan
Sedangkan perencanaan barang tidak bergerak seperti tanah dan
bangunan. Tanah yang dipilih untuk mendirikan sekolah hendaknya
memilliki kelebihan tertentu, kelebihan yang tertentu yang dimaksud ialah
kelebihan yang dapat mendukung proses Pendidikan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pemilihan tanah secara cermat.
2) Pengorganisasian sarana dan prasarana
Fungsi pengorganisasian harus dikelola sedemikian rupa agar pelaksanaan
kegiatan dapat berjalan dengan efektif, efisien, dan produktif untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepala sekolah bertanggung jawab
dalam hal:
a. Hubungan antara peralatan dan pengajaran dengan program pengajaran
b. Tangggung jawab kepala sekolah dan kaitannya dengan pengurusan dan
prosedur
c. Beberapa pedoman administrasi peralatan dan
d. Administrasi Gedung dan perlengkapan sekolah
Hal ini menunjukan bahwa sarana dan prasarana yang ada di
sekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses
pembelajaran disekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam
menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif
dan efisien. Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan yang dipandang,
seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja administrasi,
ruangan laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang seseorang
17
pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai
tujuan.
Pengorganisasian sarana dan prasrana merupakan proses untuk
menjelaskan secara rinci mengenai tujuan dari adanya sarana dan
prasarana serta memberikan tanggung jawab kepada orang yang telah
diberikan tugas sebagai penanggung jawab yang sudah terstruktur.
Kepala sekolah harus dapat mengorganisasikan dengan
menetapkan orang-orang yang melaksanakan tugas atau pekerjaan,
membagi tugas, dan menetapkan kedudukan serta hubungan kerja satu
dengan yang lainnya agar tidak terjadi benturan dan kesimpangsiuran satu
dengan yang lainnya. Orang-orang yang diperlukan untuk mengelola
kegiatan sarana dan prasrana di sekolah adalah kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, bidang sarana dan prasarana, guru dan tenaga administrasi
sekolah.
3) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Pemeliharaan adalah kegiatan merawat, memelihara dan
menyimpan barang-barang tersebut awet dan tahan lama. Pihak yang
terlibat dalam pemeliharaan barang adalah semua warga sekolah yang
terlibat dalam semua pemanfaatan barang tersebut. Pemeliharaan sarana
dan prasarana termasuk aspek krusial dalam pengelolaan sarana dan
prasarana Pendidikan, karena bukan lagi rahasia umum, bahwa sarana dan
prasrana yang tidak terpelihara dirasakan sangat tidak nyaman oleh para
penggunanya.Pemeliharaan sarana dan prasarana Pendidikan di sekolah
dimaksudkan untuk mengkondisikan sarana dan prasarana tersebut
senantiasa siap pakai dan tidak mengalami masalah ketika sedang
dipergunakan. Oleh karena itu, pemeliharaan sarana dan prasarana
Pendidikan di sekolah harus dilakukan secara teratur, sistematis dan
kontinu.
Ada dua jenis pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah, yakni
pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan secara berkala. Pemeliharaan
sehari-hari adalah jenis pemeliharaan yang hampir sama setiap hari
18
dilakukan agar sarana dan prasrana tersebut siap, aman, dan nyaman
dipakai. Contohnya menyapu lantai, mengepel lantai, dan membersihkan
computer dari debu. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikandi
sekolah secara berkala ditujukan kepada jenis sarana dan prasarana yang
memang membutuhkan pemeliharaan secara berkala.
Nurabadi (2014:66) dalam buku Imam Gunawan dan Djum Djum
Noor Benty mengemukakan tujuan dari pemeliharaan adalah:
a) Untuk mengoptimalkan masa pakai perlengkapan
b) Untuk menjamin kesiapan operasional perlengkapan sekolah dalam
mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan sekolah sehingga akan
memperoleh hasil yang optimal
c) Untuk menjamin ketersediaan perlengkapan yang diperlukan melalui
pengecekan secara rutin dan teratur
d) Untuk menjamin keselamatan atau keamanan pemakai perlengkapan
tersebut
Sedangkan manfaat dari pemeliharaan sarana dan prasarana adalah:
a) Masa pakai akan relatif lama sehingga tidak perlu pengadaan dalam
waktu yang singkat
b) Perlengkapan jarang terjadi kerusakan, sehingga biaya perbaikan
dapat ditekan seminimal mungkin
c) Akan memudahkan control terhadap perlengkapan sekolah dalam
menghindari kehilangan
d) Perlengkapan akan enak digunakan dan dilihat dan
e) Akan memberikan hasil pekerjaan yang baik dan optimal.
4) Penghapusan sarana dan prasarana Pendidikan
Penghapusan adalah aktivitas manajemen sarana dan prasarana
Pendidikan yang bermaksud meniadakan barang-barang inventarisasi
lembaga dengan mengikuti tata kaidah, perundang-undangan, dan
peraturan yang berlaku. Tujuan sarana dan prasarana Pendidikan menurut
bafadal (2004) dalam buku Imam gunawan dan Djum Djum Noor benty
adalah:
19
a) Mengurangi dan mencegah kerugian yang lebih besar sebagai akibat
dari adanya dana yang dikeluarkan untuk pos perbaikan
b) Mengurangi dan mencegah terjadinya pemborosan dana sebagai
akibat dari biaya pengamanan, penggudangan dana sarana dan
prasarana yang tidak dapat digunakan lagi.
c) Mengurangi beban dan kalua perlu membebaskan intuisi dari
tanggung jawab pemeliharaan dan pengamanan barang-barang yang
sudah tidak dapat dipakai lagi
d) Mengurangi beban pekerjaan inventarisasi yang secara terus menerus
atau berkala yang harus dilakukan
e) Menghapuskan barang-barang yang out of date dari lembaga agar
tidak memboroskan tempat atau ruangan
f) Agar barang-barang sekali pakai (tidak dapat diperbaharui lagi) tidak
menumpuk dilembaga Pendidikan
g) Agar ada alasan juga untuk mengadakan barang baru yang lebih sesuai
dengan tuntunan kebutuhan dari anggaran pengadaan.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar barang-barang di
sekolah dapat dihapus, yaitu:
1) Barang-barang tersebut diklasifikasikan mengalami kerusakan berat
sehingga dipandang tidak dapat dimanfaatkan lagi
2) Barang-barang yang akan dihapus tersebut sudah dipandang sudah
tidak sesuai lagi dengan kebutuhan
3) Barang-barang disekolah tersebut sudah dipandang kuno sehingga
ketika digunakan sudah tidak efektif dan efisien lago
4) Barang-barang tersebut menurut aturan tertentu karena terkena
larangan
5) Barang-barang tersebut mengalami penyusutan yang berada di luar
kekuaasaan pengurus barang
6) Barang-barang tersebut jumlahnya melebihi kapasitas sehingga tidak
dipergunakan lagi
20
7) Barang-barang yang dari segi utilitasnya tidak seimbang dengan
kerumitan pemeliharaanya
8) Barang-barang yang dicuri
9) Barang-barang yang diselewengkan
10) Barang -barang yang terbakar atau musnah akibat adanya bencana
alam.
Adapun prosedur penghapusan perlengkapan sekolah adalah:
1) Manajemer Pendidikan membentuk tim penghapusan sarana dan
prasarana Pendidikan
2) Tim penghapusan sarana dan prasarana Pendidikan diberikan mandate
untuk mengidentifikasi jenis-jenis barang yang akan di hapuskan
3) Berdasarkan hasil identifikasi atas sarana dan prasarana Pendidikan
tersebut, tim kemudian mengumpulkan sarana dan prasarana
Pendidikan yang akan dihapus pada suatu tempat (dapat di Gudang
transit)
4) Sarana dan prasarana yang telah dikumpulkan tersebut kemudian di
inventarisasi dengan cara mencatat jenisnya, jumlahnya, tahun
pembuatannya, tahun aggarannya, dan sumber anggarannya
5) Manajer Pendidikan mengajukan usulan penghapusan ke instansi yang
berada di atasnya, dengan dilampiri dengan barang yang akan dihapus
6) Setelah usulan disetujui, yang ditandai dengan keluarnya surat
keputusan usulan penghapusan, tim yang ditunjuk memeriksa kembali
barang-barang yang dihapus dan mencatatnya dalam berita acara
penghapusan
7) Tim yang ditunjuk melakukan penghapusan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
83/PMK.06/2016 Tentang cara pelaksanaan pemuusnahan dan penghapusan
barang milik negara Menimbang:
21
a. Bahwa dalam rangka mewujudkan akuntabilitas pengelolaan barang milik
negara, pemusnahan dan penghapusan milik negara perlu dilaksanakan
secara efisien dan akuntabel.
b. Bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 80 peraturan
pemerintah Nomor 27 tahun 2014 tentang pengelolaan barang milik
negara/daerah, perlu mengatur ketentuan menganai tata cara pelaksanaan
pemusnahan barang milik negara.
c. Bahwa dalam rangka menyikapi perkembangan kondisi dan praktik
pengelolaan barang milik negara, diperlukan adanya penyempurnaan
pengaturan mengenai penghapusan barang milik negara yang sebelumnya
diatur dalam peraturan Menteri keuangan nomor 50/PMK.06/2014 tentang
tata cara pelaksanaan penghapusan barang milik negara.
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan c perlu menetapkan peraturan Menteri keuangan tentang tata
cara pelaksanaan pemusnahan dan penghapusan barang milik negara.
1. Pemusnahan Barang Milik Negara dilakukan dalam hal:
a. Barang Tidak dapat digunakan , tidak dapat dimanfaatkan, dan atau
tidak dapat dipindahtangankan atau
b. Terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Pemusnahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1):
a. Dilakukan dengan:
1. Dibakar
2. Dihancurkan
3. Ditimbun
4. Ditenggelamkan
5. Dirobohkan, atau
6. Cara lain sesuai dengn ketentuan perundang-undangan
b. Dituangkan dalam berita Acara pemusnahan, dan
c. Dilaporkan kepada pengelola barang, untuk Barang Milik Negara
yang berada pada pengguna barang.
22
Tata cara pelaksanaan pemusnahan Barang Milik Negara yang berada
pada pengelola barang.
1. Pengelola barang melakukan penelitian terhadap barang milik
negara yang akan dimusnahkan
2. Penelitian sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) meliputi:
a. Penelitian Administratif, meliputi penenlitian data dan
dokumen, dan
b. Penelitian fisik, untuk mencocokan fisik Barang Milik Negara
yang akan dimusnahkan dengan data administrative.
3. Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam
hasil penelitian
4. Dalam hal berdasarkan hasil laporan penelitian sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) BMN tersebut layak dan memenuhi syarat
untuk dimusnahkan, pengelola barang menetapkan keputusan
pemusnahan Barang Milik Negara.
5. Berdasarkan keputusan BMN sebagaimana dimaksud dalam
ayat(4) pengellola barang melakukan pemusnahan BMN paling
lama satu bulan sejak tanggal keputusan pemusnahan BMN
ditetapkan.
6. Pelaksanaan pemusnahan BMN sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) dituangkan dalam berita acara pemusnahan
7. Berita acara pemusnahan BMN sebagaimana dimaksud pada ayat
(60 disusun dengan format sebagaiman tercantum dalam lampiran
1 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan
Menteri ini.
Berkenaan dengan manejemen sarana dan prasarana pemerintah
memberikan acuan tentang pelaksanaan dalam bidang sarana dan
prasarana Pendidikan sebagai berikut:
1) Sekolah/madrasah menetapkan kebijakan program secara tertulis
mengenai pengelolaan sarana dan prasarana.
23
2) Program sarana dan prasarana mengacu pada standar sarana dan
prasarana dalam hal:
a. Merencanakan,memenuhi dan mendayagunakan sarana dan
prasarana
b. Mengevaluasidan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana
agar tetap berfungsi mendukung proses Pendidikan
c. Melengkapi fasilitas pelajaran pada setiap tingkat kelas
disekolah/madrasah
d. Menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan
sesuai dengan tujuan Pendidikan dan kurikulum masing-masing
tingkat
e. Pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan
memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkugan.
3) Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana Pendidikan
disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta
didik.
4) Pengelolaan sarana dan prasarana sekolah/madrasah
a. Direncanakansecara sistematis agar selaras dengan pertumbuhan
kegiatan akademik dengan mengacu standar sarana dan prasrana
b. Dituangkan dalam rencana pokok (master plan) yang meliputi
gedung dan laboratorium serta pengembangannya. (Suparlan,
2014, hlm. 83).
Pentingnya sarana dan prasarana untuk menunjang proses pendidikan,
diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan Nasional “Setiap satuan pendidikan formal dan non formal
menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi yang memenuhi keperluan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik”
(Undang-Undang RI Tahun 2003). Juga Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab VII pasal 42 ayat 1 dan 2: 1)
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi: perabot,
24
peralatan pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta
perlengkapan yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan. 2) Dari setiap satuan pendidikan meliputi: lahan,
ruang kelas, ruang pimpinan, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, kantin, tempat berolah raga dan tempat beribadah, tempat
bermain, tempat berekreasi, dan ruang tempat lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pemmbelajaran yang teratur dan berkelanjutan.(PP RI Tahun
2005). (Megasari 2014, hlm. 637-831).
7. Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Sekolah
Setiap lembaga Pendidikan bertanggung jawab dalam mengusahakan
sarana dan prasrana Pendidikan yang dibutuhkan. Sarana dan prasarana
merupakan faktor yang secara langsung maupun tidak langsungikut
menentukan kelancaran kegiatan Pendidikan, sarana dan prasarana yang kuran
mendukung, maka penyelangaraan atau pelaksanaan proses Pendidikan tidak
dapat berjalan dengan baik. Begitupun sebaliknya, sarna dan prasarana yang
medukung dan lengkap akan memudahkan proses Pendidikan.
Setiap lembaga Pendidikan di era modern sangat tergantung dengan
kehadiran sarana dan prasarana, tidak ada satu sekolah pun yang mengabaikan
sarana dan prasarana bagi proses Pendidikan.
Standar Nasional pendidikan pada pokok pemaparannya juga
membicarakan standar sarana dan prasarana. Hal ini dapat dilihat pada
peraturan pemerintah republik indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan pasal 42:
1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang memiliki prabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belaja lainnya,
bahan habis pakai,serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
25
2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi tanah,
ruang kelas, ruang pimpinan, ruang pendidikan, ruang tata usaha, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,ruang kantin,
instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat
bermain, tempat berekreasi, dan ruang atau tempat lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Menempatkan sarana dan prasarana pendidikan sebagai faktor penentu
bagi peningkatakan mutu pendidikan tentu bukan perhitungan yang salah.
Hanya saja disini setiap lembaga pendidikan harus memahami beberapa hal:
1) Sarana dan prasarana pendidikan haruslah mampu membantu proses
pendidikan secara menyeluruh.
2) Sarana da prasarana pendidikan harus dihadirkan sesuai dengan kebutuhan
3) Sarana dan prasarana pendidikan harus disesuaikan dengan kualitas dan
kuantitasnya sesuai tuntutan daerah.
4) Setiap lembaga pendidikan harus memiliki personil yang menguasai dan
memahami prinsip penggunaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada
5) Sarana dan prasarana pendidikan harus memnuhi tuntutan normatif standar
nasional pendidikan.
Prinsip-prinip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sarana dan
prasarana Pendidikan adalah:
a. Prinsip pencapaian tujuan yaitu sarana dan prasarana Pendidikan di
sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai apabila akan
didayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan
proses pembelajaran di sekolah.
b. Prinsip efesiensi yaitu pengadaan sarana dan prasarana Pendidikan di
sekolah harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga
dapat diadakan sarana dan prasarana Pendidikan yang baik dengan
harga yang murah, demikian juga pemakaiannya harus dengan hati-
hati sehingga mengurangi pemborosan waktu dan penggunaan barang.
26
c. Prinsip administrative yaitu manajamen sarana dan prasarana
Pendidikan di sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang
peraturan, intruksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh pihak
yang berwenang.
d. Prinsip kejelasan atau tanggung jawab yaitu manajemen sarana dan
prasarana di sekolah harus didelegasikan kepada personel sekolah
yang mampu bertanggung jawab.
e. Prinsip kekohesifan yaitu manajemen sarana dan prasarana di sekolah
itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat
kompak. (Kompri, 2014 hlm. 198).
Standar sarana dan prasarana selain sebagai sebuah standar baku yang
telah ditetapkan dalam peraturan menteri, dalam konteks sistem penjaminan
mutu, standar sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen vital yang
harus dimiliki dan dikelola dengan baik.Dengan demikian, maka diperlukan
sebuah kebijakan khusus terkait dengan pengelolaannya yang dituangkan
secara rinci melalui sebuah dokumen kebijakan pengelolaan sarana prasarana.
Dokumen kebijakan pengelolaan sarana dan prasarana diperlukan untuk
menjamin terlaksananya pengelolaan sarana dan prasarana yang ada secara
baik dan optimal serta memenuhi syarat-syarat pengelolaan seperti yang
diamanatkan dalam peraturan yang ada. Kebijakan pengelolaan sarana dan
prasarana meliputi perencanaan, pengadaan barang/jasa, inventarisasi, legal
audit, penilaian, prosedur penggunaan dan pemeliharaan, pengawasan
pengendalian, pengalihan dan penghapusan sarana dan prasarana yang ada.
Harus diperhatikan pula bahwa laboratorium yang ada di sekolah harus
memadai jumlah dan kualitasnya. Hal ini ditegaskan oleh peraturan pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 43: 1) standard keragaman jenis peralatan laboratorium pada
satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralaan
yang harus teredia, 2) standard jumlah peralatan sebagaimana dimaksud pada
27
ayat (1) dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan peserta didik.
(Kompri, 2014 hlm. 84).
Jadi pengelolaan terhadap sarana dan prasarana harus lebih ditekankan lagi
dalam lembaga Pendidikan seperti sekolah. Dan harus ada yang bertanggung
jawab atas pengelolaan sarana dan prasarana tersebut, dengan pengelolaan
sarana dan prasarana yang ada disekolah kepala sekolah dapat merenanakan
dan mendata apa saja sarana dan prasrana yang harus digunakan di sekolah
tersebut. Jika semua langkah-langkah pengelolaan telah berjalan dengan baik
seperti yang diharapkan maka akan berdampak positif terhadap siswa-siswa
dalam proses belajar-mengajar dan tercapainya tujuan Pendidikan secara
efektif dan efisien, maka penyelenggara penddidikan baik itu pemerintah,
kepala sekolah, guru, personil sekolah yang lainnya maupun masyarakat perlu
terus berusaha untuk meningkatkan kualitas Pendidikan sesuai dengan tuntutan
zaman.
Pentingnya sarana dan prasarana untuk menunjang proses Pendidikan
diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional“setiap satuan Pendidikan formal dan nonformal
menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan Pendidikan
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik” (Undang-Undang
RI Tahun 2003). Juga Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Bab VII pasal 42 ayat 1 dan 2:
a) Setiap satuan Pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi: perabot,
peralatan Pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai
serta perlengkapan yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan.
b) Dari setiap satuan Pendidikan meliputi: lahan, ruang kelas, ruang guru,
ruang pimpinan, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, kantin, tempat
berolah raga, tempat beribadah, tempat berekreasi, dan ruang tempat yang
28
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan. (PP RI Tahun 2005). (Megasari, 2014, hlm. 637-832).
Keberhasilan program pendidikan melalui proses Pendidikan melalui
proses pembelajaran sangat dipengaruhi, salah satu diantaranya adalah
tersedianya sarana dan prasarana Pendidikan yang memadai disertai
pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Sarana dan prasarana Pendidikan
merupakan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam
menunjang proses pembelajaran disekolah, untuk itu perlu dilakukan
peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.
8. Tujuan dan Fungsi Laboratorium Sekolah
Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 mengenai standar Nasional Pendidikan
dan dijabarkan dalam permendiknas Nomor 24 Tahun 2007, laboratorium
merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pegujian teoritis,
pembuktian uji coba penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat
bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas
yang memadai.
Tujuan penyelenggaraan layanan laboratorium sekolah secara umum
adalah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar,terutama dalam
peraktik, penyelidikan atau percobaan di sekolah. Wiyono(1999) kemudian
merinci tujuan khusus dari penyelenggaraan laboratorium sekolah sebagai
berikut:
a. Menunjang penguasaan mata pelajaran yang diajarkan guru
b. Memupuk keberanian pribadi peserta didik untuk mencari hakikat
keberaian ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan social
c. Melatih dan mengembangkan keterampilan peserta didik dalam
pembelajaran dan guru dalam mengembangkan profesinya
d. Membiasakan peserta didik untuk belajar inovatif, baik secara individu
maupun kelompok. (Zulkarnain, 2018 hlm. 41).
29
9. Standar Ruang Laboratorium Sekolah
Sarana dan prasarana ruang laboratorium dapat dibedakan di setiap jenjang
pendidikan. Untuk itu, standard sarana dan prasarana laboratorium mengikuti
kebutuhan di setiap jenjang pendidikannya (Barnawi, Arifin, 2012 hlm).
Ruang laboratorium di SMA/MA dibedakan menjadi lima jenis ruang,
yaitu ruang laboratoium biologi, fisika, kimia, komputer, dan bahasa. Ruang
laboratorium biologi, fisika, dan kimia berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi, fisika, dan kimia secara
peraktik memerlukan peralatan khusus. (Zulkarnain, 2018 hlm. 46).
10. Ruang Laboratoriuum IPA SMA
Sebagai bagian integral proses pembelajaran IPA, laboratorium
sekolah memiliki fungsi yang sangat strategis dalam pencapaian kompetensi
siswa. Kegiatan laboratorium akan sangat mendukung pelaksanaan proses
pembelajaran IPA, terutama karena Ilmu Pengetahuan Alam dibangun dari
berbagai eksperimen. Disamping merupakan salah satu aspek penilaian
penjaminan mutu pendidikan nasional (PP No. 19 Tahun 2005), pentingnya
praktikum dalam pendidikan IPA juga mensyaratkan bahwa keberadaan
laboratorium IPA benar-benar penting. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43 ayat (1) dan ayat
(2) mensyaratkan bahwa pendidikan wajib memiliki prasarana termasuk ruang
laboratorium untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan. Demikian pula Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP,
2006) menyatakan bahwa sekolah harus memiliki sarana prasarana
laboratorium disamping perabot dan peralatan pendidikan lainnya. Keberadaan
peralatan dan bahan laboratorium dalam pembelajaran IPA merupakan sarana
yang harus diupayakan guna meningkatkan mutu pembelajaran IPA di sekolah.
Oleh karena itu untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium
harus dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. (Subamia 2014, hlm.
447).
30
Ruang laboratorium adalah ruang yang digunakan untuk berlangsungnya
kegiatan pembelajaran biologi secara peraktik yang memerlukan peralatan
khusus, ruang ini dapat menampung minimum satu rombongan belajar. Ruang
minimum luas ruang adalah 2,4 m²/peserta didik. Untuk rombongan belajar
dengan peserta didik kurang dari 20 orang maka luas minimum adalah 48 m²
termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m². lebar minimum 5 m.
dilengkapi fasilitas pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan
mengamati objek percobaan, dan tersedia air bersih. Ruang laboratorium
biologi harus dilengkapi sarana sebagai alat bantu pendukung kegiatan
pembelajaran seperti berikut ini. (Matin,Fuad, 2016 hlm.183-190).
No JENIS SARANA RASIO DESKRIPSI
1 Prabot
Kursi 1 buah/peserta didik ditambah 1
buah/ guru
Kuat, Stabil dan mudah
dipindahkan
Meja peserta didik 1 buah / 7 peserta
didik
kuat dan stabil.
Ukuran memadai
untuk
menampung
kegiatan peserta
didik secara
berkelompok
maksimum7 orang
Meja demonstrasi 1 buah/lab kuat dan stabil.
Luas meja
memungkinkan
untuk melakukan
demonstrasi dan
menampung
peralatan dan
bahan
yangdiperlukan.
Tinggi meja
memungkinkan
seluruh peserta
didik dapat
mengamati
percobaan yang didemonstrasikan.
31
Meja persiapan 1 buah/lab kuat dan stabil.
Ukuran memadai
untuk menyiapkan materi percobaan.
Lemari Alat 1 buah/lab ukuran memadai
untuk
menampung
semua alat,
tertutup dan dapat
dikunci
Lemari Bahan 1 buah/lab ukuran memadai
untuk
menampung
semua bahan dan
tidak mudah
berkarat. Tertutup
dan dapat dikunci.
2 Peralatan Pendidikan
Alat Peraga
Model kerangka Manusia 1 buah/lab Tinggi minimum 150 cm.
Model Tubuh Manusia 1 buah/lab Tinggi minimum
150 cm, organ
tubuh terlihat dan
dapat dilepaskan
dari model dapat
diamatidengan
mudah oleh
seluruh peserta
didik.
No Jenis Sarana Rasio Deskripsi
Preparat Mitosis 6 buah/lab
Preparat Maeosis 6 buah/lab
Preparat AnatomiTubuh 6 set/lab Berupairisan
melintangakar,
batang,daun,
dikotil,dan
monokotil.
Preparat Anatomi Hewan 6 set/lab Berupa irisan otot
rangka, otot
jantung, otot
polos, tulang
keras, tulang
rawan, ginjal,
testis, ovarium,
32
hevar dan syaraf.
Gambar kromosom 1 set/lab Isi gambar jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran minimum A1.
Gambar DNA 1 set/lab Isi gambar jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran minimum A1.
Gambar RNA 1 set/lab Isi gambar jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran minimum A1.
Gambar pewarisan mendel 1 buah/lab Isi gambar jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran
minimum A1.
Gambarcontoh-contoh tumbuhan
dari berbagai devisi
1 set/lab Isi gambar jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran minimum A1.
Gambar contoh-contoh hewan
dari berbagai vilum
1 set/lab Isi gambar jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran minimum A1.
Gambar/model pencernaan
manusia
1 buah/lab Jika berupa
gambarr maka
isinya jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran
minimum A1.
Jika berupa model
maka dapat
dibongkar pasang.
Gambar/model sistem
pernapasan manusia
1 buah/lab jika berupa
gambar maka
isinya jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran
minimum A1.
Jika berupa model
maka dapat
dibongkar pasang
Gambar/ model sistem predaran
manusia
1 buah/lab jika berupa gambar maka
isinya jelas
33
terbaca dan
berwarna, ukuran
minimum A1.
Jika berupa model
maka dapat
dibongkar pasang.
Gambar/ model sistem
pengeuaran manusia
1 buah/lab jika berupa
gsmbsr maka
isinya jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran
minimum A1.
Jika berupa model
maka dapat
dibongkar pasang.
Gambar/ model sistem
reproduksi manusia
1 buah/lab jika berupa
gambar maka
isinya jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran
minimum A1.
Jika berupa model
maka dapat
dibongkar pasang.
Gambar/ model sistem syaraf manusia
1 buah/lab jika berupa gsmbsr maka
isinya jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran
minimum A1.
Jika berupa model
maka dapat
dibongkar pasang.
Sistem pencernaan burung reptil,
amphibi, ikan, dan cacing tanah
1 set/ lab Isi gambar jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran minimum A1.
Gambar pernapasanburung reptil,
amphibi, ikan, dan cacing tanah
1 set/ lab Isi gambar jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran
minimum A1.
Gambar sistem predaran darah
burung, reptil, amphibi, ikan, dan
cacing tanah
1 set/ lab Isi gambar jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran minimum A1.
Gambar sistem pengeluaran 1 set/ lab Isi gambar jelas
34
burung, reptil, amphibi, ikan, dan
cacing tanah
terbaca dan berwarna, ukuran
minimum A1.
Gambar sistem reproduksi
burung, reptil, amphibi, ikan, dan
cacing tanah
1 set/ lab Isi gambar jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran
minimum A1.
Gambar sistem syaraf burung,
reptil, amphibi, ikan, dan cacing
tanah
1 set/ lab Isi gambar jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran
minimum A1.
Gambar pohon evolusi 1 buah/ lab Isi gambar jelas
terbaca dan
berwarna, ukuran
minimum A1. No JENIS SARANA RASIO DESKRIPSI
Alat dan bahan percobaan
Mikroskop monokuler 6 buah/lab Lensa obyektif 10 x, 40 x, dan 100 x.
lensa okuler 5 x
dan 10 x.
kondensor berupa
cermin datar dann
cermin cekung,
diafragma iris,
konstruksi logam
kuat dan kekar,
meja horizontal,
pengatur focus
kasar dan halus,
tersimpan dalam
peti kayu yang
dilengkapi silica
gel dan petunjuk pemakaiannya.
Miskroskop stereo binokuler 6 buah/lab pembesaran 20 x.
jarak kerja dapat
distel antara
okuler dan bidang
pandang, alas
stabil dari logam
cor, ada pengatur
focus dan skrup
penjepit. Ada
tutup penahan
debu.
35
Perangkat pememeliharaan
miskroskop (kertas pembersih
lensa, sikat halus, kunci Allen,
alat semprot, obeng halus, lup tukang arloji, tang untuk melipat)
2 set/lab kualitas baik.
Gelas benda 6 pak/lab (isi 72) kaca jernih,
ukuran 766,2 mm
x 25,4 mm x 1
mm
Gelas penutup 6 pak/lab (isi 50) kaca jernih,
ukuran 22 mm x
22 mm x 0,16 mm.
Gelas arloji 2 pak/lab (isi 10) Bahan kaca, diameter 80 mm.
Cawan petri 2 pak/lab (isi 10) Bahan kaca, ada
penutup, diameter 100.
Gelas beaker masing-masing 10
buah/lab
Borosilikat, datar,
berbibir, volume
50 ml, 100 m, 259
ml, 600 ml, dan
1000 ml.
Corong masing-masing 10
buah/lab
borosilikat, datar,
diameter 75 mm dan 100 mm.
Pipet ukur 6 buah/lab (isi 10) kaca, lurus, sakala
permanen, volume 10 ml.
Tabung reaksi 6 pak/lab (isi 10) kaca borosilikat,
bibir lipat, tinggi
100 mm, diameter 12 mm.
Sikat tabung reaksi 10 buah/lab kepala berbulu
keras, pegangan
kawat, diameter 22-26 mm.
Penjepit tabung reaksi 10 buah/lab kayu dengan
pegas untuk
tabung reaksi,
diameter 10-22 mm.
Erlenmeyer masing-masing 10
buah/lab
kaca borosilikat,
bibir luang,
volume 50 ml, 100 ml, 250 ml,
36
600 ml, dan 1000
ml.
Kotak perapat 6 buah/lab (isi kayu/plastic 100)
Lumpung dan alu 6 buah/lab porselen, permukaan rata dan licin, diameter 80 mm.
Gelas ukur masing-masing 6 kaca borosilikat, buah/lab volume 100 ml dan 10 ml.
Stop watch 6 buah/lab ketelitian 0,2 detik.
Kaki tiga 6 buah/lab Besi, panjang batang sekitar12 cm, diameter cincin sekitar 62 cm.
Perangkat batang statif (panjang 6 set/lab Baja tahan karat
dan pendek) dasar statif bahan ABS, balok penunjang logam, kaki standard, diameter 10 mm.
Klem universal 10 set/lab Alumunium dan baja anti karat, bagian dalam pemegang dilapisi karet, panjang sekitar 12 cm.
Bosshead (penjepit) 10 buah/lab Alumunium, arah lubang penggenggamverti kal dan horizontal, panjang sekitar 80 mm.
Pembakar spirtus 6 buah/lab kaca dengan sumbu dan tutup, volume 100 mm.
Kasa 6 buah/lab Baja anti karat, tanpa asbes, ukuran 140 mm x 140 mm.
Aquarium 1 buah/lab plastic tranasparan
37
dlengkapi alas dan
penutup, ukuran
30 cm x 20 cm x20 cm.
Neraca 1 buah/lab Kapasitas 311
gram, pirinagan
tunggal, 4
lenagan dengan
beban yang dapat
digeser, ada skrup
penyetel
keseimbangan. Ketelitian 10 mg
Sumbat 1 karet lubang masing-masing 6
buah/lab
Diameter 8 mm, 9 mm, 10 mm, 11
mm, 13 mm,15
mm, 17 mm, 19
mm, 21 mm, 23
mm.
Sumbat karet 2 lubang masing-masing
10 buah/lab
Diameter 15 mm, 17 mm, 19 mm,
21 mm, dan 23
mm.
Termometer masing-masing 10 buah/lab
Batas ukur 0-50 °Cdan 10-110°c
Potometer 6 buah/lab Dari kaca
Respirometer 6 buah/lab Kualitas baik
Perangkat beadah hewan 6 set/lab Scalpel, gunting
lurus 115 mm,
gunting bengkok
115 mm, jarum
pentul, pinset 125
mm, loupe
bertangkai dengan
diameter 58 mm.
Termometer suhu tanah 6 buah/lab Tabung almunium
dengan ujung
runcing
membengkus
thermometer
raksa, batas ukur
5-65 °C.
Hygrometer putar 2 buah/lab Dilengkapi table
konversi,sakala 0- 50°C.
Kuadrat 6 buah/lab Besi atau
38
aluminium
dengan skrup
kupu-kupu
dengan jala
berjarak 10 cm.
ukuran 50 cm x 50 cm.
Manual percobaan 6 buah/percobaan
3 Media Pendidikan
Papan tulis 1 buah/lab ukuran minimum
90 cm x 200 cm
ditempatkan pada
posisi yang
memungkinkan
seluruh peserta
didik melihatnya dengan jelas.
4 Bahan habis pakai ( kebutuhan pertahun)
Asam sulfat 500 ml/lab Larutan pekat 95- 98 %
Hcl 500 cc/lab 36% Acetokarmin 10 gram/lab Serbuk. Eosin 25 gram/lab Padat (Kristal) Etanol 2500 gram/lab 95% Glukosa 500 gram/lab Padat (Kristal) Indicator universal 4 rol/lab pH 1-11 Lodium 500 gram/lab Padat (Kristal) Koh 500 gram/lab Padat (Kristal) Mn SO4 500 gram/lab Padat (Kristal) Naoh 500 gram/lab Padat (Kristal) Vaseline 500 gram/lab Pasta
Kertas Saring 6 pak/lab kualitas sekolah
no.1 diameter 90 mm.
No JENIS SARANA RASIO DESKRIPSI
5 Perlengkapan Lain
Soket listrik 9 buah/lab Satu soket untuk
setiap meja
peserta didik , 2
soket untuk meja
demo, 2 soket
untuk dimeja persiapan
Alat pemadam kebakaran 1 buah/lab Mudah dioperasikan
39
Peralatan p3k 1 buah/lab Terdiri dari kotak
p3k, isinya tidak
kadaluwarsa
termasuk obat p3k
untuk luka bakar dan luka terbuka.
Tempat sampah 1 buah/lab
Jam dinding 1 buah/lab
11. Tata Tertib Laboratorium IPA
1. Siswa tidak dibenarkan masuk ke dalam laboratorium IPA tanpa seizin
guru pembimbing.
2. Siswa masuk ke laboraotorium tidak dibenarkan membawa makanan
atau minuman.
3. Siswa diwajibkan menempati tempat yang telah ditentukan sesuai
kelompok kerja.
4. Siswa menggunakan alat dan bahan sesuai petunjuk peraktikum.
5. Jika ada alat yang rusak siswa segera melapor ke guru pembimbing.
6. Jika terjadi kecelakaan dalam peraktikum siswa segera melapor ke guru
pembimbing.
7. Setelah melakukan peraktikum siswa harus mengembalikan alat dan
bahan ketempat semula dalam keadaan bersih.
8. Laboratorium harus dalam keadaan bersih setelah melakukan kegiatan.
9. Kerusakan atau kehilangan alat yang terjadi akibat kelalaian siswa,
maka siswa atau kelompok kerjanya harus mengganti alat tersebut.
10. Siswa yang tidak mengindahkan tata tertib dapat diberi sanksi atau
dikeluarkan dari laboratorium IPA.
B. Study Relevan
Sepanjang yang penulis ketahui bahwa telah ada beberapa penelitian
sebelumnya mengangkat tema yang sama berkaitan dengan penelitian yang
akan peneliti lakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung
Timur seperti penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh:
40
1. Penelitian yang dilakukan oleh Lutfiana Rahmawati, fakultas ilmu
pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2013 dengan judul
“Pengelolaan Sarana dan prasarana Laboratorium IPA di Sekolah
Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Godean Kabupaten Saleman”.
Dalam penelitiannya lutfiana rahmawati menyatakan bahwa sarana
laboratorium kurang diekolah dengan baik. Sehingga memberikan dampak
pada pemanfaatan dan keefektifan laboratoium itu sendiri, belum ada
pengelola khusus laboratorium sehingga pengelolaan kurang maksimal.
Penataan dan penyimpanan sarana belum dikelola dengan baik. Penelitian
ini membahas tentang bagaimana cara pengelolaan sarana laboratorium
dalam aspek perencanaan, penggunaan, pemeliharaan, sampai ke
penghapusan barang.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Noer Fuad, pada tahun 2015
dengan judul “Pengelolaan sarana laboratorium Ips di sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Yogyakarta” karya ini merupakan skripsi yang diajukan
pada Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian ini lebih menekankan pada
pengelolaan laboratorium. Bagaimana tugas seorang laboratorium
bertanggung jawab untuk membuat daftar inventarisasi barang, agar siswa
dengan mudah menggunakan dan menemukan alat tersebut ketika akan
digunakan.
Berdasarkan Penelitian yang sudah dilakukan diatas dengan penenelitian
penulis laksanakan yaitu penelitian yang penulis laksanakan lebih berfokus
pada masalah-masalah yang berkaitan dengan sarana dan prasarana
laboratorium IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur
mencakup perencanaan, pemeliharaan, dan penghapusan sarana dan prasarana.
Dan guna pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium IPA dapat berjalan
secara teratur, efektif, dan efisien. Dan perbedaannya adalah lokasi penelitian.
yakni penelitian penulis ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negegri 3
Tanjung Jabung Timur. Jadi peneneliti ingin mengetahui bagaimana
pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium IPA di Sekolah menengah Atas
Negeri 3 Tanjung Jabung Timur.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial,
bukan mendekripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana
dilakukan penelitian kuantitatif dengan positivismenya. Peneliti
mengiterperestasikan bagaimana subyek memperoleh makna dari lingkungan
sekeliling, dan bagaimana makna tersebut memngaruhi perilaku mereka.
Penelitian dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah (naturaralistici) bukan
hasil pelakuan (treatment) atau maniulasi variable yang dilibatkan. (Imam,
2015, hal: 85).
Dalam penelitian ini pendekatan yang saya lakukan adalah melalui
pendekatan kualitatif. Yang mana data yang penulis kumpulkan berasal dari
wawancara, catatan lapangan, serta dokumen yang menyangkut tentang sarana
dan prasarana laboratorium IPA di SMAN 3 Tanjung Jabung Timur.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1) Setting penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 3
Tanjung Jabung Timur memilih lokasi ini sebagiai tempat penelitian
dengan dasar pertimbangan kualitas sekolah tersebut, minat siswa/siswi
yang lebih dominan bersekolah di Sekolah Menegah Atas Negeri 3
Tanjung Jabung Timur ketimbang sekolah yang ada disekitarnya, dan
sejauh penulis ketahui masih sangat sedikit peneliti yang melakukan
penelitian di sekolah tersebut.
2) Subjek Penelitian
Yang menjadi key informant pada penelitian ini adalah kepala sekolah
dan pengurus laboratorium, dalam pengambilan subyek penelitian ini
menggunakan cara purposive sampling yaitu teknik yang didasarkan pada
41
42
ciri-ciri atau sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui
sebelumnnya, maka ditetapkan informan kunci (key informan) adalah
kepala sekolah, kepala laboratorium sedangkan guru sebagai responden,
dan siswa dijadikan informan tambahan.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Data Primer
Data primer adalah data yang dihimpun langsung oleh peneliti
sebelumnya dari hasil observasi terhadap situasi sosial dan atau diperoleh
dari tangan pertama atau subyek (informan) melalui proses wawancara.
Yang berkaitan dengan sekolah, khususnya yang berkenaan dengan
pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium IPA di Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur. (Moleong, 2011, hlm.
100).
b) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak lansung
peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua atau ketiga.
Data sekunder juga dikenal sebagai data-data pendukung atau pelengkap
data utama yang dapat digunakan peneliti (Moleong, 2011 hlm: 100).
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui hasil pengamatan
observasi melalui dokumentasi yang meliputi profil serta dokumen
Sekolah Menegah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur.
a) sejarah berdirinya Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung
Timur.
b) Kepala sekolah danTenaga pendidik.
c) siswa dan masyarakat setempat.
d) Dokumentasi Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung
Timur.
43
2. Sumber Data
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh, adapun yang menjadi sumber data
dalam penelitian ini adalah:
a) kepala Sekolah
b) Waka Sapras
c) Kepala laboratorium
d) Laboran
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga macam metode penelitian
berupa, observasi, wawancara, dokumentasi.
1. Observasi
Patton (2001) yang berpendapat bahwa observasi merupakan metode
pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi penelitian dengan
pendekatan kualitatif. Untuk memberikan data yang akuarat dan bermanfaat,
observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan oleh peneliti yang sudah
melewati latihan-latihan yang memadai, serta mengadakan persiapan yang teliti
dan lengkap (imam, 2015, hlm.143-144).
Teknik observasi merupakan tindakan atau pengambilan informasi atau
melalui media pengamatan. Dalam melakukan observasi ini peneliti
menggunakan serana utama indera penglihatan kemudian dicatat dalam nota
lapangan sebagai materi utama untuk dianalisis. (Sukardi, 2013, hlm. 50).
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2005, hlm. 186).
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya, monumental dari seseorang
(Sugiono, 2007, hlm. 82).
44
E. Teknik Analisis Data
Pada hakikatnya, analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan mengkategorikannya
sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin
dijawab.
1) Reduksi Data ( Data Reduction )
Peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data dengan observasi, wawancara,
dan studi dokumentasi selanjutnya, data hasil peneliitian tersebut direduksi
dengan cara memilah hal pokok yang mendukung penelitian serta data yang
kurang sesuai direduksi. Proses reduksi ini mempermudah peneliti
mengumpulkan data selanjutnya bila data masih diperlukan. ( Sugiyono, 2013
hlm. 247 ).
2) Penyajian Data ( Data Display )
Langkah selanjutnya setelah reduksi data adalah menyajikan data, penyajian
data dilakukan menggambarkan hasil reduksi dalam bentuk teks yang bersifat
naratif atau uraian singkat. Penyajian data ini berfungsi memudahkan peneliti
memahami dan menarik kesimpulan sementara ( Sugiyono, 2013. 249).
3) Langkah selanjutnya setelah penyajian data adalah penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan pada data tentang pengelolaan sarana dan
prasana laboratorium IPA di Sekolah Menengah Atas Negegri 3 Tanjung
Jabung Timur. (Sugiono,2013 hlm. 252)
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Trianggulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain, trianggulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan
perbedaan-perbedaan kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi
sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari
berbagai pandangan (Moleong, 2005, hlm. 331).
45
Uji keabsahan data-data penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Kredibilitas
Uji Kredibilitas merupakan validitas internal dalam penelitian kualitatif, uji
kredibilitas atau kepercayaan terhadap hasil penelitian dengan enam teknik yaitu
perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, data penelitian, trianggulasi,
diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative, menggunakan bahan
referensi, dan member check. (Sugiono, 2013, hlm. 270).
a) Perpanjang pengamatan
Dengan perpanjang pegamatan ini berarti hubungan peneliti dengan
narasumber akan semangin terbentuk rapport, semakin akrab, (tidak ada jarak
lagi). Semakin terbukti saling mempercayai sehinnga tidak ada informasi yang
disembunyikan lagi. Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan dan hanya
sedikit informasi yang diperoleh setelah perpanjang pengamatan terdapatlah
keleluasaan peneliti dan menguji kreadibilitas data yang diperoleh, setelahnya
untuk mengecek kembali benar atau tidak, berubah atau tidak, apabila data
benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan dapat diakhiri.
b) Penigkatan ketekunan
Dalam penelitian peningkatan ketekunan dilakukan secara lebih cermat
dan berkesinambungan agar kepastian data dan urutan pristiwa dapat direkam
pasti dan sistentis. Dan selain itu, dengan meningkatkan ketekunan, peneliti
dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang di temukan itu salah
atau tidak dan juga peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan
sistematis tentang apa yang ditemukan.
c) Trianggulasi
Trianggulasi bertujuan untuk menigkatkan pemahaman peneliti terhadap
apayang telah di temukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
trianggulasi Teknik. Trianggulasi Teknik dilakukan untuk menguji kredibilitas
data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang dilakukan, dengan cara
mengecek data yang diperoleh dengan cara wawancara dari sumber data yang
di cek kembali Teknik observasi atau dokumentasi.
46
d) Menggunakan bahan referensi
Penggunaan bahan referensi dalam penelitian ini adalah sebagai
pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti
(Sugiyono, 2013 hlm. 257).
NO Bentuk Kegiatan Januari Februari Maret April Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Oktober
1 2 3 4
Pengajuan Judul
Penyusunan Proposal
Bimbingan Proposal
ACC Proposal
Seminar Proposal
Perbaikan Proposal
Pengajuan Izin Riset
Pengumpulan Data
Verifikasi dan Analisi
Data
Penulisan Skripsi
47
G. Jadwal Penelitian
Agar penelitian pelaksanaa kegiatan dilapangan yang sesuai dengan perencanaan sebelumnya, maka penulis membuat jadwal
kegiatan penelitian sebagai berikut:
48
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah/Historis SMA Negeri 3 Tanjung Jabung Timur
Lembaga Pendidikan ini bernama Sekolah Menengah Atas Negeri
3 Tanjung Jabung Timur mulai didirikan pada tahun 1997 dan pada Tahun
1998 berstatus menjadi Negeri sekolah ini mulai beroperasi pada tangggal
29 januari tahun 1998 yang pada kala itu murid-muridnya berasal dari
SMA Swasta pemda Nipah Panjang yang berlokasi di Jl. Merdeka
kecamatan nipah Panjang II Rt 05 Rw 05. Berdirinya Sekolah Menengah
Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur berdasarkan pertimbangan yang
sangat matang melihat betapa mirisnya akan Pendidikan yang ada di Nipah
Panjang pada kala itu.
Pada awal pengoperasian sekolah ini bernama Sekolah Menengah
Aas Negeri 1 Nipah Panjang hingga tahun 2009. Disemester awal tahun
ajaran 2009/2010 sekolah ini berganti nama menjadi Sekolah Menengah
Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur hingga sekarang.
Adapun kepala sekolah yang pernah memimpin Sekolah Menengah
Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur antara lain adalah:
a. Periode 1998-2002, Drs. Thalib
b. Periode 2002-2003 Drs. Mulhan
c. Periode 2003-2005 Mamiati S.Pd
d. Periode 2005-2005 Karsana S.Pd
e. Periode 2005-2006 Drs. Syaiful Ikhlas
f. Periode 2006-2009 Drs.Rasidin
g. Periode 2009-2012 Edy Isman
h. Periode 2012 Pahrin Wirnadian, S.Pd.M.S
i. Periode 2020 Muhammad Tahang S.Pd.I.,M.Pd
48
49
2. Visi Misi dan Tujuan Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung
Jabung Timur
a. Visi
Sekolah menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur
mewujudkan sekolah yang berperestasi berdasarkan IMTAQ
dan IPTEK
b. Misi
1. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dalam
upaya meningkatkan mutu pembelajaran
2. Menumbuh kembangkan Semangat keunggulan dan bernalar
sehat kepada peserta didik sehingga berkemauan kuat untuk
terus maju
3. Menigkatkan komitmen seluruh tenaga kependidikan terhadap
tugas pokok dan fungsinya
4. Mewujudkan manajemen kepemimpinan yang partisipatif dan
professional
5. Menumbuh kembangkan penghayatan dan pengalaman
terhadap ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari melalui
kegiatan keagamaan
6. Mengembangkan p embelajaran berbasis ICT
c. Tujuan
1. Terwujudnya peserta didik yang bertaqwa kepada Allah Tuhan
yang Maha Esa
2. Terciptanya peserta didik yang berkepribadian, cerdas,
berkualitas dan berperestasi dalam bidang akademik, olahraga
dan seni
3. Terbentuknya peserta didik bersikap ulet dan gigih dalam
berkompetisi, beradaptasi, dengan lingkungan dan
mengembang sikap sportifitas.
50
4. Terbentuknya peserta didik yang memiliki keterampilan
teknologi informasi dan komunikasi serta mampu mengembang
diri secara mandiri
5. Terbentuknya peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi agar mampu bersaing dan melanjutkan ke Pendidikan
yang lebih tinggi.
3. Geografis
Sekolah ini bernama Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung
Jabung timur dan terletak di jalan merdeka kecamatan nipah Panjang II
kabupaten Tanjung jabung timur. Letak sekolah berada dipinggir jalan
letak geografis yang cukup nyaman karena terletak di lingkungan
sekitar pedesaan jadi kondisi dan situasinya benar-benar nyaman untuk
belajar dan didukung pula oleh kemudahan untuk alat transportasi.
Adapun identitas sekolah tersebut secara terperinci adalah:
a. Nama sekolah : SMAN 3 Tanjung jabung timur
b. NPSN 10504159
c. Status Akreditasi : Akreditasi A
d. Jenjang Pendidikan : SMA
e. Status sekolah : Negeri
f. Alamat sekolah : Jl. Merdeka nipah Panjang II
g. RT/RW : 05/05
h. Kode pos 36571
i. Kelurahan : Nipah Panjang II
j. Kecamatan : kec. Nipah panjang
k. Kab./kota : kab. Tanjung jabung timur
l.Provinsi : prov. Jambi
m. Negara : Indonesia
n. Posisi geografis : -1.0904 104.1805
o. Nomor rekening 0297985511
p. Rekening atas nama : SMAN 3 Tanjung jabung timur
q. Luas tanah milik (m2) 21250
r. Luas tanah bukan milik 0
s. Nama wajib pajak : Bend. SMA N 3 Tanjung jabung timur
t.NPWP 002466449334000
u. Email : [email protected]
v. Website : http//sman3tjt.id
w. Lintang : -0911880862245689
x. Bujur : 104.18456397950649
51
4. Struktur Organisasi Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung
Jabung Timur
Organisasi adalah kumpulan orang-orang yang memiliki tujuan
yang sama, akan tetapi memiliki tugas, wewenang dan kewajiban yang
berbeda. Alur dan kewajiban tersebut dapat dilihat dalam suatu
struktur organisasi yang sistematis. Dari struktur organisasi juga dapat
dilihat gambaran bidang kerja dan masing-masing anggota. Untuk itu
organisasi yang baik dan mempunyai program kegiatan harus
tergambar jelas bentuk dan formatnya sehingga semakin jelas tujuan
organisasi. Adapun bentuk struktur organisasi Sekolah Menengah Atas
Negeri 3 Tanjung Jabung Timur adalah:
52
LABORAN Sri Hidayati, A.Md
PUSTAKAWAN Syahida, A.Md
KEPALA LABORATORIUM KEPALA PERPUSTAKAAN
Megawaty S., S.Pd
Siti Haryati
Waslam Ayu Andira, S.E.Sy
Afrizal Rozi Kardiansyah, S.Pd
Marhalim Idrus
STAF TAS
WAKA SAPRAS DAN
HUMAS
Antonyio Suci, S.Pd
WAKA KURIKULUM
Siti Rahma
KEPALA TAS
Susilawati, S.Pd.I
Siswa
BAGAN 4.1
STRUKTUR PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH
SMA NEGERI 3 TANJUNG JABUNG TIMUR
KEPALA SEKOLAH
Pahrin Wirnadian, S.Pd, M.Si
KOMITE
Suparmaji
53
5. Keadaan Guru dan Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3
Tanjung Jabung Timur
a. Keadaan Guru
Guru mempunyai tugas utama dalam mengelola pembelajaran
karena apa yang disampaikan oleh guru siswa-siswi harus mengerti dan
memahami apa yang disampaikan. Guru juga sebagai orang tua siswa-
siswi disekolah. Dan tugas utama guru adalah mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai serta mengevaluasi
peserta didik dan guru juga harus menjadi contoh yang baikbagi anak.
Guru mempunyai tanggung jawab atas kelancaran proses belajar
mengajar di sekolah. Dalam arti kata, ia bertanggung jawab atas moral,
tingkah laku, serta perkembangan emosi dan spiritual anak.
Adapun tertib mengajar bagi tenaga pendidik dan kependidikan di
SMA Negeri 3 Tanjung Jabung Timur adalah:
1. Memiliki buku program kerja tahunan, satuan pelajaran, rencana
pekerjaan, buku daftar nilai atau absen buku dan soal-soal ujian.
2. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa-siswi yang bekaitan
dengan pelajaran.
Bagan 4.2
Daftar pendidik, dan tenaga kependidikan SMAN 3
Tanjung Jabung Timur
NO Nama Guru Status
Kepegawaian Jenis PTK Mengajar
1 Pahrin
Wirnadian
M.Pd, M.SI
PNS Kepala
Sekolah
Matematika
2 Siti Rahma PNS Wakil Kepala
Sekolah
B.Inggris
3 Antonyo Suci PNS Waka Sapras Matematika
4 Ayu Andira Honor Administrasi -
54
Sekolah
5 Ayucik Idrus PNS Guru maple Matematika
6 Didik Santoso Honor Guru Bk Fisika
7 Dona Yulia
Sari
PNS Guru Mapel Fisika
8 Elvi Husnah PNS Guru Mapel Pai
9 Ermalinda Guru Honor Guru Mapel Penyaji
Karawitan
10 Ernawati PNS Guru Mapel Geografi
11 Eva Supriani PNS Guru Mapel Pkn
12 Hodijatul
Qubro
Guru Honor Guru Mapel Bahasa
Arab
13 Ida Elvia
Deviani
PNS Guru Mapel Ekonomi
14 Idrus Honor Administrasi
Sekolah
-
15 Irma PNS Guru Mapel Bahasa
Indinesia
16 Jumaida Guru Honor Guru Mapel Pai
17 Junaidi PNS Guru Mapel Pai
18 Jussuarni PNS Guru Mapel Kimia
19 Kamelia PNS Guru Mapel Fisika
20 Marhalim Tenaga
Honor
Administrasi
Sekolah
-
21 Masnah Guru Honor Guru Mapel Biologi
22 Megawaty S PNS Kepala
Perpustakaan
Bahasa
Indonesia
23 Mufti PNS Guru Mapel Olahraga
24 Muhammad
Tahang
PNS Guru TIK Tik
55
25 Nurhayati PNS Guru Mapel Kimia
26 Patmi PNS Guru Mapel Fisika
27 Pauzia Usman PNS Guru Mapel Matematika
28 Pitta Nora
Saulina
Nababan
PNS Guru Mapel Biologi
29 Rahmatang PNS Guru Mapel Biologi
30 Rasmi PNS Guru Mapel Olahraga
31 Ratna Dewi PNS Guru Mapel Sejarah
32 Siti Haryati Tenaga Administrasi
Sekolah
-
33 Siti Rahma PNS
34 Siti Rahma PNS Guru Mapel Ekonomi
35 Sri Hidayati Tenaga
Honor
Admistrasi
Sekolah
-
36 Suhardi PNS Guru Mapel Bahasa
Inggris
37 Susilawati Tenaga
honor
Admistrasi
Sekolah
-
38 Syahida Tenaga
Honor
Administrasi
Sekolah
-
39 Afrizal Tenaga
Honor
Petugas
Keamanan
-
40 Ari Trisnawati PNS Guru Mapel TIK
b. Keadaan Siswa
Siswa-siswi yang ada di SMA Negeri 3 Tanjung Jabung Timur
adalah siswa-siswi yang di terima melalui proses seleksi yang telah
ditetapkan oleh ketetuan sekolah. Jumlah keseluruhan siswa-siswi
56
SMA Negeri 3 Tanjung Jabung Timur sebanyak 466 orang. Hal ini
dapat dilihat pada table di bawah ini:
Bagan 4.3
Jumlah peserta didik berdasasarkan usia
No Usia L P Total
1 6 – 12 Tahun 0 0 0
2 13 – 15 Tahun 46 78 124
3 16 – 20 Tahun 148 194 342
4 Total 194 272 466
Bagan 4.4
Daftar Jumlah Siswa
NO Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 X 51 83 134
2 X1 74 86 160
3 X11 69 103 172
4 Jumlah 194 272 466
6. Keadaan Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada di Sekolah Menengah Atas
Negeri 3 Tanjung Jabung Timur merupakan unsur yang sangat
penting keberadaanya dan merupakan salah satu standar yang
harus terpenuhi guna mendukung berjalannya proses belajar
mengajar dengan baik.
Untuk lebih jelasnya keadaan sarana dan prasarana di Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
57
Bagan 4.5
Keadaan Sarana dan Prasarana
No Sarana Prasana Panjang Lebar Presentase
Tingkat Kerusakan
Status
kepemilikan
1 Mushollah 6 6 0 Milik
2 Ruang Bp/Bk 3 3 0 Milik
3 Ruang Guru 8 8 7,2 Milik
4 Ruang kepsek 3 5 0 Milik
5 Ruang Labor IPA 15 8 14,19 Milik
6 R. Labor Fisika 15 8 59,09 Milik
7 R. Perpustakaan 15 8 5,41 Milik
8 R. Wc Guru 2 1,5 5,08 Milik
9 R. Wc Siswa LK 2 1,5 0 Milik
10 R. Siswa PR 2 1 0 Milik
11 Ruang TU 5 1 0 Milik
12 Ruang 1 9 8 7,67 Milik
13 Ruang 10 9 8 0 Milik
14 Ruang 11 9 8 0 Milik
15 Ruang 12 9 8 0 Milik
16 Ruang 13 9 8 0 Milik
17 Ruang 14 9 8 6,7 Milik
18 Ruang 15 9 8 0 Milik
19 Ruang 2 9 8 1,48 Milik
20 Ruang 3 9 8 6,7 Milik
21 Ruang 4 9 8 0 Milik
22 Ruang 5 9 8 0 Milik
23 Ruang 6 9 8 0 Milik
24 Ruang 7 9 8 9,1 Milik
25 Ruang 8 9 8 0 Milik
26 Ruaang 9 9 8 0 Milik
27 Ruang Guru 5 7 3,4 Milik
58
Bagan 4.6
Sarana dan prasarana Laboratorium IPA
NO Jeni Sarana kepemilikan Spesifikasi Jumlah Status
1 Meja siswa Milik Kayu
2 Kursi siswa Milik
3 Kursi guru milik
4 Papan tulis milik Kayu 1 Baik
5 Lemari milik Kayu 6 Tidak baik
6 Tempat Sampah milik Plastic 1 Baik
7 Tempat cuci tangan milik Kramik 2 Tidak baik
8 Jam Dinding milik Plastic 1 Baik
9 Kotak kontak milik Plastic 2 Baik
10 Meja Kerja milik Kayu 6 Baik
11 Simbol Kenegaraan milik Gambar kayu 1 Baik
12 Perlengkapan P3K milik P3K 1 naik
13 Garpu Tala milik
14 Alat pemadam milik
15 Anatomi Kerangka Manusisa
milik
16 Anaomi Organ Manusia
milik
17 Gelas Kimia milik
18 Globe milik
19 Jangka Sorong milik
20 Kaca Pembesar milik
21 Kaki Tiga milik
22 Miskroskop Monokuler
milik
23 Mistar milik
24 Multimeter milik
25 Rangkaian Listrik milik
26 Timbangan milik
27 Varnier caliper milik
28 Alat Percobaan muai Panjang
milik
29 Bak Cuci milik
30 Cawan Penguapan (Evaporating D)
milik
31 Cawan Penguapan (Porselen)
milik
32 Cermin Cembung milik
33 Cermin Datar milik
34 Lemari Alat milik
59
35 Lemari Bahan milik
36 Thermometer milik
37 Pipet Tetes milik
38 Plat Tetes milik
39 Pembakar Spirtus milik
40 Soket Listrik milik
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Laboratoirum Ipa di Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur
Menurut Petter salim dan yanny salim (2002, 534) Pengelolaan
adalah proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan
memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan
dan pencapaian tujuan.
Berdasarkan penelitian dilapangan secara umum terkait
pengelolaan sarana dan prasarana Laboratorium Ipa di Sekolah Menengah
Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur masih belum berajalan dengan baik.
Dan masih terdapat sarana dan prasarana yang belum memadai khususnya
di Laboratorium IPA, seharusnya yang bertanggung jawab atas
laboratorium itu sendiri menjalankan tugasnya dengan baik dan mengikuti
peraturan yang ada di dalam laboratorium. pengelolaan dimaksudkan agar
dalam menggunakan sarana dan prasarana yang ada di laboratorium dapat
berjalan efektif dan efisien. Salah satu majunya sebuah Pendidikan di
dukung oleh sarana dan prsarana yang memadai. Dalam mengelolaan
sarana dan prasarana di sekolah dibutuhkan proses sebagaimana terdapat
dalam manajemen yang ada pada umumnya yaitu, perencanaan,
pengorganisasian, pemeliharaan dan penghapusan. (Observasi, 23 Agustus
2019).
a. Perencanaan Sarana dan prasarana
Perencanaan merupakan unsur utama ataupun proses dasar
yang harus dilakukan suatu organisasi untuk memilih sasaran dan
menetapkan bagaimana cara mencapainya. Perencanaan sarana dan
60
prasarana yaitu langkah awal dalam manajemen sarana dan
prasarana Pendidikan.
Perencanaan juga merupakan tahapan paling penting dari
fungsi manajemen, terutama dalam pengelolaan sarana dan
prasarana. Karena salah satu faktor pendukung dalam kegiatan
pembelajaran adalah adanya sarana prasarana yang memadai.
Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai akan
membantu guru dalam melakukan pembelajaran secara efektif dan
efisien.
Berkaitan dengan pengelolaan sarana dan prasarana
Laboratorium Ipa di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung
Jabung Timur, setelah observasi penulis menanyakan beberapa hal
mengenai pengelolaan sarana dan prasarana Laboratorium Ipa.
Peneliti mewawancarai kepala sekolah Bapak Pahrin
Wirnadian S.Pd, M.Si beliau mengatakan:
“Kalau untuk perencanaan Sarpras yang ada dilaboratorium
semua kawan-kawan atau guru-guru yang terlibat praktek di
labor untuk menyampaikan kebutuhannya untuk satu tahun,
dan nanti akan direkap oleh kepala laboratorium apa-apa saja
yang dibutuhkan kemudian dari kepala labor masuk ke waka
sarpras untuk secara keseluruhan, kemudian kita masukkan
kepenganggaran RKA sekolah. Jadi besiknya sesuai
permintaan atau kebutuhan guru. Ada bahan habis pakai ada
alat habis pakai nah itu yang nanti akan diajukan untuk
permintaan tiap satu tahun. Untuk Sarana ada wakil sarpras
secara keseluruhan, ada kepala labor yang tugasnya
mengontrol husus dilabor dan untuk hari-hari ada laboran
yang menyiapkan semua alat-alat dan bahan-bahan yang
dibutuhkan guru ketika praktek. Ketika membeli
perlengkapan ada standar-standarnya, standarnya sesuai
61
dengan kebutuhan kemudian disesuaikan dengan anggaran
sekolah karena tidak semua sarana labor itu mampu di beli
dalam satu tahun anggaran, harus prioritas. Untuk
pemeliharaan pasti karena setiap tahun ada pemeliharaan dan
jangan sampai siswa memakai bahan yang kadaluarsa.”
(Wawancara, 26 Agustus 2019).
Dari penjelasan diatas dapat di ketahui bahwa kepala sekolah telah
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin yang mengambil keputusan
secara bijak. Kepala sekolah juga menerima saran guru-guru megenai
sarpras yang ada di laboratorium Tinggal bagaimana pemerintah dan orang
yang mengambil keputusan terhadap masalah tersebut dapat menyikapi
dan menyelesaikan masalah sarpras yang ada di SMA N 3 Tanjug Jabung
Timur hususnya di labarotorium.
Berikut hasil wawancara peneliti bersama Bapak Antonyo Suci
S.Pd selaku Waka Sarana dan prasarana SMA N 3 Tanjung Jabung Timur.
“Dalam perencanaan sarana dan prasarana yang ada di laboratorium
itu biasanya usulan dari guru Ipa atau pun kepala laboratoriumnya
sendiri, biasanya guru-guru Ipa mengajukan permohonan alat dan
bahan yang diperlukan nanti disampaikan kepada kepala labor
kemudian kepala labor mengajukan peroposal tersebut kepada kepala
sekolah, tinggal menunggu Acc kepala sekolah tergantung nanti
pengadaanya apakah bisa dibelanjakan dari dana bos ataukah ada
yang diproposalkan lagi ke yang lebih tinggi lagi apakah ke dinas-
dinas terkait ataukah ke instansi-instansi lainnya. Setiap tahun ada
permohonan baik itu alat dan bahan praktikum maupun sapras yang
ada dilaboratorium” (Wawancara, 28 agustus 2019).
Berikut hasil wawancara peneliti dengan Kepala Laboratorium IPA
di SMA N 3 Tanjung Jabung Timur Bersama Ibuk Jussuarni S.Pd
62
“Sarana dan prasarana di labor biasanya guru menginovasi alat
yang ada dilingkungan sekitar apabaila ada alat yang tidak terpakai
ataupun menyesuaikan dan jika alat dan bahan memang tidak ada
biasanya kita mengajukan ke sekolah dan biasanya pihak sekolah
memfasilitasi apa yang dibutuhkan, tergantunng dana bos apabila
memadai dibeli aapabila tidak memadai harus menunggu dana
selanjutnya. Sedangkan untuk alat seperti sapu, tong sampah,
spidol, untuk setiap semester disediakan. Beda seperti kekurangan
bahan, zat dan lain-lain kepala labor langsung membuat proposal
untuk diajukan. Kalau untuk sarana dan prasarananya sendiri
memang belum terpenuhi sepenuhnya, kalau untuk kekurangan zat
untuk saat ini memang dibutuhkan karena zat-zat yang ada di labor
itu sudah cukup lama apabila memang sudah tidak layak maka
tidak kami gunakan. Untuk kemanan di labor sudah aman karena
jendela sudah pakai teralis, pintu juga pakai teralis, baju lab sudah
ada untuk murid-murid. Setiap kegiatan di labor murid-murid
selalu diawasi karena kan terkadang murid salah menggunakan
alat, terkadang ada anggota kelompok yang tidak berpartisipasi,
untuk itu laboran selalu stenbai mengawasi selama praktikum
berlangsung. Untuk saat ini penataan sebisa mungkin, sejauh ini
kimia sudah di posisikan kimia, fisika sudah diposisikan dengan
fisika, kalau biologi ada tempat husus biologi, semua perlengkapan
masih banyak bertumpuk di dalam kardus karena kodisi tempat
tidak memadai. Jadi terkadang tingkat cuaca kelembabanya lebih
bias mengakibatkan alat-alat berkarat dan rusak karena tempat
penyimpanan masih kurang. Kemudian untuk pengadministrasian
sudah ada jadi biasanya guru yang berkunjung di labor nantinya di
bukukan. Dan untuk laboran meja kerjanya pun didepan seharusya
ada ruangan husus untuk laboran karena kita kekurangan ruangan
makanya ruang biologi dijadikan tempat penyimpnan dimana
63
seharusnya tempat tersebut menjadi ruang staf Laboran.”
(Wawancara, 28 agustus 2019).
Keberhasilan Suatu lembaga Pendidikan unsur yang paling dasar
yang harus diperhatikan adalah perencanaan, mulai dari perencanaan
sarana dan prasarana, perencanaan sumberdaya manusia, perencanaan
pengembangan peserta didik, dan perencanaan meningkatkan kualitas
belajar anak. Karena setiap lembaga Pendidikan memiiki tujuan yang ingin
dicapai oleh karena itu perencanaan disekolah harus akurat. (Observasi, 23
agustus 2019).
Berikut hasil wawancara peneliti dengan laboran di SMA N 3
Tanjung Jabung Timur Bersama Ibuk Sri. Hidayati A.Md
“Untuk perlengkapan biasanya persemester kami selalu meminta
alat dan bahan sama sapras contonya sapu, tong sampah,
kemoceng, ember, skop, kalau untuk kimia seperti thermometer,
jangka sorong. Ada juga pernah kami meminta HCL namun belum
di kasih, terkadang dalam praktek ada barang-barang atau alat-alat
yang pecah ataupun rusak nanti didata jadi untuk semester depan
sudah ada catatan apa-apa saja yang dibutuhkan. Disini untuk
mendapatkan bantuan terkadang 4 tahun sekali 5 tahun sekali.
Dilabor ini sendiri ruang penyimpanannya pun masih kurang jadi
semua alat-alat dan bahan-bahan yang tidak terpakai maupun yang
terpakai penyimpanannya masih belum sesuai apa yang
diharapkan”. (Wawancara, 28 agustus 2019).
2. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Laboratorium IPA di SMA
Negeri 3 Tanjug Jabung Timur.
Nurabadi (2016:67) mengemukakan empat macam pekerjaan
pemeliharaan, yaitu: (1) perawatan terus menerus, seperti pembersihan
saluran drainase dan pembersihan kaca jendela, (2) perawatan berkala,
seperti pengecetan tembok dan perbaikan mabel, (3) perawatan darurat,
yakni dilakukan terhadap kerusakan yang terduga sebelumnya dan jika
64
ditunda akan menyebabkan hal yang merugikan dan (4) perawatan
preventif, yakni perawatan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan
pelaksanaanya dilakukan pada selang waktu tertentu dan pelaksaannya
dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang ditentukan
sebelumnya.
Pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah merupakan suatu
kegiatan untuk melakasanakan penjagaan kerusakan dari suatu barang,
sehingga barang baik dan siap digunakan. Pemeliharaan terhadap alat-alat
laboratorium memerlukan pememliharaan berkala. Pemeliharaan yang
bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang paham dan mempunyai
keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud. Disamping itu untuk
mendapat jalannya pememeliharaan sarana dan prasarana tersebut tentu
tidak terlepas dari control kepala sekolah dan guru, sehingga sarana dan
prasarna dapat berjalan dengan baik”. (Observasi, 2 september 2019).
Berikut hasil wawancara penulis Bersama bapak Pahrin Wirnadian
S.Pd, M.Si selaku kepala sekolah di SMA N 3 Tanjung Jabung Timur.
“Untuk pemeliharaan barang-barang atau alat-alat yang ada
disekolah itu merupakan kegiatan yang tidak boleh
ditinggalkan dan merupakan kegiatan yang harus dijalankan
disetiap lembaga Pendidikan. Khusnya pemeliharaan atau
perawatan disekolah ini sudah ada, jadi setiap tahun sudah ada
perawatan, karena ketika kegiatan peraktek berlangsung di
laboratorium terkadang ada barang-barang/alat-alat yang pecah
atau rusak yang disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena
itu perlu ada yang Namanya pearawatan untuk menghidari
kerusakan”.(Wawancara,4 september 2019).
Berikut hasil wawancara penulis Bersama bapak Antonyo Suci
S.Pd selaku waka sapras di SMA N 3 Tanjung Jabung Timur.
65
“Untuk pemeliharaan sarana dan prasarana disekolah kita
khususnya yang ada di laboratorium itu sudah berjalan ketika
ada alat dan bahan ada yang rusak kita perbaiki, ketika
prasarananya juga rusak seperti meja,kursi, papan tulis dan
lemari juga diperbaiki. Disekolah kan sudah ada control
inventarisnya jadi ketika terdaftar rusak ringan akan diperbaiki
tapi jika rusak sedang atau rusak berat maka akan proposalkan
kembali untuk meminta bantuan rehap. (Wawancara, 2
september 2019).
Berikut hasil wawancara penulis Bersama ibuk Jussuarni S.Pd
selaku kepala laboratorium di SMA N 3 Tanjung Jabung Timur.
“Kalau dilihat dari kondisi fisik laboratorium layak untuk
digunakan. Karena dilabor juga dipakai untuk ujian UNBK.
Jadi kalau untuk perawatan atau pememeliharaan sarana dan
prasarana sekolah sudah ada laboran, yang mana tugasnya
selain mempersiapkan alat maupun bahan yang akan digunakan
juga membersihkan laboratorium seperti disaat dalam
laboratorium berdebu, kotor maka dibersihkan, kemudian
laboran juga mengecek apakan alat masih layak digunakan atau
tidak. Setiap hari laboran mengecek keadaan alat yang ada
didalam laboratorium”. (Wawancara, 4 september 2019).
Berikut hasil wawancara penulis Bersama Ibuk Sri. Hidayati
A.Md selaku Laboran di SMA N 3 Tanjung Jabung Timur.
“Tanggung jawab seorang laboran salah satunya melakukan
pemeliharaan barang dan Untuk pemeliharan atau perawatan
alat-alat atau bahan-bahan di dalam labor sudah dilaksanakan.
Setiap dua bulan sekali atau 3 bulan sekali ibuk cek lagi
barang-barang yang rusak nanti dikumpulkan dan kemudian
barang-barang yang rusak ringan maka akan diperbaiki.
66
Contohnya keran itu baru saja diperbaiki. Dan juga didalam
laboratorium ini apabila seahari tidak dibersihkan maka akan
berdebu. Oleh karena itu untuk menghindari kerusakan yang
diakibatkan sebagian dari debu-debu, maka dipasang semacam
pelastik ke setiap lobang-lobang jendela agar debu-debu
tersebut tidak mudah masuk”. (Wawancara, 4 september 2019).
Melihat hasil wawancara peneliti diatas dengan responden
yang ada disekolah sudah ada pemeliharaan barang hanya saja
belum optimal dilakukan nyatanya pada saat peneliti
dilapangan masih banyak barang-barang yang berserakan, tidak
tertata dengan baik, lemari seharusnya sudah tidak layak pakai
dan tempat penyimpanan barang pun tidak mencukupi
sehingga banyak barang-barang yang bertumpukan.
Untuk membantu kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana
dibutuhkan adanya kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana secara
lengkap. Dengan adanya inventarisasi sarana dan prasarana yang baik
maka kegiatan pememeliharaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
(Observasi, 10 september 2019).
3. Penghapusan sarana dan prasarana laboratoium IPA di SMA
Negeri 3 Tanjung Jabung Timur.
UU sistem Pendidikan nasional No.23 Tahun 2003 pasal 1
menetapkan bahwa sumber daya Pendidikan adalah segala sesuatu
yang dipergunakan dalam penyelenggaraan Pendidikan yang meliputi
tenaga Pendidikan, masyarakat, dana, sarana dan prasrana. Perlu juga
adanya system penghapusan saran dan prasrana dalam Pendidikan
yang mana dianggap tidak layak untuk digunakan karena faKtor usia
maupun kerusakan.( Dirjen Pendidikan Islam, 2006 hlm.7).
Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan
pembebasan sarana dan prasarana Pendidikan dari
67
pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Secara operasional penghapusan sarana dan
prasarana merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan
dan menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris barang
karena sarana dan prasarana sudah dianggap tidak berfungsi dan tidak
dapat dipakai lagi. (Observasi, 10 september 2019).
Berikut hasil wawancara penulis Bersama bapak Antonyo Suci
S.Pd. selaku waka sapras SMA N 3 Tanjung Jabung Timur.
“Secara keseluruhan untuk proses penghapusan sarana dan
prasarana belum secara optimal berjalan. Karena yang kita catat
hanya barang habis pakai (wawancara, 6 september 2019).
Berikut hasil wawancara penulis Bersama ibuk Jussuarni S.Pd
selaku kepala laboratorium di SMA N 3 Tanjung Jabung Timur.
“Untuk penghapusan sarana prasarana sudah kita lakukan, seperti
ketika sudah melakukan praktikum terkadang masih ada sisa zat-
zat yang beracun dan berbahaya kemudian akan dibuang melalui
saluran air langsung kepenampungan di bawah tanah yang sudah
disediakan. Kecuali za-zat yang tidak berbahya kita buang
disekitar halaman sekolah. Dan juga alat-alat yang pecah nantinya
dikumpulkan apabila sudah banyak kemudian akan ditanam”.
(Wawancara, 6 september 2019).
Beriku hasil wawancara penulis Bersama Ibuk Sri. Hidayati A.Md
selaku Laboran di SMA N 3 Tanjung Jabung Timur.
“Sebenarnya untuk penghapusan sarana dan prasarana itu juga
harus ada perintah dari atasan. Dilaboratorium ini sendiri masih
ada sisa-sisa larutan yang tidak terpakai dari tahun 2008 sampai
2019 saat ini belum di musnahkan. Seharusnya cairan atau zat-zat
berbahaya yang sudah tidak terpakai lagi dapat dimusnahkan.
Seperti lemari sudah banyak yang rusak yang mana seharusnya
68
sudah tidak layak pakai. Namun untuk permintaan sarana ke
kepala sekolah sudah sering diajukan hanya saja belum di
realisasikan dikarnakan faktor anggaran”. (Wawancara,17
september 2019).
Berdasarkan hasil dan wawancara kepada Laboran yang bertugas
menjelaskan bahwasannya untuk peralatan sarana dan prasarana yang ada
dilaboaratorium sudah sering diajukan ke kepala sekolah hanya saja belum
direalisasikan dikarnakan faktor anggaran.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di Sekolah Menegah Atas Negeri 3 Tanjung
Jabung Timur mengenai pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium IPA
sebagaimana telah diuraikan pada bab empat maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Perencanaan sarana dan prasarana laboratorium IPA di Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur berdasarkan analis
kebutuhan, pelaporan kebutuhan dari guru-guru, kemudian dimasukan
kedalam penganggaran RKA sekolah.
2. Pemeliharaan sarana dan prasarana laboratorium IPA yang ada di Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur sudah di lakukan setiap
tahun yang bersifat pengecekan dan perbaikan alat-alat yang rusak.
3. Penghapusan sarana dan prasarana laboratorium IPA yang ada di Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Jabung Timur secara keseluruhan
belum berjalan secara optimal.
B. Rekomendasi
Adapun Rekomendasi peneliti setelah membuat kesimpulan diatas,
adalah sebagai berikut:
1. Kepala sekolah agar memperhatikan pentingnya keberadaan sarana dan
prasarana sekolah.
2. Agar dapat bertanggung jawab dan dapat mengelola labor lebih baik.
3. Agar dapat melakukan pemeliharaan secara rutin agar sarana prasarana
tetap bisa digunakan.
69
70
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, A. Retnoningsih, A. Herlina, L. (2013). Pengelolaan Laboratorium
Biologi Untuk Menunnjang Pengguna Dan Pengelolaan Laboratorium Biologi
SMA Negeri 2 Wonogiri.27, 304. Http://Journal.Unnes.ac.id/sju/index.php/ujeb.
Fuad Noer Muhammad, 2015. Pengelolaan Sarana Laboratorium Ips di sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Yogyakarta. Jurnal Administrasi Pendidikan.
Fardiyono A. (2015) Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan disekolah
dasar kanisius Eksprimental Mangunan.Jurnal Daministrasi Pendidikan.
Gunawan. I & Benty. D.D.N 2017. Manajemen Pendidikan Suatu Pengantar
Peraktik. Bandung: Alfabeta.
Indrawan Idrus, 2015. Pengantar Manajemen dan Prasarana Sekolah.
Yogyakata: Cv Budi Utama.
Kompri, 2014. Manajemen Sekolah Teori Dan Peraktik. Bandung: Alfabeta.
Lexy J. Moleong, 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Askara
Matin & Fuad, 2016. Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Konsep Dan
Aplikasinya. Jakarta: PT RajaGrafindo.
Pahlevi Reza dkk, (2016) Manajemen Sarana dan Prasarana Untuk
Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Rahmawati & Lutfiana. 2013. Pengelolaan Sarana Laboratorium Ipa di Sekolah
Menengah Pertama Negeri Se-kecamatan Godean Kabupaten Sleman.
Jurnal Manajemen Pendidikan/Administrasi Pendidikan.
Ramayulis, 2017. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Jakarta:
Kalam Mulia.
Sitorus M. & Sutiani A. 2013. Laboratorium Kimia Pengelolaan dan Manajemen.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Alfabeta.
71
Syaiful Bahri, Djamarah, (2006) Strategi Belajar Mengajar Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Suryosubroto B. Drs, (2010). Manajemen Pendidikan DI Sekolah, Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Suparlan (2014) Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori Sampai dengan
PeraktikCetakan kedua. Jakarta: Bumi Askara.
Subamia, dkk. (2014) Analisis Kebutuhan Tata Kelola Tata Laksana
Laboratorium Ipa SMP di Kabupaten Buleleng. Jurnal Pendidikan
Indonesia. Vol.3 No.2 ISSN: 2303-288X.
Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMPN 5 Bukittinggi. Jurnal
Adminitrasi Pendidikan. Vol.1 No.2.
Megasari Rika (2014). Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMPN Bukit
Tinggi. Jurnal Administrasi Pendidikan. 2 (1) : (639-831).
72
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul: pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium IPA di SMAN 3
Tanjung Jabung Timur.
A. Instrumen Wawancara
1. Kepala Sekolah
a. Bagaimana proses perencanaan sarana dan prasarana yang ada di
laboratorium IPA disekolah ini?
b. Apakah pememeliharaan sarana dan prasarana yang ada dilabor
sudah dilaksanakan secara optimal?
c. Apakah penghapusan sarana dan prasarana di laboratorium sudah
dilakukan dengan baik sesuai prosedur?
d. Apakah daftar Inventarisasi di labor sudah ada baik itu lemari, atau
barang-barang yang lainnya?
e. Bagaimana perencanaan tata letak sarana yang ada
dilaboratorium?
f. Apakah tempat khusus untuk mengganti pakaian sudah tersedia?
2. Waka sarana dan prasarana
a. Bagaimana proses perencanaan sarana dan prasarana yang ada di
laboratorium IPA?
b. Apakah pemeliharaan sarana dan prasrana yang ada dilabor sudah
optimal dilakukan?
c. Apakah sarana dan prasarana yang ada dilaboratorium sudah
memadai?
d. Apakah penghapusan sarana dan prasarana di laboratorium sudah
dilakukan?
e. Apakah baju untuk peraktek sudah disediakan?
f. Apakah sudah ada ruang khusus untuk tenaga laboran?
g. Apakah tempat khusus untuk mengganti pakaian sudah tersedia?
73
3. Kepala laboratorium
a. Bagaimana tata tertib siswa ketika berada dalam laboratorium?
b. Apakah sudah ada ruang khusus untuk tenaga laboran?
c. Apakah kondisi fisik labor masih layak digunakan?
d. Apakah tempat penyimpanan barang sudah sesuai denagan
tempatnya masing-masing?
e. Apakah tempat khusus untuk mengganti pakaian sudah tersedia?
f. Bagaimana pengawasan terhadap peserta didik yang melakukan
peraktek di labor?
4. Laboran
a. Apakah pememeliharaan sarana dan prasrasarana yang ada dilabor
sudah dilaksanakan secara berkala?
b. Apakah pemeliharaan sarana dan prasrana yang ada dilabor sudah
optimal dilakukan?
c. Apakah penghapusan sarana dan prasarana di laboratorium sudah
dilakukan secara optimal?
d. Apakah tata letak barang-barang yang ada dilabor sudah pada
tempatnya?
e. Seperti apa tata tertib laboratorium IPA yang ada disekolah ini?
74
DOKUMENTASI RISET
75
76
77
78
79
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Jumardi
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/Tanggal Lahir : Nipah Panjang, 14 Maret 1997
Alamat : Perumahan Bahari Makmur Mendalo Darat
Alamat Email : [email protected]
No. Handphone : 08-23-71-73-23-71
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan keguruan/Manajemen Pendidikan Islam
Pendidikan :
No Pendidikan Tempat Tahun
1 SD Negeri No 132/x Nipah Panjang 2009
2 SMP Negeri 16 Sungai Tering 2012
3 SMA Negeri 3 Nipah Panjang 2015
4 Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Mendalo 2019
Pengalaman Organisasi:
1. Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
2. Anggota BPH Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
3. Anggota IKAMI Sulsel Cabang Jambi
Moto Hidup: Berfikir Jernih Bertindak Tepat